Weekly Sabbath or Lunar Sabbath:
Are Adventists Keeping the Wrong Sabbath?
Gerhard Pfandl
Jews, Seventh-day Adventists, and other Sabbath-keeping groups keep the
Sabbath every seventh day in accordance with the creation account in Genesis
1:1-2:3 and the fourth commandment in Exodus 20:9-11. In the last few years, a
number of individuals among Messianic Jews and Seventh-day Adventists have
started to promote the Lunar Sabbath Theory.
Orang Yahudi,
orang MAHK, dan kelompok-kelompok pemelihara hari Sabat, memelihara Sabat
setiap hari ketujuh sesuai dengan perincian penciptaan di Kejadian 1:1-2:3 dan
perintah keempat Keluaran 20:9-11. Beberapa tahun terakhir ada sejumlah
individu di antara orang-orang Yahudi Mesianik dan MAHK mulai mempromosikan
teori Sabat Lunar.
The Lunar Sabbath Theory
This theory says that the fixed traditional Sabbath keeping every seventh
day from Friday sunset through Saturday sunset is a corruption of an “original”
biblical Sabbath based on the lunar cycle. Under this model, the Sabbath always
falls on the 8th, 15th, 22st and 29th day of each lunar month.
Teori ini mengatakan
pemeliharaan Sabat tradisional yang tetap setiap hari ketujuh dari matahari
terbenam Jumat hingga matahari terbenam Sabtu itu merusak Sabat alkitabiah yang
asli yang berdasarkan siklus lunar. Menurut model ini,
Sabat selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 dari setiap bulan lunar.
On the Biblical
lunar-solar calendar, each
lunation (or lunar month) always begins with a New Moon day, which is in a class of worship day all by itself. Six work days follow on the second
through seventh of the month. The seventh-day Sabbath always falls on the 8th, the 15th, the 22nd and
the 29th of every lunar month. This is the reason it is called a lunar Sabbath.1
Pada kalender lunar-solar Alkitab setiap bulan lunar selalu
diawali dengan hari Bulan Baru, yang merupakan suatu jenis hari ibadah
sendiri. Diikuti oleh enam hari kerja mulai pada hari
kedua hingga ketujuh dari bulan tersebut. Sabat hari
ketujuh selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan lunar. Inilah
mengapa dia disebut Sabat lunar.1
Since the lunar month is 29 ½ days, each month has 4 weeks with seven days
and one or two days over depending on whether the month has 29 or 30 days. If
you maintain a seven-day rhythm, it means that the lunar Sabbath can fall on any day of
the regular week; because
with each new lunar month it falls a day or two later in the week than the last
month (see below). As a result, to follow this system one must deal with the
difficult and impractical situation of having to take a different day off from
work each month on a rotating schedule.
Karena satu bulan
lunar itu 29½ hari, setiap bulan terdiri atas 4 minggu @ 7 hari dan tambahan 1
atau 2 hari tergatung apakah bulan tersebut 29 atau 30 hari. Jika ritmus 7 hari
dipertahankan, berarti Sabat lunar bisa jatuh pada hari kerja
mana saja dalam satu minggu karena dengan setiap pergantian bulan
lunar, dia jatuh 1 atau 2 hari maju dibandingkan bulan yang lalu (lihat di
bawah). Akibatnya, untuk mengikuti sistem ini, orang terpaksa berhadapan dengan
situasi yang sulit dan tidak praktis harus mengambil libur kerja yang berbeda
setiap bulan menurut rotasi skedul.
A further complication arises from the alleged counting of new moon and
transition days. That is, because the seven-day rhythm cannot be maintained if the Sabbath must always fall on the
8th, the 15th, the 22nd, and the 29th of every lunar month, the first day, the New Moon day,
and 30th day of the month are not counted as part of the week.
Lebih lanjut
timbul komplikasi dari penghitungan Bulan Baru dan hari-hari transisi yang
dikatakan itu, yaitu, karena irama tujuh hari tidak bisa dipertahankan jika Sabat selalu harus jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan
lunar, hari pertama, hari Bulan Baru, dan hari ke30
dari bulan itu tidak dihitung sebagai bagian dari satu minggu.
S
|
M
|
T
|
W
|
T
|
F
|
S
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
All days are not created equal according to Scripture. The Lord Yahuwah has
ordained three separate and distinct classes of days that occur monthly: New
Moon days, six work days, and seventh-day Sabbaths. The 30th
day, known in astronomical terms as translation day, is simply a work day, but
is not part of a six day week followed by a seventh-day Sabbath.2
Semua hari tidak
diciptakan sederajat menurut Kitab Suci. Tuhan Yahuwah telah menentukan tiga
kelas yang terpisah dan berbeda untuk hari-hari setiap bulan: hari-hari Bulan
Baru, enam hari kerja, dan Sabat hari ketujuh. Hari yang ke-30 yang dikenal dalam
istilah astronomi sebagai hari transisi, semata-mata adalah hari kerja, tetapi
bukan bagian dari enam hari kerja seminggu yang diikuti oleh Sabat hari
ketujuh.2
The transition days (yellow)
and the New Moon days (blue)
are not counted as part of the regular week because “the New moon is a worship
day all by itself and is not counted when counting out the week.”3
Therefore, when a
lunar month has 30 days the time between the Sabbath on the 29th of the month
and the first Sabbath of the next month are not six days but eight days (transition day, New Moon day, and six
work days).4
Hari-hari
transisi (kuning)
dan hari-hari Bulan Baru (biru)
tidak dihitung sebagai bagian dari satu minggu karena “Bulan Baru adalah hari
ibadah tersendiri dan tidak dihitung saat menghitung satu minggu.”3 Oleh karena itu, bila
sebuah bulan lunar memilikii 30 hari, maka waktu antara Sabat pada tanggal 29
bulan itu dan Sabat pertama bulan berikutnya bukanlah 6 hari melainkain 8 hari (hari transisi, hari Bulan Baru, dan enam hari kerja).4
The Calendar of Israel
It is hard to imagine a people with lives more closely regulated by the
calendar than the people of ancient Israel.5 The Israelite year was a lunisolar year
of 354 days in which the months alternated between 29 and 30 days, but the
seven-day week was not affected by the lunar calendar. The Jewish month invariably began with the new
moon. No exact information is available to explain how the Israelites
originally adjusted their inaccurate lunar calendar to synchronize with the
actual solar year. But we know that in post-exilic times an extra month was inserted between
Adar and Nisan. That month, sometimes called
Veadar (“and Adar”), was added seven times within a 19-year cycle.
Sulit membayangkan
ada bangsa yang hidupnya diatur ketat oleh kalender lebih daripada bangsa
Israel purba.5 Satu tahun Israel itu 354 hari lunisolar, yang bulannya bergantian antara
29 dan 30 hari, tetapi mingguan 7 hari tidak terpengaruh oleh kalender lunar. Bulan Yahudi selalu mulai dengan Bulan Baru. Tidak ada informasi yang
persis untuk menjelaskan bagaimana bangsa Israel aslinya menyesuaikan kalender
lunar mereka untuk disinkronkan dengan tahun solar. Tetapi kita tahu bahwa di
zaman pasca-pengasingan (sekembali dari Babilon),
ditambahkan satu bulan ekstra antara Adar dan Nisan. Bulan tersebut terkadang
disebut Veadar (“dan Adar”) ditambahkan 7 x selama siklus 19 tahun.
The Jewish calendrical system and the annual feast cycle
was tied to the harvest seasons of the Jewish year. The Passover on the 14th day of the first month
and the wave sheaf offering two days later always fell in the period of the
newly ripened barley harvest, Pentecost fifty days later in the time of the
ripening of the wheat harvest, and the Day of Atonement and the Feast of
Tabernacles in the 7th month after the remaining harvests (primarily grapes and
olives) had been gleaned. This was the general pattern in Old Testament times
as well as in the time of Jesus.
Sistem penanggalan
Yahudi dan siklus perayaan tahunan dikaitkan kepada musim-musim panen dalam
tahun Yahudi. Passah pada hari ke14 bulan yang pertama, dan
persembahan Berkas Unjukan dua hari kemudian jatuh pada periode panen jelai
yang baru masak, 50 hari kemudian Pentakosta yaitu panen gandum yang baru
masak, dan Hari Pendamaian dan hari raya Pondok Daun di bulan ke7 setelah
dipetiknya tanaman-tanaman yang lain (utamanya anggur dan buah zaitun). Inilah
pola umum di zaman Perjanjian Lama dan juga di zaman Yesus.
While the Jewish
feasts were set by the lunar calendar, the
seventh-day Sabbath was not.
It had its own set time and was not considered part of the feasts. The feasts
were dependent on the lunar calendar but the Sabbath was not dependent on anything except the
seven-day cycle God developed and preserved since Creation.6 Throughout the Bible there is a
distinction between the feasts, new moons, and Sabbaths of the ceremonial
system (see, e.g., Lev 16:31; 23:4-8; 25:4) and the seventh-day Sabbath (Gen
1:2-3; Exod 20:8-11; 28:9; Lev 23:3; Deut 5:12).
Sementara hari-hari raya Yahudi ditentukan berdasarkan penanggalan lunar, Sabat hari
ketujuh tidak. Sabat hari ketujuh ditentukan sendiri dan
tidak dianggap bagian dari perayaan-perayaan itu. Perayaan-perayaannya
tergantung pada penanggalan lunar, tetapi Sabat
tidak tergantung pada apa pun kecuali siklus tujuh hari yang diciptakan Allah
dan dipertahankan sejak Penciptaan.6 Sepanjang Alkitab ada perbedaan yang
jelas antara perayaan-perayaan, bulan-bulan baru, dan Sabat-sabat sistem
upacara (lihat mis. Imamat 16:31; 23:4-8; 25:4) dengan Sabat hari ketujuh (Kejadian
1:2-3; Keluaran 20:8-11; 28:9; Imamat 23:3; Ulangan 5:12).
The Claims of Lunar Sabbatarians examined
Claim # 1 – “The seventh-day Sabbath fell on every
8th, 15th, 22nd, 29th of the lunar month.”7
a. All the ceremonial Sabbaths were assigned
to certain dates. The Passover on the fourteenth day of the first month (Lev
23:5); the Feast of Unleavened Bread on the fifteenth day of the first month
(Lev 23:6); the Feast of First-fruits on the sixteenth of the first month (Lev
23:10, 11); the Feast of Weeks or Pentecost 50 days after the Feast of
First-fruits (Lev 23:16); the Feast of Trumpets on the first day of the seventh
month (Lev 23:24); the Day
of Atonement on the tenth day of the seventh month
(Lev 23:27); the Feast of Tabernacle on the fifteenth day of the seventh month
(Lev 23:34). God tied each ceremonial Sabbath to a particular day. If He wanted each
weekly Sabbath celebrated on the 8th, 15th, 22nd,
29th of the month why is there not a single verse in Scripture telling
the Israelites that the Sabbath should be observed on these days? Was not the weekly
Sabbath more important than the yearly Sabbath?
b. According to Numbers 33:3
the Exodus took place on the fifteenth day of the first month. The fifteenth
day was the day after Passover, “They
departed from Rameses in the first month, on the
fifteenth day of the first month; on the day after the Passover the
children of Israel went out with boldness in the sight of all the Egyptians.”
They began their journey on the 15th while it was still night. Ellen White
says, “Before the morning broke, they were
on their way.”8
If the 15th was a Sabbath it would have been their first full day of travel. In
light of Matthew 24:20 where Jesus told the disciples “And pray that your flight may not be
in winter or on the Sabbath,” it is hardly likely that God began the Exodus
from Egypt on a Sabbath.
c. The children of Israel
arrived in the wilderness of Sin “on the fifteenth day of the second month after
they departed from the land of Egypt” (Exod 16:1 .) Again, they travelled
on the 15th;
therefore it cannot have been a Sabbath.
d.
In Joshua 5:10-12 we are told that the manna ceased on
the 16th of the first month:
Now the children of Israel camped in Gilgal, and kept the
Passover on the fourteenth day of the month at twilight on the plains of
Jericho. And they ate of the produce of the land on the day after the Passover,
unleavened bread and parched grain, on the very same day. Then the manna ceased
on the day after they had eaten the produce of the land; and the children of
Israel no longer had manna, but they ate the food of the land of Canaan that
year.
The Passover was the 14th day of
the first month. On the 15th they ate the produce of the land, and on the 16th
the manna ceased. If
the manna ceased on the 16th of the first month, it must have fallen on the
15th
otherwise the text would have said it ceased on the 14th or on the 15th. Hence the 15th cannot have been a
Sabbath because God never gave manna on the Sabbath.9
We have looked at four biblical texts that indicate that
the 15th of the month could not have been a Sabbath. This shows the fallacy of
the Lunar Sabbath theory. The main pillar of this teaching is clearly not as
sound as advocates of this theory would have us believe.
Klaim #1 ~ Sabat hari ketujuh jatuh setiap
tanggal 8, 15, 22, 29 kalender lunar 7
a. Semua Sabat upacara dikaitkan kepada tanggal tertentu. Passah pada hari
ke14 bulan pertama (Imm 23:5); hari raya Roti tak Beragi pada hari ke15 bulan
pertama (Imm 23:6); perayaan Buah Sulung pada hari ke16 bulan pertama (Imm.
23:10-11); hari raya Tujuh Minggu atau Pentakosta 50 hari setelah hari raya
Buah Sulung (Imm. 23:16); hari raya Terompet pada hari pertama bulan ketujuh
(Imm. 23:24); Hari Pendamaian pada hari ke10 bulan ketujuh (Imm. 23:27); hari
raya Tabernakel pada hari ke15 bulan ketujuh (Imm. 23:34). Allah mengaitkan
setiap sabat upacara ke hari yang tertentu. Seandainya Allah menghendaki Sabat
mingguan dirayakan pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan, mengapa tidak ada satu ayat pun di Kitab Suci yang menyuruh bangsa Israel bahwa Sabat itu harus dipelihara pada
tanggal-tanggal tersebut? Bukankah Sabat mingguan itu lebih penting
daripada Sabat tahunan?
b. Menurut Bilangan 33:3, keluarnya bangsa Israel dari Mesir terjadi pada hari
ke15 bulan yang pertama. Hari ke15 adalah sehari setelah Passah. “Mereka berangkat dari Rameses pada bulan
yang pertama, pada hari yang kelima belas bulan
yang pertama itu; pada hari sesudah Passah berjalanlah orang Israel keluar,
oleh tangan yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir…” Bangsa Israel
memulai perjalanan mereka pada hari ke15, selagi masih gelap. Ellen White
berkata, “Sebelum fajar merekah, mereka sudah berangkat.”8 Andai tanggal 15 adalah hari Sabat, maka satu hari penuh itu adalah hari
perjalanan mereka yang pertama. Jika mengacu kepada Matius 24:20 di mana Yesus
mengatakan kepada murid-muridNya, “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri
itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan
pada hari Sabat.” nyaris mustahil Allah memulai pemberangkatan
bangsa Israel meninggalkan Mesir pada hari Sabat.
c. Bangsa Israel tiba di padang gurun Sin “pada
hari yang kelima belas bulan yang kedua,
sejak mereka keluar dari tanah Mesir.” (Kel. 16:1). Lagi-lagi mereka menempuh
perjalanan pada tanggal 15, oleh karena itu tanggal 15 tidak mungkin hari Sabat.
d. Di Yosua 5:10-12 kita mendapat tahu bahwa
manna dihentikan pada hari ke16 bulan yang pertama: “Sementara berkemah di
Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan
itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah
mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum,
pada hari itu juga. Lalu berhentilah manna
itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang
Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang
dihasilkan tanah Kanaan.”
Hari ke14 bulan pertama itu Passah. Pada
hari ke15 mereka makan hasil bumi Kanaan, dan pada hari ke16 tidak ada lagi
manna. Jika manna dihentikan pada hari ke-16 bulan yang
pertama, berarti pada hari ke15 masih diturunkan, seandainya tidak, maka
ayat itu akan berkata manna berhenti pada hari ke14 atau hari ke15. Oleh karena
itu, hari
ke15 tidak mungkin hari Sabat, karena Allah tidak pernah memberikan manna pada
hari Sabat.9
Kita telah menyimak empat bacaan dari
Alkitab yang mengindikasikan bahwa hari ke15 dari suatu bulan tidak mungkin
hari Sabat. Ini menunjukkan kesalahan teori Sabat Lunar. Tonggak utama ajaran
ini jelas tidak sekokoh yang mau diyakinkan para pembelanya pada kita.
Claim # 2 – “The Lord has ordained
three separate and distinct classes of days that occur monthly: New Moon days,
six work days, and seventh-day Sabbaths.” In addition, the 30th day is also not
counted as part of the six-day week.10
a.
According to Genesis 1:1-2:3, God created only two classes of days:
six working days and the Sabbath. This is confirmed in the Ten Commandments in Exodus 20
and Deuteronomy 5. “Six days you shall
labor and do all your work, but the seventh day is the Sabbath of the LORD your God. In it you shall do no work” (Exod 20:9, 10).
b.
There is evidence for a New Moon festival among the
nations in ancient Mesopotamia as far back as the third millennium B.C.11
In the Bible, however, the New Moon celebration is not mentioned until the time
of Moses. The only legislation concerning the New Moon in the Old Testament is
in the prescribed burnt offering of Numbers 28:14. While Amos 8:5 seems to indicate that no
work was to be done on the New Moon day, other texts show that it was not a day
of rest. For
example, Moses was
told to set up the tabernacle on the first day of the month (Exod 40:2); Ezra
began his journey to Jerusalem on the first of the month (Ezra 7:9). William Hallo says,
“Only the first day of Tishri had the character of a special holiday, and even
here the biblical text, as is well known, avoids the term rōš haššānā,
head of the year.”12 Even if the New Moon was
a day of rest like the Sabbath, there is no indication that it was not reckoned
as part of the 6-day week, as were all the ceremonial Sabbaths of Leviticus 23.
Why should all the other yearly Sabbaths be part of the 6-day week but not the
New Moon day?
c.
That the weeks in the Old Testament were continuous unbroken cycles
uninterrupted by the New Moon is shown in Leviticus 23:15, 16.
And you shall count for yourselves from the day after the
Sabbath, from the day that you brought the sheaf of the wave offering: seven
Sabbaths shall be completed. 16 `Count fifty days to the day after the seventh
Sabbath; then you shall offer a new grain offering to the LORD.
Seven Sabbaths are forty-nine
days and the day after the last Sabbath is the fiftieth day. This can only be
so if the weeks are counted as uninterrupted cycles of seven days. This is
confirmed by the timeline for the Flood. According to Genesis 7:24, “the waters prevailed on the earth one
hundred and fifty days.” It began to rain “in the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, the
seventeenth day of the month” (Gen 7:11). The ark came to rest on Mount
Ararat five months later “in the seventh
month, the seventeenth day of the month” (Gen 8:4). This is clear evidence
that the biblical
month has 30 days; therefore, 150
days are five months, uninterrupted by New Moon days.
Klaim # 2 ~ “Tuhan telah telah menentukan
tiga kelas yang terpisah dan berbeda untuk hari-hari setiap bulan: hari-hari
Bulan Baru, enam hari kerja, dan Sabat hari ketujuh.” Ditambah, hari ke30 tidak
dihitung sebagai bagian dari mingguan enam hari.10
a. Menurut Kejadian 1:1-2:3, Allah menciptakan
hanya dua kelas hari: enam hari kerja dan hari Sabat. Ini diteguhkan di Sepuluh
Perintah Keluaran 20 dan Ulangan 5. “enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan…” (Kel. 20:9-10).
b. Adanya
bukti perayaan Bulan Baru di antara bangsa-bangsa purba Mesopotamia sejauh
millenium ketiga Sebelum Masehi.11 Namun,
di Alkitab perayaan Bulan Baru tidak disebut hingga zaman Musa. Satu-satunya
dasar hukum tentang Bulan Baru di Perjanjian Lama ada pada persembahan kurban
bakaran Bilangan 28:14. Sementara Amos 8:5 sepertinya mengindikasikan
bahwa pada Bulan Baru orang tidak bekerja, tetapi ayat-ayat lain menunjukkan
bahwa itu bukanlah suatu hari perhentian. Misalnya, Musa disuruh mendirikan kemah
suci pada hari pertama bulan itu (Kel. 40:2); Ezra memulai perjalanannya ke
Yerusalem pada hari pertama bulan itu
(Ezra 7:9). William
Hallo berkata, hanya hari pertama bulan
Tishri yang merupakan hari libur istimewa, tetapi bahkan di sini pun ayat
alkitabnya yang sangat dikenal, menghindari istilah rōš haššānā, kepala
tahun.”12 Walaupun Bulan Baru
adalah suatu hari perhentian seperti hari Sabat, tidak ada indikasi bahwa hari
itu tidak dihitung sebagai bagian dari mingguan 6 hari, sama seperti semua hari
Sabat upacara Imamat 23. Mengapa semua Sabat tahunan yang lain itu bagian dari
mingguan enam hari tetapi Bulan Baru tidak?
c. Bahwa
minggu-minggu
di Perjanjian Lama adalah siklus yang berkelanjutan tanpa terputus oleh Bulan
Baru
tampak di Imamat 23:15-16. “Kemudian kamu
harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa
berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari
sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus
mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.”
Tujuh Sabat ialah 49 hari, dan hari setelah
Sabat yang terakhir adalah hari ke50. Ini hanya mungkin bila minggu-minggu
dihitung sebagai siklus yang tidak terputus yang terdiri atas 7 hari. Ini juga
dikuatkan oleh masa penghitungan air bah. Menurut Kejadian 7:24 “Dan berkuasalah (bertahanlah) air itu di
atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.” Hujan mulai turun “Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada
bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah
terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah
tingkap-tingkap di langit.” (Kejadian 7:11). Bahteranya mendarat di Gunung
Ararat lima bulan kemudian “Dalam bulan
yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu” (Kejadian 8:4). Ini
merupakan bukti yang jelas bahwa satu bulan Alkitab itu 30 hari, oleh karena itu
150 hari ialah 5 bulan, tidak terputus oleh hari-hari Bulan Baru.
Claim # 3 – The Jews were forced to
give up their lunar calendar and accept the pagan Roman calendar.
The Julian/Gregorian calendar has never changed its seven
day cycle once it changed from the original eight day cycle around the time of
Constantine in A.D. 321. . . . Most people have had no idea that the eight day
week of the original pagan Julian calendar was not recognized by the Hebrew
communities at the time of Christ. . . . It was only after Rome conquered
Jerusalem in A.D. 70 that the Jews began to succumb to the ways of Rome and her
pagan calendar.13
Traces of the seven-day week can be found among the earliest
civilizations of the Middle East. Mesopotamian astrologers designated one day for each of
the seven most prominent objects in the sky—the Sun, the Moon, and the five
major planets visible to the naked eye. The Israelites always adhered to the
seven-day week as Genesis 1:1-2:3 and Leviticus 23:15, 16 clearly indicate.
Other nations had weeks of different lengths.14
The Roman eight-day calendar was changed to a seven-day
calendar early in the imperial period not in the time of Constantine.15 Now, if
the Jews were forced to give up their lunar Sabbath calendar in exchange for
adopting the pagan Julian calendar either in the days after A.D. 70 or since
the time of Constantine, there should be a huge amount of evidence in existence
today that this change occurred.
The Jews have always been persistent and faithful in
observing the Sabbath. If they believed God had given them a lunar Sabbath,
they would not have given it up without a major struggle. There would be
records everywhere in history about the resistance of the Jews in changing
their method of keeping Sabbath.
Since the Jews were spread throughout the nations of the
world it would have required an army of missionaries going everywhere to
convince and enforce the change of their Sabbath-keeping from the lunar method
to the weekly cycle. There should have been pockets of Jews worldwide
ferociously clinging to the old ways that God had given them and many Jewish
groups still keeping the lunar Sabbath to this day.
But the exact opposite is true. History is absolutely silent as to any
such events taking place. There are no recorded commands given to change the
cycle from a lunar to weekly Sabbath, and the Jews today around the world keep
the Sabbath on Saturday.
When differences arise between two groups, there is
always a split, with some believing one way and others believing the other way.
With such conflicting changes to the belief structure of the Jews, we should
see such a split among them. There was a split between Jews, but it wasn’t over
the lunar Sabbath theory. It was the split between the Karaite and Rabbinical
Jews – and that was mainly over how to calculate the feast days.
The mathematical odds of all the Jews worldwide changing
from the lunar calendar to the 7-day week without leaving any historical trace
are astronomical – it is virtually impossible. This is an overwhelming missing
link for the lunar Sabbath theory.
Klaim # 3 ~
Orang Yahudi dipaksa untuk meninggalkan kalender lunar mereka dan menerima
kalender Roma pagan.
Kalender Julian/Gregorian tidak pernah mengubah siklus tujuh hari
setelah dia berubah dari siklus delapan harinya yang asli sekitar zaman
Constantine tahun 321AD. .. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa minggu delapan
hari penanggalan asli Julian yang pagan tidak pernah diterima oleh komunitas
Ibrani di zaman Kristus… Hanyalah setelah Roma menaklukkan Yerusalem di tahun
70AD orang Yahudi mulai menyerah kepada cara-cara bangsa Roma dan penanggalan
pagannya.13.
Jejak mingguan tujuh hari bisa ditemui di antara kebudayaan-kebudayaan
yang paling awal di Timur Tengah. Para ahli
perbintangan Mesopotamia telah mengalokasikan satu hari untuk ketujuh objek
yang terpenting di langit, yaitu matahari, bulan, dan lima planet utama yang
bisa dilihat dengan mata telanjang. Bangsa Israel selalu mengikuti minggu tujuh
hari seperti yang jelas diindikasikan di Kejadian 1:1-2:3 dan Imamat 21:15.
Bangsa-bangsa lain memiliki mingguan dengan jumlah hari yang berbeda.14
Penanggalan Romawi
yang 8 hari diubah menjadi 7 hari di masa awal-awal kekaisaran itu, bukan di
zaman Contantine.15 Nah, andai orang-orang Yahudi dipaksa untuk meninggalkan penanggalan Sabat lunar mereka dan menggantinya dengan menerima penanggalan Julian
yang pagan baik di zaman setelah tahun 70AD maupun sejak zaman Constantine, pasti hari ini akan ada bukti-bukti yang banyak bahwa perubahan
itu pernah terjadi. Orang Yahudi selalu kokoh dan setia memelihara Sabat.
Seandainya mereka meyakini Allah telah memberikan mereka Sabat lunar, mereka
pasti tidak akan meninggalkannya tanpa perlawanan hebat. Pasti akan ada catatan
di mana-mana dalam sejarah tentang penolakan orang-orang Yahudi untuk mengubah
metode mereka memelihara Sabat.
Karena bangsa
Yahudi tersebar di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia, pasti dibutuhkan satu
batalyon misionaris yang pergi ke mana-mana untuk meyakinkan dan memberlakukan
perubahan pemeliharaan Sabat mereka dari metode lunar ke siklus mingguan. Pasti
akan ada kelompok-kelompok Yahudi di seluruh dunia yang dengan gigih
mempertahankan cara lama yang diajarkan Allah kepada mereka, dan pasti banyak
kelompok orang-orang Yahudi yang tetap memelihara Sabat lunar hingga hari ini.
Tetapi yang benar
justru kebalikannya. Sejarah sama sekali tidak menyatakan adanya
peristiwa-peristiwa seperti itu. Tidak ada catatan diberikannya
perintah-perintah untuk mengubah siklus lunar kepada Sabat mingguan, dan
orang-orang Yahudi hari ini di seluruh dunia memelihara hari Sabat pada hari
Sabtu.
Bilamana timbul
perbedaan antara dua kelompok, selalu ada perpecahan, ada yang meyakini satu
cara, ada yang meyakini cara yang lain. Dengan adanya perubahan yang
bertentangan pada struktur keyakinan bangsa Yahudi, seharusnya kita melihat perpecahan
di antara mereka. Memang ada perpecahan di antara bangsa Yahudi tetapi itu
bukan mengenai teori Sabat lunar. Perpecahan itu antara Yahudi Karaite dan Yahudi Rabbini ~ dan itu
utamanya ialah dalam hal menghitung hari-hari perayaan.
Kemungkinan
terkecil semua orang Yahudi di seluruh dunia telah mengubah penanggalan lunar ke mingguan 7 hari tanpa
meninggalkan jejak sejarah itu luar biasa menyoloknya ~ itu benar-benar mustahil.
Ini merupakan rantai yang hilang dalam teori Sabat lunar.
Summary and Conclusion
Lunar Sabbatarians claim that the luni-solar calendar is
the true biblical calendar in which the Sabbath falls always on the 8th, 15th,
22nd, and 29th of the month. Furthermore, the New Moon and the 30th day of the
month are not counted as part of the week. They also claim that the Jews under
the Romans were forced to give up the lunar calendar and accept the Julian
calendar with its continuous cycle of seven-day weeks.
Penganut Sabat
Lunar mengklaim bahwa penanggalan luni-solar adalah penanggalan alkitabiah yang
benar di mana hari Sabat jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan. Lebih
lanjut Bulan Baru dan tanggal 30 setiap bulan tidak dihitung sebagai bagian
dari hari-hari seminggu. Mereka juga mengklaim bahwa orang-orang Yahudi di
bawah pemerintahan Roma, dipaksa untuk meninggalkan kalender lunar dan menerima
kalender Julian dengan siklus 7 hari
seminggu yang bersambung.
Our investigation has shown that these claims cannot be substantiated
from Scripture or history. The biblical Sabbath, as the seventh day of the week,
was instituted in Eden and was celebrated by the Jews in Old and New Testament
times without interruption. Like the feast days the new moon days were part of
the weekly cycle. Ellen White clearly stated: “Like the
Sabbath, the week originated at creation, and it has been preserved and brought
down to us through Bible history. God Himself measured off the first week as a
sample for successive weeks to the close of time. Like every other, it
consisted of seven literal days.”16
Investigasi kami
menunjukkan bahwa klaim-klaim ini tidak bisa dibuktikan dari
Kitab Suci maupun sejarah. Sabat alkitabiah yaitu hari ketujuh setiap
minggu, diciptakan di Eden dan dirayakan orang-orang Yahudi di zaman Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru tanpa pernah terputus. Sebagaimana hari-hari raya
upacara, Bulan Baru merupakan bagian dari siklus mingguan. Ellen White dengan
jelas menyatakan: “Sebagaimana hari Sabat, hitungan minggu bermuasal saat penciptaan, dan
telah dipertahankan dan diterusan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri
yang menentukan batas-batas minggu yang pertama sebagai contoh minggu-minggu
selanjutnya hingga akhir zaman. Sebagaimana minggu-minggu berikutnya, minggu
yang pertama terdiri atas tujuh hari literal.” 16
In conclusion, all the arguments of lunar Sabbatarians
seem to boil down to whether God tied the Sabbath to the lunar calendar, as He
did with the feasts, or if He set up a weekly cycle at Creation for the Sabbath
and preserved it to our day. There is no conclusive evidence in Scripture pointing to
the Sabbath being tied to the moon. On the contrary, the Bible is clear that the week has a
recurring cycle of seven days ending with the Sabbath. This is supported by the
plain statements of God’s word, the Spirit of Prophecy, and history.
Sebagai
kesimpulan, semua perdebatan penganut-penganut Sabat Lunar tampaknya mengerucut
kepada apakah Allah mengaitkan Sabat pada kalender lunar sebagaimana yang
dilakukanNya dengan hari-hari raya, atau apakah saat penciptaan, Allah membuat
suatu siklus mingguan untuk hari Sabat dan mempertahankannya hingga zaman kita.
Tidak ada bukti yang konklusif di Kitab Suci yang mengacu
kepada Sabat yang dikaitkan pada bulan. Sebaliknya,
Alkitab sangat jelas bahwa setiap minggu tujuh hari, siklusnya berulang dan setiap kali diakhiri dengan hari Sabat. Ini
didukung oleh pernyataan-pernyataan yang jelas dari Firman Allah, Roh Nubuat,
dan sejarah.
Gerhard Pfandl is Retired Associate
Director of the Biblical Research Institute
1www.worldslastchance.com, “Saturday
Sabbath? Or Lunar Sabbath?” (accessed January 2011)
2www.worldslastchance.com “Three Months
in a Row.” (accessed January 2011)
3Arnold Bowen, “The Lunar Sabbath,”
page 1 (http://www.lunarsabbath.org/ accessed January 2011).
4I am indebted to Terri Heagy for the
above calendar graphic. Her unpublished manuscript “Challenges Regarding the
Lunar Sabbath” contains an excellent rebuttal of the Lunar Sabbath theory.
5G. W. Bromiley, ed., The
International Standard Bible Encyclopedia, Revised, 4 vols. (Grand Rapids,
MI: Wm. B. Eerdmans, 1988), 1:576.
6See Gerhard F. Hasel, “Sabbath” in Anchor
Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman (New York: Doubleday, 1992),
5:849-856.
7www.worldslastchance.com “Time by
Design.” (accessed January 2011)
8Ellen G. White, Patriarchs and
Prophets (Mountain View, CA: Pacific Press, 1958), 281.
9I am indebted to Michael Pedrin for
some of the material in this article. His unpublished manuscript “The Big Lie”
is another excellent rebuttal of the Lunar Sabbath theory.
10www.worldslastchance.com “Three Months
in a Row.” (accessed January 2011)
11See William W. Hallo, “New Moons and
Sabbaths: A Case-study in the Contrastive Approach,” Bible and Spade 9
(1980).
12Ibid., 64.
13K. L. French, “The Creator’s
Calendar,” unpublished manuscript, 3, 4.
14In Assyria, 6 days was the rule; in
Egypt, 10; in China; 15. The ancient Germans used a five-day cycle; the early
Romans used eight days.
15“During the first two centuries AD,
the Greco-Roman world generally adopted the planetary seven-day week of the
astrologers” (Encyclopedia Britannica), 15th edition,
s.v. “Church Year”).
16Ellen G. White, Patriarchs and
Prophets (Mountain View, CA.
Pacific Press, 1958)
Copyright © Biblical Research Institute General Conference of
Seventh-day Adventists®
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletetopik yg sangat menarik...makasih pembahasannya....Gbu
Delete