Monday, July 22, 2019

EPISODE 19/25 ~ THE COMMANDMENTS OF GOD ~ THE THREE ANGELS' MESSAGES ~ STEPHEN BOHR


_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 19/25 - Stephen Bohr
THE COMMANDMENTS OF GOD


Dibuka dengan doa


The expression keep the Commandments of God  appears three times in the book of Revelation.  It appears in Revelation 12:17, Revelation 14:12,  and Revelation 22:14. I'd like to begin by reading the reference from Revelation 14:12,  and then we'll read 22:14, and then we'll take a closer look  at  Revelation 12:17. 
Revelation 14:12 comes immediately after the  third angel's message.  The third angel's message says, beware of worshipping the Beast, his image, or receiving his mark.  And then in the very next verse, Revelation 14:12,  we find these words: 12 Here is the patience of the saints; here are those who keep the Commandments of God and the faith of Jesus.”
So you'll notice that those who keep the Commandments of God  are in contrast to those who worship the Beast, and his image, and receive the mark.  Because Revelation 14:11 speaks about those who worship  the Beast, his image, and receive the mark.  Revelation 14:12, in contrast, speaks about those who keep the Commandments of God, and have the patience of the saints. 

Ungkapan “menuruti/melihara Perintah-perintah Allah” muncul tiga kali di kitab Wahyu. Ada di Wahyu 12:17 [LAI: menuruti Hukum-hukum Allah], Wahyu 14:12 [LAI: menuruti Perintah Allah], dan Wahyu 22:14 [LAI: membasuh jubahnya].
Saya ingin mulai dengan membacakan dari Wahyu 14:12, lalu kita akan membaca 22:14, kemudian kita akan mengamati Wahyu 12:17.
Wahyu 14:12 muncul segera setelah pekabaran malaikat yang ketiga. Pekabaran malaikat yang ketiga berkata, waspadalah terhadap Binatang itu, patungnya, atau menerima tandanya. Lalu di ayat berikutnya, Wahyu 14:12, kita menemukan kata-kata ini: 12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah dan imannya Yesus.”
Jadi kita lihat, mereka yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah itu bertolakbelakang dengan mereka yang menyembah Binatang itu dan patungnya, dan yang menerima tandanya. Karena Wahyu 14:11 berbicara tentang mereka yang menyembah Binatang itu, patungnya dan yang menerima tandanya; sedangkan bertolakbelakang dengan itu, Wahyu 14:12 berbicara tentang mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki keuletan orang-orang kudus.


The second reference that I would like to read is  Revelation 22:14.  There is a problem of translation here.  Some versions read, “Blessed are those who wash their robes”. However, I believe ~ and I can't get into all of  the reasons right now ~ I believe that the best translation  is the one that I'm going to read now. 
Revelation 22:14, “Blessed are those who do His Commandments…”  Other versions say, “wash their robes”,  but I believe this is the correct translation.  “…Blessed are those who do His Commandments…” It's the same expression as “keep the Commandments”,  I don't know why the New King James uses “do” instead of “keep”,  but it's the same identical expression,   “…that they may have the right to the tree of life, and may enter through the gates into the city…”  
You'll notice here that we're not told that there's a group of  people who believe in the Commandments.  It doesn't say that there's a group of people who have the  Commandments, or who teach the Commandments,  or who preach the Commandments.  We're told explicitly in Revelation 14:12  and Revelation 22:14, that there will be a group of people who KEEP the Commandments of God. 

Referensi kedua yang ingin saya bacakan ialah Wahyu 22:14. Di sini terdapat masalah penerjemahan. Beberapa versi menerjemahkannya “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.” Namun, saya yakin ~ dan saat ini saya tidak bisa mengemukakan semua alasannya ~ saya yakin bahwa terjemahan yang terbaik adalah terjemahan yang akan saya bacakan sekarang.
Wahyu 22:14, 14 Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintahNya…” versi lain berkata “membasuh jubahnya”   tetapi saya yakin inilah terjemahan yang benar,  “…Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintahNya…”  adalah ungkapan yang sama dengan “yang memelihara Perintah-perintahNya”. Saya tidak tahu mengapa versi NKJV memakai kata “melakukan” dan bukan “memelihara”, tetapi ini adalah ungkapan yang persis identik sama, “…sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupan dan boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”
Kita lihat bahwa kita tidak diberitahu akan ada sekelompok orang yang percaya pada Perintah-perintah itu. Tidak dikatakan ada sekelompok orang yang memiliki Perintah-perintah itu, atau yang mengajarkan Perintah-perintah itu, atau yang mengkhotbahkan Perintah-perintah itu. Kita diberitahu secara eksplisit di Wahyu 14:12 dan Wahyu 22:14 bahwa akan ada sekelompok orang yang  MEMELIHARA/MENURUTI  Perintah-perintah Allah.  


So I guess that if anybody teaches you that no one can  keep the Commandments, they're lying.  And not only are they lying, but they're making God a liar,  because God says that there will be a people who keep  the Commandments of God. Those are God's words.  And
if any minister gets up, or any priest gets up and says,  “Oh, the Commandments; Jesus kept them.  They were for the Jews.  They were nailed to the cross.  Nobody can keep them.”  Beware, because God says that He will have a people who keep the Commandments of God. 

Jadi, jika ada yang mengajari kita bahwa tidak ada orang yang bisa menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah, mereka itu berbohong. Dan mereka tidak hanya berbohong, tetapi mereka menjadikan Allah pembohong juga karena Allah yang berkata bahwa akan ada suatu umat yang memelihara Perintah-perintah Allah. Ini kata-kata Allah. Dan bila ada pendeta yang bangkit, atau imam yang bangkit dan berkata, “Akh, Perintah-perintah itu! Yesus yang telah menurutinya. Itu hanya untuk orang Yahudi. Itu sudah dipakukan di salib. Tidak ada manusia yang bisa menurutinya”, waspadalah, karena Allah berkata, bahwa Dia akan memiliki suatu umat yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah.


Now the third reference where this expression  “keep the Commandments of God” is found is Revelation 12:17. I want us to take a closer look at this specific reference.  It says there in Revelation 12:17,  17 And the dragon was enraged with the woman…” Who's the dragon? Revelation 12:9, earlier in the chapter,  says that the dragon represents Satan. So,
Satan was enraged with the woman. What does the woman represent? The church, that's right.  “…and he went to make war with the rest of her offspring…”  I like better the way the King James says, “…went to make war with the remnant of her seed…” now what characteristics do they have?    “…who keep the Commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
Once again, is God going to have a people who keep  the Commandments of God? Absolutely.  This text is explicit.  This text is clear. God will have a remnant that keep the Commandments of God. 
Is the devil going to hate these people because they keep the Commandments of God?  This verse says that the Devil hates those who keep  the Commandments of God, which means that he must also hate  the Commandments of God. 

Sekarang, referensi ketiga di mana ungkapan menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah” ini ditemukan ialah di Wahyu 12:17. Saya mau kita mengamati dengan cermat referensi khusus ini. Dikatakan di Wahyu 12:17 ini, Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu…” siapakah naga itu? Wahyu 12:9 sebelumnya mengatakan bahwa naga itu melambangkan Setan. Jadi Setan marah pada perempuan itu. Perempuan itu melambangkan apa? Gereja, betul, “…lalu pergi memerangi yang tersisa dari  keturunannya...”  saya lebih suka versi KJV yaitu,  “…lalu pergi memerangi yang tersisa dari benihnya...” nah, mereka itu punya karakter yang bagaimana?  “…yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Sekali lagi apakah Allah akan memiliki suatu umat yang memelihara Perintah-perintah Allah? Tepat sekali. Teks ini eksplisit, teks ini jelas. Allah akan memiliki suatu umat sisa yang memelihara Perintah-perintah Allah.
Apakah Iblis akan membenci orang-orang itu karena mereka memelihara Perintah-perintah Allah? Ayat ini mengatakan bahwa Iblis membenci mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah, artinya, Iblis pasti juga membenci Perintah-perintah Allah.


Now in order to understand Satan's hatred for the  Ten Commandments, we need to go back to the origin  of sin in the universe.  And so we're going to pay a visit to heaven before sin  entered this world, in fact before this  world was even created. 
You see, in heaven there was a covering cherub  whose name was Lucifer.  And the Bible tells us that he was in the very presence of God.  Notice Ezekiel 28:14, Ezekiel 28:14.  It speaks about the function of this being.  It says there, “You were the anointed cherub who covers”...  Now don't forget that, “…the anointed cherub who covers. I established you.  You were on the holy mountain of God.  You walked back and forth in the midst of fiery stones…”  The fiery stones represent angels.  So we have here an anointed cherub who covers.  Now what does that mean: an anointed cherub who covers?  Covers what?

Sekarang, supaya kita paham kebencian Setan terhadap Ke-10 Perintah Allah, kita perlu mundur ke asal usul dosa di alam semesta ini. Maka kita akan berkunjung ke Surga ke zaman sebelum dosa masuk ke dunia, bahkan saat sebelum dunia ini diciptakan.
Kalian lihat, di Surga ada satu kerub penudung yang bernama Lucifer. Dan Alkitab mengatakan kepada kita bahwa dia berada di hadirat Allah. Simak Yehezkiel 28:14, yang berbicara tentang fungsi makhluk ini. Dikatakan di sana,  Engkau adalah kerub yang  telah diurapi, yang menudungi...” nah, jangan lupa itu: “…kerub yang  telah diurapi, yang menudungi.  Aku telah menetapkan engkau; engkau ada di gunung kudus Tuhan,  engkau berjalan bolak-balik di tengah-tengah batu-batu yang menyala…” Batu-batu yang menyala melambangkan para malaikat. Jadi ada satu kerub yang telah diurapi, yang menudungi. Sekarang, apa maksudnya kerub yang diurapi yang menudungi? Menudungi apa?


Well, in Exodus 25:17-20, we have a description of  the Most Holy Place of the earthly sanctuary,  and specifically of the Ark of the Covenant.  And, by the way, the earthly sanctuary was a shadow of the real sanctuary in heaven. So if there's an ark on earth, with the Ten Commandments  inside, there must also be the originals in heaven. 
Notice what Exodus 25:17-20 has to say about the angels  that were placed on the Ark of the Covenant.  God says to Moses, “…‘You shall make a mercy seat of pure gold.  Two and a half cubits shall be its length, and a cubit and a half it's width. 18  And you shall make two cherubim of gold…”  See there, you have the cherubim,  “…of hammered work. You shall make them at the two ends of the mercy seat…”  in other words, they were at either end of the mercy seat. “…19 Make one cherub at one end, and the other cherub at the other end.  You shall make the cherubim at the two ends of it of one piece  with the mercy seat.  20 And the cherubim…” notice this, “…shall…” what? “…stretch out their wings above…” doing what? “…covering the mercy seat with their wings.  And they shall face one another.  The faces of the cherubim shall be toward the mercy seat.” So you have cherubim, and they covered.  What did they cover?  They covered the mercy seat, which represented  the very throne of God. 

Nah, di Keluaran 25:17-20 ada keterangan tentang Bilik Maha Kudus di bait Allah yang ada di dunia, khususnya tentang Tabut Perjanjian. Dan, ketahuilah, bait Allah yang di dunia ini adalah bayangan dari bait Allah yang asli yang ada di Surga. Maka jika di bumi ada sebuah Tabut Perjanjian yang berisikan Ke-10 Perintah Allah di dalamnya, di Surga pasti juga ada aslinya.
Simak apa yang dikatakan Keluaran 25:17-20 mengenai malaikat-malaikat yang ditempatkan di Tabut Perjanjian. Allah berkata kepada Musa, 17 Engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. 18 Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas…” lihat, ini kerubnya,  “…kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu…”  dengan kata lain, kedua kerub itu ada pada setiap ujung tutup pendamaian itu. “…19 Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana;  engkau harus membuat kerub-kerub pada kedua ujungnya itu dari potongan yang sama dengan tutup pendamaian itu.  20 Dan kerub-kerub itu…” perhatikan,  “…harus…”  apa?   “…mengembangkan kedua sayapnya ke atas…” melakukan apa?  “…menudungi tutup pendamaian itu dengan sayap-sayap mereka dan mereka saling berhadapan; dan wajah-wajah kerub-kerub itu mengarah ke tutup pendamaian.”
Jadi ada kerub-kerub, dan mereka menudungi. Apa yang mereka tudungi? Mereka menudungi tutup pendamaian yang melambangkan takhta Allah itu sendiri.


Now do you know what was inside the ark of the covenantbelow that which represented the throne of God?  Do you know what was the foundation of God's government?  The foundation of any government is its Laws.  Now I want you to notice that after that ark had been made  God instructed Moses to take the Ten Commandments  and place them inside the ark.  This is the earthly sanctuary. But the earthly is a shadow of the heavenly. 
Notice Deuteronomy 10:4, and we'll also read verse 5.  Deuteronomy 10:4-5, speaking about God, it says, “And He wrote...” that is, God wrote, “...on the tablets according to the first writing, the Ten Commandments, which the Lord had spoken to you in the mountain from the midst of the fire in the day of the assembly.  And the Lord gave them to me…” says Moses.  “…Then I turned and came down from the mountain, and put the tablets in the ark which I made. And there they are, just as the Lord commanded me.”

Nah, tahukah kalian apa yang ada di dalam Tabut Perjanjian, di bawah apa yang melambangkan takhta Allah? Tahukah kalian apa dasar pemerintahan Allah? Dasar pemerintahan kekuasaan apa pun ialah hukumnya. Sekarang saya mau kalian menyimak bagaimana setelah Tabut itu selesai dibuat, Allah menginstruksikan Musa membawa Ke-10 Perintah Allah dan menempatkannya di dalam Tabut itu. Ini adalah di bait Allah yang di dunia. Tetapi yang di dunia merupakan bayangan dari yang ada di Surga.
Perhatikan Ulangan 10:4, dan kita juga akan membaca ayat 5. Ulangan 10:4-5, berbicara tentang Allah, dikatakan, 4 Dan pada loh-loh itu Ia menuliskan…” jadi Allah yang menulis, “…menurut tulisan yang mula-mula, Kesepuluh Firman yang telah diucapkan TUHAN kepadamu di atas gunung dari tengah-tengah api pada hari kamu berkumpul; sesudah itu TUHAN memberikannya kepadaku…” kata Musa.  “…5 Lalu aku berbalik, dan turun dari atas gunung, dan meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang telah kubuat; dan di situlah mereka berada sekarang, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadaku.”


So where was this majestic being, Lucifer?  He was in the very presence of God.  He was next to the ark of the covenant.  His wings covered the mercy seat.  And below the mercy seat was the holy Law of God,  just like in the earthly sanctuary. 
The Bible tells us that at some point this majestic being  shows that he would rebel against the Law of God.  Notice Ezekiel 28:16, and this verse you will find here on your list: Ezekiel 28:16.  We're told there, speaking about Lucifer: 16 “By the abundance of your trading…” we'll talk about that in a few moments “…you became filled with violence within, and you…”  what? That's important,   “…and you  sinned; therefore I cast you as a profane thing out of the mountain of God. And I destroyed you, O covering cherub, from the midst of the fiery stones.”

Jadi makhluk yang megah ini ada di mana, Lucifer ini? Dia ada di hadirat Allah. Dia ada di samping Tabut Perjanjian. Sayapnya menudungi tutup pendamaian. Dan di bawah tutup pendamaian itu terdapat Hukum kudus Allah, persis seperti yang ada di bait Allah yang di dunia.
Alkitab mengatakan bahwa pada suatu waktu makhluk yang megah ini menunjukkan bahwa dia mau memberontak terhadap Hukum Allah. Perhatikan Yehezkiel 28:16, dan ayat ini tidak ada di daftar kalian. Yehezkiel 28:16, kita mendapat tahu di sini, berbicara tentang Lucifer, 16 Dengan banyaknya yang engkau perdagangkan…” ini akan kita bahas nanti,  “…hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau…”  apa? Ini penting,   “…dan engkau berbuat dosa. Maka engkau Kubuang sebagai barang tak berharga keluar dari gunung Allah, dan Aku membinasakan engkau, wahai kerub penudung, dari tengah batu-batu yang menyala.”

So we find here, according to this passage,  that this majestic being sinned.  Now the question is, what is sin? 
Well, before we answer that question, let's emphasize with another verse this same point that the Devil sinned at the very beginning.  Notice 1 John 3:8, 1 John 3:8.  Explicitly, the Bible tells us, that the Devil sinned  not from Mount Sinai on, because some people think that the Law  started at Mount Sinai with Moses. No.  Sin originated in heaven before this world was even created.  So it says in 1 John 3:8, “He who sins is of the devil,  for the Devil has sinned from Mount Sinai…”  that's not what it says, right?  “…for the devil has sinned from the beginning. For this purpose, the Son of God was manifested, that He might destroy the works of the devil.”

Jadi di sini kita temukan menurut ayat ini, bahwa makhluk yang megah ini berbuat dosa. Sekarang pertanyaannya, dosa itu apa?
Nah, sebelum kita menjawab pertanyaan ini, mari kita menegaskannya melalui ayat yang lain, poin yang sama bahwa Iblis itu berbuat dosa  pada awal mulanya. Perhatikan 1 Yohanes 3:8, tepatnya Alkitab mengatakan kepada kita, bahwa Iblis berbuat dosa bukan sejak Gunung Sinai ~ karena ada orang yang berpikir Hukum Allah baru dimulai sejak Gunung Sinai di zaman Musa. Tidak. Dosa berasal dari Surga, bahkan sebelum bumi ini diciptakan. Maka dikatakan di 1 Yohanes 3:8, 8 Barangsiapa yang berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis telah berbuat dosa dari gunung Sinai…” Tidak begitu katanya, kan?   “…sebab Iblis telah berbuat dosa dari mulanya. Demi tujuan inilah Anak Allah diwujudkan supaya Ia boleh menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis.”


But you say, Pastor Bohr, what is sin?  You say, Okay, it says in Ezekiel, and it says in 1 John,  that the Devil sinned in heaven.  Lucifer sinned and he became the Devil.  What is sin?
Notice 1 John 3:4, 1 John 3:4. It says:  Whoever commits sin also commits Lawlessness, and sin is Lawlessness…” I like the way the King James expresses it. “Sin is the transgression of the Law”. In other words, sin is breaking God's holy Law. 
So let me ask you something, did the Law have to exist in heaven in order for Lucifer to sin?  I mean all you have to do is add two plus two equals four.  I mean if he's sinned, there must have been a Law,  because sin is the transgression of the Law. 

Tetapi kalian berkata, Pastor Bohr, dosa itu apa? Kalian berkata, baiklah, di Yehezkiel dan di 1 Yohanes dikatakan bahwa Iblis berdosa saat hidup di Surga. Lucifer berdosa dan dia menjadi Iblis. Dosa itu apa?
Perhatikan 1 Yohanes 3:4, dikatakan, 4  Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.” Saya suka versi KJV menulisnya,  “dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.” Dengan kata lain, dosa itu melanggar Hukum kudus Allah.
Maka saya akan bertanya, apakah Hukum Allah sudah harus ada di Surga agar Lucifer bisa berbuat dosa? Maksud saya, kita hanya perlu menjumlahkan dua dengan dua dan kita mendapatkan hasilnya empat. Maksud saya, jika Lucifer telah berbuat dosa, tentunya saat itu sudah harus ada Hukum Allah, karena berbuat dosa ialah melanggar Hukum Allah.


But you know, he didn't sin by himself.  In fact the Bible says that he started bad mouthing God.  He started talking to the angels and saying, “You know, God's Laws are unjust, we're very developed beings, we don't need any Law to govern us.”  In fact, notice Ezekiel 28:16 once again. It says there: 16 By the abundance of your trading, you became filled with violence within, and you sinned…” Now what does that word “trading” mean?  “…By the abundance of your trading you were filled with violence within, and you sinned…”  Well, we need to look at some other verses that use that same root Hebrew word.  So let's look at a couple of statements in the Old Testament that use the same root as that word “trading” that is found in Ezekiel 28:16. 

Tetapi, kalian tahu, Lucifer tidak berbuat dosa sendirian. Bahkan Alkitab berkata dia mulai memfitnah Allah. Dia mulai berkata kepada para malaikat, “Tahu nggak, Hukum Allah itu tidak adil. Kita adalah makhluk-makhluk yang sangat unggul, kita tidak perlu Hukum apa pun untuk mengatur kita.” Nah, simak Yehezkiel 28:16 sekali lagi, dikatakan di sana, 16 Dengan banyaknya yang engkau perdagangkan, hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. …”  nah, apa maksud kata “perdagangkan”?   “…Dengan banyaknya yang engkau perdagangkan, hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa…” Nah, kita perlu melihat beberapa ayat yang memakai akar kata yang sama dalam bahasa Ibrani. Jadi, ayo kita lihat beberapa pernyataan di Perjanjian Lama yang memakai akar kata yang sama dengan kata “dagang” yang ada di Yehezkiel 28:16.


Go with me a little earlier in Ezekiel to chapter 22,  and verse 9. Ezekiel 22:9. Remember this is the same root word, and it says there: “In you are men who…”  what?   “…who  slander…”  that's the same root word, by the way  “…who slander to cause bloodshed; in you are those who eat on the mountains; in your midst they commit lewdness.”
So, notice, God says, “In you are men who slander,  to cause bloodshed…”.  That word “slander” is the same root word that is used for  “trading” in Ezekiel 28:16. 
Notice another verse that uses the same root word. 
Leviticus 19:16, Leviticus 19:16. It says there:  “You shall not go about as a talebearer…” Interesting! The same root word.  How is it translated? “talebearer”.  “You shall not go about as a talebearer among your people.  Nor shall you take a stand against the life of your neighbor. I am the Lord.” 

Ayo bersama saya ke Yehezkiel 22:9. Ingat, ini adalah akar kata yang sama, dan dikatakan di sana, 9 Di tempatmu ada orang-orang yang…”  apa?   “… memfitnah…”  ketahuilah, ini akar kata yang sama,   “…yang memfitnah untuk mengakibatkan pertumpahan darah; di tempatmu ada orang-orang yang makan persembahan (berhala) di atas gunung-gunung; kemesuman dilakukan di tengah-tengahmu.”
Jadi perhatikan, Allah berkata,  Di tempatmu ada orang-orang yang memfitnah untuk mengakibatkan pertumpahan darah…”   Kata “fitnah” punya akar kata yang sama dengan yang dipakai untuk “dagang” di Yehezkiel 28:16.
Di Imamat 19:16 dikatakan di sana, 16 Janganlah engkau ke sana kemari menyebarkan fitnah…”  Menarik! Akar kata yang sama. Bagaimana kata itu diterjemahkan? “Menyebarkan fitnah”.   “…Janganlah engkau ke sana kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau menjadi saksi dusta yang mencelakakan hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.”


And so what did Lucifer do?  It says that he began trading.  He began to slander; he began telling tales, if you please.  In fact, Jesus alluded to this in John 8:44, if you go with me.  John 8:44. Jesus is speaking to the Jews who want to kill Him.  And He says, 44 You are of your father the devil, and the desires of your father you want to do. He was a murderer from the beginning, and does not stand in the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks from his own resources, for he is a liar and the father of it.”
What is the Devil? a liar.  From when is he a liar?  He is a liar from when? from the beginning,  according to this text.
Now you say, But Pastor, what does “trading” have to do with  “tale bearing”, and with “slander”, and with “lying”?
Well, you know, we still use in modern English, certain idiomatic expressions that show  the meaning of this word.  You know, if somebody tells you something, and you don't believe it, we often say, “I don't buy that.” Don't we say it? “I don't buy that.”  Or, “You can't sell me that one,” we say, because it's trying  to trade in what? in lies. 

Jadi, apa yang dilakukan Lucifer? Dikatakan bahwa dia mulai berdagang, dia mulai memfitnah, katakanlah dia mulai berbohong. Bahkan Yesus menyinggung hal ini di Yohanes 8:44, mari kita ke sana, Yohanes 8:44. Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Yahudi yang ingin membunuhNya, dan Dia berkata, 44 Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”
Jadi Iblis itu apa? Pembohong. Sejak kapan dia pembohong? Dia berbohong sejak kapan? Sejak awal mula, menurut ayat ini.
Sekarang kalian berkata, Tetapi Pastor, apa kaitannya antara “berdagang” dengan “berbohong”, dan dengan “memfitnah” dan dengan “dusta”?
Nah, kalian tahu dalam langgam Inggris modern, ungkapan-ungkapan tertentu masih memakai idiom yang menunjukkan makna kata ini. Kalian tahu jika ada orang mengatakan sesuatu yang tidak kita percayai, kita sering berkata, “Saya tidak membeli itu” (artinya: saya tidak percaya), atau “kamu tidak berhasil menjual itu padaku” (artinya: saya tidak percaya). Kita berkata demikian karena ini adalah upaya menjual apa? Menjual kebohongan.


Now the question is, Who did the Devil lie to?  The fact is that the book of Revelation tells us who he lied to.  Go with me to Revelation 12:3, Revelation 12:3.  It's speaking about the dragon, who represents Satan.  It says, “…4 his tail drew a third of the stars of heaven, and threw them to the earth.”  What was it that threw the stars to the earth? his what?  his tail.
You say, now that's kind of strange. 
What do the stars represent?  The stars, we're going to notice, represent angels.  But why with the tail?  The Bible has the explanation.  Go with me to Isaiah 9:15-16, Isaiah 9:15-16. It says:  “The elder and honorable, he is the head;  the prophet who teaches lies, he is…” what? “…the tail.  For the leaders of this people cause them to err;  and those who are led by them are destroyed.”  So what does the tail represent?  The tail represents lies, according to Scripture. 

Sekarang pertanyaannya, Iblis berbohong kepada siapa? Faktanya di kitab Wahyu dikatakan kepada siapa dia berbohong. Marilah bersama saya ke Wahyu 12:3 (yang benar ayat 4). Ini berbicara tentang si naga yang melambangkan Setan. Dikatakan, 4  Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. ...” Apa yang melemparkan bintang-bintang ke bumi? Apanya? Ekornya.
Kalian berkata, itu janggal.
Bintang-bintang melambangkan apa? Kita akan menyimak bintang-bintang melambangkan malaikat-malaikat.
Tetapi mengapa dengan ekornya? Alkitab memberikan penjelasannya. Marilah bersama saya ke Yesaya 9:15-16, dikatakan, 15 Tua-tua dan orang yang terpandang, dialah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, dialah…”  apa?   “…ekor. 16  Sebab pemimpin-pemimpin bangsa ini menyesatkan mereka, dan orang-orang yang dipimpin mereka, binasa.” Jadi ekornya melambangkan apa? Ekor melambangkan kebohongan/dusta, menurut Alkitab.


Now how many of the angels was he successful in lying to  and recruiting? The Bible says a third.  Revelation 12:9, Revelation 12:9.  It says: “So the great dragon was cast out, that serpent of old,  called the Devil, and Satan, who deceives the whole world:  he was cast to the earth, and his angels were  cast out with him…”  You know, there's a couple
of books that I have alluded to before, and I'd like to read just a couple of statements  from these two books.  One of them is the book, Patriarchs and Prophets,  which tells, basically, the history of the world from the  inception of sin, all the way till the time of  the Hebrew monarchy.  And here we have a reference to what happened in heaven.  I want you to listen carefully.  This is Patriarchs and Prophets, page 37, speaking about Lucifer, it says: “Leaving his place in the immediate presence of the Father, Lucifer went forth  to diffuse the spirit of discontent among the angels.  He worked with mysterious secrecy, and for a time concealed his real purpose under an appearance of reverence for God…”  Is that the way the antichrist is going to do at the end,  under the appearance of God?  He's going to do exactly the same thing.  Because the antichrist is the emissary of the Devil.  Now notice what she continues saying: “…He began to insinuate doubts concerning the Laws that governed heavenly beings,  intimating that though Laws might be necessary for the inhabitants of the worlds, angels, being more exalted,  needed no such restraint, for their own wisdom was a sufficient guide…”  In other words, angels don't need Laws and restrictions.  They should know, through their own wisdom,  what's right and what's wrong. Their heart will tell them what's right. 

Berapa banyak malaikat yang berhasil dibohongi dan diambilnya? Alkitab berkata sepertiganya. Wahyu 12:9, mengatakan, 9  Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia…”
Kalian tahu, ada dua buku yang telah saya singgung sebelumnya, dan saya ingin membacakan dua pernyataan dari kedua buku tersebut. Yang satu ialah Patriarchs and Prophets, yang pada dasarnya adalah sejarah dunia sejak lahirnya dosa, terus hingga ke zaman kerajaan Israel. Dan di sini kita mendapatkan referensi tentang apa yang terjadi di Surga. Saya mau kalian dengarkan dengan seksama. Ini dari Patriarchs and Prophets hal. 37, berbicara tentang Lucifer, dikatakan, “Dengan meninggalkan kedudukannya yang sangat dekat di hadirat Bapa, Lucifer keluar untuk menyebarkan semangat ketidakpuasan di antara para malaikat. Dia bekerja dengan diam-diam secara rahasia, dan selama beberapa waktu lamanya menyembunyikan tujuannya yang asli di bawah selubung seolah-olah demi rasa hormat bagi Allah…” Inikah yang akan dilakukan si antikristus pada akhirnya, seolah-olah demi Allah? Antikristus akan melakukan hal yang sama karena dia adalah utusan Iblis.
Sekarang simak apa kata Ellen White selanjutnya, “Dia mulai menimbulkan keragu-raguan tentang Hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, dengan menanamkan pikiran bahwa walaupun Hukum mungkin diperlukan bagi penduduk dunia-dunia, tetapi malaikat-malaikat yang lebih mulia tidak membutuhkan pengekangan demikian, karena hikmat mereka sendiri sudah cukup sebagai pembimbing…”  dengan kata lain malaikat tidak membutuhkan Hukum dan pengendalian. Melalui hikmat mereka sendiri, mereka akan tahu apa yang salah dan apa yang benar. Hati mereka akan memberitahu mereka mana yang benar.


In another statement in that classic book on Bible prophecy, The Great Controversy, page 499, we find this very significant statement speaking about Lucifer: “He reiterated his claim  that angels needed no control, but should be left to follow their own will, which would ever guide them right…”  In other words, the source of ethics would be where? from outside
or from inside? from inside.  That's important! Don't forget it. Now notice: “…He denounced the divine statutes, that is the Law  of God, as a restriction of their liberty, and declared that it was his purpose to secure the abolition of Law…”  What did he want to do?  He wanted to get rid of the Law.  Beware of any minister who wants to get rid of the Law of God  by saying that it was nailed to the cross,  or it was for the Jews, or Jesus kept it so that  I don't have to keep it.  Beware of that, because that's what Lucifer said in heaven.  And so she said, “He denounced the divine statutes as a  restriction of their liberty, and declared that it was his purpose to secure the abolition of Law,  that freed from this restraint, the hosts of heaven might enter upon a more exalted, more glorious state of existence…” 

Dari pernyataan lain ada di buku klasik mengenai nubuatan Alkitab, The Great Controversy hal 499, ada pernyataan ini yang sangat signifikan tentang Lucifer: “Dia (Lucifer) mengulangi klaimnya bahwa para malaikat tidak perlu dikontrol, melainkan layak diberi kebebasan mengikuti kehendak mereka sendiri, yang selalu akan membimbing mereka berbuat yang benar…” Dengan kata lain, sumber etika akan ada di mana? Dari luar atau dari dalam? Dari dalam. Ini penting, jangan lupa! Sekarang perhatikan: “Dia mencela peraturan-peraturan ilahi, Hukum Allah, sebagai pembatasan kebebasan mereka, dan menyatakan niatnya ialah untuk mendapatkan penghapusan Hukum…”  Dia mau berbuat apa? Dia mau menyingkirkan hukum. Waspada terhadap pendeta mana pun yang mau menyingkirkan Hukum Allah dengan mengatakan Hukum itu sudah dipakukan di salib, atau bahwa Hukum itu hanya untuk orang Yahudi, atau Yesus sudah mematuhinya sehingga kita tidak perlu mematuhinya. Waspadalah terhadap itu, karena itulah yang dikatakan Lucifer di Surga. Jadi Ellen White berkata, “Dia mencela peraturan-peraturan ilahi, Hukum Allah, sebagai pembatasan kebebasan mereka, dan menyatakan niatnya ialah untuk mendapatkan penghapusan Hukum, bahwa apabila dimerdekakan dari pembatasan ini, bala tentara surgawi boleh mencapai tingkat eksistensi yang lebih mulia.…”


Do you know that the Devil used the same temptation on Eve?  Go with me to Genesis 3, and you're going to see that what this author, what Ellen White says in Patriarchs and Prophets,  and The Great Controversy, is corroborated by Scripture,  by all of the texts that we already read, plus what we're going to notice from Genesis 3. Genesis 3:1-5. “Now the serpent was more cunning than any beast of the field, which the Lord God had made.  And he said to the woman, Has God indeed said,...” or as it says in the New International Version, “…Has God really said…” that's what it means. “…Has God really said, You shall not eat of every tree of the garden?...”  What is he taking issue with? with what God said.  He's taking issue with God's word, and he's saying, did God really say this?  And, of course, he knows that Eve is going to respond.  Because God did not say they could not eat from every tree of the garden, but from one.  And so he's trying to find Eve
to respond.  And notice what it says in verse 2. “And the woman said to the serpent, ‘We may eat of the fruit  of the trees of the garden,  3 but of the fruit of the tree which  is in the midst of the garden, God has said,...”  Do you have a controversy here between two words?  the word of God, and the word of the serpent? That's where the issue is.  Is that going to be the issue at the end of time also?  Absolutely. And so notice once again verse 3.  “…But of the fruit of the tree which is in the midst of the garden, God has said,  ‘You shall not eat it, nor shall you touch it, lest you die.’ Then the serpent said to the woman, you will not surely die.” 
Let me ask you, when the Devil said that to Eve,  what was the immediate thought that came to her mind?  I'll tell you what came to her mind, because the Devil plants thoughts because he knows what we're going to think in reaction to the thought that he planted. 
God said, “If you eat from the tree, the day you eat you're going to die.” 
Now the serpent says, “You're not going to die.” 
So the first thought that comes to Eve's mind is, then why did God say we were going to die? If we're not going to die, why did God say that we were going  to die if we ate from the tree? And the Devil planted that question in her mind,  and immediately he tries to answer it.  Notice verse 5. “For God knows...”  Now he says, Do you want to really know?  It's not because you're going to die.  You know what God really has in mind? Notice:
“…For God knows that in the day you eat of it,  your eyes will be opened...” God wants you to be what?  If their eyes need to be opened, it's because they're what?  they're blind. God wants you to be blind.  He wants blind obedience.  “…For God knows that in the day you eat of it, your eyes will be opened...”  Eyes represent wisdom. In other words, you'll have wisdom. You'll have knowledge beyond what God wants you to know.  Now what didn't God want them to know?  Notice what it continues saying. “…For God knows that in the day you eat of it, your eyes will be opened, and you will be like God…”  in a certain sense.  Notice, “…You will be like God…” how? “…knowing good and evil.” 
Who is it that defines good and evil folks?  God defines what is good and what is evil. Right? And what, specifically, is written that defines good and evil? It's His Law.  Is it a Law outside of man, or is it a Law inside man?  It's actually an objective Law outside of man.  In other words, God lays down the rules
But what is the Devil saying?  The Devil is saying, “The day that you eat of the tree, your eyes will be opened, and you will be like God, knowing good and evil…”  In other words, You're not going to need God to define  what is good and evil.  You yourself will be able to define what is good, and what is evil, without God telling you what is. 

Tahukah kalian bahwa Iblis memakai godaan yang sama pada Hawa? Mari bersama saya ke Kejadian 3, dan kalian akan melihat bahwa apa yang dikatakan penulis ini, apa yang dikatakan Ellen White di Patriarchs and Prophets dan di The Great Controversy, itu dibenarkan oleh Kitab Suci lewat semua ayat yang sudah kita baca tadi, ditambah apa yang akan kita simak dari Kejadian pasal 3. Kejadian 3:1-5, 1 Ada pun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu, ’Sungguhkah Allah telah  berfirman…”  atau seperti yang tertulis menurut NIV, “…‘Apakah Allah sungguh telah berkata, …”  inilah maksudnya,   “…‘Apakah Allah sungguh telah berkata, ‘Engkau tidak boleh makan dari setiap pohon dalam taman ini’?…”  apa yang dipermasalahkannya? Yang dipermasalahkannya ialah apa yang dikatakan Allah. Dia mempermasalahkan kata-kata Allah. Dan dia berkata, ‘Apa Allah sungguh-sungguh berkata demikian?’ Tentu saja dia tahu Hawa akan menanggapinya. Karena Allah tidak mengatakan mereka tidak boleh makan dari setiap pohon yang ada di taman, hanya dari satu pohon. Jadi dia berusaha memancing Hawa untuk menanggapinya. Perhatikan apa yang dikatakan di ayat 2   “…2Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah telah berfirman…”  apakah di sini ada dua perkataan  yang berlawanan? Kata-kata Allah dan kata-kata Iblis? Inilah pokok permasalahannya. Apakah pada akhir zaman, isunya juga adalah hal ini? Pasti. Nah, simak lagi ayat 3, “…‘Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati.’ 4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati’.”
Coba saya tanya, ketika Iblis berkata demikian kepada Hawa, pikiran apakah yang langsung terbit di benak Hawa? Saya beritahu apa yang muncul di otaknya. Iblis menanamkan pikiran pada kita karena dia tahu bagaimana kita akan berpikir sebagai reaksi dari pikiran yang telah ditanamkannya.
Allah berkata, “Jika kamu makan dari pohon ini, pada hari itu kamu akan mati.”
Nah, si ular berkata, “Kamu tidak akan mati.”
Sehingga pikiran pertama yang muncul di kepala Hawa ialah, kalau begitu mengapa Allah berkata kami akan mati? Jika kami tidak akan mati mengapa Allah berkata bahwa kami akan mati jika kami makan dari pohon tersebut? Dan Setan menanamkan pikiran itu di benak Hawa, dan dia segera berusaha memberi jawabannya. Perhatikan ayat 5, 5Karena Allah mengetahui …”  sekarang Iblis berkata, apakah kamu sungguh-sungguh mau tahu? Bukan karena kamu akan mati. Kamu tahu apa yang benar-benar Allah pikirkan? Simak,   “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka…” Allah mau kamu apa? Jika mata mereka perlu dibuka itu karena mereka apa? Mereka buta. Jadi Allah mau kamu buta. Allah menuntut kepatuhan buta. “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka…” Mata melambangkan hikmat. Dengan kata lain, kamu akan punya hikmat. Kamu akan punya pengetahuan melampaui apa yang Tuhan mau kamu tahu. Nah, apa yang Tuhan tidak mau mereka tahu? Perhatikan apa katanya selanjutnya, “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah…”  dalam hal tertentu. Simak,  “…kamu akan menjadi seperti Allah…”  bagaimana?   “…tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Siapa yang menentukan apa yang baik dan  apa yang jahat, Saudara-saudara? Allah yang menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, benar? Dan apa yang tertulis secara spesifik yang membedakan baik dari jahat? Hukum Allah!
Apakah ini Hukum di luar manusia atau ini Hukum di dalam diri manusia? Sesungguhnya ini adalah Hukum yang objektif di luar manusia. Dengan kata lain, Allah lah yang menentukan peraturannya.
Tetapi apa kata Iblis? Iblis berkata,  “…pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."…   dengan kata lain, kamu tidak butuh Allah untuk menentukan apa yang baik dan apa yang jahat. Kamu sendiri bisa menentukan apa yang baik dan  apa yang jahat, tanpa diberitahu oleh Allah.


By the way, this was the first post-modern  argument in human history; the idea that you could be your  own source of ethics.  Is that exactly what happened to Lucifer in heaven, according to what we read in Patriarchs and Prophets,  and also in The Great Controversy?  The identical thing.  You can be your own source of decisions, your own source of ethics, truth is relative,  right and wrong is just a matter of opinion.  And that's what the world is teaching today. 

Nah, ini adalah argumentasi dari faham post-modern pertama dalam sejarah manusia; konsep bahwa kita bisa menjadi sumber etika kita sendiri. Apakah persis seperti itu yang terjadi pada Lucifer di Surga, menurut apa yang kita baca di Patriarchs and Prophets, dan juga di The Great Controversy? Hal yang persis sama. Kamu bisa menjadi sumber penentu keputusanmu sendiri, sumber etikamu sendiri, kebenaran itu relatif (tidak mutlak), benar atau salah itu tergantung siapa yang berpendapat. Dan itulah yang diajarkan oleh dunia sekarang.


And now the question is, can we be sure that the expression  “keep the Commandments” in these verses in Revelation,  refer to keeping the Ten Commandments?  Well, I want to go to several passages from Scripture to show that the expression “keep the Commandmentskeep the Commandments of God”, refers to the Ten Commandments. 
Notice Matthew 19:17-22, Matthew 19:17-22,  because some people just generalize Revelation 12:17.  They say, “Well, God commands us, for example, to go out into all the world and preach the gospel.”  That's one of the Commandments.  That is not the Commandments that are being  spoken of in Revelation.  The expression, “keep the Commandments of God”,  or “keep the Law of God”, refers to the Ten Commandments
Notice Matthew 19:17-22.  This is the story of the rich young ruler. 
17 So He said to him…” Jesus says to this rich young ruler,  “…‘Why do you call Me good? No one is good but One, that is, God. But if you want to enter into life, keep the Commandments.’…” Is that the same expression we find in Revelation? Absolutely.  Keep the Commandments. 18 He said to Him, ‘Which ones?’…” What did Jesus mean when He spoke about keeping the Commandments?  “…Jesus said, ‘You shall not murder,’ ‘You shall not commit adultery,’ ‘You shall not steal,’ ‘You shall not bear false witness,’ 19 ‘Honor your father and your mother,’ and, ‘You shall love your neighbor as yourself.’…” Let me ask you, Are those part of the Ten Commandments?  They most certainly are.  So what does the expression, “keep the Commandments”, mean?  It means to keep the Ten Commandments.  And then notice verse 20.  “…20 The young man said to Him, ‘All these things I have…”  what? There's the word again,  “…I have kept from my youth. What do I still lack?’…” We're going to come back to this story in our next subject,  because we're going to notice that he really wasn't  keeping the Ten Commandments.  “…21 Jesus said to him, ‘If you want to be perfect, go, sell what you have and give to the poor, and you will have treasure in heaven; and come, follow Me.’   22 But when the young man heard that saying, he went away sorrowful, for he had great possessions.”
So what does the expression “keep the Commandments”  refer to in this story?  It refers to keeping THE TEN COMMANDMENTS. 

Sekarang pertanyaannya ialah, bisakah kita yakin bahwa ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah” dalam ayat-ayat di kitab Wahyu mengacu kepada Ke-10 Perintah Allah?
Nah, saya mau ke beberapa tulisan dalam Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah” mengacu kepada ke-10 Perintah Allah.
Simak Matius 19:17-22, karena ada orang yang menyamaratakan Wahyu 12:17, mereka berkata, “Nah, Allah memberi perintah kepada kita misalnya untuk pergi ke seluruh dunia dan mengabarkan Injil”. Itu salah satu perintah, tapi itu bukan Perintah-perintah yang dimaksud di kitab Wahyu. Ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah” atau “memelihara/menuruti Hukum Allah” mengacu kepada ke-10 Perintah Allah.
Simak Matius 19:17-22. Ini kisah seorang pemimpin yang masih muda dan kaya.  17 Maka berkatalah Ia kepadanya…”  Yesus berkata ke pemimpin muda yang kaya ini, “…‘Apakah sebabnya engkau menyebut Aku baik? Hanya Satu yang baik, yaitu Allah. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah Perintah-perintah Allah.’…”  apakah itu ungkapan yang sama yang ada di kitab Wahyu? Betul sekali. “…‘turutilah Perintah-perintah Allah.’ 18 Kata orang itu kepada-Nya: ‘Perintah yang mana?’…”  apa maksud Yesus ketika Dia berkata turutilah Perintah-perintah Allah?   “…Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, 19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ …”  Coba saya tanya, apakah ini bagian dari ke-10 Perintah Allah?  Sangat jelas demikian. Jadi apa arti ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah”? Artinya “memelihara/menuruti ke-10 Perintah Allah”! Lalu simak ayat 20, “…20 Kata orang muda itu kepada-Nya: ‘Semuanya itu telah…”  apa? Kata yang sama lagi, “…kuturuti dari masa aku kecil, apa lagi yang masih kurang?’…”  Kita nanti akan kembali ke kisah ini di topik  kita berikutnya, karena kita akan melihat bahwa orang muda yang kaya itu sebenarnya tidak memelihara/menuruti ke-10 Perintah Allah, 21 Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau mau jadi sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah dan ikutlah Aku.’ 22 Tetapi ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.”
Jadi di kisah ini ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah” mengacu kepada apa? Mengacu kepada memelihara/menuruti KE-10 PERINTAH ALLAH.


By the way, the word “Commandment” is used many times in the  New Testament to refer to specific Commandments  from the Ten Commandments. 
Notice Luke 23:56.  It's speaking about the women who prepare the spices,  and then they do something because the sun is setting.  Luke 23:56, 56 Then they returned and prepared spices and fragrant oils. And they rested on the Sabbath according to the Commandment.”
Notice Mark 7:9-10.  By the way, that's the fourth Commandment.  That's the Commandment that says, “Remember the Sabbath day to keep it holy…”
Now we're going to notice a passage where it speaks about  the fifth Commandment. Mark 7:9-10. He said to them, ‘All too well you reject the Commandment of God…” Interesting, the same expression “keep the Commandments of God”. Here it says,  “… you reject the Commandment of God that you may keep…” notice: “…you reject the Commandment of God that you may  keep…” instead of the Commandments…” what?   “…your tradition…”  Now which Commandment is He referring to?  “… 10 For Moses said, ‘Honor your father and your mother’…”    Is that one of the Ten Commandments? Most certainly,  “…and, ‘He who curses father or mother, let him be put to death.’”
So “the Commandment of God” here, and the word “keeping”,  refers to the Ten Commandments. 

Nah, kata “perintah” di kitab Perjanjian Baru sering dipakai untuk mengacu kepada Perintah-perintah tertentu dari ke-10 Perintah Allah.
Simak Lukas 23:56, berbicara tentang perempuan-perempuan yang menyiapkan rempah-rempah, lalu mereka berbuat sesuatu karena matahari akan terbenam. Lukas 23:56, “Lalu mereka kembali dan menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.  Dan pada hari Sabat mereka beristirahat sesuai Perintah.”
Perhatikan Markus 7:9-10. Nah, ketahuilah tentang Sabat tadi adalah Perintah ke-4, perintah yang berkata, “Ingatlah hari Sabat, dan peliharalah dengan kudus…”
Sekarang kita akan memperhatikan suatu bacaan yang berbicara tentang Perintah ke-5. Markus 7-9-10, 9 Yesus berkata kepada mereka: ‘Baguslah kamu menolak Perintah Allah…”  menarik, ungkapan yang sama: menolak “Perintah Allah”. Di sini dikatakan,   “…kamu menolak Perintah Allah supaya kamu dapat memelihara…”  simak,   “…kamu menolak Perintah Allah supaya kamu dapat memelihara…” sebagai ganti Perintah Allah, apa?    “… adat istiadatmu sendiri…”  Nah, Perintah yang mana yang dimaksud Yesus?   “…10 Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’…”  apakah ini salah satu dari ke-10 Perintah Allah? Betul sekali,   “…dan ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus dibunuh.’…”
Jadi “Perintah Allah” di sini dan kata “memelihara”, mengacu kepada Ke-10 Perintah Allah.  


Notice Romans 7:7-12.  Here's another Commandment.  This is the Commandment that says, “Thou shalt not covet”, number 10.  It says in Romans 7:7, “What shall we say then?  Is the Law sin? Certainly not. On the contrary, I would not have known sin except through the Law.  For I would not have known covetousness unless the Law had said, You shall not covet…”  Is this Law that Paul is speaking about  the Ten Commandments?  Of course, he's quoting “Thou shalt not covet”.  Now notice verse 8,  “…But sin, taking opportunity, by…” what?  “…by the Commandment, produced in me all manner of evil desire.  For apart from the Law sin was dead.  I was alive once without the Law, but when the Commandment came, sin revived and I died. 10 And the Commandment, which was to bring life, I found to bring death. 11 For sin, taking occasion by the Commandment, deceived me, and by it killed me. 12 Therefore the Law is holy, and the Commandment holy and just and good.”
Does the apostle Paul use the word “Law” and “Commandment”  to refer to the Commandment that says “Thou shall not covet”?  He most certainly does. 

Simak Roma 7:7-12, ini ada Perintah yang lain. Ini Perintah yang mengatakan "Jangan mengingini", perintah nomor 10. Dikatakan di Roma 7:7, 7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Hukum (Taurat) itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, aku tidak akan kenal mana dosa, kecuali melalui Hukum (Taurat) itu. Karena aku tidak akan tahu apa itu mengingini, kalau bukan Hukum (Taurat) itu yang mengatakan: Jangan mengingini!...” Apakah Hukum (Taurat) yang dibicarakan Paulus ini adalah Ke-10 Perintah Allah? Tepat sekali, Paulus mengutip, "Jangan mengingini".  Sekarang simak ayat 8,  8 Tetapi dosa yang memanfaatkan kesempatan adanya…” apa?  …adanya Perintah, membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan yang jahat; sebab terpisah dari Hukum (Taurat), dosa mati. 9 Dahulu aku hidup di luar Hukum (Taurat), akan tetapi sesudah datang Perintah itu, dosa hidup lagi, dan aku mati. 10 Dan Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. 11 Sebab dosa memanfaatkan kesempatan adanya Perintah itu  menipu aku, dan oleh Perintah itu ia membunuh aku. 12 Jadi Hukum (Taurat) itu kudus, dan Perintah itu juga kudus, benar dan baik.”
Apakah Rasul Paulus memakai kata “Hukum” dan “Perintah” untuk mengacu kepada Perintah yang berkata "Jangan mengingini."?  Jelas dia berbuat demikian.


Notice James 2:10-12.  You won't have this verse on your list.  I added it afterwards. James 2:10-11. Listen carefully to what it says. “For whoever shall keep the whole Law...”  that's a parallel expression “keep the Commandments”,  “…keep the whole Law, and yet stumble in one point,  he is guilty of all.”  Now what Law is James talking about here when he says  “keep the whole Law”?  “…11 For He who said, ‘Do not commit adultery’, also said ‘do not’…” what?  “…do not murder.” Are those two of the Ten Commandments?  Most certainly. “…Now, if you do not commit adultery, but you murder, you have become a transgressor of…” what?  “…of the Law.”
So what does it mean to keep the Law,  or to keep the Commandments?  It means to keep the Ten Commandments,  according to the New Testament. 

Simak Yakobus 2:10-12. Ayat-ayat ini tidak ada di daftar kalian, saya tambahkan kemudian. Yakobus 2:10-11, dengarkan baik-baik apa katanya, 10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh Hukum itu…”  ini adalah ungkapan yang sejajar dengan “menuruti Perintah-perintah (Allah)”,    “…menuruti seluruh Hukum itu, tetapi jatuh dalam satu bagian darinya, ia bersalah terhadap seluruhnya…”  Nah, di sini Hukum apa yang dibicarakan Yakobus ketika dia berkata “turutilah seluruh Hukum”?   “… 11 Sebab Ia yang mengatakan: ‘Jangan berzinah’, juga mengatakan: ‘Jangan…”  apa? “…jangan membunuh’…”  apakah kedua larangan ini berasal dari Ke-10 Perintah Allah? Pasti.   “…. Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi kamu membunuh, maka kamu menjadi pelanggar…”  apa?   “…Hukum juga.”
Jadi apa maksudnya menuruti Hukum atau menuruti Perintah-perintah Allah? Menurut Perjanjian Baru, maksudnya ialah menuruti Ke-10 Perintah Allah.


Now somebody might say, Well, Pastor Bohr, are the words “Law”  and “Commandments” used interchangeably  in the New Testament? 
And I'm trying to make a point here.  We're going to come to something very important,  and what I want to show you is that in the New Testament,  the word “Law”, and the word “Commandment” or Commandments” are used interchangeably. 

Nah, mungkin ada yang berkata, Pastor Bohr, apakah kata “Hukum” dan “Perintah-perintah” dipakai bergantian dalam Perjanjian Baru?
Dan saya berusaha menekankan sesuatu di sini. Kita akan melihat sesuatu yang sangat penting, dan apa yang ingin saya tunjukkan kalian ialah, di kitab Perjanjian Baru, kata “Hukum” dan kata “Perintah” atau “Perintah-perintah” dipakai bergantian.


Notice Exodus 16:28, Exodus 16:28. It says here ~  28 And the Lord said to Moses…” this is speaking about the manna episode, where God wanted to  teach the observance of the Sabbath,  “… And the Lord said to Moses, How long do you refuse to keep My…”  what?   “…Commandments and My Laws?’”

Perhatikan Keluaran 16:28, dikatakan di sana, 28 Dan TUHAN berfirman kepada Musa…”  ini berbicara tentang episode manna, di mana Allah mau mengajarkan cara pemeliharaan Sabat.   “…Dan TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti…”  apa?   “…Perintah-perintah-Ku dan Hukum-Ku?”


Notice Exodus 24:12, Exodus 24:12.  Once again, interchangeable, “Commandments” and “Law”.  It says in verse 12, “Then the Lord said to Moses,  ‘Come up to Me on the mountain and be there: and I will give  you tablets of stone, and the Law, and…” what? “…and Commandments which I have written…”  What was the only thing in the Bible that God wrote Himself?  It was the Ten Commandments. So are the words “Law” and “Commandments” used synonymously  in this verse? Yes.  It says, “…and I will give you tablets of stone, and the Law,  and Commandments, which I have written, that you may teach them.” 

Simak Keluaran 24:12, sekali lagi “Perintah-perintah” dan “Hukum” dipakai bergantian. Dikatakan di ayat 12, 12 TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan beradalah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh-loh batu, dan Hukum dan…”  apa?   “…dan  Perintah-perintah yang telah Kutuliskan…”  apakah satu-satunya di dalam Alkitab yang ditulis oleh Allah sendiri? Ke-10 Perintah Allah. Jadi apakah kata “Hukum” dan kata “Perintah-perintah” dipakai secara sinonim di ayat ini? Ya. Dikatakan,   “…maka Aku akan memberikan kepadamu loh-loh batu, dan Hukum dan Perintah-perintah yang telah Kutuliskan supaya boleh kauajarkan kepada mereka.’”


In fact, we find in Deuteronomy 4:13 that God gave the Ten Commandments.  Notice what it says there, 13 So He declared to you His covenant which He commanded you to perform…” and of the covenant it says:  “…the Ten Commandments; and He wrote them on two tablets of stone.”
So it says here that God wrote the Ten Commandments  with His own finger on tables of stone. 

Bahkan kita temukan di Ulangan 4:13 bahwa Allah memberikan Ke-10 Perintah Allah. Simak apa katanya di sana, 13 Maka Ia memberitahukan kepadamu  perjanjianNya, yang diperintahkan-Nya kepadamu supaya dilakukan…”  dan tentang perjanjian itu dikatakan,   “…yakni Ke-10 Perintah itu; dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.”
Jadi dikatakan di sini, Allah telah menulis Ke-10 Perintah itu dengan jariNya sendiri pada dua  loh batu.
 

But I want you to notice that Deuteronomy 33:2 says that God didn't give the Ten Commandments, although He did, but it says rather that He gave a fiery Law.  So “Commandments” and “Law” are interchangeable. 
Notice Deuteronomy 33:2. “2…‘The Lord came from Sinai, and dawned on them from Seir; He shone forth from Mount Paran,  and He came with ten thousands of saints; from His right hand came a fiery Law for them.”

Tetapi saya mau kalian menyimak bahwa Ulangan 33:2 berkata, Allah bukan memberikan Ke-10 Perintah walaupun itu benar, tetapi dikatakan bahwa Allah memberikan Hukum yang menyala. Jadi kata “Perintah-perintah” dan “Hukum” dipakai bergantian.
Simak Ulangan 33:2, 2 Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; dari pegunungan Paran Ia bersinar, dan Ia datang bersama puluhan ribu orang kudus; dari tangan kanan-Nya datanglah Hukum yang menyala untuk mereka.”

So does the Old Testament use the word “Law”  and the word “Commandments” interchangeably? Absolutely. 

Jadi apakah di Perjanjian Lama kata “Hukum” dan kata “Perintah-perintah” dipakai bergantian? Betul sekali.


The New Testament does also
Notice Romans 7:7-12.  This might all appear to be academic, but I'm going to make  a very important point in a few moments.  Romans 7:7-12. “What shall we say then?  Is the Law sin?...” there you have the word “Law”.  “…Certainly not. On the contrary, I would not have known sin, except through the Law: for I would not have known covetousness...” Is that one of the Ten Commandments? Certainly. “…I would not have known covetousness unless…” what? “…the Law had said, ‘You shall not covet’.  But sin, taking opportunity by the...”  Oh, now it's the word “Commandment”. “...taking opportunity by the Commandment, produced in me all manner of evil desire.  For apart from the Law sin was dead.  I was alive once without the Law, but when the Commandment came, sin revived and I died. 10 And the Commandment, which was to bring life, I found to bring death. 11 For sin, taking occasion by the Commandment, deceived me, and by it killed me. 12 Therefore the Law is holy, and the Commandment holy and just and good.”

Perjanjian Baru juga.
Simak Roma 7:7-12. Semua ini sepertinya hanya akademis, tetapi sebentar lagi saya akan membuat poin yang sangat penting. Roma 7:7-12,  7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Hukum (Taurat) itu dosa? …”  di sini ada kata “Hukum”.  “…Sekali-kali tidak! Sebaliknya, aku tidak akan kenal mana dosa, kecuali melalui Hukum (Taurat) itu. Karena aku tidak akan tahu apa itu mengingini…”  apakah itu salah satu dari 10 Perintah? Tentu saja.   “…Karena aku tidak akan tahu apa itu mengingini, kalau bukan…”  apa?   “…Hukum (Taurat) itu yang mengatakan: Jangan mengingini!  8 Tetapi dosa yang memanfaatkan kesempatan adanya…” oh, sekarang memakai kata “Perintah”  …adanya Perintah, membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan yang jahat; sebab dipisahkan dari Hukum (Taurat), dosa mati. 9 Dahulu aku hidup di luar Hukum (Taurat), akan tetapi sesudah datang Perintah itu, dosa hidup lagi, dan aku mati. 10 Dan Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. 11 Sebab dosa memanfaatkan kesempatan adanya Perintah itu  menipu aku, dan olehnya ia membunuh aku. 12 Jadi Hukum (Taurat) itu kudus, dan Perintah itu juga kudus, benar dan baik.”


Is the word “Commandment”, and is the word “Law” used synonymously in the Old and New Testaments? Absolutely!

Apakah kata “Perintah” dan kata “Hukum” dipakai secara sinonim dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Tentu saja!


Notice Romans 13:8-10, Romans 13:8-10. Here the apostle Paul says, Owe no one anything except to love one another, for he who loves another has fulfilled the Law. For the Commandments…”  see? has fulfilled the Law.  And what is in the Law? The Commandments. “…‘You shall not commit adultery’, ‘You shall not murder’, ‘You shall not steal’, ‘You shall not bear false witness’, ‘You shall not covet’, and if there is any other Commandment, are all summed up in this saying, namely, ‘You shall love your neighbor as yourself’. 10 Love does no harm to a neighbor; therefore, love is the fulfillment of the Law.”

Simak Roma 13:8-10, di sini Rasul Paulus berkata, 8 Janganlah kamu berutang apa-apa kepada siapa pun juga, kecuali untuk saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi Hukum (Taurat). 9 Karena Perintah-perintah…”  lihat? Sudah memenuhi Hukum. Dan Hukum itu apa? Perintah-perintah Allah:   “… ‘jangan berzinah’, ‘jangan membunuh’, ‘jangan mencuri’, ‘jangan bersaksi dusta’, ‘jangan mengingini’ dan jika ada Perintah yang lain, semuanya sudah tersimpul dalam kata-kata ini, yaitu: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!’ 10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan Hukum (Taurat).”


So, are the words “Law” and “Commandments” used  interchangeably in the New Testament? Absolutely. 

Jadi apakah kata “Hukum” dan “Perintah-perintah” dipakai bergantian di Perjanjian Baru? Betul sekali.


Now the question is, how did Jesus consider  the Ten Commandments?  Did Jesus believe that He was going to do away with the Ten Commandments when He died on the cross? Did He believe that Christians have no need to keep the Ten Commandments? Absolutely not!
Notice John 14:15, John 14:15.  Jesus says, “If you love Me, keep My Commandments. And I will pray to the Father, and He will give you another helper, that He may abide with you forever.”  Jesus says, If you love Me, you will keep My Commandments.
John 15:10, Jesus says,
“If you keep My Commandments,  you will abide in My love.”  So what do we need to do in order to abide in His love?  Keep the Commandments it says here.  “...just as I have kept My Father's Commandments, and abide in His love.” 

Sekarang, pertanyaannya ialah, bagaimana pandangan Yesus tentang Ke-10 Perintah Allah?
Apakah Yesus meyakini Dia akan menghapus Ke-10 Perintah Allah ketika Dia mati di salib? Apakah Yesus meyakini bahwa orang-orang Kristen tidak perlu lagi menuruti Ke-10 Perintah itu? Sama sekali tidak!
Simak Yohanes 14:15, Yesus berkata, "15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Yesus berkata, kalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti Perintah-perintahKu.
Yohanes 15:10 Yesus berkata,  10 Jikalau kamu menuruti Perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku…” Jadi apa yang harus kita lakukan supaya tetap berada dalam kasihNya? Dikatakan di sini, turutilah Perintah-perintahNya, “…seperti Aku menuruti Perintah-perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”


In fact, in 1 John the beloved disciple of Jesus, he who was  closest to Jesus, had some very interesting things to say about  keeping the Commandments. 
1 John 2:3-4, Now by this we know that we know Him, if we…” If we what? How do we know that we know Him? If we what?  “…if we keep His Commandments. He who says, ‘I know Him’, and does not keep His Commandments, is a…”  what?   “…is a liar, and the truth is not in him.”

Bahkan di 1 Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, yang paling dekat Yesus, punya beberapa hal yang menarik untuk disampaikan tentang menuruti Perintah-perintah Allah.
1 Yohanes 2:3-4, 3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita…”  jika kita apa? Bagaimana kita bisa tahu kita mengenal Dia? Jika kita apa?   “…menuruti Perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa berkata: ‘Aku mengenal Dia’ tetapi ia tidak menuruti Perintah-Nya, ia adalah…”  apa?   “…adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”


So if he's a liar, who is he following after? Satan.  Because the Devil is a liar from the beginning.  So if you have someone who tells you:
·       Oh, you can't keep the Ten Commandments. 
·       God doesn't expect you to keep the Ten Commandments. 
·       They were nailed to the cross. 
·       They're impossible to keep, because the flesh is weak. 
Any of those excuses that are given, are making God a liar.  Because here it clearly says, “He who says I know Him,  and does not keep His Commandments is a liar,  and the truth is not in him.”(1 John 2:4)

Jadi jika dia seorang pendusta, siapa yang diikutinya? Setan. Karena Iblis itu pendusta dari mulanya. Jadi jika ada yang mengatakan kepada kita:
·       Oh, kamu tidak bisa menuruti Ke-10 Perintah Allah.
·       Allah tidak berharap kamu menuruti ke-10 Perintah Allah.
·       Ke-10 Perintah itu sudah dipakukan di salib.
·       Ke-10 Perintah itu mustahil bisa dituruti, karena daging itu lemah.
Alasan-alasan yang diberikan ini menjadikan Allah pendusta, karena dikatakan di sini, 4 Barangsiapa berkata: ‘Aku mengenal Dia’ tetapi ia tidak menuruti Perintah-Nya, ia adalah adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1 Yoh. 2:4)


1 John 5:3, 1 John 5:3.  For this is the love of God, that we…”  what?   “…that we keep His Commandments. And His Commandments are not burdensome.”
Some people say, Oh the Law!  That was a yoke of bondage. Nobody can bear it!  But we, as Christians, are free. 
The fact is that 1 John says that if we love God,  we will keep His Commandments, and His Commandments  are not burdensome. 

1 Yoh. 5:3, 3 Sebab inilah mengasihi Allah, yaitu, bahwa kita…”  apa?   “…bahwa kita menuruti Perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.”
Ada yang berkata, Ah, Hukum itu! Itu adalah kuk perhambaan. Tidak ada manusia yang bisa memikulnya. Namun kami sebagai orang-orang Kristen, kami ini merdeka.
Faktanya 1 Yohanes berkata jika kita mengasihi Allah, kita akan menuruti Perintah-perintahNya, dan Perintah-perintahNya tidak berat.


Now I want to tell you why I used the verses that speak  of the interchangeability of the word “Law”, and the word “Commandments”. 
You see, in Bible prophecy ~ listen to what I'm going to say ~ the Little Horn, and the Man of Sin of 2 Thessalonians 2 explicitly the Bible says that they would attempt to tamper  with God's holy Law.  I want you to notice that in 2 Thessalonians 2:3-8.  The Little Horn, which represents the papacy,  despises the Law of God. Because the Law of God was changed. 
You say, well, they say we're supposed to keep the Law of God.  Yes, but they changed the Law of God.  And that's the reason why this Man of Sin, who appears in the  temple of God, which is the church. I want you to notice what he's called.  2 Thessalonians 2:3,  Let no one deceive you by any means; for that Day…”  that is the day of the coming of Jesus  “…will not come unless the falling away comes first…”  that is the apostasy, “…and the man of sin…” What is sin according to what the Bible says?  Sin is the transgression of the Law.  So this is a man who is characterized by what?  by transgression of the Law.    “…the man of sin is revealed, the son of perdition, who opposes and exalts himself above all that is called God or that is worshiped, so that he sits as God in the temple of God, showing himself that he is God. Do you not remember that when I was still with you I told you these things?  And now you know what is restraining…” we've already discussed this, it was the Roman empire,  “… that he may be revealed in his own time…”  and now notice this,  “… For the mystery of…”  what?   “…Lawlessness…”  Does this Man of Sin have anything to do with Lawlessness?  Absolutely.  “…For the mystery of Lawlessness is already at work; only He who now restrains…”  that is the Roman empire,  “…will do so until He is taken out of the way…” And, by the way, the Roman empire was taken away to give  place to the Roman Catholic Papacy. And then it says,  “…And then the…”  what?   “…Lawless one…”  see, the antichrist is characterized by being opposed to what? by being opposed to the Law of God. And so it says,   “…then the Lawless one will be revealed, whom the Lord will consume with the breath of His mouth and destroy with the brightness of His coming.”  

Sekarang saya mau mengatakan mengapa saya memakai ayat-ayat yang secara bergantian memakai kata “Hukum” dan kata “Perintah-perintah”.
Kalian lihat, di dalam nubuatan Alkitab ~ dengarkan apa yang akan saya katakan ~ si Tanduk Kecil dan Manusia Durhaka di 2 Tesalonika 2, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa mereka akan berusaha merusak Hukum Allah yang kudus. Saya mau kalian menyimak tentang hal ini di 2 Tesalonika 2:3-8. Si Tanduk Kecil, yang melambangkan Kepausan, membenci Hukum Allah.  Karena itu Hukum Allah telah diganti.
Kalian berkata, tapi mereka berkata kita harus menuruti Hukum Allah!
Benar, tapi Hukum Allah telah mereka ubah.
Dan itulah mengapa si Manusia Durhaka itu muncul di Bait Allah yaitu gereja.  Saya mau kalian simak dia disebut apa. 2 Tesalonika 2:3, 3Janganlah kamu membiarkan dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”  yaitu hari kedatangan Yesus, “…tidak akan tiba, kecuali kejatuhan itu datang dahulu…”  yaitu kemurtadan itu,   “…dan Manusia Dosa (LAI menyebutnya: Manusia Durhaka)  itu…”  apa dosa itu menurut Alkitab? Dosa ialah pelanggaran Hukum (1 Yoh. 3:4). Jadi Manusia Dosa ini ciri khasnya apa? Ciri khasnya dia melanggar Hukum,    “…Manusia Dosa  itu terungkap,  yaitu si anak kebinasaan. 4 yang melawan dan  meninggikan dirinya di atas segala yang disebut Allah atau yang disembah, sehingga ia duduk sebagai Allah di Bait Allah dan menyatakan dirinya bahwa dia adalah Allah. 5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kukatakan kepadamu ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? 6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia…”  kita sudah membahas hal ini. Yang menahannya ialah kekaisaran Roma, “…agar ia boleh dinyatakan pada waktu yang telah ditentukan baginya…”  Sekarang simak ini,   “…7 Karena misteri…”  apa?   “…pelanggaran Hukum itu…”  apakah Manusia Dosa ini berkaitan dengan ketidakpatuhan pada Hukum? Sangat benar.   “…Karena misteri pelanggaran Hukum itu  telah mulai bekerja, hanya saja, yang sekarang masih menahannya…”  yaitu kekaisaran Roma, “…masih terus melakukannya, hingga dia disingkirkan.…”  Ketahuilah kekaisaran Roma disingkirkan untuk memberikan tempat bagi Kepausan Roma Katolik. Lalu dikatakan,  “…8 Dan pada waktu itulah…”  siapa?   “…si pelanggar Hukum itu…”  lihat, si antikristus ciri khasnya bertentangan dengan apa? Bertentangan dengan Hukum Allah. Maka dikatakan,  “…Dan pada waktu itulah si pelanggar Hukum itu  baru akan dinyatakan, yang akan dimusnahkan oleh Tuhan Yesus dengan nafas mulut-Nya dan yang akan dihancurkan dengan terang kemuliaanNya saat Ia datang kembali.”


Notice what the Bible says about the Little Horn.  Daniel 7:25, Daniel 7:25.  Speaking about the same as the Man of Sin.  All theologians are agreed that the Little Horn, the man of sin,  and the Beast  represent the same power.  I want you to notice what it says about the Little Horn.  Once again the idea of tampering with God's holy Law. It says: 25 He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High, and shall intend to change times and…”  what?   “…and Law. Then the saints shall be given into his hand for a time and times and half a time.”
For how long was this Little Horn going to carry on his work of attempting to change the times and the Law? “for time, times, and the dividing of time” which,  by the way, is 1,260 years. 

Simak apa kata Alkitab tentang si Tanduk Kecil. Daniel 7:25 berbicara tentang tokoh yang sama dengan si Manusia Durhaka (Manusia Dosa). Semua pakar theologi setuju bahwa si Tanduk Kecil, Manusia Durhaka, dan Binatang dari Wahyu pasal 13, melambangkan kekuasaan yang sama. Saya mau kalian perhatikan apa katanya tentang si Tanduk Kecil. Sekali lagi, ada konsep merusak Hukum Allah yang kudus.  Dikatakan, 25 Ia  akan mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan…”  apa?   “…dan Hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa,  masa-masa dan setengah masa.“
Untuk berapa lama Tanduk Kecil ini akan mengerjakan pekerjaannya berusaha mengubah waktu dan Hukum?  “selama satu masa,  masa-masa dan setengah masa” yang ketahuilah ialah 1260 tahun.


Now I'm going to tell you why I use those verses to speak  about the interchangeability of the word  “Commandments” and the word “Law”.  Go with me to Revelation 12, Revelation 12:13, Revelation 12, and we'll read only through verse 14,  and then we'll jump to verse 17. 
It says in verse 13, “…Now when the dragon saw that he had been  cast to the earth, he persecuted the woman who gave birth  to the male child…”  who did the Little Horn persecute? the saints, right?  Here it says that the dragon persecutes whom? the woman.  So the woman is what? the saints, or the church.  And so it says, “…he persecuted the woman, who gave birth to the male child.  But the woman was given two wings of a great eagle  that she might fly into the wilderness to her place, where she is nourished for a time and times and half a time, from the presence of the serpent. …”  Is that the same period that the Little Horn ruled? Absolutely. Now let me ask you, do you think that at the end of this period God was going to raise up a people to correct the intended  change in God's holy Law? Absolutely.  Immediately ~ I want you to notice, that Daniel 7:25 speaks about the Little Horn, thinking, or intending to change God's  Law for time, times, and the dividing of time; now we're going to notice ~  immediately after speaking about the woman fleeing to the wilderness for the same time period, at the end of that time period God raises up a remnant.  And what characterizes that remnant?  They do the opposite of what the Little Horn wanted to do.  The Little Horn wanted to change God's Law, but what does the remnant do after the 1260 years?  Notice verse 17, very clearly it says: 17 And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her seed [offspring], who…”  what?   “…who keep the Commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”

Sekarang saya akan memberitahu kalian mengapa saya memakai ayat-ayat itu untuk berbicara tentang bisanya kata “Perintah-perintah” dan kata “Hukum” dipakai secara bergantian. Marilah bersama saya ke Wahyu 12:13, dan kita akan membaca terus hingga ayat 14, lalu kita akan meloncat ke ayat 17.
Dikatakan di ayat 13, 13  Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan ke bumi, ia memburu perempuan  yang melahirkan Anak laki-laki itu…”  siapa yang dianiaya si Tanduk Kecil? Orang-orang kudus, kan? Di sini dikatakan naga itu mempersekusi siapa? Si perempuan. Jadi perempuan itu siapa? Orang-orang kudus, atau gereja. Maka dikatakan,   “…ia memburu perempuan  yang melahirkan Anak laki-laki itu. 14 Dan kepada perempuan itu diberikan dua sayap burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, ke tempat di mana ia dipelihara selama satu masa, masa-masa dan setengah masa, jauh dari tempat ular itu…”  apakah itu masa yang sama dengan masa berkuasanya si Tanduk Kecil? Tepat sekali. Sekarang coba saya tanya, apakah Allah pada akhir masa itu akan mengangkat suatu umat untuk mengoreksi perubahan yang diniatkan pada Hukum Allah yang kudus? Tepat sekali. Saya mau kalian menyimak, segera setelah Daniel 7:25 berbicara tentang si Tanduk Kecil yang berpikir atau berniat mengubah Hukum Allah selama satu masa, dua masa dan setengah masa; sekarang kita akan melihat ~ segera setelah berbicara tentang perempuan itu lari ke padang gurun selama masa yang sama, pada akhir masa itu Allah membangkitkan satu umat yang sisa. Dan apa ciri khas umat yang sisa ini? Mereka melakukan yang bertolakbelakang dengan apa yang mau dilakukan si Tanduk Kecil. Si Tanduk Kecil mau mengubah Hukum Allah, tetapi umat yang sisa ini melakukan apa pada akhir masa 1260 tahun? Simak ayat 17, jelas sekali dikatakan,    “…17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  benihnya [keturunannya],  yang…”  apa?   “…yang  memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”


Is that the antidote to the intended change in God's Law?  Yes. See the Little Horn thought that he could  change God's Law, but at the end of that period of the “time,  times, and the dividing of time” God raises up a remnant of people who keep the Commandments of God;  a group of people that do not accept this change in the Law. 

Itukah penawarnya untuk menggagalkan perubahan yang diniatkan dalam Hukum Allah? Ya. Lihat, si Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah Hukum Allah, tetapi pada akhir periode “satu masa, dua masa dan setengah masa” itu, Allah membangkitkan satu umat sisa yang menuruti Perintah-perintah Allah, sekelompok orang yang menolak perubahan tersebut pada Hukum Allah.

And as I mentioned at the beginning of our study,  you remember that the expression “keep the Commandments of God” in Revelation 14:12 is an antithesis to worshipping the Beast, his image,  and receiving his mark.  In other words, those who worship the Beast, his image, and receive the mark, are in opposition to those who keep the Commandments of God. 

Dan sebagaimana yang saya katakan di awal pelajaran kita, kalian ingat bahwa ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah” di Wahyu 14:12 merupakan lawan dari menyembah Binatang itu, patungnya, dan menerima tandanya. Dengan kata lain, mereka yang menyembah Binatang itu, patungnya, dan menerima tandanya, berseberangan dengan mereka yang memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah.


Now I want to show you another couple of verses from Revelation that speak about keeping the Commandments of God.  We read them at the beginning of our study.  Revelation 22:14-15, Revelation 22:14-15. 
You know, some of you might be thinking, well, Pastor Bohr,  you know what you're preaching is really legalistic:  keeping the Commandments, keeping the Commandments. 
Well, folks, take heart.  In our next lecture we're going to talk about faith in Jesus. We're going to talk about the other side of the coin.  We're going to talk about how we receive the power  to keep the Ten Commandments.  But for this evening we're studying what it means to keep  the Commandments of God. 
Revelation 22:14,  14 Blessed are those who do His Commandments, that they may have the right to the tree of life…”  Who are the ones who have a right to the tree of life?  What does God say? Not Pastor Bohr, the Bible says.  “… Blessed are those who do…” or keep  “…His Commandments…” it's the same word,   “…who keep His Commandments that they may have the right to the tree of life and may enter through the gates into the city…”  
Is keeping the Commandments a prerequisite for eating of the tree of life, and entering the gates to the holy city?  Absolutely. And some people say you're  annulling God's grace.  No we aren't. Just don't miss the next lecture, because we're going to balance this with the grace of God,  and what faith means in Scripture. 

Sekarang saya mau menunjukkan kalian dua ayat dari kitab Wahyu yang berbicara tentang memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah. Pada awal pelajaran kita, kita telah membacanya. Wahyu 22:14-15.
Kalian tahu, beberapa dari kalian mungkin berpikir, Nah, Pastor Bohr, apa yang Anda khotbahkan sesungguhnya legalistik: menuruti Perintah-perintah, memelihara Perintah-perintah.
Nah, Saudara-saudara, perhatikan. Dalam pelajaran kita berikutnya kita akan berbicara tentang iman Yesus. Kita akan berbicara tentang sisi lain dari koin yang sama. Kita akan berbicara tentang bagaimana kita menerima kuasa untuk menuruti ke-10 Perintah. Tetapi untuk malam ini kita belajar apa artinya memelihara Perintah-perintah Allah.
Wahyu 22:14, 14 Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintah Tuhan sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupan,  dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Siapakah yang berhak atas pohon kehidupan? Apa kata Allah? Bukan kata Pastor Bohr. Alkitab yang berkata, 14 Berbahagialah mereka yang melakukan…”  atau memelihara   “…Perintah-perintah Tuhan…”  kata yang sama,   “…yang memelihara Perintah-perintah Tuhan  sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupan,  dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”
Apakah memelihara Perintah-perintah itu syarat mutlak untuk makan dari pohon kehidupan dan memasuki pintu gerbang ke kota suci? Betul sekali. Dan ada orang berkata, bahwa kita menganggap karunia Allah tidak berarti. Tidak. Jangan melewatkan pelajaran berikutnya karena kita akan menyeimbangkan ini dengan karunia Allah, dan apa makna iman di Kitab Suci.


Now I want you to notice the following verse.  I'm going to show you that those who are in the city keep the  Commandments, whereas those who are outside the city  disobey the Ten Commandments. It says there in verse 15: “…but outside…” in other words, inside are Commandment keepers,  those who kept the Commandments. It says,  “…but outside are dogs and sorcerers and sexually immoral and murderers and idolaters, and whoever loves and practices a lie.”
Are those all violations of the Ten Commandments? Absolutely.  Inside are Commandment keepers, and outside are those  who insisted on being Commandment breakers. 

Sekarang saya mau kalian menyimak ayat berikut. Akan saya tunjukkan bahwa mereka yang berada di dalam kota suci, menuruti Perintah-perintah; sementara mereka yang berada di luar kota suci, tidak mematuhi ke-10 Perintah Allah. Dikatakan di ayat 15, 15 Tetapi di luar…”  dengan kata lain, di dalam adalah para penurut Perintah-perintah Allah, mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah. Dikatakan, “…Tetapi di luar, anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang yang secara seksual tidak bermoral, pembunuh-pembunuh, dan penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dan melakukan dusta.”
Apakah semua yang disebutkan ini pelanggaran terhadap ke-10 Perintah Allah? Betul sekali. Para penurut Perintah Allah ada di dalam, dan di luar mereka yang ngotot sebagai pelanggar Perintah Allah.


Notice also Revelation 21:7-8.  Once again the contrast between those inside and those outside.
It says in Revelation 21:7,
“He who overcomes..”   that's a key word, “He who overcomes shall inherit all things; and I will be his  God, and he shall be My son.”  Now who are the overcomers?  What did they overcome?  Notice verse 8. “But…” see the contrast? Those inside overcame, those outside “…But the cowardly, unbelieving, abominable, murderers, sexually immoral, sorcerers, idolaters, and all liars shall have their part in the lake which burns with fire and brimstone, which is the second death.”...
Is the contrast clear, crystal clear, that those who are inside  kept God's Commandments; those outside refused to keep God's  Commandments and continued committing their sins? 

Simak juga Wahyu 21:7-8, sekali lagi kontrasnya antara mereka yang ada di dalam dan mereka yang di luar.
Dikatakan di Wahyu 21:7, 7 Barangsiapa menang…”  itu kata kunci, “…Barangsiapa menang, ia akan mewarisi semuanya, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.”  Sekarang, siapa yang menang ini? Mereka menang atas apa? Simak ayat 8,   “…8 Tetapi…”  lihat kontrasnya? Mereka yang di dalam telah menang, tetapi mereka yang di luar   “…orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, pembunuh, orang-orang amoral secara seksual, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Apakah kontrasnya jelas, terang benderang, bahwa mereka yang ada di dalam telah menuruti Perintah-perintah Allah; dan mereka yang di luar menolak menuruti Perintah-perintah Allah dan terus berlanjut berbuat dosa?


Now I'd like to end this study today by saying that what we're  discussing is not legalism. In other words, we're not saying here that we keep  the Commandments of God in order to be saved.  We're talking about keeping the Commandments out of love for Jesus Christ. I want you to notice Revelation 14:1, Revelation 14:1. It speaks about the end time generation.  It speaks about those who follow the Lamb wherever the Lamb goes,  those who have no lie in their mouth,  those who are without spot before the throne of God.  Notice they had a special characteristic.  Revelation 14:1,  “Then I looked, and behold a Lamb standing  on mount Zion, and with Him 144,000 having His Father's  name written…” where? “…in their foreheads.”  What is written in the foreheads of that end time generation  who keep the Commandments of God? The name of God. 
Now the question is, what does “the name” represent in Scripture?  I want to read you a statement from the Interpreter's Dictionary of the Bible, Volume 3, Pages 500-501.  “In Biblical thought a name is not a mere label of identification; it is an expression of the essential nature of its bearer. In other words, your name indicates who you are.  A man's name reveals his character…”  says this Interpreter's Dictionary of the Bible“…Adam was able to give names to the beasts and birds because…”  as Milton says, “…he understood their nature…”  In other words, Adam was able to understand the character of the beasts, therefore he was able to name them. In fact, in the Bible the name stands for the character. 
Let me give you a couple of verses to illustrate that point:  Genesis 27:36, Genesis 27:36.  This is the story of Jacob and Esau. “And Esau said…” speaking about his brother, “…Is he not rightly named Jacob, for he has...” Jacob means supplanter, by the way, “...for he has supplanted me these two times.  He took away my birthright, and now look,  he has taken away my blessing.”  In other words, he is rightly named.  He is the supplanter. 
Notice 1 Samuel 25:25, 1 Samuel 25:25. 
This is speaking about Nabal. The name Nabal means “fool”.  And so it says, “Please let not my lord, regard this scoundrel  Nabal, for as his name is, so is he.  Nabal is his name, and folly is with him.” In other words, he's rightly named fool.  In other words, his name indicates his what?  his character.

Sekarang saya ingin mengakhiri pelajaran hari ini dengan mengatakan bahwa apa yang kita bahas bukanlah legalisme. Dengan kata lain, kita tidak mengatakan bahwa kita menuruti Perintah-perintah Allah supaya diselamatkan. Kita berbicara tentang menuruti Perintah-perintah Allah demi kasih kita pada Yesus Kristus.
Saya mau kalian menyimak Wahyu 14:1, ini berbicara tentang generasi akhir zaman, tentang mereka yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi, mereka yang mulutnya tidak berdusta, mereka yang tanpa cacat cela di hadapan takhta Allah. Simak bagaimana mereka memiliki ciri-ciri yang khas. Wahyu 14:1, 1 Dan aku memandang, dan melihat Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang, dan di…”  mana?   “…di  dahi mereka tertulis nama Bapa-Nya.
Apa yang tertulis di dahi generasi akhir zaman itu yang menuruti Perintah-perintah Allah? Nama Allah!
Sekarang pertanyaannya, “nama” itu mewakili apa di Kitab Suci? Saya mau kalian membaca suatu pernyataan dari Interpreter’s Dictionary of the Bible, Vol. 3, hal. 500-501. “Dalam pemikiran alkitabiah, nama bukanlah sekadar etiket pengenal; melainkan itu ungkapan ciri esensial yang empunya nama. Dengan kata lain, nama kita menunjukkan siapa kita. Nama itu mengungkapkan tabiat orangnya…”  kata Interpreter’s Dictionary of the Bible ini. “…Adam bisa memberi nama kepada binatang-binatang darat dan burung-burung karena…”  seperti kata Milton (Milton Keynes = salah satu pakar theologi)  “…Adam memahami sifat-sifat khas mereka…” Dengan kata lain Adam bisa memahami karakter hewan-hewan itu, dengan demikian dia bisa memberi mereka nama. Bahkan di dalam Alkitab, nama itu mewakili tabiat.
Saya akan memberikan dua contoh untuk menggambarkan poin ini:
Kejadian 27:36, ini adalah kisah Yakub dan Esau. 36 Kata Esau…”  berbicara tentang saudaranya, “…‘Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah…” Yakub artinya “perebut kedudukan”, “…karena ia telah dua kali merebut kedudukanku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang lihatlah,  dirampasnya pula berkat yang untukku." Dengan kata lain, Yakub itu nama yang tepat. Dia adalah tukang merebut kedudukan orang lain.
Perhatikan 1 Samuel 25:25. Ini berbicara tentang Nabal. Nama “Nabal” berarti “dungu”. Maka dikatakan, 25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan bedebah Nabal ini, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya…” Dengan kata lain, namanya mengindikasikan apa? Tabiatnya.


The name represents the character. 
And, by the way, where is the character of God revealed?  Where is the character of God described in written form?  The character of God is described in written form  in the Ten Commandments.  The Ten Commandments show what God is like.  And, by the way, this is the reason why in the Bible,  time, after time, after time, sin is against God.  Breaking the Commandments is actually sinning against the  person; against God. The prodigal son says, “I have sinned against heaven, and against you, and I'm not worthy to be called your son.”  And you remember that David said, “Against You, only You,  have I…” what? “…have I sinned.”  So when we break the Ten Commandments we're sinning against the Law, because the Law is a reflection of what?  Is a reflection of the Ten Commandments.  Notice Exodus 33:18-19, Exodus 33:18-19. Here Moses is on the mountain and he asks God:  18 … ‘Please, show me Your glory.’ 19 Then He said…” what was the glory that God showed him?    “…‘I will make all My goodness pass before you, and I will proclaim…”  what?   “…the name of the Lord before you…” God's goodness is His name. It's His character  “…I will be gracious to whom I will be gracious, and I will have compassion on whom I will have compassion.’”

Nama melambangkan tabiat.
Dan ketahuilah, di manakah tabiat Allah dinyatakan? Di manakah tabiat Allah dilukiskan dalam tulisan? Tabiat Allah dalam bentuk tulisan digambarkan di Ke-10 Perintah Allah. Ke-10 Perintah Allah menunjukkan seperti apa Allah itu. Dan inilah mengapa di Alkitab berulang-ulang dikatakan dosa itu melawan Allah. Melanggar Perintah-perintah Allah sesungguhnya ialah berdosa terhadap Pribadinya, terhadap Allah.
Anak yang hilang berkata,  “Aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa.” (Luk. 15:21).  
Dan kalian ingat apa kata Daud, “Terhadap Engkau, hanya terhadap Engkau aku telah…”  apa?   “…aku telah berdosa…” (Maz. 51:4)
Jadi saat kita melanggar Ke-10 Perintah, kita melakukan pelanggaran Hukum, karena Hukum ialah pantulan apa? Pantulan dari Ke-10 Perintah. Simak Keluaran 33:18-19, di sini Musa berada di atas gunung dan dia bertanya kepada Allah, 18 Tetapi jawabnya: ‘Mohon perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.’ 19         Tetapi firman-Nya…”  kemuliaan apa yang ditunjukkan Allah kepadanya?   “…‘Aku akan membuat segenap kebaikanKu lewat di depanmu dan Aku akan mengumumkan…”  apa?  “…nama TUHAN di depanmu…”  Kebaikan Allah adalah namaNya. Itulah tabiatNya.    “…Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku akan bermurah hati dan Aku akan mengasihani siapa yang akan Kukasihani.’”


You see, folks, when the Bible says that this end time generation is going to have the name of God on their foreheads,  that means that they're going to have God's character.  And God's character is reflected in His what?  is reflected in His Law.  They're going to have the Law of God, not on tables of stone,  but they're going to have the Law written on the  tables of their hearts. They're going to have the Law written in their minds. 

Lihat, Saudara-saudara, ketika Alkitab berkata bahwa generasi akhir zaman ini akan memiliki nama Allah di dahi mereka, itu berarti mereka akan memiliki tabiat Allah. Dan tabiat Allah ini terpantul di apaNya? Terpantul di HukumNya. Mereka ini akan memiliki Hukum Allah, bukan di loh-loh batu melainkan Hukum itu akan tertulis di hati mereka. Mereka akan memiliki Hukum Allah tertulis di pikiran mereka.


Now listen up, it doesn't do any good to post the ten  Commandments in courtrooms if they're not  engraved in the heart.  Because righteousness comes from inside out.  It does not come from outside in. It does no good to legislate morality, because you don't change someone from outside.  In order to make a lump of dough grow, you have to put the leaven  inside, and then the dough grows. 
You know, I find it interesting that this week in Newsweek,  there's an article that says that there's less and less  Christianity in this country, in the United States of America. And this has caused an uproar among conservative Christians.  They say, what do you mean this isn't a Christian nation?  This is a Christian nation! You think so?  By looking out there it sure wouldn't appear like it.  Christians eat what others eat, they listen to what others  listen to, they watch television and movies that everybody else watches, they get divorced on
the same level as others,  they're filled with greed, and accumulating possessions for  themselves, they dress like the world, everything they do  is like the world.  So how is it that we say that we're a Christian nation when  really, the United States reflects just the opposite?  And people who are unbelievers, they look at us and say, hey, if that's Christianity, I don't want anything to do with Christianity. The fact is that if the churches preached the Law of God,  they need to have a conversion experience, and to have God  write His Law on our minds, and in our hearts, you wouldn't have  all of the social problems that we have in the world today. 

Sekarang dengarkan. Tidak ada gunanya memasang tulisan Sepuluh Perintah Allah di ruang-ruang pengadilan jika tulisan itu tidak terukir di hati. Karena kebenaran itu memancar dari dalam keluar, bukan dari luar ke dalam. Tidak ada gunanya melegislasikan moralitas karena orang tidak bisa diubah dari luar. Supaya adonan tepung itu bisa mekar, dia harus diragi dari dalam, baru adonan itu mekar.
Kalian tahu, menurut saya di majalah Newsweek minggu ini ada yang menarik, ada artikel yang berkata bahwa di negara ini, di Amerika Serikat, semakin lama semakin sedikit kekristenan. Dan ini menimbulkan keributan di antara Kristen-kristen konservatif. Mereka berkata, apa maksudnya mengatakan kita bukan bangsa Kristen? Kita bangsa Kristen! Menurut kalian bagaimana? Kalau kita melihat di luar sana, sepertinya memang bukan. Orang Kristen kok makan apa yang dimakan orang lain yang bukan Kristen, mereka mendengarkan apa yang didengarkan orang lain, mereka menonton televisi dan film yang ditonton orang-orang lain, tingkat perceraian mereka sama dengan orang-orang lain, mereka dipenuhi keserakahan, menimbun harta bagi diri sendiri, mereka berpakaian ala dunia, semua yang mereka lakukan itu ala dunia. Jadi bagaimana dapat kita katakan kita ini suatu bangsa Kristen padahal sesungguhnya Amerika Serikat justru memantulkan yang sebaliknya? Dan orang-orang yang bukan orang percaya, mereka memandang kita dan mereka berkata, hei, jika kekristenan itu seperti ini, aku tidak mau berurusan dengan kekristenan. Faktanya, jika gereja-gereja mengkhotbahkan Hukum Allah, perlunya mengalami perubahan, dan perlunya memiliki Hukum Allah tertulis di pikiran kita, dan di hati kita, maka kita tidak akan mendapat semua masalah sosial seperti yang kita miliki di dunia ini sekarang.


In fact, allow me to read you a statement in Psalm 40:6-8, Psalm 40:6-8. After saying that God has loved righteousness,  and He has hated iniquity, notice what is it that instills that hate in the heart?  It says in Psalm 40:6, Sacrifice and offering You did not desire.  My ears You have opened.  Burnt offering, and sin offering You did not require…  by the way, this is Jesus speaking Messianically a thousand years before He was born.  “…Then I said, Behold I come.  In the scroll of Your book it is written of Me.  I delight to…” what? “…I delight to do Your will…  Why did He delight to do God's will?  “…I delight to do Your will, O My God, and Your Law is written…”  where?  “…within My heart.” Did Jesus need all kinds of external Laws  to keep Him in line? No, because He had the Law of God written  where? in His heart. 

Nah, izinkan saya membacakan satu pernyataan di Mazmur 40:6-8. Setelah mengatakan bahwa Allah mencintai kebenaran dan Dia membenci dosa, perhatikan apa yang menanamkan kebencian tersebut di dalam hati? Dikatakan di Mazmur 40:6, 6 Kurban dan persembahan tidak Engkau dambakan. Engkau telah membuka telingaku. Kurban bakaran dan kurban penghapus dosa tidak Engkau tuntut…” Ketahuilah ini Yesus yang berbicara secara mesianik sekitar seribu tahun sebelum Dia lahir. “…7Lalu Aku berkata: Lihat, Aku datang; dalam gulungan kitab-Mu ada tertulis tentang Aku; 8  Aku suka…”  apa?   “…Aku suka melakukan kehendak-Mu…”  Mengapa Dia suka melakukan kehendak Allah?   “…Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya AllahKu; dan Hukum-Mu tertulis…”  di mana?   “…di dalam hati-Ku." Apakah Yesus butuh semua Hukum di luar DiriNya untuk memagariNya supaya tidak berbuat dosa? Tidak, karena Dia memiliki Hukum Allah tertulis di mana? Di dalam hatiNya.


And God will have a group of people in the end time who have the name of God written in their forehead.  They will have God's character.  And God's character is written in the Ten Commandments,  in God's Law. And the Bible says that they will keep  the Commandments of God, including the fourth Commandment, the Sabbath Commandment that says, Remember the Sabbath day to keep it holy… When the Beast and his image are imposing the mark upon the world, God's people will say like Shadrach, Meshach,  and Abednego, No way!  We obey the God of heaven, we keep His holy Sabbath, and we're willing to die in order to be loyal to God. 
That's what God's people are going to be like in the end time. They will serve God because they love God  with all of their hearts.  Because the Law of God is written upon their  minds, and their hearts. And I pray to God that that will be our experience;  that God will write His Law on our hearts

Dan Allah akan memiliki sekelompok orang di akhir zaman yang memiliki nama Allah tertulis di dahi mereka. Mereka akan mempunyai karakter Allah. Dan karakter Allah itu tertulis di Ke-10 Perintah Allah, di Hukum Allah. Alkitab berkata bahwa kelompok ini akan mematuhi Perintah-perintah Allah, termasuk Perintah keempat, perintah tentang Sabat yang mengatakan, “Ingatlah hari Sabat dan jagalah kekudusannya.…” Ketika Binatang itu dan patungnya memaksakan tandanya kepada dunia, umat Allah akan berkata seperti Sadrakh, Messakh dan Abednego: “Tidak akan! Kami mematuhi Allah yang di surga, kami memelihara SabatNya yang kudus, dan kami siap mati agar tetap setia kepada Allah.
Seperti inilah umat Allah pada akhir zaman. Mereka akan menyembah Allah karena mereka mengasihi Allah dengan segenap hati mereka, karena Hukum Allah sudah tertulis di pikiran mereka dan di hati mereka. Dan ssaya memoho kepada Allah, bahwa itu yang akan menjadi pengalaman kita; Allah akan menulis HukumNya di dalam hati kita.







17 07 19