Tuesday, April 19, 2016

REVISITING THE GODHEAD ~ EPISODE 3 ~ STEPHEN BOHR

REVISITING THE GODHEAD
Part 03/04 - Stephen Bohr
The Omnipresence of God ~ part 1

Dibuka dengan doa.


Theologians, when they speak about God and about the attributes of God more specifically, they have a tendency to speak of two different kinds of characteristics or attributes of God.
The first set of attributes are called the communicable attributes, among those are the attributes that God can share with us, or that we share with God such as love, goodness, kindness, justice, etc. But theologians also speak about the incommunicable  attributes of God.  These are attributes such as the eternity of God, the omnipotence of God, the omniscience of God, and the omnipresence of God.

Bila para theolog berbicara tentang Allah dan tentang karakter Allah secara lebih spesifik, mereka cenderung membedakan dua karakteristik atau ciri khas Allah yang berlainan.
Golongan yang pertama disebut karakteristik yang bisa diberikan atau diteruskan kepada orang lain, di antaranya ialah karakteristik yang Allah bisa berbagi dengan kita, atau kita berbagi dengan Allah, seperti kasih, kebaikan, kelemahlembutan, keadilan, dll. Tetapi para theolog juga berbicara tentang karakteristik Allah yang tidak bisa dibagikan, yaitu misalnya kekekalan Allah, kemahakuasaan Allah, kemahatahuan Allah, dan ketidakterbatasan hadirat Allah. 


Now the next two times that we are going to meet, we are going to study one of those so-called incommunicable attributes. We are going to discuss the attribute which is known as the omnipresence of God.  And in the process we are also going to study the omniscience of God, because we are going to find that these two attributes: omnipresence and omniscience are actually very closely related.

Nah, dalam dua kali pertemuan kita yang akan datang, kita akan mempelajari salah satu dari ciri khas yang tidak dapat dibagikan. Kita akan membahas karakteristik yang dikenal sebagai ketidakterbatasan hadirat Allah. Dan dalam proses tersebut kita juga akan mempelajari kemahatahuan Allah, karena kita akan melihat bahwa kedua karakteristik ini: ketidakterbatasan hadirat Allah dan kemahatahuan Allah, sesungguhnya sangat erat kaitannya.


Now, most Christians believe that God is personally  present everywhere, in other words there is no place where God is not present physically and personally. But as we begin our study today, I want to say that I do not believe that God is personally present everywhere all throughout the universe. Now, this might sound like heresy, but I ask that you’d bear with me, stick with me, we are going to examine the biblical evidence, and we are going to find that God is omnipresence, that is He is present everywhere but not in the way in which we have traditionally believed, not personally, but He is present everywhere in another sense.

Nah, kebanyakan orang Kristen meyakini bahwa Allah itu hadir secara pribadi di mana-mana, dengan kata lain, tidak ada suatu tempat pun di mana Allah tidak hadir di sana secara fisik dan secara pribadi. Tetapi saat kita mengawali pelajaran kita hari ini, saya mau mengatakan bahwa saya tidak meyakini Allah itu secara pribadi hadir di mana-mana di seluruh alam semesta. Nah, ini mungkin kedengarannya seperti ajaran yang bidat, tetapi saya minta kalian bersabar, ikutilah saya, dan kita akan memeriksa bukti-bukti yang alkitabiah, dan kita akan mendapati kehadiran Allah itu tidak terbatas, maksudnya Dia hadir di mana-mana, tetapi tidak seperti cara yang kita yakini secara tradisi, tidak secara pribadi, tetapi Allah hadir di mana-mana dalam pengertian yang berbeda.


Now, what led me on the road to studying this particular subject, is a series of texts found in Scripture where certain acts are attributed to God, and then as I went to read from the Spirit of Prophecy, I discovered that the Spirit of Prophecy, what God does, it attributes  that to the angels. Interesting that time and again things that in the Bible are attributed to God, the Spirit of Prophecy attributes to the angels.

Nah, apa yang membuat saya mempelajari subjek khusus ini adalah serangkaian teks yang terdapat di Firman Tuhan di mana perbuatan-perbuatan tertentu dikatakan sebagai perbuatan Allah, tetapi saat saya membaca dari Roh Nubuat, saya temukan bahwa perbuatan Allah  dalam Roh Nubuat dikatakan itu adalah perbuatan para malaikat. Yang menarik adalah berulang-ulang hal-hal yang di dalam Alkitab dikatakan sebagai perbuatan Allah, dalam Roh Nubuat itu dikatakan perbuatan para malaikat.


And by the way, I hope you’d bear with me because some people say, “Well, I don’t know what the Spirit of Prophecy is, and I don’t really believe or accept the Spirit of Prophecy.”
I am going to show you later on in our study that really, it’s not only the Spirit of Prophecy which does this, but also Scripture repeatedly attributes acts to God which really were performed according to Scripture itself by the angels.

Nah, saya berharap kalian mau bersabar, karena ada orang yang berkata, “Yah, saya tidak tahu apa itu Roh Nubuat, dan saya tidak mempercayainya atau menerima Roh Nubuat.”
Nanti dalam pelajaran kita saya akan menunjukkan kepada kalian bahwa sesungguhnya bukan hanya Roh Nubuat yang berbuat demikian, tetapi Firman Tuhan juga berulang-ulang menyebut sesuatu itu perbuatan Allah padahal sebenarnya menurut Firman Tuhan sendiri itu dilakukan oleh para malaikat.  


Now, I want to begin by dealing with several examples that we find in Scripture and then we want to read a statement from the Spirit of Prophecy.
The first is found in Genesis 4:6-7, this is the conversation that God entertained with Cain. Notice Genesis 4:6-7, So the LORD said to Cain, ‘Why are you angry? And why has your countenance fallen? 7           If you do well, will you not be accepted? And if you do not do well, sin lies at the door. And its desire is for you, but you should rule over it.’"
Do you notice here that these words are spoken by the LORD?
Now allow me to read you a very interesting statement that we find in the book The Story of Redemption pg. 53, listen to this: God condescends to send an angel to Cain to converse with him. The angel inquires of him the reason of his anger, and informs him that if he does well and follows the directions God has given, He will accept him and respect his offering. …”
Genesis attributes it directly to the LORD, it is the LORD who is speaking, but according to The Story of Redemption, it is the angel who is the spokesman for the LORD.

Nah, saya mau mengawalinya dengan membahas beberapa contoh yang kita temukan di dalam Firman Tuhan, kemudian kita akan membaca suatu pernyataan dari Roh Nubuat.
Yang pertama ada di Kejadian 4:6-7, ini adalah pembicaraan Allah dengan Kain. Perhatikan Kejadian 4:6-7, Maka TUHAN berkata kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 7 Jika engkau berbuat baik, apakah engkau tidak akan diterima? Dan jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; dan dosa itu menginginkan engkau, tetapi engkau harus mengalahkannya.’" [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah kalian melihat di sini kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN?
Sekarang izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik yang kita temukan di buku The Story of Redemption hal. 53, dengarkan ini: “Allah berkenan mengirim seorang malaikat kepada Kain untuk berbicara kepadanya. Malaikat itu menanyakan alasan kemarahannya, dan memberitahunya bahwa jika dia berbuat baik dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan Allah, Allah akan menerimanya dan menghargai persembahannya…”
Kitab Kejadian mengaitkannya langsung kepada TUHAN, TUHAN-lah yang berbicara, tetapi menurut The Story of Redemption, malaikatlah yang menjadi jurubicara TUHAN.


Now we all know that the Bible says that Enoch was translated to heaven by God. Let’s notice that in Genesis 5:24, it says this: And Enoch walked with God; and he was not, for God took him.”
Who took Enoch? God took Enoch.
But now notice this interesting statement that we find in the book The Spirit of Prophecy Vol. 1 pg. 63. The author says this, God would not permit Enoch to die as other men, but sent His angels to take him to Heaven without seeing death…” So Genesis says that God took him, in the book The Spirit of Prophecy Vol. 1 it says that God sent angels to take him.

Nah, kita semua tahu bahwa di dalam Alkitab dikatakan Henokh diubahkan dan diangkat ke Surga oleh Allah. Mari kita perhatikan Kejadian 5:24, begini katanya: “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab Allah telah mengambilnya. [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa yang telah mengambil Henokh? Allah yang telah mengambil Henokh.
Tetapi sekarang perhatikan pernyataan yang menarik ini yang kita temui di buku The Spirit of Prophecy Vol. 1 hal. 63. Penulisnya berkata demikian: “Allah tidak mengizinkan Henokh mati sebagaimana manusia-manusia lainnya, tetapi mengirim malaikat-malaikatNya untuk membawanya ke Surga tanpa mengalami kematian…”
Jadi kitab Kejadian berkata bahwa Allah yang telah mengambilnya, di buku The Spirit of Prophecy Vol. 1 dikatakan Allah mengirim malaikat-malaikat untuk mengambilnya.


Now we are going to find several biblical examples of this too, but I want to set the stage by noticing what Scripture says and what the Spirit of Prophecy says about what Scriputre says.

Sekarang kita akan mencari beberapa contoh yang alkitabiah tentang hal seperti ini, tetapi saya mau mempersiapkan pikiran kita dengan menyimak apa yang dikatakan Firman Tuhan dan apa yang dikatakan Roh Nubuat mengenai apa yang dikatakan Firman Tuhan.


Now let’s talk about the closing of the door of the ark. Go with me to Genesis 7:16. I am sure you know who closed the door of the Ark. Let’s read about it, it says there, So those that entered, male and female of all flesh, went in as God had commanded him; and the LORD shut him in.”
Who shut Noah and his family in? The LORD shut him in.
In the book  Story of Redemption pg. 68 we find this interesting statement by Ellen White about who closed the door of the Ark. She agrees with what Genesis says, God had closed the door, the only entrance, and shut Noah in and the ungodly out. He alone…”  that is God alone   “…could open the door.That’s page 68.
Interestingly enough in Patriarchs and Prophets page 99 she seems to say something different. In Story of Redemption she says very clearly that the door was shut by the LORD and only God could open the door, but in Patriarchs and Prophets page 99 we find this interesting statement: “Notwithstanding the solemn scenes which they had witnessed…”  that is the people outside the ark,   “…the beasts and birds entering the ark, and the angel of God closing the door --they still continued their sport and revelry, even making a jest of these signal manifestations of God's power.” 
Now is the author speaking out of the both sides of her mouth? In one book she says that it was the LORD who shut the door. In this statement she says that they had seen an angel descend from heaven and closed the door. Did she forget what she had written before? I don’t think so, in fact I know that she didn’t.

Sekarang marilah berbicara tentang ditutupnya pintu bahtera. Marilah bersama saya ke Kejadian 7:16. Saya yakin kalian tahu siapa yang menutup pintu bahtera. Marilah kita baca tentang hal itu. Dikatakan di sana, Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, masuk seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu dan menguncinya di dalam. [NKJV yang diindonesiakan]
Siapa yang mengunci Nuh dan keluarganya di dalam bahtera? TUHAN yang menguncinya.
Di dalam buku Story of Redemption hal. 68, kita menemukan pernyataan yang menarik ini dari Ellen White tentang siapa yang menutup pintu bahtera. Ellen White setuju dengan apa yang dikatakan kitab Kejadian, Allah telah menutup pintu, satu-satunya jalan masuk, dan mengunci Nuh di dalam dan orang-orang fasik di luar. Hanya Dia sendiri…” yaitu Allah sendiri, “…yang bisa membuka pintu itu.” Itu halaman 68.
Yang menarik di buku Patriarchs and Prophets hal. 99, Ellen White sepertinya mengatakan hal yang berbeda. Di Story of Redemption Ellen White berkata dengan sangat jelas bahwa pintu itu ditutup oleh TUHAN, dan hanya Allah yang bisa membuka pintu itu. Tetapi di Patriarchs and Prophets hal. 99 kita dapati pernyataan yang sangat menarik:  “Sekalipun mereka telah menyaksikan adegan yang khidmat…” “mereka” ini orang-orang di luar bahtera, “…bagaimana hewan-hewan dan burung-burung masuk ke dalam bahtera dan malaikat Allah menutup pintunya, mereka tetap melanjutkan olok-olok dan ejekan mereka, bahkan menjadikan tanda-tanda manifestasi kekuasaan Allah sebagai bahan gurauan.” 
Nah,  apakah si penulis bercabang lidahnya? Dalam satu buku dia berkata bahwa TUHAN-lah yang telah menutup pintu bahtera. Dalam pernyataan ini dia berkata bahwa mereka telah melihat seorang malaikat turun dari Surga dan menutup pintu itu. Apakah dia sudah lupa apa yang telah ditulisnya sebelumnya? Saya rasa tidak, bahkan saya tahu dia tidak lupa.


Now let’s talk about the tower of Babel.  Genesis 11:7-8. The builders of the tower have gone quite a ways in their enterprise, and I want you to notice what God says He is going to do. It says there in verse 7, God is speaking, “‘Come, let Us go down and there confuse their language, that they may not understand one another's speech.’ 8 So the LORD scattered them abroad from there over the face of all the earth, and they ceased building the city.”
Who was it that confused their language? The LORD. Who was it that scattered them over all the earth? The LORD.
Now notice this very interesting statement in the book The Story of Redemption, pg. 73, it says there, speaking about this episode, They had built their tower to a lofty height when the Lord sent two angels to confound them in their work…”  Hmmm, the LORD confounded them according to Genesis, and here the author says “….the Lord sent two angels to confound them in their work…”  she continues saying,   “… Men had been appointed for the purpose of receiving word from the workmen at the top of the tower, calling for material for their work, which the first would communicate to the second, and he to the third, until the word reached those on the ground. As the word was passing from one to another in its descent…”  this is very important now, we are going to come back to it later,   “…the angels confounded their language…”  who confused the language of Babel? By the way this is the first reference in the Bible to the gift of tongues, because they were known languages, languages of the world, not gibberish. Two angels confused their languages and gave them the gift of tongues, according to this statement.

Sekarang ayo berbicara tentang menara Babel. Kejadian 11:7-8. Pekerja-pekerja yang membangun menara itu sudah cukup jauh dalam pembangunan mereka, dan saya mau kalian perhatikan apa yang Allah katakan akan dilakukanNya. Dikatakan di ayat 7 di sana, Allah yang sedang berbicara, Mari, sebaiknya Kita turun dan mengacaukan  bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama lain.’  8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh muka bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu…” [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa yang mengacaukan bahasa mereka? TUHAN. Siapa yang menyerakkan mereka di seluruh muka bumi? TUHAN.
Sekarang perhatikan pernyataan yang sangat menarik ini dalam buku The Story of Redemption hal. 73, dikatakan di sana, berbicara mengenai episode ini, “Mereka telah mendirikan menara mereka mencapai ketinggian yang jauh ketika TUHAN mengirimkan dua malaikat untuk mengacaukan mereka dalam pekerjaan mereka…” Hmmm, menurut kitab Kejadian, TUHAN yang mengacaukan mereka; dan di sini si penulis berkata, “…TUHAN mengirimkan dua malaikat untuk mengacaukan mereka dalam pekerjaan mereka…”  Ellen White melanjutkan berkata, “…Orang-orang telah ditunjuk untuk menerima perintah dari pekerja-pekerja yang berada di bagian atas menara, yang meminta bahan bagi pekerjaan mereka, di mana pekerja yang pertama akan menyampaikan permintaanya kepada pekerja yang kedua, dan yang kedua kepada yang ketiga, hingga permintaan itu mencapai mereka yang berada di bawah. Sementara perkataan itu turun dari satu pekerja kepada pekerja yang lain…” nah, ini sangat penting, kita nanti akan kembali kemari, “…para malaikat mengacaukan bahasa mereka…”
Siapa yang mengacaukan bahasa di Babel?
Ketahuilah ini adalah referensi pertama di dalam Alkitab akan adanya bahasa lidah, karena itu adalah bahasa-bahasa yang dikenal, bahasa-bahasa dunia, bukan celoteh yang tidak keruan.
Menurut pernyataan ini, dua malaikat mengacauhkan bahasa mereka dan memberikan kepada mereka karunia lidah.


Now what about the 10th plague which fell upon Egypt? Well, let’s notice Exodus 12, and let’s read verse 12 and then we’ll also read verse 29. Verse 12 says this, God is speaking, 'For  I will pass through the land of Egypt on that night, and will strike all the firstborn in the land of Egypt…”  who is going to strike the firstborn? The LORD. “…both man and beast; and against all the gods of Egypt I will execute judgment: I am the LORD.’…”  Notice verse 29, “…29 And it came to pass at midnight that the LORD struck all the firstborn in the land of Egypt, from the firstborn of Pharaoh who sat on his throne to the firstborn of the captive who was in the dungeon, and all the firstborn of livestock.”
Once again according to Scripture this plague, the 10th plague particularly, although the others were also sent by the same means was actually sent by the LORD.
But now notice this statement from Desire of Ages pg. 51. “That the Israelites might be spared, they were directed to place upon their doorposts the blood of a slain lamb. Every house was to be marked…”  now notice this,  “…that when the angel came on his mission of death, he might pass over the homes of the Israelites.”
So the LORD did, but this statement says that God sent His what? His angel.
 
Sekarang, bagaimana dengan tulah ke-10 yang mengenai Mesir? Nah, mari kita simak Keluaran pasal 12 dan mari kita  baca ayat 12 lalu kita juga akan membaca ayat 29. Ayat 12 berkata demikian, Allah yang sedang berbicara, Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan akan membunuh semua anak sulung di tanah Mesir…”  siapa yang akan membunuh anak sulung? TUHAN. “…baik manusia maupun binatang; dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN…”  Simak ayat 29, “…29. Dan terjadilah pada tengah malam TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai  anak sulung orang tawanan, yang ada dalam penjara, beserta segala anak sulung hewan.” [NKJV yang diindonesiakan].
Sekali lagi menurut Firman Tuhan, tulah ini, tulah yang ke-10 khususnya ~ walaupun tulah yang lain juga dikirimkan dengan cara yang sama ~ sungguh-sungguh dikirim oleh TUHAN.
Tetapi sekarang perhatikan pernyataan ini dari Desire of Ages hal. 51, “Supaya bangsa Israel boleh lolos, mereka diberi petunjuk untuk mengoleskan darah domba yang tersembelih pada kosen-kosen pintu. Setiap rumah harus diberi tanda…” sekarang perhatikan ini, “…supaya ketika malaikat itu datang menjalankan tugas pembinasaannya, dia boleh melewati rumah-rumah bangsa Israel.”
Jadi TUHAN yang melakukan, tetapi pernyataan ini berkata bahwa Allah mengirimkan apaNya? MalaikatNya.


By the way this should not surprise us because the book of Revelation says that God at the end of time during the tribulation is going to pour out His wrath, but God’s wrath is poured out by seven angels.  So the plagues in Egypt were poured out by God but actually an angel did it. In the book of Revelation God pours out His wrath but it is the angels who are actually executing what God is saying.

Seharusnya hal ini tidak mengejutkan kita karena  kitab Wahyu berkata bahwa pada akhir zaman saat masa kesusahan besar, Allah akan mencurahkan murkaNya, tetapi murka Allah itu dicurahkan oleh tujuh malaikat. Jadi tulah-tulah di Mesir, dicurahkan oleh Allah tetapi sesungguhnya malaikat yang melakukannya. Di dalam kitab Wahyu, Allah mencurahkan murkaNya tetapi malaikatlah yang sesungguhnya melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.


Now let’s go also to Exodus 14:24-25  this is the crossing at the Red Sea.  You’ll remember that the wheels of the chariots of Pharaoh fell off the chariots. Now, who did this? Notice Exodus 14:24-25: Now it came to pass, in the morning watch, that the LORD looked down upon the army of the Egyptians through the pillar of fire and cloud, and He troubled the army of the Egyptians. 25 And He took off their chariot wheels, so that they drove them with difficulty; and the Egyptians said, ‘Let us flee from the face of Israel, for the LORD fights for them against the Egyptians.’"
Who knocked the wheels off the chariots? Several times we are told that the LORD did this.
But now notice this very interesting statement in Story of Redemption pg. 124: The Egyptians dared to venture in the path God had prepared for His people, and angels of God went through their host and removed their chariot wheels.”
Who removed their chariot wheels? Angels of God removed the chariot wheels.

Sekarang mari kita ke kitab Keluaran 14:24-25, ini adalah penyeberangan di Laut Merah. Kalian ingat bahwa roda-roda kereta-kereta Firaun copot? Nah, siapa yang melakukan ini? Simak Keluaran 14:24-25. Dan terjadilah pada waktu jaga pagi, TUHAN memandang ke bawah, ke tentara orang Mesir dari tiang api dan awan itu dan Dia mengacau tentara orang Mesir itu. 25    Dan  Ia mencopot roda kereta mereka, sehingga mereka mengendarainya dengan kesulitan, dan orang Mesir berkata: ‘Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHAN-lah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa yang mencopot roda-roda dari kereta-kereta? Beberapa kali kita diberitahu bahwa TUHAN yang melakukannya.
Tetapi sekarang perhatikan pernyataan yang sangat menarik ini di Story of Redemption hal. 124, “Bangsa Mesir berani mencoba melanggar jalan yang telah disiapkan Allah bagi umatNya, dan malaikat-malaikat Allah mendatangi tentara mereka dan melepas roda-roda kereta-kereta mereka.”
Siapa yang mencopot roda-roda kereta-kereta? Malaikat-malaikat Allah mencopot roda-roda kereta-kereta.


Now what about the destruction of Jericho? You remember when the walls of Jericho fell? Who demolished the walls of Jericho? Well, let’s notice Joshua 6:16, it says explicitly here that the walls of Jericho were knocked over by the LORD. It says this in verse 16, And the seventh time it happened, when the priests blew the trumpets, that Joshua said to the people: ‘Shout, for the LORD has given you the city!’”
Who gave them the city? The LORD did.
Now notice this interesting statement from Testimonies for the Church Vol. 3 pg. 264. The author says this, But the Captain of the Lord's host Himself came from heaven to lead the armies of heaven in an attack upon the city. Angels of God laid hold of the massive walls and brought them to the ground.”
Once again,  Angels of God laid hold of the massive walls and brought them to the ground.”

Nah bagaimana dengan kehancuran Yerikho? Kalian ingat ketika tembok-tembok Yerikho jatuh? Siapa yang menghancurkan tembok-tembok Yerikho? Nah, mari kita simak Yosua 6:16, di sini dikatakan secara eksplisit bahwa tembok-tembok Yerikho dijatuhkan oleh TUHAN. Dikatakan di ayat 16,Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu!’”
Siapa yang menyerahkan kota itu? TUHAN.
Sekarang perhatikan pernyataan yang menarik ini dari Testimonies for the Church, Vol. 3, hal. 264, penulisnya berkata demikian, “Tetapi Komandan bala tentara Tuhan Sendiri turun dari Surga untuk memimpin bala tentara surgawi dalam suatu penyerangan atas kota tersebut. Malaikat-malaikat Allah memegang tembok-tembok yang tebal dan menjatuhkan mereka ke tanah.” Sekali lagi,  “…Malaikat-malaikat Allah memegang tembok-tembok yang tebal dan menjatuhkan mereka ke tanah.”


Now let’s move a little further ahead in biblical history. Let’s talk about the burial of Moses. Who buried Moses? Well, let’s go to the book of Deuteronomy 34 and let’s read verse 6. It says there, this, And He buried him…”  the context indicates that it’s the LORD. (Notice verse 5, “So Moses the servant of the LORD died there in the land of Moab, according to the word of the LORD.”) “…And He buried him…”  that is the LORD buried him   “…in a valley in the land of Moab, opposite Beth Peor; but no one knows his grave to this day.”
So according to this text, Moses was buried by the LORD.
But now notice this interesting statement from Patriarchs and Prophets pg. 478. But angels of God buried the body of His faithful servant and watched over the lonely grave.”
Angels actually buried Moses even though we are told in Scripture God was the One who buried Moses.

Sekarang marilah kita lanjut sedikit lebih jauh dalam sejarah Alkitab. Marilah kita bicarakan tentang penguburan Musa. Siapa yang menguburkan Musa? Nah, marilah kita ke kitab Ulangan 34 dan mari kita baca ayat 6. Dikatakan di sini, begini,Dan dikuburkan-Nyalah dia…”  konteksnya mengindikasikan bahwa itu adalah TUHAN. (Simak ayat 5, “…5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.”)  “…Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, berseberangan dengan Bet-Peor, tetapi tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi menurut ayat ini, Musa dikuburkan oleh TUHAN.
Tetapi sekarang simak pernyataan yang menarik ini dari Patriarchs and Prophets hal. 478. “Tetapi malaikat-malaikat Allah menguburkan jasad hambaNya yang setia, dan menjaga di kubur yang sepi itu.”
Sesungguhnya malaikat-malaikatlah yang menguburkan Musa walaupun kita diberitahu di dalam Firman Tuhan bahwa Allah-lah yang menguburkan Musa.


Now let me ask you, who sent the manna from heaven? Well, let’s go to the book of John 6:32. Let’s see who sent the manna. It says there in verse 32, the following: Then Jesus said to them, "Most assuredly, I say to you, Moses did not give you the bread from heaven, but My Father gives you the true bread from heaven.’”[19’17]
Who gave the manna? The Father in heaven gave the manna. And yet it’s interesting that Psalm 78  ~ I am not going to look up the verses you can just write them down, Psalm 78:24-25 tell us very clearly that manna was angels’ food. That was the true angels’ food.
Now I want you to notice Patriarchs and Prophets pg. 297 why was the manna called angels’ food. I mean the Bible says that the Father sent the manna, why was it called then angels’ food?  On that page, 297 we find this statement:  In the words of the psalmist, God gave them ‘of the corn of heaven…”  she is quoting Psalm 78   “…. Man did eat angels’ food’ (Psalm 78:24, 25)—that is, food provided for them by the angels.
So the Father rained for them manna from heaven, but actually it was the angels who as emissaries of God rained the manna upon the earth.

Sekarang coba saya tanya, siapa yang mengirim manna dari langit? Nah, marilah kita cari di kitab Yohanes 6:32. Mari kita lihat siapa yang mengirimkan manna. Dikatakan di ayat 32 di sana, yang berikut:  Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang sejati dari sorga.’”
Siapa yang memberikan manna? Allah Bapa di Surga yang memberikan manna. Namun yang menarik, di Mazmur 78 ~ dan saya tidak akan membacakan ayat-ayat itu, kalian bisa mencatatnya ~ Mazmur 78:24-25 mengatakan kepada kita dengan sangat jelas bahwa manna adalah makanan malaikat. Itu sungguh-sungguh makanan malaikat. Nah, saya mau kalian perhatikan Patriarchs and Prophets hal. 297, mengapa manna disebut makanan malaikat. Maksud saya, Alkitab berkata bahwa Allah Bapa yang mengirimkan manna, kalau begitu mengapa itu disebut makanan malaikat? Di hal. 297 kita dapati pernyataan berikut, “Menurut kata-kata si pemazmur, Allah telah memberikan mereka dari gandum dari langit…” Ellen White sedang mengutip Mazmur 78, “…manusia telah makan makanan malaikat – yaitu makanan yang disediakan bagi mereka oleh para malaikat.”
Maka Allah Bapa menghujankan manna dari langit buat mereka, tetapi sesungguhnya para malaikatlah sebagai duta-duta Allah, yang menghujankan manna ke atas bumi.


Now let’s go to 1 Chronicles 28:11-13, and we’ll also read verse 19. 1 Chronicles 28. It’s speaking about the plan of the Sanctuary. You remember that God gave the plans to David but He actually had Solomon built the temple. Now notice chapter 28 of 1 Chronicles and let’s read verses 11-13, there are some very important details in this passage. “Then David gave his son Solomon the plans for the vestibule, its houses, its treasuries, its upper chambers, its inner chambers, and the place of the mercy seat; 12 and the plans for all that he had…”  now notice this,   “…that he had by…”  whom?   “…by the Spirit…”  who gave the plans to David? The Spirit, very important.   “…of the courts of the house of the LORD, of all the chambers all around, of the treasuries of the house of God, and of the treasuries for the dedicated things;…”  and now let’s jump down to verse 19,   “…19 ‘All this,’ said David, ‘the LORD made me understand in writing, by His hand upon me, all the works of these plans.’"
Who gave David the plans to the Hebrew temple? In one text it says it was the Spirit, in the other, verse 19 it says it was whom? It was the LORD. Now, this is interesting. It gets even more complicated. Notice what we find in the SDA Bible Commentary ~ this is a quotation from Ellen White ~ Vol. 3, pg 1128-1129, this is what she says, The Lord, through His angel, instructed David, and gave him a pattern of the house which Solomon should build for Him. An angel was commissioned to stand by David while he was writing out, for the benefit of Solomon, the important directions in regard to the arrangements of the house…” 
 What an interesting statement. One text says it was the LORD. Another text says it was the Spirit. And in this quotation we find that it was the angel.

Nah, marilah ke 1 Tawarikh 28:11-13, dan kita juga akan membaca ayat 19. 1 Tawarikh 28. Ini berbicara tentang rancangan Bait Suci. Kalian ingat bahwa Allah memberikan rancangannya kepada Daud, tetapi Dia memerintahkan Salomo yang membangun Bait Suci. Sekarang perhatikan pasal 28 dari 1 Tawarikh dan marilah kita  baca ayat 11-13, ada beberapa detail yang sangat penting dalam bacaan ini. Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup pendamaian. 12 dan rencana dari segala yang diperolehnya…”  sekarang perhatikan, “…yang diperolehnya dari…”  siapa?   “…dari Roh…”  jadi siapa yang memberikan rencana itu kepada Daud? Roh, ini sangat penting,  “…mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus…”  sekarang mari kita meloncat ke ayat 19   “…19 ‘Semuanya itu’ kata Daud,  ‘segala pelaksanaan rencana itu, TUHAN telah membuat aku mengerti dalam tulisan, oleh tanganNya di atasku,’” [NKJV yang diindonesiakan]
Siapa yang memberikan Daud rancangan Bait Suci Yahudi? Dalam satu teks dikatakan Roh, di teks yang lain ayat 19 dikatakan siapa? TUHAN. Nah, ini menarik. Ini akan menjadi semakin rumit. Perhatikan apa yang kita dapati di dalam SDA Bible Commentary Vol. 3, hal 1128-1129 ~ ini adalah kutipan dari Ellen White ~ inilah yang dikatakannya, “TUHAN melalui malaikatNya, memberi petunjuk kepada Daud, dan memberi Daud suatu pola dari rumah yang harus dibangun Salomo untukNya. Seorang malaikat diberi tugas mendampingi Daud selagi dia menulis untuk Salomo, petunjuk-petunjuk penting sehubungan dengan segala pengaturan rumah itu…”
Pernyataan yang sangat menarik. Satu teks berkata itu TUHAN, teks yang lain berkata itu Roh, dan dalam kutipan ini kita temukan itu malaikat.


By the way we are going to find a biblical example of this in a little while in the book of Revelation. Very clearly we are talking about the way in which God operates the universe.  There is a chain of command in the universe, in other words. Everybody occupying his or her place and that includes human beings by the way, that’s where the chain becomes broken sometime.

Nah, kita akan menemukan contoh yang alkitabiah mengenai hal ini sebentar lagi di dalam kitab Wahyu. Sangat jelas yang kita bicarakan adalah tentang cara Allah mengoperasikan alam semesta. Ada rantai komando di alam semesta. Dengan kata lain semua harus menempati tempatnya sendiri dan itu termasuk manusia, nah, justru di sinilah terkadang rantai itu putus.


By the way who took Elijah to heaven? Well, let’s read about it. Let’s go to 2 Kings 2:3 and 11. It says there in chapter 2:3 the following: “Now the sons of the prophets who were at Bethel came out to Elisha, and said to him, ‘Do you know that the LORD will take away your master from over you today?’ And he said, ‘Yes, I know; keep silent!’”  So who was going to take Elijah that day? The LORD. But now go with me to verse 11, and I want you to remember this because we are going to come back to it a little bit later on. It says in verse 11,  “…11 Then it happened, as they continued on and talked, that suddenly a chariot of fire appeared with horses of fire, and separated the two of them; and Elijah went up by a whirlwind into heaven.”
So one text says that the LORD took him and another says that a chariot of fire with horses took him to heaven.

Nah, siapa yang membawa Elia ke Surga? Marilah kita  baca tentang hal itu. Mari kita ke 2 Raja-raja 2:3 dan 11. Dikatakan di pasal 2 ayat 3, demikian: Pada waktu itu keluarlah anak-anak para nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu berkatalah mereka kepadanya: ‘Sudahkah engkau tahu, bahwa TUHAN akan mengambil tuanmu dari padamu hari ini?’ Jawabnya: ‘Aku tahu, diamlah!’" [NKJV yang diindonesiakan].  Jadi siapa yang akan membawa Elia hari itu?  TUHAN.
Tetapi sekarang marilah bersama saya ke ayat 11, dan saya mau kalian mengingat ini karena nanti kita akan kembali kemari. Dikatakan di ayat 11,11 Maka terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu kereta berapi dengan kuda-kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi satu teks berkata bahwa TUHAN yang akan membawanya, dan teks lain berkata bahwa suatu kereta berapi dengan kuda yang akan membawanya ke Surga.


Now, let’s look at a few examples from the New Testament. In fact what we’ll do is we’ll look at one example from the Gospels, and then we’ll look at 2-3 examples from the book Acts of the Apostles.
Let me ask you who was it that resurrected Jesus? Well, go with me to the book of Acts 2:24, there we are told who it was that resurrected Jesus. It says there in verse 24, speaking about the Lord, whom God raised up…”  who raised up Jesus? God did,   “…having loosed the pains of death, because it was not possible that He should be held by it.”
However we all know that 2 angels came down from heaven when Jesus resurrected. Allow me to read you a very interesting statement about what happened when the angels came down. This is Early Writings pg. 181-182: One of the angelic host who had witnessed the scene of Christ's humiliation, and was watching His resting place, joined the angel from heaven, and together they came down to the sepulcher…. One of the angels laid hold of the great stone and rolled it away from the door of the sepulcher and seated himself upon it. The other entered the tomb and unbound the napkin from the head of Jesus…”  now notice this,   “…Then the angel from heaven, with a voice that caused the earth to quake, cried out, ‘Thou Son of God, Thy Father calls Thee! Come forth.’…”  who called forth Jesus out of the tomb? The angel that came from heaven. And then she finishes this statement by saying,  “…Death could hold dominion over Him no longer. Jesus arose from the dead, a triumphant conqueror…”  
You say, “Now wait a minute, how could an angel resurrect somebody? Do angels have resurrecting power?” Yes, when God delegates that power to them.
Let me ask you in Scripture were there any  human beings who resurrected other human beings? Of course. We all know Elijah, he resurrected the widow’s son, he actually went in and laid on him and breathed into him, and he resurrected him. He said “Rise!”
We know that the apostle Paul got longwinded one night ~ typical preacher, right? And a young man fell off a window. Probably it was a second storey, and died. And it says that Paul resurrected this young man. It’s not that Paul, it’s not that the angel had omnipotent power, but God delegated that power to those individuals for the resurrection. The interesting thing is that God the Father did not call Jesus out of the tomb, He sent an angel to call Jesus out of the tomb.

Sekarang marilah kita melihat beberapa contoh dari Perjanjian Baru. Bahkan sebaiknya kita akan melihat satu contoh dari Injil kemudian kita akan melihat 2 atau 3 contoh dari buku Acts of the Apostles.
Coba saya tanya, siapa yang membangkitkan Yesus? Nah, marilah bersama saya ke kitab Kisah 2:24, di sini kita diberitahu siapa yang membangkitkan Yesus. Dikatakan di sana di ayat 24, berbicara mengenai Tuhan, yang dibangkitkan oleh Allah…”  siapa yang membangkitkan Yesus? Allah,   “…dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia bisa dikekang oleh kuasa maut itu.” [NKJV yang diindonesiakan]
Namun demikian kita semua tahu bahwa dua malaikat turun dari Surga ketika Yesus bangkit. Izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik tentang apa yang terjadi ketika malaikat-malaikat itu turun. Ini ada di Early Writings hal. 181-182, “Salah satu dari bala tentara malaikat yang telah menyaksikan adegan Kristus dipermalukan dan yang menjaga tempat peristirahatanNya, bergabung dengan seorang malaikat dari Surga, dan bersama-sama mereka turun ke kubur… Salah satu dari malaikat-malaikat itu menghampiri batu besar itu dan menggulingkannya dari mulut kubur dan duduk di atasnya. Yang lain masuk ke dalam liang kubur dan melepaskan kain penutup dari kepala Yesus…” sekarang perhatikan ini, “…Lalu malaikat yang datang dari Surga, dengan suara yang menggoncangkan bumi, berseru, ‘Hai, Anak Allah, BapaMu memanggilMu! Keluarlah!’…”  Siapa yang memanggil Yesus keluar dari kubur? Malaikat yang datang dari Surga. Lalu Ellen White mengakhiri pernyataan ini dengan berkata, “…Maut tidak lagi berkuasa atasNya. Yesus bangkit dari orang mati, seorang penakluk yang telah menang…”
Kalian berkata, “Tunggu dulu, bagaimana seorang malaikat bisa membangkitkan orang? Apakah malaikat punya kuasa membangkitkan?” Iya, bila Allah mendelegasikan kuasa tersebut kepada mereka.
Coba saya tanya, di dalam Firman Tuhan apakah ada manusia yang pernah membangkitkan manusia lain? Tentu saja.
Kita tahu Elia, dia pernah membangkitkan anak seorang janda. Elia pergi dan membaringkan dirinya di atas anak itu dan bernapas ke dalamnya, dan dia membangkitkan anak itu. Elia berkata, “Bangkitlah!”
Kita tahu rasul Paulus suatu malam berbicara sangat lama ~ khas pendeta, bukan? ~ dan seorang pemuda jatuh dari jendela, dan itu sepertinya dari lantai dua, dan pemuda itu mati. Maka diceritakan bahwa Paulus membangkitkan pemuda ini.
Bukan Paulus, bukan malaikat itu yang memiliki kemahakuasaan, tetapi Allah telah mendelegasikan kuasa tersebut kepada individu-individu untuk membangkitkan. Yang menarik ialah Allah Bapa tidak memanggil Yesus keluar dari kubur. Allah Bapa mengirim malaikat untuk memanggil Yesus keluar dari kubur.


Now, let’s get some examples from the book Acts of the Apostles. Let’s talk first of all about Gamaliel. Have you ever heard about Gamaliel? Gamaliel was a very wise man that belonged to the Jewish Sanhedrin. And when they wanted to kill the apostles he said, “Not so fast!” Actually who had spoken to Gamaliel and given him wisdom? The Bible says that it was the LORD that gave him wisdom. Actually it was the Holy Spirit, because Acts of the Apostles should really be called the Acts of the Holy Spirit.
Now I want you to notice what we find concerning this experience in the book Spiritual Gifts Vol. 1 pg. 85:  Then were those murderers enraged. They wished to imbrue their hands in blood again by slaying the apostles. They were planning how to do this…”  now notice this,   “…when an angel from God was sent to Gamaliel to move upon his heart…”  let me ask you who is it that moves upon hearts according to the Bible? The Holy Spirit, that’s right. So it says,  “…when an angel from God was sent to Gamaliel to move upon his heart to counsel the chief priest and rulers. Said Gamaliel, ‘Refrain from these men, and let them alone; for if this counsel or this work be of men, it will come to naught; but if it be of God ye cannot overthrow it; lest haply ye be found even to fight against God.’ The evil angels were moving upon the priests and elders to put the apostles to death; but God sent His angel to prevent it, by raising up a voice in favor of the disciples in their own ranks.”
Interesting, that what the Bible attributes to the Holy Spirit, in this statement we find that it was actually performed by an angel.

Sekarang, marilah kita mengambil beberapa contoh dari buku Acts of the Apostles. Terlebih dulu mari kita berbicara tentang Gamaliel. Pernahkah kalian mendengar tentang Gamaliel? Gamaliel adalah orang yang sangat bijak yang termasuk dalam Sanhedrin [Parlemen] Yahudi. Dan ketika orang-orang mau membunuh para rasul, Gamaliel berkata, “Tunggu dulu!” Sebenarnya siapa yang telah berbisik kepada Gamaliel dan memberinya kebijaksanaan? Alkitab berkata bahwa TUHAN yang telah memberinya kebijaksanaan. Tepatnya Roh Kudus, karena kitab Perbuatan-perbuatan Para Rasul [kitab Kisah Para Rasul dalam bahasa Inggris disebut kitab Perbuatan-perbuatan para Rasul] sesungguhnya harus disebut Perbuatan-perbuatan Roh Kudus.
Sekarang saya mau kalian menyimak apa yang kita dapati sehubungan dengan pengalaman ini di dalam buku Spiritual Gifts Vol. 1 hal. 85: “Maka beberapa pembunuh pun menjadi murka. Mereka mau menodai tangan mereka dalam darah lagi dengan membunuh para rasul. Mereka sedang merencanakan bagaimana caranya melakukan ini…” sekarang perhatikan ini, “…ketika seorang malaikat dari Allah dikirim ke Gamaliel untuk menggerakkan hatinya…” Coba saya tanya, menurut Alkitab siapa yang menggerakkan hati manusia? Roh Kudus, betul. Jadi dikatakan, “…ketika seorang malaikat dari Allah dikirim ke Gamaliel untuk menggerakkan hatinya agar menasihati imam kepala dan para pemimpin. Kata Gamaliel,  ‘Jangan menyentuh orang-orang itu dan jangan ganggu mereka, karena jika ajaran ini atau pekerjaan ini berasal dari manusia, itu akan lenyap, tetapi jika itu berasal dari Allah, kalian tidak bisa menjatuhkannya, jangan-jangan kalian justru kedapatan berbuat melawan Allah.’ Malaikat-malaikat jahat menggerakkan para imam dan tua-tua untuk membinasakan para rasul, tetapi Allah mengirim malaikatNya untuk mencegah itu, dengan membangkitkan suara yang membela murid-murid itu di antara kelompok mereka sendiri.”
Menarik, bagaimana Alkitab mengaitkan itu kepada Roh Kudus, tetapi di pernyataan ini kita dapati bahwa sebenarnya itu dilaksanakan oleh seorang malaikat.


Now, let’s talk about Ananias. He’s the individual who met Saul of Tarsus when he came to the city of Damascus. Now I want you to notice what we find in the book of Acts 9, and we’ll read verses 10-16. Acts 9:10 it says this:  10 Now there was a certain disciple at Damascus named Ananias; and to him the Lord said in a vision, ‘Ananias.’ And he said, ‘Here I am, Lord.’…”  who is speaking to Ananias? The Lord is, okay? Verse 11, “…  11 So the Lord said to him, ‘Arise and go to the street called Straight, and inquire at the house of Judas for one called Saul of Tarsus, for behold, he is praying. 12 And in a vision he has seen a man named Ananias coming in and putting his hand on him, so that he might receive his sight.’  13 Then Ananias answered, ‘Lord…”  speaking to the Lord, right?    “…’Lord,  I have heard from many about this man, how much harm he has done to Your saints in Jerusalem. 14 And here he has authority from the chief priests to bind all who call on Your name.’…”  whose name? Jesus! Who’s speaking here? It’s Jesus. Verse 15,  “…15 But the Lord said to him, ‘Go, for he is a chosen vessel of Mine to bear My name before Gentiles, kings, and the children of Israel. 16 For I will show him how many things he must suffer for My name's sake.’"  Who is it that is speaking here? Jesus is speaking.
But now I want you to notice, Testimonies for the Church Vol. 3 pg. 430-431.  An angel is sent to Ananias, directing him to go to a certain house where Saul is praying to be instructed in what he is to do next.…”  who is sent? An angel.   “…Saul's pride is gone. A little before he was self-confident, thinking he was engaged in a good work for which he should receive a reward; but all is now changed. He is bowed down and humbled to the dust in penitence and shame, and his supplications are fervent for pardon. Said the Lord…”  now notice this,   “…Said the Lord, through His angel, to Ananias…”  wow! Where was Jesus at this point? In heaven. Hello? So is Jesus present everywhere in His human form? No. So what does He do? He sends an angel, that’s right.    “…:Said the Lord through His angel to Ananias, ‘Behold, he prayeth.’ The angel informed the servant of God that he had revealed to Saul in vision a man named Ananias coming in and putting his hand on him that he might receive his sight. Ananias can scarcely credit the words of the angel, and repeats what he has heard of Saul's bitter persecution of the saints at Jerusalem. But the command to Ananias is imperative: ‘Go thy way: for he is a chosen vessel unto Me, to bear My name before the Gentiles, and kings, and the children of Israel.’ Ananias was obedient to the direction of the angel."
How interesting. God the Father speaks and the angel is His emissaries. The Holy Spirit speaks, the angel is His emissaries. Jesus speaks, the angel is His emissary. We’ve noticed that all three are involved in the process of sending angels. What Scripture attributes to God, is really performed by whom? Is really performed by an angel.
 
Sekarang, mari berbicara tentang Ananias. Dialah yang bertemu dengan Saulus dari Tarsus ketika Saulus datang ke kota Damaskus. Nah, saya mau kalian menyimak apa yang kita temukan di kitab Kisah 9 dan kita akan membaca ayat 10-16. Kisah 9:10 berkata demikian, Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’…”  siapa yang berbicara kepada Ananias? Tuhan, oke? Ayat 11, “…11 Maka firman Tuhan kepadanya: ‘Bangkitlah, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.’ 13 Jawab Ananias: ‘Tuhan…”  berbicara kepada Tuhan, bukan?   “…Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.’…”  nama siapa? Yesus. Siapa yang berbicara di sini? Yesus. Ayat 15,  “…15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah bejana pilihan-Ku untuk membawa nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan umat Israel. 16 Karena Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.’" [NKJV yang diindonesiakan] Siapa yang berbicara di sini? Yesus yang berbicara.
Tetapi sekarang saya mau kalian perhatikan Testimonies for the Church Vol. 3 hal 430-431: “Seorang malaikat dikirim ke Ananias, menyuruhnya pergi ke sebuah rumah tertentu di mana Saulus sedang berdoa, untuk memberinya petunjuk apa yang harus dilakukannya berikutnya…” Siapa yang dikirim? Seorang malaikat.  “…Kesombongan Saulus telah lenyap. Belum lama dia sangat percaya diri, menganggap bahwa dia sedang melakukan pekerjaan yang baik yang seharusnya dia mendapatkan pahala. Tetapi semua itu sekarang telah berubah. Saulus tunduk dan merendahkan dirinya dalam pertobatan dan rasa malu, dan permohonannya untuk pengampunan sangat intens. Kata Tuhan…” sekarang perhatikan ini, “…Kata Tuhan melalui malaikatNya kepada Ananias…” wow! Di mana Yesus pada detik itu? Di Surga. Halo? Jadi apakah Yesus hadir di mana-mana dalam bentuk manusiaNya? Tidak. Jadi apa yang dilakukan Yesus? Dia mengirim seorang malaikat, benar.  “…Kata Tuhan melalui malaikatNya kepada Ananias, ‘Lihatlah, dia sedang berdoa.’ Malaikat itu memberitahu hamba Allah bahwa dia telah menyatakan kepada Saulus dalam suatu penglihatan, seseorang bernama Ananias akan datang dan menumpangkan tangannya ke atas dia supaya dia bisa melihat lagi. Ananias nyaris tidak bisa mempercayai kata-kata malaikat itu, dan mengulangi apa yang telah dia dengar tentang penganiayaan kejam Saulus atas orang-orang saleh di Yerusalem. Tetapi perintah kepada Ananias itu tidak boleh ditawar. ‘Pergilah, karena dia (Saulus) adalah bejana yang telah dipilih untukKu, untuk membawa namaKu di hadapan bangsa-bangsa lain, dan raja-raja, dan bangsa Israel.’ Ananias mematuhi petunjuk malaikat itu.”
Betapa menariknya. Allah Bapa berbicara, dan malaikat adalah utusanNya. Roh Kudus berbicara, dan malaikat adalah utusanNya. Yesus berbicara, malaikat adalah utusanNya. Kita telah melihat bahwa keTIGAnya terlibat dalam proses pengiriman malaikat. Apa yang dalam Firman Tuhan dikatakan sebagai perbuatan Allah, sebenarnya dilaksanakan oleh siapa? Sebenarnya dilaksanakan oleh malaikat.


Now allow me to give you another example from the book Acts of the Apostles. This is really interesting. You remember when Philip met the Ethiopian eunuch? Now, this is interesting. Go with me to the book of Acts chapter 8 and I want you to notice verse 26, obviously we can’t read all of these verses ~ I’d like to read the whole passage but we don’t have time ~  we are going to read verse 26, then verse 29 and finally verse 39. It says in verse 26, “And the angel of the Lord spake unto Philip, saying, ‘Arise, and go toward the south unto the way that goeth down from Jerusalem unto Gaza,’ which is desert…”  And so he goes down, and if you continue reading the story and he joins the Ethiopian and begins explaining to this Ethiopian the passage of Isaiah chapter 53. Now notice verse 29,   “…29 Then the Spirit said unto Philip…”  Now, wait a minute, who was speaking here? The angel, right? Now it says, “…Then the Spirit said unto Philip, ‘Go near, and join thyself to this chariot’…”  and so he joins him on  his chariot, he explains Isaiah 53 and then he baptizes him, then I want you to notice in verse 39 what happens,   “…39 And when they were come up out of the water, the Spirit of the Lord caught away Philip, that the eunuch saw him no more: and he went on his way rejoicing.” [KJV]
Who was speaking in this episode?  It begins by saying that the angel spoke. Then it says that the Spirit spoke. And finally it says that he was caught away, how? By the Spirit. Now, that is interesting.

Sekarang izinkan saya memberikan suatu contoh lain dari buku Acts of the Apostles. Ini sungguh menarik. Kalian ingat ketika Filipus bertemu dengan sida-sida Etiopia? Nah, ini menarik. Mari bersama saya ke kitab Kisah pasal 8, dan saya mau kalian perhatikan ayat 26, sudah pasti kita tidak bisa membaca semua ayat-ayat ini ~ sebenarnya saya ingin membaca seluruh perikopnya, tetapi kita tidak ada waktu ~ kita akan membaca ayat 26, lalu 29, dan akhirnya ayat 39. Dikatakan di ayat 26, Dan malaikat Tuhan berbicara kepada Filipus, katanya: ‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, ke jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’ yang adalah padang gurun…”  Maka dia turun, dan jika kita lanjutkan membaca ceritanya, dia bergabung dengan orang Etiopia itu dan mulai menjelaskan kepada orang Etiopia ini mengenai bacaan Yesaya pasal 53. Sekarang perhatikan ayat 29,   “…29 Lalu kata Roh kepada Filipus…”  Tunggu dulu, siapa yang tadi berbicara di sini? Malaikat, bukan? Tetapi sekarang dikatakan,  “…Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Hampirilah dan ikutlah naik ke kereta itu!’…”  Maka Filipus ikut naik ke kereta orang Etiopia itu dan menjelaskan Yesaya pasal 53, lalu dia membaptiskan orang itu, lalu saya mau kalian perhatikan apa yang terjadi di ayat 39,   “…39 Dan ketika mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa pergi Filipus sehingga sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Dan ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.” [KJV yang diindonesiakan].
Siapa yang berbicara dalam episode ini? Awalnya dikatakan malaikat yang berbicara. Lalu dikatakan Roh yang berbicara. Dan akhirnya dikatakan Filipus dibawa pergi bagaimana? Oleh Roh. Nah, ini menarik.


Now allow me to read you another passage from Acts of the Apostles pg 107, the book by Ellen White where she says that it was actually angels that were sent. Notice. “ This Ethiopian was a man of good standing and of wide influence. God saw that when converted he would give others the light he had received and would exert a strong influence in favor of the gospel…”  Listen to this,   “…Angels of God were attending this seeker for light…”  who was enlightening this fellow? Angels of God. And now notice this, “…and he was being drawn to the Saviour…”  who draws us to the Savior? The Holy Spirit, that’s right. She continues saying,   “…By the ministration of the Holy Spirit…”  she said angels of God, then she says the Holy Spirit,  “…By the ministration of the Holy Spirit,  the Lord brought him into touch with one who could lead him to the light…”  But we read in the book of Acts that it was the angel that led him, that led Philip to him. So how does the Spirit accomplish his purpose according to this passage? He accomplishes his mission through the instrumentality of what? Of an angel.

Nah, izinkan saya membacakan bacaan yang lain dari Acts of the Apostles hal. 107, buku tulisan Ellen White di mana dia berkata bahwa sesungguhnya malaikat-malaikatlah yang dikirim. Simak,  “Orang Etiopia ini adalah orang yang punya kedudukan yang bagus dan luas pengaruhnya. Tuhan melihat bahwa jika dia menjadi orang percaya, dia akan membagikan terang yang telah diterimanya kepada orang-orang lain, dan akan menggunakan pengaruhnya yang kuat di pihak Injil…” dengarkan ini, “…Malaikat-malaikat Tuhan melayani si pencari kebenaran ini…” siapa yang memberikan pencerahkan kepada orang ini? Malaikat-malaikat Tuhan. Dan sekarang perhatikan ini, “…dan dia sedang ditarik mendekat kepada Sang Juruselamat…” Siapa yang membawa kita mendekat ke Juruselamat? Roh Kudus, benar. Ellen White melanjutkan berkata, “…Melalui pelayanan Roh Kudus…” tadi Ellen White mengatakan malaikat-malaikat Tuhan, lalu dia berkata Roh Kudus, “…Melalui pelayanan Roh Kudus, Tuhan membawanya bertemu dengan seseorang yang bisa membimbingnya ke terang tersebut…” Tetapi di dalam kitab Kisah kita membaca yang membawanya adalah malaikat, yang membawa Filipus kepadanya. Jadi menurut bacaan ini, bagaimana Roh Kudus menyelesaikan tujuanNya? Roh Kudus menyelesaikan misiNya melalui alat apa? Malaikat. 


By the way allow me to explain a little bit what Scripture means when it says that he was caught away by the Spirit. Let’s notice ~ we only have time to read one statement ~ that’s found in Revelation 21:9-10. When an individual is caught away in the Spirit, who actually is catching him away? A very important question. Notice verses 9 and 10:  Then one of the seven angels who had the seven bowls filled with the seven last plagues came to me and talked with me, saying, ‘Come, I will show you the bride, the Lamb's wife.’…”  who is saying this? The angel, right? Now, notice verse 10, “…10 And he carried me away…”  how?   “…in the Spirit…”  who carried him away in the Spirit? The angel. So who is doing it? Is it the Spirit or is it the angel? It is the Spirit through the angel. It continues saying verse 10,   “…And he carried me away in the Spirit to a great and high mountain, and showed me the great city, the holy Jerusalem, descending out of heaven from God…”
By the way do you know that Ellen White had this very same experience. She was caught away as we’ll notice a little bit later also to far away places by the angel, she was actually caught away in the spirit.    

Nah, izinkan saya menjelaskan sedikit tentang apa yang dimaksud Firman Tuhan ketika ia berkata bahwa Filipus dibawa pergi oleh Roh. Mari kita simak ~ kita hanya punya waktu untuk membaca satu pernyataan ~ yang ada di Wahyu 21:9-10. Ketika seseorang dibawa pergi oleh Roh, siapa yang sesungguhnya membawanya pergi? Pertanyaan yang sangat penting. Perhatikan ayat 9 dan 10,  Lalu datanglah kepadaku seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata: ‘Mari, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba…”  siapa yang berkata ini? Malaikat, bukan? Sekarang perhatikan ayat 10,   “…10 Lalu, ia membawa aku pergi…”  dengan cara apa?   “… di dalam roh…”  Siapa yang membawa Yohanes pergi dalam roh? Malaikat itu. Jadi siapa pelakuknya? Apakah Roh ataukah malaikat? Roh melalui malaikat. Dikatakan selanjutnya di ayat 10,   “…Lalu ia membawa aku pergi di dalam roh, ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu,  Yerusalem yang kudus, turun dari sorga, dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Nah, tahukah kalian bahwa Ellen White mengalami hal yang sama ini? Dia juga dibawa pergi ~ sebagaimana nanti akan kita lihat ~ ke tempat-tempat yang jauh oleh malaikat. Ellen White benar-benar dibawa pergi di dalam roh.


Now what am I saying by giving you all of these examples? The fact is that in the heavenly kingdom there is order. The Father  operates or works through His Son. The Son works or operates through the Holy Spirit. The Holy Spirit works or operates through the angels. And the final link of the chain is that the angels attempt to work through human beings. What I am saying is, that the Godhead is not personally present everywhere. They actually remain in communication with all of God’s creation through the ministration of the angelic host. In other words what I am saying is that God is omnipresent through the ministration of His angels.
Now, some of you might get nervous with that definition, so let me qualify what I am saying. Actually God does not need to personally be present everywhere to know what is happening everywhere.
How many of you believe that God knows the end from the beginning, that the Holy Spirit knows the end from the beginning? Does the Holy Spirit know now what is happening in China, and what’s happening in the US, every city, every individual, every place? Of course He does. He knows the end from the beginning. His infinite mind knows everything that is happening simultaneously in the universe. So does He need to be physically present, personally present everywhere in the universe? No. In other words what I am saying is that He is omnipresent through His infinite knowledge, through his omniscience, and then He physically comes in contact with His creation through the ministration of what? Through the ministration of the holy angels.

Nah, apa yang saya katakan dengan memberikan semua contoh ini? Faktanya, bahwa di kerajaan Surga ada keteraturan. Allah Bapa beroperasi atau bekerja melalui AnakNya, AnakNya bekerja atau beroperasi melalui Roh Kudus, Roh Kudus bekerja atau beroperasi melalui para malaikat, dan mata rantai yang terakhir adalah para malaikat berusaha bekerja melalui manusia.
Apa yang saya katakan adalah, Yang Ilahi tidak hadir di mana-mana secara pribadi. Mereka tetap berkomunikasi dengan semua ciptaan Allah melalui pelayanan bala tentara samawi. Dengan kata lain apa yang saya katakan adalah, Allah itu hadir di mana-mana melalui pelayanan malaikat-malaikatNya.
Nah, mungkin ada di antara kalian yang menjadi cemas dengan definisi itu, jadi izinkan saya membekking apa yang saya katakan. Sebenarnya Allah tidak perlu hadir di mana-mana secara pribadi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di mana-mana.  Berapa dari kalian yang percaya bahwa Allah mengetahui ujungnya dari pangkalnya, bahwa Roh Kudus mengetahui ujungnya dari pangkalnya? Apakah Roh Kudus tahu sekarang apa yang sedang terjad di Cina, dan apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat, di setiap kota, pada setiap individu, di setiap tempat? Tentu saja Dia tahu. Dia tahu akhirnya dari awalnya. PikiranNya yang tidak terbatas mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi pada waktu yang bersamaan di alam semesta. Jadi apakah Dia perlu hadir secara fisik, secara pribadi di mana-mana di alam semesta? Tidak. Dengan kata lain apa yang saya katakan adalah Dia itu hadir di mana-mana melalui pengetahuanNya yang tidak terbatas, melalui kemahatahuanNya. Dan Dia berada dalam kontak secara fisik dengan ciptaanNya melalui pelayanan apa? Melalui pelayanan malaikat-malaikat yang kudus.


Now, you know very well that Jesus taught us to pray. And He taught us to pray in this way:  “Our Father which art everywhere…” that’s the revised Bohr version. It doesn’t say “Our Father which art everywhere”, Jesus said that we are supposed to pray what?  “Our Father which art…” where? “…in heaven.”

Nah, kalian sangat tahu bahwa Yesus pernah mengajar kita berdoa. Dan Yesus mengajar kita berdoa demikian: “Bapa kami yang ada di mana-mana…”  Ini adalah versi revisi Bohr. Tidak dikatakan “Bapa kami yang ada di mana-mana”, Yesus berkata bahwa kita harus berdoa bagaimana? “Bapa kami yang ada…” di mana? “…di Surga.”


Now, let’s notice, turn with me to 1 Kings chapter 8, I want you to notice some very interesting details here. 1 Kings chapter 8 and I want to begin by reading verse 26. 1 Kings 8:26. Here is where Solomon is praying at the dedication of the temple, and he says, And now I pray, O God of Israel, let Your word come true, which You have spoken to Your servant David my father. 27 But will God indeed dwell on the earth? Behold, heaven and the heaven of heavens cannot contain You. How much less this temple which I have built!…” In other words he is saying “Your presence is” what? “Everywhere.”  Does that mean that His presence is personally everywhere? Let’s continue reading. “…28 Yet regard the prayer of Your servant and his supplication, O LORD my God, and listen to the cry and the prayer which Your servant is praying before You today: 29 that Your eyes may be open toward this temple night and day…”  how is it that God is going to be present in the temple? Through His what? through His eyes. Let’s continue, verse 29,   “…that Your eyes may be open toward this temple night and day, toward the place of which You said, 'My name shall be there,' that You may hear the prayer which Your servant makes toward this place…”  And now comes the key verse,   “…30 And may You hear the supplication of Your servant and of Your people Israel, when they pray toward this place. Hear everywhere…”  Ah! Ah! It says, “…Hear in heaven Your dwelling place; and when You hear, forgive…”  Where does God dwell? In heaven, correct? But is He present in the temple on earth while He is personally in heaven? Absolutely. How is He present on earth? He is present on earth through His infinite knowledge, in other words He is omnipresent through His omniscience.

Sekarang mari kita simak, silakan bersama saya ke 1 Raja-raja pasal 8, saya mau kalian menyimak beberapa detail yang sangat menarik di sini. 1 Raja 8 dan saya mau mulai dengan membaca ayat 26. 1 Raja 8:26. Di sini Salomo sedang berdoa pada saat pentahbisan Bait Suci, dan dia berkata, Dan sekarang aku berdoa, ya Allah Israel, biarlah kiranya perkataanMu menjadi nyata, yang telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud, ayahku. 27 Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Lihatlah langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini…”  dengan kata lain Salomo berkata, “KehadiranMu…” bagaimana? “…ada di mana-mana.” Apakah ini berarti kehadiran Allah ada di mana-mana secara pribadi? Mari kita lanjutkan membaca,  “…28 Namun berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku,  dan dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!  29 Kiranya mata-Mu terbuka ke arah rumah ini, malam dan siang…”  bagaimana caranya Allah akan hadir di Bait Suci? Melalui apaNya? Melalui mataNya. Mari kita lanjutkan, ayat 29,   “…Kiranya mata-Mu terbuka ke arah  rumah ini, malam dan siang, ke arah tempat yang Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan ada di sana’; agar Engkau boleh mendengar doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini…”  dan sekarang ini ayat kuncinya,   “…30 Dan semoga Engkau mendengar permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel saat mereka berdoa di tempat ini. Dengarlah di mana-mana…”  Tidak, tidak! Dikatakan,   “…Dengarlah di Surga di tempat kediaman-Mu; dan apabila Engkau mendengarnya, ampunilah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Di mana Allah berdiam? Di Surga, benar? Tetapi apakah Dia hadir di Bait Suci di bumi selagi Dia secara pribadi berada di Surga? Tentu saja. Bagaimana Dia hadir di dunia? Dia hadir di dunia melalui pengetahuanNya yang tidak terbatas, dengan kata lain Allah itu hadir di mana-mana melalui kemahatahuanNya.


Now go with me to Jeremiah 23:23-24. This is a well known passage, let’s read it again. It says there in Jeremiah 23:23 the following, “’Am I a God near at hand,’ says the LORD,  ‘and not a God afar off?…”  verse 24 is critically important,  “…24 Can anyone hide himself in secret places, So I shall not see him?’ says the LORD…”  is this emphasizing that God is present personally everywhere? Is that saying that God is present everywhere? No. It’s saying that God what? God sees everything everywhere. You can’t hide from Him because He can see you, because He knows all.

Sekarang marilah bersama saya ke Yeremia 23:23-24. Ini adalah bacaan yang terkenal, mari kita baca lagi. Dikatakan di sana di Yeremia 23:23 berikut ini, “’Apakah Aku ini  Allah yang dekat’, demikianlah firman TUHAN, ‘dan bukan Allah yang jauh?…”  ayat 24 amat sangat penting, “…24Bisakah seseorang menyembunyikan diri di tempat yang rahasia, sehingga Aku tidak akan melihat dia?’ demikianlah firman TUHAN [NKJV yang diindonesiakan]…”  apakah ini menekankan bahwa Allah itu hadir di mana-mana secara pribadi? Apakah ini berkata Allah itu hadir di mana-mana? Tidak. Ini berkata bahwa Allah apa? Allah melihat segalanya di mana-mana. Kita tidak bisa bersembunyi dari Dia karena Dia bisa melihat kita, karena Dia mengetahui segalanya.  


Now, in your next lecture we are going to take a look at Pslam 139.
You know some people say, “What do you do with Pslam 139?”  Where it says you know, if I go to heaven You are there, if I hide in this place You are there. We are going to read it carefully. That chapter or that Psalm 139  is not really talking about the omnipresence of God, we are going to find that it really is talking about the omniscience of God, the infinite knowledge of God, is what it is talking about.

Nah dalam pembahasan kita berikutnya kita akan melihat Mazmur 139.
Kalian tahu, ada yang berkata, “Mazmur 139 itu mau dibuat apa?” Kalian tahu, di situ dikatakan jika aku pergi ke langit, Engkau ada di sana; jika aku bersembunyi di tempat ini, Engkau ada di sana. Nah, kita akan membacanya dengan teliti. Pasal itu atau Mazmur 139 sebenarnya tidak berbicara tentang kehadiran Allah di mana-mana. Kita akan melihat bahwa sesungguhnya ini berbicara mengenai kemahatahuan Allah, pengetahuan Allah yang tidak terbatas, itulah yang dibicarakan.


Now, what am I saying? What I am saying is that the Holy Spirit is the General of the heavenly host. He sits in the command and control center of the universe and the angels are His foot soldiers. And in the central command the Holy Spirit knows everything that is happening simultaneously in the whole world even though He is located in that place. He is present everywhere because He knows everything. In other words He is omnipresent through His omniscience. The Spirit remains in communication, in other words with God’s creation through His infinite knowledge.

Nah, apa yang saya bicarakan? Apa yang saya katakan ialah Roh Kudus itu jenderalnya bala tentara Surgawi. Dia duduk di kursi komando dan pusat pengendalian alam semesta, dan para malaikat adalah pasukan anak buahnya. Dan di pusat komando, Roh Kudus mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi pada waktu yang bersamaan di seluruh dunia, walaupun Dia berada di tempat itu. Dia hadir di mana-mana karena Dia mengetahui segalanya. Dengan kata lain, Dia hadir di mana-mana melalui kemahatahuanNya. Dengan kata lain Roh Kudus tetap berkomunikasi dengan ciptaan Allah melalui kemahatahuannya.


Now allow me to read you a very interesting statement from the Desire of Ages pg. 352 where this is brought out clearly. Desire of Ages, pg. 352. They [God’s people] are to contend with supernatural forces, but they are assured of supernatural help. All the intelligences of heaven are in this army…”  does God have an army? Yes. All the heavenly intelligences, “…all the intelligences of heaven are in this army…”  and now notice, “… And more than angels are in the ranks. The Holy Spirit…”  now here comes the key portion,   “…The Holy Spirit, the representative of the Captain of the Lord's host…”  who is the Captain of the Lord’s host? Jesus. What is the Holy Spirit? She says  “…The Holy Spirit, the representative of the Captain of the Lord’s host, comes down to direct the battle. …”  how does He direct the battle according to what we’ve studied? Through what? Through the angelic host. She continues saying,   “…Our infirmities may be many, our sins and mistakes grievous; but the grace of God is for all who seek it with contrition. The power of Omnipotence is enlisted in behalf of those who trust in God.”

Sekarang saya akan membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik dari Desire of Ages hal. 352 di mana hal ini dikemukakan dengan sangat jelas. Desire of Ages hal. 352. “Mereka [= umat Allah] harus bergumul dengan kekuatan supranatural, tetapi mereka diberi jaminan bantuan supranatural. Semua makhluk Surgawi ada di dalam pasukan ini…” apakah Allah memiliki pasukan? Ya. Semua makhluk Surgawi,  “…semua makhluk Surgawi ada di dalam pasukan ini…” dan sekarang simak, “…Dan yang berada di tempat pimpinan itu bahkan lebih daripada malaikat. Roh Kudus…” sekarang porsi kuncinya, “…Roh Kudus, wakil Komandan bala tentara samawi…” siapa Komandan bala tentara samawi? Yesus. Roh Kudus itu apa? Ellen White berkata, “…Roh Kudus, wakil Komandan bala tentara samawi, turun untuk mengarahkan pertempuran…” Bagaimana Dia mengarahkan pertempuran menurut apa yang telah kita pelajari? Melalui apa? Melalui bala tentara samawi. Ellen White melanjutkan berkata, “…Kelemahan kita boleh banyak, dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita berat-berat, tetapi karunia Allah tersedia bagi semua yang dengan perasaan penuh penyesalan, mencariNya. Kekuatan Yang Mahakuasa diberikan bagi mereka yang bersandar pada Allah.” 


Now do you remember what we studied the last time? We took a look at Ezekiel chapter 1, do you have this picture clearly revealed there? Did we find God the Father in Ezekiel chapter 1? Yes, He is the one seated on the throne, the God Almighty. Did we find Jesus in the vision in Ezekiel 1 and Ezekiel 10? The hands under the wings. Did we see the Spirit in this vision? Yes, it says that the Spirit was in the living creatures. In other words, the Father, the Son, and the Holy Spirit through the living creatures which actually direct the heavenly host, are moving the wheels of human history. This is a chain of command. The Father is the absolute ruler, Jesus is the Captain of the Lord’s host and His General is the Holy Spirit. And the foot solders are whom? Are the angels. We haven’t given enough credit to the importance of what the angelic host does. We are surrounded by millions of angels, folks. God is ready to empty heaven before letting one of His children fall, if they place themselves in His hands.

Nah, apakah kalian ingat apa yang kita pelajari dalam pelajaran yang lalu? Kita menyimak Yehezkiel pasal 1. Apakah kalian bisa membayangkan gambaran yang dinyatakan di sana? Apakah kita menemukan Allah Bapa di Yehezkiel pasal 1? Ya, Dialah yang duduk di atas takhta, Allah yang Mahakuasa. Apakah kita mendapatkan Yesus dalam penglihatan di Yehezkiel 1 dan Yehezkiel 10? Tangan yang di bawah sayap-sayap. Apakah kita melihat Roh Kudus dalam penglihatan ini? Ya, dikatakan bahwa Roh berada di dalam makhluk-makhluk hidup. Dengan kata lain, Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus melalui makhluk-makhluk hidup yang mengarahkan bala tentara samawi, menggerakkan roda-roda sejarah manusia. Ini adalah rantai komando. Allah Bapa adalah Penguasa yang mutlak, Yesus adalah Komandan bala tentara samawi, dan jenderalNya adalah Roh Kudus. Lalu pasukan anak buahnya siapa? Para malaikat. Selama ini kita kurang menghargai pentingnya peranan yang diemban bala tentara malaikat. Kita ini dikelilingi oleh berjuta-juta malaikat, Saudara-saudara. Allah bersedia mengosongkan Surga sebelum Dia mengizinkan satu pun dari anak-anakNya jatuh, jika mereka mau berserah kepadaNya.


Now allow me to share with you some biblical examples of how what the Bible attributes to the Holy Spirit, actually it’s an angel doing it.
Let me ask you who inspired the Bible? You know who inspired the Bible? I’ll just mention the verse 2 Peter 1:20-21 it says that “…holy men of God spake as they were…”  what?   “…as they were moved [inspired] by the Holy Ghost.” [KJV]
But the question is how did the Holy Spirit inspire the Bible? Did He come down directly and whispered into the ear of prophet “this is what you are supposed to write”?  No. How did the Holy Spirit impart the information? Through an angel.
You say, “No. Where does the Bible say such things?”
Go with me to Revelation chapter 1, and I want to read here verses 1-2. There is a chain of command. It says hereThe Revelation of Jesus Christ, which God gave Him…”  who gave to whom? God gave to whom? To Jesus.   “…to show His servants --- things which must shortly take place…”  by the way is the Holy Spirit involved here? He who has an ear let him hear what the Spirit says to the churches. So the Spirit is speaking, but who does the Spirit speak through? It continues saying, verse 1,    “…The Revelation of Jesus Christ, which God gave Him to show His servants things which must shortly take place.  And He sent and signified it by His angel to His servant John, …”  notice, Father -> Son -> Holy Spirit -> angel -> John -> churches. Very clearly in Revelation 1:1-3, we find this process that we’ve been talking about.

Sekarang, saya mau berbagi dengan kalian beberapa contoh dari Alkitab, bagaimana apa yang diatributkan Alkitab kepada Roh Kudus, sesungguhnya dilaksanakan oleh malaikat.
Coba saya tanya, siapa yang mengilhami Alkitab? Kalian tahu siapa yang mengilhami Alkitab? Saya hanya menyebut ayatnya di 2 Petrus 1:20-21, dikatakan bahwa,  “…orang-orang  saleh berbicara sebagaimana…”    apa?   “…sebagaimana  mereka digerakkan [diilhami] oleh Roh Kudus.” [KJV yang diindonesiakan].
Tetapi pertanyaannya adalah, bagaimana Roh Kudus mengilhami Alkitab? Apakah Dia turun sendiri langsung dan berbisik di telinga si nabi, “Inilah yang harus kamu tulis”? Tidak. Bagaimana Roh Kudus menyampaikan informasinya? Melalui malaikat.
Kalian berkata, “Tidak. Di mana di Alkitab dikatakan hal seperti ini?”
Marilah bersama saya ke Wahyu pasal 1, dan saya akan membaca ayat 1-2. Ada suatu rantai komando. Dikatakan di sini, “Wahyu Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya…”  Siapa memberikan kepada siapa? Allah memberikan kepada siapa? Kepada Yesus.   “…untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal yang harus segera terjadi. …”  Nah, apakah Roh Kudus terlibat di sini? “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat” (Wah 2:29), jadi Roh yang berbicara, tetapi Roh berbicara melalui siapa? Dikatakan selanjutnya, ayat 1,   “…Wahyu Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal yang harus segera terjadi. Dan Dia mengirim dan menyatakannya oleh malaikat-Nya, kepada hamba-Nya Yohanes…”  perhatikan, Allah Bapa -> Anak -> Roh Kudus -> malaikat -> Yohanes -> jemaat. Sangat jelas di Wahyu 1:1-3 kita melihat proses ini yang sedang kita bahas.  


By the way Ellen White went through the same process. Do you know who imparted the information to Ellen White when she was writing? That was the Holy Spirit, her writings were inspired, but the information was imparted by an angel. He was a foot soldier of the Holy Spirit.  Notice, Early Writings pg. 32, Ellen White says,  I saw an angel flying swiftly to me. He quickly carried me from the earth to the Holy City. …”  some people say, “Wow, that’s weird!” That’s not weird, isn’t that’s what the angel did with John in Revelation that we read a few moments ago? He was caught away in the spirit, so what’s the problem? It’s the same process.    “…I saw an angel flying swiftly to me. He quickly carried me from the earth to the Holy City. In the city I saw a temple, which I entered. I passed through a door before I came to the first veil. This veil was raised, and I passed into the holy place. Here I saw the altar of incense, the candlestick with seven lamps, and the table on which was the shewbread. After viewing the glory of the holy, Jesus raised the second veil and I passed into the holy of holies.”
So how was Ellen White caught away in the spirit? Through the ministration of the angel, just like John was according to the book of Revelation.

Ketahuilah Ellen White mengalami proses yang sama. Tahukah kalian siapa yang membagikan informasi kepada Ellen White ketika dia sedang menulis? Roh Kudus. Tulisan-tulisannya diilhami, tetapi informasinya disampaikan oleh malaikat. Malaikat adalah anak buah suruhan yang dikirim oleh Roh Kudus. Perhatikan Early Writings hal. 32, Ellen White berkata, “Saya melihat seorang malaikat terbang dengan cepat mendatangi saya. Dia segera membawa saya dari bumi ke Kota Suci…” Ada yang berkata, “Wow, itu aneh!” Itu tidak aneh. Bukankah itu yang dilakukan malaikat kepada Yohanes di kitab Wahyu yang baru kita baca? Yohanes dibawa pergi dalam roh, jadi di mana masalahnya? Itu adalah proses yang sama. “…Saya melihat seorang malaikat terbang dengan cepat mendatangi saya. Dia segera membawa saya dari bumi ke Kota Suci. Di Kota Suci saya melihat sebuah Bait Suci, yang saya masuki. Saya melewati sebuah pintu sebelum saya tiba di depan tirai yang pertama. Tirai itu diangkat, dan saya masuk ke Bilik Kudus. Di sini saya melihat mezbah ukupan, kaki dian dengan tujuh lampu, dan meja yang di atasnya terletak roti sajian. Setelah menyaksikan kemuliaan Bilik Kudus ini, Yesus mengangkat  tirai yang kedua dan saya masuk ke Bilik Mahakudus.”
Jadi bagaimana Ellen White dibawa pergi dalam roh? Melalui pelayanan malaikat, sama seperti Yohanes, menurut kitab Wahyu.


Now, go with me to the book of Zechariah, Zechariah the next to last book of the Old Testament, Zechariah chapter 4, very important concept that we find here, this is probably the last thing that we are going to be able to cover in our lecture today. We’ll pick up on this topic that we are studying tomorrow.
Notice Zechariah 4:2, And he said to me, ‘What do you see?’ So I said, ‘I am looking, and there is a lampstand of solid gold with a bowl on top of it, and on the stand seven lamps with seven pipes to the seven lamps…”  So what does he see? A candelabra, right? With seven branches. Now, what do those seven branches represent according to Revelation? Represent the 7 churches, yes. But who testifies to the 7 churches? The Holy Spirit, right? And the angel, because he writes it here, let him hear what the Spirit says to the churches but it’s really the angel of the churches is speaking. Now, I want you to notice verse 6, here comes the explanation of the meaning,   “…6 So he answered and said to me: ‘This is the word of the LORD to Zerubbabel: Not by might nor by power, but by…”  what?   “…by My Spirit,' Says the LORD of hosts.’”
So what is the meaning of the candelabra, the 7 branched candelabra? It symbolizes what? The Holy Spirit of God, but Revelation says the 7 branched candelabra represents the angels to what? To the seven churches. So you have an interchangeability between the candlesticks, the angels, and the Holy Spirit.

Nah, marilah bersama saya ke kitab Zakharia, Zakhariah itu kitab sebelum kitab terakhir di Perjanjian Lama. Zakhariah pasal 4, kita mendapatkan konsep yang sangat penting di sini, kira-kira ini adalah hal yang terakhir yang bisa kita bahas dalam ceramah kita hari ini. Kita akan melanjutkan dari topik ini dalam pelajaran kita besok.
Perhatikan Zakhariah 4:2: Dan berkatalah ia kepadaku: ‘Apa yang engkau lihat?’ Jawabku: ‘Aku sedang melihat, dan ada sebuah kandil dari emas seluruhnya, dengan sebuah tempat minyak di bagian atasnya; dan pada kandil itu ada tujuh pelitanya dengan tujuh corot ke ketujuh pelita itu…” Jadi apa yang dilihatnya? Sebuah kandil, benar? Dengan tujuh cabang. Nah, menurut kitab Wahyu ketujuh cabang itu melambangkan apa? Melambangkan tujuh jemaat, ya. Tetapi siapa yang bersaksi kepada ketujuh jemaat? Roh Kudus, benar? Dan malaikat, karena dia menulis di sini, hendaknya dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat, tetapi sebenarnya malaikat jemaat-jemaat itu yang berbicara.
Sekarang saya mau kalian menyimak ayat 6, sekarang muncul penjelasan maknanya, “…6 Maka ia menjawab dan berkata kepadaku: Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: ‘Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan…”  apa? “…dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa maknanya kandil itu, kandil yang bercabang tujuh itu? Itu melambangkan apa? Roh Kudus Allah.
Tetapi Wahyu berkata bahwa kandil bercabang tujuh itu melambangkan malaikat-malaikat apa? Malaikat-malaikat ketujuh jemaat.
Jadi bisa ditukar-tukar antara kandil, malaikat-malaikat, dan Roh Kudus.


Now notice verse 10, here’s where it gets very interesting, verse 10, “…10  For who has despised the day of small things? For these seven rejoice to see the plumbline in the hand of Zerubbabel…”  what are these seven?   “…They are the…”  what?   “…the eyes of the LORD, Which scan to and fro throughout the whole earth."
What are these 7 angels so to speak, or these 7 lamps? They represent the what? The eyes of the LORD. In other words the angels are the eyes of the LORD that scan the earth. By the way, who is it that writes our works in the books of heaven and observes what we are doing and takes the report to heaven and writes these things in the books? It is the what? It is the angels.  God is doing it through the ministration of the angels.

Sekarang perhatikan ayat 10, di sini menjadi sangat menarik. Ayat 10,
Sebab siapa yang telah memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil? Karena mereka bertujuh ini bersukaria melihat batu di tangan Zerubabel…”  Mereka bertujuh itu apa?   “…Mereka adalah mata-mata TUHAN, yang mengamati ke sana kemari di seluruh bumi." [NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, ketujuh malaikat atau ketujuh pelita itu apa? Mereka melambangkan apa? Mata-mata TUHAN. Dengan kata lain, para malaikat adalah mata-mata TUHAN yang mengamati bumi. Nah, siapa yang mencatat perbuatan-perbuatan kita di kitab-kitab surgawi dan mengamati apa yang kita lakukan dan membawa laporan tersebut ke Surga dan mencatat hal-hal itu di dalam kitab-kitab? Siapa? Para malaikat. Allah melakukannya melalui pelayanan para malaikat.


Allow me to read you a couple of statements in closing. One of them is found in the book Testimonies to Ministers pg. 510, here she is explaining about Zechariah chapter 4. From the two olive trees, the golden oil was emptied through golden pipes into the bowl of the candlestick and thence into the golden lamps that gave light to the sanctuary…”  now she is going to explain what it means. “…So from the holy ones that stand in God's presence…”  who are those, the holy ones that stand in God’s presence? The angels.    “…So from the holy ones that stand in God’s presence, His Spirit is imparted to human instrumentalities that are consecrated to His service…”  Who imparts the Holy Spirit to the instruments? Those who stand in the presence of the Lord, the angels. She continues saying   “…The mission of the two anointed ones is to communicate light and power to God's people. It is to receive blessing for us that they stand in God's presence. As the olive trees empty themselves into the golden pipes, so the heavenly messengers seek to communicate all that they receive from God. The whole heavenly treasure awaits our demand and reception; and as we receive the blessing, we in our turn are to impart it. Thus it is that the holy lamps are fed, and the church becomes a light bearer in the world. “
Do you see the process that is taking place here? See, God doesn’t do things directly. God accomplishes His work through Christ, through the Spirit, through the ministration of the angels, and through committed human beings to His will.

Izinkan saya membacakan dua pernyataan sebagai penutup. Salah satu ditemukan di buku Testimonies to Ministers hal. 510, di sini Ellen White menjelaskan mengenai Zakhariah pasal 4. “Dari kedua pokok zaitun, minyak emas itu dikosongkan melalui pipa-pipa emas ke dalam mangkuk kaki dian, dan dari sana masuk ke lampu-lampu emas yang bisa memberikan terang ke Bait Suci…” sekarang Ellen White akan menjelaskan apa maksudnya. “…Maka dari makhluk-makhluk kudus yang berdiri di hadirat Allah…” siapa mereka, makhluk-makhluk kudus yang berdiri di hadirat Allah? Para malaikat. “…Maka dari makhluk-makhluk kudus yang berdiri di hadirat Allah, Rohnya diberikan kepada manusia-manusia yang telah dikuduskan sebagai alat pelayananNya…” Siapa yang membagikan Roh Kudus kepada alat-alat [= manusia yang telah dikuduskan] itu? Mereka yang berdiri di hadirat Tuhan, para malaikat. Ellen White melanjutkan berkata, “…Misi keduanya yang diurapi adalah membagikan terang  dan kuasa kepada umat Allah. Tugas mereka berdiri di hadirat Allah adalah untuk menerima berkat bagi kita. Sebagaimana pokok zaitun mengosongkan dirinya ke dalam pipa-pipa emas, demikian jugalah utusan-utusan surgawi berusaha untuk mengkomunikasikan semua yang mereka terima dari Allah. Seluruh harta karun surgawi menunggu permintaan dan penerimaan kita. Dan sebagaimana kita menerima berkat itu, pada gilirannya kita juga harus membagikannya. Dengan demikianlah lampu-lampu kudus tersebut mendapat asupan, dan gereja menjadi pembawa terang di dalam dunia.”
Apakah kalian melihat proses yang sedang terjadi di sini? Lihat, Allah tidak melakukannya secara langsung. Allah menyelesaikan pekerjaanNya melalui Kristus, melalui Roh Kudus, melalui pelayanan para malaikat, dan melalui manusia-manusia yang berkomitmen melakukan kehendakNya.


Now in our topic, in our next topic we are going to take some several other examples, we are going to talk more specifically about what happened on the day of Pentecost. Fascinating material. I hope to see you here.

Nah, dalam topik kita, dalam topik kita berikutnya kita akan melihat beberapa contoh yang lain, kita akan membahas lebih banyak khususnya tentang apa yang terjadi pada hari Pentakosta. Bahan yang sangat menarik. Saya berharap melihat kalian di sana.






19 04 16