Tuesday, July 19, 2016

THE FINAL MOVEMENTS ~ EPISODE 4 ~ STEPHEN BOHR ~ Bagian Kedua

FINAL  MOVEMENTS
Part 04/06 - Stephen Bohr ~ bagian kedua
THE COLLAPSE OF THE THREE WALLS

http://www.youtube.com/watch?v=MMXXmxbqZYY

 

 

  

And so I believe ~ as we observe in what I’ve shared with you so far ~ that this wall of separation between Protestants and Catholics has very few bricks left on it. It is coming down as I speak day by day.

 

Maka saya yakin ~ dengan menyimak apa yang telah saya bagikan kepada kalian ~ tembok pemisah antara Protestan dan Katolik hanya tersisa beberapa buah batu bata saja. Tembok itu semakin runtuh hari demi hari sementara saya sedang berbicara ini.

 

 

Now what about the second wall, the wall of separation between church and state?

Well, folks in 1787 and in 1791 the US adopted its Constitution. It’s the closest to be an inspired document of any human document that has ever been written. You’ll notice the first part of the first Amendment to the Constitution says, “Congress shall make no law respecting an establishment of religion or prohibiting the free exercise thereof…”
Another way of expressing it is a separation between what? A separation between church and state because the First Amendment then begins to speak about civil rights in the second half of the First Amendment. And so the first half of the First Amendment has to do with religious rights, the second half has to do with civil rights. These are the two horns of the beast that is found in Revelation 13:8, two lamblike horns, Republicanism and Protestantism if you please. So the US was instrumental in buidling this wall of separation between church and state.

Sekarang bagaimana dengan tembok yang kedua, tembok pemisah antara Gereja dengan Negara atau Pemerintah?
Nah, Saudara-saudara di tahun 1787 dan 1791, Amerika Serikat telah memberlakukan Konstitusinya. Ini adalah dokumen yang dibuat oleh manusia yang paling mirip suatu yang diilhamkan oleh Ilahi. Kalian akan lihat, bagian pertama dari First Amendment Konstitusi yang berbunyi “Kongres tidak boleh membuat undang-undang mengenai penegakan agama atau melarang kebebasan mempraktekkannya…”
Cara lain untuk menyatakan ini adalah suatu pemisahan antara apa? Pemisahan antara Gereja dengan Pemerintah, karena Amandemen Pertama ini lalu mulai berbicara tentang hak-hak sipil di bagian keduanya. Jadi bagian pertama Amandemen Pertama ini berkaitan dengan hak-hak relijius, bagian keduanya berkaitan dengan hak-hak sipil. Inilah kedua tanduk binatang yang terdapat di Wahyu 13:8, dua tanduk menyerupai tanduk domba, yaitu Republikanisme dan Protestantisme, katakanlah demikian. Jadi Amerika Serikat-lah yang berperan dalam membangun tembok pemisah antara Gereja dengan Pemerintah.


But there was something else that was instrumental in building this wall and it was what happened in 1798 just a few years after the Constitution and the Bill of Rights were adopted. You see as we’ve studied before, Revelation 13:10 says, He who leads into captivity shall go into captivity; he who kills with the sword must be killed with the sword…” We’ve already discussed this, the sword represents what? It represents the civil power, it represents the power of the government, of the state. The Papacy used the sword of the state during the 1260 years. But in 1798, the state, the civil power, the political power used the sword against whom? Used the sword against the Papacy.  You know, you can read for example Romans 13:4, here we find a description of what the sword represents. It says there, speaking abut the civil magistrate,For he is the minister of God to thee for good. But if thou do that which is evil, be afraid; for he beareth not the sword in vain: for he is the minister of God, a revenger to execute wrath upon him that doeth evil.”
So you notice here that the sword represents the civil power. And in 1798 the state gave a deadly wound to the Roman Catholic Papacy, in other words the state now was separated from the church. And in the US the Constitution and the Bill of Rights guarantee the separation of church and state shortly after the deadly wound was given. This is the reason why Malachi Martin the Jesuit priest could say this about the Roman Catholic Papacy and what happened in France. He says, “…200 years of inactivity had been imposed upon the papacy  by the major secular powers of the world.”  You catch that?  “200 years of inactivity had been imposed upon the papacy  by the major secular powers of the world.”   In other words the states of the world keep the deadly wound in place.

Tetapi ada hal lain yang punya peranan dalam pembangunan dinding ini, dan itulah yang terjadi di 1798, hanya beberapa tahun setelah diberlakukannya Konstitusi dan Bill of Rights (Amendemen kepada Konstitusi). Kalian lihat, sebagaimana telah kita pelajari sebelumnya, Wahyu 13:10 berkata, “Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan; siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang…” Kita sudah membahas ini. Pedang itu melambangkan apa? Melambangkan kekuasaan sipil, melambangkan kekuasaan pemerintah, kekuasaan negara. Kepausan memakai pedang pemerintah ini selama 1260 tahun. Tetapi di tahun 1798, negara, kekuasaan sipil, kekuasaan politik, memakai pedang itu pada siapa? Memakai pedang itu pada Kepausan. Kalian tahu, kalian bisa membaca misalnya Roma 13:4 di sini kita dapati suatu deskripsi pedang itu melambangkan apa. Dikatakan di sana, berbicara tentang penguasa sipil, “Karena dia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah, karena dia tidak menyandang pedang dengan percuma, karena dia adalah hamba Allah,  untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” [KJV yang diindonesiakan].
Jadi kalian lihat bahwa pedang melambangkan kekuasaan sipil. Dan di tahun 1798, Negara memberikan luka yang mematikan kepada Kepausan Roma Katolik, dengan kata lain Negara sekarang dipisahkan dari Gereja. Dan di Amerika Serikat, Konstitusinya dan Bill of Rights-nya menjamin pemisahan gereja dari negara, tak lama setelah luka yang mematikan itu terjadi.
Inilah mengapa Malachi Martin, imam Jesuit itu, bisa berkata demikian tentang Kepausan Roma Katolik dan apa yang terjadi di Perancis, dia berkata, “…200 tahun ketidakaktifan telah dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasan besar dunia sekuler.”
Apakah kalian menangkap itu? “…200 tahun ketidakaktifan telah dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasan besar dunia sekuler.” Dengan kata lain pemerintahan sekuler dunialah yang membuat luka yang mematikan ini tetap ada.


Ellen White also says in Great Controversy pg. 564 something very similar. She says, “…Let the restrains…”  notice the word “restrains”    “…Let the restrains now imposed by secular governments…”  what is it that imposed the restrains? The secular governments. Is that the same as “200 years of inactivity by the secular governments?” Absolutely. Ellen White was writing over 100 years before Malachi Martin.    “…Let the restrains now imposed by secular governments be removed and Rome be reinstated in her former power, and there would speedily be a revival of her tyranny and persecution.

Ellen White juga mengatakan sesuatu yang sangat mirip di Great Controversy hal. 564, dia berkata, “Bilamana pengekangan…”  perhatikan kata “pengekangan”   “…Bilamana pengekangan  yang sekarang dipaksakan oleh pemerintah-pemerintah sekuler…”  siapa yang memaksakan pengekangan? Pemerintah-pemerintah sekuler. Apakah ini sama dengan “200 tahun ketidakaktifan yang dipaksakan oleh… dunia sekuler”? Betul sekali. Ellen White menulis itu lebih dari 100 tahun sebelum Malachi Martin.   “…Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh pemerintah-pemerintah sekuler disingkirkan, dan Roma dikembalikan ke kekuasaannya yang sebelumnya, akan terjadi suatu kebangkitan yang cepat pada tiraninya dan penganiayaannya.”


Let me ask you is the US instrumental in uniting Protestants and Catholics according to what we’ve studied? Will the US be instrumental in tearing down the wall of separation between church and state which it built? Absolutely. The US is involved in both. In fact notice Revelation 13:3, speaking about the deadly wound and what’s going to happen, after the deadly wound is healed. It says, And I saw one of his heads as it were wounded to death…”  that is by the sword by the civil power in 1798 but then it says,   “…and his deadly wound was…”  what?   “…was healed…”  which means that he must now have what again? He must have the sword in his hand. And it says, “…and all the world wondered after the beast.”
Ironically enough it’s the US which actually built the wall of separation, which tear it down and return the power to the Beast of Revelation 13.

Coba saya tanya, apakah Amerika Serikat yang berperan mempersatukan Protestan dan Katolik menurut apa yang telah kita pelajari? Apakah Amerika Serikat akan berperan dalam merobohkan tembok pemisah antara Gereja dan Pemerintah yang telah dibangunnya sendiri? Betul sekali. Amerika Serikat terlibat dalam keduanya. Bahkan simak Wahyu 13:3, berbicara tentang luka yang mematikan dan apa yang akan terjadi setelah luka yang mematikan itu sembuh. Dikatakan, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan…”  yaitu oleh pedang kekuasaan sipil pada tahun 1798, tetapi kemudian dikatakan, “…tetapi luka yang mematikan itu…”  apa?   “…sembuh…”  berarti sekarang dia pasti memiliki apa lagi? Dia pasti memiliki pedang lagi di tangannya. Dan dikatakan,   “…Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.”
Ironisnya, Amerika Serikat-lah yang membangun tembok pemisah itu, yang diruntuhkannya sendiri dan mengembalikan kekuasaan kepada Binatang Wahyu 13.


Notice Revelation 13:11, it says, And I beheld another beast coming up out of the earth…”  this represents the US   “…and he had two horns like a lamb, and he spake as a dragon…”  Notice Revelation 13:12 how the US is going to be instrumental in giving the power back to the Beast. It says, “…12 And he exerciseth…”  that is the second beast, the US, “…exerciseth all the power of the first Beast before him…”  see everything he does is with respect to the first Beast  “…and causeth the earth and them which dwell therein to worship the first Beast, whose deadly wound was healed.”
The second beast, the US, is then going to be instrumental in making everybody worship the image to the first Beast, imposed the mark of the first Beast, persecute as the first Beast did, in order for this to happen, the wall of separation between church and state must come down.

Simak Wahyu 13:11, dikatakan, “Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi…”  ini melambangkan Amerika Serikat “…dan dia memiliki dua tanduk seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga…”  Perhatikan Wahyu 13:12 bagaimana Amerika Serikat akan berperan dalam memberikan kekuasaan kembali kepada Binatang itu. Dikatakan,   “…12 Dan dia menjalankan…”  ini adalah binatang yang kedua, yaitu Amerika Serikat, “…menjalankan seluruh kuasa Binatang yang pertama itu di depan matanya…”  lihat, segala yang dilakukannya adalah demi Binatang yang pertama,   “…dan Ia membuat seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah Binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.” [KJV yang diindonesiakan]
Binatang yang kedua, Amerika Serikat akan berperan membuat semua orang menyembah patung Binatang pertama, memaksakan tanda Binatang pertama, menganiaya sebagaimana Binatang yang pertama itu pernah menganiaya. Dan supaya semua ini boleh terjadi, tembok pemisah antara Gereja dengan Pemerintah harus dirobohkan.


Now what has been happening in this realm  in the last several years? Well, the US had broken diplomatic relations with the Vatican in 1867 because of the work of Pius IX. At times the US tried to reestablish diplomatic relations with the Vatican, f.i. in 1951 Harry Truman tried to send an ambassador to the Vatican and there was such an uproar that he said, “Forget it, I’m not going to pursue it anymore.” But when Ronald Reagan tried to send an ambassador to the Vatican, William Wilson, it hardly even caused a ripple among Protestants, most Protestants didn’t see any problem with sending an ambassador of a country of a political power to a church, to the Roman Catholic church.

Nah, apa yang terjadi di dunia ini selama beberapa tahun yang terakhir? Yah, Amerika Serikat telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Vatikan di tahun 1867 gara-gara apa yang dilakukan Pius IX. Beberapa kali Amerika Serikat berusaha memulihkan hubungan diplomatik dengan Vatikan, misalnya di tahun 1951 Harry Truman berusaha mengirim seorang duta besar ke Vatikan dan terjadi kehebohan yang begitu besar sehingga dia berkata, “Sudah, lupakan saja, saya tidak akan mengusahakan itu lagi.” Tetapi ketika Ronald Reagan mencoba mengirim seorang duta besar ke Vatikan, William Wilson, hal itu nyaris tidak menimbulkan riak sedikit pun di antara golongan Protestan. Mayoritas Protestan saat itu tidak melihat adanya masalah mengirimkan seorang duta besar sebuah negara politik kepada sebuah gereja, ke gereja Roma Katolik.


There are some disturbing things that people are saying about the wall of separation between church and state.
Notice Judge William Rehnquist, the Chief Justice of the Supreme Court of the US, once said this, “The wall of separation between church and state is a metaphor based on bad history. A metaphor which has proved useless as a guide in judging. It should be frankly and explicitly abandoned.” That’s the Chief Justice of the Supreme Court of the US saying, “You should abandon the idea of the separation of church and state.” Actually Rehnquist believes that what the First Amendment forbids is the establishment of a church, of a state church, or favoring one church above other churches. That’s not what the First Amendment says. The First Amendment does not say, “Congress shall make no law respecting the establishment of a church” or “of one church above another church”. It says, “Congress shall make no law respecting an establishment of religion…”  Now, what part of “establishment of religion” don’t you understand? It’s a  crash in the reinterpretation of the First Amendment to say that it merely forbids, you know, it merely forbids the state from favoring one church above another church.

Ada orang-orang yang mengatakan hal-hal yang mengkhawatirkan tentang tembok pemisah antara gereja dengan pemerintah.
Simak Hakim William Rehnquist, Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat,  pernah berkata demikian, “Dinding pemisah antara gereja dan pemerintah adalah suatu metafora berdasarkan sejarah yang buruk, suatu metafora yang telah terbukti tidak bermanfaat sebagai pedoman untuk menilai. Terus terang dan sangat jelas itu haruslah ditinggalkan.” Ini Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat yang berkata, “Kita harus meninggalkan konsep pemisahan gereja dari pemerintah.” Sebenarnya Rehnquist meyakini bahwa apa yang dilarang oleh Amandemen Pertama adalah pendirian sebuah gereja, atau pendirian sebuah gereja negara, atau memberikan dukungan lebih kepada satu gereja di atas gereja yang lain. Itu bukanlah apa yang dikatakan Amandemen Pertama. Amandemen Pertama tidak berkata, “Kongres tidak boleh membuat undang-undang mengenai pendirian sebuah gereja” atau “mengenai satu gereja di atas gereja yang lain”. Amandemen Pertama berkata, “Kongres tidak boleh membuat undang-undang mengenai penegakan agama…” Nah, bagian mana dari  “penegakan agama yang tidak dipahami? Salah besar jika menginterpretasikan apa yang dikatakan Amandemen Pertama sebagai melulu melarang pemerintah memberikan dukungan lebih kepada satu gereja di atas gereja yang lain.


And there is something that is coming up these days among the Protestants you know, Falwell and Pat Robertson, and others, they are saying, “Listen, the First Amendment was meant to protect the church from the state but it was not meant to protect the state from the church.” In other words it is totally contrary to what history shows. It goes both ways. The state is affected by the church becoming involved, and the church is affected by the state becoming involved. It’s a matter of history.

Dan dewasa ini ada sesuatu yang muncul di antara orang-orang Protestan, kalian tahu, Falwell dan Pat Robertson dan yang lain, mereka berkata, “Dengar, Amandemen Pertama itu tujuannya untuk melindungi gereja dari pemerintah, tetapi bukan untuk melindungi pemerintah dari gereja.” Dengan kata lain ini sama sekali bertolakbelakang dengan apa yang telah dibuktikan oleh sejarah. Perlindungan itu dua arah. Pemerintah akan terpengaruh bilamana gereja turut campur, dan gereja juga terpengaruh bila pemerintah turut campur. Itulah yang dibuktikan sejarah.


W.A. Criswell whom I mentioned before, who was many years the President of the Southern Baptist Convention had to say this, “I believe that this notion of the separation of church and state was the figment of some infidel’s imagination.”
W.A. Criswell yang tadi sudah saya sebutkan, yang lama menjabat sebagai Presiden Southern Baptist Convention, pernah berkata demikian, “Saya yakin bahwa konsep pemisahan antara gereja dengan pemerintah adalah hasil khayalan orang-orang yang tidak berTuhan.”


Pat Robertson who by the way got himself into hot water by saying that we should assassinate Hugo Chaves in Venezuela, this of course he is pro-life. This is a hypocrisy.

Pat Robertson mengakibatkan dirinya kena masalah karena mengatakan kita harus membunuh Hugo Chaves di Venezuela, padahal tentu saja dia mengaku sebagai pro-hidup. Ini adalah kemunafikan.


Well, do you know that Jerry Falwell said, that we need to round up the terrorist and that we need to blow them up, blow them away in the name of the Lord? Does that sound
like something that a preacher should say? Don’t those people need to be saved? Don’t they need to hear about Jesus, what’s this about blowing people away in the name of the Lord?

Nah, tahukah kalian apa kata Jerry Falwell? Bahwa kita perlu menangkapi semua teroris dan kita harus meledakkan mereka. Meledakkan mereka dalam nama Tuhan? Apakah pantas seorang pendeta mengucapkan kata-kata seperti ini? Apakah orang-orang itu tidak butuh diselamatkan? Apakah mereka tidak perlu mendengar tentang Yesus? Apa ini kok bicara tentang meledakkan orang dalam nama Tuhan?


We’ve been called to preach the Gospel in those places, we have not been called to get politically involved. And Pat Robertson and Jerry Falwell are more politicians than ministers, and they’ve disfigured the face of Christ before the people, you know, the Liberals so called. You know, they are not going to be reached that way.

Kita telah dipanggil untuk menyampaikan pekabaran Injil di tempat-tempat itu, kita tidak dipanggil untuk terlibat secara politis. Dan Pat Robertson serta Jerry Falwell lebih merupakan politisi ketimbang pendeta, mereka telah mencemarkan wajah Kristus di hadapan orang-orang yang disebut para Liberal, kalian tahu. Orang-orang itu jelas tidak akan dijangkau dengan cara itu.


Pat Robertson had this to say, “We have together with the Protestants and the Catholics enough votes to run the country and when the people say ‘We’ve had enough’, we are going to take over.” He said that several years ago, but you know that’s what in his heart.

Pat Robertson berkata demikian, “Kami, yang Protestan bersama yang Katolik akan memiliki cukup suara untuk menjalankan pemerintahan, dan pada waktu masyarakat berkata ‘Kami sudah tidak mau lagi’, maka kami yang akan mengambil alih.” Dia mengatakan ini sudah beberapa tahun yang lalu, tetapi kalian tahu itulah yang ada di hatinya.


Keith Fournier, Roman Catholic, author of the book Evangelical Catholics, a very good friend of Ralph Reed, he said this, “The wall of separation between church and state that was erected by secular humanists and other enemies of religious freedom, has to come down.” You know I find it so interesting that he would say the wall “was erected by secular humanists and enemies of religious freedom”, well it is just the contrary. He says, “That wall is more of a threat to society than the Berlin wall ever was. Those opposing argues are the new fascists.” 
This is the way that religious leaders are talking about the wall of separation between church and state.

Keith Fournier, seorang Roma Katolik, penulis buku Evangelical Catholics, sahabat Ralph Reed, berkata demikian, “Tembok pemisah antara gereja dengan pemerintah yang dibangun oleh humanis sekuler dan musuh-musuh lain kebebasan beragama, harus dirobohkan.” Kalian tahu, bagi saya ini sangat menarik dia berkata bahwa tembok itu  “dibangun oleh humanis sekuler dan musuh-musuh lain kebebasan beragama” yang justru adalah kebalikannya. Dia berkata, “Tembok itu lebih merupakan ancaman bagi  masyarakat ketimbang tembok Berlin dulu. Mereka yang mendebat ini dengan pendapat yang berlawanan adalah fasis-fasis baru.”
Beginilah pemimpin-pemimpin rohani sekarang berbicara mengenai tembok pemisah antara gereja dengan pemerintah.


And then you have election 2000 and election 2004, the red state Evangelicals and Catholics  banding together joining forces on moral issues to elect the President of the US. Many of you may not be aware but on May 24, 2000, congressman Chris Smith a Roman Catholic, introduced legislation to give the Pope the congressional gold medal, the highest honor that Congress can confer upon an individual.
In July, the House and the Senate have voted to confer this honor, and Bill Clinton on July 27, 2000, signed the declaration and of course the US gave the Pope this congressional gold medal, the highest recognition of the Congress of the US.

Kemudian peristiwa pemilu 2000 dan pemilu 2004, golongan Evangelis dan Katolik Republikan bergabung bersama bersatu dalam isu-isu moral untuk memilih Presiden Amerika Serikat. Kebanyakan dari kalian mungkin tidak menyadari tetapi pada 24 Mei 2000, anggota Kongres Chris Smith, seorang Roma Katolik, mengajukan kepada Parlemen untuk menganugerahi Paus medal emas Kongres, penghargaan tertinggi yang bisa dianugerahkan Kongres kepada seseorang. Di bulan Juli, Parlemen dan Senat mengambil suara untuk menganugerahkan kehormatan tersebut dan Bill Clinton menandatangani pernyataan itu pada 27 Juli 2000, dan tentu saja Amerika Serikat memberikan kepada Paus medal emas Kongres ini, pengakuan tertinggi Kongres Amerika Serikat.


We all know about George Bush’s executive order saying that faith based initiatives can receive funds from the government, we know what he has done in terms of vouchers.

Kita semua tahu tentang perintah eksekutif George Bush yang mengatakan bahwa inisiatif yang berdasarkan agama boleh menerima dana dari pemerintah. Kita tahu bahwa dia telah melakukannya dalam bentuk voucher.


We could go on and on.
Of course we have Katrina.
You know you might say, “Well, Pastor, you need to pray for the President.”
Yes, we need to pray that the President will keep the wall built. That he will not allow himself to be affected by right wing evangelicals or left wing individuals who also have their own agendas, by the way they are going to meet in the middle.

Kita bisa melanjutkan ini tidak ada habisnya.
Tentunya juga soal Katrina.
Kalian mungkin berkata, “Nah, Pastor, Anda perlu berdoa untuk Bapak Presiden.”
Ya, kita perlu berdoa agar Presiden akan mempertahankan tembok itu, agar dia tidak akan membiarkan dirinya dipengaruhi oleh Protestan sayap kanan atau orang-orang sayap kiri yang juga memiliki agenda mereka sendiri, yang akhirnya mereka akan bertemu di tengah-tengah.


Do you know what’s happening? Liberals they want gay marriage. Conservatives want Sunday legislation. Do you know that both of those are changes in God’s law and both are creation institutions? So what’s worse? Imposing a non-biblical Sunday or imposing unbiblical gay marriage? It’s the same whether it’s left or right, makes no difference. Because the Devil’s intention is to get rid of the law.

Tahukah kalian apa yang sedang terjadi? Golongan Liberal menghendaki perkawinan sesama jenis. Golongan Konservatif minta undang-undang hari Minggu. Tahukah kalian bahwa kedua hal itu adalah mengubah hukum Allah, dan keduanya adalah lembaga-lembaga yang diadakan saat Penciptaan? Jadi mana yang lebih buruk? Memaksakan hari Minggu yang tidak alkitabiah atau memaksakan perkawinan sejenis yang tidak alkitabiah? Sama saja, apakah itu kiri atau kanan, tidak ada bedanya. Karena tujuan Iblis adalah melenyapkan Hukum.


You know there was an interesting explanation of the hurricane by a right wing evangelical website. It says if you look at the hurricane it has an eye in the middle and it has a big long tail, and it looks just like a fetus. You know where I am going with this? Actually that hurricane that hit the Gulf coast was God’s revenge upon this country because of all of the abortions that are performed. Galvanizes Protestants and Catholics in the same camp.

Kalian tahu ada penjelasan yang menarik mengenai badai topan di sebuah website Protestan sayap kanan. Katanya jika kita melihat ke badai itu di tengahnya ada sebuah mata dan dia memiliki ekor panjang besar, dan rupanya persis janin. Kalian tahu ke mana arah pembicaraan ini? Sebetulnya badai topan yang menerpa Gulf Coast adalah pembalasan Tuhan kepada negara ini karena semua aborsi yang telah terjadi. Ini merekat Protestan dan Katolik dalam wadah yang sama.


You know Terri Schiavo’s case which I’ve already mentioned, which was in the news, are constantly.  James Dobson, D. James Kennedy,  Pat Robertson, Jerry Falwell and others were actually the force behind pressuring Congress to make this law. It was religious leaders who were behind the idea of making this special law to keep Terri Schiavo alive.

Kalian tahu kasus Terri Schiavo yang sudah saya sebutkan, yang terus-menerus dimuat di media? James Dobson, D. James Kennedy, Pat Robertson, Jerry Falwell dan yang lain-lain adalah kekuatan di belakang yang terus-menerus menekan Kongres untuk mengeluarkan undang-undang tersebut. Pemimpin-pemimpin rohanilah yang berada di balik konsep terciptanya undang-undang untuk mempertahankan hidup Terri Schiavo.


We all know about the battle over Supreme Court justices. You know some of the right wing evangelicals in the US are saying that we need to impeach activist judges. Now I don’t agree with everything the judges do, particularly Liberal judges, I believe that they ride the law, but it’s equally disturbing ~ instead of interpreting the law ~ I believe it’s equally disturbing for us to see protestant ministers influencing their constituencies to try and get the government to impeach judges because the judges don’t go exactly the way that they feel that they should judge.

Kita semua tahu tentang pertempuran mengenai hakim-hakim Mahkamah Agung. Kalian tahu beberapa dari Protestan sayap kanan di Amerika Serikat berkata bahwa kita perlu menggugat hakim-hakim aktivist. Nah, saya tidak sepakat dengan segala yang dilakukan hakim-hakim itu, terutama hakim-hakim golongan Liberal. Saya yakin mereka menunggangi hukum padahal seharusnya mereka menginterpretasikan hukum, dan  adalah sama mengkhawatirkannya bagi kita melihat bagaimana pendeta-pendeta Protestan ini mempengaruhi konstituen-konstituen mereka untuk berusaha memaksa pemerintah menggugat para hakim karena hakim-hakim itu tidak memutuskan sesuai apa yang menurut mereka harus mereka putuskan.


And of course we all know about the nuclear option, which was taken off the table. Amazing things are happening.

Dan tentu saja kita semua tahu tentang opsi nuklir, yang telah disingkirkan dari agenda.
Hal-hal yang mengagumkan sedang terjadi.


You know as you observe what happened at the Pope’s funeral, I mentioned some of these things before, allow me to mention them again. 80 heads of state went to Vatican city from 200 countries there were representatives there. All of the major religions of the world were represented, Jews, Muslims, Hindus, Buddhists,  Protestants from many denominations, three US Presidents, and one who wanted to go but he was slighted which would be Jimmy Carter by the way, a Southern Baptist, he wasn’t too happy that he wasn’t included. Five million people went to Vatican city during that week, three hundred thousand gathered in St. Peter’s Square ~ those of you who’ve been there, that would be pretty tight to get 300 thousand people in there. People stood in line 24 hours just to view the body of John Paul II, and the pomp and the ceremony was incomparable. I mean, I don’t know if it happened with you but I was wowed, I was filled with awe, at the colors and the vestments and the music, and the cathedral. Wow! It was amazing. Pretty close to “the whole world wondering after the Beast.”

Kalian tahu, saat kita melihat apa yang terjadi pada pemakaman Paus ~ saya sudah menyebutkan beberapa hal tentang ini sebelumnya, izinkan saya menyebutnya lagi ~ 80 kepala negara pergi ke Kota Vatikan, dari 200 negara ada wakilnya di sana. Semua agama utama dunia terwakili, Yahudi, Muslim, Hindu, Buddha, Protestan dari pelbagi denominasi, tiga Presiden Amerika Serikat, dan satu yang ingin pergi tetapi dia diremehkan yaitu Jimmy Carter, seorang Southern Baptist, yang tidak senang hati karena dia tidak termasuk di sana. 5 juta manusia pergi ke Kota Vatikan dalam minggu itu, 300’000 berkumpul di St. Peter’s Square ~ bagi kalian yang pernah ke sana, bisa membayangkan betapa penuh sesaknya menjejalkan 300’000 orang di sana. Orang-orang antre selama 24 jam hanya untuk melihat jasad Yohanes Paulus II. Dan kemegahan dan upacaranya tidak tertandingi. Maksud saya, entah bagaimana dengan kalian, tetapi saya terpesona, saya diliputi kekaguman, melihat warna-warna pakaiannya dan musiknya, dan kathedralnya. Wow! Mengagumkan. Sangat mendekati “seluruh dunia mengikut Bintang itu.”


You know it’s interesting the US thinks in years, the Roman Catholic church thinks in centuries. The US has had 43 Presidents, the Roman Catholic church has had 262 Popes, many of them ruled for over 20 years. That’s why Ellen White says that the Roman Catholic church can read what will be, not because she can read the future but on the basis of her experience and observing what happened as a result of this and as a result of that, they can read pretty well what’s going to happen.

Kalian tahu, yang menarik Amerika Serikat berpikir dalam hitungan tahun, tetapi gereja Roma Katolik berpikir dalam hitungan abad. Amerika Serikat telah memiliki 43 orang Presiden, gereja Roma Katolik telah memiliki 262 Paus, dan banyak yang memerintah lebih dari 20 tahun. Itulah sebabnya Ellen White berkata bahwa gereja Roma Katolik bisa memperkirakan apa yang akan terjadi, bukan karena dia bisa meramal masa depan, tetapi berdasarkan pengalamannya dan pengamatannya tentang ini dan itu, mereka bisa membaca kemungkinan apa yang akan terjadi.


You know we think that the US is the lone remaining superpower of the world, we think of the military might and the economic might of the US but you know the secret of the power and prosperity of the US is not found in any of those things. Allow me to read you a statement from Great Controversy pg. 441. She says, “Among the Christian exiles who first fled to America, and sought an asylum from royal oppression and priestly intolerance were many who determined to establish a government upon the broad foundation of civil and religious liberty. Their views found place in the Declaration of Independence which sets forth the great truth that ‘all men are created equal’ and endowed with the inalienable right to ‘life, liberty and the pursuit of happiness’. And the Constitution guarantees to the people the right of self government providing that representatives elected by the popular vote shall enact and administer the laws. Freedom of religious faith was also granted, every man being permitted to worship God according to the dictates of his conscience…”  now notice this, here’s the key, “…Republicanism and Protestantism…”  Republicanism basically means civil liberty, Protestantism means religious liberty. She says  “…Republicanism and Protestantism became the fundamental principles of the nation. These principles are the secret of its power and prosperity…”  Have you ever thought that the wall of separation between church and state is the secret of the power and prosperity of the US? Is this perhaps the reason why the US is experiencing so many calamities in the recent past? If it is the secret of her power and prosperity, when you start tearing down that wall, what happens with prosperity and power? It begins to lose its power and its prosperity.

Kalian tahu, kita mengira Amerika Serikat adalah kekuasaan adidaya yang terakhir yang tersisa di dunia, kita berpikir tentang kekuatan militernya, kekuatan ekonominya, tetapi kalian tahu, rahasia kekuasaan dan kemakmuran Amerika Serikat sama sekali tidak berada dalam hal-hal itu. Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Great Controversy hal. 441. Ellen White berkata, “Dari antara orang-orang Kristen yang dibuang yang pertama-tama melarikan diri ke Amerika dan mencari perlindungan dari penindasan raja dan ketidaktoleransian gereja, banyak bertekad untuk mendirikan suatu pemerintahan di atas fondasi kebebasan sipil dan kebebasan beragama yang luas. Pandangan mereka tertampung dalam Deklarasi Kemerdekaan yang menyatakan kebenaran-kebenaran yang hebat bahwa ‘semua manusia diciptakan sederajat’ dan dianugerahi dengan hak yang tidak dapat dicabut atas ‘hidup, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan’. Dan Konstitusi menjamin hak membentuk pemerintahan sendiri, asalkan wakil-wakil yang dipilih oleh suara terbanyak akan menetapkan dan melaksanakan hukum. Kebebasan dalam beragama juga dianugerahkan, setiap orang diizinkan menyembah Allah menurut kehendak hati nuraninya…” sekarang perhatikan ini, ini kuncinya, “…Republikanisme dan Protestantisme…” Republikanisme pada dasarnya berarti kebebasan sipil, Protestantisme berarti kebebaskan beragama. Ellen White melanjutkan, “…Republikanisme dan Protestantisme merupakan prinsip-prinsip fundamental bangsa ini. Prinsip-prinsip ini adalah rahasia kuasa dan kemakmurannya…” Pernahkah kalian berpikir bahwa tembok pemisah antara gereja dan pemerintah adalah rahasia kekuasaan dan kemakmuran Amerika Serikat? Inikah alasannya barangkali mengapa Amerika Serikat mengalami begitu banyak bencana akhir-akhir ini? Jika tembok itulah rahasia kekuasaan dan kemakmurannya, maka bila tembok itu mulai dibongkar, apa yang terjadi dengan kemakmuran dan kuasa? Dia mulai kehilangan kuasanya dan kemakmurannya.  


So two walls have pretty much come down.
But there is one further wall that I would like to make some remarks on, and that is the separation between Communism and Catholicism.
The first bricks of this wall were placed at the time of the French Revolution which was an atheistic reaction against religion. Further bricks were added to the wall in 1917 with the Bolshevik revolution. Even more bricks were added to the wall, separating Catholics and Communists by the agreement between Truman, Churchill and Stalin after WWII, carving up Europe. And this wall was further bolstered in the 1960’s when country after country even in Latin America became Communist or lean toward Communism. I’d like to symbolize this wall by the Berlin wall. The wall of separation between Catholicism and Communism. Catholicism could never regain its power unless this wall of separation between them and Communism could be torn down, because half of Europe which had belonged to the Papacy was no longer the Papacy’s, it was in Communist’s hands. Now, I am not going to go into this in a lot of details but Daniel 11:40 speaks about the time of the end, the king of the south rising against the king of the north.  The king of the south represents Atheism, primarily during the French revolution. It’s the spirit of the Pharaoh who says, “Who is the Lord? I don’t know the Lord and I won’t let His people go.” So at the time of the end the king of the south is atheism, manifested primarily in France, and he arises against the king of the north which by the way at that time was the Papacy. The French Revolution actually culminated with the taking of the Pope prisoner but then we are told that the king of the north which represents the Papacy would arise against the king of the south ~ that is atheism, that is communism ~ and he would overwhelm and he would conquer him and everything that he had taken from the Papacy.

Jadi dua tembok sudah boleh dikatakan runtuh.
Tetapi masih ada satu tembok lagi yang ingin saya bahas, dan itu adalah pemisahan antara Komunisme dengan Katolikisme.
Batu-batu bata yang pertama dari tembok ini diletakkan pada masa Revolusi Perancis yang merupakan reaksi atheisme terhadap agama. Lebih banyak lagi bata-bata ditambahkan kepada tembok itu di tahun 1917 oleh revolusi Bolshevik. Semakin banyak bata ditambahkan ke tembok ini yang memisahkan antara Katolik dengan Komunis oleh perjanjian antara Truman, Churchill dan Stalin setelah Perang Dunia II, yang memecah-belah Eropa. Dan tembok ini semakin diperkuat di tahun 1960 ketika negara demi negara bahkan di Latin Amerika, menjadi Komunis atau condong ke Komunisme. Saya ingin mengibaratkan tembok ini dengan tembok Berlin. Tembok pemisah antara Katolikisme dan Komunisme. Katolikisme tidak akan pernah bisa memulihkan kuasanya kecuali bila tembok pemisahan antara dirinya dengan Komunisme bisa diruntuhkan, karena separo Eropa yang tadinya adalah milik Kepausan, tidak lagi menjadi milik Kepausan, sekarang berada di tangan Komunisme. Nah, saya tidak akan berpanjang lebar dengan detail-detail tetapi Daniel 11:40 berbicara mengenai masa akhir zaman, di mana raja negeri selatan bangkit melawan raja negeri utara. Raja negeri selatan melambangkan Atheisme, terutama selama masa revolusi Perancis. Itulah semangat Firaun yang berkata, “Siapa itu Tuhan? Aku tidak kenal Tuhan dan aku tidak akan melepaskan umatNya.”  Jadi di masa akhir zaman, raja negeri selatan adalah Atheisme, yang diwujudkan terutama oleh Perancis, dan dia bangkit melawan raja negeri utara, yang pada waktu itu adalah Kepausan. Revolusi Perancis telah memuncak dengan ditangkapnya Paus sebagai tawanan, tetapi kemudian kita diberitahu bahwa raja negeri utara yang mewakili Kepausan akan bangkit melawan raja negeri selatan, yaitu atheisme, komunisme; dan dia akan melibas dan akan mengalahkannya, dan merebut semua yang telah diambilnya dari Kepausan.


You know it’s interesting that in 1982 a secret alliance was formed between John Paul II and Ronald Reagan. I’d like to read you a statement from Time magazine. The title of the cover is “The Holy Alliance”, on one side is the Pope and on the side is Ronald Reagan. And this is what we find in the Time article page 28 of February 24, 1992.
“‘On June 7, 1982, Reagan and John Paul met for 50 minutes in Vatican. During that conversation the plot was hatched to eliminate Communism. In that meeting Reagan and the Pope agreed to undertake a clandestine campaign to hasten the dissolution of the Communist empire,’ declares Richard Allen, Reagan’s first national security adviser, ‘This was one of the great secret alliances of all time.’”


Kalian tahu, yang menarik adalah di tahun 1982, suatu aliansi rahasia terbentuk antara Yohanes Paulus II dengan Ronald Reagan. Saya ingin membacakan pernyataan itu dari majalah Time. Judul sampulnya adalah “Aliansi Kudus” dan di satu sisi adalah gambar Paus, sedangkan di sisi lain gambar Ronald Reagan. Dan inilah yang kita dapati di artikel dalam Time edisi 28 Februari 1992.
“Pada tanggal 7 Juni 1982, Reagan dan Yohanes Paulus bertemu selama 50 menit di Vatikan. Selama pembicaraan itu suatu plot telah dilahirkan untuk melenyapkan Komunisme. Dalam pertemuan itu Reagan dan Paus sepakat untuk melaksanakan suatu kampanye gelap untuk mempercepat penghancuran kekaisaran Komunis’, pernyataan Richard Allen, penasihat pertama Ronald Reagan dalam bidang keamanan nasional. ‘Ini adalah salah salah satu aliansi rahasia yang paling besar segala zaman.”


 If you want to read further about this, in Carl Bernstein’s book, by the way of Watergate fame Carl Bernstein, he wrote a book titled His Holiness where he documents about 700-800 pages of everything that happened in connection with the meetings that Ronald Reagan had with the Pope, it’s simply amazing. How, as a result of this Communism actually fell in Eastern Europe.
It’s interesting to notice that the economic power  and the political power of the US, the military power combined with the Intelligence of the Roman Catholic church on the ground in all of those countries led to what we all know, the fall of the Berlin wall and the demise of Communism in Eastern Europe.


Jika kalian mau membaca lebih jauh tentang ini di buku Carl Bernstein ~ ketahuilah Carl Bernstein ini sangat terkenal karena Watergate ~ dan dia menulis sebuah buku berjudul His Holiness, di mana dia mendokumentasikan sekitar 700-800 halaman mengenai segala sesuatu yang terjadi sehubungan dengan pertemuan-pertemuan Ronald Reagan dengan Paus. Betul-betul mengagumkan. Bagaimana sebagai akibatnya, Komunisme benar-benar jatuh di Eorpa Timur.
Menarik untuk menyimak bahwa kekuatan ekonomi dan kekuatan politik Amerika Serikat, kekuatan militer digabungkan dengan intelijen gereja Roma Katolik di darat di semua negara itu ~ seperti yang kita ketahui ~ mengakibatkan jatuhnya tembok Berlin dan matinya Komunisme di Eropa Timur.


Malachi Martin, the Jesuit who died by the way under mysterious circumstances in his book, The Keys of This Blood, stated this: “There are three global powers that are competing for world dominion:
1.     Communism
2.     Western capitalism
3.     Roman Catholicism…”
And he boldly said, “…There is no doubt as to who is going to win this battle for the dominion of the world…” He says, “…it will be the Roman Catholic system that will dominate and control the whole world.” Since he wrote that book, communism in Eastern Europe has fallen and Western capitalism is in decay. Western capitalism because of its immorality and because of its going astray from biblical principles is crumbling and falling apart, which means that Malachi Martin was certainly right.


Malachi Martin, Jesuit yang mati dalam kondisi mencurigakan, di bukunya The Keys of this Blood, menyatakan ini: “Ada tiga kuasa global yang bersaing untuk dominasi dunia:
1.     Komunisme
2.     Kapitalisme Barat
3.     Roma Katolikisme…”
Dan dengan beraninya dia berkata, “…Tidak diragukan lagi siapa yang akan memenangkan pertarungan untuk dominasi dunia ini…” katanya, “…sistem Roman Katolikisme-lah yang akan mendominasi dan mengontrol seluruh dunia. Sejak dia menulis buku itu, Komunisme di Eropa Timur telah jatuh dan kapitalisme Barat sedang membusuk. Kapitalisme Barat karena immoralitasnya dan penyimpangannya dari prinsip-prinsip Alkitab sedang disintegrasi dan hancur berkeping-keping, yang berarti Malachi Martin memang benar.


Ellen White was very bold when she said in the 1880’s that the walls would come down, the wall between Protestants and Catholic, the wall between church and state, and the wall between atheism or communism and Roman Catholicism.
Folks, I believe that we are living at the very end of time. You look at what’s happening in the world just since 9/11, this horrendous tsunami in southern Asia, the terrible disaster in New Orleans, you know Ellen White said that popular cities would be reduced to ruin and desolation? She says in Great Controversy pg 589. She speaks about tornadoes and earthquakes, she says that these things will become more and more frequent, and will be more and more terrible as we approach the end of time. Can you imagine 3 disasters in the US all at the same time like the one in New Orleans? It’s going to happen. And Ellen White makes it clear that the reason why is because when humanity can find no way out, they are going to look for a scapegoat, she says that then the Devil will persuade men that it is the remnant that is causing all of these evils. That is the ultimate agenda of Satan.

Ellen White sangat berani ketika dia berkata di tahun 1880an bahwa tembok-tembok itu akan runtuh: tembok antara Protestan dan Katolik, tembok antara gereja dan pemerintah, dan tembok antara atheism atau komunisme dan Roma Katolikisme.
Saudara-saudara, saya yakin kita hidup di akhir zaman. Kita lihat apa saja yang terjadi di dunia sejak 9/11: tsunami yang mengerikan di Asia Tenggara, bencana yang hebat di New Orleans. Kalian tahu Ellen White berkata kota-kota yang terkenal akan dihabiskan  menjadi kehancuran dan kerusakan? Ellen White berkata di Great Controversy hal. 589. Dia berbicara tentang tornado dan gempa bumi, dia berkata hal-hal ini akan semakin lama semakain banyak dan semakin sering, dan semakin mengerikan semakin kita mendekati akhir zaman. Bisakah kalian bayangkan tiga bencana seperti yang di New Orleans terjadi di Amerika Serikat semuanya sekitar waktu yang sama? Itu akan terjadi. Dan Ellen White sudah menjelaskan alasannya, itu dikarenakan pada waktu kemanusiaan tidak bisa menemukan jalan keluarnya, mereka akan mencari kambing hitamnya. Ellen White berkata pada waktu itu Iblis akan membujuk manusia bahwa umat yang tersisa itulah penyebab segala kejahatan ini. Itulah agenda puncak Setan.


You know there are things that the news hardly even report it. Horrendous fires in Portugal, terrible flooding in central Europe, you know I could go on and on about things happening right now in the world. Unbelievable, the world seems to be falling apart.  I praise the Lord that God has given us the spirit of prophecy. And it will be a pretty dire situation in this world if we didn’t have this special light about what’s happening and where we are going. We need to thank the Lord for this special light that He has given us. And folks, we need to get with it, we need to get spiritually in tune with the Lord, we need to study our Bibles such as never before, we need to pray such as never before, we need to witness to others such as never before. People are asking question about what’s happening. We have the golden opportunity to tell them. We’ve got the explanation in the book The Great Controversy with luxury of details. We need to be faithful in attending church. We need to be faithful in our stewardship. We need to be involved in some position in the church, leadership position in the church. You know the day is almost past, the night is coming when no man can work.
I pray to God that this morning as a result of what we’ve studied, you know that this will awaken us from our slumber, and will lead us to make a fuller consecration of our lives to the Lord.
Let us pray.

Kalian tahu, ada banyak hal yang tidak pernah dilaporkan dalam berita. Kebakaran yang mengerikan di Portugal, banjir besar di Eropa tengah, kalian tahu saya bisa melanjutkan tentang kejadian-kejadian yang sedang terjadi di dunia sekarang. Sukar dipercaya, tapi seolah-olah dunia sedang hancur sekeping demi sekeping. Saya bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan kita roh nubuat. Dan kondisi di dunia ini pasti sangat menakutkan seandainya kita tidak memiliki terang istimewa ini yang memberitahu kita apa yang sedang terjadi dan ke mana kita menuju. Kita harus bersyukur kepada Tuhan untuk terang istimewa yang telah diberikanNya kepada kita. Dan Saudara-saudara, kita perlu memanfaatkannya, kita harus menyerasikan diri kita secara rohani dengan Tuhan, kita harus mempelajari Alkitab kita seperti yang belum pernah kita lakukan, kita harus berdoa seperti yang belum pernah kita lakukan, kita perlu bersaksi kepada orang lain seperti yang belum pernah kita lakukan. Banyak orang bertanya mengenai apa yang sedang terjadi. Kita punya kesempatan emas untuk memberitahu mereka. Kita memiliki penjelasannya di buku The Great Controversy yang begitu kaya dengan detail. Kita perlu setia datang ke gereja, kita perlu setia dalam penatalayanan kita, dan kita perlu terlibat dalam tugas di gereja, tugas memimpin di gereja. Kalian tahu, siang sudah hampir habis, malam akan menjelang saat tidak ada lagi yang bisa bekerja.
Saya berdoa kepada Tuhan agar pagi ini, sebagai hasil dari apa yang telah kita pelajari ini akan membangunkan kita dari tidur kita, dan kita akan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan sepenuhnya.

Mari kita berdoa.






19 07 16