_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 02/24 - Stephen Bohr
A TOUR OF MESSIAH’S HOUSE 2
https://www.youtube.com/watch?v=pvlPn_bJ3ik&t=67s
Dibuka
dengan doa
Welcome back. Session
# 2 of our Anchor School of Theology. When we ended in our last session we were
on page 7, actually the middle of page 7. So I invite you to go with me there
to that page, and we're going to finish this lesson, and then we will begin our
study at least of the sanctuary sequence in the book of Revelation.
· We've studied what Jesus did in the Camp, let's do a little bit
of review. What did Jesus do in the Camp
where we live? He lived a perfect life, very well.
· What did He do then at the Altar of Sacrifice, or on the cross?
He paid the penalty for the guilt of our sins.
· Then at the Laver He what? He resurrected. What did He resurrect
for? So that He could fulfill the next function in His ministry.
· And what is the next function in His ministry? His
intercession in the Holy Place, and that's what we were discussing last
time.
What Jesus did in the Camp and in the Court is corporate, for everyone. What He does in
the Holy and Most Holy Place is individual. In other words in
the Holy and Most Holy places we must claim the benefits that He earned by His
work in the Camp and in the Court.
Selamat
datang lagi. Sesi # 2 dari Anchor School of Theology. Ketika kita mengakhiri sesi terakhir kita, kita berada di hal. 7,
tepatnya di tengah-tengah hal. 7. Jadi saya ajak kalian untuk pergi bersama
saya ke halaman tersebut, dan kita akan menyelesaikan pelajaran itu, kemudian
kita akan memulai pembahasan kita, sedikitnya tentang urut-urutan Bait Suci
dalam kitab Wahyu.
· Kita sudah mempelajari apa yang dilakukan Yesus di
Perkemahan. Mari kita mengulang sedikit. Apa yang dilakukan Yesus di Perkemahan
di mana kita hidup? Yesus menghidupkan hidup yang sempurna, bagus sekali.
· Apa yang dilakukanNya kemudian di Mezbah Kurban
atau salib? Dia membayar hukuman bagi kesalahan dosa
kita.
· Lalu di Bejana Pembasuh Dia apa? Dia bangkit. Dia
bangkit untuk apa? Supaya Dia bisa menggenapi fungsi berikutnya dalam
ministriNya.
· Dan apa fungsi berikutnya dalam ministriNya?
PerantaraanNya di Bilik Kudus, dan itulah yang kita bicarakan dalam pembahasan
kita yang lalu.
Apa yang Yesus lakukan di Perkemanan
dan di Pelataran itu bersifat korporasi (satu kali untuk orang banyak), bagi semua
orang. Apa yang dilakukanNya di Bilik Kudus
dan Bilik Mahakudus itu bersifat individu. Dengan
kata lain di Bilik Kudus dan Bilik Mahakudus kita harus mengklaim
manfaat-manfaat yang telah diperoleh Yesus melalui pekerjaanNya di Perkemahan
dan di Pelataran.
Now let's go in our
syllabus to 1 John 2:1-2. Let's see what Jesus has been doing for the last two
thousand years, two thousand plus years. Here it says, “1 My
little children, these things I write to you, so that you may not sin. And if
anyone sins, we have…” what? “…an Advocate
with the Father, Jesus Christ the righteous…”
So what is Jesus? Our what?
Advocate. What is an advocate? Somebody that speaks and defends some else,
right? So who is Jesus defending? Is Jesus an advocate for every person on
planet Earth? No! He's only an advocate for those who claim Him as an advocate, those who
claim His life and His death through repentance, confession, and
faith. I find it interesting here that it says, “…Jesus
Christ the righteous…” we have an advocate, Jesus Christ the
righteous. Can I appear before God the Father in my righteousness? No! I would
be destroyed. How is the only way that I can appear before the Father? Through
my Advocate, because He is righteous. I can't because I'm not righteous. But
when I claim Him, He's my Advocate and He is accepted as righteous in my place.
Sekarang, mari ke silabus kita, ke 1 Yohanes 2:1-2.
Mari kita lihat apa yang sedang dilakukan Yesus selama dua ribu tahun lebih. Di
sini dikatakan, “1 ‘Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai…” apa? “…seorang Pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang benar…” Jadi
Yesus itu apa? Apa kita? Pembela. Pembela itu apa? Seseorang yang berbicara dan
membela orang lain, benar? Jadi siapa yang dibela Yesus? Apakah Yesus menjadi
Pembela bagi setiap orang di planet Bumi? Tidak! Dia hanyalah Pembela bagi mereka yang mengklaim Dirinya
sebagai Pembela, mereka yang mengklaim hidupNya dan matiNya melalui pertobatan,
pengakuan, dan iman. Yang menarik di sini dikatakan “…Yesus Kristus, yang benar…” kita memiliki seorang Pembela, Yesus
Kristus yang benar. Bisakah saya tampil di hadapan Allah Bapa dalam kebenaran
saya? Tidak! Saya akan binasa. Bagaimana satu-satunya cara saya bisa tambil di
hadapan Bapa? Melalui Pembela saya, karena Dia benar. Saya tidak bisa karena
saya tidak benar. Tetapi saat saya mengklaim Dia, Dia menjadi Pembela saya dan
Dia diterima sebagai benar di tempat saya.
Notice also Hebrews
7:25. You know, people say, “Well, Jesus intercedes today for everyone in Heaven.”
No! He doesn't intercede for everyone, that's not biblical. It says in Hebrews 7:25,
“25 Therefore He is also able
to save to the uttermost those who come…”
where? “…to God through Him,
since He always lives to make intercession for them…” for whom does Jesus make intercession? For those who come to
God through Him. So does He intercede
for everyone on planet Earth? No! He cares for everyone on planet Earth, He
wants everyone to be saved on planet Earth, but He intercedes for those who come to God
through Him. Is that a personal thing, coming to God through
Him? Must there be repentance, confession of sin, claiming the righteousness of Christ
individually by faith? Absolutely! That's where your individual
response comes in.
Simak juga Ibrani 7:25. Kalian tahu, orang-orang
berkata, “Nah, sekarang ini Yesus di Surga sedang menjadi perantara bagi semua
orang.” Tidak! Yesus tidak menjadi
perantara buat semua orang, itu tidak alkitabiah. Dikatakan di Ibrani 7:25, “25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan
sempurna mereka yang datang…” ke mana? “…kepada Allah melalui Dia. Sebab Ia hidup senantiasa untuk melakukan perantaraan bagi mereka…”
untuk siapa Yesus menjadi perantara? Bagi mereka yang datang
kepada Allah melalui DiriNya. Jadi apakah Dia menjadi perantara bagi semua
orang di planet Bumi? Tidak! Dia peduli kepada semua orang di planet Bumi. Dia
ingin semua orang selamat di planet Bumi. Tetapi Dia menjadi perantara bagi mereka yang datang kepada
Allah melalui DiriNya. Apakah ini hal yang bersifat pribadi,
datang kepada Allah melalui Yesus? Haruskah
ada pertobatan, pengakuan dosa,
mengklaim kebenaran Kristus secara pribadi melalui iman? Sudah
pasti! Di situlah respon individu berperan.
Notice Romans 8:31-34,
“33 Who
shall bring a charge against God’s elect?...” Now, we're not Calvinists. We don't believe that God elected a
certain group to be saved from the beginning and another group to be lost. “The elect”
are those who have received Jesus Christ as Savior and Lord in the context of
the total New Testament.
So once again it
says,“…Who shall bring a charge against God’s elect? It is God who justifies. 34 Who is he who condemns? It is Christ who died, and
furthermore is also risen, who is even at the right hand of God, who
also makes intercession for us.” For whom does He
make intercession? For everyone in Planet Earth? No! For the elect, that is for those
individuals who have claimed Jesus as Savior and Lord.
I mentioned that
Jesus did not forgive everyone's sins at the cross like many Christians
believe. He made provision to forgive those sins. In order to be forgiven we
must claim the benefits of His life and
death. Let's notice several verses.
Simak Roma 8:31-34, “33
Siapakah
yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?…” Nah, kita bukan kelompok Calvin. Kita
tidak meyakini Allah dari awal telah memilih satu kelompok untuk diselamatkan
dan kelompok lain supaya binasa. “Orang-orang
pilihan” adalah mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat
dan Tuhan dalam konteks total Perjanjian Baru. Jadi, sekali lagi
dikatakan, “…Siapakah
yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka. 34 Siapakah yang akan
menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati, dan lebih jauh juga telah bangkit, yaitu yang ada
di sebelah kanan Allah, yang juga menjadi perantara bagi kita…” Bagi
siapa Dia menjadi perantara? Bagi setiap orang di planet Bumi? Tidak! Bagi orang-orang pilihan, maksudnya
bagi individu-individu yang telah
mengklaim Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Saya
sudah mengatakan bahwa Yesus tidak mengampuni dosa semua orang di salib seperti
yang diyakini banyak orang Kristen. Dia membuat sarana bagi pengampunan
dosa-dosa itu. Tapi supaya bisa diampuni, kita harus mengklaim manfaat dari
hidupNya dan matiNya. Mari kita lihat beberapa ayat.
The Apostle Peter
preached a powerful sermon on the day of Pentecost. At the end of his sermon apparently he didn't make a call. So the
men that were present there they came up to Peter and they asked Peter the
question. They said, “You know what do we need to do in the light of the fact
that Jesus died, He resurrected, He went to Heaven to intercede. What do we
need to do? What does our response need to be?”
And notice what we
find in Acts 2:38, “38 Then Peter said to them, ‘Repent, and let…” this is very important now,
“…every one of you…” is that an
individual thing? There were 3,000 there by the way, but Peter says,
“…let each one of you…” some version say “…let each one of you be…”
what? “…baptized in the name of Jesus
Christ for the remission of sins; and you shall receive the gift of the
Holy Spirit…” When are sins remitted? When we repent, and when we are baptized
according to this verse. So were they all forgiven at the cross? No!
Rasul
Petrus menyampaikan khotbah yang hebat pada hari Pentakosta. Pada akhir
khotbahnya ternyata dia tidak menyampaikan undangan untuk bertobat. Maka
orang-orang yang hadir di sana, mereka datang kepada Petrus dan mereka
bertanya. Mereka berkata, “Apa yang harus kami lakukan sehubungan dengan fakta
bahwa Yesus sudah mati, Dia sudah bangkit, Dia pergi ke Surga untuk menjadi
perantara. Apa yang harus kami lakukan? Bagaimana respon kami seharusnya?”
Dan simak
apa yang kita lihat di Kisah 2:38, “38 Lalu Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan hendaklah…” ini
sangat penting sekarang, “…kamu masing-masing…” apakah
ini bersifat individu? Ada 3’000 yang hadir di sana, tetapi Petrus berkata, “…hendaklah setiap orang
dari kamu…” ada
versi-versi terjemahan yang berkata, “…hendaklah setiap orang dari kamu…” apa? “…dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, dan kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.’…” Kapan dosa diampuni? Ketika kita
bertobat, dan ketika kita dibaptis menurut ayat ini. Jadi apakah mereka semua
diampuni di salib? Tidak!
Notice Acts 5:31
here Peter states, “31 Him…” that is Jesus “…God has exalted to His
right hand to be Prince
and Savior, to give repentance to Israel and forgiveness of sins.” What did Jesus go to Heaven to do? He went to Heaven to give
what? Repentance and to give forgiveness. Why would He have to be in Heaven giving
forgiveness if everything was forgiven at the cross? Are you following me?
Simak Kisah 5:31 di sini Petrus
menyatakan, “31 Dia…” yaitu Yesus, “…telah ditinggikan oleh
Allah ke tangan kanan-Nya menjadi Pangeran dan Juruselamat, untuk memberikan pertobatan kepada
Israel dan pengampunan dosa…” Yesus
ke Surga untuk melakukan apa? Dia ke Surga untuk memberikan apa? Pertobatan dan
memberikan pengampunan. Mengapa Dia harus ada di Surga memberikan pengampunan
jika semua sudah diampuni di salib? Apakah kalian mengikuti saya?
Acts 10:43 once
again, notice the individual
condition, it says there, “ 43 To Him…” that is to Jesus, “…all the prophets witness that, through His name, whoever…”
what?
“…believes in Him will receive remission of sins.”
When do you receive
remission of sins? When you what? Believe. Whoever believes will receive remission
of sins.
Kisah 10:43 sekali lagi, simak
persyaratan individunya. Dikatakan di sana, “43 Tentang Dia…” yaitu
tentang Yesus “…semua nabi bersaksi, bahwa melalui namaNya, barangsiapa…”
apa? “…yang percaya di dalam Dia, akan menerima pengampunan dosa…”
Kapan
kita menerima pengampunan dosa? Ketika kita apa? Percaya. Barangsiapa percaya
akan menerima pengampunan dosa.
And then of course comes
this very clear biblical text. I mean I don't know how people miss this. 1 John
1:9, we can repeat it from memory, “ 9 If…” what kind of “if”
is that? It's conditional, right? “…If we confess our sins, He is faithful and just to
forgive us our sins
and to cleanse us from all unrighteousness.”
So when do we
receive forgiveness? When Jesus died on the cross was the provision made at the
cross? Yes, but when are we actually forgiven? It is when we confess our sins,
He is faithful and just to forgive our sins.
Kemudian tentu saja ada ayat Alkitab yang sangat
jelas ini. Maksud saya, saya tidak tahu bagaimana orang bisa melewatkan ini. 1
Yohanes 1:9, kita sudah hafal, “9 Jika…” “Jika” ini artinya
apa? Ini syaratnya, benar? “…Jika
kita mengakui dosa kita, Ia setia
dan adil untuk mengampuni kita dari segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan…”
Jadi
kapan kita menerima pengampunan? Ketika Yesus mati di salib apakah sarananya
telah dibuat di salib? Ya, tetapi kapan kita benar-benar diampuni? Ketika kita
mengakui dosa-dosa kita, Dia setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita.
And then we're very
well acquainted also with Proverbs 28:13 where we find these words,
“13 He who covers his sins will not prosper, but whoever…” what? “…confesses and forsakes them will have mercy.”
What shows that you
really are sorry for your sin? You turn away from it.
I like the little
illustration by W.D. Frazee in his book, his
little book on the sanctuary. He
says, you know, if you have a very red hot burner, and you have your hand on
the burner, you say, “O, this hurts! O, it's so painful!” But you don't take your
hand off it must be that that doesn't hurt enough. No! If it hurts what do you
do? You remove it. So if sin hurts, what do we do? We quit committing the sin
that hurts Jesus and that hurts other people.
Kemudian kita sangat kenal Amsal 28:13 di mana kita
mendapatkan kata-kata ini, “13 Siapa yang menyembunyikan dosa-dosanya tidak akan makmur, tetapi siapa yang…” apa? “…mengakuinya dan
meninggalkannya akan mendapatkan pengampunan.…”
Apa yang membuktikan kita benar-benar menyesali dosa kita? Kita berpaling darinya.
Saya
suka ilustrasi singkat oleh W.D. Frazee dalam buku kecilnya (Ransom
and Reunion) tentang Bait Suci. Dia
berkata, jika kita punya kompor listrik
yang menyala panas sekali, dan kita letakkan tangan kita di sana, kita berkata,
“O, sakit! O, ini sangat sakit!” tetapi kita tidak mengangkat tangan kita dari
sana, tentu itu artinya sakitnya tidak seberapa. Jika memang itu sakit, apa
yang akan kita lakukan? Kita angkat tangan kita dari sana. Maka jika dosa itu
membuat sakit, apa yang kita lakukan? Kita berhenti berbuat dosa itu yang
menyakiti Yesus dan menyakiti orang lain.
Now Ellen White
also has a couple of beautiful statements where she is in perfect harmony with
the Bible as to when a person is forgiven, when a person claims the benefits of
Christ's atonement. Folks, it's very important that we understand that the
benefits of Christ's atonement are His death
and His life. Those are the benefits. Those
He bought for everyone. But we benefit from those things when we claim them
individually and personally.
Christ’s Object Lessons page 311, “Only the covering which Christ Himself has provided can make us meet to appear in God's presence. This covering, the robe of His own righteousness,
Christ will put upon every…”
what? “… repenting, believing soul.”
So who receives the
garment of Christ's righteousness? The soul that repents and trusts in Jesus,
that's when you receive the robe. So did Jesus weave the robe for every person
who has ever lived? Did He weave the robe for everyone? Yes. Does that mean that
everyone is going to receive the robe? No! Because you have to come to the closet and take it out, you have
to claim it. It doesn't do any good having the garment in the closet. You have
to take it out and put it on.
Nah,
Ellen White juga punya beberapa pernyataan yang indah di mana dia sepenuhnya
serasi dengan Alkitab mengenai kapan seseorang diampuni, yaitu ketika orang itu
mengklaim manfaat pendamaian Kristus. Saudara-saudara, sangatlah penting kita
mengerti bahwa manfaat pendamaian Kristus ialah kematianNya dan hidupNya.
Itulah manfaat-manfaatnya, itulah yang dibeli Kristus bagi setiap manusia.
Tetapi kita hanya akan mendapatkan manfaat dari hal-hal itu pada waktu kita
mengklaim mereka secara individu dan pribadi.
Christ’s Object Lessons hal. 311, “…Hanya penutup yang disediakan oleh
Kristus sendiri yang bisa membuat kita memenuhi syarat tampil di hadirat Allah.
Penutup ini, jubah kebenaranNya sendiri ini, akan dikenakan oleh Kristus pada
setiap…” apa? “…manusia yang telah bertobat dan percaya…”
Jadi siapa
yang menerima jubah kebenaran Kristus? Orang yang bertobat dan mempercayai
Yesus, itulah saatnya kita menerima jubah tersebut. Jadi apakah Yesus menenun
jubah bagi setiap manusia yang pernah hidup? Apakah Dia menenun jubah itu untuk
semua orang? Ya. Apakah itu berarti semua orang akan menerima jubah itu? Tidak!
Karena kita harus datang ke lemari itu dan mengambil jubah itu, kita harus
mengklaimnya. Jubah yang di dalam lemari tidak ada gunanya. Kita harus
mengambilnya dan mengenakannya.
Then you have this
beautiful statement, The Faith I Live By page
107, “The grace of Christ is freely to justify the sinner without merit or claim on his part. Justification is a full, complete pardon of sin.
The
moment a sinner accepts Christ by faith…” see, the condition,
“…The moment a sinner accepts Christ by faith that moment he is pardoned…” so when is a person forgiven or
pardoned? When you come repentant to Jesus. Let me ask you, what's more important:
His perfect life, His death for sin, His resurrection, or His intercession on our behalf? Are you starting
to catch the picture? It's much more involved than just Jesus died on the cross
that takes care of everything. Well, it's one of the very important steps, it's
foundational, but it is only one step.
She continues writing, “…The moment a sinner accepts Christ by faith that moment he is pardoned. The
righteousness of Christ is imputed
to him…” that means that you're covered with
the robe of His righteousness, and that
means that God credits His righteousness
to your account. In other words, He takes the capital in the bank (to use the bank illustration) and
He places, He credits it to your debt and your debt is paid for. And then she states,
“…The righteousness of Christ is imputed
to him and he is no
more
to doubt God's forgiving grace.”
When did the
prodigal son receive the robe of his
father's righteousness? When he came home what? Repentant. Didn't he come back and say, “Father, I have
sinned against heaven, against you. I'm not worthy to be called your son.” And
then when he confesses his unworthiness,
the father takes out the robe and says, “Here's my robe.” and covers him
totally and completely from head to foot.
Kemudian ada pernyataan yang indah ini, The Faith I Live By hal. 107, “…Rahmat Kristus diberikan dengan
cuma-cuma untuk membenarkan orang berdosa tanpa adanya jasa atau klaim di pihaknya sendiri. Pembenaran adalah pengampunan
dosa yang penuh, sempurna. Pada saat seorang yang berdosa menerima Kristus
melalui iman…” lihat, ini
syaratnya, “…Pada saat seorang yang berdosa menerima Kristus melalui iman,
saat itulah dia diampuni…” jadi kapan
seseorang diampuni? Ketika dia datang bertobat kepada Yesus. Coba saya tanya,
mana yang lebih penting: hidupNya yang sempurna, kematianNya untuk dosa,
kebangkitanNya atau perantaraanNya bagi kita? Apakah kalian mulai menangkap
gambarnya? Jauh lebih banyak yang terlibat di sini daripada sekadar Yesus mati
di salib dan semuanya beres. Nah, itu salah satu langkah yang sangat penting,
itu mendasar tapi itu hanya satu langkah. Ellen White melanjutkan menulis,
“…Pada saat seorang yang berdosa menerima Kristus melalui iman, saat itulah dia
diampuni. Kebenaran Kristus diperhitungkan kepadanya…” itu artinya kita tertutup oleh jubah kebenaranNya,
dan itu artinya Allah memperhitungkan kebenaranNya pada kita. Dengan kata lain,
Dia ambil dananya di bank (memakai ilustrasi bank) dan Dia menempatkannya, Dia
mengkreditkannya kepada utang kita, dan utang kita lunas. Kemudian Ellen White
menyatakan, “…Kebenaran Kristus diperhitungkan kepadanya dan dia tidak lagi
perlu meragukan rahmat pengampunan Allah…”
Kapan anak
yang hilang menerima jubah dari kebenaran bapaknya? Ketika dia pulang apa?
Bertobat. Bukankah dia pulang dan berkata, “Bapak, aku sudah berdosa terhadap
surga dan terhadap engkau. Aku tidak layak disebut anakmu.” Kemudian ketika dia
mengakui ketidaklayakannya, bapaknya mengeluarkan jubahnya dan berkata, “Ini
jubahku.” dan menutupi dia sepenuhnya dan seluruhnya dari kepala hingga kaki.
Now the next paragraph
is very important. Not all repentance and confession are genuine. You're
probably wondering what does this have to do with the feasts? Hold on. If we don't
go through this, you're not going to be able to understand the feasts, because they
follow parallel to the sanctuary. The feast follow the exact order of the
sanctuary. So we need to understand this before we can understand the feasts.
Not all repentance
and confession are what? Genuine. Are there some people who have crocodile
tears? Yes. And now I'm going to say something that might surprise you. During the
Holy Place Ministry of Jesus the sincerity of your repentance is not tested.
God takes you at your word that you're sorry.
When a person claims to repent and confesses his sin, Jesus takes
that person at his word and pours out the benefits of His atonement. But the judgment will reveal if
the person was sincere and is really entitled to the benefits. Are you
awake? Let me read you two statements
where Ellen White made this absolutely clear.
· The first statement deals with the benefits, and that has to do
with the work that Jesus does in the sanctuary? No! His intercession.
· The second statement has to do with the judgment, the
investigative judgment.
Nah,
paragraf yang berikutnya sangat penting. Tidak semua pertobatan dan pengakuan
itu tulus. Mungkin kalian bertanya-tanya, apa kaitannya ini dengan
perayaan-perayaan Bait Suci? Tunggu. Jika kita tidak membahas ini, kalian tidak
akan mungkin paham tentang perayaan-perayaan itu karena mereka mengikuti
paralel dengan perayaan Bait Suci. Perayaan-perayaan mengikuti urut-urutan yang
persis sama dengan kegiatan Bait Suci. Jadi kita harus memahami ini sebelum
kita bisa memahami perayaan-perayaan itu.
Tidak
semua pertobatan dan pengakuan itu apa? Tulus. Apakah ada orang yang
mengeluarkan air mata buaya? Ya. Dan sekarang saya akan mengatakan sesuatu yang
mungkin mengherankan kalian. Selama
pelayanan Yesus di Bilik Kudus, ketulusan pertobatan kita tidak diuji.
Allah menerima saja kata-kata kita bahwa kita menyesal. Ketika seseorang
mengaku menyesal dan mengakui dosa-dosanya,
Yesus menganggap kata-kata orang itu sebagai benar dan mencurahkan
manfaat-manfaat pendamaianNya. Tetapi penghakiman nanti akan
menyatakan apakah orang ini tulus dan benar-benar berhak mendapatkan
manfaat-manfaat itu. Kalian masih
melek? Saya akan membacakan dua pernyataan di mana Ellen White membuatnya
sangat jelas.
· Pernyataan pertama berurusan dengan
manfaat-manfaat, dan apa itu berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan Yesus di
Bait Suci? Tidak! PerantaraanNya.
· Pernyataan kedua berkaitan dengan penghakiman,
penghakiman investigasi.
Notice the first
statement is found in The Story of Redemption
page 386, “The rending of the veil
of the temple showed that the Jewish sacrifices and ordinances would
no
longer be received. The great Sacrifice had been offered and had been…” what? There's the acceptance
part, “… accepted, and the
Holy Spirit which descended on the
day of Pentecost carried the
minds of the disciples
from
the
earthly sanctuary to the heavenly…” now listen
carefully, “…where Jesus had entered
by His own blood, to shed upon His disciples…” not the whole world
but “… upon His
disciples the…”
what? “…the benefits of His atonement.”
What were the
benefits of His atonement? His life and His
death, those are the benefits. Available for how many? For every single
person available, for everyone. The moneys in the bank, the capitals in the
bank.
Simak pernyataan pertama yang ada di The Story of Redemption hal. 386, “…Cabiknya tirai Bait Suci menunjukkan
bahwa kurban-kurban dan upacara-upacara Yahudi tidak lagi diterima. Kurban yang
Agung sudah dipersembahkan dan sudah…” apa? Ini
bagian penerimaannya,
“…diterima, dan Roh Kudus yang turun pada hari Pentakosta membawa
pikiran para murid dari Bait Suci duniawi ke Bait Suci yang surgawi…” sekarang dengarkan baik-baik, “…ke mana Yesus sudah masuk membawa darahNya
sendiri untuk mencurahkan kepada murid-muridNya…” bukan kepada seluruh dunia tetapi
“…kepada murid-muridNya…” apa? “…manfaat dari pendamaianNya…”
Apakah
manfaat-manfaat dari pendamaianNya? HidupNya dan matiNya, itulah
manfaat-manfaatnya. Tersedia untuk berapa banyak orang? Tersedia untuk setiap
orang, untuk semua. Dana yang ada di bank, modal yang ada di bank.
Now notice the
second statement deals with the examination of those who claimed the benefits. This
one is found in the devotional book The Faith I
Live By page 206, “As the sins of the people were anciently transferred in figure, to the earthly sanctuary by the blood of the sin
offering, so our sins are,
in fact, transferred to the heavenly sanctuary by the blood of Christ. Moreover, as the typical cleansing of the earthly
was
accomplished by the removal of the sins by which it had been polluted, so the actual cleansing of the heavenly is to be accomplished by the removal, or blotting
out, of the sins
which are there recorded. This
necessitates
an examination of the books of record to determine
who,
through repentance of sin and faith in Christ,
are entitled
to the
benefits of His atonement.”
Nah, simak pernyataan kedua yang berurusan dengan
pemeriksaan mereka yang mengklaim manfaat-manfaat itu. Yang ini ditemukan di
buku devosi The Faith I Live By hal. 206, “…Sebagaimana di zaman lampau dosa
orang-orang dipindahkan secara simbolis ke Bait Suci duniawi oleh darah dari
persembahan kurban untuk dosa, demikian pula dosa-dosa kita, dalam kenyataan
dipindahkan ke Bait Suci surgawi oleh darah Kristus. Selain itu, sebagaimana
pembersihan simbolis Bait Suci duniawi dicapai dengan disingkirkannya dosa-dosa
yang telah mempolusinya, maka pembersihan Bait Suci surgawi yang nyata akan
dicapai dengan disingkirkannya, atau dihapuskannya dosa-dosa yang tercatat di
sana. Ini memerlukan pemeriksaan kitab-kitab catatan untuk menentukan siapa
yang melalui pertobatannya dari dosa dan imannya dalam Kristus, layak
mendapatkan manfaat-manfaat pendamaianNya.”
Are you seeing the
difference between the two statements?
In the first case,
Jesus went to Heaven to pour out upon His
followers the what? The benefits.
What is the purpose
of the judgment? To determine whether the individual was really what? Entitled
to those benefits. And what is it that shows whether the individual was
entitled to the benefits or not? Their life. Do you know the Bible says we’re
saved by grace through faith, but we are judged by works? Because works show if
our faith was real or not. An unreal faith will not save you.
Are there many
individuals today who confessed sin who really have crocodile tears? Can forgiveness
be revoked once a person has been forgiven? Can their forgiveness be revoked?
Absolutely! We're going to notice that.
Remember the story of the two debtors? Wow! This guy was
forgiven this huge debt he couldn't pay. And was he forgiven? Yes or no?
His master said, “Listen,
because you cried out to me your debt is forgiven.”
So what does he do? Why did he cry out? Why was he sad? Was he
sorry that he had embezzled money from his
master? Are you kidding? He was happy because he got off the hook, but he would have embezzled again if he could. So now what does
he do? How has it shown that he did not appreciate forgiveness, that he wasn't
really sorry? He goes out and he finds someone who owes him a penny and said,
“Pay me!” And he starts choking him.
Was his forgiveness
revoked? Oh yeah! His master says, “Come
over here!” He's called before his
master. His master says, “Didn't I forgive you that huge debt that you
could never pay?”
With a smile on his face, “Oh, yeah, thank you so much.”
“Should you not have shown your appreciation of forgiveness by
forgiving someone who had a much lesser debt?”
And he was cast into prison till he paid his entire debt. His
forgiveness was revoked because his
repentance was a sham. Are you with me?
Apakah
kalian melihat perbedaan antara kedua pernyataan itu?
Di kasus
pertama, Yesus pergi ke Surga untuk mencurahkan kepada pengikut-pengikutNya
apa? Manfaat-manfaat.
Apa
tujuan penghakiman? Untuk menentukan apakah individu itu sungguh-sungguh apa?
Layak mendapatkan manfaat-manfaat itu. Dan apa yang menunjukkan bahwa individu
itu layak mendapatkan manfaat-manfaat itu atau tidak? Hidupnya. Tahukah kalian
Alkitab berkata kita diselamatkan kasih karunia melalui iman, tetapi kita
dihakimi menurut perbuatan? Karena perbuatan menunjukkan apakah iman kita itu
sungguh atau bukan. Iman yang palsu tidak akan menyelamatkan kita.
Apakah
sekarang ini ada banyak orang yang mengakui dosa sesungguhnya memiliki air mata
buaya? Bisakah pengampunan
dicabut setelah seseorang sudah diampuni? Bisakah
pengampunan mereka dibatalkan?
Tentu saja! Kita akan menyimak ini.
Ingat kisah dua orang yang
berutang? Wow! Orang ini diampuni utangnya yang besar yang tidak bisa
dibayarnya. Apakah dia diampuni? Ya atau tidak?
Majikannya berkata, “Dengar,
karena kamu meratap kepadaku, utangmu aku ampuni.”
Maka apa yang dia lakukan?
Mengapa dia menangis? Mengapa dia sedih? Apakah dia menyesal dia telah menggelapkan
uang dari majikannya? Yang bener aja! Dia senang karena dia bebas dari hukuman, tetapi dia
akan menggelapkan lagi kalau dia bisa. Jadi apa yang dilakukannya sekarang?
Bagaimana terbukti bahwa dia tidak menghargai pengampunannya, bahwa dia tidak
benar-benar menyesal? Dia keluar dan dia mencari orang yang berutang sedikit
kepadanya dan berkata, “Ayo, bayar aku!” Dan dia mulai mencekik orang itu.
Apakah pengampunannya dibatalkan?
Oh, iya! Majikannya berkata, “Ayo kemari!” Dia dipanggil menghadap majikannya.
Majikannya berkata, “Bukankah aku telah mengampuni utangmu yang besar yang
tidak akan bisa kamu bayar?”
Sambil tersenyum lebar dia
berkata, “Oh, iya, terima kasih banyak.”
“Tidakkah seharusnya kamu
menunjukkan terima kasihmu untuk pengampunanmu dengan mengampuni orang lain
yang berutang jauh lebih kecil padamu?”
Dan orang ini dilemparkan ke
penjara sampai dia melunasi seluruh utangnya. Pengampunannya dicabut karena penyesalannya palsu.
Apakah kalian mengikuti saya?
Now we need to go
to page 9. The work in the Most Holy Place of the sanctuary.
Now the sinner was
forgiven and cleansed in the Holy Place ministration, that's clear in your mind,
right? The Holy Place, you know the righteousness of Christ is placed to your
account, God looks upon you as if you had never sinned. So the sinner is cleansed
from the sin, but where is the problem now?
The sin, the
forgiven sin is transferred to where? It's transferred to the sanctuary. And as
a result, the sanctuary is what? The sanctuary is defiled because sin defiles.
Now here's the question: how do we know if a person was
truly sorry for sin? I've mentioned this before. The change in the life reveals
the genuineness of repentance. For this reason ~ and you have the text here in your syllabus
~ the judgment is according to our
works. We are saved by grace through faith,
but we will be judged by our works because works reveal whether faith is
genuine or not.
Nah, kita
perlu ke hal. 9. Pekerjaan di Bilik Mahakudus Bait Suci.
Nah,
orang berdosa diampuni dan disucikan di pelayanan Bilik Kudus, apakah itu jelas
bagi kalian? Bilik Kudus, kalian tahu, kebenaran Kirstus diperhitungkan sebagai
milik kita, Allah memandang kita seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa.
Jadi orang yang berdosa disucikan dari dosa, tetapi masalahnya di mana
sekarang?
Dosanya,
dosa yang sudah diampuni itu dipindahkan ke mana? Dipindahkan ke Bait Suci. Dan
akibatnya Bait Suci menjadi apa? Bait Suci menjadi najis karena dosa membuat
najis.
Sekarang,
pertanyaannya: bagaimana kita tahu apakah seseorang benar-benar menyesali
dosanya? Saya telah menyinggung ini sebelumnya. Perubahan dalam hidup
menyatakan kesungguhan pertobatan. Karena alasan ini ~ dan ayatnya ada di silabus kalian ~
penghakiman itu berdasarkann perbuatan kita. Kita diselamatkan kasih karunia melalui iman, tetapi kita
akan dihakimi menurut perbuatan kita karena perbuatan menyatakan apakah iman
kita sungguh-sungguh atau tidak.
And you know the
interesting thing is for those who say it's grace, grace alone, works mean
nothing, your lifestyle means nothing. Have you ever read the parables of Jesus?
After Jesus gave the signs of His Second
Coming, He gave several parables.
· He gave a parable for example of the Ten Virgins. Does having your lamp lighted and giving light
have anything to do with your final destiny? Absolutely!
· Does the way in which you use your talents determine where you
will be in the day of judgment? Yes!
· Does the way that you treat others in the name of Jesus
determine your eternal destiny? The sheep and the goats.
All of the parables
have to do with lifestyle issues. They will determine your eternal destiny, because
~ not because those things save you ~
but those
things show if you’re truly repentant and accepted Jesus as your Savior and as
your Lord.
Dan
kalian tahu, yang menarik ialah ada mereka yang berkata kasih karunia, kasih
karunia saja, perbuatan tidak berarti, pola hidup tidak berarti. Pernahkah
kalian membaca perumpamaan-perumpamaan Yesus? Setelah Yesus memberikan
tanda-tanda KedatanganNya yang Kedua, Dia memberi beberapa perumpamaan.
· Misalnya perumpamaan Sepuluh Anak Dara. Apakah
memastikan lampu kita menyala dan memberikan terang berkaitan dengan nasib kita
yang terakhir? Tentu saja!
· Apakah cara kita memakai talenta kita menentukan di
mana kita akan berada pada hari penghakiman? Ya!
· Apakah cara kita memperlakukan orang lain dalam
nama Yesus menentukan nasib kekal kita? Domba dan kambing.
Semua
perumpamaan ini berkaitan dengan isu pola
hidup. Mereka akan
menentukan nasib kita yang kekal karena ~ bukan karena hal-hal
itu menyelamatkan kita ~ tetapi hal-hal
itu membuktikan apakah pertobatan kita sungguh-sungguh dan kita benar-benar
menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.
Middle of the page.
Only those who have claimed Jesus come in review in the pre-advent investigative
judgment. Judgment begins at the house of God. In other words, unbelievers
are not dealt with in the investigative judgment before the Second Coming,
only those who have claimed Jesus.
At the Second
Coming ~ we know this ~
Jesus will take the faithful to Heaven.
So the judgment must have taken place before. And there's no urgency to
judge the wicked, because the wicked are going to be judged when? After the
Second Coming during the Millennium.
Bagian
tengah halaman. Hanya mereka yang sudah mengklaim Yesus yang diperiksa dalam
penghakiman investigasi pra-kedatangan kedua. Penghakiman dimulai dari rumah
Allah. Dengan kata lain, orang-orang
tidak percaya tidak diperiksa dalam penghakiman investigasi sebelum Kedatangan
Kedua, hanya mereka yang sudah mengklaim Yesus.
Pada
Kedatangan Kedua ~ kita tahu ini ~ Yesus akan membawa orang-orang yang setia ke
Surga. Maka penghakiman harus terjadi sebelumnya. Dan tidak ada alasan mendesak
untuk menghakimi orang-orang jahat karena orang-orang jahat akan dihakimi
kapan? Setelah Kedatangan Kedua selama Millenium.
Let me read you
this statement from Ellen White. Christ's Object
Lessons page 310, “It is while men are still dwelling upon the
earth that the work of investigative judgment takes place in the courts of
heaven. The lives of…”
how many? “… all His
professed followers…” who are the only ones examined? Those
who put their sins in the sanctuary through the blood, right? Those who
transferred their sins through the blood of Jesus to the sanctuary and that
cleansed the sinner, but it defiled the sanctuary. So does the sanctuary need
to be cleansed at some point? Absolutely! So she says,
“…The lives of all His professed followers pass in review before God. All are examined
according to the record of the books of heaven, and according to his deeds, the destiny of each
is forever fixed.”
Saya akan membacakan pernyataan ini dari Ellen
White, Christ’s Object Lessons hal. 310, “…Sementara manusia masih hidup di bumi,
pekerjaan penghakiman investigasi terjadi di pengadilan di Surga. Hidup…” berapa banyak orang? “…semua orang yang mengaku sebagai
pengikutNya…” hanya siapa
yang diperiksa? Mereka yang menempatkan dosa-dosa mereka di Bait Suci melalui
darah, benar? Mereka yang dosa-dosanya dipindahkan ke Bait
Suci melalui darah Yesus, dan itu membuat orang yang berdosa tersebut
menjadi suci, tetapi itu menajiskan Bait Suci. Jadi tidakkah suatu saat Bait
Suci perlu dibersihkan? Tentu saja! Jadi Ellen White berkata,
“…Hidup semua orang yang mengaku sebagai pengikutNya, diperiksa di hadapan
Allah. Semua diperiksa menurut catatan kitab-kitab di Surga, dan sesuai
perbuatannya, nasib setiap manusia ditentukan untuk selama-lamanya.”
Now do we need to fear
the judgment? No!
You notice I have here a New Jersey Transit. When I lived in New
Jersey I was the Youth Director, I used to go to New York on the path of the New
Jersey Transit, because it was much better than trying to park your car in New
York. So some of you know what that's like, it's a nightmare. So you know, they had a way where you could just
get on the train. You purchase a ticket, get on the train, they wouldn't ask
for the ticket at the entrance. You take your seat and then the attendant, you
know, would come through the train and he would punch your card, you know, if
you had paid for your ticket. Do you think that when I was sitting there, and I
had bought my ticket and the attendant is coming by me, and I, “Oh, no! the
attendant is coming!” You think I was scared? No! Why wasn't I afraid of him
examining my ticket? Because I have the ticket, I bought the ticket, right? Who
had a reason to be scared? The one who didn't buy the ticket.
And so we have
nothing to fear in the judgement if we are in Christ’s. If we're outside of
Christ, if our repentance wasn't
sincere, and we have something to hide, then we do have a reason to fear. And
we must make things right before that time.
Nah,
apakah kita perlu takut pada penghakiman? Tidak!
Kalian lihat di sini saya punya
karcis New
Jersey Transit. Ketika saya tinggal di
New Jersey saya menjabat Youth Director
(Direktur Orang-orang Muda), saya suka ke New York naik New Jersey Transit, karena ini jauh lebih baik daripada
berusaha mencari tempat parkir buat mobil kita di New York. Beberapa dari
kalian tahu bagaimana itu, mengerikan. Jadi kalian tahu, mereka ada cara di
mana orang bisa naik ke atas kereta begitu saja. Kita beli karcisnya, naik ke
atas kereta, mereka tidak akan menanyakan karcis itu di pintu masuk. Kita ambil tempat duduk kita dan
kemudian petugasnya akan datang keliling ke seluruh
kereta dan dia akan melubangi karcis kita, kalau kita sudah membeli karcisnya.
Menurut kalian ketika saya duduk di sana dan saya sudah membeli karcisnya dan
petugas itu berjalan ke arah saya, apakah saya berkata, “Astaga! Petugasnya
datang!” Menurut kalian apakah saya ketakutan? Tidak! Mengapa saya tidak takut
dia memeriksa karcis saya? Karena saya sudah punya karcis, saya sudah membeli
karcisnya, benar? Siapa yang punya alasan untuk takut? Mereka yang tidak
membeli karcis.
Jadi kita
tidak perlu takut apa-apa dalam penghakiman itu jika kita adalah milik Kristus.
Jika kita di luar Kristus, jika pertobatan kita tidak tulus, dan ada sesuatu
yang kita sembunyikan, maka kita punya alasan untuk merasa takut. Dan kita
harus membereskan ini sebelum waktu itu tiba.
So in the Most Holy
Place the sanctuary is defiled by all of these confessed sins that have come
into the sanctuary through the blood. So the Most Holy Place needs to be
cleansed. So that requires a work of examination to see who is entitled to
having their sins deleted from the sanctuary.
Now here comes a
very important question, does God really need a judgment? And of course the
obvious answer to that question is no, God does not need a judgment. Does God
know who is a genuine believer and who is a counterfeit believer? Of course He
does. So what is the purpose of the judgment? The purpose of the judgement is to
inform the universe. See this is a cosmic problem we're involved here.
It's not just a problem with this world. The whole universe needs to know that God acted
correctly in the case of every single individual. Is everybody who has
claimed the name of Jesus a true
believer? No!
· Is there wheat and are there tares in the church? Do the tares
look a lot like the wheat? Absolutely! At least for a long time till the very
end.
· Does the casting of the gospel net only gather good fish? The
casting of the net by the way is the preaching of the gospel, the fishermen are the preachers, and
the boat is the church, and the fish are the believers and the unbelievers, and
the sea represents the sea of humanity.
So Jesus says, “Follow Me and I will make you…” what?
“…fishers of men.” So you throw the gospel net and it gathers only good
fish? No! It gathers both good and bad fish.
· Are there wise and foolish virgins in the church? Yes.
· Does the wedding hall gather guests with the garment and those
who don't have the garment? Yes.
· Are there those who claim the name “Lord, Lord”, but Jesus will
not recognize them? Yes.
· Even among the clergy are there individuals who appear as
ministers of righteousness that will be found wanting?
· Are there those who have the form of godliness but don't have
the power of godliness? Absolutely!
So what is
necessary? It's necessary to make a work of what? Separation, of those who were
true believers from those who were counterfeit believers.
Jadi
Bilik Mahakudus di Bait Suci menjadi najis oleh semua dosa yang telah diakui
yang masuk ke Bait Suci melalui darah. Jadi Bilik Mahakudus itu perlu dibersihkan.
Maka ini membutuhkan suatu pekerjaan pemeriksaan untuk melihat siapa yang
dosanya layak dihapuskan dari Bait Suci.
Nah di
sini ada pertanyaan yang sangat penting. Apakah Allah sebenarnya memerlukan
penghakiman itu? Dan tentu saja jawaban yang pasti kepada
pertanyaan itu ialah tidak, Allah tidak perlu dengan
penghakiman itu. Apakah Allah tahu siapa orang percaya yang
sungguh-sungguh dan siapa yang palsu? Tentu saja Dia tahu. Jadi apa tujuan
penghakiman ini? Tujuan penghakiman
ini ialah untuk memberitahu alam semesta. Lihat, kita ini
terlibat dalam masalah alam semesta. Ini bukan hanya problem dunia ini. Seluruh alam semesta perlu tahu
bahwa Allah telah bertindak benar dalam kasus setiap individu.
Apakah setiap orang yang mengklaim nama Yesus orang percaya yang
sungguh-sungguh? Tidak.
· Apakah di dalam gereja ada gandum dan lalang?
Apakah lalang itu penampilannya sangat mirip gandum? Tentu saja! Paling tidak
untuk masa yang lama hingga saat terakhir.
· Apakah ditebarkannya jala Injil hanya menjala
ikan-ikan yang baik? Ditebarkannya jala itu ialah dikabarkannya Injil, para
nelayan adalah para pengkhotbah, dan perahunya ialah gereja, dan ikan-ikan
ialah orang-orang percaya dan orang-orang tidak percaya, dan lautnya
melambangkan laut kemanusiaan. Jadi Yesus berkata, “Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan
kamu…” apa? “…penjala manusia.” Jadi jala injil ditebarkan, dan itu hanya menjala
ikan-ikan yang baik? Tidak! Itu menjala ikan yang baik maupun ikan yang tidak
baik.
· Apakah ada anak-anak dara yang bijak dan yang bodoh
di dalam gereja? Ya.
· Apakah di dalam ruang pesta perkawinan terkumpul
tamu-tamu yang berpakaian pesta dan mereka yang tidak mengenakan pakaian pesta?
Ya.
· Apakah ada mereka yang mengklaim nama “Tuhan,
Tuhan!” tetapi tidak dikenali Yesus? Ya.
· Bahkan di antara hamba-hamba Allah, apakah ada
orang-orang yang tampil sebagai hamba kebenaran yang akan kedapatan tidak
benar?
· Apakah di sana ada mereka yang memiliki penampilan
saleh tetapi tidak memiliki kuasa kesalehan? Pasti!
Jadi apa
yang diperlukan? Perlu mengadakan suatu pekerjaan apa? Pemisahan, atas mereka
orang-orang percaya yang benar dari mereka yang palsu.
After the judgement
is finished, after the genuineness of repentance of each is determined by their
life whether they truly repented, confessed sin, and by a change of life showed
that it was genuine; when every last case is decided, then all of those sins
will be taken from the sanctuary, corporately. And who will be waiting at the
door of the tabernacle of meeting, so to speak? That nasty he-goat called
Azazel, we call him the scapegoat.
Leviticus 16:7 says that he's there at the entrance to the tabernacle of
meeting.
Setelah
penghakiman selesai, setelah ketulusan pertobatan setiap orang ditentukan oleh
hidup mereka apakah mereka benar-benar bertobat, mengakui dosa, dan adanya perubahan dalam hidupnya membuktikan
pertobatan itu sungguh-sungguh; ketika kasus yang terakhir telah diputuskan,
maka semua dosa itu akan diangkat dari Bait Suci, secara sekaligus semuanya.
Dan siapa yang akan menunggu di pintu pertemuan jemaat, katakanlah begitu?
Kambing jantan yang keji yang disebut Azazel, kita menyebutnya kambing hitam.
Di Imamat 16:7 dikatakan bahwa dia berada di sana di pintu masuk tempat pertemuan jemaat.
Now some people ask
the question, “How can you say, Pastor Bohr, that there's something in Heaven that
defiles?”
You know, that's
one of the arguments that's used against Adventist. They say, “How can you say that in the
heavenly sanctuary there's something that's defiled, if it's such a holy beautiful
Most Holy Place, how can there be something that defiles?”
And my answer
always is, that first of all the Bible says it's defiled, “unto 2300 days, and the sanctuary shall be cleansed” which means it must be defiled. Hebrews
9:23 says that the heavenly things need to be cleansed with better
sacrifices than the Old Testament system, so the heavens need to be cleansed.
But over and above that, I used the example of Christ. Was Christ absolutely
beautifully perfect and holy? And yet did He bear sin? Did something so holy
bear sin upon Himself? Yes, because it was imputed to Him. It did not belong to
Him. So since sin in the sanctuary do not belong to the
sanctuary, they are imputed to the sanctuary, they are given to
the sanctuary, until they can be put on the originator and the instigator, and
the true guilty party. Are you with me?
Nah, ada
yang bertanya, “Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa ada sesuatu di Surga yang
membuat najis, Pastor Bohr?”
Kalian
tahu, itu salah satu argumentasi yang dipakai terhadap orang Advent. Mereka
berkata, “Bagaimana kalian bisa berkata di Bait Suci surgawi ada sesuatu yang menjadi najis
jika itu tempat yang begitu indah dan suci, Bilik Mahakudus, mana mungkin ada
sesuatu yang membuat najis?”
Dan jawaban
saya selalu ialah, pertama Alkitab
yang mengatakan bahwa Bait Suci itu sudah dinajiskan, “…‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat
kudus itu akan dibersihkan.’ (Dan 8:14) …” artinya
tentunya itu sudah dinajiskan.
Ibrani 9:23 mengatakan
bahwa benda-benda surgawi perlu dibersihkan dengan kurban-kurban yang lebih
baik daripada sistem Perjanjian Lama. Berarti Surga perlu dibersihkan. Tetapi di atas
semua itu, saya memakai contoh Kristus. Apakah Kristus luar biasa indahnya dan
sempurnanya dan suci? Namun bukankah Dia memikul dosa? Apakah sesuatu yang Dirinya begitu suci memikul dosa? Ya, karena dosa-dosa itu
diperhitungkan kepadaNya, itu bukan milikNya sendiri. Maka karena dosa-dosa di dalam Bait Suci
bukan milik Bait Suci itu sendiri, mereka diletakkan di Bait Suci itu,
mereka diberikan kepada Bait Suci itu, sampai saatnya dosa-dosa itu bisa dikembalikan pada si pencipta dan penyulutnya, pihak yang benar-benar
bersalah. Apakah kalian mengikuti saya?
And so what happens
now? All the sins that were truly repented of, confessed of people who trusted
in Jesus, that was shown by their life that they truly embraced Jesus, all of
their sins will be placed upon whom? Will be placed upon the head of the
originator and instigator and perpetuator of sin: Satan.
And for those who
say, “Well, how can you say that the sins are placed upon Satan? Satan does not
forgive sin.”
The sins that were placed on the
scapegoat had already been forgiven by the blood of the first goat. The scapegoat does not forgive sin. The scapegoat simply suffers the final
retribution for the sins that he led God's people to commit. But the
sin was forgiven before this. Furthermore the blood of the scapegoat is not
shed. The Bible says, “without the shedding of blood there
can be no…” what? “…no forgiveness of sin.” So the scapegoat does not forgive sin.
Maka apa
yang terjadi sekarang? Semua dosa yang sungguh-sungguh ditobati, diakui, oleh
mereka yang mempercayai Yesus, yang hidupnya membuktikan bahwa mereka sungguh-sungguh
mengikuti Yesus, semua dosa mereka ini akan ditempatkan di mana? Akan
ditempatkan di atas kepala si pencipta dan penyulut dosa: Setan.
Dan bagi
mereka yang berkata, “Nah, bagaimana Anda bisa mengatakan dosa-dosa itu
ditempatkan pada Setan? Setan tidak mengampuni dosa.”
Dosa-dosa yang ditempatkan pada
kambing hitam adalah dosa-dosa yang sudah diampuni oleh darah kambing yang
pertama. Kambing hitam itu tidak
mengampuni dosa. Kambing hitam itu
semata-mata harus memikul ganti rugi terakhir bagi dosa-dosa umat Allah yang
mereka buat di bawah pimpinannya. Tetapi dosa-dosa itu sudah diampuni
sebelumnya. Lebih lanjut, darah kambing hitam itu tidak dicurahkan. Alkitab
berkata, “tanpa penumpahan darah tidak mungkin ada…” apa? “…tidak mungkin ada pengampunan dosa…” (Ibrani 9:22). Jadi kambing hitam itu tidak mengampuni dosa.
And by the way more and
more non-Adventist scholars are coming to the conclusion that the scapegoat
does represent Satan. Previously they believed that, you know, the
scapegoat was just another way of speaking about how Christ was going to finally
dispose of sin, but now they're coming to the conclusion that the scapegoat
really does represent Satan, and Satan has something to do with the final
disposition of sin, they're finally
coming around. And by the way in your syllabus you have one and a half pages of
quotations from those scholars ~ a little bit later on ~ non-Adventist scholars
that you can use in your Bible studies with people. These are non-Adventists:
Presbyterians, Anglicans, you know, Lutherans, that are saying this, they're finally
recognizing that the scapegoat represent Satan. And of course we're
going to find that the final fulfillment of this is when this angel descends
from Heaven with a chain in his hand and
chains the Devil to planet Earth for a thousand years, in a land that is like a
wilderness where there are no inhabitants.
Nah, semakin banyak pakar-pakarAlkitab yang non-Advent yang tiba pada
kesimpulan bahwa kambing hitam ini benar melambangkan Setan. Sebelumnya yang mereka
meyakini, kalian tahu, ialah kambing
hitam ini hanyalah cara lain untuk mengatakan bagaimana Kristus akhirnya akan
membuang dosa, tetapi sekarang mereka tiba pada kesimpulan bahwa kambing hitam
itu benar-benar melambangkan Setan, dan Setan terkait pembuangan terakhir dari
dosa, akhirnya mereka mengerti. Dan ketahuilah di silabus kalian sedikit lebih
jauh ada satu setengah halaman kutipan dari pakar-pakar non-Advent ini yang
bisa kalian pakai dalam diskusi Alkitab kalian dengan orang-orang lain. Mereka
itu semuanya non-Advent:
Presbyterian, Anglikan, Lutheran, yang mengatakan ini, akhirnya mereka mengakui bahwa kambing hitam itu
melambangkan Setan. Dan tentu saja kita akan melihat penggenapan
terakhir dari hal ini ketika satu malaikat turun dari Surga dengan sebuah
rantai di tangannya dan membelenggu Iblis ke planet Bumi selama 1000 tahun, di
tempat yang seperti padang belantara di mana tidak ada kehidupan.
And then we come to
the final step. After the thousand years of the experience of the scapegoat, then
Jesus will come to dwell forever in our camp. Where did we begin this process? We
began this process in the Camp. Where does the process end? In the Camp. Notice Revelation 21:2-4, “ 2 Then I, John, saw the holy city, New Jerusalem, coming
down out of heaven from God, prepared as a bride adorned for her
husband. 3 And I heard a loud voice from heaven saying, ‘Behold, the
tabernacle of God is with
men, and He will dwell with them…” notice “…the tabernacle of
God is…” what? “…with men…” do you remember when Jesus came, it says, “The Word was made flesh and He…” what? “…He dwelt, He
tabernacled among us.” Here it says the tabernacle of God is with men, “…and He will dwell with them…” the word “dwell” is the same word that is used in John
1:14, He will dwell with them, “…and they shall be His people. God Himself
will be with them and be their
God. 4 And God will wipe away every tear from their eyes; there
shall be no more death, nor sorrow, nor crying. There shall be no more
pain, for the former things have passed away.’…”
And then the plan
of salvation will be finished. Isn't that magnificent to look at all of the
steps of the Messiah's work?
Kemudian
kita tiba di langkah terakhir. Setelah pengalaman 1000 tahun kambing hitam,
lalu Yesus akan datang untuk selamanya tinggal di perkemahan kita. Di mana kita
memulai proses ini? Kita mulai proses ini di Perkemahan. Di mana proses ini
berakhir? Di Perkemahan.
Simak Wahyu 21:2-4, “2 Dan aku, Yohanes,
melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya. 3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring
dari takhta itu berkata: ‘Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia
dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka…”
simak “…kemah Allah…” apa? “…ada di tengah-tengah manusia…” apakah kalian ingat ketika Yesus datang
ke dunia dikatakan, “ Firman itu telah menjadi daging dan Dia
…” apa? “…Dia diam,
Dia bertabernakel di antara kita”. Di sini dikatakan “…kemah (tabernakel) Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka…” kata “diam” adalah kata yang sama yang
dipakai di Yohanes 1:14, “Dia diam”
bersama mereka. “…Mereka akan menjadi
umat-Nya dan Allah sendiri akan menyertai
mereka, dan menjadi Allah mereka. 4 Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak
akan ada lagi; tidak akan ada lagi duka,
atau ratap tangis. Tak akan ada lagi sakit,
sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’…"
Lalu
rancangan keselamatan akan selesai. Bukankah itu luar biasa melihat semua
langkah pekerjaan Sang Messias?
So let me ask you
which of the steps is most important?
· Would it be His life?
· Would it be His death?
· Would it be His
resurrection?
· Would it be His
intercession?
· Would it be the process of cleansing the heavenly sanctuary?
· Would it be the placing of the sins on the scapegoat?
· Would it be coming to dwell with us forever?
Which would be the
most important? Listen, if Jesus dies on the cross and He doesn't come back to
dwell with us, it kind of defeats the purpose. Doesn't Jesus come to do what He
does so that He can be with us forever? Of course! So salvation is a process. It is
not simply a historical event.
So did you
understand what we studied? Foundational for what we're going to take a look
at.
Coba saya
tanya langkah yang mana yang paling penting?
· Apakah hidupNya?
· Apakah matiNya?
· Apakah kebangkitanNya?
· Apakah perantaraanNya?
· Apakah proses pembersihan Bait Suci surgawi?
· Apakah penempatan dosa-dosa pada kambing hitam?
· Apakah kedatanganNya untuk
berdiam bersama kita selamanya?
Yang mana
yang paling penting? Dengarkan, jika Yesus mati di salib tapi Dia tidak datang
kembali untuk hidup bersama kita, itu sepertinya tujuannya gagal. Tidakkah
Yesus datang melakukan apa yang dilakukanNya agar Dia bisa selamanya hidup
bersama kita? Tentu saja! Jadi keselamatan itu suatu proses. Itu bukan
semata-mata suatu peristiwa sejarah.
Nah,
apakah kalian sudah mengerti apa yang kita pelajari? Itu adalah dasarnya untuk
apa yang akan kita simak selanjutnya.
Now let's go to
page 13 in our syllabus and let's review the tour of Messiah's house and then I
will share with you some interesting information about Desire of Ages and then we're going to take a look at the fact that the book of
Revelation is patterned after the order of the sanctuary. Well, it's a
whole book step by step you're moving through the sanctuary in its proper order
I might mention.
· Now in the Camp what did Jesus do? He wove a perfect robe of
righteousness by His perfect obedience.
· What did He do at the Altar of Sacrifice? He paid for the
penalty of sin.
· What did He do at the Laver? He resurrected from the dead in
order to begin His new function in the
Holy Place.
· What does He do in the Holy Place?
o Ah, He intercedes for those who come in repentance, confession,
and trusting in Him,
o and He places those sins where? In the sanctuary covered by the
blood.
o And the sanctuary is what? The sanctuary is defiled.
· What does He do in the Most Holy Place? In the Most Holy Place
He examines the sincerity of repentance, the genuineness of repentance. And how
is repentance shown to be genuine? By our lifestyle, by our works, that's
right.
· And then when every case is decided and it's been revealed who
are truly members of the kingdom of Jesus, then what's going to happen with all
those sins that defiled the sanctuary? They're going to be placed upon the head
of the originator and the instigator of sin, and he will be exiled to an empty
planet earth for a thousand years.
· And then Jesus will return to the Camp to dwell with His people forever.
Sekarang
mari kita ke hal. 13 silabus kita dan mari kita ulangi Tour di rumah Messias,
kemudian saya akan membagikan informasi yang menarik mengenai Desire of Ages, dan
kemudian kita akan menyimak fakta bahwa kitab
Wahyu itu dipola mengikuti urutan Bait Suci. Nah, seluruh kitab itu
langkah demi langkah, kita akan menyusuri Bait Suci dalam urutannya yang tepat.
· Nah, di Perkemahan apa yang dilakukan Yesus? Dia
menenun jubah kebenaran yang sempurna dengan kepatuhanNya yang sempurna.
· Apa yang dilakukannya di Mezbah Kurban? Dia membayar
hukuman dosa.
· Apa yang dibuatnya di Bejana Pembasuh? Dia bangkit
dari yang mati untuk memulai fungsi baru berikutnya di Bilik Kudus.
· Apa yang dibuatNya di Bilik Kudus?
o
Ah, Dia
menjadi perantara bagi mereka yang datang dengan pertobatan, pengakuan, dan menaruh
percaya mereka dalam DiriNya,
o
dan dia
menempatkan dosa-dosa itu di mana? Di Bait Suci, tertutup oleh darahNya.
o
Dan Bait
Suci menjadi apa? Bait Suci menjadi najis.
· Apa yang dilakukanNya di Bilik Mahakudus? Di Bilik
Mahakudus Dia memeriksa ketulusan pertobatan, kesungguhan pertobatan. Dan
bagaimana pertobatan terbukti kesungguhannya? Melalui pola hidup kita, melalui
perbuatan-perbuatan kita, tepat sekali.
· Kemudian ketika setiap kasus sudah diputuskan dan
sudah dinyatakan siapa yang benar-benar anggota kerajaan Yesus, lalu apa yang
akan terjadi pada semua dosa yang telah membuat najis Bait Suci? Dosa-dosa itu
akan diletakkan di atas kepala si pencipta dan penyulut dosa, dan dia akan
disingkirkan ke planet Bumi yang kosong selama seribu tahun.
· Lalu Yesus akan kembali ke Perkemahan untuk hidup
bersama dengan umatNya untuk selamanya.
Now the next
section The Desire of Ages and Acts of the Apostles we're going to see that
Ellen White follows the order of the sanctuary.
The Desire of Ages describes the first three steps of
Jesus in the Camp and in the Court, the
first three steps. The four Gospels also described the first three steps of the
sanctuary ministration, and only briefly touch upon the fourth which is the
work of Jesus in the Holy Place of the sanctuary. And you can see here the list.
· His life is in Desire of Ages page 19 - page 758.
· His death Desire of Ages 758-768.
· His burial 769–778.
· His resurrection Desire of Ages 779–787
· Then He spends 40 days on earth, that's described in Desire of Ages 788–828.
· And then His ascension is
the last part of Desire of Ages 829-836.
Sekarang
bagian berikutnya, The Desire of Ages dan Acts of
the Apostles, kita akan melihat bahwa Ellen
White mengikuti urut-urutan Bait Suci.
The
Desire of Ages menggambarkan ketiga langkah
Yesus yang pertama di Perkemahan dan di Pelataran, tiga langkah yang pertama.
Keempat Injil juga menggambarkan ketiga langkah pertama dari pelayanan Bait
Suci, dan hanya menyinggung sedikit tentang yang keempat yaitu pekerjaan Yesus
di Bilik Kudus di Bait Suci. Dan kalian bisa melihat daftarnya di sini.
· HidupNya ada di Desire of
Ages hal. 19-758
· KematianNya Desire of
Ages hal. 758-768
· PenguburanNya hal. 769-77
· KebangkitanNya Desire of
Ages hal. 779-787
· Kemudian Dia melewatkan 40 hari di bumi, itu
digambarkan di Desire of Ages hal. 788-828
· Lalu KenaikanNya ke Surga adalah bagian terakhir
dari Desire of Ages hal.
829-836.
And then of course
you have to go to the book Acts of the Apostles
which is the next book in the series, to find the next function of Jesus in the
sanctuary which is His work in the Holy Place
and that's found in Acts of the Apostles
the chapter titled “Pentecost” and the chapter titled “the Gift of the Spirit”.
I thought it'd be
interesting to add that. So that you see that Ellen White in Desire of Ages and Acts of the Apostles is following the exact order of the events that
we took a look at.
Lalu
tentu saja kita harus ke buku Acts of
the Apostles yang adalah buku berikutnya
dalam seri ini untuk melihat fungsi Yesus berikutnya di Bait Suci, yaitu
pekerjaanNya di Bilik Kudus, dan itu ditemukan di Acts of the Apostles, bab
berjudul “Pentecost” dan bab berjudul “The Gift of the
Spirit” (Karunia Roh).
Menurut
saya menarik untuk menambahkan ini agar kita bisa melihat bahwa Ellen White di Desire of Ages dan Acts of the Apostles
mengikuti urut-urutan yang sama dari peristiwa-peristiwa yang sudah kita simak.
Now let's follow
Jesus in the book of Revelation, through His
house step-by-step.
First of all we're
going to begin by His work in the Camp and in the
Court. In the book of Revelation the work of Christ in the Camp and in
the Court has faded from view. Why is
there not a lot of emphasis in the book of Revelation on the first three stages
of the ministry of Christ? Because the focus of Revelation is what He
does after that. Let’s continue. The
purpose is to highlight the heavenly Ministry of Jesus but there is a brief
allusion at the very beginning of the book to His work in the Camp and in the Court. Notice Revelation 1:5 the tense of the verbs,
“ 4 John,
to the seven churches which are in Asia: Grace to you and peace from Him who is and who was and
who is to come, and from the seven Spirits who are before His
throne, 5 and from Jesus Christ, the
faithful witness, the firstborn from the dead…” what would that be referring to? The third function, right?
His resurrection,
“…and the ruler over the kings of the earth. To Him who…” what tense is the verb? Past,
“…loved us and…” what? “…washed…” that’s past,
“…washed us from our sins in His own blood, 6 and has made
us kings and priests to His God and Father, to Him be glory and dominion forever
and ever. Amen.”
Nah, mari
kita ikuti Yesus di kitab Wahyu, menelusuri rumahNya langkah demi langkah.
Pertama-tama kita akan mulai dengan pekerjaanNya di Perkemahan dan
di Pelataran. Di kitab Wahyu, pekerjaan Kristus di Perkemahan
dan di Pelataran sudah agak kabur
dari pandangan. Mengapa di kitab Wahyu tidak ada banyak
penekanan pada ketiga tahap yang pertama dari ministri Kristus? Karena fokus kitab Wahyu ialah
pada apa yang dilakukanNya setelah itu. Mari kita lanjutkan. Tujuannya ialah
menekankan pada ministri
surgawi Yesus. Tetapi di sana di bagian awal kitab itu
disinggung singkat tentang pekerjaanNya di Perkemahan dan di Pelataran. Simak
Wahyu 1:5, keterangan waktu kata kerjanya, “4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia
kepadamu dan damai sejahtera dari Dia, yang sekarang ada dan yang dulu ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh Roh yang ada di
hadapan takhta-Nya. 5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang sulung bangkit dari antara orang mati…” ini mengacu kepada apa? Fungsi yang ketiga,
benar? KebangkitanNya, “…dan penguasa atas raja-raja bumi. Bagi
Dia, yang…” apa
keterangan waktu kata kerjanya? Waktu lampau, “…telah mengasihi kita dan…” apa? “…yang telah membasuh…” waktu lampau, “…telah membasuh kita dari dosa
kita oleh darah-Nya
6 dan yang telah membuat kita
menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah dan Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”
So as the book
begins is there an allusion to the work that Jesus performed on earth?
Absolutely! Also the end of chapter 1, 1:17-18 it says there, John sees this Majestic
Angel that comes before him which is none other than Jesus Christ by the way, this
is Michael the Archangel, this is God actually, it says, “17 And when I saw Him,
I fell at His feet as dead. But He laid His right hand on me,
saying to me, ‘Do not be
afraid; I am the First
and the Last. 18 I am He who lives, and was dead,
and behold, I am alive
forevermore. Amen. And I have the keys
of Hades and of
Death.” So is there clear
allusion here to the death and resurrection of Christ? Absolutely!
So at the very beginning of the book you have a reference to the
death and the resurrection of Jesus. But it's not the central focus of the
book.
Maka di
bagian awal kitab Wahyu apakah disinggung tentang pekerjaan yang dilakukan
Yesus di dunia? Betul sekali! Juga di bagian akhir pasal 1, ayat 17-18, dikatakan
di sana, Yohanes melihat Malaikat Agung ini yang datang ke hadapannya, yang tak
lain adalah Yesus Kristus, ini adalah Mikhael Penghulu Malaikat, ini
sesungguhnya adalah Allah. Dikatakan,
“17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya padaku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah
Yang Awal dan Yang Akhir, 18 Akulah
Dia yang hidup, yang telah mati, dan lihatlah, Aku hidup selama-lamanya. Amin. Dan Aku memegang kunci-kunci kubur dan maut…” Jadi apakah disinggung secara jelas di
sini kepada kematian dan kebangkitan Kristus? Tepat sekali!
Jadi
pada bagian paling awal dari kitab Wahyu ada referensi kepada kematian dan
kebangkitan Yesus. Tapi itu bukanlah fokus inti kitab ini.
By the way, in the
rest of the book you also find allusions to this: chapter 5 you'll find the
Lamb that presents Himself before the throne; chapter 7, you know, the great multitude is worshiping they're
singing a song in honor of the Lamb. It doesn't mean that His death is not mentioned in the rest of the
book, it means that it's not the central focus of the rest of the book. So the book
of Revelation does not dwell on the work that took place in the Camp and in the
Court. It begins actually with the work
of Jesus in the Holy Place after His
life, His death, and His resurrection.
Nah, di
sisa kitab Wahyu, kita juga akan melihat disinggungnya ini: pasal 5
ada Anak Domba yang mempersembahkan DiriNya di depan takhta; pasal 7
kalian tahu ada kumpulan besar yang sedang beribadah dan mereka sedang
menyanyikan nyanyian untuk menghormati Anak Domba. Tidak berarti di sisa kitab
Wahyu kematianNya tidak disinggung, tapi artinya itu bukan fokus inti di sisa
kitab Wahyu. Jadi kitab Wahyu
tidak membahas pekerjaan yang terjadi di Perkemahan dan di Pelataran. Mulainya
dengan pekerjaan Yesus di Bilik Kudus setelah hidupNya,
kematianNya, dan kebangkitanNya.
We have first of
all in the book of Revelation the series on the Churches. Where is Jesus to be
found in the series on the Churches from Revelation 1 through Revelation chapter
3? The Bible says that He is walking among the seven candlesticks.
Wow! Where were the candlesticks? They were in the Holy Place of the sanctuary. You know there are people who
say when Jesus went to Heaven He went directly into the Most Holy Place, like
somehow He just jumped over the Holy Place. No! He has an order in His events. See, He lives, He dies, He
resurrects, He intercedes, He judges, He puts the sins on Azazel, then He comes
back to dwell with His people. He
doesn't bypass the Holy Place ministry. He performs that work as well.
Pertama-tama
di kitab Wahyu kita melihat seri Jemaat. Di mana Yesus ditemukan dalam seri
Jemaat dari Wahyu 1 hingga Wahyu 3? Alkitab berkata bahwa Dia sedang berjalan di antara ketujuh kaki dian.
Wow! Di mana kaki-kaki dian ini? Mereka ada di Bilik Kudus dari Bait Suci. Kalian
tahu, ada orang-orang yang berkata bahwa ketika Yesus naik ke Surga Dia
langsung ke Bilik Mahakudus, seakan-akan Yesus melompati saja Bilik Kudus.
Tidak! Dia punya aturan dalam peristiwa-peristiwaNya. Lihat, Dia hidup, Dia
mati, Dia bangkit, Dia menjadi perantara, Dia menghakimi, Dia meletakkan
dosa-dosa pada Azazel, kemudian Dia kembali untuk hidup
bersama umatNya. Dia tidak melompati pelayanan di Bilik Kudus. Dia melakukan
pekerjaan itu juga.
Notice Ellen White
uses this as an argument in favor of Jesus going into the Holy Place this is The
Faith I Live By page 202, “The holy places of the
sanctuary in heaven are represented by the two apartments in the
sanctuary on earth. As in vision the apostle John was granted
a view of the temple of God in
heaven, he beheld there ‘seven lamps of fire burning before the throne.’
He saw an Angel ‘having a golden censer…” and we'll come back
to that later,
“…and there was given unto Him much incense, that He
should offer it with the prayers of all saints upon the golden altar which was before the throne.’
Here…” unmistakably
“…Here the prophet was permitted to behold the first
apartment of the
sanctuary in heaven; and
he saw there the ‘seven lamps of fire’ and the ‘golden altar’, represented by the golden candlestick and the altar of incense in the sanctuary on earth.”
So notice that
Ellen White uses this as an argument that Jesus when He went to Heaven ascended to where? He ascended to the Holy Place where the seven
candlesticks were.
Simak Ellen White memakai ini sebagai bukti
membenarkan bahwa Yesus masuk ke Bilik Kudus. Ini ada di The Faith I Live By, hal. 202, “…Tempat-tempat kudus di dalam
Bait Suci dilambangkan oleh kedua bilik Bait Suci di bumi. Saat dalam
penglihatan, Yohanes diizinkan mendapat penglihatan Bait Suci Allah di Surga,
dia melihat di sana ‘Tujuh obor menyala-nyala
di hadapan takhta’ (Wah.
4:5). Dia melihat satu Malaikat ‘membawa sebuah pedupaan emas’…” dan nanti kita akan kembali kemari,
“…’Dan kepadaNya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkanNya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas yang ada di hadapan takhta itu.’ (Wah. 8:3).
Di sini…” tidak diragukan lagi, “…Di
sini nabi itu diizinkan melihat bilik yang pertama dari Bait Suci di Surga, dan
dia melihat di sana ketujuh obor api dan mezbah emas, yang dilambangkan oleh
kaki dian dari emas dan mezbah ukupan di Bait Suci di bumi.”
Jadi simak,
Ellen White memakai ini sebagai pembenaran bahwa Yesus ketika Dia naik ke
Surga, Dia ke mana? Dia naik ke Bilik Kudus di mana ketujuh kaki dian itu
berada.
Now what do the seven candlesticks represent? By the way they're
literal candlesticks in Heaven, the literal is in Heaven. What it represents
is on earth.
Okay, in the first Anchor Class I explained the principle of the literal
and the spiritual, but in Heaven there's a literal sanctuary,
folks, there's a literal candlestick there, a literal altar of incense. “So
come on, you're a literalist.” Well, that's what the Bible says, that’s what
the Spirit of Prophecy says. You know if
you're teaching some child the sanctuary, they say how is that possible? Of
course they don't say that! So we need to have childlike faith, believe what the
Bible says. Take the Bible as it's written, and the Spirit of Prophecy
as well.
So the seven literal candlesticks are in Heaven but what do they
represent on earth? They represent the Seven Churches. And what do the Seven
Churches represent? There were seven literal churches in Asia Minor, but they
actually represent ~ the number seven indicates the history of the church universal
from apostolic times till the end of time. Are you following me or not? So
basically there
are seven literal candlesticks in Heaven and those seven literal
candlesticks represent the seven literal churches on earth. But the seven
literal churches on earth represent the entire history of the Christian
Church.
Sekarang, ketujuh
kaki dian melambangkan apa? Nah, ketahuilah, mereka adalah kaki-kaki dian
yang literal di Surga. Yang literal ada di Surga. Yang dilambangkan olehnya ada di
bumi.
Oke, di Anchor Class yang pertama sudah saya jelaskan prinsip
yang literal dan yang spiritual, tetapi di Surga ada Bait Suci literal,
Saudara-saudara, ada kaki dian literal di sana, ada mezbah ukupan literal. “Ah,
yang bener, kamu seorang literalis.” Nah, itulah kata Alkitab. Itulah kata Roh
Nubuat. Ketahuilah, jika kita mengajar anak-anak tentang Bait Suci, mereka akan
bertanya, kok bisa? Tentu saja mereka tidak akan berkata begitu. Maka kita perlu memiliki iman
anak-anak, mempercayai apa kata Alkitab. Terimalah Alkitab itu
sesuai apa yang tertulis, dan Roh Nubuat begitu juga.
Jadi ketujuh kaki dian ada di Surga, tetapi apa yang
mereka lambangkan di bumi? Mereka melambangkan Tujuh Jemaat. Dan Tujuh Jemaat
itu melambangkan apa? Di Asia Kecil ada tujuh gereja literal, tetapi mereka
melambangkan ~ angka 7 mengindikasikan sejarah gereja universal dari zaman
apostolik hingga ke akhir zaman. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Jadi
pada dasarnya ada tujuh kaki dian
literal di Surga dan ketujuh kaki dian literal tersebut melambangkan tujuh jemaat (gereja)
literal di bumi. Tetapi ketujuh gereja literal di bumi melambangkan seluruh sejarah
gereja Kristen.
Now what is Jesus
doing in the midst of the candlesticks in Revelation 1? He's sitting there saying,
“Well, I hope the light doesn't go out”?
No! He's engaged, isn't He? Notice Revelation 1:12-13. “12 Then I turned to see the voice
that spoke with me. And having turned I saw seven golden lampstands, 13 and in the midst of the
seven lampstands One like
the Son of Man, clothed with a garment down to the feet and girded
about the chest with a golden band.” So Jesus is in the
midst. He's actually walking in the midst of these candlesticks. Now what is He
doing walking in the midst of the candlesticks? By the way in Heaven He's walking literally among
the candlesticks, but what that represents on earth is that He's
walking throughout the history of what? Of the Christian Church. And what is He doing? What was the purpose of
the High Priest walking among the candlesticks in the Old Testament Sanctuary?
Leviticus 24:1-4 it says there, “1 Then the Lord spoke to
Moses, saying: 2 ‘Command
the children of Israel that they bring to you pure oil of pressed olives for
the light, to make the lamps burn…” what?
“…continually…” What did the lamps need in order to burn
continually? Oil. Who needed to make
sure that they had the oil? The High Priest, that's right. So what was one of
the functions of the High Priest? To make sure that there was always oil, and
that the lamps were what? Trimmed so that the light of the lamps would never go
out. Verse 3, “…3 Outside the veil of the
Testimony, in the tabernacle of meeting, Aaron shall be in charge of it from
evening until morning before the Lord…” how? “…continually; it shall be a statute forever in
your generations. 4 He
shall be in charge of…” what? “…of the lamps on the pure gold lampstand before the Lord…” how? “…continually.’…”
Nah, apa yang dilakukan Yesus di antara kaki-kaki
dian di Wahyu 1? Dia sedang duduk sambil berkata, “Moga-moga apinya tidak
padam”? Tidak! Dia sibuk bekerja, bukan? Simak Wahyu 1:12-13. “12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara
kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari
emas. 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu Satu serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di
kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas…” Maka Yesus ada di antaranya.
Sesungguhnya Dia berjalan di antara kaki-kaki dian itu. Nah, apa yang dilakukan
Yesus berjalan di antara kaki-kaki dian? Ketahuilah di surga Dia sedang berjalan secara literal di antara
kaki-kaki dian, tetapi di
bumi itu melambangkan Dia berjalan sepanjang seluruh sejarah
apa? Sejarah gereja Kristen.
Dan
apa yang dilakukanNya? Apa tujuan seorang imam besar berjalan di antara
kaki-kaki dian di Bait Suci Perjanjian Lama? Imamat 24:1-4 dikatakan di sana, “…1 TUHAN berfirman kepada Musa, 2 ‘Perintahkanlah kepada
orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu perasan
minyak zaitun murni untuk lampu, supaya
lampu dapat menyala…” apa? “…terus menerus…” Apa
yang dibutuhkan lampu-lampu itu supaya bisa menyala terus-menerus? Minyak.
Siapa yang harus memastikan lampu-lampu itu ada minyaknya? Imam besar, betul.
Jadi apa salah satu fungsi imam besar? Untuk memastikan selalu ada minyak dan
lampu-lampu itu apa? Sumbunya dipelihara supaya nyala api lampu itu tidak akan
mati. Ayat 3, “…3 Di sebelah luar tabir tabut kesaksian, di dalam kemah pertemuan, Harun harus bertanggung jawab atasnya dari petang hingga pagi…”
bagaimana? “…terus
menerus di hadapan Tuhan. Itu harus menjadi
suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. 4 Dia harus bertanggungjawab atas…” apa? “…lampu-lampu pada kaki dian emas
murni di hadapan Tuhan…” bagaimana? “…terus-menerus’…”
What was the
purpose of the High Priest, in this case it’s talking about Aaron? He was to
walk there into the sanctuary and he was to make sure that the wicks were
trimmed and that the lamps always had what? Oil, that the light would never go
out. What does the oil represent? You know there are many references here that
you're going to have to look up during your study time. I couldn't include them
all in the syllabus. We would have ended up with a 500 page syllabus with two
volumes, but this oil represents the Holy Spirit. And what does the light
represent? The light represents the fact that the church receives the oil,
and then what does it do? It projects the light. The candlestick gives
the light to where? It gives the light to the world.
Apa
tujuan imam besar ~ dalam hal ini
berbicara tentang Harun? Dia harus berjalan di sana di Bait Suci dan dia harus
memastikan sumbu-sumbu lampunya dipelihara dan lampu-lampu itu selalu punya
apa? Minyak, supaya nyalanya tidak padam. Minyak itu melambangkan apa?
Kalian tahu ada banyak referensi di sini yang harus kalian pelajari sendiri di
waktu belajar kalian sendiri. Saya tidak bisa memasukkan semuanya ke dalam
silabus, kalau tidak kita akan berakhir dengan silabus setebal 500 halaman, dua
volume. Tetapi minyak melambangkan
Roh Kudus. Dan sinar lampu itu melambangkan apa? Sinarnya melambangkan fakta
bahwa gereja menerima minyak, kemudian apa yang harus
dilakukannya? Gereja harus memproyeksikan
sinarnya. Kaki dian itu memberikan sinarnya ke mana? Memberikan
sinarnya ke dunia.
Now what is meant
by this idea that the High Priest is walking in the midst of the candlesticks
to make sure that the light of the candlesticks never goes out? What is Jesus
doing in the course of the history of the Christian Church? He is walking
so to speak in the midst of the history of the Christian Church, making sure that the light of the church
never is extinguished. Was there a period during the history of the Christian
Church where it looked like the light was going to be extinguished? Of course,
you've never heard of the Dark Ages? Why would they be called the Dark Ages?
Because the light of the candlestick was flickering, it never went out, but it
appeared like it was going to go out during the period of papal supremacy.
There was a scarcity of rain, the Bible says. Rain also represents the Holy Spirit. It did not rain during the 1260 years, the
Bible tells us, but did the oil totally disappear? No! The light of the church
still burned. Why? Because Jesus was walking in the midst of the candlesticks
making sure that the church always had the oil to share His light, even during the darkest period of
history.
Nah apa
yang dimaksud dengan konsep imam besar berjalan di antara kaki-kaki dian untuk
memastikan bahwa sinar dari kaki-kaki dian tidak padam? Apa yang dilakukan Yesus sepanjang
sejarah gereja Kristen? Dia berjalan,
katakanlah demikian, di
antara sejarah gereja Kristen, memastikan sinar dari gereja tidak pernah mati.
Apakah pernah ada periode dalam sejarah gereja Kristen di mana tampaknya
seolah-olah sinar itu akan padam? Tentu. Kalian belum pernah mendengar tentang
Abad Kegelapan? Mengapa periode itu disebut Abad Kegelapan? Karena nyala lampu
kaki dian itu meredup, nyala itu tidak pernah mati tapi tampaknya seolah-olah akan padam selama
periode kekuasaan Kepausan. Saat itu ada kelangkaan hujan, kata Alkitab. Hujan juga melambangkan Roh
Kudus. Tidak hujan selama 1260 tahun, kata Alkitab, tetapi
apakah minyaknya lenyap semua? Tidak! Sinar dari gereja masih menyala. Mengapa?
Karena Yesus sedang berjalan di tengah-tengah kaki-kaki dian, memastikan bahwa
gereja selalu punya minyak untuk bisa membagikan sinarnya, bahkan di saat
periode yang paling gelap dalam sejarah.
Now notice, a
remarkable statement from Ellen White, Acts of
the Apostles page 586, “Christ is spoken of as walking in the
midst of the
golden candlesticks.
Thus
is
symbolized His relation
to the
churches. He is in constant
communication with His people. He knows their true state. He observes their order, their piety and their devotion. Although He is high priest and mediator in the sanctuary above, yet He is represented as walking up and down in the midst of His churches on the earth...” are you seeing the principle? “…With untiring wakefulness and
unremitting vigilance, He watches to see
whether the light of any of His sentinels is
burning dim or going out. If the candlesticks were left to mere human care, the flickering flame would languish and die; but He is the
true
watchman in the Lord's house, the true warden of the temple courts. His continued
care and sustaining grace are the
source
of life and light.”
What beautiful
symbolism.
Sekarang simak, suatu pernyataan yang luar biasa
dari Ellen White, Acts of the Apostoles hal. 586,
“…Kristus dikatakan sebagai berjalan di antara kaki-kaki dian emas. Dengan
demikian ini melambangkan hubunganNya dengan gereja-gereja. Dia berada dalam
komunikasi tetap dengan umatNya. Dia tahu kondisi mereka yang sebenarnya. Dia
mengamati keteraturan mereka, kesalehan mereka, dan kesetiaan mereka. Walaupun Dia
Imam Besar dan Perantara di Bait Suci surgawi, namun Dia digambarkan sebagai
berjalan hilir mudik di antara gereja-gerejaNya di bumi…” apakah kalian
melihat prinsipnya?
“…Dengan mata yang senantiasa terbuka tanpa mengenal lelah dan
kewaspadaan yang tidak pernah kendor, Dia berjaga untuk mengawasi apakah ada sinar terang dari salah satu prajuritNya yang
sedang meredup atau akan mati. Andai kaki-kaki dian itu diserahkan kepada
pemeliharaan manusia, api yang meredup akan bergetar semakin mengecil dan mati;
tetapi Dialah penjaga yang sejati dalam rumah Tuhan, pengawas sejati dari ruang-ruang
Bait Suci. PemeliharaanNya yang terus-menerus dan rahmatNya yang menguatkan
adalah sumber hidup dan terang. …”
Simbolisme
yang sangat indah.
So what did Jesus
go to Heaven to do? He poured out His Holy Spirit upon earth, didn't He? But then
does He need to make sure that the oil of the Holy Spirit is always supplied to
the to the church on earth so that the church can be the light of the world?
Absolutely! So Jesus literally walks among the candlesticks in Heaven,
personally, but on earth the candlesticks are symbolic of the history of the
Christian Church and Jesus supervising, if you please, the history of the Christian Church, to make sure that the light never goes out. Because of the papacy the light looked like it might go out but
it never did, because groups like the Albigenses and the Waldenses made sure
that the light would never go out.
Jadi
Yesus ke Surga untuk melakukan apa? Dia mencurahkan Roh KudusNya ke atas bumi,
bukan? Tetapi kemudian apakah Dia harus memastikan bahwa minyak Roh Kudus itu
selalu tersedia bagi gereja di bumi supaya gereja itu bisa menjadi terang bagi
seluruh dunia? Tentu saja! Jadi Yesus
secara literal berjalan di antara kaki-kaki dian di Surga, secara pribadi,
tetapi di bumi kaki-kaki dian ini adalah simbol dari sejarah gereja Kristen,
dan Yesus mengawasi,
katakanlah demikian, sejarah
gereja Kristen untuk memastikan bahwa sinar terangnya tidak pernah padam.
Karena Kepausan, sinar terang itu pernah tampak seolah-olah akan padam, tetapi
itu tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok seperti Albigensen dan
Waldensen yang memastikan bahwa sinar terang itu tidak pernah padam.
The last paragraph
on page 15. It will be noticed that Ellen White wrote about these seven
candlesticks as proof that Jesus was in the Holy Place in Heaven when He ascended,
and He is walking among His churches on earth. And once again you'll notice
here the explanation, He's literally and personally in the heavenly sanctuary,
whereas on earth He's spiritually present with His church.
Paragraf
terakhir di hal. 15. Simak Ellen White menulis tentang ketujuh kaki dian ini
sebagai bukti bahwa Yesus berada di Bilik Kudus di Surga ketika Dia kembali ke
Surga, dan Dia sedang berjalan di antara gereja-gerejaNya di bumi. Dan sekali
lagi kalian akan melihat di sini penjelasannya, Dia secara literal dan pribadi
ada di Bait Suci surgawi, sementara di bumi Dia secara spiritual hadir bersama
gerejaNya.
Now the next step
in the sanctuary. Of course He's still in the Holy Place, so you would have to
find the Table of Showbread there too, right? Would you expect to find the
Table of Showbread maybe in the next section of Revelation? Absolutely! Well,
that's the series on the Seals, Revelation chapter 4:1 through chapter 8:1. Now
let's try and cover in the time that we still have remaining in this class, some
of the symbolism that we find in the Holy Place with regards to the Table of
Showbread.
What does the bread
represent? The bread represents the Word of God and you know the text
Deuteronomy 8:3, “man shall not live by bread alone
but by every word that proceeds out of the mouth of God”. Let me ask you, did Jesus have to make sure that His church on earth always had bread? Absolutely!
He had to make sure that His people
always had bread. In other words His function at the Table of Showbread is to
always supply His church with
what? To supply His church with bread.
Jesus said, “I am the living manna that came from Heaven.” Who sent the manna?
The Father sent the manna. Who is the manna? Jesus is the manna. So are both involved in the manna, in giving the manna? Yes. The
Father gives it and Jesus is what it represents.
Nah,
langkah berikutnya di Bait Suci. Tentunya Yesus masih di Bilik Kudus, jadi kita
tentunya harus mendapatkan Meja Roti Sajian di sana juga, bukan? Apakah
kita berharap menemukan Meja Roti Sajian
di bagian berikutnya dari Wahyu? Tentu saja! Nah, itu seri Meterai-Meterai,
Wahyu 4:1 hingga 8:1. Nah, dalam sisa waktu yang masih kita miliki di kelas
ini, mari kita berusaha meliput beberapa
simbol yang kita temukan di Bilik Kudus sehubungan dengan Meja Roti Sajian.
Roti itu
melambangkan apa? Roti melambangkan
Firman Allah, dan kalian tahu ayat Ulangan 8:3, “…manusia tidak akan hidup dari
roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang
keluar dari mulut TUHAN.” Coba
saya tanya, apakah Yesus harus memastikan gerejaNya di bumi selalu punya roti?
Tentu saja! Dia harus memastikan umatNya selalu punya roti. Dengan kata lain, fungsiNya di Meja Roti Sajian
ialah senantiasa menyediakan gerejaNya apa? Menyediakan gerejaNya roti.
Yesus berkata, “Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga.” (Yohanes 6:51) Siapa yang mengirim manna? Allah Bapa yang
mengirim manna. Siapa mannanya? Yesus mannanya. Jadi apakah Kedua-duanya
terlibat dalam pemberian manna? Ya. Bapa yang memberikan, dan Yesus adalah apa
yang dilambangkannya.
Now here's the
question, did the bread become very scarce during the period of papal supremacy?
And that's the reason why under the Third Seal barley and wheat are extremely expensive, because
they’re pretty scarce. Are you understanding what I'm saying?
Now the Table
of Showbread represents the throne of God in the Holy Place.
You say, “Now wait a minute, how could you say that the
Table of Showbread represents
the throne of God?”
Well let's take a
look at several important points.
1.
where is the throne of God located
according to Scripture? Where did Lucifer say that he wanted to sit? He wanted
to sit on the
throne of God in the sides of the north. Where was the Table of Showbread in the sanctuary?
It was
in the North.
2.
The Hebrew expression לֶחֶם[lechem] פָּנִים[pânı̂ym] that means what we translate “showbread" is better
translated “the bread of the presence" and you know the word פָּנִים[pânı̂ym] in fact means
"person”, "face”, or
"presence”. It's translated that way in the Old Testament in several
texts. So this is the bread of God's presence.
3.
The table of the showbread is the
only piece of furniture in the sanctuary that had two crowns. The Altar of Incense had only one crown and
the Ark of the Covenant had only one crown. What comes to mind when you think
of a crown? A king. So somehow you have the idea of a double kingship on the Table of
Showbread.
4.
Furthermore on the Table of Showbread
you have how many stacks of bread? They could have all been piled up in 12, but
you have two
stacks of showbread. Very interesting.
5.
Furthermore during the period of the
Third Seal there is a famine for sanctuary bread. And this is in
the series of the Seals.
Nah, ini
pertanyaannya, apakah roti menjadi sangat langka selama periode kekuasaan
Kepausan? Dan itulah alasannya di masa Meterai Ketiga, jelai dan gandum sangat
mahal, karena mereka sangat langka. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Sekarang,
Meja Roti Sajian melambangkan
takhta Allah di Bilik Kudus.
Kalian
berkata, “Tunggu sebentar, bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Meja Roti
Sajian melambangkan takhta Allah?”
Nah mari
kita lihat beberapa poin yang penting.
1. Takhta Allah ada di mana menurut Kitab Suci?
Lucifer berkata di mana dia mau duduk? Dia mau duduk di takhta Allah di sebelah utara. Di mana Meja Roji Sajian
di Bait Suci? Dia ada di
sebelah utara.
2. Ungkapan Ibrani לֶחֶם[lechem] פָּנִים[pânı̂ym] yang berarti apa yang kita
terjemahkan “roti sajian”, lebih tepat diterjemahkan “roti kehadiran” dan
kalian tahu kata פָּנִים[pânı̂ym] sesungguhnya
berarti “orang”, “wajah”, atau “kehadiran”, diterjemahkan demikian di beberapa
ayat di Perjanjian Lama. Jadi ini adalah roti
kehadiran Allah.
3. Meja Roti Sajian adalah satu-satunya perabot di
Bait Suci yang punya dua
mahkota. Mezbah Ukupan hanya punya satu mahkota, dan Tabut
Perjanjian hanya punya satu mahkota. Apa yang muncul di benak kita ketika kita
bertemu mahkota? Raja. Jadi kita mendapat konsep adanya kepemimpinan dua raja di Meja Roti Sajian.
4. Lebih jauh, di atas Meja Roti Sajian ada berapa
tumpuk roti? Sebenarnya ke-12 roti bisa ditumpuk dalam satu tumpukan, tetapi
ada dua tumpukan roti sajian.
Sangat menarik.
5. Selain itu selama periode Meterai Ketiga ada kelaparan roti Bait Suci.
Dan ini ada di seri Meterai-meterai.
And so you'll
notice several interesting characteristics here. Number 1, the Table of
Showbread was in the sides of the north, that's where God's throne is. Secondly has something to do with God's presence
because it's called the bread of the what? Of the presence. In the third place
you have two crowns, indicating dual kingship. Number four you have two stacks
of bread on top of the table, instead of one. Five you have a scarcity of
Sanctuary bread during this period of the Seals.
Would this seem to
indicate that the table of the showbread somehow is related to God's throne?
Maka
kalian melihat beberapa karakteristik menarik di sini. Pertama, Meja Roti
Sajian ada di sebelah utara, di sanalah takhta Allah. Kedua, itu berkaitan
dengan kehadiran Allah karena itu disebut roti apa? Roti kehadiran. Ketiga, ada
dua mahkota, mengindikasikan kepemimpinan dua raja. Keempat ada dua tumpukan
roti di atas meja, bukan satu. Kelima, ada kelangkaan roti Bait Suci selama periode
Meterai ini.
Apakah
ini sepertinya mengindikasikan bahwa Meja Roti Sajian entah bagaimana terkait
kepada takhta Allah?
Now when we come together
in our next session I'm going to show you from the Spirit of Prophecy that this
is exactly the case. When we go to Daniel chapter 7 ~ by the way when we look
at the Spirit of Prophecy it's proved, but Ellen White is getting it from
Daniel chapter 7 ~ we're going to see that
Scripture corroborates this idea that God had a throne in the Holy Place.
Obviously it cannot be the candlestick, God cannot be sitting on a candlestick.
Obviously He's not sitting on the Altar of Incense. So the only piece of
furniture that could remain as a symbol of God's throne would be what? Would be
the Table of the Bread of the Presence, with two crowns, two stacks of bread,
in the sides of the north? But that will be our subject of study for our next
session together.
Nah,
nanti kalau kita bertemu lagi dalam sesi kita berikutnya, saya akan menunjukkan
kepada kalian dari Roh Nubuat bahwa tepat inilah kasusnya. Waktu kita ke Daniel
pasal 7 ~ nah, pada waktu kita melihat Roh Nubuat, itu sudah terbukti, tetapi
Ellen White mendapatkannya dari Daniel paal 7 ~ kita akan melihat bahwa Kitab
Suci menguatkan konsep bahwa Allah memiliki takhta di Bilik Kudus. Sudah pasti
itu tidak mungkin kaki dian, Allah tidak bisa duduk di kaki dian. Sudah pasti
juga Dia tidak duduk di Mezbah Ukupan. Jadi satu-satunya perabot yang tersisa
sebagai simbol takhta Allah adalah apa? Mungkinkah itu Meja Roti Sajian, yang
punya dua mahkota, dua tumpuk roti, berada di sebelah utara? Tetapi itu akan
menjadi topik yang akan kita pelajari bersama-sama dalam sesi berikut.
I want to encourage
you as you prepare for the next session to read Daniel chapter 7 where we will begin in our study in the next session together.
Once again we have
at the beginning of Revelation allusion to the work in the Camp and in the
Court, in the candlesticks Jesus is in the Holy Place, Table of Showbread also
in the Holy Place, and then in our study this afternoon we're going to see that
in the series on the Trumpets Jesus is at the Altar of Incense in the Holy
Place.
Saya mau
menghimbau kalian saat kalian mempersiapkan untuk sesi berikut, agar membaca
Daniel pasal 7, kita akan memulai pelajaran berikut kita bersama di sana.
Sekali
lagi di bagian awal kitab Wahyu ada disinggung tentang pekerjaan (Yesus) di
Perkemahan dan di Pelataran. Di kaki-kaki dian Yesus berada di Bilik Kudus.
Meja Sajian juga ada di Bilik Kudus, kemudian dalam pelajaran kita petang ini
kita akan melihat di seri Terompet Yesus berada di Mezbah Ukupan di Bilik
Kudus.
10 05 21
No comments:
Post a Comment