THE DOCTRINE OF BALAAM
Stephen Bohr
Dibuka
dengan doa.
I’d
like to begin by reviewing what I shared with you in my last sermon at Fresno Central. These first
three months of the year are very, very intense. They’ve involved a lot of
travel, they’ve involved a lot of preaching and teaching in different places.
And so the last time that I preached I believe it was close to a month ago, and
at that time I shared with you the seven steps that took place leading up to
the day of Pentecost and immediately succeeding the day of Pentecost. Now,
because I know that our congregation varies from Sabbath to Sabbath, I need to
review those seven steps that we went through in our last study together.
Saya
ingin memulai dengan mengulangi apa yang telah saya bagikan kalian dalam
khotbah saya yang terakhir di Fresno Central. Tiga bulan yang pertama tahun ini
amat sangat sibuk, melibatkan banyak perjalanan, banyak berkhotbah dan mengajar
di tempat-tempat lain. Sehingga terakhir kalinya saya berkhotbah di sini,
menurut saya, sudah hampir sebulan yang lalu. Dan pada waktu itu saya
membagikan kepada kalian tujuh langkah yang menuju ke hari Pentakosta dan
segera mengikuti hari Pentakosta. Nah, karena jemaat kita ini berubah-ubah dari
Sabat ke Sabat, saya perlu mengulangi ketujuh langkah tersebut yang telah kita
bahas dalam pelajaran kita bersama yang lalu.
First
of all for those of you who were here, you would remember that before the day
of Pentecost the disciples were all in disarray, everybody was looking out for
himself. Each one of them had their own agenda. Each one wanted to occupy the
highest place in the Kingdom. Obviously they could not serve as instruments in
God’s hands with that situation. And so before the day of Pentecost, His
followers were in total and complete disarray. But ten days before the days of
Pentecost, the disciples met in the upper room. And in the upper room they
prayed together such as they had never prayed before. They studied the
prophesies, that had been fulfilled in Christ and the prophesies that were
still to be fulfilled on the day of Pentecost, such as they had never studied
before. They enjoyed fellowship with one another. They reconciled from their differences and from their fights that
they had had on the way to Jerusalem on the last journey of Christ just before
His death. And they placed all of their possessions on the altar of sacrifice
saying, “If the work needs these things we will provide them for the work.” In
other words during those 10 days they were emptied of selves, they were emptied of
their own agendas so that they could be filled with the Holy Spirit.
Pertama-tama
bagi kalian yang hadir di sini, kalian tentunya ingat bahwa sebelum hari
Pentakosta para murid berada dalam kondisi semrawut, setiap orang hanya mementingkan
keselamatannya sendiri. Setiap dari mereka memiliki agenda sendiri. Setiap
orang ingin menduduki jabatan tertinggi di Kerajaan. Dalam keadaan seperti itu
sudah jelas mereka tidak bisa dipakai sebagai alat di tangan Tuhan. Jadi
sebelum hari Pentakosta, pengikut-pengikut Yesus berada dalam kondisi kacau
balau. Tetapi sepuluh hari sebelum Pentakosta, para murid berkumpul di sebuah
ruang di loteng. Dan di ruangan di loteng itu mereka berdoa bersama-sama, berdoa
seperti yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka mempelajari
nubuatan-nubuatan seperti yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya,
nubuatan-nubuatan yang telah digenapi oleh Kristus, dan nubuatan-nubuatan yang
masih akan digenapi pada hari Pentakosta. Mereka menikmati persekutuan satu
sama lain. Segala perbedaan dan pertengkaran di antara mereka yang terjadi
dalam perjalanan yang terakhir bersama Yesus ke Yerusalem sebelum kematianNya,
mereka perdamaikan. Dan mereka menyerahkan semua harta milik mereka di atas
mezbah persembahan dan berkata, “Bila pekerjaan ini membutuhkannya, kita akan
menyediakannya demi pekerjaan ini.” Dengan kata lain selama sepuluh hari itu mereka mengosongkan diri mereka
dari ego mereka, mereka membuang semua agenda mereka sendiri supaya mereka bisa
dipenuhi oleh Roh Kudus.
- · So the first two steps were first of all the conditions they were in before the day of Pentecost, actually before those ten days.
- · The second step was the change in their attitude during those ten days.
- · The third step of course followed in the steps of reconciling and that was the outpouring of the Holy Spirit on the day of Pentecost, the reception of the power because they had met the conditions necessary to receive it.
- · And then we notice in the fourth place that when they received the power, now they were willing to speak up with boldness, they were not afraid anymore. They spoke in private and they spoke in public, the Word of God.
- · And of course number five we noticed that as they preached the Word of God by the power of the Holy Spirit, because they had prepared their hearts to receive the Holy Spirit as the work result they had explosive church growth. We find in Acts 2 that 3’000 were baptized in one day. A few days later 5’000 were baptized and joined the church. Soon they didn’t start counting by the thousands that were baptized they started counting the number of churches that were established. In fact we are told in Acts 6:7 “Then the word of God spread, and the number of the disciples multiplied greatly in Jerusalem, and a great many of the priests were obedient to the faith.” So notice many among the laities in Judaism, many of the priests that had ministered in the Jewish nation now embrace the faith and as a result the church grows by leaps and bounds.
- · Now the sixth step in the process of course is that when thousands are coming out of Judaism, Satan is losing his subjects. Satan is losing his followers. And Satan is not a happy camper because he is losing his followers and so the Devil says, “I have to take measures to correct this.” And so what the Devil does, is he awakens the fires of persecution. And we see that in the book of Acts. Immediately after the disciples received the Spirit, Peter and the disciples are preaching with power, and thousands are embracing the message, thousands are leaving Satan’s kingdom, and as a result Peter and John are persecuted. They are thrown in prison, they are beaten. And they are threaten and told not to preach and teach in the name of Jesus.
- · Jadi dua langkah pertama adalah yang pertama kondisi mereka sebelum hari Pentakosta, tepatnya sebelum kesepuluh hari itu.
- · Langkah kedua adalah perubahan sikap mereka selama kesepuluh hari itu.
- · Langkah ketiga tentunya mengikuti langkah berdamainya mereka, dan itu adalah dicurahkannya Roh Kudus pada hari Pentakosta, kuasa itu diterima karena mereka telah memenuhi syarat untuk menerimanya.
- · Lalu kita melihat langkah keempat adalah ketika mereka menerima kuasa itu, sekarang mereka siap berbicara dengan keberanian, mereka tidak lagi takut. Mereka menyampaikan Firman Allah secara pribadi maupun di hadapan orang banyak.
- · Dan tentu saja di posisi kelima kita melihat, saat mereka menyampaikan Firman Allah oleh kuasa Roh Kudus, karena mereka telah mempersiapkan hati mereka untuk menerima Roh Kudus, maka sebagai hasilnya mereka menerima pertumbuhan jumlah anggota jemaat yang luar biasa. Kita dapati di Kisah pasal 2 ada 3’000 orang yang dibaptiskan dalam satu hari. Beberapa hari lagi, 5’000 orang dibaptiskan dan bergabung dengan gereja. Dalam waktu singkat mereka tidak lagi menghitung berapa ribu orang yang dibaptiskan, mereka mulai menghitung jumlah gereja yang didirikan. Bahkan di Kisah 6:7 kita diberitahu bahwa “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem bertambah berlipatganda; juga sejumlah besar imam menjadi patuh kepada iman itu.” Jadi perhatikan banyak dari antara orang-orang awam dan para imam Yudaisme, imam-imam yang tadinya melayani bangsa Israel, sekarang menjadi Kristen dan akibatnya gereja bertumbuh berlipat ganda.
- · Nah, langkah keenam dalam proses itu tentunya adalah, ketika ribuan orang meninggalkan Yudaisme, Setan kehilangan pengikutnya. Dan Satan tidak senang hati karena dia kehilangan pengikut-pengikutnya, maka Iblis berkata, “Aku harus mengambil tindakan untuk menangkal ini.” Maka apa yang dilakukan Iblis ialah dia membangkitkan api penganiayaan dan itu kita lihat di kitab Kisah. Segera setelah para murid menerima Roh Kudus, Petrus dan murid-murid lain sedang berkhotbah dengan penuh kuasa, beribu-ribu menerima pekabaran tersebut, beribu-ribu meninggalkan kerajaan Setan, akibatnya Petrus dan Yohanes pun dianiaya. Mereka dijebloskan ke penjara, mereka dipukuli, dan mereka diancam supaya tidak lagi berkhotbah dan mengajar dalam nama Yesus.
Now
Satan traditionally has used two methods to try and destroy God’s people, God’s
faithful people. The first method that the Devil uses is persecution. And the second
method that the Devil uses which is far more successful is not persecution but
infiltration. Now we find this illustrated from the very beginning of
human history. You know I presented many, many years ago a series on Genesis
here, it is called Cracking the Genesis Code. And as you look at the early
chapters of Genesis you find the Devil’s two methods. First of all when God
says, “I am going to send the Seed to the world that is going to crush your
head.” The Devil attempts to keep that from being fulfilled by killing the
Seed. And so he leads Cane to kill Abel. But then God brings another Seed in
place of Abel, his name was Seth. And so the Devil soon sees that it is not
going to do any good to try and kill the Seed, and so the Devil says, “I’m
going to adopt plan B.” And so before the flood, what he does is he leads the
sons of God which are the righteous lineage of Seth to mingle with the
daughters of men. And as a result of mingling the righteous with the
unrighteous, the righteous soon lose their identity and there is only a small
remnant left in the millions of people who lived on planet earth before the
flood, only Noah and his family are left. Plan B was much more successful than plan A. And
the Devil found that out from the very beginning of human history.
Now
the Bible tells us as well as the Spirit of Prophecy that when the disciples
began preaching with power, the Devil became very worried and very concerned.
And so he kindled the fires of persecution against the early church. I’d like
to read a passage that we find in the book Christ
Triumphant, it’s a book by Ellen White pg. 319, where she speaks about the
Devil’s Plan A in trying to destroy the church that was growing by leaps and
bounds because of the preaching through the power of the Holy Spirit. This is
what she says, “In
vain were Satan's efforts to destroy the church
of Christ by violence. The great controversy in which the disciples of Jesus
yielded up their lives did not cease when these faithful standard-bearers fell
at their post. By defeat they conquered. God's workmen were slain, but His work
went steadily forward. The gospel continued to spread, and the number of its
adherents to increase.... Said a Christian…” and by the way this is Tertullian, one of the
church fathers, “…Said a Christian,
expostulating with the heathen rulers who were urging forward the persecution…”
this is what he said
to the emperors, “…:‘You may torment,
afflict, and vex us. Your wickedness puts our weakness to the test, but your
cruelty is of no avail. It is but a stronger invitation to bring others to our
persuasion. The more we are mowed down, the more we spring up again. The blood
of the Christians is seed.”
And
so the Devil sees that the more he awakens persecution against the early church
because they are preaching the message with power and they are living the
message with power, the more he persecutes the more the church grows and the
more subjects he is losing. And so he
says, “This is not working.” And so he says, “Why did I forget Plan B? It worked
at the beginning, so why not try it again?” And so the Devil implements his
second plan, which is if you can’t fight them, join them.
Nah,
menurut tradisi, Setan memakai dua metode untuk berusaha membasmi umat Allah,
umat Allah yang setia. Metode
pertama yang dipakai Iblis adalah penganiayaan. Dan metode kedua yang dipakai
Iblis yang jauh lebih berhasil, bukanlah penganiayaan melainkan
infiltrasi/penyusupan. Kita temukan ini diilustrasikan sejak
awal sejarah manusia. Kalian tahu, bertahun-tahun yang lalu saya telah
menyampaikan suatu seri tentang Asal Mula, yang berjudul Cracking the Genesis
Code (Memecahkan Kode Asal Mula). Jika kita menyimak pasal-pasal awal kitab
Kejadian, kita akan mendapatkan dua metode Iblis itu. Pertama ketika Tuhan
berkata, “Aku akan mengirim Benih ke dunia yang akan meremukkan kepalamu”,
Iblis mencoba menghalangi hal itu digenapi dengan membunuh Benih itu. Maka dia
membuat Kain membunuh Habel. Tetapi kemudian Tuhan memunculkan benih yang lain
sebagai ganti Habel, namanya Set. Dan Iblis segera melihat bahwa tidak ada
gunanya untuk mencoba membunuh benih itu, maka Iblis berkata, “Aku akan memakai
rencana B.” Maka sebelum air bah, apa yang dia lakukan adalah dia membuat
anak-anak laki-laki Allah yang adalah keturunan yang benar dari garis Set,
untuk berbaur dengan anak-anak perempuan manusia. Dan sebagai akibat pembauran
yang benar dengan yang tidak benar, yang benar akhirnya kehilangan identitas
mereka dan hanya tersisa sejumlah kecil dari antara jutaan manusia yang hidup
di planet bumi sebelum air bah, hanya Nuh dan keluarganya yang tersisa. Rencana B lebih berhasil
daripada rencana A. Dan Iblis menyadari itu sejak awal sejarah manusia.
Nah,
Alkitab dan juga Roh Nubuat berkata kepada kita bahwa ketika para murid mulai
berkhotbah dengan penuh kuasa, Iblis menjadi sangat khawatir dan sangat
prihatin. Maka dia menyalakan api penganiayaan terhadap gereja mula-mula. Saya
ingin membacakan dari buku Christ Triumphant,
yang ditulis Ellen White, hal. 319, di mana dia berbicara mengenai rencana A
Iblis yang mencoba menghancurkan gereja yang sedang bertumbuh pesat sekali,
hasil pekabaran dengan kuasa Roh Kudus. Inilah yang dikatakan Ellen White, “Sia-sia
usaha Setan untuk menghancurkan gereja Kristus dengan kekerasan. Pertentangan
besar di mana para murid Yesus menyerahkan hidup mereka tidak berhenti saat
pembawa-pembawa panji yang setia ini gugur dalam menjalankan tugas mereka.
Mereka justru menang melalui kekalahan. Pekerjan-pekerja Tuhan terbunuh, tetapi
pekerjaanNya maju terus dengan mantap. Injil terus menyebar dan jumlah
pemeluknya terus bertambah… Kata seorang Kristen…”
dan ketahuilah ini adalah Tertullian, salah satu bapak-bapak pelopor, “…Kata
seorang Kristen, berbantah dengan penguasa-penguasa kafir yang mau terus
melancarkan penganiayaan…” inilah
yang dikatakannya kepada para kaisar, “…‘Kalian
boleh menyiksa, menyakiti, dan menyusahkan kami. Kejahatan kalian menguji
kelemahan kami, tetapi kejahatan kalian tidak berdaya. Itu hanya semakin
mengundang orang lain menerima tawaran kami. Semakin kami dibabat, semakin
banyak dari kami yang muncul kembali. Darah orang Kristen adalah benih.”
Maka
Iblis melihat bahwa semakin dia membangkitkan penganiayaan terhadap gereja
mula-mula ~ gara-gara mereka mengkhotbahkan pekabaran dengan kuasa dan mereka
menghidupkan pekabaran itu dengan kuasa ~ semakin dia menganiaya, semakin
bertumbuhlah gereja itu dan semakin banyak dia kehilangan pengikut-pengikutnya.
Maka dia berkata, “Ini tidak berhasil.” Dan dia berkata, “Mengapa saya lupa
rencana B? Itu pernah berhasil pada awalnya, jadi mengapa tidak mencobanya
lagi?” Jadi Iblis mengimplementasikan rencana B-nya, yaitu, jika dia tidak bisa
melawan, dia akan bergabung.
Incidentally
just as a side line do you know that it is a statistical fact that liberal
mainline churches today are either stagnant in their growth or they are
decreasing in membership attendance and the reason why is because they have
become irrelevant. Because they simply reflect what society is today. The church
in other words has become a captive to culture, rather than a transformer of
culture. In stead of being politically incorrect, the church has become
politically correct and reflects the values and practices of society. Instead
of being a transformer, the church has become a conformer. And the Devil
saw, he said,
“Persecution is not cutting it and so what I have to do now is implement Plan
B. I
must infiltrate the church, I must being prosperity to the church, fame to the
church, I must cause persecution to cease and try to introduce the world into
the church.”
Kebetulan,
sebagai tambahan, tahukah kalian fakta statistik menunjukkan bahwa
gereja-gereja mayoritas yang liberal sekarang ini pertumbuhannya sedang macet
atau jumlah kehadiran anggota mereka menurun. Dan alasannya adalah mereka
menjadi tidak bermakna, karena mereka melulu mencerminkan kondisi masyarakat
hari ini. Dengan kata lain, gereja
telah terperangkap oleh kebudayaan, bukan yang mengubah kebudayaan. Gereja
tidak lagi berlawanan dengan politik, melainkan sejalan dengan politik dan
mencerminkan norma-norma dan praktek-praktek yang ada di masyarakat. Gereja tidak
lagi mengubah kondisi, tetapi telah menjadi pengikut kondisi.
Dan Iblis melihat,
dia berkata, “Penganiayaan
tidak membawa hasil, maka apa yang harus aku lakukan adalah menjalankan rencana
B. Aku harus menyusup ke dalam
gereja, aku harus mendatangkan kemakmuran bagi gereja, popularitas bagi gereja,
aku harus menghentikan penganiayaan dan mencoba memperkenalkan dunia ke dalam
gereja.”
Great Controversy pg. 42-43 explain
exactly what happened. In a moment we are going to go to Scripture, I am going
to show what Scripture states exactly what we are reading from the Spirit of
Prophecy. This is what Ellen White had to say about what took place with
persecution ceased in the early church. “The great adversary now endeavor to gain by
artifice what he had failed to secure by force. Persecution ceased, and in its
stead were substituted the dangerous allurements of temporal prosperity and
worldly honor…” what took the place of persecution? “….temporal prosperity and…”
what? “…worldly honor…” she continues saying, “….Idolaters were led to receive a part of the Christian faith, while
they rejected other essential truths. They professed to accept Jesus as the Son
of God and to believe in His death and resurrection, but…” now notice, “…but they had no conviction of sin and felt no need of repentance or
of a change of heart…” are you
understanding what she is saying? She continues, “…With some concessions…” now listen to the
way they thought, “…With some
concessions on their part they proposed that Christians should make
concessions, that all might unite on the platform of belief in Christ…” interesting formula for church growth. Instead
of being persecuted let’s allow the world to come into the church, allow
certain worldly practices to come into the church, and then the whole world is
going to want to join the church! Interesting formula for church growth! She
continues saying, “….Now the church was in fearful peril. Prison, torture, fire, and
sword were blessings in comparison with this…” did you hear that? I’ll read it again, “…Now the church was in fearful peril.
Prison, torture, fire, and sword were blessings in comparison with this. Some of the Christians stood firm, declaring that they could make
no compromise. Others were in favor of yielding or modifying some
features of their faith and uniting with those who had accepted a part of
Christianity, urging that this might be the means of their full conversion…” you know, we’ll just lower the standards, and
then the world will feel attracted to the church, and then they’ll join the
church! That’s exactly what mainline churches are doing today. And they are
stagnant, and their church growth is regressing rather than progressing. She continues saying, “….That was a time of deep anguish to the
faithful followers of Christ. Under a cloak of pretended Christianity, Satan
was insinuating himself into the church, to corrupt their faith and turn their
minds from the word of truth.”
Great Controversy hal. 42-43 menjelaskan persisnya apa
yang telah terjadi. Sebentar kita akan ke Kitab Suci, dan saya akan menunjukkan
apa yang dinyatakan Kitab Suci itu persis sama dengan apa yang kita baca dari
Roh Nubuat. Inilah yang dikatakan Ellen White apa yang telah terjadi saat
penganiayaan terhadap gereja mula-mula, berhenti. “Musuh besar sekarang
berusaha mendapatkan lewat kelicikan apa yang dia telah gagal memperoleh
melalui kekerasan. Penganiayaan berhenti, dan sebagai gantinya disodorkan
pemikat-pemikat yang berbahaya, kekayaan duniawi dan kemuliaan duniawi…” apa yang menggantikan
penganiayaan? “kekayaan
duniawi dan…” apa? “…kemuliaan
duniawi…”. Ellen White melanjutkan
berkata, “…Para penyembah berhala dituntun untuk menerima sebagian iman
Kristen, sementara mereka menolak kebenaran-kebenaran yang hakiki lainnya.
Mereka mengaku menerima Yesus sebagai Anak Allah dan meyakini kematianNya dan
kebangkitanNya, tetapi…” sekarang
perhatikan, “…tetapi mereka tidak memiliki keinsafan akan dosa dan tidak
merasa membutuhkan pertobatan atau perubahan hati…”
apakah kalian paham apa yang dikatakan Ellen White? Dia melanjutkan, “…Dengan
beberapa kesepakatan…” sekarang
dengarkan cara mereka berpikir, “…Dengan beberapa kesepakatan
di pihak mereka, mereka mengusulkan agar orang-orang Kristen juga memberikan
sepakat, supaya semua boleh bersatu di atas dasar iman dalam Kristus…” Resep yang
menarik untuk pertumbuhan gereja. Sebagai gantinya dianiaya, marilah kita
izinkan dunia masuk ke dalam gereja, mengizinkan beberapa praktek duniawi masuk
ke dalam gereja, maka seluruh dunia akan mau ikut gereja! Resep yang menarik
untuk pertumbuhan gereja. Ellen White
melanjutkan berkata, “…Sekarang gereja dalam bahaya
yang mengerikan. Penjara, siksaan, api, dan pedang adalah berkat dibandingkan
ini…” apakah kalian mendengar ini? Saya akan membacakannya lagi, “…Sekarang
gereja dalam bahaya yang mengerikan. Penjara, siksaan, api, dan pedang adalah
berkat dibandingkan ini. Ada orang-orang Kristen yang berdiri teguh, menyatakan
bahwa mereka tidak akan berkompromi. Yang lain memilih untuk menyerah, atau
mengubah beberapa fitur iman mereka dan bersatu dengan orang-orang yang telah
menerima sebagian Kekristenan, dan mendesak bahwa dengan cara ini mungkin
menjadi jalan pertobatan orang-orang itu secara penuh…” Yaaah,
kita turunkanlah standarnya, dengan demikian dunia akan tertarik pada gereja
dan mereka akan bergabung dengan gereja! Seperti itulah yang dilakukan
gereja-gereja mayoritas hari ini. Dan mereka menjadi tidak bertumbuh, dan
perkembangan gereja mereka mundur bukannya maju. Ellen White melanjutkan
berkata, “…Itu adalah waktu yang sangat menyedihkan bagi
pengikut-pengikut Kristus. Di bawah selubung Kekristenan yang palsu, Setan
menyelundup masuk ke dalam gereja, untuk merusak iman mereka dan membalikkan
pikiran mereka dari kata-kata kebenaran.”
What
a powerful statement! In other words the Devil begins by saying, “Let’s stomp
out Christianity by persecuting!” The more he persecutes the greater the church
grows. So he says, “It’s not working. So let’s just, if you can’t fight them,
join them. Let’s have the world enter the church, let’s have the church think
that by lowering the standards allowing the world to come in, that the church
is going to grow.” But just the opposite happened.
Pernyataan
yang sangat tajam. Dengan kata lain Iblis mengawali dengan berkata, “Mari kita
menghabisi Kekristenan dengan penganiayaan!” Tapi semakin dia menganiaya,
semakin besar gereja bertumbuh. Maka dia berkata, “Ini tidak berhasil. Jadi
mari kita bergabung dengan mereka jika kita tidak bisa melawan mereka. Ayo
masukkan dunia ke dalam gereja, ayo kita bikin gereja berpikir jika mereka
menurunkan standar mengizinkan dunia masuk, gereja itu akan bertumbuh.” Tetapi
justru yang sebaliknya yang terjadi.
You
know the truthfulness of this scenario that’s presented by Ellen White is
clearly seen for example in the first of the four seven seals of Revelation.
Now, I’m not going to go and study the seven seals with you today, but I want
you just to see the sequence of the four horses of Revelation 5 and Revelation
6.
Kalian
tahu, kebenaran scenario yang disampaikan Ellen White ini jelas terlihat
misalnya di keempat meterai pertama dari ketujuh meterai kitab Wahyu. Nah, saya
tidak akan membahas ketujuh meterai dengan kalian hari ini, tetapi saya mau
kalian melihat urut-urutan keempat kuda Wahyu pasal 5 dan pasal 6.
·
What color was the first
horse? The
first horse was white. What does white represent? It represents purity and
victory. In fact the Bible tells us that the white horse went out
conquering and to conquer. This was the conquering church.
·
What color is the second
horse? Red. Why red? Red is the color of what? Is the color of blood.
Now God’s
people are persecuted because of the phenomenal growth of Christianity.
And as we have noticed, the more that the Devil sheds the blood of God’s
people, the greater the church grows.
·
And so then you have a black
horse. And what does the black horse represent? It represents apostasies
and compromise. Is that exactly what happened in the days of
Constantine? Absolutely.
·
And then you end up with
a yellow horse, which represents the church
during the
period of the 1260 years, the period when the truth of God was forgotten
when idolatry came into the church, when spiritual fornication came into the
church, when the truth was cast to the ground, when the Sanctuary truth was
forgotten.
·
Apakah
warna kuda yang pertama? Kuda
pertama putih. Apa yang dilambangkan oleh warna putih?
Melambangkan kemurnian dan
kemenangan. Bahkan Alkitab memberitahu kita bahwa kuda putih itu
keluar untuk menang dan menaklukkan. Ini adalah gereja yang menaklukkan.
·
Apa
warna kuda kedua? Merah.
Mengapa merah? Merah itu warna apa? Warna darah. Sekarang umat Allah sedang dianiaya karena
pertumbuhan Kekristenan yang begitu fenomenal. Dan sebagaimana telah kita
lihat, semakin Iblis mencurahkan darah umat Allah, semakin besar gereja
bertumbuh.
·
Kemudian
ada kuda hitam. Dan
kuda hitam melambangkan apa? melambangkan kemurtadan
dan kompromi. Apakah itu persis yang terjadi di zaman kaisar
Constantine? Tepat sekali.
·
Lalu
diakhiri dengan kuda kuning pucat,
yang melambangkan gereja selama masa
1260 tahun, masa ketika
kebenaran Tuhan dilupakan, ketika penyembahan berhala masuk ke dalam gereja,
ketika perzinahan rohani masuk ke dalam gereja, ketika kebenaran dicampakkan ke
bawah, ketika kebenaran Bait Suci dilupakan.
In
other words in the sequence of the seals we have the same lesson as what we
have read in the Spirit of Prophecy. The white horse is the conquering
victorious church, the pure church. The Devil says, “I got to persecute them.”
There
you have the red horse.
But
then after the red horse you have the black horse which is the horse of
compromise. It’s the horse when apostasies come into the church which
ultimately leads to the yellow horse which is the period of papal dominion when
the church actually dies to a great deal.
Dengan
kata lain, dari urut-urutan
tujuh meterai kita mendapatkan pelajaran yang sama dengan yang kita baca dari
Roh Nubuat. Kuda putih adalah gereja yang menaklukkan yang menang, gereja yang
murni. Iblis berkata, “Aku harus menganiaya mereka.”
Kemudian
ada kuda merah.
Tetapi
setelah kuda merah, ada kuda hitam, yaitu kuda kompromi. Inilah kuda saat
kemurtadan masuk ke dalam gereja yang akhirnya menuju kepada kuda kuning pucat
yaitu masa kekuasaan Kepausan ketika gereja sesungguhnya sudah sebagian besar
mati.
Do
you also know the seven churches illustrate the same lesson from the Spirit of
Prophecy? Let me go over the 7 churches with you but first of all I want to
read a couple of statements. One from Ellen White and another one from someone
who disagrees with Ellen White probably 99.99999999% but he agrees with her on
this one point.
Notice
first of all Acts of the Apostles pg. 585
Ellen White says, “The
names of the seven churches…” so
it was the names, “…The
names of the seven churches are symbolic of the church in different
periods of the Christian Era…” So are the names of the churches important? Yes, they denote the condition of
the church in certain eras. She continues saying, “…The number 7 indicates completeness, and is
symbolic of the fact that the messages extend to the end of time…” in other words from the times of the apostles
to the end of time, “…while the symbols
used reveal the condition of the church at different periods in the history of
the world.”
So
what she is saying is that the seven churches represent seven periods in the
history of the church from the days of the apostles till the very end of time.
Tahukah
kalian ketujuh jemaat juga menggambarkan pelajaran yang sama dari Roh Nubuat?
Saya akan membahas ketujuh jemaat dengan kalian tetapi terlebih dahulu saya mau
membacakan dua pernyataan. Satu dari Ellen White, dan yang lain dari seseorang
yang mungkin
sebesar 99.99999999% tidak sepakat dengan Ellen White, tetapi dalam satu poin
ini dia sepakat dengan Ellen White.
Pertama
perhatikan Acts of the Apostles hal. 585,
Ellen White berkata, “Nama ketujuh jemaat…” jadi namanya ya, “…Nama
ketujuh jemaat itu simbol gereja pada masa-masa yang berbeda selama era
Kekristenan…” Jadi apakah
nama-nama jemaat itu penting? Ya, mereka menunjukkan kondisi gereja pada era
tertentu. Ellen White melanjutkan, “…Angka 7
mengindikasikan keseluruhan, dan merupakan lambang bahwa pekabaran itu
berlangsung hingga akhir zaman…” dengan
kata lain, mulai dari zaman para Rasul hingga ke akhir zaman, “…sementara
simbol-simbol yang dipakai menyatakan kondisi gereja pada periode yang berbeda
dalam sejarah dunia.”
Jadi
apa yang dikatakan Ellen White ialah ketujuh jemaat itu melambangkan tujuh masa
dalam sejarah gereja dari zaman para Rasul hingga akhir zaman.
Now,
Hal Lindsey, renown Futurist in his book Vanished
into Thin Air pg. 276 actually agrees with Ellen White and he is not the
only one, now most conservative evangelical scholars believe that the seven
churches represent seven periods in the history of the Christian church. Now,
notice what he had to say, “I
believe along with many scholars that these seven letters were not only written
to seven literal churches with real problems, but also that they have a
prophetic application to church history. I believe that these seven churches
were selected and arranged by our omniscient Lord because they had problems and
characteristics that would prophesy seven stages of history through which the church universal
would pass.” Interesting.
Sekarang,
Hal Lindsey, Futurist ternama dalam bukunya Vanished
into Thin Air hal. 276, betul-betul sepakat dengan Ellen White, dan dia
bukan satu-satunya, sekarang kebanyakan pelajar Alkitab evangelis konservatif
meyakini bahwa ketujuh jemaat melambangkan tujuh masa dalam sejarah gereja
Kristen.
Sekarang,
perhatikan apa yang dikatakan Hal Lindsey, “Saya
meyakini, bersama-sama banyak pelajar Alkitab bahwa ketujuh surat tidak saja
ditulis kepada tujuh jemaat literal yang memiliki permasalahan literal, tetapi
surat-surat itu juga memiliki aplikasi nubuat bagi sejarah gereja. Saya
meyakini bahwa ketujuh jemaat ini dipilih dan diatur oleh Tuhan kita yang
Mahatahu karena mereka memiliki masalah-masalah dan sifat-sifat yang menubuatkan tujuh tahap sejarah yang harus
dilewati gereja universal.”
Menarik.
In
other words the seven churches represent seven periods in the history of the church,
they are actually parallel to the first
4 seals.
In
the first 4 seals you have the church going out conquering and to conquer. Then
you have the red horse: persecution.
Then you have the black horse: compromise that comes into the church. And then
as the result of compromise you have a period of death, the yellow horse, the
horse of death. The stage of the church when the truth was almost totally and
completely forgotten in church history.
The first 4 churches are
parallel to the first 4 horses.
Dengan
kata lain ketujuh jemaat itu melambangkan
tujuh masa dalam sejarah gereja, yang paralel dengan keempat meterai pertama
dari tujuh meterai.
Di
keempat meterai pertama, ada gereja yang keluar untuk menang dan menaklukkan.
Lalu ada kuda merah: penganiayaan. Lalu ada kuda hitam: kompromi masuk ke dalam
gereja. Kemudian sebagai akibat kompromi, ada satu masa kematian, kuda kuning
pucat, kuda kematian. Kondisi gereja ketika kebenaran nyaris seluruhnya dan
semuanya dilupakan dalam sejarah gereja.
Keempat jemaat yang pertama itu paralel
dengan keempat kuda itu.
The first church is
Ephesus, do you know what Ephesus means? It means “desirable” ~ who
would not have desired to belong to the apostolic church? Desirable. In other
words, the first church is a desirable church, it’s the apostolic church, it’s
the church that has the ideal even though it has begun already ~ according to
Revelation ~ to lose its first love.
Jemaat yang pertama adalah Efesus. Tahukah kalian apa makna Efesus? Maknanya “didambakan”
~ siapa yang tidak mendambakan termasuk dalam gereja apostolik? Didambakan.
Dengan kata lain, jemaat yang pertama adalah gereja yang didambakan, itu gereja
apostolik, itu gereja yang
ideal walaupun gereja itu menurut kitab Wahyu, sudah mulai
kehilangan kasihnya yang mula-mula.
And
then comes the second church which is Smyrna. Now do you know what the word
“Smyrna” means? It means bitter sweet myrrh. You know what myrrh
is? It’s kind of like a spice and aloe. Do you know what myrrh was used for? It
was used to embalm the dead. And do you know something interesting if you read
the message to Smyrna, and I am going to read it in a few moments, there is
tremendous emphasis on death connected with the church of Smyrna, and
persecution. Notice Revelation 2:8-10 and you’ll see how death and
persecution characterize this church. This is the church after the apostolic
church, it is after the desirable church. The Devil has seen the church growing
and so now he says, “I am going to persecute the church.” And so we have bitter
sweet myrrh which is used to embalm the dead because in this church there is
much death and there is much persecution. Notice Revelation 2:8-10, “And
to the angel of the church in Smyrna write, 'These are the words of Him who is
the First and the Last, who…” what? “…who died, and came to
life again: 9 ‘I know your…” what? “…works…” Before that it says, “…I know your
afflictions, and poverty (yet you are rich); and I know the slander of those who say they are Jews and are not,
but they are the synagogue of
Satan. 10 Do not be afraid of what you are about to…” what? “…suffer…”
See, there you have suffering,
“…I tell you, the devil will put some
of you…” where? “… in prison, to test you, and you will
suffer persecution for ten days…” And then we are told,
“…Be faithful even to the point of…”
what? “…of death, and I will
give you the crown of life.”
Do
you notice all of the terminology that deals with persecution, and afflictions
and sufferings and death and crown of life? The emphasis falls upon the fact
that this
is a persecuted church. And many scholars believe that the ten days
that are mentioned in connection with this church refer to the great persecution by the Emperor
Diocletian. He persecuted Christians mercilessly during a period of 10 years
from 303-313 until Constantine finally
gives the decree that allows Christians to exist without being persecuted.
In
other words, after you have the Desirable Church, the church of the apostles,
the white horse church, the church that goes out conquering and to conquer, the
pure church; then you have the red horse, which is the church shedding the
blood because it is faithful in preaching the gospel, and you have the second
church, Bitter-sweet Myrrh, who is being persecuted who is being trampled upon,
thrown into prison and being killed for being faithful to God.
Lalu
jemaat yang kedua ialah Smirna.
Nah, tahukah kalian apa makna kata “Smirna”? Artinya mur yang pahit-pahit manis. Kalian tahu
apa itu mur? Semacam rempah-rempah dengan lidah buaya. Tahukah kalian mur
dipakai untuk apa? Untuk membalsam orang mati. Dan tahukah kalian ada yang
menarik jika kita membaca pesan kepada jemaat Smirna, yang akan saya bacakan
nanti ~ ada penekanan besar
pada kematian yang dikaitkan dengan jemaat Smirna, dan penganiayaan.
Perhatikan Wahyu 2:8-10 dan kalian akan melihat bagaimana kematian dan
penganiayaan menjadi ciri khas jemaat ini. Inilah gereja setelah gereja
apostolik, gereja yang didambakan. Iblis telah melihat gereja itu bertumbuh dan
sekarang dia berkata, “Aku akan menganiaya gereja ini.” Maka kita bertemu
dengan mur pahit-pahit manis yang dipakai untuk membalsam orang mati karena di
gereja ini ada banyak kematian dan ada banyak penganiayaan.
Perhatikan
Wahyu 2:8-10, “…8 Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Smirna: Inilah firman dari Dia, yang Awal dan yang Akhir, yang…” apa? “…yang telah mati dan hidup kembali: 9
Aku tahu…” apamu? “…pekerjaanmu…” Sebelum
itu dikatakan, “…aku
tahu penderitaanmu, dan kemiskinanmu--namun
engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. 10
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau…”
apa? “…derita!…”
Lihat, di sini ada penderitaan, “…Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu
ke…” mana? “…ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan
kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari…” lalu kita diberitahu, “…Hendaklah engkau setia
sampai…” apa? “…mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu
mahkota kehidupan.”
Apakah kalian menyimak semua terminologi
yang berkaitan dengan aniaya, siksa, dan penderitaan dan kematian dan mahkota
kehidupan? Penekanan jatuh pada faktanya bahwa ini adalah gereja yang teraniaya. Dan
banyak pelajar Alkitab meyakini bahwa sepuluh hari yang disebut sehubungan dengan jemaat ini mengacu kepada
penganiayaan hebat oleh Kaisar Diocletian. Dia menganiaya orang-orang Kristen
tanpa belas kasihan selama masa 10 tahun dari 303-313 hingga Constantine
akhirnya mengeluarkan dekrit yang mengizinkan orang-orang Kristen eksis tanpa dianiaya.
Dengan kata lain setelah gereja yang
didambakan, gereja para Rasul, gereja kuda putih, gereja yang keluar untuk
menang dan menaklukkan, gereja yang murni, maka berikutnya adalah kuda merah,
yaitu gereja pertumpahan darah karena dia setia menyampaikan Injil, dan gereja
yang kedua ini mur yang pahit-pahit manis, yang dianiaya dan diinjak-injak,
dibuang ke penjara, dan dibunuh karena setia kepada Tuhan.
And
then you have the third church, which is parallel to the black horse. Notice Revelation 2:14
we can’t study all the messages to the church at Pergamum, incidentally the
word “Pergamum”
means “height” or “elevation.” Where was the church in the church of
Smyrna? It was in the valley of persecution, wasn’t it? But now when you come
to the church of Pergamum, the church is where? It’s in the heights.
In other words from the valley of persecution it is now favored, the favored church
in the empire. Now I want you to notice one characteristic of this church, it
says there in chapter 2:14 of Revelation, “Nevertheless,
I have a few things against you: You
have people there who hold the teaching of Balaam…”
interesting that Balaam would be
mentioned in connection with third church “…who taught Balak…”
notice, Balaam taught Balak
“… to
entice the Israelites…” what does “entice” means? Is enticing coercing? No,
enticing is not coercing. Enticing means trying to lure someone. It’s like a
fisherman you know who throws out a lure and the lure looks a fish and then he
pulls it in. He is trying to entice the fish to bite. It’s not force, it’s
trying to entice the church. And so it says, “…Nevertheless, I have
a few things against you: You have people there who hold the teachings of
Balaam, who taught Balak to entice the Israelites, to sin
by eating food sacrificed to idols…” in other words by practicing
idolatry,
“…and by
commiting sexual immorality…” which is translated in many versions “fornication”.
Lalu
jemaat ketiga,
yang paralel dengan kuda hitam.
Perhatikan Wahyu 2:14, kita tidak bisa mempelajari semua pesan kepada jemaat
Pergamus ~ kata “Pergamus” berarti
“tinggi” atau “ketinggian”.
Di manakah jemaat Smirna berada? Di lembah penganiayaan, bukan? Tetapi sekarang
kita tiba di jemaat Pergamus, di mana
jemaat ini? Di tempat tinggi. Dengan
kata lain dari lembah penganiayaan jemaat
itu sekarang diistimewakan, gereja yang diistimewakan dalam
kerajaan. Nah, saya mau kalian memperhatikan satu ciri khas gereja ini,
dikatakan di pasal 2:14 kitab Wahyu, “14 Namun demikian, Aku mempunyai beberapa
keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran
Bileam…” menarik, Bileam disebutkan berkaitan
dengan gereja yang ketiga ini, “…yang memberi nasihat
kepada Balak…” perhatikan,
Bileam mengajar Balak “…untuk menyesatkan orang
Israel…” apa maksudnya “menyesatkan”? Apakah menyesatkan itu memaksa?
Tidak. Menyesatkan itu tidak memaksa. Menyesatkan itu berusaha untuk membujuk
orang supaya ikut. Seperti seorang pemancing ikan, yang melemparkan umpan dan
umpan itu bentuknya seperti ikan, yang kemudian ditariknya. Dia berusaha
membujuk ikan-ikan untuk menggigit umpannya. Itu tidak dengan paksaan, tetapi
itu usaha untuk membujuk gereja. Maka dikatakan, “…Namun demikian, Aku mempunyai
beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang
menganut ajaran Bileam yang memberi nasihat kepada Balak, untuk menyesatkan
orang Israel supaya mereka makan persembahan berhala…” dengan
kata lain dengan mempraktekkan penyembahan berhala, “…dan berbuat zinah…”
What
are the two things that Balaam tried to entice Israel to do? Practice idolatry
and what? And fornication.
Let
me ask you, does that characterize the third church, the compromising church?
Is that the time when idolatry came into the church? Absolutely. Pagan
festivals came into the church. Is that the time when spiritual fornication
began when church and state were joined together, because that’s what the
Bible calls “fornication”? It’s the union of church and state. In other
words we can show from history that what happened during the third church
actually had to do with the encroachments
of idolatry into the church, and secondly, fornications, spiritual
fornications the union of the church with the state. Now, what particularly
interests me is the phrase the doctrine or the “teaching of Balaam”. Why would
Balaam be mentioned in connection with this third church? Well, we need
to go back and study a few things about Balaam. We don’t have time to study the
whole story but there are certain points that I need to study with you that
will help us understand why Balaam is mentioned in connection with the third
church.
You
see, Israel was advancing towards the promised land, and the pagan nations of
Canaan were deadly afraid, that if the Israelites entered the land of Canaan,
they would totally subdue and destroy the pagan nations that were there. In
fact go with me to the book of Numbers 22:3 and you’ll see the fear that was in
the heart of Balak its pagan ruler in the land of Canaan as Israel was
advancing toward the land. Numbers 22:3, it says, “And Moab was exceedingly afraid of
the people because they were
many, and Moab was sick with dread because of the children of Israel.” This pagan king is saying, “Israel is going to come and they are
going to uproot us, they are going to destroy us from the land.”
You
know this is very similar to what happened in the days of Constantine. In fact
paganism felt threatened by Christianity. Allow me to read you a statement from
Great Controversy page 39 where Ellen White
draws the parallel between this pagan king in Moab being terribly afraid that
the Israelites were going to come and they were going to destroy him, with the
idea that paganism was going to be destroyed by Christianity in the early Roman
empire. Notice what it says there in Great
Controversy page 39. Ellen White states “Paganism foresaw that should the Gospel triumph, her temples
and altars would be swept away. Therefore she summoned her forces to destroy
Christianity.” Do you see the
parallel? Back in Old Testament times the pagan king is filled with fear
because Israel is conquering the promised land. He says, “Our religion and our
existence are threatened,” and so he says, “I have to find somebody that will
curse Israel so Israel will not have God’s blessing and Israel can be
destroyed.” And who does he try to get
to do this? A guy by the name of Balaam who was once a true prophet according
to the Spirit of Prophecy.
Four
times Balak tried to use Balaam to curse Israel from outside. I want you to
notice those 4 times that the Devil is trying to get Balaam to curse Israel so
that God will withdraw His blessing and they can be destroyed. The first case
is in Numbers 22:18 where Balak says to Balaam, “Hey, I’ll give you much gold
and silver and you will be a rich man, and you will be famous.” And notice what
Balaam said. Once again Numbers 22:18, “18 But Balaam answered them, ‘Even if Balak gave
me his palace filled with silver and gold, I could not do anything great or
small to go beyond the command of the Lord my God. I cannot curse these people.”
Apa
dua hal yang dipakai Balaam membujuk
agar dilakukan oleh bangsa
Israel? Mempraktekkan penyembahan berhala dan apa? Dan perzinahan.
Coba
saya tanya, apakah itu menjadi ciri khas gereja yang ketiga, gereja yang
berkompromi? Itukah saatnya ketika penyembahan berhala masuk ke dalam gereja?
Betul sekali. Festival-festival pagan masuk ke dalam gereja. Apakah saat itu
perzinahan rohani dimulai ketika gereja dan pemerintah bergabung menjadi satu?
Karena itulah yang dikatakan
Alkitab sebagai “perzinahan”, yaitu bersatunya gereja dengan pemerintah.
Dengan kata lain, kita bisa membuktikan dari sejarah sesungguhnya apa yang
terjadi di zaman gereja yang ketiga berkaitan dengan infiltrasi penyembahan
berhala ke dalam gereja; dan yang
kedua, perzinahan, perzinahan rohani, bersatunya gereja dengan pemerintah.
Nah,
apa yang terutama menarik bagi saya adalah ungkapan “doktrin atau ajaran
Bileam”. Mengapa Bileam disebut berkaitan
dengan gereja yang ketiga ini? Nah, kita perlu melihat ke
belakang dan mempelajari beberapa hal tentang Bileam. Kita tidak punya waktu
untuk mempelajari seluruh ceritanya, tetapi ada pokok-pokok tertentu yang perlu
kita pelajari bersama yang akan membantu kita memahami mengapa Bileam
disebutkan sehubungan dengan gereja yang ketiga ini.
Kalian
lihat, Israel sedang maju terus menuju Tanah Perjanjian, dan bangsa-bangsa
kafir Kanaan sudah ketakutan jika bangsa Israel sampai masuk ke tanah Kanaan,
mereka akan menaklukkan dan membinasakan seluruh bangsa kafir yang ada di sana.
Nah, marilah bersama saya ke kitab Bilangan 22:3 dan kalian akan melihat
ketakutan yang ada di hati Balak, raja kafir yang memerintah tanah Kanaan,
sementara Israel semakin mendekat menuju ke sana. Bilangan 22:3 mengatakan, “Maka sangat gentarlah orang
Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, dan Moab gemetar ketakutan karena orang Israel.”
Raja
kafir ini berkata, “Israel akan datang dan mereka akan membasmi kita, mereka
akan melenyapkan kita dari tanah ini.”
Tahukah
kalian ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di zaman Constantine? Faktanya
paganisme merasa terancam oleh Kekristenan. Izinkan saya membacakan pernyataan
dari Great Controversy hal. 39 di mana
Ellen White menarik garis paralel antara raja kafir Moab ini yang ketakutan
karena bangsa Israel akan datang dan
akan menghancurkannya, dengan konsep paganism akan dihancurkan oleh
Kekristenan di zaman kekaisaran Roma mula-mula.
Perhatikan
apa yang dikatakan di Great Controversy
hal. 39. Ellen White menyatakan, “Paganisme meramalkan
sekiranya Injil menang, maka kuil-kuilnya dan mezbah-mezbahnya akan disapu
bersih. Itulah sebabnya dia menggalang kekuatannya untuk menghancurkan
Kekristenan.” Apakah kalian
melihat paralelnya? Di zaman Perjanjian Lama, raja kafir itu dipenuhi rasa
takut karena Israel sedang menaklukkan tanah perjanjian. Dia berkata, “Agama
kita dan keberadaan kita terancam.” Maka dia berkata, “Aku harus mencari
seseorang yang akan mengutuk Israel agar Israel tidak mendapatkan berkat Tuhan
dan Israel bisa dibasmi.” Dan siapa yang disuruhnya untuk melakukan hal itu?
Seorang yang bernama Bileam, yang tadinya adalah seorang nabi yang benar,
menurut Roh Nubuat. Empat kali Balak berusaha memakai Bileam mengutuk Israel
dari luar. Saya mau kalian perhatikan keempat kali Iblis berusaha menyuruh
Bileam mengutuk Israel supaya Tuhan menarik kembali berkatNya dan mereka bisa
dibasmi.
Pertama
tercatat di Bilangan 22:18 di mana Balak berkata kepada Bilean, “Hei, aku akan
memberimu banyak emas dan perak dan engkau akan menjadi orang kaya dan orang
terkenal.” Perhatikan apa kata Bileam. Sekali lagi, Bilangan 22:18, “18 Tetapi Bileam menjawab
kepada pegawai-pegawai Balak: "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas
dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat apapun baik yang kecil maupun
besar, yang melampaui titah TUHAN, Allahku.
Aku tidak bisa mengutuk bangsa ini.”
So
now we have a second time. Balak says, “You’ve got to curse this people so that
we can destroy them.” The story is in Numbers 23:8-10. Balaam goes and he looks
upon Israel and instead of cursing them he blesses them. Notice verse 8, “How shall I curse whom God has not cursed? And
how shall I denounce whom the Lord has not denounced? 9 For from the tops of the rocks I see him and from the hills I
behold him there a people dwelling alone not reckoning itself among the
nations. 10 Who can count the dust of Jacob or the number of one
fourth of Israel. Let me die the death of the righteous and let my end be like
his.” I can’t curse Israel
because they are in a good relationship with the Lord.
Jadi
sekarang, untuk kedua kalinya, Balak berkata, “Kamu harus mengutuk bangsa ini
supaya kami bisa membinasakan mereka.” Ceritanya ada di Bilangan 23:8-10.
Bileam pergi dan dia memandang Israel, dan bukannya mengutuki mereka, dia
justru memberkati mereka. Perhatikan ayat 8, “8 Bagaimanakah
aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku menyatakan salah yang tidak disalahkan TUHAN? 9 Sebab dari
puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang
mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di
antara bangsa-bangsa kafir. 10 Siapakah yang bisa menghitung debu Yakub atau jumlah
seperempat bagian Israel? Biarlah aku
mati seperti matinya orang-orang benar dan biarlah ajalku seperti ajal mereka!" Aku
tidak bisa mengutuk Israel karena hubungan mereka dengan Tuhan sedang baik.
So
we have a third time. The story is in Numbers 23:20-23, once again trying to
destroy Israel by cursing it from the outside. Didn’t work. It says there in
Numbers 23:20, “Behold, I have received
the command to bless. He has blessed, and I cannot reverse it. 21
He…” and now notice the reason why, “…He has not
observed iniquity in Jacob, nor has He seen wickedness in Israel, the LORD his
God is with him, and the shout of a king is among them. 23 God
brings them out of Egypt and he has strength like a wild ox, 23 for
there is no sorcery against Jacob nor any divination against Israel. It now
must be said of Jacob and Israel, ‘O, what God has done!’”
You
see what’s going on here? Israel is in a good relationship with the Lord at
this point in their existence. They are about to enter the promised land. And
this pagan king is saying, “Israel is going to come and they are going to
destroy our religion, they are going to destroy our nation so we need to get
rid of them.” And so he says, “Balaam, curse them!” and Balaam says, “I can’t.
They are in a good relationship with the Lord.”
Maka
kita tiba pada yang ketiga kalinya. Kisahnya di Bilangan 23:20-23, sekali lagi
mencoba membinasakan Israel dengan mengutuknya dari luar. Tidak berhasil.
Dikatakan di Bilangan 23:20, “20 Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati. Dia telah memberkati, dan
aku tidak dapat membatalkannya. 21 Dia…” sekarang simak apa alasannya, “…tidak melihat adanya dosa pada
keturunan Yakub, dan tidak dilihatNya kefasikan pada orang Israel. TUHAN, Allah
mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka. 22
Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir, dan
mereka memiliki kekuatan seekor banteng liar, 23 sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub,
ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Sekarang
harus dikatakan tentang Yakub dan Israel, ‘O, apa yang telah dilakukan
Allah!’”
Kalian
lihat apa yang terjadi di sini? Israel sedang memiliki hubungan yang bagus
dengan Tuhan pada saat eksistensi mereka waktu itu. Mereka akan memasuki tanah
perjanjian. Dan raja pagan ini berkata, “Israel akan datang dan mereka akan
menghancurkan agama kami, mereka akan menghancurkan bangsa kami, maka kami
harus mengenyahkan mereka.” Maka dia berkata, “Bileam, kutuklah mereka!” dan
Bileam berkata, “Saya tidak bisa. Mereka sedang memiliki hubungan yang bagus
dengan Tuhan.”
And
so then you have a fourth time. Balaam goes up to the heights and he sees a
certain place there in the valley where Israel is camped. Notice what Balaam
says.
This is found in Numbers 24:5 and then we’ll jump to verse 9. Balaam says, “5 How beautiful are your tents, O, Jacob, your dwelling places, O, Israel….9 May those who bless you be blessed, and those who curse you be cursed…” oh have mercy, hehehe!
This is found in Numbers 24:5 and then we’ll jump to verse 9. Balaam says, “5 How beautiful are your tents, O, Jacob, your dwelling places, O, Israel….9 May those who bless you be blessed, and those who curse you be cursed…” oh have mercy, hehehe!
And
so Balaam has attempted four times. Four times from outside he has attempted to
curse Israel but he cannot curse Israel, because they are in a proper
relationship with the Lord.
Maka
untuk keempat kalinya, Bileam pergi ke bukit-bukit dan dia melihat perkemahan
Israel di lembah di bawah. Perhatikan apa kata Bileam. Ini ada di Bilangan
24:5, lalu kita akan meloncat ke ayat 9. Bileam berkata, “5 Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat
kediamanmu, hai Israel!... 9 …Diberkatilah orang yang memberkati
engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!" Ya
ampun, hehehe.
Maka Bileam sudah mencoba empat kali.
Empat kali dari luar dia berusaha mengutuk Israel tetapi dia tidak bisa
mengutuk Israel karena mereka sedang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan.
So
then what does Balaam say? What does he suggest to Balak? He says, “Balak,
we’ve been going at this the wrong way. You’ve ordered me from the heights to
curse Israel, and I can’t curse them. God won’t allow it because they are in a
proper relationship with the Lord. And they are like the sand of the sea, they
are numberless. Balak, there’s a better way! If you can’t destroy them by
persecution, infiltrate evil into the camp. And then God will withdraw His
blessing and they will be easy prey.”
Are
you seeing the connection now with the church of Pergamum?
Jadi
kemudian apa kata Bileam? Apa usulnya kepada Balak? Dia berkata, “Balak, cara
kita sudah keliru. Engkau memerintahkan aku untuk mengutuk Israel dari atas
bukit, dan aku tidak bisa mengutuk mereka. Tuhan tidak mengizinkan itu karena
hubungan mereka dengan Tuhan sedang bagus. Dan jumlah mereka seperti pasir di
lautan, tidak terhitung. Balak, ada jalan lain yang lebih baik! Jika kita tidak
bisa menghancurkan mereka melalui aniaya, kita menyusup ke dalam perkemahan
mereka. Maka Tuhan akan menarik berkatNya dan mereka akan menjadi mangsa yang
empuk.”
Apakah
sekarang kalian melihat hubungannya dengan gereja Pergamus?
Now,
let’s notice what Ellen White had to say about this, Patriarchs and Prophets page 451, speaking about Balaam, it says, “He immediately returned to the
land of Moab and laid his plans before the king. The Moabites themselves were
convinced that so long as Israel…” listen carefully “…that
so long as israel
remained true to God, He would be their shield. The plan proposed by Balaam was
to separate them from God by enticing them into idolatry…” remember the mention
of, ah what we find in Revelation 2? About Pergamum, idolatry? She continues
saying, “…If they could be led to engage
in the licentious worship of Baal and Ashtaroth, their omnipotent Protector
would become their enemy, and they would soon fall a prey to the fierce,
warlike nations around them. This plan was readily accepted by the king, and
Balaam himself remained to assist in carrying it into effect. Balaam witnessed
the success of his diabolical scheme…” do you know where the word “diabolical” comes
from? From “Diablo”, hehehe, see, in Spanish the word “Devil” is “Diablo” in
the Greek it is “diablos”. So a diabolical scheme is a scheme of the Devil,
that’s what it says. So what method is the Devil trying to use to destroy
Israel? Persecution and cursing from outside, or infiltration from inside? From
inside. Just like it happened in the early church.
Sekarang, mari perhatikan apa kata Ellen White
tentang ini. Patriarchs and Prophets hal.
451, berbicara tentang Bileam, dikatakan, “Dia
segera kembali ke tanah Moab dan menyodorkan rencananya di hadapan raja. Bangsa
Moab sendiri merasa yakin selama Israel…” dengarkan baik-baik, “…selama
Israel tetap setia kepada Allah, Allah akan menjadi perisai mereka. Rencana
yang diusulkan Bileam adalah memisahkan Israel dari Allah dengan membujuk
mereka ke penyembahan berhala…” ingat disebutkannya, ah, apa yang kita lihat di
Wahyu pasal 2, tentang Pergamus? Penyembahan berhala? Ellen White melanjutkan, “…Jika
Israel bisa dibawa ke praktek cabul penyembahan Baal dan Asytarot, Pelindung
mereka yang Mahakuasa akan menjadi musuh mereka dan mereka akan segera menjadi
mangsa bangsa-bangsa penggemar perang yang kejam di seputar mereka. Rencana ini
segera diterima raja itu, dan Bileam sendiri tinggal di sana untuk membantu
pelaksanaannya. Bileam menyaksikan keberhasilan rencananya yang jahat
(diabolis)…” tahukah kalian dari mana kata “diabolical” itu berasal? Dari
“Diablo”, hehehe, lihat dalam bahasa Spanyol kata “Iblis” ialah “Diablo”, dalam
bahasa Greeka itu “Diablos”. Jadi suatu rencana yang diabolis adalah rencana
Iblis, itulah maksudnya. Jadi cara apa yang dipakai Iblis untuk menghancurkan
Israel? Aniaya dan kutukan dari luar atau penyusupan dari dalam? Dari dalam,
persis seperti yang terjadi pada gereja mula-mula.
In fact Ellen White in Great Controresy pg. 42, alludes to the
experience of Balaam. This shows to me that Ellen White is commenting on the
experience of Balaam in the third church of Revelation she says, “Satan
therefore laid
his plans to war more successfully against the government of God by planting
his banner in the Christian church…” and now listen to this, “…If the followers of Christ
could be deceived…” remember the word “entice”? If they “…could be deceived and led to displease God…” remember the story
of Balaam? “…led to displease
God, then
their strength, fortitude, and firmness would fail, and they would fall an easy
prey…” So what’s method
does the
Devil work best? Not persecution but
infiltration. Is it just possible that that’s what happening today not only
with the Christian church in general but specifically with the SDA church?
You know it’s said that when Adventists gather together in big centers, it’s
risky business. When Adventists all gathered in Battle Creek, God said, “Oh, We
don’t want you to gather everybody in Battle Creek. You know when lots of
Adventists get together the result ultimately We find apostasy.” And so He
says, God says to the angel, He says, “Burn the Tabernacle down. Burn the
publishing house down. Burn the Sanatorium down.” Because God wanted Adventists
to spread out. Because He knew that when Adventists gather in a big center, the
result is never good.
In fact you know, the apostles gathered
together in Jerusalem they were nice and comfortable there. And it says in Acts
8 that God allowed persecution to come so that they would spread out and go to
Samaria and preach the Gospel in other places.
Is it just possible that a little
persecution for the church today would go a long way today toward really
causing church growth?
You know we think that the way that we
can grow the church is perhaps by, giving in a little, lowering the standards
of our worship service, and maybe the
music and the dress and all of these things, you see, we’d just lower the
standards a little, people come from outside will feel comfortable in the
church and then the church will fill with converts. That’s exactly what
happened with the early church. That’s exactly what happened in the days of
Balaam. It doesn’t work.
Bahkan Ellen White di Great Controversy hal. 42, menyinggung tentang
pengalaman Bileam. Bagi saya ini menunjukkan bahwa Ellen White mengomentari
pengalaman Bileam di gereja yang ketiga di Wahyu, dia berkata, “Dengan demikian Setan mempersiapkan rencananya yang lebih
berhasil untuk memerangi pemerintahan Allah dengan menancapkan benderanya di
dalam gereja Kristen…” dan sekarang dengarkan ini, “…Jika pengikut-pengikut Kristus bisa ditipu…” ingat kata “membujuk”? Jika mereka “…bisa ditipu dan digiring untuk mengecewakan Allah…” ingat kisah Bileam? “…digiring
untuk mengecewakan Allah, maka kekuatan mereka, ketahanan, dan keteguhan mereka
akan gagal, dan mereka akan menjadi mangsa empuk…” Jadi apa cara
yang paling berhasil bagi Iblis? Bukan aniaya melainkan infiltrasi.
Mungkinkah itulah yang terjadi
hari ini bukan hanya di gereja Kristen secara umum tetapi khususnya juga di
dalam gereja MAHK? Kalian tahu, sudah dikatakan bahwa bilamana
orang Advent dikumpulkan di pusat-pusat yang besar, itu sangat berbahaya.
Ketika orang Advent semua berkumpul di Battle Creek, Tuhan berkata, “Oh, Kami
tidak mau kalian semuanya berkumpul di Battle Creek. Kalian tahu, bilamana
banyak orang Advent mengumpul jadi satu, akibatnya adalah kemurtadan.” Maka
Tuhan berkata, Tuhan berkata kepada
malaikat, “Bakarlah Tabernakelnya. Bakarlah percetakannya. Bakar
sanatoriumnya.” Karena Tuhan menghendaki orang-orang Advent menyebar. Karena
Tuhan tahu jika orang-orang Advent berkumpul dalam pusat-pusat yang besar,
hasilnya tidak pernah baik. Bahkan, kalian tahu, ketika para rasul berkumpul di
Yerusalem, mereka merasa nyaman dan nikmat di sana. Dan di Kisah pasal 8
dikatakan Allah mengizinkan penganiayaan terjadi supaya mereka menyebar dan
pergi ke Samaria dan menyampaikan Injil di tempat-tempat lain.
Apakah mungkin sedikit penganiayaan pada gereja
sekarang ini benar-benar akan membawa banyak kebaikan bagi pertumbuhan gereja?
Kalian tahu, kita beranggapan
bahwa kita bisa mengembangkan gereja barangkali dengan mengalah sedikit,
menurunkan standar kita dalam hal penyembahan, dan mungkin dalam hal musik, dan
pakaian, dan segala hal itu. Coba, kita turunkan saja standar kita sedikit, dan
orang-orang di luar akan merasa nyaman di gereja kita sehingga gereja akan
dipenuhi oleh orang-orang yang bertobat. Persis itulah yang terjadi pada gereja
mula-mula. Persis itulah yang terjadi di zaman Bileam. Cara itu tidak berhasil.
And by the way, the fourth church is the church of
Thyatira. And do you know what woman is there in the church of
Thyatira? Her name is Jezebel the harlot. That’s the papal church.
Nah, jemaah yang keempat adalah gereja Tiatira.
Dan tahukah kalian siapa perempuan yang ada di gereja Tiatira? Namanya Izebel
sang pelacur. Itu adalah gereja
Kepausan.
It’s all the 4 seals.
And the 4 churches are precisely
parallel. And they show what happens when the church is persecuted and when the
Devil infiltrates the world into the church. The apostle Paul has told us ~ and
I’ve shared some of these texts with you in my last sermon ~ the apostle Paul
says in 2 Timothy 3:12, “Yes…” some versions translate “Indeed”, “Indeed, and all…” how many? “…all who desire…” the word “desire” there means who
“choose”, that’s the word “choice”, “Yes, all who desire to live godly in Christ Jesus might
suffer persecution…” that’s not what it says. It says, “…will suffer
persecution.”
Itulah kesemua empat meterai.
Dan ke empat jemaah adalah
paralelnya yang tepat. Dan mereka menunjukkan apa yang terjadi ketika gereja
itu dianiaya, dan ketika Iblis menginfiltrasikan dunia ke dalam gereja. Rasul
Paulus memberitahu kita ~ dan saya telah memberikan beberapa ayatnya kepada
kalian dalam khotbah saya yang terakhir ~ rasul Paulus berkata di 2 Timotius
3:12 “Memang…” beberapa versi menerjemahkannya
“Sesungguhnya”,
“…Sesungguhnya, semua…” berapa banyak? “…semua yang mendambakan…” kata “mendambakan” di sini berarti
“memilih”, itu kata “pilihan”, “…Memang semua
yang mendambakan hidup saleh di dalam Kristus Yesus mungkin menderita aniaya…” tidak begitu yang dikatakan. Dikatakan, “…akan menderita aniaya.”
Notice John 17:14 we find the same idea
expressed by Christ. Jesus says, “I have given them Your Word, and the world has hated them…” why does the world
hate them? Why did the world hate the apostles? “…the world has hated them because they are…” what? “…because they are
not of the world, just as I am not of the world.”
Perhatikan Yohanes 17:14, kita
mendapti konsep yang sama diutarakan Kristus. Yesus berkata, “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci
mereka…” mengapa dunia membenci mereka? Mengapa dunia
membenci para rasul? “…dunia membenci mereka, karena mereka bukan
dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
You know there is this big debate in the
Adventist church now about women’s
ordination. That’s not the specific point that I want to come to right now, but
you know I was examining the history of the churches that have ordained women
and how long it has taken for them then to ordain practicing homosexuals as
clergy in their churches and with very few exceptions, that is the next step.
And do you know what the argument is? The argument is, that if you lower the
standard and you allow gays, and you recognize gay marriages in the church, and
you also recognize the ability of individuals to serve as gay pastors, then you
are going to attract the gay crowd to the church and the church is going to
grow. That’s the main argument. Is that a legitimate argument? No!
And let me tell you something: we are not
bashing gay people, because Jesus says we are supposed to love everyone. But
that doesn’t mean that we should love their behavior, or that the church can
accept the behavior. We can love the sinner without loving the sin.
Kalian tahu, sekarang ini sedang
ada perdebatan besar di gereja Advent mengenai pengurapan wanita. Ini bukan
poin yang ingin saya bahas sekarang, tetapi kalian tahu saya lagi memeriksa
sejarah gereja-gereja yang telah mengurapi wanita dan dengan sedikit sekali
perkecualian, ternyata tidak terlalu lama setelah itu mereka mengurapi
homoseksual sebagai pendeta di gereja mereka. Itulah langkah berikutnya. Dan
tahukah kalian apa argumentasi mereka? Argumentasinya adalah, jika kita
menurunkan standar dan kita mengizinkan para gay, dan kita mengakui perkawinan
gay di dalam gereja, dan kita juga mengakui kemampuan para gay melayani sebagai
pendeta, maka kita akan bisa menarik kelompok gay masuk ke gereja, dan gereja
akan bertumbuh. Itulah argumentasi utamanya.
Apakah ini argumentasi yang masuk
akal? Tidak!
Dan saya akan mengatakan sesuatu: kita tidak mementungi
orang-orang gay karena Yesus berkata kita harus mengasihi semua orang. Tetapi
itu tidak berarti kita harus mengasihi perbuatan mereka, atau bahwa gereja
boleh menerima perbuatan tersebut. Kita bisa mengasihi orang yang berdosa tanpa
mengasihi dosanya.
And yet one time I went to a television
program when I was in New Jersey, there was this panel discussion, it was a
secular program, and I mentioned that, you know, “you need to love the sinner,
to hate the sin” and the fellow who was moderating the program you know he
wasn’t a Christian, he wasn’t an Adventist, he said,
“How in the world can you hate the sin
and love the sinner?”
So I said to him, “Do your kids sometimes
do things that you don’t like?” hehehe. I had him! Hehehehe.
And he knew it. He said, “Yea.”
“Do you hate what they do?”
“Well, yea.”
“Do you hate them?”
“No.”
“I rest my case.”
You can love the sinner but you can hate
the sin. And people do it all the time.
Namun suatu kali saya pergi ke
suatu program televisi saat di New Jersey, dan waktu itu ada diskusi panel, itu
adalah sebuah program sekuler, dan saat itu saya menyinggung bahwa “kita harus
mengasihi orang yang berdosa, tetapi membenci dosa” dan orang yang menjadi
moderator program tersebut ~ dia bukan orang Kristen, dia bukan orang Advent ~
dia berkata,
“Mana bisa kita membeci dosanya
tapi mengasihi orang yang berbuat dosa itu?”
Maka saya katakan kepadanya, “Apakah anak-anak Anda kadang-kadang melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai?” heheheh. Saya sudah mengalahkannya, hehehe.
Maka saya katakan kepadanya, “Apakah anak-anak Anda kadang-kadang melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai?” heheheh. Saya sudah mengalahkannya, hehehe.
Dan dia tahu itu. Dia berkata,
“Ya.”
“Apakah Anda membenci apa yang
mereka lakukan?”
“Nah, yaaa.”
“Apakah Anda membenci mereka?”
“Tidak.”
“Nah, sudah saya buktikan kebenaran kata-kata saya, kan?”
“Nah, sudah saya buktikan kebenaran kata-kata saya, kan?”
Kita bisa mengasihi orang yang
berbuat dosa, tetapi membenci dosanya. Dan ini selalu kita lakukan.
Notice James 4:4, here the brother of our
Lord says, “Adulterers and
adulteresses, do you not know that friendship with the world is enmity with
God? Whoever therefore wants to be a friend of the world, makes himself…” what? “…an enemy of God.”
Perhatikan Yakobus 4:4, di sini saudara Tuhan Yesus
berkata, “Hai kamu, para pezinah ( =
orang-orang yang tidak setia kepada Tuhan)!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan
Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan
dirinya…” apa? “…musuh Allah.”
You know 1 John 2:15-17, I could stand
here and read texts for the next half hour, about the dangers of the
encroachment of the world into the church, and you say, “Well, we are not saved
by what we eat and how we dress, or how we worship and what kind of music we
listen to.” That’s right. But if we are saved, those things will change. And
if they don’t change we have a reason to question whether we have a true
relationship with the Lord. Because when we have a relationship with
Jesus, we will love what Jesus loved, and we will hate what Jesus hated. And I
am talking about things, I am not talking about people.
Kalian tahu ~ 1 Yohanes 2:15-17 ~
saya bisa berdiri di sini dan selama setengah jam membacakan ayat-ayat tentang bahaya infiltrasi
dunia ke dalam gereja, dan kalian berkata, “Nah, kita kan tidak diselamatkan
oleh apa yang kita makan dan bagaimana kita berpakaian atau bagaimana kita
berbakti dan musik apa yang kita dengarkan.”
Itu benar. Tetapi jika kita sudah selamat, semua hal itu akan
berubah. Dan jika hal-hal itu tidak berubah, kita punya alasan untuk
mempertanyakan apakah kita memang punya suatu hubungan yang benar dengan Tuhan.
Karena bila kita memiliki hubungan dengan Yesus, kita akan mencintai apa yang
dicintai Yesus dan kita akan membenci apa yang dibenci Yesus. Dan saya
berbicara tentang benda-benda di sini, saya tidak berbicara tentang mencintai
atau membenci orang.
Notice 1 John 2:15-17, “15 Do not love the world or the things
in the world. If anyone loves the world, the love of the Father is not in him. 16
For all that is in the
world…” notice “…the lust of the flesh…” by the way those are the temptations that come from
inside, our flesh entices us and it almost, it almost temps the Devil to tempt
us, if we might say so, “…the lust of the flesh…” those are the internal temptations, “…the lust of the eyes…” those are the things that appeal to our eye sight, “…and the pride of life --- is not of
the Father but is of the world…” And then he says,
“…17 And the world is passing away, and the lust of it; but
he who does the will of God abides forever.”
Perhatikan 1 Yohanes 2:15-17 “15 Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih
akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 16 Sebab semua yang ada di dalam dunia…” perhatikan, “…yaitu keinginan
daging…” nah, ini adalah segala pencobaan yang
berasal dari dalam, daging kita membujuk kita dan itu nyaris, itu nyaris
membuat Iblis tergoda untuk mencobai kita, jika boleh dikatakan demikian, “…dan keinginan mata…” itu
adalah semua hal yang menarik bagi mata kita, “…serta kebanggaan dalam hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari
dunia…” Lalu Yakobus berkata, “…17 Dan dunia
ini sedang berlalu dengan nafsunya, tetapi
orang yang melakukan kehendak Allah akan
hidup selama-lamanya.”
What does it mean to be a worldly person?
You know, usually we think of dress, and diet and all of these other things,
those might be symptoms but you know what? There is a lot of worldly people in the church who
actually appear to be very, very God-focused. What does it mean to be
worldly? What it means to be worldly is that we focus on the here and
now, rather than the sweet by and by, it means that we are earth-focused.
By the ways does our focus, is our focus revealed by what we dedicate our time
to, and what we dedicate our money to, and how we dress? That’s a barometer
that shows where our focus is, the clothes we wear, the houses that we live in, the cars we drive, the
entertainment we choose, how we spend our time, all reveal where our focus
is.
Let me ask, do we have time for work,
play, television, shopping, but very little time for Bible study, prayer,
making it to Sabbath School on time? It is depressing to come to Sabbath School
here. Might I wax bold? Do you allow me? We have this orchestra that plays the
hymns and we have choirs that stand up. I don’t think we had 12 people one for
each of the 12 apostles at the beginning of the song service today. That’s
disgraceful. Does this perhaps show where our focus is? That we are able to get up and get to work on
time, but we are not able to make it to church to worship the Lord on time? How
about prayer meeting attendance? Our prayer meeting attendance has increased,
praise the Lord for that. But I believe there are many who could be coming to
prayer meeting that are not coming to
prayer meeting. Maybe there’s other things engrossing and embracing our
time. But all of these things show where our focus is. Jesus says, “Where your treasure
is there will your…” what? “…there will your heart be also.” And do you know
what God wants? God doesn’t want your money, God doesn’t want your time, God
doesn’t want your talents, see, God wants you, because when He has you He
has everything else. Jesus says, “Where your treasure is there will your heart be also.” God doesn’t want
your pocket, He wants you because when He has you, He has your pocket too.
Apa maksudnya menjadi orang
duniawi? Kalian tahu, biasanya kita berpikir tentang pakaiannya, dan
makanannya, dan semua hal yang lain-lain itu. Itu mungkin adalah gejalanya,
tetapi kalian tahu tidak, di
dalam gereja ada banyak orang duniawi yang tampaknya sangat-sangat terfokus
pada Tuhan. Apa maksudnya bersifat
duniawi? Maksudnya adalah kita menempatkan fokus kita pada dunia ini, pada yang
ada sekarang ini, bukan pada yang kekal nanti. Artinya kita
terfokus pada bumi ini.
Nah, apakah fokus kita dinyatakan oleh
ke mana kita mendedikasikan waktu kita, uang kita, bagaimana kita berpakaian?
Itu adalah barometernya yang menunjukkan di mana fokus kita berada, bagaimana
pakaian kita, rumah yang kita tinggali, mobil yang kita kemudikan, hiburan yang
kita pilih, bagaimana kita menghabiskan waktu kita, semua itu menyatakan di
mana fokus kita berada.
Coba saya tanya, apakah kita punya
waktu untuk bekerja, bermain, televisi, berbelanja, tetapi sangat sedikit
sekali waktu untuk belajar Alkitab, berdoa, datang ke Sekolah Sabat tepat
waktu? Di gereja ini Sekolah Sabatnya
mengenaskan. Bolehkah saya bicara blak-blakan? Apakah kalian mengizinkan? Kita
memiliki orkes yang memainkan lagu-lagu himne dan kita punya paduan suara. Saya
rasa tidak sampai 12 orang ~ satu untuk setiap rasul ~ yang ada pada awal
kebaktian pujian hari ini. Itu memalukan! Apakah ini menunjukkan di mana fokus
kita? Kita bisa bangun pagi dan pergi bekerja tepat waktu tetapi kita tidak
bisa datang ke gereja untuk menyembah Tuhan tepat waktu?
Bagaimana dengan kehadiran di
kebaktian doa? Kehadiran di kebaktian doa kita sudah bertambah, puji Tuhan.
Tetapi saya yakin ada banyak yang seharusnya bisa datang ke kebaktian doa
tetapi yang tidak datang. Mungkin ada hal-hal lain yang menyerap perhatian kita
dan mengambil waktu kita. Tetapi semua hal ini menunjukkan di mana fokus kita
berada.
Yesus berkata, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga…” apa? “…hatimu berada.” [Matius 6:21]
Dan tahukah kalian apa yang Tuhan mau? Tuhan tidak mau
uang kita, Tuhan tidak mau waktu kita, Tuhan tidak mau talenta kita, lihat, Tuhan mau kita.
Karena bila Tuhan memiliki kita, Dia memiliki semua yang lain. Yesus berkata, “…di mana hartamu berada, di situ
juga hatimu berada.”
Tuhan tidak mau saku kita, Tuhan mau kita, karena jika Dia memiliki
kita, Dia memiliki saku kita juga.
So it’s a matter of committing where is our
focus. Are we earth-focused or are we heaven-focused? Do we really believe that
Jesus is coming soon? Do we live like it? Are we telling others about it? Big
question. May be we are not as passionate as we think we are. I praise the Lord
that the Bible tells us there’s going to be soon a revival such as never has been
seen in the history of the world.
Do you know what most revivals fizzled
out after a time? Have you ever noticed that? Israel went through revival after
revival, and in the course of time it fizzled out. In the early churches, great
revival on Pentecost, soon fizzled out because the Devil infiltrated the
church. But I praise the Lord that the
book of Revelation tells us the time is coming that there is going to be a
revival of primitive godliness such as never has existed in the history of the
world that will not fizzled out, it will endure until the coming of Jesus.
Jadi ini adalah pertanyaan ke mana
kita mengkomitkan fokus kita. Apakah fokus kita ada di dunia atau fokus kita
ada di Surga? Apakah kita benar-benar percaya Yesus akan segera datang? Apakah
kita hidup sesuai konsep Yesus akan segera datang? Apakah kita memberitahu
orang lain tentang hal itu? Pertanyaan besar. Barangkali semangat kita tidak sebesar
yang kita bayangkan. Saya puji Tuhan Alkitab memberitahu kita akan segera ada
suatu kebangunan rohani yang tidak pernah dilihat dalam sejarah dunia. Tahukah
kalian bahwa kebanyakan kebangunan rohani itu meredup dan mati setelah lewat
beberapa waktu? Pernahkah kalian memperhatikan itu? Israel mengalami kebangunan
rohani demi kebangunan rohani, dan seiring berjalannya waktu itu meredup dan
mati. Pada gereja mula-mula terjadi kebangunan rohani akbar saat Pentakosta,
dan tak lama lagi meredup dan mati karena Iblis menginfiltrasi ke dalam gereja.
Tetapi puji Tuhan di dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa waktunya akan segera
datang saat akan terjadi suatu kebangunan rohani kesalehan Kristen yang
mula-mula seperti yang tidak pernah ada dalam sejarah dunia yang tidak akan
meredup dan mati, yang akan bertahan terus hingga kedatangan Yesus.
That message is in Revelation 18:1-5 the
powerful Angel that descends from heaven, preaching the message, calling God’s
people, God’s faithful people to come out of Babylon, not having Babylon come into the
church, but inviting people from Babylon who forsake Babylon to come into the
church. Thousands upon thousands, Ellen White says it’s going to be
like another Pentecost, thousands upon thousands will embrace the message and
come into God’s remnant church. That will make the Devil real mad and he will
awaken persecution. And the persecution will reveal ultimately who is
earth-focused and who is really God-focused.
Because when you are willing to die for your faith, you are God-focused.
Perhaps that is not such a bad thing. You know the song ~ before we read our
final quotation from Great Controversy pg. 48,
Turn your eyes upon Jesus
Look full in His wonderful face
And then what does the last part of the
song say?
And the things on earth will go strangely dim
In the light of His glory and grace
Pekabaran itu ada di Wahyu 18:1-5,
Malaikat yang perkasa yang turun dari Surga memberitakan pekabaran itu,
memanggil umat Allah, umat Allah yang setia, supaya keluar dari Babilon, bukan membawa Babilon masuk ke dalam gereja,
melainkan mengundang orang-orang dari Babilon yang telah meninggalkan Babilon
untuk masuk ke dalam gereja. Beribu-ribu, kata Ellen White, yang akan menyerupai saat Pentakosta, beribu-ribu akan
menerima pekabaran itu dan datang ke gereja umat Allah yang tersisa. Itu akan
membuat Iblis sangat marah dan dia akan membangkitkan penganiayaan. Dan
penganiayaan akan menyatakan siapa akhirnya yang fokusnya ada di dunia dan siapa
yang benar-benar berfokus pada Tuhan. Karena bila kita rela mati untuk iman
kita, fokus kita ada pada Tuhan. Mungkin itu bukan hal yang terlalu buruk.
Kalian tahu lagunya ~ sebelum kita membaca kutipan terakhir dari Great Controversy hal. 48,
Pandanglah pada Yesus
Pandanglah wajahNya indah
Lalu apa yang dikatakan bagian
akhir lagu itu?
Isi dunia menjadi buram
Dalam sinar kemuliaan dan kasihNya
Why are we not persecuted today? I’ll end
with this quotation from Great Controversy pg.
48, and I trust that God is leading us all in our hearts to make decisions
today. You know, coming to prayer meeting is a decision. Has God given us the
freedom of choice to decide? Yes, He has. I can make up my mind and say, “I’m
going to be in prayer meeting.” “I’m going to come to Sabbath School on time
today, Lord, help me.” I can decide to do that because God has given me the
freedom of choice and the power to choose. He is not going to wake me up and
move my legs.
Great Controversy pg. 48, “There is
another and more important question that should engage the attention of the churches of today. The
apostle Paul declares that ‘all
that will live godly in Christ Jesus shall suffer persecution.’…” and then she asks, “…Why is it, then, that persecution
seems in a great degree to slumber?…” now listen, “…The only reason…” how many reasons are there that persecution
slumbers? “…The only reason is that the church has
conformed to the world's standard and therefore awakens no opposition. The religion
which is current in our day is not of the pure and holy character that marked
the Christian faith in the days of Christ and His apostles. It is only because
of the spirit of compromise with sin, because the great truths of the word of
God are so indifferently regarded, because there is so little vital godliness
in the church, that Christianity is apparently so popular with the world…” and then she says, “…Let there be a revival of the faith and power of the early
church, and the spirit of persecution will be revived, and the fires of
persecution will be rekindled.”
Mengapa sekarang ini kita tidak
dianiaya? Saya akan mengakhiri dengan kutipan dari Great Controversy hal. 48, dan saya yakin Tuhan akan membimbing kita
semua untuk membuat keputusan hari ini dalam hati kita. Kalian tahu, datang ke
kebaktian doa adalah suatu keputusan. Apakah Tuhan telah memberikan kita
kebebasan untuk memilih? Ya, sudah. Saya bisa membuat keputusan dan berkata,
“Saya akan pergi ke kebaktian doa”, “saya akan ke Sekolah Sabat tepat waktu hari
ini, Tuhan, bantulah saya.” Saya bisa membuat keputusan itu karena Tuhan telah
memberi saya kebebasan memilih dan kuasa untuk memilih. Tuhan tidak akan
membangunkan saya dan menggerakkan kaki saya.
Great Controversy hal. 48, “Ada pertanyaan lain yang lebih penting yang seharusnya
diperhatikan gereja-gereja hari ini. Rasul Paulus menyatakan bahwa ‘…semua yang mendambakan hidup saleh di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”
[2 Timotius 3:12]’…” lalu Ellen White bertanya, “…Kalau
begitu mengapa aniaya tampaknya sedang tertidur?...” sekarang dengarkan, “…Satu-satunya alasan…”
berapa alasan mengapa aniaya tertidur? “…Satu-satunya
alasan ialah gereja telah menyesuaikan dirinya dengan standar dunia dan karena
itu tidak membangkitkan perlawanan. Agama yang ada di zaman kita bukanlah yang
murni dan kudus yang merupakan ciri iman Kristen di zaman Kristus dan para
rasulnya. Hanya karena roh kompromi dengan dosa, karena kebenaran Firman Tuhan
telah begitu diabaikan, hanya karena ada begitu sedikit kesalehan yang vital di
dalam gereja, maka Kekristenan tampaknya begitu populer bagi dunia…” lalu
Ellen White berkata, “…Hendaknya ada suatu
kebangunan rohani seperti iman dan kuasa gereja mula-mula, maka roh
penganiayaan akan dibangkitkan lagi dan api penganiayaan akan dinyalakan
kembali.”
We are not seeking persecution. But when
we are doing what we are supposed to be doing, persecution will come. And
though we will walk through the valley of the shadow of death, we will fear no
evil, because we can be sure that God is with us.
Kita tidak mencari penganiayaan,
tetapi bila kita lakukan apa yang seharusnya kita lakukan, penganiayaan akan
datang. Dan walaupun kita akan berjalan di lembah bayang-bayang maut, kita
tidak akan takut yang jahat, karena kita boleh yakin Tuhan beserta kita.
Brothers and sisters, dear visitors, I
pray to God that in these last days of human history ~ as I believe that we
have entered the final stage of the history of this world ~ I pray to God that
each of us will reflect and think about what we’ve studied this morning, that there
might be a revival of primitive godliness, not in a general sense but in my own
personal relationship with the Lord Jesus Christ, that I might choose through
the power of the Spirit, that:
·
I am going to pray more,
· I am going to study
God’s Word more,
· I’m going to
fellowship with the church more,
· I am going to be
faithful in my stewardship like I’ve never been before,
·
I’m going to use my talents for the growth and for the
extension of God’s message.
That is my prayer, as we come to a close
this morning.
Let us pray.
Saudara-saudara semua, para tamu
yang tersayang, saya mohon kepada Tuhan agar di hari-hari yang terakhir dari
sejarah manusia ~ karena saya yakin kita telah memasuki tahap terakhir sejarah
dunia ini ~ saya mohon kepada Tuhan agar setiap pribadi kita akan merenungkan
dan memikirkan apa yang telah kita pelajari pagi ini, agar boleh terjadi suatu
kebangunan rohani kesalehan yang mula-mula, bukan secara umum tetapi dalam
hubungan pribadi saya sendiri dengan Tuhan Yesus Kristus, supaya saya bisa
memilih melalui kuasa Roh Kudus, untuk:
·
Berdoa lebih banyak,
· belajar Firman Tuhan lebih banyak,
· bersekutu dengan gereja lebih banyak,
· lebih setia dalam penatalayanan daripada yang lalu-lalu,
·
memakai talenta saya demi
pertumbuhan dan perkembangan pekabaran Tuhan.
Inilah doa saya, saat kita
mengakhirinya pagi ini.
Mari kita berdoa.
12 10 16
No comments:
Post a Comment