Saturday, May 17, 2025

EPISODE 05/25 ~ THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1 ~ STEPHEN BOHR


THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1

Part 05/25 - Stephen Bohr

SIGHING AND CRYING IN JERUSALEM

 

https://www.youtube.com/watch?v=QSpkCjP3y9k&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=5

 

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

Let's go to Revelation 6:14-17 this is describing the second coming of Christ and I want you to notice here the reaction of the wicked or the lost. It says there in Revelation 6:14, 14 Then the sky receded as a scroll when it is rolled up, and every mountain and island was moved out of its place. 15 And the kings of the earth, the great men, the rich men, the commanders, the mighty men, every slave and every free man, hid themselves in the caves and in the rocks of the mountains, 16 and said to the mountains and rocks, ‘Fall on us and hide us from the face of Him who sits on the throne and from the wrath of the Lamb! 17 For the great day of His wrath has come, and who is able to stand?’…”

So the question is, is everyone going to be hiding in the caves and pleading for the rocks to fall upon them? The question is, who in this terrible calamity will be able to stand?

 

Mari ke Wahyu 6:14-17, ini menggambarkan kedatangan kedua Kristus dan saya mau kalian menyimak di sini reaksi orang-orang jahat atau yang tidak selamat. Dikatakan di Wahyu 6:14, 14 Lalu menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung, dan setiap gunung dan pulau pun pindah dari tempatnya. 15 Dan raja-raja di bumi, dan pembesar-pembesar, orang-orang kaya, perwira-perwira, orang-orang perkasa, dan setiap budak serta setiap orang merdeka menyembunyikan diri di dalam gua-gua dan celah batu-batu karang di gunung-gunung. 16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami dari wajah Dia, yang duduk di atas takhta dan dari murka Sang Domba!’ 17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan  siapakah yang dapat bertahan? …” 

Jadi pertanyaannya ialah apakah semua orang akan bersembunyi di gua-gua memohon agar batu-batu menimpa mereka? Pertanyaannya ialah, siapakah yang akan sanggup bertahan di malapetaka yang mengerikan ini?

 

 

The very next chapter has the answer. Those who are sealed with the Seal of God. Let's read Revelation 7:1-3, 1 After these things I saw four angels standing at the four corners of the earth, holding the four winds of the earth, that the wind should not blow on the earth, on the sea, or on any tree. Then I saw another angel ascending from the east, having the seal of the living God. And he cried with a loud voice to the four angels to whom it was granted to harm the earth and the sea, saying, ‘Do not harm the earth, the sea, or the trees…” in other words, don't bring about this calamity that we read immediately before. In this context it says,  “…‘Do not harm the earth, the sea, or the trees till we have sealed the servants of our God on their foreheads.’…”

 

Pasal berikutnya memberikan jawabannya. Mereka yang dimeteraikan dengan Meterai Allah. Mari kita  baca Wahyu 7:1-3, 1 Setelah hal-hal itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun. 2 Lalu aku melihat seorang malaikat lain naik dari timur, sambil membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang diberi wewenang untuk mencelakai bumi dan laut, 3 katanya, ‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon…”  dengan kata lain, jangan mendatangkan bencana ini yang baru kita  baca sebelumnya. Dalam konteks ini, dikatakan, “…‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’…”

 

 

So what is described in verses 14 to 17 of chapter 6 is not going to come until the sealing takes place. And the purpose of the sealing is to protect the sealed from the calamities that are going to befall the earth in the previous chapter.

 

Jadi apa yang digambarkan di Wahyu 6:14-17 tidak akan terjadi hingga pemeteraian selesai. Dan tujuan pemeteraian ialah untuk melindungi mereka yang dimeteraikan dari bencana-bencana yang akan menimpa dunia di pasal sebelumnya.

 

 

Now the guiding principle that we need to apply in studying this story from Ezekiel is found in a comparison between Revelation 7:1-4 and Ezekiel 8 and 9. So in other words, in order to understand the sealing in Revelation 7:1-4 we need to understand it in the light of a story that we find in the Old Testament in Ezekiel 8 and 9.

Ezekiel 9 describes the type that was fulfilled with the literal Jews, in literal Jerusalem, in the literal land of Israel. However, the fulfillment of this in Revelation is not with the literal Jews, in the literal land of Israel; it is with spiritual Jews, in the entire world.  The type is limited, the anti-type is global and spiritual. That's the principle that we need to apply, as we look at the typology between the Old Testament story and the book of Revelation,

v   the Ezekiel type describes God‘s own professed people in the Middle East who were in apostasy.

v   However, the book of Revelation anti-type describes the Christian world that claims to serve God, but is also in apostasy.

 

Nah, rumus pemandunya yang perlu kita aplikasikan dalam mempelajari kisah yang ada di kitab Yehezkiel, ada dalam perbandingan antara Wahyu 7:1-4 dan Yehezkiel pasal 8-9. Jadi dengan kata lain, untuk bisa memahami pemeteraian di Wahyu 7:1-4, kita perlu memahaminya menurut kisah yang kita dapati di Perjanjian Lama di Yehezkiel pasal 8-9.

Yehezkiel 9 menggambarkan tipe yang digenapi oleh bangsa Yahudi literal, di Yerusalem literal, di negara Israel literal. Namun, di kitab Wahyu penggenapannya bukanlah dengan bangsa Yahudi literal di negara Israel literal, melainkan dengan Yahudi spiritual di seluruh dunia. Tipenya lokal, terbatas, antitipenya global dan spiritual. Itulah prinsip yang harus kita aplikasikan, saat kita menyimak tipologi antara kisah Perjanjian Lama dan kitab Wahyu.

v   Tipenya di kitab Yehezkiel menggambarkan umat milik Allah sendiri di Timur Tengah yang berada dalam kemurtadan.

v   Namun antitipenya di kitab Wahyu menggambarkan dunia Kristen yang mengklaim mengabdi kepada Allah, namun juga berada dalam kemurtadan.

 

 

Now who was to blame for the apostasy among God's people in the book of Ezekiel, with literal Jerusalem, literal Israel, with the literal Jews who professed to serve the Lord? The main guilt was with the religious leaders because they misguided the people. Notice Jeremiah 5:31, 31 The prophets prophesy falsely, and the priests rule by their own power;…” and now notice, the people are also guilty because it says  “…and My people love to have it so. But what will you do in the end?”

People these days trust their religious leaders blindly, what they say from the pulpit ~ because they say this is a spiritual leader, this person has to have it right, no doubt about it. But the people in the days of Ezekiel were in apostasy because of what was being done by the prophets and by the priests, that were the spiritual leaders of Israel. Ezekiel 22:26 picks up on this, “ 26 Her priests have violated My Law and profaned My holy things; they have not distinguished between the holy and unholy…” that means the holy and the common,  “…nor have they made known the difference between the unclean and the clean; and they have hidden their eyes from My Sabbaths, so that I am profaned among them.”

What a picture! The religious leaders were profaning the Sabbath, they were not teaching the people to distinguish between that which was holy and that which was common, they were violating the Law of God, and they were profaning that which was holy. That was the condition of the people in the days of Ezekiel.

 

Nah, siapa yang disalahkan untuk kemurtadan yang ada di antara umat Allah di kitab Yehezkiel, dengan Yerusalem literal, Israel literal, dengan bangsa Yahudi literal yang mengaku mengabdi kepada Tuhan? Kesalahan yang utama ada pada para pemimpin rohani karena mereka menyesatkan umat. Simak Yeremia 5:31, 31 Para nabi bernubuat palsu dan para imam memimpin dengan kuasa mereka sendiri…” dan sekarang simak, umatnya juga bersalah karena dikatakan, “…dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, akhirnya?…” 

Sekarang ini orang percaya buta kepada para pemimpin rohani mereka, apa yang mereka katakan dari mimbar ~ karena menurut mereka ini kan pemimpin rohani, pasti orang ini tidak mungkin salah, tidak diragukan lagi. Tetapi orang-orang di zaman Yehezkiel berada dalam kemurtadan karena apa yang dilakukan oleh nabi-nabi dan imam-imam yang adalah pemimpin-pemimpin rohani Israel. Yehezkiel 22:26 menyinggung ini, “…26 Imam-imamnya telah melanggar Hukum-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku; mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus…” artinya antara yang kudus dengan yang biasa, “…mereka juga tidak mengajarkan perbedaan antara yang najis dengan yang tahir; dan mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.”

Luar biasa gambarnya! Para pemimpin rohani menajiskan Sabat, mereka tidak mengajar umat untuk membedakan antara yang kudus dan yang biasa, mereka melanggar Hukum Allah, dan mereka menajiskan apa yang kudus. Itulah kondisi masyarakat di zaman Yehezkiel.

 

 

So now let's summarize chapter 1 of Ezekiel, going all the way through chapter 12 of this book. This is happening in the year 592 BC. Most of these chapters we're going to summarize the content, because we can't read all of the material. I would encourage you to read the passages that we find in Ezekiel 1 through Ezekiel 12.

 

Jadi sekarang mari kita simpulkan pasal 1 Yehezkiel, terus hingga pasal 12. Ini terjadi di tahun 592 BC. Kebanyakan dari pasal-pasal ini akan kita simpulkan isinya karena kita tidak bisa membaca semua materinya. Saya anjurkan kalian membaca ayat-ayat yang ada di Yehezkiel pasal 1 hingga 12.

 

 

In chapter 1

As we saw in our previous study, a chariot comes from the north, that is where? Heaven. Where is the chariot moving to? It is moving to the Jerusalem Temple. What is it moving there for? To perform a work of investigative judgment, to separate between the sealed and those who do not have the seal before destruction comes upon Israel. This throne is surrounded by cherubim like we studied in our previous presentation. That's chapter 1.

 

Di pasal 1

Seperti yang kita lihat di pelajaran kita sebelumnya, sebuah kereta datang dari utara, itu mana? Surga. Ke mana kereta itu menuju? Kereta itu menuju Bait Suci Yerusalem. Untuk apa dia ke sana? Untuk melaksanakan suatu pekerjaan penghakiman investigasi, untuk memisahkan antara yang dimeteraikan dan mereka yang tidak mendapat meterai sebelum kebinasaan datang pada Israel. Takhta ini dikelilingi oleh kerubim seperti yang sudah kita pelajari di presentasi sebelumnya. Itu pasal 1.

 

 

Now chapters 2 through 6

describe the spiritual condition of those who profess to serve God. All kinds of abominations are mentioned in these chapters that tell us how the people were living in apostasy, those who claimed to serve God.

 

Sekarang pasal 2 hingga 6

Menggambarkan kondisi spiritual dari mereka yang mengaku mengabdi kepada Allah. Segala jenis kekejian disebutkan di pasal-pasal ini, yang memberitahu kita bagaimana orang-orang pada waktu itu hidup dalam kemurtadan, mereka yang mengaku mengabdi kepada Allah.

 

 

Chapter 7

Therefore, tells us that because of the apostasy that is described in chapters 2-6 God is going to bring about destruction upon Jerusalem, and upon His apostate people. Let's read chapter 7:1-4, 1 Moreover the word of the Lord came to me, saying, 2 ‘And you, son of man, thus says the Lord God to the land of Israel, ‘An end! The end has come upon the four corners of the land…” Do we have the idea of “four corners” in Revelation 7? Four angels at the four corners? God is going to say, “The winds are going to be released, now destruction is going to come from the four corners.” Verse 3, “…Now the end has come upon you, and I will send My anger against you; I will judge you according to your ways, and I will repay you for all your…” what? A key word, “…all your abominations. My eye will not spare you, nor will I have pity; but I will repay your ways,…” and once again  “…and your abominations will be in your midst; then you shall know that I am the Lord!’…” Destruction is coming from the four corners of the land, is what God is saying. Of course, this is speaking about the land where Israel lived, it's local, with the literal Jews. Revelation is going to pick up on this, and it's going to apply it to the global Christian world, and spiritual Israel, those who are children of Abraham because they have embraced truly Jesus Christ as Savior and Lord.

 

Pasal 7

Karena itu pasal ini memberitahu kita karena kemurtadan yang digambarkan di pasal-pasal 2-6, Allah akan mendatangkan kehancuran atas Yerusalem dan atas umatNya yang murtad. Mari kita  baca Yehezkiel 7:1-4, 1 Selain itu datanglah firman TUHAN kepadaku, mengatakan, 2Dan engkau, anak manusia, beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tanah Israel: ‘Suatu kesudahan! Kesudahan itu telah tiba pada keempat penjuru negeri  itu…”  apakah kita tahu konsep “empat ujung” di Wahyu 7? Empat malaikat di empat ujung? Allah akan mengatakan, “Angin-angin akan dilepaskan, sekarang kehancuran akan datang dari keempat ujung.” Ayat 3, “…3 Kini kesudahan telah tiba padamu dan Aku akan mencurahkan murka-Ku ke atasmu; Aku akan menghakimi engkau selaras dengan tingkah lakumu, dan Aku akan membalaskan kepadamu segala…” apa? Sebuah kata kunci, “…segala kekejianmu. 4 MataKu tidak akan meloloskan kamu, dan Aku tidak akan berbelas kasihan, tetapi Aku akan membalaskan kepadamu tingkah lakumu…” dan sekali lagi, “…dan kekejian-kekejianmu akan ada di tengah-tengah kamu, maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.’…” Kehancuran akan datang dari keempat penjuru negeri, itulah yang dikatakan Allah. Tentu saja ini bicara tentang negeri di mana Israel saat itu tinggal, itu lokal, terjadi pada bangsa Yahudi literal. Kitab Wahyu akan mengambil ini, dan akan mengaplikasikannya kepada dunia Kristen global dan Israel spiritual, yaitu mereka yang adalah anak-anak Abraham karena mereka benar-benar menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. (Galatia 3:29)

 

 

And then we come to chapter 8.

God promised the destruction of the city because of the abominations that were being committed in Jerusalem. Chapter 8 provides a list of the abominations that were being committed, and it presents this list in escalating severity. God shows Ezekiel an abomination that's being committed in the city, and Ezekiel says, “Wow! Lord, that's terrible!” The Lord says, “You haven't seen anything yet. There are greater abominations than these.” And so throughout the chapter you have a list of abominations, culminating in the greatest abomination, and we're going to see that in a moment.

What does the word “abomination” mean? Well, let's notice just one verse where we find the meaning of abomination, what the people were doing in the city. Deuteronomy 7:25 and 26 God is instructing Israel as they're about to enter the promised land, “ 25 You shall burn the carved images of their gods with fire; you shall not covet the silver or gold that is on them…” that is the idols,  “…nor take it for yourselves, lest you be snared by it; for it is an…” what?  “…an abomination to the Lord your God…”  So what is the abomination? It is worshiping Idols. Verse 26, “… 26 Nor shall you bring an abomination into your house…” speaking about idols, “…lest you be doomed to destruction like it. You shall utterly detest it and utterly abhor it, for it is an accursed thing.” So what is the abomination relating to? It is relating to idolatry.

 

Kemudian kita tiba di pasal 8.

Allah berjanji kota Yerusalem akan dihancurkan karena kekejian-kekejian yang sedang dilakukan di Yerusalem. Pasal 8 memberikan daftar kekejian-kekejian yang sedang dilakukan, dan daftar itu semakin lama semakin parah. Allah menunjukkan Yehezkiel suatu kekejian yang sedang dilakukan di dalam kota, dan Yehezkiel berkata, “Wow! Tuhan, itu parah!” Tuhan berkata, “Itu belum apa-apa. Masih ada kekejian-kekejian yang lebih besar daripada ini.” Maka sepanjang pasal itu ada sebuah daftar kekejian-kekejian, yang mengerucut pada kekejian yang paling besar, dan nanti akan kita lihat itu apa.

Apa arti kata “kekejian”? Nah, mari kita simak satu ayat saja di mana kita mendapatkan makna dari “kekejian”, apa yang sedang dilakukan orang-orang di dalam kota. Ulangan 7:25-26, Allah sedang memberi petunjuk kepada Israel saat mereka akan memasuki tanah perjanjian. 25 Engkau harus membakar patung-patung dewa-dewa mereka dengan api; engkau tidak boleh mengingini perak dan emas yang ada pada mereka…”  maksudnya pada patung-patung itu, “…maupun mengambilnya bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah…”  apa?  “…suatu kekejian bagi TUHAN, Allahmu…” Jadi kekejiannya itu apa? Menyembah berhala. Ayat 26, “…26 Maupun janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu…” bicara tentang patung-patung berhala, “…supaya jangan engkau pun dihukum binasa seperti itu; engkau harus sama sekali membencinya  dan sama sekali merasa jijik terhadapnya, sebab itu adalah barang yang terkutuk…”  Jadi kekejian itu berkaitan dengan apa? Itu berkaitan dengan penyembahan berhala.

 

 

Now what was the greatest abomination that was being committed by those who profess to serve God? At the top of the list of abominations being committed by those who professed to serve the Lord was that the religious leaders were worshiping the sun god. God promised that this abomination would lead to desolation. There you have the expression “abomination of desolation”, the abomination leads to desolation or to destruction, so to speak. Sun worship was the straw that broke the camel’s back. It was the drop that filled the cup. Let's read about this terrible abomination, the greatest of all, worshiping the sun. Ezekiel 8:16-18, 16 So He brought me into the inner court of the Lord’s house; and there, at the door of the temple of the Lord,…” this happening in the very Church of the day  “…between the porch and the altar, were about twenty-five men with their backs toward the temple of the Lord…” what are they doing when they’re worshiping the sun? They are turning their backs on the Lord. So once again, there  “…were about twenty-five men with their backs toward the temple of the Lord and their faces toward the east, and they were worshiping the sun toward the east….” And so God says, “Because of this great sin along with all of the other abominations, the idolatry, I am going to destroy the city.” In other words, the abomination will lead to desolation. It says in Ezekiel 8:17 and 18,  17 And He said to me, ‘Have you seen this, O son of man? Is it a trivial thing to the house of Judah to commit the abominations which they commit here? For they have filled the land with violence; then they have returned to provoke Me to anger. Indeed they put the branch to their nose. 18 Therefore I also will act in fury. My eye will not spare nor will I have pity; and though they cry in My ears with a loud voice, I will not hear them.’…” Why were they worshiping idols? Because they had forgotten their Creator, correct? They forgot the Creator.

 

Nah, apakah kekejian yang paling besar yang dilakukan oleh mereka yang mengaku mengabdi kepada Allah? Di puncak daftar kekejian-kekejian yang sedang dilakukan mereka yang mengaku mengabdi kepada Tuhan ialah para pemimpin rohani sedang menyembah dewa matahari. Allah berjanji bahwa kekejian ini akan mengakibatkan penelantaran. Inilah istilah itu “kekejian yang mengakibatkan penelantaran”, kekejian yang menyebabkan penelantaran atau kehancuran, katakanlah demikian. Penyembahan kepada matahari adalah jerami terakhir yang mematahkan punggung unta, itu adalah tetes terakhir yang membuat isi cawan itu tumpah. Mari kita baca tentang kekejian yang mengerikan ini, kekejian yang paling besar dari semuanya, menyembah matahari.

Yehezkiel 8:16-18,16 Maka Dia membawa aku ke halaman dalam rumah TUHAN; dan di sana, di pintu masuk ke bait TUHAN,…”  ini terjadi di gereja satu-satunya di zaman itu,   “…di antara serambi dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung mereka menghadap bait TUHAN…”  apa yang mereka lakukan ketika mereka menyembah matahari? Mereka memunggungi Tuhan. Maka sekali lagi, “…ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung mereka menghadap bait TUHAN  dan wajah mereka menghadap ke sebelah timur, dan mereka sedang menyembah matahari ke arah timur…” Maka kata Allah, “Karena dosa yang besar ini bersama dengan semua kekejian lain, penyembahan berhala, Aku akan menghancurkan kota ini.” Dengan kata lain, kekejian itu akan mengakibatkan penelantaran. Dikatakan di Yehezkiel 8:17-18 “…17 Dan Dia berkata kepadaku, ‘Sudahkah  kaulihat itu, hai anak manusia? Apakah hal yang sepele bagi kaum Yehuda untuk melakukan kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu mereka berbalik untuk menyulut murkaKu. Sungguh, mereka telah meletakkan ranting di hidung mereka (mengejek Tuhan). 18 Oleh karena itu Aku juga akan bertindak dalam murka-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru di telinga-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.” Mengapa mereka menyembah berhala? Karena mereka sudah melupakan Pencipta mereka, benar? Mereka telah melupakan Sang Khalik.

 

 

What relationship is there between creation and worship? Let's go to a statement first of all from Ellen White in The Great Controversy page 438 and then we're going to read from Psalm 95.

Ellen White wrote, “Had the Sabbath been universally kept, man's thoughts and affections would have been led to  the Creator as the object of reverence and  worship, and there would never have been an idolater, an atheist, or an infidel…” because as people kept the Sabbath they would be remembering that there's only one Creator, the true God, every week they would be remembering that. She continues,  “…The keeping of the Sabbath is a  sign of loyalty to the true God, ‘Him that made heaven, and earth, and the sea, and the fountains of waters.’ It follows that the message which commands men to worship God and keep His commandments will especially call upon  them  to  keep  the  fourth  commandment...” which is the sign of the Creator.

 

Hubungan apakah yang ada antara Penciptaan dan Ibadah? Mari kita lebih dulu ke pernyataan Ellen White di The Great Controversy hal. 438, kemudian kita akan membaca dari Mazmur 95.

Ellen White menulis, “…Andaikan Sabat dipelihara secara universal, pikiran dan perasaan manusia akan dituntun kepada Sang Pencipta sebagai objek kehormatan dan penyembahan, dan tidak akan pernah ada seorang penyembah berhala, seorang atheis, atau seorang kafir…”  karena bila manusia memelihara Sabat, mereka akan ingat bahwa hanya ada satu Pencipta, Allah yang sejati, setiap minggu mereka akan ingat hal itu. Ellen White melanjutkan, “…Pemeliharaan Sabat adalah suatu tanda kesetiaan kepada Allah yang sejati, ‘Dia yang menjadikan langit dan bumi, dan laut dan mata-mata air’. Logisnya pekabaran yang memerintah manusia untuk menyembah Allah dan mematuhi perintah-perintahNya akan terutama memanggil mereka untuk memelihara Perintah Keempat…”   yang adalah tanda Sang Pencipta.

 

 

What sign did God establish at creation to remind Adam and Eve that He was the Creator? The Sabbath. The Sabbath in Exodus 31 is called the sign between God and Israel, it was the reminder, the weekly reminder that God was the Creator. If they had always kept the Sabbath they would not have worshiped other gods, especially the sun god.

 

Tanda apa yang dibuat Allah di Penciptaan untuk mengingatkan Adam dan Hawa bahwa Dia adalah Sang Pencipta? Hari Sabat. Hari Sabat di Keluaran 31 disebut tanda antara Allah dan Israel, itulah pengingatnya, pengingat mingguannya bahwa Allah adalah Sang Pencipta. Andaikan mereka selalu memelihara Sabat, mereka tidak akan menyembah dewa-dewa lain, apalagi dewa matahari.

 

 

Now notice the relationship between creation and worship. Let me ask you why do we worship the Creator? Why do creatures worship the Creator? Well, because He is just that, He's the Creator, right? Now let's notice Psalm 95:1-6, 1 Oh come, let us sing to the Lord! Let us shout joyfully to the Rock of our salvation. Let us come before His presence with thanksgiving; let us shout joyfully to Him with psalms. For…” that means because  “… the Lord is the great God, and the great King above all gods. 4In His hand are the deep places of the earth; the heights of the hills are His also. The sea is His, for He made it;…” is this referring to the Creator? Yes or No? Yeah, it says,  “…the heights of the hills are His also. The sea is His, for He made it; and His hands formed the dry land…” and now what should be the response because God is a Creator and He owns everything? It continues saying, “…Oh come, let us worship and bow down. Let us kneel before the Lord our Maker.” Why do we kneel before the Lord our Maker? Because He's our Creator and He deserves our worship, correct?

And what is the sign that He gave that He is the Creator? The holy Sabbath.

 

Sekarang simak hubungan antara Penciptaan dan penyembahan. Coba saya tanya, mengapa kita menyembah Sang Pencipta? Mengapa makhluk ciptaan menyembah Sang Pencipta? Justru karena Dialah Sang Pencita, benar? Sekarang mari kita simak Mazmur 95:1-6, 1O, datanglah, marilah kita bernyanyi untuk TUHAN! Marilah kita bersorak dengan gembira kepada Gunung batu keselamatan kita. 2 Biarlah kita menghadap hadirat-Nya dengan pujian syukur, marilah kita bersorak-sorak pada-Nya dengan nyanyian mazmur. 3 Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar di atas segala allah. 4 Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. 5 Laut itu kepunyaan-Nya, karena Dialah yang menjadikannya…”  apakah ini merujuk kepada Sang Pencipta? Ya atau Tidak? Ya, dikatakan, “…puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. 5 Laut itu kepunyaan-Nya, karena Dialah yang menjadikannya, dan tangan-Nyalah yang membentuk daratan…” dan sekarang bagaimanakah seharusnya responnya karena Allah adalah Sang Pencipta dan Dia Pemilik segalanya? Dikatakan selanjutnya, “…6 Datanglah, marilah kita menyembah dan sujud, marilah kita berlutut di hadapan TUHAN Pencipta kita…” Mengapa kita harus berlutut di hadapan Tuhan Pencipta kita? Karena Dialah Pencipta kita dan Dia layak menerima sembah sujud kita, benar?

Dan apakah tanda yang Dia berikan bahwa Dialah Sang Pencipta? Hari Sabat yang kudus.

 

 

Now Ezekiel chapter 20 repeatedly describes Sabbath desecration by the literal Jewish nation. Let's read, this is a very extensive passage but I'm going to read the entire passage because of the importance of the Sabbath that is mentioned in this passage. It says there in verse 12,  12 Moreover I also gave them…” the Jewish Sabbath? Okay, you're still awake out there.  “…I also gave them My Sabbaths,…” you know why it's His Sabbath? Because He was the One that rested first, it's His Sabbath before it's ours.  “…I also gave them My Sabbaths, to be…” what? Aaah,  “…a sign between them and Me, that they might know that I am the Lord who sanctifies them….” in other words, that sets them apart. Yet how did Israel react?  “…13 Yet the house of Israel rebelled against Me in the wilderness; they did not walk in My statutes; they despised My judgments, ‘which, if a man does, he shall live by them’; and they greatly defiled…” here's the first reference, they defiled what?  “…My Sabbaths. Then I said I would pour out My fury on them…” why was God going to pour out His fury upon them? Because they defiled His Sabbaths. So once again,  “…Then I said I would pour out My fury on them in the wilderness, to consume them. 14 But I acted for My name’s sake, that it should not be profaned before the Gentiles, in whose sight I had brought them out. 15 So I also raised My hand in an oath to them in the wilderness, that I would not bring them into the land which I had given them, ‘flowing with milk and honey,’ the glory of all lands, 16 because they despised My judgments and did not walk in My statutes…” and here it is again, the second time  “…but profaned My Sabbaths;…” and what was the result of profaning the Sabbath? “…for their heart went after their…” what?  “…idols…” Would that have happened if they had kept the Sabbath? Of course not! How could they worship an idol, giving that creative power, if they kept the Sabbath which points that there's only one true Creator?  “… 17 Nevertheless My eye spared them from destruction. I did not make an end of them in the wilderness. 18 ‘But I said to their children in the wilderness, ‘Do not walk in the statutes of your fathers, nor observe their judgments, nor defile yourselves with…” here's it’s again “…with their…” what? “…with their idols. 19 I am the Lord your God: Walk in My statutes, keep My judgments, and do them; 20 hallow…” here it is again, what? “…My Sabbaths, and they will be a sign between Me and you, that you may know that I am the Lord your God.’…” When we keep the Sabbath, we are recognizing that we are God's separated people, dedicated people, and that God is our God, that the Creator is our God.

So Israel's history was one of constant desecration of the Sabbath, which would have reminded them of the Creator, and made it impossible for them to worship idols, particularly the sun.

 

Nah, Yehezkiel pasal 20 berulang-ulang menggambarkan penajisan Sabat oleh bangsa Yahudi literal. Mari kita  baca, ini adalah kutipan yang panjang tetapi saya akan membacakan keseluruhannya karena di sini disebutkan pentingnya pemeliharaan Sabat. Dikatakan di sana, 12 Selain itu, Aku juga memberikan kepada mereka…”  Sabat Yahudi? Oke, ternyata kalian tidak tertidur di sana. “…Aku juga memberikan kepada mereka  hari-hari Sabat-Ku untuk menjadi…” apa? Aaaah, “…pertanda di antara Aku dan mereka,  supaya mereka boleh tahu  bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka…”  dengan kata lain, yang memisahkan mereka. Tetapi, bagaimana reaksi Israel?   “…13 Tetapi kaum Israel memberontak terhadap Aku di padang gurun; mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku, mereka membenci keputusan-keputusan-Ku, yang, kalau manusia melakukannya, ia akan hidup karenanya. Dan mereka juga sangat menajiskan…”  ini referensi yang pertama, mereka menajiskan apa?   “…hari-hari Sabat-Ku. Maka Aku  berkata Aku akan mencurahkan murka-Ku ke atas mereka…”  mengapa Allah akan mencurahkan murkaNya ke atas mereka? Karena mereka menajiskan Sabat-sabatNya. Jadi sekali lagi, “…Maka Aku  berkata, Aku akan mencurahkan murka-Ku ke atas mereka di padang gurun, untuk membinasakan mereka. 14 Tetapi Aku bertindak demi nama-Ku, supaya namaKu jangan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa lain, yang melihat sendiri waktu Aku membawa mereka ke luar. 15 Maka, Aku juga mengangkat tanganKu dalam sumpah kepada mereka di padang gurun, bahwa Aku tidak akan membawa mereka masuk ke tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, yang berlimpah-limpah susu dan madunya, tanah yang paling mulia dari semua negeri, 16 karena mereka membenci keputusan-keputusanKu dan tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku…” ini ada lagi, kedua kalinya, “…melainkan menajiskan hari-hari Sabat-Ku…”  dan apa akibatnya menajiskan Sabat? “…sebab hati mereka mengikuti…” apa?   “…berhala-berhala mereka…” Apakah itu akan terjadi andaikan mereka memelihara Sabat? Tentu saja tidak! Mana mungkin mereka menyembah berhala, menganggap berhala itu punya kuasa mencipta, jika mereka memelihara Sabat yang menunjuk bahwa hanya ada satu Pencipta yang sejati? “…17 Namun demikian mataKu meloloskan mereka dari kebinasaan. Aku tidak menghabisi mereka di padang gurun. 18 Tetapi Aku berkata kepada anak-anak mereka di padang gurun, ‘Janganlah kamu hidup menurut ketetapan-ketetapan bapak-bapakmu, maupun mengikuti keputusan-keputusan mereka, maupun menajiskan dirimu dengan…” ini ada lagi, “…dengan…” apa? “…berhala-berhala mereka. 19 Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan turutilah keputusan-keputusanKu, dan lakukan mereka. 20 Kuduskanlah…” ini dia lagi, apa?   “…hari-hari Sabat-Ku, dan itu menjadi tanda di antara Aku dan kamu, supaya kamu boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu…”  Bila kita memelihara Sabat, kita sedang mengakui kita adalah umat Allah yang telah dipisahkan, umatNya yang telah didedikasikan, dan bahwa Allah adalah Allah kita, bahwa Sang Pencipta adalah Allah kita.

Jadi sejarah Israel itu dipenuhi oleh penajisan Sabat yang terus-menerus, yang andaikan mereka pelihara itu akan mengingatkan mereka akan Sang Pencipta dan membuat mereka tidak mungkin menyembah berhala, terutama menyembah matahari.

 

 

But not everybody in the city of Jerusalem was practicing false worship and the abominations. So when destruction came, it would not be fair to destroy them along with everyone else. And so God says, “We are going to separate a group by placing a seal on them, and when the destruction comes, they will be protected from the destruction.”

Ezekiel 9:1-4, 1Then He called out in my hearing with a loud voice, saying, ‘Let those who have charge over the city draw near, each with a deadly weapon in his hand.’…” see, destruction is coming.  “…And suddenly six men came from the direction of the upper gate, which faces north, each with his battle-ax in his hand. One Man among them was clothed with linen…”  who is this? The high priest was clothed in linen.  “…One Man among them…” and by the way this is a description of the Day of Atonement, because it's separating the righteous from the unrighteous, which happened on the Day of Atonement. “…One man among them was clothed with linen and had a writer’s inkhorn at His side. They went in and stood beside the bronze altar. Now the glory of the God of Israel had gone up from the cherub, where it had been, to the threshold of the temple. And He…” that is the Lord,“…called to the Man clothed with linen, who had the writer’s inkhorn at His side; and the Lord said to him, ‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and put a mark on the foreheads…” does this have any relationship with chapter 7 of the book of Revelation, putting a mark on the forehead? Absolutely!  “…put a mark on the foreheads of the men…”  now here's the characteristic, “…who sigh and cry over all the abominations that are done within it.’…”

 

Tetapi tidak semua orang di kota Yerusalem mempraktekkan ibadah palsu dan kekejian-kekejian. Jadi ketika kehancuran datang, tidaklah adil jika mereka ikut dibinasakan bersama orang-orang lainnya. Maka Allah berkata, “Kami akan memisahkan satu kelompok dengan memasang meterai pada mereka, dan ketika penghancuran tiba mereka akan terlindung dari penghancuran itu.”

Yehezkiel 9:1-4,  1 Lalu Dia berseru dalam pendengaranku dengan suara yang nyaring, mengatakan,Hendaknya mereka yang  diberi kuasa atas kota itu mendekat, masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya’…” lihat, penghancuran akan datang. “…2 Dan tiba-tiba enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan kapak pemukul di tangannya. Satu Orang di antara mereka berpakaian lenan…” Siapa ini? Imam Besar memakai pakaian lenan.   “…Satu Orang di antara mereka…” dan ketahuilah ini adalah gambaran Hari Pendamaian/Grafirat, karena memisahkan orang-orang benar dari yang tidak benar, yang terjadi pada Hari Pendamaian.  “…Satu Orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisiNya ada sebuah alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. 3 Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci. Dan Dia…” yaitu Tuhan,   “…memanggil Orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisiNya; 4 dan TUHAN berfirman kepadaNya, ‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda pada dahi…”  apakah ini ada hubungannya dengan Wahyu pasal 7, memberikan sebuah tanda di dahi? Tentu saja!  “…berilah tanda pada dahi orang-orang…”  nah, sekarang karakteristiknya “…yang berkeluh kesah dan meratap karena segala kekejian yang dilakukan di dalam kota itu.’…”

 

 

So there was a group that was sighing and crying because of all of the false worship that was  going on, particularly the worship of the sun god. The Man clothed in linen appears to be Jesus Christ.

At this point we know why God came to Jerusalem, chapter 1, right? He came to Jerusalem, chapter 1, what did He come for? He came to perform a work of judgment, to separate the righteous from the unrighteous before the destruction of the city. The description is that the work of the High Priest in the Most Holy Place on the Day of Atonement when Israel was divided into two groups: (1) those who sighed and cried and (2) those who were practicing the abominations in the City.

By the way the Man who is clothed in linen according to Leviticus 16:4 would be a reference to Christ, because speaking about the High Priest, it says, “ He shall put the holy linen tunic…” this is on the Day of Atonement  “…and the linen trousers on his body; he shall be girded with a linen sash, and with the linen turban he shall be attired. These are holy garments…” So this is describing the Day of Atonement the separation of the righteous from the unrighteous, the sealing of those who sigh and cry, so that when destruction comes they are protected. Are you starting to catch an interesting picture here?

 

Jadi ada sekelompok orang yang sedang berkeluh kesah dan meratap karena segala penyembahan palsu yang sedang terjadi, terutama penyembahan pada dewa matahari. Orang laki-laki yang berpakaian lenan tampaknya adalah Yesus Kristus.

Pada saat ini kita tahu mengapa Allah datang ke Yerusalem, pasal 1, benar?  Dia datang ke Yerusalem, pasal 1, untuk melakukan apa? Dia datang untuk mengerjakan suatu pekerjaan penghakiman, untuk memisahkan orang yang benar dari yang tidak benar sebelum kota itu dihancurkkan. Deskripsinya ialah tentang pekerjaan Imam Besar di Bilik Mahakudus pada Hari Pendamaian ketika Israel terbagi menjadi dua kelompok: (1) mereka yang berkeluh kesah dan meratap, dan (2) mereka yang sedang mempraktekkan kekejian-kekejian di kota itu.

Nah, Orang yang berpakaian lenan menurut kitab Imamat 16:4 mengacu kepada Kristus, karena bicara tentang Imam Besar, dikatakan, 4 Ia harus mengenakan tunik lenan yang kudus…”  ini pada Hari Pendamaian,  “…dan celana lenan di tubuhnya,  ia harus memakai ikat pinggang lenan, dan ia akan dipakaikan serban lenan; semua itu adalah pakaian yang kudus…” Jadi ini menggambarkan Hari Pendamaian, pemisahan mereka yang benar dari yang tidak benar, pemeteraian mereka yang berkeluh kesah dan meratap, supaya ketika penghancurkan tiba, mereka terlindung. Apakah kalian mulai menangkap gambar yang menarik di sini?

 

 

Now after separating the righteous from the unrighteous, destruction would come upon those who were not sealed. Notice Ezekiel 9:5-7, To the others He said in my hearing, ‘Go after Him through the city and kill…”  in other words, after the sealing; “...do not let your eye spare, nor have any pity. Utterly slay old and young men, maidens and little children and women; but do not come near anyone on whom is the mark; and begin…” where? “…at My sanctuary.’…” why at the sanctuary? Who was guilty of the apostasy according to what we notice? The religious leaders. So they are much more responsible than the people whom they deceived. And so it says. “…So they began with the elders who were before the temple. Then He said to them, ‘Defile the temple, and fill the courts with the slain. Go out!’ And they went out and killed in the city.”

But now we need to notice, go back a little bit and see that something happened before the destruction came. I just wanted you to see that there's a sealing and after the sealing comes the destruction.

 

Nah, setelah memisahkan mereka yang benar dari yang tidak benar, penghancuran akan datang kepada mereka yang tidak dimeterai. Simak Yehezkiel 9:5-7, 5 Dan kepada yang lain-lain Dia berfirman dalam pendengaranku, ‘Ikutilah Dia di belakangNya menjelajahi kota itu dan bunuhlah,…”  dengan kata lain, setelah selesai pemeteraian;   “…janganlah biarkan matamu melepaskan, maupun berbelas kasihan.  6 Bunuhlah semuanya, orang-orang tua dan muda, dara-dara dan anak-anak kecil dan perempuan-perempuan; tetapi janganlah mendekati siapa pun yang memiliki tanda itu, dan mulailah…”  di mana?   “…dari Bait SuciKu!’ …”  mengapa dari Bait Suci? Siapa yang bersalah atas kemurtadan yang terjadi menurut apa yang tadi kita simak? Para pemimpin rohani. Jadi mereka lebih bertanggungjawab daripada orang-orang yang mereka sesatkan. Maka dikatakan, “… Maka mereka mulai dengan tua-tua yang ada di depan bait Suci.  7 Kemudian Dia berfirman kepada mereka: ‘Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!’ Dan mereka pergi dan membunuh di dalam kota…” 

Tetapi sekarang kita perlu memperhatikan, mundur sedikit, bahwa ada sesuatu yang terjadi sebelum penghancuran datang. Saya hanya mau kalian melihat bahwa ada pemeteraian, dan setelah pemeteraian itu datanglah penghancuran.

 

 

But now we need to go back to chapter 10, or forward to chapter 10. After the work of the sealing was complete, the Most Holy Place Shekinah ~ you know what the Shekinah is, right? The glory that was in The Most Holy Place, representing the presence of God ~ It departed from the sanctuary and “national apostasy led to national ruin”. Does that sound familiar? The abomination that leads to desolation, if you please.

The Man clothed in linen then did what? After the sealing took place He poured out the coals of the censer upon the city and it was consumed. This is referring to the High Priest who waved the incense before the Lord, which represents the prayers of God's people, the prayers of the saints. But now the censer is thrown down, which means that the censer is no longer interceding. This is the close of probation. The Shekinah glory, the presence of God is about to depart from the city. And when It departs from the city, the city has no defense against Nebuchadnezzar and his armies that come to destroy those who did not sigh and cry because of the abominations.

 

Tetapi sekarang kita perlu kembali ke pasal 10, atau maju ke pasal 10. Setelah pekerjaan pemeteraian selesai, Shekinah yang di Bilik Mahakudus ~ kalian tahu Shekinah itu apa, bukan? Kemuliaan yang ada di Bilik Mahakudus, yang mewakili kehadiran Allah ~ Shekinah itu meninggalkan Bait Suci, dan “kemurtadan nasional mengakibatkan kehancuran nasional”. Apakah itu terdengar familier? Kekejian yang mengakibatkan penelantaran, katakanlah demikian.

Orang yang berpakaian lenan kemudian berbuat apa? Setelah pemeterian selesai, Dia mencurahkan bara api dari pedupaan ke atas kota itu dan kota itu pun terbakar. Ini merujuk kepada Imam Besar yang biasanya melambaikan dupa di hadapan Tuhan, yang melambangkan doa-doa umat Allah, doa-doa orang-orang saleh. Tetapi sekarang pedupaan itu dilemparkan ke bawah, artinya pedupaan itu tidak lagi melakukan pekerjaan perantaraan. Inilah saat tutupnya pintu kasihan. Kemuliaan Shekinah, kehadiran Allah akan segera meninggalkan kota itu. Dan ketika Dia meninggalkan kota, kota itu tidak punya pertahanan terhadap Nebukadnezar dan tentaranya yang datang untuk menghancurkan mereka yang tidak berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian itu.

 

 

And so in Ezekiel 10:1 and 2 we find these words, 1 And I looked, and there in the firmament that was above the head of the cherubim, there appeared something like a sapphire stone, having the appearance of the likeness of a throne. Then He…”   the One seated on the throne “…spoke to the Man clothed with linen…” who is whom? Jesus, “…and said, ‘Go in among the wheels, under the cherub, fill Your hands with coals of fire from among the cherubim, and scatter them over the city.’ And He went in as I watched.” What is going to happen now with the fire that used to intercede? It is going to consume the city. The coals that interceded no longer intercede, the coals are now cast on the city, and the city is going to burn because intercession has come to an end.

 

Maka di Yehezkiel 10:1-2 kita temukan kata-kata ini, 1 Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala yang di atas kepala kerub-kerub tampak sesuatu yang menyerupai batu safir, yang bentuknya menyerupai sebuah takhta, 2 Lalu Ia…”  yang duduk di atas takhta,   “…bicara kepada Orang yang berpakaian lenan itu…”  yang adalah siapa? Yesus, “…dan berkata, ‘Masuklah di antara roda-rodanya, di bawah kerub, penuhilah tanganMu dengan bara api dari antara kerubim itu dan serakkan mereka di seluruh kota itu.’ Dan Dia masuk sementara aku mengawasi…”  Apa yang sekarang akan terjadi dengan api yang tadinya dipakai untuk menjadi perantara? Itu akan membakar habis kota itu. Bara api yang tadinya menjadi perantara, tidak lagi menjadi perantara; bara api sekarang dilemparkan ke kota itu, dan kota itu akan terbakar karena perantaraan telah berakhir.

 

 

But the Shekinah did not leave just instantly. Notice Ezekiel 11:22 and 23, the Shekinah glory left the Temple of Jerusalem and it lingered on the Mount of Olives. I wish I had time to go into the abomination of desolation as it was fulfilled in the destruction of Jerusalem for the second time, but you can find that in the Matthew 24 series, my favorite study notes of all time, Matthew chapter 24, and the series; because it's a different way of understanding Bible prophecy in chronological order. You have all of the events as they will occur in a straight line. That's not true of Daniel. Daniel has repetitive cycles, it flashbacks and then goes forward. Revelation is even more complicated, it goes backwards-forwards, it goes in cycles, and unless you know how to decode the book, you're not going to know where you're at. But Matthew is simple because everything is in strict chronological order.

 

Tetapi Shekinah itu tidak pergi begitu saja. Simak Yehezkiel 11:22-23, kemuliaan Shekinah meninggalkan Bait Suci Yerusalem dan tinggal sebentar di atas Bukit Zaitun. Sayang saya tidak punya waktu membahas kekejian yang mengakibatkan penelantaran sebagaimana itu digenapi dalam penghancuran Yerusalem kedua kalinya, tetapi kalian bisa menemukannya di seri Matius 24, makalah yang paling hebat, Matius pasal 24 dan serinya; karena itu  memahami nubuatan Alkitab dengan cara yang lain, yaitu dalam urutan kronologis. Di sana terdapat semua peristiwa sebagaimana mereka akan terjadi dalam satu  garis lurus. Di Daniel tidak begitu. Di kitab Daniel ada siklus-siklus yang diulang-ulang, ada kilas balik dan kemudian meloncat ke depan. Kitab Wahyu bahkan lebih rumit, dia maju-mundur, dia berputar dalam siklus-siklus, dan kecuali kita tahu bagaimana menguraikan kode kitab itu, kita tidak akan tahu di mana posisi kita. Tetapi kitab Matius itu sederhana karena segala sesuatu dalam urutan kronologis yang ketat.

 

 

So in Ezekiel 11:22 and 23 ~  by the way Jesus after He said,  “Your house is left unto you desolate” He went and He sat on the Mount of Olives, and gave Matthew 24 ~  22 So the cherubim lifted up their wings, with the wheels beside them, and the glory of the God of Israel was high above them. 23 And the glory of the Lord went up from the midst of the city…” so let me ask you, is the Shekinah going to abandon the city now? The protection of the city is leaving. It says, “… 23 And the glory of the Lord went up from the midst of the city and…” what did it do? It “…stood on the mountain, which is on the east side of the city…” What is the mountain east of the city? It is the Mount of Olives.

 

Maka di Yehezkiel 11:22-23 ~ nah, Yesus setelah Dia berkata, “Rumahmu telah ditinggalkan kepadamu terlantar” (Matius 23:38), Dia pergi dan Dia duduk di Bukit Zaitun dan menyampaikan Matius 24 ~ 22 Maka kerub-kerub itu mengangkat sayap-sayap mereka, dengan roda-rodanya di sisi mereka, dan kemuliaan Allah Israel berada tinggi di atas mereka. 23     Dan kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota…”  jadi coba saya tanya, apakah Shekinah akan menelantarkan kota itu sekarang? Pelindung kota itu akan meninggalkannya. Dikatakan, “…23 Dan kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota  dan berhenti di atas gunung yang di sebelah timur kota…”  Bukit apa yang ada di sebelah timur kota Yerusalem? Itulah Bukit Zaitun.

 

 

And what followed the departure of the Shekinah from the city? 2 Chronicles 36:17 to 19 is going to speak about the destruction of the City by fire. It says there, 17 Therefore He brought against them the king of the Chaldeans, who killed their young men with the sword in the house of their sanctuary, and had no compassion on young man or virgin, on the aged or the weak; He gave them all into his hand. 18 And all the articles from the house of God, great and small, the treasures of the house of the Lord, and the treasures of the king and of his leaders, all these he took to Babylon. 19 Then they burned the house of God, broke down the wall of Jerusalem, burned all its palaces with fire, and destroyed all its precious possessions.” 

The abomination that led to desolation, because of the apostasy and idolatry in the city; the greatest abomination being the worship of the sun by the leadership.

 

Dan apa yang mengikuti perginya Sang Shekinah dari kota itu? 2 Tawarikh 36:17-19 akan berbicara tentang penghancuran kota itu dengan api. 17 Oleh karena itu, TUHAN mendatangkan raja orang Kasdim untuk melawan mereka; yang membunuh teruna-teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak punya belas kasihan pada teruna maupun gadis, pada yang tua atau yang lemah. TUHAN menyerahkan mereka semua ke dalam tangannya. 18 Dan semua perkakas rumah Allah,  besar dan kecil,  harta dari rumah TUHAN, dan harta  raja dan para panglimanya, semuanya itu dia bawa ke Babilon. 19 Lalu  mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem, membakar semua puri dalam kota itu dengan api, dan memusnahkan segala perabotannya yang berharga…”  Kekejian yang mengakibatkan penelantaran karena kemurtadan dan penyembahan berhala di dalam kota; dan kekejian yang paling besar adalah menyembah matahari oleh para pemimpin.

 

 

Now some people might say, “Well, Pastor Bohr,  are you saying that the City was destroyed because people didn't keep the Sabbath?” That's exactly what I'm saying and that's exactly what the Bible says. Let's notice Jeremiah 17:21-27, “ 21 Thus says the Lord,…” by the way Jeremiah was the prophet just before the captivity, okay? During the reign of King Josiah.  “… 21 Thus says the Lord, ‘Take heed to yourselves, and bear no burden…” when?  “…on the Sabbath day, nor bring it in by the gates of Jerusalem; 22 nor carry a burden out of your houses…” when?  “…on the Sabbath day, nor do any work, but hallow…” excuse me, “…the Sabbath day, as I commanded your fathers.’ 23 But they did not obey nor incline their ear, but made their neck stiff, that they might not hear nor receive instruction. 24 ‘And it shall be, if you heed Me carefully,’ says the Lord, ‘to bring no burden through the gates of this city on the Sabbath day, but hallow the Sabbath day, to do no work in it,…” what would happen if they were observing the Sabbath? “…25 then shall enter the gates of this city kings and princes sitting on the throne of David, riding in chariots and on horses, they and their princes, accompanied by the men of Judah and the inhabitants of Jerusalem; and this city shall remain forever…” What would happen if they were observing the Sabbath and respecting the Creator and not worshiping the sun? The city would remain forever, it would not be destroyed. But what happened if they didn't keep the Sabbath? Let's continue reading, it continues in verse 26, “… 26 And they shall come from the cities of Judah and from the places around Jerusalem, from the land of Benjamin and from the lowland, from the mountains and from the South, bringing burnt offerings and sacrifices, grain offerings and incense, bringing sacrifices of praise to the house of the Lord…” Wow! The city was going to be tremendously blessed. But now notice, “…27 ‘But if you will not heed Me to hallow the Sabbath day, such as not carrying a burden when entering the gates of Jerusalem on the Sabbath day, then I will kindle a fire in its gates, and it shall devour the palaces of Jerusalem, and it shall not be quenched.’…”

Did the destruction of the city have anything to do with the profanation of the Sabbath? Absolutely! The city would have remained forever if they' kept the Sabbath, because in keeping the Sabbath they would be confessing their belief in the Creator, they would be worshiping the Creator, it was the sign between God and Israel, it was a sign that He was their God. In other words, it was more than a day, it was the evidence that they serve the Lord. But if they trampled on the Sabbath, and they worshiped idols, and they worshiped the sun, that means that they forgot the Sabbath. Are you following me or not?

 

Nah, mungkin ada orang yang akan berkata, “Nah, Pastor Bohr, apakah Anda mengatakan bahwa kota itu dihancurkan karena orang-orang tidak memelihara Sabat?” Persis itulah yang saya katakan. Mari kita simak Yeremia 17:21-27, 21 Beginilah firman TUHAN,…”  nah, Yeremia adalah nabi tepat sebelum penawanan Babilon, oke? Selama pemerintahan raja Yosia. “…21 Beginilah firman TUHAN,  ‘Hendaknya kamu ingat, dan jangan memikul beban…” kapan?  “…pada hari Sabat, maupun membawanya masuk melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem; 22 maupun membawa beban keluar dari rumahmu…” kapan?   “…pada hari Sabat; maupun melakukan pekerjaan apa pun, tetapi kuduskanlah…” apa?   “…hari Sabat, seperti yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu. 23 Namun mereka tidak menurut maupun mendengarkan, melainkan bertegar tengkuk, sehingga mereka tidak mau mendengarkan maupun menerima petunjuk. 24 Dan akan terjadi, apabila kamu sungguh-sungguh mendengarkan Aku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘untuk tidak membawa masuk beban  melalui pintu-pintu gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi menguduskan hari Sabat untuk tidak melakukan pekerjaan pada hari itu,…”  apa yang akan terjadi jika mereka memelihara Sabat?  “…25 maka akan masuk melalui pintu-pintu gerbang kota ini raja-raja dan pangeran-pangeran, yang duduk di atas takhta Daud, dengan mengendarai kereta-kereta dan kuda-kuda, mereka dan pangeran-pangeran mereka, didampingi oleh orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem; dan kota ini akan tetap ada untuk selama-lamanya…” Apa yang akan terjadi jika mereka memelihara Sabat dan menghormati Sang Pencipta dan tidak menyembah matahari? Kota itu akan selamanya ada, tidak akan dihancurkan. Tetapi apa yang terjadi jika mereka tidak memelihara Sabat? Mari kita lanjutkan membaca, ini berlanjut di ayat 26,  “…26 Dan orang akan datang dari kota-kota Yehuda dan dari tempat-tempat sekitar Yerusalem, dari tanah Benyamin dan dari dataran rendah, dari pegunungan, dan dari Selatan, dengan membawa kurban bakaran, kurban sembelihan, kurban sajian dan kemenyan, membawa kurban syukur ke dalam rumah TUHAN…”  Wow! Kota itu akan sangat diberkati. Tetapi sekarang simak, “…27 Tetapi apabila kamu tidak mau menurut Aku untuk menguduskan hari Sabat, dengan misalnya tidak membawa beban saat melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka Aku akan menyalakan api di pintu-pintu gerbangnya, dan api itu akan memakan habis istana-istana  Yerusalem, dan api itu tidak akan dipadamkan.’…”

Apakah penghancuran kota itu ada hubungannya dengan penajisan hari Sabat? Tepat sekali! Kota itu bisa tetap ada selamanya andaikan mereka tetap memelihara Sabat, karena dengan memelihara Sabat berarti mereka mengakui iman mereka pada Sang Pencipta, mereka akan beribadah kepada Sang Pencipta, itu adalah tanda antara Allah dengan Israel, itu adalah sebuah tanda bahwa Dia adalah Allah mereka. Dengan kata lain, itu bukan semata-mata sebuah hari, itu adalah bukti bahwa mereka mengabdi kepada Tuhan. Tetapi jika mereka menginjak-injak Sabat, dan mereka menyembah berhala-berhala, dan mereka menyembah matahari, itu artinya mereka telah melupakan Sabat. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

 

 

Now let's apply this to the end time. Is Sunday worship idolatry? Is it the same to worship the sun as it is to worship on the day of the sun? Some people say, “No, there's no similarity.” Yes, there is!

Let's ask three questions:

1.    who created the sun? God.

2.    Was it created for worship? No, it was created as a secular object, not for worship.

3.    So what happens if you make the sun an object of worship? What is that called? Idolatry.

Now let's ask three additional questions:

4.    who created the first day of the week, the day of the sun, who created it? God. God did.

5.    Did He create the first day for worship? No, it's a common day of work, “six days you shall labor and do all your work”.

6.    So what happens if you make Sunday a day of worship? It's idolatry.

It doesn't matter if it's an object or if it's a day, anything that man makes for worship that God did not make for worship is idolatry.

 

Sekarang mari kita aplikasikan ini ke akhir zaman. Apakah ibadah hari Minggu itu penyembahan berhala? Apakah sama menyembah matahari dengan beribadah pada hari matahari? Ada orang yang berkata, “Tidak, tidak ada persamaannya.” Tentu saja ada! Mari kita ajukan tiga pertanyaan:  

1.    Siapa yang menciptakan matahari? Allah.

2.    Apakah matahari diciptakan untuk disembah? Tidak, itu diciptakan sebagai benda sekuler, bukan untuk disembah.

3.    Kalau begitu apa yang terjadi jika kita menjadikan matahari sebuah objek untuk disembah? Apa namanya itu? Penyembahan berhala.

Sekarang mari kita ajukan tiga pertanyaan tambahan:

4.    Siapa yang menciptakan hari pertama dari setiap minggu, hari yang dipakai manusia untuk menyembah matahari, siapa yang menciptakan hari itu? Allah. Allah yang menciptakannya.

5.    Apakah Allah menciptakan hari yang pertama itu untuk ibadah? Tidak, itu sebuah hari biasa untuk bekerja, enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu” (Keluaran 20:9).

6.    Jadi apa yang terjadi jika kita menjadikan hari Minggu hari ibadah? Itu penyembahan berhala.

Tidak jadi soal apakah itu sebuah objek atau itu sebuah hari, apa pun yang dibuat manusia untuk ibadah, yang tidak dibuat Allah untuk ibadah, itu penyembahan berhala.

 

 

Now let's take two stories from the Bible that show how serious this is.  You've heard of Belshazzar,  some call him Belshezaar, I call him Belshazzer. Anyway, on the final night before the fall of Babylon he was celebrating a banquet with a thousand of his luminaries and dignitaries, and he did something very serious. He called for the holy vessels of the sanctuary to be brought, to use them for the secular purpose of drinking wine in them. Let's read chapter 5 of Daniel verses 1-4,1 Belshazzar the king…” of what nation? Babylon,  “…made a great feast for a thousand of his lords, and…”  what did he do? He  “…drank wine in the presence of the thousand…” now listen carefully. “…While he tasted the wine,…” did the wine have anything to do with him not distinguishing the holy from the common? Yeah, because it says,  “…While he tasted the wine, Belshazzar gave the command to bring the gold and silver vessels which his father Nebuchadnezzar had taken from the temple which had been in Jerusalem, that the king and his lords, his wives, and his concubines might drink from them…” using holy vessels for a common purpose. It continues saying, verse 3, “...Then they brought the gold vessels that had been taken from the temple of the house of God which had been in Jerusalem; and the king and his lords, his wives, and his concubines drank from them…” is wine playing a very important point here, a very important aspect in this story? Absolutely! “…They drank wine,…” and now notice,  because they drank wine they fell into idolatry, correct? And so it says, “…They drank wine, and…” what was the result? They “…praised the gods of gold and silver, bronze and iron, wood and stone….” In other words, drinking wine led to idolatry, and not being able to distinguish between that which was holy and that which was common. In other words, Belshazzar’s sin was that he took something that was holy and he treated it as if it was common.

 

Sekarang mari kita ambil dua kisah dari Alkitab yang menunjukkan betapa seriusnya ini. Kalian sudah pernah mendengar tentang Belsyazar, pada malam terakhir sebelum jatuhnya Babilon, dia sedang mengadakan pesta jamuan dengan seribu dari orang-orang terkemuka dan petinggi-petingginya, dan dia melakukan sesuatu yang sangat serius. Dia minta agar bejana-bejana kudus dari Bait Suci dikeluarkan, mau dipakai mereka untuk tujuan sekuler minum anggur dari bejana-bejana itu. Mari kita baca Daniel 5:1-4, 1 Raja Belsyazar…”  dari bangsa apa? Babilon, “…mengadakan perjamuan besar untuk seribu dari para pembesarnya, dan…” apa yang dilakukannya? Dia “…minum anggur di hadapan seribu orang itu…”  sekarang dengarkan baik-baik, “…2 Sementara dia minum anggur…”  apakah anggur itu ada hubungannya dengan dia tidak bisa membedakan yang kudus dari yang biasa? Iya, karena dikatakan,   “…2 Sementara dia minum anggur,  Belsyazar menitahkan orang untuk membawa keluar bejana-bejana dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci  yang ada di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isterinya dan para gundiknya boleh minum dari bejana-bejana itu…”  memakai bejana-bejana yang kudus untuk tujuan yang biasa. Selanjutnya dikatakan, ayat 3, “…3 Kemudian mereka membawa keluar bejana-bejana dari emas  yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah yang ada di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isterinya dan para gundiknya   minum dari bejana-bejana itu…”  apakah anggur memainkan poin yang penting di sini, aspek yang sangat penting di kisah ini? Tentu saja!   “…4 Mereka minum anggur dan…”  sekarang simak, karena mereka minum anggur, mereka jatuh dalam penyembahan berhala, benar? Jadi dikatakan, “…4 Mereka minum anggur dan…” apa akibatnya? Mereka “…memuja dewa-dewa dari emas dan perak, kuningan, besi, kayu dan batu…” dengan kata lain, minum anggur membawa kepada penyembahan berhala, dan tidak bisanya membedakan antara apa yang kudus dengan apa yang biasa. Dengan kata lain, dosa Belsyazar ialah dia mengambil sesuatu yang kudus dan memperlakukannya sebagai sesuatu yang biasa.

 

 

But now we have a different story, but before we get to that different story, let's read what happened to Belshazzar, chapter 5:22 through 24, there's a handwriting on the wall and the wise men of Babylon cannot interpret the meaning of the handwriting on the wall. So eventually Daniel comes before Belshazzar.  And somebody might say, “Well, Belshazzar didn't know that those were holy vessels.” Hmph, didn't know? Let's read, this is Daniel speaking to Belshazzar, 22 But you his son, Belshazzar, have not humbled your heart, although you knew all this…” because he just told him the story of Nebuchadnezzar's insanity where he became a vegetarian for seven years, because it says, he ate the grass of the field, and by the way it worked, because it clarified his mind. I'm not really making a point of that, but anyway verse 23,  “… 23 And you have lifted yourself up against the Lord of heaven. They have brought the vessels of His house before you, and you and your lords, your wives and your concubines, have drunk wine from them. And you have praised the gods…” here's the idolatry,  “…you have praised the gods of silver and gold, bronze and iron, wood and stone, which do not see or hear or know; and the God who holds your breath in His hand and owns all your ways, you have not glorified…” what was it that didn't allow him to distinguish the holy from the common? He was drunk with wine.

Does wine play a role in the book of Revelation? It does, not only in Revelation, in Habakkuk. Don't think that we're just filling in with this. You say, “When are we going to get to Habakkuk?” Well, when we have the background then we're going to understand Habakkuk a lot better.

 

Tetapi sekarang ada kisah yang lain, namun sebelum kita ke kisah yang lain itu, mari kita  baca apa yang terjadi pada Belsyazar, Daniel 5:22-24, ada tulisan di dinding, dan orang-orang pintar Babilon tidak bisa menerjemahkan makna tulisan yang di dinding itu. Maka akhirnya Daniel tampil di hadapan Belsyazar. Dan mungkin ada yang bilang, “Nah, Belsyazar tidak tahu itu bejana-bejana kudus.” Hmph! Tidak tahu? Mari kita  baca, ini Daniel bicara kepada Belsyazar, 22 Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku sudah mengetahui semua ini…”  karena Daniel baru saja memberitahu dia kisah bagaimana Nebukadnezar menjadi gila, dan dia menjadi vegetarian selama tujuh tahun, karena dikatakan dia makan rumput di padang, dan ketahuilah itu manjur, karena itu menjernihkan pikirannya. Bukan poin itu yang mau saya tekankan. Nah, ayat 23, “…23 Dan tuanku telah meninggikan diri sendiri terhadap Tuhan Surgawi. Mereka telah membawa bejana-bejana dari RumahNya ke hadapan tuanku, dan tuanku, serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari dalam bejana-bejana itu; dan tuanku telah memberi puji-puian kepada dewa-dewa…” ini penyembahan berhalanya, “…tuanku telah memberi puji-puian kepada dewa-dewa dari perak dan emas, dari kuningan, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, atau mendengar, atau mengetahui, dan Allah yang menggenggam nafas tuanku dan yang memiliki semua jalan tuanku, tidak tuanku muliakan…Apa yang menghalangi Belsyazar membedakan yang kudus dari yang biasa? Dia mabuk dengan anggur.

Apakah anggur memainkan peranan di kitab Wahyu? Ya, bukan hanya di Wahyu, juga di Habakuk. Jangan mengira kita hanya menggantikannya dengan ini. Kalian berkata, “Kapan kita akan tiba di Habakuk?” Nah, setelah kita punya latar belakangnya, lalu kita akan memahami Habakuk secara lebih baik.

 

 

We have a different story. You see, Belshazzar’s sin was that he took what was holy and he treated it like it was common. But we have another story where the sons of Aaron took that which was common, and they presented it as if it was holy. God had instructed that fire needed to be taken from the altar of sacrifice, because He rained that fire from heaven, that was holy fire. And yet Nadab and Abihu took strange fire before the Lord, a common fire maybe from where they were cooking, or who knows where. I don't think they had matches back then, but it was a common fire, not the holy fire that God had rained from heaven.

Now let me ask you, if you looked at that fire, would it look just like ordinary fire? Sure. If you put your finger in that fire, would it burn your finger just like any other kind of fire? Absolutely! If you study the chemical properties of both fires, would they be alike? Yes! What made the fire that God rained on the altar holy fire? The fact that God had made it holy. Common fire might look like it, but it wasn't holy.

And so in verses 8-10 of Leviticus 10, we find,Then the Lord spoke to Aaron, saying, …” Why did these young men offer common fire as if it was holy? Aaah, here's the secret:  “…Then the Lord spoke to Aaron, saying, ‘Do not drink wine or intoxicating drink, you, nor your sons with you, when you go into the tabernacle of meeting, lest you die…” In what condition were Nadab and Abihu? They were drunk. And then it continues,  “…It shall be a statute forever throughout your generations, 10 that you may…” now notice, what is the reason for not drinking wine?  “…10 that you may distinguish between holy and unholy…” that is the common,  “…and between unclean and clean,…”  and then something else  “…11 and that you may teach the children of Israel all the statutes which the Lord has spoken to them by the hand of Moses.”

 

Ada kisah yang lain. Kalian lihat, dosa Belsyazar ialah dia mengambil apa yang kudus dan dia perlakukan itu seperti sesuatu yang biasa. Tetapi ada kisah lain di mana anak-anak Harun mengambil apa yang biasa dan mereka mempresentasikannya sebagai sesuatu yang kudus. Allah telah menginstruksikan bahwa api harus diambil dari mezbah kurban, karena Allah yang telah menurunkan api itu dari langit, itu api yang kudus. Namun Nadab dan Abihu memakai api yang asing di hadapan Tuhan, api biasa, mungkin diambil dari tempat mereka masak atau entah mana. Saya pikir di zaman itu mereka tidak punya korek api, tapi itu api biasa, bukan api kudus yang diturunkan Allah dari langit.

Sekarang coba saya tanya, jika kita lihat api itu, apakah api itu tampaknya seperti api biasa? Tentu saja. Jika kita masukkan jari kita ke api itu, apakah api itu akan membakar jari kita sama seperti jenis api yang lain? Tentu saja! Jika kita pelajari konten kimiawi dari kedua api itu, apakah hasilnya sama? Ya! Apa yang membuat api yang diturunkan Allah ke mezbah itu api yang kudus? Fakta bahwa Allah yang membuatnya kudus. Api biasa mungkin saja tampaknya sama, tapi itu tidak kudus.

Maka di Imamat 10:8-10 kita dapati, 8 Lalu TUHAN bicara kepada Harun, mengatakan…”  mengapa orang-orang muda itu mempersembahkan api yang biasa seakan-akan itu kudus? Aaah. Inilah rahasianya, “…8 Lalu TUHAN bicara kepada Harun, mengatakan,  9 ‘Jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan, engkau maupun anak-anak laki-lakimu bersamamu, bila engkau masuk ke dalam Kemah Pertemuan, atau engkau mati…”  Nadab dan Abihu waktu itu dalam kondisi apa? Mereka sedang mabuk. Kemudian dilanjutkan, “…Itu akan menjadi suatu ketetapan untuk selamanya bagi seluruh keturunanmu. 10 supaya engkau bisa…” sekarang simak, apa alasannya untuk tidak minum anggur? “…10 supaya engkau bisa membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus…” yaitu yang biasa, “…dan  antara yang najis dengan yang tidak najis…”  lalu ada lagi, “…11 dan agar engkau boleh mengajarkan kepada umat Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa.”

 

 

Ellen White wrote this,  “Among professed Christians there are  idolaters, men and women who are  not sealed by God. Many have  subverted the Christian faith into  idolatry, giving to a  man-made institution the glory and honor that God requires for  His Sabbath day, and compelling others to  worship this idol. Such ones will surely be visited with God's retributive judgments, which are to be poured out without mixture of mercy upon the unrepentant despisers of God's law.”  (Manuscript Releases, Vol. 19, p. 244).

 

Ellen White menulis ini, “…Di antara mereka yang mengaku Kristen, ada yang menyembah berhala, laki-laki dan perempuan yang tidak dimeteraikan oleh Allah. Banyak yang telah merongrong iman Kristen menuju penyembahan berhala, memberikan kepada lembaga buatan manusia kemuliaan dan hormat yang diminta Allah bagi hari SabatNya, dan memaksa orang lain untuk menyembah berhala itu. Mereka yang demikian ini pasti akan didatangi oleh hukuman balasan dari Allah, yang akan dicurahkan tanpa campuran belas kasihan kepada orang-orang pembenci Hukum Allah yang tidak mau bertobat.” (Manuscript Releases, Vol. 19, hal. 244) 

 

 

Are you catching the picture? Now there are many Christians who are idolators, they don't know they're idolators by observing the day of the sun which is a man-made Institution for worship.  If it's a man-made institution, would it be idolatry to keep a man-made institution as if it were holy? Of course.

You know what human beings have done?

v   They've taken a common day of work, and they've made it holy;

v   and they've taken the holy day and they've made it common.

If God accepts that, He's going to have to apologize to Belshazzar, and Nadab and Abihu because the principle is the same.

 

Apakah kalian menangkap gambarnya? Nah, ada banyak orang Kristen yang menyembah berhala, mereka tidak tahu bahwa mereka penyembah berhala dengan memelihara hari matahari yang adalah suatu lembaga buatan manusia untuk ibadah. Jika itu adalah lembaga buatan manusia, bukankah itu penyembahan berhala memelihara lembaga buatan manusia tersebut seakan-akan itu kudus? Tentu saja.

Tahukah kalian apa yang telah diperbuat manusia?

v   Mereka telah mengambil sebuah hari kerja biasa, dan mereka menjadikannya kudus;

v   dan mereka telah mengambil sebuah hari yang kudus dan mereka membuatnya menjadi hari biasa.

Andaikan Allah menerima itu, Dia harus minta maaf kepada Belsyazar, dan Nadab dan Abihu karena prinsipnya sama.

 

 

Now let's talk a little bit about memorials. It is common knowledge that historical memorials must be observed on the same day when the original event occurred, correct? For example, what day do we celebrate the Declaration of Independence of the United States? July 4th. Why do we do it July 4th? Why don't we do it on August 4th? It's a day, it's a month, so why not August 4th? Because that's not when the original event occurred. To commemorate it, you have to commemorate it on the same day on which the original event occurred.

What day do they read the 3,000 names at the World Trade Center? On the 11th of September. Well, isn't October 11th  just as good? No! Why not? Because that is not when the original event took place. You see, you can only celebrate an original event on the day in which it occurred.

My wife and I were married on December 23, we've been married for 52 years almost. It's a long time, patient woman. Actually, if you talk to her ~ I can give you her phone number ~ she'll say pretty nice things about me. Anyway we celebrate our anniversary on December 23. Why do you think we celebrate our anniversary December 23? Because that's the day we got married. How do you think my wife would think if I said, “You know, we've been doing this for 52 years, same day, same day, same day, let's celebrate our anniversary this year on my birthday June 26.” What would she say? “Have you been drinking the Kool-Aid?” She wouldn't say that because she knows that I don't drink. But my point is that you have to celebrate an original event on the same day on which it occurred.

 

Nah, mari kita bicara sediki tentang peringatan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa peringatan suatu peristiwa sejarah harus dilakukan pada hari yang sama ketika peristiwa yang asli itu terjadi, benar? Misalnya, pada hari mana kita merayakan Proklamasi Kemerdekaan Amerika Serikat? Juli 4. Mengapa pada Juli 4, mengapa tidak pada Agustus 4? Ada harinya, ada bulannya, jadi mengapa bukan Agustus 4? Karena peristiwa aslinya tidak terjadi pada tanggal itu. Untuk memperingati sesuatu, kita harus memperingati pada hari yang sama peristiwa yang asli tersebut terjadi.

Kapan mereka membacakan ke 3’000 nama di World Trade Center? Pada 11 September. Nah, bukankah 11 Oktober sama saja? Tidak! Mengapa tidak? Karena itu bukan saat ketika peristiwa yang asli terjadi. Kalian lihat, kita hanya bisa memperingati suatu peristiwa pada hari peristiwa yang asli itu terjadi.

Istri saya dan saya menikah pada 23 Desember, kita sudah menikah selama hampir 52 tahun. Waktu yang lama, perempuan yang sabar. Sesungguhnya jika kalian tanya dia ~ saya bisa memberi kalian nomor teleponnya ~ dia akan mengatakan hal-hal yang cukup bagus tentang saya. Nah, kami merayakan ulangtahun pernikahan pada 23 Desember. Menurut kalian mengapa kami merayakan ulangtahun pernikahan kami pada 23 Desember? Karena pada hari itulah kami menikah. Menurut kalian apa yang akan dipikirkan istri saya jika saya berkata, “Kita sudah melakukan ini selama 52 tahun, hari yang sama, hari yang sama, hari yang sama. Ayo tahun ini kita rayakan hari pernikahan kita pada hari ulangtahunku, 26 Juni. Apa yang akan dikatakan istri saya? “Kamu mabuk Kool-Aid?” Tentu saja dia tidak akan berkata begitu karena dia tahu saya tidak minum minuman keras. Tetapi poin saya ialah, kita harus merayakan suatu peristiwa pada hari yang sama peristiwa tersebut terjadi.

 

 

Do you know that Pope John Paul II, and Benedict XVI, as well as Francis I, have said that we need to keep Sunday in honor of the Creator? That is not possible because God did not rest on Sunday from creation, He rested on the Sabbath. You have to rest on the same day that God rested to commemorate it. So to say, “Oh, my Sabbath is Sunday.” I say, “Right, it's your Sabbath. But it's not the Lord's Sabbath.” Are you following me?

 

Tahukah kalian bahwa Paus Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI, dan juga Francis I, mengatakan bahwa kita harus memelihara hari Minggu untuk menghormati Sang Pencipta? Itu mustahil karena Allah tidak berhenti dari penciptaan pada hari Minggu, Allah berhenti pada hari Sabat. Untuk memperingatinya, kita harus berhenti pada hari yang sama Allah berhenti. Jadi kalau ada yang mengatakan, “Sabat saya hari Minggu.” Saya katakan, “Betul, itu sabatmu, tetapi itu bukan Sabat Tuhan.” Apakah kalian mengikuti saya?

 

 

Now Revelation 17 has the final fulfillment of this. The final and global fulfillment of the Ezekiel type. This chapter describes a harlot who is committing fornication with the kings of the earth. God promises to make her desolate.

v   She is identified as Babylon, and gives fermented wine to all the inhabitants of the planet.

As a result they cannot distinguish between holy and common, and they fall into idolatry.

v   In Bible prophecy we know that the harlot woman represents an apostate church.

Ø    This is a church that claims to love and serve Christ yet tramples upon the Sabbath, and exalts the idolatrous Sunday.

v   The harlot represents an apostate church, she is a global church because she sits on nations, multitudes, tongues, and peoples.

v   She mingles religion with politics, because we are told that she fornicates with the kings of the earth.

v   She has daughters that were born from her at certain point later on in her career, because she's the mother of harlots.

v   She gives her abominable wine ~ this is going to be our next study, first session tomorrow morning ~ she gives abominable wine ~ by the way not Earnest & Julio Gallow ~ not wine literal wine, because at the end Babylon represents a spiritual system, a global system.

The wine is a symbol. The fornication is not going to bed literally, it's spiritual fornication, and at the end it's global. She gives her abominable wine, a false doctrine to the world, which makes impossible for them to distinguish between holy and secular day of worship, and as a result they fall into idolatry.

v   She has a history of shedding the blood of God's faithful people.

v   And she claims to have changed God's Law. The Little Horn thought it could change God's Law.

 

Nah Wahyu 17 adalah penggenapan dari ini. Penggenapan terakhir dan global dari tipe Yehezkiel. Pasal ini menggambarkan seorang perempuan pelacur yang melakukan perzinahan dengan raja-raja bumi. Allah berjanji akan membuat perempuan ini terlantar.

v   Perempuan pelacur ini diidentifikasi sebagai Babilon, dan memberikan anggur yang terfermentasi kepada semua penghuni bumi.

Akibatnya mereka tidak bisa membedakan antara yang kudus dari yang biasa dan mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala.

v   Di nubuatan Alkitab kita tahu bahwa perempuan pelacur itu melambangkan sebuah gereja yang murtad.

Ø    Ini adalah sebuah gereja yang mengklaim mengasihi dan mengabdi kepada Kristus, namun menginjak-injak Sabat, dan meninggikan hari Minggu berhala.

v   Perempuan pelacur itu mewakili sebuah gereja murtad, dia adalah sebuah gereja global karena dia digambarkan duduk di atas bangsa-bangsa, orang banyak, bahasa-bahasa, dan suku-suku.

v   Dia mencampurkan agama dengan politik, karena kita diberitahu bahwa dia berzinah dengan raja-raja bumi.

v   Dia punya anak-anak perempuan yang lahir darinya di suatu saat di bagian belakang sejarahnya, karena dia disebut “Ibu dari perempuan-perempuan pelacur”.

v   Dia memberikan anggur kekejiannya ~ ini akan menjadi topik pelajaran kita berikutnya, sesi pertama besok pagi ~ dia memberikan anggur kekejiannya ~ nah, itu bukan Earnest & Julio Gallow ~ bukan anggur literal, karena di masa akhir Babilon melambangkan sebuah sistem spiritual, sebuah sistem global.

Anggurnya itu sebuah simbol. Perzinahannya bukan naik ke ranjang secara literal, itu perzinahan spiritual, dan pada akhirnya itu global. Dia memberikan anggur kekejiannya, yaitu doktrin yang palsu kepada dunia yang membuat orang mustahil bisa membedakan antara hari ibadah yang kudus dan sekuler, dan akibatnya mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala.

v   Dia punya sejarah mencurahkan darah umat setia Allah.

v   Dan dia mengklaim telah mengubah Hukum Allah. Tanduk Kecil berpikir untuk mengubah Hukum Allah.

 

 

Now let's go to our last section because time is flying by. A matter of authority. The final controversy will not be over a matter of days primarily, behind the day is the issue of authority. When we keep the Sabbath it is a sign that we are obedient to the Creator, and when we keep Sunday it is a sign that we are obedient to the power who claims to have changed the day. It's the same controversy that existed in the Garden of Eden. Only God used a different way of testing Adam and Eve. At the beginning God tested with a tree, at the end He tests with a day. What was the issue in the Garden of Eden? If Eve abstained from eating from the tree, she would be respecting the authority of whom? The authority of God. If she ate the fruit, she would be obeying the authority of whom? Of Satan. Behind the tree was the issue of which authority are you going to obey. Are you following me? That's in the Garden of Eden.

 

Nah, mari kita ke bagian akhir pelajaran kita karena waktu hampir habis. Tentang masalah autoritas/kewenangan. Pertentangan yang terakhir bukanlah masalah hari, utamanya. Di balik isu hari itu adalah isu kewenangan/autoritas. Bila kita memelihara Sabat itulah tandanya kita patuh kepada Sang Pencipta, dan bila kita memelihara hari Minggu itulah tanda kita patuh kepada kuasa yang mengklaim telah mengubah hari ibadah itu. Itulah pertentangan yang sama yang ada di Taman Eden. Hanya saja Allah menggunakan cara yang berbeda untuk Adam dan Hawa. Pada mulanya Allah menguji dengan memakai sebuah pohon; di bagian akhir Allah menguji dengan memakai sebuah hari. Apa isunya di Taman Eden? Andaikan Hawa tidak makan dari pohon pengetahuan itu, berarti dia menghormati autoritas siapa? Autoritas Allah. Jika Hawa memakan buahnya, berarti dia mematuhi autoritas siapa? Setan. Di balik pohon itu ialah isu autoritas siapa yang akan dipatuhi. Apakah kalian mengikuti saya? Itu di Taman Eden.

 

 

At the end it's going to be an issue of a day that is going to determine which side you are on, whether you respect the authority of God by keeping the day He has established, or the authority of Satan and the day that he has led to be adopted in the Christian World. Sadly Protestantism was never able to sever her relationship with the mother church. The Protestants never totally forsook the mother because they brought with them many of her doctrines. Among her doctrines:

v   the idea that the dead aren't dead,

v   that the soul leaves the body at death, the immortality of the soul,

v   she also adopted from the papacy the idea that hell will burn forever,

v   and she embraced from the papacy the idea that Sunday is a day that we should honor God as the Creator.

And therefore the Protestant churches will return to mother.

 

Pada akhir zaman isunya ialah sebuah hari yang akan menentukan di sisi siapa kita berada, apakah kita menghormati autoritas Allah dengan memelihara hari yang Dia tentukan, atau autoritas Setan dan hari yang dibuat Setan supaya diikuti dunia Kristen.

Disayangkan, Protestantisme tidak pernah benar-benar bisa memutuskan hubungannya dengan gereja induknya. Orang-orang Protestan tidak pernah benar-benar meninggalkan si ibu karena mereka membawa bersama mereka banyak dari doktrinnya. Di antaranya:

v   konsep bahwa orang mati tidak mati,

v   bahwa nyawa meninggalkan tubuh pada waktu kematian, jadi ada kekekalan nyawa,

v   dia juga mengadopsi dari kepausan konsep bahwa neraka akan selamanya menyala,

v   dan dia memeluk konsep dari kepausan bahwa hari Minggu adalah hari di mana kita harus menghormati Allah sebagai Sang Pencipta.

Oleh karena itu gereja-gereja Protestan akan kembali kepada ibu mereka.

 

 

Notice this last remarkable statement that we find by John O'Brien, who for decades taught at the University of Notre Dame near Andrews University. He challenges the Protestants, and at the end of the statement he makes a very interesting remark. Let's read this statement. By the way he was author of over 40 books, very well known, he wrote, challenging Protestants.  “But since Saturday not Sunday is specified in the Bible, isn't it curious that non-Catholics who profess to take their religion directly from the Bible and not from the church, observes Sunday instead of Saturday?...”  isn’t it strange, he says. “…Yes, of course it is inconsistent. But this change was made about 15 centuries before Protestantism was born and by  that time the custom was universally observed…”   and then he says to Protestants, “…Protestants have continued the  custom, even though it rests upon the authority of the Catholic Church and not upon an explicit text in the Bible…” and now comes the key portion. “…That observance remains as a reminder of the Mother Church from which the non-Catholic sects broke away, like a boy running away from home but still carrying in his pocket a picture of his mother or a lock of her hair…” (The Faith of Millions ~ Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, Inc., 1974) p. 400, 401)

Are you catching the picture? Protestantism never severed its relationship with the mother and therefore it will once again come back to mother.

 

Simak pernyataan terakhir yang mengagumkan ini yang ditulis oleh John O’Brien, yang selama puluhan tahun mengajar di Universitas Notre Dame dekat Universitas Andrews. Dia menantang orang-orang Protestan, dan di bagian akhir pernyataan itu dia membuat komentar yang sangat menarik. Mari kita  baca pernyataannya. Nah, ketahuilah dia menulis lebih dari 40 buku, sangat terkenal. Dia menulis, menantang orang-orang Protestan, “…Tetapi karena Sabtu bukan Minggu yang tertulis di Alkitab, apakah tidak aneh non-Katolik yang mengaku mengambil agama mereka langsung dari Alkitab dan bukan dari gereja, memelihara hari Minggu dan bukan Sabtu?…”  apakah ini tidak aneh, katanya,   “…Ya, tentu saja itu tidak konsisten. Tetapi perubahan ini sudah dibuat sekitar 15 abad sebelum Protestantisme lahir, dan pada saat itu kebiasaan tersebut sudah dipelihara secara universal…”  Lalu katanya kepada orang-orang Protestan, “…Mereka (Protestant) telah melanjutkan kebiasaan itu walaupun itu berdasarkan autoritas gereja Katolik dan bukan berdasarkan ayat tertentu di Alkitab…”  dan sekarang bagian kuncinya.   “…Pemeliharan hari Minggu itu dipertahankan sebagai pengingat Gereja Induknya dari mana sekte-sekte non-Katolik telah memisahkan diri, seperti seorang anak yang melarikan diri dari rumah tetapi tetap menyimpan di sakunya foto ibunya atau seikat rambut ibunya …” (The Faith of Millions ~ Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, Inc., 1974 hal. 400, 401)  

Apakah kalian menangkap gambarnya? Protestantisme tidak pernah memutuskan hubungannya dengan Gereja Induknya dan oleh karena itu dia akan kembali lagi kepada ibunya.

 

 

Did you understand this study? How important is the Sabbath? It's a matter of life and death. The Sabbath is the Seal of God, the sign of God, that we worship the true God, that is the only true God that we owe Him our worship, because He's the Creator. Every week we remember that. That's what the reason why by the way in the fourth commandment it says “Remember the Sabbath day to keep it holy”. Why would God say “Remember the Sabbath day to keep it holy”? Because we might fall into what? Forgetting that the Sabbath is holy. And so God wants us to keep the Sabbath joyfully, not by force. He wants us to joyfully embrace the observance of the Sabbath, not because we have to, but because we love our Lord, we want to please Him and obey His authority.

 

Apakah kalian memahami pelajaran ini? Seberapa pentingnyakah Sabat? Itu adalah masalah hidup dan mati. Sabat adalah Meterai Allah, Tanda Allah, bahwa kita menyembah Allah yang sejati, bahwa Dialah satu-satunya Allah yang benar, dan kita berutang ibadah kita kepadaNya karena Dialah Sang Pencipta. Setiap minggu kita mengingat itu. Itulah alasannya mengapa di Perintah Keempat dikatakan, 8 Ingatlah hari Sabat, untuk dipelihara kekudusannya” (Keluaran 20:8). Mengapa Allah berkata, 8 Ingatlah hari Sabat, untuk dipelihara kekudusannya”? Karena kita bisa apa? Lupa bahwa Sabat itu kudus. Dan Allah mau kita memelihara Sabat dengan sukacita, bukan karena terpaksa. Dia mau kita melakukan pemeliharaan Sabat dengan sukacita bukan karena kita harus, melainkan karena kita mengasihi Tuhan kita, kita mau menyenangkan Dia dan mematuhi autoritasNya.

 

 

 

30 04 25