Monday, August 8, 2016

THE FINAL MOVEMENTS ~ EPISODE 5 ~ STEPHEN BOHR

FINAL  MOVEMENTS
Part 05/06 - Stephen Bohr
THE SYMBOLS OF REVELATION 17
http://www.youtube.com/watch?v=dQ6lFN5yxQo


Dibuka dengan doa.


The book of Revelation is saturated with exotic imagery. This imagery is known in scholarly circle as apocalyptic and this was actually the way of thinking of the times in which the book of Revelation was written. Now, in order to understand the bizarre imagery of the book of Revelation, we need to place ourselves in the shoes of those who received this book originally. You see, they didn’t think as we do in the 21st century. They actually had a totally different framework of thought. They were used to understanding things in symbols, in graphic illustrations, in metaphors, in similes. And so we must jump into their skin ~ so to speak ~ in order to understand this imagery of Revelation and particularly chapter 17 which is our study today.

Kitab Wahyu dibanjiri oleh simbol-simbol yang eksotik. Simbol-simbol ini di kalangan pelajar-pelajar Alkitab dikenal sebagai apokaliptik dan sesungguhnya inilah cara orang berpikir di zaman kitab Wahyu itu ditulis. Nah, supaya kita bisa mengerti simbol-simbol yang aneh di dalam kitab Wahyu, kita perlu menempatkan diri kita di tempat mereka yang pertama kalinya menerima kitab ini. Kalian lihat, mereka tidak berpikir sebagaimana kita berpikir di abad ke-21 ini. Mereka mempunyai kerangka berpikir yang sama sekali berbeda. Mereka sudah terbiasa memahami perkara-perkara dalam simbol, dalam ilustrasi grafis, dalam metafora, dalam persamaan-persamaan. Maka kita harus masuk ke dalam pikiran mereka ~ katakanlah demikian ~ untuk bisa memahami simbol-simbol Wahyu dan terutama pasal ke-17 yang kita pelajari hari ini. 


Now, Revelation 17 is perhaps the most complex chapter in the book of Revelation and the most intellectually challenging. It contains vivid symbols and strange expressions, it’s like a gigantic jigsaw puzzle, where each symbol in the chapter is a piece of the jigsaw puzzle. Now, in order to put the puzzle together we must analyze each one of the pieces and see how they fit within the puzzle. Now, fortunately Revelation 17 not only contains a vision, but it also contains the interpretation of the vision. Actually the vision proper is found in verses 1-8. And the interpretation of the vision is found in verses 9-18.

Nah, Wahyu 17 mungkin adalah pasal yang paling kompleks di kitab Wahyu dan yang paling menantang intelektualitas. Pasal 17 ini berisi simbol-simbol yang hidup dan ekspresi-ekspresi yang aneh, dia merupakan suatu puzzle [gambar teka-teki] yang besar, di mana setiap simbol di pasal itu merupakan satu potongan puzzle. Nah, untuk mempersatukan semua potongan puzzle itu kita harus menganalisa setiap potongannya dan menyimak bagaimana mereka bisa cocok dalam gambar puzzle itu. Untunglah Wahyu pasal 17 tidak hanya berisikan suatu penglihatan, tetapi juga interpretasi dari penglihatan tersebut. Sebenarnya penglihatannya itu sendiri ada di ayat 1-8, dan interpretasi penglihatan itu ada di ayat 9-18.


Now allow me to cover 3 preliminary things before we actually get into the study of chapter 17. And we’ve given handouts for everybody to fill in the blanks as we go along in our study. The handout is composed of 10 pages. Of course we are not going to be able to finish 10 pages in this lecture but in our next one we will conclude this very important subject.

Izinkan saya membahas tiga poin pendahuluan sebelum kita masuk ke pelajaran pasal 17. Dan kami telah membagikan bahan ceramah ini kepada semua yang bisa diisi sambil kita belajar. Bahan itu terdiri atas 10 halaman. Tentu saja kita tidak bisa menyelesaikan seluruh 10 halaman itu dalam ceramah ini, tetapi dalam ceramah berikutnya kita akan menyelesaikan topik yang sangat penting ini.


Now the 3 preliminary points that I want to cover are these:
Revelation 1:1 tells us that the book of Revelation was signified  to John. Now what that means is that the book of Revelation is in sign language. In other words it’s not written in matter-of-fact everyday language, it’s written in symbols and signs and metaphors, and we must decipher these signs or these symbols or metaphors. So from the very beginning of the book we find that the book of Revelation was signified, or it presents the message in symbols.

Nah ketiga poin pendahuluan yang ingin saya bahas adalah berikut:
Wahyu 1:1 memberitahu kita bahwa kitab Wahyu itu disampaikan dalam bentuk simbol-simbol kepada Yohanes. Nah, yang dimaksud adalah kitab Wahyu itu dalam bahasa simbol. Dengan kata lain, kitab itu tidak ditulis dengan bahasa percakapan sehari-hari, tetapi ditulis dalam simbol dan tanda dan metafora, dan kita harus menafsirkan lambang-lambang atau simbol-simbol atau mefafora-metafora itu. Jadi dari awal kita mendapati kitab Wahyu ini dalam simbol-simbol, atau kitab itu menyampaikan pekabarannya dalam simbol-simbol. 


The second point that I would like to deal with by way of introduction is  that in order to understand the book of Revelation or any other part of the Bible for that matter, we need to have wisdom. In fact in Revelation 17:9 we have the declaration that the only way to understand this chapter is by having wisdom. It says there in verse 9, And here is the mind which hath wisdom. The seven heads are seven mountains, on which the woman sitteth.” So we are told here that there needs to be a mind which has wisdom in order to understand the symbols of this chapter.
Now in James 1:5 we find that wisdom comes only from God. And so we need to sit down and we need to pray to God that He will give us understanding in this chapter. I must say that as I studied this chapter throughout the years I’ve had to stop in my study and pray when I got to an impasse or to a place where I can’t understand a certain symbol or a certain expression.

Poin kedua yang ingin saya bahas sebagai pendahuluan adalah, agar bisa memahami kitab Wahyu atau kitab mana pun dalam Alkitab, kita memerlukan hikmat. Bahkan di Wahyu 17:9 kita menjumpai pernyataan bahwa satu-satunya jalan untuk memahami pasal ini adalah dengan hikmat. Dikatakan di ayat 9, Dan di sini perlu akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.” [KJV yang diindonesiakan]. Jadi di sini kita diberitahu bahwa dibutuhkan pikiran yang memiliki hikmat agar bisa memahami simbol-simbol di pasal itu.
Nah, di Yakobus 1:5 kita simak bahwa hikmat itu hanya berasal dari Allah. Maka kita perlu duduk dan berdoa kepada Allah agar Dia memberikan pengertian tentang pasal ini kepada kita. Saya bisa mengatakan bahwa selama bertahun-tahun saya mempelajari pasal ini, setiap kali saya harus berhenti saat mempelajarinya dan saya harus berdoa bila saya tiba di titik yang buntu, atau di mana saya tidak bisa memahami suatu simbol tertentu atau suatu ungkapan tertentu.


The third point that I would like to deal with by way of introduction is the fact that this vision of Revelation 17 was actually given by one of the seven angels who had the seven last plagues. Now we all know that in the book of Revelation we have seven plagues that are found in chapter 16. And we are told in chapter 17 that the angel which gives this vision of chapter 17 is actually one of the seven who pours out the plagues. Now, immediately we ask the question, “Which of the 7 angels comes back in Revelation 17 to explain this very, very complex chapter? Is it the 1st  angel who poured out his bowl, is it the 3rd, is it the 5th, is it the 7th? Which angel is it?”
Well, as we study along we will find that there is no doubt that the angel which comes to explain Revelation 17 and actually gives the vision of this chapter is none less than the angel who poured out the 6th plague.
You say, “How do we know that?”
Well, because in Revelation 17 we are told that the harlot in verse 1, the harlot sits on many waters, in verse 5 the harlot is called “Babylon”. Now, let me ask you which was the river upon which Babylon was seated? There is no doubt whatsoever that Babylon, ancient Babylon was seated upon the river Euphrates. Now the question is, if in Revelation 17 this harlot who is called “Babylon” is seated on many waters then we must go back to the seven plagues and find out which angel had something to do with the river Euphrates, which was the river upon which Babylon sat. And there is no doubt whatsoever that the only plague which deals with the waters of the river Euphrates is the 6th plague of Revelation. So the angel of Revelation 17 who gives this vision and the explanation is none less than the angel who poured out the 6th plague. This is a critical detail and we’ll see the importance of it a little bit later on.

Poin yang ketiga yang ingin saya bahas di pendahuluan ini adalah fakta bahwa penglihatan Wahyu 17 ini diberikan oleh salah satu dari ketujuh malaikat yang mencurahkan ketujuh malapetaka yang terakhir. Nah, kita semua sudah tahu bahwa di kitab Wahyu ada tujuh malapetaka terakhir yang tertulis di pasal 16. Dan kita diberitahu di pasal 17 bahwa malaikat yang memberikan penglihatan di pasal 17 ini adalah salah satu dari ketujuh malaikat yang mencurahkan malapetaka-malapetaka itu. Nah, segera kita akan bertanya, “Yang mana dari ketujuh malaikat itu yang kembali di Wahyu pasal 17 untuk menjelaskan pasal yang amat sangat kompleks ini? Apakah itu malaikat pertama yang mencurahkan cawannya, atau yang ketiga, atau yang kelima, atau yang ketujuh? Yang mana?”
Nah, sambil kita mempelajarinya kita akan mendapati bahwa tidak diragukan lagi malaikat yang datang untuk menjelaskan Wahyu 17 dan yang memberikan penglihatan di pasal ini tak lain adalah malaikat yang mencurahkan malapetaka yang keenam.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu?”
Yah, karena  di Wahyu 17 kita diberitahu bahwa pelacur yang di ayat 1, pelacur yang duduk di atas banyak air, di ayat 5 pelacur itu disebut “Babel” (atau Babilon). Nah, coba saya tanya, kota Babilon itu terletak di atas sungai apa? Tidak diragukan lagi bahwa Babilon, kota Babilon purba berada di atas sungai Efrat. Nah pertanyaannya adalah, jika di Wahyu 17 pelacur yang disebut “Babel/Babilon” itu duduk di atas banyak air, maka kita harus kembali ke pasal tujuh malapetaka dan mencari tahu malaikat mana yang berkaitan dengan sungai Efrat, yaitu sungai di atas mana Babilon duduk. Dan tidak ada keraguan sama sekali, bahwa satu-satunya malapetaka yang berkaitan dengan banyak air dari sungai Efrat adalah malapetaka keenam. Jadi malaikat Wahyu 17 yang memberikan penglihatan dan penjelasannya tak lain tak bukan adalah malaikat yang mencurahkan malapetaka yang keenam. Ini adalah detail yang kritikal yang nanti akan kita lihat pentingnya.


Now I would like to review two other points that we have studied in previous lectures in order to set the stage for what we are going to study from this chapter in our lecture today. First of all we’ve already studied that there are 7 parts to the vision of Daniel 7, the vision of Revelation 12, and the vision of Revelation 13. I just want to review the sequence of powers in those chapters. Actually all three of those chapters are parallel.
1.  First of all we have a lion which represents Babylon.
2.  Then we have a bear which represents Medo-Persia.
3.  Then we have a leopard representing Greece.
4.  Then we have a dragon beast which represents Rome.
So far so good. 4 beasts: Babylon, Medo-Persia, Greece and the Roman Empire.
But then we notice that we have three other stages in these chapters. In actual fact we are going to notice that Rome actually occupies 4 of these 7 stages.
Now, the 4th beast as I mention is Rome, but then we find in the prophecy particularly Daniel 7:23-24 that that dragon beast sprouts 10 horns.
5.  And now you have a dragon beast with 10 horns. That is stage #5.
6.  And then we find that that dragon beast with 10 horns gives his power, his throne and authority to the Beast of Revelation 13. And so you have a 6th stage, which is the stage of this Beast who rules 1260 days or years, or also 42 months as it says in Revelation chapter 13. And then of course this 6th power which is Papal Rome receives a deadly wound,
7.  but then it’s deadly wound is healed and this power rises to the epitome of world dominion again, that is stage # 7 or stage # 4 of Rome.
So reviewing, we have Babylon, Medo-Persia, Greece, the Roman empire, the Roman empire divided into 10 kingdoms, then we have the Papacy represented by the Beast of Revelation 13, and finally we have the 2nd stage of Papal Rome when it resurrects from its deadly wound, and this is where Revelation 17 comes in.

Sekarang saya ingin mengulangi dua poin lain yang sudah kita pelajari dalam ceramah-ceramah sebelumnya untuk meletakkan dasar bagi apa yang akan kita pelajari dari pasal ini dalam ceramah kita hari ini.
Pertama kita telah mempelajari bahwa ada tujuh bagian di penglihatan Daniel 7, penglihatan Wahyu 12, dan penglihatan Wahyu 13. Saya hanya ingin mengulangi urut-urutan kekuasaan di pasal-pasal itu. Sebenarnya ketiga pasal itu paralel.
1.  Pertama ada seekor singa yang melambangkan Babilon.
2.  Lalu ada seekor beruang yang melambangkan Medo-Persia.
3.  Kemudian ada seekor macan tutul yang melambangkan Greeka.
4.  Lalu ada seekor binatang naga yang melambangkan Roma.
    Sampai di sini, semua oke. Empat binatang buas: Babilon, Medo-Persia, Greeka dan kekaisaran Roma.
    Tetapi kemudian kita melihat bahwa ada tiga tahap berikutnya di pasal-pasal ini. Sesungguhnya kita akan melihat bahwa Roma menduduki 4 dari 7 tahap ini.
    Nah, binatang buas yang keempat, yang sudah saya sebut adalah Roma, kita dapati di dalam nubuatan terutama di Daniel 7:23-24, bahwa binatang naga itu menumbuhkan 10 tanduk.
5.   Dan sekarang ada binatang naga itu dengan 10 tanduk. Itu adalah tahap kelima.
6.   Kemudian kita melihat bahwa binatang naga dengan 10 tanduk itu memberikan kekuatannya, takhtanya dan kuasanya kepada Binatang Wahyu 13. Maka inilah tahap yang keenam, yaitu tahap Binatang Wahyu 13 yang berkuasa selama 1260 hari atau tahun, atau 42 bulan sebagaimana dikatakan di pasal 13. Tentu saja kekuasaan yang keenam ini, yang adalah Kepausan Roma, mendapat luka yang mematikan.
7.   Tetapi luka yang mematikan itu kemudian sembuh, dan kekuasan ini muncul menjadi lambang penguasa dunia lagi, inilah tahap yang ketujuh; atau tahap keempat Roma.
Jadi kita ulang, ada Babilon, Medo-Persia, Greeka, kekaisaran Roma, kekaisaran Roma terbagi dalam 10 kerajaan, lalu Kepausan yang dilambangkan oleh Binatang Wahyu 13, dan akhirnya tahap kedua Kepausan Roma ketika dia bangkit dari kematiannya akibat luka yang mematikan. Dan di sinilah Wahyu pasal 17 dimulai.


Now, another point that I need to cover in order for us to understand this chapter which is very complex, is to comprehend the ancient concept of “river dragons”. You see, I’ve seen illustrations of this scarlet Beast of Revelation 17 that have been drawn by artists and you know, sometimes they make this Beast with the body say of a cat or a bull, and they put the heads of bulls and the 10 horns they distribute among the different heads, in other words there are two horns on this head and there is one horn on this one, and maybe another one over on this one, and so on. This depiction by artists totally ignores the ancient concept of what is known as the cosmic river dragon. Allow me to explain what this concept was because it’s fundamental for what we are going to study in our lecture today.


Sekarang, poin yang lain yang perlu saya bahas agar kita bisa memahami pasal ini yang sangat kompleks adalah keharusan mengerti konsep purba mengenai “naga air”. Kalian lihat, saya sudah pernah melihat ilustrasi Binatang Wahyu 17 ini yang berwarna merah darah yang dibuat oleh para pelukis, dan kalian tahu terkadang mereka menggambarkan Binatang itu dengan badan kucing (harimau) atau banteng, dan mereka meletakkan kepala-kepala dengan 10 tanduk dan mereka mendistribusikan tanduk-tanduk di antara kepala-kepala, dengan kata lain ada kepala di sini dengan dua tanduk, dan ada kepala dengan satu tanduk, dan mungkin kepala di sana dengan satu tanduk, dst. Ilustrasi oleh para pelukis ini sama sekali mengabaikan konsep yang dikenal sebagai “naga air kosmik”. Izinkan saya menjelaskan konsep ini karena ini sangat fundamental bagi apa yang akan kita pelajari dalam ceramah kita hari ini.


The ancients believed that there was a cosmic river dragon which was at war with the gods. Obviously this concept is based in polytheism. The Bible picks up the imagery but it doesn’t actually believe that this cosmic river dragon existed in real life like the ancients did. But anyway the Bible takes this imagery, they believed that there was this cosmic river dragon and the river dragon had 7 heads, which was actually 7 mountains; and they believed that the mountains or the heads spewed out water and the water would come down the side of the mountain it would go into the valley and it would form a tortuous river that looks like the body of a serpent or the body of a dragon. In other words, the mountains were actually heads of the dragon, and the waters flowed from the heads or from the mountains down the side of the mountain and they formed the dragon, they formed the river which as it wound it looked like a serpent.

Orang-orang purba percaya bahwa ada naga air kosmik yang bertempur dengan para dewa. Jelas konsep ini berdasarkan politheisme. Alkitab memakai simbol naga air itu tetapi tidak mengambil keyakinan bahwa naga air kosmik ini sungguh-sungguh ada dalam kehidupan nyata, sebagaimana yang diyakini orang-orang purba. Tetapi Alkitab memakai simbol itu. Orang-orang purba ini percaya bahwa naga air kosmik ini ada dan bahwa naga air ini punya 7 kepala, yang sebenarnya adalah 7 gunung; dan mereka meyakini bahwa gunung-gunung atau kepala-kepala itu memuntahkan air dan air itu akan mengalir ke lereng gunung, dan turun ke lembah, dan alirannya membentuk sungai yang berliku-liku yang menyerupai badan seekor ular atau seekor naga. Dengan kata lain, gunung-gunung itu adalah kepala-kepala naga ini, dan air yang mengalir turun dari kepala-kepala atau gunung-gunung itu ke lereng-lerengnya, lalu membentuk seekor naga, air itulah yang membentuk sungai yang berliku-liku seperti bentuk seekor ular. 


And then of course they also had the concept that when the river was at flood stage, the river would actually go out of its borders and they believed that this was the dragon beast was sprouding wings, because if you’d look at this river from above, you’d see  when it’s at flood stage the waters had come out of the river, and they looked like the wings of a dragon.

Dan tentunya mereka juga memiliki konsep bahwa ketika sungai itu sedang meluap, airnya akan melampaui tepiannya, dan orang-orang purba ini meyakini bahwa naga itu telah tumbuh sayapnya, karena jika kita melihat sungai ini dari atas, kita akan melihat saat sungai itu dalam kondisi meluap, airnya membanjiri tepian-tepian sungai itu dan kelihatannya seperti naga itu bersayap.



And so they had this concept of the river dragon. The idea that the seven heads were seven mountains. By the way we know that rivers originate in the mountains so you know this is scientifically true although we know that the heads are not the heads of a dragon. But anyway this was the concept  seven mountains, seven heads, the seven heads spewing out waters forming the river which wound like the body of a serpent or of a dragon, and then when the dragon was at flood stage, when the river was at flood stage it extended its wings and it flooded the land.
Now, this concept forms the foundation for the understanding of Revelation chapter 17.

Jadi ada konsep tentang naga air ini. Konsep bahwa ketujuh kepala naga itu adalah tujuh gunung. Dan tentu saja kita tahu bahwa hulu sungai memang bermula di gunung-gunung jadi secara ilmiah kita tahu ini benar, walaupun kita tahu bahwa kepala-kepala itu bukanlah kepala seekor naga. Namun, demikianlah konsep tentang tujuh gunung, tujuh kepala, dan ketujuh kepala itu memuntahkan air yang membentuk sungai yang berkelok-kelok seperti badan ular atau naga, dan pada waktu naga itu sedang meluap, pada waktu sungai itu dalam kondisi meluap, dia melebar dan membanjiri sekitarnya seolah-olah menebarkan sayapnya.
Nah, konsep ini adalah fondasi pemahaman Wahyu pasal 17.


Now, I would like to go to talk about 3 aspects of Revelation 17, and today we are probably going to only cover two of them.
1.  First of all we want to take a look at the harlot.
2.  Secondly we want to take a look at this scarlet dragon, or this scarlet Beast.
3.  And in the third place we want to take a look at the 10 horns which are on the head of this dragon, at least on one of the heads of this dragon.

Sekarang, saya akan membahas tiga aspek Wahyu 17, dan hari ini kira-kira kita hanya bisa membahas dua darinya.
1.  Pertama kita perlu menyimak si pelacur.
2.  Kedua kita perlu menyimak naga merah ini, atau Binatang merah ini.
3.  Dan ketiga kita perlu menyimak kesepuluh tanduk yang ada di kepala naga itu, sedikitnya yang berada di salah satu kepala naga itu.


Now, let’s go in our Bibles to Revelation 17:1 and examine some details about the harlot first of all. Now it’s interesting to notice that in Revelation 17:1 we are told that the main protagonist of this chapter is this harlot. It’s not the scarlet colored Beast, it’s not the 10 horns, they are not the main protagonists. The individual who moves everything in this chapter, the dangerous figure in fact in this chapter is this harlot woman.
·    She sits on the waters, we are going to notice.
·    We are going to notice also that she sits on the dragon, she sits on the heads of the dragon.
·    She gives wine to the nations,
·    she sheds the blood of the saints, 
·    she has dominion over the kings of the earth,
·    and she is actually finally hated by the kings and by the Beast.
She is the central figure in this chapter.

Sekarang, marilah membuka Alkitab kita ke Wahyu 17:1, dan lebih dulu memeriksa beberapa detail mengenai si pelacur itu. Nah, yang menarik untuk disimak adalah di Wahyu 17:1 ini kita mendapat tahu bahwa protagonis utama pasal ini adalah si perempuan pelacur. Bukan Binatang yang berwarna merah, bukan kesepuluh tanduk, mereka bukan protagonis yang utama. Tokoh yang menggerakkan semuanya di pasal ini, tokoh yang berbahaya di pasal ini adalah si perempuan pelacur.
·     Dia duduk di atas banyak air, kita akan melihat itu.
·     Kita juga akan melihat bahwa dia duduk di atas naga itu. Dia duduk di kepala si naga.
·     Dia memberikan anggur kepada bangsa-bangsa.
·     Dia mencurahkan darah orang-orang kudus.
·     Dia berkuasa atas raja-raja di bumi.
·     Dan akhirnya dia dibenci oleh raja-raja dan oleh Binatang itu.
Dialah tokoh utama di pasal ini.


Now, notice Revelation 17:1, we are told there, And there came one of the seven angels which had the seven vials, and talked with me, saying unto me, ‘Come hither; I will shew unto thee the judgment of the great whore…”  or harlot   “… that sitteth upon many waters.’”
Now, immediately we ask the question, “What does this harlot represent?” Obviously it’s not a literal harlot it’s not a literal whore, which is the language used by the KJ, it is a symbol. Now the question is what does a woman represent in prophecy? Well, we’ve studied this many times before, a woman represents the church, a pure woman is a pure church. [But here we have a harlot woman, this must represent a church which is in apostasy, a church which has gone astray from God. In fact if you look up in Ezekiel 16:15-16 ~ by the way this is in your handout and you can fill out the space ~ you are going to discover as in many others, in Hosea, in Ezekiel 23, in the book of Jeremiah, many texts present apostate Israel as a harlot. In fact God on occasion called Israel “the great harlot”. Now, Israel professed to be God’s people but they were in apostasy against God, and so God said, “I’m no longer your husband. You rather have other husbands from the nations…” spiritually speaking. “…Therefore you have become a harlot.”
 
Sekarang, perhatikan Wahyu 17:1, kita mendapat tahu di sana, “Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di atas banyak air.” [KJV yang diindonesiakan]
Nah, segera kita bertanya, “Perempuan pelacur ini melambangkan apa?”
Jelas dia bukanlah pelacur secara harafiah, ini adalah suatu simbol. Nah, pertanyaannya adalah, dalam nubuatan seorang perempuan melambangkan apa? Nah, kita telah mempelajari ini berulang-ulang, seorang perempuan melambangkan gereja, perempuan yang saleh adalah gereja yang saleh. Tetapi di sini ada seorang perempuan pelacur, ini tentunya melambangkan sebuah gereja yang murtad, sebuah gereja yang telah meninggalkan Allah. Bahkan jika kita melihat di Yehezkiel 16:15-16 ~ itu sudah ada di bahan-bahan yang dibagikan kalian dan kalian bisa mengisi kolom-kolomnya yang kosong ~ kita akan melihat sebagaimana di kitab Hosea, Yehezkiel 23, di kitab Yeremia, ada banyak ayat yang menyatakan Israel yang telah murtad sebagai seorang perempuan pelacur. Bahkan, ada saat-saatnya Allah menyebut Israel “pelacur besar”.  Nah, Israel itu mengaku sebagai umat Allah, tetapi mereka murtad terhadap Allah, maka Allah berkata, “Aku bukan suamimu lagi. Kamu lebih suka punya suami-suami yang lain dari bangsa-bangsa lain…” berbicara secara rohani, “…oleh karena itu kamu telah menjadi seorang pelacur.”


The point is that a harlot, this harlot of Revelation 17 represents apostate Christianity. A Christianity that professes to belong to Christ but which has apostatized from Christ.
Now I want you to notice what the apostasy involved in verse 2. It says, With whom the kings of the earth have committed fornication…”  and then it speaks about the wine. We’ll come back to that later.
But notice one of the great sins of this harlot is that she has committed fornication with the kings, in other words she has committed adultery with the kings. Instead of having a monogamous relationship with the Lord, she has illicit relationships with the kings of the earth. Now what this means simply is if the harlot represents apostate religion, then her fornications with the kings of the earth must mean that she joins church and state. In other words she joins religion and politics. She tries to get the State to do what only Jesus Christ should do. In other words she has illicit political relationships with the kings of the earth.    

Jadi, seorang perempuan pelacur, perempuan pelacur Wahyu 17 ini, melambangkan Kekristenan murtad, Kekristenan yang mengaku sebagai milik Kristus tetapi yang telah murtad dari Kristus.
Sekarang saya mau kalian menyimak apa kemurtadan yang terlibat di ayat 2. Dikatakan, Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul…” lalu ayat itu berbicara tentang anggurnya. Kita akan kembali ke sini nanti.
Tetapi salah satu dosa besar perempuan pelacur ini adalah dia telah berbuat cabul dengan raja-raja, dengan kata lain dia telah berzinah dengan raja-raja itu. Bukannya memiliki hubungan monogami dengan Tuhan, malahan dia menjalin hubungan gelap dengan raja-raja bumi. Nah, apa yang dimaksud di sini adalah, jika perempuan pelacur ini melambangkan agama yang murtad, maka perzinahannya dengan raja-raja di bumi haruslah berarti dia menggabungkan gereja dengan Negara. Dengan kata lain, dia menggabungkan agama dengan politik. Dia mencoba membuat Negara melakukan apa yang seharusnya dilakukan Yesus Kristus.  Dengan kata lain dia memiliki hubungan gelap dengan raja-raja di bumi.


Now the next point that I want us to notice is that this chapter several times speaks about this harlot sitting. In fact you’ll notice in verse 1, we’ve already read it, that she sits on many waters.
In Revelation 17:3 we notice that she sits on a scarlet colored  Beast. In fact it says there,
“so he carried me away in the spirit into the wilderness: and I saw a woman sit upon a scarlet coloured beast…” 
Now you say, “Now, Pastor, wait a minute. You’ve just said that she’s seated on many waters, now you say that she’s seated upon a scarlet Beast.”
It’s not me saying it, it’s the Bible saying it. The fact is, that it means the same thing.
You say, “How is that?”
Well, as we’ve noticed in the ancient concept, the body of this dragon Beast was actually the body of a dragon, and so the waters, being the body of the dragon. It can be said that the harlot sits on the waters or she sits on this scarlet Beast. And by the way the reason why this scarlet Beast, the waters ~ the body of this scarlet Beast ~ are red is because in verse 6 we are told that she is full of the blood of the saints, thus the waters are red, the body of the dragon is red, because this harlot sheds the blood of God’s people.

Nah, poin berikut yang saya mau kalian simak adalah pasal ini beberapa kali berbicara tentang perempuan pelacur ini duduk. Bahkan kalian akan menyimak di ayat 1, ayat itu sudah kita baca tadi, bahwa dia duduk di atas banyak air.
Di Wahyu 17:3 kita melihat dia duduk di atas seekor Binatang berwarna merah darah. Bahkan dikatakan di sana, 3 Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang merah darah…”
Nah, kalian berkata, “Lho Pastor, tunggu dulu. Tadi Anda berkata bahwa dia duduk di atas banyak air, sekarang Anda berkata dia duduk di atas seekor Binatang berwarna merah darah.
Bukan saya yang berkata demikian, Alkitab yang berkata itu. Faktanya ialah ini berarti hal yang sama.
Kalian berkata, “Kok bisa?”
Nah, sebagaimana yang sudah kita lihat di konsep purbanya, tubuh Binatang naga ini sesungguhnya adalah tubuh seekor naga, maka airnya itu, adalah tubuh naga itu. Jadi, bisa dikatakan bahwa perempuan pelacur itu duduk di atas banyak air, atau dia duduk di atas Binatang merah darah ini. Dan ketahuilah, alasan mengapa Binatang merah darah ini, atau air banyak itu, tubuh dari Binatang merah darah itu berwarna merah adalah karena di ayat 6 kita mendapat tahu bahwa dia dipenuhi oleh darah orang-orang kudus, oleh sebab itu airnya merah, tubuh naga itu merah, karena perempuan pelacur itu telah mencurahkan darah umat Allah.


She’s also said to sit on the seven mountains. Notice Revelation 17:9, 9 And here is the mind which hath wisdom. The seven heads are seven mountains, on which the woman sitteth.”
In actual fact the mountains are the heads of the dragon, the waters are the body of the dragon. So these three ways of speaking refer to the same thing:
·       seated on the heads,
·       seated on the scarlet Beast,
·       seated on the waters,
all refer to the same thing.  In other words she sits upon the Beast, the waters and the mountains.
Now, the question is what does it mean that “she sits”? Well, in Revelation 17:18 we find the meaning of her sitting. It says there in verse 18,And the woman which thou sawest is that great city, which reigneth over the kings of the earth.”
In other words she has dominion over the waters, she has dominion over this Beast, she has dominion over the kings. In other words she controls this dragon Beast, this scarlet dragon Beast.

Juga dikatakan perempuan pelacur itu duduk di atas tujuh gunung. Perhatikan Wahyu 17:9, “Dan di sini perlu akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.”
Sebenarnya, gunung-gunung adalah kepala naga itu, air adalah badan naga itu. Jadi ketiga cara berbicara tentang hal ini mengacu kepada hal yang sama:
·       duduk di atas kepala-kepala,
·       duduk di atas Binatang merah darah,
·       duduk di atas banyak air, semuanya mengacu kepada hal yang sama.
Dengan kata lain, pelacur itu duduk di atas Binatang itu, di atas air, dan di atas gunung-gunung.
Sekarang pertanyaannya, apa maksudnya pelacur itu “duduk”?
Nah, di Wahyu 17:18, kita menemukan arti “duduk” itu. Dikatakan di ayat 18,  Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar itu yang memerintah atas raja-raja di bumi."
Dengan kata lain, perempuan pelacur itu memerintah atas banyak air, memerintah atas Binatang itu,  memerintah atas raja-raja. Dengan kata lain, pelacur itu mengendalikan Binatang naga itu, Binatang naga berwarna merah darah itu.


Now, let’s notice a few more things about the waters. We are told in Revelation 17:1 that she is seated on many waters. Let’s read that again, at least the last part of the verse says, Come hither; I will shew unto thee the judgment of the great whore that sitteth upon many waters.” Now these are not literal waters. This is Babylon. This is the river Euphrates. Because Babylon was seated on the Euphrates. But this is not talking about literal H2O, this is talking in symbolic language. Now let’s notice, according to Revelation 17:15 what these waters represent. We are told there in verse 15, And he saith unto me, ‘The waters which thou sawest, where the whore sitteth, are peoples, and multitudes, and nations, and tongues.’” Very interesting. In other words the body of the dragon represents multitudes, nations, tongues and peoples.
The heads or the mountains we are going to notice represents kingdoms, the kingdoms that ruled  over these peoples, and of course the harlot represents apostate religion which controls the multitudes, nations, tongues and peoples and which controls the different kingdoms throughout history and controls these 10 kings at the very end of time.

Sekarang, mari kita simak beberapa hal lagi mengenai air yang banyak itu. Kita mendapat tahu dari Wahyu 17:1 bahwa perempuan pelacur itu duduk di atas banyak air. Mari kita baca lagi, paling tidak bagian ayat yang mengatakan, “‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di atas banyak air.’”
Nah ini bukan air sesungguhnya. Ini tentang Babilon. Ini sungai Efrat. Karena Babilon terletak atau duduk di atas sungai Efrat. Tetapi ini tidak berbicara tentang H2O yang sebenarnya,  ini berbicara dalam bahasa simbolis. Nah, mari kita simak, menurut Wahyu 17:15, air-air ini melambangkan apa. Kita mendapat tahu di ayat 15, “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum, dan orang banyak dan bangsa-bangsa dan bahasa.” Sangat menarik. Dengan kata lain badan naga itu melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum.
Kita lihat bahwa kepala-kepalanya atau gunung-gunung melambangkan kerajaan-kerajaan,  kerajaan-kerajaan yang memerintah atas bangsa-bangsa itu, dan tentu saja perempuan pelacur itu melambangkan agama yang murtad yang mengendalikan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum, dan yang mengendalikan berbagai kerajaan sepanjang sejarah dan mengendalikan kesepuluh raja pada akhir masa.


Now it’s interesting to notice that in Isaiah 17:12-13, we are not going to look that up but, I’ll just share it with you, according to the prophet Isaiah the nations make noise like the noise of the seas and a rushing like the rushing of many waters. So in other words nations and multitudes are compared with the sea, they are compared with the rushing of many waters. 

Nah, yang menarik itu perhatikan di Yesasya 17:12-13 ~ kita tidak akan membaca ayat-ayat ini, cukup saya membagikannya kepada kalian ~ menurut nabi Yesaya, bangsa-bangsa membuat suara seperti gemuruh lautan dan gejolaknya seperti gejolak banyak air. Jadi dengan kata lain, bangsa-bangsa dan orang banyak dibandingkan dengan lautan, mereka dibandingkan dengan gejolaknya banyak air.


Now allow me to say a few additional things about these  waters. Actually we are going to discover in our study that these waters ~ the body of the dragon ~ are actually dried up three times. They actually raged and flooded three times and they are dried up three times.

Sekarang izinkan saya mengatakan beberapa keterangan tambahan tentang air-air ini. Sebenarnya kita akan melihat dalam pelajaran kita bahwa air-air ini ~ yaitu badan naga itu ~ pernah mengering tiga kali. Air-air itu pernah menggelora dan membanjiri tiga kali dan juga dikeringkan tiga kali.


Let’s go in our Bibles to Revelation 12:15, this is the first stage where this river is actually flooding. It says there in Revelation 12:15, And the serpent…”  by the way the serpent is the dragon, and he has 7 heads, we won’t go reading that right now, you can notice that in verses 1-5. It says,   “…And the serpent cast out of his mouth water as a flood after the woman, that he might cause her to be carried away of the flood.”
So notice, this is the river at flood stage, this is the body of the dragon at flood stage. The flood wants to destroy and kill the woman, wants to kill the church, the pure woman according to Revelation 12:1. But then I want you to notice that the waters are dried up or they are swallowed up. Notice verse 16, 16 And the earth helped the woman, and the earth opened her mouth, and swallowed up the flood which the dragon cast out of his mouth.”    This idea of the ancient concept of this dragon spewing water out of its mouth. By the way the mouth is in the head and this dragon Beast has 7 heads. So you notice this ancient concept of mountains or heads spewing out water and the water forming the body of the dragon, and that body of the dragon, those waters wanting to flood, wanting to destroy God’s people. But it says here that when the serpent casts out waters like a flood to drown the woman, the earth comes, swallows up the water and the water is dried up. By the way the serpent did this for 1260 years. You can notice that in Revelation 12:14 and also Revelation 12:6, this is the period of the 1260 years, the period of papal dominion.

Marilah kita buka Alkitab kita ke Wahyu 12:15, ini adalah tahap pertama di mana sungai itu sedang meluap. Dikatakan di Wahyu 12:15, “Lalu ular itu…”  ketahuilah ular adalah naga itu, dan dia memiliki 7 kepala. Kita tidak akan membaca tentang 7 kepalanya sekarang, kalian bisa membacanya dari ayat 1-5. Dikatakan, “…Lalu ular itu  menyemburkan dari mulutnya air, seperti air bah, ke arah perempuan itu, supaya ia boleh mengakibatkan perempuan itu hanyut oleh air bah itu. [KJV yang diindonesiakan]
Jadi simak, ini adalah saat sungai itu sedang meluap, saat badan naga sedang dalam tahap meluap. Air yang meluap itu tujuannya untuk menghancurkan dan membinasakan perempuan itu, yaitu untuk membunuh gereja itu, perempuan yang saleh, menurut Wahyu 12:1. Tetapi saya mau kalian simak bahwa air-air itu lalu mengering atau air-air itu ditelan. Perhatikan ayat 16, “Tetapi bumi menolong perempuan itu. Dan bumi membuka mulutnya, dan menelan air bah yang disemburkan naga itu dari mulutnya.” [KJV yang diindonesiakan]  Inilah konsep purba tentang naga yang menyemburkan air dari mulutnya.
Ketahuilah mulut ada di kepala naga itu, dan naga itu memiliki 7 kepala. Jadi kalian simak konsep purba ini tentang gunung-gunung atau kepala-kepala yang menyemburkan air, dan air itu yang membentuk badan naga itu, dan badan naga itulah, air-air itulah yang mau membanjiri, mau membinasakan umat Allah. Tetapi dikatakan di sini bahwa ketika ular itu menyemburkan airnya menyerupai banjir yang akan menenggelamkan perempuan itu, bumi datang dan menelan semua air itu, dan air pun kering. Dan ular itu melakukan hal ini selama 1260 tahun. Kalian bisa melihat ini di Wahyu 12:14 dan juga 12:6, inilah periode 1260 tahun, periode kekuasaan Kepausan.


But then I want you to notice that after a period  when the waters have dried up, that means that the heads are no longer sending their multitudes to try and destroy God’s people, after a period of respite, suddenly the dragon begins spewing out waters again  persecuting and trying to destroy. Notice verse 17, 17 And the dragon was wroth with the woman, and went to make war with the remnant of her seed, which keep the commandments of God, and have the testimony of Jesus Christ.”
See the dragon is going to persecute again, the waters are going to begin to flow again after the earth swallows up the water and persecution ceases.
Now this is the same picture which is presented in Revelation 13. Once again you have there a Beast who comes from the sea, and according to verse 7, this Beast actually rules for a period of 42 months. Let’s notice that. Actually it’s verse 5, and it says, 5 And there was given unto him a mouth speaking great things and blasphemies; and power was given unto him to continue forty and two months.”  And then notice verse 7 that I mentioned a few moments ago, 7 And it was given unto him to make war with the saints, and to overcome them: and power was given him over all kindreds, and tongues, and nations.”
So notice that for 42 months this Beast persecutes God’s people, just like in chapter 12, this dragon spewed water out of his mouth for 1260 days. Both chapters are speaking about the same time period.

Tetapi saya mau kalian perhatikan bahwa setelah suatu periode, air itu mengering ~ artinya kepala-kepala itu tidak lagi mengirimkan orang banyaknya untuk berusaha membinasakan umat Allah ~ setelah suatu masa rehat, tiba-tiba naga itu mulai lagi menyemburkan air, menganiaya dan berusaha membinasakan. Perhatikan ayat 17, Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” [KJV yang diindonesiakan].  Lihat, naga itu mulai mau menganiaya lagi, airnya mulai meluap lagi setelah airnya tadi ditelan bumi dan penganiayaan berhenti.
Nah ini gambaran yang sama yang ditulis di Wahyu 13. Sekali lagi di situ ada satu Binatang yang datang dari laut, dan menurut ayat 7 Binatang ini memerintah selama 42 bulan. Mari kita simak itu. Itu ayat 5, dan dikatakan, Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat dan kepadanya diberikan juga kuasa untuk terus berlanjut selama empat puluh dua bulan lamanya.[KJV yang diindonesiakan]
Lalu simak ayat 7 yang saya sebutkan tadi, “Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.”
Maka simak bahwa selama 42 bulan, Binatang ini menganiaya umat Allah, sama dengan pasal 12, naga itu menyemburkan air dari mulutnya selama 1260 hari. Kedua pasal itu berbicara tentang masa yang sama.


But then we find that after this Beast for 42 months persecutes God’s people, suddenly something happens to this Beast. Notice what we find in Revelation 13:10, speaking about this Beast, at the end of 1260 years, it says,  “10 He that leadeth into captivity shall go into captivity: he that killeth with the sword must be killed with the sword. Here is the patience and the faith of the saints.”
In other words this Beast which is persecuting God’s people for 42 months, at the end of 42 months, receives a deadly wound. That’s the same as the drying up of the waters in Revelation 12, after the dragon spews out water for 1260 years. But you remember that in Revelation 12 after the waters was swallowed up by the earth, we are told that then the dragon was enraged with the woman, and once again he is flooding and he is going to make war. Revelation 13 presents the same scenario. Notice verse 3, it says, 3 And I saw one of his heads as it were wounded to death; and his deadly wound was healed: and all the world wondered after the beast.”

Kemudian kita melihat bahwa setelah Binatang ini menganiaya umat Allah selama 42 bulan, tiba-tiba sesuatu terjadi padanya. Perhatikan apa yang kita temukan di Wahyu 13:10, berbicara tentang Binatang ini pada akhir 1260 tahun, dikatakan, “Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan; siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Di sinilah ketabahan dan iman orang-orang kudus.” [KJV yang diindonesiakan].
Dengan kata lain Binatang yang menganiaya umat Allah selama 42 bulan, pada akhir 42 bulan itu mendapat luka yang mematikan. Ini sama dengan mengeringnya air di Wahyu 12 setelah naga itu menyemburkan airnya selama 1260 tahun. Tetapi kalian ingat bahwa di Wahyu 12 setelah air itu ditelan oleh bumi, kita mendapat tahu bahwa naga itu menjadi murka terhadap perempuan itu, dan sekali lagi dia mendatangkan banjir dan dia akan berperang. Wahyu 13 menyajikan skenario yang sama. Perhatikan ayat 3, dikatakan, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan, tetapi luka yang mematikan itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” [KJV yang diindonesiakan].


Do you see the parallel here between Revelation 12 and Revelation 13? In Revelation chapter 12 you have this dragon Beast spewing out waters to try and destroy the woman, to drown the woman. And this happens for 1260 days. Then we find that the earth swallows up the waters, the waters are dried up. After the waters are dried up for a while, the dragon is enraged and he goes to make war against God’s people once again. Revelation 13 this Beast persecutes for 42 months, at the end of the 42 months it receives a deadly wound, it’s the same thing as the drying up of the waters. And then its deadly wound is healed and once again it persecutes. This is parallel to Revelation 12:17.

Apakah kalian melihat paralel di sini antara Wahyu 12 dan Wahyu 13? Di Wahyu 12 Binatang naga itu menyemburkan air untuk mencoba membunuh perempuan itu, untuk menenggelamkan perempuan itu. Dan ini terjadi selama 1260 hari. Lalu kita mendapati bumi menelan airnya, airnya dikeringkan. Setelah airnya dikeringkan beberapa saat lamanya, naga itu murka dan dia pergi dan berperang dengan umat Allah sekali lagi. Di Wahyu 13 Binatang itu menganiaya selama 42 bulan, pada akhir 42 bulan itu dia mendapat luka yang mematikan. Ini sama dengan mengeringnya air. Lalu lukanya yang mematikan sembuh dan sekali lagi dia menganiaya. Ini paralel dengan Wahyu 12:17.


Now some people wonder whether this Beast was actually wounded or not to death. Some people say, “Well, he was only wounded, he wasn’t killed.” The fact is there is no doubt whatsoever that this Beast was killed at the end of the 42 months or at the end of the 1260 days or years.
You say, “How do we know that?”
Simply because the expression in Revelation 13:3 where it says, 3 And I saw one of his heads as it were wounded to death…”  is the identical expression that is used to refer to Christ as “a Lamb as though It had been slain”. So if Jesus, if the expression “as though It had been slain” refers to the fact that Jesus was killed, and the same term is used for this Beast, this Beast also was killed at the end of 42 months. Furthermore we just read in verse 10 where it says that this Beast must be killed with the sword. It doesn’t say only wounded, it says killed with the sword. In other words this Beast actually was wounded to death. He not only was wounded to the point of death, but he was actually wounded to death. 

Nah, ada yang bertanya-tanya apakah Binatang ini sungguh-sungguh terluka hingga mati atau tidak. Ada orang berkata, “Yah, dia hanya terluka, dia tidak terbunuh.” Faktanya, tak diragukan lagi, Binatang ini terbunuh pada akhir 42 bulan itu atau pada akhir 1260 hari/tahun.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu?”
Mudah, karena ungkapan di Wahyu 13:3 berkata, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan…”  adalah ekspresi yang sama yang dipakai untuk mengacu kepada Kristus sebagai “Anak Domba seperti telah disembelih.” Maka jika Yesus, jika ungkapannya, “seperti telah disembelih” mengacu kepada fakta bahwa Yesus telah dibunuh, dan istilah yang sama dipakai untuk Binatang ini, maka Binatang ini juga telah dibunuh pada akhir42 bulan itu. Apalagi kita baru saja membaca di ayat 10 di mana dikatakan Binatang ini harus dibunuh dengan pedang, tidak dikatakan hanya terluka. Dikatakan bahwa dia dibunuh dengan pedang, dengan kata lain Binatang ini benar-benar terluka hingga mati. Dia tidak saja terluka hingga hampir mati, tetapi dia benar-benar terluka sampai mati.


Now I want you to notice that there is another time when the waters are going to flow again. Revelation 12:17 says, the dragon after the waters were swallowed up by the earth, says, 17 And the dragon was wroth with the woman, and went to make war with the remnant of her seed, which keep the commandments of God, and have the testimony of Jesus Christ.”
This idea is picked up later in the book of Revelation, only a different term is used. Notice Revelation 16 and I want you to notice verse 12, this is the 6th plague. I want you to notice, it says, 12 And the sixth angel poured out his vial upon…”  what?  “…the great river Euphrates…”  now let me ask you, what does Euphrates represent? We’ve already noticed in chapter 17, it represents multitudes, nations, tongues and peoples. What does the river Euphrates want to do before the waters were dried up? The waters were going to do the same thing they were doing during the 1260 years or during the 42 months. The waters wanted to drown God’s people during that period. Revelation 16 tells us that the river Euphrates is going to flow again. In other words, multitudes, nations, tongues and peoples are going to come after God’s people to try and destroy them. Let me ask you, is God going to dry up those waters again at the end of time like He did at the end of the 1260 years? Notice once again verse 12,   “…“12 And the sixth angel poured out his vial upon the great river Euphrates; and the water thereof was…”  what?   “…the water thereof was dried up, that the way of the kings of the east might be prepared.” And the kings of east of course represent Jesus and His angels, Jesus coming in His second coming, with the armies of heaven or the angels.

Sekarang saya mau kalian perhatikan bahwa ada saat lain ketika airnya akan meluap lagi. Wahyu 12:17 berkata tentang naga itu, setelah airnya ditelan oleh bumi, demikian, Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” [KJV yang diindonesiakan]
Konsep ini kemudian juga ada di dalam kitab Wahyu hanya memakai istilah yang lain. Perhatikan Wahyu 16 dan saya mau kalian perhatikan ayat 12, ini adalah malapetaka keenam. Saya mau kalian menyimak, dikatakan, “Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke…”  mana?   “…ke atas sungai yang besar, sungai Efrat…”  sekarang coba saya tanya, sungai Efrat mewakili apa? Kita sudah menyimak di pasal 17, sungai itu mewakili orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum. Apa yang mau dilakukan sungai Efrat sebelum airnya dikeringkan? Airnya akan melakukan hal yang sama yang dilakukan selama 1260 tahun atau selama 42 bulan. Airnya mau menenggelamkan umat Allah selama masa itu. Wahyu 16 mengatakan kepada kita bahwa sungai Efrat itu akan mengalir lagi. Dengan kata lain, orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum, akan mengejar umat Allah untuk berusaha membinasakan mereka. Coba saya tanya, apakah Allah akan mengeringkan air itu lagi pada akhir zaman sebagaimana yang dilakukanNya pada akhir 1260 tahun? Simak sekali lagi ayat 12,    “…Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu airnya…”  bagaimana?   “…airnya dikeringkan, supaya jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur boleh disiapkan.” [KJV yang diindonesiakan]. Dan raja-raja dari timur tentu saja mewakili Yesus dan malaikat-malaikatNya, Yesus dalam kedatanganNya yang kedua, dengan balatentara Surgawi atau para malaikat.


Notice once again that at the end of time this raging river which tried to drown the woman during the 1260 years, is going to flow again. By the way this is that dragon Beast whose body is described as that river of  multitudes, nations, tongues and peoples. But when this river is about to drown and destroy God’s people, just like what happened, God is going to dry up that river. Now I hope you understood what I’ve gone through, this is of critical importance.
Now, I’ve mentioned that there is three drying ups of the river. I am going to save that the last drying up till the end of these two studies that we have.

Perhatikan sekali lagi bahwa pada akhir zaman sungai yang bergelora ini, yang telah berusaha menenggelamkan perempuan itu selama 1260 tahun, akan mengalir lagi. Ketahuilah ini adalah Binatang naga itu yang badannya digambarkan sebagai sungai yang terdiri atas orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum. Tetapi pada saat sungai ini hampir akan menenggelamkan dan membinasakan umat Allah, Allah akan mengeringkan sungai itu persis seperti apa yang pernah terjadi. Nah, moga-moga kalian paham apa yang telah saya bahas, karena ini sangat penting.
Nah, saya sudah menyebutkan bahwa sungai itu akan dikeringkan tiga kali. Pengeringannya yang ketiga kali akan saya simpan sampai akhir dua pelajaran kita ini.


Now, I want you to notice what the name of this harlot is. Revelation 17:5, she has a particular name, it says, 5 And upon her forehead was a name written, MYSTERY, BABYLON THE GREAT…”  so we discover that this harlot who sits on many waters is Babylon. That’s how we know that the Euphrates of chapter 16 is connected with this chapter because the river of Babylon was the Euphrates. Now I want you to notice another very interesting details, not only is she called “Mystery, Babylon the Great”, but we are told that she is “…THE MOTHER OF…”  what?   “…THE MOTHER OF HARLOTS AND ABOMINATIONS OF THE EARTH.”
Now, I’d like to ask how many of you have ever met a mother that does not have children? I know women who don’t have children, but I haven’t met the first mother who never had a child. Which means that this harlot has children or daughters, because she is the mother of harlots. Harlots = feminine, in this case. And so she has daughters that were born from her.

Sekarang, saya mau kalian menyimak apa nama perempuan pelacur itu. Wahyu 17:5, perempuan itu punya nama khusus, dikatakan, Dan pada dahinya tertulis suatu nama: “MISTERI, BABEL BESAR…”  jadi kita melihat bahwa pelacur ini yang duduk di atas banyak air, adalah Babilon. Dengan cara itulah kita tahu bahwa sungai Efrat yang di pasal 16, terkait dengan pasal ini karena sungai Efrat adalah sungai Babilon. Sekarang saya mau kalian memperhatikan detail lain yang sangat menarik. Bukan saja perempuan itu disebut “MISTERI, BABEL BESAR tetapi kita diberitahu dia adalah    “…IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR, DAN DARI  KEKEJIAN BUMI.”
Nah, saya mau tanya, berapa dari kalian yang pernah mengenal seorang ibu yang tidak punya anak? Saya kenal perempuan-perempuan yang tidak punya anak, tetapi saya belum pernah mengenal seorang ibu yang tidak pernah punya anak. Berarti, perempuan pelacur ini juga punya anak-anak, atau putri-putri karena dikatakan dialah ibu dari wanita-wanita pelacur. Wanita-wanita pelacur = feminin, dalam kasus ini. Maka perempuan pelacur itu memiliki putrid-putri yang lahir darinya.


So you notice that in this chapter we have actually a three-fold alliance. We have an alliance between the harlot – the kings – and the daughters of the harlot. By the way these three powers are spoken of in Revelation 16 as the dragon, the Beast, and the false prophet.  By the way,  the harlot represents the Roman Catholic system when it resurrects to power at the end of time.  The daughters represent the Protestant denominations that were born from the Roman Catholic Papacy in the 16th century, they teach many of the same doctrines that their mother does. And today they are trying to join church and state just as the mother did during the 1260 years.
And so we find in Revelation 17 a threefold  alliance,
·       between the harlot (Roman Catholicism),
·      between the daughters who were born from the Roman Catholic Papacy (apostate Protestantism),
·      and the kings of the earth and of the whole world.

Jadi kita lihat di pasal ini ada suatu persekutuan tiga pihak. Ada persekutuan antara perempuan pelacur – raja-raja bumi – dan putri-putri perempuan pelacur itu. Ketahuilah tiga kekuasaan ini di Wahyu 16 disebut sebagai: naga, Binatang, dan nabi palsu. Nah, perempuan pelacur itu mewakili sistem Roma Katolik ketika dia bangkit berkuasa kembali pada akhir zaman. Anak-anak perempuannya mewakili denominasi-denominasi Protestan yang lahir dari Kepausan Roma Katolik di abad ke-16, mereka  mengajarkan banyak doktrin yang sama dengan apa yang dilakukan ibu mereka. Dan dewasa ini mereka sedang berupaya menggabungkan gereja dengan pemerintah, sama seperti yang dilakukan ibu mereka selama masa 1260 tahun.
Maka di Wahyu 17 kita melihat suatu persekutuan tiga pihak:
·       antara perempuan pelacur itu (Roma Katolikisme)
·       antara anak-anak perempuan yang lahir dari Kepausan Roma Katolik (Protestantisme murtad)
·       dan raja-raja bumi dan seluruh dunia.


I want you to notice the name that this woman has on her forehead. It’s found in Revelation 17, and I want you to notice verse, ah, let’s see here, let’s begin at verse 3, it says, “3 So he carried me away in the spirit into the wilderness: and I saw a woman sit upon a scarlet coloured beast, full of names of…”  what?   “…full of names of blasphemy, having seven heads and ten horns.”  What are the names? The names are blasphemous names. Now the question is what is blasphemy according to Scripture? Well, the fact is folks, that we don’t have to look far to find the biblical definition of blasphemy.
·     Blasphemy is when a mere man claims to be God. You can find that in John 10:30-33, in fact that is in your handout, I hope you’ve filled out that little space, blasphemy is when a mere man claims to be God on earth. Jesus was accused of blasphemy because He made Himself God. Of course He was God, so He had the right to say it. But a mere man doesn’t have that right. But the key point is that blasphemy is when a mere man claims to be God.
·     The second nuance of blasphemy is found in Mark 2:7 and it has to do with a mere man claiming to have the power to forgive sins. When a mere man claims that he can forgive sins according to Mark 2:7, this is blasphemy.

So blasphemy is when a mere man claims to be God and when a mere man claims to have the power to forgive sins. Well, there is only one system in the world that claims these prerogatives ~ Christian system that is ~ and it is the Roman Catholic Papacy. They have claimed throughout the centuries that the Pope is God on earth and they have claimed also that their priesthood has the power to forgive sins, just like we find in this description in Relevation 17.

Saya mau kalian simak nama yang ada di dahi perempuan ini. Ayatnya di Wahyu 17, dan saya mau kalian menyimak ayat, ah, sebentar, mari kita mulai dengan ayat 3. Dikatakan,
“Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor Binatang merah darah, yang penuh dengan nama-nama…”  apa?   “…penuh dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.” Apa nama-nama itu? Nama-nama itu adalah nama-nama hujat. Sekarang pertanyaannya adalah, menurut Firman Tuhan, apa yang dimaksud dengan menghujat? Nah, Saudara-saudara, faktanya adalah kita tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan definisi alkitabiahnya tentang menghujat. Menghujat itu adalah bila seorang manusia biasa mengklaim sebagai Allah. Kita bisa melihatnya di Yohanes 10:30-33, bahkan itu sudah ada di dokumen yang telah dibagikan kalian, saya berharap kalian sudah mengisi kolom yang kosong di sana.
·       Menghujat adalah bila seorang manusia biasa mengklaim sebagai Allah di bumi. Yesus dituduh menghujat karena Dia mengaku sebagai Allah. Tentu saja Dia memang Allah, jadi Dia berhak mengatakan itu. Tetapi seorang manusia biasa tidak memiliki hak itu. Kuncinya adalah menghujat itu bila seorang manusia biasa mengklaim sebagai Allah.
·       Nuansa kedua dari menghujat ditemukan di Markus 2:7 dan ini berkaitan dengan seorang manusia biasa yang mengklaim bisa mengampuni dosa. Menurut Markus 2:7 ini adalah menghujat.
Jadi menghujat adalah bila seorang manusia biasa mengaku sebagai Allah, dan bila seorang manusia biasa mengaku memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Nah, hanya ada satu sistem di dunia yang mengaku memiliki prerogatif ini ~ sistem Kristen tentunya ~ dan itulah Kepausan Roma Katolik. Selama berabad-abad mereka telah mengklaim Paus adalah Allah di bumi, dan mereka juga mengklaim bahwa imamat mereka memiliki kuasa untuk mengampuni dosa, persis seperti deskripsi yang kita temukan di Wahyu 17.


And then I want you to notice the attire or the dress of this harlot. Notice verse 4, “…4 And the woman was arrayed…”  that means robbed or dressed “…in purple and scarlet colour…”  let me ask you what does purple and scarlet represent? In Scripture purple and scarlet represent royalty, they are the colors of a king. You can notice that for example, it is in your handout by the way, in texts such as Matthew 19:5, also Matthew 27:28. Jesus was garbed by his enemies in purple and in scarlet and then they, you know, knelt before Him and they said, you know, “Let’s worship this King.” Obviously they were doing it mockingly, but it’s interesting that they dressed Him in scarlet and purple. So that represents the fact that this system claims to have dominion or to rule over the kings of the earth. You’ll also notice in the last half of the verse, that it says that this system was “…and decked with gold and precious stones and pearls…”  in other words this is a very rich system that majors  in gold and silver and precious stones and pearls. It is a system that has many of these types of riches within it. Of course we don’t have to look far to find the system which has all of these things in its cathedrals and in its churches. Gold, silver, precious stones and pearls, a very, very rich system according to Revelation 17.

Lalu saya mau kalian memperhatikan pakaian atau busana perempuan pelacur ini. Perhatikan ayat 4,  4 Dan perempuan itu memakai…”  maksudnya berjubah atau berpakaian   “…warna ungu dan kirmizi…”  Coba saya tanya, ungu dan kirmizi (merah darah) itu melambangkan apa? Dalan Firman Tuhan ungu dan merah darah itu melambangkan raja, itulah warna-warna seorang raja. Kalian bisa melihat contohnya di ayat-ayat seperti Matius 19:5, juga Matius 27:28, ini sudah ada di dokumen yang dibagikan kalian. Yesus diberi pakaian berwarna ungu dan merah darah oleh musuh-musuhNya kemudian mereka berlutut di depanNya dan berkata, “Ayo kita sembah raja ini”. Jelas mereka melakukannya sebagai olok-olok, tetapi yang menarik ialah mereka memberi Yesus pakaian berwarna ungu dan merah darah. Jadi itu melambangkan fakta bahwa sistem ini mengklaim memiliki kuasa atau memerintah atas raja-raja di bumi. Kalian juga akan melihat di bagian akhir ayat ini, yang mengatakan bahwa sistem ini,    “…dihiasi dengan emas, permata dan mutiara…”  dengan kata lain sistem ini adalah sistem yang sangat kaya yang punya banyak emas dan perak dan batu permata dan mutiara. Ini adalah sistem yang memiliki banyak kekayaan dalam bentuk seperti itu. Tentu saja kita tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan sistem yang memiliki segala benda tersebut di dalam kathederal-kathederal dan gereja-gerejanya. Emas, perak, batu permata dan mutiara, suatu sistem yang amat sangat kaya, menurut Wahyu 17.    


And then I want you to notice that there is something in the hand of this harlot. Once again verse 4 says,    “…4 And the woman was arrayed in purple and scarlet colour and decked with gold and precious stones and pearls…”  and now notice this,   “…having a golden cup in her hand full of abominations and filthiness of her fornication.”
Now we have to stop here for a moment   and I need to make an explanation.

Lalu saya mau kalian simak ada sesuatu di tangan perempuan pelacur ini. Sekali lagi ayat 4 berkata, 4 Dan perempuan itu memakai warna ungu dan kirmizi dihiasi dengan emas, permata dan mutiara…”  dan sekarang perhatikan ini,   “…dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.”
Nah, kita harus berhenti di sini sejenak dan saya perlu memberikan penjelasan.


SDA have traditionally believed that wine in prophecy represents false doctrines. So I decided one day that I would go to the Concordance and I would look up the word “wine” to try and discover if our traditional view is correct. And so I went to the Concordance and I looked up every reference to the word “wine” and to be honest with you I could not find any clear reference that says wine represents false doctrines or false teachings. Most of the references deal with literal wine. And so I said, I know that our traditional view is correct and I know the view of Ellen White is correct, because she explicitly states this, that wine represents false doctrines and I am going to read the statements in a few moments. I said that there’s got to be some way that we can corroborate this in Scripture. And then one day I was reading verse 4 again, and I found the key. You notice that this cup has wine, but the wine is called something, notice the last half of the verse, it says, “…having a golden cup in her hand full of…”  what?   “…of abominations and filthiness of her fornication.”
In other words the wine is composed of her abominations. And so I said, well, maybe I’d better look up the word “abominations”. And I tell you, that when I looked up the word “abominations” I found an abundance of evidence that “abominations” or “wine” represents false practices and false doctrines.  

MAHK secara tradisi meyakini bahwa anggur dalam nubuatan melambangkan doktrin-doktrin palsu. Jadi suatu hari saya memutuskan untuk memeriksa di konkordansi dan saya mencari kata “anggur” untuk berusaha menemukan apakah pandangan tradisional kami itu benar. Maka saya mencari di konkordansi dan saya mencari semua referensi kata “anggur” dan jujur saya katakan kepada kalian saya tidak bisa menemukan referensi yang jelas yang mengatakan bahwa anggur melambangkan doktrin-doktrin palsu atau ajaran-ajaran sesat. Kebanyakan referensi itu berkaitan dengan anggur harafiah. Maka saya berkata, saya tahu pandangan tradisional kami itu benar dan saya tahu pandangan Ellen White itu benar, karena dia secara eksplisit menyatakan ini, bahwa anggur melambangkan doktrin-doktrin palsu, dan nanti saya akan membacakan pernyataan-pernyataannya. Maka saya katakan, pasti ada jalan lain bagi kami untuk membenarkan ini di Firman Tuhan. Lalu suatu hari ketika saya sedang membaca ayat 4 ini lagi, saya menemukan kuncinya. Kalian simak bahwa cawan ini berisi anggur, tetapi anggur itu ada namanya. Perhatikan bagian terakhir dari ayat itu, dikatakan, “…dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan…”  apa?   “…dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.”
Dengan kata lain anggur itu terdiri dari kekejian perempuan itu. Maka saya berkata, kalau begitu mungkin sebaiknya saya mencari kata “kekejian”. Dan betul juga ketika saya mencari kata “kekejian” saya temukan banyak bukti bahwa “kekejian” atau “anggur” melambangkan praktek-praktek yang sesat dan doktrin-doktrin palsu.


Now, for those of you who are following along in the handout, the golden cup contains the wine of Babylon, but the wine as  her abominations and her filthiness of her fornication.
And I want you to notice that the wine is given to all nations, that is to say to all of the inhabitants of the earth. In other words all of the nations and the inhabitants are made drunk with the wine. In other words the waters upon which she sits, she gives wine to these waters, and these waters (or multitudes and peoples) are made drunk with her wine.

Nah, bagi kalian yang mengikuti pelajaran ini sambil menyimak dokumen yang sudah dibagikan, maka cawan emas itu berisi anggur Babilon, tetapi anggur itu adalah kekejiannya dan kenajisan percabulannya.
Dan saya mau kalian simak bahwa anggur itu diberikan kepada semua bangsa, maksudnya kepada semua penduduk bumi. Dengan kata lain, semua bangsa dan penduduk bumi dibuat mabuk oleh anggur itu. Dengan kata lain, air banyak yang diduduki perempuan pelacur itu diberinya minum anggur ini, dan air banyak itu (atau orang banyak dan bangsa-bangsa) dibuat mabuk oleh anggurnya.


Now I want you to notice another very important detail and that is, that the drinking of this wine by the nations is not optional. It is actually obligatory. The harlot makes them drink. In fact notice in Revelation 14:8 ~ if you’d go with me there ~ this is actually the second angel’s message, it says, 8 And there followed another angel, saying, Babylon is fallen, is fallen, that great city…”  now notice this,  “…because she made all nations drink of the wine of the wrath of her fornication.”
Notice,  “she made all nations drink…”  this is talking about the fact that she is going to force all nations to drink her wine.
Also Revelation 17:2 we are told that all nations were made drunk by the wine of her fornication, the wine of the wrath of her fornication.
In fact you’ll notice that several times in the book of Revelation the wine is called “the wine of the wrath of her fornication.” Now, why would it be called “the wine of the wrath of her fornication”?
Very simple. When the harlot gives wine to the kings ~ that’s the heads~ the mouth that spews out the waters, that tells the waters what to do. And when the harlot gives wine to the multitudes, nations, tongues and peoples, the result is they are filled with wrath or with rage against those who do not want to drink the wine. In other words, that is the reason it is called the wine of the wrath of her fornication.

Sekarang saya mau kalian menyimak satu detail yang lain yang sangat penting, dan itu adalah, pemberian anggur kepada bangsa-bangsa untuk diminum itu tidak opsional. Itu adalah suatu keharusan. Perempuan pelacur itu memaksa mereka minum. Bahkan simak di Wahyu 14:8 ~ jika kalian mau membuka Alkitab bersama saya ke sana ~ ini sebenarnya adalah pekabaran malaikat kedua, katanya, “Dan seorang malaikat lain, mengikuti  dan berkata: ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu…”  sekarang perhatikan, “…karena dia telah membuat segala bangsa minum dari  anggur murka hawa nafsu cabulnya.’" [KJV yang diindonesiakan]
Perhatikan, dia telah membuat segala bangsa minum”  ini berbicara tentang fakta perempuan pelacur itu akan memaksa semua bangsa minum anggurnya.
Juga di Wahyu 17:2 kita mendapat tahu bahwa semua bangsa dibuat mabuk oleh anggur percabulannya, anggur murka percabulannya.
Bahkan kalian akan melihat beberapa kali di dalam kitab Wahyu, anggur itu disebut “anggur murka percabulannya”. Nah, mengapa anggur itu disebut “anggur murka percabulannya”?
Jawabannya sangat muda. Ketika perempuan pelacur itu memberikan anggur kepada raja-raja ~ itulah kepala-kepalanya, mulut yang menyemburkan air ~ itu menyuruh air banyak untuk melakukan sesuatu. Dan ketika perempuan pelacur itu memberi anggur kepada orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum, akibatnya mereka dipenuhi oleh murka atau angkara murka terhadap mereka yang menolak minum anggur itu. Dengan kata lain, itulah mengapa anggur itu disebut anggur murka percabulannya.


Now, what is this wine? We have already mentioned that the wine represents false doctrines, the wine represents  abominations. Now what are some of those abominations? I looked in the Concordance, I said I cannot find anything under “wine” but because the wine is called her abominations, let’s look up the word “abomination”. And I discovered some very interesting things. And I will share these with you, they are in your handouts so that you can fill them out, you can look out the verses.
·       Idol worship is called an abomination before God and of course we know the Roman Catholic system, the church and the cathedrals are filled with idols that people bowed before.
·       Secondly, attempting to communicate with the dead, and occult practices. Deuteronomy 18:9-20 mention several of these occult practices; the main one of which is trying to communicate with the dead. By the way do you know that Roman Catholics pray to the saints and to Mary who died? According to Scripture these individuals that they venerate as saints, they are actually sleeping in the tomb.
·       Another abomination according to Scripture Proverbs 28:9 is refusing to hear God’s law. We were told that the Little Horn thought that he could change God’s holy law. In fact he is called the man of lawlessness in 2 Thessalonians 2.
·       Spiritual fornication in other words the church becoming involved with the politicians of the world, with the states, in other words getting involved in politics instead of having  Jesus convert the hearts of people. Ezekiel 23:35-45 speaks of spiritual fornication as an abomination.
·       Deuteronomy 14:3 says that eating unclean animals is an abomination to God. So anybody who teaches you can eat pork and anything that God has said we are not supposed to eat, is practicing abomination.
·       Ezekiel 22:2 says that shedding innocent blood is an abomination. And we are told that this system during the Middle Ages slew the saints of the Most High, killed the saints of the Most High. And at the end of time it says she is going to be filled with the blood of the saints and the martyrs of Jesus.
·       In Ezekiel 8:16 we are told that sun worship is an abomination. Now you are going to say, “Well the Roman Catholic system does not worship the sun.” Well, it might be true that they did not worship the sun, but have you ever noticed, literally speaking, if you have ever noticed where they have the host, and there is a huge sunburst, their cathedrals are filled with suns, and of course the Roman Catholic church claims to have changed the day of worship from Sabbath to the day of the sun. And of course Protestants follow right along in keeping the day of the sun.

Sekarang, anggur apa ini? Kita sudah menyebutkan bahwa anggur itu melambangkan doktrin-doktrin palsu, anggur itu melambangkan kekejian. Nah, kekejian macam apa saja? Saya melihat di Konkordansi dan saya tidak menemukan apa-apa di bawah kata “anggur” tetapi karena anggur itu disebut “kekejian”, marilah kita mencari kata “kekejian”. Dan saya menemukan beberapa hal yang sangat penting. Dan saya mau membagikannya kepada kalian, itu ada di dokumen yang sudah dibagikan, jadi bisa kalian isi, bisa kalian cari ayat-ayatnya.
·      Sujud kepada patung disebut kekejian di hadapan Allah, dan tentu saja kita tahu sistem Roma Katolik, gereja-gereja dan katedral-katedralnya, dipenuhi oleh patung-patung yang disujudi orang di depannya.
·      Kedua, berusaha berkomunikasi dengan orang mati, praktek-praktek okultisme. Ulangan 18:9-20 menyebutkan beberapa praktek okul; yang utama dari praktek tersebut adalah mencoba berkomunikasi dengan orang mati. Tahukah kalian orang Roma Katolik berdoa kepada orang-orang suci dan kepada Bunda Maria yang sudah mati? Menurut Firman Tuhan, tokoh-tokoh yang mereka hormati sebagai orang-orang kudus, sesungguhnya sedang tidur dalam kubur.
·      Kekejian yang lain menurut Firman Tuhan, Amsal 28:9, adalah menolak menerima Hukum Allah. Kita diberitahu bahwa Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah hukum kudus Allah. Bahkan dia disebut sebagai manusia pelanggar hukum di 2 Tesalonika pasal 2.
·       Percabulan rohani, dengan kata lain gereja yang terlibat dengan politikus-politikus dunia, dengan pemerintah, dengan kata lain, terlibat dalam politik padahal seharusnya membiarkan Yesus yang mengubahkan hati manusia. Yehezkiel 23:35-45 berbicara tentang percabulan rohani sebagai kekejian.
·       Ulangan 14:3 berkata bahwa makan binatang yang haram adalah kekejian bagi Allah. Jadi siapa pun yang mengajarkan bahwa kita boleh makan babi dan segala yang dilarang Tuhan untuk dimakan, sedang mempraktekkan kekejian.
·       Yehezkiel 22:2 berkata bahwa menumpahkan darah orang tidak bersalah adalah kekejian. Dan kita diberitahu bahwa sistem ini, selama Abad Pertengahan membunuh orang-orang kudus Yang Mahatinggi, membunuh orang-orang kudus Yang Mahatinggi. Dan pada akhir zaman dikatakan bahwa dia akan dipenuhi oleh darah orang-orang kudus dan para martir Yesus.
·       Di Yehezkiel 8:16 kita diberitahu bahwa menyembah matahari adalah kekejian. Nah, kalian akan berkata, “Ah, sistem Roma Katolik kan tidak menyembah matahari.” Yah, mungkin benar mereka tidak menyembah matahari, tetapi apakah kalian perhatikan, secara harafiah, apakah kalian pernah memperhatikan tempat hosti mereka, di sana ada sebuah gambaran pancaran matahari yang besar, katederal-katederal mereka penuh dengan gambar-gambar matahari, dan tentu saja gereja Roma Katolik mengklaim telah mengubah hari ibadah dari Sabat ke hari matahari. Dan tentu saja Protestan mengikutinya dengan memelihara hari matahari.


It’s interesting  ~ in the light of what I have shared with you, I’ve only  shared some of the  doctrines that are called abominations ~ it’s interesting to notice what Ellen White had to say about this wine. And her quotations are found in Testimonies to Ministers pg 61-62, and I am going to read it even though it is quite an extensive quotation. She says this, The fallen denominational churches are Babylon. Babylon has been fostering poisonous doctrines, the wine of error…”  Did you notice that? Poisonous doctrines, the wine of error. “…This wine of error is made up of false doctrines, such as the natural immortality of the soul, the eternal torment of the wicked, the denial of the pre-existence of Christ prior to His birth in Bethlehem, and advocating and exalting the first day of the week above God's holy and sanctified day. These and kindred errors…” notice that it is not an exhausting list that she is giving us, “…These and kindred errors, are presented to the world by the various churches, and thus the Scriptures are fulfilled that say, ‘For all nations have drunk of the wine of the wrath of her fornication.’ It is a wrath which is created by false doctrines, and when kings and presidents drink this wine of the wrath of her fornication, they are stirred with anger against those who will not come into harmony with the false and satanic heresies which exalt the false sabbath, and lead men to trample underfoot God's memorial.
Now, it would be impossible to understand the meaning of Revelation 17 without comprehending that at every stage this harlot has had a target of her enmity. The target has been always to annihilate God’s people. In other words this is a battle between the harlot, her daughters and the kings of the earth against God’s people.

Yang menarik ~ mengingat apa yang telah saya bagikan kalian, saya hanya membagikan beberapa doktrin yang disebut sebagai kekejian ~ yang menarik adalah menyimak apa yang dikatakan Ellen White tentang anggur ini. Dan pernyataan-pernyataannya ditemukan di Testimonies to Ministers hal. 61-62, dan saya akan membacakannya walaupun ini adalah kutipan yang cukup panjang. Ellen White berkata demikian, “Denominasi gereja-gereja yang murtad adalah Babilon. Babilon sedang mengembangkan doktrin-doktrin beracun, anggur kesesatan…” apakah kalian melihat itu? Doktrin-doktrin beracun, anggur kesesatan. “…Anggur kesesatan ini terdiri atas doktrin-doktrin palsu, misalnya kebakaan jiwa secara kodrati, penyiksaan abadi orang-orang fasik, penolakan atas pra-eksistensi Kristus sebelum kelahiranNya di Betlehem, serta memberlakukan dan memuja hari pertama dalam minggu di atas hari suci Tuhan yang dikuduskanNya. Ini, dan kesalahan-kesalahan sejenis…” perhatikan ini bukan daftar seluruhnya yang diberikan Ellen White kepada kita, “…Ini, dan kesalahan-kesalahan sejenis, dipersembahkan kepada dunia oleh pelbagai gereja, dengan demikian digenapilah Firman Tuhan yang berbunyi, ‘Karena semua bangsa telah minum dari anggur murka percabulannya.’ Murka ini diciptakan oleh doktrin-doktrin yang salah, dan ketika raja-raja dan presiden-presiden minum anggur murka percabulannya, mereka digerakkan oleh murka terhadap orang-orang yang tidak mau mengikuti kesalahan dan kemurtadan setaniah yang meninggikan sabat palsu dan membawa manusia untuk menginjak-injak tanda peringatan Allah.”
Nah, sulit memahami arti Wahyu 17 tanpa memahami bahwa perempuan pelacur ini memiliki musuh yang ditarget pada setiap tahapnya. Targetnya selalu adalah untuk melenyapkan umat Allah. Dengan kata lain ini adalah pertempuran antara perempuan pelacur itu, anak-anak perempuannya, dan raja-raja di bumi melawan umat Allah.
  

Allow me to mention several passages in the book of Revelation which depict this warfare. For example:
·       Revelation 12:13. God’s people are called the woman. It says, the serpent spewed water out of its mouth to drown the woman. So in other words this dragon Beast instigated by this harlot wants to drown the woman or God’s people. 
·       In Revelation 12:17, we are told that the dragon is enraged with the remnant of the woman’s Seed. Of course the woman’s Seed is Jesus, so she is enraged against the remnant of Jesus.
·       In Revelation 13:7 we are told that this Beast which ruled for 42 months or 1260 days, we are told that she actually was able to prevail over the saints, in other words she destroyed the saints of the Most High.
·       In Revelation 17:6 we are told that this woman is filled with the blood of the saints and the martyrs of Jesus. In other words, this is a warfare against God’s church.  This system did it during the 1260 years. At the end of that period a deadly wound was given,  persecution came to an end. But then the Bible tells us that her deadly wound is going to be healed. The waters are going to persecute again. And then under the 6th plague the waters are going to be dried up by God once again. We will come back to that a little bit later.

Izinkan saya menyebut beberapa teks dari kitab Wahyu yang menggambarkan peperangan ini. Misalnya:
·       Wahyu 12:13. Umat Allah disebut “perempuan itu” Dikatakan, ular itu menyemburkan air dari mulutnya untuk menenggelamkan perempuan itu. Jadi dengan kata lain Binatang naga yang dihasut oleh si pelacur, berniat menenggelamkan perempuan itu atau umat Allah.
·       Di Wahyu 12:17 kita diberitahu bahwa naga ini murka dengan umat yang tersisa dari Benih perempuan itu. Tentu saja Benih perempuan itu adalah Yesus, jadi naga itu marah terhadap umat Yesus yang tersisa.
·       Di Wahyu 13:7 kita mendapat tahu bahwa Binatang ini yang berkuasa selama 42 bulan atau 1260 hari, mampu mengalahkan orang-orang kudus. Dengan kata lain Binatang itu berhasil membinasakan orang-orang kudus Yang Mahatinggi.
·       Di Wahyu 17:6 kita mendapat tahu bahwa perempuan pelacur itu dipenuhi oleh darah orang-orang kudus dan martir-martir Yesus. Dengan kata lain ini adalah peperangan melawan gereja Allah. Sistem ini [Kepausan] sudah pernah melakukannya selama 1260 tahun. Pada akhir masa tersebut dia menerima luka yang mematikan dan penganiayaan berhenti. Tetapi kemudian Alkitab memberitahu kita bahwa lukanya yang mematikan itu akan disembuhkan. Air banyak itu akan menganiaya lagi. Kemudian di bawah malapetakan yang keenam, air-air itu akan dikeringkan sekali lagi oleh Tuhan. Nanti kita akan kembali kemari.


Now allow me to deal briefly with the moments that we have left with this 7-headed scarlet dragon. So far we’ve dealt with the harlot, now let’s talk about the dragon.
Actually in Revelation we have three 7-headed Beasts, and by the way each of these 7-headed Beast represent a stage of Rome.
1.  First of all we have a Beast, or a dragon Beast in Revelation 12:1. This dragon beast tries to kill the Child as soon as the Child is born. By the way this Beast is battling in heaven. It is interesting to notice that each of these Beasts is battling in a different place or rises in a different place. So it says that there is a sign in heaven and this dragon beast wants to slay the Child. That represents pagan Rome.
2.   But then you have a second 7-headed Beast. And that beast is in Revelation 13:1, and this Beast rises from the sea and then rules 42 months. This represents another Rome, it represents papal Rome.
3.   And then finally you have in Revelation 17:8 you have a Beast that arises from the abyss, once again it has 7 heads and 10 horns. And of course this Beast we are going to notice, this scarlet Beast represents Rome when its deadly wound is healed. It represents the healing of the wound of papal Rome.

Sekarang izinkan saya membahas secara singkat dalam sisa waktu kita, tentang naga merah berkepala tujuh ini. Sejauh ini kita sudah membahas tentang perempuan pelacur itu, sekarang mari kita berbicara tentang naga itu. Sebenarnya di kitab Wahyu ada tiga Binatang berkepala 7, dan ketahuilah masing-masing binatang berkepala 7 ini mewakili satu tahap Roma.
1.   Pertama-tama ada seekor Binatang, atau binatang naga di Wahyu 12:1. Binatang naga ini berusaha membunuh Anak itu begitu Anak itu lahir. Ketahuilah, Binatang ini sedang berperang di Surga. Yang menarik untuk disimak adalah, masing-masing Binatang itu bertempur di tempat yang berbeda, atau muncul di tempat yang berbeda. Maka dikatakan ada suatu tanda di langit dan Binatang naga itu mau membunuh Anak itu. Ini mewakili Roma pagan.
2.   Tetapi kemudian ada Binatang kedua yang berkepala tujuh. Dan Binatang ini ada di Wahyu 13:1, dan Binatang ini muncul dari laut dan berkuasa selama 42 bulan. Ini mewakili Roma yang lain lagi, ini mewakili Kepausan Roma.
3.   Dan akhirnya di Wahyu 17:8 ada Binatang yang muncul dari jurang maut, sekali lagi dia berkepala 7 dan bertanduk 10. Dan tentu saja, kita akan melihat bahwa Binatang ini, binatang yang berwarna merah ini mewakili Roma pada saat lukanya yang mematikan itu sembuh. Ini mewakili sembuhnya luka Kepausan Roma.


And so you have 3 separate beasts to represent the stages of Rome. You have the dragon beast, which is Rome, that tried to slay the Child, the sign is seen in heaven; then you have a Beast that rises from the sea and this beast persecutes for 1260 years or 42 months; and then you have a dragon beast, a scarlet beast of Revelation 17, the deadly wound of that second Beast is healed, and now this Beast rises from the abyss and once again he goes to persecute God’s people.

Maka ada 3 binatang yang berbeda untuk mewakili tahap-tahap Roma. Ada binatang naga, yaitu Roma yang berusaha membunuh Anak itu, tanda yang tampak di langit; lalu ada Binatang yang muncul dari laut, dan Binatang ini menganiaya selama 1260 tahun atau 42 bulan; kemudian ada Binatang naga yang berwarna merah darah di Wahyu 17, di mana luka Binatang yang kedua sekarang sembuh, dan Binatang itu sekarang muncul dari jurang maut, dan sekali dia pergi menganiaya umat Allah.


Now the question is, why would this Beast rise from the abyss?
Well, we need to understand that “the abyss” in Scripture represents the place where the dead are. It’s the place of the dead. In fact notice what we find in Romans 10:7 where this word “abyss” is used, where this dragon beast comes forth from. It says there,Or, Who shall descend into the deep?…”  and then it explains in parathesis “…(that is, to bring up Christ again from the dead.)…”  In other words, coming up from the deep means rising Jesus Christ from where? From the dead.
So “the deep” is the place where the dead are.

Sekarang pertanyaannya, mengapa Binatang itu muncul dari jurang maut?
Nah, kita perlu memahami bahwa “jurang maut” di dalam Alkitab mewakili tempat orang-orang mati. Itu adalah tempat orang mati. Bahkan, perhatikan apa yang kita dapati di Roma 10:7 di mana perkataan “jurang maut” itu dipakai, tempat dari mana binatang naga itu muncul. Dikatakan di sana, 7 atau: ‘Siapakah yang akan turun ke jurang maut?’…”  kemudian dijelaskan di dalam kurung, “…(yaitu: untuk membawa Kristus naik lagi dari antara orang mati?)” Dengan kata lain, keluar dari jurang maut berarti membangkitkan Yesus Kristus dari mana? Dari orang mati.
Maka “jurang maut” adalah tempat orang-orang mati.


Now the question is, why would this dragon beast of Revelation 17 arise from the abyss which is the realm of death. It’s very simple. You see, this beast was alive for 42 months, at the end of 42 months it received what? A deadly wound. It was killed. But in Revelation 17 what’s going to happen? This Beast is going to what? It’s going to arise from the dead, it’s wound is going to be healed. And all the world is going to wonder after the Beast.
By the way, this same word “abyss” is used in Revelation 20 as the place where the Devil is going to be bound during the 1000 years. And we all know that during the thousand years all of the wicked are going to be dead. In other words it is the realm of the dead where Satan is bound during the thousand years. But Revelation 20 says that after the thousand years all of the dead are going to what? They are going to rise. Where do they rise from? They rise from the deep because the deep is the place of the dead.

Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa Binatang naga Wahyu 17 ini muncul dari jurang maut, yang adalah dunia kematian? Mudah sekali. Kalian lihat, Binatang itu hidup selama 42 bulan, pada akhir 42 bulan itu dia mendapat apa? Luka yang mematikan. Dia terbunuh. Tetapi di Wahyu 17 apa yang akan terjadi? Binatang ini akan apa? Akan muncul dari yang mati, lukanya akan disembuhkan, dan seluruh dunia akan mengikuti Binatang itu.
Nah, perkataan “jurang maut” ini dipakai di Wahyu 20 sebagai tempat di mana Iblis akan terpenjara selama masa 1000 tahun. Dan kita semua tahu bahwa selama masa 1000 tahun itu semua orang fasik dalam kondisi mati. Dengan kata lain itu adalah dunia orang mati di mana Setan nanti akan terpenjara selama seribu tahun. Tetapi Wahyu 20 berkata bahwa setelah 1000 tahun, semua yang mati akan apa? Akan bangkit. Mereka bangkit dari mana? Mereka bangkit dari jurang maut, karena jurang maut adalah tempat orang mati.


Now I want you to notice also, that the seven heads of this scarlet dragon beast represent ~ according to Revelation 17:10 ~ they represent 7 kings. In fact let’s read that. It says in verse 10, 10 And there are seven kings…”  so the seven heads represent 7 kings. Now, we need to remember that in prophecy kings and kingdoms are used interchangeably. They are not actually individual kings, they are actually 7 successive kingdoms. Allow me to give you an example or two. For example, in Daniel 7:17 it says that the 4 beasts of Daniel 7: the lion, the bear, the leopard, and the dragon beast are 4 kings. But then later on in verses 23-24 it says that this 4th beast represents the 4th kingdom. And so the 4 beasts are 4 kings but the 4th beast is the 4th kingdom. So in other words these kings are actually not individual kings, but they are kingdoms. God did the same with Nebuchadnezzar. In Daniel 2:37-38 God said to Nebuchadnezzar, “You are the head of gold and after you will arise another kingdom.” See, in other words when it speaks about kings it’s actually referring to kingdoms.

Nah, saya ingin kalian memperhatikan juga, menurut Wahyu 17:10, ketujuh kepala binatang naga merah ini melambangkan tujuh raja. Sebaiknya kita baca itu. Dikatakan di ayat 10, Dan ada tujuh raja…”  jadi ketujuh kepala mewakili tujuh raja.
Nah, kita perlu mengingat bahwa dalam nubuatan, raja dan kerajaan itu dipakai bergantian. Sebenarnya mereka itu bukan raja-raja perseorangan, sesungguhnya mereka adalah tujuh kerajaan yang berurutan. Izinkan saya memberikan contoh.
Misalnya di Daniel 7:17 dikatakan bahwa keempat binatang Daniel 7, yaitu singa, beruang, macan tutul, dan binatang naga, adalah 4 orang raja. Tetapi kemudian di ayat 23-24 dikatakan bahwa binatang yang keempat itu melambangkan kerajaan yang keempat. Maka keempat binatang adalah empat raja, tetapi binatang keempat adalah kerajaan keempat. Jadi dengan kata lain, raja-raja ini sebenarnya bukanlah raja-raja perseorangan, tetapi mereka adalah kerajaan. Tuhan berbuat yang sama dengan Nebuchadnezzar. Di Daniel 2:37-38 Tuhan berkata kepada Nebuchadnezzar, “Engkaulah kepala dari emas itu dan setelah engkau akan muncul kerajaan yang lain.” Lihat, dengan kata lain ketika berbicara tentang seorang raja sebenarnya itu mengacu kepada kerajaannya.


Now, I need to explain something before we draw this to a close. We need to understand that some people have said that the first 2 heads of this scarlet dragon beast represent Assyria and Egypt, in fact this is what they say. They say the 7 heads are these: Egypt – Assyria – Babylon – Medo Persia – Greece – Rome – papal Rome – and then it speaks about an 8th, they say resurrected papal Rome.
Now I want you to know that I don’t agree with this point of view and the reason is that in none of the line of prophecy ~ Daniel 7, Revelation 12, Revelation 13 ~ in none of them do you find Egypt and Assyria. All of them begin with Babylon. Which means that the first head of this dragon beast must be in line with all of those previous prophecies. Because this beast has 7 heads and 10 horns, just like the beast of Revelation 13, just like the beast of Revelation 12, and just like the dragon beast although the dragon beast of Daniel 7 has only one head, it still has 10 horns. So in other words, putting Egypt and Assyria into the picture doesn’t fit with the previous prophecies.

Sekarang, saya perlu menjelaskan sesuatu sebelum kita akhiri. Kita perlu memahami bahwa ada yang berkata kedua kepala yang pertama dari Binatang naga merah ini melambangkan Asyur dan Mesir, bahkan inilah yang merka katakan. Mereka mengatakan bahwa ketujuh kepala itu adalah: Mesir – Asyur – Babilon – Medo Persia – Greeka – Roma – Kepausan Roma – kemudian mereka berbicara tentang yang kedelapan, mereka berkata itu Kepausan Roma yang bangkit.
Nah, saya mau menyatakan bahwa saya tidak sependapat dengan pandangan ini, dan alasannya adalah di dalam garis nubuatan, baik itu di  Daniel 7, Wahyu 12, Wahyu 13 ~ tidak satu pun dari mereka ditemukan adanya Mesir dan Asyur. Semua nubuatan itu mulai dengan Babilon, yang berarti bahwa kepala pertama Binatang naga itu harus cocok dengan semua nubuatan sebelumnya, karena binatang itu memiliki 7 kepala dan 10 tanduk, sama dengan Binatang Wahyu 13, sama dengan Binatang Wahyu 12, dan sama dengan binatang naga Daniel 7 walaupun binatang naga itu hanya punya satu kepala, tetapi dia tetap punya 10 tanduk. Jadi dengan kata lain, memasukkan Mesir dan Asyur dalam gambaran ini, tidak cocok dengan nubuatan-nubuatan sebelumnya.


Some people have interpreted it in a different way. They say that the 7 heads represent 7 popes and you’ve probably heard that view. And we are going to find that it says 5 are fallen, 1 is, and the other is not yet come. And so what they say is since 1929 when supposedly the deadly wound was healed, when you know, when Mussolini gave the Papal states back to the Papacy, they say since  1929 when the deadly wound was healed, there have been up till John Paul II, actually 6 popes, let me mention them to you: 
Ć¼ We have first of all, Pius XI from 1922-1939
Ć¼ We have Pius XII who ruled from 1939-1958
Ć¼ John XXIII from 1958-1963
Ć¼ Paul VI from 1963-1978
Ć¼ John Paul I who ruled only for a short period in 1978.
That’s five. So it says five are fallen, one is, which would have been John Paul II, he is dead now, but when he was alive they said, “See, five are fallen since 1929, one is ~ John Paul II ~ and the other one is not yet come, and when he comes he is going to rule for a short time, and that’s  Benedict XVI.
Now I cannot agree with this point of view either. Because these 7 heads represent kingdoms as we’ve studied. Furthermore this comes pretty close to setting a date for end time events which is forbidden by the Spirit of Prophecy.

Ada orang yang menginterpretasikan dengan cara yang lain. Mereka berkata bahwa ketujuh kepala melambangkan tujuh Paus, kalian tentunya pernah mendengar pandangan ini. Dan kita akan melihat, dikatakan bahwa 5 telah jatuh,  satu ada, dan yang lain masih akan datang. Maka mereka berkata bahwa sejak 1929 ketika luka yang mematikan itu katanya sembuh, saat Mussolini mengembalikan daerah-daerah Kepausan kepadanya, mereka berkata sejak 1929 ketika luka yang mematikan itu sembuh, hingga Yohanes Paulus II, ada 6 orang Paus, saya sebutkan untuk kalian:
Ć¼ Pertama Pius XI dari 1922-1939
Ć¼ Pius XII yang memerintah dari 1939-1958
Ć¼ Yohanes XXIII dari 1958-1963
Ć¼ Paulus VI dari 1963-1978
Ć¼ Yohanes Paulus I yang memerintah selama waktu yang sangat singkat di tahun 1978.
Itu lima. Jadi dikatakan lima sudah jatuh, satu ada yaitu Yohanes Paulus II yang sekarang sudah meninggal tetapi ketika dia masih hidup orang-orang berkata, “Lihat, lima sudah jatuh sejak 1929, satu ada yaitu Yohanes Paulus II, dan yang satu belum datang dan nanti kalau dia datang, dia akan memerintah untuk waktu yang singkat, dan itu adalah Benedict XVI.
Nah, saya pun tidak setuju dengan pandangan ini. Karena ketujuh kepala itu melambangkan kerajaan-kerajaan, seperti yang telah kita pelajari. Lebih jauh, pandangan ini sangat menyerempet menentukan tanggal bagi akhir zaman, yang mana dilarang oleh Roh Nubuat. 


Furthermore, very clearly in Scripture that Revelation 17 is connected with Revelation 13 and Revelation 12. To make Revelation 17 say that the 7 heads are actually 7 popes totally goes against the idea that the 7 heads in Revelation 13 and Revelation 12 represents 7 kingdoms. In other words it disconnects Revelation 17 from Revelation 12 and Revelation 13.
Furthermore there is no evidence that the deadly wound was healed in 1929. It’s true that the papal states were returned to the Papacy in 1929 but the deadly wound is only healed when the Papacy once again has the sword to persecute God’s people, the sword that gave the deadly wound to the Papacy which is the sword of the state according to Romans 13:4. When the Papacy recovers that sword, which it had during the Middle Ages   with which it was wounded in 1798, when  it recovers that sword and it is able to persecute again, then the deadly wound is healed.
And by the way for those who say the deadly wound was healed in 1929 there is a big problem. And that is, the papal states were returned to the Papacy by Italy. But according to Revelation 13 it is the US which will be instrumental in healing the deadly wound of the Papacy, not Italy. The US will return the sword to the Papacy, in other words.

Lebih jauh, dalam Firman Tuhan sangat jelas bahwa Wahyu 17 berkaitan dengan Wahyu 13 dan Wahyu 12. Mengatakan bahwa ketujuh kepala Wahyu 17 adalah 7 Paus, sama sekali bertentangan dengan konsep ketujuh kepala di Wahyu 13 dan Wahyu 12 mewakili 7 kerajaan. Dengan kata lain hal itu memutuskan hubungan antara Wahyu 17 dengan Wahyu 12 dan Wahyu 13.
Apalagi tidak ada bukti bahwa luka yang mematikan itu sembuh tahun 1929. Memang benar wilayah Kepausan dikembalikan kepada Kepausan di tahun 1929, tetapi luka yang mematikan itu hanya disembuhkan apabila Kepausan sekali lagi memiliki pedang untuk menganiaya umat Allah, pedang yang sama yang mengakibatkan luka yang mematikan pada Kepausan, yaitu pedang negara/pemerintah menurut Roma 13:4. Ketika Kepausan mendapatkan pedang itu kembali, yang pernah dimilikinya selama Abad Pertengahan dan yang melukainya di tahun 1798, pada saat Kepausan mendapatkan pedang itu kembali dan dia mampu menganiaya lagi, barulah pada saat itu lukanya yang mematikan itu sembuh.
Selain itu, bagi mereka yang mengatakan bahwa luka yang mematikan itu sembuh di tahun 1929, ada masalah yang besar, yaitu daerah wilayah Kepausan dikembalikan kepada Kepausan oleh Italia. Tetapi menurut Wahyu pasal 13, Amerika Serikatlah yang memegang peranan dalam menyembuhkan lukanya yang mematikan, bukan Italia. Dengan kata lain Amerika Serikat-lah yang akan mengembalikan pedang itu kepada Kepausan.


Now our time is up for today. We have many more fascinating things to study, we still have to study about the 10 horns. It’s fascinating to study about the 10 horns, they are on the heads of the three beasts, the beast of Revelation 12, the beast of Revelation 13, and the beast of Revelation 17, you know that all these chapters are very closely related. But allow me to say before we bring this to an end, that this beast of Revelation 17 has 3 stages of existence. Revelation 17:8 says that “…this Beast was…” by the way that was during the 1260 years,  “…and is not…”  because this Beast now has a deadly wound,  “…and shall be…” because the deadly wound is going to be healed. Verse 8 also says, “…it was, is not and yet is…”   the KJV says; a better translation would be “shall be present.”
Notice three stages,  “was”, “is” and “shall be”.

Sekarang waktu kita hari ini sudah habis. Kita masih punya banyak bahan menarik untuk dipelajari, kita masih harus mempelajari 10 tanduk. Sangat menarik mempelajari 10 tanduk ini, mereka ada di kepala ketiga Binatang itu, Binatang Wahyu 12, Binatang Wahyu 13, dan Binatang Wahyu 17, tetapi kalian tahu bahwa semua pasal-pasal itu sangat erat kaitannya.
Sebelum kita akhiri ini, izinkan saya berkata bahwa Binatang Wahyu 17 memiliki 3 tahap eksistensi. Wahyu 17:8 berkata, 8 Adapun binatang yang telah kaulihat itu, pernah ada…”  nah, ini adalah selama masa 1260 tahun,   “…namun sekarang tidak ada…”  karena Binatang itu sekarang punya luka yang mematikan,  “…ia akan muncul…”  karena luka yang mematikan itu akan sembuh. Ayat 8 juga berkata,  “…yang pernah ada, dan tidak ada, namun ada.menurut KJV. Terjemahan yang lebih tepat adalah “yang akan ada.”
Perhatikan ketiga tahapnya: pernah ada – ada – dan akan ada.


In Revelation 17:10 these same time period are described as “…fallen…” that’s when it was, “…one is…” that’s the present, “…and the other is not yet come…” this is when the deadly wound is healed.
And it’s expressed also differently in Revelation 17:11, where it says that this Beast “…was…” and “…is not…” and “…he is even the 8th.” Next time we’ll discuss the issue of “the eighth”.

Di Wahyu 17:10  keterangan waktu yang sama dinyatakan sebagai “…sudah jatuh…”  itu ketika “pernah ada”,    “…yang satu ada…”  yang sekarang ada,  “… dan yang lain belum datang…”  ini adalah saat luka yang mematikan itu sembuh.
Dan juga dinyatakan di Wahyu 17:11 dengan agak berbeda di mana dikatakan bahwa Binatang itu  “…pernah ada…”  dan   “…yang sekarang tidak ada…”  dan   “…ia itulah yang kedelapan…”  Lain kali kita akan membahas tentang “yang kedelapan” ini.


I hope that what we’ve studied today hasn’t been overly confusing. There are a lot of details in these chapters, very, very important details for God’s people in these last days. And in our next lecture we will study a little bit more about this scarlet Beast, this 7-headed 10-horns scarlet Beast, and we’ll study also about the 10 horns representing the kings of the earth and the whole world in the end time.

Let us bow our heads for prayer.

Moga-moga apa yang telah kita pelajari hari ini tidak terlalu membingungkan. Ada banyak detail dalam pasal-pasal ini, detail yang amat sangat penting bagi umat Allah di hari-hari akhir ini. Dan dalam ceramah kita berikutnya kita akan mempelajari sedikti lebih banyak lagi mengenai Binatang merah darah ini, yang berkepala 7 dan bertanduk 10, dan kita akan mempelajari juga mengenai 10 tanduk, yang mewakili raja-raja di bumi dan seluruh dunia pada akhir zaman.

Mari kita tunduk kepala dan berdoa.





05 08 16

No comments:

Post a Comment