Wednesday, May 30, 2018

EPISODE 15/25 ~ MARK OF THE BEAST VS SEAL OF GOD PART 2 ~ THE THREE ANGELS' MESSAGES


_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 15/25 - Stephen Bohr
MARK OF THE BEAST VS SEAL OF GOD PART 2


Dibuka dengan doa

A question that many times comes up is that whether anybody in the world has the mark of the Beast yet? The fact is that  no one NOW has the mark of the Beast. The mark of the Beast is something that is given at the very end of human history.  However, having said that, when messages are presented such as these, showing clearly from the Bible that the Sabbath is God’s day of rest and that Sunday is a day that entered through the back door ~ so to speak ~ through paganism into the Christian church, and an individual fails to make a decision,  each time you say “No” to the Lord  it becomes more difficult  to say “Yes” to Him the next time. And so, what you're doing is,  you are preparing yourself,  if time  lingers,  eventually, to receive the mark of the Beast by rejecting the seal of God.  
So, no one yet, has received the mark of the Beast.  The mark of the Beast will be received   when  an individual  knowingly keeps Sunday as the day of rest  even though he/she  knows that it's a day that God has not  condoned, that God has not blessed, and they still insist on keeping it so that they can buy and sell, so that they won't be subject to the death decree, then they will receive the mark of the Beast. 
The decisions that we are making now, will determine what our  decision will be then. It's important to hear the voice of  God now. 

Suatu pertanyaan yang sering muncul ialah apakah di dunia sekarang ini sudah ada orang yang memiliki tanda Binatang? Faktanya ialah,  SEKARANG INI tidak ada yang punya tanda Binatang. Tanda Binatang adalah sesuatu yang diberikan menjelang bagian paling akhir dari sejarah manusia.  Namun demikian, pada waktu pesan-pesan seperti ini disampaikan, yang jelas-jelas menunjukkan bahwa di Alkitab dinyatakan Sabat adalah hari perhentian Allah,  dan bahwa hari Minggu adalah hari yang menyusup masuk ke dalam gereja Kristen ~ katakanlah begitu ~ lewat pintu belakang melalui paganisme (penyembahan berhala),  maka orang yang gagal membuat keputusan,  setiap kali kita berkata “Tidak” kepada Allah,  akan menjadi semakin sulit baginya untuk berikutnya berkata “Ya” kepada Alla. Jadi, apa yang kita lakukan ialah,   kita sedang mempersiapkan diri sendiri  seiring berlalunya waktu, untuk pada akhirnya   menerima tanda Binatang dengan menolak meterai Allah.
Jadi saat ini belum ada yang orang yang telah menerima tanda Binatang.  Tanda Binatang itu nanti akan diterima bila seseorang secara sadar memilih memelihara hari Minggu sebagai hari perhentian walaupun dia tahu bahwa itu bukanlah hari yang disetujui Allah, bukan hari yang telah diberkati Allah, namun dia masih tetap bersikukuh memeliharanya supaya dia masih bisa berjual-beli, supaya dia tidak akan terkena perintah untuk dibunuh; maka pada saat itulah dia akan menerima tanda Binatang itu.
Keputusan yang kita buat sekarang ini, akan menentukan apa keputusan kita pada saat itu. Jadi, mendengarkan suara Allah sekarang itu penting.

For our study today, I would like to do a little review of a very impressive prophecy that we find in Daniel chapter 7. And I'm not going to study obviously all the prophecies in this chapter, I'm just going to give you the highlights.  I want you to see the sequence of powers that we have  in this chapter. Daniel Chapter 7 presents a  sequence of world powers beginning with the days of the prophet, Daniel. And I'm just going to give you  the symbols and what they mean.
In Daniel 7, we have a lion,  that lion represents the kingdom of Babylon.
Then we have a bear,  the bear represents the kingdom that succeeded Babylon, it represents the Meads and the Persians. 
Then we have a leopard beast. The leopard beast represents the kingdom of Greece.
Then we have a dragon beast. It's not called a dragon in Daniel 7, but it certainly acts like a dragon,  it tramples, and has iron teeth, and destroys everything it finds in its way.  Of course, that fourth beast represents the Roman Empire. 
Then we are told that from the head from that fourth beast, come forth ten horns which represent the kingdoms into which the Roman Empire  was divided, as a result of the barbarian invasions. By the way this happened in the year 476. 
And then the Bible tells us, that among these ten horns,  and after these ten horns are in place, a little horn rises  and this little horn does some amazing things.  It persecutes the saints of the Most High. It speaks  blasphemous words against the Most High. It thinks it can  change times and the law of God and it rules for time, times, and the dividing of time.  Now, there can be no doubt ~ as we examine the sequence of powers ~ that this little horn represents the Roman church. Simply because we follow the sequence of powers:
·       Babylon,
·       Medo-Persia,
·       Greece,
·       the Roman Empire,
·       the divided Roman Empire
·       and then, within the divided Roman Empire,  which took place in the year 476, it was finalized in 476,  then you have the little horn that comes up and it rules for time, times, the dividing of time which is equivalent to 1260 days, but in prophecy, days are equal to years.  There is just no way around it. There is only one system in the  world that arose from ancient Rome that ruled over 1000 years, and that is the Roman Catholic papacy. 

Untuk pelajaran kita hari ini, saya ingin mengulangi nubuatan yang sangat menarik yang kita dapati di Daniel pasal 7. Dan sudah tentu saya tidak akan membahas seluruh nubuatan di pasal ini, saya hanya akan memberikan garis besarnya kepada kalian. Saya mau kalian melihat urut-urutan kekuasaan yang kita lihat di pasal ini.  Daniel pasal 7 menyajikan serentetan kekuasaan dunia, yang dimulai dari zaman nabi itu, nabi Daniel. Dan saya hanya akan memberikan simbol-simbolnya kepada kalian dan apa maknanya.
Di Daniel 7, ada seekor singa, singa itu melambangkan kerajaan Babilon.
Lalu ada seekor beruang, beruang itu melambangkan kerajaan yang setelah Babilon, melambangkan Media dan Persia.
Lalu ada seekor harimau kumbang atau macan tutul. Ini melambangkan kerajaan Greeka (Yunani).
Lalu ada seekor binatang naga. Di Daniel pasal 7 tidak disebut sebagai naga, tetapi dia jelas bergaya naga. Dia menginjak-injak, giginya gigi besi, dan menghancurkan apa pun yang menghadang jalannya. Tentu saja binatang keempat melambangkan kekaisaran Roma.
Lalu kita mendapat tahu dari kepala binatang keempat itu tumbuh sepuluh tanduk yang melambangkan kerajaan-kerajaan yang pecah dari kerajaan Roma akibat invasi barbar. Ketahuilah ini terjadi pada tahun 476.
Kemudian Alkitab memberitahu kita dari antara ke-10 tanduk itu, dan setelah ke-10 tanduk itu ada, tumbuh sebuah tanduk kecil. Dan tanduk kecil ini melakukan hal-hal yang luar biasa. Dia mempersekusi orang-orang saleh Yang Maha Kudus, dia mengucapkan kata-kata hujat melawan Yang Maha Kudus, dia berpikir dia bisa mengubah waktu dan hukum Allah, dan dia berkuasa selama satu masa, dua masa dan setengah masa. Nah, tidak diragukan lagi ~ dengan menyelidiki urut-urutan kekuasaan ~ tanduk kecil ini melambangkan gereja Roma,  semata-mata karena kita mengikuti urut-urutan kekuasaan:
·       Babilon,
·       Medo-Persia,
·       Greeka,
·       kekaisaran Roma,
·       kekaisaran Roma yang terpecah-pecah, kemudian akhirnya, dari antara kekaisaran Roma yang terpecah yang terjadi pada tahun 476, perpecahan yang terakhir terjadi pada tahun 476,
·       muncullah sebuah tanduk kecil yang memerintah selama satu masa, dua masa dan setengah masa, yang sama dengan 1260 hari ~ tetapi dalam nubuatan satu hari itu sama dengann satu tahun. Maka tidak bisa dipungkiri hanya ada satu sistem di dunia yang muncul dari Romawi purba, yang memerintah lebih dari 1000 tahun, dan itu ialah Kepausan Roma Katolik.


Now I want to dwell on one particular characteristic  of the little horn. Go with me to Daniel 7:25. It says here, speaking about the little horn: 25 He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High,…” let’s just stop here for a moment. The “pompous words” in Revelation  are identified as “blasphemies”, and the Bible indentifies “blasphemies” as when a man claims to be God or have the powers  of God, and when a mere man claims to be able to forgive sin.  Now you know that the Roman Catholic papacy claims they have the vicar of Christ on earth, one who has the authority of Jesus Christ, who is God. And it’s a system that claims to have the power  to forgive sins. Also, you've heard this ~ we have studied this ~ about the inquisition, the persecuting of those that were not in harmony  with the church, through the arm of the state. That's what this is talking about.  “He shall speak pompous words against the Most  High, shall persecute the saints of the Most High” And then here is the characteristic I want to dwell on,  “…and shall intend…”   or shall think   “…to change times and law.…”  and then it tells us it would attempt to do this for   “…a time and times and half a time…”  that is for 1260 years. 

Sekarang saya mau memusatkan pada satu karakteristik khas si tanduk kecil ini. Marilah bersama saya ke Daniel 7:25, dikatakan di sini, berbicara tentang si tanduk kecil,  25 Ia akan mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi…”  Kita berhenti sejenak di sini. “kata-kata sombong” ini di kitab Wahyu disebut sebagai “hujat” dan menurut Alkitab, “menghujat” itu ialah bila seorang manusia mengklaim sebagai Allah atau mengklaim memiliki kuasa yang dimiliki Allah, dan bila seorang manusia biasa mengklaim bisa mengampuni dosa. Nah, kalian tahu kan Kepausan Roma Katolik mengklaim mereka adalah vikar (wakil) Kristus di bumi, yang memiliki wewenang Yesus Kristus, yang adalah Allah. Dan ini adalah suatu sistem yang mengklaim memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Tentunya kalian juga sudah pernah mendengar ~ ini sudah pernah kita pelajari ~ yaitu tentang Inkuisisi, persekusi atas mereka yang tidak sepaham dengan gereja dengan menggunakan kekuasaan pemerintah. Inilah yang dibicarakan di sini,  “…“25 Ia akan mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi…”  nah, di sini ada suatu ciri khas yang ingin saya jelaskan,   “…dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan hukum…”  lalu dikatakan bahwa dia akan berusaha melakukan ini  “…selama satu masa,  masa-masa (= dua masa) dan setengah masa…”  yaitu selama 1260 tahun.


Now, in our last lecture, we studied the quotations from  several theologians.  These theologians of the Roman Catholic  church, told us, that the change of the Sabbath day to Sunday   was performed by the church. Some of them even say that the  change was made by the Pope.  It's not talking about a particular Pope, it's talking about a successions of Popes, by the papacy, in other words.  They unabashedly say so. They say that the day  was changed  by the Roman Catholic church or by the papacy. 

Nah, dalam ceramah kita yang terakhir, kita telah mempelajari kutipan-kutipan dari beberapa theolog.   Para theolog dari gereja Roma Katolik ini mengatakan  kepada kita, bahwa perubahan hari Sabat ke hari Minggu  dilakukan oleh gereja. Bahkan ada yang berkata bahwa perubahan itu dilakukan oleh Paus. Ini tidak berbicara tentang satu Paus tertentu, melainkan tentang serangkaian Paus, dengan kata lain oleh Kepausan. Mereka berkata demikian tanpa malu-malu. Mereka berkata bahwa hari itu telah  diubah oleh gereja Roma Katolik atau oleh Kepausan.


Now somebody might say, “Well, Pastor, you know those are quotations from theologians and even though theologians of the Catholic church  are important, what evidence do you have, of higher ups  in the Roman church that say the same thing as these theologians?” 
Well, perhaps the most respected person in the world until recently was Pope John Paul II.  Highly respected all over the world for his moral views. 
On May 31, 1998, Pope John Paul II, published an apostolic  letter. An apostolic letter is a letter that he writes to the religious leaders of the church giving them counsel. The name of this apostolic letter was  Dies Domini,  which means “the Lord's day”.  And what I'm going to share with you is many of the aspects that we find in this apostolic letter, Dies Domini.  Now allow me to make a note of clarification as we begin  and that is, what I'm going to share with you has nothing to do with John Paul II as a person.  We are not going to get into personalities here.  What I am going to deal with is, I am going to compare his views  in his apostolic letter with what the Bible says. What we are going to do is, we are going to discuss things theologically  and we're going to leave the personal aspect out of the question. So we are going to study his theological views in Dies Domini as compared with the Bible.  And we are going to do it in question and answer form.

Mungkin ada yang berkata, “Nah, Pastor, Anda tahu kutipan-kutipan itu dibuat para theolog, dan walaupun theolog gereja Roma Katolik itu penting, tetapi bukti apa yang Anda miliki dari autoritas yang lebih tinggi dalam gereja Roma Katolik yang mengatakan hal yang sama dengan para theolog ini?”
Barangkali, orang yang paling dihormati di dunia hingga belakangan ini ialah Paus Yohanes Paulus II, yang pandangan moralnya sangat dihormati di seluruh dunia.
Pada tanggal 31 Mei 1998 Paus Yohanes Paulus II menerbitkan sebuah surat apostolik. Surat apostolik ialah surat yang ditulisnya kepada para pemimpin rohani gereja yang berisikan nasihat. Nama surat apostolik tersebut adalah Dies Domini, yang artinya “Hari Tuhan”. Dan apa yang akan saya bagikan kalian adalah pelbagai aspek yang kita temukan dalam surat apostolik Dies Domini ini. Nah, izinkan saya membuat cacatan penjelasan pada awalnya ini, bahwa apa yang akan saya bagikan kalian tidak ada kaitannya dengan Yohanes Paulus II sebagai pribadi. Kita tidak akan masuk ke ranah pribadi di sini. Apa yang akan saya kemukakan ialah, saya akan membandingkan pandangannya dalam surat apostolik ini dengan apa kata Alkitab. Yang akan kita lakukan ialah kita akan membicarakan secara theologi dan kita tidak akan menyinggung masalah pribadi. Jadi kita akan mempelajari pandangan theologi Paus Yohanes Paulus II dalam Dies Domini, dibandingkan dengan Alkitab. Dan ini akan kita lakukan dalam bentuk tanya-jawab.


Now, here's the first question:   ACCORDING TO THE BIBLE, WHICH DAY DID GOD BLESS AND SANCTIFY  AND WHICH DAY IN THE BIBLE IS CALLED THE LORD'S DAY?
Well, I can answer biblically very clearly with scripture. There is no doubt whatsoever that, the seventh day Sabbath  is the day God blessed and sanctified. There's no doubt  biblically, that   the Sabbath is the Lord's day.
You say, “Where  in the Bible do we find this?”
Let’s read several verses: Genesis 2:2-3. It's explicit.
By the way somebody might say, you know, “The Sabbath  was made for the Jews, and the Sabbath was made to point  forward to Jesus, who was going to die on the cross  and He was going to be our rest.” 
The fact is, what I'm going to read now, actually is describing something that  existed before there was any Jew.  Before there was any sin, there was no need of any cross  so there was no need for redemption. It's part of God's original plan.
Genesis 2:2-3, And on the seventh day God ended His work which He had done, and He rested on the seventh day from all His work which He had done. Then God blessed the seventh day and sanctified it, because in it He rested from all His work which God had created and made.”
Three times it speaks of the seventh day. And we are told that God  blessed and sanctified the seventh day.  Is that explicit and  clear enough? There is no way around it. 

Nah, ini pertanyaan pertama: MENURUT ALKITAB, HARI MANA YANG DIBERKATI DAN DIKUDUSKAN ALLAH DAN HARI MANA YANG DISEBUT ALKITAB SEBAGAI HARI TUHAN?
Nah, saya bisa menjawab secara alkitabiah dengan sangat jelas lewat Kitab Suci. Tidak diragukan lagi bahwa  hari yang ketujuh itulah hari yang diberkati dan dikuduskan Allah.   Secara alkitabiah tidak ada keraguan bahwa   hari Sabat adalah Hari Tuhan.
Kalian berkata, “Di mana di Alkitab bisa kita temukan ini?”
Marilah kita membaca beberapa ayat. Kejadian 2:2-3, jelas sekali.
Nah, mungkin saja ada yang berkata, “Sabat dijadikan untuk orang Yahudi, dan Sabat dibuat untuk menunjuk kepada Yesus yang akan mati di salib dan Dia yang akan menjadi perhentian kita.”
Faktanya adalah, apa yang akan saya bacakan sekarang, sesungguhnya melukiskan sesuatu yang   sudah ada sebelum ada bangsa Yahudi, dan sebelum adanya dosa sehingga tidak dibutuhkan salib, tidak dibutuhkan penebusan. Sabat adalah bagian dari rancangan asli Allah.
Kejadian 2:2-3, 2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3          Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Tiga kali ini berbicara tentang hari ketujuh. Dan kita diberitahu bahwa Allah memberkati dan menguduskan hari yang ketujuh. Apakah ayat ini tidak cukup jelas? Tidak ada pemahaman lain.


Now, let’s go to the fourth commandment of God's law.  Do you think the Ten Commandments are still binding today?  You know, some people think that they are the ten suggestions  or the ten recommendations. The fact is that there is no Christian in the world today  would say that the Ten Commandments are no longer important, although some churches say that the Ten Commandments were nailed to the cross, and then theyl turn right around and they say, we need to have the Ten Commandments in our court rooms. Now you can't talk out both sides of your mouth. They were either nailed to the cross or they were  not nailed to the cross, period. 
Exodus 20:8,  “Remember the Sabbath day, to keep it holy. Six days you shall labor and do all your work, but the seventh day is the Sabbath  of the Lord your God…” Which is the Lord's day?  The seventh day is the Sabbath of the Lord, see? It's a possessive.  “…is the Sabbath  of the Lord your God, in it you shall do no work. You nor your son nor your daughter  nor your male servant, nor your female servant nor your cattle  nor your stranger who is within your gates.  For in six days, the Lord made the heavens and the earth, the sea and all that is in them, and rested…”   which day?   “…the seventh day, therefore the Lord blessed the Sabbath day and hallowed it…”  that means He made it holy.

Sekarang marilah kita ke Perintah Keempat dari Hukum Allah. Menurut kalian apakah Sepuluh Perintah Allah itu sampai sekarang masih mengikat? Kalian tahu, ada orang yang menganggap itu sekadar sepuluh usulan atau sepuluh rekomendasi. Faktanya ialah hari ini tidak ada orang Kristen di dunia yang mengatakan Sepuluh Perintah Allah itu tidak penting lagi, walaupun ada beberapa gereja yang mengatakan bahwa Sepuluh Perintah itu sudah dipakukan di salib, tapi kemudian mereka berbalik dan mereka bilang kita harus memasang tulisan Sepuluh Perintah itu di ruang-ruang pengadilan kita. Nah, itu kan seenaknya sendiri, maju-mundur mau kena. Harus pilih salah satu. Apakah Sepuluh Perintah itu sudah dipakukan di salib atau tidak dipakukan di salib. Titik.
Keluaran 20:8,  8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus:  9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu…”   hari yang mana yang Hari Tuhan? Hari ketujuh adalah hari Sabatnya Tuhan, lihat? Ini bentuk kepunyaan,   “…hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan Ia berhenti bekerja…”    pada hari yang mana?   “…pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.…”  artinya Tuhan menjadikannya hari yang suci. 

Question: WHICH IS THE LORD'S DAY ACCORDING TO THE FOURTH  COMMANDMENT? It's the Sabbath of the Lord, thy God 
WHICH NUMBER DAY IS IT? It is the seventh day.
WHAT DID GOD DO WITH THE SEVENTH DAY SABBATH? He blessed and He what? Sanctified it. 
Notice Mark 2:27-28. Let’s notice which Jesus said the Lord's day is.   “And He said to them, the Sabbath was made for man and not  man for the Sabbath.”   That's why the Sabbath was made after man, because it was made for the benefit of man. If God had made the Sabbath first and then man afterwards, He would have been making man for the Sabbath. And so it says,  “…the Sabbath was made for man  and not man for the Sabbath. Therefore, the son of man is also Lord of Sunday…”   that's not what the text says, it says,  “…Therefore the son of man is…”   what?    “…the son of man is also Lord of the…”   what?    “…of the Sabbath…”   
So, if  Jesus is the Lord of the Sabbath,  what is the Lord's day? I mean, a child can understand this.   The Lord's day is the Sabbath!
By the way,   the only day in the Bible that God claims as His, is the Sabbath.

Pertanyaan: MENURUT PERINTAH YANG KEEMPAT, HARI MANAKAH HARI TUHAN? Hari Sabat adalah hari Tuhan, Allahmu.
HARI YANG KE BERAPA ITU?   Hari yang ketujuh.
APA YANG DILAKUKAN ALLAH DENGAN SABAT HARI KETUJUH?  Dia memberkatinya dan  apa? Dia menguduskannya.
Simak Markus 2:27-28. Mari kita perhatikan menurut kata Yesus yang mana yang adalah Hari Tuhan.  27 Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tu[h]an atas hari Sabat.’"   Itulah sebabnya Sabat diadakan setelah ada manusia, karena Sabat diadakan untuk kebaikan manusia. Andaikan Allah mengadakan Sabat lebih dulu dan manusia setelahnya, itu berarti Allah mengadakan manusia untuk Sabat. Jadi dikatakan,  27 Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tu[h]an atas hari Minggu.’ …”   ayatnya tidak berkata demikian. Ayatnya berkata     “…28 jadi Anak Manusia adalah…”   apa?    “…Anak Manusia adalah juga Tu[h]an atas…”    apa?    “…hari Sabat.’
Jadi kalau   Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat,   yang mana Hari Tuhan? Tuh, seorang anak kecil bisa memahami ini.   Hari Tuhan ialah hari Sabat!
Ketahuilah,   satu-satunya hari di dalam Alkitab yang diklaim oleh Allah sebagai milikNya adalah hari Sabat.


Notice, Isaiah 58:13-14, “If you turn away your foot from the Sabbath, from doing your  pleasure, on My holy day…”   what does God call the Sabbath?    “… MY holy day, and call the Sabbath a delight the holy day  of   Moses...”   No, no, no! It says   “…the holy day of the Lord, honorable and shall honor Him, not doing your own ways, nor  finding your own pleasure, nor speaking your own words, then  you shall delight yourself in the Lord…”
What is the Lord's day? The Lord's day is the Sabbath. 
What number day is the Sabbath? The seventh day.
What did God  do with the seventh day? He blessed and sanctified it.

Simak Yesaya 58:13-14,  13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hari Sabat dan tidak melakukan urusanmu sendiri pada hari kudus-Ku…”   bagaimana Allah menyebut hari Sabat?  “…hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat ‘hari yang menyenangkan’,  dan hari kudus  Musa…”    tidak, tidak, tidak. Dikatakan,    “…hari kudus   TUHAN,  hari yang dihormati;  dan apabila engkau menghormati  Dia  dengan tidak menjalankan segala acaramu  sendiri atau mencari kesenanganmu sendiri,  atau mengucapkan kata-katamu sendiri,  14 maka engkau akan bersenang-senang  dalam TUHAN…”
Hari Tuhan itu apa? Hari Tuhan adalah hari Sabat.
Hari Sabat adalah hari ke berapa? Hari ketujuh.
Apa yang Tuhan buat dengan hari yang ketujuh? Tuhan memberkatinya dan menguduskannya.


Now I want you to see what John Paul II said in Dies Domini and I am going to  mention the paragraph because this document is divided into paragraphs. This is what he says, unabashedly,
 “In the first place, therefore Sunday is the day of rest, because it is the day ‘blessed’ by God and ‘made holy’ by Him, set apart from the other days, to be among all of them, ‘the Lord’s day’.”  [paragraph 14] 
Did you catch that?  Where does the Bible say that Sunday is the Lord's day? Where does it say anywhere, that God made Sunday holy and blessed Sunday? Nowhere. You can look from Genesis  to Revelation, you will find no verse, where it says that Sunday is holy. You will uniformly find that Sabbath is the Lord’s day,  Sabbath is the day the God sanctified and blessed. 
This is an outright untruth
By the way, if Jesus or the apostles had changed the Sabbath to Sunday, there would have been an uproar among the Jews.

Sekarang saya mau kalian lihat apa kata Yohanes Paulus II di  Dies Domini,  dan saya akan menyebutkan paragrafnya karena dokumen ini terbagi dalam paragraph-paragraf.
Inilah yang dikatakannya tanpa malu-malu:    “Jadi, pertama-tama hari Minggu adalah hari perhentian karena itulah hari yang ‘diberkati’ oleh Allah dan ‘dikuduskan” olehNya, dipisahkan dari hari-hari yang lain, dan menjadi  ‘Hari Tuhan’ dari antara hari-hari yang lain semuanya.” [paragraph 14]
Apakah kalian menangkapnya?
Di mana di Alkitab dikatakan bahwa hari Minggu adalah Hari Tuhan? Di mana dikatakan, di mana saja, bahwa Allah telah menjadikan hari Minggu kudus dan memberkati hari Minggu? Sama sekali tidak ada di mana pun! Kita bisa mencari mulai kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, kita tidak akan menemukan ayat yang mengatakann bahwa hari Minggu itu kudus. Tetapi kita akan berulang-ulang menemukan bahwa Sabat itulah Hari Tuhan, Sabat adalah hari yang dikuduskan Tuhan dan diberkatiNya.
Tulisan di   Dies Domini   itu terang-terangan suatu kebohongan!
Ketahuilah, seandainya Yesus atau para rasul telah mengubah hari Sabat ke hari Minggu, pasti terjadi keributan besar di antara orang-orang Yahudi.

 

 

Allow me to share with you this quotation from Sam Bacchiocchi, who has written extensively about the Sabbath. By the way,  Sam Bacchiocchi died just recently. He wrote a very good book titled  From Sabbath to Sunday, that would be good for  everyone to read because there he gives the historical evidence of how Sabbath was changed to Sunday. It wasn't biblical, it was several historical circumstances that took place.

And here in this quotation, which is in his internet publication issues for Friday, August 7, 1998,  he says this,   “If Paul, or any other apostle had attempted to promote the abandonment of the Sabbath, a millenarian  institution deeply rooted in the consciousness of the people  and the adoption instead of Sunday observance, there would  have been considerable opposition on the part of Jewish Christians, as was the case with reference to circumcision…”    Do you remember that when it was abolished? There was an uproar among the Jews and they had to call a  council in Jerusalem. He continues saying,    “…the absence of  any echo of Sabbath-Sunday controversy in the New Testament  is a most telling evidence that the introduction of Sunday observance, is a post-apostolic phenomenon…”    In other words, it came in after the days of the apostles.

 

Izinkan saya membagikan kepada kalian kutipan ini dari Sam Bacchiocchi, yang telah mengupas Sabat secara ekstensif. Ketahuilah, Sam Bacchiocchi meninggal baru-baru ini. Dia telah menulis sebuah buku yang sangat bagus, From Sabbath to Sunday, yang patut dibaca oleh semua orang karena di sana dia memberikan bukti-bukti sejarah bagaimana Sabat itu diganti Minggu. Perubahan itu tidak alkitabiah, melainkan ada beberapa situasi sejarah yang menyebabkannya.

Dan di kutipan ini, yang muncul dalam publikasinya di internet pada hari Jumat tanggal 7 Agustus 1998, dia berkata demikian,   Andai Paulus, atau rasul yang mana pun, mencoba  mempromosikan agar hari Sabat itu ditinggalkan, suatu institusi yang sudah berusia ribuan tahun yang tertancap sangat dalam sanubari masyarakat Yahudi, lalu memperkenalkan pemeliharaan hari Minggu, pastilah pada saat itu akan muncul perlawanan yang sengit   dari orang-orang Kristen Yahudi, seperti yang terjadi dengan praktek sunat…”    Ingatkah kalian saat sunat dihapus? Timbul keributan besar di antara orang-orang Yahudi hingga mereka harus menggelar suatu konsili di Yerusalem. Sam Bacchiocchi melanjutkan berkata,    “…Tidak adanya sedikit pun gaung pertentangan mengenai Sabat dengan Minggu yang tercatat di kitab Perjanjian Baru merupakan bukti yang sangat kuat bahwa masuknya pemeliharaan hari Minggu adalah suatu fenomena pasca-era apostolik...” dengan kata lain, ini baru muncul setelah zaman para rasul.

 


Now I want to ask another question:  WHICH IS THE DAY THAT STANDS  AT THE VERY HEART OF ALL WORSHIP? 
Let’s let the Bible tell us. Revelation 14:6-7,  Then I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth—to every nation, tribe, tongue, and people— saying with a loud voice, ‘Fear God and give glory to Him, for the hour of His judgment has come; …”   and now listen,   “…and worship Him who made heaven and earth, the sea and springs of water.”
The first angels message calls us to worship whom?  To worship the Creator.

Sekarang saya mau mengajukan pertanyaan lain: HARI YANG MANA YANG MERUPAKAN INTI SEGALA IBADAH?
Mari kita izinkan Alkitab yang memberitahu kita.
Wahyu 14:6-7, 6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya,…”  sekarang dengarkan,  “…dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"
Pekabaran malaikat pertama menyuruh kita menyembah siapa? Menyembah Sang Pencipta.


Now, my question is, WHERE DOES THE LANGUAGE FROM THE FIRST ANGEL’S MESSAGE, COME FROM? This language:   “worship Him who made heaven, earth, the sea  and the springs of water”?   This language comes from Exodus 20:11 and it comes ultimately from Genesis 2:2-3. 
I want you to notice Exodus 20:11,  11 For in six days the Lord made the heavens and the earth, the sea, and all that is in them, and rested the seventh day. Therefore the Lord blessed the Sabbath day and hallowed it.”
Notice, both the text in Exodus 20:11 and the text in Revelation 14:7, bring to view the Creator of the heavens  the earth, the seas and everything that is in them.  The fourth commandment says, that the sign of the Creator is what? His holy Sabbath. 
So let me ask you, which day is at the very heart of all worship?  The Sabbath.

Sekarang, pertanyaan saya ialah, DARI MANA ASALNYA KATA-KATA MALAIKAT YANG PERTAMA INI? Bahasa ini:  “sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air"? Kata-kata ini berasal dari Keluaran 20:11 dan lebih jauh lagi dari Kejadian 2:2-3.
Saya mau kalian simak Keluaran 20:11,   11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan Ia berhenti  bekerja pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” 
Perhatikan ayat di Keluaran 20:11 dan ayat di Wahyu 14:7, keduanya mengemukakan Sang Pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya. Perintah Keempat berkata, tanda Sang Pencipta ialah apa? SabatNya yang kudus.
Jadi, coba saya tanya, hari mana yang merupakan inti segala ibadah? Hari Sabat.


By the way in our last lecture, we read Isaiah 66:22-23 , where it says that when we get to the new earth after God has  created a new heaven and new earth, we will come from new moon to new moon ~ that means from month to month ~  because we are going to eat from the tree of life,  we will come from month to month and from Sabbath to Sabbath to worship before the Lord. In other words we are going to come on  Sabbath to worship before the Lord, because He has created  a new heavens and a new earth. It will be the sign of a new creation. In other words, at  the heart of all worship is the Sabbath because the Sabbath identifies the Creator. 

Nah, dalam ceramah kita yang lalu kita telah membaca Yesaya 66:22-23 di mana dikatakan bahwa pada waktu kita tiba di bumi baru setelah Allah menciptakan langit dan bumi yang baru, kita akan datang dari bulan baru ke bulan baru ~ artinya dari bulan ke bulan karena kita akan makan dari pohon kehidupan ~ jadi kita akan datang dari bulan ke bulan dan dari Sabat ke Sabat untuk sujud di hadapan Tuhan. Dengan kata lain, kita akan datang pada hari-hari Sabat untuk beribadah di hadapan Tuhan karena Dia telah menciptakan langit baru dan bumi baru. Sabat akan menjadi tanda penciptaan yang baru. Dengan kata lain, inti segala ibadah adalah hari Sabat karena hari Sabat mengidentifikasikan Sang Pencipta.


But what does John Paul II say in Dies Domini  paragraph 19 of his document? Listen to this:  “The intimate bond between Sunday and the resurrection of the Lord  is strongly emphasized by all of the churches of east and  west…”   He is saying there is a link between Sunday and the resurrection of Jesus and this link is clear in the churches  in the east and in the west, in other words in the Catholic and Eastern Orthodox. He continues saying,  “…in the tradition of eastern churches  in particularly, every Sunday is the  anastasimos himera,…”   that means the day of the resurrection,   “…and this is why it stands at the heart of all worship…”
What stands at the heart of all worship, according to John Paul II?   It   is not the Sabbath of creation.   
And by the way, Jesus rested in the tomb on the Sabbath as well, Jesus was the Creator, He rested the seventh day, Jesus said “It is finished” on the cross, and He rested in the tomb on the seventh day. When He creates a new heavens and earth we will rest on the seventh day. The Bible is clear. 
John Paul II says, in the churches of east and west  Sunday is at the very heart of worship. Is it surprising that   the Beast demands worship on Sunday  and imposes the mark which is the observance of Sunday as the day of rest as a sign of his authority

Tetapi apa kata Yohanes Paulus II d i Dies Domini  paragraf 19 dari dokumennya? Dengarkan ini,  “Adanya ikatan yang intim antara hari Minggu dengan kebangkitan Tuhan ditekankan dengan kuat oleh semua gereja di timur dan barat…” Dia mengatakan ada ikatan antara hari Minggu dengan kebangkitan Yesus, dan ikatan ini jelas di gereja-gereja di timur dan di barat, dengan kata lain di gereja-gereja Katolik dan gereja-gereja Orthodox timur. Dia melanjutkan berkata, “…terutama menurut tradisi gereja-gereja timur, setiap hari Minggu adalah anastasimos himera…”  artinya hari kebangkitan,  “…dan itulah mengapa hari Minggu merupakan inti segala ibadah…”
Menurut Yohanes Paulus II inti segala ibadah itu apa? Bukan Sabat Penciptaan. 
Dan ketahuilah, Yesus juga beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat. Yesus Sang Pencipta, Dia berhenti, beristirahat pada hari ketujuh. Di atas salib Yesus berkata “Sudah selesai!” dan Dia berhenti di dalam kubur pada hari ketujuh. Pada waktu nanti Dia menciptakan langit baru dan bumi baru, kita juga akan berhenti pada hari ketujuh. Alkitab sangat jelas tentang hal itu.
Tetapi Yohanes Paulus II berkata, di gereja-gereja di timur dan barat, hari Minggu yang merupakan inti segala ibadah.
Apakah mengherankan bila  Binatang itu menuntut ibadah pada hari Minggu dan memaksakan tandanya yaitu pemeliharaan hari Minggu untuk hari perhentian, sebagai tanda autoritasnya?


Here's another question. WHAT IS THE DISTINGUISHING MARK OF GOD'S PEOPLE? 
Well, the Bible says that the distinguishing mark of God's  people is the Sabbath. Notice Ezekiel 20:12, God says,   “12 Moreover I also gave them My Sundays,…”   no, that’s not what He says.    “…Moreover I also gave them My Sabbaths, to be a…”   what?    “…a sign between them and Me, that they might know that I am the Lord who sanctifies them.” 
How do we know the Lord, who makes us holy or sanctifies us,  what is the sign? The sign is the Sabbath. 
Notice Ezekiel 20:20. God says,  20 hallow My Sabbaths, and they will be a sign between Me and you, that you may know that I am the Lord your God.”
What is   the sign that shows that we are the subjects of the Lord our God? The Sabbath,  according to the Bible.

Ini ada pertanyaan lain:  APA TANDA PENGENAL BAGI UMAT ALLAH?
Nah, Alkitab berkata bahwa tanda yang membedakan umat Allah adalah hari Sabat. Simak Yehezkiel 20:12, Allah berkata, 12 Selain itu, hari-hari Minggu-Ku…”  tidak, bukan itu kata Allah,   “…Selain itu,  hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi…”  apa?   “…suatu tanda di antara Aku dan mereka, supaya mereka boleh tahu  bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.”    Bagaimana kita bisa tahu siapa Allah yang menguduskan dan menyucikan kita, apa tandanya? Tandanya ialah hari Sabat.
Simak Yehezkiel 20:20,   “…20 Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, dan itu menjadi tanda di antara Aku dan kamu, supaya kamu boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”
Apa  tanda yang menunjukkan bahwa kita adalah pengikut Tuhan Allah kita?   Menurut Alkitab,   hari Sabat.


What does John Paul II say in Dies Domini  paragraph 21? He appeals to Revelation 1:10.  “I was in the spirit on the Lord's day…”   If you let the Bible explain itself, what is the Lord's day? The Sabbath. You see, but he says the Lord's day is Sunday.  You know why he says that? He says that, because   at the end of the second century in the apocryphal gospel of Peter  ~ it’s an apocryphal book ~  it says there that the Lord's day is  Sunday,   but its not until the end of the second century!
Now let me put this into some perspective so that you can understand the time frame. The first century covers from the year 1-99.
The 2nd century goes from the year 100-199. 
Now the book of Revelation was written, according to most scholars, around the year 95. So I want you to notice that   the apocryphal gospel of Peter was written towards the end of  the 2nd century,  a hundred years after the book of Revelation was written.  And so it is not fair to take the meaning of the Lord's  day a hundred years later and project that back in to the book of Revelation. In other words, the meaning of the expression, “Lord's day”, in the apocryphal  gospel of Peter, does not necessarily mean the same as in the book of Revelation. 
Now, let’s notice. He says,  “The book of Revelation gives evidence of the practice of calling the first day of the week ‘the Lord’s day’ (1:10). …”   there is no such thing! Chapter 1:10  does not identify which day it is.  It simply calls it “the Lord's day”. By letting the Bible explain itself, the Lord's day is the seventh day of the week,  the Sabbath. Now notice what he continues saying,   “… This…”  that is Sunday  observance   “… would now be a characteristic distinguishing Christians from the world around them.”
According to John Paul II  what is the sign that distinguishes  Christians from the world? Sunday.

Apa kata Yohanes Paulus II di Dies Domini paragraf 21? Dia menyebut Wahyu 1:10,   “Pada Hari Tuhan aku berada dalam Roh…”  Jika kita membiarkan Alkitab menjelaskan dirinya sendiri, “Hari Tuhan” itu apa? Hari Sabat! Lihat, tetapi Yohanes Paulus II berkata “Hari Tuhan” itu Minggu. Tahukah kalian mengapa dia berkata demikian? Dia berkata demikian karena  pada akhir abad kedua, di dalam kitab injil Petrus yang apokripa,  ~ ini kitab apokripa ya ~  dikatakan bahwa Hari Tuhan itu hari Minggu. Tetapi ini tidak terjadi sebelum akhir abad kedua!
(** apokripa = tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya sehingga tidak dimasukkan sebagai bagian dari Kitab Suci Ibrani, tetapi masuk dalam Kitab Suci Katolik.)
Nah, saya akan menempatkan ini dalam perspektifnya supaya kalian memahami rangka waktunya.
Abad yang pertama ialah dari tahun 1 hingga tahun 99 Masehi.
Abad kedua berlangsung dari tahun 100 hingga tahun 199 Masehi.
Nah, kitab Wahyu ~ menurut banyak pakar Alkitab ~ ditulilis sekitar tahun 95 Masehi. Jadi saya mau kalian simak, bahwa   kitab injil Petrus yang apokripa,  ditulis menjelang akhir abad kedua, seratus tahun setelah kitab Wahyu ditulis.  Maka tidaklah tepat mengambil arti istilah “Hari Tuhan” seratus tahun kemudian untuk diaplikasikan mundur ke kitab Wahyu. Dengan kata lain, arti istilah “Hari Tuhan” di kitab injil apokripa Petrus tidak harus punya arti yang sama dengan yang ada di kitab Wahyu.
Sekarang mari kita simak. Dia berkata,  “Kitab Wahyu memberikan bukti adanya praktek menyebut hari pertama dalam satu minggu sebagai ‘Hari Tuhan’ (1:10)…”   Ini sama sekali tidak benar! Pasal 1:10 tidak mengidentifikasi itu hari apa. Ayat itu semata-mata menyebutnya ‘Hari Tuhan’.  Dengan mengizinkan Alkitab menjelaskan dirinya sendiri, ‘Hari Tuhan’ adalah hari ketujuh dalam setiap minggu, hari Sabat. Sekarang simak apa katanya selanjutnya,   “…Ini…”   maksudnya pemeliharaan hari Minggu,   “…sekarang akan menjadi ciri khas yang membedakan orang-orang Kristen dari dunia di sekitar mereka.”  Menurut Yohanes Paulus II apa tanda khas yang membedakan orang-orang Kristen dari dunia? Hari Minggu.
  

Notice what he says in paragraph 30.   “Given its many meanings and aspects, and its links to the very foundation of the faith, the celebration of the Christian Sunday…”  listen to that,   “…the celebration of the Christian Sunday remains on the threshold of the Third Millennium, an indispensable element of our Christian…”  what?   “…identity.”

Perhatikan apa katanya di paragraf 30, “Sehubungan dengan banyaknya makna dan aspeknya, dan kaitannya kepada dasar iman itu sendiri, hingga pada ambang millennium ketiga perayaan Hari Minggu Kristen…”  dengarkan itu,   “…hingga pada ambang millennium ketiga perayaan Hari Minggu Kristen tetap merupakan elemen yang tidak dapat dibuang dari…”   apa?   “…identitas Kekristen kita.”


Notice what he says in Paragraph 7.
“Sunday is a day which is at the very heart of the Christian life.”
So, according to John Paul II, what is the distinguishing sign between God and His people that distinguishes them from the world?  It's Sunday. 
But the Bible say the distinguishing sign is the Sabbath. 

Perhatikan apa katanya di paragraf 7.
“Hari Minggu adalah hari yang berada di jantung kehidupan Kekristenan.”
Jadi menurut Yohanes Paulus II, apa tanda khas antara Allah dengan umatNya yang membedakan mereka dari dunia? Hari Minggu.
Tetapi Alkitab berkata, tanda yang membedakan adalah hari Sabat.


Let’s ask another question: 
 WHERE HAS GOD PLACED HIS SEAL? 
We studied this in our last lesson.  The seal of God is found  in the fourth commandment  because it has the three characteristics of a seal. It has His name, His office or function and the  territory over which He rules. Very clearly, the Sabbath  is God's seal. 
Notice Exodus 20:11,  11 For in six days the Lord…”   that’s His name,   “…made…”   that’s His function, He is the Creator,    “…the heavens and the earth, the sea, and all that is in them…”   that is His territory.
Now, notice what John Paul II says contains the seal God.  He is quoting the great Roman Catholic theologian St Augustine and notice what he says,  “St. Augustine notes in turn: Therefore the Lord too…”    listen to this,   “…has His seal on this day…”    that is on Sunday,   “… which is the third day after the Passion.” 
So according to John Paul II, which day has God's seal?  Sunday, has God's seal.  What does the Bible say contains God's seal?  Sabbath, contains God's seal. 

Mari kita ajukan pertanyaan yang lain: DI MANA ALLAH MENEMPATKAN METERAI/STEMPELNYA?
Kita telah mempelajari ini dalam pelajaran yang lalu.   Meterai/stempel Allah ditemukan di Perintah Keempat (dari Sepuluh Perintah)   karena perintah itu mengandung ketiga karakteristik sebuah meterai/stempel. Ada namaNya, ada jabatanNya atau fungsiNya, dan ada teritori/daerah yang dikuasaiNya. Sangat jelas, Sabat adalah meterai/stempel Allah.
Simak Keluargan 20:11,  “Sebab enam hari lamanya TUHAN…”  itu namaNya,   “…menjadikan…”   itu fungsiNya, Dia-lah yang mencipta,    “…langit dan bumi, laut dan segala isinya,…”    dan ini daerah kekuasaanNya.
Sekarang, perhatikan apa kata Yohanes Paulus II tentang apa yang mengandung meterai/stempel Allah. Dia mengutip theolog besar Roma Katolik, St. Augustine, dan simak apa katanya,   “St. Augustine memberikan jawaban: Oleh karena itu, Tuhan juga…”  dengarkan ini,    “…menempatkan meteraiNya pada hari ini…”  maksudnya pada hari Minggu,   “…yaitu hari ketiga setelah Kematian (Kristus) itu.”
Jadi menurut Yohanes Paulus II, hari mana yang mengandung meterai/stempel Allah? Hari Minggu yang mengandung meterai Allah.
Menurut Alkitab  mana yang mengandung meterai Allah? Hari Sabat yang mengandung meterai Allah.


Now if I were to ask you the question, WHICH IS THE DAY ABOVE ALL OTHER DAYS? what would your answer be? No brainer.  The Sabbath is the day, above all other days.
·       Does Genesis  indicate that? That Sabbath is the day above all other days?  It is the only day that has a name and a number. It's the 7th  day and its called the “Sabbath.”
·       It’s the only day that God blessed. 
·       Its the only day that God sanctified.
·       It’s the only day that God rested.
·       It’s the day that Jesus rested in the tomb. 
·       It’s the only day God calls His.
·       It’s the only day in which  manna did not fall.
Which is the day above all days?  There is no doubt whatsoever, biblically that day above all  days is the Sabbath. 

Nah, seandainya saya bertanya, HARI MANA YANG DI ATAS SEMUA HARI YANG LAIN? Apa yang akan kalian jawab? Mudah sekali. Sabat adalah hari yang di atas hari-hari lain.
Apakah kitab Kejadian berkata demikian, bahwa Sabat adalah hari di atas hari-hari yang lain?
·       Itu adalah satu-satunya hari yang diberi nama dan angka. Itu adalah hari yang ketujuh, dan disebut “Sabat”.
·       Itulah satu-satunya hari yang diberkati Allah.
·       Itulah satu-satunya hari yang dikuduskan Allah.
·       Itulah satu-satunya hari perhentian Allah.
·       Itulah hari Yesus berhenti di dalam kubur.
·       Itulah satu-satunya hari yang disebut Allah sebagai milikNya.
·       Itulah satu-satunya hari di mana manna tidak diturunkan.
Mana hari yang lebih tinggi daripada hari-hari lainnya? Tidak diragukan lagi, secara alkitabiah hari di atas segala hari ialah Hari Sabat.


What does John Paul II say in Dies Domini  paragraph 25?
“In effect Sunday is the day above all other days which summons Christians to remember the salvation which was given to them in baptism, and which has made them new in Christ.” 
And in paragraph 55, he says, “Blessed be he…”  and this is very interesting, he says,   “…Blessed be he who has raised the great day of Sunday above all other days.”
Now, my question is,  DID GOD RAISE SUNDAY ABOVE ALL OTHER DAYS No, the Beast did! So he is saying,   “Blessed be he who raised Sunday above all other days”,   and if he did it, he's the one that is supposed to be, what? Blessed. That's blasphemy!
The Bible tells us that the day above all other days is the seventh day Sabbath. That's the testimony of scripture. 

Apa kata Yohanes Paulus II di Dies Domini paragraf 25?
“Sesungguhnya hari Minggu adalah hari di atas segala hari yang lain, yang memanggil orang-orang Kristen untuk mengingat keselamatan yang telah diberikan kepada mereka melalui baptisan, yang telah menjadikan mereka (ciptaan) baru di dalam Kristus.”
Dan di paragraf 55, dia berkata   “…Diberkatilah dia yang…”  ini sangat menarik, dia berkata,   “…Diberkatilah dia yang telah mengangkat Hari Minggu yang agung di atas segala hari yang lain.”
Sekarang, pertanyaan saya ialah, APAKAH ALLAH YANG MENGANGKAT HARI MINGGU DI ATAS SEMUA HARI YANG LAIN?   Tidak! Binatang itu yang melakukannya!  Jadi Yohanes Paulus II berkata,   “…Diberkatilah dia yang telah mengangkat Hari Minggu yang agung di atas segala hari yang lain.”   Dan jika dia yang melakukannya, berarti dialah yang harus diapakan? Dialah yang harus diberkati. Ini namanya menghujat!
Alkitab berkata kepada kita hari di atas segala hari yang lain ialah Sabat Hari Ketujuh. Itulah kesaksian Kitab Suci.  


Now, let’s ask another question: DID THE ADOPTION OF SUNDAY AS THE  DAY OF REST, HAVE ANYTHING TO DO WITH PAGAN WORSHIP OF SUNDAY? 
For this, I want to go back to what we talked about in our  last lecture. Ezekiel 8:16-17. You remember that Jerusalem was going  to be destroyed and there was a group of leaders in the temple  and they had their backs to the temple and they were worshiping the sun? You remember that? They were worshiping the sun to the  east and there was a group that was sighing and crying  because of this abomination and other abominations that were being committed in the temple? Let’s read about it. Ezekiel 8:16-17. 
“So he brought me into the inner court of the Lord's house and there at the door of the temple of the Lord, between the porch and the altar, were about 25 men with their backs to the temple of the Lord and their faces toward the east and they were worshiping the sun in the east. He said to me, have you seen this, oh son of man? is it a trivial thing to the house of Judah to commit these abominations which they commit here? They have filled the land with violence, then they have returned to provoke Me to anger.”
Now let me ask you, did John Paul II, make any connection between the pagan worship of the sun and Christian worship on Sunday? 
I want to read an amazing statement that he makes in Dies Domini paragraph 27. You remember last time that I asked the question whether worshiping the sun is the same thing as worshiping on the day of the sun? Remember that?  And I showed that in principle, worshiping on the day of the sun  is the same thing as worshiping the sun?  In principle, it’s the same. Because   God didn't make the sun for worship,   if you worship the sun which is a secular object, you're  practicing idolatry. If you make  a day  of worship for worship    that God didn't make for worship and you are using as a day  of worship, that's idolatry   because God didn't make it for worship, it’s a man-made day for worship. Are you following me? 
Listen to what he has to say in paragraph 27,   “Wise pastoral intuition suggested to the Church the Christianization of the notion of Sunday as ‘the day of the sun’…”    In other words, the day of the sun was Christianized! It was adopted into Christianity and Sunday became the day of Christians as well as the day of pagans.
I don't say it, John Paul II says it. 

Sekarang marilah kita ajukan pertanyaan lain: APAKAH DIADOPSINYA HARI MINGGU SEBAGAI HARI PERHENTIAN ADA KAITANNYA DENGAN PENYEMBAHAN BERHALA PADA HARI MINGGU?
Untuk ini, saya mau kembali ke apa yang telah kita bicarakan dalam ceramah kita yang lalu. Yehezkiel 8:16-17. Kalian ingat Yerusalem akan dimusnahkan dan ada sekelompok pemimpin agama di Bait Suci dan mereka menghadapkan punggung mereka ke Bait Suci sementara mereka menyembah matahari? Kalian ingat? Mereka itu sedang menyembah matahari menghadap ke timur. Lalu ada sekelompok orang yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian ini dan kekejian-kekejian yang lain yang dilakukan di Bait Suci? Mari kita baca Yehezkiel 8:16-17:   16  Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; dan di sana, di pintu masuk ke bait Tuhan, di antara pelataran dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur,  dan mereka sedang menyembah kepada matahari di sebelah timur. 17   Lalu firman-Nya kepadaku: ‘Kau lihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini?   Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu mereka berbalik untuk menyulut murka-Ku…”
Sekarang coba saya tanya, apakah Yohanes Paulus II membuat koneksi antara penyembahan matahari dalam praktek penyembahan berhala dengan ibadah orang Kristen pada hari Minggu?
Saya mau membacakan suatu pernyataan yang dibuatnya di Dies Domini paragraf 27.  Kalian ingat terakhir saat saya bertanya apakah menyembah matahari itu sama dengan menyembah pada hari matahari? Kalian ingat? Dan saya menunjukkan bahwa secara prinsip menyembah pada hari matahari itu hal yang sama dengan menyembah matahari? Secara prinsip itu sama, karena   Allah tidak menciptakan matahari untuk disembah,  sehingga jika kita menyembahnya, yang adalah suatu benda sekuler, kita mempraktekkan penyembahan berhala. Jika kita menjadikan suatu   hari  sebagai hari ibadah,   yang tidak dijadikan Allah untuk ibadah, dan kita memakai hari itu untuk beribadah, itu menyembah berhala,   karena Allah tidak menciptakan hari itu untuk ibadah, itu adalah hari yang diciptakan manusia untuk ibadah. Apakah kalian bisa mengikuti saya?
Dengarkan apa kata Yohanes Paulus II di paragraf 27, …”Intuisi pastoral yang bijaksana telah mengusulkan kepada gereja, untuk mengkristenkan hari Minggu yang dianggap ‘hari matahari’…”  dengan kata lain, hari matahari dikristenkan! Hari itu diadopsi ke dalam Kekristenan dan hari Minggu menjadi hari orang Kristen dan juga hari penyembah berhala.
Bukan saya yang mengatakannya, tapi Yohanes Paulus II yang mengatakannya.   





And by the way, I don't know if any of you have ever been to the Vatican Museum. It is an amazing sight to see.  The one thing that amazed me more than anything else,  is to see the number of  sunbursts  that are found there in  the Vatican Museum.  Not only   in the Vatican Museum,   but   in Roman Catholic cathedrals  and churches.  There are sunbursts over the heads of saints, there are sunbursts on the altars, on the glass stained windows, on the works of art, on the challises, on the vestments, there are sunbursts rays coming from all over the place. This does not come from the Bible. This comes from ancient paganism. 




Dan, saya tidak tahu apakah ada dari kalian yang pernah ke Museum Vatikan. Menakjubkan. Hal yang membuat saya takjub lebih daripada yang lain ialah melihat banyaknya   pancaran sinar matahari   yang didapati   di Museum Vatikan.  Bukan hanya di museumnya, tetapi juga   di katedral-katedral dan gereja-gereja Roma Katolik.   Ada pancaran sinar matahari di atas kepala patung para orang suci, ada pancaran sinar matahari di altar-altar, pada kaca-kaca jendela, pada karya-karya seni, pada piala-piala/cawan-cawan, pada pakaian, ada segala macam pancaran sinar matahari dari segala arah di tempat itu. Ini asalnya bukan dari Alkitab. Ini asalnya dari paganisme purba.


And by the way, Roman Catholic authors have made it very clear that they realize that many of the practices of the church came directly from  paganism. In the  Dies Domini, John Paul II, is admitting that the day of the sun, was Christianized. By the way, it came in, in the times of Emperor Constantine, who called it “the venerable day the sun”. He also called it “the invincible sun”. You see, he was a sun worshiper, so now, because he was a politician, he sees Christians all over the empire, so  he says, “Hey, how can I join Christians and pagans?”  He says, hey the pagans keep the first day of the week  in honor of the sun and Christians, you know, they are starting to keep the day of Sunday in honor of the resurrection. Maybe we can  merge the two. 
And this can be shown to be true, historically. 

Dan ketahuilah, penulis-penulis Roma Katolik menyatakan dengan sangat jelas bahwa mereka menyadari banyak praktek gereja berasal langsung dari paganisme. Di  Dies Domini Yohanes Paulus II mengakui bahwa hari matahari sudah dikristenkan. Dan itu terjadi di zaman Kaisar Constantine, yang menyebutnya “hari matahari yang dihormati”. Dia juga menyebutnya  “matahari yang tak terkalahkan”. Kalian lihat, Constantine adalah seorang penyembah matahari. Maka karena dia seorang politikus, dan dia melihat ada banyak orang Kristen di seluruh kekaisarannya, dia berkata, “Hei, bagaimana saya bisa menggabungkan orang Kristen dengan orang pagan?” Dia berkata, hei, orang pagan memelihara hari pertama dari setiap minggu untuk menghormati matahari, dan orang Kristen mulai memelihara hari Minggu untuk menghormati kebangkitan. Barangkali keduanya bisa digabungkan.
Dan ini terbukti benar dari sejarah.


Let me ask you this question: SHOULD THE OBSERVANCE OF SUNDAY  BE GUARANTEED BY CIVIL LEGISLATION?  Should the church appeal to the state, so that the state will  guarantee, that people can keep Sunday, or Saturday  for that matter, as a day of rest? Well, let’s see what the Bible has to say. 
Matthew 22:21-22. “He said to them, render therefore to Ceasar…”   this is Jesus speaking,   “…the things that are Ceasar's and to God, the things that are God's.”
To whom does the Sabbath belong? To Ceasar or to God? The Sabbath belongs to God. So should Ceasar get involved in mandating worship on Sunday and guaranteeing it by civil legislation? Absolutely not.  By the way, the first amendment of the constitution of the United States says, “Congress shall make no law respecting the establishment  of religion, nor prohibiting the free exercise there of.”  In other words Congress can't make any law having to do with the establishing of religion or forbidding the free exercise of religion.  The state should be independent from the religion business It is here to rule in civil matters. That's what Jesus meant when He said,  “…render therefore to Ceasar what is Ceasar's and to God what is God's.”    And by the way that's what is represented by the two horns like a lamb, which we studied about, remember? The Beast that rose from the earth that had two horns like a  lamb. Two kingdoms in one nation. The United States recognizes two kingdoms: the kingdom of the church and the kingdom of the state, but separate from one another.

Coba saya tanya: HARUSKAH PEMELIHARAAN HARI MINGGU DIJAMIN OLEH LEGISLATIF SIPIL?  Haruskah gereja minta dukungan pemerintah supaya pemerintah menjamin agar setiap orang bisa memelihara hari Minggu, atau pun hari Sabtu, sebagi hari perhentian?
Marilah kita lihat apa kata Alkitab.
Matius 22:21-22, “…Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Serahkanlah kepada Kaisar…”  ini Yesus yang berbicara,   “… barang-barang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang kepunyaan Allah."
Sabat itu milik siapa? Milik Kaisar atau milik Allah? Sabat itu milik Allah. Jadi haruskah Kaisar terlibat mengeluarkan mandat untuk beribadah pada hari Minggu, dan menjaminnya dengan legislatif sipil? Sama sekali tidak.
Ketahuilah, Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat berkata, “Kongres tidak akan membuat undang-undang sehubungan dengan pembentukan agama, atau melarang kebebasan mempraktekkan agama.” Dengan kata lain, Kongres tidak bisa membuat undang-undang yang berkaitan dengan pembentukan agama atau melarang kebebasan menjalankan agama.  Pemerintah harus terlepas dari urusan  agama.  Pemerintah itu untuk mengatur urusan sipil. Itulah yang dimaksud Yesus ketika Dia berkata,   Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang kepunyaan Allah."    Dan ketahuilah itulah yang dilambangkan oleh kedua tanduk seperti anak domba yang telah kita pelajari, ingat? Binatang yang muncul dari bumi yang punya dua tanduk seperti anak domba? Dua kerajaan dalam satu bangsa. Amerika Serikat mengakui dua kerajaan: kerajaan Gereja dan kerajaan Pemerintah, tetapi terpisah satu sama lain.


What does John Paul II say in Dies Domini, about the state getting involved in legislating the day of worship? Notice paragraph 66. He is quoting or referring to Pope Leo XIII.  “Pope Leo XIII in his Encyclical Rerum Novarum spoke of Sunday rest as a worker’s right which the State must guarantee.”
Must the state guarantee the observance of Sunday?  Absolutely not.

Apa kata Yohanes Paulus II di Dies Domini tentang Pemerintah terlibat dalam pembuatan undang-undang mengenai hari ibadah? Perhatikan paragraf 66. Dia mengutip atau mengacu kepada Paus Leo XIII.   “Paus Leo XIII dalam Ensiklikalnya Rerum Novarum berbicara tentang perhentian hari Minggu sebagai hak buruh yang harus dijamin oleh Pemerintah.”  
Haruskah Pemerintah menjamin pemeliharaan hari Minggu? Sama sekali tidak.


And by the way, I'm not going to read it,  but in this same document, Pope John Paul II, extols  and praises the first Sunday law that was written by Constantine  in the year 321. He says, this is the way it should be done, and  I'm paraphrasing him.

Dan lagi, saya tidak akan membacakannya tetapi dalam dokumen yang sama ini Paus Yohanes Paulus II memuji dan meninggikian Undang-undang Hari Minggu yang pertama yang dibuat oleh Constantine di tahun 321. Dia berkata, memang harus dibuat seperti inilah, dan ini saya memakai kata-kata saya sendiri.


Notice paragraph 67.  “Christians will naturally strive to ensure that civil legislation respects their duty to keep Sunday holy.”
So he is saying that Christians should fight for legislation to ensure that everyone can keep Sunday holy.  That is not  biblical  Actually, as we have studied before, it was a union of church  and state that led to the crucifixion of Jesus Christ. They are to remain separate, they are not to be together.

Simak paragraf 67. “Orang-orang Kristen dengan sendirinya akan berusaha memastikan agar legislatif sipil menghormati kewajiban mereka untuk memelihara kekudusan hari Minggu.”  
Jadi dia berkata orang Kristen harus berjuang agar legislatif memastikan semua orang bisa menguduskan hari Minggu. Itu tidak alkitabiah. Sebenarnya, seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, gabungan antara gereja dengan pemerintahlah yang mengakibatkan penyaliban Yesus Kristus. Keduanya haruslah tetap terpisah, tidak boleh digabungkan.


Here comes another question: WHO CHANGED THE DAY OF WORSHIP? 
Now, Pope John Paul II does a valiant effort, he puts forth  a valiant effort to try and prove that the change was already  contemplated in the New Testament.  He uses the same Bible verses that Protestants use. 
·       Well, Jesus resurrected the first day of the week. 
·       Jesus appeared to the two disciples on the road to Emmaus  on Sunday.
·       Jesus appeared to the apostles on Sunday night in the upper room.
·       And you know the apostle Paul, you know he had this prayer meeting  service in Acts 20 where it was an evening meeting on the first  day of the week, it says.
·       And also the apostle Paul says that we are to take our tithes and offerings to the church on the first day of the  week. 1 Corinthians 16:1-2.
But folks, all of those texts have been more than satisfactory answered by Sam Bacchiocchi in his book  From Sabbath to Sunday. And if I had the time I would go into that. 
Just because Jesus resurrected on the first day of the week  does not make the day holy. Nowhere does the Bible say that  the day is holy because Jesus resurrected that day.  Nowhere does it say that we are supposed to go to church.  That meeting that Paul held, according to Acts 20, was an  extraordinary meeting because he was leaving the next day  the people wanted to continue hearing him preach, and by the way, it was not a meeting on Sunday night, it was a meeting on  Saturday night.  I don't have time to show you that. When people use 1 Cor. 16:2  and they say that Paul was saying to take your offerings to the church,  in fact it says, that everyone was supposed to lay aside at home  a certain sum the first day of the week. That's the way many  versions translate it. 

Sekarang datang pertanyaan yang lain: SIAPA YANG MENGUBAH HARI IBADAH?
Nah, Paus Yohanes Paulus II melakukan tindakan yang berani, dia dengan berani berupaya membuktikan bahwa perubahan itu sudah diperlihatkan di Perjanjian Baru. Dia memakai beberapa ayat Alkitab yang biasa dipakai golongan Protestan.
·       Nah, Yesus kan bangkit pada hari pertama dari minggu itu.
·       Yesus menampakkan DiriNya kepada dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus pada hari Minggu.
·       Yesus menampakkan DiriNya kepada para rasul pada Minggu malam di ruang atas.
·       Dan kalian tahu, rasul Paulus, kalian tahu dia hadir dalam suatu pertemuan doa di Kisah pasal 20, itu adalah pertemuan di malam hari, katanya pada hari pertama dalam minggu itu.
·       Dan juga rasul Paulus berkata bahwa kita hendaknya mengumpulkan persepuluhan dan persembahan kita ke gereja pada hari pertama setiap minggu. 1 Korintus 16:1-2.
Tetapi, Saudara-saudara, semua ayat itu telah dijelaskan lebih dari memuaskan oleh Sam Bacchiocchi dalam bukunya From Sabbath to Sunday.  Dan andaikan ada cukup waktu, saya sudah membahasnya.
Hanya karena Yesus bangkit pada hari pertama dari minggu itu tidak menjadikan hari itu kudus. Tidak ada di mana pun di dalam Alkitab yang mengatakan hari itu kudus karena Yesus bangkit pada hari itu. Tidak ada dikatakan bahwa kita harus beribadah ke gereja (pada hari itu).
Pertemuan yang diadakan Paulus menurut Kisah pasal 20, adalah pertemuan istimewa karena dia akan pergi keesokan harinya dan orang-orang masih mau terus mendengarkan dia berbicara, dan ketahuilah itu bukan pertemuan pada Minggu malam, itu adalah pertemuan pada Sabtu malam. Saya tidak punya waktu untuk menunjukkan itu kepada kalian.
Bila orang memakai 1 Korintus 16:2 dan mereka berkata bahwa Paulus menyuruh mengumpulkan persembahan ke gereja, sebenarnya yang dikatakan adalah setiap orang hendaknya menyiapkan di rumah suatu jumlah tertentu pada hari pertama setiap minggu. Begitulah terjemahannya dalam banyak versi terjemahan Alkitab. 


The fact is, the Bible tells us, folks, that God sanctified and blessed  the Sabbath, because He rested on the Sabbath.   In order for  Sunday to be blessed and sanctified God would have had rested  on Sunday   and Jesus didn't rest on Sunday, He rested in the tomb on the Sabbath. 

Faktanya ialah, Alkitab memberitahu kita, Saudara-saudara, bahwa Allah telah menguduskan dan memberkati Hari Sabat karena Dia berhenti pada hari Sabat.   Kalau mau hari Minggu yang diberkati dan dikuduskan, maka Allah haruslah berhenti pada hari Minggu,   dan Yesus tidak berhenti (beristirahat) pada hari Minggu, Dia berhenti di dalam kubur pada hari Sabat.


Now, as you read this document carefully you would soon discover  that John Paul II, actually attributes the change  to tradition and to Christians.  Now you have to read carefully, I think what he is doing  or what he did in this letter that he wrote, is that he wanted  to appeal to Protestants. You see Catholics traditionally have not used these verses from the Bible, Jesus resurrected the first day, He appeared to the disciples on Sunday night, and you know Paul had this  meeting on Saturday night, which they say is Sunday night.  And you know, you are supposed to take your money to church on Sunday, every  first day of the week.
You know,   Catholics never used to use this verses.  They always used to say, the church changed it, the papacy  changed it by the authority that God gave them.   But John Paul II was a  very ecumenical Pope, and so he uses the verses that Protestants use in order to say hey, I'm on your side. But when you read the document carefully, he actually reveals  whom it was that changed the day.

Nah, selagi kalian membaca dokumen ini dengan teliti, kalian akan segera menemukan bahwa Yohanes Paulus II mengatributkan perubahan itu kepada tradisi dan kepada orang-orang Kristen. Nah, kalian harus membaca dengan hati-hati, saya pikir apa yang dilakukannya dengan surat yang ditulisnya ini ialah, dia mau mengambil hati orang-orang Protestan. Kalian lihat, secara tradisi Katolik tidak memakai ayat-ayat ini dari Alkitab: Yesus bangkit pada hari pertama, Dia menampakkan Diri kepada murid-murid pada Minggu malam, dan Paulus mengadakan pertemuan pada Sabtu malam yang mereka katakan itu Minggu malam, dan bahwa kita harus membawa uang kita ke gereja pada hari Minggu, hari pertama dalam setiap minggu. Kalian tahu,   Katolik tadinya tidak pernah memakai ayat-ayat ini.  Biasanya dulu mereka selalu berkata bahwa gereja yang mengubahnya, Kepausan yang mengubahnya dengan wewenang yang diberikan Allah kepada mereka.  Tetapi Yohanes Paulus II adalah Paus yang sangat ekumenis maka dia memakai ayat-ayat yang dipakai Protestan untuk mengatakan, hei, saya ada di pihak kalian. Tetapi jika kita membaca dokumen itu dengan seksama, sesungguhnya dia mengungkapkan siapa yang telah mengubah hari itu.


Notice paragraph 6. “It seems more necessary than ever to recover the deep doctrinal foundations underlying the Church’s precept…”  this is speaking about Sunday, so whose precept is it? The Church’s precept. And then he continues saying, that   “… In keeping it [Sunday] we follow in the footsteps of the age-old tradition of the Church.”

Perhatikan paragraf 6.  “Sepertinya sekarang ini lebih daripada sebelumnya, harus lebih menggali kembali fondasi doktrin yang dalam, yang menjadi dasar peraturan-peraturan Gereja…”   ini berbicara tentang hari Minggu. Jadi peraturan siapa itu? Peraturan Gereja! Kemudian dia melanjutkan berkata bahwa,    “…dengan memelihara hari itu (Minggu) kita mengikuti jejak tradisi Gereja yang sudah tua.


Notice paragraph 18. He says,
 “Christians… made the first day after the Sabbath a festive day, for that was the day on which the Lord rose from the dead.”
And excuse me, who did it? God? No! He says,  “Christians… made the first day after the Sabbath a festive day, for that was the day on which the Lord rose from the dead.”
And who gave the right to make that change?  Interestingly enough, he doesn't say the Bible.  He says Christians.

Perhatikan paragraf 18, dia berkata, … “Orang-orang Kristen… menjadikan hari pertama setelah hari Sabat suatu hari perayaan, karena hari itu adalah hari Tuhan bangkit dari kematian.”   
Dan mohon maaf, siapa yang menjadikan? Tuhan? Bukan! Dia berkata,   “…Orang-orang Kristen… menjadikan hari pertama setelah hari Sabat suatu hari perayaan, karena hari itu adalah hari Tuhan bangkit dari kematian.”   
Dan siapa yang memberikan wewenang untuk membuat perubahan tersebut? Menarik sekali dia tidak mengatakan Alkitab. Dia mengatakan “orang-orang Kristen”.


By the way, as you read Dies Domini, it becomes a very frustrating document because John Paul II argues mostly from a philosophical perspective. He is a philosopher. And so he just philosophies you know, and he reasons, he uses human reason  to try and prove that Sunday is the day of rest, but he has no  “Thus saith the Lord” from scripture. 
So, he says in Paragraph 27,  “’Christian reflection’ and ‘pastoral practice’ changed it.”   
Since when does Christian reflection change the day of  worship? Since when does pastoral practice have a right  to change the day of worship? 

Nah, jika  kalian membaca  Dies Domini, itu adalah dokumen yang sangat membuat frustrasi karena Yohanes Paulus II kebanyakan mendebat dari sudut filosofi. Dia seorang filsuf. Maka dia berfilosofi, dan dia memakai akal, dia memakai akal manusia untuk mencoba dan membuktikan bahwa hari Minggu adalah hari perhentian, tetapi dia tidak punya dukungan  “demikianlah sabda Allah”  dari Kitab Suci.
Maka di paragraf 27 dia berkata,   “‘Pemikiran Kristen’ dan ‘praktek pastoral’ yang telah mengubahnya.”
Sejak kapan pemikiran Kristen mengubah hari ibadah? Sejak kapan praktek pastoral berhak mengubah hari ibadah?


Paragraph 63, he says,  “Christians, called as they are to proclaim the liberation won by the blood of Christ, felt…”   who felt? Christians, right?   “…felt that they had the authority to transfer the meaning of the Sabbath to the day of the resurrection.”  
Who gave Christians such a right?   Only God would have the right to change the day. And if the papacy  claims to have made the change, they must claim that they  have the power and prerogatives of God.    That's why,  2 Thessalonians 2 says that the man of sin sits in the temple of God which is the church, showing himself that he is God. 

Paragraf 63 dia berkata, “Orang-orang Kristen yang terpanggil untuk mengumumkan pembebasan yang diperoleh dari darah Kristus, merasa…”   siapa yang merasa? Orang-orang Kristen, benar?   “…merasa mereka memiliki wewenang untuk memindahkan makna Sabat ke hari kebangkitan.”
Siapa memberikan hak itu kepada orang-orang Kristen?   Hanya Allah yang berhak mengubah hari.  Dan jika Kepausan mengklaim telah membuat perubahan itu, mereka harus mengklaim bahwa mereka memiliki kuasa dan hak prerogatif Allah.   Itulah sebabnya 2 Tesalonika 2 berkata bahwa manusia dosa (manusia durhaka) itu  duduk di Bait Allah, yaitu gereja, dan menampilkan dirinya bahwa dia itu Allah. 


Notice paragraph 81, he says,   “The spiritual and pastoral riches of Sunday, as it has been handed on to us by tradition, are truly great.”
Are you catching, as you read carefully, where he says the change comes from? He can provide   no verse from the Bible  that justifies the change, whatsoever.    He appeals to history as he interprets it. He appeals to arguments from reason, he appeals to philosophical arguments. But never can he present a text where “thus saith the Lord”. Listen folks, if we are going to change the day that we worship upon, we better have a “thus saith the Lord”. 

Simak paragraf 81, dia berkata,   “Kekayaan spiritual dan pastoral hari Minggu, sebagaimana yang telah diturunkan kepada kita oleh tradisi, sungguh-sungguh besar.”  
Apakah kalian menangkapnya, dengan membaca dengan seksama, dari mana katanya perubahan itu datang? Dia tidak bisa menunjukkan ayat apa pun dari Alkitab yang membenarkan perubahan itu, dia bersandar pada sejarah menurut interpretasinya. Dia bersandar pada argumentasi filosofis. Tetapi dia tidak pernah bisa mengemukakan ayat yang ada kata-kata:  “demikianlah sabda Allah”.
Dengarkan, Saudara-saudara, jika kita akan mengubah hari kita beribadah, kita seharusnya punya landasan “demikianlah sabda Allah”.  


Few years ago, I was speaking in Argentina.  It was at a Seventh Day Adventist university, but there were many  students that were not Seventh Day Adventist who were attending. And one evening, I preached a sermon on the harlot of Rev. 17.  And I said, “Tonight I'm going to preach about the harlot of Rev. 17,  I'm going to give you all of the characteristics, but I'm not  going to tell you what system this applies to.  But you are going to know,” I said, “by the characteristics  which system in the world, this harlot is referring to.”  And so, I preached the sermon. I gave you know, woman represents the church, the harlot woman is a fallen church, she sits upon many waters  which means it’s a world church, she fornicates with the kings  of the world, which means she is involved in politics. She is decked with gold, silver and precious stones you know so she must be a very rich church that majors in these materials. You know, she has daughters, because she is called the mother of harlots, daughters were born from her. And so I went through
all the  characteristics. And I never identified what system I was referring to. 
The next morning, I was in a room, where I had interviews with students ~ they could come and they could ask questions and I would pray for them, they would have prayer requests ~ this woman came in.
Actually she was a young lady, she says, “Pastor, I want you to know that you offended me last night.” 
I looked at her, and I said, “Really? I offended you? Why did I offend you?”
She said, “Well, you didn't offend me, you offended my church.”
I looked at her, and I said, “But I don't remember mentioning the name of any church last night.”
She says, “No, you didn't mention the name, but by all of the characteristics we knew  you were talking about the Roman Catholic church.” 
So I looked at her and I said, “Hey,  if all I had to give you was the characteristics, and by the characteristics, you reached the conclusion without me having to tell you, maybe you should pay attention.”  Then I asked her a question, I said, “Which day of the week are we supposed to go to church  and worship?”
She says, “On Sunday.”
I said, “Oh really, why?”
She says, “Because that's what the Bible says.”
I said, “Really, where?”
She said, “Well, the church has told us, the Bible says that we  are supposed to keep Sunday.”
I said, “Have you ever read the Ten Commandments in the Roman Catholic Bible?”
She says, “I can't remember reading them.” 
I said, “Well, how about you get a Roman Catholic Bible and you  read Exodus 20:8-11 in your own Roman Catholic Bible?”
She says, “What difference would it make?”
I said, “If you read in there, you are going to find that it says, ‘Remember the Sabbath day to keep it holy’ and its going to tell you that the Sabbath is the seventh day.” 
She says, “Well, Sunday is the seventh day.”
I said, “Oh really? Which day of the week did Jesus resurrect?”
She says, “Oh, He resurrected on the first day of the week.”
I said, “Really? What day is the first day of the week?”
She says, “Sunday.”
I said “Okay, then the seventh day isn't Sunday.”
She said, “Oh.” Things started dawning. 
I said, “Go read it, in your own Roman Catholic Bible.  It says that the seventh day is the Sabbath of the Lord your God,”  I said, “So who are you going to believe? Are you going to believe your Roman Catholic Bible or are you going to believe your Roman Catholic Pope?”
And she paused for the longest moment in time. And she said, “I'm confused.  I don't know how to resolve this. I'm going to go talk to my bishop.”
And I told her, “Go talk to him.  I'm going to tell you what he's going to tell to you.  He's not going to be able to give you any verse in the Bible  that says the day was changed, but he's going to say that Jesus gave authority to the church to change the day of worship from Saturday to Sunday.” 
She left.
To this day, I don't know what happened with this lady.  I pray to God, that when she met with her bishop, if she did, that she asked additional questions and she came to accept the truth as it’s found in the Bible.
But I don't know. 

Beberapa tahun yang lalu, saya berceramah di Argentina, di sebuah universitas MAHK tetapi ada banyak mahasiswa yang bukan MAHK yang hadir. Dan suatu malam saya berkhotbah tentang perempuan pelacur Wahyu pasal 17, dan saya berkata, “Malam ini saya akan berkhotbah tentang perempuan pelacur Wahyu pasal 17. Saya akan memberi kalian semua karakteristiknya, tetapi saya tidak akan memberitahu kalian aplikasi itu berlaku pada sistem mana. Tapi kalian akan tahu,” kata saya, “dari karakteristik-karakteristiknya perempuan pelacur itu mengacu ke sistem mana di dunia ini.”  Maka saya berkhotbah. Saya jelaskan bahwa seorang perempuan itu melambangkan gereja, perempuan pelacur adalah gereja yang murtad, dia duduk di atas banyak air, artinya ini gereja yang mendunia. Dia berzinah dengan raja-raja dunia, artinya dia terlibat dalam politik. Dia memakai emas, perak dan permata, maka dia pastilah sebuah gereja yang sangat kaya yang memiliki banyak benda-benda tersebut. Dia punya anak-anak perempuan karena dia disebut ibu dari pelacur-pelacur, jadi dia melahirkan anak-anak perempuan. Maka saya menyebutkan semua karakteristiknya. Dan saya tidak pernah mengidentifikasi sistem yang saya ceritakan.
Keesokan harinya, selagi saya di dalam sebuah ruangan di mana saya mengadakan wawancara dengan para mahasiswa ~ mereka datang dan mereka mengajukan pertanyaan dan saya akan berdoa untuk mereka, karena mereka minta didoakan ~ masuklah wanita ini. 
Tepatnya dia seorang perempuan muda, dia berkata, “Pastor, saya mau Anda tahu bahwa semalam Anda telah menyinggung perasaan saya.”
Saya memandangnya dan berkata, “Iyakah? Saya telah menyinggungmu? Mengapa saya menyinggungmu?”
Dia berkata, “Nah, Anda tidak menyinggung saya tapi Anda menyinggung gereja saja.”
Saya pandang dia, dan saya berkata, “Tapi seingat saya semalam saya tidak menyebut nama gereja mana pun.”
Dia berkata, “Tidak, Anda tidak menyebut nama, tetapi dari semua karakteristik itu kita tahu Anda berbicara tentang gereja Roma Katolik.”
Maka saya memandangnya dan berkata, “Hei, jika hanya dengan memberikan karakteristiknya saja dan dari karakteristik-karakteristik itu kau sudah bisa menarik kesimpulan sendiri tanpa saya harus memberitahumu, sebaiknya kau perhatikan.” Lalu saya bertanya, “Pada hari mana dalam satu minggu kita seharusnya pergi ke gereja dan beribadah?”
Katanya, “Hari Minggu.”
Kata saya, “Oh, sungguh? Mengapa?”
Dia berkata, “Karena Alkitab berkata begitu.”
Kata saya, “Sungguh? Di mana?”
Dia berkata, “Nah, gereja memberitahu kami bahwa Alkitab berkata kami harus memelihara hari Minggu.”
Kata saya, “Pernah membaca Sepuluh Perintah Allah dari Alkitab Roma Katolik?”
Katanya, “Saya tidak ingat.”
Kata saya, “Nah, gimana kalau kau pergi mengambil Alkitab Roma Katolik dan baca Keluaran 20:8-11 dari Alkitab Roma Katolikmu sendiri.”
Dia berkata, “Memang apa bedanya?”
Kata saya, “Jika kaubaca di sana, kau akan mendapati ‘Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus’ dan Alkitab itu akan memberitahumu bahwa Sabat itu hari ketujuh.”
Dia berkata, “Minggu itu hari ketujuh.”
Kata saya, “O, iya? Pada hari yang mana Yesus bangkit?”
Dia berkata, “Oh, Dia bangkit pada hari pertama dalam minggu itu.”
Kata saya, “Sungguh? Hari pertama dalam minggu itu hari apa?”
Katanya, “Minggu.”
Kata saya, “Oke, kalau begitu hari ketujuh bukan hari Minggu.”
Dia berkata, “Oh.” Dia mulai menangkap.
Kata saya, “Pergilah baca dalam Alkitab Roma Katolikmu sendiri. Dikatakan di sana bahwa hari ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu,” kata saya, “Jadi siapa yang akan kau percayai? Mau mempercayai Alkitab Roma Katolikmu atau mau mempercayai Paus Roma Katolikmu?”
Dan dia terdiam lama sekali. Kemudian katanya, “Saya bingung. Saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan ini. Saya akan bicara dengan uskup saya.”
Dan saya katakan, “Pergilah bicara padanya. Saya akan memberitahumu apa yang akan dikatakannya kepadamu. Dia tidak akan bisa memberimu ayat apa pun dari Alkitab yang mengatakan bahwa hari itu telah diganti, tetapi dia akan berkata bahwa Yesus telah memberikan wewenang kepada gereja untuk mengubah hari ibadah itu dari Sabtu ke Minggu.”
Wanita itu pergi.
Sampai hari ini saya tidak tahu apa yang terjadi padanya. Semoga ketika dia bertemu dengan uskupnya, jika dia memang bertemu dengan uskupnya, dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan tambahan sehingga dia bisa menerima kebenaran yang ada di Alkitab.
Saya tidak tahu.


So,   my question to Roman Catholics is, whose authority do you accept? The authority of your Roman Catholic Bible and the fourth commandment that's in there, or do you accept  the authority of Dies Domini?    Yours is the choice.

Maka    pertanyaan saya kepada orang-orang Roma Katolik ialah, wewenang siapa yang kalian terima? Wewenang Alkitab Roma Katolik kalian dan Perintah Keempat yang ada di dalamnya, atau kalian menerima wewenang Dies Domini?   Pilihan ada di tangan kalian.


And I say to Protestants,  do you accept the testimony of the Bible that the Sabbath was made at creation, it was blessed and sanctified by God,  or will you observe the first day of the week, which never the Bible says was made holy be God, never says it was blessed by  God, never is it called God’s holy day?   Will you keep that day  thinking that you are keeping it, because the Bible teaches it  but you are really keeping it because it has been handed down  by the tradition of the Roman Catholic church?

Dan kepada orang-orang Protestan saya berkata, apakah kalian menerima kesaksian Alkitab bahwa Sabat diciptakan saat Penciptaan (dunia), bahwa Sabat itu diberkati dan dikuduskan oleh Allah; atau kalian akan memelihara hari pertama setiap minggu, yang tidak pernah dikatakan Alkitab hari itu dikuduskan oleh Allah, tidak pernah dikatakan hari itu diberkati Allah, tidak pernah disebut sebagai hari kudus milik Allah?   Akankah kalian memelihara hari tersebut dengan anggapan kalian memeliharanya karena diajarkan demikian  oleh alkitab, tetapi sesungguhnya kalian memelihara hari itu karena hari itu telah diwariskan oleh tradisi dan oleh gereja Roma Katolik?


This is where the choice is in the end time, folks. The choice in the  end time is between the seal of God and the mark of the Beast.  It’s between one day and another.
  THE SEAL OF GOD IS THE SABBATH. THE MARK OF THE BEAST IS THE FIRST DAY OF THE WEEK. 
You say, “Oh, you’re saying then, that the whole world is going to be divided by a day?” Let me tell you,   the day is only the means by which God will test you, to see whose authority you accept, who you are loyal to   Do you remember that God placed a tree in the Garden of Eden known as the tree of knowledge of good and evil?  He said to Adam and Eve, “You can eat of all of the trees of the garden”, like He says to us, “You can work six days and do all of  your labor”, but God said, “Don't eat from that tree,”  He was saying, “That tree is off limits to you, that's My tree. That's not yours.” Was the test over a tree? No.   The purpose of the tree was only to test Adam and Eve to see whether they would be loyal to  Him or loyal to Satan,   whether they would accept God’s authority  or whether they would accept the devil’s authority.  The external tree was the means of testing to whom they would be loyal. 
And so   at the end of time the day of worship is the way in which God is going to test people to see to whom they would be loyal and whose authority they would accept.
If you in the end time accept the authority of the Beast, you will receive his day of worship, you will keep the first day of the week, the Bible says that those who receive the mark of the Beast will receive the wrath of God. That’s why this is such an important issue.

Di sinilah pilihannya pada akhir zaman, Saudara-saudara. Pilihan pada akhir zaman ialah antara meterai Allah dan tanda Binatang, antara satu hari dengan hari yang lain.   METERAI ALLAH IALAH SABAT, TANDA BINATANG IALAH HARI PERTAMA SETIAP MINGGU.   
Kalian berkata, “Oh, kalau begitu Anda berkata seluruh dunia akan dipisahkan oleh satu hari?”
Saya akan memberitahu kalian,   hari itu hanyalah sarana dengan mana Allah menguji kita, untuk melihat wewenang siapa yang kita terima, kepada siapa kita setia.   Ingatkah kalian bahwa Allah menempatkan sebatang pohon di taman Firdaus yang dikenal sebagai pohon pengetahuan baik dan jahat? Allah berkata kepada Adam dan Hawa, “Kalian boleh makan semua buah di taman,” seperti yang dikatakanNya kepada kita, “Kamu bisa bekerja enam hari dan melakukan semua pekerjaanmu”, tetapi Allah berkata, “Jangan makan dari pohon tersebut.” Allah berkata, “Pohon itu bukan hakmu, itu pohonKu, itu bukan punyamu.” Apakah ujiannya mengenai sebatang pohon? Tidak.   Tujuan pohon itu hanyalah untuk menguji Adam dan Hawa untuk melihat apakah mereka akan setia kepada Allah atau setia kepada setan,   apakah mereka akan menerima autoritas Allah atau autoritas iblis. Pohon fisik itu adalah sarana untuk menguji kepada siapa mereka akan setia.
Maka   pada akhir zaman, hari ibadah adalah cara Allah menguji manusia untuk melihat kepada siapa mereka akan setia, dan autoritas siapa yang akan mereka terima.
Jika pada akhir zaman kita menerima autoritas Binatang, kita akan menerima hari ibadahnya, kita akan memelihara  hari pertama dari setiap minggu, Alkitab berkata mereka yang menerima tanda Binatang akan menerima murka Allah. Itulah sebabnya hal ini adalah isu yang sangat penting.
  

I want to end with a quotation from that classical book, The Great Controversy, page 53. Here Ellen White speaks about the process of how Sunday was accepted. She says, “The arch-deceiver had not completed his work. He was resolved to gather the Christian world under his banner and to exercise his power through his vice-regent, the proud pontiff who claimed to be the representative of Christ…”  in other words Vicarius Filii Dei, we will study that later on.. “…Through half-converted pagans, ambitious prelates, and world-loving churchmen, he accomplished his purpose. Vast councils were held from time to time in which the dignitaries of the church were convened from all the world. In nearly every council, the Sabbath which God instituted was pressed down a little lower while the Sunday was correspondingly exalted. Thus the pagan festival came finally to be honored as a divine institution, while the Bible Sabbath was pronounced a relic of Judaism and its observers were declared to be accursed.”
This can be proven to be historically true and Sam Bacchiocchi has done it in his publications.

Saya mau mengakhiri dengan sebuah kutipan dari buku klasik The Great Controversy hal. 53. Di sini Ellen White berbicara tentang proses bagaimana hari Minggu diterima. Katanya,   “Si penipu ulung belum menyelesaikan pekerjaannya. Dia telah memutuskan untuk menggalang dunia Kristen di bawah panjinya, dan menjalankan kuasanya melalui wakilnya, Paus yang sombong yang mengklaim sebagai wakil Kristus…”  dengan kata lain Vicarius Filii Dei, kita akan mempelajari itu nanti.    “…Melalui para penyembah berhala yang hanya setengah bertobat, imam-imam yang ambisius, dan umat gereja yang mencintai dunia, dia bisa mencapai tujuannya. Konsili-konsili besar digelar dari waktu ke waktu di mana para petinggi gereja dari seluruh dunia berkumpul. Nyaris dalam setiap konsili, Sabat yang telah dilembagakan Allah ditekan sedikit lebih ke rendah lagi sementara gantinya Minggu ditinggikan. Dengan demikian perayaan pagan akhirnya dihormati sebagai lembaga ilahi, sementara Sabat Alkitab dinyatakan sebagai peninggalan kuno Yudaisme dan mereka yang memeliharanya dinyatakan terkutuk.”
Ini bisa dibuktikan benar dari sejarah, dan ini telah dilakukan Sam Bacchiocchi dengan publikasinya.


Folks, the bottom line is this, will I accept the authority of God and reveal it by keeping His Sabbath and receiving His seal, or will I accept the authority of the Beast and receives his sign which is the observance of the first day of the week?

Saudara-saudara, akhir katanya ialah ini, apakah saya akan menerima autoritas Allah dan menyatakannya dengan memelihara SabatNya dan menerima meteraiNya; atau akankah saya menerima autoritas Binatang dan menerima tandanya yaitu pemeliharaan hari pertama setiap minggu?



28 05 18