REVISITING THE GODHEAD
Part 03/04 - Stephen Bohr
The Omnipresence of God ~ part 1
Dibuka
dengan doa.
Theologians,
when they speak about God and about the attributes of God more specifically,
they have a tendency to speak of two different kinds of characteristics or
attributes of God.
The
first set of attributes are called the communicable attributes, among those are the
attributes that God can share with us, or that we share with God such
as love,
goodness, kindness, justice, etc. But theologians also speak about the
incommunicable attributes of God. These are attributes such as the eternity of God, the omnipotence
of God, the omniscience of God, and the omnipresence of God.
Bila
para theolog berbicara tentang Allah dan tentang karakter Allah secara lebih
spesifik, mereka cenderung membedakan dua
karakteristik atau ciri khas Allah yang berlainan.
Golongan
yang pertama disebut karakteristik
yang bisa diberikan atau diteruskan kepada orang lain, di
antaranya ialah karakteristik yang
Allah bisa berbagi dengan kita, atau kita berbagi dengan Allah, seperti kasih, kebaikan,
kelemahlembutan, keadilan, dll. Tetapi para theolog juga
berbicara tentang karakteristik Allah
yang tidak bisa dibagikan, yaitu misalnya kekekalan Allah, kemahakuasaan Allah,
kemahatahuan Allah, dan ketidakterbatasan hadirat Allah.
Now
the next two times that we are going to meet, we are going to study one of
those so-called incommunicable attributes. We are going to discuss the
attribute which is known as the omnipresence of God. And in the process we are also going to study
the omniscience of God, because we are going to find that these two attributes:
omnipresence
and omniscience are actually very closely related.
Nah,
dalam dua kali pertemuan kita yang akan datang, kita akan mempelajari salah
satu dari ciri khas yang tidak dapat dibagikan. Kita akan membahas
karakteristik yang dikenal sebagai ketidakterbatasan hadirat Allah. Dan dalam
proses tersebut kita juga akan mempelajari kemahatahuan Allah, karena kita akan
melihat bahwa kedua karakteristik ini: ketidakterbatasan
hadirat Allah dan kemahatahuan Allah, sesungguhnya sangat erat kaitannya.
Now,
most Christians believe that God is personally
present everywhere, in other words there is no place where God is not
present physically and personally. But as we begin our study today, I want to
say that I do not believe that God is personally present everywhere all
throughout the universe. Now, this might sound like heresy, but I ask that
you’d bear with me, stick with me, we are going to examine the biblical
evidence, and we are going to find that God is omnipresence, that is He is present
everywhere but not in the way in which we have traditionally believed, not personally,
but He is present everywhere in another sense.
Nah,
kebanyakan orang Kristen meyakini bahwa Allah itu hadir secara pribadi di
mana-mana, dengan kata lain, tidak ada suatu tempat pun di mana Allah tidak
hadir di sana secara fisik dan secara pribadi. Tetapi saat kita mengawali
pelajaran kita hari ini, saya mau mengatakan bahwa saya tidak meyakini Allah
itu secara pribadi hadir di mana-mana di seluruh alam semesta. Nah, ini mungkin
kedengarannya seperti ajaran yang bidat, tetapi saya minta kalian bersabar,
ikutilah saya, dan kita akan memeriksa bukti-bukti yang alkitabiah, dan kita
akan mendapati kehadiran Allah itu
tidak terbatas, maksudnya Dia hadir di mana-mana, tetapi tidak
seperti cara yang kita yakini secara tradisi, tidak secara pribadi, tetapi Allah hadir di mana-mana dalam
pengertian yang berbeda.
Now,
what led me on the road to studying this particular subject, is a series of
texts found in Scripture where certain acts are attributed to God, and then as
I went to read from the Spirit of Prophecy, I discovered that the Spirit of
Prophecy, what God does, it attributes that to the angels. Interesting that time and
again things
that in the Bible are attributed to God, the Spirit of Prophecy attributes to
the angels.
Nah,
apa yang membuat saya mempelajari subjek khusus ini adalah serangkaian teks
yang terdapat di Firman Tuhan di mana perbuatan-perbuatan tertentu dikatakan
sebagai perbuatan Allah, tetapi saat saya membaca dari Roh Nubuat, saya temukan
bahwa perbuatan Allah dalam Roh Nubuat
dikatakan itu adalah perbuatan para malaikat. Yang
menarik adalah berulang-ulang hal-hal
yang di dalam Alkitab dikatakan sebagai perbuatan Allah, dalam Roh Nubuat itu
dikatakan perbuatan para malaikat.
And
by the way, I hope you’d bear with me because some people say, “Well, I don’t
know what the Spirit of Prophecy is, and I don’t really believe or accept the
Spirit of Prophecy.”
I
am going to show you later on in our study that really, it’s not only the
Spirit of Prophecy which does this, but also Scripture repeatedly attributes acts to God
which really were performed according to Scripture itself by the angels.
Nah,
saya berharap kalian mau bersabar, karena ada orang yang berkata, “Yah, saya
tidak tahu apa itu Roh Nubuat, dan saya tidak mempercayainya atau menerima Roh
Nubuat.”
Nanti
dalam pelajaran kita saya akan menunjukkan kepada kalian bahwa sesungguhnya
bukan hanya Roh Nubuat yang berbuat demikian, tetapi Firman Tuhan juga berulang-ulang menyebut sesuatu itu
perbuatan Allah padahal sebenarnya menurut Firman Tuhan sendiri itu dilakukan
oleh para malaikat.
Now,
I want to begin by dealing with several examples that we find in Scripture and
then we want to read a statement from the Spirit of Prophecy.
The
first is found in Genesis 4:6-7, this is the conversation that God entertained
with Cain. Notice Genesis 4:6-7, “So the
LORD said to Cain, ‘Why are you angry? And why has your countenance fallen?
7 If you do well,
will you not be accepted? And if you do not do well, sin lies at the door. And
its desire is for you, but you
should rule over it.’"
Do
you notice here that these words are spoken by the LORD?
Now
allow me to read you a very interesting statement that we find in the book The Story of Redemption pg. 53, listen to
this: “God condescends to send an angel to Cain to converse with him. The angel inquires of him the reason of his anger, and informs him
that if he does well and follows the directions God has given, He will accept
him and respect his offering.
…”
Genesis attributes it directly to the LORD, it is the LORD
who is speaking, but according to The Story of Redemption, it is the angel who is the
spokesman for the LORD.
Nah,
saya mau mengawalinya dengan membahas beberapa contoh yang kita temukan di
dalam Firman Tuhan, kemudian kita akan membaca suatu pernyataan dari Roh
Nubuat.
Yang
pertama ada di Kejadian 4:6-7, ini adalah pembicaraan Allah dengan Kain.
Perhatikan Kejadian 4:6-7, “Maka TUHAN berkata kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 7
Jika engkau berbuat baik, apakah engkau tidak
akan diterima? Dan jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan
pintu; dan dosa itu menginginkan engkau, tetapi
engkau harus mengalahkannya.’" [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah
kalian melihat di sini kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN?
Sekarang
izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik yang kita temukan
di buku The Story of Redemption hal. 53,
dengarkan ini: “Allah berkenan mengirim seorang malaikat kepada Kain untuk berbicara
kepadanya. Malaikat itu menanyakan alasan kemarahannya,
dan memberitahunya bahwa jika dia berbuat baik dan mengikuti petunjuk yang
telah diberikan Allah, Allah akan menerimanya dan menghargai persembahannya…”
Kitab
Kejadian mengaitkannya langsung kepada TUHAN, TUHAN-lah yang berbicara, tetapi
menurut The Story of Redemption,
malaikatlah yang menjadi jurubicara TUHAN.
Now we all know that the Bible says that Enoch was
translated to heaven by God. Let’s notice that in Genesis 5:24, it says this: “And
Enoch walked with God; and he was
not, for God took him.”
Who
took Enoch? God took Enoch.
But
now notice this interesting statement that we find in the book The Spirit of Prophecy Vol. 1 pg. 63. The
author says this, “God would not permit Enoch to die as other men, but
sent His angels to take him to Heaven
without seeing death…” So Genesis says that God took him, in
the book The Spirit of Prophecy Vol. 1 it
says that God sent angels to take him.
Nah,
kita semua tahu bahwa di dalam Alkitab dikatakan Henokh diubahkan dan diangkat
ke Surga oleh Allah. Mari kita perhatikan Kejadian 5:24, begini katanya: “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi,
sebab Allah
telah mengambilnya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa
yang telah mengambil Henokh? Allah yang telah mengambil Henokh.
Tetapi
sekarang perhatikan pernyataan yang menarik ini yang kita temui di buku The Spirit of Prophecy Vol. 1 hal. 63.
Penulisnya berkata demikian: “Allah tidak mengizinkan Henokh
mati sebagaimana manusia-manusia lainnya, tetapi mengirim malaikat-malaikatNya untuk membawanya ke Surga tanpa mengalami
kematian…”
Jadi
kitab Kejadian berkata bahwa Allah yang telah mengambilnya, di buku The Spirit of Prophecy Vol. 1 dikatakan Allah
mengirim malaikat-malaikat untuk mengambilnya.
Now we are going to find several biblical examples of this
too, but I want to set the stage by noticing what Scripture says and what the
Spirit of Prophecy says about what Scriputre says.
Sekarang kita akan mencari beberapa contoh yang
alkitabiah tentang hal seperti ini, tetapi saya mau mempersiapkan pikiran kita
dengan menyimak apa yang dikatakan Firman Tuhan dan apa yang dikatakan Roh
Nubuat mengenai apa yang dikatakan Firman Tuhan.
Now
let’s talk about the closing of the door of the ark. Go with me to Genesis 7:16.
I am sure you know who closed the door of the Ark. Let’s read about it, it says
there, “So
those that entered, male and female of all flesh, went in as God had commanded
him; and the LORD shut him in.”
Who
shut Noah and his family in? The LORD shut him in.
In
the book Story
of Redemption pg. 68 we find this interesting statement by Ellen White
about who closed the door of the Ark. She agrees with what Genesis says, “God had
closed the door, the only entrance, and shut Noah in and the ungodly out. He
alone…” that is God alone “…could open the door.” That’s page 68.
Interestingly
enough in Patriarchs and Prophets page 99
she seems to say something different. In Story
of Redemption she says very clearly that the door was shut by the LORD and
only God could open the door, but in Patriarchs and Prophets page 99 we find
this interesting statement: “Notwithstanding
the solemn scenes which they had witnessed…”
that is the people outside the ark, “…the beasts and birds entering the ark, and the angel of God closing the door --they still continued their sport
and revelry, even making a jest of these signal manifestations of God's power.”
Now
is the author speaking out of the both sides of her mouth? In one book she says
that it was the LORD who shut the door. In this statement she says that they
had seen an angel descend from heaven and closed the door. Did she forget what
she had written before? I don’t think so, in fact I know that she didn’t.
Sekarang
marilah berbicara tentang ditutupnya pintu bahtera. Marilah bersama saya ke
Kejadian 7:16. Saya yakin kalian tahu siapa yang menutup pintu bahtera. Marilah
kita baca tentang hal itu. Dikatakan di sana, “Dan yang masuk itu adalah
jantan dan betina dari segala yang hidup, masuk seperti
yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN
menutup pintu bahtera itu dan menguncinya di
dalam.” [NKJV yang diindonesiakan]
Siapa
yang mengunci Nuh dan keluarganya di dalam bahtera? TUHAN yang menguncinya.
Di
dalam buku Story of Redemption hal. 68,
kita menemukan pernyataan yang menarik ini dari Ellen White tentang siapa yang
menutup pintu bahtera. Ellen White setuju dengan apa yang dikatakan kitab
Kejadian, “Allah telah menutup pintu,
satu-satunya jalan masuk, dan mengunci Nuh di dalam dan orang-orang fasik di
luar. Hanya Dia sendiri…” yaitu
Allah sendiri, “…yang bisa membuka pintu itu.” Itu halaman 68.
Yang
menarik di buku Patriarchs and Prophets
hal. 99, Ellen White sepertinya mengatakan hal yang berbeda. Di Story of Redemption Ellen White berkata dengan
sangat jelas bahwa pintu itu ditutup oleh TUHAN, dan hanya Allah yang bisa
membuka pintu itu. Tetapi di Patriarchs and
Prophets hal. 99 kita dapati pernyataan yang sangat menarik: “Sekalipun mereka telah
menyaksikan adegan yang khidmat…” “mereka”
ini orang-orang di luar bahtera, “…bagaimana
hewan-hewan dan burung-burung masuk ke dalam bahtera dan malaikat Allah menutup pintunya, mereka tetap melanjutkan olok-olok
dan ejekan mereka, bahkan menjadikan tanda-tanda manifestasi kekuasaan Allah
sebagai bahan gurauan.”
Nah, apakah si penulis bercabang lidahnya? Dalam
satu buku dia berkata bahwa TUHAN-lah yang telah menutup pintu bahtera. Dalam pernyataan
ini dia berkata bahwa mereka telah melihat seorang malaikat turun dari Surga
dan menutup pintu itu. Apakah dia sudah lupa apa yang telah ditulisnya
sebelumnya? Saya rasa tidak, bahkan saya tahu dia tidak lupa.
Now
let’s talk about the tower of Babel. Genesis 11:7-8. The builders of the tower have
gone quite a ways in their enterprise, and I want you to notice what God says
He is going to do. It says there in verse 7, God is speaking, “‘Come,
let Us go down and there confuse their
language, that they may not understand one another's speech.’ 8 So the LORD scattered them abroad from there over
the face of all the earth, and they ceased building the city.”
Who
was it that confused their language? The LORD. Who was it that scattered them
over all the earth? The LORD.
Now
notice this very interesting statement in the book The Story of Redemption, pg.
73, it says there, speaking about this episode, “They had built their tower to a
lofty height when the Lord sent two angels
to confound them in their work…”
Hmmm, the LORD confounded them according to Genesis, and here
the author says “….the Lord sent
two angels to confound them in their work…” she continues saying, “… Men had been appointed for the purpose of
receiving word from the workmen at the top of the tower, calling for material
for their work, which the first would communicate to the second, and he to the
third, until the word reached those on the ground. As the word was passing from
one to another in its descent…” this is very important now, we are going to come back to
it later, “…the angels confounded
their language…” who confused the language of Babel? By the way this is the
first reference in the Bible to the gift of tongues, because they were known
languages, languages of the world, not gibberish. Two angels confused their
languages and gave them the gift of tongues, according to this statement.
Sekarang
ayo berbicara tentang menara Babel. Kejadian 11:7-8. Pekerja-pekerja yang
membangun menara itu sudah cukup jauh dalam pembangunan mereka, dan saya mau
kalian perhatikan apa yang Allah katakan akan
dilakukanNya. Dikatakan di ayat 7 di sana, Allah yang sedang berbicara, “Mari, sebaiknya Kita turun dan mengacaukan
bahasa mereka di sana, sehingga
mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama
lain.’ 8 Demikianlah
mereka diserakkan TUHAN dari situ ke
seluruh muka bumi, dan mereka berhenti
mendirikan kota itu…” [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa
yang mengacaukan bahasa mereka? TUHAN. Siapa yang menyerakkan mereka di seluruh
muka bumi? TUHAN.
Sekarang
perhatikan pernyataan yang sangat menarik ini dalam buku The Story of Redemption hal. 73, dikatakan di sana, berbicara
mengenai episode ini, “Mereka telah mendirikan menara
mereka mencapai ketinggian yang jauh ketika TUHAN mengirimkan dua malaikat untuk mengacaukan mereka dalam
pekerjaan mereka…” Hmmm, menurut
kitab Kejadian, TUHAN yang mengacaukan mereka; dan di sini si penulis berkata, “…TUHAN
mengirimkan dua malaikat untuk mengacaukan
mereka dalam pekerjaan mereka…” Ellen White melanjutkan berkata, “…Orang-orang
telah ditunjuk untuk menerima perintah dari pekerja-pekerja yang berada di
bagian atas menara, yang meminta bahan bagi
pekerjaan mereka, di mana pekerja yang pertama akan menyampaikan permintaanya
kepada pekerja yang kedua, dan yang kedua kepada yang ketiga, hingga permintaan
itu mencapai mereka yang berada di bawah. Sementara perkataan itu turun dari
satu pekerja kepada pekerja yang lain…” nah,
ini sangat penting, kita nanti akan kembali kemari, “…para malaikat mengacaukan bahasa mereka…”
Siapa
yang mengacaukan bahasa di Babel?
Ketahuilah
ini adalah referensi pertama di dalam Alkitab akan adanya bahasa lidah, karena
itu adalah bahasa-bahasa yang dikenal, bahasa-bahasa dunia, bukan celoteh yang
tidak keruan.
Menurut
pernyataan ini, dua malaikat mengacauhkan bahasa mereka dan memberikan kepada
mereka karunia lidah.
Now
what about the 10th plague which fell upon Egypt? Well, let’s notice Exodus 12,
and let’s read verse 12 and then we’ll also read verse 29. Verse 12 says this,
God is speaking, “'For I will pass through the land of Egypt on
that night, and will strike all the firstborn in the land of Egypt…” who is going to strike the firstborn? The LORD. “…both man and beast; and against all
the gods of Egypt I will execute judgment: I am the LORD.’…” Notice verse 29, “…29 And it came to pass at midnight that the LORD struck all the firstborn in the land
of Egypt, from the firstborn of Pharaoh who sat on his throne to the firstborn
of the captive who was in the
dungeon, and all the firstborn of livestock.”
Once
again according to Scripture this plague, the 10th plague particularly,
although the others were also sent by the same means was actually sent by the
LORD.
But
now notice this statement from Desire of Ages
pg. 51. “That the Israelites might be spared, they were directed to
place upon their doorposts the blood of a slain lamb. Every house was to be
marked…” now notice this, “…that when the
angel came on his mission of death, he might pass over the homes of the
Israelites.”
So
the LORD did, but this statement says that God sent His what? His angel.
Sekarang, bagaimana dengan tulah ke-10 yang
mengenai Mesir? Nah, mari kita simak Keluaran pasal 12 dan mari kita baca ayat 12 lalu kita juga akan membaca ayat
29. Ayat 12 berkata demikian, Allah yang sedang berbicara, “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan akan membunuh semua anak sulung di tanah Mesir…” siapa yang akan membunuh anak sulung?
TUHAN. “…baik manusia
maupun binatang; dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN…” Simak ayat 29, “…29. Dan terjadilah pada
tengah malam TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak
sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai
anak sulung orang tawanan, yang ada dalam penjara,
beserta segala anak sulung hewan.” [NKJV yang diindonesiakan].
Sekali lagi menurut Firman Tuhan, tulah ini, tulah
yang ke-10 khususnya ~ walaupun tulah yang lain juga dikirimkan dengan cara
yang sama ~ sungguh-sungguh dikirim oleh TUHAN.
Tetapi sekarang perhatikan pernyataan ini dari Desire of Ages hal. 51, “Supaya
bangsa Israel boleh lolos, mereka diberi petunjuk untuk mengoleskan darah domba yang
tersembelih pada kosen-kosen pintu. Setiap rumah harus diberi tanda…” sekarang
perhatikan ini, “…supaya ketika malaikat itu datang menjalankan tugas pembinasaannya, dia boleh
melewati rumah-rumah bangsa Israel.”
Jadi TUHAN yang melakukan, tetapi pernyataan ini
berkata bahwa Allah mengirimkan apaNya? MalaikatNya.
By
the way this should not surprise us because the book of Revelation says that
God at the end of time during the tribulation is going to pour out His wrath,
but God’s wrath is poured out by seven angels.
So the plagues in Egypt were poured out by God but actually an angel did
it. In
the book of Revelation God pours out His wrath but it is the angels who are
actually executing what God is saying.
Seharusnya
hal ini tidak mengejutkan kita karena
kitab Wahyu berkata bahwa pada akhir zaman saat masa kesusahan besar, Allah
akan mencurahkan murkaNya, tetapi murka Allah itu dicurahkan oleh tujuh
malaikat. Jadi tulah-tulah di Mesir, dicurahkan oleh Allah tetapi sesungguhnya malaikat
yang melakukannya. Di dalam kitab
Wahyu, Allah mencurahkan murkaNya tetapi malaikatlah yang sesungguhnya
melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.
Now
let’s go also to Exodus 14:24-25 this is
the crossing at the Red Sea. You’ll
remember that the wheels of the chariots of Pharaoh fell off the chariots. Now,
who did this? Notice Exodus 14:24-25: “Now it came to pass, in the morning
watch, that the LORD looked down upon the
army of the Egyptians through the pillar of fire and cloud, and He troubled the
army of the Egyptians. 25 And He
took off their chariot wheels, so that they drove them with difficulty; and the
Egyptians said, ‘Let us flee from the face of Israel, for the LORD fights for
them against the Egyptians.’"
Who
knocked the wheels off the chariots? Several times we are told that the LORD
did this.
But
now notice this very interesting statement in Story
of Redemption pg. 124: “The Egyptians dared to venture in the path God had
prepared for His people, and angels of God
went through their host and removed their chariot wheels.”
Who
removed their chariot wheels? Angels of God removed the chariot wheels.
Sekarang mari kita ke kitab Keluaran 14:24-25, ini
adalah penyeberangan di Laut Merah. Kalian ingat bahwa roda-roda kereta-kereta
Firaun copot? Nah, siapa yang melakukan ini? Simak Keluaran
14:24-25. “Dan terjadilah pada waktu jaga
pagi, TUHAN memandang ke bawah, ke tentara orang Mesir dari
tiang api dan awan itu dan Dia mengacau tentara orang Mesir itu. 25
Dan Ia mencopot roda kereta mereka, sehingga mereka mengendarainya
dengan kesulitan, dan orang Mesir berkata: ‘Marilah kita lari meninggalkan orang
Israel, sebab TUHAN-lah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa yang mencopot roda-roda dari kereta-kereta?
Beberapa kali kita diberitahu bahwa TUHAN yang melakukannya.
Tetapi sekarang perhatikan pernyataan yang sangat
menarik ini di Story of Redemption hal. 124,
“Bangsa Mesir berani mencoba melanggar jalan yang telah
disiapkan Allah bagi umatNya, dan malaikat-malaikat
Allah mendatangi tentara mereka dan melepas roda-roda kereta-kereta mereka.”
Siapa yang mencopot roda-roda kereta-kereta?
Malaikat-malaikat Allah mencopot roda-roda kereta-kereta.
Now
what about the destruction of Jericho? You remember when the walls of Jericho
fell? Who demolished the walls of Jericho? Well, let’s notice Joshua 6:16, it
says explicitly here that the walls of Jericho were knocked over by the LORD.
It says this in verse 16, “And the seventh time it happened,
when the priests blew the trumpets, that Joshua said to the people: ‘Shout, for
the LORD has given you the city!’”
Who
gave them the city? The LORD did.
Now
notice this interesting statement from Testimonies for the Church Vol. 3 pg.
264. The author says this, “But the Captain of the Lord's host Himself came from
heaven to lead the armies of heaven in an attack upon the city. Angels of God laid hold of the massive walls
and brought them to the ground.”
Once
again, “Angels of God
laid hold of the massive walls and brought them to the ground.”
Nah
bagaimana dengan kehancuran Yerikho? Kalian ingat ketika tembok-tembok Yerikho jatuh?
Siapa yang menghancurkan tembok-tembok Yerikho? Nah, mari kita simak Yosua
6:16, di sini dikatakan secara eksplisit bahwa tembok-tembok Yerikho dijatuhkan
oleh TUHAN. Dikatakan di ayat 16, “Lalu pada ketujuh kalinya,
ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu:
‘Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan
kota ini kepadamu!’”
Siapa
yang menyerahkan kota itu? TUHAN.
Sekarang
perhatikan pernyataan yang menarik ini dari Testimonies
for the Church, Vol. 3, hal. 264, penulisnya berkata demikian, “Tetapi
Komandan bala tentara Tuhan Sendiri turun dari Surga untuk memimpin bala
tentara surgawi dalam suatu penyerangan atas kota tersebut. Malaikat-malaikat Allah memegang tembok-tembok
yang tebal dan menjatuhkan mereka ke tanah.”
Sekali lagi, “…Malaikat-malaikat Allah memegang tembok-tembok yang tebal dan
menjatuhkan mereka ke tanah.”
Now
let’s move a little further ahead in biblical history. Let’s talk about the
burial of Moses. Who buried Moses? Well, let’s go to the book of Deuteronomy 34
and let’s read verse 6. It says there, this, “And He buried him…” the context indicates that it’s the LORD. (Notice verse 5, “So Moses the servant of the LORD
died there in the land of Moab, according to the word of the LORD.”) “…And He buried him…” that is the LORD buried him “…in a valley in the
land of Moab, opposite Beth Peor; but no one knows his grave to this day.”
So
according to this text, Moses was buried by the LORD.
But
now notice this interesting statement from Patriarchs
and Prophets pg. 478. “But angels of God
buried the body of His faithful servant and watched over the lonely grave.”
Angels
actually buried Moses even though we are told in Scripture God was the One who
buried Moses.
Sekarang marilah kita lanjut sedikit lebih jauh
dalam sejarah Alkitab. Marilah kita bicarakan tentang penguburan Musa. Siapa
yang menguburkan Musa? Nah, marilah kita ke kitab Ulangan 34 dan mari kita baca
ayat 6. Dikatakan di sini, begini, “Dan dikuburkan-Nyalah dia…”
konteksnya mengindikasikan bahwa itu adalah TUHAN. (Simak
ayat 5, “…5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai
dengan firman TUHAN.”) “…Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, berseberangan dengan Bet-Peor, tetapi tidak ada orang yang tahu kuburnya
sampai hari ini.”
[NKJV yang diindonesiakan].
Jadi menurut ayat ini, Musa dikuburkan oleh TUHAN.
Tetapi sekarang simak pernyataan yang menarik ini
dari Patriarchs and Prophets hal. 478. “Tetapi
malaikat-malaikat Allah menguburkan jasad
hambaNya yang setia, dan menjaga di kubur yang sepi itu.”
Sesungguhnya malaikat-malaikatlah yang menguburkan
Musa walaupun kita diberitahu di dalam Firman Tuhan bahwa Allah-lah yang
menguburkan Musa.
Now
let me ask you, who sent the manna from heaven? Well, let’s go to the book of
John 6:32. Let’s see who sent the manna. It says there in verse 32, the
following: “Then
Jesus said to them, "Most assuredly, I say to you, Moses did not give you
the bread from heaven, but My Father gives
you the true bread from heaven.’”[19’17]
Who
gave the manna? The Father in heaven gave the manna. And yet it’s interesting
that Psalm 78 ~ I am not going to look
up the verses you can just write them down, Psalm 78:24-25 tell us very clearly
that manna was angels’ food. That was the true angels’ food.
Now
I want you to notice Patriarchs and Prophets pg. 297 why was the manna called
angels’ food. I mean the Bible says that the Father sent the manna, why was it
called then angels’ food? On that page,
297 we find this statement: “ In the words of the psalmist, God gave them ‘of the
corn of heaven…” she is quoting Psalm
78 “…. Man did eat angels’ food’ (Psalm 78:24, 25)—that is, food provided for them by the angels.”
So
the Father rained for them manna from heaven, but actually it was the angels
who as emissaries of God rained the manna upon the earth.
Sekarang
coba saya tanya, siapa yang mengirim manna dari langit? Nah, marilah kita cari
di kitab Yohanes 6:32. Mari kita lihat siapa yang mengirimkan manna. Dikatakan
di ayat 32 di sana, yang berikut: “Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang sejati dari sorga.’”
Siapa
yang memberikan manna? Allah Bapa di Surga yang memberikan manna. Namun yang
menarik, di Mazmur 78 ~ dan saya tidak akan membacakan ayat-ayat itu, kalian
bisa mencatatnya ~ Mazmur 78:24-25 mengatakan kepada kita dengan sangat jelas
bahwa manna adalah makanan malaikat. Itu sungguh-sungguh makanan malaikat. Nah,
saya mau kalian perhatikan Patriarchs and
Prophets hal. 297, mengapa manna disebut makanan malaikat. Maksud saya,
Alkitab berkata bahwa Allah Bapa yang mengirimkan manna, kalau begitu mengapa
itu disebut makanan malaikat? Di hal. 297 kita dapati pernyataan berikut, “Menurut
kata-kata si pemazmur, Allah telah memberikan mereka dari gandum dari langit…” Ellen White sedang mengutip Mazmur
78, “…manusia telah makan makanan malaikat – yaitu makanan yang disediakan bagi mereka oleh para
malaikat.”
Maka
Allah Bapa menghujankan manna dari langit buat mereka, tetapi sesungguhnya para
malaikatlah sebagai duta-duta Allah, yang menghujankan manna ke atas bumi.
Now
let’s go to 1 Chronicles 28:11-13, and we’ll also read verse 19. 1 Chronicles
28. It’s speaking about the plan of the Sanctuary. You remember that God gave
the plans to David but He actually had Solomon built the temple. Now notice
chapter 28 of 1 Chronicles and let’s read verses 11-13, there are some very
important details in this passage. “Then
David gave his son Solomon the plans for the vestibule, its houses, its
treasuries, its upper chambers, its inner chambers, and the place of the mercy
seat; 12 and the plans for all that he had…” now notice this, “…that he had by…” whom? “…by the
Spirit…” who gave the plans to David? The
Spirit, very important. “…of the courts of the house of the LORD, of
all the chambers all around, of the treasuries of the house of God, and of the
treasuries for the dedicated things;…” and now let’s jump down to verse 19,
“…19 ‘All this,’
said David, ‘the LORD made me understand in writing, by His hand upon me, all the works of
these plans.’"
Who gave David the plans
to the Hebrew temple? In one text it says it was the Spirit, in the other,
verse 19 it says it was whom? It was the LORD. Now, this is interesting. It
gets even more complicated. Notice what we find in the SDA Bible Commentary ~
this is a quotation from Ellen White ~ Vol. 3, pg 1128-1129, this is what she
says, “The Lord, through His angel, instructed David, and gave him a
pattern of the house which Solomon should
build for Him. An angel was commissioned to stand by David while he was writing
out, for the benefit of Solomon, the important directions in regard to the
arrangements of the house…”
What an interesting statement. One text
says it was the LORD. Another text says it was the Spirit. And in this
quotation we find that it was the angel.
Nah,
marilah ke 1 Tawarikh 28:11-13, dan kita juga akan membaca ayat 19. 1 Tawarikh
28. Ini berbicara tentang rancangan Bait Suci. Kalian ingat bahwa Allah
memberikan rancangannya kepada Daud, tetapi Dia memerintahkan Salomo yang
membangun Bait Suci. Sekarang perhatikan pasal 28 dari 1 Tawarikh dan marilah
kita baca ayat 11-13, ada beberapa
detail yang sangat penting dalam bacaan ini. “Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya,
rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya,
kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup
pendamaian. 12 dan rencana dari
segala yang diperolehnya…” sekarang perhatikan, “…yang diperolehnya dari…” siapa? “…dari Roh…” jadi
siapa yang memberikan rencana itu kepada Daud? Roh, ini sangat penting, “…mengenai pelataran rumah
TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan
rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus…” sekarang mari kita meloncat ke ayat 19 “…19 ‘Semuanya
itu’ kata Daud, ‘segala pelaksanaan rencana itu, TUHAN telah
membuat aku mengerti dalam tulisan, oleh tanganNya di atasku,’” [NKJV yang diindonesiakan]
Siapa
yang memberikan Daud rancangan Bait Suci Yahudi? Dalam satu teks dikatakan Roh,
di teks yang lain ayat 19 dikatakan siapa? TUHAN. Nah, ini menarik. Ini akan
menjadi semakin rumit. Perhatikan apa yang kita dapati di dalam SDA Bible Commentary Vol. 3, hal 1128-1129 ~
ini adalah kutipan dari Ellen White ~ inilah yang dikatakannya, “TUHAN
melalui malaikatNya, memberi petunjuk
kepada Daud, dan memberi Daud suatu pola dari rumah yang harus dibangun Salomo
untukNya. Seorang malaikat diberi tugas
mendampingi Daud selagi dia menulis untuk Salomo, petunjuk-petunjuk penting
sehubungan dengan segala pengaturan rumah itu…”
Pernyataan
yang sangat menarik. Satu teks berkata itu TUHAN, teks yang lain berkata itu
Roh, dan dalam kutipan ini kita temukan itu malaikat.
By the way we are going to find a biblical
example of this in a little while in the book of Revelation. Very clearly we
are talking about the way in which God operates the universe. There is a chain of command in the universe,
in other words. Everybody occupying his or her place and that includes human
beings by the way, that’s where the chain becomes broken sometime.
Nah, kita
akan menemukan contoh yang alkitabiah mengenai hal ini sebentar lagi di dalam
kitab Wahyu. Sangat jelas yang kita bicarakan adalah tentang cara Allah mengoperasikan alam
semesta. Ada rantai komando di alam
semesta. Dengan kata lain semua harus menempati tempatnya
sendiri dan itu termasuk manusia, nah, justru di sinilah terkadang rantai itu
putus.
By the way who took Elijah to heaven? Well,
let’s read about it. Let’s go to 2 Kings 2:3 and 11. It says there in chapter
2:3 the following: “Now the sons of
the prophets who were at Bethel
came out to Elisha, and said to him, ‘Do you know that the LORD will take away your master from over you today?’ And he
said, ‘Yes, I know; keep silent!’” So who was going to take Elijah that
day? The LORD. But now go with me to verse 11, and I want you to remember this
because we are going to come back to it a little bit later on. It says in verse
11, “…11 Then it happened, as they
continued on and talked, that suddenly a
chariot of fire appeared
with horses of fire, and separated the two of them; and Elijah went up by a
whirlwind into heaven.”
So one text says that the LORD took him and
another says that a chariot of fire with horses took him to heaven.
Nah, siapa yang membawa Elia ke Surga? Marilah kita baca tentang hal itu. Mari kita ke 2
Raja-raja 2:3 dan 11. Dikatakan di pasal 2 ayat 3, demikian: “Pada waktu itu keluarlah anak-anak para nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu
berkatalah mereka kepadanya: ‘Sudahkah engkau tahu, bahwa TUHAN akan mengambil tuanmu dari padamu hari ini?’
Jawabnya: ‘Aku tahu, diamlah!’" [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi siapa yang akan membawa Elia hari itu? TUHAN.
Tetapi sekarang marilah bersama saya ke ayat 11, dan saya
mau kalian mengingat ini karena nanti kita akan kembali kemari. Dikatakan di
ayat 11, “11 Maka
terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu
kereta berapi dengan kuda-kuda berapi
memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit
dalam angin puyuh.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi satu teks berkata bahwa TUHAN yang akan membawanya,
dan teks lain berkata bahwa suatu kereta berapi dengan kuda yang akan
membawanya ke Surga.
Now, let’s look at a few examples from the
New Testament. In fact what we’ll do is we’ll look at one example from the
Gospels, and then we’ll look at 2-3 examples from the book Acts of the
Apostles.
Let me ask you who was it that resurrected
Jesus? Well, go with me to the book of Acts 2:24, there we are told who it was
that resurrected Jesus. It says there in verse 24, speaking about the Lord, “whom God raised up…” who raised up Jesus? God did,
“…having loosed the pains of death, because it was not possible that He
should be held by it.”
However we all know that 2 angels came down
from heaven when Jesus resurrected. Allow me to read you a very interesting
statement about what happened when the angels came down. This is Early Writings pg. 181-182: “One of the
angelic host who had witnessed the scene of Christ's humiliation, and was
watching His resting place, joined the angel from heaven, and together they
came down to the sepulcher…. One of the angels laid hold of the great stone and
rolled it away from the door of the sepulcher and seated himself upon it. The
other entered the tomb and unbound the napkin from the head of Jesus…” now notice this, “…Then the
angel from heaven, with a voice that caused the earth to quake, cried out,
‘Thou Son of God, Thy Father calls Thee! Come forth.’…” who called forth Jesus out of the tomb?
The angel that came from heaven. And then she finishes this statement by
saying, “…Death could
hold dominion over Him no longer. Jesus arose from the dead, a triumphant conqueror…”
You say, “Now wait a minute, how could an angel resurrect somebody? Do
angels have resurrecting power?” Yes, when God delegates that power to them.
Let me ask you in Scripture were there any
human beings who resurrected other human beings? Of course. We all know
Elijah, he resurrected the widow’s son, he actually went in and laid on him and
breathed into him, and he resurrected him. He said “Rise!”
We know that the apostle Paul got longwinded one night ~ typical preacher,
right? And a young man fell off a window. Probably it was a second storey, and
died. And it says that Paul resurrected this young man. It’s not that Paul,
it’s not that the angel had omnipotent power, but God delegated that power to
those individuals for the resurrection. The interesting thing is that God the
Father did not call Jesus out of the tomb, He sent an angel to call Jesus out
of the tomb.
Sekarang
marilah kita melihat beberapa contoh dari Perjanjian Baru. Bahkan sebaiknya
kita akan melihat satu contoh dari Injil kemudian kita akan melihat 2 atau 3
contoh dari buku Acts of the Apostles.
Coba saya
tanya, siapa yang membangkitkan Yesus? Nah, marilah bersama saya ke kitab Kisah
2:24, di sini kita diberitahu siapa yang membangkitkan Yesus. Dikatakan di sana
di ayat 24, berbicara mengenai Tuhan, “yang
dibangkitkan oleh Allah…” siapa yang membangkitkan Yesus? Allah,
“…dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia bisa dikekang oleh kuasa maut itu.” [NKJV yang diindonesiakan]
Namun
demikian kita semua tahu bahwa dua malaikat turun dari Surga ketika Yesus
bangkit. Izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik tentang
apa yang terjadi ketika malaikat-malaikat itu turun. Ini ada di Early Writings hal. 181-182, “Salah satu dari bala tentara malaikat yang telah menyaksikan adegan
Kristus dipermalukan dan yang menjaga tempat peristirahatanNya, bergabung
dengan seorang malaikat dari Surga, dan bersama-sama mereka turun ke kubur…
Salah satu dari malaikat-malaikat itu menghampiri batu besar itu dan
menggulingkannya dari mulut kubur dan duduk di atasnya. Yang lain masuk ke
dalam liang kubur dan melepaskan kain penutup dari kepala Yesus…” sekarang perhatikan ini,
“…Lalu malaikat yang datang dari Surga,
dengan suara yang menggoncangkan bumi, berseru, ‘Hai, Anak Allah, BapaMu
memanggilMu! Keluarlah!’…” Siapa yang memanggil Yesus keluar dari kubur?
Malaikat yang datang dari Surga. Lalu Ellen White mengakhiri pernyataan ini
dengan berkata, “…Maut tidak lagi berkuasa atasNya. Yesus
bangkit dari orang mati, seorang penakluk yang telah menang…”
Kalian
berkata, “Tunggu dulu, bagaimana seorang malaikat bisa membangkitkan orang?
Apakah malaikat punya kuasa membangkitkan?” Iya, bila Allah mendelegasikan kuasa
tersebut kepada mereka.
Coba saya
tanya, di dalam Firman Tuhan apakah ada manusia yang pernah membangkitkan
manusia lain? Tentu saja.
Kita tahu
Elia, dia pernah membangkitkan anak seorang janda. Elia pergi dan membaringkan
dirinya di atas anak itu dan bernapas ke dalamnya, dan dia membangkitkan anak
itu. Elia berkata, “Bangkitlah!”
Kita tahu
rasul Paulus suatu malam berbicara sangat lama ~ khas pendeta, bukan? ~ dan
seorang pemuda jatuh dari jendela, dan itu sepertinya dari lantai dua, dan
pemuda itu mati. Maka diceritakan bahwa Paulus membangkitkan pemuda ini.
Bukan
Paulus, bukan malaikat itu yang memiliki kemahakuasaan, tetapi Allah telah
mendelegasikan kuasa tersebut kepada individu-individu untuk membangkitkan.
Yang menarik ialah Allah Bapa tidak memanggil Yesus keluar dari kubur. Allah
Bapa mengirim malaikat untuk memanggil Yesus keluar dari kubur.
Now, let’s get some examples from the book Acts
of the Apostles. Let’s talk first of all about Gamaliel. Have you ever heard
about Gamaliel? Gamaliel was a very wise man that belonged to the Jewish
Sanhedrin. And when they wanted to kill the apostles he said, “Not so fast!”
Actually who had spoken to Gamaliel and given him wisdom? The Bible says that
it was the
LORD that gave him wisdom. Actually it was the Holy Spirit, because Acts
of the Apostles should really be called the Acts of the Holy Spirit.
Now I want you to notice what we find
concerning this experience in the book Spiritual
Gifts Vol. 1 pg. 85: “ Then were those murderers enraged. They wished to
imbrue their hands in blood again by slaying the apostles. They were planning
how to do this…” now notice this, “…when an
angel from God was sent to Gamaliel to move upon his heart…” let me ask you who is it that moves upon
hearts according to the Bible? The Holy Spirit, that’s right. So it says, “…when an angel from God was sent to Gamaliel
to move upon his heart to counsel the chief priest and rulers. Said Gamaliel,
‘Refrain from these men, and let them alone; for if this counsel or this work
be of men, it will come to naught; but if it be of God ye cannot overthrow it;
lest haply ye be found even to fight against God.’ The evil angels were moving
upon the priests and elders to put the apostles to death; but God sent His
angel to prevent it, by raising up a voice in favor of the disciples in their
own ranks.”
Interesting, that what the Bible attributes
to the Holy Spirit, in this statement we find that it was actually performed by
an angel.
Sekarang, marilah kita mengambil
beberapa contoh dari buku Acts of the Apostles.
Terlebih dulu mari kita berbicara tentang Gamaliel. Pernahkah kalian mendengar
tentang Gamaliel? Gamaliel adalah orang yang sangat bijak yang termasuk dalam
Sanhedrin [Parlemen] Yahudi. Dan ketika orang-orang mau membunuh para rasul,
Gamaliel berkata, “Tunggu dulu!” Sebenarnya siapa yang telah berbisik kepada
Gamaliel dan memberinya kebijaksanaan? Alkitab berkata bahwa TUHAN
yang telah memberinya kebijaksanaan. Tepatnya Roh Kudus, karena kitab
Perbuatan-perbuatan Para Rasul [kitab Kisah Para Rasul dalam bahasa Inggris
disebut kitab Perbuatan-perbuatan para Rasul] sesungguhnya harus disebut
Perbuatan-perbuatan Roh Kudus.
Sekarang saya mau kalian menyimak apa
yang kita dapati sehubungan dengan pengalaman ini di dalam buku Spiritual Gifts Vol. 1 hal. 85: “Maka beberapa pembunuh pun menjadi murka. Mereka mau
menodai tangan mereka dalam darah lagi dengan membunuh para rasul. Mereka
sedang merencanakan bagaimana caranya melakukan ini…” sekarang
perhatikan ini, “…ketika seorang malaikat
dari Allah dikirim ke Gamaliel untuk menggerakkan hatinya…” Coba saya
tanya, menurut Alkitab siapa yang menggerakkan hati manusia? Roh Kudus, betul.
Jadi dikatakan, “…ketika seorang malaikat dari Allah dikirim ke
Gamaliel untuk menggerakkan hatinya agar menasihati imam kepala dan para
pemimpin. Kata Gamaliel, ‘Jangan
menyentuh orang-orang itu dan jangan ganggu mereka, karena jika ajaran ini atau
pekerjaan ini berasal dari manusia, itu akan lenyap, tetapi jika itu berasal
dari Allah, kalian tidak bisa menjatuhkannya, jangan-jangan kalian justru
kedapatan berbuat melawan Allah.’ Malaikat-malaikat jahat menggerakkan para
imam dan tua-tua untuk membinasakan para rasul, tetapi Allah mengirim malaikatNya
untuk mencegah itu, dengan membangkitkan suara yang membela murid-murid itu di
antara kelompok mereka sendiri.”
Menarik, bagaimana Alkitab mengaitkan
itu kepada Roh Kudus, tetapi di pernyataan ini kita dapati bahwa sebenarnya itu
dilaksanakan oleh seorang malaikat.
Now, let’s talk about Ananias. He’s the
individual who met Saul of Tarsus when he came to the city of Damascus. Now I
want you to notice what we find in the book of Acts 9, and we’ll read verses 10-16.
Acts 9:10 it says this: “10 Now there was a certain disciple at
Damascus named Ananias; and to him the Lord said in a vision, ‘Ananias.’ And he
said, ‘Here I am, Lord.’…” who is speaking to Ananias? The Lord
is, okay? Verse 11, “… 11 So the Lord said to him, ‘Arise and go to the
street called Straight, and inquire at the house of Judas for one called Saul of Tarsus, for
behold, he is praying. 12 And in a vision he has seen a man named
Ananias coming in and putting his
hand on him, so that he might receive his sight.’ 13 Then Ananias answered, ‘Lord…” speaking to the Lord, right? “…’Lord,
I have heard from many about this man, how much harm he has done to Your
saints in Jerusalem. 14 And here he has authority from the chief
priests to bind all who call on Your name.’…”
whose name?
Jesus! Who’s speaking here? It’s Jesus. Verse 15, “…15 But
the Lord said to him, ‘Go, for he is a chosen vessel of Mine to bear My name
before Gentiles, kings, and the children of Israel. 16 For I will show
him how many things he must suffer for My name's sake.’" Who is it that
is speaking here? Jesus is speaking.
But now I want you to notice, Testimonies for the Church Vol. 3 pg. 430-431.
“ An angel is sent to Ananias, directing
him to go to a certain house where Saul is praying to be instructed in what he
is to do next.…” who is sent? An angel. “…Saul's pride is gone. A little before he was
self-confident, thinking he was engaged in a good work for which he should
receive a reward; but all is now changed. He is bowed down and humbled to the
dust in penitence and shame, and his supplications are fervent for pardon. Said
the Lord…” now notice this, “…Said the Lord, through His angel, to Ananias…” wow! Where was Jesus
at this point? In heaven. Hello? So is Jesus present everywhere in His human
form? No. So what does He do? He sends an angel, that’s right. “…:Said the Lord through His angel to Ananias, ‘Behold, he
prayeth.’ The angel informed the servant of God that he had revealed to Saul in
vision a man named Ananias coming in and putting his hand on him that he might
receive his sight. Ananias can scarcely credit the words of the angel, and
repeats what he has heard of Saul's bitter persecution of the saints at
Jerusalem. But the command to Ananias is imperative: ‘Go thy way: for he is a
chosen vessel unto Me, to bear My name before the Gentiles, and kings, and the
children of Israel.’ Ananias was obedient to the direction of the angel."
How interesting. God the Father speaks and
the angel is His emissaries. The Holy Spirit speaks, the angel is His
emissaries. Jesus speaks, the angel is His emissary. We’ve noticed that all
three are involved in the process of sending angels. What Scripture attributes
to God, is really performed by whom? Is really performed by an angel.
Sekarang, mari berbicara tentang Ananias. Dialah yang
bertemu dengan Saulus dari Tarsus ketika Saulus datang ke kota Damaskus. Nah,
saya mau kalian menyimak apa yang kita temukan di kitab Kisah 9 dan kita akan
membaca ayat 10-16. Kisah 9:10 berkata demikian, “Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama
Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu
penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’…” siapa yang berbicara kepada Ananias? Tuhan, oke? Ayat 11, “…11 Maka
firman Tuhan kepadanya: ‘Bangkitlah, pergilah ke jalan yang bernama
Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama
Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia
melihat seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya
ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.’ 13 Jawab Ananias: ‘Tuhan…” berbicara kepada Tuhan, bukan?
“…Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa
banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di
Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari
imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.’…” nama siapa? Yesus. Siapa yang berbicara di sini? Yesus.
Ayat 15, “…15 Tetapi firman Tuhan
kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah bejana pilihan-Ku untuk membawa nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja
dan umat Israel. 16 Karena Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus
ia tanggung oleh karena nama-Ku.’" [NKJV yang diindonesiakan] Siapa yang berbicara di sini? Yesus yang berbicara.
Tetapi sekarang saya mau kalian perhatikan Testimonies for the Church Vol. 3 hal 430-431:
“Seorang malaikat dikirim ke Ananias, menyuruhnya pergi
ke sebuah rumah tertentu di mana Saulus sedang berdoa, untuk memberinya
petunjuk apa yang harus dilakukannya berikutnya…” Siapa yang dikirim? Seorang
malaikat. “…Kesombongan
Saulus telah lenyap. Belum lama dia sangat percaya diri, menganggap bahwa dia
sedang melakukan pekerjaan yang baik yang seharusnya dia mendapatkan pahala.
Tetapi semua itu sekarang telah berubah. Saulus tunduk dan merendahkan dirinya
dalam pertobatan dan rasa malu, dan permohonannya untuk pengampunan sangat
intens. Kata Tuhan…” sekarang perhatikan ini, “…Kata
Tuhan melalui malaikatNya kepada Ananias…” wow! Di mana Yesus pada detik
itu? Di Surga. Halo? Jadi apakah Yesus hadir di mana-mana dalam bentuk
manusiaNya? Tidak. Jadi apa yang dilakukan Yesus? Dia mengirim seorang
malaikat, benar. “…Kata Tuhan melalui malaikatNya kepada
Ananias, ‘Lihatlah, dia sedang berdoa.’ Malaikat itu memberitahu hamba Allah
bahwa dia telah menyatakan kepada Saulus dalam suatu penglihatan, seseorang
bernama Ananias akan datang dan menumpangkan tangannya ke atas dia supaya dia
bisa melihat lagi. Ananias nyaris tidak bisa mempercayai kata-kata malaikat
itu, dan mengulangi apa yang telah dia dengar tentang penganiayaan kejam Saulus
atas orang-orang saleh di Yerusalem. Tetapi perintah kepada Ananias itu tidak
boleh ditawar. ‘Pergilah, karena dia (Saulus) adalah bejana yang telah dipilih untukKu, untuk membawa namaKu di hadapan bangsa-bangsa
lain, dan raja-raja, dan bangsa Israel.’ Ananias mematuhi petunjuk malaikat
itu.”
Betapa menariknya. Allah Bapa berbicara, dan malaikat adalah
utusanNya. Roh Kudus berbicara, dan malaikat adalah utusanNya. Yesus berbicara,
malaikat adalah utusanNya. Kita telah melihat bahwa keTIGAnya terlibat dalam
proses pengiriman malaikat. Apa yang dalam Firman Tuhan dikatakan sebagai
perbuatan Allah, sebenarnya dilaksanakan oleh siapa? Sebenarnya dilaksanakan
oleh malaikat.
Now allow me to give you another example
from the book Acts of the Apostles. This is
really interesting. You remember when Philip met the Ethiopian eunuch? Now,
this is interesting. Go with me to the book of Acts chapter 8 and I want you to
notice verse 26, obviously we can’t read all of these verses ~ I’d like to read
the whole passage but we don’t have time ~ we are going to read verse 26, then verse 29
and finally verse 39. It says in verse 26, “And the angel of the Lord spake unto Philip,
saying, ‘Arise, and go toward the south unto the way that goeth down from
Jerusalem unto Gaza,’ which is desert…” And so he goes down, and if you
continue reading the story and he joins the Ethiopian and begins explaining to
this Ethiopian the passage of Isaiah chapter 53. Now notice verse 29,
“…29 Then the Spirit said unto Philip…”
Now, wait a
minute, who was speaking here? The angel, right? Now it says, “…Then the Spirit said unto Philip, ‘Go near, and
join thyself to this chariot’…” and so he joins him on his chariot, he explains Isaiah 53 and then
he baptizes him, then I want you to notice in verse 39 what happens,
“…39 And when they
were come up out of the water, the Spirit
of the Lord caught away Philip, that the eunuch saw him no more: and he went on
his way rejoicing.” [KJV]
Who was speaking in this episode? It begins by saying that the angel spoke.
Then it says that the Spirit spoke. And finally it says that he was caught
away, how? By the Spirit. Now, that is interesting.
Sekarang
izinkan saya memberikan suatu contoh lain dari buku Acts of the Apostles. Ini sungguh menarik. Kalian ingat ketika
Filipus bertemu dengan sida-sida Etiopia? Nah, ini menarik. Mari bersama saya
ke kitab Kisah pasal 8, dan saya mau kalian perhatikan ayat 26, sudah pasti
kita tidak bisa membaca semua ayat-ayat ini ~ sebenarnya saya ingin membaca
seluruh perikopnya, tetapi kita tidak ada waktu ~ kita akan membaca ayat 26,
lalu 29, dan akhirnya ayat 39. Dikatakan di ayat 26, “Dan malaikat
Tuhan berbicara kepada Filipus, katanya:
‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, ke
jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’ yang
adalah padang gurun…” Maka dia turun, dan jika kita lanjutkan membaca
ceritanya, dia bergabung dengan orang Etiopia itu dan mulai menjelaskan kepada
orang Etiopia ini mengenai bacaan Yesaya pasal 53. Sekarang perhatikan ayat 29, “…29
Lalu kata Roh kepada Filipus…” Tunggu dulu, siapa yang tadi berbicara di sini? Malaikat,
bukan? Tetapi sekarang dikatakan, “…Lalu
kata Roh kepada Filipus: ‘Hampirilah dan ikutlah naik ke kereta itu!’…” Maka Filipus ikut naik ke kereta orang Etiopia itu dan
menjelaskan Yesaya pasal 53, lalu dia membaptiskan orang itu, lalu saya mau kalian perhatikan apa
yang terjadi di ayat 39, “…39 Dan ketika mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa pergi Filipus sehingga
sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Dan ia
meneruskan perjalanannya dengan sukacita.” [KJV yang diindonesiakan].
Siapa yang
berbicara dalam episode ini? Awalnya dikatakan malaikat yang berbicara. Lalu dikatakan Roh yang
berbicara. Dan akhirnya dikatakan Filipus dibawa pergi bagaimana? Oleh Roh.
Nah, ini menarik.
Now allow me to read you another passage
from Acts of the Apostles pg 107, the book
by Ellen White where she says that it was actually angels that were sent.
Notice. “ This
Ethiopian was a man of good standing and of wide influence. God saw that when
converted he would give others the light he had received and would exert a
strong influence in favor of the gospel…” Listen to this, “…Angels of God were attending this seeker for light…” who was enlightening
this fellow? Angels of God. And now notice this, “…and he was being drawn to the Saviour…” who draws us to the
Savior? The Holy Spirit, that’s right. She continues saying, “…By the ministration of the Holy Spirit…” she said angels of
God, then she says the Holy Spirit, “…By the
ministration of the Holy Spirit, the Lord brought him into touch with
one who could lead him to the light…” But we read in the book of Acts that it
was the angel that led him, that led Philip to him. So how does the Spirit
accomplish his purpose according to this passage? He accomplishes his mission
through the instrumentality of what? Of an angel.
Nah, izinkan saya membacakan bacaan yang
lain dari Acts of the Apostles hal. 107,
buku tulisan Ellen White di mana dia berkata bahwa sesungguhnya
malaikat-malaikatlah yang dikirim. Simak,
“Orang Etiopia ini adalah
orang yang punya kedudukan yang bagus dan luas pengaruhnya. Tuhan melihat bahwa
jika dia menjadi orang percaya, dia akan membagikan terang yang telah
diterimanya kepada orang-orang lain, dan akan menggunakan pengaruhnya yang kuat
di pihak Injil…” dengarkan ini, “…Malaikat-malaikat
Tuhan melayani si pencari kebenaran ini…” siapa yang
memberikan pencerahkan kepada orang ini? Malaikat-malaikat Tuhan. Dan sekarang
perhatikan ini, “…dan dia sedang ditarik
mendekat kepada Sang Juruselamat…” Siapa yang membawa kita mendekat
ke Juruselamat? Roh Kudus, benar. Ellen White melanjutkan berkata, “…Melalui pelayanan Roh Kudus…” tadi Ellen
White mengatakan malaikat-malaikat Tuhan, lalu dia berkata Roh Kudus, “…Melalui pelayanan Roh
Kudus, Tuhan membawanya bertemu dengan seseorang yang bisa membimbingnya ke
terang tersebut…” Tetapi di dalam kitab Kisah kita
membaca yang membawanya adalah malaikat, yang membawa Filipus kepadanya. Jadi
menurut bacaan ini, bagaimana Roh Kudus menyelesaikan tujuanNya? Roh Kudus menyelesaikan misiNya melalui alat apa? Malaikat.
By the way allow me to
explain a little bit what Scripture means when it says that he was caught away by the Spirit. Let’s
notice ~ we only have time to read one statement ~ that’s found in Revelation
21:9-10. When an individual is caught away in the Spirit, who actually is
catching him away? A very important question. Notice verses 9 and 10: “Then one of the seven angels who had the seven
bowls filled with the seven last plagues came to me and talked with me, saying,
‘Come, I will show you the bride, the Lamb's wife.’…” who is saying this? The angel, right? Now,
notice verse 10, “…10 And
he carried me away…” how? “…in the
Spirit…” who carried him away in the Spirit? The
angel. So who is doing it? Is it the Spirit or is it the angel? It is the
Spirit through the angel. It continues saying verse 10,
“…And he carried me away in the Spirit to a great and high mountain, and
showed me the great city, the holy Jerusalem, descending out of heaven from
God…”
By the way do you know that Ellen White had this very same experience. She
was caught away as we’ll notice a little bit later also to far away places by
the angel, she was actually caught away in the spirit.
Nah, izinkan saya menjelaskan sedikit tentang apa yang
dimaksud Firman Tuhan ketika ia berkata bahwa Filipus dibawa pergi oleh Roh.
Mari kita simak ~ kita hanya punya waktu untuk membaca satu pernyataan ~ yang
ada di Wahyu 21:9-10. Ketika seseorang dibawa pergi oleh Roh, siapa yang
sesungguhnya membawanya pergi? Pertanyaan yang sangat penting. Perhatikan ayat
9 dan 10, “Lalu
datanglah kepadaku seorang dari ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata: ‘Mari, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba…” siapa yang berkata ini? Malaikat, bukan? Sekarang
perhatikan ayat 10, “…10 Lalu, ia membawa
aku pergi…”
dengan
cara apa? “… di
dalam roh…” Siapa yang membawa Yohanes pergi dalam roh? Malaikat itu.
Jadi siapa pelakuknya? Apakah Roh ataukah malaikat? Roh melalui malaikat.
Dikatakan selanjutnya di ayat 10, “…Lalu
ia membawa aku pergi di dalam roh, ke atas
sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu, Yerusalem yang
kudus, turun dari sorga, dari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Nah, tahukah kalian bahwa Ellen White mengalami hal yang
sama ini? Dia juga dibawa pergi ~ sebagaimana nanti akan kita lihat ~ ke
tempat-tempat yang jauh oleh malaikat. Ellen White benar-benar dibawa pergi di
dalam roh.
Now what am I saying by giving you all of
these examples? The fact is that in the heavenly kingdom there is order. The
Father operates or works through His
Son. The Son works or operates through the Holy Spirit. The Holy Spirit works
or operates through the angels. And the final link of the chain is that the
angels attempt to work through human beings. What I am saying is, that the Godhead
is not personally present everywhere. They actually remain in
communication with all of God’s creation through the ministration of the
angelic host. In other words what I am saying is that God is omnipresent through the
ministration of His angels.
Now, some of you might get nervous with
that definition, so let me qualify what I am saying. Actually God does not need
to personally be present everywhere to know what is happening everywhere.
How many of you believe that God knows the
end from the beginning, that the Holy Spirit knows the end from the beginning?
Does the Holy Spirit know now what is happening in China, and what’s happening
in the US, every city, every individual, every place? Of course He does. He
knows the end from the beginning. His infinite mind knows everything that is
happening simultaneously in the universe. So does He need to be physically
present, personally present everywhere in the universe? No. In other words what
I am saying is that He is omnipresent through His infinite knowledge, through his
omniscience, and then He physically comes in contact with His creation
through the ministration of what? Through the ministration of the holy angels.
Nah, apa
yang saya katakan dengan memberikan semua contoh ini? Faktanya, bahwa di
kerajaan Surga ada keteraturan. Allah Bapa beroperasi atau bekerja melalui
AnakNya, AnakNya bekerja atau beroperasi melalui Roh Kudus, Roh Kudus bekerja
atau beroperasi melalui para malaikat, dan mata rantai yang terakhir adalah
para malaikat berusaha bekerja melalui manusia.
Apa yang
saya katakan adalah, Yang
Ilahi tidak hadir di mana-mana secara pribadi. Mereka tetap
berkomunikasi dengan semua ciptaan Allah melalui pelayanan bala tentara samawi.
Dengan kata lain apa yang saya katakan adalah, Allah itu hadir di mana-mana melalui pelayanan
malaikat-malaikatNya.
Nah,
mungkin ada di antara kalian yang menjadi cemas dengan definisi itu, jadi
izinkan saya membekking apa yang saya katakan. Sebenarnya Allah tidak perlu
hadir di mana-mana secara pribadi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di
mana-mana. Berapa dari kalian yang
percaya bahwa Allah mengetahui ujungnya dari pangkalnya, bahwa Roh Kudus
mengetahui ujungnya dari pangkalnya? Apakah Roh Kudus tahu sekarang apa yang
sedang terjad di Cina, dan apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat, di
setiap kota, pada setiap individu, di setiap tempat? Tentu saja Dia tahu. Dia
tahu akhirnya dari awalnya. PikiranNya yang tidak terbatas mengetahui segala
sesuatu yang sedang terjadi pada waktu yang bersamaan di alam semesta. Jadi
apakah Dia perlu hadir secara fisik, secara pribadi di mana-mana di alam
semesta? Tidak. Dengan kata lain apa yang saya katakan adalah Dia itu hadir di mana-mana
melalui pengetahuanNya yang tidak terbatas, melalui kemahatahuanNya.
Dan Dia berada dalam kontak secara fisik dengan ciptaanNya melalui pelayanan
apa? Melalui pelayanan malaikat-malaikat yang kudus.
Now, you know very well that Jesus taught
us to pray. And He taught us to pray in this way: “Our Father which art everywhere…” that’s the
revised Bohr version. It doesn’t say “Our Father which art everywhere”, Jesus
said that we are supposed to pray what? “Our Father which art…” where? “…in heaven.”
Nah,
kalian sangat tahu bahwa Yesus pernah mengajar kita berdoa. Dan Yesus mengajar
kita berdoa demikian: “Bapa kami yang ada di mana-mana…” Ini adalah versi revisi Bohr. Tidak dikatakan
“Bapa kami yang ada di mana-mana”, Yesus berkata bahwa kita harus berdoa
bagaimana? “Bapa kami yang ada…”
di mana? “…di Surga.”
Now, let’s notice, turn with me to 1 Kings
chapter 8, I want you to notice some very interesting details here. 1 Kings
chapter 8 and I want to begin by reading verse 26. 1 Kings 8:26. Here is where
Solomon is praying at the dedication of the temple, and he says, “And now I pray,
O God of Israel, let Your word come true, which You have spoken to Your servant
David my father. 27 But will God indeed dwell on the earth? Behold,
heaven and the heaven of heavens cannot contain You. How much less this temple
which I have built!…” In other words he is saying “Your presence
is” what? “Everywhere.” Does that mean
that His presence is personally everywhere? Let’s continue reading. “…28 Yet regard the prayer of Your servant
and his supplication, O LORD my God, and listen to the cry and the prayer which
Your servant is praying before You today: 29 that Your eyes may be
open toward this temple night and day…” how is it that God is going to be
present in the temple? Through His what? through His eyes. Let’s continue,
verse 29, “…that Your eyes may be open toward this
temple night and day, toward the place of which You said, 'My name shall be
there,' that You may hear the prayer which Your servant makes toward this
place…” And now comes the key verse,
“…30 And may You hear the supplication of Your servant and of
Your people Israel, when they pray toward this place. Hear everywhere…” Ah! Ah! It says, “…Hear in heaven Your dwelling place; and when You hear, forgive…” Where does God dwell? In heaven, correct?
But is He present in the temple on earth while He is personally in heaven?
Absolutely. How is He present on earth? He is present on earth through His
infinite knowledge, in other words He is omnipresent through His omniscience.
Sekarang mari kita simak, silakan bersama saya ke 1
Raja-raja pasal 8, saya mau kalian menyimak beberapa detail yang sangat menarik
di sini. 1 Raja 8 dan saya mau mulai dengan membaca ayat 26. 1 Raja 8:26. Di
sini Salomo sedang berdoa pada saat pentahbisan Bait Suci, dan dia berkata, “Dan
sekarang aku berdoa, ya Allah Israel,
biarlah kiranya perkataanMu menjadi nyata, yang
telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud, ayahku. 27 Tetapi benarkah
Allah hendak diam di atas bumi? Lihatlah
langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat
Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini…” dengan kata lain Salomo berkata, “KehadiranMu…”
bagaimana? “…ada di mana-mana.” Apakah ini berarti kehadiran Allah ada di
mana-mana secara pribadi? Mari kita lanjutkan membaca, “…28
Namun berpalinglah kepada doa dan permohonan
hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dan dengarkanlah seruan dan doa yang
hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!
29 Kiranya mata-Mu terbuka ke
arah rumah ini, malam dan siang…”
bagaimana
caranya Allah akan hadir di Bait Suci? Melalui apaNya? Melalui mataNya. Mari
kita lanjutkan, ayat 29, “…Kiranya mata-Mu terbuka ke arah rumah ini, malam
dan siang, ke arah tempat yang
Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan ada di sana’; agar Engkau boleh mendengar doa yang hamba-Mu
panjatkan di tempat ini…” dan sekarang ini ayat kuncinya, “…30
Dan semoga Engkau mendengar permohonan
hamba-Mu dan umat-Mu Israel saat mereka berdoa di tempat ini. Dengarlah di mana-mana…” Tidak, tidak! Dikatakan, “…Dengarlah di
Surga di tempat kediaman-Mu; dan apabila Engkau mendengarnya, ampunilah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Di mana
Allah berdiam? Di Surga, benar? Tetapi apakah Dia hadir di Bait Suci di bumi
selagi Dia secara pribadi berada di Surga? Tentu saja. Bagaimana Dia hadir di
dunia? Dia hadir di dunia melalui pengetahuanNya yang tidak terbatas, dengan
kata lain Allah itu hadir di mana-mana
melalui kemahatahuanNya.
Now go with me to Jeremiah 23:23-24. This
is a well known passage, let’s read it again. It says there in Jeremiah 23:23
the following, “’Am I a God near at hand,’ says the
LORD, ‘and not a God afar off?…” verse 24 is critically important,
“…24 Can anyone hide himself in secret places, So I shall not
see him?’ says the LORD…” is this emphasizing that God is
present personally everywhere? Is that saying that God is present everywhere?
No. It’s saying that God what? God sees everything everywhere. You can’t hide
from Him because He can see you, because He knows all.
Sekarang marilah bersama saya ke Yeremia 23:23-24. Ini
adalah bacaan yang terkenal, mari kita baca lagi. Dikatakan di sana di Yeremia
23:23 berikut ini, “’Apakah Aku ini
Allah yang dekat’, demikianlah firman TUHAN, ‘dan bukan Allah yang jauh?…” ayat 24 amat sangat penting, “…24 ‘Bisakah seseorang menyembunyikan diri di
tempat yang rahasia, sehingga Aku tidak akan melihat
dia?’ demikianlah firman TUHAN [NKJV yang diindonesiakan]…” apakah ini menekankan bahwa Allah itu hadir di mana-mana
secara pribadi? Apakah ini berkata Allah itu hadir di mana-mana? Tidak. Ini
berkata bahwa Allah apa? Allah melihat segalanya di mana-mana. Kita tidak bisa
bersembunyi dari Dia karena Dia bisa melihat kita, karena Dia mengetahui
segalanya.
Now, in your
next lecture we are going to take a look at Pslam 139.
You know some
people say, “What do you do with Pslam 139?”
Where it says you know, if I go to heaven You are there, if I hide in
this place You are there. We are going to read it carefully. That chapter or
that Psalm 139 is not really talking
about the omnipresence of God, we are going to find that it really is talking
about the omniscience of God, the infinite knowledge of God, is what it is
talking about.
Nah dalam pembahasan kita berikutnya kita akan melihat
Mazmur 139.
Kalian tahu, ada yang berkata, “Mazmur 139 itu mau dibuat
apa?” Kalian tahu, di situ dikatakan jika aku pergi ke langit, Engkau ada di
sana; jika aku bersembunyi di tempat ini, Engkau ada di sana. Nah, kita akan
membacanya dengan teliti. Pasal itu atau Mazmur 139 sebenarnya tidak berbicara
tentang kehadiran Allah di mana-mana. Kita akan melihat bahwa sesungguhnya ini
berbicara mengenai kemahatahuan Allah, pengetahuan Allah yang tidak terbatas,
itulah yang dibicarakan.
Now, what am I
saying? What I am saying is that the Holy Spirit is the General of the heavenly
host. He sits in the command and control center of the universe and the angels
are His foot soldiers. And in the central command the Holy Spirit knows
everything that is happening simultaneously in the whole world even though He
is located in that place. He is present everywhere because He knows everything.
In other words He is omnipresent through His omniscience. The Spirit remains in
communication, in other words with God’s creation through His infinite
knowledge.
Nah, apa yang saya bicarakan? Apa yang saya katakan ialah
Roh Kudus itu jenderalnya bala tentara Surgawi. Dia duduk di kursi komando dan
pusat pengendalian alam semesta, dan para malaikat adalah pasukan anak buahnya.
Dan di pusat komando, Roh Kudus mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi
pada waktu yang bersamaan di seluruh dunia, walaupun Dia berada di tempat itu.
Dia hadir di mana-mana karena Dia mengetahui segalanya. Dengan kata lain, Dia
hadir di mana-mana melalui kemahatahuanNya. Dengan kata lain Roh Kudus tetap
berkomunikasi dengan ciptaan Allah melalui kemahatahuannya.
Now allow me to read you a very interesting
statement from the Desire of Ages pg. 352
where this is brought out clearly. Desire of
Ages, pg. 352. “They [God’s people] are to contend with supernatural
forces, but they are assured of supernatural help. All the intelligences of
heaven are in this army…” does God have an
army? Yes. All the heavenly intelligences, “…all the intelligences of heaven are in
this army…” and now notice, “… And more than angels
are in the ranks. The Holy Spirit…” now here comes the
key portion, “…The Holy
Spirit, the representative of the Captain of the Lord's host…” who is the Captain of the Lord’s host?
Jesus. What is the Holy Spirit? She says “…The Holy Spirit, the representative of the
Captain of the Lord’s host, comes down to direct the battle. …” how does He direct the battle according
to what we’ve studied? Through what? Through the angelic host. She continues
saying, “…Our
infirmities may be many, our sins and mistakes grievous; but the grace of God
is for all who seek it with contrition. The power of Omnipotence is enlisted in
behalf of those who trust in God.”
Sekarang saya akan membacakan suatu
pernyataan yang sangat menarik dari Desire of
Ages hal. 352 di mana hal ini dikemukakan dengan sangat jelas. Desire of Ages hal. 352. “Mereka [= umat Allah] harus bergumul dengan kekuatan
supranatural, tetapi mereka diberi jaminan bantuan supranatural. Semua makhluk
Surgawi ada di dalam pasukan ini…” apakah Allah memiliki pasukan?
Ya. Semua makhluk Surgawi, “…semua makhluk Surgawi ada di dalam pasukan
ini…” dan sekarang simak, “…Dan yang berada di tempat pimpinan itu bahkan lebih
daripada malaikat. Roh Kudus…” sekarang porsi kuncinya, “…Roh Kudus, wakil Komandan bala tentara samawi…” siapa
Komandan bala tentara samawi? Yesus. Roh Kudus itu apa? Ellen White berkata, “…Roh Kudus, wakil Komandan bala tentara samawi, turun
untuk mengarahkan pertempuran…” Bagaimana Dia mengarahkan
pertempuran menurut apa yang telah kita pelajari? Melalui apa? Melalui bala
tentara samawi. Ellen White melanjutkan berkata, “…Kelemahan kita boleh banyak, dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahan kita berat-berat, tetapi karunia Allah tersedia bagi semua
yang dengan perasaan penuh penyesalan, mencariNya. Kekuatan Yang Mahakuasa diberikan bagi mereka yang
bersandar pada Allah.”
Now do you remember what we studied the
last time? We took a look at Ezekiel chapter 1, do you have this picture
clearly revealed there? Did we find God the Father in Ezekiel chapter 1? Yes,
He is the one seated on the throne, the God Almighty. Did we find Jesus in the
vision in Ezekiel 1 and Ezekiel 10? The hands under the wings. Did we see the
Spirit in this vision? Yes, it says that the Spirit was in the living
creatures. In other words, the Father, the Son, and the Holy Spirit through the
living creatures which actually direct the heavenly host, are moving the wheels
of human history. This is a chain of command. The Father is the absolute ruler,
Jesus is the Captain of the Lord’s host and His General is the Holy Spirit. And
the foot solders are whom? Are the angels. We haven’t given enough credit to
the importance of what the angelic host does. We are surrounded by millions of
angels, folks. God is ready to empty heaven before letting one of His children
fall, if they place themselves in His hands.
Nah,
apakah kalian ingat apa yang kita pelajari dalam pelajaran yang lalu? Kita
menyimak Yehezkiel pasal 1. Apakah kalian bisa membayangkan gambaran yang
dinyatakan di sana? Apakah kita menemukan Allah Bapa di Yehezkiel pasal 1? Ya,
Dialah yang duduk di atas takhta, Allah yang Mahakuasa. Apakah kita mendapatkan
Yesus dalam penglihatan di Yehezkiel 1 dan Yehezkiel 10? Tangan yang di bawah
sayap-sayap. Apakah kita melihat Roh Kudus dalam penglihatan ini? Ya, dikatakan
bahwa Roh berada di dalam makhluk-makhluk hidup. Dengan kata lain, Allah Bapa,
Anak, dan Roh Kudus melalui makhluk-makhluk hidup yang mengarahkan bala tentara
samawi, menggerakkan roda-roda sejarah manusia. Ini adalah rantai komando.
Allah Bapa adalah Penguasa yang mutlak, Yesus adalah Komandan bala tentara
samawi, dan jenderalNya adalah Roh Kudus. Lalu pasukan anak buahnya siapa? Para
malaikat. Selama ini kita kurang menghargai pentingnya peranan yang diemban
bala tentara malaikat. Kita ini dikelilingi oleh berjuta-juta malaikat,
Saudara-saudara. Allah bersedia mengosongkan Surga sebelum Dia mengizinkan satu
pun dari anak-anakNya jatuh, jika mereka mau berserah
kepadaNya.
Now allow me to share with you some
biblical examples of how what the Bible attributes to the Holy Spirit, actually
it’s an angel doing it.
Let me ask you who inspired the Bible? You
know who inspired the Bible? I’ll just mention the verse 2 Peter 1:20-21 it
says that “…holy men of God spake as they were…”
what?
“…as they were moved [inspired] by the Holy Ghost.” [KJV]
But the question is how did the Holy Spirit
inspire the Bible? Did He come down directly and whispered into the ear of
prophet “this is what you are supposed to write”? No. How did the Holy Spirit impart the
information? Through an angel.
You say, “No. Where does the Bible say such
things?”
Go with me to Revelation chapter 1, and I
want to read here verses 1-2. There is a chain of command. It says here, “The Revelation of Jesus Christ, which
God gave Him…” who gave to whom? God gave to whom?
To Jesus. “…to show His servants --- things which must
shortly take place…” by the way is the Holy Spirit
involved here? He who has an ear let him hear what the Spirit says to the
churches. So the Spirit is speaking, but who does the Spirit speak through? It
continues saying, verse 1, “…The Revelation of Jesus Christ, which God
gave Him to show His servants things which must shortly take place. And He sent and signified it by His angel to His servant John,
…” notice, Father -> Son -> Holy Spirit
-> angel -> John -> churches. Very clearly in Revelation 1:1-3, we
find this process that we’ve been talking about.
Sekarang,
saya mau berbagi dengan kalian beberapa contoh dari Alkitab, bagaimana apa yang
diatributkan Alkitab kepada Roh Kudus, sesungguhnya dilaksanakan oleh malaikat.
Coba saya
tanya, siapa yang mengilhami Alkitab? Kalian tahu siapa yang mengilhami
Alkitab? Saya hanya menyebut ayatnya di 2 Petrus 1:20-21, dikatakan bahwa, “…orang-orang saleh berbicara sebagaimana…” apa? “…sebagaimana
mereka digerakkan [diilhami] oleh Roh Kudus.” [KJV yang diindonesiakan].
Tetapi
pertanyaannya adalah, bagaimana Roh Kudus mengilhami Alkitab? Apakah Dia turun
sendiri langsung dan berbisik di telinga si nabi, “Inilah yang harus kamu
tulis”? Tidak. Bagaimana Roh Kudus menyampaikan informasinya? Melalui malaikat.
Kalian
berkata, “Tidak. Di mana di Alkitab dikatakan hal seperti ini?”
Marilah
bersama saya ke Wahyu pasal 1, dan saya akan membaca ayat 1-2. Ada suatu rantai
komando. Dikatakan di sini, “Wahyu Yesus Kristus yang diberikan
Allah kepada-Nya…” Siapa memberikan kepada siapa? Allah memberikan kepada
siapa? Kepada Yesus. “…untuk
menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal
yang harus segera terjadi. …” Nah, apakah Roh Kudus terlibat di sini? “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat” (Wah 2:29), jadi Roh
yang berbicara, tetapi Roh berbicara melalui siapa? Dikatakan selanjutnya, ayat
1, “…Wahyu Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal yang harus segera terjadi. Dan Dia
mengirim dan menyatakannya oleh malaikat-Nya, kepada hamba-Nya Yohanes…” perhatikan, Allah Bapa -> Anak -> Roh Kudus ->
malaikat -> Yohanes -> jemaat. Sangat jelas di Wahyu 1:1-3 kita melihat
proses ini yang sedang kita bahas.
By the way Ellen
White went through the same process. Do you know who imparted the information
to Ellen White when she was writing? That was the Holy Spirit, her writings
were inspired, but the information was imparted by an angel. He was a foot
soldier of the Holy Spirit. Notice, Early Writings pg. 32, Ellen White says, “ I
saw an angel flying swiftly to me. He quickly carried me from the earth to the
Holy City. …” some people say,
“Wow, that’s weird!” That’s not weird, isn’t that’s what the angel did with
John in Revelation that we read a few moments ago? He was caught away in the
spirit, so what’s the problem? It’s the same process. “…I saw an angel flying swiftly to me. He
quickly carried me from the earth to the Holy City. In the city I saw a temple,
which I entered. I passed through a door before I came to the first veil. This
veil was raised, and I passed into the holy place. Here I saw the altar of
incense, the candlestick with seven lamps, and the table on which was the
shewbread. After viewing the glory of the holy, Jesus raised the second veil
and I passed into the holy of holies.”
So how was Ellen White caught away in the
spirit? Through the ministration of the angel, just like John was according to
the book of Revelation.
Ketahuilah Ellen White mengalami proses
yang sama. Tahukah kalian siapa yang membagikan informasi kepada Ellen White
ketika dia sedang menulis? Roh Kudus. Tulisan-tulisannya diilhami, tetapi
informasinya disampaikan oleh malaikat. Malaikat adalah anak buah suruhan yang
dikirim oleh Roh Kudus. Perhatikan Early
Writings hal. 32, Ellen White berkata, “Saya melihat seorang malaikat terbang dengan cepat
mendatangi saya. Dia segera membawa saya dari bumi ke Kota Suci…” Ada yang
berkata, “Wow, itu aneh!” Itu tidak aneh. Bukankah itu yang dilakukan malaikat
kepada Yohanes di kitab Wahyu yang baru kita baca? Yohanes dibawa pergi dalam
roh, jadi di mana masalahnya? Itu adalah proses yang sama. “…Saya melihat seorang malaikat terbang dengan cepat
mendatangi saya. Dia segera membawa saya dari bumi ke Kota Suci. Di Kota Suci
saya melihat sebuah Bait Suci, yang saya masuki. Saya melewati sebuah pintu
sebelum saya tiba di depan tirai yang pertama. Tirai itu diangkat, dan saya
masuk ke Bilik Kudus. Di sini saya melihat mezbah ukupan, kaki dian dengan
tujuh lampu, dan meja yang di atasnya terletak roti sajian. Setelah menyaksikan
kemuliaan Bilik Kudus ini, Yesus mengangkat tirai yang kedua dan saya masuk ke Bilik
Mahakudus.”
Jadi bagaimana Ellen White dibawa pergi
dalam roh? Melalui pelayanan malaikat, sama seperti Yohanes, menurut kitab
Wahyu.
Now, go with me to the book of Zechariah,
Zechariah the next to last book of the Old Testament, Zechariah chapter 4, very
important concept that we find here, this is probably the last thing that we
are going to be able to cover in our lecture today. We’ll pick up on this topic
that we are studying tomorrow.
Notice Zechariah 4:2, “And he said to
me, ‘What do you see?’ So I said, ‘I am looking, and there is a lampstand of solid gold with a
bowl on top of it, and on the stand
seven lamps with seven pipes to the seven lamps…” So what does he see? A candelabra, right?
With seven branches. Now, what do those seven branches represent according
to Revelation? Represent the 7 churches, yes. But who testifies to the 7 churches? The
Holy Spirit, right? And the angel, because he writes it here,
let him hear what the Spirit says to the churches but it’s really the angel of
the churches is speaking. Now, I want you to notice verse 6, here comes the
explanation of the meaning, “…6 So he answered and said to
me: ‘This is the word of the
LORD to Zerubbabel: Not by might nor by power, but by…” what? “…by My Spirit,'
Says the LORD of hosts.’”
So what is the meaning of the candelabra, the 7
branched candelabra? It symbolizes what? The Holy Spirit of God, but
Revelation says the 7 branched candelabra represents the angels to what? To the
seven churches. So you have an interchangeability between the candlesticks,
the angels, and the Holy Spirit.
Nah,
marilah bersama saya ke kitab Zakharia, Zakhariah itu kitab sebelum kitab
terakhir di Perjanjian Lama. Zakhariah pasal 4, kita mendapatkan konsep yang
sangat penting di sini, kira-kira ini adalah hal yang terakhir yang bisa kita
bahas dalam ceramah kita hari ini. Kita akan melanjutkan dari topik ini dalam pelajaran
kita besok.
Perhatikan
Zakhariah 4:2: “Dan berkatalah ia kepadaku: ‘Apa yang engkau lihat?’ Jawabku: ‘Aku sedang melihat, dan
ada sebuah kandil dari emas seluruhnya, dengan
sebuah tempat minyak di bagian atasnya; dan
pada kandil itu ada tujuh pelitanya dengan
tujuh corot ke ketujuh pelita itu…” Jadi apa yang dilihatnya? Sebuah kandil, benar? Dengan
tujuh cabang. Nah, menurut kitab Wahyu
ketujuh cabang itu melambangkan apa? Melambangkan tujuh jemaat, ya.
Tetapi siapa yang bersaksi kepada
ketujuh jemaat? Roh Kudus, benar? Dan malaikat, karena dia menulis di sini,
hendaknya dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat, tetapi
sebenarnya malaikat jemaat-jemaat itu yang berbicara.
Sekarang
saya mau kalian menyimak ayat 6, sekarang muncul penjelasan maknanya, “…6 Maka
ia menjawab dan berkata kepadaku: ‘Inilah
firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: ‘Bukan dengan keperkasaan dan bukan
dengan kekuatan, melainkan dengan…” apa? “…dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa
maknanya kandil itu, kandil
yang bercabang tujuh itu? Itu melambangkan apa? Roh Kudus Allah.
Tetapi
Wahyu berkata bahwa kandil bercabang tujuh itu melambangkan malaikat-malaikat
apa? Malaikat-malaikat ketujuh jemaat.
Jadi bisa ditukar-tukar antara
kandil, malaikat-malaikat, dan Roh Kudus.
Now notice verse 10, here’s where it gets
very interesting, verse 10, “…10 For who has despised the day of small things?
For these seven rejoice to see the plumbline in the hand of Zerubbabel…” what are these seven?
“…They are the…” what? “…the eyes of
the LORD, Which scan to and fro throughout the whole earth."
What are these 7 angels so to speak, or
these 7 lamps? They represent the what? The eyes of the LORD. In other words the angels
are the eyes of the LORD that scan the earth. By the way, who is it
that writes our works in the books of heaven and observes what we are doing and
takes the report to heaven and writes these things in the books? It is the
what? It is the angels. God is doing it
through the ministration of the angels.
Sekarang perhatikan ayat 10, di sini menjadi sangat
menarik. Ayat 10,
“Sebab siapa yang telah memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil? Karena mereka bertujuh ini bersukaria melihat
batu di tangan Zerubabel…” Mereka bertujuh itu apa? “…Mereka adalah mata-mata
TUHAN, yang mengamati ke sana kemari di
seluruh bumi." [NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, ketujuh malaikat atau ketujuh pelita
itu apa? Mereka melambangkan apa? Mata-mata TUHAN. Dengan kata lain, para malaikat adalah mata-mata
TUHAN yang mengamati bumi. Nah, siapa yang mencatat
perbuatan-perbuatan kita di kitab-kitab surgawi dan mengamati apa yang kita
lakukan dan membawa laporan tersebut ke Surga dan mencatat hal-hal itu di dalam
kitab-kitab? Siapa? Para malaikat. Allah melakukannya melalui pelayanan para
malaikat.
Allow me to read you a couple of statements
in closing. One of them is found in the book Testimonies
to Ministers pg. 510, here she is explaining about Zechariah chapter 4. “From the
two olive trees, the golden oil was emptied through golden pipes into the bowl
of the candlestick and thence into the golden lamps that gave light to the
sanctuary…” now she is going to
explain what it means. “…So from the holy ones that stand in God's presence…” who are those, the holy ones that stand
in God’s presence? The angels. “…So from the
holy ones that stand in God’s presence, His Spirit is imparted to human
instrumentalities that are consecrated to His service…” Who imparts the Holy
Spirit to the instruments? Those who stand in the presence of the Lord, the
angels. She continues saying “…The mission of
the two anointed ones is to communicate light and power to God's people. It is
to receive blessing for us that they stand in God's presence. As the olive
trees empty themselves into the golden pipes, so the heavenly messengers seek
to communicate all that they receive from God. The whole heavenly treasure
awaits our demand and reception; and as we receive the blessing, we in our turn
are to impart it. Thus it is that the holy lamps are fed, and the church
becomes a light bearer in the world. “
Do you see the process that is taking place
here? See, God doesn’t do things directly. God accomplishes His work through
Christ, through the Spirit, through the ministration of the angels, and through
committed human beings to His will.
Izinkan saya membacakan dua
pernyataan sebagai penutup. Salah satu ditemukan di buku Testimonies to Ministers hal. 510, di sini Ellen White menjelaskan
mengenai Zakhariah pasal 4. “Dari kedua
pokok zaitun, minyak emas itu dikosongkan melalui pipa-pipa emas ke dalam
mangkuk kaki dian, dan dari sana masuk ke lampu-lampu emas yang bisa memberikan
terang ke Bait Suci…” sekarang Ellen White akan
menjelaskan apa maksudnya. “…Maka dari makhluk-makhluk
kudus yang berdiri di hadirat Allah…” siapa mereka, makhluk-makhluk
kudus yang berdiri di hadirat Allah? Para malaikat. “…Maka dari makhluk-makhluk kudus yang berdiri di hadirat
Allah, Rohnya diberikan kepada manusia-manusia yang telah dikuduskan sebagai
alat pelayananNya…” Siapa yang membagikan Roh Kudus kepada alat-alat [=
manusia yang telah dikuduskan] itu? Mereka yang berdiri di hadirat Tuhan, para
malaikat. Ellen White melanjutkan berkata, “…Misi keduanya yang diurapi adalah membagikan terang dan kuasa kepada umat Allah. Tugas mereka
berdiri di hadirat Allah adalah untuk menerima berkat bagi kita. Sebagaimana
pokok zaitun mengosongkan dirinya ke dalam pipa-pipa emas, demikian jugalah
utusan-utusan surgawi berusaha untuk mengkomunikasikan semua yang mereka terima
dari Allah. Seluruh harta karun surgawi menunggu permintaan dan penerimaan
kita. Dan sebagaimana kita menerima berkat itu, pada gilirannya kita juga harus
membagikannya. Dengan demikianlah lampu-lampu kudus tersebut mendapat asupan,
dan gereja menjadi pembawa terang di dalam dunia.”
Apakah kalian melihat proses yang
sedang terjadi di sini? Lihat, Allah tidak melakukannya secara langsung. Allah
menyelesaikan pekerjaanNya melalui Kristus, melalui Roh Kudus, melalui
pelayanan para malaikat, dan melalui manusia-manusia yang berkomitmen melakukan
kehendakNya.
Now in our topic, in our next topic we are
going to take some several other examples, we are going to talk more
specifically about what happened on the day of Pentecost. Fascinating material.
I hope to see you here.
Nah, dalam
topik kita, dalam topik kita berikutnya kita akan melihat beberapa contoh yang
lain, kita akan membahas lebih banyak khususnya tentang apa yang terjadi pada
hari Pentakosta. Bahan yang sangat menarik. Saya berharap melihat kalian di
sana.
19 04 16