Tuesday, August 15, 2017

EPISODE 05/25 ~ THE HOUR OF GOD'S JUDGMENT ~ THE THREE ANGELS MESSAGES ~ STEPHEN BOHR

_____THREE ANGELS MESSAGES_____
Part 05/25 - Stephen Bohr
THE HOUR OF GOD’S JUDGMENT

Dibuka dengan doa


I want to begin our study today by reading the passage that  we've been studying the last few sessions, Revelation 14:6-7.  We've studied ten great facts about the  three angels' messages.  We've studied about the everlasting gospel.  We've studied what it means to fear God.  And in our last session we discussed what it means to give glory to God. Now today we're going to study about the hour  of God's judgment.  It says in Revelation 14:6, “6 And I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth,  to every nation, tribe, tongue, and people, 7 saying with a loud voice…”  and now you have two imperatives, “…‘Fear God, and give glory to Him…”  Now the question is, why should we fear God  and give glory to Him?  It continues saying: “…‘Fear God, and give glory to Him for the hour of His judgment has come,…” Now that word “for” there is what is called in the Greek language  a causal conjunction, and it should be translated “because”.  In other words, “fear God and give glory to Him  because the hour of His judgment has come.”  And then we're told the third imperative: “…and worship Him who made heaven, and earth,  the sea, and springs of waters.’”

Saya mau membuka pelajaran kita hari ini dengan membacakan ayat yang telah kita pelajari selama beberapa sesi, yaitu Wahyu 14:6-7. Kita telah mempelajari 10 fakta besar tentang pekabaran tiga malaikat, kita telah mempelajari tentang Injil yang kekal, kita telah mempelajari apa artinya takut akan Allah, dan dalam sesi kita yang terakhir kita telah membicarakan apa atinya memberikan kemuliaan kepada Allah. Sekarang hari ini kita akan mempelajari tentang jam penghakiman Allah. Dikatakan di Wahyu 13:6: 6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring…” nah, ada dua perintah: “…‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia…”  sekarang, pertanyaannya ialah, mengapa kita harus takut akan Allah dan memuliakan Dia? Selanjutnya dikatakan, “…karena telah tiba saat penghakiman-Nya…” kata “karena”  di situ dalam bahasa Greeka  ὅτι [hot'-ee] disebut kata penghubung akibat, dan harus diterjemahkan “oleh sebab”. Dengan kata lain, “…‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia oleh sebab telah tiba saat penghakiman-Nya…”  lalu kita diberitahu perintah yang ketiga, “…dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"


So you see, the reason why we're supposed to fear God,  and give glory to God, and worship Him, is because the hour  of His judgment has come.  Now when most people think about the judgment,  they think of the judgment as an event.  But really, in the Bible the judgment is not an event,  the judgment is a process; a rather extended process. In fact the book of Revelation itself presents three different  and distinct phases of the judgment. I'm not going to go into all of these phases.  I'm just going to give you the references. 
·       The first phase of the judgment takes place before the second coming of Jesus, before the close of probation.  We find that in Revelation 14:6-7. 
·       The second phase of the judgment takes place during  the thousand years, during the millennium.  And you can find that in Revelation 20:4-6. 
·       The third phase of the judgment takes place  after the millennium, after the thousand years.  And you can find a reference to that in Revelation 20:13-15.
In other words, the judgment is a process. The judgment is not an event, a punctual event. 

Jadi lihat, alasan mengapa kita harus takut akan Allah dan memuliakan Allah dan menyembah Dia, ialah karena jam penghakimanNya telah tiba.
Nah, kebanyakan orang bila berpikir tentang penghakiman, mereka menganggap penghakiman sebagai satu peristiwa. Tetapi sebenarnya dalam Alkitab, penghakiman bukan satu peristiwa, penghakiman adalah suatu proses, suatu proses yang cukup panjang. Bahkan dalam kitab Wahyu sendiri memberikan tiga fase penghakiman yang jelas berbeda. Saya tidak akan membicarakan semua fase tersebut, saya hanya akan memberikan referensinya.
·       Penghakiman fase pertama terjadi sebelum kedatangan Yesus yang kedua, sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia. Kita mendapatkan itu di Wahyu 14:6-7.
·       Penghakiman fase kedua terjadi selama masa 1000 tahun, selama millenium. Dan itu bisa kita temukan di Wahyu 20:4-6.
·       Penghakiman fase ketiga terjadi setelah millenium, setelah masa 1000 tahun. Dan kita bisa menemukan referensinya di Wahyu 20:13-15.
Dengan kata lain penghakiman adalah suatu proses, bukan satu peristiwa, satu peristiwa yang tertentu.


Now the stage that we especially want to take a look at today, as we study this subject of the judgment, is that first stage  that I mentioned, the stage that occurs before the second coming of Jesus, before the close of probation.  Now in order to understand this particular phase of the judgment, the first one which is mentioned in  Revelation 14:7, we need to go back to the story of creation. 
And you say, “Well, why do we need to go back  to the story of creation?” 
Very simply because the first angel's message calls us to  go back and talk about the Creator.  You know that the first angel's message says, “Worship Him who made the heavens, the earth, the seas, and the fountains of waters.” So, in other words, the first angel's message itself sends us  back to the story of creation in order to  understand the judgment. So we have to go back to Genesis and talk about the origin of man. 

Sekarang, fase yang khusus akan kita simak hari ini saat kita belajar tentang penghakiman ini, ialah fase yang pertama yang saya sebutkan, fase yang terjadi sebelum kedatangan Yesus, sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia. Nah, supaya kita boleh memahami fase penghakiman yang ini, yang pertama yang disebutkan dalam Wahyu 14:7, kita perlu mundur ke kisah penciptaan.
Dan kalian berkata, “Mengapa kita harus mundur ke kisah penciptaan?”
Sangat sederhana. Karena pekabaran malaikat yang pertama menyuruh kita untuk kembali dan berbicara tentang Sang Pencipta. Kalian tahu bahwa pekabaran malaikat pertama berkata, “…sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air”, jadi, dengan kata lain pekabaran malaikat pertama itu sendiri mengirim kita kembali ke kisah penciptaan agar dapat memahami penghakiman. Maka kita harus kembali ke kitab Kejadian dan berbicara tentang asal usul manusia.


Go with me to Genesis 2:7. It's speaking here about the creation of man,  and I want you to notice the description.  There are several elements that we're going to underline here.  And the Lord God formed man of the dust of the ground…” Now it's the physical nature of man that is composed of dust or of clay, as Isaiah 64:8 says.  It says God is the potter, and we are the clay.  Our physical nature is composed of clay. But even after God made this perfect body, originally without sin, the body was without life.  I didn't say that it was dead; it was lifeless, because there was something lacking. You see, only having the body of matter perfect, with all of its parts, did not mean that the body was alive.  And so God had to do something to that body. Notice what it continues saying: “…the Lord God formed man of the dust of the ground and breathed into his nostrils the breath of life…” Another way of saying that is, He breathed into his nostrils  the energizing force, the electrical force, if you please,   “…and man became a living soul (or  a living being).”

Marilah bersama saya ke Kejadian 2:7. Itu berbicara tentang penciptaan manusia, dan saya mau kalian memperhatikan deskripsinya. Ada beberapa elemen yang akan kita garisbawahi di sini. Nah, 7 Dan TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah…”  nah, bagian fisik manusialah yang terbuat dari debu atau tanah liat sebagaimana Yesaya 64:8 berkata bahwa Allah itulah penjunan dan kita tanah liatnya. Fisik kita terbuat dari tanah liat. Tetapi walaupun Allah telah membuat tubuh yang sempurna ini aslinya tanpa dosa, tubuh ini tidak bernyawa. Saya tidak mengatakan tubuh ini mati, tetapi dia tidak hidup karena ada sesuatu yang kurang. Kalian lihat, hanya memiliki tubuh jasmani yang sempurna lengkap dengan semua bagiannya, tidak berarti tubuh itu hidup. Maka Allah harus berbuat sesuatu pada tubuh itu. Perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, “…TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya…” cara lain mengatakan  ini ialah, Allah meniupkan ke dalam lubang hidungnya tenaga yang menghidupkan, atau tenaga listrik, katakanlah demikian,   “…demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”


Now there are several things that I want us to  notice about this verse. 
First of all, man was created with a material body;  a body composed of matter.  And, of course, in the head of that body was the brain;  the center of operations of the body, if you please. The brain is that organ that processes everything that comes  in through our five senses.  In other words, our eyesight, our hearing, our touch, our smell, our taste; everything that comes in through the five senses is processed by the brain.  And the brain, of course, is a physical organism as well.  It's also composed of matter.  But I want you to notice that the body with this processor,  the brain, did not function until God plugged the body in, so to speak, into the electrical source which was giving the body and the brain the capacity to function.  And so when God created the body with a brain to process  all of the functions, and gave that body with the brain,  the electrical force, the Bible says that man became a living  being, or other versions say, a living soul.  Now up till here you say, “Okay, that's fine.  We already knew this.” 

Nah ada beberapa hal yang saya mau kalian perhatikan tentang ayat ini. Pertama, manusia diciptakan dengan tubuh jasmani, sebuah tubuh yang terbuat dari benda (zat), dan tentunya di dalam kepala tubuh itu, terdapat otak, pusat pengoperasian seluruh tubuh, katakanlah begitu. Otak adalah organ yang memproses segala yang masuk melalui pancaindera kita. Dengan kata lain, penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan perasa kita. Segala yang masuk melalui kelima indera ini diproses oleh otak. Dan tentu saja otak juga adalah organ fisik, dia juga terbuat dari benda (zat). Tetapi saya mau kalian simak bahwa tubuh dengan prosesornya ini, yaitu otaknya, tidak berfungsi hingga Allah menghubungkan tubuh itu dengan sumber listrik, katakanlah demikian, yang membuat tubuh dan otak mampu untuk berfungsi. Maka, ketika Allah menciptakan tubuh dengan otak untuk memproses semua fungsinya, dan memberikan kepada tubuh itu bersama otaknya, tenaga listriknya, Alkitab berkata, manusia menjadi makhluk hidup, atau versi yang lain menyebutnya “orang yang hidup”.
Nah, sampai di sini kalian berkata, “Oke, baik. Kami sudah tahu ini.”


But now I want to emphasize something that  is extremely important.  As Adam, and let's take Adam as our example,  as Adam lived after he was created, from the moment that he was created, he now begins to process the information that comes through his five senses.  And he begins to form his own self identity.  You know, there are no two people in this world that have  the same self identity, because everybody has different  information coming from the five senses that is  processed by the brain.  So taking Adam as an example, Adam lived to be 930 years. Let me ask you, do you think that Adam had a much more  complex self identity when he died at 930 years than the day  that he was created? Absolutely!  He had his own individuality.  He had his own self identity, if you please, which was different from the self identity  that anyone else had.  In other words, during those 930 years he formed his self  identity, or we could also call it his character

Tetapi sekarang saya mau menekankan sesuatu yang sangat penting. Saat Adam ~ marilah kita memakai Adam sebagai contoh kita ~ saat Adam hidup setelah dia diciptakan, mulai dari saat dia diciptakan, dia mulai memproses informasi yang masuk melalui pancainderanya. Dan dia mulai membentuk identitas dirinya sendiri. Kalian tahu tidak ada dua orang di dunia ini yang memiliki identitas diri yang sama karena setiap orang mendapatkan informasi yang berbeda dari pancainderanya yang diproses oleh otaknya. Jadi, memakai Adam sebagai contoh, Adam hidup hingga 930 tahun. Coba saya tanya, menurut kalian apakah Adam mempunyai identitas diri yang jauh lebih kompleks saat dia mati pada usia 930 tahun daripada pada hari dia diciptakan? Jelas begitu! Dia telah membentuk pribadinya sendiri, katakanlah demikian, yang berbeda dengan identitas diri orang lain. Dengan kata lain, selama 930 tahun tersebut dia telah membentuk identitas dirinya, atau kita juga bisa menyebut itu karakternya.


Now we need to ask the question, what happened when Adam died? In fact, what happens when all of us die?  Notice Ecclesiastes 12:7.  This is a famous state of the dead verse.  It says there when a person dies: Then the dust will return to the earth as it was, and the spirit will return to God who gave it.” So you'll notice that when a person dies it says that the  body returns to the dust, and the spirit returns  to God who gave it.  But now I'm going to ask you a question that perhaps nobody  has asked you before.  What happens with the self identity, or with the character that we formed during our lifespan?  For example, what happened to the 930 years of self identity that Adam formed, or the character that Adam formed during 930 years when he died? 
You say, “Well, Pastor, that's kind of a strange question.” 
I'm asking that question for a very specific purpose,  as you're going to see as we study along. The fact is folks, that the self identity of Adam was actually recorded by God in heaven as Adam lived his 930 life. In fact, our self identity is written by God in heavenly books as we live every moment of every day. So when Adam died all of the record of his life was preserved  in the heavenly records.  In other words, God had an exact perfect record of Adam  in His heavenly books. 
And you say, does the Bible teach such a thing? 
Well, let's read several verses that speak about what is contained in the books.  You see, God keep records in heaven. He keeps an exact record of who I was during my life;  who Adam was during his life.

Sekarang kita perlu bertanya, apa yang terjadi ketika Adam mati? Sebenarnya apa yang terjadi saat kita semua mati? Perhatikan Pengkhotbah 12:7, ini adalah ayat yang sangat terkenal tentang kondisi orang mati. Dikatakan di sana ketika seseorang mati, 7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” Jadi kalian lihat ketika seseorang mati, dikatakan bahwa tubuhnya kembali menjadi debu dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Tetapi sekarang saya mau mengajukan pertanyaan yang mungkin belum pernah ditanyakan orang kepada kalian. Apa yang terjadi dengan identitas diri atau dengan karakter yang telah kita bentuk selama masa kita hidup? Misalnya, pada waktu dia mati apa yang terjadi pada identitas diri atau karakter yang Adam bentuk selama 930 tahun?
Kalian berkata, “Yah, Pastor itu pertanyaan yang janggal.”
Saya menanyakan itu untuk tujuan yang spesifik, nanti kalian akan mengerti sambil kita melanjutkan pelajaran kita. Faktanya, Saudara-saudara, identitas diri Adam itu direkam oleh Allah di Surga selagi Adam menjalani kehidupannya yang 930 tahun. Bahkan, identitas diri kita juga dicatat oleh Allah di dalam kitab-kitab di Surga selagi kita hidup setiap saat setiap hari. Jadi ketika Adam mati, semua catatan hidupnya disimpan dalam rekaman surgawi. Dengan kata lain, Allah memiliki catatan yang lengkap dari hidup Adam yang disimpan dalam kitab-kitabNya di Surga.
Dan kalian berkata, “Apakah Alkitab mengajarkan hal ini?”
Nah, marilah kita baca beberapa ayat yang berbicara tentang apa yang terdapat dalam kitab-kitab itu. Kalian lihat, Allah punya catatan di Surga, Dia membuat catatan yang presisi tentang siapakah saya selama saya hidup, siapakah Adam selama dia hidup.


Notice 2 Corinthians 5:10.  10 For we must all appear before the judgment seat of Christ, that each one may receive the things done in the body, according to what he has done, whether good or bad.” Let me ask you, does God keep a record of the good and bad  things that we performed while we were alive? Yes. And we all must appear before the judgment seat of Christ. So our actions are recorded in God's heavenly books.

Simak 2 Korintus 5:10, 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik ataupun jahat.”
Coba saya tanya, apakah Allah memiliki catatan tentang hal-hal baik dan jahat yang kita lakukan saat kita hidup? Iya. Dan kita semua harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Jadi, perbuatan kita tercatat dalam kitab-kitab Allah di Surga.


Now, what about our words? Notice Matthew 12:36-37.  Here Jesus is speaking and He says: 36 But I say to you that for every idle word men may speak, they will give account of it in the day of judgment. 37 For by your words you will be justified, and by your words you will be condemned.”
Is a record of our words kept in God's heavenly records?  Absolutely! Because by our words we will be justified, or by our words we will be condemned.

Sekarang, bagaimana dengan perkataan kita? Simak Matius 12:36-37. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, 36 Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘ Untuk setiap kata sia-sia yang diucapkan orang, mereka harus mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. 37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
Apakah ada catatan kata-kata kita tersimpan dalam kitab-kitab surgawi Allah? Jelas ada! Karena menurut kata-kata kita, kita akan dibenarkan, atau menurut kata-kata kita, kita akan dihukum.


But I want you to notice that also our secret things  are written there.  You see, God has a record not only of the outside,  He has a record of the inside, in other words. Notice Ecclesiastics 12:13-14.  13 Let us hear the conclusion of the whole matter: Fear God and keep His commandments, for this is man’s all.14 For God will bring every work into judgment…” If God is going to bring every work into judgment,  must He have a record of every work? Of course.  It says: “…God will bring every work into judgment...” and now notice this:  “…including every…” what?  “…every secret thing, whether good or evil.”
So God keeps an exact record of everything concerning  our life inside and out.

Tetapi saya juga mau kalian menyimak bahwa rahasia-rahasia kita pun tertulis di sana. Kalian lihat, dengan kata lain, Allah memiliki catatan bukan hanya tentang apa yang ada di luar, Dia juga memiliki catatan tentang apa yang ada di dalam hati.
Simak Pengkhotbah, 13 Mari kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan Allah dan peliharalah perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.  14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke  penghakiman…”  jika Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman, apakah Allah harus memiliki catatan setiap perbuatan? Ya tentu. Dikatakan, “…Allah akan membawa setiap perbuatan ke  penghakiman…”  dan sekarang perhatikan ini, “…termasuk setiap…”  apa?   “…setiap hal yang rahasia, entah itu baik, entah itu jahat.” Jadi Allah memiliki catatan yang persis  dari segala hal tentang hidup kita, yang di dalam dan di luar.


Let's read also Revelation 20:12-13.  It says there: 12 And I saw the dead, small and great, standing before God, and books were opened…” notice this: “…books were opened. And another book was opened, which is the Book of Life. And the dead were judged according to their works, by the things which were written…” where? “…in the books…” So I want you to notice that you have books, plural. Now when the Bible speaks of books, in the plural,  it's talking about the record of our lives.  You see, every breathing moment God is taking a movie,  if you please, or He's taking a picture of every single thing that we're doing, every single thing that we're thinking,  every single thing that we're feeling, every intention and  motive that we have. God is recording a perfect record of every aspect of our lives.

Mari kita baca Wahyu 20:12-13, dikatakan di sana, 12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah, lalu dibuka kitab-kitab…”  perhatikan ini:  “…dibuka kitab-kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati  dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis…”  di mana?   “…di dalam kitab-kitab itu.”
Jadi saya mau kalian memperhatikan, bahwa ada “kitab-kitab”: bentuk jamak. Nah bila Alkitab berbicara tentang “kitab-kitab”, dalam bentuk jamak, itu berbicara tentang catatan hidup kita. Kalian lihat, setiap saat kita bernapas, Allah sedang membuat rekaman, katakanlah demikian, Allah sedang mengambil gambar dari setiap hal yang sedang kita lakukan, setiap hal yang sedang kita pikirkan, setiap hal yang sedang kita rasakan, setiap niat dan motif yang kita miliki. Allah sedang merekam suatu catatan yang lengkap dari setiap aspek kehidupan kita.


Let me illustrate what I mean.  Jesus today is personally in heaven, isn't He? He's in heaven in person.  But do you know where He is on earth?  On earth He is written in sixty-six books: the Bible. Because the Bible is a written revelation of Christ.  That's why the Bible says that Jesus is the Word in person, but also the written Word is the Word of God.  Because the Bible is the transcript of the  character of Jesus.  It's Jesus in written form, if you please.  Now with us it's just the opposite.  We are physically and personally on earth,  but in heaven we are written in books.  In other words, we are written in books  where we are not personally.  Are you understanding what I'm saying?  What I'm explaining, or I'm trying to explain is, that the heavenly books contain a complete biography  of each one of us. Every act, every word, every motive, every thought, every emotion, even every opportunity to do good, which we did not take advantage of is found written in the books. There is a complete record of our lives, inside and out. In other words, God has another Steve Bohr in written form in heaven, and I walk personally here upon Planet Earth. Now I believe that if God was revealing His truth to the prophets today, He would probably not talk about books as containing the records.  In Biblical times you know it was common to preserve records in scrolls or in books.  But if God was speaking to a prophet today, I believe that  God would be speaking about video cameras,  and He would speak about DVD's, and mp3's, and He would speak about computers.  Because it's a much more sophisticated way of storing and retrieving information.

Saya akan mengilustrasikan apa maksud saya. Hari ini Yesus ada secara pribadi di Surga, bukan? Dia berada di Surga secara pribadi. Tetapi tahukah kalian di mana Dia sekarang di bumi? Di bumi Dia ada dalam tulisan 66 kitab, yaitu Alkitab, karena Alkitab adalah suatu pernyataan tertulis tentang Kristus. Itulah mengapa Alkitab berkata bahwa Yesus adalah Firman itu dalam bentuk Pribadi, tetapi Firman yang tertulis adalah Firman Allah. Karena Alkitab adalah transkrip dari karakter Yesus, dia adalah Yesus dalam bentuk tulisan, katakanlah begitu. Nah, pada kita justru kebalikannya. Kita secara fisik dan pribadi ada di bumi, tetapi di Surga kita ada dalam bentuk tulisan kitab-kitab. Dengan kata lain, kita tertulis dalam kitab-kitab di mana kita tidak hadir secara pribadi. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Apa yang sedang saya jelaskan, atau saya coba jelaskan di sini adalah kitab-kitab surgawi berisikan biografi lengkap setiap masing-masing pribadi kita. Setiap perbuatan, setiap kata, setiap motif, setiap pikiran, setiap emosi, bahkan setiap kesempatan untuk berbuat yang baik yang tidak kita manfaatkan, ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Ada catatan lengkap hidup kita, dalam dan luar. Dengan kata lain, Allah memiliki seorang Steve Bohr yang lain dalam bentuk tulisan di Surga, dan saya sedang hidup secara pribadi di planet bumi.
Nah, saya percaya andaikan Allah menyatakan kebenaranNya kepada nabi-nabi sekarang ini, Dia tidak akan berbicara tentang kitab-kitab yang berisikan catatan. Di zaman Alkitab, kalian tahu, kebiasaannya adalah menyimpan catatan dalam gulungan-gulungan atau kitab-kitab. Tetapi andai Allah sedang berbicara kepada seorang nabi sekarang ini, saya percaya Allah akan menyebut kamera video, Dia akan menyebut DVD atau mp3, dan Dia akan berbicara tentang komputer karena ini adalah cara yang lebih canggih untuk menyimpan dan mengambil informasi.


Now, the Bible then when it speaks about “books” is referring to the exact transcript of our lives, which God keeps in the heavenly records.  But the Bible also uses the word “book”, singular. Now let's take a look at the references in the Bible that use “book”, singular.
-Go with me to Philippians 4:3, here the apostle Paul is speaking about some of his collaborators; some of the individuals that were helping him in his ministry. And he says there: And I urge you also, true companion, help these women who labored with me in the gospel, with Clement also…” he even mentions one by name, “…and the rest of my fellow workers, whose names are in the…” what? “…Book of Life.”  “Book”, singular.
What is it that the “book” contains? The book contains names.
What do the “books”, in plural, contain? the exact transcript of the persons’ character.
- Notice Revelation 3:5; still talking about the “book”, singular, Revelation 3:5. “5 He who overcomes shall be clothed in white garments, and I will not blot out his name from the Book of Life; but I will confess his name before My Father and before His angels.” Once again the book, singular, has what? Names.
- Notice Revelation 13:8. There are many verses. I'm only reading a sampling of them.  Revelation 13:8, speaking about those who are going to end up worshipping the beast. It says: All who dwell on the earth will worship him, whose names have not been written in the Book of Life of the Lamb slain from the foundation of the world.”
- And you remember when Moses was on Mount Sinai and God said, “I'm going to destroy Israel, and I'm going to choose another people, because these people are idolatrous.” Notice in Exodus 32:31-32, what Moses said to the Lord.  31 Then Moses returned to the Lord and said, ‘Oh, these people have committed a great sin, and have made for themselves a god of gold! 32 Yet now, if You will forgive their sin—but if not, I pray, blot me out of Your book which You have written.’”
- And in Daniel 12:1, where it speaks about the final deliverance of God's people at the end of the time of trouble such as never has been seen, we find the following  words, Daniel 12:1. 12 At that time Michael shall stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people. And there shall be a time of trouble, such as never was since there was a nation, even to that time. And at that time your people shall be delivered, everyone who is found written…” where?  “…in the book.”

Nah, ketika Alkitab berbicara tentang “kitab-kitab”, ini mengacu kepada transkrip hidup kita yang disimpan Allah di catatan surgawi.
Tetapi Alkitab juga memakai kata “kitab”, bentuk tunggal. Sekarang, marilah kita lihat referensi-referensi dalam Alkitab yang memakai kata “kitab” bentuk tunggal.
- Marilah bersama saya ke Filipi 4:3, di sini rasul Paulus berbicara tentang beberapa rekannya, beberapa orang yang membantunya dalam pelayanannya. Dan dia berkata di sana: 3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, rekanku yang setia: tolonglah perempuan-perempuan itu yang telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens juga…”  dia bahkan menyebutkan satu orang dengan namanya,  “…dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam…”  apa?   “… Kitab Kehidupan.” “Kitab”, bentuk tunggal.
“Kitab” itu berisi apa? Kitab itu berisi nama-nama.
Kalau “kitab-kitab” bentuk jamak, apa isinya? Transkrip yang tepat tentang karakter-karakter manusia.
- Simak Wahyu 3:5, masih berbicara tentang “kitab” bentuk tunggal. Wahyu 3:5, 5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih; Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” Sekali lagi, “kitab” bentuk tunggal, berisikan apa? Nama-nama.
- Simak Wahyu 13:8. Ada banyak ayat, saya hanya membacakan beberapa contoh dari mereka. Wahyu 13:8 berbicara tentang mereka yang akhirnya akan menyembah Binatang itu. Dikatakan, 8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih  sejak dunia dijadikan.”
- Dan kalian ingat ketika Musa berada di gunung Sinai dan Allah berkata, “Aku akan membinasakan Israel, dan Aku akan memilih bangsa yang lain, karena orang-orang Israel ini menyembah berhala.” Simak di Keluaran 32:31-32 apa kata Musa kepada Tuhan.31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘O, bangsa ini telah berbuat dosa besar, mereka telah membuat allah emas bagi mereka. 32 Namun demikian, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu, tetapi jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’”
- Dan di Daniel 12:1 di mana berbicara tentang penyelamatan terakhir umat Allah pada akhir masa kesesakan besar seperti yang tidak pernah terjadi sebelumnya, kita menemukan kata-kata ini, Daniel 12:1, 1 Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis…”  di mana?   “…dalam Kitab itu.”


So are you understanding the difference  between “books” and “book”?  The “books” contain the exact transcript of our lives  in written form in heaven.  Nothing is missing: words, thoughts, emotions, motives, actions, you name it, everything is there inside and out in the “books”. But the “book”, singular, contains names.  And the Bible emphasizes that the “book” contains the names of those who have received Jesus Christ as Savior and Lord.

Jadi apakah kalian paham perbedaan antara “kitab” dengan “kitab-kitab”?
“Kitab-kitab” berisikan transkrip tepat dari hidup kita yang tertulis di Surga. Tidak ada yang terlewatkan: kata-kata, pikiran, emosi, motif, tindakan, apa sajalah, segala sesuatu ada di sana baik yang di dalam hati maupun yang tampak, ada dalam “kitab-kitab”.
Tetapi “kitab” bentuk tunggal, berisikan nama-nama. Dan Alkitab menekankan bahwa “kitab” ini berisikan nama-nama mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.


Now I want us, in the light of what we've studied about the books, and the book, I'd like us to take a look at several interesting details about the judgment.  The first thing that I want us to notice is that everyone must appear before the judgment seat of Christ. No exceptions. Notice 2 Corinthians 5:10 once again: 10 For we must all appear before the judgment seat of Christ, that each one may receive the things done in the body, according to what he has done, whether good or bad.”
How many people are going to have to appear before the judgment seat of Christ to give an account for what they did while they were in the body, which means while they were in this life? Every single person is going to have to appear before the judgment seat of Christ. But now there's another very interesting detail, and that is that that judgment takes place in heaven.
“What?” you're saying?  “Does that mean that we have to go to NASA, and we have to get on a rocket in order to appear before the judgment seat of Christ?”
Well, let's notice what the Bible says. Daniel 7:9-10: I watched till thrones were put in place…” Daniel is seeing something in vision, “…and the Ancient of Days…” Who is the Ancient of Days? God who? God the Father. Where does God the Father live?  “Our Father which art in? heaven, okay. “…I watched till thrones were put in place and the Ancient of Days was seated; His garment was white as snow, and the hair of His head was like pure wool. His throne was a fiery flame, its wheels a burning fire. 10 A fiery stream issued and came forth from before Him. A thousand thousands ministered to Him; ten thousand times ten thousand stood before Him…”  Who are those? angels. And then notice: “…The court was seated, and the books were opened.”
What do the books contain? the record of the lives.
Where does this judgment take place? It takes place where the Father lives, where the angels are, according to Scripture.
So everyone must appear, and the judgment takes place where? It takes place in heaven.

Sekarang, sehubungan dengan apa yang telah kita pelajari tentang “kitab-kitab” dan “kitab”, saya mau kita menyimak beberapa detail yang menarik tentang penghakiman. Hal pertama yang saya mau kita perhatikan ialah semua orang harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Tidak ada pengecualian. Perhatikan 2 Korintus 5:10 sekali lagi: 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat.”
Berapa orang yang harus tampil di depan takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat di dalam tubuh, artinya selagi mereka masih hidup? Setiap orang harus tampil di hadapan takhta pengadilan Kristus. Tetapi sekarang ada detail lain yang sangat menarik dan itu ialah bahwa penghakiman itu berlangsung di Surga.
“Apa?” kalian berkata. “Apakah itu berarti kita harus pergi ke NASA dan kita harus naik roket agar bisa tampil di depan takhta pengadilan Kristus?”
Nah, marilah kita lihat apa kata Alkitab. Daniel 7:9-10, 9 Sementara aku terus melihat hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya…” Daniel melihatnya dalam suatu penglihatan,  “…lalu duduklah Yang Lanjut Usianya…” siapakah Yang Lanjut Usianya ini? Allah. Allah siapa? Allah Bapa. Di mana Allah Bapa berdiam? “Bapa kami yang ada di? Surga.” Oke,  “…aku terus melihat hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya, pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut di kepalaNya seperti bulu domba murni; takhta-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.  10 Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya…”  Siapakah mereka ini? Para malaikat. Lalu simak, “…Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.”
Kitab-kitab itu berisi apa? Catatan kehidupan.
Di mana penghakiman ini terjadi? Menurut Kitab Suci terjadi di tempat kediaman Bapa, di mana para malaikat berada.
Jadi semua orang harus hadir, dan penghakiman terjadi di mana? Terjadi di Surga.


Now let's notice another detail about the judgment. Go with me to Revelation 14, which we started our lecture  with, Revelation 14:6-7.
Let me ask you, does the judgment begin after Jesus comes, or at the moment Jesus comes, or does this judgment of God's people, those who are written in the book of life, does it take place before the close of probation, and before the second coming of Jesus?  It takes place before.
You say, “Now wait a minute, Pastor,  where does the Bible say that?
Revelation 14:6. “6 And I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth,  to every nation, tribe, tongue, and people…” Let me ask you, if the gospel is being preached, must the door of probation still be open? Absolutely! You wouldn't preach the gospel if the door of probation had closed.  So you have this angel; he's preaching the everlasting gospel to every nation, tribe, tongue, and people, and he is  “…7 saying with a loud voice, ‘Fear God, and give glory to Him; for the hour of His judgment shall come…” It doesn't say the hour of His judgment “shall come”, it says “…the hour of His judgment has come...”  Let me ask you, does the judgment take place while the  gospel is being preached? Absolutely!  And listen to what I'm going to say.  Only after the three angels' proclaim their messages do you  have Jesus seated on a cloud with the sickle in His hand to harvest the earth, which means that the three angels' messages are preached, and then you have the coming of Jesus to harvest the righteous, and to harvest the wicked.  In other words, the judgment takes place before the close of probation. It takes place before the second coming of Jesus Christ.

Sekarang marilah kita simak detail yang lain tentang penghakiman. Marilah bersama saya ke Wahyu 14, ayat yang kita pakai untuk membuka pembahasan kita ini. Wahyu 14:6-7. Coba saya tanya, apakah penghakiman dimulai setelah kedatangan Yesus yang kedua kalinya, atau pada saat Yesus datang kedua kalinya, atau apakah penghakiman atas umat Allah, yang namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan, terjadi sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia, dan sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya?  Terjadi sebelumnya.
Kalian berkata, “Tunggu sebentar,  Pastor, di mana di Alkitab dikatakan itu?
Wahyu 14:6 6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, …”  Coba saya tanya, jika Injil sedang diberitakan, apakah pintu kasihan masih harus terbuka? Betul sekali. Injil tidak akan dikabarkan jika pintu kasihan telah menutup. Jadi ada malaikat ini, dia sedang memberitakan injil yang kekal kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum,      “…7 dan ia berseru dengan suara nyaring ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia karena akan tiba saat penghakiman-Nya…”  tidak dikatakan saat penghakimannya “akan” tiba, dikatakan, “…telah tiba saat penghakiman-Nya…” Coba saya tanya, apakah penghakiman itu terjadi saat Injil sedang diberitakan? Betul sekali! Dan dengarkan apa yang akan saya katakan. Hanya setelah ketiga malaikat itu menyampaikan pekabaran mereka, barulah Yesus tampak duduk di atas awan dengan penyabit di tanganNya untuk menuai bumi, yang berarti pekabaran ketiga malaikat sudah disampaikan, lalu Yesus datang untuk menuai orang-orang benar dan orang-orang jahat. Dengan kata lain, penghakiman terjadi sebelum berakhirnya masa percobaan bagi dunia. Penghakiman terjadi sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya.


Now let me ask you, when will a person receive the reward  that was determined in the judgment,  when their name was examined? Notice Matthew 16:27,  27 For the Son of Man will come in the glory of His Father with His angels…”  What event is that describing?  The second coming, yes. “…For the Son of Man will come in the glory of His Father with His angels and then He will reward each according to his works.
So when is the reward given? When Jesus comes.
When are they judged? before Jesus comes. 
Are you understanding me?

Sekarang, coba saya tanya, kapankah seseorang akan menerima pahala yang telah ditentukan dalam penghakiman saat nama mereka diperiksa? Perhatikan Matius 16:27,27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Jadi kapan pahala itu diberikan? Saat Yesus datang.
Kapan mereka dihakkimi? Sebelum Yesus datang.
Apakah kalian memahami saya?


Notice Revelation 22:12 here Jesus is speaking, and He says: 12 And behold, I am coming quickly, and My reward is with Me…” so when Jesus comes He brings the reward  “…My reward is with Me to give to every one according to his…” what?  “…according to his work.

Simak Wahyu 22:12, di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata,  “12 Lihatlah, Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku…”  jadi waktu Yesus datang Dia membawa pahalanya, “…Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut…”  apanya?   “…perbuatannya...


Now I know what question that you're asking.  If the judgment is in heaven, before the second coming of Jesus, how can everyone appear before the great judgment seat of Christ, if we live on Planet Earth?
Well, let's ask another question, a very important one.  Where are the dead between the time when they died, and the time when Jesus comes to reward them?  Let's go to John 5:28-29. Folks we're going to notice here that it's a very close connection between the state of the dead, and the judgment.  If you misunderstand the state of the dead,  you're not going to understand the judgment. And if you misunderstand the judgment, you're not going to understand how people are during  the interim of death. Now notice John 5:28-29.  28 Do not marvel at this; for the hour is coming in which all who are in heaven or in hell will hear His voice…”  Ah, yeah, okay. You say, “Where is that?”  Well, that's the Revised Bohr Version. It doesn't count.  “…Do not marvel at this; for the hour is coming in which all who are…”  where?  “…in the graves will hear His voice 29 and come forth…”  When is it they're going to come forth? when Jesus comes.  When do they receive their reward? when Jesus comes.  When were they judged? before Jesus comes.  So did they go before God's judgment seat before the second coming? Absolutely!  But how could they if they were dead in the grave? Ah, we're going to study something very important here. And so it says, “…Do not marvel at this; for the hour is coming in which all who are in the graves will hear His voice 29 and come forth those who have done good, to the resurrection of life, and those who have done evil, to the resurrection of condemnation.

Nah, saya tahu apa  yang sedang kalian tanyakan. Jika penghakiman itu terjadi di Surga sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya, bagaimana semua orang bisa tampil di hadapan takhta  penghakiman Kristus jika kita masih berada di planet bumi?
Marilah kita mengajukan pertanyaan yang lain, yang sangat penting. Di manakah orang-orang mati berada antara saat mereka mati dan ketika Yesus datang untuk memberi mereka pahala?
Marilah kita ke Yohanes 5:28-29. Saudara-saudara, kita akan melihat di sini ada koneksi yang sangat dekat antara status orang mati dengan penghakiman. Jika kita salah mengerti tentang status orang mati, kita tidak akan mengerti penghakiman. Dan jika kita salah mengerti tentang penghakiman, kita tidak akan mengerti kondisi orang-orang selama masa interim kematian. Sekarang, simak Yohaes 5:28-29,  28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di Surga atau neraka akan mendengar suara-Nya…”  Oh, ya? Oke. Kalian berkata, “Mana ada tulisan itu?” Nah, itulah versi Revised Bohr, yang tidak diperhitungkan. “…Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di…”  mana?   “…dalam kubur akan mendengar suaraNya, 29 dan bangkit…”  Kapan mereka akan bangkit? Ketika Yesus datang. Kapan mereka menerima pahala mereka? Ketika Yesus datang. Kapan mereka dihakimi? Sebelum Yesus datang. Jadi, apakah mereka tampil di hadapan takhta penghakiman Allah sebelum kedatangan Yesus yang kedua? Betul sekali! Bagaimana bisa, jika mereka sedang mati di dalam kubur? Aaah, kita akan mempelajari sesuatu yang sangat penting di sini. Jadi dikatakan, “…Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suaraNya, 29 dan bangkit, mereka yang telah berbuat baik akan bangkit untuk hidup yang kekal, dan mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.


Now, folks, I believe that in order to explain how dead people  can appear before the judgment seat of Christ before the second  coming ~ you know, most Christians think, well, what's going to happen is that the soul of those people are going to appear before the judgment seat of Christ. That's not what the Bible says. The Bible says that the individual must appear before the judgment seat of Christ. How can they appear if  they died in Christ, or even if they're alive on Planet Earth before Jesus comes,  before the close of probation?  The fact is that we must understand what we started our study with this evening. You see, when the Bible speaks about the spirit that returns to God, it's more than just the capacity to breathe; it's more than just the energizing force that returns to God. You see, as we live we develop our own self identity, do we not? And God, what does God do when we die? He preserves that self identity where? in the books.  In other words He writes in the books “The End”, and He closes the books. In other words, He's preserving the record of our lives.  He's not only, He's not, you know, some people say, “Well, you say the Spirit returns to God.  Does that mean that God grabs everybody's breathing?”  No, that's not what it's talking about.  It's talking about God preserving the  record of our lives.

Nah, Saudara-saudara, saya yakin untuk menjelaskan bagaimana orang mati bisa tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus sebelum kedatangan Kristus yang kedua ~ kalian tahu, kebanyakan orang Kristen berpikir, apa yang akan terjadi ialah jiwa orang-orang ini yang akan tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus. Bukan itu yang dikatakan Alkitab. Alkitab berkata bahwa orang itu sendiri harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus. Bagaimana mereka bisa tampil jika mereka sudah mati dalam Kristus, atau bahkan jika masih hidup di planet bumi sebelum Yesus datang, sebelum berakhirnya masa percobaan? Faktanya ialah, kita harus memahami bagian awal pelajaran kita malam ini.  Lihat, ketika Alkitab berbicara tentang roh yang kembali ke Allah, itu lebih dari sekadar kemampuan bernapasnya, itu lebih dari hanya tenaga yang menghidupkan yang kembali kepada Allah. Kalian lihat, sewaktu kita hidup, kita telah mengembangkan identitas diri kita sendiri, bukan? Dan Allah, apa yang dilakukan Allah saat kita mati? Allah menyimpan identitas diri ini di mana? Di dalam kitab-kitab. Dengan kata lain, Allah menulis di dalam kitab-kitab itu “Tamat”, dan Dia menutup kitab-kitab itu. Dengan kata lain Allah menyimpan catatan kehidupan kita. Tidak hanya ~ kalian tahu ada orang-orang yang berkata, “Nah, kamu bilang roh kembali kepada Allah, apakah itu berarti Allah menangkap nafas semua orang?” Tidak, bukan itu yang dimaksud. Yang dimaksud ialah Allah menyimpan catatan hidup kita.


Now I want to read several texts: Luke 8:52.  This is a very interesting story.  And make sure that you follow along, and tell me if I'm reading wrongly. Luke 8:52-56. It's speaking about the  death of a little girl. 52 Now all wept and mourned for her; but He said, ‘Do not weep; she is not dead, but sleeping.’ 53 And they ridiculed Him, knowing that she was dead. 54 But He put them all outside, took her by the hand and called, saying, ‘Little girl, arise.’…” and now notice, “…55 Then her spirit returned…”  It does not say “the” spirit, it says “her” spirit returned.  Let me ask you, What was returned to her?  only the capacity to breathe?  No, the capacity to breathe, along with her self identity ~ are you with me? ~ that God preserved before she died. Notice what it continues saying. “…Then her spirit returned and she arose immediately. And He commanded that she be given something to eat.”

Sekarang saya mau membacakan beberapa ayat.  Lukas 8:52, ini adalah cerita yang sangat menarik, dan pastikan kalian mengikutinya dan memberitahu saya apabila saya salah membacanya. Lukas 8:52-56, ini berbicara tentang kematian seorang anak perempuan kecil. 52 Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: ‘Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi  tidur.’ 53  Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 54  Tetapi Yesus menyuruh mereka semua keluar, memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak perempuan, bangunlah!’…”  dan sekarang simak,  “…55 Maka kembalilah roh anak perempuan itu…”  tidak dikatakan “roh itu”, melainkan “roh anak perempuan itu”. Coba saya tanya, apa yang dikembalikan kepada anak perempuan itu? Hanya kemampuannya untuk bernapas? Tidak. Tetapi kemampuannya bernapas bersama dengan identitas dirinya yang disimpan Allah sebelum anak ini mati. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Perhatikan apa kata selanjutnya, “…Maka kembalilah roh anak perempuan itu dan seketika itu juga ia bangkit. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.”


Notice Acts 7, and beginning with verse 57 ~ this is talking about the martyrdom of Stephen ~  Acts 7:57, 57 Then they cried out with a loud voice, stopped their ears, and ran at him with one accord. 58 And they cast him out of the city and stoned him. And the witnesses laid down their clothes at the feet of a young man named Saul…” I want you to remember these two individuals. We're coming back to them at the end of the presentation today.  “…And they stoned Stephen as he was calling on God and saying, ‘Lord Jesus, receive the spirit.’…” It doesn't say, Receive “the” spirit.  He's saying, “…receive my spirit.’…” Are you understanding what I'm saying? “…receive my spirit.’ 60 Then he knelt down and cried out with a loud voice, ‘Lord, do not charge them with this sin.’ And when he had said this, he fell asleep.” I love that; “he fell asleep” it doesn't say he died, although he did die, we know.  But it says “he fell asleep.

Simak Kisah pasal 7 dan mulai dari ayat 57 ~ ini berbicara tentang kematian Stefanus sebagai martir ~ Kisah 7:57   57       Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus…”  Saya mau kalian ingat kedua sosok ini. Nanti kita akan kembali kepada mereka pada akhir pelajaran kita hari ini.   “…59 Dan mereka melempari Stefanus dengan batu saat dia berseru kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah roh itu.’…”  Tidak dikatakan “roh itu”, dia berkata, “…terimalah rohku.’ 60 Lalu  berlututlah ia dan berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu tidurlah ia.” Saya suka istilah ini: “tidurlah ia”, tidak dikatakan “dia mati” walaupun kita tahu dia memang mati. Tetapi dikatakan, “tertidurlah ia.


Notice one further example: Luke 23:46.  It's talking about the death of Jesus Christ.  Luke 23:46. It says: 46 And when Jesus had cried out with a loud voice, He said, ‘Father, into Your hands I commit the spirit.’…”  No, that's not what it says.   “…into Your hands I commit…” what?  “…My spirit.’ Having said this, He breathed His last.

Simak satu contoh lagi: Lukas 23:46, ini berbicara tentang kematian Yesus Kristus. Lukas 23:46, dikatakan, 46 Lalu setelah Yesus berseru dengan suara nyaring, Dia berkata, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan  roh itu’…” tidak, itu bukan apa yang dikatakan. “…‘ke dalam tanganMu Kuserahkan…” apa? “…Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia  menarik napasNya yang terakhir.”


Now let me ask you this, do you think that when Jesus resurrected He remembered everything that had happened while He was alive before His death? Do you think He remembered the names of His disciples? Do you think He remembered when He was arrested?  Do you think He remembered when He calmed the storm? Do you think that He remembered when Peter denied Him? Of course He did! Why did Jesus remember all those things  when He resurrected? Because folks, when God returned to Jesus His spirit,  He not only returned the capacity to breathe,  or the energizing force, He also returned  to Him the record  of His life which God had preserved.  Are you understanding what I'm saying? Critically important!

Sekarang coba saya tanya, menurut kalian apakah pada saat Yesus bangkit Dia ingat segala yang telah terjadi selama hidupNya sebelum kematianNya? Menurut kalian apakah Dia ingat nama-nama murid-muridNya? Menurut kalian apa Dia ingat ketika Dia ditangkap? Menurut kalian apakah Dia ingat ketika Dia menenangkan badai? Menurut kalian apakah Dia ingat ketika Petrus menyangkalNya? Tentu saja Dia ingat! Mengapa Yesus ingat semua hal itu ketika Dia bangkit? Karena, Saudara-saudara, ketika Allah mengembalikan kepada Yesus RohNya, Dia bukan hanya mengembalikan kepadaNya kemampuan untuk bernapas atau tenaga yang menghidupkan, tetapi Dia juga mengembalikan kepadaNya catatan hidupNya yang telah disipan oleh Allah. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Sangat penting.


Now I want to read you an interesting statement.  This statement is in the devotional book,  Maranatha, page 301. You see, the author caught this nuance that I'm sharing with you today.  This is what the author says in the book, Maranatha,  which is a devotional book.  “Our personal identity is preserved in the resurrection…”  Is that biblical? Of course it is.  Now let me ask you, am I going to resurrect Gene Hobbs?  Am I going to be Gene Hobbs when I resurrect?  Am I going to be Rick Perez?  No, I'm going to be Steve Bohr.  Because God is going to return to me the record of my life  with the capacity to breathe. So she says:   “…Our personal identity is preserved in the resurrection though not the same particles of matter or material substance as went into the grave. The wondrous works of God are a mystery to man…” And then she says this:  “…The spirit, the character of man is returned to God, there to be preserved…” What is it that's preserved? the spirit or the character, our self identity, who we were in life in other words. She says: “…In the resurrection every man will have his own character…” In other words your own life record. “…God in His own time will call forth the death giving again the breath of life and bidding the dry bones ‘live!’. The same form will come forth, but it will be free from disease and every defect. It lives again bearing the same individuality of features so that friend will recognize friend.”
Isn't that a beautiful statement?

Sekarang saya mau membacakan suatu pernyataan yang menarik. Pernyataan ini ada di dalam buku devosi Maranatha hal. 301. Lihat, penulisnya menangkap nuansa yang akan saya bagikan kalian hari ini. Inilah yang dikatakan si penulis dalam bukunya Maranatha, yang adalah sebuah buku devosi. “Identitas pribadi kita disimpan untuk kebangkitan…” apakah ini alkitabiah? Tentu. Sekarang coba saya  tanya, apakah saya akan bangkit Gene Hobbs? Apakah saya akan menjadi Gene Hobbs saat saya bangkit? Apakah saya akan menjadi Rick Perez? Tidak, saya akan menjadi Steve Bohr. Karena Allah akan mengembalikan kepada saya catatan hidup saya, bersamaan dengan kemampuan untuk bernapas. Jadi dikatakan si penulis, “…Identitas pribadi kita disimpan untuk kebangkitan walaupun bukan partikel bahan yang sama yang masuk ke dalam kubur. Pekerjaan Allah yang mengagumkan merupakan misteri bagi manusia…” Lalu dia berkata demikian, “…Roh, yaitu karakter manusia, kembali kepada Allah, untuk disimpan di sana…” Apa yang disimpan? Roh atau karakter, identitas pribadi kita, dengan kata lain, siapa kita semasa hidup. Dia berkata, “…Saat kebangkitan, setiap orang akan menerima karakternya sendiri…” dengan kata lain catatan hidup kita sendiri. “…Allah sesuai waktuNya Sendiri akan memanggil orang-orang mati dan memberikan kembali napas hidup dan memerintahkan tulang-tulang yang kering ‘hidup!’ Yang akan tampil adalah bentuk yang sama, tetapi bebas dari penyakit dan setiap cacat. Bentuk itu akan hidup lagi dengan wajahnya yang khas, sehingga teman akan mengenali teman.”
Bukankah ini pernyataan yang indah?


Now there's a statement in the book of Job  that used to puzzle me.  It sounded pretty selfish.  It sounded like Job was the only one that was going to see  the second coming of Jesus.  Notice Job 19:25-27. and I'm going to read from the New International Version where the translation is more forceful. Job 19:25. Here Job is saying, in the midst of his suffering. “For I know that my Redeemer lives and that in the end He will stand upon the earth…” It's talking about the second coming. “…in the end He will stand upon the earth.  26  And after my skin has been destroyed, yet in my flesh I shall see God, 27 I myself will see Him, with my own eyes, I and not another, how my heart years within me.”  So nobody else is going to see the second coming of Jesus except Job.  He says, “I and not another”, what is he saying?  What is Job saying here? He's saying that when I resurrect, I'm going to be whom?  I'm going to be Job.  Job is going to see the Lord.  Rick Perez is going to see the Lord.  Dr. Teske is going to see the Lord.  All of us are going to see the Lord as individuals that we were  were during our life.

Nah, di dalam kitab Ayub ada sebuah pernyataan yang dulunya membingungkan saya. Kesannya sangat egois. Sepertinya Ayub adalah satu-satunya manusia yang akan melihat kedatangan kedua Yesus. Simak Ayub 19:25-27, dan saya akan membacakan dari NIV yang terjemahannya lebih mengena. Ayub 19:25, di sini Ayub berkata di tengah-tengah penderitaannya, 25 Tetapi aku tahu Penebusku hidup, dan pada akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi…” ini berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua, “…pada akhirya Ia akan berdiri di atas bumi. 26 Dan sesudah kulit tubuhku hancur, namun dengan dagingku aku akan melihat Allah, 27 aku sendiri yang akan melihat Dia, dengan mataku sendiri,  aku sendiri dan bukan orang lain. Betapa rindunya hatiku.”
Jadi orang lain tidak ada yang akan melihat kedatangan kedua Yesus selain Ayub. Ayub berkata, “aku sendiri dan bukan orang lain”, apa yang dikatakannya? Apa yang dikatakan Ayub di sini? Ayub berkata, saat aku bangkit, aku akan menjadi siapa? Aku akan menjadi Ayub. Ayub yang akan melihat Tuhan. Rick Perez akan melihat Tuhan. Dr. Teske akan melihat Tuhan. Kita semua akan melihat Tuhan sebagai pribadi-pribadi kita sendiri saat masih hidup.


Now let me ask you ~ applying this after the millennium ~  after the millennium you have the resurrection of the wicked, right?  Let me ask you, do the wicked resurrect righteous?  Of course not. How do they resurrect? Just as wicked as they were.  Let me ask you, do they begin at the same spot  where they left off? Absolutely!  They surround the holy city.  They're just as wicked as ever.  Why? Because God is returning to them the identity that was saved in the books.  Are you following me?

Sekarang coba saya tanya ~ mengaplikasikan ini ke masa setelah millenium ~ setelah millenium ada kebangkitan orang-orang jahat, bukan? Coba saya tanya, apakah orang-orang jahat ini bangkit sebagai orang-orang benar? Tentu saja tidak. Bagaimana mereka bangkit? Sama jahatnya seperti sebelumnya.
Coba saya tanya, apakah mereka melanjutkan dari titik yang sama saat mereka mati? Tentu! Mereka akan mengelilingi Kota Suci. Mereka sama jahatnya seperti dulu. Mengapa? Karena Allah mengembalikan kepada mereka identitas mereka yang disimpan di dalam kitab-kitab. Apakah kalian bisa mengikuti saya?


Allow me to read you another statement from my favorite book  on Bible prophecy. This is a classic.  It's the book that has the clearest perspective of Bible  prophecy anywhere in the world.  It's called The Great Controversy. Notice about after the millennium what the author has to say, speaking about outside the city: “There are kings and generals who conquered nations, valiant men who never lost a battle, proud, ambitious warriors whose approach made kingdoms tremble…” now notice this:  “…In death these experienced no change. As they come up from the grave they resume the current of their thoughts just where it ceased…” In other words, if somebody opened their mouth and half a word came out, and somebody shot them, when they resurrect  they complete the word.  Because they resume the current of their thought just where it ceased.  “…they are actuated by the same desire to conquer that ruled them when they fell.”  [pg. 664].
Let me ask you, why is it that they resurrect in this way? It's because God is not only returning to them the capacity to breathe, God is returning also their own self identity. He's returning their own character.

Izinkan saya membacakan pernyataan yang lain dari buku kesukaan saya tentang nubuatan Alkitab. Ini adalah buku yang klasik, buku yang berisikan perspektif yang paling jelas tentang nubuatan Alkitab di seluruh dunia. Namanya The Great Controversy. Simak setelah millenium apa yang dikatakan penulisnya, berbicara tentang peristiwa yang terjadi di luar Kota Suci: “Ada raja-raja dan jenderal-jenderal yang pernah menaklukkan bangsa-bangsa, orang-orang perkasa yang tidak pernah dikalahkan dalam peperangan, pejuang-pejuang yang sombong, yang berambisi, yang kedatanggannya membuat banyak kerajaan gemetar…” sekarang perhatikan ini, “…Dalam kematian mereka ini tidak mengalami perubahan. Saat mereka muncul dari kubur, mereka melanjutkan alur pikiran mereka dari titik saat itu berhenti…” Dengan kata lain jika ada yang sedang membuka mulutnya dan baru separo kata yang keluar, lalu dia tertembak, saat dia bangkit, dia akan menyelesaikan perkataan tersebut. Karena mereka melanjutkan alur pikiran mereka  dari saat itu terhenti, “…mereka disemangati oleh niatan yang sama untuk menaklukkan yang menguasai pikiran mereka saat mereka gugur.” [hal. 664]
Coba saya tanya, mengapa mereka bangkit dengan kondisi demikian? Karena Allah tidak hanya mengembalikan kepada mereka kemampuan untuk bernapas, Allah juga mengembalikan kepada mereka identitas pribadi mereka. Allah mengembalikan karakter mereka sendiri.


Now let me give you a little illustration of what I mean.  How many of you have ever seen that little clip of the assassination of John F. Kennedy, the Zapruder film?  You've seen that, right? Now let me ask you, you see the limousine turning onto Elm Street, right?  And you see John F. Kennedy and Jacqueline with her pink dress, and they're greeting the people. Let me ask you, when you look at that clip of video,  is John F. Kennedy alive, or is he dead?  You know I ask that question in a confusing manner on purpose.  Because some people say, well, he's alive. Other people say he's dead.  Well, the fact is this folks, the movie was taken  while he was alive.  But we are looking at the movie after he died. Are you with me?  In other words, on tape he's alive, but the review of the tape takes place after he died.  So let me ask you, is there a certain sense when you watch that event of the life of John F. Kennedy, and when you see him still alive before he was shot, let me ask you, are you really watching him alive, just like it was? Yeah, absolutely! You're watching him alive.

Sekarang saya akan memberikan sebuah ilustrasi pendek tentang maksud saya. Berapa banyak dari kalian yang pernah melihat klip pendek pembunuhan John F Kennedy, film Zapruder? Kalian sudah pernah melihatnya, kan? Sekarang coba saya tanya, kalian melihat mobil limonya membelok ke Elm Street, benar? Dan kalian melihat John F. Kennedy dan Jacqueline dengan setelan merah mudanya, dan mereka sedang melambai-lambai kepada penduduk. Coba saya tanya, saat kalian melihat video klip tersebut apakah John F. Kennedy hidup atau dia mati? Kalian tahu, saya mengajukan pertanyaan  yang membingungkan ini demi tujuan tertentu. Karena ada yang berkata, oh, dia hidup. Yang lain berkata, dia sudah mati. Nah, faktanya, Saudara-saudara, ialah film tersebut dibuat selagi dia masih hidup. Tetapi kita melihat film itu, setelah dia mati. Apakah kalian paham? Dengan kata lain, di film itu dia masih hidup, tetapi pemutaran ulang film itu terjadi setelah dia mati. Jadi saya tanya, apakah ada suatu perasaan saat kita melihat peristiwa itu tentang kehidupan John F. Kennedy bahwa kita melihat dia masih hidup sebelum dia tertembak? Coba saya tanya apakah kita benar-benar sedang melihat dia hidup sebagaimana saat itu? Ya, tentu saja! Kita sedang melihat dia selagi hidup.


And so let me share this, when the righteous appear before  the judgment bar of Christ, there's a certain sense in which  they appear there alive.  Now don't misunderstand me.  How do they appear alive?  Because God took a movie of their lives  while they were alive.  So when the judgment comes, what does God bring? the record in the books, or whatever way that God reserves,  or preserves the record.  And God shows the heavenly tribunal all of the life of that person, inside and out, while that person was alive. So let me ask you, in a certain sense, are people seeing the  life of that person when that person was alive? Absolutely! But we know that it's being reviewed when? after they died. Are you understanding what I'm saying?  So when Scripture says that all must appear before the judgment seat of Christ, how can the dead appear before  the judgment seat of Christ?  They appear through the record of their lives.  They do not appear there personally.  They appear there through the record of their lives. Are you understanding what I'm saying?
So all must appear.  The judgment's in heaven.  It's before the second coming.  What about the dead?  Well, they're decomposed on Planet Earth.  They can't go to heaven in a rocket to appear before  the judgment seat of Christ.  The fact is that they appear through the  movie of their lives.

Maka izinkan saya membagikan ini, ketika orang-orang benar muncul di hadapan pengadilan Kristus, rasanya seperti mereka sedang muncul di sana hidup-hidup. Nah, jangan salah paham. Bagaimana mereka muncul hidup-hidup? Karena Allah telah membuat film dari hidup mereka ketika mereka hidup, maka ketika tiba saat penghakiman, apa yang dikeluarkan Allah? Catatan yang ada dalam kitab-kitab, atau dalam bentuk apa pun Allah menyimpan informasi itu. Dan Allah menunjukkan kepada sidang surgawi seluruh hidup orang tersebut, yang tampak maupun yang ada dalam hatinya, semasa orang tersebut masih hidup. Maka, coba saya tanya, apakah rasanya seperti sedang menonton hidup orang itu saat dia hidup? Betul sekali! Tetapi kita tahu ini akan dipertontonkan kapan? Setelah mereka mati. Apakah kalian bisa memahami apa yang saya katakan?
Jadi pada waktu Kitab Suci berkata bahwa semua harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus, bagaimana orang-orang mati bisa muncul di sana? Mereka muncul melalui catatan hidup mereka. Mereka tidak muncul secara pribadi. Mereka muncul di sana melalui catatan hidup mereka. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Jadi semua orang harus muncul. Penghakiman terjadi di Surga. Terjadinya sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Bagaimana dengan orang-orang yang sudah mati? Nah, tubuh mereka sudah rusak di planet bumi. Mereka tidak bisa pergi ke Surga naik roket untuk muncul di hadapan takhta penghakiman Kristus. Faktanya ialah, mereka muncul melalui film hidup mereka.


Now let's read Revelation 20 so that we understand how this process takes place.  Revelation 20:11-12.   11 Then I saw a great white throne…”  by the way, this is after the millennium, but the principle applies also to the pre-advent judgment;  the judgment before the second coming, “…Then I saw a great white throne and Him who sat on it, from whose face the earth and the heaven fled away. And there was found no place for them….”  now notice this:   “…12 And I saw the dead, small and great, standing before God…” How can dead people stand before God,  in the light of what we've studied?  When it says the dead were standing before God,  what does that mean?  It means that those who are on earth dead, are standing before God how? through the record of their self-identity, or the record of their character,  which is contained in the books. And so it says:  “…And I saw the dead, small and great, standing before God and books were opened…” If they're standing there in person, why would you need to open books?  “…books were opened. And another book was opened, which is the Book of Life. And the dead were judged according to their works, by the things which were written in the books.
Are you understanding what we're studying?

Sekarang, mari kita baca Wahyu 20 supaya kita paham bagaimana proses ini terjadi. Wahyu 20:11-12,  11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar…”  nah, ini terjadi setelah millennium, tetapi prinsipnya berlaku juga untuk penghakiman pra-kedatangan Kristus, penghakiman sebelum kedatangan yang kedua,  “…Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya, yang dari wajahNya bumi dan langit berlalu dan tidak ditemukan lagi tempatnya…” sekarang simak ini,  “…12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah…” bagaimana orang mati bisa berdiri di hadapan Allah sehubungan dengan apa yang telah kita pelajari? Jika dikatakan orang-orang mati berdiri di hadapan Allah, apa maksudnya? Maksudnya, mereka yang dalam kondisi mati di bumi, berdiri di hadapan Allah dengan cara apa? Melalui catatan identitas pribadi mereka, atau catatan karakter mereka, yang terdapat di dalam kitab-kitab. Jadi dikatakan, “…Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah lalu kitab-kitab dibuka…”  Jika mereka secara pribadi sudah berdiri di sana, untuk apa  masih membuka kitab-kitab?  “…lalu kitab-kitab dibuka. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati  dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis  di dalam kitab-kitab itu.
Apakah kalian paham apa yang kita pelajari?


Now, we have some things that we still need to cover. Let's talk a little about the process of the judgment when our name appears before the judgment seat of Christ. Let me ask you, what is it that our life is going to be compared with? With the law of God, right? Notice James 2:12.  Now we're talking about what happens when our record appears in the heavenly court before the second coming of Jesus.  James 2:12. It says this: 12 So speak and so do as those who will be judged by…” what? “…by the law of liberty.
In other words, our lives are going to be compared with what? with the law.

Sekarang masih ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan. Mari kita berbicara tentang proses penghakiman ketika nama kita muncul di hadapan takhta penghakiman Kristus. Coba saya tanya, hidup kita itu akan dibandingkan dengan apa? Dengan Hukum Allah, bukan? Simak Yakobus 2:12, sekarang kita berbicara tentang apa yang terjadi saat catatan kita muncul di pengadilan surgawi sebelum kedatangan Yesus yang kedua. Yakobus 2:12, dikatakan di sini, 12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh…” apa?  “…oleh hukum yang memerdekakan.”
Dengan kata lain, hidup kita akan dibandingkan dengan apa? Dengan Hukum.


Now let me ask you, when our lives are compared with the law, how many are not guilty?  Well, let's go to Romans 3:10 and we'll read verse 19,  and also verse 23.  Verse 10 of chapter 3, 10 As it is written: There is none righteous, no, not one…”   Verse 19: 19 Now we know that whatever the law says, it says to those who are under the law, that every mouth may be stopped and all the world may become guilty before God….”  And then verse 23, “… 23 for all have sinned and come short of the glory of God.”
So what does the law say to everybody who comes before the judgment seat of Christ through their records? The law says you are all what? you are all sinners,  and therefore you deserve what? you deserve death. Notice Romans 6:23, 23 For the wages of sin is…” what? “…the wages of sin is death…”
Do you see how difficult this situation is? You see, there's no one who never sinned.  So when we appear before the judgment seat of Christ,  through our records in heaven, whether we're dead, or whether we're alive, the records are what are looked at in heaven.  When we appear there our life is compared with the law, and our lives are full of sin, so the law says, “the wages of sin is death, you must die.” And who's there standing to accuse us? the Devil is. Notice Zachariah 3:1: 1 Then he showed me Joshua the high priest standing before the Angel of the Lord, and Satan standing at his right hand to…” to do what?  “…to oppose him.” So, in other words, in God's great tribunal, when our life  is examined, everybody is guilty.  So you say, how in the world could the judgment be good news?

Sekarang coba saya tanya, saat hidup kita dibandingkan dengan Hukum, berapa orang yang tidak melanggar? Nah, mari kita ke Roma 3:10 dan kita akan membaca ayat 19 dan juga ayat 23.  Ayat 10 pasal 3, 10 seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak…” Ayat 19,   “19 Sekarang kita tahu, segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia menjadi bersalah di hadapan Allah…”  ayat 23  “…23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah.”
Jadi apa kata Hukum kepada semua orang yang datang di hadapan takhta penghakiman Kristus melalui catatan mereka? Hukum berkata, kalian semua apa? Kalian semua adalah orang-orang berdosa dan oleh sebab itu kalian patut mendapatkan apa? Kalian patut dihukum mati. Perhatikan Roma 6:23, 23 Karena upah dosa ialah…” apa? “…upah dosa ialah maut…”
Apakah kalian melihat betapa sulitnya situasi ini? Lihat, tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat dosa. Jadi ketika kita tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus melalui catatan kita di Surga, entah kita sudah mati atau masih hidup, catatan-catatan itulah yang diperiksa di Surga. Saat kita tampil di sana, hidup kita dibandingkan dengan Hukum dan hidup kita penuh dengan dosa, maka Hukum berkata “…upah dosa ialah maut,  kamu harus mati!
Dan siapa yang ada di sana untuk menuduh kita? Iblis. Perhatikan Zakhariah 3:1, 1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya…”  untuk apa?  “…untuk mendakwa dia.” Jadi dengan kata lain di pengadilan Allah, saat hidup kita diperiksa, semua orang bersalah.
Maka kalian berkata “Kalau begitu, kenapa penghakiman itu disebut kabar baik?


Ah, now let's go to the good news. You see, the Bible tells us that Jesus came to this world,  and we studied this when we analyzed the everlasting gospel. We noticed that Jesus came to this world and He lived the perfect life that we should live, and Jesus died the death  that we should die. And when we repent and confess our sins, and trust in Jesus, and bury our sins in the waters of baptism, and we confess  our sins, the Bible says that God takes the life and death of Jesus, and He credits it to our account.  Now is that good news?
Notice 1 Peter 1:18-20, 18 knowing that you were not redeemed with corruptible things, like silver or gold, from your aimless conduct received by tradition from your fathers,…” notice we weren’t redeemed by silver or gold,  “…19 but with the precious blood of Christ, as of a lamb without blemish and without spot. 20 He indeed was foreordained before the foundation of the world, but was made manifest in these last times for you.
So what happens when we confess our sins, when we repent of sin, when we claim the righteousness of Christ, when our heart is right with the Lord, what does Jesus do?  He records the sin in the heavenly books,  but next to the sin He writes the word, “Forgiven through  the blood of the Lamb”.  Is that good news?

Nah sekarang marilah kita ke bagian kabar baiknya. Kalian lihat, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus datang ke dunia dan ini sudah kita pelajari dan kita telah menganalisa  injil yang kekal. Kita melihat bahwa Yesus datang ke dunia ini dan Dia telah menjalani kehidupan yang sempurna yang seharusnya kita jalani dan Yesus telah menjalani kematian yang seharusnya kita jalani. Dan ketika kita bertobat dan mengakui dosa-dosa kita, dan kita mempercayai Yesus dan kita menguburkan dosa-dosa kita dalam air baptisan dan kita mengakui dosa-dosa kita, Alkitab berkata Allah mengambil kehidupan dan kematian Kristus dan Dia memperhitungkannya sebagai milik kita. Nah, apakah itu bukan kabar baik?
Perhatikan 1 Petrus 1:18-20, 18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu terima dari tradisi nenek moyangmu,…”  simak, kita tidak ditebus oleh perak atau emas,  “…19 tetapi  dengan darah Kristus yang mahal,  sebagaimana seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat. 20 sesungguhnya DIa sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.”
Maka apa yang terjadi saat kita mengakui dosa-dosa kita, bertobat dari dosa-dosa kita saat kita mengklaim kebenaran Kristus, saat hati kita berdamai dengan Tuhan, apa yang dilakukan Yesus? Dia yang mencatat dosa di kitab-kitab surgawi, tetapi di sampingnya Dia menulis kata-kata “Sudah diampuni melalui darah Anak Domba.”
Apakah itu kabar baik?


So when our name comes up in the judgment,  are our sins in the record?  Yes, everything is in the record.
So some people say, “Wow, if the sins are in the record, well, that's bad.  You know, because how can I be secure about salvation if my sins are written there?
Listen folks, if your sins are not there covered with the  blood they're here.  See, we need to have Jesus as our advocate.  In other words, if we sin, as it says in 1 John 2:1,  “My little children, these things I write to you so  that you may not sin.  And if anyone sins, we have an advocate with the Father,  Jesus Christ the righteous.”  See, our judge and our lawyer is Jesus, and He's righteous, and He appears before the Father.  And when I repent and confess my sin, Jesus says, “Father, Pastor Bohr has repented of that sin.  He's confessed that sin.  I claim My blood in his behalf.”  And the Father says, “I accept Your death in place of his death, and I accept Your life in place of his life.
Is that good news?
But if we don't place our sins in the Sanctuary,  through repentance and confession, then those sins  are where? they're upon us.
You know some people say, “Oh, the Seventh-day Adventists, they don't have any assurance of salvation, because they believe that all these sins are written in the heavenly Sanctuary.
Praise the Lord that they're written in the heavenly Sanctuary, because if they're not in the heavenly Sanctuary,  covered with the blood, they are where?  They are upon us.
Notice 1 John 1:9, it says: “If we confess our sins,  He is faithful and just to forgive us our sins and to…” what?  “…to cleanse us from all unrighteousness.”

Maka ketika nama kita muncul dalam penghakiman, apakah dosa-dosa kita ada tercatat? Ya, semuanya ada di dalam catatan.
Ada orang berkata, “Wow, jika dosa-dosa tercatat, itu buruk. Karena bagaimana saya boleh merasa yakin tentang keselamatan jika dosa-dosa saya tertulis di sana?”
Dengarkan, Saudara-saudara, jika dosa-dosa kalian tidak di sana tertutup oleh darah Kristus, maka dosa-dosa itu masih ada di dunia. Lihat, kita memerlukan Yesus menjadi Pembela kita. Dengan kata lain, jika kita berbuat dosa, sebagaimana dikatakan di 1 Yohanes 2:1, 1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”
Lihat, hakim kita dan pembela kita adalah Yesus, dan Dia benar dan Dia tampil di hadapan Bapa. Dan bila saya telah bertobat dan menyesali dosa-dosa saya, Yesus berkata, “Bapa, Pastor Bohr telah menyesali dosanya, dia telah mengakui dosa itu, Aku mengklaim darahKu untuk dia.” Dan Allah Bapa berkata, “Aku menerima kematianMu sebagai ganti kematiannya, dan Aku menerima hidupMu sebagai ganti hidupnya.” Apa itu bukan kabar baik?
Tetapi jika kita tidak menempatkan dosa-dosa kita di Bait Suci melalui pertobatan dan pengakuan kita, maka di mana dosa-dosa itu? Masih ada pada kita.
Kalian tahu, ada yang berkata, “Oh, orang-orang MAHK tidak memiliki jaminan keselamatan karena mereka percaya semua dosa mereka tertulis di Bait Suci Surgawi.”
Puji Tuhan mereka tertulis di Bait Suci Surgawi karena jika tidak di Bait Suci Surgawi tertutup oleh darah, mereka di mana? Mereka masih menempel pada kita.
Perhatikan 1 Yohanes 1:9, yang mengatakan,  9 Jika kita mengakui dosa-dosa kita, maka Ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan untuk…” apa? “…menyucikan kita dari segala kejahatan.”


Now listen to what I'm going to say. In the Sanctuary, there were two services: 
·       there was the daily service,
·       and there was the yearly service. 
You can read it in Leviticus 16. 

Sekarang dengarkan apa yang akan saya katakan. Dalam Bait Suci ada dua jenis pelayanan:
·       ada pelayanan harian
·       dan ada pelayanan tahunan.
Kalian bisa membacanya di Imamat pasal 16.

Do you know what happened in the daily service?  In the daily service you have forgiveness for sin.  Notice that 1 John 1:9 says, “If we confess our sins,  He is faithful and just to forgive us our sins…”  and to cleanse the Sanctuary from sin?  No, “…to cleanse us from all unrighteousness.
The daily service cleansed the sinner from his sin, but then the sin was transferred where?  It was transferred to the Sanctuary through the blood.
Let me ask you, did the Israelite have to be afraid because it was transferred to the Sanctuary through the blood? Absolutely not! He could have the assurance that his sin was covered by the blood.  It was very safe to have it in there.  It was unsafe not to have it in there.  Are you following what I am saying?

Tahukah kalian apa yang terjadi dalam pelayanan harian? Dalam pelayanan harian ada pengampunan dosa. Perhatikan 1 Yohanes 1:9 berkata, 9 Jika kita mengakui dosa-dosa kita, maka Ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan…” untuk membersihkan Bait Suci dari dosa? Tidak. “…untuk menyucikan kita dari segala kejahatan.
Pelayanan harian membersihkan orang berdosa dari dosanya, tetapi kemudian dosa itu dipindahkan ke mana? Dipindahkan ke Bait Suci melalui darah.
Coba saya tanya, apakah orang-orang Israel harus takut karena dosanya dipindahkan ke Bait Suci melalui darah? Sama sekali tidak! Dia justru memperoleh jaminan bahwa dosanya sudah tertutup oleh darah. Sangat aman membiarkan dosanya di sana. Jika tidak di sana, itu justru yang tidak aman. Apakah kalian bisa mengikuti kata-kata saya?


But all of the sins were placed in the Sanctuary, so there came at the end of the year what is known as the day of atonement, when all of the sin that had entered needed to what?  to come out. And that's what the judgment is. 
Do you know what the purpose of the judgment is?  It's not to inform God. God knows everything.  Let me ask you, are there many Christians who appear to be good Christians, but really they're hypocrites? Jesus spoke about those, didn't He?  So if you look on the outside you'd say, “Oh, these are  exemplary Christians.”  But, you see, when the books are opened it will be shown who truly repented of sin, who truly confessed sin, who truly claimed the righteousness of Jesus,  who truly buried the old man in baptism,  and truly resurrected to newness of life.  The purpose of the judgment is to reveal if repentance,  and claiming the blood was genuine or not, for the good of the inhabitants of the Universe,  that don't know everything, like God knows everything.

Tetapi semua dosa itu ditempatkan di Bait Suci, maka pada akhir tahun tibalah apa yang dikenal sebagai hari Pendamaian (hari Grafirat), ketika semua dosa yang telah masuk ke dalam Bait Suci harus diapakan? Dikeluarkan. Dan itulah pekerjaan penghakiman.
Tahukah kalian apa tujuan penghakiman ini? Bukan untuk memberitahu Allah. Allah sudah mengetahui segala sesuatu. Coba saya tanya, apakah ada banyak orang Kristen yang tampaknya seperti orang-orang Kristen yang benar tapi sesungguhnya mereka itu munafik? Yesus telah bercerita tentang mereka, bukan? Maka jika kita melihat luarnya kita akan berkata, “Wah ini orang-orang Kristen teladan”, tetapi ketika kitab-kitab dibuka, akan nyata siapa yang telah sungguh-sungguh bertobat dari dosanya, siapa yang telah sungguh-sungguh mengakui dosanya, siapa yang telah sungguh-sungguh mengklaim kebenaran Yesus, siapa yang sungguh-sungguh telah menguburkan manusia lamanya dalam baptisan dan sungguh-sungguh telah bangkit kepada hidup yang baru. Tujuan penghakiman adalah untuk menyatakan kepada penduduk seluruh alam semesta yang tidak mengetahui segala sesuatu seperti Allah,  apakah pertobatan, dan klaim atas darah (Kristus) sudah dilakukan secara tulus atau tidak.


And so you have the daily service, which cleanses the sinner from the sin, and you have the yearly service, which cleanses the Sanctuary from the sin.

Jadi ada pelayanan harian yang membersihkan orang berdosa dari dosanya, dan ada pelayanan tahunan yang membersihkan Bait Suci dari dosa.


Now this is the marvelous news: if our name comes up in the  judgment, and when my name is looked at, and all of my records are looked at, if it's revealed that I repented of sin,  and I confessed my sins, and that I claimed the righteousness of Jesus, and that my old man was buried in the waters of  baptism, and that I truly resurrected to a new life, and that I hated sin, and I loved the Savior, then what's going to happen is my name is going to be retained in the book of life,  and I will be found in Christ, because when I received Jesus  Christ, I am in Him. See, I no longer appear there on my own.  I appear through Him. 
And that's the reason why, in 1 Thessalonians 4:15-18,  we find this very interesting passage about the resurrection.  It says in 1 Thessalonians 4:15-18: 15 For this we say to you by the word of the Lord, that we who are alive and remain until the coming of the Lord will by no means precede those who are asleep. 16 For the Lord Himself will descend from heaven with a shout, with the voice of an archangel, and with the trumpet of God. And the dead in Christ will rise first…
Let me ask you, where are the dead when Jesus comes?  In heaven? No, they're in the grave. Now if they're in heaven when they died, what are they doing in the grave?  It says that they're in the grave and Jesus comes. 
Now, do you notice here that it says the dead in Christ will rise first? Let me ask you, when was it revealed  that they were in Christ? in the judgment.  It was revealed that they truly repented of sin, they confessed their sins, they claimed the righteousness of Christ, they buried the old man, resurrected to newness of life, hated sin, and loved the Savior. And then you will find in the book of life “in Christ”. And therefore when Jesus comes, He's going to resurrect them from the dead, because they are not in themselves, they are in Jesus.  Is this good news or what?

Nah, inilah kabar yang luar biasa: Bila tiba giliran nama kita dalam penghakiman, dan bila nama saya diperiksa, dan semua catatan saya diperiksa, jika ternyata saya telah bertobat dari dosa dan saya telah mengakui dosa-dosa saya dan saya telah mengklaim kebenaran Yesus dan orang lama saya sudah terkubur dalam air baptisan dan saya benar-benar bangkit kepada hidup yang baru, dan bahwa saya benar-benar membenci dosa, dan mencintai Sang Juruselamat, maka yang akan terjadi ialah nama saya akan dipertahankan dalam Kitab Kehidupan, dan saya akan didapati berada dalam Kristus karena ketika saya menerima Yesus Kristus, saya ada dalam Dia. Lihat, saya tidak lagi tampil sebagai diri saya sediri, saya tampil melalui Dia.
Dan itulah alasannya mengapa di 1 Tesalonika 4:15-18 kita mendapati ayat-ayat yang sangat menarik tentang kebangkitan. Dikatakan di 1 Tesalonika 4:15-18, 15 Karena ini kami katakan kepadamu melalui firman Tuhan: bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang sedang tidur. 16 Sebab Tuhan sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.
Coba saya tanya, di mana orang-orang mati saat Yesus datang? Di Surga? Tidak, mereka berada di dalam kubur. Nah, jika mereka berada di Surga saat mereka mati, mereka lagi ngapain di kubur? Dikatakan di sini bahwa ketika Yesus datang, mereka berada dalam kubur.
Nah, apakah kalian melihat di sini dikatakan bahwa yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu? Coba saya tanya, kapan dinyatakan bahwa mereka berada dalam Kristus? Saat penghakiman. Saat itu dinyatakan bahwa mereka telah sungguh-sungguh bertobat dari dosa, mereka telah mengakui dosa-dosa mereka, mereka telah mengklaim kebenaran Kristus, mereka telah mengubur orang lama mereka dan bangkit kepada hidup yang baru, membenci dosa, mengasihi Sang Juruselamat. Maka kita akan melihat tertulis dalam Kitab Kehidupan “dalam Kristus”. Dan oleh karena itu ketika Yesus datang, Dia akan membangkitkan mereka dari kematian, karena mereka tidak berada dalam diri mereka sendiri, mereka berada dalam Yesus. Ini kabar baik atau bukan?


Now I want to share with you a very interesting experience.  Do you remember the experience of Saul of Tarsus?  He was a nasty character.  Notice what we find in Acts 26: 9-11. Here Saul is describing his life. He says: 9 Indeed, I myself thought I must do many things contrary to the name of Jesus of Nazareth. 10 This I also did in Jerusalem, and many of the saints I shut up in prison, having received authority from the chief priests; and when they were put to death, I cast my vote against them. 11 And I punished them often in every synagogue and compelled them to blaspheme; and being exceedingly enraged against them, I persecuted them even to foreign cities.” Was he a nasty character? He sure was.  Did he have a record of blood in his heavenly records?  He most certainly did.  But then he had his Damascus road experience. And do you know what he did?  He got baptized. Notice Acts, Acts 22:16.  Notice what happened when he was baptized.  Obviously he must have repented and confessed his sins before. Notice Acts 22:16. Here Ananias is saying to him,  “Arise, and be…” what? “…and be baptized…” he's saying to Saul of Tarsus.  “…be baptized, and wash away your…” what?  “…wash away your sins, calling on the name of the Lord.”
Let me ask you, what happens when the record of Saul of  Tarsus appears in the heavenly court?  Does God look at all of the sins?  Does God hold all of his sins against him:  all of those murders, all the people he put in prison,  all the people that were whipped as a result of him?  Does God look at any of that? No.  That all was forgiven through the blood of Jesus Christ.  And the judgment reveals that even though Saul of Tarsus was a  nasty character, he deserves to be saved because  he's accepted in the BelovedHe is looked at through the life of Jesus,  and through the death of Jesus Christ.
You know, it's going to be wonderful in that great day  when Saul of Tarsus meets Stephen.  Ho ho, I want to be there just to see that. It's amazing! The last thing that Stephen saw was Saul telling the people, “Throw the stones, kill him, kill him!”  And so now you can imagine; Stephen doesn't know that Saul of Tarsus is going to be saved.  So you can imagine now, you know, when we get to heaven.  And here's Saul of Tarsus walking down the street of the city, and here comes Stephen walking  from the other direction.  And Stephen  “I know I got resurrected eyes, but are you  Saul of Tarsus? You're here?” 
“Yes, the grace of Jesus redeemed me, too.

Sekarang saya mau membagikan kepada kalian suatu pengalaman yang menarik. Apakah kalian ingat pengalaman Saulus dari Tarsus? Dia adalah orang yang menyebalkan. Simak apa yang kita temukan di Kisah 26:9-11. Di sini Saulus sedang menggambarkan hidupnya. Dia berkata, 9 Benar, dulu aku sendiri berpikir, aku harus melakukan banyak hal untuk menentang nama Yesus dari Nazaret. 10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem, dan banyak orang kudus aku masukkan ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala; dan ketika mereka dihukum mati, aku ikut memberikan suara untuk kematian mereka. 11 Dan di setiap sinagog [rumah ibadat]  aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka untuk menghujat dan dalam amarah yang meluap-luap terhadap mereka, aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing." Apakah dia orang yang buruk? Betul sekali lagi. Apakah dalam catatannya di Surga di sana tercatat dia pernah menumpahkan darah? Benar sekali. Tetapi kemudian dia mengalami pengalamannya di  Damsyik, tahukah kalian apa yang dilakukannya? Dia dibaptis. Simak Kisah 22:16. Simak apa yang terjadi ketika dia dibaptis. Jelas dia pasti telah bertobat dan mengakui dosanya sebelum itu. Perhatian Kisah 22:16, di sini Ananias berkata kepadanya, 16 …Bangunlah, dan…” apa?  “…berilah dirimu dibaptis…” katanya kepada Saulus dari Tarsus, “…berilah dirimu dibaptis dan basuhlah…” apa? “…basuhlah dosa-dosamu dengan menyerukan  nama Tuhan!”
Coba saya tanya, apa yang terjadi ketika catatan Saulus dari Tarsus muncul di sidang penghakiman surgawi? Apakah Allah akan melihat semua dosanya?  Apakah Allah memperhitungkan semua dosanya, semua pembunuhan yang dilakukannya, semua orang yang dijebloskannya ke penjara, semua orang yang dicambuk gara-gara dia? Apakah Allah melihat semua itu? Tidak. Itu semuanya sudah diampuni melalui darah Yesus Kristus. Dan penghakiman menyatakan bahwa walaupun Saulus dari Tarsus adalah orang yang jahat, dia patut diselamatkan karena dia telah diterima dalam Yang Terkasih. Dia dipandang melalui hidup Yesus dan kematian Yesus Kristus.
Tahukah kalian, pasti akan indah sekali pada hari besar itu ketika Saulus dari Tarsus bertemu dengan Stefanus. Ho-ho, saya ingin berada di sana hanya untuk menyaksikan itu. Mengagumkan! Hal terakhir yang dilihat Stefanus adalah Saulus menyuruh orang-orang, “Lemparkan batunya! Bunuh dia! Bunuh dia!” Maka sekarang bisa dibayangkan Stefanus tidak tahu bahwa Saulus dari Tarsus akan selamat. Jadi bayangkan sekarang, ketika kita tiba di Surga, dan di sana Saulus dari Tarsus berjalan di jalan dalam Kota itu, lalu muncullah Stefanus berjalan dari arah yang berlawanan. Dan Stefanus berkata, “Saya tahu mata saya adalah mata yang telah dibangkitkan, tetapi benarkah kamu Saulus dari Tarsus? Kamu ada di sini?”
“Ya, karena kasih karunia Yesus juga telah menyelamatkan saya.”


Listen folks, there is no record of sin so terrible that cannot be forgiven if we truly repent, and confess our sin,  and claim the righteousness of Jesus Christ, and are buried  in the waters of baptism.  There is no sin so great that God cannot forgive it now, and then eventually erase it from the Sanctuary,  because it has been cleansed by the blood.

Dengarkan, Saudara-saudara, tidak ada catatan dosa yang terlalu buruk yang tidak bisa diampuni, jika kita sungguh-sungguh bertobat dan mengakui dosa-dosa kita dan mengklaim kebenaran Yesus Kristus, dan dikuburkan dalam baptisan air. Tidak ada dosa yang sedemikian besar yang tidak dapat diampuni Allah sekarang, untuk kemudian akhirnya dihapuskan dari Bait Suci karena sudah dibersihkan oleh darah.


Now I want to give you an illustration ~  we only have a very short period ~ an illustration that  will help you remember this forever.  I want you to imagine a computer. A computer is a material object, right? Does a computer have a brain?  Of course it does! No? What is it that operates all of the functions of the computer?  Okay, memory. In order to have a memory, what do you need? A brain. I'm speaking figuratively.  I know it doesn't have a brain like we have a brain.  But it has to have a center of operations, doesn't it?  Now, let me ask you, does the computer need to have a power source in order to function? Yes. 
So you have the material computer, it has this central processor that allows you to perform all of the functions,  and then you plug it in, and it has the power source. 
Now let me ask you, what happens if someday the roof of your  house falls while you're gone, and it smashes your computer to smithereens?  You say, “Wow! What a problem.”  But it's not necessarily a problem.  Because if you've backed up the information on a disk, you can get another computer, and you can transfer the identity of the first computer to the second computer. Can you make the second computer the same as the first computer? You most certainly can.  Can you get one with greater memory?  Oh, with greater capacities.  Yeah, absolutely! You can get a much better computer.  And all you do is take what's on the disk, and you transpose it to the new computer. Do you know that's exactly what's going to happen with  those who died in Christ?  They died and their bodies and their brains disintegrated in the grave.  They were unplugged, so to speak; no power. But when Jesus comes He's going to give them a new body, a new computer. Then He's going to take what's on the disk ~  and, by the way, it's going to be what's on your disk in heaven, minus all of the sins that were blotted out in the day of atonement.  In other words, He's not going to give you back all of your bad record. He's going to give you back your record of all the good things without the bad. And He's going to take that on this; He's going to input it into you, and then you're going to resurrect. You're going to be the same person that you were, but perfect, without any record of sin in your life. In other words, the computer of God, when He examines your  record, has a delete key.  And as He goes through the record of your life,  He's going to delete all of those things that you've repented of, that you confessed.  And when you claim the righteousness of Christ,  and buried your life in the waters of baptism, to resurrect to newness of life, you are accepted in Jesus the beloved.
Let me ask you then, Is the hour of God's judgment good news? It's wonderful news, as long as we have repented,  and confessed our sins.

Sekarang saya mau memberikan sebuah ilustrasi ~ waktu kita sangat singkat ~ sebuah ilustrasi yang akan membantu kalian mengingat ini selamanya. Saya mau kalian membayangkan sebuah komputer. Komputer itu benda materi, bukan? Apakah komputer punya otak? Tentu saja ada! Tidak? Apa namanya yang mengoperasikan semua fungsi sebuah komputer? Oke, memori. Supaya punya memori, apa yang kita butuhkan? Otak. Saya berbicara dengan bahasa kiasan. Saya tahu komputer tidak memiliki otak seperti otak kita. Tetapi dia harus memiliki sebuah pusat pengoperasian, bukan? Sekarang, coba saya tanya, apakah komputer itu memerlukan sumber listrik supaya bisa berfungsi? Ya. Jadi  komputer terbuat dari benda materi, dia mempunyai prosesor sentral yang memampukan kita mengoperasikan semua fungsinya, kemudian bila komputer itu kita colokkan ke listrik, dia mendapatkan sumber listrik.
Sekarang, coba saya tanya, apa yang terjadi jika pada suatu hari atap rumah kalian runtuh selagi kalian tidak di rumah dan itu menghancurkan komputer itu secara menyeluruh? Kalian berkata, “Wow! Ini benar-benar masalah.” Tetapi ini tidak harus menjadi masalah, karena jika kita telah memback-up informasinya pada sebuah disket, kita bisa membeli komputer yang lain, dan kita bisa memindahkan identitas komputer yang pertama ke komputer yang kedua. Bisakah kita membuat komputer yang kedua sama seperti komputer yang pertama?  Pasti bisa. Bisakah kita membeli komputer dengan memori yang lebih besar, atau kapasitas yang lebih besar? Ya, jelas! Kita bisa membeli komputer yang lebih baik. Dan kita hanya perlu memindahkan apa yang ada dalam disket ke komputer yang baru.
Tahukah kalian persis seperti itulah yang akan terjadi pada mereka yang mati dalam Kristus? Mereka mati, maka tubuh dan otak mereka berdisintegrasi dalam kubur. Katakanlah mereka terlepas dari colokan listrinya. Tetapi saat Yesus datang nanti, Dia akan memberikan tubuh yang baru, komputer yang baru. Lalu Dia akan mengambil isi yang ada di disket ~ dan ketahuilah, yang akan dipindahkan adalah semua yang ada pada disket kita yang di Surga, minus semua dosa yang telah dihapuskan pada hari Grafirat. Dengan kata lain, Yesus tidak akan mengembalikan kepada kita semua catatan kita yang buruk. Dia akan mengembalikan semua catatan kita yang baik, minus semua yang buruk. Dan Dia akan memasukkannya ke kita, kemudian kita akan bangkit. Kita akan menjadi orang yang sama yang seperti dulu, tetapi sempurna, tanpa semua catatan dosa dalam hidup kita. Dengan kata lain, komputer Allah pada saat Dia memeriksa catatan kita, memiliki kunci “delete”. Dan saat Allah sedang memeriksa catatan hidup kita, Dia akan men-delete semua hal yang telah kita sesali, yang telah kita akui. Dan bila kita mengklaim kebenaran Kristus, dan telah menguburkan hidup kita dalam air baptisan untuk bangkit kepada hidup yang baru, kita telah diterima dalam Yesus yang terkasih.
Coba saya tanya, kalau begitu, apakah jam penghakiman Allah itu kabar baik? Itu kabar yang indah sekali, asalkan kita telah bertobat dan mengakui dosa kita.




13 08 17



No comments:

Post a Comment