Tuesday, August 31, 2021

EPISODE 18/24 ~ THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR ~ THE FEAST OF TABERNACLES ~ STEPHEN BOHR

 

_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____

Part 18/24 - Stephen Bohr

THE FEAST OF TABERNACLES

https://www.youtube.com/watch?v=LTdczF-kKSs&t=22s

 

 

Dibuka dengan doa

 

 

Well, hello again. We are nearing the end of our study of the Hebrew Feasts. That doesn't mean that we don't have a lot to study yet. We still want to study the Feast of Dedication which is not mentioned in Leviticus 23. We need to deal also with Colossians chapter 2, as well as study some reasons why I don't believe that at this time we are required to keep the Hebrew Feasts. And also we want to take some time to study about the so-called Lunisolar Sabbath. Many people these days are keeping the Sabbath according to the moon rather than according to the solar calendar. So we have a lot to study yet.

 

Nah, selamat bertemu lagi. Kita mendekati akhir pelajaran kita tentang Perayaan-perayaan Ibrani. Itu tidak berarti bahwa yang masih harus kita pelajari sudah tidak banyak lagi. Kita masih harus mempelajari Perayaan Dedikasi yang tidak disebutkan di Imamat 23. Kita perlu membahas Kolose pasal 2, dan juga mempelajari beberapa alasan mengapa saya tidak percaya bahwa pada saat ini kita harus memelihara Perayaan-perayaan Ibrani. Dan juga kita perlu waktu untuk mempelajari yang disebut Sabat Lunisolar. Banyak orang sekarang ini memelihara Sabat berdasarkan kalender bulan dan bukan menurut kalender matahari. Jadi masih banyak yang harus kita pelajari.

 

 

But this is the study of the last Feast that is mentioned in Leviticus 23, the Feast of Tabernacles, and we will begin by reading from Leviticus 23:33-36, 33 Then the Lord spoke to Moses, saying, 34 Speak to the children of Israel, saying: The fifteenth day of this seventh month shall be the Feast of Tabernacles for seven days to the Lord.  35 On the first day there shall be a holy convocation. You shall do no customary work on it. 36 For seven days you shall offer an offering made by fire to the Lord. On the eighth day you shall have a holy convocation, and you shall offer an offering made by fire to the Lord. It is a sacred assembly, and you shall do no customary work on it.”  That is a description of the Feast of Tabernacles.

 

Tetapi saat ini pelajarannya ialah tentang Perayaan terakhir yang disebut di Imamat 23, Perayaan Tabernakel, dan kita akan mulai dengan membaca dari Imamat 23:33-36, 33 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa, 34Bicaralah kepada orang Israel, katakan, Hari yang kelima belas dari bulan yang ketujuh ini harus menjadi hari raya Tabernakel (Pondok Daun) tujuh hari lamanya bagi TUHAN. 35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, kamu tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari. 36 Selama tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan suatu persembahan kurban api-apian kepada TUHAN. Pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan kamu harus mempersembahkan suatu persembahan kurban api-apian kepada TUHAN. Itu adalah perkumpulan yang kudus, dan kamu tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari pada hari itu.…”  Itulah deskripsi Perayaan Tabernakel.



Now we need to deal with some introductory matters before we actually study this Feast.

The Day of Atonement is the last date that we can know in the Feast system, in other words, after the Day of Atonement we do not have a date for the Feast of Tabernacles, the reason why is because in Revelation 10:6, the Angel, who is Jesus Christ by the way, said that “time would be no longer”. In other words, prophetic time came to an end in 1844. So we cannot know the specific date for the fulfillment of the Feast of Tabernacles. However, we can be certain that it will occur at the very season of the year when the type occurred.

 

Sekarang kita perlu membahas beberapa bahan pengantar sebelum kita benar-benar mempelajari Perayaan ini.

Hari Pendamaian adalah tanggal terakhir yang bisa kita ketahui dalam sistem Perayaan, dengan kata lain setelah Hari Pendamaian kita tidak punya tanggal untuk Perayaan Tabernakel. Alasannya mengapa ialah karena di Wahyu 10:6, Malaikat itu, yang adalah Yesus Kristus, berkata bahwa “waktu tidak akan ada lagi”. Dengan kata lain, waktu nubuatan itu berakhir di tahun 1844. Maka kita tidak bisa mengetahui tanggal persisnya untuk penggenapan Perayaan Tabernakel. Namun, kita boleh merasa pasti bahwa itu akan terjadi di musim tahunnya ketika tipenya terjadi.

 

 

The Feast of Tabernacles lasted seven days, and then a glorious eighth day was added to the celebration. And I just throw this out here, this is my thought, is it just possible that the Feast will be fulfilled on the seven day journey to Heaven, and on the eighth day when we actually arrive in Heaven we will enjoy the great day of the Feast? It's a possibility.

It's important for us to remember that the Year-Day Principle applies only to the Feast of Trumpets and the Day of Atonement. Are you following me or not?  The Year-Day Principle applies only to the Feast of Trumpets and the Day of Atonement because they occur during the dispensation of the Spirit, when things are to be spiritually understood. The time periods during the church age, so to speak are to be understood symbolically: 1260 days, time-times-the dividing of time, 42 months, etc. are to be understood in a symbolic sense.  We do not apply the Year-Day Principle  to the Passover, to Unleavened Bread, to First Fruits, or to Pentecost, because these were fulfilled before the Hebrew theocracy came to an end.

The time element of the Feast of Tabernacles will once again I believe be literal because Jesus will be literally present and time periods will once again be literal. And by the way this is the reason why the thousand years of Revelation are literal, because we will be literally present with the Lord. Are you understanding the principle?

 

Perayaan Tabernakel berlangsung tujuh hari, kemudian ditambahkan satu hari kedelapan yang mulia kepada perayaan itu. Dan saya hanya mengatakan ini, ini pikiran saya, apakah mungkin bahwa Perayaan itu akan digenapi saat perjalanan ke Surga selama tujuh hari, dan pada hari kedelapan ketika kita benar-benar tiba di Surga, kita akan menikmati hari besar Perayaan tersebut? Itu suatu kemungkinan.

Yang penting untuk kita ingat ialah prinsip 1 hari nubuatan = 1 tahun literal, berlaku hanya untuk Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian. Apakah kalian paham atau tidak? Prinsip 1 hari nubuatan = 1 tahun literal hanya berlaku untuk Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian karena mereka terjadi selama zaman dispensasi Roh Kudus, ketika hal-hal harus dimengerti secara spiritual. Periode-periode waktu selama masa sejarah gereja, katakanlah demikian, harus dipahami secara simbolis: 1260 hari, satu masa dua masa dan setengah masa, 42 bulan, dll. harus dipahami secara simbolis. Kita tidak mengaplikasikan prinsip 1 hari = 1 tahun kepada Perayaan Passah, Roti Tidak Beragi, Buah Sulung, atau Pentakosta karena semua ini digenapi sebelum berakhirnya theokrasi Ibrani.

Unsur waktu Perayaan Tabernakel saya yakin sekali lagi adalah literal karena Yesus akan hadir secara literal, dan periode waktu sekali lagi menjadi literal. Dan ketahuilah inilah alasannya mengapa 1000 tahun yang di Wahyu itu literal, karena kita akan hadir secara literal bersama Tuhan. Apakah kalian paham prinsipnya?

 

 

Now in the series that I did in our first Anchor School of Theology which was prophetic principles how to study Bible prophecy, I dedicated an extensive period of time to this specific principle. We can't dedicate time to that right now, so I just presented this one paragraph.

 

Nah, di seri pertama yang saya buat untuk Anchor School of Theology, tentang prinsip-prinsip nubuatan, bagaimana mempelajari nubuatan Alkitab, saya sudah mendedikasikan waktu yang panjang untuk prinsip khusus ini. Kita tidak bisa mendedikasikan waktu untuk itu lagi sekarang, jadi saya hanya menyampaikan satu paragraf ini saja.

 

 

Now the first thing we want to do is to study the type. In other words, the Feast of Tabernacles as it was celebrated by the Jews, and then we are going to look at the anti-type how the Feast of Tabernacles applies to us, and how we are to observe it.

The first thing that I want us to notice is that the Israelites during their wilderness wanderings dwelt in tents, they had no permanent homeland at this time, they were actually always on the road, they were always on the move, in provisional dwellings.  Let's read from the book of Numbers 9:17-23 where we have a description of their nomadic life.  It says, “ 17 Whenever the cloud was taken up from above the Tabernacle, after that the children of Israel would…”  what? “…would journey; and in the place where the cloud settled, there the children of Israel would pitch their tents…”  so they lived in tents, they did not live in permanent buildings. “…18 At the command of the Lord the children of Israel would journey, and at the command of the Lord they would camp; as long as the cloud stayed above the Tabernacle they remained encamped. 19 Even when the cloud continued long, many days above the Tabernacle, the children of Israel kept the charge of the Lord and did not journey. 20 So it was, when the cloud was above the Tabernacle a few days: according to the command of the Lord they would remain encamped, and according to the command of the Lord they would journey.  21 So it was, when the cloud remained only from evening until morning: when the cloud was taken up in the morning, then they would journey; whether by day or by night, whenever the cloud was taken up, they would journey. 22 Whether it was two days, a month, or a year that the cloud remained above the Tabernacle, the children of Israel would remain encamped and not journey; but when it was taken up, they would journey. 23 At the command of the Lord they remained encamped, and at the command of the Lord they journeyed; they kept the charge of the Lord, at the command of the Lord by the hand of Moses.”

So basically they led a nomadic life, they were always on the move, they had no permanent home while they were in their wilderness sojourn. They were strangers and pilgrims in the land, in other words.

 

Nah, hal pertama yang mau kita lakukan ialah mempelajari tipenya. Dengan kata lain, Perayaan Tabernakel seperti yang dirayakan oleh orang-orang Yahudi. Kemudian kita akan melihat antitipenya bagaimana Perayaan Tabernakel itu diaplikasikan kepada kita, dan bagaimana kita harus memeliharanya.

Hal pertama yang saya mau kalian simak ialah bangsa Israel selama mengembara di padang gurun, hidup di tenda-tenda, mereka tidak punya tempat tinggal permanen, mereka selalu bergerak, mereka selalu berpindah-pindah di tempat tinggal yang sementara.

Mari kita  baca kitab Bilangan 9:17-23 di mana ada deskripsi kehidupan nomad mereka. Dikatakan, 17 Setiap kali awan itu diangkat naik dari atas Kemah Suci, setelah itu orang Israel pun akan…” apa?  “…akan berjalan, dan di tempat di mana awan itu berhenti, di sanalah orang Israel akan memasang tenda mereka…”  jadi mereka tinggal di tenda-tenda, mereka tidak tinggal di bangunan yang permanen. “…18 Atas perintah TUHAN orang Israel akan berjalan dan atas perintah TUHAN juga mereka akan berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap berkemah. 19 Bahkan bila awan itu tinggal lama, berhari-hari di atas Kemah Suci, maka orang Israel mematuhi ketentuan TUHAN, dan tidak berjalan. 20 Demikianlah, bila awan itu ada di atas Kemah Suci beberapa hari, sesuai perintah TUHAN mereka tetap berkemah, dan sesuai perintah TUHAN mereka akan berjalan. 21 Demikianlah bila awan itu tinggal hanya dari petang sampai pagi; ketika awan itu diangkat naik pada waktu pagi, mereka pun berjalan; baik pada waktu siang atau pada waktu malam, apabila awan itu diangkat naik, mereka pun berjalan. 22 Apakah itu dua hari, sebulan atau satu tahun, awan itu tetap di atas Kemah Suci, orang Israel akan tetap berkemah dan tidak berjalan; tetapi apabila awan itu diangkat naik, mereka akan berjalan. 23 Atas perintah TUHAN mereka tetap berkemah dan atas perintah TUHAN mereka berjalan; mereka patuh kepada ketentuan TUHAN, sesuai perintah TUHAN melalui tangan Musa.”

Jadi pada dasarnya mereka menjalani hidup nomad, mereka selalu berpindah-pindah, mereka tidak punya tempat tinggal permanen selama perjalanan mereka di padang gurun. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang asing dan pengembara-pengembara di negeri itu.

 

 

Let's notice Hebrews 11:9-10 and then verses 13 through 16 where we find a description of the fact that they had no permanent homeland, before they actually settled in the promised land. It says there, By faith he…” that is Abraham  “…dwelt in the land of promise as in a…”  what? “…as in a foreign country, dwelling in…”  what? “…dwelling in tents with Isaac and Jacob, the heirs with him of the same promise; 10 for he waited for the city which has foundations, whose builder and maker is God….” Verse 13, “…13 These all died in faith, not having received the promises, but having seen them afar off were assured of them, embraced them and confessed that they were…”  what? “…strangers and pilgrims on the earth. 14 For those who say such things declare plainly that they seek a…” what? “…a homeland. 15 And truly if they had called to mind that country from which they had come out, they would have had opportunity to return. 16 But now they desire a better, that is, a heavenly country. Therefore, God is not ashamed to be called their God, for He has prepared a city for them.” So basically Abraham, Isaac, and Jacob, they lived in tents; and the children of Israel also lived in the wilderness, when they were going to the land, they also lived in provisional dwellings.

 

Mari kita simak Ibrani 11:9-10 kemudian ayat 13-16 di mana kita lihat deskripsi fakta bahwa mereka tidak memiliki negari yang permanen, sebelum mereka benar-benar bermukim di tanah perjanjian. Dikatakan di sana, 9 Karena iman ia…”  yaitu Abraham,    “…diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di negari…”  apa?   “…seolah-olah di negeri  yang asing, hidup di…”  apa?   “…hidup di tenda dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris bersamanya dari janji yang sama. 10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang pembangunnya  dan pembuatnya ialah Allah. …”  Ayat 13, “…13 Mereka semua mati dalam iman, sebelum menerima  apa yang dijanjikan itu tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah…” apa? “…orang asing dan pengembara di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan terus terang, bahwa mereka mencari…” apa? “…tanahair. 15 Dan sebenarnya kalau mereka ingat akan tempat asal yang telah mereka tinggalkan,  mereka mempunyai kesempatan untuk kembali. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan yang lebih baik yaitu tanah air Sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah  kota bagi mereka. …”  Jadi pada dasarnya Abraham, Ishak dan Yakub, mereka hidup di tenda-tenda; dan bangsa Israel juga hidup di padang gurun ketika mereka menuju ke tanah perjanjian, mereka juga hidup di tempat-tempat tinggal yang sementara.  

 

 

By the way this explains the reason why at the Feast of Booths they were in booths, they actually made homes, some had tents, some made provisional homes out of branches of trees and so on because they were commemorating the fact that during their sojourn they had no settled home, they were always on the move.

 

Nah ini menjelaskan alasan mengapa saat Perayaan Pondok Daun mereka tinggal di pondok-pondok, mereka membuat tempat tinggal ada yang dari tenda, ada yang membuat tempat tinggal semetara dari cabang-cabang pohon dan lain-lain karena mereka sedang memperingati fakta bahwa selama perjalanan mereka saat mengembara, mereka tidak memiliki rumah tetap, mereka selalu berpindah-pindah.

 

 

Now it's important to recognize that at the Feast of Tabernacles all males were supposed to be present, and of course that would most likely include their families as well, because they weren't going to travel by themselves. Notice what we find here in the book of Exodus 23:14-17, there were three festivals where all of the males 12 years and older had to be there. 

·       The three harvest festivals:

v Passover

v Unleavened Bread

v Pentecost

·       and the Feast of Tabernacles.

It says there,14 Three times you shall keep a feast to Me in the year: 15 You shall keep the Feast of Unleavened Bread, you shall eat unleavened bread seven days, as I commanded you, at the time appointed in the month of Abib…” that's the same as Nisan  “… for in it you came out of Egypt; none shall appear before Me empty…” And then you have the next Feast,  “…16 and the Feast of Harvest, the First Fruits of your labors which you have sown in the field…”  and then the third “…and the Feast of Ingathering…” that's the Feast of  Tabernacles  “…at the end of the year, when you have gathered in the fruit of your labors from the field. 17 Three times in the year all your males shall appear before the Lord God…” And of course when the males appeared also their families went with them because they were heads of household.

 

Nah, penting untuk mengenali bahwa di Perayaan Tabernakel semua laki-laki harus hadir, dan tentu saja biasanya itu termasuk keluarganya juga karena mereka tidak akan berjalan sendirian. Simak apa yang kita lihat di Keluaran 23:14-17, ada tiga perayaan di mana semua laki-laki yang berusia 12 tahun ke atas harus hadir.

·       Ketiga perayaan musim panen:

v Passah

v Roti Tidak Beragi

v Pentakosta

·       Dan Perayaan Tabernakel.

Dikatakan di sana, 14 Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagi-Ku. 15 Perayaan Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara, tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang telah ditetapkan, di bulan Abib…”  itu sama dengan bulan Nisan   “…sebab di bulan itulah engkau keluar dari Mesir, tidak ada yang boleh menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa…”  Lalu Perayaan yang berikutnya,   “…16 Dan perayaan panen, Buah Sulung dari hasil usahamu yang telah engkau tabur di ladang;…”  kemudian yang ketiga,   “…dan Perayaan pengumpulan hasil…”  itulah Perayaan Tabernakel, “…pada akhir tahun, ketika engkau sudah mengumpulkan hasil usahamu dari ladang. 17 Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat TUHAN ALLAH…”  Dan tentu saja ketika orang-orang laki menghadap, keluarga mereka juga pergi bersama mereka karena mereka adalah kepala keluarga.

 

 

Ellen White amplifies this in Desire of Ages page 448 where she writes, “The feast continued for seven days and for its celebration the inhabitants of Palestine, with many from other lands, left their homes…” that is they left their permanent homes  “…and came to Jerusalem. From far and near the people came, bringing in their hands a token of rejoicing. Old and young, rich and poor, all brought some gift as a tribute of thanksgiving to Him who had crowned the year with His goodness, and made His paths drop fatness. Everything that could please the eye, and give expression to the  universal joy, was brought from the woods; the city bore the appearance of a beautiful forest.”

Because they built these provisional dwelling places during the Feast of Booths  seven days and then they added an eighth day. And all Israelites basically the heads of household with their families, were supposed to appear there for the Feast of Tabernacles.

 

Ellen White memperjelas ini di Desire of Ages hal. 448 di mana dia menulis,    “…Perayaan itu berlangsung selama tujuh hari dan untuk merayakannya penduduk Palestina, dan banyak dari tempat-tempat lain meninggalkan rumah mereka…” maksudnya meninggalkan rumah permanen mereka, “…datang ke Yerusalem. Dari jauh dan dekat berdatangan orang-orang, membawa di tangan mereka tanda sukacita. Tua dan muda, kaya dan miskin semua membawa pemberian sebagai tanda syukur kepada Dia yang telah menutup tahun dengan kebaikanNya dan langkahNya meninggalkan kelimpahan. Segala yang sedap dipandang dan yang mengekspresikan sukacita universal dibawa dari hutan-hutan, dan kota itu menjadi berpenampilan seperti hutan yang indah. …” 

Karena mereka membangun tempat-tempat tinggal sementara ini selama tujuh hari Perayaan Pondok Daun, dan kemudian mereka menambahkan hari kedelapan. Dan semua bangsa Israel, pada dasarnya para kepala keluarga dengan keluarga mereka, harus hadir di sana untuk Perayaan Tabernakel.   

 

 

Now the Feast of Tabernacles was a season to thank God for His goodness, for the way God had been good with them in their wanderings through the wilderness, where they had had temporary dwellings. You see, God had given Israel water from the rock, He had given them manna from Heaven. He had led them by a pillar of cloud and by a pillar of fire. Their shoes and their clothing had not worn  for forty years. Can you imagine having a suit for forty years and having it as new as it was before, forty years later? And their shoes did not wear. God certainly was good to them during their wilderness wanderings and of course the purpose of the Feast of Booths  was to give thanks to God, it was a season of thankfulness to God for the way in which He had been with them in their wilderness sojourns. 

 

Nah, Perayaan Tabernakel adalah masa untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah untuk kebaikanNya, untuk bagaimana Allah telah memperlakukan mereka dengan baik selama pengembaraan mereka melalui padang gurun, di mana mereka hanya punya tempat tinggal yang sementara. Kalian lihat, Allah telah memberi Israel air dari batu, Dia telah memberi mereka manna dari Surga. Dia menuntun mereka dengan tiang awan dan tiang api. Sepatu dan pakaian mereka tidak menjadi lapuk selama empat puluh tahun. Bisakah kalian bayangkan memiliki stelan yang selama 40 tahun  kondisinya tetap sebagus seperti semula, 40 tahun kemudian? Dan sepatu mereka tidak menjadi rusak. Allah sungguh baik kepada mereka selama pengembaraan mereka di padang gurun, dan tentu saja tujuan Perayaan Pondok Daun adalah memberikan ucapan terima kasih kepada Allah, itulah musim untuk bersyukur kepada Allah untuk perlakuanNya kepada mereka dalam perjalanan mereka di padang gurun.

 

 

In fact we find in Desire of Ages page 448 these words, “This feast was not only the harvest thanksgiving, but the memorial of God's protecting care over Israel in the wilderness. In commemoration of their tent life, the Israelites during the feast  dwelt in booths or Tabernacles of green boughs. These were erected in the streets, in the courts of the temple, or on the housetops. The hills and valleys surrounding Jerusalem were also dotted with these  leafy dwellings, and seemed to be alive with people.

So the Feast of Tabernacles was a celebration of how God had blessed them and brought them to this point, brought them to the promised land, and how He had blessed them during their sojourn  through the wilderness.

 

Bahkan kita temukan di Desire of Ages hal. 448 kata-kata ini, “…Perayaan itu bukan hanya ucapan syukur untuk panennya, tetapi memperingati perlindungan Allah bagi Israel di padang gurun. Untuk memperingati kehidupan mereka di tenda-tenda, bangsa Israel selama Perayaan tersebut tinggal di gubuk-gubuk atau tempat-tempat tinggal dari dahan-dahan hijau. Gubuk-gubuk ini didirikan di jalan-jalan, di pelataran Bait Suci, atau di atap-atap rumah. Bukit-bukit dan lembah-lembah yang mengelilingi Yerusalem juga dihiasi dengan tempat-tempat tinggal dari daun-daunan ini, dan tampak begitu hidup dengan manusia-manusia.”

Jadi Perayaan Tabernakel adalah suatu perayaan bagaimana Allah telah memberkati mereka dan telah membawa mereka hingga ke titik itu, membawa mereka ke tanah perjanjian, dan bagaimana Dia telah memberkati mereka selama perjalanan mereka melalui padang gurun.

 

 

Incidentally by this time their enemies had been subdued. Did they have to overcome enemies to finally settle in the promised land? Of course they did. God fought for them, didn't He? And finally when they conquered the promised land they had relief from their what? They had relief from their enemies. And that's an important point when we come to the book of Revelation, we'll deal with that later. The enemies had been subdued and now they had rest. The word “rest” many times in the Old Testament is speaking about when they settled in Canaan and their enemies had all been destroyed and expelled from the land. 

 

Pas pada waktu ini musuh-musuh mereka sudah ditaklukkan. Apakah mereka harus menaklukkan musuh-musuh supaya bisa menempati tanah perjanjian? Tentu saja mereka harus. Allah berperang untuk mereka, bukan? Dan akhirnya ketika mereka telah menaklukkan tanah perjanjian, mereka mendapat kelegaan dari apa mereka? Mereka memperoleh kelegaan dari musuh-musuh mereka. Dan ini adalah poin yang penting bila kita ke kitab Wahyu, nanti akan kita bahas ini. Musuh-musuh sudah ditaklukkan dan sekarang mereka boleh beristirahat. Kata “beristirahat” di Perjanjian Lama sering kali berbicara tentang ketika mereka sudah mantap menempati Kana’an dan musuh-musuh mereka semua sudah dimusnahkan dan diusir dari negeri itu.

 

 

Now this was a season of rejoicing, a great rejoicing,  and the rejoicing was for three reasons:

·       number one God had blessed them in their wilderness wanderings,

·       number two their sins had just been blotted out on the Day of Atonement, just a few days previous to this,

·       and in the third place they were thankful because an abundant harvest of fruit had been brought in: the grapes, the olives, and the dates, had been gathered in and they were thanking God for the abundant harvest.

So three reasons number one because God had blessed them in their wilderness wanderings, number two their sins had been blotted out, and their enemies by the way had been destroyed. And now they  wanted to thank the Lord for the abundant harvest.

 

 

Nah, ini adalah waktunya bersukacita, sukacita yang besar, dan sukacita itu karena tiga alasan:

·       Pertama Allah telah memberkati mereka dalam pengembaraan mereka di padang gurun.

·       Kedua, dosa-dosa mereka sudah dihapuskan pada Hari Pendamaian, beberapa hari sebelum ini.

·       Dan ketiga mereka bersyukur karena panen buah yang berlimpah telah dikumpulkan: anggur, zaitun, dan kurma sudah dikumpulkan dan mereka mengucapkan terima kasih kepada Allah untuk panen yang berlimpah.

Jadi tiga alasan: pertama karena Allah sudah memberkati mereka dalam pengembaraan mereka di padang gurun, kedua dosa-dosa mereka sudah dihapuskan dan musuh-musuh mereka sudah dimusnahkan. Dan sekarang mereka mau berterimakasih kepada Tuhan untuk panen yang limpah.

 

 

Ellen White describes the joy and the singing of this Feast, in Desire of Ages page 448 she wrote,  With  sacred song and thanksgiving the worshipers celebrated this occasion. A little before the feast was the Day of Atonement, when, after confession of their sins, the people were declared to be at peace with Heaven. Thus the way was prepared for…” what?  “… for

the  rejoicing of the feast….”  so was the Day of Atonement a day of rejoicing? The Day of Atonement was that a day of rejoicing? No! The Day of Atonement was not a day of rejoicing. The Day of Atonement was a day of what? Was the day of affliction. So is now a time to rejoice? Are we supposed to be now in the Feast of Tabernacles rejoicing and thanking the Lord because we're finally in our permanent home? Of course not! No! Now we're in the Feast of affliction, but the time is coming when we will celebrate the Feast of rejoicing. So she says, “…Thus the way was prepared for the  rejoicing of the feast. ’O give thanks unto the Lord; for He is good: for His mercy endureth forever’…”  she's quoting Psalm 106:1 “…rose triumphantly, while all kinds of…” what?  “…of music, mingled with shouts of hosanna, accompanied the united singing…”  so there's a lot of singing going on during this Feast. “…The temple was the center of the universal…” what? See, at the center is the temple,  “…of universal joy. Here was the pomp of the sacrificial ceremonies. Here, ranged on either side of the white marble steps of the sacred building, the choir of Levites led the service of song. The multitude of worshipers, waving their branches of palm and myrtle, took up the strain, and echoed the  chorus; and again the  melody was caught up by voices near and afar off, till the encircling hills were  vocal with praise.”

You can almost feel it, can't you? The celebration, and the joy, and the praise, because God had ended their sojourn and He had blessed them in their wanderings, their sins had been blotted out, their enemies had been destroyed, and the fruit harvest had been gathered in. It was an occasion of great celebration.

 

Ellen White menggambarkan sukacita dan nyanyi-nyanyian Perayaan ini di Desire of Ages hal. 448,  dia menulis, “…Dengan lagu-lagu kudus dan pujian syukur mereka yang beribadah merayakan acara ini. Sedikit waktu sebelum Perayaan ini adalah Hari Pendamaian ketika mereka ~ setelah mengakui dosa-dosa mereka ~ dinyatakan sudah berdamai dengan Surga. Dengan demikian jalannya sudah disiapkan untuk…” apa?  “…bersukacita di Perayaan ini…”  jadi apakah Hari Pendamaian itu hari sukacita? Tidak! Hari Pendamaian bukanlah hari sukacita. Hari Pendamaian adalah hari untuk apa? Hari untuk menyelidiki hati. Maka, apakah sekarang ini saatnya bersukacita? Apakah kita sekarang seharusnya berada di Perayaan Tabernakel bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan karena akhirnya kita sudah berada di rumah kita yang permanen? Tentu saja tidak! Tidak! Sekarang kita di masa Perayaan menyelidiki hati. Tetapi nanti akan datang waktunya kita merayakan Perayaan sukacita. Jadi Ellen White berkata,  “…Dengan demikian jalannya sudah disiapkan untuk bersukacita di Perayaan ini. ‘1 O, ucapkan terima kasih kepada TUHAN, sebab Ia baik! Karena kemurahanNya bertahan untuk selama-lamanya.’…” Ellen White mengutip Mazmur 106:1, “…terdengar dalam nada kemenangan, sementara segala jenis…”  apa?    “…musik yang bercampur dengan sorak Hosana, menyertai nyanyian bersama itu…”  jadi ada banyak nyanyian yang terjadi selama Perayaan ini. “…Bait Suci adalah pusat…”  apa? Lihat, di tengah-tengah adalah Bait Sucinya  “…sukacita universal. Di sinilah kemegahan upacara kurbannya. Di sinilah berbaris di masing-masing sisi anak tangga pualam putih bangunan yang sakral itu, paduan suara orang-orang Lewi memimpin ibadah lagu. Orang banyak yang beribadah, melambaikan dahan-dahan palem dan murad, bergabung dengan lagu itu dan menggemakan ulangan lagunya, dan kembali irama itu dsambut oleh suara-suara di tempat yang dekat maupun yang jauh, hingga bukit-bukit yang mengelilingi bergema dengan pujian…” 

Kita nyaris bisa merasakannya, bukan? Perayaan itu, dan sukacitanya, dan pujiannya, karena Allah telah mengakhiri pengembaraan mereka dan Dia telah memberkati mereka dalam pengembaraan mereka, dosa-dosa mereka sudah dihapuskan, musuh-musuh mereka sudah dimusnahkan, dan panen buah sudah dikumpulkan. Itu adalah saatnya untuk perayaan yang besar.

 

 

During this Feast, there was a tremendous emphasis on water, there was a water ceremony that took place. Ellen White in Desire of Ages page 449 describes one of these ceremonies during the Feast of Tabernacles. Speaking about the priest, she says, He bore the flagon to the altar, which occupied a central position in the court of the priests. Here were two silver basins, with a priest standing at each one. The flagon of water was poured into one, and a flagon of wine into the other; and the contents of both flowed into a pipe which communicated with the Kedron…” the Kedron was a brook that ran in the valley there  “…and was conducted to the Dead Sea…” so you see the water and the blood go to the Dead Sea, and the symbolism is that the Dead Sea is now getting what? It's made what? Alive. And so she continues writing, “…This display of the consecrated water represented the fountain that at the command of God had gushed from the rock to quench the thirst of the children of Israel. Then the jubilant strains rang forth, The Lord Jehovah is my strength and my song’  therefore with joy shall ye draw water out of the wells of salvation.’

So there was an emphasis on water, a water ceremony during the Feast of Tabernacles.

 

Selama Perayaan ini, ada penekanan besar pada air, ada upacara air yang terjadi. Ellen White di Desire of Ages hal. 449 menggambarkan salah satu upacara tersebut selama Perayaan Tabernakel. Berbicara tentang imamnya, Ellen White berkata,  “…Dia membawa guci itu ke mezbah, yang menempati bagian tengah ruangan para imam. Di sini ada dua baskom dari perak, dan seorang imam berdiri di masing-masing baskom. Guci air dicurahkan isinya ke dalam yang satu, dan guci anggur dicurahkan isinya ke yang lain, dan isi dari keduanya mengalir ke dalam sebuah saluran yang menghubungkan Kedron…”  Kedron adalah sebuah sungai yang mengalir di lembah di sana,  “…dan dialirkan ke Laut Mati…”  jadi kalian lihat, air dan darah mengalir ke Laut Mati, dan simbolismenya ialah Laut Mati sekarang mendapatkan apa? Dia menjadi apa? Hidup! Maka Ellen White melanjutkan menulis,  “…Pertunjukan dari air yang sudah disucikan ini melambangkan sumber air yang atas perintah Allah telah memancarkan air dari batu untuk memuaskan dahaga bangsa Israel. Kemudian lagu penuh sukacita terdengar, ‘2 …ALLAH, TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku...3 Maka dengan sukacita kamu akan menimba air dari mata air keselamatan.’(Yes. 12:2-3)…”  Jadi ada penekanan pada air, suatu upacara air saat Perayaan Tabernakel.

 

 

That's the reason why Jesus on the great day of the Feast, we read this before in John 7:37-39 refers to water. He says, “Come to Me and drink!” Notice,  37 On the last day, that great day of the feast, Jesus stood and cried out, saying,  ‘If anyone thirsts, let him come to Me and drink. 38 He who believes in Me, as the Scripture has said, out of his heart will flow rivers of living water.’  39 But this He spoke concerning the Spirit, whom those believing in Him would receive; for the Holy Spirit was not yet given, because Jesus was not yet glorified.” So at the Feast of Tabernacles, the last and great day, Jesus is saying, “If you're thirsty come to Me and…” what? “…drink.” An emphasis on water in the Feast of Tabernacles.

 

Itulah alasannya mengapa Yesus pada hari besar Perayaan itu, kita sudah membaca ini di Yohanes 7:37-39 merujuk ke air. Dia berkata, “Datanglah padaKu dan minum!” Simak, 37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada hari besar puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru, ‘Jika ada yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum.’ 38 Dia yang percaya dalam Aku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: ‘Dari dalam hatinya akan mengalir sungai-sungai air hidup.’ 39 Tetapi ini Dia bicara mengenai Roh, yang akan diterima oleh mereka yang percaya dalam Dia; karena pada saat itu Roh itu belum diberikan, karena Yesus belum dimuliakan…”  Maka di Perayaan Tabernakel, hari yang terakhir, hari besar itu, Yesus berkata, “Kalau kamu dahaga, datanglah padaKu dan…” apa?  “…minum.” Suatu penekanan pada air di Perayaan Tabernakel.

 

 

But there was also a great emphasis on light at the Feast of Tabernacles. In John 7, and also chapter 8:12, and chapter 9:5, we find these words, “ Now the Jews’ Feast of Tabernacles was at hand…” so these words that Jesus is going to speak are being spoken at the Feast of Tabernacles. It says, “…12 Then Jesus spoke to them again, saying, ‘I am…” what?  “…I am the light of the world. He who follows Me shall not walk in darkness, but have the light of life.’…”  And then in John 9:5 He says once again, “… As long as I am in the world, I am…” what?  “…I am the light of the world….” He's speaking these words at the Feast of Tabernacles.

 


Tetapi juga ada penekanan besar pada terang di Perayaan Tabernakel. Di Yohanes 7(:2) dan juga pasal 8:12 dan pasal 9:5, kita temukan kata-kata ini, 2 Ketika itu Perayaan Tabernakel orang Yahudi sudah dekat…”  jadi kata-kata yang akan diucapkan Yesus itu diucapkan di Perayaan Tabernakel. Dikatakan, “…12 Lalu Yesus berbicara kepada mereka lagi, kata-Nya, ‘Akulah…”  apa?   “…’Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’…”  Kemudian di Yohanes 9:5 Dia berkata sekali lagi,  “…5 Selama Aku ada di dunia, Akulah…”  apa? “…Akulah terang dunia.’…” Yesus mengucapkan kata-kata ini di Perayaan Tabernakel.

 

 

There's tremendous emphasis on light,  water and light, remember these  details, we're going to come back to them.

 

Ada penekanan besar pada terang, air dan terang, ingat detail-detail ini, nanti kita akan kembali ke mereka.

 

 


Ellen White in Desire of Ages 463 speaks about the light aspect of the Feast of Tabernacles. I read now from that page.  "Then spake Jesus again unto them, saying, ‘I am the light of the world: he that followeth Me shall not walk in darkness, but shall have the light of life.’ When He spoke these words, Jesus was in the Court of the temple specially connected with the services of…” what?  “…of the Feast of Tabernacles. In the center of this court rose two lofty standards, supporting lampstands of great size. After the evening sacrifice, all the lamps were kindled, shedding their  light over Jerusalem…” so the whole city is what? Is lighted. That's important.  “…This ceremony was in  commemoration of the pillar of light that guided Israel in the desert, and was also regarded as pointing to the  coming of…” whom?  “…of the Messiah. At evening when the lamps were lighted, the court was a scene of great rejoicing. Gray-haired men, the priests of the temple and the rulers of the people, united in the festive dances to the sound of instrumental music and the chants of the Levites. In the illumination of Jerusalem, the people expressed their hope of the Messiah's coming to shed His light upon Israel. But to Jesus the scene had a wider meaning. As the radiant lamps of the temple lighted up all about them, so Christ, the source of spiritual light, illumines the darkness of the world. Yet  the symbol was imperfect. That  great light which His own hand had set in the heavens was a truer representation of the glory of His mission….” In other words the sun was a better representation of Christ as light than the two lamps that were there in the courtyard of the temple.

 

Ellen White di Desire of Ages hal. 463 bicara tentang aspek terang dari Perayaan Tabernakel. Saya baca sekarang dari halaman itu. “…Kemudian Yesus bicara lagi kepada mereka, kataNya, ’Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’…” (Yoh. 8:12). Ketika Yesus mengucapkan kata-kata ini Dia berada di Pelataran Bait Suci, terutama berkaitan dengan ibadah…”  apa?   “…Perayaan Tabernakel. Di tengah-tengah Pelataran ini berdiri dua penyangga tinggi yang menyangga kaki dian yang ukurannya besar sekali. Setelah kurban petang semua pelita dinyalakan, yang memancarkan terangnya ke Yerusalem…”  jadi seluruh kota itu bagaimana? Diterangi. Ini penting. “…Upacara ini adalah peringatan tiang api yang menuntun Israel di padang gurung, dan juga dianggap sebagai penunjuk kepada kedatangan…”  siapa?  “…Sang Mesias. Pada malam hari ketika pelita-pelita dinyalakan, Pelataran adalah tempat di mana ada banyak sukacita. Orang-orang beruban, imam-imam Bait Suci dan para pemimpin umat, bersatu dalam tarian perayaan itu mengikuti bunyi musik instrumental dan nyanyian orang-orang Lewi. Dengan diteranginya Yerusalem, umat menyatakan harapan mereka pada kedatangan Sang Mesias untuk memancarkan terangNya kepada Israel. Tetapi bagi Yesus adegan ini memiliki arti yang lebih luas. Saat pelita-pelita terang Bait Suci menyala di sekitar mereka, maka Kristus, sumber terang spiritual menerangi kegelapan dunia. Namun simbol itu tidak sempurna. Terang besar yang ditempatkan tanganNya sendiri di langit adalah wakil yang lebih tepat bagi kemuliaan misiNya…”  Dengan kata lain, matahari adalah wakil yang lebih tepat untuk Kristus daripada kedua pelita yang ada di Pelataran Bait Suci.

 

 

Another important point is that at the Feast of Tabernacles offerings were made. Does that mean that during the final Feast of Tabernacles Jesus is going to be sacrificed all over again? Of course not! It must have a different symbolism. But there must be some sense in which Jesus Christ in the future, attention will be brought to His what? To His sacrifice.

 


Poin lain yang penting ialah di Perayaan Tabernakel ada kurban-kurban yang dipersembahkan. Apakah itu berarti di Perayaan Tabernakel yang terakhir Yesus akan dikurbankan kembali? Tentu saja tidak! Tentunya ini adalah simbolisme yang lain. Tetapi pasti harus ada pengertian tertentu di mana Yesus Kristus di masa depan, perhatian akan ditujukan kepada apaNya? Ke kurbanNya.

 


 

Another interesting detail is that during the Feast of Tabernacles there was great emphasis on the Law. The Law of God. In Nehemiah 8:14-18 we find these words,  this is in the days of Nehemiah when they're celebrating the Feast of Tabernacles. 14 And they found written in the Law, which the Lord had commanded by Moses, that the children of Israel should dwell in booths during the feast of the seventh month, 15 and that they should announce and proclaim in all their cities and in Jerusalem, saying, ‘Go out to the mountain, and bring olive branches, branches of oil trees, myrtle branches…” remember now  “… palm branches, and branches of leafy trees, to make booths, as it is written.’ 16 Then the people went out and brought them and made themselves booths, each one on the roof of his house, or in their courtyards or the courts of the house of God, and in the open square of the Water Gate and in the open square of the Gate of Ephraim. 17 So the whole assembly of those who had returned from the captivity made booths and sat under the booths…” are they returning now from the sojourn from being away from their permanent home? Yeah, they're returning from captivity now. And so verse 17, “… 17 So the whole assembly of those who had returned from the captivity made booths and sat under the booths for since the days of Joshua the son of Nun until that day the children of Israel had not done so. And there was very great…” what?  “…gladness…” because now they were settled in their land again.  “…18 Also day by day, from the first day until the last day, he read…” what?  “…he read from the Book of the Law of God. And they kept the feast seven days; and on the eighth day there was a sacred assembly, according to the prescribed manner.” So there's a reading of the book of the Law at the Feast of Tabernacles.

 

Detail lain yang menarik ialah selama Perayaan Tabernakel ada penekanan besar pada Hukum. Hukum Allah. Di Nehemia 8:14-18 kita mendapatkan kata-kata ini, ini di zaman Nehemia ketika mereka sedang merayakan Perayaan Tabernakel. 14 Dan mereka menemukan tertulis dalam Hukum yang diberikan TUHAN melalui Musa, bahwa orang Israel harus tinggal dalam pondok-pondok selama Perayaan bulan yang ketujuh, 15 dan bahwa mereka harus mengumumkan dan memproklamasikan  di semua kota mereka, dan di Yerusalem, yang berbunyi: ‘Pergilah ke gunung, ambillah dahan-dahan pohon zaitun, dahan-dahan pohon minyak, dahan-dahan pohon murad…”  ingat sekarang,   “…dahan-dahan pohon kurma dan dahan-dahan pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis.’ 16 Lalu pergilah umat dan membawa kembali dahan-dahan itu, lalu membuat pondok-pondok untuk mereka sendiri, masing-masing di atas atap rumahnya, atau di pekarangan mereka, atau di pelataran-pelataran rumah Allah, dan di alun-alun pintu air dan di alun-alun pintu gerbang Efraim. 17 Maka seluruh jemaah dari mereka yang pulang dari penawanan itu membuat pondok-pondok dan duduk di situ…”  apakah mereka sekarang kembali dari perjalanan, dari lama meninggalkan rumah permanen mereka? Iya, mereka sekarang kembali dari penawanan. Maka ayat 17,  “…17 Maka seluruh jemaah dari mereka yang pulang dari penawanan itu membuat pondok-pondok dan duduk  di situ  karena sejak zaman Yosua bin Nun sampai hari itu orang Israel tidak pernah berbuat demikian. Dan ada…”  apa?   “…sukacita yang amat besar…”  karena sekarang mereka sudah menetap di negeri mereka lagi.   “…18  Juga dari hari ke hari, dari hari pertama hingga yang terakhir, dia membacakan…”  apa?   “…dia membacakan dari kitab Taurat Allah. Dan mereka merayakan Perayaan itu tujuh hari dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan kudus, sesuai dengan cara yang ditentukan. Jadi ada pembacaan dari Kitab Hukum di Perayaan Tabernakel.

 

 

Another interesting detail is that only native Israelites could participate in the Feast of Tabernacles. It says in Leviticus 23:42-43, “ 42 You shall dwell in booths for seven days. All who are native Israelites…” that is members of God's people, right? True members of God's people. By the way, when had it been shown that they were members of God's people? On the Day of Atonement that had just taken place. It continues saying,  “… 42 You shall dwell in booths for seven days. All who are native Israelites shall dwell in booths, 43 that your generations may know that I made the children of Israel dwell in booths when I brought them out of the land of Egypt: I am the Lord your God.’…”

Do you remember that some Israelites were cut off on the Day of Atonement, those who did not sympathize? So would they have been present there for the Feast of Tabernacles?? Absolutely! not!

 

Detail menarik yang lain ialah, hanya Israel asli yang boleh ikut ambil bagian dalam Perayaan Tabernakel. Dikatakan di Imamat 23:42-43, 42 Kamu harus hidup di pondok-pondok daun tujuh hari lamanya. Semua yang asli Israel…”  artinya anggota umat Allah, benar? Anggota sejati umat Allah. Nah, kapan terbukti mereka anggota umat Allah? Pada Hari Pendamaian yang baru saja lewat. Dikatakan selanjutnya,  “…42 Kamu harus hidup di pondok-pondok daun tujuh hari lamanya. Semua yang asli Israel  haruslah berdiam di dalam pondok-pondok daun, 43 supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok ketika Aku menuntun mereka keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu…”  Apakah kalian ingat bahwa beberapa orang Israel telah disingkirkan pada Hari Pendamaian, yaitu mereka yang tidak bersimpati dengan Perayaan Hari Pendamaian? Apakah orang-orang ini akan hadir di sana di Perayaan Tabernakel? Sama sekali tidak.

 

 

Another interesting thing is that the temple that was built by Solomon was dedicated at the Feast of Tabernacles. So there's emphasis on the dedication of the temple at the Feast of Tabernacles. We find in 2 Chronicles 7:1, and verses 8-11 the following words, 1 When Solomon had finished praying, fire came down from heaven and consumed the burnt offering and the sacrifices; and the glory of the Lord filled the temple. At that time Solomon kept…” what?  “…the feast seven days, and all Israel with him, a very great assembly from the entrance of Hamath to the brook of Egypt. And on the eighth day they held a sacred assembly,10 On the twenty-third day of the seventh month he sent the people away to their tents, joyful and glad of heart for the good that the Lord had done for David, for Solomon, and for His people Israel.  11 Thus Solomon finished the house of the Lord and the king’s house; and Solomon successfully accomplished all that came into his heart to make in the house of the Lord and in his own house….” and now God had a permanent temple to dwell in.

 

Hal lainnya yang menarik ialah Bait Suci yang dibangun oleh Salomo didedikasikan saat Perayaan Tabernakel. Jadi ada penekanan pada dedikasi Bait Suci di Perayaan Tabernakel.

Kita lihat di 2 Tawarikh 7:1, dan ayat 8-11 kata-kata berikut, 1 Setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun dari langit memakan habis kurban bakaran dan kurban-kurban itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Allah itu. 8 Pada waktu itu Salomo memelihara perayaan itu selama tujuh hari, dan  seluruh Israel bersamanya, suatu jemaah yang amat besar, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir. 9 Dan pada hari kedelapan mereka mengadakan perkumpulan kudus 10 Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, disuruhnya bangsa itu pulang ke tenda-tenda mereka, penuh sukacita dan bergembira atas kebaikan yang telah dilakukan TUHAN untuk Daud, untuk Salomo, dan untuk orang Israel, umat-Nya. 11 Demikianlah Salomo menyelesaikan rumah TUHAN dan istana raja, dan berhasil melaksanakan segala sesuatu yang ada di hatinya untuk dibuatnya di rumah TUHAN dan di istananya sendiri…”  Dan sekarang Allah mempunyai Bait Suci yang permanen untuk ditempatiNya.  

 

 

So this is the Feast of Tabernacles. Are you clear on all the details? You know we've gone through all of the general aspects of it. You know we could zero in on all of the little itsy bitsy details too, but we just don't have the time.

 

Jadi inilah Perayaan Tabernakel. Apakah kalian sudah jelas tentang semua detailnya? Kalian tahu, kita sudah membahas semua aspek umumnya. Kita bisa saja memerinci semua detailnya yang kecil-kecil juga, tetapi kita tidak punya waktu.

 

 

So let's deal now with the anti-type of the Feast of Tabernacles. There is a present spiritual dimension to the Feast of Tabernacles.

·       Can we drink the water of life now spiritually speaking? Yes.

·       Can we eat the manna now spiritually speaking? Yes.

·       Can we receive light from the Light of the world now? Yes, we can.

·       Can we catch a vision of our permanent home now from afar? Yes.

·       Can we sing the songs of Canaan now? We certainly can.

But the fullest and literal fulfillment of the Feast is still when? In the future. When our pilgrimage on earth is over we will travel for seven days to Heaven obviously dwelling in temporary dwellings and dwell in provisional places on our journey and on the eighth day we shall celebrate the Feast of Tabernacles in Heaven, which will last for a thousand years. And then we will return to our permanent home, the earth made new.

 

Jadi mari kita bahas sekarang antitipe Perayaan Tabernakel. Ada dimensi spiritual zaman sekarang untuk Perayaan Tabernakel.

·       Bisakah kita minum air kehidupan sekarang bicara secara kiasan? Ya.

·       Bisakah kita makan manna sekarang, bicara secara kiasan? Ya.

·       Bisakah kita menerima terang dari Terang Dunia sekarang? Ya, bisa.

·       Bisakah kita menangkap gambaran rumah permanen kita sekarang dari kejauhan? Ya.

·       Bisakah kita menyanyikan lagu-lagu Kana’an sekarang? Tentu saja bisa.

Tetapi penggenapan yang paling sempurna dan literal dari Perayaan ini masih kapan? Di masa depan. Ketika pengembaraan kita di dunia selesai dan kita akan menempuh perjalanan selama tujuh hari ke Surga, jelas sambil tinggal di tempat-tempat kediaman yang sementara selama perjalanan kita, dan pada hari kedelapan kita akan merayakan Perayaan Tabernakel di Surga, yang akan berlangsung selama 1000 tahun. Kemudian kita akan kembali ke rumah permanen kita, yaitu bumi yang dijadikan baru.

 

 

What kind of place are we living in now? Is this earth now our permanent home? No! We are living in tents, so to speak. Notice Hebrews 11:13-14, it says, 13 These…” that is in the Old Testament  “…These all died in faith, not having received the promises, but having seen them afar off were assured of them, embraced them and confessed that they were…” what? “…strangers and pilgrims on the earth…”  are we strangers and pilgrims on the earth as well? Of course we are. So what were they looking for? “…14 For those who say such things declare plainly that they seek a homeland…” what is that homeland? The homeland is the new earth, the meek shall inherit the earth. Heaven will be our temporary abode, but the new earth will be our permanent home.

 

Tempat yang bagaimana yang sekarang kita diami? Apakah dunia ini sekarang rumah permanen kita? Tidak! Kita sekarang hidup di tenda-tenda, katakanlah demikian. Simak Ibrani 11:13-14, dikatakan, 13 Mereka ini…” yaitu yang di Perjanjian Lama, “…Mereka ini semua mati dalam iman, sebelum menerima  apa yang dijanjikan itu, tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah…”  apa?   “…orang asing dan pengembara di bumi ini…”  apakah kita ini orang asing dan pengembara di bumi juga? Tentu saja iya. Jadi apa yang mereka cari? “…14 Sebab mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan terus terang, bahwa mereka mencari sebuah tanahair…”  Tanah air itu apa? Tanah airnya adalah dunia baru, yang rendah hati akan mewarisi bumi. Surga akan menjadi tempat tinggal sementara kita, tetapi dunia baru yang akan menjadi rumah permanen kita.

 

 

Now are all of God's people going to travel to the New Jerusalem? Remember that all of the males with their families had to travel to Jerusalem. Are all of God's people going to travel to Jerusalem? Yeah! Which Jerusalem? The New Jerusalem, that's right. John 14:1-3 Jesus made the promise, 1Let not your heart be troubled; you believe in God, believe also in Me. In My Father’s house are many mansions…” where's the Father's house? In Heaven,  “…if it were not so, I would have told you…” actually some versions translate “many rooms” but those “many rooms” that's not our permanent home. Our permanent home is going to be on the earth, because we’re going to plant vineyards, etc. And so it says here, Jesus says,  “…if it were not so, I would have told you. I go to prepare a place for you. And if I go and prepare a place for you, I will come again and receive you to Myself; that where I am, there you may be also.”

 

Nah, apakah semua umat Allah akan pergi ke Yerusalem Baru? Ingat bahwa semua laki-laki bersama keluarga mereka harus menempuh perjalanan ke Yerusalem? Apakah semua umat Allah akan pergi ke Yerusalem? Iya! Yerusalem yang mana? Yerusalem Baru, benar. Yohanes 14:1-3 Yesus membuat janji, 1 Janganlah biarkan hatimu gelisah; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.  2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak rumah besar…”  di mana rumah Bapa? Di Surga. “…Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu…”  beberapa versi Alkitab menerjemahkan “banyak kamar”, tetapi “banyak kamar” itu bukan tempat tinggal permanen kita. Tempat tinggal permanen kita akan berada di bumi, karena kita akan menanam kebun anggur, dll. Maka dikatakan di sini, Yesus yang bicara, “…Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.”

 

 

It's interesting that in Early Writings page 16, Ellen White tells us how long the trip to Heaven is going to take. She stated, We all entered the cloud together, and were…”  for how long? Are we going to be living in permanent homes on the way there? No. “…for seven days ascending to the sea of glass, when Jesus brought the crowns, and with His own right hand placed them on our heads. He gave us  harps of gold and palms of victory...” that most likely took place on the great day of the Feast, so to speak.

 

Menarik bahwa di Early Writings hal. 16, Ellen White memberitahu kita berapa lamanya waktu perjalanan ke Surga akan berlangsung. Dia menyatakan,   “…Kami semua memasuki awan bersama-sama, dan selama…”  berapa lama? Apakah kita akan tinggal di rumah-rumah permanen dalam perjalanan ke sana? Tidak, “…selama tujuh hari naik ke laut kaca, ketika Yesus membawa mahkota-mahkota dan dengan tangan kananNya sendiri memasangnya di atas kepala kami. Dia memberi kami harpa dari emas dan palem kemenangan…” ini sangat mungkin terjadi pada hari besar puncak Perayaan itu, katakanlah demikian.

 

 

Now is there going to be a lot of heavenly celebration and praise during the time that God's people spend in Heaven? Absolutely! Let's notice Revelation 7:9-10,“ After these things I looked, and behold, a great multitude which no one could number, of all nations, tribes, peoples, and tongues, standing before the throne and before the Lamb, clothed with white robes…” what do they have in their hands? Remember the palm branches at the Feast of Tabernacles?  “…with palm branches in their hands…” this must be the celebration of Tabernacles, “…10 and crying out with a loud voice, saying…” what?  “…‘Salvation belongs to our God who sits on the throne, and to the Lamb!’…” so they're singing.

 

Nah, apakah akan ada banyak perayaan dan puji-pujian di Surga selama waktu umat Allah berada di Surga? Tentu saja! Mari kita simak Wahyu 7:9-10, 9 Setelah hal-hal itu aku melihat: dan tampaklah, suatu kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa, dan suku, dan kaum, dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih…”  apa yang ada di tangan mereka? Ingat tangkai-tangkai palem di Perayaan Tabernakel? “…dan memegang daun-daun palem di tangan mereka…”  ini pasti Perayaan Tabernakel,  “…10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru…” apa?   “…‘Keselamatan adalah milik Allah kami yang duduk di atas takhta dan milik Anak Domba!’…”  jadi mereka sedang bernyanyi.

 

 

Revelation 19 adds to the picture, it says in verse 1, And I heard, as it were, the voice of a great multitude, as the sound of many waters and as the sound of mighty thunderings, saying, ‘Alleluia!...”  this verse is  actually verses 7 & 8 (should be verses 6-7!) “…’Alleluia!’ For the Lord God Omnipotent reigns! Let us be…” what?  “…be glad and rejoice and give Him glory, for the marriage of the Lamb has come…”  actually it's the marriage supper of the Lamb.  Where is that marriage supper going to take place? It's going to take place in Heaven. It says, “…and His wife has made herself ready.’…”

 

Wahyu 19 menambahi gambarannya, dikatakan di ayat 1, 6 Dan aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah, dan seperti deru guruh yang hebat, berkata, ‘Haleluya! …”  ayat ini sebenarnya ayat 6-7,  “…‘Haleluya!  Karena Tuhan Allah Yang Mahakuasa, telah menjadi raja! 7 Marilah kita…”  apa?   “…bergembira  dan bersukacita dan memuliakan Dia! Karena perkawinan Anak Domba telah tiba…”  sebenarnya inilah perjamuan perkawinan Anak Domba. Di mana perjamuan perkawinan itu akan terjadi? Itu akan terjadi di Surga. Dikatakan, “…dan istri-Nya telah mempersiapkan dirinya,’…”

 

 

So at the Feast of Tabernacles there was great singing and there were happiness and there was joy because their pilgrimage was what? Was over. And because their sins had been taken care of on the Day of Atonement. And because the harvest of fruit had been what? Had been gathered in.

 

Maka di Perayaan Tabernakel akan ada banyak nyanyian dan akan ada banyak sukacita dan kebahagiaan karena pengembaraan mereka sudah apa? Sudah selesai. Dan karena dosa-dosa mereka telah dibereskan pada Hari Pendamaian. Dan karena panen buah telah apa? Telah dikumpulkan semua.

 

 

Notice this rather long passage from Ellen White where she describes the rejoicing at the Feast of Tabernacles. “The people of Israel praised God at the Feast of Tabernacles, as they called to mind His mercy in their deliverance from the bondage of Egypt and His tender care for them during their pilgrim life in the wilderness. They  rejoiced also…” notice they’re rejoicing because God had been with them,  “…They rejoiced also in the consciousness of pardon and acceptance, through the service of the Day of Atonement,  just ended…” are God's people in Heaven going to rejoice about that too? Sure! Are we going to rejoice that our earthly pilgrimage is over, living in temporary abodes? Most certainly. She continues saying,  “…But when the ransomed of the Lord shall have been safely gathered into the heavenly Canaan, forever delivered from the bondage of the curse, under which the whole creation groaneth and travaileth in pain together until now’, they will rejoice with joy unspeakable and full of glory. Christ's great work of atonement for men will then have been completed, and their  sins will have been forever…” what?  “…blotted out….” And now it says,  “…’1The wilderness and the solitary place shall be glad for them; and the desert shall rejoice, 2 and blossom as the rose.   It shall blossom abundantly, and rejoice even with joy and singing: The glory of Lebanon shall be given unto it, the excellency of Carmel and Sharon; they shall see the glory of the Lord, and the excellency of our God.’Then the eyes of the blind shall be opened, and the ears of the deaf shall be unstopped. Then shall the lame man leap as an hart, and the tongue of the dumb sing. For in the wilderness shall waters break out, and streams in the desert and the parched ground shall become a pool,  and the thirsty land springs of water’…notice once again the emphasis on what? On water, “… and a highway shall be there, and a way and it shall be called The way of holiness; the unclean shall not pass over it; but it shall be for those: The wayfaring men, though fools, shall not err therein. 9 No lion shall be there, nor any ravenous beast shall go up there on, it shall not be found there; but the redeemed shall walk there: And the ransomed of the Lord shall return, and come to Zion with songs and everlasting joy upon their heads: They shall obtain joy and gladness, and sorrow and sighing shall…” what?  “…shall flee away."  

Can you catch what this is going to be about? It's going to be a great celebration. With singing, with rejoicing, with joining the heavenly choirs in the singing.

 

Simak bacaan yang rada panjang ini dari Ellen White di mana dia menggambarkan sukacita saat di Perayaan Tabernakel.   “…Bangsa Israel memuji Allah di Perayaan Tabernakel, selagi mereka mengingat kembali kemurahanNya dalam menyelamatkan mereka dari perbudakan Mesir dan pemeliharaanNya yang penuh kasih sayang bagi mereka selama hidup pengembaraan mereka di padang gurun. Mereka juga bersukacita…” simak mereka bersukacita karena Allah telah menyertai mereka.    “…Mereka juga bersukacita menyadari bahwa mereka telah diampuni dan diterima, melalui pelayanan Hari Pendamaian yang baru berakhir…”  apakah umat Allah di Surga akan bersukacita mengenai hal itu juga? Tentu! Apakah kita akan bersukacita pengembaraan kita di dunia sudah selesai, kehidupan kita di tempat-tempat tinggal sementara? Tentu saja. Ellen White melanjutkan berkata,    “…Tetapi ketika umat tebusan Tuhan sudah dikumpulkan dengan aman di Kana’an Surgawi, untuk selamanya terbebas dari belenggu kutuk yang di bawahnya ‘seluruh ciptaan mengerang dan menderita rasa sakit bersama-sama hingga sekarang’ (Rom. 8:22) mereka akan bersukacita dengan sukacita yang tidak bisa digambarkan dan penuh kemuliaan. Pekerjaan besar Kristus untuk mendamaikan manusia pada saat itu akan sudah selesai, dan dosa-dosa mereka akan selamanya…”  apa?  “…sudah dihapuskan…”  Dan sekarang dikatakan, “…1Padang belantara dan tempat-tempat terpencil akan bergembira untuk mereka; dan padang gurun akan bersukacita dan mekar seperti bunga mawar. 2 Ia akan berbunga banyak, dan bersukacita yaitu dengan sukacita dan nyanyian.  Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya,  kemegahan Karmel dan Saron; mereka akan melihat kemuliaan TUHAN, kemegahan Allah kita (Yes. 35:1-2). 5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. 6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan lidah orang bisu akan menyanyi; sebab di padang gurun akan  memancar mata air, dan padang belantara, 7 dan tanah kering akan menjadi kolam, dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air (Yes. 35:5-7)…”  simak sekali lagi penekanan pada apa? Pada air,   “…8 Dan akan ada jalan raya di situ, dan sebuah jalan yang akan disebut Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, tetapi bagi mereka:  Pejalan kaki walaupun bodoh tidak akan berbuat kesalahan di sana. 9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya,  tidak akan ditemukan di sana; tetapi orang-orang tebusan akan berjalan di situ,10 dan orang-orang tebusan TUHAN akan pulang dan datang ke Sion dengan lagu dan sukacita abadi meliputi mereka; mereka akan memperoleh kegirangan dan sukacita. Kedukaan dan keluh kesah akan…”  apa? “…hilang lenyap. (Yes. 35:8-10).”  Patriarchs and Prophets, hal. 542, 543)

Bisakah kalian tangkap ini mengenai apa? Ini mengenai perayaan yang besar. Dengan nyanyian, dengan sukacita, dengan bergabung dalam nyanyian bersama paduan suara surgawi.

 

 

Now Heaven is not our permanent home, is it? It's just a tabernacle. It's interesting in Revelation 21:3 it says, “ And I heard a loud voice from heaven saying, ‘Behold, the tabernacle of God is with men, and He will dwell with them, and they shall be His people…” See, at this point it's not talking about the settling in the new earth, it's talking about something that it's going to happen in the future, because the verbs are future.  “…‘Behold, the tabernacle of God is with men, and He will dwell with them, and they shall be His people, God Himself will be with them and be their God.”

 

Nah, Surga bukanlah rumah kita yang permanen, kan? Itu hanya tempat tinggal. Menarik Wahyu 21:3 mengatakan, 3 Dan aku mendengar suara yang nyaring dari Surga berkata: ‘Lihatlah, kemah Allah ialah bersama manusia dan Ia akan diam dengan mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya…”  lihat, di poin ini tidak bicara tentang menetap di bumi baru, ini bicara tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan, karena kata kerjanya menunjukkan waktu yang akan datang,   “…‘Lihatlah, kemah Allah ialah bersama manusia dan Ia akan diam dengan mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya, Allah sendiri akan bersama mereka, dan menjadi Allah mereka.”

 

 

I find it interesting that in 2 Corinthians 5:4 even our present body is called a tent, the apostle Paul says, we now live in a tent but then when we get our resurrection body, we will have a building, a permanent building, our permanent body. So even our sojourn here our body is spoken of as a tent, but when we get there we will have our permanent building. And of course Heaven is not our permanent home. Heaven is only a place where we will camp out to celebrate the final day of the Feast of Tabernacles, to then come to this world because the Bible says that “the meek will inherit…” what?  “…the earth.”

 

Buat saya menarik di 2 Korintus 5:4 bahkan tubuh kita yang sekarang ini disebut sebuah tenda, kata rasul Paulus, kita sekarang hidup di sebuah tenda, tetapi kalau nanti kita mendapat tubuh kebangkitan kita, kita akan memiliki sebuah bangunan, sebuah bangunan yang permanen, tubuh kita yang permanen. Jadi bahkan selama perjalanan kita di dunia ini, tubuh kita disebut sebagai sebuah tenda, tetapi nanti bila kita tiba di sana, kita akan punya bangunan yang permanen. Dan sudah barang tentu Surga bukanlah rumah permanen kita. Surga hanyalah sebuah tempat di mana kita akan berkemah untuk merayakan hari terakhir Perayaan Tabernakel, untuk nantinya datang ke dunia ini karena Alkitab berkata bahwa “yang rendah hati akan mewarisi…” apa?  “… bumi.”

 

 

Let me ask you in the New Jerusalem is there a big emphasis on water? You remember water at the Feast of Tabernacles? Notice Revelation 21:6, 22:1, 17, and 7:16-17, time and again you have emphasis on water in the fulfillment of the Feast of Tabernacles. And I'm reading these verses. It says, And He said to me, ‘It is done! I am the Alpha and the Omega, the Beginning and the End. I will give of the fountain of…” what?  “…of the water of life freely to him who thirsts.’…” see, there's an emphasis on water.  “…1 And he showed me…”  once again what?  “…a pure river of water of life, clear as crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb…” and then here is another verse,   “…17 And the Spirit and the bride say, ‘Come!’ And let him who hears say, ‘Come!’ And let him who…” what?  “…who thirsts, come. Whoever desires, let him take the water of life freely…” is this the Feast of Tabernacles that we're talking about here? Obviously.  “…16 They shall neither hunger anymore nor…” what?  “…nor thirst anymore; the sun shall not strike them, nor any heat; 17 for the Lamb who is in the midst of the throne will shepherd them and lead them to…” where?  “…to living fountains of waters. And God will wipe away every tear from their eyes.’…” By the way this is not only spiritually speaking about water, we're going to really drink the water of life from a real river because there is a real river up there. Then it will be literal, see? Now in this life we eat from the tree of life spiritually, we eat the manna spiritually, we drink the water spiritually, but when we get there it will be what? It will be literal.

So we have this emphasis on the water in the Feast of Tabernacles and also in the future when the Feast of Tabernacles is fulfilled.

 

Coba saya tanya, di Yerusalem Baru apakah ada penekanan besar pada air? Kalian ingat air di Perayaan Tabernakel? Simak Wahyu 21:6, 22:1, 17, dan 7:16-17, berulang-ulang ada penekanan pada air dalam penggenapan Perayaan Tabernakel. Saya bacakan ayat-ayat itu, dikatakan, 6 Dan Dia berfirman kepadaku, ‘Semuanya sudah selesai. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Aku akan memberi dari…” apa? “…mata air kehidupan dengan limpah kepada dia yang haus’…”  lihat ada penekanan pada air.   “…1Lalu ia menunjukkan kepadaku…”  sekali lagi, apa? “…sungai air kehidupan yang murni, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba itu…” Lalu ini ada ayat yang lain, “…17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang…”  apa? “…yang haus, hendaklah ia datang. Barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!…” Inikah Perayaan Tabernakel yang kita bicarakan di sini? Jelas ya. “…16 Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun…”  apa? “…maupun akan dahaga lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke…”  mana? “…mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka…”  Nah, ini bukan hanya bicara secara spiritual tentang air, kita benar-benar akan minum air kehidupan dari sebuh sungai yang literal karena di atas sana ada sungai yang literal. Pada waktu itu, akan menjadi literal, lihat? Sekarang di kehidupan ini kita makan dari pohon kehidupan secara spiritual, kita makan manna secara spiritual, kita minum airnya secara spiritual, tetapi bila nanti kita tiba di sana, itu akan menjadi apa? Itu akan menjadi literal.

Jadi ada penekanan pada air di Perayaan Tabernakel, dan juga di kemudian hari ketika Perayaan Tabernakel digenapi.

 

 

Now this reminded me of the song, you remember the ceremony where you have one flagon with water and the other one with grape juice, and they're poured together, they go through the tube to the Kedron and then to the Dead Sea? You remember when Jesus died on the cross what came out? Water mixed with blood. And so you have this song,

“Rock of Ages cleft for me

“let me hide myself in Thee

“let the water and the…” what?  “…and the blood

“from Thy riven side which flowed

“Be of sin the double cure

“cleanse me from its guilt and…” its also what? Its “…power”

 

So there's emphasis on water, and we will drink from the water, literally we'll drink from the water, but of course spiritually it represents the Spirit that was given to us during our earthly sojourn.

 

Nah, ini mengingatkan saya akan sebuah lagu, kalian ingat, upacara di mana ada satu guci yang berisikan air, dan guci yang lain dengan air anggur, dan mereka dicurahkan bersama-sama, mereka memasuki sebuah saluran ke sungai Kidron kemudian mengalir ke Laut Mati? Kalian ingat ketika Yesus mati di salib apa yang keluar? Air bercampur darah. Maka ada lagu ini,

“Batu Zaman terbelahlah untukku

“biarlah aku bersembunyi dalam-Mu

“biarlah air dan…”   apa?  “…darah

“yang mengalir dari sisiMu yang terbelah

“menjadi penyembuh ganda dosa

“membersihkan aku dari rasa bersalah dan…” juga apanya? “…kuasanya”

 

Jadi ada penekanan pada air, dan kita akan minum dari air itu, secara literal kita akan minum air itu, tetapi tentu saja secara spiritual itu melambangkan Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita pada waktu pengembaraan kita di dunia.

 

 

Is there a great emphasis on light in the holy city where we will dwell temporarily? Absolutely! Notice Revelation 21:23, “ 23 The city had no need of the sun or of the moon to shine in it, for the glory of God illuminated it. The Lamb is its light.  24 And the nations of those who are saved shall walk in its light, and the kings of the earth bring their glory and honor into it…” This is chapter 22:5  “… There shall be no night there: They need no lamp nor light of the sun, for the Lord God gives them light. And they shall reign forever and ever.”

So once again at the Feast of Tabernacles in the New Jerusalem we will not need the light of the sun, or the moon, because the glory of the Lord will be so great that it will be like the sun and the moon don't exist although they are there.

 

Apakah ada penekanan besar pada terang di kota suci di mana kita akan tinggal untuk sementara? Tentu saja! Simak Wahyu 21:23, 23 Dan kota itu tidak memerlukan matahari atau bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya.  Anak Domba itu cahayanya. 24 Dan bangsa-bangsa dari mereka yang selamat, akan berjalan di dalam cahayanya, dan raja-raja di bumi membawa kemuliaan dan kehormatan mereka ke dalamnya.”   Ini pasal 22:5,  “…5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana,  mereka tidak memerlukan lampu naupun cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka. Dan mereka akan memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya.”

Jadi sekali lagi di Perayaan Tabernakel di Yerusalem Baru kita tidak akan memerlukan cahaya matahari atau bulan, karena kemuliaan Tuhan begitu besarnya sehingga itu seolah-olah matahari dan bulan tidak ada walaupun mereka tetap ada di sana.

 

 


You remember that on the day at the Feast of Tabernacles people commemorated  not only the water that came from the rock and also the pillar of light ~ because this is what it represents you know, the pillar of light had led them, and they had drunk water from the rock ~ but also God gave them manna. Are God's people going to eat manna at the Feast of Tabernacles in Heaven? Absolutely! Notice Revelation 2:17, 17 He who has an ear, let him hear what the Spirit says to the churches. To him who overcomes I will give some of the…” what?  “…some of the hidden manna to eat….”

 

Kalian ingat pada hari Perayaan Tabernakel orang-orang memperingati bukan hanya air yang keluar dari batu dan juga tiang api ~ karena inilah yang dilambangkannya, tiang api yang telah menuntun mereka dan mereka telah minum dari air yang keluar dari batu ~ tetapi juga bahwa Allah memberi mereka manna. Apakah umat Allah akan makan manna di Perayaan Tabernakel di Surga? Tentu saja! Simak Wahyu 2:17, 17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Kepada dia yang menang, akan Kuberikan beberapa…”  apa?   “…beberapa manna yang tersembunyi untuk dimakan…” 

 


 

Are God's people going to serve in the temple? Is there going to be a temple there? Absolutely! Revelation 7:14-17 tell us so. Remember that the temple was dedicated in the days of Solomon.  It says here, 14 So he said to me, ‘These are the ones who come out of the great tribulation, and washed their robes and made them white in the blood of the Lamb. 15 Therefore they are before the throne of God, and serve Him day and night…” where?  “…in His temple. And He who sits on the throne will dwell among them…” the word “dwell” could be translated will “tabernacle” among them. The NIV translates “will spread His tent over them” because this is the Feast of Tents or the Feast of Tabernacles. And then it says, “…16 They shall neither hunger anymore nor thirst anymore; the sun shall not strike them, nor any heat; 17 for the Lamb who is in the midst of the throne will shepherd them and lead them to living fountains of waters. And God will wipe away every tear from their eyes.’…”

So there will be a temple and God's people will serve ~  according to this ~ in that temple.

 

Apakah umat Allah akan melayani di Bait Suci? Apakah akan ada sebuah Bait Suci di sana? Tentu saja! Wahyu 7:14-17 mengatakan demikian kepada kita. Ingat Bait Suci yang didedikasikan di zaman Salomo?  Dikatakan di sana, 14Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.’ 15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam…”  di mana?   “…di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan diam di tengah-tengah mereka…”  Kata “diam” bisa diterjemahkan “bertabernakel” di tengah-tengah mereka. NIV menerjemahkannya “akan memasang tendaNya di atas mereka” karena ini adalah Perayaan Tenda-tenda, atau Perayaan Tabernakel. Kemudian dikatakan, “…16 Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka maupun panas terik. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka." 

Jadi akan ada sebuah Bait Suci dan umat Allah akan melayani ~ menurut ayat ini ~ di Bait Suci tersebut.

 

 


Was  there a temple that was built and dedicated at the Feast of Tabernacles in the days of Solomon? There was a focus on the temple. You remember that there were burnt offerings at the Feast of Tabernacles? What does that represent? The fact is that if you read Revelation 5:12-13 and also you have the  references here Revelation 21:9, 14, 22-23, chapter 23:1 and 3,  and other verses as well, Jesus is referred to as the Lamb, the Lamb, the Lamb.

Notice this comment from Ellen White, “One reminder alone remains: Our Redeemer will ever bear the marks of His crucifixion. Upon His wounded head, upon His side, His hands and feet are the only traces of the cruel work that sin has wrought.”  That's Great Controversy page 674.  So will the attention of God's people be drawn to Jesus Christ as the Lamb who made it all possible? Absolutely! So is there going to be another sacrifice on the day of the Feast of Tabernacles?  Of course not. It simply represents the fact that people will remember the great sacrifice that Jesus made in coming to this world.

 


Apakah di zaman Salomo ada Bait Suci yang dibangun dan didedikasikan pada Perayaan Tabernakel? Ada fokus pada Bait Suci. Kalian ingat bahwa ada kurban bakaran di Perayaan Tabernakel? Itu melambangkan apa? Faktanya ialah, jika kita membaca Wahyu 5:12-13 dan juga ada referensinya di sini Wahyu 21:9, 14, 22-23, pasal 23:1 dan 3, dan ayat-ayat lainnya juga, Yesus disebut Anak Domba, Anak Domba, Anak Domba.

Simak komentar ini dari Ellen White, “…Ada tersisa hanya satu kenangan: Penebus kita akan selalu memiliki bekas-bekas penyalibanNya. Di kepalaNya yang terluka, di sisiNya, di tangan dan kakiNya, adalah satu-satunya bekas kekejaman yang didatangkan dosa.” Ini dari Great Controversy hal. 674. Jadi apakah perhatian umat Allah diarahkan ke Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang telah memungkinkan segalanya? Tentu saja! Jadi apakah akan ada kurban lagi pada hari Perayaan Tabernakel? Tentu saja tidak! Itu semata-mata melambangkan fakta bahwa umat akan selalu mengingat pengorbanan besar yang dibuat Yesus dengan datang ke dunia ini.

 



Now you notice that there's a great celebration with singing and rejoicing and there's a banquet that takes place. Notice Luke 13:29 this is speaking once again about the Feast of

Tabernacles, “ 29 They will come from the east and the west, from the north and the south, and sit down in the kingdom of God.”

Luke 22:30 states, and here Jesus speaks, “ 30 that you may eat and drink…” where?  “…at My table in My kingdom, and sit on thrones judging the twelve tribes of Israel.” Of course judging there represents a work that is taking place when? During the thousand years.

 


Sekarang kalian simak bahwa ada perayaan besar dengan nyanyian dan sukacita dan ada sebuah pesta yang berlangsung. Simak Lukas 13:29, ini sekali lagi bicara tentang Perayaan Tabernakel. 29 Mereka akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk di dalam Kerajaan Allah.”

Lukas 22:30 menyatakan, dan di sini Yesus yang sedang bicara, 30 supaya kamu boleh  makan dan minum…”  di mana?   “…di mejaKu di dalam Kerajaan-Ku, dan duduk di atas takhta menghakimi kedua belas suku Israel…” Tentu saja menghakimi di sini melambangkan suatu pekerjaan yang akan terjadi kapan? Selama masa 1000 tahun.

 

 

And then Revelation 19:7-8, Then he said to me, ‘Write: ‘Blessed are those who are called to the marriage supper of the Lamb!’…” where is the marriage supper going to take place, on earth or in Heaven? In Heaven, yes the Feast of Tabernacles.  “…And he said to me, ‘These are the true sayings of God.’

 

Lalu Wahyu 19:9, 9 Lalu ia berkata kepadaku, ‘Tuliskanlah: Diberkatilah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba.’…”  di mana perjamuan perkawinan itu akan diadakan, di bumi atau di Surga? Di Surga, ya, Perayaan Tabernakel. “…Katanya lagi kepadaku, ‘Perkataan ini adalah perkataan-perkataan yang benar dari Allah.’…”

 


 

And Ellen White saw in a vision that table. What kind of products do you suppose are on the table? Well, what has just taken place? The fruit harvest, right? Has just taken place. Notice what she says in Early Writings page 19, And I saw a table of pure silver; it was many miles in length…” so I guess He's expecting lots of guests  “…yet our eyes could extend over it. I saw the fruit of the tree of life…” Fresno people will be very happy with what I'm going to read right now,  “…the manna…” what else?  “… almonds…” what else?  “… figs…” what else?  “… pomegranates…” and what else?  “… grapes, and many other kinds of  fruit.”

So don't feel bad if mangoes and papayas are not here, Ellen White mentions the fall harvests in Israel, because this is the Feast of Tabernacles, but she leaves it open for other kinds of fruit. Maybe she didn't know what to call a mango, I don't know that she knew what mangoes were, or papayas were, but take comfort there will probably be tropical fruits there as well.

 

Dan Ellen White melihat dalam suatu penglihatan meja perjamuan itu. Apa saja menurut kalian yang terhidang di atas meja? Nah, apa yang baru saja terjadi? Panen buah, benar? Itu baru saja terjadi. Simak apa kata Ellen White di Early Writings hal. 19,  “Dan aku melihat sebuah meja dari perak murni, panjangnya bermil-mil…”  jadi tentunya Dia mempersiapkan untuk banyak tamu,    “…namun mata kami bisa melihat seluruhnya. Aku melihat buah pohon kehidupan…”  penduduk Fresno akan sangat gembira dengan apa yang akan saya bacakan sekarang,  “…manna…” apa lagi? “…buah badam…” apa lagi? “…buah ara…” apa lagi?    “…buah delima…”  dan apa lagi?   “…anggur dan banyak jenis buah yang lain…” 

Jadi jangan kecewa jika mangga dan papaya tidak di sana, Ellen White menyebutkan hasil panen musim gugur di Israel karena ini adalah Perayaan Tabernakel, tetapi dia memberikan kesempatan yang terbuka untuk buah-buah jenis lain. Mungkin dia tidak tahu apa yang disebut mangga, saya tidak tahu apakah dia tahu mangga itu apa, atau papaya itu apa, tetapi jangan khawatir kemungkingan di sana juga ada buah-buahan tropis.  

 

 



Do you remember that only Israelites could partake of the Feast of Tabernacles? Who will be the only ones that will be able to participate of the final Feast of Tabernacles? Only those whose names have been retained in the book during the Day of Atonement. Notice Daniel 12:1, 1At that time Michael shall stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people. And there shall be a time of trouble such as never was since there was a nation…” the 144,000 will live during this period, folks,  “…even to that time. And at that time your people shall be delivered, every one who is found…” where?  “…in the book….”

When were their names retained in the book? Before they go through this time of trouble. When were they retained? When their name came forth in the judgment during the Day of Atonement.

 

Apakah kalian ingat bahwa hanya Israel asli yang boleh ambil bagian dalam Perayaan Tabernakel? Siapakah mereka yang bisa ikut ambil bagian dalam Perayaan Tabernakel? Hanya mereka yang namanya dipertahankan di dalam Kitab saat Hari Pendamaian. Simak Daniel 12:1, 1 Pada waktu itu juga Mikhael akan berdiri, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa…” ke-144ribu akan hidup di periode ini, Saudara-saudara, “…sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan, yakni setiap orang yang namanya didapati…”  di mana?   “…tertulis dalam Kitab itu…” 

Kapan nama-nama mereka diprtahankan dalam Kitab? Sebelum mereka melewati Masa Kesukaran/Kesesakan Besar. Kapan mereka dipertahankan? Ketika nama-nama mereka muncul di penghakiman saat Hari Pendamaian.

 

 

We find in Revelation 3:5, “ He who overcomes shall be clothed in white garments, and I will not blot out his name from the Book of Life…”  so is it possible to have names blotted out? Sure. Can people be cut off from among God's people in the Day of Atonement? Absolutely! “…I will not blot out his name from the Book of Life but I will confess his name before My Father and before His angels.”

 

Kita lihat di Wahyu 3:5, 5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih; dan Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan…”  jadi apakah mungkin ada nama-nama yang dhapus? Tentu. Bisakah orang disingkirkan dari umat Allah di Hari Pendamaian? Tepat sekali! “…Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.”

 

 

Exodus 32 has the story of Moses interceding for Israel when they sinned, and the Lord said to Moses, “Whoever has sinned against Me I will…” what? “…I will blot him out of My book.” In other words a person who continues in sin will be blotted out of the book, will be cut off from among God's people. Of course we're reminded of Leviticus 23:29-30 where it says, “ 29 For any person who is not afflicted in soul on that same day shall be…” what?  “…shall be cut off from his people.” 

 

Keluaran 32 berisikan kisah Musa yang memohon bagi bangsa Israel ketika mereka berbuat dosa dan Tuhan berkata kepada Musa, “Siapa yang berbuat dosa terhadapKu, Aku akan…” apa?  “…Aku akan menghapus namanya dari KitabKu.” Dengan kata lain, seseorang yang terus berlanjut dalam dosa, namanya akan dihapus dari Kitab itu, dia akan disingkirkan dari antara umat Allah. Tentu saja kita teringat kepada Imamat 23:29-30 di mana dikatakan, 29 Karena siapa pun yang tidak sungguh-sungguh menyelidiki hatinya, pada hari yang sama akan…”  apa?   “…akan  disingkirkan dari antara bangsanya.

 


 

Now I'm going to skip the next paragraph, you can read it because it covers far more than what we're able to cover in the minutes that we have left. But I do want to go to this section that is titled “Why are we still here?” Why are we still in our wilderness sojourn and not there? I want to read several statements of Ellen White in closing.

 


Sekarang saya akan melompati paragraf berikut, kalian bisa membacanya karena itu berisikan jauh lebih banyak daripada apa yang bisa kita liput dalam waktu yang tersisa. Tetapi saya mau pergi ke bagian yang berjudul “Mengapa kita masih di sini?” Mengapa kita masih di pengembaraan kita di padang gurun dan tidak di sana? Saya mau membaca beberapa pernyataan Ellen White sebagai penutup.

 

 


Evangelism page 696, “We may have to remain here in this world because of insubordination, many more years, as did the children of Israel; but for Christ's sake, His people should not add sin to sin by charging God with the consequence of their own wrong course of action.

We say, why does God delay? Why don't You come, Lord? Like we're blaming Him. We should not blame Him. The blame lies with us.

 

Evangelism hal. 696, “…Kita mungkin masih harus tinggal banyak, banyak tahun lagi di dunia ini karena ketidakpenurutan kita, sebagaimana bangsa Israel; tetapi demi Kistus, umatNya tidak boleh menambahkan dosa kepada dosa dengan menimpakan tanggung jawabnya kepada Allah atas konsekuensi kesalahan tindakan mereka sendiri.” (Letter 184, 1901)

Kita berkata, mengapa Tuhan berlambat? Mengapa Engkau tidak datang-datang, Tuhan? Sepertinya kita menyalahkan Dia. Kita tidak boleh menyalahkan Dia. Kesalahannya ada pada kita.

 

 



Manuscript 4, 1883 Ellen White wrote, “It was not the will of God that the coming of Christ should be thus delayed. God did not design that His people, Israel, should wander forty years in the wilderness…” He knew they were going to, but He did design it that way.  “…He promised to lead them directly to the land of Canaan, and establish them there a holy, healthy, happy people…” the idea was to get there quickly, wasn't it?   “…But those to whom it was first preached, went not in because of unbelief.’…” she's quoting Hebrews chapter 3.  “…Their hearts were filled with murmuring, rebellion, and hatred, and He could not fulfill His covenant with them…” She does continue,  “…For forty years did unbelief, murmuring, and rebellion shut out ancient Israel from the land of Canaan. The same sins…” notice this,  “…The same sins have delayed the entrance of modern Israel into…” where?  “…into the heavenly Canaan. In neither case were the promises of God at fault. It is the unbelief, the worldliness, unconsecration, and strife among the Lord's professed people that have kept us in this world of sin and sorrow so many years.”

You know we should reach the point where we long for Jesus to come, like Ellen White did. You know when she caught a glimpse of that table in Heaven with all these different kinds of fruit, she didn't want to come back. She had seen Heaven. So if we see Heaven we certainly don't want to make this earth our home.

 

Manuscript 4, 1883, Ellen White menulis,  “…Bukanlah kehendak Allah kedatangan Kristus harus ditunda. Allah tidak merencanakan umatNya Israel harus mengembara 40 tahun di padang gurun…”  Allah tahu mereka akan berbuat itu, tetapi Dia tidak merencanakannya demikian.   “…Dia berjanji memimpin mereka langsung ke tanah Kana’an, dan menempatkan mereka di sana suatu bangsa yang kudus, sehat, dan bahagia…”  rancanganNya ialah supaya mereka tiba di sana secepatnya, bukan?  “…Tetapi mereka yang pertama menerima janji tersebut, tidak masuk ke dalamnya ‘karena ketidakpercayaan mereka’…”  Ellen White mengutip Ibrani 3:19.  “…Hati mereka penuh dengan bersungut-sungut, pemberontakan, dan kebencian, dan Dia tidak bisa menggenapi PerjanjianNya dengan mereka…”  Ellen White melanjutkan, “…Selama 40 tahun, ketidakpercayaan, persungutan, dan pemberontakan telah menutup pintu masuk ke tanah Kana’an bagi Israel kuno. Dosa-dosa yang sama…”  simak ini, “…Dosa-dosa yang sama telah menunda masuknya Israel modern ke…”  mana?  “…ke Kana’an Surgawi. Dalam kedua kasus itu bukanlah janji Allah yang salah. Ketidakpercayaan, keduniawian, ketidakkudusan dan perselisihan di antara yang mengaku umat Allah, yang telah menahan kita di dunia yang penuh dosa dan dukacita  ini selama bertahun-tahun.”

Kalian tahu, kita harus mencapai titik di mana kita merindukan kedatangan Yesus, seperti Ellen White. Tahukah kalian ketika dia sempat melihat sekilas meja perjamuan di Surga dengan pelbagai macam buah, dia tidak mau kembali ke dunia. Dia sudah melihat Surga. Maka bila kita sudah melihat Surga, kita pasti tidak mau menjadikan dunia ini rumah kita.

 

 



I want to read this passage from Early Writings pages 19 and 20. Ellen White states, I asked Jesus to let me eat of the fruit…”  she wants to eat of the fruit of the tree of life  “…He said,Not now. Those who eat of the fruit of this land go back to earth no more. But in a little while, if faithful, you shall both eat of the fruit of the tree of life and drink of the water of the fountain.’…” once again water  “…And He said,You must go back to the earth again and relate to others what I have revealed to you.’ Then an angel bore me gently down to this dark world. Sometimes I think I can stay here no longer; all things of earth look so dreary. I feel very lonely here, for I have seen a better land. Oh, that I had wings like a dove, then would I fly away and be at rest!...” can you hear the anguish? She really wanted Jesus to come. She continues writing,  “…After I came out of vision, everything looked changed; a gloom was spread over all that I beheld. Oh, how dark this world looked to me. I wept when I found myself here, and felt homesick. I had seen a better world, and it had spoiled this for me. I told the view to our little band in Portland, who then fully believed it to be of God. That was a powerful time. The solemnity of eternity rested upon us. About one week after this the Lord gave me another view and showed me the trials I must pass through, and that I must go and relate to others what He had revealed to me, and that I should meet with great opposition and suffer anguish of spirit by going. However, said the angel,The grace of God is sufficient for you; He will hold you up.’…” (Early Writings pg, 19-20)



Saya mau membacakan bacaan ini dari Early Writings hal. 19-20, Ellen White menyatakan,    “…Saya minta Yesus untuk mengizinkan saya makan buah itu…”  Ellen White mau makan buah dari pohon kehidupan, “…Dia berkata, ‘Tidak sekarang. Mereka yang makan buah dari negeri ini tidak akan kembali ke dunia lagi. Tetapi tidak lama lagi, jika setia, kamu akan makan baik buah dari pohon kehidupan maupun minum air dari mata air.’ …”  sekali lagi air.   “…Dan Dia berkata, ‘Kamu harus kembali ke dunia lagi dan menyampaikan kepada yang lain apa yang telah Aku nyatakan kepadamu.’  Kemudian seorang malaikat membawa saya turun dengan lembut ke dunia yang gelap ini. Terkadang saya berpikir, saya tidak betah tinggal di sini lebih lama, segalanya yang di dunia ini tampak begitu suram. Saya merasa kesepian di sini, karena saya sudah pernah melihat negeri yang lebih baik. Oh, seandainya saya punya sayap seperti burung merpati, saya akan terbang pergi dan menikmati perhentian!…”  bisakah kalian mendengar kesedihannya? Ellen White sungguh-sungguh ingin Yesus datang. Dia melanjutkan menulis, “…Setelah saya keluar dari penglihatan, segalanya tampak berubah; suatu kesuraman menutupi segala yang saya lihat. Oh, betapa gelapnya dunia ini di mata saya. Saya menangis ketika saya mendapati diri saya berada di sini, dan merasa rindu pulang. Saya telah melihat dunia yang lebih baik, dan itu telah merusak dunia ini di mata saya. Saya sampaikan penglihatan saya kepada kelompok kecil kami di Portland, yang mempercayai sepenuhnya bahwa penglihatan itu berasal dari Allah. Itu adalah masa yang penuh kuasa. Seriusnya hal kekekalan menyelubungi kami semua. Sekitar seminggu setelah ini, Tuhan memberi saya penglihatan yang lain dan menunjukkan kepada saya segala ujian yang harus saya jalani, dan bahwa saya harus pergi dan menceritakan kepada yang lain apa yang telah dinyatakanNya kepada saya, dan bahwa saya akan bertemu dengan perlawanan yang kuat dan menderita kejatuhan semangat dengan pergi ke sana. ‘Namun,’ kata malaikat itu, ‘kasih karunia Allah itu cukup bagimu. Dia yang akan menopangmu.’…” (Early Writings hal. 19-20)

 

 

And of course this is Ellen White's first vision. I don't think she had any idea the anguish that she was going to go through, not primarily from those individuals that were not members of the remnant, but from those individuals who claimed to be members of the remnant.  Constantly during her ministry, her inspiration was questioned, her counsel was questioned, she was attacked, her visions were attributed to mesmerism (which is hypnotism), she was rejected many, many times. She became ill, I mean she actually came to the point of almost dying several times. She suffered with rheumatoid arthritis during the time that she was writing Desire of Ages. Certainly she desired Heaven to come. And she fulfilled her mission, 70 years she fulfilled her mission. And we have the benefit of her writings.  And I believe that one of the reasons why we are not in the kingdom is because we have ignored and in some cases rejected this wonderful gift, and failed to implement the counsel that she gave into our own personal and practical life. That's what God is waiting for. Ellen White rests in the grave. She will rise to new life very soon. And then she will once again see the better land.

 



Dan tentu saja ini adalah penglihatan Ellen White yang pertama. Saya rasa dia tidak tahu bahwa penderitaan yang harus dialaminya, bukan utamanya datang dari orang-orang yang bukan anggota umat yang sisa, melainkan justru dari mereka yang mengaku sebagai anggota umat yang sisa. Selama ministrinya, inspirasinya selalu dipertanyakan, nasihatnya selalu dipertanyakan, dia diserang, penglihatan-penglihatannya dikaitkan kepada mesmerisme (yaitu suatu bentuk hipnotis), dia ditolak berulang-ulang. Dia menjadi sakit, maksud saya dia benar-benar nyaris mati beberapa kali. Dia menderita rematik artritis selama waktu dia menulis Desire of Ages. Sudah pasti dia merindukan Surga datang. Dan dia menyelesaikan misinya, 70 tahun dia menyelesaikan misinya. Dan kita menerima manfaat dari tulisan-tulisannya. Saya yakin salah satu alasan mengapa kita tidak berada di Kerajaan sekarang ialah karena kita sudah mengabaikan dan dalam beberapa hal menolak karunia yang luar biasa ini, dan gagal mengimplementasikan petunjuk-petunjuk yang diberikan Ellen White dalam kehidupan pribadi dan praktis kita. Itulah yang ditunggu Allah. Ellen White sedang beristirahat dalam kuburnya. Dia akan bangkit kepada hidup baru tidak lama lagi. Lalu sekali lagi dia akan melihat negeri yang lebih baik.

 

 



I pray to God that we will feel the same passion for Heaven and for the new earth that Ellen White felt. That we will not focus on things here. That we will focus on the great celebration to come, the great celebration in Heaven, and then our permanent dwelling here on earth. For the Bible tells us “the meek will inherit the earth”. Then we will eat manna, we will drink the water from the river of life, we will be in the presence of God who is light, and we will live not just for a few years and get sick, but we will live in a land where there will be no more sickness, no more pain, no more sorrow, no more death.

May that hope burn bright and strong in our heart.

 


Saya berdoa kepada Allah, agar kita akan merasakan semangat yang sama untuk Surga dan dunia baru seperti yang dirasakan Ellen White. Agar kita tidak berfokus pada hal-hal di sini. Agar kita akan fokus pada perayaan besar yang akan datang, pesta pesar di Surga, kemudian tempat tinggal kita yang permanen di dunia ini. Karena Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “yang rendah hati akan mewarisi bumi”. Pada waktu itu kita akan makan manna, kita akan minum air dari sungai kehidupan, kita akan berada di hadirat Allah yang adalah Terang, dan kita akan hidup bukan hanya beberapa tahun lalu sakit, melainkan kita akan hidup di sebuah negeri di mana tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi kematian.

Semoga harapan itu menyala terang dan kuat dalam hati kita.

 

 

29 08 21