FINAL MOVEMENTS
Part 01/06 - BAGIAN KEDUA ~ Stephen Bohr
ADVENTISM’S TROJAN HORSE
By the way that’s the reason why people didn’t like prophets.
Could you mention one prophet in the Bible who was popular? None of them could
have won a popularity contest, I can assure you that. Because the living place
of prophets was in the dungeon or with
their heads cut off, because they were hated. Do you know why they were
hated? Because they called God’s people to forsake their evil ways and to be
obedient unto God.
Is it going to be any different in the end time? What would we
expect the true prophet to preach? Smooth things? Nice things? Or things that
would lead us to put our lives in order with God’s holy word and with God’s
holy law?
Itulah sebabnya mengapa orang tidak
menyukai para nabi. Bisakah kalian menyebutkan satu nabi saja di dalam Alkitab
yang populer? Tidak satu pun dari mereka bisa memenangkan kontes popularitas,
saya jamin itu. Karena tempat tinggal para nabi ada di penjara-penjara bawah
tanah, atau kepala mereka dipancung, karena mereka dibenci. Tahukah kalian
mengapa mereka dibenci? Karena mereka
memanggil umat Allah agar meninggalkan jalan mereka yang jahat dan agar mereka
mau patuh kepada Allah.
Apakah nanti kondisi ini akan berbeda,
saat akhir zaman? Apa yang kita sangka akan dikhotbahkan nabi yang benar?
Topik-topik yang lembut, hal yang manis-manis? Atau hal-hal yang akan membuat
kita membenahi hidup kita agar serasi dengan firman Allah yang kudus dan dengan
Hukum Allah yang kudus?
Notice Jeremiah 26:4-6, once again the idea of prophecy and law
are linked together. “And thou shalt say unto
them, ‘Thus saith the LORD; If ye will not hearken to Me, to walk in My…”
what? “…to walk in My law, which I have set
before you, 5 To hearken to the words of My servants the…”
what? “…the prophets…”
You see the connection once again?
What do prophets do? They preach what? God’s law. He says
“…whom I sent unto you, both rising up early, and sending them,
but ye have not hearkened; 6 Then will I make this house like
Shiloh, and will make this city a curse to all the nations of the earth.’”
Once again, the prophet is called to call God’s people back to
the observance of God’s holy law, not because they have to, but because the
tree is right. Is that the
characteristic that we find in Revelation 12:17 about the end time remnant?
They have the gift of prophecy and they keep what? The commandments of God.
Perhatikan Yeremia 26:4-6, sekali lagi konsep bahwa nubuatan dan hukum itu berkaitan satu sama lain. “Jadi katakanlah kepada mereka: ‘Beginilah firman TUHAN: ‘Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, untuk hidup sesuai…” apa? “…hidup sesuai Taurat-Ku, yang telah Kubentangkan di hadapanmu, 5 untuk mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku…” siapa? “…para nabi…” kalian lihat koneksinya sekali lagi? Apa yang dilakukan para nabi? Mereka mengkhotbahkan apa? Hukum Allah. Tuhan berkata, “…yang telah Kuutus kepadamu dengan tidak menunda-nunda waktu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan— 6 maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan akan membuat kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.” [KJV yang diindonesiakan]
Sekali lagi nabi itu dipanggil untuk
memanggil umat Allah kembali mematuhi Hukum suci Allah, bukan karena mereka
terpaksa, tetapi karena pohonnya benar. Apakah ini karakteristik yang kita
temukan di Wahyu 12:17 mengenai umat sisa akhir zaman? Mereka memiliki karunia
nubuat dan mereka memelihara apa? Perintah-perintah Allah.
Notice Nehemiah 9:26, the same idea, the law and the prophets
coming together. It says there, “Nevertheless they were
disobedient, and rebelled against thee, and cast Thy…”
what? There is it again,
“…cast Thy law behind their backs, and slew Thy…”
there is it, law and prophets,
“…and slew Thy prophets which testified against them to turn them to Thee, and they wrought
great provocations.”
Perhatikan Nehemia 9:26, konsep yang
sama, hukum dan nabi berkaitan. Dikatakan di sana, “Namun demikian mereka tidak patuh dan memberontak terhadap-Mu dan membuang…” apa?
Kata yang sama lagi, “…membuang hukum-Mu
ke belakang, dan membunuh…” tuh,
hukum dan nabi-nabi, “…dan membunuh nabi-nabi-Mu
yang bersaksi tentang kejahatan mereka
dengan maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu, dan
mereka melakukan penghinaan besar.” [KJV yang diindonesiakan]
Perhaps one more in the Old Testament, Zechariah 7:12, God is
complaining to Israel, He says, “Yea, they made their
hearts as an adamant stone, lest they should hear the law…”
there it is again, “…lest they should hear the law and the words which the
LORD of hosts hath sent in his spirit by…” whom? “…by the former prophets:
therefore came a great wrath from the LORD of hosts.”
Mungkin satu lagi dari Perjanjian
Lama, Zakharia 7:12, Tuhan sedang mengeluh kepada Israel, kataNya, “Mereka membuat hati mereka
keras seperti batu amril, supaya jangan sampai
mereka mendengar Hukum…” nah,
kata itu lagi, “…supaya
jangan sampai mereka mendengar Hukum dan firman yang disampaikan TUHAN semesta
alam melalui Roh-Nya dengan perantaraan…”
siapa? “… para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu
datang murka yang hebat dari TUHAN semesta alam.” [KJV yang diindonesiakan]
Time and again, folks, Revelation 12:17 is not the first or the
last time, time and again in Scripture, the true prophet is the prophet that
calls God’s people back to an observance of God’s holy law out of love for God.
Berulang-ulang, Saudara-saudara, Wahyu
12:17 bukanlah yang pertama atau yang terakhir, tetapi berulang-ulang di dalam
Firman Tuhan, nabi yang benar adalah nabi yang memanggil umat Allah kembali
untuk memelihara Hukum kudus Allah karena mengasihi Allah.
Let’s notice one New Testament reference other than the one in
Matthew chapter 7, we find it in Matthew 24:11-12, the chapter that speaks
about the signs of the second coming of Christ. Here Jesus says, “And many false prophets shall rise, and shall deceive many…” what will they deceive people to do? Let’s continue
reading, “…12 And because…”
what’s the next word? Are you with me
in Matthew 24:11 “…And because…” what?
“Lawlessness” says the
modern version, the KJV says “iniquity”. “…And because lawlessness shall abound, the love of
many shall wax…” or shall grow “…cold.”
To what is this lawlessness due? The previous verse says that it
is because of the work of whom? Of the false prophets. “…many false prophets
shall rise, and shall deceive many…” and as a result it
says, “…because iniquity…” or
ἀνομία [anomia ]
“…shall abound, the love of many shall wax cold.”
Marilah
memperhatikan satu referensi di Perjanjian Baru selain yang ada di Matius pasal
7. Kita akan menemukannya di Matius 24:11-12, pasal yang berbicara tentang
tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua. Di sini Yesus berkata, “Lalu
banyak
nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang…” mereka
menyesatkan orang untuk berbuat apa? Mari kita lanjutkan membaca, “…12 Dan karena makin
bertambahnya…” apa
kata berikutnya? Apakah Anda mengikuti Matius 24:11? “…Dan karena makin bertambahnya…”
apa? “…pelanggaran hukum…” kata
Alkitab terjemahan versi modern, terjemahan KJV mengatakan “dosa” (terjemahan
LAI “kedurhakaan”) “…Dan karena makin bertambahnya pelanggaran hukum, maka kasih banyak orang akan
menjadi dingin.”
Jadi
pelanggaran hukum ini adalah akibat apa? Ayat sebelumnya berkata bahwa itu
adalah akibat perbuatan siapa? Para nabi palsu. “Lalu banyak nabi palsu akan
muncul dan menyesatkan banyak orang…” dan
akibatnya dikatakan “…karena makin bertambahnya pelanggaran hukum…” atau ἀνομία [anomia] “…maka
kasih banyak orang akan menjadi dingin.”
Now we need to move on quickly. Go with me to Matthew 7:24. Have
you got the picture of what God is trying to say? There are going to be two
groups in the end time, what are the two group?
·
Those who professed to follow Jesus, they keep His law, and they
have the gift of prophecy.
·
You have another group who professed to follow Jesus, they are
called what kind of prophets? False prophets and they trample upon God’s law.
Those are the two groups.
Sekarang kita perlu segera lanjut.
Marilah bersama saya ke Matius 7:24. Apakah kalian menangkap apa yang mau
dikatakan Allah? Akan ada dua kelompok pada akhir zaman, apakah kedua kelompok
itu?
·
Mereka yang mengaku mengikuti Yesus,
mereka mematuhi HukumNya, dan mereka memiliki karunia nubuat.
·
Ada kelompok lain yang juga mengaku
mengikuti Yesus, mereka disebut nabi yang apa? Nabi palsu, dan mereka
menginjak-injak Hukum Allah.
Itulah
kedua kelompok tersebut.
Now let me ask you, in
the end time crises, which of these two groups is going to remain firm and is
going to be faithful till the end? That’s a rhetorical question because we all
know.
Sekarang
coba saya tanya, pada saat krisis akhir zaman, yang mana dari kedua kelompok
ini yang akan berdiri teguh dan akan tetap setia hingga akhir? Itu adalah
pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena kita semua sudah tahu.
Now Jesus is going to
illustrate these two groups, He is going to explain what characterizes each. Notice
Matthew 7:24, “Therefore whosoever heareth these sayings of mine, and doeth
them…”
are you catching the connection with
what we’ve said previously? Those who have sheep’s clothing, what kind of
Christians are they? They are what? Hearers but are what? Not doers. “…Therefore whosover hearth these
sayings of mine and doeth them, I will liken him unto a wise man, which built his house upon a
rock…”
Who are those who build
upon a rock? Those who hear what? The words of Jesus and those who do them.
Sekarang
Yesus akan menggambarkan kedua kelompok itu, Dia akan menjelaskan apa yang
menjadi ciri khas setiap kelompok. Perhatikan Matius 7:24, “Oleh sebab itu,
setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya…” apakah
kalian menangkap kaitannya dengan apa yang tadi kita katakan? Mereka yang
memakai kulit domba, Kristen macam apakah mereka? Mereka adalah apa? Orang yang
mendengar tetapi bukan apa? Bukan pelaku. “…Oleh sebab itu setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan
melakukannya, Aku menyamakan dia dengan
orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu…” [KJV yang diindonesiakan].
Siapakah
yang membangun di atas batu? Mereka
yang mendengar apa? Perkataan
Yesus dan mereka yang melakukannya.
Let me ask you, do the
true prophets speak the words of Jesus? Do the true prophets ~ when they speak
the words of Jesus ~ call God’s people back to an observance of His law? Yes
they do. By the previous context we know that these are true prophets are calling
God’s people to do the will of Jesus which is revealed in His Law. And so it
says, “…Therefore whosoever hearth these
sayings of Mine
and doeth them, I will liken him unto a wise man, which built his house upon a
rock…”
So to build upon a rock means to listen to
the voice of the prophet, calling God’s people to observe the holy law of God,
not hearers but doers.
Coba
saya tanya, apakah nabi-nabi yang benar menyampaikan firman Yesus? Apakah
nabi-nabi yang benar ~ pada waktu mereka menyampaikan firman Yesus ~ memanggil
umat Allah kembali untuk mematuhi HukumNya? Ya, betul. Di konteks sebelumnya
kita sudah tahu bahwa nabi-nabi yang benar memanggil umat Allah untuk melakukan
kehendak Yesus yang dinyatakan di HukumNya. Maka dikatakan, “Oleh sebab itu setiap orang yang
mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, Aku
menyamakan dia dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu…”
Jadi,
membangun di atas batu berarti
mendengarkan seruan nabi itu, yang memanggil umat Allah untuk mematuhi Hukum
kudus Allah, bukan hanya sebagai pendengar, tetapi pelakunya.
And now notice, “…25 And the
rain descended, and the floods came…” let me ask you is there a flood
coming upon this world? The book of Revelation calls it the river Euphrates. A
flood ~ a multitude of individuals persecuting God’s people because the waters
represent multitudes, nations, tongues, peoples. Is there a time ~ notice the passage
continues saying, “…and the winds blew…” is there a time when the winds are
going to be released according to the book of Revelation? Winds of strife such
as never have been seen, this is talking about the time of trouble, folks. The
floods are in Revelation 16, the winds are in Revelation chapter 7, and what
happens to those who hear the words of Jesus? They listen to the voice of the
true prophet and they obey God’s holy law? It says, that “…the floods came… the winds blew, and beat upon that
house…”
notice the house was not spared the
tribulation, heheheh, but it remained firm in the midst of the tribulation. And
the last part says,
“…and it fell not: for it
was founded upon a rock…” a more accurate translation is “for it had been founded upon a rock”. Is
there a difference? What does that indicate “for it had been founded upon a
rock”? It means that it was founded upon a rock before the winds and
the flood came.
And what does it mean to build
upon a rock? It means to listen to the voice of Jesus as found in the law and
in His prophets, the people who keep the commandments of God and have
the testimony of Jesus Christ.
Dan sekarang
simak, “…25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir…” coba saya tanya, apakah akan ada banjir
yang melanda dunia ini? Kitab Wahyu menyebutnya sungai Efrat. Suatu banjir ~
kumpulan orang-orang yang menganiaya umat Allah ~ karena banyak air
melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa, kaum. Apakah ada suatu saat ~
perhatikan ayat itu melanjutkan berkata, “…lalu angin bertiup…” apakah ada saatnya ketika angin-angin
akan dilepaskan menurut kitab Wahyu? Angin sengketa seperti yang belum pernah
ada, ini berbicara tentang masa kesesakan, Saudara-saudara. Banjirnya ada di
Wahyu pasal 16, anginnya ada di Wahyu pasal 7, dan apa yang terjadi pada mereka
yang mendengar suara Yesus? Mereka mendengarkan seruan nabi yang benar dan
mereka mematuhi Hukum kudus Allah. Dikatakan bahwa, “…datanglah banjir, lalu
angin bertiup, melanda rumah itu…” perhatikan rumah itu tidak diluputkan
dari masa kesesakan, heheheh, tetapi rumah itu tetap kokoh di tengah masa
kesesakan. Dan bagian terakhir berkata, “…tetapi rumah itu tidak
rubuh sebab didirikan di atas batu…” Terjemahan
yang lebih tepat adalah, “…sebab telah
didirikan di atas batu…”
Memang
ada bedanya? Apa yang dimaksud dengan “…sebab telah didirikan di atas
batu…”? Artinya rumah itu sudah didirikan di
atas batu SEBELUM angin-angin dan banjir datang.
Dan
apa artinya dididirikan di atas
batu? Artinya mendengarkan suara Yesus seperti yang terdapat di dalam HukumNya
dan yang dikatakan nabi-nabiNya, yaitu orang-orang yang
memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.
But there is another group, they are
found in verse 26-27. Jesus says, “…26 And every one that heareth these sayings of Mine, and doeth
them not…” is this the same group that was covered by the sheep’s
skin? Yea? The one who said “Lord, Lord”? The one who cast out demons? And
prophesied in the name of Jesus? And performed many miracles? In the context,
are these the ones? Yes they are. “…everyone
that heareth these sayings of Mine and doeth them not, shall be likened unto a…”
what? “…a foolish man…”
You know I hesitated in saying this,
but do you know what the word is in Greek for “foolish”? It’s the word “moron”,
I kid you not. It’s the Greek word μωρῷ, [moro]
so it can be translated “…shall be likened unto a moron, which built his house
upon the sand…” What does it mean to build upon the sand? It means to hear the words
of Jesus then what? And not do them. And who speaks the words
of Jesus? Do the prophets? Does the law? Yes. So who are reckoned with the
morons, if you please? I know it’s not a very nice word, but I’m just telling
you what the Greek word is. They are those who build their house upon the sand,
they hear the words of Jesus but they say, “We are not going to do.” And what
happens to them? It says, when the tribulation comes, when the floods, when the
multitudes all around the world, when the persecution comes, when the winds of
strife are released, we are told, “…27 And the rain descended,
and the floods came, and the winds blew, and beat upon that house; and it…”
what? “…and it fell: and great was the
fall of it.”
So what do we need to do?
We need to build upon the rock, which means listening to the voice of the
prophet, and listening to what God says in His holy law.
Tetapi ada
kelompok yang lain, mereka ada di ayat 26-27. Yesus berkata, “…26 Tetapi setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya…” apakah ini kelompok yang sama yang
memakai kulit domba? Iya? Yang berkata, “Tuhan, Tuhan”? Yang membuang setan?
Dan bernubuat dalam nama Yesus? Dan membuat banyak mujizat? Sesuai konteksnya,
apakah mereka orang-orang tersebut? Ya, betul. “…setiap orang yang mendengar
perkataanKu ini dan tidak melakukannya, ia akan
disamakan dengan…” apa? “…orang yang bodoh…” Kalian tahu, sebenarnya saya ragu-ragu
mau mengatakan ini, tetapi tahukah kalian apakah kata dalam bahasa Greeka untuk
“bodoh”? Kata “moron” (= idiot), saya tidak bergurau. Itulah katanya dalam
bahasa Greeka
μωρῷ, [moro],
maka bisa diterjemahkan, “…akan disamakan dengan seorang idiot,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir…”
apa artinya mendirikan
rumahnya di atas pasir? Artinya mendengar suara Yesus tetapi
kemudian apa? Tidak melakukannya.
Dan siapakah yang menyampaikan kata-kata Yesus? Apakah para nabi? Apakah Hukum
Allah? Ya. Jadi siapa yang termasuk kelompok idiot ini? Saya tahu itu bukan
kata yang baik, tetapi saya hanya memberitahukan apa katanya dalam bahasa
Greeka. Mereka adalah yang mendirikan rumah mereka di atas pasir, mereka
mendengar suara Yesus tetapi mereka berkata, “Kami tidak akan melakukannya.”
Dan apa yang akan terjadi pada mereka? Dikatakan, ketika masa kesesakan datang,
ketika banjir, ketika orang banyak dari seluruh dunia datang, ketika
penganiayaan datang, ketika angin sengketa dilepaskan, kita diberitahu bahwa, “…27 Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin bertiup
dan melanda rumah itu, sehingga…” apa? “…rubuhlah rumah itu dan
hebatlah kejatuhannya." [KJV yang diindonesiakan].
Jadi
apa yang harus kita lakukan?
Kita
harus mendirikan rumah di atas batu, yang berarti harus mendengar suara nabi,
dan mendengar apa yang dikatakan Allah dalam HukumNya yang kudus.
Now, folks, you’ve probably been able to observe that there is
great fermentation at present in the SDA church doctrinally speaking. And
you know I’ve made a list of the conflicts that have come into the SDA church since
the middle 70’s, I am going to share some of those with you. Do you know that
every single one of these things ~ these points of conflict ~ can be boiled
down to two issues:
1. The gift of prophecy, and
2. God’s holy law.
Because the Devil hates
the law and he hates the gift of prophecy. And every single one of these
conflicts has something to do with the gift of prophecy and something to do
with the law of God. Allow me just to
mention here a few of these.
Sekarang, Saudara-saudara, kalian
tentunya sudah berkesempatan melihat bahwa telah terjadi pencemaran di dalam
gereja MAHK, berbicara mengenai doktrinnya. Dan kalian tahu, saya telah membuat
suatu daftar konflik-konflik yang telah terjadi dalam gereja MAHK sejak
pertengahan tahun 1970-an dan saya akan membagikan beberapa darinya kepada
kalian. Tahukah kalian bahwa setiap masalah ~ pokok yang dipertentangkan ini ~
bisa mengerucut menjadi dua hal:
1.
Roh nubuat dan
2.
Hukum kudus Allah
Karena
Iblis membenci Hukum dan dia membenci Roh nubuat. Dan setiap masalah yang
dijadikan konflik ini selalu berkaitan dengan Roh nubuat dan dengan Hukum
Allah.
Izinkan saya menyebutkan beberapa dari
antaranya:
In the 1970’s there was
this big
debate about perfection. Is it possible to live a perfect life before
Jesus comes? And you constantly hear ministers say, “No, it’s impossible to be
perfect in this life.” Let met tell you what. You will have to understand then
why Jesus said “Be ye therefore perfect although you can’t be.” Is that what He said? “Be ye therefore perfect although you can’t be,
even as your heavenly Father is perfect.” It’s not what He said.
Di
tahun 1970an, ada perdebatan sengit
mengenai kesempurnaan. Apakah mungkin menjalani suatu kehidupan
yang sempurna sebelum Yesus datang? Dan berulang-ulang para pendeta berkata,
“Tidak, mustahil bisa sempurna dalam hidup ini.” Saya
akan mengatakan kepada kalian. Kalian harus paham mengapa Yesus berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, walaupun kamu tidak bisa.” Itukah
yang dikatakan Yesus? “Karena itu haruslah kamu
sempurna, walaupun kamu tidak bisa, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna." Bukan begitu kataNya.
Why would the apostle
Paul say, “I can do some things through Christ who
strengthens me”? “I can do most things through Christ…” No! He said, “I can do all things except
overcome sin through Christ who strengthens me.” No! “Through He who is able to keep you from falling,” it says in Jude 24-25. Saying that
you cannot live a life in perfect harmony with the law of God through the power
of the Holy Spirit is an indirect attack against the Law of God.
Kalau
begitu mengapa rasul Paulus berkata, “Beberapa perkara dapat kulakukan melalui
Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”? “Kebanyakan perkara dapat kulakukan melalui
Kristus…” Tidak. Dia
berkata, “Semua
perkara, kecuali
mengalahkan dosa, dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan
kepadaku.”? Tidak. “Melalui Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu jatuh…” katanya
di Yudas 24-25. Mengatakan bahwa kita tidak bisa menjalani kehidupan yang
serasi seluruhnya dengan Hukum Allah melalui kuasa Roh Kudus adalah suatu
serangan langsung terhadap Hukum Allah.
Then there’s this big debate
about the nature of Christ. Some people say Jesus took the nature of
man before the fall, the nature of Adam before the fall. If that’s the case
Jesus had a different nature than I do. He overcame in a sinless nature whereas
I have to overcome in a sinful nature. It separates Jesus from me. And it
actually gives an excuse to say, “Well, I can’t overcome the way Jesus overcame
because He had a superior nature to mine.” Once again it boils down to whether man can keep
God’s holy law in sinful flesh.
Lalu
ada perdebatan besar tentang
kemanusiaan Kristus. Ada yang berkata Yesus mengambil kodrat
manusia sebelum kejatuhannya, kodrat Adam sebelum dia jatuh dalam dosa. Andai
demikian, Yesus memiliki kodrat yang berbeda dengan saya. Yesus bisa
mengalahkan dosa dengan kodratNya yang tidak berdosa, sedangkan saya harus
mengalahkan dosa dengan kodrat yang berdosa. Itu memisahkan Yesus dari saya.
Dan itu memberi alasan kita untuk mengatakan, “Yah, saya tidak bisa mengalahkan
dosa seperti Yesus karena Dia memiliki kodrat yang lebih unggul daripada
saya.” Sekali lagi ini mengerucut ke poin apakah manusia bisa memelihara
Hukum kudus Allah dalam kodratnya yang berdosa.
Some people say you are
supposed to
celebrate the feast days. We have some nearby, right over in Squab
Alley, not everybody by the way who live in Squab Alley. Do you know this is really
an indirect attack on God’s holy Sabbath? Listen, we have enough
trouble getting people to keep the Sabbath, you start preaching the Hebrew
feasts, people will say, “These people are really loony.” And they’ll throw out
the Sabbath with the feasts and everything else. The Devil wants to overburden
and overload people, so that people will reject the baby with the bathwater, if
you please.
Ada
yang berkata, kita harus merayakan
hari-hari raya Yahudi. Ada di dekat sini, di Squab Alley ini,
tapi bukan semua orang yang tinggal di Squab Alley. Tahukah kalian ini adalah serangan tidak
langsung pada Sabat kudus Allah? Dengarkan, kita sudah punya
cukup masalah mengajak orang memelihara hari Sabat, jika kita mulai berkhotbah
tentang hari-hari raya orang Yahudi, orang akan berkata, “Orang-orang Advent
ini sungguh-sungguh sudah gila.” Dan mereka akan membuang Sabatnya bersama-sama
dengan hari-hari raya Yahudi dan semua
yang lain. Iblis itu mau membebani dan
memberatkan manusia lebih daripada yang seharusnya supaya orang-orang akan
membuang yang esensial bersama-sama yang tidak esensial.
I have been corresponding
with an individual who has been trying to convince me that Jesus was crucified on Wednesday
and resurrected on Sabbath. He says, “The reason why I do that is because that
way I can prove to Christians that Jesus did not resurrect on Sunday and they
no longer have any reason to keep Sunday.” But what he ignores is the fact that
Jesus rested in the tomb on the Sabbath as He rested from creation on the
Sabbath. So it’s an indirect attack against God’s holy Sabbath.
Saya
terlibat korespondensi dengan seseorang yang berusaha meyakinkan saya bahwa Yesus disalibkan pada hari Rabu
dan bangkit pada hari Sabat. Dia berkata, “Alasan mengapa saya melakukan ini
adalah dengan cara ini saya bisa membuktikan kepada orang-orang Kristen bahwa
Yesus tidak bangkit pada hari Minggu dan mereka tidak lagi punya alasan untuk
memelihara hari Minggu.” Tetapi apa yang diabaikannya adalah faktanya bahwa
Yesus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat sama seperti Dia beristirahat
dari penciptaan pada hari Sabat. Jadi ini
adalah serangan tidak langsung kepada Sabat kudus Allah.
You have one of our
theologians saying the Little Horn is Islam. If that’s true then the Papacy had
nothing to do with the change of the Sabbath. We are to look to the Middle East
for the person who changed the times and the laws. Once again it’s trying
to hide the power that sought to change God’s holy Sabbath.
Ada
salah satu theolog kita berkata bahwa si
Tanduk Kecil adalah Islam. Andai itu benar, maka Kepausan tidak
ada kaitannya dengan mengubah Sabat, dan kita harus memandang ke Timur Tengah
untuk mencari orang yang mengubah waktu dan hukum. Sekali lagi ini adalah usaha untuk menyembunyikan
kekuasaan yang berupaya untuk mengganti Sabat kudus Allah.
And then you have some
Adventist scholars who were teaching the Middle Eastern scenario of the Bible prophecy,
saying that perhaps the prophecy is going to be fulfilled in the Middle East
with the rebuilt temple over there. Some Adventist scholars I find that say
that, some Adventist evangelists are trying to say that, because they see Islam
playing a big role in prophecy, they are in the news all the time, they say,
“They have to be in the Bible somewhere.” Listen, folks, if this is true, it’s
Islam who is going to be the enemy, then the final conflict is not going to be over
worship and over the Sabbath, if you look into the Middle East.
Lalu
ada beberapa pelajar Alkitab Advent yang mengajarkan skenario nubuatan Timur Tengah, mengatakan
bahwa kemungkinan nubuatan akan digenapi di Timur Tengah di mana Bait Allah di
sana akan dibangun kembali. Saya temukan beberapa pelajar Alkitab Advent
berkata demikian, dan beberapa evangelis Advent juga berkata demikian karena
mereka melihat Islam memainkan peranan besar dalam nubuatan, Islam selalu masuk
berita, jadi mereka berkata, “Islam harus ada di dalam Alkitab.”
Dengarkan,
Saudara-saudara, andai ini benar, Islam-lah yang akan menjadi musuhnya, maka konflik yang terakhir tidak
bakal mengenai ibadah dan Sabat, jika kita memandang ke Timur Tengah.
There are Adventists who
are presently attacking the doctrine of the Trinity. I won’t get
into how, that is a direct
onslaught against God’s holy law, because the Trinity was involved in
the giving of the law. The Father spoke, Jesus spoke, the Spirit wrote in
letters of fire.
Ada
orang-orang Advent yang sekarang ini menyerang doktrin Trinitas. Saya tidak akan membahas
bagaimana, itu merupakan serangan langsung terhadap Hukum kudus Allah
karena Trinitas terlibat dalam penyampaian Hukum itu. Allah Bapa bersabda, Yesus bersabda, dan Roh yang
menulisnya dengan huruf-huruf api.
Somebody was trying to
convince me that we need to begin the Sabbath by Jerusalem time. That
means if you believe keeping the Sabbath at Jerusalem time, you are
actually breaking some of the hours of the Sabbath.
Ada
orang yang berusaha meyakinkan saya bahwa kita harus memulai hari Sabat menurut jam Yerusalem.
Berarti jika kita memelihara Sabat menurut waktu Yerusalem, kita justru melanggar beberapa
jam dari jam-jam Sabat.
Another person says you
are supposed to observe the Sabbath by the lunar calendar. You know what that
means? It means that the Sabbath falls on a different day every week. What is
the devil doing? It’s an attack
against what? Sabbath!
The biblical Sabbath, because he hates the Sabbath.
Orang
lain berkata kita harus memelihara
Sabat menurut penanggalan bulan. Kalian tahu apa artinya itu?
Itu berarti Sabat akan jatuh pada hari yang berbeda setiap minggu. Apa yang
sedang dilakukan Iblis? Itu adalah serangan
terhadap apa? Sabat!
Sabat Alkitab, karena Iblis membenci Sabat.
We have scholars in our
midst, one individual who died already, and there are others in our
institutions who are teaching something that is known as progressive creation. The idea
that God used evolution as His method of creation. In other words there was death
for millions of years before sin. God
didn’t create this world in six literal days according to this concept, He used
long, millions of years, of ages to create this world through the process of
evolution.
Let me ask you, if the
days of creation are long periods of time, what happens with the
Sabbath? It’s gone. The Devil hates the Sabbath.
Ada
pelajar-pelajar Alkitab di tengah-tengah kita, salah seorangnya sudah
meninggal, dan ada yang lain di dalam institusi kita yang mengajarkan sesuatu
yang dikenal sebagai penciptaan
progresif. Konsepnya ialah Allah memakai evolusi sebagai caraNya menciptakan. Dengan kata lain, kematian sudah ada selama
berjuta-juta tahun sebelum adanya dosa.
Menurut konsep ini, Allah tidak menciptakan dunia ini dalam enam hari literal,
Allah memakai waktu bertahun-tahun yang lama, jutaan tahun, untuk menciptakan
dunia ini melalui proses evolusi.
Coba
saya tanya, jika hari-hari penciptaan itu adalah waktu yang sangat panjang, bagaimana
dengan Sabat? Sabatnya lenyap.
Iblis membenci Sabat.
I’d better not get into
women’s ordination. Who said that?
Sebaiknya
saya tidak menyinggung pengurapan
wanta. Siapa yang berkata demikian?
Attacks on our Sanctuary
doctrine which by the way the
essence of the Sanctuary doctrine is that all sins need to be confessed and
conquered and placed in the Sanctuary, and Jesus is going to take it out of the
Sanctuary. That has to do with overcoming sin and the life and receiving full
forgiveness for sin, and sin is the transgression of the law. So an attack on
the Sanctuary is an attack on the law and an attack on the Sabbath.
And need I say it is an
attack on Ellen White who is absolutely clear on that issue.
Serangan pada doktrin Bait Suci, yang
ketahuilah esensi doktrin Bait Suci adalah semua dosa harus diakui dan
dikalahkan, dan ditempatkan di dalam Bait Suci, dan Yesus yang akan
mengeluarkannya dari Bait Suci. Itu berkaitan dengan mengalahkan dosa dan hidup
dan menerima pengampunan total bagi dosa. Dosa adalah pelanggaran hukum. Maka
suatu serangan pada Bait Suci adalah
serangan pada Hukum Allah dan serangan pada pemeliharaan Sabat.
Dan
saya perlu mengatakan itu juga serangan pada Ellen White yang sangat jelas
mengenai hal ini.
By the way Ellen White is
clear on all of these issues. So if you say you are supposed to keep the
Sabbath on Jerusalem time, or Jesus was crucified on Wednesday and resurrected
on Sabbath, and you are supposed to keep the Sabbath by a lunar calendar, that
the Trinity isn’t true, that prophecy will be fulfilled according to the Middle
East scenario, you have to totally disbelieve everything Ellen White says. So,
it’s not only a matter of the Sabbath and the law, it’s a matter having to do
with Ellen White and the gift of prophecy.
Ketahuilah
Ellen White sangat jelas mengenai semua isu ini. Jadi jika kita berkata, kita
seharusnya memelihara Sabat menurut waktu Yerusalem, atau Yesus disalibkan pada
hari Rabu dan bangkit pada hari Sabat, atau kita harus memelihara Sabat menurut
penanggalan bulan, bahwa Trinitas itu tidak benar, bahwa nubuatan akan digenapi
sesuai skenario Timur Tengah, kita harus sama sekali tidak mempercayai segala
yang dikatakan Ellen White. Jadi bukan hanya soal Sabat dan Hukum, tetapi juga
masalah ini berkaitan dengan Ellen White and Roh nubuat.
And then you know you
have attacks against the Sanctuary by individuals like Desmond Ford, Raymond Cottrell,
one of the editors of the SDA Bible Commentary, in 1952, his last couple of
years before life, his main mission was
to try and obliterate the Sanctuary doctrine that the SDA church hold on a
biblical basis.
Lalu
kalian tahu, ada serangan terhadap Bait Suci oleh orang-orang seperti Desmond
Ford, Raymond Cottrell, salah satu editor SDA Bible Commentary di tahun 1952, beberapa tahun terakhirnya. Misi utamanya
adalah berusaha melenyapkan doktrin Bait Suci yang dipegang oleh gereja MAHK
berdasarkan Alkitab.
And then you have direct
attacks against Ellen White, by individuals like Walter Rea, The White Lie; Ronald Numbers, Ellen White Prophetess of Health,
many websites which bring up issues, which when you really study them carefully
they are not actually issues.
Lalu
ada serangan langsung terhadap Ellen White oleh orang-orang seperti Walter Rea
dalam buku The White Lie; Ronald Numbers, bukunya Ellen White Prophetess of Health, dan banyak website yang
memunculkan isu yang jika benar-benar dipelajari dengan seksama, itu bukanlah
isu sama sekali.
And then you have
conflicts in the Adventist church on lifestyle issues: music,
congregationalism. I’ve never been able to understand why the issue of jewelry
is even an issue. If I might be somewhat bold, is it clearly revealed in the
Bible and in the Spirit of Prophecy? Yes, it is. So if we listen to the Bible
and the Spirit of Prophecy will we dress the way God says we are supposed to
dress, if we love Jesus? Certainly, it’s a no-brainer.
Kemudian
ada konflik dalam gereja MAHK soal
isu gaya hidup: musik, cara berjemaah.
Saya tidak bisa mengerti mengapa isu perhiasan bahkan bisa menjadi isu. Jika
saya boleh bersikap blak-blakan, itu kan jelas sudah dinyatakan di dalam
Alkitab dan Roh nubuat? Iya. Sudah.
Maka jika kita mendengarkan Alkitab dan Roh nubuat, jika kita mencintai Yesus,
apakah kita akan berpakaian seperti yang dikehendaki Allah? Tentu saja. Itu
bahkan tidak usah dipikir lagi.
There is even use of the
historical critical matter in our institutions of learning, that is formally
called “higher criticism”.
Bahkan
di institusi pembelajaran kita dipakai hal-hal historis yang kritikal, yang
dulu disebut “kritik tingkat tinggi”.
Folks, every single bit
of conflict in the SDA churches within the church, not warring from outside but
inside the church can be boiled down to an attack on the law, the Sabbath and
the Spirit of prophecy.
And I might mention one
individual by name. Dale Ratzlaff used to be a teacher at Monterey Bay Academy,
the unbelievable has happened. His one mission in life is to annihilate the SDA
church. He publishes a magazine called Proclamation
and the interesting thing is this individual who used to be a SDA. In the
issues that I have gotten of the journal Proclamation,
its attack has been against the law, the Sabbath, the Spirit of prophecy,
health principles, the Sanctuary, and recently the state of the dead doctrine.
And yet if I read the letters to the editor that people sent here, the letters
purportedly from SDA pastors and from SDA say “Praise the Lord for your
publication. I am so thankful I have been delivered.” Delivered from what? is
my question.
Saudara-saudara,
setiap masalah konflik di dalam gereja-gereja MAHK bukanlah serangan dari luar,
melainkan dari dalam gereja, yang mengerucut ke serangan terhadap Hukum Allah
dan Sabat dan Roh nubuat.
Sebaiknya
saya menyebutkan seseorang dengan namanya, yaitu Dale Ratzlaff yang tadinya
adalah seorang guru di Monterey Bay Academy. Hal yang luar biasa terjadi.
Satu-satunya misinya dalam hidup adalah melenyapkan gereja MAHK. Dia
mempublikasikan sebuah majalah bernama Proclamation,
dan yang menarik adalah, dia itu dulunya seorang MAHK.
Dari
terbitan-terbitan Proclamation yang saya
peroleh, serangan-serangannya adalah terhadap Hukum, Sabat, Roh nubuat, prinsip-prinsip kesehatan, Bait
Suci, dan akhir-akhir ini doktrin tentang orang mati. Dan bila saya membaca
surat-surat kepada Redaksinya yang dikirimkan orang-orang ke sana, surat-surat
ini konon datang dari pendeta-pendeta MAHK dan dari orang-orang MAHK yang
berkata, “Puji Tuhan untuk publikasi Anda. Saya begitu bersyukur saya telah
diselamatkan.” Diselamatkan dari apa? Itulah pertanyaan saya.
You know Ellen White
prophesied that this was going to happen a long time ago. Allow me to read you
a statement from Great Controversy pg. 608
and then I want to read just a statement or a passage from a former President
of the General Conference, who predicted that what we are seeing in the
church was going to happen.
Kalian
tahu, lama sebelumnya Ellen White telah menubuatkan bahwa ini akan terjadi.
Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Great
Controversy hal. 608 kemudian saya mau membacakan suatu pernyataan dari
seorang mantan Presiden General Conference, yang meramalkan apa yang sekarang
kita lihat terjadi di dalam gereja.
Ellen White says in Great Controversy pg. 608 this, “As the storm…” by the way, storms bring
water and winds, hello? “…As the storm approaches a
large class who have professed faith in the third angel’s message but have not
been sanctified through obedience to the truth…” is this Matthew 7? Yes! “…who have professed…” she says, “…who have professed faith in
the third angel’s message but have not been sanctified through obedience to the
truth, abandon their positions and join the ranks of the opposition. By uniting
with the world and partaking of its spirit, they have come to view matters in
nearly the same light and when the test is brought, they are prepared to choose
the easy popular side. Men of talent and pleasing address, who once rejoiced in
the truth, employ their powers to deceive and mistreat souls. They become the
most bitter enemies of their former brethren. When Sabbathkeepers are brought
before the courts, to answer for their faith, these apostates are the most
efficient agents of Satan to misrepresent and accuse them, and by false reports
and insinuations to stir up the rulers
against them.”
The day is coming when
those who walk with us will become the greatest enemies of God’s people, they
will be like Judas in the camp.
Ellen White
berkata di Great Controvrsy hal 608,
demikian, “Saat badai…” ketahuilah badai mengandung air dan angin, kan? Halo? “Saat badai mendekat,
sekelompok besar yang telah mengakui memiliki iman dalam pekabaran malaikat
ketiga tetapi yang belum dikuduskan melalui kepatuhan kepada kebenaran…” apakah ini
Matius pasal 7? Ya! “…yang
telah mengakui memiliki iman dalam pekabaran malaikat ketiga tetapi yang belum
dikuduskan melalui kepatuhan kepada kebenaran, meninggalkan posisi mereka dan
bergabung dengan barisan musuh. Dengan bersatu dengan dunia dan ikut mengambil
bagian dalam rohnya, pandangan mereka dalam menilai apa-apa menjadi hampir sama
dengan dunia, dan ketika ujian itu datang, mereka siap memilih pihak yang mudah
dan populer. Orang-orang yang punya talenta dan pandai berbicara, yang dulu
pernah bersukacita di dalam kebenaran, memakai seluruh kuasa mereka untuk
menipu dan menganiaya jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh-musuh yang paling getir
terhadap mantan saudara-saudara mereka. Saat para pemelihara Sabat dihadapkan
ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan iman mereka, orang-orang yang murtad
ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien sebagai saksi palsu dan penuduh
mereka, dan dengan laporan palsu dan sindiran, mereka menghasut para pemimpin
dan membangkitkan permusuhan terhadap mereka (yang bersabat).”
Harinya
akan tiba ketika mereka yang sekarang berjalan bersama-sama kita akan menjadi
musuh-musuh umat Allah, mereka akan seperti Yudas di perkemahan.
You say, “We don’t want
to belong to a SDA church that has so much turmoil, why would I want to belong
to a SDA church that has so much turmoil within it?”
Well, in fact for turmoil
like this, I say “Praise the Lord”, it shows me that the Devil is worried. If
everything was fine, I’d say, “Well, you know, everything is okay on the surface,”
then I would say, “The Devil is not too worried.”
But the Devil is worried
about this church. And the Spirit of Prophecy says that it might appear like
it’s going to fall but it’s not going to fall. So you stick with the ship. Yea,
the ship has hit bumpy waters, there are a lot of icebergs out there. But the
ship is going to get to the port with or without us. I would pray that it would
be with us.
Kalian
berkata, “Kami tidak mau ikut gereja MAHK yang punya begitu banyak gejolak,
untuk apa saya ikut gereja MAHK yang di dalamnya ada begitu banyak gejolak?”
Nah,
sesungguhnya, justru untuk gejolak seperti inilah saya berkata, “Puji Tuhan!”
Ini membuktikan kepada saya bahwa Iblis sedang khawatir. Seandainya segalanya
baik-baik saja, saya akan berkata, “Nah, kalian tahu, segalanya lancar di
permukaan,” kemudian saya akan berkata, “Iblis tidak terlalu khawatir.”
Tetapi
Iblis sedang mengkhawatirkan gereja ini. Dan Roh nubuat berkata bahwa
sepertinya gereja ini akan jatuh, tetapi dia tidak akan jatuh. Maka kita harus
setia tinggal di dalam kapal. Iya, kapal telah masuk ke perairan yang tidak
rata dan ada banyak gunung es di luar sana. Tetapi kapal ini akan tiba di
pelabuhan dengan atau tanpa kita. Saya berdoa semoga dengan kita.
Even though this is a
little bit long, you’ll permit me to indulge in reading this. This is the final
address of the President Robert Pierson to the General Conference in Autumn
Council and also the employees of the Review and Herald were there as well as
the members of the General Conference Committee. This is his last address to the world church
before he retired. By the way, Robert Pierson was a very pious spiritual man, tremendously.
I have a friend who works in San Francisco, Antonio Rodrigues who used to be in
charge of cleaning the General Conference office, he says that sometimes he
would arrive at 4 o’clock in the morning to clean, and Pastor Pierson would
come in would spend from four to the time that they began work, praying in his
office. Very spiritual man, despised by many, incidentally. I believe that they
actually made him sick because of what he saw coming into the church and he
tried to stand firm for principle. Now, folks, I am going to have
to do something, you might want to write down this date, the first date that
Pastor Bohr use glasses, hehehe, because the print of this is awfully small, so
Wendy, I’ve made your day! This is what, ah, something, I look like a scholar, right?
Walaupun
ini sedikit panjang, mohon kalian mengizinkan saya boleh membacakan ini. Ini
adalah pidato terakhir Presiden Robert Pierson, kepada General Conference, di
Autumn Council yang juga dihadiri oleh karyawan-karyawan Review and Herald dan
anggota-anggota General Conference Committee. Ini adalah pidatonya yang
terakhir kepada gereja di dunia sebelum dia pensiun. Robert Pierson adalah
seorang yang sangat saleh dan sangat rohani. Saya punya seorang teman, Antonio
Rodrigues, yang bekerja di San Francisco, yang dulu bertanggung jawab atas
kebersihan kantor General Conference. Dia berkata terkadang dia tiba pukul 4
pagi untuk mulai bersih-bersih, dan Pastor Pierson juga datang dan akan
menghabiskan waktu dari pukul 4 itu hingga jam kantor buka, untuk berdoa di
kantornya. Orang yang sangat rohani, tapi dibenci oleh banyak orang. Menurut
saya, merekalah yang membuatnya sungguh-sungguh sakit karena apa yang
dilihatnya masuk ke dalam gereja, dan dia berusaha untuk berdiri teguh
mempertahankan prinsip.
Nah,
Saudara-saudara, saya harus berbuat sesuatu, dan mungkin kalian perlu mencatat
tanggal ini, hari pertama Pastor Bohr menggunakan kacamata, hehehe, karena
cetakan hurufnya ini sangat kecil. Jadi Wendy, saya sekarang membuatmu sangat gembira! Ini seperti apa, saya tampak seperti seorang pelajar, bukan?
This is what he says,
“This will be the last
time that in my present role I shall stand before the world leaders of my
church, your church, our church, and I have a few words to leave with you.
I take my thoughts from something that Elder and Mrs. Ralph
Neall have written describing how typically a sect evolves into a church. They
say a sect is often begun by a charismatic leader with tremendous drive and
commitment and that it arises as a protest against worldliness and formalism in
a church. It is generally embraced by the poor. The rich would lose too much by
joining it, since it is unpopular, despised, and persecuted by society in
general.
It has definite beliefs firmly held by zealous members. Each
member makes a personal decision to join it and knows what he believes. There
is little organization or property, and there are few buildings. The group has
strict standards and controls on behavior. Preachers, often without education,
arise by inner compulsion. There is little concern about public
relations….” That’s
the origin of a movement.
“…And then it passes on to the second generation. With growth
there comes a need for organization and buildings. As a result of industry and
frugality, members become prosperous. As prosperity increases, persecution
begins to wane. Children born into the movement do not have to make personal
decisions to join it. They do not necessarily know what they believe. They do
not need to hammer out their own positions. [1’12’26] These have been worked
out for them. Preachers arise more by selection and by apprenticeship to older
workers than by direct inner compulsion.
In the third generation, organization develops and institutions
are established. The need is seen for schools to pass on the faith of the
fathers. Colleges are established. Members have to be exhorted to live up to
the standards, while at the same time the standards of membership are being
lowered….” Does
this sound familiar? “…The group becomes lax about disfellowshiping
nonpracticing members. Missionary zeal cools off. There is more concern over
public relations. Leaders study methods of propagating their faith, sometimes
employing extrinsic rewards as motivation for service by the members. Youth
question why they are different from others, and intermarry with those not of
their faith….”
Boy, if this isn’t true just by what we see. By the way this
discourse (pidato) was given October 15, 1978.
“…In the fourth generation there is much machinery; the number
of administrators increases while the number of workers at the grass-roots
level becomes proportionately less. Great church councils are held to define
doctrine. More schools, universities, and seminaries are established. These go
to the world for accreditation and tend to become secularized. There is a
reexamination of positions and modernizing of methods. Attention is given to
contemporary culture, with an interest in the arts: music, architecture,
literature. The movement seeks to become 'relevant" to contemporary
society by becoming involved with popular causes. Services become formal. The
group enjoys complete acceptance by the world. The sect has become
a church!
Brethren and sisters, this must never happen to
the Seventh-day Adventist Church!...” I am reading him, this is
not me. “…This will not happen to the Seventh-day Adventist Church. This is not just another church-it is God's church! But you are
the men and women sitting in this sanctuary this morning on whom God is
counting to assure that it does
not happen. Already, brethren and sisters,…” see, you can see the
handwriting on the wall, “…Already, brethren and sisters, there are subtle forces that
are beginning to stir.
Regrettably there are those in the church who belittle the
inspiration of the total Bible, who scorn the first 11 chapters of Genesis, who
question the Spirit of Prophecy's short chronology of the age of the earth, and
who subtly and not so subtly attack the Spirit of Prophecy. There are some who
point to the reformers and contemporary theologians as a source and the norm
for Seventh-day Adventist doctrine. There are those who allegedly are tired of
the hackneyed phrases of Adventism. There are those who wish to forget the
standards of the church we love. There are those who covet and would court the
favor of the evangelicals; those who would throw off the mantle of a peculiar
people; and those who would go the way of the secular, materialistic world…” Is this
describing pretty much what has happened? Yes or no? You know it is.
“…Fellow leaders, beloved brethren and sisters-don't let it
happen! I appeal to you as earnestly as I know how this morning-don't let it
happen! I appeal to Andrews University, to the Seminary,
to Loma Linda University - don't let it happen! We are not
Seventh-day Anglicans, not Seventh-day Lutherans-we are Seventh-day Adventists!
This is God's last church with God's last message! You are the men and women,
the leaders, whom God is counting on to keep
the Seventh-day Adventist Church God's remnant church, the
church God has destined to triumph!...”
Well, there is a second page that I am not going to read because
I think you already have the gist of what Ellen White says and what Robert Pierson
has to say in this passage.
Inilah yang dikatakannya:
“Ini adalah terakhir kalinya saya berdiri
dalam jabatan saya sekarang ini, di hadapan pemimpin-pemimpin seluruh dunia gereja saya, gereja kalian, gereja kita,
dan saya ingin menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian.
Saya
mengambil pikiran ini dari sesuatu yang ditulis oleh Ketua dan Ibu Ralph Neall,
yang melukiskan bagaimana secara tipikal suatu sekte berkembang menjadi gereja. Mereka mengatakan, suatu
sekte sering dimulai oleh seorang pemimpin yang karismatik, dengan semangat dan
komitmen yang besar, dan itu timbul sebagai protes terhadap keduniawian dan
formalitas di dalam sebuah gereja. Umumnya itu lalu diterima oleh mereka yang
miskin. Yang kaya tidak mau ikut karena resikonya terlalu besar, berhubung sekte
itu tidak populer, dibenci, dan dimusuhi oleh masyarakat secara umum.
Sekte ini memiliki
keyakinan-keyakinan tertentu yang dipegang dengan kokoh oleh anggota-anggotanya
yang bersemangat. Setiap anggota membuat keputusan secara individu untuk ikut
sekte itu dan dia tahu apa yang diyakininya. Pada waktu itu organisasi dan kepemilikan tanah sedikit sekali, dan bangunan juga hanya
sedikit. Kelompok ini memiliki standar yang ketat dan mengontrol kelakuan. Para
pengkhotbah, seringnya tanpa pendidikan, bangkit oleh dorongan batin. Humas
tidak dipentingkan…” Ini
adalah asal mulanya suatu gerakan.
“…Kemudian
ini beralih ke generasi kedua. Seiring dengan perkembangan, organisasi dan
bangunan pun dibutuhkan. Karena adanya industri dan pola hidup hemat,
anggota-anggota menjadi makmur. Dengan meningkatnya kemakmuran, penganiayaan
pun luntur. Anak-anak yang lahir dalam gerakan itu tidak perlu membuat
keputusan secara pribadi untuk mengikutinya. Mereka belum tentu tahu apa yang
mereka yakini. Mereka tidak perlu bergumul untuk tiba pada posisi mereka.
Semuanya sudah dikerjakan bagi mereka. Pengkhotbah-pengkhotbah muncul, lebih banyak lewat seleksi dan praktek magang
pada pekerja-pekerja yang lebih tua, daripada bangkit oleh dorongan batin.
Di
generasi ketiga, organisasi pun berkembang, dan institusi-institusi didirikan.
Kebutuhan adanya sekolah-sekolah muncul guna mewariskan iman para pendahulu.
Fakultas-fakultas didirikan. Anggota-anggota harus didorong supaya hidup sesuai
standar, sementara pada waktu yang sama, standar keanggotaan diturunkan…” apakah
ini terdengar familier? “…Kelompok ini menjadi
kendor dalam memecat anggota-anggotanya yang tidak berbuat sesuai ketentuan.
Kegiatan pelayanan mendingin. Humas menjadi lebih dipentingkan. Para pemimpin
mempelajari cara-cara untuk menyebarkan kepercayaan mereka, terkadang dengan
memakai imbalan yang tidak penting sebagai motivasi untuk pelayanan para
anggota. Para pemuda mempertanyakan mengapa mereka berbeda dari yang lain, dan
mereka menikah campur dengan yang bukan seiman dengan mereka…” Astaga, bukankah ini
benar hanya dari apa yang kita lihat! Ketahuilah, pidato ini diberikan pada
tanggal 15 Oktober 1978.
“…Di
generasi keempat, ada banyak perlengkapan; jumlah pengurus bertambah sementara
jumlah pekerja pada tingkat bawah berkurang secara tidak seimbang. Majelis-majelis gereja yang besar-besar diadakan untuk
mendefinisikan doktrin. Lebih banyak lagi sekolah, universitas, dan seminari
didirikan. Dan semua itu datang kepada dunia minta akreditasi dan cenderung
menjadi sekuler. Posisi-posisi diperiksa kembali, dan metode-metode dipermodern.
Kebudayaan kontemporer mendapat perhatian, dengan fokusnya pada seni: musik,
arsitektur, sastra. Gerakan itu berusaha
menjadi ‘relevan’ terhadap masyarakat kontemporer dengan melibatkan diri dalam
aksi-aksi yang populer. Pelayanan menjadi formal. Kelompok itu menikmati
diterima secara utuh oleh dunia. Sekte itu telah menjadi gereja!
Saudara-saudari,
ini tidak boleh terjadi pada gereja MAHK!...” Saya
sedang membaca tulisannya, ini bukan kata-kata saya. “…Ini
tidak akan terjadi pada gereja MAHK. Gereja ini bukan sembarang gereja
~ ini adalah gereja Allah! Tetapi kalian adalah laki-laki dan wanita yang duduk
di Bait Suci pagi ini, yang diandalkan Allah untuk memastikan hal ini tidak
terjadi. Sudah
ada, Saudara-saudari…” lihat, kalian bisa melihat tulisan yang ada di
dinding, “…Sudah ada, Saudara-saudari, kekuatan-kekuatan yang
halus yang mulai bangkit.
Sangat
disayangkan ada orang-orang di dalam gereja yang melecehkan inspirasi Alkitab
secara menyeluruh, yang mencemooh 11 pasal pertama kitab Kejadian, yang
mempertanyakan kronologi pendek Roh nubuat tentang sejarah bumi, dan yang
dengan halus maupun tidak terlalu halus, menyerang Roh nubuat. Ada yang
menunjuk para reformator dan para theolog kontemporer sebagai sumber dan norma
doktrin MAHK. Ada yang katanya sudah jemu dengan ungkapan-ungkapan basi
Adventisme. Ada yang ingin melupakan standar-standar gereja yang kita kasihi.
Ada yang mengingini dan bersedia mengambil hati kelompok Kristen, mereka yang
bersedia melemparkan ciri khasnya sebagai umat yang lain daripada yang lain,
dan mereka yang bersedia mengikuti jalan dunia yang sekuler dan materialis…” Apakah ini menggambarkan cukup tepat apa yang telah
terjadi? Ya atau tidak? Kalian tahu, itu benar.
“…Rekan-rekan
pemimpin, Saudara-saudari yang terkasih, jangan mengizinkan itu terjadi! Saya
memohon kalian dengan setulus-tulusnya semampu saya pada pagi hari ini, jangan
membiarkan itu terjadi! Saya memohon kepada
Andrews University, kepada Seminari, kepada Universitas Loma Linda, jangan
membiarkan itu terjadi! Kita bukan Anglikan Hari Ketujuh, bukan Luteran Hari
Ketujuh, kita adalah Masehi Advent Hari Ketujuh! Ini adalah gereja yang
terakhir milik Allah dengan pekabaran yang terakhir dari Allah! Kalian adalah
laki-laki dan wanita, para pemimpin yang diandalkan Allah untuk memelihara
gereja MAHK, umat sisa yang terakhir milik Allah, gereja yang telah ditentukan
Allah untuk menang!...”
Nah masih ada halaman kedua yang tidak akan saya
bacakan karena saya rasa kalian sudah menangkap inti dari apa yang dikatakan
Ellen White dan apa yang dikatakan Robert Pierson dalam bacaan ini.
Folks, we are living in the time of the shaking.
Do you believe that? And Ellen White makes it clear that there are three things
that are going to cause the shaking and I’ll finish with this.
She says,
·
first of all people
conforming to the worldly Sabbath,
·
secondly false doctrines
and false teachings, and whoever the Devil cannot get out by conforming that
person to the world, or by false doctrines or teachings,
·
you will have the third
method and that is persecution.
Saudara-saudara, kita hidup di zaman penggoncangan. Apakah
kalian percaya itu? Dan Ellen White membuatnya jelas bahwa ada tiga hal yang
akan mengakibatkan penggoncangan itu, dan saya akan mengakhiri dengan ini.
Ellen
White berkata,
·
pertama,
manusia akan mematuhi Sabat duniawi.
·
kedua,
doktrin-doktrin palsu dan ajaran-ajaran palsu. Dan siapa pun yang tidak
berhasil ditarik keluar oleh Iblis dengan menyesuaikannya kepada dunia
atau oleh doktrin atau ajaran yang
palsu,
·
metode
yang ketiga adalah penganiayaan.
And when the shaking is over, only those who have heard God’s word
and have obeyed God’s word, the law and the testimony, will be found faithful
when the winds of strife blow and the waters of the overwhelming flood, flood
the earth. May we study God’s word and pray such as we have never prayed
before, and witness to others such as we have never witnessed before, and may
we attend church more faithfully than ever before, and use our resources for
God’s kingdom such as we have never before, because the ship is going to reach
the port, and I pray to God that we will be on it.
Ditutup dengan doa.
Dan ketika pengguncangan itu usai, hanya mereka yang pernah
mendengar Firman Tuhan dan telah mematuhi Firman Tuhan, Hukum dan kesaksian,
akan didapati setia ketika angin sengketa bertiup dan air bah yang luar biasa
melanda dunia. Semoga kita mempelajari Firman Tuhan dan berdoa
seperti yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan bersaksi kepada orang
lain seperti yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan semoga kita hadir
di gereja lebih setia daripada sebelumnya, dan memakai sumber daya kita bagi
kerajaan Allah seperti yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, karena kapal ini akan mencapai pelabuhan, dan saya
mohon kepada Allah kita akan berada di atasnya.
Ditutup oleh doa.
31 05 16