Sunday, November 5, 2017

EPISODE 10/25 ~ REVELATION'S SEA BEAST ~ THREE ANGELS' MESSAGES ~ STEPHEN BOHR

THREE ANGELS' MESSAGES_____
Part 10/25 - Stephen Bohr
REVELATION’S  SEA BEAST


Dibuka dengan doa

During the next four presentations we are going to study some very important things about the third angel's message. 
·       This evening we're going to study about Revelation's sea Beast. The third angel's message says, “If anybody worships the Beast….” 
·       Then in our next lecture we are going to study  about the land Beast.  It's a Beast that rises from the earth in Revelation 13:11-18. 
·       Then in the following lecture we are going to talk about the  image to the Beast. 
·       And after that we will discuss the number of the Beast. 
So we have several very important lectures coming up, and I hope that you'll make it a point to be here to listen  to these important lectures. 

Selama empat presentasi berikutnya kita akan mempelajari beberapa hal yang penting tentang pekabaran malaikat yang ketiga.
·       Malam ini kita akan belajar tentang Binatang buas yang muncul dari laut di Wahyu. Pekabaran malaikat ketiga berkata, “Jikalau seorang menyembah binatang…”
·       Kemudian dalam ceramah berikutnya kita akan belajar tentang seekor binatang darat, binatang yang keluar dari bumi, di Wahyu 13:11-18.
·       Lalu dalam ceramah berikutnya kita akan membahas tentang patung Binatang,
·       dan setelah itu kita akan membahas tentang angka Binatang.
Jadi ke depan ada beberapa ceramah yang sangat penting, dan saya berharap kalian memastikan ada di sini untuk mendengarkan ceramah-ceramah yang penting ini.  


Now in order to understand the sea Beast of Revelation 13,  we have to go back to Daniel 7.  So I'm just briefly going to review the content of Daniel 7.  There we have four beasts. The first beast is a lion, the second is a bear, the third is a leopard, and the fourth is a dragon beast, or a non-descript beast. The lion represents the kingdom of Babylon. The bear represents the kingdom of the Medes and Persians. The leopard represents the kingdom of Greece. The dragon Beast represents Rome; represents the Roman empire. So in Daniel 7 we have clearly delineated four kingdoms: Babylon, Medo Persia, Greece, and Rome. 

Nah, agar bisa memahami Binatang yang keluar dari laut dari Wahyu 13, kita harus mundur ke Daniel pasal 7. Jadi saya akan mengulangi secara singkat isi Daniel pasal 7. Di sana ada empat binatang  buas. Yang pertama adalah seekor singa, yang kedua seekor beruang, yang ketiga seekor macan tutul, dan yang keempat seekor naga atau binatang yang tak terlukiskan bentuknya. Singa itu mewakili kerajaan Babilon. Beruang mewakili kerajaan Medo-Persia. Macan tutul mewakili kerajaan Greeka. Naga mewakili Roma, mewakili kekaisaran Roma. Jadi di Daniel pasal 7 sudah jelas digambarkan empat kerajaan: Babilon, Medo-Persia, Greeka dan Roma.


Now it's interesting to notice that this fourth beast,  the dragon beast, which represents Rome,  has four stages of existence. In other words, it has four consecutive stages of dominion,  this fourth beast.  I'd like to go to Daniel 7:23-24, where we find these stages  of dominion of the fourth beast, Rome. It says in Daniel 7:23, 23 Thus he said: ‘The fourth Beast shall be a fourth kingdom on earth, which shall be different from all other kingdoms, and shall devour the whole earth, trample it and break it in pieces.” So the first stage of this fourth Beast, which represents Rome, is this dragon Beast ruling by itself.  It has no horns. It is just governing as a Beast. 
But now I want you to notice that there's a second stage to this fourth Beast, to Rome.  Daniel 7, and notice verse 24. Actually, yes, verse 24. It says:   “24 The ten horns are ten kings who shall arise from this kingdom…” So what do the ten horns represent? ten kings,  or kingdoms that will arise from this fourth kingdom.  
So now we see two stages of this fourth beast.  First of all the fourth beast ruling by itself.  Then after it rules for awhile, we're told that ten kings, or kingdoms, will come out of this kingdom.  In other words, this kingdom will be divided. And that's exactly what happened to Rome. See the Roman empire governed by itself for an  extended period of time: from the Old Testament,  168 B.C. all the way to 476 A.D. But what happened in 476 A.D. is that the Roman empire was divided into ten kingdoms, as a result of the barbarian invasions from the Northern sector of the empire. And so you have the dragon beast by itself. This is the Roman empire. Then you have the ten horns, which represent Rome, in a divided state, as a result of the barbarian invasions. 

Nah, yang menarik untuk disimak ialah binatang yang keempat ini, naga ini, yang mewakili Roma, memiliki empat tahap eksistensi. Dengan kata lain, dia memiliki secara berturut-turut empat tahap kekuasaan, binatang yang keempat ini.
Saya akan ke Daniel 7:23-24 di mana kita akan melihat keempat tahap kekuasaan binatang yang keempat ini, yaitu Roma. Dikatakan di Daniel 7:23, 23….Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya…”  Jadi tahap pertama binatang keempat ini yang melambangkan Roma, adalah binatang naga tersebut memerintah sendirian. Dia tidak memiliki tanduk. Dia melulu memerintah sebagai satu binatang.
Tetapi sekarang saya mau kalian memperhatikan ada tahap kedua dari binatang keempat ini, dari Roma. Daniel 7, perhatikan ayat 24, iya benar, ayat 24, dikatakan, “…24 Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu…” Jadi kesepuluh tanduk itu mewakili apa? Sepuluh raja atau kerajaan yang akan muncul dari kerajaan keempat itu.
Jadi sekarang kita melihat dua tahap dari binatang keempat ini.
Pertama, binatang keempat itu memerintah sendirian. Lalu setelah dia memerintah selama jangka waktu tertentu, kita mendapat tahu bahwa sepuluh raja atau kerajaan akan muncul dari kerajaan ini. Dengan kata lain, kerajaan ini akan dibagi-bagi, dan itulah yang benar-benar terjadi pada Roma. Lihat, kekaisaran Roma memerintah sendiri selama jangka waktu yang lama dari zaman Perjanjian Lama tahun 168 BC terus hingga 476 AD. Tetapi apa yang terjadi di tahun 476AD, kekaisaran Roma terbagi menjadi sepuluh kerajaan sebagai akibat invasi bangsa-bangsa barbar dari sektor utara kekaisaran tersebut.
Maka ada binatang naga itu berdiri sendiri, ini ialah kekaisaran Roma. Kemudian ada sepuluh tanduk yang melambangkan Roma dalam kondisi terbagi-bagi akibat invasi bangsa-bangsa barbar.   


But now I want you to notice that there's a third stage. Daniel 7:24 and 25.  It says there in verse 24: 
“…And another shall rise after them…” after which? after the ten,  “…And another shall rise after them, he shall be different from the first ones, and shall subdue three kings. 25 He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High, and shall intend to change times and law. Then the saints shall be given into his hand for a time and times and half a time.”

Tetapi sekarang saya mau kalian memperhatikan ada tahap ketiga. Daniel 7:24-25. Dikatakan di ayat 24 sana, “…Sesudah mereka…”  sesudah yang mana? Sesudah ke sepuluh kerajaan,   “…Sesudah mereka akan muncul seorang raja; dia akan berbeda dari raja-raja yang dahulu dan akan menaklukkan tiga raja.  25 Ia akan mengucapkan perkataan sombong yang menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa,  dua masa, dan setengah masa.”


So we have three stages of this fourth beast clearly delineated in Daniel 7:23-25:
·       the dragon beast ruling by itself.  That's the Roman empire. 
·       The dragon beast with the ten horns. That's the divided Roman empire.  And it was fully divided in the year 476. 
·       And then, among those ten kingdoms of Western Europe,  you have a little horn that arises, and this little horn rules for time, times, and half a time.

Jadi ada tiga tahap dari binatang keempat ini yang jelas digambarkan di Daniel 7:23-25:
·       Binatang naga itu berkuasa sendiri, itu adalah kekaisaran Roma.
·       Binatang naga itu dengan 10 tanduk, itu adalah kekaisaran Roma yang telah terbagi, dan pada tahun 476, seluruhnya sudah terbagi.
·       Kemudian dari antara kesepuluh kerajaan di Eropa Barat, ada satu tanduk kecil yang muncul, dan tanduk kecil ini memerintah selama satu masa, dua masa dan setengah masa.


Now what does this little horn represent?  I'm going to go through these characteristics very fast, because I'm going to come to one specific point that I want to  dwell on most of the lecture. Let's notice ten characteristics of this little horn, which identifies clearly what it represents. 
1.   First of all, the little horn rises after the ten are in place. The ten are the divisions of Rome, what today is Western Europe, which means that the little horn was going to arise after the year 476, when the Roman empire was divided, because the little horn rises among the ten,  and after the ten. So the first two characteristics that show who this little horn  is, is first of all it rises after the ten horns; 
2.    secondly it rises among the ten horns
3.    thirdly it rises from the dragon. So let me ask you, must the little horn be Roman? Of course.  It rises from the head of the fourth beast. The fourth beast is Rome.  So this little horn must be Roman
4.   He uproots three of the ten kingdoms
5.   He speaks great words against God, which Revelation identifies as blasphemies
6.   He persecutes the saints of the Most High. He persecutes the saints of God. 
7.   He rules for time, times, and half a time. And, by the way, that is equivalent to 1260 days. But in prophecy days are equal to years, which means that the little horn governs for 1260 years
8.   Characteristic # 8. The little horn thought that he could change God's holy law. 
9.   Characteristic # 9. The little horn thought that he could change God's times,  
10. And this is what we're going to dwell on especially, the little horn will have another period of dominion after its power was taken away at the end of the 1260 years.  In other words, the little horn has two periods of dominion:  a past stage, and a future stage

Nah, tanduk kecil ini melambangkan siapa? Saya akan menyebutkan karakteristiknya dengan sangat cepat karena ada satu poin khusus yang ingin saya bahas panjang dalam ceramah ini.
Marilah kita perhatikan kesepuluh karakteristik dari tanduk kecil itu, yang dengan jelas mengidentifikasi apa yang dilambangkannya:
1.   Pertama, tanduk kecil itu muncul setelah adanya kesepuluh tanduk. Kesepuluh tanduk itu adalah terbaginya Roma, yang hari ini dikenal sebagai daerah Eropa Barat. Berarti tanduk kecil ini akan muncul setelah tahun 476 ketika Roma terbagi, karena tanduk kecil ini muncul dari antara yang sepuluh, dan setelah adanya yang sepuluh. Maka dua karakteristik yang pertama menunjukkan siapa tanduk kecil ini, pertama dia muncul setelah kehadiran sepuluh tanduk,
2.   Kedua, dia muncul dari antara kesepuluh tanduk.
3.   Ketiga, dia muncul dari binatang naga itu. Jadi cobasaya tanya, apakah tanduk kecil itu Roma? Tentu. Dia muncul dari kepala binatang yang keempat, binatang keempat itu adalah Roma. Jadi tanduk kecil ini pasti Roma.
4.   Dia mencabut tiga kerajaan dari sepuluh kerajaan itu.
5.   Dia mengucapkan kata-kata yag sombong melawan Allah, yang diidentifikasi kitab Wahyu sebagai hujat.
6.   Dia mempersekusi orang-orang kudus Yang Mahatinggi, dia mempersekui orang-orang kudus milik Allah.
7.   Dia berkuasa selama satu masa, dua masa dan setengah masa. Dan ketahuilah ini adalah ekuivalen dari 1260 hari, tetapi dalam nubuatan hari itu sama dengan tahun, berarti tanduk kecil ini memerintah selama 1260 tahun.
8.   Karakter #8, tanduk kecil berpikir dia bisa mengganti Hukum Allah yang kudus.
9.   Karakter #9, tanduk kecil berpikir dia bisa mengganti waktu Allah, dan
10. Inilah yang akan kita bahas khususnya, tanduk kecil itu akan memiliki satu lagi masa kekuasaan setelah kekuasaannya dicabut pada akhir 1260 tahun. Dengan kata lain, tanduk kecil ini memiliki dua masa kekuasaan: di masa lampau, dan di masa yang akan datang.


Now the question is, What does this little horn represent?  I'm going to be open and frank with you.  There is only one power in the world that fits every single one of these characteristics that we've taken a look at, and that is the Roman Catholic Papacy. 
And let me go quickly through the reasons why. 
1.   Did the papacy rise after Rome was divided? Yes. 
2.   Did the papacy arise among the nations of Western Europe? Yes. 
3.   Did the papacy rise from Rome, the fourth beast, the fourth kingdom? Yes. 
4.   Did the papacy uproot three of those kingdoms? Yes. I wish I had time to talk more about that. The Vandals, the Heruli, and the Ostrogoths were uprooted by the papacy, because they did not agree with the papacy's theology. 
5.   The great words are blasphemies, are defined in the Bible as  someone who claims to be God on earth, and someone who claims to have the power to forgive sins. Does the papacy claim, at least did it claim in the past, that the Pope is the representative of God on earth? Absolutely. Does the papacy say that it has the right to forgive sins?  Absolutely. It's called the confessional. 
6.   Did the Roman Catholic Papacy persecute the saints of the Most High? It most certainly did.  You know of things, for example, like the Inquisition. 
7.   Did the Roman Catholic Papacy rule for exactly 1260 years?  Absolutely. From 538 to 1798. 
8.   Did the papacy claim to have power to change God's holy law? Absolutely. You look in the Catechism's, and we're going to talk more about this in a future lecture, you'll find in the Catechism's that the second commandment has disappeared. So when you take out one commandment, you still have to have ten, so the Catechism's divide the tenth  commandment in two. And they say, “Don't covet your neighbor's goods”, and “don't covet your neighbor's wife”, as if those are two  separate and different commandments. 
9.   Furthermore, the papacy, as we're going to study, has claimed to have the power to change God's holy day of rest from Sabbath to Sunday. That's where the observance of Sunday really originates. 
10. Furthermore, the papacy made the attempt to change God's times. Now I don't have time to get into all of this issue about the times, but the word “times” in Scripture is referring to God's prophetic calendar; how God says that prophetic events  are going to take place or transpire.  And if I had time I would talk to you about two Roman Catholic priests who actually established two rival methods of interpreting prophecy.  One is Preterism, established by Luis De Alcazar, who said that  the prophecies about the antichrist were fulfilled in the past with a nasty individual called Antiochus Epiphanes. And another one arose, Francisco Ribera, who said that prophecy,  you know, all those prophecies about the antichrist, they're going to be fulfilled in the distant future. And so what happened is God's prophetic calendar, which showed that the papacy was fulfilling these prophecies, was changed to the past, and to the distant future. Certainly the papacy attempted to change God's prophetic times. 
So every single detail fits the Roman Catholic papacy to a T. 

Sekarang, pertanyaannya ialah, tanduk kecil itu melambangkan apa? Saya akan berterus terang dan jujur kepada kalian. Hanya ada satu kekuasaan di dunia ini yang cocok dengan setiap karakteristik yang telah kita simak, dan itu adalah Kepausan Roma Katolik.
Marilah kita lihat alasan-alasannya secara cepat.
1.   Apakah Kepausan muncul setelah Roma terbagi? Iya.
2.   Apakah Kepausan muncul dari antara bangsa-bangsa Eropa Barat? Iya.
3.   Apakah Kepausan muncul dari Roma, binatang keempat, kerajaan keempat? Iya.
4.   Apakah Kepausan mencabut tiga kerajaan dari kesepuluh kerajaan tersebut? Sayang saya tidak ada waktu untuk berbicara lebih banyak tentang hal ini, tentang bangsa Vandal, Heruli dan Ostrogoth yang dicabut oleh Kepausan, karena mereka tidak setuju dengan theologi  Kepausan.
5.   Kata-kata sombong itu adalah hujatan-hujatan, yang dijelaskan di Alkitab sebagai seorang manusia yang mengklaim sebagai Allah di bumi, dan yang mengklaim memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Apakah Kepausan mengklaim ~ paling tidak di masa lampau ~ bahwa Paus adalah wakil Allah di dunia? Tentu saja. Apakah Kepausan berkata bahwa dia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa? Betul sekali, itu mereka sebut “pengakuan dosa”.
6.   Apakah Kepausan Roma Katolik mempersekusi orang-orang kudus Yang Mahatinggi? Tidak diragukan lagi. Kalian tahu tentang hal-hal misalnya seperti Inkuisisi.
7.   Apakah Kepausan Roma Katolik memerintah selama tepat 1260 tahun? Betul sekali, dari 538 hingga 1798.
8.   Apakah Kepausan mengklaim memiliki kuasa untuk mengganti Hukum Allah yang kudus? Betul sekali. Lihat saja dalam buku Katekismus, dan kita akan membahas ini dalam ceramah-ceramah yang akan datang, kita akan menemukan dalam Katekismus bahwa Perintah yang kedua telah lenyap. Maka bila satu Perintah dikeluarkan, jumlahnya kan masih harus tetap sepuluh? Maka Katekismus membagi Perintah kesepuluh menjadi dua, dan dikatakan, “Jangan mengingini barang sesamamu” dan “jangan mengingini istri sesamamu” seolah-olah itu adalah dua Perintah yang terpisah dan berbeda.
9.   Lebih lanjut, Kepausan sebagaimana yang akan kita pelajari, telah mengklaim memiliki kuasa untuk mengganti hari perhentian Allah yang kudus dari Sabat ke hari Minggu. Dari sinilah sesungguhnya asal mula pemeliharaan hari Minggu itu.
10. Lebih lanjut, Kepausan telah berusaha mengganti waktu Allah. Nah, saya tidak punya waktu untuk membahas semua isu tentang waktu Allah ini, tetapi kata “waktu” di Kitab Suci mengacu kepada kalender nubuatan Allah, di mana Allah berkata peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan akan terjadi. Dan seandainya saya punya waktu, saya akan bercerita tentang dua orang romo Roma Katolik yang benar-benar menciptakan dua metode saingan untuk menginterpretasikan nubuatan. Satu, ialah Preterisme, diciptakan oleh Luis de Alcazar yang mengatakan bahwa nubuatan tentang Antikristus telah digenapi di masa lampau oleh seorang jahat bernama Antiochus Epiphanes. Kemudian ada yang lain yang muncul, Francisco Ribera, yang mengatakan semua nubuatan tentang Antikristus, akan digenapi di masa yang akan datang yang masih jauh. Maka, apa yang terjadi ialah, kalender nubuatan Allah yang menunjukkan bahwa Kepausan-lah yang menggenapi nubuatan-nubuatan tersebut, diubah ke masa lampau atau ke masa yang akan datang yang masih jauh. Sudah pasti Kepausan berusaha mengganti waktu nubuatan Allah.
Jadi semua detail yang disebutkan, klop dengan Kepausan Roma Katolik, tanpa kecuali.


Now I mentioned that the papacy actually has two  stages of dominion.  Now let me explain that in Daniel 7 the second stage of  the dominion of the papacy is implicit. It's not explicit.  In other words, we know that it's there,  but it's not explicitly there. 
You say, How do we know that? 
Well, Daniel 7:26-27 tells us something very important. It says there: 26 But the court shall be seated, and they shall take away his…” that is the little horn's  “…dominion, to consume and destroy it forever. 27 Then the kingdom and dominion, and the greatness of the kingdoms under the whole heaven, shall be given to the people, the saints of the Most High. His kingdom is an everlasting kingdom, and all dominions shall serve and obey Him.”
Question: Is the little horn the power that is going to be ruling when Jesus comes? Yes, because it says here that dominion will be taken away from him and given to the saints of the Most High.  That means that the papacy must have two periods of dominion:  one in the past 1260 years, and one in the future, where it will control, basically, the political systems of the world ~ as we're going to study ~ and will be destroyed by the brightness of the coming of ChristAnd so, clearly this prophecy is pointing towards the Roman Catholic papacy. 

Nah, tadi sudah saya singgung bahwa Kepausan memiliki dua tahap kekuasaan. Sekarang saya akan menjelaskan bahwa di Daniel 7, tahap yang kedua dari kekuasaan Kepausan itu hanya tersirat, tidak tertulis dengan jelas. Dengan kata lain, kita tahu bahwa itu ada, tetapi tidak tertulis dengan jelas di sana.
Kalian berkata, bagaimana kita bisa tahu?
Nah, Daniel 7:26-27 mengatakan kepada kita sesuatu yang sangat penting. Dikatakan di sana, 26 Tetapi Majelis Pengadilan akan duduk, dan mereka akan mencabut kekuasaan darinya…” yaitu dari si tanduk kecil, “…untuk dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya.  27 Lalu kerajaan dan kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi. KerajaanNya adalah kerajaan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan mematuhi Dia.”
Pertanyaan: Apakah tanduk kecil ini adalah kekuasaan yang akan memerintah pada saat kedatangan Kristus yang kedua? Ya, karena dikatakan di sini bahwa kekuasaannya akan dicabut darinya dan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi. Itu berarti Kepausan harus memiliki dua tahap kekuasaan: satu di masa lampau selama 1260 tahun; dan satu di masa yang akan datang, di mana dia pada dasarnya akan mengendalikan sistem politik dunia ~ sebagaimana yang akan kita pelajari ~ dan akan dihancurkan oleh sinar kemuliaan kedatangan Kristus. Maka, jelaslah nubuatan ini menunjuk kepada Kepausan Roma Katolik.


Now I'd like to review then the four stages of this fourth beast that we're talking about in our lecture today. 
ĂĽ The first stage of this fourth beast is the fourth beast ruling by itself. That's Rome, the Roman Empire. 
ĂĽ The second stage is Rome in a divided state; the ten kingdoms  that came forth from Rome. 
ĂĽ The third stage is the little horn ruling during the 1260 years. 
ĂĽ And the fourth stage is when the little horn rises once again to power at the end of time. 

Sekarang saya mau mengulangi keempat tahap dari binatang keempat yang kita bahas dalam ceramah kita hari ini.
ĂĽ Tahap yang pertama dari binatang keempat ini ialah binatang itu memerintah sendirian. Itu ialah Roma, kekaisaran Roma.
ĂĽ Tahap kedua ialah Roma dalam keadaan terbagi, kesepuluh kerajaan yang muncul dari Roma.
ĂĽ Tahap yang ketiga ialah si tanduk kecil, yang memerintah selama 1260 tahun.
ĂĽ Dan tahap keempat ialah ketika si tanduk kecil ini bangkit kembali sekali lagi memegang kekuasaan pada akhir masa. 

Now Revelation 13:1-10 describes this same power, only it doesn't call this power the little horn.  It calls this power the Beast.  In fact, go with me to Revelation 13:1-2.  You're going to see an immediate link with the prophecy of Daniel 7. It says: Now the Beast which I saw was like a leopard, his feet were like the feet of a bear, and his mouth like the mouth of a lion. The dragon gave him his power, his throne, and great authority.” 
Question: Do we have the same Beasts in Revelation 13:2  as we found in Daniel 7? Absolutely. Is there a link then between Daniel 7 and Revelation 13?  Absolutely. You have a lion, a bear, a leopard, a dragon,  and, by the way, Revelation 12 says that the dragon has ten horns.  And then the dragon with ten horns gives his power to the Beast. So I want you to notice this. 
·         In Daniel 7 you have lion, bear, leopard, dragon,  ten horns, little horn
·         In Revelation 13 you have lion, bear, leopard, dragon, ten horns, Beast
In other words, the little horn is the same as the Beast, because you have the same sequence of powers.  And not only the same sequence of powers, but the Beast does  the same things that the little horn did for the same period of time. 

Nah, Wahyu 13:1-10 menggambarkan kekuasaan yang sama ini, hanya saja dia tidak menyebut kekuasaan ini “tanduk kecil”, dia menyebut kekuasaan ini “Binatang itu”. Nah, marilah bersama saya ke Wahyu 13:1-2. Kalian akan melihat hubungan langsung dengan nubuatan Daniel 7. Dikatakan, 2 Nah, Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”
Pertanyaan: Apakah di Wahyu 13:2 Binatang itu sama dengan yang kita temukan di Daniel 7? Betul sekali. Kalau begitu apakah ada kaitan antara Daniel 7 dengan Wahyu 13? Tentu. Ada seekor singa, beruang, macan tutul, naga.  Dan ketauilah, Wahyu 12 mengatakan bahwa naga itu punya 10 tanduk, kemudian naga dengan sepuluh tanduk itu memberikan kuasanya kepada Binatang itu. Jadi saya mau kalian menyimak ini:
·         Di Daniel 7 ada singa, beruang, macan tutul, naga, 10 tanduk, tanduk kecil.
·         Di Wahyu 13 ada singa, beruang, macan tutul, naga, 10 tanduk, Binatang.
Dengan kata lain, tanduk kecil itu sama dengan Binatang itu, karena urut-urutan kekuasaannya sama.  Dan bukan hanya urut-urutan kekuasaan itu yang sama, tetapi Binatang itu melakukan hal-hal yang sama yang dilakukan si tanduk kecil selama masa yang sama.


Notice Revelation 13, so that you can catch the clear reference to the same activities, and time period of  the Beast that the little horn exercised. 
Revelation 13:5:  And he was given a mouth…” this is the Beast  “…given a mouth speaking great things and blasphemies…” is that what the little horn did? Absolutely.  “…and he was given authority to continue…” how long?   “…for forty-two months.”  Is that the same as time, times, and a half time? Absolutely.  3½ times, or 3½ years times 360 days each year, is 1260.  42 months, times 30 days each month is 1260.  It's the same time period.  And notice what it continues saying. This is verse 7.   “It was granted to him to make war with the saints and to overcome them. And authority was given him over every tribe, tongue, and nation.” 
So let me ask you, is the sequence of powers the same in  Daniel 7, and in Revelation 13? Absolutely.  Are their activities the same? Absolutely! So there's two ways we can know that the little horn is the same as the Beast:
1.   Because it's the same sequence of powers. 
2.   Because the little horn, and the Beast perform the same activities during the same period of time. 

Simak Wahyu 13, supaya kita bisa melihat referensi yang jelas pada aktivitas-aktivitas yang sama yang dilakukan Binatang itu, yang dilakukan si tanduk kecil pada periode yang sama.
Wahyu 13:5, 5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat…” apakah si tanduk kecil melakukan ini? Betul sekali, “…dan kepadanya diberikan juga kuasa untuk terus berlanjut…”  berapa lama?   “…selama empat puluh dua bulan lamanya.” Apakah ini sama dengan “satu masa, dua masa dan setengah masa”? Pasti. 3½ masa atau 3½ tahun x 360 hari setiap tahun = 1260. 42 bulan x 30 hari setiap bulan = 1260. Periode waktu yang sama. Dan perhatikan apa katanya selanjutnya. Ini di ayat 7, 7 Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.”
Jadi, coba saya tanya, apakah urutan kekuasannya sama di Daniel 7 dan di Wahyu 13? Betul. Apakah aktivitas mereka sama? Betul! Jadi ada dua cara kita bisa tahu bahwa tanduk kecil itu sama dengan si Binatang:
1.   Karena urutan kekuasaannya sama.
2.   Karena tanduk kecil dan Binatang itu melakukan aktivitas-aktivitas yang sama selama periode yang sama.


But you remember that in Daniel 7 we noticed that the second stage of the little horn is implicit.  We know that the little horn's going to be ruling when Christ comes, so it's going to have another stage of power,  or another stage of dominion, but it doesn't come out real  clearly in the text. But in Revelation 13 it comes out very clearly that the little horn has two stages, or the Beast has two  stages of existence. 
Notice Revelation 13:3, And I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” who was mortally wounded?  One of the heads of the Beast.  And that was it, right? he received a deadly wound;  finished forever. No, it says: “…and his deadly wound was healed. And all the world marveled and followed the beast.” 

Tetapi kalian ingat di Daniel 7 kita telah menyimak bahwa tahap kedua tanduk kecil itu hanya tersirat. Kita tahu tanduk kecil itu akan memerintah ketika Kristus datang, jadi dia akan memiliki satu tahap kekuasaan lagi atau satu tahap pemerintahan lagi, walaupun itu tidak nyata jelas dalam teksnya. Namun di Wahyu 13, itu muncul dengan sangat jelas bahwa tanduk kecil itu memiliki dua tahap, atau Binatang itu memiliki dua tahap eksistensi.
Perhatikan Wahyu 13:3, 3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan…”  siapa yang kena luka yang mematikan? Salah satu kepala Binatang itu. Dan itulah akhirnya, benar? Dia menerima luka yang mematikan, tamatlah riwajatnya untuk selamanya? Tidak. Dikatakan, “…tetapi luka yang mematikan itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.”


So do we have four stages, clearly, of this Roman power,  this number four power.  Do we have four stages, very clearly? Yes. 
·         We have the dragon by itself. 
·         We have the dragon with the ten horns.  
·         We have the dragon with the little horn. The little horn receives a deadly wound. 
·         And then the deadly wound is healed. That's stage number four. 
Rome, Rome divided, Papal Rome in its first stage: 1260 years, and then Rome recovering its power after  it receives the deadly wound. 

Jadi jelas ada empat tahap dari kekuasaan Romawi ini, dari kekuasaan nomor empat ini. Apakah kita melihat ada empat tahap dengan sangat jelas? Ya.
·        Ada naga itu sendirian.
·        Ada naga itu dengan sepuluh tanduk.
·        Ada naga dengan tanduk kecil. Tanduk kecil ini kena luka yang mematikan.
·        Kemudian luka yang mematikan itu sembuh. Inilah tahap yang keempat.
Roma; Roma terbagi; Kepausan Roma tahap pertama: 1260 tahun; kemudian Roma yang kekuasaannya pulih setelah dia kena luka yang mematikan.


Now we need to ask some critical questions about this deadly  wound that the Beast received at the end of the 1260 years. Here are the questions that we're going to attempt to answer in the last part of our study today: 
1.   With what weapon was the Beast wounded?  What weapon gave the Beast it's deadly wound?  Question #2 is going to answer Question #1. 
2.   What does the sword represent?  See, the Beast received the deadly wound with the sword.  What does the sword represent? 
3.   How and when did the Beast acquire the sword,  because the Bible says that he killed with sword,  and he would be killed with the sword.  So the question is, how did the Beast acquire the sword so that he could kill with that sword? 
4.   What is the meaning of the deadly wound?  In what sense was the Beast wounded to death? 
5.   What keeps the deadly wound from healing?  Because this Beast convalesces for awhile.  What keeps the deadly wound from healing? 
6.   And finally, when and how will the wound be healed, and by whom? 

Sekarang kita perlu menanyakan beberapa pertanyaan kritis tentang luka yang mematikan yang diterima Binatang itu pada akhir 1260 tahun. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan kita coba jawab dalam bagian akhir pelajaran kita hari ini:
1.   Dengan senjata apa Binatang itu terluka? Senjata apa yang membuat Binatang itu kena luka yang mematikan? Pertanyaan #2 akan menjawab pertanyaan #1.
2.   Pedang itu melambangkan apa? Lihat, Binatang itu menerima luka yang mematikan dari pedang. Pedang itu melambangkan apa?
3.   Bagaimana dan kapan Binatang itu mendapatkan pedang, karena Alkitab berkata, dia membunuh dengan pedang, dan dia akan dibunuh dengan pedang. Maka pertayaannya ialah, bagaimana Binatang itu mendapatkan pedangnya sehingga dia bisa membunuh dengan pedang?
4.   Apa artinya luka yang mematikan? Dalam arti apa Binatang itu mengalami luka yang mematikan?
5.   Apa yang membuat luka yang mematikan itu tidak sembuh-sembuh? Karena Binatang itu terkapar beberapa waktu lamanya. Apa yang mencegah luka yang mematikan itu sembuh?
6.   Dan akhirnya, kapan dan bagaimana luka itu sembuh, dan oleh siapa?


Now, first of all, we want to talk about the weapon that wounded the Beast. Revelation 13:10 tells us what weapon wounded the Beast. It says there:  “10 He who leads into captivity…” which is what the Beast did; you read the context “… He who leads into captivity shall go into captivity; he who kills with the sword must be killed with the sword...”  What did the Beast use the sword for?  The Beast used the sword to kill.  And the same sword that the Beast used to kill would be the sword that would what? would give it the deadly wound.
Someone might object and say, “Well, Pastor Bohr,  but it doesn't really say there that the Beast was  killed with the sword.  It says, ‘Whoever kills with the sword,  will be killed with the sword’.”

Nah, pertama-tama, kita akan berbicara tentang senjata yang melukai Binatang itu. Wahyu 13:10 mengatakan senjata apa yang melukai Binatang itu. Dikatakan di sana, 10 Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan…”  itulah yang dilakukan Binatang ini jika kita baca konteksnya,   “…Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan; siapa yang membunuh dengan pedang ia harus dibunuh dengan pedang…”  Binatang itu memakai pedang untuk apa? Binatang itu memakai pedang untuk membunuh. Dan pedang yang sama yang dipakai Binatang itu untuk membunuh, adalah pedang yang akan apa? Yang akan memberinya luka yang mematikan.
Mungkin ada yang protes dan berkata, “Nah, Pastor Bohr, ini sebenarnya tidak mengatakan Binatang itu akan dibunuh oleh pedang. Ini mengatakan, “siapa yang membunuh dengan pedang ia harus dibunuh dengan pedang…”
   

But notice verse 14 of chapter 13.  And here it's explicit that it was the Beast that killed  with the sword, and the Beast that was killed with the sword, or received the mortal wound. It says in Revelation 13:14, “14 And he deceives those who dwell on the earth by those signs which he was granted to do in the sight of the beast, telling those who dwell on the earth to make an image to the beast…” now listen to this, “…who was wounded by the sword and lived.”
So who was wounded with the sword? the Beast.  So the Beast used the sword to kill.  And the same sword that it used to kill was going to  give the Beast the deadly wound. 

Tetapi simak ayat 14 dari pasal 13. Di sini tertulis jelas bahwa Binatang itu ialah dia yang telah membunuh dengan pedang, dan Binatang itu yang dibunuh dengan pedang atau yang menerima luka yang mematikan.
Dikatakan di Wahyu 13:14, 14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diizinkan untuk dilakukannya di depan mata Binatang itu,  menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung Binatang itu…”  sekarang dengarkan ini, “…yang telah terluka oleh pedang, namun hidup.”
Jadi siapa yang terluka oleh pedang? Binatang itu.
Jadi Binatang itu memakai pedang untuk membunuh. Dan pedang yang sama yang dipakainya untuk membunuh itulah yang akan memberikan luka yang mematikan pada Binatang itu.

So the question is, what is the sword?  Well, in the Bible the sword has two different meanings.  Let's go to Ephesians 6:17 where we have the first  meaning of the sword. It says: 17 And take the helmet of salvation, and the sword of the Spirit, which is the word of God.”
So what does the sword represent in the first instance? It represents what? the Word of God, the Bible.  Let me ask you, to whom did Jesus give this sword?  We studied this in our last lecture.  To whom did He give this sword?  He gave this sword to the church. Right?  And how does the church use this sword? by preaching the word of  God through the power of the Holy Spirit, right?  This sword belongs to the church. 

Jadi pertanyaannya ialah, pedang itu apa? Nah, di Alkitab pedang memiliki dua arti yang berbeda. Marilah ke Efesus 6:17 di mana kita mendapatkan arti pertama dari pedang. Dikatakan, 17 dan bawalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu  firman Allah.”
Jadi, pedang itu melambangkan apa dalam pemahaman pertamanya? Melambangkan apa? Firman Allah, Alkitab.
Coba saya tanya, kepada siapa Yesus memberikan pedang yang ini? Kita telah mempelajari ini dalam ceramah yang lalu. Kepada siapa Yesus memberikan pedang ini? Dia memberikan pedang ini kepada gereja, benar? Dan bagaimana gereja memakai pedang ini? Dengan menyampaikan Firman Allah melalui kuasa Roh Kudus, benar? Pedang ini adalah milik gereja.


But let me ask you, Does the Bible speak about  a different sword?  It most certainly does.  By the way, this is not the sword that wounded the Beast. 
You say, how do we know that it wasn't this sword that wounded the Beast? 
Because the prophecy says that the Beast killed with the sword,  and he would be killed with the sword. Let me tell you, the papacy did not use the Bible to kill people.  In fact it forbade, for a long time, the reading of the Bible. And so it cannot mean the Bible here.  The sword must represent something  different than Scripture.  And in the Bible, by the way, symbols are flexible.  They can have different meanings in different context. 

Tetapi, coba saya tanya, apakah Alkitab berbicara tentang pedang yang lain? Tepat sekali. Nah, pedang itu (yang pertama) bukanlah pedang yang melukai Binatang itu.
Kalian berkata, dari mana kita tahu kalau bukan pedang itu yang melukai Binatang itu?
Karena nubuatan berkata bahwa Binatang itu membunuh dengan pedang tersebut, dan dia akan dibunuh dengan pedang yang sama. Saya beritahu, Kepausan tidak memakai Alkitab untuk membunuh orang. Bahkan, selama waktu yang cukup lama, Kepausan melarang orang membaca Alkitab. Maka tidak mungkin yang dimaksud di sini adalah Alkitab. Pedang yang dimaksud haruslah melambangkan sesuatu yang berbeda dari Kitab Suci. Dan di Alkitab, ketahuilah, simbol-simbol itu fleksibel, mereka bisa punya makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.


So the question is, What does the sword represent? Romans 13:1-4 has the answer, Romans 13:1-4. 1 Let every soul be subject to the governing authorities. For there is no authority except from God, and the authorities that exist are appointed by God. Therefore whoever resists the authority…” What is meant by the authority, by the way? All the times it's used here?  It's referring to the government,  the civil government. “…Therefore whoever resists the authority resists the ordinance of God, and those who resist will bring judgment on themselves. For rulers…” these are civil rulers  “…For rulers are not a terror to good works, but to evil. Do you want to be unafraid of the authority?...” that is of the civil government,  “…Do what is good, and you will have praise from the same. For he is God’s minister to you for good. But if you do evil…” now don't miss this point,  “…But if you do evil, be afraid; for he does not bear…” what?  “…he does not bear the sword in vain; for he is God’s minister, an avenger to execute wrath on him who practices evil.” 
Is there another sword in Scripture? Yes.  What is that sword?  It's the sword that is in the hand of the civil power. 
Now listen to what I'm going to say.  Is this sword the Bible? No.  This sword is the mandate that God has given to the civil power  to punish violations of civil law, not religious law, but civil law, as we studied  in our last lecture. 

Jadi pertanyaannya  ialah, pedang itu melambangkan apa? Roma 13:1-4 memberikan jawabannya. Roma 13:1-4, 1 Hendaknya tiap orang takluk kepada penguasa yang memerintah, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah…”  apa yang dimaksud dengan “pemerintah”? Kata itu dipakai berulang-ulang di sini. Ini mengacu kepada pemerintah sipil.  “…Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Karena penguasa…” ini adalah penguasan-penguasa sipil,  “…Karena penguasa tidaklah menakutkan bagi perbuatan yang baik, melainkan bagi perbuatan yang jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut kepada pemerintah?…”  ini adalah pemerintah sipil, “…perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian darinya. 4           Karena dia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah, karena dia tidak menyandang…”  apa?   “…dia tidak menyandang pedang dengan percuma, karena dia adalah hamba Allah,  untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”
Apakah ada pedang yang lain dalam Kitab Suci? Ya. Pedang apa itu? Pedang yang ada di tangan penguasa sipil.
Sekarang dengarkan apa yang akan saya katakan. Apakah pedang itu Alkitab? Bukan. Pedang ini adalah mandat yang telah diberikan Allah kepada pemerintahan sipil untuk menghukum pelanggaran hukum sipil, bukan hukum agama, tetapi hukum sipil, seperti yang telah kita pelajari dalam ceramah kita yang lalu.


In other words, there are two swords. One sword has been given to the church, and the other sword  has been given to the state. 
·         The sword that has been given to the church is the Bible. 
·       The sword that has been given to the state is that of civil power  and inflicting penalties on those who violate civil law. 
Let me ask you, did Jesus establish both  of these kingdoms?  Did He establish both swords?  Of course He did. Did Jesus say, upon this rock I will build My church?  He most certainly did.  He said to Peter, “I will give you the keys to the kingdom.”   And He wasn't only speaking to Peter.  He was speaking to all of the apostles.  In other words, the church is one kingdom, and the church has  the sword of the Spirit, which is the Word of God. 
But did God also establish the civil power? Yes.  Because in Romans 13 it says clearly that  he is God's minister. 

Dengan kata lain, ada  dua pedang. Yang satu diberikan kepada gereja. Yang lain diberikan kepada pemerintah.
·        Pedang yang diberikan kepada gereja ialah Alkitab.
·        Pedang yang diberikan kepada pemerintah ialah kekuasaan sipil dan menjatuhkan hukuman atas mereka yang melanggar hukum sipil.
Coba saya tanya, apakah Yesus mendirikan kedua kerajaan ini? Apakah Dia yang mengadakan kedua pedang ini? Tepat sekali. Yesus berkata kepada Petrus, “Aku akan memberimu kunci-kunci kerajaan.” Dan Yesus bukan hanya berbicara kepada Petrus. Dia berbicara kepada semua rasul. Dengan kata lain, gereja adalah satu kerajaan, dan gereja memiliki pedang Roh, yaitu Firman Allah.
Tetapi apakah Allah juga mendirikan kekuasaan sipil? Ya. Karena di Roma pasal 13 jelas dikatakan bahwa kekuasaan sipil adalah hamba Allah.


Now you remember when the mob came to arrest Jesus  in the garden of Gethsemane. There was one disciple, Peter, who wanted to defend the kingdom of Christ. And how did he want to defend it?  Supposedly he was the first pope, although we know that Biblically and historically, that's not true.  But, anyway, he took out his sword, and he swung at the servant of the high priest, and cut off his ear.  And he wasn't aiming for his ear.  He was aiming for his head, but he missed.  And what did Jesus say to Peter?  He said, Well done, Peter.  Defend My kingdom with the sword.  Make everybody obey Me.  Is that what He said? No!  Notice the very interesting words that Peter spoke  and that Jesus used to rebuke Peter. Matthew 26:52. 52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place, for all who take the sword will perish by the sword.’”   Are those words very similar to Revelation 13:10, where it says that “he who kills with the sword must be killed with…” what?  “…with the sword.”  This is speaking about the sword,  the literal sword that is used to defend Christ's kingdom;  the sword of the state, of the civil power  to defend Christ's kingdom.  And Christ would have absolutely nothing of it. A little bit later Jesus was in Pilate's court, John 18:36. Pilate asked Jesus, Are you a king? And notice what Jesus said, “My kingdom is not of this world….” How many kingdoms did Jesus recognize?  He recognized two kingdoms. He said:   “…My kingdom is not of this world. If My kingdom were of this world, My servants would…” what?  “… fight…” They would use the physical sword. They would fight,  “…so that I should not be delivered to the Jews; but now My kingdom is not from here.”

Nah, kalian ingat, ketika orang banyak datang untuk menangkap Yesus di taman Getsemani, ada seorang murid, Petrus, yang ingin membela kerajaan Kristus. Dan dengan cara apa dia ingin membelanya? Konon, dia adalah Paus yang pertama walaupun kita tahu bahwa secara alkitabiah maupun sejarah itu tidak benar. Tetapi pokoknya dia menghunus pedangnya, dan mengayunkannya ke pelayan imam besar dan memotong telinganya. Yang dituju bukan telinganya melainkan kepalanya, tetapi luput. Dan apa kata Yesus kepada Petrus? Yesus berkata, “Bagus, Petrus. Belalah kerajaanKu dengan pedang. Buatlah semua orang patuh kepadaKu.” Itukah yang dikatakan Yesus? Tidak. Perhatikan kata-kata yang sangat menarik yang diucapkan Petrus dan yang dipakai Yesus untuk menegur Petrus. Matius 26:52, 52 Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.”
Apakah kata-kata itu sangat mirip Wahyu 13:10 di mana dikatakan, 10 siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan…”  apa? “…dengan pedang…” Ini bericara tentang pedang, pedang beneran yang dipakai untuk membela kerajaan Kristus, pedang milik pemerintah, pedang kekuasaan sipil untuk membela kerajaan Kristus. Dan Kristus sama sekali tidak mau punya urusan dengan itu.
Tak lama kemudian Yesus berada di pengadilan Pilatus, Yohanes 18:36, Pilatus bertanya kepada Yesus, apakah Engkau seorang raja? Dan perhatikan apa kata Yesus, 36 Jawab Yesus: ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…”  Yesus mengakui ada berapa kerajaan? Dia mengakui ada dua kerajaan. Dia berkata, “…‘KerajaanKu bukan dari dunia ini. Seandainya Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku akan…” apa? “… melawan…”  mereka akan memakai pedang fisik, mereka akan melawan,   “…supaya Aku tidak diserahkan kepada orang Yahudi. Tetapi sekarang, Kerajaan-Ku bukan dari sini.”


So the question is, what is the deadly wound?  We can only understand the deadly wound if we understand what the sword is.  The sword that is spoken of in this prophecy is the ability of using the civil power to those  who disobey civil law. 
But what happened with the Beast?  The Beast is a religious power, right?  And the Beast used the sword to punish everyone who was not  in agreement with the Beast's theology,  or belief system, or teachings. Are you understanding what I'm saying? 
In other words, as we've studied before, it's the church taking the sword of the state to punish dissenters  who are not in harmony with her.  And the sword that the church used, the sword of the state  that the church used to kill, would be the sword that would arise to give her the deadly wound. In other words, the deadly wound is nothing less or more than taking away from the hand of the church  the sword of the state.  In other words the state was going to turn against the church that had used the power of the state to persecute people  who did not agree with the church. 

Jadi, pertanyaannya ialah, luka yang mematikan itu apa? Kita hanya bisa memahami luka yang mematikan jika kita sudah memahami pedang itu apa. Pedang yang dibicarakan dalam nubuatan ini adalah kemampuan memakai kekuasaan sipil atas mereka yang melanggar hukum sipil.
Tetapi apa yang terjadi dengan Binatang itu? Binatang ini adalah kekuasaan agama, benar? Dan Binatang ini menggunakan pedang untuk menghukum semua yang tidak setuju dengan theologinya, atau dengan sistem kepercayaannya, atau ajaran-ajarannya. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Dengan kata lain, sebagaimana yang sudah kita pelajari, ini adalah gereja yang memakai pedang pemerintah untuk menghukum orang-orang yang tidak sepaham, yang tidak selaras dengannya. Dan pedang yang dipakai gereja, yaitu pedang pemerintah yang dipakai gereja untuk membunuh, itulah pedang yang akan bangkit untuk memberikan luka yang mematikan kepada gereja. Dengan kata lain, luka yang mematikan tak lain tak bukan dari direnggutnya pedang pemerintah dari tangan gereja. Dengan kata lain, pemerintah akan berbalik melawan gereja yang telah memakai kekuasaan pemerintah untuk mempersekusi orang-orang yang tidak sepaham dengan gereja.


Now the question is, How did the papacy obtain the sword?  Well, between the year 300 and the year 476 A.D. there were a  series of barbarian invasions into the Roman Empire.  The last Roman Emperor was Romulus Augustulus,  and he was deposed in the year 476. There was no more Emperor in Rome.  As a result, Rome became a kingdom without a ruler.  Everything was turned upside down.  The empire was in disarray, in a chaotic situation. And in this chaotic situation the barbarian kingdoms enticed the Bishop of Rome to bring law and order to the empire.  And he accepted not only the role of being the spiritual  leader of these kingdoms, but also the civil, or the political  leader of these same nations. 

Sekarang pertanyaannya ialah, bagaimana Kepausan mendapatkan pedang itu?
Nah, antara tahun 300 dan 476AD, ada serangkaian invasi bangsa-bangsa barbar ke kaisaran Romawi. Kaisar Roma yang terakhir ialah Romulus Augustulus, dan dia dilengserkan dari takhta di tahun 476. Tidak ada lagi kaisar di Roma. Akibatnya Roma menjadi kerajaan tanpa pemimpin. Semuanya kacau balau. Kekaisaran berantakan, dalam situasi khaos. Dan dalam situasi khaos ini kerajaan-kerajaan barbar membujuk Uskup Roma untuk menegakkan hukum dan ketertiban dalam kekaisaran. Dan Uskup Roma menerima bukan saja peranan menjadi pemimpin rohani dari kerajaan-kerajaan ini, melainkan juga pemimpin sipil atau pemimpin politik dari bangsa-bangsa yang sama itu.


Allow me to read you some very interesting statements written by historians about this event.  Notice this is from Cardinal Henry Edward Manning, a Cardinal of the Roman Catholic Church. He explains what happened when the empire fell apart. He says: “The pontiffs found themselves alone, the sole fountains of order, peace, law and safety. And from the hour of this providential liberation, when by a divine intervention…”  at least he believes so “…when by a divine intervention the chains fell off from the hands of the successor of St. Peter…” What happened when the successor of Peter, as he calls him, took over the reins of the civil government? What happened?  The chains what? fell off. So he says:   “…when by a divine intervention the chains fell off from the hands of the successor of St. Peter as once before from his own, no sovereign has ever reigned in Rome  except the Vicar of Jesus Christ.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus Christ, pg. 28-29]
He further states this:  “It [the Papacy] waited until such a time as God should break its bonds asunder…” So the papacy, while Rome was in place and governing, was what? restrained, because he says:   “…It [the Papacy] waited until such a time as God should break its bonds asunder and should liberate it…”  listen to this “…and should liberate it from subjection to civil powers…” So what is the liberation of the papacy? the falling off of the chains.  It means that now the papacy can govern, not only in religious affairs, but also in what? in civil affairs.  And so he says,   “…It [the Papacy] waited until such a time as God should break its bonds asunder and should liberate it from subjection to civil powers and enthrone it in the possession of a temporal sovereignty…” that's a political power,  ‘…of its own.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus Christ, pg. 11-13]

Izinkan saya membacakan beberapa pernyataan yang sangat menarik yang ditulis oleh sejarahwan-sejarahwan tentang peristiwa ini. Simak, ini dari Kardinal Henry Edward Manning, seorang kardinal gereja Roma Katolik. Dia menjelaskan apa yang terjadi ketika kekaisaran itu jatuh. Dia berkata, “Para paus menyadari bahwa mereka sekarang berdiri sendiri, satu-satunya sumber keteraturan, kedamaian, ketertiban dan keamanan. Dan sejak saat pembebasan yang sudah ditakdirkan itu, ketika oleh campur tangan Ilahi…” paling tidak dia meyakini demikian, “…ketika oleh campur tangan Ilahi, belenggu itu terlepas dari tangan penerus St. Petrus…” apa yang terjadi ketika penerus Petrus ~ demikianlah Manning membahasakan paus ~ mengambilalih tampuk pimpinan pemerintahan sipil? Apa yang terjadi? Belenggunya apa? Terlepas. Maka dia berkata, “…ketika oleh campur tangan Ilahi belenggu itu terlepas dari tangan penerus St. Petrus ~ sebagaimana hal yang sama terjadi pada St. Petrus ~ tak ada lagi raja lain yang pernah memerintah di Roma selain Vikar Yesus Kristus.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus Christ, hal. 28-29]
Selanjutnya dia berkata demikian, “Kepausan menunggu hingga tiba saatnya Allah akan mematahkan belenggunya…” Jadi sementara Roma masih ada dan berkuasa, Kepausan sedang apa? Terkekang, karena dia berkata, “Kepausan menunggu hingga tiba saatnya Allah akan mematahkan belenggunya dan memerdekakannya…” dengarkan ini, “…dan memerdekakannya dari ketaklukannya kepada kuasa sipil…” Jadi pemerdekaan Kepausan itu apa? Terlepasnya belenggunya. Artinya sekarang Kepausan bisa memerintah bukan saja dalam hal-hal kerohanian, tetapi juga apa? Dalam hal-hal sipil. Maka dia berkata, “Kepausan menunggu hingga tiba saatnya Allah akan mematahkan belenggunya dan memerdekakannya dari ketaklukannya kepada kuasa sipil, dan menempatkannya di atas takhta yang memiliki kedaulatan temporal…” artinya kekuasan politik, “…miliknya sendiri.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus Christ, hal. 11-13]


By the way, this is what the apostle Paul was talking about in 2 Thessalonians 2:6-7. Have you ever read about the mysterious restrainer that needed to be removed for the man of sin  to manifest himself? Notice 2 Thessalonians 2:6-7. The apostle Paul says: And now you know what is restraining…” Restraining the man of sin.  See, he was restrained.  By the way, that restrainer, all of the early church fathers  say that the restrainer is the Roman Empire. So it says:   “…And now you know what is restraining that he may be revealed in his own time. For the mystery of lawlessness is already at work; only he who now restrains…” which is the Emperor, by the way,  “…will do so until he is…” what?  “…until he is taken out of the way.”

Nah, inilah yang dibicarakan rasul Paulus di 2 Tesalonika 2:6-7. Pernahkah kalian membaca tentang pengekang misterius yang harus disingkirkan agar “manusia durhaka” (lebih tepat “manusia dosa”) menyatakan dirinya?  Simak 2 Tesalonika 2:6-7, rasul Paulus berkata, 6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan…”  menahan “manusia durhaka”. Lihat, ada yang menahan dia. Nah, bapak-bapak gereja mula-mula semua mengatakan bahwa yang menahan ini adalah kekaisaran Roma. Maka dikatakan,   “…Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia,  agar  ia boleh dinyatakan pada waktu yang telah ditentukan baginya. 7 Karena misteri pelanggaran hukum telah mulai bekerja, hanya saja, dia yang sekarang masih menahan…”  yaitu si Kaisar Roma, “…masih terus melakukannya, hingga dia…”  apa?   “…hingga dia itu disingkirkan.”


So what is it that liberated the papacy so that it could use  the sword of civil power? It was the fact that the barbarian invasions threw the Roman Empire into upheaval and chaos, and so those nations said to the Bishop of Rome, “You need to bring law and order, govern upon us not only in religious affairs, but also in civil affairs.” 

Jadi apa yang memerdekakan Kepausan sehingga dia bisa memakai pedang kekuasaan sipil? Invasi-invasi bangsa-bangsa barbar yang memporakporandakan kekaisaran Roma dan menimbulkan khaos. Maka bangsa-bangsa itu berkata kepada Uskup Roma, “Anda perlu menegakkan ketertiban dan keteraturan. Kepalailah kami bukan hanya dalam hal kerohanian tetapi juga dalam hal-hal sipil.” 


I want to read you some statements from some theologians on the style of government that existed during the Middle Ages.  This statement is by James Conroy, a Roman Catholic.  He says this: “Long ages ago when Rome through the neglect of the Western emperors was left to the mercy of the barbarous  hordes, the Romans turned…”  notice this, “…the  Romans turned to one figure for aid and protection, and asked him to rule them…”  Who was that that they asked to rule? the Bishop of Rome.  Today he's called the pope,  “…and thus in this simple manner, the best title of all to kingly right, commenced  the temporal sovereignty of the popes. And meekly stepping to the throne of Ceaser…” notice the terminology  “…meekly stepping to the throne of Ceaser the Vicar of Christ took up the scepter to which the emperors and kings of Europe were to bow in reference through so many ages.” [American Catholic Quarterly Review, April 1911]

Saya mau membacakan beberapa pernyataan dari beberapa theolog tentang gaya pemerintahan yang ada di zaman Abad Pertengahan. Pernyataan ini berasal dari James Conroy, seorang Roma Katolik. Dia berkata demikian, “Dulu, akibat Roma ditelantarkan oleh kaisar-kaisar Romawi Barat, dan ditinggalkan pada pasukan-pasukan barbar yang kejam, orang-orang Roma berpaling…” perhatikan ini, “…orang-orang Roma berpaling kepada satu sosok untuk bantuan dan perlindungan, dan memintanya untuk mengepalai mereka…” Siapa yang mereka minta untuk mengepalai mereka? Uskup Roma. Sekarang dia disebut Paus, “…maka dengan cara yang sederhana ini, jabatan terbaik dari segala kewenangan raja, menjadi awal kekuasaan sipil para paus. Dan dengan rendah hati mereka naik ke takhta Kaisar…” perhatikan istilahnya, “…dengan rendah hati mereka naik ke takhta Kaisar, dan Vikar Kristus mengambil tongkat pimpinan, dan kepadanya raja-raja Eropa kemudian harus tunduk dengan hormat selama berabad-abad.” [American Catholic Quarterly Review, April 1911]


Here's another statement from another historian, Carl Conrad Eckhardt. He says:  “Under the Roman empire, the popes had no temporal powers…” In other words, they had no political power. “…But when the Roman empire had disintegrated and its place had been taken by a number of rude barbarous kingdoms…”  those are the ten divisions, the ten horns  “…the Roman Catholic church not only became independent of the states in religious affairs but dominated secular affairs as well.”   [The Papacy and World Affairs pg.1]

Ini ada pernyataan lain dari seorang sejarahwan yang lain, Carl Conrad Eckhardt. Dia berkata, “Di bawah kekaisaran Roma, para paus tidak memiliki kekuasaan sipil…” dengan kata lain para paus tidak punya kekuasaan politik. “…Tetapi ketika kekaisaran Roma telah terpecah-belah, dan tempatnya digantikan oleh banyak kerajaan barbar yang biadab…” inilah kesepuluh bagian itu, kesepuluh tanduk, “…gereja Roma Katolik tidak saja menjadi independen dari pemerintah dalam hal-hal rohani, melainkan mendominasi urusan-urusan sekuler juga.” [The Papacy and World Affairs hal. 1]


R.W. Southern, another historian. These are all, by the way, non-Adventist theologians, and historians. R.W. Southern says this: “During the whole medieval period there was in Rome a single spiritual and temporal…” that is civil,  “…temporal authority  exercising powers which in the end exceeded those that had ever lain within the grasp of the Roman emperor.”  [Western Society and the church in the Middle Ages Vol. 2, pg 24-2]

R.W. Southern, seorang sejarahwan lain ~ nah, mereka ini semuanya adalah theolog-theolog non-Advent ~ sejarahwan R.W. Southern berkata demikian, “Sepanjang seluruh periode abad pertengahan di Roma ada satu penguasa tunggal, untuk urusan rohani maupun duniawi…” maksudnya kekuasaan sipil,  “…kekuasaan yang pada akhirnya melampaui apa yang pernah berada di dalam genggaman para kaisar Roma.” [Western Society and the church in the Middle Ages Vol. 2, hal. 24-2]


And John N. Figgis has this interesting comment. He says: “In the Middle Ages, the church was not a state, it was the State; or rather the civil authority (for a separate society was not recognized), was merely the police department of the Church.” [From Gerson to Grotius pg. 4)

Dan John N. Figgis membuat komentar yang menarik ini. Dia berkata, “Di Abad pertengahan, gereja bukanlah satu negara bagian, dia itulah negaranya; atau lebih tepatnya penguasa sipil (karena badan terpisah yang lain tidak diakui)  pada saat itu hanyalah angkatan kepolisian gereja.” [From Gerson to Grotius pg. 4]


Are you catching the picture of what this is talking about?  What was the sword that the Roman Catholic Papacy  had in its hand? It was the sword. Not of the Bible. It didn't use the Bible to persuade,  or to kill people.  It used the civil power to accomplish its purposes,  which it took over when the Roman Empire fell

Apakah kalian bisa menangkap gambaran apa yang dibicarakan di sini? Pedang apakah  yang dimiliki Kepausan Roma Katolik di tangannya? Itu adalah pedang, bukan Alkitab. Kepausan tidak memakai Alkitab untuk membujuk atau membunuh orang. Kepausan memakai kekuasaan sipil untuk mencapai tujuannya, yang dia ambilalih ketika kekaisaran Roma jatuh.


By the way, it's interesting to read a bull  by Pope Bonifacius VIII.  It was written in the year 1302.  The name of the bull is Unam Sanctum.  And notice how he interprets the two swords. He says this: “We are informed by the texts of the Gospels that in this Church…” that is in the Roman Catholic church, “… and in its power are two swords…” So the church has how many swords?  According to the Bible, how many swords does the church have?  one. According to the Roman Catholic Church, how many swords does he have? two. Notice, “We are informed by the texts of the Gospels that in this Church and in its power are two swords namely the spiritual and the temporal, both therefore are in the power of the Church that is to say, the spiritual and the material sword. But the former…” that is the spiritual sword,  “… is to be administered for the church, but the latter…” that is the temporal sword, “…by the church.  The former in the hands of the priest…” In other words, Scripture in the hands of the priests  “…the latter by the hands of kings and soldiers…” That's the temporal sword. But notice how it ends,  “…but at the will and sufferance of the priest…”

Nah, membaca pengumuman yang dibuat oleh Paus Bonifacius VIII itu menarik. Ini ditulis di tahun 1302. Nama pengumuman itu ialah Unam Sanctum. Dan simak bagaimana dia menerjemahkan kedua pedang tersebut. Dia berkata, “…Kami diberitahu oleh teks Injil bahwa di dalam gereja ini…” maksudnya gereja Roma Katolik, “…dan dalam kekuasaannya, ada dua pedang…”  Jadi gereja punya berapa pedang? Menurut Alkitab gereja punya berapa pedang? Satu. Menurut gereja Roma Katolik dia punya berapa pedang? Dua. Simak,  “Kami diberitahu oleh teks Injil bahwa di dalam gereja ini dan dalam kekuasaannya, ada dua pedang, yaitu yang rohani dan yang duniawi, karena itu kedua-duanya berada dalam kekuasaan gereja, yaitu pedang yang rohani dan yang materi. Tetapi yang disebutkan lebih dulu…” yaitu pedang yang rohani, “…dipakai untuk kepentingan gereja; sedangkan yang disebut belakangan…” maksudnya pedang duniawi, “…dipakai oleh gereja. Yang pertama disebutkan berada di tangan para imam…” dengan kata lain Kitab Suci berada di tangan para imam, “…yang disebut belakangan oleh tangan-tangan para raja dan tentara…” yaitu pedang duniawi. Tetapi simak bagaimana bagian akhirnya, “…tetapi menurut kehendak dan izin para imam…”


Are you catching what this, what Revelation is talking about?  Revelation 13, when it says, “He who kills with the sword  will be killed with the sword.” How did the papacy kill with the sword?  It did not do it as a church, it actually influenced  the state to do it.  Do you remember our last lecture where we talked about what  happened to Jesus?  Could the church execute the penalty upon those, upon Jesus Christ? Absolutely not. So what did they have to do?  They had to go to Pilate, and they had to get the help of the civil power to kill Christ.  Is that the very same thing that happened during the Middle Ages when the saints of the Most High were killed by this power? Absolutely.  That's what prophecy teaches. 

Apakah kalian menangkap apa yang dibicarakan Wahyu? Wahyu 13, ketika dikatakan,  “…siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang…”? Bagaimana cara Kepausan membunuh dengan pedang? Dia tidak melakukannya sebagai gereja, tetapi dia mempengaruhi pemerintah untuk melakukannya.
Apakah kalian ingat dalam ceramah yang terakhir kita telah membahas apa yang terjadi pada Yesus? Bisakah gereja mengeksekusi hukuman atas mereka, atas Yesus Kristus? Sama sekali tidak. Maka apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus pergi ke Pilatus, dan mereka harus minta bantuan kekuasaan sipil untuk membunuh Kristus. Apakah itu hal yang persis sama yang terjadi di zaman Abad Pertengahan ketika orang-orang kudus Yang Mahatinggi dibunuh oleh kekuasaan ini? Betul sekali. Itulah yang diajarkan nubuatan.


So the question is, What happened in 1798?  It must be that the sword that the Beast used to kill,  that sword arose and gave it the deadly wound. So who would give the deadly wound to the Beast?  It would have to be the what? The state.  The civil power would have to give the papacy the wound, because the sword represents the civil power.  So if he killed with the sword of the civil power, and that sword is going to hurt him, or is going to give him the  deadly wound, it must mean that the civil power would give the church the deadly wound. And that's exactly what happened in 1798. 1798 was the culmination of the French Revolution.  The French Revolution started in 1789, and it was a reaction against kingly intolerance, and it was against priestly  power wrongly exercised. And on February 12, 1798 General Berthier, the general of the troops of Napoleon Bonaparte, entered Vatican City, arrested Pope Pius VI, and took him prisoner to France  where he died in exile.  And so everybody thought that the papacy, at this point,  had been killed by this civil power of France. 
In fact, let me read you some interesting statements from  historians where they say that everybody thought that  the papacy was dead.  And these are secular historians. 

Jadi pertanyaannya ialah, apa yang terjadi di tahun 1798? Tentunya pedang yang dipakai Binatang itu untuk membunuh, pedang itu akan bangkit dan akan memberi Binatang itu luka yang mematikan. Jadi siapa yang memberi Binatang itu luka yang mematikan? Haruslah siapa? Pemerintah! Kekuasaan sipil yang harus memberi Kepausan luka yang mematikan itu, karena pedang tersebut melambangkan kekuasaan sipil. Maka jika dia membunuh dengan pedang kekuasaan sipil, dan pedang itulah yang akan membunuhnya, atau yang akan memberinya luka yang mematikan, tentulah berarti kekuasaan sipil yang akan memberikan luka yang mematikan kepada gereja. Dan tepat itulah yang terjadi di tahun 1798.  Tahun 1798 merupakan kulminasi dari revolusi Perancis. Revolusi Perancis mulai di tahun 1789 dan itu merupakan reaksi terhadap ketidaktoleransian kerajaan, dan merupakan perlawanan terhadap kekuasaan imam-imam yang disalahgunakan. Dan pada 12 Februari 1798, Jendral Berthier, jendral dari pasukan Napoleon Bonaparte, memasuki kota Vatikan, menangkap Paus Pius VI, dan membawanya sebagai tawanan ke Perancis di mana dia mati dalam pengasingan. Maka semua orang mengira Kepausan pada saat itu telah mati dibunuh oleh kekuasaan sipil Perancis.
Nah, mari saya bacakan beberapa pernyataan menarik dari para sejarahwan ketika mereka berkata bahwa semua orang mengira Kepausan telah tamat riwayatnya. Dan para sejarahwan ini adalah sejarahwan sekuler.


Notice this first one.  “The papacy was extinct.  Not a vestige of its existence remained.  And among all the Roman Catholic powers, not a finger was stirred in its defense. The Eternal City had no longer prince or pontiff. It's bishop was dying captive in foreign lands.  And the decree was already announced that no successor would be allowed in its place.” [George Trevor ~ The Fall of the Western Empire, pg. 439, 440]

Perhatikan yang pertama ini. “Kepausan sudah punah; tak tersisa sedikit pun eksistensinya, dan di antara daerah kekuasaan Roma Katolik, tidak ada satu pun yang mengangkat jarinya untuk membelanya. Sudah tak ada lagi penguasa atau paus di kota abadi (Roma) itu, uskupnya adalah tawanan yang lagi sekarat di tanah asing; dan sudah diumumkan suatu perintah bahwa tidak ada yang akan diizinkan menjadi penerus menggantikannya.”  [George Trevor ~ The Fall of the Western Empire, hal. 439, 440]


In another quotation Joseph Rickaby says this about the French Revolution, and the deadly wound.   “No wonder that half of Europe thought Napoleon’s veto…” The veto means that Napoleon had said, No more pope's.  “…No wonder that half of Europe thought Napoleon’s veto would be obeyed, and that with the Pope the Papacy was dead.” (Lectures on the history of religion Vol. 3 pg. 1)

Dalam suatu pernyataan yang lain Joseph Rickaby berkata demikian tentang Revolusi Perancis dan luka yang mematikan, “Tidak heran setengah dari Eropa menganggap veto Napoleon…” veto ini berarti Napoleon telah berkata, “tidak akan ada paus lagi. “…Tidak heran setengah dari Eropa menganggap veto Napoleon akan dipatuhi, dan bahwa bersama dengan pausnya, kepausan sudah mati.” (Lectures on the history of religion Vol. 3 hal. 1)


Another: T. H. Gill in his book, The Papal Drama, says this about what happened in 1798:
“Multitudes imagined that the Papacy was at the point of death, and asked, would Pius VI be the last pontiff, and if the close of the 18th century would be signalized by the fall of the Papal dynasty.” (The Papal Drama, book 10)

Tokoh lain, T.H. Gill dalam bukunya The Papal Drama, berkata demikian tentang apa yang terjadi di 1798: “Banyak orang membayangkan bahwa kepausan sedang sekarat, dan bertanya apakah Pius VI akan menjadi paus yang terakhir, dan apakah berakhirnya abad ke-18 akan ditandai oleh jatuhnya dinasti kepausan.” (The Papal Drama, book 10)


And one further quotation: “…the Papacy had suffered its deepest humiliation…[and] appeared to be annihilated…”  Notice the terminology: “….appeared to be annihilated. The revolution also dealt it the wound which it seemed did not want to heal until far into the 20th century…” (Historian M. Weitlauff ~quoted in Frank B. Holbrook, Symposium on Revelation Vol. 2, pg. 337).

Dan satu kutipan lagi:  “…Kepausan telah menderita penghinaan yang paling parah… [dan] tampaknya telah dilenyapkan…” simak terminologinya: “…tampaknya telah dilenyapkan. Revolusi itu jugalah yang telah memberinya luka itu yang tampaknya tidak mau sembuh hingga jauh di abad 20…” (Historian M. Weitlauff ~ dikutip Frank B. Holbrook, Symposium on Revelation Vol. 2, hal. 337).


And the ironic thing is that the first nation that gave the Roman Catholic Papacy temporary power was Clovis, King of the Franks, in the year 508. That's why France is known as the eldest daughter of the papacy.  And the very nation that first gave temporal power  to the Roman Catholic Church withdrew that power,  ironically, from her in 1798. The French Revolution was a catastrophic event for the papacy. In fact, in the aftermath of the French Revolution,  country after country, in the Western world turned democratic. They were emancipated from the power of the church during the Middle Ages, using them to persecute the saints of the Most High.  And it appeared that the papacy was dead. 

Dan yang ironis ialah, bangsa yang pertama yang memberikan kekuasaan sipil kepada Kepausan Roma Katolik adalah Clovis, raja Franks, di tahun 508. Itulah sebabnya  Perancis dikenal sebagai putri sulung Kepausan. Dan justru bangsa yang pertama yang memberikan kekuasaan sipil kepada gereja Roma Katolik yang mengambil kekuasaan itu kembali darinya di tahun 1798. Revolusi Perancis adalah bencana besar bagi Kepausan. Bahkan, pasca Revolusi Perancis, negara demi negara di dunia Barat berubah menjadi demokratis. Mereka dimerdekakan dari kekuasaan gereja yang menguasai mereka selama Abad Pertengahan dan yang memakai mereka untuk mempersekusi orang-orang kudus Yang Mahatinggi. Dan Kepausan tampaknya mati.


Prophecy tells us that the deadly wound was  going to be healed.
Notice Revelation 13:3. 
 “And I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” what was it wounded with? with a sword.  What did the Beast wound with? the sword, “…and his deadly wound was healed. And all the world marveled and followed the beast.”
Let me ask you, if the deadly wound is removing the sword  from the hand of the Beast, what must be the healing  of the deadly wound?  It must be restoring, once again, the sword to the hand of the Beast so that the sword can use the civil power,  once again, to persecute. 
Are you with me or are you not with me? I hope so. 

Nubuatan mengatakan kepada kita bahwa luka yang mematikan itu akan disembuhkan. Simak Wahyu 13:3,          “3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan,…”  dia terluka dengan apa? Dengan pedang. Apa yang melukai Binatang itu? Pedang, “…tetapi luka yang mematikan itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.”
Coba saya tanya, jika luka yang mematikan ialah mencopot pedang dari tangan Binatang itu, kesembuhan luka yang mematikan haruslah apa? Haruslah dikembalikannya sekali lagi pedang tersebut ke tangan Binatang itu agar pedang itu bisa memakai kekuasaan sipil sekali lagi untuk mempersekusi.
Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak? Saya harap bisa.


Now the question is, why hasn't the mortal wound healed yet?  Let me read you a statement by Malachi Martin,  Roman Catholic Jesuit.  He wrote in 1986 a very revealing statement.  I don't think he really realized what he was writing, and the prophetic implications of it.  But he said in 1986:
“For 1500 years and more Rome..”
he's talking about the Roman Church. “
...Rome had kept as strong a hand as possible in each local  community around the wide world…” So notice, “For 1500 years and more Rome had kept a strong a hand as possible in every local community around the wide world..”. And then he says this: “…By and large, and admitting some exceptions, that had been the Roman view…” What had been the Roman view? exercising power with a what? with a strong hand, right?  That had been the Roman view. So he says: “…By and large, and admitting some exceptions, that had been the Roman view until 200 years of inactivity had been imposed upon the Papacy  by the major secular powers of the world.” (The Keys of this Blood)
What is it that keeps the deadly wound in place?  The major secular powers of the world, because they have not  allowed the papacy to climb on them again.  They have not allowed the papacy to use them. 

Sekarang pertanyaannya, mengapa luka yang mematikan itu belum sembuh? Saya akan membacakan pernyataan Malachi Martin, seorang Jesuit Roma Katolik. Dia menulis di 1986 suatu pernyataan yang sangat jelas. Saya rasa, dia sendiri tidak menyadari apa yang ditulisnya dan bahwa tulisannya mengandung implikasi nubuatan. Tetapi dia berkata di tahun 1986, “Selama lebih dari 1500 tahun, Roma…” dia berbicara tentang gereja Roma   “…Roma berusaha sebisa-bisanya mempertahankan kekuasaan yang kokoh dalam setiap komunitas lokal di seluruh dunia…” Jadi perhatikan, “…Selama lebih dari 1500 tahun, Roma berusaha sebisa-bisanya mempertahankan kekuasaan yang kokoh dalam setiap komunitas lokal di seluruh dunia…” lalu dia berkata demikian, “…Secara umum, dengan beberapa perkecualian, itulah cara pandang Roma…” apa cara pandang Roma? Menjalankan kekuasaan dengan apa? Dengan kokoh, benar?  Itulah cara pandang Roma. Maka katanya, “…Secara umum, dengan beberapa perkecualian, itulah cara pandang Roma hingga 200 tahun ketidakaktifan dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasaan utama dunia sekuler.” (The Keys of this Blood)
Apa yang membuat luka yang mematikan itu tidak sembuh? Kekuasaan-kekuasaan utama dunia sekuler, karena mereka tidak mengizinkan Kepausan menjajah mereka lagi, mereka tidak mengizinkan Kepausan memanfaatkan mereka lagi.


Are we starting to see changes, even within  the United States of America?  We most certainly are.  We're seeing the church trying to appeal to the  arm of the state in order to get her agenda across. 

Apakah sekarang kita mulai melihat perubahan bahkan di negara Amerika Serikat? Benar sekali. Kita sekarang melihat gereja berusaha meminta bantuan lengan pemerintah untuk menggolkan agendanya.


Now let me ask you, if he wrote this in 1986, and he says that  200 years of inactivity have been imposed upon the papacy,  by the major secular powers of the world.  If you go back 200 years where do you arrive?  You arrive at the time of the French Revolution. He's saying, The French Revolution imposed 200 years  of inactivity upon the papacy. And that inactivity is imposed by the major secular powers of the world. Are you with me? 

Sekarang coba saya tanya, jika Malachi Martin menulis ini di tahun 1986, dan dia berkata bahwa 200 tahun ketidakaktifan telah dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasaan dunia sekuler yang utama, maka jika kita mundur 200 tahun kita sampai di mana? Kita sampai di zaman Revolusi Perancis. Malachi Martin berkata, Revolusi Perancis telah memaksakan 200 tahun ketidakaktifan kepada Kepausan, dan ketidakaktifan tersebut dipaksakan oleh kekuasaan-kekuasaan utama dunia sekuler. Apakah kalian bisa mengikuti?


Ellen White wrote 100 years before Malachi Martin wrote,  and notice what she says.  “…Let the restrains now imposed by secular governments…”  Who imposes the restraints?  Who imposed the restraint back in the time of the Roman Empire?  the civil power. But when the civil power was removed,  and the sword was given to the church, the chains fell off.  The restrainer was gone. Are you with me?  So when it receives a deadly wound, is this power restrained  again by the secular powers of the world? Yes. “…Let the restrains now imposed by secular governments be removed and Rome be reinstated in her former power, and there would speedily be a revival of her tyranny and persecution.

100 tahun sebelum Malachi Martin menulis itu, Ellen White menulis, dan simak apa katanya, “…Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh pemerintah-pemerintah sekuler…”   Siapa yang memaksakan pengekangan? Siapa yang memaksakan pengekangan di zaman kekaisaran Roma? Kekuasaan sipil. Tetapi ketika kekuasaan sipil itu disingkirkan dan pedang itu diberikan kepada gereja, belenggunya terlepas. Yang mengekang hilang. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Jadi, ketika Kepausan menerima luka yang mematikan, apakah kekuasaan itu dikekang lagi oleh kekuasaan-kekuasaan dunia sekuler? Ya.  “…Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh pemerintah-pemerintah sekuler disingkirkan, dan Roma dikembalikan ke kekuasaannya yang sebelumnya, maka akan segera terjadi suatu kebangkitan dari tiraninya dan penganiayaannya.”


Let me ask you then, what is it that keeps the deadly wound in place?  The fact that the state does not allow itself to be used  as the state was used during the Middle Ages. 
When will the deadly wound be healed?  When the sword, which turned against the papacy, will arise  and be given once again to the Roman Catholic Papacy to do what she did during the 1260 years. 

Kalau begitu, saya mau tanya, apa yang membuat luka yang mematikan itu tetap ada? Faktanya bahwa pemerintah tidak mengizinkan dirinya dimanfaatkan lagi sebagaimana dulu di Abad Pertengahan pemerintah telah dimanfaatkan.
Kapan luka yang mematikan itu akan sembuh? Ketika pedang yang pernah berbalik melawan Kepausan, sekali lagi akan bangkit dan diberikan kepada Kepausan Roma Katolik untuk melakukan apa yang pernah dilakukannya selama periode 1260 tahun.


Allow me to read you a very telling statement by  John W. Robbins. He's a Reformed theologian.  He's not a Seventh-day Adventist.  He quotes actually Ayn Rand, who wrote this in 1967.  Notice what it says:  “The Catholic church has never given up the hope to reestablish…”  What does re-establish mean?  Must have lost it, right?   “…The Catholic church has never given up the hope to reestablish the medieval union of church and state…” So are church and state united today? No.  She needs to re-establish it, right?  “…with a global state and a global theocracy as its ultimate goal. The Roman church-state is a hybrid ~ a monster of ecclesiastical and political power…” What kind of power? ecclesiastical and what?  political power.   “…Its political thought is totalitarian, and whenever it has had the opportunity to apply its principles, the result has been bloody repression. If during the last 30 years it has softened its assertions of full, supreme, and irresponsible power, and has murdered fewer people than before, such changes in behavior are not due to a change in its ideas, but to a change in its circumstances…” Folks, because it has a deadly wound.  Notice what he continues saying,  “…The Roman church-state in the 20the century, however, is an institution…”  This is not a Seventh-day Adventist. I don't think he interprets Revelation 13 the way we do.  But he says,  “…The Roman church-state in the 20the century, however, is an institution recovering from a mortal wound.  If and when…” We would not say “if”, we would say “when”.  But he says,  “…If and when it regains its full power and authority, it will impose a regime more sinister than any the planet has yet seen. [pg. 195] What's going to happen when the Beast receives  the sword once again?  It is going to have worldwide dominion, and it is going to persecute like it did in the past, no matter what it might appear like right now. 

Izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang sangat jelas oleh John W. Robbins. Dia adalah seorang theolog Reformed, dia bukan seorang MAHK. Sebenarnya dia mengutip Ayn Rand yang menulis ini di tahun 1967. Perhatikan apa katanya,  ‘Gereja Katolik tidak pernah putus harap akan menegakkan kembali…” apa yang dimaksud dengan “menegakkan kembali”? Berarti tadinya pernah hilang, benar?  “…Gereja Katolik tidak pernah putus harap akan menegakkan kembali persatuan gereja dengan pemerintah ala abad pertengahan…” jadi apakah gereja dan pemerintah sekarang ini sudah bersatu? Tidak. Gereja masih harus menegakkannya kembali, benar? “…dengan  persatuan antara pemerintahan yang global dan theokrasi yang global sebagai target akhirnya. Persatuan gereja Roma dengan pemerintah adalah suatu produk blasteran ~ momok yang terdiri atas kekuasaan imamat dan politik…” kekuasaan macam apa? Imamat dan apa? Kekuasaan politik.  “…Pikiran politiknya totalitarian, dan setiap kali dia punya kesempatan untuk memberlakukan prinsip-prinsipnya, hasilnya adalah represi berdarah. Jika selama 30 tahun yang terakhir dia telah memperlunak demonstrasi kekuasaannya yang penuh, tertinggi dan yang tidak bertanggungjawab, dan telah membunuh lebih sedikit orang daripada sebelumnya, maka perubahan dalam sikapnya itu bukanlah karena perubahan ideologinya, melainkan karena perubahan situasi dan kondisi…” karena dia memiliki luka yang mematikan, Saudara-saudara. Perhatikan apa katanya selanjutnya,  “…Namun persatuan Gereja Roma dengan pemerintah di abad ke-20 adalah suatu institusi…” Robbins bukan seorang MAHK. Menurut saya dia tidak menginterpretasikan Wahyu 13 seperti kita, tetapi dia berkata,  “…Namun persatuan Gereja Roma dengan pemerintah di abad ke-20 adalah suatu institusi yang sembuh dari luka yang mematikan.  Jika dan bila…” kalau kita tidak akan mengatakan “jika”, kita akan mengatakan “bila”, tetapi John Robbins berkata,  “…Jika dan bila dia pulih dan memperoleh kembali kekuasaan dan wewenangnya dengan penuh, dia akan memberlakukan suatu rezim yang lebih mengerikan daripada apa yang pernah dilihat planet ini. [hal. 195]  Apa yang akan terjadi ketika Binatang itu menerima pedang sekali lagi? Dia akan memiliki kekuasaan yang mendunia, dan dia akan menganiaya sebagaimana yang dilakukannya di masa lampau, tak jadi soal bagaimana tampaknya sekarang.

   
By the way, Dave Hunt caught this.  He wrote a book called, A Woman Rides the Beast.  Now a lot of the ideas in that book I don't agree with,  because I think there's a lot of error, but one thing that he  gets straight is that the woman that rides the Beast represents  the Roman Catholic Church, and the Beast represents  the civil powers of the world. He got that right. 
Now notice what he says.  Do you remember we spoke about this system being the harlot?  Notice what Dave Hunt says.  “Why do world leaders want to get in bed with the Vatican?...”  Do you notice the fornication metaphor being used there? “…The heads of state in today's world all recognize that the pope wields a power, which in many ways is even  greater than their own.  It is not only Catholicism's 900 million subjects, and enormous wealth that causes the world's most powerful governments to call to make friendly relations with the Roman Catholic Church.  It is because Vatican City citizens are found in great  numbers in nearly every country.  They constitute an international network that reaches into the  inside circles of the world's power centers.” 

Nah, Dave Hunt menangkap ini. Dia menulis sebuah buku berjudul A Woman Rides the Beast. Nah, ada banyak gagasan dalam buku itu yang tidak saya setujui karena saya merasa ada banyak kesalahannya, tetapi satu hal yang ditangkap Dave Hunt dengan benar ialah bahwa perempuan yang mengendarai Binatang itu melambangkan gereja Roma Katolik, dan Binatang itu melambangkan kekuasaan sipil dunia. Dave Hunt telah memahaminya dengan benar.
Sekarang simak apa katanya. Apakah kalian ingat kita telah berbicara tentang sistem ini sebagai seorang perempuan pelacur? Simak apa kata Dave Hunt. “Mengapa pemimpin-pemipin dunia mau naik ke ranjang (= berhubungan intim) dengan Vatikan?...”  Apakah kalian melihat metafor perzinahan dipakai di sini? “…Kepala-kepala negara dunia hari ini semua mengakui bahwa paus memiliki suatu kekuasaan, yang dalam banyak hal bahkan lebih hebat dari kekuasaan mereka. Bukan saja karena penganut Katolikisme yang berjumlah 900 juta, dan jumlah hartanya yang luar biasa yang membuat pemerintahan-pemerintahan yang paling berkuasa di dunia harus menghubungi gereja Roma Katolik untuk menjalin hubungan akrab dengannya. Karena pengikut-pengikut Kota Vatikan ada dalam jumlah besar di hampir setiap negara. Mereka membentuk suatu jaringan internasional yang mencapai jauh hingga ke lingkaran-lingkaran dalam pusat-pusat kekuasaan dunia.”


Malachi Martin wrote a book, a very famous book, The Keys of This Blood.  He speaks about three systems that are vying for the dominion of the world: capitalism, communism,  and Roman Catholicism. 
And I want you to notice what he says. This is a Jesuang menggantikan it priest.  By the way, he died under mysterious circumstances.  Notice what it says in The Keys of This Blood, page 18.  “There is one great similarity shared by all three of these globalist competitors: that is communism, capitalism,  and Roman Catholicism.  Each one has in mind a particular grand design for  one world governance…”  What do each one of them want? one world what? governance.  “…Their geo-political competition is about which of the three  will form, dominate, and run the world system that will replace the decaying nation system…”  And then in some chilling words on page 16, he tells us this:  “…No holds barred, because once the competition has been decided, the world and all that's in it: our way of life as individuals, and as citizens of the nations, our families,  and our jobs, our trade, and commerce, and money,  our educational systems, and our religions, and our cultures, even the badges of our national identity, which most of us have always taken for granted, all will have been powerfully, and radically altered forever.  No one can be exempted from its effects.  No sector of our lives will remain untouched. Nobody who is acquainted with the plans of these three rivals has any doubt but that only one of them can win.” 
Is that chilling? Does that tell you what the objective of the Roman Catholic Church is?  It's world dominion by once again sitting on the civil powers of the world to dominating control  as she did in the past. 
You say, Well, she sounds so nice now, so conciliatory. 
That's true! But let me say folks, and I say this solemnly, that's the way the Devil works.  The Devil doesn't work openly.  He works underground.  He makes evil look good, and he makes good look evil. 

Malachi Martin menulis sebuah buku, buku yang sangat terkenal, The Keys of This Blood. Dia berbicara tentang tiga sistem yang akan bertarung untuk mendapatkan kekuasaan dunia: kapitalisme, komunisme, dan Roma Katolikisme.
Dan saya mau kalian menyimak apa yang dikatakannya. Ini adalah seorang imam Jesuit. Dan ketahuilah dia mati dengan kondisi yang mencurigakan. Perhatikan apa katanya dalam The Keys of This Blood, hal. 18, “Ada satu persamaan mencolok yang dimiliki oleh ketiga kompetitor global ini yaitu, komunisme, kapitalisme, dan Roma Katolikisme. Masing-masing memiliki konsep megah yang khas untuk membuat dunia di bawah satu pemerintahan…” apa yang dimaui setiap dari mereka? Dunia di bawah satu apa? Pemerintahan. “…Kompetisi geo-politis mereka ialah tentang siapa dari mereka bertiga yang akan membentuk, menguasai, dan mengatur sistem dunia untuk menggantikan sistem bangsa-bangsa yang telah lapuk…” Lalu dengan kata-kata yang membuat bulu kuduk berdiri di hal.16 dia berkata demikian, “…Tanpa batasan apa pun, karena begitu persaingan itu ditentukan [pemenangnya], seluruh dunia dengan segala isinya: cara hidup kita sebagai individu dan sebagai warga negara bangsa-bangsa, keluarga kita, pekerjaan kita, usaha kita, perdagangan kita, dan uang, sistem edukasi kita, dan agama kita, kebudayaan kita, bahkan lambang dari idenitas kebangsaan kita, yang oleh kebanyakan kita selama ini kurang dihargai, semuanya akan berubah secara keras dan radikal untuk selama-lamanya. Tak akan ada yang dikecuaikan dari dampaknya. Tak ada sektor dalam hidup kita yang tidak akan tersentuh. Tak seorang pun yang mengenal rencana ketiga pesaing ini meragukan bahwa hanya satu dari mereka yang bisa menang.”
Tidakkah ini membuat bulu kuduk berdiri? Apakah ini mengatakan kepada kita apa yang menjadi tujuan gereja Roma Katolik?  Yaitu menguasai dunia dengan sekali lagi mengendalikan kekuasaan sipil dunia, untuk mendominasi kontrol sebagaimana yang pernah dilakukannya di masa lampau.
Kalian berkata, yah sekarang ini mereka tampaknya begitu baik, begitu mau berdamai.
Itu benar! Tetapi, Saudara-saudara, saya katakan dan saya katakan dengan serius, itulah cara kerja Iblis. Iblis tidak bekerja secara terang-terangan. Dia bekerja sembunyi-sembunyi. Dia membuat yang jahat tampak baik, dan dia membuat yang baik tampak jahat.


Now what about the time frame? How soon, in the mind of Malachi Martin, is this dominion  going to take place?  He says in his book, The Keys of This Blood, pages 15-16,  the following: “As to the time factor involved, those of us who  are under seventy will see at least the basic structures  of the New World government installed…”  and he says, “…under the Roman Catholic Papacy.” Remember this.  Those of us under 40 will surely live under its legislative, executive and judiciary authority and control. 
You need to get a copy of that book and read it.  I mean it's not covert. There's nothing hidden there.  It openly tells you what the objective of the Roman Catholic Church is.  And, by the way, Malachi Martin says it's inevitable that the  papacy is going to be the winner, because God has willed it that way.  That's why he calls it The Keys of This Blood.  God has said that that's the way it's going to be,  and no human being can prevent it. 

Sekarang, bagaimana dengan kerangka waktunya?  Dalam pikiran Malachi Martin, seberapa cepat penguasaan atas dunia ini akan terjadi? Dia berkata dalam bukunya The Keys of This Blood hal. 15-16, sbb.:  “Mengenai faktor waktu yang terlibat, dari antara kita yang sekarang berumur di bawah 70 tahun paling tidak akan melihat struktur dasar pemeritahan Dunia Baru itu diletakkan…” dan dia berkata, “…di bawah Kepausan Roma Katolik.” Ingat ini. Yang berumur di bawah 40 tahun pasti akan mengalami hidup di bawah kekuasaan dan kendali legislatif, eksekutif dan judikatifnya.
Kalian harus mendapatkan copy buku tersebut dan membacanya. Maksud saya tidak ada yang rahasia, tidak ada yang disembunyikan di sana. Buku itu dengan jelas memberitahu kita apa tujuan gereja Roma Katolik. Dan ketahuilah Malachi Martin berkata, tidak dapat dielakkan Kepausan akan keluar sebagai pemenang karena Allah telah menghendakinya demikian. Itulah sebabnya dia memberi judul bukunya The Keys of This Blood. Allah telah mengatakan itulah yang akan terjadi dan tak ada satu manusia pun yang bisa mencegahnya.


Now here's the big question: How is this deadly wound going to be healed?  Who is going to bring about its healing?  And how is it going to happen?  We're going to study this in our next lecture:  Revelation's Land Beast. We're going to find that the deadly wound will be healed  by the most unlikely nation in the world. A nation that rises from the earth, and has two horns  like a lamb, but ends up speaking like a dragon. 
You say, “Pastor Bohr, what nation in its right mind  would return the sword to the papacy, knowing the historical  track record of the papacy? What nation in its right mind would do such a thing?”
The problem is that this nation is not going to be in its right mind.  Remember when we talked about the wine of Babylon?  The wine of Babylon makes people drunk. And when they're drunk they can't think straight. 
Jeremiah 51:7 says Babylon was a golden cup in the Lord’s hand, that made all the earth drunk. The nations drank her wine; therefore the nations are deranged.”
That through the wine of Babylon the nations became mad.  In Hebrew it means that the nations became deranged;  mentally ill, if you please, the nations became, as a result of drinking the wine of Babylon,  which are her false doctrines. 
One of those great false doctrines is the idea that the  church has two swords.  And the church cannot only preach God's word,  but the church can also use the sword of the state to punish  dissenters who do not agree with her doctrines,  and don't do exactly what she says. 

Nah, ini pertanyaan yang penting: Bagaimana luka yang mematikan itu akan disembuhkan? Siapa yang akan menyebabkan kesembuhan itu? Dan bagaimana itu akan terjadi? Kita akan mempelajari ini dalam ceramah berikut: Binatang Darat Wahyu. Kita akan melihat bahwa luka yang mematikan akan disembuhkan oleh bangsa yang paling tidak diduga di dunia ini, bangsa yang muncul dari bumi dan memiliki dua tanduk seperti domba tetapi yang akhirnya berbicara seperti naga.
Kalian berkata, “Pastor Bohr, bangsa mana yang waras yang akan mau mengembalikan pedang itu kepada Kepausan, padahal sudah mengetahui rekam jejak sejarah Kepausan? Bangsa mana yang waras pikirannya yang akan melakukan hal itu?”
Persoalannya, bangsa ini memang sudah tidak waras. Kalian ingat saat kita berbicara tentang anggur Babilon? Anggur Babilon yang membuat orang mabuk? Dan bila orang mabuk, mereka tidak bisa berpikir dengan waras.
Yeremia 51:7 berkata, 7 Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN yang membuat seluruh bumi mabuk. Bangsa-bangsa minum dari anggurnya, itulah sebabnya bangsa-bangsa  menjadi kacau.”
Melalui anggur Babilon bangsa-bangsa menjadi tidak waras.
Dalam bahasa Ibrani itu berarti bangsa-bangsa menjadi kacau, katakanlah: sakit jiwa. Bangsa-bangsa menjadi demikian sebagai akibat minum anggur Babilon, yaitu doktrin-doktrinnya yang palsu.
Salah satu dari doktrin palsunya yang utama ialah konsep bahwa gereja memiliki dua pedang. Dan gereja bukan saja bisa menyampaikan Firman Allah, tetapi gereja juga bisa memakai pedang pemerintah untuk menghukum orang-orang yang menentangnya, yang tidak setuju dengan doktrin-doktrinnya, dan yang tidak melakukan persis seperti apa yang dikatakannya.


Now if you live in the United States you know that some  amazing things have happened in the last few years:  Some ex-president's kneeling before the body of John Paul II,  the pope visiting the White House, receiving a standing  ovation in the United Nations, and many religious leaders  coming to a cathedral in New York when he visited the United States, including representatives from practically  every major Protestant denomination.  And each one of these leaders ~ I watched it on television ~  the Protestant churches came forward and shook his hands,  and some of them even giving him a bow, and saying some  real kind words to him.  Listen, if they understood Bible prophecy as it was  understood 200-250 years ago, they wouldn't even come anywhere near this system.  But people have forgotten the roots of prophecy. 

Nah, jika kalian tinggal di Amerika Serikat, kalian tahu bahwa beberapa hal yang mengagumkan telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Beberapa mantan presiden berlutut di depan jenazah Yohanes Paulus II,  Paus mengunjungi Gedung Putih, menerima tepuk tangan hadirin sambil berdiri di PBB, dan banyak pemimpin agama datang ke sebuah katedral di New York ketika Paus mengunjungi Amerika Serikat, termasuk wakil-wakil dari nyaris setiap denominasi Protesten yang utama. Dan setiap dari pemimpin-pemimpin ini ~ saya menontonnya di TV ~ gereja-gereja Protestan, maju dan menjabat tangannya, beberapa bahkan ada yang membungkuk dalam-dalam dan mengatakan kata-kata yang benar-benar manis kepadanya. Dengarkan, andai mereka mengerti nubuatan Alkitab sebagaimana yang dipahami 200-250 tahun yang lalu, mereka pasti tidak akan mau dekat-dekat sistem ini. Tetapi orang-orang sudah melupakan akar nubuatan.


So, folks, don't miss the next exciting episode in this series:  The Beast That Rose From the Earth.

Jadi, Saudara-saudara, jangan lewatkan episode berikutnya yang menarik dari serial ini: Binatang yang muncul dari bumi.”



04 11 17



No comments:

Post a Comment