Wednesday, June 10, 2020

EPISODE 04/24 SESSION 4 ~ REVELATION'S SEVEN SEALS ~ STEPHEN BOHR


_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 04/24 - Stephen Bohr
SESSION 4

Well, hi again, we're on the final stretch for today.  Have you been blessed? Praise the Lord! Glad you're all here.  We are going to really motor.  I would like to try and finish the notes on Revelation 5 in our last session today, it begins on page 29, so we'll have a word of prayer and then we'll get right into our study. I'm going to follow the lesson pretty closely because I want everybody to understand all of the details because they're very important for what we're going to study concerning the 24 elders. So let's pray.

Nah, selamat bertemu lagi, ini etape terakhir untuk hari ini. Apakah kalian merasa diberkati? Puji Tuhan! Senang kalian semua hadir. Kita akan benar-benar ngegas. Saya ingin berusaha menyelesaikan catatan Wahyu 5 dalam sesi terakhir kita hari ini. Mulai dari hal. 29. Jadi kita akan berdoa kemudian kita akan langsung masuk ke pelajaran kita. Saya akan mengikuti catatannya karena saya mau semua orang memahami semua detailnya karena itu sangat penting bagi apa yang akan kita pelajari tentang ke24 tua-tua. Jadi mari kita berdoa.


The central theme ~ we’re on page 29 ~  the central theme of Revelation chapter 5 is the arrival of Jesus to the heavenly throne room for the celebration of His victory on earth.
Now, we need to ask the question first of all, is Revelation 5 describing a judgment scene? Because some believe that Revelation 5 is dealing with the beginning of the investigative judgment in 1844 and that it is transpiring in the Most Holy Place. So that's the first thing that we want to ask the question, is Revelation 4 and 5 dealing with the beginning of the investigative judgment in 1844, or is it dealing with the inauguration of Christ in the Holy Place of the heavenly sanctuary upon His ascension? So that's this section that we're going to notice now.

Tema inti ~ kita di hal. 29 ~ tema inti Wahyu pasal 5 ialah kedatangan Yesus ke ruang takhta surgawi untuk merayakan kemenanganNya di bumi.
Sekarang, kita perlu bertanya, pertama, apakah Wahyu 5 melukiskan adegan penghakiman? Karena ada yang meyakini Wahyu 5 berhubungan dengan dimulainya penghakiman investigasi di tahun 1844, dan bahwa itu terjadi di Bilik Maha Suci. Jadi inilah hal pertama yang perlu kita tanyakan, apakah Wahyu 4 dan 5 berbicara tentang dimulainya penghakiman investigasi tahun 1844, atau itu berkaitan dengan inaugurasi Kristus di Bilik Suci Bait Suci surgawi pada saat Dia naik ke Surga? Jadi bagian inilah yang akan kita perhatikan sekarang.


Some have noted that Revelation 4 and 5 bear a close resemblance to Daniel chapter 7 which Daniel 7 is dealing with the beginning of the investigative judgment in heaven. However, there are also significant differences.
·       Daniel 7:9 tells us that thrones were put in place, but Revelation 4:2 states that the thrones were already there. That's one difference.
·       Daniel 7:10 explains that “books”  plural, were opened, while Revelation 5:1 refers to “a book” singular, that was sealed. You can’t  have a bigger difference than  “books opened” and “a book that is sealed”. 
·       Daniel 7 describes Jesus as the Son of Man, while Revelation 5:6 describes Him as a slain Lamb. Revelation does not portray Jesus as the Lion until He has finished breaking the seals and opened the scroll. 
·       Some have thought that Revelation 4 and 5 described the  beginning of the investigative judgment in heaven in 1844.  The problem with this idea is that there is no judgment language in chapters 4 and 5. The language of the songs in Revelation 4 centers upon the Father as Creator, and in chapter 5 the emphasis falls upon Jesus as Redeemer.  Revelation 19:1-2 tells us that all heaven will sing the judgment song after God has judged and punished the great harlot who shed the blood of the saints.
So are you noticing the discrepancies or differences between Revelation 4 and 5 and Daniel chapter 7?

Ada yang mengatakan bahwa Wahyu 4 dan 5 memiliki kemiripan yang mencolok dengan Daniel pasal 7, di mana Daniel 7 membahas tentang awal penghakiman investigasi di Surga. Namun, juga ada perbedaan-perbedaan yang signifikan.
·       Daniel 7:9 mengatakan bahwa takhta-takhta dibawa ke tempatnya, tetapi Wahyu 4:2 menyatakan bahwa takhta-takhta sudah ada di sana. Itu satu perbedaan.
·       Daniel 7:10 menjelaskan adanya “kitab-kitab” bentuk jamak, yang dibuka. Sementara Wahyu 5:1 merujuk kepada “sebuah kitab” tunggal, yang termeterai. Tidak ada perbedaan yang lebih besar daripada “kitab-kitab yang terbuka” dengan “sebuah kitab yang termeterai”.
·       Daniel 7 menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia, sementara Wahyu 5:6 menggambarkan Dia sebagai Domba yang tersembelih. Wahyu tidak menggambarkan Yesus sebagai Singa hingga Dia selesai mematahkan meterai-meterai dan membuka gulungan kitab itu.
·       Ada yang berpendapat Wahyu 4 dan 5 menggambarkan dimulainya penghakiman investigasi di Surga tahun 1844. Masalahnya dengan konsep ini ialah tidak adanya bahasa penghakiman di pasal 4 dan 5. Bahasa lagunya di Wahyu 4 berpusat pada Bapa sebagai Pencipta, dan di pasal 5 penekanan jatuh pada Yesus sebagai Penebus. Wahyu 19:1-2 mengatakan bahwa seluruh Surga akan menyanyikan lagu penghakiman setelah Allah selesai menghakimi dan menghukum pelacur besar yang mencurahkan darah orang-orang saleh.
Jadi apakah kalian meihat perbedaan dan ketidaksamaan antara Wahyu 4 dan 5 dan Daniel pasal 7?


Now, the next paragraph gives us additional evidence that we're not dealing with 1844 in Revelation 4 and 5.
Never in judgment scenes do we find jubilatory singing such as we find in chapters 4 and 5.  During judgment scenes there is generally  silence in heaven, for instance in Daniel 7 ~ which is speaking about the judgment ~ there is no singing when the judgment sits and the books are opened.
Furthermore, during the judgment scene in Revelation 20:11 and 15 which deals with the judgment of the wicked after the Millennium, there is silence once again in heaven and on earth.
In addition, Revelation 5 mentions only one book which Jesus does not open until all seven seals have been broken, and Jesus breaks the final seal at the second coming. The opening of the book does not take place until the post-millennial judgment. Are you following me so far?

Nah, paragraf berikut memberi kita bukti tambahan bahwa kita tidak berurusan dengan 1844 di Wahyu 4 dan 5.
Tidak pernah dalam adegan penghakiman ada nyanyian gembira seperti yang kita lihat di pasasl 4 dan 5. Selama adegan penghakiman biasanya hening di Surga, misalnya di Daniel 7 ~ yang berbicara tentang penghakiman ~ tidak ada nyanyian di Surga ketika pengadilan duduk dan kitab-kitab dibuka.
Lebih lanjut, selama adegan penghakiman di Wahyu 20:11 dan 15, yang berurusan dengan penghakiman orang-orang jahat setelah masa 1000 tahun, sekali lagi hening di Surga dan di bumi.
Selebihnya, Wahyu 5 menyebut hanya satu kitab yang tidak dibuka oleh Yesus hingga seluruh tujuh meterainya telah dipatahkan. Dan Yesus mematahkan meterai yang terakhir pada kedatanganNya yang kedua. Pembukaan kitab itu tidak terjadi hingga setelah masa 1000 tahun. Apakah kalian mengikuti saya sampai di sini?


During the period ~ and here comes an additional evidence ~  during the period of the fifth seal the judgment has not yet occurred, so how can you say the introductory vision is a vision of the judgment, if at the moment of the fifth seal the judgment hasn't even begun yet? We know this because the souls under the altar ~ and we're going to study this in detail ~ are crying out to God, that He will judge and avenge their blood. So has the judgment been transpiring then there during the first four seals and in the fifth seal?  No! Because the  martyrs are crying out that God judge and avenge them.  So obviously the judgment has not taken place. Clearly the judgment must transpire after the fifth seal, not before.
In fact we will see that the pre-advent judgment process did not begin until after the signs in the sun, moon and stars in Revelation 6:12-13. 
Furthermore the judgment execution will not take place until we get to chapter 19:1-2. Are you understanding these points? In other words, Revelation chapter 4 and 5 is not talking about the beginning of the investigation judgment in heaven, because at the fifth seal the judgment has not taken place yet, because the martyrs are crying out that God do them justice.

Selama masa ~ dan ini bukti tambahan ~ selama masa meterai kelima, penghakiman masih belum terjadi, jadi bagaimana bisa dikatakan bahwa penglihatan pengantar ini adalah penglihatan tentang penghakiman, jika pada masa meterai kelima penghakiman masih belum mulai? Kita mengetahuinya karena jiwa-jiwa di bawah mezbah ~ dan kita akan mempelajari ini secara mendetail ~ sedang berseru kepada Allah supaya Allah mau menghakimi dan membalaskan darah mereka. Jadi apakah penghakiman sedang berlangsung selama masa empat meterai yang pertama dan di masa meterai kelima? Tidak! Karena para martir sedang berseru kepada Allah agar menghakimi dan membalaskan mereka. Jadi jelas penghakiman belum terjadi. Jelas penghakiman harus terjadi setelah meterai kelima, bukan sebelumnya.
Bahkan kita akan melihat bahwa proses penghakiman sebelum kedatangan kedua Kristus tidak dimulai hingga tanda-tanda matahari, bulan, dan bintang di Wahyu 6:12-13 terjadi.
Lebih jauh, eksekusi penghakiman tidak akan terjadi hingga kita tiba di pasal 19:1-2. Apakah kalian mengerti poin-poin ini? Dengan kata lain, Wahyu 4 dan 5 tidak berbicara tentang dimulainya penghakiman investigasi di Surga karena pada saat meterai ke-5, penghakiman masih belum terjadi karena para martir masih berseru agar Allah akan memberikan keadilan kepada mereka.


Now the next paragraph. Revelation 5 portrays Jesus as a slain Lamb who has resurrected from the dead. He comes fresh from the battlefield to the presence of the Father. The tense of the verb “have been slain”, describes an action that began in the past but whose results remain in the present.  Ellen White explains,  “…Christ our mediator and officiating High Priest in the presence of the Father…”  He was, rather Christ is our mediator and officiating priest, High Priest in the presence of the Father.   “…He was shown to John as a Lamb that had been slain, as in the very act of pouring out His blood in the sinner's behalf…” So let me ask you, has Jesus just shortly before died, when He goes to present Himself for this scene in Revelation chapter 5? Yeah, the wounds are still what? The wounds are still fresh on His body. So it can't refer to the beginning of the investigative judgment, it must refer to coming from the battlefield where He still has the wounds fresh on His body.

Sekarang, paragraf berikut. Wahyu 5 menggambarkan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih yang bangkit dari kematian. Dia baru datang dari medan perang ke hadapan hadirat Bapa. Keterangan waktu kata kerjanya “have been slain” menggambarkan suatu tindakan yang dimulai di waktu lampau tetapi yang hasilnya tetap ada hingga waktu sekarang. Ellen White menjelaskan, “…Kristus perantara kita dan Imam Besar yang bertugas di hadapan Bapa…”  Kristus adalah perantara kita dan Imam Besar yang bertugas di hadapan Bapa,  “…Dia ditunjukkan kepada Yohanes sebagai Anak Domba yang telah disembelih, sebagai sedang mencurahkan darahNya demi kepentingan orang berdosa…”  Jadi coba saya tanya, apakah Yesus baru saja mati ketika Dia datang mempersembahkan DiriNya dalam adegan Wahyu pasal 5 ini? Ya, luka-lukaNya masih apa? Luka-lukaNya masih segar di tubuhNya. Jadi ini tidak mungkin merujuk ke permulaan penghakiman investigasi, ini pasti merujuk ke kedatanganNya dari medan perang di mana luka-luka di tubuhNya masih segar. 


In contrast, Revelation 6:16-17 and chapter 14:14-20,  and Daniel 7:13-14 described Jesus as the Lion not as the Lamb who had been slain just fresh wounds on His body, but these judgment scenes present Jesus as the Lion, or the Son  of Man, who comes to claim His kingdom. Thus Daniel 7 and Revelation 4 and 5 described different historical contexts where the same beings are present.
And the reason why some people say that Revelation 4 and 5 is dealing with the investigative judgment is because you have many similarities. You know, you have in both you have a throne, you have thrones. In both you have the angels that are present. In both there's reference to records and so on. And so they say, “See it's talking about the investigated judgment.”
So why were the same  beings present in Daniel 7 as the beings that were present in Revelation 4 and 5?  The reason is very simple. In 1844 all of those who were in the Holy Place moved to the Most Holy Place, that's why you have the same beings, you have the throne, you have the thrones, the Father  sitting on the throne, the books open, because the entire entourage that is in the Holy Place when Jesus went there, now moves to the Most Holy Place. That's the reason why you have similarities in the personnel that is there. But it doesn't mean that it's referring to the same historical occasion.
So far so good?

Sebagai perbandingan, Wahyu 6:16-17 dan 14:14-20, dan Daniel 7:13-14 menggambarkan Yesus sebagai Singa bukan sebagai Anak Domba yang baru tersembelih dengan luka-luka yang masih segar di tubuhNya, tetapi adegan-adegan penghakiman menggambarkan Yesus sebagai Singa, sebagai Anak Manusia, yang datang untuk mengklaim kerajaanNya. Maka Daniel 7 dan Wahyu 4-5 menggambarkan konteks sejarah yang berbeda, walaupun yang hadir adalah pribadi-pribadi yang sama.
Dan alasan mengapa ada orang yang berkata bahwa Wahyu 4 dan 5 berbicara tentang penghakiman investigasi ialah karena ada banyak persamaan. Kalian tahu, dalam kedua-duanya ada sebuah takhta, ada takhta-takhta. Dalam keduaya ada malaikat-malaikat yang hadir. Dalam keduanya ada rujukan kepada kitab-kitab catatan. Maka mereka berkata, “Lihat, ini berbicara tentang penghakiman investigasi.”
Jadi mengapa pribadi-pribadi yang hadir di Daniel 7 dan yang hadir di Wahyu 4 dan 5 sama? Alasannya sangat sederhana. Di tahun 1844 semua mereka yang berada di Bilik Suci, pindah ke Bilik Maha Suci, itulah mengapa pribadi-pribadinya sama, ada takhta, ada takhta-takhta, Bapa duduk di atas takhta, kitab-kitab dibuka, karena seluruh rombongan yang ada di Bilik Suci ketika Yesus datang ke sana, sekarang pindah ke Bilik Maha Suci. Itulah alasannya  mengapa ada persamaan hadirin yang ada di sana. Tetapi itu tidak berarti itu merujuk ke peristiwa sejarah yang sama.
Sampai di sini, semuanya oke?


Now, let's go to page 31 and do a verse by verse study of chapter 5. Verses 1-2, “And I saw in the right hand of Him who sat on the throne, a scroll…” some versions translated “a book”, but they wrote in scrolls back then, “…written inside and on the back, sealed with seven seals. Then I saw a strong angel…”, this is an important detail, we'll see a little bit later on,  “…Then I saw a strong angel proclaiming with a loud voice, ‘Who is worthy to open the scroll  and to loose its seals?’…”  at this point Jesus has not arrived in heaven yet. The word “worthy” means “qualified”,  who is qualified to break the seals and open the book? Who has the necessary qualifications that authorizes Him to break the seals and to open the book?  And you'll notice here several verses where the same word “worthy” is used. Matthew 10:10, the worker is “worthy” of his salary.  Luke 12:48, did not commit things “worthy” of stripes. Luke 15:19, the prodigal son  acted in an “unworthy” manner. Revelation 16:6, the wicked who drink the blood have “earned the right” to do so because of their actions. Acts 20:6, 31, Paul committed nothing “worthy” of death.
So the question that's being asked here is, who has the necessary qualifications? Who has performed the necessary actions to make it possible to break the seals and to open the book to reveal the contents of the book?

Nah, mari ke hal. 31, dan kita akan mempelajari pasal 5 ayat per ayat. Ayat 1-2, “…1Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab…”  ada versi yang menerjemahkannya “sebuah kitab”, tetapi di zaman itu orang menulis dalam gulungan,  “…yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. 2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah…”  ini adalah detail yang penting, akan kita lihat sebentar lagi,  “…Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah yang berseru dengan suara nyaring, katanya, ‘Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan melepaskan meterai-meterainya?’…”  pada saat ini Yesus masih belum tiba di Surga. Kata “layak” berarti memenuhi syarat. Siapa yang memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterainya dan membuka kitab itu? Siapa yang memiliki persyaratan yang dibutuhkan yang memberinya wewenang untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka kitanya? Dan kalian simak di sini beberapa ayat di mana kata yang sama “layak” dipakai. Matius 10:10, seorang pekerja “patut” mendapat upahnya. Lukas 12:48 tidak melakukan hal-hal yang “patut” menerima hukuman. Lukas 15:19, anak yang hilang bertindak secara “tidak patut”. Wahyu 16:6, orang-orang jahat yang telah menumpahkan darah telah “layak mendapatkan hak” atas hal itu karena perbuatan mereka. Kisah 20:6, 31, Paulus tidak melakukan apa-apa yang “layak” dihukum mati.
Jadi pertanyaan yang ditanyakan di sini ialah, siapa yang memiliki persyaratan yang diperlukan? Siapa yang telah melakukan tindakan yang dibutuhkan yang memungkinkan untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka kitab untuk mengungkap isi kitab itu?


And now a crisis of universal proportions ensues. Let's go to verse 3,  “…And no one in heaven, or on the earth, or under the earth, was able to open the scroll or to even look at it….” the worthy person could open the book and read its contents only when the seven seals had been broken, in other words, the seals have to be broken first, and then the scroll can be opened to reveal the contents of the scroll.
A crisis of universal proportions ensues because there is no one in  heaven, or on earth, or under the earth, who is qualified to break the seals and open the book or the scroll, and read its contents. Now this is an important point. John was not so much concerned with the breaking of the seals as he was with the contents of the scroll.  You know that we're going to find that basically what the scroll contains is the entire history of the world from beginning to end.  Had John already seen the history of the Christian Church? In the seven churches he had already seen the history of the Christian Church. His curiosity is not I want to know more of the history of the Christian Church. There's something about this book that if it isn't opened, it will be calamitous. John's tears were not tears of curiosity, they were tears of desperation, and supreme agony. The book contained information of life-and-death importance, yet there was no one who was worthy to break the seals and to open the book, not Moses who died and was taken to heaven, not Elijah who was translated  to heaven from among the living, not Enoch who was also translated, not the representatives of the worlds,  not the Cherubim, not the Seraphim, not the angels, not even God the Father  Himself was qualified to break the seals and to open the scroll. And so now John says, “If this scroll isn't opened, it is a calamity of universal proportions.”

Dan sekarang suatu krisis ukuran universal akan terjadi. Mari ke ayat 3, “…3 Tetapi tidak ada satu pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya…”  Yang layak bisa membuka kitab itu dan membaca isinya hanya bila meterai-meterai tersebut telah  dipatahkan, dengan kata lain, meterai-meterai itu harus dipatahkan lebih dulu, kemudian gulungan itu bisa dibuka dan isi gulungan itu bisa diungkapkan. Suatu krisis ukuran universal  terjadi karena tidak ada satu pun di Surga, atau di bumi, atau di bawah bumi yang memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka kitab atau gulungan itu dan membaca isinya. Nah, ini adalah poin yang penting. Bukan masalah pembukaan meterai-meterai itu yang dirisaukan Yohanes, melainkan apa isi gulungan itu. Kalian tahu, kita akan melihat pada dasarnya  isi gulungan tersebut ialah seluruh sejarah dunia ini dari awal hingga akhir. Apakah Yohanes sudah melihat sejarah gereja Kristen? Dalam penglihatannya akan ketujuh jemaat dia sudah melihat sejarah gereja Kristen. Rasa ingin tahunya bukanlah “saya mau tahu lebih banyak tentang gereja Kristen”. Ada sesuatu tentang kitab ini,  jika kitab ini tidak dibuka, itu akan menjadi bencana besar. Air mata Yohanes bukanlah air mata rasa ingin tahu, melainkan air mata putus asa dan penderitaan yang luar biasa. Kitab itu berisikan informasi yang sangat penting bagaikan hidup dan mati, namun tidak ada yang layak untuk mematahkan meterai-meterainya dan membuka kitab itu, tidak Musa yang telah mati dan dibawa ke Surga, tidak Elia yang diubahkan dan dibawa ke Surga dari antara yang hidup, maupun Henokh yang juga diubahkan, tidak wakil-wakil dari dunia-dunia, tidak Kerubim, tidak Serafim, tidak para malaikat, bahkan tidak juga Allah Bapa sendiri yang memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka gulungan kitab itu. Maka sekarang Yohanes berkata, “Jika gulungan ini tidak dibuka, ini adalah bencana ukuran universal.”


So what does John do now? Verse 4, “… So I wept much because no one was found worthy to open the scroll and read the scroll or even look at it…” At this point has Jesus arrived yet? Has Jesus arrived yet? No. Because He is worthy.  So no one was found in heaven worthy. This is another evidence that this is talking about the Ascension of Christ and His installation as High Priest.  Are you with me?
Now the Greek word “wept” is very intense.  There several Greek words for crying, for weeping, this is a very intense word. Luke 8:52 uses it to describe weeping over the death of Jairus’ daughter. Luke 22:62 uses the word to describe Peter's weeping after he went out and he wept bitterly because he had denied Jesus a third time. It's used in Luke 19:41  which describes the weeping of Jesus over Jerusalem as He descended the Mount of Olives towards the city. And it's a very intense word that is used in Revelation 18:9, 11, 15,  and  19 to describe the weeping and wailing of the Capitalists in the world when Babylon falls apart and the world economy implodes.  So in other words, John isn't simply just shedding a little tear here and there, John is weeping in a loud voice saying, “If no one is found to break the seals and open the scroll, that is a calamity of universal proportions.”

Jadi apa yang dilakukan Yohanes sekarang? Ayat 4, 4  Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada satu pun yang didapati layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.…”  Pada saat ini apakah Yesus sudah tiba? Apakah Yesus sudah tiba? Belum. Karena Dialah yang layak. Jadi yang layak tidak ada di Surga. Ini adalah bukti lain bahwa peristiwa ini berbicara tentang Kenaikan Kristus dan pengurapanNya sebagai Imam Besar.
Apakah kalian bisa mengikuti saya?
Nah, kata Greeka “menangis” di sini memiliki arti yang sangat intens. Ada beberapa kata Greeka untuk “menangis”, yang ini adalah kata yang sangat intens. Lukas 8:52 memakainya untuk melukiskan menangisi kematian anak perempuan Jairus. Lukas 22:62 memakai kata ini untuk melukiskan tangisan Petrus setelah dia keluar dan menangis dengan hati yang hancur karena dia telah menyangkal Yesus untuk ketiga kalinya. Kata ini dipakai di Lukas 19:41 yang melukiskan Yesus meratapi Yerusalem ketika Dia menuruni Bukit Zaitun menuju ke kota itu. Dan ini adalah kata yang sangat intens yang dipakai di Wahyu 18:9, 11, 15 dan 19 untuk melukiskan tangisan dan ratapan para Kapitalis dunia ketika Babilon hancur berantakan dan perekonomian dunia ambrol. Jadi dengan kata lain, Yohanes bukan sekadar meneteskan air mata setetes di sini, setetes di sana, Yohanes sedang meratap dengan suara nyaring dan berkata, “Jika tidak ditemukan satu pun untuk mematahkan meterai-meterai ini dan membuka gulungannya, itu adalah bencana ukuran universal.”

But now comes the good news verse 5, “…but one of the elder said to me, ‘Do not weep, behold, the Lion of the tribe of Judah, the root of David, has prevailed…” unfortunately many times translations are a problem because they don't translate the same word the same way all the time. That word “prevailed” is the word “overcome”, the identical word “He who overcomes…”, “Jesus overcame and sat with His father in His throne”, so it says, that “…the Lion of the tribe of Judah, the root of David has overcome…” Where did He overcome? On earth He overcame. By the way it's the same word that is used in John 16:33 where it speaks about Jesus having overcome the world ~ now it says, He  “…overcame…” and then it says,  “…to open…” that's future tense. So what gives Jesus the right to break the seals and open the scroll? The fact that He overcame, the fact that on earth He lived a perfect life and He died for sin. Could the Father say that? No! He wasn't qualified. God is all-powerful, the Father  is all-powerful, but He wasn't qualified because in order to be qualified to break the seals and open the scroll you had to be a human being who never sinned and who paid the price for redemption.  So it says, “…but one of the elders said to me, ‘Do not weep,  behold the Lion of the tribe of Judah, the root of David, has prevailed…” or has overcome,  “…to open the scroll and to loose its seven seals…” 

Tetapi sekarang datang kabar baik, ayat 5, 5 Tetapi berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, yaitu Akar Daud telah menang…”  sayangnya seringkali terjemahan menimbulkan masalah karena mereka tidak selalu menerjemahkan kata yang sama dengan terjemahan yang sama. Kata “menang” itu ialah kata “mengalahkan”, kata yang sama ”Barangsiapa menang…”, “Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Jadi dikatakan,  “…Singa dari suku Yehuda, yaitu Akar Daud telah menang…”  Dia menang di mana? Dia menang di bumi. Nah, ketahuilah ini adalah kata yang sama yang dipakai di Yohanes 16:33 di mana dikatakan Yesus telah mengalahkan dunia ~ sekarang dikatakan, Dia   “…telah menang…”  kemudian dikatakan    “…untuk membuka…”  ini keterangan waktu akan datang. Jadi apa yang memberi Yesus hak untuk mematahkan meterai-meterai dan membuka gulungan kitab itu? Faktanya bahwa Dia telah menang, faktanya bahwa di bumi Dia sudah menjalani kehidupan yang sempurna, dan Dia sudah mati bagi dosa. Bisakah Allah Bapa mengatakan itu? Tidak! Allah Bapa tidak memenuhi syarat. Allah itu maha kuasa, Bapa itu maha kuasa, tetapi Dia tidak memenuhi syarat karena untuk boleh mematahkan meterai-meterai itu dan membuka gulungan kitab itu, haruslah memenuhi syarat seorang manusia yang tidak pernah berbuat dosa, dan yang telah melunasi harga penebusan. Maka dikatakan,   “…5        Tetapi berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, yaitu Akar Daud telah menang untuk membuka gulungan kitab itu dan melepaskan ketujuh meterainya.’…”


Let's read the note.  In ancient Israel Kings came from the tribe of Judah and Jesus is the root and offspring of David and the Lion of the tribe of Judah. Now this is very important. Jesus, who is now the saving Lamb, will become a Lion when He finally opens the scroll, in other words, the Lamb will become a Lion. Let me ask you, is a lamb a menace to human beings? A dangerous animal?  No.  But the lion is. So at some point, the Lamb is going to become a what? A lion.  Incidentally have you ever read Revelation chapter 6 where it says “…the great day of His wrath has come and who will be able to stand?” And right before that it says that the individuals on earth who are lost are hiding in the caves and crying for the rocks to fall on them, they say “Hide us from the wrath of the Lamb.” How many of you have seen a wrathful Lamb? Well, the Lamb has become a what? Has become a Lion to those who trampled upon God's law. 
So let's continue here, in this context Revelation 6:16-17 it’s significant because these words which I just referred to, paradoxically describe the Lamb as a wrathful Lamb, that is to say the Lamb has taken over the characteristics of the Lion.  The slain Lamb comes on the clouds of heaven and the Son  of man comes to execute judgment. So Jesus will open the scroll when He takes over the kingdom.

Mari kita  baca catatannya. Di zaman Israel purba, raja-raja berasal dari suku Yehuda, dan Yesus adalah akar dan keturunan Daud, dan Singa dari suku Yehuda. Nah, ini sangat penting. Yesus yang adalah Domba penyelamat akan menjadi Singa ketika akhirnya Dia membuka gulungan kitab itu. Dengan kata lain, Anak Domba itu akan berubah menjadi Singa. Coba saya tanya, apakah seekor anak domba itu merupakan ancaman bagi manusia? Binatang yang berbahaya? Tidak. Tetapi seekor singa, iya. Jadi pada suatu saat, Anak Domba ini akan menjadi apa? Singa. Nah, pernahkah kalian membaca Wahyu 6 di mana dikatakan, “…17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, siapakah yang dapat bertahan?” Dan sebelum itu dikatakan bahwa orang-orang di bumi yang tidak selamat bersembunyi di dalam gua-gua dan berseru kepada batu-batu untuk menjatuhi mereka, mereka berkata, “Sembunyikan kami dari murka Anak Domba!” Berapa banyak dari kalian yang pernah melihat anak domba yang murka? Nah, Anak Domba itu sudah menjadi apa? Menjadi Singa bagi mereka yang menginjak-injak Hukum Allah.
Mari kita lanjutkan di sini. Di konteks ini Wahyu 6:16-17 itu signifikan karena kata-kata yang baru saya rujuk, menggambarkan Anak Domba secara paradoks sebagai Anak Domba yang murka, maksudnya Anak Domba yang telah mengambil alih tabiat Singa. Anak Domba yang tersembelih datang di awan-awan di langit dan Anak Manusia datang untuk melaksanakan keputusan penghakiman. Maka Yesus akan membuka gulungan kitab itu ketika Dia mengambil alih kerajaanNya.


Let's notice this statement from Ellen White about the Lamb and the Lion.  “…The Savior is presented before John under the symbols of the Lion of the tribe of Judah, and of the Lamb as it had been slain.  These symbols represent the union of omnipotent power and self-sacrificing love. The Lion of Judah, so terrible to…” whom?  “…to the rejecters of His grace, will be the Lamb of God to the obedient and faithful. The pillar of fire that speaks terror and wrath to the transgressors of God's law is a token of light and mercy and deliverance to those who have kept His Commandments…”   You know, you go to the edge of the red sea, the pillar of fire was a terror to the Egyptians, but it was a source of comfort for the children of Israel. She continues, “…the Arms strong to smite the rebellious, will be strong to deliver the loyal. Everyone who is faithful will be saved…” Beautiful statement isn't it?
We find this other statement,  “…As the Lion of Judah, Christ will defend His chosen ones and bring them off victorious, because they accepted Him as the Lamb of God which taketh away the sin of the world.”   If you don't accept Jesus as a Lamb, you will have to face Him as a Lion, that's what Ellen White is saying here.

Mari kita perhatikan pernyataan ini dari Ellen White tentang Anak Domba dan Singa.  “…Sang Juruselamat digambarkan oleh Yohanes dengan simbol Singa dari suku Yehuda dan Anak Domba yang seakan telah tersembelih. Simbol-simbol ini melambangkan persatuan kemahakuasaa dan kasih yang penuh pengorbanan. Singa Yehuda yang begitu mengerikan kepada…”  siapa?   “…para penolak kasih karuniaNya, akan menjadi Anak Domba Allah bagi mereka yang patuh dan setia. Tiang api yang menyampaikan teror dan murka kepada pelanggar-pelanggar Hukum Allah, adalah simbol terang dan belas kasihan dan keselamatan kepada mereka yang memelihara Perintah-perintahNya. …”  kalian tahu, di tepi Laut Merah tiang api merupakan teror bagi orang-orang Mesir, tetapi itu adalah sumber penghiburan bagi bangsa Israel. Ellen White melanjutkan,   “…Lengan yang kuat yang memukul mereka yang memberontak, adalah lengan yang kuat yang menyelamatkan mereka yang setia. Semua yang setia akan diselamatkan…”  Pernyataan yang indah, bukan?
Kita temukan pernyataan lain ini,   “…Sebagai Singa Yehuda, Kristus akan membela umat pilihanNya dan membawa mereka keluar sebagai pemenang, karena mereka telah menerimaNya sebagai Anak Domba Allah yang mengangkat semua dosa dunia…”  Jika kita tidak menerima Yesus sebagai Anak Domba, kita akan harus menghadapiNya sebagai Singa, itulah yang dikatakan Ellen White di sini.


Incidentally in different terms Jesus said, he who allows the fire of the Holy Spirit to consume sin, will be safe. But if you don't allow the Holy Spirit to consume sin then God's fire will consume you. Jesus said, he who falls on the Rock will be broken, but if you don't fall on the Rock, the Rock will crush you, He said in Matthew chapter 21. So basically what this is saying is that we must accept Jesus as the Lamb of God who takes away the sin of the world and then will have no fear because the Lion will be a protecting Lion. The Lion will not be a destructive Lion.

Nah, dengan ungkapan yang berbeda, Yesus mengatakan, barangsiapa mengizinkan api Roh Kudus menghanguskan dosanya, akan selamat. Tetapi jika kita tidak mengizinkan Roh Kudus menghanguskan dosa, maka api Allah yang akan menghanguskan kita. Yesus berkata, barangsiapa yang jatuh ke atas Batu itu, akan dipatahkan, tetapi jika kita tidak jatuh ke atas Batu itu, maka Batu itu akan meremukkan kita. Dia mengatakan ini di Matius 21:44. Jadi pada dasarnya apa yang dikatakan di sini ialah kita harus menerima Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia, kemudian kita tidak punya rasa takut karena Singa itu akan menjadi Singa yang melindungi, Singa itu tidak akan menjadi Singa yang membinasakan.


As previously noted ~ middle of page 33 ~  the book of Hebrews emphasizes the priestly role of Jesus, while the book of Revelation underlines His role as  King.  We must understand and we've already looked at this, Revelation 5:5 in the context of Revelation 3:21.  In fact Revelation chapter 5:5 expands upon the last part of verse 21.  After Jesus overcame, John saw Him break the seals one by one and finally open the scroll. He was qualified to do this because He what? Because He overcame.

Sebagaimana yang sudah disimak ~ hal. 33 bagian tengah ~ kitab Ibrani menekankan pada peranan Yesus sebagai Imam, sementara kitab Wahyu menekankan pada perananNya sebagai Raja. Kita harus memahami dan kita sudah menyimak ini, Wahyu 5:5 dalam konteks Wahyu 3:21. Bahkan Wahyu 5:5 merupakan perluasan bagian akhir ayat 21. Setelah Yesus menang, Yohanes melihatNya mematahkan meterai-meterai itu satu per satu, dan akhirnya membuka gulungan kitab itu. Yesus memenuhi syarat melakukan ini karena Dia apa? Dia telah menang.


Now let's go to verse 6, “…And I looked, and behold, in the midst of the throne and of the four living creatures and in the midst of the  elders stood a Lamb as though it had been slain…” was He there before? No, because there was no one in heaven, or earth, or under the earth, that could break the seals and open the scroll. Obviously He wasn't there before, but now he sees this Lamb standing there, a Lamb as though it had been slain, the wounds are fresh on His body, He’s come from the battlefield, He's victorious, having seven horns ~ we will interpret that in a few moments ~ seven eyes represent that He is all what? He is all-wise. Eyes in Scripture represent wisdom. Let me ask you what animal represents wisdom? The owl. Why is the owl used as a sign of wisdom? You know, my son's Border Collie is smarter than an owl, and serpents are wise, but an owl why is an owl a symbol of wisdom? Because of the great big eyes it has. Because eyes represent wisdom. Seven means totality. Jesus has total wisdom.  And the horns represent, seven horns represent total power, omnipotent power, we're going to see that when we read the note. 
So it says, He “…has seven horns, seven eyes, which are the seven spirits of God…”  Now what happens?  The seven lamps of fire that were there before the throne, now they are “…sent out…” where?   “…into all the earth…”   When is it that the Holy Spirit was sent to the earth? It was after Jesus ascended to heaven.  On the day of Pentecost, right?  So this is talking about what happened at the day of Pentecost.

Sekarang mari kita ke ayat 6, “…6 Maka aku melihat, dan tampaklah, di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk hidup itu dan di tengah-tengah tua-tua itu, berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih…”  apakah sebelumnya Anak Domba itu sudah ada di sana? Tidak, karena tidak ada satu pun yang di Surga, atau di bumi, atau di bawah bumi, yang layak mematahkan meterai-meterainya dan membuka gulungan kitabnya. Maka jelaslah Anak Domba itu tidak di sana tadinya, tetapi sekarang Yohanes melihat Anak Domba ini berdiri di sana, Anak Domba yang seakan telah disembelih, luka-luka di tubuhNya masih segar, Dia baru saja datang dari medang perang, Dia sudah menang, dan memiliki tujuh tanduk ~ nanti kita akan menafsirkan ini ~ tujuh mata melambangkan bahwa Dia maha apa? Dia mahabijak. Mata di Firman Allah melambangkan hikmat. Coba saya tanya, binatang apa yang melambangkan hikmat? Burung hantu. Mengapa burung hantu dipakai sebagai lambang hikmat? Kalian tahu, anjing Border Collie anak saya lebih cerdik daripada burung hantu, ular juga cerdik, tetapi burung hantu, mengapa dia menjadi simbol hikmat? Karena matanya yang sangat besar. Karena mata melambangkan hikmat. Tujuh artinya kesempurnaan. Yesus memiliki hikmat yang sempurna. Dan tanduk-tandukNya melambangkan, ketujuh tanduk melambangkan kuasa total, kemahakuasaan. Kita akan melihat ini nanti saat mempelajari catatannya.
Jadi dikatakan, Dia  “… memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata,   itulah ketujuh Roh Allah yang…”  Sekarang apa yang terjadi? Ketujuh obor yang menyala yang tadinya ada di hadapan takhta, sekarang mereka    “…diutus…”  ke mana?  “…ke seluruh bumi. …”  Kapan Roh Kudus diutus ke dunia? Setelah Yesus naik ke Surga. Pada hari Pentakosta, benar? Jadi ini berbicara tentang apa yang terjadi pada hari Pentakosta.


Page 34 top of the page, when John saw the Lamb, the wounds of His body were still fresh. He had just come from the battlefield and had the wounds to prove it. He was standing in the midst of the throne because kings and priests stood at their anointing, so Jesus at this point is going to be anointed to be the High Priest. And high priests and kings were standing when they were anointed.  
The seven horns are actually the glorious rays of the sun that shine forth from the Lamb's crown representing His almighty power as King of the kingdom of grace. 
You know, let's go to the book of Habakkuk chapter 3, this is an interesting detail. Habakkuk chapter 3 ~ and Habakkuk is one of those books that's not easy to find, is Habakkuk in the Bible? Have you ever heard a sermon on Habakkuk? Some magnificent book, tremendous description of the second coming in chapter 3. Notice chapter 3, this is describing the second coming of Christ. It says ~ and I'm reading from the New King James ~ “…His brightness was like the light, He had rays flashing forth from His hand, and there His power was hidden…”   Do you know how the King James Version translates this? The King James Version says, “…His brightness was like the light and He had horns flashing from His side…”
You say, “Now what is the relationship between horns and rays?”
Well, the fact is, have you ever noticed what the crown of a king looks like? It has little horns, and so the King James says “horns” but really it means “rays” because rays, you know, they looked like the tips of a crown. And so there is hidden what?  It says in verse 4,  “…there His power was hidden…” why does the light, why does the rays of light or the horns come from the side or the hands of this Person who is coming in Habakkuk chapter 3? Because Ellen White explains in Great Controversy,  and you have the reference there that when Jesus comes, glorious rays are coming out from the wounds in His hands and the wounds in His side.   
So the seven eyes represent fullness of wisdom and the seven horns represent fullness of power according to Habakkuk 3:4.

Hal.34 bagian atas, ketika Yohanes melihat Anak Domba itu, luka-luka di tubuhNya masih segar. Dia baru saja datang dari medan perang, dan Dia memiliki luka-luka untuk membuktikannya. Dia berdiri di tengah-tengah takhta, karena raja-raja dan imam-imam berdiri saat diurapi, jadi Yesus pada saat ini akan diurapi sebagai Imam Besar. Dan para imam besar dan raja-raja berdiri pada waktu mereka diurapi.
Ketujuh tanduk sesungguhnya adalah sinar-sinar matahari yang cemerlang yang terpancar dari mahkota Anak Domba, melambangkan kekuasaanNya yang mahabesar sebagai Raja kerajaan kasih karunia.
Kalian tahu, mari kita ke kitab Habakuk pasal 3, ini detail yang menarik. Habakuk pasal 3. Habakuk ini adalah salah satu buku yang tidak mudah ditemukan. Apakah ada kitab Habakuk di Alkitab? Pernahkah kalian mendengar khotbah tentang Habakuk? Kitab yang luar biasa, deskripsi yang luar biasa tentang kedatangan kedua Kristus di pasal 3. Simak pasal 3, ini menggambarkan kedatangan kedua Kristus. Dikatakan ~ dan saya membaca dari NKJV, “…4 CemerlangNya seperti cahaya, Dia memiliki pancaran sinar dari tanganNya,  dan di situlah terselubung kekuatan-Nya…” Tahukah kalian bagaimana KJV menerjemahkan ini? KJV mengatakan, “…CemerlangNya seperti cahaya. Dia memiliki tanduk-tanduk keluar dari tanganNya…”
Kalian berkata, “Nah, apa kaitannya antara tanduk-tanduk dengan pancaran sinar?”
Nah, faktanya ialah, pernahkah kalian memperhatikan bagaimana bentuknya mahkota raja? Ada tanduk-tanduk kecil, karena itu KJV mengatakan “tanduk-tanduk” tetapi sesungguhnya yang dimaksud ialah “pancaran sinar” karena pancaran sinar tampak seperti ujung-ujung sebuah mahkota. Maka di sana tersembunyi apa? Dikatakan di ayat 4, “…di situlah terselubung kekuatan-Nya…” Mengapa sinar ini, pancaran sinar ini atau tanduk-tanduk ini berasal dari sisi atau tangan-tangan Pribadi ini yang ada di Habakuk pasal 3? Karena di Great Controversy Ellen White menjelaskan ~ dan kalian punya referensinya di sana ~ bahwa ketika Yesus datang, pancaran sinar yang indah keluar dari luka-luka di tanganNya dan luka-luka di sisiNya.
Jadi ketujuh mata melambangkan hikmat yang sempurna, dan  menurut Habakuk 3:4,
ketujuh tanduk melambangkan kuasa yang sempurna.
Now let me read you this statement from the Spirit of Prophecy Acts of the Apostles page 38 about the anointing of Jesus when He went to heaven. “…Christ's ascension to heaven was the signal that His followers were to receive the promised blessing. For this they were to wait before they entered upon their work.  When Christ passed within the heavenly gates He was enthroned…” ah interesting, enthroned.  In Revelation chapter 4 and 5 He's standing there before the Father, but then what happens? He sits on the throne, we read in Revelation 3:21.  So it says,  “…He was enthroned amidst the adoration of angels. As soon as this ceremony was completed…”  what happened?  “…the Holy Spirit descended…” that's the seven spirits that are sent to the earth,  “…the Holy Spirit descended upon the disciples in rich currents and Christ was indeed glorified even with the glory which He had with the Father  from all eternity. The Pentecostal outpouring was heaven’s communication that the Redeemer’s inauguration was accomplished…”  Now that He was anointed to be King of the  kingdom of grace, High Priest, and then He sits on the throne and this is His inauguration according to this.  “…According to His promise, He…” that is the Father,  “…had sent the Holy Spirit from heaven to His followers, as a token that He had, as…” what?   “…Priest and King received…” what? “…all authority in heaven and on earth, and was the Anointed One over His people…”   Isn't that a significant statement?

Sekarang saya akan membacakan pernyataan ini dari Roh Nubuat Acts of the Apostles hal. 38 tentang pengurapan Yesus ketika Dia naik ke Surga.  “…Kenaikan Kristus ke Surga adalah sinyal bahwa pengikut-pengikutNya akan menerima berkat yang dijanjikan. Inilah yang harus mereka tunggu sebelum memulai pekerjaan mereka. Ketika Kristus melewati pintu gerbang surgawi, Dia dinobatkan…”  aahhh, menarik. Dinobatkan. Di Wahyu pasal 4 dan 5, Kristus sedang berdiri di hadapan Bapa, tetapi kemudian apa yang terjadi? Dia duduk di atas takhta, kita membacanya di Wahyu 3:21. Jadi dikatakan,  “…Dia dinobatkan di tengah-tengah puji-pujian para malaikat. Begitu upacara ini selesai…”  apa yang terjadi?   “…Roh Kudus turun…”  inilah ketujuh roh yang diutus ke seluruh dunia,   “…Roh Kudus turun ke atas para murid dalam gelombang yang deras, Dan Kristus benar-benar dimuliakan yaitu dengan kemuliaan yang dimilikiNya bersama Bapa sejak kekekalan. Curahan di masa Pentakosta ini adalah komunikasi dari Surga bahwa inaugurasi Sang Penebus sudah selesai…”  Sekarang, setelah Dia diurapi sebagai Raja kerajaan kasih karunia, Imam Besar, lalu Dia duduk di atas takhta, dan inilah inaugurasiNya menurut ini.   “…Sesuai janjiNya, Dia…”  yaitu Bapa,   “…mengutus Roh Kudus dari Surga kepada pengikut-pengikutNya sebagai tanda bahwa Dia sebagai…”  apa?   “…Imam dan Raja telah menerima…”  apa?   “…semua kuasa di Surga dan di bumi, dan Dialah Yang diurapi atas umatNya…” Bukankah ini pernyataan yang signifikan?


So what did Jesus become when He went to heaven? Priest, and what? Priest and King. Was He anointed to be both?  Were priests anointed? Yes.  We're kings anointed? Yes. What were they anointed with? With oil. And by the way when you look at the ceremony in the Old Testament of the anointing of Aaron as the High Priest, you find it in Leviticus chapter 8, it's amazing.  I didn't put it in the notes, but you know.  And you need to connect also Psalm 133.  What happened was that the oil that was poured on the head of Aaron was so abundant that it actually was poured on his head, it dripped down his beard, down his garments, all the way down to Mount Zion. What does that mean?  That Jesus received the promise from His father the fullness of the Spirit, and it was so abundant that it dripped down upon the disciples who are gathered in the upper room.  So that the seven Spirits that are sent to the earth represent the fact that the Holy Spirit was poured out without measure upon the disciples on the day of Pentecost.

Jadi ketika Yesus naik ke Surga Dia menjadi apa? Imam, dan apa? Imam dan Raja. Apakah Dia diurapi untuk menjadi keduanya? Apakah imam-imam diurapi? Ya. Apakah raja-raja diurapi? Ya. Mereka diurapi dengan apa? Dengan minyak. Dan jika kita melihat upacaranya di kitab Perjanjian Lama mengenai pengurapan Harun sebagai Imam Besar ~ ada di Imamat pasal 8 ~ itu menakjubkan. Saya tidak memasukkannya dalam catatan, tetapi kalian tahu. Dan kita perlu juga menghubungkannya dengan Mazmur 133. Apa yang terjadi ialah minyak yang dicurahkan ke atas kepala Harun itu begitu berlimpah sehingga minyak yang dicurahkan ke kepalanya itu, mengalir menuruni jenggotnya, menuruni pakaiannya, terus menuruni sampai Bukit Zaitun. Apa artinya ini? Bahwa Yesus menerima janji dari BapaNya, kepenuhan Roh Kudus, dan begitu berlimpahnya sehingga itu mengalir turun kepada murid-muridNya yang sedang berkumpul di ruang atas. Jadi ketujuh Roh yang diutus ke bumi melambangkan fakta bahwa Roh Kudus dicurahkan tanpa batas kepada murid-murid pada hari Pentakosta. 


Now let's go to the bottom of page 34, verse 7. Now there's going to be movement. See, now this Lamb as though it had been slain, now He's going to approach the Father.   Did we read a statement from Ellen White where Jesus approaches the Father  and then They embrace? Absolutely. She's not inventing this.  It's found there in principle, in verse 7, it says, “…Then  He came…” which means that He must not have been there before, hello! “…He came and took the scroll out of the right hand of Him who sat on the throne…”   the text tells us ~ this is the top of page 35 ~ the text tells us that Jesus came to the Father  so He must not have been there before. Up to this point, listen carefully, there have been no song in chapter 5, everything is in silence. Is that what Ellen White said? That all heaven was in silence? The Father  said  “Sssstttttt!” and then Jesus comes, and He approaches the Father, remember the statements are from Desire of Ages there's no singing.  And then They embrace, and after They embrace the Father  says,  “Praise Him, all of you heavenly beings!” And there's an explosion of praise which we're going to notice comes in verses 9 and following. So the text tells us that Jesus came to the Father, so He must not have been there before, up to this point there have been no song in chapter 5, all the beings that were present for the reception of the war hero waited in suspense, to see if someone was worthy or qualified to break the seals and to open the scroll.

Sekarang, mari kita ke bagian bawah hal. 34. Ayat 7. Nah, sekarang ada gerakan. Lihat, sekarang Anak Domba yang seakan telah disembelih ini, sekarang Dia akan mendatangi Allah Bapa. Apakah kita sudah membaca peryataan Ellen White di mana Yesus datang kepada Bapa lalu Mereka berpelukan? Betul sekali. Ellen White tidak mengarang ini. Ini ada di ayat 7 secara prinsip. Dikatakan, “…7    Lalu datanglah Anak Domba itu…”  berarti sebelumnya Dia tentunya tidak ada di sana, halo?   “…datanglah Anak Domba itu dan mengambil  gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. …”  ayat ini mengatakan kepada kita ~ ini ada di hal. 35 bagian atas ~ ayat ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus datang kepada Bapa, jadi sebelumnya Dia tentunya tidak ada di sana. Sampai titik ini, dengarkan baik-baik, di pasal 5 tidak ada lagu pujian, semuanya hening. Apakah Ellen White berkata demikian? Bahwa seluruh Surga hening? Bapa berkata, “Sssttt!” kemudian Yesus datang dan Dia mendekati Bapa ~ ingat pernyataan yang dari Desire of Ages, tidak ada lagu pujian. Kemudian Mereka berpelukan, dan setelah Mereka berpelukan, Bapa berkata, “Puji Dia, hai sekalian makhluk surga!”  Lalu meledaklah puji-pujian yang akan kita lihat di ayat 9 dan selanjutnya. Jadi ayat ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus datang kepada Bapa, berarti sebelumnya Dia tidak ada di sana. Sampai titik itu tidak ada lagu pujian di pasal 5, semua makhluk yang hadir untuk menyambut pahlawan perang itu menunggu dengan tegang, untuk melihat apakah ada yang layak atau memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka gulungan kitabnya.  


Now, we go to verse 8.  “…Now when He had taken the scroll the four living creatures…” that is the Cherubim and Seraphim,  “…and the 24 elders…” that is the representatives of the sinless worlds of the universe, “…fell down before the Lamb, each having a harp and golden bowls full of incense, which are the prayers of the saints…” You know this might surprise you, but the 24 elders which we're going to see are the highest of angels that represent the worlds, and the four living creatures which are the Seraphim and Cherubim, they have an intercessory role, they're the ones that present our prayers to Jesus and Jesus to the Father. 
You say, “What?”
Do you remember the dream that Jacob had? What did Jacob see in His dream? He saw a ladder. Where was the ladder planted? Solidly on earth.  And where did the top of the ladder reach? Heaven.  And who was ascending and descending on the ladder between earth and heaven?  The angels.  What does the ladder represent? Jesus.  John 1:51 says, “you will see heaven open and angels ascending and descending upon the Son of Man.”  So the angels bear our prayers to heaven and they bring answers back to us. You remember Daniel praying for wisdom to understand the prophecy of the 2,300 years, of the 2300 days? Whom did God send to give him an answer? Gabriel.  Yeah, actually Gabriel says,  “Well, when you were just starting to pray I was on my way”. 

Sekarang kita ke ayat 8,  “…8 Nah, setelah Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk hidup…”  ini adalah Kerubim dan Serafim,    “…dan kedua puluh empat tua-tua…”  ini adalah wakil-wakil dunia-dunia yang tidak berdosa di alam semesta,    “…itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.”
Kalian tahu, ini mungkin membuat kalian heran, tetapi ke-24 tua-tua yang akan kita pelajari, adalah malaikat-malaikat tertinggi yang mewakili dunia-dunia, dan keempat makhluk hidup adalah Serafim dan Kerubim, mereka memiliki peran perantara, merekalah yang mempersembahkan doa-doa kita kepada Yesus, dan Yesus kepada Bapa.
Kalian berkata, “Apa?”
Ingatkah kalian mimpi Yakub? Apa yang dilihat Yakub dalam mimpinya? Dia melihat sebuah anak tangga. Di manakah anak tangga itu bercokol? Di bumi dengan mantap. Dan ke mana bagian atas anak tangga itu mencapai? Surga. Dan siapa yang menaiki dan menuruni anak tangga itu, antara bumi dan Surga? Para malaikat. Anak tangga itu melambangkan apa? Yesus. Yohanes 1:51 berkata, “…engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik pada Anak Manusia.” Jadi para malaikat membawa doa-doa kita ke Surga dan mereka membawa jawabannya kembali kepada  kita. Kalian ingat Daniel berdoa untuk mendapatkan hikmat supaya memahami nubuatan 2300 tahun, 2300 hari? Siapa yang diutus Allah untuk memberinya jawaban? Gabriel. Ya, sesungguhnya Gabriel berkata, “Nah, ketika kau baru mulai berdoa, saya sudah dalam perjalanan.”


So angels are much more important than what we realize.  They have an intercessory role. Notice the statement from Ellen White, Counsels To Teachers page 110,  “…Angels offer the smoke of the fragrant incense for the praying saints…” Now, Jesus is the absolute Intercessor but the prayers are borne to Christ through the ministry of the angels.
And now that the Father  and the Son  have embraced, now Ellen White says that the Father  commands the angelic hosts to praise. Now, it doesn't say that specifically in Revelation but the sequence is identical.  Now the heavenly beings are going to praise Jesus, but the song is not going to be a song of creation like in chapter 4, when the Father's by Himself; the song is going to be a song of redemption, because the Redeemer has arrived at the scene. 

Jadi malaikat itu jauh lebih penting daripada perkiraan kita. Mereka memiliki peran perantara. Simak pernyataan dari Ellen White,  Counsels to Teachers, hal. 110, “…Malaikat mempersembahkan asap dupa yang harum dari orang-orang saleh yang berdoa…”  Nah, memang Yesuslah Perantara yang mutlak, tetapi doa-doa dibawa kepada Kristus melalui pelayanan para malaikat.
Dan sekarang Bapa dan Anak berpelukan, Ellen White berkata bahwa Bapa memerintahkan para bala tentara malaikat untuk memuji. Nah di Wahyu tidak dikatakan secara spesifik, tetapi urut-urutannya sama. Nah, para makhluk surgawi akan memuji Yesus, tetapi lagu pujian itu bukanlah lagu tentang penciptaan seperti di pasal 4 di mana Bapa sendirian; lagu pujian itu ialah lagu tentang penebusan karena Sang Penebus telah tiba di adegan tersebut.


Let's notice verses 9-14, “…And they sang a new song saying ‘You are worthy’…” aah, You are qualified “…to take the scroll and to open its seals, for You were slain…” notice the tense, past tense, “You were slain”, “…and have redeemed…” past tense,  “…us to God by Your blood, out of every tribe and tongue and people and nation and have made…” past-tense,  “…us…” and we're going to see there's a problem in translation here.  Actually the   proper translation is,  “…You have made them kings and priests to our God…” and it says, the translation King James says “we” but really the better translation is “…they shall…” future,  “…reign on the earth. Then I looked and I heard the voice of many angels around the throne…” they stand, in  other words, they stand in the outer circle of the throne, “…the living creatures and the elders…”   So it says,  “…Then I looked and I heard the voice of many angels around the throne, the living creatures and the elders and the number of them was ten thousand times ten thousand and thousands of thousands saying with a loud voice…” now the hymn is in honor of the Redeemer because the Redeemer has arrived,  “… ‘Worthy is the Lamb that was slain…” notice His death at this point is passed,  “…to receive power and riches and wisdom and strength and honor and glory and blessing!’, and every creature that is in heaven and on earth, and under the earth, and such as are in the sea and all that are in them, I heard saying, ‘Blessing and honor and glory and power be to Him who sits on the throne, and to the Lamb for ever and ever.’ Then the four living creatures said, ‘Amen’ and the twenty-four elders fell down and worshiped Him who lives for ever and ever.” Isn't it beautiful Ellen White amplifies what we find in Revelation chapter 5 in the last three pages of Desire of Ages? It makes it come alive.

Mari simak ayat 9-14, “…9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak…”  aahhh, Engkau memenuhi syarat,    “…menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya karena Engkau telah disembelih…”  simak petunjuk waktunya, waktu lampau, “Engkau telah disembelih”,  “…dan telah menebus…”  waktu lampau   “… kami bagi Allah dengan darah-Mu, dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat…”  waktu lampau   “… kami…”  dan kita melihat ada masalah dalam penerjemahannya di sini. Sebenarnya terjemahan yang benar ialah   “…Engkau telah membuat mereka menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah kita, dan …”  dan dikatakan, terjemahan KJV mengataan “kita” tetapi sebenarya terjemahan yang benar ialah,   “…mereka akan…”  waktu akan datang   “…memerintah sebagai raja di bumi.’ 11 Maka aku melihat dan aku mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta…”  mereka berdiri, dengan kata lain mereka berdiri di lingkaran luar takhta,   “…makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu…”  Jadi dikatakan,   “…Maka aku melihat dan aku mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 berkata dengan suara nyaring…”  sekarang lagu pujiannya ialah untuk menghormati Sang Penebus karena Sang Penebus baru saja tiba,   “…Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu…”  simak, kematianNya pada saat ini telah lewat,   “…untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat!’  13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ 14 Dan keempat makhluk itu berkata: ‘Amin’. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah Dia yang hidup untuk selama-lamanya.”
Tidakkah indah bagaimana Ellen White memerinci apa yang kita temukan di Wahyu pasal 5 dalam tiga halaman terakhir Desire of Ages? Tulisan itu membuat pasal ini lebih hidup.


Now the mighty angel’s twofold question will now receive an answer.  Who is worthy to break the seals and open the scroll and why? The Lamb can do it because He overcame and shed His blood to redeem, that gives Him the ability to redeem the, or buy back the inheritance that Adam lost.  The word “redeem” in Revelation 5:9 means to buy something back by paying a price, in other words, it's kind of like a pawnshop, you take something to the pawnshop and you have to pay a price to buy it back. Well, man sold himself into slavery and sin. Jesus has to pay the price to buy us back, that's the idea of the word ἀγοράζω [agorazō]   in Greek, the word  גָּאַל  [gâ'al/gawal]  in Hebrew, it translates the word Greek word ἀγοράζω [agorazō].  Another related word is  λυτρόω [lutroō] 1 Peter 1:19 it has a similar meaning to גָּאַל  [gâ'al/gawal] it means to buy back by paying a price. Did we already notice in Leviticus chapter 25 that a price had to be paid to buy back the lost inheritance and to buy the freedom of somebody that had sold themselves into slavery?  Yes, somebody had to pay a price, right? A redemption price. Those laws of redemption pointed forward to the fact that Jesus had to become our next of kin ~ as we studied ~ so that He could buy back our freedom and He could buy back the lost possession.

Nah, pertanyaan ganda malaikat yang perkasa sekarang akan mendapatkan jawabannya. Siapakah yang layak untuk mematahkan meterai-meterai itu dan membuka gulungan kitabnya dan mengapa? Anak Domba itu yang mampu melakukannya karena Dia telah menang dan mencurahkan darahNya untuk menebus, itu memberiNya kemampuan untuk menebus atau membeli kembali hak pusaka yang dihilangkan Adam. Kata “menebus” di Wahyu 5:9 berarti membeli sesuatu kembali dengan membayarkan harga tebusannya, dengan kata lain, seperti di kantor gadai kita membawa sesuatu ke kantor gadai dan kita harus membayar harga tebusannya untuk membelinya kembali. Nah, manusia telah menjual dirinya ke kantor gadai, dan harus membayar harga tebusannya untuk membelinya kembali. Yesus yang harus membayar harga tebusannya untuk membeli kita kembali, itulah makna kata ἀγοράζω [agorazō] dalam bahasa Greeka dan kata גָּאַל  [gâ'al/gawal]   dalam bahasa Ibrani yang menerjemahkan kata Greekanya ἀγοράζω [agorazō]. Kata yang lain ialah  λυτρόω [lutroō] 1 Petrus 1:19, yang memiliki arti yang sama dengan  גָּאַל  [gâ'al/gawal], artinya membeli kembali dengan membayar suatu harga tebusan. Apakah kita sudah menyimak di Imamat pasal 25 bahwa suatu harga tebusan harus dibayarkan untuk membeli kembali harta pusaka yang hilang dan membeli kembali kebebasan seseorang yang telah menjual dirinya menjadi budak? Ya, harus ada orang yang membayarkan harganya, benar? Suatu harga tebusan. Hukum penebusan itu menunjuk kepada fakta bahwa ke depannya Yesus harus menjadi kerabat kita ~ seperti yang telah kita pelajari ~ supaya Dia bisa membeli kembali kebebasan kita dan supaya Dia bisa membeli kembali hak milik yang telah hilang.


Now the question is what did the book contain that led John to weep bitterly, that it would be a terrible calamity that the book would not be opened? Well, let's notice the next section, the sealed book.
Of course the big question is this, what does the sealed book contain, and why would it be so catastrophic for the book to remain sealed? While the book is sealed no one can read its contents and there's an analogous case of this which is Daniel 12:4 where it says that Daniel was supposed to seal the book until the time of the end. What does that mean? It means that the book could not be what? It could not be fully understood because it was sealed. But at the time of the end, what was going to happen? The seal would be taken off the book of Daniel, and people could read and understand its contents.  We find some valuable information, background information in the book of Jeremiah, where we find a description  of a title deed, the title deed that the Israelites lost when they were taken captive to Babylon.   The picture is thus:  Adam forfeited the title deed to the world. Satan claimed it,  and only the Redeemer, the גָּאַל  [gâ'al/gawal]  could redeem it or buy it back. 
The scroll contains the entire sweep of the history of salvation.  When the Lion of the tribe of Judah finally opens the book, the universe will see that only Jesus and His followers have the legal right to the possession that Adam lost. In other words,  what you have in this book is a will or a testament of the human race that reveals who will inherit the lost possession that Adam originally had, which he forfeited by disobedience. 
So what would happen if the scroll remained sealed? It would never be revealed who is going to inherit, who is going to be saved, who has the right to be saved, in other words. 

Nah, pertanyaannya ialah, apa isi kitab ini yang membuat Yohanes sampai meratap dengan sangat sedih, dan menganggapnya suatu bencana yang besar jika kitab itu tidak dibuka? Mari kita simak bagian berikut, Kitab Yang Termeterai.
Tentu saja pertanyaan yang penting ialah, apa isi kitab ini, dan mengapa akan menjadi bencana jika kitab itu tetap termeterai? Selama kitab ini termeterai, tidak ada yang bisa membaca isinya, dan ada kasus analog serupa yaitu Daniel 12:4 di mana dikatakan agar Daniel memeteraikan kitab itu hingga akhir zaman. Apa maksudnya? Artinya kitab itu tidak bisa diapakan? Tidak bisa dipahami sepenuhnya karena kitab itu terkunci meterai. Tetapi pada akhir zaman apa yang akan terjadi? Meterai dari kitab Daniel itu akan dilepas dan orang bisa membaca dan memahami isinya. Kita menemukan informasi yang berharga, informasi latar belakang di kitab Yeremia di mana kita temukan deskripsi suatu akte kepemilikan, akte kepemilikan yang dihilangkan bangsa Israel ketika mereka dibawa sebagai tawanan ke Babilon. Gambarannya demikian: Adam kehilangan akte kepemilikan atas dunia. Setan yang mengklaimnya. Dan hanya Sang Penebus, sang גָּאַל  [gâ'al/gawal]     yang bisa menebusnya atau membelinya kembali. Gulungan kitab itu berisikan seluruh sejarah keselamatan. Ketika Singa dari suku Yehuda akhirnya membuka kitab itu, seluruh alam semesta akan menyaksikan hanya Yesus dan para pengikutNya yang secara hukum mempunyai hak untuk memiliki pusaka yang dihilangkan Adam. Dengan kata lain, apa yang ada di dalam kitab ini ialah surat wasiat umat manusia yang menyatakan siapa yang berhak mewarisi pusaka yang aslinya dimiliki Adam, yang dihilangkannya melalui ketidakpatuhannya.
Jadi apa yang terjadi jika gulungan kitab itu tetap termeterai? Maka tidak akan diketahui siapa yang berhak mewarisi, siapa yang akan diselamatkan, dengan kata lain siapa yang berhak diselamatkan.


Let's read some statements here. We don't have time to read all of these statements written by scholars about the way in which Wills or Testaments were written back in biblical times. This is in the book by Ranko Stefanovich,  Revelation Jesus Christ page 197,  “…In order to protect the contents of legal documents such as deeds of sale, contracts, wills, and letters, a seal impression was normally made with a signet or ring at the end of the written document. The sealing thus functions in place of a signature indicating authenticity, validity, authority, ratification, or protection of the document. In order to protect the contents against an inappropriate disclosure, the document would be tied with threads and then the seal was impressed at the knots on the bulla…” that is a blob of clay, wax or some other soft material, “…which kept the papyrus scroll folded…” so you had kind of leave these threads and then at the tip where the two ends meet, a blob of wax or clay would be placed to seal the  deed or the document.  “…An unbroken impression would indicate that the sealed document had not been opened. Only the owner could break the seals and disclose its contents…”
There's another statement that Ranko makes which is important,  “…Archeologists have brought to light many documents sealed with two to seven or more seals. For instance, Roman law dictated that a will or testament had to be sealed with a minimum of seven seals of witnesses in order to render its contents valid, although some evidence shows that more than seven seals were used on occasion.  Like any sealed scroll of the time the scroll of Revelation 5 appears rolled up, tied with the cord, and sealed along the outside edge with seals of wax affixed at the knots, as such it could not be opened and its contents disclosed until all of the seven seals were broken. The breaking of all seven seals is preliminary and preparatory to the actual opening of the scroll and the disclosure of its contents.”
Are you getting the picture?

Mari membaca beberapa pernyataan di sini. Kita tidak punya waktu untuk membaca semua pernyataan yang ditulis para pakar tentang bagaimana Surat Wasiat di zaman Alkitab ditulis.
Ini ada di dalam buku tulisan Ranko Stefanovich, Revelation Jesus Christ, hal. 197,   “…Guna melindungi isi dokumen-dokumen resmi seperti akte penjualan, kontrak, surat wasiat dan surat-surat, suatu cap meterai biasanya dibuat dengan stempel atau cincin pada akhir tulisan dokumen tersebut. Dengan demikian pemeteraian berfungsi menggantikan tandatangan, yang mengindikasikan keasliannya, validitasnya, autoritasnya, ratifikasinya, atau perlindungan atas dokumen tersebut. Guna melindungi isinya terhadap pengungkapan yang tidak berhak, dokumen itu harus diikat dengan tali kemudian meterainya dicapkan di simpul-simpulnya di atas sebuah lak (damar)…”  yaitu sebuah gumpalan tanah liat, lilin, atau bahan lunak lainnya,   “…yang menahan agar gulungan papirus tersebut tetap tergulung…”  Jadi tali-tali itu dibiarkan dan di ujungnya di mana keduanya bertemu, diberi segumpal lilin atau tanah liat untuk memeteraikan akte atau dokumen itu.  “…Bila cap tersebut tidak patah (utuh) itu menandakan bahwa dokumen yang termeterai itu belum pernah dibuka. Hanya si pemilik yang boleh mematahkan meterai-meterai itu dan menunjukkan isinya…”  
Ada pernyataan yang lain yang dibuat Ranko yang penting, “…Para arkeolog telah menemukan banyak dokumen yang dimeteraikan dengan dua hingga tujuh atau lebih meterai. Misalnya Hukum Roma mengharuskan suatu surat wasiat perlu dimeteraikan dengan sedikitnya tujuh meterai saksi baru isinya valid, walaupun ada beberapa bukti bahwa kadang-kadang dipakai lebih dari tujuh meterai. Sebagaimana gulungan-gulungan termeterai lainnya, gulungan kitab di Wahyu pasal 5 itu digulung, diikat tali, dan dimeteraikan sepanjang tepi luarnya dengan meterai lilin yang ditempatkan pada simpul-simpulnya, dan dengan demikian tidak dapat dibuka dan isinya tidak bisa diketahui hingga semua ketujuh meterainya dipatahkan. Pematahan semua tujuh meterainya harus dilakukan mendahului dan sebagai persiapan pada pembukaan gulungan itu dan penyingkapan isinya.”
Apa kalian menangkap gambarannya?


So basically this  scroll is  the will or testament of the human race it shows who's going to inherit that which Adam lost and who is not going to inherit what  Adam lost.
Now let's notice a couple of statements from Ellen White where she corroborates this view. At the bottom of page 38. In Manuscript Releases Volume 9 page 7 we find Ellen White's description of what this book contains. It actually contains the entire history of the human race and the decisions that people have made within the course of history, whether either for or against the Lord. It says there,  “…There in His open hand lay the book, the roll of the history of God's providences,   the prophetic history of nations and the church…” so what does the scroll contain? The prophetic history of nations and the church.  “…Herein was contained the divine utterances, His authority, His commandments, His laws, the whole symbolic council of the Eternal and the history of all ruling powers in the nations. In symbolic language was contained in that roll the influence of every nation, tongue, and people, from the beginning of Earth's history to its close…” in other words, it contains the entire history of the human race recorded, and the decisions that people made within the course of history, which will reveal if they will inherit what was lost, or whether they will not recover what was lost.
Are you with me or not so far?

Jadi pada dasarnya gulungan kitab ini adalah Surat Wasiat umat manusia, yang menunjukkan siapa yang akan mewarisi apa yang telah dihilangkan Adam, dan siapa yang tidak akan mewarisi apa yang dihilangkan Adam.
Nah, mari kita simak beberapa pernyataan Ellen White di mana dia menguatkan pandangan ini. Bagian bawah hal. 38. Di Manuscript Releases Vol. 9 hal. 7, kita dapati deskripsi Ellen White tentang apa isi kitab ini. Isinya ialah seluruh sejarah umat manusia dan keputusan-keputusan yang dibuat manusia sepanjang sejarah, apakah yang berpihak pada Tuhan maupun yang melawan Tuhan. Dikatakan di sana,  “…Di sana, di tanganNya yang terbuka terdapat kitab itu, gulungan sejarah kemahamurahaan Allah, sejarah bangsa-bangsa dan gereja yang telah dinubuatkan…”  Jadi apa isi gulungan kitab itu? Sejarah bangsa-bangsa dan gereja yang telah dinubuatkan. “…Di dalamnya berisikan ucapan-ucapan Ilahi, autoritasNya, Perintah-perintahNya, HukumNya, seluruh majelis Yang Abadi secara simbolis, dan sejarah semua penguasa yang pernah memerintah. Dalam bahasa simbolis terkandung di dalam gulungan itu, pengaruh setiap bangsa, bahasa dan kaum dari awal sejarah dunia hingga ke penutupannya…”  dengan kata lain itu berisikan seluruh catatan sejarah umat manusia dan keputusan-keputusan yang dibuat manusia sepanjang sejarah, yang akan menyatakan apakah mereka akan mewarisi apa yang dulunya hilang, atau apakah mereka tidak akan mendapatkan kembali apa yang dulunya hilang.
Sampai di sini apakah kalian ada bersama saya atau tidak?


Now Ellen White also has another very important statement where she actually specifies a specific event, historical event, that was recorded in that scroll. Notice Christ’s Object Lessons page 294,  “…Thus the Jewish leaders made their choice…” when they said, “Release unto us Barabbas! We have no king but Caesar!”  Ellen White explains, “…Thus the Jewish leaders made their choice, their decision was registered in the book that John saw in the hand of Him that sat upon the throne, the book that no man could open…” so that particular historical event ~ she's describing only one of all historical events that are in that book ~ when they said, “Release unto us Barabbas” and “We have no king but Caesar”,  their decision was written in this book. And then she states this,  “…In all its vindictiveness, this decision will appear before them…” before whom? The Jewish leaders,  “…will appear before them in the day when this book is unsealed by the Lion of the tribe of Judah…” So are the Jewish leaders going to see the result of their decision in the scroll ? Absolutely.

Sekarang Ellen White juga punya pernyataan yang sangat penting di mana dia secara jelas menunjuk suatu peristiwa khusus, peristiwa sejarah, yang tercatat dalam gulungan kitab tersebut. Simak Christ’s Object Lessons hal. 294, “…Dengan demikian para pemimpin bangsa Yahudi membuat keputusan mereka…”  ketika mereka berkata, “Lepaskan bagi kami Barabas! Kami tidak punya raja selain Kaisar!” Ellen White menjelaskan,   “…Dengan demikian para pemimpin bangsa Yahudi membuat keputusan mereka. Keputusan mereka tercatat di dalam kitab yang dilihat Yohanes berada di tangan Dia yang duduk di atas takhta, kitab yang tidak bisa dibuka oleh manusia siapa pun…”  Jadi peristiwa sejarah yang satu ini ~ Ellen White menggambarkan hanya satu dari semua peristiwa sejarah yang ada di dalam kitab itu ~ ketika mereka berkata, “Lepaskan bagi kami Barabas” dan “Kami tidak punya raja selain Kaisar”, keputusan mereka tercantum dalam kitab ini. Kemudian Ellen White menyatakan ini,   “…Dengan segala bobot pembalasannya, keputusan ini akan muncul di hadapan mereka…”  di hadapan siapa? Para pemimpin bangsa Yahudi,   “…akan muncul di hadapan mereka pada hari ketika kitab ini dibuka meterainya oleh Singa dari suku Yehuda…”  Jadi apakah para pemimpin bangsa Yahudi akan melihat akibat keputusan mereka yang terekam dalam kitab itu? Benar sekali.


Now what conclusions can we reach from this very significant statement? Let's notice the next paragraph, several important points emerge from this last statement. Ellen White is writing this around the year 1900, that's when Christ's Object Lessons was actually published. It is clear that  at that point the scroll was still sealed, would you agree with me that the scroll was still sealed when she wrote Christ’s Object Lessons?  Of course. She says,  “…when this book is opened…” so it hasn't been open yet.  Furthermore, in order for those who cried out ~ very important point ~ “Release unto us Barabbas” to see the consequences of the decision they  made in the past, they must what? They must resurrect.  When would that be? After the Millennium, technically. This means that the scroll will remain sealed until they resurrect in the second resurrection after the Millennium.
So when is this scroll going to be opened? The last seal broken and the scroll opened before the whole world? By the way, after the Millennium, is everybody who has ever lived outside the Holy City? Outside the City, are all of the wicked from all history there? Yes.  Are all the  redeemed in the City? Yes.  Is everyone in heaven and earth, under the earth, in the sea, or whatever, there? Yes.  And the last seal is broken and the scroll will be unfurled.  Have you ever read in the writings of Ellen White about that great panoramic view above the Holy City? You know, this is before you had a wide screen, you know, technology.  Ellen White says in panoramic view God is going to show the wicked and the righteous who were inside the City the entire history of the human race.
Are you following me or not?

Nah, kesimpulan apa yang bisa kita peroleh dari pernyataan yang sangat signifikan ini? Mari kita simak paragraf berikut, beberapa poin penting muncul dari pernyataan terakhir ini. Ellen White menulis ini sekitar tahun 1900 itulah ketika Christ’s Object Lesson diterbitkan. Jelas pada waktu itu gulungan kitab itu masih termeterai. Apakah kalian setuju bahwa gulungan kitab itu masih termeterai ketika Ellen White menulis Christ’s Object Lessons? Tentu saja. Dia berkata,  “…ketika kitab ini dibuka…”  jadi kan belum dibuka? Lebih lanjut, bagi mereka yang berseru, “Lepaskan bagi kami Barabas” untuk melihat akibat keputusan yang telah mereka buat di waktu lampau, mereka harus apa? Mereka harus bangkit. Kapan itu? Setelah masa 1000 tahun, secara teknis. Ini berarti gulungan kitab itu akan tetap termeterai hingga mereka bangkit dalam kebangkitan yang kedua setelah millenium.
Jadi kapan gulungan kitab ini akan dibuka, meterai yang terakhir dipatahkan dan gulungan itu di buka di hadapan seluruh dunia? Nah, setelah millenium apakah semua orang yang pernah hidup berada di luar Kota Suci? Di luar Kota Suci apakah semua orang jahat sepanjang sejarah berada di sana? Ya. Apakah semua yang selamat ada di dalam Kota Suci? Ya. Apakah semua orang di Surga dan di bumi, dan di bawah bumi, di laut atau di mana pun, ada di sana? Ya. Dan meterai yang terakhir dipatahkan dan gulungan kitab itu dibuka. Apakah kalian pernah membaca tulisan Ellen White tentang pandangan panoramik yang besar di atas Kota Suci? Ini zaman sebelum ada teknologi layar lebar. Ellen White berkata, Allah akan menunjukkan kepada orang-orang jahat dan orang-orang yang dibenarkan yang berada di dalam Kota Suci, seluruh sejarah umat manusia dalam pandangan panoramik.
Kalian bisa mengikuti saya atau tidak?   


And inside the City are those who inherited, recovered what was lost  by Adam, “the meek will inherit the earth” and we will be kings and priests, the Bible says.  But outside the Holy City are including those individuals who said “Release unto us Barabbas”. So the scroll reveals who will inherit life and who will inherit death, and the reason why those inside the City receive life and those outside the City receive death.  it is the last will and testament of the entire human race.
Now we know why John was so bent out of shape, he says, “If this book isn’t  opened, nobody will inherit, everyone is lost. We won't be able to know who's going to inherit the lost possession.”

Dan di dalam Kota Suci mereka yang ahliwaris, mendapatkan kembali apa yang telah dihilangkan Adam. “…orang-orang yang rendah hati, … mereka akan mewarisi bumi.”   Dan kita akan menjadi raja dan imam, kata Alkitab. Tetapi di luar Kota Suci, termasuk mereka yang berkata, “Lepaskan bagi kami Barabas”. Jadi gulungan kitab itu mengungkapkan siapa yang akan mewarisi hidup dan siapa yang akan mewarisi maut, dan alasan mengapa mereka yang ada di dalam Kota Suci menerima hidup dan yang di luar Kota Suci menerima kematian. Ini adalah surat wasiat seluruh umat manusia.
Sekarang kita tahu mengapa Yohanes begitu sedih. Dia berkata, “Jika kitab ini tidak dibuka, tidak ada orang yang akan mewarisi, semua orang binasa. Kita tidak akan tahu siapa yang akan mewarisi pusaka yang hilang.”


Now Ellen White expands upon the moment when this will be opened. And incidentally let me just share this.  These records will be examined by God's people during the thousand years, okay? So in a certain sense the scroll will be opened before the righteous during the thousand years, for them to be able to see why the wicked were left behind.  But the opening up of the scroll where the whole universe is going to see it, both the living and those who died, the righteous and the wicked, takes place at the end of the thousand years.

Nah Ellen White memperluas keterangan momen ketika ini akan dibuka. Dan saya ingin membagikan ini. Catatan-catatan ini akan diperiksa oleh umat Allah selama masa 1000 tahun, benar? Jadi sedikit banyak artinya gulungan kitab ini akan dibuka di hadapan orang-orang benar selama masa 1000 tahun supaya mereka bisa melihat mengapa orang-orang jahat tidak dibawa ke Surga. Tetapi pembukaan gulungan kitab ini di mana seluruh alam semesta akan menyaksikannya, baik yang hidup maupun mereka yang sudah mati, orang benar dan orang jahat, terjadi pada akhir masa 1000 tahun.


Let me just read in closing this amazing passage from Ellen White, Great Controversy where Ellen White describes the moment when the will and testament of the human race will be opened and it will be revealed why the righteous were saved and why the wicked were lost.  This is in Great Controversy several pages, pages  666-669, you'll never forget where the page begins: 666.
“…Above the throne is revealed the cross and like a panoramic view…” and I added in HD “…appear the scenes of Adam’s temptation and fall, and the successive steps in the great plan of redemption…” is that the whole of human history? Yes.  “…The Savior's lowly birth, His early life of simplicity and obedience, His baptism in the Jordan, the fast and temptation in the wilderness, His public ministry unfolding to men heaven’s most precious blessings; the days crowded with deeds of love and mercy, the nights of prayer and watching in the solitude of the mountains; the plotting of envy, hate, and malice which repaid His benefits; the awful mysterious agony in Gethsemane beneath the crushing weight of the sins of the whole world; His betrayal into the hands of the murderous mob; the fearful events of that night of horror ~ the unresisting Prisoner forsaken by His best loved disciples, rudely hurried through the streets of Jerusalem; the Son of God exultingly displayed before Annas, arraigned in the high priest’s palace, in the judgment hall of Pilate…” are those the individuals who were present when the Jews said “Release unto us Barabbas, we have no king but Caesar”? Absolutely. Once again,  “…before the cowardly and cruel Herod…” she mentions these by name, “…mocked, insulted, tortured, and condemned to die ~ all are vividly portrayed.

Sebagai penutup saya akan membacakan kutipan yang luar biasa ini dari Ellen White, Great Controversy, di mana Ellen White melukiskan momen ketika surat wasiat umat manusia akan dibuka dan akan diungkapkan mengapa mereka yang benar diselamatkan dan mengapa mereka yang jahat tidak. Ini ada di Great Controversy, beberapa halaman, hal 666-669, kalian tidak akan lupa halaman di mana ini dimulai: 666.
 “…Di atas takhta dinyatakan salib itu dan seperti suatu pandangan panoramik…”  dan saya tambahkan: dalam HD (hi-def)   “…muncul adegan-adegan pencobaan Adam, dan langkah-langkah berturut-turut dalam rencana penyelamatan yang besar…”  apakah ini seluruh sejarah umat manusia? Ya.   “…Kelahiran Sang Juruselamat yang hina; masa mudaNya dalam kesederhanaan dan kepatuhan; pembaptisanNya di sungai Yordan; puasaNya dan pencobaanNya di padang gurun; pelayanan publikNya yang menyatakan kepada manusia berkat-berkat Surga yang paling berharga; hari-hariNya yang dipenuhi oleh perbuatan kasih dan pengampunan; malam-malamNya yang penuh doa dan berjaga dalam kesendirian di bukit-bukit; kebaikanNya yang dibalas dengan persekongkolan iri hati, kebencian dan dendam; kesengsaraanNya yang misterius di Getsemani di bawah beban  dosa seluruh dunia yang meremukkanNya; pengkhianatan atas DiriNya yang diserahkan ke tangan-tangan massa yang bernafsu membunuhNya; peristiwa-peristiwa yang menakutkan pada malam yang penuh kengerian ~ Tawanan yang tidak melawan yang ditinggalkan oleh murid-muridNya yang paling dikasihiNya, bagaimana Dia dibawa secara kasar dan cepat melalui jalan-jalan Yerusalem; Putra Allah yang dipertontonkan di tengah sorakan di hadapan Annas, didakwa di istana Imam Besar, di ruang pengadilan Pilatus…”  inikah orang-orang yang hadir ketika bangsa Yahudi berkata, “Lepaskan bagi kami Barabas, kami tidak punya raja selain Kaisar”? Tepat sekali. Sekali lagi,   “…di hadapan Herodes yang penakut dan kejam…”  Ellen White menyebut mereka dengan nama,   “…diejek, dihina, disiksa, dan dihukum mati ~ semua dilukiskan secara hidup…”


“…And now before the swaying multitude are revealed the final scenes ~ the patient Sufferer treading the path of Calvary, the Prince of heaven hanging upon the cross; the haughty priests and the jeering rabble deriding His expiring agony; the supernatural darkness; the heaving earth, the rent rocks, the open graves, marking the moment when the world's Redeemer yielded up His life.
“…The awful spectacle appears just as it was. Satan, his angels and his subjects, have no power to turn from the picture of their own work. Each actor recalls the part which he performed. Herod who slew the innocent children of Bethlehem that he might destroy the King of Israel; the base Herodias, upon whose guilty soul rest the blood of John the Baptist; the weak and timeserving Pilate; the mocking soldiers; the priests and rulers and the maddened throng who cried,  ‘His blood be upon us and upon our children!’, all behold the enormity of their guilt. They vainly seek to hide from the divine majesty of His countenance outshining the glory of the sun, while the redeemed cast their crowns at the Savior's feet, exclaiming, ‘He died for me!’…” 
Are you catching the picture? By the way those who are in the City, they lived during the period of the seven seals and they overcame.
Next paragraph.

“…Dan sekarang di hadapan massa yang mendesak, ditunjukkanlah adegan-adegan yang terakhir ~ Penderita yang sabar, menapak jalan ke Kalvari; Pangeran Surga tergantung di atas salib; imam-imam yang sombong dan massa yang mengolok-olok, mencemoohkan Dia yang sedang sekarat dalam penderitaan; kegelapan yang supranatural; bumi yang bergoncang, batu-batu yang tercabut, kubur-kubur yang terbuka, menandai saat ketika Penebus dunia menyerahkan nyawaNya.
“…Pemandangan yang mengerikan itu tampil persis sebagaimana adanya. Setan dan malaikat-malaikatnya dan pengikut-pengikutnya tidak berkuasa berpaling dari gambar perbuatan mereka sendiri. Setiap aktor ingat peran yang dimainkannya. Herodes yang membunuh balita-balita Betlehem yang tidak berdosa supaya dia bisa membinasakan Raja Israel; Herodias yang amoral yang di atas dirinya tertanggung darah Yohanes Pembaptis; Pilatus yang lemah dan mencari selamat sendiri; tentara-tentara yang mencemooh; para imam dan pemimpin dan massa yang menggila, yang berteriak, ‘DarahNya tertanggung atas kami dan anak-anak kami!’, semua melihat besarnya kesalahan mereka sendiri. Secara sia-sia mereka berusaha untuk bersembunyi dari keagungan ilahi yang wajahNya bersinar melebihi kecemerlangan matahari, sementara orang-orang tebusan meletakkan mahkota mereka di kaki Sang Juruselamat, sambil berseru, ‘Dia mati bagiku!’ …”  
Apa kalian menangkap gambarannya? Nah, mereka yang berada di dalam Kota Suci, mereka tetap hidup selama masa ketujuh meterai dan mereka menang.
Paragraf berikut. 


“…Amid the ransomed throng are the apostles of Christ, the heroic Paul, the ardent Peter, the loved and loving John, and their true-hearted brethren, and with  them the vast host of martyrs; while outside the walls with every vile and abominable thing, are those by whom they were persecuted, imprisoned, and slain. There is Nero…” so now we're moving on to the history of the church and the Roman Empire, “…that monster of cruelty and vice, beholding the joy and exultation of those whom he once tortured, and in whose extremist anguish he found satanic delight. His mother is there to witness the result of her own work, to see how the evil stamp of character transmitted to her son, the passions encouraged and developed by her influence and example, have borne fruit in crimes that caused the world to shudder…”

“…Di tengah kerumunan besar orang tebusan terdapat rasul-rasul Kristus, Paulus yang pemberani, Petrus yang bersemangat, Yohanes yang dikasihi dan yang penuh kasih, dan saudara-saudara mereka yang setia, dan bersama mereka ada kelompok besar para martir; sementara di luar dinding, bersama semua yang keji dan menjijikkan terdapat mereka yang telah mempersekusi para martir, yang memenjarakan mereka dan membunuh mereka. Di sana ada Nero…”  jadi sekarang kita pindah ke sejarah gereja dan kekaisaran Roma,   “…momok yang kejam dan keji, sekarang dia menyaksikan kegembiraan dan sukacita mereka yang dulu pernah dia siksa, penderitaan mereka yang luar biasa justru memberinya kepuasan sataniah. Ibunya ada di sana untuk menyaksikan hasil karyanya sendiri, untuk melihat bagaimana cap tabiat yang jahat telah dipindahkan ke anaknya, nafsu-nafsu yang didukung dan dikembangkan oleh pengaruhnya dan teladannya telah menghasilkan buah kejahatan yang menyebabkan dunia gemetar…”


And now it's going to move on to the Middle Ages.  So what does the scroll contain? The history of the world from Adam in the Garden of Eden, the decisions that were made, either  pro or con, and the reward that each receives based on what is there found in the records. She continues, “…There are papist priests and prelates, who claimed to be Christ's ambassadors yet employed the rack, the dungeon, and the stake, to control the consciences of His people.  There are the proud pontiff's…” Pope's in other words, “…who exalted themselves above God and presumed to change the law of the Most High. Those pretended fathers of the church have an account to render to God from which they would fain be excused. Too late they are made to see that the Omniscient One is jealous of His law and that He will in no wise clear the guilty. They learn now that Christ identifies His interest with that of His suffering people, and they feel the force of His own words,  ‘Inasmuch as ye have done it unto one of the least of these My brethren, you have done it unto Me.’ (Mat, 25:40)
“…The whole wicked world stand arraigned at the bar of God on the charge of high treason against the  government of heaven. They have none to plead their cause, they are without excuse and the sentence of eternal death is pronounced against them…”

Dan sekarang kita akan terus ke Abad Pertengahan. Jadi apa isi gulungan kitab itu? Sejarah dunia mulai dari Adam di Taman Eden, keputusan-keputusan yang dibuat, baik pro atau kontra, dan pahala yang diterima setiap orang berdasarkan apa yang terdapat di dalam catatan itu.
Ellen White melanjutkan,   “…Ada imam-imam dan uskup-uskup Kepausan, yang mengaku sebagai duta-duta Kristus, namun memakai papan penyiksa, penjara bawah tanah, dan tiang pembakar untuk mengendalikan hati nurani umatNya. Ada pontif-pontif yang sombong…”  Paus-paus dengan kata lain,   “…yang meninggikan diri mereka di atas Allah dan berani mengubah Hukum Yang Mahatinggi. Bapak-bapak gereja yang palsu itu harus memberikan pertanggungjawaban kepada Allah, dari mana mereka tidak akan dimaafkan. Terlambat, mereka sekarang terpaksa melihat bahwa Yang Mahakuasa sangat melindungi HukumNya dan Dia sama sekali tidak akan membebaskan orang yang bersalah. Mereka sekarang sadar bahwa Kristus mengidentifikasi kepentinganNya dengan umatNya yang menderita, dan mereka merasakan bobot kata-kataNya sendiri, ‘…sesungguhnya seberapa banyak  yang telah kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.’ (Mat. 25:40)
“…Seluruh dunia yang jahat berdiri sebagai terdakwa di hadapan pengadilan Allah dituntut dengan pengkhianatan tinggi terhadap pemerintahan Surga. Mereka tidak punya pembela yang membela kasus mereka, mereka tidak punya alasan, dan vonis hukuman mati pun dijatuhkan ke atas mereka…”


So what does the scroll contain? The entire history of the world. Those who cried out, “We have no king but Caesar, release unto us Barabbas” are they going to be there? Are they going to face that again, are they going to see it? Yes. You know human beings boast about their technology, you know, the megabytes and terabytes and all the other kind of bytes, what kind of technology do you need to record the entire human race, the history of the entire human race, without missing a single detail? Because we're going to see it again just as it happened. What kind of technology, you know, human beings they boast, but really what man has invented is only a little microscopic itty bitty reflection of the tremendous capacity of the Godhead. That's what's contained in the scroll.
And by the way, you know prophets spoke in the language of their day. You know, John obviously wasn't going to say that this was a computer, where everything, you know, that it was recorded on a flash drive. No.  Because that didn't exist. So he says “books”.  Ellen White later on use “photography”, she said our lives are being photographed by God.  I think if God called a prophet today, the prophet would say, “God is computerizing” or “God is videotaping” our lives, He's videotaping the entire course of human history. And by the way when that scene is presented above the City in Ultra High Definition, better than even 4 K, at that time after the panorama scene, the entire universe, Satan, his angels, the wicked, and the righteous, will bow before God and they’ll say,  “Righteous and true are Your ways O,  God”.  Only at this moment can Satan and his angels, and the wicked, be destroyed, because the entire universe for once is in harmony that God was right and Satan was wrong.

Jadi, gulungan kitab itu berisi apa? Seluruh sejarah dunia. Mereka yang berteriak, “Kami tidak punya raja selain Kaisar, lepaskan bagi kami Barabas” apakah mereka akan berada di sana? Apakah mereka akan berhadapan dengan itu lagi, apakah mereka akan melihat itu lagi? Ya. Kalian tahu, manusia menyombongkan teknologi mereka, kalian tahu, yang megabytes, yang terabytes, dan semua jenis bytes yang lain, tapi teknologi macam apa yang dibutuhkan untuk merekam sejarah seluruh umat manusia tanpa kelompatan satu pun detailnya? Karena kita akan menyaksikannya lagi persis seperti pada waktu terjadinya. Teknologi macam apa? Manusia menyombong, tetapi sesungguhnya apa yang telah diciptakan manusia hanyalah secuil kecil refleksi mikroskopis dari kemampuan Ilahi yang sangat dahsyat. Itulah yang terdapat di dalam gulungan kitab tersebut.
Dan, kalian tahu, seorang nabi berbicara dalam bahasa mereka pada zaman itu. Kalian tahu, sudah pasti Yohanes tidak akan mengatakan ini adalah sebuah komputer di mana segala sesuatu direkam di flash drive. Tidak. Karena itu belum ada. Maka Yohanes mengatakan “kitab”. Ellen White kemudian memakai kata “fotografi”, dia berkata hidup kita difoto oleh Allah. Saya pikir jika Allah memanggil seorang nabi hari ini, nabi itu akan berkata, “Allah memakai komputer” atau “Allah memvideotape” hidup kita. Dia memvideotape seluruh perjalanan sejarah manusia. Dan ketahuilah, ketika adegan itu ditayangkan di atas Kota Suci dalam Ultra High Definition, bahkan lebih bagus daripada resolusi 4 K, pada waktu itu setelah adegan panorama tersebut, seluruh alam semesta, Setan, malaikat-malaikatnya, orang-orang jahat, orang-orang benar, semua akan sujud di hadapan Allah dan berkata, “Adil dan benar jalanMu, O, Allah”. Hanya pada saat inilah Setan dan para malaikatnya, dan orang-orang jahat bisa dibinasakan, karena seluruh alam semesta sekali lagi sudah harmonis bahwa Allah benar dan Setan yang salah.


And sometimes we think that the wicked are going to be attacking the Holy City when they're destroyed. No. Ezekiel 28 and Great Controversy say that when the wicked see the panorama and how Satan has deceived them, they now turn from God and those who are in the City, and  they turn to Satan and say, “You deceiver!” and they launch themselves against Satan with the intention of tearing him apart.  Read Ezekiel 28 the first half of the chapter. But then God in His mercy will rain fire from heaven to destroy Satan and his angels, and the wicked, and once everything is burnt up and purified, God will create a new heavens and a new earth where righteousness dwells. 
So this is the introduction to the vision that starts the seals. It simply is describing the events that takes place.

Dan terkadang kita berpikir orang jahat akan menyerang Kota Suci ketika mereka akan dibinasakan. Tidak. Yehezkiel 28 dan Great Controversy mengatakan ketika orang-orang jahat melihat panorama itu dan bagaimana Setan telah menipu mereka, mereka berbalik dari Allah dan orang-orang yang di dalam Kota Suci, dan mereka berpaling ke Setan dan berkata, “Kamu penipu!” dan mereka menyerbu Setan dengan niat untuk mencabik-cabiknya. Baca Yehezkiel 28, bagian pertama dari pasal itu. Tetapi kemudian Allah dalam kemurahanNya menjatuhkan api dari langit untuk membinasakan Setan, malaikat-malaikatnya, dan orang-orang jahat. Dan satu kali setelah semuanya terbakar habis dan dimurnikan, Allah akan menciptakan langit baru dan bumi baru di mana kebenaran berdiam di sana.
Jadi ini adalah pengantar ke penglihatan yang mengawali Meterai-meterai. Ini melulu menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

10.06.20

No comments:

Post a Comment