Wednesday, August 16, 2023

EPISODE 03/32 ~ THE FINAL GENERATION ~ THE ELIJAH SOLUTION ~ RICH CONSTANTINESCU

 

THE FINAL GENERATION SYMPOSIUM

Part 03/32 - RICH CONSTANTINESCU

THE ELIJAH SOLUTION

 https://www.youtube.com/watch?v=jd8Gn0EAZjU&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=3

 

Dibuka dengan doa

  

The Bible shows us that only the path that God has ordained is safe for us to travel. Moreover, the Lord has provided every advancement for us to be able to walk in that path by sending before us not only the prophets and the apostles, but also Jesus Himself.

 

Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa hanya jalan yang ditetapkan Allah yang aman untuk kita lewati. Selain itu, Tuhan telah menyiapkan setiap sarana untuk mendukung kita sanggup berjalan di jalan tersebut dengan mengutus bukan hanya para nabi dan rasul mendahului kita, melainkan juga Yesus  sendiri.

 

 

I was driving with my family near the Grand Canyon which is a wonderful natural beauty, and we decided that we would go and visit it even though we were not going that direction originally, we were just passing by; and my son was worried that he might fall into the Grand Canyon, and he was six years old at the time. And he asked me, he said, “Daddy, I don't want to fall. I want to make sure, is it safe?” And I told my son, “Just stay on the path and you'll be safe.” Well, when we arrived at the Grand Canyon we were given a very startling reminder of the importance of this counsel, to stay on the path. As we got to the Grand Canyon we noticed that it was sunset time and there were crowds of people that were kind of just mingling about, but they were quiet, and we noticed an emergency vehicle there that was parked, and there was tape set up, and we didn't know what was happening exactly, but we heard the sad news that a young boy the age of 14, while his parents were in the lodge, had decided to cross a barrier and go to a point that he wasn't supposed to be at to take a picture. He slipped and he fell half a kilometer down into the canyon. It was a terrible, terrible situation. We just put ourselves in the place of  the family that were in the lodge, to receive the news that their precious son was no longer going to be living with them. But imagine the sorrow that God would have if we are unready for that wonderful eternity that He has planned for us.

 

Suatu saat saya sedang naik mobil bersama keluarga saya dekat daerah Grand Canyon, yang adalah alam yang indah, dan kami memutuskan untuk pergi mengunjungi tempat itu walaupun sebenarnya kami tidak menuju ke sana, kami hanya lewat. Dan anak saya merasa khawatir dia akan terjatuh ke dalam Grand Canyon, usianya 6 tahun waktu itu. Dan anak saya berkata kepada saya, ‘Ayah, aku tidak mau jatuh. Aku mau kepastian, apakah ini aman?” Dan saya katakan kepada anak saya, “Tetap saja di jalur yang disediakan dan kamu aman.” Nah, ketika kami tiba di Grand Canyon, kami mendapatkan peringatan yang sangat menohok tentang pentingnya nasihat tersebut, yaitu tetap berada di jalur yang tersedia. Ketika kami tiba di Grand Canyon, kami lihat itu saat matahari terbenam dan ada kerumunan orang yang mengumpul namun mereka diam sekali, dan kami melihat ada kendaraan pertolongan darurat yang sedang parkir di sana, dan ada garis pembatas yang dipasang, dan kami tidak tahu apa yang sebetulnya telah terjadi, tetapi kami dengar kabar menyedihkan  bahwa seorang pemuda berusia 14 tahun, selagi orangtuanya ada di dalam rumah singgah, memutuskan untuk menerobos pembatas dan pergi ke suatu tempat yang seharusnya tidak dimasukinya demi memotret. Dia tergelincir dan dia jatuh setengah kilometer ke dalam jurang. Itu adalah situasi yang amat sangat buruk. Kami menempatkan diri kami di posisi keluarga itu yang ada di rumah singgah, yang harus menerima berita bahwa anak kesayangan mereka tidak akan hidup bersama mereka lagi. Tapi bayangkan duka yang dirasakan Allah seandainya kita tidak siap untuk kekekalan yang indah yang telah disediakanNya bagi kita.

 

 

Israel was in a state of danger at one point and God sent a special message through Elijah to prevent it from going off that cliff. See, God had preserved Israel for a special purpose, He had called Israel to have the privilege of giving the Messiah to the world, to treasure the truth of God's Word, but Israel had slipped into apostasy, and the Bible says in Jeremiah 6:16 that we should “16‘Stand ye in the ways and see, and ask for the old paths, where is the good way, and walk therein;…” and the promise is that we will  “…find rest for your souls…” And the bad part of the verse is at the end verse 16  “…But they said, ‘We will not walk therein.’…” 

The only safe thing for us to do is to walk completely in the path which God has marked out for us, and God has given us a special message at the end of time to prepare us for the challenges and the difficulties that will happen just before Jesus comes; and also to prepare His bride to meet Him in peace.

 

Pada suatu saat Israel berada dalam bahaya dan Allah mengirimkan suatu pesan khusus melalui Elia untuk mencegah Israel terjatuh ke dalam jurang. Lihat, Allah telah memelihara Israel untuk tujuan khusus. Dia telah memanggil Israel untuk mendapatkan hak istimewa menyodorkan Mesias kepada dunia, untuk menyimpan dan memelihara kebenaran Firman Allah; namun Israel telah tergelincir ke dalam kemurtadan, dan Alkitab mengatakan di Yeremia 6:16 bahwa kita harus, 16 …‘Tetaplah kamu berada di jalan-jalan itu dan lihatlah, dan tanyakanlah jalan-jalan yang lama, di manakah jalan yang baik, dan berjalanlah di sana…”  dan janjinya ialah kita akan  “…menemukan perhentian bagi jiwamu…”  Dan bagian yang buruk dari ayat ini ada di akhir ayat 16,   “…Tetapi mereka berkata, ‘Kami tidak mau berjalan di sana.’…”

Satu-satunya yang aman untuk kita lakukan ialah berjalan sepenuhnya di jalan yang telah ditandai Allah bagi kita, dan Allah telah memberi kita suatu pesan yang istimewa pada akhir zaman untuk mempersiapkan kita bagi tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan yang akan terjadi sedikit waktu sebelum kedatangan Yesus; dan juga untuk mempersiapkan mempelaiNya untuk betemu denganNya dalam damai.

 

 

If you'll go with me to Malachi 4:5, the Bible says,  5 Behold, I will send you Elijah the prophet before the coming of the great and dreadful day of the LORD.”

 

Jika kalian mau ke Maleakhi 4:5 bersama saya, Alkitab berkata, 5 Lihatlah, Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu sebelum datangnya hari TUHAN yang besar dan mengerikan itu.”

 

 

Now Elijah if you would have asked people in Israel whether or not he was a solution to the problem or a cause of the problem, you would have heard that he was the cause of the problem; and often this is what is mistakenly believed about the messages that God sends, 7 Because the carnal mind (heart) is enmity against God: for it is not subject to the Law of God, neither indeed can be.”   And so in order to perceive or to appreciate spiritual truth we must be born again.  So we must approach the Scriptures with a very humble attitude, asking the Lord to reveal to us what it means, and being willing to take any steps that God asks us today, take in faith following Him.

 

Nah, jika kita bertanya kepada orang-orang Israel apakah Elia itu suatu solusi kepada masalah atau penyebab masalah, kita akan mendengar bahwa dia adalah penyebab masalah; dan seringkali inilah yang disalapahami tentang pesan-pesan yang dikirimkan Allah, 7 Sebab pikiran (hati) manusia adalah perseteruan melawan Allah, karena ia tidak patuh kepada Hukum Allah; dan memang tidak mungkin bisa.” (Rom. 8:7). Maka supaya kita bisa memahami atau menghargai kebenaran spiritual, kita harus dilahirkan kembali. Jadi kita harus menghampiri Kitab Suci dengan sikap yang sangat merendah, memohon Tuhan untuk mengungkapkan kepada kita apa maksudnya, dan rela mengambil langkah apa pun yang diminta Allah dari kita hari ini, terima dengan iman, mengikuti Dia.

 

 

The next verse, verse 6 says that Elijah will turn the heart of the fathers to the children, and the heart of the children to their fathers...” the final part of the verse that's not quoted there is that “…lest I come and smite the earth with a curse.”

Now friends, we're living in the days of Elijah. We see judgments all around us in the land. It is very clear as we perceive the increase and the intensity in the frequency and the intensity of the natural calamities, as we see the pestilence that is causing all kinds of economic downturn, and the iniquity that's raging out of control, I don't need to paint too bright of a picture for you to understand what we're in right now. We're living in the time of judgment.

 

Ayat berikutnya, ayat 6 mengatakan bahwa Elia akan  6 membuat hati bapak-bapak berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapak-bapaknya, …”  bagian akhir ayat ini tidak tampil di layar, “…supaya jangan Aku datang dan memukul bumi dengan sebuah kutukan.” (Maleakhi 4:6)

Nah, teman-teman, kita sedang hidup di zaman Elia. Kita melihat penghakiman di sekeliling kita di negeri ini. Sangatlah jelas saat kita melihat meningkatnya dan intensitas dalam frekuensi dan intensitas bencana-bencana alam, saat kita melihat wabah penyakit yang menimbulkan segala macam kemerosotan ekonomi, dan dosa-dosa yang mengamuk di luar kendali, saya tidak perlu menggambarkan lebih jelas lagi bagi kalian untuk mengerti bagaimana situasi kita sekarang. Kita ini hidup di masa penghakiman.

 

 

In the days of Noah, there was a certain sin that really signified the apostasy and the degradation of man. Jesus said “as it was in the days of Noah so shall it be also in the days of the Son of Man”, and we read in inspiration that “But if there was  one sin above another which called for the destruction of the race by the flood,. it was the  base crime of amalgamation of man  and beast which  defaced  the  image  of  God,  and  caused  confusion  everywhere.”

 

Di zaman Nuh, ada satu dosa khusus yang betul-betul menandai kemurtadan dan kemerosotan akhlak manusia. Yesus berkata, 26 Dan sama seperti terjadi di hari-hari Nuh, demikian pulalah halnya kelak di hari-hari Anak Manusia.” (Luk. 17:26), dan kita   baca dari inspirasi bahwa, “…Namun jika ada satu dosa di atas yang lain yang mendatangkan pemusnahan bangsa manusia dengan air bah, itu ialah kejahatan yang hina dari amalgamasi manusia dan hewan, yang merusak keserupaannya dengan Allah, dan menyebabkan kebingungan di mana-mana.” ( Spirit of Prophecy Vol. 1  hal. 69) (3.11)

 

 

So if there was one sin that caused the destruction of that race before the flood it was this, it was the amalgamation, it was the defacing, the changing of man's genetics to deface the image of God in man, who was created to reflect his Creator. And we are seeing this actually happening in the world now. We read here from this ABC News article, “Animal-human hybrids have long been the stuff of fairy tales and myths from the half-man half-horse centaur to singing mermaids. Now the swift pace of genetic engineering has some worried that such mixed creatures known as “chimeras” after the fabulous beasts of Greek mythology, are making the leap from the pages of fiction to reality.”

 



Jadi jika ada satu dosa yang mengakibatkan pemusnahan ras sebelum air bah, itu adalah ini, yaitu amalgamasi,  yang melenyapkan keserupaan,  mengganti genetik manusia untuk melenyapkan keserupaan Allah dalam manusia, yang telah diciptakan untuk memantulkan PenciptaNya. Dan kita melihat ini sedang terjadi di dunia sekarang. Kita  baca di sini dari artikel berita ABC News,    “…Hibrida hewan-manusia sejak lama merupakan bahan cerita-cerita khayal dan mitos-mitos mulai centaurus yang setengah manusia setengah kuda hingga ikan duyung yang bisa menyanyi. Sekarang gerak cepat rekayasa genetika membuat orang khawatir bahwa makhluk-makhluk campuran seperti ini yang dikenal sebagai ‘chimeras’ meniru hewan-hewan terkenal dalam mitologi Greeka, akan melompat keluar dari halaman-halaman fiksi ke kenyataan.”

 

 

Now friends, we are making rapid advancements in this and only God knows what's happening in secret laboratories around the world but new technology has made it very easy to change genetics swiftly and inexpensively in small laboratories, just small, very simple laboratories with the machine called CRISPR, and we have made great advancements even in the past 7 or 10 years. And certainly we know that “the heart of man is deceitful above all things and desperately wicked, who can know it” (Jeremiah 17:9), we cannot trust the morality of man to stop from entering that forbidden territory which actually caused the destruction of the race before the flood. So we see the natural disasters increasing, we see a rise in crime and wickedness, we see the economic problems, and we also see the same activities of manipulating the genetics and altering the human genome, as we saw before the flood which distinctly caused the extinction of that race.

 

Nah, teman-teman, kita sedang maju pesat dalam bidang ini, dan hanya Allah yang tahu apa yang terjadi dalam laboratorium-laboratorium rahasia di seluruh dunia, tetapi teknologi telah membuatnya sangat mudah untuk mengubah genetik dengan cepat dan murah dalam laboratorium-laboratorium kecil, hanya laboratorium-laboratorium yang kecil dan sederhana dengan alat yang bernama CRISPR, dan kita sudah mencapai kemajuan pesat dalam 7 atau 10 tahun terakhir. Dan tentu saja kita tahu bahwa 9 Hati itu licik di atas segala sesuatu, dan sangat jahat. Siapakah yang bisa mengenalnya?(Yeremia 17:9) kita tidak bisa percaya pada moralitas manusia untuk tidak memasuki teritori terlarang itu yang sesungguhnya telah mengakibatkan pemusnahan bangsa manusia sebelum air bah. Jadi kita lihat bencana-bencana alam meningkat, kita melihat  meningkatnya kriminalitas dan kejahatan, kita melihat masalah-masalah ekonomi, dan kita juga melihat aktivitas yang sama  dalam memanipulasi genetik dan mengubah genom (gen dalam sel) manusia seperti yang kita lihat terjadi sebelum air bah, yang jelas-jelas mengakibatkan pemusnahan bangsa itu.

 

 

One of the other signs of the times ~ I was recently in Washington D.C. ~  is that the merger between these three entities of  Protestantism, Spiritualism, and Catholicism is coming to fruition, and there is also a strong push for the unification of church and state.

Just want to share a few of the quotations that were shared or that speakers shared at the event in Washington D.C. on September 26th. And so maybe you can see a picture there of Washington D.C. on the screen.

So the first quotation I’d like to share with you says, “It is time to rebuild. Jesus said to Peter, ‘Who do you say that I am?’ He became the next generation. Jesus said that ‘on this rock of revelation I will build My ecclesia,…” and notice the appositive phrase, if it's separated by a comma after a noun the next phrase is in appositive phrase, defining the noun before it. This appositive phrase says, My legislative body’…” it defines “ecclesia” as “legislative body”. And it goes on to specify, “…not a church, a building, not a man's kingdom, but a legislative body to make a difference in this world.”

Now on this day 50’000 Christians came together for two unique events that were on the National Mall: one, a prayer march, and it was over 50’000 people including the ones that were at another event called “The Return”.

And many sincere Christians participated in this event. There is a hunger for true revival in the land, and the key to true revival is the message of Elijah.

 

Salah satu tanda zaman yang lain ~ baru-baru ini saya ada di Washington D.C. ~ ialah bahwa merger antara tiga entitas dari Protestantisme, Spiritualisme, dan Katolikisme sudah hampir jadi, dan di sana juga ada dorongan yang kuat untuk mempersatukan gereja dan negara.

Saya ingin membagikan beberapa kutipan yang dibagikan oleh para pembicara di event di Washington D.C. pada 26 September. Mungkin kalian bisa melihat gambar Washington D.C. di layar.

Jadi kutipan pertama yang ingin saya bagikan kalian berkata, “…Sudah waktunya membangun kembali. Yesus berkata kepada Petrus, ‘Menurut kamu siapakah Aku?’ Dia menjadi generasi berikutnya. Yesus berkata bahwa ‘di atas batu pengungkapan ini Aku akan membangun gerejaKu, …”  dan simak frase apositifnya, jika itu dipisahkan oleh koma di belakang sebuah kata benda, maka frase berikutnya adalah frase apositif, yang menerangkan kata benda sebelumnya. Frase apositif ini berkata, “…badan legislatifKu.’ …”  Ini menerangkan “gereja” sebagai “badan legislatif”. Dan selanjutnya diperinci,   “…bukan sebuah gereja, sebuah bangunan, bukan kerajaan manusia, melainkan sebuah badan legislatif guna membuat perbedaan di dunia ini. …” 

Nah, pada hari itu, 50’000 orang Kristen berkumpul untuk dua event yang diadakan di National Mall: yang satu suatu barisan doa, dan ada lebih 50’000 orang termasuk mereka yang menghadiri event yang satunya yang berjudul “Kembalinya”.

Dan banyak orang Kristen yang tulus berpartisipasi dalam event ini. Ada kelaparan untuk kebangunan rohani yang sejati di negeri ini, dan kunci dari kebangunan rohani yang sejati adalah pekabaran Elia.

 

 

Another speaker said, “When the heart of God is infused within the heart of the church, we see revival; and when the heart of God is infused within civil government, we see reformation. And when revival is coupled with reformation we see an awakening that pours over the people and a nation can be saved in a day.”

Friends, we are living in the days of Elijah again.

 

Seorang pembicara lain berkata,   “…Ketika hati Allah diresap ke dalam hati gereja, kita melihat kebangunan rohani; dan ketika hati Allah diresap ke dalam Pemerintah sipil, kita melihat reformasi. Dan ketika kebangunan rohani digabung dengan reformasi, kita melihat suatu kebangkitan yang tercurah ke atas orang-orang, dan satu bangsa bisa diselamatkan dalam sehari.”

Teman-teman, kita hidup di hari-hari Elia lagi.

 

 

One last quotation here from this event, in one of the prayers it was stated, “We have covenantal biblical governance, Father, we have not acknowledged You as the Head of our nation, we have not listened to Your decrees or followed Your admonitions. I repent before You, from turning away from Your Laws, Your precepts. I repent for leaving You out of our decision making in government. Once again lead us into Your presence and revival.”

 

Satu kutipan terakhir di sini dari event itu, dalam salah satu doa dinyatakan,     “…Kami memiliki pemerintahan yang berdasarkan perjanjian yang alkitabiah. Bapa, kami sudah tidak mengakui Engkau sebagai Kepala bangsa kami, kami sudah tidak mendengarkan ketetapan-ketetapanMu maupun mengikuti teguran-teguranMu. Aku bertobat di hadapanMu, dari berpaling dari Hukum-hukumMu, ketentuan-ketentuanMu. Aku bertobat telah tidak mengikutsertakan Engkau dalam pembuatan keputusan di pemerintahan. Sekali lagi pimpinlah kami ke dalam hadiratMu dan kebangunanMu.”

 

 

Now we know that although many sincere Christians are looking for a change in our nation that historically and prophetically the answer is not to baptize government and make that the test for all of the inhabitants or citizens of a nation; that this would in fact be detrimental as the story of Constantine shows, and as Jesus's own words point out.

And so we have nothing to say about the heart condition of anyone in particular, however,  we are definitely seeing prophecy fulfilled before our very eyes, and it is time right now for the true Elijah solution.

 

Nah, kita tahu walaupun banyak orang Kristen yang tulus mengharapkan suatu perubahan dalam bangsa kita, tapi secara historis maupun nubuatan jawabannya bukanlah untuk membaptis Pemerintah dan menjadikannya suatu ujian bagi semua penduduk atau warganegara suatu bangsa. Ini justru akan merugikan seperti yang dibuktikan oleh kisah Constantine dan seperti yang ditunjukkan kata-kata Yesus sendiri.

Maka kita tidak mengatakan apa-apa tentang kondisi hati siapa pun khususnya, namun kita benar-benar sedang melihat nubuatan digenapi di depan mata kita sendiri, dan sekarang inilah waktunya bagi solusi Elia yang sejati.

 

 

In Psalms 23 the Lord is spoken of as a Shepherd who “leads us in the paths of righteousness for His name's sake”, and friends, it is not time for us to make excuses right now about how we should not, or we cannot follow what God has said. That is the opposite of the message of Elijah at the end of time. As we will closely ascertain from the story of Elijah in 1 Kings 18 that he was calling for total commitment to stay upon that path of righteousness that the Lord Himself has power to lead us on, to keep us on.

 

Di Mazmur 23, Tuhan disebut sebagai Gembala yang “…memimpin kita ke jalan kebenaran demi namaNya…”  dan teman-teman, ini bukan waktunya bagi kita untuk membuat alasan-alasan sekarang tentang bagaimana kita tidak harus atau kita tidak bisa mengikuti apa yang dikatakan Allah. Itu adalah kebalikan dari pekabaran Elia pada akhir zaman. Sebagaimana akan kita pastikan dengan seksama dari kisah Elia di 1 Raja 18, bahwa dia menyerukan komitmen total untuk tetap tinggal di jalan kebenaran di mana Tuhan sendiri berkuasa untuk memimpin kita terus berjalan, terus bertahan di sana.

 

 

Now Satan is a liar. In Genesis 3:4 the serpent was possessed by Satan, and Satan said through the serpent, “you shall not ~ if you partake of the forbidden fruit ~ surely die. It's okay, if you don't follow exactly what God has said, then it's not going to be a problem, you will not surely die.”

Now that serpent in Genesis chapter 3 is also seen in connection with the woman in verse 15. “I will put enmity between you and the woman…” the promise was “…between thy seed ~ the seed of the serpent ~  and the Seed of the woman…”  and then obviously we know that the Seed of the woman would triumph.

And we see that same connection in Revelation chapter 12 with the woman and the dragon, the serpent. If you’ll just look with me to verse 11 of chapter 13, you'll see another time that a serpent speaks. Revelation 13:11 says,  “I beheld another Beast coming up out of the earth and he had two horns like a lamb and he spake as a dragon…” now the dragon in the previous chapter of chapter 12 was in verse 7, the serpent, “that old serpent called the Devil and Satan” (Rev. 12:9). So dragon is equated to the serpent and to Satan, and here this Beast speaks as a dragon.  Now that, friend, reminds us of Genesis chapter 3, “you shall not surely die.” This serpent was speaking miraculously with apparent manifestations of power.

 

Nah, Setan itu pembohong. Di Kejadian 3:4, ular itu kerasukan Setan, dan Setan berbicara melalui si ular, ‘Kamu pasti  ~ jika kamu makan buah terlarang itu ~  tidak akan mati.’ Tidak apa-apa jika kamu tidak mematuhi persis apa yang dikatakan Allah, itu tidak akan menjadi masalah, kamu pasti tidak akan mati.”

Nah, ular di Kejadian pasal 3 itu juga muncul sehubungan dengan si perempuan di ayat 15.

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, …”  janjinya ialah,   “…antara benihmu ~ benih si ular ~  dan Benih perempuan ini…”  jelas kita tahu bahwa Benih perempuan itu yang akan menang.

Dan kita melihat hubungan yang sama di Wahyu pasal 12, perempuan dan si naga, si ular. Jika kalian menyimak bersama saya ke Wahyu 13:11, kalian akan melihat ada ular yang berbicara di kesempatan yang lain. Wahyu 13:11 berkata, “…11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan dia memiliki dua tanduk seperti domba dan ia berbicara seperti seekor naga. …”  nah, naga ini di pasal sebelumnya, pasal 12:7 yaitu si ular, “…9 si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan” (Wahyu 12:9). Jadi naga itu sama dengan ular dan Setan, dan di sini, Binatang ini bicara seperti naga. Nah itu, teman-teman mengingatkan kita tentang Kejadian pasal 3, ‘Kamu pasti tidak akan mati’   Ular ini bicara secara ajaib dengan manifestasi kuasa yang jelas.

 

 

The next verse, verse 13 in Revelation 13, “he does great wonders so that he makes fire come down from heaven on the earth in the sight of men” Now friends, think with me, what does this sound like? He makes fire come down from heaven, what Bible story has to do with miraculous fire coming from heaven? It is the story of Elijah, and this foretells that there is going to be a counterfeit Elijah movement at the end of time, just before the time when God will pour out His true Elijah spirit and message with the greatest power and force, and that's the one that we want to be a part of. And we need to be very careful that we don't listen to that serpent's words in Genesis chapter 3 “you shall not surely die”.

 

Ayat berikutnya, Wahyu 13:13, 13 Dan ia mengadakan mujizat-mujizat bessar, sehingga ia menurunkan api dari langit ke atas bumi di depan pemandangan manusia…”  Nah, teman-teman, mari berpikir bersama saya, ini terdengar seperti apa? Dia membuat api turun dari langit. Kisah Alkitab mana yang ada mujizat api dari langit? Kisah Elia. Dan ini mengamarkan bahwa akan ada gerakan Elia yang palsu pada akhir zaman, sedikit waktu sebelum Allah mencurahkan roh dan pekabaran Elia-Nya yang sejati dengan kuasa dan kekuatan yang besar, dan kita mau menjadi bagian dari gerakan yang sejati ini. Dan kita harus sangat berhati-hati supaya kita tidak mendengarkan kata-kata si ular di Kejadian pasal 3,   “…Kamu pasti tidak akan mati.”

 

 

2 Thessalonians 2:10-12 tells us that the final deception will be so close to the true that it is only by a miracle, and the power of God, and the love of the truth, that we will be saved. It says “With all deceivableness of unrighteousness…” in 2 Thessalonians 2:10-12 “…in them that perish because they receive not the love of the truth that they might be saved 11 and for this cause, God shall send them strong delusion that they should believe a lie…” So just like in the story of Elijah in 1 Kings where the prophets of Baal had the first try at bringing revival, just like that serpent bites the heel before he is crushed on his head, so before the final revival that will sweep over this globe we can expect an Elijah counterfeit that will be so close to the original that it will be impossible to detect the difference, except by going by every word that proceeds out of the mouth of God.

 

2 Tesalonika 2:10-12 mengatakan kepada kita bahwa penipuan yang terakhir itu akan begitu mirip yang asli sehingga hanya karena mujizat dan kuasa Allah dan cinta pada kebenaran yang akan menyelamatkan kita. Dikatakan, 10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat…”  di 2 Tesalonika 2:10-12, “…pada mereka yang binasa karena mereka tidak menerima cinta pada kebenaran agar mereka boleh  diselamatkan. 11 Dan demi tujuan itulah Allah akan mengirimi mereka khayalan palsu yang kuat, sehingga mereka akan mempercayai dusta…”  Jadi sama seperti di kisah Elia di 1 Raja di mana nabi-nabi Baal mendapat kesempatan pertama mendatangkan kebangunan rohani, sama seperti si ular yang mematuk tumit sebelum dia diremukkan kepalanya, maka sebelum kebangunan rohani yang terakhir yang akan menyapu seluruh dunia ini, kita tahu akan ada kebangunan rohani Elia yang palsu yang akan begitu mirip yang asli sehingga akan mustahil mendeteksi bedanya, kecuali dengan melalui setiap kata yang keluar dari mulut Allah.

 

 

Now here, friends I’d like to just share a few Scriptures with you and I hope that you can get your Bibles and follow along.

In Deuteronomy 28:1 and it says, 1 And it shall come to pass, if thou shalt hearken diligently unto the voice of the LORD thy God, to observe and to do…”  how many of His commandments? “…all His commandments…” it says in Deuteronomy 28:1, it's not on the screen so you'll want to have your Bibles to look at this.  It says,  “…which I command thee this day, that the LORD thy God will set thee on high above all nations of the earth.”  

Friends, at the last hour of earth's history we do not want to be looking for loopholes of how we can disobey God's Law, instead we want to be asking God to be our Shepherd to lead  us in the paths of righteousness, and to help us to be hot for Him, to be fully committed to Him, just like Elijah called Israel to do. And Elijah actually ~ I believe ~ was  studying Deuteronomy chapter 28 because,hnotice the promise if they would do this, in verse 12,12 The LORD shall open unto thee…” it says in Deuteronomy 28:12  “…His good treasure, the heaven to give the rain unto thy land in his season, and to bless all the work of thine hand: and thou shalt lend unto many nations, and thou shalt not borrow.”

Now friends, if God is going to be all for us, we have to also by His grace be what? All for Him. We have to enter into a covenant relationship. In order to say “Yes” to my precious wife I needed to say “No” to a hundred percent of every other woman, amen? In order to enter into a covenant with my wife, there could come no other woman. I can't say, “Well, honey, 364 days are for you and one day a year I’m going to sleep somewhere else.” That would not be appropriate. And it is no more appropriate in fact, it's much less appropriate for us to treat God in that way. We need to be fully committed and the Holy Spirit being poured upon God's church at the end of time is with very clear condition.

 

Nah, teman-teman, saya ingin membagikan beberapa kutipan Alkitab kepada kalian dan saya berharap kalian bisa mengikutinya di Alkitab kalian.

Di Ulangan 28:1, dan dikatakan, 1 Dan akan terjadi, jika engkau akan mendengarkan dengan rajin suara TUHAN, Allahmu, untuk memelihara dan melakukan…”  berapa banyak dari PerintahNya?   “…segala Perintah-Nya…”  dikatakan di Ulangan 28:1, tidak ada di layar jadi kalian perlu melihat di Alkitab kalian. Dikatakan,  “…yang kusuruh kamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan menempatkan engkau di tempat tinggi, di atas segala bangsa di bumi. …” 

Teman-teman, pada jam terakhir sejarah dunia, kita tidak mau mencari-cari celah di mana kita bisa dengan aman melanggar Hukum Allah, sebaliknya kita harus memohon Allan untuk menjadi Gembala kita di jalan kebenaran, dan membantu kita agar kita boleh punya semangat yang berkobar-kobar bagiNya, seluruhnya komit kepadaNya, seperti Elia memanggil Israel  untuk melakukan hal yang sama. Dan sesunguhnya saya yakin Elia mempelajari Ulangan pasal 28, karena jika mereka melakukan ini, simak janjinya di ayat 12, “…12 TUHAN akan membuka bagimu…”  dikatakan di Ulangan 28:12,  “…hartaNya yang melimpah, langit untuk memberi hujan bagi tanahmu pada musimnya, dan untuk memberkati segala pekerjaan tanganmu, dan engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, dan engkau tidak akan meminjam. …” 

Sekarang teman-teman, jika Allah tidak menahan apa pun dari kita, kita juga dengan rahmatNya harus apa? Harus melakukan segala untukNya. Kita harus masuk ke dalam suatu ikatan perjanjian. Supaya saya bisa mengatakan “Ya” kepada istri tercinta saya, saya harus berkata “Tidak” 100% kepada setiap perempuan lain, amin? Supaya bisa memiliki suatu ikatan perjanjian dengan istri saya, tidak boleh ada perempuan lain satu pun. Saya tidak bisa berkata, “Nah, Sayang, 364 hari buatmu, dan 1 hari setiap tahun aku akan tidur di tempat lain.” Itu tidak pantas. Dan itu sama tidak pantasnya, bahkan lebih tidak pantas lagi bagi kita memperlakukan Allah seperti itu. Kita harus sepenuhnya komit dan Roh Kudus yang dicurahkan ke gereja Allah pada akhir zaman it ada persyaratannya yang sangat jelas.

 

 

Go with me please to Acts chapter 5. We've seen it here in Deuteronomy with the rain coming, on the condition that we would follow all of what He has told us. In Acts 5:32,  32 And we are His witnesses of these things; and so is also the Holy Ghost, whom God hath given to them that…” what?  “…obey Him.” So Deuteronomy 28 promises rain upon those who follow God with all of their hearts. That's why Peter said in verse 38, 38 Then Peter said unto them, ‘Repent, and be baptized…” in Acts 2:38,   “…38 Then Peter said unto them, ‘Repent, and be baptized every one of you in the name of Jesus Christ for the remission of sins, and ye shall receive the…” what?  “…the gift of the Holy Ghost.”

 

Mari bersama saya ke Kisah pasal 5. Kita sudah melihat di Ulangan bahwa hujan datang atas dasar syarat kita akan mengikuti semua yang Dia perintahkan supaya kita lakukan. Di Kisah 5:32, 32 Dan kami adalah saksi-saksiNya tentang hal-hal ini; dan begitu pula Roh Kudus, yang telah Allah karuniakan kepada mereka yang…”  apa?   “… taat padaNya. …”  Jadi Ulangan 28 menjanjikan hujan bagi mereka yang mengikuti Allah dengan segenap hati mereka. Itulah mengapa di ayat 38 Petrus berkata,  “…38 Lalu kata Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan dibaptiskan…”  di Kisah 2:38,   “…38 Lalu kata Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan dibaptis setiap orang dari kamu dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa, dan kamu akan menerima…”  apa?   “…karunia Roh Kudus.”

 

 

So friends, when we talk about staying on the path, following God, turning from wickedness, coming out from among them, being separate, we are talking about entering into a love covenant with God, and He has promised as He promised in 2 Corinthians 6:18, that I  18… will be a Father unto you…” and the Lord Almighty will receive you unto Myself”, He says. And so we see not only in Deuteronomy chapter 28, also in Acts chapter 5 that the Holy Spirit's only given to those that are willing to obey, that repent. Peter said,  “Repent, turn from your wicked ways” and friends this was the message of Elijah.

 

Jadi teman-teman, bila kita bicara tentang tetap berada di jalur yang benar, mengikuti Allah, berpaling dari kejahatan, keluar dari antara mereka, memisahkan diri, kita sedang bicara tentang masuk ke perjanjian kasih dengan Allah, dan Dia telah berjanji sebagaimana janjiNya di 2 Korintus 6:18, bahwa 18 …Aku akan menjadi Bapa bagimu,…”  dan Tuhan yang Mahakuasa akan menerima kamu kepada Diriku Sendiri” (Yoh. 14:3) kataNya. Maka kita simak bukan hanya di Ulangan pasal 28, juga di Kisah pasal 5, bahwa Roh Kudus hanya diberikan kepada mereka yang mau patuh, yang bertobat. Petrus berkata, “…Bertobatlah, berpalinglah dari jalanmu yang jahat. …”  dan teman-teman, inilah pekabaran Elia.

 

 

We're going to move now back to Malachi chapter 4, I’m going to go a little faster, you may not see the  slides, but in Malachi chapter 4 the promise is very sure, verse 5,  5 Behold, I will send you Elijah the prophet…” and notice, when  “…before the coming of the great and dreadful day of the LORD.” Now this is the day that is different from His first coming in many ways. This is the day when “the wrath of the Lamb”, it says in Revelation chapter 6, will be made manifest, where the mountains will sink and where the whole earth will be shaken and they flee and they say who shall protect us from the wrath of the Lamb and “who is able to stand”. And before this day God does not want any of us to fall into this cliff so He has mercifully promised that He is going to send the message of Elijah just before Jesus comes, with power, calling people, verse 4, to remember,4 Remember ye the law of Moses My servant, which I commanded unto him in Horeb for all Israel…”, so obviously God is not going to call to repentance and then not provide the power in order to follow Him.

 

Sekarang kita akan kembali ke Maleakhi pasal 4, saya akan mempercepat sedikit, kalian tidak akan melihat gambarnya ditayangkan, tetapi di Maleakhi pasal 4, janjinya sangat pasti, ayat 5, 5 Lihatlah, Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu…”  dan simak kapan,   “…sebelum datangnya hari TUHAN yang besar dan mengerikan itu…”  Nah hari ini berbeda dalam banyak hal dari kedatanganNya yang pertama. Inilah hari ketika     “…murka Sang Domba…”  dikatakan di Wahyu 6:16 akan dinyatakan, di mana gunung-gunung akan tenggelam dan seluruh bumi akan tergoncang, dan orang-orang berlarian dan mereka berkata siapa yang akan melindungi kami dari murka Sang Domba dan    “…siapakah yang dapat bertahan (Wahyu 6:17) …”  Dan sebelum hari ini Allah tidak ingin siapa pun dari kita jatuh ke jurang ini maka Dia dengan penuh rahmat berjanji bahwa Dia akan mengirim pekabaran Elia tepat sebelum kedatangan Yesus, dengan kuasa untuk memanggil orang-orang, ayat 4, untuk mengingat,   “…4 Ingatlah kamu akan Hukum Musa, hamba-Ku, yang telah Kuperintahkan kepadanya di gunung Horeb bagi seluruh Israel,…”  jadi jelas Allah tidak akan menyuruh orang bertobat kemudian tidak menyediakan kuasa untuk mengikuti Dia.

 

 

Friends, God is a master, He's a teacher, He's  a savior, He is able to carry us through, and educate us, and prepare us for heaven. Do not doubt His ability to save us to the utmost, to bring us to Him and to keep us faithful.

 

Teman-teman, Allah itu pakar, Dia guru, Dia Juruselamat, Dia sanggup membawa kita melalui semuanya dan mendidik kita, dan mempersiapkan kita untuk Surga. Jangan meragukan kemampuanNya menyelamatkan kita sepenuhnya, untuk membawa kita kepadaNya dan menjaga agar kita tetap setia.

 

 

Just before Peter said those words in verse 32 of Acts 5. In verse 31 it says that Jesus is Saviour, 31… a Saviour, for to give repentance to Israel…” so we do not save ourselves. It is God who saves us, He gives us the gift of repentance, but we must be willing to receive that, to place our wills on the side of Jesus, and to rise and walk in those paths of righteousness that He has outlined for us in His Word. And the same Word of God that declares that we will be made whole by justification, will also empower us to walk in the paths which He has ordained.

 

Sebelum Petrus mengucapkan kata-kata di Kisah 5:32, di ayat 31 dikatakan bahwa Yesus itu Juruselamat, “…untuk memberikan pertobatan kepada Israel …”  Jadi kita tidak menyelamatkan diri kita sendiri. Allah-lah yang menyelamatkan kita, Dia memberi kita karunia pertobatan, tetapi kita harus mau menerima itu, menempatkan kehendak kita di pihak Yesus, dan bangkit berjalan di jalur kebenaran yang telah digambarkanNya bagi kita dalam FirmanNya. Dan Firman Allah yang ama yang menyatakan bahwa kita akan dijadikan sempurna oleh pembenaran, juga akan memberi kita kuasa untuk berjalan di jalan yang telah ditetapkanNya.

 

 

Now obviously even Elijah made mistakes. If we go to  1 Kings 18 we saw the story of Elijah. But Elijah's mistakes do not confirm us in any of our mistakes, we should never take the mistakes of anyone in Scripture as justification for us following in the same path. In fact it's the opposite. 11 Now all these things … are written for our admonition, upon whom the ends of the world are come.”  And we should rather learn from the mistakes of those that have gone before us. And in 1 Kings chapter 18, we'll actually we'll start with chapter 17:1, 1 And Elijah the Tishbite, who was of the inhabitants of Gilead, said unto Ahab, ‘As the LORD God of Israel liveth, before whom I stand, there shall not be dew nor rain these years, but according to my word.’…” Now here Elijah was operating within the Word of God, he is prophesied to come again at the end of time, to cause us to remember the Word of God which God commanded us in Horeb and so here he is plainly following the Word of God, and where did He get this Word that there would be no rain or dew? He got it from the chapter that we were just looking at, Deuteronomy chapter 28, promising that if there was obedience that God would then send rain, and if there was disobedience then God would withhold the rain, and Elijah took God at His Word because Israel needed the judgments of God, to turn them back to Him.

 

Nah, jelas bahwa bahkan Elia berbuat kesalahan. Jika kita ke 1 Raja 18, kita lihat kisah Elia. Tetapi kesalahan Elia tidak memberi kita permisi untuk membenarkan kesalahan-kesalahan kita. Kita selamanya tidak boleh mengambil kesalahan siapa pun dalam Kitab Suci sebagai pembenaran bagi kita untuk mengikuti jalan yang sama. Bahkan sebaliknya. 11 Nah, semua hal ini … ditulis sebagai teguran bagi kita, yang kepada siapa akhir dunia akan tiba. (1 Kor.10:11) …”  Dan sebaliknya kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan mereka yang hidup sebelum kita. Dan di 1 Raja pasal 18, sebenarnya kita akan mulai dengan pasal 17:1   “…1 Dan Elia, orang Tisbe, yang adalah penduduk Gilead, berkata kepada Ahab, Demi Tuhan Allah Israel yang hidup, di hadapan siapa aku berdiri, tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, tetapi menurut perkataanku.’ …”  Nah di sini Elia bekerja di dalam kerangka Firman Allah, dia dinubuatkan akan datang lagi di akhir zaman, untuk membuat kita ingat kepada Firman Allah, yang diperintahkan Allah di Horeb (Maleakhi 4:4), maka di sini Elia jelas mengikuti Firman Allah, dan dari mana dia mendapatkan Firman ini bahwa tidak akan ada hujan atau embun? Dia mendapatkannya dari pasal yang baru kita simak, Ulangan pasal 28, menjanjikan bahwa jika ada kepatuhan maka Allah akan mengirimkan hujan, dan jika tidak ada kepatuhan maka Allah akan menahan hujan, dan Elia mempercayai kata-kata Allah karena Israel butuh dihakimi oleh Allah, untuk memutar balik mereka kembali kepadaNya.

 

 

So we'll now pass on to chapter 18 and it says in verse 17, 17 And it came to pass, when Ahab saw Elijah, that Ahab said unto him, ‘Art thou he that troubleth Israel?’ 18 And he answered, ‘I have not troubled Israel; but thou, and thy father's house, in that ye have…” what?  “…ye have forsaken the commandments of the LORD, and thou hast followed Baalim. 19 Now therefore send…”  he says, “…and gather to me all Israel unto mount Carmel, and the prophets of Baal four hundred and fifty, and the prophets of the groves four hundred, which eat at Jezebel's table’…”

 

Jadi sekarang kita lanjut ke pasal 18, dan dikatakan di ayat 17, 17 Lalu terjadilah ketika Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: ‘Engkaukah dia, yang menyusahkan Israel?’ 18 Dan Elia menjawab, ‘Aku tidak menyusahkan Israel, tetapi engkau dan kaum keluargamu, dalam hal kamu telah…”  apa?   “…kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN, dan kamu telah mengikuti para Baal.’19 Sebab itu, kirimlah…”  katanya,   “…dan kumpulkan seluruh Israel kepadaku di gunung Karmel, keempat ratus lima puluh nabi-nabi Baal dan keempat ratus nabi-nabi Asyera, yang makan di meja Izebel.’…”

 

 

Now notice this amazing text, it says that  Ahab actually listened to the voice of Elijah. Friends, this is amazing. How can one man, the Tishbite ~ no one knows where “Tish” was or what a “Tishbite” was, or who is, no one understands that; we don't have that record. It doesn't matter where he came from, he had a message from God and he proclaimed that there would be no rain according to God's Word that he proclaimed, from Deuteronomy chapter 28 the blessings and the curses, and it happened just like he said. There were judgments in the land for three and a half years. And so Ahab, friends, obeyed. He gathered.

 

Sekarang simak ayat yang menarik ini, dikatakan bahwa Ahab ternyata mendengarkan suara Elia. Teman-teman, ini luar biasa. Bagaimana bisa satu orang, dari Tisbe ~ tidak ada yang tahu “Tisbe” di mana, atau “seorang Tisbe” itu apa, tidak ada yang paham itu, kita tidak punya catatannya. Itu tidak penting dari mana datangnya, dia membawa pekabaran dari Allah dan dia menyatakan bahwa tidak akan ada hujan menurut Firman Allah yang disampaikannya dari Ulangan pasal 28 berkat dan kutuk, dan itu terjadi persis seperti yang dikatakannya. Ada penghakiman di negeri itu selama 3½ tahun. Maka Ahab, teman-teman, menurut. Dia mengumpulkan.

 

 

Now this man Elijah he actually succeeded in calling all of Israel, why? Because of his own power? Because of his own righteousness? No! It's because of the power of the Word of God. And that is the issue at the end of time, that the serpent was perverting at the very beginning, in his temptation of the human race, has God said? Is God's word omnipotent and all-powerful? Is it worthy of obedience and respect? Does it have the consequences that it declares that it has? And Elijah stood firmly upon God's Word, and we see that when he came to Mount Carmel. Verse 21,  21 And Elijah came unto all the people, and said, ‘How long halt ye between two opinions? If the LORD be God, follow Him: but if Baal, then follow him.’ And the people answered him not a word.”  Now friends, obviously the people were in a different condition than the leadership were at this point in Israel's history. So it's very clear that the leadership, many of the leaders here, they were in a different ~ now not all the leaders, Obadiah and there were prophets that were hidden in 50’s in the caves, and there were 7’000 throughout Israel ~ but there was this apostasy, general apostasy that was strongest with those who were in the positions of leadership within Israel; and Elijah was calling upon the people, he called a general conference session. He said, “Gather to me all Israel unto mount Carmel.” Now they all came. Why did he ask them? Oh, he didn't just say, “Okay, all the prophets meet me on Mount Carmel, King Ahab and his house meet me on Mount Carmel.” No! It was a general assembly, they sent representatives from every part. Because, friends, it doesn't matter if we're old or young, it doesn't matter if we have PhDs or not, the Holy Spirit can speak to every sincere child of God. And Elijah wanted them at Mount Carmel to witness the power of the Holy Spirit.

 

Nah, orang ini, Elia, dia berhasil memanggil seluruh Israel, mengapa? Karena kekuatannya sendiri? Karena kebenarannya sendiri? Tidak! Itu karena kuasa dari Firman Allah. Dan itulah isunya pada akhir zaman, yang diplintir ular sejak awal mula dalam usahanya mencobai bangsa manusia, apakah itu yang dikatakan Allah? Apakah kata-kata Allah itu mahakuasa dan mahakuat? Apakah itu layak dipatuhi dan dihormati? Apakah dia benar-benar akan mendatangkan akibat seperti yang dikatakannya akan didatangkan? Dan Elia berdiri teguh di atas Firman Allah, dan kita membuktikan itu ketika dia datang ke Gunung Karmel. Ayat 21, 21 Dan Elia mendatangi seluruh rakyat dan berkata, ‘Berapa lama kamu bimbang antara dua pilihan? Kalau TUHAN itu Allah, ikutlah Dia; tetapi kalau Baal, maka ikutlah dia.’ Dan rakyat tidak menjawabnya sepatah kata pun. …” Nah, teman-teman, jelas orang-orang berada dalam kondisi yang berbeda dengan para pemimpin pada saat ini dalam sejarah Israel. Jadi sangatlah jelas bahwa pimpinan, banyak dari para pimpinan di sini, mereka berada dalam kondisi yang berbeda ~ nah, bukan semua pemimpin, Obadiah dan ada nabi-nabi yang disembunyikan per 50 orang dalam gua-gua, dan ada 7’000 orang yang setia di seluruh Israel ~ tetapi ada kemurtadan, kemurtadan secara umum yang paling kuat pada mereka yang berada di posisi pemimpin Israel; dan Elia memanggil semua orang, dia memanggil suatu sesi konferensi umum. Dia berkata “…17  kumpulkan seluruh Israel kepadaku di gunung Karmel…”  Nah mereka datang semua. Mengapa Elia minta mereka datang? Dia tidak hanya berkata, “Oke, semua nabi betemu aku di Gunung Karmel, raja Ahab sekeluarga temui aku di Gunung Karmel.” Tidak! Itu suatu pertemuan umum, mereka mengirimkan wakil dari setiap bagian. Karena, teman-teman, tidak perduli apakah kita tua atau muda, tidak perduli apakah kita punya gelar Sarjana Agama atau tidak, Roh Kudus bisa berbicara kepada setiap anak Allah yang tulus. Dan Elia ingin mereka hadir di Gunung Karmel untuk menyaksikan kuasa Roh Kudus.

 

 

And he called them all there together at this general conference session of Israel at the time, and he said to them, he said in verse 21, he asked them, “How long are you hesitating, halting between two opinions?” Now, friends, if you have hot on one side and you have cold on the other, then in the middle lukewarm would be hesitating between two opinions.  We are in the same state. The Laodicean Church is “the people” λαός [laos lah-os']  of “the judgment” δίκη [dikē],  "the people of the judgment", at the end of time. In the days of Elijah there were judgments, it was a time of judgment.

Today we are living in the day of judgment, and we're seeing judgments in the land; and during this time of judgment, we have the Elijah message again given to modern day Israel, not specifically “how long do you halt between two opinions?” but the same meaning of Revelation chapter 3, of being lukewarm, in the middle.

 

Dan Elia memanggil mereka berkumpul di sesi konferensi umum bangsa Israel di masa itu, dan berkata kepada mereka, dia berkata di ayat 21, dia bertanya kepada mereka, ‘Berapa lama kamu bimbang antara dua pilihan?’   Nah, teman-teman, jika di satu sisi itu panas, dan di sisi lain itu dingin, maka di tengah-tengah suam-suam kuku itulah bimbang antara dua pilihan. Kita berada di kondisi yang sama. Gereja Laodekia adalah λαός [laos lah-os'] “umat”,  δίκη [dikē], “penghakiman”, “umat penghakiman” pada akhir zaman.

Di zaman Elia ada penghakiman, itu waktu penghakiman.

Hari ini kita hidup di hari penghakiman, dan kita melihat adanya peghakiman di negeri; dan selama waktu penghakiman ini,  pekabaran Elia diberikan kembali ke Israel modern, tidak spesifik  ‘Berapa lama kamu bimbang antara dua pilihan?’   tetapi makna yang sama dari Wahyu pasal 3, kondisi suam-suam kuku, berada di tengah-tengah.

 

 

He calls them to a decision but the people did not answer him. Then notice what Elijah says,  22 Then said Elijah unto the people…” verse 22, 1 Kings 18,  “…I, even I only, remain a prophet of the LORD; but Baal's prophets are four hundred and fifty men. 23 Let them therefore give us two bullocks; and let them choose one bullock for themselves, and cut it in pieces, and lay it on wood, and put no fire under: and I will dress the other bullock, and lay it on wood, and put no fire under: 24 And call ye on the name of your gods, and I will call on the name of the LORD: and the God that answereth by fire, let him be God. And all the people answered and said, ‘It is well spoken.’…”

 

Elia memanggil mereka untuk membuat keputusan, tetapi orang-orang Israel tidak memberinya jawaban. Lalu simak apa kata Elia, 22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu,…”  1 Raja 18:22   “…‘Aku, hanya aku saja yang masih nabi TUHAN, tetai nabi-nabi Baal ada empat ratus lima puluh orang. 23 Oleh sebab itu baiklah berikan kepada kami dua ekor lembu jantan; dan biarlah mereka memilih seekor lembu untuk diri mereka, dan memotong-motongnya, dan menaruhnya di atas kayu, dan tidak menaruh api di bawahnya. Dan aku akan mengolah lembu yang seekor lagi, dan meletakkannya di atas kayu  dan tidak menaruh api di bawahnya. 24 Dan panggillah kamu nama allah-allahmu dan aku akan memanggil nama TUHAN. Dan Allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!’ Dan seluruh rakyat menyahut dan berkata, ‘Baiklah demikian!’…”

 

 

Now friends, let's notice this point very carefully. Elijah does not here call to pray for rain, it is not time for rain. What is it time for? It's time for repentance. Before we can expect the latter rain for God to again pour out His blessing upon His people, so that daily there will be added to the faith, where we will see the earth turned upside down. We can communicate with people all over the world with our cell phones so quickly through Whatsapp, through Facebook, through Text messaging, through emails, and we still have not finished the gospel commission, why? Because we need the power of the Holy Spirit more than we have now. Amen! We need that. So what must we have before we can have that prayer for the rain? The prayer for the rain doesn't come until the end of this chapter.

First there must be a prayer of surrender, and repentance, and conviction, and so this is what the sacrifice represents, friends. We need to be like this sacrifice.

Romans 12:1, 1 I beseech you therefore, brethren, by the mercies of God, that ye present your bodies a living sacrifice, holy, acceptable unto God, which is your reasonable service.” And this sacrifice then was acceptable to God, because it was completely dedicated, and God is not looking for half-hearted lukewarm professors  at the end of time. He is looking for people that are holy on the Lord's side. They do not go to Baal's temple one day out of the year, or 10, or 20, or visit websites which are of Baal. They follow Jehovah consistently with all of their hearts, and they love the Lord their God with all their hearts, and they would rather die than follow Baal. This is what God is waiting for. He's waiting for us to respond to the Laodicean message, to no longer be lukewarm, to mix the world with the things of God, and have this nauseating tepid mixture.

 

Nah, teman-teman, mari kita simak poin ini dengan seksama. Di sini Elia tidak memanggil untuk berdoa minta hujan, bukan waktunya untuk hujan. Jadi waktunya untuk apa? Waktunya untuk pertobatan. Sebelum kita bisa mengharapkan hujan akhir, saat Allah mencurahkan lagi berkatNya ke atas umatNya, sehingga setiap hari ada jiwa-jiwa yang ditambahkan kepada umat yang percaya, di mana kita akan melihat dunia ini dijungkirbalikkan. Kita bisa berkomunikasi dengan  orang-orang di seluruh dunia dengan HP kita dengan begitu cepat melalui Whatsapp, Facebook, SMS, email, dan kita masih belum menyelesaikan tugas mulia membagikan Injil, mengapa? Karena kita membutuhkan kuasa Roh Kudus lebih daripada yang kita miliki sekarang. Amin! Kita membutuhkan itu. Jadi apa yang harus kita miliki sebelum kita berdoa untuk hujan? Doa untuk hujan tidak terjadi hingga di bagian akhir pasal ini. Pertama harus ada doa penyerahan, dan pertobatan, dan pengakuan, dan inilah yang dilambangkan oleh kurban persembahan itu, teman-teman. Kita perlu menjadi seperti kurban persembahan itu.

Roma 12:1, Karena itu, saudara-saudara, aku memohon padamu, oleh kemurahan Allah, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,  kudus, dan yang berkenan kepada Allah: yang adalah pelayananmu yang layak. …”  Dan pelayanan ini berkenan kepada Allah karena itu didedikasikan sepenuhnya, dan pada akhir masa ini Allah tidak mencari orang-orang yang hanya mengaku sebagai pengikutNya yang setengah hati dan suam-suam. Allah mencari orang-orang yang kudus yang berada di pihak Tuhan. Mereka tidak pergi ke kuil Baal setahun sekali, atau 10, atau 20 kali, atau mengunjungi situs-situs milik Baal. Mereka mengikuti Yehova secara konsisten dengan sepenuh hati mereka, dan mereka mencintai Tuhan Allah mereka dengan sepenuh hati, dan mereka lebih baik memilih mati daripada mengikuti Baal. Itulah yang ditunggu Allah. Dia menunggu kita untuk merespon pesan kepada Laodekia, untuk tidak lagi suam-suam, mencampur dunia dengan hal-hal Allah dan mendapatkan campuran suam-suam yang memuakkan ini.

 

 

You know, friends, let's be real honest. We as a church do not say that God's Law is done away with as some other Christians do, and that's good that we don't say that to a certain degree; but neither do we many times, some of us, say that by God's grace we are able to fulfill what God's Word has said, that we are able by His power to keep the commandments of God, not just 90% of them or 50% of them; or some of the time, but that God's power can actually keep us faithful. We're not willing, many of us, to say that. And as a result we're unwilling to throw away the Law of God, we're unwilling to say that God can give us power to follow in His footsteps and keep His Law, and we end up in the middle with this contradictory self-refuting belief, that somehow the Law of God exists, and we should teach it, and we should teach men to observe what we ourselves don't believe that we can keep. It doesn't make any sense.

 

Tahukah, teman-teman, mari kita bicara jujur saja. Sebagai gereja kita tidak mengatakan bahwa Hukum Allah sudah dihapus sebagaimana beberapa orang Kristen yang lain, dan sampai tingkat tertentu itu sesuatu yang baik bahwa kita tidak berkata demikian; tetapi seringkali beberapa dari kita juga tidak mengatakan bahwa dengan rahmat Allah kita bisa melakukan apa kata Firman Allah, bahwa kita mampu oleh kuasaNya memelihara Perintah-perintah Allah, bukan cuma 90%, atau 50% darinya, atau hanya kadang-kadang, melainkan kuasa Allah benar-benar bisa menjaga kita tetap setia. Banyak dari kita tidak rela mengatakan begitu. Dan akibatnya kita tidak rela membuang Hukum Allah, dan kita tidak rela berkata bahwa Allah bisa memberi kita kuasa untuk mengikuti teladanNya dan memelihara HukumNya, dan kita berakhir di tengah-tengah dengan mempercayai konsep yang saling kontradiksi dan bertolak belakang bahwa sebenanya Hukum Allah itu ada dan harus kita ajarkan, dan kita harus mengajar orang lain untuk memelihara apa yang kita sendiri tidak meyakini bahwa kita bisa mematuhinya. Itu tidak masuk akal sama sekali.

 

 

And this is what Elijah was addressing. He says, total sacrifice, cut it in pieces. Friends, we need if something is in our life we need to cut it off, we need to put it to death, if it is leading us away from God, if it's separating us. We need a wholehearted commitment at this time so that God can pour out His Holy Spirit.

 

Dan inilah yag dibahas Elia. Dia berkata, kurban yang sempurna, potong-potong. Teman-teman, jika ada sesuatu dalam hidup kita, itu perlu kita potong dan buang, itu perlu kita bunuh jika itu membawa kita menjauh dari Allah, jika itu memisahkan kita dari Allah. Kita butuh suatu komitmen yang sepenuh hati pada waktu ini supaya Allah bisa mencurahkan Roh KudusNya.

 

 

Notice what it says here, what Elijah's prayer, they did not succeed. Verse 26, 26 … they leaped….”  but no one heard. And it says in verse 30, 30 And Elijah said unto all the people, ‘Come near unto me.’ And all the people came near unto him…” Elijah wanted other people to experience the blessing of God. God had taken care of him by the brook Cherith, God had led him to the widow's house of Zarephath, and provided his food, his bread and his water was sure, and gave him everything he needed. God was his friend, and Elijah was saying, “God can do the same thing for you too, just follow Him with all of your heart.  “…‘Come near unto me.’ And all the people came near unto him. And he repaired the altar of the LORD that was broken down. 31 And Elijah…” verse 31,  “…took twelve stones, according to the number of the tribes of the sons of Jacob, unto whom the word of the LORD came, saying, Israel shall be thy name: 32 And with the stones he built an altar in the name of the LORD: and he made a trench about the altar, as great as would contain two measures of seed. 33 And he put the wood in order…” verse 33,  “…and cut the bullock in pieces, and laid him on the wood, and said, Fill four barrels with water, and pour it on the burnt sacrifice, ….” Friends, this is exactly what happened at the river Jordan. Elijah is a type of John the Baptist. And when John the Baptist came in the spirit of the power of Elijah, the high point of his ministry was declaring the Lamb, the sacrificial animal of God,  “Behold the Lamb of God!” and before he saw the Holy Spirit descend from heaven just like Elijah saw the fire of God come down, before John the Baptist saw that manifestation of the Holy Spirit come down upon the Messiah, he first drenched that Sacrifice in water, he poured water all over that Sacrifice, and it says in verse 36, that  Elijah says, he prays, he says,36 … LORD God of Abraham, Isaac, and of Israel, let it be known this day that thou art God in Israel, and that I am thy servant, and that I have done all these things at Thy word.’…”

 

Simak apa yang dikatakan di sini, apa doa Elia, mereka (nabi-nabi Baal) gagal. Ayat 26, 26 … mereka melompat ke mezbah yang dibuat. …” tetapi tidak ada yang mendengar. Dan dikatakan di ayat 30,  “…Dan Elia berkata kepada seluruh rakyat itu: ‘Datanglah dekat kepadaku!’ Dan seluruh rakyat itu datang mendekat kepadanya. …”  Elia mau orang-orang lain mengalami berkat Allah. Allah telah memeliharanya di sungai Kerit, Allah telah membimbingnya ke rumah janda di Sarfat dan menyediakan makanannya, roti dan airnya dipastikan, dan memberinya segala yang dibutuhkannya. Allah adalah temannya, dan Elia sedang berkata, Allah bisa melakukan yang sama untukmu juga, ikutilah Dia dengan segenap hatimu. “…‘Datanglah dekat kepadaku!’ Dan seluruh rakyat itu datang mendekat kepadanya.  Dan ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.31 Dan Elia…” ayat 31, “…mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub --kepada siapa firman TUHAN telah datang, mengatakan, Israel akan menjadi namamu.’ 32 Dan dengan batu-batu itu ia mendirikan sebuah mezbah dalam nama TUHAN; dan ia membuat sebuah parit sekeliling mezbah itu sebesar yang dapat memuat dua sukat benih. 33 Dan Ia menyusun kayunya, …”  ayat 33, “…dan memotong lembu jantan itu dalam potongan-potongan, dan menaruhnya di atas kayu dan berkata, ‘Penuhi empat tong dengan air, dan tuangkan ke atas kurban bakaran…”  Teman-teman persis inilah yang terjadi di sungai Yordan. Elia adalah tipe dari Yohanes Pembaptis. Dan ketika Yohanes Pembaptis datang dalam semangat dan kuasa Elia, inti terpenting dari ministrinya ialah mendeklarasikan Sang Domba, hewan kurban Allah, “…lihatlah, Sang Domba Allah!” (Yoh. 1:36) dan sebelum dia melihat Roh Kudus turun dari Surga, sama seperti Elia melihat api dari Allah turun, sebelum Yohanes Pembaptis melihat manifestasi Roh Kudus turun ke atas Mesias, dia lebih dulu membasahi Kurban persembahan itu dalam air, dia menuangkan air ke atas seluruh Kurban itu; dan dikatakan di ayat 36, Elia berkata, dia berdoa, dia berkata, 36 …‘Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak, dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan bahwa aku telah melakukan segala perkara ini menurut FirmanMu.’…

 

 

Friends, the primary focus of us being faithful to God is to reveal to the world that there is a God in Israel, He lives, He empowers, He blesses, He forgives, He transforms, He redeems. Now in my own life I know this, I used to, you know, some people they say, “Oh, you're too conservative in your theology.” They don't know that I used to be a hippie, and I used to think that in order to reach the world, I needed to smoke pot with them, and take mushrooms with them to see hallucinations, and my dream was to be able to be a DJ and play hyperactive techno music all night long, and put the prophecies of Daniel-Revelation inside the music, that was what I wanted to do.  And God told me very specifically through fellow Christians, “Rich, that is not the way of righteousness, that is not true, don't do that.” I was trying to mingle Baal with Jehovah, and by God's grace He gave me joy so that instead of carrying around marijuana, I carry around memory verses, and I’m inspired. When I’m tired, with the promises of God that I quote to myself and I’ve experienced the living rejuvenating power of God instead of the cheap earthly substitutes. And so this is, you know, it's just something that I want to share with people, I want to share that there is a God in Israel who can transform them, that they can have a healthy, happy, and also praise God, legal life. It's wonderful.

 

Teman-teman, fokus utama kita untuk setia kepada Allah ialah mengungkapkan kepada dunia bahwa ada Allah di Israel, Dia hidup, Dia memberi kuasa, Dia memberkati, Dia mengampuni, Dia mengubahkan, Dia menebus. Nah, dalam hidup saya sendiri, kalian tahu, ada orang berkata, “Oh, kamu terlalu konservatif dalam theologimu.” Mereka tidak tahu bahwa dulunya saya seorang hippie, dan dulu saya berpikir bahwa untuk mencapai dunia saya perlu mengisap ganja bersama mereka, dan memakai jamur bersama mereka untuk mendapatkan halusinasi, dan cita-cita saya ialah menjadi seorang DJ dan memainkan musik tekno yang hiperaktif sepanjang malam, dan memasukkan nubuatan Daniel dan Wahyu ke dalam musik, itulah yang ingin saya lakukan. Dan Allah memberitahu saya secara sangat spesifik melalui saudara-saudara seiman Kristen, “Rich, itu bukan jalan kebenaran, itu tidak benar, jangan lakukan itu.” Saya berusaha mencampur Baal dengan Yehova, dan oleh rahmat Allah Dia memberi saya sukacita sehingga sebagai ganti membawa-bawa ganja, saya membawa-bawa ayat-ayat hafalan dan saya terilhami. Kalau saya lelah, saya mengutip untuk diri sendiri janji-janji Tuhan dan saya mengalami kuasa penyegeran Allah, ganti segala bahan substitusi duniawi. Dan inilah sesuatu yang ingin saya bagikan orang-orang, saya ingin membagikan bahwa ada Allah di Israel yang bisa mengubah mereka, bahwa mereka bisa memiliki suatu kehidupan yang sehat, bahagia, dan puji Tuhan juga sesuai Hukum. Itu luar biasa menyenangkan.

 

 

And so he prays, he says, 36 Lord God of … Israel let it be known that you are God and that I am Your servant, that I have done all these things at Thy word…” now notice that phrase “…all these things at Thy word…” Elijah was calling to a wholehearted commitment.

 

Maka Elia berdoa, dia berkata, 36 …‘Ya TUHAN, Allah Israel, … biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah … dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan bahwa aku telah melakukan segala perkara ini menurut FirmanMu. …” sekarang simak ungkapan itu, “…segala perkara ini menurut FirmanMu  Elia mengajak untuk memberikan komitmen yang sepenuh hati.

 

 

Go with me again to Deuteronomy chapter 28 and notice with me in Deuteronomy 28 the different times where this phrase is mentioned.

Verse 1, 1 … if thou shalt hearken diligently unto the voice of the LORD thy God, to observe and to do…” most of His commandments, is that what it says? It says, “…all His commandments…”

So verse 2 says, 2 And all these blessings shall come on thee…” If you want all the  blessings,  then you have to allow the Shepherd to lead you in all the paths of righteousness.

Verse 9, 9 … if thou shalt keep the commandments of the LORD thy God, and walk in his ways.”

Verse 13, 13 And the LORD shall make thee the head, and not the tail; and thou shalt be above only, and thou shalt not be beneath; if that thou hearken unto the commandments…”

Verse 14, 14 And thou shalt not go aside from any of the words which I command thee…”

 

Marilah kita ke Ulangan pasal 28 lagi dan simak di Ulangan 28 beberapa kali yang berbeda di mana ungkapan ini disebutkan.

Ayat 1, 1  jika engkau akan mendengarkan dengan rajin suara TUHAN, Allahmu, untuk memelihara dan melakukan…”  kebanyakan Perintah-perintahNya, itukah yang dikatakan? Dikatakan,   “… segala Perintah-Nya …” 

Jadi ayat 2 berkata, “…Dan segala berkat ini akan datang kepadamu…”  Jika kita mau semua berkat itu maka kita harus mengizinkan Sang Gembala memimpin kita di semua jalan kebenaran.  

Ayat 9,  9 … jika engkau akan mematuhi Perintah-perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalanNya. …” 

Ayat 13,   “…13 Dan TUHAN akan menjadikan engkau kepala dan bukan ekor, dan engkau akan selalu di atas, dan engkau tidak akan di bawah; jika engkau mendengarkan Perintah-perintah TUHAN, Allahmu, …” 

Ayat 14, “…14 Dan engkau jangan  menyimpang dari segala kata-kata yang aku suruh kepadamu…”

 

 

Why would we want to make any excuse, like which of the Ten Commandments do we want to discount on? Do we want it on the lying one? Do we want it on the stealing one? Do we want on the adultery? Do we want to have our images somewhere, and have the incantations of Baal and witchcraft? Which one don't we want? Of course we want all of God's commandments, because we want to be cleaved to Him, to be filled by His Holy Spirit. And that is what God is asking. At the end of time He's looking for people that are willing to be living sacrifices.

Friends, look, nothing is worth separating us from the Holy Spirit. Nothing is worth, because the Holy Spirit although it's a separate Person it is the representative of Jesus Christ Himself, it is the presence of Jesus. And why would we want anything, even Jesus Himself, think with me in Matthew 28,19 Go ye therefore, and teach all nations…  20 Teaching them to observe…”  most of what I said; is that what He says? “…20 Teaching them to observe all things whatsoever I have commanded you: and, lo, I am with you alway, even unto the end of the world…”

Again verse 15 Deuteronomy 28, 15 … to do all His commandments and His statutes…”

In verse 45, 45 ….  because thou hearkenedst not unto the voice of the LORD thy God, to keep His commandments and His statutes which He commanded thee.”

Verse 58 again the same principle, so all the way through Deuteronomy 28.

And notice that verse 23 says,23 And thy heaven that is over thy head shall be brass, and the earth that is under thee shall be iron. 24 The LORD shall make the rain of thy land powder and dust: from heaven shall it come down upon thee, until thou be destroyed.” This is what happened in the days of Elijah.

 

Mengapa kita mau mencari-cari alasan misalnya yang mana dari 10 Perintah yang bisa kita kurangi? Apa yang tentang berdusta? Apa yang tentang mencuri? Apa yang tentang berzinah? Apa kita mau punya patung-patung entah di mana, dan bacaan mantera-mantera Baal dan sihir? Yang mana yang kita tidak mau? Tentu saja kita mau semua Perintah Allah karena kita mau dilengketkan padaNya, dipenuhi Roh KudusNya. Dan itulah yang diminta Allah. Pada akhir zaman Allah mencari umat yang rela menjadi persembahan yang hidup. Teman-teman, lihat, tidak ada apa pun yang layak untuk memisahkan kita dari Roh Kudus. Tidak ada apa pun yang layak, karena Roh Kudus walaupun Dia adalah Pribadi yang terpisah, Dia adalah wakil Yesus Kristus sendiri, Dialah kehadiran Yesus. Dan mengapa kita kekuangan apa pun, bahkan Yesus sendiri berkata, merenunglah bersama saya di Matius 28, 19 Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa,… 20 mengajar mereka untuk melakukan…”  kebanyakan yang Aku katakan, apakah itu yang dikatakan Yesus?   “…20 mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai ke akhir dunia….”

Lagi Ulangan 28:15. 15 …. untuk melakukan segala perintahNya dan ketetapan-Nya, …”  

Ayat 45, 45 … karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu untuk memelihara Perintah-perintah dan ketetapan-ketetapanNa yang diperintahkanNya kepadamu…”

Ayat 58, prinsip yang sama lagi, demikianlah sepanjang pasal 28.

Dan simak ayat 23 berkata, 23 Dan langit yang di atas kepalamu akan menjadi kuningan, dan tanah yang di bawahmu akan menjadi besi. 24 TUHAN akan menjadikan hujan di negerimu  bubuk dan debu, dari langit itu akan turun ke atasmu, sampai engkau dimusnahkan…”  Inilah yang terjadi di zaman Elia.

 

 

And so Elijah bows in 1 Kings 18 and he says, Lord,  36…let it be known…” that there's a … God in Israel, and that I am Thy servant, and that I have done all these things at (according to) Thy word.’ 37 Hear me, O LORD, hear me…” Now notice also that what he does is he prays to the Lord God of his fathers, Lord God of Abraham, of Isaac, and of Jacob. He goes back to the old paths. We need to very carefully go by every word which is written in the Word of God, friends. Jesus taught this,  “man shall not live by bread alone but by every word”,  so the Word of God is power, the creative energy that called the world into existence, it sustained Elijah, it fed him in the time of famine miraculously, it gave him courage to stand before the king and rebuke the iniquity, just like John the Baptist in the same spirit stood before Herod. And God can do the same thing in our lives. Let's accept the Elijah message today. Verse 37,  “…37 Hear me, O LORD, hear me that this people may know that Thou art the LORD God, and that Thou hast turned their heart back again.”

 

Maka Elia sujud di 1 Raja 18 dan dia berkata, Tuhan, 36 …biarlah diketahui orang, …”  bahwa ada “…Allah di Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan bahwa aku telah melakukan segala perkara ini menurut FirmanMu. 37 Dengarlah aku, ya TUHAN, dengarlah aku, …”  sekarang simak juga apa yang dilakukan Elia, dia berdoa kepada Tuhan Allah nenek moyangnya, Tuhan Allah dari Abraham, Ishak, dan Yakub. Dia kembali ke jalan-jalan yang lama. Kita perlu sangat hati-hati berjalan menurut setiap perkataan yang tertulis di Firman Allah, teman-teman. Yesus mengajarkan ini,    “…Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman …” (Matius 4:4) Jadi Firman Allah itu kuasa, daya kreatiif yang memunculkan dunia  kepada eksistensinya, itu yang memelihara Elia, itu yang memberinya makan secara mujizat di saat kelaparan, itu yang memberinya keberanian untuk berdiri di hadapan raja dan menegur dosa, sama seperti Yohanes Pembaptis dalam semangat yang sama berdiri di hadapan Herodes. Dan Allah bisa melakukan hal yang sama dalam hidup kita. Marilah kita terima pekabaran Elia hari ini. Ayat 37, “…37 Dengarlah aku, ya TUHAN, dengarlah aku, supaya bangsa ini boleh mengetahui, bahwa Engkaulah TUHAN Allah dan bahwa Engkaulah yang membalikkan hati mereka kepadaMu lagi.

 

 

Friends, salvation is of the Lord. He gives us the gift of repentance. He gives us a desire to return to Him. If we have a cherished sin that we do not think that God sees ~ God forbid that we would think that, that's so utterly foolish ~ or that He cares or that He has power to help us to overcome. Then we need to realize the creative power that God can actually fulfill His promise of Ezekiel 36:26-27, 26 A new heart also will I give you, and a new spirit will I put within you: and I will take away the stony heart out of your flesh, and I will give you an heart of flesh. 27 And I will put My Spirit within you, and cause you to walk in My statutes, and ye shall keep My judgments, and do them.” The promise is a creative promise. He's going to give us a new heart, creating in us a clean heart of God, renew a right spirit within us, and God's power can be made manifest in our lives.

 

Teman-teman, keselamatan itu dari Tuhan. Dia yang memberi kita karunia pertobatan. Dia memberi kita keinginan untuk kembali kepadaNya. Jika kita punya dosa kesayangan yang kita pikir Tuhan tidak lihat ~ amit-amit kalau kita berpikir demikian, itu begitu bodoh  ~ atau bahwa Dia tidak perduli atau bahwa Dia tidak punya kuasa untuk menolong kita mengalahkan. Maka kita perlu menyadari kuasa kreatif itu bahwa Allah benar-benar bisa menggenapi janjiNya di Yehezkiel 36:26-27, 26 Hati yang baru juga akan Aku berikan kamu, dan Roh yang baru akan Aku tempatkan di dalam kamu; dan Aku akan mengeluarkan hatimu yang dari batu dari dagingmu, dan Aku akan memberi kamu hati  dari daging. 27 Dan Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam dirimu, dan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku, dan kamu akan memelihara peraturan-peraturan-Ku dan melakukan mereka. …”  Janji ini adalah janji yang kreatif. Allah akan memberi kita hati yang baru, menciptakan di dalam kita hati yang bersih dari Allah, memperbarui roh yang benar di dalam kita, dan kuasa Allah bisa terwujud dalam hidup kita.

 

 

One more promise I want to share with you on this point before we move to the next text is Jeremiah 24:7. Jeremiah 24:7 says,7 And I will give them an heart to know Me, that I am the LORD: and they shall be My people, and I will be their God: for…” conditional upon  “…they shall return unto Me with their whole heart.”

“with their whole heart” this is the Elijah message, friends. Don't hesitate between Baal and Jehovah. Don't try to live in the world and of God, take the Word of God as your life guide, live by its power every day, walking humbly, sacrifice yourself as a living sacrifice to receive His Holy Spirit, be willing to follow what He says, and use the promises of God as the power in order to accomplish what He has asked you to do.

 

Satu lagi janji yang mau saya bagikan kalian tentang poin ini sebelum kita beranjak ke ayat berikutnya ialah Yeremia 24:7. Yeremia 24:7 mengatakan, 7 Dan  Aku akan memberi mereka hati untuk mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN. Dan  mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka, sebab…”  berdasarkan syarat ini,   “…mereka akan kembali kepada-Ku dengan segenap hati mereka.”

“dengan segenap hati mereka”  inilah pekabaran Elia, teman-teman. Jangan bimbang antara Baal dan Yehova. Jangan mencoba hidup di dalam dunia dan dalam Allah. Pakailah Firman Allah sebagai pedoman hidup kita, hiduplah dengan kuasanya setiap hari, berjalan dengan rendah hati, persembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup untuk menerima Roh KudusNya, rela mengikuti apa yang dikatakanNya, dan gunakan janji-janji Allah sebagai kuasa untuk menyelesaikan apa yang Dia minta kita lakukan.

 

 

Joshua 1:8 says this, it says, 8 This book of the Law shall not depart out of thy mouth; but thou shalt meditate therein day and night…” day and night  “…that thou mayest observe to do according to all that is written therein: for then thou shalt make thy way prosperous…” God wants to prosper us, to bless us, as we see in Deuteronomy 28,  “…and then thou shalt have good success.” Verse 9 tells us not to be afraid, do not be afraid of the consequences when you choose to tell the truth instead of a lie; don't be afraid of the consequences when you're tempted to commit adultery like Joseph, you get out of there, and you get out of there right then; don't be afraid because 9 Have not I commanded thee?...” Joshua 1:9 says.  “…Be strong and of a good courage; be not afraid, neither be thou dismayed: for the LORD thy God is with thee whithersoever thou goest.” That's the great commission, of “teaching them to observe all things whatsoever I’ve commanded you”.  And God can turn our heart, he prays that they may know that You are the Lord, and that You have turned their heart back again.

 

Yosua 1:8 mengatakan ini, 8 Kitab Hukum ini janganlah lepas dari mulutmu, tetapi engkau harus merenungkan itu siang dan malam, …”  siang dan malam,   “…supaya engkau boleh melakukannya dengan hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian engkau akan membuat jalanmu makmur…”  Allah mau membuat kita makmur, memberkati kita, seperti yang kita lihat Ulangan 28,   “…lalu engkau akan mendapat sukses yang baik. …”  Ayat 9 memberitahu kita supaya tidak takut. Jangan takut pada akibatnya bila kita memilih untuk mengatakan yang benar dan bukan suatu kebohongan; jangan takut akibatnya ketika kita dicobai untuk berzinah seperti Yusuf, larilah keluar dari sana, dan keluar dari sana segera; jangan takut karena   “…9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu? …”  kata Yosua 1:9,   “…Kuatkan dan beranikanlah hatimu. Janganlah takut, juga jangan kecil hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau ke mana pun engkau pergi. …” Inilah tugas agung untuk “…20 mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. (Matius 28:20) …” Dan Allah bisa memutarbalikkan hati kita. Elia berdoa agar mereka boleh mengenal Engkaulah Tuhan, dan bahwa Engkau telah memutarbalikkan hati mereka lagi.

 

 

Friends, give God a chance. Hide His Word in your hearts. Use it as a weapon against temptation, against discmouragement, in your ministry for others, as following in the footsteps of Jesus. He will not let you down. There's creative energy in God's Word and He can turn us back. He is our Savior. It is all about Him, it is His power. We must, however, receive Him and act by faith upon that, and He will then bring it to a sure end and He will bless us.

 

Teman-teman, berilah Allah kesempatan. Simpanlah FirmanNya di dalam hati kita. Gunakan itu sebagai senjata terhadap pencobaan, terhadap kekecewaan, dalam ministri kita kepada orang lain, mengikuti jejak Yesus. Dia tidak akan mengecewakan kita. Ada daya kreatif dalam Firman Allah, dan Dia bisa memutarbalik kita. Dialah Juruselamat kita. Dialah intinya, itulah kuasaNya. Namun kita harus menerimaNya dan bertindak dengan iman dan Dia akan membawanya ke akhir yang pasti, dan Dia akan memberkati kita.

 

 

So then it says, 1 Kings 18:38,  38 Then the fire of the LORD fell…”  Amen.  When we repent, friends, here Elijah was repenting for Israel, he was interceding for them, and when we accept the gift of repentance as Peter says in Acts 2:38, 38 Repent, and be baptized…” just like that sacrifice was baptized on Mount Carmel with water, total commitment, total burial, total surrender, then the fire of the Lord,  “…and ye shall receive the gift of the Holy Ghost…” there is nothing worth trading for the presence of God, no darling sin, no forbidden pleasure, no evil action, can be a substitute for the exalted supremely blessed fellowship with Jesus Christ through His Holy Spirit.  38 Then the fire of the LORD…” came  “…fell…” down,  “… and consumed the burnt sacrifice…” Can you see it, friends, how dramatic it was? It not only consumed the sacrifice,  but it consumed “…and the wood, and the stones, and the dust, and … the water…” Friends, that is power.

 

Lalu dikatakan, 1 Raja 18:38, 38 Lalu api dari TUHAN  jatuh …”  Amin. Bila kita bertobat, teman-teman, di sini Elia bertobat bagi Israel, dia menjadi pendoa syafaat bagi mereka, dan ketika kita menerima karunia pertobatan seperti kata Petrus di Kisah 2:38, 38 Bertobatlah dan dibaptiskan…”  sama seperti kurban persembahan itu dibaptiskan di Gunung Karmel dengan air, komitmen total, penguburan total, penyerahan total, kemudian api dari Tuhan,   “… dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus. …”  Tidak ada yang sebanding untuk ditukarkan dengan kehadiran Allah, tidak ada dosa kesayangan, tidak ada kesenangan terlarang, tidak ada perbuatan jahat, yang bisa menggantikan persekutuan yang ditinggikan, yang sangat diberkati, dengan Yesus Kristus melalui Roh KudusNya.  “…38 Lalu api dari TUHAN…”  datang,   “… jatuh…”  turun   “…dan membakar  habis kurban bakarannya…” Bisakah kalian bayangkan, teman-teman, betapa dramatisnya itu? Itu bukan hanya membakar habis kurbannya tetapi itu membakar habis “…dan kayunya, dan batu-batunya dan tanahnya, dan air …”  Teman-teman, itu baru namanya kuasa.

 

 

And I want that power in my life, and I know that God has not changed. He is still the God of Elijah today. He is still the Creator of heaven and earth. And I with the people of Israel say, “the Lord He is the God, the Lord He is the God”. The world does not have the truth, God's Word has the truth.

 

Dan saya menginginkan kuasa itu dalam hidup saya, dan saya tahu Allah tidak berubah. Hari ini Dia masih Allah Elia. Dia masih Sang Pencipta langit dan bumi. Dan saya bersama-sama orang Israel berkata, “Tuhan, Dialah Allah, Tuhan, Dialah Allah” (Ulangan 4:39). Dunia tidak punya kebenaran. Firman Allah yang punya kebenaran.

 

 

Now let's make a commitment today. Let's commit to receive this Elijah message, which God has sent mercifully. And you know, John the Baptist was Elijah, he was more than a prophet, he was the messenger of the Lord, he was not that Light, he was sent to bear witness to that Light, he was the lesser light. Do you know of anyone that God has given to the remnant church that is more than a prophet, a messenger of the Lord, the lesser light, not that Light but pointing to that greater Light? God has given us the straight testimonies of rebuke, and so if you have not read that amazing series, you know Elijah also was a non-canonical prophet, just like the messenger to our church today Ellen White was a non-canonical messenger. Just like John the Baptist never wrote a single verse or book or chapter in the Bibl, just like Elijah and John the Baptist were non-canonical, God has given to the remnant church at the end of time the gift of the Spirit of Prophecy with straight testimonies pointing out for our benefit how our lives should be changed. And this is the time, friends, to prepare to receive the rain, because the next thing that happens verse 42,42 So Ahab went up to eat and to drink. And Elijah…” was looking for meat that Ahab did not know about  “… and he cast himself down upon the earth, and put his face between his knees…”  he humbled himself before God and he plead for Israel,  he pleaded for rain and refreshment, and friends, we will not have the rain of the Holy Spirit, the latter rain, while we cherish any known sin, it is not going to happen. We must go all the way on the side of God, we must leave behind by the power of His Word, and test and prove His promises, and then when we acknowledge that He is Lord alone, and His Word has creative power and we experience the conviction and the repentance that He is calling us to do, then we may be sure we are going to be strengthened and prepared and refreshed for the final movements with the blessing of rain of the Holy Spirit.

 

Nah, marilah hari ini kita buat komitmen. Mari buat komitmen untuk menerima pekabaran Elia, yang telah Allah kirimkan karena rahmatNya. Dan ketahuilah, Yohanes Pembaptis itu Elia, dia lebih dari seorang nabi, dia adalah utusan Tuhan, dia bukan Terang itu, dia diutus untuk memberi kesaksian tentang Terang itu, dialah terang yang lebih kecil. Apakah kita kenal seseorang yang telah dikaruniakan Allah kepada gereja yang sisa, yang lebih dari seorang nabi, yang seorang utusan Tuhan, terang yang lebih kecil, bukan Terang itu sendiri tetapi menunjuk kepada Terang yang lebih besar? Allah telah memberi kita kesaksian-kesaksian tegas yang menegur, maka jika kita belum membaca seri yang mengagumkan itu, kalian tahu Elia juga bukanlah nabi yang kanonikal, sama seperti utusan kepada gereja kita hari ini Ellen White bukanlah seorang utusan kanonikal. Sama seperti Yohanes Pembaptis yang tidak pernah menulis satu ayat atau satu kitab atau satu pasal pun di Alkitab, sama seperti Elia dan Yohanes Pembaptis yang non-kanonikal, Allah telah mengaruniakan kepada gereja yang sisa pada akhir masa, karunia Roh Nubuat dengan kesaksian-kesaksian yang tegas yang menunjukkan demi kebaikan kita bagaimana hidup kita harus diubahkan. Dan kali ini, teman-teman, sebagai persiapan untuk menerima hujan, karena hal berikutnya yang terjadi, ayat 42,  42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Dan Elia…”  mencari makanan yang tidak diketahui Ahab, “… dan ia sujud di atas tanah, dan meletakkan mukanya di antara kedua lututnya. …”  dia merendahkan dirinya di hadapan Allah dan memohon bagi Israel, dia memohon hujan dan penyegaran. Dan teman-teman, kita tidak akan mendapat hujan Roh Kudus, hujan akhir, selama kita masih diketahui menyimpan dosa kesayangan, itu tidak akan terjadi. Kita harus sepenuhnya berada di pihak Allah, kita harus meninggalkannya dengan kuasa FirmanNya, dan menguji dan membuktikan janji-janjiNya, kemudian bila kita mengakui bahwa Dia sendirilah Tuhan, dan FirmanNya punya daya kreatif, dan kita mengalami pengakuan dan pertobatan yang Tuhan panggil untuk kita lakukan, maka kita boleh merasa pasti kita akan dikuatkan dan disiapkan dan disegarkan untuk gerakan-gerakan terakhir dengan berkat hujan Roh Kudus.

 

 

And so he goes and he prays and God answers. There arise a little cloud out of the sea. Friends, we're living right before the outpouring of the Holy Spirit, and we're going to see a counterfeit sweep this land, a false revival that is going to take most of God's Word, seriously, and we have a message at this time to share by our own life examples, and our words, that there is a God in Israel and that we cannot hesitate between two opinions and we need to follow Him wholly or not at all, that this is the time for giving everything for Jesus because He gave everything for us. He is coming to receive a holy bride as a holy King, and He is going to complete that work in a time when it seems least likely with the degradation of sin after 6’000 years, and the abundance of temptations that at this time. He's going to prove that He has an Elijah people who are able to stand without bowing to Baal.

 

Maka Elia pergi dan dia berdoa dan Allah menjawab. Dan muncullah sebuah awan kecil dari laut. Teman-teman kita sedang hidup tepat sebelum pencurahan Roh Kudus, dan kita akan melihat sesuatu yang palsu melanda negeri ini, suatu kebangunan rohani palsu akan mengambil banyak dari Firman Allah, sungguh, dan kita punya pekabaran pada waktu ini untuk kita bagikan melalui teladan hidup kita sendiri dan kata-kata kita, bahwa ada Allah di Israel dan bahwa kita tidak boleh bimbang antara dua pilihan, dan kita harus mengikuti Dia sepenuhnya atau tidak sama sekali, bahwa ini adalah saatnya untuk memberikan segalanya kepada Yesus karena Dia telah memberikan segalanya bagi kita. Yesus akan datang sebagai Raja yang kudus untuk menerima mempelai perempuan yang kudus, dan Dia akan menyelesaikan pekerjaan itu di masa yang sepertinya paling mustahil karena kemerosotan akibat dosa selama 6’000 tahun, dan melimpahnya pencobaan, di mana pada saat ini Dia akan membuktikan bahwa Dia memiliki suatu umat Elia yang sanggup berdiri tanpa tunduk kepada Baal.

 

16 08 23

No comments:

Post a Comment