Tuesday, June 30, 2020

IS THIS THE END? 2HRS INDEPTH STUDY ~ WALTER VEITH


_____WHAT’S UP, PROF?_____
WALTER VEITH
IS THIS THE END? 2 HRS IN-DEPTH STUDY


Dibuka dengan doa.


The title of this lecture is,  “Is This The End?” And I was interested to see that the Express, the home of the Daily and Sunday Express asked that same question:
End of the world:  Is coronavirus the prophesied ‘plague’ in the book of Revelation?
And then they stated in this article, “The end of the world will be preceded by widespread pestilence and plague, militant Christians reading the Bible's Book of Revelation have claimed.  Could this plague from the Bible be the corona virus epidemic sweeping around the globe?” and then finally after writing about these issues they come to the conclusion: “There is, however, nothing to suggest the corona virus is biblical in nature and not simply a manageable epidemic.”


Judul ceramah ini ialah, “Apakah ini Akhir Itu?” Dan saya tertarik melihat  Express, induk Daily and Sunday Express, menanyakan pertanyaan yang sama itu:
Akhir dunia: Apakah coronavirus adalah ‘bala’/’malapetaka’ yang disebut di kitab Wahyu?
Lalu mereka menyatakan dalam artikel ini, “Akhir dunia akan didahului oleh merebaknya wabah sampar dan malapetaka, ini yang diklaim oleh Kristen militant yang membaca kitab Wahyu di Alkitab. Mungkinkah malapetaka yang disebut Alkitab itu ialah epidemi coronavirus ini yang telah menyapu seluruh bulatan bumi?” Kemudian setelah menulis tentang isu-isu itu, mereka tiba pada kesimpulan: “Namun, tidak ada alasan untuk mengatakan epidemi corona virus itu bersifat alkitabiah dan bukan sekedar epidemi yang bisa diatasi.”


Now I tend to agree with them. On the other hand, we are told to look for the signs of the times. And people have been asking, “Is this the end? Is this the beginning of the end? And what are the signs of the end? And is there any indication about how long the world will still continue?” And we need to talk about some of these issues, and I think we're going to stick our necks out a little bit, but let's see where this leads us.

Nah, saya cenderung setuju dengan mereka. Di pihak lain, kita disuruh menyimak tanda-tanda zaman. Dan orang-orang sedang bertanya, “Apakah ini akhir itu? Apakah ini awal dari akhir itu? Dan apa tanda-tanda akhir itu? Dan apakah ada indikasi berapa lama dunia ini masih akan berlanjut?” Dan kita perlu membicarakan beberapa isu tersebut. Dan saya rasa kita akan mengambil resiko membicarakan hal-hal yang mungkin dikritik orang, tetapi marilah kita lihat ke mana ini membawa kita.


The first question I would like to address is, should we be studying the signs of the times? Now I’ll be using quite a few quotes from the Spirit of Prophecy. And I believe that this church has been blessed with this special gift, to steer it through the times that we are living in. The Spirit of Prophecy is not to supersede the Bible, the Spirit of Prophecy is to make that which is sometimes a little bit obscure in the Bible, very plain, and it leads us back to the greater light which is the Word of God.  So we need to base what we believe on the Word of God. But if God has seen fit to give us this special gift, we can also consult it.

Pertanyaan pertama yang ingin saya bahas ialah, haruskah kita mempelajari tanda-tanda zaman? Nah, saya akan menggunakan cukup banyak kutipan dari Roh Nubuat. Dan saya yakin gereja ini telah diberkati dengan karunia istimewa ini, untuk memandunya melalui hari-hari di mana kita hidup sekarang. Roh Nubuat bukan menggantikan Alkitab, Roh Nubuat itu untuk membuat apa yang terkadang agak kurang jelas di Alkitab, menjadi jelas, dan itu membimbing kita kembali ke terang yang lebih besar, yaitu Firman Allah. Jadi, kita harus mendasarkan apa yang kita yakini pada Firman Allah, tetapi jika Allah menganggapnya tepat memberi kita karunia istimewa ini, kita juga boleh mencari keterangan darinya.


She writes, “…Our ministers are not doing their whole duty. The attention of the people should be called to the momentous event which is so near at hand…” she's talking about the coming of Christ. “…The signs of the times should be kept fresh before their minds. The prophetic visions of Daniel and John foretell a period of moral darkness and declension, but at the time of the end, the time in which we are now living, the vision was to speak and not lie. When the signs predicted begin to come to pass, the waiting, watching ones are bidden to look up and lift up their heads and rejoice, because their redemption draweth nigh…” 5T 9.2.  
So rather than a message of doom and gloom there is a message of rejoicing and looking up. And we are to study the signs of the times, and we are supposed to make them prominent, that means we must be in tune with what is happening in the world.

Ellen White menulis, “…Pendeta-pendeta kita tidak melaksanakan semua tugas mereka. Perhatian orang harus diarahkan kepada peristiwa yang sangat penting yang sudah begitu dekat…” dia berbicara tentang kedatangan Kristus. “…Tanda-tanda zaman harus senantiasa dibuat tetap segar dalam ingatan mereka. Penglihatan-penglihatan nubuatan Daniel dan Yohanes menggambarkan suatu masa kegelapan dan kemerosotan moral, tetapi pada masa akhir, masa di mana kita sekarang hidup, penglihatannya ialah supaya menyampaikan, dan bukan berdusta. Ketika tanda-tanda yang dinubuatkan terjadi, maka mereka yang menunggu dan berjaga, diajak untuk mengarahkan mata mereka ke atas, mengangkat kepala mereka dan bersukacita, karena penebusan mereka sudah dekat…” 5T 9.2
Jadi, bukannya suatu pekabaran kematian dan kesuraman, ada pekabaran sukacita dan pandangan ke atas. Dan kita harus mempelajari tanda-tanda zaman, dan kita harus membuat itu menonjol, artinya kita harus mengikuti apa yang sedang terjadi di dunia.


Now, many believe that when you do these things and you correlate the signs of the times with the Bible, that you are busy with conspiracy theories. Nothing could be further from the truth! We need to know where we stand in the stream of time.

Nah, banyak yang percaya bila kita melakukan hal-hal itu, dan kita mengaitkan tanda-tanda zaman dengan Alkitab, maka kita sedang sibuk dengan teori konspirasi. Itu sudah melenceng sangat jauh dari kebenaran! Kita harus tahu di mana posisi kita dalam aliran waktu.


“In the visions of the night a very impressive scene passed before me. I saw an immense ball of fire fall amongst some beautiful mansions causing their instant destruction. I heard someone say, ‘We knew that the judgments of God were coming upon the earth but we did not know that they would come so soon.’ Others with agonized voices said, ‘You knew, why then did you not tell us? We did not know!’ On every side I heard similar words of reproach spoken…”  ChS 111.3   If we do not speak when we have knowledge that very few people have, then God will hold us accountable. 

“Dalam penglihatan malam hari, suatu adegan yang sangat mengesankan lewat di depan saya. Saya melihat suatu bola api yang besar sekali, jatuh di antara bangunan-bangunan yang indah yang seketika itu mengakibatkan kehancuran mereka. Saya mendengar ada yang berkata, ‘Kami tahu penghakiman Allah akan datang ke atas dunia, tetapi kami tidak tahu datangnya secepat ini.’  Yang lain dengan suara penuh kesedihan berkata, ‘Kamu tahu, mengapa kamu tidak memberitahu kami? Kami tidak tahu!’ Di mana-mana saya mendengar kata-kata teguran yang sama…” ChS 111.3  Jika kita tidak membuka mulut pada waktu kita memiliki pengetahuan yang hanya dimiliki oleh sedikit sekali orang, maka kita harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah.


When it came to the first coming of Christ, she writes in the book The Great Controversy ~ which by the way everybody should read it if they can get hold of it ~  “It was not the scholarly theologians who had an understanding of this truth and engaged in its proclamation…” referring to the first coming of Christ. “…Had these been faithful watchmen, diligently and prayerfully searching the Scriptures, they would have known the time of night; the prophecies would have opened to them the events about to take place. But they did not occupy this position and the message was given by humbler men. Jesus said, ‘Walk while you have the light, lest darkness come upon you.’ John 12:35.  Those who turn away from the light which God has given, or who neglect to seek it when it is within their reach, are left in darkness. But the Savior declares, ‘He that followeth Me shall not walk in darkness, but shall have the Light of Life.’ John 8:12. Whoever is with singleness of purpose seeking to do God's will, earnestly heeding the light already given, will receive greater light; to that soul some star of heavenly radiance will be sent to guide him into all truth…” GS 312.3.

Ketika membahas kedatangan Kristus yang pertama, Ellen White menulis dalam buku The Great Controversy ~ nah, semua orang harus membacanya jika bisa mendapatkan buku ini ~ “…Bukan para theolog yang pakar-pakar yang memiliki pemahaman tentang kebenaran ini dan yang terlibat dengan penyampaian kabar itu…”  merujuk kepada kedatangan Kristus yang pertama,   “…Seandainya mereka itu para penjaga yang setia, yang rajin dan penuh doa memeriksa Kitab Suci, mereka akan tahu tentang waktu kegelapan; nubuatan-nubuatan akan menjelaskan kepada mereka peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Tetapi mereka tidak menempati posisi ini, dan pekabaran itu diberikan oleh orang-orang yang lebih rendah hati. Jesus berkata, ‘Berjalanlah selagi terang, kalau tidak, kegelapan akan menimpamu.’ Yohanes 12:35. Mereka yang berpaling dari terang yang telah diberikan Allah, atau yang lalai mencarinya saat ada di dekat jangkauan mereka, akan tertinggal dalam kegelapan. Tetapi Sang Juruselamat menyatakan, ‘Dia yang mengikuti Aku, tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi akan memiliki Terang Hidup.’ Yohanes 8:12. Barangsiapa yang dengan tekun berusaha mencari kehendak Allah, sambil dengan tulus menuruti terang yang telah diberikan, akan menerima terang yang lebih banyak, kepada jiwa itu suatu bintang yang bersinar dari surga akan dikirimkan untuk membimbingnya kepada semua kebenaran…” GS 312.3


God wants us to know. This is not a cosmic secret. God wants it proclaimed that the coming of Christ is near. “…It was needful that men should be awaken to their danger, that they should be roused to prepare for the solemn events connected with the close of probation…” Now we're moving to the end of time.  “…The prophet of God declares, ‘The day of the Lord is great and very terrible, and who can abide it? Who shall stand when He appeared?’ who is of ‘purer eyes than to behold evil’ and cannot ‘look on iniquity’,  Joel 2:11; Habakkuk 1:13. To them that cry,  ‘My God, we know Thee’ yet have transgressed His covenant, and hastened after another god, hiding iniquity in their hearts and loving the paths of unrighteousness, to these the day of the Lord is ‘darkness and not light, even very dark and no brightness in it’  Hosea 8:2; and then Psalm 16:4; and Amos 5:20. ‘It shall come to pass at that time’, says the Lord,  ‘that I will search Jerusalem with candles and punish the men that are settled on their lees: they say in their heart,  ‘The Lord will not do good neither will He do evil.’ Zephaniah 1:12, ‘I will punish the world for their evil and the wicked for their iniquity and I will cause the arrogancy of the proud to cease and I will lay low the haughtiness of the terrible.’ Isaiah 13:11, ‘Neither their silver nor their gold shall be able to deliver them…” your riches will not be able to spare you from this time of trouble that is upon us,  “…their goods shall become a booty and their houses a desolation.’ Zephaniah 1:18 and 13.”  GC 310.1
We need to understand the times we are living in, they are very serious, and God is seeking for a people that will be prepared to live according to His covenant.

Allah mau kita tahu. Ini bukan rahasia kosmik. Allah mau ini dikumandangkan, bahwa kedatangan Kristus sudah dekat. “…Manusia perlu disadarkan akan bahaya yang mereka hadapi, supaya mereka mulai bersiap-siap bagi peristiwa-peristiwa yang serius yang berkaitan dengan berakhirnya masa kemurahan Allah bagi dunia…” Sekarang kita menuju ke akhir dunia,   “…Nabi Allah menyatakan, ‘Hari Tuhan sangat dahsyat dan mengerikan, dan siapa akan bisa bertahan? Siapa yang bisa berdiri ketika Dia tampil?’ Mereka yang ‘matanya lebih murni dan menolak melihat kejahatan’ dan tidak bisa ‘memandang dosa’. Joel 2:11, Habakuk 1:13. Kepada mereka yang berseru, ‘Allahku, kami mengenal Engkau’ namun telah melanggar perjanjianNya, dan menyembah allah yang lain, menyembunyikan dosa di dalam hati mereka, dan mencintai jalan-jalan yang tidak benar, kepada mereka ini hari Tuhan adalah ‘kegelapan dan bukan terang, bahkan sangat gelap dan tidak ada terang di dalamnya.’ Hosea 8:2, kemudian Mazmur 16:4, dan Amos 5:20. ‘Dan akan terjadi pada waktu itu,’ kata Tuhan, ‘Aku akan menggeledah Yerusalem dengan obor dan menghukum manusia-manusia yang menyimpan dosanya, mereka berkata di dalam hati, ‘Tuhan tidak akan berbuat yang baik maupun yang jahat.’ Zefanya 1:12, ‘Aku akan menghukum dunia karena kejahatan mereka, dan orang-orang fasik karena dosa mereka, dan Aku akan membuat kesombongan orang angkuh terhenti dan Aku akan merendahkan kecongkakan mereka yang mengerikan.’ Yesaya 13:11, ‘Baik perak mereka maupun emas mereka tidak akan menyelamatkan mereka…”  kekayaanmu tidak akan meluputkan kamu dari masa kesukaran yang terjadi pada kita,   “…harta mereka akan menjadi barang rampasan dan rumah-rumah mereka terlantar.’ Zefanya 1:18 dan 13.” GC 310.1
Kita perlu memahami zaman di mana kita hidup ini, zaman ini sangat serius dan Allah sedang mencari suatu umat yang akan siap hidup sesuai dengan PerjanjianNya.


Now many people are saying, “Do not make it so prominent, be careful how you say these things.” “…There's no need of milk after souls have been convinced of the truth. As soon as the conviction of truth is yielded to and the heart willing, the truth should have its effect; the truth will work like leaven and purify and purge away the passions of the natural heart. It is a disgrace for those who have been in the truth for years, to talk of feeding souls who have been months in the truth, upon milk. It shows they know little of the leading of the Spirit of the Lord, and realize not the time we are living in.  Those who embrace the truth now will have to step fast. There will have to be a breaking up of the heart before the Lord, a rending of the heart and not the garment. A reference to the Jewish’s custom of rending one's garments as a sign of great grief (e.g. Joel 2:13).” 1EGWLM 402.1

Nah, banyak orang berkata, “Jangan terlalu menonjolkannya, hati-hati bagaimana kamu menyampaikan hal-hal ini.”  “…Susu tidak diperlukan setelah jiwa-jiwa telah diyakinkan tentang kebenaran. Begitu orang sudah menyerah kepada keyakinan akan kebenaran dan hatinya rela, kebenaran akan berpengaruh; kebenaran akan berfungsi seperti ragi dan memurnikan dan membersihkan semua nafsu hati yang alami. Memalukan sekali bagi mereka yang sudah bertahun-tahun berada dalam kebenaran, untuk berbicara memberi makan jiwa-jiwa yang sudah berbulan-bulan dalam kebenaran, dengan susu. Itu membuktikan mereka hanya tahu sedikit tentang kepemimpinan Roh Tuhan dan tidak menyadari zaman di mana kita hidup sekarang. Mereka yang memeluk kebenaran sekarang haruslah bergerak dengan cepat. Harus ada kehancuran hati di hadapan Tuhan, hati yang tercabik dan bukan pakaiannya, merujuk ke tradisi Yahudi mencabik-cabik pakaian sendiri sebagai tanda kesedihan besar. (mis. Joel 2:13).” 1EGWLM 402.1


We need to speak the truth unadulterated, people need to know where we stand in the stream of time because God's Spirit is gradually being withdrawn from this world. “…The days in which we live are solemn and important. The Spirit of God is gradually but surely being withdrawn from the earth. Plagues and judgments are already falling upon the despisers of the grace of God. The calamities by land and sea, the unsettled state of society, the alarms of war are portentous. They forecast approaching events of the greatest magnitude.” EV 31.5

Kita harus berbicara tentang kebenaran yang tidak bercampur apa pun. Orang-orang perlu tahu di mana posisi kita dalam aliran masa ini, karena Roh Allah sedikit demi sedikit sedang ditarik dari dunia ini.  “…Hari-hari di mana kita hidup sekarang ini serius dan penting. Roh Allah secara bertahap tetapi pasti sedang ditarik dari bumi. Malapetaka dan penghakiman sudah berjatuhan ke atas para pembenci kasih karunia Allah. Bencana-bencana di darat dan laut, kondisi masyarakat yang bergejolak,  alarem perang mengancam. Semuanya menandakan akan terjadi peristiwa-peristiwa dalam skala mahabesar.” EV 31.5

“The agencies of evil are combining their forces and consolidating. They are strengthening for the last great crisis. Great changes are soon to take place in our world and the final movements will be rapid ones…” Testimonies volume 9 page 11.

“Agen-agen kejahatan sedang mempersatukan kekuatan mereka dan berkonsolidasi. Mereka sedang memperkuat diri bagi krisis terakhir yang sangat besar. Perubahan-perubahan besar akan segera terjadi di dunia kita dan gerakan-gerakan terakhir itu sangat cepat…” Testimonies Vol. 9 hal. 11


Now these things are unfolding before our eyes, we need to be aware of where we stand in the stream of time. People are saying, “Surely this will all go away and then we'll have a time of peace and things will go back to normal. We need not get up into a state of excitement at this stage.”
“The spirit of anarchy is permeating all nations…” that's an important point, “…and the outbreaks that from time to time excite the horror of the world, are but indications of the pent up fires of passion and lawlessness that, having once escaped control, will fill the earth with woe and desolation. The picture which Inspiration has given of the antediluvian world, represents too truly the condition to which modern society is fast hastening. Even now in the present century, and in professedly Christian lands, there are crimes daily perpetrated, as black and terrible as those for which the old world sinners were destroyed. Before the flood God sent Noah to warn the world, that the people might be led to repentance, and thus escaped the threatened destruction. As the time of Christ's second appearing draws near, the Lord sends His servants with a warning to the world, to prepare for that great event.  Multitudes have been living in transgression of God's Law and now He in mercy calls them to obey its sacred precepts. All who will put away their sins by repentance towards God and faith in Christ, are offered pardon…”  Patriarchs and Prophets 102.

Nah, semua hal ini sedang terjadi di depan mata kita, kita harus sadar di mana kita berada dalam aliran waktu. Orang-orang berkata, “Ini pasti akan berlalu, kemudian  akan ada  waktu yang damai dan hal-hal akan kembali normal. Kita tidak perlu menjadi tegang sekarang ini.”
“…Roh anarki sedang merasuki semua bangsa…”  ini adalah poin yang penting,    “…dan letusan-letusan yang dari waktu ke waktu membangkitkan kengerian di dunia, hanyalah indikasi-indikasi dari api-api nafsu dan pemberontakan yang  satu kali lolos dari pengendalian, akan memenuhi dunia dengan kesusahan dan kehancuran. Gambaran dunia di zaman pra-airbah yang diberikan oleh Inspirasi melambangkan dengan sangat tepat kondisi yang akan segera dialami oleh masyarakat modern. Bahkan sekarang pun di abad ini, dan di negara-negara yang mengaku Kristen, ada kejahatan-kejahatan yang dilakukan setiap hari, sekelam dan sengeri yang dilakukan orang-orang berdosa dari zaman purba itu, yang mengakibatkan dunia mereka dihancurkan.   Sebelum air bah, Allah mengirim Nuh untuk memberi peringatan kepada dunia, supaya orang-orang boleh dibawa kepada pertobatan dan dengan demikian lolos dari ancaman kehancuran. Pada waktu kedatangan kedua Kristus mendekat, Tuhan mengirim hamba-hambaNya dengan peringatan bagi dunia, supaya siap untuk peristiwa besar tersebut. Banyak orang hidup dalam pelanggaran terhadap Hukum Allah, dan sekarang dengan kemurahanNya, Allah memanggil mereka agar mematuhi ketentuan-ketentuannya yang kudus. Semua yang mau meninggalkan dosa-dosa mereka dengan bertobat pada Allah, dan beriman kepada Kristus, diberikan pengampuan….” Patriarchs and Prophets 102.

This world is so steeped in  iniquity, we hear little pieces here, and we hear little pieces there, and the world is appalled.
“This view was given in 1847 when there were but few of the Advent brethren observing the Sabbath, and of these but few supposed that its observance was of sufficient importance to draw a line between the people of God and unbelievers.  Now the fulfillment of that view is beginning to be seen.  ‘The commencement of that time of trouble’, here mentioned…” this is important,  “…does not refer to the time when the plagues shall begin to be poured out, but to a short period just before they are poured out, while Christ is in the sanctuary. At that time while the work of salvation is closing, trouble will be coming on the earth, and the nations will be angry, yet held in check so as not to prevent the work of the Third Angel. At that time the ‘latter rain’ or refreshing from the presence of the Lord will come, to give power to the loud voice of the Third Angel and prepare the saints to stand in the period when the seven last plagues shall be poured out…” EW 85.3

Dunia ini sudah begitu terjerumus dalam dosa, kita mendenger sedikit di sini, sedikit di sana, dan dunia terkejut.
“…Pandangan ini diberikan di 1847, ketika hanya sedikit sekali saudara-saudara Adven yang memelihara Sabat, dan dari antara mereka hanya sedikit yang beranggapan pemeliharaan Sabat itu cukup penting untuk membedakan antara umat Allah dan orang tidak percaya. Sekarang, penggenapan pandang tersebut mulai tampak. ‘Dimulainya waktu kesusahan’ yang disebutkan di sini…”  ini penting,  “…tidak merujuk kepada waktu malapetaka-malapetakka mulai dicurahkan, melainkan kepada suatu masa yang singkat persis sebelum dicurahkannya malapetaka-malapetaka itu, selagi Kristus masih ada di Bait Suci surgawi. Pada waktu itu, sementara pekerjaan penyelamatan mendekati akhirnya, bencana-bencana akan menimpa bumi, dan bangsa-bangsa akan marah, namun tetap dikendalikan supaya tidak menghalangi pekerjaan Malaikat Ketiga. Pada waktu itu ‘hujan akhir’ atau waktu penyegaran dari kehadiran Tuhan akan datang, untuk memberikan kekuatan kepada suara nyaring Malaikat Ketiga, dan mempersiapkan orang-orang saleh agar bertahan di masa ketika ketujuh malapetaka terakhir akan dicurahkan…” EW 85.3


In a previous discussion on “What's Up, Prof?” I made the statement that we are possibly in the little time of trouble.  In other words, this short period of time before the plagues will be poured out. Is that a possibility? Or is that fear-mongering? Let us carefully study and find out where we are in the stream of time.

Dalam diskusi sebelumnya di acara “What’s Up, Prof?” saya membuat pernyataan bahwa mungkin saja kita sedang berada dalam masa kesusahan kecil ini. Dengan kata lain, masa yang singkat sebelum dicurahkannya malapetaka-malapetaka. Apakah itu suatu kemungkinan? Atau itu semata-mata guna menyebarkan rasa takut? Marilah kita mempelajarinya dengan seksama dan mencari tahu di mana posisi kita dalam aliran waktu.


Here is a German News, Metropole News, which says that millions of pictures and videos of sex traffic with little children have come to the fore, and there was an operation called
Operation Gargamel which is beginning, which is showing that the world is so steeped with iniquity that any sensible person would become appalled.



Ini ada berita Jerman,
Metropole News, yang mengatakan bahwa berjuta-juta gambar dan video perdagangan seks anak-anak telah terkuak, dan ada operasi yang disebut Operasi Gargamel yang mulai muncul, yang menunjukkan bahwa dunia sudah begitu terjerumus dalam dosa, sehingga manusia yang berakal sehat akan merasa ngeri.


Trafficking little children, Pizzagate, if we study the iniquity that goes on even in the most highest ranks of society, then we are appalled. it is time for God to act and He will not much longer tolerate this kind of activity in the world. The world is evil beyond measure.  Things like cannibalism, blood sacrifices, the drinking of blood of juveniles for rejuvenation, these are common things in the news today, and humanity is appalled. We are living in the times as it was in the days of Noah, and if anything we are probably worse at the stage.

Perdagangan seks anak-anak, Pizzagate (teori konspirasi tentang insiden pelemparan pizza tahun 2004 dalam pertandingan sepakbola), jika kita mempelajari kejahatan-kejahatan yang berlangsung bahkan di tingkatan masyarakat yang paling tinggi, maka kita akan merasa ngeri. Sudah waktunya Allah bertindak dan Dia tidak akan mentoleransikan kegiatan-kegiatan seperti ini di dunia lebih lama lagi. Dunia sudah jahatnya melampaui batas. Hal-hal seperti kanibalisme, kurban darah, minum darah anak-anak muda supaya awet muda, hal-hal seperti ini sudah umum dalam berita hari ini, dan manusia merasa ngeri. Kita sedang hidup di masa seperti di zaman Nuh, dan kalau tidak, justru kira-kira kita lebih buruk daripada zaman itu.


“I was shown the inhabitants of the earth in the utmost confusion. War,  bloodshed,  privation, want, famine, pestilence, were abroad in the land… My attention was then called from the scene. There seemed to be a little time of peace. Once more the inhabitants of the earth were presented before me; and again everything was in the utmost confusion…” so it is quite possible that the events unfolding at the moment might again recede, and we have an apparent moment of quiet and peace, at least I hope so, so that the gospel can do its work. But, “…then my attention was called upon the scene. There seemed to be a little time of peace…” and then “…once more the inhabitants of the earth were presented before me; and again everything was in utmost confusion. Strife, war, bloodshed, with famine, and pestilence, raged everywhere. Other nations were engaged in this war and confusion.  War caused famine. Want and bloodshed caused pestilence. And then men's hearts failed them for fear ‘and for looking upon those things which are coming on the earth’…” Testimonies for the Church 1 pg. 268.
So we have the beginnings, we have a little moment of peace, and then we have an escalation which will finally lead to the final events.

“Saya ditunjukkan penduduk bumi dalam kekacauan luar biasa. Perang, pertumpahan darah, kekurangan, kemiskinan, kelaparan, wabah, merebak di mana-mana… Lalu perhatian saya diarahkan dari adegan itu. Tampaknya ada sedikit waktu damai. Sekali lagi penduduk bumi ditunjukkan di hadapan saya, dan sekali lagi semuanya berada dalam kekacauan besar. …”  jadi sangat mungkin peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu ini akan mereda dan ada waktu tenang dan damai, setidaknya saya berharap demikian, supaya Injil bisa bekerja. Tetapi,    “…lalu perhatian saya diarahkan dari adegan itu. Tampaknya ada sedikit waktu damai. …”  dan kemudian   “…Sekali lagi penduduk bumi ditunjukkan di hadapan saya, dan sekali lagi semuanya berada dalam kekacauan besar. Pertikaian, perang, pertumpahan darah, dengan kelaparan dan wabah, merebak di mana-mana. Bangsa-bangsa lain terlibat dalam perang dan kekacauan ini. Perang mengakibatkan kelaparan. Kemiskinan dan pertumpahan darah mengakibatkan wabah. Kemudian hati manusia menciut karena ketakutan dan ‘karena melihat hal-hal itu yang terjadi di dunia.’…” Testimonies for the Church 1 hal. 268.
Jadi ada permulaannya, lalu ada sedikit waktu damai, dan kemudian ada peningkatan yang akhirnya akan mengarah kepada peristiwa-peristiwa akhir.


Now the question we need to ask ourselves, what are the signs we should be looking for? This is important. Well, both Jesus and Daniel refer to the abomination which causes desolation as one of the great signs. God's people in the time of Jesus were to look out for the abomination that causes desolation, and this was a dual application prophecy, and at the end of time there will be a fulfillment of the exact same scenario just in a universal setting on a spiritual level.

Nah, pertanyaan yang perlu kita tanyakan diri sendiri ialah, tanda-tanda apa yang harus kita cari? Itu penting. Nah, baik Yesus maupun Daniel merujuk ke kekejian yang mendatangkan kehancuran sebagai salah satu tanda-tanda yang besar. Umat Allah di zaman Yesus disuruh berjaga-jaga untuk kekejian yang mendatangkan kehancuran, dan ini adalah nubuatan dengan aplikasi ganda. Dan pada akhir masa akan ada penggenapan skenario yang persis sama hanya saja secara universal dan pada tahap spiritual.


Let's have a look at this. Daniel 11:31 “…and arms shall stand on his part…” because Jesus said we must study the Book of Daniel,  “…and they shall pollute the sanctuary of strength…” now the sanctuary of course stands for the plan of salvation, how the plan of salvation is to unfold, where you brought the lamb and where you confessed your sins over the lamb, and the lamb was sacrificed and became as it were a type of the Great Sinbearer who would come, Jesus Christ.  And then it led you to the Laver, and then into the Holy where Jesus is the Light of the world, where the Bread of His Presence is there, the bread that we are to take into our lives and into our very thinking, and which is to change us into what we are, into those who follow Christ.  And then there's also the altar of incense, which shows that Jesus is the mediator. So they will pollute the way of salvation, in other words. “…and they shall take away the daily…” ‘sacrifice’ is added, it's written in cursive so it's not in the original,  “…and they shall place the abomination that maketh desolate…” they will put something in the place of the plan of salvation.

Mari kita lihat ini. Daniel 11:31, “…Dan tentaranya akan berdiri di pihaknya…”  karena Yesus berkata kita harus mempelajari kitab Daniel,   “…dan mereka akan menajiskan tempat kudus kekuatan nah, tempat kudus (bait suci) itu tentunya mewakili rancangan keselamatan, bagaimana rancangan tersebut diungkapkan, bagaimana orang membawa si domba, dan mengakui dosa-dosanya di atas kepala domba itu, dan domba itu dikurbankan, dan itu menjadi suatu lambang dari Sang Pemikul Dosa Agung yang akan datang, Yesus Kristus. Kemudian itu membawa kita ke bejana pembasuh, lalu masuk ke bilik Kudus di mana Yesus adalah Terang dunia, di mana Roti HadiratNya ada di sana, roti yang harus kita ambil untuk dimasukkan ke hidup kita  dan dimasukkan ke dalam pikiran kita, dan itu yang akan mengubah kita menjadi kita sekarang, yaitu pengikut-pengikut Kristus. Dan kemudian juga ada meja ukupan yang melambangkan Yesus sebagai Sang Perantara. Jadi dengan kata lain, mereka akan menajiskan jalan keselamatan itu.   “…dan mereka akan menghapuskan yang sehari-hari…”  kata “kurban” itu ditambahkan,  ditulis dengan huruf miring jadi itu tidak ada di tulisan aslinya,   “…dan mereka akan menegakkan kekejian yang membinasakan…” mereka akan menempatkan sesuatu di tempat rancangan keselamatan. 


In Daniel 12:11,  “…and from the time that the daily shall be taken away, and the abomination that maketh desolate set up, there shall be a thousand two hundred and ninety days…” And here is a time prophecy which expands the 1260 day prophecy by thirty days, take a day for a year, the 1260 years expanded to 1290. The 1260 starts with the setting up of the abomination that causes desolation until it comes to an end, and that was from 538 AD to 1798, but the decree to set it up went out 30 years earlier so it's 1290 days.

Di Daniel 12:11, “…11 Dan dari waktu yang sehari-hari disingkirkan, dan kekejian yang mengakibatkan kehancuran  didirikan, ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.…”  Dan di sini ada nubuatan waktu yang lebih panjang 30 hari daripada nubuatan 1260 hari. Satu hari adalah satu tahun,  1260 tahun diperpanjang ke 1290. Ke-1260 tahun dimulai dengan didirikannya kekejian yang mengakibatkan kehancuran hingga saat jatuhnya, dan itu ialah dari 538 AD hingga 1798, tetapi titah untuk mendirikannya keluar 30 tahun sebelumnya, sehingga itu ialah 1290 hari.


And what was that abomination that causes desolation? Well let's continue, Mark 13:14, “…and when you shall see the abomination of desolation, spoken of by Daniel the prophet, standing where it ought not to, (let him that readeth understand) then let them that be in Judea flee to the mountains…”
 “…When you therefore shall see the abomination of desolation…” in Matthew 24:15,  “…spoken of by Daniel the prophet, stand in the Holy Place (whoso readeth let him understand)…”
We need to understand this issue.  So in the time of the Jewish nation,  the abomination of desolation was ~ if we look at the parallel text in Luke ~  the armies of Rome surrounding Jerusalem, Luke 21:20,  “…and when you shall see Jerusalem compassed with armies, then know that the desolation thereof is nigh. Then let them which are in Judea  flee to the mountains, and let them which are in the midst of it, depart out, and let not them that are in the countries enter there into…” so here was a sign that God in His mercy had given His church. When you see the abomination of desolation ~ which in this case was pagan Rome, surrounding God's people to destroy it and to take its place ~ it should not happen, but that was going to happen, it was a promise ~  then let God's people flee to the mountains, in other words, get out, get out of the cities; and those that are in the country should not go back into the city. 

Dan kekejian yang mengakibatkan kehancuran itu apa? Nah, mari kita lanjutkan. Markus 13:14, “…14    Apabila kamu melihat ‘kekejian yang menghancurkan’ yang dikatakan nabi Daniel, berdiri di tempat yang tidak sepatutnya—barangsiapa yang membaca hendaklah mengerti--maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.” “…15  Jadi apabila kamu melihat ‘kekejian yang menghancurkan…”  Matius 24:15,   “… yang disebut oleh nabi Daniel, berdiri di tempat kudus –- barangsiapa yang membaca hendaklah dia mengerti …”
Kita perlu memahami isu ini. Jadi di zaman bangsa Yahudi, kekejian yang mengakibatkan kehancuran ialah ~ jika kita lihat di ayat paralel di Lukas ~ tentara Roma mengepung Yerusalem, Lukas 21:20, “…20 Apabila kamu melihat- Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa kehancurannya sudah dekat.  21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus keluar, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, …”  jadi di sini ada tanda yang diberikan Allah dalam kemurahanNya kepada gerejaNya. Jika kamu melihat kekejian yang mengakibatkan kehancuran ~ yang dalam kasus ini adalah Roma Pagan, mengepung umat Allah untuk membinasakannya dan mengambil tempatnya ~ itu seharusnya tidak terjadi tetapi itu akan terjadi, itu adalah suatu janji ~ maka biarlah umat Allah lari ke pegunungan, dengan kata lain, keluar, keluar dari kota-kota; dan mereka yang ada di pedusunan jangan kembali masuk kota lagi.


So apply this to our time and to the events surrounding it. So how did  this happen? Because when the armies arrived and they surrounded Jerusalem, there was no way for them to escape. And then for some reason, the armies receded of their own, and they went back to Rome and the Jewish zealots inside the city followed them and started killing the Roman soldiers from behind, which infuriated the Roman emperor. So three and a half years later Titus came back with a mighty Roman army and eventually Rome destroyed  the temple. And in that period of three and a half years the Christians could escape to the mountains and to the solitary places, they escaped to Pella and not one Christian died in that siege of Jerusalem. 

Jadi aplikasikan ini ke zaman kita dan ke hal-hal yang mengelilingi zaman kita. Bagaimana terjadinya? Karena ketika tentara-tentara itu tiba dan mereka mengepung Yerusalem, tidak ada kemungkingan bagi orang-orang untuk melarikan diri. Kemudian entah apa alasannya, tentara-tentara itu mundur sendiri, dan mereka kembali ke Roma, dan golongan Yahudi Zelot di dalam kota mengejar mereka dan mulai membunuh tentara-tentara Roma itu dari belakang, yang membuat kaisar Roma murka luar biasa. Maka 3½ tahun kemudian Titus kembali dengan tentara Roma yang besar, dan akhirnya Roma menghancurkan Bait Suci. Dan selama waktu 3½ tahun itu orang-orang Kristen bisa melarikan diri ke gunung-gunung dan ke tempat-tempat terpencil, mereka melarikan diri ke Pella, dan tidak satu pun orang Kristen yang mati dalam pengepungan Yerusalem waktu itu.


Now how does this apply to the time of the end? Now Rome of course has been replaced by papal Rome, which all the Reformers referred to as the Antichrist system. Now if there were two sieges of Jerusalem in the beginning where the pagans standard would be set up in the place of the standard of salvation for God, will the same take place at the end of time? And the answer is: Yes.  Rome, the Roman Catholic Church and the system, not the people, this system has changed the plan of salvation. It has set up a pagan standard, it has changed God's Word, it has changed the Law of God. It removed the second commandment. It moved the solemnity of the Sabbath from the seventh day of the week to the first day of the week. Having removed the second commandment they had to augment it by splitting the tenth one into two so that they have ten commandments again.  And they will make their standard, their mark of obedience and righteousness, their standard, and they will surround spiritual Jerusalem who stick to the Law of God and the Covenant that God has made.

Nah, bagaimana aplikasinya di masa akhir zaman? Nah, Roma tentu saja telah digantikan oleh Kepausan Roma, yang menurut semua Reformator, disebut sebagai sistem Antikristus. Nah, jika ada dua pengepungan Yerusalem pada awalnya di mana panji pagan didirikan di tempat panji keselamatan Allah berada, apakah hal yang sama akan terjadi pada akhir zaman? Dan jawabannya ialah: Ya. Roma, gereja Roma Katolik dan sistemnya, bukan umatnya, sistemnya ini telah mengubah rancangan keselamatan. Dia telah menegakkan panji pagan, dia telah mengubah Firman Allah, dia telah mengubah Hukum Allah. Dia menghapus Perintah Kedua. Dia memindahkan kekudusan Sabat dari hari ketujuh ke hari pertama setiap minggu. Setelah melenyapkan Perintah Kedua, mereka harus menambahinya lagi dengan memecah Perintah Kesepuluh menjadi dua supaya mereka memiliki Sepuluh Perintah lagi. Dan mereka akan membuat panji mereka, tanda kepatuhan dan kebenaran mereka, panji mereka. Dan mereka akan mengepung Yerusalem rohani yang berpegang pada Hukum Allah dan Perjanjian yang telah dibuat Allah.


Now two sieges were what gave the opportunity to God's people in the time of the destruction of Jerusalem to get out.  In 1888 there was a movement to introduce a national Sunday Law in the United States of America,  and Alonzo T. Jones was the one who gave witness before the United States Senate Committee on Education and Labor,  and they would have introduced this bill and they would have arrested those that keep God's Sabbath, and in fact they even commenced in arresting people who were keeping God's Sabbath. But the arguments of Alonzo T. Jones prevailed and the Roman threat departed.  Are we living in a time when Rome is mustering her forces for a second time? We have to  keep our eyes open. This is not conspiracy, my brothers and sisters, this is the study of the signs of the times.  We need to be aware of where we stand in the stream of time.

Nah, dua kali pengepungan itulah yang memberikan kesempatan kepada umat Allah untuk keluar saat penghancuran Yerusalem. Tahun 1888 di Amerika Serikat ada gerakan untuk memperkenalkan UU Hari Minggu nasional. Dan Alonzo T. Jones adalah orang yang memberikan kesaksian di hadapan Komite Senat Amerika Serikat Bidang Pendidikan dan Perburuhan, dan UU itu sudah mau diperkenalkan dan mereka yang memelihara Sabat Allah pasti akan ditangkap, malah mereka sebenarnya sudah mulai menangkapi para pemelihara Sabat Allah. Tetapi perdebatan Alonzo T. Jones menang dan ancaman Roma ini mundur. Apakah kita sedang hidup di zaman ketika Roma sedang menggalang kekuatannya untuk kedua kalinya? Kita harus membuka mata kita terus. Ini bukan konspirasi, Saudara-saudara, ini adalah mempelajari tanda-tanda zaman. Kita harus sadar di mana kita berada dalam aliran waktu.


 Pope Francis in his Laudato Si encyclical care for our common home has asked for the introduction of Sunday as a day of rest to give the environment rest and to allow families to come together.  This is in violation of God's Law which says,  “Remember the Sabbath day to keep it holy. Six days shall you labor and do all your work but the seventh day is the Sabbath of the Lord your God.”  So the Roman Catholic system is asking the world for legislation to reintroduce Sunday in the place of God's law, so the abomination of desolation is again encroaching. Does it have the power to do this?

Paus Francis dalam ensiklikalnya Laudato Si, tentang memelihara rumah kita bersama, telah minta untuk memperkenalkan hari Minggu sebagai hari perhentian guna memberi istirahat kepada lingkungan hidup  dan memberi kesempatan keluarga untuk berkumpul bersama. Ini melanggar Hukum Allah yang mengatakan, “…8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus: 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  10    tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu…”  Jadi sistem Roma Katolik sedang mengajukan kepada dunia untuk secara resmi memperkenalkan kembali hari Minggu menggantikan Hukum Allah. Jadi kekejian yang mengakibatkan kehancuran sedang mau menerobos lagi. Apakah dia punya kekuatan untuk melakukan ini?


Pope Francis says that the pandemic ~ this is now the corona virus pandemic ~ is nature's response to human inaction over climate change. That to me is  amazing.  So it is nature that we are concerned with, and not the sovereignty of the God of heaven?  But Francis says he believes the Chinese coronavirus pandemic is certainly nature's response to humanity's failure to address the partial catastrophes, wrought by human-induced climate change. Asked by British journalist, Austen Ivereigh, whether the COVID19 crisis is an opportunity for an ecological conversion, the pontiff reasserted his belief that humanity has provoked nature by not responding adequately to the climate crisis.
Who are the powers that be that he will use to further his agenda?


Paus Francis berkata bahwa pandemik ini ~ ini sekarang pandemik virus corona ~  adalah reaksi alam kepada ketidak-pedulian manusia tentang perubahan iklim. Itu bagi saya menakjubkan. Jadi kita sekarang memikirkan tentang alam dan bukan tentang kedaulatan Allah di Surga? Tetapi Francis berkata, dia percaya pandemik virus corona Cina pasti adalah reaksi alam terhadap kegagalan manusia dalam menangani sebagian bencana-bencana yang diakibatkan perubahan iklim yang ditimbulkan manusia. Ditanya oleh jurnalis Inggris, Austen Ivereigh, apakah krisis Covid19 adalah kesempatan untuk perubahan ekologi, Paus mempertegas lagi keyakinannya bahwa manusia telah memprovokasi alam dengan tidak memberikan respon yang memadai kepada krisis iklim.
Kekuasaan siapakah yang akan dipakainya untuk memajukan agendanya?


Well, here's an article, Trump warns the US headed for very, very, painful two weeks amid the corona virus pandemic. “This is going to be a very painful, a very, very, painful two weeks,” he told the press conference at the White House. Trump described the pandemic as a plague.  “I want every American to be prepared for the hard days that lie ahead,”  he said.


Nah, ini ada sebuah artikel. Trump memperingatkan bahwa Amerika Serikat sedang menuju dua minggu yang amat sangat menyiksa di tengah pandemik virus corona. “Ini akan menjadi dua minggu yang amat menyiksa, amat, amat, sangat menyiksa,” katanya di konferensi pers di Gedung Putih. Trump menggambarkan pandemik itu sebagai bala sampar. “Saya mau setiap orang Amerika siap menghadapi hari-hari yang berat ke depan,” katanya.


Now 30 days to slow the spread and here are three individuals in the leadership position to make sure that the public complies to this legislation that would be introduced.  Now who are these three individuals? Well, Donald Trump of course is the President of the United States, Mike Pence is the Vice President, and there's a third individual there and let's look at him. He is Anthony Fauci.

Nah, 30 hari untuk menahan laju penyebarannya, dan di sini ada tiga orang dalam posisi pimpinan untuk memastikan publik menurut undang-undang yang akan diperkenalkan. Nah, siapakah ketiga individu ini? Ya, Donald Trump tentu saja, Presiden Amerika Serikat, Mike Pence Wakil Presidennya, dan ada orang ketiga di sana, dan marilah kita simak dia. Dia adalah Anthony Fauci.


“No doubt Trump will face surprise infectious disease outbreak”.
Now I want you to look at the date. This is January 11th, 2017. Anthony S. Fauci, MD, director of the National Institute of Allergy and Infectious Diseases said “there is no doubt Donald J. Trump will be confronted with a surprise infectious disease outbreak during his presidency.”  In 2017?  Who is this man? Fauci has led the NIAID for more than three decades by advising the past five United States Presidents on global health threats from the early days of the AIDS epidemic in the 1980s through to the current Zika virus outbreaks. This is the man who swings the scepter when it comes to pandemics and conta-gious diseases.



“Sudah pasti Trump akan menghadapi kejutan
me-rebaknya penyakit yang menular.”  Sekarang saya mau kalian lihat tanggalnya. Ini tanggal 11 Januari 2017. Anthony S. Fauci, MD., direktur NIAID (Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi), berkata, “Sudah pasti Donald J. Trump akan dihadapkan pada suatu kejutan penyakit menular yang merebak selama kepresidenannya.”  Di 2017? Siapa orang ini? Fauci telah memimpin NIAID selama lebih dari tiga dekade, sebagai penasihat lima presiden Amerika Serikat yang terakhir tentang ancaman kesehatan global, sejak hari-hari awal epidemik AIDS di tahun 1980an hingga ke wabah Zika saat ini. Orang inilah yang memegang tongkat pemimpin dalam hal pandemik dan penyakit-penyakit menular.


Now it is fascinating to me that all three of those individuals in that picture: Donald Trump, Mike Pence, and Anthony Fauci, are all Jesuit trained individuals. They all attended Jesuit universities and schools. It's interesting that he made this speech in 2017.
“During a forum on pandemic preparedness at Georgetown University...” which is of course the Jesuit Institute. Fauci said the Trump administration… (see the article below).

Bagi saya itu menarik, karena ketiga individu dalam gambar itu: Donald Trump, Mike Pence, dan Anthony Fauci, semuanya ada-lah anak didik Jesuit. Mereka semuanya sekolah di sekolah dan universitas Jesuit. Yang menarik dia membuat pidato ini di 2017. “Dalam forum kesiapan menghadapi pandemik di Georgetown University…” yang tentu saja adalah institut milik Jesuit, “…Fauci berkata kepresidenan Trump tidak saja akan ditantang oleh ancaman-ancaman kesehatan global seperti influenza dan HIV, tetapi juga oleh kejutan merebaknya suatu wabah.
“Sejarah selama 32 tahun saya menjabat direktur NIAID akan memberitahu kepresidenan yang berikut, bahwa tidak ada keraguan mereka akan berhadapan dengan tantangan yang dihadapi pendahulu-pendahulu mereka,” katanya.
Sementara para pengamat telah berspekulasi sejak pemilihan presiden, bagaimana Trump akan menanggapi tantangan-tantangan seperti itu, Fauci dan pakar-pakar kesehatan yang lain hari Selasa berkata bahwa untuk mencegah wabah, sering pandemik mulai di luar negeri, dan suatu reaksi yang tepat berarti bekerjasama antara bukan hanya Amerika Serikat dengan negara-negara lain, tetapi juga dengan sektor kesehatan publik dan swasta.  “Kita pasti akan mendapat kejutan dalam waktu beberapa tahun ke depan,” katanya.


Now are these the only people in this forum? Dr. Fauci is dedicated to public service and formed at Jesuit High School.  This is the Catholic Courier which boasts about the fact that the people leading the administration in the United States are largely Jesuit trained.



Nah, apakah mereka satu-satunya di dalam forum ini? Dr. Fauci mendedikasikan dirinya pada pelayanan publik dan dibentuk di sekolah menengah Jesuit.
Ini Catholic Courier, yang membanggakan faktanya bahwa orang-orang yang terkemuka dalam kepresidenan di Amerika Serikat kebanyakan adalah didikan Jesuit.


Let's have a look at Mike Pence. To meet Pope Francis in the Vatican next week ~ this was in January 2020. And there are some interesting statements that we can glean, of course as we have stated in previous lectures this man also has Jesuit training. Now details have been released of the visit.  



Mari kita simak Mike Pence. Akan bertemu dengan Paus Francis di Vatikan minggu depan ~ ini Januari 2020. Dan
ada beberapa pernyataan menarik yang kita peroleh. Tentu saja sebagaimana yang telah kami nyatakan dalam ceramah-ceramah sebelumnya, orang ini juga mengalami pendidikan Jesuit. Sekarang detail tentang kunjungannya telah diumumkan. 


Sam Brownback Ambassador-at-Large for the International Religious Freedom was present at Tuesday's opening session of the initiative which was described by Ambassador Gingrich as a dialogue designed to promote peace, religious freedom, and inter-religious harmony between Christians, Muslims, and Jews. “It was inspired,” she said, “by the 2019 document on ‘Human Fraternity for World Peace and Living Together’, a joint state-ment of Pope Francis and the Grand Imam of Al-Azhar in Abu Dhabi that was signed in the United Arab Emirates.  



Sam Brownback, Duta Besar Tugas Khusus bagi International Religious Freedom (Kebebasan Beragama Internasional) hadir pada acara pembukaan hari Selasa, yang menurut penjelasan Duta Besar Gingrich adalah dialog untuk meningkatkan perdamaian, kebebasan beragama, dan keharmonisan antar-agama antara Kristen, Muslim, dan Yahudi. “Ini diinspirasi” katanya, “oleh dokumen 2019 mengenai ‘Persaudaraan Kemanusiaan Demi Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan’, suatu pernyataan bersama Paus Francis dengan Imam Agung Al-Azhar di Abu Dhabi, yang ditandatangani di Uni Emirat Arab.


I find the next one very interesting. Cardinal Miguel Ayuso, President of the Pontifical Council for Inter- religious Dialogue, was present at the gathering according to Gringrich’s remarks. And he said, “It's fitting that your discussions should take place at the Pontifical Gregorian University…” which is of course the flagship Jesuit University. Gingrich said citing St. John Henry Newman that a Catholic University should “aid in the discernment of truth”.  Now this is incredible.

Yang berikut ini menurut saya sangat menarik. Kardinal Miguel Ayuso, Presiden Penasihat Kepausan hal Dialog Antar-Agama, hadir pada pertemuan itu, menurut komentar Gringrich. Dan dia (Ayuso) berkata, “Sudah tepat diskusi kalian berlangsung di Universitas Gregorian milik Kepausan…” yang tentu saja adalah universitas andalan Jesuit. Kata Gingrich mengutip St. John Henry Newman, bahwa universitas Katolik haruslah “menopang pemahaman kebenaran.”
Nah, ini luar biasa.


The Jesuits were created for one purpose and one purpose alone and that is the destruction of Protestantism. There was no crime too base for them to commit, they would do anything in their power from assassination to whatever means were at their disposal to meet their ends. And they were to rise in public office so that they could take hold of the reins of power, so that the Roman Catholic papal system could be reinstated in its former glory of controlling the affairs of humanity.

Jesuit diciptakan untuk satu tujuan, dan hanya satu tujuan, dan itu ialah untuk menghancurkan Protestantisme. Tidak ada tindakan kriminal yang terlalu rendah bagi mereka untuk mereka lakukan. Mereka bersedia melakukan apa saja semampu mereka mulai dari pembunuhan  gelap hingga ke cara apa saja yang ada dalam kemampuan mereka demi mencapai tujuan mereka. Dan mereka diharuskan terus naik menempati jabatan-jabatan pemerintahan yang tinggi supaya mereka bisa memegang kendali kekuasaan, agar dengan demikian sistem Kepausan Roma Katolik bisa dikembalikan ke kedudukannya semula yang mulia dengan mengendalikan segala urusan manusia.


It's interesting that he refers to a Jesuit University and to John Henry Newman. John Henry Newman of course was the so-called Protestant that led the  Oxford movement and it is largely because of him that Protestantism in England was destroyed and watered down to what it is today.  There is no vestige of Protestantism left as a consequence of John Henry Newman.  And this apostate Protestant, was then honored by being taken up into the Roman Catholic system where he became a cardinal. And for his great work of destroying Protestantism in England he was declared a saint. And the previous Pope, Ratzinger or Pope Benedict had him dug up and had his moldy bones in his hands disseminated all over the world to be venerated. 
Where have we come to? That the moldy bones of apostate Protestants should be venerated, this is such an affront to  Protestantism, that it's unbelievable.

Menarik dia merujuk ke universitas Jesuit dan ke John Henry Newman. John Henry Newman tentu saja adalah “Protestan” dalam tanda kutip yang memimpin gerakan Oxford, dan karena dialah terutama Protestantisme di Inggris hancur, dan menyusut menjadi kondisinya hari ini. Tidak ada jejak Protestantisme yang tersisa sebagai akibat John Henry Newman. Dan Protestan murtad ini kemudian diberi penghormatan dengan diangkat ke dalam sistem Roma Katolik di mana dia menjadi seorang Uskup. Dan untuk pekerjaannya yang hebat menghancurkan Protestantisme di Inggris, dia dinyatakan sebagai orang suci. Dan Paus yang sebelumnya, Ratzinger atau Paus Benedict, memerintahkan untuk menggali jasadnya dan meletakkan tulang-tulangnya yang berlumut di tangannya, untuk disebarkan di seluruh dunia sebagai penghormatan.
Kita sudah menjadi apa? Sampai tulang-tulang berlumut orang-orang Protestan yang murtad harus dihormati, ini begitu menghina Protestantisme, sampai tidak bisa dipercaya.


But it doesn't stop there. If we look at the Committee on the judiciary ~ and we're reading there from the Catholic News Agency ~ President Donald Trump's nominee for Attorney General, William Barr, said Tuesday, that he does not think his Catholic faith is an impediment to leading the department of justice. Barr a practicing Catholic and a member of the Knights of Columbus was asked by Senator John Kennedy if he were Catholic and what this meant.  “You're a Roman Catholic are you not?”  asked Kennedy. After Barr confirmed that he was, Kennedy then asked him if he thought that this disqualified him from having a position in the US government.  “Some of my colleagues might think it might,”  Kennedy added. Barr replied that if he were the Attorney General he would render unto Caesar what is Caesar's.
Did they study the oath of the Knights of Columbus which is not too dissimilar from the oath of the Jesuits?  This is amazing.



Tetapi tidak hanya sampai di sana. Jika kita melihat komite peradilan ~ dan kita membaca dari the
Catholic News Agency ~ William Barr, nominasi Presiden Donald Trump sebagai Jaksa Agung, berkata hari Selasa, bahwa menurut anggapannya, iman Katoliknya bukanlah rintangan untuk memimpin departemen Kehakiman. Barr, seorang Katolik aktif dan anggota Knights of Columbus, ditanya oleh Senator John Kennedy apakah dia seorang Katolik dan apa maknanya. “Anda seorang Roma Katolik, bukan?” tanya Kennedy. Setelah Barr membenarkan bahwa itu betul, Kennedy kemudian bertanya jika dia menganggap hal ini mungkin mendiskualifikasinya dari mendapatkan tempat di pemerintahan Amerika. “Beberapa rekan saya mungkin berpendapat demikian,” tambah Kennedy. Barr menjawab, bahwa jika dia Jaksa Agung, dia akan memberikan kepada Kaisar apa yang hak Kaisar.
Apakah mereka mempelajari sumpah Knights of Columbus yang tidak terlalu berbeda dari sumpah Jesuit? Ini menakjubkan.


One of the first things he did was to reinstate  the death penalty and the Bible tells us that the second Beast,  the United States of America will make use of the death penalty when it comes to transgressing their legislation around the mark of the Beast, and we've had a discussion on that.
And the mark of the Beast:  Roman Catholicism was identified by Protestantism as the Beast and they clearly state that the mark of the ecclesiastical power is that they transferred the solemnity of the Sabbath to the Sunday.


Salah satu tindakannya yang pertama ialah memberlakukan kembali hukuman mati, dan Alkitab mengatakan kepada kita Binatang yang kdua, Amerika Serikat, akan memakai hukuman mati bila berurusan dengan pelanggaran undang-undang mereka seputar tanda Binatang, dan kita sudah mendiskusikan hal ini.
Dan tanda Binatang: Roma Katolikisme diidentifikasi oleh Protestantisme sebagai Binatang itu dan mereka dengan jelas mengatakan  tanda kekuasaan keimamatan mereka ialah mereka memindahkan kekudusan Sabat ke hari Minggu.

Now my question is, if we see Jesuit trained people in positions of leadership, if we see the Attorney General being a Knight of Columbus, if we see the rest of the administration and even the opposition being very staunch Roman Catholics, and if we go further Religion Unpluged, Justice Brett Kavanaugh and the Supreme Court's Catholic Majority, is another Jesuit trained individual,  even the Supreme Court is run by Roman Catholic judges at the moment, are we seeing a second siege? And should we be quiet? Should we because of ecumenical relationships keep silent and the world go unwarned? “You knew about these things”, people will say to us, “and you never told  us.”  Let us not be dumb dogs that cannot bark.



Pertanyaan saya adalah, jika kita melihat orang-orang didikan Jesuit men
duduki jabatan-jabatan pemimpin; jika kita melihat Jaksa Agungnya seorang Knight of Columbus; jika kita melihat pejabat-pejabatnya yang lain dan bahkan pihak oposisinya adalah orang-orang Roma Katolik yang gigih; dan jika kita lihat lebih lanjut Religion Unplugged, Hakim Brett Kavanaugh, yang adalah suara majoritas Katolik di  Mahkamah Tinggi juga seorang didikan Jesuit; bahkan pada saat ini Mahkamah Agung dipimpin oleh hakim-hakim Roma Katolik, apakah kita sedang melihat pengepungan yang kedua? Dan haruskah kita diam saja? Apakah karena hubungan ekumenikal kita harus diam saja dan membiarkan dunia tidak diperingatkan? “Kalian tahu tentang hal-hal ini,” orang-orang akan berkata kepada kita, “dan kalian tidak pernah memberitahu kami.” Hendaknya kita tidak menjadi anjing bisu yang tidak bisa menyalak.


So what are the signs of the end of the age and where are we standing in the streams of time? Matthew 24:3, “And as He sat upon the Mount of Olives the disciples came unto Him privately, saying, ‘Tell us when shall these things be and what shall be the sign of Thy coming and of the end of the world.’  4 And Jesus answered and said unto them,  ‘Take heed that no man deceive you. 5 For many shall come in My name saying ‘I am Christ’ and shall deceive many.  6 And ye shall hear of wars, and rumors of wars…” we all know these verses,  …see that you be not troubled, for all these things must come to pass, but the end is not yet. 7 For nation shall rise against nation…” ethnos against ethnos which means there will be ethnic tension, there will be  racial divide ~ we see it all over the world. God's people should be as far removed from racism as the East is from the West. God has given us a commission to reach every tribe and people and nation in the world. In God there is no prejudice, because by one blood He has created all people, says the Scripture ~ “…kingdom against kingdom…” so there will be  national conflicts, we have them all over the world,  “…there will be famines…” there will be “…pestilences…” there will be “…earthquakes…” we are seeing all of these things, I'm not going to give a lecture on the signs of the times, this is common knowledge by now.  “…8 All these are the beginning of sorrows,  9 and then…” the final issue will be “…they will deliver you up to be afflicted and shall kill you…” that was the then-time prediction, and the end-time prediction.  This second siege of Rome will eventually attempt to destroy the last vestiges of Protestantism on this earth. And what is Protestantism? What is a fundamentalist Protestant? It's one who believes every word that is written in the Word of God, and one who believes that the precepts of God are binding to this very day.  “…they shall deliver you up to be afflicted and shall kill you and you shall be hated of all nations for My name's sake…”

Jadi apakah tanda-tanda zaman dan di mana posisi kita dalam aliran waktu? Matius 24:3, “…3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’ 4 Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: ‘Akulah Mesias,’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 6 Kamu akan mendengar tentang perang atau rumor tentang perang. …”  kita semua sudah kenal ayat-ayat ini,   “… Hendaknya jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi  tetapi itu  belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, …”  etnis melawan etnis, artinya akan ada ketegangan etnis, akan ada perpecahan rasis ~ kita melihatnya di mana-mana di dunia. Umat Allah harus menjauhi rasisme sejauh-jauhnya, sejauh Timur dari Barat. Allah telah memberi kita suatu tugas untuk menjangkau semua suku, kaum dan bangsa di dunia. Di dalam Allah tidak ada prasangka negatif, karena Dia menciptakan semua manusia dari satu darah, kata Kitab Suci ~    “…dan kerajaan melawan kerajaan…”  jadi akan ada konflik nasional, ada di mana-mana di seluruh dunia.  “…Akan ada kelaparan…”  akan ada   “…wabah penyakit dan…”  akan ada   “…gempa bumi…”  kita sudah menyaksikan semua ini. Saya tidak akan memberikan ceramah tentang tanda-tanda zaman, hari ini semua ini sudah menjadi pengetahuan umum,   “…8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan. 9 Lalu…”  isu yang terakhir ialah,   “… mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh…”  ini adalah nubuatan untuk masa itu, dan nubuatan untuk akhir masa sekarang.  Pengepungan kedua Roma akhirnya akan berusaha menghancurkan jejak-jejak terakhir Protestantisme di bumi ini. Dan Protestantisme itu apa? Seorang Protestan fundamentalis itu apa? Ialah orang yang meyakini setiap kata yang tertulis di dalam Firman Allah, dan yang meyakini bahwa ketentuan-ketentuan Allah itu mengikat hingga hari ini,  “…mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh  dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu.”


It's not just the coronavirus that is a scourge in the world today, today we have massive locust plagues, which are going to destroy the food chain in Africa and already the harm of millions of locusts on the move is broken by the screams of farmers and the clanging of pots and pans, but their efforts seem to be in vain, and they're expecting more waves of these locusts.

Bukan hanya coronavirus yang merupakan cambuk bagi dunia hari ini. Sekarang ada wabah belalang yang luar biasa, yang akan menghancurkan rantai pangan di Afrika, dan bencana akibat jutaan belalang maju menyerang sedang dipatahkan oleh teriakan-teriakan para petani dan bunyi-bunyi panci dan wajan yang berdentangan, namun upaya mereka sepertinya sia-sia dan mereka memperkirakan akan datang lebih banyak lagi gelombang-gelombang belalang-belalang ini.


There will be famine we can expect it, this is not fear-mongering this is a prediction. And it's interesting that Voltaire Net asks “What are 30,000 soldiers doing in Europe without masks? What is this deployment of a huge military force supposedly for exercises? Why are all these things happening? Why is the military deployed everywhere? Just to assist? But also to control. What have they said in my own country? Didn't they say that they will rule with an iron fist and will not tolerate any dissent? This is not just to distribute masks. 


Akan ada kelaparan, kita bisa menunggu kedatangannya, ini bukan menyebarkan rasa takut, ini adalah prediksi. Dan menarik karena Voltaire Net bertanya, “Bikin apa 30’000 tentara di Eropa tanpa masker?” Apakah mempersiapkan kekuatan tentara yang besar ini sebagai latihan? Mengapa semua hal ini terjadi? Mengapa di mana-mana militer dipersiapkan? Hanya untuk membantu? Tetapi juga untuk mengendalikan. Apa kata mereka di negara saya sendiri?  Tidakkah mereka berkata mereka akan memerintah dengan tangan besi dan tidak akan mentoleransi pendapat yang berbeda? Ini bukan hanya untuk membagikan masker.


So besides the signs of the times are there any indications as to how close we are to the end? Well, let us venture onto this ground. And it's not an easy decision to venture onto this ground, but if we stick to the Bible and the Spirit of Prophecy and do not go down the road of time setting, then perhaps we should discuss this issue. And the problem is that so many lectures have appeared on the Internet giving times and dates and events as they will be supposedly happening in the world.  And I want to just briefly discuss some of these.

Nah, selain tanda-tanda zaman apakah ada indikasi lain seberapa dekatnyakah kita kepada akhir itu? Nah, marilah kita menapak jalan yang asing ini. Dan itu bukanlah keputusan yang mudah untuk mencoba menapak jalan ini. Tetapi jika kita berpegang pada Alkitab dan Roh Nubuat, dan tidak mencoba untuk menetapkan waktu, maka barangkali kita perlu mendiskusikan isu ini. Masalahnya, sudah ada begitu banyak ceramah yang muncul di internet yang memberikan waktu dan tanggal dan peristiwa yang dianggap akan terjadi di dunia. Dan secara singkat saya ingin mendiskusikan beberapa dari itu.


So there are a number of  ways in which people are trying to calculate where we are standing in the stream of time, and some adopt the Apotelesmatic principle. Now that is a strange word, so let me try and explain it.  One of the people who actually used this Apotelesmatic principle was Desmond Ford, and we know of course that that was highly problematic. This principle affirms that a prophecy fulfilled, or fulfilled in part, or unfulfilled at the appointed time, may have a later recurring or consummated fulfillment. This is what he wrote on The  Day of Atonement and Investigative Judgment in Glacier View Manuscript 1980 page 485. 
So this idea says that the prophecies that are in the Bible have more than one application, and can be, well in the future have a different application.
Now firstly, I would like to state that this principle is based on Greek philosophy and there  is no internal consistency with reference to the Bible. It would place Bible prophecy on a par with Nostradamus and mingle Futurism with the biblical Historic continuous method that Jesus himself used.

Jadi ada beberapa cara orang mencoba menghitung di mana posisi kita dalam aliran waktu, dan ada yang menerima Prinsip Apotelesmatik. Nah ini adalah kata yang aneh, jadi saya akan berusaha menjelaskannya. Salah satu orang yang benar-benar memakai Prinsip Apotelesmatik ini ialah Desmond Ford, dan kita tahu tentunya bahwa itu banyak masalahnya. Prinsip ini menegaskan bahwa suatu nubuatan yang digenapi, atau digenapi sebagian, atau tidak digenapi pada waktu yang ditentukan, bisa digenapi lagi atau digenapi sepenuhnya di kemudian waktu. Inilah yang ditulisnya di  The  Day of Atonement and Investigative Judgment di Glacier View Manuscript 1980 hal. 485.
Jadi konsep ini berkata bahwa nubuatan-nubuatan yang ada di Alkitab punya lebih dari satu aplikasi, dan di waktu yang akan datang, bisa punya aplikasi yang berbeda.
Nah, pertama-tama saya ingin menyatakan bahwa prinsip ini berdasarkan filosofi Greeka dan tidak ada konsistensi internal sehubungan dengan Alkitab. Ini menempatkan nubuatan Alkitab sejajar dengan Nostradamus, dan mencampur Futurisme dengan metode Historisme Alkitab yang berkesinambungan, yang dipakai Yesus sendiri.


Now the way to interpret Bible prophecy is to let the Bible speak for itself. And if you go to the Book of Daniel, there is a historic thread running through the book of Daniel, a continues historic fulfillment throughout the prophecy. This is the historic continuous method and this is the biblical method . Any other method puts us on dangerous ground. Let's see how Jesus used it. Jesus himself used the historicist method to interpret Daniel when He announced,  “…the time is fulfilled and the kingdom of God is at hand,” Mark 1:15,  this verse alludes to the prophetic fulfillment of the 70 weeks prophecy of Daniel 9:24-27 that predicts the appearance of the Messiah. There is a prophecy that has a time frame and then states when the Messiah would come, and that prophecy ~ if you calculate it out ~ comes to the year 27 AD, which is the exact year when Jesus commenced His ministry, He was thirty years old but our calendar is wrong and any children's encyclopedia will tell you that,  so that the time when He was 30 years old, was actually 27 AD.

Nah, cara untuk menafsirkan nubuatan Alkitab ialah mengizinkan Alkitab itu berbicara sendiri. Dan jika kita ke kitab Daniel, ada satu benang sejarah yang melintas melalui kitab Daniel, suatu penggenapan historis yang berkesinambungan sepanjang nubuatan itu. Ini adalah metode historis yang berkesinambungan, dan ini adalah metode Alkiab. Metode apa pun yang lain, menempatkan kita pada posisi yang berbahaya.
Mari kita lihat bagaimana Yesus memakainya. Yesus sendiri memakai metode historis untuk menafsirkan Daniel ketika Dia berkata, "Waktunya telah digenapi; Kerajaan Allah sudah dekat.” Markus 1:15. Ayat ini merujuk ke penggenapan nubuatan 70 minggu, nubuatan Daniel 9:24-27 yang memprediksi datangnya Sang Mesias. Ada satu nubuatan yang berkerangka waktu dan menyatakan kapan Mesias akan datang. Dan nubuatan ini jika kita hitung, tiba di tahun 27 AD, yaitu persis tahun ketika Yesus memulai pelayananNya, usianya waktu itu 30 tahun. Tetapi kalender kita salah, dan ensiklopedia anak-anak yang  mana pun akan mengatakan itu. Jadi waktu ketika Yesus berusia 30 tahun, sesungguhnya tahunnya ialah 27AD.


So we cannot use that method, this Apotelesmatic principle, because how would you apply it? How would you for example take the images of Daniel chapter 7 ~ which are historic continuous and tell us how the kingdoms will arise, the first is like unto a lion: Babylon; the second like unto a bear, which is Medo-Persia; the third like unto a leopard with four  wings and four heads, that was the Greek Empire; and then the terrible beast which was Rome, and then the ten horns, the European powers that would come out of that system; that is a historic continuous flow.
If you wanted to take that prophecy and apply it into the future, then you would have to use those images and appoint other issues to those images. So you could for example say, well the lion is the symbol of England today, so it must be referring to England; and the eagle would be a symbol of the United States of America, because that is their symbol; and the bear you could make a symbol of Russia; and then you could come up with whatever you wanted to put into that's how you use the prophecies of Nostradamus, you fit anything into it, and you have no basis other than conjecture. It is dangerous and we shouldn't go there.

Jadi kita tidak bisa memakai metode itu, prinsip Apotelesmatik, karena bagaimana kita bisa mengaplikasikannya? Bagaimana misalnya kita ambil simbol-simbol Daniel pasal 7 ~ yang adalah historis berkesinambungan, yang mengatakan kepada kita bagaimana kerajaan-kerajaan itu akan muncul; yang pertama seperti singa: Babilon; yang kedua seperti beruang, yaitu Medo-Persia; yang ketiga seperti macan tutul dengan empat sayap dan empat kepala, itu kerajaan Greeka; kemudian binatang yang mengerikan yang adalah Roma; kemudian kesepuluh tanduk yaitu kekuasaan-kekuasaan Eropa yang akan muncul dari sistem itu; itu adalah aliran historis yang berkesinambungan.
Jika kita mengambil nubuatan itu dan mengaplikasikannya ke masa depan, maka kita harus memakai simbol-simbol itu dan menentukan arti-arti lain bagi simbol-simbol itu. Kita bisa mengatakan misalnya, singa adalah lambang Inggris sekarang, jadi itu harus merujuk ke Inggris; burung rajawali mestinya simbol Amerika Serikat karena itulah lambang mereka; dan beruang kita bisa menganggapnya simbol Rusia; kemudian kita bisa mengusulkan apa saja yang kita mau masukkan ke dalamnya. Cara itulah yang dipakai ramalan Nostradamus, kita cocokkan apa saja ke dalamnya, dan kita tidak punya dasar lain kecuali dugaan. Ini berbahaya dan kita jangan melakukannya.


The second principle that people use to make time prophecies are some adopt the Jubilee principle of calculating the precise time of the end.  And they count the Jubilees from the time of Adam all the way to our current time and there have been some lectures in this regard and some people believe that the coming of Christ is imminent, maybe in the next year or so depending on how the Jubilees work out, and they take the issues of exactly when the Pope spoke to the two houses in the United States of America, and they come to those conclusions.  Again how exactly do you determine it and the issue becomes so complicated that in the end you really struggle to follow the lines of reasoning.

Prinsip yang kedua yang dipakai orang untuk menghitung waktu nubuatan ialah, ada yang memakai prinsip Jubilee (Yobel) untuk menghitung dengan tepat saat akhirnya. Dan mereka menghitung Jubilee dari zaman Adam terus sampai ke zaman sekarang, dan ada ceramah-ceramah untuk ini, dan ada orang yang percaya bahwa kedatangan Kristus sudah sangat dekat, barangkali dalam tahun yang akan datang atau sekitarnya, tergantung bagaimana hasil Jubilee, dan mereka memakai isu kapan tepatnya Paus berbicara kepada kedua badan perwakilan di Amerika Serikat (Senat dan DPR), dan mereka tiba pada kesimpulan-kesimpulan itu. Lagi-lagi, bagaimana kita bisa menentukannya dan isunya menjadi begitu rumit hingga akhirnya kita harus benar-benar bergumul untuk mengikuti penalarannya.


Now it's very important that we study the verse which says that no one knows that day and the hour, let's have a look at that verse, Matthew 24:36 “…but of that day and hour knoweth no man, no not the angels of heaven, but My Father only.” Now that's fascinating. 
1 Thessalonians 5:1, “…but of the times and the seasons, brethren, you have no need that I write unto you, for you yourselves know perfectly that the day of the Lord so cometh as the thief in the night; for when they shall say peace and safety then sudden destruction cometh upon them as travail upon a woman with child, and they shall not escape. But, ye brethren, are not in darkness, that that day should overtake you as a thief…” so Paul is saying that God's people should not be surprised because they should be studying the Scriptures and knowing the time.

Nah, sangatlah penting kita pelajari ayat yang mengatakan, tidak ada yang tahu hari dan jamnya. Mari kita lihat ayat itu, Matius 24:36, “…36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, hanya Bapa sendiri." Nah, ini menarik.
1 Tesalonika 5:1, “…1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu persis, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 3 Karena apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—dan mereka pasti tidak akan luput. 4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri…”  Jadi Paulus berkata bahwa umat Allah tidak harus terkejut karena mereka seharusnya sudah mempelajari Kitab Suci dan mengenal waktunya.


So let us look at this verse in Matthew again, Matthew 24:36 “…but the day and the hour knoweth no man,  not the angels of heaven, but My Father only…” so not even Jesus knows the time?
In 1865 James White wrote a booklet entitled The Second Advent and the code for that book is SEADV: Second Advent, obviously, and he has a very interesting study around this verse. Let’s read what he writes,  “…Many hastily conclude from this text that nothing whatever may be ascertained, relative to the period of the second Advent. But in taking this position they greatly err, in that they make this class of texts prove too much even for their unbelief, and which at the same time arrays these declarations against others uttered by the Savior, the most plain and pointed. We object to this position.” SEADV 18.1.

Maka marilah kita simak ayat di Matius ini lagi, Matius 24:36, “…36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, hanya Bapa sendiri." Jadi bahkan Yesus pun tidak tahu kapan waktunya?
Di 1865 James White menulis sebuah buku kecil berjudul The Second Advent (Kedatangan Kedua), dan kode untuk buku itu ialah SEADV: Second Advent, sudah tentu. Dan dia membuat pembahasan yang sangat menarik tentang ayat ini. Mari kita baca apa yang ditulisnya,  “…Banyak orang tergesa-gesa mengambil kesimpulan dari ayat ini bahwa tidak ada apa pun yang bisa dipastikan sehubungan dengan waktu kedatangan yang kedua. Tetapi dengan mengambil posisi ini, mereka berbuat kesalahan besar, dengan membuat ayat-ayat seperti ini membuktikan terlalu banyak bahkan untuk ketidakpercayaan mereka, yang pada waktu yang sama menghadapkan pernyataan-pernyataan ini kepada pernyataan-pernyataan yang lain yang diucapkan Sang Juruselamat, yang paling sederhana dan jelas. Kami keberatan dengan posisi ini.” SEADV 18.1


So when asked about the signs of the times, Jesus gave an abundant answer in order to explain the  circumstances around His coming. So how is it that we can interpret this text? “…Can anything be learned from the Bible, relative to the period of the second Advent, is a question unsettled in many minds. This is a grave inquiry and from the nature of the subject is worthy of close investigation and candid answer. How did  Christ Himself treat the subject? When the disciples inquired, ‘What shall be the sign of Thy coming and of the end of the world?’ He did not reprove them for prying into that which was purposely hidden from all men…” After all when we go back in history, when the destruction of the world came in Noah's day, didn't Noah tell them exactly what was going to happen? Wasn't even the time predicted? 120 years. “…No, He answered them in the most definite manner. He even states that there should  be signs of that events, and adds, ‘When you shall see all these things, know that it is near, even at the doors. … The simple fact that the Lord mentioned signs of   His second Advent, is the best proof possible that His people were not to  remain ignorant of the relative nearness of the event. Add to this evidence His declaration, that when these signs should be seen, His people should know that it was near even at the doors, and the case becomes an exceedingly strong one… ‘But of that day and that hour knoweth no man…” he continues,  “…no, not the angels which are in heaven, neither the Son, but the Father’.  If the text proves that men will know nothing of the period of the second Advent, then it also proves that angels will know nothing of it, and also that the Son will know nothing of it, till the event takes place! This position proves too much…” and I agree with him, because if Jesus is one with the Father and is fully God, then He must know the time. So let's see how he resolves this. So, “…till the event takes place! This position proves too much, therefore proves nothing to the point.  Christ will know of the period of His second Advent to this world. The holy angels who wait around the throne of heaven to receive messages relative to the part they act in the salvation of men, will know of the time of the closing events of salvation.  And so will the waiting watching people of God understand.” SEADV 19.1.
Now is he being presumptuous?

Jadi ketika ditanya mengenai tanda-tanda zaman, Yesus memberikan jawaban yang berlimpah untuk menjelaskan kondisi seputar kedatanganNya.  Maka bagaimana kita bisa menafsirkan ayat ini?
“…Apakah ada yang bisa dipelajari dari Alkitab terkait periode kedatangan kedua, merupakan pertanyaan yang masih mengambang bagi banyak orang. Ini adalah pertanyaan yang serius dan dari subjeknya, patut mendapatkan pengamatan yang seksama dan jawaban yang jujur. Bagaimana Kristus sendiri menangani subjek ini? Ketika para murid bertanya,  ‘apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’ Yesus tidak menegur mereka karena mereka ingin tahu apa yang sengaja disembunyikan dari semua manusia…”  Lagi pula kalau kita kembali ke sejarah, ketika penghancuran dunia tiba di zaman Nuh, tidakkah Nuh mengatakan kepada mereka dengan tepat apa yang akan terjadi? Bukankah bahkan waktunya pun diprediksi? 120 tahun.    “…Tidak, Yesus menjawab mereka dengan cara yang paling jelas. Dia bahkan menyatakan akan ada tanda-tanda peristiwa-peristiwa itu, dan menambahkan, ‘jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.’ “…Fakta sederhana, bahwa Tuhan menyebutkan tanda-tanda kedatanganNya yang kedua adalah bukti terbaik bahwa umatNya tidak boleh tetap tidak tahu apa-apa, akan relatif dekatnya peristiwa itu. Tambahkan ini kepada pernyataan Yesus, bahwa ketika tanda-tanda tersebut terlihat, umatNya harus tahu bahwa waktunya sudah dekat bahkan di ambang pintu, maka kasusnya menjadi sangat kuat… ‘Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu,’ …” dia melanjutkan,   “…tidak, tidak malaikat-malaikat di sorga,  Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.’  Jika ayat ini membuktikan bahwa manusia tidak tahu apa-apa tentang periode kedatangan kedua, maka itu juga membuktikan bahwa malaikat-malaikat tidak akan tahu apa-apa tentang hal itu, dan juga Anak tidak akan tahu apa-apa tentang itu, hingga peristiwa itu terjadi! Posisi ini sudah terlalu melenceng…”  dan saya setuju dengan James White, karena jika Yesus itu satu dengan Bapa, dan sepenuhnya Allah, maka Dia harus tahu waktunya. Jadi mari kita lihat bagaimana James White menyelesaikan ini. Jadi,   “…hingga peristiwa itu terjadi! Posisi ini sudah terlalu melenceng, dengan demikian tidak membuktikan apa-apa. Kristus akan tahu kapan waktu kedatanganNya yang kedua ke dunia ini. Para malaikat yang kudus yang melayani di sekeliling takhta surgawi untuk menerima pesan-pesan yang berkaitan dengan peranan mereka dalam keselamatan manusia, akan tahu kapan waktunya peristiwa-peristiwa penutupan keselamatan. Dan begitu juga umat Allah yang sedang menunggu dan berjaga, akan mengerti.” SEADV 19.1
Nah, apakah ini lancang?


Let's continue “…An Old English version of the passage reads,  ‘but that day and hour no man maketh known, neither the angels which are in heaven, neither the Son, but the Father.’ This is the correct reading, according to several of the ablest critics of the age. The word ‘know’ is used in the same sense here, that it is by Paul in 1 Corinthians 2:2,  ‘for I determined not to know…” can be read ‘make known’, “…anything among you save Jesus Christ and Him crucified.’  Men will not make it known the day and hour, angels will not make it known,  neither will the Son, but the Father will make it known.’…” SEADV 19.1.
There's a quote in the Spirit of Prophecy where in Early Writings she says,  “…As the people of God looked up and waited for the coming of Christ, the time was made known by the voice in heaven, the Father making the time known…”  so we do not know the day or the hour.  He continues and says,  “…Says Campbell,  ‘McKnight argues that the term “know” is  here used as a causative, in the Hebrew sense of the conjugation “hiphil” that is “to make known”… His [Christ's] answer is just equivalent to saying, ‘the Father will make it known when it  pleases Him; but He has not authorized man, angel, nor the Son to make it known. Just in this sense Paul uses the term ‘know’ in Corinthians 2:2, ‘I came to you making known the testimony of God; for I determined to make known nothing amongst you but a crucified Christ.” SEADV 19.2.

Mari kita lanjutkan, “…Sebuah Alkitab versi Inggris lama menulis demikian tentang ayat ini, ‘tetapi akan hari dan jamnya tidak ada manusia yang memberi tahu, tidak malaikat-malaikat yang di Surga, tidak Anak, hanya Bapa.’ Ini adalah cara membaca yang benar menurut beberapa kritikus yang paling unggul di zaman itu. Kata “tahu” dipakai di sini dengan pengertian yang sama seperti yang dipakai Paulus di 1 Korintus 2:2, ‘2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui…”  bisa dibaca ‘memberi tahu’   “…apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, dan Dia yang disalibkan.’  Manusia tidak akan memberitahu hari dan jamnya, malaikat-malaikat tidak akan memberitahu, tidak juga Anak, hanya Bapa yang akan memberitahunya.’…” SEADV 19.1 
Ada kutipan di Roh Nubuat di Early Writings, Ellen White berkata, “…Sementara umat Allah memandang ke atas dan menantikan kedatangan Kristus, waktunya diberitahukan oleh suara dari Surga, Bapa memberitahukan waktunya…”  Jadi kita tidak tahu hari  atau jamnya. Dia (James White) melanjutkan dan berkata, “…Kata Campbell, ‘McKnight mendebat bahwa kata ‘tahu’ di sini dipakai sebagai kausatif (penyebab terjadinya sesuatu), dalam pengertian konjugasi bahasa Ibrani ‘hiphil’ yang artinya ‘membuat jadi tahu’… JawabanNya [Jawaban Kristus] semata-mata sama dengan mengatakan: ‘Bapa akan memberitahukannya kapan Dia suka; tetapi Bapak tidak memberi izin manusia, malaikat, maupun Anak untuk memberitahukannya. Hanya dalam pengertian ini Paulus memakai kata ‘tahu’ di 1 Korintus 2:2, “…aku datang padamu untuk memberitahukan kesaksian Allah; sebab aku telah memutuskan untuk tidak memberi tahu apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus yang disalibkan.’ SEADV 19.2…” 


Albert Barnes and his notes on the gospel says,  “…Others have said that the verb ‘rendered knoweth’ means sometimes to make known or to reveal, and that the passage means, ‘that day and hour none maketh known, neither the angels, nor the Son, but the Father.’ It is true the word has sometimes that meaning as in 1 Corinthians 2:2.” SEADV 20.1.
That makes a lot of sense because how would it be possible that He who is very God and had no beginning, Jesus Christ, would not know the hour of His coming?

Albert Barnes dalam catatannya tentang injil berkata, “…Orang lain berkata bahwa kata ‘rendered knoweth’ (= membuat jadi tahu) terkadang berarti memberitahu atau mengungkapkan, dan ayat itu berarti, ‘akan hari dan jamnya, tidak ada yang memberitahu, tidak para malaikat, tidak Anak, hanya Bapa.’ Memang benar kata itu kadang-kadang mempunyai arti seperti di 1 Korintus 2:2.” SEADV 20.1
Ini sangat masuk akal, karena bagaimana mungkin Dia yang sepenuhnya Allah, yang tidak punya awal, Yesus Kristus, bisa tidak tahu jam kedatanganNya?   


Now I'm going to venture onto a ground that is highly problematic. But if we stick closely to the Spirit of Prophecy is there anything that we can glean from this? And this is the concept of the great cosmic week, in other words six days which become then a day for a thousand years, six thousand years plus 1,000 years for the millennium. Now this is a concept that has been around for a very, very, long, long time and we find in Psalms 90 and in 2 Peter the following statements:
Psalms 90:4,  “…For a thousand years in Thy sight are but as yesterday when it is past, and as a watch in the night…”
2 Peter 3:8,  “…But beloved, be not ignorant of this one thing, that one day is with the Lord as a thousand years and a thousand years as one day…”
The book of Revelation refers to the thousand-year millennium period, six times. Let's look at one of those verses.
Revelation 20:4,  “… and I saw thrones, and they sat upon them and judgment was given unto them. And I saw the souls of them that were beheaded for the witness of Jesus and for the word of God, and which had not worshipped the Beast, neither his image, neither had received his mark upon their foreheads or in  their hands. And they lived and reigned with Christ a thousand years…”
So there are six statements regarding this thousand year period, some of them talk about the devil that was bound a thousand years.

Sekarang saya akan mencoba masuk ke topik yang sangat bermasalah. Tetapi jika kita terus merapat ke Roh Nubuat, apakah ada yang bisa kita peroleh dari ini? Dan ini ialah konsep tentang minggu kosmik yang istimewa, dengan kata lain, 6 hari, yang 1 harinya menjadi 1000 tahun, jadi 6000 tahun plus 1000 tahun masa Milenium. Konsep ini sudah ada sejak waktu yang amat sangat, sangat lama, dan kita temukan di Mazmur 90 dan di 2 Petrus pernyataan-pernyataan sebagai berikut:
Mazmur 90:4, 4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu; atau seperti sekali jaga di waktu malam.”
2 Petrus 3:8,  8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh tidak kamu tahu, bahwa bagi Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Kitab Wahyu merujuk ke periode Milenium yang 1000 tahun, sebanyak enam kali. Mari kita lihat salah satu ayat-ayat itu.
Wahyu 20:4,  “…4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya, dan  kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Lalu  aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian mereka tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah Binatang itu atau patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.”
Jadi ada enam pernyataan mengenai masa seribu tahun ini, ada yang berbicara tentang Iblis yang dirantai selama seribu tahun.  


Now Robert Johnston, the Chair of the New Testament Department of the Seventh-Day Adventist Theological  Seminary of Andrews University,  wrote an article on the subject which can be found at this webpage:
and in this article he shows that some of the early Advent pioneers, most notably J.N. Andrews, were actually firm believers in this principle, but that this idea was later discarded by some, including Uriah Smith. It's  interesting that as late as 1899 Adventist publications stated firmly that the end would be sometime around the year 1900. This belief that the end will come some time during a somewhat extended period with an end point, can be called soft time setting, as contrasted with the setting of a definite firm date (hard time setting).  So this is the theology.  And this theology ~ although it was used by the early pioneers ~ was basically discarded and has well received some very poor press and people have shied away from it.
Now my question is, does the Spirit of Prophecy throw any light on the subject? In other words, I know that J.N. Andrews believed it, but does the Spirit of Prophecy throw any light on the subject? And we will look at some of these. And this is not time setting. I'm not time setting at all, I'm just looking at what does the Spirit of Prophecy say, and I'm not talking about the time or the hour, and I'm not interested in any prophetic interpretation where we take the prophetic times of Daniel, for example, and make them literal times in our dates, that is a system of Futurism which is not in harmony with the bible. We're looking at this cosmic time and I want to know what does the Spirit of Prophecy say.

Nah, Robert Johnston, ketua Departemen Perjanjian Baru Seminari SDA Universitas Andrews, menulis sebuah artikel yang bisa dibaca di situs ini:
dan di artikel ini dia menunjukkan bahwa pionir-pionir Advent yang mula-mula, di antaranya yang paling terkemuka J.N. Andrews, adalah orang-orang yang dengan teguh mempercayai prinsip ini, tetapi konsep ini kemudian ditinggalkan oleh beberapa orang termasuk Uriah Smith. Yang menarik, selambat-lambatnya di tahun 1899, publikasi Advent menyatakan dengan mantap bahwa akhir itu akan terjadi sekitar tahun 1900. Kepercayaan bahwa akhir itu  akan datang selama satu masa yang agak panjang dengan titik akhir, bisa disebut sebagai penentuan waktu lunak, yang kontras dengan penentuan suatu tanggal tertentu yang pasti (penentuan waktu keras). Jadi inilah theologinya. Dan theologi ini ~ walaupun tadinya dipakai oleh pionir-pioner mula-mula ~ pada dasarnya sudah ditinggalkan dan telah menerima liputan pers yang buruk, dan orang-orang menghindarinya.
Nah, pertanyaan saya ialah, apakah Roh Nubuat memberikan penjelasan tentang subjek ini? Dengan kata lain, saya tahu bahwa J.N. Andrews mempercayainya, tetapi apakah Roh Nubuat memberikan terang tentang subjek ini. Kita akan melihatnya. Dan ini bukan menentukan hari. Saya sama sekali tidak menentukan hari, saya hanya mengamati apa kata Roh Nubuat. Dan saya tidak berbicara tentang waktunya atau harinya, dan saya tidak tertarik pada penafsiran nubuatan di mana kita memakai waktu nubuatan Daniel, misalnya, dan membuat itu menjadi waktu literal penanggalan kita; itu sistem Futurisme yang tidak serasi dengan Alkitab. Kita mengamati waktu kosmik ini dan saya mau tahu apa kata Roh Nubuat.


There are in fact 42 (74 if you count the compilations) six thousand year statements, and 41 four thousand year statements in her writings. Now how did I get interested in this? My interest in these statements comes from my study of creation versus evolution, particularly  with regard to the age of the earth. However, it was proposed by some scholars that these times are not definitive and simply meant ~ in other words these 42 (or 74 statements) on 6,000 and the 41 on 4000 years ~ that they were not meant definitively, and that they actually meant “since the beginning” or “during Old Testament times”.  But at least one of these was definitive when she stated “the world is now only about 6,000 years old.” that's in 3  Spiritual Gifts page 92.

Now Ellen White uses the phrases:
·       “about 6,000 years” 13 times,
·       she uses the statement “almost 6,000 years” once,
·       and she uses the statement “nearly 6,000 years” 12 times
·       but there are three where she states “more than 6,000” or “over 6,000”
·       and the rest of the statements just say “for 6,000 years”.

Faktanya, ada 42 kali (74 jika kompilasinya juga dihitung) pernyataan tentang 6000 tahun, dan 41 kali pernyataan tentang 4000 tahun dalam tulisan Ellen White. Nah, bagaimana sampai saya tertarik dengan ini? Minat saya dalam pernyataan-pernyataan ini berasal dari pembelajaran saya tentang penciptaan versus evolusi, terutama berkaitan dengan usia bumi. Namun demikian, beberapa pakar mengusulkan bahwa waktu-waktu ini tidaklah pasti dan semata-mata berarti ~ dengan kata lain ke-42 (atau 74 pernyataan) tentang 6000 tahun dan 41 pernyataannya tentang 4000 tahun ~ mereka tidak dimaksudkan sebagai definitif, dan sebenarnya mereka berarti “sejak awal” atau “selama zaman Perjanjian Lama.” Tetapi paling sedikit ada satu dari semua itu yang pasti ketika Ellen White menyatakan, “…dunia sekarang hanya sekitar 6000 tahun usianya…”  itu di Spiritual Gifts 3 hal. 92.

Nah, Ellen White memakai istilah-istilah ini:
·       sekitar 6000 tahun” 13 kali.
·       Dia memakai pernyataan “hampir 6000 tahun” satu kali.
·       Dan dia memakai pernyataan “mendekati 6000 tahun” 12 kali.
·       Tetapi ada tiga kali di mana dia menyatakan “lebih dari 6000” atau “di atas 6000”,
·       Dan sisa pernyataannya hanya mengatakan “selama 6000 tahun”.


Now I was part of a  delegation in the church where we discussed this issue of creation and I attended a lecture by some of our prominent theologians where this whole issue was discussed.  And it was stated, quite categorically, that none of these statements on the 6,000 years can be used to determine the age of the earth. Now I’ve just come  to this church and I being an evolutionist, and my whole world was turned upside down as a consequence of the study of the prophecies. And then eventually also a study of our origins and evolution, which of course entailed the age of the earth. And as I listened to these lectures ~ which by the way are also written in journals,  these same sentiments ~ I was confronted with this idea that there are many statements which say that the earth is about six thousand years old, or almost six thousand years old, or nearly six thousana d years old, but there are these three statements which state “more than six thousand” and therefore this was presented as proof that you cannot take them as definitive.
Now, this concerned me and moreover, it was stated in those publications and in those lectures that where these statements are made, about the six thousand years, it's probable that she was influenced by the margin of the King James Version which contained Ussher’s dates  and therefore in the concept of the stream of time or the time period where they were living, it was logical for her to just adopt these statements of 6,000 years.
And it bothered me. So I put up my hand in that meeting and I said, “Now I just have one problem, and this is the problem. If she was influenced by the margin of the King James Version to say that it was six thousand years, then what else could have influenced her in terms of all her other statements in the Spirit of Prophecy? Can we then still trust the Spirit of Prophecy as an inspired source, or shall we just lay it aside?” 
Nah, saya adalah bagian dari delegasi gereja di mana kita membahas isu tentang penciptaan, dan saya menghadiri ceramah-ceramah oleh beberapa theolog terkemuka kita, di mana seluruh isu ini dibahas. Dan dinyatakan, secara cukup kategoris, bahwa tidak ada dari pernyataan-pernyataan ini mengenai 6000 tahun itu yang bisa dipakai untuk menentukan usia bumi. Nah, saya baru saja masuk gereja ini, dan saya yang seorang evolusionis, seluruh dunia saya terjungkir balik sebagai akibat mempelajari nubuatan-nubuatan. Dan pada akhirnya saya juga mempelajari asal usul kita dan evolusi ~ yang tentu saja melibatkan usia bumi. Sementara saya mendengarkan ceramah-ceramah ini ~ yang juga tertulis di jurnal-jurnal, sentimen-sentimen yang sama ini ~ saya dihadapkan pada konsep  bahwa ada banyak pernyataan yang mengatakan bumi ini sekitar 6000 tahun usianya, atau hampir 6000 tahun usianya, atau mendekati 6000 tahun usianya, tetapi ada tiga pernyataan ini yang mengatakan “lebih dari 6000 tahun”, dan oleh karena itu, ini disajikan sebagai bukti bahwa kita tidak bisa menganggap pernyataan-pernyataan itu definitif/pasti.
Nah, ini mengganggu buat saya, dan lagi pula di publikasi itu dan dalam ceramah-ceramah itu dinyatakan bahwa pernyataan tentang ke-6000 tahun itu kemungkinan besar karena Ellen White terpengaruh oleh margin KJV yang berisikan tangga-tanggal Ussher, dan oleh karenanya dalam konsep aliran waktu atau periode waktu di mana mereka hidup saat itu, adalah masuk akal bagi Ellen White untuk menerima pernyataan-pernyataan 6000 tahun tersebut.
Dan itu mengganggu saya. Maka saya mengangkat tangan dalam pertemuan itu dan saya berkata, “Saya hanya punya satu masalah, dan inilah masalahnya. Jika Ellen White dipengaruhi oleh margin KJV sehingga mengatakan itu 6000 tahun, maka apa lagi yang bisa mempengaruhinya sehubungan dengan pernyataan-pernyataannya yang lain dalam Roh Nubuat? Kalau begitu apakah kita masih bisa mempercayai Roh Nubuat sebagai sumber inspirasi atau sebaiknya kita singkirkan saja?”


Well, there were another document which was then discussed, and the issue was explained as followed. Yes, we believe that she was inspired, but that she didn't have the same authority as the other prophets.  She was as inspired, but didn't have the same authority? Now that's an oxymoron, how can you be inspired and not have the same authority? Does God speak through inspiration with authority only through some people and with no authority through other people? Was this exegetical or was this homiletical, that was the question.
Well, it bothered me because it disturbed my apple cart when it came to the age of the earth.  I wasn't thinking at all about what we are discussing today at that time, just the age of the earth.  And so when I came back to my home in South Africa and went back to my University and started working on my lectures on evolution and creation, this thought bothered me and I prayed and I said,  “Lord, this makes no sense to me. How can it be almost or about 6,000 in one place and more than 6,000 in another? If there is anything wrong with this, then You must show me, because else I will have to discard virtually everything she wrote. Because if she is influenced by every wind of doctrine out there, then how can I trust the Spirit of Prophecy?”  And I filed it in file 13, and left it.

Nah, ada dokumen lain yang saat itu juga didiskusikan, dan isunya dijelaskan sbb.: Ya, kami meyakini Ellen White diilhami, tetapi dia tidak memiliki autoritas yang sama seperti nabi-nabi yang lain. Dia diilhami, tetapi tidak memiliki autoritas? Loh, itu suatu kontradiksi, bagaimana bisa diilhami tetapi tidak memiliki autoritas yang sama? Apakah Allah berbicara melalui inspirasi dengan autoritas hanya melalui beberapa orang dan tanpa autoritas melalui orang-orang yang lain? Apakah ini suatu tafsiran atau ini seni berbicara? Itulah pertanyaannya.
Nah, itu mengganggu saya karena itu mengacaukan tatanan yang saya punya sehubungan dengan usia bumi. Pada waktu itu saya sama sekali tidak berpikir tentang apa yang sedang kita bahas sekarang, hanya tentang usia bumi. Maka ketika saya pulang ke rumah saya di Afrika Selatan dan kembali ke universitas saya dan mulai mengerjakan ceramah-ceramah saya tentang evolusi dan penciptaan, pikiran ini mengganggu saya dan saya berdoa dan berkata, “Tuhan, ini tidak masuk akal buat aku. Bagaimana mungkin di satu tempat itu ‘hampir’ atau ‘sekitar 6000 dan di tempat lain ‘lebih dari 6000? Jika ada yang salah dengan ini, maka Engkau harus menunjukkan padaku, karena kalau tidak, aku harus membuang semua yang dia (Ellen White) tulis. Karena jika dia terpengaruh oleh setiap angin doktrin di luar sana, lalu bagaimana aku bisa mempercayai Roh Nubuat?” Dan saya memasukkannya ke arsip tong sampah dan meninggalkannya.


And a few years later a coal porter gave me a little pile of pamphlets and I read them and I went through them and suddenly I almost fell off my chair, because there was one particular pamphlet that caught my attention.
But before I get there here's one statement that I find interesting from the biographies, in other words, this is not Ellen G. White’s writing, because it was stated that Ellen White never ever received any visions regarding the time, that this controversy or the age of the earth was concerned, but here in the Biographical volumes 1 Bio 366 we read the following, “…The vision of Lovett’s Grove, Ohio, on a Sunday afternoon in mid-March 1858 was one of great importance. In this the theme of the great controversy between Christ and His angels on the one side, and Satan and his angels on the other, was seen as one  continuous and closely linked chain of events spanning 6,000 years…” so in other words, the great controversy vision actually had this time frame. It's interesting. “…This vision has put Seventh-Day Adventists in a unique position with clear-cut views of the working of Providence in the history of our world ~ a viewpoint quite different from that held by secular historians, who see events of history as the interplay between the actions of men, often seemingly the result of chance or natural developments. In other words, this vision and others of the great conflict of the ages, yield the philosophy of history that answers many questions in prophetic forecast, gives the assurance of the final victory of good over evil…” (1BIO 366.1) So it was very definitive.

Dan beberapa tahun kemudian seorang pengirim batubara memberikan setumpuk kecil pamflet kepada saya dan saya membacanya dan saya memeriksanya dan tiba-tiba saya nyaris jatuh dari kursi saya, karena ada satu pamflet khusus yang menarik perhatian saya.
Tetapi sebelum saya cerita tentang hal itu, di sini ada satu pernyataan yang menurut saya menarik, dari biografi, dengan kata lain ini bukan tulisan Ellen G. White.  Karena ada pernyataan bahwa Ellen White tidak pernah menerima penglihatan mengenai waktu, sehubungan dengan kontroversi atau usia bumi. Tetapi di sini di Biographical Vol. 1 Bio 366 kita membaca sbb.: “…Penglihatan di Lovett’s Grove, Ohio, pada Minggu sore pertengahan Maret 1858 itu sangat penting. Di sini, tema pertentangan besar antara Kristus dan malaikat-malaikatNya di satu pihak, dengan Setan dan malaikat-malaikatnya di pihak lain, tampak sebagai satu rantai peristiwa yang tidak terputus dan erat berkaitan, membentang selama 6000 tahun…” jadi dengan kata lain, penglihatan tentang pertentangan besar itu rangka waktunya sesungguhnya ialah ini. Menarik.  “…Penglihatan ini telah menempatkan MAHK dalam posisi yang unik, dengan pandangan yang jelas sekali tentang pekerjaan kemurahan Allah dalam sejarah dunia kita ~ suatu sudut pandang yang cukup berbeda dengan yang dimiliki oleh para sejarahwan sekuler, yang melihat peristiwa-peristiwa sejarah sebagai tindakan-tindakan manusia yang saling mempengaruhi, yang sering tampak sebagai hasil yang kebetulan atau perkembangan yang alami. Dengan kata lain, penglihatan ini dan yang lain-lain tentang pertentangan besar segala zaman, menghasilkan filosofi sejarah yang menjawab banyak pertanyaan mengenai prediksi nubuatan, memberikan jaminan adanya kemenangan akhir, yang baik atas yang jahat…” (1BIO 366.1).  Jadi itu sangat pasti.   


So I would like to look at some of these statements and what was this pamphlet that I had received? What about the “more than” or “over” 6,000 years?  Well, this pamphlet had the following information:
“…Warren H. Johns, the seminary librarian at Andrews University, researched this issue and he came to the conclusion that Ellen White believed that there were exactly four thousand years between the creation of man and the birth of Christ and that her consistent position was, that the world was less than six thousand years old. (Warren H. Johns, “Ellen White and Biblical Chronology”,  Ministry April 1984, pages 20-22).
Now, personally I do not quite agree with his statement over here and we'll talk about why in a moment. Because he takes it to the birth of Christ, and I believe that is not the correct way in which she used it, but be that as it may, she clearly believed the four thousand and the six thousand.
Now,  what about those three statements?

Jadi saya ingin melihat beberapa pernyataan itu dan pamflet yang saya terima itu apa isinya? Bagaimana dengan isu “lebih dari” atau “di atas” 6000 tahun? Nah, pamflet itu berisikan informasi berikut:
“…Warren H. Johns,  pustakawan seminari Universitas Andrews, menyelidiki isu ini dan dia tiba pada kesimpulan bahwa Ellen White meyakini bahwa ada persis 4000 tahun antara penciptaan manusia dengan kelahiran Kristus, dan posisinya konsisten bahwa dunia berusia kurang dari 6000 tahun.” (Warren H. Johns, “Ellen White and Biblical Chronology”,  Ministry April 1984, hal. 20-22).
Nah, secara pribadi saya tidak setuju dengan pernyataan ini di sini (menunjuk ke tulisan “dengan kelahiran Yesus”), dan kita akan membahas alasannya sebentar lagi. Karena dia membawanya hingga kelahiran Kristus, dan saya meyakini itu bukan cara yang benar yang dipakai Ellen White. Tetapi walaupun demikian, Ellen White jelas meyakini 4000 tahun dan 6000 tahun tersebut.
Sekarang, bagaimana dengan ketiga pernyataan itu? (soal “lebih” dari 6000 tahun)


Well, the first one is found in Historical Sketches page 133,  “…More than 6,000 years of continual practice…” referring to the devil's odds. “…This statement does not deal with the age of the earth, or the time since the fall, but with how long the devil has been in the deception business…” and of course deception started in heaven which could have been hundreds of years, for all we know. So it has nothing to do with the age of the earth, it has to do with how long the devil has been in the deception business, and after all he deceived a third of the angels. So that takes care of that one statement.

Nah, yang pertama terdapat di Historical Sketches hal. 133, “…Lebih dari 6000 tahun praktek yang terus-menerus…”  ini berbicara tentang kesempatan Iblis.  “…Pernyataan ini tidak berbicara tentang usia bumi, atau waktu sejak kejatuhan manusia, tetapi berapa lama Iblis sudah ada dalam bisnis tipu-menipu…”  dan tentu saja penipuan itu dimulai di Surga, yang bisa saja berlangsung selama ratusan tahun,  kita tidak tahu. Jadi ini tidak berkaitan dengan usia bumi, ini berkaitan dengan berapa lamanya Iblis sudah berkecimpung dalam bisnis tipu-menipu, dan dia kan sempat menipu 1/3 malaikat. Jadi ini membereskan satu pernyataan tersebut.


The second statement is from The Story of Jesus and it says,  “…and for more than six thousand years in its forms of beauty and gifts of sustenance, the earth has borne witness of the Creator's love…” (SJ 183.3) Now that sounds like it could be problematic, but if you study it, this statement comes from the chapter “The Home Of The Saved” and deals with the new earth, when the earth will be about seven thousand years old, so it has nothing to do with the six thousand years period of sin.

Pernyataan yang kedua adalah dari The Story of Jesus, dan dikatakan, “…Dan selama lebih dari 6000 tahun dalam bentuk keindahannya dan karunia pemeliharaannya, bumi telah menjadi saksi akan kasih Sang Pencipta (SJ 183.3).…”  Nah, ini sepertinya bisa menimbulkan problem, tetapi jika kita pelajari ternyata pernyataan ini berasal dari bab “The Home of the Saved” (Rumah Orang Selamat) yang berbicara tentang dunia baru, ketika bumi ini sudah berumur sekitar 7000 tahun. Jadi ini tidak berkaitan dengan 6000 tahun masa dosa.
  

Now the third statement is the most problematic. This statement comes from Christian Temperance and Bible Hygiene page 154 and states, “…The continual transgression of man for over six thousand years…”   Now in 1977 dr. Robert Gentry of Earth Science Associates contacted the White Estate regarding this statement and was told that this was a copying error and that the original first source from which it was taken was 3 Testimonies page 491-492 and did not contain the word “over”.  Moreover Ellen White did not use the word “over” when she used the earlier material to write the book Desire of Ages.

Nah, pernyataan yang ketiga adalah yang paling problematik. Pernyataan ini berasal dari Christian Temperance and Bible Hygiene hal. 154 dan bunyinya, “…Pelanggaran manusia yang terus-menerus selama lebih dari 6000 tahun…” Nah, di tahun 1977, dr. Robert Gentry dari Earth Science Associates (Asosiasi Sains Bumi) menghubungi White Estate mengenai pernyataan ini dan diberitahu bahwa ini adalah kesalahan salinan, dan bahwa sumber aslinya yang pertama dari mana ini dikutip ialah 3 Testimonies hal. 491-492, dan di sana tidak mengandung kata “over” (lebih). Lagipula, Ellen White tidak memakai kata “over” ketika dia memakai bahan yang terdahulu untuk menulis buku Desire of Ages.  


So in other words, the three statements do not negate Ellen White's stand that the earth is ALMOST six thousand years old.
Now let's have a look and see exactly what the Spirit of Prophecy says. And again I reiterate, I'm not time setting. I'm studying the Spirit of Prophecy, I want to know what the prophet said. I don't want to know what a theologian thinks the prophet thought, or what influenced the prophet. I want to know what did she say. So let's ask the question.

Jadi dengan kata lain, ketiga pernyataan itu tidak menyangkal posisi Ellen White bahwa usia dunia ini HAMPIR enam ribu tahun.
Sekarang mari kita lihat dan menyimak tepatnya apa yang dikatakan Roh Nubuat. Dan sekali lagi saya ulangi, saya bukan menentukan waktu, saya mempelajari Roh Nubuat, saya mau tahu apa yang dikatakan nabi itu. Saya tidak mau tahu apa yang menurut seorang theolog yang dipikir oleh nabi itu, atau apa yang mempengaruhi si nabi. Saya mau tahu apa yang Ellen White katakan. Jadi mari kita bertanya.


According to the Spirit of Prophecy, how long will sin reign?
Well,  here is a  statement,  “…After 6,000 years of sin the earth was renewed.  The great plan of redemption…”  comes from Adventist Home,  “…results in fully bringing back the world into God's favor. All that was lost by sin is restored. Not only man, but the earth is redeemed, to be the eternal abode of the obedient. For six thousand years Satan has struggled to maintain  possession of the earth, now God's original purpose in its creation is accomplished. The saints of the Most High shall take the kingdom and possess the kingdom forever, even forever and ever…” (AH 539.3).
Now I want to come back to this statement at a later stage, but the point for discussion right here is that she definitively states that for 6,000 years Satan has struggled to maintain possession of the earth, that is a very direct statement.

Menurut Roh Nubuat, berapa lama dosa berkuasa?
Nah, ini ada sebuah pernyataan, “…Setelah 6000 tahun dalam dosa, bumi diperbarui. Rencana agung penyelamatan…”  ini dari Adventist Home,   “…berhasil membawa bumi kembali sepenuhnya kepada perkenan Allah. Semua yang sudah hilang karena dosa, dipulihkan. Bukan hanya manusia, tetapi bumi juga ditebus, untuk menjadi tempat tinggal abadi bagi mereka yang patuh.  Selama 6000 tahun Setan telah berjuang untuk mempertahankkan kepemilikan atas bumi, sekarang tujuan asli Allah menciptakan bumi ini tercapai. Orang-orang saleh milik Yang Mahatinggi akan mengambil kerajaan ini dan memiliki kerajaan ini untuk selama-lamanya, bahkan untuk selama-lamanya. (AH 539.3)…”  
Nah, saya mau kembali ke pernyataan ini nanti, tetapi poin untuk diskusi sekarang ini ialah, Ellen White dengan pasti menyatakan bahwa selama 6000 tahun Setan telah berjuang untuk mempertahankan kepemilikan atas bumi, ini adalah pernyataan yang sangat jelas.    


So my question now is, where according to the Spirit of Prophecy are we in the stream of time?   So, when according to the Spirit of Prophecy, will 6000 years have elapsed since the fall of man?
Well, let's start with the 4000 year statements.  At Christ's baptism, sin had reigned ~according to the Spirit of Prophecy~ 4000 years, and that was in 27 AD.
Let's make sure, because there are so many of these talks out there which give dates either calculating as we saw from the birth of Christ, or from the crucifixion, or from any time period in between. I want to know exactly, I don't want to know about what does she say. So let's be careful in the way we approach it.  “…Christ in the wilderness of temptation…” let's just stop there. What year was that? Christ entered the wilderness of temptation directly after His baptism and that was in 27AD. Let's make sure,  “…Christ in the wilderness of temptation stood in Adam’s place to bear the test he failed to endure. Here Christ overcame in the sinner’s behalf, four thousand years after Adam turned his back upon the light of his home…”   So since the fall of Adam to the temptation in the wilderness which took place in 27AD ~  is the time period, since the fall of Adam. “…Separated from the presence of God, the human family had been departing, each successive generation farther from the original purity, wisdom, and knowledge which Adam possessed in Eden. Christ bore the sins and the infirmities of the race as they existed when He came to the earth to help man. In behalf of the race, with the weaknesses of fallen man upon Him He was to stand the temptation of Satan upon all points on which man could be assailed…” (Con. 32.1) 
So exactly 4000 years since the fall of Adam to the wilderness of temptation.

Jadi pertanyaan saya ialah, menurut Roh Nubuat di manakah kita berada dalam aliran waktu? Maka menurut Roh Nubuat kapan waktu 6000 tahun itu akan tercapai sejak kejatuhan manusia?
Nah, mari kita mulai dengan pernyataan-pernyataan 4000 tahun. Pada saat Kristus dibaptiskan, dosa telah berkuasa ~ menurut Roh Nubuat ~ 4000 tahun, dan itu adalah tahun 27 AD. Mari kita pastikan, karena di luar sana ada begitu banyak diskusi yang memberikan tanggalnya dengan menghitung dari kelahiran Kristus seperti yang sudah kita lihat tadi, atau dari saat penyaliban, atau dari waktu kapan saja di antara keduanya. Saya mau tahu persisnya. Saya tidak mau tahu apa yang menurut orang dikatakan Ellen White. Jadi marilah kita berhati-hati dengan cara kita menanganinya. “…Kristus di padang gurun pencobaan…”  mari kita berhenti di sini. Tahun berapa ini? Kristus masuk ke padang gurun pencobaan segera setelah Dia dibaptis, dan itu ialah di tahun 27 AD. Mari kita pastikan,   “…Kristus di padang gurun pencobaan berdiri di tempat Adam untuk menjalani ujian yang gagal Adam lalui. Di sini Kristus menang atas nama orang berdosa, 4000 tahun setelah Adam memutar punggungnya meninggalkan cahaya tempat tinggalnya…”  Jadi, sejak kejatuhan Adam hingga ke pencobaan di padang gurun yang terjadi di 27AD ~ adalah masa waktu tersebut, sejak kejatuhan Adam.   “…Terpisah dari hadirat Allah, setiap generasi keluarga manusia berturut-turut terus-menerus mundur, semakin jatuh dari kemurnian, hikmat, pengetahuan yang asli yang dimiliki Adam di Eden. Kristus memikul dosa-dosa dan kelemahan bangsa manusia sebagaimana kondisi mereka ketika Dia datang ke dunia untuk menolong manusia. Atas nama bangsa manusia, dengan kelemahan-kelemahan manusia berdosa dalam diriNya, Dia harus menangkal pencobaan Setan dalam semua aspek di mana manusia bisa diserang…” (Con. 32.1)
Jadi tepat 4000 tahun sejak kejatuhan Adam hingga ke pencobaan padang gurun.


Let's read another one. “…The Savior of the world had no controversy with Satan, who was expelled from heaven because he was no longer worthy of a place there. He who could influence the angels of God against their Supreme Ruler, against His Son, their loved Commander, and enlist their sympathy for himself was capable of any deception.  For 4000 years he had been warring against the government of God and had lost none of his skills or power to tempt and deceive…” (Con 45.1)  Again here Satan was going to confront Jesus in the wilderness of temptation and he had 4000  years to contemplate how he would overcome Jesus as he had overcome Adam.

Mari kita baca yang lain. “…Juruselamat dunia tidak punya persengketaan dengan Setan, yang sudah dikeluarkan dari Surga karena dia sudah tidak lagi layak mendapat tempat di sana. Dia yang bisa mempengaruhi para malaikat untuk melawan Penguasa Tertinggi mereka; melawan AnakNya, Pemimpin mereka yang tercinta; dan mengalihkan simpati mereka kepada dirinya sendiri, sanggup membuat penipuan apa saja. Selama 4000 tahun, dia sudah berperang melawan pemerintahan Allah, dan ketrampilannya atau kemahirannya untuk mencobai dan menipu tidak ada yang berkurang. (Con. 45.1) …”  Lagi-lagi di sini Setan akan menantang Yesus di padang gurun pencobaan, dan dia sudah punya 4000 tahun untuk memikiran bagaimana dia akan bisa mengalahkan Yesus sebagaimana dia mengalahkan Adam.


Let's make sure,  “…On Jordan's banks the voice from heaven attended by the manifestation from the excellent glory proclaimed Christ to be the Son of the Eternal…” that is the baptism of Jesus, where the voice from heaven came and said, “This is My Beloved Son…” So we have a date, it was 27 AD.  “…Satan was to personally encounter the Head of the kingdom which he came to overthrow. If he failed, he knew that he was lost. Therefore the power of his temptation was in accordance with the greatness of the object which he would lose or gain.  For four thousand years,…” now listen carefully,  “…ever since the declaration was made to Adam that the Seed of the woman should bruise the serpent's head, he had been planning his manner of attack…” (Con. 78.2)   We have precise times in this statement.  From the fall of Adam up unto the wilderness experience of Jesus, exactly four thousand years, in other words, until the baptism.

Jadi mari kita pastikan, “…Di tepi sungai Yordan, suara dari langit yang disertai oleh manifestasi kemuliaan yang luar biasa, mengumumkan Kristus adalah Anak dari Sang Kekal…” ini ialah pembaptisan Yesus di mana suara dari langit datang dan berkata, “Inilah AnakKu yang Kukasihi. Jadi kita sudah mendapatkan tanggal, yaitu 27 AD.  “…Setan berniat menghadapi sendiri Kepala kerajaan yang berniat dijatuhkannya. Jika dia gagal, dia tahu dia kalah. Itulah sebabnya kekuatan pencobaannya setara dengan besarnya objek yang akan dia menangkan atau kehilangan. Selama 4000 tahun…”  sekarang dengarkan baik-baik,   “…sejak diumumkan kepada Adam bahwa Benih perempuan itu akan meremukkan kepala ular, Setan telah merencanakan cara penyerangannya.” (Con. 78.2) …” Pernyataan ini memberikan waktu yang tepat. Dari kejatuhan Adam hingga pengalaman padang gurun Yesus, persis 4000 tahun, dengan kata lain, hingga ke pembaptisanNya.


Let us go to the Bible and the Spirit of Prophecy.  “…When the fullness of time was come, God sent forth His Son… to redeem them that were under the law, that we might receive the adoption of sons…” Galatians 4:4-5.  
“When the fullness of time had come” we need to know what that is.
“…The Savior's coming was foretold in Eden. When Adam and Eve first heard the promise they looked for its speedy fulfillment…” in other words, that promise that now had taken 4000 years of time to be fulfilled. “…They joyfully welcomed their firstborn son, hoping that he might be the deliverer. But the fulfillment of the promise tarried. Those who first received it died without the sight. From the days of Enoch the promise was repeated through patriarchs and prophets, keeping alive the hope of His appearing, and yet He came not. The prophecy of Daniel revealed the time of His Advent…”  So the prophecy of Daniel revealed the time of his Advent from the time that the promise was made that He would crush the serpent's head. “…but not all rightly interpreted the message. Century after century passed away, the voices of the prophets ceased. The hand of the oppressor was heavy upon Israel, and many were ready to exclaim, ‘the days are prolonged and every vision faileth’( Ezekiel 12:22)…” DA 31.2.

Mari kita kembali ke Alkitab dan Roh Nubuat. “…4 Tetapi ketika genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya…. 5 untuk menebus mereka yang berada di bawah Hukum, supaya kita boleh menerima pengadopsian sebagai anak.” (Gal. 4:4-5)
“Ketika genap waktunya” kita perlu tahu itu apa.
 “…Kedatangan Sang Juruselamat sudah dinubuatkan di Eden. Ketika Adam dan Hawa pertama mendengar janji itu, mereka menantikan penggenapan yang cepat …”  dengan kata lain, janji yang sekarang makan waktu 4000 tahun untuk digenapi itu. “…Mereka menyambut dengan penuh sukacita kelahiran anak pertama mereka, berharap bahwa dia adalah sang penyelamat. Tetapi penggenapan janji itu tertunda. Mereka yang pertama menerima janji itu, mati tanpa pernah melihat penggenapannya. Dari zaman Henokh janji itu diulang-ulang melalui para bapak dan nabi-nabi, mempertahankan agar harapan kedatanganNya itu terus hidup, namun Dia tidak datang-datang. Nubuatan Daniel mengungkapkan waktu kedatanganNya…”  jadi nubuatan Daniel mengungkapkan waktu kedatanganNya dari waktu janji itu dibuat bahwa Dia akan meremukkan kepala ular,   “…tetapi tidak semua menafsirkan pekabaran itu dengan benar. Berabad-abad berlalu, suara para nabi lenyap. Tangan si penjajah menekan berat di atas Israel dan banyak yang sudah siap berteriak, ‘hari-harinya diperpanjang dan setiap penglihatan tidak digenapi.’ (Yehezkiel 12:22).” DA 31.2  
  

So what were the conditions prevailing at the first coming of Christ? So we know a time now, exactly 4000 years since the fall of Adam according to the Spirit of Prophecy, please note not according to me, according to the Spirit of Prophecy, exactly 4000 years to the baptism of Christ.  Now, what were the conditions?
“… ‘When the fullness of time was come God sent forth His Son’.  Providence had directed the movements of nations…” Do you not think  that God will direct through Providence the movement of nations in our time?  “…and the tide of human impulse and influence until the world was ripe for the coming of the Deliverer. The nations were united under one government…” that's an important point, it was the Roman system, “…One language was widely spoken and was everywhere recognized as the language of literature. From all lands the Jews of the dispersion gathered to Jerusalem to the annual feasts. As these returned to   the places of their sojourn, they could spread throughout the world the tidings of the Messiah's coming.” (DA 32.2)

Jadi, apakah kondisi yang berlaku pada kedatangan Kristus yang pertama? Jadi kita sekarang sudah tahu waktunya, tepat 4000 tahun sejak kejatuhan Adam menurut Roh Nubuat, perhatikan, bukan menurut saya, menurut Roh Nubuat, tepat 4000 tahun hingga pembaptisan Kristus. Nah, apa kondisinya?
“… ketika genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya’. Tangan Allah telah mengatur pergerakan bangsa-bangsa…”  Menurut kalian apakah melalui tanganNya, Allah tidak akan mengatur pergerakan bangsa-bangsa di zaman kita?   “…dan gelombang hasrat dan pengaruh manusia, hingga dunia matang bagi kedatangan Sang Penyelamat. Bangsa-bangsa dipersatukan di bawah satu pemerintahan…”  ini poin yang penting, yaitu sistem Roma,   “…Satu bahasa banyak dipakai dan di mana-mana diakui sebagai bahasa sastra. Orang-orang Yahudi yang tersebar di segala negara berkumpul ke Yerusalem untuk menghadiri perayaan-perayaan tahunan. Saat mereka ini kembali ke tempat perantauan mereka, mereka bisa menyebarkan ke seluruh dunia berita tentang kedatangan Sang Mesias.” (DA 32.2)


So let's project to our time.
The nations were united under one government: not yet the case.  
One language was widely spoken :  English in our time.  
And the Jews were dispersed through all nations: God has His people dispersed through all the nations.
We have many of these conditions.
Genesis 11:5  “…And the Lord came down to see the city and the tower…” this is the Tower of Babel where humanity was united as one,  “…which the children of men builded. 16 And the Lord said, ‘Behold the people is one, and they have all one language, and this they begin to do; and now nothing will be restrained from them which they have imagined to do…”  So this attempt to unify, God had interrupted. In the time when Jesus came there was almost one nation ruling everywhere, and in the second coming it could be the same.

Jadi marilah kita proyeksikan ke zaman kita.
Bangsa-bangsa bersatu di bawah satu pemerintahan: belum demikian.
Satu bahasa banyak dipakai: bahasa Inggris di zaman kita.
Dan orang-orang Yahudi yang tersebar di antara semua bangsa: Allah membuat umatNya tersebar di antara semua bangsa.
Kita memiliki banyak kondisi tersebut.
Kejadian 11:5, 5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara…”  ini menara Babel di mana manusia bergabung menjadi satu, “…yang didirikan oleh anak-anak manusia, 6 dan Tuhan berfirman: ‘Lihat, mereka ini satu, dan mereka semuanya punya satu bahasa, dan  mereka mulai melakukan ini, dan sekarang apa pun yang mereka niatkan untuk melakukan, tidak akan tertahan dari mereka…”  Jadi usaha untuk bersatu ini, dikacaukan Allah. Di zaman kedatangan Yesus ada satu bangsa yang memerintah nyaris di mana-mana, dan di saat kedatanganNya yang kedua, bisa terjadi yang sama.


Well, let's have a look at this statement and this is the Handelsblatt in Germany, and it's fascinating that they show the EU as the Tower of Babel with the waters rushing around it with a coronavirus catastrophe. And here in the corner it says, “wir brauchen eine globale Fuehrung” = We Need A Global Leadership. We need to become one.  We are building a Tower of Babel.
“…Here they decided to build a city…” Patriarchs and Prophets page 118, “…and in it a tower of such stupendous height as should render it the wonder of the world. These enterprises were designed to prevent the people from scattering abroad in colonies. God had directed men to disperse throughout the earth, to replenish and subdue it, but these Babel builders determined to keep their community united in one body, and to found a monarchy that should eventually embrace the whole earth…”   One king, one moral leader, do we have such a figure where everybody flocks to him in Rome for moral guidance in the time that we are living in?  “…Thus their city would become the metropolis of a universal empire;  its glory would command the admiration and homage of the world and render the founders illustrious. The magnificent tower reaching to the heavens was intended to stand as a monument of the power and wisdom of its builders, perpetuating their fame to the latest generation….”


Nah, mari kita lihat  pernyataan ini, dan ini ialah Handelsblatt di Jerman, dan yang menarik mereka menggambarkan EU sebagai menara Babel dengan air laut di sekelilingnya menghantamnya, dengan bencana corona virus. Dan di sini di sudut dikatakan, “Kita membutuhkan kepemimpinan yang global.Kita perlu menjadi satu. Kita sedang  membangun menara Babel.

“…Di sini mereka memutuskan untuk membangun sebuah kota…” Patriarchs and Prophets hal. 118   “…dan di dalamnya ada sebuah menara yang tingginya luar biasa sehingga harus dianggap sebagai kekaguman dunia. Upaya-upaya ini diciptakan untuk menghalangi orang-orang menyebar ke koloni-koloni di luar. Allah telah memerintahkan agar manusia menyebar ke seluruh dunia, untuk mengisi dan menaklukkannya, tetapi para pendiri Babel ini bertekad mempertahankan komunitas mereka dalam satu wadah bersama, dan membangun sebuah kerajaan yang pada akhirnya akan meliputi seluruh dunia…”  Satu raja, satu pemimpin moral, apakah kita punya satu sosok ke mana semua orang datang kepadanya di Roma untuk minta bimbingan moral di masa hidup kita sekarang?   “…Dengan demikian kota mereka akan menjadi metropolis dari sebuah kekaisaran universal. Kemuliaannya akan mendapatkan kekaguman dan hormat dari dunia dan membuat para pendirinya termashyur. Menara yang agung yang mencapai hingga ke langit, diniatkan sebagai monumen kekuatan dan hikmat para pendirinya, mengabadikan kemasyhuran mereka hingga ke generasi yang terakhir.”



Well, here is Yuval Noah Harari,  a very famous author and  he said,  “We will have a totally different world after the coronavirus. And in this fight against the pandemic, we need one world leadership.”


Nah, ini Yuval Noah Harari, seorang penulis terkenal, dan dia berkata, “Kita akan punya dunia yang sama sekali berbeda setelah coronavirus. Dan dalam memerangi pandemik ini, kita memerlukan satu kepemimpinan dunia.


Catholic Herald: “God's plan is to unite all humanity,” says the Pope. So the Pope is calling for this unity.



Catholic Herald
: “Rencana Allah ialah mempersatukan semua manusia,” kata Paus. Jadi Paus sedang menyerukan untuk persatuan ini.



Here is the Catholic Press and it says, “The Pope wants all people to be united because of the corona pandemic.”



Ini
Catholic Press, dan dikatakan, “Paus mau semua orang bersatu karena pandemik corona.”

  
These are important signs which are leading up to exactly the conditions that the Bible describes at the first  coming of Christ.

Ini adalah tanda-tanda yang penting yang menuju ke kondisi yang persis digambarkan Alkitab pada kedatangan Kristus yang pertama.

Here is Gordon Brown, one of the former prime ministers of England. He calls for a global government to tackle coronavirus. The former Labor Prime Minister who was at the center of the international effort to tackle the impact of the near meltdown of the banks in 2008 says, “We need a global governance,” he said. Only him?  No!



Ini Gordon Brown, salah satu mantan perdana menteri Inggris. Dia menyerukan suatu pemerintahan global untuk menangani corona-virus. Mantan perdana menteri dari partai Buruh yang berada di tengah-tengah upaya internasional untuk menghadapi pukulan nyarisnya kejatuhan bank-bank di 2008 berkata, “Kita membutuhkan pemerintahan yang global,” katanya.
Hanya dia?  Tidak!


Angela Merkel asks for a new world order.
These are the  headlines that are screaming at us.



Angela Merkel minta adanya tatanan dunia yang baru.
Inilah judul-judul yang menuntut perhatian kita.


Kissinger says, “Even the US can't defeat Covid19 alone.” His solution? Global new world government, of course! “We need a new world”. Always. Always preaching about this. The man is now 96 years old and he's still preaching his new world order,  “And the world will be different after coronavirus, and we will have the conditions that prevailed before.” It might look different, I'm not  interested in exactly what this new order will look like. 



Kissinger berkata, “Bahkan Amerika Serikat tidak bisa mengalahkan Covid 19 sendirian.” Solusinya? Tentu saja, tatanan dunia baru yang global! “Kita membutuhkan sebuah dunia yang baru.” Selalu. Selalu dia bicara tentang ini. Orang ini sekarang usianya sudah 96 tahun, dan dia masih berkhotbah tentang tatanan dunia barunya. “Dan dunia akan menjadi berbeda setelah coronavirus, dan kita akan memiliki kondisi-kondisi yang sebelumnya berlaku.” Mungkin akan tampak beda, saya tidak tertarik seperti apa persisnya tatanan baru ini nanti.


George Bush senior said, “…No nation will give up one iota of its sovereignty but the communication and the way in which things will work will be different.”

George Bush Senior berkata, “Tidak ada bangsa yang mau melepaskan satu iota pun dari kedaulatannya, tetapi komunikasi dan cara kerja segala hal akan berbeda.”


Obama drops coronavirus bombshell: “It's all due to climate change!” And he's the one that supported the Pope when he came to give his speech. He is the one that made this issue prominent.



Obama menjatuhkan
bom tentang  coronavirus: “Semuanya gara-gara perubahan iklim!” Dan dialah yang mendukung Paus ketika dia datang untuk memberikan pida-tonya. Dialah orang yang membuat isu ini menonjol.


And it's interesting that Erdogan said that he has a pact with Putin, and that Trump and Putin and him as a leader of the Middle East they will create a new order.  What that order looks like, doesn't matter.



Dan yang menarik Erdogan berkata bahwa dia punya kesepakatan dengan Putin, dan bahwa Trump dan Putin dan dirinya sebagai pemimpin Timur Tengah, mereka akan menciptakan suatu tatanan baru. Bagaimana modelnya tatanan tersebut, tidak jadi soal.


We're looking at signs of the times.

Kita sedang menyaksikan tanda-tanda zaman.


One of the great signs before the end is that Satan must impersonate Christ before the coming of the Lord. Matthew 24:5, “For many shall come in My name saying, ‘I am Christ’ and shall deceive many.”   And 2 Corinthians 11:14,  “And no marvel, for Satan himself is transformed into an angel of light.”
“…A power working from beneath, is working to bring about the last great scenes in the  drama.  Satan coming as Christ and working with all deceivableness of unrighteousness in those who are binding themselves together in secret societies…” (Testimonies for the Church 8:28, LDE 162.4)
When I read this and I hear all these people talk about conspiracy theories, conspiracy theories. We're not dealing with conspiracy theories, we are dealing with prophetic fulfillment.

Salah satu tanda besar sebelum akhir itu, ialah Setan harus menyamar sebagai Kristus sebelum Tuhan datang. Matius 24:5, “…5  Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: ‘Akulah Mesias,’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang. …” Dan 2 Korintus 11:14,    “…14 Dan tidak heran, sebab Setan sendiri pun berubah menjadi malaikat terang.”
 “…Suatu kuasa yang bekerja dari bawah, sedang bekerja untu mewujudkan adegan-adegan besar yang terakhir dalam drama itu. Setan datang sebagai Kristus dan bekerja dengan segala tipu muslihat kepalsuannya pada mereka yang bersama-sama mengikat diri dalam perkumpulan-perkumpulan rahasia…” (Testimonies for the Church 8:28, LDE 162.4)
Ketika saya membaca ini dan saya mendengar orang-orang ini berbicara tentang theori konspirasi, theori konspirasi. Kita tidak berurusan dengan theori konspirasi, kita sedang berurusan dengan penggenapan nubuatan.


“As the crowning act in the great drama of deception, Satan himself will personate Christ. The church has long professed to look to the Savior’s advent as the consumption of our hopes. Now the great deceiver will make it appear that Christ has come. In different parts of the earth Satan will manifest himself amongst men as a majestic being of dazzling brightness, resembling the description of the Son of God given by John in the Revelation. (Revelation 1:13-15)…” This is a future prediction.  “…The glory that surrounds him is unsurpassed by anything that mortal eyes have yet beheld. The shout of triumph rings out upon the air: ‘Christ has come! Christ has come!’ The people prostate themselves in adoration before him while he lifts up his hands and pronounces a blessing upon them…” this comes from The Great Controversy,  “…as Christ blessed His disciples when He was upon earth, his voice is soft and subdued yet full of melody. In gentle compassionate tones he presents some of the same gracious heavenly truths which the Savior uttered. He heals the diseases of the people, and then in his assumed character of Christ, he claims to have changed the Sabbath to Sunday and commands all to hallow the day which he has blessed. He declares that those who persist in keeping holy the seventh day are blaspheming his name, by refusing to listen to his angels sent to them with light and truth. This is the strong almost overmastering delusion. Like the Samaritans who were deceived by Simon Magus, the multitudes from the least to the greatest, give heed to these sorceries, saying, ‘This is the great power of God!’ (Acts 8:10)…” (GC 624.2) So in other words the issue of papal legislation must already have been discussed when this appearance takes place. How close are we to this appearance?

“Sebagai lakon puncak dalam drama besar penipuan, Setan sendiri akan menjadi Kristus. Gereja sudah lama mengaku menantikan kedatangan Juruselamat sebagai penggenapan harapan kita. Sekarang si penipu besar akan membuat seolah-olah Kristus telah datang. Di pelbagai tempat yang berbeda di bumi Setan akan menyatakan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung, yang cahayanya menyilaukan mata, menyerupai deskripsi Anak Manusia yang diberikan Yohanes dalam kitab Wahyu. (Wahyu 1:13-15) …”  ini adalah prediksi masa depan.   “…Kemuliaan yang mengelilinginya tidak tertandingi oleh apa pun yang pernah dilihat oleh mata manusia. Teriakan kemenangan berdering di angkasa, ‘Kristus sudah datang! Kristus sudah datang!’ Orang-orang sujud tersungkur menyembahnya sementara dia mengangkat tangannya dan mengucapkan suatu berkat ke atas mereka…”  ini dari Great Controversy   “… seperti Kristus dulu memberkati murid-muridNya ketika Dia berada di dunia. Suaranya lembut dan halus, namun penuh melodi. Dalam nada-nada yang lembut dan penuh belas kasihan dia menyampaikan beberapa kebenaran surgawi  yang penuh rahmat  sama seperti yang pernah diucapkan Sang Juruselamat. Dia menyembuhkan penyakit-penyakit manusia, kemudian dalam penyamarannya sebagai Kristus, dia mengklaim telah mengubah Sabat ke hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menguduskan hari yang telah diberkatinya itu. Dia menyatakan bahwa mereka yang bersikukuh memelihara kekudusan hari ketujuh menghujat namanya dengan menolak mematuhi malaikat-malaikatnya yang telah diutus kepada mereka dengan terang dan kebenaran. Inilah penipuan yang kuat dan nyaris tidak dapat dikalahkan. Seperti orang-orang Samaria yang tertipu oleh Simon Magus, orang banyak dari yang terkecil sampai terbesar, mengindahkan sihir-sihir ini, sambil berkata, ‘Ini adalah kuasa besar Allah!’ (Kisah 8:10) …(GC 624.2).  Jadi dengan kata lain, isu Undang-undang Kepausan tentunya sudah dibicarakan ketika penampakan ini terjadi. Seberapa dekatnya kita kepada penampakan ini?



Well, isn't it fascinating that the Israeli rabbi says he's already holding meetings with the Messiah! And this is from February 2020 this year.

Nah, tidakkah  menarik bahwa rabbi Israel ini berkata dia sudah mengadakan rapat-rapat dengan Sang Mesias! Dan ini dari Februari 2020 tahun ini.


“…The process of redemption is about to start happening very quickly and at a fast pace…” the last events shall be rapid ones, “…it is important that people remain calm and steady to act properly in the right time… There is a potential Messiah in every generation and there are righteous men who know precisely who it is. This is of  course true in this generation. … Getting the word out now that the Messiah is closer than ever, is a matter of life and death.  Haven't you heard of Gog and Magog? That is what's going to happen very soon. Right now the situation is explosive, more than you can possibly imagine. Everyone needs to know whether they are on the inside, or they're going to be left out…”
And then he went on to reiterate that “…a certain Rabbi Dov Kook, as everybody knows is a righteous man. He is one of the greatest men of our generation. Ten years ago when Israel was suffering from horrible drought, someone asked Rabbi Kook when the Sea of Galilee will be full,” recounted Rabbi Zisholtz.  “…Rabbi Kook responded that when the Messiah arrives the Sea of Galilee will be full. In a few weeks the Sea of Galilee will be full for the first time since Rabbi Kook made this statement. 
“…Then I also proclaim that Netanyahu will be the final president…”

Rabbi Yaakov Zisholtz pada hari Minggu memberitahu siaran religius Radio 2000 bahwa Rabbi Rabbi Chaim Kanievsky baru-baru memberitahunya bahwa dia (Kanievsky) sudah  kontak langsung dengan Sang Mesias.
Untuk memahami mengapa orang-orang Yahudi yang religius menganggap ini serius, haruslah diketahui bahwa Rabbi Chaim Kanievsky dianggap satu dari dua atau tiga rabbi top Komite Yahudi Ultra Orthodox di Israel.
Dan Rabbi Zisholtz berkata bahwa Rabbi Kanievsky dan yang lain-lain dari rabbi-rabbi mistik yang rahasia” sekarang memberi tugas kepadanya untuk memberitahu publik tentang kedatangan Mesias yang sangat dekat.
Rabbi Zisholtz memulai tiga jam wawancaranya yang meledak-ledak dengan peringatan:
 “…Proses penyelamatan akan segera terjadi dengan sangat cepat dan dengan kecepatan yang tinggi…”  peristiwa-peristiwa akhir akan sangat cepat,   “…yang penting ialah orang-orang tetap tenang dan kokoh agar bisa bertindak dengan patut pada saat yang tepat… Dalam setiap generasi ada potensi seorang Mesias, dan ada orang-orang benar yang tahu siapa itu persisnya. Ini tentunya juga berlaku untuk generasi ini… Menyampaikan hal ini sekarang bahwa Mesias itu sudah lebih dekat daripada yang pernah terjadi, adalah sangat penting. Belum pernahkah kalian mendengar tentang Gog dan Magog? Itulah yang akan segera terjadi. Sekarang ini situasinya bisa meletus, lebih daripada yang bisa kita bayangkan. Semua harus tahu apakah mereka berada di dalam, atau mereka akan tertinggal di luar …”  Kemudian dia melanjutkan mengulangi bahwa,   “…seorang Rabbi Dov Kook, yang diketahui oleh semua adalah orang yag benar, dia adalah salah satu orang terbesar dari generasi kita ini. Sepuluh tahun lalu ketika Israel menderita kekeringan yang mengerikan, ada yang bertanya kepada Rabbi Kook kapan danau Galilea akan penuh…”  Rabbi Zisholtz menceritakan kembali,   “…Rabbi Kook menjawab, bila Mesias tiba, danau Galilea akan penuh. Dalam beberapa minggu danau Galilea akan penuh untuk pertama kalinya sejak Rabbi Kook membuat pernyataan ini.
“…Lalu saya juga mengumuman bahwa Netanyahu akan menjadi presiden yang terakhir…”


Now i'm not using this as time setting.  I'm using this as background information that the conditions described in the Scriptures and the Spirit of Prophecy are ripe, they are there for us to perceive. I do not for one moment believe in the Israel vision,   I'm just looking at the signs which we are informed to do, and trying to bring a message.

Nah, saya tidak memakai ini untuk menentukan waktu. Saya memakai ini sebagai informasi latar belakang bahwa kondisi yang dilukiskan Kitab Suci dan Roh Nubuat sudah matang, mereka ada di sana bagi kita, untuk kita ketahui. Tidak sedetik pun saya percaya pada penglihatan Israel ini, saya hanya melihat ke tanda-tanda, yang kita diberitahu agar melakukan, dan berusaha menyampaikan suatu pesan.


So my question is this, if Christ came at exactly four thousand years after Adam sinned, and if we add two thousand years, could the world end in 2027 according to this calculation? Because remember Christ came 27AD when four thousand years since the fall of Adam had expired, and add to that the two thousand years to make the six thousand, would bring us to the year 2027.  But before I go there ~ and remember I am NOT time setting I'm merely quoting the Spirit of Prophecy~   I want to look at that statement that I referred to earlier and I said we would come back to it. Let's look at it carefully.

Jadi pertanyaan saya ialah ini, jika Kristus datang tepat 4000 tahun setelah Adam berdosa, dan jika kita menambahkan 2000 tahun lagi, mungkinkah dunia ini berakhir di tahun 2027 menurut perhitungan ini? Karena ingat, Kristus datang di 27AD ketika 4000 tahun sejak kejatuhan Adam berakhir, dan tambahkan kepada itu 2000 tahun untuk mendapatkan 6000 tahun, apakah itu akan membawa kita ke tahun 2027? Tetapi sebelum saya ke sana ~ dan ingat saya tidak menentukan waktu, saya sekadar mengutip Roh Nubuat ~ saya mau melihat ke pernyataan yang saya sebut tadi di mana saya katakan kita akan kembali ke sana. Mari kita lihat dengan seksama.


It's a statement about after six thousand years of sin the earth was renewed.

Ini adalah pernyataan tentang pembaharuan bumi setelah 6000 tahun dosa.


Rencana agung penyelamatan berhasil membawa bumi kembali sepenuhnya kepada perkenan Allah. Semua yang sudah hilang karena dosa, dipulihkan. Bukan hanya manusia, tetapi bumi juga ditebus, untuk menjadi tempat tinggal abadi bagi mereka yang patuh.  Selama 6000 tahun Setan telah berjuang untuk mempertahankkan kepemilikan atas bumi, sekarang tujuan asli Allah menciptakan bumi ini tercapai. Orang-orang saleh milik Yang Mahatinggi akan mengambil kerajaan ini dan memiliki kerajaan ini untuk selama-lamanya, bahkan untuk selama-lamanya. (AH 539.3)…”  


What is the context of this statement? Well it is in the context of the final restoration when the saints will possess this kingdom and the earth forever and ever. So it is after the Millennium when the earth will be restored to its original. 
But even after the Millennium the time period that Satan had been warring against this government was 6,000 years,  for 6,000 years Satan had struggled to maintain possession of the earth   So it's the time frame of his total struggle.  Now remember, during the Millennium he cannot struggle, he is bound for a thousand years, he is inactivated, he has no power to do anything. So how do we understand this?

Apa konteks dari pernyataan ini? Nah, ini berada dalam konteks pemulihan terakhir ketika orang-orang saleh akan memiliki kerajaan dan bumi ini untuk selama-lamanya. Jadi ini adalah setelah Milenium, ketika bumi akan dipulihkan ke kondisi aslinya.
Tetapi walaupun setelah Milenium, waktu di mana Setan berjuang melawan pemerintahan ini ialah 6000 tahun, Selama 6000 tahun Setan telah berjuang untuk mempertahankkan kepemilikan atas bumi,..  Jadi angka 6000 ini adalah kerangka waktu untuk total keseluruhan waktu perjuangan Setan. Nah, ingat, selama Milenium Setan tidak bisa berjuang, dia terbelenggu selama 1000 tahun, dia ditidak-aktifkan, dia tidak punya kemampuan untuk melakukan apa-apa. Jadi bagaimana kita memperhitungkan ini?


Let us look at Satan preparing for the final battle.  This is me writing.  So when the wicked are raised, Satan must have some time to prepare them for battle. If 2027 is the end of the six thousand year period of warring against God,  then this would exclude the time of preparation required after the wicked are raised. Is it possible ~ and I'm just asking the question ~  that a time could be cut off from the six thousand years before 2027?  If so, then Christ must come sometime before 2027 to allow this,  if we take the prophecies in the Spirit of Prophecyas definitive in terms of time.
Now Romans 9:28 says,  “…For He will finish the work and cut it short in righteousness because a short work will the Lord make upon the earth…”   So there will be a time when He will cut it short.
Here's another statement in the Spirit of Prophecy, “…Those who are not interested in the cause of God on earth can never sing the song of redeeming love above.  I saw that the quick work that God was doing on the earth would soon be cut short in righteousness and that the messengers must speed swiftly on their way to search out the scattered flock…”  CET 107.2.

Mari kita lihat Setan mempersiapkan untuk peperangan yang terakhir. Ini tulisan saya. Jadi ketika orang-orang jahat dibangkitkan, Setan tentunya harus punya waktu untuk mempersiapkan mereka untuk berperang. Jika 2027 adalah akhir dari periode 6000 tahun perlawanan terhadap Allah, maka ini tidak termasuk waktu persiapan yang diperlukan setelah kebangkitan orang-orang jahat. Apakah mungkin ~ dan saya hanya mengajukan pertanyaan ~ bahwa ada waktu yang dipotong dari 6000 ini tahun sebelum 2027? Jika demikian, maka Kristus harus datang sebelum 2027 untuk mengizinkan ini, jika kita menganggap nubuatan-nubuatan dalam Roh Nubuat sebagai kepastian, sehubungan dengan waktunya.
Nah, Roma 9:28 berkata, 28 Sebab Ia akan menyelesaikan pekerjaan itu dan memotongnya pendek dalam kebenaran, karena pekerjaan yang pendek akan dilakukan Tuhan di dunia…”  Jadi akan ada waktu yang dipotong pendek.
Ini ada pernyataan lain di Roh Nubuat,  “…Mereka yang tidak tertarik pada yang diperjuangkan Allah di bumi, tidak akan pernah bisa menyanyikan lagu kasih surgawi yang menyelamatkan. Saya melihat, pekerjaan cepat yang sedang dilakukan Allah di bumi akan segera dipotong pendek dalam kebenaran, dan para utusan harus cepat pergi untuk mencari kawanan yang terceraiberai…” CET 107.2   


We have a work to do.  I want to remind you again this is not time setting but let the Bible and the Spirit of Prophecy speak for themselves.
Revelation 20:3 says about the Devil,  “…and cast him into the bottomless pit and shut him up and set a seal upon him that he should deceive the nations no more till the thousand years should be fulfilled…”   So here is a thousand years of rest, complete. “…And after that he must be loosed a little season…” so after the  thousand years there is a little season when he will be active again. But by the time you get to the restoration of the earth Satan will have been active for exactly six thousand years, according to that previous statement.
So now what  about this little season?  “…and when the thousand years are expired…”  20:7,  “…satan shall be loosed out of his prison and he can again commence to deceive the nations…” that's the biblical version.

Kita punya tugas untuk dilaksanakan. Saya mau mengingatkan lagi, ini bukan menentukan waktu, tetapi izinkan Alkitab dan Roh Nubuat berbicara sendiri.
Wahyu 20:3 berkata mengenai Iblis, “…3  lalu melemparkannya ke kedalaman yang tidak ada dasarnya dan menguncinya,  dan memasang meterai di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, hingga masa seribu tahun itu digenapi…”  jadi ada 1000 tahun istirahat, penuh.   “…Tetapi setelah itu, ia harus dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya…”  Jadi setelah 1000 tahun ada sedikit waktu ketika dia akan menjadi aktif lagi. Tetapi ketika kita tiba di masa pemulihan bumi, Setan sudah aktif selama tepat 6000 tahun, menurut pernyataan sebelumnya.
Nah, sekarang bagaimana tentang sedikit waktu ini?    “…7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir…”  20:7,  “…Setan akan dilepaskan dari penjaranya, 8 dan ia akan mulai menyesatkan bangsa-bangsa…” ini versi Alkitab.    

Now let's go to the Spirit of Prophecy. This is now after the thousand years, the City of God has come down onto this earth, a plane has been created where Jesus' feet land on the Mount of Olives, and the City comes down on this purified area.  What happens then?
“…Then Jesus and all the retinue of holy angels and all the redeemed saints left the city. The angels surrounded their Commander and escorted Him on His way, and the train of redeemed saints followed. Then in terrible, fearful majesty, Jesus called forth the wicked dead, and they came up with the same feeble, sickly bodies that went into the grave. What a spectacle! What a scene! At the first resurrection all came forth in immortal bloom, but at the second the marks of the cursed are visible on all…” this is exactly in accordance with the Bible description of the second resurrection.  “…The kings and noblemen of the earth, the mean and the low,  the learned and the unlearned  came forth together. All behold the Son of Man. Those very men who despised and mocked Him, who put the crown of thorns upon His sacred brow and smote Him with the reed, behold Him in all his kingly Majesty.  Those who spit upon Him in the hour of His trial, now turned from His piercing gaze and from the glory of His countenance. Those who drove the nails through His hands and feet now look upon the marks of His crucifixion. Those who thrust the spear into His side, behold the marks of their cruelty on His body. And they know that He's the very one whom they crucified and derided in His expiring agony. And then there arises one long protracted wail of agony as they flee to hide from the presence of the King of kings and Lord of lords.  All are seeking to hide in the rocks to shield themselves from the terrible glory of Him whom they once despised. And overwhelmed and pained with His majesty and exceeding glory they with one accord raised their voices, and with terrible distinctness exclaimed,  ‘Blessed is He that cometh in the name of the Lord’…” [EW 292.2].  Now what happens next? “…Then Jesus and the holy angels accompanied by all the saints, went again to the City and the bitter lamentations and wailings of the doomed wicked fill the air.  Then I saw that Satan again commenced his work…” So here is a “time again”  where he is going to try and wrest the government of God from Him. And that period that he was warring against God is exactly six thousand years according to that previous statement. “…He passed around amongst his subjects and  made the weak and feeble strong, and told them that he and his angels were powerful. He pointed to the countless millions who had been raised,  there were mighty warriors and kings who were well skilled in battle, who had conquered kingdoms. And there were mighty giants and valiant men who had never lost a battle. There was the proud ambitious Napoleon, whose approach had caused the kingdoms to tremble. There stood men of lofty statue and dignified bearing who had fallen in battle while thirsting to conquer. As they came forth from their graves, they resumed the current of their thoughts where it ceased in death.  They possessed the same desire to conquer which ruled when they fell. Satan consults with his angels and then with those kings and conquerors and mighty men. Then he looks over the vast army and tells them that the company in the City is small and feeble, and that they can go up and take it, and cast out its inhabitants and possess its riches and glory themselves. Satan succeeds in deceiving them, and all immediately begin to prepare themselves for battle. There are many skillful men in that vast army and they construct all kinds of implements of war…” that takes time. What kind of weapons will they construct? Will they construct swords? Or are there men of genius who might construct even nuclear weapons to try and take on this enemy?   “…Then with Satan at the head, the multitude move on, kings and warriors follow close after Satan, and the multitude follow after in companies. Each company has its leader, and order is observed as they march over the broken surface of the earth to the Holy City…”   My question is how long does it take him to organize this vast army, to put it into companies, to appoint the leaders, to construct the weapons of war that will be necessary for such a cosmic battle?  “…Jesus closes the gates of the City and this vast army surrounded and placed themselves in battle array expecting a fierce conflict…” (EW 293). 
Nah, marilah kita ke Roh Nubuat. Ini sekarang setelah masa 1000 tahun, Kota Allah sudah turun ke bumi, sebuah dataran telah diciptakan di mana kaki Yesus mendarat di atas Bukit Zaitun, dan Kota itu turun di atas daerah yang telah disucikan ini. Apa yang terjadi saat itu?
“…Lalu Yesus dan seluruh rombongan malaikat kudus dan semua orang saleh yang telah ditebus, meninggalkan Kota itu. Para malaikat mengelilingi Pemimpin mereka dan mendampingi Dia dalam perjalananNya, dan barisan orang-orang saleh mengikuti. Kemudian dengan keagungan yang mengerikan, Yesus memanggil keluar orang-orang jahat yang mati, dan mereka keluar dengan tubuh lemah berpenyakit yang sama seperti yang masuk ke dalam kubur. Betapa mengerikan! Di kebangkitan pertama semua keluar dengan kesegaran abadi, tetapi pada yang kedua, tanda-tanda kutukan tampak pada semua…”  ini persis sesuai dengan deskripsi Alkitab tentang kebangkitan yang kedua.   “…Raja-raja dan para bangsawan bumi, yang tinggi dan yang rendah, yang terpelajar dan yang tidak terpelajar, keluar bersama-sama. Semua memandang Anak Manusia. Orang-orang yang membenci dan mengolok-olokNya, yang meletakkan mahkota duri di atas keningNya yang kudus dan memukulNya dengan buluh, memandangNya dalam kemuliaanNya sebagai raja. Mereka yang meludahiNya pada saat penghakimanNya sekarang berpaling dari tatapan mataNya yang tajam dan dari kemuliaan wajahNya. Mereka yang menghantamkan paku-paku menembus tangan dan kakiNya sekarang memandang bekas-bekas penyalibanNya. Mereka yang menancapkan tombak ke lambungNya, melihat bekas-bekas kekejaman mereka pada tubuhNya. Dan mereka tahu bahwa Dia adalah yang mereka salibkan dan yang mereka olok-olok ketika Dia menderita sekarat. Kemudian muncul satu lolongan panjang  penuh kengerian saat mereka lari untuk menyembunyikan diri dari hadirat Raja segala raja dan Tuhan segala tuan. Semua berusaha bersembunyi di batu-batu untuk melindungi diri mereka dari kemuliaan yang dahsyat Dia yang dulu mereka benci. Dan dalam kebingungan dan kesakitan akibat keagungan dan kemuliaanNya yang luar biasa, dengan serempak mereka mengangkat suara dan dengan sangat jelas berseru, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’…” [EW 292.2].  Nah, apa yang terjadi berikutnya?   “…Lalu Yesus dan malaikat-malaikat kudus diiringi oleh semua orang saleh, masuk lagi ke dalam Kota, dan ratapan pahit dan jerit tangis orang-orang jahat yang akan dibinasakan memenuhi udara. Kemudian saya melihat Setan memulai pekerjaannya lagi…”  Jadi inilah “sedikit waktu” itu di mana Setan akan mencoba dan merebut pemerintahan Allah dariNya. Dan menurut pernyataan sebelumnya masa Setan berperang melawan Allah ialah tepat 6000 tahun.  “…Dia [Setan] berkeliling di antara pengikut-pengikutnya dan yang lemah dijadikannya kuat, dan memberitahu mereka bahwa dia dan malaikat-malaikatnya punya kuasa besar.  Dia menunjuk ke jutaan orang yang tak terhitung jumlahnya, yang telah dibangkitkan, ada jago-jago perang dan raja-raja yang sangat ahli dalam pertempuran, yang sudah pernah menaklukkan kerajaan-kerajaan. Dan ada raksasa-raksasa yang perkasa dan orang-orang yang gagah berani yang tidak pernah kalah dalam pertempuran. Ada Napoleon yang sombong dan ambisius, yang kedatangannya telah menyebabkan kerajaan-kerajaan gemetar. Di sana berdiri orang-orang dengan ukuran tinggi besar, dan pembawaan yang  anggun, yang gugur dalam peperangan selagi mereka haus kekuasaan. Ketika mereka muncul dari kubur mereka melanjutkan alur pikiran mereka yang terhenti oleh kematian. Mereka memiliki nafsu yang sama untuk menaklukkan, yang menguasai hati mereka ketika mereka mati. Setan berunding dengan malaikat-malaikatnya, kemudian dengan raja-raja dan penakluk-penakluk dan orang-orang perkasa. Lalu dia memadang tentaranya yang banyak dan mengatakan kepada mereka bahwa rombongan di dalam Kota itu kecil dan lemah, dan bahwa mereka bisa naik dan menguasainya, dan melemparkan penghuni-penghuninya keluar dan mengambil kekayaannya dan kemuliaannya untuk mereka sendiri.  Setan berhasil menipu mereka, dan semua segera mulai bersiap-siap untuk berperang. Ada banyak orang ahli dalam tentara yang besar itu dan mereka membuat segala jenis peralatan perang…”  ini butuh waktu. Senjata apa yang akan mereka buat? Apakah mereka akan membuat pedang? Atau apakah ada orang-orang jenius yang mungkin membuat bahkan senjata nuklir untuk mencoba dan menguasai musuhnya?    “…Lalu dengan Setan memimpin di depan, orang banyak itu bergerak maju, raja-raja dan ahli-ahli perang mengikuti dekat di belakang Setan, dan orang banyak mengikuti dalam barisan-barisan. Setiap kompi memiliki pemimpinnya, dan mereka mematuhi ketertiban selagi mereka berbaris di atas permukaan bumi yang rusak ke Kota Suci…”  Pertanyaan saya ialah berapa lama waktu yang diperlukan Setan untuk mengorganisasikan tentara yang besar ini, membaginya ke dalam kompi-kompi, menetapkan para pemimpinnya, membuat senjata-senjata perang yang akan dibutuhkan untuk peperangan kosmik yang seperti ini?   “…Yesus menutup pintu gerbang Kota dan tentara besar ini mengepung dan menempatkan diri mereka dalam posisi perang menantikan pertempuran yang sengit…” (EW 293)  


You know if we go to Jesuit theater, which is Hollywood, then we'll see that there have been many, many movies about an earth totally destroyed and how they then create all the weapons and manufacture all the things necessary for this great final battle, where in the movies they always succeed, but in this biblical story the tables are turned.
“…Jesus and all His angelic hosts and all the saints with the glittering crowns upon their heads ascent to the top of the wall of the City.  And Jesus speaks with majesty saying, ‘Behold ye sinners, the reward of the just! And behold, My redeemed, the reward of the wicked!’ The vast multitude behold the glorious company on the walls of the City and as they witnessed the splendor of their glittering crowns and see their faces radiant with glory, reflecting the image of Jesus, and then behold the unsurpassed glory and majesty of the King of kings and Lord of lords, their courage fails.  A sense of the treasure and glory which they have lost rushes upon them, and they realized that the wages of sin is death. They see the holy, happy company whom they have despised, clothed with glory, honor, immortality and eternal life, while they are outside of the City with every mean and abominable thing…”  And then the Bible says, and fire came down from heaven and consumed them.

Kalian tahu, jika kita pergi ke teater Jesuit yaitu  Hollywood, maka kita akan melihat sudah ada sangat banyak film mengenai bumi yang seluruhnya dihancurkan dan bagaimana mereka kemudian menciptakan senjata-senjata dan membuat segala jenis barang yang dibutuhkan untuk pertempuran akhir yang besar ini, di mana di film mereka selalu berhasil, tetapi di dalam kisah yang alkitabiah, hasilnya terbalik.
“…Yesus dan semua bala tentara malaikatNya dan semua orang-orang saleh dengan mahkota gemerlapan di atas kepala mereka, naik ke bagian atas dinding Kota. Dan Yesus berbicara dengan kebesaranNya, mengatakan, ‘Lihat, kalian orang-orang berdosa, pahala orang benar! Dan lihatlah, orang-orang tebusanKu, pahala orang-orang jahat!’ Orang banyak itu melihat rombongan yang penuh kemuliaan di dinding Kota, dan selagi mereka menyaksikan keindahan mahkota-mahkota mereka yang gemerlapan dan wajah-wajah mereka yang bercahaya dengan kemuliaan, yang memantulkan penampilan Yesus, lalu memandang kemuliaan dan kebesaran yang tak tertandingi sang Raja segala raja dan Tuhan segala tuan, hati mereka menciut. Perasaan bahwa mereka telah kehilangan sesuatu yang berharga dan kemuliaan itu memenuhi hati mereka, dan mereka menyadari bahwa upah dosa ialah maut. Mereka melihat rombongan yang kudus dan gembira, yang mereka benci, mengenakan kemuliaan, penghormatan, kebakaan dan hidup kekal, sementara mereka berada di luar Kota itu, bersama segala yang jahat dan menjijikkan…”  kemudian Alkitab berkata lalu api turun dari langit dan menghanguskan mereka.
Six thousand years. If it takes time to prepare this army, how long does it take? I don't know. I'm not going to make a time. So if we are now in 2020 and the six thousand years would end in 2027, if we take them as a continuous period; and according to the Spirit of Prophecy the six thousand year  period would come to an end in 2027, but a time period is cut off and added on to this portion of time when he prepares his army, then how much time will be cut off? I don't know. Would one year be enough to organize such a vast army, to build weapons of war, to keep people alive, and all the things that are necessary? Surely this takes time of preparation as they watch the City and prepare? Is it two years? Three years? Four years? Five years?  I don't know. But whatever it is, it means we are ~ according to the Spirit of Prophecy~ in that final week. And if that time is cut off, then Jesus must come in the next few years. And therefore the time is short, that's all I'm saying. I'm not saying when He's coming, I'm saying the time is short.
Matthew 24:48 says, “But and if that evil servant…”   and the servant is someone that serves in God's church,  “…shall say in his heart, my lord delays his coming…” in other words, when they will say,  “This is not it. This is not the beginning of sorrow, no, we still have time, Jesus won't come for another hundred years, two hundred years, I've heard it from so many people,” “…and shall begin to smite his fellow servants, and to eat and drink with the drunken…”  in other words if they start attacking those people who say that the time is short, while they are eating and drinking with those who are drunk from the wine of Babylon, perhaps they're sitting in ecumenical councils discussing these issues, and talking about the fanatics out there who are saying that the time is short, and who are watching the signs of the times, “…the lord of that servant shall come in a day when he looketh not for him and in an hour that he is not aware of, and shall cut him asunder and  appoint him his portion with the hypocrites and there shall be weeping and gnashing of teeth.”
I've not made a time, brothers and sisters, I've just looked at what the Spirit of Prophecy says. And if those statements are inspired, and not just influences from whatever source out there, then we have very little time left.

6000 tahun. Jika dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan tentara ini, berapa lama yang diperlukan? Saya tidak tahu. Saya tidak akan menentukan waktu.
Jadi jika sekarang kita di 2020, dan 6000 tahun itu akan berakhir di 2027 kalau kita menganggap itu satu masa yang berkesinambungan; dan menurut Roh Nubuat 6000 tahun itu akan berakhir di 2027, tetapi ada masa yang dipotong dan ditambahkan kepada porsi waktu ketika Setan mempersiapkan tentaranya, maka berapa banyak waktu yang akan dipotong? Saya tidak tahu. Apakah satu tahun cukup untuk menyusun tentara yang sebesar ini, untuk membuat senjata-senjata perang, untuk mempertahankan supaya manusia-manusia itu tetap hidup, dan segala hal yang dibutuhkan? Tentu saja ini perlu waktu persiapan sementara mereka mengamati Kota itu dan membuat persiapannya. Dua tahunkah? Tiga tahun? Empat tahun? Lima tahun? Saya tidak tahu. Tapi berapa pun, itu artinya kita ~ menurut Roh Nubuat ~ sedang berada dalam minggu yang terakhir ini. Dan jika waktu itu dipotong, maka Yesus harus datang dalam beberapa tahun ke depan. Dan itulah sebabnya waktu itu singkat, itu saja yang saya katakan. Saya tidak mengatakan kapan Dia datang, saya mengatakan waktunya singkat.
Matius 24:48 berkata, 48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat…”  dan hamba adalah seorang yang melayani di jemaat Allah,   “…dan berkata di dalam hatinya: 49 ‘Tuanku menunda kedatangannya,’ …”  dengan kata lain ketika mereka akan berkata, “Ini bukan. Ini bukan awal kesusahan, tidak, kita masih punya waktu, Yesus tidak akan datang seratus tahun lagi, dua ratus tahun lagi. Saya sudah pernah mendengarnya dari begitu banyak orang,”   “… lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk…”  dengan kata lain jika mereka mulai menyerang orang-orang yang mengatakan bahwa waktu itu singkat, sementara mereka makan dan minum dengan orang-orang yang mabuk oleh anggur Babilon, mungkin mereka sedang duduk di dewan-dewan ekumene mendiskusikan isu-isu ini, dan berbicara tentang orang-orang fanatik di luar sana yang mengatakan bahwa waktunya singkat dan yang mengamati tanda-tanda zaman,    “…50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkanya, dan pada jam yang tidak disadarinya, 51 dan akan mencincangnya dan memberi dia bagian yang sama dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Saya tidak menentukan waktu, Saudara-saudara, saya hanya melihat apa yang dikatakan Roh Nubuat, dan jika pernyataan-pernyataan itu diilhami dan bukan sekadar pengaruh dari sumber apa pun di luar sana, maka kita punya sangat sedikit waktu yang sisa.


Now the Lord can add to that time, the Lord delays His coming. The Lord can take away from that time, I don't know, I'm not making the time. I'm saying that the time is short and if a portion of time is cut off for preparation there at the end after the Millennium, then the  time is even shorter.

Nah, Tuhan bisa menambahi waktu itu, Tuhan menunda kedatanganNya. Tuhan bisa mengurangi waktu itu, saya tidak tahu, saya tidak menentukan waktunya. Saya berkata bahwa waktunya singkat dan jika sebagian dari waktu itu dipotong untuk persiapan pada akhir masa Milenium, maka waktu itu menjadi semakin singkat lagi.


I believe we are in the closing hours of this Earth's history and we will see a new world emerge out of this coronavirus. Maybe there will be that time of peace, and then again that repetition of turmoil that we read about, maybe that will take place, I don't know. Matthew 24:3,  “And as He sat upon the Mount of Olives the disciples came unto Him privately, saying, ‘Tell us when shall these things be and what shall be the sign of Thy coming and of the end of the world,’ and Jesus answered and said to them, ‘Take heed that no man deceive you,’…” let no man  deceive you by telling you that the coming of the Lord is not for many years to come. It's not in accordance with the signs of the times in which we are living. I can see the forces of Rome mustering their powers in the echelon  of power out there in governments, and I can see the implementation of the directives of the man of sin. He is calling for all  to come and be educated on the subject. And I believe we are very close to the end.

Saya percaya kita ada di jam-jam terakhir dari sejarah dunia ini, dan kita akan melihat sebuah dunia baru keluar dari coronavirus ini. Mungkin akan ada waktu damai itu, lalu kembali terjadi pengulangan kekacauan yang kita baca, mungkin itu yang akan terjadi, saya tidak tahu.
Matius 24:3, 3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’ 4 Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!’…”  janganlah ada yang menipumu dengan mengatakan kepadamu bahwa kedatangan Tuhan tidak akan terjadi untuk waktu yang lama. Itu tidak sesuai dengan tanda-tanda zaman di mana kita hidup. Saya bisa melihat kekuatan Roma menghimpun kekuasaan mereka dalam eselon kekuasaan di pemerintahan di luar sana, dan saya bisa melihat implementasi petunjuk-petunjuk si manusia durhaka. Dia sedang memanggil semua untuk datang dan dididik dalam subjek itu. Dan saya percaya kita sudah sangat dekat akhir itu.


If I am proven wrong, then I will be happy because then we'll have more time to preach the gospel. But if these things  are so and if the prophet can be taken at her word, then our time is very limited. Let us preach the Three Angels Messages, let us make use of every capacity and ability that God has given us. And maybe He'll give us a window of opportunity, and maybe not, I don't know. But the time is short, let's get ready for the coming of the Lord.

Jika saya terbukti salah, maka saya akan senang karena berarti kita akan punya lebih banyak waktu untuk menyampaikan injil. Tetapi jika hal-hal ini memang benar, dan jika nabi ini bisa dipercaya kata-katanya, maka waktu kita sangat terbatas. Marilah kita menyampaikan Pekabaran Tiga Malaikat, mari kita memakai setiap kapasitas dan  kemampuan yang telah diberikan Allah kepada kita, dan barangkali Dia akan memberi kita suatu kesempatan yang terbuka, atau mungkin juga tidak, saya tidak tahu. Tetapi waktunya singkat. Marilah kita bersiap untuk kedatangan Tuhan.






30 06 20