THREE ANGELS' MESSAGES_____
Part 10/25
- Stephen Bohr
REVELATION’S
SEA BEAST
Dibuka
dengan doa
During the next four
presentations we are going to study some very important things about the
third angel's message.
·
This evening we're going
to study about Revelation's sea Beast. The third angel's message
says, “If anybody worships the Beast….”
·
Then in our next lecture
we are going to study about the land Beast. It's a Beast that rises
from the earth in Revelation 13:11-18.
·
Then in the following
lecture we are going to talk about the image to the Beast.
·
And after that we will
discuss the number of the Beast.
So we have several very important lectures coming up, and I
hope that you'll make it a point to be here to listen to these important
lectures.
Selama
empat presentasi berikutnya kita akan mempelajari beberapa hal yang penting
tentang pekabaran malaikat yang ketiga.
·
Malam
ini kita akan belajar tentang Binatang buas
yang muncul dari laut di Wahyu. Pekabaran malaikat ketiga berkata, “Jikalau seorang menyembah binatang…”
·
Kemudian
dalam ceramah berikutnya kita akan belajar tentang seekor binatang darat,
binatang yang keluar dari bumi, di Wahyu 13:11-18.
·
Lalu
dalam ceramah berikutnya kita akan membahas tentang patung Binatang,
·
dan
setelah itu kita akan membahas tentang angka Binatang.
Jadi ke depan ada
beberapa ceramah yang sangat penting, dan saya berharap kalian memastikan ada
di sini untuk mendengarkan ceramah-ceramah yang penting ini.
Now in order to understand the sea Beast of Revelation 13,
we have to go back to Daniel 7. So I'm just briefly going to review the
content of Daniel 7. There we have four beasts. The first beast is a
lion, the second is a bear, the third is a leopard, and the fourth is a
dragon beast, or a non-descript beast. The lion represents the
kingdom of Babylon. The bear represents the kingdom of the Medes and
Persians. The leopard represents the kingdom of Greece. The dragon
Beast represents Rome; represents the Roman empire. So in Daniel 7 we
have clearly delineated four kingdoms: Babylon, Medo Persia, Greece, and
Rome.
Nah, agar bisa
memahami Binatang yang keluar dari laut dari Wahyu 13, kita harus mundur ke
Daniel pasal 7. Jadi saya akan mengulangi secara singkat isi Daniel pasal 7. Di
sana ada empat binatang buas. Yang
pertama adalah seekor singa, yang kedua seekor beruang, yang ketiga seekor
macan tutul, dan yang keempat seekor naga atau binatang yang tak terlukiskan
bentuknya. Singa itu mewakili kerajaan Babilon. Beruang mewakili kerajaan
Medo-Persia. Macan tutul mewakili kerajaan Greeka. Naga mewakili Roma, mewakili
kekaisaran Roma. Jadi di Daniel pasal 7 sudah jelas digambarkan empat kerajaan:
Babilon, Medo-Persia, Greeka dan Roma.
Now it's interesting to notice that this fourth beast, the dragon beast,
which represents Rome, has four stages of existence. In
other words, it has four consecutive stages of dominion, this fourth beast.
I'd like to go to Daniel 7:23-24, where we find these stages of dominion
of the fourth beast, Rome. It says in Daniel 7:23, “23 Thus he said: ‘The fourth Beast shall be a fourth kingdom on
earth, which shall be different from all other kingdoms, and shall devour the whole earth, trample
it and break it in pieces.” So the first stage of this fourth Beast, which
represents Rome, is this dragon Beast ruling by itself. It has no horns.
It is just governing as a Beast.
But now I want you to notice that there's a second stage to this
fourth Beast, to Rome. Daniel 7, and notice verse 24. Actually, yes,
verse 24. It says: “24 The ten horns are ten
kings who shall arise from
this kingdom…” So what do the ten horns
represent? ten kings, or kingdoms that will arise from this fourth
kingdom.
So now we see two stages of this fourth beast. First of
all the fourth beast ruling by itself. Then after it rules for awhile,
we're told that ten kings, or kingdoms, will come out of this
kingdom. In other words, this kingdom will be divided. And that's
exactly what happened to Rome. See the Roman empire governed by itself for
an extended period of time: from the Old Testament, 168 B.C. all
the way to 476 A.D. But what happened in 476 A.D. is that the Roman empire
was divided into ten kingdoms, as a result of the barbarian invasions
from the Northern sector of the empire. And so you have the dragon beast
by itself. This is the Roman empire. Then you have the ten horns,
which represent Rome, in a divided state, as a result of the barbarian
invasions.
Nah, yang menarik
untuk disimak ialah binatang yang
keempat ini, naga ini, yang mewakili Roma, memiliki empat tahap eksistensi.
Dengan kata lain, dia memiliki secara berturut-turut empat tahap kekuasaan,
binatang yang keempat ini.
Saya
akan ke Daniel 7:23-24 di mana kita akan melihat keempat tahap kekuasaan
binatang yang keempat ini, yaitu Roma. Dikatakan di Daniel 7:23, “23….Maka demikianlah katanya: ‘Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada
di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi,
menginjak-injaknya dan meremukkannya…” Jadi
tahap pertama
binatang keempat ini yang melambangkan Roma, adalah binatang naga tersebut
memerintah sendirian. Dia tidak memiliki tanduk. Dia melulu memerintah sebagai
satu binatang.
Tetapi sekarang saya mau kalian
memperhatikan ada tahap kedua
dari binatang keempat ini, dari Roma. Daniel 7, perhatikan ayat 24, iya benar,
ayat 24, dikatakan, “…24 Kesepuluh tanduk itu ialah
kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu…” Jadi kesepuluh tanduk itu mewakili apa?
Sepuluh raja atau kerajaan yang akan muncul dari kerajaan keempat itu.
Jadi sekarang kita melihat dua tahap
dari binatang keempat ini.
Pertama, binatang keempat itu
memerintah sendirian. Lalu setelah dia memerintah selama jangka waktu tertentu,
kita mendapat tahu bahwa sepuluh raja atau kerajaan akan muncul dari kerajaan
ini. Dengan kata lain, kerajaan ini akan dibagi-bagi, dan itulah yang
benar-benar terjadi pada Roma. Lihat, kekaisaran Roma memerintah sendiri selama
jangka waktu yang lama dari zaman Perjanjian Lama tahun 168 BC terus hingga 476
AD. Tetapi apa yang terjadi di tahun 476AD, kekaisaran Roma terbagi menjadi
sepuluh kerajaan sebagai akibat invasi bangsa-bangsa barbar dari sektor utara
kekaisaran tersebut.
Maka ada binatang naga itu berdiri
sendiri, ini ialah kekaisaran Roma. Kemudian ada sepuluh tanduk yang
melambangkan Roma dalam kondisi terbagi-bagi akibat invasi bangsa-bangsa
barbar.
But now I want you to notice that there's a third stage. Daniel 7:24 and 25. It says there in verse 24: “…And another shall rise after them…” after which? after the ten, “…And another shall rise after them, he shall be different from the first ones, and shall subdue three kings. 25 He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High, and shall intend to change times and law. Then the saints shall be given into his hand for a time and times and half a time.”
Tetapi
sekarang saya mau kalian memperhatikan ada tahap
ketiga. Daniel 7:24-25. Dikatakan di ayat 24 sana, “…Sesudah
mereka…” sesudah
yang mana? Sesudah ke sepuluh kerajaan, “…Sesudah mereka akan muncul seorang raja; dia
akan berbeda dari
raja-raja yang dahulu dan akan menaklukkan
tiga raja. 25 Ia akan
mengucapkan perkataan sombong yang menentang
Yang Mahatinggi dan akan menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan
akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa, dua masa, dan setengah masa.”
So we have three stages of this fourth beast clearly
delineated in Daniel 7:23-25:
· the dragon beast ruling by itself. That's the Roman
empire.
· The dragon beast with the ten horns. That's the divided
Roman empire. And it was fully divided in the year 476.
· And then, among those ten kingdoms of Western Europe, you
have a little horn that arises, and this little horn rules for time,
times, and half a time.
Jadi
ada tiga tahap dari binatang keempat ini yang jelas digambarkan di Daniel
7:23-25:
· Binatang naga itu berkuasa sendiri, itu
adalah kekaisaran Roma.
· Binatang naga itu dengan 10 tanduk, itu
adalah kekaisaran Roma yang telah terbagi, dan pada tahun 476, seluruhnya sudah
terbagi.
· Kemudian dari antara kesepuluh kerajaan
di Eropa Barat, ada satu tanduk kecil yang muncul, dan tanduk kecil ini
memerintah selama satu masa, dua masa dan setengah masa.
Now what does this little horn represent? I'm going to go through
these characteristics very fast, because I'm going to come to one specific
point that I want to dwell on most of the lecture. Let's notice ten
characteristics of this little horn, which identifies clearly what
it represents.
1. First of all, the little horn rises after the ten are in
place. The ten are the divisions of Rome, what today is Western
Europe, which means that the little horn was going to arise after the
year 476, when the Roman empire was divided, because the little
horn rises among the ten, and after the ten. So the first two
characteristics that show who this little horn is, is first of all it
rises after the ten horns;
2.
secondly it rises among the ten horns;
3. thirdly it rises from the
dragon. So let me ask you, must the little horn be Roman? Of course.
It rises from the head of the fourth beast. The fourth beast is
Rome. So this little horn must be Roman.
4. He uproots three of the ten kingdoms.
5. He speaks great words against God, which
Revelation identifies as blasphemies.
6. He persecutes the saints of the Most High. He persecutes
the saints of God.
7. He rules for time, times, and half a time. And, by the way, that
is equivalent to 1260 days. But in prophecy days are equal to years, which
means that the little horn governs for 1260 years.
8. Characteristic # 8. The little horn thought that he could change God's
holy law.
9. Characteristic # 9. The little horn thought that he could change God's
times,
10. And this is what we're going to dwell on especially, the
little horn will have another period of dominion after its power was
taken away at the end of the 1260 years. In other words, the little
horn has two periods of dominion: a past stage, and a future stage.
Nah, tanduk kecil ini melambangkan
siapa? Saya akan menyebutkan karakteristiknya dengan sangat cepat karena ada
satu poin khusus yang ingin saya bahas panjang dalam ceramah ini.
Marilah kita perhatikan kesepuluh
karakteristik dari tanduk kecil itu, yang dengan jelas mengidentifikasi apa
yang dilambangkannya:
1. Pertama, tanduk kecil itu muncul setelah adanya kesepuluh
tanduk. Kesepuluh tanduk itu adalah terbaginya Roma, yang hari
ini dikenal sebagai daerah Eropa Barat. Berarti tanduk kecil ini akan muncul setelah tahun 476
ketika Roma terbagi, karena tanduk kecil ini muncul dari antara yang sepuluh,
dan setelah adanya yang sepuluh. Maka dua karakteristik yang pertama
menunjukkan siapa tanduk kecil ini, pertama dia muncul setelah kehadiran
sepuluh tanduk,
2. Kedua, dia muncul dari antara kesepuluh tanduk.
3. Ketiga, dia muncul dari binatang naga
itu. Jadi cobasaya tanya, apakah tanduk kecil itu Roma? Tentu. Dia muncul dari
kepala binatang yang keempat, binatang keempat itu adalah Roma. Jadi tanduk kecil ini pasti Roma.
4. Dia mencabut tiga kerajaan dari sepuluh
kerajaan itu.
5. Dia mengucapkan kata-kata yag sombong
melawan Allah, yang diidentifikasi kitab Wahyu sebagai hujat.
6. Dia mempersekusi orang-orang kudus Yang
Mahatinggi, dia mempersekui
orang-orang kudus milik Allah.
7. Dia berkuasa selama satu masa, dua masa
dan setengah masa. Dan ketahuilah ini adalah ekuivalen dari 1260 hari, tetapi
dalam nubuatan hari itu sama dengan tahun, berarti tanduk kecil ini memerintah selama 1260 tahun.
8. Karakter #8, tanduk kecil berpikir dia bisa mengganti
Hukum Allah yang kudus.
9. Karakter #9, tanduk kecil berpikir dia bisa mengganti
waktu Allah, dan
10. Inilah yang akan kita bahas khususnya,
tanduk kecil itu akan memiliki
satu lagi masa kekuasaan setelah kekuasaannya dicabut pada akhir 1260 tahun.
Dengan kata lain, tanduk kecil ini memiliki dua masa kekuasaan: di masa lampau,
dan di masa yang akan datang.
Now the question is, What does this little horn represent?
I'm going to be open and frank with you. There is only one power in the world
that fits every single one of these characteristics that we've
taken a look at, and that is the Roman Catholic Papacy.
And let me go quickly through the reasons why.
1. Did the papacy rise after Rome was divided? Yes.
2. Did the papacy arise among the nations of Western Europe?
Yes.
3. Did the papacy rise from Rome, the fourth beast, the fourth
kingdom? Yes.
4. Did the papacy uproot three of those kingdoms? Yes. I wish I had
time to talk more about that. The Vandals, the Heruli, and the Ostrogoths
were uprooted by the papacy, because they did not agree with the
papacy's theology.
5. The great words are blasphemies, are defined in the Bible
as someone who claims to be God on earth, and someone who claims to
have the power to forgive sins. Does the papacy claim, at least did it
claim in the past, that the Pope is the representative of God on earth?
Absolutely. Does the papacy say that it has the right to forgive
sins? Absolutely. It's called the confessional.
6. Did the Roman Catholic Papacy persecute the saints of the
Most High? It most certainly did. You know of things, for example, like
the Inquisition.
7. Did the Roman Catholic Papacy rule for exactly 1260 years?
Absolutely. From 538 to 1798.
8. Did the papacy claim to have power to change God's holy law? Absolutely.
You look in the Catechism's, and we're going to talk more about this in a
future lecture, you'll find in the Catechism's that the second commandment
has disappeared. So when you take out one commandment, you still have to have
ten, so the Catechism's divide the tenth commandment in two. And
they say, “Don't covet your neighbor's goods”, and “don't covet your
neighbor's wife”, as if those are two separate and different
commandments.
9. Furthermore, the papacy, as we're going to study, has
claimed to have the power to change God's holy day of rest from Sabbath to
Sunday. That's where the observance of Sunday really originates.
10. Furthermore, the papacy made the attempt to change God's
times. Now I don't have time to get into all of this issue about
the times, but the word “times” in Scripture is referring to God's prophetic
calendar; how God says that prophetic events are going to take
place or transpire. And if I had time I would talk to you about two Roman
Catholic priests who actually established two rival methods
of interpreting prophecy. One is Preterism, established by Luis De
Alcazar, who said that the prophecies about the antichrist were
fulfilled in the past with a nasty individual called Antiochus
Epiphanes. And another one arose, Francisco Ribera, who said that prophecy, you
know, all those prophecies about the antichrist, they're going to be
fulfilled in the distant future. And so what happened is God's
prophetic calendar, which showed that the papacy was fulfilling these
prophecies, was changed to the past, and to the distant
future. Certainly the papacy attempted to change God's prophetic
times.
So every single detail fits the Roman Catholic papacy to a
T.
Sekarang,
pertanyaannya ialah, tanduk kecil itu melambangkan apa? Saya akan berterus
terang dan jujur kepada kalian. Hanya
ada satu kekuasaan di dunia ini yang
cocok dengan setiap karakteristik
yang telah kita
simak, dan itu adalah Kepausan
Roma Katolik.
Marilah kita lihat
alasan-alasannya secara cepat.
1.
Apakah
Kepausan muncul setelah Roma terbagi? Iya.
2.
Apakah
Kepausan muncul dari antara bangsa-bangsa Eropa Barat? Iya.
3.
Apakah
Kepausan muncul dari Roma, binatang keempat, kerajaan keempat? Iya.
4.
Apakah
Kepausan mencabut tiga kerajaan dari kesepuluh kerajaan tersebut? Sayang saya
tidak ada waktu untuk berbicara lebih banyak tentang hal ini, tentang bangsa
Vandal, Heruli dan Ostrogoth yang dicabut oleh Kepausan, karena mereka tidak
setuju dengan theologi Kepausan.
5.
Kata-kata
sombong itu adalah hujatan-hujatan, yang dijelaskan di Alkitab sebagai seorang
manusia yang mengklaim sebagai Allah di bumi, dan yang mengklaim memiliki kuasa
untuk mengampuni dosa. Apakah Kepausan mengklaim ~ paling tidak di masa lampau
~ bahwa Paus adalah wakil Allah di dunia? Tentu saja. Apakah Kepausan berkata
bahwa dia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa? Betul sekali, itu mereka sebut
“pengakuan dosa”.
6.
Apakah
Kepausan Roma Katolik mempersekusi orang-orang kudus Yang Mahatinggi? Tidak
diragukan lagi. Kalian tahu tentang hal-hal misalnya seperti Inkuisisi.
7.
Apakah
Kepausan Roma Katolik memerintah selama tepat 1260 tahun? Betul sekali, dari
538 hingga 1798.
8.
Apakah
Kepausan mengklaim memiliki kuasa untuk mengganti Hukum Allah yang kudus? Betul
sekali. Lihat saja dalam buku Katekismus, dan kita akan membahas ini dalam
ceramah-ceramah yang akan datang, kita akan menemukan dalam Katekismus bahwa
Perintah yang kedua telah lenyap. Maka bila satu Perintah dikeluarkan,
jumlahnya kan masih harus tetap sepuluh? Maka Katekismus membagi Perintah
kesepuluh menjadi dua, dan dikatakan, “Jangan mengingini barang sesamamu” dan
“jangan mengingini istri sesamamu” seolah-olah itu adalah dua Perintah yang
terpisah dan berbeda.
9.
Lebih
lanjut, Kepausan sebagaimana yang akan kita pelajari, telah mengklaim memiliki
kuasa untuk mengganti hari perhentian Allah yang kudus dari Sabat ke hari
Minggu. Dari sinilah sesungguhnya asal mula pemeliharaan hari Minggu itu.
10. Lebih lanjut, Kepausan telah berusaha
mengganti waktu Allah. Nah, saya tidak punya waktu untuk membahas semua isu
tentang waktu Allah ini, tetapi kata
“waktu” di Kitab Suci mengacu kepada kalender nubuatan Allah, di
mana Allah berkata peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan akan terjadi. Dan
seandainya saya punya waktu, saya akan bercerita tentang dua orang romo Roma
Katolik yang benar-benar menciptakan dua metode saingan untuk
menginterpretasikan nubuatan. Satu, ialah Preterisme,
diciptakan oleh Luis de Alcazar yang mengatakan bahwa nubuatan tentang Antikristus telah
digenapi di masa lampau oleh seorang jahat bernama Antiochus
Epiphanes. Kemudian ada yang lain yang muncul, Francisco Ribera, yang mengatakan semua nubuatan
tentang Antikristus, akan digenapi di masa yang akan datang yang masih jauh.
Maka, apa yang terjadi ialah, kalender nubuatan Allah yang menunjukkan bahwa
Kepausan-lah yang menggenapi nubuatan-nubuatan tersebut, diubah ke masa lampau
atau ke masa yang akan datang yang masih jauh. Sudah pasti Kepausan berusaha
mengganti waktu nubuatan Allah.
Jadi semua detail
yang disebutkan, klop dengan Kepausan Roma Katolik, tanpa kecuali.
Now I mentioned that the papacy actually has two stages of
dominion. Now let me explain that in Daniel 7 the second stage of
the dominion of the papacy is implicit. It's not explicit. In other
words, we know that it's there, but it's not explicitly there.
You say, How do we know that?
Well, Daniel 7:26-27 tells us something
very important. It says there: ”26 But the court shall be seated, and they shall take away
his…” that is the little horn's “…dominion, to
consume and destroy it forever.
27 Then the kingdom and dominion, and the greatness of the
kingdoms under the whole heaven, shall be given to the people, the saints of
the Most High. His kingdom is an
everlasting kingdom, and all dominions shall serve and obey Him.”
Question: Is the little horn the power that is going to be
ruling when Jesus comes? Yes, because it says here that dominion
will be taken away from him and given to the saints of the Most
High. That means that the papacy must have two periods of
dominion: one in the past 1260 years, and one in the future, where it
will control, basically, the political systems of the world ~ as
we're going to study ~ and will be destroyed by the brightness of the
coming of Christ. And so, clearly this prophecy is pointing
towards the Roman Catholic papacy.
Nah, tadi sudah saya
singgung bahwa Kepausan memiliki dua tahap kekuasaan. Sekarang saya akan
menjelaskan bahwa di Daniel 7, tahap yang kedua dari kekuasaan Kepausan itu
hanya tersirat, tidak tertulis dengan jelas. Dengan kata lain, kita tahu bahwa
itu ada, tetapi tidak tertulis dengan jelas di sana.
Kalian berkata,
bagaimana kita bisa tahu?
Nah,
Daniel 7:26-27 mengatakan kepada kita sesuatu yang sangat penting. Dikatakan di
sana, “26 Tetapi
Majelis Pengadilan akan duduk, dan mereka akan
mencabut kekuasaan darinya…” yaitu dari si tanduk kecil, “…untuk dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya.
27 Lalu kerajaan dan kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di
bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang
Mahatinggi. KerajaanNya adalah kerajaan yang kekal, dan segala kekuasaan akan
mengabdi dan mematuhi Dia.”
Pertanyaan: Apakah
tanduk kecil ini adalah kekuasaan yang akan memerintah pada saat kedatangan
Kristus yang kedua? Ya, karena dikatakan di sini bahwa kekuasaannya akan
dicabut darinya dan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.
Itu berarti Kepausan
harus memiliki dua tahap kekuasaan: satu di masa lampau selama 1260 tahun; dan
satu di masa yang akan datang, di mana dia pada dasarnya akan mengendalikan
sistem politik dunia ~ sebagaimana yang akan kita pelajari ~ dan akan dihancurkan oleh sinar
kemuliaan kedatangan Kristus. Maka, jelaslah nubuatan ini
menunjuk kepada Kepausan Roma Katolik.
Now I'd like to review then the four stages of this fourth beast
that we're talking about in our lecture today.
ĂĽ The first stage of this fourth beast is the fourth beast
ruling by itself. That's Rome, the Roman Empire.
ĂĽ The second stage is Rome in a divided state; the ten
kingdoms that came forth from Rome.
ĂĽ The third stage is the little horn ruling during the 1260
years.
ĂĽ And the fourth stage is when the little horn rises once
again to power at the end of time.
Sekarang saya mau
mengulangi keempat tahap dari binatang keempat yang kita bahas dalam ceramah
kita hari ini.
ĂĽ Tahap yang pertama dari binatang
keempat ini ialah binatang itu memerintah sendirian. Itu ialah Roma, kekaisaran
Roma.
ĂĽ Tahap kedua ialah Roma dalam keadaan
terbagi, kesepuluh kerajaan yang muncul dari Roma.
ĂĽ Tahap yang ketiga ialah si tanduk
kecil, yang memerintah selama 1260 tahun.
ĂĽ Dan tahap keempat ialah ketika si tanduk
kecil ini bangkit kembali sekali lagi memegang kekuasaan pada akhir masa.
Now Revelation 13:1-10 describes this same power, only it
doesn't call this power the little horn. It calls this power the Beast.
In fact, go with me to Revelation 13:1-2. You're going to see an
immediate link with the prophecy of Daniel 7. It says: “2 Now the Beast which I saw was like a leopard, his feet were
like the feet of a
bear, and his mouth like the mouth of a lion. The dragon gave him his power,
his throne, and great authority.”
Question: Do we have the same Beasts in Revelation 13:2 as
we found in Daniel 7? Absolutely. Is there a link then between Daniel 7
and Revelation 13? Absolutely. You have a lion, a bear, a leopard, a
dragon, and, by the way, Revelation 12 says that the dragon has ten
horns. And then the dragon with ten horns gives his power to the
Beast. So I want you to notice this.
· In Daniel 7 you have lion,
bear, leopard, dragon, ten horns, little horn.
· In Revelation 13 you have
lion, bear, leopard, dragon, ten horns, Beast.
In other words, the little horn is the same as the Beast, because
you have the same sequence of powers. And not only the same sequence of
powers, but the Beast does the same things that the little horn did for
the same period of time.
Nah, Wahyu 13:1-10 menggambarkan kekuasaan yang sama ini,
hanya saja dia tidak menyebut kekuasaan ini “tanduk kecil”, dia menyebut kekuasaan ini
“Binatang itu”. Nah, marilah bersama saya ke Wahyu 13:1-2.
Kalian akan melihat hubungan langsung dengan nubuatan Daniel 7. Dikatakan, “2 Nah, Binatang yang kulihat itu
serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya
seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan
takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”
Pertanyaan: Apakah di
Wahyu 13:2 Binatang itu sama dengan yang kita temukan di Daniel 7? Betul
sekali. Kalau begitu apakah ada kaitan antara Daniel 7 dengan Wahyu 13? Tentu.
Ada seekor singa, beruang, macan tutul, naga.
Dan ketauilah, Wahyu 12 mengatakan bahwa naga itu punya 10 tanduk,
kemudian naga dengan sepuluh tanduk itu memberikan kuasanya kepada Binatang
itu. Jadi saya mau kalian menyimak ini:
· Di Daniel 7 ada singa, beruang, macan tutul,
naga, 10 tanduk, tanduk kecil.
· Di Wahyu 13 ada singa, beruang, macan tutul,
naga, 10 tanduk, Binatang.
Dengan kata lain, tanduk kecil itu sama dengan
Binatang itu, karena urut-urutan kekuasaannya sama. Dan bukan hanya urut-urutan kekuasaan itu
yang sama, tetapi Binatang itu melakukan hal-hal yang sama yang dilakukan si
tanduk kecil selama masa yang sama.
Notice Revelation 13, so that you can catch the clear reference to the same activities, and time period of the Beast that the little horn exercised.
Revelation 13:5: “5 And he was given a mouth…” this is
the Beast “…given a mouth speaking great things and blasphemies…”
is that what the little horn did? Absolutely. “…and he was given
authority to continue…” how long? “…for forty-two months.”
Is that the same as time, times, and a half time?
Absolutely. 3½ times, or 3½ years times 360 days each year, is
1260. 42 months, times 30 days each month is 1260. It's the same
time period. And notice what it continues saying. This is verse 7. “7 It was granted to him to make war with the saints and to
overcome them. And authority was given him over every tribe, tongue, and
nation.”
So let me ask you, is the sequence of powers the same in
Daniel 7, and in Revelation 13? Absolutely. Are their activities the
same? Absolutely! So there's two ways we can know that the little horn
is the same as the Beast:
1. Because it's the same sequence of powers.
2. Because the little horn, and the Beast perform the
same activities during the same period of time.
Simak
Wahyu 13, supaya kita bisa melihat referensi yang jelas pada
aktivitas-aktivitas yang sama yang dilakukan Binatang itu, yang dilakukan si
tanduk kecil pada periode yang sama.
Wahyu 13:5, “5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan
hujat…” apakah si tanduk kecil melakukan ini? Betul sekali, “…dan kepadanya diberikan juga
kuasa untuk terus berlanjut…” berapa lama? “…selama empat puluh dua bulan lamanya.” Apakah ini sama dengan “satu masa, dua
masa dan setengah masa”? Pasti. 3½ masa atau 3½ tahun x 360 hari setiap tahun =
1260. 42 bulan x 30 hari setiap bulan = 1260. Periode waktu yang sama. Dan
perhatikan apa katanya selanjutnya. Ini di ayat 7, “7 Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan
orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa
atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.”
Jadi, coba saya
tanya, apakah urutan kekuasannya sama di Daniel 7 dan di Wahyu 13? Betul.
Apakah aktivitas mereka sama? Betul! Jadi ada dua cara kita bisa tahu bahwa
tanduk kecil itu sama dengan si Binatang:
1. Karena urutan
kekuasaannya sama.
2. Karena tanduk
kecil dan Binatang itu melakukan aktivitas-aktivitas yang sama selama periode
yang sama.
But you remember that in Daniel 7 we noticed that the
second stage of the little horn is implicit. We know that the little
horn's going to be ruling when Christ comes, so it's going to have another
stage of power, or another stage of dominion, but it doesn't come out real
clearly in the text. But in Revelation 13 it comes out very clearly that
the little horn has two stages, or the Beast has two stages of existence.
Notice Revelation 13:3,
“3 And I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” who was mortally wounded? One of the heads of the
Beast. And that was it, right? he received a deadly wound; finished
forever. No, it says: “…and his deadly
wound was healed. And all the world marveled and followed the beast.”
Tetapi kalian ingat
di Daniel 7 kita telah menyimak bahwa tahap kedua tanduk kecil itu hanya
tersirat. Kita tahu tanduk kecil itu akan memerintah ketika Kristus datang,
jadi dia akan memiliki satu tahap kekuasaan lagi atau satu tahap pemerintahan
lagi, walaupun itu tidak nyata jelas dalam teksnya. Namun di Wahyu 13, itu muncul dengan sangat jelas bahwa tanduk
kecil itu memiliki dua tahap, atau Binatang itu memiliki dua tahap eksistensi.
Perhatikan Wahyu 13:3, “3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya
seperti kena luka yang mematikan…” siapa yang kena luka yang mematikan?
Salah satu kepala Binatang itu. Dan itulah akhirnya, benar? Dia menerima luka
yang mematikan, tamatlah riwajatnya untuk selamanya? Tidak. Dikatakan, “…tetapi luka yang mematikan itu
sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.”
So do we have four stages, clearly, of this Roman power,
this number four power. Do we have four stages, very clearly? Yes.
· We have the dragon by
itself.
· We have the dragon with
the ten horns.
· We have the dragon with
the little horn. The little horn receives a deadly wound.
· And then the deadly
wound is healed. That's stage number four.
Rome, Rome divided, Papal Rome in its first stage: 1260
years, and then Rome recovering its power after it receives the deadly
wound.
Jadi jelas ada empat
tahap dari kekuasaan Romawi ini, dari kekuasaan nomor empat ini. Apakah kita
melihat ada empat tahap dengan sangat jelas? Ya.
· Ada naga itu sendirian.
· Ada naga itu dengan sepuluh tanduk.
· Ada naga dengan tanduk kecil. Tanduk kecil ini
kena luka yang mematikan.
· Kemudian luka yang mematikan itu sembuh. Inilah
tahap yang keempat.
Roma; Roma terbagi;
Kepausan Roma tahap pertama: 1260 tahun; kemudian Roma yang kekuasaannya pulih
setelah dia kena luka yang mematikan.
Now we need to ask some critical questions about this
deadly wound that the Beast received at the end of the 1260
years. Here are the questions that we're going to attempt to
answer in the last part of our study today:
1.
With what weapon was the
Beast wounded? What weapon gave the Beast it's deadly wound?
Question #2 is going to answer Question #1.
2.
What does the sword
represent? See, the Beast received the deadly wound with the sword.
What does the sword represent?
3.
How and when did the
Beast acquire the sword, because the Bible says that he killed with
sword, and he would be killed with the sword. So the question is,
how did the Beast acquire the sword so that he could kill with that
sword?
4.
What is the meaning of
the deadly wound? In what sense was the Beast wounded to death?
5.
What keeps the deadly
wound from healing? Because this Beast convalesces for awhile. What
keeps the deadly wound from healing?
6.
And finally, when and how
will the wound be healed, and by whom?
Sekarang kita perlu
menanyakan beberapa pertanyaan kritis tentang luka yang mematikan yang diterima
Binatang itu pada akhir 1260 tahun. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan kita
coba jawab dalam bagian akhir pelajaran kita hari ini:
1. Dengan senjata apa Binatang itu
terluka? Senjata apa yang membuat Binatang itu kena luka yang mematikan?
Pertanyaan #2 akan menjawab pertanyaan #1.
2. Pedang itu melambangkan apa? Lihat,
Binatang itu menerima luka yang mematikan dari pedang. Pedang itu melambangkan
apa?
3. Bagaimana dan kapan Binatang itu
mendapatkan pedang, karena Alkitab berkata, dia membunuh dengan pedang, dan dia
akan dibunuh dengan pedang. Maka pertayaannya ialah, bagaimana Binatang itu
mendapatkan pedangnya sehingga dia bisa membunuh dengan pedang?
4. Apa artinya luka yang mematikan? Dalam
arti apa Binatang itu mengalami luka yang mematikan?
5. Apa yang membuat luka yang mematikan
itu tidak sembuh-sembuh? Karena Binatang itu terkapar beberapa waktu lamanya.
Apa yang mencegah luka yang mematikan itu sembuh?
6. Dan akhirnya, kapan dan bagaimana luka
itu sembuh, dan oleh siapa?
Now, first of all, we want to talk about
the weapon that wounded the Beast. Revelation 13:10 tells us what
weapon wounded the Beast. It says there: “10 He who leads into captivity…” which is what the Beast did; you read the context “… He who leads into captivity shall go into captivity; he
who kills with the sword must be killed with the sword...” What did the Beast use the sword for? The Beast used the sword to
kill. And the same sword that the Beast used to kill would be
the sword that would what? would give it the deadly wound.
Someone might object and say, “Well, Pastor Bohr, but it
doesn't really say there that the Beast was killed with the sword.
It says, ‘Whoever kills with the sword, will be killed with the sword’.”
Nah,
pertama-tama, kita akan berbicara tentang senjata yang melukai Binatang itu.
Wahyu 13:10 mengatakan senjata apa yang melukai Binatang itu. Dikatakan di
sana, “10 Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan…” itulah
yang dilakukan Binatang ini jika kita baca konteksnya, “…Siapa yang menyebabkan orang lain masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke
dalam penawanan; siapa yang membunuh dengan pedang ia harus dibunuh dengan
pedang…” Binatang
itu memakai pedang untuk apa? Binatang itu memakai pedang untuk membunuh. Dan
pedang yang sama yang dipakai Binatang itu untuk membunuh, adalah pedang yang
akan apa? Yang akan memberinya luka yang mematikan.
Mungkin
ada yang protes dan berkata, “Nah, Pastor Bohr, ini sebenarnya tidak mengatakan
Binatang itu akan dibunuh oleh pedang. Ini mengatakan, “siapa yang membunuh dengan pedang ia harus dibunuh dengan pedang…”
But notice verse 14 of chapter 13.
And here it's explicit that it was the Beast that killed with the sword,
and the Beast that was killed with the sword, or received the mortal
wound. It says in Revelation 13:14, “14 And he deceives those who dwell on the earth by
those signs which he was granted to do in the sight of the beast, telling those
who dwell on the earth to make an image to the beast…” now listen to this, “…who was
wounded by the sword and lived.”
So who was wounded with the sword? the Beast. So the Beast
used the sword to kill. And the same sword that it used to kill was going
to give the Beast the deadly wound.
Tetapi simak ayat 14
dari pasal 13. Di sini tertulis jelas bahwa Binatang itu ialah dia yang telah
membunuh dengan pedang, dan Binatang itu yang dibunuh dengan pedang atau yang
menerima luka yang mematikan.
Dikatakan
di Wahyu 13:14, “14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diizinkan untuk dilakukannya di depan mata
Binatang itu, menyuruh mereka yang diam
di bumi, supaya mereka mendirikan patung Binatang itu…” sekarang
dengarkan ini, “…yang telah
terluka oleh pedang, namun hidup.”
Jadi siapa yang terluka oleh pedang?
Binatang itu.
Jadi Binatang itu memakai pedang untuk
membunuh. Dan pedang yang sama yang dipakainya untuk membunuh itulah yang akan
memberikan luka yang mematikan pada Binatang itu.
So the question is, what is the
sword? Well, in the Bible the sword has two different meanings.
Let's go to Ephesians 6:17 where we have the first meaning of the sword.
It says: “17 And take the helmet of salvation, and the sword of the
Spirit, which is the word of God.”
So what does the sword represent in the first
instance? It represents what? the Word of God, the Bible. Let me
ask you, to whom did Jesus give this sword? We studied this in our last
lecture. To whom did He give this sword? He gave this sword to the
church. Right? And how does the church use this sword? by preaching the
word of God through the power of the Holy Spirit, right? This sword
belongs to the church.
Jadi
pertanyaannya ialah, pedang itu apa? Nah, di Alkitab pedang memiliki dua arti
yang berbeda. Marilah ke Efesus 6:17 di mana kita mendapatkan arti pertama dari
pedang. Dikatakan, “17 dan bawalah ketopong keselamatan
dan pedang Roh, yaitu firman Allah.”
Jadi, pedang itu melambangkan
apa dalam pemahaman pertamanya? Melambangkan apa? Firman Allah, Alkitab.
Coba saya tanya,
kepada siapa Yesus memberikan pedang yang ini? Kita telah mempelajari ini dalam
ceramah yang lalu. Kepada siapa Yesus memberikan pedang ini? Dia memberikan
pedang ini kepada gereja, benar? Dan bagaimana gereja memakai pedang ini?
Dengan menyampaikan Firman Allah melalui kuasa Roh Kudus, benar? Pedang ini adalah milik gereja.
But let me ask you, Does the Bible speak about a different
sword? It most certainly does. By the way, this is not the sword
that wounded the Beast.
You say, how do we know that it
wasn't this sword that wounded the Beast?
Because the prophecy says that the Beast killed with the
sword, and he would be killed with the sword. Let me tell you, the
papacy did not use the Bible to kill people. In fact it forbade, for
a long time, the reading of the Bible. And so it cannot mean the Bible
here. The sword must represent something different than
Scripture. And in the Bible, by the way, symbols are flexible. They
can have different meanings in different context.
Tetapi, coba saya
tanya, apakah Alkitab berbicara tentang pedang yang lain? Tepat sekali. Nah,
pedang itu (yang pertama) bukanlah pedang yang melukai Binatang itu.
Kalian berkata, dari
mana kita tahu kalau bukan pedang itu yang melukai Binatang itu?
Karena nubuatan
berkata bahwa Binatang itu membunuh dengan pedang tersebut, dan dia akan
dibunuh dengan pedang yang sama. Saya beritahu, Kepausan tidak memakai Alkitab
untuk membunuh orang. Bahkan, selama waktu yang cukup lama, Kepausan melarang
orang membaca Alkitab. Maka tidak mungkin yang dimaksud di sini adalah Alkitab.
Pedang yang dimaksud haruslah melambangkan sesuatu yang berbeda dari Kitab
Suci. Dan di Alkitab, ketahuilah, simbol-simbol itu fleksibel, mereka bisa
punya makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
So the question is, What does the sword represent? Romans
13:1-4 has the answer, Romans 13:1-4. “1 Let every soul be subject to the governing authorities. For
there is no authority except from God, and the authorities that exist are
appointed by God. 2 Therefore whoever resists the authority…” What is meant by the authority, by the way? All the times
it's used here? It's referring to the government, the civil
government. “…Therefore whoever
resists the authority resists the ordinance of God, and those who resist will
bring judgment on themselves. 3 For rulers…” these
are civil rulers “…For rulers are not a terror to good works,
but to evil. Do you want to be unafraid of the authority?...” that is of the civil government, “…Do what is good, and
you will have praise from the same. 4 For he is God’s minister to you for good. But if you do evil…” now don't miss this point, “…But if you do evil, be
afraid; for he does not bear…” what? “…he does not bear the
sword in vain; for he is God’s minister, an avenger to execute wrath on him who
practices evil.”
Is there another sword in Scripture? Yes. What is that
sword? It's the sword that is in the hand of the civil power.
Now listen to what I'm going to say. Is this sword the
Bible? No. This sword is the mandate that God has given to the civil
power to punish violations of civil law, not religious law, but
civil law, as we studied in our last lecture.
Jadi pertanyaannya ialah, pedang itu melambangkan apa? Roma
13:1-4 memberikan jawabannya. Roma 13:1-4, “1 Hendaknya tiap orang takluk kepada penguasa yang memerintah, sebab tidak ada
pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada,
ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah…” apa yang dimaksud dengan “pemerintah”?
Kata itu dipakai berulang-ulang di sini. Ini mengacu kepada pemerintah sipil. “…Sebab itu barangsiapa
melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya,
akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Karena penguasa…” ini adalah penguasan-penguasa sipil, “…Karena penguasa tidaklah menakutkan bagi perbuatan yang baik, melainkan
bagi perbuatan yang jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut kepada pemerintah?…” ini adalah pemerintah sipil, “…perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian darinya. 4
Karena dia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah, karena dia tidak menyandang…” apa? “…dia tidak menyandang pedang dengan
percuma, karena dia adalah hamba Allah,
untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”
Apakah ada pedang yang lain dalam Kitab
Suci? Ya. Pedang apa itu? Pedang
yang ada di tangan penguasa sipil.
Sekarang dengarkan
apa yang akan saya katakan. Apakah pedang itu Alkitab? Bukan. Pedang ini adalah
mandat yang telah diberikan
Allah kepada pemerintahan sipil untuk menghukum pelanggaran hukum sipil,
bukan hukum agama, tetapi hukum sipil, seperti yang telah kita pelajari dalam
ceramah kita yang lalu.
In other words, there are two swords. One sword has been
given to the church, and the other sword has been given to the
state.
· The sword that has been
given to the church is the Bible.
· The sword that has been given to the state is that of civil
power and inflicting penalties on those who violate civil law.
Let me ask you, did Jesus establish both of these
kingdoms? Did He establish both swords? Of course He did. Did Jesus
say, upon this rock I will build My church? He most certainly
did. He said to Peter, “I will give you the keys to the kingdom.”
And He wasn't only speaking to Peter. He was speaking to all of the
apostles. In other words, the church is one kingdom, and the church
has the sword of the Spirit, which is the Word of God.
But did God also establish the civil power? Yes. Because
in Romans 13 it says clearly that he is God's minister.
Dengan kata lain,
ada dua pedang. Yang satu diberikan
kepada gereja. Yang lain diberikan kepada pemerintah.
· Pedang
yang diberikan kepada gereja ialah Alkitab.
· Pedang
yang diberikan kepada pemerintah ialah kekuasaan sipil dan menjatuhkan hukuman
atas mereka yang melanggar hukum sipil.
Coba saya tanya,
apakah Yesus mendirikan kedua kerajaan ini? Apakah Dia yang mengadakan kedua
pedang ini? Tepat sekali. Yesus berkata kepada Petrus, “Aku akan memberimu
kunci-kunci kerajaan.” Dan Yesus bukan hanya berbicara kepada Petrus. Dia
berbicara kepada semua rasul. Dengan kata lain, gereja adalah satu kerajaan,
dan gereja memiliki pedang Roh, yaitu Firman Allah.
Tetapi apakah Allah
juga mendirikan kekuasaan sipil? Ya. Karena di Roma pasal 13 jelas dikatakan
bahwa kekuasaan sipil adalah hamba Allah.
Now you remember when the mob came to arrest Jesus in the
garden of Gethsemane. There was one disciple, Peter, who wanted to
defend the kingdom of Christ. And how did he want to defend it?
Supposedly he was the first pope, although we know that Biblically and
historically, that's not true. But, anyway, he took out his sword, and he
swung at the servant of the high priest, and cut off his ear. And he
wasn't aiming for his ear. He was aiming for his head, but he
missed. And what did Jesus say to Peter? He said, Well done,
Peter. Defend My kingdom with the sword. Make everybody obey
Me. Is that what He said? No! Notice the very interesting words
that Peter spoke and that Jesus used to rebuke Peter. Matthew 26:52. “52 But Jesus said to him, ‘Put your sword in its place, for all who take the sword will
perish by the sword.’” Are those words
very similar to Revelation 13:10, where it says that “he who kills with the sword must be killed with…” what? “…with the sword.” This is speaking about
the sword, the literal sword that is used to defend Christ's
kingdom; the sword of the state, of the civil power to defend
Christ's kingdom. And Christ would have absolutely nothing of it. A
little bit later Jesus was in Pilate's court, John 18:36. Pilate asked
Jesus, Are you a king? And notice what Jesus said, “My kingdom is not
of this world….” How many kingdoms did
Jesus recognize? He recognized two kingdoms. He said: “…My kingdom is not of
this world. If My kingdom were of this world, My servants would…” what? “… fight…” They would use the physical sword. They would fight, “…so that I should not
be delivered to the Jews; but now My kingdom is not from here.”
Nah, kalian ingat,
ketika orang banyak datang untuk menangkap Yesus di taman Getsemani, ada
seorang murid, Petrus, yang ingin membela kerajaan Kristus. Dan dengan cara apa
dia ingin membelanya? Konon, dia adalah Paus yang
pertama walaupun kita tahu bahwa secara alkitabiah maupun sejarah itu tidak
benar. Tetapi pokoknya dia menghunus pedangnya, dan mengayunkannya ke pelayan
imam besar dan memotong telinganya. Yang dituju bukan telinganya melainkan
kepalanya, tetapi luput. Dan apa kata Yesus kepada Petrus? Yesus berkata,
“Bagus, Petrus. Belalah kerajaanKu dengan pedang. Buatlah semua orang patuh
kepadaKu.” Itukah yang dikatakan Yesus? Tidak. Perhatikan kata-kata yang sangat
menarik yang diucapkan Petrus dan yang dipakai Yesus untuk menegur Petrus.
Matius 26:52, “52 Maka kata Yesus kepadanya:
‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan
pedang, akan binasa oleh pedang.”
Apakah kata-kata itu
sangat mirip Wahyu 13:10 di mana dikatakan, “10 …siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus
dibunuh dengan…” apa? “…dengan pedang…” Ini bericara tentang pedang, pedang
beneran yang dipakai untuk membela kerajaan Kristus, pedang milik pemerintah,
pedang kekuasaan sipil untuk membela kerajaan Kristus. Dan Kristus sama sekali
tidak mau punya urusan dengan itu.
Tak lama kemudian Yesus berada di pengadilan Pilatus,
Yohanes 18:36, Pilatus bertanya kepada Yesus, apakah Engkau seorang raja? Dan
perhatikan apa kata Yesus, “36 Jawab Yesus:
‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…” Yesus
mengakui ada berapa kerajaan? Dia mengakui ada dua kerajaan. Dia berkata, “…‘KerajaanKu bukan dari dunia ini. Seandainya Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku akan…” apa? “… melawan…” mereka akan memakai pedang fisik,
mereka akan melawan, “…supaya Aku tidak
diserahkan kepada orang Yahudi. Tetapi sekarang,
Kerajaan-Ku bukan dari sini.”
So the question is, what is the deadly wound? We can only
understand the deadly wound if we understand what the sword is. The
sword that is spoken of in this prophecy is the ability of using the civil
power to those who disobey civil law.
But what happened with the Beast? The Beast is a religious
power, right? And the Beast used the sword to punish everyone who was
not in agreement with the Beast's theology, or belief system, or
teachings. Are you understanding what I'm saying?
In other words, as we've studied before, it's the church
taking the sword of the state to punish dissenters who are not in
harmony with her. And the sword that the church used, the sword of the
state that the church used to kill, would be the sword that
would arise to give her the deadly wound. In other words, the deadly
wound is nothing less or more than taking away from the hand of the
church the sword of the state. In other words the state was
going to turn against the church that had used the power of the state to
persecute people who did not agree with the church.
Jadi, pertanyaannya
ialah, luka yang mematikan itu apa? Kita
hanya bisa memahami luka yang mematikan jika kita sudah memahami pedang itu
apa. Pedang yang dibicarakan dalam nubuatan ini adalah kemampuan memakai kekuasaan sipil atas mereka
yang melanggar hukum sipil.
Tetapi apa yang
terjadi dengan Binatang itu? Binatang ini adalah kekuasaan agama, benar? Dan
Binatang ini menggunakan pedang untuk menghukum semua yang tidak setuju dengan
theologinya, atau dengan sistem kepercayaannya, atau ajaran-ajarannya. Apakah
kalian paham apa yang saya katakan?
Dengan kata lain,
sebagaimana yang sudah kita pelajari, ini adalah gereja yang memakai pedang
pemerintah untuk menghukum orang-orang yang tidak sepaham, yang tidak selaras
dengannya. Dan pedang yang dipakai gereja, yaitu pedang pemerintah yang dipakai gereja untuk membunuh,
itulah pedang yang akan bangkit untuk memberikan luka yang mematikan kepada
gereja. Dengan kata lain, luka
yang mematikan tak lain tak bukan dari direnggutnya pedang pemerintah dari
tangan gereja. Dengan kata lain, pemerintah akan berbalik
melawan gereja yang telah memakai kekuasaan pemerintah untuk mempersekusi
orang-orang yang tidak sepaham dengan gereja.
Now the question is, How did the papacy obtain the sword?
Well, between the year 300 and the year 476 A.D. there were a series of
barbarian invasions into the Roman Empire. The last Roman Emperor was Romulus Augustulus,
and he was
deposed in the year 476. There was no more Emperor in Rome.
As a result, Rome became a kingdom without a ruler. Everything was
turned upside down. The empire was in disarray, in a chaotic situation. And
in this chaotic situation the barbarian kingdoms enticed the Bishop
of Rome to bring law and order to the empire. And he accepted
not only the role of being the spiritual leader of these
kingdoms, but
also the civil, or the political leader of these same
nations.
Sekarang
pertanyaannya ialah, bagaimana Kepausan mendapatkan pedang itu?
Nah, antara tahun 300
dan 476AD, ada serangkaian invasi bangsa-bangsa barbar ke kaisaran Romawi. Kaisar Roma yang terakhir
ialah Romulus Augustulus,
dan dia dilengserkan dari
takhta di tahun 476. Tidak
ada lagi kaisar di Roma. Akibatnya Roma
menjadi kerajaan tanpa pemimpin. Semuanya kacau
balau. Kekaisaran berantakan, dalam situasi khaos. Dan dalam situasi
khaos ini kerajaan-kerajaan barbar membujuk Uskup Roma untuk menegakkan hukum
dan ketertiban dalam kekaisaran. Dan Uskup
Roma menerima bukan saja peranan menjadi pemimpin rohani dari
kerajaan-kerajaan ini, melainkan juga
pemimpin sipil atau pemimpin politik dari bangsa-bangsa yang
sama itu.
Allow me to read you some very interesting statements
written by historians about this event. Notice this is from Cardinal
Henry Edward Manning, a Cardinal of the Roman Catholic Church. He
explains what happened when the empire fell apart. He says: “The pontiffs found themselves alone, the sole fountains of
order, peace, law and safety. And from the hour of this providential
liberation, when by a divine intervention…”
at least he believes so “…when by a divine
intervention the chains fell off from the hands of the successor of St. Peter…”
What happened when the successor of Peter, as he calls
him, took over the reins of the civil government? What happened? The
chains what? fell off. So he says: “…when by a divine intervention the chains
fell off from the hands of the successor of St. Peter as once before from his
own, no sovereign has ever reigned in Rome
except the Vicar of Jesus Christ.” [The Temporal Power of the Vicar of
Jesus Christ, pg. 28-29]
He further states this: “It [the Papacy] waited until such a time as God should break
its bonds asunder…” So the papacy, while Rome
was in place and governing, was what? restrained, because he says: “…It [the Papacy] waited
until such a time as God should break its bonds asunder and should liberate
it…” listen
to this “…and should liberate it from subjection to
civil powers…” So what is the liberation of the
papacy? the falling off of the chains. It means that now the papacy
can govern, not only in religious affairs, but also in what? in civil
affairs. And so he says, “…It
[the Papacy] waited until such a time as God should break its bonds asunder and
should liberate it from subjection to civil powers and enthrone it in the
possession of a temporal sovereignty…” that's
a political power, ‘…of
its own.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus
Christ, pg. 11-13]
Izinkan saya
membacakan beberapa pernyataan yang sangat menarik yang ditulis oleh
sejarahwan-sejarahwan tentang peristiwa ini. Simak, ini dari Kardinal Henry
Edward Manning, seorang kardinal gereja Roma Katolik. Dia menjelaskan apa yang
terjadi ketika kekaisaran itu jatuh. Dia berkata, “Para paus menyadari bahwa mereka sekarang berdiri
sendiri, satu-satunya sumber keteraturan, kedamaian, ketertiban dan keamanan.
Dan sejak saat pembebasan yang sudah ditakdirkan itu, ketika oleh campur tangan
Ilahi…” paling tidak dia meyakini
demikian, “…ketika oleh campur
tangan Ilahi, belenggu itu terlepas dari
tangan penerus St. Petrus…”
apa yang terjadi ketika penerus Petrus ~ demikianlah Manning membahasakan paus
~ mengambilalih tampuk pimpinan pemerintahan sipil? Apa yang terjadi?
Belenggunya apa? Terlepas. Maka dia berkata, “…ketika oleh campur tangan Ilahi belenggu itu
terlepas dari tangan penerus St. Petrus ~ sebagaimana hal yang sama terjadi pada
St. Petrus ~ tak ada lagi raja lain yang pernah memerintah di Roma selain Vikar Yesus Kristus.” [The Temporal Power of the Vicar of Jesus
Christ, hal. 28-29]
Selanjutnya dia
berkata demikian,
“Kepausan menunggu hingga tiba saatnya Allah akan mematahkan belenggunya…” Jadi sementara Roma masih ada dan
berkuasa, Kepausan sedang apa? Terkekang, karena dia berkata, “Kepausan menunggu hingga tiba saatnya Allah
akan mematahkan belenggunya dan memerdekakannya…”
dengarkan ini, “…dan
memerdekakannya dari ketaklukannya kepada kuasa sipil…” Jadi pemerdekaan Kepausan itu apa?
Terlepasnya belenggunya. Artinya sekarang Kepausan bisa memerintah bukan saja
dalam hal-hal kerohanian, tetapi juga apa? Dalam hal-hal sipil. Maka dia
berkata, “Kepausan menunggu
hingga tiba saatnya Allah akan mematahkan belenggunya dan memerdekakannya dari
ketaklukannya kepada kuasa sipil, dan menempatkannya di atas takhta yang memiliki
kedaulatan temporal…”
artinya kekuasan politik, “…miliknya sendiri.” [The
Temporal Power of the Vicar of Jesus Christ, hal. 11-13]
By the way, this is what the apostle Paul was talking
about in 2 Thessalonians 2:6-7. Have you ever read about the mysterious
restrainer that needed to be removed for the man of sin to manifest
himself? Notice 2 Thessalonians 2:6-7. The apostle Paul says: “6 And now you know what is restraining…” Restraining the man of sin. See, he was restrained.
By the way, that restrainer, all of the early church fathers say that the
restrainer is the Roman Empire. So it says: “…And now you know what
is restraining that he may be revealed in his own time. 7 For the mystery of lawlessness is already at work; only
he who now restrains…” which
is the Emperor, by the way, “…will
do so until he is…” what? “…until he is taken out
of the way.”
Nah, inilah yang
dibicarakan rasul Paulus di 2 Tesalonika 2:6-7. Pernahkah kalian membaca
tentang pengekang misterius yang harus disingkirkan agar “manusia durhaka”
(lebih tepat “manusia dosa”) menyatakan dirinya? Simak 2 Tesalonika 2:6-7, rasul Paulus
berkata, 6 “Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan…” menahan “manusia durhaka”. Lihat, ada
yang menahan dia. Nah, bapak-bapak gereja mula-mula semua mengatakan bahwa yang
menahan ini adalah kekaisaran Roma. Maka dikatakan, “…“Dan sekarang kamu tahu apa
yang menahan dia, agar ia boleh dinyatakan pada waktu yang telah ditentukan baginya. 7 Karena misteri pelanggaran hukum
telah mulai bekerja, hanya saja, dia yang
sekarang masih menahan…” yaitu
si Kaisar Roma, “…masih terus melakukannya, hingga dia…” apa? “…hingga dia
itu disingkirkan.”
So what is it that liberated the papacy so that it could
use the sword of civil power? It was the fact that the barbarian
invasions threw the Roman Empire into upheaval and chaos, and so
those nations said to the Bishop of Rome, “You need to bring law and order,
govern upon us not only in religious affairs, but also in civil affairs.”
Jadi apa yang
memerdekakan Kepausan sehingga dia bisa memakai pedang kekuasaan sipil? Invasi-invasi
bangsa-bangsa barbar yang memporakporandakan kekaisaran Roma dan menimbulkan
khaos. Maka bangsa-bangsa itu berkata kepada
Uskup Roma, “Anda perlu menegakkan ketertiban dan keteraturan. Kepalailah kami
bukan hanya dalam hal kerohanian tetapi juga dalam hal-hal sipil.”
I want to read you some statements from some theologians on
the style of government that existed during the Middle Ages. This
statement is by James Conroy, a Roman Catholic. He says this: “Long ages ago when Rome through the neglect of the Western
emperors was left to the mercy of the barbarous
hordes, the Romans turned…” notice this, “…the
Romans turned to one figure for aid and protection, and asked him to
rule them…” Who was
that that they asked to rule? the Bishop of Rome. Today he's called the
pope, “…and
thus in this simple manner, the best title of all to kingly right,
commenced the temporal sovereignty of
the popes. And meekly stepping to the throne of Ceaser…” notice the terminology
“…meekly stepping to the throne of Ceaser the Vicar of Christ took up
the scepter to which the emperors and kings of Europe were to bow in reference
through so many ages.” [American Catholic Quarterly Review, April 1911]
Saya mau membacakan
beberapa pernyataan dari beberapa theolog tentang gaya pemerintahan yang ada di
zaman Abad Pertengahan. Pernyataan ini berasal dari James Conroy, seorang Roma
Katolik. Dia berkata demikian, “Dulu, akibat Roma ditelantarkan oleh kaisar-kaisar Romawi
Barat, dan ditinggalkan pada pasukan-pasukan barbar yang kejam, orang-orang Roma berpaling…” perhatikan ini, “…orang-orang Roma berpaling kepada satu sosok
untuk bantuan dan perlindungan, dan memintanya untuk mengepalai mereka…” Siapa yang mereka minta untuk
mengepalai mereka? Uskup Roma. Sekarang dia disebut Paus, “…maka dengan cara yang sederhana ini, jabatan
terbaik dari segala kewenangan raja, menjadi awal kekuasaan sipil para paus.
Dan dengan rendah hati mereka naik ke takhta Kaisar…” perhatikan istilahnya, “…dengan rendah hati mereka naik ke takhta
Kaisar, dan Vikar Kristus mengambil tongkat pimpinan, dan kepadanya raja-raja
Eropa kemudian harus tunduk dengan hormat selama berabad-abad.” [American
Catholic Quarterly Review, April 1911]
Here's another statement from another historian, Carl
Conrad Eckhardt. He says: “Under the Roman empire, the popes had no
temporal powers…” In other words, they had no political power. “…But when the Roman empire had disintegrated and its place had
been taken by a number of rude barbarous kingdoms…” those are the ten
divisions, the ten horns “…the
Roman Catholic church not only became independent of the states in religious
affairs but dominated secular affairs as well.” [The Papacy and World Affairs pg.1]
Ini ada pernyataan
lain dari seorang sejarahwan yang lain,
Carl Conrad Eckhardt. Dia berkata, “Di bawah kekaisaran Roma, para paus tidak memiliki kekuasaan
sipil…” dengan kata lain
para paus tidak punya kekuasaan politik. “…Tetapi ketika kekaisaran Roma telah
terpecah-belah, dan tempatnya digantikan oleh banyak kerajaan barbar yang
biadab…” inilah kesepuluh
bagian itu, kesepuluh tanduk, “…gereja Roma Katolik tidak saja menjadi independen dari
pemerintah dalam hal-hal rohani, melainkan mendominasi urusan-urusan sekuler
juga.” [The Papacy and World Affairs hal. 1]
R.W. Southern, another historian. These are all, by the
way, non-Adventist theologians, and historians. R.W. Southern says
this: “During the whole medieval period there was in
Rome a single spiritual and temporal…” that is
civil,
“…temporal authority exercising
powers which in the end exceeded those that had ever lain within the grasp of
the Roman emperor.” [Western Society and
the church in the Middle Ages Vol. 2, pg 24-2]
R.W. Southern,
seorang sejarahwan lain ~ nah, mereka ini semuanya adalah theolog-theolog
non-Advent ~ sejarahwan R.W. Southern berkata demikian, “Sepanjang seluruh periode
abad pertengahan di Roma ada satu penguasa tunggal, untuk urusan rohani maupun
duniawi…” maksudnya
kekuasaan sipil, “…kekuasaan yang pada akhirnya melampaui apa
yang pernah berada di dalam genggaman para kaisar Roma.” [Western Society and
the church in the Middle Ages Vol. 2, hal. 24-2]
And John N. Figgis has this interesting comment. He says: “In the Middle Ages, the church was not a state, it was the
State; or rather the civil authority (for a separate society was not
recognized), was merely the police department of the Church.” [From Gerson to
Grotius pg. 4)
Dan John N. Figgis membuat
komentar yang menarik ini. Dia berkata, “Di Abad
pertengahan, gereja bukanlah satu negara bagian, dia itulah negaranya; atau
lebih tepatnya penguasa sipil (karena badan terpisah yang lain tidak diakui) pada saat itu hanyalah angkatan kepolisian
gereja.” [From Gerson to Grotius pg. 4]
Are you catching the picture of what this is talking about? What was the sword that the Roman Catholic Papacy had in its hand? It was the sword. Not of the Bible. It didn't use the Bible to persuade, or to kill people. It used the civil power to accomplish its purposes, which it took over when the Roman Empire fell.
Apakah kalian bisa
menangkap gambaran apa yang dibicarakan di sini? Pedang apakah yang dimiliki Kepausan Roma Katolik di
tangannya? Itu adalah pedang, bukan Alkitab. Kepausan tidak memakai Alkitab
untuk membujuk atau membunuh orang. Kepausan
memakai kekuasaan sipil untuk mencapai tujuannya, yang dia ambilalih ketika
kekaisaran Roma jatuh.
By the way, it's interesting to read a bull by Pope Bonifacius
VIII. It was written in the year 1302. The name of the bull is Unam Sanctum. And notice how he
interprets the two swords. He says this: “We are informed by the texts of the Gospels that in this
Church…” that is in the Roman Catholic church, “… and in its power are two
swords…” So the church has how many swords? According to the Bible, how many swords
does the church have? one. According to the Roman Catholic Church, how
many swords does he have? two. Notice, “We are informed by the texts of the Gospels that in this Church
and in its power are two swords namely the spiritual and the temporal, both
therefore are in the power of the Church that is to say, the spiritual and the
material sword. But the former…” that is the spiritual sword, “…
is to be administered for the church, but the latter…” that
is the temporal sword, “…by the church. The former in the hands of the priest…” In other words, Scripture in the hands of the priests
“…the latter by the hands of kings and soldiers…” That's the temporal sword. But notice how it ends,
“…but at the will and sufferance of the priest…”
Nah, membaca
pengumuman yang dibuat oleh Paus Bonifacius VIII itu menarik. Ini ditulis di
tahun 1302. Nama pengumuman itu ialah Unam Sanctum. Dan simak bagaimana dia menerjemahkan kedua
pedang tersebut. Dia berkata, “…Kami diberitahu oleh teks Injil bahwa di dalam gereja ini…” maksudnya gereja Roma Katolik, “…dan dalam kekuasaannya, ada dua pedang…”
Jadi gereja punya berapa pedang? Menurut
Alkitab gereja punya berapa pedang? Satu. Menurut gereja Roma Katolik dia punya
berapa pedang? Dua. Simak,
“Kami diberitahu oleh
teks Injil bahwa di dalam gereja ini dan dalam kekuasaannya, ada dua pedang,
yaitu yang rohani dan yang duniawi, karena itu kedua-duanya berada dalam
kekuasaan gereja, yaitu pedang yang rohani dan yang materi. Tetapi yang disebutkan
lebih dulu…” yaitu pedang yang
rohani, “…dipakai untuk
kepentingan gereja; sedangkan yang disebut belakangan…” maksudnya pedang duniawi, “…dipakai oleh gereja. Yang pertama disebutkan
berada di tangan para imam…”
dengan kata lain Kitab Suci berada di tangan para imam, “…yang disebut belakangan oleh tangan-tangan
para raja dan tentara…” yaitu
pedang duniawi. Tetapi simak bagaimana bagian akhirnya, “…tetapi menurut kehendak dan izin para imam…”
Are you catching what this, what Revelation is talking about?
Revelation 13, when it says, “He who kills with the
sword will be killed with the sword.” How
did the
papacy kill with the sword? It did not do it as a church, it actually
influenced the state to do it. Do you remember our last
lecture where we talked about what happened to Jesus? Could the
church execute the penalty upon those, upon Jesus Christ? Absolutely
not. So what did they have to do? They had to go to Pilate, and they
had to get the help of the civil power to kill Christ. Is that the
very same thing that happened during the Middle Ages when the saints of
the Most High were killed by this power? Absolutely. That's what
prophecy teaches.
Apakah kalian
menangkap apa yang dibicarakan Wahyu? Wahyu 13, ketika dikatakan, “…siapa yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang…”? Bagaimana cara Kepausan membunuh dengan pedang? Dia tidak
melakukannya sebagai gereja,
tetapi dia mempengaruhi pemerintah untuk melakukannya.
Apakah kalian ingat
dalam ceramah yang terakhir kita telah membahas apa yang terjadi pada Yesus?
Bisakah gereja mengeksekusi hukuman atas mereka, atas Yesus Kristus? Sama
sekali tidak. Maka apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus pergi ke
Pilatus, dan mereka harus minta bantuan kekuasaan sipil untuk membunuh Kristus.
Apakah itu hal yang persis sama yang terjadi di zaman Abad Pertengahan ketika
orang-orang kudus Yang Mahatinggi dibunuh oleh kekuasaan ini? Betul sekali.
Itulah yang diajarkan nubuatan.
So the question is, What happened in 1798? It must be that
the sword that the Beast used to kill, that sword arose and gave it the
deadly wound. So who would give the deadly wound to the Beast? It
would have to be the what? The state. The civil power would have to
give the papacy the wound, because the sword represents the civil
power. So if he killed with the sword of the civil power, and that
sword is going to hurt him, or is going to give him the deadly wound, it
must mean that the civil power would give the church the deadly
wound. And that's exactly what happened in 1798. 1798 was the
culmination of the French Revolution. The French Revolution started in
1789, and it was a reaction against kingly intolerance, and it was against
priestly power wrongly exercised. And on February 12, 1798 General
Berthier, the general of the troops of Napoleon Bonaparte, entered Vatican
City, arrested Pope Pius VI, and took him prisoner to France where
he died in exile. And so everybody thought that the papacy, at this
point, had been killed by this civil power of France.
In fact, let me read you some interesting statements from
historians where they say that everybody thought that the papacy was
dead. And these are secular historians.
Jadi pertanyaannya
ialah, apa yang terjadi di tahun
1798? Tentunya pedang yang dipakai Binatang itu untuk membunuh,
pedang itu akan bangkit dan akan memberi Binatang itu luka yang mematikan. Jadi
siapa yang memberi Binatang itu luka yang mematikan? Haruslah siapa? Pemerintah! Kekuasaan sipil yang
harus memberi Kepausan luka yang mematikan itu, karena pedang
tersebut melambangkan kekuasaan sipil. Maka jika dia membunuh dengan pedang
kekuasaan sipil, dan pedang itulah yang akan membunuhnya, atau yang akan
memberinya luka yang mematikan, tentulah berarti kekuasaan sipil yang akan
memberikan luka yang mematikan kepada gereja. Dan tepat itulah yang terjadi di
tahun 1798. Tahun 1798 merupakan
kulminasi dari revolusi Perancis. Revolusi Perancis mulai di tahun 1789 dan itu
merupakan reaksi terhadap ketidaktoleransian kerajaan, dan merupakan perlawanan
terhadap kekuasaan imam-imam yang disalahgunakan. Dan pada 12 Februari 1798,
Jendral Berthier, jendral dari pasukan Napoleon Bonaparte, memasuki kota
Vatikan, menangkap Paus Pius VI, dan membawanya sebagai tawanan ke Perancis di
mana dia mati dalam pengasingan. Maka semua
orang mengira Kepausan pada saat itu telah mati dibunuh oleh kekuasaan sipil
Perancis.
Nah, mari saya
bacakan beberapa pernyataan menarik dari para sejarahwan ketika mereka berkata
bahwa semua orang mengira Kepausan telah tamat riwayatnya. Dan para sejarahwan
ini adalah sejarahwan sekuler.
Notice this first one. “The papacy was extinct. Not a
vestige of its existence remained. And among all the Roman Catholic
powers, not a finger was stirred in its defense. The Eternal City had
no longer prince or pontiff. It's bishop was dying captive in foreign
lands. And the decree was already announced that no successor would
be allowed in its place.” [George Trevor ~ The Fall of the Western Empire, pg. 439, 440]
Perhatikan yang
pertama ini. “Kepausan sudah punah; tak tersisa sedikit pun eksistensinya,
dan di antara daerah kekuasaan Roma Katolik, tidak ada satu pun yang mengangkat
jarinya untuk membelanya. Sudah tak ada lagi penguasa atau paus di kota abadi
(Roma) itu, uskupnya adalah tawanan yang lagi sekarat di tanah asing; dan sudah
diumumkan suatu perintah bahwa tidak ada yang akan diizinkan menjadi penerus
menggantikannya.” [George Trevor ~ The
Fall of the Western Empire, hal. 439, 440]
In another quotation Joseph Rickaby says this about the
French Revolution, and the deadly wound.
“No
wonder that half of Europe thought Napoleon’s veto…” The
veto means that Napoleon had said, No more pope's. “…No
wonder that half of Europe thought Napoleon’s veto would be obeyed, and that
with the Pope the Papacy was dead.” (Lectures on the history of religion Vol. 3 pg. 1)
Dalam suatu
pernyataan yang lain Joseph Rickaby berkata demikian tentang Revolusi Perancis
dan luka yang mematikan, “Tidak heran setengah dari Eropa
menganggap veto Napoleon…” veto ini berarti Napoleon telah berkata, “tidak akan ada
paus lagi.” “…Tidak heran setengah dari Eropa menganggap veto Napoleon akan dipatuhi,
dan bahwa bersama dengan pausnya, kepausan sudah mati.” (Lectures on the
history of religion Vol. 3 hal. 1)
Another: T. H. Gill in his book, The
Papal Drama, says this about what happened in 1798:
“Multitudes imagined that the
Papacy was at the point of death, and asked, would Pius VI be the last pontiff,
and if the close of the 18th century would be signalized by the fall
of the Papal dynasty.” (The Papal Drama, book 10)
Tokoh lain,
T.H. Gill dalam bukunya The Papal Drama,
berkata demikian tentang apa yang terjadi di 1798: “Banyak orang
membayangkan bahwa kepausan sedang sekarat, dan bertanya apakah Pius VI akan
menjadi paus yang terakhir, dan apakah berakhirnya abad ke-18 akan ditandai
oleh jatuhnya dinasti kepausan.” (The Papal Drama, book 10)
And one further quotation: “…the Papacy had suffered its deepest humiliation…[and] appeared
to be annihilated…” Notice the
terminology: “….appeared to be
annihilated. The
revolution also dealt it the wound which it seemed did not want to heal until
far into the 20th century…” (Historian
M. Weitlauff ~quoted in Frank B. Holbrook, Symposium on Revelation Vol. 2, pg.
337).
Dan satu kutipan
lagi: “…Kepausan telah
menderita penghinaan yang paling parah… [dan] tampaknya telah dilenyapkan…” simak terminologinya: “…tampaknya
telah dilenyapkan. Revolusi itu jugalah yang telah memberinya luka itu yang
tampaknya tidak mau sembuh hingga jauh di abad 20…” (Historian M. Weitlauff ~
dikutip Frank B. Holbrook, Symposium on Revelation Vol. 2, hal. 337).
And the ironic thing is that the first nation that gave the
Roman Catholic Papacy temporary power was Clovis, King of the
Franks, in the year 508. That's why France is known as the
eldest daughter of the papacy. And the very nation that first gave
temporal power to the Roman Catholic Church withdrew that power,
ironically, from her in 1798. The French Revolution was a
catastrophic event for the papacy. In fact, in the aftermath of the
French Revolution, country after country, in the Western world turned
democratic. They were emancipated from the power of the church during
the Middle Ages, using them to persecute the saints of the Most
High. And it appeared that the papacy was dead.
Dan yang ironis
ialah, bangsa yang pertama yang memberikan kekuasaan sipil kepada Kepausan Roma
Katolik adalah Clovis, raja Franks, di tahun 508. Itulah sebabnya Perancis dikenal sebagai putri sulung
Kepausan. Dan justru bangsa yang pertama yang memberikan kekuasaan sipil kepada
gereja Roma Katolik yang mengambil kekuasaan itu kembali darinya di tahun 1798.
Revolusi Perancis adalah bencana besar bagi Kepausan. Bahkan, pasca Revolusi
Perancis, negara demi negara di dunia Barat berubah menjadi demokratis. Mereka
dimerdekakan dari kekuasaan gereja yang menguasai mereka selama Abad
Pertengahan dan yang memakai mereka untuk mempersekusi orang-orang kudus Yang
Mahatinggi. Dan Kepausan tampaknya mati.
Prophecy tells us that the deadly wound was going to be
healed.
Notice Revelation 13:3. “3 And I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” what was it wounded with? with a sword. What did the Beast wound with? the sword, “…and his deadly wound was healed. And all the world marveled and followed the beast.”
Notice Revelation 13:3. “3 And I saw one of his heads as if it had been mortally wounded…” what was it wounded with? with a sword. What did the Beast wound with? the sword, “…and his deadly wound was healed. And all the world marveled and followed the beast.”
Let me ask you, if the deadly wound is removing the sword
from the hand of the Beast, what must be the healing of the deadly wound?
It must
be restoring, once again, the sword to the hand of the Beast so
that the sword can use the civil power, once again, to persecute.
Are you with me or are you not with me? I hope so.
Nubuatan mengatakan
kepada kita bahwa luka yang mematikan itu akan disembuhkan. Simak Wahyu 13:3, “3 Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang mematikan,…”
dia terluka dengan apa? Dengan pedang. Apa yang melukai
Binatang itu? Pedang, “…tetapi luka yang mematikan itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu
mengikut binatang itu.”
Coba saya tanya, jika
luka yang mematikan ialah mencopot pedang dari tangan Binatang itu, kesembuhan luka yang mematikan
haruslah apa? Haruslah dikembalikannya
sekali lagi pedang tersebut ke tangan Binatang itu agar pedang
itu bisa memakai kekuasaan sipil sekali lagi untuk mempersekusi.
Apakah kalian bisa
mengikuti saya atau tidak? Saya harap bisa.
Now the question is, why hasn't the mortal wound healed yet? Let me read you a statement by Malachi Martin, Roman Catholic Jesuit. He wrote in 1986 a very revealing statement. I don't think he really realized what he was writing, and the prophetic implications of it. But he said in 1986: “For 1500 years and more Rome..”
he's talking about the Roman Church. “...Rome had kept as strong a hand as possible in each local community around the wide world…” So notice, “For 1500 years and more Rome had kept a strong a hand as possible in every local community around the wide world..”. And then he says this: “…By and large, and admitting some exceptions, that had been the Roman view…” What had been the Roman view? exercising power with a what? with a strong hand, right? That had been the Roman view. So he says: “…By and large, and admitting some exceptions, that had been the Roman view until 200 years of inactivity had been imposed upon the Papacy by the major secular powers of the world.” (The Keys of this Blood)
What is it that keeps the deadly wound in place? The major
secular powers of the world, because they have not allowed the papacy to
climb on them again. They have not allowed the papacy to use them.
Sekarang pertanyaannya, mengapa luka
yang mematikan itu belum sembuh? Saya akan membacakan pernyataan Malachi
Martin, seorang Jesuit Roma Katolik. Dia menulis di 1986 suatu pernyataan yang
sangat jelas. Saya rasa, dia sendiri tidak menyadari apa yang ditulisnya dan bahwa tulisannya mengandung
implikasi nubuatan.
Tetapi dia berkata di tahun 1986, “Selama lebih dari 1500
tahun, Roma…” dia berbicara tentang
gereja Roma “…Roma berusaha
sebisa-bisanya mempertahankan kekuasaan yang kokoh
dalam setiap komunitas lokal di seluruh dunia…”
Jadi perhatikan, “…Selama lebih dari 1500 tahun, Roma berusaha
sebisa-bisanya mempertahankan kekuasaan yang kokoh
dalam setiap komunitas lokal di seluruh dunia…” lalu
dia berkata demikian, “…Secara umum, dengan beberapa
perkecualian, itulah cara pandang Roma…”
apa cara pandang Roma? Menjalankan kekuasaan dengan apa? Dengan kokoh, benar?
Itulah cara pandang Roma. Maka katanya, “…Secara
umum, dengan beberapa perkecualian, itulah cara pandang Roma hingga 200 tahun
ketidakaktifan dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasaan utama dunia
sekuler.” (The Keys of this Blood)
Apa yang
membuat luka yang mematikan itu tidak sembuh? Kekuasaan-kekuasaan utama dunia
sekuler, karena mereka tidak mengizinkan Kepausan menjajah mereka lagi, mereka tidak mengizinkan Kepausan
memanfaatkan mereka lagi.
Are we starting to see changes, even within the United
States of America? We most certainly are. We're seeing the church
trying to appeal to the arm of the state in order to get her agenda
across.
Apakah sekarang kita mulai
melihat perubahan bahkan di negara Amerika Serikat? Benar sekali. Kita sekarang
melihat gereja berusaha meminta bantuan lengan pemerintah untuk menggolkan
agendanya.
Now let me ask you, if he wrote this in 1986, and he says
that 200 years of inactivity have been imposed upon the papacy, by
the major secular powers of the world. If you go back 200 years where do
you arrive? You arrive at the time of the French Revolution. He's
saying, The French Revolution imposed 200 years of inactivity upon the
papacy. And that inactivity is imposed by the major secular powers of
the world. Are you with me?
Sekarang coba saya
tanya, jika Malachi Martin menulis ini di tahun 1986, dan dia berkata bahwa 200
tahun ketidakaktifan telah dipaksakan kepada Kepausan oleh kekuasaan-kekuasaan
dunia sekuler yang utama, maka jika kita mundur 200 tahun kita sampai di mana?
Kita sampai di zaman Revolusi Perancis. Malachi Martin berkata, Revolusi
Perancis telah memaksakan 200 tahun ketidakaktifan kepada Kepausan, dan
ketidakaktifan tersebut dipaksakan oleh kekuasaan-kekuasaan utama dunia
sekuler. Apakah kalian bisa mengikuti?
Ellen White wrote 100 years before Malachi Martin wrote,
and notice what she says. “…Let the restrains now imposed by secular governments…” Who imposes the
restraints? Who imposed the restraint back in the time of the Roman
Empire? the civil power. But when the civil power was removed, and
the sword was given to the church, the chains fell off. The restrainer
was gone. Are you with me? So when it receives a deadly wound, is this
power restrained again by the secular powers of the world? Yes. “…Let the
restrains now imposed by secular governments be removed and Rome be reinstated
in her former power, and there would speedily be a revival of her tyranny and
persecution.”
100 tahun sebelum Malachi Martin
menulis itu, Ellen White menulis, dan simak apa katanya, “…Bilamana pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh
pemerintah-pemerintah sekuler…” Siapa yang memaksakan pengekangan? Siapa
yang memaksakan pengekangan di zaman kekaisaran Roma? Kekuasaan sipil. Tetapi
ketika kekuasaan sipil itu disingkirkan dan pedang itu diberikan kepada gereja,
belenggunya terlepas. Yang mengekang hilang. Apakah kalian bisa mengikuti saya?
Jadi, ketika Kepausan menerima luka yang mematikan, apakah kekuasaan itu
dikekang lagi oleh kekuasaan-kekuasaan dunia sekuler? Ya. “…Bilamana
pengekangan yang sekarang dipaksakan oleh pemerintah-pemerintah sekuler
disingkirkan, dan Roma dikembalikan ke kekuasaannya yang sebelumnya, maka akan
segera terjadi suatu kebangkitan dari tiraninya dan penganiayaannya.”
Let me ask you then, what is it that keeps the deadly wound
in place? The fact that the state does not allow itself to be used
as the state was used during the Middle Ages.
When will the deadly wound be healed? When the sword,
which turned against the papacy, will arise and be given once again to
the Roman Catholic Papacy to do what she did during the 1260 years.
Kalau begitu, saya
mau tanya, apa yang membuat luka yang mematikan itu tetap ada? Faktanya bahwa
pemerintah tidak mengizinkan dirinya dimanfaatkan lagi sebagaimana dulu di Abad
Pertengahan pemerintah telah dimanfaatkan.
Kapan luka yang
mematikan itu akan sembuh? Ketika pedang yang pernah berbalik melawan Kepausan,
sekali lagi akan bangkit dan diberikan kepada Kepausan Roma Katolik untuk
melakukan apa yang pernah dilakukannya selama periode 1260 tahun.
Allow me to read you a very telling statement by John W.
Robbins. He's a Reformed theologian. He's not a Seventh-day
Adventist. He quotes actually Ayn Rand, who wrote this in 1967.
Notice what it says: “The Catholic church has never
given up the hope to reestablish…” What does re-establish mean? Must have lost it,
right? “…The Catholic church has never given up the
hope to reestablish the medieval union of church and state…” So are church and state united today? No. She needs to
re-establish it, right?
“…with a global state and a global theocracy as its ultimate goal. The Roman
church-state is a hybrid ~ a monster of ecclesiastical and political power…” What kind of power? ecclesiastical and what? political
power. “…Its political thought is totalitarian, and
whenever it has had the opportunity to apply its principles, the result has
been bloody repression. If during the last 30 years it has softened its
assertions of full, supreme, and irresponsible power, and has murdered fewer
people than before, such changes in behavior are not due to a change in its
ideas, but to a change in its circumstances…” Folks,
because it has a deadly wound. Notice what he continues saying, “…The Roman church-state in the 20the
century, however, is an institution…” This is not a Seventh-day
Adventist. I don't think he interprets Revelation 13 the way we do.
But he says, “…The Roman church-state in the 20the
century, however, is an institution recovering from a mortal wound. If and
when…” We would not say “if”, we would say “when”. But he says, “…If and when it regains its full power and authority, it will
impose a regime more sinister than any the planet has yet seen.” [pg. 195] What's
going to happen when the Beast receives the sword once again? It is
going to have worldwide dominion, and it is going to persecute like it did
in the past, no matter what it might appear like right now.
Izinkan saya
membacakan suatu pernyataan yang sangat jelas oleh John W. Robbins. Dia adalah
seorang theolog Reformed, dia bukan seorang MAHK. Sebenarnya dia mengutip Ayn
Rand yang menulis ini di tahun 1967. Perhatikan apa katanya, ‘Gereja Katolik tidak pernah
putus harap akan menegakkan kembali…” apa yang dimaksud dengan “menegakkan kembali”?
Berarti tadinya pernah hilang, benar? “…Gereja Katolik tidak pernah putus harap
akan menegakkan kembali persatuan gereja dengan pemerintah ala abad
pertengahan…” jadi apakah gereja dan pemerintah sekarang ini sudah bersatu? Tidak. Gereja
masih harus menegakkannya kembali, benar?
“…dengan persatuan antara pemerintahan
yang global dan theokrasi yang global sebagai target akhirnya. Persatuan gereja
Roma dengan pemerintah adalah suatu produk blasteran ~ momok yang terdiri atas
kekuasaan imamat dan politik…” kekuasaan macam apa? Imamat dan apa? Kekuasaan
politik. “…Pikiran politiknya
totalitarian, dan setiap kali dia punya kesempatan untuk memberlakukan
prinsip-prinsipnya, hasilnya adalah represi berdarah. Jika selama 30 tahun yang
terakhir dia telah memperlunak demonstrasi kekuasaannya yang penuh, tertinggi
dan yang tidak bertanggungjawab, dan telah membunuh lebih sedikit orang
daripada sebelumnya, maka perubahan dalam sikapnya itu bukanlah karena
perubahan ideologinya, melainkan karena perubahan situasi dan kondisi…” karena dia
memiliki luka yang mematikan, Saudara-saudara. Perhatikan apa katanya
selanjutnya, “…Namun
persatuan Gereja Roma dengan pemerintah di abad ke-20 adalah suatu institusi…” Robbins bukan
seorang MAHK. Menurut saya dia tidak menginterpretasikan Wahyu 13 seperti kita,
tetapi dia berkata, “…Namun persatuan Gereja Roma dengan
pemerintah di abad ke-20 adalah suatu institusi yang sembuh dari luka yang
mematikan. Jika dan bila…” kalau kita
tidak akan mengatakan “jika”, kita akan mengatakan “bila”, tetapi John Robbins
berkata, “…Jika dan bila dia
pulih dan memperoleh kembali kekuasaan dan wewenangnya dengan penuh, dia akan
memberlakukan suatu rezim yang lebih mengerikan daripada apa yang pernah
dilihat planet ini.” [hal. 195] Apa yang akan terjadi ketika Binatang itu
menerima pedang sekali lagi? Dia akan memiliki kekuasaan yang mendunia, dan dia
akan menganiaya sebagaimana yang dilakukannya di masa lampau, tak jadi soal
bagaimana tampaknya sekarang.
By the way, Dave Hunt caught this. He wrote a book called,
A Woman Rides the Beast. Now a lot of
the ideas in that book I don't agree with, because I think there's a lot
of error, but one thing that he gets straight is that the woman that
rides the Beast represents the Roman Catholic Church, and the Beast
represents the civil powers of the world. He got that right.
Now notice what he says. Do you remember we spoke about
this system being the harlot? Notice what Dave Hunt says. “Why do world leaders want to get in bed with the Vatican?...” Do you notice the fornication metaphor being used
there? “…The heads of state in today's world all
recognize that the pope wields a power, which in many ways is even
greater than their own. It is not only Catholicism's 900 million
subjects, and enormous wealth that causes the world's most powerful
governments to call to make friendly relations with the Roman Catholic
Church. It is because Vatican City citizens are found in great
numbers in nearly every country. They constitute an international network
that reaches into the inside circles of the world's power centers.”
Nah, Dave Hunt
menangkap ini. Dia menulis sebuah buku berjudul A
Woman Rides the Beast. Nah, ada banyak gagasan dalam buku itu yang tidak
saya setujui karena saya merasa ada banyak kesalahannya, tetapi satu hal yang
ditangkap Dave Hunt dengan benar ialah bahwa perempuan yang mengendarai
Binatang itu melambangkan gereja Roma Katolik, dan Binatang itu melambangkan
kekuasaan sipil dunia. Dave Hunt telah memahaminya dengan benar.
Sekarang simak apa
katanya. Apakah kalian ingat kita telah berbicara tentang sistem ini sebagai
seorang perempuan pelacur? Simak apa kata Dave Hunt. “Mengapa pemimpin-pemipin dunia mau naik ke
ranjang (= berhubungan intim) dengan Vatikan?...” Apakah kalian melihat metafor perzinahan
dipakai di sini? “…Kepala-kepala
negara dunia hari ini semua mengakui bahwa paus memiliki suatu kekuasaan, yang
dalam banyak hal bahkan lebih hebat dari kekuasaan mereka. Bukan saja karena penganut
Katolikisme yang berjumlah 900 juta, dan jumlah hartanya yang luar biasa yang
membuat pemerintahan-pemerintahan yang paling berkuasa di dunia harus menghubungi
gereja Roma Katolik untuk menjalin hubungan akrab dengannya. Karena
pengikut-pengikut Kota Vatikan ada dalam jumlah besar di hampir setiap negara.
Mereka membentuk suatu jaringan internasional yang mencapai jauh hingga ke
lingkaran-lingkaran dalam pusat-pusat kekuasaan dunia.”
Malachi Martin wrote a book, a very famous book, The Keys of This Blood. He speaks about
three systems that are vying for the dominion of the world: capitalism,
communism, and Roman Catholicism.
And I want you to notice what he says. This is a Jesuang
menggantikan it priest. By the way, he died under mysterious
circumstances. Notice what it says in The
Keys of This Blood, page 18. “There is one great
similarity shared by all three of these globalist competitors: that is
communism, capitalism, and Roman Catholicism. Each one has in mind
a particular grand design for one world governance…” What do each one of them want? one world what? governance.
“…Their geo-political competition is about which of the
three will form, dominate, and run the world system that
will replace the decaying nation system…” And
then in some chilling words on page 16, he tells us this: “…No holds barred, because once the competition has
been decided, the world and all that's in it: our way of life as
individuals, and as citizens of the nations, our families, and our jobs,
our trade, and commerce, and money, our educational systems, and our
religions, and our cultures, even the badges of our national identity,
which most of us have always taken for granted, all will have been
powerfully, and radically altered forever. No one can be exempted
from its effects. No sector of our lives will remain
untouched. Nobody who is acquainted with the plans of these three
rivals has any doubt but that only one of them can win.”
Is that chilling? Does that tell you what the objective of the Roman
Catholic Church is? It's world dominion by once again sitting on the
civil powers of the world to dominating control as she did
in the past.
You say, Well, she sounds so nice now, so conciliatory.
That's true! But let me say folks, and I say this solemnly, that's
the way the Devil works. The Devil doesn't work openly. He works
underground. He makes evil look good, and he makes good look evil.
Malachi Martin menulis
sebuah buku, buku yang sangat terkenal, The
Keys of This Blood. Dia berbicara tentang tiga sistem yang akan bertarung
untuk mendapatkan kekuasaan dunia: kapitalisme, komunisme, dan Roma
Katolikisme.
Dan saya mau kalian
menyimak apa yang dikatakannya. Ini adalah seorang imam Jesuit. Dan ketahuilah
dia mati dengan kondisi yang mencurigakan. Perhatikan apa katanya dalam The Keys of This Blood, hal. 18, “Ada satu persamaan mencolok yang dimiliki
oleh ketiga kompetitor global ini yaitu, komunisme, kapitalisme, dan Roma
Katolikisme. Masing-masing memiliki konsep megah yang khas untuk membuat dunia
di bawah satu pemerintahan…”
apa yang dimaui setiap dari mereka? Dunia di bawah satu apa? Pemerintahan. “…Kompetisi geo-politis mereka ialah tentang
siapa dari mereka bertiga yang akan membentuk, menguasai, dan mengatur sistem
dunia untuk menggantikan sistem bangsa-bangsa yang telah lapuk…” Lalu dengan kata-kata yang membuat
bulu kuduk berdiri di hal.16 dia berkata demikian, “…Tanpa batasan apa pun, karena begitu
persaingan itu ditentukan [pemenangnya], seluruh dunia dengan segala isinya:
cara hidup kita sebagai individu dan sebagai warga negara bangsa-bangsa,
keluarga kita, pekerjaan kita, usaha kita, perdagangan kita, dan uang, sistem
edukasi kita, dan agama kita, kebudayaan kita, bahkan lambang dari idenitas
kebangsaan kita, yang oleh kebanyakan kita selama ini kurang dihargai, semuanya
akan berubah secara keras dan radikal untuk
selama-lamanya. Tak akan ada yang dikecuaikan dari dampaknya. Tak ada sektor
dalam hidup kita yang tidak akan tersentuh. Tak seorang pun yang mengenal
rencana ketiga pesaing ini meragukan bahwa hanya satu dari mereka yang bisa
menang.”
Tidakkah ini membuat
bulu kuduk berdiri? Apakah ini mengatakan kepada kita apa yang menjadi tujuan gereja Roma Katolik? Yaitu menguasai dunia dengan sekali lagi mengendalikan kekuasaan sipil
dunia, untuk mendominasi kontrol sebagaimana yang pernah dilakukannya
di masa lampau.
Kalian berkata, yah
sekarang ini mereka tampaknya begitu baik, begitu mau berdamai.
Itu benar! Tetapi,
Saudara-saudara, saya katakan dan saya katakan dengan serius, itulah cara kerja
Iblis. Iblis tidak bekerja secara terang-terangan. Dia bekerja sembunyi-sembunyi.
Dia membuat yang jahat tampak baik, dan dia
membuat yang baik tampak jahat.
Now what about the time frame? How soon, in the mind of
Malachi Martin, is this dominion going to take place? He says in
his book, The Keys of This Blood, pages
15-16, the following: “As to the time factor involved, those of us
who are under seventy will see at least the basic structures of the
New World government installed…” and he says, “…under the Roman Catholic Papacy.”
Remember this. Those of us under 40 will surely live under its
legislative, executive and judiciary authority and control.
You need to get a copy of that book and read it. I mean
it's not covert. There's nothing hidden there. It openly tells you
what the objective of the Roman Catholic Church is. And, by the way,
Malachi Martin says it's inevitable that the papacy is going to be the
winner, because God has willed it that way. That's why he calls it The Keys of This Blood. God has said
that that's the way it's going to be, and no human being can prevent
it.
Sekarang, bagaimana dengan
kerangka waktunya? Dalam pikiran Malachi
Martin, seberapa cepat penguasaan atas dunia ini akan terjadi? Dia berkata
dalam bukunya The Keys of This Blood hal.
15-16, sbb.: “Mengenai faktor waktu yang terlibat, dari
antara kita yang
sekarang berumur di bawah 70 tahun paling tidak akan melihat
struktur dasar pemeritahan Dunia Baru itu diletakkan…” dan
dia berkata, “…di bawah Kepausan
Roma Katolik.” Ingat ini. Yang
berumur di bawah 40 tahun pasti akan mengalami hidup di bawah kekuasaan dan
kendali legislatif, eksekutif dan judikatifnya.
Kalian harus
mendapatkan copy buku tersebut dan membacanya. Maksud saya tidak ada yang
rahasia, tidak ada yang disembunyikan di sana. Buku itu dengan jelas
memberitahu kita apa tujuan gereja Roma Katolik. Dan ketahuilah Malachi Martin
berkata, tidak dapat dielakkan Kepausan akan keluar sebagai pemenang karena
Allah telah menghendakinya demikian. Itulah sebabnya dia memberi judul bukunya The Keys of This Blood. Allah telah mengatakan
itulah yang akan terjadi dan tak ada satu manusia pun yang bisa mencegahnya.
Now here's the big question: How is this deadly wound going
to be healed? Who is going to bring about its healing? And how is
it going to happen? We're going to study this in our next lecture:
Revelation's Land Beast. We're going to find that the deadly wound will be
healed by the most unlikely nation in the world. A nation that rises
from the earth, and has two horns like a lamb, but ends up speaking like
a dragon.
You say, “Pastor Bohr, what nation in its right mind would
return the sword to the papacy, knowing the historical track record of
the papacy? What nation in its right mind would do such a thing?”
The problem is that this nation is not going to be in its
right mind. Remember when we talked about the wine of Babylon? The
wine of Babylon makes people drunk. And when they're drunk they can't
think straight.
Jeremiah 51:7 says “7 Babylon was a
golden cup in the Lord’s hand, that made all the earth drunk. The nations drank her wine;
therefore the nations are deranged.”
That through the wine of
Babylon the nations became mad. In Hebrew it means that the nations
became deranged; mentally ill, if you please, the nations became, as a
result of drinking the wine of Babylon, which are her false
doctrines.
One of those great false doctrines is the idea that the
church has two swords. And the church cannot only preach God's
word, but the church can also use the sword of the state to punish
dissenters who do not agree with her doctrines, and don't do exactly what
she says.
Nah, ini pertanyaan
yang penting: Bagaimana luka yang mematikan itu akan disembuhkan? Siapa yang
akan menyebabkan kesembuhan itu? Dan bagaimana itu akan terjadi? Kita akan
mempelajari ini dalam ceramah berikut: Binatang Darat Wahyu. Kita akan melihat
bahwa luka yang mematikan akan disembuhkan oleh bangsa yang paling tidak diduga
di dunia ini, bangsa yang muncul dari bumi dan memiliki dua tanduk seperti
domba tetapi yang akhirnya berbicara seperti naga.
Kalian berkata,
“Pastor Bohr, bangsa mana yang waras yang akan mau mengembalikan pedang itu
kepada Kepausan, padahal sudah mengetahui rekam jejak sejarah Kepausan? Bangsa
mana yang waras pikirannya yang akan melakukan hal itu?”
Persoalannya, bangsa
ini memang sudah tidak waras. Kalian ingat saat kita berbicara tentang anggur
Babilon? Anggur Babilon yang membuat orang mabuk? Dan bila orang mabuk, mereka
tidak bisa berpikir dengan waras.
Yeremia
51:7 berkata, “7 Babel tadinya seperti piala emas di
tangan TUHAN yang membuat seluruh bumi mabuk. Bangsa-bangsa minum dari anggurnya,
itulah sebabnya bangsa-bangsa menjadi kacau.”
Melalui anggur
Babilon bangsa-bangsa menjadi tidak waras.
Dalam bahasa Ibrani
itu berarti bangsa-bangsa menjadi kacau, katakanlah: sakit jiwa. Bangsa-bangsa
menjadi demikian sebagai akibat minum anggur Babilon, yaitu doktrin-doktrinnya
yang palsu.
Salah satu dari
doktrin palsunya yang utama ialah konsep bahwa gereja memiliki dua pedang. Dan
gereja bukan saja bisa menyampaikan Firman Allah, tetapi gereja juga bisa
memakai pedang pemerintah untuk menghukum orang-orang yang menentangnya, yang
tidak setuju dengan doktrin-doktrinnya, dan yang tidak melakukan persis seperti
apa yang dikatakannya.
Now if you live in the United States you know that some
amazing things have happened in the last few years: Some ex-president's
kneeling before the body of John Paul II, the pope visiting the White
House, receiving a standing ovation in the United Nations, and many
religious leaders coming to a cathedral in New York when he
visited the United States, including representatives from
practically every major Protestant denomination. And each one of
these leaders ~ I watched it on television ~ the Protestant churches came
forward and shook his hands, and some of them even giving him a bow, and
saying some real kind words to him. Listen, if they understood
Bible prophecy as it was understood 200-250 years ago, they wouldn't even
come anywhere near this system. But people have forgotten the roots
of prophecy.
Nah, jika kalian
tinggal di Amerika Serikat, kalian tahu bahwa beberapa hal yang mengagumkan
telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Beberapa mantan presiden berlutut
di depan jenazah Yohanes Paulus II, Paus
mengunjungi Gedung Putih, menerima tepuk tangan hadirin sambil berdiri di PBB,
dan banyak pemimpin agama datang ke sebuah katedral di New York ketika Paus
mengunjungi Amerika Serikat, termasuk wakil-wakil dari nyaris setiap denominasi
Protesten yang utama. Dan setiap dari pemimpin-pemimpin ini ~ saya menontonnya
di TV ~ gereja-gereja Protestan, maju dan menjabat tangannya, beberapa bahkan
ada yang membungkuk dalam-dalam dan mengatakan kata-kata yang benar-benar manis
kepadanya. Dengarkan, andai mereka mengerti nubuatan Alkitab sebagaimana yang
dipahami 200-250 tahun yang lalu, mereka pasti tidak akan mau dekat-dekat
sistem ini. Tetapi orang-orang sudah melupakan akar nubuatan.
So, folks, don't miss the next exciting episode in this
series: The Beast That Rose From the Earth.
Jadi,
Saudara-saudara, jangan lewatkan episode berikutnya yang menarik dari serial
ini: Binatang yang muncul dari bumi.”
04 11 17
No comments:
Post a Comment