Friday, March 9, 2018

LUNAR SABBATH ~ GERHARD PFANDL


Weekly Sabbath or Lunar Sabbath:
Are Adventists Keeping the Wrong Sabbath?
Gerhard Pfandl

Jews, Seventh-day Adventists, and other Sabbath-keeping groups keep the Sabbath every seventh day in accordance with the creation account in Genesis 1:1-2:3 and the fourth commandment in Exodus 20:9-11. In the last few years, a number of individuals among Messianic Jews and Seventh-day Adventists have started to promote the Lunar Sabbath Theory.

Orang Yahudi, orang MAHK, dan kelompok-kelompok pemelihara hari Sabat, memelihara Sabat setiap hari ketujuh sesuai dengan perincian penciptaan di Kejadian 1:1-2:3 dan perintah keempat Keluaran 20:9-11. Beberapa tahun terakhir ada sejumlah individu di antara orang-orang Yahudi Mesianik dan MAHK mulai mempromosikan teori Sabat Lunar.


The Lunar Sabbath Theory
This theory says that the fixed traditional Sabbath keeping every seventh day from Friday sunset through Saturday sunset is a corruption of an “original” biblical Sabbath based on the lunar cycle. Under this model, the Sabbath always falls on the 8th, 15th, 22st and 29th day of each lunar month.

Teori ini mengatakan pemeliharaan Sabat tradisional yang tetap setiap hari ketujuh dari matahari terbenam Jumat hingga matahari terbenam Sabtu itu merusak Sabat alkitabiah yang asli yang berdasarkan siklus lunar. Menurut model ini, Sabat selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 dari setiap bulan lunar.


On the Biblical lunar-solar calendar, each lunation (or lunar month) always begins with a New Moon day, which is in a class of worship day all by itself. Six work days follow on the second through seventh of the month. The seventh-day Sabbath always falls on the 8th, the 15th, the 22nd and the 29th of every lunar month. This is the reason it is called a lunar Sabbath.1

Pada kalender lunar-solar Alkitab setiap bulan lunar selalu diawali dengan hari Bulan Baru, yang merupakan suatu jenis hari ibadah sendiri. Diikuti oleh enam hari kerja mulai pada hari kedua hingga ketujuh dari bulan tersebut. Sabat hari ketujuh selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan lunar. Inilah mengapa dia disebut Sabat lunar.1


Since the lunar month is 29 ½ days, each month has 4 weeks with seven days and one or two days over depending on whether the month has 29 or 30 days. If you maintain a seven-day rhythm, it means that the lunar Sabbath can fall on any day of the regular week; because with each new lunar month it falls a day or two later in the week than the last month (see below). As a result, to follow this system one must deal with the difficult and impractical situation of having to take a different day off from work each month on a rotating schedule.

Karena satu bulan lunar itu 29½ hari, setiap bulan terdiri atas 4 minggu @ 7 hari dan tambahan 1 atau 2 hari tergatung apakah bulan tersebut 29 atau 30 hari. Jika ritmus 7 hari dipertahankan, berarti Sabat lunar bisa jatuh pada hari kerja mana saja dalam satu minggu karena dengan setiap pergantian bulan lunar, dia jatuh 1 atau 2 hari maju dibandingkan bulan yang lalu (lihat di bawah). Akibatnya, untuk mengikuti sistem ini, orang terpaksa berhadapan dengan situasi yang sulit dan tidak praktis harus mengambil libur kerja yang berbeda setiap bulan menurut rotasi skedul.


A further complication arises from the alleged counting of new moon and transition days. That is, because the seven-day rhythm cannot be maintained if the Sabbath must always fall on the 8th, the 15th, the 22nd, and the 29th of every lunar month, the first day, the New Moon day, and 30th day of the month are not counted as part of the week.

Lebih lanjut timbul komplikasi dari penghitungan Bulan Baru dan hari-hari transisi yang dikatakan itu, yaitu, karena irama tujuh hari tidak bisa dipertahankan jika Sabat selalu harus jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan lunar, hari pertama, hari Bulan Baru, dan hari ke30 dari bulan itu tidak dihitung sebagai bagian dari satu minggu.


S
M
T
W
T
F
S
24
25
26
27
28
29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

All days are not created equal according to Scripture. The Lord Yahuwah has ordained three separate and distinct classes of days that occur monthly: New Moon days, six work days, and seventh-day Sabbaths. The 30th day, known in astronomical terms as translation day, is simply a work day, but is not part of a six day week followed by a seventh-day Sabbath.2

Semua hari tidak diciptakan sederajat menurut Kitab Suci. Tuhan Yahuwah telah menentukan tiga kelas yang terpisah dan berbeda untuk hari-hari setiap bulan: hari-hari Bulan Baru, enam hari kerja, dan Sabat hari ketujuh. Hari yang ke-30 yang dikenal dalam istilah astronomi sebagai hari transisi, semata-mata adalah hari kerja, tetapi bukan bagian dari enam hari kerja seminggu yang diikuti oleh Sabat hari ketujuh.2


The transition days (yellow) and the New Moon days (blue) are not counted as part of the regular week because “the New moon is a worship day all by itself and is not counted when counting out the week.”3 Therefore, when a lunar month has 30 days the time between the Sabbath on the 29th of the month and the first Sabbath of the next month are not six days but eight days (transition day, New Moon day, and six work days).4

Hari-hari transisi (kuning) dan hari-hari Bulan Baru (biru) tidak dihitung sebagai bagian dari satu minggu karena “Bulan Baru adalah hari ibadah tersendiri dan tidak dihitung saat menghitung satu minggu.”3  Oleh karena itu, bila sebuah bulan lunar memilikii 30 hari, maka waktu antara Sabat pada tanggal 29 bulan itu dan Sabat pertama bulan berikutnya bukanlah 6 hari melainkain 8 hari (hari transisi, hari Bulan Baru, dan enam hari kerja).4



The Calendar of Israel
It is hard to imagine a people with lives more closely regulated by the calendar than the people of ancient Israel.5 The Israelite year was a lunisolar year of 354 days in which the months alternated between 29 and 30 days, but the seven-day week was not affected by the lunar calendar. The Jewish month invariably began with the new moon. No exact information is available to explain how the Israelites originally adjusted their inaccurate lunar calendar to synchronize with the actual solar year. But we know that in post-exilic times an extra month was inserted between Adar and Nisan. That month, sometimes called Veadar (“and Adar”), was added seven times within a 19-year cycle.

Sulit membayangkan ada bangsa yang hidupnya diatur ketat oleh kalender lebih daripada bangsa Israel purba.5  Satu tahun Israel itu 354 hari lunisolar, yang bulannya bergantian antara 29 dan 30 hari, tetapi mingguan 7 hari tidak terpengaruh oleh kalender lunar. Bulan Yahudi selalu mulai dengan Bulan Baru. Tidak ada informasi yang persis untuk menjelaskan bagaimana bangsa Israel aslinya menyesuaikan kalender lunar mereka untuk disinkronkan dengan tahun solar. Tetapi kita tahu bahwa di zaman pasca-pengasingan (sekembali dari Babilon), ditambahkan satu bulan ekstra antara Adar dan Nisan. Bulan tersebut terkadang disebut Veadar (“dan Adar”) ditambahkan 7 x selama siklus 19 tahun.


The Jewish calendrical system and the annual feast cycle was tied to the harvest seasons of the Jewish year. The Passover on the 14th day of the first month and the wave sheaf offering two days later always fell in the period of the newly ripened barley harvest, Pentecost fifty days later in the time of the ripening of the wheat harvest, and the Day of Atonement and the Feast of Tabernacles in the 7th month after the remaining harvests (primarily grapes and olives) had been gleaned. This was the general pattern in Old Testament times as well as in the time of Jesus.

Sistem penanggalan Yahudi dan siklus perayaan tahunan dikaitkan kepada musim-musim panen dalam tahun Yahudi. Passah pada hari ke14 bulan yang pertama, dan persembahan Berkas Unjukan dua hari kemudian jatuh pada periode panen jelai yang baru masak, 50 hari kemudian Pentakosta yaitu panen gandum yang baru masak, dan Hari Pendamaian dan hari raya Pondok Daun di bulan ke7 setelah dipetiknya tanaman-tanaman yang lain (utamanya anggur dan buah zaitun). Inilah pola umum di zaman Perjanjian Lama dan juga di zaman Yesus.


While the Jewish feasts were set by the lunar calendar, the seventh-day Sabbath was not. It had its own set time and was not considered part of the feasts. The feasts were dependent on the lunar calendar but the Sabbath was not dependent on anything except the seven-day cycle God developed and preserved since Creation.6 Throughout the Bible there is a distinction between the feasts, new moons, and Sabbaths of the ceremonial system (see, e.g., Lev 16:31; 23:4-8; 25:4) and the seventh-day Sabbath (Gen 1:2-3; Exod 20:8-11; 28:9; Lev 23:3; Deut 5:12).

Sementara hari-hari raya Yahudi ditentukan berdasarkan penanggalan lunar, Sabat hari ketujuh tidak. Sabat hari ketujuh ditentukan sendiri dan tidak dianggap bagian dari perayaan-perayaan itu. Perayaan-perayaannya tergantung pada penanggalan lunar, tetapi Sabat tidak tergantung pada apa pun kecuali siklus tujuh hari yang diciptakan Allah dan dipertahankan sejak Penciptaan.6  Sepanjang Alkitab ada perbedaan yang jelas antara perayaan-perayaan, bulan-bulan baru, dan Sabat-sabat sistem upacara (lihat mis. Imamat 16:31; 23:4-8; 25:4) dengan Sabat hari ketujuh (Kejadian 1:2-3; Keluaran 20:8-11; 28:9; Imamat 23:3; Ulangan 5:12).


The Claims of Lunar Sabbatarians examined
Claim # 1 – “The seventh-day Sabbath fell on every 8th, 15th, 22nd, 29th of the lunar month.”7
a.      All the ceremonial Sabbaths were assigned to certain dates. The Passover on the fourteenth day of the first month (Lev 23:5); the Feast of Unleavened Bread on the fifteenth day of the first month (Lev 23:6); the Feast of First-fruits on the sixteenth of the first month (Lev 23:10, 11); the Feast of Weeks or Pentecost 50 days after the Feast of First-fruits (Lev 23:16); the Feast of Trumpets on the first day of the seventh month (Lev 23:24); the Day
of Atonement on the tenth day of the seventh month (Lev 23:27); the Feast of Tabernacle on the fifteenth day of the seventh month (Lev 23:34). God tied each ceremonial Sabbath to a particular day. If He wanted each weekly Sabbath celebrated on the 8th, 15th, 22nd, 29th of the month why is there not a single verse in Scripture telling the Israelites that the Sabbath should be observed on these days? Was not the weekly Sabbath more important than the yearly Sabbath?
b.     According to Numbers 33:3 the Exodus took place on the fifteenth day of the first month. The fifteenth day was the day after Passover, “They departed from Rameses in the first month, on the fifteenth day of the first month; on the day after the Passover the children of Israel went out with boldness in the sight of all the Egyptians.” They began their journey on the 15th while it was still night. Ellen White says, “Before the morning broke, they were on their way.”8 If the 15th was a Sabbath it would have been their first full day of travel. In light of Matthew 24:20 where Jesus told the disciples “And pray that your flight may not be in winter or on the Sabbath,” it is hardly likely that God began the Exodus from Egypt on a Sabbath.
c.      The children of Israel arrived in the wilderness of Sin “on the fifteenth day of the second month after they departed from the land of Egypt” (Exod 16:1 .) Again, they travelled on the 15th; therefore it cannot have been a Sabbath.
d.     In Joshua 5:10-12 we are told that the manna ceased on the 16th of the first month:
Now the children of Israel camped in Gilgal, and kept the Passover on the fourteenth day of the month at twilight on the plains of Jericho. And they ate of the produce of the land on the day after the Passover, unleavened bread and parched grain, on the very same day. Then the manna ceased on the day after they had eaten the produce of the land; and the children of Israel no longer had manna, but they ate the food of the land of Canaan that year.
The Passover was the 14th day of the first month. On the 15th they ate the produce of the land, and on the 16th the manna ceased. If the manna ceased on the 16th of the first month, it must have fallen on the 15th otherwise the text would have said it ceased on the 14th or on the 15th. Hence the 15th cannot have been a Sabbath because God never gave manna on the Sabbath.9
We have looked at four biblical texts that indicate that the 15th of the month could not have been a Sabbath. This shows the fallacy of the Lunar Sabbath theory. The main pillar of this teaching is clearly not as sound as advocates of this theory would have us believe.

Klaim #1 ~ Sabat hari ketujuh jatuh setiap tanggal 8, 15, 22, 29 kalender lunar 7
a.   Semua Sabat upacara dikaitkan kepada tanggal tertentu. Passah pada hari ke14 bulan pertama (Imm 23:5); hari raya Roti tak Beragi pada hari ke15 bulan pertama (Imm 23:6); perayaan Buah Sulung pada hari ke16 bulan pertama (Imm. 23:10-11); hari raya Tujuh Minggu atau Pentakosta 50 hari setelah hari raya Buah Sulung (Imm. 23:16); hari raya Terompet pada hari pertama bulan ketujuh (Imm. 23:24); Hari Pendamaian pada hari ke10 bulan ketujuh (Imm. 23:27); hari raya Tabernakel pada hari ke15 bulan ketujuh (Imm. 23:34). Allah mengaitkan setiap sabat upacara ke hari yang tertentu. Seandainya Allah menghendaki Sabat mingguan dirayakan pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan, mengapa tidak ada satu ayat pun di Kitab Suci yang menyuruh bangsa Israel  bahwa Sabat itu harus dipelihara pada tanggal-tanggal tersebut? Bukankah Sabat mingguan itu lebih penting daripada Sabat tahunan?
b.   Menurut Bilangan 33:3, keluarnya bangsa Israel dari Mesir terjadi pada hari ke15 bulan yang pertama. Hari ke15 adalah sehari setelah Passah. “Mereka berangkat dari Rameses pada bulan yang pertama, pada hari yang kelima belas bulan yang pertama itu; pada hari sesudah Passah berjalanlah orang Israel keluar, oleh tangan yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir…” Bangsa Israel memulai perjalanan mereka pada hari ke15, selagi masih gelap. Ellen White berkata, “Sebelum fajar merekah, mereka sudah berangkat.”8  Andai tanggal 15 adalah hari Sabat, maka satu hari penuh itu adalah hari perjalanan mereka yang pertama. Jika mengacu kepada Matius 24:20 di mana Yesus mengatakan kepada murid-muridNya,  “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.  nyaris mustahil Allah memulai pemberangkatan bangsa Israel meninggalkan Mesir pada hari Sabat.
c.    Bangsa Israel tiba di padang gurun Sinpada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.” (Kel. 16:1). Lagi-lagi mereka menempuh perjalanan pada tanggal 15, oleh karena itu tanggal 15 tidak mungkin hari Sabat.
d.   Di Yosua 5:10-12 kita mendapat tahu bahwa manna dihentikan pada hari ke16 bulan yang pertama:Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.  Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.”
Hari ke14 bulan pertama itu Passah. Pada hari ke15 mereka makan hasil bumi Kanaan, dan pada hari ke16 tidak ada lagi manna. Jika  manna dihentikan pada hari ke-16 bulan yang pertama, berarti pada hari ke15 masih diturunkan, seandainya tidak, maka ayat itu akan berkata manna berhenti pada hari ke14 atau hari ke15. Oleh karena itu, hari ke15 tidak mungkin hari Sabat, karena Allah tidak pernah memberikan manna pada hari Sabat.9
Kita telah menyimak empat bacaan dari Alkitab yang mengindikasikan bahwa hari ke15 dari suatu bulan tidak mungkin hari Sabat. Ini menunjukkan kesalahan teori Sabat Lunar. Tonggak utama ajaran ini jelas tidak sekokoh yang mau diyakinkan para pembelanya pada kita.


Claim # 2 – “The Lord has ordained three separate and distinct classes of days that occur monthly: New Moon days, six work days, and seventh-day Sabbaths.” In addition, the 30th day is also not counted as part of the six-day week.10
a.      According to Genesis 1:1-2:3, God created only two classes of days: six working days and the Sabbath. This is confirmed in the Ten Commandments in Exodus 20 and Deuteronomy 5. “Six days you shall labor and do all your work, but the seventh day is the Sabbath of the LORD your God. In it you shall do no work” (Exod 20:9, 10).
b.     There is evidence for a New Moon festival among the nations in ancient Mesopotamia as far back as the third millennium B.C.11 In the Bible, however, the New Moon celebration is not mentioned until the time of Moses. The only legislation concerning the New Moon in the Old Testament is in the prescribed burnt offering of Numbers 28:14. While Amos 8:5 seems to indicate that no work was to be done on the New Moon day, other texts show that it was not a day of rest. For example, Moses was told to set up the tabernacle on the first day of the month (Exod 40:2); Ezra began his journey to Jerusalem on the first of the month (Ezra 7:9). William Hallo says, “Only the first day of Tishri had the character of a special holiday, and even here the biblical text, as is well known, avoids the term rōš haššānā, head of the year.”12  Even if the New Moon was a day of rest like the Sabbath, there is no indication that it was not reckoned as part of the 6-day week, as were all the ceremonial Sabbaths of Leviticus 23. Why should all the other yearly Sabbaths be part of the 6-day week but not the New Moon day?
c.      That the weeks in the Old Testament were continuous unbroken cycles uninterrupted by the New Moon is shown in Leviticus 23:15, 16.
And you shall count for yourselves from the day after the Sabbath, from the day that you brought the sheaf of the wave offering: seven Sabbaths shall be completed. 16 `Count fifty days to the day after the seventh Sabbath; then you shall offer a new grain offering to the LORD.
Seven Sabbaths are forty-nine days and the day after the last Sabbath is the fiftieth day. This can only be so if the weeks are counted as uninterrupted cycles of seven days. This is confirmed by the timeline for the Flood. According to Genesis 7:24, “the waters prevailed on the earth one hundred and fifty days.” It began to rain “in the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, the seventeenth day of the month” (Gen 7:11). The ark came to rest on Mount Ararat five months later “in the seventh month, the seventeenth day of the month” (Gen 8:4). This is clear evidence that the biblical month has 30 days; therefore, 150 days are five months, uninterrupted by New Moon days.


Klaim # 2 ~ “Tuhan telah telah menentukan tiga kelas yang terpisah dan berbeda untuk hari-hari setiap bulan: hari-hari Bulan Baru, enam hari kerja, dan Sabat hari ketujuh.” Ditambah, hari ke30 tidak dihitung sebagai bagian dari mingguan enam hari.10
a.   Menurut Kejadian 1:1-2:3, Allah menciptakan hanya dua kelas hari: enam hari kerja dan hari Sabat. Ini diteguhkan di Sepuluh Perintah Keluaran 20 dan Ulangan 5.enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan…” (Kel. 20:9-10).
b.   Adanya bukti perayaan Bulan Baru di antara bangsa-bangsa purba Mesopotamia sejauh millenium ketiga Sebelum Masehi.11  Namun, di Alkitab perayaan Bulan Baru tidak disebut hingga zaman Musa. Satu-satunya dasar hukum tentang Bulan Baru di Perjanjian Lama ada pada persembahan kurban bakaran Bilangan 28:14. Sementara Amos 8:5 sepertinya mengindikasikan bahwa pada Bulan Baru orang tidak bekerja, tetapi ayat-ayat lain menunjukkan bahwa itu bukanlah suatu hari perhentian. Misalnya, Musa disuruh mendirikan kemah suci pada hari pertama bulan itu (Kel. 40:2); Ezra memulai perjalanannya ke Yerusalem pada  hari pertama bulan itu (Ezra 7:9). William Hallo berkata, hanya  hari pertama bulan Tishri yang merupakan hari libur istimewa, tetapi bahkan di sini pun ayat alkitabnya yang sangat dikenal, menghindari istilah  rōš haššānā,  kepala tahun.”12  Walaupun Bulan Baru adalah suatu hari perhentian seperti hari Sabat, tidak ada indikasi bahwa hari itu tidak dihitung sebagai bagian dari mingguan 6 hari, sama seperti semua hari Sabat upacara Imamat 23. Mengapa semua Sabat tahunan yang lain itu bagian dari mingguan enam hari tetapi Bulan Baru tidak?
c.    Bahwa minggu-minggu di Perjanjian Lama adalah siklus yang berkelanjutan tanpa terputus oleh Bulan Baru tampak di Imamat 23:15-16. “Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.”
Tujuh Sabat ialah 49 hari, dan hari setelah Sabat yang terakhir adalah hari ke50. Ini hanya mungkin bila minggu-minggu dihitung sebagai siklus yang tidak terputus yang terdiri atas 7 hari. Ini juga dikuatkan oleh masa penghitungan air bah. Menurut Kejadian 7:24 “Dan berkuasalah (bertahanlah) air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.” Hujan mulai turun “Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.” (Kejadian 7:11). Bahteranya mendarat di Gunung Ararat lima bulan kemudian “Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu” (Kejadian 8:4). Ini merupakan bukti yang jelas bahwa satu bulan Alkitab itu 30 hari, oleh karena itu 150 hari ialah 5 bulan, tidak terputus oleh hari-hari Bulan Baru.


Claim # 3 – The Jews were forced to give up their lunar calendar and accept the pagan Roman calendar.
The Julian/Gregorian calendar has never changed its seven day cycle once it changed from the original eight day cycle around the time of Constantine in A.D. 321. . . . Most people have had no idea that the eight day week of the original pagan Julian calendar was not recognized by the Hebrew communities at the time of Christ. . . . It was only after Rome conquered Jerusalem in A.D. 70 that the Jews began to succumb to the ways of Rome and her pagan calendar.13
Traces of the seven-day week can be found among the earliest civilizations of the Middle East. Mesopotamian astrologers designated one day for each of the seven most prominent objects in the sky—the Sun, the Moon, and the five major planets visible to the naked eye. The Israelites always adhered to the seven-day week as Genesis 1:1-2:3 and Leviticus 23:15, 16 clearly indicate. Other nations had weeks of different lengths.14
The Roman eight-day calendar was changed to a seven-day calendar early in the imperial period not in the time of Constantine.15 Now, if the Jews were forced to give up their lunar Sabbath calendar in exchange for adopting the pagan Julian calendar either in the days after A.D. 70 or since the time of Constantine, there should be a huge amount of evidence in existence today that this change occurred.
The Jews have always been persistent and faithful in observing the Sabbath. If they believed God had given them a lunar Sabbath, they would not have given it up without a major struggle. There would be records everywhere in history about the resistance of the Jews in changing their method of keeping Sabbath.
Since the Jews were spread throughout the nations of the world it would have required an army of missionaries going everywhere to convince and enforce the change of their Sabbath-keeping from the lunar method to the weekly cycle. There should have been pockets of Jews worldwide ferociously clinging to the old ways that God had given them and many Jewish groups still keeping the lunar Sabbath to this day.
But the exact opposite is true. History is absolutely silent as to any such events taking place. There are no recorded commands given to change the cycle from a lunar to weekly Sabbath, and the Jews today around the world keep the Sabbath on Saturday.
When differences arise between two groups, there is always a split, with some believing one way and others believing the other way. With such conflicting changes to the belief structure of the Jews, we should see such a split among them. There was a split between Jews, but it wasn’t over the lunar Sabbath theory. It was the split between the Karaite and Rabbinical Jews – and that was mainly over how to calculate the feast days.
The mathematical odds of all the Jews worldwide changing from the lunar calendar to the 7-day week without leaving any historical trace are astronomical – it is virtually impossible. This is an overwhelming missing link for the lunar Sabbath theory.


Klaim # 3 ~ Orang Yahudi dipaksa untuk meninggalkan kalender lunar mereka dan menerima kalender Roma pagan.
Kalender Julian/Gregorian tidak pernah mengubah siklus tujuh hari setelah dia berubah dari siklus delapan harinya yang asli sekitar zaman Constantine tahun 321AD. .. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa minggu delapan hari penanggalan asli Julian yang pagan tidak pernah diterima oleh komunitas Ibrani di zaman Kristus… Hanyalah setelah Roma menaklukkan Yerusalem di tahun 70AD orang Yahudi mulai menyerah kepada cara-cara bangsa Roma dan penanggalan pagannya.13.

Jejak mingguan tujuh hari bisa ditemui di antara kebudayaan-kebudayaan yang paling awal di Timur Tengah. Para ahli perbintangan Mesopotamia telah mengalokasikan satu hari untuk ketujuh objek yang terpenting di langit, yaitu matahari, bulan, dan lima planet utama yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Bangsa Israel selalu mengikuti minggu tujuh hari seperti yang jelas diindikasikan di Kejadian 1:1-2:3 dan Imamat 21:15. Bangsa-bangsa lain memiliki mingguan dengan jumlah hari yang berbeda.14
Penanggalan Romawi yang 8 hari diubah menjadi 7 hari di masa awal-awal kekaisaran itu, bukan di zaman Contantine.15  Nah, andai orang-orang Yahudi dipaksa untuk meninggalkan penanggalan Sabat lunar mereka dan menggantinya dengan menerima penanggalan Julian yang pagan baik di zaman setelah tahun 70AD maupun sejak zaman Constantine, pasti hari ini akan ada bukti-bukti yang banyak bahwa perubahan itu pernah terjadi. Orang Yahudi selalu kokoh dan setia memelihara Sabat. Seandainya mereka meyakini Allah telah memberikan mereka Sabat lunar, mereka pasti tidak akan meninggalkannya tanpa perlawanan hebat. Pasti akan ada catatan di mana-mana dalam sejarah tentang penolakan orang-orang Yahudi untuk mengubah metode mereka memelihara Sabat.
Karena bangsa Yahudi tersebar di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia, pasti dibutuhkan satu batalyon misionaris yang pergi ke mana-mana untuk meyakinkan dan memberlakukan perubahan pemeliharaan Sabat mereka dari metode lunar ke siklus mingguan. Pasti akan ada kelompok-kelompok Yahudi di seluruh dunia yang dengan gigih mempertahankan cara lama yang diajarkan Allah kepada mereka, dan pasti banyak kelompok orang-orang Yahudi yang tetap memelihara Sabat lunar hingga hari ini.
Tetapi yang benar justru kebalikannya. Sejarah sama sekali tidak menyatakan adanya peristiwa-peristiwa seperti itu. Tidak ada catatan diberikannya perintah-perintah untuk mengubah siklus lunar kepada Sabat mingguan, dan orang-orang Yahudi hari ini di seluruh dunia memelihara hari Sabat pada hari Sabtu.
Bilamana timbul perbedaan antara dua kelompok, selalu ada perpecahan, ada yang meyakini satu cara, ada yang meyakini cara yang lain. Dengan adanya perubahan yang bertentangan pada struktur keyakinan bangsa Yahudi, seharusnya kita melihat perpecahan di antara mereka. Memang ada perpecahan di antara bangsa Yahudi tetapi itu bukan mengenai teori Sabat lunar. Perpecahan itu antara  Yahudi Karaite dan Yahudi Rabbini ~ dan itu utamanya ialah dalam hal menghitung hari-hari perayaan.
Kemungkinan terkecil semua orang Yahudi di seluruh dunia telah mengubah  penanggalan lunar ke mingguan 7 hari tanpa meninggalkan jejak sejarah itu luar biasa menyoloknya ~ itu benar-benar mustahil. Ini merupakan rantai yang hilang dalam teori Sabat lunar.


Summary and Conclusion
Lunar Sabbatarians claim that the luni-solar calendar is the true biblical calendar in which the Sabbath falls always on the 8th, 15th, 22nd, and 29th of the month. Furthermore, the New Moon and the 30th day of the month are not counted as part of the week. They also claim that the Jews under the Romans were forced to give up the lunar calendar and accept the Julian calendar with its continuous cycle of seven-day weeks.

Penganut Sabat Lunar mengklaim bahwa penanggalan luni-solar adalah penanggalan alkitabiah yang benar di mana hari Sabat jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 setiap bulan. Lebih lanjut Bulan Baru dan tanggal 30 setiap bulan tidak dihitung sebagai bagian dari hari-hari seminggu. Mereka juga mengklaim bahwa orang-orang Yahudi di bawah pemerintahan Roma, dipaksa untuk meninggalkan kalender lunar dan menerima kalender Julian dengan siklus  7 hari seminggu yang bersambung.


Our investigation has shown that these claims cannot be substantiated from Scripture or history. The biblical Sabbath, as the seventh day of the week, was instituted in Eden and was celebrated by the Jews in Old and New Testament times without interruption. Like the feast days the new moon days were part of the weekly cycle. Ellen White clearly stated: “Like the Sabbath, the week originated at creation, and it has been preserved and brought down to us through Bible history. God Himself measured off the first week as a sample for successive weeks to the close of time. Like every other, it consisted of seven literal days.16

Investigasi kami menunjukkan bahwa klaim-klaim ini tidak bisa dibuktikan dari Kitab Suci maupun sejarah. Sabat alkitabiah yaitu hari ketujuh setiap minggu, diciptakan di Eden dan dirayakan orang-orang Yahudi di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tanpa pernah terputus. Sebagaimana hari-hari raya upacara, Bulan Baru merupakan bagian dari siklus mingguan. Ellen White dengan jelas menyatakan: “Sebagaimana hari Sabat, hitungan minggu bermuasal saat penciptaan, dan telah dipertahankan dan diterusan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri yang menentukan batas-batas minggu yang pertama sebagai contoh minggu-minggu selanjutnya hingga akhir zaman. Sebagaimana minggu-minggu berikutnya, minggu yang pertama terdiri atas tujuh hari literal.” 16


In conclusion, all the arguments of lunar Sabbatarians seem to boil down to whether God tied the Sabbath to the lunar calendar, as He did with the feasts, or if He set up a weekly cycle at Creation for the Sabbath and preserved it to our day. There is no conclusive evidence in Scripture pointing to the Sabbath being tied to the moon. On the contrary, the Bible is clear that the week has a recurring cycle of seven days ending with the Sabbath. This is supported by the plain statements of God’s word, the Spirit of Prophecy, and history.

Sebagai kesimpulan, semua perdebatan penganut-penganut Sabat Lunar tampaknya mengerucut kepada apakah Allah mengaitkan Sabat pada kalender lunar sebagaimana yang dilakukanNya dengan hari-hari raya, atau apakah saat penciptaan, Allah membuat suatu siklus mingguan untuk hari Sabat dan mempertahankannya hingga zaman kita. Tidak ada bukti yang konklusif di Kitab Suci yang mengacu kepada Sabat yang dikaitkan pada bulan. Sebaliknya, Alkitab sangat jelas bahwa setiap minggu tujuh hari, siklusnya berulang dan setiap kali diakhiri dengan hari Sabat. Ini didukung oleh pernyataan-pernyataan yang jelas dari Firman Allah, Roh Nubuat, dan sejarah.




Gerhard Pfandl is Retired Associate Director of the Biblical Research Institute



1www.worldslastchance.com, “Saturday Sabbath? Or Lunar Sabbath?” (accessed January 2011)
2www.worldslastchance.com “Three Months in a Row.” (accessed January 2011)
3Arnold Bowen, “The Lunar Sabbath,” page 1 (http://www.lunarsabbath.org/ accessed January 2011).
4I am indebted to Terri Heagy for the above calendar graphic. Her unpublished manuscript “Challenges Regarding the Lunar Sabbath” contains an excellent rebuttal of the Lunar Sabbath theory.
5G. W. Bromiley, ed., The International Standard Bible Encyclopedia, Revised, 4 vols. (Grand Rapids, MI: Wm. B. Eerdmans, 1988), 1:576.
6See Gerhard F. Hasel, “Sabbath” in Anchor Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman (New York: Doubleday, 1992), 5:849-856.
7www.worldslastchance.com “Time by Design.” (accessed January 2011)
8Ellen G. White, Patriarchs and Prophets (Mountain View, CA: Pacific Press, 1958), 281.
9I am indebted to Michael Pedrin for some of the material in this article. His unpublished manuscript “The Big Lie” is another excellent rebuttal of the Lunar Sabbath theory.
10www.worldslastchance.com “Three Months in a Row.” (accessed January 2011)
11See William W. Hallo, “New Moons and Sabbaths: A Case-study in the Contrastive Approach,” Bible and Spade 9 (1980).
12Ibid., 64.
13K. L. French, “The Creator’s Calendar,” unpublished manuscript, 3, 4.
14In Assyria, 6 days was the rule; in Egypt, 10; in China; 15. The ancient Germans used a five-day cycle; the early Romans used eight days.
15“During the first two centuries AD, the Greco-Roman world generally adopted the planetary seven-day week of the astrologers” (Encyclopedia Britannica), 15th edition, s.v. “Church Year”).
16Ellen G. White, Patriarchs and Prophets (Mountain View, CA. Pacific Press, 1958)




Copyright © Biblical Research Institute General Conference of Seventh-day Adventists®


2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. topik yg sangat menarik...makasih pembahasannya....Gbu

      Delete