EMERGING SPIRITUALITY_01__
Stephen Bohr ~ Summit 2015
THE FIRST POST MODERN
Dibuka
dengan doa.
The
opening presentation this evening is meant to set the tone for everything that
we are going to discuss throughout the course of this weekend. Probably many of
you are aware that the SDA church is presently in a
crisis. There are many counterfeit worship styles and counterfeit ways of
approaching God that are coming into the church. And we have called it
“Emerging Spirituality”, it has different names you know, and it deals with the
Emerging Church Movement, with Contemplative Prayer, with Spiritual Formation,
it has different names, but basically it all boils down to the same idea.
Tujuan
presentasi pembuka malam ini ialah untuk menetapkan plafon bagi segala yang
akan kita bahas selama akhir pekan ini. Kira-kira banyak dari kalian sudah menyadari bahwa gereja MAHK saat ini sedang menghadapi krisis. Ada banyak
bentuk cara penyembahan palsu dan cara palsu yang dipakai untuk menghampiri Allah yang mulai
masuk ke dalam gereja. Dan
kita menyebutnya “Emerging Spirituality” (Kerohanian Baru). Namanya banyak, dan
ini berkaitan dengan the Emerging Church Movement (Gerakan
Emerging Church), dengan Contemplative Prayer (Doa Kontemplasi), dengan Spiritual Formation (Formasi Kerohanian). Namanya banyak, tetapi pada dasarnya
konsep intinya sama.
I
would like to begin this evening, and the title of my presentation is “The First Post Modern.” And I want to begin
by reading a statement that we find in Vol.10
of Manuscript Releases pg. 162. And you know, I debated whether to
give you all of these in written form as I have done in previous years, but I
think that it makes people kind of lazy, and so now you have to take out your
pen and you have to write everything out, but I can send you the lecture
afterward by email, and so if you make a request we’ll be glad to do that.
Malam
ini saya ingin mengawalinya, dan judul presentasi saya adalah “The First Post Modern” (Pemikiran Pasca Modern yang Pertama). Dan saya akan mulai dengan
membacakan pernyataan yang ada di Manuscript
Releases Vol. 10, hal. 162. Tahukah kalian, saya telah mempertimbangkan
untuk memberikan semua ini kepada kalian dalam bentuk tertulis sebagaimana yang
saya lakukan di tahun-tahun kemarin, tetapi saya pikir itu telah membuat orang
menjadi malas, maka sekarang kalian harus mengambil pen kalian dan menulis
sendiri segalanya, namun saya bisa mengirimkan ceramah ini nanti lewat email.
Jadi jika kalian mengajukan permintaan, kami akan mengirimkannya dengan senang
hati.
Here
Ellen White states the following “If
the angels were deceived by Lucifer's ingenious methods of
misrepresenting God…” by the way in a
perfect universe, “…if Adam and Eve
were deceived by his declaration that God was withholding from them the higher
education that would make them as gods…” in a perfect garden,
mind you, “…is there not
danger that men today will be deceived?”
In
other words if the Devil deceived angels in a perfect universe, if he deceived Adam
and Eve in a perfect garden, is it not likely that he would be able to deceive
people in the world today?
And
then Ellen White makes this recommendation, “Please read the first chapter of Patriarchs and Prophets and see if the precious truths contained in this book are not
given by the Lord to protect His people from deceptions that are urged upon
them just now.”
So
there is something special in the book Patriarchs
and Prophets and particularly in the first chapter which deals with the
origin of sin. The title of it is “Why Was Sin
Permitted?” And so Ellen White draws our attention to this chapter, she
says we must study this chapter, because if
the Devil was able to deceive angels in a perfect universe, Adam and Even in a
perfect garden, it will be a piece of cake for him to deceive us today.
Di
sini Ellen White menyatakan yang berikut, “Jika
malaikat-malaikat tertipu oleh metode Lucifer yang licik dalam menggambarkan Allah…” ingat, itu terjadi di alam semesta
yang sempurna, “…dan jika Adam dan Hawa telah tertipu oleh
pernyataan Lucifer bahwa Allah telah menyembunyikan
pengetahuan yang lebih tinggi dari mereka yang bisa membuat mereka menjadi
seperti dewa-dewa…” perhatikan itu
terjadi di dalam sebuah taman yang sempurna, “…tidakkah
ada bahaya manusia hari ini juga akan tertipu?”
Dengan
kata lain, jika Iblis bisa
menipu para malaikat di alam semesta yang sempurna, dan jika Iblis bisa menipu
Adam dan Hawa di dalam taman yang sempurna, apakah tidak sangat mungkin Iblis
akan bisa menipu manusia di dunia ini sekarang?
Lalu
Ellen White membuat rekomendasi ini, “Harap membaca bab
pertama Patriarchs and Prophets, dan
periksalah apakah kebenaran yang terdapat dalam buku ini tidak diberikan oleh
Tuhan untuk melindungi umatnya dari penipuan yang disodorkan kepada mereka
sekarang ini.”
Jadi,
ada sesuatu yang istimewa di buku Patriarchs
and Prophets, terutama di bab pertama yang membahas tentang asal usul dosa.
Judul bab itu adalah “Why Was Sin Permitted?” (Mengapa
Dosa Diizinkan Ada?) Jadi Ellen White membawa perhatian
kita ke bab ini. Dia berkata, kita
harus mempelajari bab ini karena jika Iblis berhasil menipu para
malaikat di alam semesta yang sempurna; dan
Adam serta Hawa dalam taman yang sempurna, maka sangatlah mudah bagi Iblis
untuk menipu kita sekarang.
Now,
we are all acquainted with Ephesians 6:11 where the apostle Paul states the
following “11 Put on the
whole armour of God, that ye may be able to stand against the wiles of the devil.”
Now, that word “wiles” in Greek is μεθοδεία [methodeia] and
we get the English word “methods” from it. μεθοδεία [methodeia] is the plural. So in other words the apostle
Paul is saying, “Put on the whole armour of God that you may be able to stand
against the
methods or the techniques of the Devil.” So the Devil has methods or
techniques to lead people into sin.
Nah,
kita semua sudah kenal Efesus 6:11 di mana rasul Paulus menyatakan sbb.: “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”
Nah,
kata yang diterjemahkan “tipu muslihat” dalam bahasa Greeka adalah μεθοδεία [methodeia] dan darinya kita mendapat kata “metode”. μεθοδεία [methodeia] itu bentuk
jamaknya. Maka dengan kata lain, rasul Paulus berkata, “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
bertahan melawan metode-metode [cara-cara] atau teknik-teknik Iblis.”
Jadi
Iblis memiliki metode-metode atau teknik-teknik untuk mengajak orang berbuat dosa.
In Genesis 3:13 ~ and I am reading from the KJV because there is a special little
word here that I love from the KJ
~ this is speaking
about God coming to Eve and asking her what she had done in listening to the
serpent’s voice. And this is what we are told in Genesis 3:13: “13 And the LORD God said unto the woman, ‘What is this that thou
hast done?’ And the woman said, ‘The serpent…” here
is the word: “…beguiled me…”
basically it means “deceived” it’s an
old English word, we don’t use it very much anymore. “…’The serpent beguiled
me, and I did eat.’”
The apostle Paul reminisces about this episode in the book of
Genesis in 2 Corinthians 11:3, I am also reading once again from the KJV. This
is what the apostle Paul explains, “3 But I fear, lest by any
means, as the serpent beguiled Eve through his subtlety…”
notice, he beguiled Eve through his subtlety, “…so your minds should
be corrupted from the simplicity that is in Christ.”
So once again the apostle Paul here is comparing the subtlety of
the Devil at the very beginning and he is saying, “I fear that the same might
happen with you…” the Corinthians.
Di Kejadian
3:13 ~ dan saya sedang membaca dari KJV karena di situ
ada sebuah kata kecil yang saya sukai ~ ini
berbicara tentang Allah yang menghampiri Hawa untuk bertanya apa yang telah
dilakukannya sebagai akibat mendengarkan suara si ular. Dan inilah yang kita
dapati di Kejadian 3:13, “Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: ‘Apakah
yang telah kauperbuat ini?’ Jawab perempuan itu: ‘Ular itu…” inilah kata tersebut: “…yang memperdayakan aku…” pada dasarnya kata itu berarti
“menipu”. Kata “beguile” adalah sebuah kata Inggris kuno, dan sudah jarang kita
pakai. “…’Ular
itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.’”
Rasul
Paulus mengingat kembali tentang episode di kitab Kejadian ini dalam 2 Korintus
11:3, sekali lagi saya membacakan dari KJV. Inilah penjelasan rasul Paulus, “Tetapi aku khawatir, sekiranya dengan suatu cara, sebagaimana ular itu telah memperdaya Hawa dengan
kelicikannya…” perhatikan,
ular itu memperdaya Hawa dengan
kelicikannya, “…maka pikiran kamu mungkin disesatkan dari kesederhanaan yang ada dalam Kristus…”
Jadi sekali
lagi, rasul Paulus di sini membandingkan dengan kelicikan Iblis pada awalnya,
dan dia berkata, “Saya khawatir hal yang sama akan terjadi padamu…” pada
orang-orang Korintus.
So the questions that we need to ask are what are the Devil’s techniques
and how can we protect ourselves from the Devil’s techniques?
Well, Ellen White suggests that we return to the beginning.
Because if we know how the Devil tempted Adam and Eve, and tempted the angels
into sin, we can know how the Devil is going to act at the end of time because the Devil
is going to use the same methods at the end as he used at the beginning.
So, let’s go back to the beginning, to a perfect garden of Eden.
As you know, God lavished Adam and Eve with every physical and spiritual blessing
in a perfect garden as a sign of His love. God showered them with bountiful
blessings. He gave them fresh air, radiant sunshine, delicious sweet water,
fragrant and beautiful flowers, trees loaded with luscious fruits, animals
companion, human companionship, fellowship with angels and even face to face
fellowship with their very Creator. How could God lavish upon Adam and Eve more
blessings than what I have just described?
It’s noteworthy that Adam and Eve of course did not earn any of
these. God simply created it, created them and then gave it to them as a gift.
Now it’s very important for us to realize that Adam and Eve had no proof or
demonstration that God was their creator. That’s a very important
point.
Adam and Eve obviously did not see God create them. Adam did not
see God create him, and when God created Eve, Adam was asleep. And so they had
no absolute proof that God was their creator. They had to have faith in God’s story.
Were there other plausible explanations for their existence? Sure there could
have been other plausible explanations, but they had no proof whatsoever that
God was their creator.
Jadi pertanyaan yang perlu kita ajukan
adalah, apakah teknik-tekinik Iblis dan bagaimana kita bisa melindungi diri
kita dari teknik-tekniknya?
Nah, Ellen White menyarankan kita
kembali ke awal. Karena jika kita tahu
bagaimana Iblis mencobai Adam dan Hawa, dan mencobai para malaikat untuk
berbuat dosa, kita bisa mengetahui bagaimana Iblis akan bertindak pada akhir
masa, karena pada akhir masa Iblis
akan memakai metode-metode yang sudah dipakainya pada awal mula.
Jadi marilah kita kembali ke awalnya,
ke sebuah taman Eden yang sempurna. Seperti yang kalian ketahui, di taman Eden
yang sempurna, Allah melimpahi Adam dan Hawa dengan segala berkat jasmani dan rohani sebagai tanda kasihNya.
Allah melimpahi mereka dengan berkat-berkat yang sangat banyak. Dia memberi
mereka udara segar, sinar mentari yang berseri, air yang nikmat dan manis,
bunga-bunga yang indah dan harum, pohon-pohon yang penuh dengan buah-buah yang
lezat, persahabatan hewan-hewan, pendamping manusia, persekutuan dengan para
malaikat dan bahkan persekutuan muka dengan muka dengan Pencipta mereka. Tak
mungkin Allah bisa melimpahi Adam dan Hawa lebih banyak berkat lagi daripada
apa yang saya sebutkan.
Penting dicatat tentunya Adam dan Hawa
tidak berbuat apa-apa untuk mendapatkan satu pun dari berkat-berkat itu. Allah
yang menciptakannya. Allah menciptakan mereka, lalu memberikan semuanya itu
kepada mereka sebagai pemberian.
Nah, sangatlah penting bagi kita untuk
menyadari bahwa Adam dan Hawa tidak
punya bukti atau demonstrasi bahwa Allah adalah Pencipta mereka.
Ini adalah poin yang sangat penting. Sudah jelas Adam dan Hawa tidak melihat
Allah menciptakan mereka. Adam tidak melihat Allah menciptakan dia, dan ketika
Allah menciptakan Hawa, Adam sedang tidur. Maka mereka tidak punya bukti mutlak
bahwa Allah adalah pencipta mereka. Mereka
harus mengimani cerita Allah saja. Apakah ada penjelasan lainnya
yang masuk akal untuk kehadiran mereka? Tentu saja mungkin ada penjelasan yang
lain. Tetapi mereka tidak
memiliki bukti apa pun bahwa Allah adalah pencipta mereka.
Ellen White in Steps to Christ
pg. 105 states, “Our
faith must rests upon evidence, not demonstration.”
And that’s true of Adam and Eve. They had all of this evidence that God was the
creator, all of these wonderful gifts that God gave them, but they
had no proof that God was the creator, they had not seen it with their
own eyes, they had not heard it with their own ears. And so God created all of
this, gave it to Adam and Eve as a gift to them, as an evidence of His love for
them. However, love always desires a response. There is nothing more
frustrating than love that is not responded to. You see, man was not created as
we know to be a robot, he was created to respond to God’s love. There was
nothing that God desired more than a response, a loving response from Adam and
Eve to His love. But Adam and Eve had to choose to love God in return, and the
evidence of their choice of course would be obedience to God. That’s why God
said, Jesus said, “If you love Me, you
will…” what? “…you will keep My
commandments.”
Ellen White dalam Steps to Christ hal. 105 menyatakan, “Iman
kita harus berdasarkan fakta, bukan
demonstrasi (= pembuktian).” Dan itulah yang terjadi pada Adam dan
Hawa. Mereka sudah memiliki semua fakta bahwa
Allah itu Sang Pencipta, semua
pemberian yang istimewa yang diberikan Allah kepada mereka, tetapi mereka tidak punya bukti
bahwa Allah itu Sang Pencipta, mereka tidak melihatnya dengan
mata mereka sendiri, mereka tidak mendengarnya dengan telinga mereka sendiri.
Jadi Allah telah menciptakan semuanya itu, dan memberikannya kepada Adam dan
Hawa sebagai pemberian, sebagai bukti kasihNya pada mereka.
Namun, tentu saja, kasih mengharapkan
respon. Hal yang paling membuat frustrasi adalah kasih yang tidak ditanggapi.
Kalian lihat, manusia, seperti yang kita ketahui, tidak diciptakan sebagai
robot. Manusia diciptakan untuk bereaksi pada kasih Allah. Tidak ada yang lebih
diinginkan Allah daripada suatu tanggapan, tanggapan yang penuh kasih dari Adam
dan Hawa terhadap kasihNya. Tetapi Adam dan Hawa harus memilih untuk mengasihi
Allah sebagai balasan, dan bukti dari pilihan mereka tentunya adalah kepatuhan
kepada Allah. Itulah mengapa Allah berkata, Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan…” apa? “…kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
So in Genesis, in the very Garden of Eden we have the Covenant
idea from the Bible. Do you know what the Covenant formula in the Bible is? “I will be
their God, and they will be My people.” It appears time and again in
Scriptures, that is the Covenant formula. God, created Adam and Eve, says,
“I’m your God, I love you, I gave you
all of this free of charge, you didn’t earn it, but now, Adam and Eve, I want
you to respond to Me in love. I want to
have a Covenant relationship with you.” Because love does not only move in one direction, love moves in
two directions. It requires a giver and it requires a receiver.
Jadi di kitab Kejadian, persisnya di
taman Eden, kita melihat konsep Perjanjian dalam Alkitab. Tahukah kalian apa rumus Perjanjian di dalam
Alkitab itu? “Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu.”
Itu muncul berulang-ulang di dalam Kitab Suci. Itulah rumus Perjanjiannya.
Allah yang menciptakan Adam dan Hawa, berkata, “Akulah Allahmu. Aku
mengasihimu. Aku memberikan semua ini gratis kepadamu. Kamu tidak berbuat
apa-apa yang layak untuk mendapatkan ini. Tetapi sekarang, Adam dan Hawa, Aku
mau kamu menanggapi Aku dengan kasih. Aku mau memiliki hubungan Perjanjian
denganmu.” Karena kasih tidak hanya satu arah, kasih itu
dua arah. Kasih membutuhkan seorang pemberi dan seorang penerima.
So God decided to test Adam and Eve, so that they could GIVE EVIDENCE OF CHOOSING
to love God. And that test is found of course in Genesis 2:15-17 and I
invite you to go there with me. Genesis 2:15-17. These verses are very well
known. It says, “15 Then the LORD God took the man and
put him in the garden of Eden to tend and keep it. 16 And the LORD God
commanded the man, saying, ‘Of every tree of the garden you may freely eat; 17but
of the tree of the knowledge of good and evil you shall not eat, for in the day
that you eat of it you shall surely die.’"
So this is the way in which Adam and Eve would respond to God’s
love. God says, “I love you, I’ve given you everything that a heart could
desire and now I want you to respond to My love by obeying My commandment.”
Now, the word of God was not ambiguous was it? Was God’s command
clear? It is absolutely clear. It was just as clear as the seventh day is the
Sabbath. It was just as clear as the elder must be the husband of one wife. It
was just as clear as male and female He created them. It was clear and it was
simple. And by the way, all of the 10 Commandments were contained in
principle in this one command.
Jadi Allah memutuskan untuk menguji Adam dan Hawa, agar mereka
BISA MEMBERIKAN BUKTI mereka MEMILIH untuk mengasihi Allah. Dan
ujian itu tentu saja adalah yang ditemukan di Kejadian 2:15-17, dan saya
mengundang kalian ke sana bersama saya. Kejadian 2:15-17. Ayat-ayat ini sangat
terkenal. Dikatakan, “15 Lalu TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman
itu 16. Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas, 17 tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Jadi dengan cara itulah Adam dan Hawa
harus merespon kasih Allah. Allah berkata, “Aku mengasihi kamu, Aku telah
memberimu segala sesuatu yang didambakan, dan sekarang Aku mau kamu merespon
kasihKu dengan mematuhi perintahKu.”
Sekarang, firman Allah itu tidak
ambigu, bukan? Apakah perintah Allah ini jelas? Sangat jelas. Sama jelasnya
bahwa hari yang ketujuh adalah Sabat. Sama jelasnya bahwa seorang ketua
haruslah suami dari satu istri. Sama jelasnya bahwa Allah menciptakan laki-laki
dan perempuan. Perintah itu jelas dan
sederhana. Dan ketahuilah, semua
10 Perintah Allah itu prinsipnya terangkum di dalam satu perintah ini.
So if Adam and Eve obeyed this one command, they would be
obeying all of the 10 Commandments.
You say, “How’s that?”
Well, let’s take
a look at some of the commandments.
·
Did Eve think that she
could become like God? Yes. What commandment is that? “You shall have no other
gods before Me”, right? I’m just going to take some of them.
·
Did Eve dishonor her
Creator? Yes.
·
Did she dishonor her
heavenly Father?
·
Did she through tempting
Adam bring death into the world? “Thou shalt not kill”?
·
Did she commit spiritual
adultery by choosing a different lover?
·
Did she steal what did
not belong to her?
·
Did she bear false
witness about God? Yes, she did, because she said God said “We can’t even touch
the fruit”, that’s bearing false witness, folks.
·
Did she covet?
When Eve disobeyed this one command, she disobeyed all the 10
Commandments. In this one commandment, in seminal form were found all of the
commandments.
That’s why God says, “Hey, I love you, but if you love Me, you
will…” what? “…you will keep My commandments. You will form a Covenant
relationship, you will show that you love Me through obedience.”
Jadi, jika Adam dan Hawa mematuhi satu
perintah ini, berarti mereka mematuhi semua 10 Perintah Allah.
Kalian berkata, “Kok bisa?”
Nah,
marilah kita lihat beberapa perintah itu.
·
Apakah
Hawa mengira dia bisa menjadi seperti Allah? Ya. Perintah yang mana itu? “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”,
benar? Saya hanya akan mengambil beberapa contoh.
·
Apakah Hawa tidak menghormati
Penciptanya? Ya.
·
Apakah Hawa tidak menghormati Bapanya
yang di surga?
·
Apakah Hawa membawa masuk kematian ke
dalam dunia dengan mencobai Adam? “Jangan membunuh”?
·
Apakah Hawa melakukan perzinahan rohani
dengan memilih kekasih yang lain?
·
Apakah dia mencuri apa yang bukan
miliknya?
·
Apakah dia bersaksi dusta mengenai
Allah? Ya, karena dia mengatakan Allah berkata, “Kami bahkan tidak boleh
menyentuh buah itu”, itu namanya bersaksi dusta, Saudara-saudara.
·
Apakah Hawa menginginkan yang bukan
miliknya?
Ketika
Hawa melanggar satu perintah ini, dia telah melanggar semua 10 Perintah Allah.
Dalam satu perintah ini, kita dapati benih dari semua perintah Allah.
Itulah mengapa Allah berkata, “Hei,
Aku mengasihi kamu, tetapi jika kamu mengasihi Aku, kamu akan…” apa? “…kamu
akan menuruti segala perintahKu. Kamu akan membentuk suatu hubungan Perjanjian,
kamu akan membuktikan bahwa kamu mengasihi
Aku melalui kepatuhanmu.”
Now, it’s significant, and this is an important point, that God
did not explain the reason why they couldn’t eat from that tree. Did God give
them a reason why they couldn’t eat from this particular tree? No. He explained
the consequences ~ if you eat you will die ~ but He did not explain the reason
why they could not eat from this specific tree among all of the trees in the
garden.
Ellen White explains that this tree was just as beautiful as all
of the other trees. In the book Confrontation
pg. 12 she says, “The
forbidden tree was as attractive and lovely as any of the trees in the garden.”
In other words it wasn’t larger, the fruit was not poisonous.
God simply shows this tree as a test. But God did not tell them why they could
not eat from that particular tree.
To show their love for God, they needed to obey God’s explicit
command without any reason, or without any explanation, or without any
question.
Ellen White explains in Patriarchs
and Prophets pg. 53 the following, “Should they attempt to investigate its nature…” that is the tree’s
nature. See, they were NOT to investigate the tree’s nature, the reason why God
told them not to eat “…Should they
attempt to investigate its nature,
they would be exposed to his wiles…” that is to the Devil’s wiles. “…They were admonished to give careful heed to the warning which
God had sent them and to be content with the instruction which He had seen fit
to impart.”
In other words, “Obey Me without any explanation whatsoever, as
to why I forbade you from eating of this particular specific tree.” That is
called by the way, folks, “implicit obedience”, isn’t it?
Implicit obedience. God is saying, “Listen, I showed My love for
you, I gave you all of these bountiful blessings, everything that a person
could desire. Now, the only thing that I am asking from you is that you love Me
back. And the way that you show your love for Me,
is by obeying My commands implicitly without any explanation whatsoever, just
be content with the instruction that I give you.”
Nah, ini signifikan, dan ini adalah
poin yang penting, bahwa Allah tidak menjelaskan alasan mengapa mereka tidak
boleh makan dari pohon tersebut. Apakah Allah memberi mereka alasan mengapa
mereka tidak boleh makan dari pohon khusus ini? Tidak. Allah menjelaskan
konsekuensinya ~ jika kamu makan, kamu akan mati ~ tetapi Allah tidak
menjelaskan alasannya mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon khusus ini
dari antara semua pohon yang berada di dalam taman itu.
Ellen White menjelaskan bahwa pohon
ini sama indahnya seperti pohon-pohon yang lain. Dalam buku Confrontation hal. 12, Ellen White berkata, “Pohon
terlarang itu sama menariknya dan sama indahnya seperti pohon-pohon mana pun di
dalam taman itu.” Dengan kata
lain, pohon itu tidak lebih besar, buahnya tidak beracun, Allah semata-mata
menunjukkan pohon tersebut sebagai ujian. Tetapi Allah tidak memberitahu mereka
mengapa mereka tidak boleh makan dari pohon khusus itu.
Untuk
membuktikan kasih mereka pada Allah, mereka perlu mematuhi perintah Allah yang
jelas itu tanpa alasan apa pun, atau tanpa penjelasan apa pun, atau tanpa
pertanyaan apa pun.
Ellen White menjelaskan di Patriarchs and Prophets hal. 53 yang berikut, “Sekiranya
mereka berusaha menyelidiki sifatnya…”
yaitu sifat pohon itu ~ lihat, mereka TIDAK BOLEH menyelidiki sifat pohon itu,
yaitu alasan mengapa Allah memberitahu mereka jangan memakan buahnya. “…Sekiranya
mereka berusaha menyelidiki sifatnya, mereka akan terekspos pada tipu
muslihatnya…” maksudnya tipu
muslihat Iblis, “…Mereka
sudah diingatkan untuk memperhatikan peringatan yang diberikan Allah kepada
mereka dan agar puas dengan petunjuk yang Allah berkenan menyampaikan kepada
mereka.” Dengan kata
lain, “Patuhilah Aku tanpa penjelasan apa pun, tentang alasan mengapa Aku
melarang kamu makan dari pohon khusus ini.”
Saudara-saudara itu
namanya “penurutan mutlak”, bukan?
Penurutan mutlak. Allah berkata,
“Dengar, Aku sudah menyatakan kasihKu kepadamu, Aku telah memberi kamu semua
berkat berkelimpahan, segala sesuatu yang didambakan manusia. Nah, satu-satunya hal yang Aku minta
darimu adalah kamu mengasihi Aku kembali. Dan caranya kamu menunjukkan kasihmu padaKu adalah dengan
mematuhi perintah-perintahKu secara mutlak tanpa penjelasan apa pun, cukuplah
kamu puas dengan petunjuk yang Aku berikan padamu.”
Now another important point that I want us to notice is that the
standard of right and wrong was outside of Adam and Eve. In other words the
standard of right and wrong was not internal, it was external. It was objective
not subjective. God was the arbiter of good and evil. Man could not trust his senses, his logic, his feelings, his emotions,
his intuitions. He could not follow what looked right, what seemed right, what
felt right, what appeared to be logically right. His only safety was in
obeying God’s objective external standard that God established.
Sekarang, poin penting yang lain yang
saya mau kita perhatikan ialah, bahwa standar benar atau salah itu berada di
luar Adam dan Hawa. Dengan kata lain, standar benar atau salah tidak internal,
melainkan eksternal. Itu objektif, bukan subjektif. Allah-lah hakim yang menentukan apa yang benar dan apa
yang jahat. Manusia tidak boleh mengandalkan pancainderanya, logikanya,
perasaannya, emosinya, intuisinya. Manusia tidak boleh mengikuti apa yang
tampaknya benar, apa yang sepertinya benar, apa yang terasa benar, apa yang
benar menurut logikanya. Satu-satunya perlindungannya adalah dengan mematuhi
standar objektif Allah, yang telah ditentukan Allah.
Now, we know that God had warned Adam and Eve that a powerful
angel had fallen from heaven.
You say, “How did we know that God had warned them that a
powerful angel had fallen from heaven and that he was going to come to the
garden to tempt them?”
Well, the answer is very simple. Could the Devil have appeared
to Eve as an angel of light? Could he have said, “God had sent me from heaven
to tell you that He’s changed His mind. He says that you can eat of every tree
in the garden including this one.” Could he have done that? Could he have
spoken to her as an angel? He most certainly could have. But he chose to
camouflage himself, to hide himself. And the question is why would he hide himself, why
would he use that method? Because he knew that God had warned Adam and Eve that an angel had fallen from heaven. If he
had come like an angel, she immediately would have detected him.
Now, it’s
interesting that this is the same kind of deception that the Devil used in
heaven. Camouflage, deception, deceit. Let me read you some expressions. These
are just some of the expressions in the chapter on the Origin of Evil in the Great Controversy. Listen to the way the Devil
works. I’m just going to read some phrases:
- Working with mysterious secrecy
- Concealing his real purpose
under an appearance of reverence for God
- He perplexed the angels with
subtle arguments
- Everything that was simple he
shrouded in mystery
- Artful perversion cast upon the
plainest statements of Jehovah
- Disguising himself in a cloak
of falsehood
- All his acts were clothed in
mystery
- Concealed his works under a
specious perfection of loyalty
- He sought to falsify the word
of God
- Secretly he fermented discord
and rebellion
Nah, kita tahu bahwa Allah telah
memperingatkan Adam dan Hawa bahwa ada malaikat yang punya kuasa besar telah
jatuh dari surga.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu
bahwa Allah telah memperingatkan mereka ada malaikat perkasa telah jatuh dari surga dan bahwa dia
akan datang ke taman untuk mencobai mereka?”
Yah, jawabannya sangat sederhana.
Bisakah Iblis ini tampil sebagai
malaikat terang di hadapan Hawa? Bisakah dia berkata, “Allah telah mengirim
saya dari surga untuk memberitahu kamu bahwa Allah telah ganti pikiran. Allah
berkata kamu boleh makan dari setiap pohon di taman ini termasuk pohon ini.”
Bisakah Iblis berbuat begitu? Bisakah dia berbicara kepada Hawa sebagai malaikat?
Bisa sekali. Tetapi dia memilih untuk menyamarkan dirinya sendiri,
menyembunyikan identitasnya sendiri. Dan pertanyaannya adalah, mengapa Iblis perlu
menyembunyikan dirinya? Mengapa dia memakai metode itu? Karena
dia tahu Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa bahwa ada malaikat yang sudah
jatuh dari surga. Seandainya dia datang sebagai malaikat, Hawa akan segera
mengenalinya.
Nah,
yang menarik, ini adalah penipuan yang sama yang telah dipakai Iblis di surga.
Penyamaran, penipuan, kebohongan. Saya akan membacakan beberapa ungkapan. Ini
hanyalah beberapa ungkapan dalam bab “Origin of Evil” (Asal Usul Dosa) di buku Great Controversy. Dengarkan bagaimana cara Iblis bekerja. Saya
hanya akan membacakan beberapa ungkapan:
- Bekerja
diam-diam secara rahasia
- Menyembunyikan
tujuan yang sebenarnya dengan gaya menghormati Allah
- Dia
menimbulkan kebingungan di antara para malaikat dengan argumentasinya yang
licik
- Segala
yang sederhana, dibungkusnya dengan misteri
- Pernyataan-pernyataan
Allah yang paling sederhana diputarbaliknya secara lihay
- Menyamarkan
dirinya dengan kebohongan
- Semua
tindakannya dibungkus misteri
- Menyembunyikan
pekerjaannya di bawah tabir kesetiaan yang munafik
- Dia
berusaha memalsukan firman Allah
- Secara
diam-diam dia memeram perpecahan dan pemberontakan
And so the Devil appears to Eve through the instrumentality of
his serpent.
God had warned Adam and Eve, you know, “Don’t eat from the tree
and it would be dangerous to place yourself on the ground near that tree.
Because the tempter is not allowed to follow you all over the garden. The
tempter can only tempt you there at the tree.” But the Bible tells us that Eve
~ and Adam of course was also guilty, Eve strayed from Adam’s side and Adam did
not keep an eye on Eve ~ and soon as she walked through the garden she found
herself there at the tree of knowledge of good and evil.
Maka Iblis muncul pada Hawa melalui
ular yang diperalatnya.
Kalian tahu, Allah telah memperingatkan Adam dan
Hawa, “Jangan makan dari pohon itu dan berbahaya menempatkan dirimu di seputar
pohon itu, karena si penggoda tidak diizinkan mengikuti kalian ke mana-mana di
taman itu. Si penggoda hanya
bisa mencobai kalian di pohon itu.” Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa
Hawa ~ dan tentunya Adam juga bersalah ~ bahwa Hawa menjauh dari sisi Adam, dan
Adam tidak menjaga Hawa. Dan tidak
seberapa lama sementara Hawa
berjalan-jalan di taman dia
mendapatkan dirinya berada di tempat pohon pengetahuan baik dan jahat.
And now I want to share with you the 5 methods that the Devil used
to lead Eve, and then Adam, into sin. And then at end of the presentation I am
going to read you a passage from the Great
Controversy where Satan is going to counterfeit the second coming of Christ.
I am going to show you how the Devil is going to use all five of those
methods that he used in Genesis, he is going to use to deceive almost the whole
world, except for the remnant. In fact Ellen White calls it “the almost overmastering
delusion that will lead the entire world captive.”
And the Devil is going to use the same methods that he used at the very
beginning, the same methods.
Dan sekarang saya mau berbagi dengan
kalian kelima metode yang dipakai Iblis untuk mengajak Hawa
dan kemudian Adam, ke dalam dosa. Nanti pada akhir presentasi ini saya akan membacakan
kutipan dari the Great Controversy di mana
Setan akan memalsukan kedatangan Kristus yang kedua. Saya akan menunjukkan
kepada kalian bagaimana Iblis
akan memakai semua lima cara yang dipakainya di kitab Kejadian, dia akan
memakainya untuk menipu hampir seluruh dunia, kecuali umat yang sisa.
Bahkan Ellen White menyebutnya, “penipuan luar biasa yang
nyaris tidak dapat dikalahkan yang akan membuat seluruh
dunia menjadi tawanannya.” Dan
Iblis akan memakai metode-metode yang sama yang dipakainya pada awal mula,
metode-metode yang sama.
Now, what I want you to notice is the original controversy is
between the word of God and the word of the serpent. In other words the issue
is what God says versus what the serpent says.
Sekarang, saya mau kalian menyimak
bahwa pertentangan yang asli adalah antara firman
Allah dengan kata-kata si ular. Dengan kata lain, isunya adalah apa yang
dikatakan Allah versus apa yang dikatakan ular.
Now, what is the first method that the Devil used?
The Devil first of all performed a counterfeit miracle. Is the
Devil going to use counterfeit miracles at the end of time? The book of
Revelation says that you know, he will even make fire descend from heaven in
the sight of men through the false prophet. It says in Matthew 24, he will
perform great signs and wonders to deceive if possible even the elect.
Nah, apa metode pertama yang dipakai Iblis?
Pertama-tama Iblis membuat mujizat palsu.
Apakah Iblis akan memakai mujizat palsu pada akhir masa? Kalian tahu kitab
Wahyu mengatakan demikian, melalui si nabi palsu Iblis bahkan akan membuat api
turun dari langit di depan mata manusia. Dikatakan di Matius pasal 24, Iblis
akan melakukan tanda-tanda mujizat dan keajaiban-keajaiban yang hebat-hebat
untuk menyesatkan sekiranya mungkin, juga yang terpilih.
Now you say, “Where was the miracle?”
Well, the miracle was in giving the serpent appearance
that it was speaking. Notice the Spirit
of Prophecy Vol. 1 pg. 35, Ellen White explains, “Satan entered into the
serpent, …” in other words this was a possessed serpent, “…and took his position in the tree of knowledge, and commenced
leisurely eating of the fruit.“
Now, when Eve saw this serpent eating the fruit, undoubtedly in
her mind it came to her thoughts that God had said that if they ate the fruit
they would certainly die. But here the serpent was munching on the fruit and
the serpent was very beautiful and the serpent was very much alive. See, this
whole temptation has a process. And so Satan now performs a counterfeit
miracle. He used the serpent as a medium. This was the first act of
ventriloquism as far as we know. Satan is going to use the same method at the
end. Notice Genesis 3:1 “Now
the serpent was more cunning than any beast of the field which the LORD God had
made. And he said to the woman…” let’s stop there for a moment. Here
is a serpent that is speaking. Would it be a miracle if you went to the zoo and
you saw a serpent speaking to you? I bet you, you would run as fast as you
could from that scene if the serpent raised its head and said, “Good
afternoon!” That would be a miracle. And that’s exactly what the Devil did. He
used a medium, the serpent, to deceive Eve by performing a miracle.
Sekarang kalian berkata, “Mana
mujizatnya?”
Nah, mujizatnya adalah membuat ular itu seolah-olah berbicara.
Perhatikan Spirit of Prophecy Vol. 1 hal.
35, Ellen White menjelaskan, “Setan masuk ke dalam ular
itu…” dengan kata
lain, ini adalah ular yang kerasukan, “…dan
mengambil tempatnya di pohon pengetahuan itu, lalu dengan santai mulai memakan
buahnya.”
Nah, ketika Hawa melihat ular yang
sedang memakan buah itu, tidak diragukan lagi pasti muncul di pikirannya bahwa
Allah telah berkata, jika mereka makan buah itu mereka pasti akan mati. Tetapi
di sini si ular itu sedang mengunyah buah itu dan ular itu sangat cantik, dan
ular itu sangat hidup. Lihat, seluruh pencobaan ini merupakan suatu proses.
Jadi Setan sekarang membuat mujizat palsu. Dia memakai ular sebagai
perantaranya. Ini adalah keahlian ventrilokuis (melemparkan suara) yang pertama
yang kita ketahui. Setan akan memakai metode yang sama pada akhir masa.
Perhatikan Kejadian 3:1 “1 Ada pun ular
ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh
TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu…” mari kita berhenti sejenak di sini. Di
sini ada seekor ular yang berbicara. Apakah itu bukan keajaiban jika kita pergi
ke kebun binatang dan kita melihat ular yang berbicara kepada kita? Pasti kita
akan lari secepat mungkin dari tempat itu jika si ular mengangkat kepalanya dan
berkata, “Selamat sore!” Itu adalah suatu mujizat. Dan persis itulah yang
dilakukan Iblis. Dia memakai perantara, si ular, untuk menipu Hawa, dengan
membuat mujizat.
By the way, can you think of another
Bible story where an animal spoke? Or where apparently an animal spoke? Yea,
Balaam’s donkey, that’s right. Now, let’s notice that for a moment so that you
see that it really wasn’t the serpent that was speaking. The Devil possessed
the serpent, and was speaking through the serpent.
Nah,
bisakah kalian mengingat kisah lain di Alkitab di mana seekor hewan berbicara?
Atau di mana seekor hewan sepertinya berbicara? Ya, keledai Bileam, betul
sekali. Nah, mari kita perhatikan dulu supaya kalian bisa melihat bahwa
sesungguhnya bukan ular itu yang berbicara. Iblis yang merasuki ular itu, dia
yang berbicara melalui si ular.
Numbers 22:28 after Balaam has beaten
his donkey three times, it says, “Then
the LORD opened the donkey’s mouth, and she said to Balaam, ‘What have I done
to you, to make you beat me these three times?’” And Balaam was so angry that he talked back to the donkey.
He said, you know, “What I ought to do, I ought to kill you for not budging on
the way.” And the Bible says, that the
LORD opened the eyes of Balaam, and he saw the Angel of the LORD standing in
front of the donkey. Who was the one who was speaking? It was the Angel of the
LORD that was speaking through the donkey.
Just like at the beginning Satan
spoke through the serpent.
Bilangan
22:28 setelah Bileam memukuli keledainya tiga kali, dikatakan, “28 Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga
ia berkata kepada Bileam: ‘Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau
memukul aku tiga kali?’" Dan Bileam
begitu marahnya dia menjawab keledai itu. Kalian tahu, dia berkata, “Apa yang
seharusnya aku lakukan, seharusnya aku membunuhmu karena kamu tidak mau jalan.” Dan
Alkitab berkata, TUHAN lalu membuka mata Bileam dan dia melihat Malaikat TUHAN
berdiri di depan keledai itu. Siapa yang berbicara? Malaikat TUHAN yang
berbicara melalui keledai itu.
Sama
seperti pada awal mulanya Setan berbicara melalui si ular.
Now, the question is, did Eve know
that serpents didn’t speak? Yes, she did. We are told in the book Spirit of Prophecy Vol. 1 pg. 36, “But she was amazed, for she knew that to the serpent God had
not given the power of speech.” She knew it. And so now she’s surprised. And now the Devil
is planting another thought in her mind. The first thought is, look, the
serpent is eating the fruit, munching on it, it’s very beautiful, and it’s not
dead. And now the next step is to lead Eve to wonder how is it that the serpent
speaks if God had told her that the serpent couldn’t speak. Are you following
me? This follows a process.
In
Vol. 3 Spiritual Gifts pg. 39, Ellen White explains, “It was Satan that spoke, not the serpent. Eve was deceived, and thought it was
the serpent….” So
she actually thought the serpent was speaking, and so she is wondering, she
said, “God told us that the animals don’t speak and here the serpent is
speaking. I’d like to know how this serpent gained the power of speech and why
the serpent is eating the fruit and the serpent isn’t dead?” Are you following
me?
Nah,
pertanyaannya adalah, apakah Hawa tahu bahwa ular-ular tidak
bisa berbicara? Ya, dia tahu. Kita diberitahu buku Spirit of Prophecy Vol. 1 hal. 36, “Tetapi
dia (Hawa) terpesona, karena dia tahu Allah tidak mengaruniakan kemampuan berbicara kepada ular.” Jadi Hawa
sudah tahu. Maka sekarang dia heran. Dan sekarang Iblis akan menanamkan pikiran
yang lain di benaknya. Pikiran yang pertama adalah, lihat, si ular sedang makan
buah itu, mengunyahnya, dia sangat cantik dan dia tidak mati. Dan sekarang
langkah berikutnya adalah membuat Hawa bertanya-tanya
bagaimana si ular bisa berbicara padahal Allah telah memberitahunya bahwa ular
tidak bisa berbicara. Apakah kalian mengikuti saya? Ini mengikuti suatu proses.
Di Spiritual Gifts Vol. 3 hal 39, Ellen White
menjelaskan, “Setan-lah yang berbicara, bukan ular itu. Hawa tertipu dan
mengira itu ular…” Jadi Hawa sungguh-sungguh berpikir si ular yang berbicara, maka dia
bertanya-tanya, dia berkata, “Allah mengatakan bahwa hewan tidak berbicara dan
di sini ular itu berbicara. Aku ingin tahu bagaimana ular ini memperoleh
kemampuan berbicara dan mengapa ular itu makan buah tapi dia tidak mati?”
Apakah kalian mengikuti saya?
Now, Ellen White has some really
interesting remarks about this encounter. In Patriarchs
and Prophets pg. 53 she speaks about when Eve came and she was under the
tree. “The
fruit was very beautiful, and she questioned with herself why God had withheld
it from them. …” so there are questions appearing in her mind,
why isn’t the serpent dead? You know, and in a few moments she is going to say,
why is the serpent speaking? So she is questioning, you know she is probably
looking with wonderment. Can the Devil read people’s mind? No. Can he
read your body language? He can read your body language. He can kind
of figure out what you are thinking by looking at your face. And so now, you
know, Eve, she’s looking at the fruit, and the Devil is saying, “I know what
she is thinking. She is wondering why God told them they could not eat from the
fruit.” Listen how this continues going. “…The fruit was very beautiful,
and she questioned with herself why God had withheld it from them. Now was the
tempter's opportunity. As if…” now listen carefully, “…As if he were able to discern the
workings of her mind…” can the Devil discern the workings of people’s
minds by their body language? Oh yes, he can. He is a master psychologist,
that’s why it is dangerous to study worldly psychology these days, “…As if he
were able to discern the workings of her
mind, he
addressed her: ‘Yea, hath God said, Ye shall not eat of every tree of the
garden?’ Eve was surprised and startled as she thus seemed to hear the echo of
her thoughts…” How did the serpent know that I was thinking
that? Are you following me?
Amazing the way the
Devil was working. And now listen carefully, she thought that the serpent was
able to read her thoughts because its repeating the echo of her thoughts. So
why has God told us not to eat from this tree? “…But the serpent continued, in a
musical voice, with subtle praise of her surpassing loveliness…” “Eve, you are just so
beautiful”, like a serpent would care. And it says, “…and his words were not displeasing…”
See, she is being
flattered. She says, “Hey, somebody recognizes that I am very lovely.”
Flattery, very dangerous. Now, listen carefully, “…Instead of fleeing from the
spot she lingered wonderingly to hear a serpent speak. Had she been addressed
by a being like the angels, her fears would have been excited; but she had no
thought that the fascinating serpent could become the medium of the fallen
foe.” Wow!
Nah, Ellen
White memiliki beberapa pernyataan yang benar-benar menarik mengenai pertemuan
ini. Di Patriarchs and Prophets hal. 53 dia
berbicara tentang saat Hawa berada di bawah pohon itu. “Buahnya sangat cantik,
dan Hawa bertanya pada dirinya sendiri mengapa Allah telah menahan buah itu
dari mereka…” jadi ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benaknya, mengapa ular
itu tidak mati? Kalian tahu, dan beberapa saat kemudian dia akan berkata,
mengapa ular itu berbicara? Jadi Hawa bertanya-tanya, kalian tahu, tentunya dia
sedang memandang dengan terkesima. Bisakah Iblis membaca pikiran manusia?
Tidak. Bisakah Iblis membaca bahasa tubuh kita? Iblis bisa membaca bahasa tubuh kita. Dia
bisa memperkirakan apa yang sedang kita pikirkan dengan memandang wajah kita.
Maka sekarang, kalian tahu, Hawa sedang memandang buah tersebut, dan Iblis
berkata, “Aku tahu apa yang dipikirkannya. Dia bertanya-tanya mengapa Allah
mengatakan kepada mereka, mereka tidak boleh makan buah itu.” Dengarkan
bagaimana ini berlangsung selanjutnya. “…Buahnya
sangat cantik, dan Hawa bertanya pada dirinya sendiri mengapa Allah telah
menahan buah itu dari mereka. Inilah kesempatan bagi si pencoba. Seakan-akan…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…Seakan-akan dia bisa mengerti
apa yang sedang dipikirkan dalam benak
Hawa…” bisakah Iblis mengerti apa yang dipikirkan orang melalui bahasa
tubuhnya? Oh, ya, bisa. Iblis itu psikolog ulung. Itulah sebabnya mengapa
mempelajari psikologi duniawi sekarang itu berbahaya. “…Seakan-akan
dia bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan dalam benak Hawa, Iblis menyapanya, ‘Yeee, apakah Allah telah berkata
‘Kamu tidak boleh makan dari semua pohon di taman’? Hawa heran dan terkejut
saat dia seolah-olah mendengar gema pikirannya…” Bagaimana ular itu tahu itulah yang sedang aku
pikirkan? Apakah kalian mengikuti saya?
Mengagumkan
cara kerja Iblis, kan? Dan sekarang dengarkan baik-baik. Hawa menyangka ular
itu bisa membaca pikirannya karena ular itu mengulangi gema pikirannya. Jadi
mengapa Allah melarang kita makan dari pohon ini? “…Tetapi
ular itu melanjutkan, dengan suaranya yang merdu, sambil memuji kecantikan Hawa
yang tiada taranya…” “Hawa, kamu sungguh cantik”, memangnya ular itu
perduli? Dan dikatakan, “…dan suaranya menyenangkan…” Lihat,
Hawa merasa tersanjung. Dia berkata, “Hei, ada yang mengakui bahwa aku cantik.”
Sanjungan, sangat berbahaya. Sekarang dengarkan baik-baik, “…Hawa
bukannya lari dari tempat itu, dia malah bertahan di sana dengan heran
mendengarkan ular itu berbicara. Seandainya dia disapa oleh makhluk yang
menyerupai malaikat, ketakutannya pasti bangkit; tetapi dia sama sama tidak
membayangkan bahwa ular yang sangat mempesonanya itu adalah perantara musuh
yang telah jatuh.” Wow!
Let me ask you is the Devil going to
perform miracles where he will make things appear like what they are not? Of
course he is. Listen to this statement from Great
Controversy pg. 552, this is speaking about Spiritualism. By the way the
Emerging Spirituality is nothing but
refined spiritualism. It’s a sophisticated kind of spiritualism. See,
it’s not a spiritualism where you go to a séance and you communicate with the
dead, or with the supposed dead. It’s not that kind. It’s not the crass kind,
it’s an incipient type of spiritualism.
Great
Controversy pg. 552, Ellen White says, “He has power to bring before men the appearance of their departed friends…” notice these are not their departed friends,
but the appearance. And then she says, “…The counterfeit is perfect…” what is a perfect counterfeit? It’s when you
cannot tell the difference between a genuine 100 dollar bill and a counterfeit
one. “…The counterfeit is perfect; the familiar look, the words,
the tone, are reproduced with marvelous distinctness…” Amazing.
So what the Devil
did at the beginning, he is going to do at the end as well.
So the first method
that the Devil uses is the method of performing a counterfeit miracle. And the
Devil is going to use this method at the end of time as well.
Coba saya
tanya, apakah Iblis akan membuat mujizat di mana dia akan membuat sesuatu
muncul padahal tidak demikian sebenarnya? Tentu saja. Dengarkan pernyataan dari
Great Controversy hal. 552, ini berbicara
tentang spiritualisme. Ketahuilah Emerging
Spirituality (Kerohanian Baru) itu tidak lebih dari spiritualisme yang diolah menjadi lebih halus. Itu adalah
spiritualisme tipe canggih. Ini bukan model spiritualisme di mana kita pergi ke
dukun dan kita berkomunikasi dengan orang mati, atau dengan yang dianggap orang
mati. Bukan jenis rendahan begitu, ini adalah spiritualisme tipe baru.
Great Controversy hal. 552,
Ellen White berkata, “…Dia memiliki kemampuan untuk
menghadirkan di depan manusia, penampakan teman-teman mereka yang telah
meninggal…” perhatikan ini bukanlah teman-teman mereka yang telah meninggal,
melainkan hanya tiruannya. Lalu Ellen White berkata,
“…Pemalsuan itu sempurna…” pemalsuan yang sempurna itu apa? Jika kita tidak
bisa membedakan antara uang kertas 100 dollar yang asli dengan yang palsu. “…Pemalsuannya
sempurna, cara memandangnya yang sudah dikenal, kata-katanya, nada suaranya,
ditampilkan ulang dengan persamaan yang mengagumkan…” Luar
biasa.
Jadi apa
yang pernah dilakukan Iblis pada awal mulanya, akan dilakukannya lagi pada
akhirnya.
Jadi metode
pertama yang dipakai Iblis adalah metode membuat mujizat palsu. Dan Iblis juga
akan memakai metode ini pada akhir masa.
The second method that the Devil
uses, is to
adulterate God’s words. To misuse God’s words. Notice Genesis 3:1
again. “Now the serpent was more cunning
than any beast of the field which the LORD God had made. And he said to the
woman…” now he is speaking to the woman, “…‘Has
God indeed…” that means has God really “…said, 'You shall not eat of every
tree of the garden'?"
Is that what God had said? See, the Devil is quoting God, but he
is really actually misquoting God. Because God had not said that they could not
eat of every tree in the garden, He said that they could eat of every tree but
they could not eat of this particular tree. Ellen White calls this Satan’s
ensnaring question. So in other words, when the Devil asked this
question he got Eve in a snare.
What did the Devil really want to do? What the Devil wanted to
do was to begin a conversation with Eve. Do you know what the best way is to
begin a conversation with someone? Tell them something that is blatantly wrong,
and they will respond and correct it. For example if I said to you right now,
“This coat that I am wearing now is red.” What would your reaction be? “What’s
the matter with you?” Yea, you say, “Are you color blind?” You will respond
won’t you, because I tell you something that you know is not true. And so now
Satan is telling Eve, “God has told you that you can’t eat of every tree in the
garden.” And Eve of course, she is going to defend God’s honor and she says,
“Wait a minute, that’s not what God says.” So the Devil wants to begin a what?
He wants to begin a conversation.
Metode kedua yang dipakai Iblis adalah mengubah kata-kata Allah. Menyalahgunakan
kata-kata Allah. Perhatikan Kejadian 3:1 lagi. “Ada pun ular ialah yang paling cerdik dari
segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu…” sekarang dia berbicara kepada perempuan
itu, “…Sungguhkah Allah…” artinya, apa benar Allah “…telah berfirman: ‘Engkau tidak boleh makan dari setiap pohon
dalam taman ini’?"
Itukah yang dikatakan Allah? Lihat, Iblis mengutip Allah,
tetapi sebenarnya dia menyelewengkan kutipan Allah. Karena Allah tidak berkata
bahwa mereka tidak boleh makan dari setiap pohon di dalam taman, Allah berkata
mereka boleh makan dari setiap pohon, tetapi tidak boleh makan dari satu pohon khusus tersebut. Ellen White menyebut ini “pertanyaan menjebak dari
Setan”. Jadi dengan kata lain, ketika Iblis bertanya ini, dia
memasukkan Hawa dalam jebakan.
Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Iblis? Yang ingin
dilakukan Iblis adalah memulai suatu percakapan dengan Hawa. Tahukah kalian
cara terbaik untuk memulai suatu percakapan dengan seseorang? Katakan kepada
mereka sesuatu yang jelas-jelas salah, dan mereka akan menanggapi dan
mengoreksinya. Misalnya saya katakan kepada kalian sekarang, “Jas yang saya
pakai ini merah.” Apa reaksi kalian? “Anda masih waras?” Iya, kalian berkata,
“Apakah Anda buta warna?” Kalian pasti akan menanggapi karena saya mengatakan
sesuatu yang kalian tahu tidak benar. Maka Setan berkata kepada Hawa, “Allah
telah mengatakan kepadamu bahwa kamu tidak boleh makan dari setiap pohon di
taman.” Dan Hawa tentu saja, dia mau membela kehormatan Allah dan dia berkata,
“Tunggu dulu, Allah tidak berkata begitu.” Jadi Iblis mau memulai suatu apa?
Dia mau memulai suatu percakapan.
Notice Genesis 3:2-3, “2 And the woman said to the serpent, ‘We may eat the fruit of the
trees of the garden…” let me put you straight here, “…3 but of the fruit of
the tree which is in the midst
of the garden, God has said, 'You shall not eat it…” now she is going to add to God’s words,
“…nor shall you touch it, lest you die.' "
God had not told them that they could not touch it, God had told
them that they could not eat it. But Eve, she exaggerates when she corrects
what Satan is saying.
Perhatikan Kejadian 3:2-3, “2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan…” izinkan saya mengoreksi kamu tentang
hal ini, “…3 tetapi tentang buah pohon yang ada
di tengah-tengah taman, Allah berfirman: ‘Jangan kamu makan…” dan sekarang Hawa akan menambahi
kata-kata Allah, “…atau pun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Allah
tidak mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh menyentuhnya, Allah
mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh memakannya. Tetapi Hawa, dia
menambahi ketika dia mengoreksi apa yang dikatakan Setan.
And by the way, the Devil also told her, “You know, you didn’t
know that serpents could speak did you? Well, I want you to know that I learned
to speak by eating this fruit. Imagine if a serpent could learn to speak by
eating this fruit, imagine what’s opened to you if you eat from this fruit.”
Ellen White in the book Confrontation pg.
14 stated this, “Eve had overstated the words of God's command. He had said to Adam and
Eve, ‘But of the tree of the knowledge of good and evil, thou
shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely
die.’ In Eve's controversy with the serpent, she added ‘Neither shall ye
touch it.’…” so the Devil is
leading Eve to add to God’s Word and the Devil is misquoting God’s Word because
he wants Eve to begin a conversation with him. Let me ask you, is the Devil
able to misuse God’s Word? Is he going to misuse God’s Word at the end of time?
Absolutely.
Dan, Iblis juga memberitahu Hawa,
“Kamu tahu, kamu tidak mengira kan bahwa ular bisa berbicara? Nah, saya mau
kamu tahu bahwa saya belajar berbicara dengan memakan buah ini. Bayangkan jika
seekor ular bisa belajar berbicara dengan makan buah ini, bayangkan kesempatan apa
yang terbuka bagi kamu jika kamu makan buah ini.” Ellen White dalam bukunya Confrontation hal. 14 menyatakan ini, “Hawa
telah melebih-lebihkan kata-kata perintah Allah. Allah telah berkata kepada
Adam dan Hawa, ‘tetapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat, kamu tidak boleh
memakannya, karena pada hari kamu makan, kamu pasti akan mati.’ Dalam
perdebatan Hawa dengan ular, dia menambahkan, ‘kamu juga tidak boleh
menyentuhnya’…” jadi Iblis mengajak Hawa untuk menambah-nambahi Firman
Allah dan Iblis menyelewengkan firman Allah
karena dia mau Hawa memulai suatu percakapan dengannya. Coba saya tanya, apakah
Iblis bisa
menyalahgunakan Firman Allah? Apakah dia akan
menyalahgunakan Firman Allah pada akhir masa? Betul sekali.
Great Controversy pg. 530, Ellen White explains, “Satan is an expert in
quoting Scripture…” he’s an expert in
what? “…Satan is an expert
in quoting Scripture, placing his own interpretation upon passages, by which he
hopes to cause us to stumble…” So the Devil
is an expert in quoting Scripture. Just because somebody quotes
Scripture does not mean that that person is presenting God’s message. We see
this in the Mount of Temptation. You know the Devil comes to Jesus and in the
first temptation he says, you know, “If You are really the Son of God, turn
these stones into bread.” By the way do you know how Jesus detected that this
was the Devil? He detected him because of the word “If”. See, if you look at
the previous verse, God had said, “This IS My beloved Son, in whom I am well
pleased.” And now the Devil comes and says, “If You are the Son of
God…” Jesus says, “What do you mean ‘if’? My Father just said I was.” So he says, “If You are the Son of God turn
these stones into bread.” And how did Jesus answer? “It is written ‘men shall not live by bread
alone but by every word that proceeds out of the mount of God.’” And Satan says, “Oh, this guy likes to live by ‘It is
written’.” So in the second temptation he takes Jesus to the temple tower and
he says, “If You are the Son of God, jump! For it is written ‘He shall give His
angels charge over you, and in their hands they shall bear you up lest you dash
your foot against a stone.” He is quoting the Psalms. See, the Devil can quote
Scripture, he is actually leaving out the part that speaks against presumptions.
“He shall keep you in all your ways” he didn’t quote that part. See, the Devil
is telling Jesus to claim God’s promises in disobedience. It’s kind of
like an individual who doesn’t study for a test and prays that the Lord will
help that person pass the test, or a person who prays before a trip and then
drives 100 miles an hour. You know, that’s presumption. Claiming the promises of God
in disobedience. So what the Devil is doing, his second method is, the
Devil is playing games with God’s Word. He is actually misquoting God’s Word,
he is leading Eve to misquote God’s Word, and we are told that this is exactly
what the Devil is going to be doing at the end of time.
Great Controversy hal. 530, Ellen White menjelaskan, “…Setan adalah pakar dalam mengutip Kitab Suci…” dia pakar dalam hal apa? “…Setan
adalah pakar dalam mengutip Kitab Suci, menempatkan interpretasinya sendiri
pada kutipan-kutipan, dengan harapan dia bisa membuat kita terjatuh…” Jadi Iblis adalah pakar
dalam mengutip Kitab Suci. Hanya karena seseorang mengutip Kitab
Suci tidak berarti orang itu menyampaikan pekabaran Tuhan. Kita melihat hal ini
di Bukit Pencobaan. Kalian tahu, Iblis datang kepada Yesus dan dalam pencobaan
pertama dia berkata, “Jika Engkau sungguh Anak Allah, ubahlah batu ini menjadi
roti.” Nah, tahukah kalian bagaimana Yesus mengenali bahwa itu adalah Iblis?
Yesus mengenalinya karena kata “Jika”. Lihat, kalau kalian melihat ayat-ayat
sebelumnya, Allah berkata, “Inilah AnakKu yang Aku
kasihi, padaNya Aku berkenan.” Dan sekarang Iblis datang dan
berkata, “Jika Engkau Anak Allah”, Yesus berkata, “Apa maksudmu ‘jika’? Bapakku
baru saja mengatakan Aku memang.” Jadi Iblis berkata, “Jika Engkah Anak Allah,
ubahlah batu-batu ini menjadi roti.” Dan bagaimana Yesus menjawabnya? "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Dan Setan berkata, “Oh, Orang ini suka mengandalkan ‘ada tertulis’.” Jadi pada
pencobaan kedua dia membawa Yesus ke menara Bait Suci dan dia berkata, “Jika
Engkau Anak Allah, lompatlah! Karena ada tertulis, ‘Dia akan menyuruh
malaikat-malaikatnya menjaga Engkau dan dengan tangan mereka, mereka akan
mengangkatMu, agar jangan kakiMu terantuk batu.” Iblis sedang mengutip dari
Mazmur. Lihat, Iblis bisa mengutip Kitab Suci, tetapi sebenarnya dia menghilangkan
bagian yang berbicara tentang sifat gegabah.
“Dia akan menjagaMu dalam setiap jalanMu.” Iblis tidak mengutip bagian itu.
Lihat,
Iblis menyuruh Yesus mengklaim
janji Allah dalam ketidakpatuhan. Ini mirip seseorang yang tidak
belajar menghadapi ujian dan berdoa agar Tuhan akan membantunya lulus dalam
ujian itu. Atau seseorang yang berdoa sebelum melakukan perjalanan, kemudian
mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 100 mil per jam. Kalian tahu, itu gegabah.
Mengklaim janji Allah dalam ketidakpatuhan.
Jadi
apa yang dilakukan Iblis, metodenya yang kedua ialah, Iblis menyelewengkan firman Allah. Dia menyelewengkan firman Allah yang dikutipnya, dia mengajak Hawa untuk menyelewengkan firman
Allah yang dikutipnya, dan kita diberitahu bahwa ini adalah persis apa yang
akan dilakukan Iblis pada akhir masa.
Now, let’s take a look at the third method. This is a
special one that I want us to dwell on a little bit longer this evening. The
Devil’s third method, and that is to lead Eve to follow her logic.
1. The first is a
counterfeit miracle.
2. The second is abuse
of God’s Word.
3. The third is trying
to get Eve to follow her logic and her reasoning powers.
Sekarang marilah kita melihat metode ketiga.
Ini istimewa dan saya ingin kita membahasnya lebih panjang malam ini. Metode
Iblis yang ketiga adalah mengajak Hawa untuk mengikuti logikanya.
1.
Pertama mujizat palsu.
2.
Kedua menyalahgunakan firman Allah.
3.
Ketiga berusaha membuat Hawa
mengikuti logikanya dan kemampuannya menganalisa.
Now, what had God
said to Adam and Eve if they ate from the tree? Actually He told Adam, and Adam
was to share this information with Eve. God had said to Adam and Eve, “the day that you
eat of it, you shall surely die.” That was God’s Word.
But now Satan comes
to them, or to Eve, and says, “You will not surely die.” He uses the same word “surely”, see? God says,
“You surely die”, the Devil says, “You will not surely die”. So what is the
Devil doing here? He is creating in her mind what psychologists call “cognitive
dissonance” which is a fancy expression for confusion. He is creating confusion
in her mind. And what is the confusion? The confusion is, God has said that if
we eat we’re going to die, now I find the serpent saying, if we eat we are not
going to die. Let me ask you, can Satan plants thoughts in our minds?
Because he knows what our next thoughts will be after he plants the thought. Of
course, this is a prime example. So Satan plans in her mind, he says, “Listen,
you are not going to surely die”, so what would be the next question that Eve
would ask when the Devil says “you will not surely die”? The next question
would be, “If we are not going to die, then why did God say that we would?” Are
you with me or not?
Nah, apa yang dikatakan Allah kepada Adam dan Hawa jika mereka makan
dari pohon itu? Sebenarnya Allah memberitahu Adam, dan Adam yang harus
membagikan informasi itu kepada Hawa. Allah berkata kepada Adam dan Hawa, “pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Itulah firman Allah.
Tetapi sekarang Setan datang kepada mereka, atau kepada Hawa, dan
berkata, “pastilah engkau tidak akan mati.” Iblis memakai kata yang sama “pasti”, lihat? Allah berkata, “pastilah engkau mati” Iblis berkata, “pastilah engkau tidak akan mati.” Jadi apa yang dilakukan Iblis di sini? Dia membangkitkan dalam pikiran
Hawa apa yang disebut oleh para psikolog “disonansi kognitif”, yang adalah istilah keren untuk kata “bingung”. Iblis menciptakan
kebingungan dalam pikiran Hawa. Dan apa kebingungan itu? Kebingungannya adalah,
Allah mengatakan jika kami makan, kami akan mati, sekarang aku mendapati ular
berkata, jika kami makan kami tidak akan mati.
Coba saya tanya, bisakah Setan
menanamkan pikiran dalam benak kita? Karena dia tahu apa pikiran
kita berikutnya, setelah dia menanamkan pikiran itu. Tentu saja, ini adalah
contoh yang bagus. Jadi Setan menanamkan dalam pikiran Hawa, dia berkata,
“Dengar, pasti kamu tidak akan mati”, maka apa pertanyaan berikutnya yang akan
ditanyakan Hawa kepada Setan setelah Setan berkata, “pasti kamu tidak akan
mati”? Pertanyaan berikutnya adalah, “Jika kami tidak akan mati, mengapa Allah
mengatakan kami akan mati?” Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
So what is the Devil
doing? He is planting in Eve’s mind a question: God says we’re going to die,
the serpent says we are not going to die, so I want to know why God told us we
are going to die if we are not really going to die.
So do you suppose
the Devil has the answer to the question that he planted in her mind? Of course
he does. Aha! Eve is thinking, there must be a reason why God lied to us. Why
did He lie? What ulterior motive could He have? What could God’s agenda be?
Jadi apa yang dilakukan Iblis? Dia menanamkan dalam pikiran Hawa suatu
pertanyaan: Allah berkata kami akan mati, ular berkata kami tidak akan mati,
jadi aku mau tahu mengapa Allah mengatakan kepada kami, kami akan mati jika
kami sebenarnya tidak akan mati.
Apakah menurut kalian Iblis sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan yang
dia tanamkan dalam pikiran Hawa? Tentu saja dia punya. Aha! Hawa sedang
berpikir, pasti ada alasan mengapa Allah membohongi kami. Mengapa Dia
membohongi kami? Motif tersembunyi apa yang dimiliki Allah? Rencana apa
kira-kira yang dimiliki Allah?
The Devil has her
exactly where he wants her. Now he is going to give her the explanation for the
question that he planted in her mind. Genesis 3:5, this is powerful. “For God knows…” Satan is now saying, I am going to tell you now why God
told you you are going to die when you are not really going to die. God knows
something that He doesn’t want you to know. “…God knows that in the day…”
remember God had said that “in the
day you eat of it”?
“…God knows that in the day you eat of it your eyes will be opened…” what is the Devil saying here? God wants you to be what? To be blind.
By the way this cannot be speaking about physical blindness because Eve had eh
~ I was going to say 20/20 eyesight ~ much better than 20/20, so this cannot be
referring to physical eyesight. In other words the eyes of understanding will
be opened. By the way, you’ll remember what the Devil is doing in the garden of
Eden is exactly what he did in heaven. Do you remember the reason why that he
was jealous of Jesus is because the Father is only able to share the secrets of
His counsels with the Son? Now, he is saying to Eve, “God keeps secrets,
there’s something He doesn’t want you to know.” What did he say in heaven? “I want to be like the Most High”, he says to Eve, “You shall be like God”. Compare the two. He says, “Hey, it worked
in heaven why not try it on earth?” And so he is using the same methods on
earth that he used in heaven. So he says, “…For God knows that in the day you eat of it your eyes will be
opened…” in other words, “you won’t be blind anymore, you’ll understand
the reason why God said that you can’t eat from the fruit.”
“…your eyes will be opened, and you will be like God…”
Some versions say “you will be like
gods”, that’s not the best translation, the word is אלהים
['ĕlôhı̂ym ] the same word that is used in Genesis 1:1 where it says “In the beginning God created the heavens and the earth”. The Devil is not telling them that they are going to be
“little gods”, he is telling them that they are going to be just like God. “…you will be like God…” in every sense of the word.
Iblis sudah
menempatkan Hawa di posisi yang dikehendakinya. Sekarang dia akan memberikan penjelasan untuk
pertanyaan yang telah ditanamkannya di pikiran Hawa. Kejadian 3:5, ini sangat
hebat. “5 Karena
Allah mengetahui…” sekarang
Setan berkata, aku akan memberitahu kamu mengapa Allah mengatakan padamu kamu
akan mati padahal kamu tidak benar-benar akan mati. Allah tahu sesuatu yang Dia
tidak mau kamu tahu. “…Allah mengetahui, bahwa pada hari…” ingat,
Allah telah berkata “pada hari kamu memakannya”? “…Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka…” apa yang dikatakan Iblis di sini? Allah ingin kamu
bagaimana? Buta.
Nah, ini tidak mungkin berbicara tentang kebutaan jasmani karena Hawa memiliki,
eh ~ saya hampir mengatakan Hawa memiliki penglihatan 20/20 ~ lebih bagus dari
20/20, jadi ini tidak mungkin mengacu kepada penglihatan jasmani. Dengan kata
lain, mata pemahaman akan terbuka. Nah, kalian akan ingat apa yang dilakukan Iblis
di taman Eden itu persis dengan apa yang dilakukannya di surga. Apakah kalian
ingat alasan mengapa dia iri hati pada Yesus karena Allah Bapa hanya bisa
berbagi rahasia rencanaNya dengan Sang Anak? Nah, Iblis berkata kepada Hawa,
“Allah menyimpan rahasia. Ada sesuatu yang Allah tidak mau kamu tahu.” Apa kata Iblis di surga? “Aku mau menjadi seperti Yang Mahatinggi.” [Yes 14:14]. Dia berkata kepada Hawa, “Kamu akan menjadi seperti Allah.” Bandingkan keduanya. Iblis
berkata, “Hei, ternyata di surga itu berhasil,
mengapa aku tidak mencobanya di bumi?” Maka Iblis memakai metode yang sama di
bumi seperti yang dipakainya di surga. Jadi dia berkata, “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari
kamu memakannya matamu akan terbuka…” dengan
kata lain, kamu tidak akan buta lagi, kamu akan mengerti alasannya mengapa
Allah berkata kamu tidak boleh makan buah itu. “…matamu akan teruka, dan kamu akan menjadi
seperti Allah…” beberapa versi terjemahan mengatakan, “kamu akan menjadi
seperti dewa-dewa” itu bukan terjemahan yang baik. Kata aslinya adalah אלהים ['ĕlôhı̂ym
] kata yang sama yang
dipakai di Kejadian 1:1 di mana dikatakan, “Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.” Iblis tidak mengatakan kepada mereka
bahwa mereka akan menjadi “ilah-ilah kecil”, dia mengatakan kepada mereka bahwa
mereka akan menjadi persis seperti Allah, “kamu akan menjadi seperti
Allah” dalam arti yang sesungguhnya.
What is the Devil insinuating? What he
is saying is, “Listen…” and I am going
to read from the Spirit of Prophecy in a moment ~ he is using Eve’s logical thinking,
reasoning powers. He is saying, “…Listen, you are wondering why God
told you you’re going to die if you eat from the tree, I’m going to tell you
the reason why. God wants you to be blind. There is something that God doesn’t
want you to understand. You see, at some point in the past God ate from this
tree, and when He ate from this tree, it gave Him the powers of God. And after
He saw the powers that eating from this tree gave, He didn’t want anyone else to have those same
powers, so from that point on He intimidated everyone that came around by
saying ‘Don’t eat of the tree because you are going to die’ but really it’s
because He didn’t want any rivals.” Are
you following me?
And Eve is now thinking, “Wow!” You
know, “…we didn’t see God create us, we don’t
know if God is telling us the truth. Now I have the explanation of why God told
us we couldn’t eat from this specific tree. God is selfish.”
What is the Devil doing? He is giving
God a black eye, isn’t he, from the very beginning?
Apa yang
disindir oleh Iblis? Apa yang dikatakannya adalah, “Dengarkan…” dan saya akan membacakan dari Roh Nubuat
sebentar lagi ~ Iblis sedang
memakai pemikiran logika Hawa, kemampuannya menganalisa. Iblis
berkata, “Dengarkan, kamu bertanya-tanya mengapa Allah mengatakan kepadamu kamu
akan mati jika kamu makan dari pohon itu. Aku akan memberitahumu alasannya.
Allah mau kamu buta. Ada sesuatu yang Allah tidak mau kamu pahami. Kamu lihat,
suatu waktu di masa lampau, Allah makan dari pohon ini, dan ketika Dia makan
dari pohon ini, itu memberiNya kemampuan Ilahi. Dan setelah Dia melihat
bagaimana memakan dari pohon ini bisa memberikan kemampuan itu, Dia tidak mau
siapa pun memiliki kuasa yang sama, maka sejak saat itu Allah mengintimidasi
semua yang datang dengan berkata, ‘Jangan makan dari pohon itu karena kamu akan
mati’ tetapi sesungguhnya karena Dia tidak mau punya saingan.” Apakah kalian
mengikuti saya?
Dan Hawa
sekarang berpikir, “Wow!” Kalian tahu, “…kami tidak
melihat Allah menciptakan kami, kami tidak tahu apakah Allah mengatakan yang
sebenarnya. Sekarang aku tahu penjelasannya mengapa Allah mengatakan kepada
kami, kami tidak boleh makan dari pohon khusus itu. Allah itu egois.”
Apa yang
dilakukan Iblis? Dia memfitnah Allah,
bukan? Sejak awal semula.
Now, let me read you a statement from
the Spirit of Prophecy, which is very interesting on this point. Patriarchs and Prophets pg. 54. She says, “And he…” that is the Devil, “… insinuated that the Lord jealously desired to withhold
it from them, lest they should be exalted to equality with Himself…” so, were they going to be little gods? No. They
would be equal with God if they ate from
the tree. “…It was because of
its wonderful properties, imparting wisdom and power, that He had prohibited
them from tasting or even touching it. …” He is repeating what
Eve had said, “…The tempter
intimated that the divine warning was not to be actually fulfilled; it was
designed merely to intimidate them…” And so now Eve’s
reasoning power is working. She says, “Now I have my explanation of why God
said that we could not eat from this tree. God wanted to keep the secret that
this is the way that we can become like Him and God doesn’t want any rivals so
He tried to intimidate us by telling us not to eat from the tree. I have my
explanation.”
Sekarang, saya akan membacakan pernyataan yang sangat menarik dari Roh
Nubuat, tentang poin ini. Patriarchs and
Prophets hal. 54. Ellen White berkata, “Dan dia…” maksudnya Iblis, “…menyindir bahwa karena cemburu, Tuhan berkeinginan mencegah
mereka mendapatkannya, supaya jangan
sampai nanti mereka ditinggikan menjadi setara dengan DiriNya…” jadi apakah mereka bakal menjadi ilah-ilah kecil? Tidak. Mereka akan
menjadi setara dengan Allah jika mereka makan dari pohon tersebut. “…Itu dikarenakan kandungannya yang mengagumkan, yang memberikan kebijaksanaan dan kemampuan, sehingga Allah
melarang mereka mencicipi atau bahkan menyentuhnya…” Iblis sedang mengulangi apa yang
dikatakan Hawa, “…Si penggoda menyatakan secara tidak langsung bahwa peringatan ilahi itu
tidak akan benar-benar digenapi; itu hanya dirancang untuk menakut-nakuti
mereka…”
Maka sekarang kemampuan analisa Hawa bekerja. Hawa berkata, “Sekarang
saya telah mendapatkan penjelasan mengapa Allah berkata kami tidak boleh makan
dari pohon ini. Allah ingin menyembunyikan rahasia bahwa dengan cara inilah
kami bisa menjadi seperti Dia, dan Allah tidak menghendaki punya saingan, maka
Dia berusaha menakut-nakuti kami dengan mengatakan kepada kami jangan makan dari
pohon itu. Aku sekarang telah mendapatkan penjelasannya.”
But now I want you to notice, that the Devil told Eve that
she would be like God in a specific way. This is a very important point. In
what way? Once again Genesis 3:5 “…For God knows that in the day you eat of it
your eyes will be opened, and you will be like God…” in a specific sense, how? “…you will be like God, knowing good
and evil.’…” In other words, “you don’t have to depend on God to
define what is good and evil, you can do that yourself because you are going to
be God.” Are you with me?
In other
words the source of ethical decisions is not on an objective source outside of
man, the
Devil is saying “you can decide on your own from inside what’s right and what’s
wrong.” The Devil had tried that in heaven.
Tetapi
sekarang saya mau kalian perhatikan, Iblis memberitahu Hawa bahwa dia akan
menjadi seperti Allah dalam hal tertentu. Ini adalah poin yang sangat penting.
Dalam hal apa? Sekali lagi Kejadian 3:5 “Karena Allah mengetahui bahwa pada hari
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah…” dalam arti yang spesifik, bagaimana? “…kamu akan menjadi seperti
Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’…” dengan kata lain, “kamu tidak lagi harus bergantung pada Allah yang
menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, kamu bisa melakukannya sendiri
karena kamu akan menjadi Allah.” Apakah kalian mengikuti saya?
Dengan
kata lain, sumber keputusan moral bukan lagi sumber yang objektif di
luar manusia, Iblis berkata,
“kamu bisa menentukan sendiri dari dalam hatimu apa yang benar dan apa yang
salah.” Iblis telah mencobanya di surga.
Great
Controversy pg. 499, listen to what he did in
heaven.
“He reiterated
his claim that angels needed no control, but should be left to follow their own
will, which would ever guide them right. He denounced the divine statutes as a
restriction of their liberty and declared that it was his purpose to secure the
abolition of law…” now listen, “…that, freed
from this restraint, the hosts of heaven might enter upon a more exalted, more
glorious state of existence.”
Great Controversy
hal. 499, dengarkan apa yang dilakukan Iblis di surga.
“Dia
mengulangi klaimnya bahwa malaikat tidak butuh dikendalikan, tetapi harus
diizinkan mengikuti kemauan mereka sendiri, yang akan selalu membimbing mereka
dalam kebenaran. Dia mencela peraturan-peraturan ilahi sebagai pembatasan
kebebasan mereka dan menyatakan bahwa dia bermaksud mendapatkan penghapusan
hukum…” sekarang dengarkan, “…sehingga,
terbebas dari pengendalian itu, bala tentara surgawi boleh mencapai eksistensi
yang lebih agung, lebih mulia.”
In Patriarchs
and Prophets page 37 she explains, “He began to insinuate doubts
concerning the laws that governed heavenly beings…”
is that what the
Devil did with Eve, instilled doubts
about the commands God had given? Absolutely. “…He
began to insinuate doubts concerning the laws that governed heavenly beings, intimating that though laws
might be necessary for the inhabitants of the worlds, angels, being more
exalted, needed no such restraint, for their own wisdom was a sufficient guide…” Post modern thinking
in ancient times. The idea that there are no objective standards, there is
nothing outside to dictate what you are supposed to do and what you are not
supposed to do. The standard is in you, you can decide on the basis of your own
subjective thoughts, what you need to do, what is right and what is wrong.
Di Patriarchs and Prophets hal. 37,
Ellen White menjelaskan, “Dia (Setan)
mulai menanamkan keraguan mengenai Hukum yang mengatur makhluk-makhluk
surgawi…” itukah yang dilakukan Iblis pada Hawa, menanamkan
keraguan tentang perintah yang telah diberikan Allah? Betul sekali. “…Dia (Setan) mulai menanamkan keraguan mengenai Hukum yang
mengatur makhluk-makhluk surgawi, menyatakan bahwa walaupun hukum mungkin
dibutuhkan bagi penghuni dunia-dunia, tapi malaikat-malaikat yang lebih mulia
tidak membutuhkan pengekangan seperti itu, karena kebijaksanaan mereka sendiri
sudah cukup sebagai panduan…” Inilah post modern thinking (pemikiran pasca modern) di zaman
bahuela. Konsep bahwa tidak ada standar yang objektif, tidak ada
sesuatu di luar manusia yang menentukan apa yang harus kita lakukan dan apa
yang seharusnya tidak kita lakukan. Bahwa
standar itu ada di dalam kita sendiri, kita boleh menentukan apa yang harus
kita lakukan, apa yang benar dan apa yang salah, berdasarkan pikiran subjektif
kita sendiri.
In the book of Education pg. 227, Ellen White explains “ ‘Spiritualism
asserts that men are unfallen demigods’ that ‘each mind will
judge itself;’ that ‘true knowledge
places men above all law;’ that ‘all sins
committed are innocent;’ for ‘whatever is,
is right,’ and ‘God doth not
condemn.’ The basest of human beings it represents as in
heaven, and highly exalted there. Thus it declares to all men, “It matters not
what you do; live as you please, heaven is your home.” Multitudes are thus led
to believe that desire is the highest law, that license is liberty, and that
man is accountable only to himself.”
Isn’t that a
powerful statement?
Di buku Education hal. 227, Ellen
White menjelaskan: “‘Spiritualisme menyatakan manusia adalah dewa-dewa kecil yang tidak berdosa’, bahwa ‘setiap pikiran
akan menilai dirinya sendiri’, bahwa ‘pengetahuan yang sejati menempatkan manusia
di atas segala hukum’, bahwa ‘semua dosa yang dilakukan itu adalah ketidaktahuan’, bahwa ‘apa yang ada dan terjadi sekarang,
itu benar’, dan bahwa ‘Allah tidak menghukum’. Manusia yang paling rendah
moralnya pun dinyatakan berada di surga, dan sangat dimuliakan di sana. Dengan demikian ajaran ini menyatakan kepada
semua orang, ‘tidak jadi soal apa yang kamu lakukan, hiduplah sesuka hatimu,
surga itu rumahmu.’ Dengan
demikian banyak orang dipimpin untuk meyakini bahwa keinginan adalah hukum
yang paling tinggi, bahwa izin adalah kebebasan, dan bahwa manusia hanya perlu
bertanggungjawab pada dirinya sendiri."
Bukankah
ini pernyataan yang hebat?
By the way folks,
the Devil has done a masterful job of leaving people to totally distrust the
Bible, because the Bible is the only protection at the end of time for God’s people. The
only one. Listen to what she has to say in Great
Controversy pg. 557, “Satan is making the world believe that the Bible is a mere
fiction…” if you don’t believe
that, you know, you need to ~ ah, I am not suggesting that you do this, but you
know, this movie that came out “Noah”, anybody that watches that you know,
you’d have to conclude that the Bible biblical story is fiction, right? “Satan is
making the world believe that the Bible
is a mere fiction, or at least a book suited to the infancy of the race…” it’s not for
sophisticates like us, “…but now to be lightly regarded, or cast aside as
obsolete…” and now notice what
he provides instead of the Bible. This is what we are going to discuss all
weekend here, listen carefully, “…And to take the
place of the word of God he holds out spiritual manifestations. Here is a
channel wholly under his control; by this means he can make the world believe
what he will…”
Spiritual
manifestations, you know you can call it contemplative prayer, you can
call it spiritual
formation, you can call it the Emerging Church, emerging spirituality,
it’s all
the same thing with different terminology. It’s the idea it’s the subjective that
counts, and not the external Word of God, as the standard.
Ketahuilah, Saudara-saudara, Iblis telah berhasil dengan sangat baik
membuat manusia sama sekali tidak mempercayai Alkitab, karena Alkitab adalah satu-satunya
perlindungan bagi umat Allah pada akhir zaman. Satu-satunya.
Dengarkan apa yang dikatakan Ellen White di Great
Controversy hal. 557, “Setan sedang
membuat dunia meyakini bahwa Alkitab itu hanyalah sekedar fiksi…” Jika kalian tidak percaya, kalian perlu ~ ah, saya tidak menyarankan
kalian melakukan itu ~ tetapi kalian
tahu film yang muncul yang berjudul “Noah”? Siapa pun yang menonton film itu,
akan menarik kesimpulan bahwa cerita di Alkitab hanyalah cerita fiksi, betul? “Setan
sedang membuat dunia meyakini bahwa Alkitab itu hanyalah sekedar fiksi, atau
sedikitnya itu buku yang cocok bagi bangsa manusia di awal eksistensinya…” itu bukan untuk manusia-manusia maju seperti kita, “…tetapi sekarang ini, itu tidak perlu diperhatikan lagi,
atau dikesampingkan sebagai sesuatu yang sudah kadaluwarsa…” dan sekarang perhatikan apa yang disodorkan Setan sebagai ganti
Alkitab. Inilah yang akan kita bahas sepanjang akhir pekan di sini. Dengarkan
baik-baik, “…Dan untuk menggantikan tempat Firman Allah,
dia (Setan) menyodorkan manifestasi spiritual. Ini adalah saluran yang seluruhnya
berada di bawah pengendaliannya; dengan cara ini, dia (Setan) dapat membuat
dunia mempercayai semua kemauannya…”
Manifestasi spiritual, kalian tahu bisa disebut doa
kontemplasi, bisa disebut formasi
spiritual, bisa disebut Emerging
Church, kerohanian
baru, semuanya
sama dengan terminology yang berbeda. Konsepnya adalah pendapat subjektif yang diperhitungkan
bukan Firman Allah di luar manusia sebagai standarnya.
The fourth method that the Devil used
was to
lead Eve to follow the testimony of her senses. Let’s notice Genesis
3:6, “So when the woman saw…” her eyes are involved. By the way her ears have been
involved upto this point
“…So when the woman saw that the tree was
good for food…” what senses were involved there?
Taste, she saw that it was good, “I’d like to taste that, it looks tasty.” “…that it was pleasant to the eyes…”
see, the eyes are involved, “…and a tree desirable to make one wise, she…” what? “…she took…”
there are touches involved, “…she took…” and by the way when she took it she didn’t die. In fact
Ellen White explains that when she says that “God told us we shouldn’t even
touch it”, the serpent plucked the fruit and put it in her hand, “Are you
dead?” It’s dangerous to add to God’s Word, folks. “…she took of its fruit and
ate…” she chose to follow the testimony of her senses, instead
of following what God had said in His holy Word.
Kind of reminds me of two contrasting
stories in the Bible. You have first of all the story of Joseph. You have this
beautiful woman, Potiphar’s wife, can I use the expression she was a knock-out?
And she was after Joseph all the time you know, he could see her, he could hear
the pretty words that she was speaking. She said, “Come lie with me.” And one
day she got desperate she even tore off his clothes, and Joseph said ~ and you
know what he said ~
“How can I commit this act of wickedness and sin against my God?” What was the standard that Joseph
followed? His eyes? His ears? No. God’s Word, God’s Law.
But then you have Samson, the party
animal. You know, he sees this beautiful woman in Timnah and she was also a
knock-out, she was a knock-out because she was all painted up and decked with
jewelries and all these artificial things, you know, that the sons of God saw
in the daughters of men before the flood. And so he sees this beautiful woman
and he goes to his parents as was the customs and he says, “Hey, I saw this
beautiful Philistine woman I want you to get her for me.” And his parents say,
“Wait a minute, Samson, we are not supposed to be unevenly yoked with
unbelievers.” And Samson says, “Get her for me because she is pleasant to my
eyes.” And by the way, it costs him his eyes. What was the standard that Samson
followed? Woo, his heart, his feelings, his emotions, his eyes. He says, “Man,
I can’t resist!” instead of following what God said.
Metode keempat yang dipakai Iblis adalah mengajak Hawa mengikuti kesaksian inderanya. Mari kita
perhatikan Kejadian 3:6, “6 Jadi pada saat perempuan itu melihat, bahwa
buah pohon itu baik untuk dimakan…” indera
mana yang terlibat di sini? Perasa. Dia melihat bahwa itu baik, “saya ingin
mengecapnya, kelihatannya enak.” “…dan di
matanya tampak menyenangkan…” tuh, matanya terlibat, “…lagipula pohon itu patut didambakan untuk membuat orang menjadi bijak. Lalu ia…” apa? “…ia mengambil…” sentuhan
terlibat, “…ia mengambil…”
dan pada waktu dia mengambilnya dia tidak mati. Bahkan Ellen
White menjelaskan ketika Hawa berkata,
“Allah berkata kami tidak boleh menyentuhnya”, ular itu memetik buah itu
dan memberikannya kepada Hawa. “Apakah kamu mati?” Menambah-nambahi kata-kata
Allah itu berbahaya, Saudara-saudara. “…ia mengambil dari buahnya dan memakannya…”
Hawa memilih untuk mengikuti kesaksian inderanya, bukan
mengikuti apa yang telah Allah katakan dalam FirmanNya yang kudus.
Hal
ini mengingatkan saya akan dua kisah yang kontras di dalam Alkitab. Pertama
kisah Yusuf. Ada perempuan yang cantik, istri Potifar, bolehkah saya memakai
ungkapan perempuan itu bahenol? Dan dia selalu mengejar-ngejar Yusuf. Yusuf
bisa melihatnya, bisa mendengar kata-kata indah yang diucapkannya. Perempuan
itu berkata, “Mari berbaringlah denganku.” Dan suatu hari perempuan itu nekat dan menarik pakaian Yusuf sampai robek, dan Yusuf berkata ~
kalian sudah tahu apa kata Yusuf, “Bagaimana aku boleh
melakukan kejahatan ini dan berdosa terhadap Allahku?”
Standar
apakah yang diikuti Yusuf? Matanya? Telinganya? Bukan. Firman Allah. Hukum
Allah.
Tetapi
kemudian ada Simson, tukang pesta. Dia melihat perempuan yang cantik ini di
Timnah, dan perempuan itu juga bahenol. Dia cakep sekali karena dia penuh
dandanan dan berhiaskan perhiasan dan segala macam hiasan duniawi, seperti yang
dilihat oleh anak-anak
Allah pada anak-anak perempuan
manusia sebelum air bah. Jadi Simson melihat perempuan cantik ini dan dia pergi
ke orangtuanya sebagaimana adatnya saat
itu dan dia berkata, “Hei, aku melihat perempuan Filistin yang cantik ini dan
aku minta kalian mendapatkannya bagiku.” Dan orangtuanya berkata, “Tunggu dulu,
Simson, kita tidak boleh berpasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang tidak beriman.” Dan Simson berkata,
“Dapatkan dia untukku karena dia cantik
di mataku.” Dan ketahuilah, akhirnya Simson membayar dengan matanya. Standar
apakah yang diikuti Simson? Wooo, hatinya, perasaannya, emosinya, matanya. Dia
berkata, “Wah, aku tak tahan!” bukannya mengikuti apa kata Allah.
Now the fifth method that the Devil
uses, is that he uses people to tempt other people. You find this in the
Genesis story. We are told in Genesis 3:6, “…She also gave to her
husband with her, and he ate.”
You know in this world the Devil
doesn’t have to tempt most people, because people tempt people. Once the Devil
was able to win over Eve, he was able to win over Adam through the
instrumentality of Eve. And by the way, Adam’s greatest sin ~ I know that his sin
was actually eating the fruit ~ but there was something even deeper than this
and that is
he loved Eve more than he loved God. He loved the gift more than the
giver.
Nah, metode kelima
yang dipakai Iblis adalah, dia memakai
manusia untuk mencobai manusia. Kita temukan ini dalam kisah di
kitab Kejadian. Di Kejadian 3:6, kita diberitahu, “…dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan
dia, dan suaminya pun memakannya.”
Kalian tahu
di dunia ini Iblis tidak perlu mencobai kebanyakan manusia, karena manusia
mencobai sesama manusia. Sekali Iblis berhasil mengalahkan Hawa, dia bisa
mengalahkan Adam melalui perantaraan Hawa. Dan ketahuilah, dosa Adam yang terbesar ~ saya tahu bahwa
dosanya adalah sungguh-sungguh memakan buah itu ~ tetapi ada sesuatu yang lebih
mendalam daripada itu, dan itu adalah dia
mengasihi Hawa lebih daripada dia mengasihi Allah. Adam
mengasihi pemberiannya lebih daripada mengasihi yang memberi.
Patriarchs
and Prophets pg. 56-57, “Love,
gratitude, loyalty to the Creator, all were overborne by love to Eve. She was a
part of himself, and he could not endure the thought of separation…” so what standard was
he following? What God said? No. His feelings. “Oh, I can’t even think of the
possibility of living without my dear Eve.” “…He did not realize that the
same Infinite Power who had from the dust of the earth created him, a living, beautiful
form, and had in love given him a companion, could supply her place. He
resolved to share her fate; if she must die, he would die with her…” Now notice how
people rationalize. “…After all, he reasoned, might
not the words of the wise serpent be true? Eve was before him, as beautiful and
apparently as innocent as before this act of disobedience. …” By the way, nakedness
did not ensue until Adam sinned. That shows that Adam was the head and representative of
the race. Because if Eve had lost her garment, Adam would have noticed
it. But Ellen White here clearly says, “…Eve was before him as beautiful and
apparently as innocent as before this act of disobedience. She expressed greater love for
him than before…” “O, Adam, I love you more than ever before.” “…No sign of death appeared in her, and he decided to brave the
consequences. He seized the fruit and quickly ate.”
Let me ask you, is
the Devil going to use other people to lead people astray at the end of time?
Patriarchs and Prophets hal.
56-57, “Kasih, rasa syukur, kesetiaannya pada Sang Pencipta, semuanya
terbenam oleh kasihnya pada Hawa. Hawa adalah bagian dari dirinya, dan dia
tidak bisa menerima kemungkinan akan suatu perpisahan…” jadi
standar apa yang diikuti Adam? Apa yang dikatakan Allah? Bukan. Perasaannya.
“Oh, aku tidak bisa membayangkan kemungkinan hidup tanpa Hawa-ku yang
tercinta.” “…Dia (Adam) tidak
menyadari bahwa Kekuasaan yang Tak Terbatas yang sama yang telah menciptakan seorang makhluk yang hidup yang indah baginya dari debu tanah, yang demi kasihNya telah menganugerahkan
kepadanya seorang pendamping, akan bisa menyediakan seorang
penggati. Dia (Adam) memutuskan untuk menerima nasibnya (nasib Hawa); jika Hawa
harus mati, dia mau mati bersamanya…” Sekarang perhatikan bagaimana manusia merasionalisasikan
sesuatu. “…Lagi pula, pikir Adam, barangkali kata-kata ular yang
bijaksana itu benar? Hawa ada di depannya, masih tetap cantik dan masih tetap
tampak tidak berdosa seperti sebelum pelanggaran itu…” Ketahuilah ketelanjangan belum terjadi sampai Adam yang berbuat
dosa. Itu membuktikan bahwa Adam-lah
kepala dan wakil dari bangsa manusia. Karena seandainya Hawa
saat itu telah kehilangan jubah kemuliaannya, Adam akan melihatnya. Tetapi
Ellen White di sini berkata dengan jelas, “…Hawa
ada di depannya, masih tetap cantik dan masih tetap tampak tidak berdosa seperti
sebelum pelanggaran itu. Dia (Hawa) menyatakan cintanya yang lebih besar
baginya (bagi Adam) daripada sebelumnya…” “Oh, Adam, aku mencintaimu lebih daripada
sebelumnya.” “…Tidak
tampak tanda-tanda kematian pada dirinya, dan Adam memutuskan untuk mengambil risikonya.
Dia merebut buah itu dan segera memakannya.”
Coba saya
tanya, apakah Iblis akan memakai manusia lain untuk
mengajak orang tersesat pada akhir zaman?
If I might be bold
now, let me share that I believe that one of the ways the Devil is going to lead people
astray and the Spirit of Prophecy mentions it, is by dependence upon scholars,
so-called.
Scholars that exegete the Bible to death, that parse words and verbs
with the intention of ignoring the plain sense of Scripture.
Jika saya boleh bicara blak-blakan, saya mau membagikan apa yang saya
yakini, yaitu salah satu cara
yang dipakai Iblis untuk menyesatkan manusia ~ dan ini juga
disinggung oleh Roh Nubuat ~ adalah
dengan mengandalkan para pelajar Alkitab, para pelajar Alkitab abal-abal, yang menafsirkan Alkitab sampai
mati ( = sampai hal yang sekecil-kecilnya), yang menguraikan kata-kata dan
kata-kata kerja dengan tujuan mengabaikan
makna Kitab Suci yang gamblang.
Let me read you a
couple of statements here from the Spirit of Prophecy, Great Controversy pg. 595, “Satan is constantly endeavouring to attract
attention to man in the place of God. He leads the people to look to bishops,
to pastors, to professors of theology, as their guides, instead of searching
the Scriptures to learn their duty for themselves. Then, by controlling the
minds of these leaders, he can influence the multitudes according to his will.”
Coba saya bacakan beberapa pernyataan di sini dari Roh Nubuat, Great Controversy hal. 595, “Setan terus menerus berusaha mengalihkan perhatian ke
manusia menggantikan Allah. Setan mengajak manusia untuk mengandalkan uskup-uskup,
pendeta-pendeta, profesor-profesor theologi, sebagai pembimbing mereka,
daripada menyelidiki Kitab Suci untuk mempelajari kewajiban mereka bagi diri
mereka sendiri. Lalu, dengan mengendalikan pikiran para pemimpin umat itu,
Setan bisa mempengaruhi orang banyak sesuai kehendaknya.”
In another statement
in the Great Controversy pg. 598-599, you
know this has much to do with the recent discussion in the church on the issue
of women’s ordination, which I vowed that I am not going to write about
anymore. I think the 33 page article that I wrote for the last Newsletter is
sufficient. Did you read that article? How many of you have read that article?
What about the rest of you? You got to read it. It gives you some insight into
the whole history of this thing. The whole problem is when the ordination of
women elders was approved by a new council which was never ratified by the GC
session. Anyway, let’s not get into that.
Great Controversy pg. 598-599 “The truth most plainly revealed in the Bible…”
The truth what? “…most plainly revealed in the Bible, have
been involved in doubt and darkness by learned men, who, with a pretense of
great wisdom, teach that the Scriptures have a mystical, a secret, spiritual
meaning not apparent in the language employed. These men are false teachers. It
was to such a
class that Jesus declared: ‘Ye know not the Scriptures, neither the power of God.’ The language of the Bible should be explained according to
its obvious meaning, unless a symbol or figure is employed…” Last I knew there was no symbol or figure in
the declaration that the elder must be the husband of one wife, or that the
seventh day is the Sabbath of the Lord your God, or that marriage is between a
man and a woman. “…The language of the Bible should be explained according to
its obvious meaning, unless a symbol or figure is employed. Christ has given
the promise: If any man will do His will, he shall know of the doctrine.’ …” now listen
carefully, “…If men would but take the Bible as it reads, if there were
no false teachers to mislead and confuse their minds, a work would be
accomplished that would make angels glad and that would bring into the fold of
Christ thousands upon thousands who are now wandering in error.”
Powerful words.
Dalam pernyataan yang lain di Great
Controversy hal. 598-599 ~ kalian tahu ini banyak berkaitan dengan diskusi
akhir-akhir ini di gereja mengenai pengurapan wanita, dan saya sudah berjanji tidak akan menulis tentang hal itu lagi. Saya
rasa artikel sepanjang 33 halaman yang saya tulis dalam Buletin terakhir sudah
cukup. Apakah kalian sudah membaca artikel itu? Berapa orang dari kalian yang
sudah membacanya? Bagaimana dengan yang lain?
Kalian harus membacanya. Artikel itu memberikan pandangan ke dalam
seluruh sejarah masalah itu. Seluruh masalahnya ialah dewan yang baru telah menyetujui pengurapan ketua wanita yang
tidak pernah disahkan oleh rapat GC. Namun demikian, kita jangan membahas hal
itu sekarang.
Great Controversy hal. 598-599, “Kebenaran
yang dengan sangat gamblang diungkapkan dalam Alkitab…” Kebenaran apa? “…yang dengan
sangat gamblang diungkapkan dalam Alkitab, telah dikemas dalam keraguan dan
kegelapan oleh manusia-manusia terpelajar, yang pura-pura memiliki
kebijaksanaan yang tinggi, mengajarkan bahwa Kitab Suci memiliki makna
spiritual yang mistik, rahasia, yang tidak terlihat dalam bahasa yang dipakai.
Orang-orang ini adalah guru-guru palsu. Justru kepada golongan inilah Yesus
menyatakan: “…kamu tidak mengerti Kitab Suci
maupun kuasa Allah.” [Mark
12:24] Bahasa Alkitab harus dijelaskan
menurut maknanya yang gamblang, kecuali bila memakai simbol atau lambang…” Setahu saya, tidak ada simbol
atau lambang dalam deklarasi bahwa seorang ketua haruslah suami dari satu orang
istri, atau bahwa hari yang ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu, atau bahwa
perkawinan adalah antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. ”…Bahasa Alkitab harus dijelaskan menurut maknanya yang
gamblang, kecuali bila memakai simbol atau lambang. Kristus telah memberikan
janjiNya, “Barangsiapa mau melakukan
kehendak-Nya, ia akan mengenal
doktrin itu..(Yoh. 7:17)…” sekarang dengarkan baik-baik,
“…Jika manusia hanya menerima Alkitab itu sebagaimana yang tertulis, jika tidak
ada guru-guru palsu yang menyesatkan dan membingungkan pikiran mereka, akan
tercapai suatu pekerjaan yang akan membuat malaikat bersukacita dan yang akan
membawa beribu-ribu orang masuk ke dalam kandang
Kristus, yang sekarang sedang mengembara dalam ketersesatan.”
Kata-kata yang penuh kuasa.
So what are the Devil’s five methods?
1. Counterfeit miracles
2. Abusing God’s Word
3. Leading people to
follow their feelings, emotions, their reasoning powers, their intuitions, etc.
4. Leading them to
follow testimonies of their what? Senses.
5. Leading people to
follow what other people say.
What is our only protection? “God says it”, and I do what
God says. Is that so complicated? It’s simple.
Jadi apakah kelima metode Iblis?
1.
Mujizat palsu.
2.
Menyalahgunakan apa yang difirmankan Allah.
3.
Mengajak manusia untuk mengikuti perasaan, emosi, kemampuan menganalisa, intuisi
mereka, dll.
4.
Mengajak manusia untuk mengikuti kesaksian dari apa mereka? Indera mereka.
5.
Mengajak manusia untuk mengikuti apa yang dikatakan manusia lain.
Apa satu-satunya
perlindungan kita? “Allah berkata”, dan saya melakukan apa yang dikatakan
Allah. Apakah ini begitu rumit? Ini sederhana.
Now let met take
this to the end time. Ellen White describes in vivid detail how Satan will
counterfeit the second coming of Christ. And I am going to show you how Ellen
White describes the Devil using all five of these methods at the end. By the
way, he is preparing the world now for this moment. He is using these five
methods now. He is priming people for this moment. Ellen White calls it the
crowning act. Now listen carefully. “As the crowning act in the great drama of deception, Satan himself
will personate Christ…” would that be a
counterfeit miracle? “…The
church has long professed to look to the Saviour's advent as the consummation
of her hopes. Now the great deceiver will make it appear…” is that a disguise as in the beginning?
Absolutely. He will make it appear “…that Christ has come. In
different parts of the earth…” see, that gives him
away for those who study Scripture “…In different parts of the earth Satan will manifest himself
among men as a majestic being of dazzling brightness…” what is this appealing to? People’s eyes, to
impress their senses, “…Satan will manifest himself among men as a majestic being
of dazzling brighthness,
resembling the description of the Son of God given by John in the Revelation. The glory that surrounds him is
unsurpassed by anything that mortal eyes…” see, there’s the
eyes, “…have
yet beheld. The shout of triumph rings out upon the air: ‘Christ has come!
Christ has come!’…” is that the
testimony of others? Is that kind of like peer pressure? Yeah. “…The people prostrate themselves
in adoration before him, while he lifts up his hands and pronounces a blessing
upon them, as Christ blessed His disciples when He was upon the earth. His
voice is soft and subdued…” so I guess the ears
are involved too, right? He is speaking pretty, he looks bright, the people
pressure is on, you know, “Christ has come! Christ has come!” What individual
would say, “No, it’s not Christ!” She
says, “…His voice is soft and subdued yet full of melody. In gentle,
compassionate tones…” now listen carefully, is he going to quote Scripture? “…he presents some of the same
gracious, heavenly truths which the Saviour uttered…” he’s going to use Scripture, “…he heals the diseases…” there you have the
miracles, “…of the people, and then, in his
assumed character of Christ, he claims to have changed the Sabbath to Sunday,
and commands all to hallow the day which he has blessed. He declares that those
who persist in keeping holy the seventh day are blaspheming his name by
refusing to listen to his angels sent to them with light and truth. This is the
strong, almost overmastering delusion.”
Sekarang, saya akan membawa ini ke akhir zaman. Ellen White menggambarkan
dengan detail yang sangat hidup bagaimana Setan akan memalsukan kedatangan
Kristus yang kedua. Dan saya akan menunjukkan kepada kalian bagaimana Ellen
White menggambarkan Iblis memakai semua kelima metode itu pada akhirnya. Nah,
Iblis sedang mempersiapkan dunia sekarang untuk saat tersebut. Dia sedang
memakai kelima metode itu sekarang. Dia sedang mempersiapkan manusia untuk saat
itu. Ellen White menyebut itu puncak tindakannya. Sekarang dengarkan baik-baik.
“Sebagai puncak tindakannya dalam drama penipuan
terbesar, Setan sendiri akan menyamar sebagai Kristus…” apakah itu suatu mujizat palsu? “…Gereja sudah lama mengaku menantikan kedatangan Sang
Juruselamat sebagai penggenapan semua harapannya. Sekarang penipu terbesar itu
akan membuatnya seolah-olah…” apakah itu sama seperti penyamaran yang dilakukannya
pada awal mula? Betul sekali. Setan akan membuatnya seolah-olah “…Kristus
telah datang. Di pelbagai bagian dunia…” lihat, itu justru membuka
kedoknya bagi mereka yang mempelajari Kitab Suci, “…Di pelbagai bagian dunia Setan akan memanifestasikan
dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung, yang bersinar terang
benderang…” ini untuk menarik apa? Mata manusia, untuk menarik
indera mereka, “…Setan akan
memanifestasikan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung, yang
bersinar terang benderang, menyerupai deskripsi Anak Allah seperti yang
diberikan oleh Yohanes di kitab Wahyu. Kemuliaan yang menyelubunginya tidak terkalahkan oleh apa pun yang pernah dilihat oleh
mata manusia…” tuh, di sini mata. “…Teriakan kemenangan menggema di angkasa: ‘Kristus telah
datang! Kristus telah datang!’…” apakah ini kesaksian dari
manusia-manusia lain? Apakah ini semacam tekanan dari sesama manusia? Ya. “…Orang-orang
sujud menyembah dalam pemujaan di hadapannya, sementara dia mengangkat
tangannya dan mengucapkan berkat kepada mereka, sebagaimana Kristus dulu memberkati
murid-muridNya ketika Dia berada di bumi. Suaranya lembut dan perlahan…” jadi saya rasa, telinga juga terlibat di sini, bukan? Setan berbicara
dengan indah, dia tampak cemerlang, ada tekanan dari sesama, kalian tahu,
“Kristus sudah datang! Kristus sudah datang!” Mana ada orang yang akan berkata,
“Bukan, itu bukan Kristus!”? Ellen White berkata, “Suaranya
lembut dan perlahan namun penuh melodi. Dengan nada yang lemah lembut dan penuh
kasih sayang…” sekarang dengarkan baik-baik, apakah Setan akan
mengutip Kitab Suci? “…dia
menyampaikan beberapa dari kebenaran surgawi yang sama yang penuh kasih yang
pernah diucapkan Sang Juruselamat…” Setan akan mengutip Kitab Suci! “…dia menyembuhkan penyakit-penyakit…” ini mujizat-mujizatnya, “…dan kemudian, dalam penyamarannya sebagai Kristus, dia
mengklaim telah mengubah Sabat ke hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk
menguduskan hari yang telah diberkatinya itu. Dia menyatakan, mereka yang bersikeras memelihara kekudusan
hari ketujuh itu menghujat namanya, dengan menolak mendengarkan
malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka dengan terang dan kebenaran.
Inilah penipuan yang sangat kuat dan nyaris tak terkalahkan.”
What would be the protection
of God’s people? Is it important to know how Jesus will come? Is it? I heard a
pastor one time say, “It’s not important what’s coming, I only care about who’s
coming.” Well, if you don’t know “what”
is coming, you are going to accept the wrong “who”. This is the encouraging
part. “But the people of God will not be misled. …” now listen carefully, “…The
teachings of this false Christ are not in accordance with the Scriptures…” even though the people say this is Christ, he
looks like Christ, he sounds like Christ, he quotes Scripture, he performs
miracles, God’s people say, “This is not Christ!” “…The
teachings of this false Christ are not in accordance with the Scriptures. His
blessing is pronounced upon the worshipers of the beast and his image, the very
class upon whom the Bible declares that God's unmingled wrath shall be poured
out…” and now listen to
this “…And, furthermore, Satan is not permitted to counterfeit
the manner of Christ's advent…” So first of all his
teachings, he’s saying that Sunday is the day of rest, while the Bible says
it’s the Sabbath. Secondly he is walking all over the earth. The Bible says
that He is going to remain in the air, we will be caught up in the air, we will
be received in the air, angels will be sent to gather the elect from the four
winds, “…furthermore Satan
is not permitted to counterfeit the manner of Christ’s advent. The Saviour has
warned His people against deception upon this point, and has clearly foretold the
manner of His second coming. ‘There shall arise false Christs, and false prophets, and
shall show great signs and wonders; insomuch that, if it were possible, they
shall deceive the very elect... Wherefore if they shall say unto you, Behold,
He is in the desert; go not forth…” if they say he is on
CNN, don’t look. “…behold, He
is in the secret chambers; believe it not. For as the lightning cometh out of
the east, and shineth even unto the west; so shall also the coming of the Son
of man be.” [Matthew 24:24-27,] This coming there is no possibility of
counterfeiting. It will be universally known—witnessed by the whole world.” [ GC 625.]
Apakah yang menjadi perlindungan umat Allah? Pentingkah
mengetahui bagaimana Yesus akan datang? Pentingkah? Saya pernah mendengar
seorang pendeta berkata, “Apa yang akan datang itu tidak penting, saya hanya
perduli dengan Siapa yang akan datang.” Nah, jika kita tidak tahu “apa” yang akan
datang, kita akan menerima “siapa” yang salah. Inilah bagian yang membesarkan
hati. “Tetapi umat Allah tidak akan tertipu…” sekarang dengarkan baik-baik. “…Ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Kitab Suci…” walaupun orang-orang mengatakan itu adalah Kristus, dan dia tampak
seperti Kristus, dia berkata-kata seperti Kristus, dia mengutip Kitab Suci, dia
membuat mujizat, umat Tuhan akan berkata, “Ini bukan Kristus!” “…Ajaran
Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Kitab Suci. Berkat yang diucapkannya
adalah bagi penyembah-penyembah Binatang dan patungnya, justru golongan yang
menurut pernyataan Alkitab akan menerima curahan murka Allah sepenuhnya…” dan sekarang dengarkan ini, “Dan,
selain itu Setan tidak diizinkan memalsukan cara kedatangan Kristus…” Jadi pertama ajarannya ~ dia mengatakan bahwa hari Minggu adalah hari
perhentian, sementara Alkitab berkata itu hari Sabat. Kedua dia berjalan-jalan
ke mana-mana di atas bumi. Alkitab berkata Kristus akan tetap tinggal di
angkasa, kita yang akan diangkat ke angkasa, kita akan diterima Kristus di
angkasa, malaikat-malaikat akan dikirimkan untuk mengumpulkan orang-orang
terpilih dari ke empat mata angin, “…selain itu Setan tidak diizinkan memalsukan
cara kedatangan kristus. Sang Juruselamat telah memperingatkan umatnya tentang
penipuan ini dan dengan jelas telah menubuatkan cara kedatangan Kristus yang
kedua. ‘Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, supaya
sekiranya mungkin, mereka akan menyesatkan bahkan
orang-orang
pilihan juga… Jadi, apabila orang berkata kepadamu: ‘Lihat, Ia ada di padang
gurun’, janganlah kamu pergi ke situ…” jika mereka mengatakan Dia ada di CNN,
jangan nonton, “…atau: ‘Lihat, Ia ada di dalam bilik’,
janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur
dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan
Anak Manusia.” [Matius 24:24-27] Mustahil kedatangan ini bisa dipalsukan. Itu
akan diketahui secara universal ~ disaksikan oleh seluruh dunia. [Great Controversy hal. 625]
How are we supposed
to test
everything? By the Word. By the Word. You have to have an objective standard
to test everything. Let me give you an example. How do you distinguish
between a genuine diamond and a counterfeit one? Let me share with you. Does
the person in the store, he looks and says, “Oh, that’s a diamond” or “That’s
not a diamond”? No. Do they have to
apply external standards to determine if it’s a diamond or not? Let met tell
you what some of those are. Well you can get a diamond tested for about 25 bucks,
and that’s the best way to do it. But there are three other ways: (1) you do
the breath test. You know when you blow on one that is composed of glass, it
fogs up, but when you do it with a diamond it doesn’t fog up. (2) Then you
also, if you have a microscope, you can look under the microscope. The diamond
is not absolutely smooth but the fake diamond, the glass diamond, the edges are
absolutely smooth. (3) Furthermore, if you put on a table some small type, and
you take the diamond with the tip up and you put it over the type, if you are
able to read the type through the glass, it is not a real diamond. So how do
you determine whether a diamond is genuine or not? You have to apply external
standards. You can’t just go on the basis of intuition and hunches and say,
“Well, you know, it looks like a diamond so it must be a diamond. This guy that
is selling it to me says that it’s a diamond, so it must be a diamond.” No. You
have to apply an external standard to determine whether it is genuine or not.
Bagaimana kita seharusnya
menguji segala sesuatu? Dengan Firman. Dengan Firman. Kita harus memiliki standar yang
objektif untuk menguji segala sesuatu. Saya akan memberikan
contoh. Bagaimana kita bisa membedakan antara berlian yang asli dari yang
palsu? Saya akan membagikannya dengan kalian. Apakah orang yang ada di toko
hanya akan melihat dan berkata, “Oh, itu berlian” atau “itu bukan berlian”?
Tidak. Apakah mereka harus menerapkan standard eksternal untuk menentukan
apakah itu berlian atau bukan? Saya akan
memberitahukan beberapa dari standar-standar itu. Nah, kita bisa mengujikan
sebutir berlian dengan membayar 25 dollar, dan itu adalah cara yang terbaik.
Tetapi ada tiga cara lain: (1) lakukan uji nafas. Kalian tahu, jika kita
meniupkan nafas pada yang terbuat dari gelas, maka akan ada seperti kabut, tetapi jika itu dilakukan pada sebutir berlian, tidak ada kabutnya. (2) Lalu jika kita
memiliki mikroskop, kita bisa menelitinya di bawah mikroskop. Berlian asli
tidak benar-benar halus, tetapi berlian palsu yang dari kaca, sudut-sudutnya
mutlak halus. (3) Selanjutnya jika kita letakkan tulisan dengan huruf yang
kecil-kecil di atas meja dan kita ambil batu itu dan meletakkannya terbalik di
atas huruf-huruf itu, maka kalau kita bisa membaca huruf-huruf itu melalui batu
itu, batu itu bukan berlian asli. Jadi, bagaimana kita menentukan apakah
sebutir berlian itu asli atau bukan? Kita harus menerapkan standar eksternal,
kita tidak bisa hanya berdasarkan intuisi dan dugaan dan berkata, “Nah, rupanya
seperti berlian jadi itu pastilah berlian. Orang yang menjualnya kepada saya
mengatakan itu berlian, jadi itu pasti berlian.” Tidak. Kita harus menerapkan
standar eksternal untuk menentukan apakah itu asli atau tidak.
I want to end by
reading a couple of statements from the Spirit of Prophecy, and there is many
of them.
“Only those
who have been diligent student of the Scriptures and who have received the love
of the truth will be shielded from the powerful delusion that takes the world
captive. By the Bible testimony these will detect the deceiver in his disguise.
To all the testing time will come. By the sifting of temptation the genuine
Christian will be revealed…” now listen
carefully, “…Are the people of God now so firmly established upon His
word that they would not yield to the evidence of their senses? Would they, in
such a crisis, cling to the Bible and the Bible only? Satan will, if possible,
prevent them from obtaining a preparation to stand in that day…” Now listen, this applies to us. “…He will so
arrange affairs as to hedge up their way, entangle them with earthly treasures,
cause them to carry a heavy, wearisome burden, that their
hearts may be overcharged with the cares of this life and the day of trial may
come upon them as a thief.” [GC 625]
So caught up in the cares
of this life ~ if we are not studying the Scriptures, we are not talking about
reading the Scriptures, we are talking about studying the Scriptures, we are
searching the Scriptures, is what Jesus said ~ we will not be able to
withstand.
Saya akan mengakhiri dengan membacakan dua pernyataan dari Roh Nubuat.
Sebetulnya ada banyak.
“Hanya mereka yang mempelajari Kitab Suci dengan rajin dan
yang telah menerima cinta pada kebenaran yang akan dilindungi dari penipuan
kuat yang akan memerangkap seluruh dunia. Dengan memakai kesaksian Alkitab,
mereka ini akan mendeteksi si penipu yang menyamar. Masa ujian ini akan terjadi
pada semua orang. Melalui pencobaan yang
menampi, orang Kristen yang tulen akan tampak…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Apakah umat Allah sekarang sudah begitu teguh berdiri di atas FirmanNya sehingga mereka tidak akan takluk pada bukti-bukti
yang diterima indera mereka? Akankah mereka, dalam krisis seperti ini,
berpegang erat-erat pada Alkitab dan hanya pada Alkitab? Satan sekiranya
mungkin, akan menghalangi mereka mendapatkan persiapan untuk bertahan
pada hari itu…” Sekarang dengarkan, ini berlaku bagi kita, “…Dia akan mengatur segalanya sedemikian rupa untuk
menghalangi jalan mereka, menjerat mereka dengan harta duniawi, membuat mereka
memikul beban yang berat dan melelahkan, sehingga hati mereka terlalu terbebani
dengan kekhawatiran hidup ini dan hari pencobaan itu akan datang seperti
pencuri bagi mereka.” [Great Controversy
hal. 625]
Begitu terbebani oleh kekhawatiran hidup ini ~ jika kita tidak
mempelajari Kitab Suci ~ kita tidak berbicara tentang hanya membaca Kitab Suci,
kita berbicara tentang mempelajari Kitab Suci, menyelidiki Kitab Suci, itulah
yang dikatakan Yesus ~ kita tidak akan bisa bertahan.
In Great Controversy 519, Ellen White explains, “Satan well
knows that all whom he can lead to neglect prayer and the searching of the
Scriptures, will be overcome by his attacks. Therefore he invents every possible
device to engross the mind…” I-phones? they are not bad. Video games? Television? I am not
saying these things are bad because you get to watch Secrets Unsealed on
television. You know it’s not bad to have an i-phone. But I know people that
spend hours and hours a day on Facebook. Would it not be better for us to sit
down and search the Scriptures for ourselves to fortify our minds and
strengthen or minds for the crises ahead, folks? We need to sit down for hours everyday
with prayer to search the Scriptures. Because Ellen White says if we
don’t, we’ll be overcome.
Di Great Controversy hal. 519, Ellen
White menjelaskan, “Setan sangat tahu bahwa
semua yang bisa diajaknya untuk mengabaikan doa dan mempelajari Kitab Suci, akan
dikalahkan oleh serangan-serangannya. Oleh sebab itu dia menciptakan apa saja
yang mungkin untuk memukau pikiran…” Iphone? Itu tidak buruk. Video
game? Televisi? Saya tidak mengatakan benda-benda itu buruk karena kalian bisa
menonton Secrets Unsealed di televisi. Kalian tahu, tidak buruk memiliki Iphone, tetapi
saya kenal orang-orang yang menghabiskan berjam-jam setiap hari di Facebook.
Apakah tidak lebih baik bagi kita untuk duduk dan menyelidiki Kitab Suci bagi
kepentingan diri kita sendiri, untuk membentengi pikiran kita dan menguatkan
pikiran kita menghadapi krisis yang akan datang, Saudara-saudara? Kita perlu duduk berjam-jam
setiap hari dengan doa untuk menyelidiki Kitab Suci, karena
Ellen White berkata, jika
kita tidak, kita akan dikalahkan.
And so my challenge
as we begin this Summit, to set the tone for everything that we are going to
discuss: let’s
not follow
any standard, other than the standard of God’s holy Word, and the Spirit of
Prophecy. Because if we follow those standards we can never go wrong.
But if we don’t, beware. Because the coming of Jesus as a thief ~ which by the
way is the close of probation, it’s not the second coming ~ will come, as Ellen
White says, as an overwhelming surprise. It’s my prayer that that will not
happen to any of those who are gathered here or any of those who are going to
be watching this program later on.
Let us pray.
Maka tantangan yang saya lontarkan saat kita memulai Summit ini adalah
menetapkan plafon bagi segala sesuatu yang akan kita bahas: Janganlah kita ikuti sembarang
standar, selain standard Firman
Allah yang kudus dan Roh Nubuat. Karena jika kita mengikuti standar-standar
tersebut, kita tidak mungkin salah. Tetapi jika tidak,
hati-hati. Karena kedatangan Yesus itu akan seperti pencuri ~ ketahuilah, ini
adalah penutupan masa percobaan, ini bukan kedatanganNya yang kedua ~
sebagaimana yang dikatakan Ellen White, itu akan menjadi kejutan yang luar
biasa. Saya berdoa itu tidak akan terjadi pada semua yang berkumpul di sini
sekarang atau semua yang akan menonton program ini kemudian.
Mari kita berdoa.
29 10 16