Thursday, April 11, 2019

EPISODE 18/25 ~ THE PATIENCE OF THE SAINTS ~ THE THREE ANGELS' MESSAGES ~ STEPHEN BOHR


_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 18/25 - Stephen Bohr
THE PATIENCE OF THE SAINTS


Dibuka dengan doa


In Revelation 15:2-3 we find the description of an end time group of saints who have gained the victory over the beast, over his image, over his mark, and over the number of his name. I'd like to read those verses as we begin our study today. 
Revelation 15:2-3, “2 And I saw something like a sea of glass mingled with fire, and those who have the victory over the beast, over his image and over his mark and over the number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God…  at this point this group is seen as having gained the victory  over the beast, his image, his mark,  and the number of his name.  Of course, the question begs to be asked, how did this group of  saints, the living saints when Jesus comes, how did they gain the victory over the beast, and over his image,  and over his mark, and the number of his name? How did they face this incredible crisis upon Planet Earth?  The answer is that they exercise what the Bible calls  the patience of the saints. 

Di Wahyu 15:2-3 kita temukan deskripsi sekelompok orang-orang kudus akhir zaman yang telah mendapatkan kemenangan atas Binatang itu, atas patungnya, atas tandanya, dan atas bilangan namanya. Saya ingin membacakan ayat-ayat itu lagi pada awal pelajaran kita hari ini.
Wahyu 15:2-3, 2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan mereka yang telah mengalahkan binatang itu, dan patungnya, dan tandanya, dan bilangan namanya, berdiri di atas laut kaca, pada mereka ada kecapi Allah. …”  saat itu kelompok ini tampak telah menang atas Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya. Tentu saja pertanyaan yang mendesak untuk diajukan ialah, bagaimanakah kelompok orang-orang kudus ini, orang-orang kudus yang masih hidup ketika Yesus datang, bisa mendapatkan kemenangan atas Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya. Bagaimanakah cara mereka menghadapi krisis yang luar biasa di planet bumi ini? Jawabannya ialah, mereka mempraktekkan apa yang disebut di Alkitab sebagai “keuletan orang-orang kudus.     


Now that expression, patience of the saints appears in two very important places in the book of Revelation. 
The first place is in Revelation 13:10, if you'd go with me there, Revelation 13:10. And, by the way, this verse comes immediately before  the passage that speaks about the final trial over the beast,  his image, his mark, and the number of his name. In other words, this verse introduces the final crisis. And I want you to notice what it says. 10 He who leads into captivity shall go into captivity; he who kills with the sword must be killed with the sword. Here is the patience and the faith of the saints.
And then, beginning at verse 11, you have a beast that rises from the earth.  It has two horns like a lamb, but it speaks like a dragon,  and it becomes a persecuting power. 
So notice that the patience of the saints is spoken of as a group who have this quality immediately before the end time crisis over the beast, his image, and his mark. 

Nah, ungkapan “keuletan orang-orang kudus” ini muncul di dua tempat yang penting di kitab Wahyu.
Yang pertama ada di Wahyu 13:10, jika kalian ke sana bersama saya sekarang, Wahyu 13:10. Dan ketahuilah, ayat ini terdapat tepat sebelum ayat-ayat yang berbicara tentang pencobaan terakhir dari binatang, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya. Dengan kata lain, ayat ini memperkenalkan krisis yang terakhir. Dan saya mau kalian menyimak apa yang dikatakan. 10 Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan; dia yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Di sinilah keuletan dan iman orang-orang kudus.”
Lalu mulai ayat 11, ada seekor binatang yang muncul dari bumi, yang memiliki dua tanduk seperti anak domba tetapi yang berbicara seperti seekor naga, dan dia menjadi kuasa yang mempersekusi.
Jadi simak, keuletan orang-orang kudus disebut sebagai kemampuan yang dimiliki suatu kelompok, tepat sebelum krisis akhir zaman, dalam menghadapi Binatang itu, patungnya, dan tandanya.


The second place in the book of Revelation where this  expression the patience of the saints is found  is in Revelation 14:12. Go with me to Revelation 14:12. By the way, this is the conclusion of the  third angel's message.  If you go to the previous verses, verses 9-11,  you'll notice it talks there about worshipping the beast,  his image, receiving his mark, and the number of his name.  And immediately after the third angel's message,  we find these words: 12 Here is the patience of the saints; here are those who keep the commandments of God and the faith of Jesus.

Tempat kedua di kitab Wahyu di mana ungkapan ini “keuletan orang-orang kudus” ditemukan ialah di Wahyu 14:12. Marilah bersama saya ke Wahu 14:12. Ketahuilah, ini merupakan konklusi dari pekabaran malaikat yang ketiga. Jika kita melihat ayat-ayat sebelumnya, ayat 9-11, kita akan melihat di sana dibicarakan tentang menyembah si Binatang, patungnya, menerima tandanya, dan bilangan namanya. Dan segera setelah pekabaran malaikat yang ketiga, kita melihat kata-kata ini, 12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan imannya Yesus.”


So you'll notice that in Revelation 13:10 the expression,  patience of the saints appears immediately before the end time  crisis is described.  Those who go through this period must have the  patience of the saints. 
Revelation 14:12, immediately after speaking about the beast and his image, and his mark, it says that there's a group that needs to have the patience of the saints. 
So, obviously the patience of the saints refers to an end time group who has this specific quality. 

Jadi kita lihat bahwa di Wahyu 13:10 ungkapan “keuletan orang-orang kudus” muncul tepat sebelum krisis akhir zaman dilukiskan. Mereka yang melewati masa ini, haruslah memiliki “keuletan orang-orang kudus”.
Wahyu 14:12, begitu setelah berbicara tentang Binatang itu dan patungnya dan tandanya, mengatakan bahwa ada satu kelompok yang harus memiliki “keuletan orang-orang kudus”.
Jadi jelas, “keuletan orang-orang kudus” mengacu kepada suatu kelompok akhir zaman yang memiliki kemampuan khusus ini.


Now we need to define some terms. First of all we need to define the word
patience. And then, of course, we're going to see who the saints are. 

Sekarang kita perlu mendefinisikan beberapa istilah. Pertama kita harus mendefinisikan kata “keuletan". Lalu tentu saja kita harus menyimak siapakah orang-orang kudus itu.


The word patience in the New Testament, is the Greek word  ὑπομονή [hupomonē]. There are two words in the New Testament, two primary words that express patience. One is translated in the King James: “longsuffering”, that's the word μακροθυμία [makrothumia] that means "to suffer long". That's not the word that is used here in these two passages.  The word that is used is ὑπομονή [hupomonē].  And let me tell you what that word means. It means to hang in there no matter what the cost, to persevere, to endure, to be steadfast, to be independent unyielding and defiant in the face of aggressive misfortune. 

Kata “keuletan” di Perjanjian Baru ialah kata Greeka ὑπομονή [hupomonē].
Ada dua kata di Perjanjian Baru, dua kata utama yang menggambarkan keuletan. Yang satu di versi KJV diterjemahkan “panjang sabar”, itu ialah kata μακροθυμία [makrothumia] yang berarti “tahan menderita lama”. Ini bukan kata yang dipakai di kedua ayat itu. Kata yang dipakai ialah ὑπομονή [hupomonē].  Dan saya beritahukan apa arti kata ini. Artinya, tetap bertahan apa pun resikonya, gigih, tidak putus asa, tidak goyah, tetap tegak tidak menyerah dan berani menentang serangan dalam situasi yang tidak menguntungkan.


In other words, this word is not simply sitting down and saying, Okay, I'll be patient. No, this is an active patience.  This is an endurance, or a perseverance.  By the way, it's the same word that is used in Matthew 24 where Jesus says, He who endures until the end will be saved.  So this is an active patience.  It's a patience of people who are unyielding, unbreaking  in their faith, and in their trust in God. 

Dengan kata lain, kata ini artinya tidak hanya duduk diam dan berkata, “Baiklah, saya bersabar.” Tidak. Ini adalah kesabaran yang aktif. Ini adalah suatu daya tahan, atau kegigihan. Nah, ini kata yang sama yang dipakai di Matius 24 di mana Yesus berkata, dia yang bertahan sampai akhir, akan selamat (Matius 24:13). Jadi ini ialah keuletan yang aktif, keuletan orang-orang yang tidak menyerah, yang imannya dan keyakinannya dalam Allah tidak terkoyak.


Now the question is, who are the saints?  Because this is the patience of the saints.  Who are the saints?  Well, you know, depending on which group of Christians you're talking to, they would understand the word saints in a different way.
You know, for some people the saints are, you know,  like all of the saints that are mentioned in California.  It seems like there's a saint for every city in California.  So they think that these saints are these heroes,  these wonderful Christians throughout the period  of Christian history. 
But in the Bible the saints represent primarily, specifically in Daniel and Revelation, those who are  persecuted by the little horn, by the beast,  and by the harlot of Revelation 17.  In other words, the saints are not just any group.  They are the ones who are persecuted  by the end time powers

Sekarang pertanyaannya ialah, siapakah orang-orang kudus itu? Karena ini bicara tentang “keuletan orang-orang kudus”. Siapakah orang-orang kudus itu? Nah, tergantung kita berbicara dengan grup Kristen yang mana, karena mereka punya pemahaman yang berbeda tentang “orang-orang kudus”.
Kalian tahu, bagi beberapa orang, “orang-orang kudus” ialah semua orang kudus seperti yang disebutkan di California. Sepertinya ada seorang kudus bagi setiap kota di California. Maka mereka menganggap, orang-orang kudus adalah para pahlawan, orang-orang Kristen yang hebat sepanjang sejarah kekristenan.
Tetapi di Alkitab, “orang-orang kudus” khususnya di kitab Daniel dan Wahyu, terutama mengacu kepada mereka yang dipersekusi oleh si tanduk kecil, oleh Binatang itu, dan oleh perempuan pelacur Wahyu pasal 17. Dengan kata lain, “orang-orang kudus” bukan sembarang kelompok, mereka ialah orang-orang yang dipersekusi oleh kekuasaan-kekuasaan akhir zaman.


I want to read several statements from Scripture so that you can see this.  Notice Daniel 7:21-22.  We're defining the saints.  The saints are those who suffered persecution under the beast, the little horn; and who will suffer persecution under the harlot, this apostate church. 
It says there in Daniel 7:21,  21 I was watching; and the same horn was making war against…”  whom?   “…against the saints, and prevailing against them…” so the saints are God's persecuted people. 
Notice Revelation 13:7.  Here it speaks about the beast, which is the same as the little horn. This is the way it reads:  It was granted to him…”  that is to the beast “…to make war with…”  whom?   “…with the saints and to overcome them…
So once again the saints are those who are persecuted.  Those who are persecuted by the little horn, or by the beast. 
Notice Revelation 17:6, Revelation 17:6. It says, I saw the woman…”  this is a harlot woman, so it's a fallen church   “…I saw the woman, drunk with the blood of…”  whom?   “…of the saints…”  there it is again, “…and with the blood of the martyrs of Jesus. And when I saw her, I marveled with great amazement.”

Saya mau membaca beberapa pernyataan dari Firman Tuhan supaya kalian bisa melihat ini. Perhatikan Daniel 7:21-22, kita sedang mendefinisikan “orang-orang kudus”. Orang-orang kudus adalah mereka yang menderita dipersekusi oleh kuasa Binatang, si tanduk kecil; dan yang akan menderita dipersekusi oleh perempuan pelacur, gereja yang murtad itu.
Dikatakan di Daniel 7:21, Dan aku mengawasi, dan tanduk yang sama itu berperang melawan…”  siapa?   “…orang-orang kudus dan mengalahkan mereka.”  Jadi orang-orang kudus adalah umat Allah yang dipersekusi.
Simak Wahyu 13:7, di sini berbicara tentang Binatang itu, yang sama dengan si tanduk kecil. Begini tulisannya, Dan ia…” yaitu Binatang itu, “…diperkenankan untuk berperang melawan…”  siapa?   “…orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka…” 
Jadi sekali lagi, orang-orang kudus adalah mereka yang dipersekusi, mereka yang dipersekusi oleh tanduk kecil atau oleh Binatang itu.
Simak Wahyu 17:6, dikatakan, Dan aku melihat perempuan itu…”  ini si perempuan pelacur, yaitu gereja yang murtad, “…aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah…”  siapa?   “…orang-orang kudus…”  di sini muncul lagi, “…dan darah martir-martir Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.”


So my question is this: when it speaks in Revelation about the patience of the saints, is this referring to a group of people who need to exercise patience, because they are  being persecuted? Yes.  Within the context of prophecy, this is a persecuted group.
Now we know that in Scripture the saints and the woman represent the same thing.  Let me just mention how we determine that. 
·       We just read in Daniel 7 that the little horn persecutes the saints. 
·       We read that the beast of Revelation 13  also persecutes the saints. 
And how long does the little horn, how long does the beast;  how long do they persecute the saints?  Well, time, times, and the dividing of time. And in Revelation 13 it's for a period of 1,260 days,  or a period of 42 months. Now the little horn in other words, and the beast,  persecute the saints for 1,260 years. 
But it's interesting to notice that in Revelation 12 it says that the dragon persecutes the woman for 1,260 days. 
So let me ask you, are the saints and the woman the same thing? Absolutely, because the little horn,  and the beast persecute the saints, whereas we're told also in Revelation 12 that the dragon persecutes the woman.  So the saints are the woman, and the woman represents what?  the woman represents, specifically, the church

Jadi, pertanyaan saya ialah: ketika kitab Wahyu berbicara tentang “keuletan orang-orang kudus” apakah ini mengacu kepada sekelompok orang yang harus mempraktekkan keuletan karena mereka sedang dipersekusi? Ya. Dalam konteks nubuatan, ini adalah kelompok yang dipersekusi.
Sekarang kita tahu bahwa di Firman Tuhan, “orang-orang kudus” dan “perempuan” mewakili hal yang sama. Saya akan menyebutkan bagaimana kita menentukan ini.
·       Kita baru membaca di Daniel 7 bahwa si tanduk kecil mempersekusi orang-orang kudus.
·       Kita juga telah membaca bahwa Binatang Wahyu 13 juga mempersekusi orang-orang kudus.
Dan berapa lama si tanduk kecil, berapa lama Binatang itu; berapa lama mereka mempersekusi orang-orang kudus? Untuk “satu masa, masa-masa, dan setengah masa”. Dan di Wahyu 13 selama 1260 hari, atau 42 bulan.
Nah, si tanduk kecil dengan kata lain si Binatang, mempersekusi orang-orang kudus selama 1260 tahun.
Tetapi yang menarik kita lihat di Wahyu 12 dikatakan bahwa si naga mempersekusi perempuan itu selama 1260 hari.
Jadi saya mau tanya, apakah orang-orang kudus dan perempuan itu hal yang sama? Pasti, karena si tanduk kecil dan Binatang itu mempersekusi orang-orang kudus, sementara kita juga tahu dari Wahyu 12, bahwa si naga mempersekusi perempuan itu,
Jadi orang-orang kudus adalah perempuan itu, dan perempuan itu melambangkan apa? Secara spesifik perempuan itu melambangkan gereja.


So are you understanding what we're talking about when we deal with the word patience?
It's dealing with God's people who are being persecuted by the beast, and by the harlot, and by the little horn. And they have to exercise incredible perseverance
; incredible, unshakable, and unbreakable faith in order to stand firm, and not worship the beast, or receive his mark,  or the number of his name. 

Jadi apakah kalian paham apa yang kita bicarakan saat kita membahas kata “keuletan”?
Itu mengacu kepada umat Allah yang dipersekusi oleh Binatang dan oleh si perempuan pelacur, dan oleh si tanduk kecil. Dan mereka harus mempraktekkan kegigihan yang luar biasa, iman yang luar biasa, yang tidak tergoyahkan dan tidak terpatahkan, agar bisa berdiri tegak, dan tidak menyembah si Binatang atau menerima tandanya atau bilangan namanya.


Now I believe that Jesus told a parable that illustrates what is meant by the expression, the patience of the saints.  This parable is found in the gospel of Luke, Luke 18:1-8.  And I'm going to just to read this parable, and I want you to  listen carefully, because we're going to then study each verse individually.  Luke 18:1-8. Here Jesus is describing this period when God's people, the saints, are going to have to exercise this patience of the saints, this unshakable, unbreakable, unyielding faith and trust in the face of horrendous persecution. It says there: 1 Then He spoke a parable to them, that men always ought to pray and not lose heart, saying: ‘There was in a certain city a judge who did not fear God nor regard man. Now there was a widow in that city; and she came to him, saying, ‘Get justice for me from my adversary’. And he would not for a while; but afterward he said within himself, ‘Though I do not fear God nor regard man, yet because this widow troubles me I will avenge her, lest by her continual coming she weary me.’ Then the Lord said, ‘Hear what the unjust judge said. And shall God not avenge His own elect who cry out day and night to Him, though He bears long with them? I tell you that He will avenge them speedily. Nevertheless, when the Son of Man comes, will He really find faith on the earth?’”
So this is the parable that I believe is describing  the phrase, the patience of the saints. 

Sekarang, saya yakin Yesus telah memberikan perumpamaan yang menggambarkan apa yang disebut “keuletan orang-orang kudus”. Perumpamaan ini ditemukan di injil Lukas, Lukas 18:1-8, dan saya akan membacakan perumpamaan ini dan saya minta kalian mendengarkan dengan seksama, karena kita akan mempelajari setiap ayatnya. Lukas 18:1-8, di sini Yesus sedang menggambarkan periode ini ketika umat Allah, orang-orang kudus harus mempraktekkan keuletan orang-orang kudus, yaitu iman dan keyakinan yang tak tergoyahkan tak terpatahkan, yang tidak menyerah berhadapan dengan persekusi yang mengerikan. Dikatakan di sana, 1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka, bahwa manusia harus selalu berdoa dan tidak putus asa. 2 Kata-Nya: ‘Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak memandang manusia. 3 Dan di kota itu ada seorang janda yang datang kepada hakim itu dan berkata: Berilah keadilan padaku dari musuhku. 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak memandang manusia, 5 namun karena janda ini mengganggu aku, baiklah aku membela dia, supaya jangan dengan kedatangannya yang terus-menerus ia membuat aku jemu." 6 Kata Tuhan: ‘Dengarkan apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri yang siang malam berseru kepada-Nya, walaupun Dia mengulur waktu dengan mereka?’  8 Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan segera membela mereka. Namun demikian, ketika Anak Manusia itu datang, akankah Ia benar-benar menemui iman di bumi?’"
Jadi inilah perumpamaan yang saya yakini menggambarkan ungkapan “keuletan orang-orang kudus”.


Now we're going to take a look at this parable,  and we're going to study it verse by verse to see how  it applies especially to the end time. 
Let's begin at verse 1.  1 Then He spoke a parable to them, that men always ought to pray…”  two lessons from this parable: “…men always ought to pray,  and not…” what?  “…and not lose heart...”   In other words, they should always pray and they should  never give up in their prayer experience in coming to God. 
And then I want you to notice verse 2.  Here's the parable,  “…saying: There was in a certain city a judge who did not fear God nor regard man…  Now the question is, what does the judge in this parable represent?  Well, the fact is folks, that the judge represents God. 
And you say, now wait a minute, Pastor Bohr, it says that this  judge did not fear God or regard man.  How can he represent God? 
The way in which this judge represents God is a comparison by way of contrast.  In other words, they're not being compared as being equal,  they're being compared by contrast. And we'll see this as we study along.  We're going to notice in the parable that this widow comes to the judge, and she keeps on coming and coming.  And the judge, he delays giving her justice.  And finally he says, To get her off my back, I'm going to give her what she's asking for.” And then, of course, we're going to notice, in the parable, that the lesson is, you know, if this judge actually answers the pleas of  the widow, in order to get her off his back, how much more will God answer our pleas, not to get us off His back,  but because He loves us?  In other words, it's a comparison by way of contrast.
They're not equal, they're not the same.  God is in some sense the same as the judge, but in the sense  of the reason why he answers, God is different.  And so there's a comparison by way of contrast. 

Sekarang kita akan menyimak perumpamaan ini dan kita akan mempelajarinya ayat demi ayat untuk melihat bagaimana aplikasinya terutama kepada akhir zaman.
Mari mulai dari ayat 1, 1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka, bahwa manusia harus selalu berdoa…”  ada dua pelajaran dari perumpamaan ini, “…manusia harus selalu berdoa dan tidak…”  apa?   “…tidak putus asa….Dengan kata lain, mereka harus selalu berdoa dan mereka harus tidak putus asa dengan pengalaman doa mereka datang kepada Allah.
Lalu saya mau kalian melihat ayat 2. Inilah perumpamaannya, “…2 Kata-Nya: ‘Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak memandang manusia…”  Nah, pertanyaannya ialah si hakim dalam perumpamaan ini mewakili siapa? Nah, faktanya, Saudara-saudara, hakim itu mewakili Allah.
Dan kalian berkata, tunggu sebentar, Pastor Bohr, hakim ini dikatakan tidak takut akan Allah atau memandang manusia, mana bisa dia mewakili Allah?
Hakim ini mewakili Allah dalam perbandingan yang kontras. Dengan kata lain, mereka tidak dibandingkan persamaannya, mereka dibandingkan perbedaannya. Dan kita nanti akan melihat sambil kita mempelajarinya. Kita akan melihat dalam perumpamaan ini bahwa si janda datang kepada hakim itu, dan dia terus datang terus datang. Dan hakimnya  menunda memberikan keadilan kepada janda itu. Dan akhirnya hakim itu berkata, “Supaya dia tidak merecoki saya, saya akan memberinya apa yang dia minta.” Lalu, tentu saja kita akan melihat dalam perumpamaan itu pelajarannya ialah, jika hakim ini menjawab permohonan si janda supaya janda itu tidak merecokinya, apalagi Allah yang akan menjawab permohonan kita bukan agar kita tidak merecokiNya, melainkan karena Dia mengasihi kita? Dengan kata lain, ini adalah perbandingan dari segi kontrasnya. Mereka tidak sebanding, mereka tidak sama. Dalam pengertian tertentu Allah itu sama dengan hakim ini, tetapi dalam hal alasan mengapa dia menjawab, Allah beda. Maka ada perbandingan dari segi kontrasnya.


Now notice Luke 18:3. So the judge represents God, now let’s notice the widow. It says, “…Now there was a widow in that city…”  now the question is, what does the widow represent?  The judge is God, what does the widow represent?  Well, what does a woman symbolize in Bible prophecy?  A woman represents the church. That's right.  But is this a woman under ordinary circumstances? No.  She's not a common, ordinary, married woman.  This woman is a what? she's a widow woman.  In other words she is totally destitute of  any earthly support.  She has lost everything she has, we're going to notice,  as we study along.  In other words this is a woman; this is the church under extraordinary circumstances. Now in the book of Revelation the woman is used as a  symbol of the church.  And the woman is persecuted by the dragon.  In other words, the woman is left destitute.  She has to flee. She can't take anything with her. This is the period that is being described in this parable. It is a woman. It represents the church.  But it's not the common ordinary church, it's the church that has  lost everything that it has; all earthly support.  In other words, this woman has been cleaned  out by her adversary.  And her only hope is found in the intervention of the  judge in her behalf.  Now, according to the parable, who does the widow represent?  Well, if you read the parable it says, will God not avenge His elect?  As this judge avenged the widow, so God will avenge His elect.  So what does the widow represent?  She represents the elect of God.  Another way of looking at it is, she represents  the saints of God. 

Sekarang perhatikan Lukas 18:3, jadi hakim itu mewakili Allah, nah mari kita simak si janda. Dikatakan, “…3 Dan di kota itu ada seorang janda…” Sekarang pertanyaannya ialah, janda ini mewakili siapa? Kalau hakimnya ialah Allah, janda ini mewakili siapa? Nah, seorang perempuan dalam nubuatan Alkitab melambangkan siapa? Seorang perempuan melambangkan gereja. Benar. Tetapi apakah perempuan ini dalam kondisi biasa? Tidak. Dia bukan seorang perempuan biasa yang bersuami. Perempuan ini seorang apa? Seorang janda. Dengan kata lain dia sama sekali tidak memiliki dukungan dari dunia. Sambil mempelajari kita akan melihat bahwa dia telah kehilangan semua yang dimilikinya. Dengan kata lain, ini adalah seorang perempuan, ini adalah gereja yang berada dalam kondisi yang luar biasa. Nah, di kitab Wahyu, perempuan itu dipakai sebagai lambang gereja. Dan perempuan itu sedang dipersekusi oleh naga. Dengan kata lain, perempuan itu ditinggalkan tidak punya apa-apa. Dia harus lari. Dia tidak bisa membawa apa-apa bersamanya. Inilah periode yang digambarkan dalam perumpamaan ini. Seorang perempuan, dia mewakili gereja, tetapi itu bukan gereja yang biasa, itu gereja yang telah kehilangan segala sesuatu yang dimilikinya; semua dukungan dari dunia. Dengan kata lain, perempuan ini telah dikuras habis oleh musuhnya. Dan satu-satunya harapannya adalah campur tangan si hakim membela kepentingannya.  Sekarang, menurut perumpamaan ini, perempuan ini mewakili siapa? Nah, jika kita membaca perumpamaan itu, dikatakan, Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri?” Sebagaimana hakim itu membela si janda, demikianlah Allah akan membela umat pilihanNya. Jadi si janda ini mewakili siapa? Dia mewakili umat pilihan Allah. Cara pandang yang lain, dia mewakili orang-orang kudus Allah.


Now according to most scholars who have studied this parable,  they've concluded that probably this woman's husband had a debt  with a creditor, and he died, and he didn't pay his debt.  And so the creditor was actually taking everything away from this  widow to pay for her husband's debt.  In other words, this woman was totally dispossessed.  She had no children, she had no home, she had no money,  she had no friends.  She was all alone, and she was forsaken of everyone.  She had no human support because her adversary had cleaned  her out totally and completely. 

Nah, menurut kebanyakan pakar Alkitab yang mempelajari perumpamaan ini, mereka menyimpulkan kira-kira suami perempuan ini punya utang pada seseorang, lalu dia mati, dan dia tidak melunasi utangnya. Maka si pemberi utang mengambil segalanya dari si janda untuk menutup utang suaminya. Dengan kata lain, perempuan ini kehilangan semua miliknya. Dia tidak punya anak, tidak punya tempat tinggal, tidak punya uang, tidak punya teman. Dia sebatang kara dan dia dijauhi oleh semua orang. Dia tidak punya dukungan    untuk hidup karena musuhnya telah menguras seluruh miliknya sampai tuntas.


Now let's go to chapter 18 and verse 3, the last half of the verse.  It says there: “…and she came to him, saying,Get justice for me from my adversary
Now that verb came, is not real well translated there.  It's actually a continuous tense.  It's a continual tense.  It means that she kept coming.  She continually came.  In other words, she didn't just come once and leave it at that.  She kept on coming, and coming, and coming. 
You say, how do we know that? 
Well, first of all, the tense of the Greek verb  is a continual tense.  But also, if you notice verse 5, it says a little bit later  in verse 5, that the judge says,  “…I will avenge her, lest by her continual coming she weary me.’…” So you notice that this woman didn't only come once,  or twice and say, “Ah, what's the use, I give up!  This judge is never going to do justice.”  No, she kept on coming, and coming, and coming,  even though she was a woman that was totally destitute.  I want you to notice something very  interesting about this woman.  This woman, which represents the church, totally destitute of human support, had a faith which was independent, unyielding, and defiant in the face of aggressive misfortune. 

Sekarang mari ke pasal 18 ayat 3, bagian akhirnya. Dikatakan di sana, “…yang datang kepada hakim itu dan berkata: Berilah keadilan padaku dari musuhku.”
Nah, kata kerja “datang” itu bukan terjemahan yang baik di sana. Sebenarnya ini kata kerja dalam bentuk yang sedang berlangsung, sedang dikerjakan terus-menerus. Artinya janda itu “terus datang, terus datang”, dia datang terus-menerus. Dengan kata lain dia bukan cuma datang satu kali, lalu sudah. Dia datang lagi, dan datang lagi, dan datang lagi.
Kalian berkata, dari mana kita tahu?
Pertama, kata kerja yang dipakai dalam bahasa Greeka adalah kata kerja berlangsung terus. Tetapi juga, jika kita simak ayat 5, dikatakan sedikit lebih jauh di ayat 5, hakim itu berkata, “…aku membela dia, supaya jangan dengan kedatangannya yang terus-menerus ia membuat aku jemu."   Jadi kita melihat bahwa perempuan ini tidak hanya datang satu-dua kali lalu berkata, “Ah, percuma, saya menyerah! Hakim ini tidak akan memberikan keadilan.” Tidak, dia datang terus, dan terus, dan terus, walaupun dia seorang perempuan yang sama sekali tidak punya apa-apa. Saya mau kalian melihat sesuatu yang sangat menarik tentang perempuan ini. Perempuan ini yang melambangkan gereja, sama sekali tidak punya sarana untuk menunjang hidupnya, tetapi memiliki iman yang teguh, tidak putus asa, dan berani menghadapi kondisi tidak menguntungkan yang menyerangnya.


But in the story we also have an adversary.  The Greek word is ἀντίδικος [antidikos].  The question is, who is this adversary? What is represented by the adversary in the parable that totally cleaned her out?  That took everything, and left her without any human support? Who is this adversary? Well, 1 Peter 5:8 uses the same word to describe Satan.  Notice what it says in 1 Peter 5:8. “…Be sober, be vigilant; because your adversary…”  the ἀντίδικος [antidikos] “…the devil walks about like a roaring lion, seeking whom he may…”  what?   “…devour…
So who is the adversary that took everything from the widow?  The adversary represents the Devil.  The adversary represents Satan. 

Tetapi dalam kisah ini juga ada seorang musuh.  Kata Greekanya ialah ἀντίδικος [antidikos].   Pertanyaannya, siapakah si musuh ini? Apa yang dilambangkan oleh si musuh dalam perumpamaan ini yang telah menguras habis si janda? Yang telah mengambil semuanya dan meninggalkannya tanpa nafkah duniawi. Siapakah si musuh ini?
Nah, 1 Petrus 5:8 memakai kata yang sama untuk menggambarkan Setan. Perhatikan apa yang dikatakan 1 Petrus 5:8, 8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Karena lawanmu, si  ἀντίδικος [antidikos] si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat…”  apa?   “…ditelannya.”
Jadi siapakah si musuh yang telah mengambil segalanya dari janda itu? Musuh itu mewakili  Iblis, musuh itu mewakili Setan.


Now the question is, did this judge answer the widow's pleas immediately? No. Did she give up? No.  What kind of patience did she have?  Did she just sit down and say, I'll wait for  the judge to do it? No! She had a persevering faith, a persevering patience,  an active patience, if you please.  She says, I'm going to continue coming to him until I get justice, and I'm not going to give up.  But there's a delay in the parable.  Notice Luke 18:4-5. The judge does not answer her pleas immediately. It says:  “…And he would not for a while…”  is there a delay in the woman's pleas? Absolutely   “…but afterward he said within himself, ‘Though I do not fear God nor regard man, yet because this widow troubles me I will avenge her, lest by her continual coming she…”  what?   “…she weary me.’…”  Did he give her justice for the right reason? No.  He actually decided that he would avenge her to get her off his back. 
Is that the way that God listens to our pleas?  He says, I'm just sick and tired of them coming and presenting their pleas before Me, so I'm just going to give them what they ask, so that I can get some sleep.  That's not the way God is. You see, God is being compared with the judge  by way of contrast.  There is a delay in both cases.  But when finally the judge answers,  he answers for the wrong reason.  When God answers, He answers for the right reason. 

Sekarang pertanyaannya ialah, apakah si hakim langsung menjawab permohonan janda itu? Tidak. Apakah janda itu menyerah? Tidak. Keuletan macam apa yang dimilikinya? Apakah janda itu hanya duduk dan berkata, saya tunggu sampai hakim itu bertindak? Tidak. Janda itu memiliki iman yang gigih, keuletan yang gigih, katakanlah keuletan yang aktif. Dia berkata, “Saya akan terus mendatanginya sampai saya mendapatkan keadilan dan saya tidak akan menyerah.”
Tetapi dalam perumpamaan itu terjadi penundaan. Simak Lukas 18:4-5. Hakim itu tidak langsung menjawab permohonannya. Dikatakan, “…4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak…” apakah ada kelambatan dengan permohonan si janda? Pasti.  “…Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak memandang manusia, 5 namun karena janda ini mengganggu aku, baiklah aku membela dia, supaya jangan dengan kedatangannya yang terus-menerus ia…”  apa?   “…membuat aku jemu." Apakah hakim itu memberinya keadilan demi alasan yang benar? Tidak. Dia memutuskan dia akan membelanya supaya janda itu tidak merecokinya.
Apakah demikian Allah saat mendengarkan permohonan-permohonan kita? Allah berkata, “Aku sudah jemu dengan mereka yang datang dan menyampaikan permohonan-permohonan mereka di hadapanKu, jadi Aku akan berikan apa yang mereka minta supaya Aku bisa tidur”? Itu bukan cara Allah. Lihat, Allah dibandingkan dengan hakim itu secara kontras. Dalam kedua kasus terjadi penundaan, tetapi ketika akhirnya hakim itu memberi jawaban, dia melakukannya demi alasan yang salah. Ketika Allah menjawab, Dia memberikannya demi alasan yang benar.


Now let's go to Luke 18:7. Here comes now the main lesson that Jesus wants to  teach in this parable.  It says there in chapter 18, verse 7:  “…And shall God not avenge His own elect…”  so who does the widow represent? the elect.  Who does the judge represent? God.   “…And shall God not avenge His own elect who cry out…”  what?   “…day and night to Him…”  do they continue coming?  Is this a patient endurance? Is this a perseverance that doesn't give up  even in the worst case scenario? Absolutely.  But does God answer their pleas immediately?  No, because it says:   “…And shall God not avenge His own elect who cry out day and night to Him though He…”  what?   “…though He bears long with them?...”

Sekarang mari ke Lukas 18:7. Sekarang inilah pelajaran utamanya yang mau diajarkan Yesus melalui perumpamaan ini. Dikatakan di pasal 18 ayat 7, “…7 Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri…” jadi janda itu mewakili siapa? Umat pilihan. Hakimnya mewakili siapa? Allah. “…Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri yang…” apa? “…siang malam berseru kepada-Nya…”  apakah mereka datang terus-menerus? Apakah ini keuletan yang gigih? Apakah ini ketekunan yang tidak menyerah bahkan dalam skenario yang paling buruk? Betul sekali. Tetapi apakah Allah langsung menjawab permohonan mereka? Tidak, karena dikatakan, “…Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri yang siang malam berseru kepada-Nya, walaupun Dia…”  apa?   “… mengulur waktu dengan mereka?’…”   

Now there are different versions of the Bible, of course, and it's interesting to notice how some of these versions translate this expression though He bears long with them.
·       The New International Version has this translation: Will he keep putting them off?Does that mean that He did put them off for a while? Absolutely.  Will he keep putting them off? 
·       The Jerusalem Bible has it this way:  "even though He still delays to help them” So there is a delay. 
·       Or the Weymouth translation says: although He delays vengeance on their behalf
So is it clear that God is going to delay answering the pleas of His people in this period of human history?  Absolutely.

Ada versi-versi Alkitab yang berbeda tentunya, dan yang menarik ialah melihat bagaimana versi-versi ini menerjemahkan ungkapan “walaupun Dia mengulur waktu dengan mereka.”
·       Versi NIV menerjemahkannya: “Akankah Dia terus menangguhkan mereka?” Apakah itu berarti Dia menangguhkan mereka untuk beberapa waktu? Betul. “Akankah Dia terus menangguhkan mereka?”
·       Versi Alkitab Yerusalem menerjemahkan demikian, “walaupun Dia masih menunda menolong mereka.” Jadi ada penundaan.
·       Atau terjemahan versi Weymouth berkata, “walaupun Dia menunda membalaskan kepentingan mereka.”
Jadi apakah jelas Allah akan menunda jawaban permohonan umatNya di periode sejarah manusia ini? Tepat sekali.


Now I want you to notice Luke 18:6-8.  We already read verses 6 and 7, but I want us to notice the flow now. Luke 18:6-8.  “…Then the Lord said, ‘Hear what the unjust judge said. And shall God…”  who is the judge, by the way,   “…not avenge…”  over whom? The adversary, right?   “…And shall God not avenge His own elect…”  that's the widow,  “…who cry out day and night to Him, though He bears long…” there you have the delay  “…though He bears long with them?...” And then comes the answer,  “…I tell you that He will…”  what?   “…avenge them speedily’…  So even though there's a delay, is God going to intervene,  and avenge His elect over the adversary, and He's going to do it speedily?  The Bible says, Yes.  And then notice how the passage ends,  “…Nevertheless, when the Son of Man comes, will He really find faith on the earth?”  What is Jesus saying?  He's saying, Nevertheless, when I come, am I going to find this kind of faith that this widow had, on the earth?  And the parable ends. 

Sekarang saya mau kalian menyimak Lukas 18:6-8. Kita sudah membaca ayat 6 dan 7, tetapi saya mau kita mengikuti alurnya sekarang. Lukas 18:6-8, “…6 Kata Tuhan: ‘Dengarkan apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah…”  yang adalah hakim itu, “…akan membela…” terhadap siapa? Terhadap musuhnya, betul?  “…Tidakkah Allah akan membela orang-orang pilihan-Nya sendiri…”  yaitu si janda, “…yang siang malam berseru kepada-Nya, walaupun Dia mengulur waktu…” ini penundaannya, “…walaupun Dia mengulur waktu dengan mereka?’…” Lalu jawabannya datang, “…8 Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan…”  apa?  “…segera membela mereka…”  Jadi walaupun ada penundaan, apakah Allah akan turun tangan dan membela umat pilihanNya terhadap  musuh itu, dan Dia akan melakukannya dengan segera? Kata Alkitab, iya. Kemudian simak bagaimana perikop ini berakhir, Namun demikian, ketika Anak Manusia itu datang, akankah Ia benar-benar menemui iman di bumi?’" Apa yang dikatakan Yesus? Dia bilang, “…Namun demikian, ketika Aku datang, akankah Aku mendapati iman seperti yang dimiliki janda ini di bumi?" Lalu perumpamaan itu berakhir.


Now the question is, when does this parable especially apply in human history?  Well, we need to look at the context. And I'm just going to not read the verses, because there's too many of them, but if you look at the verses that come immediately before the parable, which would be Luke 17:26-37, all of those verses are talking about the second coming of Jesus.  And if you read the last verse that we just read from the  parable, it says, Nevertheless, when the Son of man comes will He find faith in the earth?  The parable concludes by reference to the second coming. 
So the question is, when does this parable  especially apply to?  There's no doubt that it applies especially to the time of the second coming of Christ, because the passage that comes before the parable is talking of the second coming. The parable ends by asking the question, “…when the Son of man comes, will He find faith on the earth? 
And so we know, that this parable, in between the two passages that talk about the second coming, is referring to the crisis that will take place at the end of time. 

Sekarang pertanyaannya ialah, kapan perumpamaan ini terjadi dalam sejarah dunia? Nah, kita perlu melihat konteksnya. Dan saya tidak akan membacakan ayat-ayatnya karena ada terlalu banyak, tetapi jika kita lihat ayat-ayat yang ada tepat sebelum perumpamaan itu, yaitu Lukas 17:26-37, maka semuanya berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua. Dan jika kita membaca ayat yang terakhir yang baru kita baca dari perumpamaan itu, dikatakan, Namun demikian, ketika Anak Manusia itu datang, akankah Ia benar-benar menemui iman di bumi?” Perumpamaan itu diakhiri dengan referensi kedatangan Yesus yang kedua.
Jadi pertanyaannya ialah, perumpamaan ini diaplikasikan kapan? Tidak diragukan bahwa ini khususnya diaplikasikan ke saat kedatangan Kristus yang kedua, karena ayat-ayat yang ada sebelum perumpamaan itu berbicara tentang kedatangan kedua. Perumpamaan itu berakhir dengan suatu pertanyaan, ketika Anak Manusia itu datang, akankah Ia benar-benar menemui iman di bumi?”
Maka kita tahu perumpamaan ini ada di antara dua bacaan yang berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua, dan mengacu kepada krisis yang akan terjadi pada akhir masa. 


Now lets review the symbols.
The judge represents God. 
The adversary represents Satan. 
The widow symbolizes the church.  What kind of church? Just the church in times of peace like today, where everybody has plenty? Absolutely not.  It's the church in dire straights,  the church of the end time, the church of the tribulation,  we're going to notice.  And yet we notice that there's a delay.  But after the delay what does God do? God answers the pleas of His people. 

Sekarang, mari kita mengulang simbol-simbolnya.
Si hakim mewakili Allah.
Si musuh mewakili Setan.
Si janda melambangkan gereja. Gereja yang bagaimana? Hanya gereja di masa damai seperti hari ini di mana semua orang berkecukupan? Sama sekali tidak. Tetapi gereja yang sedang menghadapi kesukaran besar, gereja di akhir masa, gereja yang sangat menderita seperti yang akan kita lihat. Namun kita lihat ada penundaan. Tetapi setelah penundaan itu, apa yang dilakukan Allah? Allah menjawab permohonan umatNya.


Now the question is, what  is this parable really referring to in terms of time? Folks, I have no doubts whatsoever that Jesus is here speaking about the terrible time of tribulation that is going to  fall upon this earth.  It's going to be a time of trouble such as never has been  seen in the history of the world. And only those who have the patience of the saints  will stand before the beast, and his image, and will refuse the mark, even on pain of death.  They will not be immediately delivered.  There will be a delay. They will have to go through this time of trouble,  lose everything that they have, and yet they will not cease to come to God in prayer and to plead for His blessing,  and to plead for His protection, and to plead for His  presence with them. 

Sekarang pertanyaannya, perumpamaan itu sesungguhnya mengacu ke waktu apa? Saya tidak meragukan sama sekali bahwa Yesus berbicara tentang masa kesukaran yang mengerikan yang akan terjadi di bumi ini. Akan ada suatu masa kesukaran yang belum pernah dilihat oleh sejarah dunia. Dan hanya mereka yang memiliki keuletan orang-orang kudus yang akan tahan berdiri di hadapan Binatang itu, patungnya, dan yang akan menolak tandanya walaupun di bawah ancaman kematian. Mereka tidak akan langsung diselamatkan, akan ada penundaan. Mereka harus melewati masa kesukaran ini, kehilangan segala yang mereka miliki, tetapi mereka tidak akan berhenti datang kepada Allah dalam doa, dan memohon berkatNya, dan memohon perlindunganNya, dan memohon kehadiranNya bersama mereka.


By the way, most Christians are expecting a  pre-tribulation rapture.  Are you going to need a special kind of patience and faith  to get through this period?  We noticed immediately after Revelation 13:10 you have  the beast, his image, and his mark. Immediately after the third angel's message you have what? A reference to those who keep the commandments of God, and have the faith of Jesus, and those who have the patience of the saints. And so it's speaking about the severe crisis that is going to  come upon the world.  And the patience of the saints that will be needed by God's people.  But if you believe that you're going to go to heaven before the tribulation, why would you prepare for it?  See, the Devil is shrewd. He knows that the church is going to be here during the tribulation. He knows that we're going to need unshakable, and unbreakable faith.  He knows that we're going to need the patience of the saints to get through this period, to reject the beast and his image, and the mark.  And so he teaches Christians, he says, Don't worry about that. That's for the Jews after the church is in heaven. And when they find themselves in the time of trouble, they will be totally unprepared for the crisis that is taking  place upon the world. 

Nah, kebanyakan orang Kristen sedang menunggu adanya suatu pengangkatan ke Surga sebelum masa kesukaran ini. Apakah kita akan memerlukan keuletan dan iman yang khusus untuk melewati masa itu? Kita simak, segera setelah Wahyu 13:10, ada Binatang, patungnya dan tandanya. Dan segera setelah pekabaran malaikat ketiga, ada apa? Referensi kepada mereka yang memelihara perintah-perintah Allah, memiliki iman Yesus dan mereka yang memiliki keuletan orang-orang kudus. Jadi, ini berbicara tentang krisis besar yang akan menimpa dunia, sehingga keuletan orang-orang kudus bakal dibutuhkan oleh umat Allah. Tetapi jika kita percaya bahwa kita akan diangkat ke Surga sebelum masa kesukaran, mengapa kita harus bersiap-siap menghadapinya? Lihat, Iblis itu licik. Dia tahu bahwa gereja akan berada di dunia sini selama masa kesukaran. Dia tahu kita bakal membutuhkan iman yang tak tergoyahkan dan tak terpatahkan. Dia tahu bahwa kita akan memerlukan keuletan orang-orang kudus agar dapat melewati masa ini, untuk dapat menolak Binatang itu, patungnya dan tandanya. Maka Iblis mengajar orang-orang Kristen, katanya, “Jangan khawatir tentang hal itu. Masa kesukaran itu buat orang Yahudi setelah gereja (Kristen) sudah ada di Surga.” Maka ketika mereka (gereja = orang-orang Kristen) mendapati mereka berada di masa kesukaran, mereka akan sama sekali tidak siap menghadapi krisis yang sedang melanda dunia.


By the way, that word “elect” that is used in the parable, I want you to notice Matthew 24:22, 24, how that word “elect” is used in the context of the time of trouble,  and the final tribulation.  Matthew 24:22. It says, “…22 And except those days…” this is the tribulation, according to the context, “…should be…” what?  “…shortened, there should no flesh be saved; but for…” whose sake?  Ah, there's the key word in the parable, “…but for the elect’s sake those days shall be…”  what?   “…shortened.”(KJV)
Are God's people going to go through the tribulation? Yes.  Is there going to be delay?  There most certainly will be a delay.  But is God going to intervene to answer their pleas?  Absolutely.
Now notice verse 24: 24 For there shall arise false christs and false prophets and shall show great signs and wonders, insomuch that if it were possible, they shall deceive…”  who?   “… the very elect.”(KJV) There's the word again.
So when does this parable especially apply to?  It applies to the period of tribulation through which the elect will go, according to Jesus in Matthew 24. 

Nah, kata “pilihan” yang dipakai di perumpamaan itu, saya mau kalian menyimak Matius 24:22, 24, bagaimana kata “pilihan” dipakai dalam konteks masa kesukaran dan kesengsaraan yang akhir. Matius 24:22 berkata, 22 Dan kecuali hari-hari itu…”  ini ialah masa kesukaran itu menurut konteksnya, “…akan…” apa?  “…dipersingkat, tidak akan ada makhluk hidup yang selamat; tetapi demi…”  demi siapa? Ah, itu kata kuncinya dalam perumpamaan itu, “…tetapi demi orang-orang pilihan, hari-hari itu akan dipersingkat.
Apakah umat Allah harus melewati masa kesukaran itu? Ya. Apakah akan terjadi penundaan? Pasti akan terjadi penundaan. Tetapi apakah Allah akan campur tangan untuk menjawab permohonan mereka? Pasti.
Sekarang simak ayat 24, 24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat begitu rupa supaya sekiranya mungkin, mereka akan menyesatkan bahkan…”  siapa?   “… orang-orang pilihan juga…kata yang sama itu lagi.
Jadi kapan perumpamaan ini terutama diaplikasikan? Menurut Yesus di Matius 24, ini diaplikasikan ke masa kesukaran yang harus dilalui umat pilihan.


You see, folks, the widow represents the final generation of living saints that will dwell upon this earth.  The book of Revelation calls them the 144,000.  We have a complete lecture coming up on the 144,000.  These people follow the Lamb wherever He goes. These people reject the beast, they reject his image,  they reject the mark, they reject the number of his name.  They plead day and night for deliverance from their enemies,  from the adversary.  They don't give up. They have unflinching perseverance to face  this end time crisis. 

Lihat, Saudara-saudara, janda itu melambangkan generasi terakhir orang-orang kudus yang hidup, yang akan ada di atas bumi ini. Kitab Wahyu menyebut mereka “ke-144ribu”. Ada ceramah yang lengkap yang akan datang tentang ke-144ribu ini. Orang-orang ini mengikuti Anak Domba ke mana Dia pergi. Orang-orang ini menolak Binatang itu, mereka menolak patungnya, mereka menolak tandanya, mereka menolak bilangan namanya. Siang-malam mereka memohon diselamatkan dari musuh-musuh mereka, dari si musuh. Mereka tidak menyerah. Mereka memiliki kegigihan yang mantap menghadapi krisis akhir zaman ini.


Now let me ask you, who is the adversary during this period? The adversary, folks, is what? is the DevilIs the Devil going to take away from the church everything that the church has in terms of earthly support? Absolutely.  The church, those who are faithful in the church, will be left totally destitute.  And who will strip them of everything that they have?  The Devil will strip them of everything that they have,  and they will have absolutely no earthly support.  And as the parable says, they will cry out day and night for deliverance over their adversary who has taken everything that they have. 

Sekarang coba saya tanya, siapakah si musuh di masa itu? Saudara-saudara, si musuh ialah siapa? Iblis. Apakah Iblis akan menguras habis segala yang dimiliki gereja dalam hal dukungan dunia? Pasti. Gereja, mereka yang setia di gereja, akan ditinggalkan dalam kondisi melarat habis. Dan siapa yang menyikat habis segala yang mereka miliki? Iblis yang melucuti habis segala yang mereka miliki, dan mereka sama sekali tidak akan memiliki tunjangan hidup. Dan seperti yang dikatakan perumpamaan itu, mereka akan berseru siang-malam agar diselamatkan dari musuh mereka yang telah mengambil habis semua yang mereka punya.


By the way, the expression cry out, crying out day and night, that's used in the parable, is the same word that is used to describe Jesus on the cross, where He cries out with an intense agony to His Father, My God, My God, why have You…” what? “…why have You forsaken Me?
Was there a delay in the case of Jesus Christ, the Father answering the pleas of His Son? Absolutely.  He said, Father, let this cup pass from Me if it's possible.  Nevertheless, not My will be done, but Yours.  Did God deliver Him out of the crisis?  Did God remove Him from the trying circumstances  that He was in? No!  He continued going through this crisis.  And He cried out to His Father. Apparently His Father didn't listen. But eventually He was avenged over His enemy when He resurrected on resurrection morning. 
Now is it just possible that God's people are going to go through a similar experience to the one that Jesus  went through in Gethsemane? Absolutely.  Through the one that Jesus went through on Calvary, that they will feel forsaken by God,  that they will feel that the agony is too great to resist,  and yet they will not let go of the hand of God. Is that just possible?  Not only is it possible, but that's exactly what's going to happen. 

Nah, ungkapan “berseru”, berseru siang dan malam, yang dipakai di perumpamaan itu, adalah kata yang sama yang dipakai menggambarkan Yesus di atas salib ketika Dia berseru dalam tekanan batin yang sangat berat kepada BapaNya, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau…”  apa?  “…mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Apakah ada penundaan dalam hal BapaNya menjawab permohonan AnakNya, dalam kasus Yesus Kristus? Betul sekali. Yesus berkata, “Bapa, biarlah cawan ini berlalu dariKu jika mungkin. Namun demikian bukan kehendakKu yang jadi, melainkan kehendakMu.” Apakah Allah menyelamatkan Dia dari krisis itu? Apakah Allah memindahkan Dia dari kondisi yang sangat berat di mana Dia sedang berada? Tidak! Yesus masih tetap menjalani krisis itu. Dan Yesus berseru kepada BapaNya. Rupanya BapaNya tidak mendengar. Tetapi pada akhirnya Yesus mendapatkan pembalasan atas musuhNya ketika Dia bangkit pada pagi hari kebangkitan.
Nah, apakah ada kemungkinan umat Allah akan menjalani pengalaman yang mirip yang dilalui Yesus di Getsemani? Pasti. Menjalani pengalaman yang dilalui Yesus di Kalvari, mereka akan merasa ditinggalkan Allah, mereka akan merasa penderitaan itu sedemikian beratnya sampai tidak tertahankan, namun mereka tidak akan melepaskan tangan Allah. Apakah ada kemungkinan itu? Bukan hanya ada kemungkinan itu, tetapi persis begitulah yang akan terjadi.


Do you know, Isaiah 54:7-8 describe this terrible period of human history when God's God's  will have to stand before the beast, his image, his mark, and the number of  his name, totally destitute of any earthly support, nobody to be with them.  They will cry out, My God, my God, why hast Thou forsaken me?  And yet they will remain firm in their faith with God. 
Notice Isaiah 54:7-8, where this period is being described by God. He says: 7 For a mere moment I have forsaken you…”  how long did God forsake?  “…for a mere moment I have forsaken you, but with great mercies I will gather you. With a little wrath I hid My face from you for…”  what?   “…for a moment; but with everlasting kindness I will have mercy on you,” says the Lord, your Redeemer.
So this period is going to be a relatively short period;  a mere moment the Bible says.  And yet it will be a period of severe anguish.  And God's people will continue coming, and coming, and coming.  They will not let loose of the hand of God. 
Let me ask you, when is it that we have to learn to trust God in this way?  If we don't learn now, we're never going to exercise that  kind of patience in the future, that kind of endurance;  unyielding faith in the case of the worst circumstances  in the history of the world, where we have  no earthly support. 

Tahukah kalian, Yesaya 54:7-8 menggambarkan masa yang mengerikan dari sejarah dunia ini ketika umat Allah harus berdiri di hadapan Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya, sama sekali tanpa dukungan dari dunia, tidak ada yang menemani mereka. Mereka akan berseru, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Namun iman mereka tetap teguh dalam Tuhan.
Simak Yesaya 54:7-8 di mana Allah melukiskan masa ini, kataNya, 7 ‘Hanya untuk sesaat lamanya Aku telah meninggalkan engkau...” berapa lamanya Allah telah meninggalkan? “…Hanya untuk sesaat lamanya Aku telah meninggalkan engkau, tetapi dengan belas kasihan yang besar Aku akan mengumpulkan engkau. 8 Dengan sedikit murka Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau…”  berapa lama?   “…sesaat lamanya, tetapi dengan kemurahan yang abadi Aku akan mengasihani engkau,’ firman TUHAN, Penebusmu.”
Jadi masa ini bakal relatif singkat, kata Alkitab, hanya sesaat lamanya. Namun demikian itu akan menjadi masa penderitaan yang sangat berat. Dan umat Allah akan terus-menerus datang, dan datang, dan datang. Mereka tidak akan melepaskan tangan Allah.
Coba saya tanya, kapan kita harus belajar berserah kepada Allah seperti ini? Jika kita tidak belajar sekarang, kita tidak akan pernah mempraktekkan keuletan seperti itu, ketahanan seperti itu, iman yang tidak menyerah dalam kondisi sejarah dunia yang paling buruk di masa depan, di saat kita sama sekali tidak memiliki dukungan dunia.


Now do you know that there are some stories in the Bible that  illustrate this period?  You remember the experience of Jacob, right? It's told in Genesis 32.  The Bible tells us there that he was returning home after twenty years in the house of Laban. And as he's nearing the promised land he hears that his brother Esau is coming with 400 armed men, and they have evil  intentions of destroying Jacob and his family. The Bible describes Jacob and his family as being  totally defenseless.  They have absolutely no way of protecting themselves  against an irate brother.  And so the Bible tells us that Jacob feared that he and his  family would perish.  And so he goes off to the other side of the river, and he starts  pouring his heart out in prayer to God.  And while Jacob is praying, suddenly Someone  comes and grabs him. And Jacob, at first at least, he thinks that this is an enemy.  It might even be his brother.  And so he starts fighting, and he starts struggling with this being. And they struggled all night. And finally, the Bible says, that when the sun was starting to come up, Jacob realized that he was struggling all night with the Angel of the Lord, who is none other than Jesus Christ in the Old Testament.  And so the Angel of the Lord said to Jacob, Let Me go,  for the sun is rising.  And Jacob grabbed onto Him and he said, I will not let You  go until You bless me. And the Angel once again said, Let Me go, for the sun is coming up.And Jacob says, No way!  I will not let You go unless You first bless me. 
Let me ask you, did Jacob exercise the  patience of the saints?  Did he have that kind of persevering faith that kept on  coming, and coming to God?  He most certainly did.  And then, of course, the Bible tells us that Jesus, the Angel of the Lord, blessed him there and changed his what?  Changed his name. In fact, let's read this passage.  It's found in Genesis 32:24-31. 
By the way, do you know what the end time of trouble is going to be called? It's the time of whose trouble?  Oh, why do you suppose it's called the time of Jacob's trouble? Because it's going to be similar to the experience of whom?  of Jacob. And he refused to let go of God's hand.  God's people will refuse to let go of God's hand until they have  certainty of God's blessing. 

Nah, tahukah kalian di Alkitab ada beberapa kisah yang menggambarkan masa ini? Kalian ingat pengalaman Yakub, kan? Itu dikisahkan di Kejadian 32. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa saat itu Yakub akan pulang ke kampong halamannya setelah 20 tahun di rumah Laban, dan sementara dia mendekati tanah perjanjian dia mendengar saudaranya Esau sedang datang bersama 400 orang bersenjata dan mereka punya niat jahat untuk membinasakan Yakub dan keluarganya. Alkitab menggambarkan Yakub dan keluarganya sama sekali tidak berdaya. Mereka sama sekali tidak punya sarana untuk melindungi diri dari saudaranya yang murka ini. Maka Alkitab mengatakan bahwa Yakub takut dia dan keluarganya akan binasa. Maka dia pergi ke seberang sungai dan dia berdoa mencurahkan isi hatinya kepada Allah. Dan sementara Yakub berdoa, tiba-tiba satu Sosok datang dan mencekalnya. Paling tidak pada awalnya Yakub mengira ini adalah seorang musuh, bisa jadi itu saudaranya. Maka dia mulai melawan, dan dia mulai bergumul dengan Sosok itu. Dan mereka bergumul sepanjang malam. Akhirnya, kata Alkitab, ketika matahari mulai terbit, Yakub sadar bahwa sepanjang malam dia sudah bergumul dengan Malaikat Tuhan, yang tidak lain adalah Yesus Kristus di Perjanjian Lama. Maka Malaikat Tuhan berkata ke Yakub, “Lepaskan Aku, karena matahari mau terbit.” Dan Yakub memegang Sosok itu dengan erat dan berkata, “Aku tidak akan melepaskan Engkau sampai Engkau memberkatiku.” Dan Malaikat itu sekali lagi berkata, “Lepaskan Aku, karena matahari mau terbit.” Dan Yakub berkata, “Tidak! Aku tidak akan melepaskan Engkau kecuali Engkau memberkati aku dulu.”
Coba saya tanya, apakah Yakub mempraktekkan keuletan orang-orang kudus? Apakah dia memiliki iman yang gigih seperti itu yang terus datang, terus datang ke Allah? Betul sekali. Kemudian, tentu saja, Alkitab mengatakan bahwa Yesus, Malaikat Tuhan, memberkatinya di sana dan mengubah apanya? Mengubah namanya. Sebaiknya, marilah kita baca ayat-ayat ini, ada di Kejadian 32:24-31.
Nah, tahukah kalian kesukaran akhir zaman disebut apa? Masa kesukaran siapa? Oh, kira-kira mengapa disebut masa kesukaran Yakub? Karena itu akan mirip pengalaman siapa? Pengalaman Yakub. Dan dia menolak melepaskan tangan Allah. Umat Allah akan menolak melepaskan tangan Allah sampai mereka mendapatkan kepastian mereka mendapatkan berkat Allah.


It says there in Genesis 32:24, 24 Then Jacob was left alone…” notice that he's there to anguish by himself,  “…and a Man wrestled with him until the breaking of day. 25 Now when He saw that He did not prevail against him, He touched the socket of his hip…” now did you notice that the Angel did not  prevail with Jacob?  So what does the Angel do? He touches the socket of his hip, “…and the socket of Jacob’s hip was out of joint as He wrestled with him. 26 And He said, ‘Let Me go, for the day breaks.’ But he said, ‘I will not let You go unless You bless me!’ 27 So He said to him, ‘What is your name?’ He said, ‘Jacob.’ 28 And He said, ‘Your name shall no longer be called Jacob, but Israel; for you have struggled with God and with men, and have prevailed….” another way of translating is you have overcome!  “…29 Then Jacob asked, saying,Tell me Your name, I pray.And He said, Why is it that you ask about My name? And He blessed him there. 30 So Jacob called the name of the place…” now notice who he was wresting with, he   “…called the name of the place Peniel: For I have seen God face to face, and my life is preserved.’…”
Who was Jacob struggling with?  He was struggling with God.  Are God's people who go through the time of trouble going to be  struggling with God in the midst of the worst suffering in human history, having lost everything, like the widow,  destitute of human support? Absolutely. 

Dikatakan di Kejadian 32:24, 24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri…” perhatikan bahwa dia di sana bersedih seorang diri, “…Dan seorang Laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 25 Ketika Orang itu melihat, bahwa Ia tidak dapat mengalahkannya, Ia memegang sendi pangkal paha Yakub…”   nah, apakah kalian melihat bahwa Malaikat itu tidak mengalahkan Yakub? Jadi apa yang dilakukan Malaikat itu? Dia memegang lekuk panggulnya, “…dan sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan Orang itu. 26 Lalu kata Orang itu: ‘Biarkanlah Aku pergi, karena fajar telah menyingsing.’ Sahut Yakub: ‘Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, kecuali Engkau memberkati aku.’ 27 Bertanyalah Orang itu kepadanya: ‘Siapakah namamu?’ Sahutnya: ‘Yakub.’ 28 Lalu kata Orang itu: ‘Namamu tidak akan disebut Yakub lagi tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau telah unggul.’…”  cara lain menerjemahkan ini ialah “kamu sudah menang”, “…29 Bertanyalah Yakub: ‘Tolong beritahukan namaMu.’ Tetapi sahutNya: ‘Mengapa engkau menanyakan namaKu?’ Lalu diberkatiNyalah Yakub di situ. 30 Maka Yakub menamai tempat itu…”  sekarang simak siapa yang telab bergumul dengan dia, Yakub “…menamai tempat itu Pniel, ‘sebab aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku telah dipelihara.’…”
Dengan siapa Yakub bergumul? Dia bergumul dengan Allah.
Apakah umat Allah yang melalui masa kesukaran akan bergumul dengan Allah di tengah-tengah penderitaan yang paling parah dalam sejarah dunia, setelah kehilangan semua miliknya seperti si janda, sama sekali tidak memiliki dukungan manusia? Tentu saja.


By the way, this period is described in  Daniel 12:1, where it says: 1 At that time Michael shall stand up…” Michael is a symbol of Christ,  “…Michael shall stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people. And there shall be a time of trouble such as never was since there was a nation even to that time. And at that time your people shall be…”  what?  “…your people shall be delivered, every one who is found written in the book.
Are God's people going to go through the tribulation?  They most certainly are.  It says that there will be a time of trouble such as there  was never in the history of the world since there was a nation.  But then it says, at that time, in the time of trouble,  God will deliver His people.  And so the experience of Jacob foreshadows the experience of God's people in the end time. As Jacob refused to let go of the hand of God,  so God's people will refuse to let go of God's hand until  He answers their pleas over their adversary. 

Nah, masa ini digambarkarkan di Daniel 12:1 di mana dikatakan, 1 Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan…”  diapakan?   “…diselamatkan, yakni setiap orang yang namanya didapati tertulis dalam Kitab itu.”
Apakah umat Allah akan melalui suatu masa kesukaran? Pasti. Dikatakan akan ada suatu masa kesukaran seperti yang belum pernah ada dalam sejarah dunia sejak adanya suatu bangsa. Tetapi kemudian dikatakan, pada waktu itu, pada waktu kesukaran itu, Allah akan menyelamatkan umatNya. Maka pengalaman Yakub merupakan bayangan pendahulu pengalaman umat Allah di akhir zaman. Sebagaimana Yakub menolak melepaskan tangan Allah, maka demikian pulalah umat Allah akan menolak melepaskan tangan Allah sampai Allah menjawab permohonan mereka mengalahkan musuh mereka.


There's another Bible story, Old Testament story,  that illustrates this period.  It's the story of Job.  Now let me ask you, if we apply the symbols of the parable  who would the widow represent in the story of Job?  Of course it would represent whom? Job. Did Job lose everything? Yes? Friends? The support of his  wife? Health? Possessions?  He lost everything, right?  He was totally destitute like this widow.  Did he have an adversary who was the one who took everything? Who was it? the Devil was the adversary;  took everything from him. Did Job cry out day and night for justice over his adversary? He most certainly did.  And God answered immediately?  The first time that he prayed, God answered him,  and gave him everything back? No!  Did Job keep on coming, and coming, and coming,  and not give up? He most certainly did.  And what did God do eventually? The Bible says that God eventually avenged him over his adversary. 
You know, the faith of Job is illustrated in his expression that's found in Job 13:15, where he says: “15 Though He slay me, yet will I trust Him…”  
In other words, he has this faith of the widow.  He has absolutely nothing to lean on.  His adversary has taken everything from him.  He cries out day and night for deliverance from his adversary.  God delays, but he doesn't give up.  And eventually God, at the end of the story, gives Job what he  lost, plus another amount equal to it.  He gave him twice as much, in other words.  He answered the pleas of His servant. 

Ada kisah lain di Alkitab, kisah Perjanjian Lama, yang menggambarkan masa ini. Kisah Ayub. Sekarang coba saya tanya, jika kita mengaplikasikan simbol-simbol perumpamaan di atas, siapa yang dilambangkan si janda dalam kisah Ayub? Tentu saja melambangkan siapa? Ayub. Apakah Ayub kehilangan segalanya? Ya? Teman-temannya? Dukungan istrinya? Kesehatannya? Hartanya? Dia kehilangan semuanya, kan? Dia sama sekali tidak punya apa-apa seperti janda itu.
Apakah Ayub punya musuh yang telah mengambil semuanya? Siapa itu? Iblislah musuhnya, yang telah mengambil semuanya dari Ayub.
Apakah Ayub berseru siang-malam minta keadilan atas musuhnya? Betul sekali. Dan Allah segera menjawabnya? Pertama kalinya dia berdoa Allah menjawabnya dan mengembalikan semua miliknya? Tidak! Apakah Ayub datang lagi, datang lagi, datang lagi dan tidak menyerah? Betul sekali. Dan apa yang dilakukan Allah akhirnya?
Alkitab berkata akhirnya Allah membalaskan dia terhadap musuhnya.
Kalian tahu, iman Ayub digambarkan dalam ungkapannya yang ada di Ayub 13:15 di mana dia berkata, 15 Walaupun Dia membunuhku, namun aku akan tetap berserah padaNya…
Dengan kata lain, Ayub memiliki iman janda itu. Dia sama sekali tidak punya sandaran. Musuhnya telah mengambil semua darinya. Dia berseru siang-malam supaya diselamatkan dari musuhnya. Allah menunda, tetapi Ayub tidak menyerah. Dan akhirnya pada akhir kisah itu, Allah memberi Ayub apa yang telah hilang darinya, ditambah takaran kedua yang sama. Dengan kata lain Allah memberi Ayub dua kali lebih banyak. Allah menjawab permohonan hambaNya.


Are God's people going to receive far more than they had  on this earth after the period of tribulation?  They most certainly are.  Because the things in this world really don't count.  They don't matter, because everything is going to burn up, folks.  It's only our faith and trust in God that is going to carry us  through the period of the tribulation that  the Bible speaks of. 

Apakah setelah masa kesukaran itu umat Allah akan menerima jauh lebih banyak daripada apa yang pernah mereka miliki di dunia ini? Pasti. Karena hal-hal dunia ini tidak sungguh-sungguh masuk hitungan, semua itu tidak ada artinya karena semua itu akan dibakar habis, Saudara-saudara. Hanya iman kita dan keyakinan kita dalam Allah yang akan membawa kita melewati masa kesukaran yang dikatakan Alkitab.

You know, there's another story in the Old Testament  that illustrates this same period.  See we have several: we have the story of Jacob,  we have the story of Job, and we also have the story of the  three young men in the fiery furnace.  Who would the widow represent in that story?  The three young men, right?  Who would the adversary be?  Well, behind the scenes it would be the Devil, but who, specifically, historically?  It would be Nebuchadnezzar, right?  Were these three young men, men of prayer?  Did they have that persevering, unshakable, and unbreakable  faith in the face of death?  They most certainly did.  And when they come before king Nebuchadnezzar, Nebuchadnezzar  says, Don't you know that we can kill you? They say, Yeah, we know you can.  But the God whom we serve will deliver us. And from your hand He will deliver us.  But if He doesn't, nevertheless, we still serve Him.  Whether we live, or whether we die, our mind is made up. 
Is this the kind of patience of the saints that this  parable is talking about?  Most certainly, yes. 
Now, did God answer the pleas of the three young men immediately?  Could God have delivered them before they were  thrown into the fire?  Could God have given Nebuchadnezzar a heart attack? He most certainly could have.  He could have made it much easier for them not to go  through the furnace.  And yet the Bible says that even though they had a close  relationship with God, and their minds were made up,  that they were going to be faithful to God, no matter what,  they had to go through the furnace of fire.  Were their pleas finally answered by God?  They most certainly were answered, and they were rewarded by God. 

Kalian tahu, ada kisah lain di Perjanjian Lama yang menggambarkan masa yang sama ini. Lihat, ada beberapa: ada kisah Yakub, ada kisah Ayub, dan juga ada kisah ketiga pemuda dalam tungku api.
Siapa yang dilambangkan janda itu dalam kisah ini? Ketiga pemuda itu, kan?
Siapa yang jadi musuhnya? Nah, di belakang layar, ya si Iblis; tetapi dalam sejarah khususnya siapa? Tentunya Nebukadnezar, bukan?
Apakah ketiga pemuda itu suka berdoa? Apakah mereka memiliki iman yang gigih, yang tidak goyah, tidak terpatahkan walaupun di bawah ancaman maut? Betul sekali. Dan ketika mereka menghadap raja Nebukadnezar, Nebukadnezar berkata, “Tidakkah kalian tahu kami berkuasa membunuh kalian?” Mereka berkata, “Ya, kami tahu raja bisa, tetapi Allah yang kami sembah akan menyelamatkan kami, Allah akan menyelamatkan kami dari tangan raja. Tetapi, kalaupun tidak, bagaimana pun juga kami tetap akan menyembah Dia, apakah kami hidup atau mati, kami telah membuat keputusan.” Apakah ini keuletan orang-orang kudus yang dibicarakan perumpamaan tersebut? Jelas sekali iya.
Sekarang, apakah Allah segera menjawab permohonan ketiga pemuda itu? Bisakah Allah menyelamatkan mereka sebelum mereka dilemparkan ke dalam api? Bisakah Allah memberi Nebukadnezar serangan jantung? Pasti bisa. Allah bisa membuatnya lebih mudah bagi ketiga pemuda itu agar tidak mengalami masuk tungku api. Namun Alkitab berkata bahwa walaupun mereka memiliki hubungan yang erat dengan Allah dan hati mereka sudah mantap akan tetap setia kepada Allah apa pun resikonya, mereka tetap harus menjalani masuk ke tungku api. Apakah akhirnya permohonan mereka dijawab oleh Allah? Benar sekali permohonan mereka dijawab dan mereka mendapat penghargaan dari Allah.


We have New Testament examples of this period of human history.  Do you remember this woman from Canaan?  She wasn't a Jew, and she had a daughter who was severely ill.  And so she's following Jesus, and she said, Jesus,  please heal my daughter. And do you know what Jesus does first?  He continues walking, and acts like He's not hearing anything.  But she continues pursuing.  And she says, Please hear me! My daughter is sick! Please heal my daughter!  And then she hears the disciples say, Lord, this is embarrassing. Send her away! I don't know about you, but I wouldn’t have thought twice about leaving at that point.  But she didn't. She kept on coming.  And then Jesus says out loud, I'm not sent but to the lost sheep of the house of Israel.  I'm out of there by then. Jesus is saying, I wasn't sent to save Canaanites like you. I was sent to the lost sheep of the house of Israel.  But she doesn't give up.  She continues coming to Jesus. And she says, Lord, please save my daughter.  And then Jesus caps it all off by saying, It's not good to take the bread of the children of the kingdom and give it to the dogs. It appears like Jesus had called her a dog. I'm definitely out of there by then.  But this woman had the type of faith that is  described in this parable.  She knew that Jesus wasn't that way.  Her answer was delayed, but she was not about to give up.  And was her faith rewarded because she persevered?  Absolutely.

Di Perjanjian Baru juga ada contoh-contoh periode ini dalam sejarah dunia. Apakah kalian ingat perempuan dari Kanaan? Dia bukan orang Yahudi, dan dia memiliki seorang anak perempuan yang sakit keras. Maka dia menguntit Yesus dan dia berkata, “Yesus, tolong sembuhkan anak perempuanku.” Dan tahukah kalian apa yang dilakukan Yesus lebih dulu? Yesus terus saja berjalan, seolah-olah Dia tidak mendengar apa-apa. Tetapi perempuan itu terus mengejar, dan dia berkata, “Tolong dengar saya! Anak perempuan saya sakit, tolong sembuhkan anak perempuan saya!” Kemudian perempuan itu mendengar murid-murid berkata, “Tuhan, ini memalukan, usirlah dia!” Entah bagaimana andai itu kalian, tetapi andai itu saya, saat itu saya akan berpikir dua kali untuk pergi dari sana. Tetapi perempuan itu tidak, dia terus saja datang. Kemudian Yesus berkata dengan suara keras, “Aku hanya dikirim kepada domba-domba Israel yang sesat.” Andai saya, saya sudah hengkang dari sana. Yesus berkata, “Aku tidak dikirim untuk menyelamatkan orang-orang Kanaan seperti kamu. Aku dikirim kepada domba-domba sesat di Israel.” Tapi perempuan itu tidak menyerah. Dia terus datang ke Yesus dan berkata, “Tuhan, tolong selamatkan anak perempuan saya.” Lalu Yesus membuatnya lebih parah dengan berkata, “Tidak baik mengambil roti dari anak-anak kerajaan dan memberikannya kepada anjing.” Sepertinya Yesus menyebut perempuan itu anjing. Andai saya, sudah pasti saya hengkang dari sana saat itu. Tetapi perempuan itu memiliki iman seperti yang digambarkan dalam perumpamaan tadi. Dia tahu Yesus tidak seperti itu. Jawaban untuknya ditunda, tetapi dia belum bersedia menyerah. Dan apakah imannya mendapatkan ganjaran karena dia gigih? Betul sekali.


Of course, the greatest example, folks,  of this period is the experience of Jesus.  When Jesus went through the experience in the garden of Gethsemane, when He pleaded with His Father, if it be possible to take away the cup, please take it away.  Was everything taken away from Jesus?  Did He lose everything? He lost His friends, He lost even the clothing that He had  on, because He hung between heaven and earth  naked on the cross.  He had no earthly support.  His feet were not even on the earth.  And when He was on the cross, He cried out to His Father, My God, My God, why hast Thou forsaken Me? He pleaded for the Father to deliver Him.  Did the Father immediately deliver Him? No.  Because the Bible says that He died.  There was a delay.  But was His faith eventually rewarded over the enemy?  Absolutely. When Jesus came forth from the tomb and He said, I am the resurrection and the life, His faith, and His trust in His Father, and His continuous coming to  His Father was rewarded. 

Tentu saja, Saudara-saudara, contoh terbesar periode ini adalah pengalaman Yesus. Ketika Yesus melalui pengalaman di taman Getsemani, ketika Dia memohon BapaNya, seandainya mungkin cawan itu boleh diangkat, tolong angkatlah cawan itu. Apakah semuanya sudah diambil dari Yesus? Apakah Yesus sudah kehilangan semuanya? Dia kehilangan teman-temanNya, Dia bahkan kehilangan pakaian yang dikenakanNya karena Dia tergantung antara langit dan bumi di atas salib dalam keadaan telanjang. Dia tidak memiliki dukungan dunia. Bahkan kakiNya saja tidak menyentuh bumi. Dan ketika Dia di atas salib, Dia berseru kepada BapaNya, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Dia memohon BapaNya untuk menyelamatkanNya. Apakah Bapa segera menyelamatkanNya? Tidak. Karena Alkitab berkata Dia mati. Ada penundaan. Tetapi apakah akhirnya imanNya mendapat balasan di atas musuhnya? Betul sekali. Ketika Yesus keluar dari kubur dan Dia berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup”, imanNya, dan keyakinanNya dalam BapaNya, dan tindakanNya yang terus-menerus datang pada BapaNya, mendapat balasan.


I'd like to read from Hebrews 5:7, Hebrews 5:7, where this suffering of Jesus is described. It says there this: 7 Who in the days of his flesh...  that means while He was on this earth “...when He had offered up…” notice, “…prayers and supplications, with vehement cries, and tears to Him who was able to save Him from death… was He saved from death at that moment?  Was He saved from dying? No. He was saved from death when He resurrected, but He was allowed to go through the experience of death.  He was not delivered from death when He actually died, on what is called Good Friday.  And so it says, “…with vehement cries and tears to Him who was able to save Him from death, and was heard  because of his godly fear...  Now why did God allow Jesus to go through this?  Notice verse 8,  8 Though He was a Son...  And it should not be a son, “…though He was Son…”,  a special Son. It says, “…Yet He learned…” what?  “…He learned obedience by the things which He suffered… 

Saya ingin membaca dari Ibrani 5:7, di mana penderitaan Yesus digambarkan. Dikatakan begini di sana, 7  yang di masa hari-hariNya dalam daging…” artinya sementara Dia hidup di dunia, “…ketika Ia telah mempersembahkan…” simak,“…doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut…    apakah Dia diselamatkan dari kematian saat itu? Apakah Dia diselamatkan dari menjalani kematian? Tidak, Dia diselamatkan dari kematian ketika Dia bangkit, tetapi Dia diizinkan melalui pengalaman mati. Dia tidak diselamatkan dari kematian pada saat Dia mati, pada hari yang disebut Jumat Agung. Maka dikatakan, “…dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan…” Nah, mengapa Allah mengizinkan Yesus mengalami ini? Simak ayat 8, “…8 Dan sekali pun Ia seorang Anak…” seharusnya bukan “seorang” anak, “…8 Dan sekali pun Ia Anak…” anak yang istimewa. Dikatakan, “…namun Ia telah belajar…”  apa?   “…taat, dari apa yang telah diderita-Nya.”
   

Is the delay during the time of trouble a blessing or a curse?  It must be a blessing because these are God's people; they're faithful, they're sealed.  God is not going to curse them.  But God knows that the best answer to their prayers  is to delay the answer, so that they learn to  totally trust in Him. 

Apakah penundaan selama masa kesukaran itu suatu berkat atau kutuk? Seharusnya berkat karena mereka itu umat Allah, mereka setia, mereka telah dimeteraikan. Allah tidak akan mengutuk mereka. Tetapi Allah tahu jawaban yang paling tepat untuk doa-doa mereka ialah menunda jawaban, dengan demikian mereka belajar untuk berserah penuh padaNya.


Ellen White says in The Great Controversy,  that all earthliness must be consumed.  No, and it's not worldliness.  She doesn't say all worldliness must be consumed,  she says all earthliness.  In other words, everything that links them, or connects them to Planet Earth must be consumed.  In other words, their hearts must be totally and completely in heaven. 

Dalam The Great Controversy, Ellen White berkata bahwa semua hubungan dengan dunia harus habis. Bukan, bukan “keduniawian”, Ellen White tidak berkata semua “keduniawian” harus habis, dia berkata “semua hubungan dengan dunia”. Dengan kata lain, segala yang mengaitkan mereka atau yang menghubungkan mereka kepada planet bumi, harus habis. Dengan kata lain hati mereka harus seluruhnya dan sepenuhnya ada di Surga.


You know what, Job understood very well the reason for his suffering.  Notice what he says in Job 23:10. He says, “10 …when He…” that is when God “…has tested me, I shall come forth as…” what?  “…as gold.”

Kalian tahu, Ayub sangat mengerti alasan penderitaannya. Simak apa yang dikatakan di Ayub 23:10, dia berkata, 10 …setelah Ia…”  yaitu Allah, “…menguji aku, aku akan keluar seperti…”  apa?   “…emas.”


So going through the fire is a refining process.  Notice what we find in Isaiah 48:10.  God says: 10 Behold, I have refined you, but not as silver.  I have tested you in the furnace of…” what?  “…in the furnace of affliction. 
I'd like to read a statement that we find in a wonderful book where you have a commentary on the parables. This is Christ's Object Lessons, Page 175. 
Some people say, why do we need to suffer?  I mean, why so much pain?  Why when I pray to God, doesn't God answer my prayers?  Well, let me tell you something, folks, when we pray and ask God  for something, God answers in one of three ways:  He answers yes, or He answers no, or He answers wait. And the problem is we take wait as a no answer.  But God knows when it's best for Him to wait.  Because we learned to trust in Him.  That's the reason why He allows God's people to go through the tribulation in the end time; to reveal to the world that even  though the worst may come to them; they lose everything, the adversary takes everything they have, God is going to prove to the universe that He has a group  of people who are absolutely loyal to Him,  though the heavens fall. 
And the challenges of the Devil against God are going to be  answered once and for all. There will be a whole generation of saints who will be faithful to God in the worst circumstances; even willing to  face death if necessary. 

Jadi masuk ke api tungku adalah suatu proses pemurnian. Simak apa yang kita dapati di Yesaya 48:10. Allah berkata, 10 Lihatlah, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak. Aku telah menguji engkau dalam dapur…”  apa? “…dapur kesengsaraan.”
Saya ingn membacakan suatu pernyataan yang ada di buku yang menarik di mana terdapat komentar-komentar tentang perumpamaan-perumpamaan. Ini Christ’s Object Lessons, hal. 175.
Ada yang berkata, kenapa kita harus menderita? Maksudnya, mengapa harus ada begitu banyak kesedihan? Mengapa saat saya berdoa kepada Allah, Allah tidak menjawabnya?
Nah, saya akan katakan, Saudara-saudara, pada waktu kita berdoa dan minta Allah melakukan sesuatu, Allah menjawab dengan satu dari tiga cara: Dia menjawab “Ya”, atau Dia menjawab “Tidak”, atau Dia menjawab “Tunggu.” Dan masalahnya ialah kita menganggap “tunggu” sebagai “tidak”. Tetapi Allah tahu kapan saat yang terbaik bagiNya untuk menunggu. Karena kita belajar menaruh kepercayaan padaNya. Itulah alasan mengapa Allah mengizinkan umatNya melalui masa kesukaran pada akhir zaman; guna menyatakan kepada dunia bahwa walaupun mereka akan mengalami yang terburuk, mereka kehilangan segalanya, si musuh mengambil semua milik mereka, Allah akan membuktikan kepada alam semesta bahwa Dia memiliki satu kelompok umat yang sepenuhnya setia kepadaNya, walaupun langit runtuh. Dan tuduhan Iblis terhadap Allah akan terjawab selama-lamanya. Akan ada satu generasi orang-orang kudus yang setia kepada Allah dalam kondisi yang terburuk; yang bahkan siap menghadapi kematian bila perlu.


Christ's Object Lessons, 175.  The Lord permits trials in order that we may be cleansed from earthliness, from selfishness, from harsh un-Christlike traits of character… Let me ask you, when gold is tried in the fire, or refined in the fire, what do they throw in the fire? only gold? No.  There's all kinds of:  there's stones, and there's dirt.  What happens with all the dirt and the stones, and everything?  They're all burned up.  And what comes out on the other side? pure gold. So she says, “…The Lord permits trials in order that we may be  cleansed from earthliness, from selfishness, from harsh  un-Christlike traits of character. He suffers the deep waters of affliction to go over our souls in order that we may know Him, and Jesus Christ whom He has sent, in order that we may have deep heart longings  to be cleansed from defilement, and may come forth  from the trial purer, holier, happier.  Often we enter the furnace of trial with our souls darkened with selfishness.  But if patient...  notice the key word, “…but if patient under the crucial test, we shall come forth reflecting the divine character. 

Christ’s Object Lessons, 175, “Tuhan mengizinkan ujian agar kita boleh dibersihkan dari semua yang berkaitan dengan dunia, dari cinta diri, dari tabiat yang keras yang tidak menyerupai sifat Kristus…” Coba saya tanya, bila emas diuji dalam api, atau dimurnikan dalam api, apa yang dilemparkan masuk ke dalam api? Hanya emas? Tidak. Ada banyak hal lain, ada batu-batu, ada kotoran. Apa yang terjadi dengan semua kotoran, batu, dan segalanya? Semuanya habis terbakar. Dan apa yang keluar setelah itu? Emas murni. Maka Ellen White berkata, “Tuhan mengizinkan ujian agar kita boleh dibersihkan dari semua yang berkaitan dengan dunia, dari cinta diri, dari tabiat yang keras yang tidak menyerupai sifat Kristus. Allah mengalami bagian penderitaan yang paling berat untuk mencapai jiwa kita supaya kita boleh mengenalNya, dan Yesus Kristus yang diutusNya, agar kita memiliki kerinduan yang mendalam untuk dibersihkan dari pencemaran, dan boleh keluar dari ujian itu lebih murni, lebih suci, lebih bahagia. Kita sering masuk ke dalam tungku ujian dengan hati yang digelapkan oleh cinta diri, tetapi bila kita ulet…”  simak kata kuncinya, “…bila kita ulet di saat ujian yang menentukan, kita akan keluar dari sana memantulkan karakter ilahi.”


So is suffering a blessing?  Will the delay during the time of trouble be a blessing for God's people?  It most certainly will be. 
But do we need to withstand delays today in smaller things in our lives? Yes.  This is rehearsal, folks.  Let's not get aggravated over our little trials and tribulations.  You know,
we might lose a job, and we might have some family strife, and we might have loss of money in the  stock market, or whatever.  You know, let's not get bent out of shape over all of that.  Let's trust in God. Let's continue coming to Him in times of relative prosperity,  because the time is coming when we'll have to come to Him  in times of severe crisis and adversity. 

Jadi apakah penderitaan itu suatu berkat? Akankah penundaan selama masa kesukaran menjadi berkat bagi umat Allah? Pastilah demikian.
Tetapi apakah kita perlu menerima penundaan sekarang ini dalam masalah-masalah yang lebih kecil dalam hidup kita? Iya. Inilah saatnya berlatih, Saudara-saudara. Janganlah kita menjadi jengkel dengan ujian-ujian dan kesukaran-kesukaran kecil kita. Yah, mungkin kita kehilangan pekerjaan, mungkin ada pertengkaran dalam keluarga, mungkin kita kehilangan uang di bursa saham, atau apalah. Janganlah kita sampai terpengaruh karena semua itu. Marilah kita mempercayai Allah. Marilah kita terus datang kepadaNya dalam masa yang relatif sejahtera ini, karena saatnya akan tiba ketika kita harus datang kepadaNya di masa krisis dan kesukaran besar.


So, once again, I ask the question, when Jesus ended the  parable He finished with the question, Nevertheless when the Son of man comes, will He find faith in the earth?  In other words, will He find this kind of faith? The faith that is illustrated by the widow, by Jacob, by Job, by the three young men in the furnace, by the Canaanite woman, by Jesus, who kept on coming, and coming.  Jesus says, when the Son of man comes, will He find this kind of  faith and patience, perseverance on the earth?  Unfortunately, the parable ends with the question. And you wonder, as you read the parable, whether this question is answered yes or no.  Is God going to have a group on the earth that will have the  kind of faith that this widow had?  Well, I praise the Lord that the answer is not found in Luke 18,  but it is found in Revelation. 

Jadi sekali lagi, saya bertanya, ketika Yesus mengakhiri perumpamaanNya, Dia mengakhirinya dengan pertanyaan, Namun demikian, ketika Anak Manusia itu datang, akankah Ia benar-benar menemui iman di bumi?”  Dengan kata lain, akankah Dia menemui iman semacam itu? Iman yang diilustrasikan oleh si janda, oleh Yakub, oleh Ayub, oleh ketiga pemuda yang di dalam tungku api, oleh perempuan Kanaan, oleh Yesus, yang terus-menerus datang dan terus datang? Yesus berkata, ketika Anak Manusia datang, akankah Dia menemui iman dan keuletan, kegigihan seperti ini di dunia? Sayangnya perumpamaan itu berakhir dengan sebuah pertanyaan. Dan saat kita membaca perumpamaan itu, kita bertanya-tanya apakah pertanyaan ini dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Apakah Allah akan memiliki suatu kelompok di bumi yang akan mempunyai iman seperti yang dipunyai si janda itu? Nah, puji Tuhan jawabannya tidak ada di Lukas pasal 18, tetapi ada di Wahyu.


The two verses that we began our study with today:  Revelation 13:10, Revelation 13:10.  Is God going to have a people who have this characteristic?  Absolutely. It says there, He who leads into captivity  shall go into captivity.  He who kills with the sword, must be killed with the sword. Here is the patience and the faith of the saints.Is God going to have a group who have the faith and patience of the saints in the midst of the trial? Absolutely. And as we read at the conclusion of the third angel's message,  immediately after God has spoken about the beast, his image,  his mark, the number of his name, we find this declaration.  There is going to be a group who will have this kind of faith.  It says there in Revelation 14:12, Here is the  patience of the saints.  Here are those who keep the commandments of God,  and the faith of Jesus. 

Kedua ayat yang mengawali pelajaran kita hari ini, Wahyu 13:10, apakah Allah akan memiliki umat yang mempunyai tabiat ini? Pasti. Dikatakan di sana, 10 Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan; dia yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Di sinilah keuletan dan iman orang-orang kudus.” Akankah Allah memiliki suatu kelompok yang punya iman dan keuletan orang-orang kudus di tengah pencobaan? Pasti. Dan ketika kita membaca kesimpulan pekabaran malaikat ketiga, segera setelah Allah berbicara tentang Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya, kita mendapati pernyataan ini. Akan ada suatu kelompok yang memiliki iman semacam itu. Dikatakan di Wahyu 14:12, 12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan imannya Yesus.”


So what is the answer to the question that Jesus  asked in this parable?  Will He find faith?  Will He find the patience of the saints on the earth?  The answer in the book of Revelation is a resounding yes”! 
And the question is, will we be among those who have the patience of the saints?

Jadi apa jawaban kepada pertanyaan yang diajukan Yesus dalam perumpamaan itu? Akankah Dia menemui iman? Akankah Dia menemui keuletan orang-orang kudus di bumi? Jawaban yang ada di kitab Wahyu ialah suatu “ya” yang menggema!
Lalu pertanyaannya, apakah kita akan berada di antara mereka yang memiliki keuletan orang-orang kudus?





07.04.19