WHAT JESUS SAID
Part 17/24 - Stephen Bohr
THE GREAT CONTROVERSY AND THE
JUDGMENT
https://www.youtube.com/watch?v=9vSxToqh5Ds
Dibuka dengan doa.
The great
controversy between good and evil had its origin as we all know in heaven. Lucifer aspired to occupy God's throne and
claimed that he could rule the universe better than God. And there you have Isaiah 14:12-14. At the
center of the controversy was the Law of God. Lucifer stated that the Law restricted
freedom, and that if he were placed on the throne he would get rid of the Law.
His arguments must have been very powerful because he was able to persuade a third of the
angels that his perspective was right, that they were slaves, and they
needed to be emancipated. In fact, he was able to deceive one-third of the
angels. And when we realized that the angels are ten thousand times ten
thousand, and thousands of thousands, he was able to conquer a good number of
the angels. Lucifer lied about God and smeared His character (cf. John 8:44; Ezekiel 28:16,18;
22:9; Leviticus 19:16). He made God
look like a dictator, like a despot who wanted blind service from His
followers. In fact, it's interesting that John 8:44 tells us that Satan is a
liar from the beginning. So he lied about God at the beginning.
Pertentangan besar antara yang benar dan yang jahat
seperti yang kita semua tahu, asalnya terjadi di Surga. Lucifer punya cita-cita
untuk menduduki takhta Allah, dan dia mengklaim dia bisa memerintah alam
semesta lebih baik daripada Allah. Dan di makalah ada Yesaya 14:12-14.
“12
Betapa engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer (Bintang Fajar), putera
fajar! Betapa engkau ditebang ke tanah, yang telah melemahkan bangsa-bangsa! 13
Karena engkau telah
berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan
meninggikan takhtaku di atas
bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk
di bukit pertemuan, di sebelah utara. 14
Aku akan naik mengatasi ketinggian
awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang
Mahatinggi!’”
Di tengah-tengah pertentangan itu ialah Hukum Allah. Lucifer
menyatakan bahwa Hukum membatasi kebebasan, dan jika dia yang duduk di takhta,
dia akan membuang Hukum. Rupanya argumentasinya sangat kuat karena dia berhasil membujuk sepertiga
malaikat bahwa perspektifnya benar, bahwa mereka adalah budak-budak, mereka
harus dimerdekakan. Kenyataannya dia berhasil menipu sepertiga malaikat. Dan
ketika kita menyadari bahwa malaikat itu sepuluh ribu kali sepuluh ribu dan
beribu-ribu-ribu, berarti Lucifer berhasil menguasai jumlah malaikat yang cukup
besar. Lucifer berbohong tentang Allah,
dan menjelek-jelekkan karakterNya.
“44
Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang mau kamu lakukan.
Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab
di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia mengucapkan
dusta, dia bicara dari sumbernya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta.” (Yohanes 8:44)
“16
Dengan banyaknya yang engkau perdagangkan, hatimu menjadi penuh dengan kekerasan dan engkau
berbuat dosa. Maka engkau Kubuang sebagai barang
tak berharga keluar dari gunung Allah, dan Aku membinasakan engkau, wahai kerub penudung, dari tengah batu-batu
yang menyala.18 Engkau menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan dosamu
yang banyak, dengan dosa niagamu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang memakan
habis engkau dan menjadikan engkau abu. Aku menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan
semua yang melihatmu.” (Yehezkiel 28:16, 18)
“9 Padamu ada
orang-orang yang memfitnah untuk mengakibatkan
pertumpahan darah; padamu ada orang-orang yang makan persembahan (berhala) di atas gunung-gunung; di
tengah-tengahmu mereka melakukan
kemesuman.” (Yehezkiel 22:9)
“16
Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di tengah-tengah
bangsamu; juga janganlah engkau menjadi saksi dusta yang mencelakakan hidup
sesamamu manusia; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:16)
Lucifer menggambarkan Allah sebagai diktator,
seperti raja yang lalim yang menuntut kepatuhan buta dari pengikut-pengikutNya.
Malah menarik Yohanes 8:44 mengatakan kepada kita bahwa Setan itu pendusta dari awal. Jadi sejak awal dia
berbohong tentang Allah.
It's also interesting that in Ezekiel 28:16 and 18 we are told that Satan
fell because of his traffic. Now some people say what does that mean, because of “his traffic”? Well, the root of that word is
very interesting. It is a commercial word, it has to do with buying and selling. You
know when somebody tells us something that we don't believe, we say, “I don't
buy that.” Now the root of this word is found for example in Ezekiel 22:9 and there it's translated
“slander”, and in Leviticus 19:16 the same root word is translated
“tale bearer”. So Satan was a liar from the beginning, he slandered God, and he was a tale bearer against God.
Juga menarik di Yehezkiel 28:16, 18, kita diberitahu
bahwa Setan jatuh karena perdagangannya. Nah, ada orang yang berkata apa
maksudnya karena “perdagangannya”?
Nah, akar kata tersebut itu sangat menarik. Itu adalah sebuah kata komersial,
itu berkaitan dengan jual-beli.
Kalian tahu, bila ada orang yang memberitahu sesuatu kepada kita yang tidak
kita percayai, kita berkata, “Itu tidak laku padaku.” Nah akar dari kata ini terdapat misalnya di Yehezkiel 22:9
dan di sana itu diterjemahkan
“memfitnah” dan di Imamat 19:16 akar kata yang sama diterjemahkan “menyebarkan fitnah”. Jadi Setan itu pembohong
dari awal, dia memfitnah Allah, dan dia menjelek-jelekkan Allah.
God did not
destroy Lucifer immediately because doubts would have remained in the minds of
the heavenly hosts. It was
necessary to give Lucifer the opportunity to develop his principles in actual
history, where his type of lawless government would lead. God had a cosmic mess
on His hands.
Allah tidak
langsung membinasakan Lucifer karena keragu-raguan akan tetap ada dalam benak
makhluk-makhluk surgawi. Lucifer harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
prinsip-prinsipnya dalam sejarah yang nyata, sampai terbukti ke mana
pemerintahannya yang tanpa Hukum akan membawa dunia ini. Allah punya masalah kosmik
yang besar di tanganNya.
However, the problem got more complicated because Satan successfully led
Adam and Eve into sin. To Eve he sold the idea that God's commands are
arbitrary and restrictive of human progress (Genesis 3:1-6). You know Satan
said to Eve that, “If you eat of the
fruit your eyes will be opened.” Now Eve had 20/20 vision physically
speaking, she wasn't blind. What Satan was saying is, “There's things that God is hiding from you, He wants you to be blind,
He wants you to render Him simple blind submission, and what He wants to do is
keep you as a slave because He knows that if you eat from the tree you're not
going to die but you're going to have knowledge, secret knowledge that God
doesn't want you to have.” So the argument that Satan presented to Eve was
smearing God's character. He said, “God's a liar because you're not going to
die.” So what he's doing is he's smearing God's character as he did in heaven.
Namun, masalahnya menjadi semakin rumit karena Setan
berhasil membawa Adam dan Hawa untuk berbuat dosa. Kepada Hawa, Setan menjual
konsep bahwa perintah-perintah Allah itu sewenang-wenang dan membatasi kemajuan
manusia (Kejadian 3:1-6). Setan
berkata kepada Hawa bahwa, “Jika kamu makan buah itu,
matamu akan terbuka.” Nah, Hawa punya
penglihatan 20/20 bicara secara fisik, dia tidak buta. Apa yang dikatakan Setan
ialah, “Ada hal-hal yang disembunyikan Allah dari kamu, Dia mau
kamu buta. Dia mau kamu memberiNya kepatuhan buta semata-mata, dan apa yang
diinginkanNya ialah menahanmu sebagai seorang budak karena Dia tahu jika kamu
makan dari pohon ini, kamu tidak akan mati tetapi kamu akan mendapatkan
pengetahuan, pengetahuan rahasia yang Allah tidak mau kamu punya.” Maka arguentasinya yang diberikan Setan
kepada Hawa ialah menjelek-jelekkan karakter Allah. Dia mengatakan, “Allah itu
pembohong, karena kamu tidak akan mati.” Jadi apa yang dilakukan Setan ialah dia memfitnah
karakter Allah seperti yang dilakukannya di Surga.
After sin entered the universe, there were questions in the minds of God's
creatures that needed to be answered to the satisfaction of all created beings,
both earthly and heavenly. The apostle Paul expressed it this way in 1 Corinthians
4:9, “ 9… we have
been made a spectacle to the whole universe to angels as well as to
men.”(NIV)
So we are the theater, the word “spectacle” is the word θέατρον [theatron] “theater”. What's happening is, God is revealing to the universe by allowing sin to develop, what His character is really like, and He is answering the arguments of
Satan against His character. When Adam fell into sin, Satan usurped the throne
that God had delegated to Adam. That's why Jesus referred to Satan as the ruler
of this world (John
12:31; Job 1:6; 2:1), and that's the reason why on the mount of
temptation, Satan said to Jesus, “If You
worship me I will give You all the kingdoms of the world because they have been
delivered to me.” (Luke 4:5-8). They were delivered to him by Adam when he overcame Adam.
Setelah dosa masuk ke alam semesta, muncul
pertanyaan-pertanyan di benak ciptaan-ciptaan Allah yang perlu dijawab dengan
cara yang bisa memuaskan semua makhluk ciptaan, baik yang di dunia maupun yang
di Surga. Rasul Paulus mengungkapkannya demikian di 1 Korintus 4:9, “9 … kami telah dijadikan
tontonan bagi seluruh alam semesta, bagi
malaikat maupun manusia.”
Maka kita adalah tontonan, kata “tontonan” adalah kata θέατρον [theatron] “teater”. Apa yang terjadi ialah Allah sedang mengungkapkan kepada alam semesta dengan
mengizinkan dosa berkembang, bagaimana karakterNya yang sebenarnya,
dan Dia sedang menjawab tuduhan Setan terhadap karakterNya.
Ketika Adam jatuh dalam dosa, Setan merebut takhta yang
telah didelegasikan Allah kepada Adam. Itulah mengapa Yesus menunjuk Setan
sebagai penguasa dunia ini (Yohanes 12:31; Ayub 1:6; 2:1), dan itulah alasannya mengapa di bukit pencobaan, Setan
berkata kepada Yesus, “6 …
‘Segala kekuasaan ini serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu
telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang
kukehendaki. 7Jadi jikalau Engkau mau
menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.’” (Lukas 4:5-8). Itu diserahkan kepadanya oleh Adam ketika Setan mengalahkan Adam.
During the ministry of Jesus, Satan was judged, because Jesus bore the sins
of the whole world. And the world was judged because Satan could no longer
claim this world as his kingdom legally. And I hope that you will read these
verses, John 16:11 and John 12:31, where we find that Satan lost his kingdom when Jesus died on the
cross.
Now he legally lost the kingdom. You know, he's still wreaking havoc in the
world today because he's not going to give it up easily, but legally in the
court of Law so to speak, the kingdom has been removed from him, Satan was cast
out as the ruler of this world.
Selama ministri Yesus, Setan dihakimi, karena Yesus
menanggung dosa-dosa seluruh dunia. Dan dunia dihakimi karena Setan tidak lagi
bisa mengklaim dunia ini sebagai kerajaannya secara sah. Dan saya berharap
kalian akan membaca ayat-ayat ini di Yohanes 16:11 dan 12:31 di mana
kita lihat bahwa Setan kehilangan
kerajaannya ketika Yesus mati di salib.
“11 akan
penghakiman, karena pangeran dunia ini sedang dihakimi.” (Yohanes 16:11)
“31Sekarang inilah penghakiman atas dunia ini; sekarang
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.” (Yohanes 12:31)
Sekarang dia secara resmi telah kehilangan kerajaannya. Kalian
tahu, dia masih membuat kekacauan di dunia hari ini karena dia tidak akan
menyerah dengan mudah, tetapi secara legal katakanlah menurut hukum, kerajaan
itu sudah diambil darinya, Sebagai penguasa dunia ini Setan sudah dilemparkan
keluar.
Let's go to Revelation 12:10, and 12. This is when Jesus dies on the cross according
to the context. “10 Then I heard a loud voice saying in heaven, ‘Now salvation, and
strength, and the kingdom of our God, and the power of His Christ have come,
for the accuser of our brethren, who accused them before our God day and
night, has been…” what? “…cast down…”
Who went to the heavenly councils before Jesus died on the cross
representing planet earth? It’s Satan. You can read it in the book of Job, the
sons of God came to present themselves before the Lord, and Satan presented himself as the
representative of the earth. God asked him, “Where do you come from?” He says,
“From running to and fro on the earth and supervising my kingdom.” That's
basically what he means. So Adam should have been there, but Adam gave up his
throne to Satan, and Satan became the ruler of this world.
Mari kita ke Wahyu 12:10, 12, menurut konteksnya ini
adalah ketika Yesus mati di salib. “10 Lalu aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata, ‘Sekarang keselamatan dan kekuatan
dan Kerajaan Allah kita, dan kekuasaan KristusNya telah tiba,
karena pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka di hadapan Allah
kita siang dan malam, telah…” apa? “…dijatuhkan.”
Siapa yang datang ke dewan surgawi sebelum kematian Yesus
di salib, mewakili planet bumi? Setan. Kalian bisa membacamya di kitab Ayub (pasal 1 dan 2),
anak-anak Allah datang
menghadap Tuhan dan Setan datang sendiri sebagai wakil dari bumi. Allah
bertanya padanya, “7 …‘Dari mana engkau?’…” Setan berkata, “…‘Dari
perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi…” kerajaanku. Pada
dasarnya itulah maksudnya. Jadi seharusnya Adam yang ada di sana, tetapi Adam
telah menyerahkan takhtanya kepada Setan, dan Setan menjadi penguasa dunia ini.
Now when
Satan instigated human beings to crucify Christ, the heavenly realm saw
what Satan is really like. His mask was torn off, and he lost all of the
sympathy that the heavenly universe might have had of him, up to that point.
Satan no longer was the ruler of this world and no longer enjoyed any sympathy
on the part of the heavenly beings. The heavenly beings had a clearer conception of
the character of God, God had showed His love and justice by punishing sin and
His mercy by providing the means to save the sinner. The cross revealed
the justice and the mercy of God. When the heavenly being saw the way that
Satan treated Jesus, they were greatly angered with righteous indignation, we
might say, in other words, the mask was torn off of Satan, and the heavenly
universe said, “This guy is wrong, and God is absolutely right.”
Nah, ketika
Setan menghasut manusia untuk menyalibkan Kristus, alam surgawi
melihat bagaimana sesungguhnya Setan itu. Topengnya tercabik, dan dia
kehilangan segala simpati yang hingga saat itu mungkin masih diperolehnya dari
alam surgawi. Setan tidak lagi menjadi penguasa dunia ini dan tidak lagi
menikmati simpati apa pun dari makhluk-makhluk surgawi. Semua makhluk surgawi telah melihat dengan lebih jelas
konsep karakter Allah. Allah telah menunjukkan kasihNya dan keadilanNya dengan
menghukum dosa dan kemurahanNya dengan menyediakan sarana untuk menyelamatkan
si pendosa. Salib telah menyatakan keadilan dan kemurahan Allah.
Ketika para makhluk surgawi melihat cara Setan memperlakukan Yesus, mereka
menjadi murka, katakanlah dengan murka yang dibenarkan. Degan kata lain topeng
Setan tercabik, dan alam surgawi berkata, “Setan salah, dan Allah memang
benar.”
God's judgment against Satan occurs in three stages:
1. an investigative
stage: the universe saw and evaluated the character of Satan during the
ministry of Jesus.
Were they seeing
the contrast between God's character and Satan's character during the ministry
of Christ? That's the investigative stage, that's where they're seeing the evidence.
2. then you have the sentencing stage: and that is when Jesus dies on the cross, He
says, “It is finished” and the ruler of this world is cast out
you can read it in John 12:30 to 33.
3. and finally you have the execution stage: The execution stage takes
place after
the Millennium
when all of the
wicked and Satan and his angels see the records in heaven, and they bow and
they say, “God is just, God is just in destroying us.”
Penghakiman Allah terhadap Setan terjadi dalam tiga
tahap:
1.
tahap pemeriksaan/investigasi: alam semesta melihat dan
menilai karakter Setan selama
masa ministri Yesus.
Apakah mereka melihat perbedaan antara karakter Allah dan
karakter Setan selama periode ministri Kristus? Itulah tahap pemeriksaannya,
itulah ketika mereka meneliti bukti-buktinya.
2.
kemudian ada tahap
menjatuhkan vonis: dan itu ialah ketika Yesus mati di salib Yesus berkata, “Sudah selesai” dan penguasa dunia ini
dijatuhkan. Kalian bisa membacanya di Yohanes
12:30-33.
3.
dan akhirnya tahap
eksekusi: tahap eksekusi ini terjadi setelah Millenium,
ketika semua orang jahat dan Setan dan malaikat-malaikatnya
melihat catatan-catatan di Surga, dan mereka sujud dan mereka berkata, “Allah
itu adil, Allah memang adil membinasakan kami.”
A big question remains to be answered: If the world and Satan were judged
at the cross, then why does the great controversy continue?
The answer is that there still remains to be seen who will claim the benefits of what
Jesus did with His life and death. So to speak, Jesus deposited enough
merit in the heavenly bank to cancel the debt of sin of every person that has
ever lived on planet earth. However, in order to benefit from the life and the
death of Jesus, the person must come individually to Jesus through repentance,
confession, and faith, and claim the capital of what Jesus did, claim His life
and claim His death as their own. And then Jesus takes His life and His death,
and places these to the account of the sinner, and the sinner is looked upon as
if he or she had never sinned. Is this clear?
So it still needed to be shown who would benefit from the work that Jesus
did on earth. It still remains for us to see what is going to take place with
each individual.
Pertanyaan yang besar masih harus dijawab: jika dunia dan
Setan sudah dihakimi di salib, mengapa pertentangan besar itu masih
berlangsung?
Jawabannya ialah, masih harus dibuktikan siapa yang akan mengklaim
manfaat dari apa yang telah dilakukan Yesus dengan hidupNya dan matiNya.
Dengan kata lain, Yesus sudah menyediakan cukup jasa di bank surgawi untuk
melunasi utang setiap manusia yang pernah hidup di planet bumi. Namun agar bisa
mendapatkan manfaat dari hidup dan matinya Yesus, orang itu harus datang secara
pribadi kepada Yesus melalui pertobatan, pengakuan, dan iman, lalu mengklaim
apa yang telah dilakukan Yesus, hidupNya dan matiNya, sebagai miliknya pribadi.
Lalu Yesus mengambil hidupNya dan matiNya dan menempatkan itu ke rekening si
pendosa, dan si pendosa dipandang seolah-olah dia tidak pernah berbuat dosa.
Apakah ini jelas?
Jadi masih perlu dibuktikan siapa yang akan mendapatkan
manfaat dari pekerjaan yang dilakukan Yesus di dunia. Kita masih harus melihat
apa yang akan terjadi pada setiap individu.
Now at the cross Jesus won this world back legally (cf. 1 Corinthians 15:22-24), but Satan is
not going to roll over and play dead. He's not going to say, “Oh I've been
defeated, so you know, let's just sit down and give up.” No! Satan knows that he has legally lost the kingdom,
but he is not going to give it up easily.
Nah, di salib secara sah Yesus sudah memenangkan dunia
ini kembali (1 Korintus 15:22-24) tetapi Setan tidak akan
menyerah begitu saja. Dia tidak akan berkata, “O, aku sudah
dikalahkan, mari kita duduk dan aku menyerah.” Tidak! Setan tahu bahwa secara
sah dia sudah kehilangan kerajaannya, tetapi dia tidak mau menyerah begitu
saja.
In the Old Testament Sanctuary service the sinner brought the sacrificial
animal, confessed his sin on it, and then slew it (and sometimes the priest did
this), the priest then took the blood and sprinkled it on the veil in the Holy
Place, in this way the sinner was forgiven because the animal now had the sin.
But the sin
was transferred through the blood into the Sanctuary, thus the Sanctuary was
defiled by the record of sin and needed to be what? And needed
to be cleansed. At some point it was necessary for the Sanctuary to be
cleansed, and this happened in the Most Holy Place on the Day of Atonement at the
end of the year (Hebrews 9:23; Daniel 8:14).
Di pelayanan Bait Suci zaman Perjanjian
Lama, si pendosa membawa hewan kurban, mengakui dosanya di atas hewan itu, kemudian
menyembelihnya (terkadang imam yang melakukan itu). Imam kemudian membawa darah
hewan itu dan memercikkannya pada tabir di Bilik Kudus. Dengan cara ini si
pendosa diampuni dosanya karena dosanya sekarang ada pada hewan kurban itu.
Tetapi dosa itu dipindahkan melalui
darah hewan itu ke dalam Bait Suci, dengan demikian Bait Suci itu menjadi
ternoda oleh catatan dosa dan perlu diapakan? Dan perlu dibersihkan.
Suatu saat, Bait Suci itu harus dibersihkan, dan ini terjadi di Bilik Mahakudus
pada hari Pendamaian (Grafirat)
pada akhir tahun Ibrani.
“23 Jadi adalah
perlu tiruan-tiruan dari benda-benda
yang ada di sorga harus ditahirkan dengan semua ini [darah kurban hewan] tetapi benda-benda sorgawi sendiri dengan
kurban yang lebih baik daripada ini.” (Ibrani 9:23)
“14 Dan ia
menjawab kepadaku, ‘Sampai lewat dua ribu
tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu
akan dibersihkan.’” (Daniel
8:14)
Now some people argue, they say, “How is it possible that in heaven, in the
perfect holy heaven, there's a record of sin, which is so
negative?”
And I answer with another question, “How is it possible that perfect holy
Jesus should take sin upon Himself?”
The answer is that the sin did not belong to Jesus, and the sin does
not belong to the Sanctuary. That's why the Sanctuary has to be cleansed.
And that takes place, we know beginning in 1844 in the Most Holy Place of the
heavenly Sanctuary.
Nah ada yang mendebat, mereka berkata, “Bagaimana mungkin
di Surga, di Surga yang sempurna dan kudus, bisa ada catatan dosa, yang begitu
negatif?”
Dan saya menjawab dengan pertanyaan lain, “Bagaimana
mungkin Yesus yang sempurna dan kudus bisa menanggung dosa pada DiriNya
sendiri?”
Jawabannya ialah, dosa
itu bukan milik Yesus, dan dosa itu bukan milik Bait Suci.
Itulah mengapa Bait Suci harus
dibersihkan. Dan itu terjadi, kita sudah tahu, mulai tahun 1844 di Bilik
Mahakudus di Bait Suci surgawi.
You see this is an important point now. Not everyone who has claimed the
benefits of Jesus’ life and death is sincere. How do we know if a person is
truly sorry for sin and not sorry just because of the consequences? The change
in the conduct of the person reveals whether repentance is genuine or not.
A husband that says to his wife, he hits his wife and he says, “Ahh I'm sorry, I'm
sorry” and then an hour later he's hitting her again, you have a reason to
wonder whether the repentance is really genuine or not.
Kalian lihat, ini adalah poin yang penting. Tidak semua
orang yang telah mengklaim manfaat hidup dan mati Yesus itu tulus. Dari mana
kita tahu apakah seseorang benar-benar menyesali dosanya dan bukan hanya
menyesali konsekuensi dosanya? Perubahan
sikap orang itu menyatakan apakah pertobatannya sungguh-sungguh atau tidak.
Seorang suami yang telah memukuli istrinya, yang berkata kepada istrinya, “Ahh, maafkan aku, maafkan aku” satu jam
kemudian dia memukulinya lagi, itu membuat kita punya alasan untuk meragukan
apakah pertobatannya sungguh-sungguh atau tidak.
Now notice, the change in conduct reveals whether repentance is genuine or
not. For this reason, notice, salvation is by grace through faith, correct? However,
we will be judged according to our what? According to our works. Saved by grace through faith but judged by our
works, in other words, we are saved by grace through faith, but we will
be judged by works, because works reveal whether faith is genuine or not.
This is very, very important.
Ø Revelation 22:12
tells us that Jesus is going to come to give the reward according to our works,
Ø as does Matthew
16:27.
Ø In Matthew 12:36-37
it says that we will be judged by our words.
Ø Ecclesiastes 12:13-14
says that even our secret things will be taken into account.
Ø And you can
notice the parables of Jesus, you look at for example the parable of the
talents. Does the way we use our talents determine our eternal destiny?
Ø Does the way we
treat other people, the parable of the sheep and the goats, does that determine
our eternal destiny?
Ø Does whether we
have the lamp lit and we are lighting the way to the bridal chamber, does that
have anything to do with our salvation? It most certainly does.
The parables of Jesus show that it is our works that are evaluated in the judgment
because works show whether our faith is genuine.
Sekarang simak, perubahan sikap menyatakan apakah
pertobatan itu sungguh-sungguh atau tidak. Karena itulah, simak, keselamatan
itu diperoleh dari kasih karunia melalui iman, benar? Tetapi, kita akan
dihakimi menurut apa kita? Menurut perbuatan kita. Diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, tetapi
dihakimi menurut perbuatan kita. Dengan kata lain, kita
diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, tetapi kita akan dihakimi oleh
perbuatan, karena perbuatan menyatakan
apakah iman kita itu sungguh-sungguh atau tidak. Ini amat sangat penting.
Ø Wahyu 22:12 berkata bahwa Yesus akan datang untuk
memberikan hadiahNya sesuai perbuatan kita,
“12‘Lihatlah, Aku datang segera dan pahala-Ku ada bersamaKu untuk memberikan
kepada setiap orang menurut perbuatannya.’”
Ø Begitu juga Matius 16:27.
“27
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya dengan malaikat-malaikat-Nya; kemudian Ia akan menghadiahi
setiap orang menurut perbuatan-perbuatannya.”
Ø Di Matius 12:36-37 dikatakan kita akan dihakimi menurut perkataan kita.
“36
Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Untuk setiap
kata sia-sia yang diucapkan orang, mereka harus
mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.37 Karena menurut perkataanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
perkataanmu engkau akan dihukum.”
Ø Pengkhotbah 12:13-14 mengatakan bahwa bahkan hal-hal
rahasia kita akan dipertimbangkan.
“13 Mari
kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan Allah dan peliharalah
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 14 Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman, termasuk
setiap hal yang rahasia, entah itu baik, entah itu jahat.”
Ø Dan kalian bisa menyimak perumpamaan-perumpamaan Yesus.
Lihatlah misalnya di perumpamaan talenta.
Apakah cara kita menggunakan talenta kita menentukan takdir kekekalan kita?
Ø Apakah cara kita memperlakukan orang lain, di perumpamaan
kambing dan domba, apakah itu menentukan takdir kekekalan kita?
Ø Apakah lampu kita tetap menyala dan kita menerangi jalan
ke ruang perkawinan, apakah itu berkaitan dengan keselamatan kita? Tentu saja
iya.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus menunjukkan bahwa
perbuatan-perbuatan kitalah yang dinilai di penghakiman
karena perbuatan-perbuatan menunjukkan
apakah iman kita itu sungguh-sungguh.
You see faith is not something abstract, but very concrete. James compared
faith to the spirit and works to the body. There is no such thing as a bodyless
spirit or a spiritless body. All the heroes of Hebrews 11 which is the honor
roll of faith were not only believing something in their brains, they were
doing something. Abel offered, Abraham offered, Abraham left, etc. Noah built an ark, they're showing their faith by their works, in
other words.
Kalian lihat, iman bukan sesuatu yang abstrak, melainkan
sangat konkret. Yakobus membandingkan iman dengan roh, dan perbuatan dengan
tubuh. Tidak ada roh yang tanpa tubuh atau tubuh yang tanpa roh. Semua pahlawan
di Ibrani pasal 11 yang merupakan daftar orang-orang yang dihormati karena iman
mereka, tidak hanya meyakini sesuatu di benak mereka, mereka juga berbuat
sesuatu. Habel mempersembahkan, Abraham mempersembahkan, Abraham
meninggalkan kampong halamannya, dll. Nuh membangun bahtera, dengan kata lain mereka membuktikan iman mereka
dengan perbuatan mereka.
It is important to underline that the only names that are examined in the pre-advent
judgment are those who have claimed Jesus as Savior and Lord, only their records are examined before the
Second Coming of Jesus Christ. You know 1 Peter 4:17 says that judgment
begins in the what? In the house of God. And what is the house of
God? 1 Timothy 3:15 says the church is the house of God. So where
does the judgment begin? It begins with the church, it begins with those who
have claimed Jesus and belong to His church.
This is the reason why the apostle Paul wrote, “10 For we must all appear before the judgment seat of Christ, that each
one may receive the things done in
the body, according to what he has done, whether good or bad.” And
Paul is writing to the Corinthian church, isn't he? He's not saying that everybody, righteous and wicked, must appear
before the judgment seat of Christ, although it's true that the wicked will,
but later on. He's writing to the Corinthian church. He's saying, “We, the church must appear before the
judgment seat of Christ.”
Penting menggarisbawahi bahwa yang diperiksa di penghakiman pra-advent (sebelum
kedatangan kedua Kristus) hanyalah nama-nama mereka yang telah mengklaim Yesus
sebagai Juruselamat dan Tuhan, hanya catatan hidup mereka yang
diperiksa sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Kalian tahu 1 Petrus 4:17
mengatakan bahwa penghakiman di
mulai di mana? Di rumah
Allah.
“17 Karena telah
tiba saatnya penghakiman dimulai di rumah
Allah. Dan jika penghakiman itu lebih dulu dimulai
pada kita,
bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak patuh pada Injil Allah?”
Dan rumah Allah itu apa? 1 Timotius 3:15 mengatakan gereja itulah rumah Allah.
“15
Tetapi jika
aku tertunda, aku
tulis supaya engkau boleh tahu bagaimana
engkau harus bersikap di rumah Allah, yakni
jemaat Allah yang hidup, tiang penyangga dan dasar dari kebenaran.”
Jadi di mana penghakiman di mulai? Itu dimulai dari
gereja, itu dimulai dengan mereka yang telah mengklaim Yesus dan adalah anggota
gerejaNya.
Inilah alasannya mengapa rasul Paulus menulis, “10 Sebab
kita semua harus menghadap takhta penghakiman
Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang dilakukan
dalam hidupnya, sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat” (2 Korintus 5:10). Dan Paulus sedang menulis kepada gereja di Korintus,
bukan? Paulus tidak berkata bahwa semua orang, benar maupun jahat, harus
menghadap takhta penghakiman Kristus ~ walaupun memang benar
orang-orang jahat akan menghadap juga, tapi nanti. Paulus sedang menulis ke
gereja di Korintus, dia berkata, “Kita ini, gereja ini harus
menghadap takhta penghakiman Kristus.”
The cases of
those who rejected Jesus will come into view during and after the Millennium (Revelation 20:11-13). This idea is unique to the Adventist church and it
is profoundly biblical, as we're going to see. There is no special
urgency to judge the cases of the lost before the Second Coming because Jesus
isn't going to take them to heaven when He comes. However, it is necessary to
examine the lives of those who claim to receive Jesus, because Jesus is going
to take the faithful to heaven when He comes. If Jesus is going to take them to
heaven when He comes, their judgment must have taken place when? Before.
There is no
urgency to judge the cases of the wicked before the Second Coming, because
they're going to remain dead on the earth to be judged during and after the
Millennium.
So why does Jesus only examine the cases of those who claimed Him before the Second Coming? Because He has to
reveal to the universe that He has the right to take them to heaven.
There's no urgency with that because
during
and after the Millennium people will be able to examine, the
righteous, and the angels, and the heavenly beings will be able to examine the
cases of the wicked, to see why they were not taken to heaven at the Second
Coming.
Kasus mereka yang
menolak Yesus akan diperiksa selama dan setelah Millenium (Wahyu
20:11-13)
“11 Lalu aku
melihat sebuah takhta putih yang besar dan
Dia yang duduk di atasnya, yang dari wajahNya
bumi dan langit lari, dan tidak ditemukan lagi tempat bagi mereka. 12 Dan aku melihat orang-orang mati, kecil
dan besar, berdiri di hadapan Allah, dan kitab-kitab
dibuka. Dan sebuah kitab lain dibuka, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang
mati dihakimi menurut perbuatan-perbuatan mereka, dari hal-hal yang tertulis di dalam kitab-kitab itu. 13 Dan laut menyerahkan orang-orang mati yang ada
di dalamnya, dan maut dan kubur menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalam mereka,
dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatan-perbuatan
mereka.”
Konsep ini hanya
dikenal oleh gereja MAHK dan
sangat alkitabiah, nanti akan kita
lihat. Tidak ada urgensi khusus untuk menghakimi kasus-kasus mereka yang tidak selamat
sebelum Kedatangan Kedua karena Yesus tidak akan membawa mereka ke Surga ketika
Dia datang. Melainkan, yang harus diperiksa adalah kehidupan mereka yang
mengklaim menerima Yesus karena Yesus akan membawa orang-orang setia ke Surga
saat Dia datang. Jika Yesus akan membawa mereka ke Surga ketika Dia datang,
maka penghakiman mereka tentunya sudah harus terjadi kapan? Sebelumnya.
Tidak ada urgensi
memeriksa kasus orang-orang jahat sebelum Kedatangan Kedua karena mereka akan
ditinggalkan di dunia dalam keadaan mati selama dan setelah Millenium.
Jadi mengapa Yesus hanya memeriksa kasus mereka yang
mengklaim Dia sebelum Kedatangan Kedua? Karena Dia harus menunjukkan kepada
alam semesta bahwa Dia punya hak membawa mereka ke Surga.
Tidak ada urgensi dengan mereka yang tidak selamat karena
selama dan setelah Millenium
orang-orang bisa memeriksa mereka, yaitu orang-orang
benar, para malaikat, dan makhluk-makhluk surgawi akan bisa memeriksa
kasus-kasus orang-orang jahat untuk melihat mengapa mereka tidak dibawa ke
Surga saat Kedatangan Kedua.
Christians
generally believe that persons are judged when they die. Is that true? Do Christians, do most
Christians believe that you know, people are judged when they die? Sure. Where do they go if they were good?
If their works were good, they go to heaven. Where do they go if they were not
saved? They go to hell. So their cases are already decided, they're judged at
death. Are you with me or not? And one church teaches that some even go to
Purgatory, and babies go to Limbo. It's amazing how human beings establish all
kinds of categories that are not in the Bible.
Umumnya
orang-orang Kristen meyakini bahwa manusia dihakimi saat mereka mati. Apa ini benar? Apakah
kebanyakan orang Kristen meyakini manusia dihakimi ketika mereka mati? Tentu saja.
Ke mana mereka pergi jika mereka baik? Jika perbuatan mereka baik, mereka ke
Surga. Ke mana mereka pergi jika mereka tidak selamat? Mereka ke neraka. Jadi
kasus mereka sudah diputuskan, mereka sudah dihakimi saat mereka mati. Apakah
kalian mengikuti saya atau tidak? Dan ada satu gereja yang mengajarkan bahwa
ada yang ke Purgatori (api pencucian), dan bayi-bayi ke Limbo. Mengherankan
bagaimana manusia menentukan segala jenis kategori yang tidak ada di Alkitab.
Christians also believe ~ and this is really
contradictory ~ the creed says that Jesus is going to come to judge the living
and the dead, so Christians say He's going to come to judge the living and the dead.
Now why
is He going to come to judge the living and the dead if the dead went to heaven or to hell
when they died? There's a contradiction there.
Orang-orang Kristen juga percaya ~ dan ini benar-benar
bertentangan ~ kredo mereka mengatakan bahwa Yesus akan datang untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati, maka orang-orang Kristen mengatakan
Yesus akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Nah, untuk apa Dia akan datang untuk
menghakimi yang hidup dan yang mati jika
yang mati sudah pergi ke Surga atau neraka pada waktu mereka mati?
Kan ada kontradiksi di sini.
Now let's notice Acts 17:30 and 31, the judgment according to Paul was going to take
place in the future, and it was going to take place at a
certain time, which means that people are not judged when they what?
When they die.
Here it says, this is Acts 17:30-31, “30 Truly, these times of
ignorance God overlooked, but now commands all men everywhere to repent, 31 because…”
why do people need to repent and receive
Jesus? “…because He has appointed a day…” by the way, that's the Day of Atonement
“…He has appointed a day on which He will judge the world in
righteousness by the Man…” that is by Jesus “…by the
Man whom He has ordained. He has given assurance of this to all by raising
Him from the dead.” Obviously Jesus
could not be the judge if He was still dead. The Father raised Him to continue
His work in heaven, and to perform a work of judgment.
Sekarang mari kita simak Kisah 17:30-31, menurut Paulus penghakiman akan
terjadi di masa depan, dan itu akan terjadi di waktu yang tertentu, yang artinya manusia tidak dihakimi
saat mereka apa? Saat mereka mati. Di sini dikatakan, ini Kisah
17:30-31, “30 Sesungguhnya, di masa ketidaktahuan ini, Allah tidak memperitungkannya, tetapi sekarang
memerintahkan semua manusia di mana-mana untuk bertobat. 31 karena…” mengapa manusia
harus bertobat dan menerima Yesus? “…31
karena Ia (Allah) telah
menetapkan satu hari…” nah, itu Hari Pendamaian (Grafirat), “…Ia (Allah) telah menetapkan satu hari, pada waktu mana Ia akan menghakimi dunia
dengan adil oleh Orang itu…” yaitu Yesus, “…oleh
Orang itu yang telah ditentukan olehNya. Dia (Allah)
telah memberi jaminan akan hal ini
kepada semua orang dengan membangkitkan Dia (Yesus) dari antara orang mati.” Jadi jelas Yesus
tidak bisa menjadi hakim jika Dia masih mati. Allah Bapa membangkitkan Dia
supaya Dia melanjutkan pekerjaanNya di Surga dan melakukan pekerjaan
penghakiman.
We also find that Jesus testified that the Father
doesn't judge anyone. He will be the
judge, Jesus will be the judge. You say, “Now wait a minute, doesn't it say here
that the Father is going to judge the world? Yes, “by that Man
that He had appointed”. The Father judges through the work that is done by
the Son.
Let's read John 5:22 to 27, “22 For the
Father judges no one, but has
committed all judgment to…” whom? “…to
the Son 23 that all
should honor the Son just as they honor the Father. He who does
not honor the Son does not honor the Father who sent Him. 24 ‘Most
assuredly, I say to you, he who
hears My word and believes in Him who sent Me has everlasting life, and shall
not come into judgment…” and some people
misinterpret that. What it really means is, shall not come into condemnation, a
better translation is those who have received Jesus, who hear the word and
believe in the Father and in the Son, they will not come into condemnation, “…but has passed from…” what? “…from death into life…” Verse 25, “…25 Most
assuredly, I say to you, the hour is coming, and now is, when the dead
will hear the voice of the Son of God; and those who hear will live. 26 For as the
Father has life in Himself, so He has granted the Son to have life in
Himself…” and now notice
this, “…27 and has given
Him…” that is Jesus. The Father has given
Jesus “…authority to…” what? “…to
execute judgment also, because He
is the Son of Man.” So who is the judge going to be? The judge is
going to be Jesus.
But now notice something very interesting. In biblical times there was no
defense attorney as such. Today we have a district attorney, and we have a
defense attorney. In the Bible the judge was also supposed to be the advocate
for the innocent. Jesus is our defense attorney. You can read 1 John 2:1.
Kita juga melihat bahwa Yesus bersaksi bahwa Allah Bapa tidak menghakimi
siapa pun. Dia yang akan menjadi hakimnya. Yesus yang akan
menghakimi. Kalian berkata, “Tunggu sebentar, bukankah dikatakan di sini bahwa “31 karena
Ia (Allah) telah menetapkan satu hari, pada waktu
mana Ia akan menghakimi dunia…”? Benar, tapi “…oleh Orang itu
yang telah ditentukan olehNya.” Bapa menghakimi
melalui pekerjaan yang dilakukan oleh Sang Anak.
Mari kita baca Yohanes 5:22-27. “22
Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan
telah menyerahkan semua penghakiman
kepada…” siapa?
“…Anak, 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti
mereka menghormati Bapa. Dia yang tidak
menghormati Anak, tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, dia yang
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, memiliki hidup yang kekal dan tidak akan kena penghakiman…” dan ada orang yang
salah menafsirkan ini. Apa yang sesungguhnya dimaksudkan di sini ialah tidak
kena penghukuman, terjemahan yang lebih tepat ialah mereka yang telah menerima
Yesus, yang mendengar perkataanNya dan percaya kepada Bapa dan Anak mereka
tidak akan kena hukuman, “…melainkan
sudah lolos dari…” apa? “…maut
ke hidup…” Ayat 25, “…25
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ‘Saatnya akan tiba, dan sekarang inilah, ketika orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam Diri-Nya Sendiri,
demikian juga telah dikaruniakanNya kepada Anak untuk mempunyai hidup dalam Diri-Nya Sendiri…” dan sekarang simak
ini, “…27 Dan telah memberikan
kepada-Nya…” yaitu kepada Yesus. Allah Bapa telah
memberikan kepada Yesus “…autoritas untuk…” apa? “…mengeksekusi penghakiman juga, karena Ia adalah Anak Manusia. …” Jadi siapa yang
akan menjadi Hakim? Hakimnya ialah Yesus.
Tetapi sekarang
simak sesuatu yang sangat menarik. Di zaman Alkitab tidak ada yang namanya
pembela. Sekarang kita punya jaksa penuntut dan kita punya pembela. Di Alkitab
si hakim juga harus menjadi pembela orang yang tidak bersalah.
Yesus itulah pembela kita. Kalian bisa membacanya di 1
Yohanes 2:1.
“1 ‘Anak-anakku,
aku menulis ini kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Tetapi jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”
Only one who is
fully God, and fully Man, could serve as judge.
You say, “Why?”
Let's notice.
v The judge must
be fully
God, because He must know every intricate detail of our lives.
He must be able
to read emotions, feelings, motives, and thoughts of the heart. Can the heavenly beings do that? Can the
heavenly beings read internal feelings, and motives, and thoughts? Absolutely
not! The judge must be able to do that. He must be, in other words, what? Omniscient
(cf. Hebrews 4:12, 13). He must know all things. That's why the
judge has to be God.
v But the judge
also has to be fully Man in order to sympathize with those that He is judging.
Defendants must
have the assurance that the judge understands them, because ~ so to speak ~ He
has walked in their shoes. He also must be a Man because there will be no
excuse in the judgment. No sinner will be able to object that the judge does
not know how enticing and powerful temptations are, because Jesus was tempted
in all things such as we are, and yet He did not sin. You know nobody is going to be able to say
to Jesus, “Huh, You just don't know the trials and tribulations I had, and the
suffering that I had, I had to take drugs.” And Jesus says, “Oh really? Did you
ever go through Gethsemane? Were you ever nailed to a cross and they offered
you a drug to calm the pain and you refused it? So what is your excuse?” You
see, Jesus
has been through everything that we have been through. He experienced
every single detail, only much intensified. No one in the judgment will be able
to offer an excuse to the judge.
Hanya yang
sepenuhnya Allah dan sepenuhnya Manusia yang bisa melayani
sebagai hakim.
Kalian berkata, “Mengapa?”
Mari kita simak.
v Hakim itu harus sepenuhnya Allah karena Dia
harus mengetahui segala detail yang paling kecil tentang hidup kita.
Dia harus bisa membaca emosi, perasaan, motif, dan
pikiran hati kita. Bisakah makhluk-makhluk surgawi melakukan itu? Bisakah
makhluk-makhluk surgawi membaca perasaan tersembunyi, dan motif, dan pikiran
hati? Tentu saja tidak! Hakim itu harus bisa melakukan itu. Dengan kata lain Dia harus apa? Mahatahu.
“12 Sebab Firman Allah itu hidup dan berkuasa
dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun, ia menembus bahkan sampai ke pemisahan jiwa dan roh, dan dari sendi-sendi dan sumsum; dan
adalah pengenal dari pikiran dan niat hati. 13 Dan tidak ada satu
makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan-Nya
tetapi segala sesuatu telanjang dan terbuka
di depan mataNya, kepada siapa kita harus memberikan pertanggungjawaban.” (Ibrani 4:12-13).
Dia harus tahu segalanya. Itulah mengapa Hakim itu harus
Allah.
v Tetapi Hakim itu juga harus sepenuhnya Manusia
supaya bisa bersimpati dengan mereka yang dihakimiNya.
Para terdakwa harus punya jaminan bawa Hakim itu mengerti
mereka, karena ~ katakanlah ~ Hakim itu sudah pernah berjalan memakai sepatu
mereka. Dia haruslah juga seorang Manusia karena tidak akan ada alasan dalam
penghakiman. Tidak ada pendosa yang boleh punya keberatan bahwa si Hakim tidak
mengetahui betapa memikatnya dan kuatnya godaan-godaan yang ada, karena Yesus
juga sudah dicobai dalam segala hal sama seperti kita namun Dia tidak berbuat
dosa (Ibrani 4:15-16). Kalian tahu, tidak ada yang akan bisa berkata kepada Yesus, “Huh,
Engkau tidak tahu semua pencobaan dan kesukaran yang aku hadapi, dan
penderitaan yang aku miliki, aku terpaksa memakai narkoba.” Dan Yesus berkata,
“Begitukah? Pernahkah kamu mengalami Getsemani? Pernahkah kamu
dipakukan di salib dan mereka menawarimu minuman yang membius untuk meredakan
sakitnya dan kamu tolak? Jadi apa alasanmu?” Kalian lihat, Yesus sudah pernah melalui segala yang pernah kita lalui. Dia telah
mengalami segala yang kita alami. Dia telah menjalani setiap detail,
hanya lebih intensif. Di penghakiman tidak akan ada yang bisa memberi alasan
kepada Hakimnya.
Now here's a big question: does God really need a judgment?
Of course the question is why does an omniscient God, who knows the end
from the beginning, need a judgment? Why would God even bother to investigate records,
or for that matter, even keep records? He has everything registered in His infinite
brain.
The fact is, that the judgment is not to inform God, it is for the
benefit of the beings of the universe, who are not omniscient. It is
critical that beings who are not omniscient see clearly that God has been
loving and just in His dealings with every single person in creation. In a
certain sense, the cross not only reconciled human beings with God, but it
reconciled the entire universe with God as well.
Nah, inilah pertanyaan besarnya: Apa Allah benar-benar
memerlukan penghakiman?
Tentu saja pertanyaan sesungguhnya ialah, mengapa Allah
yang mahatahu, yang tahu akhir dari awalnya, memerlukan penghakiman? Mengapa
Allah bahkan perlu repot-repot memeriksa catatan-catatan, atau bahkan menyimpan
catatan-catatan? Semua kan sudah tersimpan di dalam
otaknya yang tidak terbatas.
Faktanya ialah, penghakiman
itu bukan untuk memberi informasi Allah, itu adalah demi kepentingan makhluk-makhluk
di alam semesta yang tidak mahatahu. Sangatlah penting bagi
makhluk-makhluk yang tidak mahatahu itu, untuk melihat dengan
jelas bahwa Allah selalu bersikap mengasihi dan adil dalam perlakuanNya
terhadap setiap manusia dalam penciptaan. Dalam pengertian tertentu, salib
tidak hanya mendamaikan manusia dengan Allah, tetapi mendamaikan seluruh alam
semesta dengan Allah juga.
In fact let's go to Ephesians 1:10 and notice this, Ephesians 1:10 says, “ 10 that in the dispensation
of the fullness of the times, He might gather together in one…” what is the dispensation of the fullness of the
times? That's when Jesus comes and lives and dies on the cross, “… 10 that in the dispensation of the fullness of the
times He might gather together in one all things in Christ, both
which are…” where? “…in
heaven and which are…” where? “…on
earth—in Him.”
Does Jesus reconcile heaven and earth by His life and death? Absolutely!
Sebaiknya mari kita ke Efesus
1:10, dan simak ini, Efesus 1:10 mengatakan, “10
agar di masa kegenapan waktu, Dia boleh mengumpulkan menjadi satu …” apa yang dimaksud
dengan masa kegenapan waktu? Itulah
ketika Yesus datang dan hidup dan mati di salib. “10
agar di masa kegenapan waktu, Dia boleh mengumpulkan menjadi satu segala
sesuatu di dalam Kristus, baik yang ada
di…” mana?
“…sorga maupun yang ada di…” mana? “…bumi
~ di dalam DiriNya…”
Apakah Yesus mendamaikan Surga dan bumi dengan hidupNya
dan matiNya? Betul sekali!
Notice Colossians 1:19 and 20, once again we find the same idea all over again.
Colossians 1:19 and 20 read as follows, “19 For it
pleased the Father that in
Him…” that is in Jesus “…all the fullness should dwell, 20 and by
Him…” listen carefully now “…to reconcile all things to Himself…” to do what? “…reconcile all things to Himself by Him…”
that is by Jesus “…whether things…” where? “…on earth, or things…”
where? “…in heaven
having made peace…” was there a
certain sense in which heaven had to be reconciled? Also did they need some
explanations about what was happening? Yes. Through what? How does Jesus reveal
to the heavenly universe that He is right? It says, “…through
the blood of His cross.”
Simak Kolose 1:19-20, sekali
lagi kita bertemu dengan konsep yang sama lagi. Kolose 1:19-20 bunyinya
demikian, “19 Karena Bapa berkenan bahwa di dalam Dia…” yaitu di dalam Yesus, “… terdapat segala kegenapan, 20 dan
oleh Dia…” dengarkan baik-baik sekarang, “…untuk memperdamaikan segala sesuatu kepada Diri-Nya…” untuk melakukan
apa? “…untuk memperdamaikan
segala sesuatu kepada Diri-Nya…” yaitu oleh Yesus “…baik
apa yang ada di…” mana? “…di bumi,
maupun apa yang ada di…” mana? “…di sorga, dengan
mengadakan pendamaian…” apakah ada
pengertian bahwa Surga harus
didamaikan? Juga apakah mereka membutuhkan penjelasan mengenai apa yang sedang
terjadi? Ya. Melalui apa? Bagaimana Yesus menyatakan kepada alam semesta
surgawi bahwa Dia benar? Dikatakan, “…melalui
darah salibNya.”
Now the parables of Jesus clearly taught that there are genuine and
counterfeit believers in the church. Is everybody that claims Jesus Christ a
true follower of Christ? No! There in the church there is wheat and there are also
what? Tares in the same field. The field represents the world, yes, but
primarily the church in the world.
Let me ask you,
Ø when the gospel
net is cast, that is when the gospel is preached, does the net gather good and
bad fish? Yes, we studied that.
Ø In the church
are there wise and foolish virgins? Yes.
Ø In the wedding
hall are some who wear the garment that is provided by Jesus and those who do
not have the garment?
Remember the
parable of Matthew chapter 22, the man that was discovered in the wedding
chamber without a garment. Let me ask you, are there those in the church who
say, “Lord,
Lord”
that Jesus is going to say, “I never knew
you”? Yes.
Ø Even among the
clergy, are there individuals who disguise themselves as ministers of righteousness
(2 Corinthians chapter 11), and yet they are emissaries of Satan? Yes!
Ø In the church
are there multitudes of people who have the form of godliness but don't have
the power of godliness? Yes!
The Bible does not teach “once saved always saved”, or “once forgiven
always forgiven” as we can see from Ezekiel 33 and from the story of the two
debtors. Let me ask you, can you be forgiven, and if you don't forgive, God will revoke
the forgiveness? We talked about this before, that's a Bible doctrine.
Nah, perumpamaan-perumpamaan Yesus jelas mengajarkan
bahwa di gereja ada orang-orang percaya yang tulen dan yang palsu. Apakah semua
yang mengklaim Yesus Kristus itu pengikut Kristus yang tulen? Tidak! Di dalam
gereja ada gandum dan juga ada apa? Lalang, di ladang yang sama. Ladang
melambangkan dunia, ya, tetapi utamanya itu gereja di dunia. Coba saya tanya,
Ø Ketika jaring Injil ditebarkan, maksudnya ketika injil
dikhotbahkan, apakah jaring itu menjaring ikan yang baik dan yang buruk? Ya,
itu sudah kita pelajari.
Ø Di dalam gereja apakah ada gadis-gadis yang bijak dan
yang bodoh? Ya.
Ø Di ruang perkawinan apakah ada yang mengenakan pakaian
yang telah disediakan oleh Yesus dan mereka yang tidak memiliki pakaian itu?
Ingat perumpamaan Matius pasal 22, orang yang kedapatan
di ruang perkawinan tanpa pakaian untuk perayaan itu? Coba saya tanya,
apakah di dalam gereja ada mereka yang berkata, “Tuhan, Tuhan” yang kepada mereka Yesus akan berkata, “Aku tidak pernah
mengenal kamu”? (Matius 7:22-23) Ya.
Ø Bahkan di antara hamba-hamba Allah, apakah ada
individu-individu yang menyamar sebagai hamba-hamba Allah yang benar (2 Korinus
pasal 11) namun mereka adalah duta-duta Setan? Ya.
Ø Di dalam gereja adakah banyak orang yang punya penampilan
saleh tetapi tidak memiliki kuasa kesalehan? Ya!
Alkitab tidak mengajarkan “sekali selamat selalu selamat”
atau “sekali diampuni selamanya diampuni” seperti yang bisa kita lihat di
Yehezkiel 33 dan dari kisah dua orang yang berutang. Coba saya tanya, bisakah
kita diampuni dan jika kita
tidak mengampuni, Allah akan
mencabut pengampunanNya. Kita sudah membahas ini
sebelumnya, ini adalah doktrin Alkitab..
Now why then does God take the time and make the effort to open the books
and reveal before the universe the case of every single individual? It's not to
inform Him, because God knows everything, before He created this world from
eternity past. It's not for His benefit, it's for the benefit of the beings of
the universe heaven and earth.
Nah, mengapa Allah mengambil waktu dan membuat usaha
untuk membuka kitab-kitab dan menyatakan di hadapan alam semesta kasus dari
setiap individu? Itu bukan untuk memberi Allah informasi, karena Allah tahu
segalanya sebelum Dia menciptakan dunia ini dari masa kekekalan lampau. Itu
bukan demi kepentingan Allah, itu demi kepentingan makhluk-makhluk alam semesta
di langit dan di bumi.
Now let's continue here. Why three stages to the judgment when the
Sanhedrin was considering condemning Jesus without due process. Does God
believe in due process? You know our system of jurisprudence in the United States
is based on the divine model, because the system of jurisprudence that we have
is that:
1. first of all there's an investigation of the evidence
2. then based on the evidence the judge or the jury pronounce the sentence
3. and then based on the sentence, the sentence is executed.
That's the way that our justice system works ~ not always ~ but that's the
way it's supposed to work.
Nah, mari kita lanjut. Mengapa ada tiga tahap penghakiman
padahal Sanhedrin mau menghukum Yesus tanpa proses yang seharusnya. Apakah
Allah mendukung proses yang seharusnya? Kalian tahu, sistem jurisprudensi kita
di Amerika Serikat itu berdasarkan pola ilahi karena sistem jurisprudensi yang
kita miliki ialah:
1.
pertama-tama ada pemeriksaan bukti-bukti
2.
kemudian berdasarkan bukti-bukti, hakim atau juri
menentukan vonis
3.
lalu berdasarkan vonis, vonis itu dieksekusi.
Seperti inilah cara kerja sistem jurisprudensi kita ~
tidak selalu ~ tetapi seperti itulah seharusnya.
Now Nicodemus stepped in when the Sanhedrin was about to condemn Jesus and
argued that a person could not be condemned unless he could speak for himself. Notice
John 7:51, “ 51 ‘Does
our law judge a man before it hears him and knows what he is doing?’…” Interesting that Nicodemus would stand up
for Jesus, and say, “Listen, every person
has due process to speak for himself in a court of Law.” Nicodemus was
saying that, “A person could not be
condemned unless he could speak for himself.” Would we expect anything less
from God?
Nah, Nikodemus menengahi ketika Sanhedrin akan
menjatuhkan hukuman kepada Yesus, dan mendebat bahwa seseorang tidak boleh
dihukum kecuali dia membela dirinya. Simak Yohanes 7:51, “51 ‘Apakah hukum kita menghakimi seseorang, sebelum ia mendengarkan dia dan mengetahui apa yang telah
dibuatnya?’”
Menarik Nikodemus
mau membela Yesus dan berkata, “Dengarkan, setiap orang punya hak untuk bicara bagi
dirinya sendiri dalam pengadilan Hukum.”
Nikodemus mengatakan bahwa, “Seseorang tidak boleh dihukum kecuali dia
boleh membela dirinya sendiri.” Apakah
kita mengharapkan kurang dari itu dari Allah?
God's method of judgment consists of three stages:
1. investigation
2. sentencing
3. and execution of the sentence
And by the way, when that process ends, the whole universe will be in total
harmony at the end of the Millennium. We'll come to that in a few moments.
Metode penghakiman Allah terdiri atas tiga tahap:
1.
pemeriksaan (investigasi)
2.
menjatuhkan vonis
3.
dan eksekusi vonis.
Dan ketika proses itu selesai, seluruh alam semesta akan
berada dalam keharmonisan, pada akhir Millenium. Nanti sebentar kita akan ke
sana.
The key to understanding the process of judgment is in John 5:28 and 29. Let's
read that.
John 5:28 and 29. We read this before, but let's read it again. It says there, here Jesus is speaking, “ 28 Do not
marvel at this; for the hour is coming in which all who are in the graves will hear His
voice 29 and come
forth—those who have done good, to the resurrection of life, and those who have
done evil, to the resurrection of condemnation.”
How many resurrections will there be? There's going to be two. In Luke
14:14 Jesus said that there's a resurrection of the just. That would mean that
if there's a resurrection of the just, there also must be a resurrection of the
what? Of the unjust.
Now we know that the righteous will resurrect when? At the
Second Coming, in what the Bible refers to as which resurrection? The first
resurrection.
And there you have Revelation 20:4-6 both the righteous dead and the
righteous living will be rewarded at the Second Coming, correct? When Jesus
comes, He's going to bring His reward with Him.
And you have
several verses here. (1
Thessalonians
4:15-17; Revelation 20:4-6). Both the righteous dead and the
righteous living will be rewarded at the second coming (Matthew 16:27; Luke 14:14; Revelation 22:12; Luke 20:35).
Kunci untuk mengerti proses penghakiman ini ada di
Yohanes 5:28-29. Mari kita baca itu.
Yohanes 5:28-29. Kita sudah pernah membaca ini sebelumnya, tetapi mari kita baca
lagi. Dikatakan di sana, di sini Yesus yang sedang bicara, “28
Jangan heran akan hal ini, sebab saatnya
akan tiba, di mana semua yang di dalam kubur
akan mendengar suaraNya, 29 dan akan bangkit; mereka yang telah berbuat baik, kepada kebangkitan untuk hidup kekal; dan mereka yang telah berbuat jahat kepada kebangkitan untuk penghukuman.”
Jadi ada berapa kebangkitan? Akan ada dua kebangkitan. Di
Lukas 14:14 Yesus berkata bahwa ada kebangkitan orang-orang benar, itu berarti
jika ada kebangkitan orang-orang benar, tentunya akan ada kebangkitan apa?
Orang-orang yang tidak benar.
Nah, kita tahu bahwa yang
benar akan bangkit kapan? Saat
Kedatangan Kedua, yang oleh Alkitab disebut sebagai kebangkitan
yang mana? Kebangkitan Pertama.
Dan di Wahyu 20:4-6 ada kebangkitan orang-orang benar
yang mati; dan orang-orang benar yang hidup akan menerima hadiah
pada Kedatangan Kedua, benar? Ketika Yesus datang Dia akan membawa hadiahNya
bersama denganNya.
Dan di sini ada beberapa ayat. (1 Tesalonika 4:15-17; Wahyu
20:4-6). Baik orang benar yang mati dan yang hidup akan
menerima hadiah saat Kedatangan Kedua.
(Matius 16:27; Lukas
14:14; Wahyu
22:12; Lukas 20:35)
Now here's an important point. If Jesus brings His reward, then the reward
must have been determined in the heavenly judgment before He comes. Does
that make sense?
However, another question surfaces. How could the righteous have appeared
before Christ's judgment seat in heaven if they lived on earth? Because the
judgment takes place before the Second Coming, how could God's people have
appeared before the judgment seat of Christ, if they were on earth but the
judgment was going on in heaven?
Ah, I think you know the answer. As stated before, the Bible makes it clear
that we must all stand before the judgment seat of Christ to render an account
for our lives (2 Corinthians 5:10; Acts 17:30-31) the question is
how do we stand there? The answer is that God keeps a precise transcript in heaven of the
lives of those who lived on earth, in other words, we are personally on earth but in heaven
we are in a book. In the heavenly judgment those who claim Jesus as
Savior
will appear there by what? By the written record of their lives,
which does not have anything missing, even the smallest detail. Jesus taught
that the names of the righteous are written in heaven and that our citizenship
is in heaven, because we're written in the book, we're citizens (Philippians 3:20; Ephesians 2:19).
When our name comes up in the judgment, Jesus examines the record of our
lives while we are still on earth, and confesses our name before His Father and
before the holy angels. (Matthew 10:32; Luke 12:8; Revelation
3:5). This is the scene described in Daniel 7:9
and 10 and also Revelation 14:6 and 7. In this judgment, Jesus reveals who
truly trusted in Him and is worthy to be taken to heaven.
Nah, ini ada poin penting. Jika Yesus membawa hadiahNya,
tentunya hadiah itu sudah ditentukan di
pengadilan surgawi sebelum Dia datang. Apa ini masuk akal?
Namun, muncul pertanyaan yang lain. Bagaimana bisa orang-orang
benar menghadap di depan takhta penghakiman Kristus di Surga jika mereka sedang
hidup di bumi? Karena penghakiman terjadi sebelum Kedatangan Kedua. Bagaimana
umat Allah bisa menghadap di depan takhta penghakiman Kristus jika mereka
berada di bumi semetara penghakiman itu sedang berlangsung di Surga?
Ah, saya rasa kalian tahu jawabannya. Seperti yang sudah
dinyatakan sebelumnya, Alkitab membuatnya jelas bahwa kita semua harus berdiri
di hadapan takhta penghakiman Kristus untuk memberikan pertanggungjawaban atas
hidup kita,
“10 Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh menerima hal-hal yang dilakukan
dalam hidupnya, sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat.” (2 Korintus 5:10)
“30
Sesungguhnya, di masa ketidaktahuan ini, Allah tidak memperhitungkannya, tetapi sekarang
memerintahkan semua manusia di mana-mana untuk bertobat. 3karena Ia (Allah) telah menetapkan satu hari, pada waktu
mana Ia akan menghakimi dunia dengan adil oleh Orang itu yang telah ditentukan olehNya.
Dia (Allah) telah memberi jaminan akan hal ini kepada semua orang
dengan membangkitkan Dia (Yesus)
dari antara orang mati.” (Kisah 17:30-31)
Pertanyaannya ialah bagaimana kita bisa berdiri di sana? Jawabannya ialah Allah menyimpan salinan yang
akurat di Surga tentang kehidupan mereka yang hidup di bumi.
Dengan kata lain, secara pribadi kita
sedang berada di bumi, tetapi di Surga kita ada di dalam
kitab-kitab. Di pengadilan surgawi, mereka yang mengklaim Yesus sebagai Juruselamat
akan tampil di sana melalui
apa? Melalui catatan tertulis
hidup kita, yang tidak ada apa pun yang terlewatkan, bahkan
detail yang paling kecil. Yesus mengajarkan bahwa nama-nama orang-orang benar
tertulis di Surga dan kewarganegaraan kita ada di Surga karena nama kita
tercantum di Surga, kita adalah warganegara di sana.
“20 Karena kewarganegaraan kita ada di sorga, dari mana
juga dengan tidak sabar kita menanti-nantikan Sang
Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus.” (Filipi 3:20).
“19 Demikianlah,
kamu bukan lagi orang-orang asing dan pendatang, melainkan sesama
warganegara dengan orang-orang kudus dan dari keluarga Allah (Efesus 2:19).
Ketika giliran nama kita muncul di penghakiman,
Yesus memeriksa catatan hidup kita sementara kita masih ada di dunia, dan
mengakui nama kita di hadapan BapaNya dan di hadapan para malaikat kudus.
“32
Karena itu barangsiapa yang akan mengakui Aku di depan manusia, Aku juga
akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 10:32)
“8 Juga
Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa yang akan
mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan
malaikat-malaikat Allah.’” (Lukas 12:8).
“5 Dia
yang menang, ia akan dikenakan
pakaian putih; dan Aku tidak akan menghapus
namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan
Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” (Wahyu 3:5).
Inilah adegan yang digambarkan di Daniel 7:9-10,
dan juga di Wahyu 14:6-7. Di penghakiman ini, Yesus menyatakan siapa yang
sungguh-sungguh mempercayai Dia dan layak dibawa ke Surga.
The investigation must take place before Jesus comes because God must
reveal to the heavenly universe who He has a right, a legal right to bring home.
The process of investigation is described vividly in Daniel 7 and the kingdom
parables of Jesus.
Let's turn first to the judgment scene in Daniel 7. By the way the context
is all of the evil works that the Little Horn did. Notice what it says, “9 I watched
till thrones were put in place, and the Ancient of Days…” who is the Ancient of Days? God the Father “…was
seated; His garment was white
as snow, and the hair of His head was like
pure wool. His throne was a
fiery flame, its wheels a burning fire; 10 a fiery stream issued and came forth from before
Him. A thousand thousands ministered to Him; ten thousand times ten thousand
stood before Him…” who are those?
The angels, right? So are the angels watching what's going on? Of course. “…The court was seated, and the books
were opened…” what's in the
books? The lives of those who profess Jesus.
Let me ask you, did the Little Horn represent the papal system, claim to be
followers of Jesus? Do they claim to be believers in Jesus? Yes! That's why the
Little Horn comes up in the judgment. But this is only speaking about the
Little Horn because the theme is what
the Little Horn did. It doesn't mean that it's not broader and doesn't include
all of those who profess Jesus. It's just that it's restricted to the Little
Horn because the subject that is being dealt with, is the work of the Little
Horn. Are you with me or not?
Investigasi harus terjadi sebelum Yesus datang karena
Allah harus menunjukkan kepada alam semesta surgawi secara legal Dia berhak
membawa siapa pulang ke Surga. Proses investigasi ini yang digambarkan dengan
jelas di Daniel 7 dan dalam perumpamaan Yesus tentang kerajaan.
Mari pertama kita ke adegan penghakiman di Daniel 7. Nah,
konteksnya di sini ialah tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan Tanduk
Kecil. Simak apa yang dikatakan, “9Aku
melihat hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya dan
Yang Lanjut Usia…” siapa Yang Lanjut Usia ini? Allah Bapa, “…pun
duduklah, pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut di kepalaNya seperti bulu domba murni.
Takhta-Nya dari nyala api dengan
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. 10 Suatu sungai api keluar dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu
kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di
hadapan-Nya…” siapa mereka? Para malaikat, benar? Jadi apakah para
malaikat sedang menonton apa yang terjadi? Betul sekali. “…Majelis Pengadilan duduk dan Kitab-kitab
dibuka.” Apa isi kitab-kitab itu? Catatan
kehidupan mereka yang mengaku mengikut Yesus.
Coba saya tanya,
apakah Tanduk Kecil yang mewakili sistem Kepausan, mengklaim sebagai pengikut
Yesus? Apakah mereka mengklaim mempercayai Yesus? Ya! Itulah mengapa Tanduk
Kecil muncul dalam penghakiman itu. Tetapi konteks di sini hanya bicara tentang
Tanduk Kecil karena temanya ialah tentang apa yang dilakukan Tanduk Kecil. Ini
tidak berarti bahwa penghakiman itu tidak lebih luas dari itu dan termasuk
semua orang yang menerima Yesus. Hanya saja di konteks ini keterangannya
terbatas pada Tanduk Kecil karena itulah pokok yang sedang dibahas, pekerjaan
si Tanduk Kecil. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Now we need to go to verse 13 and 14. Because the Father moves, He sits on His
throne, the heavenly jury is watching, and now verse 13 says, “13 I was
watching in the night visions, and behold, One like the Son of Man…” who's that? Jesus, “…coming with the clouds of heaven!...” coming where? To the earth on the clouds of heaven? No, No, No, No! “…coming
with the clouds of heaven! He came to…” whom?
“…to the Ancient of Days…” Where does the judgment take place? The judgment was set, the books were
opened, where does it take place? Where the Ancient of Days lives. And so it
says, “…He came to the Ancient of Days and they…” that is the angels “…brought Him near before Him…” And why does He go there? Notice this, “…14 Then to Him was given…” who gives it to Him? The angels? No! “…14 Then to Him was given dominion and glory and
a…” what? Why does Jesus go before His Father? He goes to receive what? The
“…kingdom…” What is the kingdom? Well, let's go to the
last paragraph. I think you're catching the picture, the biblical concept of
judgment is phenomenal. The Adventist’s view of the judgment is tremendous. The
Christian world is totally oblivious to this.
Nah, kita perlu ke ayat 13 dan 14. Karena Sang
Bapa berpindah, Dia duduk di atas takhta, juri surgawi sedang menyaksikan dan
sekarang ayat 13 berkata, “13 Sedang aku
melihat dalam penglihatan malam itu, dan lo,
satu seperti Anak Manusia…” siapa ini? Yesus, “…datang dengan awan-awan surgawi…” datang ke mana? Ke bumi di atas awan-awan surgawi? Tidak,
tidak, tidak, tidak! “…datang
dengan awan-awan surgawi. Datanglah Ia
kepada…” siapa? “…kepada Yang Lanjut Usia…” Penghakiman itu
sedang terjadi di mana? Pengadilan bersidang, kitab-kitab dibuka, di mana itu terjadinya? Di mana
Yang Lanjut Usia tinggal. Maka dikatakan, “…Datanglah
Ia kepada Yang Lanjut Usia dan mereka…” yaitu para malaikat,
“…membawaNya dekat ke hadapan-Nya…” Mengapa Dia datang ke sana? Simak ini, “…14 Lalu
kepadaNya diberikan…” siapa yang
memberikan kepadaNya? Para malaikat? Bukan!“…14Lalu
kepadaNya diberikan
kekuasaan dan kemuliaan dan sebuah…” apa? Mengapa Yesus datang ke hadapan BapaNya? Dia datang
untuk menerima apa? “…kerajaan…” Kerajaan itu apa? Nah, mari kita ke paragraf terakhir.
Saya rasa kalian sudah menangkap gambarnya, konsep alkitabiah dari penghakiman
ini luar biasa! Pandangan Advent tentang penghakiman itu luar biasa. Dunia
Kristen sama sekali tidak menyadarinya.
Jesus receiving
the kingdom from the Father is another way of describing the wedding
between Jesus and the totality of the faithful believers of the church,
in other words, the kingdom is the same as the bride, the kingdom is composed of all of
those true believers that are found genuine in the judgment. And once the judgment is finished, the bride
of Jesus is ready, the kingdom is the bride, the totality of God's people.
Certain parables of Jesus teach that He will receive the kingdom from the
Father or marry His church in heaven, to then return to the earth to pick up
His kingdom or to pick up His bride, to take His kingdom or His bride to
heaven. Is this making sense?
Yesus menerima
kerajaan dari Bapa adalah cara lain
menggambarkan perkawinan antara
Yesus dan keseluruhan orang-orang percaya, atau gerejaNya. Dengan
kata lain, kerajaan itu
sama dengan si pengantin perempuan,
kerajaan terdiri atas semua
mereka orang percaya yang terbukti sungguh-sungguh dalam penghakiman. Dan begitu penghakiman selesai,
pengantin perempuan Yesus pun siap, kerajaan itu
adalah si pengantin perempuan, keseluruhan
umat Allah.
Ada perumpamaan-perumpamaan Yesus yang mengajarkan bahwa
Dia akan menerima kerajaan dari Bapa atau mengawini gerejaNya di Surga, untuk
kemudian kembali ke bumi menjemput kerajaanNya atau menjemput pengantin
perempuanNya, dan membawa kerajaanNya atau pengantin perempuanNya ke Surga. Apakah
ini bisa dipahami?
Now let's notice the biblical evidence. Luke 12:35 to 37, Jesus is speaking
to His disciples,
“35 Let your
waist be girded and your lamps
burning; 36 and you
yourselves be like men who wait for their master, when he will…” excuse me, what? “…return
from the wedding,…” where does the
wedding take place? In heaven. Because Jesus is saying you disciples be like
those who are waiting for your master to return from the wedding. So Jesus
marries His kingdom, or takes over the kingdom in heaven, that's what
Daniel chapter 7 is saying. It continues saying, “…“35 Let your
waist be girded and your lamps
burning; 36 and you
yourselves be like men who wait for their master, when he will return from the
wedding, that when he comes and knocks they may open to him immediately. 37 Blessed are those servants whom the
master, when he comes…” comes from
where? From the wedding,
“…when he comes will find watching…” Now comes the reception.
“…Assuredly, I say to you that he will gird himself and have them sit
down to eat, and will
come and serve them.”
Have you ever read in the Spirit of Prophecy about that table miles long
and has all of those good California products on it, [Laughter] almonds,
grapes, pomegranates, you know those were from Latin America. Don't worry there are mangoes too. The thing is God is speaking
to Ellen White in the language that she understood. See, she lived in the Napa
valley and so she speaks of the fruit that she understood. She wouldn't say
mangoes. I don't even know if she knew what mangoes were.
Nah, mari kita simak bukti
alkitabiahnya. Lukas 12:35-37, Yesus sedang bicara kepada murid-muridNya, “35 Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 36 dan kamu sendiri seperti orang-orang yang menantikan Tuannya saat Dia akan…” permisi, apa? “…kembali dari perkawinan itu…” di mana perkawinan
itu diadakan? Di Surga. Karena Yesus mengatakan, kalian murid-murid harus
seperti mereka yang menunggu kedatangan majikan mereka kembali dari perkawinan.
Jadi Yesus menikahi kerajaanNya, atau
mengambil kerajaanNya di Surga, itulah yang dikatakan Daniel
pasal 7. Selanjutnya dikatakan, “…35 Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 36 dan kamu sendiri seperti orang-orang yang menantikan Tuannya saat Dia akan kembali dari perkawinan itu,
supaya ketika Ia datang dan mengetok pintu, mereka akan segera membukakan pintu bagiNya. 37 Diberkatilah hamba-hamba yang Tuannya ketika
Ia datang…” datang dari mana? Dari pernikahan, “…ketika ia datang akan mendapati mereka sedang berjaga-jaga…” sekarang ini resepsi (pesta)nya, “…Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya Ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan
mereka duduk makan, dan Ia akan datang melayani mereka.”
Pernahkah kalian membaca di Roh Nubuat tentang meja yang
panjangnya bermil-mil dan ada segala hasil California yang enak-enak di
atasnya: almon (badam), anggur, delima, kalian tahu
itu asalnya dari Amerika Latin. Jangan khawatir, juga akan ada mangga di sana. Allah
berbicara kepada Ellen White dalam bahasa yang dimengerti olehnya. Lihat, Ellen
White tinggal di Napa Valley maka dia bicara tentang buah-buah yang dikenal
olehnya. Ellen White tidak akan menyebut mangga, saya rasa dia bahkan tidak
tahu apa itu mangga.
But anyway, now in the parable of the pounds Jesus informed His followers
that He was going to a far country to receive a kingdom, and after that He was
going to return. Notice Luke 19:11-12, “11 Now as they heard these things, He spoke another parable, because He was
near Jerusalem and because they thought the kingdom of God would appear
immediately. 12 Therefore
He said: ‘A certain nobleman went
into a far country…” who is the nobleman that went into a far
country? Jesus. He ascended to heaven. What did he go there for? He went into a
far country “…to receive for himself
a kingdom and to return.”
You catch the gist of it, see what did Jesus go to heaven for? To receive
the kingdom from whom? From the Father. And what would He do after He
received the kingdom? After His kingdom was made up by the judgment, He would
return.
Nah, di perumpamaan mina, Yesus
memberitahu pengikut-pengikutNya bahwa Dia akan pergi ke negeri yang jauh untuk
menerima sebuah kerajaan, dan setelah itu Dia akan kembali. Simak Lukas
19:11-12, “11
Nah, sementara mereka mendengarkan hal-hal itu, Dia
menceritakan perumpamaan yang lain, sebab Ia
sudah dekat Yerusalem dan karena mereka
menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan muncul segera. 12 Maka Ia berkata,
‘Seorang bangsawan tertentu, berangkat ke
negeri yang jauh…” siapakah bangsawan yang pergi ke negeri yang jauh? Yesus.
Dia naik ke Surga. Dia ke sana untuk apa? Dia pergi ke negeri yang jauh “…untuk menerima bagi dirinya sendiri sebuah kerajaan
dan untuk kembali…” Kalian menangkap
intinya? Yesus pergi ke Surga
untuk apa? Untuk menerima
kerajaan dari siapa? Dari Sang
Bapa. Dan apa yang akan dilakukanNya setelah Dia menerima kerajaan? Setelah
kerajaanNya terbentuk melalui penghakiman, Dia
akan kembali.
The same is taught in the parable of the wedding garment in Matthew 22:1-14,
there the garments which represents the character of the believers, are
examined before the Second Coming. It is inconceivable that the garments of
believers will be examined after the redeemed are in heaven, and that some will
be expelled from the wedding chamber at that time.
Hal yang sama diajarkan di perumpamaan pakaian perayaan
untuk acara perkawinan di Matius 22:1-14. Di sana pakaian yang melambangkan
karakter orang-orang percaya, diperiksa sebelum Kedatangan Kedua. Tidak bisa
dibayangkan pakaian orang-orang percaya akan diperiksa setelah umat tebusan
sudah ada di Surga, lalu beberapa orang akan diusir keluar dari ruang
perkawinan pada waktu itu.
We could also refer to the parable of the dragnet and the fish, where the
fish are all put in the boat, that is in the church, and then you go to the
shore, and they're separated, and the good fish are taken to the marketplace.
Kita juga bisa merujuk ke perumpamaan pukat
dan ikan, di mana semua ikan dimasukkan ke dalam perahu, yaitu gereja, kemudian
orang menepi ke pantai, dan ikan-ikan itu dipisahkan, ikan yang baik dibawa ke
pasar.
Do you actually think that Matthew 22 when it says that the king comes in
to examine the garments of those that are there in the wedding chamber, and
there's a man without the wedding garb, he says, “How did you make it here?” Does
that happen after the Second Coming of Christ in heaven? Is it going to be that
you know, once all of the redeemed are in heaven the king comes out, he says,
“How did you get in here?” No! This is something
that is taking place before the Second Coming of Christ. Most Christians reject the idea of the
heavenly judgment before the Second Coming because they believe that a person's
soul goes to heaven or to hell at the moment of death. If this were true,
all cases were decided at death, and not in the
heavenly judgment before the Second Coming.
The so-called
Apostles Creed as I was mentioning before, is also
wrong when it states that Jesus will come to judge the living and the
dead. Jesus does not come to judge, He comes to give out rewards based on the
judgment.
Apakah kalian sungguh-sungguh mengira bahwa ketika Matius
22 mengatakan bahwa sang raja masuk untuk memeriksa pakaian mereka yang hadir
di ruang perkawinan itu, dan di sana ada seorang yang tidak mengenakan pakaian
untuk acara itu, sang raja berkata, “Bagaimana engkau bisa sampai
di sini?” Apakah itu terjadi di Surga setelah Kedatangan Kedua Kristus? Apakah
itu akan terjadi begitu semua orang tebusan sudah di Surga, lalu sang Raja
keluar dan Dia berkata, “Bagaimana engkau bisa sampai di sini?” Tidak! Ini
adalah peristiwa yang terjadi sebelum Kedatangan Kedua Kristus. Kebanyakan orang Kristen menolak
konsep bahwa penghakiman surgawi itu sebelum Kedatangan Kedua karena mereka
meyakini bahwa nyawa orang pergi ke Surga atau ke neraka pada saat dia mati.
Andaikan ini benar, maka semua kasus sudah diputuskan
pada saat kematian, dan bukan di penghakiman surgawi sebelum Kedatangan Kedua. Apa yang mereka sebut Kredo Para
Rasul seperti yang saya sebutkan sebelumnya, juga salah ketika dia menyatakan bahwa Yesus akan datang untuk menghakimi yang hidup
dan yang mati. Yesus tidak datang untuk menghakimi, Dia datang untuk membagikan
hadiah berdasarkan hasil penghakiman.
“12 ‘Lihatlah, Aku datang segera dan pahala-Ku ada bersamaKu untuk memberikan
kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12).
Now let's pursue this even further. The sons of the kingdom are those who
are thrown into outer darkness. Didn't Jesus say, the sons of the kingdom will
be thrown into outer darkness? So did they belong to the kingdom before? Well,
if they're thrown out, yeah, the sons of the kingdom are those who are thrown
out into outer darkness. So they must have claimed to be members of the
kingdom, right? There are true children of the kingdom and counterfeits. So a
work of separation must take place. And you can read the verses there. (Matthew 13:38, 47; 21:31; Matthew 24:51; 25:30).
Nah mari kita bahas ini lebih lanjut. Anak-anak kerajaan
apakah mereka yang dilemparkan keluar ke kegelapan yang pekat? Tidakkah Yesus
mengatakan, “12 ….anak-anak
Kerajaan itu akan dicampakkan keluar ke
kegelapan di luar….” (Matius
8:12). Jadi apakah tadinya mereka termasuk
dalam kerajaan itu? Nah, jika mereka dilemparkan keluar, iya, anak-anak
kerajaan adalah mereka yang dilemparkan keluar ke kegelapan pekat. Berarti
mereka telah mengklaim sebagai anggota kerajaan itu, bukan? Ada anak-anak
kerajaan yang tulen dan yang palsu. Maka suatu pekerjaan pemisahan harus
dilakukan. Dan kalian bisa membaca ayat-ayatnya di sini. (Matius 13:38, 47; 21:31; Matius 24:51; 25:30).
Jesus referred to those who will be expelled from the kingdom
as hypocrites
(Matthew 24:41). A hypocrite is
a role player, an actor, a pretender, a counterfeit. Matthew 23:23-38 describes
the scribes and Pharisees as hypocrites, because they claimed to be pious on
the outside but had rotten hearts. So are there true and counterfeit
believers? Are some sons of the kingdom that claim to be sons of the kingdom,
are they going to be cast out? Absolutely.
Yesus menyebut mereka yang akan dikeluarkan dari kerajaan
sebagai orang-orang munafik
(Matius 24:41). Seorang munafik adalah seorang pembawa peran, seorang aktor,
seorang yang pura-pura, seorang yang palsu. Matius 23:23-38
menggambarkan para ahli Taurat dan
orang-orang Farisi sebagai orang-orang munafik, karena mereka mengklaim saleh di luarnya tetapi punya
hati yang busuk. Jadi, apakah ada orang-orang percaya yang tulen
dan yang palsu? Apakah di antara anak-anak kerajaan yang mengklaim sebagai
anak-anak kerajaan, ada yang akan dilemparkan keluar? Betul sekali.
The angels ~ now notice, this is interesting ~ the angels will gather out of
the kingdom the tares. So must they have been in the kingdom (Matthew 13:41) before they're
gathered out? Of course. That said they must have claimed to be members of the kingdom,
if the angels gathered them out, they must have been in. According to Jesus their
places will be taken by those who come from the East and the West, the North
and the South who are true members of the kingdom (Matthew 8:11, 12; Luke 13:28, 29).
Para malaikat ~ sekarang perhatikan, ini menarik ~para
malaikat akan mengumpulkan dari kerajaan semua lalangnya. Berarti tadinya mereka tentunya
ada di dalam kerajaan (Matius 13:41) sebelum mereka dikeluarkan dan
dikumpulkan? Tentu saja. Dengan pengertian itu mereka tentunya tadi mengklaim sebagai anggota kerajaan.
Jika para malaikat yang mengumpulkan dan mengeluarkan mereka, tadinya mereka
ada di dalam. Menurut Yesus tempat mereka akan diambil oleh mereka yang datang
dari Timur dan Barat, Utara dan Selatan, yang adalah anggota-anggota kerajaan
yang tulen. (Matius 8:11, 12; Lukas 13:28, 29).
“11
Dan Aku berkata kepadamu, ‘Banyak
orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk bersama-sama dengan Abraham,
Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga. 12 tetapi anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan keluar ke kegelapan di luar. Di
sanalah akan ada ratap dan kertak gigi.’”
(Matius 8:11-12)
It bears noting that no sinful human being is worthy of salvation, only Jesus is worthy (Revelation 5:2, 4, 9, 12; Luke 15:21), however, if we are in Christ and are
clothed with the robe of His righteousness, He will serve as our High Priest
and our Advocate (1 John 2:1; Hebrews 8:1, 2), He will stand
in our place. And the Father will look at His righteousness, and He will give us His
righteousness if we have retained Jesus as our attorney. He will stand
in our place. We will be accepted by virtue of the righteousness of the Beloved.
In the judgment Jesus will reveal before the universe that He has the legal
right to take His bride home.
Perlu diingat bahwa tidak
ada manusia berdosa yang layak selamat, hanya Yesus yang layak (Wahyu 5:2, 4, 9, 12; Lukas 15:21), namun jika kita ada dalam
Kristus dan berjubahkan jubah kebenaranNya, Dia akan melayani sebagai Imam
Besar dan Pembela kita (1 Yohanes 2:1; Ibrani 8:1, 2), Dia akan berdiri di tempat kita. Dan Bapa akan memandang
kebenaranNya, dan Dia akan memberi kita kebenaranNya jika kita
sudah menjadikan Yesus sebagai Pembela kita. Dia akan berdiri di tempat kita. Kita akan diterima
berdasarkan jasa kebenaran Yang Dikasihi. Dalam penghakiman Yesus akan
menyatakan di hadapan alam semesta bahwa Dia punya hak legal untuk membawa
pengantin perempuannya pulang.
Now we need to deal with the final stage of the judgment. When the door of
mercy closes Jesus will remove His priestly garments and clothe Himself with
the garments of King of kings and Lord of Lords. (Revelation 19:11-21).
You know, and somebody asked me saying,
“Where does it say in the Bible that Jesus is going to change His garments?”
And I said, “Well, you know, if you’d just
think a little bit,” in my regular politically correct way of
course, “if you’d just think a little bit you would be able to answer
that question.” I said, “What is Jesus doing now?”
“Oh well, He's High Priest in the heavenly
Sanctuary.”
I said, “Good! Good answer. How is He
clothed?”
“Well if He's a High Priest He must be
clothed as the High Priest.”
Then I ask,
“How is He clothed when He comes back?”
Oh he got me. Revelation 19 says that He's
going to come back clothed as King of kings and Lord of Lords,
so He must have changed at some point from High Priest to King.
So when the door
of mercy closes, Jesus will remove His priestly garments and clothe Himself
with garments as King of kings. When Jesus begins to reign, the great tribulation
will begin (Matthew 24:21, 22), because
probation is closed. And at the end of the tribulation He will return to
the earth and deliver His people, everyone whose name is written in the
Book of Life (Daniel 12:1). When was the
name retained in the Book of Life? During the investigative judgment,
folks. At this time He will bring His
reward with Him and take His faithful to heaven. (Revelation 22:12; Matthew 16:27; 1 Thessalonians 4:15-17; John 14:1-3; 1 Corinthians 15:51-55). You have several
verses there.
Sekarang kita perlu berurusan dengan tahap terakhir
penghakiman. Ketika pintu kasihan menutup, Yesus akan melepaskan pakaian imam
besarNya dan mengenakan pakaian Raja segala raja dan Tuan segala tuan. (Wahyu
19:11-21)
Kalian tahu ada orang yang bertanya kepada saya, “Di mana di Alkitab
dikatakan Yesus akan menukar pakaianNya?”
Dan saya katakan, dengan gaya kebiasaan saya yang hormat tentu saja, “Nah,
andaikan Anda mau berpikir sedikit saja, Anda bisa menjawab pertanyaan itu.” Kata saya, “Yesus sekarang sedang
melakukan apa?”
“Oh, Dia Imam Besar di Bait Suci surgawi.”
Kata saya, “Bagus. Jawaban yang bagus. Bagaimana pakaianNya?”
“Nah, kalau Dia
Imam Besar, tentunya Dia harus berpakaian Imam Besar.”
Lalu saya
bertanya, “Bagaimana pakaianNya ketika Dia datang kembali?”
O, dia mulai
menangkap. Wahyu 19 mengatakan Dia akan kembali dengan pakaian Raja segala raja
dan Tuan segala tuan, maka Dia tentunya telah menukar pakaianNya di suatu saat
dari Imam Besar ke Raja.
Jadi ketika pintu kasihan menutup, Yesus akan melepaskan
pakaian ImamNya dan mengenakan pakaian Raja segala raja. Ketika Yesus mulai memerintah, Masa Kesukaran Besar akan
dimulai (Matius 24:21-22) karena masa kemurahan Allah sudah berakhir. Dan di
akhir Masa Kesukaran Besar, Dia akan kembali ke dunia dan menyelamatkan umatNya,
setiap orang yang namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan (Daniel 12:1).
Kapan nama-nama tersebut dipertahankan di Kitab
Kehidupan? Pada waktu penghakiman investigasi, Saudara-saudara. Pada waktu
kedatanganNya yang kedua, Dia akan membawa hadiahNya bersamaNya dan membawa
umatNya yang setia ke Surga. (Wahyu 22:12, Matius 16:27, 1 Tesalonika 4:15-17,
Yohanes 14:1-3, 1 Korintus 15:51-55). Ayat-ayatnya di sini.
Jesus also spoke of the second resurrection, the resurrection of damnation (John 5:28-29). Jesus did not
describe that a thousand years would pass between both resurrections, but the
Revelation of Jesus Christ does, that is the book of Revelation, which is a revelation
of Jesus Christ. The resurrection of damnation occurs when? After the
Millennium. During the Millennium Christ in union with His people will
examine the records of the wicked in heaven. And you can read 1 Corinthians
6:1-3, Revelation 20:11 and 12. And the purpose of this examining these records
is to
reveal to the universe that these individuals who are lost rejected salvation
by their own choice. Then the sentence of death will be pronounced
against them in the heavenly court.
Ø So the righteous
are judged before the Second Coming, rewarded at the Second Coming.
Ø the wicked are
judged during the Millennium.
And by the way
they will see their own cases after the Millennium as well when they resurrect.
And then you
have the execution of the sentence.
Yesus juga bicara tentang kebangkitan yang kedua, yaitu
kebangkitan orang-orang yang akan dibinasakan (Yohanes 5:28-29). Yesus tidak menggambarkan bahwa ada
jeda 1’000 tahun antara kedua kebangkitan, tetapi kitab ungkapan
Yesus Kristus menggambarkannya, yaitu kitab Wahyu, yang adalah ungkapan dari
Yesus Kristus. Kebangikitan orang-orang yang terhukum terjadi kapan? Setelah Millenium. Selama Millenium
Kristus bersama-sama dengan umatNya di Surga akan memeriksa catatan-catatan
orang-orang jahat. Dan kalian bisa membaca 1 Korintus 6:1-3, Wahyu 20:11-12.
Dan tujuan pemeriksaan catatan-catatan itu ialah menunjukkan kepada alam semesta bahwa orang-orang ini
yang tidak selamat, telah menolak keselamatan dengan pilihan mereka sendiri.
Lalu hukuman mati akan dinyatakan bagi mereka di pengadilan surgawi.
Ø Maka orang-orang benar dihakimi sebelum Kedatangan Kedua,
dan menerima hadiah mereka saat Kedatangan Kedua.
Ø Orang-orang jahat dihakimi selama Millenium.
Dan mereka juga akan melihat kasus mereka sendiri setelah
Millenium ketika mereka dibangkitkan.
Kemudian tibalah saat eksekusi vonis hukuman itu.
Let's go quickly
here. After the Millennium the wicked will resurrect and they will see the same
records that Jesus and the saints examined during the thousand years. (1 Corinthians
6:1-3; Revelation 20:11, 12). The wicked will have their day in court. Can
you respect a God that does not care about what the people think? God could
have said, “saved” and “lost”, why? “Because I said so!” God gives everyone his day or her day
in court. The wicked will have their day in court. At the conclusion of
the judgment every knee will bow and every tongue confess that God was loving
and just in His dealings in every case (Isaiah
43:23; Philippians 2:9-11).
The wicked will then be punished with
second death (Revelation
20:14, 15). This is what
Jesus referred to in John 12:48. The important point here is that even the
wicked will have the opportunity to see the record of their lives (Revelation 20:11-15), some who claim to be followers of Jesus
will complain, and they will appeal their sentence. Do you know
that Ellen White places that when people say, “Lord, Lord,
didn't we cast out demons in Your name?” Do you know that she applies that
to after the Millennium, when these people will complain why are we outside and
not inside. So some will appeal their sentence (Matthew 7:21-23; Matthew 25:44), but Jesus is going to say what, folks?
“The record is clear, I never knew
you, depart from Me”. Some who claim
to be followers of Jesus will complain and appeal their sentence, but it will
be in vain. The records will condemn them. As they see the record of their
lives, it will be like looking in the mirror. Mirrors do not lie. They will see
themselves as they were in life and they will have no excuses.
Mari kita cepat-cepat. Setelah Millenium, orang-orang
jahat akan dibangkitkan dan mereka akan melihat catatan yang sama yang
diperiksa Yesus dan orang-orang kudus selama 1’000 tahun. (1 Korintus 6:1-3; Wahyu 20:11, 12). Orang-orang
jahat akan punya kesempatan untuk mengetahui apa yang dituduhkan mereka.
Bisakah kita menghormati Allah yang tidak perduli apa yang dipikirkan orang?
Allah bisa saja berkata, “Selamat” dan “Tidak selamat” mengapa? “Karena Aku
yang bilang begitu!” Allah
memberi setiap orang kesempatannya di pengadilan. Pada akhir
penghakiman setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan mengakui bahwa
Allah itu mengasihi dan adil dalam menangangi setiap kasus (Yesaya 43:23; Filipi 2:9-11).
Orang-orang jahat lalu akan dihukum
dengan kematian kedua (Wahyu 20:14-15). Inilah yang dirujuk Yesus di Yohanes 12:48. Poin yang
penting di sini ialah bahkan orang-orang jahat akan punya kesempatan melihat
catatan hidup mereka (Wahyu 20:11-15). Beberapa
yang mengklaim sebagai pengikut-pengikut Yesus akan mengeluh,
dan mereka akan naik banding.
Tahukah kalian Ellen White menempatkan saat ketika orang-orang berkata, “20… ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami mengusir setan dengan nama-Mu…’” (Matius 7:22), tahukah kalian
Ellen White mengaplikasikan itu ke masa setelah Millenium ketika orang-orang
memprotes mengapa kami ada di luar dan bukan di dalam (kota Yerusalem Baru).
Jadi akan ada orang-orang yang memprotes vonis mereka. (Matius 7:21-23;
25:44), tetapi Yesus akan berkata apa,
Saudara-saudara? “Catatannya jelas, “23 …‘Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari Aku”. Ada yang mengklaim
pengikut Yesus akan mengeluh dan memprotes vonis mereka, tetapi itu sia-sia. Catatan hidup
mereka yang akan
menghukum mereka. Saat mereka
melihat catatan hidup mereka, itu akan seperti memandang ke cermin. Cermin
tidak berbohong. Mereka akan melihat diri mereka sendiri sebagaimana di masa
hidup mereka dan mereka tidak akan punya alasan.
The entire
universe ~ this is the climax of the great controversy ~ the entire universe, both loyal and disloyal, will
bow before the majesty of the Father and the Son, and confess that everything
God did was righteous and true. (see Philippians 2:6-11; Isaiah 45:22-25) Then Jesus will take over the kingdom,
return it to the saints (Matthew 5:8; Daniel 7:14, 22, 26-27), and Christ with His people will enjoy
eternity where there will be no more death, nor sorrow, nor crying, and no more
pain, for the former things have passed away. (Revelation 21:4)
That is a bird's eye view of the biblical idea of the judgment.
Seluruh alam semesta ~ inilah klimaks dari pertentangan
besar itu ~ seluruh alam
semesta, baik yang setia maupun yang tidak setia, akan sujud di hadapan
kemuliaan Bapa dan Anak, dan mengakui bahwa semua yang dilakukan Allah itu
benar dan jujur. (lihat Filipi 2:6-11; Yesaya 45:22-25).
Lalu Yesus yang mengambil alih kerajaan, mengembalikannya kepada orang-orang kudus (Matius 5:8; Daniel 7:14, 22, 26-27), dan Kristus bersama umatNya akan menikmati kekekalan di
mana tidak akan ada lagi kematian, maupun duka, maupun tangisan, tidak ada lagi
sakit, karena semua yang lama telah lewat. (Wahyu 21:4).
Inilah selayang pandang yang menyeluruh dari konsep
Alkitab tentang penghakiman.
You'll notice that there are bunches of quotations in parentheses. You know
you would need an entire book of study notes just for this lesson if we
actually quoted all the verses. So once again I want to emphasize this very
important point, and that is, don't take the study notes home and file it. The
purpose of the study notes is, you know, it takes a lot of work to prepare
these study notes, and I'm willing to do it because I want people to take the
study notes home, and to go over this material, look up all of the verses, and
you'll have a tremendous view of how God deals with the sin problem. God does
not solve problems hastily. God thinks. You know God is omniscient, He takes
His time because He wants to reveal to the entire universe the difference between
Him and Satan. And when everybody in the universe has seen the contrast between the
character of Satan and the character of God, only then can the great
controversy come to an end, only then can Satan and his angels, and the wicked,
be destroyed. And we will live in a new heavens and a new earth.
Kalian akan melihat bahwa ada banyak ayat dalam kurung. Kalian
tahu kita akan memerlukan satu kitab makalah sendiri hanya untuk pelajaran ini
saja andaikan kita cantumkan semua ayat yang dikutip di sini. Jadi sekali lagi,
saya mau menekankan poin yang sangat penting ini, yaitu jangan membawa pulang
makalah ini dan menyimpannya. Tujuan dari makalah ini ~ kalian tahu butuh
banyak waktu mempersiapkan makalah ini, dan saya rela melakukannya karena saya
mau orang-orang membawa makalah ini pulang dan mempelajari ulang bahannya,
mencari semua ayatnya, dan kalian akan
punya pandangan yang luar biasa tentang bagaimana Allah menangani masalah dosa.
Allah tidak menyelesaikan masalah secara tergesa-gesa. Allah berpikir. Kalian
tahu Allah itu mahatahu, Dia memakai waktu perlahan-lahan karena Dia mau
menyatakan kepada seluruh alam semesta bedanya antara Dirinya dengan Setan. Dan
ketika semua di alam semesta
sudah melihat kontras antara karakter Setan dan karakter Allah, barulah
pertentangan besar itu akan berakhir, dan barulah Setan dan
malaikat-malaikatnya, dan orang-orang jahat dibinasakan. Dan
kita akan hidup di langit baru dan bumi baru.
So I trust that we are all planning on if we should die, on being in the
first resurrection, because you know death for the Christian means absolutely
nothing, as long as we are in the Lord Jesus Christ. So let's commit our lives to Jesus, let’s not allow
any thing to distract us from our fellowship with Jesus, let's dedicate our
time to study the Word of God, let's dedicate our time to prayer, let's
dedicate our time to fellowship with one another, let's dedicate our time to
telling others about these marvelous things so that they can be saved in the
kingdom as well. We need to be concerned not only about our own salvation, we
are to work out our own salvation with fear and trembling, but if we love Jesus
we're going to love those individuals that Jesus loves. So folks, I trust that
this will be our experience as we come to an end today.
Jadi saya percaya kita semua merencanakan jika kita mati,
kita akan berada di kebangkitan yang pertama karena kalian tahu, kematian bagi
orang Kristen tidak berarti apa-apa, selama kita berada dalam Tuhan Yesus
Kristus. Jadi marilah kita serahkan hidup kita kepada Yesus, marilah jangan
mengizinkan apa pun mengalihkan perhatian kita dari kedekatan hubungan kita
dengan Yesus, marilah mendedikasikan waktu kita untuk mempelajari Firman Allah,
marilah mendedikasikan waktu kita ke doa, marilah mendedikasikan waktu kita ke
bersekutu satu sama lain, marilah mendedikasikan waktu kita ke memberitahu
orang-orang lain tentang hal-hal yang luar biasa ini supaya mereka bisa diselamatkan
dalam kerajaan juga. Kita perlu perduli bukan hanya mengenai keselamatan kita
sendiri. Kita harus mengerjakan keselamatan kita sendiri dengan takut dan
gentar, tetapi jika kita mengasihi Yesus, kita akan mengasihi orang-orang yang
dikasihi Yesus. Jadi, Saudara-saudara, saya percaya ini akan menjadi pengalaman
kita saat kita mengakhiri pelajaran kita hari ini.
04 12 24
.
No comments:
Post a Comment