Wednesday, June 30, 2021

EPISODE 08/24 THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR ~ THE UNLEAVENED BREAD ~ STEPHEN BOHR

 

_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____

Part 08/24 - Stephen Bohr

THE UNLEAVENED BREAD

https://www.youtube.com/watch?v=1klx6LrWhik

 

 

Dibuka dengan doa

 

 

Welcome back. In the next session we are going to discuss the Feast of Unleavened Bread. Now we’ve already dealt with some introductory matters at the end of our last session, but now we want to take a closer look at the fulfillment of the Feast of Unleavened Bread which began on the day after the Passover celebration.

 

Selamat bertemu lagi. Dalam sesi berikut ini kita akan membahas Perayaan Roti Tidak Beragi. Nah, kita sudah membicarakan beberapa bahan pengantar pada akhir sesi kita yang terakhir, tetapi sekarang kita mau melihat lebih dekat pada penggenapan Perayaan Roti Tidak Beragi, yang dimulai pada hari setelah perayaan Passah.

 

 

I'd like to begin and this is page 63 in your syllabus if you're following along. I would like to begin by reading Exodus 20:8-11. Now I know that we read this many times, it's the 4th Commandment of God's Law but I'm going to be reading it for a specific purpose. It says there,  Remember the Sabbath day, to keep it holy. Six days you shall labor and do all your work, 10 but the seventh day is the Sabbath of the Lord your God. In it you shall do no work: you, nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor your female servant, nor your cattle, nor your stranger who is within your gates…” and then comes the reason for observing the Sabbath   “…11 For…” that means “because” by the way  “…For in six days the Lord made the heavens and the earth, the sea, and all that is in them, and rested the seventh day. Therefore the Lord blessed the Sabbath day and hallowed it.”

 

Saya ingin mulai dan ini di hal. 63 dari silabus kalian, jika kalian mengikui. Saya ingin mulai dengan membaca Keluaran 20:8-11. Saya tahu kita sudah membaca ayat-ayat ini banyak kali, ini adalah Perintah Keempat Hukum Allah, tetapi saya akan membacanya karena tujuan tertentu. Dikatakan di sana, 8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus. 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu…”  lalu tibalah tujuannya memelihara Sabat,  “…11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan Ia berhenti bekerja pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

 

 

Now the question that I would like to ask as we begin is, when was the seventh day Sabbath instituted? Was this instituted before sin or after sin? It was instituted before sin. Is the seventh day of the week, a day that shadows something that is going to happen in the future? No. It is not a shadow of things to come in its first intention. I need to make that clear. The original intention of the Sabbath has nothing to do with Redemption. It has everything to do with Creation.

 

Nah, pertanyaan yang ingin saya tanyakan di awal pelajaran ini ialah, kapankah Sabat Hari Ketujuh itu ditetapkan? Apakah ini ditetapkan sebelum dosa atau setelah dosa? Ini ditetapkan sebelum dosa. Apakah hari ketujuh dalam satu minggu itu bayangan dari sesuatu yang akan terjadi di masa depan? Tidak. Pada waktu awalnya tujuannya bukan menjadi bayangan dari apa yang akan terjadi di masa depan. Saya harus menekankan ini. Tujuan asli Sabat tidak ada hubungannya dengan Penebusan. Itu berkaitan semata-mata dengan Penciptaan.

 

 

You see, the Sabbath was not a shadow, there was no sinner, so it has in its original intention it has nothing to do with pointing to the rest that will come by Jesus dying for us.  And there were no Jews around,  so you can't say that the Sabbath was made for the Jews. However having said that, once sin came into the world, the Sabbath took on an added secondary dimension. In other words, it's not the original meaning of the Sabbath, it is a secondary meaning that comes in after sin, it's an added meaning of the Sabbath, and that is, the Sabbath also points to the deliverance of Redemption.

 

Kalian lihat, Sabat bukalah suatu bayangan. Pada waktu itu tidak ada orang berdosa, maka Sabat dalam tujuan aslinya tidak menunjuk ke perhentian yang akan datang melalui kematian Yesus bagi kita. Dan waktu itu belum ada orang Yahudi, jadi kita tidak bisa berkata bahwa Sabat dibuat untuk orang-orang Yahudi. Namun, setelah memberikan penjelasan ini, begitu dosa masuk ke dalam dunia, Sabat mengambil dimensi tambahan yang kedua. Dengan kata lain, itu bukan makna asli Sabat, itu adalah makna yang kedua setelah masuknya dosa, itu adalah makna tambahan tentang Sabat, dan itu ialah, Sabat juga menunjuk ke penyelamatan dari Penebusan.

 

 

You know in our last session we actually touched upon this when we said that Jesus died on Friday, and what did He do on the Sabbath? He rested in the tomb on the Sabbath from His works of Redemption, as He had done at Creation. That is not the original intention of the Sabbath, but it is a second application of the Sabbath that comes in after the inception of sin into the world.

 

Kalian tahu dalam sesi kita yang terakhir kita sudah menyinggung ini ketika kita mengatakan bahwa Yesus mati pada hari Jumat, apa yang dilakukannya pada hari Sabat? Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat dari pekerjaan PenebusanNya seperti yang dilakukanNya saat Penciptaan. Ini bukanlah tujuan asli Sabat, tetapi ini adalah aplikasi kedua untuk Sabat yang muncul setelah masuknya dosa ke dalam dunia.

 

 

Probably you’re aware of the fact that the Fourth Commandment reads in two different ways. In Exodus 20 the motivation for keeping the Sabbath is Creation, but in Deuteronomy chapter 5 where the Ten Commandments are repeated again, the motivation for observing the Sabbath is because Israel was in slavery in Egypt and God delivered them from bondage. Let's read Deuteronomy 5:12-15 it says there, 12 ‘Observe the Sabbath day, to keep it holy, as the Lord your God commanded you. 13 Six days you shall labor and do all your work, 14 but the seventh day is the Sabbath of the Lord your God. In it you shall do no work: you, nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor your female servant, nor your ox, nor your donkey, nor any of your cattle, nor your stranger who is within your gates, that your male servant and your female servant may rest as well as you…” and now notice the motivation clause, the reason for observing the Sabbath according to this reading of the Fourth Commandment. It says,  “…15 And remember that you were a slave in the land of Egypt, and the Lord your God brought you out from there by a mighty hand and by an outstretched arm; therefore the Lord your God commanded you to keep the Sabbath day…”

What is the motivation for Israel keeping the Sabbath day, the second motivation? It is because they were slaves in Egypt and God redeemed them.

 

Mungkin kalian mengetahui faktanya bahwa Perintah Keempat tertulis dengan dua cara yang berbeda. Di Keluaran 20, motivasi untuk memelihara Sabat ialah Penciptaan. Tetapi di Ulangan pasal 5 di mana Kesepuluh Perintah diulangi lagi, motivasi untuk memelihara Sabat ialah karena Israel berada dalam perbudakan di Mesir dan Allah membebaskan mereka dari perbudakan.

Mari kita  baca Ulangan 5:12-15, dikatakan di sana, 12 Peliharalah  hari Sabat, kuduskan dia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. 13 Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu engkau jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan boleh berhenti seperti engkau juga…” dan sekarang simak klausul motivasinya, alasan memelihara Sabat menurut tulisan Perintah Keempat yang ini. Dikatakan,  “…15 Dan ingatlah, engkau dahulu adalah budak di tanah Mesir dan TUHAN, Allahmu membawa engkau keluar dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk memelihara hari Sabat…”

Apa motivasi buat Israel memelihara hari Sabat, motivasi yang kedua? Itu karena mereka adalah budak di Mesir dan Allah telah menebus mereka.

 

 

And what was the sign of their redemption? It was the blood of the lamb that was shed at Passover.

So is the Sabbath related somehow to Passover? It most certainly is. This has led some people to say, well the Sabbath is one of the Feasts. No, the Sabbath is not one of the Feasts. The Sabbath bears a relationship to the Feast, but it is not one of the Feasts. It was created by God at the very beginning, and in our last two sessions together we are going to talk about the relationship between the Sabbath and the Feasts.

So what I want you to notice then is, that after sin that the observance of the Sabbath by Israel has a secondary function, and that is to point to Redemption.

 

Dan apakah tanda Penebusan mereka? Ialah darah domba yang dicurahkan saat Passah.

Maka apakah Sabat punya kaitan dengan dengan Passah? Tepat sekali. Ini membuat beberapa orang berkata, kalau begitu Sabat adalah salah satu Perayaan. Tidak, Sabat bukan salah satu perayaan. Sabat punya ikatan dengan Perayaan, tetapi itu bukan salah satu Perayaan. Sabat diciptakan Allah pada awal sekali, dan dalam dua sesi kita yang terakhir nanti kita akan membahas kaitan antara Sabat dengan Perayaan-perayaan.

Jadi apa yang saya mau kalian simak ialah, setelah dosa, pemeliharaan Sabat oleh orang Israel memiliki fungsi yang kedua, yaitu untuk menunjuk ke Penebusan.

 

 

Now notice the parallel. You have at Passover, the death of the lamb, the following day is the Feast of Unleavened Bread, which would be the Sabbath day, and then you have the Feast of First Fruits. In the fulfillment of this we have Jesus dying as the Passover Lamb, what day? On Friday. What did He do on the Sabbath? He rested in the tomb on Sabbath. And He resurrect the first day of the week.  So for us the Sabbath does not become a sign of being delivered from bondage in Egypt, it becomes a sign of us being delivered from bondage to what? To sin. Are you with me or not?  So we can't say, “Oh we have to keep the Passover today like Israel did.” No, because we keep the Sabbath because of a far greater deliverance, to which the Passover pointed.

Raise your hand if you're understanding what I'm saying. Very well, half the class understood that's a good thing, it's a good 50%.

 

Sekarang simak paralelnya. Di Passah ada kematian domba, keesokannya ialah Perayaan Roti Tidak Beragi, yang adalah hari Sabat, dan kemudian ada Perayaan Buah Sulung. Dalam penggenapannya, Yesus mati sebagai Domba Passah, pada hari apa? Jumat. Apa yang dilakukanNya pada hari Sabat? Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat. Dan Dia bangkit hari pertama minggu itu. Maka buat kita, Sabat tidak menjadi tanda dibebaskan dari perbudakan di Mesir, itu menjadi tanda bagi kita dibebaskan dari perbudakan apa? Perbudakan dosa. Kalian paham tidak? Jadi, kita tidak bisa berkata, “Oh, sekarang ini kita harus memelihara Passah seperti orang Israel. Tidak, karena kita memelihara Sabat karena pembebasan yang jauh lebih besar, yang ditunjuk oleh Passah itu.

Angkat tangan jika kalian paham apa yang saya katakan. Bagus sekali, separo kelas paham itu hal yang bagus, itu genap 50%.

 

 

Now we are going to talk about the Feast of Unleavened Bread. Let's go to page 64 and we'll begin by reading two texts that we read in our previous session, John 5:39 and then we will read verses 46 and 47.

39 You search the Scriptures…” Jesus says to the religious leaders of His day  “…for in them you think you have eternal life; and these are they which testify of…” whom?  “…of Me…” Jesus is saying that Scriptures testify of Me, “…40 But you are not willing to come to Me that you may have life…” To whom do the Old Testament Scriptures point? They testify of Jesus. Notice verses 46 and 47, “ 45 Do not think that I shall accuse you to the Father; there is one who accuses you—Moses, in whom you trust. 46 For if you believed Moses, you would believe Me; for he wrote about Me…”  who is at the center of the writings of Moses? Jesus is at the center of the writings of Moses. Jesus said, “Moses wrote about Me”, so every aspect of the writings of Moses has the intention of pointing forward to the fulfillment in Jesus Christ.

 

Sekarang kita akan bicara tentang Perayaan Roti Tidak Beragi. Mari ke hal. 64 dan kita akan mulai dengan membaca dua ayat yang sudah kita baca dalam sesi kita sebelumnya, Yohanes 5:39 kemudian kita akan membaca ayat 45 dan 46.

39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci…”  kata Yesus kepada para pemimpin agama di zamanNya,“…sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi kesaksian tentang…”  siapa?   “…tentang Aku…”  Yesus berkata bahwa Kitab Suci bersaksi tentang Aku,  “…40 namun kamu tidak rela datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu…”  Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama menunjuk kepada siapa? Mereka bersaksi tentang Yesus. Simak ayat 45 dan 46,  “…45Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; ada seorang yang mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai. 46 Sebab andaikan kamu mempercayai Musa, tentu kamu akan mempercayai Aku, sebab ia menulis tentang Aku. …”  siapakah inti tulisan-tulisan Musa? Yesuslah inti tulisan-tulisan Musa. Yesus berkata, “Musa menulis tentang Aku”, maka setiap aspek dari tulisan-tulisan Musa tujuannya ialah menunjuk ke depan ke penggenapannya dalam Yesus Kristus.

 

 

Notice also Luke 24:25-27 and verses 44 and 45, which we referred to before. Jesus is speaking here to the two disciples on the road to Emmaus. 25 Then He said to them, ‘O foolish ones, and slow of heart to believe in all that the prophets have spoken! 26 Ought not the Christ to have suffered these things and to enter into His glory?’ 27 And beginning at Moses and all the Prophets, He expounded to them in all the Scriptures the things concerning…” whom?  “…the things concerning Himself…” So about whom did Moses write? Jesus. About whom did the prophets write? Jesus. About whom did the Scriptures testify? Jesus. Is the Old Testament Israel-centered or Jesus-centered? It's Jesus-centered. Verse 44, 44 Then He said to them, ‘These are the words which I spoke to you while I was still with you, that all things must be fulfilled which were written in the Law of Moses and the Prophets and the Psalms concerning Me.’ 45 And He opened their understanding, that they might comprehend the Scriptures.”

 

Simak juga Lukas 24:25-27 dan ayat 44 dan 45 yang sudah kita rujuk sebelumnya. Yesus sedang berbicara di sini kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus. “25 Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Hai kalian yang bodoh dan lamban hati untuk mempercayai semua yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semua hal itu dan masuk ke dalam kemuliaan-Nya?’ 27 Dan mulai dari Musa dan semua Nabi-nabi, Dia menjelaskan kepada mereka semua hal dalam Kitab Suci tentang…”  siapa?   “…semua hal dalam Kitab Suci tentang  DiriNya Sendiri…”  Jadi Musa menulis tentang siapa? Yesus. Para nabi menulis tentang siapa? Yesus. Kitab Suci bersaksi tentang siapa? Yesus. Apakah Perjanjian Lama itu fokus pada Israel atau fokus pada Yesus? Fokus pada Yesus. Ayat 44, 44        Lalu Ia  berkata kepada mereka, ‘Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu,  bahwa semuanya harus digenapi, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur tentang Aku.’ 45 Lalu Ia membuka pemahaman mereka, supaya mereka bisa mengerti Kitab Suci. …” 

 

 

Ellen White has this remarkable statement in the Desire of Ages page 211, “In every page…”  how many pages? “…in every page whether history, or precept, or prophecy, the Old Testament Scriptures are irradiated with  the glory of the Son of God. So far as it was of divine institution, the  entire system of Judaism was a  compacted prophecy of the gospel.”  

Every page of the Old Testament points to Jesus.

 

Ellen White punya pernyataan yang luar biasa ini di Desire of Ages hal 211,   “…Di setiap halaman…”  berapa halaman?   “…Di setiap halaman, entah itu sejarah, atau peraturan, atau nubuatan, Kitab Suci Perjanjian Lama bersinar dengan kemuliaan Anak Allah. Sepanjang itu berasal dari ilahi, seluruh sistem Yudaisme adalah nubuatan yang padat tentang injil. …”  Setiap halaman Perjanjian Lama menunjuk ke Yesus.

 

 

Now with regards to the Feast of Unleavened Bread, we want to focus on one special verse from the writings of Moses. We notice that on every page Jesus is revealed in the writings of Moses. Let's take one verse primarily from the writings of Moses and see how this is true and how it relates to the Feast of Unleavened Bread.

Deuteronomy 8:3, God is going to explain here the reason He gave manna. Why did God give manna? You know, people say, well, because Israel was in the wilderness, and you know there was no way of planting produce,  and so they would have starved if God hadn't given them food.  That's not the main reason why God gave manna.

We find in Deuteronomy 8:3, “ So He humbled you…” writes Moses,   “…allowed you to hunger, and fed you with manna which you did not know nor did your fathers know…” and now comes the reason why He gave manna,  “…that He might make you know that man shall not live by bread alone; but man lives by every word that proceeds from the mouth of the Lord….”  What was the reason for giving the manna? The reason for giving the manna was to teach Israel that they were not to live by literal bread alone, but they were to live by every word that proceeds out of  the mouth of God.

So what does the manna symbolize or represent? The manna represents the Word of God, spiritually speaking now. It represents the Word of God. And who is the Word of God in person? Jesus is the Word of God in person.

Notice John 1:1-2, 1In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.  He was in the beginning with God…” and then verse 3 says,  “…All things were made through Him, and without Him nothing was made that was made.”

So who is the Word of God? The Word of God is Jesus. Are you with me so far?

 

Sekarang, sehubungan dengan Perayaan Roti Tidak Beragi, kita mau fokus pada satu ayat istimewa dari tulisan Musa. Kita simak bahwa di setiap halaman tulisan Musa, Yesus dinyatakan. Mari kita ambil satu ayat khusus dari tulisan Musa dan kita lihat betapa benarnya dan bagaimana itu terkait kepada Perayaan Roti Tidak Beragi.

Ulangan 8:3, Allah akan menjelaskan di sini alasan Dia memberikan manna. Mengapa Allah memberikan manna? Kalian tahu, orang-orang berkata, itu karena Israel sedang di padang gurun, dan tidak mungkin bisa bercocok tanam, maka mereka bisa mati kelaparan seandainya Allah tidak memberi mereka makanan. Itu bukan alasan utama mengapa Allah memberikan manna. Kita lihat di Ulangan 8:3, 3 Jadi Ia merendahkan engkau…”  tulis Musa, “…membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu…”  dan sekarang alasan mengapa Dia memberikan manna, “…agar Dia boleh membuat engkau tahu, bahwa manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi manusia hidup dari setiap kata yang keluar dari mulut TUHAN…”  Apa alasannya memberikan manna? Alasan memberikan manna ialah untuk mengajar Israel bahwa mereka jangan hidup hanya oleh roti literal, tetapi mereka harus hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.

Jadi, apa yang disimbolkan atau diwakili oleh manna? Manna melambangkan Firman Allah, ini bicara secara spiritual. Manna melambangkan Firman Allah. Dan siapakah Firman Allah dalam bentuk manusia? Yesuslah Firman Allah dalam bentuk manusia.

Simak Yohanes 1:1-2, 1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…”  lalu ayat 3 berkata,  “…3 Segala sesuatu dijadikan melalui Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan…”  Jadi siapakah Firman Allah? Firman Allah ialah Yesus. Apakah kalian paham sampai di sini?

 

 

Now Ellen White has this interesting statement in the devotional book That I May Know Him. She says, What  speech is to thought…”  we think and then we what? I would hope so anyway, we think and then we speak what we think, right? So Ellen White is saying “…What  speech is to thought, so is Christ to the invisible Father. He is the manifestation of the Father, and is called the Word of God.” In other words, the Father thinks and Jesus speaks the Father's thoughts. He's the audible voice of God, the audible voice of the Father, He is the Word of God. Of course the Bible is the Word of God in written form, but Jesus is the Word of God in person.

 

Nah, Ellen White punya pernyataan menarik ini dalam buku devosinya That I May Know Him. Dia berkata, “…Sebagaimana kata-kata terhadap pikiran…”  kita berpikir lalu kita apa? Paling tidak saya berharap begitu, kita berpikir lalu kita mengatakan apa yang kita pikirkan, benar? Jadi Ellen White berkata, “…Sebagaimana kata-kata terhadap pikiran demikianlah Kristus terhadap Bapa yang tidak tampak. Dia (Kristus) adalah perwujudan Bapa, dan disebut Firman Allah. (That I May Know Him, hal. 38) …”  Dengan kata lain Bapa berpikir dan Yesus yang mengatakan pikiran Bapa. Yesuslah suara Allah yang terdengar, suara Bapa, Dialah Firman Allah. Tentu saja Alkitab itu Firman Allah dalam bentuk tertulis, tetapi Yesus adalah Firman Allah dalam bentuk pribadi.

 

 

Let's be a little more specific. What did the manna represent? Yes, the Word of God, but let's notice 1 Corinthians 10:1-4 to gain a little bit more information on what is meant by the manna. It says there in 1 Corinthians 10 where Paul is describing certain events from the history of Israel, 1 Moreover, brethren, I do not want you to be unaware that all our fathers were under the cloud, all passed through the sea, all were baptized into Moses in the cloud and in the sea…” because Moses was leader so they're baptized into Moses, we’re baptized into Christ because Christ is the fulfillment of what Moses represented. So it says,  “…all were baptized into Moses in the cloud and in the sea, all ate the same spiritual food…” so the manna was not only physical food, it has a spiritual dimension, right?  “… all ate the same spiritual foodand all drank the same spiritual drink…” so it wasn't only H2O, it wasn't only literal water, the literal water had a symbolic spiritual meaning. And then it says,  “...and all drank the same spiritual drink. For they drank of that spiritual Rock that followed them, and that Rock was Christ.”

So the manna was not merely physical food, the manna was what? Spiritual food because it wasn't only carbohydrates, and vitamins, and minerals, and so on, it was actually a literal food that had a symbolic or spiritual significance or meaning.

 

Mari kita sedikit lebih spesifik. Manna itu melambangkan apa? Ya, Firman Allah, tetapi mari kita simak 1 Korintus 10:1-4 untuk medapatkan sedikit lebih banyak informasi mengenai apa yang dimaksud oleh manna. Dikatakan di sana 1 Korintus 10 di mana Paulus menggambarkan peristiwa-peristiwa tertentu dari sejarah Israel. 1 Lagi pula, saudara-saudara, aku tidak mau jika kamu tidak menyadari, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan, mereka semua telah melintasi laut. 2 semua telah dibaptis dalam Musa di awan dan di laut…”  karena Musa adalah pemimpinnya jadi mereka dibaptis dalam Musa. Kita dibaptis dalam Kristus karena Kristus adalah penggenapan dari apa  yang disimbolkan Musa. Maka dikatakan, “…semua telah dibaptis  dalam Musa, di awan dan di laut, 3 semua makan makanan rohani yang sama…”  jadi manna bukan hanya makanan fisik dia juga memiliki dimensi spiritual, benar? “…semua makan makanan rohani yang sama 4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama…”  jadi ini bukan hanya H2O, bukan hanya air literal, air literal ini mempunyai makna simbolik. Lalu dikatakan,   “…dan mereka semua minum minuman rohani yang sama. Sebab mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”

Jadi manna itu bukan hanya makanan fisik, manna itu apa? Makanan rohani, karena itu bukan karbohidrat, dan vitamin, dan mineral, dll. itu adalah makanan literal  yang memiliki makna simbolis atau spiritual.

 

 

More specifically the manna represented Jesus Christ. Notice John 6:48-50, here Jesus is speaking and He says, 48 I am the bread of life. 49 Your fathers ate the manna in the wilderness, and are dead. 50 This is the bread which comes down from heaven, that one may eat of it and not die.” So what the bread represents is the Word of God, and the Word of God is Jesus. The manna explicitly represents whom? Jesus. Was manna bread? Of course, manna was bread. But the manna represented something specific about Jesus, it not only represented Jesus in general terms, the manna it represented something specific about Him. Notice what we find in verse 51, in your syllabus. Jesus says, “ 51 I am the living bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live forever;…” and now notice what He explains as being the manna or the bread, He says,  “…and the bread that I shall give is…”  what?  “…My flesh, which I shall give for the life of the world.’…”

So the manna represents the Word of God, the Word of God is Jesus, and more specifically the manna represents Christ but there's a specific aspect of Christ that the manna represents, and that is His what? The flesh of Jesus is represented by the mana.

 

Lebih tepatnya manna itu melambangkan Yesus Kristus. Simak Yohanes 6:48-50, di sini Yesus berbicara dan Dia berkata, 48 Akulah roti hidup.49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka mati.  50 Inilah roti yang turun dari sorga, agar orang boleh memakannya dan tidak mati…”  Jadi apa yang dilambangkan roti ialah Firman Allah, dan Firman Allah ialah Yesus. Manna secara eksplisit melambangkan siapa? Yesus. Apakah manna itu roti? Tentu saja manna itu roti. Tetapi manna melambangkan sesuatu yang spesifik tentang Yesus, dia tidak hanya melambangkan Yesus secara umum, manna melambangkan sesuatu yang spesifik tentang Dia. Simak apa yang kita dapati di ayat 51, di silabus kalian. Yesus berkata, “…51Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya…” dan sekarang simak apa yang dijelaskanNya sebagai manna atau roti. Dia berkata, “…dan roti yang akan Kuberikan itu ialah…”  apa? “…daging-Ku, yang akan Kuberikan supaya dunia hidup.’ …” 

Maka manna melambangkan Firman Allah, Firman Allah ialah Yesus, dan lebih spesifik lagi manna itu melambangkan Kristus, tapi ada aspek spesifik dari Kristus yang dilambangkan manna, dan itu adalah apaNya? Daging Yesus dilambangkan oleh manna.

 

 

Now you say, what possible significance does that have? What difference does it make that the manna represented the flesh of Jesus?

Well, we need to examine the manna episode. Don't you think it would be a good idea to go back to Exodus 16 and examine when God sent manna from heaven? Of course. If Jesus says “I am the living manna” the best way to understand it is to go back to the story of the manna in Exodus 16. And if He says that the manna is His flesh, represents His flesh, then the manna in Exodus 16 must have something to do with that. And so we go back to Exodus chapter 16 and we discover something, that every Seventh-Day Adventist notice.

Let me just ~ before I read these two verses ~ let me preface it by saying this.

As an Adventist I was always taught that the manna episode instructed us that we needed to keep the Sabbath, because God did not give manna on the Sabbath, and so I always believed that the purpose of Exodus chapter 16 was to teach us that we're not supposed to go earn our daily bread on the Sabbath, that we're supposed to keep Sabbath. What I missed is the reason why we're supposed to keep the Sabbath in Exodus chapter 16. Yes, the manna does teach that we're supposed to keep the Sabbath. No manna fell on Sabbath. But what was the reason why no manna fell on Sabbath? There's a particular theological reason that tells us why, and it is related directly with Jesus Christ.

Now you remember that the manna fell how many days a week? The manna fell six days a week. How many days a week were those people supposed to pick up the manna? Each one of those days: six days. 

·       What would have happened if Israel went out and picked up the manna say on Wednesday, and decided I want to take it easy tomorrow and saved the manna until Thursday, what would have happened?

Two things: number one, the manna would breed worms and it would stink.

Notice Exodus 16:19-20, “ 19 And Moses said, ‘Let no one leave any of it till morning.’ 20 Notwithstanding they did not heed Moses. But some of them left part of it until morning, and it bred worms and stank. And Moses was angry with them.” So what happened to the manna if it was picked up on any day other than Friday for Sabbath? The manna bred worms and stank.

Now here's the big question: what is it that breeds worms and stinks? Decomposing flesh, correct? That's what breeds worms and stinks. 

·       But now here comes the interesting thing. What would happen when the manna was picked up on Friday, and it was saved over for the Sabbath?

The Bible tells us that it was just as fresh on Sabbath as it had been on Friday. It did not breed worms, neither did it stink. In other words it did not decompose. Let's read it in Exodus 16:23-24, 2Then he said to them, This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy Sabbath to the Lord. Bake what you will bake today, and boil what you will boil; and lay up for yourselves all that remains, to be kept until morning.’  24 So they laid it up till morning, as Moses commanded; and it did not stink, nor were there any worms in it.” 

So I want you to catch the picture. If it was picked up on any day for the next day other than Friday for the Sabbath, it bred worms and stank, it decomposed. When it was picked up on Friday and saved for Sabbath, it was as fresh on Sabbath as it had been on Friday. And the manna represents what? The flesh of Jesus, we already read it, right?

 

Sekarang kalian berkata, makna apa yang mungkin ada di sana? Apa ada bedanya manna melambangkan daging Yesus?

Nah, kita perlu memeriksa episode manna. Menurut kalian apakah bukan ide yang bagus untuk kembali ke Keluaran 16 dan memeriksa ketika Allah mengirimkan manna dari Surga? Tentu saja. Jika Yesus berkata, “Aku adalah manna yang hidup”, maka cara terbaik untuk memahaminya ialah kembali ke kisah manna di Keluaran 16. Dan jika Yesus berkata bahwa manna itu adalah dagingNya, melambangkan dagingNya, maka manna di Keluaran 16 harus punya kaitan dengan itu. Maka kita kembali ke Keluaran 16 dan kita menemukan sesuatu yang diketahui semua orang MAHK.

Izinkan saya ~ sebelum saya bacakan kedua ayat itu ~ izinkan saya memberikan pendahuluan dengan mengatakan sbb.:

Sebagai orang Advent, saya selalu diajari bahwa episode manna memberi kita instruksi bahwa kita harus memelihara Sabat, karena Allah tidak memberikan manna pada hari Sabat, maka saya selalu meyakini tujuan Keluaran 16 ialah untuk mengajar kita bahwa kita tidak boleh pergi mencari nafkah pada hari Sabat, bahwa kita harus memelihara Sabat. Apa yang terlewatkan oleh saya di Keluaran 16 ialah alasan mengapa kita harus memelihara Sabat. Betul, manna memang mengajarkan bahwa kita harus memelihara Sabat. Tidak ada manna yang jatuh pada hari Sabat. Tetapi apakah alasannya mengapa tidak ada manna yang jatuh pada Sabat? Ada alasan theologis yang khusus yang mengatakan mengapa, dan ini berkaitan dengan Yesus Kristus.

Nah, kalian ingat berapa kali dalam seminggu ada manna jatuh? Manna jatuh enam hari seminggu. Berapa hari dalam satu minggu itu orang-orang harus memungut manna? Tiap hari dari hari-hari tersebut: enam hari.

·       Apa yang akan terjadi andaikan Israel keluar dan memungut manna katakanlah pada hari Rabu, dan memutuskan saya mau santai besok dan menyimpan manna itu hingga hari Kamis, apa yang akan terjadi?

Dua hal: yang pertama manna itu akan mengeluarkan ulat dan akan berbau busuk.

Simak Keluaran 16:19-20, 19 Dan Musa berkata,  Jangan ada seorang pun yang menyisakannya hingga keesokan harinya.’ 20 Walaupun demikian, mereka tidak mendengarkan Musa. Tetapi ada yang menyisakan sebagian hingga pagi,  dan manna itu keluar ulat dan berbau busuk. Dan Musa marah kepada mereka.” Jadi apa yang terjadi pada manna itu jika dipungut pada hari apa saja selain Jumat untuk Sabat? Manna itu akan keluar ulat dan berbau busuk.

Sekarang pertanyaan yang penting: apa yang bisa keluar ulat dan berbau busuk? Daging yang membusuk, benar? Itulah yang mengeluarkan ulat dan berbau busuk.

·       Tetapi sekarang ini yang menarik. Apa yang akan terjadi ketika manna itu dipungut pada hari Jumat dan disimpan menginap untuk Sabat?

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa manna itu sama segarnya pada hari Sabat sebagaimana di hari Jumatnya. Manna itu tidak keluar ulatnya, juga tidak bau. Dengan kata lain, dia tidak membusuk.

Mari kita  baca di Keluaran 16:23-24, 23    Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus, Sabat bagi TUHAN, bakarlah yang mau kamu bakar hari ini, dan rebus, apa yang mau kamu rebus; dan sisihkan untukmu segala yang tersisa, untuk disimpan sampai pagi.’ 24 Maka mereka menyimpannya sampai keesokan paginya seperti yang diperintahkan Musa, dan itu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.”

Maka saya mau kalian menangkap gambarnya. Jika manna itu dipungut pada hari apa pun untuk keesokan harinya selain hari Jumat untuk Sabat, manna itu keluar ulatnya dan berbau busuk, dia membusuk. Jika dia dipungut pada hari Jumat dan disimpan untuk Sabat, dia tetap segar pada hari Sabat sebagaimana pada waktu Jumatnya.

Dan manna itu melambangkan apa? Daging Yesus, itu sudah kita baca, kan?



Now what is the significance of this? We have to go to the Gospels to understand the significance of the idea, that when the manna was picked up on Friday (the manna  representing Jesus, representing the flesh of Jesus), when it was picked up on Friday it did not decompose on the next day on the Sabbath. Is there perhaps a Christ-centered significance to this? Well, let's go to the Gospels to find out. 

Matthew 27:46 has the fifth declaration of Jesus on the cross. We speak of the seven words that Jesus spoke from the cross. Well, let's take a look at the last three of the seven. Matthew 27:46, has number five, “ 46 And about the ninth hour…” it still wasn't the ninth hour but it says  “…about the ninth hour Jesus cried out with a loud voice, saying, ‘Eli, Eli, lama sabachthani?’ that is, ‘My God, My God, why have You forsaken Me?’…” but it was not the ninth hour yet, it wasn't quite 3 o'clock yet.

Jesus had two more declarations to make from the cross, number 6 is found in John 19:30 it says there,  30 So when Jesus had received the sour wine, He said, It is finished! And bowing His head, He gave up His spirit.” Now John doesn't tell the whole story, that's what we need all the Gospels.

There's one more declaration that Jesus made from the cross before He died, and it's found in Luke 23:46 it says there, this is number 7, “ 46 And when Jesus had cried out with a loud voice, He said, Father, ‘into Your hands I commit My spirit.’  Having said this, He…” what?  “…He breathed His last.”

So what time of the day did Jesus die? Jesus died at 3 o'clock in the afternoon.

On which day of the week? On the day that we call Friday. He died on Friday at 3 o'clock.  Does the Bible corroborate such an idea? Yeah, He died at the ninth hour. When was the Passover lamb sacrificed? We read Exodus 12:6 where it says, “ Now you shall keep it until the fourteenth day of the same month. Then the whole assembly of the congregation of Israel shall kill it at twilight…” that is between the two evenings.

 

Nah, apa signifikannya ini? Kita harus ke kitab-kitab Injil untuk mengerti pentingnya konsep itu, bahwa ketika manna dipungut pada hari Jumat (manna itu melambangkan Yesus, melambangkan daging Yesus), ketika itu dipungut pada hari Jumat, itu tidak membusuk pada keesokan harinya, hari Sabat. Apakah barangkali ada makna yang berfokus pada Kristus dalam hal ini? Nah, mari kita ke kitab-kitab Injil untuk mencaritahu.

Matius 27:6 mencatat deklarasi Yesus yang ke-5 di salib. Kita bicara tentang ke-7 kalimat yang diucapkan Yesus dari salib. Nah, mari kita lihat tiga yang terakhir dari ketujuhnya itu. Matius  27:46 yang adalah nomor 5, 46 Dan pada kira-kira jam kesembilan…”  ini masih belum tepat jam kesembilan, tetapi dikatakan,   “…pada kira-kira jam kesembilan  berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’…”  tapi ini masih belum jam kesembilan, masih belum tepat pukul 3 siang.

Masih ada dua lagi deklarasi Yesus dari salib, nomor 6 ditemukan di Yohanes 19:30, dikatakan di sana, “…30 Sesudah Yesus mendapat tawaran anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai!’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya…”  Nah, Yohanes tidak menceritakan seluruh kisahnya, itulah sebabnya kita membutuhkan semua kitab Injil.

Masih ada satu lagi deklarasi Yesus dari salib sebelum Dia mati, dan itu terdapat di Lukas 23:46, dikatakan di sana, ini nomor 7,  “…46      Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia…”  apa?   “…Ia  mengembuskan napasNya yang terakhir…” 

Jadi pukul berapa Yesus mati? Yesus mati pukul 3 siang.

Pada hari apa dalam minggu itu? Pada hari yang kita sebut Jumat. Dia mati pada hari Jumat pukul 3 siang.

Apakah Alkitab menguatkan konsep ini? Ya, Dia mati pada jam kesembilan. Kapan domba Passah itu dikurbankan? Kita baca dari Keluaran 12:6 di mana dikatakan,6 Kamu harus memeliharanya sampai hari yang keempat belas di bulan yang sama lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus  menyembelihnya pada waktu senja…”  yaitu antara dua petang.

 

 

Now do you remember that I mentioned that the two evenings are noon when the sun begins its descent ~

by the way I know the sun doesn't descend ~ okay? Because some people say, “Pastor Bohr, he believes in the unscientific idea that the sun goes down.” Well, the sun doesn't go down. And some people take the Bible to task, they say, “Oh, the Bible isn't scientifical, it says  the sun rises in the east. Everybody knows the sun doesn't rise.” But don't even the most sophisticated scientists speak about “the sun rising in the east”? Of course! What the Bible is saying, the Bible is describing what we can see with our eyes. It appears like the sun rises and the sun sets. Are you following me or not? So don't nitpick with the Bible.

Okay. Now notice what Adam Clarke the great Bible commentator had to say about this idea between the two evenings. “The Jews divided the day into morning and evening: till the sun passed the meridian all was morning or forenoon; after that, all was afternoon or evening. Their first evening began just after twelve o'clock, and continued  till sunset; their second evening began  at sunset and continued till night, i.e., during the whole time of twilight; between twelve o'clock, therefore, and the termination of twilight, the Passover was to be offered…” and we know that it was right in between,  it was the ninth hour. He continues writing, “…The day among the Jews had twelve hours, John 11:9. Their first hour was about six o'clock in the morning with us. Their sixth hour was our noon. Their ninth hour answered to our  three o'clock in the afternoon. By this we may understand that the time in which Christ was crucified began at the third hour, that is, at nine o'clock in the morning, the ordinary time for the daily morning sacrifice, and ended at the ninth hour, that is, three o'clock in the afternoon, the time of the evening sacrifice,. Wherefore their ninth hour was their hour of prayer, when they used to go into the temple at the daily evening sacrifice…” and then he mentions  “…Acts 3:1; and this was the ordinary time for the Passover. It is worthy of remark that God sets no particular hour for the killing of the Passover: any time between the two evenings, i.e., between twelve o'clock in the day and the termination of twilight, was lawful.”  but  we know that Jesus died at the ninth hour, right in between the two.

 

Nah, apakah kalian ingat saya mengatakan bahwa kedua petang adalah tengah hari ketika matahari mulai turun ~

Nah, saya tahu matahari tidak turun ~ oke? Karena ada yang berkata, “Pastor Bohr itu percaya konsep yang tidak ilmiah bahwa matahari turun.” Nah, matahari tidak turun. Dan ada orang yang mencari kesalahan Alkitab, mereka berkata, “Oh, Alkitab itu tidak saintifik, Alkitab mengatakan matahari terbit di sebelah timur. Semua orang tahu matahari tidak terbit.” Bukankah bahkan ilmuwan yang paling canggih pun  memakai kata-kata “matahari terbit di sebelah timur”? Tentu saja. Apa yang dikatakan Alkitab ialah, Alkitab menggambarkan apa yang kita lihat dengan mata kita. Tampaknya seolah-olah matahari terbit dan matahari terbenam. Apakah kalian paham atau tidak? Jadi jangan mencari-cari kesalahan Alkitab.

Baiklah. Sekarang simak apa kata Adam Clarke, seorang komentator Alkitab yang hebat, tentang konsep antara dua petang ini.  “…Orang Yahudi membagi hari menjadi pagi dan petang: waktu hingga matahari melewati meridian, seluruhnya itu pagi atau sebelum tengah hari; setelah itu seluruhnya petang atau malam. Bagi mereka, petang yang pertama dimulai tepat lewat pukul 12, dan berlangsung hingga matahari terbenam; petang mereka yang kedua dimulai saat matahari terbenam dan berlangsung hingga malam, yaitu selama waktu antara dua petang; maka antara pukul 12 dan berakhirnya masa antara dua petang, kurban Passah itu harus dipersembahkan…”  dan kita tahu itu terjadi tepat di antara keduanya, pada jam kesembilan. Adam Clarke melanjutkan, “…Bagi orang Yahudi, pagi hari terdiri atas 12 jam (Yohanes11:9). Jam mereka yang pertama itu sekitar pukul enam pagi buat kita. Jam keenam mereka adalah tengah hari kita. Jam kesembilan sesuai dengan jam tiga siang kita. Dengan ini kita bisa mengerti waktu di mana Kristus disalibkan mulai pada jam ketiga, yaitu pukul sembilan pagi, yaitu jam biasanya kurban pagi dipersembahkan, dan berakhir di jam kesembilan yaitu pukul tiga siang, saatnya kurban petang (Markus 15:25,33-34,37). Sedangkan jam kesembilan mereka adalah jam doa mereka, saat mereka pergi ke Bait Suci untuk kurban petang harian…”  lalu dia menyinggung,  “…Kisah 3:1; dan ini adalah waktu untuk Passah. Perlu disebutkan bahwa Allah tidak menetapkan jam tertentu untuk kurban Passah, kapan pun di antara kedua petang, yaitu antara pukul 12 siang dan berakhirnya petang yang kedua, itu sesuai hukum.” (Adam Clarke's Commentary, Electronic Database. Copyright (c) 1996 by Biblesoft)…”  tetapi kita tahu bahwa Yesus mati pada jam kesembilan, tepat di antara kedua petang.

 

 

So let me ask you when was the provision for salvation finished? When Jesus died on the cross, right? Was there a perfect life available when Jesus died on the cross, a perfect robe of righteousness? Yes. Had the penalty for sin been paid for when Jesus died on the cross? Absolutely!

·       So when did Jesus, so to speak, finish provision for salvation?

On the sixth day of the week.

·       When had Jesus finished Creation?

He had finished Creation also on the what? On the sixth day of the week.

So must there be a relationship between the two?

In Genesis it says “He’s finished”, and on the cross He says it is what? “Finished.”  At Creation He then rests or ceases His work and then Jesus ceases His work of Redemption because His work of Redemption is what? Complete in terms of provision.

 

Jadi coba saya tanya, kapankah ketersediaan untuk penyelamatan selesai? Ketika Yesus mati di salib, benar? Apakah sudah tersedia suatu hidup yang sempurna ketika Yesus mati di salib, sebuah jubah kebenaran? Ya. Apakah hukuman untuk dosa sudah dibayar ketika Yesus mati di salib? Tepat sekali!

·       Jadi, kapan Yesus selesai menyediakan provisi untuk keselamatan?

Pada hari keenam dalam minggu itu.

·       Kapan Yesus menyelesaikan Penciptaan?

Dia selesai mencipta pada hari apa? Pada hari keenam minggu itu.

Maka haruskah ada hubungan antara keduanya?

Di Kejadian dikatakan Dia “telah menyelesaikan”, dan di salib Dia berkata bahwa itu apa? “Sudah selesai”.  Saat Penciptaan Dia lalu beristirahat atau berhenti dari pekerjaanNya, dan kemudian Yesus berhenti dari pekerjaanNya menebus karena pekerjaan PenebusanNya sudah apa? Sudah selesai dalam arti ketersediaannya.

 

 

So at three o'clock Jesus dies but there was a period of time when a preparation needed to be made before the Passover lamb was partaken of, see the Passover lamb died at 3 o'clock in the afternoon but then the family prepared the Passover lamb to partake of it in the evening at the beginning of the Feast of Unleavened Bread. Are you following me or not? So Jesus died at 3 o'clock in the  afternoon, were there several things that had to happen before Jesus was placed in the grave? I have a list of them here.

·       First of all did His body have to be prepared for burial?

Yes, it had to be wrapped.

·       Did Joseph of Arimathaea have to ask for His body to be buried? Certainly.

·       Did He have to be taken down from the cross?

·       Did they have to clean His body,

wrap it in linen,

transport Him to the graveside,

then bury Him,

and roll the stone in front of the of the tomb?

That would have taken a significant amount of time, right? Did they feel a sense of urgency to bury Jesus before the Sabbath began? Yes, in fact they probably ended at the very nick of time, right before the Sabbath began.

 

Jadi  pada pukul tiga Yesus mati, tetapi ada suatu periode waktu ketika persiapan perlu dibuat sebelum domba Passah itu bisa dimakan. Lihat, domba Passah itu mati pukul tiga sore, tetapi keluarga itu harus mempersiapkan domba Passah itu supaya bisa dimakan petang hari itu saat dimulainya Perayaan Roti Tidak Beragi. Apakah kalian paham atau tidak? Jadi Yesus mati pukul tiga petang, apakah ada beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus diletakkan dalam kubur? Saya punya daftarnya di sini.

·       Pertama, apakah jasadNya harus disiapkan untuk dimakamkan?

Ya, jasadNya harus dikafani.

·       Apakah Yusuf Arimathea harus minta jasadNya untuk dimakamkan? Tentu saja.

·       Apakah jasadNya harus diturunkan dari salib?

·       Apakah mereka harus membersihkan jasadNya,

membungkusnya dengan kain linen,

memindahkannya ke tempat pemakaman,

lalu memakamkannya,

dan mendorong batu ke depan kubur itu?

Itu tentunya makan waktu cukup banyak, bukan? Apakah mereka tergesa-gesa memakamkan Yesus sebelum dimulainya Sabat? Ya. Bahkan sangat mungkin saat mereka selesai waktunya mepet sekali tepat sebelum Sabat mulai.

 

 

Now let's take a look at the sequence of days that we have here. Luke 23:54-56, we read this before, let's read it again, “ 54 That day was the Preparation, and the Sabbath drew near. 55 And the women who had come with Him from Galilee followed after, and they observed the tomb and how His body was laid. 56 Then they returned and prepared spices and fragrant oils. And they rested on the Sabbath according to the commandment.”

So what did the women do and of course it would have been all of the Jews, right? All of the Jews were resting. Let me ask you, what do you suppose that day of rest was like for them, for the disciples? Oh, it was a day of joy and gladness and happiness, they were having a party, right? No. What kind of rest? I would say it was restless rest, right? They were sad, they were crying, they'd lost their best friend. Let me ask you, if they had understood the meaning of the Passover, the unblemished  life of Jesus, death of the lamb, that's the death of Jesus, if they had understood what that meant, what would that day have been like? “Wow!” they would have said, “Jesus has weaved a perfect robe of righteousness by His life,  the unblemished Lamb; and He has died paying for the sins of the world. Let's celebrate this Sabbath day!” It would have been like at Creation, Adam and Eve and God celebrating the work of Creation. But unfortunately it was a sad day, not because God wanted it to be a sad day, but because they did not understand the Hebrew Feasts.

 


Sekarang, mari kita lihat urut-urutan hari-harinya yang ada di sini. Lukas 23:54-56, kita sudah membaca ini sebelumnya, mari kita baca lagi. 54 Hari itu adalah Hari Persiapan dan sabat hampir mulai. 55 Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta, dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana jasad-Nya dibaringkan. 56 Lalu mereka kembali dan menyediakan rempah-rempah dan minyak-minyak yang harum. Dan mereka beristirahat pada hari Sabat menurut Perintah TUHAN.”

Jadi apa yang dilakukan orang-orang perempuan, dan tentu saja ini menyangkut semua orang Yahudi, benar? Semua orang Yahudi sedang berSabat. Coba saya tanya, kira-kira hari perhentian itu seperti apa bagi mereka, bagi para murid? Oh, itu adalah hari kesukaan dan kegembiraan dan kebahagiaan, mereka sedang merayakannya, benar? Tidak. Perhentian macam apa? Menurut saya hari itu perhentian yang gelisah, benar? Mereka sedih, mereka menangis, mereka telah kehilangan sahabat mereka. Coba saya tanya, seandainya mereka paham makna Passah, kehidupan Yesus yang tanpa noda, kematian domba itu yaitu kematian Yesus, andaikan mereka mengerti apa maknanya, bagaimana kira-kira hari itu? Mereka akan berkata “Wow! Yesus telah merajut sebuah jubah kebenaran dengan hidupNya, Domba yang tidak bernoda, dan Dia sudah mati membayarkan dosa-dosa dunia. Ayo kita rayakan hari Sabat ini!” Akan seperti saat Penciptaan, Adam dan Hawa dan Allah merayakan pekerjaan Penciptaan. Tetapi sayangnya itu menjadi hari yang kelabu, bukan karena Allah menghendaki itu menjadi hari yang sedih, melainkan karena mereka tidak paham tentang Perayaan-perayaan itu.

 

 

Notice this comment from Ellen White that I read before, The Father and the Son rested after Their work of Creation. ‘Thus the heavens and the earth were finished, and all the host of them. And on the seventh day, God ended His work which He had made. . . . And God blessed the seventh day, and sanctified it: because that in it He had rested The death of Christ was designed to be at the very time in which it took place. It was in God's plan that the work which Christ had engaged to do should be completed on a Friday, and that on the Sabbath He should rest in the tomb, even as  the Father and Son had rested after completing Their creative work. The hour of Christ's apparent defeat was the hour of His victory. The great plan, devised before the foundations of the earth were laid, was successfully  carried  out.  

 

Simak komen dari Ellen White yang sudah pernah saya bacakan, “…Bapa dan Anak berhenti setelah pekerjaan Penciptaan Mereka. ‘1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2     Dan pada hari ketujuh Allah mengakhiri pekerjaanNya yang telah dibuatNya, 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan Penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.’ (Kejadian 2:1-3) …Kematian Kristus sudah dirancang terjadi tepat pada waktu ketika itu terjadi. Itu adalah rancangan Allah bahwa pekerjaan yang harus dilakukan Kristus harus selesai pada hari Jumat dan pada hari Sabat Dia harus beristirahat di dalam kubur sebagaimana Bapa dan Anak telah berhenti setelah menyelesaikan pekerjaan Penciptaan Mereka. Saat Kristus seolah-olah mengalami kekalahan adalah saat kemenanganNya. Rancangan yang besar ini,yang diciptakan sebelum dunia dijadikan, telah dilaksanakan dengan berhasil.”  ( Manuscript 25, 1898, hal.. 3, 4. "The Man of Sorrows," typed, February 24, 1898.)

 

 

Where would the disciples have been if they had understood the Feast, if they had understood the Passover, Unleavened Bread and First Fruits? They would have been at the grave of Jesus before the crack of dawn, and they would have been waiting, they would have said, “He died having weaved the robe of righteousness, paid the debt of sin, He rested in the tomb from His works of Redemption, and now He's going to rise the first day of the week.” But they didn't see it because they did not understand these magnificent prophecies.

 

Di manakah para murid akan berada seandainya mereka mengerti tentang Perayaan-perayaan itu, andai mereka mengerti tentang Passah, Roti Tidak Beragi, dan Buah Sulung? Mereka pasti sudah berada di kubur Yesus sebelum fajar merekah, dan mereka tentunya sudah sedang menunggu. Mereka akan berkata, “Dia sudah mati setelah merajut jubah kebenaran, membayarkan utang dosa, Dia beristirahat di dalam kubur dari pekerjaan PenebusanNya, dan sekarang Dia akan bangkit hari pertama minggu ini.” Tetapi mereka tidak bisa menangkapnya karena mereka tidak mengerti nubuatan-nubuatan yang luar biasa ini.

 

 

And then of course Jesus resurrected the first day of the week. Now those individuals who believe that Jesus was crucified on Wednesday and resurrected on Sabbath they have a good motivation. The motivation is to get rid of the idea of a Sunday resurrection to take that card away from Sunday-keepers. But we have to be very careful about the types of arguments that we use. We can't get rid of Sunday as the resurrection day by using the wrong arguments. The fact is, the Bible is clear that Jesus did resurrect on Sunday, the first day of the week. And of course Christians use that to say Jesus resurrected on Sunday because He wanted us to know that that's the new day of worship. Isn't that the argument that they use? He resurrected on Sunday because He wants everyone to know that we're supposed to keep Sunday from now on, in honor of the resurrection of Jesus. So argued Pope John Paul II in his pastoral letter Dies Domini. He gives a long list of things that happened on Sunday, among those things is Jesus resurrected on Sunday, He walked with two of His followers to Emmaus on Sunday, He appeared to His disciples on Sunday night, the following Sunday He appeared to them again, the Holy Spirit was poured out on Sunday, the first proclamation of the gospel was on the day of Pentecost which by the way was on a Sunday, and the first baptisms took place on Sunday, so he makes this long list and he says, “See, Sunday was so important and so significant.” But what he fails to realize or maybe he does realize and he doesn't divulge, is the fact that the important day was not Sunday. It was the day before Sunday. Obviously if Jesus had to rest in the tomb on Sabbath, like He did at Creation, when would He resurrect? Da! On Sunday. But it's not that Sunday is significant. It's that He had to rest the day before Sunday, that is significant. Are you with me or not?

 

Kemudian tentu saja Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu. Nah, orang-orang yang percaya bahwa Yesus disalibkan pada hari Rabu dan bangkit pada hari Sabat, mereka punya motivasi yang baik. Motivasinya ialah untuk menyingkirkan kebangkitan pada hari Minggu agar para pemelihara hari Minggu tidak punya kartu andalan lagi. Tetapi kita harus sangat berhati-hati dengan tipe argumentasi yang kita pakai. Kita tidak bisa menyingkirkan hari Minggu sebagai hari kebangkitan dengan memakai argumentasi yang salah. Faktanya ialah, Alkitab sangat jelas Yesus memang bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam minggu itu. Dan tentu saja orang-orang Kristen menggunakan itu untuk berkata bahwa Yesus bangkit pada hari Minggu karena Dia mau kita tahu bahwa itulah hari ibadah yang baru. Bukankah itu argumentasi yang mereka pakai? Yesus bangkit pada hari Minggu karena Dia mau semua orang tahu bahwa kita harus memelihara hari Minggu mulai sekarang, untuk menghormati kebangkitan Yesus. Begitu argumentasi Paus Yohanes Paulus II dalam surat pastoralnya Dies Domini. Dia mencantumkan sederetan panjang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari Minggu, di antaranya ialah Yesus bangkit pada hari Minggu, Dia berjalan dengan dua pengikutNya ke Emaus pada hari Minggu, Dia tampil kepada murid-muridNya pada Minggu malam, hari Minggu berikutnya Dia tampil lagi kepada mereka, Roh Kudus dicurahkan pada hari Minggu, proklamasi Injil yang pertama ialah pada hari Pentakosta yang adalah hari Minggu, dan baptisan-baptisan yang pertama terjadi pada hari Minggu. Jadi dia membuat daftar panjang ini dan dia berkata, “Lihat, hari Minggu itu begitu penting dan begitu bermakna.” Tetapi dia gagal menyadari, atau mungkin sebenarnya dia menyadari hanya dia tidak mengungkapkannya, yaitu fakta bahwa hari yang penting bukanlah hari Minggu, melainkan hari sebelum hari Minggu. Sudah jelas jika Yesus harus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat seperti yang dilakukanNya saat Penciptaan, kapan Dia harus bangkit? Tuh! Pada hari Minggu. Tetapi bukan hari Minggu yang signifikan. Justru karena Yesus harus beristirahat hari sebelum hari Minggu, itu yang signifikan. Apakah kalian paham atau tidak?

 

 

And so you don't have to get rid of Sunday by inventing a  Sabbath resurrection. No. He resurrects on Sunday simply because He had to rest in the tomb on the holy Sabbath.

And isn’t it interesting for those who have been Roman Catholics, that people talk about Palm Sunday, and Ash Wednesday, and Holy Thursday, and Good Friday, and Resurrection Sunday, and what do they say about the Sabbath? Nothing! It disappears during Holy Week because the Devil wants the Sabbath to disappear.

Christians use very questionable arguments to try and defend a Sunday resurrection, one of those is a psychological argument. They say, “Listen, you, Seventh-Day Adventist keep the Sabbath, that's the day in which the apostles were all sad because Jesus was dead, but we Christians, we keep the happy day, it's the day that Jesus resurrected from the dead. So if you want to keep a day when everybody was sad, that's alright. But we keep the day when everybody was happy.” All that sounds so beautiful except for two things:

1.   it was not the intention of Jesus that that Sabbath be a sad day.

If they had understood the Feasts that we're studying, that would have been a day of glorious expectation. They would have said, “Wow! The Master has died, He's going to live again, hallelujah! Let's celebrate, let's have a good time together on this Sabbath.” Would that not have been the way that they would have kept the Sabbath? Absolutely! They would have been waiting for Jesus when Jesus resurrected. But even more devastating to this psychological argument ~ which we need to be careful about psychological arguments that are not biblical  ~ is the fact that,

2.   on resurrection evening the disciples did not even believe that Jesus has resurrected.

So how could Sunday have been a really happy day they're celebrating that Jesus has resurrected if Sunday night they didn't even believe that He had resurrected? See, we have to be careful about using non-biblical arguments.


 

Maka kalian tidak usah menyingkirkan hari Minggu dengan menciptakan kebangkitan pada hari Sabat. Jangan. Yesus bangkit pada hari Minggu semata-mata karena Dia harus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat yang kudus.

Dan bukankah ini menarik ~ bagi mereka yang pernah menjadi Roma Katolik ~ bagaimana mereka bicara tentang Minggu Palem, Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Agung, dan Minggu Kebangkitan, tapi apa kata mereka tentang hari Sabat? Sama sekali tidak ada! Sabat hilang selama Pekan Suci karena Iblis menghendaki Sabat lenyap.

Orang Kristen memakai segala macam argumentasi yang tidak berdasar untuk berusaha membela kebangkitan Minggu, salah satunya adalah argumentasi psikologis. Mereka berkata, “Dengarkan, kalian orang Advent memelihara hari Sabat, itulah harinya ketika para rasul sedang bersedih karena Yesus sudah mati, tapi kami orang Kristen, kami memelihara hari yang penuh sukacita, yaitu hari ketika Yesus bangkit dari kematian. Jadi kalau kalian mau memelihara hari di mana semua orang berduka cita, silakan saja. Tapi kami memelihara hari di mana semua orang bergembira.” Semua ini terdengar begitu indah, kecuali adanya dua hal:

1.   Bukanlah niat Yesus hari Sabat itu menjadi hari yang sedih.

Seandainya mereka mengerti Perayaan-perayaan yang sedang kita pelajari, hari Sabat itu akan menjadi hari yang penuh harapan indah. Mereka akan berkata, “Wow! Guru kita sudah mati, Dia akan hidup lagi, hallelluya! Ayo kita rayakan, ayo kita lewatkan waktu yang menyenangkan bersama-sama Sabat ini.” Apakah mereka akan memelihara Sabat itu demikian? Tentu saja! Mereka pasti sudah menantikan Yesus bangkit. Tetapi yang membuat argumentasi psikologi ini lebih menyedihkan ~ jadi kita harus berhati-hati menghadapi argumentasi-argumentasi yang tidak alkitabiah ~ ialah faktanya bahwa:

2.   Pada malam setelah kebangkitan Yesus, para murid bahkan tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit.

Jadi mana mungkin hari Minggu pagi itu mereka sedang merayakan hari yang penuh sukacita bahwa Yesus sudah bangkit, jika pada Minggu malam mereka bahkan tidak percaya Yesus sudah bangkit?

Lihat, kita harus berhati-hati menggunakan argumentasi yang tidak alkitabiah.

 

 

Now you're probably wondering, you're saying, “But Pastor Bohr, wait a minute now, you haven't answered the question why is it that the manna did not see corruption.” 

Well, now we're at a point in our study where we can understand why the manna on Sabbath did not see corruption.  John 6:51, you see the manna was a glorious messianic prophecy. The manna episode in Exodus 16 wasn't meant only to say, well, they weren't supposed to pick up manna on Sabbath, so that means we're supposed to keep the Sabbath. And not knowing the reason why. The reason why is messianic, the reason why is Christ-centered, and that's what ~ you know ~ I've missed all through my life~ you know ~ regarding the manna. I simply said, “Well, you know we're supposed to keep the Sabbath because no manna fell on Sabbath.”  But there's a Christ-centered reason. Notice John 6:51 which we read before, what does the manna specifically represent. Jesus is speaking here and He says, “ 51 I am the living bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live forever; and the bread that I shall give is…” what? So the manna represents His flesh,  “…is My flesh, which I shall give for the life of the world.’…”

Now here's the question: what would have happened to a normal body of a person who died on Friday afternoon at 3 o'clock, what would have happened? Their body shortly after death, very shortly after death, would have begun the process of decomposition which eventually would lead it to breed worms and to stink, right?

 

Nah, kalian mungkin bertanya-tanya, kalian berkata, “Tapi Pastor Bohr, tunggu sebentar, Anda belum menjawab pertanyaan mengapa manna itu tidak membusuk.”

Nah, sekarang kita ada di posisi di mana kita bisa mengerti mengapa pada hari Sabat manna itu tidak membusuk. Yohanes 6:51, kalian lihat manna adalah nubuatan mesianik yang indah. Episode manna di Keluaran 16 tidak hanya mau mengatakan, orang Israel tidak boleh memungut manna pada hari Sabat, berarti kita harus memelihara Sabat, tanpa mengetahui alasannya mengapa. Alasannya itu mesianik, alasannya mengapa ialah karena itu terpusat pada Kristus, dan itulah yang terlewat dari saya seumur hidup saya, tentang makna manna ini. Saya berkata, “Nah, kita diharuskan memelihara Sabat karena pada hari Sabat tidak ada manna yang turun.” Tetapi ada alasan yang terfokus pada Kristus. Simak Yohanes 6:51 yang sudah pernah kita baca, apa yang khususnya dilambangkan oleh manna. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang akan Kuberikan itu ialah…” apa? Maka manna itu melambangkan dagingNya,   “…daging-Ku, yang akan Kuberikan supaya dunia hidup…” 

Nah, ini pertanyaannya: apa yang akan terjadi pada jasad seorang manusia yang mati Jumat sore pukul tiga, apa yang akan terjadi? Jasad itu dalam waktu singkat, sangat singkat setelah ajalnya, akan memulai proses dekomposisinya, yang akhirnya akan menimbulkan keluarnya ulat dan bau busuk, benar?

 

 

What happened to the body of Jesus? The body of Jesus by a supernatural miracle (the manna represents the flesh of Jesus ) the flesh of Jesus saw no corruption because He was the manna. Are you with me? Let's notice Psalm 16:8-10, now  we know why the Feast of Unleavened Bread is celebrated on Sabbath, right? Sabbath of passion week. Why was the Feast of Unleavened Bread on the Sabbath of Passion Week? Because the body of Jesus rested in the tomb and it had no leaven and therefore it did not what? It did not decompose. Notice Psalm 16, this is where the Messianic prophecy comes from. I have set the Lord always before Me; because He is at My right hand I shall not be moved. Therefore My heart is glad…” this is Jesus speaking prophetically a thousand years actually before He's even born,  “…Therefore My heart is glad, and My glory rejoices; My flesh…” My what? Same word as in John 6,  “…My flesh also will rest in hope…”  what was going to happen with the flesh? It was going to rest, it will rest in hope. And then it says, “…10 For You will not leave My soul…” I like the NIV better here, the NIV says,  “You will not leave Me” because the soul is the person, right?  “…You will not leave Me in Sheol…” the NIV says “the grave” is a better translation, “the grave.”  “…You will not leave Me in the grave nor will You allow Your Holy One to…” what?  “…Your Holy One to see corruption.

Are you catching the point?

 

Apa yang terjadi pada jasad Yesus? Jasad Yesus melalui suatu mujizat supranatural (manna  melambangkan daging Yesus), daging Yesus tidak membusuk karena Dia adalah manna itu. Apakah kalian paham? Mari kita simak Mazmur 16:8-10, sekarang kita tahu mengapa Perayaan Roti Tidak Beragi dirayakan pada hari Sabat, benar? Sabat di Pekan Penderitaan (minggu terakhir hidup Yesus). Mengapa Perayaan Roti Tidak Beragi pada hari Sabat dari Pekan Penderitaan? Karena jasad Yesus beristirahat dalam kubur dan itu tidak mengandung ragi dan oleh karenanya Dia tidak apa? Dia tidak membusuk.

Simak Mazmur 16, inilah nubuatan Mesianik tersebut. 8 Aku menempatkan TUHAN senantiasa di depanKu; karena Ia di sebelah kananKu, Aku tidak tergoyahkan. 9 Sebab itu hatiKu bersukacita…”  ini Yesus yang sesungguhnya sedang bernubuat sekitar seribu tahun sebelum Dia dilahirkan,  “…Sebab itu hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak; dagingKu…”  apaKu? Kata yang sama seperti yang di Yohanes pasal 6, “…dagingKu juga akan beristirahat dalam harapan…” apa yang akan terjadi pada dagingNya? Dagingnya akan beristirahat,  “…akan beristirahat dalam harapan…” Lalu dikatakan, “…10 sebab Engkau tidak akan meninggalkan Aku…”  saya lebih suka terjemahan NIV, NKJV mengatakan “jiwaKu”, karena “jiwa” adalah “manusia”nya, bukan? “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di dalam kubur…”  NIV memakai kata “kubur” yang adalah terjemahan yang lebih baik daripada “dunia orang mati”,   “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di dalam kubur, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu…”  apa?   “…tidak membiarkan Orang KudusMu melihat  pembusukan…” 

Apa kalian menangkap poinnya?

 

 

You said, “Well, that Psalms, that's Old Testament. That’s Psalms 16:8-10.

Yeah, but listen up, this is the very passage that was used by Peter on the day of Pentecost to speak about the rest of Jesus in the tomb and His resurrection from the dead. Let's go to Acts chapter 2 and notice this. Acts 2:25-27,  you'll see that Peter applies Psalm 16 as a messianic prophecy, in other words it’s pointing forward to Jesus. It says there in Acts, in the book of Acts chapter 2 and beginning with verse 25, the following, this is Peter’s sermon on the day of Pentecost. “ 25 For David says concerning Him,…” so about whom was this Psalm written? Is this Psalm about David? No. It's talking about the Messiah.  “… For David says concerning Him, ‘I foresaw the Lord always before My face, for He is at My right hand, that I may not be shaken. 26 Therefore My heart rejoiced, and My tongue was glad; moreover My flesh also will rest in hope. 27 For You will not leave My soul in Hades…”  or “You will not leave Me in the grave” as the NIV says, “…nor will You allow Your Holy One to see corruption.” What passage is Peter quoting on the day of Pentecost? He's quoting Psalm 16, he's saying this psalm belongs to Jesus.

Why didn't the body of Jesus see any corruption on the Sabbath? Because Jesus had no leaven of sin in Him and because He was what the manna represented. The manna represented His flesh, and as the manna did not decompose on Sabbath the flesh of Jesus did not decompose on Sabbath.

 

Kalian berkata, “Nah tapi Mazmur itu Perjanjian Lama. Itu Mazmur 16:8-10.

Betul, tetapi dengarkan, ini adalah ayat-ayat yang sama yang dipakai Petrus pada hari Pentakosta untuk bercerita tentang beristirahatnya Yesus di dalam kubur dan kebangkitanNya dari kematian. Mari kita ke Kisah pasal 2 dan simak ini. Kisah 2:25-27 kalian akan melihat bahwa Petrus mengaplikasikan Mazmur 16 sebagai nubutan mesianik, dengan kata lain itu menunjuk ke masa depan, ke Yesus. Dikatakan di Kisah pasal 2 dan mulai dari ayat 25 yang berikut, ini adalah khotbah Petrus pada hari Pentakosta. 25 Karena Daud berkata tentang Dia…” jadi mazmur ini menulis tentang siapa? Apakah Mazmur ini tentang Daud? Tidak. Ini bicara tentang Sang Messias.   “…Karena Daud berkata tentang Dia, ‘Aku sudah melihat TUHAN senantiasa di depanKu, karena Ia ada di tangan kananKu, agar Aku tidak goyah. 26 Itulah sebabnya hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak. TubuhKu juga akan beristirahat dalam harapan, 27 karena Engkau tidak akan meninggalkan Aku di kubur…” seperti kata NIV, “…dan tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat pembusukan…” Ayat apa yang dikutip Petrus pada hari Pentakosta? Dia mengutip Mazmur 16, dia mengatakan mazmur ini punya Yesus.

Mengapa jasad Yesus tidak membusuk pada hari Sabat? Karena Yesus tidak punya ragi dosa dalam DiriNya dan karena Dia adalah yang dilambangkan manna. Manna melambangkan dagingNya, dan sebagaimana manna itu tidak membusuk pada hari Sabat, daging Yesus tidak membusuk pada hari Sabat.

 

 

So what is the reason for keeping the Sabbath in Redemption? It's to commemorate the fact that Jesus rested in the tomb from His works of Redemption and His body saw no corruption. Now lest you wonder whether this is the application that Peter gives, let's notice verse 29. Here Peter is going to explain the meaning of this passage. 29 ‘Men and brethren, let me speak freely to you of the patriarch David, that he is both dead and buried, and his tomb is with us to this day…”  in other words, this Psalm can't be referring to David because David didn’t resurrect, he's in the tomb. “…30 Therefore, being a prophet, and knowing that God had sworn with an oath to him that of the fruit of his body, according to the flesh, He would raise up the Christ to sit on his throne, 31 he, foreseeing this, spoke concerning the resurrection of the Christ, that His soul…” that is “…that He was not left in Hades…” or in the grave “…nor did His flesh see corruption. 32 This Jesus, God has raised up, of which we are all witnesses. 33 Therefore being exalted to the right hand of God, and having received from the Father the promise of the Holy Spirit, He poured out this which you now see and hear…” 

 

Jadi apakah alasannya memelihara Sabat di Penebusan? Itu untuk memperingati fakta bahwa Yesus beristirahat di dalam kubur dari pekerjaan PenebusanNya dan jasadNya tidak membusuk.

Nah, sekiranya kalian bertanya-tanya apakah ini aplikasi yang diberikan Petrus, mari kita simak ayat 29. Di sini Petrus akan menjelaskan makna dari ayat-ayat ini, 29 Saudara-saudara, izinkan aku berkata-kata dengan terus terang kepada kalian bahwa Daud, bapa bangsa kita telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini…”  dengan kata lain Mazmur ini pasti tidak mengacu kepada Daud karena Daud tidak bangkit, dia ada dalam kubur.  “…30 Oleh karena ia [= Daud] adalah seorang nabi, dan ia tahu bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa dari buah tubuhnya secara jasmani, Dia akan mengangkat sang Kristus untuk duduk di atas takhtanya. 31Dengan melihat ke depan itulah, ia [= Daud] berbicara tentang kebangkitan Sang Mesias, bahwa Dia tidak ditelantarkan di kubur, dan bahwa daging-Nya pun tidak mengalami pembusukan. 32  Yesus inilah yang telah dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya.  33 Oleh sebab itu, Dia  yang ditinggikan ke tangan kanan Allah dan setelah menerima dari Allah Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, Dia mencurahkan-Nya  yang kamu lihat dan dengar sekarang….”

 

 

So are you understanding the connection of the manna episode with the Feast of Unleavened Bread?

Now this follows the order then of the Hebrew Feasts.

·       The Passover: 

you have the death of Jesus between the two evenings.

·       Unleavened Bread: 

you have the burial of Jesus, His rest in the tomb, His body sees no corruption, and then you have

·       The First Fruits:

which is the resurrection of Jesus, with His body just as fresh as it had been on Friday, when He died by a miracle of God.

Are you with me?

 

Jadi apakah kalian mengerti kaitan episode manna dengan Perayaan Roti Tidak Beragi?

Nah, ini mengikuti urut-uurtan Perayaan-perayaan Ibrani.

·       Passah:

kematian Yesus di antara dua petang.

·       Roti Tidak Beragi:

pemakaman Yesus, istirahatNya dalam kubur, jasadNya yang tidak membusuk, kemudian ada

·       Buah Sulung:

Yaitu kebangkitan Yesus, dengan tubuhNya sesegar seperti pada hari Jumat ketika Dia mati oleh mujizat Allah.

Apakah kalian paham?

 

 

Now there's one more dimension of the Sabbath that I need to deal with. It's  outside of the timeframe of the Feast of Unleavened Bread but I decided that I will include it in this study anyway. You see the Sabbath has a double function. First of all it points to what? It points to creation, clearly the Fourth Commandment, before sin, before there were any shadows, before there were any Jews, the original intention of the Sabbath is to remind us of Creation. But when we fell into sin we need to experience recreation. Doesn't the apostle Paul say in 2 Corinthians 5:17 that those who are in Christ are a new creation, old things are passed away and everything is made new? Yes. Redemption is a New Creation. So what would you expect to be the sign of the New Creation? We would expect it to be the Sabbath, because it's a New Creation, hello? You don't have the Sabbath as a sign of Creation and then another day as a sign of Redemption. He rested at Creation on the Sabbath, and He rested at Redemption on the Sabbath.

But the Sabbath also has a prophetic dimension, a future dimension, it points to the time when God will make a new heavens and a new earth, and then we will have three reasons to keep the Sabbath:

1.   because God created the heavens and the earth originally,

2.   because Jesus on the sixth day finished His works of redemption,

and on the seventh day He rested, and we rest to commemorate that,

3.   and finally because God is going to make a new heavens and a new earth,

and we will keep the Sabbath to commemorate the Creation of the new heavens and the new earth.

Creation, Redemption, and Recreation.

 

Nah, masih ada satu lagi dimensi Sabat yang perlu saya jelaskan. Ini diluar kerangka waktu Perayaan Roti Tidak Beragi tetapi saya putuskan saya tetap akan memasukkannya dalam pelajaran ini. Kalian lihat, Sabat memiliki fungsi ganda. Pertama-tama itu menunjuk kepada apa? Menunjuk ke Penciptaan, jelas Perintah Keempat, sebelum adanya dosa, sebelum ada bayangan-bayangan, sebelum ada orang-orang Yahudi, tujuan asli Sabat ialah mengingatkan kita kepada Penciptaan. Tetapi ketika jatuh dalam dosa kita butuh mengalami Penciptaan Ulang. Bukankah rasul Paulus berkata di 2 Korintus 5:17 bahwa mereka yang berada dalam Kristus adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu dan semuanya dijadikan baru? Ya. Penebusan adalah Penciptaan Baru. Jadi kira-kira apa yang kita sangka akan menjadi tanda dari Penciptaan Baru? Kita menyangka itu Sabat karena itu Penciptaan Baru, halo? Tidak mungkin Sabat itu tanda dari Penciptaan lalu hari yang lain yang dipakai sebagai tanda Penebusan. Dia beristirahat saat Penciptaan pada hari Sabat, dan Dia beristirahat saat Penebusan pada hari Sabat.

Tetapi Sabat juga memiliki dimensi nubuat, dimensi masa datang, dia menunjuk ke waktu ketika Allah akan menciptakan langit baru dan bumi baru, dan pada saat itu kita akan memiliki tiga alasan untuk memelihara Sabat:

1.   Karena Allah menciptakan langit dan bumi yang asli,

2.   Karena Yesus menyelesaikan pekerjaan PenebusanNya pada hari keenam,

dan pada hari ketujuh Dia berhenti, dan kita berhenti untuk memperingati itu.

3.   dan akhirnya karena Allah akan membuat langit yang baru dan bumi yang baru,

dan kita akan memelihara Sabat untuk memperingati Penciptaan langit yang baru dan bumi yang baru.

Penciptaan, Penebusan, Penciptaan Ulang.

 

 

You say where does the Bible say that?

Isaiah 66:22-23, 22  ‘For as the new heavens and the new earth which I will make shall remain before Me,’ says the Lord, ‘So shall your descendants and your name remain. 23 And it shall come to pass that from one new moon to another…” the Feasts-keepers get all hung up on “from one new moon to another”. Basically “the new moon” marks the beginning of the month. It's the crescent moon, marks the beginning of the months of the religious year, so it could be translated “month”.  In fact in Spanish it says, “de mes e mes” (from month-to-month).  By the way why are we going to worship before the Lord every month? The book of Revelation tells us. It's because there's a tree that produces its fruit every month. Revelation 22:2 see the Bible explains itself, that's the reason for the monthly trip. But there's also going to be a weekly celebration. Notice, so it says, 23 And it shall come to pass that from one new moon…” one month  “…to another and from one…” Sunday to another,  just want to make sure that you're with me still. And from what?   “…from one Sabbath to another,…”  “all the Jews shall come to worship before Me, says the Lord.” That's not what it says. It doesn't say “all the Jews will come to worship before Me” It says, “…all flesh…” so if you have flesh you're going to be there,  “…shall come to worship before Me,’ says the Lord.”

 

Kalian berkata, di mana di Alkitab dikatakan itu?

Yesaya 66:22-23, 22Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 23 Dan yang akan terjadi,  dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain…”  para pelaku Perayaan Yahudi minat banget dengan ungkapan “dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain”. Pada dasarnya “bulan baru” itu menandai awal suatu bulan. Itu adalah bulan sabit, yang menandai awal suatu bulan dari tahun relijius, jadi bisa diterjemahkan “bulan”. Faktanya dalam bahasa Spanyol dikatakan “de mes e mes” (dari bulan ke bulan). Nah, mengapa kita akan datang sujud ke hadapan Tuhan setiap bulan? Kitab Wahyu memberitahu kita. Itu karena di sana ada sebuah pohon yang menghasilkan buahnya setiap bulan. Wahyu 22:2, lihat Alkitab menjelaskan dirinya sendiri. Itulah alasannya membuat perjalanan setiap bulan tersebut. Tetapi di sana juga akan ada perayaan mingguan. Simak, dikatakan, “…23 Dan yang akan terjadi, dari satu bulan baru…”  setiap bulan   “…ke bulan baru yang lain, dan dari satu…”  hari Minggu ke hari Minggu yang lain, saya hanya ingin memastikan kalian masih mengikuti saya. Dan dari apa? “…dari satu Sabat ke Sabat yang lain…” “semua orang Yahudi akan datang sujud menyembah di hadapanKu’ firman Tuhan” bukan itu katanya! Tidak dikatakan bahwa “semua orang Yahudi akan datang sujud menyembah di hadapanKu.” Dikatakan,  “…maka semua daging…” jadi jika kalian punya daging, kalian akan berada di sana,  “…akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”

 

 

Now some people argue, they say, “Wait a minute, Pastor, there's not going to be months and 24 hour days and years in the earth made new. Doesn't the Bible tell us that that there's not going to be any sun, or moon. How can you have days without the sun? And how can you have months without the moon? In fact you know, what John Paul II says in that same document Dies Domine, he says that when everything is restored we will live in an eternal Sunday, that's what he says in Dies Domini. And of course the members of his church you know they swallow it hook, line, sinker, fisherman, boat, everything. They swallow it because they trust their leaders. They say, “Well, you know our leaders are supposed to interpret the Bible for us.” No, no, no, no! You're not going to go to heaven hanging on the robe of your priest, or on the collar of your pastor. You have to know the Bible for yourself. You have to be obedient to the will of God for yourself. Salvation is individual. Salvation is not by churches. It is by individuals within those churches.

 

Nah, ada orang yang mendebat, mereka berkata, “Tunggu sebentar, Pastor, di dunia baru nanti tidak akan ada bulan, dan hari yang 24 jam, dan tahun. Bukankah Alkitab mengatakan kepada kita bahwa di sana tidak akan ada matahari atau rembulan? Mana bisa ada hari tanpa matahari? Dan mana bisa ada bulan tanpa rembulan?” Faktanya kalian tahu, apa yang dikatakan Yohanes Paulus II dalam dokumen yang sama Dies Domini, dia berkata bahwa ketika semuanya sudah dipulihkan, kita akan hidup dalam hari Minggu yang abadi, itu yang dikatakannya di Dies Domini. Dan tentu anggota gerejanya, mereka menelan ini mentah-mentah, mereka menerimanya karena mereka percaya penuh pada para pemimpin mereka. Mereka berkata, “Kalian tahu, pemimpin-peimpin kitalah yang harus menafsirkan Alkitab buat kita.” Tidak, tidak, tidak, tidak! Kita tidak ke Surga bergantung pada jubah dari imam kita atau pada pakaian pendeta kita. Kita harus mengenal sendiri isi Alkitab. Kita sendiri yang harus patuh pada kehendak Allah. Keselamatan itu bersifat pribadi. Keselamatan tidak tergantung pada gereja. Keselamatan itu tergantung individu-individu di dalam gereja-gereja itu.

 

 

So what do you do with Revelation 21:23? It seems to say that there's not going to be any sun or moon. So how can you have days, and how can you have months? Well, the problem is people don't read carefully. What is it that Revelation 21:23 says? It says, “ 23 The city…” not the whole earth,  “…The city had no need of the sun or of the moon…” does it say that the city's not going to have sun or moon? No! It says  “…The city…” see, it's restricted  “…had no need of the sun or of the moon…” why doesn't the city need the sun or the moon? It says  “…for the glory of God illuminated it. The Lamb is its light.”

Let me give you an illustration. Fresno is very hot in the summer, in July. The sun beats down, gets to be 110 sometimes 115 degrees. I want you to imagine Pastor Bohr walking down the street downtown Tulare Avenue and it's, you know, noon, sun is beating down and Pastor Bohr has a flashlight in his hand, and the flashlight is on. and he's shining the flashlight on the ground. People would say he needs to go to an insane asylum. Let me ask you, can you see the ray of the flashlight? No. But is the flashlight shining? It is. Why can't you see the beam of the flashlight? Because the light of the sun is so great that it is as if the light of the flashlight is not on. But the light of a flashlight is on.

 

Jadi apa yang kita buat dengan Wahyu 21:23? Sepertinya itu berkata di sana nanti tidak akan ada matahari atau rembulan. Jadi bagaimana kita bisa punya hari, bagaimana kita bisa punya bulan? Nah, masalahnya ialah, orang tidak membaca dengan hati-hati. Apa sih yang dikatakan Wahyu 21:23? Dikatakan, 23 Kota itu…”  bukan seluruh bumi,   “…Kota itu  tidak memerlukan matahari atau bulan…”  apakah dikatakan bahwa kota itu tidak akan punya matahari atau rembulan? Tidak! Dikatakan, “…Kota itu…”  lihat, ini terbatas,   “…tidak memerlukan matahari atau bulan…”  mengapa kota itu tidak membutuhkan matahari atau rembulan? Dikatakan, “…. ...sebab kemuliaan Allah meneranginya. Anak Domba itulah cahayanya…” 

Saya akan memberikan suatu ilustrasi. Fresno sangat panas di musim panas, di bulan Juli. Matahari bersinar terik, suhu bisa mencapai 110 derajat bahkan terkadang 115 derajat F. Saya mau kalian membayangkan Pastor Bohr berjalan di kota bawah Tulare Avenue, dan waktu itu tengah hari, matahari bersinar terik dan Pastor Bohr memegang sebuah senter di tangannya, dan senter itu menyala, dan dia menyinari jalan dengan senter itu. Orang-orang akan berkata dia harus masuk rumah sakit jiwa. Coba saya tanya, bisakah kalian melihat sinar senter itu? Tidak. Tetapi apakah senter itu menyala? Iya. Mengapa kita tidak bisa melihat pancaran sinar senter itu? Karena cahaya matahari begitu terang seolah-olah senter itu tidak menyala, walaupun senter itu menyala. 

 

 

The Book of Isaiah tells us what's going to happen with the sun and with the moon. Isaiah 24:23 and if you read the previous verses 21 and 22, it actually describes the scapegoat ceremony, and it says,  after many days that the Devil and his angels and the wicked are going to be visited again.  Verses 21 to 23 are really an amplification of the Millennium of Revelation chapter 20. We don't have time to get into that. But notice Isaiah 24:23 it says, after sin is eradicated, 23 Then the moon will be disgraced and the sun…” what?  “…ashamed…” so there's not going to be any sun or moon, right? No, no, this is of course figurative language because we know that the sun and moon are not people, but what it's saying is the moon will be disgraced, and the sun ashamed. Why?  “…for the Lord of hosts will reign on Mount Zion and in Jerusalem and before His elders, gloriously.”

 

Kitab Yesaya mengatakan kepada kita apa yang akan terjadi pada matahari dan rembulan. Yesaya 24:23, dan jika kalian membaca ayat-ayat sebelumnya, ayat 21 dan 22, itu menggambarkan upacara kambing hitam, dan dikatakan, setelah banyak hari Iblis dan malaikat-malaikatnya dan orang-orang jahat akan dikunjungi lagi. Ayat 21 hingga 23 adalah keterangan yang menjelaskan Millenium Wahyu pasal 20. Kita tidak punya waktu ke sana. Tetapi simak Yesaya 24:23 yang mengatakan, setelah dosa dilenyapkan, 23Lalu bulan akan terhina, dan matahari akan…”  apa?   “…dipermalukan…”  jadi apakah nanti tidak akan ada matahari atau rembulan? Tidak, tidak, tentu saja ini adalah bahasa kiasan karena kita tahu matahari dan rembulan itu bukan manusia. Tetapi apa yang dikatakan ialah bahwa rembulan akan terhina dan matahari dipermalukan, mengapa? “…sebab TUHAN semesta alam akan  memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem dan di hadapan tua-tua-Nya, dengan muliaNya.”

 

 

Now here's a question that I would like to ask. How many days do you suppose God,  Jesus is going to use to make a new heavens and a new earth? You know I used to think that Jesus would just say, “Let there be everything” and suddenly everything that existed in Genesis is there, in a matter of an instant. But in the light of the biblical evidence that's not what I believe anymore. I believe that God is going to recreate this world in six days.

And you say, “Well, what is your basis for doing that, for believing that?”

The basis is very simple. We are going to go ~ according to Isaiah 66 ~ we are going to go to keep the Sabbath because God made a new heavens and a new earth, and you cannot have a seventh day unless you have the first six. Are you with me or not?

 

Sekarang, ada pertanyaan yang mau saya ajukan. Menurut kalian berapa hari yang akan dipakai Allah, Yesus, untuk membuat langit baru dan bumi baru? Kalian tahu, dulu saya mengira Yesus cukup mengatakan, “Jadilah segala sesuatu!” dan mendadak semua yang pernah ada di Kejadian ada di sana, secara instan. Tetapi sehubungan dengan bukti alkitabiah, itu tidak lagi menjadi keyakinan saya. Saya sekarang yakin Allah akan menciptakan ulang dunia ini dalam enam hari.

Dan kalian berkata, “Nah, apa dasar keyakinan itu?”

Dasarnya sangat sederhana. Menurut Yesaya 66 kita akan datang untuk memelihara Sabat karena Allah membuat langit baru dan bumi baru. Dan tidak bisa ada hari ketujuh kecuali ada enam hari sebelumnya. Apakah kalian paham atau tidak?

 

 

And here's the wonderful thing.  At the beginning when God, when Jesus created everything ~  because Jesus was the active instrument in Creation ~ Adam and Eve did not see Jesus create anything. Were they there when Jesus created the light? No. When He created the firmament? No. When He created the vegetation? No. When He placed the sun, moon and stars in their orbits? No. When He created the birds? They still weren't there. The fish? They weren't there. The animals? No. Did Adam see his own creation? No! And this is interesting, when God created Eve He put Adam to sleep. Did they have any proof that God was their Creator? Did they have evidence? Plenty of evidence surrounded them, but did  they have proof? No. How could they be certain that God was their Creator? Not by sight but by faith. God told them, “I am the Creator” and they believed it, not because they had seen it. But when Jesus makes a new heavens and a new earth, God's people  will have grandstand seats. We will be alive. Imagine being there,

·       and Jesus saying, “Let there be light!”

Yeah, because the planet is going to be in darkness during the thousand years. “Let  there be light!”

·       “Let there be the firmament!”

You know, the oxygen that we breathe.

·       And then He says, “Let the earth produce vegetation!”

Because everything was dried under the fourth plague, the sun had scorched everything. Now a beautiful botanical garden appears.

·       Then He says, “Let the sun, moon, and stars occupy their places!”

Because they were moved out of their places by the voice of God. Early Writings page 41, Matthew 24:29-30.

·       And then Jesus will say, “Let the skies have birds and the waters have fish.”

·       Then He creates the animals on the land

·       and then He he gathers His people.

He says, “Now you saw it, now you walk by sight not by faith.”

And He's going to say, “What do you think?” From the evening and the morning of the sixth day.

·       And then Jesus is going to say, “Folks, let's take tomorrow off just to behold and contemplate the wonderful things that I have made for you.” What a blessed thing the Sabbath is.

 

Dan inilah hal yang sangat indah. Pada awal mula ketika Allah, ketika Yesus menciptakan segala sesuatu ~ karena Yesus adalah instrumen aktifnya dalam Penciptaan ~ Adam dan Hawa tidak menyaksikan Yesus menciptakan apa-apa. Apakah mereka ada di sana saat Yesus menciptakan terang? Tidak. Waktu Dia menciptakan cakrawala? Tidak. Waktu Dia menciptakan tumbuh-tumbuhan? Tidak. Waktu Dia menempatkan matahari, rembulan, dan bintang-bintang dalam peredaran mereka? Tidak. Waktu Dia menciptakan burung-burung? Mereka masih belum ada di sana. Ikan? Mereka belum di sana. Hewan-hewan darat? Tidak. Apakah Adam menyaksikan Penciptaan dirinya sendiri? Tidak!  Dan ini menarik, waktu Allah menciptakan Hawa, Dia menidurkan Adam. Apakah Adam dan Hawa punya bukti bahwa Allah adalah Pencipta mereka? Apakah mereka punya alasan untuk percaya bahwa itu benar? Ada banyak alasan yang mengelilingi mereka, tapi apakah mereka punya bukti? Tidak. Bagaimana mereka bisa yakin Allah adalah Pencipta mereka? Tidak melalui penglihatan namun dengan iman. Allah memberitahu mereka, “Akulah Pencipta” dan mereka percaya, bukan karena mereka telah menyaksikannya.

Tetapi waktu Yesus membuat langit baru dan bumi baru, umat Allah akan menjadi penonton terhormat. Waktu itu kita hidup. Bayangkan berada di sana,

·       dan Yesus berkata, “Jadilah terang!”

Betul, karena planet ini akan gelap gulita selama seribu tahun.

“Jadilah terang!”

·       “Jadilah cakrawala!”

Kalian tahu, oksigen yang kita hirup.

·       Kemudian Dia berkata, “Biarlah bumi menghasilkan tanaman!”

Karena segalanya sudah kering kena Malapetaka Keempat, matahari yang mengeringkan semuanya. Sekarang muncul kebun tanaman yang indah.

·       Lalu Dia berkata, “Biarlah matahari, rembulan, dan bintang-bintang menempati tempat masing-masing!”

Karena mereka sudah pindah dari tempat mereka oleh suara Allah. Early Writings hal. 41 dan Matius 24:29-30.

·       Lalu Yesus akan berkata, “Biarlah di langit ada burung-burung dan di air ada ikan-ikan.”

·       Lalu Dia menciptakan hewan-hewan darat.

·       Kemudian Dia mengumpulkan umatNya,

Dia berkata, “Sekarang kalian sudah menyaksikannya, sekarang kalian hidup oleh penglihatan dan tidak lagi oleh iman.”

Dan Dia akan berkata, “Menurut kalian bagaimana?” Dari petang hingga pagi hari keenam.

·       Lalu Yesus akan berkata, “Saudara-saudara, mari besok kita libur dan hanya memandang dan mengkontemplasi hal-hal yang luar biasa yang telah Aku ciptakan untuk kalian.” Betapa Sabat itu adalah suatu berkat!

 

 

29 06 21