THE SPIRIT OF PROPHECY___
Part 01-07/07 -
Stephen Bohr
THE LESSER LIGHT
I’d
like to ask you to turn in your Syllabus to pg. 179, and as we did last night I
am going to basically follow what we have in here. I will be adding like I did
last evening remarks here and there, to what we have in the Syllabus. However,
before we do begin, we want to do what we should always do before we open God’s
Word, and that is to ask that the Spirit who inspired the Word will come back
to explain it to us and make it fresh today. And so let’s bow our heads for a
word of prayer.
Silakan
kalian membuka Silabus (garis besar pelajaran) kalian ke hal. 179, dan seperti
yang kita lakukan semalam, saya akan mengikuti apa yang tertulis di sana,
sambil menambahkan komentar di sana-sini pada apa yang sudah ada di Silabus.
Namun sebelum kita mulai, kita akan melakukan apa yang harus selalu kita
lakukan sebelum kita membuka Firman Tuhan, dan itu adalah memohon agar Roh yang
menginspirasi Firman itu akan datang kembali untuk menjelaskannya kepada kita
dan mengaplikasikannya untuk hari ini. Jadi mari kita tunduk kepala untuk
berdoa.
Father
in heaven what a joy it is to be here. While the world is out shopping,
playing, and carrying on secular affairs, Your people are gathered together to
recognize You as the Creator of the universe. What a privilege to just set
everything aside and join together as a family to worship You in spirit and in
truth. And Father we thank you for Your holy Word, it is so necessary in this
time of confusion, when everything is upside down. We thank you that You have
not left us without guidance for these last days. And Father we just ask that
as we open Your Word, that the Spirit who inspired that Word, can be present
through the ministry of the angels, and enlightens our minds and softens our
hearts that we might be ready to receive the word of truth. And Father we thank
You for the privilege of approaching Your throne in prayer. And thank You for
hearing us. For we ask You in the precious name of Jesus. Amen.
Bapa
di surga, betapa menyenangkan bisa berada di sini, sementara dunia di luar sana
sedang berbelanja, bermain, dan melakukan urusan-urusan dunia, umatMu berkumpul
bersama-sama untuk mengakui Engkau sebagai Pencipta alam semesta. Betapa
istimewanya kesempatan ini, kami bisa mengesampingkan semuanya dan bersekutu
bersama-sama sebagai satu keluarga untuk menyembahMu dalam roh dan kebenaran. Dan
Bapa, kami berterima kasih untuk FirmanMu yang kudus yang begitu sangat
dibutuhkan di masa kekacauan ini ketika segala sesuatu sedang terjungkir balik.
Kami bersyukur Engkau tidak meninggalkan kami tanpa bimbingan di hari-hari
akhir ini. Dan Bapa, kami mohon saat kami membuka FirmanMu, Roh yang
menginspirasi Firman itu boleh hadir melalui pelayanan para malaikat dan
mencerahkan pikiran kami dan melunakkan hati kami agar kami siap menerima
Firman kebenaran. Dan Bapa, kami mengucapkan terima kasih untuk kesempatan
boleh datang menghampiri takhtaMu dalam doa. Dan terima kasih Engkau mendengar
doa kami, karena kami memohon dalam nama
Yesus. Amen.
We
are actually going to begin a little bit above the middle of the page where it
says “During the last several years…” Now those who are members of Fresno
Central will remember this story that I am going to begin with because many of
you were there for this particular activity that I mentioned in the
Introductory remarks.
Kita
akan mulai, sedikit di
atas bagian tengah halaman itu di mana tertulis, “Selama beberapa tahun
terakhir…” Nah, mereka yang anggota
Fresno Central akan ingat kisah yang akan saya ceritakan ini karena banyak dari
kalian ada di sana saat kegiatan yang saya sebutkan dalam komentar pengantar
itu terjadi.
During
the last several years, I’ve had the privilege of preaching in several
evangelistic meetings at the church I pastor here in Fresno California. Having
been the pastor there for close to 17 years, I’ve had to find new ways of
presenting the same old message that we have as a church. And the reason why is
because if you repeat the same evangelistic series over again, people will not
feel the incentive to attend.
Selama
beberapa tahun terakhir, saya mendapat kesempatan berkhotbah dalam beberapa
pertemuan penginjilan di
gereja di mana saya menjadi gembalanya di Fresno California. Karena saya sudah
menjadi gembalanya di sana selama hampir 17 tahun, saya harus mencari cara baru
untuk menyampaikan pekabaran yang sama yang kita miliki sebagai gereja. Dan
alasannya adalah, jika saya mengulangi seri penginjilan
yang sama berkali-kali, orang tidak akan merasa tertarik untuk hadir.
A
few years ago, I decided to present a series titled “What Jesus said”. Now, the objective of this
series was to present the full message of the Bible and particularly the
message of the SDA church from the perspective of the 4 gospels and the book of
Acts. The reason for this is because there are many Christians who say that they
are New Testament Christians, and so the intention was to use the gospels and
the book of Acts which Christians accept as being New Testament to present the
full message of the SDA church.
Beberapa
tahun yang lalu, saya memutuskan untuk
menyampaikan suatu seri berjudul “Apa kata Yesus”. Nah, tujuan seri ini ialah
untuk menyampaikan seluruh pekabaran Alkitab, terutama pekabaran gereja MAHK
dari perspektif keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Alasannya adalah, ada
banyak orang Kristen yang berkata mereka adalah orang Kristen Perjanjian Baru, maka
tujuannya adalah memakai Injil dan kitab Kisah yang diterima oleh orang-orang
Kristen sebagai Perjanjian Baru, untuk menyampaikan seluruh pekabaran gereja
MAHK.
It
was actually quite easy to find all of our doctrines in the 4 gospels and the book of Acts.
But there was one particular subject that I was not able to readily find and
easily find in the 4 gospels and the book of Acts and that was the end-time
gift of Bible prophecy or prophecies. As I prayed and as I meditated, on how to
best present the subject on the gift of prophecy, I kept on coming to a dead
end. Now, don’t get me wrong, as I researched the gospels and the book of Acts,
I found lots of passages that have to do with prophecies, with true prophets
and false prophets, how to distinguish a true prophet from a false prophet,
there’s plenty of information in the gospels and Acts of prophets. But I wanted
to present the subject from the perspective of the end time, and as I looked at
the gospels and the book of Acts, I couldn’t really put my finger on how to
present the gift of prophecy. I struggled with this for several weeks, and then
one day as the deadline for the meetings to begin was nearing, I was sitting at
my office, I was in my office praying, and reflecting about how to zero in on this
very important subject, and it was like I heard a voice ~ I’m not saying that I
heard a voice ~ but it was like, a thought flashed across my mind, and the
thought said, “Study the life and the mission, and the message of John the
Baptist.” So I went to Strong’s Concordance
and looked up each and every reference to John the Baptist. And as I studied
along I discovered a striking parallel between John the Baptist and another prophet that
God raised up to guide the end time remnant church. And what we are going
to study today is the parallel between John the Baptist and the mission and
message of Ellen White.
Tidak
sulit menemukan semua doktrin kita dalam keempat kitab Injil dan kitab Kisah Rasul-rasul, tetapi ada satu topik khusus yang
tidak saya temukan dalam keempat Injil dan kitab Kisah, dan itu adalah karunia
nubuatan-nubuatan Alkitab untuk akhir zaman. Waktu saya berdoa dan merenungkan
bagaimana sebaiknya saya bisa menyampaikan topik tentang karunia nubuatan ini,
saya terus menemui jalan buntu. Nah, jangan salah paham, saat saya membongkar
Injil dan kitab Kisah, saya menemukan banyak bacaan yang berkaitan dengan
nubuatan, dengan nabi-nabi benar dan nabi-nabi palsu, bagaimana membedakan nabi
yang benar dari nabi palsu, ada banyak informasi dalam kitab Injil dan kitab
Kisah mengenai nabi-nabi. Tetapi saya ingin menyampaikan topik tersebut dari
perspektif akhir zaman. Dan saat saya mencari dalam kitab-kitab Injil dan kitab
Kisah, saya tidak bisa menemukan bagaimana menyampaikan karunia nubuat ini.
Saya bergumul dengan hal ini selama beberapa minggu, lalu suatu hari saat
deadline untuk pertemuan itu semakin mendekat, saya sedang duduk di kantor
saya, saya sedang berdoa dan merenungkan bagaimana saya bisa membidik topik
yang sangat penting ini, dan sepertinya saya mendengar suatu suara ~ saya tidak
berkata bahwa saya memang mendengar suara ~ tetapi sepertinya begitu, sekelebat
pikiran melintas di otak saya, dan pikiran itu berkata, “Pelajarilah hidup dan
misi dan pekabaran Yohanes Pembaptis.”
Jadi
saya ke Strong’s Concordance and saya
mencari setiap referensi tentang Yohanes
Pembaptis. Dan saat saya mempelajarinya, saya menemukan suatu paralel yang sangat mencolok
antara Yohanes Pembaptis dan seorang nabi lain yang dibangkitkan Allah untuk
membimbing gereja akhir zaman. Dan apa yang akan kita pelajari
hari ini adalah paralel antara Yohanes Pembaptis dengan misi serta pekabaran
Ellen White.
Now,
let’s talk first of all about John the Baptist.
It
was the spring and summer of the year 27AD and momentous events were taking place
in and around Jerusalem. A great religious revival was transpiring among God’s
people. They were aware of the fact that
significant events were about to take place. The final week of the
70-week prophecy was about to begin. And there was a great revival and
expectancy among the people, multitudes flocked to John the Baptist, in the
wilderness confessing their sins and being baptized by him. Let’s read it as
Matthew describes it, in the gospel of Matthew 3:5-6, we are told there, “Then
Jerusalem, all Judea, and all the region around the Jordan went out to
him…” that is out to John the Baptist,
“… 6 and were baptized by him in the Jordan, confessing their
sins.” Notice: Jerusalem, all Judea, and all the region around the
Jordan went out to hear him. This was a massive revival that covered the entire
area.
Sekarang,
marilah kita bicara tentang Yohanes Pembaptis dulu.
Saatnya
adalah musim semi dan musim panas, tahun 27 AD, dan peristiwa-peristiwa penting
sedang terjadi di Yerusalem dan sekitarnya. Suatu kebangunan rohani akbar
sedang terjadi di antara umat Allah. Mereka sadar akan faktanya bahwa
peristiwa-peristiwa penting akan terjadi. Minggu terakhir dari nubutan
70-minggu akan segera dimulai. Dan ada kebangunan rohani akbar dan penantian di
antara umat. Berduyun-duyun orang mengalir ke Yohanes Pembaptis di padang
belantara, mengakui dosa-dosa mereka, dan dibaptiskan olehnya. Mari kita baca
itu sebagaimana yang dilukiskan Matius, di injil Matius 3:5-6, kita mendapat
tahu di sana, “ 5 Maka datanglah kepadanya…” kepada Yohanes Pembaptis, “…penduduk dari Yerusalem,
dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu dengan mengaku dosa-dosa mereka, mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai
Yordan.” Perhatikan:
Yerusalem, seluruh Yudea, dan seluruh daerah sekitar Yordan pergi untuk
mendengar Yohanes Pembaptis. Ini adalah kebangkitan rohani akbar yang meliputi
seluruh daerah.
Now,
there can be little doubt that one of the reasons for this great revival is
that the final week of the 70-week prophecy was about to begin. Furthermore, as
you know, the
Old Testament ended with a promise. It ended with the promise that God
would send Elijah before the great and terrible day of the Lord. And
John the Baptist seemed to fit the description of Elijah. He lived in the
dessert like Elijah, he ate what Elijah ate, he dressed like Elijah dressed,
and he called the people to repentance just like Elijah. Immediately before the
beginning of His ministry in Galilee ~ that is the ministry of Jesus ~ Jesus
alluded to the prophecy of the 70 weeks, when He said, “The time is fulfilled and the kingdom of God is at hand. Repent
and believe in the gospel.” The reason why Jesus
stated that the time was fulfilled, is because at His anointing, at His
baptism, the last week of the prophecy of the 70 weeks was beginning at the
moment of His anointing, which marked the beginning of His public ministry on
earth.
Nah,
tidak diragukan lagi salah satu alasan kebangunan rohani akbar ini ialah karena
minggu terakhir dari nubuatan 70 minggu akan segera dimulai. Selain itu,
seperti yang kalian ketahui, kitab
Perjanjian Lama diakhiri dengan suatu janji, suatu janji bahwa Allah akan mengirim Elia
sebelum hari Tuhan yang besar dan dahsyat. Dan Yohanes Pembaptis
tampaknya cocok mengisi deskripsi Elia. Dia hidup di padang gurun seperti Elia,
dia makan apa yang dimakan oleh Elia, dia berpakaian seperti Elia berpakaian,
dan dia berseru kepada orang-orang supaya bertobat sama seperti Elia. Segera sebelum
dimulainya pelayanan Yesus di Galilea, Yesus menyinggung tentang nubuatan 70
minggu itu ketika Dia berkata, "Waktunya telah digenapi; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" [Matius 1:15]
Alasan
mengapa Yesus menyatakan waktunya telah digenapi ialah karena pada saat Dia
diurapi, minggu terakhir dari nubuatan 70 minggu dimulai saat pengurapanNya,
saat baptisanNya. Minggu terakhir dari nubuatan 70 minggu itu dimulai dengan
pengurapanNya, yang menandai dimulainya pelayananNya di bumi kepada umum.
Now,
let’s examine some details about this prophet that was raised up by God in the
midst of a great revival when the prophecy of the 70 weeks was about to be
finally fulfilled.
The
first thing that I want us to notice is that John the Baptist was a humble
and modest man. He did not seek to attract attention to himself. As we shall
see, his main
function was to give testimony to Jesus. When the Jews sent priests and
Levites to ask him if he was the Christ or Elijah or the prophet, his answer
was “I am not.” Notably though John stated that he was not Elijah or the
prophet, Jesus
identified him as the greatest of prophets and as Elijah. Jesus said
that he was Elijah. The fact is that he did not claim to be Elijah even though
Jesus said that he was, obviously not in person but in the spirit and power of
Elijah.
Nah,
mari kita periksa beberapa detail mengenai nabi ini yang dibangkitkan Allah di
tengah suatu kebangunan rohani akbar, ketika nubuatan 70 minggu akhirnya akan
digenapi.
Hal
pertama yang saya ingin kalian perhatikan adalah bahwa Yohanes Pembaptis itu orang yang rendah
diri dan rendah hati. Dia tidak berusaha untuk menarik perhatian kepada dirinya
sendiri. Sebagaimana yang akan kita lihat, fungsi
utamanya adalah memberikan kesaksian tentang Yesus. Ketika
orang-orang Yahudi mengirim imam-imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya
kepadanya apakah dia itu Sang Mesias atau Elia, atau seorang nabi, jawabannya
adalah, “Saya bukan.” Tetapi perhatikan
walaupun Yohanes menyatakan dia bukan Elia
atau seorang nabi, Yesus mengidentifikasinya
sebagai nabi yang terbesar dan sebagai Elia. Yesus mengatakan
dia adalah Elia. Faktanya ialah, Yohanes
Pembaptis tidak mengklaim dirinya sebagai Elia walaupun Yesus berkata bahwa dia
Elia, jelas bukan sebagai pribadi melainkan dalam semangat dan kuasa Elia.
So
John the Baptist said, “I am not the prophet”, what was he? Well, the New
Testament calls him “The messenger of the Lord”. There was actually a prophecy
in the Old Testament, Malachi 3:1 where God actually predicted that He would
send His messenger before the coming of the Messiah. In fact this verse,
Malachi 3:1 is quoted in Luke 7:27 which
is in your Syllabus, where it says “27 This is he, of whom it
is written, Behold, I send my messenger before Your face, who will prepare Your
way before You.”
So
he says, “I am not the prophet”, but his title is the “messenger of the Lord”.
Jadi
Yohanes Pembaptis berkata, “Aku bukan nabi”, kalau begitu dia apa? Nah,
Perjanjian Baru menyebutnya “utusan Allah.” Sesungguhnya di Perjanjian Lama di
Maleakhi 3:1 ada sebuah nubuatan di mana Tuhan menubuatkan bahwa Dia akan
mengirim utusanNya sebelum kedatangan Sang Mesias. Bahkan ayat ini, Maleakhi
3:1 dikutip di Lukas 7:27, ada dalam Silabus kalian, dikatakan, “27 Inilah dia, yang tentangnya tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku
mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.”
Jadi
dia berkata, “Aku bukan nabi,” tetapi gelarnya
adalah “utusan Tuhan”.
Now,
why did God raise up John the Baptist? He actually raised him up to prepare a
people for the first coming of Christ. Notice three texts that we have here in
the Syllabus.
·
The first is John 1:23, “He
said: ‘I am 'The voice of one
crying in the wilderness: ‘Make
straight the way of the LORD, ' as the prophet Isaiah said."
Make straight the way of the Lord and it also says in the
gospels that he was supposed to fill in the holes in the road, and he was
supposed also to cut down all the humps that were in the road because that’s what happened when a king was about to
arrive, they did highway work. And so when it says, ‘Make straight the way of the LORD, ' it is saying ‘prepare
the way for the coming of the Messiah’.
·
Matthew 3:1-3 says, “1 In those days John the Baptist came
preaching in the wilderness of Judea, 2 and saying, ‘Repent, for the
kingdom of heaven is at hand!’ 3 For this is he who was spoken of by
the prophet Isaiah, saying: ‘The voice of one crying in the
wilderness: ' Prepare the way of the LORD; Make His paths straight.' "
He was called to prepare the way for the first coming of the
Messiah.
·
And then of course we
have Luke 1:16-17 where we are told ~ speaking of the ministry of Elijah ~ more
specifically John the Baptist, “16 And he will turn many of the children of Israel to the
Lord their God…” Interesting. The ministry of Elijah
is not primarily evangelistic, but it is an internal work. Did you notice what
this text says? It says, once again in Luke 1:16 “…And he will turn many of…”
whom? “…the children of Israel to the Lord their God…” And then it continues saying, “…17 He will also go before Him…” that is John the Baptist will go before Christ, “…in the spirit and power of Elijah,
'to turn the
hearts of the fathers to the children,' and the disobedient to the
wisdom of the just, to make ready a people prepared for the Lord."
The
purpose of John the Baptist was to prepare a people to receive the Messiah at
His first coming. To prepare the way of the Lord.
Nah,
mengapa Allah membangkitkan Yohanes Pembaptis? Sesungguhnya Allah membangkitkan
dia untuk mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan pertama Kristus. Perhatikan
tiga teks yang ada di dalam Silabus:
·
Yang
pertama adalah Yohanes 1:23, “23 Jawabnya:
‘Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Luruskanlah jalan
Tuhan!’ seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.’" Luruskan jalan Tuhan, dan juga
dikatakan di kitab-kitab Injil bahwa dia seharusnya menimbuni lubang-lubang di
jalanan, dan memotong semua bonggol pohon yang ada di jalan karena itulah yang
dilakukan bila seorang raja akan lewat, mereka harus memperbaiki jalanan. Maka
ketika dikatakan, ‘Luruskanlah jalan Tuhan!’
artinya “siapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.”
· Matius 3:1-3 berkata, “1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis berkhotbah di padang gurun Yudea 2 dan
berkata: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat!’ 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya
ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Persiapkanlah
jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.’"
Dia dipanggil untuk mempersiapkan
jalan bagi kedatangan pertama Sang Mesias.
·
Kemudian
tentu saja ada Lukas 1:16-17 di mana kita diberitahu ~ berbicara tentang
pelayanan Elia ~ lebih spesifik lagi tentang Yohanes Pembaptis, “16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada
Tuhan, Allah mereka…” menarik.
Pelayanan Elia yang utama bukanlah mengabarkan injil, melainkan suatu pekerjaan
internal. Apakah kalian melihat apa kata ayat ini? Dikatakan, sekali lagi Lukas
1:16 “…Ia akan membuat banyak…” apa? “…orang Israel berbalik
kepada Tuhan Allah mereka…” lalu
selanjutnya berkata, “…17 dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan…” maksudnya
Yohanes Pembaptis akan berjalan mendahului Kristus, “…dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati orang-orang yang
tidak patuh berbalik
kepada kebijaksanaan
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan suatu umat bagi Tuhan."
Tujuan Yohanes Pembaptis adalah
mempersiapkan suatu umat untuk menerima Sang Mesias pada kedatanganNya yang
pertama. Mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Now, it is interesting to notice that Elijah ~ or John the
Baptist in this specific case ~ was not an innovator, he was the great
restorer.
What
does it mean to restore? It means that something has been cast down and it
needs to be returned to its original state. In other words John the Baptist did not bring any new
doctrines or any new teachings, revolutionary new ideas. He comes to restore
the truths that have been forgotten by God’s own people.
Notice
Matthew 17:11-13, “Jesus
answered and said to them, ‘Indeed, Elijah is coming first and will…” what?
“…restore all things. 12 But I say to you that Elijah has come
already, and they did not know him but did to him whatever they wished.
Likewise…” and I add in brackets ~ if you reject the Lord’s messenger
you will end up rejecting the Lord as well ~ because it says,
“…Likewise the Son of Man is also about to suffer at their hands.’ 13
Then the disciples understood that He spoke to them of John the Baptist.”
So
he comes to prepare a people for the coming of the Messiah so that they are
ready to receive Him.
And
he comes to restore the truths that have been cast down primarily during what
is called the inter-testamental period, all kinds of false teachings enter into
Judaism, they had become legalistic in their observance of the Law, and they’ve
gone astray from the truth of the Law given to Moses, and so God raises up John
the Baptist and says, “I’m going to bring you back to the religion of the
fathers, I am going to restore that which was cast down.”
Sekarang,
ini menarik, perhatikan bahwa Elia ~ atau Yohanes
Pembaptis dalam kasus spesial ini ~ bukanlah seorang inovator, dia adalah seorang pemulih
besar.
Apa
maksudnya memulihkan? Maksudnya sesuatu yang telah dibuang, harus dikembalikan
ke kedudukannya semula. Dengan kata lain, Yohanes
Pembaptis tidak memperkenalkan doktrin baru atau ajaran baru, atau ide-ide
revolusioner apa pun, dia datang untuk memulihkan kebenaran-kebenaran yang
telah dilupakan oleh umat Allah sendiri.
Perhatikan
Matius 17:11-13, ”11 Jawab Yesus:
‘Memang Elia akan datang lebih dulu dan akan…” apa? “…memulihkan segala sesuatu 12 tetapi Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang,
dan mereka
tidak mengenal dia, tetapi memperlakukannya
menurut kehendak mereka. Demikian juga…”
dan saya menambahkan dalam kurung: jika kita menolak utusan
Tuhan, akhirnya kita akan menolak Tuhan juga ~ karena dikatakan, “… Demikian juga Anak
Manusia akan menderita di tangan mereka.’ 13
Lalu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia
berbicara kepada mereka tentang Yohanes
Pembaptis.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi
Yohanes Pembaptis datang untuk mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Sang
Mesias agar mereka siap menerimaNya.
Dan
dia datang untuk memulihkan kebenaran-kebenaran yang telah dibuang, terutama
selama masa inter-testamental (masa jeda antara Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru) segala macam ajaran palsu masuk ke ajaran Yudaisme, mereka menjadi
legalis dalam memelihara Hukum Allah, dan mereka menyimpang dari kebenaran
Hukum yang diturunkan Musa, maka Allah membangkitkan Yohanes Pembaptis dan
berkata, “Aku akan membawa kalian kembali ke agama nenek-moyang kalian, Aku
akan memulihkan apa yang telah dibuang.”
Now,
was John the Baptist a prophet? He most certainly was. If you read Luke 7:26 Jesus stated that John the Baptist
was not only a prophet, he was greater than a prophet, in fact He
says, “No prophet has risen that is greater than John the Baptist.” And so John
the Baptist was greater than a prophet. In Desire
of Ages pg. 220 Ellen White made this interesting remark about John the
Baptist, “Aside from the joy that John found in his mission, his
life had been one of sorrow. His voice had been seldom heard except in the
wilderness. His was a lonely lot. And he was not permitted to see the result of
his own labors. It was not his privilege to be with Christ and witness the
manifestation of divine power attending…” now listen carefully, “…attending…” the what? “…the Greater
Light…” what is the Greater
Light? Jesus is the Greater Light. Don’t forget that, we are going to come back
to that, “…It was not for him
to see the blind restored to sight, the sick healed, and the dead raised to
life. He did not behold the light that shone through every word of Christ,
shedding glory upon the promises of prophecy. The least disciple who saw
Christ's mighty works and heard His words was in this sense more highly
privileged than John the Baptist, and therefore is said to have been greater
than he.”
So John the Baptist was
greater than all the prophets but he was the least of those individuals who
were able to see Jesus perform His works.
Nah,
apakah Yohanes Pembaptis itu nabi? Tentu saja. Jika kita baca Lukas 7:26 Yesus menyatakan bahwa Yohanes
Pembaptis bukan hanya seorang nabi, tapi dia lebih besar daripada seorang
nabi, bahkan Yesus berkata, “Tidak pernah ada nabi yang lebih
besar daripada Yohanes Pembaptis.” Maka Yohanes Pembaptis itu lebih besar
daripada seorang nabi. Di Desire of Ages
hal. 220, Ellen White membuat komentar yang menarik ini tentang Yohanes
Pembaptis, “Selain sukacita yang diperoleh Yohanes dari misinya, hidupnya
penuh duka. Suaranya jarang terdengar kecuali di padang gurun. Dia hidup
kesepian. Dan dia tidak diizinkan melihat hasil pekerjaannya sendiri. Dia tidak
mendapat kesempatan berjalan bersama Kristus dan menyaksikan manifestasi kuasa
ilahi yang menyertai…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…menyertai…” apa? “…Terang
Besar…” dan siapakah Terang
Besar ini? Yesuslah Terang Besar. Jangan
lupa itu, nanti kita akan kembali kemari. “…Dia tidak diizinkan melihat yang buta
dipulihkan penglihatannya, yang sakit disembuhkan, dan yang mati dibangkitkan.
Dia tidak memandang terang yang bersinar melalui setiap perkataan Kristus,
menyebarkan kemuliaan di atas janji-janji nubuatan. Murid yang terkecil yang
pernah melihat pekerjaan hebat Kristus dan mendengar perkataanNya dalam hal ini
mendapat kesempatan yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, oleh karena
itu dikatakan mereka lebih besar dibandingkan dia.”
Maka Yohanes Pembaptis itu lebih besar
dari semua nabi, tetapi dia yang terkecil dibandingkan orang-orang yang bisa
menyaksikan Yesus melakukan pekerjaanNya.
Notice
Luke 7:26, the verse that I alluded to before, Jesus says, “But
what did you go out to see? A prophet? Yes, I say to you, and more than a
prophet…” You know some people rejected the work of John the Baptist
because he did not perform miracles. Were you aware of the fact that John the
Baptist did not perform miracles? Notice
John 10:41-42, “Then
many came to Him and said, ‘John performed no sign, but all the things…” now notice,
“…but all the things that…” what? “…that John spoke about this Man were true.’…” so what was true about John the Baptist? Were people to
look at his miracles or were they to look at his teachings which were true? His
teachings not his miracles. John the Baptist was not a miracle worker.
The Jews were impressed with signs and wonders, they were always asking for a
sign and thought that a sign would prove whether a messenger was from God or
not. But here we are told that John the Baptist did no sign but what he taught
was true. It
was the truthfulness of John’s words that authenticated him as the Lord’s
messenger, not the miracles that he performed.
Perhatikan Lukas 7:26, ayat yang saya singgung tadi,
Yesus berkata, “26 Tapi
kamu pergi untuk melihat apa? Seorang nabi? Ya,
Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada seorang
nabi. [NKJV yang diindonesiakan]
Kalian tahu, ada orang yang menolak pekerjaan
Yohanes Pembaptis karena dia tidak pernah membuat mujizat. Apakah kalian sadar
akan faktanya bahwa Yohanes Pembaptis tidak pernah membuat mujizat? Perhatikan
Yohanes 10:41-42, “41 Lalu banyak orang datang kepada-Nya dan
berkata: ‘Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua…” sekarang
perhatikan, “…tetapi semua yang…” apa? “…pernah dikatakan Yohanes tentang Orang ini adalah benar…” Jadi apa yang benar tentang Yohanes
Pembaptis? Apakah orang harus melihat mujizat-mujizatnya atau apakah mereka
harus melihat ajarannya yang benar? Ajarannya, bukan mujizatnya. Yohanes Pembaptis bukan pembuat
mujizat. Orang-orang Yahudi terkesan dengan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat, mereka selalu minta tanda dan menyangka suatu tanda akan
membuktikan apakah utusan itu berasal dari Allah atau tidak. Tetapi di sini kita
diberitahu bahwa Yohanes Pembaptis tidak pernah membuat tanda, namun apa yang
diajarkannya itu benar. Perkataannya
yang benar itulah yang menyatakan keasliannya sebagai utusan Tuhan,
bukan mujizat-mujizat yang dilakukan.
Now
another interesting detail about John the Baptist is that he had the
testimony of Jesus. Now we usually think of the testimony of Jesus as
being the gift manifested in Ellen White, but all the prophets had the testimony of
Jesus. Notice John 5:31-33 and I need to make a word of clarification
here before we read these verses. And it is, in English we have two words that
translate the same Greek word, it is the word “witness” and the word
“testimony”. It is the same Greek word. “Witness” and “testimony”, a witness
gives testimony, right? And so when you find the word “witness” in other places
it’s translated “testimony” and so notice what it says in John 5:31 "If I bear…” and I am going to do a little change here, “…If I bear witness testimony of Myself…”
Jesus is speaking here, “…My witness testimony is not true. 32 There is another
who bears witness testimony of
Me, and I know that the witness testimony which He witnesses testifies of Me is true. 33 You
have sent to John, and he has borne…” what? “…he has borne witness testimony to the truth.”
I
think that God wants us to know that He bore testimony to Jesus. Did you notice
the number of times that the word “witness” or “testimony” is used?
Sekarang
detail lain yang menarik mengenai Yohanes
Pembaptis ialah dia memiliki
kesaksian Yesus. Nah, biasanya kita menganggap kesaksian Yesus
adalah karunia yang dimanifestasikan pada Ellen White, tetapi semua nabi memiliki kesaksian
Yesus. Simak Yohanes 5:31-33, dan sebelum kita membaca ayat-ayat
ini saya perlu menyampaikan penjelasan di sini. Dalam bahasa Inggris ada dua
kata yang dipakai untuk menerjemahkan kata Greeka yang sama, yaitu kata
“menyaksikan” dan kata “kesaksian”, dari kata Greeka yang sama. “Menyaksikan”
dan “kesaksian”, seorang saksi memberikan kesaksian, benar? Jadi, bila kita
menemukan kata “menyaksikan” di tempat lain kata itu diterjemahkan “kesaksian”.
Maka apa yang dikatakan di Yohanes 5:31, “Kalau Aku bersaksi memberikan kesaksian tentang diri-Ku
sendiri…” ini
Yesus yang berbicara, “…maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi
memberikan kesaksian tentang Aku dan
Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan disaksikan-Nya tentang Aku
adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan dia
telah memberikan…” apa? “…dia telah memberikan bersaksi kesaksian tentang kebenaran“
Saya rasa Tuhan mau kita tahu bahwa Dia
memberikan kesaksian tentang Yesus. Apakah kalian perhatikan berapa kali kata
“bersaksi” atau “kesaksian” dipakai?
Did
John the Baptist have the testimony of Jesus? Yes, he pointed to Jesus Christ.
Now
I want you to notice another interesting detail. John denied that he was the
Light. Notice John 1:6-8, “…6 There was a man sent
from God, whose name was John. 7
This man came for a witness…” now notice, or “…for a testimony to bear…”
what? “…witness
testimony of the Light…” so why did God raise up John the
Baptist? To give testimony of the what? Of the Light. And who is that? Jesus. “…that all through him might
believe. 8 He was not that Light, but was sent to bear witness of that Light.”
Are
you following me? John the Baptist was called to give witness to the Light. And
who was the Light? Jesus Christ.
Apakah Yohanes Pembaptis memiliki kesaksian Yesus?
Ya, dia yang menunjuk ke Yesus Kristus. Sekarang saya mau kalian memperhatikan
detail lain yang menarik. Yohanes menolak bahwa dia adalah Terang itu. Perhatikan Yohanes 1:6-8, “6 Ada seorang yang
diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi…” sekarang perhatikan, atau “…sebagai kesaksian untuk memberi…” apa? “…kesaksian tentang Terang itu…” jadi mengapa Allah membangkitkan
Yohanes Pembaptis? Untuk memberikan kesaksian tentang apa? Tentang Terang. Dan
siapakah itu? Yesus. “…supaya oleh dia semua orang menjadi
percaya. 8 Ia bukan Terang itu, tetapi ia diutus untuk memberi kesaksian tentang Terang itu.”
Apakah kalian memahami saya? Yohanes Pembaptis
dipanggil untuk memberikan kesaksian mengenai Terang itu. Dan siapa Terang itu?
Yesus Kristus.
And
now I want you to notice that John the Baptist was the lesser light. John’s
purpose was to bear witness or testimony to the Light. Yet Jesus called
John a bright and shining light. Notice John 5:35-36, speaking about John the
Baptist, “He
was the burning and shining…” what? “…lamp…” what’s greater? The light of the sun or the light of the
lamp? The light of the sun, of course. So it says, “…He was the burning and shining lamp, and you were willing for
a time to rejoice in his…” what? “…light…” Did John the Baptist have light? What kind of light? Lamp
light. Now what kind of light was Jesus? Notice verse 36, “…36 But I have…” what? “…a greater witness than John's; for the
works which the Father has given Me to finish --- the very works that I do ---
bear witness of Me, that the Father has sent Me.”
John
the Baptist was a lesser light, a lamp if you please, to give witness to Jesus
Christ the Greater Light.
Dan sekarang saya mau kalian perhatikan bahwa Yohanes Pembaptis adalah terang
kecil. Fungsi Yohanes adalah menjadi saksi atau memberi kesaksian akan Terang
itu. Namun Yesus menyebut Yohanes pelita yang
bersinar dan benderang. Perhatikan Yohanes 5:35-36, berbicara tentang Yohanes
Pembaptis, “35 Ia adalah…” apa? “…pelita yang menyala dan yang
bercahaya…” mana
yang lebih besar? Sinar mentari atau cahaya pelita? Tentu saja sinar mentari.
Jadi dikatakan, “…Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya dan
kamu rela untuk
sejenak menikmati…” apanya? “… terangnya…” apakah
Yohanes Pembaptis memiliki terang? Terang jenis apa? Terang pelita. Nah, terang
macam apa Yesus? Perhatikan ayat 36, “…36 Tetapi Aku
mempunyai…” apa? “…suatu kesaksian yang
lebih besar daripada kesaksian Yohanes, karena pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku
supaya Aku selesaikan ~ yaitu pekerjaan
yang Kukerjakan sekarang ~ memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang
mengutus Aku.” [NKJV yang diindonesiakan]
Yohanes Pembaptis adalah terang kecil,
sebuah pelita katakanlah, untuk memberikan kesaksian akan Yesus Kristus, Terang
Besar.
Now,
there is something that is very interesting. And we are going to get into some
territory here that is a little different probably from what you’ve heard, but
I have it very well documented here in this Syllabus. You know, old traditions
die hard. Let me give you an example. I can give you many examples. Tomorrow we
are going to study the 24 elders and when we finish you are not going to have
any more doubts. But let me give you another example. How many of you have
heard that when Judas apostatized ~ and intended to commit suicide of course,
and when he hung himself he fell to the ground, and his inners came out and
Ellen White says later that day the dogs came and they were eating his inners,
and you know, folks, we’ve already had breakfast and lunch isn’t very soon ~
but you know before the day of Pentecost, the disciples got together to elect a
successor. Now how many of you have ever
heard that it was God’s intention that
the successor be the apostle Paul but that the disciples rushed to elect
a successor and they elected the wrong person. How many of you have ever heard
that before? Several of you have heard that before. The fact is there is all
kinds of biblical evidence that it was not God’s intention that Paul be the
successor of Judas. Let me give you several reasons.
1. in Acts 1 it says the successor of Judas had to have been with
Jesus and the disciples from the times of John the Baptist till the Ascension
of Christ. That disqualifies the apostle Paul.
2.
Further more Ellen White
says that the Holy Spirit made the election in the Spirit of Prophecy.
3.
But even more important
in the last paragraph of the chapter The
First Christian Martyr in Acts of the
Apostles, Ellen White says that the apostle Paul took the place of Stephen.
She says that in the last part, the last sentence of that chapter.
4. But even more, more important than that, is the fact that the
disciples felt that they had to elect a successor for Judas before the day of
Pentecost. Why not wait till after the Holy Spirit was poured out? Then they
would have clearer discernment, right? That’s nice human reasoning. Why did
they have to elect a successor in place of Judas before the day of Pentecost?
I’ll explain it simply to you. On the day of Pentecost or before the day of
Pentecost, the 10 days before, Jesus was garbed as High Priest. Remember the
ceremony what Moses did with Aaron, Leviticus 8? First of all he put all the pieces of the High Priest and then he anointed him with
oil? And then the oil was so abundant it
dripped down his beard, it dripped down his garments and even dripped upon the
mountans of Zion. It was so abundant. Now, let me ask you, what was on the
breastplate of the High Priest? On the breastplate of the High Priest were 12
stones. What did those 12 stones represent? They represented in the Old
Testament what? The 12 sons of Jacob or the 12 tribes of Israel. What do they
represent in the New Testament? The 12 apostles. Listen carefully now. Jesus
could not wear the breastplate with 12 stones when there were only 11 apostles.
They had to elect apostle #12 and then Jesus could wear the breastplate with
the 12 stones. That is the biblical reason.
Nah
ada sesuatu yang sangat menarik. Dan kita akan masuk ke beberapa teritori yang
mungkin agak berbeda dari apa yang pernah kalian dengar, tetapi dalam Silabus
ini sudah saya dokumentasikan dengan lengkap. Kalian tahu, tradisi lama itu
susah matinya. Saya akan memberi contoh. Saya bisa memberi banyak contoh
sebetulnya. Besok kita akan mempelajari 24 tua-tua dan pada waktu kita selesai,
semua keraguan kalian akan lenyap.
Tetapi
coba saya beri contoh yang lain. Berapa orang dari kalian yang pernah mendengar
bahwa ketika Yudas murtad ~ dan tentu saja berniat bunuh diri, dan ketika dia
menggantung dirinya kemudian dia jatuh ke tanah dan semua isi perutnya terburai
dan Ellen White mengatakan bahwa setelah itu anjing-anjing datang memakan isi
perutnya ~ nah, Saudara-saudara, kita sudah
sarapan dan makan siang masih lama ~ tetapi kalian tahu, sebelum hari
Pentakosta para murid berkumpul untuk memilih seorang pengganti. Nah, berapa
orang dari kalian yang pernah mendengar bahwa sebenarnya yang direncanakan Tuhan sebagai penggantinya adalah rasul Paulus tetapi para murid
tergesa-gesa memilih pengganti dan mereka memilih orang yang salah? Berapa orang dari kalian yang sudah pernah
mendengar hal ini? Beberapa dari kalian. Faktanya adalah, bukti-bukti Alkitab
menyatakan bahwa bukan rencana Tuhan untuk menjadikan Paulus pengganti Yudas.
Saya akan memberikan beberapa alasannya:
1.
Di
Kisah Rasul-rasul pasal 1 dikatakan bahwa pengganti Yudas haruslah pernah
bersama-sama dengan Yesus dan para murid mulai dari zaman Yohanes Pembaptis
hingga kenaikan Kristus. Ini membuat rasul Paulus tidak memenuhi syarat.
2.
Lebih
jauh, dalam Spirit of Prophecy, Ellen White
berkata bahwa Roh Kudus-lah yang memilih penggantinya.
3.
Tetapi
yang lebih penting adalah dalam paragraf terakhir bab The First
Christian Martyr di buku Acts of the Apostles, Ellen White berkata
bahwa rasul Paulus menggantikan kedudukan Stefanus. Ellen White berkata
demikian dalam paragraf terakhir, kalimat terakhir bab tersebut.
4.
Tetapi
yang lebih, lebih, penting daripada itu adalah fakta bahwa para murid merasa
mereka harus memilih seorang pengganti Yudas sebelum hari Pentakosta. Mengapa
tidak menunggu hingga setelah Roh Kudus dicurahkan? Bukankah dengan demikian mereka akan memiliki
hikmat yang lebih jelas? Itu adalah pertimbangan manusia yang bagus. Mengapa
mereka harus memilih seorang pengganti Yudas sebelum hari Pentakosta? Saya akan
menjelaskannya kepada kalian dengan sederhana. Pada hari Pentakosta atau sebelum
hari Pentakosta, 10 hari sebelumnya, Yesus dikenakan pakaian sebagai Imam
Besar. Ingat upacara yang dilakukan Musa pada Harun di Imamat pasal 8? Pertama
Musa mengenakan semua atribut Imam Besar lalu Musa mengurapi Harun dengan
minyak? Kemudian minyak itu begitu banyak sampai menetes turun ke jenggotnya,
ke pakaiannya dan bahkan ke atas bukit-bukit Sion saking banyaknya.
Nah, coba saya
tanya, apa yang terdapat pada tutup dada Imam Besar? Pada tutup dada Imam Besar
ada 12 batu permata. Ke-12 batu permata itu melambangkan apa? Di Perjanjian
Lama mereka melambangkan apa? Ke-12 anak Yakub atau ke-12 bani Israel. Di
Perjanjian Baru mereka melambangkan apa? Ke-12 rasul. Dengarkan baik-baik
sekarang. Yesus tidak bisa mengenakan tutup dada dengan 12 permata saat hanya
ada 11 rasul. Mereka harus memilih rasul #12 barulah Yesus bisa memakai tutup
dada dengan 12 permata itu. Itulah alasan yang alkitabiah.
And
so we have these traditions that we pass on from generation to generation, and
they become gospel truth, because they are passed on. May be we need to
apologize to the Catholics ~ heheheh, I’m just kidding ~ the traditions that we
passed on are not as significant as the traditions that the Catholic church
does. And we do this all the time. You know, we do it with Daniel 12:4, where
it says, you know, “shut up the words, and seal the book
until the time of the end; many shall run to and fro, and knowledge shall
increase."
We
start talking about nuclear weapons, we start talking about trains, and about
airplanes, and electric toothbrushes, and we say we are talking about increase
of technology. Folks, what I am saying is, that the book, the little book ~
which by the way is not all of Daniel, it’s Daniel 8-12 the part of Daniel that
has to do with the 2300 days ~ that is sealed until the time of the end. But in
the time of the end, many are going to run to and fro, to want to understand
what was sealed, and knowledge of what the little book contains will be
increased. That’s what it means in context. Well, I got side-tracked here, but
that’s okay.
Maka
kita memiliki tradisi-tradisi ini yang kita wariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya, dan mereka dianggap kebenaran injili, karena mereka
diwariskan. Barangkali kita seharusnya minta maaf kepada orang-orang Katolik ~ hehehe,
saya hanya bergurau ~ tradisi yang kita wariskan tidaklah sesignifikan
tradisi-tradisi yang diwariskan gereja Katolik. Dan hal ini kita lakukan
berulang-ulang. Kalian tahu, kita melakukan hal yang sama dengan Daniel 12:4 di
mana dikatakan, kalian tahu, “…sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai
pada akhir zaman; banyak orang akan
menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah…” dan kita mulai berbicara tentang senjata
nuklir, kita mulai berbicara tentang kereta api, dan pesawat terbang, dan sikat
gigi listrik, dan kita berkata bahwa kita sedang berbicara tentang bertambahnya
teknologi. Saudara-saudara, maksud saya, kitab tersebut, kitab kecil itu ~ yang
bukan seluruh kitab Daniel melainkan hanya Daniel pasal 8-12, bagian dari kitab
Daniel yang berkaitan dengan nubuatan 2300 hari ~ itu yang dimeteraikan hingga
masa akhir zaman. Tetapi di masa akhir zaman, banyak orang akan berlarian ke
sana kemari untuk mencari pemahaman tentang apa yang termeterai, dan pengetahuan
mengenai isi kitab kecil itu yang akan bertambah. Itulah yang dimaksud oleh
konteks ayat tersebut. Nah, saya sudah melantur jauh, tapi tidak mengapa.
Now,
let’s get back to the greater and lesser light.
Now,
let me share with you, the Scriptures are also a lesser light.
Now, I know this is different than what you’ve always heard. How could the Scriptures be a lesser light? Well,
who is the Greater Light? Did we just read it from the Bible? Now, let me just
prove this point to you. Let’s go to the next paragraph where it says
Scriptures are also a lesser light.
But
notice that the Scriptures also give witness to Jesus. Thus there are two
sources which testify of Jesus:
1. John the Baptist and
2. the written Scriptures of the Old Testament.
There
was a canonical ~ you understand what I mean by that? ~ part of Scripture, and
a non-canonical source to give witness to Jesus. Now listen carefully. No book
can fully reveal Jesus Christ in the whole of His glory. Compare to Jesus the Bible is only a
pale reflection of who Jesus is in person. The Greater Light is the sun
and the lesser light is the moon, the light of the moon has the purpose of
reflecting the light of the sun to the earth in the darkness of the night.
Now,
you say to me, “Do the Scriptures also give testimony to the Greater Light?”
Let’s
read John 5:39 “You search the Scriptures, for in
them you think you have eternal life; and these are they which testify of Me.”
Do
the Scriptures testify of Jesus?
Does
John the Baptist testify of Jesus?
So
you really have two lesser lights that point to Jesus the Greater Light.
Sekarang
mari kita kembali ke Terang Besar dan yang lebih kecil.
Nah,
mari saya berbagi dengan kalian, Alkitab
juga adalah terang kecil. Nah, saya tahu ini berbeda dari apa
yang selalu kalian dengar. Kok bisa Kitab Suci itu terang kecil?
Nah,
siapa Terang Besar? Bukankah kita tadi baru membacanya dari Alkitab? Sekarang,
saya akan membuktikan poin ini kepada kalian. Marilah kita ke paragraf
berikutnya di mana dikatakan Kitab Suci juga adalah terang kecil.
Tetapi
perhatikan bahwa Kitab Suci juga
memberi kesaksian tentang Yesus. Jadi ada dua sumber yang
bersaksi tentang Yesus:
1.
Yohanes
Pembaptis dan
2.
tulisan-tulisan
Kitab Suci Perjanjian Lama.
Ada
yang kanonikal ~ kalian paham apa yang saya maksudkan dengan kata ini?
(kanonikal = resmi, tertulis) ~ sebagaian Kitab Suci, dan ada sumber yang tidak
kanonikal yang memberi kesaksian tentang Yesus.
Sekarang
dengarkan baik-baik, tidak ada kitab yang bisa menyatakan Yesus Kristus dalam
seluruh kemuliaanNya. Dibandingkan
Yesus, Alkitab hanyalah suatu pantulan yang pucat dari Yesus yang sesungguhnya.
Terang Besar adalah matahari, dan terang kecil adalah bulan, terang bulan
fungsinya hanya memantulkan sinar matahari ke bumi pada saat kegelapan malam.
Sekarang
kalian berkata kepada saya, “Apakah Kitab Suci juga memberi kesaksian akan Terang
Besar?”
Mari
kita baca Yohanes 5:39 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi kesaksian
tentang Aku…” [NKJV
yang diindonesiakan]
Apakah
Kitab Suci bersaksi tentang Yesus?
Apakah
Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Yesus?
Jadi
sebetulnya ada dua terang kecil yang menunjuk kepada Yesus, Terang Besar.
Now,
bear with me, remember old traditions die hard. So we have two lesser lights:
the Old Testament Scriptures and John the Baptist.
The
question immediately suggests itself, why did the people need a non-canonical source
if they have the written Scriptures of the Old Testament? Or even further, why
would they even need a lesser light if they would soon have the Greater Light
in their midst?
Let
me ask another question. Could the Jews have discerned Jesus as the Messiah
simply by studying the written Scriptures? The answer is a resounding ‘Yes’.
The Old Testament was saturated with messianic prophecies. They could have been
ready for the Messiah just reading the Scriptures.
Notice
all the texts that we find here:
·
He would enter Jerusalem
in a donkey with great acclamation,
· He would cast out the money changers from the temple,
· the zeal for God’s house would consume Him,
· He would be sold for 30 pieces of silver,
· His disciples would forsake Him,
· He would die a vicarious death,
· He would say on the cross
‘My God, My God, why have You forsaken Me?’
· His hands and His feet would be pierced,
· lots would be cast upon His garments,
· His heart would be poured out like water,
· His enemies would spit in His face,
· His enemies would dare Him to come down from the cross,
· none of His bones would be broken,
· on the cross He would say, “I thrist”,
· His passion would last three days and three nights,
· His burial would be with the rich,
· He would resurrect from the death on the 3rd day,
·
He would ascend to
heaven and He would sit at His Father’s right hand,
Were there enough
prophecies in the written Scriptures to point to Jesus the Greater Light?
Absolutely.
Sekarang,
dengarkan ya, ingat tradisi lama itu sulit dilenyapkan. Jadi kita memiliki dua terang
kecil: Kitab Perjanjian Lama, dan Yohanes Pembaptis.
Pertanyaan
yang segera muncul adalah, mengapa manusia membutuhkan sumber yang
non-kanonikal jika sudah memiliki Kitab Suci
Perjanjian Baru yang tertulis? Atau bahkan, mengapa mereka membutuhkan terang
kecil jika dalam waktu singkat Terang Besar akan berada di tengah-tengah
mereka?
Coba
saya tanya hal lain, mungkinkah orang-orang Yahudi mengenali Yesus sebagai Sang
Mesias hanya dengan mempelajari Kitab Suci
yang tertulis? Jawabannya adalah “Ya” yang menggema. Tulisan-tulisan Perjanjian
Lama itu dipenuhi oleh nubuatan mesianik. Orang-orang Yahudi seharusnya siap
menerima Sang Mesias hanya dengan membaca Kitab Suci.
Perhatikan
semua teks yang kita temukan di sana:
·
Dia
(Sang Mesias) akan memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai dan
dielu-elukan secara besar-besaran.
· Dia akan mengusir para penukar uang
dari Bait Suci,
· semangat pembelaanNya atas Bait Allah
membakar hatiNya,
· Dia akan dijual seharga 30 keping
perak,
· murid-muridNya akan meninggalkanNya,
· Dia akan menjalani kematian sebagai
pengganti (manusia),
· di atas salib Dia akan berkata,
“AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
· tangan dan kakiNya akan tertusuk,
· pakaianNya akan diundi,
· hatiNya akan dicurahkan seperti air,
· musuh-musuhNya akan meludahi wajahNya,
· musuh-musuhNya akan menantangNya untuk
turun dari salib,
· tulangNya tidak ada yang dipatahkan,
· di atas salib Dia akan berkata, “Aku
haus”,
· penderitaanNya akan berlangsung tiga
hari tiga malam,
· Dia akan dimakamkan di antara orang-orang kaya,
· Dia akan bangkit dari kematian pada
hari ketiga,
·
Dia
akan naik ke Surga dan Dia akan duduk di tangan kanan BapaNya,
Apakah
ada cukup nubuatan dalam Kitab Suci yang tertulis yang menunjuk ke Yesus, Terang
Besar? Tentu saja.
So
the question is why then did God raise John the Baptist? The answer is actually
quite simple, the people had fallen into gross darkness and gone astray because
they had neglected the Scriptures. During the period between the Testaments
they had embraced for example the immortality of the soul during that period.
The Sabbath had become a yoke of bondage, they had added tradition after
tradition to the Scriptures. All kinds of teachers and false practices came in
during this period, therefore they needed a lesser light to draw attention to
the Greater Light.
Notice
Matthew 4:16, “The people
who sat in darkness…” this is speaking about the condition of the Jews,
“…The people who sat in darkness have seen a great light, and upon those who sat in the
region and shadow of death, Light has dawned…” what condition were they in? They were in darkness and
they were in the valley of the shadow of death.
Jadi
pertanyaannya adalah, kalau begitu mengapa Allah membangkitkan Yohanes
Pembaptis? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana. Umat Allah telah jatuh ke
dalam kegelapan pekat dan tersesat karena mereka telah melalaikan Kitab Suci.
Selama periode antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, mereka telah menganut
~ misalnya faham kebakaan jiwa selama periode itu. Sabat telah menjadi kuk yang
membelenggu, mereka telah menambahkan tradisi di atas tradisi kepada Kitab Suci.
Segala macam guru-guru palsu dan ajaran-ajaran palsu datang dalam periode ini,
itulah sebabnya mereka membutuhkan terang kecil untuk membawa perhatian mereka
kepada Terang Besar.
Perhatikan
Matius 4:16, “Bangsa yang duduk dalam
kegelapan…” ini
berbicara tentang kondisi orang-orang Yahudi, “…Bangsa yang duduk dalam kegelapan, telah melihat Terang
yang besar, dan mereka yang duduk di daerah
dan bayang-bayang maut, telah terbit Terang…” mereka berada dalam kondisi apa? Mereka
berada dalam kegelapan dan mereka berada di lembah bayang-bayang maut.
Luke 1:78-79 once again speaks about the coming of Jesus,
it says, “…Through the tender mercy of our
God, with which the Dayspring…” actually the Greek uses two words:
the “Rising Sun”, “…with
which the Rising Sun from on
high has visited us; 79 to
give light to those who sit in darkness and the shadow of death, to guide our
feet into the way of peace."
Are
you following me?
Lukas 1:78-79 sekali lagi berbicara mengenai
kedatangan Yesus, dikatakan, “78 oleh rahmat
dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Sang
Fajar…” sebenarnya bahasa Greeka memakai dua
kata: “Matahari terbit” “…dengan mana Sang
Matahari Terbit dari tempat yang tinggi telah
melawat kita, 79 memberi terang
kepada mereka yang duduk dalam kegelapan
dan dalam bayang-bayang maut untuk
mengarahkan kaki kita ke jalan damai sejahtera.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah kalian mengikuti saya?
I’ll
give you an example. Shortly after I arrived in Fresno a little less than 17
years ago, one night I went into the room where they had all of the tapes and
the recording equipment, cassettes back then, I was looking for a certain
sermon that I had preached. And I went to the room, and of course the first
thing that I did was to try and find the light switch. And so you know, I let
my eyes get adjusted a little bit to the darkness and so you know I started
looking around to see if I could see a light switch and I couldn’t see a light
switch anywhere. And so I said, I think I am going to just touch the wall you
know at the height the switches usually are, and I went all along the wall, and
I couldn’t find the switch. And I looked at the ceiling and there is a light
bulb there and so there has to be a switch somewhere, but where is the switch?
And I looked and looked, finally I said, “Hah, forget it.” I am going to go to
my office and I am going to get a flash light that I had in my drawer. So I
went and I got the flashlight, came back to the tape room and I turned on the
flashlight, and I looked on all the walls and still no switch. And so finally I
said, “Ahhh, I give up.” And so I knelt down at the cabinet where the cassette
was that I was looking for and as I was
looking for the cassette the flashlight tilted slightly upward and under a
shelf I saw the switch.
Let
me ask you what was the purpose of the flashlight? The purpose of the
flashlight was to find the Greater Light. Did it have its function? It
certainly did have its function.
Saya
akan memberikan contoh. Tak lama setelah saya tiba di Fresno, hampir 17 tahun
yang lalu, suatu malam saya masuk ke ruang di mana semua tape dan alat rekaman,
kaset pada masa itu disimpan. Saya mau mencari salah satu khotbah yang pernah
saya khotbahkan. Dan saya masuk ke ruang itu, dan tentu saja hal pertama yang
saya lakukan adalah berusaha mencari tombol lampu. Maka, kalian tahu, saya
menunggu penglihatan saya menyesuaikan diri sedikit dengan kegelapan dan kalian
tahu, saya mulai mencari-cari berusaha menemukan tombol lampu. Dan saya tidak melihat
tombol lampu di mana pun. Maka saya pikir saya akan meraba dinding, kalian tahu, pada ketinggian
di mana tombol lampu biasanya terpasang. Dan saya meraba-raba sepanjang dinding tapi saya tidak
bisa menemukan tombol itu. Saya melihat ke langit-langit dan di atas ada bola
lampu, maka pasti harus ada tombol lampu entah di mana, tetapi di mana? Saya
mencari dan mencari, akhirnya saya berkata, “Hah, lupakan saja. Saya akan
kembali ke kantor saya dan akan mengambil lampu senter yang ada di laci.” Jadi
saya pergi dan saya ambil lampu senter, kembali ke ruang tape itu dan saya
nyalakan lampu senternya. Dan saya melihat ke seluruh dinding, dan masih tidak
ketemu tombolnya. Maka akhirnya saya berkata, “Ahhh, saya menyerah.” Lalu saya
berlutut di depan kabinet di mana kaset yang saya cari itu berada, dan
sementara saya mencari kaset itu, lampu senter itu miring sedikit ke atas dan
di bawah rak itu saya melihat si tombol lampu.
Coba
saya tanya, apa fungsi lampu senter itu? Fungsi lampu senter itu adalah untuk
menemukan cahaya yang lebih besar. Apakah lampu senter itu ada gunanya? Tentu
saja dia ada gunanya.
Now,
let’s go to the next section. The role of John was not to bring in new
light but rather to turn the attention of the people to the Light already
given. He came to restore, you remember that? He came to restore. He was to awaken
interest in the Old Testament, in the study of Old Testament prophecy. As I mentioned before, he dressed like Elijah,
he ate like Elijah, he spoke like Elijah, he called to repentance like Elijah,
everybody thought that he was Elijah. He was attracting attention to the prophecy of
Malachi chapter 4, in other words the role of John ~ listen carefully ~ was
complementary to Scripture not supplementary. After all John fit
perfectly with the description of the forerunner who will prepare the way for
the Messiah. People should have then gone to the written Scriptures to find
details about how the Messiah would come.
Sekarang
marilah kita pergi ke bagian berikut. Peranan
Yohannes bukan untuk membawa terang baru tetapi untuk
mengembalikan perhatian umat kepada Terang yang sudah diberikan. Yohanes datang
untuk memulihkan, kalian ingat itu? Dia datang untuk memulihkan. Tugasnya
adalah untuk membangunkan perhatian
kepada kitab Perjanjian Lama, untuk mempelajari nubuatan
Perjanjian Lama. Sebagaimana yang tadi sudah saya sebutkan, Yohanes berpakaian
seperti Elia, dia makan seperti Elia, dia berbicara seperti Elia, dia
menyerukan pertobatan seperti Elia, maka semua orang mengira dia Elia. Yohanes sedang menarik perhatian
orang kepada nubuatan di kitab Maleakhi pasal 4, dengan kata lain, peranan Yohanes ~ dengarkan baik-baik ~ adalah melengkapi Kitab Suci,
bukan menambahinya.
Apalagi Yohanes sangat sesuai dengan deskripsi si pendahulu yang akan mempersiapkan
jalan bagi Sang Mesias. Seharusnya pada waktu itu orang-orang segera pergi ke Kitab
Suci untuk menemukan detail-detail tentang bagaimana Sang Mesias akan datang.
You
see, those
who claimed to be God’s people and boasted at having the Old Testament were violating every principle of the Word
of God. They professed to be waiting for the Messiah, they professed to love
God, they claimed to have a close relationship with Him and yet they crucified
Christ because they misunderstood the Old Testament and rejected the clarification given by
the lesser light, because they rejected the message of John, they ended up
rejecting Jesus. Are you catching the picture here? We can image the
Jews saying, “We have Moses,” like many Christians today say, “We’ve got the
Bible.” But they did not understand or practice the teachings of Moses. They
boasted up their knowledge of the Scriptures and yet they did not understand
nor obey them at all. John was called to attract attention to the Word already
given. In fact notice John 5:39-40 and then we’ll read verses 45-47. Jesus
says, “39 You search the Scriptures, for in
them you think you have eternal life; and these are they which…” what? “…give witness to (testify of) Me…” do the Scriptures give witness to Jesus? Let me ask you,
is the picture of Jesus in the Bible a full complete picture? Is it? Does the
Bible reveal Jesus Christ in all of His glory? No. The Scriptures are kind of
like a picture. You have a picture of someone, do you have a general idea what
that person looks like, color of the hair, color of the eyes, etc.? Of course.
Is that the same as meeting the person? Absolutely not. You see, it says here, “…You search the Scriptures…” it’s talking about the Old Testament, “…for in them you think you have eternal
life, and these are they which testify of me. 40 But you are not
willing to come to Me that you may have life…”
In other words, you search the
Scriptures because you think you have eternal life in them, and you reject Me
who is the source of eternal life. And then He says, notice, “…45 Do not think that I shall
accuse you to the Father; there is one
who accuses you --- Moses, in whom you trust. 46 For if you believed
Moses, you would believe Me; for he wrote about Me. 47 But if you do
not believe his writings, how will you believe My words?"
Kalian
lihat, mereka yang mengaku sebagai umat Allah, dan berbangga memiliki kitab
Perjanjian Lama, justru melanggar setiap prinsip Kitab Suci. Mereka mengaku
sedang menantikan Messias, mereka mengaku mencintai Allah, mereka mengaku
memiliki hubungan dengan Dia, namun
mereka menyalibkan Kristus karena mereka salah
memahami kitab-kitab Perjanjian Lama dan menolak penjelasan yang diberikan oleh
terang kecil. Karena mereka menolak pekabaran Yohanes, akibatnya mereka menolak
Yesus. Apakah kalian bisa menangkap gambarnya di sini? Kita bisa
membayangkan orang-orang Yahudi itu berkata, “Kita punya Musa”, sebagaimana
banyak orang Kristen hari ini berkata, “Kita punya Alkitab”, tetapi mereka
tidak paham maupun melakukan ajaran-ajaran Musa. Mereka menyombongkan
pengetahuan mereka tentang Kitab Suci, namun mereka sama sekali tidak paham
maupun mematuhinya. Yohanes dipanggil untuk membangkitkan perhatian kepada Kitab
Suci yang sudah disampaikan kepada mereka. Bahkan, perhatikan Yohanes 5:39-40,
lalu kita akan membaca ayat 45-47. Yesus berkata, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan
hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang…” apa? “…memberi kesaksian (bersaksi) tentang Aku…” Apakah
Kitab Suci itu memberi kesaksikan tentang Yesus? Coba saya tanya, apakah
gambaran Yesus di Alkitab itu gambar yang sempurna dan lengkap? Iyakah? Apakah
Alkitab menyatakan Yesus Kristus dalam seluruh kemuliaanNya? Tidak! Kitab Suci
seperti sebuah potret. Jika kita memiliki potret seseorang, apakah kita punya
gambaran yang umum tentang bagaimana rupa orang tersebut, warna rambutnya,
warna matanya, dll.? Tentu. Apakah itu sama dengan bertemu sendiri dengan orang
tersebut? Tentu saja tidak. Kalian lihat, dikatakan di sini, “…Kamu menyelidiki
kitab-kitab Suci…” ini
berbicara tentang kitab-kitab Perjanjian Lama, “…sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup
yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang
memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu…” Dengan
kata lain, kamu menyelidiki kitab-kitab suci itu karena kamu menganggap dengan
berbuat demikian kamu mendapatkan hidup kekal, tetapi kamu menolak Aku, yang
adalah sumber hidup kekal itu. Kemudian, Yesus berkata, perhatikan, “…45Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu
di hadapan Bapa; ada seorang yang akan
mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai.
46 Sebab andaikan kamu mempercayai Musa, tentu kamu akan mempercayai Aku, sebab ia menulis tentang Aku. 47
Tetapi jikalau kamu tidak mempercayai apa
yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya apa yang Kukatakan?" [NKJV yang diindonesiakan]
I
am of the firm belief, folks, that if the Jews had understood and obeyed the
writings of Moses, John would never have been raised up by God. John was simply
raised up by God, to shine on the pages of the Old Testament, so that people
could see the Greater Light. He was provided as a help for people who were
misreading and misinterpreting the Old Testament. God says, “I’m going to raise
up a prophet, to shine on the pages of the written Scriptures, so that they can
understand clearly and succinctly what they are
saying about the Messiah.”
Did
John the Baptist add to Scriptures? No. He shines on the Scriptures so that people can see
Jesus. John lighted up the Old Testament prophecies about the Messiah.
He presented Jesus as the Lamb of God. Well, that was some revolutionary idea.
Did the Jews know about the Lamb? Sacrifices of lambs were made everyday in the
Sanctuary. Or did they read Isaiah 53 where it says He will be taken as a lamb
to the slaughter? Was this some revolutionary new truth? No. What John is saying is, you know, “Have
you noticed in the Sanctuary service, lambs were offered, have you noticed in
Isaiah 53 it says He is taken as a lamb to the slaughter? This is Him!” Are you
following me? “He’s the One!” He is taking Bible prophecy and he is clarifying
it and he is applying it to Jesus Christ. He took from the Old Testament and showed
how it was being fulfilled in Jesus. He exalted the Old Testament and made it
vivid, alive, and present truth. He rebuked, reproved. Even baptism was known
in the times of John. Some of you say, “Oh, that’s a new doctrine.” No, it
wasn’t. Certainly they knew that in the Sanctuary things were cleansed by
water, they knew the story of Naaman, they knew that leprosy was a symbol of
sin, and that Naaman had been cleansed by submerging himself in the Jordan 7 times. John the Baptist did not bring in any
new doctrines. He just shone on the pages of Scriptures so that people could
discern Christ.
Saya
sangat yakin, Saudara-saudara, seandainya orang-orang Yahudi memahami dan
mematuhi tulisan-tulisan Musa, Yohanes tidak akan dibangkitkan oleh Allah.
Yohanes dibangkitkan Allah semata-mata untuk memberikan terang pada
halaman-halaman Perjanjian Lama, supaya orang-orang bisa melihat Terang Besar.
Yohanes disediakan sebagai bantuan bagi orang-orang yang telah salah membaca
dan salah menafsirkan Perjanjian Lama. Tuhan berkata, “Aku akan membangkitkan
seorang nabi, untuk memberikan terang pada halaman-halaman tulisan kitab Suci,
supaya mereka bisa mengerti dengan jelas dan tepat apa yang dikatakan
kitab-kitab itu tentang Sang Messias.”
Apakah
Yohanes Pembaptis
menambahi Kitab Suci? Tidak. Dia menerangi
Kitab Suci supaya orang-orang bisa melihat Yesus. Yohanes
menerangi nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Sang Mesias. Dia
memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba Allah. Nah, itu adalah ide yang
revolusioner. Apakah orang-orang Yahudi tahu tentang Anak Domba? Domba-domba
dikurbankan setiap hari di Bait Suci. Atau apakah mereka membaca Yesaya 53 di
mana dikatakan Mesias akan dibawa seperti domba ke pembantaian? Apakah ini
suatu kebenaran baru yang revolusioner? Tidak!
Apa
yang dikatakan Yohanes, kalian tahu, adalah, “Sudahkah kamu menyimak
upacara-upacara bait Suci, di mana domba-domba dikurbankan? Sudahkah kamu
menyimak di Yesaya 53 dikatakan bahwa Dia dibawa seperti domba ke tempat
pembantaian? Inilah Dia itu!” Apakah kalian memahami saya? “Dialah itu!”
Yohanes mengambil nubuatan Alkitab dan dia menjelaskannya dan dia
mengaplikasikannya kepada Yesus Kristus. Dia mengambil dari Perjanjian Lama dan
menunjukkan bagaimana nubuatan itu digenapi oleh Yesus. Yohanes meninggikan
Perjanjian Lama dan membuatnya lebih terang, hidup, dan menjadi kebenaran masa
kini. Dia menegur dan mencela.
Bahkan
baptisan pun sudah dikenal di zaman Yohanes. Ada dari kalian yang berkata, “Oh,
itu doktrin yang baru.” Tidak, bukan. Sudah pasti orang-orang Yahudi tahu bahwa
peralatan Bait Suci dibersihkan oleh air. Mereka kenal kisah Na’aman, mereka
tahu bahwa penyakit kusta adalah lambang dosa dan Na’aman telah ditahirkan
dengan menyelamkan dirinya di sungai Yordan 7 kali. Yohanes Pembaptis tidak memperkenalkan doktrin baru apa
pun. Dia hanya menerangi halaman-halaman Kitab Suci supaya orang-orang bisa
melihat Kristus.
John
the Baptist was a pain in the neck, he was a fly in the ointment, a pain in the
neck, a speck in the eye whatever way you want to call it, he was no pushover.
He was not politically correct. He told it like it is. He rebuked sin
fearlessly and played no favors. Of course this was what won him enemies.
Notice Matthew 11:7-8. Did he rebuke Herod for his adultery? Even at the risk of
his life. “As
they departed, Jesus began to say to the multitudes concerning John: ‘What did
you go out into the wilderness to see? A reed shaken by the wind? 8 But
what did you go out to see? A man clothed in soft garments? Indeed, those who
wear soft clothing are in
kings' houses.’”
Yohanes
Pembaptis itu sangat menjengkelkan, ibarat seekor lalat dalam minyak, sebutir
pasir dalam mata, terserah mau disebut sebagai apa. Dia bukanlah orang yang mau
takluk pada orang lain. Dia berseberangan dengan apa yang disukai orang banyak.
Dia bicara blak-blakan. Dia menegur dosa tanpa takut dan tidak tebang pilih.
Tentu saja hal ini membuat dia punya banyak musuh. Perhatikan Matius 11:7-8,
apakah dia menegur Herodes karena perzinahannya? Bahkan dengan taruhan nyawanya.
“7 Setelah murid-murid Yohanes pergi,
mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: ‘Kamu pergi
ke padang gurun mau melihat apa? Sebatang buluh yang digoyangkan angin kian ke
mari? 8 Tetapi kamu pergi untuk melihat apa?
Seorang yang berpakaian halus? Ketahuilah, orang
yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.” [NKJV yang diindonesiakan]
The
role of John was to prepare a people for the first coming of Jesus. By revival,
that is repentance, and reformation: bearing fruit, the people were to wait
expectantly for their bridegroom. John was the liaison or go-between, between
Jesus Christ the groom and Israel the bride. He was to prepare the way for the
wedding. That’s why he is called the friend of the Bridegroom.
Peranan
Yohanes ialah mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Yesus yang pertama.
Dengan membuat kebangunan rohani, yaitu pertobatan dan reformasi: menghasilkan
buah, manusia harus menantikan mempelai laki-lakinya dengan penuh kerinduan.
Yohanes adalah yang menghubungkan atau perantaranya, antara Yesus Kristus sang
mempelai laki-laki dengan Israel, mempelai wanitanya. Yohanes yang harus
mempersiapkan pesta perkawinan itu, itulah sebabnya dia disebut teman sang Mempelai Laki-Laki.
Jesus
stated that John the Baptist was Elijah, so he understood the role of Elijah in
the Old Testament. Elijah was the great restorer, Elijah did not introduce new
truths, he simply called Israel to repent and return to the religion of the
fathers. This is why he built the altar of the Lord and he invoked the God of
the covenant founders of the Old Testament, Abraham, Isaac and Jacob. In
Malachi 4 we are once again told that in the end time Elijah would be a great
restorer. In Matthew 17:12 we are told
that John the Baptist came to restore all things.
Yesus
menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia, jadi dia memahami peranan Elia
dalam Perjanjian Lama. Elia adalah si pemulih besar, Elia tidak memperkenalkan
kebenaran-kebenaran yang baru, dia hanya memanggil Israel supaya bertobat dan
kembali ke agama nenek moyang mereka. Itulah sebabnya dia membangun mezbah bagi
Tuhan dan dia memohon kepada Allah para pembuat
perjanjian dari masa Perjanjian Lama:
Abraham, Ishak dan Yakub. Di Maleakhi pasal 4, sekali lagi kita diberitahu
bahwa pada masa akhir zaman, Elia akan menjadi pemulih besar. Di Matius 17:12
kita mendapat tahu bahwa Yohanes Pembaptis datang untuk memulihkan segala
sesuatu.
Now,
let’s go to the next page: Despised and rejected by the leaders.
Who
hated the prophets the most? The pagan nations, right? The secular people. They
were the ones that especially hated the prophets. Surprise, surprise, the ones
who hated the prophets the most were God’s own people to whom they were sent.
So when people hated Ellen White, she’s in good company. He was accused of
being demon possessed, Matthew 11:18, “For John came neither eating nor
drinking, and they say, 'He has a demon.'”
Matthew
21:32, Jesus speaking to the chief priests and elders, “For John came to you in the way of
righteousness, and you did not believe him; but tax collectors and harlots
believed him; and when you saw it,
you did not afterward relent and believe him.”
Where
was the problem, with the populous or with the leadership? With the ministers
of that day and age.
Luke
7:29-30, “And
when all the people heard Him,
even the tax collectors justified God, having been baptized with the baptism of
John…” but now notice, “…30 But the Pharisees…” today those would be the preachers,
“…and lawyers…” those are the theologians,
“…rejected the will of God for themselves, not having been baptized by
him.”
In
John 1:10-11 it says they knew him not. Because they did this with John as they
pleased, they also did the same with Jesus.
Matthew
17:11-13, “Jesus answered and said to them, ‘Indeed,
Elijah is coming first and will restore all things. 12 But I say to
you that Elijah has come already, and they did not know him but did to him
whatever they wished. Likewise the Son of Man is also about to suffer at their
hands.’ 13 Then the disciples understood that He spoke to them of
John the Baptist.”
Sekarang, mari kita ke halaman berikutnya: Dibenci
dan Ditolak oleh para Pemimpin.
Siapa yang paling membenci para nabi? Bangsa-bangsa
kafir, betul? Orang-orang sekuler. Merekalah yang terutama membenci para nabi.
Kejutan! Justru yang paling
membenci para nabi adalah umat Allah sendiri, kepada siapa nabi itu diutus.
Jadi ketika orang-orang membenci Ellen White, berarti dia berada
di kelompok yang benar. Yohanes Pembaptis dituduh kerasukan Setan, Matius
11:18, “18 Karena Yohanes datang, tidak makan
dan tidak minum, dan mereka berkata: ‘Ia kerasukan setan’”
Matius 21:32, Yesus berbicara kepada imam-imam
kepala dan para ketua, “32 Sebab Yohanes
datang kepadamu dalam jalan kebenaran, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan ketika kamu melihatnya, setelah itu kamu tidak menyesal dan tidak percaya kepadanya." [NKJV yang diindonesiakan]
Di mana masalahnya? Dengan orang banyak atau dengan
para pemimpin? Dengan para hamba Allah pada zaman itu.
Lukas 7:29-30, “29 Dan ketika semua orang mendengar perkataan-Nya, bahkan para pemungut cukai,
mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah dibaptiskan
dengan baptisan Yohanes…” tetapi sekarang perhatikan, “…30 Tetapi orang-orang Farisi…” zaman sekarang mereka itu para
pengkhotbah, “…dan ahli-ahli Taurat…” mereka ini para theolog, “…menolak kehendak Allah bagi diri mereka, karena mereka tidak dibaptis
oleh Yohanes.” [NKJV
yang diindonesiakan].
Di Yohanes 1:10-11 dikatakan mereka tidak
mengenalNya. Karena mereka memperlakukan Yohanes sesuka hati mereka, mereka
juga berbuat yang sama terhadap Yesus.
Matius 17:11-13, “11Jawab Yesus kepada mereka:
‘Memang Elia akan datang lebih dulu dan akan memulihkan segala sesuatu 12 tetapi
Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, dan
mereka tidak mengenal dia, tetapi memperlakukannya menurut kehendak
mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita di tangan mereka.’ 13 Lalu
mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara kepada
mereka tentang Yohanes Pembaptis.” [NKJV yang diindonesiakan]
Folks,
it is a simple fact that true prophets have never been particularly loved by
the people to whom they are sent. In fact they were hated by those who
professed to be God’s people. Before the Babylonian captivity got hold of
Israel “and the Lord God of their fathers sent warnings to them by His
messengers, rising up early and sending them because He had compassion on His
people, and on His dwelling place. But they mocked the messengers of God,
despised His words and scoffed at His prophets until the wrath of the Lord rose
against His people till there was no remedy.”
Saudara-saudara, bahwa nabi-nabi yang
benar tidak pernah dicintai oleh umat kepada siapa mereka diutus, adalah fakta
yang sederhana. Bahkan mereka dibenci oleh mereka yang mengaku sebagai umat
Allah. Sebelum Israel jatuh dalam penawanan Babilon “Dan Tuhan, Allah nenek moyang mereka mengirim
peringatan-peringatan kepada mereka melalui utusan-utusanNya, tanpa menunda-nunda waktu, Tuhan mengirim utusan-utusanNya karena ia
sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. 16 tetapi mereka mengolok-olok
utusan-utusan allah itu, memandang rendah
segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. sehingga murka Tuhan bangkit
terhadap umat-Nya, sampai tidak bisa diredakan lagi. [2 Tawa 36:15-16]
And Jesus rebuked the Pharisees, Matthew 23:37, "O Jerusalem, Jerusalem, the one
who kills the prophets and stones those who are sent to her! How often I wanted
to gather your children together, as a hen gathers her chicks under her wings, but you were not willing!”
Jeremiah was thrown in to the dungeon, Elijah was hunted like a
wild beast, Isaiah was sawn asunder, John was beheaded, Jesus was crucified,
Stephen was stoned, and the list goes on.
So just because people criticize, just because of those internet
sites that many feed their minds on and waste their time on, doesn’t mean that
Ellen White was a false prophet. Because all of those things that people bring
up have been answered by the White Estate, there is nothing new under the sun.
Instead of reading those websites why don’t you just read Ellen White? It would
be much more provocative, hehehe.
Dan Yesus menegur orang-orang Farisi,
Matius 23:37, “Yerusalem, Yerusalem, engkau
yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus
kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk
ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.”
Yeremia dilemparkan ke dalam penjara,
Elia diburu seperti binatang buas, Yesaya digergaji jadi dua, Yohanes
dipancung, Yesus disalib, Stefanus dirajam, dan daftarnya masih panjang.
Jadi hanya karena orang-orang
mengritik, hanya karena orang-orang mengisi pikiran mereka dan menghabiskan
waktu mereka dengan situs-situs internet itu, tidak
berarti Ellen White itu nabi palsu. Karena semua hal yang dikemukakan
orang-orang sudah dijawab oleh White Estate, tidak ada barang yang baru.
Daripada membaca situs-situs itu, mengapa tidak membaca tulisan Ellen White
saja? Itu jauh lebih provokatif, hehehe.
Nah, apakah Yohanes pemahamannya bertumbuh? Dengarkan
baik-baik, nabi itu tidak
mahatahu atau tidak bisa berbuat kesalahan. Mereka itu manusia. Mereka
bertumbuh dalam pemahaman mereka akan kebenaran. Pada mulanya
mereka mungkin tidak memahami sepenuhnya pekabaran yang mau disampaikan Allah
melalui mereka. Yohanes, misalnya, pada awal pelayanannya menyangka bahwa hanya
ada satu kedatangan Sang Mesias. Ketika dia berkhotbah di padang gurun Yudea
dengan suara yang menggelegar, dia bernubuat mengenai Sang Mesias. “12 Kipas penampi
sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api
yang tidak terpadamkan." [NKJV yang diindonesiakan].
Dia bahkan tidak paham apa yang
dikhotbahkannya.
Notice these statements from Ellen White before we turn to the
parallel of Ellen White. She says,
“John did not fully understand the nature of the Messiah’s kingdom. He looked
for Israel to be delivered from her national foes; but the coming of a
King in righteousness, and the establishment of Israel as a holy nation, was
the great object of his hope.” (DA 103)
Page
136, she says, “During the weeks that followed…” that is the baptism of Jesus, “…John with new
interest study the prophecies and the teaching of the sacrificial service. He
did not distinguish clearly the two phases of Christ's work,--as a suffering
sacrifice and a conquering king,--but he saw that His coming had a deeper
significance than priests or people had discerned….” Did John the
Baptist know everything from the get go? Did he grow in understanding? He most
certainly did. But Ellen White says that he never actually fully understood
until the disciples that he sent to see Jesus came back. You know that he sent
some disciples to ask Jesus. You know he had said, “Behold the Lamb of God who takes
away the sin of the world,” and now he sent his disciples to
ask, “Are you the One we are expecting or are we to expect another?” Human,
fallible, not omniscient. And so his disciples went and Jesus said,
“Hang around”. He didn’t answer right away. And He cast out devils and He
healed lepers and opened the eyes of the blind, all day. And at the end of the
day He said to the disciples of John, “Now, you go tell John what you saw.” And
Ellen White says when John heard the report, he remembered the prophesies of
Isaiah who said that the Messiah was going to open the eyes of the blind, and
He was going to release those who were under distress and those who were in
prison. He said, “I don’t fully understand everything, but this is the
Messiah.” He grew in his understanding.
Perhatikan pernyataan-pernyataan ini
dari Ellen White sebelum kita beralih ke paralel Ellen White. Dia berkata, “Yohanes tidak sepenuhnya paham tentang
kondisi kerajaan Sang Mesias. Dia berharap Israel akan diselamatkan dari
musuh-musuh negaranya; tetapi kedatangan seorang Raja dalam kebenaran dan
mendirikan Israel sebagai suatu bangsa yang kudus adalah objek besar harapannya
(Desire of Ages hal. 103)
Hal. 136, Ellen White berkata, “Selama minggu-minggu berikutnya…” yaitu setelah baptisan Yesus, “…Yohanes mempelajari nubuatan-nubuatan serta
ajaran tentang upacara Bait Suci dengan minat yang baru. Dia
belum bisa membedakan dengan jelas kedua fase pelayanan Kristus ~ yaitu sebagai
kurban yang menderita dan raja yang menang ~ tetapi dia melihat bahwa
kedatanganNya memiliki arti yang lebih mendalam daripada yang dipahami para
imam atau umat…”
Apakah Yohanes Pembaptis sudah tahu
segalanya sejak dari pertama pelayanannya? Apakah dia bertumbuh dalam
pemahamannya? Tentu saja. Tetapi Ellen White berkata bahwa dia tidak pernah
benar-benar paham hingga murid-murid yang dikirimnya ke Yesus kembali. Kalian
tahu dia mengirim beberapa muridnya untuk bertanya pada Yesus. Kalian tahu dia
pernah berkata, “Lihat, Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia!” dan sekarang dia mengirim
murid-muridnya untuk bertanya, “Engkaukah yang kami tunggu atau kami harus
menunggu yang lain?” Dia
manusia, bisa berbuat salah, tidak mahatahu. Maka murid-muridnya
pergi dan Yesus berkata, “Ikutlah.” Yesus tidak segera memberikan jawaban. Dan
Yesus mengusir Setan dan Dia menyembuhkan orang-orang kusta dan mencelekkan
mata orang buta, sepanjang hari. Dan pada akhir hari itu Dia berkata kepada
murid-murid Yohanes. “Sekarang, pergilah dan katakan kepada Yohanes apa yang
kalian lihat.” Dan Ellen White berkata, ketika Yohanes mendengar laporan
mereka, dia ingat tentang nubuatan Yesaya yang mengatakan bahwa Sang Mesias
akan mencelekkan mata orang buta, dan Dia akan membebaskan mereka yang berada
di bawa tekanan dan mereka yang berada dalam penjara. Yohanes berkata, “Saya
tidak sepenuhnya mengerti segalanya, tetapi ini memang Sang Mesias.” Dia
bertumbuh dalam pemahamannya.
Now, let’s go to
the second part of our study.
You say, “Wow, took
so long for the first part!”
Well, the good
thing is that you should not be hungry because breakfast was late, hehehe. So
let’s just bear with me because this is going to be good, this is really going
to be good.
Sekarang mari kita ke bagian kedua pelajaran kita.
Kalian berkata, “Wow, bagian pertamanya panjang
sekali!”
Nah, yang bagus itu kalian mestinya belum lapar
karena tadi makan paginya cukup siang, heheheh. Jadi harap bersabar karena
pelajaran ini bagus, ini sungguh-sungguh menarik.
Toward the
conclusion ~ now listen carefully ~ toward the conclusion of the 2300 day
prophecy ~ are the 70 weeks the first portion of that prophecy? You see, John
the Baptist was raised up when the first part of the 2300 days were going to be
fulfilled. But when the 2300 days ~ the larger portion came to an end, was
there a great revival? There most certainly was.
Have you ever heard
about the Millerites? Were they called to prepare the way for the Lord?
Absolutely. And of course the culmination of this movement was God calling
whom? Was God calling Ellen White, to even set William Miller straight on many
things.
Menjelang berakhirnya ~ sekarang dengarkan
baik-baik ~ menjelang berakhirnya nubuatan 2300 hari ~ apakah ke-70 minggu itu bagian
pertama dari nubuatan tersebut? Kalian lihat, Yohanes Pembaptis dibangkitkan
ketika bagian pertama nubuatan 2300 hari itu akan digenapi. Tetapi ketika
nubuatan 2300 hari ~ bagian besarnya ~ berakhir, apakah terjadi suatu
kebangunan rohani? Betul sekali.
Pernahkah kalian mendengar tentang golongan Miller?
Apakah mereka dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan? Dan tentu saja
puncak gerakan ini adalah Tuhan memanggil siapa? Tuhan memanggil Ellen White,
bahkan untuk membawa William Miller kepada pemahaman yang benar dalam banyak
hal.
Now, many people
said that they could not accept the ministry of Ellen White because she did not
perform miracles. Selected Messages Vol. 2
pg. 53-54, “Some declare their unbelief in the work that the Lord has given me to
do because, as they say, ‘Mrs. E.G. White works
no miracles.’ But those who look for miracles as a sign of divine guidance are
in grave danger of deception. …”
Nah, banyak orang berkata bahwa mereka tidak bisa menerima pekabaran
Ellen White karena dia tidak pernah membuat mujizat. Selected Messages Vol. 2 hal. 53-54, “Beberapa orang menyatakan ketidakpercayaan mereka terhadap pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepada saya karena
seperti kata mereka, ‘Nyonya E.G. White tidak membuat mujizat.’ Tetapi mereka
yang mencari mujizat sebagai tanda bimbingan ilahi akan mudah sekali tertipu…”
Did Ellen White claim to be a prophet?
Let’s read her own statements. This is found in Selected
Messages Vol. 1 pg. 35-36, she says, “…During the discourse…” given at Battle Creek, October 2, 1904, “…I
said that I did not claim to be a prophetess. Some were surprised at this
statement, and as much is being said in regard
to it, I will make an explanation. Others have called me a prophetess, but I
have never assumed that title. I have not felt that it was my duty thus to
designate myself.”
Apakah Ellen White mengaku sebagai
nabi? Mari kita baca pernyataannya sendiri. Ini terdapat di Selected Messages Vol. 1 hal. 35-36, dia
berkata, “…Selama ceramah…” yang
diberikan di Battle Creek, 2 Oktober 1904, “…saya
sudah berkata saya tidak mengklaim
sebagai seorang nabiah. Beberapa orang terkejut dengan pernyataan ini, dan
karena banyaknya pembicaraan tentang hal ini, saya akan memberikan penjelasan.
Orang-orang lain menyebut saya nabiah, tetapi saya sendiri tidak pernah memakai
gelar tersebut. Saya tidak pernah merasa bahwa itulah kewajiban saya menamakan
diri saya demikian.”
Selected Messages Vol. 1 pg. 35, “When I was last in Battle Creek, I said before a large
congregation that I did not claim to be a prophetess. Twice I referred to this
matter, intending each time to make the statement, ‘I do not claim to be a
prophetess.’ If I spoke otherwise than this, let all now understand that what I
had in mind to say was that I do not claim the title of prophet or prophetess.”
Selected Messages Vol. 1 hal. 35, “Ketika saya terakhir
berada di Battle Creek, saya berkata di hadapan jemaat yang besar bahwa saya
tidak mengklaim sebagai seorang nabiah. Dua kali saya menyebut tentang hal
ini, setiap kali dengan niatan memberikan pernyataan ‘Saya tidak mengklaim sebagai seorang nabiah’. Jika saya pernah berbicara
berlawanan dengan ini, biarlah semua sekarang memahami bahwa yang selalu ingin
saya katakan adalah saya tidak mengklaim gelar nabi atau nabiah.”
So who was she then? Listen, in the light of what we have
studied. Selected Messages Vol. 1 pg. 32,
she says, “…Early in my youth I was asked several times, Are you a
prophet? I have ever responded, I am the Lord's messenger. I know that many
have called me a prophet, but I have made no claim to this title. My Saviour
declared me to be His messenger.”
Jadi siapa Ellen White kalau begitu? Dengarkan, sehubungan dengan apa
yang telah kita pelajari, Selected Messages
Vol. 1 hal. 32, dia berkata, “…Di
masa muda saya, saya sudah pernah ditanyai beberapa kali, ‘Apakah kamu nabi?’
Saya selalu menjawab, ‘Saya adalah utusan Tuhan.’ Saya tahu banyak orang
mungkin menyebut saya nabi, tetapi saya tidak pernah mengklaim gelar ini.
Juruselamat saya menyatakan saya adalah utusanNya.”
Vol. 1
page 32, “I have had no claims to make, only that I am instructed that I am the Lord's messenger; that He called me in
my youth to be His messenger, to receive His word, and to give a clear and
decided message in the name of the Lord Jesus.”
Page 34, “To claim to be a prophetess is something that I have
never done. If others call me by that name, I have no controversy with them.
But my work has covered so many lines that I cannot call myself other than a
messenger, sent to bear a message from the Lord to His people, and to take up
work in any line that He points out.”
Vol. 1 hal. 32, “Saya
tidak mengklaim apa-apa, hanya bahwa saya telah diinstruksikan, saya itu utusan Tuhan, bahwa Tuhan
memanggil saya di masa muda saya untuk menjadi utusanNya, untuk menerima
FirmanNya, dan untuk menyampaikan pekabaran yang jelas dan pasti dalam nama
Tuhan Yesus.”
Hal. 34, “Mengklaim
sebagai seorang nabiah adalah hal yang tidak pernah saya lakukan. Jika orang
lain memanggil saya dengan nama itu, saya tidak berselisih dengan mereka.
Tetapi pekerjaan saya meliputi begitu banyak bidang sehingga saya tidak bisa
menyebut diri saya dengan nama lain kecuali seorang utusan, yang diutus untuk
menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya, dan untuk bekerja dalam pekerjaan
apa pun yang Tuhan tunjukkan kepada saya.”
Yet
was Ellen White more than a prophet? Let’s read a couple of statements.
Selected Messages Vol. 1
pg 36-37, “My work includes much more than this name signifies…”
How interesting! First, all of these are coincidences, heheheh.
No. She says, “…I regard myself as a messenger…” there it is again “…entrusted by the Lord with messages for His
people…. My commission embraces
the work of a prophet, but it does not end there. It embraces much more than
the minds of those who have been sowing the seeds of unbelief can comprehend.”
Namun
demikian apakah Ellen White lebih dari seorang nabi? Mari kita membaca dua
pernyataan lagi.
Selected Messages Vol. 1 hal. 36-37, “Pekerjaan
saya meliputi lebih
banyak daripada apa yang diartikan oleh nama ini…” Sangat
menarik! Pertama, semuanya ini adalah suatu kebetulan, hehehe. Tidak! Ellen
White berkata, “…Saya menganggap diri saya sebagai seorang
utusan…” kata itu
lagi, “…yang dipercayai Tuhan dengan pekabaran-pekabaran bagi umatNya…
Tugas saya meliputi pekerjaan seorang nabi, tetapi tidak berakhir di sana.
Tugas saya meliputi jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dipahami oleh
pikiran orang-orang yang menaburkan benih-benih ketidakpercayaan.”
Selected Messages Vol. 1
pg 32, she says, “…Why have I not claimed to be a prophet?—Because in
these days many who boldly claim that they are prophets are a reproach to the
cause of Christ; and because my work includes much more than the word ‘prophet’
signifies.”
Ellen
White was much more than a prophet. She was called to prepare a people in every
sphere of life for the coming of Christ.
She spoke about medical, educational, publishing, administration of the
work, ministerial, evangelism, theology, home and marriage, devotional life,
children, finances, health, you name it. Because she wanted to prepare a well
rounded people to be ready for the second coming of Christ. Did Ellen White
have the testimony of Jesus? Well, you know the prophecy in Revelation 12:17
where it says that the devil will be angry at the woman and “will make war against the remnant of her Seed, who keeps the
commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
What
is the testimony of Jesus Christ? Revelation 19:10 says that “the testimony of Jesus is the spirit of prophecy.” In Revelation 20:8-9 says that the brothers of John were
prophets. So
the testimony of Jesus is to be a prophet. Notice what Ellen White had
to say in the book Loma Linda
Messages pg. 33, speaking about Revelation 12:17 she says, “This prophecy
points out clearly that the remnant church will acknowledge God in His law and
will have the prophetic gift. Obedience to the law of God, and the spirit of
prophecy has always distinguished the true people of God, and the test is
usually given on present manifestations.”
Selected Messages Vol. 1 hal. 32, Ellen White berkata, “…Mengapa
saya tidak mengklaim sebagai nabi? Karena di zaman sekarang banyak yang dengan
berani mengklaim bahwa mereka adalah nabi, justru merupakan aib bagi pekerjaan Kristus,
dan karena pekerjaan saya meliputi lebih daripada
makna kata ‘nabi’ itu sendiri.”
Ellen
White itu jauh lebih daripada seorang nabi. Dia dipanggil untuk mempersiapkan
manusia dalam setiap bidang kehidupan bagi kedatangan Kristus. Ellen White
berbicara tentang medis, pendidikan, penerbitan, administrasi pekerjaan,
pelayanan, penginjilan, theologi, rumah tangga dan perkawinan, hidup yang
berbakti, anak-anak, keuangan, kesehatan, apa saja. Karena Ellen White mau
mempersiapkan suatu umat yang siap dalam segalanya bagi kedatangan Kristus yang
kedua.
Apakah
Ellen White memiliki kesaksian Yesus? Nah, kalian tahu tentang nubuatan di
Wahyu 12:17 di mana dikatakan bahwa Setan akan marah pada perempuan itu “lalu pergi memerangi yang tersisa
dari benihnya, yang memelihara
perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian yesus Kristus.”
Apakah kesaksikan Yesus Kristus? Wahyu
19:10 berkata bahwa “…kesaksian Yesus adalah Roh
nubuat." Di
Wahyu 20:8-9 dikatakan bahwa saudara-saudara Yohanes adalah nabi-nabi. Maka bersaksi
tentang Yesus adalah menjadi seorang nabi. Perhatikan apa kata Ellen
White dalam buku Loma Linda Messages, hal.
33, berbicara tentang Wahyu 12:17, dia berkata, “Nubuat ini menunjukkan dengan jelas bahwa gereja yang tersisa
akan mengakui Allah dalam HukumNya dan akan memiliki karunia nubuat. Ketaatan
kepada Hukum Allah, dan roh nubuat selalu membedakan umat sejati Allah, dan
biasanya ujiannya diberikan pada manifestasi saat itu.”
Was Ellen White a lesser light? Listen to this statement, “Little heed…” and this statement has been misunderstood. How many of you have
heard that Ellen White is a lesser light to lead to the Bible the Greater Light?
Though we have already noticed that the Bible is what? A lesser light. Both Ellen
White, folks, and the Bible are lesser light.
Now listen carefully. Ellen White was not less inspired than the
Bible writers and she is not of less authority ~ and I know that people may be
not agree with that “less authority than the Bible” ~ the only difference
between the Bible and Ellen White is that she was raised up for a different
function. But she is not less inspired and she is not of lesser authority, she
just has a different function. And we are going to deal with that in a few
moments.
She says, “Little
heed is given to the Bible and the Lord has given a lesser light to lead men
and women to the Greater Light.” [Selected
Messages Vol. 3 pg. 30]
Apakah Ellen White itu terang kecil?
Dengarkan pernyataan ini, “Sedikit perhatian…” dan pernyataan ini telah
disalahmengerti. Berapa orang dari kalian yang pernah mendengar bahwa Ellen
White adalah terang kecil untuk membawa orang kepada Alkitab, Terang Besar?
Walaupun tadi kita sudah menyimak bahwa Alkitab itu apa? Terang kecil. Baik Ellen White,
Saudara-saudara, dan Alkitab adalah
terang kecil.
Sekarang dengarkan baik-baik. Ellen
White tidak lebih sedikit terinspirasi dibandingkan penulis-penulis Alkitab, dan autoritasnya tidaklah lebih
kecil ~ dan saya tahu mungkin ada orang-orang yang tidak setuju dengan masalah
“tidak memiliki autoritas sebesar Alkitab” ini ~ satu-satunya perbedaan antara
Alkitab dengan Ellen White adalah dia dibangkitkan untuk fungsi yang berbeda.
Tetapi dia tidak lebih sedikit terinspirasi dan juga autoritasnya tidak lebih
kecil daripada Alkitab, hanya saja dia memiliki fungsi yang lain. Dan kita akan
membahas itu sebentar lagi.
Ellen White berkata, “Sedikit
perhatian yang diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan telah memberikan terang
kecil ini untuk membimbing laki-laki dan wanita kepada Terang yang besar.” [Selected Messages Vol. 3, hal. 30].
Have
we identified the Greater Light before? Just in case you missed it, I have two
additional quotations here.
In
Desire of Ages pg. 220 she says, “The
prophet John was the connecting link between the two dispensations. As God's
representative he stood forth to show the relation of the law and the prophets
to the Christian dispensation. He was…” that’s John, “…the lesser light, which was to be followed
by a greater…” now who is that
Greater? “…The mind of John
was illuminated by the Holy Spirit, that he might shed light upon his people;
but no other light ever has shone or ever will shine so clearly upon fallen man
as that which emanated from the teaching and example of Jesus. Christ and His
mission had been but dimly understood as typified in the shadowy sacrifices.
Even John had not fully comprehended the future, immortal life through the
Saviour.” [ DA 220.2]
Apakah kita sudah mengidentifikasi
Terang Besar? Misalnya tadi ada yang luput menangkap, saya punya pertanyaan
tambahan di sini.
Di Desire
of Ages hal. 220, Ellen White berkata, “Nabi Yohanes adalah rantai penghubung antara dua masa.
Sebagai wakil Allah, dia tampil berdiri untuk menunjukkan hubungan antara hukum
serta nabi-nabi kepada zaman Kekristenan. Dia…” yaitu Yohanes, “…adalah terang kecil, yang akan diikuti oleh Terang yang
besar…” nah Siapa ini yang besar? “…Pikiran
Yohanes diterangi oleh Roh Kudus agar dia bisa memancarkan terang pada
bangsanya. Tetapi tidak ada terang lain yang pernah atau akan bersinar
sedemikian jelasnya kepada manusia-manusia berdosa, seperti terang yang
memancar dari ajaran dan teladan Yesus. Kristus dan misiNya hanya dipahami
secara kabur seperti yang dilambangkan dalam kurban-kurban bayangan. Bahkan
Yohanes tidak sepenuhnya mengerti hidup kekal di masa depan melalui Sang
Juruselamat.” [Desire
of Ages hal. 220.2]
In Review and Herald, April
8, 1873 Ellen White wrote, “The religion of the Jews, in consequence of their departure
from God, consisted mostly in ceremony. John was the lesser light, which was to
be followed by a Greater Light. He was to shake the confidence of the people in
their traditions, and call their sins to their remembrance, and lead them to repentance;
that they might be prepared to appreciate…” what? “… the work of Christ….”
Di Review and Herald, 8 April 1873,
Ellen White menulis, “Agama orang
Yahudi ~ sebagai akibat mereka meninggalkan Allah ~ sebagian besar hanyalah
upacara. Yohanes adalah terang kecil, yang akan diikuti oleh Terang Besar.
Yohanes diutus untuk mengguncang keyakinan umat dari tradisi
mereka, can mengingatkan dosa-dosa mereka, dan membimbing mereka kepada
pertobatan, supaya mereka siap untuk menghargai…” apa? “…pekerjaan Kristus…”
Conflict and Courage pg. 279, “It was not John’s privilege to
be with Christ, and witness the manifestation of
divine power attending…” what? “… the Greater
Light…” Who is the Greater Light? Jesus is the Greater Light. The Bible
is not the Greater Light, the Bible is an incomplete picture of Christ.
It has enough to take us to heaven, now don’t misunderstand me. The Bible has
everything we need to accept Christ and be saved in His kingdom. But Christ is
so much greater than what is written in the book.
Conflict and Courage hal. 279, “Yohanes tidak mendapat kesempatan untuk berjalan bersama
Kristus dan menyaksikan manifestasi kuasa ilahi…” apa? “…yang menyertai Terang Besar…” Siapa Terang Besar ini? Yesus-lah Terang Besar itu.
Alkitab bukan Terang Besar, Alkitab itu adalah gambaran Kristus yang tidak
lengkap. Alkitab cukup untuk membawa kita ke Surga, jangan salah
paham. Alkitab berisikan segala yang kita butuhkan untuk menerima Kristus dan
diselamatkan dalam kerajaanNya. Tetapi Kristus itu jauh lebih besar daripada
apa yang tertulis di dalam kitab itu.
Now, listen carefully, This Day with God pg. 246, “With the
first advent of Christ there was ushered in an era of…” of what? “… Greater
Light and glory; but it would indeed be sinful ingratitude to despise and
ridicule the lesser light because a fuller and more glorious light had dawned.
Those who despise the blessings and glory of the Jewish age are not prepared to
be benefited by the preaching of the gospel. The brightness of the Father's
glory, and the excellence and perfection of His sacred law, are only understood
through the atonement made upon Calvary by His dear Son; but even the atonement
loses its significance when the law of God is rejected.”
Sekarang dengarkan baik-baik, This Day with God, hal 246, “Dengan kedatangan Kristus yang pertama, masuklah suatu era…” apa? “…terang dan kemuliaan yang lebih besar, namun jika kita menghina
dan mengolok-olok terang kecil karena suatu terang yang lebih sempurna dan
lebih mulia telah muncul, itu namanya berdosa dan tidak berterima kasih. Mereka yang menghina berkat-berkat dan
kemuliaan zaman Yahudi tidak siap menerima manfaat injil yang dikhotbahkan.
Cahaya benderang kemuliaan Allah Bapa serta kehebatan dan kesempurnaan HukumNya
yang kudus, hanya bisa dipahami melalui pendamaian yang dilakukan di Kalvari
oleh AnakNya yang terkasih. Namun, bahkan pendamaian itu kehilangan maknanya
bilamana Hukum Allah ditolak.”
Traditionally
it has been taught that the Bible is the Greater Light and the writings of
Ellen White are the lesser light. Some have taken the word “lesser” to mean
inferior. That is, they believe that Ellen White was less inspired than the
biblical prophets and therefore she has less authority. But those who believe
this, miss the point. As we have shown, both the Bible and Ellen White are
lesser lights that lead to Jesus the Greater Light. Ellen White’s inspiration
and authority is equal to those of the Bible prophets but she was called for a
different function. She was not called to bring forth new truth but rather to amplify the
truth already revealed and to correct those who go astray from the truth to
bring them back to the truth.
As
with John, two sources give witness to Jesus, one, canonical, the Bible; and
the other non-canonical, the writings of Ellen White.
As
with John, the purpose of her writings is to bring attention to what? To the
written Scriptures. Was that the purpose of John the Baptist? Absolutely. Which
had been trampled upon and misinterpreted during the dark ages. If God’s people
had studied the Word of God with the sincere desire to obey it, Ellen White
would never have been called by God. Christians today who claim to follow the
Bible, keep Sunday as a day of rest, eat pork, believe the dead aren’t dead,
that the wicked would burn in hell forever, that we should baptize babies by sprinkling.
God has called Ellen White to set the record straight.
Are
you understanding her function?
Secara
tradisi diajarkan bahwa Alkitab adalah terang yang besar, dan tulisan-tulisan
Ellen White terang kecil. Beberapa orang bahkan telah mengambil kata “kecil”
itu dan mengartikannya inferior (kalah mutu), yaitu mereka meyakini Ellen White
lebih sedikit terinspirasi daripada nabi-nabi Alkitab dan oleh sebab itu Ellen
White memiliki autoritas yang lebih kecil. Tetapi mereka yang menyakini ini,
salah tangkap. Seperti yang telah kita lihat, baik Alkitab maupun Ellen White
adalah terang kecil yang membimbing kepada Yesus, Terang Besar. Inspirasi dan
autoritas Ellen White sederajat dengan nabi-nabi Alkitab, tetapi Ellen White
dipanggil untuk fungsi yang berbeda. Ellen
White tidak dipanggil untuk menyampaikan kebenaran yang baru, melainkan untuk
menjelaskan kebenaran yang sudah dinyatakan dan untuk mengoreksi mereka yang
telah tersesat dari kebenaran dan membawa mereka kembali kepada kebenaran.
Sebagaimana
dengan Yohanes, dua sumber memberi kessaksian tentang Yesus, satu kanonikal
yaitu Alkitab, dan yang lain non-kanonikal yaitu tulisan-tulisan Ellen White.
Sebagaimana
dengan Yohanes, tujuan tulisan-tulisan Ellen White adalah untuk membawa
perhatian orang kepada apa? Kepada tulisan-tulisan Kitab Suci. Apakah itu
tujuan Yohanes Pembaptis? Benar sekali. Tulisan-tulisan Kitab Suci yang telah
diinjak-injak dan disalahinterpretasikan selama zaman Abad Kegelapan.
Seandainya umat Allah mempelajari Firman Allah dengan niat yang tulus untuk
mematuhinya, Ellen White tidak akan pernah dipanggil Tuhan. Orang Kristen zaman
sekarang yang mengakui mengikuti Alkitab, memelihara hari Minggu sebagai hari
perhentian, makan babi, meyakini orang mati tidak mati, bahwa orang fasik akan
selamanya dibakar di neraka, bahwa bayi-bayi harus dibaptiskan dengan percikan
air. Allah memanggil Ellen White untuk membenahi segala yang salah ini. Apakah
kalian paham fungsinya?
Is
she another Bible? Does she bring new truths and revolutionary ideas that are
not in the Bible? No. You see, the Christian world after the Middle Ages was in
darkness, God said, “I’m going to give them a little help. I’m going to raise
up Ellen White to shine on the pages of Scriptures so that they can recover
what was lost.”
Is
that a different function than bringing new truths and being part of the Bible?
Does that mean she is of lesser authority or inspiration? Absolutely not.
Apakah
Ellen White itu Alkitab yang baru? Apakah dia memperkenalkan kebenaran baru dan
ide-ide revolusioner yang tidak ada di dalam Alkitab? Tidak. Kalian lihat,
dunia Kekristenan setelah zaman Abad Pertengahan tenggelam dalam kegelapan.
Tuhan berkata, “Aku akan memberi mereka sedikit bantuan. Aku akan membangkitkan
Ellen White untuk menyinari halaman-halaman Kitab Suci supaya mereka bisa
menemukan kembali apa yang telah hilang.”
Apakah
itu fungsi yang berbeda dengan memperkenalkan kebenaran baru dan menjadi bagian
dari Alkitab? Apakah ini berarti Ellen White memiliki autoritas atau inspirasi
yang lebih kecil? Sama sekali tidak.
Now, let me read what Ellen White herself said. People should
pay attention to what Ellen White said. This is what she says, Testimonies for the Church Vol. 2 pg. 663-666,
I am not going to read them all, only the (x)’s that are chosen. She says, “Brother J. would confuse the mind by seeking to make it appear
that the light God has given through the Testimonies is an addition to the word of God, but in this he presents
the matter in a false light. God has
seen fit in this manner to bring…” listen carefully “…to bring the minds of His people…” where? “… to
His word, to give them a clearer understanding of it. The word of God is sufficient to
enlighten the most beclouded mind and may be understood by those who have any desire
to understand it. But notwithstanding all this, some who profess to make the
word of God their study are found living in direct opposition to its plainest
teachings…” and now notice, “…Then, to leave men and women without
excuse, God gives plain and pointed testimonies…” listen carefully now, “…bringing them back to the word that they
have neglected to follow…” then she says, “…The word of God abounds in general
principles for the formation of correct habits of living, and the testimonies,
general and personal, have been calculated to call their attention more
especially to these principles…” (pg.278) Do you notice the
number of times she says, “I was raised up to bring people back to the Bible,
back to the Bible, back to the Word”?
She says, “If you had made God’s Word your study with the desire to
reach the Bible standard and attain Christian perfection, you would not have
needed the testimonies.” Would Israel
have needed John the Baptist if they were obeying the Bible? No. “…It is because
you have neglected to acquaint yourselves with God’s inspired Book…” listen carefully “…that
He had sought to reach you by simple, direct testimonies, calling…” once again
“…calling your attention to the
words of inspiration which you
had neglected to obey, and urging you to
fashion your lives in accordance with its pure and elevated teachings. The Lord
desires to warn you to reprove, to counsel, through the testimonies given, and
to impress your minds…” notice again, “…with the
importance of the truth of His word. The written testimonies are not to give
new light, but to impress vividly upon the heart the truths of inspiration
already revealed…” how many times can
she say it? “…Man's duty to God
and to his fellow man has been distinctly specified in God's word; yet but few
of you are obedient to the light given. Additional…” now, again!
“…additonal truth is not brought out; but God has through the Testimonies…” what? Ah, I love it! “…simplified the great truths already given
and in His own chosen way brought them before the people to awaken and impress
the mind with them, that all may be left without excuse.” [pg 605]
Are you following me?
Sekarang, saya akan membacakan apa yang dikatakan Ellen White sendiri.
Orang-orang harus memperhatikan apa yang dikatakan Ellen White. Inilah katanya,
Testimonies for the Church Vol. 2 hal
663-666, saya tidak akan membaca semuanya hanya yang bertanda (x) yang
terpilih. Ellen White berkata, “Saudara J.
mau membingungkan pikiran dengan berusaha menampilkan bahwa terang yang
diberikan Tuhan melalui Testimonies adalah tambahan kepada Firman Tuhan. Tetapi
dengan demikian, Saudara J. telah menyampaikan masalahnya secara tidak benar.
Dalam hal ini Tuhan menganggapnya perlu untuk…” apa? “…untuk membawa pikiran umatNya…” ke mana? “…kepada FirmanNya, untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas kepada mereka. Firman Tuhan itu cukup untuk
mencerahkan pikiran yang paling buram dan bisa dipahami oleh mereka yang memang
rindu untuk memahaminya. Tetapi kendatipun demikian, beberapa orang yang
mengaku mempelajari Firman Tuhan, didapati hidup secara berlawanan dengan
ajaranNya yang paling
sederhana…” dan sekarang perhatikan, “…Maka, supaya laki-laki dan wanita tidak punya alasan
berkelit, Tuhan memberikan kesaksian-kesaksian yang sederhana dan tajam…” dengarkan baik-baik sekarang, “…untuk membawa mereka kembali kepada Firman yang telah
mereka abaikan…” kemudian Ellen White berkata, “…Firman Allah penuh berisikan prinsip-prinsip umum guna
membentuk kebiasaan hidup yang benar. Dan kesaksian-kesaksian itu secara umum
dan pribadi telah diperhitungkan untuk memanggil perhatian mereka terutama
kepada prinsip-prinsip ini…” [hal. 278]. Apakah kalian melihat berapa kali Ellen White berkata, “Saya
dibangkitkan untuk membimbing orang kembali kepada Alkitab, kembali ke Alkitab,
kembali ke Firman”? Ellen White berkata, “Jika kamu mempelajari Firman Allah
dengan tujuan mencapai standar Alkitab dan mencapai kesempurnaan Kekristenan,
kamu tidak akan memerlukan kesaksian-kesaksian itu.” Akankan Israel membutuhkan
Yohanes Pembaptis seandainya mereka mematuhi Alkitab? Tidak. “…Karena kamu telah melalaikan untuk mengenali Kitab yang
diinspirasikan Tuhan…” dengarkan baik-baik, “…maka Tuhan telah berusaha meraih kamu dengan
kesaksian-kesaksian yang sederhana dan langsung, memanggil…” sekali lagi, “…memanggil
perhatianmu kepada Firman yang diinspirasi, yang mana sudah tidak kamu patuhi,
dan mendesak kamu untuk membentuk hidupmu sesuai dengan ajarannya yang murni
dan tinggi. Tuhan mau memperingatkan kamu, menegur, menasihati, melalui
kesaksian-kesaksian yang diberikan, dan menanamkan dalam pikiranmu…” perhatikan lagi, “…betapa
pentingnya kebenaran FirmanNya. Kesaksian-kesaksian yang tertulis tidak
memberikan terang yang baru, tetapi guna
menekankan dengan jelas pada hati manusia, semua kebenaran inspirasi yang sudah
dinyatakan…” berapa kali dia harus mengatakan ini? “…Kewajiban
manusia kepada Tuhan dan kepada sesamanya telah diperinci dengan jelas dalam
Firman Tuhan, namun hanya beberapa dari kalian yang patuh kepada terang yang
diberikan. Tambahan…” sekarang, lagi! “…Tambahan kebenaran tidak disampaikan, tetapi Tuhan melalui
kesaksian-kesaksian itu telah…” apa? Ah, saya menyukainya, “…menyederhanakan kebenaran-kebenaran besar yang telah
diberikan, dan dengan cara yang dipilihNya sendiri telah menyodorkannya ke
hadapan umatNya, untuk membangunkan dan menanamkan kesan pada pikirian mereka,
supaya semua tidak punya alasan berkilah.” [hal. 605]
Apakah kalian bisa mengikuti saya?
Let me just tell you a little story. A
few years ago as I was having some evangelistic series in Albuquerque New Mexico, I served as a Ministerial
Director and Evangelism Coordinator as
well as Pathfinder director of the Texico Conference ~ you know when I came to California, people would ask me whether I was coming to
California, and you know, and I said, “Yea, I’m coming to California.” They say, “You mean you’re going to
California?” I said, “Yea, yea, I’m going to California, what’s wrong with
that?” They said, “Hoh, Sodom and Gomorrah.” Heheheh. They don’t know there are
a lot of good things in California too.
But anyway I was in Albuquerque and I was
listening to the radio, I was going to an appointment, and there was this talk
show that was on, people would call in with live questions and the pastor on
the other side answered the questions, obviously not an Adventist, and as I was
driving somebody called in and said, “Sir, I have two questions, I was
wondering if you could answer them for me. The first question is, is it a sin
to smoke? And the second question is, will God send me to hell for smoking?” He
says, “I’ll hang up and take the answers.” So he hangs up. I find his questions
peculiar, sometimes I wondered if he was an Adventist who was asking the
questions. Anyway I was just totally floored by the answers that were given by
the radio show host. He said, “With regard to your first question, whether
smoking is a sin, I can assure you that it’s not because you don’t find any
verse in the Bible that says ‘Thou shalt not smoke.’” And he says, “With regard
to your second question, whether God is going to send you to hell because you
smoke, rather to the contrary you’ll make it to heaven quicker.” Hehehehe. You
understand why? Because the moment you die, you go to heaven. Two heresies in
answer to two questions.
Does the Bible forbid smoking? Your body
is the temple of the Holy Spirit, if you destroy the temple God will destroy
you. The principle is clear. So, what it says to leave people without excuse?
I’ll just say, smoking is a sin. Now, I know overcoming smoking is very
difficult. I am not condemning anyone who smokes. God can give the victory over
smoking. But I am simply expressing reality. Destroying God’s body temple is a
sin.
Saya akan menceritakan suatu kisah
pendek. Beberapa tahun lalu saya mengadakan beberapa seri penginjilan di Albuquerque New Mexico, saya
melayani sebagai Ministerial Director and Evangelism Coordinator dan juga
sebagai Pathfinder Director dari Texico Conference ~ dan
kalian tahu, saat saya akan ke California orang-orang bertanya apakah saya akan
ke California, dan saya menjawab, “Ya, saya akan ke California.” Mereka
berkata, “Bener nih, Anda akan ke California?” Saya berkata, “Ya, ya, saya akan
ke California, memangnya kenapa?” Mereka berkata, “Hoooh, Sodom dan Gomora.”
Hehehe. Mereka tidak tahu di California juga ada banyak hal yang baik.
Tetapi, selagi saya di Albuquerque
dan saya sedang mendengarkan radio ~ saya sedang pergi untuk menemui seseorang,
dan saya mendengarkan acara talk show ini di mana orang-orang mengajukan pertanyaan secara live dan seorang
pendeta di sana menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, jelas pendeta itu bukan
seorang Advent ~ nah, selagi saya mengemudikan mobil itu, ada yang menelepon ke
radio itu dan berkata, “Bapak, saya punya dua pertanyaan, saya berharap Anda
boleh menjawabnya. Pertanyaan pertama, apakah merokok itu dosa? Dan pertanyaan kedua, apakah Tuhan akan
mengirim saya ke neraka karena merokok?” katanya. “Saya akan memutuskan telepon
dan menunggu jawabannya.” Lalu orang itu memutuskan telepon. Menurut saya
pertanyaannya aneh, terkadang saya berpikir apakah dia bukan seorang Advent
mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu. Nah, jawaban yang diberikan oleh host
acara radio itu sungguh-sungguh di luar dugaan saya. Pembawa acara itu berkata,
“Sehubungan dengan pertanyaan Anda yang pertama, apakah merokok itu dosa, saya
jamin bahwa itu bukan dosa, karena kita tidak akan menemukan ayat apa pun di
dalam Alkitab yang berkata ‘Jangan merokok.’” Lalu dia berkata, “Sehubungan
dengan pertanyaan Anda yang kedua, apakah Tuhan akan mengirim Anda ke neraka
karena merokok, justru sebaliknya, Anda akan lebih cepat mencapai Surga.”
Hehehe. Kalian paham mengapa? Karena pada saat ajal, orang pergi ke Surga. Dua
ajaran murtad sebagai jawaban dua pertanyaan.
Apakah Alkitab melarang merokok?
Tubuhmu adalah Bait Allah, jika kamu membinasakan Bait Allah, Allah akan
membinasakan kamu. Prinsipnya jelas. Jadi apa yang dikatakan Alkitab, membuat
manusia tidak punya alasan berkelit. Saya akan mengatakan, merokok itu dosa. Nah,
saya tahu berhenti merokok itu susah sekali. Saya tidak mengutuk siapa pun yang
merokok. Tuhan bisa memberikan
kemenangan atas merokok. Tetapi saya sekadar menyampaikan realita. Membinasakan
Bait Allah tubuh, itu dosa.
Now let’s go to the bottom of pg. 193 quickly, God called Ellen White to be a restorer of the
great truths of Scriptures that had been lost during the dark ages. It
is significant that John the Baptist is called Elijah on three separate
occasions in the gospels. In the Old Testament, Elijah did not present any new
truths. He was called to call the people back to the worship of Jehovah and to
restore the teachings from which they had gone astray. This was the reason why
he built the altar of the Lord that had been broken down. This was why he
invoked the God of Abraham, Isaac and Jacob in his prayer.
John the Baptist also was called, also
called the people to repentance. He did
not bring in any new truths, but sought to restore the truths.
This is what explicitly said in Matthew
17:11. He came to bring people back to the faith of the fathers in order to
prepare a people for the first coming of Jesus.
Likewise Ellen White was chosen to
restore the truth and thus prepare a people for the second coming of Christ.
Sekarang marilah kita cepat-cepat
ke hal. 193 bagian bawah. Tuhan memanggil
Ellen White menjadi seorang pemulih kebenaran-kebenaran besar Kitab Suci yang
telah hilang selama abad kegelapan.
Yohanes Pembaptis disebut Elia
dalam tiga peristiwa di Injil, itu
sangat signifikan. Dalam Perjanjian Lama, Elia tidak menyampaikan kebenaran
baru apa pun. Dia dipanggil untuk membawa umat kembali ke ibadah kepada Yehova
dan memulihkan ajaran-ajaran yang telah ditinggalkan mereka. Inilah alasannya
mengapa dia membangun mezbah Tuhan yang telah runtuh. Inilah mengapa dalam
doanya dia memohon kepada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.
Yohanes Pembaptis juga dipanggil,
untuk mengajak orang-orang bertobat. Dia juga tidak memperkenalkan kebenaran
baru apa pun, tetapi berusaha untuk memulihkan kebenaran-kebenaran yang ada.
Inilah yang dikatakan secara spesifik di Matius 17:11. Dia datang untuk membawa
orang-orang kembali kepada iman nenek moyang mereka guna mempersiapkan suatu
umat bagi kedatangan Yesus yang pertama.
Demikian juga Ellen White dipilih untuk memulihkan kebenaran dan dengan
demikian mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Kristus yang kedua.
So why Ellen White if we have the Bible?
For the same reason that the Jews needed John the Baptist even though they had
the Old Testament. They did not understand or obey it. So God in His mercy gave them a helping hand by simplifying and
amplifying the truths already given.
Ellen White is not a source of new light
but rather one who amplifies and simplifies the old light. Ellen White
amplifies, magnifies, explains, clarifies, corrects, enlightens, simplifies,
then I just gave you the example.
Kalau begitu untuk apa Ellen White
kalau kita sudah punya Alkitab? Karena alasan yang sama orang Yahudi
membutuhkan Yohanes Pembaptis walaupun mereka sudah memiliki Perjanjian Lama.
Mereka tidak memahami maupun mematuhinya. Jadi Allah karena kasihNya,
memberikan mereka bantuan dengan menyederhanakan dan menguraikan
kebenaran-kebenaran yang sudah diberikan.
Ellen White bukanlah sumber terang
yang baru melainkan yang menguraikan dan menyederhanakan terang lama. Ellen
White menguraikan, memperbesar, menjelaskan, menerangkan, memperbaiki,
mencerahkan, menyederhanakan, contoh yang telah saya berikan.
I’ll give you another example.
The Mormons are very good people. I say
that seriously. They are very careful with their health habits, they are family
people, they live moral lives. So I am going to talk about the Mormon religion,
not the individual Mormons.
Around the same time and place that God
raised up Ellen White, another person also arose who claimed to be a prophet.
He purportedly found some gold plates in Palmyra, N.Y. written in ancient Egyptian which he
translated into English. Helped of course by Moroni. This document is known as The Book of Mormon. This book is referred to
as another testament of Jesus Christ. Now, I am not going to explain what’s in
brackets because it would take me too long. It is considered a supplement to
the Word of God. Are you with me or not?
Is there a difference between complement
and supplement? It is considered a supplement to the Word of God, along with Pearl of Great Price and Doctrine
and Covenants. In other words they unapologetically reaffirms that these
books contain truths which cannot be found in the Bible. Have you ever been
visited by Mormon missionaries? Good kids, really. When they come I invite them
to come in and then I ask them two questions.
One of those questions is, “Now, let me
understand, you are saying that Joseph Smith translated the plates into
English, right?”
“Yes.”
“Okay, good. Now, when did this happen?”
“Well,” they say, “around 1820. Yea, from
the early 1800.
And then I say, “Then why is the book of
Mormon written in KJ English?” Are you with me? Shouldn’t he have translated
the book of Mormon to the English of his day? The reason it was translated into
the KJ-like English was because they wanted to make it appear like it’s part of
Scripture.
Saya akan memberikan contoh yang
lain.
Orang-orang Mormon adalah
orang-orang baik. Serius ini. Mereka sangat berhati-hati dengan kebiasaan
kesehatan mereka, mereka orang-orang yang mementingkan keluarga, mereka
menjalankan hidup yang bermoral. Jadi yang saya bicarakan ini adalah agama
Mormon, bukan individu-individu Mormon.
Sekitar waktu dan tempat yang sama
Tuhan membangkitkan Ellen White, ada orang lain yang juga bangkit dan mengklaim
sebagai seorang nabi. Konon, dia menemukan beberapa lempengan emas di Palmyra
New York, bertuliskan huruf-huruf Mesir kuno, yang diterjemahkannya ke bahasa
Inggris, dibantu tentunya oleh Moroni (anak Mormon). Dokumen ini dikenal sebagai The Book of Mormon. Kitab ini disebut sebagai
kesaksian Yesus Kristus yang lain. Nah, saya tidak akan menjelaskan apa yang
ada dalam kurung karena itu akan makan waktu terlalu lama. Tapi dokumen itu
dianggap sebagai tambahan kepada Firman Tuhan. Apakah kalian mengikuti saya
atau tidak?
Apakah beda antara komplemen (=
melengkapi) dengan supplemen (= menambahi)?
The Book of Mormon itu dianggap supplemen kepada
Firman Tuhan, bersama dengan Pearl of Great
Price dan Doctrine and Covenants.
Dengan kata lain, tanpa pembelaan secara theologi, mereka menegaskan kembali
bahwa buku-buku ini berisikan kebenaran-kebenaran yang tidak ditemukan di dalam
Alkitab.
Pernahkah kalian dikunjungi oleh misionaris
Mormon? Anak-anak baik sebenarnya. Saat mereka datang, saya mengundang mereka
masuk lalu saya ajukan dua pertanyaan. Salah satu dari pertanyaan itu adalah,
“Nah, kalau saya tidak salah tangkap, kalian berkata bahwa Joseph Smith yang
menerjemahkan lempengan-lempengan itu ke bahasa Inggris, benar?”
“Ya.”
“Oke, bagus. Sekarang, kapan ini
terjadi?”
“Yah,” kata mereka, “sekitar
1820-an, ya awal tahun 1800-an.”
Lalu saya berkata, “Kalau begitu
mengapa The Book of Mormon itu ditulis
dalam bahasa Inggris King James (abad
17)?” Apakah kalian paham? “Tidakkah
seharusnya dia menerjemahkan The Book of Mormon
itu ke bahasa Inggris zamannya sendiri?” Alasan kitab itu diterjemahkan ke
bahasa Inggris gaya King James adalah mereka mau membuatnya tampil seolah-olah
itu bagian dari Kitab Suci.
What is the first tasks of Mormon
missionaries when they come to your house? What’s the first study they want to
give you? The whole history of the Mormon church, The Church of Jesus Christ of
Latter-day Saints, isn’t that right? Those of you that have, they immediately
want to talk about the golden plates, Joseph Smith, you know the first study
that they give you is the study that will lead you to accept the authority
outside the Bible along with the Bible. Do you know why? Because in their Bible
studies they are going to use these books as well.
Do we ever begin evangelism with Ellen
White? Where do we place the doctrine concerning Ellen White when we give
evangelism? If we do, we place it at the very end. And I say “Hallelujah”
because the way it is, we provide all our doctrines from the Bible and at the
end of everything, “Oh, by the way, we have a tremendous blessing that helps us
understand, amplifies Scripture the beautiful way,” and then we talk about the
Spirit of Prophecy. But we prove all of our doctrines from where?
From Scripture.
In other words, we reverse the order from what the Mormons are doing, because
they want us to accept the other books as a part of Scripture.
Apakah tugas pertama misionaris
Mormon saat mereka datang ke rumah kita? Pelajaran apakah yang pertama mau
mereka sampaikan kepada kita? Seluruh sejarah gereja Mormon, Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Akhir Zaman, betul? Kalian yang pernah mengalami,
mereka segera mau berbicara tentang lempengan-lempengan emas, Joseph Smith, nah
pelajaran pertama yang mereka berikan adalah pelajaran yang membimbing kita supaya menerima autoritas di luar Alkitab bersama-sama dengan Alkitab. Tahukah
kalian mengapa? Karena dalam pelajaran-pelajaran Alkitab mereka, mereka juga
akan memakai buku-buku tersebut.
Apakah kita pernah memulai
penginjilan dengan Ellen White? Di mana kita tempatkan doktrin mengenai Ellen
White saat kita menginjil? Seandainya toh kita sebutkan, kita menempatkannya di
bagian paling akhir. Dan saya berkata “Puji Tuhan” karena dengan demikian kita
mengenalkan semua doktrin kita dari Alkitab dan nanti pada akhir dari semua
itu, “Oh, ya, kami memiliki berkat yang sangat besar yang membantu kami
memahami dan menguraikan Kitab Suci dengan indah sekali,” kemudian baru kita
berbicara tentang Roh Nubuat. Tetapi kita membuktikan semua doktrin
kita dari mana? Dari Alkitab.
Dengan kata lain, urutan kita terbalik dari apa yang dilakukan orang-orang
Mormon karena mereka mau kita menerima buku-buku lain itu sebagai bagian dari
Kitab Suci.
So to the battle, pg. 194, we are almost finish.
“The Testimonies of Sister White,” she’s saying, “should not be
carried to the front...” Steve Walker was saying this yesterday. “…God’s Word
is the Adventist standard. The testimonies are not to take the place of the
Word. Great care should be exercised by all believers to advance these
questions carefully and all we stop when
you have said ‘Enough’. Let all prove their position from the Scriptures and
substantiate every point they claim as truth from the revealed Word of God.”
Does that mean that we say as people say,
they say, “Oh, we got the Bible so we are not even going to read Ellen White.”
Is that what she’s saying? Absolutely not.
Jadi ayo maju terus, hal. 194,
kita hampir selesai. “Kesaksian-kesaksian
Saudari White,” kata Ellen White, “jangan dibawa ke depan…” Steve Walker kemaren berkata
demikian. “…Standar Advent adalah Firman Tuhan.
Kesaksian-kesaksian itu jangan sampai menggantikan kedudukan Firman Tuhan.
Semua orang percaya harus sangat berhati-hati dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan itu dan kita semua harus berhenti bila dikatakan ‘Sudah
cukup.’ Hendaknya semua membuktikan posisi mereka dari Kitab Suci dan mendukung
setiap poin yang mereka klaim sebagai kebenaran dari Firman Tuhan yang
dinyatakan.”
Apakah ini berarti kita berkata
sama seperti orang lain, “Oh, kita sudah memiliki Alkitab jadi kita bahkan
tidak perlu membaca Ellen White”? Apakah ini kata Ellen White? Sama sekali
bukan.
She also says, Evangelism 256, “The more we look at the promises of the Word of God, the brighter they
grow. The more we practice them, the deeper will be our understanding of them.
Our position and faith is in the Bible. And never do we want any soul to bring
in the Testimonies ahead of the Bible.—Manuscript 7,
1894.
Ellen White juga berkata, Evangelism hal. 256, “Semakin kita memandang ke janji-janji dalam Firman Tuhan,
semakin bersinarlah mereka. Semakin kita mempraktekkan mereka, semakin dalam
pemahaman kita tentang mereka. Posisi kita dan iman kita adalah pada Alkitab.
Dan kita tidak mau siapa pun meletakkan Kesaksian-kesakian itu mendahului
Alkitab.” ---Manuscript 7, 1894.
Testimonies for the
Church ~ I forgot to put
the Volume. “If you lose confidence…” she says, “…If you lose confidence in the testimonies you
will drift away from Bible truth…” I’ll have to look up the Volume, I forgot to
put the Volume in there, it’s one of the 9, hehehehe, I’m sure that’s helpful (actually
it is in Vol. 5 pg.674).
Testimonies for the Church ~ saya lupa mencantumkan
Volumenya. “Jika kita kehilangan keyakinan…” kata Ellen White, “Jika kita
kehilangan keyakinan dalam kesaksian-kesaksian itu, kita akan hanyut menjauh
dari kebenaran Alkitab…” Saya akan mencarikan Volumenya, saya lupa mencantumkannya
di sini, tapi pasti salah satu dari ke-sembilan-nya, hehehe, saya yakin ini
sudah membantu. (sebenarnya ini ada di Vol. 5 hal.
674).
Selected Messages
Vol. 3 pg. 31 “Besides the
instructions in His Word, the Lord has given special testimonies to his people,
not as a new revelation…” why don’t they just use Ellen White, how she
sees her writings? “…Besides the
instruction in His Word, the Lord has given special testimonies to his people,
not as a new revelation,
but that He may set before us the plain lessons of His Word, that errors may be
corrected, that the right way may be pointed out, that every soul may be
without excuse.”
Selected Messages Vol. 3 hal. 31, “Di samping instruksi-instruksi dalam FirmanNya, Tuhan telah
memberikan kesaksian-kesaksian istimewa kepada umatNya, bukan sebagai
pernyataan yang baru…” mengapa mereka tidak memakai
Ellen White saja, bagaimana dia melihat
tulisan-tulisannya sendiri? “Di samping
instruksi-instruksi dalam FirmanNya, Tuhan telah memberikan kesaksian-kesaksian
istimewa kepada umatNya, bukan sebagai pernyataan yang baru, tetapi agar Tuhan
boleh menyampaikan kepada kita pelajaran-pelajaran yang sederhana dari
FirmanNya, agar kesalahan-kesalahan bisa diperbaiki, agar jalan yang benar
boleh ditunjukkan, agar setiap orang tidak punya alasan berkelit.”
Selected Messages
Vol. 3 pg. 32, she says, “The Bible must be your
counselor. Study it and the testimonies God has given; for they never
contradict his Word.”
Selected Messages Vol. 3 hal. 32, Ellen White berkata, “Alkitab haruslah menjadi penasihat kita. Pelajarilah itu dan
kesaksian-kesaksian yang telah diberikan Tuhan, karena kesaksian-kesaksian itu
tidak pernah bertentangan dengan FirmanNya.”
How do people look at Ellen White today? There are people who accuse Ellen White of
being under the influence of mesmerism and they say that her visions were the
result of epilepsy. And somebody has been sending me materials to say she was
actually under the control of Satan.
(Question from audience: From where?)
From New Mexico.
Is it just possible that many persons
from the SDA church today who say, “I don’t need Ellen G. White because I have
the Bible” are really violating every principle of God’s holy Word? The fact
is, that Ellen White is despised by many within the church as much as was John
the Baptist. In some churches when Ellen White is quoted certain members
cringed, but they don’t mind if Max Lucado or Martin Luther is quoted.
Bagaimana orang memandang Ellen
White sekarang ini? Ada yang menuduh Ellen White berada di bawah pengaruh
mesmerisme (= hipnotis), dan mereka berkata bahwa penglihatan-penglihatannya
berasal dari penyakit ayannya. Dan ada yang mengirimi saya bahan-bahan untuk
mengatakan bahwa Ellen White sebenarnya berada di bawah kendali Setan.
(Pertanyaan dari audiens: Dari
mana?)
Dari New Mexico.
Mungkinkah banyak orang dari GMAHK
hari ini yang berkata, “Saya tidak butuh Ellen G. White karena saya sudah punya
Alkitab” sesungguhnya melanggar setiap prinsip dari Firman Allah yang kudus?
Faktanya, Ellen White dibenci oleh banyak orang di dalam gereja seperti halnya
Yohanes Pembaptis. Di beberapa gereja bilamana Ellen White dikutip, ada
anggota-anggota yang berdiri bulu romanya, tetapi mereka tidak keberatan jika
yang dikutip adalah Max Lucado atau Martin Luther.
Former pastors write books such as The White Lie and Ellen G. White Prophetess of Health, and certain internet sites, and
I have a whole newsletter now and I’m not going to mention it, so I’m not
getting into that. They lambaste Ellen White with vitriolic hatred all under
the pretense that because we have the Bible we don’t need Ellen G. White, sounds
familiar, doesn’t it? Ellen White foresaw all of this. Satan’s last deception will be to annul
the effect of the testimonies. If this is Satan’s very last deception, then we
must be close to the end, because we are seeing this hatred now.
Mantan-mantan pendeta MAHK menulis
buku-buku seperti The White Lie dan Ellen G. White Prophetess of Health, dan
situs-situs tertentu di internet, dan saya memiliki bulletin lengkap sekarang,
yang tidak akan saya sebut, jadi saya tidak akan membahasnya. Mereka mencerca
Ellen White dengan kebencian yang hebat semuanya dengan alasan karena kita
telah memiliki Alkitab kita tidak butuh Ellen G. White. Kedengarnnya familier,
bukan? Ellen White telah melihat ini sebelumnya. Penipuan Setan yang terakhir adalah membatalkan pengaruh
kesaksian-kesaksian itu. Jika ini adalah penipuan Setan yang paling akhir,
berarti kita sudah sangat dekat akhir itu, karena sekarang ini kita sudah
melihat kebencian itu.
She says this, Selected Messages Vol. 2 pg 48 she says, “The very last deception…” she doesn’t say
“the last deception”, “…The
very last deception of Satan will be to make of none effect the testimony of
the Spirit of God. ‘Where
there is no vision, the people perish’ (Proverbs 29:18). Satan will work ingeniously,
in different ways and through different agencies, …” to do what? “… to unsettle the confidence of
God's remnant people in the true testimony.”
Ellen White mengatakan ini, Selected
Messages Vol. 2 hal. 48, dia berkata, “Penipuan
Setan yang paling akhir…” Dia tidak berkata “penipuan Setan yang akhir”, “…Penipuan
Setan yang paling akhir ialah membuat kesaksian-kesaksian Roh Tuhan itu tidak
berpengaruh. ‘Di mana tidak ada penglihatan umat pun binasa’ (Amsal 29:18)
Setan akan bekerja dengan cerdik, dengan cara-cara yang berbeda dan melalui
perantara-perantara yang berbeda…” untuk melakukan apa? “…untuk menggoncang keyakinan
umat Allah yang sisa pada kesaksian yang sejati.”
You know I found out something long ago
and it’s this: I’ve never formed an opinion of a person or a church on the
basis of what its enemies say because the enemies distort what they do; or even
on the basis of what their friends say, because they will often embellish the
truth. For example many say we teach that Satan is our Savior because of our scapegoat
theology. By the way, one of the projects that we have in mind is the scapegoat
in Scripture in history, in five sermons, five studies I have prepared on that
topic. But any impartial and fair observer will see that Azazel bears sins which had previously
been forgiven in the Sanctuary. The scapegoat ceremony does not forgive sins,
sins that have already been forgiven when they were placed in the Sanctuary.
Tahukah kalian, lama sebelumnya
saya sudah menyadari bahwa saya tidak pernah membentuk opini tentang seseorang
atau suatu gereja berdasarkan apa yang dikatakan musuh-musuhnya karena
musuh-musuh ini akan mendistorsi apa yang mereka lakukan; atau berdasarkan apa
yang dikatakan teman-teman mereka karena teman-teman ini sering memperindah
yang sebenarnya. Misalnya banyak orang berkata kita mengajar bahwa Setan adalah
juruselamat kita karena theologi kita tentang kambing hitam. Nah, salah satu
proyek yang sedang kami rencanakan adalah tentang kambing hitam ini dalam
sejarah menurut Alkitab, yang akan dikemas dalam lima kali khotbah, saya telah
menyiapkan lima pembahasan mengenai topik ini. Tetapi penyimak yang netral dan adil akan melihat bahwa Azazel (= si kambing hitam itu)
memikul dosa-dosa yang sebelumnya sudah diampuni di Bait Suci. Upacara kambing
hitam tidak mengampuni dosa. Dosa sudah diampuni pada saat dibawa masuk ke Bait
Suci.
Others teach that Ellen White believe
that we are saved because we keep the Sabbath. Clearly a false statement. If
you want to know the truth about Ellen White go directly to the source, read
her writings for yourself. Get your information first hand. She says that there
is going to arise vitriolic hatred against her writings, I won’t read that statement,
it’s there towards the middle of the
page. Was Ellen White’s omniscient? In fact did she grow in her understanding?
Some people use the shut-door that Ellen White believed that the door of
mercy was shut to the whole world in
1844, yes she did. But in the course of time God clarified to her that only
those who reject the message of 1844, those who understood and reject it, the
door of mercy closed for them. So don’t held Ellen White to a partial
view that she had at the beginning when later on she clarified it as God
clarified things for her.
Yang lain mengajar bahwa Ellen
White percaya kita diselamatkan karena kita memelihara hari Sabat. Jelas ini
pernyataan yang salah. Jika orang mau tahu yang sebenarnya tentang Ellen White,
pergilah langsung ke sumbernya, bacalah tulisan-tulisannya sendiri, dapatkan
informasi dari tangan pertama. Ellen White berkata, akan muncul kebencian yang
tajam terhadap tulisan-tulisannya. Saya tidak akan membacakan pernyataan itu,
itu ada di bagian tengah halaman. Apakah Ellen White mahatahu? Sesungguhnya
apakah pemahamannya bertumbuh? Beberapa orang memakai ajaran tentang pintu yang
tertutup, bahwa Ellen White meyakini pintu kasihan ditutup bagi seluruh dunia
pada tahun 1844. Memang benar, Ellen White menyangka demikian. Tetapi seiring
berjalannya waktu, Tuhan menjelaskan kepadanya bahwa hanya mereka yang menolak
pekabaran 1844, yaitu mereka yang sudah memahaminya tetapi menolaknya, bagi
mereka itulah pintu kasihan tertutup. Jadi jangan mengikat Ellen White kepada pandangan yang tidak lengkap
yang dimilikinya pada awal perjalanannya, padahal kemudian dia telah
menjelaskannya sebagaimana yang telah dijelaskan Tuhan kepadanya.
Some people get hung
up over little details in the writings of Ellen White. They said, “Oh, Ellen
White said that the Sanatorium had 40 rooms.” Somebody wrote to her it had 40
rooms, “and I know for a fact it only had 38.” So what? You think that God
revealed to Ellen White in vision, “Don’t forget there’s 40 rooms in the
Sanatorium”?
Some people get all
hung up over which bell marked the beginning of the St. Bartholomew massacre,
the cathedral bell or the palace bell. The important thing is that a bell rang.
All hung up looking
for excuses not to believe.
Ada orang yang terlalu meributkan detail-detail kecil dalam
tulisan-tulisan Ellen White. Mereka berkata, “Oh, Ellen White berkata bahwa
Sanatorium itu punya 40 kamar...” Ada yang menulis kepada Ellen White bahwa
Sanatorium itu punya 40 kamar, “…dan saya tahu faktanya hanya ada 38.” Lalu
kenapa gitu lho? Apakah kalian pikir Tuhan menyatakan kepada Ellen White dalam suatu
penglihatan, “Jangan lupa ya, di Sanatorium itu kamarnya ada 40”?
Ada orang yang meributkan lonceng mana yang menandai dimulai pembantaian
St. Bartholomew**), apakah lonceng katedral atau lonceng istana.
Yang penting adalah, pada saat itu ada lonceng yang berbunyi.
Ribut mencari alasan untuk menolak percaya.
**) Pembantaian di tahun 1572 pada
hari St. Bartholomew (23-24 Agustus) di Perancis atas orang-orang Huguenot
(Protestan) oleh orang-orang Katolik.
Ellen White grew in
her understanding, you don’t believe
that? You know, the first edition of Great
Controversy is in Spiritual Gifts, 219
pages. Then it was expanded into Spirit of
Prophecy Vol. 4, and then it was expanded into the book that
we have now. When you read Great Controversy
compared to Spiritual Gifts, you’ll see a
tremendous literal growth on the part of Ellen White, and great theological
development in the understanding. Not contradictory, but greater understanding
of many things.
So don’t just go to Spiritual Gifts and say, “Oh, look she says
this and this, it isn’t clear.” No, no, no, take the whole trajectory and see
how God helped her to develop in her understanding.
Pemahaman Ellen White bertumbuh. Kalian tidak percaya? Kalian tahu,
edisi pertama Great Controversy terdapat dalam
Spiritual Gift, 219 halaman. Kemudian itu
bertambah menjadi Spirit of Prophecy Vol. 4.
Lalu itu bertumbuh menjadi buku yang kita miliki sekarang. Jika kalian membaca Great Controversy dibandingkan Spiritual Gifts, kalian akan melihat
pertumbuhan literal di pihak Ellen White, dan perkembangan yang besar dalam
pemahaman theologianya. Yang tidak bertentangan, namun menjadi semakin luas
dalam banyak hal.
Jadi jangan hanya ke Spiritual Gifts
lalu berkata, “Oh, lihat, Ellen White berkata ini, ini, ini, itu tidak jelas.”
Jangan, jangan, jangan. Ikuti seluruh lintasannya dan lihat bagaimana
Tuhan telah membantunya untuk mengembangkan pemahamannya.
Well, we are going
to have to leave the last page for a future time.
Should I deal with
just one of those on the list? Let’s take a look. We are a democratic country.
How many of you want me to deal with “Was Adam with Eve at the temptation”? Oh,
there’s only a few. Okay, how many don’t want me to deal with that? I’m
watching you, hehehehe. Alright, I’ll do it quickly. Just this one thing. To
show you know, how Ellen White, eh, how people nitpick at Ellen White just
because they don’t study the Bible carefully.
Ellen White
explicitly says in Patriarchs and Prophets
pg. 53 that Eve wandered from Adam’s side and found herself alone next to the
tree. Now even without any other explanations, you would have to conclude that
that’s right because nowhere do you find Adam interjecting anything in
the conversation. The only ones that are conversing are the serpent and
Eve. If Adam had been there, believe me he would have contributed his two
cents, or maybe more than two cents. But they say, “See, Ellen White says that
she had gone astray, but in Genesis chapter 3 it says that Eve gave the fruit
to Adam with her. In other words, Adam was with her at the tree.”
Well, in fact all
you have to do is go down to verse 12, where Adam when God asked him, I think
it is verse 12, “What is this that you
have done?” He says, “The woman that you gave to be with me, gave me the fruit.
And I ate.” So does this mean that Adam and Eve they never separated, they were
together 100% of the time? No. In fact I like the way the Spanish version
translates it, it says, “The woman that you gave me as a companion, gave me and
I ate.” The woman that you gave me to be with me ~ so when it says that Adam was “with her”, it simply means
that Adam was her companion. It doesn’t mean that he was physically
there with her. Are you following me?
Genesis 3 itself
explains the discrepancy that comes up in the minds of certain people who want
to be critical of the Spirit of Prophecy.
Nah, kita harus meninggalkan halaman yang terakhir untuk lain kali.
Atau sebaiknya saya membahas satu saja dari yang ada dalam daftar? Coba
kita lihat, kita ini negara yang demokratis. Berapa orang dari kalian yang
setuju saya membahas “Apakah Adam ada bersama-sama Hawa saat dicobai”? Oh,
hanya beberapa. Baik, berapa banyak dari kalian yang tidak ingin saya membahas
itu? Saya sedang memperhatikan kalian, hehehe. Baiklah, saya akan melakukannya
dengan cepat. Hanya satu hal ini. Untuk membuktikan bagaimana Ellen White,
bagaimana orang-orang mencari-cari kesalahan Ellen White hanya karena mereka
tidak mempelajari Alkitab dengan teliti.
Ellen White berkata secara spesifik dalam Patriarchs
and Prophets hal. 53, bahwa Hawa ngeloyor dari sisi Adam dan akhirnya
berada sendirian di samping pohon itu (pohon pengetahuan baik dan jahat). Nah,
walaupun tanpa penjelasan apa pun, kita akan menarik kesimpulan bahwa
pernyataan itu benar karena sama
sekali tidak ditemukan Adam ikut mengatakan apa-apa dalam pembicaraan Hawa
dengan ular. Satu-satunya yang berbicara adalah ular dan Hawa.
Seandainya Adam ada di sana, percayalah, pasti dia akan ikut mengatakan
satu-dua kata, atau bahkan lebih dari itu. Tetapi orang-orang berkata, “Lihat,
Ellen White berkata bahwa Hawa telah ngeloyor jauh, tetapi kitab Kejadian pasal
3 mengatakan Hawa memberikan buah itu kepada Adam yang ada bersamanya. Dengan
kata lain Adam ada di sana bersama Hawa di pohon itu.”
Nah, kita hanya perlu pergi ke ayat 12, di mana ketika Allah bertanya
kepada Adam, ~ saya rasa itu ayat 12 ~ “Apa ini yang telah kamu buat?” Adam
berkata, “Perempuan yang Engkau berikan untuk bersama aku, memberikan buah itu
kepadaku. Dan aku memakannya.” Jadi
apakah ini berarti Adam dan Hawa tidak pernah terpisah, mereka terus
bersama-sama 100% selama itu? Tidak. Bahkan saya menyukai Alkitab terjemahan
bahasa Spanyol, yang menerjemahkannya, “Perempuan yang Engkau berikan kepadaku
untuk mendampingi aku, memberiku buah itu dan aku memakannya.” Perempuan yang
Engkau berikan kepadaku untuk mendampingi aku ~ jadi saat dikatakan bahwa Adam “bersama-sama dengan dia”
itu sekadar berarti Adam adalah pendampingnya, itu tidak berarti Adam secara
fisik ada bersamanya. Apakah kalian memahami saya?
Kejadian 3 sendiri menjelaskan perbedaan yang muncul dalam pikiran
orang-orang tertentu yang memang mau mengeritik roh nubuat.
So what should we
do? Well, we need to get back and take the dust off the red books, or else get
a CD Rom.
And I want to end by
throwing out a challenge, if you read 12 pages a day, 12 pages that’s pretty
easy, right? In one year you can read all 5 books of the conflict series. Reading
12 pages a day. So I throw out that challenge, I am going to ask you next year
at the summit, if we are still on planet earth, whether you did this. Take the
time. I assure you once you read the 5 books your life will never be the same.
It is the greatest Bible commentary ever written on the entire Bible, from the
origin of sin to the eradication of sin from the universe.
Let’s pray.
Jadi, apa yang harus kita lakukan? Nah, kita perlu kembali dan menghilangkan debu dari buku-buku
Ellen White, atau belilah CD rom.
Saya akan mengakhiri dengan memberikan suatu tantangan. Jika kalian
membaca 12 halaman setiap hari, 12 halaman itu sangat mudah, bukan? Dalam satu
tahun kalian akan membaca habis semua 5 buku dari seri konflik itu. Membaca 12 halaman setiap hari. Jadi saya
lemparkan tantangan ini. Saya akan bertanya kepada kalian tahun depan dalam
pertemuan kita, jika waktu itu kita masih berada di planet bumi, apakah kalian
telah melakukannya. Ambillah waktu. Saya jamin, satu kali kalian membaca ke-5
buku itu, hidup kalian tidak akan sama lagi. Buku-buku itu adalah komentar
Alkitab yang paling bagus yang pernah ditulis tentang seluruh Alkitab, mulai
dari asal munculnya dosa hingga penghapusan dosa dari alam semesta.
Mari kita berdoa.
27 09 16