Sunday, February 12, 2017

THE MARRIAGE SUPPER OF THE LAMB ~ STEPHEN BOHR

        THE MARRIAGE SUPPER OF THE LAMB____
Stephen Bohr
https://www.youtube.com/watch?v=zXDKoXnicY0

Dibuka dengan doa.


I’d like to invite you to turn in your Bibles with me to the book of Ephesians 5:25-27. We are coming today to the end of a series that I have been presenting on what the Bible has to say about marriage. And we’ve discussed marriage in the light of the relationship between God the Father and His Son as the model, we’ve discussed the relationship between husbands and wives, but this morning I would like us to look at another dimension. You see, not only is the relationship between the Father and the Son a model for the relationship between husbands and wives, but actually marriage between husbands and wives is representative of the relationship that Jesus sustains with His church. And what I would like to discuss in our study this morning is, marriage as a representation as a symbol, as an illustration or an analogy of the relationship which exists between Jesus, the husband, and His church, which is His bride or His wife.

Saya ingin mengundang kalian bersama-sama saya membuka Alkitab kalian ke Efesus 5:25-27. Hari ini kita tiba pada akhir seri yang telah saya sampaikan tentang apa yang dikatakan Alkitab mengenai perkawinan. Dan kita sudah membahas perkawinan menurut hubungan antara Allah Bapa dengan PutraNya sebagai contoh, kita telah membahas hubungan antara suami dengan istri, tetapi pagi ini saya ingin kita melihat dari dimensi yang lain. Kalian lihat, bukan saja hubungan antara Allah Bapa dan PutraNya yang menjadi contoh bagi hubungan suami-istri, tetapi sebenarnya perkawinan antara suami-istri melambangkan hubungan yang dialami Yesus dengan gerejaNya. Dan apa yang ingin saya bahas dalam pelajaran kita pagi ini ialah, perkawinan sebagai lambang, sebagai simbol, sebagai ilustrasi atau analogi hubungan yang ada antara Yesus sang suami dengan gerejaNya, yaitu pengantin wanitaNya atau istriNya.


Now, I would like to focus most of my remarks on Ephesians 5:25-27, those will be the central verses of our study this morning and we’ve dealt with some of these issues before, but we are going to review them again.
It says there in verse 25, “Husbands, love your wives, even as Christ also loved the church and gave Himself for it…”  now the first element that I want to underline as we begin our study this morning is, what did Jesus do because He loved His church? It tells us here that “…Jesus loved the church…”  notice that it’s in past tense, and He what? “…and He gave Himself for it.…”  now, that’s important. Usually we give things and we speak of God giving us, for example, salvation, giving us health, giving us material possessions. But here it doesn’t say that God gave us something, God gave us Someone.

Sekarang, saya ingin memusatkan mayoritas komentar saya pada Efesus 5:25-27, inilah ayat-ayat inti pelajaran kita pagi ini. Kita telah membahas beberapa isu ini sebelumnya, tetapi kita akan mengulanginya lagi.
Dikatakan di ayat 25, Hai suami-suami, kasihilah istri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya…”  nah, unsur pertama yang ingin saya garisbawahi saat kita memulai pelajaran pagi ini ialah, apa yang dilakukan Yesus karena Dia mengasihi gerejaNya? Di sini dikatakan bahwa  Kristus telah mengasihi jemaat” perhatikan keterangan waktunya adalah waktu lampau [telah], dan Dia apa?   “…telah menyerahkan Diri-Nya baginya…”  Nah, ini penting. Biasanya kita memberi barang, dan kita berkata bahwa Allah memberi kita misalnya, keselamatan, memberi kita kesehatan, memberi kita harta materi. Tetapi di sini tidak dikatakan bahwa Alah memberi kita sesuatu, tetapi Allah memberi kita Seseorang.


He gave Himself, according to this. He loved us. He had that agape love. Agape love means giving without expecting what? Without expecting anything in return.  It’s giving for giving’s sake. In other words, even if there isn’t a benefit as a result, love gives and gives and gives and flows, and that’s the kind of love that Jesus had. It’s agape love. In other words, Jesus loved the church, Jesus agape the church and this is shown in the fact that He gave Himself for her.
So what did Jesus do? He loved the church and He gave Himself for her.

Menurut ayat ini, Kristus memberikan DiriNya. Dia mengasihi kita. Dia memiliki kasih agape. Kasih agape artinya memberi tanpa mengharapkan apa? Tanpa mengharapkan balasan apa pun. Itu  semata-mata memberi tanpa embel-embel apa pun. Dengan kata lain, walaupun tidak mendatangkan hasil yang menguntungkan, kasih ini terus memberi, dan memberi, dan memberi, terus mengalir. Itulah jenis kasih yang dimiliki Yesus, itulah kasih agape.
Dengan kata lain, Yesus mengasihi gereja, Yesus agape gerejaNya dan ini ditunjukkan dengan fakta bagaimana Dia memberikan Dirinya untuk gerejaNya.
Jadi apa yang dilakukan Yesus? Dia mengasihi gerejaNya dan Dia memberikan DiriNya bagi gerejaNya.


But now we need to ask the question, what was the purpose in Jesus giving Himself?  There is an additional purpose beyond just loving the church and giving Himself for the church. Why did  Jesus give Himself for the church? Well, as we continue reading we find  the explanation. It says in verse 26,  “…26 that…”  a better translation would be “in order that” or “to the intent that” in other words there was a purpose why Jesus loved the church and gave Himself for the church. There is a reason for that. And verse 26 has the  reason, “…that He might…”  what? “…sanctify…”  that word “sanctify” is the Greek word  ἁγιάζω [hagiazō] it means "“to separate for a holy purpose"” In other words, it means, the word "sanctify” means "to make holy”.  You know in Spanish we have the word “sanctificar”, “santo” the word “santo” is holy. So in other words, Jesus gave Himself in order that He might make the church what? Holy. And now notice what it continues saying,   “…that He might sanctify and…”  what?   “…cleanse it…”  Why did Jesus love the church and gave Himself for the church? Because He wanted to what? To make the church holy, and He wanted to cleanse the church. By the way the Greek word there for "cleanse” is the Greek word καθαρίζω [kath-ar-id'-zo]. Have you ever heard the word “catharsis”? It means to bear, to cleanse your soul, we call that a catharsis. Well, that’s the Greek word that is used here. In other words, Jesus loved the church and gave Himself because He wanted to make the church holy, and because He wanted to catharize ~ if we could say ~ the church. He wanted to cleanse the church.

Tetapi, sekarang kita perlu bertanya, apa tujuan Yesus memberikan DiriNya? Ada tujuan tambahan di atas mengasihi gerejaNya dan memberikan DiriNya bagi gerejaNya? Mengapa Yesus memberikan DiriNya kepada gerejaNya? Nah, sambil kita melanjutkan membaca, kita akan menemukan penjelasannya. Dikatakan di ayat 26, “…26 supaya…”  terjemahan yang lebih tepat adalah agar supaya atau “dengan tujuan”, dengan kata lain ada tujuan mengapa Yesus mengasihi gerejaNya dan memberikan DiriNya bagi gerejaNya. Ada tujuannya. Dan ayat 26 menunjukkan tujuan itu,…supaya dia boleh…” apa?   “…menguduskannya…”  kata “menguduskan” ini bahasa Greekanya  adalah kata ἁγιάζω [hagiazō]  yang artinya “memisahkan untuk tujuan yang kudus”. Dengan kata lain kata "menguduskan” ini berarti "menjadikan kudus” Kalian tahu dalam bahasa Spanyol ada kata “sanctificar”, “santo”, kata “santo"”artinya “kudus”. Jadi dengan kata lain Yesus memberikan DiriNya sendiri supaya Dia bisa menjadikan gerejaNya apa? Kudus. Dan sekarang perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, …supaya dia boleh menguduskannya dan…” apa? “…membersihkannya…” Megapa Yesus mengasihi gerejaNya dan memberikan DiriNya bagi gerejaNya? Karena mau apa? Menjadikan gereja itu kudus, dan Dia mau membersihkan gereja. Ketahuilah kata Greeka untuk “membersihkan” adalah καθαρίζω [kath-ar-id'-zo]. Pernahkan kalian mendengar kata “katarsis”? Artinya, membuka, membersihkan jiwa, kita menyebutnya “katarsis”. Nah, itulah kata yang dipakai di sini. Dengan kata lain, Yesus mengasihi gerejaNya dan memberikan DiriNya karena Dia mau menjadikan gerejaNya kudus, dan karena Dia mau mengkatarsis gerejaNya ~ katakanlah demikian ~ Dia mau membersihkan gerejaNya.


Now, let me ask you, if the church needs to be cleansed, it’s because the church is what? It’s because the church is in need of cleansing, in other words the church is dirty and needs to be cleansed. Are you understanding what I’m saying?
In other words, Jesus loved the church, He had that unconditional love, that gives without expecting anything in return, He gave Himself ~ not a thing but Himself ~ to the church, and the purpose of that was so that He could make the church holy, and so He could cleanse the church. So that He could bring about a catharsis in the church. Are you understanding what I am saying? So that He would have a clean church.

Sekarang coba saya tanya, jika gereja itu perlu dibersihkan, itu karena gereja itu apa? Karena gereja itu perlu dibersihkan, dengan kata lain gereja itu kotor dan perlu dibersihkan. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Dengan kata lain, Yesus mengasihi gereja, Dia memiliki kasih tanpa syarat yang memberi tanpa mengharapkan balasan apa pun, Dia memberikan DiriNya ~ bukan suatu benda melainkan DiriNya ~ kepada gereja, dan tujuannya adalah supaya Dia menjadikan gereja itu kudus, maka Dia bisa membersihkan gereja. Supaya Dia bisa menghasilkan suatu katarsis dalam gereja. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Supaya Dia boleh memiliki gereja yang bersih.


Now, what does He cleanse it with? That’s the big question.  What does He cleanse the church with? Now, let’s continue reading, we have the answer.
Notice once again, verse 25, “Husbands, love your wives, even as Christ also loved the church and gave Himself for it, 26 in order that He might sanctify…”  or make holy   “…and cleanse…”  or catharize, or purify  “…it…”  with what? How does He cleanse it? It says, “…with the washing of…”  what?   “…with the washing of water by the Word…”

Sekarang, Yesus membersihkannya dengan apa? Itulah yang harus ditanyakan. Dengan apa Yesus membersihkan gerejaNya? Marilah kita lanjutkan membaca, ada jawabannya. Perhatikan sekali lagi, ayat 25, Hai suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya. 26 supaya Dia boleh menguduskannya…” atau menyucikannya, “…dan membersihkannya…”  mengkatarsisnya atau memurnikannya, dengan apa? Bagaimana Yesus membersihkannya? Dikatakan,   “…dengan pembasuhan…”  apa? “…dengan pembasuhan air, oleh Firman.”


Now we need to dwell on  that phrase just for a few moments,   “…with the washing of water by the Word…”  now, what does water, what does fresh water represent in Scripture? I am not talking about the ocean that crashes into the shore line. I’m talking about the fresh water, the living water, the rain that falls from heaven, the water that we drink, what does that represent in Scripture? It represents the Holy Spirit.

Sekarang kita harus membahas ungkapan itu sejenak, “…dengan pembasuhan air,  oleh Firman.”  Nah air, air segar di Kitab Suci melambangkan apa? Saya tidak berbicara tentang ombak lautan yang memecah di pantai, saya berbicara tentang air segar, air hidup,  air hujan yang jatuh dari langit, air yang kita minum, dalam Kitab Suci itu melambangkan apa? Itu melambangkan Roh Kudus.


Go with me to John 7:37-39, I want you to notice the explanation that Jesus gives about the meaning of the water, because that’s how Jesus is going to cleanse the church. He is going to cleanse the church with the water. It says there, starting in verse 37,  Jesus is at the great feast of Tabernacles, the last day of the feast of Tabernacles, it says, “In the last day, that great day of the feast, Jesus stood and cried, saying, ‘If any man thirsts, let him come on to Me and…”  what?   “…and drink.”  By the way, Jesus here is reminiscing about the experience of Israel in the wilderness. Do you remember that Moses struck the rock and from the rock gushed forth fresh water for the people to drink? Well, the rock is a symbol of Christ, the striking is a symbol of His death, and the water that gushed forth, we are going to find, represent the Holy Spirit. Let’s continue reading, it says,   “let him come on to Me and drink.38 He that believeth on Me, as the Scripture had said, 'Out of His belly shall flow rivers of living water.' 39But this spake He of the Spirit…”  notice what the water represents   “…this spake He of the Spirit, which they that believed in Him should receive; for the Spirit was not yet given, because Jesus was not yet glorified.”
So the water that springs from Jesus represents the act of Jesus sending what? Sending the Holy Spirit to this earth on the day of Pentecost.

Marilah bersama saya ke Yohanes 7:37-39, saya mau kalian perhatikan penjelasan Yesus tentang makna air, karena begitulah cara Yesus membersihkan gereja. Dia akan membersihkan gereja dengan air. Dikatakan di sana, mulai ayat 37, Yesus sedang berada di perayaan Tabernakel [hari raya Pondok Daun], hari terakhir perayaan Tabernakel, dikatakan, 37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan…” apa? “…minum! …”  Nah, Yesus di sini sedang mengingat kembali pengalaman bangsa Israel di padang gurun. Apakah kalian ingat Musa memukul batu dan batu itu mengeluarkan air segar untuk diminum umat? Nah, batu itu melambangkan Kristus, pemukulan pada batu itu melambangkan kematianNya, dan kita akan melihat bahwa air yang keluar melambangkan Roh Kudus. Mari kita teruskan membaca,  “…baiklah dia datang kepada-Ku dan minum.  38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: ‘Dari dalam perutnya akan mengalir sungai-sungai air hidup.’ 39 Tetapi yang dimaksud-Nya ialah Roh…”  perhatikan air itu melambangkan apa, “…Tetapi yang dimaksud-Nya ialah Roh, yang akan diterima oleh mereka yang percaya dalam Dia; karena saat itu Roh itu belum diberikan, berhubung Yesus belum dimuliakan.”
Jadi, air yang menyembur keluar dari Yesus melambangkan tindakan Yesus mengirim apa? Mengirim Roh Kudus ke dunia ini pada hari Pentakosta.



So we know that the water represents the Holy Spirit. But the question is how does the Holy Spirit perform the cleansing in the church? He does it through what? Through the Word. Did you notice that? It says “cleansing of the water by the Word”. The water cleanses through the Word, in other words. Now, what is that supposed to mean?

Jadi kita tahu air melambangkan Roh Kudus. Tetapi pertanyaannya sekarang, bagaimana Roh Kudus membersihkan gereja? Dia melakukannya melalui apa? Melalui Firman. Apakah kalian menyimaknya? Dikatakan, “…dengan pembasuhan air, oleh Firman”  dengan kata lain, air membersihkan melalui Firman. Nah, apa maksudnya ini?



Well, let’s go in our Bibles to 1 John 1:7, we are going to notice something very interesting here. 1 John 1:7, actually in the Bible there are two things that cleanse. What is the first thing that cleanses beside water? The blood of Jesus. We are going to read that, notice verse 7: “but if we walk in the Light as He is in the Light, we have fellowship with one another, and the blood of Jesus Christ His Son cleanses us from all sin.”
Does the blood cleanse? Yes, it does.
Does the washing of the water through the Word also cleanse according to what we’ve just read? Absolutely.

Nah, marilah kita ke Alkitab kita, ke 1 Yohanes 1:7, kita akan melihat sesuatu yang sangat menarik di sini. 1 Yohanes 1:7, sebenarnya di Alkitab ada dua hal yang membersihkan. Apa yang pertama membersihkan selain air? Darah Yesus. Kita akan membacanya, perhatikan ayat 7, Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, kita bersekutu seorang dengan yang lain, dan darah Yesus Kristus, Anak-Nya itu, menyucikan  kita dari segala dosa.”
Apakah darah Kristus membersihkan? Ya.
Apakah penyucian dengan air melalui Firman juga membersihkan, menurut apa yang baru saja kita  baca? Betul sekali.


How do you understand this, the blood cleanses and the water cleanses? Well, I want you to notice before we answer that question that the blood cleanses, now I want to read some texts that speak about the Word cleansing. Go with me to Psalm 119:9, we’ve read this passage before in other context, but let’s read it again, it’s a beautiful passage. It says there in Psalm 119:9 “Wherewithal shall a young man cleanse his way…”  did you notice that word “cleanse”? “…How shall a young person cleanse his way…”  what’s the answer? “…By taking heed thereto according to Thy Word.” How is the life cleansed? How is the life of a young person cleansed? By paying heed to what? To the Word. Notice verse 10, 10 With my whole heart have I sought thee: O let me not wander from thy commandments…” and now notice,  “…11 Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee.”

Bagaimana kita memahami ini, darah Kristus membersihkan, dan air membersihkan? Nah, saya mau kalian perhatikan, sebelum kita menjawab pertanyaan tentang darah yang membersihkan, saya mau membacakan beberapa teks yang berbicara tentang Firman yang membersihkan. Marilah bersama saya ke Mazmur 119:9, kita sudah pernah membacanya dalam konteks yang berbeda, tetapi mari kita  baca lagi, ini adalah teks yang indah. Dikatakan di Mazmur 119:9 Bagaimanakah seorang muda boleh membersihkan hidupnya?…” apakah kalian menyimak kata “membersihkan”?   “…Bagaimanakah seorang muda boleh membersihkan hidupnya?...”  apa jawabannya?   “…Dengan memusatkan perhatian pada Firman-Mu…” Bagaimana hidup bisa dibersihkan? Bagaimana hidup seorang muda dibersihkan? Dengan memusatkan perhatian kepada apa? Kepada Firman. Perhatikan ayat 10,   “…10 Dengan segenap hatiku aku telah mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu…”  dan sekarang perhatikan, “….11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”


So what is it the cleanses the life according to this passage? It is paying attention to, and obeying the what? And obeying the Word of God. It’s hiding the Word of God where?  In the heart that cleanses the life. Notice also John 15, Jesus picks up on this point, John 15:3 this is the famous parable of the vine and the branches. And Jesus says in verse 3,  Now ye are clean…”  He says to His disciples, “…Now ye are clean…”  how? “… through the…”  what?   “…through Word which I have spoken unto you.”
How were they cleaned? Through the what? They were cleaned through the Word that He had spoken to them.  “Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee.” [Psalm 119:11].
Notice also John 17:17 on this same point. John 17:17, this is the famous high-priestly prayer of Jesus right before He was taken prisoner into Pilate’s court and eventually died on the cross. It says there in verse 17,  Sanctify them…”  by the way the word “sanctify them” is the same word “sanctify” that is used in Ephesians 5. What did Jesus do, why did He love the church and why did He give Himself to the church, that He might what? Sanctify it. Now what sanctifies the church? Notice verse 17, Jesus says,    “…Sanctify them through Thy truth: Thy Word is truth.”
·       What is it that sanctifies? The Word.
·       What is it that cleanses? The Word.
·       What is it that keeps us from sinning against the Lord? The Word.

Jadi, menurut teks ini apakah yang membersihkan hidup? Memusatkan perhatikan pada, dan mematuhi apa? Dan mematuhi Firman Allah. Menyimpan Firman Allah di mana? Di hati. Itulah yang membersihkan hidup.
Perhatikan juga Yohanes 15. Yesus melanjutkan poin ini, Yohanes 15:3 ini adalah perumpamaan yang terkenal mengenai pokok anggur dan cabang-cabangnya. Dan Yesus berkata di ayat 3, Sekarang kamu sudah bersih…”  kataNya kepada murid-muridNya,   “…Sekarang kamu sudah bersih…” caranya? “…melalui Firman yang telah Kukatakan kepadamu.” Bagaimana mereka dibersihkan? Melalui apa? Mereka dibersihkan melalui Firman yang telah diucapkanNya kepada mereka. “….11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” [Mazmur 119:11]
Perhatikan juga Yohanes 17:17 tentang poin yang sama ini. Yohanes 17:17, ini adalah doaI Imam Besar Yesus yang terkenal sebelum Dia ditangkap dan dibawa ke pengadilan Pilatus dan akhirnya mati disalib. Dikatakan di ayat 17, Kuduskanlah mereka…”  supaya tahu kata “kuduskanlah mereka” adalah kata “kuduskan” yang sama yang dipakai di Efesus 5. Apa yang dilakukan Yesus, mengapa Dia mengasihi gerejaNya dan mengapa Dia memberikan Dirinya kepada gereja? Agar Dia boleh apa? Menguduskannya. Sekarang, apa yang menguduskan gereja? Perhatikan ayat 17, Yesus berkata, “…Kuduskanlah mereka dengan kebenaran-MU; Firman-Mu adalah kebenaran.”
·       Apa yang menguduskan? Firman.
·       Apa yang membersihkan? Firman.
·       Apa yang mencegah kita dari berdosa terhadap Tuhan? Firman.


Now we have to go back to our question, how is it that the blood of Jesus cleanses us from sin, and also the water through the Word also cleanses us from sin? How do we relate the symbol of the blood and the water?
Let me put it this way, when we come to the cross of Jesus and we see the sufferings that Jesus went through. When we see His hands pierced, and His feet pierced, and His side pierced, when we hear Jesus in the garden of Gethsemane with that cup of the wrath of God in His hand, and He is crying out, “Father, if this cup can pass from Me, may it be so, nevertheless not My will be done but Yours”, when we hear Jesus crying out on the cross “My God, My God, why has Thou forsaken Me?”, when we see Jesus suffering in this condition, we ask, you know, when we contemplated it, we ask, “Why did this happen to You?” And Jesus says, “The reason is because of sin.”

Sekarang kita harus kembali ke pertanyaan kita, bagaimana darah Yesus membersihkan kita dari dosa, dan juga air melalui Firman juga membersihkan kita dari dosa? Bagaimana kita menghubungkan simbol darah dan air?
Saya akan menjelaskannya demikian. Ketika kita datang ke salib Yesus dan kita melihat penderitaan yang dialami Yesus, ketika kita melihat tanganNya ditusuk, kakiNya ditusuk, dan tubuhNya ditusuk, ketika kita mendengar Yesus di taman Getsemani dengan cawan murka Allah di tanganNya, Dia berseru, “Bapa, seandainya cawan ini boleh berlalu dariKu, namun demikian bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu”, ketika kita mendengar Yesus berseru di atas salib, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?”, ketika kita melihat Yesus menderita dalam kondisi ini, kita bertanya, saat kita merenungkannya, kita bertanya, “Mengapa ini terjadi padaMu?” Dan Yesus menjawab, “Karena dosa.”


Let me ask you, if I come in penitence to the cross of Jesus and I see what sin do to Jesus and I confess my sinfulness to Him, and I recognize, and admit, and confess that my sin put Him there, will the blood of Jesus cleanse me from all sins? It will cleanse me from all sins. In other words it will remove the guilt of sin. It will remove from my life any responsibility for sin because as I come to Jesus and accept Jesus, the Father accepts the righteousness of Christ in place of my unrighteousness. In that sense, the blood of Jesus saves us from the guilt and the penalty of sin. In other words, it saves us from being guilty for sin because Jesus bore the guilt, and it saves me from the penalty of death for sin because Jesus suffered death in my place. That’s a wonderful truth of justification. In other words when I come to the cross I see Jesus suffering, crying out, “My God, My God, why has Thou forsaken Me?” I  say, “Jesus, why?” Jesus says, “Because of your sin, the wages of sin is death.” I say, “Oh, Jesus, I’m so sorry that my sins did this to You, oh, I just hate sin so much. Please forgive me.” And Jesus says, “My righteousness is placed to your account.” And God looks upon us as if we had never sinned.

Coba saya tanya, jika saya datang dengan penuh penyesalan ke salib Yesus dan saya melihat apa yang diakibatkan dosa kepada Yesus, dan saya mengakui keberdosaan saya kepadaNya, dan saya mengenali dan mengakui, dan mengaku bahwa dosa sayalah yang telah mengakibatkan Dia di sana, apakah darah Yesus akan membersihkan saya dari semua dosa? Darah itu akan membersihkan saya dari semua dosa. Dengan kata lain, darah itu akan menghapuskan kesalahan dosa. Itu akan menghapuskan dari hidup saya tanggung jawab apa pun atas dosa karena saat saya datang kepada Yesus dan menerima Yesus, Allah Bapa menerima kebenaran Kristus di tempat ketidakbenaran saya. Dengan demikian, darah Yesus menyelamatkan kita dari kesalahan dosa dan hukuman dosa. Dengan kata lain, itu menyelamatkan kita dari status berdosa karena Yesus yang telah memikul dosa itu, dan itu menyelamatkan saya dari hukuman kematian karena dosa, karena Yesus telah mengalami kematian itu menggantikan saya. Itulah indahnya kebenaran tentang pembenaran. Dengan kata lain ketika saya datang ke salib saya melihat Yesus menderita, berseru, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” saya berkata, “Yesus, mengapa?” Yesus berkata “Karena dosamu, upah dosa ialah maut.” Saya berkata, “Oh, Yesus, maafkan saya, dosa saya telah mengakibatkan ini padaMu. Oh, betapa bencinya saya pada dosa. Tolong, ampunilah saya.” Dan Yesus berkata, “KebenaranKu sudah diperhitungkan sebagai milikmu.” Dan Allah memandang kita seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa.


But do you know what? That’s only half the Gospel. Because you still have your sinful nature. You are still going to have your struggles with sin. Let me ask you, any of you ever sinned after your baptism? Hehehe. You smile, you snicker, you know that you’ve sinned many times after your baptism. You see, we not only need forgiveness from the guilt and the penalty for sin, we also need power in our lives to overcome sin. And that’s where the water comes in. The water represents the work of the Holy Spirit in our lives in order for us to overcome the power of sin.

Tetapi kalian tahu? Itu baru separo Injil. Karena kita masih memiliki kodrat alami kita yang suka pada dosa. Kita masih akan bergumul dengan dosa. Coba saya tanya, setelah baptisan apakah ada dari kalian yang pernah berbuat dosa? Heheheh. Kalian tersenyum, kalian terkekeh, kalian tahu kalian pernah berbuat dosa banyak kali setelah baptisan kalian. Lihat, kita bukan saja membutuhkan pengampunan dosa dan pengampunan hukuman dosa, kita juga butuh kuasa dalam hidup kita untuk mengalahkan dosa. Dan di sinilah air itu berperan. Air melambangkan pekerjaan Roh Kudu dalam hidup kita supaya kita bisa mengalahkan kuasa dosa.


In other words, the blood justifies us, whereas the water sanctifies us, and makes the church holy. And by the way, when I talk of the church we usually think of the church as this big corporate organization. I am not talking about the church as a corporate organization because the church is composed of individuals, so the  Morales are church, and the Veckarelis are church, and the O’riens are church, in other words the church has many members but it is one church. In other words God wants to cleanse not the church corporately, He wants to cleanse individuals in the church so that then the whole church is cleansed. In other words He deals on an individual basis. He gave Himself, He loved the church, He gave Himself for the church because He wants to cleanse the individuals in the church so the whole church can be cleansed.

Dengan kata lain, darah Kristus membenarkan kita, sementara air itu menguduskan kita dan membuat gereja menjadi kudus.
Nah, jika saya berbicara tentang gereja, biasanya kita menganggap gereja itu suatu organisasi korporasi yang besar. Saya tidak berbicara tentang gereja sebagai suatu organisasi korporasi karena gereja itu terdiri atas pribadi-pribadi, maka keluarga Morales itu gereja, keluarga Veckareli itu gereja, keluarga O’rien juga gereja, dengan kata lain gereja memiliki banyak anggota tetapi itu satu gereja. Dengan kata lain Allah bukan mau membersihkan gereja yang korporasi, Dia mau membersihkan individu-individu di dalam gereja, agar seluruh gereja dibersihkan. Dengan kata lain, Allah bergerak secara perorangan. Allah memberikan Dirinya, Dia mengasihi gerejaNya, Dia memberikan Dirinya bagi gereja karena Dia mau membersihkan individu-individu di dalam gereja agar seluruh gereja boleh dibersihkan.  


You know the secret of victory over sin also comes by contemplating Jesus. You know, the more time we spend in the Word, the more we admire the beauty of the character of Jesus. Have you had that experience? Have you ever had that experience spending time in the Word you see how beautiful Jesus was? Healing the sick, loving the outcasts, doing battle with the Devil, living a holy life. And when I contemplate Jesus, now in the holiness of His character, I say, “Oh, Jesus, You’re so beautiful, I’m so ugly. I sure wish I could be like You.” And the more I study the Word, the more I reflect upon the Word, the more Jesus through the power of the Holy Spirit, gives me victory over sin.
The apostle Paul expressed it by saying, that by beholding we become what? We become changed. The closer we are to Jesus, the more we want to reflect His holiness.

Kalian tahu, rahasia kemenangan atas dosa juga datang dari mengkontemplasi Yesus. Kalian tahu, semakin banyak waktu yang kita habiskan dengan Firman, semakin kita akan mengagumi indahnya tabiat Yesus. Pernahkah kalian mendapat pengalaman itu? Pernahkah kalian mengalami menghabiskan waktu dengan Firman dan kalian melihat betapa indahnya Yesus? Yang menyembuhkan orang sakit, mengasihi mereka yang disingkirkan, berperang dengan Iblis, menjalani hidup yang kudus. Bilamana saya merenungkan Yesus sekarang dalam kekudusan tabiatNya, saya berkata, “O, Yesus, Engkau begitu indah, saya begitu jelek. Sungguh saya ingin bisa seperti Engkau.” Dan semakin saya mempelajari Firman, semakin saya merenungkan Firman, semakin Yesus memberi saya kemenangan atas dosa melalui kuasa Roh Kudus.
Rasul Paulus menggambarkannya demikian dengan berkata, bahwa dengan memandang, kita menjadi apa? Kita berubah. Semakin dekat kita kepada Yesus, semakin kita ingin memantulkan kekudusanNya.


And by the way let me tell you something that might be revolutionary in your mind about the most holy people in the world are those who consider themselves the most unholy. And the most unholy people in the world, are those who consider themselves the most holy. Now munch on that for a while. The Pharisees consider themselves what? Holy! “Oh, Lord, I thank You I’m not like other men especially like this miserable sinning publican.” But the publican went home justified, whereas the Pharisee he went home self-justified which is going to lead him straight to hell.
So the closer we come to Jesus, the more we see our own defects and the less time we have to see the defects of others. I have enough problems with my own defects to be looking for everybody else’s. How about it?

Dan, saya akan membagikan sesuatu yang mungkin dianggap revolusioner oleh pikiran kalian, yaitu orang-orang yang paling kudus di dunia adalah mereka yang menganggap diri mereka sendiri yang paling tidak kudus. Dan orang-orang yang paling tidak kudus di dunia, adalah mereka yang menganggap diri mereka yang paling kudus. Nah, cernakan itu sejenak. Orang-orang Farisi menganggap mereka sendiri apa? Kudus! “Oh, Tuhan, aku bersyukur aku tidak seperti orang lain, terutama tidak seperti pemungut cukai pendosa yang menyebalkan ini.” Tetapi si pemungut cukai pulang sebagai orang yang dibenarkan, sementara orang Farisi itu pulang dengan pembenaran diri yang akan membawanya langsung ke neraka.
Jadi semakin dekat kita datang ke Yesus, semakin kita melihat kekurangan kita sendiri, dan semakin sedikit waktu kita untuk melihat kekurangan orang lain. Saya sudah punya cukup banyak masalah dengan kekurangan saya sendiri untuk mencari-cari kekurangan orang lain. Begitu kan?


So you see, the blood cleanses us from the guilt and the penalty for sin, because Jesus bore the guilt and He bore the penalty. The water through the Word as I behold Jesus in Scripture, I fall in love with Him, I want to reflect His character more  and more, the beauty of His character and I am changed from glory to glory.
In other words the blood and the water play a double function. The blood justifies and the water through the Word sanctifies and makes us more like Jesus. So I guess we have to spend a lot of time gazing upon the cross and in God’s Word, if we are going to have this experience of the cleansing of the water through the Word.
By the way, the Holy Spirit never works independently from the Word.

Jadi kalian lihat, darah Kristus membersihkan kita dari dosa dan hukuman dosa karena Yesus telah menanggung dosa itu dan Dia telah menanggung hukumannya. Air melalui Firman pada saat saya memandang Yesus di Kitab Suci, membuat saya  mengasihiNya, saya semakin mau memantulkan tabiatNya, keindahan tabiatNya, dan saya diubahkan dari kemuliaan ke kemuliaan. 
Dengan kata lain, darah dan air memainkan fungsi ganda. Darah yang membenarkan, dan air melalui Firman yang menguduskan dan menjadikan kita semakin mirip Yesus. Jadi kira-kira kita harus menghabiskan banyak waktu memandang ke salib dan ke Firman Allah jika ingin mendapat pengalaman pembersihan oleh air melalui Firman.
Ketahuilah Roh Kudus tidak pernah bekerja sendiri di luar Firman.


A lot of people today are talking a lot about the Holy Spirit. And you know, a lot of upbeat services and signs and wonders and emotions and things like that. Let me tell you what, many of them are disobeying the fundamental principles of Scripture.
The Holy Spirit never takes the place of Scripture. The Holy Spirit always works through Scripture to change and transform the life, that’s the reason why we are told that the sword of the Spirit is the Word of God. The Holy Spirit never goes to battle without a sword. The sword of the Spirit is the Word of God. He cleanses, the water cleanses through the administration of the Word.

Banyak orang sekarang berbicara banyak tentang Roh Kudus. Dan kalian tahu, ada banyak  kebaktian yang heboh, dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan emosi dan sejenisnya. Saya beritahu, banyak dari mereka itu tidak mematuhi prinsip-prinsip fundamental Kitab Suci.
Roh Kudus tidak pernah menggantikan tempat Kitab Suci. Roh Kudus selalu bekerja melalui Kitab Suci untuk mengubah dan mentransformasi hidup, itulah mengapa kita diberitahu bahwa pedang Roh adalah Firman Allah. Roh Kudus tidak pernah keluar berperang tanpa pedang. Pedang Roh adalah Firman Allah. Dia yang membersihkan, air yang membersihkan melalui Firman yang diaplikasikan.


Now, let’s go back to Ephesians 5 because we still have a few things that we have to notice here. Ephesians 5, let’s go once again to verse 25, “Husbands, love your wives…” ἀγαπάω[agapaō] your wives    “…even as Christ also ἀγαπάω[agapaō] the church, and gave Himself for it;…”  what's the purpose? In order   “…26 That He might sanctify and cleanse it…”  sanctify through the Word, cleansing is through the Word that Jesus spoke to the disciples. Sanctifying and cleansing is to be in the Word. “…with the washing of water by the Word…”  And now what is the intent of being cleansed by the water through the Word? Notice verse 27 “…27 that…”  in order that, why does He cleanse the church? In order that He might do something. What is that? In order “…that He might present it…” how? “…to Himself a glorious church…”  by the way that word "“glorious" in Greek, is the Greek word ἔνδοξος[endoxos]. Do you know what word in English we get from “doxos”? Doxology. And what is a doxology? How does a doxology begin? “Praise God from whom all blessings flow”, in other words that it mgt be a church that will bring praise, and honor, and glory to Jesus, because it says, “…that He might present it to Himself a glorious church…”  and what type of church is that? A glorious church, what does it mean a glorious church? Why does He cleanse the church? Here it gives an explanation,  “…not having…”  what? “…spot…”  by the way the word “spot” here means “stain” or “blemish”. Did Jesus intend to cleanse the church from spots and blemishes? By the way what do we usually spot or blemish? What is it that usually that we own that is spotted or blemished? Clothes. And here’s speaking about garments. He wanted to present a church which has garments that are without what? Without stain or blemish, what else? Without spot or what? Or wrinkle, here we know it is speaking about garments, because the word “wrinkle” means to fold a piece of cloth and to have the mark where it was folded, remained. Even in the Greek language. A church without spot  “…or wrinkle…”  and just in case I miss something, the apostle Paul says,  “…or any such thing; but that it might be…”  what? “…that it might be holy…”  there you have that word again,   “…that it might be holy and without…”  what?  “…blemish.”

Sekarang ayo kita kembali ke Efesus 5 karena masih ada beberapa hal yang harus kita simak. Efesus 5, mari kita kembali lagi ke ayat 25, Hai suami-suami, kasihilah isteri kalian…”  ἀγαπάω[agapaō] istri kalian   “…sebagaimana Kristus telah ἀγαπάω[agapaō]  jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya ”  untuk apa? Agar “…26 supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya…” menguduskan melalui Firman, membersihkan melalui Firman yang diucapkan Yesus kepada murid-muridNya. Pengudusan dan pembersihan harus dilakukan melalui Firman, “…dengan pembasuhan air,  oleh Firman…”  Dan sekarang apa tujuannya dibersihkan oleh air melalui Firman? Simak ayat 27, “…27 supaya…”  mengapa Dia membersihkan gereja? Agar supaya Dia bisa melakukan sesuatu. Apa? “…supaya dengan demikian Ia boleh menampilkan jemaat…”  bagaimana?   “…di hadapan Diri-Nya, sebagai satu gereja yang mulia…”  nah, kata “mulia” dalam Bahasa Greeka, adalah kata ἔνδοξος[endoxos]. Tahukah kalian dalam bahasa Inggris kita mendapat kata apa dari “doxos”? Doxology. Apa itu doxology? Bagaimana suatu doxology dimulai? “Pujilah Allah dari mana semua berkat mengalir”, dengan kata lain, agar gereja ini akan menjadi gereja yang akan mendatangkan kepujian, dan kehormatan dan kemulian kepada Yesus, karena dikatakan, “…supaya dengan demikian Ia boleh menampilkan jemaat di hadapan Diri-Nya, sebagai satu gereja yang mulia…”  dan tipe gereja apa yang begini ini? Gereja yang mulia, apa maksudnya gereja yang mulia? Mengapa Dia membersihkan gereja? Di sini penjelasannya, “…tanpa…”  apa?   “… noda…”  nah, kata “noda” di sini berarti “kotoran” atau “cacat”. Apakah Yesus berniat membersihkan gereja dari noda dan kotoran? Nah, biasanya apa yang ternoda atau menjadi kotor? Biasanya apa milik kita yang ternoda atau kena kotoran? Pakaian. Dan di sini berbicara mengenai pakaian. Yesus mau mempersembahkan suatu gereja yang pakaiannya tanpa apa? Tanpa noda atau cacat, apa lagi? Tanpa kotoran atau apa?  “…atau kerut…”  di sini kita tahu ini berbicara tentang pakaian, karena kata “kerut” artinya kain yang dilipat dan yang bekas lipatannya masih membekas. Bahkan dalam bahasa Greeka. Suatu gereja tanpa noda  “…atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat bisa…”  apa?   “…agar jemaat bisa kudus dan tanpa…”  apa?   “…cela.”


Let me tell you something about that word “blemish”. Go with me to 1 Peter 1 for a moment. 1 Peter 1. You know that goal that Jesus has for His church is sky high but He is willing to give the resources for the church to reach that objective. Notice 1 Peter 1:18  Forasmuch as ye know that ye were not redeemed with corruptible things, as silver and gold, from your vain conversation received by tradition from your fathers; but…” now notice this, “…but with the precious blood of Christ, as of a lamb without…”  what?   “…without blemish and without spot…”
Does God expect His people to reach the same condition that the Lamb was in before It was sacrificed? The very words I use: without spot and what? blemish. 

Saya akan menjelaskan sedikit tentang kata “cacat” ini. Marilah bersama saya ke 1 Petrus 1 sejenak. 1 Petrus 1. Kalian tahu gol yang dicanangkan Yesus bagi gerejaNya itu setinggi langit, tetapi Dia juga bersedia memberikan sarananya bagi gereja untuk mencapai tujuan tersebut. Perhatikan 1 Petrus 1:18, Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu terima dari tradisi nenek moyangmu, 19 tetapi…”  sekarang perhatikan ini,  “…dengan darah Kristus yang mahal,  sebagaimana seekor domba yang...”  apa?   “…tanpa cela dan tanpa cacat.”
Apakah Allah menghendaki umatNya mencapai kondisi yang sama dengan Anak Domba itu sebelum Dia dipersembahkan? Persis kata-kata yang saya pakai: tanpa noda dan apa? Cacat.


So the cleansing of the church by the water through the Word and the cleansing from sin and through the blood has the intention ~ listen to this ~ has the intention that Jesus can present to Himself a church composed of individuals that don’t have spot or wrinkle or any such thing, but that the church should be holy and without blemish.
Wow, what a high goal Jesus places before His church, but He not only places the goal, He also places the means to reach the goal, does He not? He gives us His blood to cleanse us from the guilt and the penalty for sin and He gives us the Holy Spirit through the Word to give us victory over the power of sin in the life. He never asks for that which He is not willing to give.
As Ellen White so aptly said, all of His biddings are enablings, that’s right.

Jadi pembersihan gereja oleh air melalui Firman dan pembersihan dosa melalui darah Kristus tujuannya ~ sekarang dengarkan ini ~ tujuannya ialah supaya Yesus bisa mempersembahkan kepada DiriNya sebuah gereja yang terdiri atas manusia-manusia yang tidak memiliki noda, atau kerut atau apa pun yang seperti itu, melainkan agar gereja harus kudus dan tanpa cacat.
Wow! Betapa tingginya gol yang ditempatkan Yesus bagi gerejaNya. Tetapi Dia bukan hanya menempatkan gol itu, Dia juga menempatkan sarananya untuk mencapai gol itu, bukan? Dia memberikan darahNya kepada kita untuk membersihkan kita dari dosa dan hukuman dosa, dan Dia memberikan Roh Kudus kepada kita melalui Firman untuk memberikan kita kemenangan atas kuasa dosa dalam hidup kita. Yesus tidak pernah minta apa yang Dia tidak bersedia memberikan.
Seperti yang dikatakan Ellen White dengan begitu tepatnya, semua yang diperintahkanNya, disanggupkanNya. Betul sekali.


Now go with me to Revelation 19:7-8. Here we find this church referred to, now I want you to notice the description. Revelation 19:7-8, 7 Let us be glad and rejoice, and give honor to Him: for the marriage of the Lamb is…”  what?   “…is come, and His wife hath made herself…”  what?   “…ready…”  who is His wife? The church. How does the church makes herself ready? Trough cleansing by His blood and through cleansing by what? By the power of the Holy Spirit through the Word. That’s how the church has made herself ready. Do you think that this church is ready? if Jesus should come today, there’s a lot of work to do, isn’t there? Notice what it continues saying,   “…Let us be glad and rejoice, and give honor to Him: for the marriage of the Lamb is come, and His wife hath made herself ready…”  And because she has made herself ready, notice verse 8, “…8 And to her was granted that she should be arrayed in…”  what? “…fine linen, clean and white…”  any connections with Ephesians 5? Yes absolutely. His wife has made herself ready. “Husbands love your wives” Ephesians 5. Revelation 19 is speaking about the time when the church has reached this condition. And now notice, we haven’t gotten to the most important point, verse  8  again, “…And to her was granted that she should be arrayed in fine linen, clean and white…”  now what is this fine linen, clean and white? And how do they get white? It says, “…for the fine linen is the righteousness of saints.”
Now I need to tell you something about that word “righteousness”. The word  “righteousness” as is used in the writings of Paul with one exception that I was able to find, is the Greek word δικαιοσύνη [dikaiosunē] which means “righteousness which is attributed even though it has nothing to do with our works.” Okay? Here the word is NOT δικαιοσύνη  [dikaiosunē], the word is δικαιώματα[dikIaiōmata], and every modern version that I checked has a more accurate translation than the KJV. Really if you look at all of the modern versions they’ll say that the fine linen is “the righteous acts of the saints.” I thought the righteousness was the righteousness of Christ. Here it says that the fine linen, the robe of fine linen, is the “righteousness” or “the righteous acts” or “the righteous deeds of the saints”. How do we understand that?
The fact is Ephesians 5 and Revelation 19 are not talking about the robe of justification, they are talking about THE ROBE OF SANCTIFICATION.

Sekarang pergilah bersama saya ke Wahyu 19:7-8.  Di sini kita dapati gereja yang disebutkan itu. Sekarang saya mau kalian perhatikan deskripsinya. Wahyu 19:7-8 7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah…” apa? “…telah tiba, dan pengantin-Nya telah…”  apa?  “…mempersiapkan dirinya…”  Siapakah pengantinNya ini? Gereja. Bagaimana gereja mempersiapkan dirinya? Melalui pembersihan oleh darahNya dan pembersihan oleh apa? Oleh kuasa Roh Kudus melalui Firman. Dengan cara itulah gereja telah mempersiapkan dirinya. Menurut kalian apakah gereja ini sudah siap? Jika Yesus datang hari ini masih banyak yang harus dikerjakan, bukan? Perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya,   “…Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah mempersiapkan dirinya…”  Dan karena dia telah mempersiapkan dirinya, perhatikan ayat 8,   “…8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai…”  apa?   “…kain lenan halus, putih dan bersih!..." apakah ada kaitannya dengan Efesus 5? Ya, tentu saja. PengantinNya telah mempersiapkan diri. Hai suami-suami, kasihilah isteri kalian Efesus 5. Wahyu 19 berbicara tentang masa ketika gereja telah mencapai kondisi ini. Dan sekarang perhatikan, kita belum tiba di bagian yang paling penting. Ayat 8 sekali lagi,  “…8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai…”  apa? “…kain lenan halus, putih dan bersih!...”  nah, kain lenan halus yang putih dan bersih ini apa? Dan bagaimana bisa menjadi putih? Dikatakan,   “…karena lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan benar  orang-orang kudus.”
Terjemahan LAI sudah jelas untuk kalimat yang terakhir ini. Di KJV terjemahannya kurang jelas, yaitu: “karena lenan halus itu adalah kebenaran orang-orang kudus.”

Nah, saya perlu menjelaskan tentang kata “kebenaran” ini. Kata “kebenaran” sebagaimana yang dipakai dalam tulisan-tulisan Paulus dengan satu perkecualian yang berhasil saya temukan, adalah kata δικαιοσύνη [dikaiosunē] dalam bahasa Greeka, yang berarti “kebenaran yang dikaruniakan, walaupun itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kita". Oke? Di sini perkataannya BUKAN δικαιοσύνη [dikaiosunē]. Perkataannya adalah δικαιώματα[dikIaiōmata] dan semua terjemahan versi modern yang saya cek, menerjemahkannya lebih tepat daripada terjemahan KJV. Sungguh, jika kalian memeriksa semua terjemahan versi modern, mereka mengatakan bahwa lenan halus itu ialah “perbuatan-perbuatan benar orang-orang kudus.” Tadinya saya sangka “kebenaran” itu adalah kebenaran Kristus. Tetapi di sini dikatakan bahwa lenan halus, jubah dari lenan halus adalah “kebenaran” atau “perbuatan-perbuatan benar orang-orang kudus.”
Bagaimana kita memahami ini?
Faktanya ialah, Efesus 5 dan Wahyu 19 tidak berbicara mengenai jubah pembenaran, mereka berbicara mengenai JUBAH PENGUDUSAN.


Allow me to read you a passage, this is an amazing passage, from Ellen White in the book Christ’s Object Lessons, a beautiful commentary book on the parables of Christ. Notice what she says, “This robe woven in the loom of heaven, has in it not one thread of human devising…” How many thread of human devising does this robe have with which the church are attired which has been cleansed by the Spirit through the Word? Not one thread of human devising. She continues saying, “…Christ in His humanity wrought out a perfect character…” what did Jesus develop in His ministry? A perfect character. And now notice, “…And this character He offers to impart to us…” not impute! Impute means to credit to our account. Are you understanding what I’m saying? To look at us as if we have never sinned although we are guilty and we have sinned. The righteousness of Christ accepted outside of us. It’s His righteousness, outside of us, the righteousness that He developed.
But here Ellen White’s  not talking about that. Ellen White knew the distinction between imputed and imparted righteousness. She says, the righteosness by which we are justified is imputed, the righteousness by which we are sanctified, is imparted. The first is our title to heaven, the second is our fitness for heaven. You see, nobody is going to go to heaven just having the title to heaven, we have to have the fitness for heaven. And so she says, “…Christ in His humanity wrought out a perfect character. And this character He offers to impart to us…” that is to pour in to us. How does He do that according to Ephesians? Through the washing of the water by the what? By the Word. You know, if we spend more time, much more time with the Word, we’ll have less problems with sin. But where do we spend most of our time? I won’t say because you already know. She continues saying, she quotes a Bible verse, “All of our righteousness are as filthy rags. Everything that we of ourselves can do, is defiled by sin…” do you agree with that? Everything that we do is defiled by sin? Yes. “…But the Son of God was manifested to take away sins, and in Him is no sin. Sin is defined to be transgression of the Law, but Christ was obedient to every requirement of the Law. He said of Himself, ‘I delight to do Thy will, O, My God, yea, Thy Law is within My heart.’ When on earth  He said to His disciples, ‘I have kept My Father’s commandments.’…” now notice this, “…By His perfect obedience  He has made it possible for every human being to obey God’s commandments…” do you agree with that? If that’s not true, why does the book of Revelation say, “Here’s the patience of the saints, here are they who break the commandments of God…” It’s not what it says! It says, “…Here are they who…” what? “…who keep the commandments of God.” And so she says, “…By His perfect obedience He has made it possible for every human being to obey God’s commandments…”  and then she gives the secret, listen to the secret, “…When we submit ourselves to Christ, the heart is united with His heart, the will is merged with His will, the mind becomes one with His mind…” we have to spend time for that to happen, don’t we? “…The thoughts are brought into captivity to Him. We live His life…” did you catch that? Do you know the song? “Live out Thy life with me, in me, O, Jesus...” have you heard that song? That’s what it’s all about. It’s not our life, it’s His life, poured out into us to prove His imparted righteousness through the washing of the water by the what? By the Word. She continues saying, “…When we submit ourselves to Christ, the heart is united with His heart, the will is merged with His will, the mind becomes one with His mind. The thoughts are brought into captivity to Him. We live His life. This…”  now notice this, “…This is what it means to be clothed with the garment of His righteousness...” Wow! That’s the robe of Christ’s sanctified life.  Then she says, “…Then as the Lord looks upon us, He sees not the figleaf garment, not the nakedness and deformity of sin, but His own robe of righteousness, which is perfect obedience to the Law of Jehovah.”

Izinkan saya membacakan suatu teks, ini adalah bacaan yang mengagumkan, dari Ellen White dari bukunya Christ’s Object Lessons, sebuah buku komentar yang indah mengenai perumpamaan-perumpamaan Kristus. Perhatikan apa kata Ellen White, “Jubah ini yang ditenun dengan alat tenun di Surga, di dalamnya sama sekali tidak mengandung selembar benang pun hasil karya manusia…” Berapa lembar benang karya manusia yang ada pada jubah ini yang dikenakan kepada gereja, gereja yang telah dibersihkan oleh Roh melalui Firman? Tidak satu pun. Ellen White melanjutkan berkata, “…Kristus dalam kemanusiaanNya telah menghasilkan tabiat yang sempurna…” Apa yang telah dikembangkan Yesus dalam pelayananNya? Tabiat yang sempurna. Dan sekarang perhatikan, “…Dan Kristus menawarkan untuk mengaruniakan tabiat ini kepada kita…” bukan memperhitungkan! Memperhitungkan berarti mengkreditkan kepada kita. Apakah kalian paham apa yang aya katakan? Memandang kita seolah-olah kita tidak pernah berdosa walaupun kita bersalah dan kita telah berbuat dosa. Yang diterima ialah Kebenaran Kristus di luar diri kita. Itu kebenaran Kristus, di luar diri kita, kebenaran yang dihasilkan oleh Kristus.
Tetapi di sini Ellen white tidak berbicara tentang kebenaran itu. Ellen White tahu bedanya antara diperhitungkan dan dikaruniakan. Dia berkata, kebenaran Kristus yang membenarkan kita, itu diperhitungkan. Kebenaran Kristus yang menguduskan kita, itu dikaruniakan. Yang pertama adalah tiket masuk kita ke Surga, yang kedua adalah kelayakan kita untuk masuk Surga. Kalian lihat, tidak ada yang bisa ke Surga hanya dengan tiket masuk ke Surga, kita harus memiliki juga kelayakan untuk hidup di Surga. Maka kata Ellen White, “…Kristus dalam kemanusiaanNya telah menghasilkan tabiat yang sempurna. Dan Kristus menawarkan untuk mengaruniakan tabiat ini kepada kita…” yaitu dengan mencurahkannya kepada kita. Menurut Efesus, bagaimana Kristus melakukan hal itu? Dengan pembasuhan air melalui apa? Melalui Firman. Kalian tahu, jika kita melewatkan lebih banyak waktu, sangat lebih banyak waktu dengan Firman, kita akan mendapat lebih sedikit masalah dengan dosa. Tetapi di mana kita menghabiskan bagian terbesar waktu kita? Saya tidak akan menyebutnya karena kalian sudah tahu. Ellen White melanjutkan, dia mengutip sebuah ayat Alkitab, “Segala kesalehan kami seperti kain kotor [Yes 64:6] Segala yang bisa kita lakukan sendiri, sudah dicemari oleh dosa…” apakah kalian setuju dengan ini? Segala yang kita lakukan sendiri itu dicemari oleh dosa? Ya.  “…Tetapi Anak Allah diwujudkan untuk mengangkat dosa-dosa, dan di dalam DiriNya tidak ada dosa. Dosa didefinisikan sebagai pelanggaran Hukum, tetapi Kristus patuh kepada setiap ketentuan Hukum. Tentang DiriNya sendiri Dia berkata, Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam hatiKu.’ [Maz. 40:8] Ketika di dunia, Dia berkata kepada murid-muridNya, ‘Aku telah menuruti perintah Bapa-Ku’ [Yoh.15:10]…” sekarang perhatikan ini, “…Oleh kepatuhanNya yang sempurna, Dia telah menjadikannya mungkin bagi setiap manusia untuk mematuhi perintah-perintah Allah…”  apakah kalian setuju dengan itu? Jika itu tidak benar, mengapa di kitab Wahyu dikatakan, Di sinilah ketahanan orang-orang kudus, inilah mereka yang melanggar perintah-perintah Allah…”  Tidak, bukan begitu katanya. Dikatakan, inilah mereka yang…” apa?  “…memelihara perintah-perintah Allah.” Jadi Ellen White berkata, “…Oleh kepatuhanNya yang sempurna, Dia telah menjadikannya mungkin bagi setiap manusia untuk mematuhi perintah-perintah Allah…” lalu dia memberikan rahasianya, dengarkan rahasianya, “…Bila kita menyerahkan diri kita kepada Kristus, hati kita dipersatukan dengan hatiNya, kemauan kita melebur dengan kemauanNya, pikiran kita menjadi satu dengan pikiranNya…” kita harus meluangkan waktu agar itu bisa terjadi, bukan? “…Pikiran kita ditaklukkan menjadi tawananNya. Kita menghidupkan hidupNya…” apakah kalian menangkap itu? Apakah kalian kenal lagunya, “Hidupkan hidupMu bersamaku, dalam aku, O, Yesus”? Pernahkah kalian mendengar lagu ini? Inilah intinya. Hidup ini bukan lagi milik kita, melainkan hidupNya, yang dicurahkan ke dalam kita untuk membuktikan bahwa kebenaranNya telah dikaruniakan kepada kita oleh pembasuhan air melalui apa? Melalui Firman. Ellen White melanjutkan berkata,Bila kita menyerahkan diri kita kepada Kristus, hati kita dipersatukan dengan hatiNya, kemauan kita melebur dengan kemauanNya, pikiran kita menjadi satu dengan pikiranNya. Pikiran kita ditaklukkan menjadi tawananNya. Kita menghidupkan hidupNya. Ini…sekarang perhatikan ini, “…Inilah yang dimaksud dengan diberi pakaian jubah kebenaranNya…Wow! Itulah jubah kehidupan Kristus yang kudus. Lalu Ellen White berkata, “…Pada saat Tuhan memandang kita, Dia bukan melihat pakaian daun ara, bukan melihat ketelanjangan dan cacat akibat dosa, melainkan jubah kebenaranNya sendiri, yaitu kepatuhan yang sempurna kepada Hukum Yehovah.”


Go with me to the book of Ephesians, Ephesians 2, and you know there are a lot of Christians that enjoy reading verses 8 and 9 but they kind of skip over verse 10. You see, verses 8 and 9 are talking about justification, verse 10 is speaking about the sanctified life and how it is lived. You know, how Ellen White says when our mind merges with His mind, our will merges with His will, our thoughts merges with His thoughts, when we spend time with Jesus, when we contemplate Him, when we see Him on the cross, went through the Word with Him, suddenly we start living not our lives but He is living His life through us.

Marilah bersama saya ke Efesus, pasal 2, dan kalian tahu, ada banyak orang Kristen yang suka membaca ayat 8 dan 9, tetapi mereka sepertinya meloncati ayat 10. Ketahuilah, ayat 8 dan 9 berbicara tentang pembenaran, ayat 10 berbicara tentang hidup yang dikuduskan dan bagaimana menjalaninya. Kalian tahu, bagaimana Ellen White berkata bila benak kita melebur dengan benak Kristus, kehendak kita melebur dengan kehendakNya, pikiran kita melebur dengan pikiranNya, bila kita melewatkan waktu bersama Yesus, bila kita merenungkan Dia, bila kita memandangNya di atas salib, bila kita mengulang-ulang Firman bersamaNya, tiba-tiba kita mulai menghidupkan bukan hidup kita sendiri melainkan Dia yang menghidupkan hidupNya melalui kita.


See the secret is so simple. Spending time in prayer and in assimilating God’s Word and then you know what happens? When we have a close relationship with Jesus, we say, “Wow! I got to tell other people about this!” and so now you have a story to tell. Perhaps the reason why we don’t tell the story is because we haven’t grasped the story ourselves. We can’t share what we haven’t experienced, is that true? You see, when we have the experience of what justification and sanctification mean we feel impelled to tell others about it. We can’t keep quiet.

Rahasianya begitu sederhana: menghabiskan waktu dalam doa dan mengasimilasikan Firman Allah, dan tahukah kalian apa yang terjadi? Bila kita memiliki hubungan yang akrab dengan Yesus, kita berkata “Wow! Aku harus menceritakan ini kepada orang lain!” maka sekarang kita punya kisah yang bisa kita ceritakan. Barangkali kita tidak menceritakan kisah itu karena kita sendiri belum memahami kisah itu. Kita tidak bisa membagikan apa yang belum kita alami, betul tidak? Kalian lihat, bila kita sudah mengalami apa makna pembenaran dan pengudusan, kita merasa terdorong untuk menceritakannya kepada orang lain. Kita tidak tahan diam saja.


Now notice Ephesians 2:8, here the apostle Paul says, 8 For by grace are ye saved through faith; and that not of yourselves: it is the gift of God: 9 Not of works, lest any man should boast…”  And so you hear Christians say, “I’m saved by grace through faith, and I don’t have to produce any works. The Lord doesn’t care what I watch, what I listen to, what I wear, what I eat, He couldn’t care less, because grace has taken care of it all.” Not true! You see, you can’t stop at verse 9, you have to go to verse 10. Notice verse 10, it puts it in perspective. It says there in verse 10, “…10 For we are his workmanship, created in Christ Jesus…”  by the way created in Christ Jesus, to be in Christ means that His righteousness is now our righteousness. That’s what the apostle Paul means when he speaks about being “in Christ”: God looks at us as being in Him, He doesn’t look at us as we are, but He looks at Jesus as substitute. And so it says, “…For we are His workmanship, created in Christ Jesus…” for what? “…unto good works…”  we are created in Jesus to produce what?  “…good works…”  now who prepared these works? Ooooo, “…which God hath before ordained that we should walk in them.…”  who prepared the good works? God did!
How did He prepare the good works? Through the life of  Christ.
Are you understanding what I am saying?
What I am saying is that Jesus while He was on this earth He lived a perfect life didn’t He? Did He live a model life? In every aspect of life did Jesus live a model life? Yes, He did.
Now how does that model life become our life? In the light of what we talked about this morning, how does that life of Jesus that He lived, the perfect model life, how does that life transfer to become my life? Through the washing of the water by what? By the Word! As I spend time in the Word as I contemplate the life of Jesus, as I reflect on the life of Jesus, my thoughts, His thoughts become my thoughts, His will becomes my will, His life becomes my life. And I want to become more and more like Him. Worldly pleasures may call me but my desire will be to what? Will be to be like Jesus as I spend time with Him. In other words, that’s how His life is transferred to my life. As I spend time in Bible study and prayer with Jesus, His life becomes mine.
In that sense God prepared the works before I was even born. He prepared the works through the life of Jesus.
Are you understanding now what I am saying?

Sekarang perhatikan Efesus 2:8, di sini rasul Paulus berkata, ”Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah. 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri…” Maka kita mendengar orang Kristen berkata, “Saya diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, dan saya tidak perlu melakukan pekerjaan apa pun. Tuhan tidak peduli apa yag saya tonton, apa yang saya dengarkan, apa yang saya pakai, apa yang saya makan, Tuhan tidak peduli karena kasih karunia sudah membereskan itu semua.” Salah! Kalian lihat, kita tidak bisa berhenti di ayat 9, kita harus terus ke ayat 10. Perhatikan ayat 10 yang memberikan pemahaman yang lebih jelas. Dikatakan di ayat 10, “…10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus…”  nah, diciptakan dalam Kristus Yesus, berada dalam Kristus artinya kebenaranNya sekarang menjadi kebenaran kita. Itulah yang dimaksud rasul Paulus ketika dia berbicara tentang “berada dalam Kristus”: Allah memandang kita sebagai berada dalam Kristus, Allah tidak melihat kita sebagaimana kita ini, tetapi Dia melihat ke Yesus sebagai yang menggantikan kita. Maka dikatakan, “…Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus…”  untuk apa?  “…untuk melakukan pekerjaan baik…”  kita diciptakan dalam Yesus untuk melakukan apa?  “…pekerjaan baik…”  nah, siapa yang mempersiapkan pekerjaan baik ini? Oooo, “…yang dipersiapkan Allah sebelumnya agar kita harus berjalan di dalamnya…”  siapa yang mempersiapkan pekerjaan baik itu? Allah.
Bagaimana Dia mempersiapkan pekerjaan baik itu? Melalui kehidupan Kristus.
Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Apa yang saya katakan ialah sementara Yesus hidup di dunia, Dia telah menjalani hidup yang sempurna, bukan? Apakah Dia menghidupkan suatu kehidupan teladan? Dalam setiap aspek kehidupan apakah Yesus menghidupkan kehidupan teladan? Ya, betul.
Searang, bagaimana kehidupan teladan itu bisa menjadi milik kita? Sehubungan dengan apa yang telah kita bahas pagi ini, bagaimana kehidupan yang dihidupkan oleh Yesus, kehidupan teladan yang sempurna, bagaimana hidup itu dipindahkan untuk menjadi hidup saya? Melalui pembasuhan oleh air melalui apa? Melalui Firman!  Sementara saya menghabiskan waktu dalam Firman Allah, sementara saya mengkontemplasi kehidupan Yesus, sementara saya merenungkan kehidupan Yesus, pikiranNya menjadi pikiran saya, kehendakNya menjadi kehendak saya, hidupNya menjadi hidup saya, dan saya semakin ingin untuk menjadi seperti Dia. Kesenangan dunia mungkin memanggil, tetapi keinginan saya akan berada di mana? Supaya menjadi mirip seperti Yesus sementara saya menghabiskan waktu bersamaNya. Dengan kata lain, begitulah caranya hidupNya dipindahkan ke hidup saya. Sementara saya menghabiskan waktu dalam pelajaran Alkitab dan doa bersama Yesus, hidupNya menjadi hidup saya.  
Demikianlah Allah mempersiapkan pekerjaan baik itu bahkan sebelum saya lahir. Allah mempersiapkan pekerjaan baik itu melalui kehidupan Yesus.
Apakah kalian mengerti sekarang apa yang saya katakan?


So Jesus is not only the substitute for the guilt and the penalty of our sins, He also, His life is the model the substitute for our sinful lives.
So is it possible to overcome as Jesus overcame? Well, you know one of my favorite verses in the Bible is Philipians 4:13 where the apostle Paul says I can do most things through Christ which strengtheneth me.”[Audience: No! No!]
How about I can do  almost all things through Christ which strengtheneth me.”? No, no, no!
I can do  some things through Christ which strengtheneth me.”No!
I can do all things in parenthesis except overcome sin through Christ which strengtheneth me.”
Last I knew, “all” means all. If Jesus says, “You can do all things through Me as I strengthen you”, that includes overcoming what? Overcoming sin.

Jadi Yesus bukan saja pengganti untuk memikul dosa dan hukuman dosa-dosa kita, Dia juga, hidupNya juga adalah teladan, pengganti hidup kita yang berdosa.
Jadi apakah mungkin mengalahkan dosa sebagaimana Yesus telah mengalahkannya? Nah, kalian tahu, salah satu ayat kesukaan saya dari Alkitab adalah Filipi 4:13 di mana rasul Paulus berkata, Kebanyakan perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku…”  [Hadirin: Bukan! Bukan!]
Bagaimana kalauNyaris segala perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”?   Bukan! Bukan!
Beberapa perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”?  Tidak!
Segala perkara  dalam kurung kecuali mengalahkan dosa dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”
Setahu saya, “segala” artinya “segala”. Jika Yesus berkata, “Kamu bisa melakukan segala perkara melalui Aku yang menguatkan kamu”, itu termask mengalahkan apa? Mengalahkan dosa.

Do you know that Jude 24 says that He is able to keep us from falling? Do you know why we fall? Because we lose sight of Christ.
Do you remember the first vision that Ellen White had? The remnant people were travelling on a narrow road to Heaven and they saw in the city, who was in the city? Jesus was in the city. What happened was when they kept their eyes focused on Jesus, their feet were secured. But what happened when they took their eyes off of Jesus, they fell down the embankment into the dark and sinful world.  As the song says,
“Turn your eyes upon Jesus
Look full in His wonderful face
And the things on earth will grow strangely dim
In the light of His glory and grace”

Tahukah kalian Yudas 24 mengatakan Yesus sanggup mencegah kita dari jatuh? Tahukah kalian mengapa kita jatuh? Karena kita tidak lagi memandang Kristus.
Ingatkah kalian penglihatan pertama Ellen White? Umat yang sisa sedang menempuh perjalanan di jalan yang sempit menuju ke Surga, dan mereka melihat di dalam kota (kota Yerusalem Baru), siapa yang ada di dalam kota? Yesus ada di kota. Apa yang terjadi ialah, saat mereka memusatkan pandangan mereka pada Yesus, langkah mereka aman. Tetapi apa yang terjadi saat mereka  mengalihkan pandangan mereka dari Yesus? Mereka jatuh ke jurang ke dunia yang gelap dan berdosa.
Sebagaimana kata lagu ini:
Pandanglah pada Yesus
Pandang wajahNya yang indah
Herannya isi dunia akan menjadi suram
Oleh sinar kemuliaan dan kasihNya


In 1 Corinthians 10:13 the apostle Paul says that no temptation has overtaken us that is but human, but that God along with the temptation gives us a way of escape. There is no temptation that is too powerful to overcome through the power of Jesus. And I hear people say, “Well, Pastor, but the flesh is weak. My human nature is weak.” So what you are saying is that God isn’t powerful enough for you to overcome your sinful nature? When you say that it is not possible to overcome sin you’re limiting the omnipotent power of God. You’re making God look bad because if God says that through His strength you can do all things, there is no temptation that you can’t overcome, that He is able to keep you from falling, if He says that and you say, “Well, my human weakness is too great even God can’t overcome it”, you are limiting the omnipotent power of God.

Di 1 Korintus 10:13 rasul Paulus berkata, tak ada pencobaan yang mengenai kita yang melebihi kekuatan kita sebagai manusia, tetapi dengan pencobaan itu Allah menyediakan jalan keluarnya bagi kita. Tidak ada pencobaan yang terlalu berat untuk diatasi melalui kuasa Yesus. Dan saya mendengar orang berkata, “Yaaah, Pastor, tapi daging itu lemah. Kodrat alami saya itu lemah.” Berarti apa yang kamu katakan itu, Allah tidak cukup berkuasa untuk membuat kamu mengalahkan kodrat alamimu yang condong pada dosa? Saat kita berkata mustahil mengalahkan dosa, kita telah membatasi kemahakuasaan Allah. Kita membuat Allah seolah berbohong, karena jika Allah telah berkata bahwa melalui kekuatanNya kita bisa melakukan segala sesuatu, tak ada pencobaan yang tidak bisa dikalahkan, bahwa Allah bisa mencegah kita jatuh, jika Allah mengatakan itu dan kita berkata, “Yaaah, kelemahan manusiawi saya terlalu besar bahkan Allah pun tidak bisa mengalahkannya”, kita membatasi kemahakuasaan Allah.


The trouble is, we don’t submit to God, that’s why we don’t overcome. Our minds are everywhere, except in the Word of God, except in prayer, except involve in the church. You know I find it amazing that the nominating committee is working, I have to give in a word for the nominating committee. It’s been less this year but there is still some people that say “No, I have too many things to do, I can’t take that position this year.” Folks, let’s get our priorities right. Isn’t the church the body of Christ? Isn’t the church the bride of Christ? Shouldn’t the church be at the top of the list of  our priorities? I think it should be if our priorities are ordered the way God wants them to be ordered. You know the trouble with the Christian world today is the Christian world is caught up in a cheap gospel, a gospel that has no power, a gospel of emotionalism, enthusiasm, signs and wonders, a gospel that teaches people that God wants them to be rich, He wants them to be prosperous, a church that majors in grace and minors in the Law and in obedience, a church that is speaking about forgiveness without victory, peace without transformation. And yet Christians eat like the world eats, watch the movies the world watches, they listen to the music the world listens to, they participate in the recreation that the world participates in, they get divorced at the same rate that the world does, they dress the way the world dresses, their conversation reflects the conversation of the world, they are all caught up in the things of the world, in accumulating more and more just like the world. If that’s true, what makes the church different from the world?
Am I being too strong?

Masalahnya, kita yang tidak berserah kepada Allah, itulah sebabnya kita tidak bisa mengalahkan dosa. Pikiran kita ada di mana-mana kecuali di Firman Allah, kecuali dalam doa, kecuali terlibat dalam gereja. Tahukah kalian, saya kagum komite pemilihan bisa bekerja, saya harus memuji komite pemilihan. Tahun itu sudah berkurang, tetapi masih ada orang-orang yang berkata, “Tidak, saya sibuk, saya tidak bisa menerima jabatan itu tahun ini.” Saudara-saudara, kita harus menempatkan prioritas kita dengan benar. Bukankah gereja itu tubuh Kristus? Bukankah gereja itu pengantin Kristus? Tidakkah gereja harus berada di urutan paling atas dari prioritas kita? Menurut saya seharusnya begitu jika kita menyusun prioritas kita sesuai cara yang dikehendaki Allah. Kalian tahu, masalahnya dengan dunia Kristen hari ini ialah dunia Kristen sedang terperangkap oleh injil murahan, injil yang tidak punya kuasa, injil berdasarkan emosi, antuisi, tanda-tanda dan mujizat, injil yang mengajarkan bahwa Allah mau manusia menjadi kaya, Allah mau manusia makmur, gereja yang mengunggulkan kasih karunia tapi yang mengabaikan Hukum dan kepatuhan, gereja yang berbicara tentang pengampunan tanpa kemenangan, damai tanpa transformasi. Namun orang-orang Kristen makan sama seperti orang dunia makan, nonton film yang ditonton orang dunia, mendengarkan musik yang didengarkan orang dunia, berpartisipasi dalam rekreasi yang sama dengan rekreasi orang dunia, tingkat perceraian mereka sama dengan tingkat perceraian orang dunia, mengenakan pakaian yang sama seperti orang dunia, pembicaraan mereka memantulkan pembicaraan orang dunia, mereka semuanya terperangkap dalam segala keduniawian, mengumpulkan harta semakin banyak sama seperti dunia. Jika ini benar, maka apa bedanya gereja dari dunia?
Apakah kata-kata saya ini terlalu keras?

Allow me to read you another statement, powerful statement, also from the pen of Ellen White who had so many words of wisdom to speak. She speaks about filling the church with people who are not renewed in heart, who have  not really been transformed by the power of the Holy Spirit. And I think our own church is caught up in that  right now. We are so anxious to have numbers. Numbers! We just practically throw them into the baptistery whether they know what the commitment of the Christian life is all about. And so the church is filled with a mixed multitude. Now, that doesn’t mean that people who are unchurch cannot come to church. Praise the Lord, we are glad, we’ll embrace them, we’ll be kind to them, we’ll love them, we’ll invite them to our homes to eat, but that doesn’t mean that we are going to baptize them the same day until they know what it means to be committed to Christ. Is that fair? I think it’s unfair to baptize them along with all of their habits. You know someone once said, “Why won’t you baptize me while I’m still smoking?”  I said, “Because you are hanging on to smoking and baptism means that you are letting everything loose. You’re giving everything to Jesus including smoking which kills you. So you are telling me you want me to baptize you while you are still smoking?” Do people need to overcome sin and show that they have committed their lives to Jesus? I am not talking about being perfect because then nobody would be baptized. Does it need to be seen that they have made a commitment of their lives to Jesus? Absolutely.

Izinkan saya membacakan pernyataan yang lain, pernyataan yang keras, juga dari pena Ellen White, yang punya begitu banyak kata-kata bijak. Dia berbicara tentang mengisi gereja dengan orang-orang yang hatinya tidak diperbarui, yang tidak benar-benar diubahkan oleh kuasa Roh Kudus. Dan saya rasa, gereja kita sekarang ini sedang terperangkap di sana. Kita begitu mementingkan angka. Angka! Sepertinya kita praktis melemparkan mereka ke kolam baptisan tidak peduli mereka tahu atau tidak tentang komitmen kehidupan Kristiani. Maka gereja pun dipenuhi oleh anggota campuran. Nah, itu tidak berarti bahwa orang-orang yang tidak pernah ke gereja tidak boleh datang ke gereja. Puji Tuhan, kita gembira, kita akan merangkul mereka, kita akan memperlakukan mereka dengan baik, kita akan mengasihi mereka, kita akan mengundang mereka ke rumah kita untuk makan bersama, tetapi itu tidak berarti kita akan membaptiskan mereka pada hari yang sama sampai mereka tahu apa artinya punya komitmen kepada Kristus. Apakah itu adil?  Menurut saya, tidak adil membaptiskan mereka dengan semua kebiasaan lama mereka.
Tahukah kalian suatu saat ada yang berkata, “Mengapa Anda tidak mau membaptis saya karena saya masih merokok?”
Saya jawab, “Karena Anda masih mempertahankan merokok padahal baptisan berarti kita melepaskan semua. Kita menyerahkan semuanya kepada Yesus, termasuk merokok yang membunuh kita. Bagaimana Anda bisa berkata Anda mau saya baptiskan  sementara Anda masih merokok?”
Apakah orang perlu mengalahkan dosa untuk menunjukkan bahwa mereka telah menyerahkan hidup mereka kepada Yesus? Saya tidak bicara bahwa kita harus sempurna, karena kalau begitu tidak akan ada orang yang dibaptis. Tetapi haruskah terbukti bahwa mereka telah membuat komitmen menyerahkan hidup mereka kepada Yesus? Tentu saja.


She says this, this is found in Vol. 5 of Testimonies pg 172, she says, “The accession of members who have not been renewed in heart and reformed in life, is a source of weakness to the church. This fact is often ignored. Some ministers and churches are so desirous of securing an increase of numbers that they do not bear faithful testimony against unchristian habits and practices.”
Say someone, the church to grow wuush you know, oh, it’s like throwing gasoline in a fire, what happens when you throw gasoline in a fire? Wuuush! But then what happens? Phssst! Right? The same is true as this church growth movement. I’m in favor of church growth but real church growth, spiritual church growth. 
She says,“…Some ministers and churches are so desirous of securing an increase of numbers that they do not bear faithful testimony against unchristian habits and practices. Those who accept the truth are not taught that they cannot safely be worldlings in conduct while they are Christians in name...”  So do you hear that? Worldlings in conduct but Christians in name,  “…Heretofore they were Satan’s subjects, henceforth they are to be subjects of Christ. The life must testify to the change of leaders…”
Jesus said, “By their fruits ye shall know them”, “…Faith without works is dead…” she is not saying anything that’s not contained in Scripture. She says this, “…public opinion favors a profession of Christianity, a little self denial or self sacrifice is required in order to put on a form of godliness and to have one's name enrolled upon the church book. Hence many join the church without first becoming united to Christ…” it’s a dangerous thing for people to join the church if they have not joined Jesus. She says this,  “… In this Satan triumphs. Such converts are his most efficient agents…” did you catch that?  “…. They serve as decoys to other souls. They are false lights, luring the unwary to perdition…” and then she gives this counsel   “… It is in vain that men seek to make the Christian's path broad and pleasant for worldlings. God has not smoothed or widened the rugged, narrow way. If we would enter into life, we must follow the same path which Jesus and His disciples trod—the path of humility, self-denial, and sacrifice.”

Ellen White berkata demikian, ini ditemukan di Testimonies Vol. 5 hal. 172, “Penambahan jumlah anggota yang hatinya belum diperbarui dan hidupnya belum berubah, menjadi sumber kelemahan gereja. Fakta ini sering diabaikan. Beberapa pendeta dan gereja begitu bernafsu mendapatkan penambahan dalam jumlah anggota sehingga mereka tidak menyampaikan kesaksian yang benar terhadap kebiasaan dan perbuatan yang tidak kristiani.”
Ada yang berkata, gereja bertumbuh wuuush, kalian tahu? Oh, itu seperti menuang bensin ke api. Apa yang terjadi bila kita menuang bensin ke  api? Wuuush! [= meledak] Tetapi kemudian bagaimana? Phsssst!  [=mengempis]. Benar? Hal yang sama berlaku pada gerakan pertumbuhan gereja ini. Saya setuju dengan pertumbuhan gereja, tetapi pertumbuhan yang benar, pertumbuhan kerohanian gereja.
Ellen White berkata, Beberapa pendeta dan gereja begitu bernafsu mendapatkan penambahan dalam jumlah anggota sehingga mereka tidak menyampaikan kesaksian yang benar terhadap kebiasaan dan perbuatan yang tidak kristiani. Mereka yang menerima kebenaran tidak diajarkan bahwa mereka  tidak aman  bila tetap bertahan sebagai orang duniawi dalam hal kelakuan mereka, sementara mereka menyandang nama Kristen…” Jadi kalian dengar ini? Dalam hal kelakuan mereka adalah orang duniawi, sementara mereka mengaku sebagai orang Kristen. “…Sebelumnya mereka adalah pengikut-pengikut Setan, setelahnya mereka harus menjadi pengikut-pengikut Kristus. Hidup mereka harus menjadi bukti adanya pergantian pemimpin ini.”
Yesus berkata, “…dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” [Mat. 7:20], “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” [Yak. 2:26].   Ellen White tidak mengatakan apa pun yang tidak terdapat dalam Kitab Suci. Ellen White berkata demikian,  “…opini publik menyukai Kekristenan yang lahiriah, hanya perlu sedikit penyangkalan diri atau pengorbanan diri yang dibutuhkan untuk menampilkan suatu bentuk kesalehan dan agar namanya bisa terdaftar dalam buku anggota gereja. Dengan demikian, banyak yang bergabung dengan gereja tanpa lebih dulu bersatu dengan Kristus…” berbahaya bagi orang untuk bergabung ke gereja jika mereka belum bergabung dengan Yesus. Ellen White berkata demikian, “…Dalam hal ini Setan yang menang. Orang-orang yang demikian adalah agen-agen Setan yang paling efisien…” apakah kalian bisa menangkapnya? “…Mereka berperan sebagai pengalih perhatian bagi jiwa-jiwa lain. Mereka adalah terang-terang yang palsu, yang menyesatkan orang-orang yang tidak waspada ke  kebinasaan…”  kemudian Ellen White memberikan nasihat ini, “…Percuma orang berusaha membuat jalan kristiani lebih lebar dan lebih menyenangkan bagi orang-orang dunia. Allah tidak memperhalus atau memperlebar jalan yang sempit. Jika kita mau masuk kepada hidup, kita harus mengikuti jalan yang sama yang dijalani Yesus dan murid-muridNya ~ jalan kerendahan hati, penyangkalan diri, dan pengorbanan.”


Do you know that a huge cleansing of the church is coming? You know what it’s called? It’s called the Shaking. We are in the shaking now, the little shaking. The big one is still to come.
Some are being shaken out by worldly pleasures, some are being shaken out today by worldly goods, and many are being shaken out by heresies and false teachings. But the time is coming when persecution will rise against God’s people, against God’s remnant people, and when persecution comes, there is where you will see who is who. But if we are not preparing now by building a strong relationship with Christ, when that time comes, we are going to bail out. That’s why the apostle Paul tells us that Jesus gave Himself, yes, He loved the church, but not to leave the church as it is. See, sometimes we say, “Well, we got to reach our young people, you know. We got to give them what they are used to.” So you are not going to raise them to a higher standard.  Let me tell you, folks, if the church doesn’t give the youth something different than the world, then the church has no reason to exist. The church needs to offer the youth more than the world offers them, something different than the world offers them, something holier, something more pious than what the world offers, because if we are simply offering them what they have every day in the world, where is the church different than the world?
The mice are quiet in here, but you know it’s the truth.

Tahukah kalian suatu pembersihan besar-besaran akan terjadi pada gereja? Kalian tahu apa namanya itu? Namanya “Penggoncangan/pengayakan”. Kita sekarang ini sedang digoncang, goncangan kecil. Yang besar masih akan datang.
Ada yang terlempar keluar oleh kesenangan duniawi, ada yang sekarang terlempar keluar oleh harta duniawi, dan banyak yang sedang terlempar keluar oleh  kemurtadan dan ajaran-ajaran sesat. Tetapi saatnya akan datang ketika penganiayaan pada umat Allah muncul, pada umat Allah yang sisa, dan bila penganiayaan itu datang, saat itulah kita akan melihat siapa adalah siapa. Tetapi jika sekarang kita tidak bersiap-siap membangun suatu hubungan yang kuat dengan Kristus, maka saat itu datang, kita akan melompat keluar. Itulah sebabnya rasul Paulus mengatakan kepada kita bahwa Yesus telah memberikan Dirinya, ya, Yesus mengasihi gerejaNya, tetapi Dia tidak meninggalkan gereja itu sebagaimana adanya. Lihat, terkadang  kita berkata, “Nah, kita harus menjangkau orang-orang muda, tahu? Kita harus memberikan mereka apa yang biasa mereka peroleh.” Jadi kita tidak menaikkan mereka ke standar yang lebih tinggi. Saudara-saudara, saya katakan kepada kalian, jika gereja tidak memberikan sesuatu yang berbeda dari dunia kepada orang-orang muda, maka gereja tidak punya alasan untuk eksis. Gereja harus menawarkan kepada orang-orang muda lebih daripada yang ditawarkan dunia kepada mereka, yang berbeda daripada yang ditawarkan dunia kepada mereka, yang lebih kudus, yang lebih saleh daripada yang ditawarkan dunia. Karena  jika yang kita tawarkan mereka melulu apa yang sudah mereka dapatkan setiap hari dari dunia, di mana beda gereja dengan dunia kalau begitu? 
Tikus-tikusnya di sini kok diam? Tapi kalian tahu itulah yang sebenarnya.


And you know after the process of the shaking, all of the evil will be shaken out and all of the righteous will be shaken in, because surprise, surprise, Adventists, do you know that Ellen White says that most of the  Adventists are going to leave? Adventists, did you hear that? Adventists who come and go like a door that  hinges? “I got to go through the revolving door to walk no more  with God’s people.” But you know what? Multitudes and multitudes of people out in the world who didn’t know the truth, when they hear the truth they will come in by waves and waves into God’s remnant movement. And then God will have a church that has been cleansed by the shaking. The tares have been removed by the Lord and God will have a church that is a united army to face the power of the Devil during the great tribulation.

Dan tahukah kalian, setelah proses penggoncangan ini, semua yang jahat akan terlempar keluar, dan semua yang benar akan terlempar masuk, karena, ini kejutan ya orang-orang Advent, tahukah kalian Ellen White mengatakan bahwa mayoritas orang-orang Advent akan meninggalkan gereja? Orang-orang Advent, apakah kalian dengar?  Orang-orang Advent yang datang dan pergi seperti pintu berputar. “Saya mau keluar lewat pintu berputar untuk tidak lagi berjalan bersama-sama umat Allah.”
Tetapi kalian tahu apa? Berbondong-bondong orang yang berada di dunia di luar, yang tidak tahu kebenaran, saat mereka mendengar tentang kebenaran itu mereka akan masuk bergelombang-gelombang bergabung dengan gerakan umat Allah yang tersisa. Kemudian Allah akan memiliki sebuah gereja yang telah dibersihkan oleh penggoncangan. Lalang-lalang telah dibuang oleh Tuhan, dan Allah akan memiliki sebuah gereja yang merupakan suatu pasukan yang bersatu untuk menghadapi kekuasaan Iblis pada saat kesesakan besar.


Allow me to read as I close a statement from Vol. 5 Testimonies pg. 81, and then I want to read a Biblical statement in closing.
The Lord’s servant says, “The time is not far distant when the test will come to every soul.…”  the test will what? Will come to every soul. See we think of the church is going to be tested, yes, but I am the church, I am in the church, I am one of the members of the church, so it is going to come to me.   “…The time is not far distant when the test will come to every soul. The mark of the beast will be urged upon us…” and now notice this, this is a critical point of the statement, “…Those who have step by step yielded to worldly demands and conformed to worldly customs will not find it a hard matter to yield to the powers that be, rather than subject themselves to derision, insult, threatened imprisonment, and death.…” Who are the ones that are going to give up their faith and say, “I’m not going to prison, I’m not going to die, I’m not going to be ridiculed”? She says, “…Those who have step by step yielded to worldly demands and confirmed to worldly customs…” then she says,   “…The contest is between the commandments of God and the commandments of men. In this time the gold will be separated from the dross in the church.…”  see, that’s a purification without spot, wrinkle or any such thing. She says,   “… True godliness will be clearly distinguished from the appearance and tinsel of it. Many a star that we have admired for its brilliancy will then go out in darkness. Chaff like a cloud will be borne away on the wind even from places where we see only floors of rich wheat. All who assumed the ornaments of the Sanctuary…”  that is the external adornments of the Sanctuary,   “…but are not clothed with Christ's righteousness, will appear in the shame of their own nakedness.”

Sebagai penutup, saya ingin membacakan suatu pernyataan dari Testimonies Vol. 5 hal. 81, lalu saya akan membacakan satu pernyataan dari Alkitab.
Hamba Tuhan berkata, “Waktunya tidak terlalu lama lagi saat ujian itu akan datang pada setiap jiwa…” ujian itu akan apa? Akan datang pada setiap jiwa. Lihat, kita beranggapan yang akan diuji adalah gereja. Betul, tetapi sayalah gereja itu, saya ada dalam gereja, saya salah satu anggota gereja, berarti ujian itu akan datang kepada saya. “Waktunya tidak terlalu lama lagi saat ujian itu akan datang pada setiap jiwa. Tanda Binatang itu akan dipaksakan kepada kita…” dan sekarang perhatikan ni, ini adalah poin yang penting dari pernyataan itu, “…Mereka yang telah menyerah selangkah demi selangkah kepada tuntutan duniawi dan mengikuti kebiasaan dunia, tidak akan sulit menyerah kepada penguasa saat itu, daripada menempatkan diri mereka menjadi objek olok-olok, penghinaan, ancaman dipenjarakan, dan kematian…” Siapakah mereka yang akan meninggalkan iman mereka dan berkata, “Saya tidak mau dipenjarakan, saya tidak mau mati, saya tidak mau diolok-olok”? Ellen White berkata, “…Mereka yang telah menyerah selangkah demi selangkah kepada tuntutan duniawi dan mengikuti kebiasaan dunia…”  Lalu dia berkata, “…Pertandingannya adalah antara perintah-perintah Allah dan perintah-perintah manusia. Pada saat itu, di dalam gereja emas akan dipisahkan dari kotorannya…” lihat, inilah pemurnian tanpa noda, kerut, atau apa pun yang seperti itu. Ellen White berkata, “…Kesalehan yang sejati akan jelas tampak bedanya dari penampilan dan imitasi  murahan. Banyak bintang yang kita kagumi cahayanya akan padam dalam kegelapan. Sekam akan diterbangkan seperti awan oleh angin bahkan dari tempat-tempat di mana kita hanya  melihat tumpukan gandum-gandum yang gemuk.  Semua yang hanya mengenakan perhiasan Bait Suci…” yaitu perhiasan lahiriah Bait Suci, “…tetapi tidak mengenakan jubah kebenaran Kristus, akan tampak dalam ketelanjangan mereka sendiri yang memalukan.”


Go with me to Revelation 22:11 which describes this moment. When probation closes for the church and for the world, it will then be forever too late. Revelation 22:11, He that is unjust, let him be unjust still: and he which is…”  what?   “…filthy, let him be filthy still…”  why would a person be filthy? What is it that cleanses? It’s the cleansing of the water, of the Spirit, through the what? Through the Word. So are there going to be lots of people who would not obey the Word? Who had not been cleansed by the Word? According to this, yes.
And by the way when it says “he that is unjust” really the Greek word is “righteousness”, “he who is unrighteous let him be unrighteous still.” And the Greek really says, “he who is unrighteous, let him continue to act unrighteously”, that is a better translation.   “…and he which is filthy let him continue living filthily, and he that is righteous, let him be righteous still, and he that is holy…”  remember that word?   “…he that is holy, let him be holy still.”

Marilah bersama saya ke Wahyu 22:11 yang menggambarkan saat itu. Ketika masa percobaan bagi gereja dan bagi dunia berakhir, maka segalanya sudah terlambat. Wahyu 22:11, Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat, barangsiapa yang…”  apa?  “…cemar, biarlah ia terus cemar…”  mengapa orang bisa cemar? Apa yang bisa membersihkan? Pembasuhan oleh air, oleh Roh Kudus, melalui apa? Melalui Firman. Jadi, apakah akan ada banyak orang yang akan tidak patuh kepada Firman? Yang tidak dibasuh oleh Firman? Menurut ini, benar.
Dan ketahuilah, di mana dikatakan “Barangsiapa yang berbuat jahat”, sebenarnya kata Greekanya adalah “benar”. “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah dia terus berbuat jahat” dalam bahasa Greekanya sesungguhnya, “Barangsiapa yang tidak benar, biarlah dia terus bertindak tidak benar…”, ini adalah terjemahan yang lebih baik. “…Barangsiapa yang cemar, biarlah dia terus melanjutkan hidupnya dengan cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus benar; barangsiapa yang kudus, …”  ingat kata tersebut?   “…barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus kudus!"
         

Folks, if there was ever a time that we should be involved spiritually, it is now. In Bible study, in prayer, in witnessing, in coming to church. When you stay home you are allowing the Devil to get to you, you don’t have the benefit of the fellowship with fellow believers which is a strengthening experience, that is why the apostle Paul says, don’t abandon the congregation as many have it their customs, especially as you see the Day  approaching.
God wants us to get spiritually involved.

Saudara-saudara jika pernah ada saat di mana kita harus terlibat secara rohani, sekarang inilah saatnya. Dalam mempelajari Alkitab, dalam doa, dalam bersaksi, dalam hadir di gereja. Bila kalian tinggal di rumah kalian akan mengizinkan Iblis menghampiri kalian. Kalian tidak akan menikmati keuntungan persekutuan dengan sesama orang percaya yang merupakan pengalaman yang menguatkan. Itulah sebabnya rasul Paulus berkata, jangan undur dari perhimpunan seperti kebiasaan banyak orang, terutama karena kita melihat bahwa Hari itu sudah mendekat.
Allah ingin kita terlibat secara rohani.


1 John 3:1-3 is the last passage I am going to read. It says, Behold, what manner of love the Father hath bestowed upon us, that we should be called the sons of God: therefore the world knoweth us not, because it knew Him not. 2 Beloved…”  you can hear the passion with which John is speaking,   “…Beloved, now are we the sons of God, and it doth not yet appear what we shall be: but we know that, when He shall appear, we shall be like Him; for we shall see Him as he is…”  what’s going to be true when Jesus comes? We shall what? We shall be like Him! How do we get to that point? Verse 3 has the secret, “…3 And every man that hath this hope in Him purifieth himself, even as He is pure.”
“Blessed are the pure in heart, for they shall see God.”

1 Yohanes 3:1-3 adalah bacaan terakhir yang akan saya bacakan. Dikatakan, Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita boleh disebut anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.  2 Saudara-saudaraku yang terkasih…”  kalian bisa mendengar semangat Yohanes yang sedang berbicara,   “…Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya…”  apa yang akan benar-benar terjadi saat Yesus datang? Kita akan apa? Kita akan menjadi seperti Dia! Bagaimana kita bisa tiba di titik itu?  Ayat 3 itu rahasianya,  “…3 Dan setiap orang yang menaruh pengharapan itu  di dalam Dia,  menyucikan dirinya,  sama seperti Dia yang suci.”
Diberkatilah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah [Mat. 5:8]


So I challenge you as you go home, and as you live out there in the real world during this week, that you will make it a top priority to put Jesus first. Take a Bible with you during your lunch break, read your Bible. Take a good Spirit of Prophecy book, read it. Dedicate your time to prayer. And if you have an opportunity speak to someone about what God has done for you. Make up your mind that you are going to be here next Sabbath. Fellowship. Make up your mind that you are going to take a  leadership position in the church if you are asked, to be  involved, especially as we see the day of God approaching.

Let us pray.

Jadi saya menantang kalian, bila kalian pulang, dan ketika kalian hidup di luar sana, di dunia yang nyata selama minggu ini, kalian akan menjadikan prioritas kalian yang tertinggi untu menempatkan Yesus sebagai yang utama. Bawalah Alkitab saat kalian pergi makan siang, bacalah Alkitab kalian. Bawalah buku Roh Nubuat yang bagus, bacalah itu. Dedikasikan waktu kalian untuk berdoa. Dan jika ada kesempatan, berbicaralah kepada seseorang tentang apa yang telah  dilakukan Allah untuk kalian. Putuskan kalian akan berada di sini Sabat yang akan datang. Berhimpun. Buatlah keputusan kalian akan menerima jabatan untuk memimpin dan terlibat di gereja bilamana kalian diminta, terutama karena kita melihat hari Allah sudah mendekat.

Marilah kita berdoa.



12 02 17