Tuesday, October 24, 2017

EPISODE 09/25 BABYLON'S FILTHY FORNICATION ~ THE THREE ANGELS MESSAGES ~ STEPHEN BOHR

_____THREE ANGELS MESSAGES_____
Part 09/25 - Stephen Bohr
BABYLON’S FILTHY FORNICATION

Dibuka dengan doa


During our last studies together we've spoken about the identity  of Babylon, and then we spoke about the wine of Babylon, and today we are going to speak about the  fornication of Babylon. As you remember, in our last lecture we studied about the identity of Babylon; actually in the last two lectures. And we noticed that the harlot of Revelation 17 represents  a church, represents a Christian church that has gone astray from Jesus Christ. And according to the Bible, this church has become a harlot.  Now today we're going to study about the fornication of this harlot with the kings of the earth.  And I'd like to invite you to turn in your Bibles with me to Revelation 17:1-2, where this fornication between the harlot ~ this apostate church ~ and the kings of the earth is described.  It says there: 1 Then one of the seven angels who had the seven bowls came and talked with me, saying to me,  ‘Come, I will show you the judgment of the great harlot who sits on many waters…” now comes the key phrase,  “…with whom the kings of the earth committed fornication, and the inhabitants of the earth were made drunk with the wine of her fornication.’” So you'll notice here it says that the kings of the earth have committed fornication with this harlot, which represents an apostate church. 

Dalam pelajaran-pelajaran kita yang lewat, kita telah berbicara tentang identitas Babilon, lalu kita telah berbicara tentang anggur Babilon, dan hari ini kita akan berbicara tentang percabulan/perzinahan Babilon. Sebagaimana yang kalian ingat, dalam ceramah kita yang terakhir, kita telah belajar tentang identitas Babilon, tepatnya dalam dua ceramah yang terakhir. Dan kita telah menyimak bahwa si pelacur Wahyu pasal 17, melambangkan sebuah gereja, melambangkan sebuah gereja Kristen yang telah murtad dari Yesus Kristus. Dan menurut Alkitab, gereja ini telah menjadi seorang pelacur. Hari ini kita akan mempelajari tentang perzinahan pelacur ini dengan raja-raja bumi. Dan saya minta kalian membuka Alkitab bersama saya ke Wahyu 17:1-2, di mana digambarkan perzinahan antara pelacur ini ~ yaitu gereja murtad ini ~ dengan raja-raja bumi. Dikatakan di sana, 1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di atas banyak air…”  sekarang muncul ungkapan kuncinya,  “…2 Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah dibuat mabuk oleh anggur percabulannya."
Jadi kita lihat di sini dikatakan bahwa raja-raja bumi telah berbuat cabul atau berzinah dengan pelacur ini yang melambangkan gereja yang murtad.


Now there's another passage in Revelation which  describes this same scene. Revelation 18:1-3, 1 After these things I saw another angel coming down from heaven, having great authority, and the earth was illuminated with his glory. And he cried mightily with a loud voice, saying, ‘Babylon the great is fallen, is fallen, and has become a dwelling place of demons, a prison for every foul spirit, and a cage for every unclean and hated bird! For all the nations have drunk of the wine…”  which we have noticed is false doctrine, we've studied that carefully in Scripture. So it says:  “… For all the nations have drunk of the wine of the wrath of her fornication, the kings of the earth have committed fornication with her, and the merchants of the earth have become rich through the abundance of her luxury.’”

Nah, ada bacaan yang lain di Wahyu yang menggambarkan adegan yang sama. Wahyu 18:1-3, 1 Kemudian setelah itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. 2           Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah roboh, sudah roboh Babel yang besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan penjara bagi semua roh najis dan kandang segala burung yang najis dan yang dibenci, 3 karena semua bangsa telah minum dari anggur…”  yang telah kita simak itu adalah doktrin-doktrin palsu. Kita telah mempelajarinya dengan teliti dalam Alkitab. Maka dikatakan,   “…karena semua bangsa telah minum dari anggur murka cabulnya, dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan kemewahannya.’…” 


So basically in these two passages that we began with  today, we noticed that in the end time there is going to be  a coalition, or a union between a harlot church  and the kings of the earth.  In other words the church is going to be involved in some manner with the political systems of the world.  Now this would mean then that there are two kingdoms.  Because there's first of all the church, represented by the harlot, and the civil rulers, represented by the kings. 

Jadi pada dasarnya, dalam dua bacaan yang mengawali pelajaran kita hari ini, kita melihat bahwa pada akhir masa akan terjadi suatu koalisi, atau persatuan antara sebuah gereja pelacur dengan raja-raja bumi. Dengan kata lain, gereja itu akan terlibat dalam beberapa hal dengan sistem-sistem  politik dunia. Nah, ini berarti bahwa ada dua kerajaan, karena yang pertama-tama adalah gereja yang dilambangkan oleh si pelacur, dan pemerintahan-pemerntahan sipil yang dilambangkan oleh raja-raja


Now I want us to notice in Matthew 22:15-21 that Jesus recognized two kingdoms. Matthew 22:15-21. It says there: 15 Then the Pharisees went and plotted how they might entangle Him in His talk. 16 And they sent to Him their disciples with the Herodians, saying, ‘Teacher, we know that You are true, and teach the way of God in truth; nor do You care about anyone, for You do not regard the person of men.’…” In other words, you don't make a difference between one human being and another. Now they're really faking admiring Jesus, as we're going to notice. Verse 17, “…17 Tell us, therefore, what do You think? Is it lawful to pay taxes to Caesar, or not?’” That was a difficult question. Because if Jesus answered “yes”, He was in trouble,  and if He answered “no”, He was in trouble as well. You see, if He answered “yes” the Jews would be against Him, because the Jews did not like paying taxes to the Romans.  But if He answered “no”, then He would be guilty of sedition against the Roman government, because Rome demanded  that people pay taxes.  And so no matter how He answered, if He answered “yes” or “no”, He was going to get into trouble. Verse 18. 18 But Jesus perceived their wickedness, and said, ‘Why do you test Me, you hypocrites? 19 Show Me the tax money.’ So they brought Him a denarius…” which was the main coin at that time, “…20 And He said to them, ‘Whose image and inscription is this?’…”  In other words, whose picture is on the coin, and whose name is on this coin? Verse 21.  21 They said to Him, ‘Caesar’s.’ And He said to them, “Render therefore to Caesar the things that are Caesar’s, and to God the things that are God’s.”

Sekarang saya mau kita menyimak Matius 22:15-21 di mana Yesus mengakui dua kerajaan. Matius 22:15-21, dikatakan di sana, 15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka bersekongkol bagaimana mereka dapat menjebak Yesus dalam pembicaraanNya. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian berkata kepada-Nya: ‘Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak memandang manusia…”  dengan kata lain Engkau tidak membedakan antara satu manusia dari manusia yang lain. Nah, mereka sebenarnya pura-pura memuji Yesus, kita akan melihat itu. Ayat 17  “…17 Oleh karena itu, katakanlah kepada kami apa pendapat-Mu: Apakah membayar pajak kepada Kaisar itu sesuai hukum atau tidak?’…”  Ini adalah pertanyaan yang sulit, karena jika Yesus menjawab “Ya” Dia kena masalah, dan jika Dia menjawab “Tidak”, Dia juga kena masalah. Kalian lihat, jika Yesus menjawab “Ya”, orang-orang Yahudi itu akan menentangNya karena mereka tidak suka membayar pajak kepada bangsa Roma. Tetapi jika Yesus menjawab “Tidak”, maka Dia akan dianggap bersalah karena telah menghasut orang menentang pemerintahan Roma, karena Roma menuntut orang membayar pajak. Maka jawaban apa pun yang diberikanNya, entah “Ya”  atau “Tidak”, Dia akan kena masalah. Ayat 18,    “…18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ‘Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah kepada-Ku uang untuk pajak itu.’ Maka mereka membawa satu dinar kepada-Nya…”  di zaman itu, itu adalah koin utama,   “…20 Dan Ia bertanya kepada mereka: ‘Gambar dan tulisan siapakah ini?’…”  dengan kata lain, gambar siapa yang tertera pada koin ini, dan nama siapa yang tercantum pada koin ini?  “…21 Jawab mereka: ‘Gambar dan tulisan Kaisar.’ Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang kepunyaan Allah."


How many kingdoms did Jesus recognize? He recognized two kingdoms. The first kingdom is the kingdom of Caesar, and the second is the kingdom of God; two kingdoms. 
As we began our study this evening we also noticed two kingdoms. There's the harlot, which represents an apostate church, and there's also the kings of the earth. But I'm going to show you that really the reason why this church became a harlot is because instead of remaining married to Jesus Christ, she entered illicit relationships  with the kings of the earth.

Berapa kerajaan yang diakui Yesus? Yesus mengakui dua kerajaan. Pertama ialah kerajaan Kaisar, dan kedua kerajaan Allah. Dua kerajaan.
Saat kita memulai pelajaran kita malam ini, kita juga melihat dua kerajaan. Ada si pelacur yang melambangkan gereja yang murtad, dan juga ada raja-raja bumi. Tetapi saya akan menunjukkan kepada kalian bahwa sesungguhnya mengapa gereja ini menjadi pelacur ialah dia tidak setia dalam perawinannya dengan Yesus Kristus, melainkan dia menjalin hubungan-hubungan gelap dengan raja-raja bumi.


So Jesus recognized the existence of two kingdoms. But now we need to ask the question, What do we owe  to the kingdom of Caesar, which, by the way, is the civil government?  And what do we owe to God?  There's something that we owe to to Caesar,  or to the political power, and there's something that we owe to God, or to the church. The question is, what do we owe to each? 
Go with me to Deuteronomy 4:13, and let’s take a close look  at this. Deuteronomy 4:13. It's speaking here about the giving of the ten commandments, and it says this: 13 So He…”  that is God,  “…declared to you His covenant which He commanded you to perform, the Ten Commandments; and He wrote them on two tablets of stone.”
How many tablets of stone were the ten commandments written on? Two tablets of stone. 
Now let me ask you, Could God have written the  ten commandments on one tablet of stone if He had wanted to? Of course. Could He have written the ten commandments on three tablets of stone? Absolutely. Why did He write the ten commandments on  two tablets of stone?  Simply, we're going to notice, because the first four commandments have to do with our responsibility towards God, whereas the last six commandments have to do with  our responsibility with our fellow human beings.   In other words the first four commandments point out our duty, our vertical duty with God, and the last six point out our horizontal relationship with our fellow human beings. 

Maka Yesus mengakui adanya dua kerajaan. Tetapi sekarang kita perlu bertanya, apa kewajiban kita kepada kerajaan Kaisar yang adalah pemerintahan sipil, dan apa kewajiban kita kepada Allah? Ada kewajiban kita kepada Kaisar atau kepada kekuasaan politik, dan ada kewajiban kita kepada Allah atau kepada gereja. Pertanyaannya ialah, apa kewajiban kita terhadap masing-masing?
Marilah bersama saya ke Ulangan 4:13, marilah kita simak ini. Ulangan 4:13, di sini berbicara tentang disampaikannya kesepuluh Peritah, demikian bunyinya, 13 Dan Ia…”  yaitu Allah, “…memberitahukan kepadamu  perjanjianNya, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Perintah dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.” Kesepuluh Perintah itu ditulis pada berapa loh batu? Dua loh batu.
Sekarang coba saya tanya, bisakah Allah menulis kesepuluh Perintah itu pada satu loh batu jika Allah mau?  Tentu saja. Bisakah Allah menulis kesepuluh Perintah itu pada tiga loh batu jika Allah mau? Tentu. Mengapa Allah menulis kesepuluh Perintah itu pada dua  loh batu? Kita akan melihat, melulu karena keempat Perintah yang pertama berkaitan dengan kewajiban kita kepada Allah sementara keenam Perintah yang akhir berkaitan dengan kewajiban kita terhadap sesama  manusia. Dengan kata lain, keempat Perintah pertama mengacu kepada kewajiban kita yang vertikal dengan Allah, dan keenam Perintah yang akhir mengacu kepada hubungan horizontal dengan sesama manusia.


Now let's notice that. Deuteronomy 6:4-5, it says there: ‘Hear, O Israel: The Lord our God, the Lord is one! You shall love the Lord your God with all your heart, with all your soul, and with all your strength.”
So you'll notice here a very important declaration by God,  We shall love the Lord our God with all our heart,  with all our soul, and with all our strength. 

Sekarang, marilah kita simak. Ulangan 6:4-5, dikatakan di sana, 4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Jadi kalian lihat, di sini ada deklarasi yang sangat penting dari Allah, kita harus mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan seluruh kekuatan kita


Now let's go to Leviticus 19:18, it says there: speaking about our  relationship with our neighbor: 18 You shall not take vengeance, nor bear any grudge against the children of your people, but you shall love your neighbor as yourself: I am the Lord.”
So how many great commandments do we have in the Old Testament? 
1.   Love supreme for whom? for God. 
2.   And secondly, loving our what? our neighbor. 
Which table of the law describes our love for God?  the first four.
Which table of the law describes our  relationship with our fellow human beings? the last six. 

Sekarang mari kita ke Imamat 19:18, dikatakan di sana, berbicara tentang hubungan kita dengan sesama kita,18 Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”
Jadi ada berapa Perintah yang ada dalam Perjanjian Lama?
1.   Kasih yang tertinggi bagi siapa? Bagi Allah, dan
2.   Mengasihi siapa? Sesama kita.
Daftar hukum yang mana yang menggambarkan kasih kita kepada Allah? Empat yang pertama.
Daftar hukum yang mana yang menggambarkan hubungan kita dengan sesama kita? Enam yang akhir.


Now let's go to what Jesus had to say about this,  because Jesus confirms what I'm saying.  Matthew 22:34-40, Matthew 22, beginning with verse 34.  34 But when the Pharisees heard that He had silenced the Sadducees, they gathered together. 35 Then one of them, a lawyer…”  by the way, he's not a secular lawyer.  He is an expert in the writings of Moses, in the law of Moses.  So it says: says:  “…Then one of them, a lawyer asked Him a question, testing Him, and saying, 36 ‘Teacher, which is the great commandment in the law?’ 37 Jesus said to him, ‘You shall love the Lord your God with all your heart, with all your soul, and with all your mind.’…” Did we read that in the Old Testament somewhere? Yes.  We read it in Deuteronomy 6, right?  So that's the first and great commandment. Notice verse 38.  “…38 This is the first and great commandment. 39 And the second is like it: ‘You shall love your neighbor as yourself.’ 40 On these two commandments hang all the Law and the Prophets.”
So you'll notice that the law of God was structured in such a way that you have our duty towards God and our duty  towards our fellow man. 

Sekarang marilah kita ke apa yang dikatakan Yesus tentang hal ini, karena Yesus meneguhkan apa yang akan saya katakan. Matius 22:34-40, Matius 22 mulai dari ayat 34, 34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 35 dan seorang dari mereka, seorang ahli hukum…”  ketahuilah dia bukan ahli hukum sekuler. Dia adalah ahli dalam tulisan-tulisan Musa, dalam Taurat Musa. Jadi dikatakan, “…dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia. 36 ‘Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?’ 37 Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu…”  kita kan sudah pernah membaca ini dalam Perjanjian Lama? Ya. Kita telah membacanya di Ulangan 6, bukan? Jadi itulah perintah yang pertama dan yang terbesar. Simak ayat 38,   “… 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Jadi kalian lihat, bahwa Hukum Allah dirangkai sedemikian rupa sehingga kita punya kewajiban terhadap Allah, dan kewajiban terhadap sesama manusia.


But let me ask you, does the civil government have the right  to enforce the second table of the law?  Does the civil government have a right to punish those  individuals who steal? Yes.  Does it have the right to punish those individuals who kill? Yes.  Does it have a right to punish those who beat up  on their parents? Yes.  Does it have a right to prosecute those who speak false witness against somebody else,  and ruins their reputation? Absolutely. In other words, the second table of the law is the realm  of the civil governmentBut the first table of the law, the civil government can have nothing to do with, because it has to do with our duty  and responsibility and worship towards God.  In other words, the civil government has been established  to preserve the civil order.  The first four commandments are off limits  for the civil government. 

Tetapi coba saya tanya, apakah pemerintahan sipil punya hak untuk memberlakukan daftar hukum  yang kedua? Apakah pemerintahan sipil punya wewenang untuk menghukum orang-orang yang mencuri? Ya. Apakah dia punya wewenang untuk menghukum orang-orang yang membunuh? Ya. Apakah dia punya wewenang untuk menghukum mereka yang memukuli orangtua mereka? Ya. Apakah dia punya wewenang untuk menuntut mereka yang memberikan kesaksian palsu terhadap orang lain dan merusak nama baik mereka? Tentu saja. Dengan kata lain, daftar hukum yang kedua adalah daerah kekuasaan pemerintahan sipil. Tetapi daftar hukum yang pertama, ada di luar wewenang pemerintahan sipil karena itu berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab kita kepada Allah. Dengan kata lain, pemerintahan sipil didirikan untuk mempertahankan ketertiban sipil. Keempat Perintah yang pertama ada di luar jangkauan pemerintah sipil.


Now it's interesting that Jesus Christ ~ and now we're going to go to speak a little about Jesus,  because His experience is actually going to be repeated  in His people at the end of time ~ it's interesting that Jesus was never accused by the Jews  of breaking the last six commandments of God's law. Jesus was never accused of disobeying the civil laws of Rome.  All of the accusations that the Jews launched against Jesus  were things that had to do with the first table of the law. 
You say, where does the Bible say that? 
Well, go with me to Mark 2:7.  Mark 2:7 is describing a paralytic, and Jesus says some very controversial things. He says to this man, “Your sins are forgiven.”  And notice what His enemies said, Why does this Man speak blasphemies like this? Who can forgive sins but God alone?”
Let me ask you, What table of the law does that accusation  have to do with? the first table.  Because they're saying that He's making Himself what?  God by forgiving sins. 

Nah, yang menarik ialah, bahwa Yesus Kristus ~ sekarang kita akan berbicara sedikit tentang Yesus karena pengalamanNya benar-benar akan terulang dalam kehidupan pengikut-pengikutNya pada akhir zaman ~ yang menarik ialah bahwa Yesus tidak pernah dituduh oleh orang Yahudi melanggar enam Perintah terakhir dari Hukum Allah. Yesus tidak pernah dituduh tidak patuh kepada hukum-hukum sipil Roma. Semua tuduhan yang dilontarkan orang Yahudi terhadap Yesus adalah hal-hal yang berkaitan dengan daftar hukum yang pertama.
Kalian berkata, di mana di Alkitab berkata demikian?
Nah, marilah bersama saya ke Markus 2:7. Markus 2:7 menggambarkan seorang yang lumpuh, dan Yesus mengatakan hal-hal yang kontraversial. Yesus berkata kepada orang itu, “Dosamu sudah diampuni.” Simak apa kata musuh-musuhNya, 7 Mengapa Orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”
Coba saya tanya, tuduhan itu berkaitan dengan daftar hukum yang mana? Yang pertama. Karena mereka berkata bahwa dengan mengampuni dosa, Yesus menganggap DiriNya apa? Allah.


Notice John 10:33.  At this point Jesus had said, “I and My Father are One.”  And they understood very well that Jesus was saying that He was One with His Father in a special sense;  in the sense that He was God. Notice John 10:33,  33 The Jews answered Him, saying, ‘For a good work we do not stone You…” because they picked up stones to stone Him, “but for blasphemy, and because You, being a Man, make Yourself…”  what? “…God.’” There it is again, He's being accused of violating  the first table of the law. 

Perhatikan Yohanes 10:33, pada saat itu Yesus telah berkata, “Aku dan BapaKu adalah Satu.” Dan mereka paham dengan baik Yesus berkata bahwa Dia adalah Satu dengan BapaNya dalam pengertian yang khusus, dalam arti bahwa Dia adalah Allah. Perhatikan Yohanes 10:33, 33 Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau…” karena mereka telah memungut batu untuk melempariNya, “…melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu…” apa? “…dengan Allah.” Ini lagi, Yesus dituduh melanggar daftar hukum yang pertama.


Notice John 9:16 here He's going to be accused of breaking the Holy Sabbath.  Let me ask you, on which table of the law is the Sabbath?  It's on the first table of the law.  It's a duty that we owe whom? that we owe God. It says in John 9:16, Jesus has healed a blind man.  16 Therefore some of the Pharisees said, ‘This Man is not from God, because He does not keep the Sabbath.’…” by the way, were they right or wrong?  They were wrong. He did keep the Sabbath.  He just didn't keep the Sabbath according to all  their rules and regulations.  He kept the Biblical Sabbath, not the Sabbath of the Rabbi's. 

Simak Yohanes 9:16 di sini Yesus akan dituduh melanggar hari Sabat yang kudus. Coba saya tanya pada daftar hukum yang mana hukum Sabat itu? Pada daftar hukum yang pertama. Itu adalah kewajiban kita terhadap siapa? Allah. Dikatakan di Yohanes 9:16, Yesus telah menyembuhkan seorang yang buta. 16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: ‘Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.’ …”  Nah, apakah mereka benar atau salah? Mereka salah. Yesus memelihara Sabat. Hanya saja Dia tidak memelihara Sabat menurut semua peraturan dan ketentuan mereka. Yesus memelihara Sabat yang alkitabiah, bukan Sabat para rabi.


Also John 5:16-18, where Jesus has healed a man who was  paralyzed, a paralytic. Notice they accused Him once again of violating the Sabbath. Verse 16. 16 For this reason the Jews persecuted Jesus, and sought to kill Him, because He had done these things on the Sabbath.”  Verse 17,  “17 But Jesus answered them, ‘My Father has been working until now, and I have been working.’  18 Therefore the Jews sought all the more to kill Him because He not only broke the Sabbath…” at least in their minds,   “…but also said that God was His Father, making Himself equal with…” whom?  “…equal with God.”  See, once again everything has to do with the first table of the law. 

Juga Yohanes 5:16-18 di mana Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh. Perhatikan mereka menuduhNya sekali lagi telah melanggar Sabat. Ayat 16,16 Dan karena itu orang-orang Yahudi menganiaya Yesus, dan berusaha membunuhNya, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat…”  ayat 17,  “…17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, dan Aku pun bekerja juga.’ 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat…”  setidaknya dalam pikiran mereka,   “…tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan…”  siapa?   “…menyamakan diriNya dengan Allah.” Lihat, sekali lagi semuanya ini berkaitan dengan daftar hukum yang pertama.


One final reference from the gospels ~ and there are others, but I've only chosen a few ~ where Jesus is accused of taking God's name in vain.  On which table of the law is that?  That's the first table of the law. It's the third commandment: “You shall not take the name  of the Lord your God in vain…”
Notice John 8:58-59.  58 Jesus said to them, ‘Most assuredly, I say to you, before Abraham was, I AM.’…” Who was Jesus claiming to be?  Remember at the burning bush Moses asked, What is Your name when I go to Israel?  “I AM that I AM has sent me unto you.”  Did the Jews understand that Jesus was taking the name of God  and applying it to Himself?  They most certainly did, because it says in verse 59, “59 Then they took up stones to throw at Him; but Jesus hid Himself and went out of the temple, going through the midst of them, and so passed by.”

Satu referensi terakhir dari Injil, ~ masih ada yang lain, tetapi saya hanya memilih beberapa ~  di mana Yesus dituduh sembarangan memakai nama Allah. Pada daftar hukum mana itu? Itu ada pada daftar hukum yang pertama. Itu adalah Perintah ketiga “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan…” (Kel. 20:7).
Simak Yohanes 8:58-59, 58 Kata Yesus kepada mereka: ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku selalu ada…”  Yesus mengklaim sebagai apa? Ingat di semak yang menyala Musa bertanya, apa namaMu saat aku ditanya orang Israel? “AKU YANG SELALU ADA yang mengutus aku(Musa) kepadamu”. Pahamkah orang Yahudi bahwa Yesus memakai nama Allah dan mengaplikasikannya pada DiriNya? Tentu saja mereka paham, karena dikatakan di ayat 59, “…59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menyembunyikan DiriNya dan meninggalkan Bait Allah, Dia berjalan di antara mereka, dan dengan demikian Dia berlalu.”

So we find in God's holy law two tables. The first table describes our duty towards God.  The second table describes our duty towards our fellow man. The first table belongs exclusively to God. In other words, the civil power has nothing to do with the first table.  It has much to do with the second table in order to preserve the civil order. 

Jadi kita temukan dalam Hukum Allah dua daftar. Daftar  pertama menjelaskan kewajiban kita kepada Allah. Daftar kedua menjelaskan kewajiban kita terhadap sesama manusia. Daftar yang pertama seluruhnya punya Allah, dengan kata lain, kekuasaan sipil tidak punya urusan dengan daftar Hukum yang pertama. Kekuasaan sipil berkaitan selruhnya dengan daftar Hukum kedua, untuk menegakkan ketertiban sipil.


Now do you know that the Devil constantly was trying to encourage Jesus to take over the literal political kingdom. But Jesus didn't come for that. In fact, notice Matthew 4:10.  The Devil wanted Jesus, instead of being king of the spiritual kingdom, he wanted Jesus to take over the political system. And he wanted Him to overthrow the Romans.  Notice Matthew 4:10. 8 Again, the devil took Him up on an exceedingly high mountain, ad showed Him all the kingdoms of the world and their glory. 9 And he said to Him, ‘All these things I will give You if You will fall down and…” what?  “…worship me.’…”  What was the Devil offering Jesus?  all the kingdoms of the world.  Was this talking about the kingdom of the church? All of the spiritual kingdoms of the world? No. It's speaking about taking over the political kingdom, the civil system of the world. By the way, this happened constantly during  the ministry of Jesus. 

Nah, tahukah kalian bahwa Iblis selalu mencoba mendorong Yesus untuk mengambil alih secara harafiah kerajaan politis? Tetapi Yesus tidak datang untuk tujuan itu. Bahkan, simak Matius 4:10. Iblis mau Yesus tidak menjadi raja kerajaan spiritual, dia mau Yesus mengambil alih sistem politiknya. Dan dia mau Yesus menaklukkan bangsa Roma. Perhatikan Matius 4:10 (yang benar ayat 8-9), 8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: ‘Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud dan…”  apa?   “…menyembah aku.’”
Apa yang ditawarkan Iblis kepada Yesus? Semua kerajaan dunia. Apakah ini berbicara tentang kerajaan gereja? Semua kerajaan spiritual di dunia? Tidak. Ini berbicara tentang mengambil alih kerajaan politik, sistem sipil dunia. Nah, hal ini terus terjadi berulang-ulang selama pelayanan Yesus.


Notice John 6:15.  This is after Jesus fed the 5000.  The people were very impressed.  And it says: 15 Therefore when Jesus perceived that they were about to come and take Him by force to make Him…” what?  “…to make Him king…” What kind of king?  A king of the church, or the king of the state? The king of the state, of the political system.  What did Jesus do when they wanted to take Him by force? “…He departed again to the mountain by Himself alone.”

Perhatikan Yohanes 6:15, ini setelah Yesus memberi makan 5000 orang. Rakyat terkesan. Dikatakan di ayat itu, 15 Karena itu, ketika Yesus tahu, bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk…” apa?  “…untuk menjadikan Dia raja, …”  raja macam apa? Raja gereja atau raja pemerintahan? Raja pemerintahan, raja dari sistem politik. Apa yang dilakukan Yesus ketika mereka mau membawanya secara paksa?   “… Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri.”


By the way the disciples had this mentality of Jesus also destroying everybody and taking over the kingdom. One time there were some villages of the Samaritans that did not want to allow Jesus to pass through them on His way to Jerusalem.  And so His disciples said, two of them anyway,  the sons of thunder, they said, Do You want us to call down fire  from heaven and burn those people up?  And notice what Jesus said in Luke 9:55-56.  55 But He turned and rebuked them, and said, ‘You do not know what manner of spirit you are of. 56 For the Son of Man did not come to destroy men’s lives but to save them.’ And they went to another village.”
Jesus rebuked them for even considering the possibility of using force against those cities, or those towns that had refused to allow Jesus to go through them.  Do you know why? Because Jesus did not come here to this world  to set up a literal political kingdom.  Jesus came to this world to build up His spiritual kingdom of the church. 
You say, How do we know that? 

Nah, para murid juga memiliki pemikiran bahwa Yesus akan membinasakan semua orang dan mengambil alih kerajaan. Suatu saat ada beberapa orang dari perkampungan Samaria yang tidak mengizinkan Yesus melewati tempat mereka dalam perjalanan ke Yerusalem. Maka para muridNya ~ paling sedikit dua orang dari mereka, anak-anak guntur ~ berkata, apakah Engkau mau kami menurunkan api dari langit dan membakar habis orang-orang itu? Perhatikan apa kata Yesus di Lukas 9:55-56.55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka dan berkata, ‘Kamu tidak tahu roh siapa yang ada padamu.  56 Karena Anak Manusia tidak datang untuk menghancurkan hidup orang melainkan untuk menyelamatkan mereka.’ Lalu mereka pergi ke desa yang lain.”
Yesus menegur mereka karena telah mempertimbangkan kemungkinan memakai kekerasan terhadap kota-kota atau dusun-dusun yang telah melarang Yesus melalui mereka. Tahukah kalian mengapa? Karena Yesus tidak datang ke dunia ini untuk mendirikan sebuah kerajaan politik secara fisik. Yesus datang ke dunia ini untuk membangun kerajaan spiritualNya yaitu gerejaNya.
Kalian berkata, dari mana kita tahu itu?


Go with me to Luke 17:20-21.  You see, for Jesus the kingdom is not something that comes  with a great show of force.  The kingdom is not established by taking over  the political system; by taking over the civil power.  Jesus was tempted to do that all of the time.  Jesus knew that the kingdom was something that  needed to happen inside. Notice Luke 17:20, 21. 20 Now when He was asked by the Pharisees when the kingdom of God would come…” and, of course, they meant the political civil power  “…He answered them and said, ‘The kingdom of God does not come with observation…”  that is with a great big outward show “…21 nor will they say, ‘See here!’ or ‘See there!’ For indeed, the kingdom of God is…” what?  “…the kingdom of God is within you.”

Marilah bersama saya ke Lukas 17:20-21. Kalian lihat, bagi Yesus kerajaanNya bukanlah sesuatu yang muncul dengan pertunjukan kekuasaan yang spektakular. KerajaanNya tidak didirikan dengan mengambil alih sistem politik, dengan mengambil alih kekuasaan sipil. Yesus terus-menerus dicobai untuk melakukan hal itu. Yesus tahu bahwa kerajaanNya harus terbentuk di dalam hati.
Simak Lukas 17:20-21, 20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, bilakah Kerajaan Allah akan datang…”  dan tentu saja yang mereka maksudkan adalah kekuasaan sipil politik,   “…Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah…”  artinya dengan suatu pertunjukan besar, “…21 juga orang tidak dapat mengatakan: ‘Lihat sini!’ atau ‘Lihat sana!’ Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada…”  apa?   “…kerajaan Allah ada di dalam dirimu.


Let me ask you, if you want a ball of dough to grow, what do you do? Do you put the leaven inside, or do you sprinkle the leaven outside?  Of course you put it inside, and then the dough grows  from inside out, right? 
Let me ask you, Did Jesus plan to establish His kingdom by force of arms; by taking over the civil power of the world?  Absolutely not! He knew that He had to implant His Spirit in the  hearts of people through the preaching of God's Word.  And then, by implanting the principles of His kingdom in the heart, the kingdom would then what? would grow, spiritually speaking. 

Coba saya tanya, jika kita mau membuat adonan tepung itu mengembang, apa yang kita lakukan? Apakah kita masukkan raginya di dalam adonan atau kita tabur raginya di atasnya? Pasti dimasukkan ke dalam adonan, baru adonan itu mengembang dari dalam ke luar, bukan?
Coba saya tanya, apakah Yesus berencana mendirikan kerajaanNya dengan kekuatan senjata, dengan mengambil alih kekuasaan sipil dunia? Sama sekali tidak! Yesus tahu Dia harus menanamkan RohNya dalam hati manusia melalui pekabaran Firman Allah. Kemudian, dengan menanamkan prinsip-prinsip kerajaanNya di dalam hati manusia, kerajaan itu akan apa? Akan berkembang, bicara secara spiritual.


Now I would like us to go to the end of the ministry of Jesus.  Go with me to John 11:47-49. We set the bases now for some very important things that  we're going to study regarding the final days of Jesus  before His crucifixion.  John 11:47, 49. The Jewish council gathered together because Jesus had resurrected Lazarus, and everybody was following Jesus. They were impressed by His teaching.  So they said, we have to do something about this man, because pretty soon the whole nation is going to be following Him.  So they gathered in this council, in the Sanhedrin, there were 70 members in the Sanhedrin.  And notice how the story develops. 47 Then the chief priests and the Pharisees gathered a council and said, ‘What shall we do? For this Man works many signs. 48 If we let Him alone like this, everyone will believe in Him,…” and now notice their fear  “…everyone will believe in Him, and the Romans will come and take away both our place and nation.’”   What are they saying?  They're saying, listen, we have to eliminate public enemy number one or else the Romans are going to destroy our nation.  Our nation is going to cease to exist. Interesting!
Did their nation fall? Yes. It fell by what they did. We're going to notice. Verse 49, “…49 And one of them, Caiaphas, being high priest that year, said to them, ‘You know nothing at all, nor do you consider that it is expedient for us that one man should die for the people and not that the whole nation should perish.’”  In other words, Caiaphas was saying, this man needs to die to save the nation.  He just didn't understand the sense in which the death  of Jesus was going to save the nation. He thought that the nation was going to be saved literally, politically by destroying Jesus.  What he didn't know is that Jesus, by His death,  was going to save the human race. How? Spiritually, not politically. Because Jesus came to establish His spiritual kingdom.  He did not come to take over the political system of the world. 

Sekarang saya ingin lanjut ke bagian akhir pelayanan Yesus. Marilah bersama saya ke Yohanes 11:47-49. Sekarang kita akan meletakkan dasar untuk beberapa hal yang sangat penting yang akan kita pelajari mengenai hari-hari akhir Yesus sebelum penyalibanNya. Yohanes 11:47-49. Mahkamah agama Yahudi berkumpul karena Yesus telah membangkitkan Lazarus dan semua orang mengikuti Yesus karena terkesan dengan ajaranNya. Maka Mahkamah agama Yahudi berkata, kita harus melakukan sesuatu terhadap orang ini, karena  tak ayal seluruh bangsa akan mengikutiNya. Maka mereka pun berkumpul dalam sidang ini, di Sanhedrin. Ada sekitar 70 anggota di Sanhedrin. Dan sekarang lihat bagaimana kisah itu berlanjut. 47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab Orang itu membuat banyak mujizat. 48  Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya…” dan sekarang perhatikan rasa takut mereka,  “…semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan mengambil alih baik kedudukan kita maupun bangsa kita.’…”  Apa kata mereka? Mereka berkata, dengar, kita harus menyingkirkan musuh publik nomor satu ini, kalau tidak, orang Roma akan menghancurkan bangsa kita, bangsa kita akan punah! Menarik.
Apakah bangsa mereka hancur? Ya, kita akan melihat bahwa bangsa mereka hancur justru karena perbuatan mereka. Ayat 49, “…49 Dan seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak mempertimbangkan, bahwa lebih menguntungkan bagi kita, jika satu Orang yang harus mati untuk rakyat, daripada seluruh bangsa kita ini yang harus binasa." Dengan kata lain, Kayafas berkata, Orang ini harus mati untuk menyelamatkan bangsa. Kayafas tidak paham konsep bagaimana kematian Yesus akan menyelamatkan bangsanya. Dia kira dengan membinasakan Yesus bangsanya akan diselamatkan secara harafiah, secara politis. Dia tidak tahu bahwa Yesus, melalui kematianNya memang akan menyelamatkan umat manusia. Bagaimana caranya? Secara spiritual, bukan secara politis. Karena Yesus datang untuk mendirikan kerajaanNya yang spiritual. Dia tidak datang untuk mengambil alih sistem politik dunia.


A little bit later on Peter, actually Jesus was in the garden  of Gethsemane. They came to arrest Him.  Now I want you to notice what Peter did.  And remember this because we're going to come back to it in  the next three or four lectures. Matthew 26:50-52.  Now we're going to talk about the final days of Jesus before  His ascension to heaven. Matthew 26:50.  51 And suddenly, one of those who were with Jesus stretched out his hand and drew his sword, struck the servant of the high priest, and cut off his ear…” by the way, this is Simon Peter.  And he wasn't aiming at the ear.  He was aiming at the head.  But he was a fisherman not a soldier.  And so it says that he cut off his ear.  Now notice what Jesus said. 
What did Jesus say? “Good, well done Peter!  Defend My kingdom. Use the sword, kill em!”  Is that what He said? No! 
Did He say to the other disciples, “You cowards!  Why don't you join Peter in fighting for My kingdom?” No. 
Notice verse 52 these are the key words  I want you to remember, 52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place…” Put your what?  “… ‘Put your sword in its place for all who take the sword will perish by the sword…”  He who kills with the sword must be what?  must be killed with the sword. Those words are in Revelation 13:10, and we still study them  in the next couple of lectures.  And so do you know what they did with Jesus?  They arrested Him in the garden of Gethsemane,  and then they took Him to the Sanhedrin.  In other words He had His religious trial. 
Did He say to the other disciples, “You cowards!  Why don't you join Peter in fighting for My kingdom?” No. 
Notice verse 52 these are the key words  I want you to remember, 52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place…” Put your what?  “…‘Put your sword in its place for all who take the sword will perish by the sword…”  He who kills with the sword must be what?  must be killed with the sword. Those words are in Revelation 13:10, and we still study them  in the next couple of lectures.  And so do you know what they did with Jesus?  They arrested Him in the garden of Gethsemane,  and then they took Him to the Sanhedrin.  In other words He had His religious trial. 
Did He say to the other disciples, “You cowards!  Why don't you join Peter in fighting for My kingdom?” No. 
Notice verse 52 these are the key words  I want you to remember, 52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place…”  Put your what?  “…‘Put your sword in its place for all who take the sword will perish by the sword…”  He who kills with the sword must be what?  must be killed with the sword. Those words are in Revelation 13:10, and we still study them  in the next couple of lectures.  And so do you know what they did with Jesus?  They arrested Him in the garden of Gethsemane,  and then they took Him to the Sanhedrin.  In other words He had His religious trial. 
Did He say to the other disciples, “You cowards!  Why don't you join Peter in fighting for My kingdom?” No. 
Notice verse 52 these are the key words  I want you to remember, 52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place…” Put your what?  “… ‘Put your sword in its place for all who take the sword will perish by the sword…”  He who kills with the sword must be what?  must be killed with the sword. Those words are in Revelation 13:10, and we still study them  in the next couple of lectures.  And so do you know what they did with Jesus?  They arrested Him in the garden of Gethsemane,  and then they took Him to the Sanhedrin.  In other words He had His religious trial. 

Tak begitu lama kemudian, Petrus, sebenarnya Yesus sedang berada di taman Getsemani, dan datanglah orang-orang untuk menangkapNya. Sekarang, saya mau kalian simak apa yang dilakukan Petrus. Dan jangan lupa ini karena nanti kita akan kembali kemari dalam tiga atau empat ceramah kita berikutnya. Matius 26:50-52. Sekarang kita akan berbicara tentang hari-hari akhir Yesus sebelum kenaikanNya ke Surga. Matius 26:50 (yang benar ayat 51), 51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya…”  nah, ini Simon Petrus. Dan sebenarnya dia tidak berniat memangkas telinga, yang dituju adalah kepalanya, hanya saja karena dia seorang nelayan bukan prajurit. Maka dikatakan, Petrus memotong telinga hamba Imam Bear. Sekarang, perhatikan apa kata Yesus.
Apa kata Yesus? “Bagus sekali, Petrus! Bela kerajaanKu. Pakai pedangmu, bunuh mereka!” Itukah kata Yesus? Tidak!
Apakah Yesus berkata kepada murid-muridNya yang lain, “Kalian pengecut! Mengapa kalian tidak bergabung dengan Petrus dan berjuang untuk kerajaanKu?” Tidak!
Perhatikan ayat 52, inilah kata-kata kuncinya yang saya mau kalian ingat, “…52 Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya,…”  masukkan apa? “…‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Barangsiapa yang membunuh dengan pedang harus apa? Harus dibunuh dengan pedang. Itulah kata-kata yang ada di Wahyu 13:10 yang akan kita pelajari dalam dua ceramah berikutnya.
Maka tahukah kalian apa yang mereka lakukan pada Yesus? Mereka menangkapNya di taman Getsemani, kemudian mereka membawaNya ke Sanhedrin. Dengan kata lain Yesus akan diadili secara agama.

  
Notice Matthew 26:57, 57 And those who had laid hold of Jesus led Him away to Caiaphas the high priest, where the scribes and the elders were…” what?  “…were assembled.” Let me ask you, was His trial a religious trial,  or was His trial a political trial?  His trial, first of all, was a religious trial.  And, by the way, it was a travesty in justice.  Let me mention some of the things that they did which were  against Jewish law. 
1.   They had employed false witnesses. That was forbidden by Jewish law. 
2.   They had a trial at night. That was forbidden by Jewish law. 
3.   They slapped Jesus before they pronounced a sentence on Him. That was a violation of Jewish law. 
4.   He had right to counsel.  They did not give Him the right to counsel.  That was a violation of Jewish law.
5.   They made Him self-incriminate Himself. That was a violation of Jewish law.
6.   In fact the trial, according to Jewish law had to be public,  and they made it private. 
7.   And furthermore it was forbidden by Jewish law to have any trial or any sentencing on Friday, Saturday, or a feast day.  And they violated that. 
In other words, it was a travesty in justice, what the Sanhedrin, what the Church did when Jesus was  taken before the religious leaders. 

Simak Matius 26:57,57 Dan mereka yang menangkap Yesus, membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar, di mana ahli-ahli Taurat dan tua-tua telah…”  apa?   “…telah berkumpul.” Coba saya tanya, apakah pengadilan Yesus itu pengadilan agama atau pengadilan politis? Pertama-tama, pengadilan Yesus adalah pengadilan agama. Dan ketahuilah, di sini terjadi parodi hukum. Saya  akan menyebutkan beberapa hal yang mereka lakukan yang bertentangan dengan hukum Yahudi.
1.   Mereka telah memakai saksi-saksi palsu. Ini dilarang oleh hukum Yahudi.
2.   Mereka mengadakan pengadilan di malam hari. Ini dilarang oleh hukum Yahudi.
3.   Mereka menampar Yesus sebelum mereka menjatuhkan vonis ke atasNya. Ini adalah pelanggaran hukum Yahudi.
4.   Yesus berhak mendapatkan pendampingan pembela. Mereka tidak memberiNya hak dibela. Ini adalah pelanggaran hukum Yahudi.
5.   Mereka membuat Yesus memberatkan kasusNya sendiri. Ini adalah pelanggaran hukum Yahudi.
6.   Bahkan, menurut hukum Yahudi, orang harus diadili secara publik, tetapi mereka membuatnya tertutup.
7.   Lagi pula hukum Yahudi melarang orang diadili atau divonis pada hari Jumat, Sabtu, atau hari perayaan upacara. Dan mereka melanggar itu.
Dengan kata lain, apa yang dilakukan Sanhedrin, apa yang dilakukan gereja ketika Yesus dibawa ke hadapan para pemimpin agama adalah suatu parodi keadilan.

Now let's notice a little bit about this trial.  Matthew 26:59,  59 Now the chief priests…”   by the way, another regulation of the Jews was that they had to have impartial judges. Notice what it says here: “…Now the chief priests, the elders, and all the council sought false testimony against Jesus to put Him to death, 60 but found none. Even though many false witnesses came forward, they found none. But at last two false witnesses came forward 61 and said, ‘This fellow said, ‘I am able to destroy the temple of God and to build it in three days.’ 62 And the high priest arose and said to Him, ‘Do You answer nothing?’…” See, what they're doing is an inquisition, aren't they?  I know you're probably not used to using that word in this context, but they're doing an inquiry.  That's what the word “inquisition” means. Notice verse 62.  62 And the high priest arose and said to Him, ‘Do You answer nothing? What is it these men testify against You’?  63 But Jesus kept silent. And the high priest answered and said to Him, ‘I put You under oath by the living God: Tell us if You are the Christ, the Son of God!’  64 Jesus said to him, ‘It is as you said. Nevertheless, I say to you, hereafter you will see the Son of Man sitting at the right hand of the Power, and coming on the clouds of heaven.’”
And when Jesus said those words, immediately they pronounced  the death sentence. 
Let me ask you, who pronounced the death sentence?  Was it the civil power or was it the religious power?  It was the religious power.  The inquisition was made in the church governing body.  And the sentence of death was dictated in the  church governing body.  I want you to remember these details because we're going to  come back to them when we talk about the beast,  and when we talk about the land beast. 

Sekarang mari kita lihat sedikit tentang pengadilan ini. Matius 26:59,59 Imam-imam kepala…”  nah, peraturan Yahudi yang lain ialah hakim-hakimnya haruslah yang tidak berpihak. Simak apa yang dikatakan di sini, “…Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, 60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang saksi palsu, 61 yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merobohkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.’ 62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: ‘Tidakkah Engkau menjawab apa-apa?’…”  lihat, apa yang mereka lakukan adalah suatu inkuisisi, bukan? Saya tahu tentunya kalian tidak terbiasa dengan kata tersebut dalam konteks ini, tetapi mereka melakukan suatu penyelidikan. Itulah arti kata “inkuisisi”. Perhatikan ayat 62,   “…Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: ‘Tidakkah Engkau menjawab apa-apa? Apa yang disaksikan orang-orang ini terhadap Engkau?’ 63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: ‘Demi Allah yang hidup, aku menempatkan Engkau di bawah sumpah, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah.’ 64 Yesus berkata kepadanya: ‘Seperti apa yang engkau katakan. Namun demikian, Aku berkata kepadamu, setelah ini kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”
Dan ketika Yesus mengucapkan kata-kata itu, langsung mereka menjatuhkan vonis hukuman mati.
Coba saya tanya, siapa yang menjatuhkan vonis hukuman mati? Apakah kekuasaan sipil atau kekuasaan agama? Kekuasaan agama. Inkuisisi itu dibuat oleh badan pimpinan gereja, dan vonis hukuman mati ditentukan oleh badan pimpinan gereja. Saya mau kalian mengingat detail-detail ini karena nanti kita akan kembali kemari saat kita membahas tentang Binatang itu dan tentang binatang yang berasal dari bumi.

Notice what we find in Matthew 26:66, after they did the inquisition, after they did the inquiry.  It says: 65 Then the high priest tore his clothes, saying, “He has spoken blasphemy! What further need do we have of witnesses? Look, now you have heard His blasphemy! 66 What do you think?’ They answered and said, ‘He is deserving of …”  what?  “…death.’”
Who pronounced the death sentence,  the state or the church? 
The church pronounced the death sentence. They were the ones who did the inquisition.  They were the ones who led Jesus to incriminate Himself.  But the problem is that the church of that day and age  could not execute the death penalty.  They pronounced the sentence, but the church  as a church, could not do it.  So what did they do?  They took Jesus to the political ruler of Rome. 

Simak apa yang kita temukan di Matius 26:66, setelah mereka melakukan inkuisisi, setelah mereka melakukan penyelidikan. Dikatakan, 65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. 66 Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia layak…”  apa?   “…mati!"
Siapa yang menjatuhkan vonis hukuman mati? Pemerintah atau gereja? Gereja yang menjatuhkan hukuman mati. Merekalah yang mengadakan inkuisisi. Merekalah yang menggiring Yesus untuk memberatkan kasusNya sendiri. Tetapi masalahnya ialah, gereja pada zaman itu tidak bisa mengeksekusi hukuman mati. Mereka yang menjatuhkan vonis, tetapi gereja sebagai gereja, tidak bisa mengeksekusinya. Jadi apa yang mereka lakukan? Mereka membawa Yesus ke penguasa politik Roma.


Notice Matthew 27:1-2,  1 When morning came, all the chief priests and elders of the people plotted against Jesus to put Him to death. And when they had bound Him, they led Him away and delivered Him to…” whom?  “…to Pontius Pilate the governor.”
Now was Pilate the civil ruler, or religious ruler?  He was the civil ruler.  Could the church execute the death penalty on Jesus without  the help of the state? Absolutely not!  They needed the help of the civil power. 

Simak Matius 27:1-2, 1 Ketika hari mulai pagi, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan bersekongkol terhadap Yesus untuk membunuhNya. 2 Dan setelah mereka membelenggu Dia, mereka membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada…”  siapa?   “… Pontius Pilatus, sang gubernur.”
Nah, apakah Pilatus seorang pemimpin sipil atau pemimpin agama? Dia seorang pemimpin sipil.
Biasakah gereja mengeksekusi hukuman mati atas Yesus tanpa bantuan pemerintah? Sama sekali tidak! Mereka butuh bantuan kekuasaan sipil.


Now when they take him to Jesus, notice John 18:29-30. 29 Pilate then went out to them and said, ‘What accusation do you bring against this Man?’ 30 They answered and said to him, ‘If He were not an evildoer we would not have delivered Him up to you.” He is an evil doer! Let me ask you, had He violated any of the civil laws of Rome?  He had not violated any of the civil laws of the state.  In fact, do you know that Pilate had the separation of church  and state much clearer than even the Jews did?   
Notice John 18:31. 31 Then Pilate said to them, ‘You take Him and judge Him according to your law.’…”
How many laws did Pilate recognize?  How many? Two! He says, I got my law, which is the civil code of Rome, but you take this man and you judge Him by what?  by your law, which is religious law.  In other words, Pilate is recognizing that there are how many kingdoms? two kingdoms.  His has a law, which is civil law, and they have a law,  which is religious law.  Because they've accused Jesus of transgressing  the first table of the law. But you see the Jews, they wanted to put Him to death.  And they needed the help of the state in order to put Him to death.  This is what the Bible call fornication;  when the church uses the state to slay those who are not  in harmony with her teachings. Notice John 18:31. 31 …Therefore the Jews said to him, ‘It is not lawful for us to put anyone…” what?  “…to death,’”   We need your help, Pontius Pilate,  to put this man to death. 

Nah, pada waktu mereka membawa Yesus kepadanya, simak Yohanes 18:29-30, 29 Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: ‘Apakah tuduhan kamu terhadap Orang ini?’ 30 Jawab mereka kepadanya: ‘Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!’…”  Dia seorang penjahat! Coba saya tanya, apakah Yesus telah melanggar hukum sipil Roma yang mana pun? Dia tidak pernah melanggar hukum sipil negara yang mana pun. Nah, tahukah kalian bahwa Pilatus punya konsep yang lebih jelas daripada orang-orang Yahudi tentang pemisahan antara gereja dengan pemerintah? Simak Yohanes 18:31, “…31 Lalu kata Pilatus kepada mereka, Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu…”  Berapa hukum yang diakui Pilatus? Berapa? Dua! Dia berkata, saya punya hukum saya, yatu kode sipil Roma; tetapi kamu bawa Orang ini dan kamu hakimi Dia menurut apa? Menurut hukummu, yaitu hukum agama. Dengan kata lain, Pilatus mengakui ada berapa kerajaan? Dua kerajaan. Dia memiliki hukum, yaitu hukum sipil; dan mereka memiliki hukum, yaitu hukum agama. Karena mereka telah menuduh Yesus melanggar daftar hukum yang pertama. Tetapi, kalian lihat, orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus. Dan mereka butuh bantuan pemerintah untuk membunuhNya. Inilah yang disebut Alkitab sebagai “perzinahan”, pada waktu gereja memakai pemerintah untuk membunuh mereka yang tidak selaras dengan ajarannya. Simak Yohanes 18:31, “…Oleh karena itu orang-orang Yahudi itu berkata kepadanya,  ‘Tidaklah sesuai hukum bagi kami untuk…”  apa?  “…membunuh seseorang.’"  Kami perlu bantuanmu, Pontius Pilatus, untuk membunuh Orang ini.


Notice Luke 23:2. It says, And they began to accuse Him, saying, ‘We found this fellow perverting the nation, and forbidding to pay taxes to Caesar, saying that He Himself is Christ, a King.’”
Let me ask you, was this an accusation that would have  raised the ears of Pontius Pilate?  Oh, absolutely! They'd say, You knew this man who wanted to be a king.  And he said, we're not supposed to pay taxes,  which is an open blatant lie, because we already read  that Jesus said, “Render unto Caesar that which is Caesar's.” He said, “Pay taxes.” So this is an outright lie.  And they're saying this man said that He's a king.  But they're twisting His words, because Jesus had not said that He was going to be a political king, but He was king  of the kingdom of grace, of a religious system.  And so Pilate calls Jesus in and he wants to have an  interview with Him.  He wants to ask Him if He's a king.  Notice John 18:36, when Pilate says, “Are you a king?” 36 Jesus answered, ‘My kingdom is not of this world…”  How many kingdoms did Jesus recognize?  His and what other one? this world's kingdom. He says:  ‘My kingdom is not of this world. If My kingdom were of this world…” in other words, if Mine was a political kingdom, what would His servants do? “…My servants would…” what?  “…would fight, so that I should not be delivered to the Jews; but now My kingdom is not from here.’”

Perhatikan Lukas 23:2, dikatakan,  “2 Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: ‘Telah kedapatan oleh kami, bahwa Orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, mengatakan bahwa Ia adalah Kristus, seorang Raja.’"
Coba saya tanya, apakah tuduhan semacam ini akan membuat Pilatus segara perhatian penuh? Oh, tentu saja! Mereka berkata, “Anda sudah tahu Orang ini mau menjadi raja, dan Dia berkata, kita tidak perlu membayar pajak” ~ yang adalah suatu kebohongan mentah-mentah, karena kita sudah membaca bahwa Yesus berkata, "Serahkanlah kepada Kaisar apa milik Kaisar…” Yesus berkata, “Bayarlah pajak!” Jadi ini adalah kebohongan terang-terangan. Dan mereka mengatakan, Orang ini berkata Dia seorang raja. Tetapi mereka memutarbalikkan kata-kataNya karena Yesus tidak pernah berkata Dia akan menajdi raja secara politik, melainkan Dia adalah raja dari kerajaan kasih karunia, dari sistem agama. Maka Pilatus memanggil Yesus ke dalam dan dia mau mewawancarai Yesus. Dia mau bertanya kepada Yesus apakah Yesus seorang raja. Simak Yohanes 18:36, ketika Pilatus berkata, “Apakah kamu seorang raja?” 36Jawab Yesus: ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…”  Berapa kerajaan yang diakui Yesus? KerajaanNya dan apa yang lain? Kerajaan dari dunia ini. Yesus berkata, “…’KerajaanKu bukan dari dunia ini. Seandainya Kerajaan-Ku dari dunia ini…”  dengan kata lain andai kerajaanKu adalah kerajaan politik, apa yang akan dilakukan hamba-hambaNya?  “…pasti hamba-hamba-Ku…”  akan apa?   “…akan melawan supaya Aku tidak diserahkan kepada orang Yahudi. Tetapi sekarang, Kerajaan-Ku bukan dari sini."


Are you understanding what's happening here? Jesus is recognizing two kingdoms.  One is the civil power, and the other is His spiritual kingdom. And He's saying, “I came to represent the spiritual kingdom. I did not come to take over the political system.” 
Notice John 18:37. Pilate, therefore, said to Him, ‘Are you a king then?’ Jesus answered, ‘You say rightly that I am a king….”  He says, Yeah, you bet I am.  “…’For this cause I was born, and for this cause I have come into the world, that I should  kill everybody with a  sword and take over the world…” That's not what He says!  What kind of kingdom did He come to establish?  He says, “…I have come into the world that I should bear witness to..” the what? “…the truth…”  That's something spiritual, folks.  “…Everyone who is of the truth hears…”  what?  “…My voice.”

Apakah kalian paham apa yang terjadi di sini? Yesus mengakui dua kerajaan. Yang satu adalah kekuasaan sipil, dan yang lain adalah kerajaan spiritualNya. Dan Dia berkata, “Aku datang untuk mewakili kerajaan spiritual. Aku tidak datang untuk mengambil alih sistem politik.”
Simak Yohanes 18:37,37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: ’Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau bicara benar, bahwa Aku adalah raja…”  Yesus berkata, Iya, tidak salah. “….Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku membunuh semua orang dengan pedang dan mengambilalih dunia ini…”  bukan itu kata Yesus. Dia datang untuk mendirikan kerajaan apa? Dia berkata,  “…Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang…” apa?   “…tentang kebenaran…”  Ini sesuatu yang spiritual, Saudara-saudara, “…setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengar…”  apa?   “…suara-Ku.’
And, by the way, do you know that three times Pontius Pilate  goes out and he says to the people, I've examined him.  I don't find any crime in this man.  Did Pilate understand that Jesus was not saying that He was going to be a king to take over the political system?  Did he understand that?  Listen, if he didn't understand that, he would have had  Jesus killed right there.  But he didn't because he knew that Jesus was not a political  king like the Jews accused Him of being.  In fact three times Pilate said that Jesus was innocent, that he was delivering to death an innocent man.  That's a travesty in justice. 
Notice John 18:38. This is the first time. 38 Pilate said to Him, ‘What is truth?’ And when he had said this, he went out again to the Jews, and said to them, ‘I find no fault in Him at all.’” In other words, this man is innocent. 
Once again in John 19:4. Pilate then went out again, and said to them, ‘Behold, I am bringing Him out to you, that you may know that I find no fault in Him.’” That's twice.
Notice John 19:6. Three's a charm. Therefore, when the chief priests and officers saw Him, they cried out, saying, ‘Crucify Him, crucify Him!’ Pilate said to them, ‘You take Him and crucify Him, for I find no fault in Him.’”

Dan, tahukah kalian tiga kali Pontius Pilatus keluar dan berkata kepada massa, “Aku telah memeriksaNya. Aku tidak menemukan kejahatan apa pun pada Orang ini.” Apakah Pilatus paham bahwa Yesus berkata Dia tidak akan menjadi seorang raja yang akan mengambilalih sistem politik? Apakah Pilatus paham itu? Perhatikan, andaikan Pilatus tidak paham itu, dia sudah akan segera menyuruh membunuh Yesus di sana. Tetapi dia tidak berbuat itu karena dia tahu Yesus bukanlah seorang raja politik seperti yang dituduhkan orang-orang Yahudi. Malah tiga kali Pilatus berkata bahwa Yesus tidak bersalah, bahwa dia menyerahkan seorang yang tidak bersalah untuk dibunuh. Itu adalah parodi keadilan.
Simak Yohanes 18:38, ini yang pertama kali.38 Kata Pilatus kepada-Nya: ‘Apakah kebenaran itu?’ Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: ‘Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.’” Dengan kata lain, orang ini tidak bersalah.
Sekali lagi di Yohanes 19:4,4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: ‘Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Ini kedua kalinya.
Perhatikan Yohanes 19:6, yang tiga kalinya pasti manjur.6 Ketika imam-imam kepala dan para pejabat itu melihat Dia, berteriaklah mereka: ‘Salibkan Dia, salibkan Dia!’ Kata Pilatus kepada mereka: ‘Kamu ambillah Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.’”


Did Pilate openly announce that Jesus was innocent of violation  of any law of Rome, of the civil power? Yes.  But the Jews said, this guy violated the  first table of the law.  By the way, Jesus had not, but they're accusing  Him of doing that.  And they want to use the civil power of Rome to destroy  Jesus because of the convictions of His conscience,  because of His religious views.  In fact, notice John 19:7.  The Jews answered him, “We have a law…”  it might not be yours, they're saying to Pilate, but “…and according to our law He ought to die, because He made Himself the Son of God.”  
And Pilate says, “And what does that have to do with me?”  Making Himself like God; that's the first table of the law. Of course he doesn't say this, but he says that has to do with you, with the spiritual kingdom, not with me. You know, show me that He killed somebody, or He committed adultery, or He stole, or He dishonored, you know, or trampled upon His parents, or that He's guilty of witnessing falsely against people.  Give me one of those violations of civil law.  But don't come to me and say that He made Himself God.  Because that has to do with your law. It doesn't have to do with mine.  Are you understanding what I'm saying? 

Apakah Pilatus mengumumkan secara terbuka bahwa Yesus tidak bersalah atas pelanggaran hukum Roma yang mana pun, atas kekuasaan sipil? Ya. Tetapi orang-orang Yahudi berkata, Orang ini melanggar daftar hukum yang pertama. Nah, Yesus tidak melanggar daftar hukum yang pertama, tetapi mereka menuduhNya demikian. Dan mereka mau menggunakan kekuasaan sipil Roma untuk menghancurkan Yesus karena pendirian hari nuraniNya, karena pandangan agamaNya. Bahkan simak Yohanes 19:7,  “7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan…”  mungkin itu bukan hukummu, kata mereka kepada Pilatus tetapi, “…menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." 
Dan Pilatus berkata, “Apa hubungannya itu dengan saya?” Membuat diriNya seperti Allah, itu berkaitan dengan daftar hukum yang pertama. Tentu saja Pilatus tidak mengucapkan keluar demikian, tetapi dia berkata, itu urusan kamu, itu berkaitan dengan kerajaan spiritual, bukan dengan saya. Tunjukkan kepada saya bahwa Dia telah membunuh orang, atau Dia berzinah, atau Dia mencuri, atau Dia tidak menghormati atau menginjak-injak orangtuaNya, atau Dia telah memberikan kesaksian palsu terhadap orang lain. Berikan kepada saya salah satu pelanggaran atas hukum sipil. Tetapi jangan datang kepada saya dan berkata Dia telah menjadikan DiriNya Allah. Karena itu urusan hukum kamu, itu tidak ada kaitannya dengan hukum saya.
Apakah kalian paham apa yang saya katakan?


Now notice John 19:11. Did Pilate and Jesus both recognize that there are two kingdoms? Absolutely. Notice John 19:11, because Pilate says, Don't you know that I could release You if I wanted to? Notice:  11 Jesus answered, ‘You could have no power at all against Me unless it had been given you from above….”  Why was Pilate ruling in Rome?  Who placed him there? God placed him there. Jesus is saying, you wouldn't have any power unless  God had placed you there. 
So did Jesus recognize the legitimacy of the civil power?  Yes, He did. Did He recognize the legitimacy also of the religious power? He most certainly did. 

Sekarang perhatikan Yohanes 19:11, apakah Pilatus dan Yesus sama-sama mengakui ada dua kerajaan? Betul sekali. Perhatikan Yohanes 19:11, karena Pilatus berkata, Tidakkah Engkau tahu saya bisa melepaskan Engkau jika saya mau? Perhatikan,11 Yesus menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas’…”
Mengapa Pilatus memerintah di Roma? Siapa yang menempatkan dia di sana? Allah yang menempatkan dia di sana. Yesus berkata, kamu tidak akan punya kuasa apa pun kecuali Allah yang telah menempatkan kamu di sana.
Jadi apakah Yesus mengakui keabsahan kekuasaan sipil? Ya, benar.
Apakah Dia mengakui keabsahan kuasa agama? Tentu saja.


Now why did Pilate deliver an innocent man?  John 19:12 tells us the reason.  Actually, there are two reasons. 
1.   Because he was afraid of the people, and  
2.   He was afraid of losing his political position.  He was afraid that Caesar would remove him. 
So out of expediency he delivered an innocent man.  Notice John 19:12. 12 From then on Pilate sought to release Him, but the Jews cried out, saying, ‘If you let this Man go, you are not Caesar’s friend. Whoever makes himself a king speaks against Caesar.’”
 So what were they saying?  They're saying, Listen, this man says that He's a king.  And if you don't do something about it,  we're going to tell Caesar, and Caesar is going to remove  you from your post.  So it was because of fear of losing his political position that he delivered an innocent man.  But it was also because the religious leaders pressured the people to ask for the blood of Jesus,  and he was afraid of an insurrection and a tumult among the people. 

Sekarang mengapa Pilatus menyerahkan seorang yang tidak bersalah? Yohanes 19:12 mengatakan alasannya kepada kita. Sebenarnya ada dua alasan:
1.   Karena dia takut kepada massa, dan
2.   Dia takut kehilangan posisi politiknya. Dia takut Kaisar akan mencopotnya.
Jadi berdasarkan kepentingannya, dia menyerahkan Orang yang tidak bersalah. Simak Yohanes 19:12, 12 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: ‘Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.’”
Jadi apa kata mereka? Mereka berkata, dengar, Orang ini berkata Dia seorang raja. Dan jika Anda tidak berbuat sesuatu, kami akan melaporkan kepada Kaisar dan Kaisar akan mencopot Anda dari jabatan Anda.
Jadi karena takut kehilangan posisi politiknya Pilatus menyerahkan seorang yang tidak bersalah. Tetapi juga karena para pemimpin agama menekan massa untuk menuntut darah Yesus dan Pilatus takut terjadi pemberontakan dan huru-hara di antara massa.


Notice Matthew 27:20.  Folks, the dangerous figures in this are not the common  ordinary church members.  The dangerous people here are the religious leaders. 
Notice Matthew 27:20.  20 But the chief priests and elders persuaded the multitudes that they should ask for Barabbas and…” what?  “…that they should ask for Barabbas and destroy Jesus.”

Perhatikan Matius 27:20, Saudara-saudara, tokoh yang berbahaya di sini bukan anggota gereja biasa. Orang-orang yang berbahaya di sini adalah para pemimpin agama.
Simak Matius 27:20,  20 Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas…”  apa?   “…dibebaskan dan Yesus dihukum mati.”


Notice John 19:13-15.    13 When Pilate therefore heard that saying, he brought Jesus out and sat down in the judgment seat in a place that is called The Pavement, but in Hebrew, Gabbatha. 14 Now it was the Preparation Day of the Passover, and about the sixth hour. And he said to the Jews, ‘Behold your King!’ ….” And now notice this:  “…15 But they cried out, ‘Away with Him, away with Him! Crucify Him!’ Pilate said to them, ‘Shall I crucify your King?’ The chief priests answered, ‘We have no king but Caesar!’”
Do you know what they were doing?  They were actually divorcing Jesus Christ as their king.  By saying that they had no king but Caesar, they were committing  a terrible act of fornication with the king  to destroy Jesus Christ.  And, by the way, lest you wonder about this,  did Jesus many times give parables where He spoke about His desire to marry the people in His day? His church?  Yes. He called John the Baptist the friend of the bridegroom;  the matchmaker, if you please.  In fact He said, “How can you cry when the  bridegroom is in your midst?”  He spoke of Himself as the bridegroom.  He gave the parable of the ten virgins, which is a marriage.  He spoke about the king and his servants, Matthew 22.  In other words, this was Jesus trying to woo His people,  and say, “I want to have a relationship with you.  I want to be your husband. I want you to be my wife.”  And what did they say?  They said, “We will not have You as king.  We have no king but the political system.  We have no king but whom? Caesar.”  They were disowning their relationship with Jesus Christ.  They were breaking their relationship.  They were basically divorcing Jesus Christ. 
And, by the way, when they did this, this led to national  apostasy, which eventually led to national ruin.  You see, they thought that by killing Jesus  they were going to save their nation.  But by killing Jesus they brought destruction upon their nation.  They caused just the opposite of what they thought they were going to cause.  By taking over the political system to destroy Jesus,  they brought about what they wanted to prevent. 

Perhatikan Yohanes 19:13-15, 13 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. 14 Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Inilah rajamu!’…”  sekarang simak ini, “…15 Maka berteriaklah mereka: ‘Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!’ Kata Pilatus kepada mereka: ‘Haruskah aku menyalibkan rajamu?’ Jawab imam-imam kepala: ‘Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!’"
Tahukah kalian apa yang mereka lakukan? Mereka sesungguhnya menceraikan Yesus Kristus sebagai raja mereka. Dengan mengatakan mereka tidak punya raja selain Kaisar, mereka telah melakukan tindakan yang mengerikan yaitu berzinah dengan raja untuk membinasakan Yesus Kristus. Dan, ketahuilah, seandainya kalian bertanya-tanya tentang hal ini, apakah Yesus sering memberikan perumpamaan di mana Dia berbicara tentang keinginanNya mengawini umatNya di zamanNya? GerejaNya? Ya. Dia menyebut Yohanes Pembaptis teman mempelai laki-laki, comblangnya katakanlah demikian. Bahkan Yesus berkata, “Mana kamu boleh menangis saat mempelai laki-laki ada di tengah-tengahmu?” Dia membahasakan diriNya sebagai mempelai laki-laki. Yesus memberikan perumpamaan tentang kesepuluh anak dara, yaitu suatu perkawinan. Dia berbicara tentang seorang raja dengan hamba-hambanya, Matius 22. Dengan kata lain, Yesus ini berusaha melamar umatNya, dan berkata, “Aku mau punya hubungan dengan kamu. Aku mau menjadi suamimu, Aku mau kamu menjadi istriKu.” Dan apa kata mereka? Mereka berkata, “Kami tidak menerimaMu sebagai raja. Kami tidak punya raja kecuali sistem politik. Kami tidak punya raja kecuali…” siapa? “…Kaisar.” Mereka tidak mengakui hubungan mereka dengan Yesus Kristus. Mereka memutuskan hubungan. Pada dasarnya mereka menceraikan Yesus Kristus.
Dan ketika mereka melakukan ini, ini membawa mereka ke kemurtadan nasional, yang akhirnya menjadi kehancuran nasional. Kalian lihat, mereka sangka dengan membunuh Yesus mereka akan menyelamatkan bangsa mereka. Tetapi dengan membunuh Yesus itu membawa kehancuran atas bangsa mereka. Mereka justru menimbulkan kebalikan dari apa yang mereka sangka mau mereka hindari.

Notice John 19:41-44, (actually it is Luke 19:41-44), speaking about the destruction of Jerusalem.  Because the Jewish nation had said, we don't want this man.  We don't want Him to be our husband.  We have a king who is Caesar. His blood be upon us, and upon our children.
Notice: 41 Now as He drew near, He saw the city and wept over it. 42 saying, ‘If you had known, even you, especially in this your day, the things that make for your peace! But now they are hidden from your eyes.  43 For the days will come upon you when your enemies will build an embankment around you…” this is the Romans, by the way. The very ones that they said the Romans will  take away our nation.  The Romans did take away their nation,  but because they destroyed Jesus. Verse 43. “…For the days will come upon you when your enemies will build an embankment around you surround you and close you in on every side. 44 and level you, and your children within you, to the ground; and they will not leave in you one stone upon another, because you did not know the time of your visitation.”

Simak Yohanes 19:41-44, (yang benar Lukas 19:41-44), berbicara tentang kehancuran Yerusalem. Karena bangsa Yahudi telah berkata, kami tidak mau Orang ini, kami tidak mau Dia menjadi suami kami, kami sudah punya raja, yaitu Kaisar. Biarlah darahNya ditanggung oleh kami dan anak-anak kami.
Simak, 41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, 42 kata-Nya: ‘Wahai, seandainya saja engkau tahu, yaitu engkau, terutama pada saatmu sekarang ini, akan hal-hal yang mendatangkan damai sejahteramu! Tetapi hal-hal itu tersembunyi dari matamu. 43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan membangun tembok mengelilingi engkau…” yaitu orang-orang Roma. Justru yang mereka katakan orang Roma akan menawan bangsanya. Orang Roma memang menawan bangsa mereka tetapi karena mereka telah membinasakan Yesus. Ayat 43, “…Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan membangun tembok mengelilingi engkau, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan 44 dan mereka akan meratakan engkau beserta dengan anak-anakmu di dalam kotamu hingga rata dengan tanah, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.’"


Do you see what happens when the church fornicates with the state?  The result, automatic result, is persecution.  Sooner or later when the church abandons it's relationship with  Jesus, it's spiritual mission, and it tries to get the state to do what Jesus should do, that's fornication,  and it leads to the downfall of the church.  In fact allow me, in the last few minutes that we have  together, to talk to you about the church immediately after  the day of Pentecost. 

Apakah kalian lihat apa yang terjadi bila gereja berzinah dengan pemerintah? Akibatnya, akibatnya yang otomatis ialah penganiayaan/persekusi. Cepat atau lambat ketika gereja meninggalkan hubungannya dengan Yesus, meninggalkan misi rohaninya, dan berusaha memakai pemerintah untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh Yesus, itu namanya perzinahan/percabulan, dan itu akan membawa ke kejatuhan gereja. Bahkan, izinkan saya dalam waktu sisa beberapa menit yang ada untuk berbicara tentang gereja segera setelah hari Pentakosta.


By the way, do you know that the Bible says that there are two swords?  What's the first sword? the Bible.  Notice Ephesians 6:17. It says there, the apostle Paul speaking, Ephesians 6:17, 17 And take the helmet of salvation, and the sword of the Spirit, which is…” what? “…which is the word of God…”
What is the sword of the Spirit? the Word of God. 

Nah, tahukah kalian Alkitab berkata ada dua pedang? Apa pedang yang pertama? Alkitab. Perhatikan Efesus 6:17, dikatakan di sana, rasul Paulus berbicara, Efesus 6:17,17 dan bawalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu …”  apa? “…yaitu firman Allah.”
Pedang Roh itu apa? Firman Allah.


Let me ask you, to whom did Jesus give this sword? to the state or to the church? to the church.  How does the church use the sword? by preaching, right?  If the sword is the Bible, how does the church use the sword,  or the Bible? It uses the sword to preach, and to reach people. 
By the way, did God give the church power to do that? Notice Acts 1:8. Jesus says: But you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be…” what?   “…witnesses to Me in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the…” what?   “…to end of the earth.”

Coba saya tanya, kepada siapa Yesus memberikan pedang ini? Kepada pemerintah atau kepada gereja? Kepada gereja. Bagaimana gereja memakai pedang itu? Dengan menyampaikan pekabaran, betul? Jika pedang itu ialah Alkitab, bagaimana gereja menggunakan pedang atau Alkitab itu? Gereja memakai pedang itu untuk menyampaikan pekabaran, dan menjangkau orang-orang.
Nah, apakah Allah memberi kuasa kepada gereja untuk melakukan itu? Simak Kisah 1:8. Yesus berkata, 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, saat Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi…”  apa?  “…saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai…”  apa?  “…ke ujung bumi.”


What mission did Jesus give to the church?  He said, Go out with your swords; take over the political  system; convert the world by force.  Is that what He said? No!  He said, I'm giving you a sword.  It's the sword of the Spirit; it's the Word of God.  You go out with the Word of God; preach it, and plant the Spirit  of Christ where? in the heart.  And that way My Spiritual kingdom will grow.  You know, you never find in the book of Acts,  which is the history of the earliest church,  you'll never find in the book of Acts the disciples taking over  the Roman government to fulfill their mission.  In fact what you notice in the book of Acts is that God's followers are constantly being persecuted by Rome.  Do you know why they're being persecuted by Rome?  Because the Jews instigated the civil powers of Rome  to persecute God's people. You see they continued doing, after Jesus died on the cross,  they continued doing the same thing all over again  throughout the book of Acts. Just read the book of Acts.  Look in the Concordance for the word “Jews”,  and you'll find that every time that there's persecution  against the church it's instigated by the Jews. Because they're, once again, trying to use the civil  magistrates, the power of Rome, to snuff out Christianity.
In fact, let me give you one example:  Acts 12:1-3. It's speaking about the death of James.  It's interesting to see what he was killed with.  He wasn't killed with the Bible, by the way.  He wasn't killed with the sword of the Spirit.  It says there in Acts 12:1-3: 1 Now about that time Herod the king stretched out his hand to harass some from the church. Then he killed James the brother of John with the sword…” what did he kill him with? with the sword.  Why did he do that?  Verse 3. “… And because he saw that it pleased the Jews, he proceeded further to seize Peter also. Now it was during the Days of Unleavened Bread.”
You see, all throughout the book of Acts the apostate Jewish  church links with the civil government of Rome to try  and destroy the church.  That is what the Bible calls fornication.  That's what the harlot, this apostate church,  did during the Middle Ages.  And that's what this apostate church is going to do  in the future, according to Scripture. 

Misi apa yang diberikan Yesus kepada gereja? Yesus berkata, Pergilah dengan  pedangmu, ambilalih sistem politiknya, ubahlah dunia dengan kekerasan. Apakah itu kata Yesus? Tidak. Yesus berkata, Aku memberimu sebuah pedang, itu adalah pedang Roh, Firman Allah. Pergilah kamu dengan Firman Allah, kabarkan, dan tanamkan Roh Kristus di mana? Di dalam hati. Dan dengan cara itu kerajaan spiritualKu akan bertumbuh.
Tahukah kalian, kita tidak akan menemukan di kitab Kisah yang merupakan catatan sejarah gereja yang mula-mula, kita tidak akan menemukan di dalam kitab Kisah, bagaimana para rasul mengambil alih pemerintah Roma untuk menggenapi misi mereka. Bahkan kita akan melihat di kitab Kisah bagaimana pengikut-pengikut Allah terus-menerus dipersekusi oleh Roma. Tahukah kalian mengapa mereka dipersekusi Roma? Karena orang-orang Yahudi mendesak kekuasaan sipil Roma untuk mempersekusi umat Allah. Kalian lihat, mereka masih terus melakukannya setelah Yesus mati di salib, mereka terus melakukan hal yang sama lagi sepanjang kitab Kisah. Baca saja kitab Kisah. Carilah di Concordance untuk kata “Yahudi” dan kita akan menemukan setiap kali terjadi persekusi terhadap gereja, provokatornya ialah orang-orang Yahudi. Karena sekali lagi mereka berusaha memakai penguasa sipil, kekuasaan Roma untuk melenyapkan Kekristenan.
Malah, saya akan memberikan satu contoh, Kisah 12:1-3, berbicara tentang kematian Yakobus. Yang menarik itu kita melihat Yakobus dibunuh dengan apa. Asal tahu, dia tidak dibunuh dengan Alkitab, dia tidak dibunuh dengan pedang Roh. Di Kisah 12:1-3 dikatakan, 1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. 2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang…” dia membunuh Yakobus dengan apa? Dengan pedang. Mengapa dia berbuat demikian? Ayat 3, “…3 Dan karena ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan dengan menangkap Petrus juga. Waktu itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi.”
Kalian lihat, sepanjang kitab Kisah, gereja Yahudi yang murtad bersatu dengan pemerintah sipil Roma untuk berusaha membinasakan gereja. Itulah yang disebut Alkitab: perzinahan. Itulah yang dilakukan si pelacur, gereja yang murtad, selama  Abad Pertengahan. Dan menurut Alkitab, itulah yang akan dilakukan gereja yang murtad  di masa depan,.


I want to read Romans 13:1-5.  Do you know that there is another sword?  There's two swords: 
·       The first sword is the sword of the Spirit, the Word of God.  And that's used by whom? by the church, right?  And how does the church use it? by what? by preaching
·       But there's another sword, and that sword is the ability that the civil government has to enforce civil order.  Not the first table of the law, but civil order. 

Saya mau membacakan Roma 13:1-5. Tahukah kalian bahwa ada pedang yang lain? Ada dua pedang:
·       Pedang pertama adalah pedang Roh, Firman Allah. Dan itu dipakai oleh siapa? Oleh gereja, benar? Dan bagaimana gereja menggunakannya? Dengan bagaimana? Dengan menyampaikan pekabaran.
·       Tetapi ada pedang yang lain, dan pedang ini adalah kemampuan pemerintahan sipil untuk menegakkan ketertiban sipil. Bukan daftar Hukum yang pertama, melainkan ketertiban sipil.


You say, where does the Bible say that there's  another kind of sword?  Romans 13:1. It's speaking about Rome.1 Let every soul be subject to the governing authorities. For there is no authority except from God, and the authorities that exist are appointed by God.”  Let me ask you, who appointed the civil government? God did.  Did Jesus recognize that?  He most certainly did.  What did He appoint the civil government for?  to rule in religious things? No.  To rule in what? in civil matters, to preserve the civil order. Verse 2.“…Therefore whoever resists the authority…” that is the civil government, “…resists the ordinance of God, and those who resist will bring judgment on themselves.  For rulers are not a terror to good works, but to evil…”  In other words, if you obey the law, no problem.  “…Do you want to be unafraid of the authority? Do what is good, and you will have praise from the same.  For he is God’s minister…” Notice that it even says that the civil power is God's  minister  “…to you for good. But if you do evil, be afraid; for he…” that is the civil magistrate,  “…does not bear the…” what?  “…the sword in vain; for he is God’s minister, an avenger to execute wrath on him who practices evil….”  Who has the other sword? the sword of force,  the literal sword to preserve the civil order, where you can  punish violations of civil law?  It's the state that has that sword. 

Kalian berkata, di mana Alkitab berkata ada pedang jenis lain?
Roma 13:1, berbicara tentang Roma, 1 Hendaknya tiap orang takluk kepada penguasa yang memerintah, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”  Coba saya tanya, siapa yang mengangkat pemerintahan sipil? Allah. Apakah Yesus mengakuinya? Jelas sekali Yesus mengakuinya. Untuk apa Allah mengangkat pemerintahan sipil? Untuk mengurus hal-hal rohani? Tidak! Untuk mengurus apa? Hal-hal sipil, untuk mempertahankan ketertiban sipil. Ayat 2, “…2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah…”  yaitu pemerintah sipil,  “…ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Karena penguasa tidaklah menakutkan bagi perbuatan yang baik, melainkan bagi perbuatan yang jahat…”  dengan kata lain, jika kita patuh pada hukum, tidak ada masalah.  “…Maukah kamu hidup tanpa takut kepada pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian darinya. 4 Karena dia adalah hamba Allah…” simak, bahkan dikatakan kekuasaan sipil adalah hamba Allah, “…untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah, karena dia…”  yaitu penguasa sipil, “…tidak menyandang…”  apa?   “…pedang dengan percuma, karena dia adalah hamba Allah,  untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”
Siapa yang memegang pedang yang lain, pedang kekerasan, pedang harafiah untuk mempertahankan ketertiban sipil, dengan mana dia bisa menghukum pelanggar-pelanggar hukum sipil? Pemerintahlah yang memegang pedang itu.


So let me ask you, Does the church have a sword? Yes. 
Does the state have a sword? Yes. 
Where do you have the problem? 
When the church uses the sword of the state. That's what the Bible calls fornication. 

Jadi saya mau tanya, apakah gereja memiliki pedang? Ya.
Apakah pemerintah memiliki pedang? Ya.
Lalu masalahnya di mana?
Pada waktu gereja memakai pedang milik pemerintah. Itulah yang disebut Alkitab sebagai perzinahan.

By the way, lest you wonder whether the civil power has the right to actually legislate the first table of the law,  let's continue reading there in verse 6,  “For because of this you also pay taxes…” See, because God has placed them there, you pay taxes, “…for they are God’s ministers attending continually to this very thing. Render…”  Notice the word “render” just the word that Jesus used, “…render therefore to all their due: taxes to whom taxes are due, customs to whom customs, fear to whom fear, honor to whom honor.  8 Owe no one anything except to love one another.  For he who loves one another has fulfilled the law.”  Which table of the law is this talking about in the context  of the civil government?  You love your what? your neighbor.  And then if you still don't understand it, verse 9.  “…For the commandments, 'You shall not commit adultery,’ ‘You shall not murder,’ ‘You shall not steal,’ ‘You shall not bear false witness,’ ‘You shall not covet,’ and if there is any other commandment…” are those all commandments that have to do with the second table of the law? Absolutely. “…are all summed up in this saying, namely, ‘You shall love your neighbor as yourself.’ 10 Love does no harm to a neighbor.  Therefore love is the fulfillment of the law.”  

Nah, sekiranya kalian bertanya-tanya apakah kekuasaan sipil berhak memberlakukan daftar Hukum yang pertama, marilah kita baca terus ayat 6, 6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak…”  Lihat, karena Allah yang telah menempatkan mereka di sana, kamu harus bayar pajak,  “…Karena mereka adalah hamba-hamba Allah yang  terus-menerus mengurus hal ini 7 Serahkanlah”  simak, kata “serahkanlah” sama dengan kata yang dipakai Yesus,   “…Serahkanlah kepada semua orang apa yang menjadi hak mereka: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. 8 Janganlah kamu berutang apa-apa kepada siapa pun juga, kecuali untuk saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat…”  daftar Hukum yang mana yang dibicarakan di sini dalam konteks pemerintahan sipil? Kamu harus mengasihi siapa? Sesamamu manusia. Lalu jika itu masih belum dipahami, lihat ayat 9,  “…9 Karena perintah: ‘jangan berzinah’, ‘jangan membunuh’, ‘jangan mencuri’, ‘jangan mengingini’ dan jika ada perintah yang lain…”  apakah ini semua perintah yang berkaitan dengan daftar Hukum yang kedua? Betul sekali,  “…semuanya sudah tersimpul dalam kata-kata ini, yaitu: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!’ 10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.”


The apostle Paul is saying, Look, we should obey the civil law because it's the civil law, but we should also obey the civil law because of love. 
As Christians we have two motivations: 
1.   Because the civil law says it.  It's not because we're afraid of the civil law. 
2.   But the real reason is because when you have the law written  on the heart you're going to love your neighbor. 
But notice that the government has to do with the second table of the law, and not with the first table of the law. 

Rasul Paulus berkata, Lihat, kita harus patuh pada hukum sipil karena itu hukum sipil, tetapi kita juga harus patuh pada hukum sipil karena kasih.
Sebagai orang Kristen kita punya dua motivasi:
1.   Karena begitulah bunyi hukum sipil. Bukan karena kita takut pada hukum sipil.
2.   Tetapi alasan yang sebenarnya ialah karena bila Hukum Allah itu sudah tertulis di hati kita, kita pasti akan mengasihi sesama kita.
Tetapi perhatikan, pemerintah berkaitan dengan daftar Hukum yang kedua, dan bukan dengan daftar Hukum yang pertama.


And do you know what?  Shortly after the story of the church in the book of Acts, the church took a very bad turn.  Apostasy came into the church.  We studied this before.  And the church merged with the state.  And the same scenes that took place in the trial  and crucifixion of Jesus were repeated all over again in case,  after case, after case; the church using the civil power  to punish dissenters for their beliefs, to punish people whose conscience contradicted what the church was doing.

Dan tahukah kalian apa yang terjadi? Tak lama setelah kisah tentang gereja di kitab Kisah, gereja mengambil arah yang salah. Kemurtadan masuk ke dalam gereja. Kita telah mempelajari ini sebelumnya. Dan gereja kemudian menyatu dengan pemerintah. Dan adegan yang sama seperti yang terjadi saat pengadilan dan penyaliban Yesus, terulang kembali, berulang-ulang, dari satu kasus ke kasus berikutnya, gereja memakai kekuasaan sipil untuk menghukum orang-orang yang menentang gereja karena iman mereka, untuk menghukum orang-orang yang hati nuraninya menentang apa yang dilakukan gereja.


Now I'd like to bring this to a close by saying that Pilate should never have delivered an innocent man.  Some people say, Well, he was the political ruler.  He didn't know any better.  He did know better. 
You say, How do we know that? 
Matthew 27:19, 19 While he was sitting on the judgment seat…” that is Pilate  “…his wife sent to him, saying, ‘Have nothing to do with that just Man, for I have suffered many things today in a dream because of Him.’”   What was the counsel to the civil ruler?  Don't touch Him, because He's a just man.  He has not violated any of the laws of Rome.  And the accusations against Him are false.  And yet Pilate, because the multitudes were clamoring,  because the religious leaders said, Come on!  Ask Pilate to crucify Him.  And because he was afraid of losing his political position,  he delivered an innocent man.  And he feigned like it wasn't his fault by washing his hands. 
Notice Matthew 27:24. 24 When Pilate saw that he could not prevail at all, but rather that a tumult was rising, he took water and washed his hands before the multitude, saying, ‘I am innocent of the blood of this just Person. You see to it.’”
Now folks, this is, a powerful testimony to the civil rulers  of the United States of America.  Many times the church wants to get involved in the political process, and they want the state to do what the church and the  Holy Spirit should do through the Word of God. Many Christians even want to take an oath  for the political system.  What that does is it corrupts the church, and it corrupts the state, when you really stop to think about it.  And folks, if this happens, and it's going to happen according  to Bible prophecy.  The scenes that took place in Pilate's court,  are going to be repeated all over again. 

Sekarang saya ingin mengakhiri dengan mengatakan Pilatus seharusnya tidak menyerahkan Orang yang tidak berdosa. Ada yang berkata, yah, dia adalah penguasa politik, dia tidak tahu soal itu. Tetapi Pilatus sudah tahu.
Kalian berkata, dari mana kita tahu itu?
Matius 27:19, 19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: ’Jangan engkau mencampuri perkara Orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.’" Apakah nasihat yang diberikan kepada penguasa sipil itu? Jangan sentuh Dia karena Dia adalah Orang benar. Dia tidak melanggar hukum Roma apa pun. Dan tuduhan-tuduhan yang dilancarkan padaNya adalah palsu. Namun, karena massa ribut, karena para pemimpin agama berkata, ayo, minta Pilatus menyalibkan Dia, dan karena Pilatus takut kehilangan jabatan politiknya dia serahkan Orang yang tidak berdosa, dan dia berbuat seolah-olah itu bukan salahnya dengan mencuci tangannya.
Simak, Matius 27:24,  24 Ketika Pilatus melihat bahwa dia tidak bisa menang, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah Orang benar ini; kamu saksinya.’"
Nah, Saudara-saudara, ini adalah kesaksian yang hebat bagi para penguasa sipil Amerika Serikat. Seringkali gereja mau terlibat dalam proses politik, dan mereka mau pemerintah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh gereja dan Roh Kudus melalui Firman Allah. Banyak orang Kristen bahkan mau bersumpah demi sistem poliitk. Bila kita renungkan, akibatnya itu merusak gereja, dan itu merusak pemerintah. Dan Saudara-saudara, jika ini terjadi, dan menurut nubuatan Alkitab ini akan terjadi, maka adegan-adegan yang terjadi di pengadilan Pilatus, akan terulang semuanya kembali.


In fact I'd like to bring this to an end by going  to John 16:1-3, where Jesus predicted that the same things that would happen to Him were going to happen to His  followers, to His disciples.  It says there in John 16:1-3, 1These things I have spoken to you, that you should not be made to stumble.They will put you out of the synagogues…” Today we call them churches.  “…yes, the time is coming that whoever kills you will think that he offers God service. And these things they will do to you because they have not known the Father nor Me.”

Sesungguhnya saya ingin mengakhiri dengan pergi ke Yohanes 16:1-3, di mana Yesus menubuatkan bahwa hal-hal yang sama yang akan terjadi padaNya, akan terjadi juga pada pengikut-pengikutNya, pada murid-muridNya. Dikatakan di Yohanes 16:1-3, "1 Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan sampai jatuh2 Kamu akan dikeluarkan dari sinagog…”  sekarang kita sebut itu gereja-gereja,   “…ya,  akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3 Dan hal-hal ini akan mereka perbuat padamu, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”


Are these scenes going to be repeated all over again?  In fact folks, we're going to find the sad story that they  were repeated all during the period that is known as the  dark ages, or the Middle Ages.  The identical process that was followed with Jesus was followed  by God's professed church during the Middle Ages that had become apostate; that had become a harlot church, and joined with the state, used the civil power to slay the saints of the Most High. 
The Bible tells us that at the very end of time  this is going to happen again, because the last 200 years  we've had a moratorium on this type of persecution.  And we're going to study the reason why there's been a moratorium during the last couple hundred years.  There's a specific Biblical reason, a historical reason.  But the Bible says that the time will come when these scenes will  be repeated again.  And so we must let people know.  We must let our politicians know that they should not  repeat the same mistake that was committed by Pilate. Because God will not accept any hand washing as an excuse  for union of church and state, and persecution of those  who are followers of Jesus Christ.  So it's my prayer that we will share these things,  and that we will choose to be on God's side,  and to help His spiritual kingdom to grow

Apakah adegan-adegan itu akan diulang kembali? Ternyata, Saudara-saudara, kita akan menemukan kisah sedih bahwa mereka telah terulang semua selama masa yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan atau Abad Pertengahan. Proses yang persis sama yang diberlakukan atas Yesus, diikuti  di Abad Pertengahan oleh yang mengaku sebagai gereja Allah yang telah menjadi murtad, yang telah menjadi gereja pelacur, yang bergabung dengan pemerintah, memakai kekuasaan sipil untuk membantai orang-orang kudus Yang Mahatinggi.
Alkitab mengatakan kepada kita bahwa pada akhir zaman ini akan terjadi lagi karena selama 200 tahun yang terakhir persekusi sejenis ini telah dibekukan. Dan kita akan mempelajari alasan mengapa terjadi pembekuan itu selama 200 tahun yang terakhir. Ada alasan alkitabiah yang khusus, alasan sejarah. Tetapi Alkitab berkata waktunya akan tiba ketika adegan-adegan itu akan diulangi lagi. Maka kita harus memberitahu orang-orang. Kita harus membuat para politikus kita tahu bahwa mereka tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan Pilatus.  Karena Allah tidak akan menerima cuci tangan macam apa pun sebagai alasan untuk penggabungan gereja dengan pemerintah, dan persekusi atas mereka yang adalah pengikut-pengikut Yesus Kristus. Jadi doa saya ialah kita akan membagikan hal-hal ini, dan kita akan memilih berada di kubu Allah, untuk membantu kerajaan spiritualNya bertumbuh.






24 10 2017

No comments:

Post a Comment