THE
BARABBAS CONNECTION
A Sermon by Stephen Bohr
https://www.youtube.com/watch?v=Y-NTz4qTscE
Dibuka
dengan doa
I want us to go back in our minds to the days immediately before the first coming of
Christ. As we all know, God's professed church of that day
and age was involved in a deep apostasy. In spite of the fact that God sent John the Baptist, the message of John
the Baptist to a great degree was rejected by those who claimed to be God's
people. And then Jesus came with a loud cry message, to the same church. The
Bible tells us that “He came to His
own and His own received Him not”, in other words, in spite of the fact
that Jesus shared a powerful message with His church, with those who profess to
be His people, the Bible tells us that to a great degree the work of Jesus was
rejected by the church that claimed His name.
Saya mau kita kembali dalam
pikiran kita ke
hari-hari tepat sebelum kedatangan pertama
Kristus. Sebagaimana yang kita ketahui, yang mengaku sebagai gereja Allah di zaman itu, terlibat
dalam kemurtadan yang dalam. Kendati Allah telah mengutus
Yohanes Pembaptis, pekabaran Yohanes Pembaptis banyak ditolak oleh
mereka yang mengaku sebagai umat Allah. Kemudian Yesus datang membawakan
pekabaran seruan nyaring, kepada gereja yang sama. Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa “Ia datang kepada milik-Nya Sendiri, tetapi orang-orang-Nya Sendiri tidak menerima-Nya” (Yoh.
1:11). Dengan kata lain, walaupun Yesus telah
membagikan suatu pekabaran yang kuat kepada gerejaNya, kepada mereka yang mengaku sebagai umatNya, Alkitab mengatakan
kepada kita bahwa pekerjaan Yesus banyak ditolak oleh
gereja yang menyandang namaNya.
One of the
greatest controversies that Jesus had primarily with the religious leaders of
Christ's day, was over the Sabbath. As we look at the gospels we find that there was no controversy that
Jesus had with the Jewish leaders, with the Jewish pastors of that day and age,
no greater issue than the Sabbath. You see, as we examine the story in the
gospels we discover that the Jews were keeping a counterfeit Sabbath.
You say, “What? A counterfeit Sabbath?” Yes, they were keeping the right
day, but they were keeping it in the wrong way. The Sabbath that they kept was a
Sabbath that they had created. It was a Sabbath that they had made, it
was not God's Sabbath. It was their Sabbath, it was a sign of the authority of the
religious leaders of that day and age. It was a Sabbath made by man not the
Sabbath that God had created.
Salah satu
pertentangan yang paling besar yang ada terutama antara Yesus dengan para
pemimpin agama di zamanNya, ialah mengenai Sabat. Jika kita membaca kitab-kitab
injil maka kita dapati tidak ada isu yang lebih besar yang dipertentangkan
antara Yesus dengan pemimpin-pemimpin Yahudi, dengan kepala-kepala agama Yahudi
di zaman itu, tidak ada isu yang lebih besar
daripada Sabat. Lihat, jika kita menyimak kisahnya di kitab-kitab Injil kita
temukan bahwa orang-orang Yahudi
sedang memelihara Sabat yang palsu.
Kalian berkata, “Apa? Sabat palsu?” Ya, mereka memelihara
hari yang benar, tetapi mereka memeliharanya dengan cara yang salah. Sabat yang mereka pelihara
adalah Sabat yang mereka ciptakan. Itu adalah Sabat yang mereka
buat, itu bukan Sabat Allah. Itu Sabat mereka, itu adalah tanda autoritas para pemimpin agama zaman itu.
Itu adalah Sabat buatan manusia, bukan
Sabat yang diciptakan Allah.
A few months before Jesus went to the cross a meeting of the Jewish
Sanhedrin was held. The Jewish Sanhedrin was the governing authority of the Jewish
nation. The dignitaries and the luminaries belonged to this religious body. See,
Jesus had just resurrected Lazarus, and the multitudes were following Jesus.
The multitudes were excited about the message of Jesus, and the
religious leaders were afraid that they were going to lose their power and
influence over the people. And so the Sanhedrin gathered together to
have a meeting to decide how to deal with Jesus Christ.
Beberapa bulan sebelum Yesus disalibkan, Sanhedrin Yahudi mengadakan suatu pertemuan. Sanhedrin
Yahudi adalah autoritas yang memerintah bangsa Yahudi. Para pejabat dan
pembesar masuk dalam dewan keagamaan ini. Lihat, Yesus baru saja membangkitkan
Lazarus, dan orang banyak mengikuti Yesus. Orang banyak bergairah oleh
pekabaran Yesus, dan para pemimpin
agama khawatir mereka akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh mereka atas bangsa itu. Maka
Sanhedrin berkumpul dalam suatu pertemuan untuk menentukan bagaimana caranya menghadapi
Yesus Kristus.
In John 11:49-50 we find something that the high priest Caiaphas had to say
at that particular meeting of those who professed to be God's church. We're not
talking about the Romans, we're not talking about pagans. These are people who
were claiming to be God's church.
John 11:49-50, “49 And one of them, Caiaphas,
being high priest that year, said to them…” that is to the members of the council of the Sanhedrin, “…‘You know nothing at all, 50 nor
do you consider that it is expedient for us that one Man should die for
the people, and not that the whole nation should perish.’…”
Their solution was to kill Jesus Christ. Supposedly in killing Christ they would
be able to save their nation. Jesus had become too controversial. He
had questioned their teachings to a far greater extent than they wanted. They
did not like His view of the Sabbath, and so they decided that they were going
to get rid of Him, and in this way they would save their nation from falling
apart and perishing.
Di Yohanes 11:49-50 kita mendapatkan apa yang dikatakan
imam besar Kayafas di pertemuan tersebut dari mereka yang mengaku sebagai
gereja Allah. Kita tidak bicara tentang bangsa Roma, kita tidak bicara tentang
bangsa pagan. Ini adalah umat yang mengklaim sebagai gereja Allah.
Yohanes 11:49-50, “49Dan
seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata
kepada mereka,…” yakni kepada anggota-anggota dewan Sanhedrin, “…‘Kamu
tidak tahu apa-apa, 50 maupun
kamu tidak menganggapnya baik demi kepentingan kita, jika satu orang harus mati untuk bangsa ini, dan
bukan seluruh bangsa kita ini yang harus binasa.’…”
Solusi mereka adalah membunuh Yesus Kristus. Diharapkan dengan membunuh
Kristus mereka akan bisa menyelamatkan bangsa mereka. Yesus
telah menjadi terlalu kontroversial. Dia sudah mempertanyakan ajaran mereka lebih
jauh daripada yang mereka kehendaki. Mereka tidak menyukai pendapatNya tentang
Sabat, maka mereka mengambil keputusan bahwa mereka akan menyingkirkan Dia, dan
dengan cara ini mereka berharap akan menyelamatkan
bangsa mereka dari kehancuran dan kebinasaan.
We're told in verse 53 of this same chapter 11 of John, that the Sanhedrin
at that moment a few months before the death of Christ, pronounced the death
sentence against this Troublemaker. We're told there in John 11:53, “53 Then, from that day on, they plotted
to put Him to death…” supposedly to
save their nation from perishing. But they had a serious problem and that is,
that as
a religious institution, as a church, they could not carry out their
purposes, they could not actually carry out the death sentence upon Christ,
because the religious system was not authorized to execute a punishment such as
that. And so as a church their hands were tied, so to speak, in executing the
death sentence that the Sanhedrin had pronounced against Jesus. And so they
needed the help of the State.
Kita mendapat tahu di ayat 53
dari pasal yang sama ini, pasal 11 Yohanes, bahwa Sanhedrin pada saat itu,
beberapa bulan sebelum kematian Kristus, mendeklarasikan hukuman mati terhadap
si Pembuat Masalah ini. Kita mendapat tahu di Yohanes 11:53, “53 Lalu mulai dari hari itu, mereka bersekongkol untuk membunuh Dia…” dengan harapan demi menyelamatkan bangsa mereka dari
kebinasaan. Tetapi mereka punya masalah yang serius, dan itu adalah sebagai sebuah institusi agama,
sebagai sebuah gereja, mereka tidak bisa melaksanakan kehendak
mereka, mereka tidak bisa benar-benar
melaksanakan hukuman mati pada Kristus, karena sistem agama
tidak punya wewenang untuk menjalankan suatu hukuman seperti itu. Maka sebagai
sebuah gereja, tangan mereka terikat, katakanlah demikian, untuk mengeksekusi
hukuman mati yang telah diputuskan Sanhedrin terhadap Yesus. Jadi mereka membutuhkan
bantuan negara.
And so in Matthew 27:1-2 we're told that after the Sanhedrin had met with
Christ, they had done an inquisition of Christ, so to speak, Jesus was taken
before the political power. Matthew 27:1-2 say this, “1 When morning came, all the
chief priests and elders…” notice, these
are religious leaders “… of the people plotted against Jesus to
put Him to death. 2 And when they had bound Him, they led
Him away and delivered Him to Pontius Pilate the governor.” So in other words they're saying, “As a
church we cannot carry out our purposes, we cannot execute this Troublemaker.
So we need to appeal to the power of the State in order to execute our
purposes, the death penalty against this Man.”
Maka di Matius 27:1-2 kita
diberitahu bahwa setelah Sanhedrin bertemu dengan Kristus, mereka telah mengadakan
suatu inkuisisi pada Kristus, katakanlah demikian, Yesus dibawa ke hadapan
kekuasaan politik. Matius 27:1-2 berkata demikian, “1 Ketika hari mulai pagi, semua imam kepala dan tua-tua…” simak, ini adalah
para pemimpin agama, “…bangsa Yahudi bersekongkol terhadap Yesus untuk membunuhNya. 2 Dan setelah mereka
membelenggu Dia, mereka membawa-Nya dan
menyerahkan-Nya kepada Pontius Pilatus, sang
gubernur.…” Jadi dengan kata lain mereka berkata, “Sebagai gereja kami
tidak bisa melaksanakan tujuan kami, kami tidak bisa mengeksekusi si Pembuat
masalah ini. Jadi kami harus minta kepada kekuasaan negara untuk mengeksekusi
tujuan kami, yaitu hukuman mati atas Orang ini.”
Now it's interesting to notice that Jesus was accused of sedition against the Roman
government. I don't know whether you've ever noticed that, but the Jews
went before Pilate they said, “Pilate, this Man said that He's a king.” They
knew very well that Jesus wasn't the kind of king that they wanted Pilate to
think He was, but they said, “This Man says He's a king, and if He's a king
He's a rival of the emperor, He's a rival of Caesar.” And so Jesus was accused
of sedition, of causing an insurrection against the Roman government even though
Jesus had maintained a clear separation of church and State.
Nah, yang menarik ialah kita melihat Yesus dituduh menghasut melawan pemerintahan Roma.
Entah kalian pernah memperhatikan itu atau tidak, tetapi orang Yahudi menghadap
Pilatus dan mereka berkata, “Pilatus, Orang ini mengatakan Dia seorang raja.”
Mereka sangat tahu bahwa Yesus bukanlah jenis raja seperti yang ingin mereka
buat Pilatus menganggapnya, tetapi mereka berkata, “Orang ini mengatakan Dia
seorang raja, dan jika Dia seorang raja, Dia adalah saingan kaisar, Dia adalah
musuh Kaisar.” Maka Yesus dituduh menghasut, menimbulkan pemberotakan terhadap
Pemerintah Roma walaupun Yesus
bersikokoh dengan pemisahan yang jelas antara gereja dengan negara.
In fact, in an interview that we find in John 18:36 Jesus clearly expressed
His view of the relationship that should exist between the church and the State.
John 18:36 we're told this, Jesus is speaking to Pilate, “36 ‘My kingdom is not of this world. If
My kingdom were of this world, My servants would fight, so that I should not be
delivered to the Jews; but now My kingdom is not from here.’…”
Clearly Jesus remained aloof from the government of His day. He said, “I
came to plant a spiritual kingdom, I came to build up My church upon the Rock.
I did not come to meddle or interfere with the political system.” Very, very
clearly Jesus had it straight. And yet the Jews wanted to make it look like Jesus was a
danger to the State, that He was a danger to Caesar's throne, and that the State
therefore had to get rid of Christ because He might be a risk to the Roman
government.
Sebenarnya dalam sebuah wawancara yang kita temukan di
Yohanes 18:36, Yesus dengan jelas menyatakan pandanganNya tentang hubungan yang
seharusnya ada antara gereja dengan negara. Yohanes 18:36, kita diberitahu,
Yesus berbicara kepada Pilatus, “36
‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Seandainya kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti
hamba-hamba-Ku akan melawan supaya Aku tidak
diserahkan kepada orang Yahudi. Tetapi sekarang
ini, kerajaan-Ku bukan dari sini.’…”
Jelas Yesus tetap
menjauhkan DiriNya dari Pemerintah di zamanNya. Dia berkata, “Aku datang untuk
menanamkan sebuah kerajaan rohani, Aku datang untuk membangun gerejaKu di atas
Batu Karang. Aku tidak datang untuk turut campur atau mengurusi sistem
politik.” Amat sangat jelas Yesus sudah meluruskannya. Namun orang-orang Yahudi mau
membuatnya tampak seolah-olah Yesus adalah ancaman bagi negara,
bahwa Dia adalah ancaman bagi takhta Kaisar, dan oleh karenanya negara harus menyingkirkan Kristus karena Dia bisa menjadi resiko bagi
Pemerintah Roma.
Now what epitomized the view of the Jews and the desires of the Jews, was a
man that is found in the title of our study this morning. His name was Barabbas.
In
Barabbas was gathered the desires of the Jews. He was actually
representative of what the Jews ~ what the church of that day ~ wanted. What
did they want? What did Barabbas want? Actually Barabbas wanted the church to take over
the State, and to establish a new order of things. In other words, he
wanted the church to impose religious observances. He wanted the church to be a
theocracy that governed the State.
We're told in Mark 15:7 and I’m reading from the King James Version, “7
And there was one named Barabbas, which lay bound with them…” and now notice,
“…that had made insurrection with him, who had committed murder in the
insurrection.”
That word “insurrection” means that there had been an attempt to overthrow
the Roman government in that area. In other words, Barabbas was guilty of sedition against
the Roman government, not Christ. Christ said, “My kingdom is
not of this world.” But Barabbas
wanted to make the kingdom of God the kingdom of this world.
Nah, apa yang menjadi simbol dari pandangan orang-orang
Yahudi dan yang mereka dambakan ialah seseorang yang disebutkan di judul
pelajaran kita pagi ini. Namanya Barabbas. Dalam
diri Barabbas terkandung semua keinginan bangsa Yahudi. Dialah
sesungguhnya yang mewakili apa yang dikehendaki bangsa Yahudi, gereja di zaman
itu. Apa yang mereka inginkan? Apa yang diinginkan Barabbas? Sesungguhnya Barabbas menginginkan agar
gereja mengambilalih negara, dan untuk mendirikan suatu tatanan yang baru.
Dengan kata lain, dia mau gereja memaksakan pemeliharaan ketentuan-ketentuan
agama. Dia mau gereja menjadi theokrasi, yang mengatur negara.
Kita mendapat tahu di Markus
15:7 dan saya membacakan dari KJV, “7 Dan ada
seorang bernama Barabas yang sedang
dipenjarakan bersama mereka…” dan sekarang
simak, “…yang telah
memberontak bersamanya, yang telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan
itu…”
Kata “pemberontakan” berarti ada usaha
untuk menggulingkan pemerintah Roma di daerah tersebut. Dengan kata lain, Barabbas yang bersalah menghasut
terhadap Pemerintah Roma, bukan Kristus. Kristus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Tetapi Barabbas yang ingin menjadikan kerajaan Allah
kerajaan dunia ini.
Ellen White has an interesting statement about Barabbas. She gives several
details in Desire of Ages page 733, this is
how it reads, “The Roman authorities at this time held a prisoner named Barabbas, who was under sentence
of death. This man had claimed
to be the Messiah. He
claimed…” listen carefully “…He claimed
authority to establish a different
order of things, to set the world right…”
a new order “… of
things, to set the world right…” and that would
be by taking over the reins of the civil power. She continues saying, “…Under satanic delusion he claimed that whatever he could
obtain by theft and robbery was his own…” so he was a Law-breaker, he was a thief, and he was a murderer according to
this. “…He had done wonderful things through
satanic agencies, he had gained a following among the people, and had excited sedition against the Roman government. Under cover of religious enthusiasm…” Interesting! He promoted sedition, there was actually an insurrection
according to this. He was a murderer, he was a thief, yet he had great
religious enthusiasm. Once again, “…Under cover of religious enthusiasm he was a hardened
and desperate villain, bent on rebellion
and cruelty. By giving the people a choice between
this man and the innocent Saviour, Pilate
thought to arouse them to a sense of justice…”
Pilate said, “They're going to see the
contrast between this holy and righteous Man and this thief, and this criminal;
and they're going to choose the innocent One to be released.” She continues
saying, “…He hoped…” that is Pilate “…hoped to gain their sympathy for Jesus
in opposition to the priests and rulers. So, turning to
the crowd, he said with great earnestness, ‘Whom will ye that I release
unto you? Barabbas, or Jesus which is called Christ?’…”
So they had a choice: either the Law-Keeper or the Law-breaker; either the
individual who really was in sedition against the Roman government or the
Individual who said, “My kingdom is not of this world”.
They had a choice. And we all know what choice they made.
Ellen White punya pernyataan
yang menarik mengenai Barabbas. Dia memberikan detailnya di Desire of Ages
hal. 733, beginilah
bunyinya, “…Pemerintah
Roma pada waktu itu sedang menahan seorang bernama Barabbas, yang sudah
divonnis hukuman mati. Orang itu mengklaim sebagai Mesias. Dia mengklaim…” dengarkan baik-baik, “…Dia mengklaim
autoritas untuk mendirikan suatu tatanan yang berbeda atas segala hal, untuk
membenahi dunia…” suatu tatanan baru “…atas segala hal, untuk membenahi
dunia…” dan itu berarti mengambilalih
pimpinan kekuasaan sipil. Ellen White melanjutan berkata, “…Di bawah khayalan
dari Setan dia mengklaim apa pun yang bisa diperolehnya dari pencurian dan
perampokan adalah haknya…” jadi dia seorang pelanggar
Hukum, seorang pencuri, seorang pembunuh, menurut ini. “…Dia telah melakukan hal-hal yang mengagumkan melalui
kuasa sataniah, dia berhasil mendapatkan pengikut dari antara orang Yahudi, dan
telah membangkitkan hasutan terhadap Pemerintah Roma. Di bawah kedok antusiasme
relijius…” menarik! Dia mempromosikan
hasutan, jadi memang benar ada pemberontakan menurut tulisan
ini. Dia seorang pembunuh, seorang pencuri, namun dia punya antusiasme relijius
yang besar. Sekali lagi, “…Di bawah kedok antusiasme relijius, dia
adalah seorang penjahat yang kejam dan nekat, cenderung kepada pemberontakan
dan kekejaman. Dengan memberikan kepada bangsa Yahudi pilihan antara orang ini
dan Sang Juruselamat yang tidak bersalah, Pilatus berharap bisa membangkitkan
suatu kesadaran akan keadilan pada mereka…”
Pilatus berkata, “Mereka akan melihat kontrasnya
antara Orang yang kudus dan benar ini dengan si pencuri dan penjahat itu; dan
mereka akan memilih Yang Tidak Bersalah untuk dilepaskan.” Ellen White
melanjutkan berkata, “…Dia
berharap…” maksudnya Pilatus, “…berharap untuk
mendapatkan simpati mereka bagi Yesus sebagai bentuk oposisi terhadap para imam
dan penguasa. Maka sambil berpaling kepada kerumunan orang banyak itu, Pilauts
berkata dengan benar-benar tulus, ‘Siapa yang kalian mau aku bebaskan kepada kalian?
Barabbas atau Yesus yang disebut Kristus?’…” Jadi mereka punya pilihan:
apakah Sang Pemelihara Hukum atau si pelanggar Hukum; apakah individu yang
sungguh-sungguh menghasut terhadap Pemerintah Roma atau Individu yang berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Mareka punya pilihan. Dan kita
semua tahu pilihan mana yang mereka buat.
John 18:40 tells us what they shouted out. John 18:40, it tells us “40 Then they all cried again, saying, ‘Not
this Man, but Barabbas!’…” and then it
explains,
“…Now Barabbas was a robber.” In other words, they chose the criminal over the what? The One who revealed
the Law in living color in His life.
Yohanes 18:40
mengatakan kepada kita apa yang mereka teriakkan. Yohanes 18:40, memberitahu
kita, “40 Lalu mereka semua
berteriak lagi, mengatakan, ‘Bukan Orang ini, melainkan Barabas!’…” kemudian dijelaskan, “…Nah, Barabas adalah seorang penyamun…” Dengan kata lain,
mereka memilih si penjahat di atas siapa? Dia yang menyatakan Hukum dengan
jelas dalam kehidupanNya.
By the way, the Jewish nation also committed fornication. You know in Revelation
it talks about the harlot committing fornication with the kings of the earth. Well,
the Jews committed fornication with the Roman government. You say, “How
did that happen?” Do you remember when Pilate brought out Jesus and Barabbas,
and he brings out Jesus, he says, “Here's your king.” What did they say? “We have no king but Caesar.”
You know, they were rejecting God as their king, and they were committing
fornication because they were choosing another king other than Jesus Christ, who was
their true King; they committed high treason actually against God.
Nah, ketahuilah bangsa
Yahudi juga melakukan perzinahan. Kalian tahu, di kitab Wahyu
dikisahkan tentang seorang pelacur yang melakukan perzinahan dengan raja-raja
bumi. Nah, bangsa Yahudi melakukan perzinahan dengan Pemerintah Roma.
Kalian berkata, “Bagaimana bisa terjadi begitu?”
Ingatkah kalian ketika Pilatus membawa keluar Yesus dan
Barabbas, dan dia mengajukan Yesus dan berkata, “Inilah rajamu.”
Apa kata bangsa Yahudi? “Kami tidak punya raja selain Kaisar.” (Yoh. 19:15).
Kalian tahu, mereka
menolak Allah sebagai raja mereka, dan mereka melakukan
perzinahan karena mereka telah
memilih raja yang lain di luar Yesus Kristus, yang adalah Raja
mereka yang sejati; sesungguhnya mereka telah
melakukan pengkhianatan besar terhadap Allah.
Now it's interesting to notice that the religious leaders wanted the death
of Christ, they took Him before Pilate because they knew that they needed the
State in order to slay Christ; but they also needed to influence the people to
cry out for the blood of Christ. Do you know that actually Ellen White tells us, that if it had not been for the religious
leaders, Christ would have brought about a revival such as the world had never
seen. But it was because the religious leaders influenced the multitudes, and
the multitudes had high respect for them, that the populace followed the
counsel of the leaders and cried out for the blood of Jesus.
Nah, menarik menyimak bahwa para pemimpin rohani
menghendaki kematian Kristus, mereka membawaNya ke hadapan Pilatus karena
mereka tahu mereka membutuhkan negara untuk membunuh Krisitus; tetapi mereka
juga perlu mempengaruhi orang banyak untuk menuntut darah Kristus. Tahukah
kalian, Ellen White memberitahu kita bahwa seandainya bukan karena para
pemimpin agama, Kristus akan sudah mendatangkan suatu kebangunan rohani yang
tidak pernah dilihat dunia sebelumnya. Tetapi karena para pemimpin telah
mempengaruhi orang banyak, dan orang banyak sangat menghormati mereka, sehingga
masyarakat mengikuti nasihat para pemimpin dan berteriak menuntut darah Yesus.
I want you to notice Matthew 27:20 where we're told why the people clamored
for the blood of Jesus. Matthew 27:20 tells us, “20 But the chief priests
and elders…” “chief priests and
elders” those are the religious leaders, right? “…20 But the chief priests
and elders persuaded the multitudes that they should ask for Barabbas and
destroy Jesus.” Are you seeing
the sequence here? Tremendous power of the religious leaders, influence over the multitudes
and they appeal to the arm of the State to implement their desires to slay
Christ in the interests supposedly of saving their nation. They
had a choice: either Jesus the perfect Law-Keeper or Barabbas the thief and the
criminal, and the one who was guilty of sedition against the Roman government.
That was their choice: the Law-Keeper or the Law-breaker.
Saya mau kalian menyimak
Matius 27:20 di mana kita diberitahu mengapa orang banyak berteriak-teriak
menuntut darah Yesus. Matius 27:20 memberitahu kita, “20 Tetapi imam-imam kepala dan tua-tua…”, “imam-imam
kepala dan tua-tua” mereka ini para
pemimpin agama, kan? “…20 Tetapi imam-imam kepala dan tua-tua menghasut orang banyak agar mereka minta Barabas diserahkan dan Yesus dibinasakan…” Apakah kalian melihat urutannya di sini? Kekuasaan yang luar biasa dari
para pemimpin agama mempengaruhi orang banyak, dan mereka meminta kepada militer
negara untuk mengabulkan kehendak mereka membunuh Kristus, dengan aggapan
itu demi kepentingan menyelamatkan bangsa mereka. Mereka punya opsi: apakah Yesus Sang Pemelihara Hukum
yang sempurna, atau Barabbas si pencuri dan penjahat dan yang bersalah
menghasut melawan Pemerintah Roma. Itulah opsi mereka: Sang Pemelihara Hukum
atau si pelanggar Hukum.
It's interesting to notice that there were many denominations in the days
of Christ; they were all Jews, just like the Christian church they are all Christians. They were all Jews, but
these religious sects did not like one another. The Pharisees didn't like the Sadducees;
and the Sadducees didn't like the Herodians; and then you had the Essenes and
you had several different denominations, so to speak. But listen carefully, when it
came to destroying public enemy # 1, they set their theological differences
aside, and they made up their minds that they were going to destroy public
enemy # 1.
Menarik, menyimak bahwa ada banyak denominasi di zaman
Kristus; mereka semuanya orang Yahudi, sama seperti gereja Kristen sekarang,
mereka semuanya Kristen. Saat itu mereka semuanya Yahudi, tetapi sekte-sekte
keagamaan ini saling tidak menyukai satu sama lain. Yang Farisi tidak menyukai
yang Saduki; yang Saduki tidak menyukai yang Herodian; kemudan ada kelompok
Essene, dan beberapa denominasi lain, katakanlah demikian. Tetapi dengarkan
baik-baik, kalau itu mengenai
membinasakan musuh bersama # 1, mereka mengesampingkan perbedaan theologi
mereka, dan mereka bertekad untuk membinasakan musuh bersama # 1.
The Bible tells us
that Pilate found it very difficult now because he knew that Jesus was innocent.
Three times he said this, “I find no guilt in this Man”. He said it publicly before the Jews. “This Man
is not guilty.” And yet the Bible tells us that in spite of the fact that Pilate had
said that Jesus was not guilty, he condemned to death that he proclaimed publicly
was an innocent Man. Why did he do it? John 19:12 has the answer.
Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa Pilatus sekarang di posisi yang sulit karena dia
tahu bahwa Yesus tidak bersalah. Tiga kali dia berkata, “Aku tidak menemukan
kesalahan pada Orang ini.” Dia mengatakannya di hadapan umum, di hadapan bangsa
Yahudi. “Orang ini tidak punya salah.” Namun Alkitab megatakan kepada kita
bahwa kendati pun faktanya Pilatus
berkata bahwa Yesus tidak bersalah, dia toh menjatuhkan hukuman mati kepada
Orang yang dideklarasikannya di depan umum sebagai Orang yang tidak bersalah.
Mengapa dia berbuat demikian? Yohanes 19:12 memberikan jawabannya.
John 19:12, the people exerted pressure on Pilate and they pressured him in
a way that if he did not deliver Jesus to death, he would not be considered
Caesar's friend, and Caesar would remove him from his political position. It
was political expediency, wanting to hold on to his political position that led
Pilate to deliver Jesus to death, an innocent Man. It says there in John 19:12, “12 From then
on Pilate sought to release Him, but the Jews cried out, saying, ‘If you let this Man go, you are not
Caesar’s friend. Whoever makes himself a king speaks against Caesar.’…” Now in other words, “We're going to
tell Caesar on you, that you let this Man go, and Caesar is going to remove you
from your position as governor.” So to save his
political position, Pilate delivered to death an innocent Man, an
Individual he announced three times was an innocent Man.
Yohanes 19:12. Orang-orang mengenakan tekanan pada
Pilatus, dan mereka menekannya sedemikian rupa sehingga jika dia tidak
menyerahkan Yesus untuk dibunuh, dia dianggap bukan teman Kaisar, dan Kaisar
akan mencopotnya dari posisi politisnya. Jadi demi kepentingan politik, karena mau
mempertahankan posisi politisnya itulah yang membuat Pilatus menyerahkan Yesus,
Manusia yang tidak bersalah, untuk dibunuh.
Dikatakan di Yohanes 19:12, “ 12 Dan
sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi
berteriak, mengatakan, ‘Jikalau engkau
membebaskan Orang ini, engkau bukanlah
sahabat Kaisar. Siapa pun yang membuat dirinya raja, ia melawan Kaisar.’…” Nah, dengan kata lain, “Kami akan melaporkan engkau kepada Kaisar, bahwa engkau sudah membebaskan Orang ini,
dan Kaisar akan mencopot engkau dari posisimu sebagai gubernur.” Maka demi menyelamatkan posisi
politisnya, Pilatus menyerahkan Orang yang tidak bersalah untuk dibunuh,
Individu yang dideklarasikannya sendiri tiga kali sebagai Orang yang tidak
bersalah.
Now we've reviewed
in broad strokes the story that we find in the gospels relating to God's church
of that day and age, a church that was in apostasy, a church that claimed to
serve God, a church that had many different denominations, but a church that
could not stand to keep a perfect Law-Keeper around and chose the breaker of
the Law instead of the One who kept the Law.
Sekarang
kita sudah mengulang secara garis besar kisah yang kita temukan di kitab-kitab
injil yang berkaitan dengan gereja Allah di zaman tersebut, sebuah gereja yang
berada dalam kemurtadan, sebuah gereja yang mengklaim melayani Allah, sebuah
gereja yang punya banyak denominasi yang berbeda, tetapi sebuah gereja yang
tidak sanggup setia mempertahankan kehadiran Sang Pemegang Hukum yang sempurna,
dan sebaliknya memilih si pelanggar Hukum ketimbang Dia yang memelihara
Hukum.
Folks, all of this is typological, of events that are occurring now and
will soon occur in these United States of America. You see, the Bible tells us
that the
experience that Christ went through is the very experience that God's people
are going to go through in the end time. Only in the end time it will
not be persecution against Christ in person, it will be persecution against the
body of Christ. Because what happened to the head will happen to the body as
well.
You remember when Saul of Tarsus was on the
road to Damascus to persecute the Christians, the Bible tells us that when he
was on the outskirts of Damascus a bright light was seen from heaven, and Saul
fell to the ground, and he heard a voice that said, “Saul, Saul, why do you
persecute Me?”
And Saul is hearing this voice from heaven,
and he says, you know, “I’m persecuting Christians”, you know, “Who is this
talking to me?” He says, “Who are You?”
And the voice says, “I am Jesus whom you
are persecuting.”
You see, in persecuting the people of God,
the wicked will persecute the God of the people. That's the principle.
So what happened to Christ will happen to God's people in the end time.
Saudara-saudara, semua ini adalah tipe dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang dan yang akan segera terjadi di
Amerika Serikat. Kalian lihat, Alkitab memberitahu kita bahwa pengalaman yang dijalani Kristus
adalah pengalaman yang akan dijalani umat Allah di akhir masa.
Hanya saja di hari-hari akhir persekusinya bukanlah terhadap Kristus pribadi,
tapi persekusinya akan terhadap tubuh Kristus. Karena apa yang terjadi pada
kepalanya, akan terjadi pada tubuhnya juga.
Kalian
ingat, ketika Saulus dari Tarsus dalam perjalanan ke Damsyik untuk mempersekusi
orang-orang Kristen, Alkitab mengatakan kepada kita ketika Saulus berada di
luar kota Damsyik, tampak suatu cahaya yang terang dari langit, dan Saulus
jatuh ke tanah, dan dia mendengar sebuah suara berkata, “Saulus, Saulus,
mengapa engkau mempersekusi Aku?”
Dan Saulus
mendengar suara itu dari langit dan dia berkata, “Aku mempersekusi orang-orang
Kristen, siapa ini yang berbicara padaku?” Dia berkata, “Siapakah Engkau?”
Dan suara
tersebut berkata, “Akulah Yesus yang kamu persekusi.”
Kalian
lihat, dengan mempersekusi umat Allah, orang-orang jahat mempersekusi Allah
umat itu. Itulah prinsipnya.
Jadi apa yang terjadi pada Kristus, akan terjadi pada
umat Allah pada akhir masa.
Does the
Christian world today profess to serve God? Do they profess to be God's
true people? Absolutely! And yet never in the history of the Christian
church have we found such a great apostasy as the apostasy that exists in the Christian
church today. The book of Revelation chapter 18 describes the Christian
church at the end of time as an organization that is filled with demons,
that's how terrible the description is. We've been studying this in prayer
meeting. You say, “That's amazing, pastor Bohr.” Listen, folks, you think that that could
happen to the Jewish nation, God's professed church, at the first coming and
it's not going to happen with the Christian world shortly before the second
coming of Christ? Absolutely not!
Apakah dunia
Kristen hari ini mengaku melayani Allah? Apakah mereka mengaku sebagai umat sejati Allah?
Namun belum pernah dalam sejarah gereja Kristen kita temukan kemurtadan sehebat kemurtadan yang sekarang
ada di gereja Kristen hari ini. Kitab Wahyu pasal 18 menggambarkan gereja Kristen pada akhir
masa sebagai sebuah organisasi yang dipenuhi oleh setan-setan,
sebegitu buruknya deskripsi itu. Kita sedang mempelajari ini dalam pertemuan
doa. Kalian berkata, “Itu luar biasa, Pastor Bohr.” Dengarkan, Saudara-saudara,
kalian pikir apa yang terjadi pada bangsa Yahudi, yang mengaku gereja Allah,
saat kedatangan pertama Kristus, itu tidak akan terjadi dengan dunia Kristen
sedikit waktu sebelum kedatangan kedua Kristus? Tentu saja!
And so God has called a remnant people like He called Jesus, to go out to
the world and proclaim a loud cry to the world to come to repentance, to the
religious world to come to repentance, to truly accept Jesus Christ as Savior
and Lord.
Maka Allah telah memanggil suatu umat yang sisa, seperti
Dia telah memanggil Yesus, supaya pergi ke dunia dan mengumumkan sebuah seruan
nyaring kepada dunia, kepada dunia relijius, untuk datang bertobat, untuk
benar-benar menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Let me ask you, is the Sabbath going to be a big issue at the end of
time? It is going to be the issue like it was in the days of Christ?
You say, “But it's not the same. It's similar but not the same.”
Let me ask you, is Sunday a day of rest that was created by man? Is it a
human day of rest? Yes, because it was not made by God.
Was the day that the Pharisees created as the Sabbath their day of rest,
created by man? Yes.
Was it a sign of their authority? Yes.
Is Sunday the sign of authority of the ones who created Sunday as a day of rest? Absolutely! It's a day of rest that is
created by man.
The only difference is that in the days of Christ the Sabbath was kept in the
wrong way; at the end of time it will be the wrong day. But it will
still involve the Sabbath, the rest day of Jesus Christ.
Coba saya tanya, apakah Sabat akan menjadi isu besar pada akhir masa?
Apakah itu akan menjadi isu sebagaimana itu menjadi isu di zaman Kristus?
Kalian berkata, “Tapi itu tidak sama. Itu mirip tapi
tidak sama.”
Coba saya tanya, apakah hari Minggu itu sebuah hari
perhentian yang diciptakan manusia? Apakah itu sebuah hari perhentian manusia?
Ya, karena itu bukan ciptaan Allah.
Apakah hari yang diciptakan orang-orang Farisi sebagai
Sabat hari perhentian mereka, diciptakan oleh manusia? Ya.
Apakah itu tanda autoritas mereka? Ya.
Apakah hari Minggu tanda autoritas dari mereka yang
menciptakan hari Minggu sebagai hari perhentian? Tentu saja! Itulah hari
perhentian yang diciptakan manusia.
Satu-satunya perbedaan ialah di zaman Kristus, Sabat dipelihara dengan cara yang
salah. Di akhir masa, harinya yang salah. Tetapi tetap
melibatkan Sabat, hari perhentian Yesus Kristus.
Just as a few months before the death of Christ there was a meeting of the
Sanhedrin, there will be a meeting in the Christian world against God's Law-keeping
people. There's this remarkable statement in Great
Controversy pages 615 and 616 where Ellen White refers to the words of
Caiaphas that we read before. Let me read you that statement. “It will
be urged that the few who stand in opposition to an institution of the church…” this is Sunday “…and a
Law of
the State…” see, “…an institution of the church and
a Law of the State, ought not to be tolerated;…” listen carefully now “…that it
is better for them to suffer
than for whole nations to be thrown into confusion and Lawlessness…” remember what the argument of Caiaphas was? It’s necessary for this man to
die so that the nation will not fall apart and perish? She continues saying, “…The same argument;…” listen carefully “… The same argument many centuries
ago was brought against Christ by
the rulers of the
people. ‘It is
expedient for us,’ said the wily Caiaphas, ‘that one man should
die for the people, and that the whole nation perish not.’
(John
11:50). This argument
will appear conclusive;
and a decree will finally
be issued against those who hallow the Sabbath of the fourth
Commandment, denouncing them as
deserving of the severest punishment and giving the people liberty,
after a certain time, to put them to death…” You say that could never happen. Did it happen in the days of Christ with
God's supposed church giving the death decree against Christ? What makes you
think that it can't happen again? And
then she explains, “…Romanism
in the Old World and apostate
Protestantism in the New…”
and folks, they're coming together. And
it's not the Catholics that are reaching over to the Protestants. It's the
Protestants that are reaching over to Roman Catholicism. Great leaders of the
Protestant world are going over there, and they're speaking positively, all
these television evangelists; we see the signs being fulfilled right before our
eyes. She says, “…Romanism in the Old World and apostate
Protestantism in the New will pursue a similar
course…” listen carefully now
“…toward those who honor all the divine precepts.”
So what is the contrast? Against Law-keepers versus what? Versus Law-breakers.
Sebagaimana beberapa bulan
sebelum kematian Kristus, ada pertemuan dewan Sanhedrin, nanti akan ada
pertemuan di dunia Kristen melawan umat Allah yang mematuhi Hukum. Ada
pernyataan yang mengagumkan ini di Great Controversy
hal. 615-616 di mana
Ellen White merujuk ke kata-kata Kayafas yang tadi sudah kita baca. Saya akan
membacakan pernyataan itu. “…Akan ada desakan supaya jumlah kecil yang
berdiri menentang institusi gereja…” ini hari Minggu, “…dan Hukum
negara…” lihat, “…institusi
gereja dan Hukum negara, tidak boleh ditoleransi…” dengarkan baik-baik sekarang, “…bahwa lebih baik mereka yang menderita daripada
seluruh bangsa dicampakkan ke kekacauan dan anarki…” ingat apa alasan Kayafas? Satu
Orang itu harus mati supaya bangsa ini tidak hancur dan binasa. Ellen White
melanjutkan berkata, “…Alasan
yang sama…” dengarkan baik-baik, “…Alasan yang sama berabad-abad yang lalu diajukan
terhadap Kristus oleh para pemimpin bangsa. ‘…demi kepentingan kita,…’
kata Kayafas yang licik, ‘…jika satu orang harus mati untuk bangsa ini, dan bukan seluruh bangsa kita ini yang harus binasa.’ (Yoh. 11:50). Alasan ini ternyata konklusif; dan sebuah dekrit akhirnya
akan dikeluarkan terhadap mereka yang menguduskan Sabat Perintah Keempat,
memutuskan bahwa mereka layak menerima
hukuman yang paling berat, dan setelah lewat waktu tertentu memberi masyarakat kebebasan untuk
membunuh mereka…” Kalian berkata itu tidak mungkin terjadi. Apakah itu terjadi di zaman
Kristus dengan mereka yang mengaku gereja Allah, menjatuhkan hukuman mati pada
Kristus? Apa yang membuat kalian berpikir itu tidak akan terjadi lagi? Kemudian
Ellen White menjelaskan, “…Romanisme di dunia yang lama dan
Protestantisme di dunia yang baru…” dan Saudara-saudara, mereka sedang bergabung bersama. Dan bukan yang
Katolik yang menjangkau Protestan, yang Protestanlah yang menjangkau Roma
Katolikisme. Pemimpin-pemimpin besar dunia Protestan sedang datang ke sana, dan
mereka berbicara secara positif, para evangelis televisi, kita melihat tanda-tandanya
sedang digenapi di depan mata kita. Ellen White berkata, “…Romanisme di
dunia yang lama dan Protestantisme di dunia yang baru akan mengikuti jalur yang
sama…” dengarkan baik-baik sekarang, “…terhadap mereka yang menghormati semua peraturan
Ilahi.”
Jadi apa kontrasnya? Terhadap para pemelihara Hukum versus
apa? Versus pelanggar-pelanggar Hukum.
But listen carefully now, in these United States of America the
constitution guarantees a separation of church and State, it's in the First Amendment
to the constitution. “Congress shall make no
Law respecting an establishment of religion...” Congress can't make any Law that
establishes religious observances, “…nor prohibiting the free exercise thereof.” Congress cannot make a Law forbidding
people from practicing their religion. It cannot make religious observances mandatory. And
it cannot forbid people from practicing their religion. In other words, there is a separation between the church and the State.
In these last days the church knows that they don't have authority to
execute the death penalty, which eventually will be the final resort against
God's Law-keeping people. The church cannot execute the death penalty, so whose help will they need? They will need
the help of the civil power.
Tetapi dengarkan baik-baik
sekarang, di Amerika Serikat ini, Konstitusinya menjamin pemisahan antara
gereja dan negara, itulah Amendemen Pertama dari Konstitusi. “Kongres tidak boleh membuat undang-undang mengenai
penegakan agama…” Kongres tidak boleh membuat Hukum apa pun yang menetapkan ibadah keagamaan “…maupun melarang
kebebasan mempraktekkannya,…” Kongres tidak boleh membuat Hukum
melarang manusia menjalankan agama mereka. Dia tidak boleh menjadikan ibadah keagamaan itu suatu
keharusan, dan dia tidak boleh melarang orang mempraktekkan agama mereka.
Dengan kata lain, ada pemisahan
antara gereja dengan negara.
Di hari-hari akhir ini gereja tahu mereka tidak punya wewenang untuk
mengeksekusi hukuman mati, yang akhirnya akan menjadi upaya terakhir terhadap
umat Allah yang memelihara Hukum Allah. Gereja tidak bisa mengeksekusi hukuman
mati, maka mereka akan membutuhkan bantuan siapa? Mereka akan membutuhkan bantuan
dari kekuasaan sipil.
Let me read a statement from Ellen White.
She says, “The clergy will put forth almost superhuman efforts to shut away the light
lest it should shine upon their flocks. By every means at their command they will endeavor to suppress
the discussion of these vital questions…” and now comes the key portion,
“…The church appeals to
the strong arm of civil power…” did that happen in the days of Christ? Yes. “…The church appeals to the strong arm of
civil power, and in this work, Papists and Protestants unite.
As the movement for Sunday enforcement becomes more bold and decided,…”
listen carefully again “… the Law will be
invoked against
Commandment keepers…”
(GC 607)
Saya akan membacakan sebuah
pernyataan dari Ellen White. Dia berkata, “Para pendeta/romo akan mengerahkan upaya
yang nyaris super-manusiawi untuk menutupi terang, supaya jangan itu menyinari
kawanan domba mereka. Dengan segala macam sarana yang mereka kuasai, mereka
akan berusaha menekan diskusi tentang pertanyaan-pertanyaan yang vital itu…” dan sekarang bagian kuncinya, “…Gereja minta bantuan kekuatan militer
kekuasaan sipil…” apakah itu yang terjadi di zaman Kristus? Ya. “…Gereja minta
bantuan kekuatan militer kekuasaan sipil, dan dalam pekerjaan ini, Kepausan dan
Protestan bersatu. Sementara gerakan
untuk memberlakukan hari Minggu menjadi semakin berani dan bertekad…” dengarkan baik-baik lagi, “…para pemelihara Perintah Allah akan dihadapkan pada
hukum negara.” (GC 607)
Is that why the Law was invoked against Christ? Absolutely! But as Jesus
refused to take over the reins of the civil government, and He said, “My kingdom is not of this world” God's people will remain aloof from using the
State on the part of the church to accomplish its purposes. And you know,
what's going to happen is that God's people are going to be accused of sedition
against the government, when those who really want to take over the government
to accomplish their purposes are the union of Catholicism and Protestantism.
Itukah mengapa
Hukum negara dihadapkan kepada Kristus? Tentu saja! Tetapi sebagaimana Yesus
menolak mengambil tali kekang Pemerintah sipil dan Dia berkata, “Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini”, umat Allah akan
menjauhkan diri dari menggunakan negara bagi kepentingan gereja untuk mencapai
tujuannya. Dan kalian tahu, apa yang akan terjadi ialah umat Allah akan dituduh menghasut melawan Pemerintah,
padahal mereka yang memang mau mengambilalih Pemerintah untu mencapai tujuan
mereka adalah persekutuan Katolikisme dan Protestantisme.
Are you seeing the parallel with the days of Christ? Christ was accused, oh
yeah He's really a danger to Caesar's throne. And yet they're using Caesar to
condemn Him. On the other hand, Jesus said, No! ~ the authority of Caesar
anyway ~ Jesus is saying No, “My kingdom is
not of this world”. God's people will be accused of disaffection towards
the government just like Jesus was accused.
Apakah kalian melihat paralelnya dengan zaman Kristus?
Kristus dituduh, oh iya Dia benar-benar merupakan ancaman bagi takhta Kaisar.
Namun mereka menggunakan Kaisar untuk menghukumNya, paling tidak autoritas dari
Kaisarlah. Di pihak lain Yesus berkata, Tidak! ”Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini” Umat
Allah akan dituduh tidak mendukung Pemerintah, persis sama seperti Yesus
dituduh.
Listen to this statement, Great Controversy page 592, “Those who honor the Bible
Sabbath will be denounced as enemies of Law
and order…” is that what was argued against Christ? An
enemy of Law and order? Yeah, “…as breaking
down the moral restraints of society, causing anarchy and corruption, and calling down the judgments of God upon the earth. Their
conscientious scruples will be pronounced obstinacy, stubbornness, and contempt of authority. They will be accused of disaffection
toward the government…” are we disaffected
against the government? You might be. But you know when it involves religious
observances, we have no reason to be disaffected towards the government as long
as the government respects the separation of church and State, and respects
religious freedom. You know, whether you like Obamacare or not, that's beside
the point. We're talking about religious issues here. She continues saying, “…Ministers who deny the obligation of the divine Law…” see, once again the same issue coming forth again. Once again “…Ministers
who deny the obligation of the divine Law will
present from the pulpit the duty of yielding obedience
to the civil authorities as ordained of God.
In legislative halls and courts
of justice…” here it is again, “…Commandment-keepers…” what is the contrast between? Commandment-keepers and Commandment-breakers. “…In legislative
halls and courts
of justice Commandment-keepers will be misrepresented and condemned…”
is that true of Christ? Yes! “…A
false coloring will be given to
their words; the worst construction will be put upon their motives.”
Dengarkan pernyataan ini, Great Controversy hal. 592, “…Mereka yang menghormati Sabat Alkitab akan
dinyatakan sebagai musuh-musuh Hukum dan Ketertiban…” itukah yang dituduhkan
terhadap Kristus? Musuh Hukum dan ketertiban? Iya. “…sebagai pemecah kekang moral masyarakat, menimbulkan
anarki dan korupsi, dan mendatangkan hukuman Allah ke atas bumi. Sikap
hati-hati mereka terhadap pemeliharaan Hukum Allah akan dinyatakan sebagai sikap
keras kepala, tegar tengkuk, dan tidak menghargai yang berwewenang. Mereka akan
dituduh tidak mendukung pemerintah…” apakah kita tidak mendukung Pemerintah? Mungkin saja. Tetapi kalian tahu,
bila itu berkaitan dengan ibadah keagamaan, kita tidak punya alasan untuk tidak
mendukung Pemerintah selama Pemerintah menghormati pemisahan antara gereja
dengan negara, dan menghormati kebebasan beragama. Kalian tahu, apakah kita
suka pada program Obamacare atau tidak, itu bukan poinnya. Kita di sini bicara
tentang isu rohani. Ellen White melanjutkan berkata, “…Pendeta-pendeta
yang mengingkari kewajiban Hukum ilahi…”
lihat, sekali lagi isu yang sama muncul. Sekali
lagi,
“…Pendeta-pendeta yang mengingkari kewajiban Hukum ilahi akan menyampaikan
dari mimbar kewajiban untuk patuh kepada autoritas sipil sebagai yang diangkat oleh
Allah. Di ruang-ruang legislatif dan pengadilan…” ini dia lagi, “…para pemelihara Hukum…” apa kontrasnya antara para
pemelihara Hukum dan para pelanggar Hukum? “…Di ruang-ruang legislatif dan pengadilan, para
pemelihara Hukum akan difitnah dan dihukum…”
itukah yang terjadi pada Kristus? Ya. “…Kata-kata
mereka akan diberikan arti yang salah, konstruksi yang paling buruk akan
dikenakan pada motivasi mereka.”
Will the church at the end of time be guilty of fornication? You've read Revelation
17:2 it says, the
harlot has fornicated with the kings of the earth and her daughters as well
have fornicated with the kings of the earth. In other words, instead of the
church being totally married to Jesus Christ as her only Husband, when the
church appeals to the arm of the State, she's committing spiritual adultery,
spiritual fornication, and we're told that just as the Jewish nation, God's
professed church of that day and age, used the power of the State to condemn
Christ, at
the end of time the harlot and her daughters are going to also use the power of
the State to condemn God's Commandment-keeping people.
Akankah gereja pada akhir masa melakukan dosa perzinahan? Kalian sudah membaca Wahyu
17:2 di mana dikatakan, pelacur itu telah
berzinah dengan raja-raja bumi dan anak-anak perempuannya juga telah berzinah
dengan raja-raja bumi. Dengan kata lain, gereja bukannya sepenuhnya menjadi
istri Yesus Kristus, sebagai satu-satunya suaminya, ketika gereja minta bantuan militer negara, dia melakukan
perzinahan spiritual, dan kita diberitahu sebagaimana bangsa
Yahudi, yang mengaku gereja Allah di zaman itu, menggunakan kekuasaan negara
untuk menghukum Kristus, pada
akhir masa pelacur itu dan anak-anak perempuannya juga akan menggunakan
kekuasaan negara untuk menghukum umat yang memelihara Perintah-perintah Allah.
Do you remember the choice that the Jewish
nation had to make? Pilate placed before them: Jesus Christ ~ and there are some manuscripts that say that
Barabbas's name was Jesus Barabbas, some very good manuscripts New Testament manuscripts
say that his name was Jesus Barabbas. By
the way “Bar-abbas” means “son of the father”.
So you have two sons of the father:
1.
one Son of the
Father is innocent, righteous, and Law-abiding,
2.
the other is
guilty, unrighteous, and he is a Law-breaker.
Apakah kalian ingat pilihan yang harus dibuat
bangsa Yahudi? Pilatus menempatkan di hadapan mereka: Yesus Kristus ~ dan ada
beberapa naskah yang mengatakan bahwa nama Barabbas adalah Yesus Barabbas,
beberapa naskah yang sangat bagus, naskah Perjanjian Baru, mengatakan bahwa
namanya ialah Yesus Barabbas. Nah, ketahuilah “Bar-abbas” artinya “anak bapak”
Jadi ada
dua anak bapak:
1.
Satu Anak Bapa yang tidak bersalah, benar, dan patuh
Hukum,
2.
yang lain, bersalah, tidak benar, dan dia seorang
pelanggar Hukum
And so before the Christian world will be presented:
1.
the remnant of
God, who keep the Commandments of God
2.
and the option
of trampling upon God's holy Law
And the choice will be evil over good,
Commandment-breaking over Commandment-keeping.
And you know who will be to blame. The most will be
the religious leaders, instigating the people against God's faithful children
who keep the Law the way Jesus kept the Law.
Maka di hadapan dunia Kristen akan disajikan:
1.
umat Allah yang sisa, yang memelihara Perintah-perintah
Allah
2.
dan opsi menginjak-injak Hukum Allah yang kudus.
Dan yang dipilih nanti adalah yang jahat di atas
yang baik, yang melanggar Perintah-perintah Allah
di atas yang memelihara Perintah-perintah
Allah.
Dan kalian tahu siapa yang akan disalahkan. Yang paling disalahkan adalah
para pemimpin rohani yang menghasut orang banyak terhadap umat Allah yang setia
yang memelihara Hukum seperti cara Yesus memelihara Hukum itu.
As in the days of Christ there were many
denominations; today in the world there are many
denominations as well.
In the days of Christ all of the
denominations said, “Let's set aside our theological differences and let's just
unite on this one cause: that is getting rid of this Commandment-Keeper.” Of
course they didn't express it that way, but that's what they were doing.
Sebagaimana di zaman Kristus, ada banyak
denominasi; sekarang ini dunia ada banyak denominasi juga.
Di zaman Kristus semua denominasi berkata, “Ayo
kita kesampingkan perbedaan theologi kita dan mari kita bersatu dalam satu
tujuan ini saja: yaitu menyingkirkan si Pemelihara Perintah-perintah Allah.”
Tentu saja mereka tidak memakai
kata-kata itu, tetapi itulah yang mereka lakukan.
In Great
Controversy page 445 Ellen White explains, “When the leading
churches of the United
States, uniting upon such points of
doctrine as are held by them in
common, shall influence the State…”
there it is
again “…shall influence the State to enforce
their decrees and to sustain
their institutions, then Protestant
America will have formed an image of the Roman hierarchy, and the infliction of civil penalties
upon dissenters will inevitably
result.” They will unite on common points of doctrine,
and they'll say, “Let's leave our differences aside, this is too urgent because
these people are going to lead our nation to fall apart and to be destroyed.”
And the interesting thing is, there will be politicians who know that God's
people are innocent, that God's people are Law-abiding citizens, they're Law-keepers,
they don't meddle and mess with the State, they don't promote sedition against
the civil power, they're loyal citizens ~ there will be politicians
that know this, but they will deliver God's faithful Commandment-keeping people to death,
and they will choose ~ so to speak ~ “Barabbas”.
Di Great
Controversy hal. 445, Ellen White menjelaskan, “Ketika gereja-gereja yang berpengaruh di
Amerika Serikat, bersatu dalam poin-poin doktrin mereka yang sama, dan akan
mempengaruhi negara…” nah, itu lagi, “…akan mempengaruhi negara agar memberlakukan dekrit
mereka dan menunjang institusi-institusi mereka, maka pada waktu itu Amerika
Protestan telah membentuk patung hirarki Roma, dan sebagai akibat yang tidak
terelakkan, mereka yang membangkang akan dikenakan hukuman sipil. …” Mereka akan bersatu dalam poin-poin doktrin yang sama, dan mereka akan berkata, “Marilah kesampingkan perbedaan-perbedaan kita,
ini terlalu mendesak karena orang-orang itu akan membuat bangsa kita hancur dan
dibinasakan.” Dan yang menarik ialah, akan ada politikus-politikus yang tahu bahwa umat Allah itu tidak
bersalah, bahwa umat Allah itu warganegara yang patuh hukum, mereka memelihara
Hukum, mereka tidak turut campur dan mengacaukan negara, mereka tidak
mempromosikan hasutan terhadap kekuasaan sipil, mereka adalah warganegara yang
loyal ~ akan ada politikus-politikus yang tahu hal ini, tetapi mereka akan menyerahkan
umat Allah yang setia, umat yang memelihara Perintah-perintah untuk dibunuh,
dan mereka akan memilih ~ katakanlah ~ “Barabbas”.
Listen to this statement that we find in Volume 5 of the Testimonies page 450 and 451,
she says, “Persecuting rulers, ministers, and church members will conspire
against them…” that is against those who keep God's
Commandments “…With voice and pen, by boasts, threats, and ridicule, they will seek to overthrow their faith. By false representations and angry appeals they will stir up the passions of the people…” Remember the days of Christ? Stirring up
the passions of the people? She continues saying, “…Not having a ‘Thus saith the
Scriptures’ to bring against the advocates of
the Bible Sabbath, they will resort
to oppressive enactments to supply the lack.
..” and now listen
to this “…To secure popularity and patronage…” translation: “votes”, “…To secure popularity and patronage legislators
will yield to the demand for a Sunday Law…” just like in the times of Pilate and the
Jews.
Dengarkan pernyataan ini yang kita dapati di Testimonies
Vol. 5 hal 450-451, Ellen White berkata, “Penguasa-penguasa,
hamba-hamba Allah, anggota-anggota gereja yang mempersekusi, akan bersekongkol
melawan mereka…” yaitu terhadap mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah. “…Dengan kata-kata dan tulisan, dengan bualan-bualan,
ancaman-ancaman, dan olok-olok mereka akan berusaha menjatuhkan iman umat Allah.
Dengan fitnah dan ajakan penuh amarah, mereka akan membangkitkan emosi orang banyak…” Ingat di zaman Kristus?
Membangkitkan emosi orang banyak? Ellen White melanjutkan berkata, “…Tanpa memiliki
‘demikianlah kata Alkitab’ untuk menentang para pembela Sabat Alkitab, mereka
akan memakai undang-undang yang menindas sebagai gantinya…” dan sekarang dengarkan ini. “…Demi
mendapatkan popularitas dan dukungan…” terjemahannya: suara “…Demi
mendapatkan popularitas dan dukungan, para legislator akan menyerah pada tuntutan untuk
membuat sebuah Undang-undang Hari Minggu…”
sama seperti di zaman Pilatus dan bangsa Yahudi.
I want to read you an interesting statement
from Ellen White. This statement is found in Testimonies
to Ministers page 131. She's applying the decision the Jews made in the
days of Christ to have Barabbas released instead of Jesus to our day and age. This
is how it reads, “Today men
are choosing Barabbas, and saying, ‘Crucify Christ!’...” Are people making the same decision today? Yes! “…Today men are choosing Barabbas,
and saying, ‘Crucify
Christ!’…” How do they do this? Listen! “…They will do this in the person of His saints…” are you understanding the principle? You
see in the days of Christ, it was basically they said “Release unto us Barabbas
and crucify Christ!” At the end of time they're going to say you know, “Release
unto us the Law-breakers but destroy those who keep the Law”
like Christ kept the Law. “…Today men are choosing
Barabbas, and saying, ‘Crucify Christ!’ They will do this in the person of His
saints…” listen carefully. “…They will go over the same ground as
the Jewish priests and rulers…” over the same what? Same ground “…They will go over the same ground as the Jewish priests and rulers did in their treatment
of Christ…” now it's going to be the witnesses of Christ who keep the Commandments like
Jesus did. She continue saying, “…He, the Son of God, and an innocent Man, was murdered
because He told men truths that it did
not please them to
hear. Yet He was the Son of the infinite
God. Those who today despise the Law of Jehovah, showing no
respect for His Commandments, are taking sides with the great apostate…” that's the choice for Barabbas. She
continues saying, “…They
proclaim to a sin-corrupted world that the Law of God is null and void.
Those who declare this as truth deceive
the people, and have virtually nailed the Law of Jehovah to the cross between
two
thieves…” they've nailed
what? They've nailed the Law to the cross between two thieves.
You say, “Now wait a minute, pastor. It's
not the same as nailing Jesus to the cross as nailing the Law to the cross, is
it?” It's identical. Let me explain how, but before that let me read you a
statement from Great Controversy page 22.
Saya mau membacakan suatu pernyataan yang menarik dari Ellen White.
Pernyataan ini ditemukan di Testimonies to Ministers hal. 131. Ellen White mengaplikasikan keputusan yang dibuat bangsa Yahudi di zaman
Kristus untuk membebaskan Barabbas dan bukan Yesus, ke zaman dan masa kita.
Beginilah bunyinya, “…Hari ini manusia memilih Barabbas dan
berkata, ‘Salibkan Kristus!’ …” apakah orang-orang membuat keputusan yang sama hari ini? Ya! “…Hari ini manusia memilih Barabbas dan berkata,
‘Salibkan Kristus!’ …” bagaimana mereka melakukan ini? Dengarkan! “…Mereka akan
melakukan ini dalam pribadi orang-orang salehNya…” apakah kalian paham prinsip
ini? Lihat, di zaman Kristus, pada dasarnya mereka berkata, “Bebaskan untuk
kami Barabbas dan salibkan Kristus!” Di hari akhir mereka akan berkata,
“Bebaskan untuk kami para pelanggar Hukum, tetapi binasakan mereka yang patuh
Hukum” sebagaimana Kristus memelihara Hukum. “…Hari ini
manusia memilih Barabbas dan berkata, ‘Salibkan Kristus!’ Mereka akan melakukan
ini dalam pribadi orang-orang salehNya…”
dengarkan baik-baik. “…Mereka akan
melewati jalan yang sama sebagaimana yang dilakukan imam-imam dan
pemimpin-pemimpin Yahudi…” melewati apa? Melewati jalan yang sama. “…Mereka akan melewati jalan yang sama sebagaimana yang
dilakukan imam-imam dan pemimpin-pemimpin Yahudi dalam perlakuan mereka atas
Kristus…” sekarang saksi-saksi Kristus
yang memelihara Perintah-perintah seperti yang dilakukan Yesus. Ellen White
melanjutkan berkata, “…Dia, Anak Allah, Orang yang tidak bersalah,
dibunuh karena Dia mengatakan kebenaran kepada manusia, yang tidak suka mereka dengar. Namun Dia adalah Anak dari Allah yang infinit.
Mereka yang hari ini membenci Hukum Yehova, tidak menghormati
Perintah-perintahNya, sedang berpihak dengan pemurtad besar…” itu memilih Barabbas. Ellen White melanjutkan berkata, “…Mereka
mendeklarasikan kepada dunia yang rusak oleh dosa bahwa Hukum Allah itu nol dan
tidak berlaku. Mereka yang mendeklarasikan ini sebagai kebenaran, menyesatkan
banyak orang, dan sesungguhnya telah memakukan Hukum Yehova ke salib di antara
dua penyamun…” Mereka telah memakukan apa? Mereka telah memakukan Hukum Allah ke salib di
antara dua penyamun.
Kalian berkata, “Tunggu sebentar, Pastor. Tidak sama memakukan Yesus ke
salib dengan memakukan Hukum ke salib, kan?” Sama. Saya akan jelaskan, tetapi
sebelumnya saya akan membacakan sebuah pernyataan dari Great
Controversy hal. 22.
I used to struggle with, you know, understanding this statement that I’m
going to read now, because it appears like the sin of the Jews and the sin of
the religious world at the end of time are totally different things, but
they're not. In Great Controversy page 22
Ellen White says, “The great sin of the Jews was their rejection of Christ;…”
and who did they
choose? Barabbas, the Law-breaker, over the Law-Keeper.
“…the great sin of the Christian world would be their rejection
of the Law of God, the
foundation of His government in heaven and earth.” So what was the great sin of the Jewish nation? The rejection of Christ.
What will be the sin of the Christian world? The rejection of the Law.
You say those are two different things. No,
they're not. Let me explain.
Dulu saya bergumul dengan pemahaman pernyataan ini, yang akan saya bacakan
sekarang, karena sepertinya dosa bangsa Yahudi dan dosa dunia relijius pada
akhir masa itu dua hal yang sama sekali berbeda. Namun mereka tidak. Di Great
Controversy hal. 22 Ellen White berkata, “Dosa besar orang-orang Yahudi adalah penolakan mereka terhadap Kristus…” dan siapa yang mereka pilih? Barabbas, si pelanggar Hukum di atas Sang
Pemelihara Hukum. “…Dosa besar dunia Kristen adalah penolakan mereka
terhadap Hukum Tuhan, yang adalah fondasi pemerintahanNya di Surga dan di bumi…”
Jadi apakah dosa besar bangsa Yahudi? Penolakan Kristus.
Apa yang akan menjadi dosa dunia Kristen? Penolakan Hukum.
Kalian berkata itu adalah dua hal yang berbeda. Tidak, mereka tidak
berbeda. Saya jelaskan.
The Law of God is a transcript of Christ's
character. Are you understanding what I’m saying? The Law of God is a transcript of
Christ's character. So if you crucify the Law you are crucifying the
copy of Christ's character, you are crucifying the transcript of His character.
In other words, the Law is Christ's character in written form, while Christ is the Ten
Commandments lived as a Person.
So how can you say, I love Jesus but I hate
the reflection of Jesus? Are you with me?
ü So the Jews said, “Oh, we are willing to
accept the Law, but we don't want Christ.”
ü The Christian world says, “We want Christ,
but we don't want the Law.”?
Basically it's the same sin.
Hukum Allah adalah salinan karakter Kristus. Apakah
kalian paham apa kata saya? Hukum
Allah adalah salinan karakter Kristus. Maka jika orang
menyalibkan Hukum, dia menyalibkan salinan karakter Kristus, dia menyalibkan
salinan karakterNya. Dengan kata lain, Hukum
adalah karakter Kristus dalam bentuk tertulis, sementara Kristus adalah Kesepuluh
Perintah yang hidup sebagai Pribadi.
Jadi mana kita bisa berkata, “Aku mencintai Yesus
tetapi aku membenci pantulan Yesus.”? Apakah kalian paham?
ü Jadi bangsa Yahudi berkata,
“Oh, kami bersedia menerima Hukum, tetapi kami tidak mau Kristus.”
ü Dunia Kristen berkata, “Kami
mau Kristus, tetapi kami tidak mau Hukum.”
Pada dasarnya itu
adalah dosa yang sama.
Great Controversy page 571 and 572 Ellen White explains, “As the Protestant
churches have been seeking the favor of the world…” hmm there's a whole sermon in itself
“…As the Protestant
churches have been seeking the favor of the world…”
listen carefully “…false charity has blinded
their eyes…” Do you know what
false charity is? It's called “political correctness” in the world today. Oh
yeah, don't talk bad about this church or that church, you know, all's okay,
everybody's the same, everybody's doing well, don't ruffle any feathers, gay
marriage is fine, straight marriage is fine, Sabbath that's okay, Sunday that's
okay, doesn't make any difference. She
says, “…false charity has blinded
their eyes. They do not see but that it is right to
believe good of all evil, and
as the inevitable result they will finally believe evil of all good…”
Is that what
happened to the Jews and their choice of Barabbas? Absolutely!
“…Instead of standing
in defense of the faith once delivered to the saints,
they are now, as it
were, apologizing to Rome
for their uncharitable opinion of her, begging pardon for their bigotry.”
Great Controversy hal. 571 dan 572, Ellen White menjelaskan, “…Sementara gereja-gereja Protestan sedang menggalang
simpati dunia…” hmm, ada khotbah lengkap sendiri khusus untuk ini. “…Sementara gereja-gereja Protestan sedang menggalang
simpati dunia…” dengarkan baik-baik, “…mata
mereka dibutakan oleh kebaikan yang palsu…” tahukah kalian apa itu kebaikan yang palsu? Hari ini di dunia itu disebut “ketepatan politis”. Oh, ya, jangan bicara buruk tentang gereja
ini atau gereja itu, semuanya baik, semua orang sama, semua baik-baik, jangan
menimbulkan masalah, perkawinan sesama jenis itu baik, perkawinan beda
jenis itu baik, Sabat ya oke, hari Minggu ya oke, tidak ada bedanya. Ellen
White berkata, “…mata mereka dibutakan
oleh kebaikan yang palsu. Mereka
tidak melihat, dengan menganggap bahwa mempercayai
kebaikan pada semua yang jahat, itu benar; dan sebagai akibat yang tidak
terelakkan akhirnya mereka akan mempercayai bahwa semua yang baik itu jahat…” Itukah yang terjadi pada
bangsa Yahudi dan pilihan mereka pada Barabbas? Tepat sekali! “…Bukannya berdiri
membela iman yang dulu disampaikan kepada orang-orang saleh, sekarang, sebagaimana
dulu, mereka memohon maaf kepada Roma untuk pendapat mereka yang tidak baik tentangnya,
dan memohon maaf untuk kefanatikan mereka.”
Do you know what led to the persecution of
Christ? The fact that He was living the Law in human flesh. What is it that the
Devil hates more than anything else, what led to the original controversy in
heaven? The Law. The first thing that the Devil attacked in heaven was God's
Law which is a reflection of His character. So what do you suppose the Devil
is going to want to attack at the end of time? His Law, which is a
reflection of His character.
Tahukah kalian apa yang menyebabkan persekusi pada Kristus? Faktanya bahwa Dia menghidupkan Hukum dalam
hidupNya. Apa yang dibenci Iblis lebih daripada yang lain? Apa yang menyebabkan
pertentangan yang asli di Surga? Hukum Allah. Hal pertama yang diserang Iblis
di Surga adalah Hukum Allah, yang adalah pantulan karakterNya. Jadi menurut
kalian apa
yang akan diserang Iblis
pada akhir masa? Hukum Allah, yang adalah pantulan karakterNya.
But now listen to what I’m going to say.
Christ was persecuted because He was the Law in living flesh. Why will God's
people be persecuted at the end of time? Because they also are living the Law
in human flesh. And that will rise the ire of Satan against them, just
like the ire of Satan was raised against Christ in the days of the Jewish
nation.
Tetapi sekarang dengarkan apa yang akan saya
katakan. Kristus dipersekusi karena Dia adalah Hukum dalam Pribadi yang hidup.
Mengapa umat Allah akan dipersekusi pada
akhir masa? Karena mereka juga menghidupkan Hukum dalam bentuk manusia.
Dan itu akan membangkitkan amarah Setan terhadap mereka, sama seperti amarah
Setan yang bangkit terhadap Kristus di zaman bangsa Yahudi.
So what does God want to do with us? He wants
to record His Law in our minds, in our hearts, so that we are bodily a
manifestation of the Law. And the world would say, “We don't want that. We want
Barabbas. We want disobedience to God's Law, not obedience to God's Law.”
You know God wants to take out the stony
heart, and He wants to put in a heart of flesh, and He wants to write His Law
on our heart. You know, God, I’ve mentioned this before, God is the great heart
surgeon, He's a cardiologist. He doesn't do bypasses, He doesn't put in pig
valves, He doesn't put pacemakers in, He only does one kind of surgery and that
is transplants, taking out the old heart and putting a new one in, where He can
write His Law on flesh, not on stone, and that's what's going to rise the ire
and the anger of the world. Because Revelation 12:17 says that “the dragon was enraged with the woman and
went to make war with the remnant of her seed” because they what? Because they “keep the Commandments of God”. We're going to go through the same
experience Jesus went through.
Jadi Tuhan mau berbuat apa pada kita? Dia mau menuliskan
HukumNya di pikiran kita, di hati kita, supaya kita menjadi manifestasi nyata
dari Hukum itu. Dan dunia akan berkata, “Kami tidak mau itu. Kami mau Barabbas.
Kami mau ketidakpatuhan pada Hukum Allah, bukan kepatuhan pada Hukum Allah.”
Kalian tahu, Allah mau
mengeluarkan hati batu kita dan Dia mau memasukkan sebuah hati dari daging, dan
Dia mau menuliskan HukumNya di hati kita. Kalian tahu, saya sudah pernah
mengatakan ini sebelumnya, Allah adalah dokter bedah jantung yang hebat, Dia
adalah kardiolog. Dia tidak melakukan bypass, Dia tidak menanamkan katup babi,
Dia tidak memasang pacu jantung, Dia hanya melakukan satu jenis pembedahan, dan
itu ialah transplantasi, mengeluarkan hati yang lama dan menggantinya dengan
yang baru, di mana Dia bisa menulis HukumNya di atas daging, bukan di atas
batu, dan itulah yang akan membangkitkan kemarahan dan murka dunia. Karena
Wahyu 12:17 mengatakan, Dan marahlah
naga itu kepada perempuan itu, dan pergi
memerangi yang tersisa dari Benihnya…” karena mereka apa? Karena mereka “…memelihara
Perintah-perintah Allah…” Kita akan
mengalami pengalaman yang sama yang dialami Yesus.
I want to read this remarkable statement. I read this at GYC, in the first
sermon that I presented there last weekend on Thursday evening. This is a
remarkable statement. Review and Herald April
14, 1896, we're going to repeat the story of Jesus and the religious world is
going to make the same choice that the Jews made in the days of Christ. Listen
to this,
“The forces of darkness
will unite with human agents
who have given themselves into the control of Satan and the same scenes that were exhibited
at the trial, rejection, and crucifixion of
Christ will be revived…” the same what? “…The same
scenes…” she says,
“…that were exhibited at the trial, rejection, and crucifixion of Christ will be revived…” this time with His people. “…Through yielding
to
satanic influences, men will be transformed into fiends…” Do you know what a “fiend” is? It's
an evil spirit or a demon, or it can be a very wicked or cruel person. She
continues saying, “…Through yielding to satanic influences, men will be transformed into fiends and those…”
listen “…and those who were
created
in
the image of God, who were formed
to honor and glorify their Creator,
will become the
habitation of dragons, and Satan will see in an apostate race his masterpiece of evil—men who reflect his own image.”
Powerful Statement!
Saya mau membacakan pernyataan yang mengagumkan ini. Saya sudah membacakan
ini di GYC dalam khotbah pertama yang saya sampaikan di sana minggu lalu Kamis
malam. Ini adalah pernyataan yang mengagumkan. Review and Herald, 4 April 1896, kita akan mengulangi kisah Yesus dan dunia relijius akan membuat pilihan
yang sama yang dibuat bangsa Yahudi di zaman Kristus. Dengarkan ini, “…Kuasa kegelapan akan bersatu dengan agen-agen manusia
yang telah menyerahkan diri mereka kepada kendali Setan dan adegan-adegan yang
sama yang ditunjukkan saat penghakiman, penolakan, dan penyaliban Kristus akan
dihidupkan kembali…” apa yang sama? “…adegan-adegan yang sama…” kata Ellen White, “…yang
ditunjukkan saat penghakiman, penolakan, dan penyaliban Kristus akan dihidupkan
kembali…” kali ini pada umatNya. “…Dengan menyerah kepada pengaruh sataniah, manusia akan
diubahkan menjadi ‘fiend’ (iblis)…” Tahukah kalian “fiend” itu apa? Itu roh jahat atau iblis, atau bisa juga
seorang manusia yang sangat jahat dan kejam. Ellen White melanjutkan berkata, “…Dengan menyerah kepada pengaruh sataniah, manusia akan
diubahkan menjadi ‘fiend’ (iblis)…” tahukah kalian “fiend”
itu apa? Itu roh jahat atau iblis, atau itu bisa seorang manusia yang sangat
jahat dan kejam. “…Dengan menyerah kepada pengaruh sataniah,
manusia akan diubahkan menjadi ‘fiend’
(iblis) dan mereka…” dengarkan, “…dan mereka yang diciptakan
dalam rupa Allah, yang dibentuk untuk menghormati dan memuliakan Pencipta
mereka, akan menjadi tempat tinggalnya naga-naga, dan Setan akan melihat pada
bangsa yang murtad ini karya unggulnya yang jahat ~ manusia-manusia yang
memantulkan rupanya sendiri…”
Pernyataan yang keras.
So there will be a people that reflect the
image of Christ, and on the other hand there will be those who reflect the
image of Satan: Barabbas.
And the religious world will have to say:
Ø “Crucify the people and give us”… so to
speak, “…Barabbas.”
Ø Or they will have to say, “We will suffer
with the people.”
That's the choice.
Maka akan ada suatu umat yang memantulkan
keserupaan Kristus, dan di pihak lain akan ada mereka yang memantulkan keserupaan
Setan: Barabbas.
Dan dunia relijius akan harus berkata:
Ø “Salibkan umat itu dan berikan
kepada kami”… katakanlah begitu, “…Barabbas.”
Ø Atau mereka akan harus
berkata, “Kami akan menderita bersama umat itu.”
Itulah pilihannya.
Do you remember that the Jewish nation felt that by killing Christ they
would keep their nation from perishing? Lo and behold! By crucifying Christ
they brought doom upon their nation. They caused what they wanted to prevent, did
they not? By crucifying the Messiah they say, “We’ll save our nation.” No, they
brought doom upon their nation. Their nation was destroyed. “National apostasy led to national ruin”. Is that true of this country as well?
Ingatkah kalian ketika bangsa Yahudi menganggap bahwa dengan membunuh Kristus
mereka akan mencegah bangsa mereka dari kebinasaan? Ternyata lihatlah! Dengan menyalibkan Kristus mereka justru
mendatangkan kebinasaan pada bangsa mereka. Mereka menyebabkan apa yang mau
mereka hindari, bukan? Dengan menyalibkan Sang Mesias mereka berkata, “Kami
akan menyelamatkan bangsa kami.” Tidak! Mereka malah mendatangkan kebinasaan
pada bangsa mereka. Bangsa mereka dibinasakan. “Kemurtadan nasional membawa kepada kehancuran nasional…” apakah negeri ini juga seperti
itu?
Last statement I want to read, Signs of the Times July 4, 1899. Interesting
that she would write this on Independence Day, July 4 1899. She says, “The greatest and most favored nation upon the earth is the United States. A
gracious Providence has shielded this country, and poured out upon her the
choicest of heaven's blessings…” is that true of the Jewish nation as well? Yeah, see this nation is
parallel to the Jewish nation. God has poured out His unlimited blessings upon these
United States of America. She continues saying, “…Here the persecuted and oppressed have found refuge.
Here the Christian faith in its purity has been taught. This people have been
the recipients of great light and unrivaled mercies in these United States…” just like the Jews, folks. The Jews
received the greatest light that could ever be given, Christ in their midst,
and they rejected Him. What makes you think that the message of God's
faithful Commandment-keeping people will not be met in the same way, with
the same choice? We need to make sure we're on the right side. She continues
saying, now she's going to talk about the blessings that the United States
received, but now she says, “…But these gifts have been repaid by ingratitude and forgetfulness of
God. The Infinite One keeps a reckoning with the nations, and their guilt is
proportioned to the light rejected…” great light great responsibility. And then she speaks about slavery, she's
writing about slavery at this point. She says, “…A
fearful record now stands in the register of heaven against our land…” talking about the evil practice of
slavery, the wicked practice of taking people, imagine what that was like,
human beings created in the image of God treated as slaves. Satanic! She says, “…A fearful record now stands in the
register of heaven against our land…” but now notice, “…but the crime which shall fill up the measure of her iniquity, is that of
making void the Law of God...” and she's referring to the change of the
Sabbath.
Pernyataan terakhir yang ingin saya bacakan, Signs
of the Times, 4 Juli 1899, menarik Ellen White menulis ini pada hari kemerdekaan, 4 Juli 1899. Ellen
White berkata, “…Bangsa yang paling
hebat dan paling disayang di atas bumi adalah Amerika Serikat. Sang Pemelihara
yang mahamurah telah melindungi negeri ini dan mencurahkan kepadanya
berkat-berkat Surgawi yang paling bagus…” Bukankah begini juga bangsa
Yahudi? Iya. Lihat, bangsa ini paralel dengan bangsa Yahudi. Allah telah
mencurahkan berkat-berkatNya yang tidak terbatas kepada Amerika Serikat. Ellen White melanjutkan berkata, “…Di sini mereka yang dipersekusi dan ditindas
mendapatkan tempat berlindung. Di sini iman Kristen dalam kemurniannya telah
diajarkan. Bangsa ini telah menjadi penerima terang yang sangat besar dan
kemurahan yang tidak ada bandingnya, di negara-negara bagian Amerika Serikat
ini…” persis seperti bangsa Yahudi,
Saudara-saudara. Bangsa Yahudi telah
menerima terang yang paling besar yang pernah diberikan, Kristus di
tengah-tengah mereka, dan mereka menolak Dia. Apa yang membuat
kalian berpikir pekabaran dari umat
Allah pemelihara Perintah-perintahNya yang setia, tidak akan dihadapi dengan sikap yng
sama, dengan pilihan yang sama? Kita perlu memastikan kita
berada di pihak yang benar. Ellen White
melanjutkan berkata, sekarang dia akan bicara mengenai berkat-berkat yang
diterima Amerika Serikat, tapi sekarang dia berkata, “…Tetapi pemberian-pemberian ini telah dibalas dengan
tidak berterimakasih dan melupakan Allah. Dia yang infinite punya catatan
perhitungan dengan bangsa-bangsa, dan kesalahan mereka itu proporsional dengan
terang yang mereka tolak…” terang besar, tanggung jawab besar. Kemudian Ellen White bicara tentang
perbudakan, dia menulis tentang perbudakan di poin ini. Dia berkata, “…Suatu catatan yang mengerikan sekarang terdapat di
pencatatan surgawi mengenai negeri kita…”
bicara tentang praktek perbudakan yang jahat,
praktek jahat menyandera manusia, bayangkan seperti
apa itu, manusia yang diciptakan dalam keserupaan Allah diperlakukan sebagai
budak. Sataniah! Ellen White berkata, “…Suatu catatan yang mengerikan sekarang terdapat di
pencatatan surgawi mengenai negeri kita…” tetapi sekarang simak, “…tetapi kejahatan yang akan membuat takaran dosanya
penuh, ialah menjadikan Hukum Allah tidak berarti…” dan Ellen White di sini
merujuk ke perubahan Sabat.
I believe, folks, that we are quickly
moving on to what we've discussed this morning. You would have to be out at Sequoia
National Park the last year, camping out without any access to the news, to not
see how things are just winding down, things are just precipitating to what
Ellen White describes in Great Controversy.
It's like, you know, she wrote this book 120 years ago, but what she wrote is
just being fulfilled right before our eyes. Yet what are we doing? We're
sleeping, sitting in the pews comfortably, maybe not even giving out a glow
trap. It's
time for us, folks, to awaken and to ask the Lord to give us a new heart, a
heart of flesh, take out the heart of stone and give us a heart of flesh, and
then allow God through a study of His Word, through prayer, and through
witnessing, allow God to take His Law and to write it in our hearts, so that we
will become the embodiment of the Law as Jesus was the embodiment of the Law.
And that will raise the ire of Satan. But ultimately the Devil is a defeated
foe. Every time that he fights with Christ he gets defeated, he got defeated in
heaven, he got defeated at the cross, he's going to be defeated at the end.
Let's just make sure that we are on the right side.
Saya percaya, Saudara-saudara, bahwa kita sedang
dengan cepat melaju ke apa yang kita diskusikan tadi pagi. Kita harus berada di
Sequoia National Park selama tahun lalu, berkemah di luar sana
tanpa akses ke berita apa pun, untuk tidak melihat bagaimana hal-hal mendekati
akhirnya, semuanya terus berputar ke bawah, segala hal semata-mata terjun bebas ke apa yang digambarkan Ellen
White di Great Controversy. Itu seperti ~ kalian tahu ~ dia menulis buku ini
120 tahun yang lalu, tetapi apa yang ditulisnya itu sedang digenapi tepat di
depan mata kita. Namun apa yang sedang kita lakukan? Kita tidur, duduk di
bangku-bangku gereja dengan nyaman, mungkin bahkan tidak memancarkan terang untuk menarik orang. Sudah waktunya bagi kita, Saudara-saudara, untuk
bangun dan minta Tuhan memberi kita sebuah hati yang baru, hati dari daging,
mengeluarkan hati yang dari batu dan memberi kita hati dari daging, kemudian
mengizinkan Allah ~ melalui mempelajari FirmanNya, melalui doa, dan melalui
bersaksi ~ mengizinkan Allah mengambil HukumNya dan menuliskannya di hati kita,
supaya kita akan menjadi perwujudan Hukum sebagaimana Yesus adalah perwujudan
Hukum. Dan itu akan membangkitkan murka Setan. Tetapi puncaknya Iblis adalah
musuh yang sudah dikalahkan. Setiap kali dia bertarung dengan Kristus, dia
dikalahkan. Dia dikalahkan di Surga, dia dikalahkan di salib, dia akan
dikalahkan pada akhirnya. Kita hanya harus memastikan bahwa kita berada di
pihak yang benar.
29 06 23