Friday, March 7, 2025

EPISODE 01/02 ~ GOD ON TRIAL ~ GOD, LEVIATHAN, AND JOB PART 1 ~ STEPHEN BOHR

 

GOD ON TRIAL

Part 01/02 - Stephen Bohr

GOD, LEVIATHAN, AND JOB

https://www.youtube.com/watch?v=HhLbMmLYv_E

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

The title of our next two studies together are God, Leviathan, and Job; or God on Trial. And before we get into a study of the Book of Job itself, I want to share with you some introductory matters that will help us understand this great book. The first thing that I would like to say is the Book of Job is the most ancient book in Holy Scripture, it was actually written by Moses when he was in the desert of Midian, tending Jethro's sheep. Actually when the Book of Job was translated into the Septuagin, that is into the Greek Old Testament,  there were sections of Job that had such an archaic Hebrew that the Septuagin translators had trouble translating the Hebrew. That's how ancient the Hebrew of the Book of Job is. As we examine this book, it is a literary masterpiece, it is a fantastic book, as we'll notice, as a work of literature other than being an inspired book of Holy Scripture.

 

Judul dari dua pelajaran kita berikutnya ialah Allah, Leviatan, dan Ayub; atau Allah Dihakimi. Dan sebelum kita masuk mempelajari kitab Ayub ini, saya mau membagikan beberapa bahan pengantar yang akan membantu kita memahami kitab yang luar biasa ini. Hal pertama yang ingin saya katakan ialah kitab Ayub ini adalah kitab yang paling tua dalam Kitab Suci. Kitab ini ditulis Musa ketika dia berada di padang gurun Midian, menggembalakan domba Yitro. Sesungguhnya ketika kitab Ayub ini diterjemahkan ke Septuagin, yaitu Perjanjian Lama berbahasa Greeka, ada bagian-bagian dari kitab Ayub yang mengandung bahasa Ibrani yang begitu tua sehingga para penerjemah Septuagin kesulitan menerjemahkkannya. Sebegitu tuanya bahasa Ibrani kitab Ayub ini. Ketika kita memeriksa kitab ini, kita dapati ini adalah karya sastra yang luar biasa, ini adalah kitab yang sangat indah, seperti yang akan kita lihat, sebagai suatu karya sastra selain juga sebagai sebuah kitab yang diilhami dari Kitab Suci. 

 

 

The story of Job takes place in the early patriarchal period, approximately in the year 2000 BC. This is slightly before the time of Abraham.

Now the Book of Job is organized into three great sections:  two of them are prose, and the larger portion is poetry.

Ø   The first two chapters are prose,

Ø   then from chapter 3 through chapter 30, actually through chapter 41, we have poetry.

Ø   And then finally in chapter 42 at the very end of the book, the book ends up once again with prose.

It's very interesting to notice that this book describes something that is happening before the eyes of the onlooking universe, in other words the story does not only involve Job, it involves all of the heavenly intelligences as we'll notice as we study along this book.

 

Kisah Ayub ini terjadi di bagian awal zaman bapak-bapak, kira-kira di tahun 2000 BC. Ini tidak lama sebelum zaman Abraham.

Nah, kitab Ayub ini disusun dalam tiga bagian besar: dua di antaranya dalam bentuk prosa, dan bagian yang terbesar dalam bentuk puisi.

Ø    Dua pasal pertama itu prosa,

Ø    kemudian mulai pasal 3 hingga pasal 41, itu puisi,

Ø    setelah itu di pasal 42 bagian terakhir dari kitab itu, sekali lagi kitab itu berakhir dalam bentuk prosa. 

Sangatlah menarik bila kita simak kitab ini menggambarkan sesuatu yang terjadi di depan mata alam semesta yang mengawasi, dengan kata lain kisahnya tidak hanya melibatkan Ayub, tapi melibatkan semua makhluk surgawi, seperti yang akan kita lihat saat kita mempelajari kitab ini.

 

 

Another very important thing to remember about the Book of Job is that the Book of Job actually describes a trial. And as we get into the study of the book we'll notice this a little more carefully. But in this book we have all of the elements of a judgment or a trial.

1.   First of all we have an accuser, and of course the accuser is Satan.

2.   Secondly we have a judge and a defense attorney.

By the way in the Old Testament the judge was to defend the innocent, and so you don't have a separate judge from a defense attorney, but you have a defense attorney and judge who is God.

3.   You have the evidence which is being examined, which is the case of Job.

4.   You have a jury, a group of individuals who are called the sons of God.

5.   You have one who is accused, which we will notice is not Job. Primarily the one who is accused is God.

6.   And at the end of the book we have the pronunciation of the verdict of the story.

In other words, in this book we have all of the elements of a trial, or of a judgment. And we're going to find that at the very center of the book is God being judged.

 

Satu poin lain yang sangat penting untuk diingat mengenai kitab Ayub ialah, kitab Ayub ini sesungguhnya menggambarkan suatu peradilan. Dan saat kita masuk ke pelajaran kitab ini kita akan menyimak ini dengan lebih seksama. Tetapi di kitab ini ada semua unsur tentang uatu penghakiman atau peradilan.

1.   Pertama, ada si penuntut, dan tentu saja si penuntut adalah Setan.

2.   Kedua, ada hakim dan pembela.

Nah di zaman Perjanjian Lama, si hakim bertugas membela orang yang tidak bersalah, jadi tidak ada pemisahan antara hakim dari pembela, tetapi pembela dan hakimnya ialah Allah.

3.   Ada bukti-bukti yang diperiksa, yaitu kasus Ayub.

4.   Ada jurinya, sekelompok individu yang disebut anak-anak Allah.

5.   Ada terdakwa, yang akan kita lihat bukanlah Ayub. Utamanya, terdakwanya ialah Allah.

6.   Dan di akhir kitab itu ada penetapan vonnisnya dari kisah ini.

Dengan kata lain, di kitab ii ada semua unsur sebuah peradilan atau penghakiman. Dan kita akan melihat di pusat kitab ini Allah yang sedang dihakimi.

 

 

One final point before we get into a study of the book itself. As we examine particularly the first two chapters of the book, we notice that heaven is looking at what is happening on the earth, and is understanding many things about the character of God. On the other hand, on earth Job is going through this experience but he doesn't have any idea about what's happening in heaven. In other words, heaven knows what's happening on earth, but what is transpiring on earth the individuals involved are totally oblivious to the fact that what is happening on earth is a repercussion of something which has happened in heaven.

 

Poin terakhir sebelum kita masuk ke pelajaran kitab itu sendiri. Saat kita memeriksa terutama dua pasal pertama kitab tersebut, kita melihat bahwa Surga sedang menonton apa yang terjadi di bumi dan memahami banyak hal tentang karakter Allah. Di pihak lain, di bumi Ayub menjalani pengalaman ini tetapi dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di Surga. Dengan kata lain, Surga tahu apa yang sedang terjadi di bumi, tetapi apa yang terjadi di bumi, orang-orangnya yang terlibat sama sekali tidak menyadari bahwa apa yang terjadi di bumi adalah akibat dari sesuatu yang telah terjadi di Surga.

 

 

Now we want to notice also that the Book of Job fluctuates between heaven and earth particularly in its first two chapters. Now let's go to Job chapter 1 and we'll notice that this chapter begins with an earthly scene. Let's read Job 1:1-3 and we're going to notice here that Job was a very prosperous rich man. It says there in Job 1:1, 1 There was a man in the land of Uz, whose name was Job; and that man was blameless and upright, and one who feared God and shunned evil. And seven sons and three daughters were born to him…” by the way in Old Testament times the more children you had, the greater the sign of God's blessing. Verse 3,  “…Also, his possessions were seven thousand sheep, three thousand camels, five hundred yoke of oxen, five hundred female donkeys, and a very large household, so that this man was the greatest of all the people of the East.” An extremely rich man, the greatest man in the East according to what we find in these three verses.

 

Sekarang kita mau melihat juga bahwa kitab Ayub ini berpindah-pindah antara Surga dan bumi terutama di dua pasalnya yang pertama. Sekarang mari kita ke Ayub pasal 1 dan kita akan melihat bahwa pasal ini dimulai dengan adegan di bumi. Mari kita  baca Ayub 1:1-3 dan kita akan melihat di sini bahwa Ayub adalah orang yang amat sangat kaya. Dikatakan di sini di Ayub 1:1, 1 Ada seorang laki-laki di tanah Us yang bernama Ayub; dan orang itu tidak ada cacatnya dan benar; dan seorang yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. 2 Dan tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan dilahirkan baginya…”  Nah, di zaman Perjanjian Lama, semakin banyak anak yang dimiliki, semakin besar tanda berkat Allah. Ayat 3, “…3 Juga kekayaannya ada tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan hamba-hamba dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.” Orang yang sangat kaya, orang yang terbesar di Timur menurut apa yang kita dapati di tiga ayat ini.

 

 

But not only was Job a very rich prosperous man, but Job was also a very spiritual man. He was a rich spiritual man which is indeed a strange combination. I want you to notice the description that is given of this man. Once again, Job 1:1 and this is repeated several times in the first two chapters. 1 There was a man in the land of Uz, whose name was Job; and that man was blameless and upright, and one who feared God and shunned evil.” In other words, he rejected evil. By the way these are not only the words of Moses, God gives the same testimony. I want you to notice Job 1:4 and also verse 5, well actually instead of reading verse 4-5 let's go to verse 6, we'll come back to those verses. “ Now there was a day when the sons of God came to present themselves before the Lord, and Satan also came among them. And the Lord said to Satan,…” notice, this is God speaking  “…‘From where do you come?’ So Satan answered the Lord and said, ‘From going to and fro on the earth, and from walking back and forth on it.’ Then the Lord said to Satan, ‘Have you considered My servant Job, that there is none like him on the earth, a blameless and upright man, one who fears God and shuns evil?’…” notice that not only does Moses describe Job this way, but God actually speaks the same description from His own lips.

In other words, Job was a rich man, but he was also a very spiritual man.

 

Tetapi Ayub bukan saja orang yang sangat kaya dan makmur, Ayub juga seorang yang sangat rohani. Dia adalah orang kaya yang rohani, yang sungguh adalah kombinasi yang langka. Saya mau kalian menyimak deskripsi yang diberikan tentang orang ini. Sekali lagi Ayub 1:1, dan ini diulang-ulang  beberapa kali di dua pasal yang pertama. 1 Ada seorang laki-laki di tanah Us yang bernama Ayub; dan orang itu tidak ada cacatnya dan benar; dan seorang yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Dengan kata lain dia menolak kejahatan. Nah, ini bukan hanya kata-kata Musa, Allah sendiri memberikan kesaksian yang sama. Saya mau kalian simak Ayub 1:4-5, nah, daripada membaca ayat 4-5 mari kita ke ayat 6, kita akan kembali ke ayat-ayat itu. 6 Pada suatu hari ketika anak-anak Allah datang menghadap TUHAN dan Setan juga datang di antara mereka. 7 Dan TUHAN berkata kepada Setan…” simak, yang bicara ini Allah, “…‘Engkau datang dari mana?’ Maka Setan menjawab TUHAN dan berkata, ‘Dari keliling-keliling di bumi dan dari berjalan bolak-balik di sana.’ 8 Lalu TUHAN berkata kepada Setan, ‘Sudahkah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub, bahwa tiada seorang pun seperti dia di bumi, seorang yang tidak bercacat dan benar, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan?’…” Simak bukan hanya Musa yang menggambarkan Ayub demikian, tetapi Allah benar-benar mengucapkan deskripsi yang sama dari bibirNya sendiri.

Dengan kata lain, Ayub adalah orang yang kaya, tetapi dia juga orang yang sangat rohani.

 

 

Now I'm not going to read the passage, but I'm going to mention the verses Job 29:12-17. Job speaks about how he used his riches. He used his riches to help the blind, and help the lame, and help those who were oppressed, and  to clothe those who were naked; in other words, he was a very pious man, very generous with his riches, he tried to benefit humanity with everything that God had given him.

 

Nah, saya tidak akan membaca ayat-ayatnya, tetapi saya akan menyebutkan ayat-ayat itu, di Ayub 29:12-17, Ayub bicara tentang bagaimana dia menggunakan hartanya. Dia memakai hartanya untuk menolong yang buta, dan yang timpang, dan mereka yang tertindas, dan memberi pakaian mereka yang telanjang; dengan kata lain dia adalah orang yang sangat saleh, sangat bermurah hati dengan hartanya, dia berusaha untuk memberi manfaat kepada kemanusiaan dengan segala yang telah Tuhan karuniakan kepadanya.

 

 

And so we have in Job 1:1 through 5 an earthly scene.

And then we're going to notice that suddenly there's a meeting that takes place in heaven. In other words, we're going to go from earth where we found a description of Job, to heaven.

Job 1:6-8, you see somebody was watching Job. It says there in verse 6,Now there was a day when the sons of God came to present themselves before the Lord, and Satan also came among them…” and now a conversation takes place, verse 7, “…And the Lord said to Satan, ‘From where do you come?’ So Satan answered the Lord and said, ‘From going to and fro on the earth, and from walking back and forth on it.’Then the Lord…” probably with a certain degree of pride, we find in verse 8,  “… said to Satan, ‘Have you considered My servant Job, that there is none like him on the earth, a blameless and upright man, one who fears God and shuns evil?’…” “Haven't you seen My servant? Even though he lives in your territory, he's actually My servant.” And then of course Satan has his comeback, and here we reach the core issue in the book. Job chapter 1 and notice verse 9, “…So Satan answered the Lord and said, ‘Does Job fear God for nothing?...” in other words, does Job love God enough to serve Him no matter what, or does he serve God for the loaves and the fishes? And then Satan continues saying in verse 10  “…10 Have You not made a hedge around him, around his household, and around all that he has on every side? You have blessed the work of his hands, and his possessions have increased in the land…” in other words, the Devil is saying to God, “The reason Job serves You is because You've given Job everything. But does Job serve You because he loves You? Would he serve You if only evil came to him?” Basically he's saying, “Job serves You out of self-interest.” And then I want you to notice what we find in Job 1:11 and 12. The Devil says to God,   “…11 But now, stretch out Your hand and touch all that he has, and he will surely curse You to Your face!...” in other words, the Devil is putting God on the line. The Devil is saying, you know, “Make every evil come to his life and You'll see that he serves You not out of love but out of self-interest.” And then notice verse 12, “…12 And the Lord said to Satan, ‘Behold, all that he has is in your power; only do not lay a hand on his person.’…” so the Devil is given permission, Satan is given permission to take everything he wishes from Job.

 

Maka di Ayub 1:1-5 itu adegannya ada di bumi.

Kemudian kita akan melihat bahwa tiba-tiba ada suatu pertemuan yang terjadi di Surga. Dengan kata lain kita akan beralih dari bumi di mana kita mendapatkan keterangan tentang Ayub, ke Surga.

Ayub 1:6-8, kita melihat ada yang sedang mengawasi Ayub. Dikatakan di ayat 6, 6 Pada suatu hari ketika anak-anak Allah datang menghadap TUHAN dan Setan juga datang di antara mereka…”  sekarang terjadi pembicaraan, ayat 7, “…7 Dan TUHAN berkata kepada Setan, ‘Engkau datang dari mana?’ Maka Setan menjawab TUHAN dan berkata, ‘Dari keliling-keliling di bumi dan dari berjalan bolak-balik di sana.’ 8 Lalu TUHAN…”  mungkin dengan sedikit rasa bangga, kita lihat di ayat 8, “…berkata kepada Setan, ‘Sudahkah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub, bahwa tiada seorang pun seperti dia di bumi, seorang yang tidak bercacat dan benar, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan?’…” “Sudahkah kamu melihat hambaKu, walaupun dia hidup di daerah kekuasaanmu, dia tetap hambaKu.” Kemudian tentu saja Setan sudah menyiapkan bantahannya, dan di sini kita tiba pada inti isu kitab Ayub. Ayub pasal 1 dan simak ayat 9, “…9 Maka Setan menjawab TUHAN dan berkata, ‘Apakah Ayub takut akan Allah tanpa alasan?…”  dengan kata lain, apakah Ayub cukup mengasihi Allah untuk mengabdi padaNya apa pun yang terjadi, atau apakah dia mengabdi kepada Allah demi keuntungan materinya? Kemudian Setan melanjutkan berkata di ayat 10, “…10 Bukankah Engkau telah membuat pagar mengelilingi dia, mengelilingi rumah tangganya, dan mengelilingi segala yang dimilikinya di semua sisi? Engkau telah memberkati pekerjaan tangannya dan hartanya telah bertambah di negeri itu.…”  dengan kata lain, Iblis berkata kepada Allah, “Alasan Ayub mengabdi kepadaMu itu dikarenakan Engkau telah memberi Ayub segalanya. Tapi apakah Ayub mengabdi padaMu karena dia mengasihiMu? Akankah dia mengabdi padaMu jika hanya yang jahat yang didapatnya?” Pada dasarnya Setan berkata, “Ayub mengabdi padamu demi kepentingannya sendiri.” Lalu saya mau kalian menyimak apa yang kita dapati di Ayub 1:11-12. Iblis berkata kepada Allah, “…11 Tetapi sekarang ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, dan ia pasti akan mengutuki Engkau di hadapan-Mu.’…” dengan kata lain, Iblis menantang Allah. Iblis berkata, “Datangkan segala kejahatan ke dalam hidupnya dan Engkau akan melihat dia tidak mengabdi padaMu karena kasih melainkan demi kepentingan pribadinya.” Kemudian simak ayat 12, “…12 Dan TUHAN berkata kepada Iblis: ‘Lihat, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau menyentuh dirinya.’…” Maka Iblis pun diberi izin, Setan diberi izin untuk mengambil apa pun yang dikehendakinya dari Ayub.

 

 

So you have first of all the earthly scene. You have Job who is this very prosperous rich man, very spiritual.

And then the scene changes to heaven. The conversation between God and Satan. And then God says to Satan, “Try him and you’ll see that he serves Me because he loves Me, not out of self-interest.”

And so, the scene now changes again to the earth. Notice.

 

Jadi pertama-tama ada adegan di bumi. Ada Ayub seorang yang sangat kaya dan sangat rohani.

Kemudian adegan beralih ke Surga. Pembicaraan antara Allah dengan Setan. Lalu Allah berkata kepada Setan, “Cobailah dia dan kamu akan melihat bahwa dia mengabdi kepadaKu karena dia mengasihi Aku, bukan karena kepentingan pribadinya.”

Maka sekarang adegan beralih lagi ke bumi. Simak.

 

 

And we're not going to read all of the verses, but notice the following verses starting with verse 13, a series of calamities come to Job.

ü   He loses first of all, all of his children, all 10 of them die.

ü   He loses all of his beasts, they're stolen.

ü   He loses all of his servants, his servants are killed.

ü   He loses all of his possessions.

In other words, Satan has gone out from the presence of God and he's taken everything that Job has that is valuable in his life. I want you to notice the response of Job in chapter 1, and beginning with verse 20, 20 Then Job arose, tore his robe, and shaved his head; and he fell to the ground and worshiped. 21 And he said:Naked I came from my mother’s womb, and naked shall I return there. The Lord gave, and the Lord has taken away; blessed be the name of the Lord.’…” he was only half right, because God didn't take away. God did give, but God didn't take away. The main point here is that we're told that Job did not curse God. Job actually blessed God. Notice verse 22,  “…22 In all this Job did not sin nor charge God with wrong.”

 

Dan kita tidak akan membaca semua ayatnya, tetapi simak ayat-ayat berikutnya mulai dari ayat 13, serangkaian malapetaka mengenai Ayub.

ü   Pertama-tama dia kehilangan semua anak-anaknya, sepuluh-sepuluhnya mati.

ü   Dia kehilangan ternak-ternaknya, mereka dicuri.

ü   Dia kehilangan hamba-hambanya, mereka dibunuh.

ü   Dia kehilangan semua hartanya.

Dengan kata lain Setan setelah meninggalkan tempat Allah, dia mengambil segala yang dimiliki Ayub yang berharga dalam hidupnya. Saya mau kalian menyimak respons Ayub di pasal 1, dan mulai dari ayat 20, 20 Maka berdirilah Ayub, mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, dan ia sujud ke tanah dan menyembah, 21 Dan dia berkata, ‘Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dan dengan telanjang juga aku akan kembali ke sana. TUHAN yang memberi, dan TUHAN telah mengambil, terpujilah nama TUHAN!’…”  dia hanya separo betul, karena bukan Allah yang mengambil. Memang Allah yang memberi, tetapi Allah tidak mengambil. Poin yang utama di sini ialah kita mendapat tahu bahwa Ayub tidak mengutuk Allah. Ayub malah memuji Allah. Simak ayat 22, “…22 Dalam semua itu Ayub tidak berbuat dosa maupun menyalahkan Allah.”

 

 

So the scene now switches once again from the earth to heaven. And another council meeting takes place. Notice Job 2:1-3, 1 Again there was a day when the sons of God came to present themselves before the Lord, and Satan came also among them to present himself before the LordAnd the Lord said to Satan, From where do you come?Satan answered the Lord and said, From going to and fro on the earth, and from walking back and forth on it.’…” you have the same type of conversation as we had in chapter 1,  you have another council meeting and God asked the Devil, “Where do you come from?” And the Devil says, “Well, I come from my planet, from planet earth, my kingdom”, because Satan had stolen the Kingdom from the original owner who was Adam. And now I  can imagine that God with a certain degree of healthy pride according to verse 3 says to Satan,  “… Then the Lord said to Satan, Have you considered My servant Job, that there is none like him on the earth, a blameless and upright man, one who fears God and shuns evil? And still he holds fast to his integrity, although you incited Me against him, to destroy him without cause.’…” in other words, God is saying, “See, he passed the test, I told you that he obeyed Me, I told you that he's My servant because he loves Me, not because of everything that I give him.” But then of course the Devil always has a comeback. We notice in Job 2:4 and 5,So Satan answered the Lord and said, Skin for skin! Yes, all that a man has he will give for his life…”  in other words, “You didn't let me touch him, You only let me take everything that he had.” Verse 5, “…But stretch out Your hand now, and touch his bone and his flesh, and he will surely curse You to Your face!’…” in other words, “the reason why Job was faithful to You is because You took everything from him, but You did not allow me to touch him. Let me touch him and You'll see that he will curse You to your face.” And now notice how God places Himself on the line again. Verse 6,  And the Lord said to Satan, Behold, he is in your hand, but spare his life.’…”

 

Maka adegannya sekarang beralih sekali lagi dari bumi ke Surga. Dan sebuah pertemuan dewan yang lain sedang terjadi. Simak Ayub 2:1-3, 1 Kembali pada hari yang lain ketika anak-anak Allah datang untuk menghadap TUHAN, dan Setan datang juga di antara mereka untuk menghadap TUHAN. 2 Dan TUHAN berkata kepada Setan, ‘Dari mana engkau datang?’ Setan menjawab TUHAN dan berkata, ‘Dari keliling-keliling di bumi dan dari berjalan bolak-balik di sana.’…”  di sini ada jenis percakapan yang sama seperti di pasal 1, ada pertemuan dewan lagi dan Allah bertanya kepada Iblis, “Kamu dari mana?” Dan Iblis berkata, “Nah, aku datang dari planetku, planet Bumi, kerajaanku”, karena Setan telah mencuri kerajaan itu dari pemiliknya yang asli yaitu Adam. Dan sekarang saya bayangkan Allah dengan sedikit kebanggaan yang sehat berkata kepada Setan di ayat 3, “…3 Lalu Tuhan berkata kepada Setan, ‘Sudahkah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Bahwa tiada seorang pun di bumi seperti dia, orang yang tidak bercacat dan benar, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Dan ia memegang teguh integritasnya, meskipun engkau menyulut Aku terhadap dia untuk menghancurkannya tanpa alasan.’…”  dengan kata lain Allah sedang berkata, “Lihat, dia lulus ujiannya. Sudah Aku katakan kepadamu bahwa dia patuh padaKu, sudah Kukatakan padamu bahwa dia hambaKu karena dia mengasihi Aku bukan karena segala sesuatu yang telah Kuberikan padanya.” Tetapi tentu saja Iblis selalu punya argumentasi. Kita simak di Ayub 2:4-5,  “…4 Maka Setan menjawab TUHAN dan berkata, ‘Kulit ganti kulit! Ya, orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya…”  dengan kata lain,  “Engkau tidak mengizinkan aku menyentuhnya, Engkau hanya mengizinkan aku mengambil semua yang dia punya. Ayat 5,  “…5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu sekarang dan jamahlah tulang dan dagingnya, dan ia pasti akan mengutuki Engkau di hadapan-Mu!’…”  dengan kata lain, “alasan mengapa Ayub setia padaMu ialah karena Engkau telah mengambil segalanya dari dia tetapi Engkau tidak mengizinkan aku menyentuhnya. Izinkan aku menyentuhnya dan Engkau akan melihat bahwa Ayub akan mengutuki Engkau di hadapanMu.” Dan sekarang simak bagaimana Allah menempatkan DiriNya di tempat yang berbahaya lagi. Ayat 6, “…6 Dan TUHAN berkata kepada Setan,  ‘Lihat, ia ada dalam tanganmu, tetapi jangan sentuh nyawanya.’…"

 

 

Now do you see how this story is fluctuating between heaven and earth? It begins on earth, then goes to heaven, comes back to the earth, goes back to heaven, and according to the Book of Job, the whole heavenly universe is observing what is happening to see who is right. Is Satan right that people serve God because God is good to them, or do they serve God simply out of love?

You'll notice that in the story, it is God who is accused. Primarily the accusation is not against Job, the accusation is against God. “You have given him all of these things, therefore he serves You. You're to blame for everything that Job does in harmony with Your will.”

 

Nah, apakah kalian menyimak bagaimana kisah ini beralih antara Surga dan dunia? Kisahnya di mulai di dunia, lalu pergi ke Surga; kembali lagi ke dunia, pergi lagi ke Surga, dan menurut kitab Ayub ini, seluruh alam semesta sedang menonton apa yang terjadi untuk melihat siapa yang benar. Apakah Setan benar, bahwa manusia mengabdi kepada Allah semata-mata karena  cinta?

Kalian akan melihat di kisah ini Allah-lah yang didakwa. Utamanya tuduhan itu bukan terhadap Ayub, tuduhannya ialah terhadap Allah. “Engkau telah memberikan semua hal ini kepadanya, itulah sebabnya dia mengabdi padaMu. Engkau yang salah untuk segala yang dilakukan Ayub selaras dengan kehendakMu.”

 

 

Now I want you to notice that the scene then comes back to the earth again and the Devil comes down according to chapter 2:7-8. Let's read there. So Satan went out from the presence of the Lord, and struck Job with painful boils from the sole of his foot to the crown of his head…” verse 8, “…And he took for himself a potsherd…” a piece of pottery,  “…with which to scrape himself while he sat in the midst of the ashes…” in other words, Job has now lost his health. And in a moment he's going to lose his wife for all practical purposes. Notice verse 9, “…Then his wife said to him, Do you still hold fast to your integrity? Curse God and die!’…” by the way she was serving as an instrument of the Devil because the Devil had said that Job “will curse You to Your face”. She is saying, “Curse God and die!” And of course Job rebukes his wife. 

 

Sekarang saya mau kalian menyimak bahwa adegan kembali lagi ke bumi, dan Iblis turun ke bawah menurut pasal 2:7-8. Mari kita baca di sana, 7 Maka Setan keluar dari hadirat TUHAN, dan memukul Ayub dengan borok yang menyiksa dari telapak kakinya sampai ke ubun-ubun kepalanya…”  ayat 8, “…8 Lalu Ayub mengambil bagi dirinya sepotong pecahan tembikar yang dipakainya untuk menggaruk dirinya, sambil duduk di tengah-tengah abu…” dengan kata lain, Ayub sekarang telah kehilangan kesehatannya. Dan sebentar lagi dia akan kehilangan istrinya, praktis dalam segala arti. Simak ayat 9, “…9 Lalu berkatalah isterinya kepadanya, ‘Masihkah engkau memegang erat integritasmu? Kutukilah Allah dan matilah!’…”  nah, istrinya sedang bertindak sebagai alat Iblis, karena Iblis telah mengatakan bahwa Ayub akan mengutuk Tuhan di hadapanNya. Istrinya berkata,   “…Kutukilah Allah dan matilah!” Dan tentu saja Ayub menegur istrinya.

 

 

And then when we go down to verse 12, we notice that the friends of Job, three of them, three special friends, come to console Job in his suffering. In fact, let's read verse 12, it  seems like Job was practically disfigured at this point. It says there in verse 12, “ 12 And when they raised their eyes from afar, and did not recognize him, they lifted their voices and wept; and each one tore his robe and sprinkled dust on his head toward heaven…” in other words, he was so disfigured by scratching himself with a piece of pottery that they did not even recognize who he was. And then as the story transpires we discover that his three friends become his enemies, in other words, his three friends start accusing Job and saying that this is happening to Job because Job has been unfaithful to God and they're actually trying to encourage Job to forsake his relationship with God.

 

Kemudian jika kita lanjut ke ayat 12, kita simak bahwa teman-teman Ayub, tiga dari mereka, tiga orang teman istimewa, datang untuk menghibur Ayub dalam kesengsaraannya. Bahkan, mari kita  baca ayat 12, sepertinya Ayub pada waktu itu sudah begitu rusak penampilannya. Dikatakan di ayat 12, 12 Dan ketika mereka memandang dari jauh, dan tidak mengenalinya lagi, mereka mengangkat suara mereka dan menangis; dan masing-masing mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala yang menghadap  langit…” dengan kata lain, Ayub sedemikian cacat rupanya dari menggaruk dirinya dengan potongan tembikar sehingga teman-temannya bahkan tidak mengenali siapa dia. Kemudian seiring berjalannya cerita, kita mendapati bahwa ketiga temannya ini menjadi musuh-musuhna, dengan kata lain, ketiga temannya mulai menuduh Ayub dan mengatakan bahwa ini terjadi pada Ayub karena Ayub sudah tidak setia pada Allah, dan mereka sesungguhnya berusaha mendorong Ayub untuk meninggalkan hubungannya dengan Allah.

 

 

In other words, in a short period of time Job has lost all earthly support.

ü   He has lost his possessions,

ü   he has lost his children,

ü   he's lost his health,

ü   he's lost his wife for all practical purposes,

ü   he's lost his friends,

ü   and we're going to notice in a moment that it seems to Job that he has also lost his relationship with God, that God doesn't care. We're going to notice that in a few moments.

 

Dengan kata lain, dalam waktu yang singkat, Ayub telah kehilangan semua dukungan duniawinya.

ü   Dia kehilangan semua hartanya,

ü   dia kehilangan anak-anaknya,

ü   dia kehilangan kesehatannya,

ü   dia praktis kehilangan istrinya dalam segala hal,

ü   dia kehilangan teman-temannya.

ü   Dan kita akan melihat sebentar lagi sepertinya Ayub juga akan kehilangan hubungannya dengan Allah, bahwa Allah tidak perduli. Kita akan menyimak ini sebentar lagi.

 

 

Now something which has puzzled scholars that have studied the Book of Job is that Satan appears as the culprit in Job chapter 1 and 2, and then he seems to disappear from the rest of the book. And so they say this is the biggest travesty in justice that could be imagined because at the end of the book most of the individuals in the story reappear, but Satan doesn't seem to reappear at the end of the story. He comes, he does the evil things to Job in chapters 1 and 2, and then he seems to disappear from the story.

We're going to notice in our study that he doesn't really disappear from the story, he reappears at the end of the book, but he appears under a different name.

 

Nah, sesuatu yang membuat bingung para pakar Alkitab yang telah mempelajari kitab Ayub ialah bahwa Setan yang muncul sebagai biang keladinya di Ayub pasal 1 dan 2, kemudian sepertinya lenyap dari sisa kitab itu. Maka mereka berkata, ini adalah parodi terbesar dalam keadilan yang bisa dibayangkan karena di bagian akhir kitab kebanyakan semua individu di kisah ini muncul lagi, tetapi Setan sepertinya tidak muncul lagi di akhir kisah ini. Dia datang, dia berbuat jahat kepada Ayub di pasal 1 dan 2, dan kemudian sepertinya dia lenyap dari kisah ini.

Kita akan melihat dalam pelajaran kita bahwa Setan tidak sungguh-sungguh lenyap dari kisah ini, dia muncul kembali di bagian akhir kitab ini, tetapi dia muncul dengan nama yang berbeda.

 

 

Now beginning with chapter 3 you have poetry in the story of Job, and the poetry continues all the way through chapter 41 of the book. Basically from chapter 3 to chapter 37 you have Job struggling in his relationship with God, to hang onto his relationship with God. As we read those chapters we notice that he's tempted to throw in the towel, and to think God is dead, “I might as well curse God and die. He's plagued by questions and by doubts. He's looking for answers. Everyone has forsaken him, and it seems to him that even God has forsaken him, because in these chapters he cries out to God, he asks God for an audience, he requests that God give him an explanation for what's happening, and all he gets back is a deafening silence. There seems to be no rhyme or reason  to what's taking place. He can't understand why. If he offered sacrifices for his children every day, if he used his possessions to benefit the needy, if he was an upright and blameless man in the sight of God, why these things would be happening to him? Why God has turned against him? In fact what I would like to do is read a series of texts where you find very clearly revealed these feelings of Job, beginning with chapter 3 all the way through chapter 37.

 

Nah, mulai dengan pasal 3, ada kisah Ayub dalam bentuk puisi. Dan puisi ini berlanjut hingga pasal 41 kitab tersebut. Pada dasarnya dari pasal 3 hingga pasal 37 kita melihat Ayub bergumul dalam hubungannya dengan Allah, untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Allah. Saat kita membaca pasal-pasal tersebut, kita simak bahw Ayub sudah tergoda untuk menyerah, dan untuk menganggap Allah itu mati, “Lebih baik aku mengutuk Allah lalu mati.” Dia dihantui pertanyaan-pertanyaan dan keragu-raguan. Dia mencari jawaban. Semua orang telah meninggalkan dia, dan sepertinya menurut Ayub bahkan Allah telah meninggalkan dia, karena di pasal-pasal ini Ayub berseru kepada Allah, dia minta boleh bertemu dengan Allah, dia minta Allah memberinya penjelasan untuk apa yang sedang terjadi. Dan apa yang dia peroleh hanyalah keheningan yang mencekam. Tidak ada alasan sama sekali untuk apa yang sedang terjadi. Dia tidak bisa mengerti mengapa. Jika dia telah mempersembahkann kurban-kurban bagi anak-anaknya setiap hari, jika dia menggunakan hartanya untuk memberi manfaat kepada yang membutuhkan, jika dia adalah orang yang benar dan tidak bercela di pemandangan Allah, mengapa hal-hal ini terjadi padanya? Mengapa Allah telah berbalik padanya? Bahkan, apa yang ingin saya lakukan ialah membacakan serangkaian ayat-ayat di mana kita akan melihat sangat jelas dinyatakan perasaan Ayub, mulai dari pasal 3 terus hingga ke pasal 37.

 

 

Notice Job 16:10, here he's going to say God has turned against me, he says speaking about the wicked people who surround him. Verse 10,  10 They gape at me with their mouth, they strike me reproachfully on the cheek, they gather together against me…”  Notice verse 11, “…11 God has delivered me to the ungodly,…” see, he's thinking that God is doing this  “…and turned me over to the hands of the wicked. 12 I was at ease, but He has shattered me;…” that is God has shattered me,  “…He also has taken me by my neck, and shaken me to pieces; He has set me up for His target, 13 His archers surround me. He pierces my heart and does not pity; He pours out my gall on the ground. 14 He breaks me with wound upon wound; He runs at me like a warrior…” Quite a view of God, isn't it? He can't understand why God apparently has turned against him. We need to remember, let's not be too hard on Job because Job had no written scriptures like we do. Job did not know what was happening behind the scenes. He had no idea that this heavenly meeting was taking place and so he's puzzled, and he's tempted to doubt, and he's tempted to release his relationship with God. But he hangs on.

 

Simak Ayub 16:10, di sini Ayub akan berkata bahwa Allah telah berpaling darinya, dia bicara tentang orang-orang jahat yang mengelilinginya. Ayat 10, 10 Mereka telah memandangku dengan mulut terbuka; mereka telah menamparku di pipi sebagai teguran; mereka telah mengumpul bersama untuk memusuhi aku…” Simak ayat 11,   “…11Allah menyerahkan aku kepada orang jahat…” lihat, dia pikir Allah-lah yang melakukan ini, “…dan menyerahkan  aku ke dalam tangan orang fasik.  12 Aku hidup dengan tenteram, tetapi Ia meremukkan aku…” maksudnya Allah telah meremukkkan aku, “…Dia juga telah mencengkeram leherku, dan mengguncangku hingga berkeping-keping. Dia telah menjadikan aku sasaran-Nya. 13 Pemanah-pemanahNya mengelilingi aku. Dia menikam hatiku dan tidak mengasihani aku; Dia mencurahkan empeduku ke tanah.  14 Dia mematahkan aku dengan luka di atas luka; Ia menyerbuku Dia menyerang aku seperti seorang pejuang…”  Pandangan tentang Allah yang luar biasa, bukan? Ayub tidak mengerti mengapa Allah telah berbalik padanya. Kita harus ingat, janganlah kita terlalu menghakimi dia. Karena Ayub tidak punya kitab suci yang tertulis seperti kita. Ayub tidak tahu apa yang terjadi di belakang layar. Dia tidak punya bayangan bahwa pertemuan dewan surgawi ini sedang terjadi, karena itu dia bingung, dan dia tergoda untuk meragukan, dan dia tergoda untuk melepakan hubungannya dengan Allah. Tetapi dia tetap bertahan.

 

 

Notice 16:16 and 17, and we'll also read verse 20. Job 16:16 and 17, here Job speaks about crying out in pain, and in agony, shedding tears, he says this,16 My face is flushed from weeping, and on my eyelids is the shadow of death; 17 although no violence is in my hands, and my prayer is pure…” Notice what we find in verse 20, “…20 My friends scorn me; my eyes pour out tears to God.”

 

Simak 16:16-17 dan kita juga akan membaca ayat 20. Ayub 16:16-17, di sini Ayub berseru dalam kesakitan, dan penderitaan, meneteskan air mata, dia berkata demikian, “…16 Wajahku merah karena menangis, dan di kelopak  mataku ada bayang kematian,  17 walaupun  tidak ada kejahatan di tanganku, dan doaku tulus…”  simak apa yang kita dapati di ayat 20,   “…20  teman-temanku mencemoohkan aku; mataku menumpahkan air mata kepada Allah.”

 

 

Let's go to Job 19:9 through 11, he's speaking once again about God he says,  He has stripped me of my glory, and taken the crown from my head. 10 He breaks me down on every side, and I am gone; my hope He has uprooted like a tree. 11 He has also kindled His wrath against me, and He counts me as one of His enemies.” Can you grasp the way that Job is feeling in these chapters? You see, he doesn't know why this is happening to him and so he's saying to God, “God, please explain what's taking place. My friends say that You’ve forsaken me, my friends say that I'm a great sinner. I've lost everything that I have. I've lost even my health. I'm at the point of losing my life. Please explain what's happening.” And he cries out to God. And of course God's answer is a deafening silence.

 

Mari ke Ayub 19:9-11, sekali lagi dia bicara tentang Allah, katanya,  9 Ia telah melucuti aku dari kemuliaanku dan mengambil mahkota dari kepalaku.10 Ia menghancurkan aku dari segala sisi, dan aku lenyap, harapanku telah dicabut-Nya dengan akar-akarnya seperti pohon. 11 Dia juga telah menyalakan murkanya terhadap aku, dan Ia menghitung aku sebagai salah satu lawan-nya. …”  Bisakah kalian menangkap bagaimana yang dirasakan Ayub di pasal-pasal ini? Kalian lihat, Ayub tidak tahu mengapa semua ini terjadi padanya, maka dia berkata kepada Allah, “Allah, tolong jelaskan apa yang terjadi. Teman-temanku berkata bahwa Engkau telah meninggalkan aku, teman-temanku berkata bahwa aku seorang pendosa besar. Aku telah kehilangan segala yang aku punya. Aku bahkan telah kehilangan kesehatanku. Aku berada di titik akan kehilangan hidupku. Tolong jelaskan apa yang terjadi.” Dan dia berseru kepada Allah. Dan tentu saja jawaban Allah adalah suatu keheningan yang mencekam.

 

 

Notice Job 19:6 and 7, we're only choosing some passages so we get an idea of what's happening In these chapters, Job 19:6 and 7, know then that God has wronged me, and has surrounded me with His net. If I cry out concerning wrong, I am not heard. If I cry aloud, there is no justice.”

 

Simak Ayub 19:6-7, kita hanya memilih beberapa ayat supaya kita punya bayangan apa yang terjadi di pasal-pasal ini. Ayub 19:6-7, 6 Ketahuilah, bahwa Allah telah menyalahi aku, dan telah mengurungku dengan jala-Nya. 7Jika aku berteriak mengenai kesalahan, aku tidak didengar.  Jika aku berseru keras, tidak ada keadilan.”

 

 

Notice also 23:3 to 5, he wishes that he could find God and he could argue with God face to face, then he believes that God would understand his case. It says there in verse 3,  Oh, that I knew where I might find Him, that I might come to His seat! I would present my case before Him…” do you see the judicial language that is used here? The judgment language?  “…I would present my case before Him and fill my mouth with arguments. I would know the words which He would answer me, and understand what He would say to me.”  If I could just find Him, I would fill my mouth with arguments and I know that He would accept and believe my point of view.”

 

Simak juga 23:3-5, Ayub berharap dia bisa menemukan Allah dan dia bisa berdebat dengan Allah berhadapan muka, kalau begitu dia yakin bahwa Allah akan mengerti kasusnya. Dikatakan di ayat 3 di sana, 3 Ah, seandainya aku tahu di mana aku bisa menemukan Dia, supaya aku  boleh datang ke takhtaNya. 4 Aku akan mengajukan kasusku di hadapan-Nya…”  apakah kalian melihat bahasa pengadilan yang digunakan di sini? Bahasa  Hukum? “…4 Aku akan mengajukan kasusku di hadapan-Nya dan memenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan. 5 Maka aku akan tahu kata-kata dengan mana Dia akan menjawab aku dan mengerti apa yang akan dikatakanNya kepadaku…”  Kalau saja aku bisa menemukanNya, aku akan memenuhi mulutku dengan argumentasi dan aku tahu Dia akan menerima dan mempercayai sudut pandangku.”

 

 

Notice Job 30:20 and 21, he's speaking to God, 20 I cry out to You, but You do not answer me; I stand up, and You regard me. 21 But You have become cruel to me; with the strength  of Your hand You oppose me.” In other words, “instead of answering me You're opposed to me, You've become my enemy.”

 

Simak Ayub 30:20-21, dia bicara kepada Allah, 20 Aku berseru kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawabku; aku berdiri dan Engkau menghiraukan aku. 21 Tetapi Engkau menjadi kejam pada aku, dengan kekuatan tangan-Mu Engkau memusuhi aku…”  dengan kata lain, Engkau bukannya memberiku jawaban, malah Engkau telah menjadi musuhku.

 

 

Notice Job 30:9-13 it says here speaking about the reaction of the peoples of the nations, he's taunted by not only his friends, but he's taunted by the nations that hear about his plight. Verse 9,  And now I am their taunting song; Yes, I am their byword. 10 They abhor me, they  keep far from me; they do not hesitate to spit in my face…” notice the reaction of his enemies “…11 Because He has loosed my bowstring and afflicted me, they have cast off restraint before me. 12 At my right hand the rabble arises; they push away my feet, and they raise against me their ways of destruction. 13 They break up my path, they promote my calamity; they have no helper.”

 

Simak Ayub 30:9-13, dikatakan di sini bicara tentang reaksi orang-orang dari bangsa-bangsa lain, Ayub diolok-olok bukan hanya oleh teman-temannya tetapi dia diolok-olok oleh bangsa-bangsa yang mendengar tentang nasibya. Ayat 9, 9 Dan sekarang aku menjadi nyanyian olok-olok mereka. Ya, aku menjadi sindiran mereka. 10 Mereka  jijik  padaku,  mereka menjauhkan diri dariku, mereka tidak enggan meludahi mukaku…”  simak reaksi musuh-musuhnya, “…11 karena Dia telah melepaskan tali busurku dan menyesahku, mereka berbuat semena-mena terhadap aku. 12 Di sebelah kananku bangkit para pengacau, mereka menyingkirkan kakiku, dan mereka membangkitkan cara penghancuran mereka terhadap aku. 13 Mereka merusak jalanku, mereka mendukung bencanaku; mereka tidak ada yang membantu.”

 

 

And we could continue reading about how he was treated, not only by his friends, but he was treated by the nations that surrounded him, and yet Job knows that if God could hear him, if he could go before the presence of God, that God would see the justice of his case.

Notice Job 31:5 and 6, he says,  If I have walked with falsehood, or if my foot has hastened to deceit, let me be weighed on honest scales…” see the idea of judgment there  “…let me be weighed on honest scales that God may know my integrity.”

 

Dan kita bisa lanjut membaca tenang bagaimana Ayub diperlakukan bukan saja oleh teman-temannya, tetapi oleh bangsa-bangsa di sekelilingnya, namun Ayub tahu jika Allah bisa mendengarnya, jika dia bisa datang ke hadirat Allah, Allah akan melihat kebenaran kasusnya.

Simak Ayub 31:5-6, dia berkata, 5 Jikalau aku telah hidup dengan kepalsuan, atau jika kakiku telah bergegas ke penipuan, 6 biarlah aku ditimbang dengan neraca yang jujur…”  lihat, konsep penghakiman di sini, “…6 biarlah aku ditimbang dengan neraca yang jujur agar Allah boleh tahu integritasku.”

 

 

And finally Job 31:35, 35 Oh, that I had one to hear me! Here is my mark. Oh, that the Almighty would answer me, that my Prosecutor had written a book!...” see, the idea of a prosecutor, and the idea of evidence in a book, and defending his case, you have this judgment that is taking place before the universe. In other words, God is being judged. The Devil is accusing God, saying, “Your people serve You because of the fact that You protect them, and You pour out every blessing upon them. They don't serve You because they love You.” And of course the whole universe is watching the case of Job to see if the followers of God serve Him because they love Him, rather than because of self-interest.

 

Dan akhirnya Ayub 31:35, 35 Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! --Inilah keinginanku! O, seandainya Yang Mahakuasa mau menjawab aku! Sekiranya Jaksaku telah menuliskan kitab tuduhannya!…”  Lihat, ada konsep seorang jaksa, dan konsep bukti dalam sebuah kitab, dan pembelaan kasusnya, ada penghakiman yang sedang terjadi di hadapan alam semesta. Dengan kata lain, Allah sedang diadili. Iblis sedang menuduh Allah, mengatakan, “UmatMu mengabdi padaMu karena faktanya bahwa Engkau melindungi mereka dan Engkau mencurahkan segala berkat kepada mereka. Mereka tidak mengabdi kepadaMu karena mereka mengasihi Engkau.” Dan tentu saja seluruh alam semesta sedang mengawasi kasus Ayub untuk melihat apakah pengikut-pengikut Allah mengabdi padaNya karena mereka mengasihi Dia, dan bukan karena kepentingan pribadi.

 

 

Now I must say that in several passages in these chapters, chapter 3-37 you have flashes of magnificence in the faith of Job; in other words, even though he's going through this suffering, even though he's asking God for an audience, even though he's saying, “God, judge me correctly!” And he's saying to God, “Explain what's happening to me!” And he's saying to his friends, “It's not because I'm a great sinner. God has not forsaken me!” Even though he feels very, very down, there are flashes of magnificence in Job where he reveals his staunch faith. Let's notice some of those passages. It's kind of like a “teeter totter” experience, he's up and then when he falls he comes up again, and so on.

Notice Job 13:15 this is a very well-known verse by the way, probably many of us could recite it from memory, he says,  15 Though He slay me, yet will I trust Him. Even so, I will defend my own ways before Him.” He says, “I  know that I can defend my ways before Him, and however even if He slays me, I'm still going to trust in Him.” He's revealing there that he serves God not because God is good to him, but because he simply loves God.

 

Nah, harus saya katakan di beberapa ayat di pasal-pasal ini, pasal 3 sampai 37, ada pancaran-pancaran kehebatan iman Ayub; dengan kata lain, walaupun dia mengalami penderitaan ini, walaupun dia minta boleh bertemu dengan Allah, walaupun dia berkata, “Allah, adililah aku dengan benar!” dan dia berkata kepada Allah, “Jelaskan apa yang sedang terjadi padaku!” dan dia berkata kepada teman-temannya, “Ini bukan karena aku seorang pendosa besar. Allah tidak meninggalkan aku!” Walaupun dia merasa sangat-sangat merana, ada pancaran-pancaran kehebatan pada Ayub di mana dia menyatakan imannya yang teguh. Mari kita simak beberapa dari ayat itu. Itu seperti naik papan domplangan, dia naik, dan kemudian ketika dia turun, dia naik lagi, dan begitu seterusnya.

Simak Ayub 13:15 ini adalah ayat yang sangat terkenal, kemungkinan besar banyak dari kita bisa menghafalkannya dari ingatan. Ayub berkata, 15 Walaupun Dia membunuhku, namun aku akan tetap percaya padaNya. Biarpun demikian, aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya…”  Dia berkata, “Aku tahu aku bisa membela perilakuku di hadapanNya, dan bagaimana pun, kalau pun Dia membunuhku, aku tetap akan percaya padaNya.” Di sini Ayub menyatakan bahwa dia mengabdi kepada Allah bukan karena Allah baik kepadanya, tetapi semata-mata karena dia mengasihi Allah.

 

 

Now let’s also go to Job 19:25-27, this is another place where he shows his magnificent faith even in the midst of suffering. You know, he feels “God has forsaken me, God is not listening to me” but then there's a momentary flash where he says, “I know my Redeemer lives. Though He slays me yet I'm going to trust in Him.”

Notice Job chapter 19 and beginning with verse 25, this is also a very, very well-known passage. He says,  25 For I know that my Redeemer lives, and He shall stand at last on the earth; 26 And after my skin is destroyed, this I know, that in my flesh I shall see God, 27 Whom I shall see for myself, and my eyes shall behold, and not another. How my heart yearns within me!...” So he says, “I know my Redeemer lives, and I know that even if this skin becomes decomposed, in this flesh I am going to see God.”

 

Nah, mari kita juga ke Ayuh 19:25-27, ini adalah tempat lain di mana Ayub menunjukkan imannya yang luar biasa walaupun di tengah-tengah penderitaan. Kalian tahu, Ayub merasa, “Allah telah meninggalkan aku, Allah tidak mendengar aku” tetapi ada saat-saat ketika dia berkata, “Aku tahu Penebusku hidup. Walaupun Dia membunuhku, namun aku tetap akan mempercayaiNya.”

Simak Ayub pasal 19 dan mulai dengan ayat 25, ini juga sebuah ayat yang amat sangat terkenal. Dia berkata, 25 Karena aku tahu Penebusku hidup, dan pada akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi. 26 Dan sesudah kulit tubuhku hancur, ini yang aku tahu,  bahwa dalam dagingku aku akan melihat Allah, 27 yang akan aku lihat sendiri, dan mataku yang akan melihat, bukan orang lain. Betapa rindunya hatiku.” Jadi dia berkata, “Aku tahu Penebusku hidup, dan aku tahu walaupun jika kulitku ini membusuk, dalam daging ini juga aku akan melihat Allah.”

 

 

Notice also Job 23:8 through 12, he seems to understand that he's going through this trial so that his character can be cleansed and purified. It says there in Job 23:8, Look, I go forward, but He is not there, and backward, but I cannot perceive Him…” that is God is silent, He's gone.  “…When He works on the left hand, I cannot behold Him; when He turns to the right hand, I cannot see Him. 10 But He knows the way that I take; when He has tested me, I shall come forth as gold…” see, he knows that he's going through the furnace, and he has this momentary feeling that you know, he has to hang on, he has to preserve, and conserve his faith. Verse 11, “…11 My foot has held fast to His steps; I have kept His way and not turned aside. 12 I have not departed from the commandment of His lips; I have treasured the words of His mouth more than my necessary food.” And so you have this ambivalent feeling. “God is absent, God has become my enemy, Lord, explain what's happening.” He rebukes his friends, “You're wrong when you say that God is doing to this to me because I'm a big sinner. You're wrong when you say that God is dead. You're wrong when you say that that God is not a Rewarder of those who are faithful to Him.”

 

Simak juga Ayub 23:8-12, sepertinya dia mengerti bahwa dia melewati ujian ini supaya karakternya bisa dibersihkan dan dimurnikan. Dikatakan di Ayub 23:8. 8  Lihatlah, aku berjalan ke depan, tetapi Ia tidak di sana; dan ke belakang, tetapi tidak kudapati Dia…”  maksudnya Allah diam. Dia lenyap. “…9 Bila Dia bekerja di sebelah tangan kiri, aku tidak bisa melihatNya, bila Dia berpaling ke tangan kanan, aku tidak bisa melihat Dia.10 Tetapi Ia tahu jalan yang kuambil; setelah Ia menguji aku, aku akan keluar seperti emas…”  lihat, Ayub tahu bahwa dia sedang menjalani pengalaman tungku api, dan ada perasaan sesaat ini bahwa dia harus bertahan, dia harus gigih, dan mempertahankan imannya. Ayat 11,  “…11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku telah mempertahankan jalan-Nya dan tidak menyimpang. 12 Aku tidak meninggalkan Perintah dari bibirnya; aku telah menghargai kata-kata dari mulutNya lebih daripada makanan yang kubutuhkan…”  Maka ada perasaan naik-turun ini. “Allah absen, Allah telah menjadi musuhku, Tuhan, jelaskan apa yang terjadi.” Dia menegur teman-temannya, “Kalian salah ketika kalian berkata Allah melakukan ini kepadaku karena aku seorang pendosa besar. Kalian salah ketika kalian berkata Allah sudah mati. Kalian salah ketika kalian mengatakan Allah bukanlah Pemberi Pahala kepada mereka yang setia kepadaNya.”

 

 

And yet God keeps silence, that is until you get to chapter 38:1. Now have you noticed the amount of material where God allows Job to complain and to whine to Him all the way from chapter 3 to chapter 37? Finally, at the end of chapter 37, God has heard enough, and so now God is going to break His silence, He's going to tell Job that something spectacular is happening that he doesn't know about. Job 38:1, 1 Then the Lord answered Job out of the whirlwind, and said: Who is this who darkens counsel by words without knowledge?...”  Now, that's who is this, who is speaking foolishness, is what God is saying. Now prepare yourself like a man; I will question you, and you shall answer Me…” in other words, God says, “You've spoken enough. You've demanded answers, you want to know what's happening. Well,” God says, “I've heard enough, now I'm going to break My silence, now I'm going to speak, I'm going to ask you the questions and you answer Me.” And then of course God begins to describe Creation. And of course we can't study chapter 38 and 39 where God describes the days of Creation in their proper order. If we had the time we would show you that in those two chapters God goes from the light to the firmament, then to the green grass, then to the constellations in heaven, then He speaks about the birds, and finally He ends up with land animals. In other words, He's describing Creation in the order in which it occurred at the very beginning.

 

Namun Allah tetap bungkam, yaitu hingga kita tiba di pasal 38:1. Nah, sudahkah kalian melihat berapa banyak materi yang Allah izinkan dikomplain dan direngek oleh Ayub terus mulai pasal 3 hingga pasal 37? Akhirnya di akhir pasal 37, Allah sudah tidak mau mendengar lagi, maka sekarang Allah akan memecah keheninganNya, Dia akan memberitahu Ayub bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi yang tidak diketahui Ayub.

Ayub 38:1,1 Maka TUHAN menjawab Ayub dari dalam badai dan berkata, ‘Siapakah ini yang membuat gelap kebijaksanaan dengan perkataan-perkataan yang tidak berlandaskan pengetahuan?…”  Maksudnya, siapa ini yang bicara kebodohan, itulah yang dikatakan Allah. “…Sekarang, bersiaplah engkau secara jantan! Aku akan menanyai engkau, dan engkau akan menjawab Aku…”  dengan kata lain Allah berkata, “Kamu sudah bicara terlalu banyak. Kamu sudah menuntut jawaban, kamu mau tahu apa yang terjadi. Nah,” kata Allah, “Aku sudah mendengar cukup, sekarang Aku akan mengakhiri kebungkamanKu, sekarang Aku akan bicara, Aku akan bertanya kepadamu pertanyaan-pertanyaan dan kamu harus menjawab Aku.” Kemudian tentu saja Allah mulai menggambarkan Penciptaan. Dan tentu saja kita tidak bisa mempelajari pasal 38 dan 39 di mana Allah menggambarkan hari-hari Penciptaan menurut urutannya. Andai kita punya waktu kami akan menunjukkan kepada kalian di dua pasal ini Allah mulai dari terang, ke cakrawala, lalu ke kehijauan rumput, kemudian ke konstalasi di langit, kemudian Dia bicara tentang burung-burung, dan akhirnya Dia mengakhiri dengan binatang-binatang darat. Dengan kata lain, Allah menggambarkan Penciptaan menurut urutannya sesuai terjadinya pada awal mula.

 

 

And God is saying to Job, “Where were you when all of these things happened, if you know so much, tell Me.” In fact let's read verse 4, actually let's go to verse 3 and then we'll continue with verse 4.

Now prepare yourself like a man; I will question you, and you shall answer Me. Where were you when I laid the foundations of the earth? Tell Me, if you have understanding. Who determined its measurements? Surely you know!...” God is speaking somewhat with sarcasm here.  “…Or who stretched the line upon it? To what were its foundations fastened? Or who laid its cornerstone…”  in other words, “Job, where were you when I performed all of these marvelous works?” And of course Job is thinking, “Hm, I wasn't anywhere to be found at that time.” He's starting to catch a glimpse that God is far greater than he is, in other words, as God gets larger and larger Job gets smaller and smaller.

 

Dan Allah berkata kepada Ayub, “Di mana kamu ketika semua hal itu terjadi, kalau kamu tahu begitu banyak, katakan kepadaKu.” Nah, mari kita  baca ayat 4, sesungguhnya mari ke ayat 3 kemudian kita lanjutkan dengan ayat 4.

3 Sekarang persiapkan dirimu seperti seorang laki-laki! Aku akan menanyai engkau, dan engkau akan menjawab Aku. 4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Katakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! 5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Tentunya engkau tahu?…”  Allah bicara dengan sedikit sarkasme di sini. “…Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur di atasnya? 6 Fondasinya diikatkan pada apa? Atau siapakah yang memasang batu penjurunya?…”  dengan kata lain,  “Ayub di mana kamu ketika Aku melakukan semua pekerjaan yang luar biasa ini?” Dan tentu saja Ayub berpikir, “Hm, aku tidak ditemukan di mana pun pada waktu itu.” Dia mulai menangkap sedikit bahwa Allah itu jauh lebih besar daripada dirinya, dengan kata lain saat Allah mejadi semakin besar, Ayub menjadi semakin kecil.

 

 

And finally after describing the days of Creation in their proper order, God ends His speech to Job in chapter 40:1 and 2 by saying, 1 Moreover the Lord answered Job, and said, ‘Shall the one who contends with the Almighty correct Him?...” in other words, “do you have a right to correct God??  “…He who rebukes God, let him answer it.’…” in other words, God is saying, “You've tried to rebuke Me, you've tried to correct Me,” He says, “Do you really have a right to do this as, pardon the expression, a puny little creature?” And of course now Job speaks to God, and I want you to notice what he says in Job 40:3-5, Then Job answered the Lord and said, Behold, I am vile; what shall I answer You? I lay my hand over my mouth…” hadn't Job said that if he could appear before God and talk to Him, he would present his arguments before Him? Well, there's no arguments to be had at this point. Verse 4,  “…Behold, I am vile; what shall I answer You? I lay my hand over my mouth. 5 Once I have spoken, but I will not answer; Yes, twice, but I will proceed no further.’…”  in other words, Job is saying, “Okay, Lord, You've made Your point, I'm not going to speak anymore, I'm going to keep quiet.” However, we're going to find in a few moments that Job found it necessary to speak again, even though at this point Job says, “You've made Your point, I'm a puny little creature, You're the great Universal God who created the heavens and the earth, who am I to be demanding answers from You.” But Job, even though he says, “I will not speak again”, we're going to find in chapter 42 that he finds the need to speak again.

 

Dan akhirnya setelah menggambarkan hari-hari Penciptaan sesuai urutannya, Allah mengakhiri bicaraNya kepada Ayub di pasal 40:1-2 dengan mengatakan, 1 Selain itu TUHAN menjawab Ayub, dan berkata, 2‘Apakah dia yang menantang Yang Mahakuasa yang akan mengoreksi Dia?…” dengan kata lain, apakah kamu berhak mengoreksi Allah?   “…Dia yang mencela Allah, yang harus menjawab!’…”  dengan kata lain Allah berkata, “Kamu mencoba mencela Aku, kamu mencoba mengoreksi Aku,” kataNya, “Apakah kamu sungguh-sungguh berhak melakukan ini, sebagai makhluk kecil yang tidak berarti?” Dan tentu saja sekarang Ayub bicara kepada Allah, dan saya mau kalian simak apa yang dikatakannya di Ayub 40:3-5, “…3 Lalu Ayub menjawab TUHAN dan berkata, 4Lihatlah, aku ini hina; apa yang harus kujawab kepada-Mu? Aku menutup mulutku dengan tanganku…”  Bukankah Ayub sudah berkata bahwa jika dia bisa tampil di hadapan Allah dan bicara kepadaNya, dia akan mengajukan argumentasi-argumentasinya di hadapan Allah? Nah, pada saat ini tidak ada argumentasi. Ayat 4, “…4Lihatlah, aku ini hina; apa yang harus kujawab kepada-Mu? Aku menutup mulutku dengan tanganku.  5 Aku sudah pernah berbicara satu kali, tetapi aku tidak akan menjawab. Ya, bahkan dua kali, tetapi aku tidak akan meneruskan lebih lanjut.’…”  Dengan kata lain Ayub berkata “Baiklah, Tuhan, Engkah telah menyatakan pendapatMu, aku tidak akan bicara lagi, aku akan diam. Namun begitu, kita akan melihat beberapa saat kemudian Ayub menganggapnya perlu untuk bicara lagi, walaupun pada saat ini Ayub berkata, “Engkau telah menyatakan pendapatMu, aku hanya makhluk yang tidak berarti, Engkau Allah alam semesta yang hebat yang telah menciptakan langit dan bumi, siapalah aku menuntut jawaban dariMu.” Tetapi kita akan melihat di pasal 42, Ayub walaupun dia berkata, “Aku tidak akan bicara lagi”, ternyata dia merasa perlu untuk bicara lagi.

 

 

So we need to look at what happened between chapter 40 and chapter 42 to discover why Job felt that it was necessary to speak again after he said that he was not going to speak anymore.

 

Jadi kita perlu melihat apa yang terjadi antara pasal 40 dan pasal 42 untuk menemukan mengapa Ayub merasa bahwa dia perlu bicara lagi setelah dia berkata bahwa dia tidak akan bicara lagi.

 

 

Now what is it that transpires in chapter 41? You see, folks, the Devil, Satan, does not disappear from the story after chapter 2. He's called Satan in chapters 1 and 2, but he reappears at the end of the book with a different name, and that name at the end of the book is Leviathan. In other words, at the beginning of the book he's Satan, Satan the adversary, the accuser; at the end of the book he doesn't appear as Satan, he appears as Leviathan. And you say how do we know that? Well, let's notice some verses from Job chapter 41. You know many scholars believe that this beast that is described in Job 41 called Leviathan was actually a crocodile, but this can't be a crocodile. I want you to notice the details.

 

Nah apa yang terjadi di pasal 41? Kalian lihat, Saudara-saudara, Iblis, Setan, tidak menghilang dari kisah ini setelah pasal 2. Dia disebut Setan di pasal 1 dan 2, tetapi dia muncul kembali di bagian akhir kitab itu dengan nama yang berbeda, dan nama tersebut di akhir kitab ini ialah Lewiatan. Dengan kata lain, di bagian awal kitab ini dia Setan, Setan si musuh, si pendakwa; di bagian akhir kitab dia tidak muncul sebagai Setan, dia muncul sebagai Lewiatan. Dan kalian berkata, dari mana kita tahu itu? Nah, mari kita simak beberapa ayat dari Ayub pasal 41. Kalian tahu, banyak pakar Alkitab meyakini binatang yang digambarkan di Ayub 41 yang disebut Lewiatan sebenarnya adalah seekor buaya (termasuk terjemahan LAI). Tetapi ini tidak mungkin seekor buaya. Saya mau kalian menyimak detailnya. 

 

 

Job 41:1-4, God is going to now ask Job some more questions. “…1 Can you draw out Leviathan with a hook, osnare his tongue with a line which you lower?...” in other words, are you able to fish Leviathan out of the sea?  “…Can you put a reed through his nose, Or pierce his jaw with a hook? Will he make many supplications to you? Will he speak softly to you? Will he make a covenant with you? Will you take him as a servant forever?...” In other words, are you able to defeat Leviathan? Are you able to take Leviathan as your servant?

Now I must tell you something. The mention of Leviathan would not have surprised Job because archaeologists have done digs in the area where this story took place, and they have found that according to the culture of the time, the people believed that the enemy of the gods was called Leviathan. So in other words, Job would have understood that Leviathan was the great enemy of God. Of course, he wasn't a polytheist like the surrounding nations, but he would understand the code word Leviathan meant that the enemy of God, was the one who was causing these things. And God is saying, “Can you fish Leviathan and make him your servant?” Of course what's the answer Job is saying? “No way!”

 

Ayub 41:1-4, Allah sekarang akan bertanya kepada Ayub beberapa pertanyaan lagi. 1 Dapatkah engkau menarik keluar Lewiatan dengan kail, atau menjerat lidahnya dengan tali yang engkau turunkan?…” dengan kata lain, apakah kamu bisa memancing Lewiatan keluar dari laut? “…2 Dapatkah engkau memasang tali buluh melalui hidungnya, atau menembus rahangnya dengan kaitan? 3 Akankah dia mengajukan banyak permohonan kepadamu? Akankah dia berbicara dengan lemah lembut kepadamu? 4 Akankah ia mengikat perjanjian denganmu? Maukah engkau mengambil dia menjadi hamba untuk selama-lamanya?…” Dengan kata lain, bisakah engkau menaklukkan Lewiatan? Bisakah engkau menjadikan Lewiatan hambamu?

Sekarang saya mau memberitahu kalian sesuatu. Disebutnya nama Lewiatan tidak mengejutkan Ayub karena para arkeolog telah melakukan penggalian di daerah di mana kisah ini terjadi, dan mereka telah menemukan bahwa menurut kebudayaan zaman itu, orang-orang meyakini bahwa musuh para dewa namanya Lewiatan. Jadi dengan kata lain, Ayub pasti paham bahwa Lewiatan adalah musuh besar Allah. Tentu saja Ayub bukan seorang politheis (penyembah banyak ilah) seperti bangsa-bangsa di sekelilingnya, tetapi dia paham bahwa kata sandi Lewiatan berarti musuh Allah itulah yang sedang menyebabkan semua hal ini. Dan Allah berkata, “Bisakah kamu memancing Lewiatan dan menjadikan dia hambamu?” Tentu jawaban apa yang dikatakan Ayub? “Tidak mungkin!”

 

 

Now let's notice a few details about this Leviathan. Job 41:18 speaking about this creature, it says, 18 His sneezings flash forth light, and his eyes are like the eyelids of the morning…” in other words his eyes gleam. “…19 Out of his mouth go burning lights; sparks of fire shoot out…” Have you ever seen a  fire breathing crocodile? I haven't ever seen a fire breathing crocodile. Verse 20, “…20 Smoke goes out of his nostrils, as from a boiling pot and burning rushes. 21 His breath kindles coals, and a flame goes out of his mouth…” in other words, this is a fire breathing creature.

Let's jump down to verses 24 to 27, it says,24 His heart is as hard as stone, even as hard as the lower millstone…” notice, that this is a hard-hearted creature. Verse 25,  “…25 When he raises himself up, the mighty are afraid; because of his crashings they are beside themselves. 26 Though the sword reaches him, it cannot avail; nor does spear, dart, or javelin. 27 He regards iron as straw, and bronze as rotten wood…” in other words, this is an invincible creature. He's a creature with a stone heart, he's a creature that breathes fire.

 

Sekarang mari kita simak beberapa detail tentang Lewiatan ini. Ayub 41:18 bicara tentang makhluk ini, berkata, 18 Bersinnya  memancarkan sinar menyala, dan matanya laksana merekahnya fajar…” dengan kata lain matanya bergemerlapan. “…19 Dari mulutnya keluar suluh, dan bunga api memuncrat keluar…”  Pernahkah kalian melihat buaya yang nafasnya mengeluarkan api? Saya tidak pernah buaya yang bernafaskan api. Ayat 20,  “…20 Dari lubang hidungnya keluar asap bagaikan dari belanga atau ketel yang mendidih. 21 Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari mulutnya.  dengan kata lain, ini adalah makhluk yang bernafaskan api.

Mari kita loncat ke ayat 24-27, dikatakan, “…24 Hatinya keras seperti batu bahkan keras seperti batu kilangan bawah…” simak ini adalah makhluk yang berhati kejam. Ayat 25,   “…25   Bila ia mengangkat dirinya bangkit, semua yang perkasa gentar, karena kerasnya pukulannya saat turun, mereka menjadi bingung ketakutan. 26 Walaupun pedang menyentuhnya, itu  tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seligi atau lembing. 27 Dia menganggap besi bagaikan jerami, dan tembaga seperti kayu lapuk…”  Dengan kata lain ini adalah makhluk yang tidak bisa dikalahkan. Dia adalah makhluk dengan hati sekeras batu, makhluk yang bernafaskan api.

 

 

Now who is this creature? What does this creature represent? Let's go to the end of the chapter. Chapter 41:33 and 34 comes the climax. 33 On earth there is nothing like him, which is made without fear…” And now comes the key verse.  “…34 He beholds every high thing; his king over all the children of pride.’…” Let me ask you, who is the king over the children of pride, the first creature who ever had pride, his name was Lucifer according to Scripture.  

 

Nah, siapakah makhluk ini? Makhluk ini mewakili siapa? Mari kita pergi ke akhir pasal ini. Pasal 41:33-34 adalah klimaksnya. 33 Di bumi tidak ada yang seperti dia; yang diciptakan tanpa rasa takut…”  dan sekarang ayat kuncinya, “…34 DIa memandang segala yang tinggi; dia adalah raja atas semua anak-anak yang angkuh…”  Coba saya tanya, siapakah raja atas anak-anak angkuh? Makhluk pertma yang pernah angkuh, namanya Lucifer menurut Kitab Suci.

 

 

Now fortunately in other places of the Bible we have references to this same creature Leviathan, which proves that Leviathan is a symbol of Satan. And God is telling Job, “Listen, Job, My problem is much larger than your puny little questions. You want to know why little old you is suffering, and why I can't answer at this moment what's happening to you, and you complain and you whine. Don't you know that My conflict is with Leviathan? Is with this enemy of God. Do you think that you can defeat him? Do you think that you can take him as your servant? Do you think that you can fish him out, and cut him in pieces? No way! Those who live on the earth when they see him, they're filled with fear. No weapon can conquer him, he has a heart of stone, he's king over the children of pride.” In other words, God is saying, “I'm dealing with a cosmic problem here. I'm dealing with Leviathan. Leviathan is the one who is causing all of your problems.”

 

Untungnya di tempat-tempat lain di Alkitab ada referensi tentang makhluk yang sama ini, Lewiatan, yang membuktikan Lewiatan adalah simbol Setan. Dan Allah memberitahu Ayub, “Dengarkan, Ayub, problemKu itu jauh lebih besar daripada semua pertanyaanmu yang sepele. Kamu ingin tahu mengapa kamu menderita, dan mengapa Aku tidak bisa menjawab sekarang ini tentang apa yang terjadi padamu, dan kamu mengkomplain dan merengek. Tidakkah kamu tahu konflikKu itu dengan Lewiatan? Yaitu dengan musuh Allah ini. Kamu pikir kamu bisa menaklukkan dia? Kamu pikir kamu bisa menjadikan dia hambamu? Kamu pikir kamu bisa memancingnya keluar dan memotongnya berkeping-keping? Tidak mungkin! Mereka yang hidup di bumi, bila mereka melihatnya, mereka dipenuhi ketakutan. Tidak ada senjata yang bisa menaklukkan dia, dia punya hati sekeras batu, dia raja atas anak-anak angkuh.” Dengan kata lain, Allah berkata, “Aku sedang menghadapi problem kosmik di sini. Aku sedang menghadapi Lewiatan. Lewiatan itulah yang menyebabkan semua masalahmu.”

 

 

Now let's notice a few other verses that speak about Leviathan. Go with me to Isaiah chapter 27 and I want to read verse 1, Isaiah 27:1.  By the way this is found in what is known as the little Apocalypse of the Old Testament. It's Isaiah chapters 24-27, there are many elements in these chapters that are found later on in the Book of Revelation. Isaiah 27:1, here it's speaking about the day when God is going to punish and destroy Leviathan, it says there in Isaiah 27:1,  1 In that day the Lord with His severe sword, great and strong, will punish Leviathan the fleeing serpent…” what is Leviathan? Oh, Leviathan is the fleeing serpent according to this.  “…Leviathan that twisted serpent; and He will slay…” and I'm reading from the New King James  “…and He will slay the reptile that is in the sea…” Actually the King James version says, “He shall slay the dragon that is in the sea”. The word that is used in the Greek translation of the Old Testament is δράκων [drákon] where we get the word “dragon” from. So Leviathan is identified as the twisted serpent and as the dragon who lives in the sea.

 

Sekarang mari kita simak beberapa ayat lain yang bicara tentang Lewiatan. Marilah bersama saya ke Yesaya pasal 27, dan saya mau membaca ayat 1, Yesaya 27:1. Nah, ayat ini ditemukan di apa yang dikenal sebagai kitab Apokalips kecil Perjanjian Lama, yaitu Yesaya pasal 24-27. Ada banyak unsur di pasal-pasal ini yang kemudian didapati juga di kitab Wahyu. Yesaya 27:1, di sini bicara tentang hari ketika Allah akan menghukum dan membinasakan Lewiatan, dikatakan di sana di Yesaya 27:1, 1 Pada hari itu TUHAN dengan pedang-Nya yang berat, besar dan kuat akan menghukum Lewiatan, ular yang licin itu,…” Lewiatan itu apa? Lewiatan adalah ular yang licin menurut ayat ini,  “…Lewiatan, ular yang culas itu, dan Ia akan membunuh…”  dan ini saya baca dari NKJV,   “…dan Ia akan membunuh  reptil yang ada di laut.”  Tetapi KJV mengatakan, “…Ia akan membunuh  naga itu yang ada di laut.” Kata yang dipakai dalam terjemahan bahasa Greeka Perjanjian Lama ialah δράκων [drákon] dari mana kita mendapat kata “dragon” (dalam bahasa Inggris, artinya “naga”). Maka Lewiatan diidentifikasi sebagai ular yang culas dan sebagai naga yang hidup di laut.

 

 

By the way did you know that Leviathan is a multi-headed creature? Notice Psalm 74 and beginning with verse 13, here we find a description of Leviathan, and we're going to find that Leviathan had more than one head. It says there Psalm 74:13 speaking about God when he defeated the Egyptians at the Red Sea, 13 You divided the sea by Your strength; You broke the heads of the sea serpents in the waters. 14 You broke…” now notice this,  “…broke the heads…” “heads” plural  “…14 you broke the heads of Leviathan in pieces, and gave him as food to the people inhabiting the wilderness…”   Notice that Leviathan is a “him”,  it's one,  but he has many what? He has many heads according to this.

 

Nah, tahukah kalian bahwa Lewiatan adalah makhluk berkepala banyak? Simak Mazmur 74 dan mulai dari ayat 13, di sini kita dapatkan deskripsi Lewiatan, dan kita akan melihat bahwa Lewiatan punya lebih dari satu kepala. Dikatakan di Mazmur 74:13, bicara tentang Allah ketika Dia mengalahkan orang-orang Mesir di Laut Merah. 13 Engkau telah membelah laut dengan kekuatan-Mu, Engkau telah menghancurkan kepala-kepala  ular-ular naga di lautan. 14 Engkau meremukkan…” sekarang simak ini, “…meremukkan  kepala-kepala…” “kepala-kepala” jamak, “…14 Engkau meremukkan kepala-kepala  Lewiatan berkeping-keping dan memberikannya menjadi makanan orang-orang yang hidup di padang belantara. …”  Simak Lewiatan itu “dia” (him = jantan), berarti satu, tetapi dia punya banyak apa? Dia punya banyak kepala menurut ayat ini.

 

 

I want to read verses 7-9, it says there speaking about the origin of sin in heaven,  And war broke out in heaven: Michael and his angels fought with the dragon; and the dragon and his angels fought, but they did not prevail, nor was a place found for them in heaven any longer…” and now notice the terminology.  “…So the great dragon was cast out, that serpent of old…“  did you catch that? He's called the “dragon”, and he's called what? The “serpent of old”, “…called the Devil and…” what?  “…Satan…”  Is that name in the Book of Job? At the beginning of the Book of Job? “Satan”? Absolutely!   “…the Devil and Satan who deceives the whole world; he was cast to the earth, and his angels were cast out with him.”

Now how many heads does this dragon have? Go back with me to Revelation 12:3,  And another sign appeared in heaven: behold, a great, fiery red dragon having seven heads and ten horns, and seven diadems on his heads…”

So the question is, who is Leviathan? By the description in  chapter 41:1 and by examining Isaiah 27, and Psalm 74, and Revelation 12, there can be no doubt that Leviathan is a symbol of Satan.

 

Sekarang pertanyaannya ialah, dia punya berapa kepala? Mari bersama saya Wahyu 12, dan saya mau membaca ayat 7-8, dikatakan di sana tentang asal usul dosa di Surga, 7 Dan peperangan pecah di Surga: Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu bersama malaikat-malaikatnya melawan. 8 tetapi mereka kalah, dan  tidak ada tempat lagi ditemukan bagi mereka di sorga…” dan sekarang simak terminologinya,  “…9 Maka naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua…” apakah kalian menangkap itu? Dia disebut “naga”, dan disebut apa? “Ular tua” ,  “…yang disebut Iblis dan…” apa?  “…Satan…”  itukah nama yang ada di kitab Ayub? Di awal kitab Ayub? “Setan”? Tentu saja! “…Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.”

Nah, naga ini punya berapa kepala? Marilah bersama saya ke Wahyu 12:3, 3 Dan suatu tanda yang lain tampak di langit; dan lihatlah, seekor naga merah berapi yang besar, yang punya kepala tujuh dan sepuluh tanduk, dan tujuh mahkota di atas kepala-kepalanya.”

Maka pertanyaannya ialah, siapa Lewiatan ini? Menurut deskripsi di Ayub 41:1 dan dengan memeriksa Yesaya 27, dan Mazmur 74, dan Wahyu 12, tidak diragukan lagi Lewiatan adalah simbol dari Setan.

 

 

So does Satan reappear at the end of the book? He most certainly does. And what is God saying at the end of the book? He's saying to Job, “Job, all of your trials and tribulations are caused by Leviathan.” And of course a light goes on in the mind of Job. He says, “Oh now I understand where my trials are coming from, they're not coming from God, they're coming from Leviathan.” And God is saying, in this story, saying, “this being is Invincible, he has a heart of stone, he's king over the children of pride, you can't take him as your servant, you can't defeat him because he's Invincible.” But God says, “I will defeat him, I will defeat the one who is causing all of your problems because I sit on the throne and I am in control of history.” And so Job now ~ after he sees Leviathan ~ he feels the need to speak again, even though he said that he wasn't going to speak again.

Notice Job 42:1-6  here Job says, “Excuse me, Lord, I need to talk to You again. Now that You've shown me what's going to happen to Leviathan, now that You've shown me that the culprit is going to get his just due.”

 

Apakah Setan muncul kembali di bagian akhir kitab itu? Betul sekali. Dan apa kata Allah di bagian akhir kitab itu? Dia berkata kepada Ayub, “Ayub, semua ujianmu dan tribulasimu disebabkan oleh Lewiatan.” Dan tentu saja pikiran Ayub tiba-tiba menjadi terang. Dia berkata, “Oh, sekarang aku paham dari mana datangnya pencobaanku, mereka bukan berasal dari Allah, mereka berasal dari Lewiatan.”

Dan Allah berkata di kisah ini, “Makhluk ini tidak bisa dkalahkan, dia punya hati sekeras batu, dia raja dari anak-anak angkuh, kamu tidak bisa membuat dia menjadi hambamu, kamu tidak bisa mengalahkan dia karena dia tidak terkalahkan.” Tetapi Allah berkata, “Aku akan mengalahkan dia. Aku akan mengalahkan dia yang menyebabkan semua masalahmu karena Aku duduk di atas takhta dan Aku memegang kontrol sejarah.” Maka sekarang Ayub ~ setelah dia melihat Lewiatan ~ dia merasa perlu bicara lagi walaupun tadinya dia berkata bahwa dia tidak akan bicara lagi.

Simak Ayub 42:1-6 di sini Ayub berkata, “Maafkan aku, Tuhan, aku perlu bicara lagi padaMu. Sekarang setelah Engkau menunjukkan kepadaku apa yang akan terjadi pada Lewiatan, sekarang setelah Engkau menunjukkan kepadaku bahwa si biang keladi akan mendapatkan balasannya yang setimpal.”

 

 

By the way, did Job ever lose his relationship with God? Did he ever release the hand of God? No! We're going to find in our next study that he kind of felt like Jesus when He was on the cross, where Jesus says, “My God, My God, why have you forsaken Me?” But then in the next breath almost He says, “Father, into Your hands I commend My spirit.” In other words, Job felt much like Jesus would feel later on in history. And in both cases, it is the Devil who is causing the suffering, and the Devil who is going to get his just due for causing the suffering.

 

Nah, apakah Ayub pernah putus hubungannya dengan Allah? Apakah dia pernah melepaskan tangan Allah? Tidak! Kita akan melihat di pelajaran kita berikutnya bahwa Ayub itu ada persamaan dengan Yesus ketika Dia tergantung di salib, ketika Yesus berkata, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34). Tetapi nyaris dengan tarikan nafas berikutnya Dia berkata, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan nyawaKu.” (Lukas 23:46). Dengan kata lain, Ayub merasa seperti yang akan dirasakan Yesus kelak dalam sejarah. Dan dalam kedua buah kasus ini, Iblis-lah yang menimbulkan penderitaan, dan Iblis-lah yang akan menerima balasan yang setimpal.

 

 

So could we say that the heavenly universe gave Job and God a great round of applause when this story was over? Absolutely, because Job did not lose his hold upon God. Notice 42:1, 1Then Job answered the Lord and said, 2I know that You can do everything…” even defeat whom? Leviathan,“…2 ‘’I know that You can do everything and that no purpose of Yours can be withheld from You. You asked, ‘Who is this who hides counsel without knowledge?’ Therefore, I have uttered what I did not understand, …”  what was Job's big mistake? He uttered what he did not what? Understand. When he saw Leviathan, does he suddenly understand? He most certainly does. He continues saying, “…things too wonderful for me, which I did not know. Listen, please, and let me speak; You said, ‘I will question you, and you shall answer Me.’ I have heard of You by the hearing of the ear, but now my eye sees You…” in other words when it says “my eyes sees You”, he says “Now I…” what? “…now I understand You.” Verse 6, “…Therefore  I abhor myself, and repent in dust and ashes.’…”

I want you to notice that Job is not repenting of sin. Job is repenting of having the audacity as a creature to demand answers from God. And you know, the interesting thing is, the story ends as you read the last part of the chapter with Job not only receiving what he had lost, but he received double of what he had lost, and he lived a very prosperous life the rest of his days.

 

Jadi, bisakah kita mengatakan bahwa alam semesta telah memberikan Ayub dan Allah tepuk tangan yang meriah ketika kisah ini berakhir? Tentu saja, karena Ayub tidak kehilangan hubungannya dengan Allah. Simak 42:1, 1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN, 2 ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu…”  bahkan mengalahkan siapa? Lewiatan.   “…2 ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang bisa digagalkan. 3 Engkau bertanya, ‘Siapakah dia yang mengaburkan kebijaksanaan tanpa memiliki pengetahuan?’ Itulah sebabnya, aku telah berbicara tanpa pengertian…” apakah kesalahan besar Ayub? Dia bicara apa yang dia tidak apa? Paham. Pada waktu dia melihat Lewiatan, apakah dia tiba-tiba paham? Tepat sekali. Ayub melanjutkan berkata, “…tentang hal-hal yang terlalu hebat bagiku yang tidak kuketahui. 4 Mohon dengarlah, dan izinkanlah aku bicara. Engkau berkata, ‘Aku akan menanyai engkau, dan  engkau akan menjawab Aku.’ 5 Aku sudah mendengar tentang Engkau lewat pendengaran telinga, tetapi sekarang mataku sendiri melihat Engkau…”  dengan kata lain, ketika dikatakan “mataku sendiri memandang Engkau”, dia berkata, “Sekarang aku…” apa? “…sekarang aku memahami Engkau.” Ayat 6, “…6 Oleh sebab itu aku muak dengan diriku sendiri,  dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.’…” 

Saya mau kalian menyimak bahwa Ayub bukan menyesali dosa. Ayub menyesali telah memiliki keberanian sebagai makhluk ciptaan untuk menuntut jawaban dari Allah. Dan kalian tahu, yang menarik ialah, ketika kisah ini berakhir, ketika kita  baca bagian terakhir pasal itu, Ayub tidak hanya menerima apa yang telah hilang darinya, tetapi dia telah menerima dua kali lipat kehilangannya, dan dia menikmati kehidupan yang sangat makmur selama sisa hidupnya.

 

 

Now why would God give us this story, the story of Job? Actually we're going to find in our next study that this story is a microcosm,  it is a miniature illustration of what is going to happen in the great time of trouble such as never has existed in the history of the world. Once again God's people are going to be tried to the utmost like Job. They are going to lose every earthly support. They are going to lose children, they are going to lose possessions, they are going to lose their health, they are going to lose their freedom, they're going to lose their friends, the whole world will turn against them according to Scripture, and they will feel like God perhaps has forsaken them in this world. And they will cry out to God for deliverance day and night like the widow in the story of Luke chapter 18, who kept on coming to the judge asking for the judge to do justice. The wonderful thing about God's people during that period is that we will have the benefit of the story of Job. God has given us this story to know the controversy that is going to ensue at the end of time. The Devil says, “Oh, Your people serve You because You're good to them, You prosper them, You protect them. But if You gave me control of the world, and You allowed me to take everything from them, they would curse You to the face.” And we're going to notice that the end time generation, God is going to have a whole group of people who will prove the Devil wrong. They will prove that God is served simply out of love without any self-interest, and God's people will say “though He slay me yet will I trust in Him”. They will say, “I know that my Redeemer lives, and even after this skin falls apart, I know that in my flesh I shall see God” and in this way they will slap the Devil in the face, and they will vindicate the character of God before the universe, and God will be proven right and the whole universe will end up with a great round of applause.

 

Nah, mengapa Allah memberi kita kisah ini, kisah Ayub ini? Sesungguhnya kita akan melihat di pelajaran kita berikutnya bahwa kisah ini adalah sebuah mikrokosmos, sebuah ilustrasi miniatur dari apa yang akan terjadi saat Masa Kesusahan Besar seperti yang belum pernah terjadi dalam sejarah dunia ini. Sekali lagi, umat Allah akan diuji sampai ke akar-akarnya seperti Ayub. Mereka akan kehilangan semua dukungan duniawi. Mereka akan kehilangan anak-anak, mereka akan kehilangan harta, mereka akan kehilangan kesehatan mereka, mereka akan kehilangan kebebasan mereka, mereka akan kehilangan teman-teman mereka, menurut Kitab Suci seluruh dunia akan berbalik memusuhi mereka, dan mereka akan merasa seakan-akan Allah barangkali telah meninggalkan mereka di dunia ini. Dan siang dan malam mereka akan berseru nyaring kepada Allah minta diselamatkan seperti janda di kisah Lukas pasal 18 yang terus-menerus mendatangi si hakim minta keadilan dari hakim itu. Hal yang luar biasa tentang umat Allah di masa itu ialah kita sudah memiliki manfaat kisah Ayub. Allah telah memberi kita kisah ini untuk menunjukkan pertentangan yang akan berlangsung pada akhir zaman. Iblis berkata, “Oh, umatMu mengabdi padaMu karena Engkau baik pada mereka, Engkau memakmurkan mereka, Engkau melindungi mereka. Tetapi jika Engkah memberi aku kendali dunia ini dan Engkau mengizinkan aku mengambil segalanya dari mereka, mereka akan mengutuk Engkau di depan mukaMu.” Dan kita akan menyimak di generasi akhir zaman, Allah akan punya satu rombongan orang-orang yang akan membuktikan Iblis keliru. Mereka akan membuktikan bahwa mereka mengabdi kepada Allah semata-mata karena kasih tanpa pamrih kepentingan pribadi, dan umat Allah akan berkata, Walaupun Dia membunuhku, namun aku akan tetap percaya padaNya(Ayub 13:15). Mereka akan berkata,  26 Dan sesudah kulit tubuhku hancur, ini yang aku tahu,  bahwa dalam dagingku aku akan melihat Allah” (Ayub 19:25-26). Dan dengan cara ini mereka akan menampar Iblis di wajahnya, dan mereka akan membalaskan nama baik karakter Allah di hadapan seluruh alam semesta, dan Allah akan terbukti benar, dan seluruh alam semesta akhirnya akan memberikan tepuk tangan yang meriah.

 

 

06 03 25