FINAL MOVEMENTS
Part 02/06 - Stephen Bohr
THE STEALTH MAN
http://www.youtube.com/watch?v=h1AKMLeF4JE
Sebagaian dari
pelajaran ini sudah pernah dibahas dalam pelajaran PROPHECY’S DR. JEKYLL AND
MR. HYDE. Silakan mengulangi kembali.
Dibuka
dengan doa.
I’d
like to invite you to open your Bibles with me this morning, to the book of
Daniel chapter 7. And I would like to read verse 17. Daniel 7:17. Of course
most of us know that Daniel 7 describes 4 beasts: a lion, a bear, a leopard,
and a terrible non-descript beast that we might call a dragon beast. Now what
do these beasts represent? Notice Daniel 7:17, it says there, “Those
great beasts, which are four, are
four kings which arise out of
the earth.”
So
notice that the 4 beasts of Daniel 7 represent 4 kings. Now we need to
understand that in Bible prophecy kings and kingdoms are interchangeable, we
are going to see that in a moment. In other words these 4 beasts represent 4
kings but actually they represent 4 kingdoms which are ruled over by these 4
kings, so to speak.
Saya
ingin mengundang kalian membuka Alkitab bersama saya pagi ini, ke kitab Daniel
pasal 7. Dan saya mau membaca ayat 17. Daniel 7:17. Tentunya kebanyakan kita
tahu bahwa Daniel 7 bercerita tentang 4 binatang: seekor singa, seekor beruang,
seekor macan tutul, dan seekor binatang mengerikan yang sulit dilukiskan, yang
bisa kita sebut naga. Nah, binatang-binatang itu melambangkan apa?
Perhatikan
Daniel 7:17, dikatakan di sana, “Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang
akan muncul dari dalam bumi…”
Jadi
perhatikan bahwa keempat binatang Daniel pasal 7, melambangkan empat raja. Nah,
kita perlu memahami bahwa dalam nubuatan Alkitab, pengertian raja dan kerajaan
itu bisa saling ditukar, kita akan membuktikannya sebentar lagi. Dengan kata
lain keempat binatang ini melambangkan empat raja, tetapi sebenarnya mereka
melambangkan empat kerajaan yang katakanlah, diperintah oleh keempat raja
tersebut.
Now,
I am not interested in speaking this morning about the first 3 beasts. The lion
of course represents the kingdom of Babylon. The bear represents the kingdom of
Medo-Persia. The leopard beast represents Greece. I am particularly interested
in the 4th beast of Daniel 7. Go with me to Daniel 7:23 and what I
want us to notice as we read this verse, and actually verse 24 as well, is that
this 4th
beast has 4 stages of existence. That’s very, very important. This 4th
beast has 4 stages of existence, four successive stages. Now, let’s take a look
at those stages.
Nah,
pagi ini saya tidak tertarik membahas tiga binatang yang pertama. Singa itu
pasti melambangkan kerajaan Babilon. Beruang melambangkan kerajaan Medo-Persia.
Macan tutul melambangkan kerajaan Greeka. Saya terutama tertarik pada binatang
yang keempat dari Daniel pasal 7. Marilah bersama saya ke Daniel 7:23. Dan apa
yang saya ingin kalian simak sementara
kita membaca ayat ini, dan juga ayat 24, adalah bahwa binatang yang keempat ini memiliki empat tahap eksistensi.
Ini amat sangat penting. Binatang keempat ini memiliki empat tahap eksistensi,
empat tahap yang berurutan. Nah, mari kita lihat tahap-tahap tersebut.
First
of all Daniel 7:23, "Thus
he said: 'The fourth beast shall be the fourth kingdom upon earth…” do you see how king and kingdom is interchangeable? The
four beasts are four kings but here it says that the fourth beast is a kingdom.
So kings are kingdoms. And so it says, “…Thus he said: ‘The fourth beast shall be the fourth kingdom
upon earth, which shall be diverse from all kingdoms…” see, from the previous kingdoms,
“…and shall devour the whole earth, and shall tread it down and break it
in pieces…” Now the first stage of this 4th
beast, is the 4th beast ruling by itself. You’ll notice that
this beast, we are told, is different than the previous kingdoms, devours the
whole earth, threads it down and breaks it in pieces. So the first stage of
this 4th beast is this beast ruling by itself.
But now I want you to notice that there is a second stage.
Notice verse 24, “…
24 And the ten horns…” because this 4th beast
sprouts 10 horns, it says
“…the ten horns are ten
kings…” or kingdoms “… who
shall arise from this kingdom…” Now, let me ask you, in order for the
10 kingdoms to arise from the 4th kingdom, must the 4th
kingdom already exist? Of course. So I want you to notice that you have this 4th
kingdom, it rules by itself for a while, then out of the head of this 4th
beast comes forth 10 horns, 10 kingdoms. In other words, this dragon beast
actually is divided into 10 because the horns come from the head of the 4th
beast.
So the first stage is this dragon beast ruling by itself. The second
stage is this dragon beast divided into 10 kingdoms.
Pertama-tama, Daniel 7:23, “Maka demikianlah katanya: ‘Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang
keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan…” lihat? Dengan
kerajaan-kerajaan sebelumnya, “…dan akan menelan seluruh
bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya…” Nah, tahap pertama binatang keempat ini adalah binatang
tersebut memerintah sendiri. Kalian akan melihat bahwa binatang
ini berbeda dari kerajaan-kerajaan sebelumnya, dia menelan seluruh bumi,
menginjak-injaknya dan menghancurkannya berkeping-keping. Maka tahap yang
pertama dari binatang keempat ini adalah binatang tersebut memerintah sendiri.
Tetapi sekarang saya mau kalian
memperhatikan ada tahap yang kedua. Perhatikan ayat 24 “…24 Kesepuluh tanduk itu…” karena
pada binatang keempat itu tumbuh 10 tanduk, dikatakan, “…kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja…” atau kerajaan “…yang muncul dari kerajaan
itu…” Coba
saya tanya, supaya ke 10 kerajaan itu bisa tumbuh dari kerajaan yang keempat,
apakah kerajaan yang keempat itu sudah harus ada terlebih dahulu? Tentu saja.
Jadi saya mau kalian memperhatikan bahwa kerajaan keempat ini, memerintah
sendiri untuk suatu masa, kemudian dari kepala binatang keempat ini muncul 10
tanduk, 10 kerajaan. Dengan kata lain, binatang naga ini sebenarnya terbagi
menjadi 10 karena tanduk-tanduk itu berasal dari kepala binatang keempat.
Maka tahap yang pertama binatang naga
ini adalah dia memerintah sendiri. Tahap
kedua binatang naga ini, dia terbagi menjadi 10 kerajaan.
But there is a third stage. Notice verse 24, the last part
of the verse says, “…And
another shall rise after them…” after which? After the 10. “…He shall be different from the first ones, and shall subdue three kings.”
How
many stages do we have so far to this 4th
beast? We have 3:
1. The dragon beast rules by itself. It tramples, it breaks in
pieces. Then after ruling for a while,
2.
you have coming out of
the head of this dragon beast 10 horns. In other words this kingdom is divided
into 10 kingdoms. It’s still Rome because the horns come from the head of the
dragon beast. It’s still the dragon beast that is alive, only it has 10 horns,
10 divisions.
3. And then the 3rd stage is among the 10 horns,
the 10 divisions, rises a Little Horn. And now I want you to notice
some interesting details about this Little Horn in verse 25.
Tetapi ada tahap ketiganya. Perhatikan ayat 24,
bagian terakhir ayat itu berkata, “… Sesudah mereka akan muncul
seorang raja…” sesudah
mereka yang mana? Sesudah kesepuluh kerajaan, “…dia akan berbeda dari raja-raja yang
dahulu dan akan menaklukkan tiga raja. [NKJV yang diindonesiakan].
Sampai
di sini binatang yang keempat itu sudah ada berapa tahap? Tiga:
1.
Binatang
naga itu memerintah sendirian, dia menginjak-injak dan menghancurkan
berkeping-keping. Dan setelah memerintah beberapa lamanya,
2.
dari
kepala binatang naga ini muncul 10 tanduk. Dengan kata lain kerajaan ini terbagi
menjadi 10 kerajaan. Dia masih tetap Roma karena tanduk-tanduk itu muncul dari
kepala binatang naga ini. Dia masih binatang naga itu yang masih hidup, hanya
saja dia memiliki 10 tanduk, 10 bagian.
3.
Kemudian
tahap ketiga ialah dari
tengah-tengah kesepuluh tanduk itu, kesepuluh bagian itu, muncul sebuah Tanduk
Kecil. Dan sekarang saya mau kalian memperhatikan detail-detail
yang menarik tentang Tanduk Kecil ini, di ayat 25.
However,
before we read verse 25, I need to underline the meaning of the symbols that we
have already discussed.
·
The lion is Babylon.
· The bear is Medo-Persia.
· The leopard is Greece.
· The dragon is the Roman empire.
· The 10 horns represent the 10 divisions into which the Roman
empire was divided, as a result of the barbarian invasions from the northern
sector of the kingdom.
·
And then the Little
Horn represents a religious stage of this dragon beast. We might call it
“religious Rome”. By the way, is
the Little Horn still Rome? It must be. Why? Because it comes from the head of
the dragon beast and it rises among the 10 divisions that came out on the head
of the dragon beast.
In
other words we have 3 stages of this beast so far, this dragon beast: It rules
by itself as the Roman empire, then the Roman empire is divided into 10
kingdoms, and then among those 10 kingdoms in western Europe where Rome was,
you have a small horn that rises to rule over the Roman empire.
Namun,
sebelum kita membaca ayat 25, saya perlu menggarisbawahi dulu makna
simbol-simbol yang telah kita bicarakan.
·
Singa
adalah Babilon.
· Beruang adalah Medo-Persia.
· Macan tutul adalah Greeka.
· Naga adalah kekaisaran Roma.
· Kesepuluh tanduk melambangkan
kesepuluh bagian kekaisaran Roma yang terbagi sebagai akibat invasi bangsa
barbar dari sektor utara
kerajaan itu.
·
Kemudian
Tanduk Kecil melambangkan tahap
relijius dari binatang naga itu. Kita boleh menyebutnya “Roma relijius”.
Nah, apakah Tanduk Kecil ini masih Roma? Tentunya demikian. Mengapa? Karena dia
muncul dari kepala binatang naga dan dia muncul di tengah-tengah kesepuluh
bagian yang tumbuh di kepala binatang naga itu.
Dengan
kata lain sampai di sini kita sudah melihat tiga tahap dari binatang tersebut,
binatang naga tersebut: dia memerintah sendiri sebagai kekaisaran Roma,
kemudian kekaisaran Roma terbagi menjadi 10 kerajaan, kemudian dari antara
kesepuluh kerajaan itu di Eropa barat di mana Roma berkedudukan, muncul sebuah Tanduk
Kecil yang memerintah atas kerajaan Roma.
Now,
let’s notice some characteristics of this Little Horn. Notice verse 25,
speaking about the Little Horn it says, “He shall speak pompous
words against the Most High…” now those pompous words, by the way
those pompous words are called “blasphemies”
in Revelation 13. We’ll come back to that later. But this little horn
speaks pompous words ~ that is blasphemies ~ against the Most High. Notice also
he “…shall persecute the saints of the
Most High…” So first of all he speaks
blasphemies, secondly he persecutes the saints of the Most High, and then it
says, “…and shall intend…” or as the KJV says “…and shall think to change…” what? “…times and law…” And now notice this time frame, “…Then the saints shall be given into his
hand for a time and times and half a time.”
Nah, mari kita perhatikan beberapa karakteristik Tanduk
Kecil ini. Perhatikan ayat 25, berbericara tentang si Tanduk Kecil, dikatakan, ”Ia akan mengucapkan perkataan sombong yang menentang Yang Mahatinggi…” nah, kata-kata sombong ini ternyata disebut “menghujat”
di Wahyu pasal 13. Nanti kita akan kembali ke sana. Tetapi Tanduk Kecil ini
mengucapkan kata-kata sombong ~ yaitu menghujat ~ menentang Yang Mahatinggi.
Perhatikan, dia juga “…dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi…” Jadi pertama dia menghujat, kedua dia menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, lalu dikatakan, “…dan akan berniat…”
atau
seperti yang dikatakan di KJV, “…dan akan berpikir untuk mengubah…” apa? “…waktu dan hukum…” dan sekarang perhatikan batasan waktunya, “…lalu orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa, masa-masa dan
setengah masa.“ [NKJV yang diindonesiakan].
Several characteristics:
1. This horn will speak blasphemies.
2.
This horn will persecute
the saints.
3.
This horn will intend to
change the times.
4.
He will intend to change
the law.
5. His period of rule will be “time, times, and
half a time” or “the dividing of
time” as the KJV says.
Now there is no doubt, folks, as we
look at the characteristics of this little horn, what power is being
represented in history. There is absolutely no doubt. Because as you trace the
order of this 4th beast, you find the Roman empire governing by
itself, that is history. Then you find Rome being divided into 10 kingdoms,
that is history. So you will expect to find a little horn, or a power that will
arise among these 10 kingdoms to rule over the area which had previously been
the Roman empire, and it must be Rome because this horn comes from the head of
this 4th best.
Beberapa
karakteristiknya:
1.
Tanduk
Kecil ini akan menghujat.
2.
Tanduk
ini akan menganiaya orang-orang kudus
3.
Tanduk
ini akan berniat mengubah waktu.
4.
Tanduk
ini akan berniat mengubah hukum.
5.
Masanya
berkuasa adalah “satu masa, masa-masa dan setengah masa” atau “masa yang terbagi” seperti yang
dikatakan KJV.
Nah,
tidak diragukan, Saudara-saudara, saat kita melihat karakteristik Tanduk Kecil
ini, maka kekuasaan apakah yang dilambangkan dalam sejarah? Sama sekali tidak
ada keraguan. Karena jika kita melihat jejak urutan binatang keempat ini, kita
melihat kekaisaran Roma memerintah sendiri, itu sejarah; lalu kita melihat Roma
terbagi menjadi 10 kerajaan, itu sejarah; maka kita juga menduga akan menemukan
sebuah Tanduk Kecil, atau suatu kekuasaan yang akan muncul di antara ke sepuluh
kerajaan itu untuk memerintah daerah yang tadinya merupakan milik kekaisaran
Roma, dan kekuasaan itu harus Roma karena tanduk ini muncul dari kepala
binatang keempat itu.
Now,
what is blasphemy? I don’t even have to read the verses. Scripture says that
blasphemy first of all is when a human being claims to have the power to
forgive sins, and secondly when a human being claims to be God. For example
when Jesus forgave the sins of the paralytic He says, “Your sins are forgiven”,
the Pharisees said, “He speaks blasphemy.” But He wasn’t being blasphemous for
He was more than a man, but it is interesting when He claimed to have the power
to forgive sins, He was accused of blasphemy. In John 10, the religious leaders
attacked Jesus because being a man He made Himself God. In other words blasphemy
is when a human being claims to be God and when a human being claims to have
the power to forgive sins.
Let
me ask you, did the Roman Catholic Papacy fulfill both of these
characteristics? Absolutely. The Roman Catholic Papacy claims to have the power
to forgive sins, and it also has claimed in the course of the centuries that
the Pope and in some sources it says that he is God on earth: Vicarius Filii Dei, the vicar of the Son
of God, the substitute of the Son of God, if you please.
Sekarang,
menghujat itu apa? Saya bahkan tidak perlu membacakan ayatnya. Firman Tuhan
berkata bahwa menghujat itu pertama adalah bila seorang manusia mengklaim
memiliki kuasa untuk mengampuni dosa, dan kedua ketika seorang manusia
mengklaim sebagai Allah. Misalnya, ketika Yesus mengampuni dosa orang yang
lumpuh, Dia berkata, “Dosamu diampuni”, dan orang-orang Farisi berkata, “Dia
menghujat.” Tetapi Yesus tidak menghujat karena memang Dia lebih dari sekadar
manusia. Namun yang menarik adalah ketika Yesus mengklaim memiliki kuasa untuk
mengampuni dosa, Dia dituduh menghujat. Di Yohanes pasal 10, para pemimpin
agama menyerang Yesus karena, sebagai manusia Dia menjadikan diriNya Allah.
Dengan kata lain menghujat itu ialah
bila seorang manusia mengklaim sebagai Allah dan bila seorang manusia mengklaim
memiliki kuasa mengampuni dosa.
Coba
saya tanya, apakah Kepausan Roma Katolik memenuhi kedua karakteristik ini?
Betul sekali. Kepausan Roma
Katolik mengklaim memiliki kuasa untuk mengampuni dosa, dan sepanjang sejarah
berabad-abad lamanya dia juga
mengklaim bahwa Paus ~ menurut
beberapa sumber ~ adalah
Allah di bumi: Vicarius Filii Dei, vikar Anak Allah, atau katakanlah, pengganti Anak Allah.
Did
the
Roman Catholic Papacy persecute the saints of the Most High? It most
certainly did. Millions of individuals lost their lives as a result of the
persecution of this power. This characteristic is fulfilled.
Apakah
Kepausan Roma Katolik menganiaya
orang-orang kudus Yang Mahatinggi? Betul sekali. Berjuta-juta
orang kehilangan nyawa mereka sebagai akibat penganiayaan kekuasaan ini.
Karakteristik ini juga dipenuhi.
Did
the
Roman Catholic Papacy seek to change God’s prophetic times? We’ve
discussed this before, yes, by instituting a system of prophetic
interpretation known as Preterism, the idea that the Antichrist arose
way in the past in the times of Antiochus Ephipanes; or Futurism, the idea that the
Antichrist didn’t exist during the Middle Ages, the Antichrist is going to rise
over in the Middle East at the very end of time and he is going to sit in the
Jerusalem temple.
Apakah
Kepausan Roma Katolik mencoba
mengubah waktu nubuatan Allah? Kita telah membahas ini
sebelumnya, iya, dengan menciptakan
suatu sistem interpretasi nubuatan yang dikenal sebagai Preterisme,
yaitu konsep bahwa Antikristus sudah muncul jauh di masa lampau di zaman
Antiochus Ephipanes; atau
sistem Futurisme, yaitu konsep bahwa Antikristus tidak ada di
zaman Abad Pertengahan, bahwa Antikristus nanti akan muncul di Timur Tengah
pada akhir zaman, dan dia akan duduk di Bait Suci Yerusalem.
A change in God’s time, a change in God’s prophetic calendar and as we’ve
studied previously, these two systems were devised by two Jesuit theologians, Luis del AlcƔzar who developed Preterism, and Francisco Ribera who developed
the system of Futurism, which to a great degree has been
imbibed by Protestantism.
Perubahan
dalam waktu Allah, perubahan dalam kalender nubuatan Allah, dan sebagaimana
yang sudah kita pelajari, kedua sistem itu diciptakan oleh dua orang theolog
Yesuit: Luis del AlcƔzar yang menciptakan Preterisme; dan Francisco
Ribera yang menciptakan sistem Futurisme, yang
sebagian besar telah diserap oleh Protestantisme.
Did
the
Roman Catholic Papacy claim to change God’s Law? Of course. You go to
the Catechisms and you’ll discover that the 2nd
commandment is missing, the one that says you are not supposed to worship
images. So they end up with 9, if they delete #2 from the Catechisms so they divide
commandment #10 in two: “You shall not covet your neighbor’s goods”,
and “you shall not covet your neighbor’s wife.”
And
then of course the largest change is the change of God’s rest day, from Sabbath to Sunday.
But
you’ll notice that this system didn’t actually do it, the Bible says that he
would think
or he would intend to change times and law.
Apakah
Kepausan Roma Katolik
mengklaim telah mengubah Hukum Allah? Tentu saja. Lihatlah Katekismus mereka
dan kita akan mendapati perintah Allah yang kedua
lenyap, yang berkata
bahwa kita tidak boleh sujud kepada patung. Dengan demikian mereka hanya punya
9 perintah karena telah menghapus perintah nomor 2 dari Katekismus, sehingga
mereka membagi perintah nomor 10
menjadi dua: “Jangan mengingini harta sesamamu” dan “jangan
mengingini istri sesamamu.”
Kemudian
tentu saja perubahan terbesar adalah perubahan
hari perhentian Allah dari Sabat ke hari Minggu.
Tetapi
kita akan melihat bahwa sistem ini tidak benar-benar melakukannya, Alkitab
berkata bahwa dia berpikir atau dia berniat mengubah waktu dan hukum.
And
then of course you have the time frame. “time, times and the dividing of time.” By
the way that is exactly 3½ times or 3½ years. Now in the Bible a prophetic year
is composed of 360 days. So all you have to do is multiply 360 days x 3½ years,
and as a result you have how long? 1260
days. But in Bible prophecy a day is equal to what? Equal to a year. Which
means that this power was going to rule how long? 1260 years, over a thousand
years. Do you know that there is no scholar in the world, no historian in the
world, that would deny that the Roman Catholic Papacy has actually existed and
ruled for over a thousand years during the Middle Ages, even Dave Hunt, who is
an evangelical scholar, who believes in Futurism and the rebuilding of the
temple and the rapture of the church that will happen before the tribulation,
even he, several times in his book, A Woman
Rides the Beast, states that the Roman Catholic Papacy actually ruled for a
period of over one thousand years. And so these scholars are actually telling
us that this system governed for this period of time.
Kemudian
tentu saja ada batasan waktu. “satu masa, masa-masa dan setengah masa”
Nah, ini persis 3½ masa atau 3½ tahun. Nah, di Alkitab, satu tahun
nubuat terdiri atas 360 hari. Maka kita hanya perlu mengalikan 360 hari x 3½
tahun, hasilnya kita dapat berapa lama? 1260 hari. Tetapi dalam nubuatan
Alkitab satu hari sama dengan apa? Sama dengan satu tahun. Berarti kekuasaan ini akan berkuasa
berapa lama? 1260 tahun,
seribu tahun lebih. Tahukah kalian tidak ada satu pun pelajar Alkitab di dunia
ini, tidak ada satu pun sejarahwan di dunia yang akan menyangkal bahwa Kepausan
Roma Katolik benar-benar eksis dan berkuasa lebih dari seribu tahun selama Abad
Pertengahan. Bahkan Dave Hunt, seorang pelajar Alkitab Protestan, yang menganut
faham Futurisme dan bahwa Bait Suci akan dibangun kembali, dan bahwa gereja
akan diangkat ke Surga sebelum masa kesusahan besar, bahkan dia, berkali-kali
dalam bukunya A Woman Rides the Beast,
menyatakan bahwa Kepausan Roma Katolik sungguh-sungguh berkuasa selama periode
seribu tahun lebih. Maka pelajar-pelajar Alkitab ini benar-benar mengatakan
kepada kita bahwa sistem ini berkuasa selama masa tersebut.
And
so now we have three stages:
·
We have Rome ruling by
itself,
· Then we have Rome divided,
·
Then we have religious
Rome, governing for 1260 years.
And
you say, “What is the fourth stage?”
Now
allow me to say that the 4th stage is not explicit in Daniel 7, it
is implicit.
You
say, “What do you mean by implicit?”
What
I mean is, that in Daniel 7 the 4th stage is not brought out clearly
in the text, although it is insinuated.
You
say, “How is that?”
Well,
let’s notice Daniel 7:26-27. It says, “'But the court shall be seated…” And now speaking about the Little Horn,
“…And they shall take away his dominion, to consume and destroy it forever…” what’s going to happen to the Little Horn? He is going to
be consumed and what? Destroyed forever. “….27 Then the kingdom and dominion, and the
greatness of the kingdoms under the whole heaven, shall be given to the people,
the saints of the Most High. His kingdom is
an everlasting kingdom, and all dominions shall serve and obey Him.”
Now
let me ask you the question, is the Little Horn going to be around when Jesus
comes according to this? Is he going to be destroyed when Jesus comes?
Absolutely. So must he be in existence when Jesus comes if he is going to be destroyed
when Jesus comes? So does it mean that this horn is going to have another
stage of existence over and above the 1260 year period? Yes, but it is
not explicit in Daniel 7. It is implicit.
Jadi
sekarang kita sudah mendapatkan tiga tahap:
·
Ada
Roma yang berkuasa sendiri,
· lalu ada Roma yang terbagi,
·
kemudian
ada Roma relijius yang berkuasa selama 1260 tahun.
Dan
kalian berkata, “Tahap keempatnya itu apa?”
Nah,
izinkan saya berkata bahwa tahap keempat itu tidak tertulis di Daniel pasal 7,
tetapi tersirat di sana.
Kalian
berkata, “Apa maksudnya tersirat?”
Maksud
saya, di Daniel pasal 7, tahap keempat tidak dinyatakan dengan jelas dalam
ayatnya walaupun ada disinggung.
Kalian
berkata, “Maksudnya?”
Nah,
marilah kita perhatikan Daniel 7:26-27. Dikatakan, “Tetapi Majelis Pengadilan akan
duduk…” dan sekarang berbicara tentang si Tanduk
Kecil, “…dan mereka akan mencabut kekuasaan darinya untuk
dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya…” apa yang akan terjadi pada Tanduk Kecil
itu? Dia akan dimusnahkan dan apa? Dihancurkan selama-lamanya. “…27 Lalu kerajaan dan
kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan
diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi. KerajaanNya adalah kerajaan yang
kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan mematuhi
Dia.” [NKJV yang diindonesiakan]
Coba saya tanya, menurut ayat ini
apakah si Tanduk Kecil itu akan eksis pada saat Yesus datang kembali? Apakah
dia akan dimusnahkan pada waktu Yesus datang kembali? Tentu saja. Jadi haruskah dia masih eksis ketika
Yesus datang kembali jika dia akan dimusnahkan pada waktu Yesus datang kembali? Berarti, apakah Tanduk Kecil ini akan memiliki suatu tahap eksistensi
yang lain di atas periode 1260 tahun? Ya, tetapi di Daniel pasal
7 itu tidak tertulis, hanya tersirat.
Now
let’s go to Revelation chapter 12 and 13, what is implicit in Daniel 7 is now
explicit. Notice Revelation 12:3-4, it says here ~ and we are going to notice
the first two stages that we’ve discussed about this 4th beast in
Daniel 7, we are going to find them here in Revelation 12:3-4, “And
another sign appeared in heaven: behold, a great, fiery red dragon…” is that the same thing as the 4th beast of
Daniel 7? Absolutely. Let’s continue reading, “…having seven heads
and ten horns…” how many horns does this dragon beast
have? 10. How many horns did the dragon beast of Daniel 7 have? 10. Okay?
Notice,
“…and seven diadems on his heads. 4 His
tail drew a third of the stars of heaven and threw them to the earth. And the
dragon stood before the woman who was ready to give birth, to devour her Child
as soon as it was born.”
What
was the power that was in existence when Jesus was born and the Devil tried to
destroy Christ? It was Rome. So let me ask you, is this dragon beast who tries
to devour Jesus, the same dragon beast of Daniel 7? Yes, because you have the
lion = Babylon; the bear = Medo-Persia; the leopard = Greece; then you have the
dragon beast. And in here Revelation chapter 12, you have this dragon beast who
wants to slay the Child. So there is no doubt whatsoever that this 4th
beast represents Rome. And this 4th beast has how many horns? 10
horns. Now, when we notice Daniel 7, we know that the 10 horns were not there
all the time that the dragon was ruling. You have to go back to Daniel 7 to
understand the 10 horns come from this kingdom, after the kingdom has ruled. In
Revelation 12, it was not brought up, you simply have the dragon with the 10
horns already. And by the way the reason why you have the dragon with the 10
horns is because this dragon with 10 horns is going to give his power and his authority
to the Beast as we will see in a moment.
Sekarang marilah ke Wahyu pasal 12 dan 13, apa yang
cuma tersirat di Daniel 7 sekarang menjadi jelas. Perhatikan Wahyu 12:3-4,
dikatakan di sini ~ dan kita akan melihat kedua tahap pertama yang telah kita
bahas mengenai binatang keempat Daniel pasal 7, kita menemukan mereka di Wahyu
12:3-4, “Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor
naga merah padam yang besar…” apakah
ini sama dengan binatang keempat Daniel pasal 7? Betul sekali. Mari kita
lanjutkan membaca, “… berkepala tujuh dan
bertanduk sepuluh…” ada
berapa tanduk pada binatang naga ini? Sepuluh. Binatang naga di Daniel pasal 7
punya berapa tanduk? Sepuluh. Oke? Perhatikan, “…dan di atas kepalanya ada
tujuh mahkota. 4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang
di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah
perempuan itu melahirkan-Nya.”
Kekuasaan apakah yang ada ketika Yesus lahir dan
Iblis berusaha membunuh Kristus? Roma. Jadi coba saya tanya, apakah binatang
naga yang berusaha membunuh Yesus ini binatang naga yang sama di Daniel 7? Ya,
karena ada singa = Babilon; beruang = Medo-Persia; macan tutul = Greeka;
kemudian ada binatang naga itu. Dan di sini, di Wahyu pasal 12, ada binatang
naga yang mau membunuh Anak yang dilahirkan. Jadi sama sekali tidak diragukan
lagi bahwa binatang keempat ini melambangkan Roma. Dan binatang keempat ini
punya berapa tanduk? Sepuluh tanduk. Nah, ketika kita menyimak Daniel 7 kita
tahu bahwa kesepuluh tanduk itu tidak selalu ada di sana selama naga itu
berkuasa. Kita harus mundur ke Daniel 7 untuk memahami bahwa kesepuluh tanduk
itu muncul dari kerajaan ini setelah kerajaan ini memerintah. Di Wahyu pasal
12, hal itu tidak disinggung, hanya ada naga sudah dengan sepuluh tanduknya di
sana. Dan alasan mengapa di sini ada naga dengan sepuluh tanduk itu, ialah
karena naga dengan sepuluh tanduk ini
akan memberikan kekuasaannya dan wewenangnya kepada Binatang itu,
yang akan segera kita lihat.
Now go with me to Revelation 13:1-2. Do you see the first two
stages of Revelation 12? Is it clear?
Do you have a dragon beast, the same as the 4th
beast? Yes.
Does that dragon beast have 10 horns? Yes.
Is that the same second stage of the beast of Daniel 7?
Absolutely.
Now, let’s go to the 3rd stage. Notice Revelation
13:1, “Then I stood on the sand of the sea.
And I saw a beast rising up out of the sea, having seven heads and ten horns,
and on his horns ten crowns, and on his heads a blasphemous name…” now notice this, “…2 Now the beast which I saw was like a leopard,
his feet were like the feet of
a bear, and his mouth like the mouth of a lion. The dragon gave him his power,
his throne, and great authority…”
How many beasts do you have,
mentioned in verse 2? How many beasts? Do you have a lion? Do you have a
leopard? Yes. Do you have a bear? Do you have a dragon? Absolutely. Are these
the same 4 beasts that we find in Daniel chapter 7? Absolutely. But now notice
that in Revelation 13 the beasts are mentioned in reversed order. Whereas in
Daniel they are mentioned as lion-bear-leopard-dragon; in Revelation 13 the
order is reversed. You have dragon-leopard-bear-lion. Which means that Daniel
is looking forwards because he is living in the times of Babylon, whereas John
who is living in the period of the dragon is looking what? Is looking backwards
because the first 3 kingdoms have already fallen.
Sekarang mari bersama saya ke Wahyu
13:1-2. Apakah kalian melihat kedua tahap pertama di Wahyu pasal 12? Apakah itu
jelas?
Apakah ada seekor binatang naga, sama
seperti binatang yang keempat? Ya.
Apakah binatang naga itu punya 10
tanduk? Ya.
Apakah ini sama dengan tahap kedua
binatang keempat Daniel pasal 7? Betul sekali.
Sekarang marilah kita ke tahap yang
ketiga. Perhatikan Wahyu 13:1, “Lalu aku berdiri di pantai laut. Dan aku melihat seekor binatang keluar dari
dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya
terdapat sepuluh mahkota dan pada kepala-kepalanya
tertulis nama hujat…”sekarang perhatikan ini, “…Nah, binatang yang kulihat itu
serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya
seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan
takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”
Ada berapa ekor binatang yang
disebutkan di ayat 2 ini? Berapa ekor? Apakah ada singa? Apakah ada macan
tutul? Ya. Apakah ada beruang? Apakah ada naga? Betul sekali. Apakah ini
binatang-binatang yang sama yang kita temui di Daniel pasal 7? Betul sekali.
Tetapi sekarang perhatikan, di Wahyu 13 binatang-binatang itu disebutkan secara
terbalik, sementara di Daniel mereka disebutkan sebagai singa-beruang-macan
tutul-naga; di Wahyu 13 susunannya terbalik, yaitu naga-macan
tutul-beruang-singa. Yang berarti Daniel sedang memandang ke masa depan karena
dia hidup di zaman Babilon, sedangkan Yohanes yang hidup di periode si naga,
melihat ke mana? Ke belakang karena tiga kerajaan yang pertama sudah jatuh
Now, I want you to notice some
interesting characteristics about this beast. I want you to notice the
sequence. You have a lion, you have a bear, you have a leopard, then you have a
dragon beast, the dragon beast has 10 horns, and you would expect religious
Rome to be the next stage, right?
Notice Revelation 13:7, speaking
about this Beast that the dragon gives his authority to. It says in verse 7, “…It was granted to him to make war with the saints and to
overcome them. And authority was given him over every tribe, tongue, and
nation. …” Is this the same characteristics we noticed about the
Little Horn? Was the Little Horn a persecuting power against God’s people?
Absolutely.
Notice verse 5
“…And he was given a mouth speaking great things and…” what? “… blasphemies…” is that true of the Little Horn? Yes. So is the Beast the
same as the Little Horn? Absolutely.
And notice what it continues saying,
verse 5 chapter 13,
“…And he was given a mouth speaking great things and blasphemies, and he was
given authority to continue for…” how long? “…for forty-two
months…” Are the 42 months the same period as the “time, times and the dividing of
time”? Sure. All you have to do is
multiply 42 months x 30 days for each month, okay? Because the biblical year
has 360 days, which means that the biblical month has 30 days. And because you
have 42 months, you multiply 42 months x 30 days each month, it gives you how
much? 1260 days. But in prophecy “days” equal what? Years. So let me ask you.
Is the Beast the same as the Little Horn? Absolutely. So you have lion-bear-leopard-dragon
the first phase of the 4th beast is a dragon, then you have the
dragon with the 10 horns, and then the dragon with the 10 horns gives its power
and its authority to the Beast, just like the dragon with 10 horns in Daniel 7
gives his authority to the Little Horn. Do you see the sequence?
But now, notice ~ this is stage number 3.
Sekarang
saya mau kalian menyimak beberapa karakteristik yang menarik dari Binatang ini.
Saya mau kalian perhatikan urutannya. Ada singa, beruang, macan tutul, lalu ada
binatang naga. Naga ini punya 10 tanduk, dan kita menduga bahwa tahap
berikutnya yang akan muncul adalah Roma relijius, benar?
Perhatikan
Wahyu 13:7, berbicara tentang Binatang ini kepada siapa si naga memberikan
kuasanya. Dikatakan di ayat 7, “Dan ia diperkenankan untuk
berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya
diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa…” apakah ini karakteristik yang sama yang
kita lihat pada si Tanduk Kecil? Apakah si Tanduk Kecil suatu kuasa yang
menjalankan penganiayaan atas umat Allah? Betul sekali.
Perhatikan
ayat 5, “Dan kepada Binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan…” apa? “…hujat…”
apakah Tanduk Kecil juga demikian? Ya. Jadi apakah Binatang
ini sama dengan si Tanduk Kecil? Betul sekali.
Dan
perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, ayat 5 pasal 13, “…Dan kepada Binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan
dan hujat, dan kepadanya diberikan juga
kuasa untuk terus berlanjut selama…” berapa lama? “…empat puluh dua bulan
lamanya.”
Apakah 42
bulan ini masa yang sama dengan “satu masa, masa-masa dan setengah masa”? Tentu saja. Kita hanya perlu mengalikan 42
bulan x 30 hari setiap bulannya, oke? Karena satu tahun menurut hitungan
Alkitab itu 360 hari, yang artinya satu bulan Alkitab itu 30 hari. Dan karena
di sini ada 42 bulan, maka kita kalikan 42 bulan x 30 hari setiap bulan,
menghasilkan berapa? 1260 hari. Tetapi dalam nubuatan “hari” itu sama dengan
apa? Tahun. Jadi coba saya tanya, apakah Binatang
ini sama dengan si Tanduk Kecil? Betul sekali. Jadi ada
singa-beruang-macan tutul-naga. Tahap pertama binatang keempat ialah naga itu.
Lalu ada naga dengan 10 tanduk, kemudian naga dengan 10 tanduk ini memberikan
kekuatan dan kuasanya kepada Binatang itu, sama seperti naga dengan 10 tanduk
di Daniel 7 memberikan kuasanya kepada si Tanduk Kecil. Apakah kalian melihat
urut-urutannya?
Tetapi
sekarang perhatikan ~ ini adalah tahap ketiga.
I want you to notice stage
number 4. Notice Revelation 13:3, “…And I saw one of his heads as if it had been…” what? “…mortally wounded…” What happened to this Beast? It was what? Mortally
wounded. Now the question is, how was it mortally wounded? By the way, would
you expect it to be mortally wounded at the end of the 1260 years? Of course,
because if was wounded mortally before the 1260 years then it didn’t rule 1260
years. Hello? So if it was going to rule 1260 years, its wound must come at the
very end of the 1260 years.
Now it says that it was wounded. How
was it wounded?
Saya mau
kalian perhatikan tahap keempat.
Perhatikan Wahyu 13:3, “Maka tampaklah kepadaku satu
dari kepala-kepalanya seperti…” apa? “…kena luka yang mematikan…”
Apa yang
terjadi pada Binatang ini? Dia kena apa? Luka yang mematikan. Sekarang
pertanyaannya, bagaimana dia kena luka yang mematikan itu? Nah, tentunya kita
beranggapan dia kena luka yang mematikan itu pada akhir 1260 tahun itu, kan?
Tentu saja, karena andaikan dia terkena luka yang mematikan sebelum berakhirnya
1260 tahun itu maka dia tidak akan berkuasa selama 1260 tahun, bukan? Halo???
Maka jika Binatang ini akan berkuasa selama 1260 tahun, tentunya luka yang
mematikan itu terjadi pada pengujung terakhir dari 1260 tahun.
Nah,
dikatakan di sini bahwa Binatang itu terluka. Bagaimana dia bisa terluka?
Go with me to Revelation 13:14, it
says, “And he deceives those who dwell on
the earth by those signs which he was granted to do in the sight of the Beast,
telling those who dwell on the earth to make an image to the Beast…” now notice,
“…an image to the Beast who was…” what? “…who was wounded by the
sword and lived.”
What was it that wounded this Beast?
“….the sword.”
Marilah bersama saya ke Wahyu 13:14, dikatakan, “Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diizinkan untuk dilakukannya di depan mata
Binatang itu, menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung
Binatang itu…” sekarang perhatikan, “…patung Binatang itu yang telah terluka oleh pedang, namun hidup.”
Apa yang melukai Binatang itu? “…pedang…”
Now go with me to Revelation 13:10,
speaking about this power at the end of the 1260 years, it says, “He who leads into captivity shall go
into captivity…” who was it that led people into
captivity during the 1260 years? Religious Rome, the Beast, the Little Horn, so
it says
“…He who leads…” God’s
people “…into captivity…” will be what? Taken into captivity.
Let me ask you, was the leader of the
Roman Catholic system literally taken into custody and into captivity precisely
when the 1260 years ended? You know that he was. February 10, 1798, exactly 1260
years after the Papacy had received its power in the eastern and the western
Roman empire, by the fall of the Ostrogoths ~ the last of the 3 horns that was rooted up by this Little Horn
power ~ the Papacy received the deadly wound, Pius VI
was celebrating the mass, the anniversary of his ascension to the throne, and General
Berthier came in and he was removed from his throne, his papal tiara or
crown was removed, his triple crown, and he was told that his power had come to
an end. And he was taken captive and he died in captivity in Valens in France.
Nah, marilah bersama saya ke Wahyu 13:10, berbicara tentang kekuasaan
ini pada akhir 1260 tahun, dikatakan, “Siapa yang menyebabkan orang lain
masuk penawanan…” siapa
yang membawa orang masuk penawanan selama 1260 tahun? Roma relijius, Binatang
itu, si Tanduk Kecil. Jadi dikatakan, “…Siapa yang
menyebabkan orang lain…” yaitu
umat Allah “…masuk penawanan…” akan bagaimana? “…dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan…” [NKJV yang diindonesiakan]
Coba saya
tanya, apakah pemimpin sistem Roma Katolik secara harafiah benar-benar di
tawanan tepatnya ketika ke-1260 tahun itu berakhir? Kalian tahu itu benar. 10 Februari 1798,
tepat 1260 tahun setelah Kepausan mendapatkan kekuasaannya dari kekaisaran
Romawi Timur dan Romawi Barat dengan jatuhnya bangsa Ostrogoth ~ kerajaan yang terakhir dari 3 tanduk yang tercabut
sampai ke akarnya oleh kekuasaan Tanduk Kecil ini ~ Kepausan menerima luka yang mematikan. Paus Pius
VI saat itu tengah mengikuti upacara misa, memperingati kenaikannya ke
takhtanya sebagai paus, dan Jenderal
Berthier masuk lalu Pius VI dipindahkan dari takhtanya, tiara
kepausannya atau mahkotanya yang tiga tingkat dicopot, dan dia diberitahu bahwa
kekuasaannya telah berakhir. Dan dia dibawa
sebagai ditawan dan meninggal dalam pengasingan di Valensia, Perancis.
But now notice there’s more. Verse 10
again, “…He who leads into captivity shall go into
captivity; he who…” what? “…kills with the sword
must be killed with the sword. Here is the patience and the faith of the
saints.”
Let me ask you, did this Little Horn,
did the Beast use the sword to kill? To kill whom? The saints. The text says
it. So what is going to happen with that sword that he used to kill the saints?
The same
sword is going to be used to what? To kill him.
Now you say, “What is this sword?”
Everytime I ask this question,
somebody says, “The sword is the Word of God.” In this case the sword is not
the Word of God. In fact during the French Revolution, after the culmination of
which the Pope was taken prisoner, the Bible was actually killed by the French
Revolution. You can find that prophecy in Revelation chapter 11. The Bible
did not arise to annihilate the Papacy, it was France.
So you say, “What does the sword
represent?”
The fact is that symbols in the Bible
can mean different things in different context.
Go with me to Romans 13 and let’s see
what this sword represents. Romans 13, and let’s read verses 1-4, I am going to
particularly focus on verse 4. Romans 13:1, “Let every soul be subject to the governing authorities. For
there is no authority except from God, and the authorities that exist are
appointed by God. 2 Therefore whoever resists the authority…” it’s speaking about the government,
right? “…resists the ordinance of God, and
those who resist will bring judgment on themselves. 3 For rulers are
not a terror to good works, but to evil. Do you want to be unafraid of the
authority?…” that is of the political power, the secular
power? “…Do what is good, and you will have
praise from the same…” Now notice verse 4,
“….4 For he is God's minister to you for good. But if you do
evil, be afraid; for he does not bear…” what? “…he does not bear the
sword in vain; for he is God's minister, an avenger to execute wrath on him who practices evil.”
Let me ask you who is it that bears the sword? The
political power. The civil power, the government, the civil rulers bear
the sword. So let me ask you, what was it that gave the deadly wound to the Roman Catholic
Papacy? It was the power of the state, particularly in this case, of
what? Of France.
Tetapi
perhatikan, masih ada lagi. Ayat 10 lagi, “…Siapa yang menyebabkan orang lain masuk
penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam
penawanan; siapa yang…” apa? “…membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Di sinilah ketabahan dan iman orang-orang
kudus.” [NKJV yang diindonesiakan]
Coba
saya tanya, apakah Tanduk Kecil ini, Binatang ini, memakai pedang untuk
membunuh? Ya. Membunuh siapa? Orang-orang kudus, ayatnya berkata demikian. Jadi
apa yang akan terjadi pada pedang yang dipakai untuk membunuh orang-orang
kudus? Pedang yang sama akan dipakai
untuk apa? Untuk membunuh
dia.
Sekarang
kalian berkata, “Pedang itu apa?”
Setiap
kali saya mengajukan pertanyaan ini, ada yang menjawab, “Pedang adalah Firman
Allah.”
Dalam
kasus ini pedang bukanlah Firman Allah. Malah sebenarnya selama masa revolusi
Perancis, setelah memuncaknya situasi di mana Paus
sampai ditangkap dan ditawan, Alkitab justru dibunuh oleh revolusi Perancis.
Ini bisa kita temukan dalam nubuatan di Wahyu pasal
11. Alkitab tidak bangkit untuk
menumbangkan Kepausan, yang menumbangkan Kepausan adalah negara Perancis.
Maka
kalian berkata, “Jadi pedang itu melambangkan apa?”
Faktanya,
simbol-simbol di Alkitab bisa memiliki makna yang berbeda dalam konteks yang
berbeda. Marilah bersama saya ke Roma 13 dan mari kita lihat pedang itu
melambangkan apa. Roma 13, dan mari kita baca
ayat 1-4. Saya akan fokus khususnya ke ayat 4. Roma 13:1, “Hendaknya tiap orang takluk kepada penguasa
yang memerintah, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah;
dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab
itu barangsiapa melawan pemerintah…” ini berbicara tentang pemerintah
negara, betul? “…ia melawan ketetapan Allah, dan siapa yang
melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Karena penguasa tidaklah menakutkan bagi perbuatan
yang baik, melainkan bagi perbuatan yang jahat. Maukah kamu hidup tanpa
takut terhadap pemerintah?…” maksudnya
terhadap kekuasaan politik, kekuasaan sekuler, “…perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian darinya…” Sekarang perhatikan ayat 4, “…4 Karena dia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah, karena dia tidak menyandang…” apa? “…dia tidak menyandang pedang dengan percuma, karena dia
adalah hamba Allah, untuk membalaskan
murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” [NKJV yang diindonesiakan].
Coba
saya tanya, siapa yang menyandang
pedang? Kekuasaan politik. Kekuasaan sipil, pemerintah, penguasa sipil-lah
yang menyandang pedang. Jadi coba saya tanya, siapa yang memberikan luka yang mematikan kepada Kepausan Roma
Katolik? Kekuasaan
pemerintah, dalam kasus ini khususnya pemerintah mana? Pemerintah Perancis.
Let me ask you what did the Roman
Catholic Papacy use during the Middle Ages to persecute God’s people, how did they
do it? They used the power of what? Of the state. People were delivered to the
secular authorities to be exterminated.
In other words the Church used the sword of the state to destroy God’s people.
Now, if that sword is going to wound the Papacy, what would you expect to give the
Papacy its deadly wound? It would have to be the civil power. Are you
following me or not?
Coba saya
tanya apa yang dipakai Kepausan Roma Katolik pada zaman Abad Pertengahan untuk
menganiaya umat Allah? Bagaimana mereka melakukannya? Mereka memakai kekuasaan
siapa? Kekuasaan pemerintah. Orang-orang diserahkan kepada pejabat-pejabat sekuler
untuk dilenyapkan. Dengan kata lain, Gereja
pada waktu itu memakai pedang negara untuk menghancurkan umat Allah.
Nah, jika pedang yang sama itu yang
akan melukai Kepausan, kira-kira menurut dugaan kita siapa yang akan memberikan luka
yang mematikan kepada Kepausan? Pasti
harus kekuasaan sipil. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Now, allow me to read you a very interesting statement from John N.
Figgis, he is a historian, he says this
about the sword that the Papacy used during the Middle Ages. He says, “In the Middle Ages, the church
was not a state, it was THE state, or rather the civil authority was merely the police department of the
church.” What was the civil power? It was the police
department of the church. In other words it was the sword that the Church used to
accomplished her purposes.
Sekarang
izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat menarik dari John N.
Figgis, dia adalah seorang sejarahwan. Tentang pedang yang dipakai Kepausan di
zaman Abad Pertengahan, dia berkata demikian, “Di
Abad pertengahan, gereja bukanlah satu negara bagian, dia adalah SATU-SATUNYA
negara, atau lebih tepatnya kekuasaan sipil pada saat itu hanyalah angkatan
kepolisian gereja.”
Jadi kekuasaan sipil itu apa? Itu adalah
angkatan kepolisian milik gereja. Dengan kata lain, itulah pedang yang dipakai Gereja untuk mencapai
tujuannya.
Now you know in 1798 the Papacy received its deadly wound, most everybody
thought the Papacy had come to an end for good.
Allow me to read you some statements from historians:
This one is from George Trevor, for those of you who are going
to get the DVD you have all the reference, the page, the name of the book and
so on. He comments about the wound in 1798, “The Papacy was extinct; not a vestige of its existence remained,
and among all the Roman Catholic powers, not a finger was stirred in its
defense. The eternal city had no longer prince nor pontiff, its bishop was a
dying captive in foreign lands; and the decree was already announced that no
successor would be allowed in its place.” [The Fall of the Western Empire, pg. 439, 440]
Napoleon
Bonaparte has said there is not going to be any successor to the bishop of
Rome, this is it. The historian says, “The Papacy was extinct; not a vestige of its existence
remained…”,
Sekarang kalian tahu di tahun 1798
Kepausan menerima luka yang mematikan, kebanyakan orang menyangka Kepausan
sudah tamat riwayatnya untuk selamanya. Izinkan saya membacakan beberapa
pernyataan dari beberapa sejarahwan:
Yang
ini dari George Trevor. Bagi kalian yang akan membeli DVD pelajaran ini, di
sana ada semua referensinya, halaman, nama bukunya, dll. Nah, George Trevor
berkomentar demikian tentang luka tahun 1798 itu, “Kepausan
sudah punah; tak tersisa sedikit pun eksistensinya, dan dari daerah kekuasaan
Roma Katolik, tidak ada satu pun yang mengangkat jarinya untuk membelanya. Sudah
tak ada lagi penguasa atau Paus
di kota abadi (Roma) itu, uskupnya adalah tawanan yang lagi sekarat di tanah
asing; dan suatu perintah sudah diumumkan bahwa tidak ada yang akan diizinkan
menjadi penerus menggantikannya.” [The Fall of the Western Empire, hal. 439, 440]
Napoleon
Bonaparte telah mengatakan, tidak bakal ada penerus untuk jabatan uskup Roma.
Itu sudah tamat. Sejarahwan itu berkata, “Kepausan
sudah punah; tak tersisa sedikit pun eksistensinya…”
Joseph
Rickaby, another historian says this about 1798. “No wonder that half of Europe thought Napoleon’s veto would be
obeyed…” in other words no
new pope would be elected, “…and that with the Pope the Papacy
was dead.” (Lectures on the history of
religion Vol. 3 pg. 1) Notice that Rickaby says
“the Papacy was dead” in the minds of the rulers of Europe.
Joseph Rickaby, seorang sejarahwan lain, mengatakan
demikian tentang tahun 1798, “Tidak heran setengah dari Eropa
menganggap veto Napoleon akan dipatuhi…” dengan kata lain tidak ada lagi Paus baru
yang akan dipilih, “…dan bersama dengan kematian Paus, Kepausan pun sudah mati.” (Lectures on the history of religion Vol. 3
hal. 1) Perhatikan Rickaby berkata, “…Kepausan sudah mati.”
T.H.
Gill in his book the Papal Drama says this about 1798. “Multitudes imagined that the Papacy
was at the point of death, and asked, would Pius VI be the last pontiff, and if
the close of the 18th century would be signalized by the fall of the
Papal dynasty.” (The Papal Drama, book 10)
T.H.
Gill dalam bukunya The Papal Drama, berkata
demikian tentang 1798, “Banyak orang membayangkan
bahwa Kepausan sedang sekarat, dan bertanya apakah Pius VI akan menjadi Paus yang terakhir, dan apakah
berakhirnya abad ke-18 akan ditandai oleh jatuhnya dinasti Kepausan.” (The Papal Drama, jilid 10)
Another
historian M. Weitlauff says this, “…the
Papacy had suffered its deepest humiliation…[and] appeared to be annihilated. The
revolution also dealt it the wound which it seemed did not want to heal until
far into the 20th century…” (Historian
M. Weitlauff ~quoted in Frank B. Holbrook, Symposium
on Revelation Vol. 2, pg. 337).
Seorang
sejarahwan lain M. Weitlauff berkata begini, “…Kepausan
telah menderita penghinaan yang paling parah… [dan] tampaknya akan dilenyapkan. Revolusi itu jugalah yang memberinya luka itu,
yang tampaknya tidak mau sembuh hingga jauh ke abad 20…” (Historian M.
Weitlauff ~ dikutip Frank B. Holbrook, Symposium
on Revelation Vol. 2, hal. 337).
Notice how these historians have even used the same
terminology “wound”, “heal”, etc. to describe ~ even though they are secular
historians ~ to describe what happened
in 1798.
This brought stage number 3 to an end.
Perhatikan bagaimana para sejarahwan ini memakai
istilah yang sama: “luka”, “sembuh”, dll. untuk menggambarkan apa yang terjadi
di tahun 1798, walaupun mereka adalah sejarahwan sekuler.
Ini mengakhiri tahap yang ketiga.
Now what is it that keeps the deadly wound in place? I’d
like to read two statements. One from the Jesuit, Malachi Martin, and another
from the writings of Ellen White. And you’ll be amazed at the similarity of the
terminology.
Nah, apakah yang menahan luka yang
mematikan itu di tempatnya? Saya ingin membacakan dua pernyataan. Yang satu
dari seorang Yesuit, Malachi Martin; dan yang satu lagi dari tulisan Ellen
White. Dan kalian akan kagum dengan persamaan istilah-istilahnya.
First, I’ll read from Malachi Martin, he says, “For 1500 years and more Rome
had kept as strong a hand as possible in each local community around the wide
world. By and large, and admitting some exceptions, that had been the Roman
view until…” now notice this,
“…until 200
years of inactivity had been imposed upon the Papacy by the major secular powers of the world.” (The Keys of this Blood)
What
is it that has reduced the Papacy into inactivity and made it captive? This
Jesuit theologian, Malachi Martin, says that for 200 years, by the way does
that take you pretty close to 1798? He wrote this in 1986. So he says that this period
of inactivity was imposed upon the Papacy by the major secular powers of the
world.
Pertama,
saya akan membaca dari Malachi Martin dulu. Dia berkata, “Selama
lebih dari 1500 tahun, sebisa-bisanya Roma mempertahankan kekuasaan yang mantap
dalam setiap komunitas lokal di seluruh dunia. Secara umum, dengan beberapa
perkecualian, itulah cara pandang Roma…”
sekarang perhatikan ini, “…hingga 200 tahun
ketidakaktifan dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasaan besar dunia sekuler.” (The Keys of this
Blood)
Apa
yang menahan Kepausan dalam ketidakaktifan dan membuatnya tertawan? Menurut
theolog Yesuit ini, Malachi Martin, selama 200
tahun ~ apakah ini tidak sangat dekat ke tahun 1798? Dia menulis
ini di tahun 1986. Jadi dia berkata bahwa masa
ketidakaktifan itu dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan negara-negara
besar dunia.
And
now notice what Ellen White had to say about the deadly wound of this power. In
the Great Controversy pg. 564 she says, “…Let the
restrains…” would that be
captivity? Pretty much, “…Let the restrains now imposed by secular governments be
removed…” what is it that keeps this system inactive? The restrains
placed upon her by whom? By the secular governments. Is that what
happened in 1798? Malachi Martin himself said so, “…Let
the restrains now imposed by secular governments be removed and Rome be
reinstated in her former power, and there would speedily be a revival of her
tyranny and persecution.”
In
order to have revival, “revived” you must be what? You must be dead or pretty
close to the point of death.
Dan sekarang perhatikan apa kata
Ellen White tentang luka yang mematikan dari kekuasaan ini. Di Great Controversy hal. 564 dia berkata, “Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh
pemerintahan-pemerintahan sekuler disingkirkan…” apakah yang membuat sistem ini tidak aktif? Pengekangan yang diberlakukan
atasnya oleh siapa? Oleh
pemerintah-pemerintah sekuler. Itukah yang terjadi di tahun
1798? Malachi Martin sendiri berkata demikian,
“…Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan
oleh pemerintah-pemerintah sekuler disingkirkan, dan Roma dikembalikan ke
kekuasaannya yang sebelumnya, maka akan segera terjadi suatu kebangkitan dari tiraninya
dan penganiayaannya.”
Agar terjadi suatu kebangkitan,
“bangkit”, dia harus apa? Harus sudah mati atau dekat kematian.
Now,
three stages:
·
The dragon by itself,
that’s the Roman empire.
· Rome divided into 10, the year 476,
·
Third stage religious
Rome, the Papacy, 1260 years comes to an end when the civil power uses the
sword to withdraw the power of the Papacy.
Is
there going to be a fourth stage?
Nah,
tiga tahap:
·
Naga
itu sendiri, itu kekaisaran Roma,
· Roma terbagi 10, tahun 476,
·
tahap
ketiga Roma relijius, Kepausan, 1260 tahun berakhir ketika kekuasaan sipil
memakai pedang untuk mencabut kekuasaan Kepausan.
Apakah
akan ada tahap keempat?
Notice
Revelation 13:3, what is implicit in Daniel 7 is explicit in Revelation 13, it
says, “And
I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” and now notice this, “…and his deadly wound was healed. And all the world marveled
and followed the beast.”
Would
this be
the 4th stage of this power?
Are
three stages passed historically? Yes. Are we to expect the 4th
stage to be fulfilled as well? Yes.
Perhatikan
Wahyu 13:3, apa yang tidak jelas di Daniel 7, menjadi jelas di Wahyu 13.
Dikatakan, “Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan…” dan sekarang perhatikan ini, “…tetapi luka yang mematikan itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu
mengikut binatang itu.”
Apakah
ini tahap keempat dari kekuasaan
tersebut?
Apakah
tiga tahapnya sudah lewat dalam sejarah? Ya. Apakah kita boleh berharap tahap
yang keempat juga akan digenapi? Ya.
Now
allow me to say something about what happened after 1798. Some of these things
even Adventists don’t know about.
In
the year 1801 Napoleon Bonaparte who said that he wanted to do away with the Papacy,
signed a concordant with the Papacy, restored the Vatican, and officialized the
religion again.
So
you said, “The deadly wound was healed.”
Allow
me to read you from Arthur Robert Pennington, historian, about this event in
1801. “He
[Napoleon] felt that, as the large majority of the inhabitants of France knew
no other form of faith than Romanism, it
must become the established religion of the country…. Accordingly we find that
he now began negotiations with the Pope which issued in a Concordat in July
1801, whereby the Roman Catholic religion was once more established in France.
He also left Pius in possession of his Italian principality...” (Epochs of the Papacy, pg
450-452). If Napoleon had only known what he was doing.
But even then the deadly
wound wasn’t healed.
You say, “Why not?”
Because the whole world
didn’t wonder after the Beast at that point. In fact the nations of Europe
didn’t want to have anything to do with this system, even after this Concordat
was signed.
Nah,
izinkan saya mengatakan sesuatu tentang apa yang terjadi setelah 1798. Beberapa
hal ini bahkan juga tidak diketahui oleh orang Advent.
Di
tahun 1801 Napoleon Bonaparte yang pernah mengatakan bahwa dia mau menghapus
Kepausan, menandatangani suatu Concordat
(perjanjian) dengan Kepausan, memulihkan Vatikan, dan meresmikan agama lagi.
Jadi
kalian berkata, “Berarti luka yang mematikan itu sudah sembuh.”
Izinkan
saya membacakan dari Arthur Robert Pennington, seorang sejarahwan, mengenai
peristiwa di tahun 1801 ini. “Dia
[Napoleon] merasa bahwa, karena sebagian besar mayoritas penduduk Perancis
tidak mengenal bentuk keyakinan lain kecuali Romanisme, maka, itu harus menjadi
agama yang diakui negara tersebut… Dengan demikian kita dapati dia sekarang
mulai mengadakan negosiasi dengan Paus yang dituangkan dalam suatu Concordat di
bulan Juli 1801, di mana agama Roma Katolik sekali lagi diakui di Perancis. Dia
juga mengizinkan Pius mempertahankan kepemilikannya atas kerajaan Itali.” (Epochs of the Papacy, hal. 450-452).
Seandainya
saja Napoleon sadar apa yang telah dilakukannya.
Tetapi
walaupun demikian pada saat itu luka yang mematikan tersebut belum sembuh.
Kalian
berkata, “Mengapa belum?”
Karena klausul
“Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu” belum terjadi pada saat itu. Bahkan
bangsa-bangsa di Eropa tidak mau punya urusan dengan sistem ini, walaupun
setelah Concordat itu ditandatangani.
Now
allow me to mention a further blow that the Papacy received which shows that
the deadly wound was not healed in 1801.
The
year 1870 is a very, very important year. In fact let me go back a little way
and mention the pontificate of Pius IX. You know that Pius IX was the longest
ruling Pope in the history of the Roman Catholic church, he ruled from
1846-1878 and some drastic things happened during his pontificate. Now I want
you to remember these because we are going to come back to them a little bit
later on.
First
of all in
1854 he led the Catholic Church to declare as dogma the immaculate conception
of Mary, the idea that Mary was conceived immaculately, in other words
that Mary was born without the taint of original sin. And I’ll tell you what.
That infuriated the Protestants, not only in Europe but in the US. That dogma
infuriated Protestantism against Catholicism.
The
second thing that he did was to write the famous Syllabus of Errors in 1864,
which was an open attack on religious liberty. And when he proposed this, he
infuriated the government of the US, and he further infuriated Protestants, and
he infuriated the nations of Europe, so much for the world wondering after him.
In fact in the Syllabus of Errors we find Pope Piux IX saying that every man
is not free to embrace and profess the religion he shall believe true.
He also said there should be a union of church and state, and that the Roman
Catholic Church should be the state religion everywhere, that the Church
can use force to accomplish and to compel people to follow the Church and
that there is no salvation outside the Roman Catholic Church. All that was in
the Syllabus of Errors and boy, I tell you Protestants were furious. And the
nations of Europe were furious.
But
as if that were not enough ~ by the way that led to the US breaking diplomatic relations
with the Vatican, in 1867 the US broke diplomatic relations with the
Vatican over the Syllabus of Errors because it totally goes against the First
Amendment of the Constitution of the US, that everyone is free to worship God
according to the dictates of his conscience, that there is no established
church by the government, that there should be a separation of church and
state.
As
if this were little, he was the Pope who presided the council, Vatican
Council 1, where the dogma of Papal infallibility was
proclaimed. Do you know that 2/3rd of the US bishops absented
themselves when the final vote was taken, on the dogma of Papal infallibility.
In fact many of the bishops and cardinals had serious reservations about this
dogma, and it infuriated the nations of Europe and it further infuriated the
Protestants in the USA. No Protestant wanted to have anything to do with the
system that took away religious liberty. with the system that proclaimed that the Pope
when he speaks ex-Cathedra, he speaks infallibly, teaching that Mary
was conceived immaculately. Protestants wanted nothing to do with this system.
And
then to add insult to injury, in 1870, Victor Emmanuel II, the ruler of Italy,
actually confiscated all of the papal states including the Vatican, and
he united all of these states ~ see Italy was just composed of a whole bunch of
little countries, like little states and each had its own ruler. Victor
Emmanuel II united Italy, took away all of these states that belonged to the
Papacy, took away Vatican city. In other
words the Papacy now had no territory, and it had no civil power, it could send
no ambassador and in protest Pius IX and all of his successors declared themselves
under house arrest, and they shut themselves up in the Vatican, not leaving for
a period of 59 years.
Certainly
that
deadly wound was not healed in 1801 because in 1870 you have
Protestants infuriated with the Papacy, the nations in Europe infuriated with
the Papacy, the USA breaking diplomatic relations with the Papacy. Nobody
wanted anything to do with the Roman Catholic Papacy.
I
want you to remember this because this is particularly important, we’ll notice
in a few moments.
Sekarang
izinkan saya menyebutkan suatu pukulan tambahan yang diterima Kepausan yang
membuktikan bahwa luka yang mematikan itu tidak sembuh di tahun 1801.
Tahun
1870 adalah tahun yang amat sangat penting. Bahkan saya akan mundur sedikit dan
berbicara tentang Kepausan Pius IX. Kalian tahu bahwa Pius IX adalah Paus yang
menjabat paling lama dalam sejarah gereja Roma Katolik. Dia berkuasa dari
1846-1878 dan beberapa peristiwa drastis terjadi selama masa
kepemimpinannya. Nah, saya mau kalian
mengingat ini karena nanti kita akan kembali kemari.
Pertama-tama,
di tahun 1854 dia membawa Gereja
Katolik untuk mengumumkan kelahiran imakulata Maria sebagai dogma,
konsep bahwa Maria dibuahi secara imakulata, dengan kata lain bahwa Maria
dilahirkan tanpa noda dosa asal. Dan saya beritahu, hal itu membuat murka
orang-orang Protestan, bukan hanya yang di Eropa tetapi juga yang di Amerika
Serikat. Dogma itu membuat murka protestantisme terhadap katolikisme.
Hal
kedua yang dilakukannya adalah menulis Syllabus
of Errors yang terkenal di tahun 1864, yang merupakan serangan
terbuka terhadap kebebasan beragama. Dan ketika dia mengajukan hal ini, dia
membuat murka pemerintah Amerika Serikat, dan dia membuat murka lebih lanjut
orang-orang Protestan, dan dia membuat murka bangsa-bangsa di Eropa, jangan singgung
lagi “Seluruh dunia heran, lalu
mengikut binatang itu.” Bahkan dalam Syllabus
of Errors itu kita dapati Paus Pius IX berkata bawah setiap
manusia tidak punya kebebasan
untuk memeluk dan mengakui agama yang dianggapnya benar. Dia
juga berkata harus ada
penggabungan antara gereja dengan negara, dan bahwa Gereja Roma Katolik harus
menjadi agama kenegeraan di mana-mana, bahwa Gereja boleh memakai kekerasan
untuk mencapai tujuannya dan memaksa orang tunduk kepada Gereja
dan bahwa tidak ada keselamatan di luar
Gereja Roma Katolik. Semua itu ada di dalam Syllabus of Errors, dan astaga, ketahuilah orang-orang Protestan
murka, dan bangsa-bangsa Eropa murka.
Dan
seolah-olah itu belum cukup ~ oh ya, itu juga mengakibatkan Amerika Serikat memutuskan
hubungan diplomatik dengan Vatikan, di tahun 1867 Amerika
Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Vatikan gara-gara Syllabus of Errors karena itu seluruhnya
bertentangan dengan First Amendment Konstitusi Amerika Serikat bahwa semua
orang itu bebas berbakti kepada Allah sesuai pilihan hati nuraninya, bahwa
tidak ada gereja yang didirikan oleh pemerintah, bahwa harus ada pemisahan
antara gereja dengan negara.
Dan
seolah-olah ini masih kurang, dialah Paus yang mengepalai majelis itu, Majelis Vatikan 1 di mana dogma
infalibilitas Kepausan diumumkan. Tahukah kalian bahwa 2/3
uskup-uskup dari Amerika Serikat mengundurkan diri ketika voting terakhir
mengenai infalibilitas Kepausan ini diadakan. Bahkan banyak uskup dan kardinal
tidak mendukung dogma ini. Dan ini membuat murka bangsa-bangsa di Eropa, dan
membuat murka lebih banyak lagi orang-orang Protestan di Amerika Serikat. Tidak
ada satu orang Protestan pun yang mau berurusan dengan sistem ini yang telah
merampas kebebasan beragama, dengan sistem yang mengumumkan bahwa bilamana Paus berbicara
ex-katedra dia tidak bisa salah, yang mengajarkan
bahwa Maria dibuahi secara imakulata. Orang-orang Protestan tidak mau punya
urusan apa pun dengan sistem ini.
Kemudian,
untuk memperparah keadaan, di tahun 1870, Victor Emmanuel
II, penguasa Itali, sungguh-sungguh menyita semua daerah milik Kepausan
termasuk Vatikan, dan dia mempersatukan semua daerah itu ~
ketahuilah, Italia tadinya
terdiri atas banyak negara kecil-kecil, seperti propinsi-propinsi, yang
masing-masing memiliki penguasanya sendiri. Victor Emmanuel II mempersatukan
Italia, mengambil semua negara kecil-kecil
yang tadinya milik Kepausan, mengambil kota Vatikan. Dengan kata lain, Kepausan
sekarang tidak punya daerah kekuasaan, dan dia tidak punya kuasa sipil, dia
tidak bisa mengirimkan duta besarnya, dan sebagai protes Pius IX dan semua
penggantinya menyatakan diri mereka sebagai tahanan rumah, dan mereka mengunci
diri di Vatikan, sama sekali tidak pernah keluar dari tempat itu selama 59
tahun.
Jadi
pasti luka yang mematikan itu tidak
sembuh di tahun 1801, karena di tahun 1870 orang-orang Protestan
murka terhadap Kepausan. Bangsa-bangsa di Eropa murka terhadap Kepausan.
Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kepausan. Tidak ada yang mau punya urusan
dengan Kepausan Roma Katolik.
Saya
mau kalian mengingat ini karena ini sangat penting, dan kita akan segera
melihatnya.
(bersambung ke bagian kedua)
(bersambung ke bagian kedua)
No comments:
Post a Comment