_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 12/25
- Stephen Bohr
THE IMAGE TO THE BEAST
Dibuka
dengan doa
Before we begin our study today, I would like to just
mention that what I've presented in the last two lectures, plus what
I'm going to present in the lecture today, is found in a book that I wrote
which is titled, Prophecy's Dr. Jekyll and
Mr. Hyde. There's a lot more material in the book than what
I've been able to share in the lectures. So if you are interested,
you can call Secrets Unsealed with the information at the end of the
presentation, and they'll tell you how to get a copy of this very,
very important book.
Sebelum kita memulai pelajaran kita
hari ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa apa yang telah saya sampaikan dalam
dua ceramah yang terakhir plus apa yang akan saya sampaikan dalam ceramah hari
ini, terdapat dalam buku yang saya tulis berjudul Prophecy’s Dr. Jekyll and Mr. Hyde. Di buku ini materinya lebih
banyak lagi daripada yang bisa saya sampaikan dalam ceramah-ceramah. Jadi jika
kalian tertarik, kalian bisa menelepon Secrets Unsealed dengan informasi itu pada akhir pelajaran
ini dan mereka nanti akan memberitahu bagaimana caranya mendapatkan buku yang
amat sangat penting ini.
Now we want to review, very briefly, what we studied in the
last two lectures. And we're going to do it quickly, because we have a
lot of material to cover in our lecture today.
First of all, we want to talk about the sea beast. The sea
beast, according to what we've studied, represents the papacy, the Roman
Catholic papacy. And then as we studied last night, the land
beast of Revelation 13 represents the United States of America. And
as we studied the two horns like a lamb, on the head of that beast that
rises from the earth, represents two kingdoms: the kingdom of the
church, and the kingdom of the state, in other words civil and
religious liberty.
But Revelation 13 tells us that this second beast is going to
do some rather strange things. This second beast is going to help
the first beast recover its power. In fact this second beast, that
rises from the earth, is going to lead the whole world to worship the
first beast, and to worship an image of that first beast, and also to
receive the mark of the beast, or the number of the beast, which
means that this second beast that rises from the earth is
functional. Its purpose in prophecy is to restore the first beast to power.
Sekarang kita mau mengulangi secara
singkat apa yang telah kita pelajari dalam dua ceramah terakhir. Dan kita akan
melakukannya dengan cepat karena ada banyak bahan yang harus kita selesakan
dalam ceramah kita hari ini.
Pertama-tama kita mau berbicara tentang
Binatang yang muncul dari laut. Binatang
laut ini menurut apa yang telah kita pelajari, mewakili Kepausan Roma Katolik.
Kemudian yang kita pelajari semalam, binatang
daratnya Wahyu 13 mewakili
Amerika Serikat. Dan sebagaimana yang telah kita pelajari, kedua tanduk yang seperti anak
domba di kepala binatang yang muncul dari bumi mewakili dua kerajaan: kerajaan
gereja dan kerajaan pemerintah, dengan kata lain kebebasan sipil dan kebebasan
agama.
Tetapi Wahyu 13 memberitahu kita bahwa
binatang yang kedua ini akan melakukan hal-hal yang janggal. Binatang kedua ini
akan membantu Binatang pertama mendapatkan kekuasaannya kembali. Bahkan,
binatang kedua ini yang muncul dari bumi, akan membawa seluruh dunia untuk
menyembah Binatang pertama, dan menyembah patung Binatang pertama, dan juga
untuk menerima tanda Binatang itu atau angka Binatang itu, berarti binatang yang kedua yang muncul
dari bumi ini mempunyai tugas. Tugasnya dalam nubuatan ialah mengembalikan Binatang yang
pertama ke kekuasaannya.
And in our lecture today we're going to talk about the
image to the beast. Of course, an image is a likeness. And so the
image is going to be very much like the first beast. So if we know what
the first beast was like, we're going to know what the image of
the beast is like as well.
Dan dalam ceramah kita hari ini kita
akan berbicara tentang patung Binatang. Tentu saja sebuah patung adalah suatu keserupaan.
Maka patung ini akan sangat menyerupai Binatang yang pertama. Jadi jika kita
tahu Binatang pertama itu seperti apa, kita juga akan tahu patung Binatang itu
seperti apa.
Now, as we've studied, the two horns like a lamb represent
two kingdoms: the church and the state, separate from one another, or we
could say that they represent civil liberty, and religious
liberty. Civil liberty would have to do with the kingdom of the
state, and religious liberty would have to do with the kingdom of
the church.
Nah, seperti yang telah kita pelajari,
kedua tanduk anak domba itu mewakili dua kerajaan: gereja dan pemerintah,
terpisah satu sama lain; atau bisa kita katakan mereka mewakili kebebasan sipil
dan kebebasan agama. Kebebasan sipil berkaitan dengan kerajaan pemerintah, dan
kebebasan agama berkaitan dengan kerajaan gereja.
But the question is, in Revelation 13 what is represented
by the voice of the dragon? Because the book of Revelation says that this
second beast that rises from the earth has two horns like a lamb ~ in
other words, it has these two kingdoms separate from one another, full
civil and religious liberty ~ but then
this beast begins speaking as a dragon.
What does it mean that this beast speaks as a dragon?
Well, we need to understand what the dragon represents in the book of
Revelation. And I'm going to go through this quickly, because we
don't have time to read all of the Bible verses. But the best place
to understand the meaning of the dragon is in Revelation 12. And
I'm just going to give you the picture. We don't have time to look it up
right now. But I'm going to give you the picture of what we find in
that chapter.
The chapter begins by showing a woman that has a child in
her womb, and that child is about to be born. And then a dragon is
seen who wants to devour the child as soon as the child is born.
Now it becomes very obvious that that child who is going be be born is
none other than Jesus Christ. And the dragon is waiting for Him, to kill
Him the moment that He's born. Now we need to understand that the dragon
has a double meaning in this passage. Of course, we know
that the
dragon is a symbol of Satan, because he's called the Ancient
Serpent, the Devil and Satan in Revelation 12. So in the first
instance the dragon represents Satan.
But let me ask you, through whom did Satan attempt to kill
the child? Was it him personally who did it? No. The Bible tells us
that it was through a ruler of the Roman Empire; a ruler called
Herod. In other words, Satan did it through the medium of a king,
King Herod, who was a king of the Roman Empire. In other words, the
dragon represents Satan, but the dragon also represents the civil
power through which Satan attempted to kill the Child.
Then you find there in Revelation 12, that the woman,
after the Child is born, and the Child goes to heaven, and He's caught up
to God and to His throne, the Bible tells us the woman has to flee away
to the wilderness for 1260 years. We've encountered that prophecy before,
haven't we? She has to flee for 1260 years from the presence of the
dragon. Interesting! The same dragon that wanted to kill the
Child is the dragon that wants to destroy the woman, or wants to
destroy the church.
Tapi pertanyaannya ialah, di Wahyu 13
apa yang dilambangkan oleh suara naga? Karena kitab Wahyu berkata bahwa
binatang kedua yang muncul dari bumi yang memiliki dua tanduk seperti anak
domba ~ dengan kata lain dia memiliki dua kerajaan yang terpisah satu sama
lain, kebebasan penuh dalam hal sipil
dan agama ~ tetapi kemudian binatang ini mulai berbicara seperti seekor naga.
Apa yang dimaksud dengan binatang ini berbicara seperti seekor naga?
Nah, kita perlu memahami di buku Wahyu
naga itu mewakili apa. Dan saya akan menjelaskan ini dengan singkat karena kita
tidak punya waktu untuk membaca semua ayat Alkitabnya. Tetapi tempat yang
terbaik untuk memahami tentang naga ini ada di Wahyu pasal 12. Dan saya hanya
akan memberikan gambarannya kepada kalian. Saat ini kita tidak punya waktu
untuk mencari ayat-ayat itu, tetapi saya akan memberikan gambaran apa yang ada
di pasal itu.
Pasal itu dimulai dengan memperkenalkan
seorang perempuan yang memiliki seorang anak dalam kandungannya, dan anak itu
sudah akan dilahirkan. Kemudian tampak seekor naga yang ingin membinasakan anak
itu begitu anak itu lahir. Nah, nanti akan menjadi sangat jelas bahwa anak yang
akan dilahirkan tak lain adalah Yesus Kristus. Dan naga itu sedang menungguNya,
untuk membunuhNya begitu Dia dilahirkan.
Nah, kita perlu memahami bahwa naga itu punya makna ganda dalam
bacaan ini. Tentu saja kita tahu bahwa naga adalah simbol Setan karena dia yang
dipanggil Ular Purba/Tua, Iblis dan Setan di Wahyu 12. Jadi pemahaman yang
pertama, naga itu mewakili Setan.
Tapi coba saya tanya, melalui siapa
Setan berusaha membunuh Anak itu? Apakah Setan pribadi yang melakukannya?
Tidak. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa itu dilakukan melalui seorang
penguasa kekaisaran Roma, yang bernama Herodes. Dengan kata lain Setan
melakukannya melalui perantaraan seorang raja, raja Herodes, yang adalah raja
kekaisaran Roma. Dengan kata lain, naga mewakili Setan, tetapi naga juga mewakili kekuasaan sipil melalui siapa
Setan berusaha membunuh Anak itu.
Lalu kita temukan di Wahyu 12 bahwa
perempuan itu, setelah Anaknya lahir dan Anak itu pergi ke Surga dan Dia diangkat
ke Allah dan ke takhtaNya, Alkitab mengatakan kepada kita perempuan itu harus
melarikan diri ke padang gurun selama 1260 tahun. Kita telah bertemu dengan
nubuatan itu sebelumnya, bukan? Perempuan itu harus melarikan diri selama 1260
tahun dari naga tersebut. Menarik! Naga
yang sama yang mau membunuh Anak itu adalah naga yang mau membinasakan
perempuan itu atau mau membinasakan gereja.
So if at the beginning of Revelation 12 the dragon
represents Satan, working through Rome, what must be represented by the
dragon who wants to persecute and destroy the woman? It must also
be Satan working through whom? through Rome. And we noticed that the
little horn is the persecuting power during the 1260 years. And, of
course, the
little horn represents Satan working through papal Rome.
So, in other words, the second stage, the dragon trying to destroy the
woman, is Rome. The first stage when the dragon wants to destroy
the Child, is Rome.
Maka jika pada bagian awal Wahyu 12
naga itu mewakili Setan yang bekerja melalui Roma, apa yang diwakili oleh naga
yang ingin mempersekusi dan menghancurkan perempuan itu? Tentunya juga Setan
yang bekerja melalui siapa? Melalui Roma. Dan kita simak bahwa Tanduk Kecil
itulah kekuasaan yang mempersekusi selama 1260 tahun. Dan tentu saja, Tanduk Kecil mewakili Setan
bekerja melalui Kepausan Roma. Jadi, dengan kata lain, pada
tahap yang kedua, naga yang berusaha membinasakan perempuan itu ialah Roma.
Tahap pertama ketika naga itu mau membinasakan Anak itu, juga Roma.
So let me ask you, when this beast that arises from the earth
has two horns like a lamb, but it speaks like a dragon, it must mean that
it speaks like Satan, but it also speaks like whom? It's going
to speak like Rome. In other words, like the first beast, the sea
beast. Are you following what I'm saying? Because all the way
through it's Satan working through the medium of Rome.
Jadi saya mau tanya, ketika binatang
yang muncul dari bumi yang memiliki dua tanduk seperti anak domba itu, berbicara
seperti naga, itu tentunya berarti
dia berbicara seperti Setan, tetapi dia juga berbicara seperti
siapa? Dia juga akan berbicara seperti
Roma. Dengan kata lain, seperti Binatang yang pertama, yang muncul
dari laut. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Karena sejak semula hingga akhir Setan
bekerja melalui perantaraan Roma.
Now this second beast is a very unique beast, because
every beast in Daniel 7 conquered the beast that came before it.
But this is the only beast in Bible prophecy that actually helps the
previous beast recover its power. That makes this beast absolutely
unique. This beast helps the first beast, or the sea beast, recover
its power which it lost.
Nah binatang yang kedua adalah binatang
yang sangat unik karena setiap binatang di Daniel 7 menaklukkan binatang
sebelumnya. Tetapi ini adalah satu-satunya binatang di nubuatan Alkitab yang
malah membantu binatang sebelumnya memperoleh kekuasaannya kembali. Ini membuat
binatang ini benar-benar unik. Binatang ini membantu Binatang yang pertama atau
Binatang yang keluar dari laut untuk memperoleh kembali kekuasaannya yang telah
hilang.
Now it's become very common in the United States for
people to talk about the need to be Christian, and to be patriotic.
And many Christians believe that in order to be both, you have to be in
favor, for example, of school vouchers, and you have to be in favor of
school prayer, and you have to be in favor of federal funds for
charitable choice, and you have to be in favor of religious displays on
public property, etc. etc. They say if you don't believe in those
things, you're not really Christian, and you're not really
patriotic. But let me tell you something: if you're in favor of
those things, of the state mandating those things, which have to do
with religion, that is unpatriotic and un-Christian.
And you say, how do you say that?
Let me explain why. You see, the Lord Jesus taught that
we're supposed to render to Caesar that which is Caesar's, and to
God that which is God's. You do not blend the two. And so when
Christians are in favor of the government mandating religious things, that
is not Christian, because that's not what Jesus Christ taught.
And it's also not patriotic.
And you say, why isn't it patriotic?
For the simple reason, folks,
that the founding fathers of the United States separated church and
state. We found it in our last study in the First Amendment to the Constitution
of the United States, the principles upon which this nation is based are
the principles of civil and religious liberties, separation of the things of the
church from the things of the state. So when Christians say, we need to join
the church and the state, that is not patriotic, because it goes
against the principles upon which the United States was built;
the two principles that are the secret of its power.
Nah, sekarang ini sudah umum di Amerika
Serikat orang-orang berbicara tentang perlunya menjadi orang Kristen dan
menjadi patriotik. Dan banyak orang Kristen percaya supaya bisa menjadi kedua-duanya
mereka harus mendukung misalnya dana pendidikan pemerintah, harus mendukung doa
di sekolah-sekolah, harus mendukung dana federal untuk badan-badan amal
pilihan, dan harus mendukung dipajangnya benda-benda relijius di atas
properti-properti publik, dll. dll. Mereka berkata jika kita tidak mendukung
hal-hal demikian, maka kita bukan benar-benar Kristen dan kita tidak
sungguh-sungguh patriotik. Tetapi saya beritahu, jika kita mendukung hal-hal
itu, jika kita mendukung pemerintah memerintahkan hal-hal yang berkaitan dengan
agama tersebut dilakukan, justru itulah yang tidak patriotik dan tidak
Kristiani.
Dan kalian berkata, mengapa Anda
berkata demikian?
Akan saya jelaskan mengapa. Lihat,
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus menyerahkan kepada Kaisar apa yang
adalah milik Kaisar dan kepada Allah apa yang milik Allah. Kedua hal itu tidak
boleh dicampur jadi satu. Maka ketika
orang-orang Kristen mendukung pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai
hal-hal agama, itu yang tidak Kristiani, karena itu bukan yang diajarkan Yesus
Kristus. Dan itu juga tidak patriotik.
Dan kalian berkata, mengapa itu tidak
patriotik?
Melulu karena alasan yang sederhana,
Saudara-saudara, bahwa bapak-bapak pendiri negara Amerika Serikat telah
memisahkan gereja dari pemerintah. Kita telah melihatnya dalam pelajaran kita
yang lalu bahwa di Amandemen
Pertama Konstitusi Amerika Serikat, prinsip-prinsip dasar di atas mana negara
ini didirikan adalah prinsip-prinsip kebebasan sipil dan
kebebasan agama, pemisahan urusan gereja dari urusan pemerintahan. Jadi ketika orang Kristen berkata kami harus mempersatukan
gereja dengan pemerintah, itu tidak yang patriotik karena itu
bertentangan dengan prinsip-prinsip di atas mana Amerika Serikat didirikan: kedua prinsip yang merupakan rahasia kekuatannya.
Now in order to understand the work of the beast of
Revelation 13, the beast that rises from the earth, we need to go
back to a prophecy that we find in the Old Testament. It's the
prophecy of Daniel 3.
You see, in Revelation 13 this beast raises an image. It
commands everybody to worship the image. Whoever does not worship the
image is to be killed. Now that scene comes directly from Daniel 3.
And so in order to understand this, we need to go back to Daniel 3.
Actually folks, do you know it's very, very interesting to notice that Daniel 3 is
illustrating one of the clauses, actually the First Clause of the First
Amendment to the Constitution of the United States.
You say, well, how is this?
Let me explain. Nebuchadnezzar was the civil ruler of
Babylon, wasn't he? He was to preserve the civil order. But
Nebuchadnezzar raised up an image, and he commanded everyone to what? to
worship. Let me ask you, was this the civil power trying to establish
religion? Most certainly. He's trying to establish a religious observance
by raising an image, and saying to everybody, “You need to worship
this image!” Was he overstepping his bounds? Yes, because he had the
right to legislate when it came to civil matters, but he did not have a
right to command people to worship in a certain way.
Let me ask you, when he established this religious
observance, what was the immediate result? The immediate result folks,
was persecution. As you read the book of Daniel, was Daniel a very
good citizen of Babylon? Did he respect the king? Did he pray
for the king? Did he obey the legitimate civil laws of Babylon? He
most certainly did. But when the king overstepped his bounds, and he
legislated, he established a religious observance with its civil
power, these three young men practiced civil disobedience. The
story shows us that the time when we can practice civil disobedience is when the state
oversteps its bounds, and legislates the first table of God's law, it
legislates worship, it establishes a worship observance.
Nah, supaya kita paham cara kerja
binatang di Wahyu 13, binatang yang muncul dari bumi itu, kita perlu mundur ke
nubuatan yang ada di Perjanjian Lama, yaitu nubuatan di Daniel pasal 3.
Lihat, di Wahyu 13, binatang ini
membuat sebuah patung. Dia memerintahkan semua orang untuk menyembah patung
itu. Siapa yang tidak menyembah patung itu, akan dibunuh. Nah, adegan ini
berasal langsung dari Daniel 3. Maka agar kita bisa memahaminya kita harus kembali
ke Daniel 3. Sebenarnya, Saudara-saudara, yang sangat menarik ialah Daniel 3 menggambarkan
salah satu klausul, tepatnya klausul
pertama Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.
Kalian berkata, kok bisa?
Saya jelaskan. Nebukadnezar adalah
penguasa sipil Babilon, bukan? Dia tugasnya menjaga ketertiban sipil. Tetapi
Nebukadnezar membuat sebuah patung dan dia memerintahkan semua untuk apa? Untuk
menyembahnya. Coba saya tanya, apakah kekuasaan sipil ini berusaha menegakkan
agama? Betul sekali. Dia mencoba menegakkan suatu cara ibadah dengan membuat
sebuah patung dan berkata kepada semua orang, “Kalian harus menyembah patung
ini!” Apakah dia sudah melampaui kewenangannya? Iya, karena dia memiliki
wewenang untuk mengatur hal-hal sipil, tetapi dia tidak punya wewenang untuk
memerintah rakyatnya beribadah dengan cara tertentu.
Coba saya tanya, ketika Nebukadnezar
menegakkan cara ibadah ini, apa akibat langsungnya? Akibat langsungnya,
Saudara-saudara, ialah persekusi. Jika kita baca kitab Daniel, apakah Daniel
seorang warga negara Babilon yang baik? Apakah dia hormat pada raja? Apakah dia
mendoakan raja? Apakah dia tunduk kepada hukum-hukum sipil yang sah negara
Babilon? Tentu saja. Tetapi ketika raja melampaui wewenangnya dan dia membuat
peraturan, dengan kekuasaan sipilnya dia menegakkan suatu cara ibadah, maka
ketiga orang pemuda itu (teman-teman Daniel) melakukan pelanggaran sipil. Kisah
itu menunjukkan kepada kita bahwa saat
di mana kita melakukan pelanggaran sipil ialah ketika pemerintah melampaui
kewenangannya dan membuat peraturan tentang hukum Allah pada loh
batu yang pertama, pemerintah mengatur penyembahan, pemerintah menegakkan suatu
cara ibadah.
So let me ask you, in this story, do you find an
illustration of the Establishment Clause of the First Amendment to the
Constitution of the United States? Yes. Because the First Amendment
says, “Congress shall make no law respecting
the…” what? “…the establishment of religion…” And the reason for that is because when the state, or when
the civil power establishes religion, the immediate result is
what? Persecution.
Jadi coba saya tanya, dalam kisah itu
apakah kita menemukan suatu ilustrasi dari klausul penegakan agama dari Amandemen Pertama Konstitusi
Amerika Serikat? Iya. Karena Amendemen Pertama berkata, “Kongres tidak boleh membuat
undang-undang yang berkaitan dengan…” apa?
“…menegakkan agama...” dan
alasannya ialah ketika pemerintah
atau ketika kekuasaan sipil menegakkan agama, akibat langsungnya ialah
apa? Persekusi.
By the way, did God intervene to deliver those three young
men? Yes. There was no hope to be delivered from the hands of the
civil power who wanted to enforce this religious observance. There
was no escape unless God directly intervened. And God, actually Jesus
Christ, came into the furnace, and He delivered the three young men who
obeyed God rather than man.
Nah, apakah Allah campur tangan untuk
menyelamatkan ketiga pemuda tersebut? Ya. Tidak ada harapan selamat dari tangan
kekuasaan sipil yang bersikeras mau memaksakan cara ibadah ini. Tidak bisa
lolos kecuali Allah yang campur tangan langsung. Dan Allah, tepatnya Yesus
Kristus, masuk ke dalam tungku api, dan Dia menyelamatkan ketiga orang muda
yang lebih patuh kepada Allah daripada kepada manusia.
Now in Daniel chapter 6 we have another story
that illustrates
the Second Clause of the First Amendment to the Constitution. You
see, we have this story of Daniel 6. The Second Clause of the First
Amendment says, “Congress shall make no law respecting
an establishment of religion, nor prohibiting the…” what? “…the free exercise thereof…” In other words, the government cannot prohibit you from practicing
your religion, and it cannot establish a religion and tell you that you
have to follow that religion, or you have to follow this practice in this
certain way. Now where in Daniel do we find an illustration of the
free exercise part of the First Amendment to the Constitution? It's in
the story that we find in Daniel 6. Interesting that the first two
clauses of the First Amendment to the Constitution are illustrated
in the book of Daniel.
You say, what story is that?
You remember that King Darius, deceived by his advisers,
gave a law, or a decree, that no one could pray to any God during a
period of how long? During a period of 30 days, no one could pray to
their God. Let me ask you, was Darius establishing religion? No.
What was he doing? He was prohibiting the free exercise of
religion. He was saying, “You can't pray!” He wasn't saying, you
have to pray this way. He said, “No, you can't pray.” He's in other
words, trying to eliminate the free exercise of religion. And you
know what happened. Daniel, as usual, he was very obedient to the king's
civil laws. He was greatly respectful of the king. He prayed for
the king. He was loyal to him. But when it came to the civil power
making this religious decree violating the Free Exercise Clause, so to
speak, he opened the windows to his room as he always did three
times a day. The Bible tells us that he was arrested, and he was
thrown into a den of lions.
Sekarang di Daniel pasal 6 ada kisah
lain yang menggambarkan Klausul kedua dari Amandemen Pertama Konstitusi. Lihat,
ada kisah ini di Daniel 6. Klausul kedua Amandemen Pertama berkata, “Kongres tidak boleh membuat
undang-undang yang berkaitan dengan menegakkan agama atau melarang…” apa? “…kebebasan menjalankan agama…”
Dengan kata lain, pemerintah tidak boleh melarang kita dari mempraktekkan
agama kita dan dia tidak boleh menegakkan suatu agama dan memerintahkan kita
untuk mengikuti agama itu, atau agar kita harus mepraktekkannya dengan cara
tertentu. Nah, di mana di kitab Daniel kita menemukan suatu ilustrasi dari bagian
kebebasan menjalankan agama dari Amandemen Pertama Konstitusi? Ada dalam kisah
yang kita temukan di Daniel 6. Menarik bahwa kedua klausul yang pertama
Amandemen Pertama Konstitusi diilustrasikan dalam kitab Daniel.
Kalian bertanya, kisah apa itu?
Ingat Raja Darius yang tertipu para
penasihatnya? Dia mengeluarkan hukum atau titah yang melarang siapa pun untuk
berdoa kepada allah mana pun selama berapa lama? Selama 30 hari tidak ada yang
boleh berdoa kepada allah mereka.
Coba saya tanya, apakah Darius
menegakkan agama? Tidak. Apa yang diperbuatnya? Dia melarang kebebasan
mempraktekkan agama. Dia berkata, “Kalian tidak boleh berdoa!” Dia tidak
berkata, kalian harus berdoa dengan cara ini. Dia berkata, “Tidak, kalian tidak
boleh berdoa.” Dengan kata lain dia berusaha melenyapkan kebebasan
mempraktekkan agama. Dan kalian tahu apa yang terjadi. Seperti biasa Daniel
sangat patuh kepada peraturan-peraturan sipil raja, sangat hormat pada raja,
dia mendoakan raja, dia setia kepada raja, tetapi ketika kekuasaan sipil sampai
membuat perintah yang melanggar katakanlah, klausul Kebebasan Menjalankan
Agama, dia membuka jendela kamarnya seperti biasanya tiga kali sehari. Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa dia ditangkap dan dilemparkan ke kandang singa.
Let me ask you, what happens when the Free Exercise Clause
is violated? The immediate result is what? persecution. That's what
happened in the days of Jesus. That's what happened in the Middle
Ages. That's what's going to happen at the end of time. This second
land beast is going to make an image of the first beast, which means that
because the first beast joined church and state, it used the sword of the
state, it must mean that this second beast from the earth is also going to
use what? is going to use the sword of the state. Because an image is
a likeness. This beast that rises from the earth is going to be similar
to the beast that dominated during the Middle Ages.
Coba saya tanya, apa yang terjadi
ketika klausul kebebasan menjalankan agama dilanggar? Akibat langsungnya ialah apa? Persekusi. Itulah
yang terjadi di zaman Yesus. Itulah yang terjadi di abad pertengahan. Itulah
yang akan terjadi pada akhir zaman. Binatang kedua yang keluar dari bumi ini
akan membuat patung Binatang pertama, yang berarti karena Binatang pertama
telah mempersatukan gereja dengan pemerintah, dia telah memakai pedang
pemerintah, maka itu haruslah berarti binatang yang kedua yang keluar dari bumi
ini juga akan memakai apa? Akah memakai pedang milik pemerintah. Karena patung ialah suatu keserupaan. Binatang yang
muncul dari bumi ini akan menjadi serupa dengan Binatang yang
berkuasa selama abad pertengahan.
And, by the way, what was Daniel's only escape? The law of
man could not deliver him, because the laws of the Medes and Persians
could not be changed. So who had to intervene to deliver Daniel?
God had to intervene to deliver Daniel from the mouths of the
lions.
Dan, bagaimana Daniel selamat? Hukum
manusia tidak bisa menyelamatkan dia karena hukum bangsa Medo-Persia tidak
boleh diubah. Jadi siapa yang harus mengintervensi untuk menyelamatkan Daniel?
Tuhan harus intervensi untuk menyelamatkan Daniel dari mulut singa-singa.
By the way, do you know that neither Nebuchadnezzar, nor Darius really
understood what God was trying to teach them? Because immediately
after this experience ~ it's interesting ~ Nebuchadnezzar says, “Now I
forbid anyone to say anything against the God of Daniel. Because if
you say anything against the God of Daniel, I'm going to raze your house
to the ground, and I'm going to chop you up in pieces.” Let me ask
you, did he have a legitimate right to do that? Absolutely not! He was a
civil ruler. He could not say that of the true religion, or of a
false religion.
And Darius didn't understand either, because after
this experience he says, “I command everyone to tremble and to fear
before the God of Daniel.” No king can command to tremble and to
fear before the God of anyone. Because the government has been
placed to govern in civil matters, not in religious matters. Are
you understanding the picture that we're talking about here?
Nah, tahukah kalian bahwa baik
Nebukadnezar maupun Darius sesungguhnya tidak paham apa yang mau diajarkan
Allah kepada mereka? Karena segera setelah kejadian tersebut ~ menarik ini ya ~
Nebukadnezar berkata, “Sekarang saya melarang siapa pun untuk berkata apa-apa
yang menentang Allahnya Daniel. Karena jika ada yang ngomong apa-apa melawan
Allahnya Daniel, saya akan meratakan rumahnya dengan tanah dan saya akan
mencincangnya menjadi potongan-potongan kecil.” Coba saya tanya apakah
Nebukadnezar punya hak melakukan ini? Sama sekali tidak! Dia adalah seorang
penguasa sipil. Dia tidak berhak berkata apa-apa tentang agama, baik agama yang
benar maupun agama yang sesat.
Dan Darius juga tidak paham karena
setelah kejadian itu dia berkata, “Saya perintahkan semua orang agar gentar dan
takut di hadapan Allahnya Daniel.” Tidak ada raja yang boleh memerintahkan
orang untuk gentar dan takut di hadapan allahnya siapa pun karena pemerintah
diangkat untuk mengurusi masalah-masalah sipil, bukan masalah-masalah agama.
Apakah kalian paham gambaran yang kita bicarakan di sini?
The Establishment Clause, and the Free Exercise Clause of
the Constitution of the United States were divinely inspired, because
these clauses are actually found illustrated in Holy Scripture.
Klausul Penegakan (agama) dan Klausul
Mempraktekkan (agama) dalam Konstitusi Amerika Serikat itu diilhami oleh Ilahi
karena klausul-klausul ini sesungguhnya ada digambarkan di Kitab Suci.
Somebody might say, “Pastor Bohr, do you really think that
it's possible in the end time that such a scenario is going to take
place? That the United States of America, this beast that rises
from the earth, which we clearly identified last time from the Bible,
that it would violate the Free Exercise Clause, and the Establishment
Clause of the Constitution of the United States? Do you really
believe that such a thing is possible?”
Not only do I believe that such a thing is possible, but
prophecy tells us that that's exactly what is going to happen. You see, the papacy
destroyed the view of Jesus, and the apostles of the separation of church
and state. We studied in one of our lectures that Jesus
taught that Caesar's things, and God's things are to remain
separate. They are not to be blended or mixed. In fact, when the
two kingdoms came together, when the Jews used the civil power of Rome
the result was persecution and the death of Jesus Christ.
Mungkin ada yang berkata, “Pastor Bohr,
apakah Anda sungguh berpikir bahwa itu mungkin, pada akhir zaman ada skenario
seperti itu? Bahwa Amerika Serikat, binatang yang muncul dari bumi itu, yang
dalam pelajaran lalu telah kita identifikasi dengan jelas menurut Alkitab,
bahwa dia akan melanggar klausul kebebasan mempraktekkan agama dan klausul
tentang penegakan agama dalam Konstitusi Amerika Serikat? Menurut Anda apa hal
seperti itu mungkin terjadi?”
Bukan saja saya yakin hal itu mungkin,
tetapi nubuatan telah mengatakan kepada kita bahwa persis begitulah yang akan
terjadi. Lihat, Kepausan telah merusak konsep
Yesus dan para rasul tentang pemisahan gereja dari pemerintah.
Kita telah mempelajarinya dalam ceramah-ceramah ini bahwa Yesus mengajarkan
agar barang-barang milik Kaisar dan barang-barang milik Allah, harus tetap
terpisah, mereka tidak boleh dicampur atau digabungkan. Bahkan, pada saat kedua
kerajaan tersebut bersatu, ketika orang
Yahudi menggunakan kekuasaan sipil Roma, maka akibatnya ialah persekusi dan
kematian Yesus Kristus.
The apostles also, in the book of Acts, they never used
the civil power of Rome to advance the kingdom of Jesus Christ.
Never! They preached the word of God. They used the sword that God gave
them. And people were converted, and they joined the church. But
they never used the civil power of Rome.
But the Jews used the civil power of Rome to persecute the
Christians.
You see, the apostolic view was to keep the things of
the church, and the things of the state separate. But the papacy
changed that during the Middle Ages.
Para rasul pun dalam kitab Kisah
Rasul-rasul tidak pernah memakai kekuasaan sipil Roma untuk mengembangkan
kerajaan Yesus Kristus. Tidak pernah! Mereka mengkhotbahkan Firman Allah,
mereka memakai pedang yang diberikan Allah kepada mereka. Dan orang-orang bertobat
dan bergabung dengan gereja. Tetapi rasul-rasul tidak pernah memakai kekuasaan
sipil Roma.
Namun orang-orang Yahudi memakai
kekuasaan sipil Roma untuk mempersekusi orang-orang Kristen.
Lihat, konsep apostolik ialah mempertahankan apa yang milik
gereja terpisah dari apa yang milik pemerintah. Tetapi Kepausan yang telah
mengubahnya selama abad pertengahan.
The founding fathers of the United States of
America returned to the view of Jesus and the apostles when they
established the government of the United States of America; a government
of the people, by the people, and for the people; a government that
recognized that there are two kingdoms in the United States. And we
can be citizens of both kingdoms: a civil kingdom, and the religious
kingdom, but they should remain always separate. That was the view
that Jesus and the apostles had held.
But prophecy tells us that in the United States of America
these principles will be repudiated, and the United States will return to the
position that the papacy had during the 1260 years. In
other words, they will make an image of that.
And you say, “Pastor Bohr, you're crazy! That could never
happen in the United States of America; the land of the free, and the
home of the brave.”
Listen, you don't think so?
You say, “Well we have the Constitution. We have the First
Amendment. How could this ever happen?”
Listen, prophecy tells us that this beast that rises
from the earth, has two horns like a lamb, but at the same time that
it has the horns, it speaks like a dragon. Let me ask you, is that kind
of like a split personality type? Absolutely!
You say, “How is it possible that it has two horns like a
lamb, the two principles that Jesus recognized: separation of church and
state, civil and religious matters, separate one from another; and you're
saying that at the same time that it has those two principles, that it's
going to speak like a dragon? It's going to speak like Rome? It's
going to persecute like Rome? It's going to join church and state like
Rome? How could you say such a thing?”
The fact is that prophecy tells us that it's going to be
that type of thing, because it's still going to have the two horns like a
lamb, which we've identified as civil and religious liberty. But at
the same time that it has those, it's going to speak like a dragon.
In other words, the United States is not necessarily going to eradicate, or get
rid of the First Amendment, but it is going to act contrary to the First
Amendment.
And you say, “How is this possible?”
Bapak-bapak pendiri negara Amerika
Serikat kembali kepada konsep Yesus dan para rasul ketika mereka mendirikan
pemerintahan Amerika Serikat; suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat; suatu pemerintahan yang mengakui adanya dua kerajaan di dalam negara
Amerika Serikat. Dan kita bisa menjadi warganegara kedua kerajaan tersebut:
kerajaan sipil, dan kerajaan agama, namun mereka harus selamanya terpisah satu
sama lain. Itulah konsep yang dimiliki Yesus dan para rasul.
Tetapi nubuatan mengatakan kepada kita
bahwa di Amerika Serikat, prinsip-prinsip ini akan diingkari, dan Amerika Serikat akan kembali ke
posisi yang dipegang Kepausan selama 1260 tahun, dengan kata
lain mereka akan membuat patungnya.
Dan kalian berkata, “Pastor Bohr, Anda
sudah gila! Itu tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat, tanah air mereka yang
merdeka, dan kediaman mereka yang gagah berani.”
Dengarkan, menurut kalian begitu?
Kalian berkata, “Nah, kita kan punya
Konstitusi. Kita punya Amandemen Pertama. Mana mungkin seperti ini bisa
terjadi?
Dengarkan, nubuatan memberitahu kita
tentang binatang yang muncul dari bumi, yang punya dua tanduk seperti anak
domba tetapi pada waktu yang sama berbicara seperti naga. Coba saya tanya,
apakah ini mirip kepribadian yang terbelah? Betul sekali!
Kalian berkata, “Mana mungkin dia punya
dua tanduk seperti anak domba, kedua prinsip yang diakui Yesus yaitu pemisahan
gereja dari pemerintah, hal-hal sipil dari hal-hal agama, yang terpisah satu
sama lain, tetapi Anda berkata pada waktu yang sama dia memiliki kedua konsep
tersebut, dia akan berbicara seperti naga? Dia akan berbicara seperti Roma? Dia
akan mempersekusi seperti Roma? Dia akan mempersatukan gereja dengan pemerintah
seperti Roma? Kok bisa Anda mengatakan hal ini?”
Faktanya ialah nubuatan mengatakan
kepada kita bahwa akan seperti begitu, karena binatang itu walaupun memiliki
dua tanduk seperti anak domba yang telah kita identifikasi sebagai kebebasan
sipil dan agama, tetapi pada waktu yang sama dia akan berbicara seperti naga.
Dengan kata lain, Amerika Serikat tidak harus
menghapus atau melenyapkan Amandemen Pertamanya, tetapi dia akan bertindak
bertentangan dengan Amandemen Pertama.
Dan kalian berkata, “Bagaimana itu bisa
terjadi?”
Well, the United States government has three branches. And
you know which ones they are. They're the Executive Branch, the
Legislative Branch, and the Judicial Branch. The Executive Branch
enforces the laws. The Legislative Branch makes the laws, or writes the
laws. And the Judicial Branch primarily the Supreme Court, interprets the
laws, and tells you whether they are Constitutional or not
Constitutional.
Let me ask you, what if Congress should write a law and
actually give it for enforcement, and it's taken to the Supreme Court,
and the Supreme Court says this law is unconstitutional. What happens?
The law does not go, right? But what happens if the Congress enacts a
law that is unconstitutional, and somebody appeals it to the Supreme
Court, and the Supreme Court says it is Constitutional, let me ask you, will
that law be enforced? It most certainly will be enforced. Even if a
law goes against the Constitution, if the Supreme Court says that that
law goes, it goes.
Nah, pemerintah Amerika Serikat
memiliki tiga bagian. Dan kalian tahu apa itu. Mereka adalah bagian Eksekutif, bagian
Legislatif, dan bagian Judikatif. Bagian Eksekutif menjalankan hukumnya. Bagian
Legislatif membuat hukumnya atau menulis hukumnya. Dan Bagian Judikatif, terutama Mahkamah Tingginya, menginterpretasikan
hukumnya dan yang menentukan apakah hukum itu konstitusional atau tidak.
Coba saya tanya, seandainya Kongres
menuliskan suatu hukum dan menyerahkannya untuk dijalankan dan itu dibawa ke
Mahkamah Tinggi, dan Mahkamah Tinggi mengatakan hukum itu tidak konstitusional,
apa yang terjadi? Hukum itu batal, benar? Tetapi apa yang terjadi bila Kongres
membuat suatu hukum yang tidak konstitusional, dan ada yang naik banding ke
Mahkamah Tinggi, dan Mahkamah Tinggi mengatakan itu konstitusional, coba saya tanya
apakah hukum itu akan dijalankan? Pasti hukum itu akan dijalankan. Walaupun ada hukum yang bertentangan dengan Konstitusi,
jika Mahkamah Tinggi mengatakan hukum itu berlaku, itu berlaku.
So let me ask you, which is the most powerful branch of government? You
know, most of the time when I ask this people say, the Executive; they
enforce the law. But not really. The most powerful branch of
government is the Judicial Branch; primarily the Supreme Court of the
United States of America. And if you don't believe that, all you have to
do is remember the election of the year 2000; a very contemporary
event. Do you remember what happened in Florida? All the hanging
chads? Ha! Well, you know, that will stick in our memory forever,
the fiasco of the hanging chads. And, you know, that you had lawyers
involved, and they were taking it to this Circuit Court, and to the
Appeals Court, and the lawyers were fighting it. But when the Supreme
Court said George Bush won; case closed. George Bush became President of
the United States of America. And, actually, the Supreme Court elected
the President of the United States of America.
Jadi coba saya tanya, bagian mana dari
pemerintahan yang paling berkuasa? Kalian tahu, kebanyakan bila saya bertanya
demikian orang berkata, bagian Eksekutif karena mereka yang menjalankan hukum.
Tetapi sesungguhnya bukan. Bagian pemerintahan yang paling berkuasa adalah
Bagian Judikatifnya, terutama Mahkamah Tinggi Amerika Serikat. Dan jika kalian
tidak percaya, kalian cuma perlu mengingat pemilu tahun 2000, suatu peristiwa
yang sangat kontemporer.
Apakah kalian ingat apa yang terjadi di
Florida? Semua kertas-kertas pemilihan yang tidak sah yang ikut dihitung? Ha!
Nah, kalian tahu peristiwa itu akan selalu tersimpan dalam ingatan kita, kegagalan
semua kertas pemilihan yang tidak sah itu. Dan kalian tahu bahwa
pengacara-pengacara ikut terlibat, mereka membawa kasusnya ke pengadilan
sirkuit dan ke pengadilan banding, dan para pengacara bertengkar tentang hal
itu. Tetapi ketika Mahkamah Tinggi berkata, George Bush yang menang, kasus
ditutup. George Bush menjadi presiden Amerika Serikat. Dan sesungguhnya
Mahkamah Tinggi yang mengangkat presiden Amerika Serikat.
Now this is the scary thing; the Supreme Court presently has
five Roman Catholic Judges: John Roberts, the Chief
Justice, Antonin Scalia, Clarence Thomas, Anthony Kennedy, and
Samuel Alito. Within the next eight years or so some of the more liberal
judges on the Supreme Court, you know, Judge Justice Ginsburg, for
example, he was just operated on
for, I think it was pancreatic cancer. And so many of these more liberal
judges are going to pass. What if we had one or two more Roman
Catholics named to the Supreme Court?
You say, “Well, the Justices are red blooded Americans, you
know. They're patriotic and they're really Christian.”
But you know, Roman Catholicism teaches that your
first loyalty is to the church. Whatever the church commands, that's
what you do. Even if it means setting the civil power on the back
burner you always do what the church says.
You see, the problem is many Protestants today are fascinated by the
papacy. And the reason why they're fascinated by the papacy
is because the papacy fights for human rights. It fights for the
poor. It fights for morality. It fights for conventional
marriage. It fights for religion in America. It even fights for
religious freedom. And so Protestants in the United States say, well, this
system has definitely changed. But, you know, I've looked in vain
for any change in the teachings of the Roman Catholic Church. They
have changed not one dogma.
And as we looked at the book, The
Keys of This Blood, by Malachi Martin, he clearly expressed that the
Roman Catholic papacy has the desire for geopolitical world power
once again, as she had during the Middle Ages. In other words, she has
not changed. She presents a new facade after Council Vatican II,
but inside she's the same. “Behind the variable appearance of the
chameleon there is the invariable vehenom of the serpent.”
Nah, ini yang mengerikan: Mahkamah Tinggi sekarang ini
memiliki lima orang hakim beragama Roma Katolik, yaitu John
Roberts, Hakim Kepala, Antonin Scalia, Clarence Thomas, Anthony Kennedy,
dan Samuel Alito. Dalam waktu sekitar delapan tahun ke depan beberapa dari
hakim-hakim yang lebih liberal di Mahkamah Tinggi, misalnya Hakim Justice
Ginsburg yang baru dioperasi kalau tidak salah, kanker pankreasnya, dan banyak
dari hakim-hakim yang lebih liberal ini akan berlalu. Bagaimana jika ada
tambahan satu atau dua lagi orang Roma Katolik di Mahkamah Tinggi?
Kalain berkata, “Nah, hakim-hakim itu
kan semuanya orang-orang Amerika yang patriotik, dan mereka adalah orang-orang
Kristen sejati.”
Tetapi kalian tahu, ajaran Roma
Katolik mengajarkan bahwa loyalitas pertama mereka adalah terhadap gereja, apa
pun yang diperintahkan gereja, itu yang harus mereka lakukan.
Walaupun itu berarti menempatkan kekuasaan sipil kembali ke kedudukan yang
lebih rendah, mereka selalu melakukan apa yang dikatakan gereja.
Kalian lihat, masalahnya banyak orang Protestan hari ini
kagum pada Kepausan. Dan alasan mengapa mereka mengagumi Kepausan
ialah karena Kepausan berjuang untuk hak asazi, dia berjuang untuk orang
miskin, dia berjuang untuk moralitas, dia berjuang untuk perkawinan
konvensional, dia berjuang demi agama di Amerika, dia bahkan berjuang untuk
kebebasan beragama. Maka orang-orang Protestan di Amerika Serikat berkata, nah
sistem ini jelas telah berubah. Tetapi kalian tahu, saya telah mencari dengan
sia-sia adanya perubahan dalam ajaran gereja Roma Katolik. Mereka tidak
mengubah satu dogma pun.
Dan saat saya membaca buku The Keys of This Blood oleh Malachi Martin,
dia jelas mengutarakan bahwa Kepausan Roma Katolik memiliki kerinduan untuk sekali
lagi memegang kekuasaan geopolitik yang mendunia sebagaimana yang dilakukannya
di abad pertengahan. Dengan kata lain, Kepausan tidak berubah. Dia
mempersembahkan suatu penampilan baru setelah Konsili Vatikan II, tetapi
sebenarnya dia tetap sama. “Di balik penampilan bunglon yang
berubah-ubah, terdapat racun ular yang tidak pernah berubah.”
Now let me read you a couple of statements here from my
favorite book on Bible prophecy, The Great
Controversy. This, folks, was written over 100 years ago, what
I'm going to read now, over 100 years ago! And when it was written the
United States wanted nothing to do with the Roman Catholic papacy.
It was a Protestant country, and nobody wanted anything to do with this
system when she wrote this. But she said the following: “In order for the US to form an image of the Beast, the religious power…” notice, in order to form the image “…the religious power
must so control the civil government that the authority of the state will also
be employed by the church to accomplish her own ends.” [pg. 443]
Is that what happened in the Middle Ages? Yes. That's what
the
image would be; a replica, or a copy of what existed in the Middle Ages:
the church using the state to accomplish her purposes.
Sekarang saya ingin membacakan dua
pernyataan di sini dari buku favorit saya tentang nubuatan Alkitab, The Great Controversy. Ini, Saudara-saudara
telah ditulis lebih dari 100 tahun yang silam, apa yang akan saya bacakan ini,
lebih dari 100 tahun yang silam! Dan ketika ini ditulis, Amerika Serikat sedang
tidak mau punya urusan dengan Kepausan Roma Katolik. Amerika Serikat adalah
sebuah negara Protestan dan tidak ada seorang pun yang mau berurusan dengan
sistem itu saat Ellen White menulis ini. Tetapi Ellen White berkata demikian, “Agar Amerika Serikat bisa membuat patung
Binatang itu, kekuasaan agama…”
perhatikan, untuk bisa membuat patung itu, “…kekuasaan agama harus mengendalikan
pemerintah sipil sedemikian rupa sehingga kekuasaan pemerintah juga akan
digunakan oleh gereja untuk mencapai tujuannya sendiri.” [hal. 443].
Itukah yang terjadi di abad
pertengahan? Ya. Itulah patung yang
akan dibuat; suatu replika atau copy dari apa yang pernah ada di abad
pertengahan: yaitu gereja memakai pemerintah untuk mencapai tujuannya.
Also in the same book, The Great
Controversy, Page 581, this visionary writer says this: “Rome is aiming to reestablish her power…” if she needs to re-establish it it is because she what? lost it “…Rome is
aiming to reestablish her power to recover…” see, the
word “recover” “…her lost supremacy. Let the principle…” now notice this, “…Let the principle once
be established in the US that the church
may employ or control the power
of the state; that religious observances may be enforced by secular laws, in
short that the authority of church and state is to dominate the conscience and
the triumph of Rome in this country is assured.”
And this country, folks, will speak like a dragon. It will speak like
Rome.
Juga di buku yang sama, The Great Controversy hal. 581, penulis yang
mendapatkan penglihatan itu berkata demikian, “Roma sedang mentarget untuk menegakkan
kekuasaannya kembali…”
jika dia perlu menegakkan kembali kekuasaannya itu dikarenakan dia telah apa?
Dia telah kehilangan kekuasaan itu, “…Roma sedang mentarget untuk menegakkan kekuasaannya kembali
untuk memulihkan…” lihat, kata
“memulihkan”, “…kekuasaannya
yang telah hilang. Kalau sampai konsep itu…”
sekarang perhatikan ini, “…kalau sampai konsep itu ditegakkan di Amerika Serikat bahwa
gereja boleh menggunakan atau mengendalikan kekuasaan pemerintah, bahwa praktek
keagamaan boleh diatur oleh hukum-hukum sekuler, pendeknya bahwa kewenangan
gereja dan pemerintah itu yang mendominasi hati nurani, maka kemenangan Roma di negara ini sudah
terjamin.” Dan negara ini,
Saudara-saudara, akan berbicara seperti naga. Dia akan berbicara seperti Roma.
On Page 445 she says this: “When the leading
churches of the US uniting upon such points of doctrine as are held by them in
common, shall influence the state to enforce their decrees and to sustain their
institutions, then Protestant America will have formed an image of the Roman
hierarchy and the infliction of civil penalties upon dissenters will inevitably
result.”
Di hal. 445 Ellen White berkata demikian: “Ketika gereja-gereja terkemuka Amerika
Serikat yang memiliki beberapa poin doktrin yang sama, bersatu, maka mereka
akan mempengaruhi pemerintah untuk memberlakukan dekrit-dekrit mereka dan
mendukung institusi-institusi mereka. Pada saat itu Protestan Amerika akan
membentuk sebuah patung hierarki Roma, dan akibatnya yang tidak terelakan ialah
akan dijatuhkannya hukuman sipil atas mereka yang dianggap sebagai
pembangkang.”
You see, at that time the issue will be global survival. The same argument will be used as was used when Jesus was condemned by the Jewish Sanhedrin. Do you remember what they said? “It is better for this dissenter to die, than for our nation to perish.” And so the same argument will be used once again, and everybody will say, “This is Christian. This is patriotic. We need to do this for ‘the land of the free and the home of the brave’.”
Lihat, pada saat itu yang akan menjadi isunya ialah
survival global. Argumentasi yang sama akan dipakai seperti ketika
Yesus dijatuhi hukuman oleh Sanhedrin Yahudi. Ingatkah kalian apa kata
mereka? “Lebih baik pembangkang ini
mati, daripada seluruh bangsa kita binasa.” Maka argumentasi yang sama itu akan
dipakai sekali lagi, dan semua orang akan berkata, “Inilah yang namanya
Kristen. Inilah namanya patriotik. Kita harus melakukan ini demi ‘tanah air
orang-orang yang merdeka dan tempat tinggal orang-orang yang berani’.”
And, folks, there's a growing intimacy between
Protestant America, and Roman Catholicism. For example,
Protestants have delighted in participating with the Roman Catholic
Church on social issues such as abortion, gay marriage, judicial
activism, electing people to the Supreme Court that they feel they should
elect there. Documents of great significance have been signed; for
example, Evangelicals and Catholics
Together where great leaders of Protestant denominations, and great
leaders of the Roman Catholic Church basically said, let's stop
proselytizing one another's members, and lets just go out and
preach the gospel together.
Also, the Lutherans and the Catholics, of all people,
folks, the Lutherans! Martin Luther was the
one who began the Protestant Reformation in the year 1517 when he put
the the 95 Theses on the cathedral door in Wittenberg. Lutherans
and Roman Catholics signed The Joint
Declaration on Righteousness by Faith. And basically the
Lutherans are saying it was just a battle over words, over
semantics. We basically agree on the doctrine of righteousness by
faith. You see, Protestants in the United States have forgotten
history. And when we forget history, we are doomed to repeat the
errors of history.
Dan, Saudara-saudara, sedang terjadi pertumbuhan keakraban antara
Protestan Amerika dengan Roma Katolikisme. Misalnya, orang-orang
Protestan senang ikut ambil bagian bersama gereja Roma Katolik dalam isu-isu seperti
aborsi, perkawinan gay, aktivisme peradilan, memilih pejabat Mahkamah Tinggi
yang menurut mereka harus dipilih untuk duduk di sana. Dokumen-dokumen yang
sangat berbobot telah ditandatangani, misalnya Evangelicals
and Catholics Together, di mana pemimpin-pemimpin terkemuka
denominasi-denominasi Protestan dan pemimpin-pemimpin terkemuka gereja Roma
Katolik pada dasarnya berkata, marilah kita berhenti saling merebut anggota
gereja masing-masing, dan marilah kita keluar dan menyampaikan Injil
bersama-sama.
Juga, antara orang-orang Lutheran dan
orang-orang Katolik, sulit dipercaya kan, Saudara-saudara? Orang-orang Lutheran!
Martin Luther adalah orang yang memulai Reformasi Protestan di tahun 1517
ketika dia memakukan ke-95 dalilnya pada pintu katedral Wittenberg. Sekarang
orang-orang Lutheran dan orang-orang Katolik telah menandatangani The Joint Declaration on Righteousness by Faith.
Dan pada dasarnya orang-orang Lutheran berkata bahwa itu hanyalah pertikaian
tentang kata-katanya, tentang arti kata-katanya. Pada dasarnya kami setuju
mengenai doktrin pembenaran oleh iman.
Kalian lihat, orang-orang Protestan di
Amerika Serikat sudah melupakan sejarah. Dan bila kita lupa sejarah, kita
dipastikan akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan sejarah.
On a state level, the United States has drawn very,
very close to the Roman Catholic papacy. From the time that Ronald
Reagan joined forces with John Paul II to overthrow Communism in the
Eastern Block, to giving a Congressional medal to John Paul II, a Congressional
Medal of Freedom, to establish diplomatic relations with the papacy, to three
presidents, a president's wife, and a Secretary of State kneeling before
the body of John Paul II, to the pope visiting the White House. All
of these things show us that there's a political correctness
involved. There's this desire to draw forces together. In other
words, there's
no longer any desire to be different, to be separate. In
fact, many are saying, you know, we are all in this together, let's just love
one another, and preach the gospel together.
The question is, which gospel? Is it the gospel that the
Bible presents, or is it the gospel that is presented by the Roman
Catholic Church?
Pada tingkat pemerintah, Amerika Serikat telah
bergerak amat sangat dekat kepada Kepausan Roma Katolik. Sejak saat Ronald
Reagan bergabung dengan Yohanes Paulus II untuk menjatuhkan Komunisme di Blok
Timur, hingga ke pemberian medal Kongres kepada Yohanes Paulus II, Medal
Kemerdekaan dari Kongres untuk meneguhan hubungan diplomasi dengan Kepausan;
sampai bersujudnya tiga orang Presiden Amerika
Serikat bersama seorang istri Presiden dan Menteri
Luar Negerinya di depan jasad Yohanes Paulus II, sampai ke kunjungan Paus di
Gedung Putih, semua hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ada kepositifan
politik yang terlibat. Ada niatan untuk mendekatkan kedua kekuatan tersebut.
Dengan kata lain, tidak ada lagi
niatan untuk berbeda, untuk terpisah dari Kepausan. Bahkan
banyak orang berkata, kalian tahu, bahwa kita semuanya terlibat dalam hal ini
bersama-sama, jadi marilah kita saling mengasihi satu sama lain, dan
mengabarkan Injil bersama-sama.
Pertanyaannya lalu, Injil yang mana? Apakah
Injil yang disampaikan oleh Alkitab, atau injil yang disampaikan oleh gereja
Roma Katolik?
You know, if history proves right, and I
believe that history does prove right, because history repeats
itself. Unscrupulous, and self-serving legislators in the United
States of America will repeat the same mistake that Pontius Pilate
committed back in the times of Jesus Christ. They will give in in order
to preserve their position of power, in order to continue being elected by
the people, in order to gain popularity they will deliver people whom
they knowingly know are innocent. Let me just read Mark 15:11 where it
speaks about the trial of Jesus, and it says there: “11 But the chief priests stirred up the crowd, so that he
should rather release Barabbas to them.”
In other words, the enemy
of Jesus was not the state. Pilate didn't have any gripe with
Jesus. Even the multitudes were not really, technically, the
enemies of Jesus. It was the religious leaders. And the religious
leaders influenced the people to clamor to the state that they would
destroy and kill public enemy number one. That's exactly the way
that it's going to happen in the future in the United States of America;
exactly the same thing that happened during the Middle Ages.
Kalian tahu,
jika sejarah terbukti benar, dan saya yakin sejarah memang terbukti benar
karena sejarah selalu terulang kembali, maka para legislator Amerika Serikat
yang mendahulukan kepentingan pribadi dan tidak bermoral akan mengulangi
kesalahan yang sama yang dibuat Pontius Pilatus di zaman Yesus Kristus.
Mereka akan menyerah supaya bisa
menyelamatkan kedudukan kekuasaan mereka, supaya bisa terus dipilih oleh rakyat.
Demi meningkatkan popularitas mereka akan menyerahkan orang-orang yang mereka
tahu betul tidak bersalah. Saya akan membacakan Markus 15:11 yang berbicara
tentang penghakiman Yesus dan dikatakan di sana, “11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk
meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka.” Dengan kata lain, musuh Yesus bukanlah pemerintah.
Pilatus tidak punya masalah dengan Yesus. Bahkan orang banyak pun secara teknis
bukanlah musuh Yesus sebenarnya. Para pemimpin agamalah yang musuh Yesus. Dan
para pemimpin agama mempengaruhi banyak orang agar berseru kepada pemerintah
supaya mereka akan membinasakan dan membunuh musuh masyarakat nomor satu.
Persis secara itulah yang akan terjadi di masa depan di Amerika Serikat; persis
sama seperti yang terjadi selama abad pertengahan.
Ellen White, once again in the book, The Great Controversy, Page 592, has this rather chilling
description of this time. She says: “Those who honor the
Bible-Sabbath…” and we're going to discuss this a little bit later on “…Those who honor the
Bible-Sabbath will be denounced as enemies of law and order, as breaking down
the moral restraints of society, causing anarchy and corruption, and calling
down the judgments of God upon the earth. Their conscientious scruples will be
pronounced obstinacy, stubbornness and contempt of authority. They will be
accused of disaffection toward the government. Ministers who deny the
obligation of the divine law will present from the pulpit the duty of yielding
obedience to the civil authorities as ordained of God. In legislative halls and
courts of justice, commandment keepers will be misrepresented and condemned. A
false coloring will be given to their words, the worst construction will be put
upon their motives.”
And you say, “Pastor Bohr, that could never happen in the
United States of America.”
Well, folks, that's not what prophecy says. Prophecy tells
us that this beast from the earth is going to make an image of that first
beast. It's going to join church and state, and eventually it is
going to condemn God's people to death, as happened with Jesus
Christ.
Sekali lagi Ellen White di dalam
bukunya The Great Controversy hal. 592, ada
deskripsi yang rada mengerikan tentang masa tersebut. Ellen White berkata, “Mereka yang menghormati Sabat-Alkitab…” dan nanti kita akan membicarakan hal
ini sedikit, “…Mereka yang menghormati Sabat-Alkitab akan
diadukan sebagai musuh-musuh hukum dan ketertiban, sebagai pemecah ketahanan
moral masyarakat, yang menyebabkan anarki dan korupsi, dan mengakibatkan jatuhnya
penghukuman Allah atas bumi. Moral mereka yang penuh tanggung jawab akan disebut
keras kepala, tegar tengkuk dan tidak menghormati yang berwewenang. Mereka akan
dituduh tidak berpihak kepada pemerintah. Pendeta-pendeta yang menolak mematuhi kewajiban Hukum Ilahi, dari mimbar akan menyampaikan keharusan
untuk menyerah dan tunduk kepada autoritas sipil yang telah dipilih oleh Allah.
Di ruang-ruang legislatif dan pengadilan-pengadilan hukum, mereka yang
memelihara Hukum Allah akan diputarbalikkan kesannya dan dijatuhi hukuman.
Kata-kata mereka akan disalahartikan, dan motif mereka akan direkayasa
seburuk-buruknya.”
Dan kalian berkata, “Pastor Bohr, itu tidak akan pernah terjadi di
Amerika Serikat.”
Nah, Saudara-saudara, bukan begitu
yang dikatakan nubuatan. Nubuatan memberitahu kita bahwa binatang ini yang
muncul dari bumi akan membuat patung dari Binatang yang pertama. Dia akan
mempersatukan gereja dengan pemerintah, dan akhirnya dia akan menghukum mati
umat Allah, seperti yang terjadi pada Yesus Kristus.
You see, people today have been unwilling, to a great
degree, of learning from the experience of the earliest church. You
see, what happened in the early church is that the early church lost its
power. And as a result of losing its power, the moral condition of
society deteriorated. And so the church said, we need to straighten
things out. And so, basically, what they did was unite with the civil
power to enforce morality, and to enforce religion to moralize
society. Protestantism today is experiencing a drought. You see, Protestants
today want to do the same thing that the church did in the third and
fourth centuries of the history of the Christian church.
You see, the church had gone astray from its roots. It had gone astray
from preaching the word of God. The Holy Spirit had slowly but surely
been withdrawn from the church. Therefore the church said, in order
for society to be moral, we have to appeal to the arm of the state to
force people to be moral.
Lihat, sekarang ini orang-orang
sebagian besar tidak bersedia mempelajari pengalaman gereja mula-mula. Lihat,
apa yang terjadi pada gereja mula-mula ialah gereja itu kehilangan kuasanya.
Dan akibat dari kehilangan kuasanya, kondisi moral masyarakat merosot. Maka gereja
berkata, kami perlu berbenah. Maka, apa yang mereka lakukan pada dasarnya ialah
bersatu dengan kekuasaan sipil untuk menegakkan moralitas dan untuk memaksakan
agama guna menanamkan moral pada masyarakat. Protestantisme hari ini sedang
mengalami kegersangan. Kalian lihat, Protestan hari ini mau melakukan hal yang sama yang dilakukan gereja
pada abad ke-3 dan ke-4 dalam sejarah gereja Kristen.
Ketahuilah, gereja saat itu telah menyimpang dari azasnya. Dia telah
menyeleweng dari menyampaikan Firman Allah. Roh Kudus secara perlahan tapi
pasti ditarik dari gereja itu. Oleh sebab itu gereja berkata, supaya masyarakat
punya moral, kami harus minta bantuan lengan pemerintah untuk memaksa rakyat
punya moral.
In the United States Protestants today believe that by
having on our currency, “In God We Trust”, and by saying in the
Pledge of Allegiance, “One nation under God”, and by the government
mandating prayer in public schools, and by posting the Ten Commandments
in our court rooms, and by having Christmas displays on public property,
or by enacting a Constitutional Amendment against gay marriage, we say
society is going to become moral.
Let me tell you, folks, what makes people moral is not
what the government says, but it is God, through the Holy Spirit, taking
the law and writing it on the human heart. Then you don't need any human
laws, you don't need any civil laws to enforce morality in society, because
Jesus is in the heart through His Holy Law.
Di Amerika Serikat hari ini,
orang-orang Protestan percaya bahwa dengan adanya tulisan “Kami percaya dalam
Allah” pada mata uang mereka, dan dengan mengucapkan Janji Aliansi “Satu bangsa
di bawah Allah”, dan dengan pemerintah mengharuskan ada doa di sekolah-sekolah
umum, dan dengan mencantumkan Ke-10 Hukum di ruang-ruang pengadilan, dan dengan
memasang pajangan Natal di tempat-tempat umum atau dengan membuat Amandemen
Konstitusi melarang perkawinan gay, kita mengatakan masyarakat akan menjadi
bermoral.
Saya beritahu, Saudara-saudara, apa
yang membuat manusia bermoral bukanlah apa yang dikatakan pemerintah, melainkan
Allah melalui Roh Kudus mengambil HukumNya dan menuliskannya dalam hati
manusia. Barulah kita tidak butuh hukum manusia apa pun, kita tidak butuh hukum
sipil apa pun untuk menegakkan moralitas dalam masyarakat karena Yesus sudah
ada di dalam hati melalui HukumNya yang kudus.
You see, Protestantism has lost its power. Instead of
preaching the unadulterated Word of God, through the powerful
ministration of God's Holy Spirit, Protestants today preach a prosperity
gospel. They say, “Oh, plant a seed in my
ministry and you'll get rich.”
Many Protestant churches major on signs and wonders, and people just love
signs and wonders. Other Protestant denominations major
in psychological self help courses. And many even major in political
involvement, thinking that this is going to better people's lives. But
Scripture tells us that that which can improve people's lives is the
sword of the Spirit, which is the word of God, which penetrates
deep, and transforms the heart of the human being.
Kalian lihat, Protestantisme telah
kehilangan kuasanya. Mereka bukannya mengkhotbahkan Firman Allah yang murni
melalui bantuan yang kuat dari Roh Allah, malah mereka mengkhotbahkan injil
kemakmuran. Mereka berkata,“Oh, tanamkan sebuah
benih dalam ministry saya dan kamu akan menjadi kaya.”
Banyak gereja Protestan mengutamakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dan
manusia suka dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Denominasi Protestan
lainnya mengutamakan kursus-kursus psikologi untuk menolong diri sendiri. Dan
banyak yang bahkan mengutamakan keterlibatan dalam politik, beranggapan bahwa
ini akan memperbaiki kehidupan manusia. Tetapi Kitab Suci mengatakan kepada kita, yang bisa memperbaiki hidup
manusia ialah pedang Roh, yaitu Firman Allah, yang menembus
dalam, dan mengubah hati manusia.
You know what's going to happen folks, is described in
Revelation 17. We've studied this before, but let me review some of
the details.
In Revelation 17 you have a harlot, and that harlot
is sitting on many waters. The many waters upon which the harlot
sits are multitudes, nations, tongues, and peoples. In other words, this fallen
church, this apostate church, sits on the multitudes of the world.
She governs them, and she controls them. And she also fornicates with the
kings of the earth, which means that this is an apostate church,
a harlot church that has illicit relations with the kings of the
earth. It says there in Revelation 17 that this apostate church is clothed in
purple and scarlet. Those are her favorite colors. And
she's adorned
with gold and silver, and with precious stones. And she has
a golden cup in her hand. And with the golden cup are found her
abominations, or her wine. And she gives those false doctrines, or
abominations, to the nations. And the nations drink, and the nations
become drunk. And along with her, they want to shed the blood of
all of those who are not in harmony with her teachings, and she appeals
to the kings of the earth to be the enforcers. But as we studied, the
Bible says in Revelation 17:16-17, that the kings will hate the harlot,
and they will make her desolate, and naked, and eat her flesh, and
burn her with fire. Basically what this is saying is that the
political powers with which this apostate church fornicated, the
political powers that she used to accomplish her purpose, are going to
eventually rise against her to destroy her.
Ketahuilah, apa yang akan terjadi,
Saudara-saudara, sudah digambarkan di Wahyu 17. Kita sudah pernah mempelajari
ini, tetapi saya akan mengulangi beberapa detailnya.
Di Wahyu 17 ada seoranng perempuan
pelacur, dan dia sedang duduk di atas banyak air. Banyak air yang diduduki
pelacur ini ialah banyak orang, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa dan kaum. Dengan
kata lain, gereja yang telah
berdosa ini, gereja yang telah murtad ini, duduk di atas banyak orang di
seluruh dunia. Dia memerintah mereka, dan dia yang mengendalikan mereka.
Dan pelacur ini juga berzinah dengan raja-raja bumi, yang artinya gereja murtad
ini, gereja pelacur ini punya
hubungan gelap dengan raja-raja bumi. Dikatakan di Wahyu 17
bahwa gereja murtad ini pakaiannya
berwarna ungu dan merah darah. Itulah warna-warna kesukaannya.
Dan dia berhiaskan emas dan perak dan
batu-batu permata. Dan di tangannya ada sebuah cawan emas. Dan
pada cawan emas ini terdapat kekejian-kekejiannya, atau anggurnya. Dan dia memberikan doktrin-doktrin
sesat atau kekejian-kekejian itu kepada bangsa-bangsa. Dan bangsa-bangsa itu
meminumnya dan menjadi mabuk. Dan bersama-sama pelacur itu,
mereka haus menumpahkan darah semua yang tidak selaras dengan ajarannya, dan
dia minta kepada raja-raja bumi untuk menjadi penegak hukumnya. Namun seperti
yang telah kita pelajari, Alkitab berkata di Wahyu 17:16-17 bahwa raja-raja
bumi itu akan berbalik membenci si pelacur, dan mereka akan membuatnya terlantar,
telanjang, dan dagingnya mereka makan, dan membakarnya dengan api. Pada
dasarnya apa yang dikatakan ini ialah kekuasan
politik teman berzinah gereja murtad ini yang tadinya dipakai untuk mencapai
tujuannya, akhirnya akan bangkit dan membinasakan dia.
I'd like to read you another statement that we find in The Great Controversy, Page 655, that
describes this climatic moment when people realize that they've
been deceived by this system. “The people see that
they have been deluded. They accuse one another of having led them to
destruction. But all unite in heaping their bitterest condemnation
upon the ministers…” It's a serious
thing to be a minister. If you're a minister don't deceive people.
Study your Bible, and make sure that you're teaching the truth. “…The people see that they have been deluded, they accuse one
another of having led them to destruction; but all unite in heaping their
bitterest condemnation upon the ministers. Unfaithful pastors have prophesied
smooth things, they have led their hearers to make void the law of God and to
persecute those who would keep it holy. Now, in their despair these teachers
confess before the world their work of deception…” the day
is coming; the reckoning day is coming. She continues saying, “…The multitudes are filled with fury. ‘We
are lost!’ they cry, ‘and you are the cause of our ruin.’ And they turn upon
the false shepherds. The very ones that once admired them most will pronounce
the most dreadful curses upon them. The very hands that once crowned them with
laurels, will be raised for their destruction. The swords which were to slay
God’s people…” interesting that she uses the words “swords”, “…The swords which were
to slay God’s people are now employed to destroy their enemies. Everywhere there is strife and bloodshed.”
Saya ingin membacakan pernyataan lain
yang kita dapati di The Great Controversy
hal. 655, yang menggambarkan momen yang klimatik ini saat orang-orang menyadari
bahwa mereka telah kena tipu sistem ini. “Orang-orang sadar bahwa mereka telah kena
tipu. Mereka menyalahkan satu sama lain siapa yang telah membawa kepada
kebinasaan ini. Tetapi semua bersatu menimpakan kutukan yang paling pahit
kepada hamba-hamba Allah…”
menjadi hamba Allah itu hal yang serius. Jika kita seorang hamba Allah, jangan
menipu orang. Pelajarilah Alkitab dan pastikan yang kita ajarkan itu kebenaran.
“Orang-orang sadar
bahwa mereka telah kena tipu. Mereka menyalahkan satu sama lain siapa yang
telah membawa mereka kepada kebinasaan ini. Tetapi semua bersatu menimpakan
kutukan yang paling pahit kepada hamba-hamba Allah. Para gembala yang tidak
setia telah menubuatkan hal yang baik-baik, mereka telah menggiring pendengar
mereka untuk mengabaikan Hukum Allah dan untuk mempersekusi orang-orang yang
memelihara kekudusan Hukum Allah. Sekarang dalam keputusasaan, guru-guru ini
mengakui penipuan mereka di hadapan seluruh dunia…”
hari itu akan segera datang, hari penghakiman itu akan datang. Ellen White
melanjutkan berkata, “…Orang banyak dipenuhi angkara murka. ‘Kami tidak punya
harapan!’ teriak mereka, ‘dan kalian inilah penyebab celaka kami.’ Dan mereka
berbalik menyerang gembala-gembala palsu itu. Orang-orang yang pernah paling
mengagumi gembala-gembala itu akan menyerukan sumpah serapah yang paling
mengerikan kepada mereka. Tangan-tangan yang pernah memahkotai mereka sebagai
pahlawan, akan diangkat untuk membinasakan mereka. Pedang-pedang yang
rencananya akan dipakai untuk membunuh umat Allah…”
menarik bahwa Ellen White memakai kata “pedang-pedang” di sini, “…Pedang-pedang yang rencananya akan dipakai
untuk membunuh umat Allah sekarang dipakai untuk membinasakan musuh-musuh
mereka. Pertikaian dan pertumpahan darah terjadi di mana-mana.”
Let me ask you, what happened at the French Revolution?
Did you have a small scale model of this event in the French
Revolution? What did this beast, this sea beast do during the 1260
years? It used the state to persecute and kill everyone who was
not in harmony with it. Is that true, or is that not true? It
is absolutely true. All you have to do is punch into the computer,
“Inquisition”, and that will give you all of the gory details of how
the church used the state to persecute those who were not in harmony
with the church.
Well, the fact is, folks, that what happened in 1798 is
that, actually even before, during the French Revolution, the people
said, we're not going to put up with this anymore. In other words, the
lid of the pressure cooker blew off. Because the people had been so
oppressed, and so trampled upon, that they said, we're not going to take
it anymore. And they arose against the kings, and they arose
against the religious system. In fact historians say that the blood
flowed freely in the streets of Paris in France, because they
rose against the church. Is that going to happen again when the
people of the world see that this system has oppressed them, and
has trampled upon them? Absolutely! Reckoning day will definitely
come.
Coba saya tanya, apa yang terjadi
setelah pecah Revolusi Perancis? Apakah di
Revolusi Perancis kita mendapatkan pola dalam skala kecil dari peristiwa
tersebut? Apa yang dilakukan oleh Binatang ini, Binatang yang
dari laut ini selama 1260 tahun? Dia memanfaatkan pemerintah untuk mempersekusi
dan membunuh siapa saja yang tidak sepaham dengannya. Benar atau tidak? Benar
sekali. Kita cuma perlu memasukkan kata “Inkuisisi” di komputer dan kita akan
mendapat semua detail yang mengerikan tentang bagaimana gereja memanfaatkan
pemerintah untuk mempersekusi mereka yang tidak sepaham dengan gereja.
Nah, Saudara-saudara, apa yang terjadi
di 1798 ialah, bahkan sebenarnya sebelum saat itu, ketika Revolusi Perancis,
orang-orang berkata, kami sudah tidak terima dengan kondisi seperti ini lagi.
Dengan kata lain, tutup panci prestonya meledak. Karena rakyat sudah sedemikian
tertekan, sedemikian terinjak-injak, sehingga mereka berkata, kami tidak mau seperti
ini lagi. Dan mereka bangkit melawan raja-raja, mereka bangkit melawan sistem
agama. Malah para sejarahwan berkata, darah itu mengalir ke mana-mana di
jalan-jalan di Paris Perancis karena orang-orang bangkit melawan gereja. Apakah
itu akan terjadi lagi ketika orang-orang dunia sadar bahwa sistem ini telah menindas
mereka dan telah menginjak-injak mereka? Tentu saja! Hari perhitungan pasti
akan datang.
The Bible describes this moment when God's people are in
jeopardy. Do you remember in Daniel 3 when the three young men were
delivered from the fiery furnace? The word “delivered” is used several
times in chapter 3. Do you remember when Daniel was delivered from
the lions den? The word “delivered” is used many times. Those
stories are typological. In other words, those stories actually
illustrate in small scale model, what is going to happen at the end
of time.
And you say, how is that?
Notice Daniel 12:1. Here is where you have the end times
scenario of Daniel in the lions den, and the three young men in the fiery
furnace. It says in Daniel 12:1, “1 At that time…”
if you look at the previous verses, it speaks about the
King of the North that goes out to kill and slay God's people. It says:
“…Michael shall stand
up, the great prince who
stands watch over the
sons of your people; and there shall be a time of trouble…” let me ask you, was the time that Daniel spent in the
lion's den a time of trouble? Do you think it was a time of trouble for
the three young men in the fiery furnace? You'd better believe it!
And so it says: “…there shall be a time of trouble
such as never was since
there was a nation, even to that time. And at that time…” listen to this, “…your people
shall be delivered…” there's the key word in
Daniel 3 and Daniel 6 “…your people shall be delivered
every one who is found
written in the book.”
And you say, how do you know this is talking about the end
time?
Notice verse 2, “And many of those who
sleep in the dust of the earth shall awake…” it's
speaking about the resurrection, right? This is the end time, “…And many of those who
sleep in the dust of the earth shall awake some to everlasting life, some to
shame and everlasting contempt. Those who are wise shall shine like the
brightness of the firmament and those who turn many to righteousness like the
stars forever and ever.”
Alkitab melukiskan momen saat umat
Allah dalam bahaya. Ingatkah kalian di Daniel 3 ketika ketiga orang pemuda itu
dimasukkan ke tungku api? Kata “diselamatkan” dipakai beberapa kali di pasal 3
itu. Ingatkah ketika Daniel diselamatkan dari kandang singa? Kata
“diselamatkan” dipakai beberapa kali di sana. Itu adalah kisah-kisah
tipologika, dengan kata lain kisah-kisah itu sesungguhnya menggambarkan pola
dalam skala kecil dari apa yang akan terjadi pada akhir masa.
Dan kalian berkata, kok bisa?
Perhatikan
Daniel 12:1, di sini kita mendapati skenario akhir zaman dari kisah Daniel di
kandang singa dan ketiga pemuda dalam tungku api. Dikatakan di Daniel 12:1, “Pada waktu itu…” jika kita lihat ayat-ayat sebelumnya
ini berbicara tentang raja negeri utara yang keluar untuk membunuh dan
membantai umat Allah. Dikatakan, “… berdirilah
Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu
waktu kesesakan yang besar…” coba
saya tanya, apakah waktu yang dilewatkan Daniel dalam kandang singa itu waktu
kesesakan yang besar? Menurut kalian apakah itu waktu kesesakan bagi ketiga
pemuda di dalam tungku api? Tidak diragukan lagi! Maka dikatakan lagi, “…akan ada suatu waktu
kesesakan yang besar seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa
sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu…” dengarkan ini, “…bangsamu akan diselamatkan…” itu kata kuncinya di Daniel 3 dan
Daniel 6, “…bangsamu akan diselamatkan,
yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.”
Dan kalian berkata, dari mana Anda tahu
ini berbicara tentang akhir zaman?
Perhatikan ayat 2. “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, akan bangun…” ini
berbicara tentang kebangkitan, betul? Ini adalah akhir zaman, “…Dan banyak dari antara
orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk
mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kenistaan yang kekal.”
Now I would like us to take a look at two
stories as we draw our presentation today to a close. Do you
remember the story that we find in the book of Esther? Do you all
remember the story that we find in the book of Esther? You see, you
have a three fold alliance in the book of Esther that wants to destroy
the Jews. You have, first of all the king, secondly you have a vile
woman who is the wife of Haman, and in the third place, of course,
you have Haman. And then you have Mordecai, who represents God's
faithful people. Now how does this story develop? Go with me to
Esther 3:8, it says: “8 Then Haman said to King Ahasuerus, ‘There is a certain
people scattered and dispersed among the people in all the provinces of your
kingdom; their laws…” notice this, “…are different from all other people’s, and they do not
keep the king’s laws. Therefore it is not
fitting for the king to let them remain.’”
So how does the plot develop? Haman, because Mordecai does
not bow before him, as the king has commanded ~ see, there you have a
religious decree, the king has commanded that everybody needs to kneel
and bow before Haman. Mordecai says, “I can't do that. I'm a Hebrew.
‘Thou shalt not have any other gods before Me’. The Bible forbids
idolatry,” he says, “so I can't do it.” So the Bible says that Haman was
filled with wrath. And he says, “I've got to destroy this individual,”
but he says, “not only him. I've got to destroy all of his people.”
Let me ask you, did you have a union of church and state
in this story? You most certainly did. The king was Ahasuerus. Who
was the religious figure that really wanted the destruction of the
Jews? Did the king want the death of the Jews? No! He was deceived
by his what? By his religious adviser, right? And he actually thought
that his religious adviser was doing him some good. He says, “Wow,
thank you so much, Haman. These people are a risk to my kingdom. If
we let them remain then the kingdom is going to disappear, and there's
going to be anarchy. Thank you for being so interested in my kingdom.” And so for awhile the plot goes real well. But
to make a long story short, instead of Mordecai and his people being
destroyed, who hung on the very gallows that he created for
Mordecai? Haman and his wife hung on those gallows that they made
for Mordecai. And on the day of the battle God's people were
delivered from the hand of Haman.
So in this story we find an illustration of what we're
talking about here. An illustration of the dangers of having a religious
figure trying to influence a political figure into punishing those
who do not worship as this union says that it's supposed to worship. And
as a result what do you have? You have persecution.
Sekarang
untuk mengakhiri pelajaran kita hari ini, saya ingin kita melihat dua kisah.
Ingatkah kalian kisah yang kita temukan di kitab Ester? Apakah kalian semua
ingat cerita yang kita temukan di kitab Ester? Lihat, di kitab Ester ada
aliansi tiga pihak yang ingin membinasakan orang-orang Yahudi. Pertama, si
raja; kedua, seorang perempuan jahat yang adalah istri Haman; dan ketiga
tentunya Haman sendiri. Lalu ada Mordekai yang melambangkan umat Allah yang
setia. Nah, bagaimana cerita itu berlanjut? Marilah bersama saya ke Ester 3:8,
dikatakan, “8
Maka sembah Haman kepada raja Ahasyweros: ‘Ada suatu bangsa yang hidup terpencar-pencar dan tersebar di antara rakyat di dalam
seluruh daerah kerajaan tuanku, dan hukum mereka…” perhatikan ini, “…berbeda dari hukum segala bangsa, dan hukum
raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka berdiam di sana.’”
Jadi
bagaimana plot yang dikembangkan? Karena Mordekai tidak mau sujud di depan
Haman sebagaimana yang diperintahkan raja ~ lihat, di sini ada sebuah titah
agama, raja telah memerintahkan semua orang untuk berlutut dan membungkuk
hormat di hadapan Haman. Mordekai berkata, “Saya tidak bisa berbuat demikian,
saya orang Ibrani. ‘Jangan ada alah lain di hadapanKu’. Alkitab melarang
penyembahan berhala,” katanya, “jadi saya tidak bisa melakukannya.” Maka kata
Alkitab Haman dipenuhi angkara murka dan dia berkata, “Saya harus membinasakan
orang ini, tetapi bukan hanya dia, saya harus membinasakan seluruh bangsanya.”
Coba saya
tanya apakah di sini ada persatuan antara gereja dengan pemerintah dalam kisah
ini? Betul sekali. Rajanya ialah Ahasyweros. Siapa tokoh agama yang
sungguh-sungguh ingin membinasakan orang-orang Yahudi? Apakah si raja yang
menginginkan kematian orang-orang Yahudi? Tidak! Raja tertipu oleh siapa? Oleh
penasihat agamanya, benar? Dan dia benar-benar berpikir bahwa si penasihat
agama ini berbuat kebaikan padanya. Dia berkata, “Wow, terima kasih banyak,
Haman. Orang-orang itu merupakan ancaman bagi kerajaanku. Jika kita membiarkan
mereka tetap ada, maka kerajaan ini akan lenyap, dan akan terjadi anarki.
Terima kasih kamu begitu perhatian pada kerajaanku.” Maka untuk sementara
plotnya berjalan lancar. Untuk mempersingkat cerita, bukannya Mordekai dan
bangsanya yang dibunuh, siapa yang digantung pada tiang gantungan yang
disiapkan Haman bagi Mordekai? Haman dan istrinya yang digantung pada tiang
gantungan yang dibuat untuk Mordekai. Dan pada hari pertempuran umat Allah
diselamatkan dari tangan Haman.
Maka, di
kisah ini kita dapati sebuah ilustrasi dari apa yang kita bicarakan di sini.
Ilustrasi dari bahaya adanya tokoh agama yang berusaha mempengaruhi tokoh
politik supaya menghukum mereka yang
tidak menyembah sebagaimana yang dikatakan oleh persatuan itu orang harus
menyembah. Dan akibatnya apa yang terjadi? Persekusi.
Now there's another interesting story that we find in
Scripture. And this will illustrate fully, and completely, the scenario
that we're portraying here that's going to happen to the United States of
America.
Do you remember the story of John the Baptist? You know,
John the Baptist was thrown into prison. Why was he thrown into
prison? Because he told king Herod that it was not licit for him to
have another man's wife. By the way, what is that called?
Adultery. So what did John the Baptist denounce? He denounced
adultery of the king with this vile woman. What was her name?
Herodias. Interesting! And that landed him in jail. The fact that he
denounced the fornication of the king with this vile woman,
Herodias. And so the Bible says that Herodias hated John the
Baptist. She wanted to get rid of him. But the problem is,
evidentially the king didn't listen to her very much, and so she was
always looking for the opportunity. She says, how can I get rid of this
man who denounces this relationship that I have with the king? So
an opportune day came when king Herod was celebrating his birthday.
And it just so happens that this vile woman had a daughter. And the name
of the daughter was Salome. And this is when Herodias, this adulterous
woman, this fornicating woman, who was fornicating with the king,
because the king was not her husband ~ she said to her daughter ~ by the way,
the king was under the influence, he had drunk wine so he wasn't thinking
straight in this story. There's music involved. Just like in Daniel
3 you have music involved, which the wrong kind of music can bewitch you.
The wrong kind of music can hypnotize you. Hello! The Devil knows
that. That's why he's using it in the world today. So she notices
that the king is drunk. And she says to the daughter, you know, “Go in
and dance for the king”, because the king had his eye on her. So she
goes in. The king says, “Please dance for me,
I want to see you dance.” She says, “Only if you grant me a wish.”
And he says, “Oh, yes, I'll grant you any wish you want, up to half the
kingdom.” He had to be drunk to offer half the kingdom for a dance.
The Bible says that he swore in the presence of the men that were in the
court. He said, “I will give you what you request, up to half the
kingdom.” And so Salome went in and danced. And then she went to
~ listen to this ~ she went to her mother. She did not have a mind
of her own. She was the image of her mother. She went to her
mother, this adulterous woman that John the Baptist landed in jail,
because he was denouncing this fornication. In Revelation is there a
message against the fornication of Babylon at the end of time?
Absolutely! You see, this literal story illustrates great spiritual
and religious principles at the end of time; worldwide
global movements at the end of time. And so she goes to her mother
and says, “Mother, what should I ask for?” And her mother says,
“The head of John the Baptist.”
Let me ask you, was she just like her mother? She was just
like her mother.
You say, how do we know that?
You know, what would a normal daughter have done if her
mother had said, I want the head of Pastor Bohr? “Mother!” I hope
that that would be the case. “Mother! How is it that you ask for the head
of Pastor Bohr? No! That can't be!”
You know what she said? “Okay.” Was she just like her
mother? She was identical. She was an image of her mother.
And so she goes to the king. She says, “I want, on a platter, the head of
John the Baptist.” And now the king saw that he had been deceived,
but it was too late. He was too embarrassed to go against his sworn
statement before all of the courtiers that were in there. And so he
did what Pilate did. He washed his hands. The Bible says that the
henchman went into the prison and beheaded John the Baptist.
And the interesting thing is the way that this story ends,
folks. If you read this story that, by the way, is in Mark 6:14,
all the way through verse 28, it says that the man who cut off John the
Baptist's head brought his head on a platter, and gave it to the
girl, and the girl gave it, or the daughter gave it to her mother.
Who is the dangerous figure in this story? The dangerous figure in this
story is the mother. Not the king, not the daughter, but the daughter is
used as an instrument for the mother to get her purposes
accomplished.
Nah, ada kisah lain yang menarik yang
kita temukan di Kitab Suci. Dan ini akan mengilustrasikan secara lengkap dan
sempurna skenario yang kita gambarkan di sini, yang akan terjadi kepada Amerika
Serikat.
Apakah kalian ingat kisah Yohanes
Pembaptis? Kalian tahu, Yohanes Pembaptis dilemparkan ke penjara. Mengapa dia
dilemparkan ke penjara? Karena dia mengatakan kepada raja Herodes, mengambil
istri orang lain itu melanggar hukum. Nah, itu namanya apa? Berzinah. Jadi apa
yang dikecam Yohanes Pembaptis? Dia mengecam perzinahan si raja dengan
perempuan jahat itu. Siapa namanya? Herodias. Menarik! Dan itu membuatnya
berakhir di penjara. Fakta bahwa dia mengecam perzinahan raja dengan Herodias,
perempuan jahat itu. Maka Alkitab berkata bahwa Herodias membenci Yohanes
Pembaptis. Dia ingin menyingkirkannya. Tetapi masalahnya, ternyata raja tidak
terlalu patuh kepadanya. Maka Herodias terus mencari kesempatan. Dia berkata,
bagaimana aku bisa menyingkirkan orang ini yang mengecam hubunganku dengan
raja? Suatu hari muncullah kesempatan itu ketika raja Herodes sedang merayakan
ulangtahunnya. Dan kebetulan perempuan jahat ini punya seorang anak putri, dan
nama putrinya Salome. Dan saat itulah Herodias ~ perempuan pezinah ini, yang
berzinah dengan raja karena raja bukan suaminya ~ dia berkata kepada putrinya ~ nah, raja saat
itu sedang mabuk, dia minum anggur sehingga dia tidak berpikir secara wajar
dalam kisah ini. Musik juga terlibat, seperti di Daniel pasal 3 musik juga terlibat,
jenis musik yang salah bisa menyihir kita, jenis musik yang salah bisa
menghipnotis kita. Halo? Iblis tahu. Itulah sebabnya Iblis memakainya di dunia
sekarang. Maka Herodias melihat bahwa raja sudah mabuk, dan dia berkata kepada
putrinya, kalian tahu, “Pergilah dan menarilah untuk raja.” karena raja sedang
memperhatikan gadis itu. Maka gadis itu tampil. Raja berkata, “Menarilah buat
saya, saya mau melihat kamu menari.” Gadis itu berkata, “Hanya bila Baginda mau
memenuhi permintaan saya.” Dan raja berkata, “Oh, ya, saya penuhi apa pun
permintaanmu sampai separo kerajaan saya.”
Raja pasti sudah mabuk menawarkan separo kerajaannya untuk suat tarian.
Alkitab berkata bahwa raja bersumpah di hadapan semua orang yang hadir di
ruangan itu. Raja berkata, “Saya akan memberimu apa yang kamu minta, sampai
separo dari kerajaanku.” Maka Salome
tampil dan menari. Kemudian dia pergi ke ~ dengarkan ini ~ dia pergi ke ibunya.
Gadis itu tidak bisa berpikir sendiri, dia adalah gambaran ibunya. Dia
mendatangi ibunya, yaitu perempuan pezinah yang menyebabkan Yohanes Pembaptis
masuk penjara karena dia mengecam perzinahan tersebut. Di kitab Wahyu, apakah
ada pekabaran tentang perzinahan Babilon di akhir zaman? Tentu saja! Lihat, kisah sejati ini menggambarkan
prinsip-prinsip penting spiritual dan reliji pada akhir zaman,
gerakan global yang mendunia pada akhir zaman. Maka Salome pergi ke ibunya dan
berkata, “Ibu, apa yang harus saya minta?” Dan ibunya berkata, “Kepala Yohanes
Pembaptis.”
Coba saya tanya, apakah gadis itu persis
seperti ibunya? Dia persis seperti ibunya.
Kalian berkata, dari mana kita tahu?
Kalian tahu, apa yang akan dilakukan
seorang anak yang normal jika ibunya berkata, saya minta kepala Pastor
Bohr? “Ibu!” Saya harap moga-moga
begitu. “Ibu! Kok bisa Ibu minta kepala Pastor Bohr? Tidak! Itu tidak boleh!”
Kalian tahu apa kata Salome? “Oke.” Apakah dia persis sama seperti ibunya? Dia
identik dengan ibunya. Dia adalah gambaran ibunya. Maka Salome pergi kepada
raja, dia berkata, “Saya minta kepala Yohanes Pembaptis di atas piring.” Dan
sekarang rajanya baru sadar dia telah tertipu, tetapi sudah terlambat. Dia malu
mengingkari sumpahnya tadi di hadapan seluruh hadirin di sana. Maka dia berbuat
sama seperti yang diperbuat Pilatus. Dia mencuci tangannya. Alkitab berkata
bahwa algojo lalu pergi ke penjara dan memancung kepala Yohanes Pembaptis.
Dan yang menarik ialah bagaimana kisah
tersebut berakhir, Saudara-saudara. Jika kita baca kisahnya, ada di Markus 6:14
terus hingga ayat 28, dikatakan, orang memancung kepala Yohanes Pembaptis dan
meletakkan di atas piring dan menyerahkannya kepada gadis itu, dan gadis itu,
atau anak putri itu memberikan kepada ibunya. Siapakah tokoh yang berbahaya
dalam kisah ini? Tokoh yang berbahaya dalam kisah ini ialah si ibu. Bukan
rajanya, bukan putrinya, tetapi putrinya dipakai sebagai alat oleh ibunya untuk
menyelesaikan tujuannya.
Let me ask you, does the harlot of Revelation 17 have daughters?
She's called the mother of harlots, and the fornications of the
earth. Are her daughters going to do her bidding? They were born
from her in the 16th century, and they sustain many of the same teachings
that she sustains. And eventually they will join church and state,
as she joined church and state. And eventually they will be the
instrument; they are not the protagonist, they will be the instrument
through which she, the mother of harlots, will give a death decree against
God's people; for God's people to be eradicated from planet earth.
You say, “Pastor Bohr, what you've presented is insane. It
could never happen in these United States of America.”
Let me tell you, folks, in a time of severe crisis,
natural disasters, a collapsed economy, crime such as never has been seen
before, nations do very strange things. And they have the tendency to
look for a scapegoat for what is happening.
And you know, when I sit down and I think about these
things, I'm saddened, because this is a great country. I wouldn't
have wanted to have been born in any other country in the world than the
United States. Not because it has more people, or has more money,
or because it's scenery is more beautiful. No, but because of the
wonderful principles upon which this country was established. And
when I think that the United States is going to repudiate those
principles, I'm deeply saddened of what could have been and wasn't.
Coba saya tanya, apakah pelacur di
Wahyu 17 memiliki anak-anak perempuan? Dia disebut ibu dari wanita-wanita
pelacur dan dari kekejian-kekejian bumi. Apakah anak-anak perempuannya akan
melakukan perintahnya? Mereka lahir darinya di abad ke-16 dan mereka mendukung
ajaran-ajaran yang sama yang dimiliki ibunya. Dan akhirnya mereka akan
mempersatukan gereja dengan pemerintah sebagaimana si ibu telah mempersatukan
gereja dengan pemerintah. Dan pada akhirnya mereka akan menjadi alatnya, mereka
bukan protagonisnya, tetapi mereka akan menjadi alat yang dipakai oleh si ibu
wanita-wanita pelacur, untuk mengeluarkan perintah membunuh umat Allah, untuk
melenyapkan umat Allah dari planet bumi.
Kalian berkata, “Pastor Bohr, apa yang
Anda katakan itu gila. Itu tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat.”
Saya beritahu, Saudara-saudara, dalam
masa krisis yang parah, saat bencana-bencana alam, ekonomi hancur, kejahatan
seperti yang tidak pernah dilihat sebelumnya, bangsa-bangsa akan melakukan
hal-hal yang janggal. Dan mereka cenderung mencari kambing hitam untuk segala
yang terjadi.
Dan kalian tahu, saat saya duduk dan
merenungkan hal-hal ini, saya sedih, karena ini adalah negara yang hebat. Saya
tidak ingin dilahirkan di negara mana pun di dunia ini selain di Amerika
Serikat. Bukan karena penduduknya lebih banyak, atau hartanya lebih banyak,
atau karena pemandangan alamnya lebih indah. Bukan, tetapi karena
prinsip-prinsip yang mengagumkan di atas mana negara ini didirikan. Dan bila
saya berpikir bahwa Amerika Serikat akan mengingkari prinsip-prinsip itu, saya
sungguh-sungguh bersedih untuk apa yang seharusnya bisa terjadi namun tidak.
Now the question is, what religious observance is the
United States going to enforce?
You say, it's going to enforce religion, and it's going to
prohibit the free exercise of religion.”
So what religious observance, or observances is the United
States going to enforce contrary to its principles? Would you like
to know? Well, all I can say is don't miss the next exciting
episode. Allow me just to say that in our next lecture we're going to
talk about the number of the beast. Fascinating study! It's
the number of his name, the Bible says.
You say, how do you get a number from a name?
We're going to talk about that tomorrow, and it's going to be
a fascinating subject. And I hope that you make it a point to come,
because what we're talking about are life and death matters, folks.
This is
not just intellectual information. These are matters of life and death
that we know them, or else we'll come out on the wrong side. I
pray to God that we will choose to be on the right side
Sekarang pertanyaannya ialah, praktek
agama yang bagaimana yang akan diberlakukan oleh Amerika Serikat?
Kalian berkata, “Dia akan menegakkan
agama dan dia akan melarang kebebasan mempraktekkan agama.”
Jadi praktek agama apa, atau
praktek-praktek agama apa yang akan diberlakukan di Amerika Serikat yang
bertentangan dengan prinsip-prinsipnya? Apa kalian ingin tahu? Nah, yang bisa
saya katakan sekarang ialah jangan melewatkan episode berikutnya yang
menegangkan. Izikan saya hanya mengatakan dalam ceramah kita berikutnya kita
akan berbicara tentang angka Binatang. Pelajaran yang menarik! Itu adalah angka
dari namanya, kata Alkitab.
Kalian berkata, bagaimana kita bisa
mendapatkan sebuah angka dari suatu nama?
Itu akan kita bicarakan besok, dan itu
adalah topik yang menarik. Dan saya berharap kalian memastikan untuk datang,
karena apa yang kita bicarakan adalah menyangkut hidup dan mati,
Saudara-saudara. Ini bukan sekadar
informasi intelektual. Ini adalah hal-hal yang menyangkut hidup dan mati, kita
harus mengetahuinya kalau tidak kita akan berakhir di pihak yang salah.
Saya mohon kepada Allah kita akan memilih untuk berada di pihak yang benar.
10 12 17