_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 01/24 - Stephen Bohr
A TOUR OF THE MESSIAH’S HOUSE 1
https://www.youtube.com/watch?v=XqxMLXIiepw
Dibuka
dengan doa
The first thing I
would like to say is that this week we received a call from someone who was somewhat
distressed. This person said, “I noticed that you're going to have a series on
the Hebrew Feasts,” he said, “now when are you going to study the Christian
Feasts?”
Well, the fact is,
that the reason why this series is called the Hebrew Feasts is because God gave
the Hebrew Feasts to Israel, God gave the calendar to Israel in the Old
Testament. It's kind of like the Apostle Paul, he said, “salvation is of the Jews”. Well, we know that
the Jews don't save us, it simply means that God gave all of the illustrations
of the steps of Jesus in salvation to the Jews, through the writings of the Old
Testament. And so this could also be called the Messiah's calendar of events.
Hal
pertama yang ingin saya katakan ialah, minggu ini kami menerima telepon dari
seseorang yang rada stress. Orang ini berkata, “Saya lihat Anda akan membuat
serial tentang Perayaan-perayaan Yahudi”, katanya, “nah, kapan Anda akan
membuat pembahasan tentang Perayaan-perayaan Kristen?”
Nah,
faktanya ialah, alasan mengapa seri ini berjudul “Perayaan-perayaan Yahudi”
ialah karena Allah memberikan perayaan-perayaan Ibrani ini kepada bangsa Israel,
Allah memberikan kalender kegiatan kepada bangsa Israel di Perjanjian Lama. Itu
seperti apa kata rasul Paulus, dia berkata, “keselamatan datang dari bangsa Yahudi” (Yoh. 4:22). Nah, kita tahu bahwa bangsa Yahudi tidak
menyelamatkan kita, ayat ini semata-mata berarti Allah memberikan semua
ilustrasi langkah-langkah Yesus dalam menyelamatkan manusia kepada bangsa
Yahudi, melalui tulisan-tulisan di Kitab
Perjanjian Lama.
Maka ini
juga bisa disebut Kalender Kegiatan Sang Mesias.
I would also like
to mention that several years ago I did a series of 12 presentations that are
available on CD from Secret's Unsealed on the Hebrew Feasts. Since that time I've done a lot of study on
this particular subject, and we've also received many, many calls from people
asking us to do a series on DVD. So basically what I did was I took what I
studied in the first series, plus everything that I've studied since then ~
that was probably about 15 years ago ~ and prepared this particular series,
because we've had many, many requests from people to do a series on the Hebrew
Feasts. I would like to mention that there will be some duplication of
material, some of you know that I did a series on the Hebrew Sanctuary a 32
part series. This series will have some of the material from The Sanctuary
series. It's impossible to study the Feasts without connecting the Feasts with
the Sanctuary because they are Sanctuary Feasts. And so there will be some duplication of
material. But most of the material that we will study, will be new material.
Saya juga
mau mengatakan bahwa beberapa tahun lalu saya telah membuat suatu presentasi 12
episode yang tersedia dalam bentuk CD dari Secrets Unsealed mengenai Perayaan-perayaan Yahudi. Sejak
waktu itu, saya telah melakukan banyak pendalaman tentang topik khusus ini, dan
kami juga menerima banyak sekali telepon dari orang-orang yang minta kami
membuat seri di DVD. Jadi apa yang saya lakukan pada dasarnya ialah, saya
mengambil bahan-bahan yang telah saya pelajari di presentasi seri yang pertama,
ditambah semua bahan yang saya pelajari sejak waktu itu ~ itu kira-kira 15
tahun yang lampau ~ dan saya membuat seri khusus ini, karena banyaknya
permintaan untuk seri tentang Perayaan-perayaan Yahudi. Saya perlu mengatakan
bahwa akan ada beberapa duplikasi materi. Beberapa dari kalian tahu bahwa saya
punya sebuah seri tentang Bait Suci Yahudi, 32 episode. Seri ini akan memuat
beberapa materi dari seri Bait Suci tersebut (seri: His Way is in the
Sanctuary ~ ada di blog ini lengkap 32
episode). Mustahil mempelajari perayaan-perayaan tanpa mengaitkan perayaan-perayaan
itu kepada Bait Suci karena mereka adalah perayaan-perayaan Bait Suci. Karena
itu akan ada beberapa duplikasi materi. Tetapi bagian besar dari materi yang
akan kita pelajari sekarang adalah materi yang baru.
Now some people might say, well you know we've studied the Feasts, we
know all about the Passover, and Unleavened Bread, and First Fruits, and
Pentecost, you know we've heard all about that.
But you know there's always new things to discover from things that we've
studied before, and not only that, it's always good to review because through
review, things become settled in our minds.
Nah,
beberapa orang mungkin berkata, yah, kami sudah pernah mempelajari
Perayaan-perayaan, kami sudah tahu semua tentang Passah, dan Roti tidak Beragi,
dan Buah Sulung (Hasil
Pertama), dan Pentakosta, kalian tahu,
kami sudah pernah mendengar tentang semua itu.
Tetapi
tahukah kalian, selalu ada pengetahuan baru yang bisa ditemui dari hal-hal yang
pernah kita pelajari sebelumnya, dan bukan hanya itu, mengulangi itu baik karena
dari mengulangi bahan-bahan itu mengendap dalam
pikiran kita.
Now I want to
mention the reading materials. You received in the mail, certain reading
materials. There's one particular material that is very important that you read
in the course of this week. You'll notice that we're ending in the afternoon
quite early, we have no evening session, the purpose is not so that we go to
sleep, the purpose is that we have time to do research, and read, go through
the syllabus, check out the verses that I mentioned in the classes, so that you
know you can amplify the material that we give in class.
But there's one
particular a book that was sent to you ahead of time, and which is available
from Secret's Unsealed for those who are watching the live streaming, which is
very important, that if you have not read it, that you should read it during
the course of this week. Because in our last session together on Sabbath
afternoon I am going to be dealing with what is called the Lunisolar Sabbath. It is a growing problem in the Adventist Church. The idea that we need to keep the weekly Sabbath on the basis
not only of the sun but on the basis of the moon, the movements of the moon.
And so this book ~ which is by the way the only book that I know of, that
addresses the issue contrary to the idea that you need to celebrate the
Lunisolar Sabbath ~ it's very important that you read it. It's called The Lunar Sabbath Conspiracy, it has much
valuable material in it. I will be using some of the material that is in this
book, in that particular presentation. This book was written by a layperson but
it's very well researched, and very, very well written. So I would encourage
you to take time to read this book in the course of this week. That will help
us in our last session together to go a little bit quicker.
Nah, ada yang perlu
saya katakan tentang materi bacaan. Kalian sudah menerima lewat pos bahan
bacaan tertentu. Ada satu materi khusus yang sangat penting yang akan kita
pelajari minggu ini. Kalian akan melihat bahwa kelas kita bubar di sore hari
cukup pagi, malam tidak ada sesi, tujuannya bukan supaya kita pergi tidur,
tujuannya ialah supaya kita punya waktu untuk membuat riset, dan membaca, dan
menyimak silabus, memeriksa ayat-ayat yang saya sebutkan di kelas, supaya
kalian bisa memperluas materi yang kita peroleh di dalam kelas.
Tetapi
ada satu buku khusus yang sudah dikirimkan kepada kalian jauh sebelumnya, dan
tersedia di Secrets
Unsealed bagi mereka yang mengikuti
pelajaran ini lewat live streaming, buku
yang sangat penting. Jika kalian belum membacanya, kalian harus membacanya
dalam minggu ini. Karena dalam sesi kita terakhir pada Sabat petang saya akan
membahas apa yang disebut Lunisolar
Sabat. (Pembahasan episode ini,
sudah lebih dulu diposting di blog ini, linknya https://smaragd842.blogspot.com/2019/08/episode-2324-hebrew-religious-calendar.html)
Ini
adalah masalah yang sedang berkembang
di dalam gereja Advent. Konsep bahwa kita perlu memelihara Sabat
mingguan berdasarkan bukan saja pada matahari melainkan pada bulan, pada rotasi
bulan. Maka buku ini ~ yang adalah satu-satunya buku yang saya tahu yang
membahas isu berlawanan dengan konsep bahwa kita perlu merayakan Sabat
Lunisolar ~ sangat perlu kalian baca. Buku itu berjudul The Lunar Sabbath Conspiracy, ada
banyak materi berharga di dalamnya. Saya akan memakai beberapa materi dari buku
ini dalam presentasi tersebut nanti. Buku ini ditulis oleh seorang awam, tetapi
dari riset yang sangat baik, dan ditulis secara amat sangat bagus. Jadi saya
mendorong kalian untuk menyediakan waktu membaca buku itu dalam
minggu ini. Ini akan membantu kita dalam sesi terakhir kita supaya bisa melaju
lebih cepat.
Now I want to invite
you to go with me in your syllabus to the Table of Contents. Let's go to the
Table of Contents that would be page 1 in your syllabus, and I want to review
precisely what we are going to be looking at in the course of this week.
Sekarang
saya mengundang kalian untuk ke silabus kalian, ke Daftar Isi. Mari kita ke
Daftar Isi, itu ada di hal. 1 silabus kalian, dan saya mau melihat tepatnya apa
yang akan kita hadapi selama minggu ini.
1. A Tour of Messiah’s
House ......................................................... 3
2. The Sanctuary Sequence in Revelation......................................13
3. The Messiah’s Calendar .............................................................21
4. Introductory Remarks on the Feasts...........................................31
The Hebrew Farming Year .........................................................37
The Feast Days
– Type and Antitype..........................................38
5. Moses and
Christ: Parallels ........................................................39
6. Passover: The A....................................................................... 43
7. The His torical Passover .............................................................51
8. The Fulfillm................................................................................55
9. The Feast of
Un........................................................................ 61
10. The high sabbath and Unleavened Bread ...................................63
11. The Feast of
First Fruits ......................................................... 73
12. The Three Days and Three Nights ..............................................81
13. The
Feast of Pentecost ............................................................. 93
14. The First Fruits of Pentecost .....................................................103
15. Matthias:, right? or Wrong Choice?..........................................109
16. The Pentecostal Outpouring .......................................................121
17. The Lord is our Rock..................................................................131
18. Chain of Command ....................................................................139
19. The Feast of Trumpets ........................................................... 153
Refer to
“Your Redemption Draweth
Nigh”
20. Isaiah 58 and the Feast of Trumpet.............................................155
21. The Day of Atonement ............................................................ 161
22. The Day of
Atonement in R........................................................165
23. Living in the Day of
Atonement .................................................167
24. The Scapegoat Ceremony and the Millennium ..........................177
25. The Destruction of the Wick.......................................................191
26. The Feast of Tabernacles ........................................................ 203
27. The Feast of
Dedication
and M ..................................................217
When was Jesus
Born .................................................................225
When was Jesus
Born Ex............................................................226
28. Must We keep the
Feasts?...........................................................227
Shadows of Things to......................................................227
The Statutes a..................................................................241
Sacrifices Required ....................................................... 247
Travel to Jerusalem .... ..................................................247
The word "forever" ........................................................248
Traditions of men .......................................................... 249
Agricultural feasts ......................................................... 249
The Sabbath and the Feas............................................. 250
Genesis 1:14 and the Feas............................................ . 252
Did Paul keep the feasts? .............................................. 253
Jesus attended the Feasts .............................................. 256
Ellen White and the Feast ,............................................. 257
The pioneers and the Feasts............................................ 257
Types and Shadows by ................................................. 258
The Law of God Article ................................................. 263
The Lunisolar Deception ................................................ 257
Sabbath Morning Study
Climate Change: Is It Real ...........................................................277
You'll notice in
the Table of Contents, that there are certain items that are in bold. Those items
that are in bold are the Feasts, and under each one of those sections
of course, are materials and comments on the Feasts.
· And so you'll notice for example, # 5 is the Passover, the announcement of the Passover, and then whatever
comes under that deals directly with the Passover.
· Then you have the Feast of Unleavened Bread and there's one
document under that, that we're going to take a look at.
· Then you have the Feast of First Fruits and we'll be dealing
with the issue of the Three Days and Three Nights, there's some very interesting
material there that has not really been looked at by Adventist. So you know
people usually say, “Well, it has to be 72 hours.” Or some people say, “Well
you know it's inclusive reckoning”, but very seldom do people look at Jonah
chapter 2, because you have to look at Jonah chapter 2, because Jesus said, “as Jesus (should be Jonas)
was in the belly of the fish for three days and three nights, so the Son of Man
must be in the heart of the earth for three days and three nights.” (Mat. 12:40) And so Jonah chapter 2 has the experience of
Jonah in the belly of the fish. That chapter has the key to understanding the three days and the
three nights. And so we're going to include that with the study of the First Fruits.
· And then of course you'll notice # 13 the Feast of Pentecost, we could have said a
lot more about that. You did receive an extra syllabus on the secrets of
Pentecost. I hope that you studied that. We'll be taking a look at some of the
material in that particular syllabus.
· Then number 19 the Feast of Trumpets these are fall Feasts
now.
And you’ll notice that I make
reference there to another syllabus that you received this morning which is “Your Redemption Draweth Nigh”. This is a
syllabus that we used at our last summit last October, it's a detailed study of
Revelation chapter 10, which is the best description I have found of the Feast
of Trumpets in all of the Bible. And so we're going to take a look at that
material.
Then Isaiah 58 is a tremendous
description of the Feast of Trumpets, believe it or not. It speaks about
blowing the trumpet, it speaks about a fast, it speaks about afflicting the
soul, very clearly the Sabbath is related also with the Feast of Trumpets because
the Sabbath is mentioned in the context of Isaiah 58.
· Then you'll notice under 21 the Day of Atonement and there are
several documents that we're going to take a look at under the Day of
Atonement.
· Then finally we will be dealing with the Feast of Tabernacles.
These are the
Feasts that were given to Moses.
Kalian
bisa melihat di Daftar Isi bahwa ada beberapa item yang dicetak tebal (dan dihighlight kuning). Item-item tersebut adalah
Perayaan-perayaannya, dan di bawah setiap bagiannya tentu saja ada materi dan
komentar tentang Perayaan-perayaan itu.
· Maka misalnya kalian akan melihat, no. 5 ialah Passover (Passah),
pengumuman Passah itu, dan semua yang ada di bawahnya berkaitan langsung dengan
Passah.
· Lalu ada Perayaan
Roti tidak Beragi, dan di bawahnya ada satu dokumen yang nanti
akan kita bahas.
· Lalu ada Perayaan
Buah Sulung (Hasil Pertama), dan kita akan membahas isu Tiga Hari Tiga Malam.
Di situ ada materi yang sangat menarik yang tidak benar-benar dipelajari oleh orang-orang
Advent. Kalian tahu, biasanya orang berkata, “Nah, itu harus 72 jam.” Atau ada
yang berkata, “Nah, itu penghitungan inklusif” (cara menghitung di mana titik
awal ikut dihitung), tetapi orang jarang
sekali melihat ke Yunus pasal 2, padahal kita seharusnya melihat ke Yunus pasal
2 karena Yesus berkata, “seperti Yunus ada di dalam perut ikan tiga hari tiga malam,
demikian juga Anak Manusia akan ada di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Mat. 12:40). Maka di Yunus pasal 2 tertulis
pengalaman Yunus di dalam perut ikan, pasal itu adalah kunci untuk bisa
memahami Tiga Hari dan Tiga Malamnya Yesus. Itulah sebabnya
kita akan memasukkan ini dalam pelajaran tentang Buah Sulung.
· Kemudian tentu saja kita lihat no. 13, Perayaan Pentakosta,
kita bisa menceritakan jauh lebih banyak tentang ini. Kalian telah menerima
satu silabus ekstra tentang rahasia-rahasia Pentakosta. Moga-moga kalian
mempelajarinya. Kita akan membahas beberapa materi dari silabus tersebut.
· Kemudian no. 19, Perayaan Terompet-terompet (Nafiri/Sangkakala),
ini sekarang adalah perayaan-perayaan
musim gugur.
Dan
kalian akan melihat bahwa saya merujuk ke silabus yang lain yang kalian terima
tadi pagi, yaitu “Your Redemption Draweth Nigh” (Kelepasanmu Sudah Dekat). Silabus ini kita
pakai di Pertemuan Summit kita bulan Oktober yang lalu. Ini adalah suatu
pembahasan yang mendetail atas Wahyu pasal 10, yang adalah deskripsi yang
terbaik yang saya temukan mengenai Perayaan Terompet-terompet di seluruh
Alkitab. Jadi kita juga akan menyimak materi ini.
Lalu,
boleh percaya atau tidak, Yesaya 58 adalah deskripsi yang luar biasa tentang
Perayaan Terompet-terompet. Ini bicara tentang ditiupnya terompet-terompet,
tentang puasa, tentang menyelidiki hati. Sangat jelas Sabat juga terkait dengan
Perayaan Terompet-terompet, karena Sabat disebutkan dalam konteks Yesaya 58.
· Lalu kalian akan melihat di no. 21 Hari Grafirat (Pendamaian)
dan di sana ada beberapa dokumen yang akan kita bahas di bawah judul Hari
Grafirat.
· Dan akhirnya kita akan membahas Perayaan Tabernakel.
Inilah
perayaan-perayaan yang diberikan kepada Musa.
However we are also
going to take a look at the Feast of Dedication.
You might be saying,
“Feast of dedication? What's that?”
The Feast of
dedication is a post-biblical Feast that was established to commemorate the rededication
of the Jewish temple in the times of the Maccabees, in the times of Antiochus
Epiphanes.
And you say, “Well, why would you
deal with that particular Feast?”
Because the Bible tells us that Jesus
went to Jerusalem at the Feast of Dedication. So even though it is
post-biblical in the sense that it was established after the Canon of the Bible
was established, or the Old Testament Canon was established, Jesus
observed this Feast and so we're going to notice that this Feast has a
very close relationship with the season when Jesus was conceived, and I'm going
to show you from a chronology in the Gospel of Luke that Jesus most likely was conceived during the Feast of Dedication,
and He was actually born during the Feast of Tabernacles.
And we're going to
study this chronologically and you have that material in your syllabus.
Namun,
kita juga akan menyimak Perayaan
Dedikasi.
Kalian
mungkin berkata, “Perayaan Dedikasi? Apa itu?”
Perayaan
Dedikasi ialah suatu perayaan pasca-alkitab yang diadakan untuk memperingati
pendedikasian ulang Bait Suci Yahudi di zaman Makabe (pemberontakan Yahudi
terhadap pemerintahan Greeka), di zaman Antiochus Epiphanes.
Dan kalian berkata, “Nah, mengapa
Anda membahas Perayaan itu?”
Karena Alkitab mengatakan kepada
kita bahwa Yesus pergi ke Yerusalem saat Perayaan Dedikasi. Jadi walaupun ini
adalah pasca-Alkitab dalam arti ini dimasukkan setelah Canon
Alkitab sudah terbentuk, atau Canon Kitab Perjanjian Lama sudah terbentuk, Yesus ikut merayakan Perayaan
ini, jadi kita akan menyimak bahwa Perayaan ini punya hubungan
yang erat dengan musim saat pembuahan Yesus, dan saya akan menunjukkan kepada
kalian dari kronologi Injil Lukas bahwa kemungkinan
besar pembuahan Yesus terjadi saat Perayaan Dedikasi, dan Dia lahir di saat
Perayaan Tabernakel.
Dan kita
akan mempelajari ini secara kronologi, dan kalian sudah memiliki materinya di
silabus kalian.
And then finally we'll deal with the question that everybody is
concerned about: Must We Keep the Feasts? And you know some people say yes; some
people say no; and some people make it a matter of salvation, they say if you
don't keep the Feasts you're going to be lost. They say it's as important to
keep the Feast as it is to observe the seventh-day Sabbath.
And so we are going to take a look at several issues, and you'll notice
there's a long list of arguments that are used in favour of observing the
Feasts, and we are going to take a look at all of those particular arguments as
we go along in our study.
Kemudian
akhirnya kita akan membahas pertanyaan yang diributkan semua orang: Haruskah Kita Mengikuti
Perayaan-perayaan itu? Dan kalian tahu, ada yang bilang ya; ada
yang bilang tidak; dan ada yang menjadikan ini masalah keselamatan, mereka
berkata jika kamu tidak mengikuti Perayaan-perayaan ini, kamu tidak akan
selamat. Mereka berkata, mengikuti Perayaan-perayaan ini sama pentingnya dengan
memelihara Sabat Hari Ketujuh. Jadi kita akan menyimak beberapa isunya dan
kalian akan melihat ada daftar perdebatan yang panjang yang pro mengikuti
Perayaan-perayaan ini. Dan kita juga akan menyimak perdebatan-perdebatan
tentang hal itu sambil kita mempelajari pembahasan kita.
There's also some
material that I'm going to share with you that it's not in the syllabus. Several
years ago I developed this special Power Point presentation, I have it on this
chart, right here. This is my Power Point.
This chart shows the Exodus pattern in the Bible. We can't understand the Feasts without understanding
the Exodus pattern in the Bible, and basically it goes through several aspects
where the Exodus pattern is followed.
1.
First of all the sequence of the
Sanctuary
2.
Secondly the agricultural year of the
Jews. You can’t understand the Feasts without understanding their agricultural
year.
3.
The festivals of the Jewish year.
4.
And then you have the exodus of
Christ.
5.
You have the exodus of Israel from
Egypt.
6.
You have the exodus of the Christian
Church.
7.
You have our personal Exodus.
8.
And then you have the marriage theme
and the kingship theme in Israel.
All of these
actually follow a parallel track when we deal with the issue of the Hebrew
Feasts.
I'm trying to
figure out a way in which I can put this on one sheet for you and that's going
to be very difficult but I will work on it, to hopefully give you a copy of it.
Would you like to have a copy of it before we bring this class to an end?
Juga ada
beberapa materi yang akan saya bagikan kalian yang tidak ada dalam silabus.
Beberapa tahun yang lalu saya membuat presentasi khusus dalam bentuk Power
Point ini. Ada di skema ini. Ini Power Point saya. Skema ini menunjukkan pola
Eksodus Alkitab. Kita tidak bisa
memahami Perayaan-perayaan tanpa memahami pola Eksodus di Alkitab,
dan pada dasarnya itu melalui beberapa aspek di mana pola Eksodus diikuti.
1. Pertama, urut-urutan Bait Suci.
2. Kedua, tahun pertanian orang Yahudi. Kita tidak
bisa memahami Perayaan-perayaan tanpa memahami tahun pertanian mereka.
3. Perayaan-perayaan penanggalan Yahudi.
4. Kemudian eksodus Kristus.
5. Eksodus bangsa Israel dari Mesir.
6. Eksodus gereja Kristen.
7. Eksodus pribadi kita.
8. Kemudian ada tema perkawinan dan tema kerajaan di
Israel.
Semua ini
sebenarnya mengikuti suatu jalur yang paralel bila kita bicara tentang
Perayaan-perayaan Yahudi.
Saya
sedang mencari jalan bagaimana saya bisa memasukkan ini dalam satu lembar, itu
pasti sangat sulit tetapi akan saya usahakan, dengan harapan bisa memberi kalian
satu copy. Apakah kalian suka mendapatkan copynya sebelum kelas ini berakhir?
So now we've done
our introductory matters, so I invite you to go with me to page 3 in your
syllabus. What we want to do in our classes today is,
· first of all to take a tour of the Messiah's house. What is the
Messiah's house? The Sanctuary is His
house, right? So we're going to
follow Jesus step-by-step through His
house. He's going to give us the guided tour, if you please.
· And then secondly after that we are going to take a look at the
Sanctuary sequence in the book of Revelation. The book of Revelation follows the
exact sequence of the Sanctuary from apartment to apartment, from piece
of furniture to piece of furniture.
· And then in our third study together we're going to take a
synthetic look at the Messiah's calendar, the calendar of the Feast. We're
going to look at the specific dates for each of the events that Jesus performs
in the Sanctuary.
· And then hopefully we'll have enough time today ~ but if we
don't, we'll pick up on it tomorrow ~ we are going to discuss the Jewish
agricultural year. You see the Feasts are coded to the agricultural year, particular three harvests:
o the one is the barley harvest at the Passover season,
o the second is the wheat harvest at Pentecost
o and the final harvest is the fruit harvest at the end of the
religious year.
Unless we understand the Jewish year of Agriculture we
will never be able to understand the Sanctuary or the Feasts. And I must say something, that here in Fresno, those who live in Fresno, have a great
advantage over people who live in other places, because Fresno is practically
in the same climate zone as Israel, and the same agricultural products. Does
the Bible mention grapes? Yes. Does it mention pomegranates? Yes. Does it
mention almonds? Does it mention figs? It most certainly does. Where are those
things produced? Except for the figs maybe they're produced where? In Fresno!
You see, Fresno is in the subtropical zone, it has a Mediterranean weather
pattern, and so those of us who are here, you know, a wet season towards the
end of the year, real dry in the summer. You know that's the same type of
weather pattern that you have in the Middle East.
Jadi
sekarang kita sudah selesai dengan bahan pengantar kita, maka saya undang
kalian ke hal. 3 di silabus kalian. Apa yang mau kita lakukan di kelas kita
hari ini ialah,
· pertama, mengikuti tour di rumah Messias. Rumah Messias itu
apa? Bait Suci itu
rumahNya, benar? Jadi kita akan mengikuti Yesus langkah demi langkah menelusuri
rumahNya. Dengan kata lain Dia akan mengajak kita
tour mengelilingi rumahNya.
· Kemudian yang kedua, setelah itu, kita akan
menyimak urut-urutan Bait Suci di kitab Wahyu. Kitab Wahyu mengikuti urut-urutan Bait Suci
dengan tepat dari bilik ke bilik, dari perabot ke perabot.
· Kemudian dalam pembahasan kita yang ketiga kita
akan membuat pandangan sintetis pada penanggalan Messias, penanggalan
Perayaan-perayaan. Kita akan menyimak tanggal-tanggal khusus untuk setiap
peristiwa yang dilakukan Yesus di Bait Suci.
· Kemudian moga-moga kita punya cukup waktu hari ini
~ tapi kalau tidak, kita akan melanjutkannya besok ~ kita akan membahas tahun
pertanian Yahudi. Kalian lihat, Perayaan-perayaan itu ditentukan berdasarkan
tahun pertanian, terutama tiga panen ini:
o
Yang
pertama ialah panen jelai di musim Passah,
o
Yang
kedua ialah panen gandum saat Pentakosta,
o
Dan panen
yang terakhir ialah panen buah di akhir tahun relijius Yahudi.
Kecuali kita
memahami tahun pertanian Yahudi, kita tidak akan pernah bisa memahami Bait Suci
atau Perayaan-perayaannya. Dan saya
harus mengatakan bahwa di sini, di Fresno, kami yang tinggal di Fresno punya
keuntungan besar melampaui mereka yang tinggal di tempat lain, karena Fresno
sebenarnya berada di zona iklim yang sama dengan Israel dan memiliki hasil
pertanian yang sama. Apakah Alkitab menyebut anggur? Ya. Apakah dia menyebut
delima? Ya. Apakah menyebut buah badam? Apakah menyebut buah ara? Betul sekali.
Di mana semua buah itu dihasilkan? Mungkin selain buah ara, semua buah itu
dihasilkan di mana? Di Fresno! Kalian lihat, Fresno berada di zona subtropis,
dengan pola iklim mediterrania. Maka kalian yang tinggal di sini, musim hujan
itu menjelang akhir tahun, dan musim panasnya kering.
Kalian tahu itulah jenis pola iklim yang
ada di Timur Tengah.
So let's go then to
page 3 and take a tour of the Messiah's house, and we're going to follow our
material very closely. As you know the Seventh Day Adventist’s world view is
unique. We believe that there is a cosmic problem. The problem of sin is not
only in this world, it is a universal problem, because sin originated in
heaven. So the solution to the problem has to be a cosmic solution to a cosmic
problem. And so Jesus takes step by step, a journey in solving this cosmic sin
problem. Most Christians these days center on the cross. If you ask Christians
what the most important aspect of the Ministry of Christ is, they would
immediately say, it's the cross. But we're going to see that every step
of Jesus in His ministry is just as
important as every other step.
Jadi mari
ke hal. 3 dan membuat tour di rumah Sang Messias, dan kita akan mengikuti
materi kita tanpa penyimpangan. Seperti yang kalian ketahui pandangan MAHK
tentang dunia itu unik. Kami percaya bahwa ada suatu masalah kosmik. Masalah
dosa itu bukan hanya di dunia ini, itu adalah masalah yang universal karena
dosa bermula di Surga. Maka solusi bagi masalah itu haruslah solusi yang kosmik
bagi masalah yang kosmik. Jadi Yesus mengambil langkah demi langkah, suatu perjalanan, untuk menyelesaikan masalah dosa kosmik
ini. Kebanyakan orang Kristen sekarang berpusat pada salib. Jika kita tanya
kepada orang Kristen apakah aspek yang terpenting dari ministri Kristus, mereka
akan segera berkata, salib. Tetapi kita akan melihat bahwa setiap langkah Yesus dalam ministriNya, itu sama pentingnya seperti
semua langkahNya yang lain.
Now let's take a
look at the different apartments or the different steps that Jesus takes through
His house. Let's take a tour of His house. This is on page 3 under the title “Tour
of Messiah’s House”.
· First of all ~ and by the way, we're going to unpack each of
these in a few moments. I just want you to get the global picture now ~
First of all we have the work of Jesus in the Camp, that's where the
sinners live, that is the place where Jesus wove a perfect robe of righteousness
for His people. He lived a perfect life and wove a robe of
righteousness.
· And then we have the Altar of Sacrifice. We're moving from
the Camp towards the Sanctuary now, we have the Altar of Sacrifice. The Altar
of Sacrifice represents the death of Christ where Jesus bore the penalty
for all the sins that have been committed, are being committed, and
will be committed in the future.
· Then the next place in the Sanctuary, in Messiah's house is the Laver,
and we're going to find that the Laver represents the resurrection of Christ to
fulfill the next part of His mission of solving the sin problem.
· Then after the Laver you have The Holy Place and in the Holy
Place Jesus
intercedes for individuals, and He applies the benefits of His earthly work to individuals who claim them.
In other words people who claim His
perfect life and His death, now
Jesus intercedes for them, and takes His
life and His death and credits
these to their personal account. So Jesus in the Holy Place performs a work of
intercession. And of course when He intercedes He introduces the sins into
where? Into the Sanctuary. Yes, they're covered with His blood, they're
forgiven through His blood, but
nevertheless they enter the Sanctuary, and they defile the Sanctuary. In other
words, the sinner is forgiven, the sinner is cleansed, but the Sanctuary is
defiled.
· Then Jesus moves into The Most Holy Place of the Sanctuary, and
in The Most Holy Place the purpose is to examine the sincerity of repentance. Maybe you haven't heard that way of
expressing it before, but the purpose of the Most Holy Place ministry of the
investigative judgment, is to ascertain the sincerity of a person's repentance.
And what is it that shows if a person is truly repentant or not? Their works.
Don't works show whether we are truly repentant or not? We are saved by grace
through faith, but faith is shown by works, and if you don't have works, it
shows that your faith was a sham. And so in the Most Holy Place Jesus examines
the sincerity of repentance, the genuineness of repentance, and He examines the
works to see if repentance was genuine or not. And then based on the decision
the individual’s name is retained in the Book of Life or is deleted from the
Book of Life.
· And then after all of the cases of God's people have been
examined, then
Jesus moves from the Most Holy Place of the Sanctuary, back to the
entrance of the Sanctuary, back to the Court, and who's waiting at
the door of the Sanctuary? A he-goat that we call Azazel, the scapegoat. By the
way, you're aware that the court is the earth, right? There's no court in the heavenly Sanctuary
because the work of the Court was performed by Jesus on earth. He lived in the
Camp, He died at the altar, He resurrected at the Laver, so to speak, and then
He goes into the Most Holy Place. It's interesting that the scapegoat is at the entrance of the
Sanctuary, he's in the Court. Where is Satan when the
millennium is about to begin? He's on earth, and a mighty angel comes down and
chains him and places the sins that have been cleansed from the Sanctuary upon
the scapegoat.
· And then after that comes the most beautiful part. Once again Jesus
returns to the Camp where God's people live, and He will live with them
forever and ever, “the tabernacle of God will be with
men”.
And so you've gone full circle from
the Camp back to the Camp.
And so that is a
brief overview of the tour through the house of the Messiah but now we need to
unpack each of these particular steps.
Sekarang
mari kita lihat ke bagian-bagian yang berbeda, atau langkah-langkah yang
berbeda yang diambil Yesus di rumahNya. Mari kita ikut tour di rumahNya. Ini di
hal. 3 berjudul “Tour of Messiah’s House” (Tour
Rumah Sang Messias).
· Pertama ~ dan kita nanti akan mengupas semua ini.
Saya hanya ingin kalian mendapatkan gambaran globalnya sekarang ~ Pertama, ada
pekerjaan Yesus di Perkemahan,
di sanalah orang-orang berdosa tinggal, di
sanalah Yesus menenun suatu jubah kebenaran bagi umatNya. Yesus
menghidupkan kehidupan yang sempurna, dan menenun suatu jubah kebenaran.
· Kemudian ada Mezbah
Kurban. Kita bergerak dari Perkemahan menuju ke Bait Suci
sekarang. Ada Mezbah Kurban. Mezbah Kurban melambangkan
kematian Kristus, di mana Yesus menanggung hukuman bagi semua dosa yang
telah dibuat, yang sedang dibuat, dan yang masih akan dibuat di masa depan.
· Lalu tempat berikutnya di Bait Suci, di rumah
Messias, ialah Bejana Pembasuh,
dan kita akan melihat bahwa Bejana Pembasuh melambangkan kebangkitan Kristus untuk
menggenapi bagian berikutnya dari misiNya menyelesaikan masalah dosa.
· Lalu setelah Bejana Pembasuh, itu Bilik Kudus, dan
di dalam Bilik Kudus Yesus
menjadi perantara bagi individu-individu, dan Dia
mengaplikasikan jasa dari pekerjaanNya di dunia kepada individu-individu yang
mengklaimnya. Dengan kata lain, orang-orang yang mengklaim hidupNya yang
sempurna dan matiNya, sekarang menerima perantaraan Yesus, yang mengambil
hidupNya dan matiNya dan memperitungkan ini kepada pribadi tersebut. Jadi di
Bilik Kudus, Yesus melakukan pekerjaan perantaraan. Dan tentu saja ketika Dia
menjadi perantara, Dia membawa dosa-dosa itu ke mana? Ke Bait Suci. Ya,
dosa-dosa itu sudah tertutup oleh darahNya, mereka sudah diampuni melalui
darahNya, tetapi bagaimana pun juga, dosa-dosa itu tetap masuk ke dalam Bait Suci, dan dosa-dosa itu membuat
kotor Bait Suci. Dengan kata lain, si pendosa diampuni, si pendosa sudah
dibersihkan, tetapi Bait Sucinya menjadi kotor.
· Lalu Yesus pindah ke Bilik Mahakudus dari Bait Suci, dan di
Bilik Mahakudus, tujuannya ialah memeriksa
ketulusan pertobatan. Mungkin kalian belum pernah mendengar cara
mengekspresikannya seperti ini, tetapi tujuan pelayanan di Bilik Mahakudus
yaitu penghakiman investigasi, ialah guna memastikan ketulusan pertobatan
manusia. Dan apa yang membuktikan apakah mereka benar-benar bertobat atau
tidak? Perbuatan mereka. Bukankah perbuatan membuktikan apakah mereka
sungguh-sungguh bertobat atau tidak? Kita diselamatkan kasih karunia melalui
iman, tetapi iman itu dibuktikan oleh perbuatan. Dan jika perbuatan kita tidak
benar, itu membuktikan iman kita itu palsu. Jadi di Bilik Mahakudus Yesus
memeriksa ketulusan pertobatan, kesungguhan pertobatan, dan Dia memeriksa
perbuatannya untuk melihat apakah pertobatan itu sungguh-sungguh atau tidak.
Kemudian berdasarkan keputusan itu, nama manusia tersebut dipertahankan di
Kitab Kehidupan atau dicoret dari Kitab Kehidupan.
· Kemudian setelah semua kasus umat Allah diperiksa, lalu Yesus pindah
dari Bilik Mahakudus Bait Suci kembali ke pintu masuk Bait Suci, kembali ke Pelataran,
dan siapa yang menunggu di pintu Bait Suci? Seekor kambing jantan yang kita
sebut Azazel, “kambing hitam”. Nah, tentunya kalian sadar bahwa Pelataran itu ada di bumi, kan? Di Bait Suci
surgawi tidak ada Pelataran karena pekerjaan di Pelataran telah dilakukan Yesus
selagi di bumi. Dia hidup di Perkemahan, Dia mati di Altar, Dia bangkit di
Bejana Pembasuh katakanlah demikian, kemudian Dia ke Bilik Mahakudus. Menarik
bahwa “kambing hitam” ini ada di pintu
masuk Bait Suci, dia ada di
Pelataran. Di mana Setan ketika Millenium akan dimulai? Setan
ada di bumi, dan seorang malaikat perkasa turun dan merantainya dan menempatkan
semua dosa yang telah dibersihkan dari Bait Suci ke atas “kambing hitam” ini.
· Lalu setelah itu tibalah bagian yang paling indah.
Sekali lagi Yesus kembali ke
Perkemahan di mana umat Allah hidup, dan Dia akan hidup bersama
mereka untuk selama-lamanya, “kemah (tempat tinggal) Allah ada di tengah-tengah manusia” (Wahyu 21:3).
Maka kita
sudah membuat lingkaran yang sempurna, dari Perkemahan kembali ke Perkemahan.
Maka
itulah selayang pandang yang singkat dari tour menelusuri rumah Sang Messias,
tetapi sekarang kita perlu mengupas setiap langkah tersebut.
So we go to the
section that is titled “Camp”.
Sometimes
Christians emphasize the death of Christ so much that they forget a very
important detail, and that is, that if Jesus had not lived a perfect life, His death would not have been accepted. So if I
were to ask you what is more important, the perfect life of Christ or His death for sin, what would your answer be?
Yes, the answer would be “yes”, right? “Both” ~ “And”! Because in order for the sacrifice
to be accepted, the victim had to be without blemish, and that represents the
perfect life of Christ.
Jadi kita
ke bagian yang berjudul “Perkemahan”.
Terkadang
orang-orang Kristen menekankan kematian Kristus sedemikian rupa sehingga mereka
melupakan detail yang sangat penting, yaitu, jika Yesus tidak menghidupkan
hidup yang sempurna, kematianNya tidaklah akan diterima. Maka seandainya saya
bertanya, mana yang lebih penting, hidup Kristus yang sempurna atau kematianNya
untuk dosa, apa yang akan kalian jawab? Ya, jawabannya ialah “Ya!”, benar? “Keduanya” – “Dan”!
(maksudnya bukan “atau”). Karena supaya kurbanNya bisa diterima, kurban itu
harus tanpa cacat, dan itu melambangkan hidup Kristus yang sempurna.
So we shouldn't begin
studying the Sanctuary in the Court, we have to begin studying the Sanctuary
where? In the Camp, where sinners live. Jesus had to come and live in our midst.
Notice John 1:14, and I put all these verses in the syllabus, so we don't have
to take time to look them up. It says there in John 1:14, “14 And the
Word became flesh…” and what's the next
word? “…and…” what? “…dwelt…” that's the same word that is translated in the New Testament
“tabernacled”, so let me invent an English word, “…the Word was made flesh and
tabernacled among us…” It could be
translated “He pitched His tent with
us”. In other words, He pitched His tent
where our tents are pitched. And then it says,
“…and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the
Father, full of grace and truth.”
Jadi jangan mulai mempelajari Bait Suci dari
Pelataran, kita harus mulai mempelajari Bait Suci dari mana? Dari Perkemahan,
di mana orang-orang berdosa hidup. Yesus harus datang dan hidup di
tengah-tengah kita. Simak Yohanes 1:14 ~ dan saya telah mencantumkan ayat-ayat
ini di silabus supaya kita tidak buang waktu mencarinya. Dikatakan di sana di
Yohanes 1:14, “14
Firman itu telah menjadi daging…”
dan kata berikutnya apa? “…dan…”
apa? “…diam…” inilah kata yang sama yang
diterjemahkan di Perjanjian Baru sebagai “tabernacled”
(berkemah) jadi izinkan saya menciptakan sebuah kata Inggris baru, “…Firman itu telah menjadi daging dan berkemah di antara kita…” ini bisa diterjemahkan “Dia mendirikan
kemahNya bersama kita” dengan kata lain Dia mendirikan kemahNya di mana kemah
kita berada. Kemudian dikatakan, “…dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya yang berasal dari Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Let me ask you what
was the first result of sin in the book of Genesis? Man found himself what? Naked.
What does sin do? Sin makes us naked. So what does God have to do to restore us?
He has to find a way to cover our nakedness. Do we have any way of covering our
nakedness? No. So a robe has to be weaved in order to cover the shame of our
nakedness. But we can't weave that robe because we are “all
sinners and come short of the glory of God”. So what is the first thing that Jesus came
to do? He came to live in our midst, to weave a perfect robe of righteousness that
could cover our nakedness.
Coba saya
tanya, apakah akibat pertama dari dosa di kitab Kejadian? Manusia menyadari
dirinya apa? Telanjang. Apa yang dilakukan dosa? Dosa membuat kita telanjang. Jadi apa yang
harus dilakukan Allah untuk memulihkan kondisi kita? Dia harus mencari cara
untuk menutupi ketelanjangan kita. Apakah kita punya cara untuk menutupi
ketelanjangan kita? Tidak. Jadi sebuah jubah harus ditenun untuk menutupi aib
ketelanjangan kita. Tetapi kita sendiri tidak bisa menenun jubah itu karena
kita semua “telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan
Allah.” (Rom. 3:23).
Jadi Yesus datang pertama-tama untuk
berbuat apa? Dia datang untuk hidup
di tengah-tengah kita, untuk menenun sebuah jubah kebenaran yang sempurna yang
bisa menutupi ketelanjangan kita.
Notice Leviticus 22:20-22,
you know some people denigrate the Old
Testament. They say, “Oh, the Old Testament, that was Jewish, you know, we're
New Testament Christians.” Listen, there's no way you can understand the New
Testament without the Old. You know, it's like the Old Testament is the
foundation, the New Testament builds upon the Old Testament. What happens with
a building that has no foundation? It comes tumbling down. So don't diminish the Old Testament, it's a very, very
important series of books.
And here we have an
illustration. These verses tell us that the victim had to be without defect
when it was offered. It says there Leviticus 22:20, “20 Whatever has a
defect, you shall not offer, for it shall not be acceptable on your
behalf. 21 And whoever
offers a sacrifice of a peace offering to the Lord, to
fulfill his vow, or a
freewill offering from the cattle or the sheep, it must be…” what? Wow! “…it
must be perfect to be…” what? “…accepted…” don't forget that! It must be perfect to be accepted. Accepted
by whom? By the Father, that's right. “…there shall be no defect in it. 22 Those that are blind or broken or
maimed, or have an ulcer or eczema or scabs, you shall not offer to
the Lord, nor
make an offering by fire of them on the altar to the Lord.” That's the reason at Passover no bones of the lamb were to be
broken, because the lamb had to be without defect.
Simak
Imamat 22:20-22, kalian tahu ada orang yang merendahkan Kitab Perjanjian Lama.
Mereka berkata, “Oh, Perjanjian Lama itu bagian Yahudi, kamu tahu, kita ini
Kristen Perjanjian Baru.” Dengarkan, tidak mungkin kita bisa memahami
Perjanjian Baru tanpa Perjajian Lama. Kalian tahu, Perjanjian Lama itu
seakan-akan fondasinya, Perjanjian Baru dibangun di atas Peranjian Lama. Apa
yang terjadi pada suatu bangunan yang tidak ada fondasinya? Bangunan itu
ambruk. Jadi jangan merendahkan Perjanjian Lama, itu adalah rangkaian
kitab-kitab yang sangat penting.
Dan di sini ada sebuah ilustrasi. Ayat-ayat ini
memberitahu kita bahwa kurban itu harus tanpa cacat ketika dikurbankan.
Dikatakan di Imamat 22:20, “20 Segala yang bercacat badannya
janganlah kamu persembahkan, karena persembahan
atas namamu itu tidak akan diterima. 21 Dan
siapa pun yang mempersembahkan kepada TUHAN
suatu korban perdamaian
sebagai pembayar nazar khusus atau sebagai korban sukarela dari lembu atau
kambing domba, maka korban itu haruslah…”
apa? Wow! “…korban itu haruslah yang tidak bercela, agar…” apa? “…diterima.…” Jangan
lupa itu! Kurban itu harus sempurna supaya diterima. Diterima siapa? Diterima
Bapa, benar. “…Tubuhnya tidak
boleh ada cacatnya. 22 Binatang yang buta atau yang
patah tulang, atau pincang, atau yang
punya borok, yang sakit eksim atau yang berkurap, janganlah kamu
persembahkan kepada TUHAN, atau kamu jadikan
sebagai korban api-apian bagi TUHAN di atas
mezbah…” Itulah sebabnya saat Passah, tidak ada
tulang domba kurban yang dipatahkan, karena domba itu harus tanpa cacat.
But not only did
the lamb have to be without defect, the priest had to be without defect too. Of
course we're speaking physically, but physically represents morally in the case
of Jesus.
Notice Leviticus
21:17-21, the priest also had to be without blemish. It says there, “ 17 ‘Speak to Aaron, saying: ‘No man
of your descendants in succeeding generations,
who has any defect,
may approach to offer the bread of his God. 18 For any man who has a defect shall not
approach: a man blind or lame, who has a marred face or any limb too
long, 19 a
man who has a broken foot or broken hand, 20 or is a hunchback or a dwarf, or a man who has a defect in his
eye, or eczema or scab, or is a eunuch…”
Wow! That would be called discrimination these days. Verse
21, “…21 No
man of the descendants of Aaron the priest, who has a defect, shall come near
to offer the offerings made by fire to the Lord. He has a defect; he shall not
come near to offer the bread of his God.”
So the priest had
to be without defect, and the victim had to also be without defect. The offerer
and the offering had to be without defect. And of course the question is why?
Because Jesus
is the priest there to officiates His own sacrifice as victim. He is
the Priest and He is the Victim.
Tetapi
bukan hanya dombanya yang harus tidak bercacat, imamnya juga harus tidak
bercacat. Tentu saja kita bicara tentang cacat fisik, tetapi fisik melambangkan
moral dalam hal Yesus.
Simak Imamat 21:17-21, imamnya juga harus tanpa
cacat. Dikatakan di sana, “17 Katakanlah kepada Harun, begini: ‘Tak
seorang pun dari antara keturunanmu turun-temurun yang bercacat badannya, boleh datang mendekat untuk mempersembahkan
santapan Allahnya, 18 karena siapa pun yang bercacat
badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang
bercacat mukanya, orang yang salah satu tangan
atau kakinya lebih panjang, 19 orang yang patah kakinya atau
tangannya, 20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang cacat matanya, orang yang sakit eksim atau berkurap atau yang
rusak buah pelirnya…” Wow! Zaman sekarang itu namanya
diskriminasi. Ayat 21, “…21 Tidak seorang pun dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, boleh datang mendekat
untuk mempersembahkan segala korban api-apian kepada TUHAN; dia punya cacat, dia
tidak boleh datang mendekat untuk
mempersembahkan santapan Allahnya.’”
Jadi
imam harus tanpa cacat, dan kurbannya juga harus tanpa cacat. Yang mengurbankan
dan yang dikurbankan harus tanpa cacat. Dan tentu saja pertanyaannya ialah
mengapa? Karena di sana Yesus
adalah imamnya yang mempersembakan DiriNya sebagai kurban. Dia
adalah Imamnya dan Dia adalah Kurbannya.
Notice Exodus 12:5
once again the idea that the Passover lamb had to be without blemish, it says
there, “ 5 Your
lamb shall be without blemish, a male of the first year. You may
take it from the
sheep or from the goats.”
Now let's notice
the fulfillment of this, of the idea that the victim had to be without blemish
and the priest had to be without blemish.
1 Peter 1:18-20 has
the fulfillment in Jesus as the victim, it says there in 1 Peter 1:18-20, “ 18 knowing that you were
not redeemed with corruptible things, like silver or gold, from your aimless conduct received by tradition from your
fathers, 19 but…”
you were redeemed with what?
“…with the precious blood of Christ, as of a…” what? “…as of a lamb without blemish and without
spot. 20 He
indeed was foreordained before the foundation of the world, but
was manifest in these last times for you.”
So what is the
significance of the victim being without blemish or spot? Jesus had to be
without blemish and without spot.
Simak
Keluaran 12:5 sekali lagi konsep bahwa domba Passah harus tidak bercacat,
dikatakan di sana, “5 Anak dombamu
itu harus tidak bercela, seekor jantan, dari tahun yang pertama; kamu boleh ambil domba
atau kambing.”
Sekarang
mari kita simak penggenapan ini, konsep bahwa kurban haruslah tanpa cacat dan imamnya harus tanpa cacat.
1
Petrus 1:18-20 penggenapannya ada dalam Yesus sebagai kurban, dikatakan di sana
1 Petrus 1:18-20, “…18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti
perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari tradisi
nenek moyangmu, 19 melainkan…” kamu telah ditebus dengan apa? “…dengan darah Kristus yang mahal, sebagaimana seekor…” apa? “…sebagaimana seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat, 20 sesungguhnya DIa sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun
dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.”
Jadi apa
signifikannya kurban harus tanpa cacat maupun noda? Yesus harus tanpa cacat dan
tanpa noda.
But Jesus also is
spoken of as the blameless priest. Notice what we find in Hebrews 4:15, “14 Seeing then that we have a
great High Priest…” this is verse 14, and verse 15,
“…Seeing then that we have a great High Priest who has passed
through the heavens, Jesus the Son of God, let us hold fast our confession. 15 For we do not have
a High Priest who cannot sympathize with our weaknesses, but was…” what? “…in all points tempted as we are, yet without sin…” So what does the
blamelessness of the high priest represent? It represents that Jesus our High
Priest had no sin. He was tempted in all things and had no sin. Was it
necessary for Jesus to be tempted before He died on the cross? Was it necessary
for Him to be tempted in all things such as we are? How could He weave a
perfect robe of righteousness for us unless He walked in our steps? Are you
following me or not? So it says in verse 15, “ 16 Let us therefore come
boldly to the throne of grace, that we may obtain mercy and find grace to help
in time of need.” We can come to the throne of grace
because He was tempted in all things and He never sinned and He stands in our
place.
Tetapi Yesus juga dibicarakan sebagai imam yang
tanpa cacat. Simak apa yang ada di Ibrani 4:15, “14
Karena kita sekarang mempunyai satu Imam Besar Agung…” ini ayat 14, dan ayat 15, “…14 Karena kita sekarang mempunyai satu
Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab kita bukan punya seorang Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, melainkan yang…” apa? “…dalam
segala hal dicobai sebagaimana kita dicobai,
namun tidak berbuat dosa…” Jadi
ketidak bercacatnya imam besar melambangkan apa? Ini melambangkan bahwa Yesus
Imam Besar kita tidak punya dosa. Dia sudah dicobai dalam segala hal dan tidak
berbuat dosa. Apakah Dia harus dicobai dalam segala hal seperti kita? Bagaimana
mungkin Dia bisa menenun sebuah jubah kebenaran yang sempurna bagi kita kecuali
Dia pernah berjalan di tempat kita. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Maka dikatakan di ayat 16, “…16 Sebab itu marilah kita dengan
penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat
dan menemukan kasih karunia yang dapat menolong kita pada waktu kita membutuhkannya.”
Hebrews 7:25 also emphasizes
that Jesus is the High Priest without blemish. It says there, “26 For such a High Priest was
fitting for us, who is holy, harmless,
undefiled, separate from sinners, and has become higher than the heavens.”
And of course
Pilate himself a pagan Roman ruler, when Jesus came out at least four times,
said before the multitude, “I find no…” what?
“I find no fault in Him.” So when Jesus said on the cross “It is finished!” had Jesus weaved a perfect robe of
righteousness and obedience to the Law of God? Was that an important function
of His ministry? Was that as important
as His death? Of course it was! You see,
Christians are all, they're stuck there at the cross, they don't realize. Yes, the cross
is central to everything, but all of the steps that come before and the steps
that come after are just as important. Salvation is a process of steps that
Jesus takes. It is not only one step. It's not only His death.
Ibrani
7:26 juga menekankan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang tanpa cacat. Dikatakan
di sana, “26 Sebab Imam Besar yang
demikianlah yang layak bagi kita: yaitu yang
saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa, dan telah menjadi lebih tinggi daripada semua langit.”
Dan
tentu saja Pilatus yang dirinya adalah seorang penguasa pagan, ketika Yesus
tampil sedikitnya empat kali di hadapan orang banyak, berkata, “Saya tidak
menemukan…” apa? “…Saya tidak menemukan kesalahan padaNya.” Jadi ketika Yesus
di atas salib berkata, “…Sudah selesai!…” apakah
Yesus sudah menenun sebuah jubah kebenaran dan kepatuhan kepada Hukum Allah yang
sempurna? Apakah itu fungsi yang penting dalam ministriNya? Apakah itu sama
pentingnya dengan kematianNya? Tentu saja iya!
Kalian lihat, orang-orang Kristen semua terpaku pada salib, mereka tidak
menyadarinya. Ya, salib itu pusat
dari segalanya, tetapi semua langkah yang ada sebelumnya dan semua langkah yang
ada sesudahnya itu sama pentingnya. Keselamatan adalah suatu proses
langkah-langkah yang dibuat Yesus. Bukan hanya satu langkah.
Bukan hanya kematianNya.
But human beings
had a second problem. You see weaving a perfect robe of righteousness in our place
was a wonderful thing, but someone also had to take care of our other little
problem. See, we not only were naked, we
also were sinners, and sin deserves death. And so somebody had to come and take
our guilt, and suffer our death. Not only weave a robe of perfect righteousness
to give us, but also to pay the penalty for all of our sins. And of course that
person was Jesus.
Tetapi
manusia juga punya masalah kedua. Kalian lihat, menenun sebuah jubah kebenaran
untuk kita adalah hal yang bagus sekali, tetapi masih harus ada yang datang
menyelesaikan masalah kecil kita yang lain. Lihat, kita bukan hanya telanjang,
kita juga pendosa, dan dosa ganjarannya maut. Maka harus ada yang datang dan
menyingkirkan beban
dosa kita dan menjalani kematian
kita. Bukan hanya menenun sebuah jubah kebenaran yang sempurna untuk diberikan
kita, tetapi juga membayarkan hukuman bagi semua dosa kita. Dan tentu saja, Dia
adalah Yesus.
And in Gethsemane,
and on the cross, Jesus bore on Himself all of the sins of the whole world,
every sin that has been committed, every sin that is being committed, and every
sin that will be committed, Jesus took the guilt upon Himself and suffered
death for every single one of those sins.
Let's notice what
the Bible has to say about this, the most famous verse in the Bible is John
3:16, hands down. You even find it between the goal posts at football games,
that's a real witness, isn't it? When people are just, you know, watching
people beat each other up, you know, John 3:16, “16 For God so loved the world…” let's read the first half of the verse, “…For God so loved the
world that He gave His only begotten Son…” for whom was Jesus
given? For the whole world. He wasn't only given for those who were going to be
saved. He was given for the whole world. “…For God so loved the world that He gave His only begotten Son…” His death was a death for
the sins of the whole world, we're going to notice that in other texts.
Dan di
Getsemani, dan di salib, Yesus memikul Sendiri semua dosa seluruh dunia, setiap
dosa yang pernah dibuat, setiap dosa yang sedang dibuat, dan setiap dosa yang
akan dibuat, Yesus mengambil beban dosa itu pada DiriNya sendiri dan menderita
kematian bagi setiap dosa itu.
Mari kita lihat apa kata Alkitab tentang ini. Ayat
yang paling terkenal di Alkitab, dengan mudah, ialah Yohanes 3:16. Kita bahkan
bisa melihatnya pada tiang gol pertandingan bola, itu namanya kesaksian, bukan?
Ketika orang-orang sedang menonton orang-orang lain saling menyodok satu sama
lain. Yohanes 3:16, “16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…” mari
kita baca bagian pertama ayat ini, “…Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu…” Yesus
dikaruniakan kepada siapa? Bagi seluruh dunia. Dia bukan hanya dikaruniakan
kepada mereka yang akan diselamatkan. Dia dikaruniakan kepada seluruh dunia. “…Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu…” KematianNya adalah kematian bagi dosa seluruh dunia, kita
akan melihatnya dari ayat-ayat yang lain.
Notice 2 Corinthians 5:21 this is one of my favorite verses in the
whole Bible. 2 Corinthians 5:21, “21 For He…” that is God the
Father “…made Him…” that is Jesus “…who knew no sin to be…” what? “…to be sin for us…” are you
understanding what that verse is saying? It's saying that Jesus never knew
what? Jesus never knew sin. But the Father, what did the Father do? He made Him
sin. What does that mean? It means that He took all of our sins and laid them
where? And laid them on Him, so He who knew no sin, the Father laid on Him all
of our sins for a specific purpose. Notice, “…that we might
become the righteousness of God in Him.” What a magnificent verse.
Simak 2 Korintus 5:21, ini adalah salah satu ayat
favorit saya di seluruh Alkitab. 2 Korintus 5:21, “21 Karena Dia…” ini
Allah Bapa “…telah menjadikan Dia…” yaitu Yesus, “…yang tidak mengenal dosa
menjadi…” apa? “…menjadi dosa demi kita…” apakah kalian paham apa yang dikatakan
ayat ini? Ini berkata bahwa Yesus tidak pernah kenal apa? Yesus tidak pernah
kenal dosa. Tetapi Bapa, apa yang dilakukan Bapa? Dia menjadikan Yesus dosa.
Maksudnya apa? Maksudnya Bapa mengambil semua dosa kita dan menempatkan mereka
di mana? Dan menempatkan mereka pada Yesus, sehingga Yesus yang tidak mengenal
dosa, dibebani Bapa semua dosa kita untuk tujuan tertentu. Simak, “…supaya kita boleh memiliki kebenaran Allah di dalam Dia…” Ayat
yang luar biasa.
Galatians 3:13 once
again speaks about Jesus bearing the penalty for sin, not only weaving a perfect
robe of righteousness by His acts of
obedience, but also bearing the guilt that we should bear. Galatians 3:13 says,
“13 Christ has redeemed us from the curse of the Law…” why does the Law curse us? So is the Law to blame? No, the Law
curses us because we're sinners. So it doesn't help to take away the
Law, you've got to resolve the problem of sin, not the Law. The Law can make
just demands.
If you come to a stoplight and you fail to stop, and a policeman
stops you, you can't say, “Get rid of that law.” The problem is the person who transgressed the stoplight,
that's the part of the problem that needs to be solved.
And so it says “… Christ has redeemed us from the curse of the Law…” and how did He do that? “…having become a curse
for us…” He took our curse, He took our guilt,
“…for it is written, ‘Cursed is everyone who…” what? “…who hangs on a tree’…”
Galatia 3:13 sekali lagi berbicara tentang Yesus
menanggung hukuman dosa, bukan hanya menenun sebuah jubah kebenaran yang
sempurna melalui perbuatanNya patuh kepada Hukum, tetapi juga memikul beban
dosa yang seharusnya kita pikul. Galatia
3:13 berkata, “13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat…” mengapa Hukum mengutuk kita? Jadi
apakah Hukum itu salah? Tidak! Hukum mengutuk kita karena kita orang-orang berdosa.
Jadi menyingkirkan Hukum tidak ada gunanya, kita harus menyelesaikan masalah
dosa, bukan Hukumnya. Hukum bisa membuat tuntutan yang adil.
Jika kita tiba di lampu merah dan kita
gagal berhenti, dan seorang polisi menghentikan kita, kita tidak bisa bilang,
“Singkirkan peraturan itu.” Masalahnya ada pada manusia yang melanggar lampu
merah itu, itulah bagian dari problem yang harus diselesaikan.
Jadi
dikatakan, “…13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat…” dan bagaimana caranya Dia melakukannya? “…dengan jalan menjadi
kutuk bagi kita…” Dia mengambil kutuk kita, Dia mengambil
akibat dosa kita, “…sebab ada tertulis:
‘Terkutuklah orang yang…” apa? “…digantung pada batang kayu’…"
How much guilt did
Jesus take? Only of those who are going to be saved? Or did Jesus take the
guilt of every sin that has ever been committed? Notice Hebrews 2:9, “ 9 But we see
Jesus, who was made a little lower than the angels, for the suffering of
death crowned with glory and honor, that He, by the grace of God, might
taste death for…” Fresno; for Fresno too! That He might taste death, “…for everyone.” What does “everyone” mean? Exactly that, everyone. So Jesus tasted death for every person who
has ever lived.
Berapa banyaknya beban dosa yang diambil oleh Yesus? Hanya dari mereka
yang akan diselamatkan? Atau apakah Yesus mengambil beban dosa dari setiap dosa yang pernah dilakukan? Simak
Ibrani 2:9, “9
Tetapi
kita melihat Yesus,
yang dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat untuk menjalani penderitaan kematian yang dimahkotai kemuliaan dan kehormatan, supaya oleh kasih karunia Allah Ia bisa mengalami kematian
bagi…” Fresno,
bagi Fresno juga! Supaya Dia bisa mengalami kematian “…bagi semua manusia…” apa artinya “semua manusia”? Persis
itu, semua manusia. Jadi Yesus merasakan kematian bagi setiap manusia yang
pernah hidup.
Notice 1 John 2:1-2
once again, Jesus died He paid the penalty for everyone since. It says there in
1 John 2:1, “1 My little children, these things
I write to you, so that you may not sin. And if anyone sins, we have an Advocate
with the Father, Jesus Christ the righteous. 2 And He Himself is the propitiation for our sins…”
he's speaking to believers here, but then he also says, “…and not for ours only but…” for what? “…but also for the whole world.” Jesus suffered the guilt of how many? The whole world. His death was for the whole world and His life was for the whole world. This is what we
might call the objective benefits of His work, they were done for everyone. He
wove the robe for everyone and He bore the guilt of everyone.
Simak 1 Yohanes 2:1-2, sekali lagi, Yesus mati,
sejak itu Dia membayar hukuman bagi semua orang. Dikatakan di sana di 1 Yohanes
2:1, “1‘Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa. Dan jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pembela pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus, yang benar. 2
Dan Ia Sendiri adalah pendamai bagi dosa-dosa kita…” Yohanes berbicara kepada umat percaya
di sini, tetapi kemudian dia juga berkata, “…dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi …” untuk
apa? “…tetapi juga untuk seluruh
dunia.’ …”
Yesus
menderita beban dosa buat berapa banyak orang? Seluruh dunia. KematianNya itu
bagi seluruh dunia, dan hidupNya itu bagi seluruh dunia. Inilah yang bisa kita
sebut manfaat objektif dari pekerjaanNya, itu dilakukan bagi setiap orang. Dia
menenun jubah bagi setiap orang dan Dia memikul beban dosa setiap orang.
Notice Isaiah 53:5-6,
“5 But He was wounded for our
transgressions, He was bruised
for our iniquities; the chastisement for our peace was upon Him, and by His stripes we are healed. 6 All we like sheep have gone
astray; we have turned, every one, to his own way…” and now notice, “…and the Lord has laid on Him the
iniquity of…” some of us. No! “…the Lord has laid on Him the
iniquity of us all.”
So I know what some
people are thinking, they're saying, “OK,
if Jesus wove the robe of righteousness for everyone, He died for
everyone, everybody's going to be saved.”
That's where the
Seventh-Day Adventist’s view of the work of Christ kicks in. You see we also
have to claim what Jesus did. He gained the benefits, we have to claim the
benefits. And if not, we're still in our sins. We'll come to that a little bit
later.
Simak Yesaya 53:5-6, “5 Tetapi Dia dilukai karena pelanggaran-pelanggaran
kita, Dia dipukuli hingga memar karena kejahatan-kejahatan kita; hukuman demi pendamaian kita ditanggung olehNya, dan oleh
bilur-bilurnya kita disembuhkan. 6
Kita sekalian seperti domba yang tersesat,
masing-masing kita telah berbalik mengambil
jalannya sendiri…” dan sekarang simak, “…dan TUHAN telah menimpakan kepadaNya kejahatan…” beberapa dari kita. Bukan! “…TUHAN telah menimpakan
kepadaNya kejahatan kita semua…”
Maka
saya tahu apa yang dipikir beberapa orang, mereka berkata, “OK, jika Yesus
menenun jubah kebenaran bagi setiap orang, Dia mati bagi setiap orang, maka
semua orang akan selamat.”
Di
sinilah pandangan MAHK tentang pekerjaan Kristus, dimulai. Kalian lihat, kita juga harus mengklaim apa yang dilakukan
Yesus. Yesus sudah mendapatkan manfaatnya, kita harus mengklaim manfaat itu.
Jika tidak, kita masih berada dalam dosa-dosa kita. Nanti kita akan kembali
kemari.
Notice what Ellen
White wrote in Selected Messages Volume 1 page
321, “The guilt of every sin…”
how many sins? “…of every sin pressed its weight upon the divine soul of the world's Redeemer. The evil thoughts, the evil
words, the evil
deeds…” now listen carefully, “…of every
son and daughter of Adam, called for retribution upon Himself; for He had become man's
substitute. Though the guilt of sin was not His, His spirit was
torn and bruised by the transgressions of men, and He who
knew no sin
became sin for us, that we might be
made the righteousness of
God in Him.”
Simak apa yang ditulis Ellen White di Selected Messages Vol. 1 hal. 321. “…Beban setiap dosa…” berapa banyak dosa? “…setiap dosa, menekankan beratnya ke atas
jiwa Ilahi dari Penebus dunia. Pikiran-pikiran yang jahat, perkataan-perkataan
yang jahat, perbuatan-perbuatan jahat…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…dari setiap putra dan putri
Adam, menuntut ganti rugi dariNya; karena Dia telah menjadi pengganti manusia.
Walaupun beban dosa itu bukan kepunyaanNya, Rohnya tercabik dan memar oleh
pelanggaran-pelanggaran manusia. Dan Dia yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa
demi kita, supaya kita boleh dijadikan kebenaran Allah dalam DiriNya.”
So His life in the Camp and His death in the Court are what I call the
objective
benefits of His atonement. Objective
means outside of ourselves, outside of us, claiming them. He bought them for everyone.
Jadi hidupNya di Perkemahan dan
kematianNya di Pelataran adalah apa yang saya sebut manfaat objektif dari
pendamaianNya. Objektif artinya di luar diri kita, bukan berasal
dari kita. Kita harus mengklaimnya. Dia yang telah membelinya bagi setiap
manusia.
Now let's go to the
next section. This is on page 6 of your syllabus, “The Court: The Laver”. It's
the next piece of furniture after the Altar of Sacrifice, and before you go
into the Holy Place. Titus 3:4-5 has the key verse, but before we read that
verse, let me ask what is the meaning of the word “regeneration”? It means to
give life again, to regenerate, right? To
“generate” means to give life, to “regenerate” means to what? To give life
again. So what would the Laver represent? The water represents the Holy Spirit,
power of the Spirit. Notice Titus 3:4-5, “4 But when the kindness and
the love of God our Savior toward man appeared, 5 not by works of righteousness which we have done, but according
to His mercy He saved us, through the…” what? There's the
key word: “…washing…” what do you wash with? Water, yes, “…through the washing of regeneration and…” what? “…renewing of the Holy
Spirit…”
So the water
represents the washing and the renewing. You can't renew something that has not
been new before, if you please. Now what
does this mean? It simply means that before the priest would go in to the Holy Place to
minister, he had to cleanse himself from every vestige of death. You see, when he offered the sacrifice, he
was stained all over his body with the
blood of the sacrifice. Now he had to wash himself of death before he entered
the next stage of his ministration.
When is it that
Jesus washed Himself from every vestige of death to enter upon His next phase of ministry? Romans 6:9-10, “ 9 knowing that Christ,
having been raised from the dead…” what? “…dies no more. Death no longer
has dominion over Him. 10 For the death that He died, He
died to sin once for all; but the
life that He lives, He lives to God.”
At the Laver Jesus
washed Himself of every vestige of death. He resurrected from the dead to die
no more.
Nah, mari
kita ke bagian berikutnya. Ini ada di hal. 6 silabus kalian. “Pelataran: Bejana Pembasuh”.
Itu adalah perabot berikutnya setelah Mezbah Kurban dan sebelum masuk ke Bilik
Kudus. Titus 3:4-5 adalah ayat kuncinya. Tetapi sebelum kita membaca ayat itu,
coba saya tanya, apa arti kata “regenerasi”? Itu berarti menghidupkan kembali,
meregenerasi, benar? “Menggenerasi” berarti menghidupkan, “meregenerasi”
berarti apa? Menghidupkan lagi. Jadi Bejana
Pembasuh melambangkan apa? Airnya melambangkan Roh Kudus, kuasa
Roh.
Simak Titus 3:4-5,“4 Tetapi ketika kemurahan dan kasih
Allah Juruselamat kita dinyatakan kepada manusia, 5 bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena
rahmatNya, Dia menyelamatkan kita, melalui…” apa? Ini kata kuncinya: “…pembasuhan…” dengan
apa orang membasuh? Air, iya, “…melalui pembasuhan regenerasi (menghidupkan kembali), dan…” apa? “…pembaharuan oleh Roh Kudus.”
Maka
air melambangkan pembasuhan dan pembaharuan. Kita tidak bisa memperbarui lagi
sesuatu yang sebelumnya bukan baru. Nah, apa artinya ini? Ini semata-mata
berarti bahwa sebelum imam itu
masuk ke Bilik Kudus untuk melayani, dia harus membersihkan dirinya sendiri
dari setiap noda kematian. Kalian lihat, ketika imam itu
mempersembahkan kurban, sekujur tubuhnya ternoda oleh darah kurban. Sekarang
dia harus membasuh dirinya dari kematian sebelum dia masuk ke tahap berikut
dari pelayanannya.
Kapan
Yesus membasuh DiriNya dari setiap noda kematian untuk masuk ke tahap berikut
dari pelayananNya? Roma 6:9-10, “9 Karena kita
tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia dibangkitkan
dari antara orang mati…” apa? “…tidak mati lagi. Kematian tidak berkuasa lagi atas Dia. 10 Sebab kematian yang dialami-Nya, Dia mati bagi dosa, satu kali
untuk semua, tetapi hidup yang dihidupkanNya, Dia
hidup bagi Allah…”
Di
Bejana Pembasuh Yesus membasuh DiriNya dari setiap noda kematian. Dia bangkit
dari kematian, untuk tidak mati lagi.
Now I'd like to ask
the question: What is more important, the perfect life of Jesus, the death of
Jesus on the cross, or the resurrection of Jesus? Most Christians would say the
cross. I'm going to get ahead of myself a little bit here. You know, there's this concept among
Christians that Jesus forgave everybody’s sin at the cross, that's not biblical
theology. Jesus did not forgive everyone's sins at the cross. He made provision
for the forgiveness of everyone's sins at the cross. He made a perfect and
complete provision for the forgiveness of sins at the cross, but He did not
forgive sins at the cross, because we're going to see that forgiveness
of sin is an individual claiming of His
benefits. We'll come to that when we deal with the work in the
Holy Place.
Sekarang
saya mau tanya, apa yang lebih penting: hidup Yesus yang sempurna? Kematian
Yesus di salib? Atau kebangkitan Yesus? Kebanyakan orang Kristen akan berkata:
Salib. Saya akan mendahului diri sendiri sedikit di sini. Kalian tahu, di
antara orang Kristen ada konsep ini bahwa Yesus mengampuni dosa semua orang di
salib. Itu bukan theologi yang
alkitabiah. Yesus tidak mengampuni dosa semua orang di salib. Dia
membuat sarana bagi pengampunan dosa semua orang di salib. Dia membuat sarana
yang sempurna dan lengkap untuk mengampuni dosa-dosa di salib, tetapi Dia tidak mengampuni dosa-dosa
di salib karena kita akan melihat bahwa pengampunan dosa adalah pada saat seorang manusia
mengklaim jasa-jasaNya. Kita akan membahas ini nanti saat kita membahas
pekerjaan di Bilik Kudus.
Now in that light,
let's read Romans 4:25. This text you know, when did Jesus justify sinners? Did
Jesus justify sinners when He died or when Jesus resurrected did He make it
possible for people to be justified? Justified means forgiven by the way. Ellen
White says, forgiveness and justification is the same thing, except justification is
the theological term. Notice
Romans 4:25 very key verse, it says there,
24 and 25, 23 Now it…” that is the story of Abraham's justification when He believed
God, he's using the case of Abraham,
“…Now it was not written for his sake alone…” that it's for Abraham's sake alone, “…that it was imputed to him, 24 but also for us….” so in other words, the experience of the imputation of
justification to Abraham wasn't written only for him, it was written for us.
Verse 24, “…It
shall be imputed to us…” that means forgiven. Is there a
condition? “…It
shall be imputed to us, who believe in Him who raised up Jesus our Lord
from the dead, 25 who
was delivered up because of our offenses, and was raised…” don't miss this point, “…was raised because of (for) our
justification…”
Why was Jesus
raised? So that He could justify us. So were we justified at the cross? No! He was
raised so that He could justify us, He was raised for our justification.
Nah, dengan pengertian ini, mari kita baca Roma 4:25. Ayat ini, kalian tahu, kapan
Yesus membenarkan orang-orang berdosa? Apakah Yesus membenarkan orang-orang
berdosa ketika Dia mati atau ketika Dia bangkit Dia membuatnya mungkin bagi
manusia untuk dibenarkan? Dibenarkan artinya diampuni. Ellen White berkata, pengampunan dan pembenaran itu
hal yang sama, hanya saja pembenaran itu istilah theologinya.
Simak Roma 4:25, ayat kunci yang sangat mendasar, dikatakan di sana, ayat 24
dan 25, “23 Nah ini…”
maksudnya kisah pembenaran Abraham ketika dia mempercayai
Allah, Paulus memakai kasus Abraham, “…Nah, ini tidak ditulis demi dia saja…”
maksudnya demi kepentingan Abraham saja, “…bahwa itu sudah diperhitungkan padanya, 24 tetapi juga demi kita…”
jadi dengan kata lain, pengalaman diperhitungkannya
pembenaran kepada Abraham, tidak ditulis hanya demi kepentingannya, itu ditulis
demi kepentingan kita. Ayat 24, “…Itu akan diperhitungkan pada kita…”
artinya kita juga akan diampuni. Apakah ada syaratnya? “…Itu akan diperhitungkan pada kita yang percaya dalam Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara
orang mati, 25 yang telah diserahkan karena pelanggaran-pelanggaran kita dan dibangkitkan…” jangan melewatkan poin ini, “…dibangkitkan karena (untuk)
pembenaran kita…”
Mengapa
Yesus dibangkitkan? Agar Dia bisa membenarkan kita. Jadi apakah kita dibenarkan
di salib? Tidak! Yesus dibangkitkan
supaya Dia bisa membenarkan kita. Dia dibangkitkan untuk pembenaran kita.
Now let me offer
you proof of this. 1 Corinthians 15:3-7 and then verse 17-19. Here Paul states,
“3 For I delivered to you
first of all that which I also received: that Christ died for our sins…” you notice I have there in brackets “Passover”, “…according to the
Scriptures, 4 and
that He was buried…” that's Unleavened Bread. The things in brackets are my own comments, by the
way, “…and that
He rose again…” that would be
the Feast of First Fruits, “…the third day according to the Scriptures, 5 and that He was seen
by Cephas, then by the twelve. 6 After that He was seen by over five hundred brethren
at once, of whom the greater part remain to the present, but some
have fallen asleep. 7 After
that He was seen by James, then by all the apostles. 8 Then last of all He was
seen by me also…” of course on the
road to Damascus, “…as by
one born out of due time…” Were there plenty of witnesses that Jesus
resurrected? Did the Scriptures say He was going to resurrect? He says, He’ll
resurrect and it’s according to Scripture. So we had the benefit of Scripture
says, and bunches of witnesses. Now why would Paul make it a point to
emphasize, you know, we have witnesses and the Scriptures say that He was going
to resurrect? Notice verse 17-19, “…17 And
if Christ is not risen, your faith is futile…”
what's more
important, His death or His resurrection?
Hmm, “…if Christ is not risen, your faith is futile, you are still in your
sins!...” did He forgive
the sins at the cross? He had to resurrect to forgive sins. He was raised
for our justification. Are you following me or not? It continues
saying, “…And if
Christ is not risen, your faith is futile,
you are still in your sins!
18 Then also those who have fallen asleep in Christ
have perished…” Wow! Is the
resurrection as important as His death? Is His
life as important as His death?
Is His intercession as important as His resurrection, His death, and His life? Don't get caught up in this little
scenario. You need focus. Salvation
requires several steps on the part of Jesus. And then verse 19,
“…19 If
in this life only we have hope in Christ, we are of all men the most pitiable.”
Sekarang saya
akan menyodorkan bukti tentang ini. 1 Korintus 15:3-7 kemudian ayat 17-19. Di
sini Paulus berkata, “3 Sebab
kusampaikan kepadamu pertama-tama apa yang telah kuterima sendiri, bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita…” kalian
lihat di diktat kalian dalam kurung kata “Passah”, “…sesuai dengan Kitab Suci, 4 dan bahwa Ia telah dikuburkan…” itu Roti Tidak Beragi. Semua yang
ditulis dalam kurung di diktat kalian adalah komentar-komentar saya sendiri, “…dan bahwa Ia telah dibangkitkan…”
ini adalah Perayaan Buah Sulung, “…pada hari yang ketiga, menurut Kitab
Suci; 5 bahwa Ia telah dilihat oleh
Kefas dan kemudian oleh kedua belas
murid-Nya. 6 Sesudah itu Ia dilihat
oleh lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih
hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. 7
Setelah itu Ia dilihat oleh Yakobus, kemudian oleh
semua rasul. 8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia dilihat juga olehku…” tentunya saat dalam perjalanan ke
Damaskus “…sebagaimana oleh
seseorang yang lahir sebelum waktunya…”
Apakah ada banyak
saksi bahwa Yesus sudah bangkit? Apakah Kitab Suci mengatakan Dia akan bangkit?
Yesus berkata Dia akan bangkit, dan itu sesuai Kitab Suci. Maka kita
mendapatkan bukti dari yang dikatakan Kitab Suci, dan banyak saksi. Nah,
mengapa Paulus merasa perlu untuk menekankan, kalian tahu, bahwa ada
saksi-saksi dan Kitab Suci juga mengatakan bahwa Yesus akan bangkit? Simak ayat
17-19, “…17 Dan jika Kristus tidak bangkit, imanmu sia-sia…” apa
yang lebih penting, kematianNya atau kebangkitanNya? Hmmm, “…jika Kristus tidak
bangkit, imanmu sia-sia, kamu masih hidup
dalam dosamu…” apakah
Dia mengampuni dosa-dosa di salib? Dia
harus bangkit untuk mengampuni dosa! Dia dibangkitkan untuk
pembenaran kita. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Selanjutnya
dikatakan, “…Dan jika Kristus tidak bangkit, imanmu sia-sia, kamu masih hidup dalam dosamu. 18
Kalau begitu, orang-orang yang mati dalam
Kristus telah binasa…” Wow! Apakah kebangkitanNya sama
pentingnya dengan kematianNya? Apakah perantaraanNya sama pentingnya dengan
kebangkitanNya, kematianNya dan hidupNya? Jangan terperangkap oleh skenario
yang kecil ini. Kita harus fokus. Keselamatan
butuh beberapa langkah di pihak Yesus. Kemudian ayat 19, “…19 Jika hanya
dalam hidup ini saja kita memiliki harapan dalam
Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala
manusia.”
And so you have
these steps of Jesus through the Sanctuary.
First three steps:
1.
His perfect life.
2.
His death for sin.
3.
His resurrection.
Why did He
resurrect? You ask a Christian today, what has Jesus been doing for the last
two thousand years? You know well, someone’ll say, “I guess He's been there
interceding.” Well, why would He be interceding if everything was taken care of
at the cross? It gets nebulous after, you know, when Jesus is there, it gets
nebulous, what He's been doing for the last couple of thousand years. But of course Jesus resurrected so that He
could go fulfill the next function in
His house. He couldn't fulfill the next
function if He was dead, hello! So He had to resurrect to be able to enter the
next function in His ministry.
Jadi ada
langkah-langkah Yesus melalui Bait Suci.
Tiga
langkah pertama:
1. HidupNya yang sempurna
2. KematianNya untuk dosa
3. KebangkitanNya.
Mengapa
Yesus bangkit? Jika kita bertanya kepada orang Kristen hari ini, apa yang telah
dilakukan Yesus selama 2000 tahun terakhir? Kalian tahu, akan ada yang berkata,
“Kira-kira Dia sedang menjadi perantara.” Nah, untuk apa Yesus menjadi
perantara jika semuanya sudah beres di salib? Semuanya menjadi kabur kalian
tahu, bila Yesus ada di sana, itu menjadi kabur, apa yang sedang dilakukanNya
selama dua ribu tahun terakhir. Tetapi tentu saja Yesus bangkit supaya Dia bisa
menggenapi fungsi berikutnya dalam RumahNya. Yesus tidak akan bisa menjalankan
fungsi berikutnya andai Dia mati, halo! Jadi Dia harus bangkit untuk bisa
memasuki fungsi berikutnya dalam pelayananNya.
Let's notice at the
bottom of page 6, what His next function
is. John 3:16 we read a few moments ago, we read the first half of the verse, that's
the part of verse that lots of people focus on, “16 For God so loved the world that He gave His only begotten Son…” aaah, He did it for the whole world. But
the second half of the verse shows us that not everybody's going to be saved
because Jesus was given for the whole world. The second half of the verse says, “…that whoever believes in Him…” the word “believes” means have faith, whoever trusts in Him. You
know “believe” it's like the word “love”, you know, it's a word that has become
meaningless, because “believe” is something that's done in the head. But in the
Bible “believe”, the word “believe” is the same word “faith” πίστη [písti] πιστεύω [pisteuō]
so it really means whoever has faith in Him, whoever trusts in
Him, “…should not perish but have everlasting
life."
Mari kita simak bagian bawah hal. 6, apa fungsi Yesus
berikutnya. Yohanes 3:16, sudah kita
baca tadi, sudah kita baca bagian
pertama dari ayat itu, itulah bagian dari ayat yang menjadi fokus banyak orang,
“16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu…” aaah, Allah melakukannya untuk seluruh dunia. Tetapi bagian kedua dari ayat
itu menunjukkan kepada kita bahwa tidak setiap manusia akan diselamatkan karena
Yesus dikaruniakan kepada seluruh dunia. Bagian yang kedua ayat itu berkata,
“…supaya setiap orang yang percaya
dalam Dia…” kata “percaya” berarti memiliki iman, barangsiapa yang mempercayai Dia.
Kalian tahu “percaya” itu seperti kata “cinta” kalian tahu, itu adalah sebuah
kata yang sudah menjadi tidak berarti karena ”percaya” itu sesuatu yang
dilakukan di dalam kepala. Tetapi di dalam Alkitab, “percaya”, kata “percaya” itu kata yang sama dengan “iman”
πίστη [písti] πιστεύω
[pisteuō],
jadi sesungguhnya artinya ialah barangsiapa beriman dalam Dia, barangsiapa menaruh
percaya pada Dia, “…tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Now let me give you
an illustration before we take our first question and answer session of the relationship
between the objective benefits of Christ's work and the subjective application
of those benefits after He ascends to heaven.
I want to use the illustration
of a bank. I want you to imagine an owner of a bank. He's a multi-quadrillionaire. He has enough resources to pay every person's debt on
planet earth that has ever lived, is living, or will live. Every single debt,
whether be mortgage, credit cards, department store bills, educational bills,
auto loans, you name it, there's enough capital that this individual has to pay
every single person’s debts that has ever lived upon planet Earth. So He looks
upon human beings and he says, “Oh,
these people they are so depressed, they're, you know, they're in debt, they
can't even sleep because they don't know how they're going to pay for these
bills, they're afraid, you know, the house is going to be foreclosed, and I
just feel so sorry for them I'm going to set up a special fund out of all the
resources I have. I'm going to deposit enough money in the bank for every
person to have all of their debts cancelled.” Of course if he's going to do
this, it would help for people to know, and so he takes advantage of all kinds
of media, you know, through radio, newspaper, television, Gmail, Twitter,
Facebook, word-of-mouth, Skype, FaceTime, What's App, you name it.
He says I'm going to use every means possible to let everybody know that
this multi-trillionaire, quadrillionaire has made a deposit in a bank that will pay for every single
person's debts, all of their debts. How long do you think the line would be?
You see there's a catch. The resources are there in the bank, but the catch
is that if the individual wants their debts cancelled they have
to come and claim personally and individually the capital.
Let me ask you
this, what would happen if an individual failed to come to the bank to claim
the capital? Would they still be in debt? They would still be in debt.
You see, when Jesus
lived His life and died His death and resurrected, Jesus provided the
capital to pay for every single person's debt that has ever lived in the
history of planet Earth. But there's a catch. We have to come individually and
we have to claim it by faith in Jesus. And this is where the next phase of the
Ministry of Jesus comes in.
Nah, saya
akan memberikan suatu ilustrasi sebelum bagian tanya-jawab tentang hubungan
antara manfaat objektif pekerjaan Kristus dengan aplikasi subjektif
manfaat-manfaat tersebut setelah Dia kembali ke Surga.
Saya mau
memakai ilustrasi sebuah bank. Saya mau kalian membayangkan seorang pemilk
bank. Dia mahakaya raya (15 nol angka kekayaannya). Dia punya
cukup dana untuk membayar utang setiap manusia di planet bumi yang pernah
hidup, sedang hidup atau bakal hidup. Setiap utang, apakah itu penggadaian,
kartu kredit, tagihan belanja, tagihan pendidikan, pinjaman untuk mobil, sebutkan
saja, inidividu ini punya cukup modal untuk melunasi utang setiap manusia yang
pernah hidup di planet Bumi. Jadi dia memandang manusia dan dia berkata, “O,
manusia-manusia ini begitu tertekan, mereka terbelit utang, mereka tidak bisa
tidur karena mereka tidak tahu bagaimana mereka harus membayar utang itu,
mereka takut, rumah mereka akan disita, dan aku merasa begitu iba pada mereka,
aku akan membuat suatu dana khusus dari hartaku. Aku akan menaruh cukup uang di bank agar
setiap utang manusia bisa dilunasi.” Tentu saja jika dia akan berbuat demikian,
orang-orang harus tahu. Maka dia memakai sarana segala macam media, lewat
radio, surat kabar, televisi, Gmail, Twitter, Facebook, Word of Mouth
(marketing dari mulut ke mulut), Skype, FaceTime, Whats App, apa saja. Dia
berkata, aku akan memakai segala cara yang ada untuk memberitahu semua orang
bahwa orang kaya raya ini telah menaruh uang di bank yang akan membayarkan
utang setiap manusia, semua utang mereka. Menurut kalian seberapa panjangnya
antrean itu? Kalian simak, ada syaratnya. Dananya memang ada di bank, tetapi syaratnya ialah,
manusia yang mau utangnya dibayarkan, mereka
harus datang sendiri dan mengklaim secara pribadi dana tersebut.
Coba saya
tanya, apa yang terjadi jika manusia itu tidak datang ke bank untuk mengklaim
dana itu? Apakah dia masih tetap terbelit utang? Dia tetap terbelit utang.
Kalian
lihat, ketika Yesus menjalani hidupNya dan mengalami kematianNya lalu bangkit,
Yesus telah menyediakan sarana untuk membayar utang setiap manusia yang pernah
hidup dalam sejarah planet Bumi. Tapi ada syaratnya. Kita harus datang secara
pribadi, dan kita harus mengklaimnya melalui iman dalam Yesus. Dan di sinilah
tahap berikut dari ministri Yesus dimulai.
Jesus went to Heaven as an Advocate. We're going to see this in our next
session. He went there as an Intercessor, for those who come to Him, claiming
the benefits of His objective work, claiming the robe of His righteousness,
claiming His payment for sin, claiming Him as the Intercessor, because He's
resurrected, He can now intercede. Are you with me?
Yesus kembali ke Surga sebagai Pembela. Kita akan
melihat ini dalam sesi kita berikutnya. Dia ke sana untuk menjadi Perantara,
bagi mereka yang datang kepadaNya, yang mengklaim manfaat-manfat dari
pekerjaanNya, mengklaim jubah kebenaranNya, mengklaim pembayaranNya bagi dosa,
mengklaim DiriNya sebagai Perantara, karena Dia sudah bangkit, Dia sekarang
bisa menjadi perantara. Apakah kalian mengikuti saya?
Let me give you
another way of looking at it. How much did the last gift you received cost you?
Does a gift cost? Of course it costs. I know on Mother's Day I gave my wife a
gift, it cost. Suppose I spent $100 on the gift, that cost me 100 bucks. I do
it gladly by the way. How much did it cost her? So
imagine, you know, I come to my wife and I say, “Oh, I bought you this
beautiful gift.” She opens it, paying me.
It's not a gift, right?
So let me ask you
who bought the gift of salvation? Who paid for it? Jesus paid for it. How much
does it cost us? It doesn't cost us anything. But there's a catch. Does a
person have the right to accept or reject a gift? That's where the
individual comes in. That's where the person comes in. Jesus bought the gift,
it's free, He paid for it, so we don't have to pay for it. He lived the perfect
life, He died the death that we should die, it's available. He's there in the
heavenly Sanctuary, ready to present our
case before the Father when we come to Him, trusting in Him, He's willing to
take His life and His death and place them to our account, and God
looks upon us as if we had never sinned. What good news that is, and yet most
people will choose to remain in debt.
Saya akan
memberikan cara lain untuk melihatnya. Pemberian yang terakhir kalian terima,
berapa kalian bayar untuk itu? Apakah suatu pemberian itu harus dibayar? Tentu
saja harus dibayar. Saya tahu. Pada Hari Ibu saya memberi istri saya suatu
pemberian, itu harus dibayar. Katakanlah saya menghabiskan $100 untuk pemberian
tersebut, saya membayar 100 dollar. Nah, saya melakukannya dengan senang hati.
Berapa yang harus dibayar istri saya? Bayangkan, saya datang ke istri saya dan
berkata, “Oh, aku membelikan kamu pemberian yang indah ini.” Dia membukanya dan
membayar saya. Itu namanya bukan pemberian, benar?
Jadi coba
saya tanya, siapa yang membeli pemberian keselamatan? Siapa yang membayarnya?
Yesus yang membayarnya. Berapa yang harus kita bayar? Kita tidak harus membayar
apa-apa. Tetapi ada syaratnya. Apakah seseorang berhak menerima atau menolak
sebuah pemberian? Di sanalah giliran si individu ini berperan. Di
sanalah manusia ambil bagian. Yesus yang membelikan pemberian itu, itu gratis,
Dia yang membayarnya, jadi kita tidak usah membayar untuk itu. Yesus yang
menjalani hidup yang sempurna, Dia menjalani kematian yang seharusnya kita
jalani, Dia yang menyediakannya. Dia ada di Bait Suci surgawi siap
mempersembahkan kasus kita di hadapan Allah Bapa ketika kita datang kepadaNya,
mempercayaiNya, Dia rela mengambil hidupNya dan kematianNya dan memperhitungkan
mereka sebagai milik kita, dan Allah memandang kita seolah-olah kita tidak
pernah berdosa. Alangkah baiknya kabar itu, namun demikian kebanyakan orang
memilih untuk tetap terbelit utang.
04 05 21
No comments:
Post a Comment