Saturday, October 29, 2016

EMERGING SPIRITUALITY 01 ~ THE FIRST POST MODERN ~ STEPHEN BOHR

EMERGING SPIRITUALITY_01__
Stephen Bohr  ~  Summit 2015
THE FIRST POST MODERN

Dibuka dengan doa.


The opening presentation this evening is meant to set the tone for everything that we are going to discuss throughout the course of this weekend. Probably many of you are aware that  the SDA church is presently in a crisis. There are many counterfeit worship styles and counterfeit ways of approaching God that are coming into the church. And we have called it “Emerging Spirituality”, it has different names you know, and it deals with the Emerging Church Movement, with Contemplative Prayer, with Spiritual Formation, it has different names, but basically it all boils down to the same idea.

Tujuan presentasi pembuka malam ini ialah untuk menetapkan plafon bagi segala yang akan kita bahas selama akhir pekan ini. Kira-kira banyak dari kalian sudah menyadari bahwa gereja MAHK saat ini sedang menghadapi krisis. Ada banyak bentuk cara penyembahan palsu dan cara palsu yang dipakai untuk menghampiri Allah yang mulai masuk ke dalam gereja. Dan kita menyebutnya “Emerging Spirituality” (Kerohanian Baru). Namanya banyak, dan ini berkaitan dengan the Emerging Church Movement (Gerakan Emerging Church), dengan Contemplative Prayer (Doa Kontemplasi), dengan Spiritual Formation (Formasi Kerohanian). Namanya banyak, tetapi pada dasarnya konsep intinya sama.


I would like to begin this evening, and the title of my presentation is The First Post Modern. And I want to begin by reading a statement that we find in Vol.10 of Manuscript Releases pg. 162. And you know, I debated whether to give you all of these in written form as I have done in previous years, but I think that it makes people kind of lazy, and so now you have to take out your pen and you have to write everything out, but I can send you the lecture afterward by email, and so if you make a request we’ll be glad to do that.

Malam ini saya ingin mengawalinya, dan judul presentasi saya adalah “The First Post Modern” (Pemikiran Pasca Modern yang Pertama). Dan saya akan mulai dengan membacakan pernyataan yang ada di Manuscript Releases Vol. 10, hal. 162. Tahukah kalian, saya telah mempertimbangkan untuk memberikan semua ini kepada kalian dalam bentuk tertulis sebagaimana yang saya lakukan di tahun-tahun kemarin, tetapi saya pikir itu telah membuat orang menjadi malas, maka sekarang kalian harus mengambil pen kalian dan menulis sendiri segalanya, namun saya bisa mengirimkan ceramah ini nanti lewat email. Jadi jika kalian mengajukan permintaan, kami akan mengirimkannya dengan senang hati.


Here Ellen White states the following “If the angels  were deceived by Lucifer's ingenious methods of misrepresenting God…”  by the way in a perfect universe,  “…if Adam and Eve were deceived by his declaration that God was withholding from them the higher education that would make them as gods…”  in a perfect garden, mind you,   “…is there not danger that men today will be deceived?”
In other words if the Devil deceived angels in a perfect universe, if he deceived Adam and Eve in a perfect garden, is it not likely that he would be able to deceive people in the world today?
And then Ellen White makes this recommendation, “Please read the first chapter of  Patriarchs and Prophets and see if the precious truths contained in this book are not given by the Lord to protect His people from deceptions that are urged upon them just now.” 
So there is something special in the book Patriarchs and Prophets and particularly in the first chapter which deals with the origin of sin. The title of it is “Why Was Sin Permitted?” And so Ellen White draws our attention to this chapter, she says we must study this chapter, because if the Devil was able to deceive angels in a perfect universe, Adam and Even in a perfect garden, it will be a piece of cake for him to deceive us today.

Di sini Ellen White menyatakan yang berikut, “Jika malaikat-malaikat tertipu oleh metode Lucifer yang licik dalam menggambarkan Allah…” ingat, itu terjadi di alam semesta yang sempurna, “…dan jika Adam dan Hawa telah tertipu oleh pernyataan Lucifer bahwa Allah telah menyembunyikan pengetahuan yang lebih tinggi dari mereka yang bisa membuat mereka menjadi seperti dewa-dewa…” perhatikan itu terjadi di dalam sebuah taman yang sempurna, “…tidakkah ada bahaya manusia hari ini juga akan tertipu?”
Dengan kata lain, jika Iblis bisa menipu para malaikat di alam semesta yang sempurna, dan jika Iblis bisa menipu Adam dan Hawa di dalam taman yang sempurna, apakah tidak sangat mungkin Iblis akan bisa menipu manusia di dunia ini sekarang?
Lalu Ellen White membuat rekomendasi ini, “Harap membaca bab pertama Patriarchs and Prophets, dan periksalah apakah kebenaran yang terdapat dalam buku ini tidak diberikan oleh Tuhan untuk melindungi umatnya dari penipuan yang disodorkan kepada mereka sekarang ini.”
Jadi, ada sesuatu yang istimewa di buku Patriarchs and Prophets, terutama di bab pertama yang membahas tentang asal usul dosa. Judul bab itu adalah “Why Was Sin Permitted?” (Mengapa Dosa Diizinkan Ada?) Jadi Ellen White membawa perhatian kita ke bab ini. Dia berkata, kita harus mempelajari bab ini karena jika Iblis berhasil menipu para malaikat di alam semesta yang sempurna; dan Adam serta Hawa dalam taman yang sempurna, maka sangatlah mudah bagi Iblis untuk menipu kita sekarang.


Now, we are all acquainted with Ephesians 6:11 where the apostle Paul states the following 11 Put on the whole armour of God, that ye may be able to stand against the wiles of the devil.”
Now, that word “wiles” in Greek is  μεθοδεία  [methodeia] and we get the English word “methods” from it. μεθοδεία  [methodeia]  is the plural. So in other words the apostle Paul is saying, “Put on the whole armour of God that you may be able to stand against the methods or the techniques of the Devil.” So the Devil has methods or techniques to lead people into sin.

Nah, kita semua sudah kenal Efesus 6:11 di mana rasul Paulus menyatakan sbb.: Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”
Nah, kata yang diterjemahkan “tipu muslihat” dalam bahasa Greeka adalah μεθοδεία  [methodeia]  dan darinya kita mendapat kata “metode”. μεθοδεία  [methodeia] itu bentuk jamaknya. Maka dengan kata lain, rasul Paulus berkata, Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan metode-metode [cara-cara] atau teknik-teknik Iblis.”
Jadi Iblis memiliki metode-metode atau teknik-teknik untuk mengajak orang berbuat dosa.


In Genesis 3:13 ~ and I am reading from the KJV because there is a special little word here that I love from the KJ ~ this is speaking about God coming to Eve and asking her what she had done in listening to the serpent’s voice. And this is what we are told in Genesis 3:13: 13 And the LORD God said unto the woman, ‘What is this that thou hast done?’ And the woman said, ‘The serpent…” here is the word: “…beguiled me…”  basically it means “deceived” it’s an old English word, we don’t use it very much anymore.   “…’The serpent beguiled me, and I did eat.’”
The apostle Paul reminisces about this episode in the book of Genesis in 2 Corinthians 11:3, I am also reading once again from the KJV. This is what the apostle Paul explains, 3 But I fear, lest by any means, as the serpent beguiled Eve through his subtlety…”  notice, he beguiled Eve through his subtlety, “…so your minds should be corrupted from the simplicity that is in Christ.”
So once again the apostle Paul here is comparing the subtlety of the Devil at the very beginning and he is saying, “I fear that the same might happen with you…” the Corinthians.

Di Kejadian 3:13 ~ dan saya sedang membaca dari KJV karena di situ ada sebuah kata kecil yang saya sukai ~ ini berbicara tentang Allah yang menghampiri Hawa untuk bertanya apa yang telah dilakukannya sebagai akibat mendengarkan suara si ular. Dan inilah yang kita dapati di Kejadian 3:13,  “Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini?’ Jawab perempuan itu: ‘Ular itu…”  inilah kata tersebut: “…yang memperdayakan aku…” pada dasarnya kata itu berarti “menipu”. Kata “beguile” adalah sebuah kata Inggris kuno, dan sudah jarang kita pakai.  “…’Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.’”
Rasul Paulus mengingat kembali tentang episode di kitab Kejadian ini dalam 2 Korintus 11:3, sekali lagi saya membacakan dari KJV. Inilah penjelasan rasul Paulus, “Tetapi aku khawatir, sekiranya dengan suatu cara, sebagaimana ular itu telah memperdaya Hawa dengan kelicikannya…”  perhatikan, ular itu memperdaya Hawa dengan kelicikannya,   “…maka pikiran kamu mungkin disesatkan dari kesederhanaan yang ada dalam Kristus…”
Jadi sekali lagi, rasul Paulus di sini membandingkan dengan kelicikan Iblis pada awalnya, dan dia berkata, “Saya khawatir hal yang sama akan terjadi padamu…” pada orang-orang Korintus.


So the questions that we need to ask are what are the Devil’s techniques and how can we protect ourselves from the Devil’s techniques?
Well, Ellen White suggests that we return to the beginning. Because if we know how the Devil tempted Adam and Eve, and tempted the angels into sin, we can know how the Devil is going to act at the end of time because the Devil is going to use the same methods at the end as he used at the beginning.
So, let’s go back to the beginning, to a perfect garden of Eden. As you know, God lavished Adam and Eve with every physical and spiritual blessing in a perfect garden as a sign of His love. God showered them with bountiful blessings. He gave them fresh air, radiant sunshine, delicious sweet water, fragrant and beautiful flowers, trees loaded with luscious fruits, animals companion, human companionship, fellowship with angels and even face to face fellowship with their very Creator. How could God lavish upon Adam and Eve more blessings than what I have just described?
It’s noteworthy that Adam and Eve of course did not earn any of these. God simply created it, created them and then gave it to them as a gift. Now it’s very important for us to realize that Adam and Eve had no proof or demonstration that God was their creator. That’s a very important point.
Adam and Eve obviously did not see God create them. Adam did not see God create him, and when God created Eve, Adam was asleep. And so they had no absolute proof that God was their creator. They had to have faith in God’s story. Were there other plausible explanations for their existence? Sure there could have been other plausible explanations, but they had no proof whatsoever that God was their creator.

Jadi pertanyaan yang perlu kita ajukan adalah, apakah teknik-tekinik Iblis dan bagaimana kita bisa melindungi diri kita dari teknik-tekniknya?
Nah, Ellen White menyarankan kita kembali ke awal. Karena jika kita  tahu bagaimana Iblis mencobai Adam dan Hawa, dan mencobai para malaikat untuk berbuat dosa, kita bisa mengetahui bagaimana Iblis akan bertindak pada akhir masa, karena pada akhir masa Iblis akan memakai metode-metode yang sudah dipakainya pada awal mula.
Jadi marilah kita kembali ke awalnya, ke sebuah taman Eden yang sempurna. Seperti yang kalian ketahui, di taman Eden yang sempurna, Allah melimpahi Adam dan Hawa dengan segala berkat jasmani dan rohani sebagai tanda kasihNya. Allah melimpahi mereka dengan berkat-berkat yang sangat banyak. Dia memberi mereka udara segar, sinar mentari yang berseri, air yang nikmat dan manis, bunga-bunga yang indah dan harum, pohon-pohon yang penuh dengan buah-buah yang lezat, persahabatan hewan-hewan, pendamping manusia, persekutuan dengan para malaikat dan bahkan persekutuan muka dengan muka dengan Pencipta mereka. Tak mungkin Allah bisa melimpahi Adam dan Hawa lebih banyak berkat lagi daripada apa yang saya sebutkan.
Penting dicatat tentunya Adam dan Hawa tidak berbuat apa-apa untuk mendapatkan satu pun dari berkat-berkat itu. Allah yang menciptakannya. Allah menciptakan mereka, lalu memberikan semuanya itu kepada mereka sebagai pemberian.
Nah, sangatlah penting bagi kita untuk menyadari bahwa Adam dan Hawa tidak punya bukti atau demonstrasi bahwa Allah adalah Pencipta mereka. Ini adalah poin yang sangat penting. Sudah jelas Adam dan Hawa tidak melihat Allah menciptakan mereka. Adam tidak melihat Allah menciptakan dia, dan ketika Allah menciptakan Hawa, Adam sedang tidur. Maka mereka tidak punya bukti mutlak bahwa Allah adalah pencipta mereka. Mereka harus mengimani cerita Allah saja. Apakah ada penjelasan lainnya yang masuk akal untuk kehadiran mereka? Tentu saja mungkin ada penjelasan yang lain. Tetapi mereka tidak memiliki bukti apa pun bahwa Allah adalah pencipta mereka.


Ellen White in Steps to Christ pg. 105 states, “Our faith must rests upon evidence, not demonstration.” And that’s true of Adam and Eve. They had all of this evidence that God was the creator, all of these wonderful gifts that God gave them, but they had no proof that God was the creator, they had not seen it with their own eyes, they had not heard it with their own ears. And so God created all of this, gave it to Adam and Eve as a gift to them, as an evidence of His love for them. However, love always desires a response. There is nothing more frustrating than love that is not responded to. You see, man was not created as we know to be a robot, he was created to respond to God’s love. There was nothing that God desired more than a response, a loving response from Adam and Eve to His love. But Adam and Eve had to choose to love God in return, and the evidence of their choice of course would be obedience to God. That’s why God said, Jesus said, “If you love Me, you will…” what? “…you will keep My commandments.”

Ellen White dalam Steps to Christ hal. 105 menyatakan, “Iman kita harus berdasarkan fakta, bukan demonstrasi (= pembuktian).” Dan itulah yang terjadi pada Adam dan Hawa. Mereka sudah memiliki semua fakta bahwa Allah itu Sang Pencipta, semua pemberian yang istimewa yang diberikan Allah kepada mereka, tetapi mereka tidak punya bukti bahwa Allah itu Sang Pencipta, mereka tidak melihatnya dengan mata mereka sendiri, mereka tidak mendengarnya dengan telinga mereka sendiri. Jadi Allah telah menciptakan semuanya itu, dan memberikannya kepada Adam dan Hawa sebagai pemberian, sebagai bukti kasihNya pada mereka.
Namun, tentu saja, kasih mengharapkan respon. Hal yang paling membuat frustrasi adalah kasih yang tidak ditanggapi. Kalian lihat, manusia, seperti yang kita ketahui, tidak diciptakan sebagai robot. Manusia diciptakan untuk bereaksi pada kasih Allah. Tidak ada yang lebih diinginkan Allah daripada suatu tanggapan, tanggapan yang penuh kasih dari Adam dan Hawa terhadap kasihNya. Tetapi Adam dan Hawa harus memilih untuk mengasihi Allah sebagai balasan, dan bukti dari pilihan mereka tentunya adalah kepatuhan kepada Allah. Itulah mengapa Allah berkata, Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan…”  apa?   “…kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”


So in Genesis, in the very Garden of Eden we have the Covenant idea from the Bible. Do you know what the Covenant formula in the Bible is? “I will be their God, and they will be My people.It appears time and again in Scriptures, that is the Covenant formula. God, created Adam and Eve, says, “I’m  your God, I love you, I gave you all of this free of charge, you didn’t earn it, but now, Adam and Eve, I want you to respond  to Me in love. I want to have a Covenant relationship with you. Because love does not only move in one direction, love moves in two directions. It requires a giver and it requires a receiver.

Jadi di kitab Kejadian, persisnya di taman Eden, kita melihat konsep Perjanjian dalam Alkitab. Tahukah kalian apa rumus Perjanjian di dalam Alkitab itu? “Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu.” Itu muncul berulang-ulang di dalam Kitab Suci. Itulah rumus Perjanjiannya. Allah yang menciptakan Adam dan Hawa, berkata, “Akulah Allahmu. Aku mengasihimu. Aku memberikan semua ini gratis kepadamu. Kamu tidak berbuat apa-apa yang layak untuk mendapatkan ini. Tetapi sekarang, Adam dan Hawa, Aku mau kamu menanggapi Aku dengan kasih. Aku mau memiliki hubungan Perjanjian denganmu. Karena kasih tidak hanya satu arah, kasih itu dua arah. Kasih membutuhkan seorang pemberi dan seorang penerima. 


So God decided to test Adam and Eve, so that they could GIVE EVIDENCE OF CHOOSING to love God. And that test is found of course in Genesis 2:15-17 and I invite you to go there with me. Genesis 2:15-17. These verses are very well known. It says,15 Then the LORD God took the man and put him in the garden of Eden to tend and keep it. 16 And the LORD God commanded the man, saying, ‘Of every tree of the garden you may freely eat; 17but of the tree of the knowledge of good and evil you shall not eat, for in the day that you eat of it you shall surely die.’"
So this is the way in which Adam and Eve would respond to God’s love. God says, “I love you, I’ve given you everything that a heart could desire and now I want you to respond to My love by obeying My commandment.”
Now, the word of God was not ambiguous was it? Was God’s command clear? It is absolutely clear. It was just as clear as the seventh day is the Sabbath. It was just as clear as the elder must be the husband of one wife. It was just as clear as male and female He created them. It was clear and it was simple. And by the way, all of the 10 Commandments were contained in principle in this one command.

Jadi Allah memutuskan untuk menguji Adam dan Hawa, agar mereka BISA MEMBERIKAN BUKTI mereka MEMILIH untuk mengasihi Allah. Dan ujian itu tentu saja adalah yang ditemukan di Kejadian 2:15-17, dan saya mengundang kalian ke sana bersama saya. Kejadian 2:15-17. Ayat-ayat ini sangat terkenal. Dikatakan, 15 Lalu TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu   16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Jadi dengan cara itulah Adam dan Hawa harus merespon kasih Allah. Allah berkata, “Aku mengasihi kamu, Aku telah memberimu segala sesuatu yang didambakan, dan sekarang Aku mau kamu merespon kasihKu dengan mematuhi perintahKu.”
Sekarang, firman Allah itu tidak ambigu, bukan? Apakah perintah Allah ini jelas? Sangat jelas. Sama jelasnya bahwa hari yang ketujuh adalah Sabat. Sama jelasnya bahwa seorang ketua haruslah suami dari satu istri. Sama jelasnya bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan.  Perintah itu jelas dan sederhana. Dan ketahuilah, semua 10 Perintah Allah itu prinsipnya terangkum di dalam satu perintah ini.


So if Adam and Eve obeyed this one command, they would be obeying all of the 10 Commandments.
You say, “How’s that?”
Well, let’s take a look at some of the commandments.
·       Did Eve think that she could become like God? Yes. What commandment is that? “You shall have no other gods before Me”, right? I’m just going to take some of them.
·       Did Eve dishonor her Creator? Yes.
·       Did she dishonor her heavenly Father?
·       Did she through tempting Adam bring death into the world? “Thou shalt not kill”?
·       Did she commit spiritual adultery by choosing a different lover?
·       Did she steal what did not belong to her?
·       Did she bear false witness about God? Yes, she did, because she said God said “We can’t even touch the fruit”, that’s bearing false witness, folks.
·       Did she covet?
When Eve disobeyed this one command, she disobeyed all the 10 Commandments. In this one commandment, in seminal form were found all of the commandments.
That’s why God says, “Hey, I love you, but if you love Me, you will…” what? “…you will keep My commandments. You will form a Covenant relationship, you will show that you love Me through obedience.”

Jadi, jika Adam dan Hawa mematuhi satu perintah ini, berarti mereka mematuhi semua 10 Perintah Allah.
Kalian berkata, “Kok bisa?”
Nah, marilah kita lihat beberapa perintah itu.
·       Apakah Hawa mengira dia bisa menjadi seperti Allah? Ya. Perintah yang mana itu? Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”, benar? Saya hanya akan mengambil beberapa contoh.
·       Apakah Hawa tidak menghormati Penciptanya? Ya.
·       Apakah Hawa tidak menghormati Bapanya yang di surga?
·       Apakah Hawa membawa masuk kematian ke dalam dunia dengan mencobai Adam? “Jangan membunuh”?
·       Apakah Hawa melakukan perzinahan rohani dengan memilih kekasih yang lain?
·       Apakah dia mencuri apa yang bukan miliknya?
·       Apakah dia bersaksi dusta mengenai Allah? Ya, karena dia mengatakan Allah berkata, “Kami bahkan tidak boleh menyentuh buah itu”, itu namanya bersaksi dusta, Saudara-saudara.
·       Apakah Hawa menginginkan yang bukan miliknya?
Ketika Hawa melanggar satu perintah ini, dia telah melanggar semua 10 Perintah Allah. Dalam satu perintah ini, kita dapati benih dari semua perintah Allah.
Itulah mengapa Allah berkata, “Hei, Aku mengasihi kamu, tetapi jika kamu mengasihi Aku, kamu akan…” apa? “…kamu akan menuruti segala perintahKu. Kamu akan membentuk suatu hubungan Perjanjian, kamu akan membuktikan bahwa kamu mengasihi Aku melalui kepatuhanmu.”


Now, it’s significant, and this is an important point, that God did not explain the reason why they couldn’t eat from that tree. Did God give them a reason why they couldn’t eat from this particular tree? No. He explained the consequences ~ if you eat you will die ~ but He did not explain the reason why they could not eat from this specific tree among all of the trees in the garden.
Ellen White explains that this tree was just as beautiful as all of the other trees. In the book Confrontation pg. 12 she says, “The forbidden tree was as attractive and lovely as any of the trees in the garden.” In other words it wasn’t larger, the fruit was not poisonous. God simply shows this tree as a test. But God did not tell them why they could not eat from that particular tree.
To show their love for God, they needed to obey God’s explicit command without any reason, or without any explanation, or without any question.
Ellen White explains in Patriarchs and Prophets pg. 53 the following, “Should they attempt to investigate its nature…”  that is the tree’s nature. See, they were NOT to investigate the tree’s nature, the reason why God told them not to eat    “…Should they attempt to investigate its nature, they would be exposed to his wiles…”  that is to the Devil’s wiles.   “…They were admonished to give careful heed to the warning which God had sent them and to be content with the instruction which He had seen fit to impart.”
In other words, “Obey Me without any explanation whatsoever, as to why I forbade you from eating of this particular specific tree.” That is called by the way, folks, “implicit obedience”, isn’t it?
Implicit obedience. God is saying, “Listen, I showed My love for you, I gave you all of these bountiful blessings, everything that a person could desire. Now, the only thing that I am asking from you is that you love Me back.  And the way that you show your love for Me, is by obeying My commands implicitly without any explanation whatsoever, just be content with the instruction that I give you.”

Nah, ini signifikan, dan ini adalah poin yang penting, bahwa Allah tidak menjelaskan alasan mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon tersebut. Apakah Allah memberi mereka alasan mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon khusus ini? Tidak. Allah menjelaskan konsekuensinya ~ jika kamu makan, kamu akan mati ~ tetapi Allah tidak menjelaskan alasannya mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon khusus ini dari antara semua pohon yang berada di dalam taman itu.
Ellen White menjelaskan bahwa pohon ini sama indahnya seperti pohon-pohon yang lain. Dalam buku Confrontation hal. 12, Ellen White berkata, “Pohon terlarang itu sama menariknya dan sama indahnya seperti pohon-pohon mana pun di dalam taman itu.” Dengan kata lain, pohon itu tidak lebih besar, buahnya tidak beracun, Allah semata-mata menunjukkan pohon tersebut sebagai ujian. Tetapi Allah tidak memberitahu mereka mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon khusus itu.
Untuk membuktikan kasih mereka pada Allah, mereka perlu mematuhi perintah Allah yang jelas itu tanpa alasan apa pun, atau tanpa penjelasan apa pun, atau tanpa pertanyaan apa pun.
Ellen White menjelaskan di Patriarchs and Prophets hal. 53 yang berikut, “Sekiranya mereka berusaha menyelidiki sifatnya…” yaitu sifat pohon itu ~ lihat, mereka TIDAK BOLEH menyelidiki sifat pohon itu, yaitu alasan mengapa Allah memberitahu mereka jangan memakan buahnya. “…Sekiranya mereka berusaha menyelidiki sifatnya, mereka akan terekspos pada tipu muslihatnya…” maksudnya tipu muslihat Iblis,  “…Mereka sudah diingatkan untuk memperhatikan peringatan yang diberikan Allah kepada mereka dan agar puas dengan petunjuk yang Allah berkenan menyampaikan kepada mereka.” Dengan kata lain, “Patuhilah Aku tanpa penjelasan apa pun, tentang alasan mengapa Aku melarang kamu makan dari pohon khusus ini.”  Saudara-saudara itu namanya “penurutan mutlak”, bukan?
Penurutan mutlak. Allah berkata, “Dengar, Aku sudah menyatakan kasihKu kepadamu, Aku telah memberi kamu semua berkat berkelimpahan, segala sesuatu yang didambakan manusia. Nah, satu-satunya hal yang Aku minta darimu adalah kamu mengasihi Aku kembali. Dan caranya kamu menunjukkan kasihmu padaKu adalah dengan mematuhi perintah-perintahKu secara mutlak tanpa penjelasan apa pun, cukuplah kamu puas dengan petunjuk yang Aku berikan padamu.”


Now another important point that I want us to notice is that the standard of right and wrong was outside of Adam and Eve. In other words the standard of right and wrong was not internal, it was external. It was objective not subjective. God was the arbiter of good and evil. Man could not trust his senses, his logic, his feelings, his emotions, his intuitions. He could not follow what looked right, what seemed right, what felt right, what appeared to be logically right. His only safety was in obeying God’s objective external standard that God established.

Sekarang, poin penting yang lain yang saya mau kita perhatikan ialah, bahwa standar benar atau salah itu berada di luar Adam dan Hawa. Dengan kata lain, standar benar atau salah tidak internal, melainkan eksternal. Itu objektif, bukan subjektif. Allah-lah hakim yang menentukan apa yang benar dan apa yang jahat. Manusia tidak boleh mengandalkan pancainderanya, logikanya, perasaannya, emosinya, intuisinya. Manusia tidak boleh mengikuti apa yang tampaknya benar, apa yang sepertinya benar, apa yang terasa benar, apa yang benar menurut logikanya. Satu-satunya perlindungannya adalah dengan mematuhi standar objektif Allah, yang telah ditentukan Allah.


Now, we know that God had warned Adam and Eve that a powerful angel had fallen from heaven.
You say, “How did we know that God had warned them that a powerful angel had fallen from heaven and that he was going to come to the garden to tempt them?”
Well, the answer is very simple. Could the Devil have appeared to Eve as an angel of light? Could he have said, “God had sent me from heaven to tell you that He’s changed His mind. He says that you can eat of every tree in the garden including this one.” Could he have done that? Could he have spoken to her as an angel? He most certainly could have. But he chose to camouflage himself, to hide himself. And the question is why would he hide himself, why would he use that method? Because he knew that God had warned Adam and Eve  that an angel had fallen from heaven. If he had come like an angel, she immediately would have detected him.
Now, it’s interesting that this is the same kind of deception that the Devil used in heaven. Camouflage, deception, deceit. Let me read you some expressions. These are just some of the expressions in the chapter on the Origin of Evil in the Great Controversy. Listen to the way the Devil works. I’m just going to read some phrases:
-      Working with mysterious secrecy
-      Concealing his real purpose under an appearance of reverence for God
-      He perplexed the angels with subtle arguments
-      Everything that was simple he shrouded in mystery
-      Artful perversion cast upon the plainest statements of Jehovah
-      Disguising himself in a cloak of falsehood
-      All his acts were clothed in mystery
-      Concealed his works under a specious perfection  of loyalty
-      He sought to falsify the word of God
-      Secretly he fermented discord and rebellion

Nah, kita tahu bahwa Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa bahwa ada malaikat yang punya kuasa besar telah jatuh dari surga.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu bahwa Allah telah memperingatkan mereka ada malaikat perkasa telah jatuh dari surga dan bahwa dia akan datang ke taman untuk mencobai mereka?”
Yah, jawabannya sangat sederhana.
Bisakah Iblis ini tampil sebagai malaikat terang di hadapan Hawa? Bisakah dia berkata, “Allah telah mengirim saya dari surga untuk memberitahu kamu bahwa Allah telah ganti pikiran. Allah berkata kamu boleh makan dari setiap pohon di taman ini termasuk pohon ini.” Bisakah Iblis berbuat begitu? Bisakah dia berbicara kepada Hawa sebagai malaikat? Bisa sekali. Tetapi dia memilih untuk menyamarkan dirinya sendiri, menyembunyikan identitasnya sendiri. Dan pertanyaannya adalah, mengapa Iblis perlu menyembunyikan dirinya? Mengapa dia memakai metode itu? Karena dia tahu Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa bahwa ada malaikat yang sudah jatuh dari surga. Seandainya dia datang sebagai malaikat, Hawa akan segera mengenalinya.
Nah, yang menarik, ini adalah penipuan yang sama yang telah dipakai Iblis di surga. Penyamaran, penipuan, kebohongan. Saya akan membacakan beberapa ungkapan. Ini hanyalah beberapa ungkapan dalam bab “Origin of Evil (Asal Usul Dosa) di buku Great Controversy. Dengarkan bagaimana cara Iblis bekerja. Saya hanya akan membacakan beberapa ungkapan:
-      Bekerja diam-diam secara rahasia
-      Menyembunyikan tujuan yang sebenarnya dengan gaya menghormati Allah
-      Dia menimbulkan kebingungan di antara para malaikat dengan argumentasinya yang licik
-      Segala yang sederhana, dibungkusnya dengan misteri
-      Pernyataan-pernyataan Allah yang paling sederhana diputarbaliknya secara lihay
-      Menyamarkan dirinya dengan kebohongan
-      Semua tindakannya dibungkus misteri
-      Menyembunyikan pekerjaannya di bawah tabir kesetiaan yang munafik
-      Dia berusaha memalsukan firman Allah
-      Secara diam-diam dia memeram perpecahan dan pemberontakan


And so the Devil appears to Eve through the instrumentality of his serpent.
God had warned Adam and Eve, you know, “Don’t eat from the tree and it would be dangerous to place yourself on the ground near that tree. Because the tempter is not allowed to follow you all over the garden. The tempter can only tempt you there at the tree.” But the Bible tells us that Eve ~ and Adam of course was also guilty, Eve strayed from Adam’s side and Adam did not keep an eye on Eve ~ and soon as she walked through the garden she found herself there at the tree of knowledge of good and evil.

Maka Iblis muncul pada Hawa melalui ular yang diperalatnya.
Kalian tahu, Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa, “Jangan makan dari pohon itu dan berbahaya menempatkan dirimu di seputar pohon itu, karena si penggoda tidak diizinkan mengikuti kalian ke mana-mana di taman itu. Si penggoda hanya bisa mencobai kalian di pohon itu.” Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Hawa ~ dan tentunya Adam juga bersalah ~ bahwa Hawa menjauh dari sisi Adam, dan Adam tidak menjaga Hawa.  Dan tidak seberapa lama sementara Hawa berjalan-jalan di taman dia mendapatkan dirinya berada di tempat pohon pengetahuan baik dan jahat.


And now I want to share with you the 5 methods that the Devil used to lead Eve, and then Adam, into sin. And then at end of the presentation I am going to read you a passage from the Great Controversy where Satan is going to counterfeit the second coming of Christ. I am going to show you how the Devil is going to use all five of those methods that he used in Genesis, he is going to use to deceive almost the whole world, except for the remnant. In fact Ellen White calls it “the almost overmastering delusion that will lead the entire world captive.” And the Devil is going to use the same methods that he used at the very beginning, the same methods.

Dan sekarang saya mau berbagi dengan kalian kelima metode yang dipakai Iblis untuk mengajak Hawa dan kemudian Adam, ke dalam dosa. Nanti pada akhir presentasi ini saya akan membacakan kutipan dari the Great Controversy di mana Setan akan memalsukan kedatangan Kristus yang kedua. Saya akan menunjukkan kepada kalian bagaimana Iblis akan memakai semua lima cara yang dipakainya di kitab Kejadian, dia akan memakainya untuk menipu hampir seluruh dunia, kecuali umat yang sisa. Bahkan Ellen White menyebutnya, “penipuan luar biasa yang nyaris tidak dapat dikalahkan yang akan membuat seluruh dunia menjadi tawanannya.” Dan Iblis akan memakai metode-metode yang sama yang dipakainya pada awal mula, metode-metode yang sama.


Now, what I want you to notice is the original controversy is between the word of God and the word of the serpent. In other words the issue is what God says versus what the serpent says.  

Sekarang, saya mau kalian menyimak bahwa pertentangan yang asli adalah antara firman Allah dengan kata-kata si ular. Dengan kata lain, isunya adalah apa yang dikatakan Allah versus apa yang dikatakan ular.


Now, what is the first method that the Devil used?
The Devil first of all performed a counterfeit miracle. Is the Devil going to use counterfeit miracles at the end of time? The book of Revelation says that you know, he will even make fire descend from heaven in the sight of men through the false prophet. It says in Matthew 24, he will perform great signs and wonders to deceive if possible even the elect.

Nah, apa metode pertama yang dipakai Iblis?
Pertama-tama Iblis membuat mujizat palsu. Apakah Iblis akan memakai mujizat palsu pada akhir masa? Kalian tahu kitab Wahyu mengatakan demikian, melalui si nabi palsu Iblis bahkan akan membuat api turun dari langit di depan mata manusia. Dikatakan di Matius pasal 24, Iblis akan melakukan tanda-tanda mujizat dan keajaiban-keajaiban yang hebat-hebat untuk menyesatkan sekiranya mungkin, juga yang terpilih.


Now you say, “Where was the miracle?”
Well, the miracle was in giving the serpent appearance that it was speaking. Notice the Spirit of Prophecy Vol. 1 pg. 35, Ellen White explains, “Satan entered into the serpent, …”  in other words this was a possessed serpent,   “…and took his position in the tree of knowledge, and commenced leisurely eating of the fruit.
Now, when Eve saw this serpent eating the fruit, undoubtedly in her mind it came to her thoughts that God had said that if they ate the fruit they would certainly die. But here the serpent was munching on the fruit and the serpent was very beautiful and the serpent was very much alive. See, this whole temptation has a process. And so Satan now performs a counterfeit miracle. He used the serpent as a medium. This was the first act of ventriloquism as far as we know. Satan is going to use the same method at the end. Notice Genesis 3:1 “Now the serpent was more cunning than any beast of the field which the LORD God had made. And he said to the woman…”  let’s stop there for a moment. Here is a serpent that is speaking. Would it be a miracle if you went to the zoo and you saw a serpent speaking to you? I bet you, you would run as fast as you could from that scene if the serpent raised its head and said, “Good afternoon!” That would be a miracle. And that’s exactly what the Devil did. He used a medium, the serpent, to deceive Eve by performing a miracle.

Sekarang kalian berkata, “Mana mujizatnya?”
Nah, mujizatnya adalah membuat ular itu seolah-olah berbicara. Perhatikan Spirit of Prophecy Vol. 1 hal. 35, Ellen White menjelaskan, “Setan masuk ke dalam ular itu…” dengan kata lain, ini adalah ular yang kerasukan,  “…dan mengambil tempatnya di pohon pengetahuan itu, lalu dengan santai mulai memakan buahnya.”
Nah, ketika Hawa melihat ular yang sedang memakan buah itu, tidak diragukan lagi pasti muncul di pikirannya bahwa Allah telah berkata, jika mereka makan buah itu mereka pasti akan mati. Tetapi di sini si ular itu sedang mengunyah buah itu dan ular itu sangat cantik, dan ular itu sangat hidup. Lihat, seluruh pencobaan ini merupakan suatu proses. Jadi Setan sekarang membuat mujizat palsu. Dia memakai ular sebagai perantaranya. Ini adalah keahlian ventrilokuis (melemparkan suara) yang pertama yang kita ketahui. Setan akan memakai metode yang sama pada akhir masa.
Perhatikan Kejadian 3:1  1 Ada pun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu…”  mari kita berhenti sejenak di sini. Di sini ada seekor ular yang berbicara. Apakah itu bukan keajaiban jika kita pergi ke kebun binatang dan kita melihat ular yang berbicara kepada kita? Pasti kita akan lari secepat mungkin dari tempat itu jika si ular mengangkat kepalanya dan berkata, “Selamat sore!” Itu adalah suatu mujizat. Dan persis itulah yang dilakukan Iblis. Dia memakai perantara, si ular, untuk menipu Hawa, dengan membuat mujizat.    


By the way, can you think of another Bible story where an animal spoke? Or where apparently an animal spoke? Yea, Balaam’s donkey, that’s right. Now, let’s notice that for a moment so that you see that it really wasn’t the serpent that was speaking. The Devil possessed the serpent, and was speaking through the serpent.

Nah, bisakah kalian mengingat kisah lain di Alkitab di mana seekor hewan berbicara? Atau di mana seekor hewan sepertinya berbicara? Ya, keledai Bileam, betul sekali. Nah, mari kita perhatikan dulu supaya kalian bisa melihat bahwa sesungguhnya bukan ular itu yang berbicara. Iblis yang merasuki ular itu, dia yang berbicara melalui si ular.


Numbers 22:28 after Balaam has beaten his donkey three times, it says, “Then the LORD opened the donkey’s mouth, and she said to Balaam, ‘What have I done to you, to make you beat me these three times?’” And Balaam was so angry that he talked back to the donkey. He said, you know, “What I ought to do, I ought to kill you for not budging on the way.” And the Bible says,  that the LORD opened the eyes of Balaam, and he saw the Angel of the LORD standing in front of the donkey. Who was the one who was speaking? It was the Angel of the LORD that was speaking through the donkey.
Just like at the beginning Satan spoke through the serpent.

Bilangan 22:28 setelah Bileam memukuli keledainya tiga kali, dikatakan, 28 Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: ‘Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?’"  Dan Bileam begitu marahnya dia menjawab keledai itu. Kalian tahu, dia berkata, “Apa yang seharusnya aku lakukan, seharusnya aku membunuhmu karena kamu tidak mau jalan.” Dan Alkitab berkata, TUHAN lalu membuka mata Bileam dan dia melihat Malaikat TUHAN berdiri di depan keledai itu. Siapa yang berbicara? Malaikat TUHAN yang berbicara melalui keledai itu.
Sama seperti pada awal mulanya Setan berbicara melalui si ular.


Now, the question is, did Eve know that serpents didn’t speak? Yes, she did. We are told in the book Spirit of Prophecy Vol. 1 pg. 36,  “But she was amazed, for she knew that to the serpent God had not given the power of speech.” She knew it. And so now she’s surprised. And now the Devil is planting another thought in her mind. The first thought is, look, the serpent is eating the fruit, munching on it, it’s very beautiful, and it’s not dead. And now the next step is to lead Eve to wonder how is it that the serpent speaks if God had told her that the serpent couldn’t speak. Are you following me? This follows a process.
In Vol. 3 Spiritual Gifts pg. 39, Ellen White explains, “It was Satan  that spoke, not the serpent. Eve was deceived, and thought it was the serpent….” So she actually thought the serpent was speaking, and so she is wondering, she said, “God told us that the animals don’t speak and here the serpent is speaking. I’d like to know how this serpent gained the power of speech and why the serpent is eating the fruit and the serpent isn’t dead?” Are you following me?

Nah, pertanyaannya adalah, apakah Hawa tahu bahwa ular-ular tidak bisa berbicara? Ya, dia tahu. Kita diberitahu buku Spirit of Prophecy Vol. 1 hal. 36, “Tetapi dia (Hawa) terpesona, karena dia tahu Allah tidak mengaruniakan kemampuan berbicara kepada ular.” Jadi Hawa sudah tahu. Maka sekarang dia heran. Dan sekarang Iblis akan menanamkan pikiran yang lain di benaknya. Pikiran yang pertama adalah, lihat, si ular sedang makan buah itu, mengunyahnya, dia sangat cantik dan dia tidak mati. Dan sekarang langkah berikutnya adalah membuat Hawa bertanya-tanya bagaimana si ular bisa berbicara padahal Allah telah memberitahunya bahwa ular tidak bisa berbicara. Apakah kalian mengikuti saya? Ini mengikuti suatu proses.
Di Spiritual Gifts Vol. 3 hal 39, Ellen White menjelaskan, “Setan-lah yang berbicara, bukan ular itu. Hawa tertipu dan mengira itu ular…” Jadi Hawa sungguh-sungguh berpikir si ular yang berbicara, maka dia bertanya-tanya, dia berkata, “Allah mengatakan bahwa hewan tidak berbicara dan di sini ular itu berbicara. Aku ingin tahu bagaimana ular ini memperoleh kemampuan berbicara dan mengapa ular itu makan buah tapi dia tidak mati?” Apakah kalian mengikuti saya?


Now, Ellen White has some really interesting remarks about this encounter. In Patriarchs and Prophets pg. 53 she speaks about when Eve came and she was under the tree. “The fruit was very beautiful, and she questioned with herself why God had withheld it from them. …”  so there are questions appearing in her mind, why isn’t the serpent dead? You know, and in a few moments she is going to say, why is the serpent speaking? So she is questioning, you know she is probably looking with wonderment. Can the Devil read people’s mind? No. Can he read your body language? He can read your body language. He can kind of figure out what you are thinking by looking at your face. And so now, you know, Eve, she’s looking at the fruit, and the Devil is saying, “I know what she is thinking. She is wondering why God told them they could not eat from the fruit.” Listen how this continues going.   “…The fruit was very beautiful, and she questioned with herself why God had withheld it from them. Now was the tempter's opportunity. As if…”  now listen carefully, “…As if he were able to discern the workings of her mind…”  can the Devil discern the workings of people’s minds by their body language? Oh yes, he can. He is a master psychologist, that’s why it is dangerous to study worldly psychology these days, “…As if he were able to discern the workings of  her mind, he addressed her: ‘Yea, hath God said, Ye shall not eat of every tree of the garden?’ Eve was surprised and startled as she thus seemed to hear the echo of her thoughts…”  How did the serpent know that I was thinking that? Are you following me?
Amazing the way the Devil was working. And now listen carefully, she thought that the serpent was able to read her thoughts because its repeating the echo of her thoughts. So why has God told us not to eat from this tree?   “…But the serpent continued, in a musical voice, with subtle praise of her surpassing loveliness…”  “Eve, you are just so beautiful”, like a serpent would care.  And it says,   “…and his words were not displeasing…”  See, she is being flattered. She says, “Hey, somebody recognizes that I am very lovely.” Flattery, very dangerous. Now, listen carefully,   “…Instead of fleeing from the spot she lingered wonderingly to hear a serpent speak. Had she been addressed by a being like the angels, her fears would have been excited; but she had no thought that the fascinating serpent could become the medium of the fallen foe.”  Wow!

Nah, Ellen White memiliki beberapa pernyataan yang benar-benar menarik mengenai pertemuan ini. Di Patriarchs and Prophets hal. 53 dia berbicara tentang saat Hawa berada di bawah pohon itu.  “Buahnya sangat cantik, dan Hawa bertanya pada dirinya sendiri mengapa Allah telah menahan buah itu dari mereka…” jadi ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benaknya, mengapa ular itu tidak mati? Kalian tahu, dan beberapa saat kemudian dia akan berkata, mengapa ular itu berbicara? Jadi Hawa bertanya-tanya, kalian tahu, tentunya dia sedang memandang dengan terkesima. Bisakah Iblis membaca pikiran manusia? Tidak. Bisakah Iblis membaca bahasa tubuh kita? Iblis bisa membaca bahasa tubuh kita. Dia bisa memperkirakan apa yang sedang kita pikirkan dengan memandang wajah kita. Maka sekarang, kalian tahu, Hawa sedang memandang buah tersebut, dan Iblis berkata, “Aku tahu apa yang dipikirkannya. Dia bertanya-tanya mengapa Allah mengatakan kepada mereka, mereka tidak boleh makan buah itu.” Dengarkan bagaimana ini berlangsung selanjutnya.  “…Buahnya sangat cantik, dan Hawa bertanya pada dirinya sendiri mengapa Allah telah menahan buah itu dari mereka. Inilah kesempatan bagi si pencoba. Seakan-akan…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Seakan-akan dia bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan dalam benak Hawa…” bisakah Iblis mengerti apa yang dipikirkan orang melalui bahasa tubuhnya? Oh, ya, bisa. Iblis itu psikolog ulung. Itulah sebabnya mengapa mempelajari psikologi duniawi sekarang itu berbahaya. “…Seakan-akan dia bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan dalam benak Hawa, Iblis menyapanya, ‘Yeee, apakah Allah telah berkata ‘Kamu tidak boleh makan dari semua pohon di taman’? Hawa heran dan terkejut saat dia seolah-olah mendengar gema pikirannya…” Bagaimana ular itu tahu itulah yang sedang aku pikirkan? Apakah kalian mengikuti saya?
Mengagumkan cara kerja Iblis, kan? Dan sekarang dengarkan baik-baik. Hawa menyangka ular itu bisa membaca pikirannya karena ular itu mengulangi gema pikirannya. Jadi mengapa Allah melarang kita makan dari pohon ini? “…Tetapi ular itu melanjutkan, dengan suaranya yang merdu, sambil memuji kecantikan Hawa yang tiada taranya…” “Hawa, kamu sungguh cantik”, memangnya ular itu perduli? Dan dikatakan, “…dan suaranya menyenangkan…” Lihat, Hawa merasa tersanjung. Dia berkata, “Hei, ada yang mengakui bahwa aku cantik.” Sanjungan, sangat berbahaya. Sekarang dengarkan baik-baik, “…Hawa bukannya lari dari tempat itu, dia malah bertahan di sana dengan heran mendengarkan ular itu berbicara. Seandainya dia disapa oleh makhluk yang menyerupai malaikat, ketakutannya pasti bangkit; tetapi dia sama sama tidak membayangkan bahwa ular yang sangat mempesonanya itu adalah perantara musuh yang telah jatuh.” Wow!


Let me ask you is the Devil going to perform miracles where he will make things appear like what they are not? Of course he is. Listen to this statement from Great Controversy pg. 552, this is speaking about Spiritualism. By the way the Emerging Spirituality  is nothing but refined spiritualism. It’s a sophisticated kind of spiritualism. See, it’s not a spiritualism where you go to a séance and you communicate with the dead, or with the supposed dead. It’s not that kind. It’s not the crass kind, it’s an incipient type of spiritualism.
Great Controversy pg. 552, Ellen White says, “He has power to bring before  men the appearance of their departed friends…”  notice these are not their departed friends, but the appearance. And then she says, “…The counterfeit is perfect…”  what is a perfect counterfeit? It’s when you cannot tell the difference between a genuine 100 dollar bill and a counterfeit one. “…The counterfeit is perfect; the familiar look, the words, the tone, are reproduced with marvelous distinctness…”  Amazing.
So what the Devil did at the beginning, he is going to do at the end as well.
So the first method that the Devil uses is the method of performing a counterfeit miracle. And the Devil is going to use this method at the end of time as well.

Coba saya tanya, apakah Iblis akan membuat mujizat di mana dia akan membuat sesuatu muncul padahal tidak demikian sebenarnya? Tentu saja. Dengarkan pernyataan dari Great Controversy hal. 552, ini berbicara tentang spiritualisme. Ketahuilah Emerging Spirituality (Kerohanian Baru) itu tidak lebih dari spiritualisme yang diolah menjadi lebih halus. Itu adalah spiritualisme tipe canggih. Ini bukan model spiritualisme di mana kita pergi ke dukun dan kita berkomunikasi dengan orang mati, atau dengan yang dianggap orang mati. Bukan jenis rendahan begitu, ini adalah spiritualisme tipe baru.
Great Controversy hal. 552, Ellen White berkata, “…Dia memiliki kemampuan untuk menghadirkan di depan manusia, penampakan teman-teman mereka yang telah meninggal…” perhatikan ini bukanlah teman-teman mereka yang telah meninggal, melainkan hanya tiruannya. Lalu Ellen White berkata, “…Pemalsuan itu sempurna…” pemalsuan yang sempurna itu apa? Jika kita tidak bisa membedakan antara uang kertas 100 dollar yang asli dengan yang palsu. “…Pemalsuannya sempurna, cara memandangnya yang sudah dikenal, kata-katanya, nada suaranya, ditampilkan ulang dengan persamaan yang mengagumkan…” Luar biasa.
Jadi apa yang pernah dilakukan Iblis pada awal mulanya, akan dilakukannya lagi pada akhirnya.  
Jadi metode pertama yang dipakai Iblis adalah metode membuat mujizat palsu. Dan Iblis juga akan memakai metode ini pada akhir masa. 


The second method that the Devil uses, is to adulterate God’s words. To misuse God’s words. Notice Genesis 3:1 again. “Now the serpent was more cunning than any beast of the field which the LORD God had made. And he said to the woman…” now he is speaking to the woman,  “…‘Has God indeed…”  that means has God really “…said, 'You shall not eat of every tree of the garden'?"
Is that what God had said? See, the Devil is quoting God, but he is really actually misquoting God. Because God had not said that they could not eat of every tree in the garden, He said that they could eat of every tree but they could not eat of this particular tree. Ellen White calls this Satan’s ensnaring question. So in other words, when the Devil asked this question he got Eve in a snare.
What did the Devil really want to do? What the Devil wanted to do was to begin a conversation with Eve. Do you know what the best way is to begin a conversation with someone? Tell them something that is blatantly wrong, and they will respond and correct it. For example if I said to you right now, “This coat that I am wearing now is red.” What would your reaction be? “What’s the matter with you?” Yea, you say, “Are you color blind?” You will respond won’t you, because I tell you something that you know is not true. And so now Satan is telling Eve, “God has told you that you can’t eat of every tree in the garden.” And Eve of course, she is going to defend God’s honor and she says, “Wait a minute, that’s not what God says.” So the Devil wants to begin a what? He wants to begin a conversation.

Metode kedua yang dipakai Iblis adalah mengubah kata-kata Allah. Menyalahgunakan kata-kata Allah. Perhatikan Kejadian 3:1 lagi.  “Ada pun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu…” sekarang dia berbicara kepada perempuan itu, “…Sungguhkah Allah…”  artinya, apa benar Allah  “…telah  berfirman: ‘Engkau tidak boleh makan dari setiap pohon dalam taman ini’?"
Itukah yang dikatakan Allah? Lihat, Iblis mengutip Allah, tetapi sebenarnya dia menyelewengkan kutipan Allah. Karena Allah tidak berkata bahwa mereka tidak boleh makan dari setiap pohon di dalam taman, Allah berkata mereka boleh makan dari setiap pohon, tetapi tidak boleh makan dari satu pohon khusus tersebut. Ellen White menyebut ini “pertanyaan menjebak dari Setan”. Jadi dengan kata lain, ketika Iblis bertanya ini, dia memasukkan Hawa dalam jebakan.
Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Iblis? Yang ingin dilakukan Iblis adalah memulai suatu percakapan dengan Hawa. Tahukah kalian cara terbaik untuk memulai suatu percakapan dengan seseorang? Katakan kepada mereka sesuatu yang jelas-jelas salah, dan mereka akan menanggapi dan mengoreksinya. Misalnya saya katakan kepada kalian sekarang, “Jas yang saya pakai ini merah.” Apa reaksi kalian? “Anda masih waras?” Iya, kalian berkata, “Apakah Anda buta warna?” Kalian pasti akan menanggapi karena saya mengatakan sesuatu yang kalian tahu tidak benar. Maka Setan berkata kepada Hawa, “Allah telah mengatakan kepadamu bahwa kamu tidak boleh makan dari setiap pohon di taman.” Dan Hawa tentu saja, dia mau membela kehormatan Allah dan dia berkata, “Tunggu dulu, Allah tidak berkata begitu.” Jadi Iblis mau memulai suatu apa? Dia mau memulai suatu percakapan.


Notice Genesis 3:2-3, “2 And the woman said to the serpent, ‘We may eat the fruit of the trees of the garden…”  let me put you straight here, “…3 but of the fruit of the tree which is in the midst of the garden, God has said, 'You shall not eat it…”  now she is going to add to God’s words,   “…nor shall you touch it, lest you die.' "
God had not told them that they could not touch it, God had told them that they could not eat it. But Eve, she exaggerates when she corrects what Satan is saying.

Perhatikan Kejadian 3:2-3, 2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan…”  izinkan saya mengoreksi kamu tentang hal ini, “…3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: ‘Jangan kamu makan…”  dan sekarang Hawa akan menambahi kata-kata Allah,   “…atau pun raba buah itu, nanti kamu mati."
Allah tidak mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh menyentuhnya, Allah mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh memakannya. Tetapi Hawa, dia menambahi ketika dia mengoreksi apa yang dikatakan Setan.


And by the way, the Devil also told her, “You know, you didn’t know that serpents could speak did you? Well, I want you to know that I learned to speak by eating this fruit. Imagine if a serpent could learn to speak by eating this fruit, imagine what’s opened to you if you eat from this fruit.” Ellen White in the book Confrontation pg. 14 stated this,  “Eve had overstated the words of God's command. He had said to Adam and Eve, ‘But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.’ In Eve's controversy with the serpent, she added ‘Neither shall ye touch it.’…”  so the Devil is leading Eve to add to God’s Word and the Devil is misquoting God’s Word because he wants Eve to begin a conversation with him. Let me ask you, is the Devil able to misuse God’s Word? Is he going to misuse God’s Word at the end of time? Absolutely.

Dan, Iblis juga memberitahu Hawa, “Kamu tahu, kamu tidak mengira kan bahwa ular bisa berbicara? Nah, saya mau kamu tahu bahwa saya belajar berbicara dengan memakan buah ini. Bayangkan jika seekor ular bisa belajar berbicara dengan makan buah ini, bayangkan kesempatan apa yang terbuka bagi kamu jika kamu makan buah ini.” Ellen White dalam bukunya Confrontation hal. 14 menyatakan ini, “Hawa telah melebih-lebihkan kata-kata perintah Allah. Allah telah berkata kepada Adam dan Hawa, ‘tetapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat, kamu tidak boleh memakannya, karena pada hari kamu makan, kamu pasti akan mati.’ Dalam perdebatan Hawa dengan ular, dia menambahkan, ‘kamu juga tidak boleh menyentuhnya’…” jadi Iblis mengajak Hawa untuk menambah-nambahi Firman Allah dan Iblis menyelewengkan firman Allah karena dia mau Hawa memulai suatu percakapan dengannya. Coba saya tanya, apakah Iblis bisa menyalahgunakan Firman Allah? Apakah dia akan menyalahgunakan Firman Allah pada akhir masa? Betul sekali.


Great Controversy pg. 530, Ellen White explains,  “Satan is an expert  in quoting Scripture…”  he’s an expert in what?  “…Satan is an expert in quoting Scripture, placing his own interpretation upon passages, by which he hopes to cause us to stumble…”  So the Devil is an expert in quoting Scripture. Just because somebody quotes Scripture does not mean that that person is presenting God’s message. We see this in the Mount of Temptation. You know the Devil comes to Jesus and in the first temptation he says, you know, “If You are really the Son of God, turn these stones into bread.” By the way do you know how Jesus detected that this was the Devil? He detected him because of the word “If”. See, if you look at the previous verse, God had said, “This IS My beloved Son, in whom I am well pleased.” And now the Devil comes and says, “If You are the Son of God…” Jesus says, “What do you mean ‘if’? My Father just said I was.”  So he says, “If You are the Son of God turn these stones into bread.” And how did Jesus answer? “It is written ‘men shall not live by bread alone but by every word that proceeds out of the mount of God.’” And Satan says, “Oh, this guy likes to live by ‘It is written’.” So in the second temptation he takes Jesus to the temple tower and he says, “If You are the Son of God, jump! For it is written ‘He shall give His angels charge over you, and in their hands they shall bear you up lest you dash your foot against a stone.” He is quoting the Psalms. See, the Devil can quote Scripture, he is actually leaving out the part that speaks against presumptions. “He shall keep you in all your ways” he didn’t quote that part. See, the Devil is telling Jesus to claim God’s promises in disobedience. It’s kind of like an individual who doesn’t study for a test and prays that the Lord will help that person pass the test, or a person who prays before a trip and then drives 100 miles an hour. You know, that’s presumption. Claiming the promises of God in disobedience. So what the Devil is doing, his second method is, the Devil is playing games with God’s Word. He is actually misquoting God’s Word, he is leading Eve to misquote God’s Word, and we are told that this is exactly what the Devil is going to be doing at the end of time.

Great Controversy hal. 530, Ellen White menjelaskan, “…Setan adalah pakar dalam  mengutip Kitab Suci…” dia pakar dalam hal apa? “…Setan adalah pakar dalam mengutip Kitab Suci, menempatkan interpretasinya sendiri pada kutipan-kutipan, dengan harapan dia bisa membuat kita terjatuh…” Jadi Iblis adalah pakar dalam mengutip Kitab Suci. Hanya karena seseorang mengutip Kitab Suci tidak berarti orang itu menyampaikan pekabaran Tuhan. Kita melihat hal ini di Bukit Pencobaan. Kalian tahu, Iblis datang kepada Yesus dan dalam pencobaan pertama dia berkata, “Jika Engkau sungguh Anak Allah, ubahlah batu ini menjadi roti.” Nah, tahukah kalian bagaimana Yesus mengenali bahwa itu adalah Iblis? Yesus mengenalinya karena kata “Jika”. Lihat, kalau kalian melihat ayat-ayat sebelumnya, Allah berkata, “Inilah AnakKu yang Aku kasihi, padaNya Aku berkenan.” Dan sekarang Iblis datang dan berkata, “Jika Engkau Anak Allah”, Yesus berkata, “Apa maksudmu ‘jika’? Bapakku baru saja mengatakan Aku memang.” Jadi Iblis berkata, “Jika Engkah Anak Allah, ubahlah batu-batu ini menjadi roti.” Dan bagaimana Yesus menjawabnya? "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  Dan Setan berkata, “Oh, Orang ini suka mengandalkan ‘ada tertulis’.” Jadi pada pencobaan kedua dia membawa Yesus ke menara Bait Suci dan dia berkata, “Jika Engkau Anak Allah, lompatlah! Karena ada tertulis, ‘Dia akan menyuruh malaikat-malaikatnya menjaga Engkau dan dengan tangan mereka, mereka akan mengangkatMu, agar jangan kakiMu terantuk batu.” Iblis sedang mengutip dari Mazmur. Lihat, Iblis bisa mengutip Kitab Suci, tetapi sebenarnya dia menghilangkan bagian yang berbicara tentang sifat gegabah. “Dia akan menjagaMu dalam setiap jalanMu.” Iblis tidak mengutip bagian itu.  
Lihat, Iblis menyuruh Yesus mengklaim janji Allah dalam ketidakpatuhan. Ini mirip seseorang yang tidak belajar menghadapi ujian dan berdoa agar Tuhan akan membantunya lulus dalam ujian itu. Atau seseorang yang berdoa sebelum melakukan perjalanan, kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 100 mil per jam. Kalian tahu, itu gegabah. Mengklaim janji Allah dalam ketidakpatuhan.
Jadi apa yang dilakukan Iblis, metodenya yang kedua ialah, Iblis menyelewengkan firman Allah. Dia menyelewengkan firman Allah yang dikutipnya, dia mengajak Hawa untuk menyelewengkan firman Allah yang dikutipnya, dan kita diberitahu bahwa ini adalah persis apa yang akan dilakukan Iblis pada akhir masa.  


Now, let’s take a look at the third method. This is a special one that I want us to dwell on a little bit longer this evening. The Devil’s third method, and that is to lead Eve to follow her logic.
1.   The first is a counterfeit miracle.
2.   The second is abuse of God’s Word.
3.   The third is trying to get Eve to follow her logic and her reasoning powers.

Sekarang marilah kita melihat metode ketiga. Ini istimewa dan saya ingin kita membahasnya lebih panjang malam ini. Metode Iblis yang ketiga adalah mengajak Hawa untuk mengikuti logikanya.
1.   Pertama mujizat palsu.
2.   Kedua menyalahgunakan firman Allah.
3.   Ketiga berusaha membuat Hawa mengikuti logikanya dan kemampuannya menganalisa.


Now, what had God said to Adam and Eve if they ate from the tree? Actually He told Adam, and Adam was to share this information with Eve. God had said to Adam and Eve, “the day that you eat of it, you shall surely die.” That was God’s Word.
But now Satan comes to them, or to Eve, and says, “You will not surely die.” He uses the same word “surely”, see? God says, “You surely die”, the Devil says, “You will not surely die”. So what is the Devil doing here? He is creating in her mind what psychologists call “cognitive dissonance” which is a fancy expression for confusion. He is creating confusion in her mind. And what is the confusion? The confusion is, God has said that if we eat we’re going to die, now I find the serpent saying, if we eat we are not going to die. Let me ask you, can Satan plants thoughts in our minds? Because he knows what our next thoughts will be after he plants the thought. Of course, this is a prime example. So Satan plans in her mind, he says, “Listen, you are not going to surely die”, so what would be the next question that Eve would ask when the Devil says “you will not surely die”? The next question would be, “If we are not going to die, then why did God say that we would?” Are you with me or not?

Nah, apa yang dikatakan Allah kepada Adam dan Hawa jika mereka makan dari pohon itu? Sebenarnya Allah memberitahu Adam, dan Adam yang harus membagikan informasi itu kepada Hawa. Allah berkata kepada Adam dan Hawa, “pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Itulah firman Allah.
Tetapi sekarang Setan datang kepada mereka, atau kepada Hawa, dan berkata, “pastilah engkau tidak akan mati.” Iblis memakai kata yang sama “pasti”, lihat? Allah berkata, “pastilah engkau mati” Iblis berkata, “pastilah engkau tidak akan mati.” Jadi apa yang dilakukan Iblis di sini? Dia membangkitkan dalam pikiran Hawa apa yang disebut oleh para psikolog disonansi kognitif, yang adalah istilah keren untuk kata “bingung”. Iblis menciptakan kebingungan dalam pikiran Hawa. Dan apa kebingungan itu? Kebingungannya adalah, Allah mengatakan jika kami makan, kami akan mati, sekarang aku mendapati ular berkata, jika kami makan kami tidak akan mati.
Coba saya tanya, bisakah Setan menanamkan pikiran dalam benak kita? Karena dia tahu apa pikiran kita berikutnya, setelah dia menanamkan pikiran itu. Tentu saja, ini adalah contoh yang bagus. Jadi Setan menanamkan dalam pikiran Hawa, dia berkata, “Dengar, pasti kamu tidak akan mati”, maka apa pertanyaan berikutnya yang akan ditanyakan Hawa kepada Setan setelah Setan berkata, “pasti kamu tidak akan mati”? Pertanyaan berikutnya adalah, “Jika kami tidak akan mati, mengapa Allah mengatakan kami akan mati?” Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

So what is the Devil doing? He is planting in Eve’s mind a question: God says we’re going to die, the serpent says we are not going to die, so I want to know why God told us we are going to die if we are not really going to die.
So do you suppose the Devil has the answer to the question that he planted in her mind? Of course he does. Aha! Eve is thinking, there must be a reason why God lied to us. Why did He lie? What ulterior motive could He have? What could God’s agenda be?

Jadi apa yang dilakukan Iblis? Dia menanamkan dalam pikiran Hawa suatu pertanyaan: Allah berkata kami akan mati, ular berkata kami tidak akan mati, jadi aku mau tahu mengapa Allah mengatakan kepada kami, kami akan mati jika kami sebenarnya tidak akan mati.
Apakah menurut kalian Iblis sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan yang dia tanamkan dalam pikiran Hawa? Tentu saja dia punya. Aha! Hawa sedang berpikir, pasti ada alasan mengapa Allah membohongi kami. Mengapa Dia membohongi kami? Motif tersembunyi apa yang dimiliki Allah? Rencana apa kira-kira yang dimiliki Allah?


The Devil has her exactly where he wants her. Now he is going to give her the explanation for the question that he planted in her mind. Genesis 3:5, this is powerful. For God knows…”  Satan is now saying, I am going to tell you now why God told you you are going to die when you are not really going to die. God knows something that He doesn’t want you to know. “…God knows that in the day…”  remember God had said that “in the day you eat of it”? “…God knows that in the day you eat of it your eyes will be opened…”  what is the Devil saying here? God wants you to be what? To be blind. By the way this cannot be speaking about physical blindness because Eve had eh ~ I was going to say 20/20 eyesight ~ much better than 20/20, so this cannot be referring to physical eyesight. In other words the eyes of understanding will be opened. By the way, you’ll remember what the Devil is doing in the garden of Eden is exactly what he did in heaven. Do you remember the reason why that he was jealous of Jesus is because the Father is only able to share the secrets of His counsels with the Son? Now, he is saying to Eve, “God keeps secrets, there’s something He doesn’t want you to know.” What did he say in heaven? “I want to be like the Most High”, he says to Eve, “You shall be like God”. Compare the two. He says, “Hey, it worked in heaven why not try it on earth?” And so he is using the same methods on earth that he used in heaven. So he says, “…For God knows that in the day you eat of it your eyes will be opened…”  in other words, “you won’t be blind anymore, you’ll understand the reason why God said that you can’t eat from the fruit.”   “…your eyes will be opened, and you will be like God…” 
Some versions say “you will be like gods”, that’s not the best translation, the word is אלהים  ['ĕlôhı̂ym ] the same word that is used in Genesis 1:1 where it says “In the beginning God created the heavens and the earth”. The Devil is not telling them that they are going to be “little gods”, he is telling them that they are going to be just like God. “…you will be like God…” in every sense of the word.

Iblis sudah menempatkan Hawa di posisi yang dikehendakinya. Sekarang dia akan memberikan penjelasan untuk pertanyaan yang telah ditanamkannya di pikiran Hawa. Kejadian 3:5, ini sangat hebat. 5 Karena Allah mengetahui…”  sekarang Setan berkata, aku akan memberitahu kamu mengapa Allah mengatakan padamu kamu akan mati padahal kamu tidak benar-benar akan mati. Allah tahu sesuatu yang Dia tidak mau kamu tahu.  “…Allah mengetahui, bahwa pada hari…”  ingat, Allah telah berkata “pada hari kamu memakannya”?  “…Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka…”  apa yang dikatakan Iblis di sini? Allah ingin kamu bagaimana? Buta. Nah, ini tidak mungkin berbicara tentang kebutaan jasmani karena Hawa memiliki, eh ~ saya hampir mengatakan Hawa memiliki penglihatan 20/20 ~ lebih bagus dari 20/20, jadi ini tidak mungkin mengacu kepada penglihatan jasmani. Dengan kata lain, mata pemahaman akan terbuka. Nah, kalian akan ingat apa yang dilakukan Iblis di taman Eden itu persis dengan apa yang dilakukannya di surga. Apakah kalian ingat alasan mengapa dia iri hati pada Yesus karena Allah Bapa hanya bisa berbagi rahasia rencanaNya dengan Sang Anak? Nah, Iblis berkata kepada Hawa, “Allah menyimpan rahasia. Ada sesuatu yang Allah tidak mau kamu tahu.”  Apa kata Iblis di surga? “Aku mau menjadi seperti Yang Mahatinggi.” [Yes 14:14].  Dia berkata kepada Hawa, “Kamu akan menjadi seperti Allah.” Bandingkan keduanya. Iblis berkata,  “Hei, ternyata di surga itu berhasil, mengapa aku tidak mencobanya di bumi?” Maka Iblis memakai metode yang sama di bumi seperti yang dipakainya di surga. Jadi dia berkata,  “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka…”  dengan kata lain, kamu tidak akan buta lagi, kamu akan mengerti alasannya mengapa Allah berkata kamu tidak boleh makan buah itu.   “…matamu akan teruka, dan kamu akan menjadi seperti Allah…” beberapa versi terjemahan mengatakan, “kamu akan menjadi seperti dewa-dewa” itu bukan terjemahan yang baik. Kata aslinya adalah אלהים  ['ĕlôhı̂ym ]  kata yang sama yang dipakai di Kejadian 1:1 di mana dikatakan,  “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Iblis tidak mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi “ilah-ilah kecil”, dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi persis seperti Allah, “kamu akan menjadi seperti Allah” dalam arti yang sesungguhnya.


What is the Devil insinuating? What he is saying is, “Listen…”  and I am going to read from the Spirit of Prophecy in a moment ~ he is using Eve’s logical thinking, reasoning powers. He is saying, “…Listen, you are wondering why God told you you’re going to die if you eat from the tree, I’m going to tell you the reason why. God wants you to be blind. There is something that God doesn’t want you to understand. You see, at some point in the past God ate from this tree, and when He ate from this tree, it gave Him the powers of God. And after He saw the powers that eating from this tree gave,  He didn’t want anyone else to have those same powers, so from that point on He intimidated everyone that came around by saying ‘Don’t eat of the tree because you are going to die’ but really it’s because He didn’t want any rivals.”  Are you following me?
And Eve is now thinking, “Wow!” You know, “we didn’t see God create us, we don’t know if God is telling us the truth. Now I have the explanation of why God told us we couldn’t eat from this specific tree. God is selfish.”
What is the Devil doing? He is giving God a black eye, isn’t he, from the very beginning?

Apa yang disindir oleh Iblis? Apa yang dikatakannya adalah, “Dengarkan…”  dan saya akan membacakan dari Roh Nubuat sebentar lagi ~ Iblis sedang memakai pemikiran logika Hawa, kemampuannya menganalisa. Iblis berkata, “Dengarkan, kamu bertanya-tanya mengapa Allah mengatakan kepadamu kamu akan mati jika kamu makan dari pohon itu. Aku akan memberitahumu alasannya. Allah mau kamu buta. Ada sesuatu yang Allah tidak mau kamu pahami. Kamu lihat, suatu waktu di masa lampau, Allah makan dari pohon ini, dan ketika Dia makan dari pohon ini, itu memberiNya kemampuan Ilahi. Dan setelah Dia melihat bagaimana memakan dari pohon ini bisa memberikan kemampuan itu, Dia tidak mau siapa pun memiliki kuasa yang sama, maka sejak saat itu Allah mengintimidasi semua yang datang dengan berkata, ‘Jangan makan dari pohon itu karena kamu akan mati’ tetapi sesungguhnya karena Dia tidak mau punya saingan.” Apakah kalian mengikuti saya?
Dan Hawa sekarang berpikir, “Wow!” Kalian tahu, “kami tidak melihat Allah menciptakan kami, kami tidak tahu apakah Allah mengatakan yang sebenarnya. Sekarang aku tahu penjelasannya mengapa Allah mengatakan kepada kami, kami tidak boleh makan dari pohon khusus itu. Allah itu egois.”
Apa yang dilakukan Iblis? Dia memfitnah Allah, bukan? Sejak awal semula.


Now, let me read you a statement from the Spirit of Prophecy, which is very interesting on this point. Patriarchs and Prophets pg. 54. She says, “And he…” that is the Devil, “… insinuated that the Lord jealously desired to withhold it from them, lest they should be exalted to equality with Himself…”  so, were they going to be little gods? No. They would  be equal with God if they ate from the tree.  “…It was because of its wonderful properties, imparting wisdom and power, that He had prohibited them from tasting or even touching it. …”  He is repeating what Eve had said,   “…The tempter intimated that the divine warning was not to be actually fulfilled; it was designed merely to intimidate them…”  And so now Eve’s reasoning power is working. She says, “Now I have my explanation of why God said that we could not eat from this tree. God wanted to keep the secret that this is the way that we can become like Him and God doesn’t want any rivals so He tried to intimidate us by telling us not to eat from the tree. I have my explanation.”

Sekarang, saya akan membacakan pernyataan yang sangat menarik dari Roh Nubuat, tentang poin ini. Patriarchs and Prophets hal. 54. Ellen White berkata, “Dan dia…” maksudnya Iblis, “…menyindir bahwa karena cemburu, Tuhan berkeinginan mencegah  mereka mendapatkannya, supaya jangan sampai nanti mereka ditinggikan menjadi setara dengan DiriNya…” jadi apakah mereka bakal menjadi ilah-ilah kecil? Tidak. Mereka akan menjadi setara dengan Allah jika mereka makan dari pohon tersebut. “…Itu dikarenakan kandungannya yang mengagumkan, yang memberikan kebijaksanaan dan kemampuan, sehingga Allah melarang mereka mencicipi atau bahkan menyentuhnya…” Iblis sedang mengulangi apa yang dikatakan Hawa, “…Si penggoda menyatakan secara tidak langsung bahwa peringatan ilahi itu tidak akan benar-benar digenapi; itu hanya dirancang untuk menakut-nakuti mereka…”
Maka sekarang kemampuan analisa Hawa bekerja. Hawa berkata, “Sekarang saya telah mendapatkan penjelasan mengapa Allah berkata kami tidak boleh makan dari pohon ini. Allah ingin menyembunyikan rahasia bahwa dengan cara inilah kami bisa menjadi seperti Dia, dan Allah tidak menghendaki punya saingan, maka Dia berusaha menakut-nakuti kami dengan mengatakan kepada kami jangan makan dari pohon itu. Aku sekarang telah mendapatkan penjelasannya.”


But now I want you to notice, that the Devil told Eve that she would be like God in a specific way. This is a very important point. In what way? Once again Genesis 3:5  “…For God knows that in the day you eat of it your eyes will be opened, and you will be like God…”  in a specific sense, how? “…you will be like God, knowing good and evil.’…”  In other words, “you don’t have to depend on God to define what is good and evil, you can do that yourself because you are going to be God.” Are you with me?
In other words the source of ethical decisions is not on an objective source outside of man, the Devil is saying “you can decide on your own from inside what’s right and what’s wrong.” The Devil had tried that in heaven.

Tetapi sekarang saya mau kalian perhatikan, Iblis memberitahu Hawa bahwa dia akan menjadi seperti Allah dalam hal tertentu. Ini adalah poin yang sangat penting. Dalam hal apa? Sekali lagi Kejadian 3:5  Karena Allah mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah…”  dalam arti yang spesifik, bagaimana?   “…kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’…”  dengan kata lain, “kamu tidak lagi harus bergantung pada Allah yang menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, kamu bisa melakukannya sendiri karena kamu akan menjadi Allah.” Apakah kalian mengikuti saya?
Dengan kata lain, sumber keputusan moral bukan lagi sumber yang objektif di luar manusia, Iblis berkata, “kamu bisa menentukan sendiri dari dalam hatimu apa yang benar dan apa yang salah.” Iblis telah mencobanya di surga.


Great Controversy pg. 499, listen to what he did in heaven.
“He reiterated his claim that angels needed no control, but should be left to follow their own will, which would ever guide them right. He denounced the divine statutes as a restriction of their liberty and declared that it was his purpose to secure the abolition of law…”  now listen, “…that, freed from this restraint, the hosts of heaven might enter upon a more exalted, more glorious state of existence.”

Great Controversy hal. 499, dengarkan apa yang dilakukan Iblis di surga.
“Dia mengulangi klaimnya bahwa malaikat tidak butuh dikendalikan, tetapi harus diizinkan mengikuti kemauan mereka sendiri, yang akan selalu membimbing mereka dalam kebenaran. Dia mencela peraturan-peraturan ilahi sebagai pembatasan kebebasan mereka dan menyatakan bahwa dia bermaksud mendapatkan penghapusan hukum…” sekarang dengarkan, “…sehingga, terbebas dari pengendalian itu, bala tentara surgawi boleh mencapai eksistensi yang lebih agung, lebih mulia.”


In Patriarchs and Prophets page 37 she explains,  “He began to insinuate doubts concerning the laws that governed heavenly beings…”  is that what the Devil did with Eve, instilled doubts about the commands God had given? Absolutely.  “…He began to insinuate doubts concerning the laws that governed heavenly beings, intimating that though laws might be necessary for the inhabitants of the worlds, angels, being more exalted, needed no such restraint, for their own wisdom was a sufficient guide…”  Post modern thinking in ancient times. The idea that there are no objective standards, there is nothing outside to dictate what you are supposed to do and what you are not supposed to do. The standard is in you, you can decide on the basis of your own subjective thoughts, what you need to do, what is right and what is wrong.

Di Patriarchs and Prophets hal. 37, Ellen White menjelaskan, “Dia (Setan) mulai menanamkan keraguan mengenai Hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi…” itukah yang dilakukan Iblis pada Hawa, menanamkan keraguan tentang perintah yang telah diberikan Allah? Betul sekali. “…Dia (Setan) mulai menanamkan keraguan mengenai Hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, menyatakan bahwa walaupun hukum mungkin dibutuhkan bagi penghuni dunia-dunia, tapi malaikat-malaikat yang lebih mulia tidak membutuhkan pengekangan seperti itu, karena kebijaksanaan mereka sendiri sudah cukup sebagai panduan…” Inilah post modern thinking (pemikiran pasca modern) di zaman bahuela. Konsep bahwa tidak ada standar yang objektif, tidak ada sesuatu di luar manusia yang menentukan apa yang harus kita lakukan dan apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Bahwa standar itu ada di dalam kita sendiri, kita boleh menentukan apa yang harus kita lakukan, apa yang benar dan apa yang salah, berdasarkan pikiran subjektif kita sendiri.


In the book of Education pg. 227, Ellen White explains Spiritualism asserts that men are unfallen demigods that each mind will judge itself; that true knowledge places men above all law; that all sins committed are innocent; forwhatever is, is right, and God doth not condemn. The basest of human beings it represents as in heaven, and highly exalted there. Thus it declares to all men, “It matters not what you do; live as you please, heaven is your home.” Multitudes are thus led to believe that desire is the highest law, that license is liberty, and that man is accountable only to himself.
Isn’t that a powerful statement?

Di buku Education hal. 227, Ellen White menjelaskan: “‘Spiritualisme menyatakan manusia adalah dewa-dewa kecil yang tidak berdosa’, bahwa ‘setiap pikiran akan menilai dirinya sendiri’, bahwa ‘pengetahuan yang sejati menempatkan manusia di atas segala hukum’, bahwa ‘semua dosa yang dilakukan itu adalah ketidaktahuan’, bahwa ‘apa yang ada dan terjadi sekarang, itu benar’, dan bahwa ‘Allah tidak menghukum’. Manusia yang paling rendah moralnya pun dinyatakan berada di surga, dan sangat dimuliakan di sana.  Dengan demikian ajaran ini menyatakan kepada semua orang, ‘tidak jadi soal apa yang kamu lakukan, hiduplah sesuka hatimu, surga itu rumahmu.’ Dengan demikian banyak orang dipimpin untuk meyakini bahwa keinginan adalah hukum yang paling tinggi, bahwa izin adalah kebebasan, dan bahwa manusia hanya perlu bertanggungjawab pada dirinya sendiri."
Bukankah ini pernyataan yang hebat?
 

By the way folks, the Devil has done a masterful job of leaving people to totally distrust the Bible, because the Bible is the only protection at the end of time for God’s people. The only one. Listen to what she has to say in Great Controversy pg. 557, “Satan is making the world believe that the Bible is a mere fiction…”  if you don’t believe that, you know, you need to ~ ah, I am not suggesting that you do this, but you know, this movie that came out “Noah”, anybody that watches that you know, you’d have to conclude that the Bible biblical story is fiction, right? “Satan is making the world believe  that the Bible is a mere fiction, or at least a book suited to the infancy of the race…” it’s not for sophisticates like us, “…but now to be lightly regarded, or cast aside as obsolete…” and now notice what he provides instead of the Bible. This is what we are going to discuss all weekend here, listen carefully,   “…And to take the place of the word of God he holds out spiritual manifestations. Here is a channel wholly under his control; by this means he can make the world believe what he will…”  
Spiritual manifestations, you know you can call it contemplative prayer, you can call it spiritual formation, you can call it the Emerging Church, emerging spirituality, it’s all the same thing with different terminology. It’s the idea it’s the subjective that counts, and not the external Word of God, as the standard.
Ketahuilah, Saudara-saudara, Iblis telah berhasil dengan sangat baik membuat manusia sama sekali tidak mempercayai Alkitab, karena Alkitab adalah satu-satunya perlindungan bagi umat Allah pada akhir zaman. Satu-satunya. Dengarkan apa yang dikatakan Ellen White di Great Controversy hal. 557, “Setan sedang membuat dunia meyakini bahwa Alkitab itu hanyalah sekedar fiksi…” Jika kalian tidak percaya, kalian perlu ~ ah, saya tidak menyarankan kalian melakukan itu ~  tetapi kalian tahu film yang muncul yang berjudul “Noah”? Siapa pun yang menonton film itu, akan menarik kesimpulan bahwa cerita di Alkitab hanyalah cerita fiksi, betul?  “Setan sedang membuat dunia meyakini bahwa Alkitab itu hanyalah sekedar fiksi, atau sedikitnya itu buku yang cocok bagi bangsa manusia di awal eksistensinya…” itu bukan untuk manusia-manusia maju seperti kita, “…tetapi sekarang ini, itu tidak perlu diperhatikan lagi, atau dikesampingkan sebagai sesuatu yang sudah kadaluwarsa…” dan sekarang perhatikan apa yang disodorkan Setan sebagai ganti Alkitab. Inilah yang akan kita bahas sepanjang akhir pekan di sini. Dengarkan baik-baik, “…Dan untuk menggantikan tempat Firman Allah, dia (Setan) menyodorkan manifestasi spiritual. Ini adalah saluran yang seluruhnya berada di bawah pengendaliannya; dengan cara ini, dia (Setan) dapat membuat dunia mempercayai semua kemauannya…”
Manifestasi spiritual, kalian tahu bisa disebut doa kontemplasi, bisa disebut formasi spiritual, bisa disebut Emerging Church, kerohanian baru, semuanya sama dengan terminology yang berbeda. Konsepnya adalah pendapat subjektif yang diperhitungkan bukan Firman Allah di luar manusia sebagai standarnya.  


The fourth method that the Devil used was to lead Eve to follow the testimony of her senses. Let’s notice Genesis 3:6, So when the woman saw…”  her eyes are involved. By the way her ears have been involved upto this point “…So when the woman saw that the tree was good for food…”  what senses were involved there? Taste, she saw that it was good, “I’d like to taste that, it looks tasty.” “…that it was pleasant to the eyes…”  see, the eyes are involved, “…and a tree desirable to make one wise, she…”  what?   “…she took…”  there are touches involved, “…she took…”  and by the way when she took it she didn’t die. In fact Ellen White explains that when she says that “God told us we shouldn’t even touch it”, the serpent plucked the fruit and put it in her hand, “Are you dead?” It’s dangerous to add to God’s Word, folks.  “…she took of its fruit and ate…”  she chose to follow the testimony of her senses, instead of following what God had said in His holy Word.
Kind of reminds me of two contrasting stories in the Bible. You have first of all the story of Joseph. You have this beautiful woman, Potiphar’s wife, can I use the expression she was a knock-out? And she was after Joseph all the time you know, he could see her, he could hear the pretty words that she was speaking. She said, “Come lie with me.” And one day she got desperate she even tore off his clothes, and Joseph said ~ and you know what he said ~ “How can I commit this act of wickedness and sin against my God?” What was the standard that Joseph followed? His eyes? His ears? No. God’s Word, God’s Law.
But then you have Samson, the party animal. You know, he sees this beautiful woman in Timnah and she was also a knock-out, she was a knock-out because she was all painted up and decked with jewelries and all these artificial things, you know, that the sons of God saw in the daughters of men before the flood. And so he sees this beautiful woman and he goes to his parents as was the customs and he says, “Hey, I saw this beautiful Philistine woman I want you to get her for me.” And his parents say, “Wait a minute, Samson, we are not supposed to be unevenly yoked with unbelievers.” And Samson says, “Get her for me because she is pleasant to my eyes.” And by the way, it costs him his eyes. What was the standard that Samson followed? Woo, his heart, his feelings, his emotions, his eyes. He says, “Man, I can’t resist!” instead of following what God said.

Metode keempat yang dipakai Iblis adalah mengajak Hawa mengikuti kesaksian inderanya. Mari kita perhatikan Kejadian 3:6, 6 Jadi pada saat perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan…”  indera mana yang terlibat di sini? Perasa. Dia melihat bahwa itu baik, “saya ingin mengecapnya, kelihatannya enak.”  “…dan di matanya tampak menyenangkan…”  tuh, matanya terlibat,  “…lagipula pohon itu patut didambakan untuk membuat orang menjadi bijak. Lalu ia…” apa? “…ia mengambil…” sentuhan terlibat, “…ia mengambil…”  dan pada waktu dia mengambilnya dia tidak mati. Bahkan Ellen White menjelaskan ketika Hawa berkata,  “Allah berkata kami tidak boleh menyentuhnya”, ular itu memetik buah itu dan memberikannya kepada Hawa. “Apakah kamu mati?” Menambah-nambahi kata-kata Allah itu berbahaya, Saudara-saudara.  “…ia mengambil dari buahnya dan memakannya…”  Hawa memilih untuk mengikuti kesaksian inderanya, bukan mengikuti apa yang telah Allah katakan dalam FirmanNya yang kudus.
Hal ini mengingatkan saya akan dua kisah yang kontras di dalam Alkitab. Pertama kisah Yusuf. Ada perempuan yang cantik, istri Potifar, bolehkah saya memakai ungkapan perempuan itu bahenol? Dan dia selalu mengejar-ngejar Yusuf. Yusuf bisa melihatnya, bisa mendengar kata-kata indah yang diucapkannya. Perempuan itu berkata, “Mari berbaringlah denganku.” Dan suatu hari perempuan itu nekat dan menarik pakaian Yusuf sampai robek, dan Yusuf berkata ~ kalian sudah tahu apa kata Yusuf, “Bagaimana aku boleh melakukan kejahatan ini dan berdosa terhadap Allahku?”
Standar apakah yang diikuti Yusuf? Matanya? Telinganya? Bukan. Firman Allah. Hukum Allah.
Tetapi kemudian ada Simson, tukang pesta. Dia melihat perempuan yang cantik ini di Timnah, dan perempuan itu juga bahenol. Dia cakep sekali karena dia penuh dandanan dan berhiaskan perhiasan dan segala macam hiasan duniawi, seperti yang dilihat oleh anak-anak Allah pada anak-anak perempuan manusia sebelum air bah. Jadi Simson melihat perempuan cantik ini dan dia pergi ke orangtuanya sebagaimana adatnya saat itu dan dia berkata, “Hei, aku melihat perempuan Filistin yang cantik ini dan aku minta kalian mendapatkannya bagiku.” Dan orangtuanya berkata, “Tunggu dulu, Simson, kita tidak boleh berpasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang tidak beriman.” Dan Simson berkata, “Dapatkan dia untukku karena dia cantik di mataku.” Dan ketahuilah, akhirnya Simson membayar dengan matanya. Standar apakah yang diikuti Simson? Wooo, hatinya, perasaannya, emosinya, matanya. Dia berkata, “Wah, aku tak tahan!” bukannya mengikuti apa kata Allah.


Now the fifth method that the Devil uses, is that he uses people to tempt other people. You find this in the Genesis story. We are told in Genesis 3:6,   “…She also gave to her husband with her, and he ate.”
You know in this world the Devil doesn’t have to tempt most people, because people tempt people. Once the Devil was able to win over Eve, he was able to win over Adam through the instrumentality of Eve. And by the way, Adam’s greatest sin ~ I know that his sin was actually eating the fruit ~ but there was something even deeper than this and that is he loved Eve more than he loved God. He loved the gift more than the giver.

Nah, metode kelima yang dipakai Iblis adalah, dia memakai manusia untuk mencobai manusia. Kita temukan ini dalam kisah di kitab Kejadian. Di Kejadian 3:6, kita diberitahu, “…dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”
Kalian tahu di dunia ini Iblis tidak perlu mencobai kebanyakan manusia, karena manusia mencobai sesama manusia. Sekali Iblis berhasil mengalahkan Hawa, dia bisa mengalahkan Adam melalui perantaraan Hawa. Dan ketahuilah, dosa Adam yang terbesar ~ saya tahu bahwa dosanya adalah sungguh-sungguh memakan buah itu ~ tetapi ada sesuatu yang lebih mendalam daripada itu, dan itu adalah dia mengasihi Hawa lebih daripada dia mengasihi Allah. Adam mengasihi pemberiannya lebih daripada mengasihi yang  memberi.


Patriarchs and Prophets pg. 56-57,  “Love, gratitude, loyalty to the Creator, all were overborne by love to Eve. She was a part of himself, and he could not endure the thought of separation…”  so what standard was he following? What God said? No. His feelings. “Oh, I can’t even think of the possibility of living without my dear Eve.”   “…He did not realize that the same Infinite Power who had from the dust of the earth created him, a living, beautiful form, and had in love given him a companion, could supply her place. He resolved to share her fate; if she must die, he would die with her…”  Now notice how people rationalize.  “…After all, he reasoned, might not the words of the wise serpent be true? Eve was before him, as beautiful and apparently as innocent as before this act of disobedience. …”  By the way, nakedness did not ensue until Adam sinned. That shows that Adam was the head and representative of the race. Because if Eve had lost her garment, Adam would have noticed it. But Ellen White here clearly says, “…Eve was before him as beautiful and apparently as innocent as before this act of disobedience. She expressed greater love for him than before…”  “O, Adam, I love you more than ever before.”   “…No sign of death appeared in her, and he decided to brave the consequences. He seized the fruit and quickly ate.”
Let me ask you, is the Devil going to use other people to lead people astray at the end of time?

Patriarchs and Prophets hal. 56-57, “Kasih, rasa syukur, kesetiaannya pada Sang Pencipta, semuanya terbenam oleh kasihnya pada Hawa. Hawa adalah bagian dari dirinya, dan dia tidak bisa menerima kemungkinan akan suatu perpisahan…” jadi standar apa yang diikuti Adam? Apa yang dikatakan Allah? Bukan. Perasaannya. “Oh, aku tidak bisa membayangkan kemungkinan hidup tanpa Hawa-ku yang tercinta.”  “…Dia (Adam) tidak menyadari bahwa Kekuasaan yang Tak Terbatas yang sama yang telah menciptakan seorang makhluk yang hidup yang indah baginya dari debu tanah, yang demi kasihNya telah menganugerahkan kepadanya seorang pendamping, akan bisa menyediakan seorang penggati. Dia (Adam) memutuskan untuk menerima nasibnya (nasib Hawa); jika Hawa harus mati, dia mau mati bersamanya…” Sekarang perhatikan bagaimana manusia merasionalisasikan sesuatu. “…Lagi pula, pikir Adam, barangkali kata-kata ular yang bijaksana itu benar? Hawa ada di depannya, masih tetap cantik dan masih tetap tampak tidak berdosa seperti sebelum pelanggaran itu…”  Ketahuilah ketelanjangan belum terjadi sampai Adam yang berbuat dosa. Itu membuktikan bahwa Adam-lah kepala dan wakil dari bangsa manusia. Karena seandainya Hawa saat itu telah kehilangan jubah kemuliaannya, Adam akan melihatnya. Tetapi Ellen White di sini berkata dengan jelas, “…Hawa ada di depannya, masih tetap cantik dan masih tetap tampak tidak berdosa seperti sebelum pelanggaran itu. Dia (Hawa) menyatakan cintanya yang lebih besar baginya (bagi Adam) daripada sebelumnya…” “Oh, Adam, aku mencintaimu lebih daripada sebelumnya.”  “…Tidak tampak tanda-tanda kematian pada dirinya, dan Adam memutuskan untuk mengambil risikonya. Dia merebut buah itu dan segera memakannya.”
Coba saya tanya, apakah Iblis akan memakai manusia lain untuk mengajak orang tersesat pada akhir zaman?


If I might be bold now, let me share that I believe that one of the ways the Devil is going to lead people astray and the Spirit of Prophecy mentions it, is by dependence upon scholars, so-called. Scholars that exegete the Bible to death, that parse words and verbs with the intention of ignoring the plain sense of Scripture.

Jika saya boleh bicara blak-blakan, saya mau membagikan apa yang saya yakini, yaitu salah satu cara yang dipakai Iblis untuk menyesatkan manusia ~ dan ini juga disinggung oleh Roh Nubuat ~ adalah dengan mengandalkan para pelajar Alkitab, para pelajar Alkitab abal-abal, yang menafsirkan Alkitab sampai mati ( = sampai hal yang sekecil-kecilnya), yang menguraikan kata-kata dan kata-kata kerja dengan tujuan mengabaikan makna Kitab Suci yang gamblang.


Let me read you a couple of statements here from the Spirit of Prophecy, Great Controversy pg. 595, “Satan is constantly endeavouring to attract attention to man in the place of God. He leads the people to look to bishops, to pastors, to professors of theology, as their guides, instead of searching the Scriptures to learn their duty for themselves. Then, by controlling the minds of these leaders, he can influence the multitudes according to his will.”

Coba saya bacakan beberapa pernyataan di sini dari Roh Nubuat, Great Controversy hal. 595, “Setan terus menerus berusaha mengalihkan perhatian ke manusia menggantikan Allah. Setan mengajak manusia untuk mengandalkan uskup-uskup, pendeta-pendeta, profesor-profesor theologi, sebagai pembimbing mereka, daripada menyelidiki Kitab Suci untuk mempelajari kewajiban mereka bagi diri mereka sendiri. Lalu, dengan mengendalikan pikiran para pemimpin umat itu, Setan bisa mempengaruhi orang banyak sesuai kehendaknya.”


In another statement in the Great Controversy pg. 598-599, you know this has much to do with the recent discussion in the church on the issue of women’s ordination, which I vowed that I am not going to write about anymore. I think the 33 page article that I wrote for the last Newsletter is sufficient. Did you read that article? How many of you have read that article? What about the rest of you? You got to read it. It gives you some insight into the whole history of this thing. The whole problem is when the ordination of women elders was approved by a new council which was never ratified by the GC session. Anyway, let’s not get into that.
Great Controversy pg. 598-599 “The truth most plainly revealed in the Bible…”  The truth what?   “…most plainly revealed in the Bible, have been involved in doubt and darkness by learned men, who, with a pretense of great wisdom, teach that the Scriptures have a mystical, a secret, spiritual meaning not apparent in the language employed. These men are false teachers. It was to such a class that Jesus declared: ‘Ye know not the Scriptures, neither the power of God.’ The language of the Bible should be explained according to its obvious meaning, unless a symbol or figure is employed…”  Last I knew there was no symbol or figure in the declaration that the elder must be the husband of one wife, or that the seventh day is the Sabbath of the Lord your God, or that marriage is between a man and a woman. “…The language of the Bible should be explained according to its obvious meaning, unless a symbol or figure is employed. Christ has given the promise: If any man will do His will, he shall know of the doctrine. …”  now listen carefully, “…If men would but take the Bible as it reads, if there were no false teachers to mislead and confuse their minds, a work would be accomplished that would make angels glad and that would bring into the fold of Christ thousands upon thousands who are now wandering in error.”
Powerful words.

Dalam pernyataan yang lain di Great Controversy hal. 598-599 ~ kalian tahu ini banyak berkaitan dengan diskusi akhir-akhir ini di gereja mengenai pengurapan wanita, dan saya sudah berjanji  tidak akan menulis tentang hal itu lagi. Saya rasa artikel sepanjang 33 halaman yang saya tulis dalam Buletin terakhir sudah cukup. Apakah kalian sudah membaca artikel itu? Berapa orang dari kalian yang sudah membacanya? Bagaimana dengan yang lain?  Kalian harus membacanya. Artikel itu memberikan pandangan ke dalam seluruh sejarah masalah itu. Seluruh masalahnya ialah dewan yang baru telah menyetujui pengurapan ketua wanita yang tidak pernah disahkan oleh rapat GC. Namun demikian, kita jangan membahas hal itu sekarang.
Great Controversy hal. 598-599, “Kebenaran yang dengan sangat gamblang diungkapkan dalam Alkitab…” Kebenaran apa? “…yang dengan sangat gamblang diungkapkan dalam Alkitab, telah dikemas dalam keraguan dan kegelapan oleh manusia-manusia terpelajar, yang pura-pura memiliki kebijaksanaan yang tinggi, mengajarkan bahwa Kitab Suci memiliki makna spiritual yang mistik, rahasia, yang tidak terlihat dalam bahasa yang dipakai. Orang-orang ini adalah guru-guru palsu. Justru kepada golongan inilah Yesus menyatakan: …kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.” [Mark 12:24] Bahasa Alkitab harus dijelaskan menurut maknanya yang gamblang, kecuali bila memakai simbol atau lambang…”  Setahu saya, tidak ada simbol atau lambang dalam deklarasi bahwa seorang ketua haruslah suami dari satu orang istri, atau bahwa hari yang ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu, atau bahwa perkawinan adalah antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. ”…Bahasa Alkitab harus dijelaskan menurut maknanya yang gamblang, kecuali bila memakai simbol atau lambang. Kristus telah memberikan janjiNya, Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengenal doktrin itu..(Yoh. 7:17)…”  sekarang dengarkan baik-baik, “…Jika manusia hanya menerima Alkitab itu sebagaimana yang tertulis, jika tidak ada guru-guru palsu yang menyesatkan dan membingungkan pikiran mereka, akan tercapai suatu pekerjaan yang akan membuat malaikat bersukacita dan yang akan membawa beribu-ribu orang masuk ke dalam kandang Kristus, yang sekarang sedang mengembara dalam ketersesatan.”
Kata-kata yang penuh kuasa.


So what are the Devil’s five methods?
1.   Counterfeit miracles
2.   Abusing God’s Word
3.   Leading people to follow their feelings, emotions, their reasoning powers, their intuitions, etc.
4.   Leading them to follow testimonies of their what? Senses.
5.   Leading people to follow what other people say.
What is our only protection? “God says it”, and I do what God says. Is that so complicated? It’s simple.

Jadi apakah kelima metode Iblis?
1.   Mujizat palsu.
2.   Menyalahgunakan apa yang difirmankan Allah.
3.   Mengajak manusia untuk mengikuti perasaan, emosi, kemampuan menganalisa, intuisi mereka, dll.
4.   Mengajak manusia untuk mengikuti kesaksian dari apa mereka? Indera mereka.
5.   Mengajak manusia untuk mengikuti apa yang dikatakan manusia lain.
Apa satu-satunya perlindungan kita? “Allah berkata”, dan saya melakukan apa yang dikatakan Allah. Apakah ini begitu rumit? Ini sederhana.


Now let met take this to the end time. Ellen White describes in vivid detail how Satan will counterfeit the second coming of Christ. And I am going to show you how Ellen White describes the Devil using all five of these methods at the end. By the way, he is preparing the world now for this moment. He is using these five methods now. He is priming people for this moment. Ellen White calls it the crowning act. Now listen carefully. “As the crowning act in the great drama  of deception, Satan himself will personate Christ…”  would that be a counterfeit miracle? “…The church has long professed to look to the Saviour's advent as the consummation of her hopes. Now the great deceiver will make it appear…”  is that a disguise as in the beginning? Absolutely. He will make it appear  “…that Christ has come. In different parts of the earth…”  see, that gives him away for those who study Scripture “…In different parts of the earth Satan will manifest himself among men as a majestic being of dazzling brightness…”  what is this appealing to? People’s eyes, to impress their senses, “…Satan will manifest himself among men as a majestic being of dazzling brighthness, resembling the description of the Son of God given by John in the Revelation.  The glory that surrounds him is unsurpassed by anything that mortal eyes…”  see, there’s the eyes, “…have yet beheld. The shout of triumph rings out upon the air: ‘Christ has come! Christ has come!’…”  is that the testimony of others? Is that kind of like peer pressure? Yeah. “…The people prostrate themselves in adoration before him, while he lifts up his hands and pronounces a blessing upon them, as Christ blessed His disciples when He was upon the earth. His voice is soft and subdued…”  so I guess the ears are involved too, right? He is speaking pretty, he looks bright, the people pressure is on, you know, “Christ has come! Christ has come!” What individual would say, “No, it’s not Christ!”  She says, “…His voice is soft and subdued yet full of melody. In gentle, compassionate tones…” now listen carefully, is he going to quote Scripture? “…he presents some of the same gracious, heavenly truths which the Saviour uttered…”  he’s going to use Scripture,  “…he heals the diseases…”  there you have the miracles,   “…of the people, and then, in his assumed character of Christ, he claims to have changed the Sabbath to Sunday, and commands all to hallow the day which he has blessed. He declares that those who persist in keeping holy the seventh day are blaspheming his name by refusing to listen to his angels sent to them with light and truth. This is the strong, almost overmastering delusion.”

Sekarang, saya akan membawa ini ke akhir zaman. Ellen White menggambarkan dengan detail yang sangat hidup bagaimana Setan akan memalsukan kedatangan Kristus yang kedua. Dan saya akan menunjukkan kepada kalian bagaimana Ellen White menggambarkan Iblis memakai semua kelima metode itu pada akhirnya. Nah, Iblis sedang mempersiapkan dunia sekarang untuk saat tersebut. Dia sedang memakai kelima metode itu sekarang. Dia sedang mempersiapkan manusia untuk saat itu. Ellen White menyebut itu puncak tindakannya. Sekarang dengarkan baik-baik. “Sebagai puncak tindakannya dalam drama penipuan terbesar, Setan sendiri akan menyamar sebagai Kristus…” apakah itu suatu mujizat palsu?  “…Gereja sudah lama mengaku menantikan kedatangan Sang Juruselamat sebagai penggenapan semua harapannya. Sekarang penipu terbesar itu akan membuatnya seolah-olah…” apakah itu sama seperti penyamaran yang dilakukannya pada awal mula? Betul sekali. Setan akan membuatnya seolah-olah “…Kristus telah datang. Di pelbagai bagian dunia…” lihat, itu justru membuka kedoknya bagi mereka yang mempelajari Kitab Suci, “…Di pelbagai bagian dunia Setan akan memanifestasikan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung, yang bersinar terang benderang…” ini untuk menarik apa? Mata manusia, untuk menarik indera mereka, “…Setan akan memanifestasikan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung, yang bersinar terang benderang, menyerupai deskripsi Anak Allah seperti yang diberikan oleh Yohanes di kitab Wahyu. Kemuliaan yang menyelubunginya tidak terkalahkan oleh apa pun yang pernah dilihat oleh mata manusia…” tuh, di sini mata. “…Teriakan kemenangan menggema di angkasa: ‘Kristus telah datang! Kristus telah datang!’…” apakah ini kesaksian dari manusia-manusia lain? Apakah ini semacam tekanan dari sesama manusia? Ya.  “…Orang-orang sujud menyembah dalam pemujaan di hadapannya, sementara dia mengangkat tangannya dan mengucapkan berkat kepada mereka, sebagaimana Kristus dulu memberkati murid-muridNya ketika Dia berada di bumi. Suaranya lembut dan perlahan…” jadi saya rasa, telinga juga terlibat di sini, bukan? Setan berbicara dengan indah, dia tampak cemerlang, ada tekanan dari sesama, kalian tahu, “Kristus sudah datang! Kristus sudah datang!” Mana ada orang yang akan berkata, “Bukan, itu bukan Kristus!”? Ellen White berkata, “Suaranya lembut dan perlahan namun penuh melodi. Dengan nada yang lemah lembut dan penuh kasih sayang…” sekarang dengarkan baik-baik, apakah Setan akan mengutip Kitab Suci? “…dia menyampaikan beberapa dari kebenaran surgawi yang sama yang penuh kasih yang pernah diucapkan Sang Juruselamat…” Setan akan mengutip Kitab Suci! “…dia menyembuhkan penyakit-penyakit…” ini mujizat-mujizatnya, “…dan kemudian, dalam penyamarannya sebagai Kristus, dia mengklaim telah mengubah Sabat ke hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menguduskan hari yang telah diberkatinya itu. Dia menyatakan, mereka yang bersikeras memelihara kekudusan hari ketujuh itu menghujat namanya, dengan menolak mendengarkan malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka dengan terang dan kebenaran. Inilah penipuan yang sangat kuat dan nyaris tak terkalahkan.”


What would be the protection of God’s people? Is it important to know how Jesus will come? Is it? I heard a pastor one time say, “It’s not important what’s coming, I only care about who’s coming.”  Well, if you don’t know “what” is coming, you are going to accept the wrong “who”. This is the encouraging part.  “But the people of God will not be misled. …”  now listen carefully, “…The teachings of this false Christ are not in accordance with the Scriptures…”  even though the people say this is Christ, he looks like Christ, he sounds like Christ, he quotes Scripture, he performs miracles, God’s people say, “This is not Christ!”   “…The teachings of this false Christ are not in accordance with the Scriptures. His blessing is pronounced upon the worshipers of the beast and his image, the very class upon whom the Bible declares that God's unmingled wrath shall be poured out…”  and now listen to this “…And, furthermore, Satan is not permitted to counterfeit the manner of Christ's advent…”  So first of all his teachings, he’s saying that Sunday is the day of rest, while the Bible says it’s the Sabbath. Secondly he is walking all over the earth. The Bible says that He is going to remain in the air, we will be caught up in the air, we will be received in the air, angels will be sent to gather the elect from the four winds,   “…furthermore Satan is not permitted to counterfeit the manner of Christ’s advent. The Saviour has warned His people against deception upon this point, and has clearly foretold the manner of His second coming. ‘There shall arise false Christs, and false prophets, and shall show great signs and wonders; insomuch that, if it were possible, they shall deceive the very elect... Wherefore if they shall say unto you, Behold, He is in the desert; go not forth…”  if they say he is on CNN, don’t look.   “…behold, He is in the secret chambers; believe it not. For as the lightning cometh out of the east, and shineth even unto the west; so shall also the coming of the Son of man be.” [Matthew 24:24-27,] This coming there is no possibility of counterfeiting. It will be universally known—witnessed by the whole world.” [ GC 625.]

Apakah yang menjadi perlindungan umat Allah? Pentingkah mengetahui bagaimana Yesus akan datang? Pentingkah? Saya pernah mendengar seorang pendeta berkata, “Apa yang akan datang itu tidak penting, saya hanya perduli dengan Siapa yang akan datang.” Nah, jika kita tidak tahu “apa” yang akan datang, kita akan menerima “siapa” yang salah. Inilah bagian yang membesarkan hati. “Tetapi umat Allah tidak akan tertipu…” sekarang dengarkan baik-baik. “…Ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Kitab Suci…” walaupun orang-orang mengatakan itu adalah Kristus, dan dia tampak seperti Kristus, dia berkata-kata seperti Kristus, dia mengutip Kitab Suci, dia membuat mujizat, umat Tuhan akan berkata, “Ini bukan Kristus!”  “…Ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Kitab Suci. Berkat yang diucapkannya adalah bagi penyembah-penyembah Binatang dan patungnya, justru golongan yang menurut pernyataan Alkitab akan menerima curahan murka Allah sepenuhnya…” dan sekarang dengarkan ini, “Dan, selain itu Setan tidak diizinkan memalsukan cara kedatangan Kristus…” Jadi pertama ajarannya ~ dia mengatakan bahwa hari Minggu adalah hari perhentian, sementara Alkitab berkata itu hari Sabat. Kedua dia berjalan-jalan ke mana-mana di atas bumi. Alkitab berkata Kristus akan tetap tinggal di angkasa, kita yang akan diangkat ke angkasa, kita akan diterima Kristus di angkasa, malaikat-malaikat akan dikirimkan untuk mengumpulkan orang-orang terpilih dari ke empat mata angin, “…selain itu Setan tidak diizinkan memalsukan cara kedatangan kristus. Sang Juruselamat telah memperingatkan umatnya tentang penipuan ini dan dengan jelas telah menubuatkan cara kedatangan Kristus yang kedua. ‘Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, supaya sekiranya mungkin, mereka akan menyesatkan bahkan orang-orang pilihan juga… Jadi, apabila orang berkata kepadamu: ‘Lihat, Ia ada di padang gurun’, janganlah kamu pergi ke situ…”  jika mereka mengatakan Dia ada di CNN, jangan nonton,  “…atau: ‘Lihat, Ia ada di dalam bilik’, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” [Matius 24:24-27]  Mustahil kedatangan ini bisa dipalsukan. Itu akan diketahui secara universal ~ disaksikan oleh seluruh dunia. [Great Controversy hal. 625]

How are we supposed to test everything? By the Word. By the Word. You have to have an objective standard to test everything. Let me give you an example. How do you distinguish between a genuine diamond and a counterfeit one? Let me share with you. Does the person in the store, he looks and says, “Oh, that’s a diamond” or “That’s not a diamond”?  No. Do they have to apply external standards to determine if it’s a diamond or not? Let met tell you what some of those are. Well you can get a diamond tested for about 25 bucks, and that’s the best way to do it. But there are three other ways: (1) you do the breath test. You know when you blow on one that is composed of glass, it fogs up, but when you do it with a diamond it doesn’t fog up. (2) Then you also, if you have a microscope, you can look under the microscope. The diamond is not absolutely smooth but the fake diamond, the glass diamond, the edges are absolutely smooth. (3) Furthermore, if you put on a table some small type, and you take the diamond with the tip up and you put it over the type, if you are able to read the type through the glass, it is not a real diamond. So how do you determine whether a diamond is genuine or not? You have to apply external standards. You can’t just go on the basis of intuition and hunches and say, “Well, you know, it looks like a diamond so it must be a diamond. This guy that is selling it to me says that it’s a diamond, so it must be a diamond.” No. You have to apply an external standard to determine whether it is genuine or not.

Bagaimana kita seharusnya menguji segala sesuatu? Dengan Firman. Dengan Firman. Kita harus memiliki standar yang objektif untuk menguji segala sesuatu. Saya akan memberikan contoh. Bagaimana kita bisa membedakan antara berlian yang asli dari yang palsu? Saya akan membagikannya dengan kalian. Apakah orang yang ada di toko hanya akan melihat dan berkata, “Oh, itu berlian” atau “itu bukan berlian”? Tidak. Apakah mereka harus menerapkan standard eksternal untuk menentukan apakah itu berlian atau bukan?  Saya akan memberitahukan beberapa dari standar-standar itu. Nah, kita bisa mengujikan sebutir berlian dengan membayar 25 dollar, dan itu adalah cara yang terbaik. Tetapi ada tiga cara lain: (1) lakukan uji nafas. Kalian tahu, jika kita meniupkan nafas pada yang terbuat dari gelas, maka akan ada seperti kabut, tetapi jika itu dilakukan pada sebutir berlian, tidak ada kabutnya. (2) Lalu jika kita memiliki mikroskop, kita bisa menelitinya di bawah mikroskop. Berlian asli tidak benar-benar halus, tetapi berlian palsu yang dari kaca, sudut-sudutnya mutlak halus. (3) Selanjutnya jika kita letakkan tulisan dengan huruf yang kecil-kecil di atas meja dan kita ambil batu itu dan meletakkannya terbalik di atas huruf-huruf itu, maka kalau kita bisa membaca huruf-huruf itu melalui batu itu, batu itu bukan berlian asli. Jadi, bagaimana kita menentukan apakah sebutir berlian itu asli atau bukan? Kita harus menerapkan standar eksternal, kita tidak bisa hanya berdasarkan intuisi dan dugaan dan berkata, “Nah, rupanya seperti berlian jadi itu pastilah berlian. Orang yang menjualnya kepada saya mengatakan itu berlian, jadi itu pasti berlian.” Tidak. Kita harus menerapkan standar eksternal untuk menentukan apakah itu asli atau tidak.


I want to end by reading a couple of statements from the Spirit of Prophecy, and there is many of them.
“Only those who have been diligent student of the Scriptures and who have received the love of the truth will be shielded from the powerful delusion that takes the world captive. By the Bible testimony these will detect the deceiver in his disguise. To all the testing time will come. By the sifting of temptation the genuine Christian will be revealed…”  now listen carefully, “…Are the people of God now so firmly established upon His word that they would not yield to the evidence of their senses? Would they, in such a crisis, cling to the Bible and the Bible only? Satan will, if possible, prevent them from obtaining a preparation to stand in that day…”  Now listen, this applies to us. “…He will so arrange affairs as to hedge up their way, entangle them with earthly treasures, cause them to carry a heavy, wearisome burden, that their hearts may be overcharged with the cares of this life and the day of trial may come upon them as a thief.”  [GC 625]
So caught up in the cares of this life ~ if we are not studying the Scriptures, we are not talking about reading the Scriptures, we are talking about studying the Scriptures, we are searching the Scriptures, is what Jesus said ~ we will not be able to withstand.

Saya akan mengakhiri dengan membacakan dua pernyataan dari Roh Nubuat. Sebetulnya ada banyak.
“Hanya mereka yang mempelajari Kitab Suci dengan rajin dan yang telah menerima cinta pada kebenaran yang akan dilindungi dari penipuan kuat yang akan memerangkap seluruh dunia. Dengan memakai kesaksian Alkitab, mereka ini akan mendeteksi si penipu yang menyamar. Masa ujian ini akan terjadi pada semua orang.  Melalui pencobaan yang menampi, orang Kristen yang tulen akan tampak…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Apakah umat Allah sekarang sudah begitu teguh berdiri di atas FirmanNya sehingga mereka tidak akan takluk pada bukti-bukti yang diterima indera mereka? Akankah mereka, dalam krisis seperti ini, berpegang erat-erat pada Alkitab dan hanya pada Alkitab? Satan sekiranya mungkin, akan menghalangi mereka mendapatkan persiapan untuk bertahan pada hari itu…” Sekarang dengarkan, ini berlaku bagi kita, “…Dia akan mengatur segalanya sedemikian rupa untuk menghalangi jalan mereka, menjerat mereka dengan harta duniawi, membuat mereka memikul beban yang berat dan melelahkan, sehingga hati mereka terlalu terbebani dengan kekhawatiran hidup ini dan hari pencobaan itu akan datang seperti pencuri bagi mereka.” [Great Controversy hal. 625]
Begitu terbebani oleh kekhawatiran hidup ini ~ jika kita tidak mempelajari Kitab Suci ~ kita tidak berbicara tentang hanya membaca Kitab Suci, kita berbicara tentang mempelajari Kitab Suci, menyelidiki Kitab Suci, itulah yang dikatakan Yesus ~ kita tidak akan bisa bertahan.


In Great Controversy 519, Ellen White explains, “Satan well knows that all whom he can lead to neglect prayer and the searching of the Scriptures, will be overcome by his attacks. Therefore he invents every possible device to engross the mind…”  I-phones? they are not bad. Video games? Television? I am not saying these things are bad because you get to watch Secrets Unsealed on television. You know it’s not bad to have an i-phone. But I know people that spend hours and hours a day on Facebook. Would it not be better for us to sit down and search the Scriptures for ourselves to fortify our minds and strengthen or minds for the crises ahead, folks? We need to sit down for hours everyday with prayer to search the Scriptures. Because Ellen White says if we don’t, we’ll be overcome.

Di Great Controversy hal. 519, Ellen White menjelaskan, “Setan sangat tahu bahwa semua yang bisa diajaknya untuk mengabaikan doa dan mempelajari Kitab Suci, akan dikalahkan oleh serangan-serangannya. Oleh sebab itu dia menciptakan apa saja yang mungkin untuk memukau pikiran…” Iphone? Itu tidak buruk. Video game? Televisi? Saya tidak mengatakan benda-benda itu buruk karena kalian bisa menonton Secrets Unsealed di televisi. Kalian tahu, tidak buruk memiliki Iphone, tetapi saya kenal orang-orang yang menghabiskan berjam-jam setiap hari di Facebook. Apakah tidak lebih baik bagi kita untuk duduk dan menyelidiki Kitab Suci bagi kepentingan diri kita sendiri, untuk membentengi pikiran kita dan menguatkan pikiran kita menghadapi krisis yang akan datang, Saudara-saudara? Kita perlu duduk berjam-jam setiap hari dengan doa untuk menyelidiki Kitab Suci, karena Ellen White berkata, jika kita tidak, kita akan dikalahkan.


And so my challenge as we begin this Summit, to set the tone for everything that we are going to discuss: let’s not follow any standard, other than the standard of God’s holy Word, and the Spirit of Prophecy. Because if we follow those standards we can never go wrong. But if we don’t, beware. Because the coming of Jesus as a thief ~ which by the way is the close of probation, it’s not the second coming ~ will come, as Ellen White says, as an overwhelming surprise. It’s my prayer that that will not happen to any of those who are gathered here or any of those who are going to be watching this program later on.

Let us pray.

Maka tantangan yang saya lontarkan saat kita memulai Summit ini adalah menetapkan plafon bagi segala sesuatu yang akan kita bahas: Janganlah kita ikuti sembarang standar, selain standard Firman Allah yang kudus dan Roh Nubuat. Karena jika kita mengikuti standar-standar tersebut, kita tidak mungkin salah. Tetapi jika tidak, hati-hati. Karena kedatangan Yesus itu akan seperti pencuri ~ ketahuilah, ini adalah penutupan masa percobaan, ini bukan kedatanganNya yang kedua ~ sebagaimana yang dikatakan Ellen White, itu akan menjadi kejutan yang luar biasa. Saya berdoa itu tidak akan terjadi pada semua yang berkumpul di sini sekarang atau semua yang akan menonton program ini kemudian.

Mari kita berdoa.






29 10 16