_____THREE ANGELS’ MESSAGES_____
Part 17/25 - Stephen Bohr
THE SMOKE OF THEIR TORMENT
Dibuka dengan doa
I'd like to begin by reading Revelation 14:9-11, Revelation 14:9-11. In our presentation last time we discussed the first part of the third angel's message. And I'm going to read that portion, and then do a little review, and then we'll begin with what we're going to study in our lecture today.
Saya ingin mulai dengan membaca Wahyu 14:9-11. Dalam presentasi kami yang lalu, kita telah membahas bagian pertama dari pekabaran malaikat ketiga. Dan saya akan membacakan bagian itu, lalu kita ulang sedikit, kemudian kita akan mulai dengan apa yang akan kita pelajari dalam ceramah kita hari ini.
It says there in Revelation 14:9 “…9 Then a third angel followed them…” that is, followed the first two angels, “…saying with a loud voice, ‘If anyone worships the beast and his image, and receives his mark on his forehead or on his hand, 10 he himself shall also drink of the wine of the wrath of God, which is poured out full strength into the cup of His indignation…” Of course we studied yesterday that Jesus Christ drank the wine of the wrath of God from the cup; the cup that His own Father gave Him. And Jesus drank the cup of the wrath of God for everyone on Planet Earth. But the sad thing is those who refuse to receive the third angel's message will have to drink the cup of God's wrath, the wine of God's wrath themselves, because they rejected what Jesus Christ did for them when He came to this earth. What a waste! They could have been saved. But instead of following Christ, they chose to follow the antichrist. And, by the way, we have studied that the antichrist does not mean, primarily against Christ, but it means one who seeks to occupy the place of Christ. So the third angel's message says that those who worship the one who seeks to occupy the place of Christ, and the image of that beast, which we've already studied, and receives his mark; those are going to receive the wine of the wrath of God. Because they did not accept Jesus Christ, the true Messiah, but they chose to follow a counterfeit. They chose to follow the beast, who is a counterfeit Christ on earth.
Dikatakan di Wahyu 14:9, “9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, mengikuti mereka…” maksudnya mengikuti kedua malaikat pertama, “…dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, 10 maka ia sendiri akan minum dari anggur murka Allah, yang dicurahkan dengan seluruh kekuatannya ke dalam cawan murka-Nya…” Tentu saja kemarin kita mempelajari bahwa Yesus sudah minum dari cawan anggur murka Allah, cawan yang diberikan BapaNya sendiri. Dan Yesus sudah minum cawan murka Allah bagi semua manusia di planet Bumi. Tetapi yang menyedihkan itu, mereka yang yang menolak menerima pekabaran malaikat ketiga akan harus minum sendiri cawan murka Allah, anggur dari cawan murka Allah, karena mereka telah menolak apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi mereka ketika Dia datang ke dunia ini. Betapa sayangnya! Sebenarnya mereka bisa selamat. Tetapi mereka tidak mau mengikuti Kristus, sebaliknya mereka memilih mengikuti antikristus. Dan ketahuilah, kita telah mempelajari bahwa antikristus utamanya tidak berarti melawan Kristus, tetapi itu berarti yang mencoba untuk menduduki tempat Kristus. Jadi pekabaran malaikat ketiga berkata, mereka yang menyembah dia yang berusaha menduduki tempat Kristus, dan menyembah patung Binatang ~ yang telah kita pelajari ~ dan menerima tandanya, mereka inilah yang akan menerima anggur murka Allah, karena mereka tidak menerima Yesus Kristus, Messias yang sejati, tetapi mereka memilih untuk mengikuti yang palsu. Mereka memilih mengikuti si Binatang, yang adalah Kristus palsu di dunia.
And then we read, continuing in the third angel's message, the following: this is the middle of verse 10. “…He shall be tormented…” that is those who receive the mark of the beast, who worship the beast, who worship the image, who receive the number of his name “…He shall be tormented with fire and brimstone in the presence of the holy angels and in the presence of the Lamb. 11 And the smoke of their torment ascends forever and ever; and they have no rest day or night, who worship the beast and his image, and whoever receives the mark of his name.”
So the culmination of the outpouring of God's wrath is found when fire and brimstone falls from heaven, and consumes those who worship the beast, his image, and receive the mark of the beast.
Lalu kita membaca, kelanjutan pekabaran malaikat ketiga tadi, yaitu: ini ialah bagian tengah ayat 10, “…dan ia akan disiksa…” yaitu mereka yang menerima tanda Binatang itu, yang menyembah Binatang itu, yang menyembah patungnya, yang menerima bilangan namanya, “…dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. 11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak memperoleh istirahat, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.”
Maka puncak pencurahan murka Allah itu terjadi ketika api dan belerang jatuh dari langit dan membakar habis mereka yang menyembah Binatang itu, patungnya, dan menerima tanda Binatang itu.
So what we're studying is a matter of life and death. You know, it's not an optional thing. Well, you know, I will choose to accept the third angel's message, or I'll choose to reject the third angel's message. The fact is that if we accept the message, we're going to be saved, and we're going to survive, and we're going to have eternal life because Jesus drank the cup. But if we follow the beast, and receive his mark, and worship his image, we're going to be lost. We're going to drink the cup of the wine of the wrath of God without mixture of mercy. And the Bible tells us that this is going to be the culmination, the fire and brimstone is going to be the culmination of the punishment against the wicked.
Jadi, apa yang kita pelajari ini adalah masalah hidup atau mati. Kalian tahu, ini bukan suatu opsi, yah, saya akan memilih menerima pekabaran malaikat ketiga atau saya nanti memilih menolak pekabaran malaikat ketiga. Faktanya, jika kita menerima pekabaran itu, kita akan selamat, dan kita akan bertahan, dan kita akan menerima hidup kekal karena Yesus sudah minum dari cawan itu. Tetapi jika kita mengikuti si Binatang, dan menerima tandanya dan menyembah patungnya, kita bakal tidak selamat. Kita akan harus minum cawan anggur murka Allah tanpa campuran belas kasihan. Dan Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ini akan memuncak dengan api dan belerang, itulah kulminasi hukuman bagi orang-orang jahat.
Now I want to dwell, especially in our lecture today, about what “forever” means, because you notice here that it says that “the smoke of their torment ascends forever and ever”. And there are other passages in the Bible that speak about “eternal fire”.
Notice, for example, Matthew 25:41, Matthew 25:41. This is a very important passage. It's the parable, or the story of the sheep and the goats; when Jesus separates the sheep and the goats. It says there in verse 41: “41Then He will also say to those on the left hand, ‘Depart from Me, you cursed, into the everlasting fire prepared for the devil and his angels…” Once again, the fire is called what? “everlasting fire”. The fire and brimstone is an everlasting fire.
Notice Matthew 25:46, Matthew 25:46, just a few verses further down. It says: “46 And these will go away into everlasting punishment, but the righteous into eternal life.”
And so you have “everlasting punishment”. You have “eternal fire”. You have “no rest day or night”. Does this mean that those who worship the beast and his image, and receive the mark, are going to burn forever and ever, and ever, and they're never going to go out?
Sekarang saya mau membahas, terutama dalam ceramah hari ini, tentang apa maksud “selama-lamanya” karena kalian akan melihat bahwa dikatakan, “asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya”, dan ada ayat-ayat lain di dalam Alkitab yang berbicara tentang “api yang kekal”.
Perhatikan, misalnya, Matius 25:411. Ini adalah ayat yang sangat penting. Ini adalah suatu perumpamaan atau kisah tentang domba dan kambing, ketika Yesus memisahkan domba dari kambing. Dikatakan di ayat 41, “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: ‘Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya’…” Sekali lagi, apinya disebut apa? “api yang kekal”. Api dan belerang itu adalah api yang kekal.
Perhatikan Matius 25:46, beberapa ayat di bawahnya. Dikatakan, “Dan mereka ini akan lenyap dalam hukuman yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Jadi ada “hukuman yang kekal” dan ada “api yang kekal”, ada “siang malam mereka tidak memperoleh istirahat.” Apakah ini berarti mereka yang menyembah Binatang itu dan patungnya, dan menerima tandanya, akan dibakar selama-lamanya, dan mereka tidak akan habis?
I want you to notice also Revelation 20:10. We're going to answer this question that I just formulated, and we're going to take a look at what Scripture has to say, not tradition. Revelation 20:10. It's speaking here about the Devil. It says there: “ 10 The devil, who deceived them, was cast into the lake of fire and…” what? See, there it is again, “…fire and brimstone...” Is the Devil going to suffer the unmitigated wrath of God? Is he going to have to drink the cup of the wrath of God? the culmination of the drinking of the cup? Absolutely. “…The devil, who deceived them, was cast into the lake of fire and brimstone where the beast and the false prophet are…” really the tense of the verb is where the beast and the false prophet “were cast”. That's the antecedent verb. So it shows that they were cast into the fire immediately before the beginning of the millennium. And then it says at the end of the verse “…And they will be tormented day and night forever and ever.”
Saya mau kalian simak juga Wahyu 20:10. Kita akan menjawab pertanyaan yang baru saya ajukan, dan kita akan melihat apa kata Firman Tuhan, bukan kata tradisi.
Wahyu 20:10, di sini berbicara tentang Iblis, dikatakan, “10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu ke tempat binatang dan nabi palsu itu…” sebenarnya keterangan waktu kata kerjanya seharusnya “tempat binatang dan nabi palsu itu telah dilemparkan”. Ini ialah kata kerja yang mendahului. Jadi di sini nyata bahwa mereka dilemparkan ke dalam api segera sebelum permulaan milenium. Lalu dikatakan pada akhir ayat, “…dan mereka akan disiksa siang malam selama-lamanya.”
Now does this mean that the wicked are also going to burn in the fire forever and ever, and the Devil and his angels are going to burn in the fire forever and ever? They're going to continue drinking the cup of God's wrath forever where they'll never go out? Is that what Scripture is trying to teach? Well, that's what we're going to take a look at, especially in our study today. In order to understand what we are going to look at today, we need to understand what Scripture means by everlasting fire.
Nah, apakah ini berarti orang-orang jahat juga akan dibakar dalam api selama-lamanya, dan Iblis dengan malaikat-malaikatnya akan dibakar di api selama-lamanya? Apakah mereka akan terus-menerus minum cawan murka Allah selamanya dan tidak pernah akan ada kesudahannya? Itukah yang diajarkan Firman Allah?
Nah, inilah yang akan kita pelajari terutama dalam pembahasan kita hari ini. Supaya bisa memahami apa yang akan kita pelajari hari ini, kita perlu memahami apa yang dimaksudkan Firman Allah tentang api yang kekal.
Now you'll notice that Scripture does not say that the wicked will burn eternally. Scripture says that the fire burns eternally. There's a distinction. The fire is eternal fire, but it doesn't say that the wicked are eternal. We're going to notice that that's a very significant distinction.
Sekarang, kalian akan menyimak bahwa Firman Allah tidak berkata bahwa mereka yang jahat akan dibakar secara kekal. Firman Allah berkata bahwa api yang membakar itu yang kekal. Ada bedanya. Apinya adalah api yang kekal, tetapi tidak berkata bahwa orang-orang jahat itu kekal. Kita akan melihat bahwa ada perbedaan yang sangat mencolok.
Now what is the eternal fire? Well, in order to understand it, we need to go back to an Old Testament story; the story of the destruction of Sodom and Gomorrah. So I invite you to go with me to Genesis 19:24 and we'll also read verse 28. It says there: “24 Then the Lord rained…” notice this, “…brimstone and fire…” is this the same expression we find in Revelation? Most certainly. “…Then the LORD rained brimstone and fire on Sodom and Gomorrah…” and where did this brimstone and fire come from? “…from the Lord out of the heavens.”
Nah, api kekal itu apa? Agar bisa memahaminya, kita perlu kembali ke suatu kisah di Perjanjian Lama, kisah tentang pemusnahan Sodom dan Gomora. Jadi saya ajak kalian bersama saya ke Kejadian 19:24 dan kita juga akan membaca ayat 28. Dikatakan di sana,
“24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan…” simak ini, “…belerang dan api…” apakah ini kata-kata yang sama yang kita temukan di kitab Wahyu? Tentu saja. “…Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora…” dan dari mana asalnya api dan belerang ini? “…yang berasal dari TUHAN, dari langit.”
Is that where the fire and brimstone comes in Revelation? Absolutely. Verse 28. We'll jump from verse 24 to verse 28. Notice the smoke ascends once the cities are burned with fire and brimstone. It says: “28 Then he…” that is Abraham, “…looked toward Sodom and Gomorrah, and toward all the land of the plain; and he saw, and behold, the smoke of the land which went up like the smoke of a furnace.”
Does Revelation also speak about smoke going up? Absolutely. So Revelation speaks about fire and brimstone. It speaks about smoke going up, and it speaks about the fire and brimstone coming from heaven.
Apakah api dan belerang yang di Wahyu juga berasal dari sana? Betul sekali. Ayat 28, kita akan loncat dari ayat 24 ke ayat 28. Perhatikan asap yang membubung naik begtu kota-kota itu dibakar oleh api dan belerang. Dikatakan, “28 lalu dia…” maksudnya Abraham, “…memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas seperti asap dari dapur peleburan.”
Apakah Wahyu juga berbicara tentang asap yang membubung ke atas? Betul sekali. Jadi Wahyu berbicara tentang api dan belerang, tentang asap yang membubung ke atas, tentang api dan belerang turun dari langit.
Now go with me to Jude, verse 7. And we only give the verse because Jude only has one chapter, so Jude verse 7. And let's notice what kind of fire destroyed Sodom and Gomorrah. There's a particular type of fire that destroyed these cities. The fire and brimstone that fell from heaven, and the smoke went up like a furnace; it was a certain kind of fire. Notice Jude 7. It says here: “7 as Sodom and Gomorrah, and the cities around them in a similar manner to these, having given themselves over to sexual immorality and gone after strange flesh, are set forth as an example…” these cities are set forth as an example, “…suffering the vengeance of …” what? “…suffering the vengeance of eternal fire.”
What kind of fire destroyed Sodom and Gomorrah? It was eternal fire and brimstone, if you please. Because we just read that fire and brimstone fell from heaven upon the cities.
Sekarang marilah bersama saya ke Yudas ayat 7, dan kami hanya menyebutkan ayatnya karena Yudas hanya punya satu pasal. Jadi Yudas ayat 7. Marilah kita simak api apa yang telah memusnahkan Sodom dan Gomora. Ada jenis api yang khusus yang menghancurkan kota-kota ini. Api dan belerang yang jatuh dari langit, dan asapnya membubung naik seperti asap tungku; itu adalah api yang khas. Perhatikan Yudas ayat 7, dikatakan di sana, “7 sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama, melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan daging yang tak wajar, telah dijadikan contoh…” kota-kota ini dijadikan contoh, “…menanggung pembalasan dari… apa? “…menanggung pembalasan dari api kekal.”
Api macam apa yang memusnahkan Sodom dan Gomora? Api kekal dan belerang. Karena kita baru saja membaca api dan belerang jatuh dari langit ke atas kota-kota itu.
Now I want you to notice a text that appears to be in contradiction with Jude 7. 2 Peter 2:6, and I underlined the word “appears” because there are no contradictions in the Bible when you study carefully. 2 Peter 2:6, speaking about the cities of Sodom and Gomorrah it says, “6 and turning the cities of Sodom and Gomorrah into…” what? “…into ashes, condemned them to destruction, making them an example to those who afterward would live ungodly.”
Sekarang saya mau kalian perhatikan satu ayat yang tampaknya bertolakbelakang dengan Yudas 7. 2 Petrus 2:6, dan saya menggarisbawahi kata “tampaknya”, karena di dalam Alkitab tidak ada kontradiksi jika kita mempelajarinya dengan teliti. 2 Petrus 2:6 berbicara tentang kota-kota Sodom dan Gomora, mengatakan, “6 dan membuat kota Sodom dan Gomora menjadi…” apa? “…menjadi abu, menghukum mereka sampai musnah, menjadikan mereka contoh bagi orang-orang yang hidup fasik kemudian.”
What were Sodom and Gomorrah reduced to? They were reduced to ashes, but they were destroyed with what kind of fire? They were destroyed with everlasting, or with eternal fire.
Now the question is, are Sodom and Gomorrah still burning today? Sodom and Gomorrah are not burning today. So eternal fire must mean something different than what most people assume that it means. Are you understanding what I'm saying?
Sodom dan Gomora dihabiskan menjadi apa? Mereka dihabiskan menjadi abu. Tetapi mereka dimusnahkan oleh api macam apa? Mereka dimusnahkan dengan api yang kekal, atau api yang abadi.
Sekarang pertanyaannya, apakah hari ini Sodom dan Gomora masih terbakar? Sodom dan Gomora tidak terbakar lagi sekarang. Jadi api yang kekal haruslah bermakna lain daripada apa yang diasumsikan banyak orang. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
The question is, what is the fire that destroyed Sodom and Gomorrah? We need to go to a few other texts in the Old Testament that explain what that fire is. Go with me to Deuteronomy 4:23-24, Deuteronomy 4:23-24. Here God is warning Israel not to practice idolatry. And notice what it says, “23 Take heed to yourselves, lest you forget the covenant of the Lord your God which He made with you, and make for yourselves a carved image in the form of anything which the Lord your God has forbidden you…” In other words, don't make any idols. And then it says in verse 24 the reason why you should not make these idols, “…24 For the Lord your God is…” what? “…is a consuming fire, a jealous God.”
Pertanyaannya ialah, apa apakah yang telah memusnahkan Sodom dan Gomora? Kita perlu melihat beberapa ayat lain di Perjanjian Lama yang menjelaskan api apa ini. Marilah bersama saya ke Ulangan 4:23-24. Di sini Allah memperingatkan Israel jangan mempraktekkan pemujaan berhala. Perhatikan apa katanya, “23 Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kau buat…” dengan kata lain, jangan membuat patung apa pun. Lalu di ayat 24 dikatakan alasannya mengapa mereka tidak boleh membuat patung-patung itu, 24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah…” apa? “…api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.”
Let me ask you, what is God? God is a what? A consuming fire. So we begin to understand what the fire is. The fire is whom? God, according to this.
Ah, you're saying, is God then a bunch of flames of fire? No. We're going to notice that God is fire in a specific sense.
Coba saya tanya, Allah itu apa? Allah adalah apa? Api yang menghanguskan. Jadi kita bisa mulai paham api itu apa. Api itu siapa? Allah, menurut ayat ini.
Ah, kata kalian, apakah Allah itu sekelompok nyala api? Bukan! Kita akan melihat bahwa Allah adalah api dalam pengertian yang khusus.
Now go with me to Hebrews 12:28-29, where this verse, Deuteronomy 4:24 is quoted in the New Testament. Hebrews 12:28-29, “28 Therefore, since we are receiving a kingdom which cannot be shaken, let us have grace, by which we may serve God acceptably with reverence and godly fear…” Now why should we serve God acceptably, with reverence and godly fear? Notice: “… 29 For our God is a consuming fire.” Who is the consuming fire? God is the consuming fire, according to this.
Sekarang marilah bersama saya ke Ibrani 12:28-29 di mana ayat Ulangan 4:24 dikutip di Perjanjian Baru. Ibrani 12:28-29, “28 Jadi, karena kita akan menerima kerajaan yang tidak bisa digoncang, marilah kita memiliki rahmat dengan mana kita boleh beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Allah…” nah, mengapa kita harus beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya dan dengan hormat dan takut akan Allah? Perhatikan, “…29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Siapakah api yang menghanguskan? Allah itu api yang menghanguskan, menurut ayat ini.
Now, does this mean that God is composed of flames of fire? Of course not. Fire means something concerning the nature of God; who God is. I want you to notice Exodus 24:15-17. In our last lecture we noticed that God and sin cannot exist together. That's why God ultimately has to eradicate sin from the universe. Because holiness and sin cannot coexist.
Now I want you to notice Exodus 24:15, “15 Then Moses went up into the mountain, and a cloud covered the mountain…” Now praise the Lord that there was a cloud that covered the mountain, or else Israel would have been wiped out. It continues saying in verse 16: “…16 Now the glory of the Lord rested on Mount Sinai, and the cloud covered it six days. And on the seventh day He called to Moses out of the midst of the cloud…” Now notice this: “…17 The sight of the glory of the Lord was like a…” what? “…a consuming fire on the top of the mountain in the eyes of the children of Israel.”
Nah, apakah ini berarti Allah itu terbuat dari nyala-nyala api? Tentu saja bukan. Api itu sesuatu tentang kodrat Allah, siapa Allah itu. Saya mau kalian memperhatikan Keluaran 24:15-17. Dalam ceramah kita yang lalu, kita menyimak bahwa Allah dan dosa tidak bisa hadir bersama-sama. Itulah mengapa Allah akhirnya harus melenyapkan dosa dari alam semesta, karena kekudusan dan dosa tidak bisa hidup bersama-sama.
Sekarang saya mau kalian menyimak Keluaran 24:15, “15 Maka Musa mendaki gunung dan sebuah awan menutupi gunung itu…” puji Tuhan ada sebuah awan yang menutupi gunung, andai tidak bangsa Israel pasti binasa semua. Dikatakan selanjutnya di ayat 16, “…16 Saat itu, kemuliaan TUHAN berhenti di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya. Dan pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu…” Sekarang perhatikan ini, “…17 Kemuliaan TUHAN tampak seperti…” apa? “…api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel.”
What is it that is like a consuming fire? The what? The glory of the Lord.
Let me ask you, what is it that destroyed the cities of Sodom and Gomorrah? The fire and brimstone that fell from heaven was a manifestation, for a moment God withdrew the veil that covered Him from Sodom and Gomorrah, seeing Him, and immediately the cities were totally destroyed.
Apa yang menyerupai api yang menghanguskan? Apa? Kemuliaan Tuhan.
Coba saya tanya, apa yang memusnahkan kota-kota Sodom dan Gomora? Api dan belerang yang turun dari langit adalah suatu manifestasi, untuk sejenak lamanya Allah mencabut tabir yang menutupi Dia dari Sodom dan Gomora; dan langsung saja kota-kota itu musnah total begitu melihatNya.
Go with me to Revelation 15:2, Revelation 15:2. Here it's speaking about a sea, a crystal sea in heaven where God lives. And I want you to notice a very interesting detail concerning this sea of glass. It says in Revelation 15:2, “2 And I saw something like a sea of glass mingled with…” what? “…mingled with fire, and those who have the victory over the beast, over his image and over his mark and over the number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God.”
Here you have this crystal clear sea, which is, it looks like it's mingled with what? with fire. Do you know why it looks like it's mingled with fire? Because as you read in Revelation 21 and 22 the throne of God stands immediately above the sea of glass. And undoubtedly the glory of God is reflected in that sea of glass, and therefore the sea of glass looks like it's mingled with fire.
Marilah bersama saya ke Wahyu 15:2. Di sini berbicara tentang suatu lautan, lautan kaca (kristal) di surga di mana Allah tinggal. Dan saya mau kalian memperhatikan suatu detail yang sangat menarik tentang lautan kaca ini. Dikatakan di Wahyu 15:2, “2 Dan aku melihat sesuatu seperti lautan kaca bercampur dengan…” apa? “…bercampur dengan api, dan mereka yang telah mengalahkan binatang itu, dan patungnya, dan tandanya, dan bilangan namanya berdiri di atas laut kaca, pada mereka ada kecapi Allah.”
Di sini ada laut kristal yang jernih, yang tampaknya seakan-akan bercampur dengan apa? Dengan api. Tahukah kalian mengapa laut itu tampaknya seperti bercampur api? Jika kalian membaca Wahyu 21 dan 22, takhta Allah berdiri tepat di atas laut kaca ini. Dan pastilah kemuliaan Allah yang terpantul pada laut kaca itu, dan oleh karena itu laut kaca itu tampak seperti bercampur dengan api.
So, in other words, God is a consuming fire. The glory of God is a consuming fire against sin. And, of course, we've already studied that the glory of God also has to do with His character. And the wicked have a character totally opposite than the character of God. Therefore the glory of God, when He reveals Himself, consumes the wicked.
Jadi dengan kata lain, Allah itulah api yang menghanguskan. Kemuliaan Allah itu api yang menghanguskan dosa. Dan, tentu saja, kita telah belajar bahwa kemuliaan Allah juga berkaitan dengan karakterNya. Dan orang-orang jahat memiliki karakter yang bertolakbelakang dengan karakter Allah. Oleh karena itu, pada waktu Allah menyatakan DiriNya, kemuliaan Allah menghanguskan orang-orang yang jahat.
Now let me ask you, if God is the consuming fire, and the consuming fire is the glory of God, how long has God had this glory? I suppose He got it just 6,000 years ago? Of course not. How long has God been a glorious God? He's been a glorious God forever.
So let me ask you, can we speak of God as everlasting fire? or He has everlasting glory? Absolutely. So it is God, as the fire, who is everlasting. Does that mean that that which the fire consumes is everlasting? Never in the Bible will you find that what the fire consumes is everlasting. People just assumed that because the Bible uses the expression everlasting fire, or eternal fire. But it's the fire that's eternal, because God is eternal; His glory is eternal. Are you understanding what I'm saying?
Sekarang coba saya tanya, jika Allah itu api yang menghanguskan, dan api yang menghanguskan itu kemuliaan Allah, sudah berapa lamanya Allah memiliki kemuliaanNya ini? Kira-kira Allah baru memilikinya 6’000 tahun yang lalu? Pasti bukan. Sudah berapa lama Allah itu Allah yang mulia? Allah selalu adalah Allah yang mulia.
Jadi coba saya tanya, bisakah kita menyebut Allah sebagai api yang kekal? Atau bahwa Allah memiliki kemuliaan yang kekal? Pasti. Maka Allah sebagai api itulah yang kekal. Apakah ini berarti yang dibakar oleh api itu juga kekal? Tidak pernah kita temukan di Alkitab bahwa apa yang dibakar api itu, kekal. Orang-orang hanya beranggapan demikian karena Alkitab memakai istilah api yang kekal atau api abadi. Tetapi yang kekal itu apinya, karena Allah itu kekal, kemuliaanNya kekal. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Now I'm going to show from Scripture that the wicked are going to be destroyed. Notice Malachi 4:1-3, “1 ‘For behold, the day is coming, burning like an oven, and all the proud, yes, all who do wickedly will be stubble. And the day which is coming shall…” what? “… burn them up,’ says the Lord of hosts…” What does burn them up mean? It means that it just burns, and burns, and burns, and burns? No, to burn up means that ultimately it what? it goes out. Exactly. And so it says, “…And the day which is coming shall burn them up,’ says the Lord of hosts, ‘that will leave them neither root nor branch….” Who is the root? Who is the root of all evil? Satan. And who are the branches? The branches are his followers. Jesus says, “I am the vine, you are the branches.” The Devil is the root, and the branches are his followers. And now notice verse 3. It says, “…3 You shall trample the wicked, for they shall be…” what? “…ashes under the soles of your feet on the day that I do this,’ says the Lord of hosts.”
Sekarang saya akan membuktikan dari Firman Allah bahwa orang-orang jahat itu akan dimusnahkan. Simak Maleakhi 4:1, 3, “1 Karena itu lihatlah, hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang yang tinggi hati, ya, semua yang berbuat fasik akan menjadi jerami dan hari yang datang itu akan…” apa? “…membakar habis mereka,’ firman TUHAN semesta alam…” Apa maksudnya membakar habis mereka? Maksudnya api itu membakar dan membakar dan membakar dan membakar? Tidak. Membakar habis berarti akhirnya api itu apa? Padam. Tepat sekali. Maka dikatakan, “…dan hari yang datang itu akan membakar habis mereka,’ firman TUHAN semesta alam, ‘yang tidak akan meninggalkan akar maupun cabang…” Akar itu siapa? Siapakah akar segala yang jahat? Setan. Dan siapa cabang-cabangnya? Pengikut-pengikutnya adalah cabang-cabang. Yesus berkata, ‘Akulah pokok anggur, dan kamulah cabang-cabangnya.’ Jadi Iblis itulah akarnya, dan cabang-cabang itulah pengkut-pengikutnya. Sekarang simak ayat 3, “…3 Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi…” apa? “…abu di bawah telapak kakimu, pada hari Aku melakukan ini,’ firman TUHAN semesta alam.”
What are the wicked going be? They're going to be what? ashes. How can they be ashes and still be burning forever and ever? It's impossible. What are ashes? Ashes are the result of everything there is to burn. Once the fire has burned everything the result is ashes, and the fire what? the fire goes out.
Well, let me ask you, does the source of the fire go out? Absolutely not, because the source of the fire is the glory of God.
Orang-orang jahat akan menjadi apa? Mereka akan jadi apa? Abu! Bagaimana mereka bisa menjadi abu dan tetap menyala selama-lamanya? Mustahil itu. Abu itu apa? Abu adalah hasil dari segala yang terbakar. Satu kali api telah membakar semuanya, hasilnya ialah abu, dan api itu bagaimana? Api itu padam.
Nah, coba saya tanya, apa sumber api itu padam? Pasti tidak, karena sumber api itu ialah kemuliaan Allah.
Notice also Revelation 20:9, a very interesting expression. Revelation 20:9, speaking about the wicked surrounding the holy city. It says: “ 9 They went up on the breadth of the earth and surrounded the camp of the saints and the beloved city. And fire came down from God out of heaven…” see the same as Sodom and Gomorrah “…fire came down from God…” see, it originates with God, “…out of heaven and…” what? “…devoured them.”
Simak juga Wahyu 20:9, suatu ungkapan yang sangat menarik. Wahyu 20:9, berbicara tentang orang-orang jahat yang mengepung Kota Suci, dikatakan, “9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Dan api turun dari Allah dari surga…” lihat, sama seperti Sodom dan Gomora “…api turun dari Allah…” lihat sumbernya dari Allah, “…dari surga…” dan…” apa? “…melahap mereka.”
You say, what does that word “devour” mean? Well, I'll just give you this reference: Matthew 13:4. It speaks about the parable of the sower, and it says there: “And as he sowed some seed fell by the wayside, and the birds came and devoured them.” How many seeds were left after the birds finished devouring them? Absolutely none. It's the same word that's used in Revelation. To devour means that the fire totally eats them up, and totally destroys them.
Kalian berkata, kata “melahap” itu artinya apa? Nah, saya akan memberikan referensi ini: Matius 13:4, ini berbicara tentang perumpamaan seorang penabur, dan dikatakan di sana, “4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.” Berapa banyak benih yang tersisa setelah burung-burung itu selesai memakannya sampai habis? Tidak ada. Itu adalah kata yang sama yang dipakai di Wahyu. Memakan sampai habis (melahap) berarti api itu memakan mereka seluruhnya dan memusnahkan mereka secara total.
Notice Revelation 21:8, what this fire produces. It does not produce eternal life in misery. It says in Revelation 21:8, “8 But the cowardly, unbelieving, abominable, murderers, sexually immoral, sorcerers, idolaters, and all liars shall have their part in the lake which burns with…” there it is again “…fire and brimstone, which is the second death.”
Do you know what second death is? Second death is simply that death from which there is no resurrection.
Simak Wahyu 21:8, apa yang dihasilkan api ini. Api ini tidak menghasilkan hidup kekal dalam kesengsaraan. Dikatakan di Wahyu 21:8, “8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh…” ini lagi, “…api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Tahukah kalian kematian kedua itu apa? Kematian kedua semata-mata ialah kematian dari mana tidak ada kebangkitan.
You see, everybody has been born into this world as living their first life, or has lived their first life. Those who die in Christ, when Jesus comes they'll resurrect, and they'll live ~ so to speak ~ their second life. They'll live for the second time. But the wicked will all die before Jesus comes, or at the coming of Jesus, the rest of those who are alive, and they will remain dead during the thousand years. After the thousand years they will what? they will resurrect. And then they're going to be judged by God, as we studied previously. And then they're going to be what? destroyed with the fire. And that is called what? Second death.
You can't have a second death unless you had the first death.
So how many deaths are God's people going to suffer? Only one death.
How many deaths are the wicked going to suffer? They are going to suffer two deaths. In fact Jeremiah 51 says they shall sleep an eternal sleep, and they shall not awake.
Kalian lihat, semua orang yang lahir ke dunia ini, menjalani hidup mereka yang pertama, atau telah menjalani hidup mereka yang pertama. Yang mati dalam Kristus, akan bangkit ketika Yesus datang, dan katakanlah mereka akan menjalani hidup mereka yang kedua. Mereka akan hidup untuk kedua kalinya. Tetapi orang-orang jahat semuanya akan mati sebelum Yesus datang, atau pada saat kedatangan Yesus, dan sisanya yang masih hidup mereka akan tetap mati selama seribu tahun. Setelah seribu tahun mereka akan apa? Mereka akan bangkit. Kemudian mereka akan dihakimi oleh Allah, seperti yang telah kita pelajari sebelumnya. Lalu mereka akan diapakan? Dimusnahkan dengan api. Dan itu disebut apa? Kematian kedua.
Mustahil ada kematian yang kedua, kecuali sudah pernah ada kematian yang pertama.
Jadi berapa kematian yang harus dialami umat Allah? Hanya satu kematian.
Berapa kali kematian yang harus dialami orang-orang jahat? Mereka akan mengalami dua kematian. Sesungguhnya Yeremia 51 berkata mereka akan tidur kekal, dan mereka tidak akan bangun.
Now, this might surprise you, but the Bible teaches that it's the righteous who are going to live in the midst of the everlasting fire.
You say, wait a minute, Pastor. Are you saying that the righteous are going to hell?
No, I'm not saying the righteous are going to hell. I'm saying that the righteous are going to live in the midst of the presence of God. They're going to live in the midst of the eternal fire, and they're not going to be burned, because they have a fireproof character.
You say, where does the Bible teach such a thing?
Go with me to Isaiah 33:14-15, Isaiah 33:14-15. “14 The sinners in Zion are afraid; fearfulness has seized the hypocrites…” and then the question is asked, “…‘Who among us shall dwell with the devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting burnings?’…” Who can dwell with the devouring fire? Who can dwell with the everlasting burnings? What would most Christians say? “The sinful, wicked people.” But notice the answer that Isaiah gives. “…15 He who walks righteously and speaks uprightly, he who despises the gain of oppressions, who gestures with his hands refusing bribes, who stops his ears from hearing of bloodshed, and shuts his eyes from seeing…” what? “…from seeing evil.”
Nah, mungkin kalian akan heran, tetapi Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang benarlah yang akan hidup di tengah api yang kekal.
Kalian berkata, tunggu sebentar, Pastor Bohr. Apakah Anda berkata orang-orang benar akan ke neraka?
Tidak. Saya tidak berkata orang-orang benar akan ke neraka. Saya berkata bahwa orang-orang benar akan hidup di tengah-tengah hadirat Allah, mereka akan hidup di tengah-tengah api yang kekal dan mereka tidak akan terbakar, karena mereka sudah memiliki karakter tahan api.
Kalian berkata, di mana di Alkitab yang mengajarkan hal begini?
Marilah bersama saya ke Yesaya 33:14-15, “14 Orang-orang yang berdosa di Sion takut, orang-orang munafik diliputi kegentaran.…” lalu pertanyaannya disampaikan, “… ‘Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama api yang memusnahkan ini? Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama pembakaran yang abadi ini?’…” siapa yang bisa hidup bersama api yang memusnahkan? Siapa yang bisa hidup bersama pembakaran yang kekal? Apa yang akan dikatakan kebanyakan orang Kristen? “Orang-orang berdosa yang jahat.” Tetapi simak jawaban yang diberikan Yesaya, “…15 Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang membenci pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, dan menutup matanya dari melihat…” apa? “…dari melihat kejahatan.”
Isn't that interesting? The Christian world has it the wrong way around. They say that the wicked are going to live in the fire forever and ever. The Bible says that the righteous will live the presence of the eternal fire forever, and they will not be burned. They'll be like the three young men that were cast into the fiery furnace. You see, they had the character of Jesus Christ, and therefore the fires did not consume them. That was common little old human fire, but we're talking here about the devouring fire of the glory of God. And God's people will be able to dwell in the midst of the devouring fire and not be consumed.
Menarik kan? Dunia Kristen sudah salah memutarbalikkannya. Mereka berkata bahwa yang jahatlah yang akan hidup selama-lamanya dalam api. Alkitab berkata, orang benarlah yang akan hidup di hadirat api yang kekal selamanya, dan mereka tidak akan terbakar, mereka akan seperti ketiga pemuda yang dilemparkan ke dalam tungku api yang membara. Kalian lihat, pemuda-pemuda itu sudah memiliki karakter Yesus Kristus, dan oleh karena itu api tidak menghanguskan mereka.
Itu cuma api dunia yang biasa, tetapi di sini kita berbicara tentang api yang memusnahkan dari kemuliaan Allah, dan umat Allah akan sanggup hidup di tengah-tengah api yang memusnahkan ini dan tidak terbakar.
Now you say, well, Pastor, if you say that Satan and his angels, and the wicked are not going to burn forever, the question is, are they going to burn for a short period, for a long period? How long are they going to burn? Is everybody going to suffer the same length?
Well, do you know the Bible tells us that the punishment upon the wicked will be according to their what? According to their works. Let's notice Luke 12:47-48, Luke 12:47-28. This is a parable of Jesus, and He says: “And that servant, who knew his master's will, and did not prepare himself, or do according to his will, shall be beaten with…” what? “…many stripes. 48 But he who did not know, yet committed things deserving of stripes shall be beaten with …” what? “…with few. For everyone to whom much is given, from him much will be required; and to whom much has been committed, of him they will ask the more.”
Sekarang kalian berkata, nah, Pastor, jika Anda berkata Setan dan malaikat-malaikatnya dan orang-orang jahat tidak akan dibakar selamanya, maka pertanyaannya ialah, apakah mereka akan dibakar untuk waktu yang singkat, atau waktu yang lama? Berapa lama mereka akan dibakar? Apakah semua orang akan mengalami masa yang sama panjangnya?
Nah, kalian tahu Alkitab berkata bahwa hukuman atas orang-orang jahat akan diberikan sesuai apa mereka? Sesuai perbuatan mereka. Marilah kita lihat Lukas 12:47-48. Ini adalah perumpamaan Yesus, dan Dia berkata, “47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima…” apa? “…banyak pukulan. 48 Tetapi barangsiapa tidak tahu dan melakukan apa yang layak mendatangkan pukulan, ia akan menerima…” apa? “…sedikit pukulan. Karena setiap orang yang kepadanya banyak diberi, daripadanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, daripadanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Let me ask you, is the final punishment going to be according to the sinfulness of the individual? Absolutely. Notice Revelation 20:13, Revelation 20:13. This is after the millennium. It says: “ 13 The sea gave up the dead who were in it, and Death and Hades delivered up the dead who were in them. And they were judged, each one according to his…” what? “…according to his works.”
So the punishment that is going to be meted out is according to the works which were performed by the individuals who are lost.
Coba saya tanya, apakah hukuman yang terakhir bakal sesuai kejahatan yang dilakukan orang tersebut? Pasti begitu. Simak Wahyu 20:13, ini setelah milenium, dikatakan, “13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kubur menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut…” apanya? “…perbuatannya.”
Maka hukuman itu akan ditakar menurut perbuatan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang tidak selamat.
Let me illustrate the point. How many of you think that it would be just on the part of God to punish Adolph Hitler, and a common ordinary sinner with the same punishment? Would that be justice? That would absolutely not be justice. That would be like an individual who goes before a judge because he's gone through a red light, and another individual goes before the same judge because he killed somebody. And the judge says, “I condemn both of you to the electric chair.”
You know, the punishment depends upon the works that the individual has committed. This means that Satan and his angels, and the wicked will suffer differing lengths of punishment according to their sinfulness, or according to their works.
Saya akan mengilustrasikan poin ini. Berapa dari antara kalian yang berpikir Allah itu adil menghukum Adolph Hitler dan seorang pendosa biasa dengan hukuman yang sama? Apakah itu keadilan? Itu jelas bukan keadilan. Itu seperti seseorang yang menghadap hakim karena dia telah melanggar lampu merah, dan orang lain yang menghadap hakim yang sama karena dia telah membunuh seseorang, dan hakim itu berkata, “Saya menghukum kalian berdua untuk mati di kursi listrik.”
Kalian tahu, hukuman itu bergantung pada perbuatan yang telah dilakukan orang tersebut. Ini berarti Setan dan malaikat-malaikatnya, dan orang-orang yang jahat akan mengalami hukuman yang berbeda lamanya, sesuai dengan dosa-dosa mereka, atau sesuai dengan perbuatan mereka.
Now you say, but what about “forever”? Doesn't the Bible say that they're going to burn forever and ever? Well, we've already noticed that they've going to be reduced to ashes, so they must not burn forever. So what does “forever and ever” mean? Well, let's read the text again. Revelation 20:10, “10 The devil, who deceived them, was cast into the lake of fire and brimstone where the beast and the false prophet are…” really “…were cast. And they will be tormented day and night forever and ever.”
You say, what part of “forever and ever” don't you understand?
Well, I decided one day that I would go to the library, the theological library at Andrews University, in Michigan, and I would look at what commentators have to say about the word “forever”. In Hebrew the word עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm], and in Greek the word is αἰών [aiōn] . And so I decided I would see what the experts in Hebrew and Greek had to say about these words that are used: “forever and ever”. And I discovered something very interesting. These scholars say that “forever” means a long period of time whose end cannot be seen, but it does not mean that the period of time does not have an end. Allow me to read you some statements from some of these scholars so that you see what the expression “forever” means. And, by the way, the version in Spanish, the Reina Valera 1960 says, “for centuries and centuries”, actually por los siglos de los siglos. Literally in Greek it means “for the ages of the ages”.
Sekarang kalian berkata, tetapi bagaimana tentang kata “selama-lamanya”? Bukankah Alkitab berkata mereka akan dibakar selama-lamanya? Nah, kita sudah menyimak bahwa mereka akan dihabiskan menjadi abu, berarti mereka tidak akan dibakar selamanya. Jadi apa maksud “selama-lamanya”? Nah, marilah kita membaca ayat itu lagi. Wahyu 20:10, “10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu ke tempat binatang dan nabi palsu itu berada…” seharusnya “…telah dilemparkan, dan mereka akan disiksa siang malam selama-lamanya.”
Kalian berkata, bagian mana dari kata “selama-lamanya” yang tidak Anda pahami?
Nah, suatu hari saya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, perpustakaan theologi di Universitas Andrews di Michigan, dan saya mau melihat apa saja kata para komentator tentang kata “selama-lamanya”. Dalam bahasa Ibrani kata itu ialah עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm], dan dalam bahasa Yunani kata itu ialah αἰών [aiōn]. Maka saya memutuskan untuk melihat apa kata para pakar bahasa Ibrani dan Yunani tentang kata-kata yang dipakai itu: “selama-lamanya”. Dan saya menemukan sesuatu yang sangat menarik.
Para pakar ini berkata bahwa “selama-lamanya” berarti suatu masa yang panjang, yang ujungnya tidak tampak, namun itu tidak berarti bahwa masa itu tidak ada akhirnya. Izinkan saya membacakan beberapa pernyataan dari beberapa pakar ini supaya kalian bisa melihat apa maksud “selamanya”. Dan ketahuilah, versinya dalam bahasa Spanyol, Reina Valera 1960 berkata, “selama berabad-abad”, aslinya por los siglos de los siglos. Secara harafiah dalam bahasa Yunani artinya “selama abad-abadnya abad-abad.”
Now let's read a statement by Allan MacRae. He was president and professor of Old Testament Theology at the Biblical School of Theology in Hatfield, Pennsylvania. Notice what he had to say: “The LXX…” which is the Septuagint, the Greek translation of the Old Testament. “…the Septuagint generally translates עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm]...” that's the Hebrew word, “…by αἰών [aiōn] ” that's the Greek word, “…which has essentially the same range of meaning”. He's saying that עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm] and αἰών [aiōn] mean the same thing. Now notice this: “…that neither the Hebrew, nor the Greek word itself contains the idea of endlessness…” See neither one of these words contains the idea of what? Endlessness, “... is shown both by the fact that they sometimes refer to events or conditions that occurred at a definite point in the past...” In other words, they're not eternal because they had a point of beginning, “…and also by the fact that sometimes it is thought desirable to repeat the word, not merely saying ‘forever’, but ‘forever and ever’.”
Sekarang mari kita membaca pernyataan Allan MacRae. Dia adalah presiden dan professor Theologi Perjanjian Lama di Sekolah Theologi Alkitab di Hatfield, Pennsylvania. Simak apa yang dia katakan, “Ke LXX…” yaitu kitab Septuagin, kitab Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani, “…Kitab Septuagin umumnya menerjemahkan עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm],” itu katanya dalam bahasa Ibrani, “…dengan αἰών [aiōn],” itu katanya dalam bahasa Yunani, “…yang pada dasarnya memiliki lingkup pengertian yang sama.” Dia berkata bahwa עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm] dan αἰών [aiōn] artinya sama. Sekarang simak ini, “…bahwa baik kata itu sendiri dalam bahasa Ibrani maupun Yunani tidak mengandung konsep kekekalan…” Lihat, baik kedua kata itu tidak mengandung konsep apa? Kekekalan, “…terbukti oleh fakta, kedua kata itu kadang-kadang mengacu kepada peristiwa-peristiwa atau kondisi-kondisi yang terjadi pada suatu saat di masa lampau…” dengan kata lain, kedua kata ini tidak bermakna kekal karena mereka memiliki titik awal, “…dan juga oleh fakta bahwa terkadang dianggap baik mengulangi kata tersebut, bukan hanya mengatakan ‘selamanya’ tetapi ‘selama-lamanya’.”
Also two other scholars, Multon and Millgan, they are experts in Greek. Notice what they have to say. “In general the word…” the word αἰών [aiōn] where you get the word “forever” from in the New Testament, “…in general the word depicts that of which the horizon is not in view…” In other words, the horizon is distant, “…whether the horizon be at an infinite distance, or whether it lies no further than the span of Caesar's life.” In other words, the word “forever” is used for the span of Caesar's life. But it's also used, especially with regards to God, in terms of eternal distance, that which has no end. But it refers to God, it's not referring to corruptible created things.
Juga dua orang pakar lain, Multon dan Millgan, yang adalah pakar bahasa Yunani. Simak apa yang mereka katakan. “Umumnya, kata itu…” maksudnya kata αἰών [aiōn] dari mana kita mendapatkan kata “selamanya” di Perjanjian Baru, “…Umumnya, kata itu menggambarkan cakrawala yang tidak tampak …” dengan kata lain, cakrawalanya sangat jauh, “…apakah cakrawala itu jaraknya tidak terhitung jauhnya, atau apakah itu tidak lebih dari sepanjang hidup Kaisar.” Dengan kata lain, kata “selamanya” dipakai untuk sepanjang masa hidup Kaisar. Tetapi kata itu juga dipakai ~ terutama bila berkaitan dengan Allah ~ untuk istilah jarak yang kekal, yang tidak ada akhirnya. Tetapi itu kalau mengacu kepada Allah, bukan mengacu kepada ciptaan-ciptaan yang fana.
One further statement from Gerhard Kittel, who was the editor of the famous theological wordbook of the Old Testament. He had this to say: “In the plural αἰών [aiōn]...” that's the word “forever”, “…the αἰών [aiōn] formula, the meaning of αἰών [aiōn] merges into that of a long but limited stretch of time.” So notice the word means a long but what? limited stretch of time. “…In particular αἰών [aiōn] …” that's the word “forever”, “…in this sense signifies the time of duration of the world.” So the word “forever” can mean the period of duration of this world. “…That is to say time as limited by creation and conclusion…” So the word “forever” can mean the time between creation and the conclusion. He continues saying, “At this point we are confronted by the remarkable fact that in the Bible the same word, αἰών [aiōn], is used to indicate two things which are profoundly antithetical, namely the eternity of God...” See, from God's perspective, the eternity of God, “…and the duration of the world.” Now is the duration of the world limited? Yes. Is the eternity of God something that has no beginning or end? Yes. But the same word is used for both.
Satu lagi pernyataan dari Gerhard Kittel, editor kamus theologi Perjanjian Lama yang terkenal. Dia berkata demikian, “Dalam bentuk jamaknya, αἰών [aiōn]…” itu kata “selamanya”, “…formula αἰών [aiōn], makna αἰών [aiōn] melebur ke dalam rentang waktu yang panjang tapi terbatas.” Jadi simak, kata tersebut berarti rentang waktu yang panjang namun terbatas. “…Khususnya, αἰών [aiōn]…,” itu kata “selamanya”, “…dalam arti ini menandakan masa selama eksistensi dunia...” Jadi kata “selamanya” bisa berarti selama usia dunia ini. “…yaitu, waktu yang dibatasi oleh penciptaan dan kesudahannya…” Jadi kata “selamanya” bisa berarti waktu antara penciptaan dunia dan kesudahannya. Dia melanjutkan berkata, “Di sini kita dikonfrontasi oleh fakta yang luar biasa bahwa di Alkitab, kata αἰών [aiōn] yang sama dipakai untuk mengindikasikan dua hal yang sama sekali bertolakbelakang, yaitu kekekalan Allah…” lihat, dari sudut pandang Allah, kekekalan Allah, “…dan masa selama eksistensi dunia.” Nah, apakah masa eksistensi dunia itu terbatas? Ya. Apakah kekekalan Allah sesuatu yang tidak ada awal maupun akhirnya? Ya. Tapi kata yang sama dipakai untuk menggambarkan keduanya.
Now what does this mean? It means that when the word αἰών [aiōn] is used with reference to God, it means everlasting. But when it's used with reference to created things, it means a long, indefinite period that definitely has an end. He continues saying: “This two-fold sense, which αἰών [aiōn] shares with the Hebrew עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm]...” See both the Old Testament and New Testament words share this idea. “...points back to a concept of eternity in which eternity is identified with the duration of the world.”
So how long is eternity? the duration of the world, says this scholar.
Nah, apa artinya ini? Artinya bila kata αἰών [aiōn] dipakai untuk mengacu kepada Allah, maknanya ialah kekal, tetapi bila kata itu dipakai untuk mengacu kepada ciptaan, itu berarti masa yang lama, yang tidak terbatas, yang pasti ada akhirnya. Dia melanjutkan berkata, “Makna ganda ini, yang dimiliki αἰών [aiōn] dan juga kata Ibrani עֹלָם עוֹלָם [‛ôlâm ‛ôlâm]…” lihat, baik kata-kata di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memiliki konsep yang sama ini, “…menunjuk kembali kepada suatu konsep kekekalan di mana kekekalan itu diidentifikasi dengan lamanya eksistensi dunia.”
Jadi berapa lamakah kekekalan? Kata pakar ini, selama eksistensi dunia.
Now the question is, is Satan going to burn out? He's obviously going to burn a long period of time, because the expression, “forever” is used with regards to his destruction. It doesn't mean that he's going to exist forever and ever, and ever throughout eternity, and he's going to burn forever, and he's never going to go out. It means that he's going to burn for a long period of time; whose end cannot be discerned or cannot be seen. As it says in the Spanish version, por los siglos de los siglos. (by the century of the centuries)
Sekarang pertanyaannya ialah, apakah Setan akan terbakar sampai habis? Jelas dia akan dibakar untuk masa yang lama, tetapi istilah “selamanya” dipakai bersama dengan pemusnahannya. Itu tidak berarti dia akan ada selama-lamanya, dan terus ada sepanjang kekekalan, dan dia akan terbakar selamanya, dan dia tidak akan habis dibakar. Itu berarti dia akan dibakar untuk masa yang sangat lama, yang akhirnya tidak tampak atau tidak bisa dilihat. Seperti yang dikatakan dalam versi Spanyolnya, por los siglos de los siglos (atau selama abadnya abad-abad).
Now do you know that the Bible says that Satan is going to be reduced to ashes as well as the wicked? Go with me to Ezekiel 28:18-19, Ezekiel 28:18-19. Here is a prophecy speaking about this covering cherub who was beautiful. It says, “You defiled your sanctuaries by the multitude of your iniquities, by the iniquity of your trading; therefore I brought fire from your midst. It…” what? What's the next word? “…It devoured you, and it turned you to ashes.”
Is the Devil going to be reduced to ashes? Yes. So is he going to burn out? Absolutely. So it says: “…I turned you to ashes upon the earth in the sight of all who saw you. All who knew you among the peoples are astonished at you: you have become a horror, and shall be no more forever.”
In what sense is the fire everlasting? in the sense that the glory of God is everlasting that destroys Satan. But also the fire will destroy Satan, and he will never exist forever. Are you understanding?
Nah, tahukah kalian Alkitab berkata bahwa Setan akan dilenyapkan menjadi abu, sebagaimana orang-orang jahat? Marilah bersama saya ke Yehezkiel 28:18-19. Di sini ada nubuatan yang berbicara tentang kerub yang menudungi takhta Allah, yang sangat indah. Dikatakan, “18 Engkau menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan dosamu yang banyak dan dosa jualanmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang…” apa? Apa kata berikutnya? “…yang memakan habis engkau dan menjadikan engkau abu…” Apakah Iblis akan dilenyapkan menjadi abu? Ya. Jadi, apakah dia akan habis dibakar? Pasti. Maka dikatakan, “…Aku menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. 19 Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau tercengang melihat keadaanmu. Engkau menjadi mengerikan dan akan lenyap selamanya.”
Dalam pengertian apa api itu kekal? Dalam pengertian kemuliaan Allah yang memusnahkan Setan, itu kekal. Tetapi api itu juga akan memusnahkan Setan, dan Setan tidak akan ada selamanya. Apakah kalian paham?
In other words the fire produces everlasting results. But even after Satan goes out, God will still have His glory, He is still the consuming, everlasting fire. We've already read that God is going to eradicate root and branch. Let's read that again.
Malachi 4:1, 3. “‘For behold, the day is coming, burning like an oven, and all the proud, yes, all who do wickedly will be stubble. And the day which is coming shall burn them up,’ says the Lord of hosts, ‘that will leave them neither root nor branch…” the root is the Devil and the branches are his followers. Verse 3. “…3 You shall trample the wicked, for they shall be ashes under the soles of your feet on the day that I do this,’ says the Lord of hosts.”
Malachi 4:1, 3. “‘For behold, the day is coming, burning like an oven, and all the proud, yes, all who do wickedly will be stubble. And the day which is coming shall burn them up,’ says the Lord of hosts, ‘that will leave them neither root nor branch…” the root is the Devil and the branches are his followers. Verse 3. “…3 You shall trample the wicked, for they shall be ashes under the soles of your feet on the day that I do this,’ says the Lord of hosts.”
But now I'm sure that you're wondering how long the Devil and his angels are going to be burning. How long are the wicked, who will drink the cup of the wine of the wrath of God, without mixture of mercy, how long are they going to be burning in the fire before they actually burn out and cease to exist? The answer to this question, particularly with regards to the Devil, is found in an ancient ceremonial that God established in the Hebrew religious system, in the Day of Atonement ceremony.
Dengan kata lain, api menghasilkan akibat yang kekal. Tetapi bahkan setelah Satan habis dibakar, Allah tetap memiliki kemuliaanNya, Allah masih tetap api kekal yang menghanguskan. Kita sudah membaca bahwa Allah akan melenyapkan akar dan cabang. Mari kita baca itu lagi. Maleakhi 4:1-3, “1 ‘Karena itu lihatlah, hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang yang tinggi hati, ya, semua yang berbuat fasik akan menjadi jerami dan hari yang datang itu akan membakar habis mereka, firman TUHAN semesta alam, yang tidak akan meninggalkan akar dan cabang…” akarnya ialah Iblis, dan cabang-cabangnya adalah pengikut-pengikutnya. Ayat 3, “…3 Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari Aku melakukan ini,’ firman TUHAN semesta alam.”
Tetapi sekarang saya yakin kalian bertanya-tanya, berapa lamakah si Iblis dan malaikat-malaikatnya akan terbakar? Berapa lama orang-orang jahat akan minum anggur cawan murka Allah tanpa campuran belas kasihan? Berapa lama mereka akan terbakar dalam api sebelum akhirnya mereka habis terbakar dan lenyap dari eksistensi? Jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan ini, terutama tentang Iblis, ditemukan dalam upacara lama yang dibuat Allah dalam sistem relijius Ibrani, yaitu upacara Hari Pendamaian.
Go with me to Leviticus 16, Leviticus 16:7. And you remember in our last lecture, we asked the question, Did Jesus suffer the second death? We said that the second death is death from which there is no what? no resurrection. Did Jesus resurrect? So did He suffer the second death? No. And let me say it this way, Jesus suffered the experience of second death. He felt like the wicked will feel outside the holy city when they realize that their life is going to be snuffed out forever, and they will forever cease to exist. Jesus felt the anguish of separation from God, the anguish of knowing that His life was coming to an end. In fact, in The Desire of Ages, that magnificent book, it says that “He could not see beyond the portals of the tomb. He thought that sin was so great and so offensive to His Father that the separation from His Father would be eternal.” In other words, Jesus felt the anguish of everlasting separation from God. But the sins that He bore were not His. The sins that He bore were the sins of the world.
So you say, if He didn't suffer second death, then sin wasn't paid for, because the wages of sin is death, second death. Well, here's where the ceremonial of the day of atonement comes in.
Marilah bersama saya ke Imamat 16:7. Dan kalian ingat dalam ceramah kita yang lalu, ada pertanyaan apakah Yesus mengalami kematian kedua? Kita berkata kematian kedua ialah kematian dari mana tidak ada apa? Kebangkitan. Apakah Yesus bangkit? Jadi apakah Dia mengalami kematian kedua? Tidak. Izinkan saya mengatakannya demikian, Yesus merasakan pengalaman kematian kedua. Dia merasakan perasaan yang sama yang akan dirasakan orang-orang di luar Kota Suci ketika mereka sadar bahwa hidup mereka akan dihabisi selamanya, dan mereka akan selamanya lenyap dari eksistensi. Yesus merasakan kesengsaraan dipisahkan dari Allah, kesengsaraan karena mengetahui hidupNya akan berakhir. Bahkan dalam The Desire of Ages, buku yang luar biasa itu, dikatakan bahwa “Yesus tidak dapat melihat melampaui gerbang kubur. Dia pikir dosa itu begitu hebat dan menjijikkan bagi BapaNya, sehingga perpisahan dengan BapaNya adalah untuk selama-lamanya.” Dengan kata lain, Yesus merasakan penderitaan akibat perpisahan kekal dari Allah. Tetapi dosa-dosa yang dipikulNya bukanlah dosa-dosaNya sendiri. Dosa-dosa yang dipikulNya adalah dosa-dosa dunia.
Maka kalian berkata, jika Yesus tidak mengalami kematian kedua, berarti dosa belum terbayar karena upah dosa ialah maut, kematian kedua. Nah, di sinilah masuk upacara Hari Pendamaian.
Leviticus 16:7. It's speaking about two goats. They were chosen on the day of atonement. And it says, “He shall take the two goats and present them before the Lord at the door of the tabernacle of meetings.”
So two goats were chosen. One goat was for the Lord, and the other goat was for Azazel. Now let me say that in Hebrew thinking, in Jewish thinking, in fact if you go to the apocryphal book of Enoch, you'll find that the Jews believed that Azazel was the prince of demons. They believed that Azazel was the Devil himself.
Imamat 16:7, berbicara tentang dua kambing. Keduanya dipilih pada Hari Pendamaian. Dan dikatakan, “7 Ia harus mengambil kedua ekor kambing jantan itu dan membawanya ke hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.”
Jadi dua kambing dipilih. Satu dipilih untuk Tuhan, dan yang lain untuk Azazel. Nah, saya beritahu bahwa dalam konsep pemikiran Ibrani ~ bahkan jika kalian membuka kitab apokripa Henokh, kalian akan mendapatkan bahwa orang-orang Yahudi meyakini Azazel adalah kepala roh-roh jahat. Mereka meyakini Azazel adalah Iblis itu sendiri.
And now I want you to notice Leviticus 16:20-22. But before I read these verses, let me ask you this question: What happened in the daily ceremonial in the sanctuary? An animal was sacrificed. What happened with the blood? The blood was taken into the sanctuary, and sin was transferred from the sinner, who put his hand on the head of the animal, and then the animal was slain. And then through the blood the sin was transferred where? into the sanctuary.
So let me ask you, were those sins that were transferred into the sanctuary forgiven sins? Yeah. The sins that Jesus transfers to the sanctuary are forgiven sins. Isn't that comforting news? You know, He's not registering those things up there to hold them against you. What God is doing is, He's introducing sin into the sanctuary covered by the blood of the sacrifice; covered by the blood of Jesus. In other words, forgiven sins are placed in the sanctuary. And what did that do with the sanctuary? It contaminated the sanctuary. It defiled the sanctuary. If you don't believe it read Hebrews 9:23. It says that the heavenly things had to be cleansed. Daniel 8:14 says, “Unto 2300 days and the sanctuary shall be cleansed.” In other words, all of the sins that went into the sanctuary, through the blood, eventually those sins had to be cleansed from the sanctuary.
Notice Leviticus 16:20-22. This is what happened on the day of atonement. And this is a very important point. “20 And when he has made an end of atoning for the Holy Place…” that is atoning for the sanctuary. Let me ask you, the scapegoat ceremony, did that take place after the sanctuary had been cleansed, or did it take place before the sanctuary was cleansed? After the sanctuary was cleansed. After the first goat had been sacrificed and died. The first goat represents the sacrifice of Jesus. In other words, after the first goat was sacrificed for the sins of the people, the high priest cleansed the sanctuary, and then he came to the second goat. So it says “… And when he has made an end of atoning for the Holy Place the tabernacle of meeting, and the altar, he shall bring the…” what kind of goat? “…the live goat…” So whatever is done with this goat, this goat is not dying for sin. This goat is what? alive. And without shedding of blood there is no remission of sin. Verse 21 “… 21 Aaron shall lay both his hands on the head of the live goat, confess over it all the iniquities of the children of Israel, and all their transgressions, concerning all their sins, putting them on the head of the goat…” which, let me ask you, which iniquities, which transgressions and which sins was he placing on the head of the scapegoat? All of those that he was bringing from where? From the sanctuary that had been deposited there all year. And by putting his hands on the head of the goat, and confessing the sins on the head of the goat, what is he doing? He's transferring the sins to Azazel, the live scapegoat. And it says “…putting them on the head of the goat and shall send it away into…” where? “…into the wilderness…” so where was he sent? “…into the wilderness…” notice “…by the hand of a…” what? “…of a suitable man…” there was a special person chosen to take him to the wilderness “... 22 The goat shall bear on itself…” notice this, “…all their iniquities to…” what? “…an uninhabited land…” a wilderness and a what? uninhabited land. In other words, a place where there was no one living “…and he shall release the goat in the wilderness.”
Sekarang saya mau kalian menyimak Imamat 16:20-22, tetapi sebelum saya bacakan ayat-ayat ini, saya mau bertanya: apa yang terjadi dalam upacara harian Bait Suci? Ada hewan yang dikurbankan. Darahnya diapakan? Darahnya dibawa masuk ke dalam Bait Suci, dan dosa dipindahkan dari si pendosa yang meletakkan tangannya di atas kepala hewan itu, kemudian hewan itu disembelih. Lalu melalui darahnya, dosa itu dipindahkan ke mana? Ke dalam Bait Suci.
Jadi, saya mau tanya, apakah dosa-dosa yang telah dipindahkan ke dalam Bait Suci itu dosa-dosa yang sudah diampuni? Ya! Dosa-dosa yang dipindahkan Yesus ke Bait Suci adalah dosa-dosa yang sudah diampuni. Bukankah ini kabar yang melegakan? Kalian tahu, Yesus tidak mencatat dosa-dosa itu di sana untuk meminta pertanggungjawabannya dari kita. Apa yang dilakukan Allah ialah Dia membawa masuk dosa ke dalam Bait Suci dengan menutupinya dengan darah kurban, menutupinya dengan darah Yesus. Dengan kata lain, dosa-dosa yang sudah diampuni yang ditempatkan di dalam Bait Suci. Dan itu mengakibatkan apa pada Bait Suci? Itu membuat Bait Suci menjadi terkontaminasi, itu mengotori Bait Suci. Jika kalian tidak percaya, bacalah Ibrani 9:23, dikatakan bahwa benda-benda surgawi harus dibersihkan. Daniel 8:14 berkata, “14 Maka ia menjawab: ‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dibersihkan’. " Dengan kata lain, semua dosa yang masuk ke dalam Bait Suci melalui darah, pada akhirnya dosa-dosa itu harus dibersihkan dari Bait Suci.
Simak Imamat 16:20-22, inilah yang terjadi pada Hari Pendamaian. Dan ini adalah poin yang sangat penting. “20 Setelah dia selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus…” yaitu menebus Bait Suci. Coba saya tanya, tentang upacara kambinghitam, apakah itu terjadi setelah Bait Suci dibersihkan atau apakah itu terjadi sebelum Bait Suci dibersihkan? Setelah Bait Suci dibersihkan. Setelah kambing yang pertama dikurbankan dan mati. Kambing yang pertama melambangkan pengurbanan Yesus. Dengan kata lain, setelah kambing yang pertama dikurbankan demi dosa-dosa umat, imam besar itu membersihkan Bait Suci. Lalu dia datang ke kambing yang kedua. Maka dikatakan, “20 Setelah dia selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta mezbah, ia harus membawa…” kambing yang mana? “…kambing jantan yang masih hidup itu…” Jadi, apa pun yang akan dilakukan pada kambing yang ini, kambing ini tidaklah mati untuk dosa. Kambing ini apa? Hidup. Dan tanpa pertumpahan darah, tidak ada pengampunan untuk dosa. Ayat 21, “21… dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, mengenai segala dosa mereka; meletakkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu…” yang mau saya tanyakan, kesalahan-kesalahan mana, pelanggaran-pelanggaran mana, dosa-dosa mana yang ditempatkannya ke atas kepala si kambinghitam? Semua yang dibawanya dari mana? Dari Bait Suci, yang telah tersimpan di Bait Suci sepanjang tahun. Dan dengan meletakkan tangannya di atas kepala si kambing, dan mengakui dosa-dosa itu di atas kepala si kambing, apa yang dilakukannya? Dia memindahkan dosa-dosa itu kepada Azazel, si kambinghitam yang hidup. Dan dikatakan, “…meletakkan semuanya itu ke atas kepala kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke…” ke mana? “…padang gurun…” jadi kambing itu dikirim ke mana? “…ke padang gurun…” simak, “…oleh tangan…” siapa? “…oleh tangan seseorang yang tepat…” ada orang yang khusus dipilih untuk membawa kambing itu ke padang gurun. “22 Demikianlah kambing jantan itu harus memikul sendiri…” simak ini, “…segala kesalahan Israel ke…” mana? “…tanah yang tidak ada penghuninya…” padang gurun dan apa? Tanah yang tidak berpenghuni. Dengan kata lain suatu tempat di mana tidak ada manusianya, “…dan orang itu harus melepaskan kambing itu di padang gurun.”
Now let me ask you, what happened with the sins of those who had not placed their sins in the sanctuary? Those who had not actually repented of sin and confessed their sins? Were all of those sins placed on the head of the scapegoat? No. Notice Leviticus 23, Leviticus 23. Those who did not claim ~ listen to this, this is important ~ those who did not claim the blood of the Lord's goat; those who did not confess sin, and repent of sin, and have their sin go into the sanctuary covered by the blood, those individuals suffered the penalty for their own sins. Their sins were not placed on the head of the scapegoat. In other words, they died for their own sins.
Sekarang saya mau tanya, apa jadinya dengan dosa-dosa mereka yang tidak menempatkan dosanya di dalam Bait Suci? Mereka yang tidak benar-benar bertobat dari dosanya dan tidak mengakui dosanya? Apakah semua dosa itu ditempatkan di atas kepala si kambinghitam? Tidak. Simak Imamat 23. Mereka yang tidak mengklaim ~ dengarkan ini, ini penting ~ mereka yang tidak mengklaim darah kambing Tuhan, mereka yang tidak mengakui dosanya dan bertobat darinya, dan memastikan dosa mereka masuk ke dalam Bait Suci tertutup oleh darah, maka orang-orang ini akan menderita hukuman untuk dosa-dosa mereka sendiri. Dosa-dosa mereka tidak ditempatkan di atas kepala si kambinghitam. Dengan kata lain, mereka mati untuk dosa-dosa mereka sendiri.
Notice Leviticus 23:29-30, where it says this very clearly. “For any person who is not afflicted in soul, on that same day shall be cut off from his people. 30 And any person who does any work on that same day, that person I will…” what? “…destroy from among his people.”
So it was only all of the sins that entered into the sanctuary through the blood, sins that people had repented of and confessed, that were placed upon the head of the scapegoat. And then the scapegoat was sent out into the wilderness to a non-inhabited land.
Simak Imamat 23:29-30, di mana dikatakan dengan sangat jelas, “29 Karena siapa pun yang tidak sungguh-sungguh menyelidiki hatinya, pada hari yang sama akan dipisahkan dari antara bangsanya. 30 Dan siapa pun yang melakukan pekerjaan apa pun pada hari itu, orang itu akan Ku…” apakan? “…Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.”
Maka hanya semua dosa yang telah masuk ke Bait Suci melalui darah, dosa-dosa yang telah ditobati dan diakui oleh manusia, yang ditempatkan di atas kepala kambinghitam itu. Lalu kambinghitam itu dikirim keluar ke padang gurun ke tempat yang tidak berpenghuni.
What was God trying to teach through this? I want to read a couple of statements from a woman who wrote some amazing things. Her name is Ellen White.
You say, why are you reading from Ellen White? Well, I'm going to read her statements, and I'm going to tell you where in the Bible is found what she says. Because she definitely knows what she's talking about, and she has the backing of Scripture to explain this specific point.
Tuhan mau mengajarkan apa melalui hal ini? Saya akan membacakan dua pernyataan dari seorang wanita yang menulis hal-hal yang sangat mengagumkan. Namanya Ellen White.
Kalian berkata, mengapa Anda membaca dari Ellen White? Nah, saya akan membacakan pernyataannya, dan saya akan memberitahu kalian di mana di Alkitab kita bisa menemukan apa yang dikatakannya, karena dia benar-benar menguasai apa yang dibicarakannya, dan dia didukung oleh Firman Tuhan dalam penjelasannya tentang poin khusus ini.
The first statement is found in Early Writings, page 290. This is something that she wrote very early in her ministry. She says this: “Then I saw thrones, and Jesus and the redeemed saints sat upon them. And the saints reigned as kings and priests unto God…” Let me ask you, where is that found in the Bible? Revelation 20:4. During the millennium God's people will reign as kings and priests with Christ. And the Bible says that judgment was given to them. Notice what it continues saying, “Christ, in union with His people, judged the wicked dead…” Is that Biblical? Judgment was committed to them, it says in Revelation 20:4, “…comparing their acts with the statute book, the Word of God, and deciding every case according to the deeds done in the body…” Is that Biblical? Yes. Revelation 20:11-12 says that they will be judged according to their works. Now notice, “…Then they meted out to the wicked the portion which they must suffer according to their works...” Is that Biblical? If you read 1 Corinthians 6:2-3, which we're not going to take the time to read, it says, “Do you not know that the saints will judge the world?” It even says, “Do you not know that the saints will judge angels?” It has to be the wicked angels, because righteous angels need no judgment. And so she says, once again, ”…then they meted out to the wicked the portion which they must suffer according to their works. And it was written against their names in the book of death. Satan and his angels were judged by Jesus and the saints...” That's Biblical: 1 Corinthians 6:2-3. Now listen to this: “…Satan's punishment was to be far greater than that of those whom he had deceived…” Is that just? Is that justice? Absolutely. It says, it was going to be far greater. Now what does that mean? in intensity or in length? Let's continue reading. “…Satan's punishment was to be far greater than that of those whom he had deceived. His suffering would so far exceed theirs as to bear no comparison with it….” That seems to give the impression that he might be even suffering for centuries. Now I'm not putting any time period on it, but she says that his punishment would far exceed theirs, as to bear no comparison with it.
Does the Bible say that the Devil is going to suffer for a very long period? forever and ever? Yes, that means an extremely long period of time, whose end is not in view. And then she continues saying, “…After all those whom he had deceived had perished, Satan was still to live and suffer on much longer…”
You say, why is that? Why would that happen? You know, that's, some people say, Oh, that's terrible that God would do that to the Devil for such a long period of time. Let me tell you what, it's much better than believing that God is going to cast the Devil, and all of the wicked, in the fires of hell, and they're going to burn forever. That's not justice. Justice would be that each one is punished according to his what? according to his works. Is the Devil more guilty? Yes. He's the originator, and he's the instigator of sin.
Pernyataan pertama ditemukan di Early Writings halaman 290. Inilah yang ditulisnya pada awal-awal pelayanannya. Dia berkata demikian, “Lalu saya melihat takhta-takhta, dan Yesus beserta orang-orang saleh yang telah ditebus, duduk di atasnya. Dan orang-orang saleh itu memerintah sebagai raja-raja dan imam-imam bagi Allah…” Coba saya tanya, di mana ini ditemukan di Alkitab? Wahyu 20:4. Selama milenium umat Allah akan memerintah sebagai raja-raja dan imam-imam bersama Kristus. Dan Alkitab berkata bahwa penghakiman diserahkan kepada mereka. Simak apa kata Ellen White selanjutnya, “…Kristus, bersama-sama dengan umatNya, menghakimi orang-orang jahat yang mati…” Apakah ini alkitabiah? Penghakiman diserahkan kepada mereka kata Wahyu 20:4, “…membandingkan perbuatan-perbuatan mereka dengan kitab undang-undang, yaitu Firman Allah, dan setiap kasus diputuskan sesuai dengan apa yang telah dilakukan semasa hidupnya…” Apakah itu alkitabiah? Ya! Wahyu 20:11-12 berkata bahwa mereka akan dihakimi menurut perbuatan mereka. Sekarang simak, “…Lalu mereka [= orang-orang saleh itu] menjatuhkan kepada orang-orang jahat, besarnya porsi penderitaan yang harus mereka jalani sesuai dengan perbuatan mereka…” Apakah ini alkitabiah? Jika kalian membaca 1 Korintus 6:2-3 yang tidak akan kita baca karena waktu, dikatakan, “…tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?” bahkan dikatakan, “Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?” Yang dimaksud pastilah malaikat-malaikat yang jahat, karena malaikat-malaikat yang benar tidak perlu dihakimi. Maka Elen White berkata, sekali lagi, “…Lalu mereka [= orang-orang saleh itu] menjatuhkan kepada orang-orang jahat, besarnya porsi penderitaan yang harus mereka jalani sesuai dengan perbuatan mereka. Dan hukuman itu dicantumkan pada nama mereka di kitab kematian. Setan dan malaikat-malaikatnya dihakimi oleh Yesus dan orang-orang salehNya…” itu alkitabiah, 1 Korintus 6:2-3. Sekarang dengarkan ini, “…Hukuman Setan akan jauh lebih besar daripada hukuman mereka yang telah ditipunya…” Apakah ini adil? Inikah keadilan? Pasti. Dikatakan, hukumannya akan jauh lebih besar. Nah, apa artinya itu? Lebihnya dalam intensitas atau dalam panjangnya waktu? Mari kita lanjutkan membaca, “…Hukuman Setan akan jauh lebih besar daripada hukuman mereka yang telah ditipunya. Penderitaannya akan jauh melampaui penderitaan mereka, sedemikian rupa tak bisa dibandingkan sama sekali…” Ini memberikan kesan bahwa Setan boleh jadi harus menderita berabad-abad lamanya. Nah, saya tidak akan memberikan batasan waktu pada hal ini, tetapi Ellen White berkata bahwa hukuman Setan akan jauh melampaui hukuman mereka sehingga tidak bisa dibandingkan sama sekali.
Apakah Alkitab berkata bahwa Iblis akan menderita untuk masa yang sangat lama? Selama-lamanya? Ya. Itu artinya masa yang amat sangat panjang, yang ujungnya tidak tampak. Kemudian Ellen White melanjutkan berkata, “…Setelah semua orang yang pernah ditipu Setan telah musnah, Setan masih harus hidup dan menderita terus lebih lama lagi…”
Kalian berkata, mengapa begitu? Mengapa itu harus terjadi?
Kalian tahu, ada orang yang berkata, oh, betapa mengerikan Allah melakukan itu pada Iblis untuk waktu yang sebegitu lamanya. Saya katakan kepada kalian, itu lebih baik daripada meyakini Allah akan menyingkirkan Iblis dan semua yang jahat dalam api neraka dan mereka akan terbakar selama-lamanya. Ini bukan keadilan. Keadilan ialah bila masing-masing dihukum sesuai apanya? Sesuai perbuatannya. Apakah Iblis lebih bersalah? Ya. Dialah sumbernya, dialah pemicu dosa.
Now there's another statement. This is an amazing statement that's found in Early Writings, pages 293 and 294. She says this: “I saw that some were quickly destroyed…” Who would be the ones that are quickly destroyed? Those who led sinful lives, but, you know, they were not sinners in the sense of Adolph Hitler, or Sadaam Hussein, or any of these dictators that have the blood probably of hundreds of thousands on their hands. She says, “…I saw that some were quickly destroyed while others suffered longer. They were punished according to their deeds done in the body…” That's Biblical. “…Some were many days consuming...” Notice some of the wicked were many what? many days consuming. “…And just as long as there was a portion of them unconsumed, all the sense of suffering remained…” Let me ask you, is this going to be torment? The Bible says that they will be tormented. Yes, absolutely. For a very extremely long period of time there's going to be torment. Don't think that it's not going to exist. The torment is not going to be, I don't think primarily the pain and the anguish of the fire, it's going to be the anguish of knowing that their life is going to be snuffed out, and they're never going to be able to live again in the presence of God. And so it says, “…Some were many days consuming. And just as long as there was a portion of them unconsumed, all the sense of suffering remained. Said the angel, ‘The worm of life shall not die. Their fire shall not be quenched as long as there is the least particle for it to prey upon…” And now notice this: “…Satan and his angels suffered long…” And why did they suffer long? Why do they suffer much longer than the wicked? Why is it described as forever and ever, which means an extremely long period of time? You know, the existence of the world ~ like we've noticed from some of those Scholars ~ is used, the word “forever” to describe the time span of the existence of the world. Notice, “…Satan and his angels suffered long. Satan bore not only the weight and punishment of his own sins, but also of the sins of the redeemed hosts, which had been placed upon him…” Is that Biblical? Where is that? In Leviticus 16. All of the confessed sins that went into the sanctuary were the ones that were brought out and placed on the head of the scapegoat. By the way, where is this fulfilled? It's fulfilled in Revelation 20, when a powerful angel descends from heaven; that's the fit man of Leviticus 16. And the Devil is exiled in a world that is a wilderness, in a world where all of the wicked have died; a non-inhabited land. This happens during the thousand years, during the millennium. And then, of course, he's destroyed after the millennium. And so it says, “…Satan and his angels suffered long. Satan bore not only the weight and punishment of his own sins, but also of the sins of the redeemed host, which have been placed upon him. And he must also suffer for the ruin of souls which he had caused. Then I saw...” Now here's the good news. This is different than what most Christians believe. Most Christians believe that God is going to put the Devil in the fires of hell and he's never going to go out, and the same with the wicked. But God is a just God. “…Then I saw that Satan and all the wicked host were consumed, and the justice of God was satisfied…” What is this about? Is God wanting to torture the wicked? No. This is about meeting out what? the punishment that they deserve according to their works. It has to do with God's justice. And remember, at this time there's no mercy. Because the door of mercy is closed. This is the unmixed wrath of God, according to what the third angel says. “…Then I saw that Satan and all the wicked host were consumed, and the justice of God was satisfied. And all the angelic host, and all the redeemed saints, with a loud voice said, Amen! Said the angel, Satan is the root. His children are the branches…” Is that Biblical? Absolutely. “…They are now consumed root and branch. They have died a…” what? “…an everlasting death…” Is the fire still burning at this point? See, that was a tricky question. The fire is still burning because the fire is whom? God. But are the wicked still burning? Absolutely not. “…Said the angel, Satan is the root. His children are the branches. They are now consumed root and branch. They have died an everlasting death. They are never to have a…” what? “…a resurrection. And God will have a clean universe….” Is that a beautiful way of looking at it? Absolutely.
Nah, ada pernyataan yang lain. Ini adaah pernyataan yang luar biasa yang ada di Early Writings hal. 293 dan 294. Ellen White berkata begini, “Saya melihat ada yang cepat musnah…” Siapakah mereka yang akan cepat musnah? Mereka yang hidupnya berdosa tetapi kalian tahu mereka bukan pendosa sekelas Adolph Hitler atau Sadaam Hussein, atau salah satu diktator yang bertanggung jawab atas kematian mungkin ratusan ribu orang. Ellen White berkata, “…Saya melihat ada yang cepat musnah sementara yang lain menderita lebih lama. Mereka dihukum sesuai perbuatan mereka yang dilakukan semasa hidupnya…” itu alkitabiah. “…Ada yang makan waktu berhari-hari untuk musnah…” Simak, ada orang-orang jahat butuh waktu apa? Berhari-hari untuk musnah. “…Dan selama masih ada satu bagian dari mereka yang belum musnah, semua rasa penderitaan tetap ada…” Coba saya tanya, apakah ini siksaan? Alkitab berkata mereka akan disiksa. Ya, pasti. Untuk masa yang amat sangat lama, ada penyiksaan. Jangan menyangka itu tidak akan terjadi. Siksaan itu utamanya menurut saya bukanlah rasa sakit dan menderita karena api, melainkan menderita karena mengetahui bahwa hidup mereka akan dihabisi, dan mereka tidak akan pernah lagi bisa hidup kembali di hadirat Allah. Maka dikatakan, “…Ada yang makan waktu berhari-hari untuk musnah. Dan selama masih ada satu bagian dari mereka yang belum musnah, semua rasa penderitaan tetap ada. Malaikat itu berkata, ‘Ulat pemakan tubuhnya tidak akan mati. Api mereka tidak akan dipadamkan selama masih ada partikel yang paling kecil yang bisa dimangsa mereka…” Sekarang simak ini, “…Setan dan malaikat-malaikatnya menderita lama…” Mengapa mereka menderita lama? Mengapa mereka menderita jauh lebih lama daripada orang-orang jahat lainnya? Mengapa itu digambarkan selama-lamanya, yang artinya suatu periode yang amat sangat lama? Kalian tahu, eksistensi dunia dipakai ~ seperti yang telah kita simak dari pendapat beberapa pakar Alkitab ~ kata “selamanya” dipakai untuk menggambarkan rentang waktu eksistensi dunia. Perhatikan, “…Setan dan malaikat-malaikatnya menderita lama. Setan tidak hanya menanggung beban dan hukuman dosa-dosanya sendiri, tetapi juga dosa-dosa umat tebusan Allah yang telah ditanggungkan padanya…” Apakah ini alkitabiah? Di mana adanya? Di Imamat 16. Semua dosa yang masuk ke dalam Bait Suci adalah dosa-dosa yang dibawa keluar dan ditempatkan di atas kepala si kambinghitam. Nah, di mana ini digenapi? Ini digenapi di Wahyu 20, ketika seorang malaikat perkasa turun dari surga, itulah “orang yang tepat” dari Imamat 16. Dan Iblis diasingkan di dunia yang menjadi padang gurun, di dunia di mana semua orang jahat sudah mati, di tanah yang tidak berpenghuni. Ini terjadi selama masa 1000 tahun, selama milenium. Lalu, tentu saja, Iblis dimusnahkan setelah milenium. Maka dikatakan, “…Setan dan malaikat-malaikatnya menderita lama. Setan tidak hanya menanggung beban dan hukuman dosa-dosanya sendiri, tetapi juga dosa-dosa umat tebusan Allah, yang telah ditanggungkan padanya. Dan dia juga harus menderita untuk jiwa-jiwa yang kehancurannya telah dia akibatkan. Lalu saya melihat…” Ini kabar baiknya. Ini berbeda dari apa yang diyakini kebanyakan orang Kristen. Kebanyakan orang Kristen meyakini Allah akan memasukkan Iblis dalam api neraka dan dia selamanya tidak bisa keluar, sama dengan nasib orang-orang jahat. Tetapi Allah itu Allah yang adil. “…Lalu saya melihat bawa Setan dan orang-orang jahat habis dibakar, dan keadilan Allah terpenuhi…” Ini bicara tentang apa? Apakah Allah suka menyiksa orang-orang jahat? Tidak! Ini berbicara tentang memberikan ganjaran apa? Hukuman yang layak mereka terima menurut perbuatan mereka. Ini berkaitan dengan keadilan Allah. Dan ingat, pada saat ini sudah tidak ada belas kasihan karena pintu belas kasihan sudah tertutup. Inilah murka Allah yang tidak ada campurannya, menurut apa yang dikatakan malaikat yang ketiga. ”…Lalu saya melihat bawa Setan dan orang-orang jahat habis dibakar, dan keadilan Allah terpenuhi. Dan semua balatentara malaikat dan semua orang-orang saleh yang telah ditebus, berseru dengan suara nyaring, Amin! Kata malaikat itu, Setan adalah akarnya, dan anak-anaknya adalah cabang-cabangnya...” apakah ini alkitabiah? Betul sekali. “…Sekarang mereka habis dibakar, akar dan cabangnya. Mereka telah menjalani mati…” apa? “…mati yang kekal…” Apakah api itu masih menyala pada saat ini? Lihat ya, ini adalah pertanyaan yang menjebak. Api itu tetap menyala karena api itu siapa? Allah! Tetapi apakah orang-orang jahat masih terbakar? Sama sekali tidak. “…Kata malaikat itu, Setan adalah akarnya, dan anak-anaknya adalah cabang-cabangnya. Sekarang mereka habis dibakar, akar dan cabangnya. Mereka telah menjalani mati yang kekal. Selamanya mereka tidak akan mendapat…” apa? “…kebangkitan. Dan Allah akan memiliki alam semesta yang bersih.” Bukankah ini cara pandang yang indah? Pasti.
You say, well, isn't that mean for God to do this? Let me ask you, did Jesus drink the cup of the wine of God's wrath for every single one of these persons? He most certainly did. But you see, if you don't accept Jesus Christ as your Savior, if you accept the antichrist instead of the Christ, you must drink the cup of the wrath of God. Because you did not receive the gift that Jesus bought by drinking the cup of God's wrath. Are you understanding the third angel's message?
Kalian berkata, nah, bukankah Allah itu kejam melakukan ini?
Coba saya tanya, apakah Yesus sudah minum cawan anggur murka Allah bagi setiap manusia? Dia minum. Tetapi, kalian lihat, jika kita tidak menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, jika kita menerima antikristus menggantikan Kristus, kita harus minum cawan murka Allah karena kita tidak menerima pemberian yang telah dibeli oleh Yesus dengan minum cawan murka Allah. Apakah kalian memahami pekabaran malaikat ketiga?
It's a matter of life and death, folks. The third angel's message is a dire warning, because God doesn't want anyone to worship the antichrist, or his image, or to receive the mark of the antichrist.
By the way, this destruction is called in the Bible: God's Strange Act. Because God is a Creator; God is not a destroyer. Notice Isaiah 28:21. “21 For the Lord will rise up as at Mount Perazim, He will be angry as in the Valley of Gibeon—That He may do His work, His awesome work…” the King James Version says, “…His strange work, and bring to pass His act, His unusual act.”
So it's unusual and strange for God to destroy. But justice requires that He destroy because these people slighted and rejected the mercy of God.
Ini adalah masalah hidup atau mati, Saudara-saudara. Pekabaran malaikat ketiga adalah suatu peringatan yang keras karena Allah tidak mau siapa pun menyembah antikristus, atau patungnya, atau menerima tanda antikristus.
Nah, pemusnahan ini di dalam Alkitab disebut: Tindakan Allah yang Ganjil. Karena Allah adalah Pencipta, Allah bukan pemusnah. Simak Yesaya 28:21, “21 Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan murka seperti di lembah dekat Gibeon, agar Dia bisa melakukan perbuatan-Nya, perbuatan-Nya yang mengagumkan…” versi KJV mengatakan “…perbuatan-Nya yang ganjil itu; dan mewujudkan tindakanNya, tindakanNya yang ganjil.”
Jadi, bagi Tuhan untuk memusnahkan itu tidak biasa dan ganjil. Namun keadilan mengharuskan Allah memusnahkan karena orang-orang ini telah menganggap sepele dan menolak kemurahan Allah.
So the Bible says in Revelation 20:7-10 that fire will descend from heaven. And the fire will devour the Devil, and his angels, and the wicked. They will suffer differing lengths of punishment, but eventually they will all go out.
Jadi Alkitab berkata di Wahyu 20:7-10 bahwa api akan turun dari langit. Dan api itu akan memusnahkan Iblis, malaikat-malaikatnya, dan orang-orang jahat. Mereka akan menderita hukuman yang lamanya berbeda, tetapi pada akhirnya mereka semuanya akan habis.
Now let me ask you, where are they punished? Are they punished in some corner in the Universe somewhere? No. It says that they gathered around the city on the breadth of the earth, and fire fell from heaven.
So let me ask you, where do they receive their punishment? They receive their punishment on the earth. Can the fire be everlasting in terms of them being burned everlasting? No, it can't be. Do you know why? Because the Bible says that God will make a new heaven and a new earth. How can He make a new earth if the wicked are being consumed, and being burned forever and ever on the earth around the holy city?
Sekarang coba saya tanya, di mana mereka dihukum? Apakah mereka dihukum di suatu pojok alam semesta entah di mana? Tidak. Dikatakan, bahwa mereka akan mengumpul mengepung Kota Suci di atas permukaan bumi, dan api akan jatuh dari langit.
Jadi, coba saya tanya, di mana mereka menerima hukuman mereka? Mereka menerima hukuman mereka di atas bumi.
Bisakah api itu kekal, maksudnya membakar mereka secara kekal? Tidak, tidak mungkin. Tahukah kalian mengapa? Karena Alkitab berkata Allah akan menciptakan langit baru dan bumi baru. Bagaimana Allah bisa membuat bumi baru jika orang-orang jahat yang dibakar, dibakar selama-lamanya di atas bumi di sekitar Kota Suci?
I'd like to end by reading a statement that we find in that majestic book, The Desire of Ages, 107 and 108. It says: “To sin wherever found, our God is a consuming fire. In all who submit to His power, the Spirit of God will consume sin….” See, that's what God wants to do now. “…Through the fire of the Holy Spirit He wants to consume sin. But if men cling to sin they become identified with it…” Is this true of the wicked that they become identified with sin? They personify sin just like Satan. She says, “…Then the…” what? “…the glory of God…” that's the fire, “…the glory of God which destroys sin must destroy them. Jacob, after his night of wrestling with the angel, exclaimed, ‘I have seen God face to face, and my life is preserved’…” Why was he able to see God face to face? Notice, “…Jacob had been guilty of a great sin in his conduct toward Esau, but he had repented. His transgression had been…” what? “…forgiven, and his sin purged. Therefore he could endure the revelation of God's presence. But wherever men came before God while willfully cherishing evil, they were destroyed. At the second advent of Christ the wicked shall be consumed with the spirit of His mouth, and destroyed with the brightness of His coming…” And now notice this: “…The light of the glory of God...” this is what the fire is, “…The light of the glory of God, which imparts life to the righteous will slay the wicked…”
Saya ingin mengakhir dengan membacakan suatu pernyataan yang kita temui dalam buku yang luar biasa, The Desire of Ages, hal. 107-108, dikatakan, “Bagi dosa di mana pun ditemukan, Allah kita adalah api yang memusnahkan. Bagi semua yang berserah kepada kuasaNya, Roh Allah akan membakar habis dosa…” lihat, itulah yang mau dilakukan Allah sekarang. “…Dengan api Roh Kudus, Allah mau membakar habis dosa. Tetapi jika manusia tetap berpegang pada dosa, mereka teridentifikasi dengannya…” benarkah ini yang terjadi pada orang-orang jahat, mereka jadi teridentifikasi dengan dosa? Mereka mempersonifikasikan dosa sama seperti Setan. Ellen White berkata, “…Kemudian…” apa? “…kemuliaan Allah…” ini apinya, “…kemuliaan Allah yang memusnahkan dosa, harus memusnahkan mereka. Yakub, setelah bergumul semalam dengan sang Malaikat, berseru, ‘aku telah melihat Allah muka dengan muka, dan hidupku diselamatkan’…” Mengapa dia sanggup memandang Allah muka dengan muka? Simak, “…Sebelumnya Yakub telah bersalah dengan dosa yang sangat besar karena perbuatannya terhadap Esau, tetapi dia sudah bertobat. Pelanggarannya telah…” apa? “…diampuni, dan dosanya telah dihapuskan. Itulah mengapa dia tahan ketika Allah menyatakan kehadiranNya. Tetapi bilamana manusia datang ke hadirat Allah sementara dengan sengaja mengasihi kejahatan, mereka akan musnah. Pada saat kedatangan Kristus yang kedua, orang-orang jahat akan habis terbakar oleh Roh dari mulutNya, dan musnah oleh cahaya kedatanganNya…” dan sekarang perhatikan ini, “…Cahaya kemuliaan Allah…” inilah api itu, “…cahaya kemuliaan Allah, yang mengaruniakan hidup kepada yang benar, akan membunuh yang jahat…”
Did you understand what we studied tonight? Isn't it simple? People make things so complicated. So there is a certain sense in which the fire is everlasting. Because God's glory is the everlasting fire. But there's another sense in which the results that the fire produces are not everlasting. Because the things that are burned up by the everlasting fire cease to exist. They're reduced to ashes.
I pray to God that we will follow the Christ, and not the antichrist; that we will have Jesus drink the cup instead of us having to drink it.
Apakah kalian paham apa yang kita pelajari malam ini? Sederhana kan? Orang saja yang suka membuatnya jadi rumit.
Jadi ada pemahaman di mana api itu kekal karena kemuliaan Allah itulah api yang kekal. Tetapi ada pemahaman lain di mana apa yang dilakukan api itu tidak kekal, karena yang dibakar oleh api yang kekal, tidak lagi eksis, mereka menjadi abu.
Saya berharap kita akan mengikuti Kristus dan bukan antikristus, bahwa kita akan menerima Yesus yang minum cawan itu daripada kita yang harus meminumnya sendiri.
24.03.19
No comments:
Post a Comment