Thursday, November 7, 2019

EPISODE 23/25 ~ THE TESTIMONY OF JESUS ~ THE THREE ANGELS' MESSAGES ~ STEPHEN BOHR


_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 23/25 - Stephen Bohr
THE TESTIMONY OF JESUS


Dibuka dengan doa.


I'd like to invite you to open your Bibles with me  to Revelation 12:17, Revelation 12:17.  This verse is speaking about the end time remnant.  And we've studied a few things about this verse,  but now we want to take a look at an expression that appears  at the very end of this verse. It reads in the following way: 17 And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her offspring, who keep the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
So God's end time remnant will (1) not only keep the commandments  of God, (2) not only will they have faith in Jesus, (3) not only will they have the patience of the saints,  but (4) they will also have, or possess,  the testimony of Jesus Christ. 

Saya mengundang kalian untuk membuka Alkitab kalian ke Wahyu 12:17. Ayat ini berbicara tentang umat yang sisa pada akhir zaman. Dan kita telah mempelajari beberapa hal tentang ayat ini, namun sekarang kita akan melihat ungkapan yang ada pada bagian terakhir ayat ini, bunyinya demikian, 17  Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Jadi umat Allah akhir zaman  (1) bukan saja akan memelihara Perintah-perintah Allah, (2) bukan saja mereka akan memiliki iman dalam Yesus, (3) bukan saja mereka akan memiliki keuletan orang-orang kudus, melainkan (4) mereka juga akan memiliki atau mempunyai kesaksian Yesus Kristus.


Of course the question is, what is  the testimony of Jesus Christ?  I believe that the best way to understand what is meant by this  expression is to return to the times of Jesus,  actually right before the coming of Jesus  the first time to this earth, and study a few things  about John the Baptist.  And so I invite you to go on an interesting tour with me  to examine the story of John the Baptist, the one that was called to prepare the way for the  first coming of Jesus. 

Tentu saja, pertanyaannya ialah, kesaksian Yesus Kristus itu apa? Saya yakin cara terbaik untuk memahami apa yang dimaksud ungkapan ini ialah kita kembali ke zaman Yesus, tepatnya ke masa sebelum kedatangan Yesus yang pertama ke dunia ini, dan mempelajari beberapa hal tentang Yohanes Pembaptis. Maka saya undang kalian mengikuti tour yang menarik bersama saya untuk memeriksa kisah Yohanes Pembaptis, orang yang dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus yang pertama.


The first thing that I want us to notice is that  John the Baptist arose in the midst of a  great religious revival.  Notice Matthew 3:5-6, Matthew 3:5-6. It says: Then Jerusalem, all Judea, and all the region around the Jordan went out to him and were baptized by him in the Jordan, confessing their sins.”
Notice that there was great expectancy.  It says here that Jerusalem, all Judea, and all of the region  around the Jordan went out to John the Baptist.  And one of the reasons is because John the Baptist  was very similar ~ as we'll notice in a few minutes ~  very similar to another prophet of the Old Testament: Elijah.  He dressed like Elijah.  He ate like Elijah.  He lived in the desert like Elijah.  He spoke like Elijah.  And so there was great expectancy that the Messiah  was about to come, because it was expected that a forerunner  would come, which would prepare the way for the coming of the Messiah. 

Hal pertama yang saya mau kita simak ialah Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah suatu kebangunan rohani akbar. Perhatikan Matius 3:5-6, dikatakan, 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.”
Simak, ada sesuatu yang besar yang sedang ditunggu. Dikatakan di sini bahwa Yerusalem, seluruh Yudea, dan semua daerah sekitar Yordan, pergi mendatangi Yohanes Pembaptis. Salah satu alasannya ialah karena Yohanes Pembaptis itu sangat mirip ~ nanti akan kita lihat ~ sangat mirip dengan seorang nabi lain dari Perjanjian Lama: Elia. Yohanes berpakaian seperti Elia, dia makan seperti Elia, dia hidup di padang gurun seperti Elia, dia berbicara seperti Elia. Maka orang punya harapan besar bahwa Sang Mesias akan segera datang, karena sudah diketahui bahwa seorang pembuka jalan akan muncul, yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.


And, by the way, the Jews also knew that a very important  prophecy of the Old Testament was about to the fulfilled:  the prophecy of the seventy weeks.  In other words, the prophecy of the seventy weeks said that  after the first sixty-nine weeks the Messiah would come,  the anointed One would come.  And they knew that 483 years of that prophecy  had just about transpired,  “…From the going forth of the word to restore  and to build Jerusalem…” they could count forward,  and they knew that the prophecy of the seventy weeks,  the last week was about to begin.  And so because of John the Baptist looking like Elijah,  and because this prophecy was about to be fulfilled,  there was great expectancy, and a great religious revival. 

Nah, pada waktu itu orang-orang Yahudi juga mengetahui bahwa nubuatan yang sangat penting di Perjanjian Lama akan segera digenapi, yaitu nubuatan 70 Minggu. Dengan kata lain, nubuatan 70 Minggu ini mengatakan bahwa setelah 69 minggu, Sang Mesias akan datang, Yang Diurapi akan datang. Dan orang-orang Yahudi ini tahu bahwa 483 tahun dari nubuatan itu hampir berakhir, “…dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali…” [Dan. 9:25]  mereka bisa menghitung ke depan, dan mereka tahu bahwa minggu yang terakhir dari nubuatan 70 Minggu ini akan segera  dimulai. Dan karena Yohanes Pembaptis berpenampilan seperti Elia, dan karena nubuatan ini akan segera digenapi, ada penantian besar dan kebangunan rohani akbar.


Now John was asked if he was a prophet,  or if he was THE Prophet.  Now I want you to notice what his answer was. John 1:19-21, John 1:19-21, 19 Now this is the testimony of John, when the Jews sent priests and Levites from Jerusalem to ask him, ‘Who are you?’ 20 He confessed, and did not deny, but confessed, ‘I am not the Christ.’ 21 And they asked him, ‘What then? Are you Elijah?’ He said, ‘I am not.’ ‘Are you the Prophet?’ And he answered, ‘No.’”
So when they asked John the Baptist if he was The Prophet,  John the Baptist said no. 

Nah, Yohanes ditanyai apakah dia seorang nabi atau apakah dialah Sang Nabi. Saya mau kalian menyimak apa jawabannya. Yohanes 1:19-21, 19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi dari Yerusalem untuk bertanya kepadanya, ‘Siapakah engkau?’ 20 Ia mengakui dan tidak menyangkal melainkan mengakui, ‘Aku bukan Sang Mesias.’ 21 Lalu mereka bertanya kepadanya, ‘Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?’ Dan ia menjawab, ‘Bukan!’ ‘Engkaukah Sang Nabi?’ Dan ia menjawab, ‘Bukan!’”
Jadi mereka bertanya kepada Yohanes Pembaptis apakah dia Sang Nabi, Yohanes Pembaptis berkata bukan.


So the question is, who was he then?  Go with me to Luke 7:27.  If he wasn't The Prophet who was he?  Luke 7:27. Here Jesus is speaking, and He says: 27 This is he of whom it is written: ‘Behold, I send…” whom?  “…I send My messenger before Your face,
Who will prepare Your way before You.’”
 So the question is, what was John the Baptist?  He was the Lord's messenger.  He said, I am not The Prophet, but he was the Lord's messenger. 

Jadi pertanyaannya, siapakah dia kalau begitu? Marilah ke Lukas 7:27. Jika Yohanes bukan Sang Nabi, siapakah dia? Lukas 7:27, di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, 27 Inilah dia, yang tentangnya ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh…”  siapa? “…Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.”
Maka pertanyaannya ialah, Yohanes Pembaptis itu apa? Dia adalah utusan Tuhan. Yohanes Pembaptis berkata, aku bukan Sang Nabi, tetapi dia adalah utusan Tuhan.


Now why did God call John the Baptist?  Let's read a few verses that tell us the reason  why God raised him up. John 1:23, John 1:23.  He said, this is John the Baptist speaking,  23 am the voice of one crying in the wilderness: Make straight the way of the Lord, as the prophet Isaiah said.’”
In other words, he arose in harmony with the fulfillment  of a prophecy of Isaiah.  And it says that he was called to prepare the way of the Lord.  In other words, he was the forerunner of the Messiah  to prepare the way for the coming of the Messiah. 

Nah, mengapa Allah memanggil Yohanes Pembaptis? Mari kita baca beberapa ayat yang akan memberitahu kita alasan mengapa Allah mengangkat Yohanes Pembaptis. Yohanes 1:23, dia berkata, yang berbicara ini Yohanes Pembaptis, 23 Jawabnya,  ‘Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.’"
Dengan kata lain, Yohanes muncul selaras dengan kegenapan sebuah nubuatan nabi Yesaya. Dan dikatakan bahwa dia dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dengan kata lain, dia adalah pembuka jalan Sang Mesias, untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.


Notice Matthew 3:1-3, Matthew 3:1-3, 1 In those days John the Baptist came preaching in the wilderness of Judea, and saying, ‘Repent, for the kingdom of heaven is at hand!’…”  that means the Messiah is about to come,  because the Jews were expecting the coming of the kingdom.  Verse 3,   “…For this is he…” speaking about John the Baptist,  “…this is he who was spoken of by the prophet Isaiah, saying: ‘The voice of one crying in the wilderness: ‘Prepare the way of the Lord; make His paths straight.’”

Simak Matius 3:1-3, 1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis berkhotbah di padang gurun Yudea  2  dan berkata: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’ …” ini artinya Sang Mesias akan segera datang, karena orang-orang Yahudi sedang menantikan kedatangan kerajaanNya. Ayat 3, “…3 Karena dia inilah…”  berbicara tentang Yohanes Pembaptis, “…dia inilah yang disebut oleh nabi Yesaya, katanya, ‘Suara seorang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.’”


Now what does that mean, “Make His paths straight”?  Well, in antiquity when a king was about to arrive,  there was a group of individuals who would be sent on the highways and on the roads to make sure that they would remove  all of the stones.  They would fill in all of the holes so that the king's chariot  could come on the road easily and smoothly.  So that's what this means: “Prepare the way of the Lord; make His paths straight.”  In other words, prepare the way for the coming of the Messiah. 

Sekarang, apa artinya ”luruskanlah jalan bagi-Nya”? Nah, di zaman kuno, bila seorang raja akan datang, ada sekelompok orang yang dikirim ke jalan-jalan raya dan jalan-jalan di kota untuk memastikan mereka menyingkirkan semua batu. Mereka akan mengisi semua lubang di jalan-jalan agar kereta kuda raja bisa lewat di jalan-jalan itu dengan mudah dan mulus. Jadi itulah maksudnya  “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”.   Dengan kata lain, siapkanlah jalan bagi kedatangan Sang Mesias.


Notice Luke 1:16-17, Luke 1:16-17.  Speaking about John the Baptist, this is before his birth, 16 And he will turn many of the children of Israel to the Lord their God…” Isn't that interesting that he would turn the children of Israel to their God?  That must mean that they went astray from their God, right?  And notice that his mission is not with the world,  his mission is with the church.  His mission is with those who claim to serve God. And so it says, “…And he will turn many of the children  of Israel to the Lord their God.   17 He will also go before Him…” that is John the Baptist would go before the Messiah  “…in the spirit and power of Elijah, ‘to turn the hearts of the fathers to the children,’…” and notice,  “… and the disobedient to the wisdom of the just…”  in other words, to turn around the disobedient so that  they would follow “…the wisdom of the just…” and notice the ultimate purpose  “… to make…”  what?   “…ready a people prepared for the Lord.”
What was the role of John the Baptist?  It was to prepare a people to receive the Messiah  who was about to come, so that they would be ready to receive the kingdom. 

Simak Lukas 1:16-17, berbicara tentang Yohanes Pembaptis, ini sebelum dia lahir. 16      …Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka…”  menarik, kan, bahwa dia akan membuat umat Israel berbalik kepada Allah mereka? Ini tentunya berarti bahwa umat Israel telah pergi jauh dari Allah mereka, bukan? Dan simak bahwa misinya ini tidak ditujukan kepada dunia, misinya ditujukan kepada jemaat/umat Allah. Misinya ialah bagi mereka yang mengaku melayani Allah. Maka dikatakan, “…Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka, 17 dan ia akan berjalan mendahului Dia…”  maksudnya Yohanes Pembaptis akan berjalan mendahului Sang Mesias, “…dalam roh dan kuasa Elia ‘untuk membuat hati bapak-bapak berbalik kepada anak-anaknya’…”  dan simak,  “…dan hati orang-orang yang tidak patuh berbalik kepada kebijaksanaan orang-orang benar…”  dengan kata lain untuk memutarbalik yang tidak patuh supaya mereka akan mengikuti   “…kebijaksanaan orang-orang benar…”  dan simak tujuan akhirnya,   “…dan dengan demikian…”  berbuat apa?   “…menyiapkan suatu umat yang siap bagi Tuhan."
Apa peran Yohanes Pembaptis? Mempersiapkan suatu umat untuk menerima Sang Mesias yang akan segera datang, agar mereka siap menerima kerajaanNya.


By the way, do you know that John the Baptist  was not an innovator?  He did not bring new truth.  And we're going to look at this in a few  moments more extensively,  he actually was a great restorer.  Notice what we find in Matthew 17:11-13, Matthew 17:11-13. John the Baptist was not raised up to bring revolutionary new  truths, new doctrines.  He was brought to restore that which had been torn down. And, by the way, that's why the New Testament calls him Elijah.  Do you remember in the Old Testament what Elijah did  when he went to the top of Mount Carmel?  It says that he took the stones of the altar of the Lord  that were laying all over the place, and he built, he rebuilt,  or he restored the altar of the Lord.  In other words he restored true worship to God.  Notice what it says there in verse 11, 11 Jesus answered and said to them, ‘Indeed, Elijah is coming first and will…”  what? “…will restore all things. 12 But I say to you that Elijah has come already, and they did not know him…” that means that they rejected him, by the way.   “…they did not know him but did to him whatever they wished…” in other words they mistreated him.  Now notice this, it continues saying,  “…Likewise the Son of Man is also about to suffer at their hands.’…” See, the Messiah is going to suffer at their hands just like John the Baptist suffered at their hands.  And so it continues saying,  “…13 Then the disciples understood that He spoke to them of…” whom?  “…He spoke to them of John the Baptist.”

Nah, tahukah kalian bahwa Yohanes Pembaptis bukanlah seorang inovator? Dia tidak membawa kebenaran yang baru. Dan sebentar lagi kita akan melihat secara lebih luas, sesungguhnya dia adalah seorang pemulih. Simak apa yang ada di Matius 17:11-13. Yohanes Pembaptis tidak diangkat untuk menyampaikan kebenaran baru yang revolusioner, doktrin-doktrin yang baru. Dia diangkat untuk memulihkan apa yang telah runtuh. Dan itulah sebabnya mengapa Perjanjian Baru menyebutnya Elia. Apakah kalian ingat apa yang dilakukan Elia di Perjanjian Lama ketika dia pergi ke puncak gunung Karmel? Dikatakan bahwa Elia mengambil batu-batu mezbah Tuhan yang berserakan di mana-mana, dan dia membangun kembali, atau dia memulihkan mezbah Tuhan. Dengan kata lain dia memulihkan ibadah yang benar kepada Allah. Simak apa yang dikatakan di ayat 11,  11Jawab Yesus kepada mereka, ‘Memang Elia akan datang lebih dulu dan akan…”  apa?   “…akan  memulihkan segala sesuatu 12 tetapi Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, dan mereka tidak mengenal dia…”  artinya mereka telah menolaknya,   “…mereka tidak mengenal dia, tetapi memperlakukannya menurut kehendak mereka…”  dengan kata lain mereka memperlakukannya dengan buruk. Sekarang simak ini, dikatakan selanjutnya,   “…Demikian juga Anak Manusia akan menderita di tangan mereka.’…”  Lihat, Sang Mesias juga akan menderita di tangan mereka, sama seperti Yohanes Pembaptis menderita di tangan mereka. Lalu selanjutnya dikatakan,   “…13 Lalu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang…”  siapa?   “…Ia berbicara kepada mereka tentang Yohanes Pembaptis.”  


Now folks, this verse is telling us that if they rejected the  forerunner, they would also reject the Messiah.  If you reject he who prepares the way for the coming of the  Messiah, you will eventually also reject the Messiah.  Because the word “likewise” is used, “…Likewise the Son of man,  is also about to suffer at their hands…” 

Sekarang, Saudara-saudara, ayat ini mengatakan kepada kita bahwa jika mereka telah menolak si pembuka jalan, mereka juga akan menolak Sang Mesias. Jika kita menolak dia yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias, akhirnya kita juga akan menolak Sang Mesias. Kareka ada kata “demikian juga”, “…Demikian juga Anak Manusia akan menderita di tangan mereka…”


Now let’s notice something else interesting  about John the Baptist.  John the Baptist was actually more than a prophet.  He was not The Prophet; he was more than a prophet.  Notice Luke 7:26, Luke 7:26.  Here Jesus is speaking, and He says, 26 But what did you go out to see? A prophet? Yes, I say to you, and more than a prophet.”
Let me ask you, was John the Baptist a prophet?  He most certainly was a prophet.  But he was not a prophet, he was more than a prophet.  Remember these details, because we're going to come back to them  a little later on in our study. 

Sekarang, mari kita simak hal lain yang menarik tentang Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis sesungguhnya lebih dari seorang nabi. Dia bukan Sang Nabi, dia lebih daripada seorang nabi. Simak Lukas 7:26. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, 26 Tapi kamu pergi untuk melihat apa? Seorang nabi? Ya, Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada seorang nabi.”
Coba saya tanya, apakah Yohanes Pembaptis seorang nabi? Jelas dia seorang nabi. Tetapi dia bukan asal nabi,  dia lebih daripada seorang nabi. Ingat detail-detail ini karena nanti dalam pelajaran kita, kita akan kembali kemari.


Another interesting thing about John the Baptist is that he did  not perform any miracle.  Notice John 10:41-42, John 10:41-42. It says here, "41 Then many came to Him  and said…” came to Jesus, that is,  “…‘John performed no sign…” that means no miracle,   “… but all the things that John spoke about this Man were true.’ 42 And many believed in Him there.”
And so you notice that John the Baptist did  not perform any sign. He did not perform any miracle, which is a very important detail as we study along. 

Hal lain yang menarik tentang Yohanes Pembaptis ialah dia tidak melakukan mujizat apa pun. Simak Yohanes 10:41-42, dikatakan di sana, 41 Lalu banyak orang datang kepada-Nya dan berkata…”  maksudnya datang ke Yesus,  “…‘Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun…”  maksudnya tidak melakukan mujizat,   “…tetapi semua  yang pernah dikatakan Yohanes tentang Orang ini adalah benar.’ 42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.”
Jadi kalian lihat Yohanes Pembaptis tidak membuat tanda apa pun, dia tidak melakukan mujizat apa pun, dan ini merupakan detail yang sangat penting dalam pelajaran kita selanjutnya.


Another interesting thing about John the Baptist is that he had  the testimony of Jesus.  Notice John 5:31-33.  And before we read that passage I need to make  a note of clarification, and that is that in English  we have two words, which is “testify” and “witness”.  Those two words are the same Greek word  μαρτυρέω [martureō].  So whenever you find “witness” or “testimony” or “testify”,  they are the same Greek word. Now notice John 5:31. Jesus is speaking and He says, 31 If I bear witness…” that can be translated "testimony”,  “…If I bear testimony of Myself, My witness…” or testimony,  “… is not true. 32 There is another who bears witness…” or testimony,  “…of Me, and I know that the witness…” or testimony,  “…which He witnesses…” or testifies  “… of Me is true. 33 You have sent to John, and he has borne witness…” or testimony,  “…to the truth.”
Do you get the impression that John the Baptist had  the testimony of Jesus?  He most certainly did.  It's translated “witness”, but it's the same word  “testimony” in English.  And so John had the testimony of Jesus because he was raised  up to give witness or testimony to Jesus. 

Hal lainnya yang menarik tentang Yohanes Pembaptis ialah, dia memiliki kesaksian Yesus. Simak Yohanes 5:31-33. Dan sebelum kita baca ayat itu saya perlu memberikan klarifikasi bahwa dalam bahasa Inggris kita ada dua kata yaitu “testify” ( = bersaksi/memberikan kesaksian) dan “witness” ( = menjadi saksi). Kedua kata ini dalam bahasa Greeka katanya sama (μαρτυρέω [martureō]). Jadi bilamana kita melihat kata “witness = menjadi saksi” atau “testimony = kesaksian” atau “testify = bersaksi” itu adalah kata Greeka yang sama. Sekarang simak Yohanes 5:31. Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, 31 Kalau Aku menjadi saksi [witnesss]…” bisa diterjemahkan “memberi kesaksian” [testimony], “…Kalau Aku memberi kesaksian tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. 32 Ada yang lain yang bersaksi…”  atau memberi kesaksian   “…tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang disaksikan-Nya…”  atau yang dia bersaksi,  “…tentang Aku adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah memberikan kesaksian…”  atau bersaksi   “…tentang kebenaran."
Apakah kalian mendapat kesan bahwa Yohanes Pembaptis memiliki kesaksian Yesus? Jelas sekali iya. Itu diterjemahkan dengan kata “witness” tetapi itu adalah kata “testimony” yang sama dalam bahasa Inggris. Maka Yohanes memiliki kesaksian Yesus karena dia diangkat untuk menjadi saksi atau untuk memberi kesaksian mengenai Yesus.


Now another interesting detail is that John the Baptist  was not The Light.  Notice John 1:6-8, John 1:6-8.  It says here: 6 There was a man sent from God  whose name was John.  This man came for a witness…”  here's the word again,  “…came for…” to testify, or for “…a testimony”…  to testify, or bear witness “…of the Light, that all through him might believe….”  Now notice this,  “…He was not that Light...”  Was John the Baptist that Light?  No, he was not that Light, “…but was sent to bear witness...”  here's the idea again, “…He was sent to testify of that Light.”
So the question is, was John the Baptist the Light?  No, John the Baptist was not THE Light.  But was John the Baptist a light?  He most certainly was. Go with me to John 5:35, John 5:35.  Here Jesus is speaking about John the Baptist, and He says. 35 He was the burning and shining…” what?  “…lamp, and you were willing for a time to rejoice in his light.”

Sekarang detail lain yang menarik ialah Yohanes Pembaptis bukanlah Terang itu. Simak Yohanes 1:6-8, dikatakan di sini, 6 Ada seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang untuk menjadi seorang saksi…”  kata yang sama itu lagi,   “…datang untuk…”  bersaksi, atau “…untuk memberi kesaksian…” untuk bersaksi atau memberikan kesaksian,   “…tentang Terang itu, supaya oleh dia semua orang boleh percaya. …”  Sekarang simak ini, “…8 Ia bukan Terang itu…”  apakah Yohanes Pembaptis Terang itu? Tidak, dia bukan Terang itu, “…tetapi ia diutus untuk memberi kesaksian…”  ini konsep yang sama itu lagi,   “…ia diutus untuk memberi kesaksian tentang Terang itu.”
Jadi pertanyaannya ialah, apakah Yohanes Pembaptis Terang itu? Tidak, Yohanes Pembaptis bukan SANG Terang. Tetapi apakah Yohanes Pembaptis suatu terang? Jelas iya. Marilah bersama saya ke Yohanes 5:35. Di sini Yesus berbicara mengenai Yohanes Pembaptis dan Dia berkata, 35         Ia adalah…”  apa?   “…pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu rela untuk sejenak menikmati terangnya.”


Did John the Baptist have light?  He most certainly did.  Was he
THE Light?  He was not THE  Light, but he was a  light whose purpose was  to give witness to THE Light, or to testify about THE Light.  So I guess we could say that John the Baptist was a lesser  light, whose purpose was to lead to the greater Light. 
And, by the way, this is not my surmising, because let's read  verse 35 again, and continue with verse 36.  It says, “ 35 He…  John, “…was the burning and shining lamp, and you were willing for a time to rejoice in his light…” But then Jesus says,  “…36 But I have…” what?  “…a greater witness than John’s…” So who was the lesser light?  John the Baptist was the lesser light.  Who was the greater Light?  The greater Light, who gave greater witness, was none less  than Jesus Christ. In other words, John the Baptist was the lesser light that God  raised up to give witness, or to testify about the greater Light. 

Apakah Yohanes Pembaptis memiliki terang? Jelas iya. Apakah dia Sang Terang? Dia bukan Sang Terang, tetapi dia adalah suatu terang yang tujuannya ialah memberi kesaksian akan Sang Terang, atau untuk bersaksi tentang Sang Terang. Jadi, kira-kira kita bisa berkata bahwa Yohanes Pembaptis adalah terang yang lebih kecil, yang tujuannya ialah membawa kepada Terang yang lebih besar.
Dan ketahuilah, ini bukan reka-rekaan saya, marilah kita  baca ayat 35 lagi, dilanjutkan dengan ayat 36. Dikatakan, 35     Ia…”  Yohanes,   “…adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu rela untuk sejenak menikmati  terangnya. …”  Tetapi kemudian Yesus berkata,   “…36 Tetapi Aku mempunyai…”  apa?   “…kesaksian yang lebih besar daripada kesaksian Yohanes…”  jadi siapakah terang yang lebih kecil? Yohanes Pembaptis adalah terang yang lebih kecil. Siapakah Terang yang lebih besar? Terang yang lebih besar, yang memberikan kesaksian yang lebih besar, tak lain adalah Yesus Kristus. Dengan kata lain, Yohanes Pembaptis adalah terang yang lebih kecil yang diangkat Allah untuk memberi kesaksian atau bersaksi tentang Terang yang lebih besar.


I'd like to read you a statement from that classic book about Jesus called, The Desire of Ages, page 220.  The prophet John was the connecting link between the two dispensations, that's between the Old and New Testament.  As God's representative he stood forth to show the relation  of the law and the prophets to the Christian dispensation.  He was the lesser light, which was to be followed by a greater Light.  In other words, John the Baptist was a lesser light to lead to the greater Light.  He was not THE Light, but he was a light, whose purpose was to lead men and women to the greater Light. 
But you know, it's interesting as we read John 5,  there was another lesser light.  You see, John the Baptist was not what we'd call  a Canonical prophet.  In other words he's not one of the writers of the Scriptures.  We don't have a book in the Bible that was written  by John the Baptist.  Does that make him less of a prophet? Absolutely not.  He was still a prophet even though he was not an individual  who had a book that forms part of Scripture,  or part of the Bible.  In other words, he was an extra-Canonical  prophet, if you please. 

Saya ingin membacakan sebuah pernyataan dari buku yang klasik mengenai Yesus berjudul The Desire of Ages hal.220. Nabi Yohanes adalah rantai penghubung antara dua zaman, yaitu antara zaman Perjanjian Lama dengan zaman Perjanjian Baru. Sebagai wakil Allah, dia tampil untuk menunjukkan hubungan antara (tulisan) Hukum dan nabi-nabi kepada zaman Kristen. Dialah terang yang lebih kecil, yang akan diikuti oleh Terang yang lebih besar. Dengan kata lain, Yohanes Pembaptis adalah terang yang lebih kecil yang menuntun kepada Terang yang lebih besar. Dia bukanlah Sang Terang, tetapi dia adalah suatu terang, yang tujuannya ialah membawa manusia kepada Terang yang lebih besar.
Tetapi kalian tahu, sementara kita membaca Yohanes pasal 5, yang menarik ialah ada satu lagi terang yang lebih kecil. Kalian lihat, Yohanes Pembaptis bukan apa yang kita sebut seorang nabi kanonikal, dengan kata lain dia bukan salah seorang penulis Alkitab. Di Alkitab tidak ada kitab yang ditulis oleh Yohanes Pembaptis. Apakah itu membuat dia seorang nabi yang lebih kecil perannya? Sama sekali tidak. Dia tetap seorang nabi walaupun dia bukan seorang yang menulis kitab yang menjadi bagian dari Kitab Suci atau Alkitab. Dengan kata lain dia adalah seorang nabi ex-kanonikal (di luar Alkitab yang tertulis), katakanlah demikian.


But do you know that there was another lesser light besides  John the Baptist that gave witness to the greater Light? 
You say, What was that light? 
Go with me to John 5:39-40, John 5:39-40.  Here Jesus is speaking to a group of Jews and He says, 39 You search the Scriptures…” which Scriptures was Jesus talking about here?  There was no New Testament.  Jesus was still in His ministry, so there was no  New Testament written.  This is the Old Testament Scriptures.  So He says,  “…You search the Scriptures for in them you think you have eternal life; and these are they which…” what?  “…which testify of Me.” What did the Old Testament Scriptures do?  They testified of whom? Jesus
What did John the Baptist do?  He testified of whom? of Jesus

Tetapi tahukah kalian ada terang yang lebih kecil yang lain di samping Yohanes Pembaptis, yang juga memberi kesaksian tentang Terang yang lebih besar?
Kalian berkata, terang apa itu?
Marilah bersama saya ke Yohanes 5:39-40. Di sini Yesus sedang berbicara kepada sekelompok orang Yahudi dan Dia berkata, 39  Kamu menyelidiki kitab-kitab suci…”  kitab-kitab suci mana yang dibicarakan Yesus di sini? Saat itu tidak ada Kitab Perjanjian Baru, Yesus masih melayani jadi belum ada kitab-kitab Perjanjian Baru yang ditulis. Jadi ini adalah kitab-kitab suci Perjanjian Lama. Maka Yesus berkata,   “…Kamu menyelidiki kitab-kitab suci  sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang…”  apa?   “…yang memberi kesaksian tentang Aku…”  Apa yang dilakukan kitab-kitab Perjanjian Lama? Mereka bersaksi tentang siapa? Tentang Yesus.
Apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis, dia  bersaksi tentang siapa? Tentang Yesus.


So how many lesser lights do we have?  We have two lesser lights that testified to Jesus ~  the greater Light. 
1.   We have John the Baptist, a non-Canonical prophet,  and
2.   we have the Scriptures, which are part  of the Biblical Canon. 

Jadi ada berapa terang yang lebih kecil? Ada dua terang yang lebih kecil yang bersaksi tentang Yesus ~ Terang yang lebih besar.
1.   Ada Yohanes Pembaptis, seorang nabi non-kanonikal, dan
2.   Kitab Suci, yang adalah bagian dari kanon yang alkitabiah.


Notice also John 5:45-47, John 5:45-47, 45 Do not think that I shall accuse you to the Father…”  Jesus is speaking.  “…There is one who accuses you: Moses, in whom you trust. 46 For if you believe Moses, you would believe Me,  for he wrote about Me.  47 But if you do not believe his writings,  how will you believe My words?”  Whom did Moses write about?  He wrote about Jesus.  To whom did Moses give testimony or witness? to Jesus.  In other words, Moses was a lesser light who was to lead to  Jesus, the greater Light. 

Simak juga Yohanes 5:45-57, 45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa…” Yesus sedang berbicara, “…ada seorang yang akan mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai. 46 Sebab andaikan kamu mempercayai Musa, tentu kamu akan mempercayai Aku, sebab ia menulis tentang Aku. 47 Tetapi jikalau kamu tidak mempercayai apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya kata-kataKu?"
Musa menulis tentang siapa? Dia menulis tentang Yesus. Musa memberi kesaksikan atau bersaksi tentang siapa? Tentang Yesus. Dengan kata lain, Musa adalah terang yang lebih kecil yang menuntun kepada Yesus, Terang yang lebih besar.


So we have two lesser lights: (1) John the Baptist,  a non-Canonical prophet, and we have (2) the Scriptures  that are part of the Biblical Canon. 
And, of course, the question that begs to be answered  is this: Why did you need two lesser lights to lead to Jesus,  the greater Light?  Why did you need a non-Canonical prophet, and why did you need  the writings of the Biblical Canon to give witness to Jesus, the greater Light?  Wasn't it enough just to have the Scriptures as a lesser light  to lead to Jesus, the greater Light? 

Jadi kita punya terang yang lebih kecil: (1) Yohanes Pembaptis, seorang nabi non-kanonikal, dan (2) Kitab-kitab suci yang adalah bagian dari kanon yang alkitabiah.
Dan tentu saja pertanyaan yang menantikan jawaban ialah: Mengapa kita butuh dua terang yang lebih kecil untuk menuntun kepada Yesus, Terang yang lebih besar? Mengapa kita butuh seorang nabi non-kanonikal dan tulisan-tulisan kanon alkitabiah untuk memberikan kesaksian tentang Yesus, Terang yang leih besar? Apakah tulisan-tulisan kitab suci tidak cukup untuk menuntun kepada Yesus, Terang yang lebih besar?


Let me explain the reason why it was needed to have two  lesser lights to lead to Jesus, the greater Light.  And I want to frame this by asking a question.  Do you believe that the Jews could have accepted Jesus  simply by reading the Scriptures of the Old Testament?  Do you think it would have been possible for them to  recognize Jesus as the Messiah only by reading the Scriptures  of the Old Testament, by reading that lesser light?  Do you think so? I do. 
You say, how do you know that? 
Because every event of the life of Jesus was choreographed in the written Scriptures.  You have, in the material that I gave you a list,  and I'm going to go through it quickly.  We're not going to read all of the verses. 
The Old Testament said that the Messiah:
·       would  be born in Bethlehem. 
·       He would be born of a virgin. 
·       His birth would be announced by a star. 
·       When He was born the children would be massacred. 
·       He would be called out of Egypt. 
·       He would be baptized and anointed at the end of the 69th week of Daniel 9. 
·       He would do marvelous and powerful works. 
·       He would be a powerful speaker. 
·       The Jews would reject His message. 
·       They would serve Him with their lips, while their hearts  were far from Him. 
·       He would march into Jerusalem on a donkey,  in the midst of great acclamation. 
·       He would cast the money changers out of the temple. 
·       Zeal for God's house would consume Him. 
·       He would be sold for thirty pieces of silver. 
·       His disciples would forsake Him in the garden. 
·       He would die a vicarious death. 
·       He would say on the cross, “My God, My God,  Why have You forsaken Me?” 
·       His hands and His feet would be pierced. 
·       Lots would be cast upon His garments. 
·       His heart would be poured out like water. 
·       His enemies would spit in His face. 
·       His enemies would dare Him to come down from the cross. 
·       None of His bones would be broken. 
·       He would say on the cross, I thirst. 
·       His passion would last three days and three nights. 
·       He would be buried in the tomb of a rich man. 
·       He would resurrect on the third day. 
·       He would ascend to heaven. 
·       And He would sit at the Father's right hand. 
Was there enough evidence in the written Scriptures to show  them that Jesus was the Messiah? Absolutely.  So could they have just discerned the Messiah by looking  at this lesser light; the written Scriptures? Absolutely. 

Izinkan saya menjelaskan alasan mengapa dibutuhkan dua terang yang lebih kecil untuk menuntun kepada Yesus, Terang yang lebih besar. Dan saya ingin memusatkannya dengan mengajukan sebuah pertanyaan: apakah menurut kalian orang Yahudi mungkin bisa menerima Yesus hanya dengan membaca kitab-kitab suci Perjanjian Lama? Menurut kalian mungkinkah mereka bisa mengenali Yesus sebagai Mesias hanya dari membaca kitab-kitab suci Perjanjian Lama, dari membaca terang yang lebih kecil? Bagaimana menurut kalian?
Menurut saya, iya.
Kalian berkata, dari mana Anda tahu itu?
Karena setiap peristiwa dalam hidup Yesus sudah direncanakan dan disusun dalam kitab-kitab suci yang tertulis. Di tangan kalian ada daftar yang saya berikan, dan saya akan membacakannya secara cepat. Kita tidak akan membaca semua ayatnya.
Kitab-kitab Perjanjian Lama mengatakan bahwa Sang Mesias:
·       akan dilahirkan di Betlehem
·       akan dilahirkan dari seorang perawan
·       kelahiranNya akan diumumkan oleh sebuah bintang
·       pada waktu kelahiranNya akan ada pembunuhan masal anak-anak
·       akan dipanggil keluar ke Mesir
·       akan dibaptis dan diurapi pada akhir minggu ke-69 dari nubuatan Daniel pasal 9
·       akan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengagumkan dan penuh kuasa
·       akan menjadi seorang pembicara yang penuh kuasa
·       akan ditolak pekabaranNya oleh orang-orang Yahudi
·       akan disembah dengan mulut mereka sementara hati mereka jauh dariNya
·       akan masuk ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai, di tengah-tengah sorak-sorai yang memujaNya
·       akan melemparkan para penukar uang keluar dari Bait Allah
·       akan terbakar oleh semangatNya bagi rumah Allah
·       akan dijual untuk tiga puluh keeping uang perak
·       akan ditinggalkan oleh murid-muridNya di taman
·       akan mati sebagai pengganti
·       akan berkata dari atas salib, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
·       tangan dan kakiNya akan ditusuk
·       pakaianNya akan diundi
·       hatiNya akan tercurah seperti air
·       wajahNya akan diludahi musuh-musuhNya
·       akan ditantang oleh musuh-musuhNya untuk turun dari salib
·       tulang-tulangNya tidak ada yang dipatahkan
·       akan berkata di atas salib, “Aku haus.”
·       akan menderita selama tiga hari tiga malam
·       akan dikuburkan dalam kubur seorang yang kaya
·       akan bangkit pada hari ketiga
·       akan naik ke Surga
·       dan akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa
Apakah ada cukup bukti dalam kitab suci untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Yesus adalah Sang Mesias? Tentu. Jadi, mungkinkah mereka bisa mengenali Sang Mesias hanya dengan memandang ke terang yang lebih kecil ini: kitab-kitab suci yang tertulis? Tentu saja!


So the question is, why didn't they discern Jesus, the Messiah,  in the written Scriptures?  The simple reason is that they were living after a period  which is called the Intertestamental period.  It's a period of prophetic silence of 400 years  between the book of Malachi, and when John the Baptist  appeared on the scene.  During that period the people of Israel  fell into great darkness.  Many wrong teachings, many heresies penetrated Judaism,  like keeping the Sabbath legalistically,  like the idea of the immortality of the soul, among other things,  came in among the Jewish nation, and they were in great darkness.  And they read the Scriptures as they wished to read them. They wanted the Messiah to come as a glorious king,  and that's the way that they read the Scriptures  of the Old Testament. 
Notice Matthew 4:16.  It speaks about the condition of the people.  It says,  16 The people who sat in darkness have seen…” what?  “…a great light. And upon those who sat in the region and shadow  of death light has dawned.”  So what condition were the people in when Jesus came?  They were in what?  They were in darkness. 

Jadi pertanyaannya ialah, mengapa mereka tidak mengenali Yesus Sang Mesias dari kitab-kitab suci yang tertulis? Alasan yang sederhana ialah mereka hidup di masa yang disebut masa intertestamen, yaitu masa di mana tidak ada nabi yang berbicara selama 400 tahun, masa antara Maleakhi dan ketika Yohanes Pembaptis muncul. Selama masa itu, umat Israel jatuh dalam kegelapan yang kelam. Banyak ajaran yang sesat, banyak kemurtadan menembus masuk ke Yudaisme, di antaranya seperti memelihara Sabat secara legalis, konsep tentang kebakaan jiwa masuk dalam ajaran umat Yahudi, dan mereka berada dalam kegelapan yang parah. Dan mereka membaca kitab-kirab suci sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menginginkan Sang Mesias datang sebagai raja yang mulia, maka begitulah mereka membaca kitab-kitab suci Perjanjian Lama.
Simak Matius 4:16, ini berbicara tentang kondisi masyarakat waktu itu. Dikatakan, 16 Bangsa yang duduk dalam kegelapan, telah melihat…”  apa?   “…Terang yang besar, dan  mereka yang duduk di daerah dan bayang-bayang maut, telah terbit Terang.”
Jadi bagaimana kondisi manusia pada waktu Yesus datang? Mereka dalam apa? Mereka dalam kegelapan.


Notice Luke 1:78-79. It says here, 78 Through the tender mercy of our God, with which the Dayspring…” that is the dawning of the sun  “…the Dayspring from on high has visited us;  79 to give light to those who sit…” what?  “…in darkness and the shadow of death, to guide our feet into the way of peace.”
So were the Jews understanding the Old Testament? No.
Were they oblivious to the coming of the Messiah  as He was predicted in the Old Testament? Absolutely. 

Simak Lukas 1:78-79, dikatakan di sini, 78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Sang Matahari Terbit dari tempat yang tinggi telah melawat kita, 79 untuk memberi terang kepada mereka yang duduk…”  apa?   “…dalam kegelapan dan dalam bayang-bayang maut, untuk mengarahkan kaki kita ke jalan damai sejahtera.”
Jadi apakah orang-orang Yahudi memahami Perjanjian Lama? Tidak.
Apakah mereka sama sekali tidak menyadari kedatangan Sang Mesias sesuai nubuatan dalam Perjanjian Lama? Betul sekali.


So do you know what God did?  He says, “I'm going to give them a little help.  I'm going to raise a non-writing prophet, a non-Canonical prophet  that will shine on the pages of the Old Testament so that they  can discern the Messiah when He comes.”  In other words, God is saying “I'm going to help them  understand the prophecies of the Old Testament, so that they can  see the Messiah when He comes, they can understand that this is the Messiah when He comes.” 
In other words, John the Baptist was not raised up to bring  new light, but to shine upon the pages of the Old Testament  so that they could understand the prophecies that they had misunderstood.  His role was to amplify, explain, correct them from the  mistakes they had committed in studying the other lesser light ~ the written Scriptures, so that they could discern the Messiah  in these prophecies. You see, the people in the days of John the Baptist claimed  to be God's people.  They professed to be waiting for the Messiah.  They professed to love God.  And yet these very people would ultimately end up crucifying  the Messiah, because they misunderstood the Old Testament.  So God says, “I'm going to raise up John the Baptist to interest  them in the study of prophecy.  They're going to see this man who dresses like Elijah,  eats like Elijah, lives in the dessert like Elijah,  he talks like Elijah, and maybe that's going to remind them of  Malachi 4, where it says, ‘I'm going to send you Elijah  before the great and terrible day of the Lord.’  Maybe this will jog their thought processes and they'll  study the prophecies again from the other lesser light,  the written Scriptures, so that they can understand  that the Messiah has come.”  In other words, he did not come to bring new light. He came to shine upon the light that had already been given. 

Jadi tahukah kalian apa yang dilakukan Allah? Dia berkata, “Aku akan memberi mereka sedikit bantuan. Aku akan mengangkat seorang nabi yang tidak menulis kitab, seorang nabi non-kanonikal, yang akan memberikan terang pada halaman-halaman kitab-kitab Perjanjian Lama agar mereka bisa mengenali Sang Mesias ketika Dia datang”. Dengan kata lain, Allah berkata, “Aku akan membantu mereka untuk memahami nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama, supaya mereka bisa melihat Sang Mesias ketika Dia datang, supaya mereka bisa mengerti bahwa inilah Sang Mesias ketika Dia datang.”
Dengan kata lain Yohanes Pembaptis tidak diangkat untuk menyampaikan terang baru, melainkan untuk menerangi halaman-halaman kitab-kitab Perjanjian Lama supaya mereka bisa mengerti nubuatan-nubuatan yang telah mereka salahpahami. Peranannya ialah untuk memperjelas, menerangkan, mengoreksi mereka dari kesalahan-kesalahan yang telah mereka buat dalam mempelajari terang yang lebih kecil ~ Kitab Suci yang tertulis, supaya mereka bisa mengenali Sang Mesias dalam nubuatan-nubuatan ini.
Kalian lihat, di zaman Yohanes Pembaptis, orang-orang itu mengklaim sebagai umat Allah, mereka mengaku sedang menantikan kedatangan Mesias. Mereka mengaku mengasihi Allah. Namun orang-orang yang sama ini akhirnya justru menyalibkan Sang Mesias, karena mereka salah memahami Perjanjian Lama. Maka Allah berkata, “Aku akan mengangkat Yohanes Pembaptis untuk membuat mereka tertarik mempelajari nubuatan. Mereka akan melihat orang ini yang berpakaian seperti Elia, makan seperti Elia, hidup di padang gurun seperti Elia, dia berbicara seperti Elia, dan mungkin itu akan mengingatkan mereka pada Maleakhi 4, di mana dikatakan, 5…Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu’, mungkin ini akan menyadarkan pikiran mereka dan mereka akan mempelajari lagi nubuatan-nubuatan dari terang yang lebih kecil yang satunya, yaitu Kitab Suci yang tertulis, supaya mereka bisa mengerti bahwa Sang Mesias telah datang.” Dengan kata lain Yohanes Pembaptis tidak datang membawa terang yang baru, dia datang untuk menerangi terang yang telah diberikan sebelumnya.


Let me give you an illustration.  When I came here to Fresno Central Church, one night I went to our tape room here, and I was going to look for a  cassette tape, and I went into the room.  It was pitch dark.  I'd never been in the room, but they told me where the cassettes  were, so I went in.  The first thing that you do is try and find the light switch  so that you can turn on the light and find it, you know.  So I passed my hand over the wall.  And for the life of me, I couldn't find  any switch anywhere.  I looked up, and, you know, I could kind of see that there  was a bulb in the ceiling. So I said, “There's got to be somewhere to turn the light on.” But, you know, in spite of the fact that I looked and looked,  I couldn't find it, so finally I gave up.  I said, “I'm going to go to my office.  I'm going to get a flashlight.” So I went to the office and I got a flashlight,  came to the tape room, turned on the flashlight, and I started  flashing the light on the walls.  And man, I still couldn't find a switch anywhere.  So I said, “Huh, I've got the flashlight, I'm going to look for the Tape. So I went into a cupboard that was just about  floor level, and the flashlight veered, or turned up just a  little bit, and when it turned up I saw under one of the  shelves there the light switch.  Who would have guessed that it would be under a shelf?  Who would ever think so?  And so what do you think that I did?  I turned on the greater light.  What was the purpose of the flashlight?  The purpose of the flashlight was to help me find the switch  to the greater light.  And that was the purpose of John the Baptist.  It was to shine on the pages of the Old Testament so that the  people could discern, so that the people  could see the Messiah.  For example, you know when John the Baptist introduces Jesus,  he says, “Behold the Lamb of God who takes away the sin of the world.”  Boy, that was some revolutionary new truth.  Was that a revolutionary new truth? “Behold the Lamb of God” Would people say, I don't see a lamb, I see a man? No.  What would they think of?  Oh, lambs are sacrificed morning and evening.  Isaiah 53 speaks about the lamb taken to the slaughter.  The lamb, yeah, could this be the Lamb that we're expecting?  In other words, John the Baptist was not bringing any new  revolutionary light.  What he was doing was saying, “Here is the Lamb that was  predicted in Bible prophecy.  Go back to Isaiah, go back to the sanctuary service and study about the coming of the Messiah!”  In other words he's shining upon the pages of the Old  Testament so that both of these lights, John the Baptist and the  Old Testament can reveal clearly that Jesus Christ is  the expected Messiah.
Are you understanding the role of John the Baptist  not to bring new truth, new doctrines? 

Saya akan memberikan sebuah ilustrasi. Ketika saya datang kemari, ke gereja Fresno Central, suatu malam saya pergi ke ruang tape di sini dan saya berniat mencari sebuah kaset tape, dan saya masuk ke ruang itu. Saat itu lagi gelap gulita. Saya belum pernah berada di dalam ruang ini, tetapi mereka telah memberitahu saya di mana kaset-kaset itu disimpan, jadi saya masuk. Hal pertama yang kita lakukan ialah mencoba mencari tombol lampu supaya kita bisa menyalakan lampu dan mencari barangnya, kan? Maka saya meraba-raba di dinding. Dan sungguh saya tidak bisa menemukan tombol itu di mana pun. Saya menengadah dan kalian tahu, remang-remang saya bisa melihat di langit-langit ada sebuah bola lampu, jadi saya berkata, “Pasti entah di mana ada tombol untuk menyalakan lampu.” Tetapi walaupun saya sudah mencari-cari, saya tidak bisa menemukannya, dan akhirnya saya putus asa. Saya berkata, “Saya akan ke kantor saya, saya akan mengambil lampu senter.” Jadi saya ke kantor saya dan saya ambil lampu senter, kembali ke ruang tape, nyalakan senternya, dan saya mulai menyinari dinding-dinding. Dan celakanya saya masih tidak menemukan tombolnya di mana pun. Jadi saya berkata, “Huh, saya punya senter, saya akan mencari tapenya saja.”  Maka saya pergi menerangi bagian dalam sebuah bufet yang kira-kira setinggi lantai, dan memutar senter itu sedikit ke atas, dan ketika senter itu menyinari ke atas, saya melihat tombol lampu itu di bawah salah satu rak. Siapa yang menduga tombol itu ada di bawah sebuah rak? Siapa yang akan menduga itu? Lalu menurut kalian apa yang saya lakukan? Saya nyalakan terang yang lebih besar. Apa gunanya lampu senter itu? Gunanya ialah membantu saya menemukan tombol terang yang lebih besar. Itulah gunanya Yohanes Pembaptis. Dia yang menerangi halaman-halaman Perjanjian Lama supaya orang-orang bisa mengenali, supaya orang-orang bisa melihat Sang Mesias.
Misalnya, ketika Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus, kalian tahu, dia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Wah, ini adalah kebenaran baru yang revolusioner. Apakah itu kebenaran baru yang revolusioner?  “Lihatlah Anak Domba Allah”? Apakah orang-orang lalu berkata, kami tidak melihat seekor domba, kami melihat seorang manusia? Tidak. Apa yang mereka pikirkan? Oh, domba itu dikurbankan setiap pagi dan petang. Yesaya 53 berbicara tentang domba yang dibawa ke tempat pemotongan. Domba, yeah, mungkinkah ini Domba yang kita nanti-nantikan? Dengan kata lain Yohanes Pembaptis tidak membawa terang baru yang revolusioner. Apa yang dia lakukan ialah berkata, “Inilah Domba yang dinubuatkan dalam Alkitab. Kembalilah ke [tulisan] Yesaya, kembali ke [tulisan] pelayanan Bait Suci, dan pelajari tentang kedatangan Sang Mesias!” Dengan kata lain, Yohanes menyinari halaman-halaman Perjanjian Lama agar kedua terang ini: Yohanes Pembaptis dan Perjanjian Lama bisa dengan jelas mengungkapkan bahwa Yesus Kristus ialah Mesias yang dinanti-nantikan.
Apakah kalian paham peran Yohanes Pembaptis bukan membawa terang baru, doktrin baru?


But, unfortunately, the Bible tells us that John the Baptist  was rejected by God's own people. Matthew 11:18 says, “For John came neither eating nor drinking  and they say, He has a demon.”  They even said that he was demon possessed; God's own people.  He was rejected by the leaders especially. 

Tapi sayangnya Alkitab mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis ditolak umat Allah sendiri. Matius 11:18 berkata, 18          Karena Yohanes datang, tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata: ‘Ia kerasukan setan.’” Mereka bahkan berkata dia kesurupan, umat Allah sendiri yang berkata begitu. Yohanes ditolak terutama oleh para pemimpin orang Yahudi.


Notice Luke 7:29-30, 29 And when all of the people heard him…” that is John the Baptist, “…even the tax collectors justified God…”  See, the problem was not with the common people. So it says,  “…And when all the people heard him, even the tax collectors justified God, having been baptized with the baptism of John.  30 But the Pharisees...”  by the way, the Pharisees would be the preachers  “…and lawyers...” that would be the theologians today, “…But the Pharisees, and the lawyers…” or the preachers and the theologians “…rejected the will of God for themselves,  not having been baptized by Him.” 
And as we read previously, in Matthew 17:12-13 it says,   Jesus is speaking,  “But I say to you that Elijah has come already,  and they did not know him…”  that means that they rejected him, by the way.  “…they did not know him, but did to him whatever they wished.  Likewise the Son of man is also about to suffer at their hands.  13 Then the disciples understood that He spoke to them  of John the Baptist.” 

Simak Lukas 7:29-30, 29 Dan ketika semua orang  mendengarnya…”  yaitu Yohanes Pembaptis, “…bahkan para pemungut cukai mengakui kebenaran Allah…” lihat, masalahnya tidak pada masyarakat umum. Jadi dikatakan,  “…Dan ketika semua orang  mendengarnya, bahkan para pemungut cukai mengakui kebenaran Allah, setelah dibaptis oleh baptisan Yohanes. 30 Tetapi orang-orang Farisi …”  nah, orang-orang Farisi adalah para pengkhotbah,  “…dan ahli-ahli Taurat…”  hari ini mereka adalah para theolog,   “…Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat…”  atau para pengkhotbah dan para theolog,   “…yang tidak dibaptis oleh Yohanes, menolak kehendak Allah bagi diri mereka sendiri.”
Seperti yang telah kita baca sebelumnya di Matius 17:12-13, dikatakan, Yesus yang sedang berbicara, 12 tetapi Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, dan mereka tidak mengenal dia…”  nah, itu artinya mereka menolak Elia,  “…mereka tidak mengenal dia, tetapi memperlakukannya sesuka hati mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita di tangan mereka.’ 13 Lalu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Yohanes Pembaptis.”  


So let me ask you this, did the Jews reject the Messiah?  They did. Especially the religious leaders? They did.  Why did they reject the Messiah?  Because if you reject the lesser light,  you will reject the greater Light.  They rejected the Scriptures, and the rejected John.  And therefore they were not prepared to receive Jesus,  the greater Light. You see the Jews, they boasted, they said,  “We have Moses, we have the Old Testament.” But they didn't understand anything of the Old Testament.  They were in blindness.  They were in darkness. And therefore God said, I'm going to help them  by sending a lesser light to lead them to the greater Light. 

Jadi, coba saya tanya, apakah orang-orang Yahudi menolak Sang Mesias? Iya. Terutama para pemimpin agamanya? Iya. Mengapa mereka menolak Sang Mesias? Karena jika orang menolak terang yang lebih kecil, dia akan menolak Terang yang lebih besar. Mereka telah menolak Kitab Suci, dan mereka menolak Yohanes. Oleh karena itu mereka tidak siap menerima Yesus, Terang yang lebih besar. Kalian lihat, orang-orang Yahudi berbangga, mereka berkata, “Kami punya Musa, kami punya kitab Perjanjian Lama.” Tetapi mereka tidak mengerti apa-apa tentang kitab Perjanjian Lama. Mereka buta. Mereka berada dalam kegelapan. Dan oleh karena itu Allah berkata, “Aku akan menolong mereka dengan mengirim terang yang lebih kecil untuk menuntun mereka kepada Terang yang lebih besar.


By the way, John the Baptist was not  omniscient or infallible.  Prophets were human.  John the Baptist grew in understanding.  John the Baptist, for example, believed that Jesus,  that there was only going to be one coming of the Messiah.  The Messiah was going to come.  He was going to destroy the wicked.  And He was going to reign on the throne in Jerusalem.  You read his preaching in Matthew 3 and it's very obvious  that he believed that there was only going to be one  coming of the Messiah.  And as you continue reading Scripture you'll notice that  when John the Baptist was in prison, he sent some messengers  to Jesus and said, “Now I need to get this straight.  This Messiah isn't fitting with my view of the Messiah.”  So he sends the message, “Are You the one that we're expecting or are we to expect another?” 
Folks, this is the same John the Baptist that... he didn't say, “Maybe this is the Lamb of God who  takes away the sin..”.  He said, Behold the Lamb of God who takes away the sin of the world.”  And now he's saying, “Are you the Messiah,  or are we to expect another?” You see, he did not fully understand all of the implications of Bible prophecy. By the way, when those messengers went to see Jesus,  all day Jesus healed the sick, and He cast out demons.  He did His marvelous works, and He told the disciples, “Go tell John what you saw.”  And John finally understood that the Messiah's coming was  going to have two stages.  But the point is that he grew in his understanding. 

Nah, Yohanes Pembaptis tidak mahatahu maupun tidak bisa salah. Nabi-nabi adalah manusia. Yohanes Pembaptis bertumbuh dalam pemahamannya. Misalnya Yohanes Pembaptis meyakini bahwa Yesus, bahwa kedatangan Sang Mesias hanya satu kali; Mesias itu akan datang dan Dia akan membinasakan yang jahat, dan Dia akan memerintah di atas takhta di Yerusalem. Kita  baca khotbahnya di Matius pasal 3, dan sangat nyata bahwa dia meyakini hanya ada satu kali kedatangan Sang Mesias. Dan jika kita lanjutkan membaca Kitab Suci, kita akan melihat ketika Yohanes Pembaptis di penjara, dia mengirim utusan kepada Yesus dan berkata, “Aku mau tahu sejujurnya. Mesias ini kok tidak cocok dengan konsepku tentang Sang Mesias.” Maka dia mengirim pesan, “Apakah Kau yang kami nantikan, atau kami harus menantikan yang lain?”
Saudara-saudara, ini adalah Yohanes Pembaptis yang sama yang… dia tidak berkata, “Barangkali inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa…”. Dia berkata, Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!” Dan sekarang dia berkata, “Apakah Engkau Sang Mesias, atau haruskah kami menunggu yang lain?” Kalian lihat, dia tidak seluruhnya memahami semua implikasi nubuatan Alkitab. Nah, ketika utusan-utusannya mendatangi Yesus, sepanjang hari Yesus menyembuhkan yang sakit dan Dia mengusir setan. Yesus melakukan perbuatan-perbuatan yang mengagumkan dan Dia memberitahu murid-murid itu, “Pergi dan ceritakan kepada Yohanes apa yang telah kalian lihat.” Dan akirnya Yohanes paham bahwa kedatangan Sang Mesias ada dua tahap. Tetapi poinnya ialah Yohanes bertumbuh dalam pemahamannya.


Was John a false prophet because he did not fully understand from the start? Absolutely not.  Was John the Baptist any less of a prophet because he grew  in his understanding in the course of time? Absolutely not.  He was a true prophet, but he grew in his understanding. It would be unfair to look at the John the Baptist  who preached at the beginning and say that that was the same  John the Baptist who had developed in his understanding  when he finally understood the mission  of the Messiah in prison. 

Apakah Yohanes seorang nabi palsu karena dia tidak seluruhnya paham pada awalnya? Sama sekali tidak. Apakah Yohanes Pembaptis tidak layak disebut nabi karena pemahamannya bertumbuh seiring berlalunya waktu? Sama sekali tidak. Dia adalah seorang nabi sejati, tetapi pemahamannya bertumbuh. Tidaklah adil bila kita melihat Yohanes Pembaptis yang berkhotbah di awal-awal dan berkata dia adalah Yohanes Pembaptis yang sama setelah pemahamannya bertumbuh ketika akhirnya di dalam penjara  dia mengerti misi Sang Mesias.


Now we're going to talk about another prophet. This is an end time prophet.  Interestingly enough, this prophet, whose name is Ellen White, arose also in the midst of  a great religious revival.  It's known as the great second advent movement,  which took place in the 1830's through 1844.  And do you know that this religious revival was the  fulfillment of the same prophecy that was fulfilled by  John the Baptist when he came and baptized Jesus,  or anointed the Messiah? Because the 2300 day prophecy, the first part of it is the 70 weeks,  the second part of it is the 2300 days.  So it's the same identical prophecy, only John the Baptist  comes at the end of the first segment.  Ellen White rises after the second segment of the same  prophecy, in the midst of a great religious revival. 

Sekarang kita akan berbicara tentang seorang nabi yang lain. Ini adalah seorang nabi akhir zaman. Dan menariknya, nabi ini yang bernama Ellen White, juga muncul di tengah-tengah suatu kebangunan rohani akbar yang dikenal sebagai gerakan akbar Advent yang kedua, yang terjadi di 1830 hingga 1844. Dan tahukah kalian bahwa kebangunan rohani ini adalah kegenapan nubuatan yang sama yang digenapi oleh Yohanes Pembaptis ketika dia datang dan membaptis Yesus atau mengurapi Sang Mesias? Karena nubuatan 2300 petang dan pagi, bagian awalnya ialah nubuatan 70 minggu, bagian keduanya adalah nubuatan 2300 petang dan pagi. Jadi itu adalah nubuatan yang persis sama, hanya Yohanes Pembaptis datang pada akhir segmen yang pertama, dan Ellen White muncul setelah segmen kedua dari nubuatan yang sama, di tengah-tengah suatu kebangunan rohani akbar.


Ellen White was asked if she was a prophet. Interesting! Do you know what she said?  Let me just read.
This is in Selected Messages, Volume 1, page 36. She's giving a speech in Battle Creek,  which is a famous Seventh-day Adventist church in Michigan. 
“During the discourse I said that I did not claim to be a prophetess.  Some were surprised at this statement. And as much is being said in regard to it,  I will make an explanation.  Others have called me a prophetess, but I have never assumed that title.  I have not felt that it was my duty to thus designate myself.” 

Ellen White ditanya apakah dia seorang nabi, menarik! Tahukah kalian apa jawabnya? Saya akan bacakan saja. Ini ada di Selected Messages Vol. 1 hal. 36. Ellen White sedang berceramah di Battle Creek, gereja MAHK yang paling terkenal di Michigan.
“…Selama ceramah itu saya sudah berkata saya tidak mengklaim sebagai seorang nabiah. Beberapa orang terkejut dengan pernyataan ini, dan karena banyaknya pembicaraan tentang hal ini, saya akan memberikan penjelasan. Orang-orang lain pernah menyebut saya  seorang nabiah, tetapi saya sendiri tidak pernah memakai gelar tersebut. Saya tidak pernah merasa bahwa itulah kewajiban saya menamakan diri saya demikian.”


Selected Messages, Volume 1, page 35, she said this: “When I was last in Battle Creek I said before a large  congregation that I did not claim to be a prophetess.  Twice I referred to this matter, intending each time to make  the statement, ‘I do not claim to be a prophetess.’ If I spoke otherwise than this, let all now understand that what  I had in mind to say was that I do not claim the title of prophet or prophetess. 

Selected Messasges Vol. 1 hal 35, Ellen White berkata demikian,  “Ketika saya terakhir berada di Battle Creek, saya berkata di hadapan jemaat yang besar bahwa saya tidak mengklaim sebagai seorang nabiah. Dua kali saya menyebut tentang hal ini, setiap kali dengan niatan memberikan pernyataan ‘Saya tidak mengklaim sebagai seorang nabiah’. Jika saya pernah berbicara berlawanan dengan ini, biarlah semua sekarang memahami bahwa yang selalu ingin saya katakan adalah saya tidak mengklaim gelar nabi atau nabiah.”


So what happened when people asked Ellen White if  she was a prophetess?  She said, No, I don't claim the title.  Is that similar to what happened with John the Baptist? Hmmm. 
So who was Ellen White?  Selected Messages, Volume 1, page 34.  And I'm telling you that Ellen White did not sit down to make this parallel that I'm sharing with you today.  Selected Messages, Volume 1, page 34  Ellen White says,  “But my work has covered so many lines  that I cannot call myself other than…” what? “…a messenger sent to  bear a message from the Lord to His people, and to take up work  in any line that He points out.”

Jadi apa yang terjadi bila orang bertanya kepada Ellen White apakah dia seorang nabiah? Dia menjawab, Tidak, saya tidak mengklaim gelar itu. Apakah itu mirip dengan apa yang terjadi pada Yohanes Pembaptis? Hmmm.
Jadi siapakah Elleh White? Selected Messages Vol. 1 hal 34. Dan saya katakan kepada kalian Ellen White tidak duduk dan membuat persamaan yang saya bagikan kepada kalian hari ini. Selected  Messages Vol. 1 hal 34, Ellen White berkata, “Tetapi pekerjaan saya meliputi begitu banyak bidang sehingga saya tidak bisa menyebut diri saya dengan nama lain kecuali…”  apa?   ”…seorang utusan, yang diutus untuk menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya, dan untuk bekerja dalam bidang apa pun yang Tuhan tunjukkan kepada saya.”


So who was she? the Lord's what? Messenger.  Does that ring a bell?  Notice Selected Messages, Volume 1, page 32.  “Early in my youth I was asked several times,  ‘Are you a prophet?’  I have ever responded, ‘I am the Lord's messenger.’  I know that many have called me a prophet, but I have made no claim to this title.  My Savior declared me to be His…” what? “…His messenger.” 
So like John the Baptist, she is the messenger of the Lord.

Jadi siapakah Ellen White? Apa Tuhan? Utusan. Apakah itu mengingatkan kita kepada sesuatu? Simak Selected Messages Vol. 1, hal 32.   “…Di masa muda saya, saya sudah pernah ditanyai beberapa kali, ‘Apakah kamu nabi?’ Saya selalu menjawab, ‘Saya adalah utusan Tuhan.’ Saya tahu banyak orang mungkin menyebut saya nabi, tetapi saya tidak pernah mengklaim gelar ini. Juruselamat saya menyatakan saya adalah…” apaNya?  “…utusanNya.”
Jadi seperti Yohanes Pembaptis, Ellen White adalah utusan Tuhan.


By the way, do you know that some people accused  Ellen White; said she couldn't be a true prophet because  she didn't perform miracles?  Notice Selected Messages, Volume 2, pages 53-54.
  “Some declare their unbelief in the work that the Lord has given  me to do because, as they say, Mrs. E. G. White  works no miracles…” Was there another individual who worked no miracles?  John the Baptist. She continues saying: “…But those who look for  miracles as a sign of Divine guidance  are in grave danger of deception…” 

Nah, tahukah kalian bahwa beberapa orang menuduh Ellen White, mengatakan bahwa dia tidak mungkin seorang nabi sejati karena dia tidak membuat mujizat? Simak Selected Messages Vol. 2 hal 53-54. “Beberapa orang menyatakan ketidakpercayaan mereka terhadap pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepada saya karena seperti kata mereka, ‘Nyonya E.G. White tidak membuat mujizat.’…”  apakah ada seorang yang lain yang juga tidak membuat mujizat? Yohanes Pembaptis. Ellen White melanjutkan berkata,  “…Tetapi mereka yang mencari mujizat sebagai tanda bimbingan ilahi, berada dalam bahaya besar akan kena tipu…”


Did Ellen White have the testimony of Jesus?  She most certainly did. By the way, she wrote a series of books called  Testimonies for the Church.  In fact she called her writings The Testimonies many times.  But not only this, the Bible shows that the end time church  would have the testimony of Jesus Christ,  the prophetic gift
You say, How do we know that? 

Let's notice three verses:

1.   Revelation 12:17
that we already  looked at the beginning of our study; Revelation 12:17, “ 17 And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her offspring, who keep the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
Now the question is, what is the testimony of Jesus Christ  that the remnant has? 

2.   Revelation 19:10
give us a definition. It says:  10 And I fell at his feet…” John falls at the feet of an angel,  “…And I fell at his feet to worship him. But he said to me, See that you do not do that! I am your fellow servant, and of your brethren who have the testimony of Jesus…What do the brethren of John have?  The brethren of John have the testimony of Jesus  “…Worship God! For the testimony of Jesus is…”  what?   “…the testimony of Jesus is the spirit of prophecy.
So what is the testimony of Jesus that the  end time remnant has? The spirit of prophecy.  And John's brothers have the testimony of Jesus. 

3.   Revelation 22:8-9
Now go with me to Revelation 22:8-9, Revelation 22:8-9,  Now I, John, saw and heard these things. And when I heard and saw, I fell down to worship before the feet of the angel who showed me these things…Once again this same type of scene that we saw in Chapter 19.  Verse 9,  “… Then he said to me, ‘See that you do not do that. For I am your fellow servant, and of your brethren…” What did the brethren have according to Revelation 19:10?  The brethren had the what? the testimony of Jesus.  But here it says what they are.  It says in Verse 9,  Then he said to me, ‘See that you do not do that. For I am your fellow servant, and of your brethren the…”  what?   “…the prophets, and of those who keep the words of this book. Worship God.’
So what is it to have the testimony of Jesus?  It's to be a what? a prophet. 

So would we expect the end time remnant church  to have a prophet?  We most certainly would.  Because the end time church has the testimony of Jesus, which is the spirit of prophecy. 
And the reason why it's called the testimony of Jesus  is because that end time prophet is going to  give witness to Jesus.  That end time prophet is going to give testimony about Jesus. 

Apakah Ellen White memiliki kesaksian Yesus. Jelas sekali dia punya. Nah, dia menulis serangkaian buku berjudul Testimonies for the Church. Bahkan dia sering menyebut tulisan-tulisannya “the Testimonies (= Kesaksian-kesaksian). Tetapi bukan hanya ini, Alkitab menunjukkan bahwa gereja akhir zaman akan memilki kesaksian Yesus Kristus, yaitu karunia nubuat.
Kalian berkata, bagaimana kita bisa tahu itu?

Mari kita simak tiga ayat:

1.   Wahyu 12:17
yang tadi sudah kita simak pada awal pelajaran kita. Wahyu 12:17,  17   Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Sekarang pertanyaannya ialah, “kesaksian Yesus Kristus” yang dimiliki umat yang sisa itu apa?

2.   Wahyu 19:10
memberi kita definisinya. Dikatakan,  10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya…”  Yohanes tersungkur di kaki seorang malaikat, “…Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus.…”  apa yang dimiliki saudara-saudara Yohanes? Saudara-saudara Yohanes memilki kesaksian Yesus.   “…Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah…”  apa?   “…kesaksian Yesus adalah Roh nubuat.’"
Jadi apakah kesaksian Yesus yang dimiliki umat yang sisa di akhir zaman? Roh Nubuat. Dan saudara-saudara Yohanes memiliki kesaksian Yesus.

3.   Wahyu 22:8-9
Sekarang marilah bersama saya ke Wahyu 22:8-9. 8 Dan aku, Yohanes, telah mendengar dan melihat hal-hal itu. Dan ketika aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur untuk menyembah di depan kaki malaikat yang telah menunjukkan hal-hal itu kepadaku.…”  sekali lagi adegan yang sama yang kita lihat di pasal 19. Ayat 9,   “…9 Lalu ia berkata kepadaku: ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Karena aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu…”  apa yang dimiliki saudara-saudara ini menurut Wahyu 19:10? Saudara-saudara ini memiliki apa? Kesaksian Yesus! Tetapi di sini dijelaskan siapa mereka, dikatakan di ayat 9,   “…Lalu ia berkata kepadaku: ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Karena aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu…”  siapa?   “…para nabi, dan dari semua yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!’"
Jadi memiliki kesaksian Yesus itu apa? Itu berarti menjadi apa? Seorang nabi.

Maka, layakkah kita menganggap gereja yang sisa di akhir zaman memiliki seorang nabi? Jelas kita layak, karena gereja akhir masa memiliki kesaksian Yesus, yaitu roh nubuat.
Dan alasan mengapa itu disebut kesaksian Yesus ialah karena nabi akhir zaman ini akan bersaksi tentang Yesus. Nabi akhir zaman ini akan memberikan kesaksian tentang Yesus.
By the way, do you know that Ellen White also,  even though she did not claim to be a prophet, she says, “My work is greater than the work of a prophet.”  Notice Selected Messages, Volume 1, page 32,  “My work includes much more than the word ‘prophet’ signifies.” 
On page 36 she says, “My commission embraces the work of  a prophet, but it does not end there.  It embraces much more than the minds of those who have been  sowing the seeds of unbelief can comprehend.” 
And on Page 36 she says, “My work includes much more than this name signifies.  I regard myself as a messenger entrusted by the Lord with  messages for His people.” 

Nah, tahukah kalian bahwa Ellen White juga, walaupun dia tidak mengklaim sebagai seorang nabi, dia berkata, “Pekerjaan saya lebih besar daripada pekerjaan seorang nabi.” Perhatikan Selected Messages Vol. 1 hal. 32. “Pekerjaan saya meliputi lebih banyak daripada apa yang diartikan oleh kata ‘nabi’ …”
Di hal 36 dia berkata, “Tugas saya meliputi pekerjaan seorang nabi, tetapi tidak berakhir di sana. Tugas saya meliputi jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dipahami oleh pikiran orang-orang yang menaburkan benih-benih ketidakpercayaan.”
Dan di hal 36 dia berkata, “Pekerjaan saya meliputi lebih banyak daripada apa yang diartikan oleh nama ini. Saya menganggap diri saya sebagai seorang utusan yang dipercayai Tuhan dengan pekabaran-pekabaran bagi umatNya.”


So even though she did not claim to be a prophet,  she was greater than a prophet.  Do you know why? Because John the Baptist was to join,  or unite, the Old Testament period with the New Testament period.  The role of Ellen White was to create the link between this  dispensation and the coming of the kingdom of Jesus Christ  at His second coming.
In other words, as John the Baptist was to prepare a people  for the first coming of Jesus, Ellen White was raised up to  prepare a people for the second coming of Jesus.  And both stand at the turning point of a dispensation:  John the Baptist between the Old and the New Testament,  Ellen White between the New Testament and the coming kingdom. 

Jadi walaupun Ellen White tidak mengklaim sebagai seorang nabi, dia lebih besar daripada seorang nabi. Tahukah kalian mengapa? Karena Yohanes Pembaptis harus menghubungkan  atau mempersatukan zaman Perjanjian Lama dengan zaman Perjanjian Baru, maka peran Ellen White ialah menciptakan hubungan antara masa ini dengan datangnya kerajaan Yesus Kristus pada kedatanganNya yang kedua. Dengan kata lain, sebagaimana Yohanes Pembaptis itu bertugas mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Yesus yang pertama, Ellen White diangkat untuk mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Yesus yang kedua. Dan mereka berdua berdiri di titik tolak suatu zaman. Yohanes Pembaptis antara zaman Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru, Ellen White antara zaman Perjanjian Baru dengan kerajaan yang akan datang. 


By the way, do you know that Ellen White also referred to  herself as a lesser light?  Notice Selected Messages, Volume 3, page 30  she says,
“Little heed is given to the Bible, and the Lord has  given a lesser light to lead men and women to…” what?  “…to the greater light.” 

Nah, tahukah kalian Ellen White juga menyebut dirinya terang yang lebih kecil? Simak Selected Messages Vol. 3 hal 30, dia berkata, “Alkitab hanya mendapat sedikit perhatian, dan Tuhan telah memberikan terang yang lebih kecil ini untuk membimbing laki-laki dan wanita ke…”  apa? “…ke Terang yang lebih besar.”


And some people have mistakenly assumed that Ellen White is  saying here that the Bible is the greater light, and she's a  little lesser light that was raised up, you know, to give light,  and show people the greater light, which is the Bible.  But what's she's saying is that people ignore the Bible  just like the Jews ignored the Scriptures, and God raised her up to shine upon the pages of the Bible  so that they could see Jesus Christ  in the Old and New Testament. 
Are you understanding what I'm saying? 

Dan ada orang yang salah mengasumsikan bahwa di sini Ellen White mengatakan Alkitab itu terang yang lebih besar dan Ellen White adalah terang mini yang lebih kecil yang diangkat untuk menyinari dan menunjukkan orang-orang terang yang lebih besar, yaitu Alkitab. Tetapi apa yang dikatakan Ellen White ialah, karena orang-orang tidak acuh pada Alkitab seperti orang-orang Yahudi tidak mengacuhkan kitab-kitab suci, maka Allah mengangkatnya untuk memberikan terang pada halaman-halaman Alkitab, agar orang-orang bisa melihat Yesus Kristus di kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Apakah kalian paham apa yang saya katakan?


Some people might ask, “Pastor, why do you have two smaller  lights at the end of time?  Why do you have a Canonical source of light  which is the Scriptures, and a non- Canonical prophet  whose writings are not in Scripture? Why would you need to have two lesser lights? Isn't it enough just to have the Scriptures,  that one lesser  light that leads to Jesus the greater Light?” 
Let me explain the reason why. 
You see, just like the Intertestamental period brought darkness into the Jewish nation, so the middle ages,  known as the dark ages, brought darkness into  the Christian church.  Many counterfeit doctrines, false doctrines, like the idea  that Sunday is the day that we're supposed to worship, the immortality of the soul, and many other kindred doctrines: the idea of an eternally burning hell.  All of these things were brought into the Christian church.  Darkness came into the Christian church.  And so what God did was raise up Ellen White to shine on the pages of the Bible, so that as she shone on the  pages of the Bible the truth could be recovered,  and people could see the fullness of truth. 
Are you understanding what I am saying?
Was she raised up to bring new light?  Was she raised up to bring new revolutionary doctrines that no one had ever heard before? Absolute not!  She was to rescue, to restore that which had been buried,  and had been forgotten by the Christian world,  so that people could see Jesus once again  in the teachings of the Bible. 

Ada orang yang mungkin bertanya, “Pastor, mengapa ada dua terang yang lebih kecil pada akhir zaman? Mengapa harus ada sebuah sumber terang kanonikal yaitu Alkitab, dan seorang nabi non-kanonikal yang tulisannya tidak terdapat dalam Alkitab? Mengapa kita perlu dua terang yang lebih kecil? Apakah tidak cukup hanya dengan Alkitab, terang lebih kecil itu yang menuntun kepada Yesus, Terang yang lebih besar?”
Saya jelaskan mengapa.
Kalian lihat, sama seperti zaman intertestamen (zaman antara masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) membawa kegelapan kepada bangsa Yahudi, maka abad pertengahan yang dikenal sebagai Masa Kegelapan juga membawa kegelapan kepada gereja Kristen. Banyak doktrin palsu, doktrin yang salah seperti konsep hari Minggu adalah hari di mana kita harus beribadah, konsep kebakaan jiwa, dan banyak konsep lain yang sejenis misalnya konsep neraka yang selamanya membara, semua konsep ini dibawa masuk ke dalam gereja Kristen. Kegelapan masuk ke dalam gereja Kristen. Maka, apa yang dilakukan Allah ialah membangkitkan Ellen White untuk menyinari halaman-halaman Alkitab, supaya dengan dia menerangi halaman-halaman Alkitab, kebenaran akan terungkap dan manusia bisa melihat kebenaran secara utuh. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Apakah Ellen White diangkat untuk menyampaikan terang yang baru? Apakah dia diangkat untuk membawa doktrin-doktrin baru yang revolusioner yang belum pernah didengar orang sebelumnya? Sama sekali tidak! Ellen White harus mengeluarkan, memulihkan apa yang telah terpendam dan terlupakan oleh dunia Kristen agar manusia bisa melihat Yesus sekali lagi di dalam ajaram-ajaran Alkitab.


Do you know that Ellen White herself says that if people had  paid attention to the Bible, God would have never raised her up?  Let me ask you, If the Jews had discerned Jesus  in the Old Testament, do you think God would have raised  up John the Baptist?  If they'd seen all that the Messiah was going to do,  and when Jesus came they would have receive Him with open arms,  would God have raised up John the Baptist? No purpose. 
Would God have raised up Ellen G. White if the Christian world  was practicing the truth, and believing  what the Bible teaches? Absolutely not!  In fact, notice Ellen White had something very interesting  to say about her writings.  Volume 5 of the Testimonies, pages 664 and 665,  she says this, speaking to an individual: “You are not familiar  with the Scriptures.  If you had made God's Word your study, with a desire to reach  the Bible's standard, and attain to Christian perfection,  you would not have needed the Testimonies.”  Is the Bible sufficient?  Would the Bible have been sufficient? Yes.  Why did God raise her up?  Because He wanted people to understand the Bible;  people who were in darkness.  You know, would you be critical of that,  that God wants to give  a helping hand to the Christian world, so that they can truly  understand what the Bible contains?  She continues saying: “It is because you have neglected to acquaint yourselves with God's inspired book...”  See, because you neglected to study the Bible. “...that He has sought to reach you by simple,  direct testimonies, calling your attention to the words  of inspiration which you had neglected to obey,  and urging you to fashion your lives in accordance with its  pure and elevated teachings…”  Where did Ellen White direct people? To the Bible.  Notice what she continues saying,  “…The Lord designs to warn you, to reprove, to counsel through testimonies given,  and to impress your minds...”  listen to this,  “...with the importance of the truth of His Word.  The written Testimonies are not to give new light...”  Is that clear? “...but to impress vividly upon the hearts  the truths of inspiration already revealed.  Man's duty to God and to his fellow man, has been distinctly  specified in God's Word, yet but few of you are obedient to the light given.  Additional truth is not brought out...”   She's talking about her writings.  “…But God has through the testimonies simplified the great  truths already given, and in His own chosen way brought them  before the people to awaken, and impress the mind with them,  that all may be left without excuse.” 
Does she have it straight?  Just like John the Baptist.  Not to bring new light, not to bring new doctrines, but to lead  people to once again understand the light that is given  in Scripture, so that through both a clear discernment  can be gained of Jesus Christ. 

Tahukah kalian Ellen White sendiri berkata seandainya  manusia memberi perhatian pada Alkitab, Allah tidak akan mengangkatnya? Coba saya tanya, andaikan orang Yahudi mengenali Yesus dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, apakah menurut kalian Allah akan mengangkat Yohanes Pembaptis? Andaikan orang Yahudi bisa melihat semua yang akan dilakukan Sang Mesias, dan saat Yesus datang mereka menerimaNya dengan tangan terbuka, apakah Allah perlu mengangkat Yohanes Pembaptis? Untuk apa?
Apakah Allah perlu mengangkat Ellen G. White seandainya dunia Kristen mempraktekkan kebenaran dan meyakini apa yang diajarkan Alkitab? Sama sekali tidak! Bahkan, perhatikan Ellen White mengatakan sesuatu yang sangat menarik tentang tulisan-tulisannya. Testimonies Vol. 5 hal 664-665, Ellen White berkata demikian, dia berbicara kepada seseorang, “Engkau tidak mengenal isi Alkitab. Seandainya engkau mempelajari Firman Allah dengan suatu kerinduan untuk mencapai standar Alkitab dan kesempurnaan kekristenan, engkau tidak akan memerlukan [tulisan-tulisan] Kesaksian itu…” Apakah Alkitab sekarang cukup? Apakah Alkitab dulu cukup? Ya. Mengapa sampai Allah mengangkat Ellen White? Karena Allah mau manusia memahami Alkitab sebab manusia berada dalam kegelapan. Kalian tahu, apakah kalian akan mengeritik Allah yang mau memberikan bantuan kepada dunia Kristen agar mereka bisa benar-benar memahami apa isi Alkitab? Ellen White melanjutkan berkata, “…Karena engkau telah melalaikan untuk mencari pemahaman dari buku yang diilhami oleh Allah…”  lihat, karena kamu telah lalai mempelajari Alkitab,  “…maka Allah berusaha menggapaimu dengan kesaksian-kesaksian langsung yang sederhana, mengarahkan perhatianmu kepada kata-kata inspirasi yang telah lalai kaupatuhi, dan mendesakmu untuk membentuk hidupmu sesuai  ajarannya yang luhur dan murni…” Ke mana Ellen mengarahkan manusisa? Ke Alkitab. Simak apa katanya selanjutnya, “…Tuhan membuat rancangan untuk memperingatkanmu, untuk menegur, menasihati melalui kesaksian-kesaksian yang disampaikan, dan untuk menanamkan kesan ke pikiranmu…” dengarkan ini,  “…akan pentingnya kebenaran FirmanNya. Kesaksian-kesaksian yang tertulis, bukan untuk memberikan terang yang baru…” apakah ini jelas?  “…melainkan menanamkan kesan yang jelas dalam hati manusia, kebenaran-kebenaran dari tulisan-tulisan yang diilhamkan yang telah diungkapkan. Kewajiban manusia kepada Allah dan sesamanya sudah dijelaskan dengan terperinci dalam Firman Allah, namun hanya sedikit dari kalian yang patuh kepada terang yang telah diberikan. Terang tambahan tidak diberikan…”  dia berbicara tentang tulisan-tulisannya, “…tetapi melalui kesaksian-kesaksian itu Allah menyederhanakan kebenaran-kebenaran hebat yang telah diberikan, dan dengan cara pilihanNya sendiri menyodorkannya ke hadapan manusia, untuk menyadarkan dan menanamkan kesan melalui semua itu, sehingga semua manusia tidak punya alasan lagi.”
Apakah Ellen White mengatakan yang sebenarnya? Sama seperti Yohanes Pembaptis. Bukan untuk membawa terang baru, bukan untuk membawa doktrin baru, tetapi untuk menuntun manusia sekali lagi agar memahami terang yang telah diberikan di dalam Alkitab, supaya melalui keduanya, bisa diperoleh pengertian yang jelas tentang Yesus Kristus.


Just to give an illustration: A few years ago I was preaching  in Albuquerque, New Mexico.  I was listening to a radio talk show.  And this individual, not a Seventh-day Adventist,  he was answering questions.  And this individual called and he said, “Sir,  I have two questions.  My first Bible question is, Is it a sin to smoke?  And the second question is, Is God going to send me  to hell for smoking?”  And he said, “I'll hang up and take the answer on the air.” 
Now I was very amazed by the questions, but I was even more  amazed by the answers.  This minister who was answering the questions says, “Well, with  regard to your first question, I can assure you that smoking isn't a sin, because you don't find a text in the Bible  that  ‘Thou shall not smoke’.”  And he said, “With regards to your second question,  whether God is going to send you to hell for smoking,  No, to the contrary.  You might make it to heaven quicker.”  Because he believed that the man's soul was immortal.  And if he dies quicker he'll go to heaven quicker.  This was a Christian minister answering questions on the air. 
Now let me ask you, Is there a text in the Bible that says “thou shall not smoke”? No, there isn't. But are there texts in Scripture that forbid smoking? Yes.  The Bible says, “Thou shall not kill quickly.” That's not what the Bible says.  The Bible says, “Thou shall not kill.”  Whether you kill slowly with a cigarette, or whether you kill quickly with a gun makes no difference.  Both are killing. It's violating the commandment  “thou shall not kill”.  Besides, the Bible says that our body is the temple  of the Holy Spirit. 
Do you know that Ellen White says that it's a sin to smoke? Because it violates the temple of God.  So is she really adding to Scripture? She's not adding anything to Scripture.  What she's doing is she's taking the principles  and she's amplifying Scripture. Her writings are like a telescope. 
Let me ask you, when an individual, when an astronomer  looks through a telescope at the stars, does he see stars  that you don't see with your simple eyesight? Yes.  So the telescope is creating those stars?  The telescope is inventing those stars?  Are those stars out there?  What is the purpose of the telescope? To create new stars,  or to help us see the stars that are already there?  It's for us to see the stars that are already there.  Ellen White's writings are like a telescope.  If we had spiritual discernment we wouldn't need the telescope.  But because the Christian world is so messed up in its belief  system, especially about prophecy, God says, I'm going to raise up a prophet, and I'm going to help them along,  so that they can come back to the teachings of the Scriptures. 

Saya akan memberikan ilustrasi: Beberapa tahun lalu, saya berkhotbah di Albuquerque, New Mexico. Saya sedang mendengarkan suatu talkshow di radio. Dan orang ini, dia bukan seorang MAHK, dia sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dan seseorang menelepon dan berkata, “Pak, saya punya dua pertanyaan. Pertanyaan saya yang pertama tentang Alkitab ialah, apakah merokok itu berdosa. Dan pertanyaan yang kedua ialah, apakah Allah akan mengirim saya ke neraka gara-gara merokok.” Dan dia berkata, “Saya akan meletakkan telepon dan menunggu jawabannya lewat radio.”
Nah, saya terkagum-kagum dengan pertanyaan-pertanyaannya, tetapi saya lebih terkagum-kagum lagi dengan jawabannya. Pendeta ini yang sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan berkata, “Nah, sehubungan dengan pertanyaan Anda yang pertama, saya pastikan bahwa merokok bukan dosa karena di Alkitab tidak ada tulisan ‘Kamu tidak boleh merokok’.” Lalu katanya, “Sehubungan dengan pertanyaan Anda yang kedua apakah Allah akan mengirim Anda ke neraka karena merokok: Tidak, justru sebaliknya. Anda yang akan lebih cepat sampai ke Surga.” Karena pendeta in meyakini roh manusia itu tidak akan mati, jika manusianya mati dia akan lebih cepat tiba di Surga. Ini adalah seorang pendeta Kristen yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di radio.
Sekarang coba saya tanya, apakah di Alkitab ada ayat yang berkata, “kamu tidak boleh merokok”? Tidak, tidak ada. Tetapi apakah ada ayat-ayat di Kitab Suci yang melarang merokok? Iya. Alkitab berkata, “Jangan membunuh secara cepat.” Alkitab tidak berkata begitu. Alkitab berkata “Jangan membunuh”, apakah kamu membunuh perlahan-lahan dengan merokok atau apakah kamu membunuh secara cepat dengan pistol, tidak ada bedanya, keduanya sama-sama membunuh, dan itu melanggar Perintah “Jangan membunuh.” Selain itu Alkitab berkata tubuh kita ialah bait Roh Kudus.
Tahukah kalian Ellen White berkata merokok itu dosa? Karena itu menajiskan bait Allah. Jadi apakah Ellen White menambahi Kitab Suci? Dia tidak menambahi apa-apa ke Kitab Suci. Apa yang dia lakukan ialah dia mengambil prinsipnya dan dia menjelaskan Kitab Suci. Tulisan-tulisannya itu seperti sebuah teleskop.
Coba saya tanya, jika orang, seorang astronom melihat melalui teleskop pada bintang-bintang, apakah dia melihat bintang-bintang yang tidak kalian lihat dengan mata biasa? Ya. Jadi teleskop itu menciptakan bintang-bintang tersebut? Teleskop itu yang menciptakan bintang-bintang? Apakah bintang-bintang itu memang ada di luar sana? Apa kegunaan teleskop? Untuk menciptakan bintang-bintang baru atau untuk membantu kita melihat bintang-bintang yang sudah ada di sana? Untuk membuat kita melihat bintang-bintang yang sudah ada di sana. Tulisan-tulisan Ellen White itu seperti sebuah teleskop. Seandainya kita punya pandangan rohani, kita tidak membutuhkan teleskop itu. Tetapi dunia Kristen sudah sedemikian amburadulnya dalam sistem keyakinannya terutama mengenai nubuatan, maka Allah berkata, Aku akan mengangkat seorang nabi, dan Aku akan membantu mereka supaya mereka bisa kembali ke ajaran-ajaran Kitab Suci.


Let me give you, in closing, a parallel that will help you  understand what I'm saying.  How many of you have ever received a visit from a Mormon,  from a member of the Church of Jesus Christ  of Latter Day Saints?  I see several hands going up.  By the way, they're good people.  You know, they have very high family principles.  They also have very good health principles.  Sometimes they have better health principles than we do  as Seventh-day Adventists, sad to say.  And they're more family focused, many times, than we are.  But having said that, when they come to the home,  if they've been to your house, (they've been to my house several times), what is the first thing that they want  to teach you when they come to your house?  What is the first study that they give you?  The whole history of what? Of the Book of Mormon.  How Joseph Smith found the golden plates,  and how Maroni actually translated these golden plates  that were in ancient Egyptian, and how Joseph Smith translated  them, and the result is the Book of Mormon.  That's their first Bible study; the whole history  of the Mormon church.  And the history of the Mormon book, which is called Another Testament of Jesus Christ.  You've seen the advertisements on television. 
Why do they want to give you the Bible study on the Book of Mormon first?  Let me explain why.  Because many of their doctrines they cannot  prove from the Bible.  So the first thing that they have to do is convince you  that the book of Mormon is as inspired as the Bible,  and as reliable as the Bible, so that then in the Bible studies from then on they can use not only the Bible,  but also the Book of Mormon.  In other words, for them the Book of Mormon, listen,  supplements Scripture.  It does not compliment Scripture, it supplements Scripture. It has many “truths” that are not contained in Scripture,  according to them.  The whole history of the native Americans,  they say, is in there and not in the Bible.  So they have to convince you that the Book of Mormon is  as reliable as the Bible. 
Do you know, Seventh-day Adventists do it  just the other way around? When we give a series of Bible studies, or a series of  evangelist meetings, we go through the Bible  point by point: state of the dead, the Sabbath, the Law,  grace, God's grace, healthful living, baptism, you name it.  We go through what the Bible has to say, and then when we  get to the end ~ and I hope that we do this ~  when we get to the end we say, “Oh, by the way,  we also have a prophet.  You noticed that we haven't gotten any of our teachings  from the prophet; all from the Bible. But the prophet amplifies, and helps us understand what is  contained in Scripture, and it's explained in a beautiful way.” 
Are you understanding the difference?

Sebagai penutup, saya akan memberikan sebuah paralel yang akan membantu kalian memahami apa yang saya katakan.
Berapa banyak dari antara kalian yang pernah dikunjungi oleh seorang Mormon, anggota dari Gereja Yesus Kristus Orang Suci Akhir Zaman? Saya lihat ada beberapa tangan yang diangkat. Nah, mereka adalah orang-orang yang baik. Kalian tahu, mereka memiliki prinsip-prinsip keluarga yang sangat tinggi. Mereka juga memiliki prinsip-prinsip kesehatan yang sangat bagus, terkadang prinsip kesehatan mereka lebih bagus daripada apa yang kita lakukan sebagai MAHK, sangat disayangkan. Dan mereka lebih fokus ke keluarga, jauh melebihi kita. Tetapi setelah mengatakan semua itu, kalau mereka datang ke rumah-rumah, kalau mereka datang ke rumah kalian (mereka sudah beberapa kali ke rumah saya) apakah hal pertama yang mau mereka ajarkan kita bila mereka datang? Apakah pelajaran pertama yang mereka berikan kita? Seluruh sejarah apa? Sejarah munculnya Buku Mormon, bagaimana Joseph Smith menemukan plat-plat emas, bagaimana Maroni menerjemahkan plat-plat emas itu yang tulisannya adalah tulisan Mesir kuno, dan bagaimana Joseph Smith menerjemahkan mereka, dan hasilnya ialah Buku Mormon itu. Itulah pelajaran Alkitab mereka yang pertama, seluruh sejarah gereja Mormon dan sejarah Buku Mormon, yang disebut Kesaksian Yang Lain dari Yesus Kristus. Kalian telah melihat iklan-iklannya di televisi.
Mengapa pertama-tama mereka memberi kita pelajaran tentang Buku Mormon? Saya akan jelaskan mengapa. Karena banyak dari doktrin mereka tidak bisa dibuktikan di Alkitab. Jadi hal pertama yang mereka lakukan ialah mencoba meyakinkan kita bahwa Buku Mormon itu diilhami sama seperti Alkitab, dan bisa diandalkan sama seperti Alkitab, supaya dalam pelajaran-peajaran agama selanjutnya mereka bisa memakai bukan saja Alkitab, tetapi juga Buku Mormon. Dengan kata lain, bagi mereka Buku Mormon itu ~ dengarkan ini ~ melengkapi Alkitab, bukan menjelaskan Alkitab, tapi melengkapi (menambahi) Alkitab. Menurut mereka di dalamnya ada banyak “kebenaran” yang tidak  terdapat dalam Alkitab. Seluruh sejarah penduduk asli Amerika, menurut mereka, ada di sana dan tidak ada di Alkitab. Jadi mereka harus meyakinkan kita bahwa Buku Mormon itu sama dapat diandalkan seperti Alkitab.
Tahukah kalian MAHK justru melakukannya terbalik? Bila kita memberikan serangkaian pelajaran Alkitab, atau pertemuan penginjilan, kita membahas Alkitab poin demi poin: status orang mati, Sabat, Hukum, pengampunan, kasih karunia Allah, hidup sehat, baptisan, apa saja. Kita membahas apa yang dikatakan Alkitab. Lalu bila kita tiba di bagian akhirnya ~ dan saya berharap kita melakukan ini ~ bila kita tiba di bagian akhirnya, kita berkata, “Oh, tahukah kalian bahwa kita juga memiliki seorang nabi? Kalian menyimak bahwa kami tidak mengambil ajaran apa pun dari nabi ini, semuanya dari Alkitab. Tetapi nabi ini menjelaskan dan membantu kita mengerti apa yang ada di dalam Kitab Suci, dan dia menjelaskannya dengan indah.”
Apakah kalian paham bedanya?


Ellen White was raised up by God to be an end time  John the Baptist to prepare God's people in every sphere  of life: health, publishing, education, spiritual life,  institutions, you name it, to prepare a people in all of the areas of life to be ready for the second coming  of Jesus Christ in power and glory;  just like John the Baptist was raised up to prepare a people  for the first coming of Jesus. 
And I'm sad to say that many, even within the Seventh-day  Adventist church, are criticizing Ellen White.  Books like The White Lie, all kinds of Internet sites  that basically trash the writings of Ellen White  with vitriolic hatred.  Do you know, I learned something long ago, and that is you don't  get your concept of someone, or of a church,  from their friends
or from their enemies.   You don't get your concept of a church from the enemies  of that church, because they're going to make matters worse  than they really are.  And you don't get your concept from their friends,  because they're going to make the church look better  than it really is.  What you do is you go and you check it out for yourself.  You don't go to the Internet sites, or to books written  about Ellen White.  You go to the source itself. 

Ellen White diangkat Allah untuk menjadi Yohanes Pembaptis akhir zaman supaya mempersiapkan umat Allah dalam setiap aspek kehidupannya: kesehatan, percetakan, edukasi, kehidupan rohani, institusi, apa saja, demi menyiapkan suatu umat yang siap dalam setiap area kehidupannya bagi kedatangan Yesus Kristus yang kedua dalam kuasa dan kemuliaan; sama seperti Yohanes Pembaptis diangkat untuk mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Yesus yang pertama.
Saya sedih harus mengatakan bahwa banyak orang, bahkan dalam GMAHK sendiri yang mengeritik Ellen White. Buku berjudul The White Lie, dan segala jenis situs internet yang pada dasarnya menyerang tulisan-tulisan Ellen White dengan kebencian yang sangat tajam.
Tahukah kalian sudah sejak lama saya belajar, bahwa kita tidak bisa mendapatkan konsep tentang seseorang atau tentang sebuah gereja dari teman-teman atau dari musuh-musuh mereka. Kita tidak bisa mendapatkan konsep tentang sebuah gereja dari musuh-musuh mereka karena mereka akan memberikan gambaran yang lebih buruk daripada yang sebenarnya. Dan kita tidak bisa mendapatkan konsep dari teman-teman mereka karena mereka akan menggambarkan gereja itu lebih bagus daripada yang sesungguhnya. Apa yang harus kita lakukan ialah, kita periksa sendiri untuk diri kita sendiri. Jangan pergi ke situs-situs internet atau ke buku-buku tentang Ellen White. Pergilah ke sumbernya sendiri.


And, by the way, Ellen White was not infallible,  she was not omniscient.  She grew in her understanding. If you want to see this, just compare Early Writings  and the book The Great Controversy.  She grew in her ability of describing truth. 
And so God has given this marvelous message  to the Seventh-day Adventist church for us to share to the world.  And I pray to God that we will appreciate it,  and share it like the leaves of Autumn.

Dan Ellen White bukan tidak bisa berbuat kesalahan, dia tidak mahatahu. Dia bertumbuh dalam pemahamannya. Jika kalian mau melihat ini, bandingkan saja Early Writings dengan buku The Great Controversy. Ellen White bertumbuh dalam kemampuannya menggambarkan kebenaran.
Maka Allah memberikan pekabaran yang luar biasa ini kepada GMAHK supaya kita bagikan kepada dunia. Dan saya berharap kita menghargainya, dan membagikannya seperti tebaran daun-daun di musim gugur.






01 11 19