Wednesday, August 30, 2017

EPISODE 06/25 THE FOUNDATION OF TRUE WORSHIP ~ THE THREE ANGELS MESSAGES ~ STEPHEN BOHR

_____THREE ANGELS MESSAGES_____
Part 06/25 - Stephen Bohr
THE FOUNDATION OF TRUE WORSHIP


Dibuka dengan doa.

I'd like to begin by reading the verses that we've been studying in the last several sessions: Revelation 14:6-7. “6 Then I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth,  to every nation, tribe, tongue, and people, 7 saying with a loud voice, ‘Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment has come, and worship Him who made heaven, and earth, the sea, and the springs of waters.’”
This is the third imperative in the first angel's message that we're going to take a look at in our study today. 
·       The first imperative is: fear God. 
·       The second imperative is: give glory to Him. 
·       And the third, of course, is worship Him who made the heaven,  earth, the sea, and the springs of water. 

Saya ingin mengawali dengan membacakan ayat-ayat yang sedang kita pelajari dalam beberapa sesi yang terakhir:
Wahyu 14:6-7  6Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba jam penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"
 Ini adalah perintah yang ketiga dalam pekabaran malaikat yang pertama yang akan kita simak dalam pelajaran kita hari ini.
·       Perintah yang pertama: Takutlah akan Allah
·       Perintah yang kedua: Muliakan Dia
·       Perintah yang ketiga tentu saja ialah: Sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.


Now the first thing that we want to ask is who was this Creator that is mentioned in the first angel's message?  Well, go with me to Colossians 1 and we'll read verses 15-17.  Here it's speaking about Jesus Christ, and notice what it says,  15 He is the image of the invisible God, the firstborn over all creation. 16 For by Him…”  that is by Jesus,  “…all things were created that are in heaven and that are on earth, visible and invisible, whether thrones or dominions or principalities or powers. All things were created through Him and for Him. 17 And He is before all things, and in Him all things consist.”  Now that expression, “in Him all things consist”  means that He holds creation together:  “In Him all things hold together”  that's the way that it's translated,  for example, in the New International Version. 

Nah, hal pertama yang mau kita tanyakan ialah, siapakah Sang Pencipta yang disebut dalam Pekabaran malaikat pertama ini? Marilah bersama saya ke Kolose 1 dan kita akan membaca ayat 15-17, di sini yang dibicarakan adalah Yesus Kristus, perhatikan apa yang dikatakan,  15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang memerintah atas semua ciptaan. 16 Karena oleh Dialah…” yaitu oleh Yesus, “…telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, apakah itu singgasana atau penguasa, atau pemerintah, atau kekuasaan; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia…”  nah, ungkapan ini: “segala sesuatu ada di dalam Dia” berarti Dialah yang mempertahankan semua ciptaan,  “di dalam Dia, segala hal dipertahankan” begitulah terjemahannya, misalnya dalam NIV.    


And so the Bible is very clear that the Creator, who is mentioned in the first angel's message,  was none other than Jesus Christ Himself.  But now we must ask the question, why does Jesus  command us to worship Him? Notice Psalm 95:6.  Here is the motivation, or the reason why Jesus calls  upon us to worship Him. It says in Psalm 95:6, Oh come, let us worship and bow down; let us kneel before the Lord our Maker.”
So the motivation for worship is the fact that He is the Creator,  and we are His creatures. Worship is due from us because we were created by Jesus Christ. 

Jadi Alkitab itu sangat jelas tentang siapakah Sang Pencipta yang disebut dalam pekabaran malaikat pertama, yang tak lain adalah Yesus Kristus sendiri. Tetapi sekarang kita harus bertanya, mengapa Yesus memerintahkan kita untuk menyembah Dia? Perhatikan Mazmur 95:6, inilah motivasinya atau alasannya mengapa Yesus memerintahkan kita untuk menyembahNya. Dikatakan di Mazmur 95:6, 6 Datanglah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.”
Jadi, motivasi untuk menyembah ialah faktanya bahwa Dialah Sang Pencipta, dan kita adalah makhluk ciptaanNya. Adalah kewajiban kita untuk menyembah karena kita telah diciptakan oleh Yesus Kristus.


Let's notice one other verse that speaks about the  motivation for worship.  Nehemiah 9:6, here Nehemiah, inspired by the Holy Spirit, says: You alone are the Lord; You have made heaven, the heaven of heavens, with all their host, the earth and everything on it, the seas and all that is in them, and You preserve them all…” Notice the similar idea to Colossians 1.  He's also the Preserver, or the one who holds  everything together.  And now notice how verse 6 ends: “…The host of heaven…” what? “…worships You”.
So what is the motivation for worship?  The fact that God alone is the Lord, and He made the heavens, and everything that is in them. 

Marilah kita menyimak satu ayat yang lain yang berbicara tentang motivasi penyembahan. Nehemia 9:6, di sini Nehemia yang diilhami oleh Roh Kudus, berkata,  6 Hanya Engkau-lah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Dan Engkau memelihara mereka semua…” perhatikan konsep yang sama dengan Kolose 1. Dia jugalah Sang Pemelihara, atau yang mempertahankan segala sesuatu.  Dan sekarang perhatikan bagaimana ayat 6 ini berakhir, “…Bala tentara langit…” apa?  “…sujud menyembah Engkau.”
Jadi apa motivasi penyembahan? Faktanya bahwa Allah Sendiri adalah Tuhan, dan Dia yang telah menciptakan langit dan segala yang ada di dalamnya.


Now in order to understand the first angel's message then, we have to go back to the story of Creation. Because the first angel's message says the reason why  you're supposed to worship Jesus, or worship God,  is because He's the Creator.  So the first angel's message obviously sends us back  to Genesis, to the story of creation.  In other words we cannot understand the first angel's message without going back to Genesis 1, and also chapter 2.  So let's go back there to Genesis 1:31 and we'll read through chapter 2 and verse 1.  I want you to notice several interesting details here. It says: 31 Then God saw everything that He had made….” Who had made? God. Who specifically? Jesus.   “…Then God saw everything that He had made and indeed it was very good. So the evening and the morning were the sixth day.  1 Thus the heavens and the earth and all the host of them were…” what? “…finished. ”
I want you to remember that word: “finished”

Sekarang, supaya boleh memahami pekabaran malaikat pertama, kita harus kembali ke kisah penciptaan. Karena pekabaran malaikat pertama berkata alasan mengapa kita harus menyembah Yesus atau menyembah Allah, ialah karena Dia-lah Sang Pencipta. Jadi pekabaran malaikat pertama jelas mengirim kita kembali ke kitab Kejadian, ke kisah penciptaan. Dengan kata lain, kita tidak bisa memahami pekabaran malaikat pertama tanpa kembali ke kitab Kejadian pasal 1, dan juga pasal 2. Jadi marilah kita kembali ke Kejadian 1:31 dan kita akan membacanya hingga pasal 2:1. Saya mau kalian menyimak beberapa detail penting di sana. Dikatakan, 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu…”  Siapa yang telah menjadikan? Allah. Khususnya siapa? Yesus.  “…Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadi petang dan pagi itulah hari keenam… 1 Demikianlah langit dan bumi dan segala isinya…” apa?   “…selesai.”
Saya mau kalian mengingat kata “selesai” itu.


Let me ask you, on what day did Jesus finish  His work of creation?  He finished the sixth day.  The word “finished” is used.  Who did all of the work the first six days?  Jesus did all of the work.  Did human beings do any of the work?  Did Adam and Eve do any of the work? Absolutely not.  It says clearly, “Then God saw everything that He had made”,  and then it says that He finished the sixth day,  saw that it was good, and His works were finished. 

Coba saya tanya, pada hari apa Yesus menyelesaikan pekerjaanNya mencipta? Dia selesai pada hari keenam. Kata “selesai” dipakai. Siapa yang melakukan semua pekerjaan selama enam hari yang pertama? Yesus yang melakukan semua pekerjaan itu. Apakah manusia melakukan sesuatu? Apakah Adam dan Hawa melakukan pekerjaan apa-apa? Sama sekali tidak. Jelas dikatakan, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya”  lalu dikatakan Dia selesai pada hari keenam, melihat segalanya itu baik, dan pekerjaanNya pun selesai.


But now we need to talk about the day after the sixth day.  Let's talk about the seventh day.  Go with me to Genesis 2:2-3, and I want us to notice several interesting things  in these two verses. ” And on the seventh day God ended His work which He had done, and He rested on the seventh day from all His work which He had done. Then God blessed the seventh day and sanctified it, because in it He rested from all His work which God had created and made.”
Now here's my question: Once again this passage tells us that  who did all of the work? Jesus did all of the work.  God did all of the work. It's repeated time and again.  It says ”on the seventh day God ended His work,  which He had done... He rested.  Then God blessed the seventh day and sanctified it, because in it He rested from all His work, which God had created and made.”  In other words, once again it's repeated that the person who created everything during the first six days was whom?  was God, or as we read at the beginning of our presentation, Jesus Christ.

Tetapi sekarang kita perlu berbicara tentang hari setelah hari keenam. Marilah kita berbicara tentang hari ketujuh. Marilah bersama saya ke Kejadian 2:2-3, dan saya mau kita perhatikan beberapa hal menarik dalam dua ayat tersebut. 2 Dan pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaanNya yang dibuat-Nya itu, dan Ia  berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaanNya yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya yang telah dibuat-Nya itu.”
Sekarang ini pertanyaan saya: Sekali lagi bacaan ini mengatakan kepada kita siapa yang melakukan semua pekerjaan? Yesus. Allah yang melakukan semua pekerjaan. Ini diulangi terus-menerus. Dikatakan, “pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaanNya yang dibuat-Nya itu, dan Ia  berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaanNya yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya yang telah dibuat-Nya itu.” Dengan kata lain sekali lagi ini diulangi bahwa Sosok yang menciptakan segala sesuatu selama enam hari yang pertama ialah siapa? Ialah Allah, atau sebagaimana kita telah membacanya tadi di awal pelajaran kita, Yesus Kristus.


But now I want you to notice another very  interesting detail in this passage of Genesis 2:2, 3. Let's go, once again, and read the passage, and I'm going to underline two key words. It says, ” And on the seventh day God ended His work which He had done, and He rested…” notice, “…He rested on the seventh day from all His work which He had done…” and don't miss this next word:  “…Then God blessed the seventh day and sanctified it,…”   When did God bless and sanctify the seventh day? It was after He what? after He rested.  In other words, what made the Sabbath holy? the fact that God, or Jesus, what? rested on the Sabbath. And in case you didn't get it from where it says, then after He rested, “… Then God blessed the seventh day and sanctified it,…” we're told again,  “…because in it He rested from all His work which God had created and made.”  In other words, Jesus did all of the work the first six days,  and then Jesus rested the seventh day.  And when the seventh day ended, Jesus blessed the seventh day,  and He sanctified the seventh day

Tetapi sekarang saya mau kalian menyimak detail lain yang sangat menarik dalam bacaan Kejadian 2:2-3 ini. Marilah sekali lagi kita baca itu dan saya akan menggarisbawahi dua kata kunci. Dikatakan, 2 Dan pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaanNya yang dibuat-Nya itu, dan Ia  berhenti…” perhatikan, “…Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaanNya yang telah dibuat-Nya itu…” jangan kelewatan kata berikutnya,  “…3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya…”  Kapan Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh? Setelah Dia apa? Setelah Dia berhenti bekerja. Dengan kata lain apa yang membuat hari Sabat itu kudus? Yaitu faktanya bahwa Allah atau Yesus apa? Berhenti bekerja pada hari Sabat. Dan sekiranya sampai di sini kalian belum menangkapnya, maka setelah Allah berhenti bekerja,  “…lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya…” kita diberitahu lagi, “…karena pada hari itulah Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya yang telah dibuat-Nya itu.” Dengan kata lain, Yesus telah melakukan semua pekerjaanNya selama enam hari yang pertama, kemudian Yesus berhenti bekerja pada hari ketujuh. Dan ketika hari yang ketujuh berakhir, Yesus memberkati hari yang ketujuh dan Dia menguduskan hari yang ketujuh.


Now we need to ask the question, what did Jesus do on the seventh day?  You know, for a long time I had an enigma in my mind about  the book of Genesis; particularly about the seventh day.  You know, you read the story of creation,  and God's rest on the seventh day, and it never says in the  creation story that Jesus told Adam and Eve  to keep the Sabbath.  And I always wondered about that.  There are other places in the Bible that show that the Sabbath  originally was made for man.  Nevertheless, I always wondered why in the Genesis account it doesn't say God told Adam and Eve to keep the Sabbath.  I want you to put that enigma on hold,  because we're going to come back to it. 

Sekarang kita perlu bertanya, apa yang dilakukan Yesus pada hari ketujuh? Kalian tahu lama saya punya pertanyaan dalam pikiran saya mengenai kitab Kejadian, khususnya tentang hari ketujuh. Kita baca kisah penciptaan dan berhenti bekerjanya Allah pada hari ketujuh, dan dalam kisah penciptaan itu tidak pernah disinggung bahwa Yesus menyuruh Adam dan Hawa untuk memelihara hari Sabat. Saya selalu bertanya-tanya tentang itu. Di Alkitab ada ayat-ayat lain yang mengatakan bahwa Sabat itu aslinya diciptakan untuk manusia. Namun begitu saya selalu heran mengapa kisah di kitab Kejadian tidak mengatakan Allah menyuruh Adam dan Hawa untuk memelihara Sabat. Saya mau kalian menyimpan dulu pertanyaan tersebut karena nanti kita akan kembali ke sana.


I want to go to another verse now that corroborates the idea  that we just noted in Genesis, where it says that Jesus rested, or God rested, and after He rested the whole day,  then He blessed and sanctified the day. 
Let's go to the fourth commandment of God's Holy Law.  And, by the way, the first angel's message is referring, with it's language, to Exodus 20, the fourth commandment.  By the way, what I'm going to read was spoken by God's own  voice, and it was written by His own finger on tables of stone, so we must listen.  It says in Exodus 20:8,  Remember the Sabbath day, to keep it holy. 9 Six days you shall labor and do all your work, 10 but on the seventh day is the Sabbath of the Jews…” No, it says:  “…but on the seventh day is the Sabbath of the Lord your God…”  We're going to notice the reason why.  “…in it you shall do no work, you, nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor your female servant nor your cattle, or your stranger who is within your gates. 11 For…” now comes the reason.  Why are we supposed to work six days and rest the seventh?   “…for in six days the Lord made the heavens and the earth, the sea, and all that is in them, and…” don't miss this now,  “…and rested the seventh day. Therefore the Lord blessed the Sabbath day and hallowed it…”  or made it holy. 

Saya mau ke ayat yang lain sekarang yang menguatkan konsep yang baru kita simak di kitab Kejadian di mana dikatakan Yesus berhenti bekerja atau Allah berhenti bekerja, dan setelah Dia berhenti bekerja seharian penuh, lalu Dia memerkati dan menguduskan hari itu.
Marilah kita ke Perintah Keempat dari Hukum Allah yang kudus. Nah, ketahuilah pekabaran malaikat pertama dengan kata-katanya mengacu ke kitab Keluaran 20, ke Perintah  Keempat. Nah, saya akan membacakan apa yang diucapkan oleh suara Allah sendiri dan yang ditulis oleh jariNya sendiri pada loh-loh batu, jadi kita harus simak. Dikatakan di Keluaran 20:8, 8 Ingatlah hari Sabat agar dijaga tetap kudus: 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat orang Yahudi…” Tidak! Dikatakan, “…tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat  TUHAN, Allahmu;…”  kita akan tahu alasannya mengapa,   “… maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab…” sekarang alasannya, mengapa kita harus bekerja enam hari dan berhenti bekerja pada hari ketujuh, “…Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan…” nah, jangan kelompatan bagian ini, “…dan Ia berhenti bekerja pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”


Is this very clear that God, or Jesus, rested the seventh day,  and then Jesus blessed the seventh day and made it holy?  Yes, or no? Absolutely! 
So this first week of the history of the world is what I  call “God's week”, or “Jesus' week”.  You see, it's God's week before it becomes man's week, because God is the One who worked six, and God is the One who rested on the seventh day. In other words, the first week is all about God.  The first week does not deal primarily with man. In other words, God, among other things, created the week  by working six days, and by resting on the seventh day.  You know, as I studied this out I discovered the reason why God did not command Adam and Eve to keep that first Sabbath holy. 
You say, “Well, what is the reason?” 
Listen folks, we just noted in Scripture that the day did not  become holy until it was over.  Jesus didn't make the Sabbath holy until the day ended.  So how could He tell Adam and Eve when the Sabbath was beginning, “Keep the Sabbath holy”, if it wasn't holy yet?  Furthermore, how could God tell Adam and Eve, “Keep the Sabbath  and follow My example”, if God, or Jesus, had not first given the example? 

Apakah sangat jelas Allah atau Yesus berhenti bekerja pada hari ketujuh kemudian Yesus memberkati hari yang ketujuh dan menjadikannya kudus? Iya atau tidak? Jelas sekali!
Maka minggu pertama sejarah dunia saya sebut sebagai “Minggu milik Allah” atau “Minggu milik Yesus”. Kalian lihat, itu adalah minggu milik Allah sebelum itu menjadi minggu milik manusia karena Allah-lah yang telah bekerja selama enam hari, Allah-lah yang berhenti bekerja pada hari ketujuh. Dengan kata lain, minggu pertama seluruhnya berfokus pada Allah. Minggu yang pertama secara utama tidak menyangkut manusia. Dengan kata lain, Allah, telah menciptakan minggu tersebut dengan bekerja enam hari, dan dengan berhenti bekerja pada hari ketujuh. Kalian tahu, saat saya mempelajari ini saya menemukan alasan mengapa Allah tidak memerintahkan Adam dan Hawa untuk memelihara kekudusan Sabat yang pertama.
Kalian berkata, “Nah, apa alasannya?”
Dengarkan, Saudara-saudara, kita telah menyimak bahwa hari tersebut belum menjadi kudus sampai hari itu berakhir. Yesus tidak membuat Sabat itu kudus sebelum hari tersebut berakhir. Maka saat Sabat itu mulai bagaimana Dia bisa menyuruh Adam dan Hawa untuk “Peliharakan kekudusan Sabat”, jika Sabat saat itu masih belum kudus? Apalagi, bagaimana Allah bisa mengatakan kepada Adam dan Hawa, “Peliharakan kekudusan Sabat dan ikutilah teladanKu” jika Allah atau Yesus belum pernah memberikan teladanNya?


Furthermore, and this is a very important point, the Sabbath that God commanded man to keep was not the first Sabbath of  human history, but starting with the second Sabbath of human history. 
And you say, “How is that?” 
This might be new to you.  Even if you're a Seventh-day Adventist it might be new to you.  But it's Biblical, and it's powerful, and it explains why God did not command Adam and Eve to keep that first Sabbath, but rather the second Sabbath. 
What does the fourth commandment say?  The fourth commandment makes the Sabbath a creation ordinance,  because it sends you back to creation.  It explains that you keep the Sabbath because of creation. 
Now it's very interesting that God says in the fourth commandment to man, work six and what? rest on the seventh. Now here's my question: when that first Sabbath came, had man worked six days?  He had not worked six days. So could he keep the commandment technically that says,  work six and rest the seventh? No. Jesus worked six, He rested the seventh, and then the fourth commandment says that He told Adam and Eve, and all of their descendents, “Now, as you saw Me work six, and rest on the seventh, you work six and you rest the next seventh day.”  So after Jesus made the Sabbath holy, after Jesus gave the  example, then He gives the fourth commandment which says,  “Keep the Sabbath day holy, because now, after I rested, the Sabbath is holy.” 
So let me ask you, whose day is the Sabbath?  The Sabbath is the day of whom? of Jesus before  it is the day of man.  The week was created by Jesus, and then the week was given  to man after it was created by Jesus. 

Lebih jauh ~ dan ini adalah poin yang sangat penting ~ Sabat yang diperintahkan Allah untuk dipelihara manusia bukanlah Sabat yang pertama dari  sejarah manusia melainkan dimulai dari Sabat yang kedua dari sejarah manusia.
Dan kalian berkata, “Kok bisa?”
Hal ini mungkin baru bagi kalian. Walaupun kalian seorang MAHK, hal ini mungkin saja baru bagi kalian, tetapi ini alkitabiah dan sangat berbobot, dan ini menjelaskan mengapa Allah tidak menyuruh Adam dan Hawa memelihara Sabat yang pertama, tetapi Sabat yang kedua.
Apa kata Perintah Keempat? Perintah Keempat menjadikan Sabat suatu peraturan yang berkaitan dengan penciptaan, karena itu membawa kita kembali ke penciptaan. Itu menjelaskan bahwa kita memelihara Sabat karena Penciptaan.
Nah, yang sangat menarik itu dalam Perintah Keempat, Allah berkata kepada manusia, bekerjalah enam hari dan apa? Berhentilah bekerja pada hari ketujuh.
Sekarang, ini pertanyaan saya: saat Sabat yang pertama mulai, apakah manusia telah bekerja enam hari? Manusia belum bekerja enam hari. Jadi bisakah dia memelihara perintah yang secara khusus berkata, bekerja enam hari dan berhenti bekerja pada hari ketujuh? Tidak. Yesus yang telah bekerja enam hari, Dia berhenti bekerja pada hari yang ketujuh, kemudian  Perintah Keempat berkata bahwa Dia menyuruh Adam dan Hawa dan semua keturunan mereka, “Nah, sebagaimana kalian telah melihat Aku bekerja enam hari dan berhenti bekerja pada hari yang ketujuh, kalian juga bekerja enam hari dan kalian berhenti bekerja pada hari ketujuh.”  Maka setelah Yesus membuat Sabat itu kudus, setelah Yesus memberikan teladan, lalu Dia memberikan Perintah Keempat yang berkata, “Peliharakan kekudusan hari Sabat itu karena sekarang, setelah Aku berhenti bekerja, Sabat itu menjadi kudus.”   
Coba saya tanya, Sabat itu hari siapa? Sabat adalah hari milik siapa? Milik Yesus, sebelum itu menjadi hari bagi manusia. Satu minggu itu diciptakan Yesus, kemudian mingguan itu diberikan kepada manusia setelah diciptakan oleh Yesus.


By the way, Seventh-day Adventists are not the only ones  that believe that the Sabbath is a creation ordinance. Let me read you a statement from an Evangelical scholar. His name is Henry Morris.  I'll be saying a little bit more about him a little bit later.  Notice what he says. This is in the book, Biblical Creationism, page 62. “The Lord Himself had worked six days, then rested on the seventh, setting thereby a permanent pattern for the benefit of mankind.”
What did God do? What did Jesus do when He created the week? He established a permanent what? a permanent pattern for man to follow the same process, or procedure as God.  So let me ask you, did the Sabbath then become a sign of God the Creator for man?  The fourth commandment says, Yes.  Because the motivation for keeping the Sabbath is because of creation.  So as soon as the first week ended Jesus says to man,  “Now you're going to work six and the next seventh day you're going to come, and we're going to keep the Sabbath the way you saw Me keep this first Sabbath. And in this way, from then on, you are going to remember  that I am the Creator. The Sabbath will be the sign that I am the Creator,  and you will remember it from then on.”

Ketahuilah, umat MAHK bukanlah satu-satunya yang meyakini bahwa Sabat adalah peraturan yang berkaitan dengan penciptaan. Saya akan membacakan suatu pernyataan dari seorang pakar Evangelis, namanya Henry Morris. Nanti saya akan menceritakan sedikit lebih banyak tentang dirinya. Simak apa katanya. Ini terdapat dalam buku Biblical Creationism, hal. 62. “Tuhan Sendiri telah bekerja enam hari, lalu berhenti bekerja pada hari ketujuh, dengan demikian menetapkan suatu pola yang abadi bagi kebaikan manusia.”
Apa yang telah dilakukan Allah? Apa yang telah dilakukan Yesus ketika Dia menciptakan satu minggu itu? Dia menetapkan apa yang abadi? Pola yang abadi untuk diikuti manusia, proses yang sama, atau prosedur yang sama seperti yang dilakukan Allah.
Jadi saya tanya, apakah Sabat kemudian menjadi pertanda bagi manusia bahwa Allah adalah Sang Pencipta? Perintah Keempat mengatakan “Iya”, sebab motivasi memelihara Sabat ialah karena penciptaan. Begitu minggu yang pertama berakhir, Yesus berkata kepada manusia, “Sekarang, kamu akan bekerja enam hari dan hari ketujuh berikutnya kamu akan datang, dan kita akan memelihara Sabat seperti yang kamu lihat Aku memelihara Sabat yang pertama. Dan dengan cara ini, mulai saat ini, kamu akan mengingat bahwa Akulah Sang Pencipta. Sabat akan menjadi pertanda bahwa Akulah Pencipta, dan kamu akan mengingatnya mulai saat ini.”

Incidentally, that's the reason why the fourth commandment begins by saying, “Remember the Sabbath day to keep it holy.”  In fact the Bible tells us that the Sabbath is a sign between  God and His people.  And I want you to remember this, because we're going to come back  to it in later lectures. 
Exodus 31:17, God says: 17 It is a sign between Me and the children of Israel forever…”   You say, well, that was for the children of Israel.  But do you know that the New Testament says that those  who are Christ's are Abraham's seed, and heirs according to the promise?  You can read it in Galatians 3:29.  If you are Christ's, you're Abraham's seed.  If you are Christ's you are Israel, and so it says:  “… It is a sign between Me and the children of Israel forever…” and then it says, He says why it's a sign, notice: “…for…” that is because “…in six days the Lord made the heavens and the earth, and on the seventh day He rested and was…” what?  “…He rested and was refreshed.”

Ketahuilah, itulah alasannya mengapa Perintah Keempat diawali dengan Ingatlah hari Sabat agar dijaga tetap kudus”.  Bahkan Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Sabat adalah tanda antara Allah dengan umatNya. Dan saya mau kalian mengingat ini, karena nanti kita akan kembali kemari dalam pelajaran-pelajaran berikutnya.
Keluaran 31:17 Allah berkata, “Itulah tanda antara Aku dan orang Israel selama-lamanya…”
Kalian berkata, nah, itu kan untuk orang Israel?
Tahukah kalian bahwa Perjanjian Baru berkata mereka yang ada dalam Kristus adalah benih Abraham dan menurut perjanjian Allah mereka adalah para ahliwaris? Kalian bisa membacanya di Galatia 3:29. Jika kita adalah milik Kristus, kita adalah benih Abraham. Jika kita milik Kristus, kita adalah Israel, jadi dikatakan, “Itulah tanda antara Aku dan orang Israel selama-lamanya…” kemudian Allah berkata mengapa itu merupakan suatu tanda, simak: “…sebab…” maksudnya: karena, “…enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja dan…”  apa? “…Ia berhenti bekerja dan disegarkan.


So let me ask you, was the Sabbath a creation institution? It most certainly was a creation institution. It pre-dates the Jews.  It has nothing to do, in its original intention,  with redemption at the cross, because the Sabbath was created in a perfect world.  It has nothing to do with redemption, with the cross in its original intention. Later it takes on a secondary function. But from the beginning it points towards creation.  So the first angel's message, when it tells us to worship the Creator, it's sending us back to Genesis.  And we notice that the sign of the Creator is the observance of the seventh day Sabbath. 

Coba saya tanya, apakah Sabat itu suatu ketentuan dari penciptaan? Betul sekali itu adalah ketentuan penciptaan. Dia sudah ada sebelum adanya orang Yahudi. Aslinya Sabat itu tidak ada kaitannya dengan penebusan di salib karena Sabat itu sudah diciptakan saat dunia masih sempurna. Niat asli diadakannya Sabat tidak ada kaitannya dengan penebusan, dengan salib, Belakangan dia mengambil fungsi sekunder. Tetapi pada awal mulanya Sabat itu menunjuk kepada penciptaan. Maka pekabaran malaikat yang pertama saat menyuruh kita menyembah Sang Pencipta, menggiring kita kembali ke awal mula.  Dan kita menyimak bahwa tanda Sang Pencipta ialah memelihara Sabat hari ketujuh.


Now allow me to read you a few other statements,  amazing statements from Henry Morris,  who is an Evangelical scholar.  By the way, he passed away in 2006.  He was a staunch defender of a six day, literal creation.  And he was the founder of the Institution for Creation  Research in San Diego, California.  Notice what he says: Biblical Creationism, pages 61-62:  “The observance of the Sabbath day (that is rest day), was not instituted by this commandment…” that is by the 4th Commandment. He says the Sabbath was not instituted by the  fourth commandment.   “…for it has been practiced by mankind ever since the actual week of creation when God blessed the seventh day and sanctified it, because He had rested from all His work which God created and made.”
On page 251 he says this:  “Not only is there considerable evidence that Sabbath observance existed in both Israel and in other nations long before Moses, but the Word of God makes it plain that it was established by God Himself in commemoration of His completed creation and that it has been observed as a special day of rest at least by some, ever since.”
In another quotation, page 253, of the book  Biblical Creationism, he says: “With the passing of the centuries the Sabbath eventually became almost exclusively associated with the religious ceremonies of the nation of Israel even though the Creator had hallowed it originally for all men. When the Creator eventually became man, however, in the person of Jesus Christ, He stressed that it had never been intended as a mere Jewish religious ritual, as the Pharisees had distorted it, but [it was made] for the good of all men.”
Those are amazing statements from an Evangelical scholar who's saying that the Sabbath is a creation institution, and it was kept by the human race long before the existence of Moses, or the existence of the ten commandments. 

Sekarang izinkan saya membacakan beberapa pernyataan lain, pernyataan-pernyataan yang mengagumkan dari Henry Morris, seorang pakar Evangelis. Ketahuilah, dia meninggal di tahun 2006. Dia ada seorang pembela gigih tentang konsep penciptaan enam hari literal. Dia adalah pendiri Institution for Creation Research in San Diego, California. Perhatikan apa yang dikatakannya, Biblical Creationism hal. 61-62:  “Pemeliharaan Sabat (yaitu hari perhentian) tidak dimulai oleh Perintah ini…” yaitu Perintah Keempat. Dia berkata bahwa Sabat itu tidak dimulai oleh Perintah Keempat, “…karena [Sabat] itu sudah dilakukan oleh manusia sejak minggu penciptaan ketika Allah memberkati hari yang ketujuh dan menguduskannya karena Dia telah berhenti dari semua pekerjaanNya yang Dia ciptakan dan buat.”
Di halaman 251, dia berkata demikian, “Bukan saja ada banyak bukti bahwa pemeliharaan Sabat terdapat baik di Israel maupun di antara bangsa-bangsa lain jauh sebelum zaman Musa, tetapi Firman Allah sangat jelas mengatakan bahwa Sabat itu diadakan oleh Allah sendiri sebagai peringatan selesaiNya Allah mencipta, dan sejak itu, Sabat telah dipelihara sebagai hari perhentian yang istimewa, paling tidak oleh beberapa bangsa.”
Di kutipan yang lain, hal. 253 dari buku Biblical Creationism, dia berkata, “Dengan berlalunya abad demi abad, akhirnya Sabat nyaris dikaitkan secara eksklusif dengan upacara-upacara relijius bangsa Israel, walaupun Sang Pencipta aslinya menguduskannya bagi semua umat manusia. Namun pada saat Sang Pencipta akhirnya menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, Dia menekankan bahwa sebenarnya [Sabat] tidak pernah diniatkan hanya sebagai ritus relijius orang Yahudi, sebagaimana yang telah diselewengkan oleh orang-orang Farisi, melainkan [itu dibuat] demi kebaikan semua umat manusia.”
Ini adalah pernyataan-pernyataan yang mengagumkan dari seorang pakar Evangelis yang mengatakan bahwa Sabat adalah suatu ketentuan penciptaan, dan itu dipelihara oleh umat manusia jauh sebelum eksistensi Musa atau eksistensi 10 Perintah Allah.  


But now we need to move forward.  Let's talk about the exodus of Israel from Egypt.  Do you remember the sign that God gave to mark the  exodus from Egypt? It was the Passover, right?  Let me ask you, Who was it that delivered Israel from bondage in Egypt, and established the institution of the Passover?  Go with me to Exodus 3:13-14.  This is happening at the burning bush.  There's a Majestic Being that comes to speak with Moses.  I want you to notice the terminology that is used. 13 Then Moses said to God, ‘Indeed, when I come to the children of Israel and say to them, ‘The God of your fathers has sent me to you,’ and they say to me, ‘What is His name?’ what shall I say to them?’ 14 And God said to Moses, ‘I AM WHO I AM.’ And He said, ‘Thus you shall say to the children of Israel, ‘I AM has sent me to you.’”
Who was it that appeared in the burning bush?  What was His name?  His name was I AM, and He says I have been sent to deliver Israel from Egypt.  Now if you read Exodus 20:1, which is the preamble to the ten commandments, it says there, “I AM the Lord your God, who took you out of the land of Egypt,  out of the house of bondage.”  Let me ask you, was the giver of the ten commandments the same  one who appeared in the burning bush?  Yes, because at the burning bush He says, “I am going to deliver you.” When the ten commandments are given He says, “I am the One who delivered you.”
Now the question is, who was this that appeared in the burning bush who said, I am going to deliver you,  and also gave the ten commandments?  Let's go to John 8:58-59, Jesus is entertaining a conversation with the Jews. Notice what it says here. 58 Jesus said to them, ‘Most assuredly, I say to you, before Abraham was, I AM.’
What was Jesus claiming when He said, “before Abraham was, I AM”?  He was saying, I was the One who appeared where? in the burning bush.  Did the Jews know that He was claiming that? You'd better believe it. Notice verse 59. It says there in verse 59:  59 Then they took up stones to throw at Him; but Jesus hid Himself and went out of the temple, going through the midst of them, and so passed by.”

Tetapi sekarang kita harus lanjut. Mari berbiara tentang keluarnya orang Israel dari Mesir. Apakah kalian ingat tanda yang diberikan Allah untuk menandai saat keluarnya dari Mesir? Tanda itu adalah Passah, benar? Coba saya tanya, siapa yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan mendirikan ketentuan Passah? Marilah bersama saya ke Keluaran 3:13-14. Ini terjadi di semak yang menyala. Ada Sosok Agung yang datang berbicara kepada Musa. Saya mau kalian perhatikan istilah yang dipakai. 13 Lalu Musa berkata kepada Allah: ‘Tetapi apabila aku datang ke orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku, siapa nama-Nya?, apa yang harus kujawab kepada mereka?’ 14 Firman Allah kepada Musa: ‘AKU ADALAH YANG ADA.’ Lagi firman-Nya: ‘Beginilah harus kaukatakan kepada orang Israel,  AKU YANG ADA yang telah mengutus aku kepadamu.’"
Siapa yang muncul di semak yang menyala? Siapa namaNya? Namanya ialah AKU YANG ADA, dan Dia berkata “Aku telah diutus untuk membebaskan Israrel dari Mesir.”
Sekarang jika kita baca Keluaran 20:2 yang merupakan pembukaan Sepuluh Perintah, dikatakan di sana, "AKU YANG ADA, TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” Coba saya tanya, apakah Yang memberikan ke-10 Perintah itu Sosok yang sama yang muncul di semak yang menyala? Ya, karena di semak yang menyala itu Dia berkata, “Akulah Dia yang membebaskan kamu.”
Sekarang pertanyaannya ialah, Siapakah ini yang muncul di semak yang menyala yang berkata, “Aku akan membebaskan kamu” dan yang juga telah memberikan ke-10 Perintah? Marilah bersama saya ke Yohanes 8:58-59, Yesus sedang melayani bercakap dengan orang-orang Yahudi. Simak apa yang dikatakan di sini, 58         Kata Yesus kepada mereka: ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku selalu ada.” Apa yang diklaim Yesus ketika dia berkata,  “sebelum Abraham ada, Aku selalu ada”?  Yesus sedang berkata, Aku adalah Dia yang muncul di mana? Di semak yang menyala. Apakah orang-orang Yahudi tahu Yesus mengklaim itu? Tidak diragukan lagi. Simak ayat 59, dikatakan di ayat 59, 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menyembunyikan DiriNya dan meninggalkan Bait Allah, Dia berjalan di antara mereka, dan dengan demikian Dia berlalu.”


Let me ask you then:
·       Who delivered Israel from Egypt? Jesus.
·       Who was the One who gave the ten commandments? Jesus. 
·       Who was the One who created this world, worked six days, and rested on the seventh, and by His rest He made the Sabbath  holy, and then gave it to man along with the week?  Who was it? It was Jesus Christ.  So the Sabbath belongs to Jesus.  The Deliverer of Israel was Jesus.  In other words, the Creator is also the Redeemer of Israel.
Kalau begitu, coba saya tanya:
·       Siapa yang membebaskan Israel dari Mesir? Yesus.
·       Siapa yang memberikan ke-10 Perintah? Yesus.
·       Siapa yang menciptakan bumi ini, yang bekerja selama enam hari dan berhenti bekerja pada hari ketujuh dan melalui perhentianNya Dia membuat Sabat itu kudus, kemudian Dia memberikannya kepada manusia bersama-sama dengan seluruh minggunya? Siapa itu? Yesus Kristus. Jadi Sabat  itu adalah milik Yesus. Pembebas bangsa Israel adalah Yesus. Dengan kata lain, Sang Pencipta juga adalah Sang Penebus bangsa Israel.


Let me ask you, was that the same person who came to deliver the human race from bondage? Go with me to John 1:1-3 and then we'll read verse 14. This is one of the ones that's not on your list, but you know it so well that probably you don't even have to look it up. John 1:1-3, 14. “In the beginning was the Word,  and the Word was with God, and the Word was God.  He was in the beginning with God...”  Who is this? Who is the Word? Jesus. Now notice: “…All things were made through Him;  and without Him nothing was made that was made.”  Was Jesus the Creator? Yes, He was.  Was He also the Redeemer?  Notice verse 14. “And the Word became flesh,  and dwelt among us, (and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father,)  full of grace and truth.”  Was Jesus the fulfillment of the Passover lamb? Absolutely.  And so you have an unbroken chain of creation, redemption of Israel, and the Redeemer of the human race being whom?  being Jesus Christ. 

Coba saya tanya, apakah itu Pribadi yang sama yang datang untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan? Marilah bersama saya ke Yohanes 1:1-3 kemudian kita akan membaca ayat 14. Ini tidak ada di makalah kalian, tetapi kalian sudah sangat mengenalnya mungkin kalian bahkan tidak perlu mencarinya di Alkitab. Yohanes 1:1-3, 14. 1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…”  Siapa ini? Siapakah Firman itu? Yesus. Sekarang simak,  “…3 Segala sesuatu dijadikan melalui Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan…”  apakah Yesus Sang Pencipta? Ya, betul. Apakah Dia juga Sang Penebus? Simak ayat 14,   “…14 Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya yang berasal dari  Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Apakah Yesus itu penggenapan domba Passah? Betul sekali. Maka kita punya satu rantai yang tidak terputus dari penciptaan, penebusan Israel, dan Sang Penebus umat manusia, yaitu siapa? Yesus Kristus.


Now if you examine the story of the Bible, you'll find that the Passover lamb needed to have two characteristics. First of all the Passover lamb had to be perfect, and without blemish.  And then when it was determined that the lamb was perfect, and without blemish, the lamb was then sacrificed. Let me ask you, what did this represent? the perfect,  unblemished lamb? It represented the perfect life of Jesus Christ  that He lived on this earth.  And what did the death of the lamb represent?  The death of the lamb represented the death of Jesus bearing our sins on the cross.  In other words, the Passover had a much greater dimension to it than just sacrificing a lamb, and eating bitter herbs,  and partaking of unleavened bread.  The sign that Jesus gave to Israel was fulfilled in Himself  when He came to this world. 

Nah, jika kita memeriksa kisah di Alkitab, kita akan melihat bahwa domba Passah itu harus memiliki dua karakteristik. Pertama, domba Passah haruslah sempurna dan tanpa cacat. Kemudian, setelah ditetapkan bahwa domba itu memang sempurna dan tanpa cacat, maka domba itu dikurbankan. Coba saya tanya, apa yang dilambangkan oleh hal ini? Domba yang sempurna tanpa cacat? Itu melambangkan sempurnanya hidup Yesus Kristus saat Dia hidup di dunia. Dan apa yang dilambangkan oleh kematian domba itu? Kematian domba melambangkan kematian Yesus yang memikul dosa-dosa kita di atas salib. Dengan kata lain, Passah memiliki dimensi yang jauh lebih luas daripada sekadar mengurbankan seekor domba, makan sayuran pahit dan ikut mengambil bagian dalam roti yang tak beragi. Tanda yang diberikan Yesus kepada bangsa Israel digenapi dalam DiriNya Sendiri ketika Dia datang ke dunia ini.


Now we need to ask the question, what day and hour did Jesus die as the Passover lamb? Go with me to Matthew 27:46-47.  We're going to notice something very interesting here,  don't you go to sleep on me, because this is going to get very interesting, and very good.  Matthew 27:46-47. We're going to look at the last three sayings of Jesus on the cross. It says: 46 And about the ninth hour…”  notice, it wasn't the ninth hour, it's about the ninth hour  “…about the ninth hour, Jesus cried out with a loud voice, saying, ‘Eli, Eli, lama sabachthani?’ that is, ‘My God, My God, why have You forsaken Me?’…”  It's about the ninth hour.  It's not the ninth hour yet, because He still has  some things to say.
John 19:30, 30 So when Jesus had received the sour wine, He said…” what? “…‘It is finished!’ And bowing His head, He gave up His spirit.”

Sekarang kita perlu bertanya, pada hari dan jam berapa Yesus mati sebagai domba Passah? Marilah bersama saya ke Matius 27:46-47. Kita akan melihat sesuatu yang sangat menarik di sini. Jangan tertidur ya karena ini sangat menarik dan sangat bagus. Matius 27:46-47. Kita akan melihat ketiga ucapan Yesus yang terakhir di atas salib. Dikatakan, 46 Kira-kira jam tiga [tulisan aslinya “jam yang kesembilan”]…”  simak, ini bukan pada jam yang kesembilan, tetapi sekitar jam yang kesembilan, “…kira-kira jam yang kesembilan, berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?…”  saat itu sekitar jam yang kesembilan, masih belum jam yang kesembilan, karena Yesus masih akan mengatakan sesuatu.
Yohanes 19:30  “30  Sesudah Yesus mendapat tawaran anggur asam itu, berkatalah Ia…”  apa?   “…’Sudah selesai!’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”


But when you go to Luke you discover that He said something after He said, “It is finished”. In Luke 23:46 it says: “And when Jesus had cried out with a loud  voice...”  that's when He says, “It is finished”, “…He said, ‘Father, into Your hands I commend My spirit.’ Having said this, He breathed His last.” Let me ask you, What hour of the day do you think that Jesus  breathed His last after saying, “It is finished; Father into Your hands I commend My spirit?” exactly at the what hour? at the ninth hour. 
And you say, “Well, Pastor, what is the ninth hour?” 
Well, let's go to Exodus 12:6, we're still dealing with the Sabbath.  We'll come back to the Sabbath, but we need  some background here.  Exodus 12:6. It's speaking about the observance of the Passover,  and it says this: “Now you shall keep it until the fourteenth day of the same month.  Then the whole assembly of the congregation of Israel shall kill it…” that is kill the Passover lamb, when? “…at twilight.”  In Hebrew it literally says, “between the two evenings.”
You say, “So the Jews had two evenings?”
Absolutely!
You say, “What were the two evenings?”
The first evening is when the sun reaches the meridian and it starts its downward course.  And, by the way, I know that scientifically the sun doesn't move. But we're speaking in the manner that we usually speak. When the sun reaches its summit, and begins its descent,  that is when the afternoon begins.  You know, even in Spanish, when we get to the hours of the  afternoon we say, “tarde”, right?  In other words, the first evening is when the sun begins  setting from the meridian. The second evening is when the sun actually sets at sundown. 

Tetapi jika kita ke Injil Lukas kita menemukan Yesus mengatakan sesuatu setelah Dia berkata  “Sudah selesai”. Di Lukas 23:46 dikatakan, 46 Ketika Yesus telah berseru dengan suara nyaring…”  itu saat Dia berkata “Sudah selesai!”,  “…Dia berkata, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia mengembuskan napasNya yang terakhir.
Coba saya tanya, menurut kalian pukul berapa Yesus mengembuskan napasNya yang terakhir setelah berkata “Sudah selesai! Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan RohKu”? Tepatnya  pukul berapa itu? Pada jam yang kesembilan.
Dan kalian berkata, “Nah, Pastor, jam yang kesembilan itu apa?”
Nah, marilah kita ke Keluaran 12:6. Kita masih berkutet dengan Sabat, nanti kita kembali ke Sabat tetapi kita membutuhkan sedikit latar belakang di sini. Keluaran 12:6, berbicara tentang pemeliharaan Passah, dan dikatakan demikian, 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya…”  yaitu menyembelih domba Passahnya, kapan?   “… pada waktu senja.” Dalam Bahasa Ibrani, secara literal dikatakan “antara kedua petang”.
Kalian berkata, “Jadi orang Yahudi punya dua petang?”
Tepat sekali!
Kalian berkata, “Apa itu kedua petang?”
Petang yang pertama ialah ketika matahari mencapai meridian dan dia memulai perjalanannya menurun. Nah, saya tahu secara saintifik matahari tidak bergerak tetapi kita berbicara dengan bahasa yang biasa kita pakai. Jadi ketika matahari mencapai puncaknya dan mulai menurun, itulah ketika waktu sore dimulai. Kalian tahu, bahkan dalam bahasa Spanyol bila kita tiba di jam-jam sore, kita berkata “tarde” bukan? Dengan kata lain, petang yang pertama ialah ketika matahari mulai menurun dari meridian. Petang yang kedua ialah ketika matahari sudah beradu saat dia terbenam.


Now the question is, What would be between the two evenings?  Between the two evenings would be the ninth hour, or three o'clock, because the ninth hour was three o'clock.  Third hour was nine o'clock, that's when Jesus was crucified. The sixth hour would have been noon, and the ninth hour was at three o'clock in the afternoon.  In other words, Jesus died at the precise moment that the Passover lamb was supposed to be what?  was supposed to be sacrificed. Three o'clock on what Christians call Good Friday. 

Sekarang pertanyaannya ialah, apa itu “di antara dua petang”? Di antara dua petang ialah jam yang kesembilan atau pukul tiga sore karena jam yang kesembilan ialah pukul tiga sore. Jam yang ketiga ialah pukul sembilan pagi, itulah saatnya Yesus disalibkan. Jam yang keenam ialah pukul 12 tengah hari, dan jam kesembilan ialah pukul 3 sore. Dengan kata lain Yesus mati persis pada saat domba Passah seharusnya diapakan? Seharusnya dikurbankan, pada pukul tiga siang pada hari yang disebut orang-orang Kristen sebagai Jumat Agung.


Now I want to read a passage in Scripture that gives us the sequence of days of the passion of Christ. I want to show you that Jesus died on Friday;  He was buried in the tomb and remained in the tomb all day Sabbath; and He resurrected on the first day of the week.  Luke 23:54-56. Here you find the chronological sequence. We know that He died at three o'clock in the afternoon.  Which day? let's notice. 54 That day…” this is when Jesus was crucified and died.  “…That day was the Preparation, and the Sabbath drew near…” That day, So had the Sabbath begun yet? No, it was Friday. Verse 55.  55 And the women who had come with Him from Galilee followed after, and they observed the tomb and how His body was laid. 56 Then they returned and prepared spices and fragrant oils. And they rested on the Sabbath according to the commandment.” What did the ladies do outside the tomb? They what? they rested. 
Let me ask you, was there an urgency to get the body of Jesus off of the cross on Friday? Yes.  Why was there urgency to get it off the cross?  because He could not be on the cross on the Sabbath.  There's a deeper intent than that, than the legalism of the Jews.  You see, when the Sabbath began, Jesus had to be already prepared like the Passover lamb after it was killed. It had to be prepared, and then later on, probably at sundown, then they ate the Passover lamb.  You see, Jesus died at three o'clock.  His body needed to be prepared in order to be buried, so that His body would rest in the tomb all of the day Sabbath.  In other words, Jesus did in redemption  what He did at creation.  On the cross, on the sixth day He says, “It is finished!”  We read the word “finished” in Genesis, after six days of work.  Jesus is saying, “I have bought back the human race. I have paid the price of redemption.” Then He breathed His last, and He was put in the tomb, and He rested in the tomb on Sabbath. 

Sekarang saya mau membacakan suatu kutipan di Kitab Suci yang memberikan urut-urutan harinya dari pengurbanan Kristus. Saya mau menunjukkan kepada kalian bahwa Yesus mati pada hari Jumat, Dia dikuburkan dalam makam dan tinggal di dalam makam sepanjang seluruh hari Sabat, dan Dia bangkit pada hari pertama dari minggu itu.
Lukas 23:54-56, di sini kita akan mendapatkan urutan kronologisnya. Kita tahu bahwa Yesus mati pukul tiga sore. Pada hari apa? Mari kita simak, 54 Hari itu…”  yaitu saat Yesus disalibkan dan mati,  “…adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai…”  Hari itu, jadi apakah Sabat sudah mulai? Belum. Masih Jumat. Ayat 55, “…55 Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan 56 lalu mereka kembali dan menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.  Dan mereka beristirahat pada hari Sabat menurut Perintah Tuhan.Apa yang dilakukan para perempuan di luar makam? Mereka apa? Mereka berhenti bekerja.
Coba saya tanya, apakah saat itu waktunya mendesak agar jasad Yesus diturunkan dari salib pada hari Jumat? Ya. Mengapa jasad itu harus cepat-cepat diturunkan dari salib? Karena Yesus tidak boleh tergantung di salib pada hari Sabat. Ada tujuan yang jauh lebih mendalam daripada sekadar legalisme orang Yahudi. Kalian lihat, pada saat Sabat dimulai, Yesus sudah harus disiapkan seperti domba Passah setelah domba itu disembelih. Domba itu harus dipersiapkan, kemudian, kemungkinan saat matahari terbenam, mereka makan domba Passah itu. Kalian lihat, Yesus mati pada pukul tiga siang. JasadNya harus disiapkan untuk dikuburkan, agar jasadNya boleh beristirahat di dalam makam sepanjang hari Sabat. Dengan kata lain, saat penebusan Yesus melakukan apa yang telah Dia lakukan saat penciptaan. Di atas salib, pada hari keenam, Yesus berkata, “Sudah selesai!”. Kita juga membaca kata “selesai” itu saat Penciptaan setelah enam hari kerja. Yesus sekarang berkata,  “Aku telah menebus umat manusia. Aku telah membayar harga tebusannya.” Lalu Dia mengembuskan nafasNya yang terakhir, dan Dia dibaringkan di dalam kubur, dan Dia beristirahat di dalam kubur selama hari Sabat.


Now in order to fully understand this, we need to go to Exodus 16; the Sabbath in redemption. You see, there was a reason why Jesus had to remain in the tomb on the Sabbath.  Exodus 16:19-21. 19 And Moses said, ‘Let no one leave any of it till morning…” In other words, when the manna was picked up any day other than Friday for Sabbath, nobody was supposed to save any  manna for the next day. Verse 20.   “…’ 20 Notwithstanding they did not heed Moses. But some of them left part of it until morning,…”  And what happened? When they left it any other day, except Friday for Sabbath,  what happened to the manna? two things: “…and it bred worms and stank. And Moses was angry with them….”   
Let me ask you, was this normal bread? No.  What happens with normal bread if you leave it  from one day to the next?  Nothing, really. And even if you leave it a week it just gets moldy, but it doesn't breed worms and stink.  What is it that breeds worms and stinks? flesh, decomposing flesh. That's right. 
Now notice what happened when the manna was picked up on Friday for the Sabbath. Exodus 16:23-24.  23 Then he said to them, ‘This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy Sabbath for the Jews…”  Let me ask you, why is the Sabbath called “the Sabbath of the Lord”? because the Lord kept it first. It's His day. And then He gave it to man.  God says, “It's Mine before it was yours.” Notice:   Then he said to them, ‘This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy Sabbath  to the Lord. Bake what you will bake today, and boil what you will boil; and lay up for yourselves all that remains, to be kept until morning.’  24 So they laid it up till morning,…”  This is on Friday when they're doing this, “…as Moses commanded; and it did not…” what?   “…stink, nor were there any…”  what? “…any worms in it.”

Nah, supaya kita bisa benar-benar memahami ini, kita perlu ke Keluaran pasal 16, Sabat dalam penebusan. Kalian lihat, ada alasannya mengapa Yesus harus tinggal dalam kubur pada hari Sabat. Keluaran 16:19-21. 19 Musa berkata kepada mereka: ‘Jangan ada seorang pun yang menyisakannya hingga keesokan harinya.’ …”  dengan kata lain, ketika manna itu dipungut pada hari apa pun selain hari Jumat untuk persediaan Sabat, tidak seorang pun boleh menyimpan manna itu untuk keesokan harinya. Ayat 20, “…20 Walaupun demikian, mereka tidak mendengarkan Musa dan ada yang menyisakannya hingga pagi…”  dan apa yang terjadi? Bila manna itu disimpan pada hari apa pun selain hari Jumat untuk keperluan Sabat, apa yang terjadi pada manna itu? Dua hal:  “…lalu tumbuh ulat dan berbau busuk dan Musa marah kepada mereka.”
Coba saya tanya, apakah ini roti biasa? Bukan. Apa yang terjadi pada roti biasa jika kita biarkan dari satu hari ke hari yang lain? Tidak terjadi apa-apa. Dan bahkan jika kita biarkan roti itu selama seminggu, roti itu cuma berjamur, tetapi dia tidak menimbulkan ulat dan bau busuk. Apa yang bisa menimbulkan ulat dan berbau busuk? Daging, daging yang mengalami proses pembusukan. Betul.
Nah, perhatikan apa yang terjadi jika manna itu dipungut pada hari Jumat untuk Sabatnya. Keluaran 16:23-24. 23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi orang Yahudi…”  (protes dari audiens). Coba saya tanya, mengapa Sabat itu disebut: “…Sabat bagi TUHAN…?”  karena Tuhan-lah yang pertama memeliharanya. Itu adalah hariNya. Lalu Dia memberikannya kepada manusia. Allah berkata, “Ini Sabat-Ku sebelum menjadi Sabatmu”, perhatikan:   “…Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus, Sabat bagi TUHAN, maka yang perlu kamu bakar hari ini bakarlah, dan apa yang perlu kamu rebus, rebuslah; dan sisihkan untukmu segala kelebihannya, untuk disimpan sampai pagi.’ 24 Maka mereka menyimpannya sampai keesokan paginya…”  ini terjadinya pada hari Jumat saat mereka berbuat ini, “…seperti yang diperintahkan Musa, dan itu tidaklah berbau busuk dan tidak…”  apa?   “…tidak berbau busuk dan tidak ada…”  apa?   “…ulat di dalamnya.”


Now what was God trying to teach through the manna episode? Because the manna did not decompose when it was saved  from Friday to Sabbath. Well, we need to know what the manna represents. Let's go to John 6:51. You see, most commentators have missed this Messianic dimension of the story of the manna.  God is not only trying to teach that we're supposed to keep the Sabbath by the manna episode, He's trying to teach that Jesus kept the Sabbath when He died on the cross,  and He rested in the tomb, and His body saw no corruption.  Notice, John 6:51. Here Jesus is speaking. 51 I am the living bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live forever; and the bread that I shall give is My flesh, which I shall give for the life of the world.”
What does the manna represent? the what of Jesus?  the flesh of Jesus
Well, let me ask you, when Jesus rested in the tomb on the Sabbath, did His flesh see any decay or decomposition?  No, because He was the living manna.  You see, as the manna, when it was picked up on Friday, did not decompose on the Sabbath, Jesus died on Friday, and His body did not decompose in the tomb on Sabbath, because He was the living manna.  In fact, notice the prophecy that we find in Psalm 16:8-10.  This is not just something off the top of my head;  the Bible teaches it.  It says in Psalm 16:8-10, this is a Messianic prophecy.  I have set the Lord always before Me; because He is at My right hand I shall not be moved. Therefore My heart is glad, and My glory rejoices;  My flesh also…” notice,  “…My flesh also will…” what?  “…will rest in hope…” What happened with the flesh of Jesus? it what? It rested in hope.  Why did it rest in hope?  “…10 For You will not leave My soul in Sheol…”  I like the New International Version, it says: “You will not abandon Me to the grave”,   “…nor will You allow Your Holy One to see corruption.” ordecay”, as it says in the New International Version. 
What happened when Jesus was put in the tomb?  His body did not see what? decay.  What would have happened with the normal body? It would have begun the process of what? of decomposition.  But not the body of Jesus, because He was the living manna. 

Nah, apa yang Tuhan berusaha ajarkan melalui episode manna ini? Karena manna itu tidak membusuk saat disimpan dari Jumat hingga Sabbat. Nah, kita harus tahu manna itu melambangkan apa. Marilah ke Yohanes 6:51. Kalian lihat, kebanyakan komentator Alkitab telah melewatkan dimensi dari cerita manna ini. Melalui episode manna ini, Allah tidak saja berusaha mengajarkan bahwa kita seharusnya memelihara hari Sabat, tetapi Allah berusaha mengajarkan bahwa Yesus memelihara hari Sabat ketika Dia mati di salib dan Dia beristirahat dalam kubur, dan tubuhNya tidak mengalami pembusukan.  Simak Yohanes 6:51, di sini Yesus yang sedang berbicara. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan supaya dunia hidup.”
Mana itu melambangkan apa? Apanya Yesus? Dagingnya Yesus.
Nah, coba saya tanya, ketika Yesus beristirahat dalam kubur pada saat Sabat, apakah dagingNya mengalami kerusakan atau membusuk? Tidak, karena Dia adalah manna yang hidup. Lihat, sebagamana ketika dipungut pada hari Jumat manna itu tidak mengalami pembusukan, Yesus mati pada hari Jumat dan tubuhNya tidak membusuk dalam kubur pada hari Sabat, karena Dia-lah manna yang hidup. Nah, simak nubuatan yang kita temukan di Mazmur 16:8-10. Ini bukan hanya sesuatu yang muncul dari pemikiran saya, ini diajarkan oleh Alkitab. Dikatakan di Mazmur 16:8-10 ~ ini adalah nubuatan mesianik, 8 Aku senantiasa mendahulukan TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananKu, Aku tidak tergoyahkan.  9 Sebab itu hatiKu bersukacita dan kemuliaanKu bersorak-sorak bahkan dagingKu juga…” simak,  “…dagingKu juga akan…”  apa?   “… beristirahat dalam harapan, …” apa yang terjadi dengan daging (tubuh) Yesus? Itu beristirahat dalam harapan. Mengapa itu beristirahat dalam harapan?  “…10 sebab Engkau tidak akan meninggalkan Aku di sheol…”  saya suka versi NIV, dikatakan,   “…Engkau tidak akan menelantarkan  Aku di dalam kubur, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat  kerusakan…”  atau  “…pembusukan…”  sebagaimana dikatakan di NIV.
Apa yang terjadi ketika Yesus diletakkan dalam kubuar? TubuhNya tidak mengalami apa? Pembusukan. Apa yang akan terjadi dengan tubuh biasa? Tubuh itu akan mulai mengalami proses apa? Proses pembusukan. Tetapi tubuh Yesus tidak, karena Dia-lah manna yang hidup.


In other words, what God was trying to teach was this:  that when Jesus rested in the tomb on the Sabbath,  the Sabbath of Exodus 16, His body would see no corruption, because He was the living manna.  The emphasis falls upon the fact that He was going to rest on Sabbath from His works of redemption,  and His flesh would not see corruption. 
In fact, let's notice the fulfillment of this as it's given in Acts 2:25-27, 31. Here Psalm 16, that I just read, is quoted.  25 For David says concerning Him: ‘I foresaw the Lord always before My face, for He is at My right hand, that I may not be shaken. 26 Therefore My heart rejoiced, and My tongue was glad; moreover…” this is Peter preaching on the Day of Pentecost, “…moreover My flesh also will rest in hope…”  What was going to happen with the flesh of Jesus?  It was going to what? rest in hope.  Notice: I'm reading from the NIV. “You will not leave Me in the grave, nor will You allow Your  Holy One to see decay.”  And then verse 31 explains what was meant by this.  “Seeing what was ahead, he spoke,…” David spoke  “…of the resurrection of the Christ; that He was not abandoned to the grave, nor did His body see decay.” 
Was God trying to teach that the body of Jesus was going to rest  in the tomb on Sabbath, and it was not going to decompose? Absolutely!

Dengan kata lain, apa yang berusaha diajarkan Allah ialah: ketika Yesus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat ~ Sabatnya Keluaran pasal 16 ~ tubuhNya tidak mengalami pembusukan karena Dia-lah manna yang hidup. Penekanannya jatuh pada fakta bahwa Yesus akan beristirahat pada hari Sabat dari pekerjaan penebusanNya, dan tubuhNya tidak mengalami pembusukan.
Nah, mari kita simak penggenapan ini sebagaimana yang ada di Kisah 2:25-27, 31. Di sini Mazmur 16 yang baru saya bacakan, dikutip. 25 Karena Daud berkata tentang Dia, ‘Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia ada di tangan kananKu, agar Aku tidak goyah. 26 Itulah sebabnya hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak. Selain itu…”  ini Petrus yang sedang berkhotbah pada hari Pentakosta, “…selain itu tubuhKu juga akan beristirahat dalam harapan’…”  apa yang akan terjadi pada tubuh Yesus? Tubuh itu akan apa? Beristirahat dalam harapan. Simak: saya membaca ini dari terjemahan NIV “…‘27 karena Engkau tidak akan meninggalkan Aku di kubur, dan tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat pembusukan.” Kemudian ayat 31 menjelaskan apa maksudnya ini. 31 Dengan melihat ke depan itulah, ia berbicara…”  Daud berbicara “…tentang kebangkitan Sang Mesias, bahwa Dia tidak ditelantarkan di kubur, dan bahwa tubuh-Nya pun tidak mengalami pembusukan.”
Apakah Allah mau mengajarkan bahwa tubuh Yesus akan beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat dan tidak akan membusuk? Betul sekali!


So did Jesus do the same after redeeming the human  race, as what He had done after creating the human race?  Absolutely! What did He do?  He rested on the seventh day, the whole seventh day, because He was put in the tomb before the Sabbath began and He remained in the tomb all day Sabbath. 

Jadi apakah Yesus melakukan hal yang sama setelah menebus umat manusia seperti apa yang telah dilakukanNya setelah menciptakan umat manusia? Betul sekali! Apa yang dilakukanNya? Dia berhenti dari pekerjaanNya pada hari yang ketujuh, keseluruhan hari yang ketujuh karena Dia telah diletakkan di dalam kubur sebelum Sabat dimulai dan Dia tetap tinggal di dalam kubur itu sepanjang hari Sabat.


You know, some Christians say, “Well, you know, I prefer Sunday  because Sunday was a happy day, and the Sabbath was a sad day.”  It's amazing what kind of rational arguments people will come up with. The fact is that that Sabbath should have never been a sad day, because Jesus had told them that He was going to go to Jerusalem, and He was going to die, and He was going  to resurrect the third day.  If they'd listened to Him, that day would have been a day of  glorious anticipation.  They would have understood that Jesus the sixth day said, “I have finished the work of redemption.” They would have said, “He's resting in the tomb.  He said He's going to resurrect tomorrow.”  That would have been a day of joyous anticipation. 
And, by the way, Sunday was no happy day, because the night of  Sunday the disciples didn't even believe that Jesus had resurrected. So how could they be happy? 
So we need to be careful with rational arguments that people provide.  If they truly had understood what God was trying to teach them through this prophecy of the rest of the body of Jesus in  the tomb, the Sabbath would have been a glorious day they would have understood.  The Messiah is resting from His works of redemption  like He rested from His works of creation. 

Kalian tahu, ada orang-orang Kristen yang berkata, “Nah, saya lebih suka hari Minggu karena hari Minggu adalah hari yang penuh sukacita sedangkan Sabat adalah hari yang sedih.”  Mengagumkan bagaimana orang-orang mengetengahkan argumentasi yang rasional. Fakta sebenarnya ialah, hari Sabat itu tidak seharusnya menjadi hari yang sedih, karena Yesus sudah memberitahu mereka bahwa Dia pergi ke Yerusalem dan bahwa Dia akan mati dan Dia akan bangkit pada hari yang ketiga. Seandainya mereka betul-betul mendengarkan Dia, hari Sabat itu adalah hari yang penuh antisipasi indah. Mereka akan paham perkataan Yesus pada hari keenam, “Aku telah menyelesaikan pekerjaan penebusan.” Mereka seharusnya berkata, “Dia sedang beristirahat di dalam kubur. Dia telah berkata Dia akan bangkit besok.” Sabat itu seharusnya adalah hari yang penuh dengan antisipasi gembira.
Dan ketahuilah, hari Minggu bukanlah hari sukacita karena Minggu malam itu para murid bahkan belum yakin bahwa Yesus telah bangkit, jadi mana mungkin mereka bisa bersukacita?
Jadi kita perlu waspada dengan argumentasi rasional yang disodorkan orang. Seadainya mereka benar-benar paham apa yang mau diajarkan Tuhan kepada mereka melalui nubuatan beristirahatnya tubuh Yesus di dalam kubur, maka hari Sabat seharusnya adalah hari yang indah seandainya mereka paham bahwa Sang Mesias sedang beristirahat dari pekerjaan penebusanNya persis sama seperti Dia dulu berhenti dari pekerjaan penciptaanNya.


You know, some Christians say, “Well, Jesus resurrected on Sunday, because He wanted the church to know that Sunday was  a special holy day.” 
But now we see that the focus is not Sunday, the focus is what?  the Sabbath. Listen, in order for Jesus to rest in the tomb all day Sabbath, He would have had to resurrect on Sunday. But the important thing is not His resurrection on Sunday, the important thing is His rest in the tomb on Sabbath.  But Christians say, “No, it's Sunday; Sunday that's important.”  No no, it's His rest in the tomb. And, therefore, because He had to rest in the tomb all day,  He had to resurrect when?  He had to resurrect on the first day of the week. 

Kalian tahu, beberapa orang Kristen berkata, “Nah, Yesus bangkit pada hari Minggu, karena Dia mau gereja tahu bahwa hari Minggu adalah hari kudus yang istimewa.”
Tetapi sekarang kita lihat bahwa fokusnya bukan pada hari Minggu, fokusnya apa? Hari Sabat. Dengar, agar Yesus bisa beristirahat di dalam kubur seluruh Sabat, Dia harus bangkit pada hari Minggu. Tetapi yang penting bukan kebangkitanNya pada hari Minggu, yang penting adalah istirahatnya di dalam kubur pada hari Sabat. Tetapi orang-orang Kristen berkata, “Bukan, Minggu. Minggu yang penting.” Tidak, tidak, yang penting adalah beristirahatNya di dalam kubur, maka karena Yesus harus beristirahat di dalam kubur seluruh hari Sabat, Dia baru bangkit kapan? Dia bangkit pada hari pertama dari minggu itu.


It's amazing how during Holy Week Christians speak about,  you know they say, “Ash Wednesday”, and “Holy Thursday”, and “Good Friday”, “Resurrection Sunday”, “Palm Sunday”, and whoever mentions the Sabbath?  Nobody ever mentions the Sabbath during Holy Week.  It kind of gets lost in the shuffle. 

Yang menarik ialah bagaimana sepanjang Minggu Kudus yang dibicarakan orang-orang Kristen, mereka menyebut “Rabu Abu” dan “Kamis Putih” dan “Jumat Agung”, “Minggu Kebangkitan”, “Palem Minggu”. Siapa yang menyinggung tentang Sabat? Tidak ada yang pernah menyebut Sabat sepanjang Minggu Kudus itu. Sabat telah hilang dalam pergeseran itu.


So let's review. Jesus died at three o'clock on Friday,  between the two evenings. His body was taken down from the cross and prepared for burial before the Sabbath began.  Shortly before sundown His body was put in the tomb; He rested from His works of redemption.  And His body did not decompose, because He was the living manna.  And then Jesus resurrected on the first day of the week;  not to make the first day of the week holy, but because the  previous day He had to rest in the tomb on Sabbath. 

Jadi mari kita ulangi. Yesus mati pada pukul tiga siang hari Jumat, diantara dua petang. TubuhNya diturunkan dari salib dan dipersiapkan untuk pemakaman sebelum Sabat mulai. Sejenak sebelum matahari terbenam, tubuhNya diletakkan di dalam kubur, Dia beristirahat dari pekerjaan penebusanNya. Dan tubuhNya tidak membusuk karena Dia adalah manna yang hidup. Kemudian Yesus bangkit pada hari pertama dari minggu itu, bukan untuk menjadikan hari pertama itu kudus, tetapi karena hari sebelumnya Dia harus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat.


Let me ask you, what is it that makes the Sabbath holy?  We read in the book of Genesis, and also in the fourth commandment that what makes the Sabbath holy was the rest of Jesus.  He rested, therefore He blessed and sanctified the day.  Is that what the Bible teaches? Absolutely. So what made the Sabbath holy? the rest of Jesus Christ. 

Coba saya tanya, apa yang menjadikan Sabat itu kudus? Kita membaca dari kitab Kejadian dan juga dari Perintah keempat bahwa apa yang membuat Sabat itu kudus adalah perhentian Yesus. Yesus berhenti dari pekerjaanNya, maka Dia memberkati dan menguduskan hari itu. Itukah yang diajarkan Alkitab? Betul sekali. Jadi apa yang membuat Sabat itu kudus? Perhentian Yesus Kristus.


In order for you to say that Sunday is the holy day of rest,  you would have to prove from Scripture, that Jesus rested  on the first day of the week.  Because only His rest would make the day holy.  But Jesus did not rest on the first day of the week.  Jesus rested the Sabbath in the tomb, like He did at creation,  thus sanctifying the Sabbath. 

Untuk bisa mengatakan bahwa Minggu adalah hari perhentian yang kudus, harus dibuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus beristirahat pada hari pertama dari minggu itu, karena hanya perhentianNya yang membuat suatu hari menjadi kudus. Tetapi Yesus tidak berhenti pada hari pertama dari minggu itu. Yesus berhenti pada hari Sabat di dalam kubur sama seperti yang dilakukanNya saat penciptaan, dengan demikian Dia menguduskan hari Sabat.


Now folks, Satan has done his utmost to erase the memory of Jesus Christ from this world.  He has sought to eradicate the sign of the Creator;  the Sabbath, because it reminds us of Jesus,  the Creator, and the Redeemer.  And so he is trying to erase the sign, and in this way erase  in our memories the existence of Jesus,  and the importance of Jesus.  You know, men have come up with all kinds of explanations for the existence of the world: Darwinian Evolution, Intelligent Design, Punctuated Equilibrium, Progressive Creation,  Theistic Evolution, New Age theories. If people kept the seventh day Sabbath none of these theories  would be accepted.  Because the Bible says that Jesus created the world in six  days, and He rested the seventh day, period.  That's what Scripture says.  The tragic truth, however, is that these philosophies  that I just mentioned, are no longer the belief system of secular humanists, skeptics, agnostics, atheists, materialists, and evolutionists. They have become the belief of the Christian church, and even of some scholars within the  Seventh-day Adventist Church. 

Sekarang, Saudara-saudara, Setan telah berbuat semaksimal mungkin untuk menghapuskan jejak tentang Yesus Kristus dari dunia ini. Dia telah berusaha untuk menghapus tanda Sang Pencipta, yaitu Sabat, karena Sabat itu mengingatkan kita kepada Yesus, Sang Pencipta dan Sang Penebus. Maka Setan berusaha menghapus tanda itu dan dengan cara demikian menghapus eksistensi Yesus dan pentingnya Yesus dari ingatan kita. Kalian tahu, manusia telah memunculkan segala macam penjelasan tentang kehadiran dunia, teori-teori seperti: evolusi Darwin, Intelligent Design (Konsep bahwa alam semesta diciptakan oleh entitas ~ tapi bukan pribadi Allah ~ yang intelijen), Punctuated Equilibrium (bagian dari teori evolusi yang meyakini bila suatu spesies sudah meninggalkan fosilnya, dia tidak lagi berevolusi), Progressive Creation (Konsep bahwa Allah mencipta secara bertahap selama berjuta-juta tahun), Theistic Evolution (Konsep bahwa Allah memakai evolusi untuk menciptakan kehidupan), New Age (berbagai konsep esoterik spiritualisme dari jalur okultisme). Jika orang memelihara Sabat hari ketujuh, semua teori ini tak mungkin memperoleh tempat karena Alkitab berkata Yesus menciptakan dunia dalam enam hari dan Dia berhenti bekerja pada hari yang ketujuh, titik. Itulah yang dikatakan Kitab Suci.  Namun, fakta yang tragis ialah, filosofi-filosofi ini yang baru saya sebutkan, tidak lagi hanya menjadi keyakinan para humanis yang sekuler, mereka yang skeptik, mereka yang agnostik, mereka yang atheis, mereka yang materialistis, dan para evolusionis. Filosofi-filosofi ini telah menjadi keyakinan gereja Kristen, bahkan pada beberapa pakar di dalam gereja MAHK.


Allow me to read you a statement from the Roman Catholic  Catechism. This is the latest Catechism, 1994, page 87.  The Catholic Catechism leaves the door open for evolution.  Notice what it says. “God Himself created the visible world in all its richness,  diversity, and order….”  Now notice this, notice this word.  It's very covert, but you need to read it. It says:  “…Scripture presents the work of the Creator symbolically as a succession of six days of divine ‘work’…” See, they're not literal, they're what? Symbolic.  It's leaving the door open for evolution. So, “…Scripture presents the work of the Creator symbolically as a succession of six days of divine ‘work’, concluded by the ‘rest’ of the seventh day.”

Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Katekismus Roma Katolik. Ini adalah Katekismus yang terbaru, terbitan 1994, hal. 87. Katekismus Katolik telah membuka pintu lebar-lebar bagi konsep evolusi. Simak apa katanya, “Allah Sendiri menciptakan dunia yang kasat mata dengan segala kekayaannya, perbedaannya, dan susunannya…” sekarang perhatikan ini, perhatikan kata ini, ini sangat tersamar tetapi kalian perlu membacanya, dikatakan, “…Kitab Suci menggambarkan secara simbolis pekerjaan Sang Pencipta sebagai ‘pekerjaan’ ilahi  selama enam hari berturut-turut…” lihat, hari-hari itu tidak harafiah, hari-hari itu apa? Simbolis. Ini membuka pintu lebar-lebar bagi masuknya evolusi. Jadi, “…Kitab Suci menggambarkan secara simbolis pekerjaan Sang Pencipta sebagai ‘pekerjaan’ ilahi  selama enam hari berturut-turut , diakhiri oleh ‘perhentian’ hari yang ketujuh.”


Do you know that John Paul II, who was greatly admired all over  the world, not only opened the door,  a little crack in the door, he opened the door wide.  In fact, notice he gave a speech on October 22, 1996 to the  Pontifical Academy of the Sciences, and he said this: 
“It is indeed remarkable that this theory…”  that is evolution,  “…has been progressively accepted by researchers following a series of discoveries in various fields of knowledge. The convergence…”  of all of these scholars and their research  “…neither sought nor fabricated, of the  results of work that was conducted independently is in itself a significant argument in favor of this theory….”

Tahukah kalian bahwa Yohanes Paulus II yang sangat dikagumi di seluruh dunia, tidak hanya membuka pintu itu sedikit, dia membukanya lebar-lebar. Bahkan, simak, dia memberikan pidato pada tanggal 22 Oktober 1996 kepada Pontifical Academy of the Sciences, dan dia berkata demikian, “…Memang mengagumkan bahwa teori ini…” yaitu teori evolusi, “…secara progresif telah diterima oleh para periset setelah munculnya serangkaian penemuan dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Keselarasan…” dari semua pakar-pakar itu dan riset mereka, “…dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan secara independen, yang tidak dicari maupun direkayasa, dengan sendirinya merupakan suatu argumentasi yang signifikan yang berpihak pada teori ini…”  


Let me read you a newspaper column that speaks about  this event, this speech that John Paul II gave.  This is from the Chicago Tribune, October 25, 1996.   “In a major statement of the Roman Catholic Church’s position on the theory of evolution, Pope John Paul II has proclaimed that the theory is ‘more than just a hypothesis’ and that evolution is compatible with Christian faith. In a written message to the Pontifical Academy of Sciences, the Pope said the theory of evolution has been buttressed…”  that is strengthened  “…by scientific studies and discoveries  since Charles Darwin… If taken literally, the biblical view of the beginning of life and Darwin’s scientific view would seem irreconcilable. In Genesis the creation of the world and Adam the first human, took six days. Evolution’s process of genetic mutation and natural selection the survival and proliferation of the fittest new species ~ has taken billion of years, according to scientists.   [Chicago Tribune 25 October 1996 – “Pope bolsters Church support for Evolution”]
So, basically, John Paul II has said that evolution is compatible with the Christian faith, and that this world perhaps, came into existence through the  process of evolution. 

Izinkan saya membacakan suatu kolom dari sruat kabar tentang peristiwa ini, pidato ini yang dibuat oleh Yohanes Paulus II. Ini dari Chicago Tribune, terbitan 25 Oktober 1996. “Dalam suatu pernyataan penting mengenai posisi gereja Roma Katolik dalam hal teori evolusi, Paus Yohanes Paulus II telah mengumumkan bahwa teori itu ‘lebih dari sekadar suatu hipotesis’ dan bahwa evolusi itu kompatibel dengan iman Kristen. Dalam suatu pernyataan tertulis kepada Pontifical Academy of Sciences, Paus berkata, teori evolusi telah ditopang…” maksudnya diperkuat, “…oleh studi-studi saintifik dan penemuan-penemuan lain sejak zaman Charles Darwin… Jika diterima secara harafiah, pandangan Alkitab mengenai asal mula kehidupan dengan pandangan saintifik Darwin, sepertinya tidak dapat dipertemukan. Di kitab Kejadian, penciptaan dunia dan Adam, manusia pertama, makan waktu enam hari. Proses evolusi dari mutasi genetik dan seleksi alamiah spesies baru yang paling sehat, yang bertahan hidup dan pengembangannya ~ telah memakan waktu milyaran tahun menurut para ilmuwan.”   [Chicago Tribune 25 October 1996 – “Pope bolsters Church support for Evolution”]
Jadi, pada dasarnya, Yohanes Paulus II telah berkata bahwa evolusi itu kompatibel dengan iman Kristen, dan dunia ini mungkin saja tercipta melalui proses evolusi.


Do you know that there are many evangelical scholars that are  teaching the same thing? renowned evangelical scholars  that are teaching the idea of progressive creation;  that God used evolution as His method of creation,  and that there was death long before sin.  That God used the process of evolution,  the survival of the fittest, animals killing animals  so that they could develop into higher species.  What kind of God is a God who can speak and things are done, why does God have to use a process where there's death for  millions of years before things came into existence?  What kind of an omnipotent God is that?  I don't serve that kind of God.  I serve a God of perfection.  I don't serve a God who uses the system of trial and error to eventually create the world. 

Tahukah kalian ada banyak pakar Evangelis yang mengajarkan hal yang sama? Pakar-pakar Evangelis yang terkenal, mengajarkan konsep penciptaan progresif, bahwa Allah memakai evolusi sebagai caraNya mencipta, dan kematian telah terjadi lama sebelum adanya dosa. Bahwa Allah menggunakan proses evolusi, yang paling sehat yang bertahan hidup, hewan membunuh hewan supaya mereka bisa berkembang menjadi spesies yang lebih tinggi, Allah macam apa ini, Allah yang bisa bersabda dan segala terjadi mengapa Dia harus menggunakan suatu proses di mana kematian telah terjadi selama jutaan tahun sebelum isi bumi muncul? Allah yang Mahakuasa macam apa yang seperti ini? Saya tidak menyembah allah yang demikian. Saya menyembah Allah yang sempurna. Saya tidak menyembah allah yang memakai sistem trial and error untuk akhirnya menciptakan dunia.


Many scholars, even in the Adventist Church,  are re-interpreting the days of creation  as long periods of time.  Many of our own scholars are using the  historical critical method.  Some are even saying that Moses didn't write the book of Genesis; that it's the result of the work of several  different authors.  And they're saying that yeah, Moses believed that the days of creation, or whoever wrote Genesis believed that the days of creation are literal days.  But Moses was wrong, because science has proved him wrong.  That's the idea that they're sharing.  This, in spite of the fact that there are powerful biblical  arguments to show that the days of creation were literal days. 

Banyak pakar, bahkan dalam gereja Advent, sedang menginterpretasi ulang bahwa hari-hari penciptaan itu suatu periode waktu yang lama. Banyak dari pakar-pakar kita sendiri memakai metode kritis historis. Bahkan ada yang berkata bahwa Musa tidak menulis kitab Kejadian, itu adalah hasil karya beberapa penulis yang berbeda. Dan mereka berkata, yah, Musa meyakini hari-hari penciptaan, atau siapa pun yang menulis kitab Kejadian meyakini hari-hari penciptaan adalah hari-hari literal, tetapi Musa salah karena sains telah membuktikan dia salah. Itulah konsep yang ada di antara mereka. Ini, padahal faktanya ada banyak argumentasi alkitabiah yang kuat yang menunjukkan bahwa hari-hari penciptaan adalah hari-hari yang literal.


* First of all, if you read the main Hebrew lexicons,  which are the dictionaries of Hebrew, for example Holladay  are Hebrew lexicon; Brown, Driver, and Briggs,  which is probably the most famous Hebrew lexicon.  They all say that Genesis, no matter what your interpretation is, they say that the author that wrote this believed that  the days were literal twenty-four hour days. 

* Pertama, jika kita membaca leksikon-leksikon Ibrani yang utama, yaitu kamus-kamus Ibrani, misalnya Holladay itu leksikon Ibrani, Brown, Driver and Briggs mungkin adalah leksikon Ibrani yang paling terkenal. Mereka semua berkata bahwa kitab Kejadian, terlepas dari bagaimana interpretasi kita, mereka mengatakan bahwa penulis yang menulisnya meyakini bahwa hari-harinya adalah hari-hari 24 jam literal.  


* You have, for example, the story of creation.  It says, “The evening and the morning of the first day.”  Boy, I'll tell you, does that mean the evening,  and the morning of the first million years?  The expression, evening and morning,  shows that it's literal. 

* Misalnya kisah penciptaan. Dikatakan, “Petang dan pagi hari yang pertama.” Nah, dengarkan, apakah ini berarti petang dan pagi dari sejuta tahun yang pertama? Ungkapan “petang dan pagi” menunjukkan bahwa ini literal.


*Furthermore, in the Old Testament a number with  a numeral adjective is used, the word “day”, excuse me,  with a numeral adjective, is used 150 times  in the Old Testament, and every single time that the word “day” [Yom], appears with a numeral adjective, it refers to a  literal twenty-four hour day. 

* Lebih jauh, di Perjanjian Lama bilamana sebuah kata bilangan dengan kata ajektiva, maafkan, maksud saya kata “hari” dipakai dengan kata bilangan, dan itu ada sekitar 150 kali di Perjanjian Lama, maka setiap kali kata “hari” [Yom] itu muncul dengan kata bilangan, itu mengacu kepada hari yang 24 jam. 


* And then what do you do with the fourth commandment?  The fourth commandment says you work six,  and rest the seventh because God worked six,  and rested the seventh. So if you make the original days million years days,  what do you do with us following the example of the Creator?  It breaks down. If we're supposed to work six literal days and keep the Sabbath, it's because originally God worked  six literal days, and kept the Sabbath, or else He would be  asking us to keep an impossibility. 

* Lalu apa yang akan kita lakukan dengan Perintah yang Keempat? Perintah keempat berkata kita harus bekerja enam hari, dan berhenti bekerja pada hari ketujuh karena Allah telah bekerja enam hari dan berhenti bekerja pada hari ketujuh. Jadi jika kita buat hari-hari yang asli itu menjadi jutaan hari, bagaimana kita bisa mengikuti teladan Sang Pencipta? Perintah itu jadi berantakan. Jika kita seharusnya bekerja selama enam hari literal dan memelihara Sabat, itu karena Allah aslinya telah bekerja enam hari literal dan memelihara Sabat, andaikan tidak demikian, Dia tidak akan menyuruh kita memelihara sesuatu yang mustahil.


It all boils down to whether you have faith or not.  By faith we believe.  And I'll tell you what, I choose to believe the story that God tells in His Holy Word.  Do you think the Devil is able to shift things around on  the earth to make it appear that evolution is a plausible theory?  You'd better believe he can.  So all we can do is trust the Word of God. 

Semuanya akhirnya mengerucut pada kenyataan apakah kita memiliki iman atau tidak. Dengan iman, kita percaya. Dan ketahuilah, saya memilih untuk mempercayai apa yang dikatakan Allah dalam FirmanNya yang kudus. Menurut kalian apakah Iblis mampu membuat pergeseran-pergeseran di bumi untuk membuatnya seolah-seolah evolusi adalah teori yang masuk akal? Percayalah, dia bisa. Jadi apa yang bisa kita lakukan adalah mempercayai Firman Allah.


Now before we bring this to an end I need to talk to you about  the Sabbath in its future dimension.  You see, the Sabbath is not only a commemoration of Jesus as  the Creator; it's not only a commemoration of Jesus as the  Redeemer; it's also  a prophecy about the future rest that we  will have in the kingdom come.  Notice Isaiah 66:22-23, it says: 22For as the new heavens and the new earth which I will make…”  notice, He's going to make a new heavens  and a new earth, right?  “…For as the new heavens and the new earth which I will make shall remain before Me,’ says the Lord, ‘So shall your descendants and your name remain. 23 And it shall come to pass…” when He makes a new heavens, and a new earth,  according to the context “…And it shall come to pass that from one New Moon to another...” A better translation would be, “from one month to another”,  because the New Moon marks the beginning of the month.  From one month to another.  In Spanish, in fact, it says, de mes ames,  “from month to month”,  “…and from Sunday to Sunday…”  No, that's not what it says.  It can't be Sunday because that's not the day Jesus rested. It's His rest that makes the day holy.  “…And it shall come to pass that from one New Moon to another and from  one Sabbath to another, all flesh shall come to worship before Me,’ says the Lord.”
Will the Sabbath be the sign of worship to the Creator  of the new heavens, and new earth? Yes. 

Sekarang, sebelum kita akhiri pelajaran ini saya perlu berbicara tentang Sabat dalam dimensinya di masa depan. Lihat, Sabat bukan hanya suatu peringatan Yesus sebagai Pencipta, bukan hanya suatu peringatan Yesus sebagai Penebus, tapi juga suatu nubuatan tentang perhentian di masa depan yang akan kita miliki dalam kerajaan yang akan datang. Simak Yesaya 66:22-23, dikatakan,  22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan…”  perhatikan, Tuhan akan membuat langit baru dan bumi baru, benar?   “…Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.  23 dan yang akan terjadi…”  menurut konteks ini, pada saat Tuhan membuat langit baru dan bumi baru, “…dan yang akan terjadi, dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain…”  terjemahan yang lebih baik adalah  “dari satu bulan ke bulan yang lain”, karena bulan baru adalah tanda dimulainya suatu bulan. Jadi “dari satu bulan ke bulan yang lain” dalam bahasa Spanyol diterjemahkan  de mes ames, artinya “dari bulan ke bulan”,  “…dan dari satu hari Minggu ke hari Minggu yang lain…”  Bukan. Bukan begitu katanya, tidak mungkin hari Minggu karena Yesus tidak berhenti bekerja pada hari itu. Berhentinya Yesus itulah yang membuat hari itu kudus, “…dan yang akan terjadi,  dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua daging akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”
Apakah Sabat akan menjadi tanda ibadah kepada Sang Pencipta langit baru dan bumi baru? Ya!


So there are three reasons for keeping the Sabbath: 
·       One because Jesus created the world in six days;  rested the seventh. 
·       Because Jesus redeemed the world.  And on the sixth day He said, “It is finished”, and rested in the  tomb on the Sabbath 
·       and it points forward to the future, when after He makes a new heavens, and a new earth, He will say, “It is finished!”  And He will rest with His people in the kingdom come.

Jadi ada tiga alasan untuk memelihara Sabat:
·       Pertama karena Yesus telah menciptakan dunia dalam enam hari dan berhenti pada hari yang ketujuh.
·       Karena Yesus telah menebus dunia, dan pada hari keenam (dalam minggu itu) Dia berkata, “Sudah selesai”, dan Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat,
·       dan itu menunjuk kepada masa depan, pada saat Dia telah menciptakan langit baru dan bumi baru, Dia akan berkata, “Sudah selesai!” dan Dia akan berhenti dari pekerjaanNya bersama-sama dengan umatNya di kerajaan yang akan datang.

Now you say, “Why does it say from one New Moon to another,  or from one month to another?” 
Well, the reason is very simple.  We're not only going to keep the Sabbath in the earth made new,  we're also going to go every month to eat from a  very peculiar tree.  Notice Revelation 22:1-2,  1 And he showed me a pure river of water of life, clear as crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb. In the middle of its street…”  this is the New Jerusalem,  “…In the middle of its street and on either side of the river, was the tree of life, which bore twelve fruits, each tree yielding its fruit every…” what? “…every month…” so do you know what we're going to do every month by going to  worship before the Lord? to eat from the tree of life,  to refurbish our battery, or life force.

Sekarang kalian berkata, “Mengapa dikatakan dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain atau dari satu bulan ke bulan yang lain?”
Nah, alasannya sangat sederhana. Di dunia yang dijadikan baru nanti kita tidak hanya akan memelihara Sabat, kita juga akan datang setiap bulan untuk makan dari suatu pohon yang khusus. Simak Wahyu 22:1-2 1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan Anak Domba itu.  2 Di tengah-tengah alun-alun kota…”  ini kota Yerusalem Baru, “…Di tengah-tengah alun-alun kota yaitu di kedua sisi  sungai itu, ada pohon kehidupan  yang berbuah dua belas macam buah,  setiap pohon mengeluarkan buahnya setiap…”  apa?  “…setiap  bulan…”  Jadi tahukah kalian apa yang akan kita lakukan setiap bulan dengan pergi beribadah di hadapan Tuhan? Makan dari pohon kehidupan, untuk mengisi baterei, atau daya hidup kita.  


And why are we going to go from Sabbath to Sabbath? in order to  commemorate what? the new creation.  And, by the way, some people misunderstand a verse  in the Bible, Revelation 21:23 where it says, and I want to read it. It says: 23 The city had no need of the sun or of the moon to shine in it, for the glory of God illuminated it. The Lamb is its light.”
So they say, “See, in the earth made new there's not going to be  any day or night. There's not going to be months.  There's not going to be days.” 
Yes, there are. If you're going to keep the Sabbath,  there must be a week.  If you're going to go from month to month,  it must be that there are months.  And if there are months, there are years.  Hello! Are you all out there?  What is Revelation 21:23 saying?  It's talking not about the earth, it's talking about the city.  And it doesn't say that there is no sun or moon;  there has no need of sun or moon.  Let's read it carefully: “The city had no need of sun or of moon to shine in it…”  It had no need, it says, “…for the glory of God illuminated it.  The Lamb is its light.”  So basically, what's going to happen is in the city the light  is going to be so bright that you won't even see  the sun or the moon.  It's like turning on a flashlight in Fresno  in the month of July at 12:00 noon.  Who's going to see the light of the flashlight?  The flashlight is on, but the light can't be seen,  because the greater light makes it dissipate so that people cannot see it. 

Dan mengnapa kita harus datang dari Sabat ke Sabat? Untuk memperingati apa? Penciptaan baru! Dan ketahuilah, ada orang yang salah paham dengan ayat Alkitab, Wahyu 21:23 di mana dikatakan ~ dan saya akan membacakannya ~ dikatakan, 23 Dan kota itu tidak memerlukan matahari atau bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu cahayanya.”
Maka mereka berkata, “Lihat, di dunia baru tidak akan ada siang atau malam, tidak akan ada hitungan bulan, tidak akan  ada hitungan hari.”
Ada! Jika kita akan memelihara Sabat, harus ada mingguan. Jika kita akan datang dari bulan ke bulan, harus ada hitungan bulan. Dan jika ada hitungan bulan, berarti ada hitungan tahun. Halo! Apa kalian pingsan semua?
Apa yang dikatakan Wahyu 21:23? Ini tidak berbicara tentang dunianya, ini berbicara tentang Kotanya (kota Yerusalem Baru). Dan di sini tidak dikatakan bahwa tidak ada matahari atau bulan, melainkan matahari dan bulan tidak diperlukan. Mari kita baca yang teliti,  “…kota itu tidak memerlukan matahari atau bulan untuk menyinarinya…”  dikatakan, “tidak memerlukan”,   “…sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu cahayanya.” Jadi pada dasarnya apa yang akan terjadi di kota itu ialah cahayanya akan begitu terang sehingga kita tidak akan melihat sinar matahari atau bulan. Seperti menyalakan lampu senter di Fresno di bulan Juli pada pukul 12:00 tengah hari. Siapa yang akan melihat cahaya lampu senter itu? Lampu senter itu menyala tetapi sinarnya tidak kelihatan karena cahaya yang lebih terang membuatnya hilang sehingga tidak bisa dilihat.

Folks, the final conflict in this world is going to have  to do with worship.  There are going to be two sides.  We're going to talk later about this: the seal of God,  and the mark of the beast. 
·       One sign is the sign of worship to the Creator.  The first angel's message says, “…worship Him who made heaven,  the earth, the sea, and springs of water.”  You cannot speak about that without  keeping His Holy Sabbath. 
·       But there's another power known as the beast,  and we're going to talk about this power later on. And there are going to be people in the world who are going to  worship the beast, who obviously claims to be a  counterfeit creator.  He doesn't claim to be a counterfeit,  but he is a counterfeit creator.  Notice Revelation 14:9-10. …‘If anyone worships the beast and his image, and receives his mark on his forehead or on his hand, 10 he himself shall also drink of the wine of the wrath of God, which is poured out full strength into the cup of His indignation…”
Two powers vying for the loyalty of the human race. 
Two signs: one created by God before sin, the other created  by the man of sin. 
The question is, which sign will we accept?  The sign that God has established, or the sign that  the Beast has established as a sign of his power,  and his authority?  That's the decision that we must make.  And I pray to the Lord that God will help us  make the right decision.

Saudara-saudara, konflik yang terakhir di dunia ini akan berkaitan dengan penyembahan. Akan ada dua kubu. Nanti kita akan berbicara tentang ini: meterai Allah, dan tanda Binatang.
·       Yang satu adalah tanda penyembahan kepada Sang Pencipta. Pekabaran malaikat yang pertama berkata,  “…sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” Kita tidak bisa berbicara tentang ini tanpa memelihara SabatNya yang kudus.
·       Tetapi ada kekuasaan yang lain, yang dikenal sebagai si Binatang, dan nanti kita akan berbicara tentang kekuasaan ini. Nanti akan ada orang-orang di dunia ini yang akan menyembah Binatang itu, yang jelas-jelas mengklaim sebagai pencipta yang palsu. Dia bukan mengklaim dia palsu, tetapi dia adalah pencipta yang palsu.  Simak Wahyu 14:9-10, 9 …‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, 10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya…”
Dua kekuasaan bersaing untuk mendapatkan loyalitas umat manusia.
Dua tanda: yang satu diciptakan oleh Allah sebelum adanya dosa, yang lain diciptakan oleh Manusia Dosa (manusia durhaka).
Pertanyaannya ialah tanda yang mana yang akan kita terima? Tanda yang telah ditentukan oleh Allah, atau tanda yang ditentukan oleh si Binatang sebagai tanda kekuasaannya dan wewenangnya? Inilah keputusan yang harus kita buat. Dan saya mohon kepada Tuhan, agar Allah akan membantu kita membuat keputusan yang benar.






29 08 17