Wednesday, November 6, 2024

EPISODE 15/24 ~ WHAT JESUS SAID ~ PEACE IN THE MIDDLE EAST ~ STEPHEN BOHR

 

WHAT JESUS SAID

Part 15/24 - Stephen Bohr

PEACE IN THE MIDDLE EAST

https://www.youtube.com/watch?v=8OfakZXwQoI

 

Dibuka dengan doa.

 

Let's begin by turning in our Bibles to Exodus chapter 19 and we are going to read verses 4 and 5. Exodus 19:4-5, this is not directly quoted in your study notes, it is referred to in the middle of the page, but we want to read this particular passage. Exodus 19:4-5, God says to Israel, “ ‘You have seen what I did to the Egyptians, and how I bore you on eagles’ wings and brought you to Myself. Now therefore, if…” that's a conditional word, right?  “…if you will indeed obey My voice and keep My covenant, then you shall be a special treasure to Me above all people; for all the earth is Mine.” Was the nation of Israel chosen conditionally? Did they have to meet certain conditions to be God's special people? Yes! God always elects with a purpose. 

 

Mari kita mulai dengan membuka Alkitab kita ke Keluaran pasal 19, dan kita akan membaca ayat 4 dan 5. Keluaran 19:4-5, ini tidak langsung dikutip di makalah kalian, ini dirujuk di bagian tengah halaman. Tetapi kita mau membaca kutipan khusus ini. Keluaran 19:4-5, Allah berkata kepada bangsa Israel, 4         Kamu telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah menggendong kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada DiriKu. 5 Jadi sekarang, jika…”  ini kata syarat, bukan?   “…jika  kamu sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta yang istimewa bagiKu di atas segala bangsa, sebab seluruh bumi itu milikKu.’…”  Apakah bangsa Israel dipilih dengan syarat? Apakah mereka harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi umat Allah yang istimewa? Ya! Allah selalu memilih dengan suatu tujuan.

 

 

And so it was with national Israel, God gave Israel its religious system of rites and ceremonies, with a special purpose. And that purpose was teaching the world the lessons about the future coming of the Messiah. Israel was to proclaim in symbols and shadows the good news of a coming Messiah, so as to prepare the world for His arrival.

Isaiah 49:6 gives us one example of God's plan for Israel. Once again Isaiah 49:6. Indeed He says,…” God says,  “…‘It is too small a thing that You should be My Servant to raise up the tribes of Jacob, and to restore the preserved ones of Israel; I will also give you as a light to the Gentiles, that you should be My salvation to the ends of the earth.’…” In other words, God was saying, “It's not enough for you to raise up the tribes of Israel, I have also given you as a light to the Gentiles, so that you should be My salvation to the ends of the earth.” That was the reason for the election. They were elected for a purpose.

 

Demikianlah dengan bangsa Israel, Allah memberi kepada Israel sistem relijius ritual-ritual dan upacara-upacara dengan tujuan khusus. Dan tujuan itu ialah mengajar dunia mengenai Sang Messias yang akan datang. Israel harus mengumumkan kabar baik kedatangan Sang Messias dengan simbol-simbol dan bayangan-bayangan, untuk mempersiapkan dunia bagi kedatanganNya.

Yesaya 49:6 memberi kita satu contoh rencana Allah bagi Israel. Sekali lagi, Yesaya 49:6,

6 ‘Sungguh’ Dia berkata…”  Allah yang berkata, “…‘Terlalu sepele bagiMu menjadi Hamba-Ku hanya untuk membangkitkan suku-suku Yakub, dan untuk memulihkan orang-orang yang dipelihara dari bangsa Israel. Aku juga akan memberikan engkau sebagai terang kepada bangsa-bangsa lain, supaya engkau menjadi  keselamatan dariKu sampai ke ujung bumi.’…”  dengan kata lain, Allah mengatakan, “Tidak cukup kamu hanya membangkitkan suku-suku Israel. Aku juga memberikan kamu untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi keselamatan dariKu sampai ke ujung bumi.” Itulah alasannya Israel dipilih. Mereka dipilih untuk suatu tujuan.  

 

 

According to the prophecies, such as Isaiah 61 and Zechariah 8:20 to 23, the nations would come to Israel, and as they marveled about her prosperity, they would have the opportunity of sharing the news about the arrival of the Messiah. In fact, let's read Zechariah chapter 8, Zechariah 8:20 through 23, this is at the very end of the Old Testament. It says there, 20 Thus says the Lord of hosts: ‘Peoples shall yet come, inhabitants of many cities; 21 The inhabitants of one city shall go to another, saying, ‘Let us continue to go and pray before the Lord, and seek the Lord of hosts. I myself will go also.’ 22 Yes, many peoples and strong nations shall come to seek the Lord of hosts in Jerusalem, and to pray before the Lord.’ 23 Thus says the Lord of hosts: ‘In those days ten men from every language of the nations shall grasp the sleeve of a Jewish man, saying, ‘Let us go with you, for we have heard that God is with you.’…” What a wonderful passage!  The nations would come to Jerusalem not only would God raise up the tribes of Israel but He would share the message of salvation of a Messiah to come to the entire world.  However, Israel failed to fulfill her mission and the reason why God elected her.

v   Before the Babylonian captivity, Israel mingled with the surrounding nations and almost lost her identity.

v   After the Babylonian captivity Israel shut herself away from the nations.

Thus to a great degree the nations remained in darkness regarding God's plan of salvation.

 

Menurut nubuatan seperti yang di Yesaya 61 dan Zakharia 8:20-23, bangsa-bangsa akan datang ke Israel dan sementara mereka mengagumi kemakmurannya, bangsa Israel punya kesempatan untuk membagikan kabar tentang akan datangnya Sang Messias. Mari kita baca Zakharia 8:20-23, ini ada di bagian akhir Perjanjian Lama. Dikatakan di sana, 20 Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Bangsa-bangsa masih akan berdatangan, penduduk banyak kota.  21 Penduduk kota yang satu akan pergi kepada yang lain, mengatakan: ‘Marilah kita melanjutkan pergi dan berdoa di hadapan TUHAN, dan mencari TUHAN semesta alam. Aku sendiri pun akan pergi!  22 Ya, banyak suku dan bangsa-bangsa yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem, dan untuk berdoa di hadapan TUHAN.’ 23 Beginilah firman TUHAN semesta alam, ‘Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat lengan jubah seorang Yahudi dan berkata: ‘Biarkan kami pergi bersamamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!’…”  Alangkah indahnya kutipan ini! Bangsa-bangsa akan datang ke Yerusalem. Allah tidak hanya akan mengangkat suku-suku Israel tetapi Dia akan membagikan kabar keselamatan tentang Messias yang akan datang kepada seluruh dunia.

Namun, Israel gagal memenuhi misinya dan alasan mengapa Allah telah memilihnya.

v   Sebelum penawanan Babilon, Israel bercampur dengan bangsa-bangsa di sekelilingnya dan nyaris kehilangan identitasnya.

v   Setelah penawanan Babilon, Israel menutup dirinya terhadap bangsa-bangsa lain.

Maka dalam skala besar bangsa-bangsa tetap berada dalam kegelapan mengenai rencana keselamatan Allah.

 

 

The gospel of John tells us that Jesus “came to His own, and His own received Him  not.” So let's take a look at God's final call to national Israel.

Matthew 21:1 through 11 describes the triumphal entry of Jesus into Jerusalem less than one week before His passion. As He entered in quotation marks “the Temple of God” (Matthew 21:12) He cast out the money changers, and then called the Temple “My house”. So He entered the Temple of God and He referred to the Temple as “My house”.

Then from Matthew 21 through chapter 23 Jesus spent most of His time in the Temple, and His teachings centered on the failure of Israel to fulfill her mission.

John the Baptist had already compared Israel to a tree that symbolized the nation of Israel. John warned the Sadducees and the Pharisees that if the nation did not bear fruit it would be cut down and cast into the fire. This tree would be cut down and cast into the fire. He also told them that being literal children of Abraham meant nothing to God, unless they produce fruit. And so you know, John the Baptist said, “Don't think that because you're children of Abraham that's a great thing. ‘God is able to raise up children of Abraham from these stones.’…is what he said.

 

Injil Yohanes memberitahu kita bahwa Yesus  “datang kepada milik-Nya Sendiri, tetapi orang-orang-Nya Sendiri tidak menerima-Nya.” (Yohanes 1:11). Jadi mari kita lihat seruan terakhir Allah kepada Israel sebagai satu bangsa.

Matius 21:1-11 menggambarkan masuknya Yesus ke Yerusalem sebagai Raja kurang dari satu minggu sebelum penderitaanNya. Saat Dia masuk ke “Bait Suci” dalam tanda kutip (Matius 21:12), Dia mengusir semua penukar uang, dan menyebut Bait Suci itu “rumahKu”. Jadi Yesus masuk ke Bait Suci dan Dia menyebut Bait Suci itu sebagai “rumahKu”. Kemudian dari Matius 21 hingga pasal 23 Yesus melewatkan kebanyakan dari waktuNya di Bait Suci, dan ajaran-ajaranNya berpusat pada kegagalan Israel memenuhi misinya.

Yohanes Pembaptis sudah membandingkan Israel dengan sebuah pohon yang melambangkan bangsa Israel. Yohanes memperingatkan golongan Saduki dan Farisi bahwa jika bangsa ini tidak menghasilkan buah, dia akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api, pohon ini akan ditebang dan diccampakkan ke dalam api. Dia juga memberitahu mereka bahwa menjadi anak-anak literal Abraham tidak berarti apa-apa bagi Allah, kecuali mereka menghasilkan buah. Jadi kalian tahu, Yohanes Pembaptis berkata, “Jangan kira karena kamu adalah keturunan Abraham, itu hal yang istimewa, 9 …. Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini.” (Matius 3:9) Itulah yang dikatakannya.

 

 

Jesus picked up this tree metaphor in Luke 13:1 through 9. The fig tree and the vineyard were accepted symbols of Israel, and you have the references there Hosea 9:10 and Isaiah chapter 5. in His parable of the fig tree which Jesus spoke three years after John began to preach his message, the nation of Israel had not yet produced fruit. You can see that in the parable of Luke 13:9, the tree had not produced fruit. At this point only one year remained in the ministry of Jesus to the Jewish nation, and it remained to be seen if in that last year they would produce fruit. In Matthew 21:18 and 19 we meet the fig tree again. The event was taking place on Tuesday before the crucifixion. The fig tree representing Israel still had not produced fruit, and therefore Jesus cursed it. Remember the cursing of the fig tree that represented Israel? And He commanded that tree representing the nation of Israel that it would never produce fruit ever again. As a result, the fig tree dried up by its roots. Once a tree's roots have dried up there is no more hope for it.

 

Yesus melanjutkan metafora pohon ini di Lukas 13:1-9. Pohon ara dan kebun anggur adalah lambang-lambang yang diakui sebagai bangsa Israel. Dan kalian punya referensi ini di Hosea 9:10 dan Yesaya pasal 5. Di perumpamaanNya tentang pohon ara itu ~ yang diucapkan Yesus tiga tahun setelah Yohanes Pembaptis mulai menyampaikan pesannya, bangsa Israel masih belum menghasilkan buah. Kalian bisa melihat bahwa di perumpamaan di Lukas 13:9, pohon itu belum menghasilkan buah. Pada saat itu ministri Yesus kepada bangsa Israel hanya sisa satu tahun, dan masih perlu dibuktikan apakah di tahun yang terakhir itu mereka akan menghasilkan buah. Di Matius 21:18-19 kita bertemu dengan pohon ara itu lagi. Peristiwanya terjadi pada hari Selasa sebelum penyaliban. Pohon ara yang mewakili bangsa Israel masih belum menghasilkan buah, oleh karena itu Yesus mengutuknya. Ingat pengutukan pohon ara yang melambangkan bangsa Israel? Dan Yesus memerintahkan agar pohon yang melambangkan bangsa Israel ini tidak akan pernah menghasilkan buah lagi. Sebagai akibatnya, pohon ara itu mengering dari akarnya. Satu kali akar pohon mengering, maka sudah tidak ada harapan lagi baginya.  

 

 

Jesus then told the parable of the vineyard. Remember, that the vineyard also is a symbol of Israel. In this parable Jesus reviewed three stages of Israel's history:

1.   the first stage was from mount Sinai to the Babylonian captivity, that's 1445 BC to 605 BC.

2.   Then He reviewed their history from the Babylonian captivity till John the Baptist, that's 605 BC through 27 AD.

3.   and then finally He reviewed the history of Israel from John the Baptist till Christ’s ministry.

At each stage Israel refused to bear fruit. The parable makes it clear that at stage # 3 Israel had the last chance to fulfill its mission and accept the Messiah. This is reflected in the words that Jesus spoke in this parable where you have the three stages; you have from the Exodus to the Babylonian captivity, from the Babylonian captivity to John the Baptist, and from John the Baptist till the finishing of the ministry of Christ, Jesus said in His parable, “ 37 Then last of all he sent his son…” does that sound like quite a finality to His parable?  “…last of all he sent his son…”   could He do any more for them than send His Son? Would any prophet be able to do what the Son did? Absolutely not. At the conclusion of His parable Jesus made the awesome announcement to the Hebrew theocracy,43 Therefore I say to you, the kingdom of God will be taken from you and given to a nation…” referring to the Gentiles  “…and given to a nation bearing the fruits of it.” Was the kingdom going to be taken away from national Israel? Yes! Was God's plan going to be frustrated? No! Because the kingdom was going to be “given to a nation”, remember that word, “that bore the fruits thereof.” The chief priests and the Pharisees understood that Jesus spoke these words about them according to verse 45. In fact in verse 44 Jesus had warned that unless they fell on the Stone, that means unless they were converted, the Stone would come and would crush them. The words of Jesus were fulfilled 40 years later when Jerusalem was destroyed.

 

Yesus lalu bercerita tentang perumpamaan kebun nggur. Ingat, kebun anggur juga merupakan lambang bangsa Israel. Di perumpamaan ini, Yesus mengulang kembali ketiga tahap sejarah Israel:

1.   tahap pertama adalah dari gunung Sinai hingga penawanan Babilon, itu dari 1445 BC hingga 605 BC.

2.   Kemudian Dia mengulangi sejarah mereka dari penawanan Babilon hingga Yohanes Pembaptis, itu dari 605 BC hingga 27 AD.

3.   Dan akhirnya Dia mengulangi sejarah Israel dari Yohanes Pembaptis hingga ke ministri Kristus.

Pada setiap tahap, Israel tidak mau menghasilkan buah. Perumpamaan itu membuatnya jelas bahwa pada tahap # 3 bangsa Israel mendapat kesempatan yang terakhir untuk memenuhi misinya dan menerima Sang Messias. Ini terefleksi dalam kata-kata yang diucapkan Yesus di perumpamaan di mana ada ketiga tahap tersebut:  dari keluarnya mereka dari Mesir hingga ke penawanan Babilon, dari penawanan Babilon ke Yohanes Pembaptis, dan dari Yohanes Pembaptis hingga berakhirnya ministri Kristus; Yesus berkata dalam perumpamaanNya, 37 Dan yang terakhir ia mengutus anaknya…” (Matius 21:37) apakah ini terdengar final dalam perumpamaanNya?  “…terakhir ia mengutus anaknya…”  bisakah Dia berbuat lebih untuk mereka daripada mengutus AnakNya? Akankah ada nabi mana pun yang sanggup melakukan apa yang dilakukan Sang Anak? Sama sekali tidak. Pada akhir perumpamaannya Yesus membuat pengumuman yang mengagumkan kepada theokrasi Ibrani, 43 ‘Sebab itu, Aku berkata kepadamu, ’Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa…”  mengacu kepada bangsa-bangsa non Yahudi, “…dan akan diberikan kepada suatu bangsa  yang akan menghasilkan buah darinya…”  Apakah kerajaan akan diambil dari bangsa Israel? Ya! Apakah rencana Allah akan gagal? Tidak! Karena kerajaan ini  “…akan diberikan kepada suatu bangsa…”  ingat kata ini,   “…yang akan menghasilkan buah darinya.” Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memahami bahwa Yesus mengucapkan kata-kata ini tentang mereka, menurut ayat 45. Malah di ayat 44 Yesus sudah memperingatkan kecuali mereka jatuh di atas Batu ~ artinya kecuali mereka bertobat ~ Batu itu akan datang dan akan meremukkan mereka. Kata-kata ini digenapi 40 tahun kemudian ketika Yerusalem dihancurkan.

 

 

Jesus also taught from Matthew 21 to 23 the parable of the wedding feast. In the parable the king sent out two invitations to Israel to attend his son's marriage. The first call was given during the Old Testament period, and the second after the fatted oxen had been killed representing the death of Jesus Christ. However, both calls were rejected by national Israel. As a result the king sent his armies to destroy the city. When did that take place? In the year 70 when the Romans came against the city. The fulfillment took place when the Roman legions destroyed Jerusalem in the year 70 AD. The kingdom was taken away from those who had originally been invited, and it was given to those who were gathered from the highways and the byways, believers from all nations. In fact in Matthew 8:11 and 12 Jesus had already announced,11 ‘…. that many will come from east and west…” and they would enter the kingdom, “…and sit down with Abraham, Isaac, and Jacob in the kingdom of heaven. 12 But the sons of the kingdom …” Referring to national Israel,  “…the sons of the kingdom will be cast out into outer darkness. There will be weeping and gnashing of teeth.’…”

 

Yesus juga mengajarkan dari Matius 21 hingga 23, perumpamaan acara pernikahan. Di perumpamaan itu, sang raja mengirimkan dua undangan kepada Israel untuk menghadiri pernikahan anaknya. Panggilan yang pertama diberikan di periode Perjanjian Lama, dan yang kedua setelah lembu tambun disembelih yang melambangkan kematian Yesus Kristus. Namun, kedua panggilan tersebut ditolak oleh bangsa Israel. Akibatnya raja mengirim pasukannya untuk menghancurkan kota. Kapan ini terjadi? Di tahun 70 ketika bangsa Romawi datang menyerang kota itu. Penggenapannya terjadi ketika tentara Romawi menghancurkan Yerusalem di tahun 70 AD. Kerajaannya diambil dari mereka yang aslinya diundang, dan diberikan kepada mereka yang dikumpulkan dari jalan-jalan besar dan lorong-lorong kecil, orang-orang percaya dari segala macam bangsa. Malah di Matius 8:11-12 Yesus sudah mengumumkan, 11 … ‘Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat…”  dan mereka akan masuk kerajaan, “…dan duduk bersama-sama dengan Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 tetapi anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan keluar ke kegelapan di luar. Di sanalah akan ada ratap dan kertak gigi.’…”

 

 

In Matthew chapter 23 ~ all of this is happening as Jesus teaches in the Temple ~ in Matthew 23 Jesus pronounced woes upon the scribes and the Pharisees for their superficial religion of externals. Jesus reached the climax of His woes in verses 29 to 38 where He referred to the religious leaders now as murderers of the prophets, as serpents, and as brood of vipers. Nothing politically correct about this, and told them that they would not escape the condemnation of Hell. You know it's very interesting that in Great Controversy Ellen White explains that all of those who rejected Jesus will be alive after the Millennium. So this will be fulfilled fully and completely after the thousand years.

 

Di Matius pasal 23 ~ semua ini terjadi selagi Yesus mengajar di Bait Suci ~ di Matius 23, Yesus menjatuhkan celaka-celaka kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena keagamaan mereka yang hanya di permukaan bagian luar. Yesus mencapai puncak celaka-celaka yang diucapkanNya di ayat 29 hingga 38 di mana Dia menyebut para pemimpin rohani sebagai pembunuh para nabi, sebagai ular, sebagai anak-anak ular beludak. Semua ini tidak tepat secara politis. Dan Yesus memberitahu mereka bahwa mereka tidak akan lolos penghukuman neraka. Kalian tahu, sangat menarik di Great Controversy, Ellen White menjelaskan bahwa semua yang menolak Yesus akan hidup lagi setelah Millenium. Jadi ini akan digenapi secara lengkap dan sempurna setelah masa seribu tahun.

 

 

Yet even then, even after Jesus pronounced these woes on the scribes and Pharisees, the door of mercy did not close for the Jewish theocracy. Even after Jesus died, mercy lingered for the Hebrew nation. You say how do we know that? Because in Matthew 23:34 Jesus said that He would send them wise men and prophets and they would kill and crucify them, and scourge them, and persecute them, from city to city. Who was it that persecuted Christians from city to city? It was Saul of Tarsus. So even after Jesus was crucified, mercy lingered for three and a half years. But when Stephen was stoned after reviewing the total history of Israel and saying you know, “The Messiah came and you rejected Him”, and he denounced their hardness of heart, the door of mercy closed for the nation of Israel.

 

Namun walaupun begitu, bahkan setelah Yesus mengucapkan celaka-celaka tersebut pada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, pintu kasihan tidak menutup bagi theokrasi Yahudi. Bahkan setelah kematian Yesus, belas kasihan masih menunggu bagi bangsa Ibrani. Kalian berkata, dari mana kita tahu itu? Karena di Matius 23:24 Yesus berkata bahwa Dia akan mengirim kepada mereka orang-orang bijaksana dan nabi-nabi, dan mereka akan membunuh dan menyalibkan orang-orang itu, dan mencambuki mereka, dan mempersekusi mereka dari kota ke kota. Siapakah yang mempersekusi orang-orang Kristen dari kota ke kota? Itu Saulus dari Tarsus. Jadi bahkan setelah Yesus disalibkan, belas kasihan masih menunggu selama tiga setengah tahun. Tetapi ketika Stefanus dirajam setelah mengulang kembali selurh sejarah Israel dan berkata, “Sang Messias datang dan kalian menolakNya” dan Stefanus menuduh kekerasan hati mereka, maka pintu kasihan menutup bagi bangsa Israel.

 

 

Jesus even went so far as to say that all the blood of the martyrs from Abel to Zacharias would be demanded of that generation. In fact Jesus said that they had filled the measure of their father's guilt. When the measure of their guilt was full the door of mercy closed. There was nothing more that God could do than to send His Son, and the nation rejected Him. And then after everything He said in Matthew 21 to 23, after saying that He entered the Temple of God and He called the Temple “My house”, something very interesting happens. In Matthew 24, in the very next chapter, Jesus proceeded to describe the destruction of Jerusalem. When Jesus left the Temple at the end of chapter 23, the Temple was left desolate. In fact Jesus says, “ 38  Your house…” notice that He said “My house” now He says, “…Your house is left to you desolate.” Jesus made clear that in rejecting Him, national Israel revoked the purpose of their existence, because they did not fulfill their mission. Now this is not to say that the state of Israel should not exist as a political entity, or that individual Jews who accept Jesus are excluded from the blessings of the covenant. It's just that the nation of Israel failed in its mission, and therefore it no longer was to fulfill the plan of God.

 

Yesus bahkan berbuat lebih jauh dengan mengatakan bahwa darah para martir dari Habel hingga Zakharia akan dituntut dari generasi itu (Matius 23:35). Bahkan Yesus berkata bahwa mereka telah mengisi penuh takaran dosa nenek moyang mereka (Matius 23:32). Ketika takaran dosa mereka sudah penuh, pintu kasihan menutup. Tidak ada apa-apa lagi yang bisa dilakukan Allah bagi mereka lebih daripada mengutus AnakNya, dan bangsa itu menolak Dia. Kemudian setelah segala yang dikatakan Yesus di Matius 21 hingga 23, setelah mengatakan saat Dia memasuki Bait Allah dan Dia menyebut itu “RumahKu”, sesuatu yang sangat menarik terjadi. Di Matius 24, di pasal berikutnya Yesus lanjut menggambarkan penghancuran Yerusalem. Ketika Yesus meninggalkan Bait Suci di akhir pasal 23, Bait Suci itu pun ditinggalkan terlantar. Malah Yesus berkata, 38 …. Rumahmu…”  simak, tadinya Dia katakan “RumahKu”, sekarang Yesus berkata, “…Rumahmu telah ditinggalkan kepadamu terlantar…”  Yesus membuatnya jelas bahwa dengan menolak Dia, bangsa Israel telah membatalkan tujuan eksistensi mereka, karena mereka tidak memenuhi misi mereka. Nah, ini tidak berarti negara Israel tidak boleh eksis sebagai entitas politis, atau orang-orang Yahudi secara individu yang menerima Yesus disingkirkan dari berkat-berkat perjanjian. Ini hanya berarti bahwa Israel sebagai bangsa telah gagal dalam misinya, dan oleh karenanya dia tidak lagi berperan untuk menggenapi rencana Allah.

 

 

When the Jewish nation through its constituted leaders, the Sanhedrin rejected Jesus and proclaimed Caesar as their king, they withdrew from the theocracy. They said Jesus is not our king, Caesar is our king. They withdrew themselves from the theocracy. Truly the blood of Jesus would be on them and on their children. The sad reality is that they were fulfilling prophecy, and they did not even realize it. Isn't this a sad story? So the idea is that God failed, right? Did God's plan failed because national Israel was rejected? God's plan did not fail.

Let's go to the bottom of page 194. When national Israel failed to accomplish the purpose of its election,  God's plan did not fail. When Jesus cried out on the cross “It is finished” the entire Old Testament system of shadows and prophecies came to an end. This was announced by the rending of the veil which divided the Holy Place from the Most Holy Place that to which the Jewish economy pointed was fulfilled. The Old Testament system was related to the New as shadow to substance, as scale model to finish product, as a photograph to that which was photographed, and the moon to the sun.

 

Ketika bangsa Yahudi melalui para pemimpin konstitusinya, dewan Sanhedrin, menolak Yesus dan memproklamasikan Kaisar sebagai raja mereka, mereka menarik diri mundur dari theokrasi. Mereka mengatakan Yesus bukan raja kami, Kaisarlah raja kami. Mereka menarik diri dari theokrasi. Sungguh darah Yesus ditanggungkan ke atas mereka dan anak-anak mereka. Kenyataan yang menyedihkan ialah mereka sedang menggenapi nubuatan dan mereka tidak menyadarinya. Bukankah ini kisah yang sedih? Jadi konsepnya ialah bahwa Allah telah gagal, benar? Apakah rencana Allah gagal karena Israel sebagai bangsa ditolak? Rencana Allah tidak gagal.

Mari kita ke bagian bawah hal. 194. Ketika bangsa Israel gagal menyelesaikan tujuan dipilihnya mereka, rencana Allah tidak gagal. Ketika Yesus berseru di salib, “Sudah selesai!” seluruh sistem Perjanjian Lama tentang bayangan dan nubuatan, berakhir. Ini diumumkan dengan robeknya tirai yang memisahkan antara Bilik Kudus dari Bilik Mahakudus, yang ditunjukkan oleh perekonomian Yahudi pun digenapi. Sistem Perjanjian Lama terkait kepada yang Baru sebagai bayangan terhadap substansi, sebagai model skala kepada hasil produksi yang sempurna, sebagai foto terhadap yang difoto, dan sebagai bulan terhadap matahari.

 

 

Let's study how the Old has transitioned to the New. Now listen carefully, I do not believe in replacement theology, I do not believe that the church replaces Israel. I believe that that the church is a continuation of true Israel.

Now let's pursue this according to the book of Revelation ~ which by the way is the Revelataion of Jesus Christ ~ there is only one true Israel, during both the Old and New Testament periods. As we shall see, Jesus affirmed that there was a faithful Israel within Israel, even in the Old Testament and in the New Testament.

 

Mari kita pelajari bagaimana Perjanjian Lama beralih ke Perjanjian Baru. Sekarang dengarkan baik-baik, saya tidak percaya pada theologi pergantian, saya tidak percaya gereja menggantikan Israel. Saya percaya gereja adalah kelanjutan dari Israel yang sejati.

Nah, mari kita bahas ini sesuai isi kitab Wahyu ~ yang ketahuilah adalah Pengungkapan Yesus Kristus ~ hanya ada satu Israel sejati, selama masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Seperti yang akan kita lihat, Yesus menguatkan bahwa ada Israel yang setia di dalam Israel, bahkan di Perjanjian Lama, dan di Perjanjian Baru.

 

 

Let's go to Revelation chapter 12 and read verses 1, 2, and then 5 and 6. 1Now a great sign appeared in heaven: a woman…”  what does a woman represent? The church. “…a woman clothed with the sun, with the moon under her feet,…” by the way the moon represents the Old Testament system and the sun represents the New Testament system  “…and on her head a garland of twelve stars…” representing the 12 tribes of Israel. Notice verse 2,  “…Then being with child, she cried out in labor and in pain to give birth…” Now let's go to verse 5,  “…She bore a male Child who was to rule all nations with a rod of iron. And her Child was caught up to God and His throne…” Let's stop there. Let me ask you, this is kind of a dumb question but I want to make a point. Who existed before, the woman or the Child? Well, the woman bore the Child, so the woman already existed before the Child. So the woman at this stage represents the Old Testament church. Was Jesus born from the Old Testament church? Was He born from a holy line of individuals, culminating with Mary who was from the tribe of Judah? Yes! Jesus was born from the Old Testament church.

But now I want you to notice something very interesting. God does not choose another woman for the New Testament church, it's a continuation of faithful Israel in the Old Testament, not literal Israel, faithful Israel in the Old Testament. In fact notice, let's finish reading verse 6,  “…Then the woman…” is it the same woman? Yes!  “…Then the woman fled into the wilderness, where she has a place prepared by God, that they should feed her there one thousand two hundred and sixty days.” Is that long after Jesus died and went to Heaven? Are there 1260 years, a period of 1260 years where the papacy had dominion over what we know to be Europe? So does God have two churches or does He have one church? He has one true church from the Old Testament and from the New Testament. And the number 12 indicates the 12 tribes, and it's not a coincidence that Jesus chose 12 apostles, He was indicating that Israel continues in the 12 apostles. Needless to say the woman existed before the Child was born, and the woman represents the Old Testament church. Jesus was born from the Old Testament church. However, the same woman then fled to the wilderness for 1260 years, thus there's only one woman or church during both dispensations.

 

Mari ke Wahyu pasal 12 dan membaca ayat-ayat 1, 2, kemudian 5 dan 6. 1 Sekarang tampaklah suatu tanda besar di langit: seorang perempuan…”  seorang perempuan melambangkan apa? Gereja, “…seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya…” nah, bulan melambangkan sistem Perjanjian Lama, dan matahari melambangkan sistem Perjanjian Baru, “…dan di atas kepalanya sebuah mahkota dengan dua belas bintang…”  melambangkan ke12 suku Israel. Simak ayat 2,   “…2 Saat itu ia sedang mengandung, dan ia berteriak dalam penderitaan dan kesakitan hendak melahirkan…”  Sekarang mari ke ayat 5, “…5 ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan memerintah semua bangsa dengan tongkat besi; dan Anaknya itu diangkat naik  kepada Allah dan ke takhta-Nya…”  Mari kita berhenti di sini. Saya mau tanya, ini adalah pertanyaan yang konyol tetapi saya mau menegaskan sesuatu. Siapa yang lebih dulu ada, perempuan itu atau Sang Anak? Nah, perempuan itu yang melahirkan Sang Anak, maka perempuan itu sudah ada sebelum Anak itu. Pada tahap ini perempuan itu melambangkan gereja Perjanjian Lama. Apakah Yesus lahir dari gereja Perjanjian Lama? Apakah Dia lahir dari silsilah kudus yang mengerucut ke Maria yang berasal dari suku Yehuda? Ya! Yesus lahir dari gereja Perjanjian Lama. Tetapi sekarag saya mau kalian menyimak sesuatu yang sangat menarik. Allah tidak memilih seorang perempuan lain untuk mewakili gereja Perjanjian Baru, itu adalah kelanjutkan dari Israel yang setia di Perjanjian Lama; bukan Israel literal, melainkan Israel yang setia di Perjanjian Lama. Maka, simak, mari kita selesaikan membaca ayat 6,   “…6 Lalu perempuan itu…”  apakah ini perempuan yang sama? Ya!   “…6 Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana dia punya suatu tempat yang telah disediakan oleh Allah, di mana mereka harus memberinya makan di situ seribu dua ratus dan enam puluh hari. …”  apakah ini lama setelah Yesus mati dan kembali ke Surga? Apakah ada 1260 tahun, suatu periode 1260 tahun di mana Kepausan berkuasa atas apa yang kita kenal sebagai benua Eropa? Jadi, apakah Allah punya dua gereja atau apakah Dia hanya punya satu gereja? Allah punya satu gereja yang sejati dari zaman Perjanjian Lama dan dari zaman Perjanjian Baru. Dan angka 12 mengindikasikan 12 suku, dan bukan suatu kebetulan Yesus memilih 12 rasul, Yesus sedang mengindikasikan bahwa Israel berlanjut dalam ke 12 rasul. Tidak diragukan lagi, perempuan itu sudah ada sebelum Anak itu lahir, dan perempuan itu melambangkan gereja Perjanjian Lama. Yesus dilahirkan dari gereja Perjanjian Lama. Namun, perempuan yang sama lari ke padang gurun selama 1260 tahun, maka hanya ada satu perempuan atau satu gereja selama masa kedua dispensasi.

 

 

Having rejected national Israel God would what? What's the next word? “continue”, there's not a break between Old Testament Israel and the faithful in New Testament Israel. God would continue His plan through a new nation of spiritual Israelites: the Gentiles from all nations.

 

Setelah menolak Israel secara kebangsaan, Allah mau melakukan apa? Apa kata berikutnya? “melanjutkan”. Tidak ada jeda antara Israel Perjanjian Lama dan orang-orang Israel setia di Perjanjian Baru. Allah mau melanjutkan rencanaNya melalui satu bangsa yang baru, Israel rohani, yaitu orang-orang bukan Yahudi dari segala bangsa. 

 

 

Instead of the Gentiles coming to this new nation to learn the truth as in the Old Testament, the followers of Jesus would go to all nations to teach them. See the difference? The Old Testament, their prosperity would attract all the nations to Israel, they would explain about the Messiah. But after Jesus came and after Jesus died and resurrected, Jesus says, “Go to all nations and proclaim the gospel.” the same gospel that Israel was supposed to be proclaiming in Jerusalem when the nations came to look at their prosperity.

 

Sebagai gantinya bangsa-bangsa yang bukan Yahudi datang ke bangsa yang baru ini untuk mempelajari kebenaran seperti di zaman Perjanjian Lama, sekarang para pengikut Yesus yang akan pergi kepada segala bangsa untuk mengajar mereka. Lihat bedanya? Di Perjanjian Lama, kemakmuran mereka akan menarik segala bangsa datang ke Israel, dan Israel akan menjelaskan tentang Sang Messias. Tetapi setelah kedatangan Yesus dan setelah kematianNya dan kebangkitanNya, Yesus berkata, “Pergilah ke segala bangsa dan sampaikan kabar baiknya” (Matius 28:19-20), injil yang sama yang seharusnya disampaikan Israel kepada segala bangsa yang datang untuk melihat kemakmuran mereka.

 

 

It is hardly a coincidence that when Paul and Barnabas were rejected by the Jews at Antioch, they quoted Isaiah 49:6, the same verse with which we began this chapter.  Notice Acts 13:46-47,  the Jews at Antioch rejected Paul and Barnabas, and notice what Paul and Barnabas said. They took Isaiah 49:6 where it says, that the purpose for the choice of Israel is not only to raise the tribes of Jacob, but also as an emissary to the nations. Notice what it says in Acts 13:46 and 47. “ 46 Then Paul and Barnabas grew bold and said, ‘It was necessary that the word of God should be spoken to you first; but since you reject it, and judge yourselves unworthy of everlasting life, behold, we turn to the Gentiles. 47 For so the Lord has commanded us…”  and now comes the quotation from Isaiah,  “…‘I have set you as a light to the Gentiles, that you should be for salvation to the ends of the earth.’…”  Are you catching the picture?

 

Bukan suatu kebetulan ketika Paulus dan Barnabas ditolak orang-orang Yahudi di Antiokia, mereka mengutip Yesaya 49:6, ayat yang sama dengan mana kita memulai pasal ini. Simak Kisah 13:46-47, orang-orang Yahudi di Antiokia menolak Paulus dan Barnabas, dan simak apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas. Mereka menggunakan Yesaya 49:6 di mana dikatakan tujuan Allah memilih Israel bukan hanya untuk membangkitkan suku Yakub, melainkan juga sebagai duta-duta kepada bangsa-banga. Simak apa yang dikatakan di Kisah 13:46-47, 46 Lalu Paulus dan Barnabas menjadi berani dan berkata: ‘Memang firman Allah perlu diberitakan kepadamu lebih dahulu tetapi karena kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal, lihat, kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. 47 Sebab beginilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami…”  dan sekarang ini kutipan dari Yesaya, “…‘Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, supaya engkau membawa keselamatan ke ujung bumi…”  Apakah kalian menangkap gambarnya?

 

 

To be a child of Abraham means to be baptized and to have a personal relationship with Jesus Christ. And that was true also in the Old Testament. Were there faithful individuals in the Old Testament that embraced the Messiah in promise? Absolutely! All you have to do is read Hebrews chapter 11 and John 8:56 says, “Abraham saw My day,” Jesus says, “and he rejoiced.” (“ 56 Your father Abraham rejoiced to see My day, and he saw it and was glad.’)

 

Menjadi seorang anak Abraham berarti dibaptis dan memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Dan itu juga terjadi di Perjanjian Lama. Apakah ada individu-individu yang setia di Perjanjian Lama yang menerima Sang Messias yang dijanjikan? Tentu saja! Kita hanya perlu membaca Ibrani pasal 11, dan Yohanes 8:56 berkata, “Abraham… melihat hariKu”, kata Yesus, “…dan dia bersukacita.”

 

 

Notice this passage from Galatians 3:26 through 29. Here the apostle Paul wrote that there are two different kinds of children of Israel:

1.   the children according to the flesh

2.   and the children according to the Spirit.

And in both the Old and New Testaments there is an Israel after the Spirit. Notice what it says, 26 For you are all sons of God through faith in Christ Jesus. 27 For as many of you as were baptized into Christ…” See, that's the incorporation into Christ is the baptism. Those who are  “…baptized into Christ have…”  what? “…put on Christ..” and what happens when you put on Christ? “… 28 There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are all…”  what? “…one in Christ Jesus…” and notice the conclusion. “…29 And if you are Christ’s, then you are Abraham’s seed, and heirs according to the promise.” What is it that determines that you're a child of Abraham? Not your connection with national Israel, but your connection with Jesus the Messiah. Are you following me or not?

 

Simak kutipan ini dari Galatia 3:26-29. Di sini rasul Paulus menulis bahwa ada dua jenis keturunan Israel yang berbeda, yaitu:

1.   anak menurut daging,

2.   dan anak menurut Roh.

Dan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ada Israel yang menurut Roh. Simak apa katanya, 26  Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus. 27Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus…”  lihat, ini ialah penggabungan ke dalam Kristus, yaitu baptisan. Mereka yang telah “…dibaptis ke dalam Kristus, telah…”  apa?   “…mengenakan Kristus…”  Dan apa yang terjadi jika kita sudah mengenakan Kristus?  “…28 Tidak ada Yahudi maupun  Yunani, tidak ada budak maupun merdeka, tidak ada laki-laki maupun perempuan, karena kamu semua…” apa?   “…adalah satu di dalam Kristus Yesus…”  dan simak konklusinya. “…29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut  janji Allah, adalah ahliwarisNya…” Apa yang menentukan kita ini keturunan Abraham? Bukan koneksi kita dengan bangsa Israel, melainkan koneksi kita dengan Yesus Sang Messias. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

 

 

Now in the next two passages the apostle Paul wrote that there are two kinds of Jews:

1.   those who are Jews outwardly, physically;

2.   and those who are Jews inwardly, spiritually.

The literal Jews are the ones that are physical descendants of Abraham, but reject the Messiah.

The spiritual Jews are those who perhaps they are not literal descendants of Abraham, but they have embraced Jesus Christ.

Notice what it continues saying here, 28 For he is not a Jew who is one outwardly, nor is circumcision that which is outward in the flesh;…” in other words, just physical, being a physical Jew, the apostle Paul says doesn't mean that you are a Jew. Verse 29,  “…29 but he is a Jew who is one…” where?  “…inwardly; and circumcision is…”  not of the flesh, “…circumcision is…” what?  “… that of the heart, in the Spirit, not in the letter; whose praise is not from men but from God.”

 

Nah, di dua kutipan berikut rasul Paulus menulis ada dua jenis Yahudi:

1.   mereka yang Yahudi secara lahiriah, secara fisik;

2.   dan mereka yang Yahudi secara batiniah, secara rohani.

Yahudi literal adalah mereka yang keturunan fisik Abraham, tetapi yang menolak Messias.

Yahudi rohani adalah mereka yang mungkin bukan keturunan literal Abraham, tetapi mereka telah menerima Yesus Kristus.

Simak apa katanya selanjutnya di sini, 28 Sebab dia bukanlah seorang Yahudi yang secara lahiriah; begitu juga sunat  bukanlah sunat lahiriah secara daging…”  dengan kata lain, hanya secara fisik. Kata rasul Paulus, seorang yang berdarah Yahudi tidak berarti dia seorang Yahudi. Ayat 29,  “…29 Tetapi dia yang Yahudi adalah yang di…”  mananya?   “…di

dalam hatinya;  dan sunat adalah…”  apa?   “…sunat pada hati secara Roh, bukan secara harafiah; yang pujiannya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.” (Roma 2:28-29)

 

 

Notice also what Paul wrote in Romans 9:6 through 8, But it is not that the word of God has taken no effect…” in other words God's word didn't fail  “…For they are not all Israel who are of Israel,…” you try telling an Israelite you're not an Israelite. Paul is dealing spiritually here. He says, “…For they are not all Israel who are of Israel, nor are they all children…” that is of Abraham  “… because they are the seed of Abraham;  but, ‘In Isaac your Seed shall be called.’ That is, those who are the children of the flesh…” that's literal Jews “…the children of the flesh, these are not the children of God; but the children of the promise…” that is the promise of the Messiah  “…are counted as the seed.”

 

Simak juga apa yang ditulis Paulus di Roma 9:6-8, 6 Akan tetapi bukan karena  Firman Allah tidak ada pengaruhnya…” dengan kata lain Firman Allah tidak mungkin gagal. “…Sebab mereka tidak semuanya Israel yang berdarah Israel…” coba kita katakan kepada seorang Israel dia bukan Israel. Paulus bicara tentang yang rohani di sini. Dia katakan,  “…Sebab mereka tidak semuanya Israel yang berdarah Israel, 7 dan juga tidak semua itu anak-anak…” maksudnya dari Abraham, “…karena mereka benih dari Abraham, tetapi: ‘dari Ishak-lah Benihmu akan dipanggil.8 Artinya: mereka yang adalah anak-anak secara daging…”  yaitu Yahudi literal, “…anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah  anak-anak Allah; tetapi anak-anak perjanjian–lah…”  maksudnya janji tentang datangnya Messias,   “…yang diperhitungkan sebagai  benih.

 

 

Jesus had already made a marked distinction in John 8 between the physical and spiritual Jews. In verses 37 and 38 Jesus told a group of Jews, He says, “I know that you're descendants of Abraham I know that you're the seed of Abraham.”

Let's read verses 37 and 38, 37 ‘I know that you are Abraham’s descendants, but you seek to kill Me, because My word has no place in you. 38 I speak what I have seen with My Father, and you do what you have seen with your father.”

Now things are going to get pretty warm here. Jesus is saying, “I know you're Abraham's descendants” and He means, I know that physically you descend from Abraham. Oh, but now notice what He says in verse 44, “ 44 You are of your father the devil,…” whose seed were the literal Jews that rejected Christ? Of the devil,  “…and the desires of your father you want to do. He was a murderer from the beginning, and does not stand in the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks from his own resources, for he is a liar and the father of it.” Are you catching the picture?

Are there Jews that are not Jews spiritually speaking? Absolutely. What is the determining factor? The acceptance or the rejection of whom? Of Jesus. In the Old Testament Israelites came to worship at the literal Jerusalem Temple; but now the Temple is global: the Christian church. We don't go to a specific place, we go to where there are two or three gather together, and there is the Temple, spiritually speaking.

 

Yesus sudah membuat perbedaan yang nyata di Yohanes 8 antara Yahudi literal dan Yahudi rohani. Di ayat 37-38 Yesus memberitahu segolongan Yahudi, Dia berkata, “Aku tahu kamu keturunan Abraham, Aku tahu kamu benih dari Abraham.”

Mari kita baca ayat 37-38, 37 Aku tahu, bahwa kamu keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Aku mengatakan apa yang telah Aku lihat dari BapaKu, dan kamu melakukan apa yang kamu lihat dari bapakmu.’ …” 

Sekarang suasana akan memanas di sini. Yesus berkata, “Aku tahu kalian keturunan Abraham,” dan yang dimaksudNya ialah, Aku tahu bahwa secara fisik kamu keturunan Abraham. Oh, tapi sekarang simak apa yang dikatakan Yesus di ayat 44, “…44 Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis…” Yahudi literal yang menolak Kristus berasal dari benih siapa? Dari Iblis. “…dan keinginan bapakmulah yang mau kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia mengucapkan dusta, dia bicara dari sumbernya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta…”  Apakah kalian menangkap gambarnya?

Apakah ada Yahudi yang bukan Yahudi, bicara secara rohani? Betul sekali. Apakah faktor penentunya? Diterimanya atau ditolaknya siapa? Yesus. Di Perjanjian Lama, bangsa Israel datang untuk beribadah di Bait Suci literal di Yerusalem; tetapi sekarang Bait Sucinya itu global: yaitu gereja Kristen. Kita tidak pergi ke tempat yang khusus, kita pergi di mana ada dua atau tiga yang sedang berkumpul, dan di sanalah Bait Sucinya, bicara secara rohani. 

 

 

Notice 1 Corinthians 3:16-17, 16 Do you not know that you are the Temple of God and that the Spirit of God dwells in you?...”  you know, we usually use this text to refer to individuals? Don't you know that you individually…?  But really the pronouns are plural. He's speaking to the Corinthian church. 16 Do you not know that you are the Temple of God and that the Spirit of God dwells in you?...” Let me ask you, is the Holy Spirit today the Shekinah of the Temple? The Shekinah glory? Yes! Was the Shekinah visible in the Old Testament, in the literal Jewish Temple? Yes! Now, is the Shekinah visible now? No! It's the presence of the Holy Spirit in the Temple. And then Paul continues “…17 If anyone defiles the Temple of God, God will destroy him. For the Temple of God is holy, which Temple you…” plural. He's speaking to the entire church, “…which Temple you are.”

 

Simak 1 Korintus 3:16-17, 16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?…”  biasanya kita memakai ayat ini untuk satu individu. Tidak tahukah kamu bahwa kamu pribadi…? Tetapi sesungguhnya kata ganti orangnya ini jamak. Paulus bicara kepada gereja di Korintus. “…16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?…”  Coba saya tanya, apakah hari ini Roh Kudus itu Shekinah dari Bait Allah? Kemuliaan Shekinah? Ya! Apakah Shekinah itu bisa dilihat di Perjanjian Lama, di Bait Suci Yahudi yang literal? Ya! Sekarang ini apakah Shekinah itu tampak? Tidak! Itulah kehadiran Roh Kudus di Bait Suci. Kemudian Paulus melanjutkan,  “…17 Jika ada orang yang merusak Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah itu kudus dan Bait Allah itu ialah kamu…”  jamak. Paulus bicara kepada seluruh jemaat   “…Bait Allah itu ialah kamu…”

 

 

What is the new Temple? The new Temple is what? Is the church. And where's the church? All over the world. So the Temple is global. I don't know if you're with me. The Temple is global. Paul described the Corinthian church as the new spiritual Temple. Notice 2 Corinthians 6:14-18, I’m not reading all those verses but you need to read the entire passage. He says, 16 … For you…”  once again he's speaking of all of the believers, because the pronoun is plural,  “…For you are the temple of the living God. As God has said, ‘I will dwell in them…” plural, “…and walk among them…” plural, “…I will be their…” plural, “…their God, and they…” plural,  “…shall be My people.’…”

So today the Temple is what? The Temple is the church, and therefore the Temple is global because the Temple is all over the world, the church is all over the world.

 

Apa Bait Suci yang baru? Bait Suci yang baru itu apa? Itu gereja. Dan di mana gereja? Di seluruh dunia. Jadi Bait Suci itu global. Entah kalian mengikuti saya atau tidak. Bait Suci itu global. Paulus menggambarkan gereja Korintus sebagai Bait Suci baru yang rohani. Simak 2 Korintus 6:14-18, saya tidak akan membaca semua ayat ini, tapi kalian perlu membaca seluruhnya. Kata Paulus, 14      Janganlah kamu menjadi pasangan kuk yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya; sebab persahabatan apa yang ada antara kebenaran dan pelanggaran hukum? Dan komunikasi apa yang ada antara terang dengan gelap? 15 Dan keselarasan apa yang ada antara Kristus dan Belial? Atau apakah bagian yang dimiliki orang percaya dengan orang tak percaya?  16 Dan kesepakatan apa yang ada antara Bait Allah dengan berhala? Karena kamu…” sekali lagi Paulus bicara kepada seluruh jemaat, karena kata ganti orangnya jamak. “…Karena kamu  adalah bait dari Allah yang hidup; sebagaimana Allah telah berfirman, ‘Aku akan diam di tengah mereka…” jamak, “…dan hidup di tengah mereka…”  jamak,  “…Aku akan menjadi Allah mereka…” jamak, “…dan mereka…” jamak, “…akan menjadi umat-Ku.’ 17 ‘Sebab itu keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. 18 Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan’, demikianlah firman Tuhan Yang Mahakuasa…”  Jadi hari ini Bait Suci itu apa? Bait Suci itu gereja, dan oleh karena itu Bait Suci itu global, karena Bait Suci ada di mana-mana di dunia, gereja ada di mana-mana di dunia.

 

 

The apostle Peter compared Jesus to a living stone and referred to Christians as a spiritual priesthood in a spiritual house. 1 Peter 2:4 and 5. Here Peter says, Coming to Him…”   that is to Jesus, “…as to a living stone, rejected indeed by men, but chosen by God and precious…” so notice who is the Living Stone? Coming to the Living Stone? It's Jesus, right? But believers are also stones built on the Stone. Notice,  “…you also…” he says to the church   “…as living stones, are being built up…”  in what kind of a house? “…a spiritual house, a holy priesthood, to offer up…” what kind of sacrifices?   “…spiritual sacrifices acceptable to God through Jesus Christ.”

 

Rasul Petrus membandingkan Yesus dengan sebuah batu yang hidup, dan mengacu orang-orang Kristen sebagai imamat yang rohani dalam sebuah rumah rohani. 1 Petrus 2:4-5, di sini Petrus berkata, 4 Dengan datang kepada-Nya…”  yaitu ke Yesus, “…seperti ke sebuah batu yang hidup itu, yang memang ditolak oleh manusia, tetapi dipilih oleh Allah, dan sangat berharga…”  Jadi simak, Batu Hidup itu apa? Datang ke Batu Hidup? Itu Yesus, benar? Tetapi orang-orang percaya juga adalah batu-batu yang dibangun di atas Batu tersebut. Simak,  “… 5 Kamu juga…”  katanya kepada gereja, “… sebagai batu yang hidup, sedang disusun untuk membangun…” di rumah yang bagaimana? “…sebuah rumah rohani, imamat yang kudus, untuk mempersembahkan…” kurban macam apa?   “…persembahan rohani yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus.”

 

 

Jesus had already told the Samaritan woman  ~  it's in John chapter 4, we looked at it this morning ~ that worship would no longer be in Jerusalem or in Samaria. Let's read John 4:21 through 23. 21 Jesus said to her, ‘Woman, believe Me, the hour is coming when you will neither on this mountain, nor in Jerusalem, worship the Father…” So is Jesus saying that worship will no longer be centered in literal Jerusalem? Yes! That's exactly what He's saying.  “… 22 You worship what you do not know; we know what we worship, for salvation is of the Jews…” that's because the Jewish nation preserved the truth and actually brought the Messiah into the world. Notice verse 23,  “… 23 But the hour is coming, and now is, when the true worshipers will worship the Father in spirit and truth; for the Father is seeking such to worship Him.” 

 

Yesus sudah memberitahu perempuan Samaria itu ~ ini ada di Yohanes pasal 4, kita sudah menyimaknya tadi pagi ~ bahwa ibadah tidak lagi akan diadakan di Yerusalem atau di Samaria. Mari kita  baca Yohanes 4:21-23. 21 Kata Yesus kepadanya, ‘Perempuan, percayalah kepada-Ku, saatnya akan tiba ketika kamu tidak akan menyembah Bapa di gunung ini maupun di Yerusalem…” Jadi apakah Yesus berkata ibadah tidak akan terpusat lagi di Yerusalem literal? Ya! Persis itulah kataNya. “…22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami kenal apa yang kami sembah, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi…”  ini karena bangsa Yahudi menyimpan kebenaran dan membawa Messias ke dunia. Simak ayat 23, “…23 Tetapi saatnya akan datang dan sekarang sudah tiba, ketika penyembah-penyembah yang sejati akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa mencari penyembah-penyembah yang demikian untuk menyembah Dia.”

 

 

So the question is where do we go to worship together? I mean where do we go to worship? Well, in Matthew 18:20 Jesus explained, 20 For where two or three are gathered together in My name, I am there in the midst of them.” Where is the Shekinah today? Is it localized in the literal city of Jerusalem, in literal Israel? No! Where is it? Because the Temple is global, it's the global church, where two or three are gathered together anywhere in the world, the Shekinah is present there with them. Thus the literal Temple and the local Israel, was now spiritual Temple and global Temple.

 

Maka pertanyaannya ialah ke mana kita pergi untuk beribadah bersama-sama? Maksud saya ke mana kita pergi untuk beribadah? Nah, di Matius 18:20 Yesus menjelaskan, 20 Sebab di mana dua atau tiga orang sedang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka…” Di manakah Shekinah hari ini? Apakah terbatas di kota Yerusalem literal di Israel literal? Tidak! Di mana? Karena Bait Sucinya global, itu adalah gereja yang global, di mana dua atau tiga berkumpul bersama untuk beribadah di mana pun di dunia, Shekinah hadir bersama mereka. Maka Bait Suci literal dan Israel lokal yang dulu, sekarang menjadi Bait Suci spiritual dan global.

 

 

Also whoever doesn't gather to Jesus scatters. The literal Jews were gathered in the land, but they were scattered from Jesus.

The new spiritual Temple is composed of spiritual building materials.

v   the cornerstone of the new spiritual Temple is whom? Jesus, a Person not a stone.

v   The apostles, persons not literal stones, are the foundation stones which help hold up the new spiritual Temple.

v   And believers become the living stones built upon the foundations and the cornerstone.

 

Juga siapa yang tidak mengumpul ke Yesus, tercerai dariNya. Orang-orang Yahudi literal mengumpul di negaranya, tetapi mereka tercerai dari Yesus.

Bait Suci baru yang spiritual terdiri atas bahan bangunan yang spiritual.

v   Batu penjuru di Bait Suci baru yang spiritual itu siapa? Yesus, satu Pribadi, bukan sebuah batu.

v   Para rasul, manusia-manusia, bukan batu-batu literal, menjadi batu-batu fondasi yang membantu menahan Bait Suci baru yang spiritual.

v   Dan orang-orang percaya menjadi batu-batu yang hidup yang disusun di atas fondasi dan batu penjurunya.

 

 

Let's notice Ephesians 2:19 through 22, this is so clear. Here the apostle Paul writes, 19 Now, therefore, you are no longer strangers and foreigners…” he's speaking to the Gentiles, “…but fellow citizens with the saints and members of the household of God…” what is the household of God? The church, right? Now, notice what it says, “…. 20 having been built on the foundation of the apostles and prophets…” what are the foundations of the new Temple? People, the foundation are the apostles and the prophets, that is the Old and New Testament,  “…Jesus Christ Himself being the chief…” what?   “...the chief cornerstone…” of the Temple. And then it says,  “… 21 in whom the whole building…” notice, it’s not a literal building, it’s a global building  “…21 in whom the whole building being fitted together, grows into a holy…” what? “…into a holy temple in the Lord, 22 in whom you also are being built together for a dwelling place of God in the Spirit.”

The Shekinah is the Spirit. You're no longer dealing with a literal Temple in the literal city of Jerusalem, you're dealing with a spiritual cornerstone Jesus Christ. You're dealing with spiritual foundations, the apostles and the prophets. You're dealing with spiritual believers, the stones that are built upon the foundations.

 

Mari menyimak Efesus 2:19-22, ini begitu jelas. Di sini rasul Paulus menulis, 19 Demikianlah, kamu bukan lagi orang-orang asing dan pendatang,…”  dia bicara kepada orang-orang non-Yahudi.  “…melainkan sesama warganegara dengan orang-orang kudus dan dari keluarga Allah…” keluarga Allah itu apa? Gereja, bukan? Sekarang simak apa yang dikatakan,  “…20 setelah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,…”  apa fondasi Bait Suci yang baru? Manusia-manusia, fondasinya adalah para rasul dan para nabi, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. “…dengan Kristus Yesus Sendiri sebagai…” apa?   “…sebagai  batu penjuru utama…”  Bait Suci itu. Kemudian dikatakan,  “…21 Di dalam siapa seluruh bangunan…”  simak, ini bukan bangunan literal, ini bangunan global,   “…21 Di dalam siapa seluruh bangunan, rapi tersusun bersama, tumbuh menjadi…” apa?   “…menjadi  satu Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Yang di dalamNya kamu juga turut  dibangun bersama-sama menjadi tempat kediaman  Allah dalam Roh…” 

Sang Shekinah itu Rohnya. Kita tidak lagi berurusan dengan Bait Suci literal di sebuah kota Yerusalem yang literal. Kita berurusan dengan batu penjuru spiritual Yesus Kristus. Kita berurusan dengan fondasi-fondasi spiritual yaitu para rasul dan nabi. Kita berurusan dengan orang-orang percaya yang spiritual, batu-batu yang disusun di atas fondasinya.

 

 

The capital of Israel in the Old Testament was earthly localized Jerusalem, but the capital of the New Testament church is the Heavenly New Jerusalem. In fact even Old Testament believers look forward to the Heavenly Jerusalem. The faithful in the Old Testament looked forward, they knew that Jerusalem of old was not the city, they knew that the city was the Heavenly City. Notice Hebrews 11:9 and 10, and then verses 13 through 16. By faith he…” that is Abraham,  “…dwelt in the land of promise as in a foreign country, dwelling in tents with Isaac and Jacob, the heirs with him of the same promise; 10 for he waited…” this is Abraham Old Testament, right?  “… 10 for he waited for the city which has foundations, whose builder and maker is God…” To which city did Abraham look? Literal Jerusalem in the Middle East? No! The Heavenly Jerusalem. Verse 13, “…13 These all…” after mentioning several heroes from the Old Testament, true believers, true Israel who saw Jesus in figure or in prophecy, “…13 These all died in faith, not having received the promises, but having seen them afar off were assured of them, embraced them and confessed that they were strangers and pilgrims on the earth. 14 For those who say such things declare plainly that they seek a homeland. 15 And truly if they had called to mind that country from which they had come out, they would have had opportunity to return…” And now notice the key verse.  “…16 But now they desire a better, that is, a…” what?  “…heavenly country. Therefore God is not ashamed to be called their God, for He has prepared…” for them what?  “…He has prepared a city for them.” What He has prepared for them? A city.

What is the capital city for believers under the new covenant? The New Jerusalem. What was the city towards which the Old Testament faithful heroes looked forward to? The Heavenly Jerusalem. The earthly Jerusalem was only to proliferate the message, so that the nations could accept the Messiah when the Messiah came. And if they didn't do that, they had no reason to be elected. Does that apply also personally? It applies to us personally as well. 

 

Ibukota Israel di Perjanjian Lama ada di Yerusalem duniawi, tetapi ibukota gereja Perjanjian Baru adalah Yerusalem Baru surgawi. Malah, orang-orang percaya di Perjanjian Lama menaruh harapan mereka ke Yerusalem surgawi. Orang-orang yang setia di Perjanjian Lama memandang ke depan, mereka tahu bahwa Yerusalem lama bukanlah Kotanya, mereka tahu bahwa Kotanya adalah Kota yang surgawi. Simak Ibrani 11:9-10, kemudian ayat 13-16. 9 Karena iman ia…” yaitu Abraham, “…diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di negari yang asing, dan di situ ia tinggal di tenda dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris bersamanya dari janji yang sama. 10 Sebab ia menanti-nantikan…” ini Abraham, Perjanjian Lama, benar? “…10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang pembangunnya  dan pembuatnya ialah Allah…” Abraham memandang ke kota yang mana? Yerusalem literal di Timur Tengah? Tidak! Ke Yerusalem surgawi. Ayat 13,   “…13 Mereka ini semua mati dalam iman, sebelum menerima  apa yang dijanjikan itu, tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pengembara di bumi ini. 14   Sebab mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan terus terang, bahwa mereka mencari sebuah tanahair. 15 Dan sebenarnya kalau mereka ingat akan tempat asal yang telah mereka tinggalkan,  mereka mempunyai kesempatan untuk kembali. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan yang lebih baik yaitu…”  apa?   “…tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan…” Apa bagi mereka? “…ia telah mempersiapakn sebuah  kota bagi mereka…”  Apa yang telah disediakan Allah bagi mereka? Sebuah Kota.

Apa ibukota orang-orang percaya di bawah perjanjian yang baru? Yerusalem Baru. Apa kota yang diharap-harapkan pahlawan-pahlawan yang setia di Perjanjian Lama? Yerusalem surgawi. Yerusalem duniawi hanya untuk menyebarkan pekabarannya supaya bangsa-bangsa bisa menerima Sang Messias saat Messias datang. Dan jika mereka tidak berbuat begitu, tidak ada alasan untuk memilih mereka. Apaah itu juga berlaku secara pribadi? Itu berlaku juga bagi kita secara pribadi.

 

 

Listen, the apostle Paul even went so far as to say that believers were already on Mount Zion and in the Heavenly Jerusalem, not personally, but by what? By faith. Hebrews 12:22 to 24, 22 But you have come to Mount Zion and to the city of the living God, the heavenly Jerusalem…” he says, “you have come”, he's saying to the Hebrews who are Christians, “…you have come to … the heavenly Jerusalem to an innumerable company of angels, 23 to the general assembly and church of the firstborn who are registered in heaven, to God the Judge of all, to the spirits of just men made perfect, 24 to Jesus the Mediator of the new covenant, and to the blood of sprinkling that speaks better things than that of Abel.”

So how does he say that we have come to Mount Zion, and we have the Heavenly Zion, we’ve come to the Heavenly Jerusalem, we've come to the innumerable company of angels, but we're on earth? In what sense is that? In the sense, folks, that in our minds, by faith we are centered there, because our citizenship is there.

 

Dengarkan, rasul Paulus berbuat lebih jauh sampai mengatakan bahwa orang-orang percaya sudah berada di Gunung Sion dan di Yerusalem surgawi, bukan secara pribadi, melainkan bagamana? Melalui iman. Ibrani 12:22-24, 22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi,…” kata Paulus, “kamu sudah datang”, dia berkata kepada orang-orang Ibrani yang Kristen, “…kamu sudah datang ke … Yerusalem surgawi, ke suatu kumpulan malaikat yang tidak terhitung, 23 ke perkumpulan dan gereja anak-anak sulung yang namanya terdaftar di sorga, dan ke Allah, Hakim dari semua, ke roh orang-orang benar yang telah dijadikan sempurna, 24 ke Yesus, Pengantara perjanjian yang baru, dan ke darah yang dipercikkan yang berbicara tentang hal-hal yang lebih baik daripada darah Habel…” 

Jadi bagaimana dia bisa berkata kita sudah datang ke Gunung Sion, Sion surgawi, kita sudah datang ke Yerusalem surgawi, kita sudah datang ke perkumpulan malaikat yang tidak terhitung, sementara kita masih di dunia? Dalam pengertian apa ini? Saudara-saudara, dalam pengertian di pikiran kita, melalui iman, kita terpusat di sana, karena kewarganegaraan kita ada di sana.

 

 

Notice what we find in this passage from the book of Philippians, “ 20 For our citizenship is in heaven…” where's our citizenship?

You know, when we were in Latin America we were always thinking about the homeland and the family that we had here in the United States. Our citizenship was here, although we were physically there.

Our citizenship is in Heaven, we're focused there although we live here. So, “…our citizenship is in heaven from which we also eagerly wait for the Savior, the Lord Jesus Christ, 21 who will transform our lowly body that it may be conformed to His glorious body, according to the working by which He is able even to subdue all things to Himself.”

 

Simak apa yang kita temukan dari kutipan dari kitab Filipi,20 Karena kewarganegaraan kita ada di  sorga,…”  di mana kewarganegaraan kita?

Kalian tahu, ketika kami tinggal di Amerika Latin, kami selalu memikirkan kampung halaman kami dan keluarga yang ada di sini di Amerika. Kewarganegaraan kami ada di sini walaupun secara fisik kami ada di sana.

Kewarganegaraan kita ada di Surga, fokus kita di sana walaupun kita tinggal di sini. Jadi,   “…kewarganegaraan kita ada di  sorga, dari mana juga dengan tidak sabar kita menanti-nantikan Sang Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus, 21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, supaya bisa menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut perbuatanNya yang olehnya Dia dapat menaklukkan bahkan segala sesuatu kepada Diri-Nya.” (Filipi 3:20-21)

 

 

The apostle Paul even went so far as to compare:

1.   unbelieving Jews of his day to Mount Sinai and Hagar; and the earthly Jerusalem;

2.   with Christians who were free and whose mother was the Heavenly Jerusalem.

Do you know really what Paul was saying? Paul was saying, you Jews are really descendants of Ishmael; and Gentiles are children of what? Are children of Isaac. That's what he's saying in this passage.

In Galatians 4:21-31, let's read this. 24For these are the two covenants: the one from Mount Sinai which gives birth to bondage, which is Hagar— 25 for this Hagar is Mount Sinai in Arabia, and corresponds to Jerusalem which now is…” that's the earthly Jerusalem. And then he says  “…which now is and is in bondage with her children— 26 but the Jerusalem above is free, which is the mother of us all…” instead of the many priests of the old system who offered many sacrifices that served only until the death of Christ, Jesus now ministers one sacrifice as our High Priest in Heaven.

 

Rasul Paulus bahkan berbuat lebih jauh lagi dengan membandingkan:

1.   orang-orang Yahudi yang tidak percaya di zamannya dengan Gunung Sinai, dan Hagar, dan Yerusalem duniawi;

2.   sementara orang-orang Kristen yang bebas yang ibunya adalah Yerusalem surgawi.

Tahukah kalian apa yang sesungguhnya dikatakan Paulus? Paulus berkata, kalian orang-orang Yahudi sesungguhnya adalah keturunan Ishmael, dan bangsa-bangsa non-Yahudi adalah keturunan siapa? Keturunan Ishak. Itulah yang dikatakan Paulus di ayat-ayat ini. Di Galatia 4:21-31, mari kita  baca ini, 24 Sebab inilah kedua perjanjian itu; yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan perbudakan yaitu Hagar—25 karena Hagar ini ialah gunung Sinai di tanah Arab, dan sesuai dengan Yerusalem yang sekarang ini,…”  yaitu Yerusalem duniawi. Kemudian Paulus berkata, “…yang sekarang ini, dan berada dalam perbudakan dengan anak-anaknya. 26 Tetapi Yerusalem sorgawi itu merdeka, yang adalah ibu kita semua…”  gantinya imam-imam disistem yang lama yang harus mempersembahkan banyak kurban, yang berlaku hanya hingga kematian Kristus, Yesus sekarang melayani satu kurban sebagai Imam Besar kita di Surga.

 

 

Notice Hebrews 7:25 to 27, 25 Therefore He is also able to save to the uttermost those who come to God through Him, since He always lives to make intercession for them. 26 For such a High Priest was fitting for us, who is holy, harmless, undefiled, separate from sinners, and has become higher than the heavens; 27 who does not need daily, as those high priests…” that is the Old Testament high priests  “…to offer up sacrifices, first for His own sins and then for the people’s; for this He did…” what?  “…once for all when He offered up Himself…” Instead of offering the blood of animals, Christians now have the efficacious blood of Jesus Christ.

That's why John the Baptist introduced Jesus as the true Lamb of God, who takes away the sin of the world. Instead of the many seeds of the old system, Christians become the seeds of the one Seed, Jesus Christ.

 

Simak Ibrani 7:25-27, 25  Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan sepenuhnya mereka yang datang kepada Allah melalui Dia. Sebab Ia hidup senantiasa untuk melakukan perantaraan bagi  mereka. 26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang tepat bagi kita: yang kudus, tidak berniat jahat, tidak tercemar, yang terpisah dari orang-orang berdosa, dan telah menjadi lebih tinggi daripada segala langit, 27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, …”  yaitu imam-imam besar Perjanjian Lama, “…yang setiap hari harus mempersembahkan kurban pertama untuk dosanya sendiri dan sesudah itu untuk dosa umatnya; sebab untuk ini Dia melakukannya…”  apa?   “…satu kali untuk semua manusia, ketika Ia mempersembahkan Diri-Nya sendiri sebagai kurban…”  gantinya mempersembahkan darah hewan, orang Kristen sekarang memiliki darah Yesus Kristus yang mujarab.

Itulah mengapa Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus sebagai Domba Allah yang sejati, yang mengangkat pergi dosa dunia. Sebagai ganti banyak benih di sistem yang lama, orang-orang Kristen menjadi benih-benih dari Benih yang satu, Yesus Kristus.

 

 

Galatians 3:16 says, 16 Now to Abraham and his Seed…” singular,  “…were the promises made. He does not say, ‘And to seeds,’ as of many, but as of one, ‘And to your Seed,’ who is Christ.”

But when we become united with the Seed, we become the Seed's seed, whether we are Jews or whether we are Gentiles. Instead of the old covenant with faulty promises under the old system, Christians now have a better covenant with better promises, with Someone who can truly forgive sin and write the Law in the heart.

 

Galatia 3:16 mengatakan, 16 Nah, kepada Abraham dan Benihnya…”  tunggal,   “…janji itu dibuat. Dia tidak berkata  Dan kepada benih-benihnya’ yang berarti banyak, tetapi sebagaimana kepada satu: ‘Dan kepada Benihmu’, yaitu Kristus.”

Tetapi ketika kita menjadi satu dengan Benih itu, kita menjadi benihnya Sang Benih, entah kita orang Yahudi atau entah kita bukan orang Yahudi. Gantinya perjanjian yang lama dengan janji-janji yang cacat di bawah sistem yang lama, orang Kristen sekarang punya perjanjian yang lebih baik dengan janji-janji yang lebih baik, dengan Pribadi yang benar-benar bisa mengampuni dosa dan menulis Hukum dalam hati.

 

 

You can read the next two passages that we find here. This is proved by Hebrews 8:7, 10, and 12, and also Matthew 26:27 and 28.

v   Instead of David and a succession of kings sitting on an earthly throne in Jerusalem,

Christians now have the King of kings, Jesus Christ, sitting on a Heavenly throne at the right hand of the Father.

v   Instead of literal geographical Babylon, the arch enemy of Israel,

now Babylon is spiritual and global and opposes God's spiritual Israel.

v   Instead of the literal rock, water, and manna from Heaven,

Christians have Jesus and the Holy Spirit.

v   Instead of a literal serpent raised in a certain geographical location,

Christians look to Jesus all over the world, who neutralizes the venom of sin.

Clearly what was literal and local in the Old Testament becomes worldwide and spiritual in the age of the Holy Spirit.

 

Kalian bisa membaca dua kutipan berikut yang terdapat di sini. Ini dibuktikan oleh Ibrani 8:7, 10, dan 12, dan juga Matius 26:27-28.

v   Menggantikan Daud dan suksesi raja-raja yang duduk di atas takhta Yerusalem duniawi,

orang Kristen sekarang punya Raja segala raja, Yesus Kristus, yang duduk di takhta surgawi di sebelah kanan Allah Bapa.

v   Menggantikan Babilon yang literal dan geografis, musuh besar Israel,

sekarang Babilon itu spiritual dan global yang melawan Israel rohani milik Allah.

v   Menggantikan batu, air, dan manna dari Surga yang literal,

orang Kristen sekarang memiliki Yesus dan Roh Kudus.

v   Menggantikan ular literal yang diangkat di suatu lokasi geografis tertentu,

orang Kristen di seluruh dunia memandang kepada Yesus, yang menawarkan racun dosa.

Jelas apa yang literal dan lokal di Perjanjian Lama menjadi mendunia dan spiritual di zaman Roh Kudus.

 

 

This means that if the Antichrist ~ now comes a very important point ~ where are many Christians expecting the Antichrist to sit? In a rebuilt Jerusalem Temple, right? That's the idea of Dispensationalists, Futurists, they say there's going to be a third Temple, a literal Temple in Jerusalem; and the Antichrist is going to be one person sitting in that Temple. But now let's notice in the line of what we studied, this means that if the Antichrist is going to sit in the Temple of God, and the Temple of God is the church, the Antichrist must be sitting in the Christian church. If Christians look for literal Israel for the rise of Antichrist, they will be looking in the wrong place. Is that serious? Yes, it is. God's Temple is no longer in literal Jerusalem. The church is the Temple. Thus the Antichrist sits where? In the Christian church. And just as the Jewish nation fulfilled prophecy in crucifying Jesus, so the Christian world will fulfill prophecy by trying to destroy the body of Christ, the church. The Jewish nation did not realize that they had become the Antichrist; and so the Christian world will not realize that it has become the Antichrist at the end.

In persecuting the body of Christ, the people will be persecuting whom? Christ. That's why when Saul said, “Who are you that I am persecuting?” Jesus said, “I am the One that you are persecuting.” Paul was going to Damascus to arrest Christians, how is that he was persecuting Jesus? Because whoever persecutes the body of Christ is persecuting Christ.

 

Ini berarti jika Antikristus ~ nah sekarang ini poin yang sangat penting ~ di mana banyak orang Kristen menyangka Antikristus akan duduk? Di Bait Suci di Yerusalem yang dibangun kembali, benar? Itulah konsep golongan Dispensasionalis, Futuris, mereka mengatakan akan ada Bait Suci ketiga, sebuah Bait Suci literal di Yerusalem; dan si Antikristus itu bakal seseorang yang duduk di Bait Suci itu. Tetapi sekarang mari kita simak sejalan dengan apa yang telah kita pelajari, ini berarti jika Antikristus akan duduk di Bait Suci Allah, dan Bait Suci Allah adalah gereja, maka Antikristus harus duduk di dalam gereja Kristen. Jika orang Kristen mencari di Israel literal untuk kemunculan Antikristus, mereka akan mencari di tempat yang salah. Apakah ini serius? Ya, benar. Bait Suci Allah tidak lagi berada di Yerusalem literal. Gereja itulah Bait Sucinya. Maka Antikristus akan duduk di mana? Di dalam gereja Kristen. Dan sebagaimana bangsa Yahudi menggenapi nubuatan dengan menyalibkan Yesus, maka dunia Kristen akan menggenapi nubuatan dengan berusaha membinasakan tubuh Kristus, yaitu gereja. Bangsa Yahudi tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi Antikristus; maka dunia Kristen juga tidak akan menyadari bahwa dia telah menjadi Antikristus pada akhirnya.

Dengan mempersekusi tubuh Kristus, orang-orang akan mempersekusi siapa? Kristus. Itulah mengapa ketika Saulus berkata, “Siapakah engkau yang aku persekusi?” (Kisah 22:8) Yesus berkata, “Akulah Dia yang kamu persekusi.” Saat itu Paulus dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap orang-orang Kristen, mengapa kok dibilang dia mempersekusi Yesus? Karena siapa pun yang mempersekusi tubuh Kristus itu sedang mempersekusi Kristus.

 

 

Now we don't have time to cover all the rest of the pages, but I’m going to give you the gist of what this is all about.

First of all you're going to find that Jesus does not have two folds, Jesus has only one fold. He has one group of sheep which is the Jews, and another group of sheep which are the Gentiles? No! No! No! There's only one fold with one Shepherd. Notice we'll just read the text that we have time to read. 16 And other sheep I have which are not of this fold…” who were the sheep that were not of the fold when Jesus said this? The Gentiles.  “…them also I must bring, and they will hear My voice; and there will be…” two flocks and two shepherds? No!  “…there will be one flock and one shepherd.”

 

Nah, kita tidak punya cukup waktu untuk meliput semua halaman, tetapi saya akan memberikan intisarinya tentang ini.

Pertama, kalian akan melihat bahwa Yesus bukan punya dua kawanan, Yesus hanya punya satu kawanan. Dia punya satu kelompok domba yang adalah bangsa Israel dan kelompok domba yang lain yang adalah bangsa-bangsa non-Israel? Tidak! Tidak! Tidak! Hanya ada satu kawanan dan satu Gembala. Simak. Kita hanya akan membaca ayat-ayat yang kita punya waktu untuk membacanya. 16 Dan domba-domba lain ada pada-Ku, yang bukan dari kawanan ini;…” siapakah domba-domba yang bukan dari kawanan ini ketika Yesus berkata demikian? Bangsa-bangsa non-Yahudi, “…mereka juga harus Kubawa, dan mereka akan mendengar suara-Ku dan akan ada…” dua kawanan dan dua gembala? Tidak! “…akan ada satu kawanan dengan satu gembala.” (Yohanes 10:16).

 

 

How many seeds of Abraham are there today? There's only one Seed, but whoever receives Christ becomes what? The Seed’s seed.

I’d like to give this illustration. You know we have a small garden in a small area in our backyard, we just planted a couple of weeks ago. I want you to imagine a solitary tomato seed, little tiny tomato seed. You know, you put this, you actually have to plant it not in the ground, but you plant it in a planter, and then what happens? The seed dies. Do you know the seed dies when you plant it? The seed dies and then it sprouts to new life. There you have a symbol of the death and the resurrection of Christ. And then that plant begins to grow. You transplant it to the ground, and the plant becomes very big, and in the month of June and July that plant produces tomatoes.

Let's imagine that that plant has 50 tomatoes. Where did those 50 tomatoes come from? From one seed that died and resurrected. By the way this is not my analogy, it's found in John 12:24.

 

Ada berapa banyak benih Abraham hari ini? Hanya ada satu Benih, tetapi siapa yang menerima Kristus menjadi apa? Benihnya Sang Benih.

Saya ingin memberikan ilustrasi ini. Kalian tahu kami punya sebuah kebun kecil di halaman belakang kami, kami baru menanaminya dua minggu lalu. Saya mau kalian membayangkan sebutir biji tomat, biji tomat yang kecil mungil. Kalian tahu, kita letakkan ini, kita harus menanamnya tidak di dalam tanah,  tetapi kita tanamkan di sebuah wadah tanaman, kemudian apa yang terjadi? Benih itu mati. Tahukah kalian benih itu mati setelah ditanam? Benih itu mati kemudian dia bertunas ke kehidupan yang baru. Di sana kita melihat simbol kematian dan kebangkitan Kristus. Kemudian tanaman itu mulai tumbuh. Kita pindahkan ke tanah, dan tanaman itu menjadi sangat besar, dn di bulan Juni dan Juli tanaman itu menghasilkan buah tomat. Mari kita bayangkan tanaman itu punya 50 buah tomat. Dari mana datangnya ke-50 buah tomat itu? Dari satu benih yang mati dan bangkit. Nah, ini bukan analogi saya. Ini ada di Yohanes 12:24.

 

 

But anyway, so how many seeds can be in those tomatoes, those 50 tomatoes on that plant? Multiple seeds. Where did all the seeds come from? From one original seed. That's what the apostle Paul is saying. And Jesus said unless He went into the ground and died, speaking about His death, the seed remains alone. But if it's put in the ground, and it sprouts to life, many seeds will come from it. Notice Galatians 3:16, 26 to 29. 16 Now to Abraham and his Seed were the promises made. He does not say, ‘And to seeds,’ as of many, but as of one, ‘And to your Seed,’ who is Christ…” So how many seeds of Abraham are there? One, Jesus. Can we also be Abraham's seed? Yeah, if we are the Seed’s seed. Let's continue reading verse 26, “… 26 For you are all sons of God through faith in Christ Jesus…”  Listen carefully now,  “….27 For as many of you as were baptized into Christ have put on Christ…” so what happens when we're baptized and we put on Christ? Oh,  “…28 There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are all one in Christ Jesus. 29 And if you are Christ’s, then you are Abraham’s seed, and heirs according to the promise.”

What is it to be the seed of Abraham? It is to be connected with whom? With Jesus.

 

Begitulah. Jadi ada berapa benih di dalam ke-50 buah tomat di tanaman itu? Banyak benih. Dari mana datangnya semua benih itu? Dari satu benih awal.  Itulah yang dikatakan rasul Paulus. Dan Yesus berkata, kecuali  Dia masuk ke dalam tanah dan mati, bicara tentang kematianNya, benih itu tetap hanya satu. Tetapi kalau benih itu dimasukan ke dalam tanah, dia hidup dan tumbuh, dan banyak benih akan dihasilkannya. Simak Galatia 3:16, 26-29. 16 Nah, kepada Abraham dan Benihnya, janji itu dibuat. Dia tidak berkata  Dan kepada benih-benihnya’ yang berarti banyak, tetapi sebagaimana kepada satu: ‘Dan kepada Benihmu’, yaitu Kristus. …”  Jadi berapa banyak benih Abraham di sana? Satu, Yesus. Bisakah kita juga menjadi benih Abraham? Iya jika kita adalah benihnya Sang Benih. Mari kita lanjutkan membaca ayat 26, “…26  Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus…” Dengarkan baik-baik sekarang, “…27 Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan Kristus…”  jadi apa yang terjadi bila kita dibaptis dan kita mengenakan Kristus? Oh,  “… 28 Tidak ada Yahudi maupun  Yunani, tidak ada budak maupun merdeka, tidak ada laki-laki maupun perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu adalah benih Abraham dan para ahliwaris menurut  perjanjian.”

Bagaimana bisa menjadi benih Abraham? Harus terhubung dengan siapa? Dengan Yesus.

 

 

The interpretation of prophecy of the churches today is a Christ-less interpretation. Because I look into literal Israel that still rejects Messiah, this is a serious thing. Jesus also has only one body. Notice what we find in Ephesians 2:14 through 18, 14 For He…” that is Jesus  “…Himself is our peace, who has made both one…” that is Jew and Gentile  “…and has broken down the middle wall of separation, 15 having abolished in His flesh the enmity, that is, the Law of commandments contained in ordinances, so as to create in Himself one new man from the two…” that is there's only one body under the new covenant  “…thus making peace, 16 and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the enmity. 17 And He came and preached peace to you who were afar off and to those who were near. 18 For through Him we both…” Jew and Gentile  “…have access by one Spirit to the Father.”

 

Interpretasi nubuatan gereja-gereja sekarang adalah interpretasi yang tanpa Kristus. Karena saya melihat ke Israel literal yang masih menolak Messias, ini adalah hal yang serius. Yesus juga hanya punya satu tubuh. Simak apa yang kita temukan di Efesus 2:14-18, 14 Karena Dia…”  yaitu Yesus “…Sendiri-lah pendamai kita, yang telah membuat kedua pihak menjadi satu…”  yaitu Yahudi dan bangsa-bangsa bukan Yahudi, “…dan yang telah merobohkan tembok pemisah yang di tengah-tengah kita;  15 setelah dalam kemanusiaanNya menghapus perseteruan itu, yaitu hukum perintah-perintah yang terdapat dalam upacara-upacara; demi menciptakan di dalam DiriNya Sendiri dari keduanya satu manusia baru…”  yaitu hanya ada satu tubuh di bawah perjanjian yang baru “…dengan demikian mengadakan perdamaian 16 supaya melalui salib, Dia boleh mendamaikan keduanya kepada  Allah dalam satu tubuh, dengan demikian mengakhiri perseteruan itu.17 Dan Dia datang dan memberitakan damai kepada kamu yang dulunya ‘jauh’ dan kepada mereka yang ‘dekat’, 18 Karena melalui Dia, kita sama-sama…”  Yahudi dan bangsa-bangsa bukan Yahudi   “…punya akses oleh satu Roh kepada Bapa.

 

 

You know if Jews and Muslims accepted Christ, the fight would end, because they would all be descendants of Abraham. So that's the solution to the problem, not treaties. Solution to the problem is if the Jews and the Muslims accepted Jesus Christ, they would say, “What are we fighting about? We have the same Savior.” There's only one City, they're not two cities: one for the literal Jews ~ earthly Jerusalem; and one for the spiritual Jews ~ the new Jerusalem.

 

Tahukah kalian jika orang Yahudi dan Muslim menerima Kristus, pertikaiannya akan selesai, karena mereka semua akan menjadi keturunan Abraham. Jadi itulah solusi kepada problemnya, bukan pakta-pakta persetujuan. Solusi kepada problemnya ialah jika Yahudi dan Muslim menerima Yesus Kristus, mereka akan berkata, “Apa yang kita pertengkarkan? Kita punya Juruselamat yang sama.” Hanya ada satu Kota, bukan dua kota: satu buat Yahudi literal ~ Yerusalem duniawi; dan satu bagi Yahudi spiritual ~ Yerusalem Baru.

 

 

Notice what we find here in Revelation 21:12, this speaking about the holy City, 12 Also she had a great and high wall with twelve gates, and twelve angels at the gates, and names written on them, which are the names of the twelve tribes of the children of Israel…” Whose names are on the gates? The names of the 12 tribes. Whose names are in the foundations? The apostles. “…14 Now the wall of the city had twelve foundations, and on them were the names of the twelve apostles of the Lamb.” 

So we have one City composed of the apostles, which are the New Testament Christians, and of the tribes, the Old Testament. God has only one City, Christ has only one City. By the way Christ also has only one wife.

You know, there are even Christians that say that  Jesus had an Old Testament people: Israel; and the New Testament people: which is the Christian church. Then Jesus is a bigamist. I don't intend to be irreverent, but I want to make a point.  How many wives does Jesus have? One is the Gentiles, the other the Jews? No! Notice what it says, 25 Husbands, love your wives, just as Christ also loved the church and gave Himself for her, 26 that He might sanctify and cleanse her with the washing of water by the word, 27 that He might present her to Himself a glorious church, not having spot or wrinkle or any such thing, but that she should be holy and without blemish.”

 

Simak apa yang kita temukan di sini di Wahyu 21:14, ini bicara tentang Kota Suci, 12 Juga kota itu memiliki tembok yang besar lagi tinggi dengan dua belas pintu gerbang dan dua belas malaikat di pintu gerbang itu dan nama-nama tertulis pada mereka, yaitu  nama kedua belas suku anak-anak Israel…” Nama-nama siapa ada pada pintu-pintu gerbang? Nama ke-12 suku. Nama-nama siapa yang ada di fondasinya? Para rasul. “…14 Nah, tembok kota itu mempunyai dua belas fondasi (batu dasar) dan di atasnya tertulis nama-nama kedua belas rasul Domba itu…” 

Jadi ada satu Kota terdiri atas para rasul yang adalah orang-orang Kristen Perjanjian Baru, dan dari ke-12 suku Perjanjian Lama. Allah hanya punya satu Kota, Kristus hanya punya satu Kota. Nah, Kristus juga hanya punya satu istri.

Kalian tahu, bahkan ada orang-orang Kristen yang mengatakan bahwa Yesus punya umat Perjanjian Lama: Israel; dan umat Perjanjian Baru: gereja Kristen. Kalau begitu, Yesus seorang bigamis ( = punya dua istri). Bukan niat saja tidak hormat, tetapi saya mau menekankan sesuatu. Berapa orang istri yang dimiliki Yesus? Yang satu bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang lain bangsa Yahudi? Tidak! Simak apa yang dikatakan,  “…25 Suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya 26supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya dengan pembasuhan air, oleh firman. 27 Supaya Ia boleh menampilkan kepada Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu harus kudus dan tanpa cacat.” (Efesus 5:25-27)

 

 

Do you know also that there's only one tree? One olive tree that includes both Jews and Gentiles. Notice what it says in Romans 11:19, 19 You will say then, ‘Branches were broken off that I might be grafted in.’ 20 Well said. Because of unbelief…”  why ~ the natural branches would represent the literal Jews ~  why were they broken off?   “…Because of unbelief they were broken off, and you stand by faith…” and he says to the Gentiles  “…Do not be haughty, but fear… 23 And they also, if they do not continue in unbelief…” that is, that the Jews don't continue in unbelief, if  they don't continue rejecting the Messiah,  “…will be grafted in, for God is able to graft them in again.” 

 

Tahukah kalian juga bahwa hanya ada satu pohon? Satu pohon zaitun di mana bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa non-Yahudi termasuk di dalamnya. Simak apa katanya di Roma 11:19, 19 Kalau begitu kamu akan berkata, ‘Cabang-cabang itu dipatahkan supaya aku boleh dicangkokkan masuk. 20 Tidak salah. Karena ketidakpercayaan…”  cabang-cabang yang asli melambangkan Yahudi literal, mengapa mereka dipatahkan? “…Karena ketidakpercayaan mereka, mereka dipatahkan, dan kamu berdiri teguh oleh iman…”  dan dia berkata kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, “…Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! 23 Tetapi mereka pun, jika mereka tidak berlanjut dalam ketidakpercayaan…” yaitu bangsa Yahudi tidak berlanjut dalam ketidakpercayaan mereka, jika mereka tidak berlanjut menolak Sang Messias, “…akan dicangkokkan kembali karena Allah sanggup mencangkokkan mereka kembali.”

 

 

There's five kinds of people connected to that tree.

1.           there's the natural branches which represent the Jews.

2.           the natural branches that are cut off which are those who reject Jesus.

3.           then the natural branches are grafted in, when people accept Jesus.

4.           wild branches are grafted in, that's the Gentiles, they're grafted into the tree.

5.           and some wild branches Gentiles if they come to disbelieve in Jesus, then they're cut off.

So you have to be linked up to what? There are two trees: the Old Testament Israel and the New Testament Israel? No! There's only one tree, representing God's people from all time.

 

Ada lima jenis manusia yang terkait kepada pohon itu:

1.           Cabang-cabang yang alami yang melambangan bangsa Yahudi.

2.           Cabang-cabang alami yang dipotong, adalah mereka yang menolak Yesus.

3.           Lalu cabang-cabang alami yang dicangkokkan lagi ketika mereka menerima Yesus.

4.           Cabang-cabang liar yang dicangkokkan, itulah bangsa-bangsa non-Yahudi, mereka dicangkokkan ke pohon itu.

5.           Dan beberapa cabang-cabang liar bangsa-bangsa lain jika mereka menjadi tidak percaya dalam Yesus, maka mereka dipotong.

Jadi kita harus terhubung dengan apa? Ada dua pohon: Israel Perjanjian Lama dan Israel Perjanjian Barukah?  Tidak! Hanya ada satu pohon yang melambangkan umat Allah dari segala zaman.

 

 

Well, let me just summarize

v   the bottom of the page, there's only one true Temple.

v   on the next page, there's only one true family.

v   there's only one song that the redeemed will sing.

Are you catching the picture? One ~ one ~  one ~ one ~ one. God does not have two mutually separate peoples with plans for one and for the other. He has one true spiritual Israel that is defined by linking up with Jesus Christ through baptism. Are you clear on this? The New Testament is clear, folks.

 

Nah, saya akan merangkum.

v   Bagian bawah halaman, hanya ada satu Bait Suci yang sejati.

v   Di halaman berikutnya, hanya ada satu keluarga yang sejati.

v   Hanya ada satu lagu yang akan dinyanyikan umat tebusan.

Apakah kalian menangkap gambarnya? Satu – satu – satu – satu – satu. Allah tidak punya dua umat yang saling terpisah dengan satu rencana bagi yang satu, dan rencana yang beda bagi yang lain. Allah punya satu Israrel spiritual yang didefinisikan dengan menghubungkannya dengan Yesus Kristus melalui baptisan. Apakah kalian jelas tentang ini? Perjanjian Baru itu jelas, Saudara-saudara.

 

 

Now let's go to the last paragraph that we have here. The state of Israel was established in 1948, re-established in 1948. Israel in the six day war in 1967 recovered the Sinai Peninsula and in 1973 the Israelis took over east Jerusalem, the site of the Temple mount, and there's a lot of talk about the possibility of building a third Jerusalem Temple. Is all of this indicative that prophecy is being fulfilled? Do you know what evangelicals say? The greatest sign that Jesus is coming soon, that His coming as imminent, was the re-establishment of the nation of Israel in 1948. Does God still have a plan for national Israel? No! In the light of what we've studied today, our answer to the question is No! God now has globalized Israel and “Israel” is defined not by where you live or by the blood that flows through your veins. “Israel” is defined by your relationship to Jesus Christ, whether it's people in the Old Testament, the heroes of Hebrews 11, or New Testament Christians, their connection with Israel is defined by their relationship with Jesus Christ through baptism.

 

Sekarang mari kita ke paragraf terakhir yang ada. Negara Israel didirikan kembali di 1948. Israel dalam perang 6 hari di tahun 1967 berhasil mengambil kembali Peninsula Sinai, dan di 1973 Israel berhasil mengambil alih Yerusalem timur, situs gunung Bait Suci, dan ada banyak perbincangan tentang kemungkinan dibangunnya Bait Suci Yerusalem yang ketiga. Apakah semua ini mengindikasikan bahwa nubuatan sedang digenapi?

Tahukah kalian apa kata para evangelis? Tanda paling besar bahwa Yesus akan segera datang, bahwa kedatanganNya itu sangat dekat adalah didirikannya kembali bangsa Israel di 1948. Apakah Allah masih punya rencana untuk bangsa Israel? Tidak! Sehubungan dengan apa yang sudah kita pelajari hari ini, jawaban kita kepada pertanyaan itu adalah Tidak! Allah sekarang punya Israel yang global, dan “Israel” didefinisikan bukan oleh di mana dia tinggal, atau oleh darah yang mengalir dalam tubuhnya, “Israel” didefinisikan oleh hubungannya dengan Yesus Kristus, apakah itu manusia-manusia di Perjanjian Lama, para pahlawan di kitab Ibrani pasal 11, atau orang-orang Kristen Perjanjian Baru, hubungan mereka dengan Israel didefinisikan oleh hubungan mereka dengan Yesus Kristus melalui baptisan.

 

 

So I hope that this is clear. We need to let the Christian world understand this, because they're looking in the wrong place, and they're going to follow Antichrist instead of following Jesus Christ. So let's get down to business and do it.

 

Jadi saya harap ini jelas. Kita perlu membuat dunia Kristen memahami ini karena mereka sedang memandang ke tempat yang salah, dan mereka akan mengikuti Antikristus dan bukan mengikuti Yesus Kristus. Jadi mari kita segera melakukannya.

 

 

 

06 11 24