BELIEVE HIS PROPHETS
Part 21/22 - Stephen Bohr
BASE CRIME OF AMALGAMATION
https://www.youtube.com/watch?v=9uN9gyR06x8
Dibuka
dengan doa
A few years ago one of my church members came to me and by the tone of his
voice I could tell that he was greatly troubled. He told me that he had been
surfing the internet and came across one of those websites that is inimical to
Ellen White. His curiosity peaked as he read the material on this particular website,
when he read an article that attempted to prove that Ellen G. White believed
and taught that before the flood, animals and humans crossbred and the result
was a hybrid offspring that was part human and part animal. In all sincerity he
asked me at that time, how can I believe that Ellen White
was a true prophet when she taught such an unscientific and ridiculous topic. I
told him that Ellen White did not teach that and that I would research a
little bit further this topic to give him a detailed answer to his question in
the future.
Beberapa tahun yang lalu salah satu anggota jemaat gereja
saya datang dan dari nada bicaranya saya bisa melihat bahwa dia sangat kesal.
Dia bilang dia menjelajah di internet dan bertemu salah satu situs yang
memusuhi Ellen White. Rasa ingin tahunya memuncak ketika dia
membaca materi di situs tersebut, saat dia membaca suatu artikel yang berusaha
membuktikan bahwa Ellen G. White meyakini dan mengajarkan sebelum air bah,
hewan dan manusia kawin silang, dan hasilnya adalah produk
campuran setengah manusia dan setengah hewan. Dengan segala ketulusan hatinya
dia bertanya kepada saya saat itu bagaimana saya bisa mempercayai Ellen White
itu seorang nabi tulen sementara dia mengajarkan topik yang sedemikian tidak
saintifik dan tidak masuk akal ini. Saya katakan bahwa Ellen White tidak mengajarkan hal itu, dan
saya akan menyelidiki topik ini lebih lanjut untuk nanti memberinya jawaban
yang mendetail kepada pertanyaannya ini.
And so I sat down and prepared what I'm going to share with you this
evening. Here is the quotation in question with the key portions emphasized. This
statement as you can tell from your syllabus is found in Spirit of Prophecy Vol. 1 page 69
and I'm going to emphasize certain phrases and words. “But if there was
one sin
above
another which called for the destruction of the race by the flood,..” If there was one
sin above every other sin that called for destruction by the flood “…it was the base
crime of amalgamation of man and beast which defaced the
image of God, and
caused confusion
everywhere…”
I want you to remember these words we have
to look for them in other places in Ellen White's writings. So once again “…one sin…
called for the destruction of the
race by the flood,..
base crime
of amalgamation of man
and beast…” and this “…defaced
the image
of
God,
and caused confusion
everywhere.
God purposed to destroy by a flood that powerful, long-lived race that had corrupted their ways before Him.”
So basically this is the quotation that this church member found on the
website, which rattled him significantly.
Jadi saya duduk dan
mempersiapkan apa yang akan saya bagikan kalian malam ini. Inilah kutipan
tersebut dengan bagian-bagian pentingnya digarisbawahi. Pernyataan ini, seperti
yang bisa kalian baca di diktat kalian, terdapat di Spirit of Prophecy Vol. 1, hal. 69, dan saya akan menekankan ungkapan-ungkapan dan
kata-kata tertentu. “…Namun jika ada satu
dosa di atas yang lain yang mendatangkan pemusnahan bangsa manusia dengan air
bah…” jika ada satu dosa di atas segala dosa-dosa yang lain yang layak mendatangkan pemusnahan dengan
air bah
“…itu ialah kejahatan yang hina dari amalgamasi manusia dan hewan, yang
merusak keserupaannya dengan Allah, dan
menyebabkan kebingungan di mana-mana…” Saya mau kalian mengingat kata-kata ini, yang akan kita cari di
tempat-tempat lain tulisan-tulisan Ellen White. Jadi sekali lagi, “…satu dosa … yang mendatangkan pemusnahan bangsa manusia dengan air
bah … kejahatan yang hina dari amalgamasi manusia
dan hewan, …” dan ini “…merusak keserupaannya dengan Allah, dan
menyebabkan kebingungan di mana-mana. Allah
memutuskan untuk memusnahkan dengan air bah, bangsa yang kuat yang
panjang umurnya itu yang sudah merusak pola hidup mereka di hadapanNya.”
Jadi pada dasarnya inilah kutipan yang ditemukan anggota jemaat itu di
situs tersebut yang mengguncangnya cukup keras.
According to the three-page printout that he gave me, there were certain expressions
that were emphasized on this handout, the expression “base crime”, “man and beast”, the word “defaced the image of God” and the word “confusion
everywhere”, and basically this website emphasizing
these four ideas that Ellen White used the expression: “based crime”, “man and beast”, “defaced the image of God” and cause “confusion
everywhere” ~ according to the website this could not
refer to simply normal sexual relations between a man and a woman, it had to be
some terrible crime, and the conclusion was that the crime was that animals and humans
were crossbreeding.
Menurut cetakan sepanjang tiga halaman yang diberikannya
kepada saya itu, ada ungkapan-ungkapan tertentu yang ditekankan di dokumen
tersebut, ungkapan “kejahatan
yang hina”, “manusia dan hewan” kata “merusak
keserupaannya dengan Allah”, dan kata “kebingungan di mana-mana”, dan pada dasarnya situs ini
menekankan keempat konsep ini yang dipakai Ellen White, ungkapan: “kejahatan yang hina”,
“manusia dan hewan”, “merusak keserupaannya dengan Allah”, dan menyebabkan “kebingungan
di mana-mana”. Menurut situs ini, itu tidak mungkin merujuk
semata-mata ke hubungan seksual normal antara seorang laki-laki dengan seorang
wanita, itu haruslah suatu kejahatan yang mengerikan, dan kesimpulannya ialah itu kejahatan perkawinam silang hewan dan manusia.
Now this is a difficult statement from Ellen White, so we have to apply
certain principles as we study this particular statement. I'm going to go
through seven principles that we must keep in mind as we study this difficult
statement, as well as other difficult statements.
1. Principle #1
We must pray for an open heart and for
divine guidance. That's the most important principle in order to understand
this particular paragraph.
2. Principle #2
We should study the text for ourselves and
not go by what the websites say. We should dedicate the time and effort to
research this paragraph, the terms in the paragraph, and the words in the
paragraph, and the grammar in the paragraph, for ourselves.
3. Principle #3.
We should look at how the writer used words
and expressions in other parts of her writings. So we should look to see if the
word “defaced”, “amalgamation”, etc.
are found in other places in the writings of Ellen White.
4.
Principle #4.
We must take into account the immediately
preceding and succeeding context. What comes before and what comes after.
5.
Principle #5.
We must study the meaning of words as they
were used in the times when the writer wrote.
6.
Principle #6.
We must study the grammar and I would add
the syntax to help ascertain the meaning that the writer had in mind.
7. And then Principle #7.
We must apply
what we learned to our own personal life. Information without implementation is
of no value.
So are you understanding these seven principles? These seven principles
must be applied to the study of the Bible also, they are universal principles
when you study revealed or inspired sources. So we are going to apply these
principles.
Nah itu adalah pernyataan yang sulit dari Ellen White,
jadi kita harus mengaplikasikan prinsip-prinsip tertentu saat kita mempelajari
pernyataan khusus ini. Saya akan memberikan tujuh prinsip yang harus kita ingat
ketika kita mempelajari pernyataan yang sulit ini, dan juga untuk pernyataan-pernyataan
sulit yang lain.
1.
Prinsip #1
Kita harus berdoa supaya hati kita terbuka dan untuk
mendapatkan bimbingan Ilahi. Inilah prinsip yang paling penting untuk bisa
mengerti paragraf khusus ini.
2.
Prinsip #2
Kita harus mempelajari teks tersebut sendiri, dan tidak
mempercayai apa yang dikatakan di situs. Kita harus mendedikasikan waktu dan
upaya untuk memeriksa paragraf ini, istilah-istilahnya di paragraf ini, dan
kata-kata di paragraf ini, dan tatabahasanya di paragraf ini, oleh diri kita
sendiri.
3.
Prinsip #3
Kita harus melihat bagaimana si penulis memakai kata-kata
dan ungkapan-ungkapan di bagian lain tulisan-tulisannya. Jadi kita harus
mencari apakah kata “merusak keserupaan”, “amalgamasi” dll. ditemukan
di tempat-tempat lain tulisan-tulisan Ellen White.
4.
Prinsip #4
Kita harus mempertimbangkan konteks-konteks yang ada persis sebelumnya dan sesudahnya, apa yang ada
sebelumnya dan apa yang ada sesudahnya.
5.
Prinsip #5
Kita harus mempelajari makna kata-kata yang dipakai di zaman
ketika si penulis menuliskannya.
6.
Prinsip #6
Kita harus mempelajari gramatikanya, dan saya perlu
menambahkan, sintaksisnya untuk membantu memastikan makna yang
dimaksud oleh si penulis.
7.
Kemudian Prinsip #7
Kita harus mengaplikasikan apa yang sudah kita pelajari dalam
kehidupan pribadi kita. Informasi tanpa implementasi tidak ada gunanya.
Jadi apakah kalian
paham ke-7 prinsip ini? Ketujuh prinsip ini harus diaplikasikan kepada studi
Alkitab juga, mereka adalah prinsip-prinsip universal bilamana kita mempelajari
sumber-sumber yang menerima pengungkapan atau diilhami. Jadi kita akan
mengaplikasikan prinsip-prinsip ini.
Let's begin our
study and apply each one of these to this paragraph that we just read a few
moments ago. We begin by stating that the same Holy Spirit that inspired the Scriptures
inspired Ellen White. This being the case, the same principles that we apply to the study of Scripture must be
applied also to the writings of Ellen White.
v Also before
opening the Scriptures we must open our heart without any preconceived ideas.
We must pray to God that He will help us not impose our ideas upon the text,
but rather allow the Scriptures to speak for themselves. This is the first and
most important principle. Don't impose your view on the text, allow the
text to tell you what its view is.
Long ago the
apostle Peter affirmed that his colleague the apostle Paul wrote some things
that are hard to understand. But instead of blaming Paul for not being clear in
his statements Peter blamed those who are ignorant and unstable and twist these
hard sayings. I read now from 2 Peter 3:16
this is from the English Standard Version. “16 There are some things in them…”
that is in the writings of Paul “…that are hard
to
understand,
which the ignorant and unstable twist to their own destruction, as they do the other Scriptures.” So notice, they don’t only twist what the
apostle Paul wrote, they twist the other Scriptures as well to their own
destruction.
Now the same thing can be said about the
writings of Ellen White. She also wrote some things that are difficult to understand. The same Spirit
that guided Paul guided her, and these difficult statements sometimes are
twisted by those who read them. “The ignorant
and the unstable” to use the
words that we found in 2 Peter chapter 3, twist these Ellen White statements to
their own destruction. So we can't take what others say, no matter how persuasive their arguments
may appear. It is so easy to become mere reflectors of other person's thoughts
instead of studying the text for ourselves.
Mari kia mulai pelajaran kita dan mengaplikasikan setiap
prinsip ini ke paragraf yang baru saja kita baca tadi.
Kita mulai dengan menyatakan bahwa Roh Kudus yang sama yang mengilhami penulisan Kitab Suci,
mengilhami Ellen White. Karena itu, prinsip-prinsip yang sama
yang kita aplikasikan kepada Kitab Suci harus diaplikasikan juga ke
tulisan-tulisan Ellen White.
v Juga sebelum membuka Kitab Suci, kita harus membuka hati kita tanpa
prakonsep sebelumnya.
Kita harus berdoa kepada Allah agar Dia membantu kita
untuk tidak memaksakan konsep-konsep
kita pada teks tersebut, melainkan mengizinkan Kitab Suci
berbicara bagi dirinya sendiri. Inilah prinsip pertama dan paling penting.
Jangan memaksakan pandangan kita pada teks itu, izinkan teks itu yang menceritakan apa pandangannya
kepada kita.
Di masa lampau rasul Petrus membenarkan bahwa rekannya
rasul Paulus, menulis beberapa hal yang sulit dipahami. Tetapi alih-alih dia
menyalahkan Paulus kurang jelas dalam membuat pernyataan-pernyataannya, Petrus
menyalahkan mereka yang tidak punya pengetahuan dan tidak stabil, yang memelintir
perkataan-perkataan yang sulit itu. Saya sekarang membacakan 2 Petrus 3:16, ini dari terjemahan ESV, “…16 Ada hal-hal di dalamnya…” yaitu dalam
tulisan-tulisan Paulus, “…yang sulit dimengerti, yang oleh orang-orang yang
tidak berpengetahuan dan tidak teguh, itu diplintir sehingga mengakibatkan
kebinasaan mereka sendiri, sebagaimana yang mereka lakukan pada tulisan-tulisan
lain Kitab Suci.” Jadi simak, mereka
bukan hanya memelintir apa yang ditulis Paulus, mereka juga memelintir
tulisan-tulisan lain di Kitab Suci
sehingga mengakibatkan kebinasaan mereka sendiri.
Nah, hal yang sama bisa dikatakan tentang tulisan-tulisan
Ellen White. Dia juga pernah menulis beberapa hal yang sulit dimengerti. Roh
yang sama yang membimbing Paulus, membimbing Ellen White, dan
pernyataan-pernyataan yang sulit ini terkadang diplintir oleh mereka yang
membacanya. Mereka “yang tidak berpengetahuan dan yang tidak teguh” ~ menggunakan
kata-kata yang terdapat di 2 Petrus 3:16 ~ memelintir pernyataan-pernyataan
Ellen White yang mengakibatkan kebinasaan mereka sendiri. Jadi kita jangan
mengambil apa yang dikatakan orang-orang lain seberapa pun persuasifnya argumentasi mereka. Sangatlah mudah
semata-mata menjadi pemantul pikiran orang lain daripada mempelajari
tulisan-tulisan itu sendiri.
v The question is how can we determine the
correct meaning of statements that are hard to understand.
The answer is that we must allow Paul
to interpret his own writings, and Ellen White to interpret hers. That
is to say we must go to other passages, where the writers clarify what they
meant in the difficult passages. This is
an important principle of Bible study, if you find a text that's difficult to
understand, go to other text that deal with the same subject that are clearer,
and then you can explain the difficult text in the light of clearer and easier
texts to understand.
v Pertanyaannya ialah bagaimana kita bisa menentukan makna
yang benar dari pernyataan-pernyataan yang sulit dipahami itu.
Jawabannya ialah, kita harus mengizinkann Paulus menafsirkan tulisan-tulisannya
sendiri, dan Ellen White menafsirkan tulisan-tulisannya. Artinya
kita harus ke tulisan-tulisan yang lain di mana si penulis menjelaskan apa yang
mereka artikan di tulisan-tulisan yang sulit itu. Ini adalah prinsip
mempelajari Alkitab yang penting, jika kita bertemu ayat yang sulit dipahami, pergilah ke ayat lain yang
bicara tentang topik yang sama, yang lebih jelas, lalu kita bisa
menjelaskan ayat yang sulit dengan pengertian ayat yang lebih jelas dan lebih
mudah dimengerti.
v So when the
church member came with this question
I decided to
look up the key expressions in the controversial quotation to find out how
Ellen White used them elsewhere in her writings. In this way I allowed Ellen
White to be her own interpreter. The research was rewarding indeed. Are you
understanding this principle that Ellen White interprets Ellen White, just like
the Bible interprets the Bible? That we should not come with preconceived ideas
and notions? We should come with an open heart, and an open mind. We should
come with a spirit of prayer, all of
that we apply not only to Ellen White but also to the Bible.
v Maka ketika anggota jemaat itu datang dengan pertanyaan
itu,
saya putuskan untuk mencari ungkapan-ungkapan kunci di kutipan yang kontroversial itu, untuk mencari
tahu bagaimana Ellen White menggunakan ungkapan-ungkapan itu di tulisan-tulisannya
yang lain. Dengan jalan ini saya mengizinkan Ellen White menjadi penafsirnya
sendiri. Penyelidikan itu membuahkan hasil yang baik. Apakah kalian paham
prinsip ini bagaimana Ellen White menafsirkan Ellen White sama seperti Alkitab
menafsirkan Alkitab? Bahwa kita tidak boleh datang dengan prakonsep dan
pandangan-pandangan. Kita harus datang dengan hati yang terbuka dan pikiran
yang terbuka. Kita harus datang dengan roh berdoa, semua itu kita aplikasikan
bukan saja kepada Ellen White, melainkan juga ke Alkitab.
Now let's deal with the phrase “one sin above another”.
In the controversial quotation Ellen White states that there was one sin above
another that led to the destruction of the world by the flood, and that was
what? The
amalgamation of man and beast. The question is, does she clarify
elsewhere in her writings what the sin of amalgamation was that led to the
destruction of the world? Was it crossbreeding of humans with animals?
Let's allow Ellen White herself to explain what the sin was that was above
every other sin. Do you think that it would be wise to let Ellen White explain
to us what that sin is? She says, it's amalgamation of man and beast. So what
did she mean by that? We go to other places.
In Vol. 5 of the Testimonies page 93
Ellen White wrote this, notice what
brought about the destruction of the flood,
“Unhallowed marriages
of
the
sons of God
with
the daughters
of
men resulted in apostasy which ended in the destruction of the world by a flood.”
What led to the destruction of the world? Unhallowed or unsanctified marriages
between whom? Between the sons of God and the daughters of men. So the
amalgamation that led to the flood was the intermarriage or amalgamation of the faithful
with the unfaithful, not a sexual union between human beings and
animals.
Sekarang mari kita membahas ungkapan “satu dosa di
atas yang lain”.
Di kutipan kontroversial itu Ellen White menyatakan bahwa
ada satu dosa di atas yang lain yang mengakibatkan pemusnahan dunia oleh air
bah, dan itu adalah apa? Amalgamasi
manusia dan hewan. Pertanyaannya ialah, apakah Ellen White
menjelaskan di tempat lain tulisan-tulisannya, apa itu dosa
amalgamasi yang mengakibatkan pemusnahan dunia? Apakah itu perkawinan silang antara manusia dengan hewan?
Mari kita izinkan Ellen White sendiri yang menjelaskan dosa apa itu yang di
atas segala dosa yang lain. Menurut kalian apakah bijaksana mengizinkan Ellen
White menjelaskan kepada kita apa dosa itu? Ellen White berkata, itu adalah
amalgamasi manusia dan hewan. Jadi apa yang dimaksudnya dengan itu? Kita ke tempat-tempat lain.
Di Testimonies Vol. 5
hal. 93 Ellen White
menulis ini, simak apa yang mendatangkan pemusnahan oleh air bah, “…Perkawinan yang tidak kudus antara anak-anak lelaki
Allah dengan anak-anak perempuan manusia mengakibatkan kemurtadan yang berakhir
dengan pemusnahan dunia oleh air bah.”
Apa yang mengakibatkan pemusnahan dunia? Perkawinan
yang tidak kudus, atau yang tidak suci antara siapa? Antara anak-anak lelaki Allah
dan anak-anak perempuan manusia. Jadi amalgamasi yang
mengakibatkan air bah adalah perkawinan
atau amalgamasi dari mereka
yang setia dengan yang tidak setia, bukan persatuan seksual antara manusia
dengan hewan.
But the question
comes up. Is Ellen White's view in harmony with the Bible? Does the Bible tell
us that what led to the flood was the wickedness because of the union of the
sons of God with the daughters of men? The answer is Yes! Notice Genesis 6:1-2,
and then verse 4. “1 Now it came to pass, when
men began to multiply on the face of the earth, and daughters were born to
them, 2 that
the sons of God saw the daughters of men, that they were beautiful; and
they took wives for themselves of all whom they chose…” and now comes this interesting verse,
enigmatic verse,”… 4 There were giants הַנְּפִלִ֞ [nə-p̄i-lîm] on the earth in
those days, and also afterward…” were their giants before the sons of God came
into the daughters of men? Were the giants the result of the union of the sons
of God and the daughters of men? No! Not according to the text. It says, “… 4 There were giants on
the earth in those days, and also afterward. When the sons of God came in
to the daughters of men and they bore children to them. Those were the mighty men who were of old, men of renown.”
Tetapi ada pertanyaan yang
muncul. Apakah pandangan Ellen White selaras dengan Alkitab? Apakah Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa apa yang menyebabkan air bah adalah kejahatan dari
persatuan anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan manusia? Jawabannya
ialah Iya! Simak Kejadian 6:1-2, lalu ayat 4. “1 Dan terjadilah ketika manusia mulai bertambah
banyak di muka bumi, dan lahir anak-anak perempuan bagi mereka, 2 bahwa anak-anak laki-laki
Allah melihat anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, dan mereka mengambil isteri bagi diri mereka dari semua yang
mereka pilih…” dan sekarang
muncul ayat yang menarik ini, ayat yang membingungkan ini. “…4 Ada raksasa-raksasa הַנְּפִלִ֞ [nə-p̄i-lîm] di bumi di zaman
itu, dan juga setelah itu…” apakah ada
raksasa-raksasa sebelum
anak-anak lelaki Allah mengawini anak-anak perempuan manusia? Apakah
raksasa-raksasa ini hasil perkawinan anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak
perempuan manusia? Tidak! Tidak menurut ayat ini. Dikatakan, “…4
Ada raksasa-raksasa di bumi di zaman itu,
dan juga setelah ITU. Ketika anak-anak lelaki Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan mereka (= perempuan-perempuan itu) melahirkan
anak-anak bagi
mereka (= laki-laki), yang sama ini (= anak-anaknya) menjadi orang-orang
yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.”
So in verses 1 and 2, and verse 4, you have this union of the sons of God
and the daughters of men. And what did that lead to? Notice the very next verse, verse 5
immediately after speaking about this union between the sons of God and the daughters
of men, we find the statement that the earth was filled with wickedness, it
says there in Genesis 6:5, “5 Then the Lord saw that the
wickedness of man was great in the earth,
and that every intent of
the thoughts of his heart was only
evil continually.” So was the
wickedness of the world to a great degree due to the union of the sons of God
with the daughters of men? Yes, because this verse comes immediately
after the verses that speak about the union of the sons of God with the
daughters of men.
Jadi di ayat 1 dan 2 dan 4 ada
persatuan antara anak-anak lelaki Allah dan anak-anak perempuan manusia. Dan
itu mengakibatkan apa? Simak ayat berikutnya, ayat 5 segera setelah dikatakan
tentang persekutuan antara anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan
manusia, kita mendapatkan pernyataan bahwa bumi dipenuhi oleh kejahatan.
Dikatakan di sana di Kejadian 6:5, “…5
Lalu TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia itu
hebat di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya hanyalah jahat terus-menerus…” Jadi apakah kejahatan
dunia sebagian besar akibat persatuan anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak
perempuan manusia? Ya, karena ayat ini ada segera setelah ayat
yang bicara tentang persatuan anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan
manusia.
And you notice that Ellen White stated in the quotation that we read, that
if there was one sin above another that called for the destruction of the race
by the flood, it was the base crime of amalgamation of man and beast. We're
going to come a little bit later on to the issue of the beasts.
Dan kalian lihat bahwa Ellen White menyatakan dalam
kutipan yang sudah kita baca, bahwa jika ada satu dosa
di atas yang lain yang mendatangkan pemusnahan bangsa manusia oleh air bah, itu
adalah kejahatan hina dari amalgamasi manusia dan hewan. Kita akan membahas
tentang isu hewan ini sedikit waktu lagi.
Now let's talk about the sons of God and the giants.
Who were the sons of God and who were the daughters of men that
intermingled and brought wickedness to the world that eventually led to the
flood?
Many commentators and Bible versions today teach that the sons of God were fallen angels that
had sexual relations with human women, and the result was a race of giant
hybrids, part demon and part human. This is the view of Jewish tradition.
Ø Some Bible
translations and paraphrases have followed the lead of Jewish tradition,
and have
translated the word “giants” as “Nephilim”,
they transliterate the word from the Hebrew הַנְּפִלִ֞ [nə-p̄i-lîm]. ~ that's the NIV and the English Standard Version (ESV).
Ø “children of the
supernatural beings” ~ that's the Contemporary English Version (CEV).
Ø “the fallen
ones” ~ Young's
literal translation.
Ø “evil beings
from the spirit world” ~ the Living Bible.
Sekarang mari kita bahas tentang anak-anak lelaki Allah dan raksasa-raksasa.
Siapakah anak-anak lelaki Allah dan siapa anak-anak
perempuan manusia yang bercampur dan mendatangkan kejahatan ke dunia yang
akhirnya mengakibatkan air bah?
Banyak komentator dan versi-versi Alkitab modern yang
mengajarkan bahwa anak-anak lelaki
Allah itu malaikat-malaikat yang berdosa yang menjalin hubungan seksual dengan
perempuan-perempuan manusia, dan hasilnya adalah suatu bangsa raksasa hibrida,
setengah iblis dan setengah manusia. Ini adalah pandangan tradisi Yahudi.
Ø Beberapa penerjemah Alkitab dan para parafrase (para
penerjemah bebas) mengikuti tradisi
Yahudi,
dan menerjemahkan kata “raksasa” dengan “Nephilim”,
mereka mentransliterasi kata itu dari bahasa Ibrani, הַנְּפִלִ֞ [nə-p̄i-lîm] ~ yaitu terjemahan NIV dan ESV.
Ø “anak-anak dari makhluk-makhluk supranatural” ~ itu
terjemahan CEV.
Ø “yang sudah jatuh dalam dosa” ~ terjemahan Young’s Literal.
Ø “makhluk-makhluk jahat dari dunia roh” ~ Living Bible.
So who are the sons of God and the giants?
The context rather than the interpreters and the Bible versions must give
us the answer. Let's take a look at the immediate context to determine who the
sons of God and who the daughters of men were.
Jadi siapakah anak-anak lelaki Allah dan raksasa-raksasa
itu?
Konteksnya, bukan para penerjemah dan versi-versi Alkitab
yang harus memberikan jawabannya kepada kita. Mari kita lihat konteks
langsungnya untuk menetapkan siapakah anak-anak lelaki Allah dan anak-anak
perempuan manusia.
If you look at Genesis chapter 4 you're going to find there the
genealogy of Cain, the list of descendants of Cain. Interestingly
enough in this genealogy you find three women and the names of those women
emphasized external characteristics, beauty. One of them, Ada, means ornament or jewel. All
three names of these women emphasize the external looks and characteristics of
these women that were in the genealogy of Cain.
Ø So after Genesis
4
where you have
the genealogy of Cain including these three women ~ which is very unusual to
have women in a genealogy.
Ø Then in Genesis
chapter 5
you have the
genealogy of Seth, that's the genealogy of the righteous. And there are no
women mentioned in that genealogy.
Ø And then in
Genesis 6:1-2
the very next
chapter, you have “the sons of
God” and “the daughters
of men.”
So let me ask you then, according to
the preceding context which we must look at, who were the sons of God and who
were the daughters of men? The sons of God were the righteous descendants of
Seth; and the daughters of men were the wicked women that are found in the
genealogy of Cain. Are you with me or not?
Jika kita menyimak Kejadian pasal 4, kita akan menemukan
di sana silsilah Kain,
daftar keturunan Kain. Yang menarik dalam silsilah ini kita menemukan tiga perempuan
dan nama-nama ketiga perempuan itu menekankan karakteristik lahiriah, kecantikan. Salah satu bernama Ada, yang
artinya perhiasan atau permata. Semua ketiga nama perempuan-perempuan itu
menekankan pada penampilan dan karakteristik lahiriah dari perempuan-perempuan
yang ada di silsilah Kain.
Ø Jadi setelah Kejadian pasal 4
di mana terdapat silsilah Kain termasuk ketiga
perempuan ini ~ yang sangat tidak biasa nama perempuan disebutkan dalam
silsilah.
Ø Lalu di Kejadian pasal 5
ada silsilah Set, itu silsilah mereka yang benar. Dan di
silsilah ini tidak disebutkan perempuan.
Ø Kemudian di Kejadian 6:1-2,
pasal berikutnya, ada “anak-anak laki-laki
Allah” dan “anak-anak perempuan manusia”.
Jadi coba saya
tanya, menurut konteks sebelumnya yang harus kita simak, siapakah anak-anak
lelaki Allah dan siapakah anak-anak perempuan manusia? Anak-anak lelaki Allah adalah keturunan Set yang benar;
dan anak-anak perempuan manusia adalah perempuan-perempuan jahat yang ada di
silsilah Kain. Apakah kalian paham atau tidak?
But aren't the angels called “sons of God” in the book of Job? Yes, but
there we have another important principle that we need to take into account. Just
because a word or expression means one thing in one context does not mean that
it means the same thing in another context. For example:
ü a lion can refer to Christ, Satan, Babylon, Nebuchadnezzar, or Judah.
ü Leven can symbolize sin, or the secret of church growth when the Holy
Spirit is placed in the church.
ü A sword can represent the Bible, or the punitive power of the state to
punish transgressions of the Civil Code.
So just because “sons of God” in Job means “angels”, it doesn't mean
that “sons of God” in Genesis 6 means the same thing. You have to take into account the
context. In the context clearly shows that in chapter 4 you have the genealogy
of Cain with these women; you have in chapter 5 the genealogy of Seth, the
righteous, no women mentioned; and then in chapter 6 you have “the sons of God” and “the daughters
of men”.
By the way do you know that those who are converted to Jesus Christ are
called “sons of God”? In Romans 8:14 it says, “14 For as many as are led by the Spirit of God these are sons of God...” and those are not angels. Are you
following me?
So “sons of God” in Genesis chapter 6 refers to those who were faithful to the Lord. And “the daughters of men” were those who were unfaithful.
Tetapi bukankah para malaikat disebut “anak-anak lelaki
Allah” di kitab Ayub? Ya, tetapi di sana ada prinsip penting yang lain yang
perlu kita pertimbangkan. Hanya
karena suatu kata atau ungkapan berarti satu hal dalam satu konteks, tidak
berarti kata itu punya arti yang sama di konteks yang lain.
Misalnya:
ü Singa bisa merujuk ke Kristus,
Setan, Babilon, Nebukadnezar, atau Yehuda.
ü Ragi bisa melambangkan dosa,
atau rahasia pertumbuhan gereja ketika Roh Kudus ada di dalam gereja.
ü Pedang bisa mewakili Alkitab,
atau kekuasaan pemerintah yang menghukum para pelanggar undang-undang sipil.
Jadi hanya karena “anak-anak lelaki Allah” di kitab Ayub itu “para
malaikat”, tidak berarti “anak-anak lelaki Allah” di Kejadian 6 berarti hal
yang sama. Kita harus mempertimbangkan konteksnya. Konteksnya dengan jelas
menunjukkan di pasal 4 ada silsilah Kain dengan perempuan-perempuan itu; di
pasal 5 ada silsilah Set yang benar, tidak ada perempuan yang disebutkan di
sana; lalu di pasal 6 ada “anak-anak lelaki Allah” dan “anak-anak perempuan
manusia”.
Nah, tahukah kalian mereka
yang telah menjadi pengikut Yesus Kristus disebut juga “anak-anak Allah”? Di
Roma 8:14 dikatakan, “Karena seberapa banyak yang dipimpin Roh Allah, mereka ini adalah
anak Allah…” dan mereka ini
bukan malaikat. Apakah kalian paham?
Jadi “anak-anak lelaki Allah” di Kejadian pasal 6 merujuk ke mereka yang setia kepada Tuhan. Dan “anak-anak perempuan manusia” adalah mereka yang tidak setia.
Now the
giants cannot be a hybrid amalgamation of angels with human women, for
at least three reasons:
1. the text clearly says that
there were giants before the sons of
God came into the daughters of men. So the giants were not the fruit of that union.
2. there were
giants or Nephilim in Canaan long after the flood
and I think you
would agree that the giants before the flood were all destroyed in the flood.
3. Furthermore Jesus said
that angels do
not marry nor are they given in marriage.
So for these three reasons we know that this union of the sons of God with
the daughters of men was not a union of human beings with angels.
Nah, raksasa-raksasa
tidak mungkin hibrida hasil amalgamasi malaikat dengan perempuan
manusia, demi sedikitnya tiga alasan:
1.
Ayat itu mengatakan dengan jelas bahwa
ada raksasa-raksasa
sebelum anak-anak lelaki Allah mengawini anak-anak perempuan manusia. Jadi raksasa-raksasa ini
bukan buah dari perkawinan itu.
2.
Ada raksasa
atau Nephilim di Kanaan lama setelah air bah lewat,
dan menurut saya kalian tentunya setuju bahwa raksasa-raksasa
sebelum air bah semuanya sudah binasa dalam air bah.
3.
Lebih lanjut Yesus berkata
bahwa malaikat-malaikat
tidak kawin maupun dikawinkan.
Maka demi tiga alasan ini kita tahu bahwa persatuan
anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan manusia bukanlah persatuan
manusia dengan malaikat.
But there is something very important in Jewish tradition, that is quite
accurate. There was something that the sons of God saw in the daughters of men
that attracted them. What did the daughters of men have that the
daughters of God did not have? Do you think that there were daughters
of God before the flood too? Or only the women in the genealogy of Cain, the genealogy of Seth had no women? Of
course the genealogy of Seth had women! So why didn't the sons of God in the
genealogy of Seth look at the daughters of God? Why did they feel like they
needed to look at the daughters of men, those who belonged to the genealogy of
Cain? They saw something in them. They saw that these women were beautiful. So
does that means that all of the women and the genealogy of Seth were ugly? No!
There must have been something visible that the daughters of men had
that the daughters of God did not have. Jewish tradition helps us here.
I want to read you two statements. Of course Jewish tradition believes that
the sons of God were angels, so we have to cast that aside, because of the
context, but this point is definitely very biblical. Notice what Jewish tradition says. This is in
the Targum Reuben 5:5-7, “Flee therefore, fornication, my children, and command your wives and
your daughters, that
they adorn not
their
heads
and
faces
to deceive
the mind, because every woman who uses these wiles hath been reserved for eternal
punishment. For thus they allured the Watchers who were before the flood . . .”
So what is it that they not adorn? Their heads and their what? And their
faces.
Tetapi ada sesuatu yang sangat penting di tradisi Yahudi,
yang cukup akurat. Ada sesuatu yang dilihat oleh anak-anak lelaki Allah pada
anak-anak perempuan manusia yang menarik perhatian mereka. Apa yang dimiliki anak-anak perempuan manusia yang tidak
dimiliki anak-anak perempuan Allah? Menurut kalian apakah
sebelum air bah juga ada anak-anak perempuan Allah? Atau hanya ada perempuan-perempuan
di silsilah Kain, di silsilah Set tidak ada perempuannya? Tentu saja ada
perempuan di silsilah Set! Jadi mengapa anak-anak lelaki Allah dari silsilah
Set tidak melirik ke anak-anak perempuan Allah? Mengapa mereka merasa mereka
perlu melirik anak-anak perempuan manusia, yang berasal dari silsilah Kain?
Mereka melihat sesuatu dalam perempuan-perempuan itu. Mereka melihat bahwa
perempuan-perempuan itu cantik-cantik. Jadi apakah berarti semua perempuan dari
silsilah Set itu jelek-jelek? Tidak! Tentunya harus ada sesuatu yang nyata yang dimiliki anak-anak perempuan
manusia yang tidak dimiliki oleh anak-anak perempuan Allah. Di
sini tradisi Yahudi membantu kita.
Saya mau membacakan dua
pernyataan. Tentu saja tradisi Yahudi meyakini bahwa anak-anak lelaki Allah itu
para malaikat, jadi bagian itu kita singkirkan karena konteksnya. Tetapi poin yang ini jelas
sangat alkitabiah. Simak apa yang dikatakan tradisi Yahudi. Ini dari Targum Reuben 5:5-7, “…Karena itu larilah dari perzinahan, anak-anakku, dan
perintahkan istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu supaya mereka tidak
menghiasi kepala mereka dan wajah mereka untuk menyesatkan pikiran, karena
setiap perempuan yang memakai tipu muslihat ini sudah disediakan untuk hukuman
kekal. Karena dengan demikianlah mereka menggoda para Penjaga yang sebelum air bah…”
Jadi apa yang tidak mereka hias? Kepala mereka dan apa mereka? Wajah
mereka.
You have another one in Targum of Pseudo
Johnathan 6:1-2, “And it came to pass when the
sons of men began to multiply on the face of the
ground, and beautiful daughters were born to them…”
clearly it's referring to Genesis chapter
6, “…that the
sons of the great
Ones
saw that the daughters of men were beautiful, with eyes painted and hair
curled, walking in
nakedness of flesh, and they conceived lustful thoughts; and they took them wives of all they chose.”
So what was it that the sons of God saw in the daughters of men? Artificial
beauty, external beauty, paint, nakedness of flesh, and fancy hairdos, we might
say.
Ada yang lain di Targum of Pseudo Johnathan 6:1-2, “…Dan terjadilah ketika anak-anak lelaki manusia mulai
bertambah banyak di permukaan bumi, dan anak-anak perempuan yang cantik-cantik
lahir bagi mereka…” jelas ini merujuk ke Kejadian pasal 6, “…sehingga anak-anak
lelaki dari Mereka yang agung
melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik, dengan mata yang dicat
dan rambut diikal, berjalan dalam ketelanjangan daging, maka timbullah pikiran bernafsu pada mereka, dan mereka mengambil
istri-istri dari semua yang mereka pilih.”
Jadi apa yang dilihat anak-anak lelaki Allah pada
anak-anak perempuan manusia? Kecantikan
buatan, kecantikan lahiriah, cat, ketelanjangan daging, gaya
rambut yang macam-macam, katakanlah begitu.
Now let's talk about the base crime.
Is it clear then what the sons of God
and daughters of men were? The amalgamation of them? Now let's talk about base
crime. This internet three pages that this member brought to me said, listen, “a
base crime cannot simply be the union of believers with unbelievers, that's
impossible. It's too strong an expression.” Well, what we need to do is look up
in Ellen White, if she has that same expression elsewhere in her writings. And
I did exactly that. In my research I discovered that Ellen White uses the expression “base
crime” only one other time in all of her published writings although
she does use the word “base” and the word “crime” separately in other places;
but “base crime” only one other time. It is imperative that we examine this lone
reference describing the accusation that was hurled at Joseph by Potiphar's
wife, when he refused her adulterous advances. Ellen White remarks ~ is
this going to be a union of a human with an animal? No!
Notice what Ellen White explains, “And when he was accused, and a
base crime was falsely laid to his charge, he did not
sink in despair.
In the
consciousness of innocence and right
he
still trusted God. And God, who had hitherto supported him, did not forsake him.” ( Story of Redemption 102)
So can base crime refer to a union of two human beings in illicit, sexual
relations? According to Ellen White, Yes!
So just because “base crime” is a strong expression does not mean that it
means union of animals with humans. We let Ellen White explain Ellen White.
Thus Ellen
White defines a “base crime” as the sin of adultery.
Would you by extension say that it applies to a union of believers with
unbelievers? Absolutely!
This is a far cry from the idea that a base crime must be crossbreeding
between humans and animals.
Nah, mari kita bicara tentang kejahatan yang hina.
Apakah sudah jelas siapa anak-anak lelaki Allah dan
anak-anak perempuan manusia? Amalgamasi mereka? Nah, mari kita bicara tentang
kejahatan yang hina.
Tiga halaman kutipan dari internet yang dibawa jemaat
gereja kepada saya itu mengatakan, dengarkan baik-baik, “suatu kejahatan yang
hina tidak mungkin hanya persatuan antara orang beriman dengan orang tidak
beriman, itu mustahil. Itu ungkapan yang terlalu keras.” Nah, apa yang perlu
kita lakukan ialah mencari dari tulisan-tulisan Ellen White, apakah ada
ungkapan yang sama di tempat lain di tulisan-tulisannya. Dan itulah yang saya
lakukan. Dalam penyelidikan saya, saya menemukan Ellen White menggunakan ungkapan “kejahatan hina” hanya
satu kali lagi dalam semua tulisannya yang diterbitkan, walaupun
dia menggunakan perkataan “hina” dan perkataan “kejahatan” secara terpisah di
tempat-tempat lain; namun “kejahatan hina” hanya satu kali lagi. Penting kita
selidiki referensi tunggal ini
menggambarkan tuduhan yang dilontarkan kepada Yusuf oleh istri Potifar, ketika
Yusuf menolak usaha perselingkuhannya. Komentar Ellen White ~
apakah ini persatuan antara manusia dengan hewan? Tidak! Simak penjelasan Ellen
White,
“…Dan ketika dia dituduh, dan suatu kejahatan hina dikenakan sebagai
tuduhannya, dia tidak tenggelam dalam keputusasaan. Dalam kesadaran bahwa dia
tidak bersalah dan berada dalam kebenaran, dia masih mempercayai Allah. Dan Allah yang telah
mendukungnya sejauh itu, tidak meninggalkannya.” ( Story of
Redemption 102)
Jadi bisakah “kejahatan hina”
merujuk kepada persatuan dua manusia dalam hubungan seksual gelap?
Menurut Ellen White, iya!
Jadi hanya karena “kejahatan hina” itu ungkapan yang keras, tidak berarti
itu merujuk ke persatuan hewan dengan manusia. Kita izinkan Ellen White
menjelaskan Ellen White. Dengan demikian, Ellen
White mendefinisikan “kejahatan hina” sebagai dosa perzinahan.
Apakah sebagai
perluasannya kita mengatakan itu
bisa diaplikasikan ke persatuan antara orang-orang beriman dengan yang tidak
beriman? Tentu saja!
Ini sangat jauh dari konsep bahwa suatu kejahatan hina haruslah mengenai
perkawinan silang antara manusia dengan hewan.
Now what is the meaning of the word “amalgamation”?
According to
Webster's 1828 dictionary which is
probably the one that Ellen White would have used, the word “amalgamation”
is defined as the mixing or blending of two different things. In terms of
human beings what was that mixing or blending before the flood? The blending or
mixing of the sons of God with the daughters of men, believers with
unbelievers, which is spiritually speaking, adultery.
Nah, apakah arti
kata “amalgamasi”?
Menurut kamus
Webster tahun 1828, yang kira-kira adalah kamus yang dipakai Ellen White,
kata “amalgamasi” didefinisikan
sebagai mencampur atau memadukan dua benda yang
berbeda. Dalam hal
manusia, campuran atau perpaduan apa yang ada sebelum air bah? Campuran atau
perpaduan antara anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan manusia,
orang-orang beriman dengan orang-orang tidak beriman, yang bicara secara
spiritual itu adalah perzinahan.
The crucial question at this point is, according to Ellen White what were
those two different things that were blended or mixed before the flood. Was it humans with animals according to Ellen
White? Once again let's allow Ellen White herself to explain what she meant by
the word “amalgamation”. In the following statement, notice how Ellen White
uses the words “amalgamated” and “confused” when she describes the danger of
God's faithful people uniting with unbelievers. Notice this statement Manuscript Releases Vol. 18 page 26, “There is constant danger that the
obedient and the disobedient…” would that be the same as “the sons of God with the daughters of men”?
Absolutely!
“…There is constant danger that the
obedient and the disobedient in the world and in the nominal churches will become so…” what?
“…amalgamated…” Does she
use “amalgamation” to speak about the union of the obedient with disobedient? Sure! She continues saying,
“…There is constant danger that the
obedient and the disobedient in the world and in the nominal churches will become so amalgamated that the line
of demarcation…” that is separation
“…between him that serveth God and him that serveth Him not
will become…” what? “…confused...” now I want to remember that word “confused” because we're going to come
back to it. “…confused and…”
what? “…and indistinct...”
Pertanyaan krusialnya pada
poin ini ialah, menurut Ellen White apakah kedua benda yang berbeda yang
dicampur atau dipadukan sebelum air bah. Apakah itu manusia dengan hewan
menurut Ellen White? Sekali lagi mari kita izinkan Ellen White sendiri
menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan kata “amalgamasi”. Di pernyataan
berikut, simak bagaimana Ellen White menggunakan kata-kata “amalgamasi” dan “bingung” ketika dia
menggambarkan bahaya umat Allah yang setia bersatu dengan yang tidak
beriman. Simak pernyataan ini di Manuscript Releases Vol. 18 hal. 26, “…Ada bahaya yang selalu mengincar di mana yang patuh dan
yang tidak patuh…” apakah ini sama dengan “anak-anak lelaki Allah dan anak-anak perempuan
manusia”? Tepat sekali! “…Ada
bahaya yang selalu mengincar di mana yang patuh dan yang tidak patuh di dunia
dan dalam gereja-gereja nominal akan menjadi sedemikian…” apa? “…teramalgamasi…” apakah Ellen White
menggunakan “amalgamasi” untuk bicara tentang persatuan mereka yang patuh dan yang tidak patuh? Benar! Dia melanjutkan, “…Ada bahaya yang selalu mengincar di mana
yang patuh dan yang tidak patuh di dunia dan dalam gereja-gereja nominal akan
menjadi sedemikian teramalgamasi
hingga garis demarkasi…” yaitu garis pemisah “…antara dia yang mengabdi kepada Allah dan
dia yang tidak mengabdi kepada Allah, akan menjadi…” apa? “…membingungkan…” nah, saya mau kalian mengingat kata “bingung” itu karena nanti kita akan
kembali kemari, “…membingungkan dan…” apa?
“…dan tidak jelas.”
And again notice another statement from Ellen White, Review and Herald August 23, 1892, “Those who
profess to be followers of
Christ, should be living agencies, co-operating with heavenly intelligences;
but
by…” what? “…union with the world, the character of God's people becomes tarnished, and through amalgamation with
the corrupt, the fine gold becomes dim.”
Lagi, simak pernyataan lain
dari Ellen White, Review and
Herald, 23 Agustus 1892, “…Mereka yang
mengaku pengikut-pengikut Kristus harus menjadi agen-agen yang hidup,
bekerjasama dengan makhluk-makhluk surgawi yang cerdas, tetapi dengan…” apa? “…bersatu
dengan dunia, karakter umat Allah menjadi ternoda, dan melalui amalgamasi
dengan yang korup, emas yang murni menjadi suram.”
Is the word “amalgamation” used to talk about crossbreeding between animals
and humans? No! It’s believers and unbelievers. Is that the
big sin that led to the flood? It most certainly did.
Apakah kata “amalgamasi” dipakai untuk merujuk ke
perkawinan silang antara hewan dengan manusia? Tidak! Itu antara orang-orang
beriman dengan yang tidak beriman. Itukah dosa besarnya yang mengakibatkan air
bah? Jelas sekali iya!
Now concerning the reason why the Jews so frequently lost their identity as
God's peculiar people Ellen White explains, “It came to
be
a
common practice
to
intermarry with the
heathen…” that would be kind of like amalgamation, right? “…The Israelites rapidly lost their abhorrence
of idolatry. Heathen customs were introduced. Idolatrous mothers brought their children
up
to observe heathen rites.
The Hebrew faith was fast
becoming a…” what? Is that a synonym
of “amalgamated”? “… a
mixture of …” what?
“…confused ideas…”
don't forget that
word “confused”, we're going to come back to it again. ( Fundametals of Christian Education pg. 499)
Sekarang, tentang alasan mengapa orang-orang Yahudi begitu sering
kehilangan identitas mereka sebagai umat Allah yang unik, Ellen White
menjelaskan, “…Sudah menjadi praktek umum untuk saling
menikah dengan orang-orang kafir…” itu semacam amalgamasi, bukan? “…Bangsa Israel dengan cepat kehilangan
rasa jijik mereka terhadap berhala. Kebiasaan-kebiasaan kafir diperkenalkan.
Ibu-ibu penyembah berhala membesarkan anak-anak mereka untuk memelihara
ritual-ritual kafir. Agama Ibrani cepat menjadi…” apa? Apakah itu sinomim dari
kata “amalgamasi”? “…campuran…” apa?
“…konsep-konsep yang membingungkan…” jangan lupa dengan kata “bingung”, kita nanti akan kembali ke sana lagi. ( Fundametals of Christian Education hal. 499)
Did you notice in these statements that Ellen White used the words “amalgamation”
and “confused” which are the very words that appear in the controversial
statement that we are analyzing? Do you remember that those two words appear? Now,
so who were the men that amalgamated before the flood, amalgamation of man and beast? What was the amalgamation of man before the flood?
In the book Patriarchs and Prophets
which was an expansion of the Spirit of
Prophecy where this controversial statement is, do you think it'd be a good
idea to look at what Ellen White wrote afterwards? Da! Of course! We find this statement, rather lengthy statement pages 81 and 82, “For some time the two classes…” that is the
female descendants of Cain and the male descendants of Seth, “…remained…”
what? “… separate…” would that be the opposite of “amalgamate”? Yes! They remained separate, “…The race of
Cain, spreading from the
place of their first settlement, dispersed
over the plains and valleys where the
children of
Seth
had dwelt; and the latter, in order to escape from their contaminating influence, withdrew to the mountains, and there made their home. So long as this separation…”
that's the opposite of “amalgamate”, right? “…So long as this separation
continued,
they
maintained
the worship
of
God in
its purity. But
in the
lapse of time
they
ventured, little by little, to mingle…”
is that a synonym of “amalgamate”? Yes! “… to mingle with the
inhabitants of the valleys. This
association…” another word “…was productive of the worst results. ‘The sons of God saw the daughters of men that they were fair.’…” Is she commenting on Genesis chapter 6? She most certainly is. “…The children of Seth,
attracted by the beauty of the daughters of Cain's descendants…” there it is, in black and white “…displeased the Lord by…” what? There's the amalgamation,
“…intermarrying with them.
Many of the worshipers of God were
beguiled into sin by the allurements that were
now
constantly before
them, and they lost their peculiar, holy character.
Mingling…” see, there you have another synonym “…Mingling with the depraved, they became like them in spirit and in deeds; the restrictions of the seventh commandment…” did we already
define that the violation of the seventh commandment was a base crime? “…the restrictions of the seventh commandment
were
disregarded, ‘and they took them wives of
all which they chose.’ The children of Seth went ‘in the way of Cain’ (Jude 11); they
fixed
their
minds upon worldly
prosperity
and enjoyment and neglected
the commandments of the Lord.
Men ‘did
not
like to retain God in their knowledge’; they ‘became vain in their imaginations, and their foolish heart was
darkened.’ (Romans 1:21)…” was there
confusion everywhere as a result? Oh, yeah! “…Therefore ‘God gave them over to a mind void of judgment.’ (Romans
1:28. margin).
Sin
spread abroad in the earth like a deadly leprosy.” (PP 81, 82)
Apakah kalian melihat dalam pernyataan-pernyataan
ini Ellen White menggunakan kata-kata “amalgamasi” dan “bingung” yang
adalah kata-kata yang sama yang muncul dalam pernyataan kontroversial yang
sedang kita analisa? Ingatkah kalian bahwa kedua perkataan itu muncul? Nah,
jadi siapakah orang-orang yang beramalgamasi sebelum air bah, amalgamasi
antara manusia dan hewan? Amalgamasi apa
yang ada sebelum air bah?
Di buku Patriarchs and Prophets yang adalah perluasan Spirit of Prophecy di mana pernyataan yang kontroversial ini terdapat, menurut
kalian apakah baik kita melihat apa yang ditulis Ellen White setelah itu? Da! Tentu saja!
Kita menemukan pernyataan ini, lumayan panjang, dari hal. 81-82, “…Selama
beberapa waktu lamanya, kedua
golongan itu…” yaitu perempuan-perempuan keturunan Kain dan
laki-laki keturunan Set, “…hidup…” apa? “…terpisah…” mungkinkah itu kebalikan dari “amalgamasi”? Ya! Mereka tetap
terpisah. “…Keturunan Kain yang menyebar dari tempat
tinggal mereka yang pertama, menebar ke dataran-dataran dan lembah-lembah di
mana anak-anak Set tadinya tinggal, dan anak-anak Set ini demi melarikan diri dari pengaruh mereka yang menular, mundur
ke gunung-gunung, dan di sana mereka tinggal. Selama perpisahan ini…” ini kebalikan kata “amalgamasi”, kan?” “…Selama perpisahan ini berlanjut, mereka mempertahankan
penyembahan kepada Allah dalam kemurniannya. Tetapi seiring berjalannya waktu,
mereka mencoba, sedikit demi sedikit untuk membaur…” apakah ini sinonim
“amalgamasi”? Ya! “…untuk membaur dengan
penduduk di lembah-lembah. Asosiasi ini…”
kata sinonim yang lain lagi, “…membuahkan
hasil yang paling jelek. ‘Anak-anak
laki-laki Allah melihat anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik…” apakah Ellen White
mengomentari Kejadian pasal 6? Benar sekali. “…Anak-anak Set, tertarik oleh kecantikan anak-anak
perempuan keturunan Kain…” tuh, hitam di atas putih, “…mengecewakan Tuhan dengan…” apa? Itu amalgamasinya, “…menikah silang dengan mereka. Banyak
penyembah Allah yang tergoda untuk berbuat dosa oleh godaan-godaan yang
sekarang terus-menerus ada di hadapan mereka, dan mereka
kehilangan karakter mereka yang unik dan kudus. Bercampur…” lihat, di sini ada sinonim yang lain, “…Bercampur dengan yang buruk, mereka menjadi serupa dengan mereka dalam roh dan perbuatan; larangan Perintah
Ketujuh…” sudahkah kita medefinisikan
bahwa pelanggaran atas Perintah
Ketujuh adalah kejahatan yang hina? “…larangan Perintah ketujuh diabaikan, ‘dan
mereka mengambil isteri dari semua yang mereka
pilih’ (Kej. 6:2).
Anak-anak Set ‘mengikuti jalan Kain’ (Yudas
11), mereka memfokuskan pikiran mereka pada
kemakmuran duniawi dan kenikmatan dan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Manusia ‘tidak suka mempertahankan Allah dalam pengetahuan mereka’ mereka ‘menjadi sombong dalam imajinasi mereka dan
hati mereka yang bodoh menjadi gelap’ (Rom. 1:21)…” apakah terjadi kebingungan di mana-mana sebagai
akibatnya? O, iya! “…Karena itulah ‘Allah menyerahkan mereka kepada
pikiran-pikiran yang kosong kebenaran’ (Rom. 1:28). Dosa
menyebar ke mana-mana di bumi seperti penyakit kusta yang mematikan.” (PP 81,
82)
Now we need to look at the expression “man and beast”.
See we're studying expression by expression. Are you catching the
methodology? See, it's a very simple methodology. Let the author explain the
author ~ in this case Ellen White's not the author ~ I should say, let the
writer explain the writer. It will also be noticed that Ellen White did
not write that there was amalgamation of man WITH beast. Both in the
reference above, and the one that follows, she refers to “amalgamation of man AND beast”,
not “man with beast”. That is to say humans
amalgamated with humans AND beasts with beasts.
Sekarang kita perlu melihat ungkapan “manusia dan hewan”.
Lihat, kita sedang mempelajari ungkapan demi
ungkapan. Apakah kalian menangkap caranya? Lihat, ini cara yang sangat
sederhana. Izinkan si pengarang menjelaskan pengarangnya ~ dalam hal ini karena
Ellen White bukan pengarangnya ~ saya harus berkata, izinkan penulisnya
menjelaskan penulisnya. Juga akan terlihat Ellen White
tidak menulis bahwa ada amalgamasi antara manusia DENGAN hewan. Baik di referensi di atas, dan
yang mengikutinya, Ellen White merujuk kepada “amalgamasi manusia DAN hewan” bukan
“manusia dengan hewan”. Artinya manusia beramalgamasi dengan manusia, DAN hewan dengan
hewan.
Now notice this statement that we find in Spiritual
Gifts Vol. 3 page 75, “Every species of
animal which God had created were preserved in the ark. The
flood destroyed
the
confused species…” did the union of the sons of God with the daughters of men caused
confusion? Did the cross breeding of animals that God created that produced a
hybrid, caused confusion? Absolutely! “…The flood destroyed
the
confused species that God did not create,
which were the result of amalgamation…” And then she says,
“…Since the flood there has been
amalgamation of man and…”
what? “… and beast…”
and now notice, “…as may be seen in the almost endless varieties
of species of
animals, and in certain races of men...” are there three
categories there or two? Two! She says, “…Since the flood there has been amalgamation of man
and beast…”
and the result is, “…almost endless varieties of species of animals, and…” on the other hand
“…in certain races of men.”
Animals and men, not a combination of animal with men.
It will be noticed that immediately after writing that amalgamation of men and
beasts continued after the flood, Ellen White states that the result could be
seen “in the almost endless
variety of species of animals” on one side and
“in certain races of men” on the other side. The result of
amalgamation in other words affected the animal kingdom: species of animals;
and the human kingdom: certain races of men. But no mention is made of a human-animal
hybrid.
Sekarang simak pernyataan ini
yang kita temui di Spiritual
Gifts Vol. 3 hal. 75, “…Setiap spesies
hewan yang diciptakan Allah diselamatkan di dalam bahtera. Air bah membinasakan
spesies-spesies yang membingungkan…” apakah perkawinan anak-anak lelaki Allah dengan anak-anak perempuan manusia
menimbulkan kebingungan? Apakah perkawinan silang
antar hewan yang diciptakan Allah menghasilkan produk hibrida, menimbulkan kebingungan? Tentu saja! “…Air bah membinasakan
spesies-spesies yang membingungkan, yang tidak
diciptakan Allah, yang adalah hasil amalgamasi…” lalu Ellen White berkata, “…Setelah air bah, masih
terjadi amalgamasi manusia dan…” apa? “…dan hewan…” dan sekarang simak, “…seperti yang bisa dilihat pada spesies hewan yang tak
terbilang macamnya, dan pada
ras manusia tertentu…” apakah di sana ada tiga kategori, atau dua? Dua! Ellen White berkata, “…Setelah air
bah, masih terjadi amalgamasi
manusia dan hewan…” dan hasilnya ialah, “…spesies hewan yang tak terbilang macamnya dan…” di pihak lain “… pada ras manusia tertentu…” Hewan dan manusia, bukan kombinasi hewan dengan
manusia. Bisa dilihat bahwa segera setelah menulis bahwa
amalgamasi manusia dan hewan berlanjut setelah air bah, Ellen White menyatakan
bahwa akibatnya “…bisa dilihat pada
spesies hewan yang tak terbilang macamnya…” di satu pihak, “…dan pada ras manusia tertentu…” di pihak lain. Hasil
amalgamasi, dengan kata lain, berdampak di dunia hewan: spesies-spesies hewan; dan di dunia manusia: ras-ras manusia tertentu. Tetapi tidak disinggung tentang
campuran hibrida manusia-hewan.
Now let's talk about “defacing the image of God”.
You know this internet article said, you know, union of human beings with
human beings could not deface the image of God, it had to be humans with
animals. Well, what should we do? Well, let's see what Ellen White has to say
about defacing the image of God, right? In other places of her writings.
Also significant is the declaration that this amalgamation defaced the image of God.
What does Ellen White mean when she says that amalgamation of man and beast
defaced the image of God? Does she mean that the defacing was due to the
crossbreeding of humans with animals? Once again we must allow Ellen White to
interpret Ellen White.
Nah, mari kita bicara tentang “merusak keserupaan Allah”.
Kalian tahu, artikel di internet itu mengatakan,
persatuan antara manusia dengan manusia tidak bisa merusak keserupaan Allah,
itu haruslah antara manusia dengan hewan. Nah, apa yang harus kita lakukan?
Nah, mari kita lihat apa kata Ellen White tentang merusak keserupaan Allah, benar?
Di bagian lain tulisan-tulisannya.
Juga signifikan ialah pernyataan bahwa amalgamasi ini merusak
keserupaan Allah. Apa yang dimaksud Ellen White ketika dia
berkata amalgamasi manusia dan hewan merusak keserupaan Allah? Apakah yang
dimaksudnya kerusakan itu akibat hasil perkawinan silang antara manusia dengan
hewan? Sekali lagi kita harus mengizinkan Ellen White untuk menginterpretasi
Ellen White.
Here is a statement, Patriarchs and Prophets
338, “Polygamy was practiced at an early date…” and you'll
notice I put in brackets Lamech married two women in the line of Cain, “…It was one of the sins that
brought the wrath of God upon the antediluvian world. Yet after the Flood…” do you remember that Ellen White said that after the flood there was also amalgamation? “…Yet after the flood…” what happened?
“…it again became widespread. It was Satan’s studied effort to pervert the marriage institution…” what? By crossbreeding human beings and animals? No! Notice,
“…It was Satan’s studied effort to pervert the marriage institution, to weaken its obligations and lessen its sacredness; for in no surer way could he…” what? “…deface the image of God in man and open the door to misery and vice.”
Ini ada sebuah pernyataan, Patriarchs and Prophets hal. 338, “…Poligami
dipraktekkan sangat dini…” dan kalian akan melihat bahwa dalam kurung saya tambahkan Lamekh mengawini
dua perempuan dari garis keturunan Kain, “…Itu adalah
salah satu dosa yang mendatangkan murka Allah pada dunia pra-air bah. Namun
demikian setelah air bah…” kalian ingat Ellen White berkata bahwa setelah air bah juga ada amalgamasi? “…Namun
demikian setelah air bah…” apa yang terjadi? “…itu kembali menyebar. Itu adalah upaya
Setan yang telah dipelajarinya guna merusak lembaga perkawinan…” bagaimana? Dengan
perkawinan silang antara manusia dengan hewan? Tidak! Simak, “…Itu adalah
upaya Setan yang telah dipelajarinya guna merusak lembaga perkawinan, dengan melemahkan kewajiban-kewajibannya dan mengurangi
kekudusannya; karena tidak ada jalan
lain yang lebih pasti baginya untuk…” apa? ”…bisa merusak keserupaan Allah dalam manusia dan membuka pintu
bagi masuknya penderitaan dan kejahatan.”
So what was it that was going to deface the image of God? Crossbreeding
humans and animals? No! Polygamy! Union of human beings with human
beings.
What is the sin that defaced the image of God and opened the door to misery and vice,
that is to say to confusion? Was it the interbreeding of humans with animals? Of
course not! Ellen White clearly explains that it was the perversion of the marriage
institution by the practice of what? Polygamy!
Jadi apakah yang
merusak keserupaan Allah? Perkawinan silang antara
manusia dengan hewan? Tidak! Poligami!
Persatuan antara manusia dengan manusia.
Apakah dosa yang telah merusak keserupaan Allah dan
membuka pintu masuknya
penderitaan dan kejahatan, dengan kata lain mendatangkan kebingungan? Apakah itu perkawinan silang antara manusia dengan
hewan? Tentu saja tidak! Ellen White menerangkannya dengan jelas bahwa yang merusak lembaga perkawinan
ialah praktek apa? Poligami!
In the book Fundamentals of Christian Education
page 449 Ellen White explains, “Commerce with other nations brought the Israelites into
intimate contact with those who had no love for God, and their own love for Him was greatly lessened.
Their keen sense of the high and holy character of God was deadened. Refusing to follow in the path
of obedience, they transferred their allegiance to…” whom? “…to Satan...”
would that deface the image of God? Oh,
yeah! “...The enemy rejoiced in his success in…” what? Here's a
synonym “…
in effacing the divine image from the minds of
the people that God has chosen
as His representatives.”
Di buku Fundamentals of Christian Education hal. 449, Ellen White menjelaskan, “…Perniagaan
dengan bangsa-bangsa lain membawa bangsa Israel ke kontak yang
dekat dengan mereka yang tidak mengasihi Allah,
dan kasih mereka untukNya menjadi sangat berkurang. Kepekaan mereka yang tajam yang
berasal dari karakter Allah yang mulia dan kudus, menjadi tumpul. Menolak mengikuti jalan kepatuhan,
mereka memindahkan kesetiaan mereka kepada…” siapa? “…kepada Setan…” apakah itu bisa merusak
keserupaan Allah? Oh, iya! “…Si musuh
bersukacita dengan keberhasilannya dalam…” apa? Ini sinonimnya, “…dalam menghapus keserupaan Ilahi dari
pikiran orang-orang yang telah dipilih Allah menjadi agen yang mewakiliNya.”
So is it the union of animals with humans that defaced and effaced the
image of God? Why don't we let Ellen White explain Ellen White? Why do we have
to let the Internet explain what Ellen White means? Let her explain herself. Don't
impose on Ellen White what she did not mean. Of course people read these
internet sites and immediately they say, “Oh, look Ellen White had this
preposterous idea that human beings and animals were crossbreeding.” And they
won't sit down to study it for themselves to see if that's what she meant.
Ellen White repeatedly underlines the fact that unbridled passions and
intemperate habits deface the image of God in men but not once does she ever affirm that
illicit sexual relations between human beings and animals did so.
Jadi apakah hubungan seksual antara hewan dengan manusia yang merusak dan menghapus
keserupaan Allah? Mengapa kita tidak mengizinkan Ellen White menjelaskan Ellen
White? Mengapa kita harus mengizinkan internet menjelaskan apa yang dimaksud
Ellen White? Izinkan Ellen White menjelaskan dirinya sendiri. Jangan memaksakan
pada Ellen White apa yang tidak dimaksudkannya. Tentu saja orang-orang membaca
situs-situs internet ini dan langsung mereka berkata, “Oh, lihat, Ellen White
punya ide yang tidak masuk akal ini bahwa manusia dan hewan berhubungan
seksual.” Dan mereka tidak mau duduk mempelajarinya sendiri untuk melihat
apakah itu yang dimaksudkan Ellen White. Ellen White berulang-ulang menekankan
faktanya bahwa nafsu yang tidak terkendali dan kebiasaan yang tidak
dikendalikan merusak keserupaan Allah dalam manusia, tetapi tidak pernah sekali pun dia
menyatakan bahwa hubungan seksual terlarang antara manusia dengan hewan yang
mengakibatkan itu.
Regarding Satan Ellen White states, “By his power he had controlled cities and nations until their sin
provoked the wrath of God
to
destroy them by fire, water, earthquakes, sword, famine, and pestilence. By his subtlety and
untiring efforts he had controlled the appetite and excited and strengthened the passions to so fearful a
degree that he
had…” what? “…defaced and almost obliterated the image of God in man…” So is defacing
the image of God in man due to crossbreedings of humans and animals? No! It's
because of intemperate habits and illicit sexual activity. She continues
writing, “…His physical and moral dignity were in so great a degree destroyed
that he bore but a faint resemblance in character and
noble
perfection of form
to
the dignified
Adam in Eden.”
that's found in
Confrontation,
pp.
34, 35.
Tentang Setan, Ellen White
menyatakan, “…Oleh kuasanya dia mengendalikan kota-kota
dan bangsa-bangsa hingga dosa mereka memprovokasi murka Allah untuk memusnahkan
mereka dengan api, air, gempa bumi, pedang, kelaparan, dan penyakit. Dengan
kelicikannya dan upayanya yang tidak mengenal lelah, dia telah mengendalikan
selera dan membangkitkan dan menguatkan nafsu ke tingkatan yang sedemikian
mengerikan sehingga dia telah…” apa?
“…merusak dan nyaris melenyapkan keserupaan Allah dalam manusia…” Jadi, apakah merusak
keserupaan Allah dalam manusia dikarenakan perkawinan silang antara manusia
dengan hewan? Tidak! Itu dikarenakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak terkendali dan aktivitas seksual
yang terlarang. Ellen White melanjutkan menulis, “…Martabat fisik
dan moralnya sudah sedemikian dihancurkan sehingga dia hanya memiliki kemiripan
yang sangat samar dalam karakter dan keanggunan yang sempurna yang dimiliki
Adam yang berwibawa di Eden. …” ini terdapat di Confrontation hal. 34-35.
So here's my question. Are you understanding what Ellen White truly meant? It's
clear, isn't it, when you allow Ellen White to explain Ellen White?
Jadi ini pertanyaan saya. Apakah kalian paham apa yang
sesungguhnya dimaksud Ellen White? Jelas, bukan, bila kita izinkan Ellen White
menjelaskan Ellen White?
Now the big question is, what lessons can we learn from the study today?
Well, I believe that there are three lessons that we learn from having studied
this statement, this difficult statement by Ellen White. On page 313,
1. First of all there are a plethora of websites that despise Ellen White and
her writings,
the vast
majority of objections on these websites have been soundly answered by the
Ellen G. White Estate on its website. What I have found is that most of the
venom that is hurled at Ellen White is a rehash of the objections that were
raised in the past by disgruntled former members such as Dudley M. Canright who
lost confidence in Ellen White because she constantly rebuked his pride and
self-sufficiency. Disgruntled Adventists who have an axe to grind, sponsor many of these
websites. My personal recommendation is that people not waste their time
reading these faith destroying websites, those who sponsor them have no desire
to embrace the truth. When the White Estate provides answers to their
objections, they simply come up with new ones. Why waste our time on those who
have no desire to embrace the truth? The sole purpose of these websites is to lead
people to doubt Ellen White's prophetic gift. While these websites mangle, mishandle,
manhandle the writings of Ellen White, many a sincere soul is turned against
her writings for lack of knowledge. This study on amalgamation is just one
example of how these websites put words in Ellen White's mouth, twists her
intended meanings, and failed to allow her to explain her own writings.
That's the first
lesson, don't waste your time on these websites. Why would you go to
websites that destroy your faith in the inspired writings? Dedicate your time
to something that will build your faith, not something that will destroy it.
2. The second lesson that I think we can learn from what we've studied is
that it is
rebellion against God for a Seventh-Day
Adventist to marry someone who is not of the same faith. This may sound
very harsh but it is the truth. We have been warned. And I read from Ellen
White, this statement is very significant it comes from Counsels to the Church page 121, “Never should God's
people venture upon
forbidden ground.
God
forbids marriage between believers and unbelievers. But too often the unconverted
heart follows its own desires, and
marriages unsanctioned by God are formed. Because of this many men and women are without hope and
without God in the
world. Their noble aspirations are dead; a chain of circumstances holds them in Satan's net. Those who
are ruled
by passion and
impulse will
have a bitter harvest to reap in this life, and their course may result in the loss of their souls.”
Pretty strong words huh?
Now somebody
what might want to rationalize, “Well you can't classify a believer from
another Christian denomination as an unbeliever.” But Ellen White has clearly
explained that the word “unbeliever” is one who has not accepted the truth
for this time.
She once wrote
some wise counsel to a woman who was laying plans to marry another Christian
who was not a Seventh-Day Adventist. This is what she wrote, Testimonies for the Church Vol. 5 page 364, “My sister, dare you disregard these plain and
positive directions? As a child of
God,
a
subject of Christ's kingdom, the
purchase
of
His blood,
how can you
connect yourself with one who does not
acknowledge His claims, who is not
controlled by His Spirit? The commands I have quoted are not the word of man, but of God…” she's just
quoted several verses.
“…Though the companion of
your choice…” listen carefully “…were in all other respects
worthy (which he is not),
yet he has not accepted the truth for this time; he is an unbeliever, and
you are
forbidden of heaven to unite yourself with him.
You cannot, without peril to your soul, disregard this divine injunction.”
What does it
mean to marry an unbeliever? Someone who has not accepted the truth for this
time is an unbeliever according to this.
Now you might
luck out and you might find someone that will accept the faith and everything
will turn out well, but it's like
playing the lottery. Only very few win.
3. The third lesson that I want to share with you ~
and by the way
I'm not saying we're supposed to play the lottery in case somebody wonders. The
final lesson that we can learn is that our beloved church must be careful not to
amalgamate with the world lest we lose our identity.
Now we're
speaking about spiritual adultery, we're not talking about literal physical
adultery, but God's remnant Church mingling with worldlings. In Review and Herald August 23, 1892 Ellen White wrote, “Those who profess to be followers of Christ, should
be living agencies, co-operating with heavenly intelligences; but by union with the world, the
character of God's people becomes tarnished,…” and now listen
to the word “…and through…”
what? “… amalgamation with
the corrupt, the fine gold becomes dim.” Powerful statement isn't it?
Are we in danger of repeating the same
mistake that was made before the flood? Absolutely! We must shun the temptation
to embrace worldly beliefs and practices, and incorporate them into our church.
Seventh-Day Adventists must remain distinct from the world. Our music,
our worship styles, our evangelistic methods, our lifestyle, our theology, must
be kept untarnished by the world. You all know the passage from the
writings of the apostle Paul,
2
Corinthians 6:14-18
“14 Do not be unequally yoked
together with unbelievers…”, that would
be: do
not amalgamate with unbelievers; that's what the word “yoked” here
would mean. “…For what
fellowship has righteousness with lawlessness? And what communion has
light with darkness? 15 And what accord has
Christ with Belial? Or what part has a believer with an unbeliever? 16 And what agreement has the
temple of God with idols? For you are the temple of the living God.
As God has said: ‘I will dwell in them and walk among them. I will be their God, and they shall be My
people.’ 17 Therefore ‘Come out from among them and be
separate,’ says the Lord. ‘Do not touch what is unclean, and I will receive
you.18 I will be a Father to you, and you
shall be My sons and daughters,‘ says
the Lord Almighty.”
James 4:4 a very well-known verse. Here James in strong language says,
4 Adulterers and adulteresses! Do you not know
that friendship with the world is enmity with God? Whoever therefore
wants to be a friend of the world makes himself an enemy of God.
Now what part of that don't we understand?
1 John 2:15-17,
15 Do not love the world or the
things in the world. If anyone loves the world, the love of the Father is
not in him. 16 For
all that is in the
world—the lust of the flesh, the lust of the eyes, and the pride of
life—is not of the Father but is of the world. 17 And the world is
passing away, and the lust of it; but he who does the will of God abides
forever.
You see, the mindset of the world is
money, power, things, glitz, glamour, show, selfishness. Have we become tainted
with this way of thinking? How much have we thought about the second coming of
Christ and our future life, compared to our present life?
Sekarang pertanyaan yang penting ialah,
pelajaran apa yang bisa kita tarik dari yang kita pelajari hari ini? Nah,
menurut saya ada tiga pelajaran yang kita dapat dari mempelajari pernyataan
itu, pernyataan yang sulit ini dari Ellen White. Hal. 313,
1.
Pertama, ada banyak situs yang membenci Ellen White dan
tulisan-tulisannya.
Bagian terbesar dari keberatan-keberatan di situs-situs
ini sudah dijawab dengan baik oleh situs Ellen G. White Estate. Yang saya
temukan ialah, kebanyakan racun yang dilontarkan pada Ellen White adalah
keberatan-keberatan yang sudah dimunculkan dulu oleh mantan anggota yang kecewa, seperti
Dudley M. Canright yang kehilangan kepercayaannya pada Ellen
White karena Ellen White terus menerus menegur rasa
bangganya dan kesombongannya. Orang-orang
Advent yang tidak puas karena tidak berhasil memaksakan pendapatnya, banyak
mensponsori situs-situs itu. Rekomendasi pribadi saya
ialah, jangan membuang waktu membaca situs-situs yang menghancurkan iman,
mereka yang menjadi sponsornya tidak punya niat untuk menerima kebenaran.
Ketika White Estate memberikan jawaban kepada keberatan-keberatan mereka,
mereka semata-mata memunculkan keberatan-keberatan yang baru. Untuk apa
membuang waktu kita dengan mereka yang tidak punya niat untuk menerima
kebenaran? Tujuan tunggal
situs-situs ini ialah membuat orang
meragukan karunia nubuat Ellen White sementara situs-situs itu
merusak, menyalahgunakan, memperlakukan dengan kasar tulisan-tulisan Ellen
White, banyak jiwa yang tulus dibuat menolak tulisan-tulisan Ellen White karena
kurangnya pengetahuan mereka. Pelajaran tentang amalgamasi ini hanya satu
contoh bagaimana situs-situs ini memalsukan kata-kata Ellen White, memelintir
makna yang dimaksudnya, dan tidak mengizinkan Ellen White menjelaskan
tulisannya sendiri.
Itulah pelajaran
yang pertama, jangan membuang waktu dengan situs-situs ini.
Untuk apa kita ke situs-situs yang merusak iman kita pada tulisan-tulisan yang
diilhami? Dedikasikan waktu kita kepada sesuatu yang bisa membangun iman, bukan
sesuatu yang bisa menghancurkannya.
2.
Pelajaran kedua yang menurut saya bisa kita peroleh dari
apa yang kita pelajari ialah,
bagi seorang MAHK
menikah degan orang yang tidak seiman itu merupakan pemberontakan terhadap
Allah. Ini
terdengar keras, tetapi ini adalah kebenaran. Kita sudah diperingatkan. Dan
saya bacakan dari Ellen White, pernyataan ini sangat signifikan, berasal dari Counsels to the Church hal. 121. “…Umat Allah
jangan pernah mencoba masuk ke ranah terlarang. Allah telah melarang perkawinan
antara orang beriman dan orang tidak beriman. Tetapi terlalu sering hati yang
tidak bertobat mengikuti keinginannya sendiri, dan membentuk perkawinan yang
tidak dikuduskan oleh Allah. Karena ini, ada banyak laki-laki dan perempuan tanpa harapan dan tanpa
Allah di dunia. Aspirasi luhur mereka mati, serangkaian kondisi mengikat mereka
dalam jaring Setan. Mereka yang dikendalikan nafsu dan hasrat yang
spontan akan menuai tuaian yang getir di
kehidupan yang sekarang, dan jalan yang mereka pilih bisa
mengakibatkan hilangnya nyawa mereka…” Kata-kata yang cukup keras, bukan?
Nah, mungkin ada orang yang mau mencari-cari alasan,
“Nah, kita tidak bisa menggolongkan seorang dari denominasi Kristen yang lain
sebagai orang tidak beriman.” Tetapi Ellen White telah mengatakan dengan jelas
bahwa kata “orang tidak
beriman” adalah orang yang tidak menerima kebenaran untuk masa kini.
Suatu kali Ellen White menulis nasihat yang bijaksana
kepada seorang perempuan yang sedang merencanakan untuk mengawini seorang
Kristen yang bukan MAHK. Inilah yang ditulisnya, Testimonies for the Church Vol.
5 hal. 364, “…Saudariku, beranikah engkau mengabaikan
petunjuk-petunjuk ini yang sederhana dan positif? Sebagai anak Allah, warga
kerajaan Kristus, yang telah ditebus oleh darahNya, bagaimana engkau bisa
menghubungkan dirimu dengan orang yang tidak mengakui klaimNya, yang tidak
dikendalikan oleh RohNya? Perintah-perintah yang aku kutip bukanlah perkataan
manusia, melainkan dari Allah…” Ellen White telah mengutip beberapa ayat. “…Andaikan
pendamping pilihanmu…” dengarkan baik-baik, “…layak dalam segala hal yang lain (yang mana dia tidak), namun
dia tidak menerima kebenaran masa kini; dia adalah orang tidak beriman, dan
engkau dilarang oleh Surga untuk mempersatukan dirimu dengannya. Engkau tidak
boleh, tanpa membahayakan jiwamu, mengabaikan perintah ilahi ini. …”
Apa artinya menikah dengan
seorang yang tidak beriman? Orang yang tidak menerima kebenaran untuk masa kini
adalah orang yang tidak beriman menurut ini.
Nah, mungkin saja kita
beruntung dan kita menemukan orang yang mau menerima iman itu dan segalanya
beres, tapi itu seperti beli lotre. Hanya sangat sedikit yang menang.
3.
Pelajaran ketiga yang ingin saya bagikan kalian ~
dan ingat, saya tidak
mengatakan kita boleh bermain lotre, sekiranya ada yang bertanya-tanya.
Pelajaran terakhir yang bisa kita peroleh ialah gereja kita yang kita kasihi harus berhati-hati untuk
tidak beramalgamasi dengan dunia, kalau tidak, kita akan kehilangan identitas kita.
Nah, yang kita bicarakan
adalah perzinahan rohani, kita bukan bicara perzinahan fisik yang literal;
melainkan gereja umat Allah yang sisa bercampur dengan orang-orang dunia. Di Review
and Herald 23 Agustus 1892, Ellen White menulis, “…Mereka
yang mengaku sebagai pengikut-pengikut Kristus, haruslah menjadi agen-agen yang
hidup, bekerja sama dengan intelijen surgawi; tetapi dalam bersekutu dengan
dunia, karakter umat Allah ternoda…” sekarang dengarkan katanya, “…dan melalui…” apa? “…amalgamasi dengan yang rusak, emas yang
murni menjadi redup…” Pernyataan yang keras, bukan?
Apakah kita dalam bahaya
mengulangi kesalahan yang sama yang dibuat sebelum air bah?
Tepat sekali! Kita harus menjauhi pencobaan merangkul kepercayaan-kepercayaan
dan praktek-praktek duniawi dan memasukkan mereka ke dalam gereja kita. MAHK
harus tetap berbeda dari dunia. Musik
kita, gaya penyembahan kita, metode penginjilan kita, pola hidup kita, theologi
kita, harus dijaga tidak ternoda oleh dunia. Kalian semua tahu
ayat-ayat yang ditulis Paulus.
2 Korintus 6:14-18
14 Janganlah kamu menjadi
pasangan kuk yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya…” itu adalah: jangan beramalgamasi dengan orang-orang tidak
percaya; itulah makna kata “kuk” di sini, “…sebab persahabatan
apa yang ada antara kebenaran dan ketidakbenaran? Dan
komunikasi apa yang ada antara terang dengan gelap? 15 Dan keselarasan apa yang ada antara Kristus dan Belial? Atau apakah
bagian yang dimiliki orang percaya dengan
orang tak percaya? 16 Dan kesepakatan apa
yang ada antara Bait Allah dengan berhala? Karena kamu adalah bait dari Allah yang hidup; sebagaimana Allah telah berfirman,
‘Aku akan diam di tengah mereka dan hidup di
tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi
umat-Ku.’ 17 ‘Sebab itu keluarlah kamu dari antara mereka, dan
pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang
najis, maka Aku akan menerima kamu. 18 Dan Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku
laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan’, demikianlah firman Tuhan Yang Mahakuasa.
Yakobus 4:4, ayat yang sangat
terkenal. Di sini Yakobus dengan bahasa yang keras mengatakan,
4 Hai kamu, para
pezinah laki-laki dan perempuan! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan
dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat
dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Nah, bagian mana dari ayat ini yang
tidak kita pahami?
1
Yohanes 2:15-17
15 Janganlah
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih Bapa tidak ada di dalamnya. 16 Sebab semua yang
ada di dalam dunia, yaitu nafsu daging, dan nafsu mata,
serta kebanggaan dalam hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 17 Dan dunia ini
sedang berlalu, dan nafsunya, tetapi orang
yang melakukan kehendak Allah akan tetap selama-lamanya.
Kalian lihat, mindset dunia ialah uang, kekuasaan, materi, kemewahan, glamor, pamer, ego.
Sudahkan kita ternoda dengan pola pikir demikian? Berapa banyakkah kita
memikirkan tentang Kedatangan Kedua Kristus dan hidup kita yang akan datang,
dibandingkan dengan hidup kita yang sekarang?
Now let me read you in closing a few statements, additional statements of
Ellen White, on amalgamation. Some people wonder about the dinosaurs. Now Ellen
White has these interesting statements. She doesn't call them “dinosaurs”, but
she does speak of very large animals. Notice what she says in Spiritual Gifts Vol. 3 page 92, “Bones of men and
animals are found in the earth, in mountains and in valleys,
showing that much larger men and beasts once lived upon the earth. I was
shown…” did she see this? Or did somebody tell her?
She saw it.
“…I was shown that very large, powerful animals existed before the flood which do not now exist.”
Now notice the next statement Spiritual
Gifts Vol. 4A page 121, “There was a class of very large
animals which perished at the flood. God knew
that the strength of man would decrease, and these mammoth animals could not
be controlled
by feeble man.”
Nah, saya akan membacakan
beberapa pernyataan sebagai penutup, pernyataan-pernyataan tambahan Ellen
White, tentang amalgamasi. Ada orang yang bertanya-tanya tentang dinosaurus.
Nah, Ellen White punya pernyataan-pernyataan yang menarik ini. Dia tidak menyebut
mereka “dinosaurus”, tetapi dia bicara tentang hewan-hewan yang sangat besar.
Simak apa katanya di Spiritual
Gifts Vol. 3 hal. 92, “…Tulang belulang manusia dan hewan ditemukan di dalam
bumi, di gunung-gunung, dan di lembah-lembah, menunjukkan bahwa manusia-manusia
dan hewan-hewan yang jauh lebih besar pernah hidup di bumi. Aku diperlihatkan
hewan-hewan yang sangat besar dan kuat ada sebelum air bah, yang sekarang tidak
ada lagi. …”
Sekarang simak pernyataan berikut Spiritual Gifts Vol.4A hal. 121, “…Ada
sekelompok hewan yang sangat besar yang musnah di air bah. Allah mengetahui
bahwa kekuatan manusia akan menurun, dan hewan-hewan raksasa ini tidak akan
bisa dikendalikan oleh manusia yang lemah.”
And so
v there were some
confused species that were destroyed in the flood because God did not create
them
v and there were
some large animals which apparently God did create
that were so
ferocious that God allowed them to be destroyed in the flood because feeble man
would not be able to handle them after coming out of the ark.
Maka,
v ada beberapa spesies yang membingungkan yang dimusnahkan di air bah,
karena Allah tidak menciptakan mereka,
v dan ada beberapa hewan besar yang diciptakan Allah
yang menjadi begitu buas sehingga Allah mengizinkan mereka
dimusnahkan air bah karena manusia yang melemah tidak akan bisa mengendalikan
mereka setelah keluar dari bahtera.
Do you know that Ellen White also talks about the amalgamation of plants?
Notice this statement in closing, Bible Commentary
Vol. 1 page 1086, “Not one noxious plant…” what is
“noxious”? Poisonous “…Not one noxious
plant was placed in the Lord's great garden, but after Adam
and Eve
sinned, poisonous herbs sprang up…”
and of course the poisonous herbs came as a
result of crossbreeding plants and animals, right? I'm being facetious, I'm
being sarcastic. No doubt. Now notice, “…In the
parable of the
sower the question was asked the Master,
‘Didst not thou sow
good seed in thy field? How then hath it tares?’ The Master answered, ‘An enemy hath done this.’ All tares
are sown by
the evil one.
Every noxious herb
is of his
sowing, and by
his
ingenious methods of amalgamation he has corrupted the earth
with tares.” (Manuscript 65,
1899
~ 1BC 1086 )
Tahukah kalian Ellen White juga bicara tentang amalgamasi tanaman?
Simak pernyataan ini sebagai penutup, Bible Commentary Vol. 1 hal. 1086, “…Tidak ada satu pun tanaman yang beracun
yang ditempatkan di taman Tuhan yang besar, tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh
dalam dosa, tanaman-tanaman beracun muncul…”
dan tentu saja tanaman beracun itu adalah akibat
persemaian silang antara tanaman dengan hewan, benar? Saya bersikap sinis, saya
bersikap sarkastis. Tentu saja. Sekarang simak, “…Di perumpamaan si penabur, pertanyaan diajukan kepada
Sang Guru, ‘Tidakkah engkau menabur benih-benih yang baik di ladang? Bagaimana mungkin ada lalang?’ Sang Guru
menjawab, ‘Seorang musuh yang melakukan ini.’ Semua lalang ditaburkan oleh si
jahat. Setiap tanaman beracun adalah taburannya, dan melalui cara amalgamasinya yang cerdik, dia telah merusak bumi
dengan lalang.” (Manuscript 65, 1899 ~ 1BC 1086
)
Ø When she uses the word “amalgamation” here,
is she talking of plants with plants?
Yes!
Ø When she talks about amalgamation of man and
beast,
was it man with man, believers with
unbelievers? Yes!
Ø when she talks about amalgamation of beasts,
was it beasts with beasts that
created large animals which God did not create? Absolutely!
It's clear in the
writings of Ellen White. And yet some will still insist that Ellen White
believed that there was crossbreeding between animals and humans, and this is
what led to the destruction of the world by the flood.
Ø Ketika Ellen White menggunakan
kata “amalgamasi” di sini,
apakah dia bicara tentang tanaman dengan
tanaman? Ya!
Ø Ketika dia bicara tentang amalgamasi manusia dan hewan,
apakah itu manusia dengan manusia, orang
percaya dengan orang tidak percaya? Ya.
Ø Ketika dia bicara tentang amalgamasi hewan,
apakah itu hewan dengan hewan yang
menghasilkan hewan-hewan besar yang tidak diciptakan Allah? Tepat sekali.
Jelas di
tulisan-tulisan Ellen White. Namun masih ada yang ngotot Ellen White meyakini
ada perkawinan silang antara manusia dengan hewan, dan bahwa inilah yang
mengakibatkan pemusnahan oleh air bah.
So we have taken a tour of the writings of Ellen White and illustrated how
we are to handle difficult statements. How do we handle them?
ü We pray,
ü we study the vocabulary as it was used in
her day,
ü we look at the context before and after,
ü we look at the grammar and the syntax,
ü we look at how she uses terms in other
places of her writing.
Are you with me? And then once we've done all of our research we will know
what Ellen White really meant by the statement that she has in her writings.
Jadi kita sudah menjelajahi tulisan-tulisan Ellen White
dan menggambarkan bagaimana kita harus menangani pernyataan-pernyataan yang
sulit. Bagaimana kita menangani mereka?
ü Kita berdoa,
ü Kita pelajari kosakatanya
sebagaimana itu dipakai di zamannya,
ü Kita melihat ke kontkes
sebelum dan sesudahnya,
ü Kita lihat tatabahasa dan
sintaksisnya,
ü Kita lihat bagaimana dia
menggunakan istilah itu di tempat-tempat yang lain dari tulisannya.
Apakah kalian paham? Maka sekali kita sudah melakukan
semua riset kita, kita akan tahu apa yang sebenarnya dimaksud Ellen White
dengan pernyataan yang dibuatnya di tulisannya.
And so I believe that we need to handle the Spirit of Prophecy with great
care. We need to be careful about the way that we interpret Ellen White, and we
must be careful also in the way that we handle the Bible. Are there many people
that mishandle Scripture and misinterpret Scripture by not allowing Scripture
to interpret Scripture? Absolutely!
Ø They'll say, “Well, the Bible says that the prayer sanctifies the pork.”
And they don't
read the context. The context says that everything that God created to be eaten
is good, and God did not create the pig to be eaten. And so when you read it
carefully within its context you see very clearly that it's not giving us an
excuse to eat any old thing.
Ø They use the statement where it says,
“Let no one judge you about the sabbaths…” so we don't have to keep the Sabbath
anymore.
But when you
study the testimony of Scripture in its totality you see that there were
ceremonial sabbaths, and there was also the Sabbath of the moral Law.
Maka saya yakin kita harus menangani Roh Nubuat dengan
sangat hati-hati. Kita harus berhati-hati bagaimana kita menafsirkan Ellen
White, dan kita harus berhati-hati juga bagaimana kita menangani Alkitab.
Apakah ada banyak orang yang salah menangani Kitab Suci dan salah menafsirkan
Kitab Suci dengan tidak mengizinkan Kitab Suci menafsirkan Kitab Suci? Tepat
sekali!
Ø Mereka akan berkata, “Nah,
Alkitab mengatakan doa menguduskan daging babi.”(1
Timotius 4:3).
Dan mereka tidak membaca konteksnya. Konteksnya
mengatakan segala yang diciptakan Allah untuk dimakan itu baik, dan Allah tidak
menciptakan babi untuk dimakan. Maka jika kita membacanya dengan teliti di
dalam konteksnya, kita akan melihat dengan sangat jelas bahwa itu tidak memberi
kita izin untuk makan apa saja.
Ø Mereka memakai pernyataan di
mana dikatakan, “…janganlah
kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai
sabat-sabat…” (Kolose
2:16) jadi kita tidak
usah memelihara Sabat lagi.
Tetapi bila kita pelajari kesaksian Kitab Suci dalam
keseluruhannya, kita akan melihat ada sabat-sabat seremonial, dan juga ada
Sabat dari Hukum Moral.
So you have to study everything that we find in Scripture in order to
understand a particular verse that appears to contradict the total testimony of
the Bible.
So it's my prayer that as we handle the Bible and the Spirit of Prophecy
that we will handle these with reverence
and with great care.
Jadi kita harus mempelajari segala yang kita temukan di
Kitab Suci untuk bisa memahami suatu ayat khusus yang sepertinya bertentangan
dengan kesaksian keseluruhan Alkitab.
Jadi doa saya ialah, ketika kita menangani Alkitab dan
Roh Nubuat, kita akan menanganinya dengan hormat dan dengan hati-hati.
20 03 23
No comments:
Post a Comment