Monday, February 29, 2016

REVISITING THE GODHEAD ~ EPISODE 1 ~ STEPHEN BOHR

REVISITING THE GODHEAD
Part 01/04 - Stephen Bohr
1+1+1 = 1

http://www.youtube.com/watch?v=ee8U1MhdYJ8


Dibuka dengan doa.


Most pagan religions are characterized by a belief that there are in existence many gods. This concept is known as polytheism. In contrast to ancient pagan religions we have Judaism which at least after the Babylonian captivity taught a staunch monotheism. Now, this doesn’t mean that before the Babylonian captivity in the Bible you didn’t have a staunch monotheism, what I am saying that in actual practice before the Babylonian captivity Israel fell repeatedly into idolatry. Obviously the Bible teaches monotheism from the times of Moses on. Now, when Christianity was born, Christians had a very difficult task of explaining how Jesus was God and how the Father was also God, and still preserve monotheism. The problem became even more complicated when Christians began teaching that the Holy Spirit is God as well. Of course the obvious question is if the Father is God and the Son is God, and the Holy Spirit is God, do we not then have 3 Gods? Do we not have polytheism, the idea that there is more than one God or multiple gods? Is this not blasphemy, is this not paganism in the highest sense of the word? Now, this is a problem that the early church had to struggle with. And as a result of the struggle many heretical movements arose within the Christian church, to try and explain how there could be three Persons and yet preserve monotheism, the idea that there was only one God.

Kebanyakan agama pagan ditandai oleh kepercayaan adanya banyak dewa. Konsep ini dikenal sebagai politheisme. Berlawanan dengan agama pagan purba, ialah Yudaisme, yang mengajarkan monotheisme yang kokoh, paling tidak setelah penawanan Babilon. Nah, ini tidak berarti bahwa sebelum penawanan Babilon di Alkitab tidak ada monotheisme yang kokoh. Yang saya maksudkan adalah, dalam prakteknya, sebelum penawanan Babilon, Israel bolak-balik jatuh dalam penyembahan berhala. Jelas bahwa Alkitab mengajarkan monotheisme sejak zaman Musa dan seterusnya. Nah, ketika Kekristenan lahir, orang-orang Kristen kesulitan menjelaskan bagaimana Yesus itu Allah, dan Allah Bapa itu juga Allah, dan tetap mempertahankan monotheisme. Masalahnya menjadi semakin rumit ketika orang-orang Kristen mulai mengajarkan bahwa Roh Kudus juga Allah. Tentu saja pertanyaan yang muncul adalah, jika Allah Bapa itu Allah, dan Allah Anak itu Allah, dan Roh Kudus itu Allah, bukankah kita memiliki tiga Allah? Bukankah kita jadi politheisme, konsep bahwa ada lebih daripada satu Allah, atau banyak Allah? Apakah ini bukan menghujat Allah? Apakah ini bukan penyembahan berhala dalam arti katanya yang paling parah? Nah, inilah masalah yang harus dihadapi gereja mula-mula. Dan sebagai akibat permasalahan ini, muncullah banyak gerakan bidat di dalam gereja Kristen, untuk berusaha menjelaskan bagaimana bisa ada tiga Pribadi namun tetap mempertahankan monotheisme, konsep di mana hanya ada satu Allah.


One group of heretics known as the Ebionites taught that Jesus was born a normal human being, but He was such an extraordinary human being in His life that at the moment of His baptism He was adopted into the Godhead. In other words He was a man who became God. In other words He was adopted as a member of the Godhead. Obviously this makes Jesus a semi-God and He is not inherently God within His very own nature, which creates more problems than it actually solved.

Salah satu kelompok bidat, yang dikenal sebagai kelompok Ebion, mengajarkan bahwa Yesus dilahirkan manusia biasa, tetapi Dia hidup sebagai manusia yang begitu istimewa sehingga pada saat Dia dibaptis, Dia diangkat menjadi anggota Keallahan. Dengan kata lain, Yesus adalah seorang manusia yang menjadi Allah. Dengan kata lain, Yesus diadopsi menjadi anggota Keallahan. Jelas ini menjadikan Yesus sebagai semi-Allah, dan Dia tidak beresensi Allah dalam kodratNya. Hal ini menimbulkan lebih banyak masalah daripada menyelesaikan masalah.


Then you have the heresy known as Modalism or Sabellianism, named after Sabellius. He taught that actually God is one Person who manifests Himself in three different forms or modes. It was common for example for those who taught this heresy to say that in the Old Testament God manifested Himself as the Father, in the Gospels He manifested Himself as the Son, and in the church age He manifested Himself as the Holy Spirit. In other words, One Person at different periods of human history took different forms but you don’t have three Persons, you have one Person in three different manifestations of human history. Of course this creates huge problems as well as we’ll notice as we study the concept of the Trinity in Scripture.

Lalu ada kelompok bidat yang dikenal sebagai Modalisme atau Sabelianisme, dinamai menurut Sabellius yang mengajarkan bahwa sebenarnya Allah itu satu Pribadi yang memanifestasikan Dirinya dalam tiga bentuk atau model. Bagi mereka yang mengajarkan ajaran bidat ini, mereka sering berkata bahwa di era Perjanjian Lama Allah memanifestasikan Dirinya sebagai Allah Bapa, di era Injil Dia memanifestasikan Dirinya sebagai Allah Anak, dan di era gereja Dia memanifestasikan Dirinya sebagai Roh Kudus. Dengan kata lain, satu Pribadi yang mengambil bentuk yang berbeda-beda sepanjang era sejarah manusia yang berbeda-beda. Tentu saja ini juga menciptakan masalah-masalah besar yang nanti akan kita lihat dalam mempelajari konsep Trinitas di Alkitab.


Another heresy which crept into the church when this idea of the Father, Son, and Holy Spirit being God is known as Arianism, it’s named after Arius. And this is the idea that Jesus was the first creature made by God, made by the Father. In other words, Jesus is a created being. By the way the heirs of this idea today are the Jehovah’s Witnesses. They believe that Jesus was the first creature of the Father and His name was Michael the Archangel. That is to say, they don’t believe that Jesus is eternal God in the fullest sense of the word. They teach that Jesus was a god, but of course this creates more problems than it solves because then you have a Great God, and you have a lesser God, you still end up with polytheism.

Ajaran bidat yang lain yang menyusup ke dalam gereja saat munculnya konsep bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah,  dikenal sebagai Arianisme, dinamai menurut Arius. Dan ini mengajarkan bahwa Yesus adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah, Allah Bapa. Dengan kata lain, Yesus adalah makhluk ciptaan. Supaya tahu, yang sekarang mewarisi konsep ini adalah golongan Saksi Yehovah. Mereka meyakini Yesus adalah makhluk pertama ciptaan Allah Bapa, dan namaNya adalah Mikhael, Penghulu Malaikat. Artinya, mereka tidak percaya bahwa Yesus itu Allah yang kekal dalam arti kata yang sepenuhnya. Mereka mengajarkan bahwa Yesus adalah satu Allah, tetapi tentunya ini menciptakan lebih banyak masalah daripada yang diselesaikan, karena ini berarti ada Allah yang besar, dan ada Allah yang lebih kecil. Dan ini tetap berakhir dengan politheisme. 


Now, Muslims and Jews today are staunchly monotheistic religions, in other words they staunchly stand for the idea that God is one, there is only One true God.
Now, Christianity agrees with the idea of monotheism but Christianity has a different understanding of the idea that God is one. In other words Christianity does not view the oneness of God in the same way that the Jews and the Muslims do, because the Jews and the Muslims believe that God is one Person, that is their monotheism. But Scripture teaches that God is one and yet that one God is composed of three Persons.

Nah, agama Islam dan Yahudi sekarang ini adalah agama-agama monotheisme yang kokoh, dengan kata lain mereka mempertahankan konsep bahwa Allah itu satu, hanya ada satu Allah yang benar.
Nah, Kekristenan setuju dengan konsep monotheisme ini, tetapi Kekristenan memiliki pemahaman yang berbeda mengenai keesaan Allah. Dengan kata lain, Kekristenan tidak melihat keesaan Allah seperti yang dilihat oleh agama Yahudi dan agama Islam, karena orang Yahudi dan orang Muslim percaya Allah itu satu Pribadi, itu bentuk monotheisme mereka. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu esa, namun Allah itu adalah tiga Pribadi.


Now I’d like to ask the question, isn’t it logical nonsense to say that there are three Persons but only one God? How can 3 be equal to 1? In fact the title of our study today is 1 + 1 + 1 = 1.
Now you say, “Pastor Bohr you have to go back to grammar school because 1 + 1 + 1 does not equal 1. How can you say that 3 = 1?”
We are going to study that concept in Scripture today.
Sadly even within the SDA church today there are many who are coming to the conclusion that the doctrine of the Trinity that has been held by the SDA church for many decades actually is a pagan origin. And many are saying that this doctrine of the SDA church should be abandoned and that we should adopt the view basically that the Muslims and the Jews have, that there is only one Person in God.

Sekarang saya ingin bertanya, mengatakan ada tiga Pribadi tetapi satu Allah, bukankah itu omong kosong yang tidak logis? Mana bisa 3 sama dengan 1?  Justru judul pelajaran kita hari ini adalah 1 + 1 + 1 = 1
Nah, kalian berkata, “Pastor Bohr, Anda harus kembali ke SD karena 1 + 1 + 1 tidak sama dengan 1. Mana bisa Anda berkata 3 = 1?”
Hari ini kita akan mempelajari konsep tersebut di Alkitab.
Sayangnya bahkan di antara gereja-gereja MAHK sekarang ada banyak yang berpendapat bahwa doktrin Trinitas yang telah dipegang oleh gereja MAHK puluhan tahun itu berasal dari doktrin pagan. Dan banyak yang berkata bahwa doktrin gereja MAHK ini sebaiknya ditinggalkan dan agar kita mengambil konsep yang pada dasarnya sama dengan yang dimiliki golongan Muslim dan Yahudi, bahwa Allah itu hanya satu Pribadi.


Now what I would like to do in our study today is go through 3 very simple steps to study the biblical concept of God or the biblical concept of the Trinity.
·       The first point that I would like to cover is those texts of Scripture that speak about God as one. There are many texts in Scripture that refer to God as one.
·       The second step that I want to take is to read the text where God is spoken of as being more than one, in other words a plurality of Persons within the Godhead.
·       And in the third place what I want to do is relate these two ideas that God is one and God is more than one so that we can understand in what sense according to the Bible, God is one.

Nah, apa yang ingin saya lakukan dalam pelajaran kita hari ini adalah mengikuti 3 langkah sederhana untuk membahas konsep tentang Allah yang alkitabiah, atau konsep yang alkitabiah tentang Trinitas.
·       Point pertama yang mau saya tunjukkan adalah ayat-ayat Alkitab yang menyebutkan bahwa Allah itu satu/esa. Ada banyak ayat di Alkitab yang menyebut Allah itu esa.
·       Langkah kedua yang ingin saya ambil adalah membacakan ayat-ayat di mana Allah disebutkan sebagai lebih dari satu, dengan kata lain adanya Pribadi yang majemuk di dalam Keallahan.
·       Dan di urutan ketiga yang ingin saya lakukan adalah menghubungkan kedua konsep di atas bahwa Allah adalah esa, dan Allah itu lebih dari satu supaya kita bisa mengerti dalam makna apa Alkitab berkata Allah itu esa.


Let’s begin our study and we are going to use Scripture abundantly in our study today. Deuteronomy 6:4, this text is the central confession of the faith of Judaism. You will hear it used in every Jewish synagogue, even till this day. It says there in Deuteronomy 6:4, Hear, O Israel: The LORD our God, the LORD is one!”
The word LORD is capitalized, so it’s JEHOVAH, “JEHOVAH or YAHWE is one.”  Very clearly in this text God is spoken of as one. JEHOVAH or YAHWE is spoken of as one.

Mari kita mulai pelajaran kita dan hari ini kita akan banyak memakai Alkitab dalam pelajaran kita.
Ulangan 6:4, ayat ini adalah inti pengakuan iman dalam Yudaisme. Kita akan mendengar ayat ini dipakai dalam setiap sinagog Yahudi bahkan hingga sekarang. Dikatakan di Ulangan 6:4, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
Kata TUHAN ditulis dengan huruf besar, jadi berarti itu YEHOVAH, “YEHOVAH atau YAHWE itu esa”. Sangat jelas di ayat ini TUHAN disebut esa. YEHOVAH atau YAHWE disebut esa.


Notice Isaiah 44, we’ll read verse 6 and we’ll also go to verse 8. Once again we are emphasizing the oneness of God. It says in Isaiah 44:6, Thus says the LORD…”  once again capitalized, “…the King of Israel, and His Redeemer, the LORD of hosts…”  by the way I don’t know if you notice here that we have two LORDs at the beginning of verse 6. Did you notice this?  “…Thus says the LORD…”  capitalized, “…the King of Israel, and His Redeemer, the LORD of hosts…”  so there are actually two LORDs. There are actually two YAHWEs or two JEHOVAHs. What does He say?   “…' I am the First and I am the Last; besides Me there is…”  what?   “… no God…”  verse 8   “…Do not fear, nor be afraid; Have I not told you from that time, and declared it? You are My witnesses…”  by the way this is the central verse that  the Jehovah’s Witnesses use to call themselves Jehovah’s Witnesses “…You are My witnesses. Is there a God besides Me? Indeed there is no other Rock; I know not one.'”
So according to these verses how many is God? God is one. And yet we’ve noticed at the beginning of verse 6 that there are two YAHWEs, there are two LORDs, here capitalized or JEHOVAHs as stated in the KJV. 

Perhatikan Yesaya 44, kita akan membaca ayat 6 dan kita juga akan ke ayat 8. Sekali lagi kita melihat penekanan pada keesaan Allah. Dikatakan di Yesaya 44:6,Beginilah firman TUHAN…”  sekali lagi dalam huruf besar “…Raja Israel, dan JuruselamatNya TUHAN bala tentara samawi…”  nah, saya tidak tahu apakah kalian melihat di sini ada dua “TUHAN” pada awal ayat 6 ini. Apakah kalian melihatnya? “…Beginilah firman TUHAN (1)…”  dalam huruf besar,  “…Raja Israel, dan JuruselamatNya TUHAN (2) bala tentara samawi…”  jadi nyata ada dua TUHAN. Ada dua YAHWE atau dua YEHOVA. Apa kata TUHAN?  “…‘Akulah yang Pertama dan Akulah yang Terakhir; selain daripadaKu tidak…”  apa?  “…tidak ada Allah’…”  ayat 8 “…Janganlah gentar dan janganlah takut, bukankah telah Kuberitahukan hal itu kepadamu dan Kunyatakan? Kamulah saksi-saksi-Ku!…”  ketahuilah inilah ayat inti yang dipakai kelompok Saksi Yehovah menyebut diri mereka “Saksi Yehovah”, “…Kamulah saksi-saksi-Ku. Adakah Allah selain daripada-Ku? Sesungguhnya tidak ada Gunung Batu yang lain, satu pun tidak Kukenal!" [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi menurut ayat-ayat ini Allah itu ada berapa? Allah itu satu. Namun, kita tadi sudah melihat di awal ayat 6 bahwa ada dua YAHWE, ada dua TUHAN, yang ditulis dengan huruf besar, yang di KJV dicantumkan sebagai YEHOVAH.


Notice Isaiah 45:21-22, once again the idea of the oneness of God. God is one. It says there in Isaiah 45:21, Tell and bring forth your case. Yes, let them take counsel together…” speaking about the false gods of the nations  “…Who has declared this from ancient time? Who has told it from that time? Have not I, the LORD? And there is no other God besides Me, a just God and a Savior; there is none besides Me. 22 Look to Me, and be saved, all you ends of the earth! For I am God, and there is no other.” Several times in these verses, verses 21-22 you have the emphasis that God is one, there is none besides Him, there is no other God.
Now the emphasis that Isaiah is giving in chapters 44-45 is not necessarily saying that God is numerically one. What is being contrasted here is God as the true God with all of the false gods of the pagan nations. That’s why God is saying, none of those gods are the true god, I am the true God, I am the only God.

Perhatikan Yesaya 45:21-22, sekali lagi konsep tentang keesaan Allah. Allah itu esa, dikatakan di Yesaya 45:21. Beritahukanlah dan kemukakanlah kasusmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama…”  ini berbicara tentang allah-allah palsu bangsa-bangsa,   “…Siapakah yang telah mengabarkan hal ini dari zaman purbakala? Siapa yang telah memberitahukannya dari saat itu? Bukankah Aku, TUHAN? Dan tidak ada Allah selain daripada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku22 Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai kamu ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.”
Beberapa kali di dalam ayat-ayat ini, ayat 21-22, ditekankan bahwa Allah itu esa, tidak ada yang lain kecuali Dia, tidak ada allah lain.
Sekarang, tekanan yang diberikan Yesaya di pasal 44-45 tidak berarti Allah itu jumlahnya satu. Apa yang dibandingkan di sini adalah Allah sebagai Allah yang sejati dibandingkan semua allah palsu bangsa-bangsa yang menyembah berhala. Itulah sebabnya Allah berkata, tak satu pun dari allah-allah itu adalah allah yang sejati, Akulah Allah yang sejati, hanya Akulah satu-satunya Allah.


Let’s go the New Testament now. Mark 12:29 and then we’ll jump down to verse 32. Mark 12:29 and then we’ll go to verse 32. A lawyer comes to Jesus and asks Him a question. It says there, Then one of the scribes came, and having heard them reasoning together, perceiving that He had answered them well, asked Him, ‘Which is the first commandment of all?…”  and then of course Jesus quoted Deuteronomy 6:4 with which we began our study,   “…29…the LORD our God, the LORD is one…”  there is only one true God. Then notice verse 32, he speaks about the answer that Jesus gives to his question, “…32 So the scribe said to Him, ‘Well said, Teacher. You have spoken the truth, for there is one God, and there is no other but He.’
Let me ask you, does the New Testament emphasize just like the Old Testament that there is only one God and that there is no other? Absolutely. It’s not only just a concept that the Jews had, it is a Christian concept which is found in the New Testament.

Marilah kita sekarang ke Perjanjian Baru. Markus 12:29 lalu kita akan meloncat ke ayat 32. Markus 12:29 kemudian kita ke ayat 32. Seorang ahli hukum datang kepada Yesus dan mengajukan sebuah pertanyaan kepadaNya. Dikatakan di sana, 28.Lalu seorang dari  para ahli Taurat datang, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan setelah melihat bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, bertanyalah kepadaNya: Hukum manakah yang paling utama?…”  kemudian tentu saja Yesus mengutip Ulangan 6:4 yang telah kita pelajari tadi di bagian awal pelajaran kita,   “…29TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa…”  hanya ada satu Allah yang benar. Lalu perhatikan ayat 32, dia berbicara tentang jawaban yang diberikan Yesus kepada pertanyaannya, “…32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ‘Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Allah itu esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Coba saya tanya apakah Perjanjian Baru menekankan sama seperti Perjanjian Lama bahwa hanya ada satu Allah dan tidak ada yang lain? Betul sekali. Ini bukan hanya konsep orang Yahudi, ini juga konsep Kristen yang terdapat di Perjanjian Baru.


Notice also John 10:30. Here Jesus is speaking about His relationship with His Father, and this is one of the shorter verses that we find in the Bible. Jesus says this,I and My Father are…”  what?   “…are one."
Notice the emphasis once again on the oneness of God. There is the Father and there is Jesus, but the Bible says that They are one.

Perhatikan juga Yohanes 10:30. Di sini Yesus berbicara mengenai hubunganNya dengan BapaNya, dan ini adalah salah satu ayat yang pendek yang kita temui di Alkitab. Yesus berkata demikian, Aku dan Bapa adalah…”  apa?   “…adalah satu.”
Perhatikan tekanan sekali lagi pada keesaan Allah. Ada Bapa, ada Yesus, tetapi Alkitab berkata Mereka adalah satu.


Now let’s notice one more verse that speaks about the oneness of God, and then we are going to examine the verses where God is spoken of as being more than one.
John 14:10-11. Here Jesus is speaking and He says this,Do you not believe that I am in the Father, and the Father in Me? The words that I speak to you I do not speak on My own authority; but the Father who dwells in Me does the works…”  notice  the Father dwells in Jesus. Notice verse 11 “…11 Believe Me that I am in the Father and the Father in Me, or else believe Me for the sake of the works themselves.”
Jesus gives the impression in these verses that He and the Father are to be identified, He says, “The Father in Me, I in the Father.” Giving the impression that they are not two but they are really what? They are really one.
So in the New Testament we have this concept that God is one and yet you have the idea of the Father and Jesus being separate and distinct individuals.
Now how in the world can you understand this?

Nah, mari kita perhatikan satu ayat lagi yang berbicara tentang keesaan Allah, lalu kita akan memeriksa ayat-ayat di mana Allah disebut sebagai lebih dari satu.
Yohanes 14:10-11, di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata demikian, Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya…”  perhatikan Bapa berdiam di dalam Yesus. Simak ayat 11, “…11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah padaKu demi pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” [NKJV yang diindonesiakan].
Di dalam ayat-ayat ini Yesus memberikan kesan bahwa Dia dan Bapa harus diidentifikasi, Dia berkata, “Bapa di dalam Aku, Aku di dalam Bapa”, memberikan kesan bahwa Mereka bukanlah dua melainkan sebenarnya mereka apa? Sebenarnya Mereka adalah satu.
Maka di Perjanjian Baru, ada konsep ini bahwa Allah itu esa, namun juga ada konsep bahwa Bapa dan Yesus itu Individu yang terpisah dan berbeda.
Nah, bagaimana kalian bisa memahami ini?


You know Jesus is saying  that God is one but at the same time He is speaking about Himself and about His Father.
The fact is we have several texts in the Bible that refers to a plurality of persons within God, in other words there are more than 1 Person in the Godhead. Now we’ve examined already the texts that speak about the oneness of God at least some of them. Now what I want to do is refer to some texts that speak about the plurality of persons within the Godhead. You see, God is one, but there are more Persons than one.

Kalian tahu, Yesus berkata bahwa Allah itu esa, tetapi pada waktu yang sama Dia berbicara tentang DiriNya dan tentang BapaNya.
Faktanya, ada beberapa ayat di Alkitab yang menunjuk kepada kemajemukan Pribadi  dalam Keallahan. Dengan kata lain ada lebih dari satu Pribadi dalam Keallahan. Nah, kita telah memeriksa ayat-ayat yang berbicara mengenai keesaan Allah ~ paling tidak beberapa dari antaranya ~ sekarang yang mau saya lakukan adalah menunjukkan beberapa ayat yang berbicara mengenai kemajemukan Pribadi dalam Keallahan. Kalian lihat, Allah itu esa, tetapi ada lebih dari satu Pribadi.


Let’s go to Genesis 1:26, a very interesting verse, it’s speaking about the creation of man, the plan to create man. It says there. Then God said…”  by the way the word “God” there is  אלהים ['ĕlôhı̂ym] it’s plural, it could be translated “Gods”,   “…Then God said…”  now notice this, “…’Let Us make man in Our image, according to Our likeness; let them have dominion over the fish of the sea, over the birds of the air, and over the cattle, over all the earth and over every creeping thing that creeps on the earth."
Do you notice the pronouns here? “…God said, ’Let Us make man in Our image, according to Our likeness…” Very clearly you have an idea of a plurality of Persons within God in this verse.

Marilah ke Kejadian 1:26, ayat yang sangat menarik, berbicara tentang penciptaan manusia, rencana untuk menciptakan manusia. Dikatakan di sana, Lau berfirmanlah Allah…”  ketahuilah kata “Allah” di sini adalah אלהים ['ĕlôhı̂ym]  ini berbentuk jamak, bisa diterjemahkan “Allah-Allah”,  “…Lalu berfirmanlah Allah [majemuk]…”  sekarang simak ini,   “…‘Baiklah Kita menjadikan manusia dalam gambar Kita, menurut rupa Kita, biarlah mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Apakah kalian melihat kata ganti orangnya di sini? “…berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia dalam gambar Kita, menurut rupa Kita…”  Sangat jelas kita melihat konsep kemajemukan Pribadi dalam Allah di ayat ini.


Notice Genesis 11:7. This is the episode at the tower of Babel, and God is in heaven, He is watching what the builders of the tower of Babel are doing and notice what He says, Come, let Us go down and there confuse their language, that they may not understand one another's speech."
Once again   “…let Us go down…” and if you read on in chapter 11, it says, God confused there at Babel their language. So it was God who confused the languages of the people but at the same time we find that God says, “…let Us go down and there confuse their language…”   so once again you have the idea that even though God is one, you have more than one Person within the Godhead.

Perhatikan Kejadian 11:7. Ini adalah episode menara Babel, dan dari Surga, Allah melihat apa yang dilakukan orang-orang yang membangun menara Babel, perhatikan apa kata Allah,  ”Baiklah Kita turun dan mengacaukan  bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.” [NKJV yang diindonesiakan]
Sekali lagi ”…Baiklah Kita turun…” dan jika kita baca selanjutnya di pasal 11, dikatakan Allah mengacaukan bahasa mereka di Babel sana. Jadi Allah-lah yang mengacaukan bahasa orang-orang itu, tetapi di waktu yang sama kita dapati Allah berkata, ”…Baiklah Kita turun dan mengacaukan bahasa mereka di sana…” jadi sekali lagi kita mendapatkan konsepnya bahwa walaupun Allah itu esa, ada lebih dari satu Pribadi dalam Keallahan.


Notice Genesis 3:22, there are several references in Genesis that speak about this phenomena of God being one but there being more than one Person in the Godhead. This is after Adam and Eve sin and God sees that it’s necessary to cast them out of the garden of Eden. Then the LORD God said, ‘Behold, the man has become like one of…”  what?   “…one of Us…”  once again,  “…man has become like one of Us…” The Devil said, “You shall be like…” who? “You shall be like God.” Now they weren’t like God in every way, they were like God in the sense that now they knew good and evil, because God already knew evil, because that had originated in heaven before the creation of this world. But interestingly enough, God says “…’Behold, the man has become like one of Us…”  in a specific sense, “…to know good and evil. And now, lest he put out his hand and take also of the tree of life, and eat, and live forever’ 23 therefore the LORD…”  that’s the word “YAHWE” or “JEHOVAH”   “…God sent him out of the garden of Eden to till the ground from which he was taken.”
Once again the pronoun “US” is used to refer to man in the garden of Eden or immediately after he was cast out of the garden of Eden. Indicating that even though God is one, there is a plurality of Persons within the Godhead.

Perhatikan Kejadian 3:22, ada beberapa referensi di Kejadian yang berbicara mengenai fenomena Allah yang esa tetapi yang lebih dari satu Pribadi. Peristiwa ini setelah Adam dan Hawa berdosa, dan Allah menganggapnya perlu untuk membuang mereka keluar dari taman Eden. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Lihat, manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari…”  apa?   “…Kita…”  Sekali lagi,   “…manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita…”  Iblis berkata, “Engkau akan seperti…” siapa? “Engkau akan seperti Allah.” Nah Adam dan Hawa tidak menjadi seperti Allah dalam segala hal, mereka menjadi seperti Allah dalam pengertian mereka sekarang mengenal kebaikan dan kejahatan, karena Allah sudah mengenal kejahatan yang pertama muncul di Surga sebelum penciptaan dunia ini. Yang menarik, Allah berkata,  “…Lihat, manusia telah menjadi seperti salah satu dari Kita…”  dalam arti khusus,  “…tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. 23 Maka TUHAN…”  ini adalah kata “YAHWE” atau “YEHOVAH”    “…Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana tadinya ia diambil.” [NKJV yang diindonesiakan].
Sekali lagi kata ganti orang “KITA” dipakai untuk mengacu kepada peristiwa di taman Eden atau segera setelah manusia diusir keluar dari taman Eden, mengindikasikan bahwa walaupun Allah itu esa, tapi ada kemajemukan Pribadi pada KeAllahan.


Let’s examine several other verses in the Old Testament to this idea of the plurality of Persons within God.
Isaiah 6:3 speaks about the call of the prophet Isaiah and even though the idea of the Trinity does not come through real clearly here, there is a hint that you have 3 Persons within the Godhead.
You say, “How’s that?”
Well, Isaiah 6:3 is speaking about the hymn being sung by the seraphim, the 6-winged creatures. And it says there in Isaiah 6:3, And one cried to another and said:  ‘Holy, holy, holy…”  how many times? Three times.  “… is the LORD…”  the word “LORD” there is capitalized once again,   “…the LORD of hosts; the whole earth is full of His glory!’"
Is it just perhaps true that the reason why you have three “holy”s here is because you have three Persons that are receiving the honor and glory and praise of the seraphim?

Marilah kita periksa beberapa ayat lain di Perjanjian Lama tentang konsep kemajemukan Pribadi di dalam Allah.
Yesaya 6:3 berbicara tentang panggilan nabi Yesaya dan walaupun konsep Trinitas tidak muncul terlalu jelas di sini, tetapi ada petunjuk kecil bahwa di sini ada 3 Pribadi dalam Keallahan.
Kalian berkata, “Kok bisa?”
Nah, Yesaya 6:3 berbicara tentang himne yang dinyanyikan serafim, makhluk bersayap 6. Dan dikatakan di Yesaya 6:3, Dan yang satu berseru kepada yang lain katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah…”  berapa kali? Tiga kali.   “…TUHAN…”  kata “TUHAN” lagi-lagi dalam huruf besar,   “…TUHAN bala tentara sawami, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!’”
Mungkinkah alasan mengapa ada tiga “kudus” di sini adalah karena ada tiga Pribadi yang menerima penghormatan dan kemuliaan dan pujian dari para serafim?


Notice Isaiah 61:1, here it comes out even more clearly. Isaiah 61:1, I want you to see in this verse that you have three Persons. By the way this is the verse with which Jesus began His ministry in Nazareth. You can find it in Luke 4. The Spirit…”  there you have one,  “…of the Lord GOD…”  there you have two,   “…is upon Me…”  did you catch that? Once again, “…The Spirit of the Lord God is upon Me…”  and this is a Messianic prophecy, “…because the LORD has anointed Me…” see the distinction between “LORD” and “Me”?   “…the LORD has anointed Me to preach good tidings to the poor; He has sent Me to heal the brokenhearted, to proclaim liberty to the captives, and the opening of the prison to those who are bound…”
So you have three individuals here:
·       the Spirit,
·       the Lord God
·       and “Me”  which is referring to the Messiah.

Simak Yesaya 61:1, di sini lebih jelas. Yesaya 61:1, saya mau kalian melihat ada tiga Pribadi di ayat ini. Ketahuilah ini adalah ayat yang dipakai Yesus untuk mengawali pelayananNya di Nazaret. Bisa kita dapati di Lukas 4.Roh…”  di sini satu, “…Tuhan ALLAH…”  di sini yang kedua,  “…ada pada-Ku…”  apakah kalian menangkapnya? Sekali lagi,   “…Roh Tuhan ALLAH ada pada-Ku…”  ini adalah nubuatan mesianik,   “…karena TUHAN telah mengurapi Aku…”  lihat bedanya antara “TUHAN” dan “Aku”?   “…TUHAN telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, Dia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan membukakan penjara bagi mereka yang terkurung …” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi di sini ada 3 individu:
·       Roh
·       Tuhan Allah
·       Dan “Aku” yang mengacu kepada Sang Mesias.


Notice Isaiah 48:16, here God is speaking, He says, " Come near to Me, hear this: I have not spoken in secret from the beginning; From the time that it was, I was there…”  and now listen to this, “….And now the Lord GOD…”  there’s one,   “…and His Spirit…”  two,   “…have sent Me…”  three.
Once again the idea of three within the Godhead.

Simak Yesaya 48:16, di sini Allah sedang berbicara, Dia berkata, Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku merahasiakannya, sejak waktu itu Aku ada di situ…”  sekarang dengarkan ini,  “…Dan sekarang, Tuhan ALLAH…”  ini satu,   “…dan RohNya…”  dua,   “…telah mengutus Aku.” [NKJV yang diindonesiakan]
Sekali lagi konsep tiga dalam Keallahan.


Notice also Isaiah 63:9-10 here you have three individuals but the Messiah is spoken of
with a different name.
Notice Isaiah 63:9-10, it’s speaking about Israel, and God is speaking here, In all their affliction…”  or it’s been spoken about God rather, “…In all their affliction, He was afflicted…”  there’s one “…He was afflicted, and the Angel of His Presence saved them…”  See? God is afflicted, then it says,  “…the Angel of His Presence saved them…”  let’s continue reading “…In His love and in His pity He redeemed them; and He bore them and carried them all the days of old. 10 But they rebelled and grieved…”  whom? “…His Holy Spirit; So He turned Himself against them as an enemy, and He fought against them.”
Do you see the Three in those two verses?
You have first of all  “…He was afflicted…”
Secondly you have  “…the Angel of His Presence saved them…” 
And then later on in verse 10  “…But they rebelled and grieved His Holy Spirit…”
So, you have:
·       THE LORD,
·       you have the Angel of His Presence,
·       and you have the grieving of the Holy Spirit.
Once again the idea of three Persons very clearly expressed in these two verses of Isaiah 63.

Perhatikan juga Yesaya 63:9-10, di sini ada tiga individu, tetapi Sang Mesias disebut dengan nama lain.
Perhatikan Yesaya 63:9-10, ini berbicara mengenai Israel, dan Allah yang sedang berbicara di sini, “Dalam segala penderitaan mereka…” atau lebih tepatnya ini berbicara mengenai Allah,  “…Dalam segala penderitaan mereka, Dia menderita…”  ini satu,  “….Dan Malaikat yang ada di hadiratNya menyelamatkan mereka…”  lihat? Tuhan menderita, lalu dikatakan, “…Malaikat yang ada di hadiratNya menyelamatkan mereka…”  Mari kita lanjutkan membaca,   “…Dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya Dia menebus mereka; dan Dia mengangkat mereka dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. 10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan…”  siapa?   “… Roh Kudus-Nya; maka Ia berbalik menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah kalian melihat ke-Tiganya dalam ayat ini?
Pertama,  “…Dia menderita…”
Kedua “…Malaikat yang ada di hadiratNya menyelamatkan mereka…”
Kemudian di ayat 10  “…Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya;”
Maka:
·       Ada Allah,
·       Ada Malaikat yang ada di hadiratNya,
·       Dan ada Roh Kudus yang didukakan.
Sekali lagi konsep tiga Pribadi diungkapkan dengan sangat jelas dalam dua ayat di Yesaya 63.


I wished we had time to talk a little bit more about “…the Angel of His Presence…” In the Old Testament “…the Angel of His Presence…”   is also spoken of as “the Angel of the LORD.” And “the Angel of the LORD” very frequently in the Old Testament is spoken of as being God.
The Angel for example that delivered the three friends of Daniel from the fiery furnace, Nebuchadnezzar said that His appearance was like the Son of God.
At the burning bush, the Angel of the LORD appeared in the bush and then He speaks and He says,  “I am the God of Abraham, Isaac and Jacob.” The Angel is speaking this.
You know Jacob struggles with the Angel in Genesis 32 and you know he says “Finally I have struggled with men and with God and I’ve seen God face to face” and that’s why he called that place Penuel  and yet he was struggling with the Angel of the Lord. In other words “…the Angel of His Presence…” is God, according to Scripture.

Seandainya saja kita punya cukup waktu untuk membahas sedikit lebih banyak tentang “Malaikat yang ada di hadiratNya”. Di Perjanjian Lama, “Malaikat yang ada di hadiratNya” ini juga disebut sebagai “Malaikat TUHAN”, dan seringkali di Perjanjian Lama “Malaikat TUHAN” disebut sebagai Allah.
Contohnya, Malaikat yang menyelamatkan ketiga teman Daniel dari tungku api, kata Nebukadnezar tampaknya seperti Anak Allah
Malaikat TUHAN yang muncul di semak yang menyala, yang kemudian berbicara dan berkata, “AKUlah Allah Abraham, Ishak dan Yakub”. Malaikat itu yang berkata demikian.
Kalian tahu, Yakub bergumul dengan Malaikat di Kejadian pasal 32, dan kalian tahu dia berkata, “akhirnya aku telah bergumul dengan manusia dan dengan Allah, dan aku telah melihat wajah Allah berhadapan muka” [Kej. 32:28-30] dan itulah sebabnya dia menyebut tempat itu Pniel, padahal yang bergumul dengannya adalah Malaikat TUHAN. Dengan kata lain, menurut Firman Tuhan,  “Malaikat yang ada di hadiratNya” adalah Allah.


Now, let’s go to several texts from the New Testament that show us this idea of three Persons within the Godhead. Matthew 3:16-17, this is at the moment of the baptism of Jesus. And I want you to notice the Three once again. When He had been baptized, Jesus came up immediately from the water…” there you have one,  “…and behold, the heavens were opened to Him, and He saw…”  what?   “…the Spirit of God descending like a dove and alighting upon Him. 17 And suddenly a voice came from heaven…”  whose voice was that? The Father’s because He says,  “…saying, ‘This is My beloved Son, in whom I am well pleased.’"
How many do you have at the baptism of Jesus? Three:
·       You have Jesus who is being baptized,
·       you have the Spirit that is descending upon Him,
·       and you have the voice of the Father from heaven saying, ”This is My beloved Son.”

Nah, marilah kita ke beberapa ayat dari Perjanjian Baru yang menunjukkan kepada kita  konsep tiga Pribadi dalam Keallahan.
Matius 3:16-17, ini adalah saat baptisan Yesus. Dan saya mau kalian perhatikan ke-Tiganya sekali lagi, Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air…”  ini yang pertama, “…dan lihatlah, pada waktu itu juga langit terbuka bagiNya, dan Ia melihat…”  apa?  “…Roh Allah turun seperti burung merpati dan hinggap ke atas-Nya, 17 dan tiba-tiba terdengarlah suara dari sorga…”  suara siapa itu? Allah Bapa, karena Dia berkata, “…yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’" [NKJV yang diindonesiakan].
Berapa yang ada pada baptisan Yesus? Tiga:
·       ada Yesus yang dibaptiskan,
·       ada Roh yang turun ke atasNya,
·       dan ada suara Allah Bapa dari surga berkata, ”Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.


Notice John 14:16, here Jesus is speaking about the outpouring of the Holy Spirit, notice once again the idea of three. And I…”  this is Jesus,   “… will pray the Father…”  there you have number two,   “…and He will give you another Helper…”  who is that other helper? The Holy Spirit, right?   “…that He may abide with you forever.”
Once again John 14:16 has Three:
·       I,
·       the Father,
·       and the Helper who is the Holy Spirit.
By the way when Jesus used the word “other” in Greek there are two words that are translated “other”. One is the word ἕτερος [het'-er-os] we get the word “heterosexual” from that. Heterosexual means of a different what? Of the same sex but of a different kind. And the word that is used here in John 14:16 is not  ἕτερος [het'-er-os]  in other words another of a different kind, the word is ἄλλος  [al'-los]  which means another of the same kind. So when He says, “I’m going to send you another Counselor,” He is saying “I’m going to send you another Counselor just like Me.

Perhatikan Yohanes 14:16, di sini Yesus berbicara mengenai pencurahan Roh Kudus, perhatikan sekali lagi konsep Tiga itu. Aku…”  ini Yesus, “…akan minta kepada Bapa…”  ini nomor dua,   “…dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain…”  siapakah Penolong yang lain ini? Roh Kudus, bukan? “…supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”
Sekali lagi di Yohanes 14:16 ada Tiga:
·       Aku,
·       Bapa,
·       dan Penolong yang adalah Roh Kudus.
Ketahuilah ketika Yesus memakai kata “yang lain” dalam bahasa Greeka ada dua kata yang diterjemahkan “yang lain”. Satu adalah kata ἕτερος [het'-er-os] dari mana kita mendapatkan kata “heteroseksual.” “Heteroseksual” artinya yang berbeda apa? Sama tentang seksual tetapi dari jenis yang berbeda. Dan kata yang dipakai di Yohanes 14:16 ini bukan ἕτερος [het'-er-os],  dengan kata lain bukan yang lain yang berbeda. Kata yang dipakai adalah ἄλλος [al'-los] yang berarti yang lain dari jenis yang sama. Jadi ketika Yesus berkata, “Aku akan mengirimkan kepadamu Penasihat yang lain” Yesus berkata “Aku akan mengirimkan kepadamu Penasihat yang persis sama seperti Aku.”


Notice John 15:26, once again the same idea of threeness.  "But when the Helper comes…”  there’s number 1,   “…whom I shall send to you from the Father…”  there’s number 2,   “…the Spirit of truth who proceeds from the Father, He will testify of…”  what?   “…of Me…”  there’s number three.
Once again, you have:
·       the “Helper”,
·       you have the “Father”,
·       and you have “Me.”
The idea of three coming clearly through in the New Testament.

Perhatikan Yohanes 15:26, sekali lagi konsep yang sama tentang bertiga. Tetapi ketika Sang Penolong datang…”  ini nomor satu, “…yang akan Kuutus kepadamu dari Bapa…” ini nomor dua, “…yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang…”  apa?   “…tentang Aku…”  ini nomor tiga.
Sekali lagi ada:
·       Sang “Penolong”,
·       ada “Bapa”,
·       dan ada “Aku”
Konsep bertiga ini muncul dengan sangat jelas melalui Perjanjian Baru.


Notice Galatians 4:6, we’ll notice several more from the New Testament. Galatians 4:6, it says there, And because you are sons, God…”  there’s one, “…has sent forth the Spirit…”  there’s two, “…of His Son…”  there is three,  “…into your hearts, crying out, ‘Abba, Father!’"
So you have:
·       God sending
·       the Spirit
·       of His Son,
three, once again.

Perhatikan Galatia 4:6, kita akan melihat beberapa ayat lainnya lagi dari Perjanjian Baru. Galatia 4:6, dikatakan di sini, Dan karena kamu adalah anak, maka Allah…”  ini satu, “…telah mengirim Roh…”  ini dua, “…dari Anak-Nya…”  ini tiga, “…ke dalam hatimu, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’" [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi, ada:
·       Allah yang mengirim,
·       Roh,
·       dari AnakNya
Sekali lagi tiga.


Matthew 28:19, this is the great commission that Jesus gives to His disciples. “’Go therefore and make disciples of all the nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit.”
By the way how many names do the Three of them have? There are three Persons but one name! “the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit”  that shows oneness, but it also shows what? Three. Three in One. It continues saying, “…teaching them to observe all things that I have commanded you; and lo, I am with you always, even to the end of the age.’ Amen.”

Matius 28:19, ini adalah tugas besar yang diberikan Yesus kepada murid-muridNya.Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Nah, ada berapa nama yang dimiliki Mereka bertiga? Ada tiga Pribadi, tetapi satu nama!  “nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” Ini menunjukkan kesatuan, tetapi juga menunjukkan apa? Tiga! Tiga dalam Satu. Selanjutnya dikatakan,20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman’. Amen."


2 Corinthians 13:14, another verse that refers to three. 2 Corinthians 13:14 is the benediction, the apostolic benediction that the apostle Paul gives to conclude the letters to the Corinthians. It says there, The grace of the Lord Jesus Christ…”  there is number 1, “…and the love of God…”  there is number 2,  “…and the communion of the Holy Spirit be with you all. Amen.”
Once again the idea of 3.
Time and again in the Old Testament and in the New Testament you have this idea that you have one God, but you have three Persons.

2 Korintus 13:14, ayat lain yang mengacu kepada ke-Tiganya. 2 Korintus 13:14 adalah pemberkatan, pemberkatan apostolik yang diberikan rasul Paulus untuk mengakhiri suratnya kepada jemaat Korintus. Dikatakan di sana, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus…”  ini nomor satu,   “…dan kasih Allah…”  ini nomor dua,   “…dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin.”
Lagi-lagi konsep 3.
Berulang-ulang di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ada konsep ini bahwa ada satu Allah, tetapi ada tiga Pribadi.


Notice 1 Corinthians 12:4-6, it says, There are diversities of gifts, but the same Spirit. 5 There are differences of ministries, but the same…”  what? Come on, you can help me,   “…the same Lord. …”  And then it says,   “… 6And there are diversities of…”  what?   “… activities, …”  Yes, but there is one what?   “… but it is the same God who works all in all”
Do you notice there, three?
·       You have the Spirit,
·       you have the Lord,
·       and you have who? You have God.
Once again three are participating in the impartation of the gifts of the Holy Spirit.

Perhatikan 1 Korintus 12:4-6, dikatakan, Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 5Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi…”  apa? Ayo, kalian bisa membantu saya, “…Tuhan yang sama…”  Lalu dikatakan,   “…6 Dan ada berbagai-bagai…”  apa?   “…pekerjaan…”  Ya, tetapi ada apa? “…tetapi Allah yang sama yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” [NKJV yang diindonesiakan].
Apakah kalian perhatikan di sana: Tiga?
·       Ada Roh,
·       ada Tuhan,
·       dan ada siapa? Ada Allah.
Sekali lagi tiga berpartisipasi dalam membagikan karunia-karunia Roh Kudus.


Notice 1 Peter 1:2, Peter also has this concept, this idea. It says there, “Peter…” ah actually I am going to start reading at verse 1,  “Peter, an apostle of Jesus Christ. To the pilgrims of the Dispersion in Pontus, Galatia, Cappadocia, Asia, and Bithynia, 2 elect according to the foreknowledge of God the Father…”  there you have one,   “…in sanctification of the Spirit…”  there you have two, “…for obedience and sprinkling of the blood of Jesus Christ…”  there’s three, “…Grace to you and peace be multiplied.”

Perhatikan 1 Petrus 1:2, Petrus juga punya konsep ini, ide ini. Dikatakan di sana, Dari Petrus…”  ah, sebenarnya saya akan mulai membaca dari ayat 1,   “…Dari Petrus, rasul Yesus Kristus. Kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, 2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah Bapa…”  di sini satu,  “…dikuduskan oleh Roh…”  ini dua, “…supaya taat, dan percikan darah Yesus Kristus…”  ini tiga,  “…Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.” [NKJV yang diindonesiakan]


Now, let’s go to Revelation 1:4-5. It says there, John, to the seven churches which are in Asia: Grace to you…”  and now notice, “… and peace from Him who is and who was and who is to come…”  there you have one, “…and from the seven Spirits who are before His throne…”  the number seven is symbolic of completeness or totality, the fullness of the Spirit. And then it says,   “…5               and from Jesus Christ, the faithful witness, the firstborn from the dead, and the ruler over the kings of the earth…”
Once again:
·       you have “…Him who is and who was and who is to come…”  
·       You have  “…the seven Spirits…”
·       and  you have   “…Jesus Christ…”
Three.

Sekarang, mari ke Wahyu 1:4-5, Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia kepadamu…”  dan sekarang perhatikan, “…dan damai sejahtera dari Dia, yang sekarang ada dan yang dulu ada dan yang akan datang…”  ini satu,   “… dan dari ketujuh Roh yang ada di hadapan takhta-Nya…”  angka 7 itu simbolis melambangkan kelengkapan atau totalitas, kepurnaan Roh. Kemudian dikatakan, “…5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang sulung bangkit dari antara orang mati dan penguasa atas raja-raja bumi…” [NKJV yang diindonesiakan].
Sekali lagi:
·       Ada  “…Dia, yang sekarang ada dan yang dulu ada dan yang akan datang…”
·       Ada  “…ketujuh Roh…”
·       Dan ada  “…Yesus Kristus…”
Tiga.


Notice Ephesians 2:18, I want to read a few more because I want you to see how pervasive  this idea is in the New Testament. Ephesians 2:18 once again has three. It says, For through Him…”  that is Jesus,  “…we both have access by one Spirit…”  there’s number two,   “… to…”  whom?   “…to the Father…”  there’s number 3.

Simak Efesus 2:18, saya mau membacakan beberapa ayat lagi karena saya mau kalian melihat betapa menyeluruhnya konsep ini di Perjanjian Lama. Efesus 2:18, sekali lagi menyatakan tiga. Dikatakan, “Karena melalui Dia…”  yaitu Yesus,   “…kita sama-sama beroleh jalan oleh satu Roh…”  ini nomor dua, “… ke…”  mana?   “…ke Bapa…”  nomor tiga.


Notice also John 1:1-3, and this passage only mentions two, but it still proves the point that God is composed of more than one. It says in John 1:1-3, In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God…”  Now isn’t that interesting? You have One who is with God, so it’s not the same Person as God there, He is with God, He is with Someone who is called God, but it also says that He is what? God. So how many persons do you have in that verse who are God? Two. Very clearly. Verse 2,   “… 2 He was in the beginning with God…”  there you have it again, “…3 All things were made through Him…”  by the way that expression “all things were made through Him” means that there is Someone who is making the things through Him. There has to be Someone who is using Him as the instrument through whom things are made. So it says,   “…All things were made through Him, and without Him nothing was made that was made.”

Perhatikan juga Yohanes 1:1-3 dan di dalam ayat-ayat ini hanya disebutkan dua, tetapi ini tetap membuktikan bahwa Tuhan itu terdiri atas lebih dari satu. Dikatakan di Yohanes 1:1-3, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…”  Nah, apakah ini tidak menarik? Ada satu Pribadi yang bersama-sama dengan Allah, berarti Dia bukan Allah tersebut, Dia bersama-sama dengan Allah, Dia bersama satu Pribadi yang disebut Allah. Tetapi ayat ini juga berkata bahwa Dia itu apa? Allah! Jadi di ayat ini ada berapa Pribadi yang Allah? Dua! Sangat jelas. Ayat 2, “…2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…”  ini, lagi-lagi kata-kata yang sama, “…3 Segala sesuatu dijadikan melalui Dia…”  ketahuilah, ungkapan “segala sesuatu dijadikan melalui Dia” berarti ada Yang menjadikan segala sesuatu itu melalui Dia. Harus ada Yang memakai Dia sebagai alat untuk menjadikan segala sesuatu. Maka dikatakan,  “…Segala sesuatu dijadikan melalui Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan.” [NKJV yang diindonesiakan].


Notice John 6:46, it says here, Not that anyone has seen the Father, except He who is from God; He has seen the Father.”
Now is this insinuating that Jesus has seen the Father? Of course. Now if Jesus and the Father were the same Person, then Jesus probably was looking in the mirror. We know that that’s not the case. He was with the Father, He saw the Father, They are two separate Individuals.

Simak Yohanes 6:46, dikatakan di sana, Bukannya ada orang yang pernah melihat Bapa, kecuali Dia yang datang dari Allah, Dialah yang pernah melihat Bapa..” [NKJV yang diindonesiakan]
Nah, apakah ini memberikan kesan bahwa Yesus pernah melihat Allah Bapa? Tentu. Nah jika Yesus dan Bapa itu Pribadi yang sama, maka berarti Yesus sedang memandang cermin. Kita tahu bukan begitu kasusnya. Yesus ada bersama Bapa, Dia pernah melihat Bapa, Mereka adalah dua Pribadi yang berbeda.


Notice 1 John 2:1. This is a very well known verse, it’s speaking about Jesus as our Advocate or Intercessor, My little children, these things I write to you, so that you may not sin. And if anyone sins, we have an Advocate with the Father, Jesus Christ the righteous.”
So if Jesus and the Father are the same Person, then Jesus is interceding with Himself.  We know that that’s not the case. If He is the Advocate with the Father, He is one and the Father obviously is another.

Perhatikan 1 Yohanes 2:1. Ini adalah ayat yang sangat dikenal, ini berbicara tentang Yesus sebagai pembela atau perantara kita. ”Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.
Jadi jika Yesus dan Bapa adalah Pribadi yang sama,  berarti Yesus sedang memohon kepada Dirinya sendiri. Kita tahu bukan begitu kasusnya. Jika Yesus adalah Pengantara pada Bapa, maka Dia adalah satu Pribadi, dan Bapa adalah Pribadi yang berbeda.


Notice also Romans 8:34, one more verse where we have a plurality of persons within the Godhead. Romans 8:34, Who is he who condemns? It is Christ who died, and furthermore is also risen, who is even at the right hand of God, who also makes intercession for us.”
You know if He is at the right hand of God, He has to be a separate Individual from God the Father. Furthermore if He is interceding He has to be interceding before Someone, that means that there are at least 2 Persons in this verse that refers to the Godhead.

Perhatikan juga Roma 8:34, satu lagi ayat di mana kita melihat kemajemukan pribadi dalam Keallahan. Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati. Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga ada di sebelah kanan Allah, yang juga menjadi pengantara bagi kita.”
Kalian tahu, jika Yesus berada di tangan kanan Allah, Dia haruslah Individu yang berbeda dari Allah. Lebih jauh lagi jika Yesus sedang menjadi perantara, Dia harus menjadi perantara di hadapan Seseorang, berarti sedikitnya ada 2 Pribadi di ayat ini yang mengacu kepada Ilahi.


And so the conclusion is inevitable. The Bible is clear that God is one. Very, very clear. Many verses, Old Testament and New Testament underline the fact that God is one. But equally true, are all of those texts where God is spoken of as more than one, in some verses two: Jesus and His Father; and in many verses three: God the Father, the Son and the Holy Spirit.

Maka, kesimpulannya tidak terelakkan. Alkitab sangat jelas bahwa Allah itu satu. Amat sangat jelas. Banyak ayat, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menggarisbawahi faktanya bahwa Allah itu satu. Tetapi semua ayat di mana Allah disebutkan sebagai lebih dari satu, itu sama benarnya.  Di beberapa ayat Allah disebutkan sebagai dua: Yesus dan BapaNya; dan di banyak ayat sebagai tiga: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.


Now, the big question is this, how do we reconcile those two ideas? How is it possible for God to be one, and yet for God to be three? You know in math as I was mentioning it is impossible for 3 to be equal to 1. That is logical nonsense. And yet sometimes when we think theologically, logic does not apply.
So, in what sense is God one and in what sense is God three?

Nah, pertanyaan pentingnya adalah, bagaimana kita bisa menggabungkan kedua konsep ini? Bagaimana mungkin Allah itu satu, namun Allah itu tiga? Kalian tahu, dalam matematika seperti yang tadi saya sebutkan, mustahil 3 sama dengan 1. Itu omong kosong yang tidak masuk akal. Namun terkadang bila kita berpikir secara theologis, nalar tidak bisa dipakai.
Jadi dalam pemahaman apa Allah itu esa dan dalam pemahaman apa Allah itu tiga?


Let’s read some verses that reconcile these two ideas. You see the Trinity is not that difficult to understand when we understand what the word “one” means.
Go with me once again to Deuteronomy 6:4, Hear, O Israel: The LORD our God, the LORD is one!”
By the way that word “one” that is used there is the Hebrew word אחד ['echâd]. It doesn’t mean numerically, but it means “one” in terms of unity, not one numerically but one in unity. I am going to show you that from other texts in Scripture. In other words, you can have three but they are one in the sense that they are perfectly united.

Mari kita baca beberapa ayat yang menghubungkan kedua konsep ini. Kalian lihat, Trinitas tidak sulit dipahami bila kita memahami makna kata “esa.”
Marilah bersama saya sekali lagi ke Ulangan 6:4, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
Ketahuilah, kata “esa” yang dipakai di sini adalah kata Ibrani אחד  ['echâd]. Ini bukan angka satu, tetapi “esa” ini maknanya “kesatuan”, bukan satu dalam angka, tetapi satu kesatuan.
Saya akan menunjukkan dari ayat-ayat yang lain dalam Firman Tuhan. Dengan kata lain, bisa ada tiga, tetapi Mereka adalah satu dalam arti mereka itu menyatu dengan sempurna.


Notice Genesis 2:24, here the same word is used, it’s not referring to God, it’s referring to man, it helps us however to understand in what sense God is one. Genesis 2:24, Therefore a man shall leave his father and mother and be joined to his wife, and they shall become…”  what?   “… one flesh.”
By the way does this mean that the man jumps into the woman or the woman jumps into the man and they become one person? Obviously not. What does the word “one” mean here? It does not mean one numerically, it means “one” in terms of unity. They are perfectly two united in one because they are supposed to think in a similar way, they are supposed to be in harmony, they are supposed to be in accord, in other words. Numerically they are obviously two, but in terms of unity they are one.
So let me ask you in this verse is it possible for two to be one? Of course. So if it’s possible for two to be one why can’t three be one?

Perhatikan Kejadian 2:24. Di sini kata yang sama dipakai tidak mengacu kepada Allah tetapi kepada manusia. Tapi ini membantu kita memahami dalam arti kata apa Allah itu esa. Kejadian 2:24, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi…”  apa?   “…satu daging.”
Nah, apakah ini berarti laki-laki itu melompat masuk ke dalam wanita itu atau si wanita yang melompat masuk ke dalam laki-laki dan mereka menjadi satu manusia? Jelas tidak. Apa makna kata “satu” di sini? Maknanya bukan angka satu, maknanya “satu” dalam arti kesatuan. Kedua orang ini menjadi satu kesatuan secara sempurna karena mereka seharusnya memiliki pikiran yang sama, dengan kata lain mereka seharusnya harmonis, mereka seharusnya selaras. Secara angka mereka jelas dua, tetapi secara kesatuan, mereka itu satu.
Jadi coba saya tanya, di dalam ayat ini apakah mungkin dua menjadi satu? Tentu. Maka jika dua mungkin menjadi satu, mengapa tiga tidak mungkin menjadi satu?


Now, let’s notice what Jesus had to say. He was even more explicit about this marriage in the New Testament. Matthew 19:4-6, And He answered and said to them…”  Jesus is speaking to the Jewish leaders, “…’Have you not read that He who made them at the beginning 'made them male and female,' 5 and said, 'For this reason a man shall leave his father and mother and be joined to his wife, and the two shall become one flesh'?…”  Notice the two shall become one flesh. And now Jesus is really strong on this, He says, “…6 So then, they are no longer two…”  Now, I see some of you who are husband and wife here, and unless I am seeing double, I see two. But Jesus says,    “…they are no longer two, but one flesh…”  they are one, He is explicit. “….Therefore what God has joined together…”  do you see the idea of unity there?   “…What God has joined together, let not man separate.’"
So husband and wife are two, but Jesus says they are no longer two, they are what? They are one. So two equals one in theology not in math.

Nah, mari kita simak apa yang dikatakan Yesus. Dia bahkan lebih eksplisit mengenai perkawinan di Perjanjian Baru. Matius 19:4-6: Jawab Yesus kepada mereka:…”  Yesus sedang berbicara kepada para pemimpin Yahudi, “…‘Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia pada awal mulanya menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 5 dan firman-Nya: ‘Karena alasan inilah, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging’? …” Perhatikan keduanya menjadi satu daging. Dan sekarang Yesus benar-benar menegaskan ini, kataNya, “…6 Demikianlah mereka bukan lagi dua…”  Nah, saya melihat ada di antara kalian yang suami-istri di sini, dan kecuali mata saya melihat ganda, yang saya lihat adalah dua sosok. Tetapi Yesus berkata, “…mereka bukan lagi dua, melainkan satu…”  mereka satu, Yesus sangat tegas.   “…Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah…”  apakah kalian melihat konsep kesatuan di sini?   “…tidak boleh diceraikan manusia." [NKJV yang diindonesisakan].
Maka suami dan istri itu dua, tetapi Yesus berkata mereka bukan lagi dua, mereka apa? Mereka  satu. Jadi dalam theologia, dua sama dengan satu, tidak dalam matematika.


Genesis 11:6-7, once again this is speaking of the Tower of Babel. And there were thousands of people probably who were building this tower, And the LORD said, ‘Indeed the people are one…”  so they all jumped into one body, right? By the way the word here isאחד   ['echâd] the same word of Genesis 2:24. “…‘the people are one’…”  what is Moses trying to tell us when he tells us that the Lord said the people were one? One person? No! They were perfectly what? United.  “…And the LORD said, ‘Indeed the people are one and they all have one language, and this is what they begin to do; now nothing that they propose to do will be withheld from them. 7 Come, let Us go down and there confuse their language, that they may not understand one another's speech."
So once again all of those thousands of builders of the tower of Babel were told by Moses who was quoting God, that all those people were how many? One. They were not one numerically, they were one in the sense of unity.

Kejadian 11:6-7, sekali lagi ini berbicara tentang menara Babel. Ada mungkin ribuan manusia yang sedang membangun menara itu, dan TUHAN berfirman: ‘Memang benar mereka ini satu…”  jadi mereka semuanya melompat ke satu tubuh, begitu? Ketahuilah kata yang ada di sini adalah אחד    ['echâd]   kata yang sama yang ada di Kejadian 2:24   “…mereka ini satu…” Apa yang mau disampaikan Musa kepada kita dengan berkata bahwa Tuhan mengatakan orang-orang itu satu? Satu manusia? Tidak. Mereka bagaimana? Menyatu secara sempurna, “…dan TUHAN berfirman: ‘Memang benar mereka ini satu, dan mereka semua mempunyai satu bahasa, dan inilah yang mulai mereka lakukan; mulai sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang menghalangi mereka  7 Mari, sebaiknya Kita turun dan mengacaukan  bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama lain.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi sekali lagi, semua ribuan tukang yang membangun menara Babel itu, menurut Musa yang mengutip Tuhan, semua orang itu berapa banyaknya? Satu! Mereka bukan satu dalam jumlah, mereka satu dalam arti kesatuan.


Notice Galatians 3:28, let’s examine a few texts from the New Testament that use the word “one”. Galatians 3:28, it says here, There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are all one in Christ Jesus.
What are we? We are what? One. Well, I see a good number of people here today. You don’t all look like one, I must not only be seeing double, I must be seeing multiple people here. The fact is, what is meant by the apostle Paul when he says that we are all one in Christ Jesus? He is not speaking numerically, he is speaking theologically. We are all one in the sense of being what? United.

Simak Galatia 3:28, mari kita periksa beberapa ayat dari Perjanjian Baru yang menggunakan kata “satu”. Galatia 3:28, dikatakan di sini, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”
Apakah kita? Kita ini apa? Satu. Nah, saya melihat ada banyak orang di sini hari ini. Kalian tidak terlihat sebagai satu. Berarti saya bukan saja melihat ganda, tetapi pasti saya melihat kelipatan di sini. Apa yang sesungguhnya dimaksudkan rasul Paulus ketika dia berkata bahwa kita ini satu dalam kristus Yesus? Paulus tidak berbicara tentang  angka, dia berbicara secara theologi. Kita ini semuanya satu, dalam arti apa? Kesatuan.


Notice also 1 Corinthians 12:20,But now indeed there are many members, yet…”  what?   “…yet one body.”
Many members one body. In the same way husband and wife are two but they are one. The builders of the tower of Babel were many but they were one. When we join Jesus Christ, we are one. We are not one numerically, we are one in terms of unity. Are you understanding how three can be equal to one?

Perhatikan juga 1 Korintus 12:20, Tetapi sekarang, memang benar ada banyak anggota, namun…”  apa?   “…satu tubuh.” [NKJV yang diindonesiakan]
Banyak anggota satu tubuh. Sama seperti suami dan istri itu dua tetapi satu. Orang-orang yang membangun menara Babel itu banyak, tetapi mereka satu. Ketika kita bergabung dengan Yesus Kristus, kita satu. Kita bukannya satu secara angka, kita satu dalam arti kesatuan. Apakah kalian paham bagaimana tiga bisa sama dengan satu?


When the Bible says that God is one, it’s speaking about unity.
When the Bible says there are three, it’s speaking about three Persons in that unity. It’s not polytheism we are dealing with here, because it is possible for three to be equal to one when you understand “one” in the biblical sense of the word.

Saat Alkitab berkata Allah itu esa, Alkitab berbicara mengenai kesatuan.
Saat Alkitab berkata ada Tiga, Alkitab berbicara mengenai tiga Pribadi dalam kesatuan itu.
Ini bukan politheisme yang kita hadapi, karena bisa saja tiga sama dengan satu bila kita memahami  “satu” di dalam makna Alkitab.


Notice John 17:10-11 and we’ll also read verses 20-21, this is the great prayer of Jesus in the garden of Gethsemane before He went to the cross. He says, And all Mine are Yours, and Yours are Mine, and I am glorified in them. 11        Now I am no longer in the world, but these are in the world, and I come to You. Holy Father, keep through Your name those whom You have given Me…”  notice,   “…that they may be one as We are [one] …”  verse 20   “…20 I do not pray for these alone, but also for those who will believe in Me through their word;  21 that they all may be…”  what?   “… one, as You, Father, are in Me, and I in You; that they also may be one in Us, that the world may believe that You sent Me.”
Jesus was praying for His 11 disciples  because Judas was going to apostatize. Did Jesus pray that His 11 disciples should be one? Did He want them all to be one? Yes. Does that mean that they were no longer, ah you didn’t have Peter, and John, and Andrew, they all jumped into one person?  Of course not. What was Jesus praying for? He was praying for them to be what? To be in unity, to be united. All in one accord like it happened on the day of Pentecost, they were all of one accord, in one place according to the Scripture.
By the way did you notice Jesus wanted us all to be one even as He and His Father were one?  So if 11 people can be one, can also God the Father and His Son be two and yet be one? Obviously yes. Because it is speaking about unity. It is not speaking about numbers.

Perhatikan Yohanes 17:10-11 dan kita juga akan membaca ayat 20-21. Ini adalah doa istimewa Yesus di taman Getsemani sebelum Yesus ke salib. Dia berkata,  dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. 11 Sekarang Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka demi nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku…”  perhatikan,   “…supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita [adalah satu]…”  ayat 20,  “…20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang akan percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;  21 supaya mereka semua boleh menjadi…”  apa?   “…satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga boleh menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”[NKJV yang diindonesiakan]
Yesus sedang berdoa bagi ke-11 muridNya karena Yudas akan membelot. Apakah Yesus berdoa agar ke-11 muridNya akan menjadi satu? Apakah Yesus mau mereka semuanya menjadi satu? Ya. Apakah itu berarti mereka tidak lagi, eh, tidak ada Petrus lagi, atau Yohanes, atau Andreas, mereka semuanya melebur menjadi satu orang? Tentu saja tidak. Yesus berdoa minta apa? Dia berdoa agar mereka apa? Agar mereka bersatu, dipersatukan. Semua seia-sekata seperti yang terjadi pada hari Pentekosta, menurut Firman Tuhan  mereka semuanya sehati, berkumpul di satu tempat.  
Nah, apakah kalian melihat bahwa Yesus ingin kita semua menjadi satu sebagaimana Dia dan BapaNya juga satu? Jadi, bila 11 orang bisa menjadi satu, bisakah Allah Bapa dan AnakNya berdua menjadi satu? Jelas sekali ya, karena ini berbicara mengenai kesatuan. Ini tidak berbicara mengenai angka.


By the way we sing a little chorus, “We are one in the Spirit, we are one in the Lord”, that doesn’t mean that we are one numerically, it means that we are one in terms of the theological meaning of Scripture.

Nah, kita juga menyanyikan suatu koor pendek, “Kita satu dalam Roh, kita satu dalam Tuhan”, itu tidak berarti bahwa kita ini satu secara angka, ini berarti kita satu dalam makna theologi Firman Tuhan.


Now, notice John 14:10-11, once again the emphasis of the unity between Jesus and His Father. It says there, “Do you not believe that I am in the Father, and the Father in Me? The words that I speak to you I do not speak on My own authority; but the Father who dwells in Me does the works…”  notice He is speaking about His unity with His Father. My Father tells Me what to do. My Father tells Me what to say, I am in such unity with Him that We work in harmony. Verse 11,   “….11              Believe Me that I am in the Father and the Father in Me…”  once again the idea of unity,   “…or else believe Me for the sake of the works themselves.”

Nah, perhatikan Yohanes 14:10-11, sekali lagi penekanan kesatuan antara Yesus dan BapaNya. Dikatakan di sana, “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Kata-kata yang Aku ucapkan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya…” perhatikan Yesus sedang berbicara tentang kesatuanNya dengan BapaNya. BapaKu mengatakan kepadaKu apa yang harus Aku lakukan, Bapaku mengatakan kepadaKu apa yang harus Aku katakan, Aku begitu menyatu denganNya sehingga Kami bekerja secara harmonis. Ayat 11, “…11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku…”  sekali lagi konsep kesatuan   “…atau setidak-tidaknya, percayalah demi pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”


John 14:20, a few verses further down in chapter 14, At that day you will know that I am in My Father, and you in Me, and I in you.”
Now what is Jesus saying, “I and the Father, the Father and Me. I and you, you and Me”? He is saying there is supposed to be a perfect triangle here between the Father, the Son and us. We are supposed to be in perfect unity. In other words the oneness is a oneness of unity. This is the reason why I believe that instead of speaking of the doctrine of the Three we should talk of the doctrine of the Tri-unity of God. Because They are three Persons that are in perfect unity. They are one God in thought, in power, in character, in work, in objectives, in purpose, in plans, but They are not one Person. In other words we could say They are distinguishable, but They are not separable. They are three of the same kind.
You know in my household there are four Bohr’s, we all have the same last name: Bohr. Well, in God’s family there are three, and They are all called God. Their name is God. Three in one.

Yohanes 14:20 beberapa ayat lebih lanjut di pasal 14,Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”
Nah, Yesus ini ngomong apa: “Aku dan Bapa, Bapa dan Aku; Aku dan kamu, kamu dan Aku”? Yesus berkata seharusnya ada sebuah segitiga yang sempurna di sini antara Bapa, Anak, dan kita. Kita seharusnya berada dalam kesatuan yang sempurna. Dengan kata lain, satunya itu adalah satunya kesatuan. Inilah mengapa saya yakin bahwa daripada berbicara tentang doktrin mengenai ke-Tiga-nya, seharusnya kita berbicara tentang doktrin Tri-uni Allah. Karena Mereka adalah tiga Pribadi yang bersatu secara sempurna. Mereka adalah satu Allah dalam pikiran, dalam kuasa, dalam tabiat, dalam pekerjaan, dalam objektif, dalam tujuan, dalam rancangan, tetapi Mereka bukan satu Pribadi. Dengan kata lain kita bisa berkata Mereka bisa dibedakan, tetapi Mereka tidak bisa dipisahkan. Mereka adalah tiga dari jenis yang sama.
Kalian tahu di rumah tangga saya ada empat Bohr, kami semua memiliki nama akhir yang sama: Bohr. Nah, dalam rumah tangga Allah ada tiga, dan Mereka semuanya disebut Allah. Nama Mereka Allah. Tiga dalam satu.


Now, throughout the course of the history of the church, several imperfect analogies have been given for the Trinity. For example some people say that the Trinity is like a tree. You know a tree has a root, it has branches, it has fruits, but it’s just one tree. The problem with that is the fruit is only part of the tree, and the branches are only part of it, and the root is only part of it. With the Trinity, They are all completely God in Themselves. They are not a part of God, They are totally God within Themselves.
Other people say, you know it’s kind of like an egg. It has a shell, a yolk and a white part. Well, once again the problem is you know, that would mean that each one is only a part of God, when the Bible teaches that Each one of Them is God in Their fullness.
Others say, you know, They are like the sun. The sun has light, heat and brightness. Once again that’s not a good analogy because each one of these things is only a part of what the sun produces.
Other people say, you know it’s like man, man is body, soul, and spirit, according to Scripture. Well, the thing is the spirit is only a part of man, and the body is only a part of man, the soul is only a part of man. And so to speak of the Godhead in terms of body, soul and spirit would mean that each Person is only a part of God not God in its fullness.

Nah, sepanjang perjalanan sejarah gereja, muncul beberapa analogi yang tidak sempurna mengenai Trinitas. Misalnya beberapa orang berkata bahwa Trinitas itu seperti pohon. Kalian tahu, pohon itu punya akar, punya cabang, punya buah, tetapi pohonnya satu. Masalahnya dengan konsep ini adalah, buahnya hanyalah bagian dari pohon itu, dan cabang-cabangnya juga hanya bagian dari pohon itu, dan akarnya adalah bagian pohon itu. Sementara pada Trinitas, Mereka semuanya secara Sendiri-sendiri adalah Allah sepenuhnya, Mereka bukan bagian dari Allah, Mereka masing-masing secara individu adalah Allah yang sempurna.
Ada orang yang berkata, kalian tahu, Trinitas itu seperti telur, ada kulitnya, ada kuningnya, dan ada putihnya. Nah, sekali lagi masalahnya kalian tahu, itu berarti setiap bagian hanyalah bagian dari Allah, padahal Alkitab mengajarkan bahwa Setiap masing-masing dari Mereka adalah Allah sepenuhnya.   
Yang lain berkata, kalian tahu, Mereka itu seperti matahari. Matahari memiliki terang, panas, dan cahaya. Sekali lagi itu bukan analogi yang tepat karena setiap bagian itu hanyalah satu bagian dari apa yang dihasilkan oleh matahari.
Orang lain berkata, kalian tahu, Trinitas itu seperti manusia, manusia mempunyai tubuh, jiwa, dan roh menurut Firman Tuhan. Nah, masalahnya, roh itu hanyalah bagian dari manusia, dan tubuh adalah bagian dari manusia, jiwa adalah bagian dari manusia. Maka jika kita berbicara tentang Allah dengan ungkapan tubuh, jiwa dan roh, berarti setiap Pribadi hanyalah bagian dari Allah dan bukan Allah sepenuhnya.


Now allow me to read you some very interesting statements we find in the writings of Ellen White on the Trinity. I am going to go quickly through these, they are really striking statements.
The first one is found in Review and Herald, August 15, 1907, she is speaking about Hebrews 1:1-2, and she says this, “The position of Jesus Christ in reference to His Father is brought to view. While They are one in purpose, and one in mind, yet in personality They are two. May we not learn from this that there is to be unity between believers?”
You see what she is saying? They are two distinct personalities, but They are in unity. She says, “Can’t we learn something from that and have unity even though we are many?”

Sekarang saya mau membacakan beberapa pernyataan yang menarik yang kita dapati di tulisan Ellen White mengenai Trinitas. Saya akan menyampaikannya dengan cepat, ini adalah pernyataan-pernyataan yang sangat jelas.
Yang pertama ada di Review and Herald, Agustus 15, 1907, Ellen White berbicara tentang Ibrani 1:1-2, dan dia berkata demikian, “Posisi Yesus Kristus sehubungan dengan BapaNya, diketengahkan di sini. Walaupun Mereka itu satu dalam tujuan, dan satu dalam pikiran, namun Mereka adalah dua dalam Pribadi. Tidakkah kita bisa belajar dari ini sehingga ada persatuan di antara orang-orang percaya?”
Kalian lihat apa yang dikatakan Ellen White? Mereka adalah dua Pribadi yang jelas berbeda, tetapi Mereka adalah satu kesatuan. Ellen White berkata, “Tidakkah kita bisa belajar dari hal ini dan bersatu walaupun jumlah kita banyak?”


In another statement that we find in Ministry of Healing, pg 421-422, she says this: The Scriptures clearly indicate the relation between God and Christ, and they bring to view as clearly the personality and individuality of each.”
Notice Jesus and the Father have personality and individuality.
By the way, I looked up the definition of “individuality” in the World Book Dictionary and this is the definition: “the character or qualities that distinguish one person or a thing from another.” So when Ellen White says The Scriptures clearly indicate the relation between God and Christ, and they bring to view as clearly the personality and individuality of each.”   That means that each One is an individual in Himself. She continues saying, The personality of the Father and the Son, also the unity that exists between Them, are presented in the seventeenth chapter of John, in the prayer of Christ for His disciplesThe unity that exists between Christ and His disciples does not destroy the personality of either. …”  are you catching what she’s saying?    “…The unity that exists between Christ and His disciples does not destroy the personality…”  they are still 11 disciples plus the one that was named on the day of Pentecost, and Christ. She continues saying,   “…The unity that exists between Christ and His disciples does not destroy the personality of either. They are one in purpose, in mind, in character, but not in person. It is thus that God and Christ are one. “

Dalam pernyataan yang lain yang kita dapati di Ministry of Healing, hal. 421-422, Ellen White berkata demikian, “Firman Tuhan dengan jelas menunjukkan hubungan antara Allah dengan Kristus, dan menyatakan dengan jelas kepribadian dan individualitas masing-masing.”
Perhatikan Yesus dan Allah Bapa memiliki kepribadian dan individualitas.
Nah, saya mencari definisi “individualitas” dalam kamus World Book Dictionary dan inilah definisinya: “karakter atau sifat yang membedakan satu orang atau satu benda dari yang lain.” Jadi ketika Ellen White berkata, “Firman Tuhan dengan jelas menunjukkan hubungan antara Allah dengan Kristus, dan menyatakan dengan jelas kepribadian dan individualitas masing-masing”   itu berarti Setiap Pribadi adalah satu individu sendiri. Ellen White melanjutkan berkata,  “Kepribadian Bapa dan Anak, juga kesatuan yang ada antara Mereka, dinyatakan di pasal ke-17 kitab Yohanes dalam doa Kristus bagi murid-muridNya… Kesatuan yang ada antara Kristus dan murid-muridNya tidak meniadakan kepribadian masing-masing…” Apakah kalian menangkap apa yang dikatakan Ellen White? “…Kesatuan yang ada antara Kristus dan murid-muridNya tidak meniadakan kepribadian masing-masing…”   Mereka tetap 11 murid plus satu yang dipilih pada hari Pentekosta, serta Kristus. Ellen White melanjutkan, “…Kesatuan yang ada antara Kristus dan murid-muridNya tidak meniadakan kepribadian masing-masing. Mereka satu dalam tujuan, dalam pikiran, dalam tabiat, tetapi tidak dalam pribadi. Demikian jugalah kesatuan antara Allah dengan Kristus…”


Notice this statement that Ellen White presented in 1897, she says, “The prince of the power of evil can only be held in check by the power of God in the Third Person of the Godhead, the Holy Spirit.” The reason I read this one is because many Adventists are saying that the Holy Spirit is just an influence or a force, that It’s not a Person. Ellen White makes it clear that not only the Father and the Son are Persons, she makes it very clear that the Holy Spirit is a Person, as does the Bible as well. Once again she says, “The prince of the power of evil can only be held in check by the power of God in the Third Person of the Godhead, the Holy Spirit.” [Evangelism pg. 617]. So is the Holy Spirit a Person? He is the Third Person.
Perhatikan pernyataan ini yang diberikan Ellen White di 1897, dia berkata, “Penghulu kuasa kegelapan hanya bisa ditahan oleh kuasa Allah dalam Pribadi Ketiga dari Keallahan, yaitu Roh Kudus.” Alasan mengapa saya membacakan pernyataan ini adalah karena banyak orang Advent berkata bahwa Roh Kudus hanya suatu pengaruh atau kekuatan, Dia bukan Pribadi. Ellen White membuatnya sangat jelas bahwa bukan saja Bapa dan Anak yang adalah Pribadi, Ellen White menyatakannya dengan jelas bahwa Roh Kudus adalah Pribadi, seperti yang dikatakan Alkitab juga. Sekali lagi Ellen White berkata, “Penghulu kuasa kegelapan hanya bisa ditahan oleh kuasa Allah dalam Pribadi Ketiga dari Keallahan, yaitu Roh Kudus.” [Evangelism hal. 617].  Jadi apakah Roh Kudus itu Pribadi? Dia adalah Pribadi Ketiga.


Notice in 1898 Ellen White had this to say, Desire of Ages pg.671 “Sin could be resisted and overcome only through the mighty agency of the Third Person of the Godhead, …the Third Person of the Godhead, who would come with no modified energy, but in the fullness of divine power…”  notice that the Holy Spirit is not only a Person but He has the fullness of divine power,   “…It is the Spirit that makes effectual what has been wrought out by the world's Redeemer…”
  
Perhatikan di 1898 Ellen White berkata demikian, Desire of Ages hal. 671, “Dosa bisa ditolak dan dikalahkan hanya melalui perantaraan yang perkasa dari Pribadi Ketiga dari Keallahan… Pribadi Ketiga dari Keallahan, yang akan datang tanpa memodifikasi kekuatanNya, tetapi dengan seluruh kuasa ilahiNya…” perhatikan bahwa Roh Kudus bukan hanya suatu Pribadi, tetapi Dia memiliki kuasa Ilahi sepenuhnya, “…Roh Kuduslah yang menjadikan efektif apa yang telah dibentuk oleh Juruselamat dunia…”


In 1899 Ellen White said this. Evangelism pg. 616.   “…We need to realize that the Holy Spirit, who is as much a Person as God is a Person, is walking through these grounds…”  she is talking about Avondale College here. So she says, that ”… the Holy Spirit, who is as much a Person as God is a Person …”

Di 1899 Ellen White berkata demikian, Evangelism hal. 616, “…Kita harus menyadari bahwa Roh Kudus yang adalah satu Pribadi sebagaimana Allah adalah satu Pribadi, sedang berjalan di antara kita di sini…” Ellen White sedang berbicara mengenai Avondale College di sini, jadi dia berkata bahwa, ”…Roh Kudus yang adalah satu Pribadi sebagaimana Allah adalah satu pribadi…”


In 1906 she had this to say about the Holy Spirit, “The Holy Spirit is a Person, for He beareth witness with our spirits that we are the children of God. When this witness is borne, it carries with it its own evidence. At such times we believe and are sure that we are the children of God…” then she says this,  “…the Holy Spirit has a personality…” so if anybody tells you that the Holy Spirit is just a force and you know Jesus is inferior to the Father, He is not fully God, we need to shut the door to that. She says, “…the Holy Spirit has a personality, else He could not bear witness to our spirits and with our spirits that we are the children of God. He must also be a divine Person…” in other words He is not only a Person but He is a divine Person, He is God,  “…or else He could not search out the secrets which lie hidden in the mind of God. For what man knoweth the things of a man, save the spirit of man which is in him? Even so, the things of God knoweth no man, but the Spirit of God.”

Di tahun 1906 Ellen White berkata demikian tentang Roh Kudus, “Roh Kudus adalah satu Pribadi, karena Dia memberi kesaksian bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Pada waktu kesaksian ini dimunculkan, dia muncul dengan buktinya sendiri. Pada saat itu kita percaya and kita yakin bahwa kita adalah anak-anak Allah…” lalu Ellen White berkata ini, “…Roh Kudus memiliki kepribadian…” jadi jika ada orang yang mengatakan kepada kalian bahwa Roh Kudus hanyalah suatu kekuatan dan bahwa Yesus itu kalah derajatNya terhadap Bapa, bahwa Yesus bukan Allah sepenuhnya, maka kita perlu menutup pintu kepada konsep itu. Ellen White berkata, “…Roh Kudus memiliki kepribadian, jika tidak, Dia tidak bisa memberikan kesaksian kepada roh kita, dan bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Roh Kudus pasti haruslah satu Pribadi yang Ilahi…” dengan kata lain Roh Kudus bukan hanya satu Pribadi tetapi Dia adalah Pribadi yang Ilahi, Dia adalah Allah, “…jika tidak Dia tidak bisa mengetahui rahasia yang tersembunyi di dalam pikiran Allah. Karena manusia mana yang bisa mengetahui hal-hal  tentang manusia, kalau bukan karena roh manusia yang ada di dalamnya? Demikian jugalah hal-hal tentang Allah tidak diketahui manusia, melainkan oleh  Roh Allah.” [1 Kor 2:11]


One final statement, Evangelism pg. 615, Ellen White speaks about the Heavenly-Trio. She realized there were Three in the Trinity, Three in the Godhead. She says this, “There are three living Persons of the Heavenly Trio…” I like that:  “…three living Persons of the Heavenly Trio: the Father, the Son and the Holy Spirit. Those who receive Christ by living faith are baptized, and these powers will cooperate with the obedient subjects of heaven in Their efforts to live the new life in Christ.”   Three living Persons in the Heavenly Trio.

Satu pernyataan yang terakhir, Evangelism hal. 615, Ellen White berbicara mengenai Trio-Surgawi. Dia menyadari ada Tiga Pribadi dalam Trinitas, Tiga Pribadi dalam Keallahan. Ellen White berkata demikian, “Ada tiga Pribadi yang hidup dalam Trio Surgawi…”  saya suka ini,  “…tiga Pribadi yang hidup dalam Trio Surgawi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Mereka yang menerima Kristus melalui iman yang hidup, dibaptiskan. Dan kuasa-kuasa ini akan bekerja sama dengan warga Surgawi yang patuh, dalam usaha Mereka untuk menghidupkan kehidupan yang baru di dalam Kristus.”  Tiga Pribadi yang hidup dalam Trio Surgawi.


Now somebody is probably saying, “Well, Pastor Bohr, what difference does it make whether you believe in the Trinity or not? You know, it’s okay if you believe that God is just one Person.”
Let me in closing share with you the reason why it’s important to recognize that God is Trinity. We are going to notice in our next study that the Godhead works in perfect harmony but each one of the Persons of the Godhead has His particular function. And we are going to find also in our next study that there are other beings in heaven that help the Godhead, you have the cherubim, the seraphim, the heavenly hosts, the heavenly angels and the inhabitants of the worlds. We are going to discuss all of these things in succeeding lectures in this series.
Now why is the doctrine of the Trinity important?
First of all it’s comforting to know that we don’t have only one almighty power, working in our behalf. We don’t only have two but we have three that are working with the utmost power to gain the victory in the lives of God’s people in this world.
Furthermore, and this is even more serious, the Bible explains that the essence of God is love. But in order for love to exist, there has to be a giver and a receiver, is that true? In order to love there has to be someone to love? Now, what would happen if God at some point was only one Person?   The big question is, who would God have loved? Love cannot exist with only one person unless you speak about self-love, and self-love is the essence of sin. And so the Trinity safeguards the certainty of love in the universe before anything in this universe existed.
Now, there are some questions about the Trinity that I could never answer, for example:
·       Where did They come from? That’s a mystery, I can’t answer that.
·      Another question: where did They get Their powers from?  Don’t ask me, I don’t have any idea.
·       What were They doing before They created anything in the universe? There must have been some time when They were there and there was nothing. What were They doing? I don’t know.
But we have enough information to know that They are three. They work for our good, They guarantee love, and someday we will be able to inhabit eternity eternally with Them.

Nah, mungkin ada yang berkata, “Yah, Pastor Bohr, apakah ada bedanya apa kita percaya adanya Trinitas atau tidak? Anda tahu, kan cukup jika kita percaya bahwa Allah itu cuma satu Pribadi?”
Izinkan sebagai penutup, saya membagikan alasannya mengapa penting bagi kita untuk mengenali bahwa Allah itu Trinitas.
Dalam pelajaran kita berikutnya kita akan belajar bahwa Allah bekerja dengan keharmonisan yang sempurna, tetapi Setiap Pribadi Allah memiliki fungsi khususNya sendiri. Dan dalam pelajaran kita berikutnya kita akan melihat bahwa ada makhluk-makhluk lainnya di Surga yang membantu Allah, ada kerubim, serafim, bala tentara samawi, bala tentara malaikat, dan penduduk dunia-dunia lain. Kita akan membicarakan semuanya ini dalam ceramah-ceramah seri ini berikutnya.
Sekarang, mengapa doktrin Trinitas itu penting?
Pertama, mengetahui bahwa kita tidak hanya memiliki satu kuasa Ilahi yang bekerja demi kita, itu sangat menghibur. Kita bukan hanya memiliki dua, tetapi kita memiliki tiga kuasa Ilahi yang bekerja dengan kuasa tertinggi untuk memperoleh kemenangan dalam hidup umat Allah di bumi ini.
Lebih daripada itu, dan ini bahkan lebih serius, Alkitab menjelaskan bahwa esensi Allah adalah kasih. Supaya kasih bisa ada, harus ada yang memberi dan yang menerima, benar kan? Supaya bisa mengasihi, harus ada yang dikasihi, kan? Nah, apa yang akan terjadi seandainya pada suatu masa Allah itu hanya satu Pribadi? Pertanyaan yang mencolok adalah siapa yang dikasihi Allah? Kasih tidak bisa ada jika hanya ada satu pribadi, kecuali jika yang kita bicarakan adalah mengasihi diri sendiri, dan mengasihi diri sendiri adalah esensi dosa. Maka Trinitas melindungi jaminan adanya kasih di dalam alam semesta ini sebelum apa pun ada di alam semesta ini.
Nah, ada pertanyaan-pertanyaan tentang Trinitas yang tidak pernah bisa saya jawab, misalnya:
·       Dari mana Mereka asalnya? Itu adalah suatu misteri, saya tidak bisa menjawabnya.
·       Pertanyaan yang lain: Dari mana Mereka memperoleh kuasa Mereka? Jangan tanya saya, saya tidak tahu.
·       Apa yang Mereka lakukan sebelum Mereka menciptakan apa pun di alam semesta? Pasti ada suatu waktu ketika Mereka ada dan tidak ada apa-apa yang lain. Apa yang Mereka lakukan? Saya tidak tahu.
Tetapi kita punya cukup informasi untuk mengetahui bahwa Mereka bertiga. Bahwa mereka bekerja demi kebaikan kita, bahwa Mereka menjamin adanya kasih, dan suatu hari kita akan bisa tinggal di kekekalan selama-lamanya bersama-sama Mereka.







26 02 16