Friday, January 26, 2024

EPISODE 19/32 ~ THE FINAL GENERATION ~ THE GREAT CONTROVERSY AND LAST GENERATION THEOLOGY ~ FRED DANA

 

THE FINAL GENERATION SYMPOSIUM

Part 19/32 – Fred Dana

THE GREAT CONTROVERSY AND LAST GENERATION THEOLOGY

://www.youtube.com/watch?v=8v0F1N6zqzc&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=19

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

One of the great philosophical questions of all time is why is there evil in the world. You know this has been a great challenge for many Christians. Not many think, well because Eve ate the fruit, is a good enough answer, even though it's true.

So how can the existence of evil be explained if God is all-loving and all-powerful? How could God allow such suffering and pain to be in our world?

ü   And so people reason like this:

well, an all-powerful God would stop evil unless He isn't all loving after all, you know. Does God care enough?

ü   And then they might reason this way:

well a loving God would stop evil unless He isn't all-powerful. So the question is, isn't He strong enough?

 

Salah satu pertanyaan filosofis yang besar sepanjang sejarah adalah, mengapa ada kejahatan di dunia. Kalian tahu ini sudah menjadi tantangan besar bagi banyak orang Kristen. Tidak banyak yang menganggap nah, karena Hawa makan buah terlarang adalah jawaban yang sudah cukup, walaupun memang itu benar.

Jadi bagaimana kehadiran kejahatan bisa dijelaskan jika Allah itu maha pengasih dan maha kuasa? Bagaimana Allah bisa mengizinkan penderitaan dan rasa sakit seperti ini ada di dunia kita?

ü   Maka orang-orang berdalih demikian:

nah, Allah yang mahakuasa akan menghentikan kejahatan, kecuali jika sebenarnya Dia sama sekali tidak maha pengasih. Apakah Allah cukup perduli?

ü   Kemudian mereka mungkin berdalih demikian:

nah, Allah yang maha pengasih akan menghentikan kejahatan kecuali Dia tidak mahakuasa. Maka pertanyaannya ialah, apakah Allah cukup kuat?

 

 

So many people in history unable to find a satisfactory explanation for sin and suffering, have decided that there isn't really such a God at all. If God exists He isn't the all-powerful all-loving God that the Bible says He is. Therefore, they have rejected the Bible as the trustworthy Word of God. Yet the Bible does have answers. However, people have not seen those answers so clearly. To help people see the Bible answers, God gave visions to a young girl named Ellen White, delineating the big picture of God's dealing with the problem of sin, the problem of evil, the problem of suffering.

 

Begitu banyak orang dalam sejarah yang tidak bisa menemukan penjelasan yang memuaskan untuk dosa dan penderitaan, memutuskan bahwa sesungguhnya tidak ada Allah sama sekali. Kalaupun Allah ada, Dia bukanlah Allah yang mahakuasa dan maha pengasih seperti yang dikatakan Alkitab. Oleh karena itu, mereka telah menolak Alkitab sebagai Firman Allah yang bisa dipercaya. Namun Alkitab benar-benar punya jawabannya. Tetapi, orang-orang tidak melihat jawaban-jawaban tersebut dengan jelas. Untuk membantu orang-orang melihat jawaban-jawaban Alkitab, Allah memberikan penglihatan-penglihatan kepada seorang gadis muda bernama Ellen White, menjelaskan gambaran besar tentang bagaimana Allah menangani masalah dosa, masalah kejahatan, masalah penderitaan.

 

 

What do we call this big picture? We call it the great controversy. So where do we find the great controversy information in Ellen White's writings? This is important because I’m not going to be giving all kinds of quotes, so I want you to know where you can go to find all this information. There are three books in the Conflict of the Ages series that have the most information, and I’m going to give you the specific chapters.

ü   In Patriarchs and Prophets chapter 1 called “Why Was Sin Permitted?”

ü   In The Desire of Ages chapter 3 called “The Fullness of Time”

ü   and also in Desire of Ages chapter 79 called “It is Finished”

ü   and in The Great Controversy book itself chapter 29 “The Origin of Evil”

ü   and there are other helpful things in other chapters in The Great Controversy as well, especially toward the end of the book.

ü   now there's another very helpful book that's not in the Conflict of the Ages set it's called The Story of Redemption.

The first three chapters in The Story Of Redemption have some very interesting details that are not found in the Conflict of the Ages series books.

Now the chapters that I’ve just mentioned are the foundation for what I will be sharing. However, I will not be merely repeating the story and all the details of the story, you can read that for yourselves. What I’ll be doing is I’ll be trying to bring out the main issues. What we will see is that all of Satan's deceptions, all of them, can be broken down or grouped into three basic deceptions. And as you will see The Final Generation has a place in all of this.

 

Gambaran besar ini kita sebut apa? Kita sebut itu The Great Controversy (Pertentangan Besar). Jadi di mana kita menemukan informasi tentang pertentangan besar ini dalam tulisan-tulisan Ellen White? Ini penting karena saya tidak akan memberikan segala macam kutipan, jadi saya mau kalian tahu ke mana kalian bisa pergi untuk menemukan semua informasi ini. Ada tiga buku di seri Conflict of the Ages (Konflik Sepanjang Masa) yang punya informasi terbanyak, dan saya akan memberikan kalian pasal-pasalnya yang spesifik.

ü   Di Patriarchs and Prophets pasal 1 judulnya  “Why Was Sin Permitted?” (Mengapa Dosa Diizinkan?)

ü   Di The Desire of Ages pasal 3 judulnya “The Fullness of Time” (Ketika Tiba Waktunya)

ü   Dan juga di Desire of Ages pasal 79 judulnya “It is Finished” (Sudah Selesai)

ü   Dan di buku The Great Controversy  pasal 29 “The Origin of Evil” (Asal Mula Kejahatan)

ü   Dan juga ada hal-hal lain yang membantu di pasal-pasal lain dari The Great Controversy, terutama di bagian akhir buku itu.

ü   Nah ada sebuah buku lain yang sangat membantu yang tidak ada di seri Conflict of the Ages namanya The Story of Redemption.

Tiga pasal yang pertama di The Story of Redemption berisikan detail-detail yang sangat menarik yang tidak ditemukan di buku-buku seri Conflict of the Ages.

Pasal-pasal yang baru saya sebutkan adalah dasar untuk apa yang akan saya bagikan. Namun, saya tidak akan hanya mengulangi kisahnya dan semua detail dari kisahnya, itu bisa kalian baca sendiri. Apa yang akan saya lakukan ialah saya akan mencoba mengetengahkan isu-isu utamanya. Apa yang akan kita simak ialah semua penipuan Setan, semuanya, bisa diuraikan atau dikelompokkan ke dalam tiga penipuan dasar. Dan sebagaimana nanti akan kalian simak, Generasi Terakhir punya tempat dalam semuanya itu.

 

 

Back in 1977 when I was a student in college, I was at AUC, a fellow by the name of John Wood presented this three deception idea in his Gift of Prophecy classes, and I’ve been thinking about it ever since, mulling it over, refining my thoughts. But before we go there, let's just go to the Bible, to get some basic Bible facts about the great controversy.

 

Dulu di tahun 1977 ketika saya masih seorang mahasiswa di AUC, seorang bernama John Wood mempresentasikan konsep tiga penipuan ini di kelasnya tentang Karunia Nubuat, dan sejak itu saya memikirkannya, merenungkannya berulang-ulang, memperbaiki pikiran-pikiran saya. Tetapi sebelum kita ke sana, marilah kita ke Alkitab untuk mendapatkan beberapa fakta dasar yang alkitabiah tentang pertentangan besar itu.

 

 

So the first question is who started the conflict and how did it begin? Well, the answer for this is in Isaiah 14:12-14 and I’m just going to give some key phrases from these verses. It starts out by saying, 12 How art thou fallen from heaven, O Lucifer, Son of the morning!...” and then there's this phrase that says “…13 For thou hast said in thine heart, … I will exalt my throne above the stars of God: 14 … I will be like the most High.”

So what we learn in that passage is that someone by the name of Lucifer tried to exalt himself over God. He tried to pull a coup. So the question is, well who was this Lucifer and  why did he rebel? Why did he try to do this?

 

Jadi pertanyaan pertama ialah siapa yang memulai konflik itu dan bagaimana mulainya? Nah, jawaban untuk ini ada di Yesaya 14:12-14, dan saya hanya akan memberikan beberapa ungkapan kunci dari ayat-ayat ini. Ini diawali dengan mengatakan,12 Betapa engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer (Bintang Fajar), putera fajar! …”  kemudian ada kata-kata ini yang mengatakan,  “…13 Karena  engkau telah berkata dalam hatimu: aku akan meninggikan takhtaku di atas bintang-bintang Allah, 14 aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!’

Jadi apa yang kita pelajari dari ayat-ayat ini ialah bawa ada yang bernama Lucifer, yang mencoba untuk meninggikan dirinya di atas Allah. Dia berusaha meng-kudeta. Maka pertanyaannya ialah, siapakah Lucifer in dan mengapa dia memberontak? Mengapa dia mencoba melakukan ini?  

 

 

And so in Ezekiel 28:14-17 ~ I’m also going to pick out some key phrases from this passage ~ it starts out by saying, 14 Thou art the anointed cherub that covereth…” and it's talking about Lucifer here  “… 14 Thou art the anointed cherub that covereth …15 Thou wast perfect in thy ways from the day that thou wast created, till iniquity was found in thee….” and then verse 17 says, “…17 Thine heart was lifted up because of thy beauty, thou hast corrupted thy wisdom by reason of thy brightness:…”

So what we learn in this passage is that Lucifer was a covering cherub. Well, what does that mean? Well, what we can know for sure is that this is an angel of high standing. In fact in the Old Testament Sanctuary model it reveals that a covering cherub was right next to the throne of God. So in reality an angel could not have a higher position than that. So Lucifer, we saw also was created perfect, as were all the angels. However, what we saw there in Ezekiel 28 is that he became sinful with pride and self-exaltation, and his wisdom became corrupted.

 

Maka di Yehezkiel 28:14-17 ~ saya juga akan mengambil beberapa ungkapan kunci dari bacaan ini ~ ini diawali dengan mengatakan,14 Engkau adalah kerub yang  telah diurapi, yang menudungi…”  di sini bicara tentang Lucifer,   “…15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak  hari engkau diciptakan sampai kejahatan ditemukan padamu.…”  lalu ayat 17 berkata, “…17 Hatimu menjadi sombong karena kecantikanmu, engkau telah merusak hikmatmu oleh karena keindahanmu.”

Jadi apa yang kita pelajari dari bacaan ini ialah bahwa Lucifer adalah kerub yang menudungi. Nah, apa artinya ini? Nah, yang bisa kita ketahui dengan pasti ialah ini pastilah malaikat yang tinggi kedudukannya. Bahkan menurut model Bait Suci zaman Perjanjian Lama, digambarkan ada kerub penudung tepat di samping takhta Allah. Jadi dalam kenyataannya, tidak ada malaikat yang bisa punya posisi lebih tinggi daripada itu. Jadi Lucifer ini, kita lihat, dia juga sempurna sebagaimana semua malaikat. Namun di Yehezkiel 28 ini kita menyimak bahwa dia menjadi berdosa karena sombong dan meninggikan dirinya, dan hikmatnya menjadi rusak.

 

 

So in Ezekiel we also have the answer to this question: Well, what will become of the Devil? In verse 16 of Ezekiel 28 God says,  I will destroy thee, O covering cherub” and verse 18 says, “…will I bring forth a fire from the midst of thee, it shall devour thee, and I will bring thee to ashes upon the earth in the sight of all them that behold thee.”

So the big question, why is it taking God so long to get rid of the Devil and the sin problem that he started? Well, that's what we want to understand.

 

Jadi di Yehezkiel kita juga mendapatkan jawaban kepada pertanyaan ini: Nah, bagaimana nasib Iblis kelak? Di ayat 16 Yehezkiel 28, Allah berkata,  “16 Aku akan membinasakan engkau, wahai kerub penudung,…” dan ayat 18 mengatakan,18 Aku akan mendatangkan api dari tengahmu, yang akan memakan habis engkau dan Aku akan menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan semua mereka yang melihatmu…” 

Jadi pertanyaan besarnya ialah mengapa kok lama sekali Allah tidak menyingkirkan Iblis dan masalah dosa yang dimulainya? Nah, itulah yang mau kita pahami.

 

 

So another question, and this one will take us to Revelation 12:7-9, the question is where was the storm center of this controversy? Where did this battle begin? And I’m going to go to Revelation 12. I’m going to read this one out of the Bible, the other ones I had written down, but they were all from the Bible too.  Revelation 12:7 says, 7 And there was war in heaven: Michael and His angels fought against the dragon; and the dragon fought and his angels, 8 And prevailed not; neither was their place found any more in heaven. 9 And the great dragon was cast out, that old serpent, called the Devil, and Satan, which deceiveth the whole world: he was cast out into the earth, and his angels were cast out with him.”

So where was the storm center and the controversy? The Bible says there was war in heaven. The storm center was in heaven itself. Now it's interesting, we know that Jesus was an eyewitness to the whole thing, because in Luke 10:18 Jesus said that He saw Satan fall as lightning from heaven. He saw it. He was there.

 

Nah, pertanyaan lain, dan yang ini membawa kita ke Wahyu 12:7-9, pertanyaannya ialah di mana pusat badai dari pertentangan ini? Di mana peperangan ini mulai? Dan saya akan ke Wahyu 12, saya akan membacakan ini dari Alkitab, yang lain-lain sudah saya tuliskan, tetapi mereka juga berasal dari Alkitab. Wahyu 12:7 berkata, 7 Dan  ada peperangan di Surga: Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu bersama malaikat-malaikatnya melawan. 8 dan kalah, begitu pula tempat mereka tidak ditemukan lagi di sorga. 9             Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia. …” 

Jadi di mana pusat badainya dan pertentangannya? Alkitab mengatakan ada peperangan di Surga. Pusat badai ada di Surga sendiri. Nah, yang menarik, kita tahu bahwa Yesus adalah saksimata dari semuanya ini, karena di Lukas 10:18 Yesus mengatakan bahwa Dia melihat Setan jatuh seperti kilat dari Surga. Dia melihatnya, Dia ada di sana.

 

 

Now so we've looked at some Bible passages that lay a foundation for understanding this big war between good and evil. I just want to note that the book of Job also has some very helpful insights on the great controversy, but in this presentation we will not be able to, we don't have time to get into the part on Job. So now what we want to do is since God gave visions to Ellen White, and showed her things about this, the question is what are the issues of the great controversy that are in the writings of Ellen White? So she describes life in heaven for the angels, how as everything is being built on a Law. Now this doesn't sound like a Law, because it's really a principle of self-sacrificing love, and she describes that as the Law of heaven, the principle of self-sacrificing love, everything was harmony and happiness there was nothing even resembling forced allegiance. However, she writes about one prominent angel. She says, “Little by little, Lucifer came to indulge a desire for self-exaltation.” that's from Great Controversy 494. So eventually Lucifer began ~ I’m going to say  ~ piously complaining. He was piously complaining about the way God was ruling. Have you ever heard people piously complain? They're kind of stirring things up with it, try and look like they're not. That's what he was doing. And it says he tried to win the service and homage of the other angels. In other words, he was trying to take the power ~ which was the prerogative of Christ alone to wield. Now there were supreme efforts to bring reconciliation, supreme efforts to help Lucifer understand the disaster that would result from the course if he stayed on it.  Great Controversy 496 says,  “Again and again he was offered pardon on condition of repentance and submission.”   This is one of the areas I would love to take more time to go through all the ways, that Ellen White describes, that God tried to head off this rebellion and help Lucifer come around. But Lucifer was the first spin master. He constantly represented the words and actions of God, always misrepresented them, putting them in a different light than they really belonged in.

 

Nah, kita sudah menyimak beberapa ayat Alkitab yang menjadi dasar pemahaman peperangan besar antara kebaikan dan kejahatan. Saya ingin mengatakan bahwa di kitab Ayub juga ada beberapa pandangan yang mendalam tentang pertentangan besar, tetapi di presentasi ini kita tidak punya cukup waktu untuk membahas kitab Ayub. Maka sekarang apa yang akan kita lakukan ialah, karena Allah telah memberikan penglihatan-penglihatan kepada Ellen White dan menunjukkan kepadanya hal-hal tentang ini, maka pertanyaannya ialah apakah isu-isu dari pertentangan besar itu yang ada dalam tulisan-tulisan Ellen White? Jadi Ellen White menggambarkan bagaimana kehidupan di Surga bagi para malaikat, bagaimana segala sesuatu dibangun di atas suatu Hukum. Nah, ini tidak mirip Hukum karena sebenarnya ini adalah sebuah prinsip dari kasih yang rela mengorbankan diri sendiri, dan Ellen White menggambarkan itu sebagai Hukum Surga, prinsip kasih yang rela berkorban, segalanya harmonis dan bahagia, tidak ada apa pun yang mirip kesetiaan yang dipaksakan. Tetapi Ellen White menulis tentang satu malaikat yang menonjol, katanya, “…Sedikit demi sedikit, Lucifer suka memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri…”  itu dari Great Controversy hal. 494. Jadi akhirnya Lucifer mulai ~ saya akan memakai istilah ~ komplain pura-pura dengan tujuan baik. Dia terus komplain seakan-akan demi kebaikan, tentang cara Allah menjalankan pemerintahan. Pernahkah kalian mendengar orang-orang yang komplain seakan-akan demi kebaikan? Mereka mau menimbulkan masalah dengan tindakan mereka, tapi berusaha memberikan kesan bahwa mereka tidak. Itulah yang dilakukan Lucifer. Dan dikatakan bahwa dia berusaha memenangkan pelayanan dan penghormatan dari malaikat-malaikat yang lain. Dengan kata lain, dia berusaha untuk merebut kekuasaan ~ yang adalah hak prerogatif Kristus saja  untuk menggunakannya. Nah ada upaya maksimal untuk mencapai rekonsiliasi, upaya maksimal untuk membantu Lucifer memahami bencana yang akan timbul dari perbuatannya jika dia tetap berbuat begitu. Great Controversy hal. 496 mengatakan,  “…Berulang-ulang Lucifer ditawari pengampunan dengan syarat pertobatan dan kepatuhan…”  Ini adalah salah satu topik yang ingin saya bahas lebih lama secara menyeluruh, yang digambarkan Ellen White, bahwa Allah berusaha untuk mengalihkan pemberontakan ini dan membantu Lucifer sadar. Tapi Lucifer adalah Humas (PR) yang pertama. Dia terus-menerus merepresentasikan kata-kata dan tindakan-tindakan Allah, selalu dengan menyelewengkan mereka, memberikan kesan yang berbeda daripada makna yang sebenarnya.  

 

 

Now think about this. Having been an angel of high rank, the highest, he had always had the trust and love of the other angels. So and think about this, angels had never heard lies before. And so naturally as Lucifer talked to them, they felt confusion; some eventually began to openly sympathize with Lucifer, others wept in dismay. The harmony of heaven was broken. And oh, there's so much more detail here, but you can read it for yourselves. Anyway, Revelation 12 said, there was war in heaven and Michael and His angels cast out Satan and his angels. Lucifer had tried to take God's throne according to Isaiah 14:14 or set his throne above God's. It was all self-exaltation, but he couldn't openly admit that to himself or to other angels. I mean could you imagine if Lucifer said, “Yeah I’m being self-exalting”, well that would have been like he would have to admit he was wrong. So somehow he had to put the blame on God. So with what did Lucifer find fault? With  God.

 

Sekarang, pikirkan ini. Sebagai malaikat yang berkedudukan tinggi, yang tertinggi, Lucifer selalu dipercayai dan dikasihi malaikat-malaikat yang lain. Jadi coba pikirkan ini, para malaikat tidak pernah mendengar kebohongan sebelumnya. Maka tentu saja ketika Lucifer bicara kepada mereka, mereka jadi bingung; ada beberapa yang akhirnya secara terbuka mulai bersimpati kepada Lucifer, yang lain meratap dengan sedih. Keharmonisan Surga runtuh. Dan oh, masih ada begitu banyak detail di sini, tetapi kalian bisa membacanya sendiri. Nah, Wahyu 12 mengatakan ada peperangan di Surga dan Mikhael dan malaikat-malaikatNya melemparkan Setan dan malaikat-malaikatnya keluar. Lucifer telah mencoba merebut takhta Allah menurut Yesaya 14:14 atau menempatkan takhtanya di atas takhta Allah. Itu semuanya semata-mata untuk meninggikan dirinya, tetapi Lucifer tidak bisa mengakui itu secara terbuka baik kepada dirinya sendiri maupun kepada malaikat-malaikat yang lain. Maksud saya, bisakah kalian membayangkan Lucifer berkata, “Iya, aku sedang meninggikan diriku”, itu sama seperti dia harus mengakui bahwa dia sudah salah. Jadi, bagaimana pun juga dia harus menempatkan kesalahan itu pada Allah. Jadi Lucifer mencari kesalahan siapa? Kesalahan Allah.

 

 

So now we want to look at the Devil's main issue with God, his false premises.

So his first complaint is God is an unfair, unjust, arbitrary Tyrant. That's what we'll call deception number one. Now those words: “unfair”, “unjust”,  “arbitrary tyrant” those words are all found in various places in Ellen White's descriptions of Satan's claims. I just put them all together. The question is why did he say these things about God?  You see he had a definite premise for this. And so in what specific situation was he unhappy and thought God to be unfair? Well when we read Ellen White's description we find that he wanted to be equal to Michael the Archangel, the Son of God. And even though Michael was in appearance as an angel, He was more than an angel, because He could counsel with the Father in the light unapproachable, where no angel could go; and in the light unapproachable this is where the Father and Son planned the creation of the earth. So Lucifer complained that he wasn't included in the creation plans, that favoritism was being given to Michael the Son of God and Lucifer imagined that he was the victim of some injustice.

 

Jadi sekarang kita akan melihat isu utama Iblis dengan Allah, alasan-alasannya yang palsu. Jadi tuduhannya yang pertama ialah Allah itu tidak adil, tidak benar, Tiran yang sewenang-wenang. Ini akan kita sebut penipuan # 1. Nah, kata-kata “tidak adil”, “tidak benar”, “tiran yang sewenang-wenang” adalah kata-kata yang ditemukan di pelbagai tempat dalam deskripsi Ellen White tentang tuduhan-tuduhan Setan. Saya hanya mengumpulkan mereka menjadi satu.

Pertanyaannya ialah, mengapa dia mengatakan hal-hal demikian tentang Allah? Kalian lihat, dia punya alasan khusus untuk ini. Maka situasi spesifik mana yang membuat dia tidak puas dan menganggap Allah tidak adil? Nah, ketika kita membaca deskripsi Ellen White, kita temukan bahwa Lucifer ingin menjadi setara dengan Mikhael, Penghulu Malaikat, Anak Allah. Walaupun Mikhael dalam penampilanNya sebagai malaikat, Dia jauh lebih daripada malaikat, karena Dia bisa berunding dengan Sang Bapa di dalam terang yang tidak bisa dihampiri, ke mana malaikat tidak bisa masuk; dan dalam terang yang tidak bisa dihampiri itu, di sinilah Bapa dan Anak merencanakan penciptaan bumi. Jadi Lucifer complain bahwa dia tidak diajak dalam rencana penciptaan itu, bahwa ada pilih kasih bagi Mikhael, Anak Allah. Dan Lucifer membayangkan dirinya adalah korban suatu ketidakadilan.

 

 

And so our next slide is going to show we have the basic accusation God is unfair, He's an unjust, arbitrary Tyrant, and then the premise of that accusation was the Son of God Michael was favored over him. Unjust.

 

Maka gambar kita berikutnya akan menunjukkan bahwa tuduhan dasarnya ialah Allah itu tidak adil, Dia tidak benar, Tiran yang lalim, kemudian alasan dari tuduhan itu ialah Anak Allah lebih dihargai daripada dirinya. Tidak adil.

 

 

Now along with this accusation Lucifer had another complaint. He was aware in some way that there was a Law governing the angels. Naturally if God wasn't just, His Law couldn't be just either, in fact if an arbitrary tyrant has a Law, it can only be to keep others in subjection. So resisting that Law, finding fault with that Law, and inspiring others with the same perspective, would be a necessary corollary  to his main charge.

 

Nah, berbarengan dengan tuduhan ini, Lucifer punya tuduhan yang lain. Dia menyadari bahwa ada sebuah Hukum yang mengatur para malaikat. Tentu saja jika Allah itu tidak adil, HukumNya juga tidak mungkin adil, bahkan jika tiran yang lalim membuat Hukum, maka Hukum tersebut hanya untuk mengikat yang lain di bawah kepatuhan kepadanya. Maka dengan menolak Hukum itu, dengan mencari kesalahan Hukum itu, dan menginspirasi yang lain dengan tujuan yang sama, adalah akibat yang wajar bagi tuduhan utamanya.

 

 

So let's review the basic deception, everyone, that:

1.    God is unfair, unjust, He's an arbitrary tyrant.

And I now want to say that this is his broadest charge, and this charge actually takes in every other work of deception and charge the Devil has ever come up with. It's all centered in this, all right? And the premise that the Son of God, Michael was favored over him, ah, this one you know, much could be said about how Satan is actually still working  on this premise that he hates today, and his attacks on the right role and the right understanding of who Jesus is.

2.    And then we have the corollary charge that God has no right to impose a Law.

 

Jadi mari kita semua mengulangi penipuannya yang mendasar:

1.    Allah itu tidak adil, tidak benar, Dia Tiran yang lalim.

Dan sekarang saya mau mengatakan ini adalah tuduhannya yang paling luas, dan tuduhan ini sesungguhnya meliputi semua pekerjaan penipuan dan tuduhan lain yang dimunculkan Iblis. Semuanya terpusat di sini, oke? Dan alasannya ialah karena Anak Allah, Mikhael, lebih dihargai daripada dirinya. Wah, tentang ini, banyak yang bisa diceritakan mengenai bagaimana hari ini Setan masih tetap mengerjakan alasan ini yang dibencinya, dan serangan-serangannya pada peranan yang benar dan pemahaman yang benar tentang siapakah Yesus itu.

2.    Kemudian ada tuduhan sebagai akibat yang wajar dari tuduhan pertama, bahwa Allah tidak berhak memberlakukan suatu Hukum.

 

 

So what is God's answer to this claim that He was an unjust tyrant?  You see, God knew that a quick answer wasn't possible, that the nature of sin would take time to understand, that only full understanding would allow freedom of choice to continue. Destroying Satan and the other fallen angels was not a solution, because that would have appeared to all creation that Lucifer's accusations were true. You know, if you disagree with the Tyrant, He will just terminate you. So real freedom of choice would be compromised as even the loyal angels would then worship God only from fear. See? Love would no longer be freely chosen and since God is love and His governing principle is love, that was not acceptable to Him. For love to be love it has to come from freedom of the will. So the full truth about Satan's lies and the nature of rebellion and sin, and the full truth as to God's fairness, would need to be demonstrated over time. And what is this demonstration over time called? It's called the great controversy. And so that first deception that God is an unfair, unjust, arbitrary Tyrant, the answer will be the whole great controversy.

 

Jadi apa jawaban Allah kepada tuduhan ini bahwa Dia adalah Tiran yang tidak adil? Kalian lihat, Allah tahu bahwa jawaban yang cepat itu tidak mungkin, bahwa sifat dosa butuh waktu untuk dipahami, bahwa hanya pengertian yang penuh yang akan mengizinkan kebebasan memilih untuk terus berlanjut. Dengan membinasakan Setan dan malaikat-malaikat lain yang sudah jatuh dalam dosa, bukanlah solusinya, karena itu akan dianggap seluruh ciptaan bahwa tuduhan Lucifer itu benar, jika ada yang tidak sepakat dengan Sang Tiran, Dia akan melenyapkannya begitu saja. Maka kebebasan memilih yang sejati akan terkompromi ketika malaikat-malaikat yang setia akan menyembah Allah hanya karena rasa takut. Lihat? Kasih tidak akan lagi merupakan pilihan bebas, dan oleh karena Allah itu kasih dan prinsipNya menjalankan pemerintahan itu kasih, itu tidak bisa diterima olehNya. Supaya kasih itu tetap kasih, itu harus datang dari kebebasan memilih. Maka kebenaran sepenuhnya dari kebohongan-kebohongan Setan dan sifat pemberontakan dan dosa, dan seluruh kebenaran tentang keadilan Allah, haruslah didemonstrasikan dengan berlalunya waktu. Dan apa nama dari demonstrasi melalui waktu ini? Itulah yang disebut pertentangan besar. Maka penipuan pertama bahwa Allah itu tidak adil, tidak benar, Tiran yang lalim, jawabannya adalah keseluruhan pertentangan besar.

 

 

Now as we mentioned there was war in heaven and you know one-third of the angels were cast out. On my notes it'll show you how to come to that conclusion. But think about this one-third of the angels are cast out, and then two-thirds stay there. I want you to think about how grievous this would be to the angels, because angels were now mourning the loss of great friendships. They had had nothing but the purest love and respect for each other for a long time. Friendships that we would envy, real heart friendships have been torn asunder. But listen, these bonds could not be fully severed just like that. There's too much heart, too much love.

 

Nah, seperti yang kami sudah sebutkan, ada peperangan di Surga, dan kalian tahu sepertiga malaikat dibuang keluar. Di catatan saya itu akan menunjukkan kepada kalian bagaimana kita tiba pada konklusi ini. Tetapi pikirkan ini, sepertiga malaikat dibuang, dan dua pertiga tetap tinggal di sana. Saya mau kalian berpikir bagaimana sedihnya ini bagi para malaikat karena malaikat-malaikat sekarang berkabung atas hilangnya persahabatan-persahabatan mereka. Untuk jangka waktu yang lama, mereka hanya punya kasih sayang dan respek satu sama lain. Persahabatan-persahabatan yang membuat kita iri, persahabatan-persahabatan yang benar-benar dari hati, sekarang telah tercabik. Tetapi dengarkan, ikatan-ikatan ini tidak bisa diputuskan sepenuhnya hanya begitu saja. Terlalu banyak ikatan hati dan kasih sayang yang terlibat.

 

 

Before the rebellion had fully ripened in heaven, the Father had declared that Michael the Archangel was equally God with Him. And as I mentioned Jesus or the Son of God, Michael, walking into the light unapproachable, had basically demonstrated that that was true. And Lucifer had at first accepted that evidence. In Ellen White's writings she said at first he accepted it joyfully, but then he began kind of sulking over it, about it, over time and proceeded with his disaffection, until everything came to a head, until everything came to war and he was expelled.

 

Sebelum pemberontakan benar-benar matang di Surga, Bapa telah mendeklarasikan bahwa Mikhael, Penghulu Malaikat, itu Allah yang setara dengan DiriNya. Dan seperti yang telah saya sebutkan, Yesus atau Anak Allah, Mikhael, ketika masuk ke dalam terang yang tidak bisa dihampiri, sudah pada dasarnya mendemonstrasikan bahwa itu benar. Dan Lucifer di awalnya sudah menerima bukti tersebut. Di tulisan-tulisan Ellen White dia berkata, pertama Lucifer menerima itu dengan sukacita, tetapi kemudian dia mulai merajuk memikirkannya. Dan dengan berlalunya waktu dia melanjutkan dengan ketidakpuasannya, hingga segalanya mencapai krisis, hingga segalanya menjadi perang dan dia dibuang keluar.

 

 

Now the Son of God creating the earth was the first evidence after his expulsion that he was wrong. It stood as proof that his premise was seriously flawed. It was demonstrated that the Son of God was equally God with the Father. The angels watched the Son speak things into existence, and so right from the start Satan fostered a special hatred for this creation, this earth and its first inhabitants Adam and Eve, and all who would follow after.

 

Nah, Anak Allah menciptakan bumi ini adalah bukti pertama setelah pembuangannya bahwa dia (Lucifer) itu salah. Ini membuktikan bahwa alasannya cacat parah. Sudah didemonstrasikan bahwa Anak Allah itu Allah yang setara dengan Bapa. Para malaikat menyaksikan Anak Allah berfirman dan segala tercipta. Maka dari awal Setan memendam kebencian istimewa bagi ciptaan ini, bumi ini, dan penghuninya yang pertama, Adam dan Hawa, dan semua yang akan mengikuti setelah itu.

 

 

But think about this. For the angels that were loyal, they had accepted the evidence previously given that Michael the Archangel was the Son of God, truly one with the Eternal. The faith that they had shown in the spoken words of God was now positively affirmed as they witnessed the Son's creative power.

So the question, had they not been saved from joining Satan's rebellion by choosing faith in the Son of God? You see, folks, there's never been any other way.

 

Tetapi pikirkan ini. Bagi malaikat-malaikat yang setia, mereka telah menerima bukti yang diberikan sebelumnya bahwa Mikhael Penghulu Malaikat adalah Anak Allah, benar-benar satu dengan Yang Kekal. Iman yang mereka tunjukkan pada kata-kata yang diucapkan Allah sekarang ditegaskan secara positif ketika mereka menyaksikan kuasa mencipta Sang Anak.

Maka pertanyaannya, bukankah dengan memilih beriman kepada Anak Allah mereka telah diselamatkan dari bergabung dengan pemberontakan Setan? Kalian lihat, Saudara-saudara, tidak pernah ada jalan yang lain.

 

 

Well, we all know the sad story of the fall of Adam and Eve in Genesis chapter 3. Rather than going through that story I just want to ask this question. Do you see a connection between Satan's first deception and how he deceived Eve? Didn't he convince her that God was being unfair to withhold fruit from her, that would make her as wise as God? You see, he persuaded Eve to take the fruit on the basis that God was unfair, unjust, and just a bit of a tyrant. And she adopted his spirit of disaffection and desire for self-exaltation although a lot more innocently than he had, she still had the same spirit.

 

Nah, kita semua tahu kisah sedih kejatuhan Adam dan Hawa di Kejadian pasal 3. Daripada mengulangi kisah itu, saya hanya mau mengajukan pertanyaan ini. Apakah kalian melihat suatu koneksi antara penipuan Setan yang pertama dan bagaimana dia menipu Hawa? Tidakkah dia meyakinkan Hawa bahwa Allah bersikap tidak adil mencegah dia makan buah  yang akan membuatnya menjadi sama bijaknya dengan Allah? Lihat, Setan membujuk Hawa untuk mengambil buah itu atas dasar bahwa Allah itu tidak adil, tidak benar, dan rada tiran. Dan Hawa mengadopsi roh ketidakpuasan Setan dan keinginannya untuk meninggikan dirinya, walaupun dia jauh lebih polos daripada Setan, namun Hawa toh memiliki roh yang sama.

 

 

So when Adam and Eve sinned, Satan brought forth another deception. He said that since God's Law was changeless and its penalty could not be remitted, every transgressor must be forever debarred from the Creator's favor. He claimed that the sinful race was placed beyond redemption, and was therefore his rightful prey. That's from the Great Controversy page 502. So what he was saying is, God's Law was at fault, it was too hard. Now the core point of this deception has to again to do with God's character. It's based on the first deception about God being unfair, yet it has a new distinct point. And so this deception put real simply is God cannot or will not forgive, that God's justice is greater than His mercy. See, Satan claimed that God and His government were not merciful. God's Law may be just he said, but it was  too hard. And again this is consistent with deception number one. After all, what would you expect from an unfair arbitrary tyrant?

 

Jadi ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Setan mengajukan penipuan yang lain. Dia mengatakah bahwa karena Hukum Allah itu tidak bisa diubah, dan hukumannya tidak bisa dibatalkan, setiap pendosa selamanya harus terhalang dari rahmat Sang Pencipta. Setan mengklaim bahwa bangsa manusia yang berdosa sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dan oleh karena itu, mereka adalah mangsanya yang sah. Itu dari Great Controversy hal. 502. Jadi apa yang dikatakan Setan ialah, Hukum Allah itu salah, itu terlalu keras. Nah, poin inti dari kebohongan ini kembali berkaitan dengan karakter Allah. Ini berdasarkan penipuan yang pertama bahwa Allah itu tidak adil, namun ada poin baru yang berbeda di sini. Maka kebohongan ini kalau dijabarkan secara sederhana ialah Allah tidak bisa atau tidak mau mengampuni, bahwa keadilan Allah itu lebih besar daripada rahmatNya. Lihat, Setan mengklaim bahwa Allah dan pemerintahanNya itu tidak rahmani. Hukum Allah mungkin saja benar, kata Setan, tetapi itu terlalu sulit. Dan kembali ini konsisten dengan penipuan # 1. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari Tiran yang tidak adil dan lalim?

 

 

However, there was a brilliant flip side to this accusation, you know, the one that God couldn't or wouldn't forgive because if God would forgive Adam and Eve, wouldn't He have to forgive Satan and his angels? That's what Satan reasoned. And what then? Could they return to heaven? If not, wouldn't God lose the human race? See, so Satan's looking at the perspective of God losing the human race, and he thought he had God in a trap. Forgiveness, as Satan imagined it, might work out; would also prove the Law was faulty, wouldn't it?

 

Namun, ada sisi balik yang brilyan pada tuduhan ini, yaitu bahwa Allah tidak bisa atau tidak mau mengampuni karena jika Allah mengampuni Adam dan Hawa, tidakkah Dia harus mengampuni Setan dan malaikat-malaikatNya? Itulah dalih Setan. Lalu apa? Bisakah mereka kembali ke Surga? Jika tidak, apakah Allah tidak akan kehilangan bangsa manusia? Lihat, jadi Setan melihat ke perspektif Allah kehilangan bangsa manusia, dan dia pikir, dia berhasil menjebak Allah. Pengampunan, yang dibayangkan Setan mungkin bisa berhasil, dan juga akan membuktikan bahwa Hukum Allah itu cacat, bukan?

 

 

Well, Satan had much to learn. First of all, he sinned in the full light of the glory of heaven. There had been nothing left for God to show Lucifer that could have changed his mind. But Adam and Eve were deceived and God could reveal many things to influence their choices. Forgiveness could be effective for them, but not for Satan. He was actually beyond repenting. His choice was final. His heart was as hard as stone. He could only be sorry that he no longer could enjoy the glories of heaven. He couldn't really be sorry for his sin. But Adam and Eve could actually be sorry for their sin. They could experience something called repentance.

 

Nah, Setan harus banyak belajar. Pertama, dia berbuat dosa dalam seluruh terang kemuliaan Surga. Tidak ada yang tersisa bagi Allah untuk ditunjukkan Lucifer yang bisa mengubah pikirannya. Tetapi Adam dan Hawa itu tertipu, dan Allah bisa menyatakan banyak hal untuk mempengaruhi pilihan mereka. Pengampunan bisa efektif bagi mereka, tetapi tidak bagi Setan. Setan sungguh sudah melampaui pertobatan. Pilihannya sudah final. Hatinya sudah sekeras batu. Dia hanya merasa menyesal karena dia tidak bisa lagi menikmati kemuliaan Surga. Dia tidak bisa sungguh-sungguh menyesali dosanya. Tetapi Adam dan Hawa bisa benar-benar menyesali dosa mereka. Mereka bisa mengalami sesuatu yang disebut pertobatan.

 

 

So what was God's answer to the second deception? Well, we know because it's like the highlight of the Bible, it's Calvary of course, but that was going to come, you know, a few thousand years later.

And so what did God give humanity?  Hope.  Or how did God give humanity hope and teach them that Calvary was coming? Well, there were prophecies of the Messiah all through the Old Testament, but it was the sacrificial system and specifically that God instituted that demonstrated for His followers that there was a plan for forgiveness of sin.

 

Jadi apa jawaban Allah kepada penipuan yang kedua? Nah, kita tahu karena itu ibarat highlightnya Alkitab, tentu saja itu Kalvari, tetapi itu baru akan terjadi, kalian tahu, beberapa ribu tahun lagi.

Maka, apa yang diberikan Allah kepada kemanusiaan? Pengharapan. Atau bagaimana Allah memberi kemanusiaan pengharapan dan mengajar mereka bahwa Kalvari akan datang? Nah, ada nubuatan-nubuatan tentang Sang Messias di sepanjang Perjanjian Lama, tetapi sistem kurbanlah yang terutama ditetapkan Allah yang mendemonstrasikan bagi para pengikutNya bahwa ada rencana untuk pengampunan dosa.

 

 

Now Satan never dreamed that the Son of God would actually come down to earth to be that sacrifice for sin for His beloved yet fallen human race. You know, after all if He's an unfair, unjust, arbitrary tyrant, that doesn't fit the script. But he was wondering how could He do that, and uphold the justice of His Law? He didn't see how that could be possible. So right away Satan worked to pervert  the understanding of the sacrifices, to make them fit his idea of God as a tyrant, unwilling to forgive, an angry God, needing appeasement. In fact Satan liked the perversion of  the sacrificial system so much, that he saw to it that it was adopted by all the nations of the earth, in all different forms with different gods.

 

Nah, Setan tidak pernah memimpikan bahwa Anak Allah sungguh-sungguh akan turun ke dunia untuk menjadi Kurban dosa bagi umat manusia yang sudah jatuh dalam dosa tapi yang dikasihiNya. Kalian tahu, kalau memang Allah itu tidak adil, tidak benar, Tiran yang lalim, itu kan tidak cocok dengan skenarionya. Tetapi Setan bertanya-tanya bagaimana Tuhan bisa melakukan itu sambil menegakkan kebenaran HukumNya? Setan tidak bisa membayangkan bagaimana itu bisa mungkin. Maka langsung saja Setan bekerja untuk menyelewengkan pemahaman kurban-kurban itu, membuat mereka sesuai dengan konsepnya tentang Allah yang tiran, yang tidak mau mengampuni, Allah yang murka yang amarahNya perlu diredakan. Bahkan Setan begitu menyukai sistem kurban yang diselewengkannya, dia memastikan sistem itu diadopsi oleh semua bangsa di bumi, dalam segala bentuk yang berbeda dengan allah-allah yang berbebda

 

 

Now God's plan through Israel was to build up a holy people that He could bless abundantly, so that the nations of the earth could see God's true character of love. They were to be a blessing to the whole world. But because they misunderstood the sacrificial system they had all kinds of problems trusting God. Often they were stiff-necked and rebellious. A few listened to the prophets and cherished their messages of hope in the coming Messiah. But Satan studied those writings as he wanted to know God's plan. We don't know at what point he understood things; it was probably gradually,  bit by bit over time, but can you imagine his shock as it dawned on him that this Messiah was going to be the incarnate Son of God. He must have wondered how is He going to pull that off. Satan saw the answer to his second deception and he could not believe it. Would God whom he had said was a tyrant actually die providing forgiveness of sin to save these miserable wretches? And so he set about to prepare the world to reject the coming Messiah. He controlled the minds of the self-righteous Pharisees. He learned how to possess the minds, bodies, and voice boxes of men. Mankind had degenerated to such a woeful hopeless condition.

 

Nah, rencana Allah melalui Israel ialah membangun suatu bangsa yang kudus yang bisa diberkatiNya dengan limpah, sehingga bangsa-bangsa di bumi bisa melihat karakter sejati Allah yaitu kasih. Orang Israel seharusnya menjadi berkat kepada seluruh dunia. Tetapi karena mereka salah mengerti sistem kurban, mereka punya segala macam masalah mempercayai Allah. Seringkali mereka keras kepala dan memberontak. Beberapa mendengarkan para nabi dan menghargai pekabaran-pekabaran mereka tentang harapan dalam Messias yang akan datang. Tetapi Setan mempelajari tulisan-tulisan itu karena dia ingin tahu apa rencana Allah. Kita tidak tahu kapan Setan memahami hal-hal itu; kira-kira itu secara bertahap, sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu. Tetapi bisakah kalian bayangkan kagetnya dia ketika dia menyadari bahwa Messias ini ialah jelmaan Anak Allah. Tentunya dia berpikir bagaimana Anak Allah bisa melakukan hal itu. Setan melihat jawaban kepada penipuannya yang kedua dan dia tidak bisa mempercayainya. Akankah Allah yang sudah dikatakannya sebagai Tiran, benar-benar mati menyediakan pengampunan dosa untuk menyelamatkan manusia-manusia malang yang menyedihkan ini? Maka dia mulai menyiapkan dunia untuk menolak Messias yang akan datang. Dia mengontrol pikiran-pikiran orang-orang Farisi yang merasa benar sendiri. Dia belajar bagaimana menguasai pikiran, tubuh dan kotak suara manusia. Manusia telah merosot sedemikian rupa ke kondisi tanpa harapan yang menyedihkan.

 

 

And when it seemed that Satan was about to triumph at the very crisis, the Son of God came with an outpouring of divine love and grace. Amen? And now Satan has to come out in the open before the eyes of the watching universe, and directly combat the Son of God in human flesh. He was ready to pounce  ~ as we saw Herod's destruction of the babies of Bethlehem.

Now Jesus showed God's true character of love, didn't He? He showed God's justice, He showed God's mercy, in the life that Jesus lived and through His sacrifice on the cross.

Satan was also revealed. His true character came out at the cross, that he was a tyrant. He killed the Messiah. God was not unfair, God was not a tyrant, God's Law wasn't faulty, and God could and would forgive. The proof, one Human life fully obedient to the Law and one Sacrifice on the cross on a hill called Mt. Calvary.

 

Dan ketika sepertinya Setan akan menang, pada saat krisis, Anak Allah datang bersama curahan kasih dan rahmat Ilahi. Amen? Dan sekarang Setan harus tampil secara terbuka di hadapan mata alam semesta yang menyaksikan, dan langsung berperang melawan Anak Allah dalam daging manusia. Setan sudah siap menerkam ~ seperti yang kita lihat ketika Herodes memusnahkan bayi-bayi di Bethlehem.

Nah, Yesus menunjukkan karakter Allah yang sejati, yaitu kasih, bukan? Yesus menunjukkan keadilan Allah, Dia menunjukkan rahmat Allah dalam hidup yang dijalani Yesus dan melalui pengorbananNya di atas salib.

Setan juga diungkapkan. Karakternya yang asli muncul di salib, bahwa dialah yang tiran. Dia membunuh Sang Messias. Allah bukan tidak adil, Allah bukan tiran, Hukum Allah tidak cacat, dan Allah bisa dan akan mengampuni, dibuktikan oleh kehidupan satu Manusia yang hidup taat penuh kepada Hukum Allah, dan satu Kurban di atas salib di bukit yang bernama Bukit Kalvari.

 

 

All the universe could see, it was clear, it was plain. About the cross Colossians 2:15 says,  Jesus 15 … spoiled principalities and powers, He made a shew of them openly, triumphing  over them in it.”

 

Seluruh alam semesta bisa melihat, jelas, tidak rumit. Tentang salib Kolose 2:15 berkata, Yesus 15 … melucuti kepala-kepala dan penguasa-penguasa, Ia menjadikan mereka sebagai tontonan umum, telah menang atas mereka, dengannya.”

 

 

And The Desire of Ages in chapter 79  it says, that up “… until the death of Christholy beings had not understood his [Satan’s] principles…”

But at the cross his disguise was torn away, he was seen to be a murderer, all ties of sympathy from the holy angels were broken completely. Yeah, it took that long for the bonds to become completely severed between those friends who had been friends for longer and we can even imagine.

 

Dan di Desire of Ages pasal 79 (hal. 758) dikatakan, bahwa   “…hingga kematian Kristus, … makhluk-makhluk kudus pun tidak memahami prinsip-prinsipnya [Setan]…” 

Tetapi di salib, topeng Setan tercabut, dia tampak sebagai pembunuh. Semua ikatan simpati dari para malaikat kudus pun terputus seluruhnya. Ya, butuh waktu selama itu agar ikatan-ikatan itu bisa diputuskan secara tuntas antara sahabat-sahabat yang telah berteman lebih lama dari yang bisa kita bayangkan.

 

 

When Christ was resurrected though, that raised the question, when Christ was resurrected couldn't the great controversy had been ended at that time? Were the issues fully revealed so that all things could be settled? Think about it. God was now seen to be love, and not an unjust tyrant. It was amply shown that forgiveness could be extended, that God's justice had not destroyed His mercy. Christ as a human had kept the Law, showing that it wasn't faulty or too severe. Could Satan and his evil hosts have been destroyed at that time with all the universe satisfied and peaceful once again? God in His all-knowing wisdom knew that not all was yet understood about the war between good and evil. He knew that even the holy angels couldn't see it all, and the human race they didn't even understand what happened in the Christ event. They had to learn things.

 

Ketika Kristus dibangkitkan, itu menimbulkan pertanyaan, ketika Kristus dibangkitkan, tidakkah pertentangan besar itu bisa diakhiri pada waktu itu? Apakah isu-isu sudah dinyatakan dengan penuh agar semua hal bisa dibereskan? Pikirkan itu. Allah sekarang tampak sebagai kasih, dan bukan Tiran yang tidak adil. Sudah ditunjukkan dengan cukup bahwa pengampunan bisa diberikan, bahwa keadilan Allah tidak mematikan rahmatNya. Kristus sebagai Manusia telah memelihara Hukum Allah, menunjukkan bahwa itu tidak cacat atau terlalu keras. Bisakah Setan dan balatentaranya yang jahat dibinasakan pada waktu itu dan seluruh alam semesta puas dan damai sekali lagi? Dalam hikmat kemahatahuanNya, Allah tahu bahwa belum semua paham tentang peperangan antara  kebaikan dan kejahatan. Dia tahu bahwa bahkan para malaikat yang kudus tidak bisa memahami semuanya, dan bangsa manusia mereka bahkan tidak mengerti apa yang terjadi dalam peristiwa Kristus. Mereka masih harus belajar.

 

 

And so Desire of Ages 761 says, “And for the sake of man, Satans existence must be continued. Man as well as angels must see the contrast between the Prince of light and the prince of darkness.” 

 

Maka Desire of Ages hal. 761 mengatakan, “…Demi manusia, eksistensi Setan harus dilanjutkan. Manusia dan juga para malaikat harus melihat kontras antara Pangeran Terang dan pangeran kegelapan.” 

 

 

Now Satan did his best to keep misrepresenting God's character to mankind. You know he has always had people thinking God is an unfair tyrant and isn't willing to forgive. In fact he created a whole church system in the Middle Ages that was built on that. All types of intermediaries because God's not going to listen to you. You need to pray to the virgin Mary, you need to pray to saints, you need to go to a confessional, all these things are built on that second deception that God is not very willing to forgive, that He's unfair.

 

Nah, Setan berbuat sebisa-bisanya untuk terus salah merepresentasikan karakter Allah kepada manusia. Kalian tahu, dia selalu membuat manusia menganggap Allah itu Tiran yang tidak adil, dan tidak mau mengampuni. Bahkan dia menciptakan suatu sistem gereja yang lengkap di Abad Pertengahan yang dibangun di atas konsep itu. Segala jenis perantara ada  karena Allah tidak akan mendengarkan manusia. Orang harus berdoa kepada Bunda Maria, orang harus berdoa kepada orang-orang suci yang sudah mati, orang harus pergi ke pengakuan dosa, semua hal ini dibangun di atas penipuan # 2 bahwa Allah itu tidak mau mengampuni dan Dia tidak adil.

 

 

However, if we go right back to after the resurrection, the book of Acts tells us that after Christ rose from the dead and He ascended to heaven, the Holy Spirit came with power. The story of Jesus spread rapidly and people's lives were changed. Satan's power was breaking down and he lost much ground during the apostolic period.

 

Namun, jika kita kembali ke masa setelah kebangkitan, kitab Kisah Para Rasul menceritakan kepada kita bahwa setelah Kristus bangkit dari kematian dan Dia naik ke Surga, Roh Kudus datang dengan kuasa. Kisah Yesus menyebar dengan cepat dan hidup manusia diubahkan. Kuasa Setan rontok dan dia kehilangan banyak teritori selama periode apostolik.

 

 

But sometime during this period he came up with his third major deception. It wasn't a completely new idea but  he refined it, he perfected it at this time and it had the potential to work better than deception # 1 and deception # 2. And this is what it was: Satan reasoned falsely that since Christ died to forgive sin, the Law no longer needed to be kept because God's mercy was now proven to be greater than His justice. And so Satan's third deception: mercy is greater than justice, that forgiveness abrogates the Law.

 

Tetapi ketika di periode ini Setan memunculkan penipuan utamanya yang ketiga. Ini bukanlah konsep yang sama sekali baru, tetapi dia meningkatkannya, dia menyempurnakannya pada masa ini, dan ini punya potensi untuk bekerja lebih ampuh daripada penipuan # 1 dan penipuan # 2. Dan inilah penipuan itu: Setan memberikan alasan palsu bahwa karena Kristus sudah mati untuk mengampuni dosa, pemeliharaan Hukum tidak dibutuhkan lagi karena rahmat Allah sekarang terbukti lebih besar daripada keadilanNya. Maka penipuan Setan yang ketiga ialah rahmat lebih besar daripada keadilan, bahwa pengampunan membatalkan Hukum.

 

 

Now this deception is directly stated in the Desire of Ages page 762. It says this, “Satan declared that mercy destroyed justice, that the death of Christ abrogated the Fathers Law…”  this of course is not true, because if the Law didn't need to be kept, Christ didn't need to die to pay the penalty for the transgression of the Law. You know, God could have just forgiven man as an act of mercy without the shedding of blood  if this is true, without any regard for justice.  

 

Nah, penipuan ini langsung dinyatakan di Desire of Ages hal. 762, dikatakan demikian, “…Setan mendeklarasikan bahwa rahmat menghancurkan keadilan, bahwa kematian Kristus membatalkan Hukum Bapa…”  Tentu saja ini tidak benar, karena andaikan Hukum tidak perlu dipatuhi, Kristus tidak perlu mati untuk membayar hukuman pelanggaran Hukum itu. Kalian tahu, Allah bisa saja mengampuni manusia sebagai tindakan rahmat tanpa menumpahkan darah andai itu benar, tanpa mempertimbangkan keadilan.   

 

 

Besides, another issue is, you know, Christ as a human perfectly kept the Law. Well, why was that necessary? You see, God obviously upheld the Law in both the life and death of Jesus and showed perfect mercy at the same time. But confusion abounds today and holds up the finish of the great controversy.

 

Apalagi, isu yang lain, kalian tahu, Kristus sebagai Manusia, memelihara Hukum dengan sempurna. Nah, mengapa itu perlu? Kalian lihat, Allah jelas menegakkan Hukum baik dalam hidup dan kematian Yesus, dan menunjukkan rahmat yang sempurna pada waktu yang bersamaan. Tetapi kebingungan hari ini melimpah dan memperlambat penyelesaian pertentangan besar.

  

 

Desire of Ages page 763 has this amazing quote, says, “It was because the Law was changeless,  because man could be saved only through obedience  to its precepts,  that Jesus was lifted up on the cross. Yet the very means by which Christ established the Law, Satan represented as destroying it.  Here will come the last conflict of the great controversy between Christ and Satan. It is the last deception that he will bring upon the world.

 

Desire of Ages hal. 763 ada kutipan yang luar biasa ini, dikatakan,   “…Karena Hukum itu tidak bisa diubah, karena manusia bisa diselamatkan hanya melalui kepatuhan kepada ketentuan-ketentuannya, maka Yesus ditinggikan di atas salib. Namun begitu, sarana yang sama dengan mana Kristus menegakkan Hukum, direpresentasikan Setan sebagai menghancurkannya. Di sini akan datang konflik yang terakhir dari pertentangan besar antara Kristus dan Setan. Inilah penipuan yang terakhir yang akan dibawa Setan ke dunia.”

 

 

Well, how will that be the last deception? How does it play out today? What is God's answer to this third deception? You know, if you know the answer to the third deception, you also know the reason that God raised up the Seventh-Day Adventist Church. What demonstrates that God's forgiveness has not abrogated His Law, that God's mercy has not destroyed His justice? Obviously a people that He has enabled to keep the Law proves that it is not abrogated, and that God's mercy has not destroyed His justice. It will prove that there is no reason to think God's Law is faulty, unfair, or deficient in any way. God is love, and His Law is perfect love, both merciful and just.

 

Nah, bagaimana itu akan menjadi penipuan yang terakhir? Bagaimana cara kerjanya sekarang? Apa jawaban Allah kepada penipuan yang ketiga ini? Kalian tahu, jika kita tahu jawabannya kepada penipuan ketiga ini, kita juga tahu alasan Allah membangkitkan gereja MAHK. Apa yang mendemonstrasikan bahwa pengampunan Allah tidak membatalkan HukumNya, bahwa rahmat Allah tidak menghancurkan keadilanNya? Jelas adanya umat yang dimampukan Allah untuk mematuhi Hukum membuktikan bahwa Hukum itu tidak dibatalkan, dan rahmat Allah tidak menghancurkan keadilanNya. Itu membuktikan bahwa tidak ada alasan untuk menganggap Hukum Allah itu cacat, tidak adil, atau ada yang kurang. Allah itu kasih, dan HukumNya itu kasih yang sempurna, baik rahmani dan adil.

 

 

So the question is, well who will be these people that God will empower to be completely faithful in keeping all of God's commandments? Well wait, wait, but isn't it impossible to keep God's Law? A lot of people think so. I have a quote from Signs of the Times, June 20, 1895 listen to this, it says, “It was impossible for the sinner to keep the Law of God which was holy, just, and good. But this impossibility was removed by the impartation of the righteousness of Christ to the repenting  believing soul…” Amen? “…Therefore, he…” that is Satan, “…has originated the falsehood that the sacrifice of Christ on Calvary's cross was for the purpose of freeing men from the obligation of keeping the commandments of God. Having suffered the full penalty for a guilty world Jesus became the mediator between God and man to restore the repenting soul to favor with God by giving him grace to keep the Law of the Most High.”  Couldn't be much clearer than that, could it?

 

Maka pertanyaannya ialah, nah, siapakah orang-orang itu yang akan dimampukan Allah menjadi sepenuhnya setia dalam memelihara Perintah-perintah Allah? Nah, tunggu, tunggu, tapi bukankah tidak mungkin mematuhi Hukum Allah? Banyak orang berpikir demikian.

Saya punya kutipan dari Signs of the Times, 20 Juni, 1895, dengarkan ini, dikatakan, “…Mustahil bagi pendosa untuk memelihara Hukum Allah yang kudus, adil, dan baik. Tetapi kemustahilan ini disingkirkan dengan diberikannya kebenaran Kristus kepada orang percaya yang bertobat…” Amin? “…Oleh karena itu, dia…” yaitu Setan, “…telah menciptakan kebohongan bahwa kurban Kristus di salib di Kalvari adalah demi tujuan membebaskan manusia dari kewajiban memelihara Perintah-perintah Allah. Setelah menderita hukuman penuh bagi dunia yang berdosa, Yesus menjadi perantara antara Allah dan manusia untuk memulihkan orang yang bertobat kepada perkenan Allah dengan memberikan kepadanya rahmat untuk memelihara Hukum Yang Mahatinggi. …”  Tidak mungkin lebih jelas daripada ini, bukan?  

 

 

So the question is, how will the third deception play out in the last generation of this earth's history? And how will God reveal His answer to this?

Well, it's all there in Revelation. It will play out according to Revelation 13 and 17 with the image of the Beast and the mark of the Beast. And God's answer will be shown in His end times  saints, Revelation 14:12 “that keep the commandments of God and the faith of Jesus.”

 

Maka pertanyaannya ialah, bagaimana penipuan ketiga ini akan terwujud pada generasi terakhir sejarah bumi ini? Dan bagaimana Allah akan menyatakan jawabanNya kepada ini?

Nah, semuanya ada di kitab Wahyu. Ini akan terjadi sesuai Wahyu 13 dan 17 dengan patung Binatang dan tanda Binatang. Dan jawaban Allah akan ditunjukkan melalui orang-orang saleh akhir zamanNya, Wahyu 14:12, yang memelihara Perintah-perintah Allah dan iman Yesus.”

 

 

Desire of Ages page 763 this is really good, “The warfare against Gods Law, which was begun in heaven, will be continued until the end of time. Every man will be tested. Obedience  or disobedience  is the question  to be decided by the whole world. All will be called to choose between the Law of God and the Laws of men. Here the dividing line will be drawn. There will be but two classes. Every character will be fully developed; and all will show whether they have chosen the side of loyalty or that of rebellion. Then the end will come. God will vindicate His Law and deliver His people.”

 

Desire of Ages hal. 763, ini sungguh bagus. “…Peperangan terhadap Hukum Allah yang dimulai di Surga akan dilanjutkan hingga akhir zaman. Setiap orang akan diuji. Patuh atau tidak patuh adalah pertanyaan yang harus diputuskan oleh seluruh dunia. Semua orang akan dipanggil untuk memilih antara Hukum Allah dan hukum manusia. Di sini garis pemisahnya akan ditarik. Hanya akan ada dua kelompok. Setiap karakter waktu itu akan sudah mengembang penuh; dan semua akan menunjukkan apakah mereka telah memilih di pihak yang setia atau di pihak yang memberontak. Kesudahan akan datang. Allah akan memulihkan reputasi HukumNya dan menyelamatkan umatNya.”

 

 

You know, every character fully developed. Think about that for a minute. What is a character fully developed for good like? Who is it like? A character fully developed for good  would be like Jesus.

What is a character fully developed for evil? Who would that be like to? Be like Satan.

You see, at the end, nobody's going to be in the middle anymore. God in His sovereignty has ordained these final events to force decisions. He doesn't force  what your decision is, but you will have to make a decision, and you will have to go all the way with it. And it will form your character, fully developed for good, or for evil.

 

Kalian tahu, setiap karakter sudah mengembang penuh. Pikirkan itu sejenak. Karakter yang sudah mengembang penuh untuk kebaikan itu seperti apa? Seperti siapa? Karakter yang sudah mengembang penuh untuk kebaikan akan seperti Yesus.

Bagaimana karakter yang sudah mengembang penuh untuk kejahatan? Itu akan seperti siapa? Seperti Setan.

Kalian lihat, di bagian akhir, tidak ada orang yang akan berada di tengah-tengah lagi. Allah sebagai Raja telah menetapkan peristiwa-peristiwa terakhir untuk memaksa manusia membuat keputusan. Allah tidak memaksa keputusan apa yang harus kita buat, tetapi kita akan harus membuat suatu keputusan, dan kita harus melakukannya dengan  sepenuh hati. Dan itu akan membentuk karakter kita, menjadi mengembang penuh untuk kebaikan atau untuk kejahatan.

 

 

Now, very important part of my message today is what are other expressions that mean the same thing as the third deception? What are other ways that we have heard that God's mercy destroys His justice, that forgiveness abrogates the Law?

ü   All right, you know apostate Protestant saying “the Law was done away with the cross”,

certainly is the same thing as the third deception.

ü   How about “once saved always saved”?

You know that it's the third deception because if it’s once saved, oh he’s saved, it doesn't matter if you break the Law you're still saved. So it's still the same deception.

ü   How about “it's impossible to keep the Law”? It's the same deception.

ü   How about “everything was finished at the cross”?

ü   How about “obedience to the Law is just legalism”?

ü   How about “man can't stop sinning”?

Or “we'll just keep sinning until Jesus comes”?

ü   How about this one, we can continue to sin, that is breaking the Law, and still be saved, because “we're under the umbrella of justification”?

ü   Or “keeping the Law including the Sabbath can't be a salvational issue”.

 

Nah, bagian yang sangat penting dari pesan saya hari ini ialah ungkapan lain apa yang artinya sama seperti penipuan ketiga? Apakah ada cara lain yang pernah kita dengar bahwa rahmat Allah menghancurkan keadilanNya, bahwa pengampunan membatalkan Hukum?

ü   Baiklah, kalian tahu Protestan murtad mengatakan “Hukum sudah dihapuskan di salib”,

jelas itu adalah hal yang sama dengan penipuan ketiga.

ü   Bagaimana dengan “sekali selamat selamanya selamat”?

Kita tahu itu adalah penipuan ketiga, karena andai sekali selamat, oh, dia sudah selamat tidak jadi soal jika dia melanggar Hukum, dia tetap selamat. Jadi ini masih penipuan yang sama.

ü   Bagaimana dengan konsep “mustahil bisa mematuhi Hukum”? Itu penipuan yang sama.

ü   Bagaimana dengan “segalanya sudah diselesaikan di salib”?

ü   Bagaimana dengan “kepatuhan kepada Hukum hanyalah legalisme”?

ü   Bagaimana dengan konsep “manusia tidak bisa berhenti berbuat dosa”?

Atau “kita akan terus berbuat dosa hingga kedatangan Yesus”?

ü   Bagaimana dengan ini: kita bisa terus berbuat dosa, yaitu melanggar Hukum, dan masih tetap selamat, karena kita “di bawah payung pembenaran”?

ü   Atau “mematuhi Hukum, termasuk perintah Sabat itu bukan isu keselamatan”?

 

 

Now a lot of people, even scholarly knowledgeable people, are mostly fighting against the second deception, and they're not seeing the third deception. The third deception is Satan's masterpiece for the last days. The mark of the Beast is an attack on God's Law, the Sabbath in particular. All these various expressions I just shared of the third deception are the Devil's preparation to help one rationalize so that it doesn't make sense to die over the Sabbath issue, because it doesn't affect your salvation anyway, why would you die over something that doesn't affect your salvation? And so the Devil is trying to soften up Seventh-Day Adventism, and he's had many people help in the process that one day if they don't wake up and realize what they're doing, will be so ashamed, they'll be calling on the rocks to fall on them.

 

Nah, banyak orang, bahkan pakar-pakar yang terpelajar, kebanyakan bergumul melawan penipuan yang kedua dan mereka tidak melihat penipuan ketiga. Penipuan ketiga adalah karya terbesar Setan untuk akhir zaman. Tanda Binatang adalah serangan pada Hukum Allah, terutama tentang Sabat. Semua ungkapan yang baru saya bagikan mengenai penipuan ketiga adalah persiapan Iblis untuk membantu manusia merasionalkan sehingga mati demi isu Sabat itu menjadi tidak logis karena itu toh tidak mempengaruhi keselamatan kita. Untuk apa kita mau mati untuk sesuatu yang tidak mempengaruhi keselamatan kita? Maka Iblis berusaha melemahkan Adventisme Hari Ketujuh, dan dia mendapatkan banyak bantuan dari orang-orang dalam proses itu, yang jika mereka tidak terbangun dari tidur mereka dan menyadari apa yang mereka lakukan,  suatu hari mereka akan merasa begitu malu mereka akan berteriak kepada batu-batu untuk menimpa mereka.

 

 

So what are some other important factors brought out by Ellen White for the last generation? When Michael stands up as Daniel 12:1, Ellen White wrote that, “Then Jesus ceases His intercession in the sanctuary above…”  and she quotes Revelation 22:11. At that time and stage  “…Every case has been decided for life or death…” The sins of the righteous have been blotted out when Jesus leaves the sanctuary.  “…The restraint which has been upon the wicked is removed…”  and Satan plunges the world into one great final trouble. And she says, at this time “…the righteous must live in the sight of a holy God without an intercessor.”  That's Great Controversy 613-614

 

Jadi apakah faktor penting lainnya yang dikemukakan Ellen White bagi generasi yang terakhir? Ketika Mikhael berdiri sepeti kata Daniel 12:1, Ellen White menulis bahwa,   “…Lalu Yesus menghentikan perantaraanNya di Bait Suci yang di atas…”  dan dia mengutip Wahyu 22:11. Pada waktu dan tahap itu,  “…Setiap kasus telah diputuskan untuk hidup atau mati… ”  Dosa-dosa orang benar telah dihapuskan ketika Yesus keluar dari Bilik Mahakudus    “…Kendali yang dikenakan pada orang-orang jahat pun dilepaskan…” dan Setan menceburkan dunia ke dalam satu kesukaran besar yang terakhir. Dan Ellen White berkata, pada saat ini “…orang-orang benar harus hidup di hadapan Allah yang kudus tanpa perantara. …”  Itu Great Controversy hal. 613-614.   

 

 

Then she describes a death decree against God's true followers that will cause great anguish and heart searching, she calls that Jacob's Time of Trouble,  yet they will continue to trust God. It's Great Controversy 619.

 

Lalu Ellen White menggambarkan adanya surat perintah bunuh terhadap pengikut-pengikut sejati Allah yang akan menimbulkan penderitaan hebat dan perenungan serius, Ellen White menyebut itu Masa Kepicikan Yakub, namun mereka akan tetap mempercayai Allah. Itu Great Controversy hal. 619.

 

 

So we should search our hearts now and make everything right with God, always, so that we are ready. She wrote,  “Those who delay a preparation for the day of God cannot obtain it in the time of trouble…”  the time of trouble context here she's talking about after the close of probation, she says, “… or at any subsequent time…”  it says “…The case of all such is hopeless.”

 

Maka kita harus menyelidiki hati kita sekarang dan berdamai dengan Allah, selalu, supaya kita siap. Ellen White menulis,  “…Mereka yang menunda bikin persiapan untuk Hari Allah, tidak bisa mendapatkannya pada waktu masa kesukaran besar…”  “masa kesukaran besar” konteksnya di sini Ellen White bicara tentang setelah tutupnya pintu kasihan. Ellen White berkata,  “…atau pada masa mana pun setelah itu…”  Dikatakan,  “…Kasus mereka semua yang seperti itu sudah tidak ada harapan.” (Great Controversy hal. 620) 

 

 

Also to be able to stand in this final time of trouble, God's people must be in the condition that Christ was when He said, “the prince of this world cometh and hath nothing in Me” (John 14:30). It is in this life that we are to separate sin from us, through faith in the atoning blood of Christ.” she quotes that and or writes that in Great Controversy 623.

 

Juga supaya bisa berdiri di masa kesukaran besar terakhir ini, umat Allah harus berada dalam kondisi sama dengan Kristus ketika Dia berkata, “penguasa dunia ini datang dan ia tidak punya  pegangan apa pun atas diri-Ku.” (Yohanes 14:30).  “…Dalam kehidupan inilah kita harus memisahkan dosa dari kita, melalui iman dalam darah Kristus yang mendamaikan…”  Ellen White mengutip itu atau menulisnya di Great Controversy hal. 623.

 

 

Ellen White also describes the 144’000 as those who have stood without an intercessor in the final conflict of Jacob's Time of Trouble, and the outpouring of the plagues, and have been delivered, and now stand without fault before the throne of God. Revelation 14:5. And she describes that in Great Controversy 649.

 

Ellen White juga menggambarkan ke-144ribu sebagai mereka yang telah berdiri tanpa perantara di konflik terakhir Masa Kepicikan Yakub dan dicurahkannya malapetaka-malapetaka, dan telah diselamatkan, dan sekarang berdiri tanpa cela di hadapan takhta

Allah. Wahyu 14:5.  Dan Ellen White menggambarkan itu di Great Controversy hal. 649.

 

Now there are some Bible verses, you know, I just want to come back to a little bit of a biblical foundation for this last generation before we conclude. Revelation 14:3-5 says the 144’000 are without fault, when? At the end of the world. And in the midst of the mark of the Beast crisis the saints give the third angel’s warning ~ we see that in Revelation 13:12-17 is the mark of the Beast, and then the warning is Revelation 14:9-11 ~ and the saints keep the commandments of God and the faith of Jesus, they're commandment keepers.

And then we have 1 Thessalonians 5:23 says,23 And the very God of peace sanctify you wholly; and I pray God your whole spirit and soul and body be preserved blameless unto the coming of our Lord Jesus Christ.” These are concepts in the Bible, folks, and then in fact verse 24,  24 Faithful is He that calleth you, who also will do it.” So we have no power to preserve ourselves blameless for the coming of Jesus, but our faithful God has the power to do it in us.”

 

Nah ada beberapa ayat Alkitab, saya hanya mau kembal ke sedikit fondasi alkitabiah untuk generasi terakhir ini sebelum kita akhiri. Wahyu 14:3-5 mengatakan ke-144ribu itu tanpa cacat, kapan? Pada akhir zaman. Dan di tengah-tengah krisis tanda Binatang, orang-orang saleh menyampaikan peringatan pekabaran malaikat ketiga ~ kita melihat ini di Wahyu 13:12-17, itu tanda Binatang, kemudian peringatannya di Wahyu 14:9-11 ~ dan orang-orang saleh yang memelihara Perintah-perintah Allah dan iman Yesus, mereka adalah yang mematuhi Perintah-perintah.

Kemudian 1 Tesalonika 5:23 mengatakan, 23 Dan Allah damai Sendiri-lah yang menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga seluruh roh, jiwa dan tubuhmu dipertahankan Allah tidak bercacat hingga kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita…”  Ini adalah konsep-konsep di Alkitab, Saudara-saudara. Kemudian ayat 24, “…24 Ia yang memanggil kamu itu setia, yang  juga akan melakukannya…”  Jadi kita tidak punya kuasa untuk mempertahankan diri kita tidak bercacat untuk kedatangan Yesus, tetapi Allah kita yang setia punya kuasa melakukannya dalam kita.

 

 

And then we have 1 Thessalonians 3:13 it says, 13 To the end He may stablish your hearts unblameable in holiness before God, even our Father, at the coming of our Lord Jesus Christ with all His saints.”

 

Kemudian ada 1 Tesalonika 3:13 dikatakan, 13 Tujuannya agar Dia boleh menguatkan hatimu tak bercacat dalam kekudusan di hadapan Allah, yaitu Bapa kita, pada waktu kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.”

 

 

You know I didn't know if I would have time and I don't think I really do, but I wanted to go through Romans 8:18-22, very, very important passage, but there it says, that 22 …the whole creation groans” “19 …waiting for the revealing of the sons of God”, so you need to go in to that passage and say, what do you mean “waiting for the revealing of the sons of God”? It's a powerful passage, but let's move on because I want a conclusion, say that revealing His own fairness you know, revealing God's own justice and mercy, and every aspect of the great controversy, including how He handles judgment is how God settles Satan accusations, ensuring that sin will never rise again.

 

Kalian tahu, saya tidak tahu apakah ada cukup waktu dan menurut saya sungguh saya rasa tidak, tetapi saya ingin ke Roma 8:18-22, bacaan yang amat sangat penting. Tetapi di sana dikatakan, 22 seluruh ciptaan mengerang” … 19 ….menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan”, jadi kita perlu menyimak bacaan ini dan berkata, apa maksudmu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan”? Ini adalah bacaan yang berbobot, tetapi baiklah kita lanjut karena saya mau sebuah konklusi yang mengatakan bahwa dengan mengungkapkan keadilanNya sendiri, mengungkapkan keadilan dan rahmat Allah sendiri dan setiap aspek pertentangan besar, termasuk bagaimana Dia menangani keadian adalah cara Allah membereskan tuduhan-tuduhan Setan, memastikan bahwa dosa tidak akan muncul lagi.

 

 

I want you to notice very carefully the words of the redeemed when they sing the song of Moses and the song of the Lamb, as they praise God on the sea of glass, so it mentions  that this is a song of Moses and song of the Lamb, and it says and here's the song, 3 Great and marvellous are Thy works, Lord God Almighty; just and true are Thy ways, Thou King of saints. 4 Who shall not fear Thee, O Lord, and glorify Thy name? for Thou only art holy: for all nations shall come and worship before Thee; for Thy judgments are made manifest.” You see, God vindicates Himself through His righteous judgments. The whole great controversy has been an ongoing process of vindicating the character of God.

 

Saya mau kalian menyimak dengan sangat hati-hati perkataan orang-orang tebusan ketika mereka menyanyikan nyanyian Musa dan Sang Domba ketika mereka memuji Allah di atas laut kaca. Jadi dikatakan bahwa ini adalah nyanyian Musa dan nyanyian Sang Domba, dan dikatakan inilah nyanyian itu, 3     … ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, Tuhan, Allah yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, Engkau Raja semua orang saleh! 4 Siapakah yang tidak akan takut pada-Mu, ya Tuhan, dan memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah di hadapanMu sebab penghakimanMu telah dinyatakan…” (Wahyu 15:3-4). Kalian lihat, Allah membersihkan namaNya Sendiri melalui penghakimanNya yang adil. Seluruh petentangan adalah suatu proses yang berlangsung untuk membersihkan reputasi karakter Allah.

 

 

But let's go to Isaiah 5:16. this is a really important verse, it says, 16 But the LORD of hosts shall be exalted in judgment, and God that is holy shall be sanctified in righteousness.” You see, in the great controversy God is allowing all His dealings with mankind including His judgments to be revealed to all. His love is revealed powerfully especially at Calvary, proving that He's not an unfair, unjust tyrant. Also proving that it's His glory to forgive our sins. In the final events of Revelation 13 to 18 God is allowing Satan his chance to fully demonstrate his governing principles. He's never done that before. But in contrast to Satan's rule, God's principles will be manifest. And how He holds up that last generation, enabling them by the power of the Holy Spirit to be faithful to His commandments. In the face of the greatest adversity, they will live fully by His great principles of truth. This will prove that the Law is not abrogated, and vindicate the character of God. It's the final vindication of the character of God. This is God's plan not man's plan.

 

Tetapi marilah kita ke Yesaya 5:16, ini adalah ayat yang sangat penting, dikatakan, 16 Tetapi TUHAN semesta alam akan ditinggikan dalam keadilan, dan Allah yang kudus akan dikuduskan dalam kebenaran…”  Kalian lihat, dalam pertentangan besar, Allah mengizinkan semua urusanNya dengan manusia termasuk penghakimanNya itu harus diungkapkan kepada semua. KasihNya diungkapkan dengan hebat, terutama saat di Kalvari, membuktikan bahwa Dia bukanlah Tiran yang tidak adil dan tidak benar. Juga membuktikan bahwa demi kemuliaanNyalah dosa kita diampuni. Dalam peristiwa-peristiwa terakhir Wahyu 13-18 Allah memberikan kesempatan kepada Setan untuk mendemonstrasikan sepenuhnya prinsip-prinsipnya memimpin. Dia belum pernah berbuat begitu sebelumnya. Tetapi sebagai kontras kepemimpinan Setan, prinsip-prinsip Allah akan dinyatakan. Dan bagaimana Dia mengangkat generasi yang terakhir itu, memampukan mereka melalui kuasa Roh Kudus untuk menjadi setia kepada Perintah-perintahNya. Berhadapan dengan kesukaran yang paling hebat, mereka akan hidup sepenuhnya dengan prinsip-prinsip kebenaranNya yang besar. Ini akan membuktikan bahwa Hukum itu tidak dibatalkan, dan membersihkan reputasi karakter Allah. Itulah pembersihan terakhir reputasi karakter Allah. Inilah rencana Allah, bukan rencana manusia.

 

 

Now Nahum 1:9 says something really important here. Nahum 1:9 says, 9 What do ye imagine against the LORD? He will make an utter end: affliction shall not rise up the second time.”

You know only an infinite all-knowing all-powerful God could make such a promise. He allowed the great controversy even though it has caused suffering and evil, because love can only exist where there is freedom of choice. To end the sin problem without clarifying issues would have ended freedom of choice for many if not all. In this verse Nahum 1:9 God is saying that the whole great controversy settles all the questions and accusations that have been made against the character God so thoroughly, that God guarantees that even with freedom of choice nobody in the universe will ever choose sin again, everyone will say, “Never again!”. And Philippians 2:10-11 says, that the day is coming  10 That at the name of Jesus every knee should bow, of things in heaven, and things in earth, and things under the earth; 11 And that every tongue should confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.”

 

Nah, Nahum 1:9 mengatakan sesuatu yang benar-benar penting di sini. Nahum 1:9 mengatakan, 9Apa yang kamu rencanakan untuk melawan TUHAN? Ia akan menghabisinya sampai tuntas. Penderitaan tidak akan timbul untuk kedua kalinya…”  Kalian tahu, hanya Allah yang tidak terbatas, yang mahatahu dan mahakuasa bisa membuat janji seperti ini. Dia mengizinkan pertentangan besar walaupun itu menimbulkan penderitaan dan kejahatan, karena kasih hanya bisa eksis di mana ada kebebasan memilih. Untuk mengakhiri masalah dosa tanpa menjelaskan isu-isunya akan mengahiri kebebasan memilih bagi banyak orang kalau tidak semuanya. Di Nahum 1:9 ini Allah mengatakan bahwa seluruh pertentangan besar itu menyelesaikan semua pertanyaan dan tuduhan yang telah dilancarkan terhadap karakter Allah sebegitu menyeluruhnya, sehingga Allah menjamin bahwa walaupun ada kebebasan memilih, di alam semesta tidak ada yang akan pernah memilih untuk berbuat dosa lagi, semua akan berkata, “Selamanya tidak akan pernah lagi!”

Dan Filipi 2:10-11 mengatakan bahwa harinya akan datang   “…10 supaya pada nama Yesus setiap lutut akan dilipat dari segala yang ada di langit, dan yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi,  11 dan setiap lidah akan mengakui ‘Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!’

 

 

You know Ellen White shared that it isn't just those who remain loyal to God that honor Him by confessing He's Lord, that bow the knee, but that all the wicked, even Satan are included in this acknowledgement of God's fairness and goodness, because remember, it said that “at the name of Jesus every knee should bow”, none will be left out. But it'll be an acknowledgment of God's fairness and goodness that He is God, and that He alone receives and is worthy of homage. Now this happens after the New Jerusalem comes down on the earth, after the thousand years in Revelation 20. You know, the wicked do not repent at that time when they acknowledge God though, we want to be clear on that, you know, because they were about to attack the New Jerusalem, and try to take it from the righteous saints, but they're stopped by God's panoramic view in the sky, and in this panoramic view God shows them the key scenes of the great controversy, and He also shows each one of them a replay of his or her life. They will see all the ways that God has intervened in their lives, and how they have resisted and refused  Him, His love, His fairness, His mercy, and His justice, are all so overwhelming, that each one falls on their knees in an amazing moment of truth, admits He's who He is, He's righteous, that He alone is God. Then God withdraws the panoramic view in time, the effect wears off, and then these people show their heart is not changed, because they proceed to attack the New Jerusalem anyway. At that point, the Devil and all the wicked can be destroyed, and all the beings of God's universe will understand that God is fair, and just, and merciful. And they will never choose sin again, according to Nahum 1:9. The Lord is truly “exalted in judgment and … sanctified in righteousness” as Isaiah 5:16 said. So why isn't the great controversy finished? What is God waiting for?

 

Kalian tahu, Ellen White membagikan info bahwa bukan hanya mereka yang tetap setia kepada Allah dan menghormati Dia dengan mengakui bahwa Dialah Tuhan, yang melipat lutut mereka; tetapi semua orang jahat bahkan Setan termasuk dalam mereka yang mengakui keadilan dan kebaikan Allah, karena ingat, dikatakan bahwa  “pada nama Yesus setiap lutut akan dilipat”  tidak ada yang tertinggal. Tetapi itu akan menjadi pengakuan keadilan dan kebaikan Allah, bahwa Dialah Allah dan bahwa Dia saja yang menerima dan layak disembah. Nah, ini terjadi setelah turunnya Yerusalem Baru ke bumi setelah masa 1000 tahun di Wahyu 20. Kalian tahu, namun orang-orang jahat tidak betobat pada saat mereka mengakui Allah, ini harus jelas kalian ketahui karena mereka bersiap-siap menyerang Yerusalem Baru dan mau merebutnya dari orang-orang saleh yang benar, tetapi mereka dihentikan oleh pandangan panoramik Tuhan di angkasa, dan dalam pandangan panoramik ini Allah menunjukkan kepada mereka adegan-adegan kunci dari pertentangan besar, dan Allah juga menunjukkan tayangan ulang dari kehidupan masing-masing kepada setiap orang dari mereka. Mereka akan melihat segala cara yang dipakai Allah untuk menintervensi hidup mereka, dan bagaimana mereka telah bertahan dan menolakNya, kasihNya, keadilanNya, rahmatNya, dan kebenaranNya, semuanya begitu mempesona, sehingga setiap orang jatuh bertekuk lutut pada saat momen kebenaran yang mengagumkan, mengakui bahwa Dia adalah Dia, Dia benar, bahwa Dia saja yang Allah. Lalu Allah menarik kembali pandangan panoramik dalam waktu, pengaruhnya hilang, kemudian orang-orang ini menunjukkan bahwa hati mereka tidak berubah, karena mereka toh melanjutkan mau menyerang Yerusalem Baru. Pada saat itu barulah Iblis dan semua orang jahat bisa dibinasakan, dan semua ciptaan Allah di alam semesta akan paham bahwa Allah itu adil, dan benar, dan penuh rahmat. Dan mereka tidak akan pernah memilih dosa lagi menurut Nahum 1:9. Tuhan benar-benar ditinggikan dalam keadilan, dan … dikuduskan dalam kebenaran…” seperti kata Yesaya 5:16. Jadi mengapa pertentangan besar belum selesai? Apa yang ditunggu Allah?

 

 

And so I’m going to close with Christ's Object Lessons page 69 it says,  “Christ is waiting with longing desire for the manifestation  of Himself in His church.  When the character of Christ shall be perfectly reproduced in His people, then He will come to claim them as His own.”

Won't you let Christ work out His will in your life, so you can be one of those people? And so Jesus doesn't have to wait anymore and He can come and this whole problem with sin can be ended forever, and we can get back to what God's creation is supposed to be: perfect harmony, one pulse of harmony beating through the universe. Do you want that day? I do. 

 

Maka saya akan mengakhiri dengan Christ’s Object Lessons hal. 69, itu mengatakan,  “…Kristus sedang menunggu dengan kerinduan besar untuk terwujudnya DiriNya Sendiri di dalam gerejaNya. Ketika karakter Kristus direproduksi dengan sempurna pada umatNya, maka Dia akan datang untuk mengklaim mereka sebagai milikNya Sendiri. …”  Tidak maukah kita mengizinkan Kristus mengerjakan kehendakNya dalam kehidupan kita supaya kita bisa menjadi salah satu dari orang-orag ini? Kalau begitu Yesus tidak usah menunggu lebih lama lagi, Dia bisa datang dan seluruh problem dengan dosa ini bisa selamanya diakhiri, dan kita bisa kembali kepada bagaimana seharusnya ciptaan Allah itu: harmonis sempurna, satu irama keharmonisan yang berdetak di seluruh alam semesta. Apakah kalian merindukan hari itu? Saya merindukannya.

 

 

 

25 01 24