_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 14/25
- Stephen Bohr
MARK OF THE BEAST
VS SEAL OF GOD PART 1
Dibuka
dengan doa.
In our
studies together, we have already identified the Beast . We've noticed that the Beast is the same as the little horn, as the harlot, the
abomination of desolation, the man of sin of 2 Thessalonians chapter 2. Basically, all of these symbols represent a worldwide system and that system is the Roman Catholic papacy.
Now, I'm
not speaking of the individuals who are within this system. There are many
people who are very sincere, they love Jesus and they don't know about
these things. So, don't take this personally. I'm not talking about
you, I'm talking about the system of Roman Catholicism.
Dari
apa yang telah kita pelajari, kita telah mengidentifikasi Binatang itu. Kita
telah menyimak bahwa Binatang
itu sama dengan Tanduk Kecil (Daniel 7), sama dengan perempuan pelacur (Wahyu
17), sama dengan kekejian yang mengakibatkan penelantaran (Matius 24), sama
dengan manusia dosa/manusia durhaka dari
2 Tesalonika pasal 2. Intinya semua
simbol itu melambangkan suatu sistem yang mendunia, dan sistem
tersebut ialah Kepausan
Roma Katolik.
Nah,
saya tidak berbicara tentang pribadi-pribadi di dalam sistem tersebut. Ada
banyak orang yang sangat tulus, mereka mengasihi Yesus dan mereka tidak tahu
tentang hal-hal ini. Jadi, jangan menganggap ini suatu serangan secara pribadi,
saya tidak berbicara tentang kalian, saya berbicara tentang sistem Roma
Katolikisme.
Now,
we've identified the Beast as the Roman Catholic system. And so it shouldn't be too
difficult to identify the mark of this system or what is known as the mark
of the Beast
. Now we are going to approach our study from three
perspectives. I want you to imagine throwing a pebble into a
lake. When you throw a pebble into the water you have ~ I want you
to imagine ~ you have three ripples. You have a small one, a larger one,
and you have the largest one. Now, what we're going to do is, we are going to study
the end time conflict and we're going to notice first of all what is the
broadest issue in the final controversy.
1. We're going to notice that the broadest issue is a controversy over the law of God, over the Ten Commandments.
2.
Then we're going to
specify a little bit more. We are going to look at the inner circle. And
that inner circle is going to show us that God's Ten Commandment law has
two tables. The first table describes our duty towards God, the
second table describes our duty towards
our fellow human beings. We are going to notice that the end time controversy
has to do with the law of God, but more specifically, it has to do with the first table of God's holy law.
3. Then we are going to go to the inner most circle. We are
going to notice, that the end time controversy has to do with one specific commandment in the first table of the
law.
So, we are going to go from the broadest: God's holy law, the Ten Commandments; to a little bit smaller
circle, which is the first table of the Ten Commandments; then, we're going to go to
the smallest circle which is one specific commandment in the first table
of the law.
Nah,
kita telah mengidentifikasi Binatang itu sebagai sistem Roma Katolik. Maka
tidaklah terlalu sulit untuk mengidentifikasi tanda sistem ini atau apa yang
dikenal sebagai Tanda Binatang. Nah, kita akan melihat pelajaran kita dari tiga
perspektif. Saya ingin kalian membayangkan melemparkan sebuah kerikil ke danau.
Saat kita melemparkan sebuah kerikil ke dalam air ~ saya mau kalian
membayangkannya ~ akan terjadi tiga riak. Ada riak yang kecil, yang lebih
besar, dan yang paling besar. Nah, apa yang akan kita lakukan ialah, kita akan
mempelajari pertetangan akhir zaman, dan pertama kita akan menyimak apakah isu
yang paling luas dalam pertentangan akhir itu.
1.
Kita
akan melihat bahwa isu yang paling
luas ialah pertentangan itu mengenai
hukum Allah, mengenai ke-Sepuluh Perintah.
2. Lalu kita akan lebih spesifik. Kita
akan melihat ke lingkaran yang lebih dalam. Dan lingkaran yang lebih dalam akan
menunjukkan bahwa Sepuluh Perintah Allah itu terdiri atas dua loh (batu).
Loh yang pertama menjelaskan kewajiban kita pada Allah, loh yang kedua
menjelaskan kewajiban kita pada sesama manusia. Kita akan melihat bahwa
pertentangan akhir zaman berkaitan dengan hukum Allah, tetapi lebih khusus lagi
berkaitan dengan loh yang
pertama dari Hukum Allah yang kudus.
3. Kemudian kita akan ke lingkaran yang
paling dalam. Kita akan melihat bahwa pertentangan akhir zaman berkaitan dengan satu perintah
khusus di loh yang pertama dari Hukum itu.
Jadi
kita akan mulai dari lingkaran yang paling luas, Hukum Allah yang kudus, ke-Sepuluh
Perintah; lalu ke lingkaran yang lebih kecil yaitu loh hukum yang pertama dari
Sepuluh Perintah tersebut; kemudian kita akan ke lingkaran yang paling kecil
yang adalah satu perintah spesifik di loh yang pertama dari Hukum Allah.
We are
going to notice, first of all the broadest circle. The great controversy at
the end of time has to do with God's holy Ten Commandment law which the devil hates. Go with me to Revelation 12:17,
where we find a description of the end time controversy and what the issue
is. It says there in Revelation 12:17, “And the dragon...” which
is Satan according to verse 9, “…was enraged with the woman…” the woman represents the church, “…and he went to make war with the rest of her offspring…” or as the KJV says, “with the remnant of her seed”, and now notice why the dragon or the devil hates the remnant of
the woman’s seed, it says, they “…keep
the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
So,
Satan hates two things about the end time remnant. First of all, they keep
the commandments of God. He hates the commandments of God. That's what the
final controversy is about.
Now,
we're going to study the testimony of Jesus Christ, a little bit later on.
For now, I want you to notice that Satan's hatred against God's people at
the end of time will be, because they keep the commandments of
God, the Ten Commandments, as we will study later on in this series we will study that
phrase, “the commandments of God”, and we are going to
notice it refers to the Ten Commandments.
Pertama-tama kita akan menyimak
lingkaran yang paling luas. Pertentangan besar pada akhir zaman berkaitan
dengan Sepuluh Perintah Allah yang kudus
yang
dibenci Iblis. Marilah bersama
saya ke Wahyu 12:17, di mana kita mendapati
deskripsi tentang pertentangan akhir zaman dan apa
isunya. Dikatakan di Wahyu 12:17 “Maka marahlah naga itu…” menurut
ayat 9 ialah Setan, “…kepada
perempuan itu…” perempuan itu adalah lambang gereja, “…lalu pergi memerangi sisa keturunannya…” atau
menurut terjemahan KJV, “…yang tersisa dari benihnya…” dan
sekarang simak mengapa naga itu atau Iblis
membenci yang tersisa dari benih perempuan itu, karena mereka “…yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Maka Setan membenci dua hal mengenai
umat sisa akhir zaman. Pertama, karena mereka memelihara Perintah-Perintah
Allah. Setan membenci Perintah-Perintah Allah. Itulah yang menimbulkan
pertentangan besar tersebut.
Nah, kita akan mempelajari kesaksian
Yesus Kristus nanti. Sekarang ini saya ingin kalian menyimak bahwa kebencian Setan terhadap umat
Allah akhir zaman ialah karena
mereka memelihara Perintah-Perintah Allah, ke-Sepuluh
Perintah Allah, karena
nanti dalam seri ini, kita
akan mempelajari istilah “perintah-perintah Allah”,
dan
kita akan melihat bahwa itu mengacu kepada ke-Sepuluh Perintah.
Now, I
also want you to notice, that the end time controversy has to do with
two marks: the mark of the Beast and the seal of God. I want
you to notice, where the seal of God and the mark of the Beast are placed. The bible says they are placed on the forehead. Notice,
Revelation 7:3, where it speaks about God's end time remnant, the 144,000.
We are going to notice later on in the series, that these are those that
will be alive when Jesus comes, who will be able to stand in the midst of
the wrath of God when it is being poured out upon the earth.
It says
in Revelation 7:3, “…do not harm the earth,
the sea or the trees until we have sealed the servant of our God on their
foreheads.” So notice, that the
servants of God are sealed on their foreheads. Now, why are they sealed on
their foreheads?
Let me
ask you, what is behind your forehead? Behind your forehead, I would hope,
there is a brain. And your brain is the organ of the mind. In other words, the forehead represents the mind. Now what is it that God
writes in our minds? Notice, Hebrews 8:10, “For this is the covenant that I will make with the house of
Israel, after those days, says the Lord…” Now, notice this, “…I will put my laws in their mind...” what does God place in the mind or on the forehead? He
places His laws in the mind. And He says, “…and write them on their hearts. I will be their God and
they shall be my people.” So the sign of God on the
forehead has something to do with His laws, generally speaking. Of course,
the mark of the Beast must be some counterfeit, having to do with the law. It
must be human laws in contrast to God's holy law which is placed on the
forehead.
Sekarang,
saya mau kalian menyimak bahwa pertentangan
akhir zaman itu berkaitan dengan dua tanda: tanda Binatang dan meterai Allah. Saya mau kalian perhatikan di mana
meterai Allah dan tanda Binatang itu ditempatkan. Alkitab berkata mereka ditempatkan di dahi. Perhatikan Wahyu 7:3 yang berbicara tentang
umat Allah yang sisa di akhir zaman, ke-144.000. Kita akan melihat nanti dalam
seri ini, bahwa mereka adalah orang-orang yang masih hidup saat Yesus datang,
yang tahan berdiri di tengah-tengah murka Allah ketika murka itu dicurahkan ke
atas bumi.
Dikatakan
di Wahyu 7:3, “3 katanya: "Janganlah
merusak bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba
Allah kami pada dahi mereka!” Jadi perhatikan, hamba-hamba Allah
dimeteraikan di dahi mereka.
Nah, mengapa mereka dimeteraikan di
dahi mereka? Coba saya tanya, apa yang ada di balik dahi kita? Moga-moga di
belakang dahi kita ada otak, dan otak ini adalah organ pikiran. Dengan kata lain, dahi melambangkan
pikiran.
Nah, apa yang ditulis Allah di pikiran
kita?
Perhatikan Ibrani 8:10, "’Maka inilah perjanjian yang akan
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,’ demikianlah firman Tuhan…” sekarang, simaklah ini, “… ‘Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi
mereka…” apa yang akan ditaruh Allah di pikiran atau di dahi? Tuhan menaruh HukumNya
di pikiran. Lalu kataNya, “…dan menuliskannya di hati mereka, dan Aku
akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’”
Maka
tanda Allah di dahi berkaitan dengan
HukumNya, secara
umum. Tentu saja tanda Binatang
pastilah suatu pemalsuan yang berkaitan dengan Hukum Allah. Pastilah itu hukum-hukum yang dibuat oleh
manusia yang sangat kontras dengan Hukum Allah yang kudus yang ditaruh di dahi.
Then, I
want you to notice, Isaiah 8:16. Once again the seal is identified with God's law. Notice Isaiah 8:16. It
says there, “16 Bind up the testimony, seal the
law among My disciples.” What do
God's disciples have sealed among them? God’s what? God's holy law is
sealed among God's disciples. So you notice once again the seal that is
placed on the forehead is connected with the commandments of God or
with the law of God.
Kemudian,
saya mau kalian menyimak Yesaya 8:16, sekali lagi meterai diidentifikasikan dengan
Hukum Allah. Perhatikan Yesaya 8:16, dikatakan di
sana, “Simpanlah kesaksian ini, meteraikanlah Hukum di antara
murid-muridKu.” Di
antara murid-murid Allah, apa yang dimeteraikan? Apa Allah? Hukum Allah
yang kudus dimeteraikan di antara murid-murid Allah. Maka kita simak sekali
lagi bahwa meterai yang
ditempatkan di dahi terkait dengan perintah-perintah Allah atau dengan Hukum
Allah.
Another thing that I want you to notice, that shows that
this end time controversy has to do with the law of God, is what we
find in 2 Timothy 2:19. Here the apostle Paul is speaking about the
followers of Jesus Christ, and he says this, “19 Nevertheless the solid foundation of God stands, having this
seal…” notice that God has a seal, “…‘The Lord knows those who are His,’ and, ‘Let everyone who names the name of Christ
depart from…” what? “…iniquity’.”
Those
who name the name of Jesus, what do they do? They depart from iniquity. That's the seal of God. It has
to do with departing from iniquity.
Hal lain yang saya mau kalian
perhatikan yang menunjukkan bahwa pertentangan akhir zaman ini berkaitan dengan
Hukum Allah, ialah apa yang kita temui di 2 Timotius 2:19. Di sini rasul Paulus
berbicara mengenai pengikut-pengikut Yesus Kristus dan dia berkata demikian, “19 Walaupun begitu, dasar
teguh yang diletakkan Allah itu tetap ada, yang meterainya ialah…” perhatikan Allah punya meterai, “…‘Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya’ dan ‘Hendaklah setiap orang yang menyebut nama Kristus meninggalkan…” apa? “…dosa’.”
Mereka yang menyebut nama Yesus, apa yang mereka lakukan? Mereka meninggalkan dosa. Itulah meterai Allah. Berkaitan dengan meninggalkan dosa.
Now,
the question is, what is it that defines righteousness and iniquity?
What distinguishes between the two? Folks, it's God's holy law.
Ecclesiastes
12:13 says, “the sum of the whole matter is this, fear God and keep His
commandments, for this is the whole duty of man. For God will bring every
work into judgment whether it be good, or whether it be evil.” Notice that the law of God defines what is good and what
is evil. So if you are going to depart from iniquity it must
be that you keep what? God's holy law. In fact, there's an
interesting messianic psalm in Psalm 40:6-8 where we are told,
that Jesus when He would come, He would love righteousness and He
would hate iniquity, and of course, iniquity, we are going to notice, is
the transgression of God's holy law.
Nah,
pertanyaannya ialah, apakah yang
mendefinisikan kebenaran dan dosa? Apa
yang membedakan keduanya?
Saudara-saudara,
itu adalah
Hukum Allah yang kudus.
Pengkhotbah
12:13 berkata, “Mari kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan
Allah dan peliharalah
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 14 Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman,
termasuk setiap hal yang rahasia, entah itu
baik, entah itu jahat.”
Perhatikan, Hukum Allah yang mendefinisikan
apa yang baik dan apa yang jahat. Jadi, jika kita mau meninggalkan dosa,
itu haruslah jika kita memelihara apa? Hukum Allah yang kudus. Bahkan
ada sebuah mazmur mesianik yang menarik di Mazmur 40:6-8 di mana kita mendapat
tahu bahwa Yesus, ketika Dia datang, Dia akan mengasihi kebenaran dan membenci
dosa, dan sudah barang tentu dosa
~ sebagaimana yang akan kita simak ~ adalah
pelanggaran Hukum Allah yang kudus.
In fact, let’s go to that point right now. Go with me to Matthew 7:23. By the way, the word “iniquity” that is used in 2nd Timothy 2:19, is the Greek word ἀδικία [adikia]: iniquity. But now, I want you to notice, Matthew 7:23, and then we will go to Luke, and notice a parallel verse. It says there, “23 And then I will declare to them…” these are professed Christians, because you know, they cast out demons in the name of Jesus, they performed miracles in the name of Jesus, they prophesied in the name of Jesus, but Jesus is going to declare to them, “…‘I never knew you; depart from Me, you who practice…” what? “…you who practice lawlessness!’”
The word there is ἀνομία [anomias] which
literally in Greek means “to be opposed to the law of God”, because the
Greek word for “law” is νόμος [nomos], and
when you put an “a” next to it, it means “against” or “contrary to”. So, here Jesus is saying to those who
professed His name, “…depart
from Me, you who practiced lawlessness.”
Nah, marilah kita ke poin itu sekarang juga. Ayo bersama saya ke Matius
7:23. Ketahuilah kata “dosa” yang dipakai di 2 Timotius 2:19 adalah kata Greeka ἀδικία [adikia]: dosa. Tetapi sekarang saya mau kalian menyimak
Matius 7:23, lalu kita akan ke Lukas dan melihat ayat yang paralel. Dikatakan
di sana, “Pada waktu
itulah Aku akan menyatakan kepada mereka…” ini
kepada orang-orang yang mengaku sebagai orang-orang Kristen, karena kita tahu
bahwa mereka telah mengusir setan dalam nama Yesus, mereka membuat mujizat
dalam nama Yesus, mereka bernubuat dalam nama Yesus, namun Yesus akan
menyatakan kepada mereka, “…‘Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian yang
melakukan…” apa? “…kamu sekalian yang melakukan pelanggaran hukum!"
Kata yang dipakai di sini ialah ἀνομία [anomias] yang dalam bahasa Greeka secara literal berarti “bertentangan
dengan hukum Allah” karena kata Greeka untuk “hukum” ialah νόμος [nomos], dan bila kita menambahkan huruf “a” di sampingnya,
itu berarti “yang bertentangan” atau “berlawanan dengan”. Jadi, di sini Yesus
sedang berkata kepada mereka yang mengakui namaNya, “Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian yang
melakukan pelanggaran hukum!"
Then I want you to notice, Luke 13:27, “27 But He will say, ‘I tell you I do not know you, where you
are from…” once again these are people who professed
the name of Jesus, “…Depart from Me, all you workers of
iniquity.’”
Is that the same declaration we read in
Matthew 7? The same expression, only the word used here is ἀδικία [adikia].
So let me ask you, is ἀδικία [adikia] and
also ἀνομία [anomias] are
they synonymous? They most certainly are synonymous. So when the
apostle Paul is saying that those who have the seal of God depart from
iniquity, he saying that they depart from what? From law-less-ness.
So once again those who have the seal of God at
the end of time, are they going to be keepers of God’s holy law?
They most certainly are.
Kemudian saya mau
kalian perhatikan, Lukas 13:27, “27Tetapi Ia akan berkata kepadamu: ‘Aku tidak mengenalmu,
dari
mana kamu datang…” sekali lagi ini adalah
mereka yang mengakui nama Yesus, “…Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian
yang melakukan dosa!’” Inikah pernyataan yang sama dengan yang kita baca di
Matius 7? Ungkapan yang sama, hanya kata yang dipakai di sini ialah ἀδικία [adikia].
Jadi coba saya
tanya, apakah ἀδικία
[adikia] dan juga ἀνομία [anomias] merupakan sinonim?
Jelas mereka adalah sinonim.
Maka ketika rasul
Paulus berkata bahwa mereka yang memiliki meterai Allah meninggalkan dosa, dia sedang mengatakan
bahwa mereka meninggalkan apa? Meninggalkan
pelanggaran hukum.
Jadi, sekali lagi,
mereka yang memiliki meterai
Allah pada akhir zaman, apakah mereka ini pemelihara Hukum Allah yang kudus?
Jelas demikian.
I want
you to notice, one other aspect of this broadest circle. Revelation
14:9-11 has the third angel’s message and of course, later on we're going
to study the third angel’s message in detail, particularly verse 12. But what I want you to
notice now is Revelation 14:11. It's speaking about the
punishment upon those who worship the Beast and receive his
mark. Notice what it says, “11 And the smoke of their torment ascends forever and ever; and they have no rest day or night, who worship the Beast and his image, and whoever receives the mark of his name.’”
So,
upon whom is the wrath of God going to fall? It's going to fall upon
those who worship the Beast and his image and receive the mark. That's
Revelation 14:11.
Saya
mau kalian menyimak satu aspek yang lain dari lingkaran yang terluas ini. Wahyu
14:9-10 berisikan pekabaran malaikat ketiga, dan tentu saja nanti kita akan
mempelajari pekabaran malaikat yang ketiga ini secara mendetail, terutama ayat
12. Tetapi sekarang yang saya mau kalian simak ialah Wahyu 14:11. Ini berbicara
tentang hukuman atas mereka yang menyembah si Binatang dan menerima tandanya.
Perhatikan apa katanya, “11 Maka asap api
yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan mereka tidak beroleh istirahat siang atau malam, yaitu mereka
yang menyembah binatang serta patungnya itu,
dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.”
Jadi ke atas siapa murka Allah akan
dicurahkan? Ke atas mereka yang menyembah Binatang
itu dan patungnya dan yang menerima tandanya. Itu Wahyu 14:11.
Now, I want you to notice Revelation 14:12.
The very next verse presents another group that contrasts with those who
worship the Beast and his image. I want you to notice,
one of the main characteristics of this group. It says in Revelation
14:12, “12 Here is the patience of the saints; here are those who…” what? “…who keep the commandments of God and the faith of Jesus.”
Do you
see the contrast? You have one group, in the third angels message who
worship the Beast and his image and receive the mark. Immediately in the
next verse it speaks about a remnant who keep the commandments of
God.
So, let
me ask you, is the worship of the Beast and his image related some how to keeping God's
commandments? There's one group that keeps them which means the other
group who worships the Beast and his image and the mark must be against God's commandments or must
break God's commandments, because the contrast is clear between Revelation
14:11 and Rev. 14:12.
Nah, saya mau
kalian menyimak Wahyu 14:12. Ayat berikutnya ini mengemukakan suatu kelompok
yang lain, yang sangat berbeda dari mereka yang menyembah Binatang itu dan
patungnya. Saya mau kalian memperhatikan salah satu dari karakteristik utama
kelompok ini. Dikatakan di Wahyu 14:12, “12 Di sinilah ketahanan orang-orang kudus, inilah mereka yang…” apa? “…memelihara perintah-perintah Allah dan iman
Yesus.”
Apakah kalian
melihat perbedaan yang menyolok? Ada satu kelompok dalam pekabaran malaikat
ketiga yang menyembah Binatang dan patungnya dan menerima tandanya. Segera
setelah itu ayat berikutnya berbicara tentang suatu umat sisa yang memelihara Perintah-Perintah
Allah.
Maka, coba saya
tanya, apakah menyembah Binatang dan patungnya ada kaitannya dengan memelihara
Perintah-Perintah Allah? Ada satu kelompok yang memelihara perintah-perintah
Allah; berarti kelompok yang lain yang
menyembah Binatang dan patungnya dan memiliki tandanya, pastilah menentang Perintah-Perintah
Allah, atau pastilah melanggar Perintah-Perintah Allah, karena perbedaannya
sangat jelas antara Wahyu 14:11 dengan Wahyu 14:12.
Now, we
want to go to the other circle. A smaller circle. We noticed the largest, we're going to notice
a smaller circle and of course, we're going to go to the smallest
circle. The final conflict is not only going to be over God's law, the
final conflict is also going to have to do with the first table of God's holy law, the first four commandments, that
describe our duty towards God.
Now, notice what we find in Deuteronomy
6:4. By the way, this is the central confession of Judaism. And it
says this, “4 Hear, O Israel: The
Lord our God, the Lord is one!
5 You shall love the Lord your God with all your heart, with all your soul, and
with all your strength.”
Is this
the summary of the first table of the law? You remember that Jesus
quoted this, when He said that this is the
first and great commandment. It actually summarizes the first four commandments, our duty towards God. You see, if you love God, you’re not going to have other
gods; if you love God, you're not going to have idols; if you love
God, you're going to respect His name; if you love God, you're
going to keep His holy Sabbath.
Then
the last six commandments, have to do with a horizontal relationship
between us and our fellow human beings.
Sekarang
kita perlu melihat lingkaran yang lain, lingkaran
yang lebih kecil. Kita sudah mempelajari lingkaran yang paling
besar, sekarang kita akan menyimak lingkaran yang lebih kecil, dan tentu saja
kita juga akan melihat ke lingkaran yang paling kecil. Pertentangan terakhir
bukan saja mengenai Hukum Allah, pertentangan terakhir juga berkaitan dengan loh yang pertama dari Hukum
Allah yang kudus, yaitu keempat perintah yang pertama yang
menggambarkan kewajiban kita kepada Allah.
Nah,
perhatikan apa yang ada di Ulangan 6:4. Ketahuilah ini adalah inti pengakuan
Yudaisme. Dan demikianlah bunyinya, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Inikah
kesimpulan loh yang pertama dari Hukum Allah? Kalian ingat, Yesus pernah mengutip ini ketika Dia berkata bahwa ini adalah
perintah yang pertama dan terutama. Ini menyimpulkan keempat perintah yang
pertama, kewajiban kita kepada Allah. Lihat, jika kita mengasihi Allah, kita tidak akan memiliki ilah-ilah lain;
jika kita mengasihi Allah, kita tidak akan punya patung-patung berhala; jika
kita mengasihi Allah kita akan menghormati namaNya; jika kita mengasihi Allah,
kita akan memelihara hari SabatNya yang kudus.
Kemudian
keenam perintah yang terakhir berkaitan dengan hubungan horizontal antara kita
dengan sesama manusia.
I want you to notice something
very interesting. Immediately after giving this quotation, where
it says that we should love God above all things, then God says where
these words are supposed to be written. Notice, beginning at verse 6, of
Deuteronomy chapter 6, “6 And these words which I
command you today shall be
in your heart. 7 You shall teach them diligently to your children and shall talk of them when you sit in your house, when you walk by
the way, when you lie down
and when you rise up. …” Those are the
words that we read, the summary of the first table of the Law, the first four
commandments.
Where were they
supposed to be placed? Notice verse 8, “…8 You shall bind them as a sign…” where? “…on your hand and they shall be as
frontlets between your
eyes.”
I want
you to notice that this table of the law, the one that has to
do with our duty towards God, is to be placed in
two places. It doesn't say, on your forehead OR on your hand. It
says in
your forehead AND in your hand.
We are
going to notice in Revelation that the mark of the Beast, is placed on the
forehead OR on the hand.
Here
God says, you need to place these words, which we quoted, between your
eyes, which is the forehead, AND also, on your hand. That is a very important distinction.
Saya mau kalian
perhatikan, bahwa loh hukum yang
pertama ini, yang berkaitan dengan kewajiban kita kepada Allah, harus
ditempatkan di dua tempat. Di sini tidak dikatakan, di dahimu
ATAU di tanganmu. Dikatakan di sini, di
dahimu DAN di tanganmu.
Kita akan
melihat di Wahyu bahwa tanda
Binatang itu ditempatkan
di dahi ATAU di tangan. Tetapi di sini (Ulangan) Allah berkata,
kamu harus menempatkan kata-kata ~ yang tadi telah kita kutip ~ di antara
matamu, yaitu di dahi, DAN juga di tanganmu. Ini adalah perbedaan yang sagat penting.
Jadi kalian
sudah melihat, bahwa keempat
perintah yang pertama itulah yang ditempatkan di mana? Di
tempatkan dalam kotak pengingat di antara mata,
dan juga di tangan.
(Gbr
di atas) Kotak pengingat (Frontlet/ Filakteri) yang
berisikan
gulungan salinan empat perintah pertama dari
Ke-Sepuluh
Perintah Allah yang ditempelkan di dahi dan tangan.
I want
you to notice, something else that is very interesting. In Revelation, the final
controversy has to do with worship. Time and again, in Revelation, we find that the final
issue will be concerning worship.
Let me
ask you, which table of the law has to do especially with
worship? That's the first table of the law. See, if you worship God, you won't have other gods. If
you worship God, you don't have images of God. If you worship God, you
don't take His name in vain. If you worship God, you keep the Sabbath, as
a sign of the creator. The first table of the law, has to do with
worship. So, if Revelation says that the end time controversy is
concerning worship, it must be that the final conflict has to do with
which table? Especially, it has to do with the first table of the law.
Let me
read you some of those statements that speak about the issue of worship
as being the main point of contention.
Revelation
13:4, it says, “4 So they worshiped the dragon who gave authority to the Beast; and they worshiped the Beast, saying, ‘Who is like the Beast? Who is able to make war
with him?’…” Let's
go down to verse 8, “…8 All who dwell on the earth will worship him…” that is the Beast, “…whose names have not been written in the Book of Life of the
Lamb slain from the foundation of the world…”
verse 12, “…12 And he exercises all the authority of the first Beast…” this is the Beast that rises from the earth,
“…in his presence, and causes the earth and those who dwell in it to…” what? “…to worship the first Beast, whose deadly wound was healed...” Notice
verse 15, “…15 He was granted power to
give breath to the image of
the Beast, that the image of the Beast should both speak and cause as many as would not…” what? “…worship the image of the Beast…” should be what? “…to be killed...”
Saya
mau kalian simak sesuatu yang sangat menarik. Di kitab Wahyu, pertentangan terakhir berkaitan
dengan penyembahan. Berulang-ulang di Wahyu kita temui bahwa isu
terakhir adalah tentang penyembahan.
Coba
saya tanya, loh hukum yang mana yang
khususnya berkaitan dengan penyembahan? Loh
hukum yang pertama! Lihat, jika kita menyembah Allah,
kita tidak memiliki ilah-ilah lain. Jika kita menyembah Allah, kita tidak
memiliki patung-patung Allah. Jika kita menyembah Allah, kita tidak sembarangan
dengan namaNya. Jika kita menyembah Allah, kita akan memelihara hari SabatNya,
sebagai tanda bahwa Dialah sang Pencipta. Loh hukum yang pertama berkaitan
dengan penyembahan. Jadi, jika kitab Wahyu berkata pada akhir zaman
pertentangannya ialah mengenai penyembahan, pastilah dalam konflik yang terakhir itu menyangkut loh hukum yang mana? Terutama berkaitan dengan loh hukum yang pertama.
Saya akan membacakan beberapa
pernyataan yang berbicara tentang isu penyembahan sebagai poin utama konflik.
Wahyu 13:4 berkata, “4 Dan mereka
menyembah naga itu, yang memberi kekuasaan kepada
binatang itu. Dan mereka menyembah binatang
itu, sambil berkata ‘Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan
siapakah yang mampu berperang melawan dia?’…” Mari
kita terus ke ayat 8, “…8 Dan semua
orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya…”
yaitu Binatang itu, “…yaitu setiap orang yang namanya tidak
tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan…” ayat 12, “…12 Dan dia menjalankan seluruh kuasa Binatang yang pertama itu…” “dia”
itu binatang yang muncul dari bumi, “…di depan matanya, dan ia membuat seluruh bumi dan semua penghuninya…” melakukan apa? “…menyembah Binatang pertama, yang lukanya yang mematikan telah sembuh…” Perhatikan
ayat 15,
“…15 Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang
itu, sehingga patung binatang itu bisa berbicara dan menyebabkan semua orang, yang
tidak mau…” apa? “…menyembah patung binatang itu…” harus diapakan? “…dibunuh.”
Notice
time and again, the issue is worship and worship has to do with the first
table of the law.
Notice Revelation 14:9-10. Again the idea
is that the final conflict has to do with worship. It says there in
Revelation 14:9, and then we will read verse 11. It says, “9 Then a third angel followed them, saying with a loud voice, ‘If anyone worships the Beast and
his image, and receives his mark on his
forehead or on his hand…” and then let’s go to verse 11, “…11 And the smoke of their
torment ascends forever
and ever; and they have no
rest day or night, who worship the Beast and his image,
and
whoever receives the mark of his name.’
I think
the word “worship” is used enough times for us to know that the end time
controversy has to do with worship. And worship is related to the first
table of the law.
Perhatikan,
berulang-ulang isunya ialah penyembahan, dan penyembahan berkaitan dengan loh Hukum
yang pertama.
Simak
Wahyu 14;9-10. Kembali konsepnya ialah bahwa konflik yang terakhir berkaitan
dengan penyembahan. Dikatakan di Wahyu 14:9 ~ kemudian kita akan membaca ayat
11 ~ dikatakan, “9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, mengikuti mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya…” lalu mari kita ke ayat 11, “…11 Maka asap api
yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak memperoleh
istirahat, yaitu mereka yang menyembah
binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda
namanya.’”
Saya
rasa kata “penyembahan” dipakai cukup sering bagi kita untuk paham bahwa pada
akhir zaman, pertentangannya pasti berkaitan dengan penyembahan. Dan
penyembahan itu berkaitan dengan loh Hukum yang pertama.
I want
you to notice another text that speaks about worship in the end time, but
this is the positive perspective. This is the verse that tells us that
we're supposed to worship the Creator in the end time.
Notice
Revelation 14:6-7, “Then I saw another angel flying in the midst
of heaven having the everlasting gospel to preach to those who dwell on
the earth to every nation, tribe, tongue and people. 7 Saying with a loud
voice, ‘Fear God, and give glory to Him; for the hour of his judgment
has come…” and now notice,
“…and worship Him who made
heaven, and earth, and the sea, and the fountains of waters.’” Why do you suppose God calls
upon the world to worship the Creator in the end time? Folks, it because the Beast and the image of the Beast are claiming the right to be worshiped. In other words, here we have a contrast between
worshiping the Creator of the heavens and the earth and worshiping the Beast.
The issue once again, is between true worship and false worship.
Once
again, the table of the law that has to do with worship is the first
table of the law.
Saya
mau kalian menyimak teks yang lain yang berbicara tentang penyembahan di akhir
zaman, tetapi ini dari perspektif yang positif. Ini adalah ayat yang mengatakan
kepada kita bahwa kita haruslah menyembah Sang Pencipta pada akhir zaman.
Perhatikan
Wahyu 14:6-7, “6 Dan aku melihat
seorang malaikat lain terbang
di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk
diberitakannya kepada mereka yang diam di
atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan
bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah
akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya…” sekarang perhatikan, “…dan sembahlah Dia yang telah
menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"
Menurut
kalian mengapa Allah berseru
kepada dunia supaya menyembah Sang Pencipta pada akhir masa?
Saudara-saudara, itu karena
Binatang itu dan patung binatang itu sedang mengklaim hak untuk disembah.
Dengan kata lain, di sini kita dapati suatu kontras antara menyembah Sang
Pencipta langit dan bumi dengan menyembah si Binatang. Sekali lagi isunya ialah
antara penyembahan yang sejati dengan penyembahan yang salah.
Sekali
lagi, loh Hukum yang berkaitan dengan penyembahan ialah loh Hukum yang pertama.
Now it
is very interesting as you examine Revelation 13 and 14, that the issue
involves as I mentioned is the first table of the law but there are
specific examples in these chapters that show how the Beast and his image violate the first table of the
law. Let me just mention these quickly:
1. Does the Beast demand worship?
Revelation 13:4. Now, if he demands worship would this be a violation of
the first commandment that said “thou shall have no
other gods before me”? Absolutely.
2.
Secondly, does this Beast raise up an image and command everyone to
worship the image? Yes. Which commandment is this a violation of? The
commandment that says, don't make any image and don't worship it. That
is the second commandment.
3.
The third commandment is
also involved, because we are told in Revelation 13:6, that the Beast blasphemes the name of God. Which
commandment does that violate? “Thou shall not take the name of the Lord thy God in vain.”
4. Does the conflict also involve the fourth commandment?
Yes. Because the first angel’s message calls us to worship the
Creator, which means that the Beast
must claim to be the creator, but he is the counterfeit. Which
commandment of the law of God has to do with worshiping the Creator? It is the fourth commandment of God's holy law.
And so
we notice that the second circle, the smaller circle shows that the end time
controversy is going to be over the first table of the law.
Nah,
yang sangat menarik saat kita meneliti Wahyu 13 dan
14 ialah, isu yang terlibat adalah
loh Hukum yang pertama sebagaimana yang sudah saya katakan, tetapi ada
contoh-contoh yang spesifik dalam bab-bab ini yang menunjukkan bagaimana si
Binatang dan patungnya melanggar loh Hukum yang pertama. Saya akan
menyebutkannya secara cepat:
1.
Apakah
Binatang itu menuntut disembah? Wahyu 13:4. Nah, jika dia menuntut disembah,
apakah ini bukan pelanggaran Perintah yang pertama yang bunyinya, “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”?
Betul sekali.
2.
Kedua,
apakah Binatang itu mendirikan patungnya dan memerintahkan semua orang untuk
menyembah patungnya? Ya. Perintah yang mana yang dilanggar? Perintah yang
mengatakan, jangan membuat
patung dan jangan sujud menyembahnya. Itu Perintah yang kedua.
3.
Perintah
ketiga juga kena karena di Wahyu 13:6 kita mendapat tahu bahwa Binatang itu
menghujat nama Allah. Itu melanggar Perintah yang mana?
“Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan…”
4.
Apakah
konfliknya juga menyangkut Perintah keempat? Ya. Karena pekabaran malaikat yang
pertama menyuruh agar kita menyembah Sang Pencipta, berarti Binatang itu
pastilah telah mengklaim sebagai sang pencipta, tetapi dia adalah yang palsu.
Perintah yang mana dalam Hukum
Allah yang berkaitan dengan menyembah Sang Pencipta? Perintah keempat dari Hukum Allah yang
kudus.
Maka
kita simak bahwa lingkaran yang kedua, yang lebih kecil, menunjukkan bahwa pertentangan akhir zaman itu mengenai loh Hukum yang pertama.
But now we are
going to notice, that the end time controversy is going to have to do
with one particular commandment of the first table of the law. This is the
smallest circle, or the smallest ripple. Go with me to
Psalm 95:6, it says here, “6 Oh come, let
us worship and bow down; let us kneel before the Lord our Maker.” Why do we worship God, according to this verse? We worship God,
because He is our what? He is our Maker. He is our Creator. We worship
because He is the Creator.
Notice Nehemiah
9:6. I want this principle to be clear. We worship God, because God is our Creator. Nehemiah 9:6, “6 You alone are the Lord; You
have made heaven, the heaven of heavens, with all their host, the earth and everything on it, the seas and all that is in
them, and You preserve them all. The
host of heaven…” what? “…worships You.”
Tetapi
sekarang kita akan melihat bahwa
pertentangan pada akhir zaman itu berkaitan
dengan satu perintah khusus yang ada di loh Hukum yang pertama. Inilah
lingkaran yang paling kecil, atau riak yang terkecil. Marilah bersama saya ke
Mazmur 95:6, dikatakan di sana, “Datanglah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.” Menurut ayat ini mengapa kita menyembah
Allah? Kita menyembah Allah karena Dia adalah apa kita? Dia yang menjadikann
kita. Dia Pencipta kita. Kita menyembahNya
karena Dialah Sang Pencipta.
Perhatikan
Nehemia 9:6. Saya mau kita jelas tentang prinsip ini. Kita
menyembah Allah karena Allah Pencipta kita. Nehemia 9:6, “6 Hanya Engkau-lah TUHAN! Engkau telah menjadikan
langit, ya langit segala langit
dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memelihara mereka semua. Bala tentara langit…”
apa? “…sujud menyembah-Mu.”
Do you notice once again, that worship is
connected with the idea that God is the creator? Notice Revelation
14:6-7. We have already read this passage, let's read it again. I want to
show you that worship is connected or is linked with creation. It says
there, “6 Then I saw another angel flying in the midst of heaven, having the eternal gospel to preach to those who dwell on the earth, and to every nation and
tribe and tongue and people; 7 saying with a loud
voice, ‘Fear God, and give Him glory, because the hour of
His judgment has come; and worship Him who made
the heaven and the earth the sea and springs
of waters."
Is the idea of worship, once again linked
with creation? Absolutely. And by the way, the language of the first
angel’s message actually comes from the fourth commandment. Notice Exodus 20:11, the conclusion to the fourth commandment: “11 For in six days the Lord made the heavens and the
earth, the sea, and all that is in them, and rested the seventh day. Therefore
the Lord blessed the Sabbath day and
hallowed it.”
Do you
see the similarities of language in the fourth commandment to what we read
in Revelation 14:7? They are very, very similar. So you'll notice that we
worship the Creator and the sign of the Creator is,
what? The Sabbath, according to what we
read in Exodus 20:11. So, you can't separate the Sabbath from worshiping
the creator, because the sign of worship to the Creator is His holy
Sabbath.
Apakah kalian melihat sekali lagi
penyembahan itu berkaitan dengan konsep bahwa Allah adalah Sang Pencipta? Simak
Wahyu 14:6-7. Kita sudah membaca ayat-ayat ini, tapi mari kita baca lagi. Saya
mau menunjukkan kepada kalian bahwa penyembahan itu berhubungan atau berkaitan
dengan penciptaan. Dikatakan di sana, “6 Dan aku melihat
seorang malaikat lain terbang di
tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku
dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring:
‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit
dan bumi dan laut dan semua mata air.’"
Sekali lagi apakah konsep penyembahan
itu berkaitan dengan penciptaan? Betul sekali. Dan ketahuilah bahasa pekabaran
malaikat yang pertama sesungguhnya berasal dari Perintah keempat. Perhatikan
Keluaran 20:11, kesimpulan dari Perintah keempat: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan
Ia berhenti bekerja pada hari ketujuh;
itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Apakah kalian melihat persamaan bahasa
di Perintah keempat ini dengan apa yang kita baca di Wahyu 14:7? Amat sangat
mirip. Jadi, kita lihat bahwa kita menyembah Sang Pencipta, dan tanda Sang Pencipta ialah
apa? Sabat, menurut
apa yang kita baca di Keluaran 20:11. Maka kita tidak bisa memisahkan Sabat
dari penyembahan Sang Pencipta karena tanda penyembahan kepada Sang Pencipta
ialah SabatNya yang kudus.
And by the way, do you know that we will
worship the Creator when He makes a new heavens and an new earth
and we will worship Him on the Sabbath? Notice Isaiah 66:22-23. “22 ‘For as the new heavens and the new earth which I will make shall
remain before Me,’ says the Lord…” see, God is talking about making new
heavens and new earth, “…So shall your descendants and your name
remain. 23 And it shall come to pass that from one New Moon to another…” or to be translated “from one month to another”, “…and from one Sabbath to another,
all flesh shall come to worship before Me,’ says the Lord.”
So let
me ask you, when God makes a new heaven and a new earth, He creates a new
heaven and a new earth, are we going to go worship before Him? Yes.
What day are we going to worship before Him? The Sabbath.
You
see, when the fourth commandment says worship the Creator, it is saying, worship the
Creator by keeping the Sabbath. So you can not separate the
Sabbath from worship.
So, is
the end time issue going to have to do specifically with the commandment
that has to do with the Creator, with
the Sabbath? Absolutely.
Nah,
tahukah kalian bahwa kita akan menyembah Sang Pencipta ketika Dia membuat
langit baru dan bumi baru, dan kita akan menyembahNya pada hari Sabat? Simak
Yesaya 66:22-23, “22 ‘Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang
akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN…” lihat, Allah sedang berbicara tentang menciptakan langit yang
baru dan bumi yang baru, “… ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 23 Dan yang akan terjadi, dari satu bulan baru ke bulan baru
yang lain…” atau bisa diterjemahkan “dari satu bulan ke bulan yang
lain”, “…dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua
daging akan
datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”
Jadi
coba saya tanya, ketika Allah membuat langit baru dan bumi baru, Dia
menciptakan langit baru dan bumi baru, apakah kita akan datang sujud
menyembahNya? Ya. Dan pada hari apa kita akan datang menyembahNya? Pada hari
Sabat.
Lihat,
ketika Perintah yang keempat berkata, sembahlah Sang Pencipta, dia berkata sembahlah Sang Pencipta dengan
memelihara hari Sabat. Jadi kita tidak bisa memisahkan Sabat
dari penyembahan.
Maka apakah pada akhir zaman, isunya bakal khusus
berkaitan dengan perintah yang ada hubungannya dengan Sang Pencipta, dengan
Sabat? Betul sekali.
By the way do you know that the book of
Genesis also tells us that God established the Sabbath to commemorate
creation? He instituted the Sabbath to be kept to remember the event
of creation. See, you can't separate creation, worship and the
Sabbath. Notice Genesis 2:2-3, the Sabbath identifies the Creator, it says, “2 And on the seventh day God ended His work which He had
done, and He rested on the seventh day from all His work which He had done. 3 Then God blessed the seventh day and sanctified it,
because in it He rested from all His work which God had created and made.”
Question...
Did God bless the Sabbath for Himself?
Folks,
God is the fountain of all blessings. God doesn't have to bless a day for
Himself. Did God make the Sabbath holy for Himself? No. Everything connected
with God is holy. He was obviously blessing the Sabbath and it was
actually sanctifying the Sabbath, because He expected man to keep
the Sabbath, in commemoration of His work of what? Of His work of
creation.
Nah, tahukah
kalian kitab Kejadian juga memberitahu kita bahwa Allah menetapkan hari Sabat
untuk memperingati penciptaan? Dia melembagakan agar hari Sabat dipelihara
untuk memperingati peristiwa penciptaan. Lihat, kita tidak bisa memisahkan
penciptaan, penyembahan, dan hari Sabat. Simak Kejadian 2:2-3,
“2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah
Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari
itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Pertanyaan:
Apakah Allah memberkati hari Sabat untuk DiriNya sendiri?
Saudara-saudara,
Allah adalah sumber segala berkat. Allah tidak perlu memberkati satu hari buat
DiriNya sendiri. Apakah Allah menjadikan hari Sabat itu kudus bagi DiriNya
sendiri? Tidak. Segala sesuatu yang berkaitan dengan Allah itu kudus. Jelas
Allah memberkati hari Sabat dan sesungguhnya Dia menguduskan hari Sabat karena
Dia menghendaki manusia memelihara hari Sabat untuk memperingati pekerjaanNya
yang mana? Pekerjaannya menciptakan alam semesta.
Furthermore, do you know that the Bible
links two words. It uses interchangeably the words “sign” and “seal”.
Notice Romans 4:11, speaking about circumcision here, the circumcision of
Abraham. I want you to notice particularly two words that are used here synonymously.
It says about Abraham, “11 And he received the sign
of circumcision, a seal of the
righteousness of the faith which he
had while still uncircumcised…” Are “sign” and “seal” used interchangeably in this verse? They most
certainly are.
Now, Revelation speaks about the
seal of God being on the forehead, but
you could also say that the sign of God is on the forehead.
Now, the question is, what is the
sign of God? Notice Exodus 31:17, it is speaking about the Sabbath, and it
say, “17 It is a
sign between Me and the children of Israel forever…”
Some people say, “see, it is only for
Israel”.
No. It doesn’t
say it’s only for Israel, God gave it to
Israel, but He didn't say, it's only
for Israel.
Furthermore, the apostle Paul defines
Israel as those who have received Jesus Christ as Savior and Lord. “If you are
Christ's you are Abraham's seed and heirs, according to the promise.”
And so, it says, “it is a sign…” interchangeable with the word “seal”, by the way, “…between Me and the children of Israel forever…” and then it explains why it's a sign. “…For in six days the Lord made the heavens and the earth,
and on the seventh day He rested and was refreshed.”
What is it that made the Sabbath the
sign? The fact that He made it, when? At creation.
Lebih
lanjut, apakah kalian tahu bahwa Alkitab telah mengaitkan dua kata, yang
dipakai bergantian, yaitu kata “tanda” dan “meterai”.
Simak
Roma 4:11, berbicara tentang sunat di sini, yaitu penyunatan Abraham. Saya mau
kalian perhatikan khususnya dua kata yang dipakai di sini secara sinonim.
Berbicara tentang Abraham, “…Dan tanda sunat itu diterimanya, suatu
meterai
kebenaran dari iman yang dimilikinya saat belum bersunat…” Apakah kata “tanda” dan “meterai”
dipakai bergantian dalam ayat ini? Sangat benar.
Sekarang,
kitab Wahyu berbicara tentang meterai Allah pada dahi,
tetapi
kita juga bisa berkata, bahwa tanda Allah ada pada dahi.
Nah,
pertanyaannya ialah, apakah tanda Allah itu?
Simak
Keluaran 31:17, ini berbicara tentang Sabat, dan dikatakan, “Itulah tanda
antara Aku dan orang Israel selama-lamanya…”
Ada yang
berkata, “Lihat, ini kan hanya untuk orang Israel!”
Tidak. Tidak
dikatakan ini hanya untuk orang Israel. Allah memberikannya kepada orang
Israel, tetapi Allah tidak berkata itu hanya
untuk orang Israel.
Lebih lanjut,
rasul Paulus mendefinisikan “Israel” sebagai mereka yang telah menerima Yesus
Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah ahliwarisNya.” (Galatia 3:29).
Maka dikatakan, “17 Itulah tanda…” yang
bisa digantikan kata “meterai”, “…antara Aku dan orang Israel selama-lamanya…” lalu
dijelaskan mengapa itu merupakan suatu tanda, “…sebab enam hari lamanya
TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti
bekerja dan disegarkan.”
Apa yang menjadikan Sabat suatu tanda?
Faktanya bahwa Allah yang menciptakannya. Kapan? Saat penciptaan.
Notice also, Ezekiel 20:20, here God
says, “12 Hallow My Sabbaths and
they will be a sign between Me and you, that you may know that I am the LORD
your God.”
How do
we know that God is our Lord? Because we have His sign. And what is His
sign? His sign is the Sabbath. And the word “sign” is used interchangeably with
what? “Seal”. And the end time generation has the seal or the sign of
God on the forehead.
Simak
juga Yehezkiel 20:20, di sini Allah berkata, “Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, dan
itu menjadi tanda di antara Aku dan kamu,
supaya kamu boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN,
Allahmu.”
Bagaimana kita tahu Allah itu Tuhan
kita? Karena kita memiliki tandaNya. Dan apakah tandaNya? TandaNya ialah hari Sabat. Dan kata “tanda” dipakai bergantian
dengan apa? Dengan kata “meterai”. Dan generasi
akhir zaman memiliki meterai atau tanda Allah pada dahi mereka.
Now, there is something else very
interesting that I want you to notice. In Ezekiel 8, we have a description
of the apostasy of Israel shortly before Nebuchadnezzar destroyed
the city of Jerusalem. Now, we don't have time to study this whole
chapter, so I'm just going to synthesize. Basically, chapter 8 speaks
about abominations that God's own people where committing within the
city of Jerusalem. These were not the pagans that were committing these
abominations. God's own people were committing these abominations. And the
greatest abomination ~ we're going to read this in a moment ~ was that
they were worshiping the sun. That was the greatest abomination that God's
people were committing within the city. But you know, that it says there were
a group of people that were not committing this abomination of sun
worship. In fact, it says there in Ezekiel chapter 8, that they were
sighing and crying because of the abominations that were being committed
in the city. And God said, “Go through the city and put a sign or a
mark on the foreheads of those who sigh and cry because of the
abominations that are being committed in the earth.” Notice, that there is a contrast between those who
have the sign or the seal of God, and those who are worshiping what? Those who are worshiping the sun, which are practicing
this terrible abomination.
Let's read Ezekiel 8:16-17, “16 So He brought me into the inner court of the Lord’s house…” this is God’s own people, folks, “…and there, at the door of the temple of the Lord, between the porch and the altar, were about twenty-five men…” by the way these are the religious leaders, these are the preachers of the
people, “…about twenty five men with their backs
toward the temple of the Lord and their faces toward the east, and they were worshiping the sun
toward the east. 17 And He said to me, ‘Have you
seen this, O son of
man? Is it a trivial thing to the house of Judah to commit these…” what? “…these abominations which they commit here? For they have filled the land with
violence; then they have returned to provoke Me to anger. Indeed they put the
branch to their nose…” which means that they just flaunt this in God's face.
So what was the greatest
abomination? They were worshiping the sun. Interesting.
Nah, ada hal
lain yang sangat menarik yang saya ingin kalian simak. Di Yehezkiel 8, ada deskripsi tentang kemurtadan Israel tak
lama sebelum Nebukadnezar menghancurkan kota Yerusalem. Nah, kita tidak punya
waktu mempelajari seluruh pasal, jadi saya hanya akan merangkum isinya.
Intinya, pasal 8 berbicara tentang kekejian-kekejian yang dilakukan umat Allah
sendiri di dalam kota Yerusalem. Ini bukan para penyembah berhala yang sedang
melakukan kekejian-kekejian itu. Umat Allah sendiri yang melakukan kekejian-kekejian
tersebut. Dan kekejian yang paling parah ~ ini akan kita baca sebentar lagi ~
adalah mereka menyembah matahari. Itulah kekejian yang terparah yang dilakukan
umat Allah di dalam kota Yerusalem.
Tetapi,
kalian tahu, dikatakan di sini ada sekelompok orang yang tidak melakukan
kekejian menyembah matahari ini. Bahkan dikatakan di Yehezkiel pasal 8,
orang-orang itu berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang
dilakukan di dalam kota itu. Dan Allah berkata, “Pergilah keliling kota itu dan
berilah tanda pada dahi mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena
kekejian-kekejian yang dilakukan di bumi.” Perhatikan,
ada perbedaan yang mencolok antara mereka yang memiliki tanda atau meterai Allah dan mereka yang apa? Yang
menyembah matahari, yaitu yang sedang melakukan kekejian yang sangat parah tersebut.
Mari kita
baca Yehezkiel 8:16-17, “16 Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah
TUHAN…” mereka ini adalah umat Allah sendiri, Saudara-saudara,
“…dan di sana, di pintu masuk ke bait TUHAN, di antara pelataran
dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki…” nah ini adalah para pemuka agama, mereka inilah para
pengkhotbah umat Allah, “…kira-kira dua puluh lima orang laki-laki yang
membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur, dan mereka sedang menyembah kepada matahari di sebelah timur. 17
Lalu
firman-Nya kepadaku: ‘Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk
melakukan…” apa? “…kekejian-kekejian yang mereka lakukan di sini? Karena mereka
telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu mereka berbalik untuk menyulut murka-Ku. Sungguh, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka…” yang artinya mereka sengaja memprovokasi di depan mata
Allah.
Jadi apakah
kekejian yang paling parah? Mereka sedang menyembah matahari. Menarik.
But there was a contrasting group who sighed and
cried, who had the seal of God, the sign of God on their foreheads. It must be that they are opposite to those who were worshiping, what?
To those who were worshiping the sun. Interesting. Who were they
worshiping then? They must have been worshiping the creator. Notice
Ezekiel 9:4, “4 and the Lord said to him, ‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and put a mark on the foreheads of the men who sigh and cry over all the
abominations that are done within it.’”
And by the way, it says after all of God's
people are sealed, “go in the midst of the city, destroy all of those
that are practicing the abominations and do not spare a single person” because the wrath of God was going to be poured out upon
Jerusalem.
Not
everyone was destroyed, folks.
Tetapi
ada
satu kelompok yang sangat berbeda, yang berkeluh kesah dan
meratap, memiliki meterai Allah, tanda Allah pada dahi mereka. Tentunya
mereka bertolakbelakang dengan orang-orang yang menyembah apa? Yang menyembah
matahari. Menarik.
Siapa
yang mereka sembah kalau begitu? Mereka menyembah Sang Pencipta. Simak
Yehezkiel 9:4, “Firman TUHAN kepadanya: ‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan meratap di
seluruh kota karena segala kekejian yang dilakukan di
dalam kota itu.’”
Nah, dikatakan setelah semua umat Allah dimeteraikan,
“Pergilah ke tengah kota, binasakan semua yang mempraktekkan kekejian-kekejian
itu dan jangan meloloskan satu orang pun” karena murka Allah akan segera
dicurahkan ke atas Yerusalem.
Tidak semua orang dibinasakan,
Saudara-saudara.
Let me ask you, was Jerusalem destroyed, because Israel
was desecrating the Sabbath? That's what Ezekiel chapter 8 and 9
seems to indicate, but we don't have to guess.
Some
people say, “Oh, you're saying the city
of Jerusalem was destroyed simply because they were breaking the Sabbath,
that's why everyone was slain?”
According
to Ezekiel chapter 8, that's exactly what I'm saying, because the Bible
says it.
Notice Jeremiah 17:27 here God says, “27 ‘But if you will not heed Me to hallow the Sabbath day,
such as not carrying a burden when entering the gates of Jerusalem on the
Sabbath day, then I will kindle a fire in its gates, and it shall devour the palaces of Jerusalem, and it shall not be
quenched.’”
Was Jerusalem destroyed because they were desecrating
the Sabbath? Absolutely. What
were they worshiping? They were worshiping the sun.
Is it
just possible that this thing is going to be repeated in the book of Revelation?
Absolutely.
Does
the book of Revelation speak about a harlot who brings all kinds of
abominations upon the earth? Absolutely.
Does
Revelation speak about a group of individuals who have the mark of the Beast in contrast to those who have the seal
of God? Absolutely.
Are
those who have the seal of God, is God going to protect them?
Absolutely.
Is He
going to pour out His wrath upon those that have the mark of the Beast?
Absolutely.
You
see, once again, just like in Ezekiel you have two signs:.
1) that is received ~
although it doesn't say so explicitly ~ is received by those who are worshiping the sun, because they are marked for destruction. It says there in Ezekiel chapter 8, if they are not marked
with the seal of God;
2) and you have that group that are marked
with the seal of God.
And those who are an apostasy against God,
they are worshiping, what? They are worshiping the sun.
Coba
saya tanya, apakah Yerusalem
dihancurkan karena Israel menajiskan Sabat? Itulah yang
diindikasikan Yehezkiel pasal 8 dan 9, tetapi kita tidak perlu menebak.
Ada
yang berkata, “Oh, Anda berkata kota Yerusalem dihancurkan hanya karena mereka
melanggar hari Sabat, itukah sebabnya semua orang dibantai?”
Menurut
Yehezkiel pasal 8, persis itulah yang saya katakan, karena begitulah yang
dikatakan Alkitab.
Simak
Yeremiah 17:27, di sini Allah berkata, “Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintah-Ku untuk menguduskan
hari Sabat, seperti tidak mengangkut barang-barang muatan saat memasuki pintu-pintu gerbang Yerusalem
pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya
Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan api itu tidak akan
terpadamkan.”
Apakah Yerusalem dihancurkan karena
mereka menajiskan Sabat? Betul sekali. Apa yang mereka sembah? Mereka menyembah matahari.
Apakah
mungkin hal
ini akan terulang lagi di kitab Wahyu? Betul sekali.
Apakah
kitab Wahyu berbicara tentang seorang perempuan pelacur yang mendatangkan
segala rupa kekejian pada bumi? Betul sekali.
Apakah
Wahyu berbicara tentang satu kelompok orang yang punya tanda Binatang
yang kontras dengan mereka yang memiliki meterai Allah? Betul sekali.
Apakah
mereka yang punya meterai Allah, akan dilindungi oleh Allah? Betul sekali.
Apakah
Allah akan mencurahkan murkanya ke atas mereka yang memiliki tanda Binatang?
Betul sekali.
Kalian
lihat, sekali lagi, sama seperti di Yehezkiel, ada
dua tanda:
(1) diterima oleh ~ walaupun tidak
dikatakan secara eksplisit demikian ~ diterima
oleh mereka yang menyembah matahari, mereka telah ditandai untuk dibinasakan,
karena
di Yehezkiel pasal 8 dikatakan demikian jika mereka tidak memiliki meterai
Allah.
(2) Lalu ada kelompok
yang ditandai dengan meterai Allah.
Dan
mereka yang murtad terhadap Allah, mereka menyembah apa? Mereka menyembah
matahari.
Now
somebody says, “But Pastor Bohr, are you
saying that it's the same to worship on the day of the sun as it is to
worship the sun?”
My
answer is, in principle, yes.
You
say, how is this?
Well,
let me put it this way:
·
Who created the
sun? God created the sun, right? Did He create the sun for worship?
No. What happens if you turn it into an object of worship? What's
that called? Idolatry.
·
Who created the first day
of the week? God did. Did He create it for worship? No. So what
happens if you turn it into a day of worship? What is that called?
Idolatry.
It
doesn't matter whether it's the sun an object or a day. Whatever
man makes for worship that God did not make for worship, is what? Idolatry.
You
see, the devil knows that Christians at the end of time are not going to
be dumb enough to worship sun. But what he does is he leads them to worship on the day of the sun, which by the way came into Christianity directly from
paganism in the days of Constantine. Constantine was a pagan. He called Sunday “the day of the
invincible sun”, “the venerable day of
the sun” he called Sunday, and he introduced
it into the Christian church. An abomination, for sure.
And
Christians embraced it and adopted it and they worship on Sunday, a day
which has been created for worship by man, which is the same kind of
idolatry in principle as was being practiced in Jerusalem.
Nah,
ada yang berkata, “Tetapi, Pastor Bohr, apakah Anda berkata menyembah pada hari
matahari itu sama dengan menyembah matahari?”
Jawaban
saya, pada prinsipnya iya.
Kalian
berkata, “Kok bisa?”
Nah,
inilah penjelasan saya:
·
Siapa
yang menciptakan matahari? Allah yang menciptakan matahari, betul? Apakah Dia
menciptakan matahari itu supaya disembah? Tidak. Apa jadinya bila manusia
menjadikan matahari itu objek untuk disembah? Apa namanya itu? Berhala.
·
Siapa
yang menciptakan hari pertama dalam satu minggu? Allah. Apakah Allah
menciptakannya untuk ibadah? Tidak. Apa jadinya jika hari itu dijadikan hari ibadah? Apa namanya? Berhala.
Tidak
jadi soal apakah matahari itu suatu objek penyembahan atau hari penyembahan. Apa pun yang dijadikan manusia untuk
penyembahan dari sesuatu yang tidak dijadikan Allah untuk penyembahan ialah apa? Berhala.
Lihat,
Iblis tahu bahwa orang-orang Kristen pada akhir zaman tidak sebodoh itu
sehingga mereka akan mau menyembah matahari. Apa yang dilakukan Iblis ialah
membawa orang-orang Kristen itu untuk menyembah
pada hari matahari, yang ketahuilah masuk ke dalam ajaran
kekristenan langsung dari paganisme di zaman Constantine. Constantine
sendiri adalah penyembah berhala, dia menyebut hari Minggu “hari matahari yang
tak terkalahkan”, “hari matahari yang dihormati” dan dia memperkenalkannya ke
dalam gereja Kristen. Sudah pasti ini suatu kekejian. Dan orang-orang Kristen
menerimanya dan mengadopsinya, dan mereka beribadah pada hari Minggu, suatu
hari yang dijadikan manusia untuk beribadah, dalam prinsipnya sama dengan yang
dipraktekkan di Yerusalem.
We can
also look at the law of analogy. You know, you look at the presidential
seal of the US. It has to have three things, right? It has to have:
·
the name,
· the office,
·
and the territory of the
person who possesses the seal.
For example the seal these days would say, “Barack
Obama” – “President”, that's his office – “of the USA.” The seal has to
have three characteristics.
The
question is: what is the seal of God in the Ten Commandments that shows
that the Ten Commandments are authentic? Folks, there is only one commandment, in the Ten Commandments that has these three characteristics necessary for a seal, and that is the fourth commandment of the law of God.
Kita
juga bisa melihat hukum analog. Kalian tahu, kita simak meterai (stempel)
Presiden Amerika Serikat, harus ada tiga hal, benar?
·
Harus
ada namanya,
· jabatannya
·
dan
daerah kekuasaan orang yang memiliki meterai (stempel) itu.
Misalnya,
sekarang ini meterai (stempel) itu ialah “Barack Obama”, “President” itu
jabatannya, “of the USA”. Jadi meterai (stempel) itu harus memiliki tiga
karakteristik.
Pertanyaannya:
Apakah meterai (stempel) Allah pada Sepuluh Perintah yang menyatakan bahwa
Sepuluh Perintah itu asli? Saudara-saudara, hanya ada satu perintah dalam ke-Sepuluh Perintah itu yang
memiliki ketiga karakteristik ini yang dibutuhkan bagi sebuah meterai (stempel), dan itu ialah
Perintah Keempat dari Hukum Allah.
Ellen White
in the book Patriarchs and Prophets pg 307, said this, “The fourth commandment is the only one of all the ten in which
are found both the name and the title of the Lawgiver. It is the only one that
shows by whose authority the law is given. Thus it contains the seal of God,
affixed to His law as evidence of its authenticity and binding force.”
Ellen
White dalam bukunya Patriarchs and Prophets
hal. 307 berkata demikian, “Perintah yang keempat adalah satu-satunya dari ke-Sepuluh Perintah di mana ditemukan baik nama
dan jabatan Sang Pemberi Hukum. Itu satu-satunya yang menunjukkan berdasarkan
wewenang siapa hukum tersebut diberikan. Maka perintah itu berisikan meterai
Allah, yang dibubuhkan pada HukumNya sebagai bukti keasliannya dan bahwa itu
mengikat.”
But somebody
will say, “Well, Pastor Bohr, but how do
you know that you can apply the three characteristics of the presidential
seal today, back to biblical times?”
Well, the
fact is, that we are helped by archeology at this point. You know, they discovered tablets where ancient kings used
to make treaties with other kings. And I want to share the interesting
characteristics of these treaties or covenants. Of course, first of all,
it was a covenant between a great king and a lesser king. These
covenants were written on tablets of clay. Interestingly enough, on the
tablets both sides were written, in other words the same material that was
written on the front of the tablet, was written all over again on the back
of the tablet.
You
say, why would they do that? Why would they write the same thing on the
front and on the back?
The
reason why, is because, these tablets that have been unearthed ~ and I have pictures of
many of them, by the way ~ what they would do while the tablet was still
wet and the clay was soft, the great king who was making the covenant, would
take a great big seal and he would impress the seal right in the middle
of the tablet. Of course when he would impress the seal on the tablet, it
would obliterate part of the writing on the tablet. So in order to be
able to read the full covenant, all they would do is turn it to the other
side, they could read the full covenant, but the side with the seal showed
that it was authentic. Interesting. The seal was in the middle of the tablet.
And I
bet you can guess what three characteristics were always in the seal? The
name of the great king who was giving the covenant, his title: king, and
the territory over which he governed.
So this idea of three aspects of the seal does not come
from the presidential seal of the US, it comes from the period
when the Ten Commandments were given.
Tetapi
ada yang akan berkata, “Nah, Pastor Bohr, dari mana Anda tahu Anda bisa
mengaplikasikan ketiga karakteristik meterai (stempel) kepresidenan zaman
sekarang ke zaman Alkitab?”
Nah,
faktanya ialah, dalam hal ini kita tertolong oleh arkeologi. Kalian tahu, para
arkeolog telah menemukan prasasti-prasasti yang dipakai raja-raja zaman
purba untuk membuat perjanjian dengan
raja-raja lain. Dan saya mau membagikan karakteristik-karakteristik yang
menarik dari perjanjian-perjanjian itu.
Pertama-tama,
tentu saja itu adalah perjanjian antara seorang raja yang lebih
berkuasa dengan raja yang kalah kekuasaannya. Perjanjian-perjanjian itu ditulis
pada prasasti-prasasti dari tanah liat. Yang menarik, pada prasasti tanah liat
itu tulisannya ada pada kedua sisinya. Dengan kata lain, bahan yang sama yang
tertulis di bagian depan prasasti itu juga tertulis lagi di bagian belakangnya.
Kalian
berkata, mengapa mereka berbuat demikian? Mengapa mereka menulis hal yang sama
di depan dan di belakang?
Alasannya
ialah prasasti-prasasti yang ditemukan dari penggalian itu ~ dan saya memiliki gambar-gambar dari banyak
prasasti ~ apa yang mereka lakukan ketika prasasti-prasasti ini masih basah dan
tanah liatnya masih lunak, ialah raja yang lebih berkuasa yang membuat
perjanjian itu, akan mengambil stempelnya yang besar, dan dia akan menekankan
meterainya itu persis di bagian tengah prasasti tersebut. Tentu saja saat
stempelnya ditekankan pada prasasti itu, itu akan merusak sebagian tulisan pada prasasti
tersebut. Maka, supaya perjanjian itu bisa dibaca dengan sempurna, mereka harus
membaliknya, dan mereka akan bisa membaca perjanjian itu dengan lengkap. Tetapi
sisi yang ada meterainya, itu yang membuktikan bahwa perjanjian tersebut asli.
Menarik. Stempelnya berada persis di tengah-tengah prasasti itu.
Saya
merasa yakin kalian bisa menebak tiga karakteristik apa yang ada pada stempel
itu? Nama raja yang lebih berkuasa yang membuat perjanjian tersebut,
jabatannya: raja, dan teritori daerah yang dikuasainya.
Jadi konsep tiga aspek dari meterai
itu tidak berasal dari meterai presiden Amerika Serikat, tapi berasal dari
zaman ketika Kesepuluh Perintah itu diberikan.
By the way do you know the Bible
says that the Ten Commandments were also a covenant?
Notice Deuteronomy 4:13, “13 So He declared to you His covenant which He commanded you
to perform, the Ten Commandments; and He wrote them on two tablets of stone.”
What
was the covenant of God? God gave His covenant which are what? The Ten
Commandments. Where did He write them? It says here that He wrote them on
what? On tablets of stone. See, it wasn't on clay, it was on stone,
because the Ten Commandments are eternal like stone. They don't pass, they
don’t break up, they don't dissipate and disappear.
Nah, tahukah
kalian Alkitab berkata bahwa ke-Sepuluh
Perintah itu juga suatu perjanjian?
Simak
Ulangan 4:13, “Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjianNya,
yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni ke-Sepuluh
Perintah dan Ia menuliskannya pada dua loh
batu.”
Apa
perjanjian Allah? Allah memberi perjanjianNya, yaitu yang mana? Ke-Sepuluh Perintah. Di mana Allah menulisnya? Di sini dikatakan
Allah menulisnya pada apa? Pada loh-loh batu. Lihat, ini bukan pada tanah liat,
tapi pada batu, karena ke-Sepuluh
Perintah itu abadi seperti batu, mereka
tidak lekang, tidak hancur, tidak menjadi aus lalu lenyap.
By the way on how many sides of the tablets
were the commandments written? You know many people don't realize this,
but the Ten Commandments were written on both sides of the tablets. Because they were written at the same time as the other covenants.
Notice Exodus 32:15-16 “15 And Moses turned and went down from the mountain, and the
two tablets of the Testimony were in
his hand. The tablets were written…” what? “…on both sides; on the one side and on the other they were written.
16 Now the tablets were the work of God, and the writing was the writing of God engraved
on the tablets.”
Question: Where would you
expect to find the seal in the tablets that were written on both sides?
Where would you expect to find the seal? Right in the center of the tablets.
Do you know which commandment is right in the center of the holy law of God His covenant
with man? It’s the Sabbath commandment and it is the only commandment that has the 3
characteristics. Let's read Exodus 20:11,
“For in six days the Lord…” there
is His name, “…the Lord made…” there is His function, He
made, He is the Creator, “…the Lord made…” now, made what? What is His territory? “…made the heavens and
the earth, the sea and all the is in
them and rested the seventh day. Therefore the Lord
blessed the Sabbath day and made it holy.”
So where is the seal of the Lord found? It is to be found in the fourth commandment in the holy law of God. The commandment has to do with the Sabbath, with the Creator, which is in contrast to worshiping the sun, or in principle on the day of the sun.
So where is the seal of the Lord found? It is to be found in the fourth commandment in the holy law of God. The commandment has to do with the Sabbath, with the Creator, which is in contrast to worshiping the sun, or in principle on the day of the sun.
Nah,
perintah-perintah itu tertulis pada berapa sisi dari loh batu tersebut? Kalian
tahu, banyak orang tidak menyadarinya, tetapi ke-Sepuluh Perintah
itu tertulis pada kedua sisi loh batunya, karena mereka ditulis pada zaman yang sama dengan
perjanjian-perjanjian yang lain.
Simak
Keluaran 32:15-16,
“15 Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun
dari gunung dengan kedua loh Kesaksian Allah
dalam tangannya. Loh-loh itu tertulis…” apa? “…pada kedua sisinya; tertulis pada satu sisi dan pada sisi yang lain. 16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu
ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.”
Pertanyaan:
Di mana kita berharap bisa menemukan meterai pada loh-loh yang tertulis pada
kedua sisinya? Di mana kita berharap bisa menemukan meterainya? Tepat di
tengah-tengah loh-loh itu. Tahukah kalian perintah mana yang ada di
tengah-tengah Hukum Allah yang kudus, perjanjianNya dengan manusia? Ialah perintah tentang hari Sabat dan itulah satu-satunya perintah yang
memiliki ketiga karakteristik tersebut. Mari kita baca Keluaran
20:11, “Sebab enam hari lamanya
TUHAN…” itu namaNya, “…TUHAN menjadikan…” itu jabatanNya, Dia menjadikan, Dialah
Sang Pencipta, “…TUHAN
menjadikan…” sekarang
apa yang dijadikan? Apa daerah kekuasaanNya? “…menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya, dan Ia berhenti bekerja pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Jadi di manakah ditemukan meterai
Tuhan? Ditemukan di Perintah keempat Hukum Allah yang kudus. Perintah itu
mengenai hari Sabat, berkaitan dengan Sang Pencipta, yang bertolakbelakang
dengan penyembahan matahari, atau secara prinsip, penyembahan pada hari
matahari.
But we
also have the testimony of history. We're going to talk about this a
little more in our next lecture when we deal with part two of the mark of
the Beast . The Bible speaks of a
little horn. This little horn, as we've studied, represents the Roman Catholic papacy, the
same thing as the Beast. And the interesting thing is,
that this little horn, according to the Bible, would think to change
something. Notice Daniel 7:25. See, history tells us that a power is
going to arise, to attempt to change God's holy law. It says there, “he shall speak pompous
words against the Most High and shall persecute the saints of the Most
High and shall, intend to change time and…” what?
“…and law. Then the saints shall be given into his
hand for a time and times and half a time.” What would this little
horn try to do? He would think to change the times ~ which we are not
going to discuss ~ and what else? The law of God.
Tetapi
kita juga punya bukti dari sejarah. Dalam ceramah kita berikutnya kita akan
membahas itu lebih banyak, saat kita berbicara tentang tanda Binatang bagian
kedua. Alkitab menyebut sebuah Tanduk Kecil. Tanduk
kecil ini sebagaimana yang telah kita pelajari melambangkan Kepausan Roma
Katolik, sama dengan si Binatang. Dan
yang menarik, Tanduk Kecil ini menurut Alkitab berpikir untuk mengubah sesuatu.
Simak Daniel 7:25. Lihat, sejarah berkata kepada kita bahwa suatu kekuasaan
akan muncul yang mencoba untuk mengubah Hukum Allah yang kudus. Dikatakan di
sana, “Ia akan mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang Mahatinggi dan akan menganiaya orang-orang kudus milik
Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan…” apa? “…hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa, masa-masa dan setengah masa.”
Apa
yang mau dilakukan si Tanduk Kecil ini? Dia akan berniat mengubah waktu ~ yang
tidak akan kita bahas ~ dan apa lagi? Hukum Allah.
Does
the Roman Catholic papacy claim to have changed God's law historically?
I'm going to read you a series of statements and we will read as many as
we can, before our time is up. Here is the first one.
John Gilmary Shay, who was
an important Roman Catholic historian of his time. This is what he
said, “For ages, all nations looked to the
Catholic church and as we have seen, the various states enforced by law,
her ordinances as to worship and cessation of labor on Sunday…” Interesting, that they used the state to enforce the
observance of Sunday we've already studied that. “Protestantism…”, he continues saying, “…in discarding the authority of the
church, has no good reason for its Sunday theory and ought, logically, to keep
Saturday as the Sabbath…” That's what Protestants should do, he
says. “…The state, in passing laws for the due
sanctification of Sunday is unwittingly acknowledging the authority of
the Catholic church…”, see, even the state is recognizing the
authority of the Catholic church by doing what the Catholic church says. So it says, “…it is unwittingly acknowledging the authority of the
Catholic church and carrying out more or less faithfully its
prescription. The Sunday as a day of the week set apart for the obligatory
public worship of the Almighty God, is purely a creation of the Catholic
church.” This is a Roman Catholic theologian.
Apakah
menurut sejarah Kepausan Roma Katolik mengklaim telah mengubah Hukum Allah?
Saya akan membacakan serangkaian
pernyataan dan kita akan membaca sebanyak-banyaknya sebelum waktu kita habis.
Ini yang pertama:
John Gilmary Shay, seorang sejarahwan Roma Katolik yang
penting di zamannya. Inilah yang dikatakannya, “Selama bertahun-tahun semua bangsa menghormati
gereja Roma Katolik, dan sebagaimana yang kita lihat, pelbagai negara
mengeluarkan undang-undang yang mendukung ketentuan gereja Katolik untuk
beribadah dan berhenti bekerja pada hari Minggu…” menarik,
bukan, mereka memakai pemerintah untuk memberlakukan pemeliharaan hari Minggu?
Kita sudah mempelajari itu. “…Protestantisme…” lanjutnya,
“…dengan meninggalkan autoritas gereja
(Katolik), tidak memiliki alasan yang berbobot bagi teori hari Minggunya, dan
seharusnya, menurut logika, memelihara hari Sabtu sebagai Sabat…” itulah
yang seharusnya dilakukan Protestan, katanya. “…Pemerintah, dengan mengeluarkan
undang-undang untuk menguduskan hari Minggu, secara tidak sadar sudah mengakui autoritas
gereja Katolik…” lihat, bahkan pemerintah mengakui autoritas
gereja Katolik dengan melakukan apa yang dikatakan gereja Katolik. Jadi
dikatakan, “…secara tidak sadar sudah mengakui autoritas gereja Katolik dan
sedikit banyak menjalankan dengan setia ketentuan gereja Katolik. Memisahkan hari
Minggu, salah satu hari biasa dalam satu minggu, bagi publik untuk ibadah wajib kepada Allah
Yang Mahakuasa, adalah murni ciptaan gereja Roma Katolik.”
Ini
kata seorang theolog Roma Katolik.
Our Sunday Visitor, which was the most famous Roman Catholic journal in the US, for many, many years stated this once, “Protestants accept Sunday rather than Saturday as the day for public worship, after the Catholic church made the change.” This is a Roman Catholic publication that is saying! Who made the change? The Roman Catholic church! And so the article continues saying, “…But the protestant mind, does not seem to realize that in accepting the Bible in observing the Sunday, they are accepting the authority of the spokesman for the church: the Pope.”
Our Sunday Visitor, yang merupakan terbitan berkala Roma
Katolik yang paling terkenal di Amerika selama bertahun-tahun, pernah membuat
pernyataan ini, “Protestan menerima hari Minggu bukan hari Sabtu sebagai hari
ibadah publik setelah gereja Katolik membuat perubahan tersebut.” Ini adalah sebuah terbitan Roman Katolik yang
mengatakannya! Siapa yang membuat perubahan? Gereja Roma Katolik! Maka artikel
tersebut melanjutkan berkata, “…Tetapi pikiran Protestan sepertinya tidak menyadari bahwa
dengan menerima Alkitab memelihara hari Minggu, mereka menerima autoritas
jurubicara gereja: yaitu Paus.”
Here's
another one, by Louis G. Segur who
was a French Roman Catholic prelate, and apologist. And by the way later
on he was a diplomat and a very important figure in the city of Rome.
This is what he had to say:
“Question: What Bible authority is there for changing…” those are the words, “…the Sabbath from the seventh day to
the first day of the week? Who gave the Pope the authority to change a
command of God?...” Notice the word “change”
again.
“Answer: It was the
Catholic church, which by the authority of Jesus Christ…”, so they say, “…has transferred this rest to the
Sunday…” and here comes the scary
part, “…thus, the observance of Sunday, by the Protestants is an
homage they pay…”. “homage” what does “homage” mean? It means honor. It means respect.
And so it says, “…Thus the observance of Sunday by the Protestants is an
homage they pay in spite of themselves to the authority of the Catholic
church.”
Ini
yang lain, oleh Louis G. Segur, seorang uskup
Roma Katolik berbangsa Perancis dan seorang apologist (yang membela doktrin
gereja yang diserang). Dan ketahuilah kemudian dia menjadi seorang diplomat dan
tokoh yang sangat penting di kota Roma. Inilah yang dikatakannya:
“Pertanyaan: Autoritas alkitabiah yang mana
yang mengubah…” itulah
kata-katanya, “…Sabat dari hari yang ketujuh ke hari pertama
dalam satu minggu? Siapa yang memberi Paus kuasa untuk mengubah sebuah perintah
dari Allah?...” Simak kata “mengubah” lagi.
“…Jawab: Gereja Roma Katolik, yang dengan
autoritas Yesus Kristus…”
itu kata mereka, “…telah memindahkan perhentian ke hari
Minggu…” dan sekarang lihat bagian yang mengerikan, “…dengan demikian, pemeliharaan hari Minggu
oleh golongan Protestan merupakan pengakuan yang mereka berikan…” apa maksud “pengakuan”? Artinya menghormati, tunduk
kepada. Maka dikatakan, “…dengan demikian, pemeliharaan hari Minggu
oleh golongan Protestan merupakan pengakuan yang mereka berikan kepada
autoritas gereja Katolik, walaupun itu bertentangan dengan kata-kata mereka.”
Notice
what the Catholic encyclopedia says.
“Question: What is the
third commandment?...” By they way they say the third commandment but it is really
the fourth commandment, because they take out the second commandment that
says don't worship images. That one doesn't appear in the catechisms, it
disappears because the Catholic church is full of images. And so they refer to the fourth commandment, the Sabbath commandment as the third. Notice,
“Question: What is the
third commandment?
Answer: The 3rd
commandment is ‘Remember that thou keep holy the Sabbath day.’
Question: Which is the
Sabbath day?
Answer: Saturday is
the Sabbath day.
Question: Why do we
observe Sunday instead of Saturday?
Answer: The Catholic
church after changing the day of rest from Saturday, the seventh day of
the week to Sunday the first day, made the third commandment refer
to Sunday, as the day to be kept as the Lord's day.”
Once
again, the word “changing”. The little horn thought that it could change
God's law. History bears it out.
Simak
apa kata ensiklopedia Katolik.
“Pertanyaan: Apakah Perintah yang ketiga?...”
Nah, mereka menyebutnya perintah ketiga, tetapi sesungguhnya itu
perintah keempat karena mereka telah membuang perintah yang kedua yang melarang
sujud menyembah patung. Perintah ini tidak ada dalam buku katekismus, dan itu
lenyap karena gereja
Katolik itu penuh dengan patung. Maka mereka menyebut perintah keempat,
perintah tentang Sabat sebagai perintah ketiga. Simak:
“Pertanyaan: Apakah Perintah yang ketiga?
Jawab: Perintah ketiga ialah: ‘Ingatlah kamu
harus memelihara kekudusan hari Sabat.’
Pertanyaan: Hari mana Sabat itu?
Jawab: Hari Sabtu adalah hari Sabat.
Pertanyaan: Mengapa kita memelihara hari
Minggu bukan hari Sabtu?
Jawab: Gereja Katolik setelah mengubah hari
perhentian dari Sabtu, hari ke tujuh dalam satu minggu ke hari Minggu, hari pertama, menjadikan perintah ketiga
mengacu kepada hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara sebagai hari
Tuhan.”
Sekali
lagi, kata “mengubah”. Si Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah Hukum Allah.
Sejarah membuktikan demikian.
I want
to read you another statement, this
is Thomas Enright,
a priest of the Roman Catholic church.
For several years he was president of Redemptoris College
in Kansas City, MO. This is what he said, “Prove to me from the Bible alone that I am bound to keep
Sunday holy. There is no such law in the Bible. It is a law of the holy
Catholic church alone. The Bible says, ‘remember the Sabbath day, to keep
it holy’, the Catholic church says ‘No, by my divine power…”, notice the church claims to have power, “…by my divine
power I abolish the Sabbath day and
command you to keep holy the first day of the week. And lo…” listen to this, “…the entire civilized world bows down in reverent
obedience to the holy Catholic church.” Not written by a Protestant, written by a Roman Catholic
priest.
Saya
mau membacakan pernyataan lain, ini dari Thomas
Enright, seorang romo gereja Roma Katolik. Selama beberapa tahun dia
menjabat Presiden dari Redemptoris College di Kansas City, Missouri. Inilah
katanya, “Buktikan pada saya hanya dari Alkitab bahwa saya harus
memelihara kekudusan hari Minggu. Di Alkitab tidak ada hukum itu. Itu adalah
hukum gereja Katolik yang kudus saja. Alkitab berkata, ‘Ingatlah hari Sabat,
peliharalah kekudusannya’, gereja Katolik berkata, ‘Tidak, oleh kuasa ilahiku…”
simak,
gereja mengklaim memiliki kuasa, “…oleh kuasa ilahiku, aku menghapus hari Sabat dan memerintahkan
kamu untuk memelihara kekudusan hari pertama dari setiap minggu. Dan lihat…” dengarkan ini,
“…seluruh dunia yang beradab tunduk dengan
hormat mematuhi gereja Katolik yang kudus.”
Ini
tidak ditulis oleh seorang Protestan, tetapi ditulis oleh seorang romo Roma
Katolik.
Once somebody wrote the office of Cardinal James Gibbons of Baltimore, whether it was true the Roman Catholic church claimed to have changed the day, and from his office, actually chancellor H.F. Thomas who wrote in the name of Cardinal Gibbons, wrote this, “Of course the Catholic church claims that the change was her act…” and now listen to this, “…and the act is a mark of her ecclesiastical power.” What is the mark according to Cardinal Gibbons through his Chancellor H.F. Thomas? He says the change of the Sabbath is the mark of our ecclesiastical power.
Let me
ask you, if the church could really change God's law wouldn't the church
be God on earth? It would have to be.
Pernah
seseorang menulis ke kantor Kardinal James
Gibbons dari Baltimore, apakah benar gereja Roma Katolik mengklaim telah
mengganti harinya; dan dari kantornya,
tepatnya penanggung jawab H.F. Thomas atas nama Kardinal Gibbons menulis
demikian, “Tentu saja gereja
Katolik mengklaim perubahan itu tindakannya…” dan
sekarang dengarkan ini, “…dan tindakan itu adalah tanda kekuasaan gerejawinya.” Apa tandanya menurut Kardinal Gibbons
melalui penanggung jawabnya H.F. Thomas? Dia berkata, perubahan Sabat ialah tanda kekuasaan
gerejawi mereka.
Coba
saya tanya, jika gereja benar-benar boleh mengganti Hukum Allah, bukankah
gereja yang menjadi Allah di bumi? Pasti demikian.
Now we
are going to study about the number of the name of the Beast. And when we
study the number of the name of the Beast
~ which is a very interesting lecture ~ we are going to notice
that it bears a very close relationship to this quotation where it says that
the act of changing the day is “a mark of their ecclesiastical power.”
We are
going to notice that the Pope has a particular name and that name, he
says, shows that he has the right to exercise the powers of Jesus Christ
on planet earth even to the point of changing His law if necessary.
I want
to read one quotation in closing.
Nah,
kita akan mempelajari angka nama Binatang itu. Dan saat kita mempelajari angka
nama Binatang itu ~ ceramah yang sangat menarik ~ kita akan melihat bahwa itu
berkaitan sangat dekat dengan kutipan di mana dikatakan bahwa tindakan mengubah
hari itu ialah “suatu tanda kekuasaan gerejawi mereka.”
Kita
akan melihat bahwa Paus memiliki sebuah nama khusus, dan nama itu menurut dia,
menunjukkan bahwa dia memiliki wewenang menjalankan kuasa Yesus Kristus di
planet bumi, bahkan hingga mengganti HukumNya bila perlu.
Sebagai
penutup, saya mau membaca satu kutipan.
Once
again another Roman Catholic theologian. “A word about Sunday, God said ‘remember that
thou keep holy the Sabbath day.’ The Sabbath was Saturday, not Sunday,
why then do we keep Sunday holy, instead of Saturday?” is what this Catholic theologian writes. Notice this. “The church altered the observance of the
Sabbath to the observance of Sunday. Protestants who say that they go by
the Bible and the Bible only, and that they do not believe anything
that is not in the Bible, must be rather puzzled by the keeping of Sunday
when God distinctly said keep holy the Sabbath day. The word ‘Sunday’ does
not come anywhere in the Bible, so without knowing it, they are obeying
the authority the Catholic church.”
And
Protestants think they are keeping Sunday in honor of the resurrection,
because the Bible says so, but Sunday came into the church long before
there was any Protestant.
The Protestant
reformers felt that it would be practically impossible to change the
practice in the Christian church, and so they continued with it and some
of the reformers like Lutheran, Calvin, actually tried to rationalize the
observance of Sunday and they tried to prove the observance of Sunday
from Scripture but failed miserably, because the Bible is clear. It says that the seventh day is the Sabbath of the Lord,
thy God.
Sekali
lagi seorang theolog Roma Katolik yang lain. “Sepatah kata tentang hari Minggu. Allah
berkata, ‘Ingatlah supaya kamu memelihara kekudusan hari Sabat’. Hari Sabat
adalah Sabtu, bukan Minggu. Kalau begitu, mengapa kita memelihara kekudusan
hari Minggu dan bukan hari Sabtu?...” inilah
yang ditulis theolog Katolik ini. Perhatikan ini, “…Gereja telah mengubah pemeliharan Sabat
menjadi pemeliharaan hari Minggu. Orang-orang Protestan yang berkata bahwa
mereka berpedoman pada Alkitab dan hanya pada Alkitab, dan bahwa mereka tidak
meyakini apa pun yang tidak ada di Alkitab, tentunya agak bingung dengan pemeliharaan
hari Minggu padahal Allah jelas berkata harus memelihara kekudusan hari Sabat.
Kata ‘hari Minggu’ tidak muncul di mana
pun di dalam Alkitab. Maka tanpa menyadarinya, mereka (= orang-orang
Protestan) sedang mematuhi kewenangan gereja Katolik.”
Dan
Protestan mengira mereka memelihara hari Minggu untuk menghormati kebangkitan
(Yesus) karena Alkitab berkata demikian, tetapi hari Minggu sudah masuk ke
dalam gereja jauh sebelum adanya orang-orang Protestan. Para reformator
Protestan merasa mustahil bisa megubah praktek ini di dalam gereja Kristen,
maka mereka melanjutkannya dan beberapa dari para reformator seperti Lutheran,
Calvin, malah mencoba untuk merasionalkan pemeliharaan hari Minggu dan mereka mencoba
membuktikan adanya pemeliharaan hari Minggu di Alkitab tetapi gagal dengan mengenaskan,
karena Alkitab
sudah jelas, Alkitab berkata hari ketujuh ialah Sabat Tuhan Allahmu.
So what
is the mark of the Beast? The mark of the Beast is the change in God's holy law from
Sabbath to Sunday. And everyone who observes Sunday, knowingly, will
receive the mark of the Beast .
Jadi
tanda Binatang itu apa? Tanda Binatang ialah perubahan dalam Hukum Allah yang kudus dari Sabat
ke hari Minggu. Dan
semua orang yang memelihara hari Minggu dengan sadar,
akan menerima tanda Binatang itu.
13 04 18