_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 19/25
- Stephen Bohr
THE COMMANDMENTS OF GOD
Dibuka
dengan doa
The
expression “keep the Commandments of
God”
appears three times in the book of Revelation. It appears in Revelation
12:17, Revelation 14:12, and Revelation 22:14. I'd like to begin by
reading the reference from Revelation 14:12, and then we'll read 22:14,
and then we'll take a closer look at Revelation 12:17.
Revelation
14:12 comes immediately after the third angel's message. The third
angel's message says, beware of worshipping the Beast, his image, or receiving
his mark. And then in the very next verse, Revelation 14:12, we
find these words: “12 Here is the patience of the saints; here are
those who keep the Commandments of God and the faith of Jesus.”
So
you'll notice that those who keep the Commandments of God are in contrast to those
who worship the Beast, and his image, and receive the mark.
Because Revelation 14:11 speaks about those who worship the Beast, his image, and receive
the mark. Revelation 14:12, in contrast, speaks about those who
keep the Commandments of God, and have the patience of the saints.
Ungkapan
“menuruti/melihara Perintah-perintah
Allah” muncul tiga kali di
kitab Wahyu. Ada di Wahyu 12:17 [LAI: menuruti Hukum-hukum
Allah], Wahyu 14:12 [LAI: menuruti Perintah Allah], dan Wahyu 22:14 [LAI: membasuh jubahnya].
Saya
ingin mulai dengan membacakan dari Wahyu 14:12, lalu kita akan membaca 22:14,
kemudian kita akan mengamati Wahyu 12:17.
Wahyu
14:12 muncul segera setelah pekabaran malaikat yang ketiga. Pekabaran malaikat
yang ketiga berkata, waspadalah terhadap Binatang itu, patungnya, atau menerima
tandanya. Lalu di ayat berikutnya, Wahyu 14:12, kita menemukan kata-kata ini: “12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah dan imannya Yesus.”
Jadi
kita lihat, mereka yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah itu
bertolakbelakang dengan mereka yang menyembah Binatang itu dan patungnya, dan
yang menerima tandanya.
Karena Wahyu 14:11 berbicara tentang mereka yang menyembah Binatang itu,
patungnya dan yang menerima tandanya; sedangkan bertolakbelakang dengan itu,
Wahyu 14:12 berbicara tentang mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki keuletan
orang-orang kudus.
The
second reference that I would like to read is Revelation 22:14.
There is a problem of translation here. Some versions read, “Blessed are those who wash their robes”. However, I believe ~ and I can't get into all of
the reasons right now ~ I believe that the best translation is the one
that I'm going to read now.
Revelation
22:14, “Blessed are those who do His Commandments…” Other versions say, “wash their robes”, but I
believe this is the correct translation. “…Blessed are those who
do His Commandments…” It's the same expression
as “keep the Commandments”, I don't know
why the New King James uses “do” instead of “keep”, but it's the same
identical expression, “…that they may have the right to the tree of life, and
may enter through the gates into the city…”
You'll
notice here that we're not told that there's a group of people who believe
in the Commandments. It doesn't say that there's a group of people who have
the Commandments, or who teach the Commandments, or who preach
the Commandments. We're told explicitly in Revelation 14:12 and
Revelation 22:14, that there will be a group of people who KEEP
the Commandments of God.
Referensi
kedua yang ingin saya bacakan ialah Wahyu 22:14. Di sini terdapat masalah
penerjemahan. Beberapa versi menerjemahkannya “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.” Namun, saya yakin ~ dan saat ini saya
tidak bisa mengemukakan semua alasannya ~ saya yakin bahwa terjemahan yang
terbaik adalah terjemahan yang akan saya bacakan sekarang.
Wahyu
22:14, “14 Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintahNya…” versi lain berkata “membasuh jubahnya” tetapi saya yakin inilah terjemahan yang
benar,
“…Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintahNya…” adalah ungkapan yang sama dengan “yang
memelihara Perintah-perintahNya”.
Saya tidak tahu mengapa versi NKJV memakai kata “melakukan” dan bukan
“memelihara”, tetapi ini adalah ungkapan yang persis identik sama, “…sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupan dan boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke
dalam kota itu.”
Kita lihat bahwa kita tidak diberitahu
akan ada sekelompok orang yang percaya
pada Perintah-perintah itu. Tidak dikatakan ada sekelompok
orang yang memiliki
Perintah-perintah itu, atau yang mengajarkan Perintah-perintah itu, atau yang mengkhotbahkan Perintah-perintah itu. Kita diberitahu secara eksplisit
di Wahyu 14:12 dan Wahyu 22:14 bahwa akan ada sekelompok orang yang MEMELIHARA/MENURUTI Perintah-perintah Allah.
So I
guess that if anybody teaches you that no one can keep the Commandments,
they're lying. And not only are they lying, but they're making God a
liar, because God says that there will be a people who keep the Commandments
of God. Those are God's words. And
if any
minister gets up, or any priest gets up and says, “Oh, the Commandments; Jesus
kept them. They were for the Jews. They were nailed to the
cross. Nobody can keep them.” Beware, because God says that He will have a people who
keep the Commandments of God.
Jadi,
jika ada yang mengajari kita bahwa tidak ada orang yang bisa menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah, mereka itu berbohong. Dan
mereka tidak hanya berbohong, tetapi mereka menjadikan Allah pembohong juga
karena Allah yang berkata bahwa akan ada suatu umat yang memelihara Perintah-perintah Allah. Ini kata-kata Allah. Dan bila
ada pendeta yang bangkit, atau imam yang bangkit dan berkata, “Akh, Perintah-perintah itu! Yesus yang telah menurutinya. Itu hanya untuk orang Yahudi. Itu
sudah dipakukan di salib. Tidak ada manusia yang bisa menurutinya”, waspadalah, karena Allah berkata, bahwa Dia akan
memiliki suatu umat yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah.
Now the
third reference where this expression “keep the Commandments of God” is
found is Revelation 12:17. I want us to take a closer look at this
specific reference. It says there in Revelation 12:17, “17 And the dragon was enraged with the woman…” Who's the dragon? Revelation 12:9, earlier in the chapter,
says that the dragon represents Satan. So,
Satan
was enraged with the woman. What does the woman
represent? The church, that's
right. “…and he went to make war with the rest of
her offspring…” I like better the
way the King James says, “…went to make
war with the remnant of her seed…” now
what characteristics do they have? “…who keep the Commandments of God and have the
testimony of Jesus Christ.”
Once
again, is God going to have a people who keep the Commandments of God?
Absolutely. This text is explicit. This text is clear. God will
have a remnant that keep the Commandments of God.
Is the
devil going to hate these people because they keep the Commandments of
God? This verse says that the Devil hates those who keep the Commandments
of God, which means that he must also hate the Commandments of
God.
Sekarang,
referensi ketiga di mana ungkapan “menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah”
ini ditemukan ialah di Wahyu 12:17. Saya mau kita mengamati dengan cermat
referensi khusus ini. Dikatakan di Wahyu 12:17 ini, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu…” siapakah naga itu? Wahyu 12:9 sebelumnya
mengatakan bahwa naga itu melambangkan Setan. Jadi Setan marah pada perempuan
itu. Perempuan itu melambangkan apa? Gereja, betul, “…lalu pergi memerangi yang tersisa dari
keturunannya...” saya lebih suka versi KJV yaitu, “…lalu pergi memerangi yang tersisa
dari benihnya...” nah,
mereka itu punya karakter yang bagaimana? “…yang menuruti/memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian
Yesus Kristus.”
Sekali
lagi apakah Allah akan memiliki suatu umat yang memelihara Perintah-perintah
Allah? Tepat sekali. Teks ini eksplisit, teks ini jelas. Allah akan memiliki suatu umat sisa yang memelihara Perintah-perintah
Allah.
Apakah
Iblis akan membenci orang-orang itu karena mereka memelihara Perintah-perintah
Allah? Ayat ini mengatakan bahwa Iblis
membenci mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah,
artinya, Iblis pasti juga membenci Perintah-perintah
Allah.
Now in
order to understand Satan's hatred for the Ten Commandments, we need to
go back to the origin of sin in the universe. And so we're going to
pay a visit to heaven before sin entered this world, in fact before
this world was even created.
You
see, in heaven there was a covering cherub whose name was Lucifer.
And the Bible tells us that he was in the very presence of God. Notice
Ezekiel 28:14, Ezekiel 28:14. It speaks about the function of this
being. It says there, “You were the anointed
cherub who covers”... Now don't forget
that, “…the anointed cherub who covers. I established you.
You were on the holy mountain of God. You walked back and forth in the
midst of fiery stones…” The fiery stones
represent angels. So we have here an anointed cherub who covers.
Now what does that mean: an anointed cherub who
covers? Covers what?
Sekarang,
supaya kita paham kebencian Setan terhadap Ke-10 Perintah
Allah, kita perlu mundur ke asal usul dosa di alam semesta ini. Maka kita akan
berkunjung ke Surga ke zaman sebelum dosa masuk ke dunia, bahkan saat sebelum dunia
ini diciptakan.
Kalian lihat, di
Surga ada satu kerub penudung yang bernama Lucifer. Dan Alkitab mengatakan
kepada kita bahwa dia berada di hadirat Allah. Simak Yehezkiel 28:14, yang
berbicara tentang fungsi makhluk ini. Dikatakan di sana, “Engkau adalah kerub yang telah
diurapi, yang menudungi...” nah,
jangan lupa itu: “…kerub yang telah diurapi, yang menudungi. Aku telah menetapkan engkau; engkau ada di gunung kudus Tuhan, engkau berjalan bolak-balik di tengah-tengah batu-batu yang menyala…” Batu-batu
yang menyala melambangkan para malaikat. Jadi ada satu kerub yang telah
diurapi, yang menudungi. Sekarang, apa maksudnya kerub yang diurapi yang
menudungi? Menudungi apa?
Well,
in Exodus 25:17-20, we have a description of the Most Holy Place of the
earthly sanctuary, and specifically of the Ark of the Covenant.
And, by the way, the earthly sanctuary was a shadow of the real sanctuary
in heaven. So if there's an ark on earth, with the Ten Commandments
inside, there must also be the originals in heaven.
Notice
what Exodus 25:17-20 has to say about the angels that were placed on the Ark of the Covenant.
God says to Moses, “…‘You shall make a
mercy seat of pure gold. Two and a half cubits shall be its
length, and a cubit and a half it's width. 18 And you shall make two cherubim of gold…” See there, you have the cherubim, “…of hammered work. You shall make them at
the two ends of the mercy seat…” in
other words, they were at either end of the mercy seat. “…19 Make one cherub at one end, and the
other cherub at the other end. You shall make the cherubim at the
two ends of it of one piece with the mercy seat. 20 And
the cherubim…” notice this, “…shall…” what? “…stretch out
their wings above…” doing what? “…covering the mercy seat with their wings. And they shall
face one another. The faces of the cherubim shall be toward the mercy
seat.” So you have cherubim, and they covered. What did they
cover? They covered the mercy seat, which represented the very
throne of God.
Nah,
di Keluaran 25:17-20 ada keterangan tentang Bilik Maha Kudus di bait
Allah yang ada di dunia, khususnya tentang Tabut Perjanjian. Dan, ketahuilah,
bait Allah yang di dunia ini adalah bayangan dari bait Allah yang asli yang ada
di Surga. Maka jika di bumi ada sebuah Tabut Perjanjian yang berisikan Ke-10
Perintah Allah di dalamnya, di Surga
pasti juga ada aslinya.
Simak apa yang dikatakan Keluaran
25:17-20 mengenai malaikat-malaikat yang ditempatkan di Tabut Perjanjian. Allah
berkata kepada Musa, “17 Engkau harus
membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan
satu setengah hasta lebarnya. 18 Dan haruslah kaubuat dua kerub dari
emas…” lihat, ini kerubnya, “…kaubuatlah itu dari emas
tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu…” dengan kata lain, kedua kerub itu ada
pada setiap ujung tutup pendamaian itu. “…19 Buatlah satu
kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; engkau harus
membuat kerub-kerub pada kedua ujungnya itu dari potongan yang sama dengan
tutup pendamaian itu. 20 Dan
kerub-kerub itu…” perhatikan, “…harus…” apa? “…mengembangkan kedua sayapnya ke atas…” melakukan
apa?
“…menudungi tutup pendamaian itu dengan
sayap-sayap mereka dan mereka saling
berhadapan; dan wajah-wajah kerub-kerub itu
mengarah ke tutup pendamaian.”
Jadi
ada kerub-kerub, dan mereka menudungi. Apa yang mereka tudungi? Mereka
menudungi tutup pendamaian yang melambangkan takhta Allah itu sendiri.
Now do
you know what was inside the ark of the covenant, below that which represented the throne
of God? Do you know what was the foundation of God's government?
The foundation of any government is its Laws. Now I want you to notice
that after that ark had been made God instructed Moses to take the Ten
Commandments and place them inside the ark. This is the earthly
sanctuary. But the earthly is a shadow of the heavenly.
Notice
Deuteronomy 10:4, and we'll also read verse 5. Deuteronomy 10:4-5,
speaking about God, it says, “And He wrote...” that is, God wrote, “...on the tablets according to the first writing, the Ten
Commandments, which the Lord had spoken to you in the mountain from the midst
of the fire in the day of the assembly. And the Lord gave them to me…” says Moses. “…Then I turned and came
down from the mountain, and put the tablets in the ark which I
made. And there they are, just as the Lord commanded me.”
Nah,
tahukah kalian apa yang ada di dalam
Tabut Perjanjian, di bawah apa yang melambangkan takhta Allah?
Tahukah kalian apa dasar pemerintahan
Allah? Dasar pemerintahan kekuasaan apa pun ialah hukumnya.
Sekarang saya mau kalian menyimak bagaimana setelah Tabut itu selesai dibuat,
Allah menginstruksikan Musa membawa Ke-10 Perintah Allah dan menempatkannya di
dalam Tabut itu. Ini adalah di bait Allah yang di
dunia. Tetapi yang di dunia merupakan bayangan dari yang ada di Surga.
Perhatikan
Ulangan 10:4, dan kita juga akan membaca ayat 5. Ulangan 10:4-5, berbicara
tentang Allah, dikatakan, “4 Dan pada loh-loh itu Ia menuliskan…” jadi Allah yang menulis, “…menurut tulisan yang
mula-mula, Kesepuluh Firman yang telah diucapkan TUHAN kepadamu di atas gunung
dari tengah-tengah api pada hari kamu berkumpul; sesudah itu TUHAN
memberikannya kepadaku…” kata Musa. “…5 Lalu aku berbalik, dan turun dari atas gunung, dan
meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang telah kubuat; dan di situlah mereka berada sekarang, seperti yang
diperintahkan TUHAN kepadaku.”
So
where was this majestic being, Lucifer? He was in the very presence of
God. He was next to the ark of the covenant. His wings covered the
mercy seat. And below the mercy seat was the holy Law of God,
just like in the earthly sanctuary.
The Bible tells us that at some point this majestic being
shows that he would rebel against the Law of God. Notice Ezekiel 28:16,
and this verse you will find here on your list: Ezekiel 28:16. We're
told there, speaking about Lucifer: 16 “By the abundance of your
trading…” we'll talk about that in
a few moments “…you became filled with violence within, and you…”
what? That's important, “…and you sinned; therefore I cast you as a profane
thing out of the mountain of God. And I destroyed you, O covering cherub,
from the midst of the fiery stones.”
Jadi
makhluk yang megah ini ada di mana, Lucifer ini? Dia ada di hadirat Allah. Dia
ada di samping Tabut Perjanjian. Sayapnya menudungi tutup pendamaian. Dan di bawah tutup pendamaian itu
terdapat Hukum kudus Allah, persis seperti yang ada di bait
Allah yang di dunia.
Alkitab mengatakan bahwa pada suatu
waktu makhluk yang megah ini menunjukkan bahwa dia mau memberontak terhadap Hukum Allah. Perhatikan Yehezkiel 28:16, dan ayat ini tidak
ada di daftar kalian. Yehezkiel 28:16, kita
mendapat tahu di sini, berbicara tentang Lucifer, “16 Dengan banyaknya yang
engkau perdagangkan…” ini akan
kita bahas nanti, “…hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan
engkau…” apa? Ini penting, “…dan engkau berbuat dosa.
Maka engkau Kubuang sebagai barang tak berharga
keluar dari gunung Allah, dan Aku membinasakan engkau, wahai kerub penudung, dari tengah batu-batu
yang menyala.”
So we
find here, according to this passage, that this majestic being
sinned. Now the question is, what is sin?
Well, before we answer that question, let's
emphasize with another verse this same point that the Devil sinned at
the very beginning. Notice 1 John 3:8, 1 John 3:8. Explicitly, the Bible
tells us, that the Devil sinned not from Mount Sinai on, because some
people think that the Law started at Mount Sinai with Moses. No. Sin
originated in heaven before this world was even created. So it
says in 1 John 3:8, “He who sins is of the devil, for the
Devil has sinned from Mount Sinai…” that's not what it says,
right? “…for the devil has sinned from the
beginning. For this purpose, the Son of God was manifested, that He might
destroy the works of the devil.”
Jadi di sini
kita temukan menurut ayat ini, bahwa makhluk yang megah ini berbuat dosa.
Sekarang pertanyaannya, dosa itu apa?
Nah, sebelum
kita menjawab pertanyaan ini, mari kita menegaskannya melalui ayat yang lain,
poin yang sama bahwa Iblis itu berbuat dosa
pada awal mulanya. Perhatikan 1 Yohanes 3:8, tepatnya Alkitab mengatakan
kepada kita, bahwa Iblis berbuat dosa
bukan sejak Gunung Sinai ~ karena ada orang yang berpikir Hukum Allah
baru dimulai sejak Gunung Sinai di zaman Musa. Tidak. Dosa berasal dari Surga, bahkan sebelum bumi ini
diciptakan. Maka dikatakan di 1 Yohanes 3:8, “8 Barangsiapa yang berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab
Iblis telah berbuat dosa dari gunung Sinai…” Tidak begitu katanya, kan? “…sebab Iblis telah berbuat dosa dari mulanya. Demi tujuan inilah Anak Allah diwujudkan supaya Ia boleh menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis.”
But you
say, Pastor Bohr, what is sin? You say, Okay, it says in Ezekiel, and it
says in 1 John, that the Devil sinned in heaven. Lucifer sinned and
he became the Devil. What is sin?
Notice
1 John 3:4, 1 John 3:4. It says: “4 Whoever commits sin also commits Lawlessness, and sin is Lawlessness…”
I like the way the King James expresses it. “Sin is the transgression of the Law”. In other words, sin is breaking God's holy Law.
So let
me ask you something, did the Law have to exist in heaven in order for
Lucifer to sin? I mean all you have to do is add two plus two
equals four. I mean if he's sinned, there must have been a Law,
because sin is the transgression of the Law.
Tetapi
kalian berkata, Pastor Bohr, dosa itu apa? Kalian berkata, baiklah, di
Yehezkiel dan di 1 Yohanes dikatakan bahwa Iblis berdosa saat hidup di Surga.
Lucifer berdosa dan dia menjadi Iblis. Dosa itu apa?
Perhatikan
1 Yohanes 3:4, dikatakan, “4 Siapa yang
berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah,
sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.” Saya
suka versi KJV menulisnya, “dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.” Dengan kata lain, dosa itu melanggar
Hukum kudus Allah.
Maka
saya akan bertanya, apakah Hukum Allah
sudah harus ada di Surga agar Lucifer bisa berbuat dosa? Maksud
saya, kita hanya perlu menjumlahkan dua dengan dua dan kita mendapatkan
hasilnya empat. Maksud saya, jika Lucifer telah berbuat dosa, tentunya saat itu
sudah harus ada Hukum Allah, karena berbuat dosa ialah melanggar Hukum Allah.
But you know, he
didn't sin by himself. In fact the Bible says that he started bad
mouthing God. He started talking to the angels and saying, “You know, God's
Laws are unjust, we're very developed beings, we don't need any Law to govern
us.” In fact, notice Ezekiel 28:16 once again. It says there: “16 By the abundance of your trading,
you became filled with violence within, and you sinned…” Now what does that word “trading” mean? “…By the
abundance of your trading you were filled with violence within, and you
sinned…” Well, we need to look at some other
verses that use that same root Hebrew word. So let's look at a
couple of statements in the Old Testament that use the same root as that
word “trading” that is found in Ezekiel 28:16.
Tetapi, kalian tahu, Lucifer tidak
berbuat dosa sendirian. Bahkan Alkitab berkata dia mulai memfitnah Allah. Dia
mulai berkata kepada para malaikat, “Tahu nggak, Hukum Allah itu tidak adil.
Kita adalah makhluk-makhluk yang sangat unggul, kita tidak perlu Hukum apa pun
untuk mengatur kita.” Nah, simak Yehezkiel 28:16 sekali lagi, dikatakan di
sana, “16 Dengan banyaknya yang engkau perdagangkan, hatimu
menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau
berbuat dosa. …” nah,
apa maksud kata “perdagangkan”? “…Dengan banyaknya
yang engkau perdagangkan, hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau
berbuat dosa…” Nah, kita perlu melihat beberapa ayat yang memakai akar kata
yang sama dalam bahasa Ibrani. Jadi, ayo kita lihat beberapa pernyataan di
Perjanjian Lama yang memakai akar kata yang sama dengan kata “dagang” yang ada
di Yehezkiel 28:16.
Go with me a little earlier in Ezekiel to chapter 22, and
verse 9. Ezekiel 22:9. Remember this is the same root word, and it says
there: “9 In you are men who…”
what? “…who slander…” that's the same root word, by the way “…who slander to cause
bloodshed; in you are those who eat on the mountains; in your midst they
commit lewdness.”
So,
notice, God says, “In you are men who
slander, to cause bloodshed…”.
That word “slander” is the same root word that is used for “trading” in
Ezekiel 28:16.
Notice
another verse that uses the same root word.
Leviticus
19:16, Leviticus 19:16. It says there: “You shall not go about
as a talebearer…” Interesting! The same
root word. How is it translated? “talebearer”. “You shall not go about as a talebearer among your
people. Nor shall you take a stand against the life of your
neighbor. I am the Lord.”
Ayo bersama saya ke Yehezkiel 22:9. Ingat, ini adalah akar kata yang
sama, dan dikatakan di sana, “9 Di tempatmu ada
orang-orang yang…” apa? “… memfitnah…” ketahuilah, ini akar kata yang sama, “…yang memfitnah untuk mengakibatkan pertumpahan darah; di tempatmu ada orang-orang yang makan persembahan (berhala)
di atas gunung-gunung; kemesuman dilakukan di tengah-tengahmu.”
Jadi perhatikan, Allah berkata, “Di tempatmu ada orang-orang yang memfitnah untuk
mengakibatkan pertumpahan darah…” Kata “fitnah” punya akar kata
yang sama dengan yang dipakai untuk “dagang” di Yehezkiel 28:16.
Di
Imamat 19:16 dikatakan di sana, “16 Janganlah
engkau ke
sana kemari menyebarkan fitnah…” Menarik! Akar kata yang sama. Bagaimana
kata itu diterjemahkan? “Menyebarkan fitnah”. “…Janganlah engkau ke sana kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu;
janganlah engkau menjadi saksi dusta yang
mencelakakan hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.”
And so
what did Lucifer do? It says that he began trading. He began to slander;
he began telling
tales, if you please. In fact, Jesus alluded to this in John
8:44, if you go with me. John 8:44. Jesus is speaking to the Jews who
want to kill Him. And He says, “44 You are of your father
the devil, and the desires of your father you want to do. He was a
murderer from the beginning, and does not stand in
the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks
from his own resources, for
he is a liar and the father of it.”
What is
the Devil? a liar. From when is he a liar? He is a liar from when?
from the beginning, according to this text.
Now you
say, But Pastor, what does “trading” have to do with “tale bearing”, and
with “slander”, and with “lying”?
Well,
you know, we still use in modern English, certain idiomatic expressions that
show the meaning of this word. You know, if somebody tells you
something, and you don't believe it, we often say, “I don't buy that.”
Don't we say it? “I don't buy that.” Or, “You can't sell me that one,” we
say, because it's trying to trade in what? in lies.
Jadi,
apa yang dilakukan Lucifer? Dikatakan bahwa dia mulai berdagang, dia mulai memfitnah, katakanlah dia mulai berbohong. Bahkan
Yesus menyinggung hal ini di Yohanes 8:44, mari kita ke sana, Yohanes 8:44.
Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Yahudi yang ingin membunuhNya, dan
Dia berkata, “44 Kamu berasal
dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang
kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari
dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”
Jadi
Iblis itu apa? Pembohong. Sejak kapan dia pembohong? Dia berbohong sejak kapan?
Sejak awal mula, menurut ayat ini.
Sekarang
kalian berkata, Tetapi Pastor, apa kaitannya antara “berdagang” dengan “berbohong”, dan dengan “memfitnah” dan
dengan “dusta”?
Nah,
kalian tahu dalam langgam Inggris modern, ungkapan-ungkapan tertentu masih
memakai idiom yang menunjukkan makna kata ini. Kalian tahu jika ada orang
mengatakan sesuatu yang tidak kita percayai, kita sering berkata, “Saya tidak
membeli itu” (artinya: saya tidak percaya), atau “kamu tidak berhasil menjual
itu padaku” (artinya: saya tidak percaya). Kita berkata demikian karena ini
adalah upaya menjual apa? Menjual kebohongan.
Now the
question is, Who did the Devil lie to? The fact is that the book of
Revelation tells us who he lied to. Go with me to Revelation 12:3,
Revelation 12:3. It's speaking about the dragon, who represents
Satan. It says, “…4 his tail
drew a third of the stars of heaven, and threw them to the earth.” What was it that threw the stars to the earth? his
what? his tail.
You
say, now that's kind of strange.
What do
the stars represent? The stars, we're going to notice, represent
angels. But why with the tail? The Bible has the
explanation. Go with me to Isaiah 9:15-16, Isaiah 9:15-16. It says:
“The elder and honorable, he is the head; the prophet who
teaches lies, he is…” what? “…the tail. For the leaders of this people cause them to
err; and those who are led by them are destroyed.” So what does the tail represent? The tail
represents lies, according to Scripture.
Sekarang
pertanyaannya, Iblis berbohong kepada siapa? Faktanya di kitab Wahyu dikatakan
kepada siapa dia berbohong. Marilah bersama saya ke Wahyu 12:3 (yang
benar ayat 4). Ini berbicara tentang si
naga yang melambangkan Setan. Dikatakan, “4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. ...” Apa yang melemparkan bintang-bintang ke
bumi? Apanya? Ekornya.
Kalian
berkata, itu janggal.
Bintang-bintang melambangkan apa? Kita akan menyimak
bintang-bintang melambangkan malaikat-malaikat.
Tetapi
mengapa dengan ekornya? Alkitab memberikan penjelasannya. Marilah bersama saya
ke Yesaya 9:15-16, dikatakan, “15 Tua-tua dan
orang yang terpandang, dialah kepala, dan
nabi yang mengajarkan dusta, dialah…” apa? “…ekor. 16 Sebab pemimpin-pemimpin
bangsa ini menyesatkan mereka, dan
orang-orang yang dipimpin mereka, binasa.” Jadi ekornya melambangkan apa? Ekor melambangkan
kebohongan/dusta, menurut Alkitab.
Now how
many of the angels was he successful in lying to and recruiting? The
Bible says a third. Revelation 12:9, Revelation 12:9. It says: “So the great dragon was cast out, that serpent of old,
called the Devil, and Satan, who deceives the whole world: he was cast to
the earth, and his angels were cast out with him…” You know, there's a couple
of
books that I have alluded to before, and I'd like to read just a couple of
statements from these two books. One of them is the book, Patriarchs and Prophets, which tells,
basically, the history of the world from the inception of sin, all the
way till the time of the Hebrew monarchy. And here we have a
reference to what happened in heaven. I want you to listen
carefully. This is Patriarchs and
Prophets, page 37, speaking about Lucifer, it says: “Leaving his place in the immediate presence of the Father,
Lucifer went forth to diffuse the spirit of discontent among the angels.
He worked with mysterious secrecy, and for a time concealed his real
purpose under an appearance of reverence for God…” Is that the way the antichrist is going to do at the
end, under the appearance of God? He's going to do exactly the same
thing. Because the antichrist is the emissary of the Devil. Now
notice what she continues saying: “…He began to insinuate doubts concerning
the Laws that governed heavenly beings, intimating that though Laws might
be necessary for the inhabitants of the worlds, angels, being more
exalted, needed no such restraint, for their own wisdom was a
sufficient guide…” In other words, angels don't need Laws
and restrictions. They should know, through their own wisdom,
what's right and what's wrong. Their heart will tell them what's
right.
Berapa
banyak malaikat yang berhasil dibohongi dan diambilnya? Alkitab berkata
sepertiganya. Wahyu 12:9, mengatakan, “9 Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan
ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia…”
Kalian tahu, ada dua buku yang telah
saya singgung sebelumnya, dan saya ingin membacakan dua pernyataan dari kedua
buku tersebut. Yang satu ialah Patriarchs and
Prophets, yang pada dasarnya adalah sejarah dunia sejak lahirnya dosa,
terus hingga ke zaman kerajaan Israel. Dan di sini kita mendapatkan referensi
tentang apa yang terjadi di Surga. Saya mau kalian dengarkan dengan seksama.
Ini dari Patriarchs and Prophets hal. 37,
berbicara tentang Lucifer, dikatakan, “Dengan
meninggalkan kedudukannya yang sangat dekat di hadirat Bapa, Lucifer keluar
untuk menyebarkan semangat ketidakpuasan di antara para malaikat. Dia bekerja
dengan diam-diam secara rahasia, dan selama beberapa waktu lamanya
menyembunyikan tujuannya yang asli di bawah selubung seolah-olah demi rasa
hormat bagi Allah…” Inikah
yang akan dilakukan si antikristus pada akhirnya, seolah-olah demi Allah?
Antikristus akan melakukan hal yang sama karena dia adalah utusan Iblis.
Sekarang simak apa kata Ellen White
selanjutnya, “Dia mulai menimbulkan keragu-raguan tentang Hukum yang mengatur
makhluk-makhluk surgawi, dengan menanamkan pikiran bahwa walaupun Hukum mungkin
diperlukan bagi penduduk dunia-dunia, tetapi malaikat-malaikat yang lebih mulia
tidak membutuhkan pengekangan demikian, karena hikmat mereka sendiri sudah
cukup sebagai pembimbing…” dengan
kata lain malaikat tidak membutuhkan Hukum dan pengendalian. Melalui hikmat
mereka sendiri, mereka akan tahu apa yang salah dan apa yang benar. Hati mereka
akan memberitahu mereka mana yang benar.
In
another statement in that classic book on Bible prophecy, The Great Controversy, page 499, we find this
very significant statement speaking about Lucifer: “He reiterated his claim that angels needed no control,
but should be left to follow their own will, which would ever guide them
right…” In other words, the source of ethics would be where? from
outside
or from
inside? from inside. That's important! Don't forget it. Now notice: “…He denounced the divine statutes, that is the Law of
God, as a restriction of their liberty, and declared that it was his
purpose to secure the abolition of Law…”
What did he want to do? He wanted to get rid of the Law. Beware of
any minister who wants to get rid of the Law of God by saying
that it was nailed to the cross, or it was for the Jews, or Jesus kept it
so that I don't have to keep it. Beware of that, because that's
what Lucifer said in heaven. And so she said, “He denounced the
divine statutes as a restriction of their liberty, and declared that it
was his purpose to secure the abolition of Law, that freed from this
restraint, the hosts of heaven might enter upon a more exalted, more
glorious state of existence…”
Dari pernyataan
lain ada di buku klasik mengenai nubuatan
Alkitab, The Great Controversy hal 499, ada
pernyataan ini yang sangat signifikan tentang Lucifer: “Dia (Lucifer) mengulangi klaimnya bahwa para
malaikat tidak perlu dikontrol, melainkan layak diberi kebebasan mengikuti
kehendak mereka sendiri, yang selalu akan membimbing mereka berbuat yang
benar…” Dengan kata lain,
sumber etika akan ada di mana? Dari luar atau dari dalam? Dari dalam. Ini
penting, jangan lupa! Sekarang perhatikan: “Dia mencela peraturan-peraturan ilahi, Hukum Allah,
sebagai pembatasan kebebasan mereka, dan menyatakan niatnya ialah untuk
mendapatkan penghapusan Hukum…” Dia mau berbuat apa? Dia mau
menyingkirkan hukum. Waspada
terhadap pendeta mana pun yang mau menyingkirkan Hukum Allah
dengan mengatakan Hukum itu sudah dipakukan di salib, atau bahwa Hukum itu
hanya untuk orang Yahudi, atau Yesus sudah mematuhinya
sehingga kita tidak perlu mematuhinya. Waspadalah
terhadap itu, karena itulah yang dikatakan Lucifer di Surga. Jadi Ellen White
berkata, “Dia mencela peraturan-peraturan
ilahi, Hukum Allah, sebagai pembatasan kebebasan mereka, dan menyatakan niatnya
ialah untuk mendapatkan penghapusan Hukum, bahwa apabila dimerdekakan dari
pembatasan ini, bala tentara surgawi boleh mencapai tingkat eksistensi yang
lebih mulia.…”
Do you
know that the Devil used the same temptation on Eve? Go with me to
Genesis 3, and you're going to see that what this author, what Ellen White
says in Patriarchs and Prophets, and The Great Controversy, is corroborated by
Scripture, by all of the texts that we already read, plus what
we're going to notice from Genesis 3. Genesis 3:1-5. “Now the serpent was more cunning than any beast of the
field, which the Lord God had made. And he said to the woman, Has God
indeed said,...” or as it says in the New
International Version, “…Has God really said…” that's what
it means. “…Has God really said,
You shall not eat of every tree of the garden?...” What is he taking issue with? with what God said. He's
taking issue with God's word, and he's saying, did God really say
this? And, of course, he knows that Eve is going to respond.
Because God did not say they could not eat from every tree of the garden,
but from one. And so he's trying to find Eve
to
respond. And notice what it says in verse 2. “And the woman said to the serpent, ‘We may eat of the
fruit of the trees of the garden, 3
but of the fruit of the tree which is in the midst of the garden,
God has said,...” Do you have a
controversy here between two words? the word of God, and the word of the
serpent? That's where the issue is. Is that going to be the issue at
the end of time also? Absolutely. And so notice once again verse 3. “…But of the fruit of the tree which is in the midst of
the garden, God has said, ‘You
shall not eat it, nor shall you touch it, lest you die.’ Then the serpent
said to the woman, you will not surely die.”
Let me
ask you, when the Devil said that to Eve, what was the immediate thought
that came to her mind? I'll tell you what came to her mind, because the
Devil plants thoughts because he knows what we're going to think in
reaction to the thought that he planted.
God
said, “If you eat from the tree, the day you eat you're going to
die.”
Now the
serpent says, “You're not going to die.”
So the
first thought that comes to Eve's mind is, then why did God say we were
going to die? If we're not going to die, why did God say that we were
going to die if we ate from the tree? And the Devil planted that
question in her mind, and immediately he tries to answer it. Notice
verse 5. “For God knows...” Now he says, Do
you want to really know? It's not because you're going to die. You
know what God really has in mind? Notice:
“…For God knows that in
the day you eat of it, your eyes will be opened...” God wants you to be what? If their eyes need to be
opened, it's because they're what? they're blind. God wants you to be
blind. He wants blind obedience. “…For God knows that in
the day you eat of it, your eyes will be opened...” Eyes represent wisdom. In other words, you'll have
wisdom. You'll have knowledge beyond what God wants you to know. Now
what didn't God want them to know? Notice what it continues saying. “…For God knows that in the day you eat of it, your eyes
will be opened, and you will be like God…”
in a certain sense. Notice, “…You will be like God…” how? “…knowing good and evil.”
Who is
it that defines good and evil folks? God defines what is good and what is evil. Right? And
what, specifically, is written that defines good and evil? It's His
Law. Is it a Law outside of man, or is it a Law inside man? It's
actually an objective Law outside of man. In other words, God lays
down the rules.
But
what is the Devil saying? The Devil is saying, “The day that you eat of the tree, your eyes will be opened, and
you will be like God, knowing good and evil…”
In other words, You're not going to need God to define what is good and
evil. You yourself will be able to define what is good, and what is
evil, without God telling you what is.
Tahukah kalian bahwa Iblis memakai godaan
yang sama pada Hawa? Mari bersama saya ke Kejadian 3, dan kalian akan melihat
bahwa apa yang dikatakan penulis ini, apa yang dikatakan Ellen White di Patriarchs and Prophets dan di The Great Controversy, itu dibenarkan oleh
Kitab Suci lewat semua ayat yang sudah kita baca tadi, ditambah apa yang akan
kita simak dari Kejadian pasal 3. Kejadian 3:1-5, “1 Ada pun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada
perempuan itu, ’Sungguhkah Allah telah berfirman…”
atau seperti yang tertulis menurut NIV, “…‘Apakah Allah sungguh telah berkata, …” inilah maksudnya, “…‘Apakah Allah sungguh
telah berkata, ‘Engkau tidak boleh makan dari
setiap pohon dalam taman ini’?…” apa
yang dipermasalahkannya? Yang dipermasalahkannya ialah apa yang dikatakan
Allah. Dia mempermasalahkan kata-kata Allah. Dan dia berkata, ‘Apa Allah
sungguh-sungguh berkata demikian?’ Tentu saja dia tahu Hawa akan menanggapinya.
Karena Allah tidak mengatakan mereka tidak boleh makan dari setiap pohon yang
ada di taman, hanya dari satu pohon. Jadi dia berusaha memancing Hawa untuk
menanggapinya. Perhatikan apa yang dikatakan di ayat 2 “…2Lalu sahut
perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami
makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah telah berfirman…” apakah di sini ada dua perkataan yang berlawanan? Kata-kata Allah dan kata-kata
Iblis? Inilah pokok permasalahannya. Apakah
pada akhir zaman, isunya juga adalah hal ini? Pasti. Nah, simak lagi ayat 3, “…‘Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati.’ 4
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan
mati’.”
Coba saya tanya, ketika Iblis berkata demikian kepada Hawa,
pikiran apakah yang langsung terbit di benak Hawa? Saya beritahu apa yang
muncul di otaknya. Iblis menanamkan pikiran pada kita
karena dia tahu bagaimana kita akan berpikir sebagai reaksi dari pikiran yang
telah ditanamkannya.
Allah
berkata, “Jika kamu makan dari pohon ini, pada hari itu kamu akan mati.”
Nah, si ular berkata, “Kamu tidak akan mati.”
Sehingga
pikiran pertama yang muncul di kepala Hawa ialah, kalau begitu mengapa Allah
berkata kami akan mati? Jika kami tidak akan mati mengapa Allah berkata bahwa
kami akan mati jika kami makan dari pohon tersebut? Dan Setan menanamkan
pikiran itu di benak Hawa, dan dia segera
berusaha memberi jawabannya. Perhatikan ayat 5, “5Karena Allah mengetahui …” sekarang Iblis berkata, apakah kamu
sungguh-sungguh mau tahu? Bukan karena kamu akan mati. Kamu tahu apa yang
benar-benar Allah pikirkan? Simak, “…Karena Allah
mengetahui bahwa pada hari kamu memakannya,
matamu akan terbuka…” Allah mau kamu apa? Jika mata mereka
perlu dibuka itu karena mereka apa? Mereka buta. Jadi Allah mau kamu buta.
Allah menuntut kepatuhan buta. “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari
kamu memakannya, matamu akan terbuka…” Mata melambangkan hikmat. Dengan kata
lain, kamu akan punya hikmat. Kamu akan punya pengetahuan melampaui apa yang
Tuhan mau kamu tahu. Nah, apa yang Tuhan tidak mau mereka tahu? Perhatikan apa
katanya selanjutnya, “…Karena Allah mengetahui bahwa pada hari
kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah…” dalam hal
tertentu. Simak, “…kamu akan menjadi seperti Allah…” bagaimana? “…tahu tentang yang baik
dan yang jahat."
Siapa yang menentukan apa yang baik
dan apa yang jahat, Saudara-saudara? Allah yang menentukan apa yang
baik dan apa yang jahat, benar? Dan apa yang tertulis secara
spesifik yang membedakan baik dari jahat? Hukum Allah!
Apakah ini Hukum di luar manusia atau
ini Hukum di dalam diri manusia? Sesungguhnya ini adalah Hukum yang objektif di
luar manusia. Dengan kata lain, Allah
lah yang menentukan peraturannya.
Tetapi apa kata Iblis? Iblis berkata, “…pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi
seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."… dengan kata lain, kamu tidak butuh Allah
untuk menentukan apa yang baik dan apa yang jahat. Kamu sendiri bisa menentukan
apa yang baik dan apa yang jahat, tanpa
diberitahu oleh Allah.
By the
way, this was the first post-modern argument in human history; the idea
that you could be your own source of ethics. Is that exactly what
happened to Lucifer in heaven, according to what we read in Patriarchs and Prophets, and also in The Great Controversy? The identical
thing. You can be your own source of decisions, your own source of ethics,
truth is relative, right and wrong is just a matter of opinion.
And that's
what the world is teaching today.
Nah,
ini adalah argumentasi dari
faham post-modern pertama dalam sejarah manusia; konsep bahwa kita bisa menjadi
sumber etika kita sendiri. Apakah persis seperti itu yang terjadi pada Lucifer
di Surga, menurut apa yang kita baca di Patriarchs
and Prophets, dan juga di The Great
Controversy? Hal yang persis sama. Kamu
bisa menjadi sumber penentu keputusanmu sendiri, sumber etikamu sendiri,
kebenaran itu relatif (tidak mutlak), benar atau salah itu tergantung siapa
yang berpendapat. Dan itulah
yang diajarkan oleh dunia sekarang.
And now
the question is, can we be sure that the expression “keep the Commandments” in
these verses in Revelation, refer to keeping the Ten Commandments? Well, I want to go
to several passages from Scripture to show that the expression “keep the Commandments”, “keep the Commandments of
God”, refers to the Ten Commandments.
Notice
Matthew 19:17-22, Matthew 19:17-22, because some people just generalize
Revelation 12:17. They say, “Well, God commands us, for example, to go
out into all the world and preach the gospel.” That's one of the Commandments.
That is not the Commandments that are being spoken of in
Revelation. The expression, “keep the Commandments of God”, or “keep the Law
of God”, refers to the Ten Commandments.
Notice
Matthew 19:17-22. This is the story of the rich young ruler.
“17 So He said to him…” Jesus
says to this rich young ruler, “…‘Why do you call Me good? No one is good but One, that
is, God. But if you want to enter into life, keep the Commandments.’…”
Is that the same expression we find in Revelation?
Absolutely. “…Keep the Commandments. 18 He said to Him, ‘Which ones?’…” What did Jesus mean when He spoke about keeping the Commandments? “…Jesus said, ‘You shall not murder,’ ‘You shall not commit adultery,’ ‘You
shall not steal,’ ‘You shall not bear false witness,’ 19 ‘Honor your father and your mother,’ and, ‘You shall love
your neighbor as yourself.’…” Let me
ask you, Are those part of the Ten Commandments? They most certainly
are. So what does the expression, “keep the Commandments”, mean? It means to
keep the Ten Commandments. And then notice verse 20. “…20 The young man said to Him, ‘All these things I have…”
what? There's the word again,
“…I have kept from
my youth. What do I still lack?’…” We're
going to come back to this story in our next subject, because we're going
to notice that he really wasn't keeping the Ten Commandments. “…21 Jesus said to him, ‘If you want to be perfect, go, sell what you
have and give to the poor, and you will have treasure in heaven; and come,
follow Me.’ 22 But when the young man heard that saying, he went away
sorrowful, for he had great possessions.”
So what
does the expression “keep the Commandments” refer to in this
story? It refers to keeping THE TEN COMMANDMENTS.
Sekarang
pertanyaannya ialah, bisakah kita yakin bahwa ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah”
dalam ayat-ayat di kitab Wahyu mengacu kepada Ke-10 Perintah Allah?
Nah,
saya mau ke beberapa tulisan dalam Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah
Allah” mengacu kepada ke-10 Perintah Allah.
Simak
Matius 19:17-22, karena ada orang yang menyamaratakan Wahyu 12:17, mereka
berkata, “Nah, Allah memberi perintah kepada kita misalnya untuk pergi ke
seluruh dunia dan mengabarkan Injil”. Itu salah satu perintah, tapi itu bukan “Perintah-perintah”
yang dimaksud di kitab Wahyu. Ungkapan “memelihara/menuruti Perintah-perintah
Allah” atau “memelihara/menuruti Hukum Allah” mengacu kepada ke-10 Perintah
Allah.
Simak
Matius 19:17-22. Ini kisah seorang pemimpin yang masih muda dan kaya. “17 Maka berkatalah Ia kepadanya…” Yesus berkata ke pemimpin muda yang
kaya ini, “…‘Apakah sebabnya engkau menyebut Aku baik? Hanya Satu yang baik, yaitu Allah. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,
turutilah Perintah-perintah Allah.’…” apakah itu ungkapan yang sama yang ada
di kitab Wahyu? Betul sekali. “…‘turutilah Perintah-perintah Allah.’ 18 Kata
orang itu kepada-Nya: ‘Perintah yang mana?’…”
apa maksud Yesus ketika Dia berkata turutilah Perintah-perintah
Allah? “…Kata
Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan
saksi dusta, 19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.’ …” Coba
saya tanya, apakah ini bagian dari ke-10 Perintah Allah? Sangat
jelas demikian. Jadi apa arti ungkapan
“memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah”? Artinya “memelihara/menuruti ke-10
Perintah Allah”! Lalu simak ayat 20, “…20 Kata orang muda itu kepada-Nya: ‘Semuanya itu telah…” apa? Kata yang sama lagi, “…kuturuti dari masa aku kecil,
apa lagi yang masih kurang?’…” Kita
nanti akan kembali ke kisah ini di topik
kita berikutnya, karena kita akan melihat bahwa orang muda yang kaya itu
sebenarnya tidak memelihara/menuruti ke-10 Perintah Allah, “…21 Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau mau
jadi sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
dan ikutlah Aku.’ 22 Tetapi ketika
orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak
hartanya.”
Jadi di kisah ini ungkapan
“memelihara/menuruti Perintah-perintah
Allah” mengacu kepada apa? Mengacu kepada memelihara/menuruti KE-10 PERINTAH ALLAH.
By the way, the word “Commandment” is used
many times in the New Testament to refer to specific Commandments
from the Ten Commandments.
Notice Luke 23:56. It's speaking
about the women who prepare the spices, and then they do something
because the sun is setting. Luke 23:56, “56 Then they returned and prepared spices and fragrant
oils. And they rested on the Sabbath according to the Commandment.”
Notice Mark 7:9-10.
By the way, that's the fourth Commandment. That's the Commandment that
says, “Remember the Sabbath day to keep it holy…”
Now we're going to notice a passage where
it speaks about the fifth Commandment. Mark 7:9-10. “9 He said to them, ‘All too well you reject the Commandment of God…” Interesting, the same expression “keep the Commandments of God”. Here
it says, “… you reject the Commandment of God that you may keep…” notice: “…you reject the Commandment of God that you may
keep…” instead of the Commandments…” what? “…your
tradition…” Now which Commandment is He referring to? “… 10 For Moses said, ‘Honor your
father and your mother’…” Is that one of the Ten Commandments? Most certainly, “…and, ‘He who curses father or mother, let him be put to death.’”
So “the Commandment of God” here, and the
word “keeping”, refers to the Ten Commandments.
Nah, kata
“perintah” di kitab Perjanjian Baru sering dipakai untuk mengacu kepada Perintah-perintah
tertentu dari ke-10 Perintah Allah.
Simak Lukas
23:56, berbicara tentang perempuan-perempuan yang menyiapkan rempah-rempah,
lalu mereka berbuat sesuatu karena matahari akan terbenam. Lukas 23:56, “Lalu mereka kembali dan menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat sesuai Perintah.”
Perhatikan
Markus 7:9-10. Nah, ketahuilah tentang Sabat tadi adalah Perintah ke-4, perintah yang berkata, “Ingatlah hari Sabat, dan peliharalah dengan kudus…”
Sekarang kita akan memperhatikan suatu
bacaan yang berbicara tentang Perintah ke-5. Markus 7-9-10, “9 Yesus berkata kepada mereka: ‘Baguslah kamu menolak Perintah Allah…” menarik, ungkapan yang sama: menolak “Perintah Allah”. Di sini dikatakan, “…kamu menolak Perintah Allah supaya kamu dapat memelihara…” simak, “…kamu menolak
Perintah Allah supaya kamu
dapat memelihara…” sebagai ganti Perintah Allah, apa? “… adat istiadatmu sendiri…” Nah, Perintah yang mana yang dimaksud
Yesus? “…10 Karena Musa telah berkata:
‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’…” apakah
ini salah satu dari ke-10 Perintah Allah? Betul sekali, “…dan ‘Siapa yang mengutuki
ayahnya atau ibunya harus dibunuh.’…”
Jadi
“Perintah Allah” di sini dan
kata “memelihara”, mengacu kepada Ke-10 Perintah Allah.
Notice
Romans 7:7-12. Here's another Commandment. This is the Commandment
that says, “Thou shalt not covet”, number
10. It says in Romans 7:7, “What shall we say
then? Is the Law sin? Certainly not. On the contrary, I would not have
known sin except through the Law. For I would not have known
covetousness unless the Law had said, You shall not covet…” Is this Law that Paul is speaking about the Ten
Commandments? Of course, he's quoting “Thou shalt not covet”. Now notice verse 8, “…But sin, taking
opportunity, by…” what? “…by the Commandment, produced in me all manner of evil
desire. For apart from the Law sin was dead. 9 I was alive once without the Law, but when the Commandment came,
sin revived and I died. 10 And the Commandment, which was to bring life,
I found to bring death. 11 For sin, taking occasion by the Commandment, deceived me, and by
it killed me. 12 Therefore the Law is holy, and the Commandment holy and just and good.”
Does
the apostle Paul use the word “Law” and “Commandment” to refer to the Commandment
that says “Thou shall not covet”?
He most certainly does.
Simak
Roma 7:7-12, ini ada Perintah yang lain. Ini Perintah yang mengatakan "Jangan mengingini", perintah nomor 10. Dikatakan di Roma
7:7, “7 Jika demikian, apakah yang hendak
kita katakan? Apakah Hukum (Taurat) itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, aku tidak akan kenal mana dosa, kecuali melalui
Hukum (Taurat) itu. Karena aku tidak akan tahu apa itu mengingini, kalau bukan Hukum (Taurat)
itu yang mengatakan: Jangan mengingini!...” Apakah
Hukum (Taurat) yang dibicarakan Paulus ini adalah Ke-10 Perintah Allah? Tepat
sekali, Paulus mengutip, "Jangan mengingini".
Sekarang simak ayat
8, “8
Tetapi dosa yang memanfaatkan kesempatan adanya…”
apa? “…adanya Perintah, membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan yang jahat; sebab terpisah dari Hukum (Taurat), dosa mati. 9 Dahulu aku hidup di luar Hukum (Taurat), akan tetapi sesudah datang Perintah itu, dosa
hidup lagi, dan
aku mati. 10 Dan Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup,
ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. 11 Sebab dosa memanfaatkan kesempatan adanya Perintah itu menipu aku,
dan oleh Perintah itu ia membunuh aku. 12 Jadi Hukum (Taurat) itu kudus, dan Perintah itu juga kudus, benar
dan baik.”
Apakah
Rasul Paulus memakai kata “Hukum” dan “Perintah” untuk mengacu kepada Perintah
yang berkata "Jangan mengingini."?
Jelas dia berbuat demikian.
Notice
James 2:10-12. You won't have this verse on your list. I added it
afterwards. James 2:10-11. Listen carefully to what it says. “For whoever shall keep the whole Law...” that's a parallel expression “keep the Commandments”, “…keep the whole Law, and
yet stumble in one point, he is guilty of all.” Now what Law is James talking about here when he says
“keep the whole Law”? “…11 For He
who said, ‘Do not commit adultery’, also said ‘do not’…” what? “…do not murder.” Are those two of the Ten Commandments? Most certainly. “…Now, if you do not commit adultery, but you murder, you
have become a transgressor of…” what? “…of the Law.”
So what
does it mean to keep the Law, or to keep the Commandments? It means to
keep the Ten Commandments, according to the New Testament.
Simak
Yakobus 2:10-12. Ayat-ayat ini tidak ada di daftar kalian, saya tambahkan
kemudian. Yakobus 2:10-11, dengarkan baik-baik apa katanya, “10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh Hukum itu…” ini adalah ungkapan yang sejajar dengan
“menuruti Perintah-perintah (Allah)”, “…menuruti seluruh Hukum itu, tetapi jatuh dalam satu bagian darinya, ia bersalah
terhadap seluruhnya…” Nah,
di sini Hukum apa yang dibicarakan Yakobus ketika dia berkata “turutilah
seluruh Hukum”? “… 11
Sebab Ia yang mengatakan: ‘Jangan berzinah’, juga mengatakan: ‘Jangan…” apa? “…jangan membunuh’…” apakah kedua larangan ini berasal dari
Ke-10 Perintah Allah? Pasti. “…. Jadi
jika kamu tidak berzinah tetapi kamu membunuh,
maka kamu menjadi pelanggar…” apa? “…Hukum juga.”
Jadi apa maksudnya menuruti Hukum atau menuruti Perintah-perintah Allah?
Menurut Perjanjian Baru, maksudnya
ialah menuruti Ke-10 Perintah Allah.
Now
somebody might say, Well, Pastor Bohr, are the words “Law” and “Commandments”
used interchangeably in the New Testament?
And I'm
trying to make a point here. We're going to come to something very
important, and what I want to show you is that in the New Testament, the word “Law”,
and the word “Commandment” or Commandments” are used
interchangeably.
Nah,
mungkin ada yang berkata, Pastor Bohr, apakah kata “Hukum” dan “Perintah-perintah”
dipakai bergantian dalam Perjanjian Baru?
Dan
saya berusaha menekankan sesuatu di sini. Kita akan melihat sesuatu yang sangat
penting, dan apa yang ingin saya
tunjukkan kalian ialah, di
kitab Perjanjian Baru, kata “Hukum” dan kata “Perintah” atau “Perintah-perintah”
dipakai bergantian.
Notice Exodus 16:28, Exodus 16:28. It says here ~ “28 And
the Lord said
to Moses…” this is
speaking about the manna episode, where God wanted to teach the
observance of the Sabbath, “… And
the Lord said
to Moses, ‘How
long do you refuse to keep My…” what? “…Commandments and My Laws?’”
Perhatikan Keluaran 16:28, dikatakan di
sana, “28 Dan
TUHAN berfirman kepada Musa…” ini
berbicara tentang episode manna, di mana Allah mau mengajarkan cara
pemeliharaan Sabat. “…Dan
TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti…” apa? “…Perintah-perintah-Ku dan Hukum-Ku?”
Notice
Exodus 24:12, Exodus 24:12. Once again, interchangeable, “Commandments”
and “Law”. It says in verse 12, “Then the Lord said to
Moses, ‘Come up to Me on the mountain and be there: and I will give
you tablets of stone, and the Law, and…” what? “…and Commandments which I have written…” What was the only thing in the Bible that God wrote
Himself? It was the Ten Commandments. So are the words “Law” and “Commandments”
used synonymously in this verse? Yes. It says, “…and I will give you tablets of stone, and the Law, and Commandments,
which I have written, that you may teach them.”
Simak Keluaran 24:12, sekali lagi “Perintah-perintah”
dan “Hukum” dipakai bergantian. Dikatakan di ayat 12, “12 TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Naiklah menghadap Aku,
ke atas gunung, dan beradalah di sana, maka
Aku akan memberikan kepadamu loh-loh batu, dan Hukum dan…”
apa? “…dan Perintah-perintah
yang telah Kutuliskan…” apakah satu-satunya di dalam Alkitab yang ditulis oleh Allah sendiri?
Ke-10 Perintah Allah. Jadi apakah kata “Hukum” dan kata “Perintah-perintah”
dipakai secara sinonim di ayat ini? Ya. Dikatakan, “…maka Aku akan memberikan kepadamu loh-loh
batu, dan Hukum dan Perintah-perintah yang telah Kutuliskan
supaya boleh kauajarkan kepada mereka.’”
In fact, we find in Deuteronomy 4:13 that God
gave the Ten Commandments. Notice what it says there, “13 So He declared to you His covenant which He commanded you
to perform…” and of the covenant it says: “…the Ten
Commandments; and He wrote them on two tablets of stone.”
So it says here that God
wrote the Ten Commandments with His own finger on tables of stone.
Bahkan
kita temukan di Ulangan 4:13 bahwa Allah
memberikan Ke-10 Perintah Allah. Simak apa katanya di sana, “13
Maka Ia memberitahukan kepadamu perjanjianNya, yang diperintahkan-Nya kepadamu supaya dilakukan…” dan
tentang perjanjian itu dikatakan, “…yakni Ke-10 Perintah itu; dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.”
Jadi
dikatakan di sini, Allah telah menulis Ke-10 Perintah itu dengan jariNya
sendiri pada dua loh batu.
But I
want you to notice that Deuteronomy 33:2 says that God didn't give the Ten
Commandments, although He did, but it says rather that He gave a
fiery Law. So “Commandments” and “Law” are interchangeable.
Notice Deuteronomy 33:2. “2…‘The Lord came from Sinai, and dawned
on them from Seir; He shone forth from Mount Paran, and He came with ten thousands of
saints; from His right hand came a
fiery Law for them.”
Tetapi saya
mau kalian menyimak bahwa Ulangan 33:2 berkata, Allah bukan memberikan Ke-10
Perintah walaupun itu benar, tetapi dikatakan bahwa Allah memberikan Hukum yang menyala. Jadi
kata “Perintah-perintah”
dan “Hukum” dipakai bergantian.
Simak
Ulangan 33:2, “2
Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari
Seir; dari pegunungan Paran Ia bersinar, dan Ia
datang bersama puluhan ribu orang kudus; dari tangan kanan-Nya datanglah Hukum yang menyala untuk mereka.”
So does
the Old
Testament use the word “Law” and the word “Commandments” interchangeably?
Absolutely.
Jadi
apakah di Perjanjian Lama kata “Hukum”
dan kata “Perintah-perintah” dipakai bergantian? Betul sekali.
The New Testament does
also.
Notice Romans 7:7-12. This might all
appear to be academic, but I'm going to make a very important point in a
few moments. Romans 7:7-12. “What shall we say then? Is the Law
sin?...” there you have the word “Law”. “…Certainly not. On the contrary, I would not have known sin, except
through the Law: for I would not have known covetousness...” Is that one of the Ten Commandments? Certainly. “…I would not have known covetousness unless…” what? “…the Law had said, ‘You shall not
covet’. But sin, taking opportunity by the...” Oh, now it's the word “Commandment”. “...taking
opportunity by the Commandment, produced in me all manner of evil
desire. For apart from the Law sin was dead. 9 I was alive once without the Law, but when the Commandment
came, sin revived and I died. 10 And the Commandment, which was to bring life, I found to bring death. 11 For sin, taking occasion by the Commandment, deceived me,
and by it killed me. 12 Therefore the Law is holy, and the Commandment holy and just and good.”
Perjanjian Baru juga.
Simak
Roma 7:7-12. Semua ini sepertinya hanya akademis, tetapi sebentar lagi saya
akan membuat poin yang sangat penting. Roma 7:7-12, “7 Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah Hukum (Taurat) itu dosa? …” di sini ada kata “Hukum”. “…Sekali-kali tidak!
Sebaliknya, aku tidak akan kenal mana dosa,
kecuali melalui Hukum (Taurat) itu. Karena
aku tidak akan tahu apa itu mengingini…”
apakah itu salah satu dari 10 Perintah? Tentu saja. “…Karena aku tidak akan tahu apa itu mengingini, kalau bukan…” apa? “…Hukum
(Taurat) itu yang mengatakan: Jangan
mengingini! 8 Tetapi dosa yang memanfaatkan kesempatan adanya…” oh,
sekarang memakai kata “Perintah” “…adanya Perintah,
membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan yang jahat; sebab dipisahkan dari
Hukum (Taurat), dosa mati. 9 Dahulu aku hidup di luar Hukum (Taurat), akan tetapi sesudah datang Perintah itu, dosa
hidup lagi, dan
aku mati. 10 Dan Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup,
ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. 11 Sebab dosa memanfaatkan kesempatan adanya Perintah itu menipu
aku, dan olehnya ia membunuh aku. 12
Jadi Hukum (Taurat) itu kudus, dan Perintah
itu juga kudus, benar dan baik.”
Is the
word “Commandment”, and is the word “Law” used synonymously in the Old and
New Testaments? Absolutely!
Apakah
kata “Perintah” dan kata “Hukum” dipakai secara sinonim dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru? Tentu saja!
Notice
Romans 13:8-10, Romans 13:8-10. Here the apostle Paul says, “8 Owe no one anything except to love one another, for he who
loves another has fulfilled the Law. 9 For the Commandments…” see? has fulfilled the Law. And what is in the Law? The
Commandments. “…‘You shall not commit adultery’, ‘You shall not murder’, ‘You
shall not steal’, ‘You shall not bear false witness’, ‘You shall not covet’, and if there
is any other Commandment, are all summed up in this saying, namely, ‘You shall love your neighbor as yourself’. 10 Love does no harm to a neighbor; therefore, love is the fulfillment of the Law.”
Simak Roma 13:8-10, di sini Rasul
Paulus berkata, “8 Janganlah kamu
berutang apa-apa kepada siapa pun juga, kecuali
untuk saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia
sudah memenuhi Hukum (Taurat). 9 Karena Perintah-perintah…” lihat? Sudah memenuhi Hukum. Dan Hukum itu apa? Perintah-perintah
Allah: “… ‘jangan berzinah’, ‘jangan membunuh’,
‘jangan mencuri’, ‘jangan bersaksi dusta’,
‘jangan mengingini’ dan jika ada Perintah yang lain, semuanya sudah tersimpul dalam kata-kata
ini, yaitu: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!’ 10
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah
kegenapan Hukum (Taurat).”
So, are
the words “Law” and “Commandments” used interchangeably in the New
Testament? Absolutely.
Jadi
apakah kata “Hukum” dan “Perintah-perintah” dipakai bergantian di Perjanjian
Baru? Betul sekali.
Now the
question is, how did Jesus consider the Ten Commandments? Did Jesus
believe that He was going to do away with the Ten Commandments when He
died on the cross? Did He believe that Christians have no need to
keep the Ten Commandments? Absolutely not!
Notice
John 14:15, John 14:15. Jesus says, “If you love Me, keep My Commandments. And
I will pray to the Father, and He will give you another helper, that He
may abide with you forever.” Jesus says, If you
love Me, you will keep My Commandments.
John 15:10, Jesus says, “If you keep My Commandments, you will abide in My love.” So what do we need to do in order to abide in His love? Keep the Commandments it says here. “...just as I have kept My Father's Commandments, and abide in His love.”
John 15:10, Jesus says, “If you keep My Commandments, you will abide in My love.” So what do we need to do in order to abide in His love? Keep the Commandments it says here. “...just as I have kept My Father's Commandments, and abide in His love.”
Sekarang,
pertanyaannya ialah, bagaimana pandangan Yesus tentang Ke-10 Perintah Allah?
Apakah
Yesus meyakini Dia akan menghapus Ke-10 Perintah Allah ketika Dia mati di
salib? Apakah Yesus meyakini bahwa orang-orang Kristen tidak perlu lagi
menuruti Ke-10 Perintah itu? Sama sekali tidak!
Simak
Yohanes 14:15, Yesus berkata, "15 Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 16 Aku akan minta kepada
Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Yesus
berkata, kalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti Perintah-perintahKu.
Yohanes 15:10 Yesus berkata, “10 Jikalau kamu
menuruti Perintah-perintah-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasih-Ku…” Jadi apa yang harus kita lakukan supaya
tetap berada dalam kasihNya? Dikatakan di sini, turutilah Perintah-perintahNya,
“…seperti Aku menuruti Perintah-perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”
In fact, in 1 John the beloved disciple of Jesus, he who
was closest to Jesus, had some very interesting things to say about
keeping the Commandments.
1 John 2:3-4, “3 Now by this we know that we know Him, if we…” If we what? How do we know that we know Him? If we what? “…if we keep His Commandments. 4 He who says, ‘I know Him’, and does not keep His Commandments,
is a…” what? “…is a liar, and the truth is not in him.”
Bahkan di 1 Yohanes, murid yang
dikasihi Yesus, yang paling dekat Yesus, punya beberapa hal yang menarik untuk
disampaikan tentang menuruti Perintah-perintah Allah.
1 Yohanes 2:3-4, “3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu
jikalau kita…” jika kita apa? Bagaimana kita bisa tahu kita mengenal Dia? Jika
kita apa? “…menuruti
Perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa berkata: ‘Aku mengenal Dia’
tetapi ia tidak menuruti Perintah-Nya, ia adalah…” apa? “…adalah seorang pendusta dan di dalamnya
tidak ada kebenaran.”
So if
he's a liar, who is he following after? Satan. Because the Devil is a
liar from the beginning. So if you have someone who tells you:
·
Oh, you can't
keep the Ten Commandments.
· God doesn't expect you to keep the Ten Commandments.
· They were nailed to the cross.
·
They're impossible to
keep, because the flesh is weak.
Any of
those excuses that are given, are making God a liar. Because here it
clearly says, “He who says I know Him,
and does not keep His Commandments is a liar, and the truth is not in
him.”(1 John 2:4)
Jadi
jika dia seorang pendusta, siapa yang diikutinya? Setan. Karena Iblis itu pendusta
dari mulanya. Jadi jika ada yang mengatakan kepada kita:
·
Oh,
kamu tidak bisa menuruti Ke-10 Perintah Allah.
· Allah tidak berharap kamu menuruti ke-10 Perintah Allah.
· Ke-10 Perintah itu sudah dipakukan di
salib.
·
Ke-10
Perintah itu mustahil bisa dituruti, karena daging itu lemah.
Alasan-alasan
yang diberikan ini menjadikan Allah pendusta, karena dikatakan di sini, “4 Barangsiapa berkata: ‘Aku mengenal Dia’ tetapi ia
tidak menuruti Perintah-Nya, ia adalah adalah seorang pendusta dan di dalamnya
tidak ada kebenaran.” (1 Yoh. 2:4)
1 John 5:3, 1 John 5:3. “3 For this is the love of God, that we…”
what? “…that we keep His Commandments. And His Commandments are not
burdensome.”
Some
people say, Oh the Law! That was a yoke of bondage. Nobody can bear
it! But we, as Christians, are free.
The
fact is that 1 John says that if we love God, we will keep His Commandments,
and His Commandments are not burdensome.
1 Yoh. 5:3, “3 Sebab inilah mengasihi
Allah, yaitu, bahwa kita…” apa? “…bahwa kita menuruti Perintah-perintah-Nya.
Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.”
Ada yang berkata, Ah, Hukum itu! Itu
adalah kuk perhambaan. Tidak ada manusia yang bisa memikulnya. Namun kami sebagai orang-orang Kristen, kami ini merdeka.
Faktanya 1 Yohanes berkata jika kita
mengasihi Allah, kita akan menuruti Perintah-perintahNya, dan Perintah-perintahNya
tidak berat.
Now I
want to tell you why I used the verses that speak of the
interchangeability of the word “Law”, and the word “Commandments”.
You
see, in Bible prophecy ~ listen to what I'm going to say ~ the Little Horn,
and the Man of Sin of 2 Thessalonians 2
explicitly the Bible says that they would attempt to tamper with God's
holy Law. I want you to notice that in 2 Thessalonians 2:3-8. The Little
Horn, which represents the papacy, despises the Law of God. Because the
Law of God was changed.
You
say, well, they say we're supposed to keep the Law of God. Yes, but they
changed the Law of God. And that's the reason why this Man of Sin, who appears in
the temple of God, which is the church. I want you to notice what
he's called. 2 Thessalonians 2:3, “3 Let no one deceive you by any means; for that Day…”
that is the day of the coming
of Jesus “…will not come unless the falling away comes first…” that is
the apostasy, “…and the man of
sin…” What is sin according to what the Bible
says? Sin is the transgression of the Law.
So this is a man who is characterized by what? by transgression of the
Law. “…the man of sin is revealed, the son
of perdition, 4 who opposes and exalts himself above all that is
called God or that is worshiped, so that he sits as God in the temple of
God, showing himself that he is God. 5 Do you not remember that when I was still with you I told you
these things?
6 And now you know what is restraining…” we've already discussed
this, it was the Roman empire, “… that he may be revealed in his own time…” and now notice this, “… 7 For the mystery of…”
what? “…Lawlessness…”
Does this Man of Sin have anything to do
with Lawlessness? Absolutely. “…For the mystery of Lawlessness is
already at work; only He who now restrains…” that is the Roman empire, “…will do so until He is taken out
of the way…” And, by the way, the
Roman empire was taken away to give place to the Roman Catholic
Papacy. And then it says, “…8 And then the…”
what? “…Lawless one…”
see, the antichrist is characterized by being
opposed to what? by being opposed to the Law of God. And so it says,
“…then the Lawless one will be
revealed, whom the Lord will consume with the breath of His mouth and
destroy with the brightness of His coming.”
Sekarang
saya mau mengatakan mengapa saya memakai ayat-ayat yang secara bergantian
memakai kata “Hukum” dan kata “Perintah-perintah”.
Kalian
lihat, di dalam nubuatan Alkitab ~ dengarkan apa yang akan saya katakan ~ si
Tanduk Kecil dan Manusia Durhaka di 2 Tesalonika 2, Alkitab dengan jelas
mengatakan bahwa mereka akan berusaha merusak Hukum Allah yang kudus. Saya mau
kalian menyimak tentang hal ini di 2 Tesalonika 2:3-8. Si Tanduk Kecil, yang melambangkan Kepausan, membenci Hukum Allah. Karena itu Hukum Allah telah diganti.
Kalian
berkata, tapi mereka berkata kita harus menuruti Hukum Allah!
Benar,
tapi Hukum Allah telah mereka ubah.
Dan
itulah mengapa si Manusia Durhaka itu muncul di Bait Allah yaitu gereja. Saya mau kalian simak dia disebut apa. 2
Tesalonika 2:3, “3Janganlah kamu membiarkan dirimu disesatkan orang dengan cara
yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”
yaitu hari kedatangan Yesus, “…tidak akan tiba, kecuali kejatuhan itu datang dahulu…” yaitu kemurtadan itu, “…dan Manusia Dosa (LAI menyebutnya: Manusia Durhaka) itu…” apa
dosa itu menurut Alkitab? Dosa ialah pelanggaran Hukum (1 Yoh. 3:4). Jadi Manusia Dosa ini ciri khasnya
apa? Ciri khasnya dia melanggar Hukum, “…Manusia Dosa
itu terungkap, yaitu si anak kebinasaan. 4 yang melawan dan meninggikan dirinya di atas segala yang disebut Allah atau yang
disembah, sehingga ia duduk sebagai Allah di Bait Allah dan menyatakan dirinya bahwa dia adalah Allah. 5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kukatakan kepadamu ketika
aku masih bersama-sama dengan kamu? 6 Dan sekarang kamu tahu apa
yang menahan dia…” kita
sudah membahas hal ini. Yang menahannya ialah kekaisaran Roma, “…agar ia boleh dinyatakan pada waktu yang telah ditentukan baginya…” Sekarang simak ini, “…7 Karena misteri…” apa? “…pelanggaran Hukum itu…” apakah
Manusia Dosa ini berkaitan dengan ketidakpatuhan pada Hukum? Sangat benar. “…Karena misteri pelanggaran Hukum itu telah mulai bekerja, hanya saja, yang sekarang masih menahannya…” yaitu kekaisaran Roma, “…masih terus melakukannya, hingga
dia disingkirkan.…” Ketahuilah
kekaisaran Roma disingkirkan untuk memberikan tempat bagi Kepausan Roma
Katolik. Lalu dikatakan, “…8 Dan
pada waktu itulah…” siapa? “…si pelanggar
Hukum itu…” lihat,
si antikristus ciri khasnya bertentangan dengan apa? Bertentangan dengan Hukum
Allah. Maka dikatakan, “…Dan pada
waktu itulah si pelanggar Hukum itu baru akan dinyatakan,
yang akan dimusnahkan oleh Tuhan Yesus dengan nafas mulut-Nya dan yang akan dihancurkan
dengan terang kemuliaanNya saat Ia datang kembali.”
Notice
what the Bible says about the Little Horn. Daniel 7:25, Daniel
7:25. Speaking about the same as the Man of Sin. All theologians
are agreed that the Little Horn, the man of sin, and the Beast represent the same power. I want you to
notice what it says about the Little Horn. Once again the idea of
tampering with God's holy Law. It says: “25 He shall speak pompous words against the Most
High, shall persecute the saints of the Most High, and
shall intend to change times and…” what? “…and Law. Then the saints shall be given into
his hand for a time and times and half a time.”
For how
long was this Little Horn going to carry on his work of attempting to
change the times and the Law? “for time, times,
and the dividing of time” which, by the way,
is 1,260 years.
Simak apa kata Alkitab tentang si
Tanduk Kecil. Daniel 7:25 berbicara tentang tokoh yang sama dengan si Manusia
Durhaka (Manusia Dosa). Semua pakar theologi setuju bahwa si Tanduk Kecil, Manusia
Durhaka, dan Binatang dari Wahyu pasal 13, melambangkan kekuasaan yang sama.
Saya mau kalian perhatikan apa katanya tentang si Tanduk Kecil. Sekali lagi,
ada konsep merusak Hukum Allah yang kudus. Dikatakan, “25 Ia akan
mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang
Mahatinggi dan akan menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan
akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan…” apa? “…dan Hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu
masa, masa-masa
dan setengah masa.“
Untuk
berapa lama Tanduk Kecil ini akan mengerjakan pekerjaannya berusaha mengubah
waktu dan Hukum? “selama satu masa, masa-masa
dan setengah masa”
yang ketahuilah ialah 1260 tahun.
Now I'm
going to tell you why I use those verses to speak about the interchangeability
of the word “Commandments” and the word “Law”. Go with me to
Revelation 12, Revelation 12:13, Revelation 12, and we'll read only
through verse 14, and then we'll jump to verse 17.
It says
in verse 13, “…Now when the dragon saw that he had been cast to the
earth, he persecuted the woman who gave birth to the male child…” who did the Little Horn persecute? the saints, right?
Here it says that the dragon persecutes whom? the woman. So the woman is
what? the saints, or the church. And so it says, “…he persecuted the woman, who gave birth to the male
child. But the woman was given two wings of a great eagle that she might fly into the
wilderness to her place, where she is nourished for a time and times and
half a time, from the presence of the serpent. …” Is that the same period
that the Little Horn ruled? Absolutely. Now let me ask you, do you think
that at the end of this period God was going to raise up a people to
correct the intended change in God's holy Law? Absolutely. Immediately
~ I want you to notice, that Daniel 7:25 speaks about the Little Horn,
thinking, or intending to change God's Law for “time, times, and the
dividing of time”; now we're going to
notice ~ immediately after speaking
about the woman fleeing to the wilderness for the same time period,
at the end of that time period God raises up a remnant. And what
characterizes that remnant? They do the opposite of what the Little Horn wanted
to do. The Little Horn wanted to change God's Law, but what does
the remnant do after the 1260 years? Notice verse 17, very clearly
it says: “17 And the dragon was enraged with the woman, and
he went to make war with the rest of her seed [offspring], who…”
what? “…who keep the Commandments of God and have the
testimony of Jesus Christ.”
Sekarang
saya akan memberitahu kalian mengapa saya memakai ayat-ayat itu untuk berbicara
tentang bisanya kata “Perintah-perintah” dan kata “Hukum” dipakai secara
bergantian. Marilah bersama saya ke Wahyu 12:13, dan kita akan membaca terus
hingga ayat 14, lalu kita akan meloncat ke ayat 17.
Dikatakan di ayat 13, “13 Dan ketika naga
itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan ke
bumi, ia memburu perempuan yang
melahirkan Anak laki-laki itu…” siapa
yang dianiaya si Tanduk Kecil? Orang-orang kudus, kan? Di sini dikatakan naga
itu mempersekusi siapa? Si perempuan. Jadi perempuan itu siapa? Orang-orang
kudus, atau gereja. Maka dikatakan, “…ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. 14
Dan kepada perempuan itu diberikan dua sayap
burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, ke tempat di mana ia dipelihara selama satu
masa, masa-masa dan setengah masa, jauh dari
tempat ular itu…” apakah
itu masa yang sama dengan masa berkuasanya si Tanduk Kecil? Tepat sekali.
Sekarang coba saya tanya, apakah Allah pada akhir masa itu akan mengangkat suatu
umat untuk mengoreksi perubahan yang diniatkan pada Hukum Allah yang kudus?
Tepat sekali. Saya mau kalian menyimak, segera setelah Daniel 7:25 berbicara
tentang si Tanduk Kecil yang berpikir atau berniat mengubah Hukum Allah selama “satu masa, dua masa dan setengah masa”; sekarang kita akan melihat ~ segera setelah berbicara tentang perempuan itu lari ke
padang gurun selama masa yang sama, pada akhir masa itu Allah membangkitkan
satu umat yang sisa. Dan apa ciri khas umat yang sisa ini?
Mereka melakukan yang
bertolakbelakang dengan apa yang mau dilakukan si Tanduk Kecil.
Si Tanduk Kecil mau mengubah Hukum Allah, tetapi umat yang sisa ini melakukan
apa pada akhir masa 1260 tahun? Simak ayat 17, jelas sekali dikatakan, “…17 Maka
marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari
benihnya [keturunannya], yang…” apa? “…yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Is that
the antidote to the intended change in God's Law? Yes. See the Little
Horn thought that he could change God's Law, but at the end of that period of the “time, times, and the dividing of time” God raises up a remnant of people who keep the Commandments
of God; a group of people that do not accept this
change in the Law.
Itukah
penawarnya untuk menggagalkan perubahan yang diniatkan dalam
Hukum Allah? Ya. Lihat, si Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah Hukum Allah,
tetapi pada akhir periode “satu masa,
dua masa dan setengah masa” itu, Allah membangkitkan satu umat sisa yang
menuruti Perintah-perintah Allah, sekelompok orang yang menolak perubahan tersebut pada Hukum Allah.
And as
I mentioned at the beginning of our study, you remember that the
expression “keep the Commandments of
God” in Revelation 14:12 is an antithesis to worshipping the Beast,
his image, and receiving his mark. In other words, those who
worship the Beast, his image, and receive the mark, are in opposition to
those who keep the Commandments of God.
Dan
sebagaimana yang saya katakan di awal pelajaran kita, kalian ingat bahwa ungkapan
“memelihara/menuruti
Perintah-perintah Allah” di
Wahyu 14:12 merupakan lawan dari menyembah Binatang itu, patungnya, dan
menerima tandanya. Dengan kata lain, mereka yang menyembah Binatang itu,
patungnya, dan menerima tandanya, berseberangan dengan mereka yang
memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah.
Now I want to show you another couple of verses from Revelation that speak about keeping the Commandments of God. We read them at the beginning of our study. Revelation 22:14-15, Revelation 22:14-15.
You
know, some of you might be thinking, well, Pastor Bohr, you know what
you're preaching is really legalistic: keeping the Commandments, keeping
the Commandments.
Well,
folks, take heart. In our next lecture we're going to talk about faith in
Jesus. We're going to talk about the other side of the coin. We're
going to talk about how we receive the power to keep the Ten Commandments.
But for this evening we're studying what it means to keep the Commandments
of God.
Revelation
22:14, “14 Blessed are those
who do His Commandments, that they may have the right to the tree of
life…” Who are the ones who
have a right to the tree of life? What does God say? Not Pastor Bohr, the
Bible says. “… Blessed are those
who do…” or
keep “…His Commandments…” it's the same word, “…who keep His Commandments that they may
have the right to the tree of life and may enter through the gates into
the city…”
Is
keeping the Commandments a prerequisite for eating of the tree of life,
and entering the gates to the holy city? Absolutely. And some people say
you're annulling God's grace. No we aren't. Just don't miss the
next lecture, because we're going to balance this with the grace of God,
and what faith means in Scripture.
Sekarang
saya mau menunjukkan kalian dua ayat dari kitab Wahyu
yang berbicara tentang memelihara/menuruti Perintah-perintah Allah. Pada awal
pelajaran kita, kita telah membacanya. Wahyu 22:14-15.
Kalian
tahu, beberapa dari kalian mungkin berpikir, Nah, Pastor Bohr, apa yang Anda
khotbahkan sesungguhnya legalistik: menuruti Perintah-perintah, memelihara Perintah-perintah.
Nah,
Saudara-saudara, perhatikan. Dalam pelajaran kita berikutnya kita akan berbicara
tentang iman Yesus. Kita akan berbicara tentang sisi lain dari koin yang sama.
Kita akan berbicara tentang bagaimana kita menerima kuasa untuk menuruti ke-10
Perintah. Tetapi untuk malam ini kita belajar apa artinya memelihara Perintah-perintah
Allah.
Wahyu 22:14, “14 Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintah Tuhan sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupan, dan mereka
boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Siapakah
yang berhak atas pohon kehidupan? Apa kata Allah? Bukan kata Pastor Bohr.
Alkitab yang berkata, “14 Berbahagialah
mereka yang melakukan…” atau
memelihara “…Perintah-perintah Tuhan…” kata yang sama, “…yang memelihara Perintah-perintah
Tuhan sehingga
mereka boleh memperoleh hak atas pohon
kehidupan, dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota
itu.”
Apakah
memelihara Perintah-perintah itu
syarat mutlak untuk makan dari pohon kehidupan dan memasuki pintu gerbang ke
kota suci? Betul sekali. Dan ada orang berkata, bahwa kita
menganggap karunia Allah tidak berarti. Tidak. Jangan melewatkan pelajaran
berikutnya karena kita akan menyeimbangkan ini dengan karunia Allah, dan apa
makna iman di Kitab Suci.
Now I
want you to notice the following verse. I'm going to show you that those
who are in the city keep the Commandments, whereas those who are outside
the city disobey the Ten Commandments. It says there in verse 15: “…but outside…” in other words, inside
are Commandment keepers, those who kept the Commandments. It says, “…but outside are dogs and sorcerers and sexually immoral and murderers and
idolaters, and whoever loves and practices a lie.”
Are
those all violations of the Ten Commandments? Absolutely. Inside are Commandment
keepers, and outside are those who insisted on being Commandment
breakers.
Sekarang saya mau kalian menyimak ayat
berikut. Akan saya tunjukkan bahwa mereka yang berada di dalam kota suci,
menuruti Perintah-perintah; sementara mereka yang berada di luar kota suci,
tidak mematuhi ke-10 Perintah Allah. Dikatakan di ayat 15, “15 Tetapi di luar…” dengan kata lain, di dalam adalah para
penurut Perintah-perintah Allah, mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah.
Dikatakan, “…Tetapi di luar, anjing-anjing
dan tukang-tukang sihir, orang-orang yang secara
seksual tidak bermoral, pembunuh-pembunuh, dan
penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dan melakukan
dusta.”
Apakah
semua yang disebutkan ini pelanggaran terhadap ke-10 Perintah Allah? Betul
sekali. Para penurut Perintah Allah ada di dalam, dan di luar mereka yang
ngotot sebagai pelanggar Perintah Allah.
Notice
also Revelation 21:7-8. Once again the contrast between those inside and
those outside.
It says in Revelation 21:7, “He who overcomes..” that's a key word, “He who overcomes shall inherit all things; and I will be his God, and he shall be My son.” Now who are the overcomers? What did they overcome? Notice verse 8. “But…” see the contrast? Those inside overcame, those outside “…8 But the cowardly, unbelieving, abominable, murderers, sexually immoral, sorcerers, idolaters, and all liars shall have their part in the lake which burns with fire and brimstone, which is the second death.”...
It says in Revelation 21:7, “He who overcomes..” that's a key word, “He who overcomes shall inherit all things; and I will be his God, and he shall be My son.” Now who are the overcomers? What did they overcome? Notice verse 8. “But…” see the contrast? Those inside overcame, those outside “…8 But the cowardly, unbelieving, abominable, murderers, sexually immoral, sorcerers, idolaters, and all liars shall have their part in the lake which burns with fire and brimstone, which is the second death.”...
Is the
contrast clear, crystal clear, that those who are inside kept God's Commandments;
those outside refused to keep God's Commandments and continued committing
their sins?
Simak
juga Wahyu 21:7-8, sekali lagi kontrasnya antara mereka yang ada di dalam dan
mereka yang di luar.
Dikatakan di Wahyu 21:7, “7 Barangsiapa menang…”
itu kata kunci, “…Barangsiapa menang, ia
akan mewarisi semuanya, dan Aku akan menjadi
Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.” Sekarang,
siapa yang menang ini? Mereka menang atas apa? Simak ayat 8, “…8
Tetapi…” lihat kontrasnya? Mereka yang di dalam
telah menang, tetapi mereka
yang di luar
“…orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
pembunuh, orang-orang amoral secara seksual,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, akan
mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua."
Apakah kontrasnya jelas, terang
benderang, bahwa mereka yang ada di dalam telah menuruti Perintah-perintah
Allah; dan mereka yang di luar menolak menuruti Perintah-perintah Allah dan
terus berlanjut berbuat dosa?
Now I'd
like to end this study today by saying that what we're discussing is not
legalism. In other words, we're not saying here that we keep the Commandments
of God in order to be saved. We're talking about keeping the Commandments out
of love for Jesus Christ. I want you to notice Revelation
14:1, Revelation 14:1. It speaks about the end time generation. It
speaks about those who follow the Lamb wherever the Lamb goes, those who
have no lie in their mouth, those who are without spot before the throne
of God. Notice they had a special characteristic. Revelation 14:1, “Then I looked, and
behold a Lamb standing on mount Zion, and with Him 144,000 having His
Father's name written…” where? “…in their foreheads.”
What is written in the foreheads of that end time generation who keep the
Commandments of God? The name of God.
Now the
question is, what does “the name” represent in Scripture? I want to read
you a statement from the
Interpreter's Dictionary of the Bible, Volume 3, Pages 500-501. “In Biblical thought a name is not a mere label of
identification; it is an expression of the essential nature of its
bearer. In other words, your name indicates who you are. A man's
name reveals his character…” says this Interpreter's Dictionary of the Bible. “…Adam was able to give names to the beasts and birds because…” as Milton says, “…he understood their nature…”
In other words, Adam was able to understand the character of the beasts,
therefore he was able to name them. In fact, in the Bible the name stands for the
character.
Let me
give you a couple of verses to illustrate that point: Genesis 27:36,
Genesis 27:36. This is the story of Jacob and Esau. “And Esau said…” speaking
about his brother, “…Is he not rightly
named Jacob, for he has...” Jacob means supplanter,
by the way, “...for he has supplanted me these two times. He took away
my birthright, and now look, he has taken away my blessing.” In other words, he is rightly named. He is the
supplanter.
Notice
1 Samuel 25:25, 1 Samuel 25:25.
This is
speaking about Nabal. The name Nabal means “fool”. And so it says, “Please let not my lord, regard this scoundrel Nabal, for
as his name is, so is he. Nabal is his name, and folly is with him.” In other words, he's rightly named fool. In other
words, his name indicates his what? his character.
Sekarang
saya ingin mengakhiri pelajaran hari ini dengan mengatakan bahwa apa yang kita
bahas bukanlah legalisme. Dengan kata lain, kita tidak mengatakan bahwa kita menuruti Perintah-perintah
Allah supaya diselamatkan. Kita
berbicara tentang menuruti Perintah-perintah
Allah demi kasih kita pada Yesus Kristus.
Saya mau kalian menyimak Wahyu 14:1,
ini berbicara tentang generasi akhir zaman, tentang mereka yang mengikuti Anak
Domba ke mana pun Dia pergi, mereka yang mulutnya tidak berdusta, mereka yang
tanpa cacat cela di hadapan takhta Allah. Simak bagaimana mereka memiliki
ciri-ciri yang khas. Wahyu 14:1, “1 Dan aku memandang, dan melihat Anak Domba berdiri di bukit
Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang, dan di…” mana? “…di dahi mereka tertulis nama Bapa-Nya.”
Apa yang tertulis di dahi generasi akhir zaman itu yang menuruti Perintah-perintah
Allah? Nama Allah!
Sekarang pertanyaannya, “nama” itu
mewakili apa di Kitab Suci? Saya mau kalian membaca suatu pernyataan dari Interpreter’s Dictionary of the Bible, Vol. 3, hal. 500-501. “Dalam
pemikiran alkitabiah, nama bukanlah sekadar etiket pengenal; melainkan itu
ungkapan ciri esensial yang empunya nama.
Dengan kata lain, nama kita menunjukkan siapa kita. Nama itu mengungkapkan
tabiat orangnya…” kata Interpreter’s Dictionary
of the Bible ini. “…Adam bisa memberi nama kepada binatang-binatang darat dan
burung-burung karena…” seperti kata Milton (Milton Keynes = salah
satu pakar theologi) “…Adam memahami sifat-sifat khas
mereka…” Dengan kata lain Adam bisa memahami karakter hewan-hewan itu, dengan
demikian dia bisa memberi mereka nama. Bahkan di dalam Alkitab, nama itu mewakili tabiat.
Saya akan
memberikan dua contoh untuk menggambarkan poin ini:
Kejadian
27:36, ini adalah kisah Yakub dan Esau. “36 Kata
Esau…” berbicara tentang saudaranya, “…‘Bukankah tepat namanya
Yakub, karena ia telah…” Yakub artinya “perebut kedudukan”, “…karena ia telah dua kali merebut
kedudukanku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang lihatlah, dirampasnya pula berkat yang untukku." Dengan
kata lain, Yakub itu nama yang tepat. Dia adalah tukang merebut kedudukan orang lain.
Perhatikan
1 Samuel 25:25. Ini berbicara tentang Nabal. Nama “Nabal” berarti “dungu”. Maka
dikatakan, “25 Janganlah kiranya tuanku
mengindahkan bedebah Nabal ini, sebab seperti namanya demikianlah ia:
Nabal namanya dan bebal orangnya…” Dengan kata lain, namanya
mengindikasikan apa? Tabiatnya.
The
name represents the character.
And, by
the way, where is the character of God revealed? Where is the character
of God described in written form? The character of God is described in written
form in the Ten Commandments. The Ten Commandments show
what God is like. And, by the way, this is the reason why in the
Bible, time, after time, after time, sin is against God. Breaking
the Commandments is actually sinning against the person; against
God. The prodigal son says, “I have sinned against
heaven, and against you, and I'm not worthy to be called your son.” And you remember that David said, “Against You, only
You, have I…” what? “…have I sinned.” So when we break
the Ten Commandments we're sinning against the Law, because the Law is a
reflection of what? Is a reflection of the Ten Commandments. Notice
Exodus 33:18-19, Exodus 33:18-19. Here Moses is on the mountain and he asks
God: 18 … ‘Please, show me Your glory.’ 19 Then He said…” what
was the glory that God showed him? “…‘I will make all
My goodness pass before you, and I will proclaim…”
what? “…the name of the Lord before you…” God's
goodness is His name. It's His character “…I will be gracious to
whom I will be gracious, and I will have compassion on whom I will have
compassion.’”
Nama
melambangkan tabiat.
Dan
ketahuilah, di manakah tabiat Allah dinyatakan? Di manakah tabiat Allah dilukiskan
dalam tulisan? Tabiat Allah dalam
bentuk tulisan digambarkan di Ke-10 Perintah Allah. Ke-10
Perintah Allah menunjukkan seperti apa Allah itu. Dan inilah mengapa di Alkitab
berulang-ulang dikatakan dosa
itu melawan Allah. Melanggar Perintah-perintah Allah sesungguhnya ialah berdosa
terhadap Pribadinya, terhadap
Allah.
Anak
yang hilang berkata, “Aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa.” (Luk. 15:21).
Dan
kalian ingat apa kata Daud, “Terhadap Engkau, hanya terhadap Engkau aku telah…” apa? “…aku telah berdosa…” (Maz. 51:4)
Jadi
saat kita melanggar Ke-10 Perintah, kita melakukan
pelanggaran Hukum, karena Hukum ialah pantulan apa? Pantulan dari Ke-10
Perintah. Simak Keluaran 33:18-19, di sini Musa berada di atas gunung dan dia
bertanya kepada Allah, “18 Tetapi jawabnya: ‘Mohon perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu
kepadaku.’ 19 Tetapi firman-Nya…” kemuliaan
apa yang ditunjukkan Allah kepadanya? “…‘Aku akan membuat
segenap kebaikanKu lewat di depanmu dan Aku akan mengumumkan…” apa? “…nama TUHAN di depanmu…” Kebaikan Allah adalah namaNya. Itulah
tabiatNya. “…Aku
akan bermurah hati kepada siapa Aku akan bermurah
hati dan Aku akan mengasihani siapa yang
akan Kukasihani.’”
You
see, folks, when the Bible says that this end time generation is going to have the
name of God on their foreheads, that means that they're going to have
God's character. And God's character is reflected in His
what? is reflected in His Law. They're going to have the Law of
God, not on tables of stone, but they're going to have the Law written on
the tables of their hearts. They're going to have the Law written in
their minds.
Lihat,
Saudara-saudara, ketika Alkitab berkata bahwa generasi akhir zaman ini akan memiliki nama Allah di dahi
mereka, itu berarti mereka akan memiliki tabiat Allah. Dan tabiat Allah ini terpantul
di apaNya? Terpantul di
HukumNya. Mereka ini akan memiliki Hukum Allah, bukan di loh-loh
batu melainkan Hukum itu akan tertulis di hati mereka. Mereka akan memiliki
Hukum Allah tertulis di pikiran mereka.
Now
listen up, it doesn't do any good to post the ten Commandments in
courtrooms if they're not engraved in the heart. Because righteousness
comes from inside out. It does not come from outside in. It
does no good to legislate morality, because you don't change someone from
outside. In order to make a lump of dough grow, you have to put the
leaven inside, and then the dough grows.
You
know, I find it interesting that this week in Newsweek, there's an
article that says that there's less and less Christianity in this
country, in the United States of America. And this has caused an uproar
among conservative Christians. They say, what do you mean this isn't a
Christian nation? This is a Christian nation! You think so? By
looking out there it sure wouldn't appear like it. Christians eat what
others eat, they listen to what others listen to, they watch television
and movies that everybody else watches, they get divorced on
the
same level as others, they're filled with greed, and accumulating
possessions for themselves, they dress like the world, everything they
do is like the world. So how is it that we say that we're a
Christian nation when really, the United States reflects just the
opposite? And people who are unbelievers, they look at us and
say, hey, if that's Christianity, I don't want anything to do with
Christianity. The fact is that if the churches preached the Law of
God, they need to have a conversion experience, and to have God
write His Law on our minds, and in our hearts, you wouldn't have all of
the social problems that we have in the world today.
Sekarang
dengarkan. Tidak ada gunanya memasang tulisan Sepuluh Perintah Allah di
ruang-ruang pengadilan jika tulisan itu tidak terukir di hati. Karena kebenaran itu memancar dari
dalam keluar, bukan dari luar ke dalam. Tidak ada gunanya
melegislasikan moralitas karena orang tidak bisa diubah dari luar. Supaya
adonan tepung itu bisa mekar, dia harus diragi dari dalam, baru adonan itu
mekar.
Kalian
tahu, menurut saya di majalah Newsweek minggu ini ada yang menarik, ada artikel
yang berkata bahwa di negara ini, di Amerika Serikat, semakin lama semakin
sedikit kekristenan. Dan ini menimbulkan keributan di antara Kristen-kristen
konservatif. Mereka berkata, apa maksudnya mengatakan
kita bukan bangsa Kristen? Kita bangsa Kristen! Menurut kalian bagaimana? Kalau
kita melihat di luar sana, sepertinya memang bukan. Orang Kristen kok makan apa
yang dimakan orang lain yang bukan Kristen, mereka mendengarkan apa yang
didengarkan orang lain, mereka menonton televisi dan film yang ditonton
orang-orang lain, tingkat perceraian mereka sama dengan orang-orang lain,
mereka dipenuhi keserakahan, menimbun harta bagi diri sendiri, mereka
berpakaian ala dunia, semua yang mereka lakukan itu ala dunia. Jadi bagaimana
dapat kita katakan kita ini suatu bangsa Kristen padahal sesungguhnya Amerika
Serikat justru memantulkan yang sebaliknya? Dan orang-orang yang bukan orang
percaya, mereka memandang kita dan mereka berkata, hei, jika kekristenan itu
seperti ini, aku tidak mau berurusan dengan kekristenan. Faktanya, jika
gereja-gereja mengkhotbahkan Hukum Allah, perlunya mengalami perubahan, dan
perlunya memiliki Hukum Allah tertulis di pikiran kita, dan di hati kita, maka kita
tidak akan mendapat semua masalah sosial seperti yang kita miliki di dunia ini
sekarang.
In
fact, allow me to read you a statement in Psalm 40:6-8, Psalm 40:6-8.
After saying that God has loved righteousness, and He has hated iniquity,
notice what is it that instills that hate in the heart? It says in
Psalm 40:6, “Sacrifice and offering
You did not desire. My ears You have opened. Burnt offering, and
sin offering You did not require…” by the way, this is Jesus
speaking Messianically a thousand years before He was born. “…Then I said, Behold I
come. In the scroll of Your book it is written of Me. I delight to…” what? “…I delight to do Your will…” Why did He delight to do
God's will? “…I delight to do Your will, O My God, and Your Law is written…” where? “…within My heart.” Did Jesus need all kinds
of external Laws to keep Him in line? No, because He had the Law of God
written where? in His heart.
Nah, izinkan saya membacakan satu
pernyataan di Mazmur 40:6-8. Setelah mengatakan bahwa Allah mencintai kebenaran
dan Dia membenci dosa, perhatikan apa yang menanamkan kebencian tersebut di
dalam hati? Dikatakan di Mazmur 40:6, “6
Kurban dan persembahan tidak Engkau dambakan. Engkau telah membuka telingaku. Kurban
bakaran dan kurban penghapus dosa tidak Engkau tuntut…” Ketahuilah ini Yesus yang berbicara secara mesianik sekitar seribu tahun
sebelum Dia lahir. “…7Lalu Aku
berkata: Lihat, Aku datang; dalam gulungan
kitab-Mu ada tertulis tentang Aku; 8 Aku suka…” apa? “…Aku suka
melakukan kehendak-Mu…” Mengapa Dia suka melakukan kehendak Allah? “…Aku suka
melakukan kehendak-Mu, ya AllahKu; dan Hukum-Mu
tertulis…” di mana? “…di
dalam hati-Ku." Apakah Yesus butuh semua Hukum di luar DiriNya untuk memagariNya supaya
tidak berbuat dosa? Tidak, karena Dia memiliki Hukum Allah tertulis di mana? Di
dalam hatiNya.
And God
will have a
group of people in the end time who have the name of God written in their
forehead. They will have God's character. And God's
character is written in the Ten Commandments, in God's Law. And the Bible
says that they
will keep the Commandments of God, including the fourth Commandment,
the Sabbath Commandment that says, “Remember the Sabbath day to keep it holy…” When the Beast and his image are
imposing the mark upon the world, God's people will say like Shadrach,
Meshach, and Abednego, No way! We obey the God of heaven, we keep His holy Sabbath,
and we're willing to die in order to be loyal to God.
That's
what God's people are going to be like in the end time. They will
serve God because they love God with all of their hearts. Because
the Law of God is written upon their minds, and their hearts. And I
pray to God that that will be our experience; that God will write His Law
on our hearts
Dan Allah akan memiliki sekelompok orang di akhir zaman yang memiliki nama Allah
tertulis di dahi mereka. Mereka akan mempunyai karakter Allah.
Dan karakter Allah itu tertulis di Ke-10 Perintah Allah, di Hukum Allah.
Alkitab berkata bahwa kelompok
ini akan mematuhi Perintah-perintah Allah, termasuk Perintah keempat, perintah
tentang Sabat yang mengatakan, “Ingatlah hari Sabat dan jagalah
kekudusannya.…” Ketika Binatang itu dan patungnya memaksakan tandanya kepada dunia,
umat Allah akan berkata seperti Sadrakh, Messakh dan Abednego: “Tidak akan! Kami
mematuhi Allah yang di surga, kami memelihara SabatNya yang kudus, dan kami
siap mati agar tetap setia kepada Allah.
Seperti inilah umat
Allah pada akhir zaman. Mereka akan menyembah Allah karena mereka mengasihi Allah dengan
segenap hati mereka, karena Hukum Allah sudah tertulis di pikiran mereka dan di
hati mereka. Dan ssaya memoho kepada Allah, bahwa itu yang akan
menjadi pengalaman kita; Allah akan menulis HukumNya di dalam hati kita.
17 07 19
No comments:
Post a Comment