WHAT
JESUS SAID
Part 01/24 - Stephen Bohr
THE WORD OF GOD
https://www.youtube.com/watch?v=F9wIGYiXNVM&t=21s
Good to see you here. Beautiful Rocky Mountain area. I have some roots here.
I was able to pastor for two and a half years almost in Torrington, Wyoming,
which is part of the Rocky Mountain Conference, many years ago and it's always
good to come back to places where we have worked before.
Before we begin our study today let me just go over some important points
that I think will be useful in the time that we're going to spend together
here. First of all, I want to thank Adventist Revival Ministries for
co-sponsoring this event. It's been a real blessing, you know, Ben and the
group that comes with him to Fresno have been very, very supportive of Secrets
Unsealed, and so it's great to have two ministries working together: Secrets
Unsealed SUMTV as well as Adventist Revival Ministries.
Senang melihat kalian di sini. Daerah Rocky Mountain yang
indah. Saya punya akar di sini. Saya pernah menjadi gembala banyak tahun yang
lalu untuk hampir selama dua setengah tahun di Torrington, Wyoming, yang adalah bagian dari Konferens Rocky
Mountain, dan selalu menyenangkan kembali
ke tempat-tempat di mana kami pernah bekerja sebelumnya.
Sebelum kita mulai pelajaran kita hari ini, izinkan saya
mengulang poin-poin penting yang menurut saya akan bermanfaat selama waktu yang
akan kita lewatkan bersama di sini. Pertama-tama saya mau mengucapkan terima
kasih kepada Adventist Revival Minstries yang mensponsori bersama acara ini.
Ini benar-benar sebuah berkat, Ben dan kelompok yang datang bersamanya ke
Fresno sudah amat sangat mendukung Secrets Unsealed, dan benar-benar luar biasa ada dua ministri
yang bekerja bersama: Secrets Unsealed SUMTV dan juga Adventist Revival Ministries.
I just want to mention also a few things about the study notes that you
have received and I’d like to ask Ben if he would distribute some additional
material that I prepared for everyone, but while he's doing that I just want to
go through some details about the study notes.
Saya juga mau menyinggung beberapa hal mengenai makalah
yang telah kalian terima, dan saya minta Ben tolong membagikan beberapa bahan
tambahan yang telah saya siapkan bagi kalian semua, dan sementara Ben melakukan
itu saya hanya ingin mengulangi beberapa detail mengenai makalahnya.
The study notes basically cover the fundamental beliefs of the Seventh-Day
Adventist church and I’m just going to go through what the study notes
contain.
ü From page 3 through page 18, you have the statements, statement of
fundamental beliefs of the Adventist church.
I took that from
the church manual so you have just basically the 28 Lesson Structure Fundamental
Beliefs explained not in detail but in general terms.
ü Then there are 24 lessons.
And I’m going to try and cover one lesson per session, sometimes it's going
to be difficult because you know there are lessons that are close to 20 pages.
I’m pretty comfortable covering 12, but when you have to cover close to 20 it
becomes more difficult. So we'll just go through more quickly and maybe skip
some portions.
ü You'll also notice at the end of the study notes that there are four
addendums, in other words, added studies;
and that will
tell you which lesson you need to study that particular material with.
ü I also want to mention that Ben is distributing now an additional lesson
that you need to put with the addendums at the end of the study notes. This one
has to do with baptism and it covers lesson 24.
Makalah ini pada dasarnya meliputi keyakinan fundamental gereka MAHK dan saya
hanya akan membahas apa yang terdapat dalam makalah itu.
ü Dari hal. 3 hingga hal. 18,
ada pernyataan-pernyataan tentang keyakinan fundamental gereja MAHK.
Saya mengambilnya dari buku penuntun sidang. Jadi pada
dasarnya ada 28 pelajaran Struktur Keyakinan Fundamental yang dijelaskan secara
umum bukan secara mendetail.
ü Lalu ada 24 pelajaran dan saya akan berusaha membahas
satu pelajaran setiap sesi.
Terkadang itu sulit karena kalian tahu ada pelajaran yang
panjangnya hampir 20 halaman. Saya tenang saja membahas 12 halaman, tetapi bila
harus membahas nyaris 20 lembar, itu jadi lebih sulit. Jadi kita nanti akan
melewatinya lebih cepat dan mungkin melompati beberapa bagian.
ü Kalian juga akan menyimak pada
bagian akhir makalah ini ada empat tambahan, dengan kata lain,
pembahasan-pembahasan tambahan;
dan itu akan memberitahu kalian pelajaran mana yang perlu
kalian pelajari dengan bahan yang tertentu itu.
ü Saya juga mau mengatakan bahwa
sekarang ini Ben sedang membagikan pelajaran tambahan yang perlu kalian
letakkan bersama dengan tambahan di bagian akhir makalah. Ini berkaitan dengan
baptisan dan ini bicara tentang pelajaran 24.
Now I also want to mention that as you go through the study notes you're
going to find very, very little Spirit of Prophecy, there are a few quotations
here and there, but there are very, very few quotations from the Spirit of
Prophecy, and that's intentional. You know,
this
material is meant not only to help us as Adventists understand our message, but
also to know how to present the message to other people who do not actually
accept or even know about the Spirit of Prophecy. So if you don't find
a lot of Spirit of Prophecy in the study notes it's not because we don't
believe in the full inspiration and authority of the Spirit of Prophecy, it's
because I wanted to share material that will be useful for you to use with
people who do not even know about the Spirit of Prophecy, or perhaps have had
misgivings about the Spirit of Prophecy. So if you don't see a lot of Spirit of
Prophecy ~ I was tempted many times to
include quotations because, you know, that in many of my study notes I have
quotations from Ellen White, but this time this class is a little different. We're
going to cover
the fundamental beliefs of the church, there will be a study of
prophecy particularly the last eight lessons, we're going to get into the study
of prophecy from the perspective of the Adventist church, but we're also going
to go generally through the doctrines of the church.
Nah, saya juga mau mengatakan bahwa sementara kita
mempelajari makalah ini, kalian akan melihat sedikit sekali Roh Nubuat, ada
beberapa kutipan di sana-sini, tetapi hanya sedikit kutipan dari Roh Nubuat dan
itu memang disengaja. Kalian tahu, bahan
ini bukan saja untuk membantu kita orang-orang Advent memahami pekabaran kita,
tetapi juga untuk mengetahui bagaimana membagikan pekabaran ini kepada
orang-orang lain yang tidak menerima atau tidak tahu tentang
Roh Nubuat. Jadi jika kalian tidak melihat banyak kutipan Roh
Nubuat di makalah ini itu bukan karena kita tidak meyakini autoritas dan
inspirasi penuh dari Roh Nubuat, tapi itu karena saya mau membagikan materi
yang berguna bagi kalian untuk dipakai bersama orang-orang yang bahkan belum tahu
tentang Roh Nubuat, atau yang mungkin punya kecurigaan terhadap Roh Nubuat.
Jadi jika kalian tidak melihat banyak kutipan Roh Nubuat ~ banyak kali saya
tergoda untuk memasukkan kutipan-kutipan Roh Nubuat karena dalam banyak makalah
yang saya buat, ada banyak kutipan dari Ellen White, tetapi kali ini kelas ini sedikit
beda. Kita akan meliput keyakinan
fundamental gereja, kita akan mempelajari nubuatan terutama
dalam 8 pelajaran terakhir, kita akan masuk ke pelajaran nubuatan dari
perspektif gereja Advent, tetapi secara umum kita akan meliput doktrin-doktrin
gereja.
So if you want to go to the table of contents on page 1 of the study notes,
let's just go through the lessons that we're going to study. I’ve tried to
include studies on all of the fundamental beliefs of the church not in lesson
by lesson but in different parts of the lessons.
1. Lesson # 1,
which is the one that we're going to study now is what Jesus said about the
Word of God.
2. Then we're going
to study about what Jesus said about the unconditional love of God.
3. The third lesson
is what Jesus said about the Godhead,
which is a very controversial
subject in the Adventist church these days.
4. Lesson 4, what did Jesus say about Himself, about who He is.
5. Lesson # 5, what
Jesus said about good and evil.
6. Lesson # 6, what
Jesus said about the rule of law. So we're going to study about the Law.
7. Lesson # 7, what
Jesus said about overcoming life's mistakes.
8. # 8, what Jesus
said about how to pray.
9. # 9, what Jesus
said ~ and this is a very, this is a long lesson, close to 20 pages
~ what Jesus
said about marriage, gender, environment, family, relationships, rest, and I added
one: diet, which is not in the table of
contents but it's included in the lesson.
10. Lesson # 10,
what Jesus said about relief from stress,
there we're
going to get into the issue of the Sabbath.
11. What Jesus said
about history's greatest hoax,
we study all of
the Sunday texts or the first day texts that are found in the New Testament.
12. Then you have
lesson # 12, what Jesus said about the test of discipleship and Holy Spirit
baptism
13. # 13, what Jesus
said about life, death, and the afterlife. That deals with the state of the
dead.
14. # 14, what Jesus
said about peace in the Middle East.
Now we're
transferring to the prophetic portion of our fundamental beliefs. At the bottom
of the page you'll see an additional chart Messianic Prophecies and their
fulfillment that's showing that there were multiple prophecies in the Old
Testament that pointed specifically to aspects of the ministry of Christ.
15. Lesson # 15, what
Jesus said about the rapture of the saints.
We're going to
deal with the idea that people have that there's going to be a rapture before
the glorious coming of Christ.
16. Lesson # 16,
what Jesus said about the great controversy and the judgment.
We're going to
deal with the investigative judgment.
17. # 17 what Jesus
said about the end of evil.
Are the wicked going to burn in the fires of
hell forever and ever? How is evil going to end? The lesson covers that.
18. # 18 what Jesus
said about living a life of service.
19. The next lesson
# 19, what Jesus said about the return of Elijah.
20. # 20, what Jesus
said about religion and politics which is a very hot button issue these days.
21. # 21, what Jesus
said about the abomination of desolation.
22. # 22, what Jesus
said about the unpardonable sin.
23. # 23, what Jesus
said about prophets and psychics. We're going to talk about the Spirit of
Prophecy there.
24. And # 24, what
Jesus said about the ordinances of the church.
We'll talk about
foot washing, communion, and baptism, the meaning of these specific doctrines
of the church.
25. And then the
addendums:
Ø
the risk of eternal loss,
this is actually
a sermon that I preached at GYC a few years ago. I hope that you'll read it,
it's rather long, it's close to 20 pages long, but it deals with the issue of
the Godhead,
Ø
and then you have the addendum on the measure of forgiveness, which is
really, really important.
The addendum to
lesson # 17 is a matter of honesty, pure and simple, it deals with the Bible
concept of tithes and unfaithful Mammon, which deals with faithful stewardship.
Ø
and the one that you just received deals with baptism.
You know there
appears to be a controversy or conflict between what Jesus said about baptism
and what the apostles actually did when they baptized. See Jesus said we're
supposed to baptize “In the name of
the Father, the Son and the Holy Spirit”, but everywhere in the book of Acts it says that people were baptized “in the name of Jesus”. So how do you reconcile the idea that Jesus said “Father, Son and Holy
Spirit” whereas every reference in the book of Acts says to baptize “in the
name of Jesus”.
So basically that's what that covers. So we're not going to go through
pages 3 to 18, I would encourage you in your free time this afternoon ~ we'll
be ending at 4 ~ to go through the Fundamental Beliefs, underline them, you
know, think of places in the Bible where you find those fundamental beliefs, and
then I’m sure that you'll be able to understand better where we're going with what
we're studying in this lesson.
So let's begin with a Word of prayer.
Jadi mari kita ke daftar isi di hal. 1 dari makalah, mari
kita lihat pelajaran-pelajaran yang akan kita pelajari. Saya sudah mencoba
memasukkan pelajaran-pelajaran mengenai semua keyakinan fundamental gereja
tidak pelajaran demi pelajaran melainkan dalam bagian-bagian dari
pelajaran-pelajaran yang berbeda.
1. Pelajaran #
1, yaitu yang akan kita pelajari sekarang, Apa kata Yesus tentang Firman Allah.
2. Lalu kita akan belajar tentang Apa kata Yesus tentang
kasih Allah yang tanpa pamrih.
3. Pelajaran ketiga ialah, Apa kata Yesus tentang
Keilahian,
yang merupakan subjek yang sangat kontroversal di gereja
Advent sekarang ini.
4. Pelajaran # 4, Apa kata Yesus tentang DiriNya, tentang
siapa Dia.
5. Pelajaran # 5, Apa kata Yesus tentang baik dan jahat.
6. Pelajaran # 6, Apa kata Yesus tentang peraturan Hukum.
Jadi kita akan belajar tentang Hukum.
7. Pelajaran # 7, Apa kata Yesus tentang mengalahkan kesalahan-kesalahan
dalam hidup.
8. # 8, Apa kata Yesus tentang bagaimana cara berdoa.
9. # 9, Apa kata Yesus ~ dan ini adalah pelajaran yang amat
panjang, hampir 20 halaman
~ Apa kata Yesus tentang perkawinan, gender, lingkungan
hidup, keluarga, hubungan, istirahat, dan saya tambahkan satu lagi: diet, yang
tidak ada di daftar isi tetapi termasuk dalam pelajaran.
10. Pelajaran # 10, Apa kata Yesus tentang dibebaskan dari
stress,
di sini kita akan bicara tentang isu Sabat.
11. Apa kata Yesus tentang hoax sejarah terbesar,
kita akan belajar tentang semua ayat hari Minggu atau
hari pertama yang ditemukan di Perjanjian Baru.
12. Lalu pelajaran # 12, Apa kata Yesus tentang ujian
pemuridan dan baptisan Roh Kudus.
13. # 13, Apa kata Yesus tentang hidup, mati, dan setelah
mati. Ini membahas tentang status orang mati.
14. # 14, Apa kata Yesus tentang damai di Timur Tengah.
Sekarang kita beralih ke bagian nubuatan dari keyakinan
fundamental kita. Di bagian bawah halaman itu ada sebuah skema tentang Nubatan
Mesianik dan penggenapannya yang menunjukkan ada banyak nubuatan di Perjanjian
Lama yang secara spesifik menunjuk kepada aspek-aspek ministri Kristus.
15. Pelajaran # 15, Apa kata Yesus tentang pengangkatan
orang-orang kudus.
Kita akan membahas konsep orang-orang (non MAHK) bahwa akan ada pengangkatan sebelum kedatangan Kristus
dalam kemuliaan.
16. Pelajaran # 16, Apa kata Yesus tentang pertentangan besar
dan penghakiman. Kita akan membahas penghakiman investigasi.
17. # 17, Apa kata Yesus tentang akhir dari kejahatan.
Apakah orang-orang jahat akan dibakar dalam api neraka
selama-lamanya? Bagaimana kejahatan akan berakhir? Pelajarannya meliput itu.
18. # 18, Apa kata Yesus tentang kehidupan melayani.
19. Pelajaran berikutnya # 19, Apa kata Yesus tentang
kembalinya Elia.
20. # 20, Apa kata Yesus tentang agama dan politik, yang
adalah topik yang sangat panas sekarang ini.
21. # 21, Apa kata Yesus tentang kekejian yang menyebabkan
penelantaran.
22. # 22, Apa kata Yesus tentang dosa yang tidak bisa
diampuni.
23. # 23, Apa kata Yesus tentang nabi-nabi dan fisika. Kita akan
bicara tentang Roh Nubuat di sini.
24. Dan # 24, Apa kata Yesus tentang peraturan-peraturan
gereja.
Kita akan bicara tentang basuh kaki, perjamuan kudus, dan
baptisan, makna dari doktrin-doktrin gereja yang spesifik ini.
25. Kemudian addendum-adendumnya:
Ø Resiko kehilangan keselamatan,
ini sebenarnya adalah sebuah khotbah yang saya sampaikan
di GYC beberapa tahun lalu. Saya berharap kalian akan membacanya. Rada panjang,
itu hampir 20 halaman tetapi itu membahas isu Keilahian.
Ø Kemudian addendum tentang takaran pengampunan, yang
benar-benar penting.
Adendum untuk pelajaran # 17 ini adalah tentang
kejujuran, murni dan sederhana, ini berkaitan dengan konsep Alkitab tentang
persepuluhan; dan Mamon yang tidak setia; yang bicara tentang
penatalayanan yang setia.
Ø Dan yang baru saja kalian terima berkaitan dengan
baptisan.
Kalian tahu sepertinya telah muncul pertentangan atau konflik
antara apa yang dikatakan Yesus mengenai baptisan dan apa yang dilakukan para rasul ketika mereka membaptis.
Lihat, Yesus berkata kita seharusnya membaptis “dalam nama Bapa,
Anak, dan Roh Kudus”, tetapi di mana-mana di kitab Kisah Para Rasul
dikatakan bahwa orang-orang dibaptis “dalam nama Yesus.” Jadi bagaimana kita
mempertemukan konsep bahwa Yesus berkata, “Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus”
sementara setiap referensi dalam kitab Kisah berkata membaptiskan “dalam nama
Yesus”?
Jadi pada dasarnya itulah yang diliput. Maka kita tidak
akan membahas dari hal.3 hingga 18 (kutipan
28 doktrin), saya mau
mendorong kalian agar di waktu senggang kalian sore ini ~ kita akan selesai
pukul 4 sore ~ untuk membaca Keyakinan-keyakinan Fundamental, menggarisbawahi
mereka, pikirkan ayat-ayat di Alkitab di mana bisa ditemukan
keyakinan-keyakinan fundamental itu, maka saya yakin kalian akan bisa memahami
lebih baik ke mana arah pelajaran kita dengan apa yang kita pelajari di sini.
Mari kita mulai dengan doa.
We're going to begin on page 19 lesson # 1 What Jesus Said about the Word
of God.
Now there are many, many verses in parentheses. If you want to, you know, I
could have included all these verses like I regularly do, but then we would
have had two volumes of study notes. So I decided to simply put many references
in parentheses. I hope that in your free time you'll go and you look up those
verses that you find dispersed among the different lessons. So let's begin
there on page 19.
Kita akan mulai di hal. 19 pelajaran # 1 Apa kata Yesus
tentang Firman Allah.
Nah, ada banyak sekali ayat dalam kurung. Jika kalian
mau, saya bisa memasukkan semua ayat ini seperti yang biasa saya lakukan, namun
kalau begitu kita akan punya dua jilid makalah. Jadi saya memutuskan untuk
mencantumkan referensinya saja dalam kurung. Saya harap di waktu senggang
kalian, kalian akan mencari ayat-ayat itu yang ada tersebar di antara pelajaran-pelajaran
yang berbeda. Jadi mari kita mulai di hal. 19.
In this seminar we will focus mainly on what Jesus said in the four gospels and the book
of Acts. Now somebody might object, “But Pastor Bohr, Jesus was already
in heaven when the book of Acts actually took place, so how can you say what
Jesus said in the book of Acts?” Well, Matthew 28 tells us that Jesus told
His disciples to go and teach all nations everything that He had taught them,
and it's inconceivable that the apostles would have taught anything that Jesus
did not teach them. So the book of Acts simply shows the implementation
by the apostles of what Jesus had taught them.
By the way, even if we were going to use the apostle Paul as well, Paul
went to the desert in Arabia and actually spent three years there being taught
directly by Jesus Christ. So what Paul says is obviously what Jesus taught
Paul, when Paul went to the desert of Arabia, you can find that in Galatians
1:15-17. In this our first lesson we're going to study about what Jesus had to
say concerning the Word of God. Our Lord highlighted the value of the Bible in
the parable of the hidden treasure.
Di seminar ini kita
akan fokus terutama pada apa kata Yesus dalam keempat kitab Injil dan kitab
Kisah. Nah mungkin ada yang protes, “Tetapi, Pastor Bohr, Yesus
sudah berada di Surga ketika kitab KIsah terjadi, jadi bagaimana bisa dikatakan
bahwa Yesus berkata dalam kitab Kisah?” Nah, Mattius 28:20 mengatakan kepada
kita bahwa Yesus memberitahu
murid-muridNya untuk pergi dan mengajar segala bangsa segala sesuatu yang telah
Dia ajarkan mereka,
“19
Karena itu pergilah, dan ajarlah segala
bangsa, membaptiskan mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus, 20 mengajar
mereka untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan
sampai ke akhir dunia. Amin.”
dan tidak mungkin para murid akan mengajarkan apa pun
yang tidak diajarkan Yesus kepada mereka. Jadi kitab Kisah ini semata-mata menunjukkan implementasi para
rasul dari apa yang diajarkan Yesus kepada mereka.
Nah, kalau kita akan memakai rasul Paulus, Paulus pergi
ke padang gurun di Arabia dan menghabiskan tiga tahun di sana diajar langsung
oleh Yesus Kristus. Jadi apa yang dikatakan Paulus jelas adalah apa yang
diajarkan Yesus kepada Paulus ketika dia pergi ke padang gurun Arabia, kalian
bisa menemukan ini di Galatia 1:15-17.
“15
Tetapi pada waktu yang diperkenan Allah, yang sedari kandungan ibuku telah memisahkan aku dan memanggil aku karena kasih karunia-Nya, 16 untuk menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya
aku boleh memberitakan Dia di antara
bangsa-bangsa bukan Yahudi; langsung aku
tidak berbicara dengan manusia; 17
Juga aku tidak pergi ke Yerusalem, kepada
mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku pergi ke tanah Arab dan kembali lagi ke Damsyik.”
Di pelajaran pertama kita ini, kita akan mempelajari
tentang apa yang dikatakan Yesus tentang Firman Allah. Tuhan kita memberikan
penekanan pada nilai Alkitab dalam perumpamaan harta yang terpendam.
Now I’m going to read from Matthew 13:44 we're going to follow the study
notes pretty closely, I’ll add some details here and there. Let's read Matthew
13:44. “44 Again, the
kingdom of heaven is like treasure hidden in a field, which a man found and hid;
and for joy over it he goes and sells all
that he has and buys that
field.”
In this parable
Ø the field
represents the Bible,
Ø the hidden
treasure represents the gospel that is contained within the Bible,
Ø and the
willingness to sell all to buy the field represents our willingness to give up
all to find God's treasures in His holy Word.
The Bible field
contains the most precious treasures on earth and yet I’m sure you would agree with me
that most of those treasures remain unexplored. Tragically the masses
inadvertently pass over the place where the treasure is buried, and they don't
even realize that the treasure is of incalculable value.
Sekarang saya akan membaca dari Matius 13:44, kita akan
mengikuti makalah ini cukup dekat. Saya akan menambahkan beberapa detail di
sana sini. Mari kita baca Matius 13:44,
“ 44 Lagi-lagi,
Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang tersembunyi
di sebuah ladang, yang telah ditemukan oleh seseorang dan disembunyikan, dan karena sukacitanya
pergilah ia menjual seluruh miliknya, dan
membeli ladang itu.”
Di perumpamaan ini:
Ø Ladang mewakili Alkitab,
Ø Harta yang tersembunyi mewakili
kabar baik yang terdapat di dalam Alkitab,
Ø Dan kerelaan menjual
semua miliknya untuk membeli ladang itu mewakili kerelaan kita untuk meninggalkan
semua demi menemukan harta Allah dalam FirmanNya yang kudus.
Ladang Alkitab berisikan harta-harta yang paling berharga
di dunia, namun saya yakin kalian sepakat dengan saya
bahwa kebanyakan harta-harta itu tinggal tidak tersentuh. Tragisnya orang banyak
secara tidak sengaja melalui tempat di mana harta itu terpendam, dan mereka
bahkan tidak sadar bahwa ada harta di sana yang nilainya tidak terhingga.
The wise man Solomon exclaimed that God's instruction is more precious than
silver and gold. Proverbs 16:16 states, “16 How much
better to get wisdom than gold! And to get
understanding is to be chosen rather than silver.”
David added when he exclained, “72 The Law of Your mouth is better
to me than thousands of coins of gold
and silver.”
So these statements about the priceless value of wisdom above silver and
gold reminds us that Jesus is represented as the wisdom of God.
Now you can find that in 1 Corinthians 1:30.
Orang bijak Salomo berseru bahwa petunjuk Allah itu lebih
berharga daripada perak dan emas. Amsal 16:16 menyatakan, “ 16 Betapa
lebih baik mendapatkan hikmat daripada
emas, dan mendapat pengertian harus dipilih
daripada perak.”
Daud menambahkan ketika dia berseru, “…72
Hukum dari mulutMu bagiku itu lebih baik daripada ribuan keping emas dan
perak.” (Mazmur 119:72)
Maka pernyataan-pernyataan ini mengenai berharganya nilai
hikmat di atas perak dan emas mengingatkan kita bahwa Yesus dilambangkan sebagai hikmat
Allah. Nah,
kalian bisa menemukan itu di 1 Korintus 1:30.
“30 Tetapi oleh
Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi
kita ~ dan kebenaran dan pengudusan dan
penebusan.”
The wise man compares ~ in the following passage ~ God's Words, commands,
wisdom, understanding, and discernment, to hidden treasure. So here we connect this with the parable of
the hidden treasure.
Proverbs 2:1 through 5, “1 My son, if you receive My
words…” notice the synonymous expressions that we
find here “…if you receive My words and treasure My
commands…” Words and commands are parallel “…within you; 2 so that you
incline your ear to wisdom, and apply your heart to understanding; 3
yes, if you cry out for discernment and lift up your voice for understanding;…”
notice all the words here: “Words”,
“commands”, “wisdom”, “understanding”, “discernment”, “understanding” again.
Verse 4, “…4 If you seek her…” that is wisdom
“…as silver, and search for her as for hidden treasures; 5
then you will understand the fear of the LORD, and find the knowledge of God.”
There you have the importance of the Word of God and the importance of
seeking God's teaching in
the Word by effort.
Orang bijak Salomo
~ dalam kutipan berikut ~ membandingkan Firman Allah, Perintah-perintahNya,
hikmat, pengertian, dan pemahaman, dengan harta yang tersembunyi. Jadi di sini
kita kaitkan ini dengan perumpamaan harta yang tersembunyi.
Amsal 2:1-5, “1 Hai anakKu, jikalau engkau
menerima FirmanKu…” simak ungkapan-ungkapan yang sinonim yang kita lihat di
sini. “…jikalau engkau menerima
FirmanKu, dan menghargai PerintahKu…” Firman dan
Perintah itu paralel, “…di
dalam hatimu, 2 sehingga kausendengkan
telingamu kepada hikmat, dan mengaplikasikan hatimu kepada pengertian, 3 ya, jikalau engkau
berseru minta pemahaman, dan mengangkat suaramu minta pengertian,…” simak semua kata-kata di sini: “Firman”, “Perintah”,
“hikmat”, “pengertian”, “pemahaman”, “pengertian” lagi. Ayat 4, “…4
jikalau engkau melacaknya…” maksudnya hikmat, “…seperti
perak, dan mencarinya seperti mencari harta terpendam, 5 maka
engkau akan mengerti tentang takut akan
TUHAN dan menemukan pengetahuan akan Allah…”
Di sana kita lihat pentingnya Firman Allah, dan
pentingnya mencari ajaran Allah di dalam Firman dengan upaya.
The Bible is like a diamond in the rough. Have any of you seen a diamond in
the rough? It looks like a rhinestone, it doesn't look like a diamond once it's cut and polished. So
basically the Bible is like a diamond in the rough, yet everyone treats it like
it were what? A rhinestone. It is more precious than our home, our car, our
money in the bank, stocks, bonds, and other possessions, and yet there it sits
on the shelf gathering dust.
Alkitab itu seperti berlian yang belum digosok. Apakah
ada dari antara kalian yang pernah melihat berlian yang belum digosok, itu
mirip batu buatan yang murah, tidak seperti
berlian yang sudah dipotong dan digosok. Maka pada dasarnya Alkitab itu seperti
berlian yang belum digosok, tapi semua orang memperlakukannya seperti apa?
Seperti batu buatan yang tidak berharga.
Alkitab itu lebih berharga daripada rumah kita, mobil kita, uang kita di bank,
saham dan obligasi dan harta lainnya, namun dia duduk di rak buku mengumpulkan
debu.
Now let's talk about Jesus and the authority of the Word. Jesus
believed in the full inspiration authority and trustworthiness of the holy
Scriptures. He constantly quoted from the Old Testament to authenticate His person and
His mission. You know the verses that I have here in parentheses:
Ø Mark 15:28 says, “28…
‘And He was numbered with the transgressors.’…” that comes from Isaiah 53.
Ø Luke 4:21 is the
verse that comes from Isaiah
where Jesus says
that the mission that He was going to
perform was actually in harmony with what He read in the synagogue of Nazareth.
Ø John 19:24
speaks about casting lots for His garments, that comes from the Psalms 22:18.
Ø “I thirst”, that comes also
from Psalm 69:21.
Ø Psalm 34:20 says
that none of His bones will be broken, and that's in Exodus 12.
Ø And verse 37 says
“they will look upon whom they have pierced” once again that comes from the
book of Zechariah.
So all of this is being quoted from the Old Testament and it's fulfilled
in Jesus Christ. So Jesus believed in the absolute authority and
trustworthiness of the Old Testament, and that's the reason why we will also be
using in some cases verses from the Old Testament.
Sekarang mari kita
bicara tentang Yesus dan autoritas Firman Allah. Yesus mempercayai inspirasi penuh,
autoritas, dan kebenaran Kitab Suci. Dia selalu
mengutip dari Perjanjian Lama untuk mengautentikasi kebenaran PribadiNya dan
misiNya. Kalian tahu ayat-ayat yang ada di sini yang saya tulis
dalam kurung:
Ø Markus 15:28 mengatakan, “28
….‘Dan Ia terhitung di antara para pelanggar Hukum.’ Ini berasal dari Yesaya 53
Ø Lukas 4:21 adalah ayat yang berasal dari Yesaya
di mana Yesus berkata bahwa misi yang akan Dia lakukan
sesungguhnya selaras dengan apa yang Dia bacakan di sinagog Nazaret.
“18 ‘Roh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia telah mengurapi Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan mereka yang berduka, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang yang
tertawan, dan kesembuhan penglihatan
bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.19 Untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.’
21 Lalu Ia memulai berkata kepada mereka,
kata-Nya, ‘Hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’…”
Ø Yohanes 19:24 bicara tentang pakaianNya yang diundi, ini
berasal dari Mazmur 22:18.
“18 Mereka membagi-bagi pakaianKu di
antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahKu.
Ø “Aku haus” (Yohanes
19:28) itu berasal dari Mazmur 69:21.
Ø Mazmur 34:20 berkata bahwa tidak ada tulangNya yang
dipatahakan, dan itu dari Keluaran 12:46.
“20 Ia mempertahankan
semua tulangnya, tidak satu pun dari mereka
dipatahkan.”
Ø Dan Yohanes 19:37 berkata, “37 …‘Mereka akan memandang Dia yang telah mereka
tikam.’ Sekali lagi
itu berasal dari kitab Zakharia 12:10.
“10 Dan Aku
akan mencurahkan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, roh pengasihan
dan roh permohonan; dan mereka akan memandang Aku
yang telah mereka tikam dan mereka akan
meratapi Dia seperti orang meratapi anak tunggalnya, dan akan mengalami kegetiran karenaNya, seperti orang yang dalam kegetiran karena anak sulungnya
Jadi semua ini dikutip
dari Perjanjian Lama dan digenapi dalam Yesus Kristus. Jadi
Yesus percaya dalam autoritas mutlak dan kebenaran Perjanjian
Lama, dan itulah mengapa dalam beberapa kasus kita akan memakai beberapa ayat
dari Perjanjian Lama.
Now let's notice what the purpose of the Word of God is, the lone purpose,
the only purpose of studying the Bible is to find Jesus, and develop a personal
relationship with Him. Jesus said that, “You study the Scriptures because you think
in them you have eternal life and they are they which testify of Me” We do not come to the Bible merely to
understand something, but to know Someone. We do not search the Scriptures to be
informed, but rather to be transformed. We do not go to the
Bible to learn facts, but we go to the Bible to become acquainted with the
Person to whom those facts point. The purpose of the Bible is not to gain
information, but to gain salvation. The purpose of the Bible study is to know the
Who and not only the what.
Nah, mari simak apa tujuan dari Firman Allah, tujuan
tunggalnya, tujuan satu-satunya mempelajari Alkitab ialah untuk menemukan Yesus
dan mengembangkan suatu hubungan pribadi denganNya. Yesus berkata bahwa, “39 Kamu
menyelidiki kitab-kitab
suci sebab
kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi kesaksian
tentang Aku.” (Yohanes 5:39). Kita tidak datang ke Alkitab
sekadar untuk mengerti sesuatu, tetapi untuk mengenal Seseorang. Kita tidak menyelidiki Kitab Suci
untuk mendapatkan informasi, melainkan untuk
ditransformasi, Kita tidak pergi ke Alkitab untuk mempelajari
fakta, tetapi kita ke Alkitab untuk menjadi akrab dengan Pribadi yang
ditunjukkan oleh fakta itu. Tujuan
Alkitab bukanlah untuk mendapatkan informasi melainkan untuk mendapatkan keselamatan.
Tujuan mempelajari Alkitab ialah untuk mengenal Siapa dan bukan hanya apa.
Jesus is the Word in Person. It says “In the beginning
was the Word; the Word was with God, and the Word was God” So Jesus is the Word in Person. But the Bible is a
description of Jesus in written form. We come to know Jesus in absentia,
that means we come to know Jesus even though He is not here personally with us.
And we come to know Him through the Bible which contains the love letters He
has left for us in His holy Word. Love letters are composed of words. But words
reveal the writer's love. So the Bible is composed of words, but the purpose
of those words is for us to come to know and love the Person whom the words
describe. In a certain sense, the words of the Bible describe the heart
of Jesus, His feelings, His thoughts, and His emotions. So the words of the
Bible reveal the heart of Jesus to us, His deepest feelings, thoughts, and
emotions.
You know I was one day storing some things
in a closet at home, and I saw a box there, a good size box, and I said, “I
wonder what's in this box.” So I took out the box and believe it or not, there my wife had kept all of the love
letters that I sent her when we were dating. Oh, that was a real feast. I never realized I had said any of those things,
and yet they were words. But what did the words reveal? The words revealed the
love that came from the heart.
And so the Bible is Jesus in written form. The purpose of the Bible is for
us to come to know the Person who is revealed in the Bible.
Yesus adalah Firman itu dalam
bentuk Pribadi.
Dikatakan, “1 Pada mulanya
adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1). Jadi Yesus
adalah Firman dalam bentuk Pribadi. Tetapi Alkitab adalah deskripsi Yesus dalam
bentuk tertulis. Kita bisa mengenal Yesus in absentia, artinya kita bisa mengenal Yesus walaupun
Dia tidak di sini secara Pribadi bersama dengan kita. Dan kita bisa mengenalNya
melalui Alkitab yang berisikan surat-surat cinta yang telah Dia tinggalkan bagi
kita dalam Kitab SuciNya. Surat-surat cinta terbuat dari kata-kata, tetapi
kata-kata menyatakan cinta si penulis. Jadi Alkitab terbuat dari kata-kata,
tetapi tujuan kata-kata ini ialah agar
kita bisa mengenal dan mencintai Pribadi yang digambarkan oleh kata-kata itu.
Dalam pengertian tertentu, kata-kata Alkitab menggambarkan hati Yesus,
perasaanNya, pikiranNya, dan emosiNya. Jadi kata-kata Alkitab menyatakan hati
Yesus kepada kita, perasaanNya, pikiranNya, dan emosiNya yang paling dalam.
Kalian tahu,
suatu hari saya sedang menyimpan beberapa barang dalam lemari di rumah dan saya
melihat ada sebuah kotak di sana, lumayan besarnya, dan saya berkata,
“Kira-kira apa yang ada di dalam kotak ini.” Jadi saya keluarkan kotak tersebut
dan percaya atau tidak, di sana istri saya menyimpan semua surat cinta yang
saya kirimkan padanya ketika kami pacaran. Nah, itu temuan yang menyenangkan.
Saya tidak menyadari saya pernah mengatakan semua itu, namun itu benar
kata-kata saya. Tetapi kata-kata itu menyatakan apa? Kata-kata itu menyatakan
cinta yang datang dari hati.
Maka Alkitab adalah Yesus dalam bentuk tertulis. Tujuan
Alkitab ialah agar kita bisa mengenal Pribadi yang dinyatakan dalam Alkitab.
Now let's continue going and studying a little bit about the nature and
power of the Word of God. According to Jesus, the Word of God is powerful.
Why? Because it accomplishes what it promises. The Word is powerful because
It accomplishes what It promises. It enacts what it contains. God spoke the
Word and the world of chaos was filled and put in order. In the same way the
Word of God has within It the power to recreate our lives and put our lives in
order. Jesus spoke, just spoke, and He calmed the storm. He spoke and He cast
out demons. He spoke and He healed the sick. He even commanded the dead to
rise, and they came forth. When God speaks, His Word does what it says.
When God promises something, you can take Him at His Word.
Nah, mari kita lanjut dan mempelajari sedikit tentang
sifat alami dan kuasa Firman Allah. Menurut Yesus, Firman Allah itu berkuasa. Mengapa? Karena
Ia melakukan apa yang dijanjikan.
Firman itu berkuaa karena Ia melakukan apa yang dijanjikanNya. Dia mewujudkan apa yang
terkandung dalamNya. Allah mengucapkan Firman dan dunia yang berantakan
terisi dan ditata dengan teratur. Dengan cara yang sama Firman Allah memiliki
kuasa di dalamNya untuk menciptakan baru hidup kita dan menata hidup kita
secara teratur. Yesus bicara, hanya bicara, dan Dia menenangkan badai. Dia
bicara dan Dia mengeluarkan setan. Dia bicara dan Dia menyembuhkan yang sakit.
Dia bahkan memerintahkan yang mati untuk bangkit, dan mereka keluar dari kubur.
Ketika Allah bicara, FirmanNya
melakukan apa yang dikatakan. Ketika Allah menjanjikan sesuatu,
kita bisa memegang janjiNya itu.
Now let's go to Isaiah 55:10 and 11 where we find this principle already
enunciated in the Old Testament. Isaiah 55:10 and 11. I think these verses are
well known, it says, “10 For as
the rain comes down, and the snow from heaven, and do not return there but
water the earth, and make it bring forth and bud that it may give seed to the
sower and bread to the eater,…” now comes the comparison, “…11 so shall My word be that goes forth from My mouth; it shall not
return to Me void…” in other words, empty, like it doesn't
accomplish what the word says “…it shall not return to Me void but
it shall accomplish what I please. And it shall prosper in the thing for which I sent
it.”
So we can take it to the bank. That's why Ellen White constantly tells us
that we're supposed to claim the promises of God, because when God promises
something ~ of course they're conditional, but when we meet the conditions ~
the Word performs what the Word says.
Nah, mari ke Yesaya 55:10-11 di mana kita temukan prinsip
ini sudah dikatakan di Perjanjian Lama. Yesaya 55:10-11, saya rasa ayat-ayat
ini sudah sangat dikenal, dikatakan, “…10 Sebab
seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, dan membuatnya
memberikan hasil dan bertunas, agar itu boleh memberikan
benih kepada orang yang menabur dan roti
kepada orang yang makan,…” sekarang diberikan
perbandingannya, “…11 seperti itulah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku, Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia…” dengan kata lain,
kosong, seperti dia tidak melakukan apa yang dikatakan Firman itu, “…Ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi Ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan
berhasil dalam melakukan apa yang Kusuruhkan
kepadaNya.”
Jadi kita bisa mengandalkanNya. Itulah
mengapa Ellen White selalu memberitahu kita bahwa kita harus mengklaim
janji-janji Allah, karena bila Allah menjanjikan sesuatu ~ tentu saja ada
syaratnya, tetapi bila kita memenuhi syarat-syaratnya ~ Firman Allah melakukan
apa yang dikatakan.
The Word of God gives a person the power to overcome temptation, that is to
say, Scripture gives a person the power of attorney. Jesus overcame Satan's
temptations by quoting the
Word of God. Notice how powerful the Word was that
Jesus overcame temptation by quoting the Word of God. But beware, Satan is able
to quote Scripture as well, but he takes it out of context, adds to it,
subtracts from it, and gives it an unexpected twist.
Firman Allah memberi manusia kuasa untuk mengalahkan
godaan, dengan kata lain Kitab Suci memberi kita surat kuasa untuk mengambil
tindakan. Yesus telah mengalahkan godaan Setan dengan mengutip Firman Allah.
Simak betapa berkuasanya Firman itu sehingga Yesus bisa mengalahkan godaan
dengan mengutip Firman Allah. Tetapi waspadalah, Setan juga bisa mengutip
Firman Allah, tetapi dia membawanya keluar dari konteks, menambahinya,
menguranginya, dan memelintirnya tanpa disangka.
Jesus taught that the Word of God is like seed, when seed falls into fallow
ground, receive sunshine and rain, it germinates and produces fruit. And then
comes the comparison. In the same way when God plants the Word in the heart and
showers it with His Holy Spirit, and gives it the sunshine of Jesus, it
germinates and produces the fruit of the Holy Spirit in our lives. When the
Word is planted in our heart, we are able to overcome sin. How
frequently we fail to use this powerful weapon of the Word of God, and say to
Satan, “Yeah, what you say is pretty enticing but I live by every Word that
proceeds out of the mouth of God. Get thou behind me!”
Yesus mengajarkan bahwa Firman Allah itu seperti benih,
ketika benih itu jatuh ke tanah kosong, menerima sinar matahari dan hujan, dia
bertunas dan menghasilkan buah. Kemudian muncul perbandingannya. Dengan cara
yang sama ketika Allah menaburkan Firman di dalam hati, dan menghujaninya
dengan Roh KudusNya, dan memberinya sinar matahari dari Yesus, dia bertunas dan
menghasilkan buah dari Roh Kudus dalam hidup kita. Ketika Firman ditanamkan di hati kita, kita sanggup
mengalahkan dosa. Betapa seringnya kita gagal menggunakan
senjata ampuh Firman Allah ini dan berkata kepada Setan, “Ya, apa yang kamu
katakan memang memikat, tetapi aku hidup oleh setiap
Firman yang keluar dari mulut Allah. Enyahlah dari aku!”
Now continuing, Jesus taught that the Word of God is food. As physical food
gives us temporal physical health and life, so spiritual food gives us spiritual health and spiritual life. Food on a plate may look
good and smell good but unless you put it in your mouth, chew it, and swallow
it, it will do you no good. It's like the Bible on the table, oh, the beautiful
Bible! How much good does that do to you? See, we have to open it, we have to
study it, we have to assimilate it.
Psalm 119:103 compares the Word of God to honey.
In Psalm 34:8 God says, taste and see that the Lord is good.
Lanjut, Yesus mengajarkan
bahwa Firman Allah itu makanan. Sebagaimana makanan fisik memberi kita
kesehatan fisik duniawi, maka makanan rohani memberi kita kesehatan rohani dan
kehidupan rohani. Makanan di atas piring boleh terlihat sedap dan tercium
sedap, tapi kecuali kita masukkan mulut dan mengunyahnya, dan menelannya, itu
tidak ada gunanya bagi kita. Seperti Alkitab yang di atas meja, oh, alangkah
indahnya Alkitab ini! Apa gunanya itu bagi kita? Lihat, kita harus membukanya,
mempelajarinya, kita harus mencernanya.
Mazmur 119:103 membandingkan Firman Allah dengan madu.
“103 Betapa manisnya kata-kata-Mu itu bagi seleraku, lebih manis daripada
madu di mulutku.”
Di Mazmur 34:8 Allah berkata, “Kecaplah dan
lihatlah betapa baiknya Tuhan.”
The Hebrew Word, the Bible is compared to a sword that penetrates, discerns
and cuts out sin. We're going to read Hebrews 4:12 and 13 in a moment. This
reminds us of Jesus who said that He had come not to bring peace but to bring a
sword. The speaking of the Word of God causes two opposite reactions in
listeners:
1. it can either soften the heart or
2. it can harden the heart.
Firman dalam bahasa Ibrani, Alkitab dibandingkan dengan
sebilah pedang yang menembus, menyelidik, dan memotong dosa.
Sebentar kita akan membaca di Ibrani 4:12-13. Ini mengingatkan kita tentang
Yesus yang berkata bahwa Dia datang bukan membawa damai melainkan pedang.
Berbicaranya Firman Allah menimbulkan dua reaksi yang berbeda pada pendengarnya:
1.
bisa melunakkan hati atau
2.
bisa mengeraskan hati.
Let's read Hebrews 4:12 and 13 where the Bible
is compared to a sword. This is an interesting sword because it's a
sword that
has eyes. See, the sword penetrates and the sword has eyes and it seeks
out the sin, it unmasks the sin, and then offers to cut out the sin.
Hebrews 4:12 and 13, “ 12 For the Word of God is living and powerful, and sharper than
any two-edged sword, piercing even to the division of soul and
Spirit…” in other words, that goes deep “…and of joints and marrow, and is a
discerner of the thoughts and intents of the heart…” See, when we read the Bible, study the
Bible, the Bible penetrates, and we're no longer searching the Scriptures, the
Scriptures are searching us. Verse 13, “…13 And
there is no creature hidden from His sight, but all things are naked and open to the eyes
of Him to whom we must give account.”
Mari baca Ibrani 4:12-13 di
mana Alkitab dibandingkan pedang.
Ini adalah pedang yang
menarik karena pedang ini punya
mata. Lihat, pedang itu bisa menembus sampai dalam, dan pedang
itu punya mata dan dia menyelidiki
dosa, membuka kedok dosa, kemudian menawarkan untuk memotong dosa itu.
Ibrani 4:12-13, “12
Sebab Firman Allah itu hidup dan berkuasa dan lebih tajam daripada pedang
bermata dua mana pun, ia menembus bahkan
sampai ke pemisahan jiwa dan roh…” dengan kata lain,
itu menembus sampai dalam, “…dan dari sendi-sendi
dan sumsum; dan adalah pengenal dari pikiran dan niat
hati…” Lihat, bila kita
membaca Alkitab, mempelajari Alkitab, Alkitab menebus dalam dan kita tidak lagi
menyelidiki Kitab Suci, Kitab Suci yang menyelidiki kita. Ayat 13, “…13
Dan tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari
pandangan-Nya tetapi segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mataNya,
kepada siapa kita harus memberikan
pertanggungjawaban.”
But Jesus spoke about the authority of the Word. He actually quoted the
Word of God. Every time He entered a controversy He quoted the Word of God. He had
many controversies with the scribes and Pharisees. He never said, “Well, you
know, rabbi so and so said this. Rabbi so and so said that. You know tradition
tells us this, tradition tells us that.” Jesus always quoted the Bible when He had
conflicts with the religious leaders of His day. And here you have
several examples.
v how did Jesus
face temptation? He said it is what? “It is written.”
v At the beginning
of His ministry, what did He do?
He opened the book of Isaiah, and He read
from Isaiah. He said this is the reason I’m here, to fulfill what the prophet
Isaiah wrote.
v You know in John
5:45-47 Jesus says, “Moses wrote
about Me.”
v In Mark chapter
7 you have the conflict over “corban” ( קָרְבָּן, qorbān ).
You know, the tradition that was passed
along by the religious leaders in Christ’s days, they said that a young person
could dedicate everything they had to the temple, and they could use all of
their possessions the rest of their lives. And so what many young people were
doing is they would say, when they saw their parents in great need and the
parents said, why don't you help us? They would say, “Sorry, it's ‘corban’,
it's been dedicated to the temple I can't help you.” And Jesus said you know,
“That is a violation of the commandment ‘Honor your
father and your mother’, you make of
none effect the commandment of God to honor your father and your mother by
following your tradition of ‘corban’.” He quoted from the Old Testament.
v When the
conflict came up over what is the greatest commandment in the Law.
Jesus quoted the Shema שָׁמַע [shâma‛], He said, you know, “30…You
shall love the Lord your God with all your heart, with all your soul, with all your mind, and
with all your strength…” and He says, “…31
The second is like it, you shall love your neighbour as yourself.” Once again He
went to Scripture.
Tetapi Yesus bicara tentang autoritas Firman. Dia malah
mengutip Firman Allah. Setiap kali dia terlibat dalam kontroversi, Dia mengutip
Firman Allah. Dia sudah menghadapi banyak kontroversi dengan para ahli Taurat
dan Farisi. Dia tidak pernah berkata, “Rabbi ini-itu berkata ini, Rabbi ini-itu
berkata itu, tradisi mengatakan begini, tradisi mengatakan begitu.” Yesus selalu mengutip Alkitab
bila Dia menghadapi konflik dengan para pemimpin rohani di zamanNya.
Dan di sini ada beberapa contoh:
v bagaimana Yesus menghadapi godaan? (Matius 4:3-10).
Dia berkata apa? “Ada tertulis.”
v Pada awal ministriNya, apa yang dilakukanNya?
Dia membuka kitab Yesaya dan Dia membaca dari Yesaya. Dia
berkata inilah alasannya mengapa Aku ada di sini, yaitu untuk menggenapi apa
yang ditulis nabi Yesaya.
“16 Dan Ia datang ke Nazaret, di mana Ia dibesarkan, dan menurut
kebiasaan-Nya Ia masuk ke rumah ibadat pada hari Sabat, dan berdiri untuk membaca. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan
setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 ‘Roh
Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku
untuk menyembuhkan mereka yang berduka, untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang yang tertawan, dan kesembuhan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.19 Untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.’ 21
Lalu Ia memulai berkata kepada mereka,
kata-Nya: ‘Hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’…” (Lukas 4:16-21)
v Kalian tahu di Yohanes 5:45-47 Yesus berkata, “Musa menulis
tentang Aku.”
v Di Markus pasal 7 ada konflik mengenai “kurban” ( קָרְבָּן, qorbān ), tradisi yang diturunkan oleh
para pemimpin rohani di zaman Kristus.
Mereka mengatakan bahwa orang muda boleh mendedikasikan
segala miliknya kepada Bait Suci, dan dia boleh menggunakan semua hartanya
seumur hidupnya. Jadi apa yang dilakukan banyak orang muda ialah ketika
orangtua mereka sangat memerlukan bantuan dan berkata, mengapa kamu tidak mau
menolong kami? Mereka akan berkata, “Maaf, itu kurban. Itu sudah didedikasikan
ke Bait Suci, aku tidak bisa menolong kalian.” Dan Yesus berkata, “Kamu tahu,
itu adalah pelanggaran terhadap Perintah ‘Hormatilah ayahmu
dan ibumu’, kamu
mengabaikan Perintah Tuhan supaya menghormati ayah dan ibumu
dengan mengikuti tradisi ‘kurban’mu.” Yesus mengutip dari Perjanjian Lama.
v Ketika konflik muncul mengenai perintah terbesar dalam
Hukum, Yesus mengutip Shema שָׁמַע [shâma‛], (Ulangan 6:4-6)
"4 Dengarlah, hai Israel: TUHAN Allah
kita adalah satu TUHAN. 5 Dan kamu harus mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.’ 6 Dan kata kata ini yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini, haruslah ada
di dalam hatimu."
Yesus berkata, “30 ‘Engkau harus
mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu,
dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu…” dan Dia berkata, “…31 Dan yang kedua sama seperti itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Markus 12:30-31, Lukas 10:27, Matius 22:37-39). Sekali lagi Yesus merujuk Kitab Suci.
You find others
here.
v Conflict over
the Sabbath.
He used the
example of David eating the showbread and the priest working twice as much on
Sabbath.
v Matthew 19:4-6 Jesus says, “Haven't you
read as it was in the beginning that God joined male and female and they were
no longer two but one, and what God has joined together let men not put asunder.”
Once again He's
answering their attempted justification of divorce by quoting from the book of Genesis.
v Matthew 21:16,
when the children are seen when Jesus is entering triumphally into Jerusalem, you
know, the Pharisees are saying, “Tell those children to be quiet.”
Jesus says, “Haven't
you read in the Psalms, what it says about what children were to do?” So He's
quoting Scripture.
v When He cleansed
the temple, He
quotes the prophet Jeremiah.
v You know when in
the parable of vineyard workers,
once again He says
the stone that the builders rejected, He goes back to the Old Testament.
v Even in the
dispute over the resurrection, though the Sadducees did not believe in the
resurrection,
Jesus says, “Well,
haven't you read in Exodus (chapter 3), where it says that God is the God of Abraham,
Isaac, and Jacob? God isn't God of the dead, He's the God of the living.” He is
once again using Scripture.
v And on the road
to Emmaus,
it says that He began with Moses and all the prophets, He revealed it to
them in all the Scriptures the things concerning Himself.
v And even in the
upper room afterwards when He met the
disciples He said,
you know
everything that I have done and said was written in Moses, in the Prophets, in
the Psalms.
Kalian akan menemukan yang lain di sini:
v Konflik tentang Sabat (Matius 12:3-5).
“3 Tetapi Yesus berkata
kepada mereka, ‘Tidakkah kamu pernah membaca
apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang bersamanya, lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Bait Allah dan makan roti sajian yang tidak diperbolehkan Hukum untuk dimakan olehnya
maupun oleh mereka yang bersamanya, kecuali
oleh imam-imam? 5Atau belumkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bagaimana pada hari-hari Sabat, imam-imam di Bait Allah melanggar Sabat, namun tidak
bersalah?
Dia menggunakan Daud sebagai contoh, Daud makan roti
sajian dan imam yang bekerja dua kali lebih berat pada hari Sabat.
v Matius 19:4-6 Yesus berkata,
“4 Dan Dia menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Belum pernahkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia pada awal mulanya menjadikan mereka laki-laki
dan perempuan, 5 dan berkata, ‘Karena alasan inilah, seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan berpaut pada isterinya, dan mereka berdua akan menjadi satu daging. 6 Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.’…”
Sekali lagi Dia menjawab usaha mereka untuk membenarkan
perceraian dengan mengutip dari kitab Kejadian.
v Matius 21:16 ketika anak-anak muncul saat Yesus masuk ke
Yerusalem dielu-elukan, orang-orang Farisi berkata, “Suruh anak-anak itu diam.”
Yesus berkata, “Belum pernahkah kalian membaca di Mazmur
apa yang dikatakan tentang yang akan dilakukan anak-anak?” Jadi Yesus mengutip
Kitab Suci.
“2 Karena
musuh-musuh-Mu, dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang
menyusu Engkau telah menentukan kekuatan, agar Engkau bisa membungkam
si musuh dan si pembalas.” (Mazmur 8:2)
v Ketika Dia membersihkan Bait Suci (Matius 21:13), Dia
mengutip nabi Yeremia 7:11.
“11 Apakah di
matamu rumah ini, yang disebut dengan namaKu, menjadi
sarang penyamun? Lihatlah, bahkan Aku telah
melihatnya, kata TUHAN.”
v Ketika di perumpamaan para pekerja kebun anggur (Matius
21:33-46)
sekali lagi Dia berkata tentang batu yang ditolak tukang
batu, Dia kembali ke Perjanjian Lama.
“22 Batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utama.” (Mazmur 118:22)
v Bahkan dalam perselisihan tentang kebangkitan (Markus
12:24-27),
walaupun orang-orang Saduki tidak mempercaya kebangkitan,
Yesus berkata, “Nah, kalian belum pernah membaca di Keluaran pasal 3 di mana
dikatakan bahwa Allah adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub? Allah bukan Allah
orang mati, Dia Allah orang hidup.” Sekali lagi Yesus memakai Kitab Suci.
“6 Selain itu Ia berkata,
‘Aku yang sekarang adalah Allah leluhurmu ~ Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub.’” (Keluaran 3:6)
v Dan dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24:25-27)
Dikatakan bahwa Dia mulai dengan Musa dan semua nabi, Dia
menyatakan kepada mereka dari seluruh Kitab Suci, hal-hal mengenai Dirinya.
“27 Dan mulai
dari Musa dan semua Kitab Nabi-nabi, Dia menjelaskan
kepada mereka semua hal dalam Kitab Suci tentang DiriNya Sendiri.”
v Dan bahkan di dalam ruang atas
kemudian (Lukas 24:44-47)
ketika Dia bertemu dengan para murid, Dia berkata, segala
yang Aku lakukan dan atakan sudah tertulis di kitab-kitab Musa, para nabi, dan
Mazmur.
“44Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Inilah
perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan
kamu, bahwa semuanya harus digenapi, yang tertulis dalam kitab Hukum
Musa dan
kitab nabi-nabi dan
kitab Mazmur tentang Aku.
So every time that Jesus entered a controversy He employed Scripture as His
authority.
Jadi setiap kali Yesus terlibat dalam kontroversi Dia
memakai Kitab Suci sebagai autoritasNya.
In contrast ~ we’re
at the middle of page 23 ~ the rabbis were constantly wondering and asking
where Jesus got His authority from, because He had not studied in their educational
institutions, and you can read the verses there in parentheses there (Matthew 13:53-57; John 7:15; 21-24; 44, 45). The
authority of Jesus resided in His use of Scripture to settle every
conflict. On the other hand, the rabbis depended on the traditions that had
been handed down from generation to generation. In conclusion Jesus
never quoted the religious leaders of His day, in fact Jesus condemned human traditions and
opinions which contradicted the Word of God.
Sebagai perbandingan ~ kita di bagian tengah hal. 23 ~
para rabbi senantiasa mereka-reka dan bertanya dari mana Yesus menerima
autoritasNya, karena Dia tidak pernah sekolah di institusi pendidikan
mereka. Kalian bisa membaca ayat-ayat ini yang di dalam kurung (Matius 13:53-57; Yohanes 7:15; 21-24; 44, 45). Autoritas
Yesus ada pada pemakaian Kitab
Suci untuk menyelesaikan setiap konflik. Di pihak lain, para rabbi bergantung pada
tradisi-tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Kesimpulan,
Yesus tidak pernah mengutip para pemimpin rohani di zamanNa, bahkan Yesus menyalahkan tradisi dan
opini manusia yang bertentangan dengan Firman Allah.
Now here's an interesting little detail. The
apostles understood the power of the Word in their missionary task. The word “Word” appears 40 times in the book of Acts with
expressions such as these:
ü They gladly received the Word,
ü they heard the Word, and believed,
ü with all boldness, they spoke the Word,
ü the ministry of the Word,
ü the Word of God increased,
ü they preached the Word,
all of these are
expressions, 40 times in the book of Acts, it underlines and emphasizes the
importance of the Word of God. Clearly the apostles had learned from Jesus the
importance of studying and preaching the Word of God.
Nah, ini ada
detail yang menarik. Para rasul memahami kuasa Firman dalam tugas ministri
mereka. Kata “Firman” muncul 40 kali di kitab Kisah dalam ungkapan-ungkapan
sbb.:
ü Menerima Firman dengan
sukacita (Kisah 2:41)
ü Mereka mendengar Firman dan
percaya (Kisah 13:48)
ü Dengan keberanian mereka
menyampaikan Firman (Kisah 4:31)
ü Ministri Firman (Kisah 15:35)
ü Firman Allah semakin meluas
(Kisah 6:7)
ü Mereka menyampaikan Firman
(Kisah 8:25)
Semua ini adalah ungkapan-ungkapan, 40 kali di kitab
Kisah, ini menggarisbawahi dan menekankan pentingnya Firman Allah. Jelaslah
bahwa para rasul telah belajar dari Yesus pentingnya mempelajari dan
mengkhotbahkan Firman Allah.
Now the next section is really important.
It deals with the parable of the sower. You remember the parable of the sower
in Matthew chapter 13? There are four kinds of soils in that parable which
represent four different kinds of hearts. Let's notice the symbols in the
parable of the sower.
1. first of all you have the field where the
seed is planted.
What does the
field represent? Matthew 13:38 tells us that the field represents the world.
2. who is the sower? (Matthew 13:37).
You have all of
these explanations in parentheses. Who is the sower that sows the seed? It's
Jesus.
3. what does the good seed represent? (Luke 8:11; 1 Peter 1:23)
The good seed
represents the Word of God.
Nah, bagian
berikutnya benar-benar penting. Ini berkaitan dengan perumpamaan si penabur.
Kalian ingat perumpamaan si penabur di Matius pasal 13? Ada 4 jenis tanah di
perumpamaan tersebut yang mewakili 4 jenis hati yang berbeda. Mari kita simak
simbol-simbolnya di perumpamaan si penabur.
1. Pertama, ada tanahnya di mana benih itu ditanamkan.
Tanah itu melambangkan apa? Matius 13:38 memberitahu kita
bahwa tanah itu melambangkan dunia.
2. Penaburnya siapa? (Matius 13:37)
Semua penjelasannya ada dalam kurung. Siapakah si penabur
yang menabur benih? Itu Yesus.
3. Benih yang baik melambangkan apa? (Lukas 8:11, 1 Petrus
1:23).
Benih yang baik mewakili Firman Allah.
And then you have four kinds of soil which
represent four different responses to the Word of God.
1. the first is the seed that fell by the
wayside. (Luke 8:12)
What does that
mean the seed that fell by the wayside? If I threw some seed here on this carpet, what would happen? Nothing. The seed
would eventually cease to exist. This represents the seed that falls upon people
whose heart is so hardened, that there's no response whatsoever. And you'll
notice, I have here some examples:
ü Felix ~ you find the story there in Acts 24:25
ü Agrippa ~ you remember the experience of the apostle Paul (Acts 26:27-28)
ü the Jewish leadership in the times of Christ (Acts 7:54, 57)
ü and 2 Thessalonians 2:9-12 speaks about those who did not receive the level
of truth and therefore they believe the
lie,
ü and then the end time wicked generation.
The seed will
fall in vain. So that's the seed by the way side. And you notice there are lots
of verses here, you know, I repeat once again if we read all these verses we
would have to dedicate three or four sessions just to this one lesson. But I want
you to have the verses, so that you can then go back and make sure that you
read them. Don't just file this away, say “Well, that was a good class,” and
file away the study notes. Take time to go through them and read all of the
verses.
2. Then you have the seed that falls on stony
ground. (Luke 8:6, Matthew 13:5-6, 21, Matthew 10:34-39, Mark 10:28-31).
These are the emotional
believers, these are the superficial believers. The seed is planted, it begins
to grow, but there's no depth of soil and therefore when the sun beats down,
which represents when tribulations come, the people who are really pumped up
and excited about the truth, they fall away. Those are the stony ground hearers.
3. And then you have the seed that fell among
thorns. (Mark 4:19, Luke 8:14, Matthew 6:25, 19:16-21, 1 Timothy 6:9-10, 1 John
2:15-17)
And Jesus
explained what this means. It means that the cares of this world, the
deceitfulness of riches, and the pleasures of this life, kill the seed, so that
it cannot germinate, and if it germinates it kills the plant.
4. And then of course you have the seed that
falls on good soil. (Luke 8:15, Galatians 5:22-23, John 14:23, James 1:22-24,
Acts 10:33)
That's a seed
that falls upon hearts that are open to the truth, that are sincere, that are
seeking for the truth and are willing to obey the truth.
And so Jesus
spoke about four different reactions to the Word of God. The good soil of
course is you know, spoken of in Galatians 5:22-23 where it speaks about those
who have the fruit of the Spirit in their lives. Jesus made it very clear that
it's the
doers of the Word that will be saved.
Kemudian ada
4 jenis tanah yang melambangkan 4 jenis respon orang kepada Firman Allah.
1. Yang pertama adalah benih yang jatuh di pinggir jalan
(Lukas 8:12).
Apa maksudnya benih yang jatuh di pinggir jalan? Andai
saya melemparkan beberapa benih di sini di atas karpet ini, apa yang akan
terjadi? Tidak terjadi apa-apa. Benih itu akhirnya akan berhenti
eksis. Ini melambangkan benih yang jatuh di atas orang-orang yang hatinya sudah
begitu keras sehingga tidak ada respons apa pun. Dan kalian akan melihat saya
memberikan beberapa contoh di sini:
ü Felix ~ kalian menemukan
kisahnya di Kisah 24:25.
“25 Dan ketika
Paulus menjelaskan tentang kebenaran,
penguasaan diri, dan penghakiman yang akan datang, Feliks gemetar dan menjawab, ‘Kali ini pergilah, apabila aku punya waktu yang lebih sesuai, aku akan memanggil engkau datang.’…”
ü Agrippa ~ kalian ingat pengalaman rasul Paulus (Kisah 26:27-28).
“28 Lalu
Agripa berkata kepada Paulus, ‘Hampir saja
kauyakinkan aku menjadi seorang Kristen.’”
ü Para pemimpin rohani bangsa Yahudi di zaman Kristus (Kisah
7:54, 57)
“54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu
mendengar hal-hal itu, hati mereka sangat sakit, dan mereka menggertakkan gigi kepadanya. 57 Lalu mereka
berteriak dengan suara nyaring, dan menutup
telinga mereka, dan secara serentak menyerbu
dia.
ü Dan 2 Tesalonika 2:9-12 bicara tentang mereka yang tidak
menerima kebenaran dan oleh karena itu mereka mempercayai dusta.
“9 Kedatangan si pelanggar
hukum itu sesuai pekerjaan Setan, dengan
segala kuasa, tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban
bohong, 10dengan segala
penyesatan yang tidak benar di antara orang-orang
yang harus binasa karena mereka tidak menerima
cinta pada kebenaran, agar mereka boleh diselamatkan.11Dan itulah
sebabnya Allah akan mengirimi mereka khayalan
palsu yang kuat, agar mereka akan mempercayai dusta tersebut 12 supaya mereka
semua akan dihukum, yang tidak percaya
kebenaran melainkan yang menyukai ketidakbenaran.”
ü Kemudian generasi akhir zaman
yang jahat.
Benih itu jatuh sia-sia. Jadi itulah benih yang jatuh di
pinggir jalan. Dan kalian lihat ada banyak ayat di sini, saya ulangi jika kita
membaca semua ayat ini kita harus mendedikasikan 3-4 sesi hanya untuk 1
pelajaran ini. Tetapi saya ingin kalian punya ayat-ayat itu supaya kalian bisa
kembali kemari dan memastikan kalian membacanya. Jangan hanya menyimpan arsip
ini dan berkata, “Nah, itu adalah kelas yang bagus” lalu menyimpan makalahnya.
Luangkan waktu untuk mempelajari mereka dan bacalah semua ayatnya.
2. Kemudian ada benih yang jatuh di atas tanah berbatu. (Lukas
8:6, Matius 13:5-6, 21, Matius 10:34-39, Markus 10:28-31).
Ini adalah orang-orang percaya yang emosional,
orang-orang percaya yang dangkal. Benihnya sudah ditanamkan dan mulai tumbuh
tetapi tanahnya tipis sehingga ketika matahari bersinar terik yang melambangkan
datangnya kesukaran, orang-orang yang tadinya bersemangat menggebu-gebu
mengenai kebenaran, mereka jatuh. Itulah para pendengar tanah berbatu.
3. Kemudian ada benih yang jatuh di antara duri-duri. (Markus
4:19, Lukas 8:14, Matius 6:25, 19:16-21, 1 Timotius 6:9-10, 1 Yohanes 2:15-17).
Dan Yesus menjelaskan apa artinya. Artinya
masalah-masalah dunia ini, penyesatan kekayaan, dan kesenangan duniawi,
membunuh benih itu sehingga dia tidak bisa tumbuh, dan kalaupun dia tumbuh,
mereka membunuh tanamannya.
4. Dan tentu saja ada benih yang jatuh di atas tanah yang
subur. (Lukas 8:15, Galatia 5:22-23, Yohanes 14:23, Yakobus 1:22-24, Kisah
10:33).
Inilah benih yang jatuh di atas hati yang terbuka
menerima kebenaran, yang tulus, yang mencari kebenaran dan rela mematuhi
kebenaran.
Maka Yesus bicara tentang empat macam reaksi kepada
Firman Allah. Tanah yang subur tentunya kalian tahu yang disebutkan di Galatia
5:22-23 di mana dikatakan mereka yang memiliki buah Roh dalam hidup mereka.
Yesus membuatnya sangat jelas bahwa pelaku
Firman-lah yang akan diselamatkan.
Now here's the good news. The soil of the heart can be changed. What
kind of soil did Saul of Tarsus have, for example? He was a nasty character. You
know, you read his own description in Acts chapter 26. You know he actually killed
many Christians and led many Christians to prison. And yet what happened to him
on the road to Damascus, he met Jesus and
he didn't kick against the pricks anymore. His heart was transformed and
he became the great apostle Paul.
And so we need to know that a hard heart doesn't have to remain a hard
heart, a heart that has stony ground doesn't have to remain that way. A heart
that is planted among the thorns doesn't have to remain that way. There is
power in the Word to change the heart. (Acts 26:9-11, Ezekiel 36:26-27)
Nah, ini kabar baiknya. Tanah hati bisa diubah. Tanah jenis apa
yang dimiliki Saulus dari Tarsus, misalnya? Dia orang yang tidak baik. Kalian
tahu, kalian membaca deskripsi dirinya di Kisah pasal 26. Kalian tahu dia
benar-benar membunuh banyak orang Kristen dan menjebloskan banyak
orang Kristen ke penjara. Namun apa yang terjadi padanya dalam perjalanan ke
Damaskus, dia bertemu Yesus dan dia tidak memberontak lagi. Hatinya diubahkan
dan dia menjadi rasul hebat Paulus. (Kisah
26:9-11).
“9 Benar, dulu aku sendiri berpikir,
aku harus melakukan banyak hal untuk menentang nama Yesus dari
Nazaret. 10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem, dan banyak orang kudus aku masukkan ke dalam
penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala; dan ketika mereka dihukum mati, aku ikut memberikan suara untuk kematian mereka.
11 Dan di setiap sinagog [rumah
ibadat] aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka
untuk menghujat dan dalam amarah yang
meluap-luap terhadap mereka, aku mengejar
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.”
Maka kita perlu tahu bahwa hati yang keras tidak harus
tetap keras, hati tanah yang berbatu tidak usah tetap demikian. Hati yang ada
di antara duri-duri tidak harus tetap demikian. Ada kuasa dalam Firman untuk mengubah hati.
(Yehezkiel 36:26-27)
“26 Hati yang baru juga akan Aku berikan kamu, dan Roh yang baru akan Aku tempatkan di dalam kamu; dan Aku akan mengeluarkan hatimu yang dari batu dari dagingmu,
dan Aku akan memberi kamu hati dari daging. 27 Dan Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam dirimu, dan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku, dan kamu akan memelihara
peraturan-peraturan-Ku dan melakukan mereka.”
Now let's notice
a few principles for the study of the Word of God, this is probably the most
important section of this lesson is, you know what principles do we apply when
we study God's Word? We must come to the Bible with the heart
of a what? Of a child. Jesus said that we should become like children. He's
not saying we should be childish. We should be childlike. In what sense should
we be childlike? You know if you tell a child, you tell a story about, you
know, the flood, does a child say, “Now is it really scientifically possible
that the world could be filled with water?” Or you're talking about Jesus being
born of a virgin. “Now has that ever happened? Do you really believe that?” Is
that the way children react when you tell them the stories? No! They have this
simplicity you know, they drink it in, they're not questioning whether it's
scientifically feasible, whether it can be done or can't be done. That's the
kind of faith that Jesus tells us that we're supposed to have.
In fact Ellen
White has a statement where she says that those who try to explain away
creation by saying that, you know, the world came into existence over millions
and millions of years, yeah God might have intervened here and there in the
process, she says, they have lost the simplicity of faith. That's her
expression. They have lost the simplicity of faith, simply coming to the Bible,
you know.
It's a settled
issue with me, folks, that I believe what this Book says, even when it appears illogical, when it appears scientifically
impossible. This trumps that. It's settled in my mind, and it has to be settled
in your mind too. We have to be absolutely certain that this Book is accurate in what it teaches. So we
must come
to the Bible with the heart of a child that is willing and eager to learn. We
must set aside all preconceived biases and ideas, and be willing to be taught. In fact Jesus
said ~ the reference is there in parentheses ~
that he who would do His will, will know whether the teaching is from
God or not. (Yohanes 7:17). If you have the will that you're going to follow
what Jesus says, then He is going to reveal His truth to you. So that's the
first principle.
Sekarang mari kita simak beberapa prinsip dalam
mempelajari Firman Allah. Ini mungkin bagian yang paling penting dari pelajaran
ini. Kalian tahu prinsip apa yang kita pakai ketika kita mempelajari Firman
Allah? Kita harus datang kepada
Alkitab dengan hati yang bagaimana? Hati seorang anak kecil. Yesus berkata bahwa
kita harus seperti anak-anak. Dia tidak mengatakan kita harus menjadi
kekanak-kanakan. Kita harus seperti anak-anak. Dalam hal apa kita harus seperti
anak-anak? Kalian tahu, jika kita memberitahu seorang anak kecil, kita
menceritakan tentang air bah, apakah anak kecil itu berkata, “Nah, apakah itu
mungkin secara saintifik dunia bisa ditutupi air?” Atau jika kita bicara
tentang Yesus yang lahir dari seorang perawan. “Apakah itu pernah terjadi?
Apakah Anda mempercayai itu?” Seperti itukah anak-anak bereaksi ketika kita
menceritakan sesuatu kepada mereka? Tidak! Mereka memiliki kesederhanaan
pikiran, mereka menelannya mentah-mentah, mereka tidak bertanya
apakah itu mungkin secara saintifik, apakah it bisa dilakukan atau tidak. Iman seperti itulah
kata Yesus yang harus kita
miliki.
Bahkan ada pernyataan dari Ellen White di mana dia
berkata bahwa mereka yang berusaha menjelaskan Penciptaan dunia dengan
mengatakan bahwa dunia ini eksis setelah berjuta-juta-juta tahun, iya Allah
mungkin mengintervensi di sana-sini selama prosesnya, kata Ellen White, mereka
telah kehilangan kesederhanaan iman. Itulah ungkapan yang dipakainya. Mereka
telah kehilangan kesederhaan iman, semata-mata datang kepada Alkitab.
Bagi saya itu isu yang sudah pasti, Saudara-saudara. Saya
meyakini apa yang dikatakan Buku ini (Alkitab), walaupun saat seolah-olah tidak masuk
akal, saat tampak mustahil secara saintifik. Ini (Alkitab) mengalahkan itu. Di
pikiran saya itu sudah pasti, dan itu harus pasti juga di pikiran kalian. Kita
harus benar-benar yakin bahwa Buku ini (Alkitab) itu akurat dalam apa yang diajarkannya.
Maka kita harus datang ke Alkitab
dengan hati seorang anak kecil yang rela dan ingin sekali belajar.
Kita harus mengesampingkan semua bias dan konsep yang sudah terbentuk dalam
pikiran, dan bersedia diajar.
Bahkan Yesus berkata ~ referensinya ada dalam kurung ~ bahwa dia yang mau melakukan kehendakNya,
akan tahu apakah ajaran itu berasal dari Allah atau bukan. (Yohanes 7:17).
“17 Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan
mengenali doktrin itu, apakah itu berasal dari Allah atau apakah Aku berbicara dari diriKu sendiri.
Jika kita punya kemauan untuk mengikuti apa kata Yesus,
maka Dia akan menyatakan kebenaranNya kepada kita. Jadi inilah prinsip pertama.
The second principle is that we must search for the truth of
God in the Scriptures with all diligence. Jesus did not say, “Read the
Scriptures”, Jesus didn't say, “Read the Bible in a year”. There's nothing
wrong with that, it's okay to read the Bible in a year. My dad before his death
had read the Bible 43 times. He just sat and he read it in a different version
every time. So Jesus is telling us search the Scriptures, try and find the truth
in the Scriptures. So we must search for the truth in the Scriptures with all
diligence, and when we have found the truth, we must be willing to give up all
to embrace the truth. That's the second principle: search, study, dedicate time.
Prinsip kedua ialah kita harus mencari
kebenaran Allah dalam Kitab Suci dengan rajin. Yesus tidak berkata, “Bacalah
Kitab Suci”, Yesus tidak berkata, “Baca Kitab Suci dalam satu tahun”. Tidak ada
salahnya dengan itu, oke-oke saja membaca Alkitab dalam satu tahun. Ayah saya
sebelum kematiannya telah membaca Alkitab 43 kali. Dia duduk saja dan dia
membacanya dari versi yang berbeda setiap kali. Jadi Yesus mengatakan kepada
kita untuk mencari dalam Kitab
Suci, berusaha untuk menemukan kebenaran dalam Kitab Suci. Jadi
kita harus mencari kebenaran dalam Kitab Suci dengan sungguh-sungguh, dan
ketika kita sudah menemukan kebenarannya, kita harus bersedia meninggalkan
semua untuk menerima kebenaran tersebut. Itulah prinsip kedua: mencari, mempelajari, mendedikasikan
waktu.
The third principle is that we must secure the aid of
the Holy Spirit in the study of God's Word. Why must we have that
experience of asking for the presence of the Holy Spirit when we study the Word?
Well, it's very simple. Who inspired the Word of God? The Holy Spirit inspired the Word of
God. So who is the only One who was able to explain the Word of God?
Well, it would have to be the One who wrote it, is the one ~ well, not wrote it, but the One who inspired it for the Bible
writers to write it. You know He pretty well knows what each verse means, and
for that reason in our Bible study we should ask for the guidance of the Holy
Spirit. The Bible was given by the Holy Spirit and only He can explain it. “Spiritual things are spiritually discerned”, that's 1 Corinthians 2:14. To be physically strong we not only need food, but we also need water.
What does the food represent? The Word of God. What does the water represent?
The Holy Spirit, that's right. And you can find that in John 7:37-39 and 1
Corinthians 12:13.
Prinsip yang
ketiga ialah kita
harus mendapatkan bantuan Roh Kudus
dalam mempelajari Firman Allah. Mengapa kita harus punya
pengalaman minta kehadiran Roh Kudus ketika kita mempelajari Firman? Nah, mudah
sekali. Siapa yang mengilhami penulisan Firman Allah? Roh Kudus mengilhami penulisan Firman Allah.
Jadi siapa satu-satunya yang bisa menjelaskan Firman Allah? Nah, tentunya
haruslah Dia yang mengilhami para penulis Alkitab itu untuk menulisnya. Kalian
tahu, Dia sangat tahu apa makna setiap
ayat, dan karena itulah dalam mempelajari Alkitab, kita harus minta
bimbingan Roh Kudus. Alkitab diberikan oleh Roh Kudus dan hanya Dia yang bisa menjelaskannya. “Hal-hal spiritual harus dimengerti secara
spiritual, itu 1 Korintus 2:14. Agar kita menjadi kuat seara fisik,
kita bukan saja memerlukan makanan, tetapi kita juga membutuhkan air. Makanan melambangkan
apa? Firman Allah. Air melambangkan
apa? Roh Kudus, betul.
Dan kalian bisa mendapatkan itu di Yohanes 7:37-39.
“37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada hari besar puncak perayaan itu, Yesus berdiri
dan berseru, ‘Jika ada yang haus, baiklah ia
datang kepada-Ku dan minum.’ 38 Dia yang percaya dalam
Aku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci ‘Dari dalam perutnya akan mengalir sungai-sungai
air hidup.’…”
dan 1 Korintus 12:13
“13 Sebab oleh satu Roh kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh, apakah kita orang
Yahudi atau orang Yunani, apakah kita budak
atau orang merdeka; dan semua telah dibuat minum menjadi satu Roh.”
The final principle is perhaps the most difficult of all. You
know, we come to the Scriptures with the heart of a child, we search it with
all diligence, we plead for the aid of the Holy Spirit, but then comes the last
point. We must be willing to what? We must be willing to obey the Word of God as soon
as we hear it, and understand it. We are to obey instantly the Word of
God. Reminds me of Samuel where he said, “Speak Lord, for
Your servant heareth.” In other words,
the moment that we come to understand truth as it's found in Scripture, at that
very moment we must ask for the power of God to implement it into our lives. Jesus said in Luke 11:28, “28
… blessed are those who hear the Word of God,…” ah here's the key
“…who hear the Word of God and…” what? “…and keep it.’…”
Prinsip yang
terakhir mungkin
adalah yang paling sulit dari semuanya. Kita datang ke Kitab Suci dengan hati
seorang anak kecil, kita menyelidikinya dengan sungguh-sungguh, kita memohon
bantuan Roh Kudus, kemudian datang poin
terakhir. Kita harus bersedia berbuat apa? Kita harus bersedia mematuhi Firman Allah begitu kita mendengarnya
dan memahaminya. Kita harus segera mematuhi Firman Allah.
Mengingatkan saya akan Samuel di mana dia berkata, “Bicaralah, Tuhan,
karena hambaMu mendengar.” (1 Samuel 3:9). Dengan kata lain, saat kita tiba
pada pemahaman kebenaran sebagaimana itu terdapat di Kitab Suci, pada saat itu
juga kita harus minta kuasa Allah untuk mengimplementasikan itu ke dalam hidup
kita. Yesus berkata di Lukas 11:28, “28
…diberkatilah mereka yang mendengar
Firman Allah…” ah, inilah kuncinya, “…yang mendengar Firman Allah dan…” apa? “…dan
yang memeliharanya.’…”
Let's go to
Matthew 7:21-23 where we find the difference between the hearers and the doers. This is
applicable especially to the end time. Matthew 7:21, “21 Not everyone who says to
Me, ‘Lord, Lord,’…” by the way are these Christians, who are
saying this? Would they say “Lord” unless they were Christians? No. “… Not everyone who says to
Me, ‘Lord, Lord,’shall enter
the kingdom of heaven, but he who…” what? “…who does the
will of My Father in heaven…” and now notice verse 22, “…22 Many will say to Me in
that day, ‘Lord, Lord, have we not prophesied in Your
name,…” so were these individuals who profess to
be Christians? Yeah, they're doing it in the name of Jesus. “…Many will say to Me in that day, ‘Lord,
Lord, have we not prophesied in Your
name…” and what? “…cast out demons in Your name, and done many
wonders in Your name?’…” perform
miracles? “…23 And then I will declare to
them…” and some people say, well, you know,
they prophesied and cast out demons and performed miracles when their
relationship with Christ was correct. Later they went astray. But Jesus is
going to say here something very important. He says, “…23 And then I will declare to
them, ‘I never knew you…” even while they
were casting out demons and performing miracles and so on. “…‘I never knew you, depart from Me, you who
practice Lawlessness!’…” You know, that translation “practice
lawlessness” is actually only one word in Greek, it's the word ἀνομία [anomia]
which is translated in 1 John 3:4
“transgression of the Law”. So what
Jesus is really saying here is, “depart from Me, you who transgress the Law.” I
think that this would really have something to say to the Christian world today,
especially the religious leaders, who attempt to prove from the Bible wrongly that the day of
worship is Sunday.
Mari kita ke Matius 7:21-23 di
mana kita lihat perbedaan antara para pendengar dan para pelaku Firman. Ini
diaplikasikan terutama ke akhir masa. Matius 7:21, “21 Bukan setiap orang yang berseru
kepadaKu ‘Tuhan, Tuhan,’…” nah, apakah mereka
ini orang-orang Kristen, yang berkata demikian? Apakah mereka akan menyebut
“Tuhan” kecuali mereka orang Kristen? Tidak. “…21
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu ‘Tuhan, Tuhan,’ akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang…” apa? “…yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di Sorga…” Dan sekarang simak
ayat 22, “…22
Pada hari itu banyak orang akan
berseru kepada-Ku ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu,…” jadi apakah orang-orang
ini mengaku Kristen? Iya, mereka berbuat itu dalam nama Yesus. “…22 Pada hari itu banyak orang akan berseru kepada-Ku ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat dalam nama-Mu,…” dan apa? “…dan
mengusir setan dengan nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?’…” membuat keajaiban-keajaiban? “…23
Pada waktu itulah Aku akan menyatakan
kepada mereka,…” dan ada yang berkata, Nah, mereka bernubuat dan mengusir
Setan dan membuat mujizat ketika mereka punya hubungan yang baik dengan Kristus, kemudian mereka sesat. Tetapi di sini Yesus akan mengatakan sesuatu
yang sangat penting, Dia berkata “…23 Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku TIDAK PERNAH mengenal kamu! …” bahkan selagi mereka
sedang mengusir setan dan membuat mujizat dan lain-lain, “…‘Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah
dari Aku, kamu sekalian yang mempraktekkan
pelanggaran Hukum!’…” Kalian tahu terjemahan “mempraktekkan pelanggaran Hukum
sebenarnya adalah satu kata dalam bahasa Greeka, yaitu kata ἀνομία
[anomia] yang di 1 Yohanes
3:4 diterjemahkan “melanggar Hukum”. Jadi apa yang sesungguhnya dikatakan Yesus
ialah, “…Enyahlah dari Aku, kamu
sekalian yang melanggar Hukum!’…” Menurut saya ini adalah teguran kepada dunia
Kristen hari ini, terutama kepada para pemimpin rohani, yang
berusaha membuktikan dari Alkitab dengan cara yang salah bahwa hari ibadah adalah hari Minggu.
You know, I was
just watching on television last night, a minister that was talking about the
rapture, you know, the rapture of the church, and the church isn't going to go
through the tribulation. Now that the war is going on between Russia and Ukraine,
the evangelicals have woken up, and they're starting to say, “See, we told you
that you know, Russia was going to be involved in prophecy. And that finally
what's going to happen is that Russia is going to come against Israel.” You
know, it's amazing how time and again the same thing happens over, and over,
and over again, and Christian leaders simply don't learn that that's not the
proper way of interpreting Bible prophecy. So there's going to be many counterfeit
Christians at the end of time, because they say, “Lord, Lord”, but they
don't do the will.
Kalian tahu, semalam saya menonton televisi, seorang
pendeta bicara tentang pengangkatan, kalian tahu, pengangkatan gereja, gereja
tidak akan mengalami Masa Kesukaran Besar. Karena sekarang perang sedang
terjadi antara Rusia dan Ukraina, para evangelis terbangun dan mereka mulai
berkata, “Lihat, kan kami sudah memberitahu kalian, Rusia itu ada di dalam nubuatan. Dan
pada akhirnya apa yang akan terjadi ialah Rusia akan menyerang Israel.” Kalian
tahu, mengherankan bagaimana bolak-balik hal yang sama terjadi berulang-ulang,
dan para pemimpin Kristen sama sekali tidak belajar bahwa itu bukanlah cara
yang benar menginterpretasi nubuatan Alkitab. Jadi akan ada banyak Kristen palsu pada akhir masa
karena mereka berkata, “Tuhan, Tuhan” tetapi mereka tidak melakukan
kehendakNya.
Now the question
is, what is the will of God? What is the will of the Father? Well, in 1 Thessalonians
4:3 it says that the will of God for us is sanctification. What is
sanctification? Sanctification
means to grow in holiness. The word “sanctify”. You know in English we have “sanctification”, it's
really the word “holiness”, the same word that has been translated
“holiness” in the New Testament, so the will of
God for us is sanctification.
Nah, pertanyaannya ialah, apakah kehendak Allah? Apa
kehendak Allah Bapa? Nah, di 1 Tesalonika 4:3 dikatakan bahwa kehendak Allah
bagi kita ialah pengudusan. Pengudusan itu apa? Pengudusan artinya bertumbuh
dalam kesucian, katanya ialah “kudus”. Kalian tahu dalam bahasa Inggris ada
kata “sanctification”,
itu sebenarnya adalah kata “kesucian”, kata yang sama yang telah diterjemahkan
“kesucian” di Perjanjian Baru, karena kehendak
Allah bagi kita ialah pengudusan.
Now what is the key in
performing the will of God and growing in sanctification? Let's go to
John 17:17, here's how sanctification comes about. God's will for us is sanctification.
How is an individual sanctified? It has to do with the Word of God. Notice John
17:17, Jesus spoke about the role of the Word in the process of sanctification.
This is what He said, “17 Sanctify
them…” it means make them holy “…Sanctify them by Your truth…” how does a person become sanctified? By the
truth. And where is the truth? “…Sanctify them by Your truth, Your Word is
truth.”
How important is
the Word in the process of growing in holiness, growing in sanctification? It
is the key, folks. It is eating, and through prayer drinking the life-giving
source for the growth in our Spiritual
expression with Jesus.
Nah, apakah kuncinya melakukan kehendak
Allah dan bertumbuh dalam pengudusan? Mari kita ke Yohanes
17:17, di sinilah bagaimana pengudusan terjadi. Kehendak Allah bagi kita adalah
pengudusan. Bagaimana seseorang dikuduskan? Itu berkaitan dengan Firman Allah.
Simak Yohanes 17:17, Yesus bicara tentang peranan Firman dalam proses
pengudusan. Inilah yang dikatakanNya, “17
Kuduskanlah mereka melalui
kebenaranMu;…” bagaimana seseorang dikuduskan? Melalui kebenaran. Dan di
mana ada kebenaran? “…17
Kuduskanlah mereka melalui
kebenaranMu; Firman-Mu adalah kebenaran.”
Seberapa pentingnyakah Firman itu dalam proses bertumbuh
dalam kesucian, bertumbuh dalam pengudusan? Itu kuncinya, Saudara-saudara. Itu
makan, dan melalui doa, minum dari sumber yang memberi hidup untuk pertumbuhan
dalam ekspresi kerohanian kita bersama Yesus.
Now let's notice
the final story that I have here in the study notes that brings all of this
together. And we begin by asking a question. Are there storms in our lives that
threaten to tear us down? Is it maybe divorce, family strife, drug problems, job
problems, alcohol, stress, depression, or disease? If we are willing to hear and obey the
Word of God, our lives will be built on the Rock and nothing shall destroy our
faith. That's God's promise. Now here's the story.
Sekarang mari kita simak kisah terakhir yang ada di
makalah yang menyimpulkan semua ini menjadi satu. Dan kita mulai dengan
mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah ada badai di hidup kita yang mengancam
untuk menjatuhkan kita? Barangkali itu perceraian, pertengkaran dalam keluarga,
masalah kecanduan, masalah pekerjaan, alkohol, stress, depresi, atau
penyakit? Jika kita bersedia mendengar dan
mematuhi Firman Allah, hidup kita akan dibangun di atas Batu Karang dan tidak
ada apa pun yang akan menghancurkan iman kita. Itulah janji
Allah. Nah, sekarang ini kisahnya.
A number of
years ago, a wealthy Englishman grew sick and died. When the day came for the
reading of his will and the distribution of the fortune that he had left, his favorite
daughter was bitterly disappointed. The father had designated in the will that
she was to receive the Bible and all that it contains. That's really something,
just leaving her the Bible, huh? Well, let's continue. Knowing that her father
was an ardent student of the Bible and that this book was near and dear to his
heart, she hid it away in an old trunk and went on living as before. “The
Bible, that's all he left me, a Bible? His favorite Bible, well, I’ll just keep
it here on the shelf, kind of as like a museum piece. As time passed adversity
seemed to dog her steps, ill health and
difficulty reduced her to poverty. Broken in heart and spirit, in desperation,
she sought a solution to her problems. After trying every other means available
to her, she turned to her father's Bible seeking the answer to her
difficulties. Imagine her surprise as she leafed through the long forgotten
book to find that between many of the pages of the Bible, her father had
secreted large bank of England notes. She had been wealthy all the time, and
had been unaware of her good fortune, because she had failed to realize what
her father had meant when he had given her “my Bible and all that it contains”.
I think that you understand the lesson, right?
Beberapa tahun yang lampau, seorang berkebangsaan Inggris
yang kaya, sakit dan mati. Ketika tiba hari pembacaan surat wasiatnya dan
pembagian harta yang ditinggalkannya, putri kesayangannya sangat kecewa.
Ayahnya telah menetapkan di dalam surat wasiat itu bahwa dia menerima Alkitab
dan semua isinya. Ini benar-benar keterlaluan, kok hanya mewariskan Alkitab?
Nah, mari kita lanjut. Mengetahui ayahnya seorang pelajar Alkitab yang rajin,
dan bahwa buku itu sangat disayanginya, putri ini menyimpannya di dalam sebuah
peti tua dan melanjutkan hidupnya seperti sebelumnya. “Alkitab, hanya itu yang
ditinggalkannya untukku, sebuah Alkitab? Alkitab favoritnya, nah, aku simpan saya
di sini di atas rak, seperti sebuah item museum. (Tadi di atas dikatakan
dimasukkan dalam peti tua?? Maklum yang cerita sudah tua,
hehehe). Dengan
berlalunya waktu putri ini mengalami banyak kesialan, penyakit dan kesulitan membuatnya jatuh
miskin. Patah hati dan semangat, dalam keputusasaan dia mencari solusi untuk
masalah-masalahnya. Setelah mencoba segala cara lain yang tersedia baginya, dia
berpaling ke Alkitab ayahnya, mencari jawaban untuk kesukaran-kesukarannya.
Bayangkan kagetnya saat dia membuka halaman-halaman Buku yang
lama terlupakan itu untuk menemukan di antara halaman-halaman Alkitab, ayahnya telah
menyembunyikan banyak uang kertas. Ternyata selama ini dia kaya, namun tidak
menyadari keberuntungannya karena dia gagal menyadari apa yang dimaksud ayahnya
ketika ayahnya memberinya “Alkitabku dan semua isinya”. Saya rasa
kalian menangkap pelajarannya, bukan?
Our heavenly Father
has left us great treasure in the pages of this wonderful Book. We may not be able to find banknotes
between the pages of the Bible, but we can find peace, joy, hope, faith, and
eternal life, by studying the Book. Priceless treasures, forgotten
riches, what greater treasure can man hope for. Many a millionaire would
exchange his or her fortune for these valuables.
Bapa kita yang di Surga telah mewariskan harta yang besar
di dalam halaman-halaman Buku yang luar biasa ini. Kita mungkin tidak menemukan
uang kertas di antara halaman-halaman Alkitab, tetapi kita bisa menemukan
kedamaian, sukacita, harapan, iman, dan hidup kekal dengan mempelajari Buku itu.
Harta yang tak ternilai, kekayaan yang terlupakan, harta apa yang lebih
besar yang bisa diharapkan manusia? Banyak jutawan mau menukar kekayaan mereka
dengan harta ini.
So we began with
the hidden treasure and we ended with the hidden treasure. There is in this Book hidden treasure. You know this Book is actually going to take us from here
to there. Let's turn in our Bibles to John 5:39-40 and then verses 45 to 47.
John chapter 5 and we'll begin with verse 39. Here Jesus is speaking to a group
of Jews and He says to them, “39 You search the Scriptures…” and notice what they were looking for in
Scripture it says there in verse 39 “…You search the Scriptures for in them you
think you have eternal life…” so why were they
studying the Scriptures? Because they thought that by studying the Scriptures
they could what? They could receive eternal life. But what were they rejecting?
The center of the Scriptures: Jesus. So they were studying the Scriptures
without Jesus. Do we have the danger of studying the Scriptures without Jesus?
I believe so.
“…You search the Scriptures for in them you think you have eternal life
and these are they which testify of Me…” And then He says in verse 40, “…40 But you are not willing to come to Me that
you may have life…” yeah, you're
studying the Bible but without discernment, without finding the treasure,
without finding Me, Jesus is saying. So once again the purpose of Bible study is to
encounter the Person of the Bible; the purpose is to form an intimate personal
relationship with Jesus Christ. It's not information merely ~
information is important ~ it's not merely information, it is transformation
through the power of Jesus Christ.
Jadi tadi kita mulai dengan
harta terpendam, dan sekarang kita berakhir dengan harta terpendam. Di dalam
Buku ini (Alkitab), ada harta yang terpendam. Kalian tahu, Buku ini
sungguh-sungguh akan membawa kita dari sini ke sana. Mari buka Alkitab kita di
Yohanes 5:39-40 kemudian ayat 45-47. Yohanes pasal 5 dan kita mulai dengan ayat
39. Di sini Yesus sedang bicara ke sekelompok orang Yahudi dan Dia berkata
kepada mereka, “39 Kamu
menyelidiki kitab-kitab Suci…” dan simak apa yang
mereka cari di dalam Kitab Suci, dikatakan di sana, ayat 39, “…39 Kamu
menyelidiki kitab-kitab Suci sebab kamu
menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal,…” Jadi mengapa mereka mempelajari Kitab Suci? Karena mereka
sangka dengan mempelajari Kitab Suci mereka bisa apa? Mereka bisa menerima
hidup kekal. Tetapi apa yang mereka tolak? Inti dari Kitab Suci: Yesus. Jadi
mereka mempelajari Kitab Suci tanpa Yesus. Apakah kita dalam bahaya mempelajari
Kitab Suci tanpa Yesus? Saya yakin itu. “…39 Kamu menyelidiki kitab-kitab Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup
yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku…” Lalu kata Yesus di
ayat 40, “…40 namun kamu tidak rela datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu…” Iya, kamu mempelajari Alkitab tetapi tanpa pengertian,
tanpa menemukan hartanya, tanpa menemukan Aku, kata Yesus.
Jadi sekali lagi tujuan
mempelajari Alkitab ialah bertemu dengan Pribadinya Alkitab;
tujuannya ialah membentuk hubungan
pribadi yang intim dengan Yesus Kristus. Bukan sekadar informasi
~ informasi sih penting ~ bukan sekadar informasi, tetapi transformasi melalui kuasa Yesus Kristus.
And then let's
go to verses 45 through 47, “45 Do not think…” Jesus says, “…that I shall accuse you to the
Father; there is one who
accuses you—Moses, in whom you trust…” you trust Moses but Moses is your accuser. Why? Verse 46, “…46 For if you believed Moses,…” that is what Moses wrote, “…you would believe Me; for he wrote
about Me. 47 But if you do not believe his
writings, how will you believe My words?”
Lalu mari kita ke
ayat-ayat 45 hingga 47, “45 Jangan
kamu menyangka,…” kata Yesus, “…bahwa Aku
akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; ada seorang
yang mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai…” kamu mempercayai Musa, tetapi Musa itu penuduhmu.
Mengapa? Ayat 16, “…46 Sebab andaikan kamu mempercayai
Musa,…” maksudnya apa yang
ditulis Musa, “…tentu
kamu akan mempercayai Aku, sebab ia menulis
tentang Aku. 47 Tetapi
jikalau kamu tidak mempercayai apa yang
ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya apa yang Aku katakan?”
And so the important aspect of this
particular lesson ~ we've studied many, many different details, taking a bird's
eye view ~ the important thing is that the purpose of the study of the Word of
God is to encounter Jesus Christ, and that's why we need to pray when we open
the Book. We need to pray, give me a vision of Jesus, show me Jesus, help me to
fall in love with Jesus, help me to walk with Jesus. Our study of the Bible must always be
Christ centered, not information centered. When we deal with Bible
prophecy and with end time events, we always have to look at how that
impacts our relationship with Christ, how it impacts
the world's relationship with Christ, because Bible
prophecy is centered in Jesus Christ, it's not merely being able to say, well,
this is going to happen, and then this is going to happen, and then this is
going to happen. It's like the three young men who were thrown into the fiery
furnace, it's having their faith in Christ that when the crisis comes we will
remain faithful to Jesus because we know Him to be our personal Savior and
Lord, that's what it is all about.
Maka aspek penting dari pelajaran
ini ~ kita telah mempelajari amat banyak detail, melihat secara keseluruhan ~
hal yang penting ialah tujuan mempelajari Buku ini, ialah bertemu dengan Yesus
Kristus, dan itulah mengapa kita perlu berdoa ketika kita membuka Buku itu.
Kita perlu berdoa, berikanlah kepadaku gambaran tentang Yesus, tunjukkan Yesus
kepadaku, bantulah aku untuk mengasihi Yesus, bantulah aku untuk berjalan
bersama Yesus. Pembelajaran kita
tentang Alkitab haruslah selalu berfokus pada Kristus, bukan pada informasi.
Ketika kita berurusan dengan nubuatan Alkitab dan dengan peristiwa-peristiwa
akhir zaman, kita selalu harus melihat bagaimana
itu mempengaruhi hubungan kita dengan Kristus, bagaimana itu mempengaruhi
hubungan dunia dengan Kristus, karena nubuatan Alkitab berfokus
pada Yesus Kristus. Bukan sekadar untuk bisa mengatakan, ini yang akan terjadi,
lalu itu yang akan terjadi, dan kemudian ini yang akan terjadi. Seperti ketiga
orang muda yang dilemparkan ke dalam tungku yang menyala, yang mempunyai iman
dalam Kristus sehingga ketika krisis muncul kita akan tetap setia kepada Yesus
karena kita tahu Dialah Tuhan dan Juruselamat pribadi kita, itulah intinya.
So I pray that
as we have studied this lesson, and once again I underline, please look up all
of the verses, there is a gold mine of information in all the verses. We're
only able to scratch the surface here in the class, make sure you go back this
afternoon, review, don't get ahead of me, don't read the lessons for tomorrow
and the next day. Go, it'll take enough time for you to look up all of these
references and see how they point to what we have studied. So let's remember to
form this personal relationship with Christ by relishing His Word, by enjoying
His Word, by eating and digesting that wonderful Word.
Jadi saya harap sementara kita telah mempelajari
pelajaran ini, dan sekali lagi saya tekankan, mohon carilah ayat-ayatnya, ada
sebuah tambang emas informasi di semua ayat tersebut. Kita hanya sempat mengais
permukaannya di kelas ini, pastikan sore ini kalian kembali mengulanginya. Jangan
mendahului saya, jangan membaca pelajaran untuk besok dan lusa. Lakukanlah, itu
akan menghabiskan cukup banyak waktu bagi kalian untuk mencari semua
referensinya dan melihat bagaimana mereka menunjuk kepada apa yang telah kita
pelajari. Jadi mari kita ingat untuk membentuk hubungan pribadi dengan Kristus
dengan menikmati FirmanNya, dengan merasakan enaknya FirmanNya, dengan memakan
dan mencerna Firman yang luar biasa itu.
31 05 24