Saturday, October 25, 2025

EPISODE 24/25 ~ THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1 ~ STEPHEN BOHR

THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1

Part 24/25 - Stephen Bohr

THE TYPOLOGY IN JONAH PART 2

https://www.youtube.com/watch?v=1dRPJhVReTE&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=24

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

So now we're going to look at the application of the Jonah story to the times of Christ. The attitude of Jonah in chapter 1 is a description of the Jewish nation in the days of Christ. The Jewish nation fled from fulfilling their mission to the Gentile world. They considered the Gentiles swine (according to Matthew 7:6); dogs (according to Matthew 15:24-28); and stones because supposedly they had stony hearts (according to Matthew 3:9). They believe that the Gentiles were beyond the blessings of the Covenant promises. The story of the rich man and Lazarus illustrates this. The rich man represents the Jews of Christ’s day, more specifically the Pharisees. And Lazarus represents the Gentiles. And the Gentiles fed from the crumbs that fell from the Jewish table, but the Jews did not feed the nations with God's message. The Jewish nation lived sumptuously while the Gentiles ate the crumbs that fell from the Jewish table. The Jews boasted that they were children of Abraham. John the Baptist denied their claim in Matthew 3:8 and 9, he said,“ ... bear fruits worthy of repentance”.

 

Jadi sekarang kita akan menyimak aplikasi kisah Yunus ke zaman Kristus. Sikap Yunus di pasal 1 adalah deskripsi bangsa Yahudi di zaman Kristus. Bangsa Yahudi melarikan diri dari memenuhi misi mereka kepada dunia bangsa-bangsa lain. Mereka menganggap bangsa-bangsa lain itu seperti babi (menurut Matius 7:6); anjing (menurut Matius 15:24-28); dan batu karena mereka dikatakan memiliki hati dari batu (menurut Matius 3:9). Mereka meyakini bahwa bangsa-bangsa lain itu di luar berkat janji-janji Perjanjian Allah. Kisah orang kaya dan Lazarus menggambarkan ini. Si orang kaya mewakili orang-orang Yahudi di zaman Kristus, lebih tepatnya lagi golongan Farisi. Dan Lazarus mewakili bangsa-bangsa lain. Dan bangsa-bangsa lain makan remah-remah yang jatuh dari meja makan bangsa Yahudi; tetapi bangsa Yahudi tidak memberi makan bangsa-bangsa lain dengan pekabaran Allah. Bangsa Yahudi hidup berkelimpahan sementara bangsa-bangsa lain makan remah-remah yang jatuh dari meja bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi menyombongkan diri bahwa mereka itu anak-anak Abraham. Yohanes Pembaptis menyangkal klaim mereka di Matius 3:8-9, dia berkata, 8 ... hasilkanlah  buah  yang sesuai dengan pertobatan.”

 

 

The Jews did not socialize with the Gentiles because they considered them unclean, as we can discern in the attitude of Peter after the day of Pentecost. Let's read the story of Peter  before God gave him the vision of the sheet that came down with all of those unclean animals in it. Acts 10:28 and 29, and then we'll read verses 34 through 36. Acts 10:28 and 29,  28 Then he said to them,...” here Peter is explaining to the religious leaders the experience that he had with Cornelius, “...You know how unlawful it is for a Jewish man to keep company with or go to one of another nation...” did they enclose themselves within the nation itself? Yes!  “...But God has shown me that I should not call any man common or unclean...” and then we go to verses 34 and 35  “...34 Then  Peter opened his mouth and said: In truth I perceive that God shows no partiality. 35 But in every nation whoever fears Him and works righteousness is accepted by Him.” Peter's attitude totally changed, but the attitude of the Jewish nation did not change.

 

Bangsa Yahudi tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain karena mereka menganggap bangsa-bangsa lain itu najis, seperti yang bisa kita lihat dari sikap Petrus setelah hari Pentakosta. Mari kita baca kisah Petrus sebelum Allah memberinya penglihatan kain yang turun dari langit yang berisikan segala macam binatang yang najis di dalamnya. Kisah 10:28-29, kemudian kita akan membaca ayat 34 hingga 36. Kisah10:28-29, 28 Dan ia  berkata kepada mereka…” di sini Petrus menjelaskan kepada para pemimpin rohani pengalamannya bersama Kornelius, “…‘Kamu tahu, betapa itu tidak diizinkan hukum   bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau pergi ke salah satu dari bangsa-bangsa lain…”  apakah bangsa Yahudi menutup diri mereka di dalam bangsa mereka sendiri? Ya!   “…tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang siapa pun hina atau tidak tahir…”  Lalu kita ke ayat 34 dan 35   “…34 Lalu Petrus membuka mulutnya dan berkata, ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 35 Tetapi di setiap bangsa, siapa yang takut akan Dia, dan berbuat yang benar, berkenan kepada-Nya.’ …”  Sikap Petrus berubah total, tetapi sikap bangsa  Yahudi tidak berubah.

 

 

You see, that Jewish nation in Christ's day claimed to be God's favored people and yet they despised the Gentile nations, they did not want God to show mercy towards the Gentile nations. They had all the rituals right, didn't they? Just like in Isaiah, all the rituals, the sacrifices, and the Sabbath observance according to their laws and everything. Yes! And they felt that their election was unconditional. Isaiah, the contemporary of Jonah, described the Jewish nation as a people that honored God with their lips, but their hearts were far from God. And those are the exact words that Jesus quoted in the New Testament about Israel in His particular day.

 

Kalian lihat, bangsa Yahudi di zaman Kristus mengklaim sebagai umat kesayangan Allah, namun mereka membenci bangsa-bangsa lain, mereka tidak mau Allah menunjukkan belas kasihan kepada bangsa-bangsa lain. Bangsa Yahudi memiliki ritual-ritual yang benar, bukan? Seperti yang dikatakan Yesaya, segala ritual, kurban, pemeliharaan Sabat sesuai hukum-hukum mereka dan segala sesuatu. Ya! Dan mereka merasa bahwa dipilihnya mereka oleh Allah itu tanpa syarat. Yesaya, nabi kontemporer Yunus, menggambarkan bangsa Yahudi sebagai 13 … memuliakan Aku dengan bibir mereka, tetapi telah memindahkan hati mereka jauh dari-Ku…” (Yesaya 29:13) dan itulah kata-kata yang dikutip Yesus di Perjanjian Baru (Matius 15:8) tentang Israel khusus di zamanNya.

 

 

And as I mentioned before, also Jesus quoted from Hosea, who was a contemporary of Isaiah and Jonah. And in Hosea 6:6 and 7 Jesus quoted these words, For I desire mercy and not sacrifice, and the knowledge of God more than burnt offerings. 7 But like men they transgressed the covenant; there they dealt treacherously with Me.”

So was Israel in the days of Christ in the same condition as Israel in the days of Jonah, and Isaiah, and Hosea? Yes! Because Jesus quoted verses from Isaiah, and from Hosea who were contemporaries of Isaiah, to express the condition of Israel in the days of Christ.

 

Dan seperti yang telah saya singgung sebelumnya, Yesus juga mengutip dari Hosea, yang adalah rekan sezaman dengan Yesaya dan Yunus. Dan di Hosea 6:6-7 Yesus mengutip kata-kata ini,  “Sebab Aku menginginkan belas kasihan dan bukan kurban sembelihan, dan pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran. 7 Tetapi seperti manusia pada umumnya mereka telah melanggar perjanjian; di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku…” 

Jadi apakah Israel di zaman Kristus berada dalam kondisi yang sama seperti Israel di zaman Yunus, dan Yesaya, dan Hosea? Ya! Karena Yesus mengutip ayat-ayat dari Yesaya, dan Hosea yang adalah rekan sezaman Yesaya, untuk mengungkapkan kondisi Israel di zaman Kristus.  

 

 

Notice Luke 15:1-2 how the Jewish nation looked at sinners and publicans, and by extension the Gentiles. It says, 1Then all the tax collectors and the sinners drew near to Him to hear Him...” Who was attracted to Jesus? The unholy people. Were the holy people attracted to Jesus? No! Those who considered themselves holy? They didn't like to hang out with Jesus. You know why they didn't like to hang out with Jesus? Because they knew that Jesus could read them like a book, Jesus could read their hypocrisy. And so they kept far, you know. The publican and sinners they didn't have anything to hide, “the Master knows the way we are”, so they didn't have anything to hide. But the Jews had to hide the fact that they appeared to be holy, but inside they were not. And if you read Matthew chapter 23 the woes on the scribes and Pharisees, Jesus says, “Oh, you clean the outside of  the cup, but you leave the inside dirty.” He called them “Whited sepulchers” because they claimed to be very pious just like Israel in the days of Jonah, but their hearts were far from God.

 

Simak Lukas 15:1-2 bagaimana bangsa Yahudi memandang orang-orang berdosa dan para pemungut cukai, dan kalau diperluas, bangsa-bangsa lain. Dikatakan, 1 Lalu semua pemungut cukai dan orang-orang berdosa mendekati Yesus untuk mendengar Dia…”  Siapa yang tertarik pada Yesus? Orang-orang yang tidak suci. Apakah orang-orang suci tertarik pada Yesus? Tidak! Mereka yang menganggap diri mereka suci? Mereka tidak suka berkumpul dengan Yesus. Kalian tahu mengapa mereka tidak suka mengumpul dengan Yesus? Karena mereka tahu bahwa Yesus bisa membaca mereka seperti sebuah buku, Yesus bisa membaca kemunafikan mereka. Maka mereka menjaga jarak. Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, mereka tidak punya apa-apa untuk disembunyikan, “Sang Guru sudah tahu bagaimana keadaan kami”, jadi mereka tidak punya apa-apa yang harus disembunyikan. Tetapi orang-orang Yahudi harus menyembunyikan faktanya bahwa mereka hanya terlihat suci namun di hati mereka tidak. Dan jika kita baca Matius 23, tentang celaka-celaka para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yesus berkata,  25 …. kamu bersihkan sebelah luar cawan dan pinggan, tetapi sebelah dalamnya penuh pemerasan dan pemanjaan diri…” Yesus menyebut mereka27 ….kuburan yang dicuci bersih  karena mereka mengklaim sangat saleh, sama seperti bangsa Israel di zaman Yunus, tetapi hati mereka jauh dari Allah.  

 

 

So in chapter 1 Jonah personifies the attitude of Israel in Christ's day, besides the Israel of his day.

 

Jadi di pasal 1 Yunus mempersonifikasi sikap bangsa Israel di zaman Kristus, di samping bangsa Israel di zamannya sendiri.



Now let's go to chapter 2 of Jonah. As I mentioned before all the expressions in Jonah 2 have a common denominator, they describe the perils of death and the abode of the dead. Jesus did not literally go to the heart of the earth, did He? It's a figurative expression, folks.

“the heart of the earth” is the furthest darkest loneliest most silent place from God. But the Bible tells us that Jesus went to the heart of the earth just like Jonah went to the heart of the seas. Jesus did not literally go to the abyss, to the deep, to the pit, and He was not shut in by literal prison bars. All these words are a metaphorical way of expressing His agony in Gethsemane and His death on the cross.

 

Sekarang ayo ke Yunus pasal 2. Seperti yang sudah saya singgung, semua ungkapan di Yunus 2 punya satu kesamaan, mereka menggambarkan ancaman kematian dan tempat kematian. Yesus tidak benar-benar pergi ke jantung/perut bumi, bukan? Itu adalah ungkapan kiasan, Saudara-saudara. “jantung/perut bumi” adalah tempat yang paling jauh, paling gelap, paling sepi, paling hening dari Allah. Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus pergi ke jantung/perut bumi sama seperti Yunus pergi ke jantung lautan. Yesus tidak benar-benar pergi ke tempat yang gelap, ke kedalaman, ke lubang yang dalam, dan Dia tidak terkunci di balik jeruji penjara. Semua kata tersebut adalah cara metafor untuk mengungkapkan penderitaanNya di Getsemani dan kematianNya di salib.

 

 

By the way when were the sins of the world placed upon Jesus? Was it after He died on the cross? We say “Jesus bore our sins to the cross”. No! Jesus bore our sins to Gethsemane because it's there where He cried out to His Father. In a moment we're going to take a look at the terminology In Jonah and see how it applies to Christ. It is particularly important for 15 Let not the floodwater overflow Me...” what would the waters represent in the case of Christ? We know what waters represent in Scripture. We're dealing with symbols, with metaphors here. What did the waters represent? They represent multitudes and peoples. Did the multitudes surround Christ? Did they shout out for the death of Christ, for the crucifixion of Christ? Yes! Those are the flood waters. it's not that Jesus you know was thrown into a swimming pool ~ without intending to be irreverent ~ or Jesus was thrown into the Mediterranean or into the Sea of Galilee. The floodwaters in Psalm 69:15 represent the wicked. By the way you can read many Psalms where David is complaining about the floodwaters: “the floodwaters surrounded my head” ~ he's not talking about drowning in water. The waters represent the multitudes that gathered around Christ.   “...15 Let not the floodwater overflow Me nor let the deep swallow Me up; and let not the pit shut its mouth on Me.” Those are the feelings of Jesus when He says, “Father into Your hands I command My Spirit. You told Me that if I was faithful You were going to resurrect Me from the dead, You were going to call Me from the grave.” Just like God called Jonah from the fish, Jesus cried out to the Lord like Jonah did in the garden of Gethsemane and on the cross.

You read Psalm 22:1, He says,  “My God, My God why have You forsaken Me?”. On the cross He expressed the same words.

In Hebrews 5:7 and 8 we have a description, let me just read that, we have a description of the agony of Jesus Christ as He was going through His experience in the Garden of Gethsemane. Once again Hebrews 5:7 and 8. We usually don't connect this with Gethsemane, who, in the days of His flesh, when He had offered up prayers and supplications, with vehement cries and tears to Him who was able to save Him from death, and was heard because of His godly fear,though He was a Son, yet He learned obedience by the things which He suffered.”

Do we include the passion of Jesus in Gethsemane and His hanging on the cross while He was alive as part of the three days and three nights? Yes, we do. Jesus was in the heart of the earth beginning with His passion while He was alive as Jonah raised his prayer to the Lord while he was alive.

 

Nah, kapan dosa-dosa seluruh dunia ditempatkan pada Yesus? Apakah setelah Dia mati di salib? Kita mengatakan, “Yesus memikul dosa-dosa kita ke salib.” Tidak! Yesus memikul dosa-dosa kita ke Getsemani karena di sanalah Dia berseru kepada BapaNya. Sebentar kita akan melihat terminologinya di Yunus dan kita akan melihat bagaimana itu diaplikasikan kepada Kristus. Sangatlah penting, misalnya, membaca Mazmur Mesianik pasal 69. Banyak ayat di pasal ini, atau di Mazmur ini merujuk kepada Kristus Sang Messias. Ayat 3, 4, 8, 9, 17, 18, 21, 26 semua punya konotasi Messianik. Di Mazmur ini terutama di ayat 15 kita mendapatkan sebuah deskripsi perasaan Yesus di Getsemani dan di salib. Simak ayat 15, 15 Janganlah biarkan air-air yang tinggi menimbun Aku…”  apa yang dilambangkan air-air di kasus Yesus ini? Kita tahu air-air melambangkan apa di Kitab Suci. Di sini kita berurusan dengan simbol, dengan metafora. Apa yang dilambangkan oleh air-air itu? Mereka melambangkan orang banyak dan kaum-kaum. Apakah orang banyak mengepung Kristus? Apakah mereka menyerukan kematian Kristus, supaya Kristus disalibkan? Ya! Itulah air-air yang tinggi. Apakah orang banyak mengepung Kristus? Apakah mereka meneriakkan kematian Kristus, agar Kristus disalibkan? Ya! Itulah air-air tingginya. Jadi bukan maksudnya Yesus dilemparkan ke dalam kolam renang ~ tanpa bermaksud tidak hormat ini ~ atau Yesus dilemparkan ke Lautan Mediteranian, atau ke danau Galilea. Air-air tinggi di Mazmur 69:15 melambangkan orang-orang jahat. Nah, kalian bisa membaca banyak Mazmur di mana Daud mengeluh tentang air-air tinggi; “air telah naik sampai ke leherKu” (Mazmur 69:1) ~ dia tidak bicara tentang tenggelam dalam air. Air-air itu melambangkan orang banyak yang mengelilingi Kristus. “…15 Janganlah biarkan air-air yang tinggi menimbun Aku maupun membiarkan kedalaman menelan aku, dan jangan membiarkan lubang yang dalam menutup mulutnya terhadapKu…” Inilah perasaan Yesus ketika Dia berkata,  “…Ke dalam tanganMu Kuserahkan RohKu. Engkau berkata kepadaKu bahwa jika Aku setia, Engkau akan membangkitkan Aku dari orang mati. Engkau akan memanggilKu dari kubur.” Sama seperti Allah memanggil Yunus dari ikan, Yesus berseru di taman Getsemani dan di salib kepada Tuhan sebagaimana yang dilakukan Yunus.

Kita baca Mazmur 22:1 Dia berkata, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau telah meninggalkan Aku?” Di atas salib Dia mengucapkan kata-kata yang sama.

Di Ibrani 5:7-8 ada sebuah deskripsi, izinkan saya membaca itu, kita punya deskripsi penderitaan Yesus Kristus ketika Dia sedang menjalani pengalamanNya di Taman Getsemani. Sekali lagi Ibrani 5:7-8. Biasanya kita tidak mengaitkan ini dengan Getsemani. 7 yang semasa hidup-Nya sebagai manusia, setelah Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekali pun Ia adalah Anak, namun Ia telah belajar taat dari apa yang telah diderita-Nya.”

Apakah penderitaan  Yesus di Getsemani dan tergantungNya Dia di salib selagi Dia masih hidup termasuk bagian dari tiga hari tiga malam? Ya. Yesus sedang berada di jantung bumi, mulai dari penderitaanNya selagi Dia masih hidup, sama seperti ketika Yunus memanjatkan doanya kepada Tuhan selagi dia masih hidup.

 

 

By the way Jesus went to שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl],  the New Testament word is ᾅδης [hadēs]. You can read it for example in Acts 2:25 to 27, there it says that Jesus went to שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], which means “the grave”,  the very word that is used in a different language though for where Jonah went.

 

Nah, Yesus pergi ke שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], di Perjanjian Baru, kata itu ialah  ᾅδης [hadēs]. Kita bisa membacanya misalnya di Kisah 2:25-27, di sana dikatakan bahwa Yesus pergi ke אוֹל[she'ôl], yang berarti “kubur”, kata yang sama walaupun dalam bahasa yang berbeda dipakai untuk menyatakan ke mana Yunus pergi.

 

 

The word ἄβυσσος [abussos] “deep” also applies to what happened with Jesus. As I mentioned before, Job 41:31 describes the deep as the place where Leviathan rules. And you say, “Well, did that happen with Jesus?” Yes, in Gethsemane He was tortured with the temptations of Satan. He felt that the separation from His Father would be eternal. Notice what we find in Luke 22:53, once again Luke 22:53, it says there,  53 When I was with you...” this is when they come to arrest Jesus  “...53 When I was with you daily in the temple, you did not try to seize Me. But this is your hour...” and the hour of who else?  “...and the power of darkness.”

 

Kata ἄβυσσος [abussos] “kedalaman” juga diaplikasikan kepada apa yang terjadi pada Yesus. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Ayub 41:31 menggambarkan kedalaman sebagai tempat di mana Lewiatan berkuasa. Dan kalian berkata, “Nah, apakah itu terjadi pada Yesus?” Ya, di Getsemani Yesus disiksa oleh pencobaan Setan. Dia merasa bahwa terpisahnya Dia dari BapaNya bisa bersifat kekal. Simak apa yang kita temukan di Lukas 22:53, dikatakan di sana, 53 Ketika Aku bersamamu…” ini adalah saat mereka datang untuk menangkap Yesus, “…53 Ketika Aku bersamamu setiap hari di Bait Allah, kamu tidak berusaha  menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu…”  dan saat siapa lagi?   “…dan kuasa kegelapan itu.”

 

 

The way the word “deep” expresses very clearly the fact that Jesus entered the realm of Satan by His death. Notice Hebrews 2:14 and 15. It says there, 14 Inasmuch then as the children have partaken of flesh and blood, He Himself likewise shared in the same, that through death He might destroy him who had the power of death, that is, the devil...” did Jesus invade the devil's territory? Did He invade the realm of Leviathan? He most certainly did. And what did He do it for? Verse 15, “...15 and release those who through fear of death were all their lifetime subject to bondage...” 

 

Cara kata “kedalaman” mengungkapkan dengan sangat jelas faktanya bahwa melalui kematianNya, Yesus masuk ke daerah Setan. Simak Ibrani 2:14-15, dikatakan di sana, 14 Oleh sebab itu sebagaimana anak-anak itu telah mengambil bagian darah dan daging, maka Ia Sendiri juga mengambil bagian dalam hal yang sama. Agar supaya oleh kematian-Nya Ia bisa memusnahkan dia yang berkuasa atas maut,  yaitu Iblis. …”  apakah Yesus menginvasi teritori iblis? Apakah Yesus memasuki daerah Lewiatan? Tentu saja iya. Dan Dia melakukannya untuk apa? Ayat 15,  “…15 dan membebaskan mereka yang karena takutnya kepada maut,  seumur hidupnya berada di bawah perhambaan.”

 

 

Did Jesus feel cast out of His Father's sight like Jonah? He most certainly did. You can read Psalm 69:20 where the Messiah is crying out to His Father for deliverance, if it be possible. You can read in Psalm 22:1 “My God, My God! Why have You forsaken Me?”

Ellen White explains that Jesus could not see the beyond the portals of the tomb. He feared that the sins that He was bearing were so great that the separation from His Father would be eternal. So He felt cast out of His Father's sight, but at the same time He said, “Into Your hands I commend My Spirit. I don't feel like I'm ever going to see You again but I have faith that You have promised that You're going to call Me from the tomb.”

 

Apakah Yesus merasa tercampak dari pemandangan BapaNya seperti Yunus? Tentu saja. Kalian bisa membacanya di Mazmur 69:20 di mana Sang Messias berseru kepada BapaNya supaya diselamatkan, sekiranya itu mungkin.

Kalian bisa membacanya di Mazmur 22:1, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau telah meninggalkan Aku?”

Ellen White menjelaskan bahwa Yesus tidak bisa melihat melampaui gerbang kubur. Dia takut dosa-dosa yang dipikulNya begitu besarnya sehingga perpisahan dari BapaNya akan bersifat kekal. Jadi Dia merasa tercampak dari pemandangan BapaNya, namun pada waktu yang sama Dia berkata, “Ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu. Aku merasa sepertinya Aku tidak akan melihatMu lagi selamanya, tetapi Aku beriman Engkau telah berjanji bahwa Engkau akan memanggil Aku dari dalam kubur.”

 

 

How about the word “deep” that is used in Jonah chapter 2? Jonah 2:5 it's the word   תְּהוֹם[tehôm]. In the New Testament it's the word ἄβυσσος [abussos] which is translated “the abyss”. Did Jesus go to the abyss? Not literally, Jesus did not go to the heart of the earth, folks, He was buried in a tomb above the ground. That is a figurative expression, the furthest place from God, the most silent place from God, the darkest place from God, that's where Jesus went. Incidentally this word which is equivalent to the Hebrew word   תְּהוֹם[tehôm], is the flood that is used to describe this earth before creation week, the word “deep”. “the waters” are symbolic of the demon-possessed mob who cried at the trial and crucifixion of Christ.

 

Bagaimana dengan kata “kedalaman” yang dipakai di Yunus pasal 2? Yunus 2:5 itu kata   תְּהוֹם[tehôm].  Di Perjanjian Baru itu kata ἄβυσσος [abussos]  yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris “abyss”. Apakah Yesus pergi ke tempat yang gelap? Tidak secara literal, Yesus tidak pergi ke jantung bumi, Saudara-saudara, Dia dikuburkan dalam sebuah kubur di atas tanah. Ini adalah ungkapan kiasan, tempat yang paling jauh dari Allah, tempat yang paling sunyi dari Allah, tempat yang paling gelap dari Allah, ke sanalah Yesus pergi. Nah, kata ini yang setara dengan kata Ibrani תְּהוֹם[tehôm], adalah air-air tinggi yang dipakai untuk menggambarkan bumi ini sebelum minggu penciptaan, kata “kedalaman”. “Air-air” simbol dari orang banyak yang kerasukan setan yang berteriak di pengadilan dan penyaliban Kristus.

 

 

By the way, this same word is used to describe Satan's prison during the Millennium. ἄβυσσος [abussos] “the abyss” and also it is used to describe the demons that beg Jesus not to send them to the abyss before the time. See, they knew about the Millennium. “Don't send us there before the time”, that's Luke 8:31. And the word is used in Romans 10:7. Let's read that verse. Very interesting, all of these death words of Jonah are used for Jesus. Notice 10:7, ... ‘Who will descend into the abyss?’  (that is, to bring Christ up from the dead).”  

 

Nah, kata yang sama ini dipakai untuk menggambarkan penjara Setan selama Millenium. ἄβυσσος [abussos] tempat yang gelap, dan juga ini dipakai untuk menggambarkan setan-setan yang memohon agar Yesus tidak mengirim mereka ke tempat yang gelap sebelum waktunya. Lihat, mereka tahu tentang Millenium. “Jangan mengirim kami ke sana sebelum waktunya”, itu di Lukas 8:31.  Dan kata itu dipakai di Roma 10:7. Mari kita baca ayat itu. Sangat menarik, semua kata kematian Yunus dipakai untuk Yesus. Simak Roma 10:7, 7 … ‘Siapakah akan turun ke tempat yang dalam? [abusos]’ (yaitu, untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati).”

 

By the way way, Jesus was also cast into prison, the prison of the tomb.

You say, “Really?”

In Jonah 2:6 it says that Jonah was cast into prison, prison bars surrounded him, not literally, figuratively. Well, the same thing is said about Christ.

Notice Psalm 107:14-16, 14 He brought them out of darkness and the shadow of death, and broke their chains in pieces...” it's talking about Israel. “...15 Oh, that men would give thanks to the Lord for His goodness, and for His wonderful works to the children of men! 16 For He has broken the gates of bronze, and cut the bars of iron in two.”

By the way did Jesus state that the gates of the grave would not prevail against the church? Matthew 16:18. Why will the gates of the grave not prevail against the church? Because they did not prevail against Jesus.

In Revelation 1:18 ~ this is a very comforting verse ~ Jesus says, 18 am He who lives, and was dead, and behold, I am alive forevermore. Amen. And I have the keys of Hades and of Death.” Satan was the jailer and he locked the keys inside, and Jesus says, “I'm going into the grave and I'm going to come out with the keys, so I can let My people out.”

 

Nah, Yesus juga dilemparkan ke dalam penjara, penjara kubur.

Kalian berkata, “Masa?”

Di Yunus 2:6 dikatakan Yunus dilemparkan ke dalam penjara, jeruji-jeruji penjara mengelilinginya; bukan secara literal, tapi secara kiasan. Nah hal yang sama dikatakan tentang Kristus.

Simak Mazmur 107:14-16, 14 Ia membawa mereka keluar dari kegelapan dan bayang-bayang kematian, dan memutuskan belenggu-belenggu mereka menjadi berkeping-keping…” ini bicara tentang Israel. “…15 Oh, seandainya manusia mau bersyukur kepada TUHAN karena kebaikanNya, dan untuk perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib bagi anak-anak manusia. 16 Sebab Ia telah mematahkan gerbang-gerbang tembaga, dan memotong jeruji-jeruji besi menjadi dua…” 

Nah, apakah Yesus berkata gerbang-gerbang kubur tidak akan menang atas gereja? Matius 16:18. Mengapa gerbang-gerbang kubur tidak bisa mengalahkan gereja? Karena mereka tidak bisa menang atas Kristus.

Di Wahyu 1:18 ~ ini ayat yang sangat menghibur ~ Yesus berkata, “…18 Akulah Dia yang hidup, yang telah mati, dan lihatlah, Aku hidup selama-lamanya. Amin. Dan Aku memegang kunci-kunci kubur dan maut…” Setan adalah sipir penjaranya dan dia mengunci anak kuncinya di dalam, dan Yesus berkata, “Aku akan masuk ke kubur dan Aku akan keluar dengan membawa anak kuncinya, supaya Aku bisa mengeluarkan umatKu.”

 

 

So let me ask you, was Jesus shut in as it were a prison? Listen to this statement from Ellen White,  “He who died for the sins of the world...”  this is  Youth Instructor May 2, 1901  “...He who died for the sins of the world was to remain in the tomb for  the allotted time. He was in that stony prison house as a prisoner of divine justice, and He was responsible to the Judge of the universe. He was bearing the sins of the world, and His Father only could release him.

Was His tomb a prison? Did it have bars? Symbolically speaking, Yes. The words ἄβυσσος [abussos] pit” and  ᾅδης [hadēs] grave” are used also of Jesus. Did Jesus feel separated from His Father and yet He expressed hope of seeing His Father in His holy Temple again? Absolutely!

 

Jadi coba saya tanya, apakah Yesus seolah-olah terkunci di dalam penjara? Dengarkan pernyataan Ellen White ini, “…Dia yang mati bagi dosa-dosa dunia…” ini di Youth Instructor 2 Mei 1901   “…Dia yang mati bagi dosa-dosa dunia  harus tinggal di dalam kubur selama waktu yang telah ditentukan. Dia berada di dalam penjara batu itu sebagai tawanan keadilan Ilahi, dan Dia bertanggung jawab kepada Hakim alam semesta. Dia sedang menanggung dosa-dosa dunia  dan hanya BapaNya yang bisa melepaskanNya. Yesus berada di dalam kubur itu sebagai tawanan keadilan Ilahi. Hanya BapaNya yang bisa memanggilNya keluar. …”  

Apakah kuburNya menjadi penjara bagiNya? Apakah ada jeruji-jerujinya? Secara simbolis, iya. Kata  ἄβυσσος [abussos]  “lubang yang dalam” dan  ᾅδης [hadēs] “kubur” juga dipakai untuk Yesus. Apakah Yesus merasa terpisah dari BapaNya namun Dia menyatakan harapan bisa melihat BapaNya lagi di BaitNya yang suci? Tentu saja.

 

 

We're also told that Jesus went to the heart of the earth. Notice Ephesians  4:9 all these words from the Old Testament are applied to Christ, because He fulfills chapter 2 of Jonah. Notice Ephesians 4:9, here the apostle Paul wrote, “But now after you have known God…”, did I say 4 verse 9? Yes, okay. Is that it? Well, evidently that's not the verse. Anyway I'll give it to you during the break, how about that? Basically it says, that Jesus descended to the lower parts of the earth, that's what that verse says and I believe that it was in  Ephesians 4:8. Somebody have that verse? Which is it? Is it verse? Okay, verse  9, Ephesians 4:9 it says,(Now this, ‘He ascended’...” that is Jesus ascended  “...what does it mean but that He also first...”  what? “...descended into the lower parts of the earth?...” Now are all these literal, that Jesus descended into the lower parts of the earth, prison bars shut Him in, water surrounded him, He went to the deep, you know He went to the prison? All of these are figured expressions that are found in the book of Jonah to describe the passion of Christ.

 

Kita juga diberitahu bahwa Yesus pergi ke jantung bumi. Simak Efesus 4:9, semua perkataan dari Perjanjian Lama ini diaplikasikan kepada Kristus, karena Kristus menggenapi Yunus pasal 2. Simak Efesus 4:9, di sini rasul Paulus menulis ~  pada dasarnya dikatakan bahwa Yesus turun ke bagian paling bawah dari bumi, itulah yang dikatakan ayat ini, dan saya rasa itu ada di Efesus 4:8. Ada yang sudah mendapatkan ayat itu? Oke, ayat 9, Efesus 4:9 mengatakan, 9 Nah ini ‘Ia naik’…”  maksudnya Yesus naik, “…apa artinya selain bahwa Dia juga sebelum itu…”  apa? “…turun ke bagian-bagian bumi yang di bawah?…” Nah, apakah semuanya ini literal ~  bahwa Yesus turun ke bagian-bagian bawah bumi, jeruji-jeruji penjara mengurungNya, air mengepungNya, Dia pergi ke kedalaman, Dia pergi ke penjara? Semua ini adalah ungkapan-ungkapan kiasan yang terdapat di kitab Yunus untuk menggambarkan kesengsaraan Kristus.

 

 

Incidentally let's notice Matthew 12:40 now, “ 40 For as Jonah was three days and three nights in the belly of the great fish...” by the way don't say it's a whale because Jonah says that God prepared the fish, it was a supernatural fish. God creates many things in the book of Jonah, one of those is the fish  “...40 For as Jonah was three days and three nights in the belly of the great fish so...” see this is typology: “as--so”, “as--so”, it happened -- then it happens in the future,  “...so will the Son of Man be three days and three nights in the heart of the earth.”

By the way on Resurrection morning, did the Father call Jesus from the tomb? Yes, He did. You know some people, they say, “Well, Jesus resurrected with the life that was within Himself. gHe said, “I lay down My life that I might take it up again… I have authority to lay it down and I have authority to take it up again”, that's John 10:17 and 18. However, people don't read the last part of verse 18 where it says, “…this command I received from My Father.”

 

Nah, mari kita simak Matius 12:40 sekarang, 40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar…” nah, jangan mengatakan itu ikan paus karena Yunus berkata Allah yang telah menyiapkan ikannya, itu ikan yang supranatural. Allah menciptakan banyak hal di kitab Yunus, salah satunya ialah ikannya. “…40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar, maka…”  lihat, ini tipologinya: “sebagaimana--maka”, “sebagaimana--maka” itu terjadi di masa lampau –- lalu terjadi di masa depan, “…maka demikian juga Anak Manusia akan tinggal tiga hari tiga malam di perut bumi.”

Nah, pada pagi hari kebangkitan apakah Bapa memanggil Yesus dari kubur? Ya, betul. Kalian tahu ada orang yang mengatakan, “Nah, Yesus bangkit dengan hidup yang ada dalam DiriNya sendiri. Dia berkata, “…17 Aku menyerahkan hidupKu agar Aku bisa mengambilnya kembali. 18 ...  Aku punya autoritas (wewenang) untuk menyerahkannya dan Aku punya autoritas untuk mengambilnya kembali…”  ini Yohanes 10:17-18. Namun orang-orang tidak membaca bagian akhir ayat 18 di mana dikatakan, “…Perintah (autoritas) ini telah Aku terima dari Bapa-Ku.”  

 

 

So Ellen White describes in Resurrection morning that two angels descended from Heaven, one removed the stone and sat on it, and the other stood before the tomb and with a voice that made the earth shake, he said, “Oh, Thou Son of God, Thy Father calls Thee!” And the tomb vomited Him, not literally, spiritually. And Jesus came out and He said, “I am the resurrection and the life.”

Incidentally, this is the way it happened. The Father authorized Jesus to resurrect, but then Jesus came out of the tomb with the life that was within Himself, but His Father gave Him the authority to take up the life that was within Himself. By the way the Bible consistently says that The Father resurrected Jesus, especially the book of Acts. Let me just read two verses. Acts 2:24 and 32, by the way let me just mentioned that this same thought is in Acts 3:15 and 26, Acts 4:10, Acts 5:30, Acts 10:40, Acts 13:30, 33, 34, 37, Acts 17:31. So don't think that we're just taking one little verse here. It says in Acts 2:24 and 32, 24 whom God raised up, having loosed the pains of death, because it was not possible that He should be held by it....” and then verse 32, “ 32 This Jesus God has raised up, of which we are all witnesses...” 

So just as God commanded the fish to release Jonah, the Father called the tomb to release Jesus.

 

Maka Ellen White menggambarkan bahwa di pagi hari kebangkitan, dua malaikat turun dari Surga, yang satu memindahkan batu penutup kubur lalu duduk di atasnya, yang lain berdiri di depan kubur dan dengan suara yang menggetarkan bumi, dia berkata, “Oh, Engkau Anak Allah, BapaMu memanggilMu!” Dan kubur lalu memuntahkan Dia keluar, bukan secara literal, tapi secara spiritual. Dan Yesus keluar dan Dia berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup…” (Yohanes 11:25).

Nah, persisnya demikianlah cara terjadinya. Bapa memberi autorisasi kepada Yesus untuk bangkit. Tetapi lalu Yesus keluar dari kubur dengan hidup yang ada dalam DiriNya sendiri. Tapi Bapa-lah yang memberiNya autoritas untuk mengambil kembali hidup yang ada dalam DiriNya sendiri. Nah, secara konsisten Alkitab mengatakan bahwa Bapa yang membangkitkan Yesus, terutama di kitab Kisah. Saya akan membacakan dua ayat. Kisah 2:24 dan 32. Ketahuilah konsep yang sama ini ada di Kisah 3:15, 26, Kisah 4:10, Kisah 5:30, Kisah 10:40, Kisah 13:30, 33, 34, 37, Kisah 17:31. Jadi jangan berpikir bahwa kita hanya mengambil satu ayat kecil saja di sini.

Dikatakan di Kisah 2:24 dan 32, 24 yang dibangkitkan oleh Allah dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia bisa dikekang oleh kuasa maut itu…”  lalu ayat 32, “…32 Yesus inilah yang telah dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya…” 

Maka sebagaimana Allah memerintahkan ikan itu untuk melepaskan Yunus, Bapa menyuruh kubur untuk membangkitkan Yesus.

 

 

Now let's continue here with chapter 3. The Gentiles and a small remnant of Jews saw the sign of the death and resurrection of Christ, and when the apostles preached the gospel of Christ's death, burial, and resurrection, how did the Gentiles react? They accepted Jesus as Savior and Lord. Just like after Jonah died, was buried, and resurrected from the fish, the Ninevite Gentiles believed.

Notice Acts 11:18, 18 When they heard these things...” they heard Peter's report about the Gentiles now accepting the gospel  “...18 When they heard these things they became silent; and they glorified God, saying, ‘Then God has also granted to the Gentiles repentance to life.’...”

 

Sekarang mari kita lanjut di sini dengan  pasal 3. Bangsa-bangsa lain dan sekelompok kecil bangsa Yahudi umat sisa, melihat tanda kematian dan kebangkitan Kristus, dan ketika para rasul mengkhotbahkan injil kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus, bagaimana reaksi bangsa-bangsa lain? Mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Sama seperti setelah Yunus mati, terkubur, dan dibangkitkan dari seekor ikan, bangsa Niniwe yang non-Yahudi, percaya.

Simak Kisah 11:18, 18 Ketika mereka mendengar hal-hal itu…” mereka mendengar laporan Petrus tentang bangsa-bangsa lain menerima injil, “…18 Ketika mereka mendengar hal-hal itu, mereka terdiam, dan mereka  memuliakan Allah, mengatakan,Kalau begitu Allah juga telah mengaruniakan kepada bangsa-bangsa lain pertobatan kepada hidup.”

 

 

And notice Acts 13:46 to 48, by the way these verses come directly from Isaiah. We read them before. This is a group of Jew, Paul and Barnabas are witnessing to them, and they get angry with Paul and Barnabas, because you know they don't like the preaching of Jesus. These Jews they don't like the preaching about Jesus of Paul and Barnabas, and so they rise against them. And notice then what Paul and Barnabas say. 46 Then Paul and Barnabas grew bold and said, ‘It was necessary that the word of God should be spoken to you first...”  Jesus says, “I am not sent but to the sheep of the house of Israel first” “... but since you reject it, and judge yourselves unworthy of everlasting life, behold, we turn to the Gentiles. 47 For so the Lord has commanded us...” and now comes a quotation from Isaiah chapter 46 or 49,  “..47 For so the Lord has commanded us. ‘I have set you as a light to the Gentiles, that you should be for salvation to the ends of the earth.’...” to the Gentiles.  “... 48 Now when the Gentiles heard this...” how did they react? When Jesus was preached to the Gentilles, the Jews said, “We don't want it.” Because Paul and Barnabas had preached that Jesus died, resurrected, and that He had forgiveness of sins in His power, the Jews rejected Paul and Barnabas. But how did the Gentiles react? Oh, verse 48,  “...48 Now when the Gentiles heard this they were glad and glorified the Word of the Lord. And as many as had been appointed to eternal life, believed.”

 

Dan simak Kisah 13:46-48. Nah, ayat-ayat ini berasal langsung dari Yesaya. Kita sudah membacanya sebelumnya. Ini ada sekelompok orang Yahudi kepada siapa Paulus dan Barnabas sedang bersaksi, dan mereka marah pada Paulus dan Barnabas karena mereka tidak suka khotbah tentang Yesus. Orang-orang Yahudi ini mereka tidak suka khotbah tentang Yesus yang disampaikan Paulus dan Barnabas, maka mereka bangkit menentang kedua rasul ini. Dan simak apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas, 46 Lalu Paulus dan Barnabas menjadi berani dan berkata ‘Memang firman Allah perlu diberitakan kepadamu lebih dahulu…”  Yesus berkata, “Aku tidak diutus selain kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 15:24),   “…tetapi karena kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal, lihat, kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. 47 Sebab beginilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami,…”  dan sekarang muncul kutipan dari Yesaya 49:6  “…47 Sebab beginilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, ‘Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.’…” kepada bangsa-bangsa lain. “…48Ketika bangsa-bangsa lain mendengar itu …”  bagaimana reaksi mereka? Ketika Yesus dikhotbahkan kepada bangsa-bangsa lain, bangsa Yahudi berkata, “Kami tidak mau menerimaNya.” Karena Paulus dan Barnabas telah mengkhotbahkan bahwa Yesus mati, bangkit, dan Dia memiliki kuasa mengampuni dosa, bangsa Yahudi menolak Paulus dan Barnabas. Tetapi bagaimanakah reaksi bangsa-bangsa lain? Oh, ayat 48, “…48Ketika bangsa-bangsa lain mendengar itu mereka gembira dan memuliakan firman Tuhan.  Dan seberapa banyak yang ditentukan kepada hidup yang kekal, percaya.” 

 

 

Notice Acts 26:17 and 18, verses 22 and 23. Let me ask you, did the Gentiles receive Christ, receive the message as Jonah when he went to the Ninevites, the Ninevites received the message? Yes. Did the Jews of Jonah's day receive the message? No, they were just like Jonah, they were mad that the gospel had gone to Nineveh. And the Jews of Christ’s day they were mad that the gospel had gone to the Gentiles. Are you seeing the parallel or not? Notice Acts 26:17 and 18, 17 I will deliver you from the Jewish people...” says Paul  “...as well as from the Gentiles, to whom I now send you...”  God is speaking to Paul  “...18 to open their eyes, in order to turn them from darkness to light, and from the power of Satan to God, that they may receive forgiveness of sins and an inheritance among those who are sanctified by faith in Me.’...” Jesus is speaking to Paul,  “...22 Therefore, having obtained help from God, to this day I stand, witnessing both to small and great, saying no other things than those which the prophets and Moses said would come— 23 that the Christ would...” what?  “...would suffer, that He would be the first to...” what? “...to rise from the dead, and would proclaim light to the Jewish people and to the Gentiles....” By the way, was there a remnant among the Jewish people that accepted the message? Yes. But the nation did not. But the Gentiles embraced the message.

 

Simak Kisah 26:17-18, 22-23. Coba saya tanya, apakah bangsa-bangsa lain menerima Kristus, menerima pekabaranNya seperti ketika Yunus pergi ke Niniwe, dan orang-orang Niniwe menerima pekabarannya? Ya. Apakah bangsa Yahudi di zaman Yunus menerima pekabaran itu? Tidak, mereka persis seperti Yunus, mereka marah injil itu telah disampaikan kepada Niniwe. Dan bangsa Yahudi di zaman Kristus, mereka marah karena injil telah disampaikan kepada bangsa-bangsa lain. Apakah kalian melihat paralelnya atau tidak?

Simak Kisah 26:17-18, 17 Aku akan menyelamatkan engkau dari bangsa Yahudi, dan juga dari bangsa-bangsa lain, ke mana sekarang Aku mengutusmu…”  Allah sedang bicara kepada Paulus, “…18 untuk membuka mata mereka, agar memutar mereka berbalik dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka boleh menerima pengampunan dosa dan hak waris dari antara mereka yang dikuduskan oleh iman dalam Aku.’…” Yesus sedang bicara kepada Paulus, “…22 Oleh sebab itu, setelah mendapatkan pertolongan dari Allah, sampai hari ini  aku berdiri, memberi kesaksian baik kepada yang kecil maupun yang besar,  tidak mengatakan yang lain kecuali apa yang dikatakan oleh para nabi dan juga oleh Musa bahwa itu akan terjadi ~ 23 yaitu, bahwa Mesias akan…”  apa?  “…akan menderita, bahwa Ia akan menjadi yang pertama…”  apa?   “…bangkit dari orang mati, dan akan memberitakan terang kepada bangsa Yahudi dan kepada bangsa-bangsa lain.”  Nah, apakah ada umat sisa di antara bangsa Yahudi yang menerima pekabaran itu? Ya. Tetapi secara bangsa tidak. Sedangkan bangsa-bangsa lain menerima pekabaran itu.

 

 

So let me ask you, did the Jews in Christ's day do the same thing that the Jewish nation had done in the days of Jonah? They had the same attitude. How about the Ninevites? Did they rejoice in Jonah's message? Yes. Who rejoiced in the message of the apostles in the New Testament? The Gentiles.

 

Jadi coba saya tanya, apakah orang-orang Yahudi di zaman Kristus berbuat yang sama yang telah diperbuat di zaman Yunus? Mereka memiliki sikap yang sama. Bagaimana dengan orang-orang Niniwe? Apakah mereka bersukacita dengan pekabaran Yunus? Ya. Siapa yang bersukacita dengan pekabaran para rasul di Perjanjian Baru? Bangsa-bangsa lain.

 

 

Now let's go to Matthew 12:39-42, let's see if everything that we've been discussing is correct. Matthew 12:39-42, 39 But He answered and said to them...” Jesus is speaking to the Jews, “...‘An evil and adulterous generation seeks after a sign...” because the Jews love signs, “Give us a sign! Give us a sign!”  “...‘An evil and adulterous generation seeks after a sign and no sign will be given to it except the sign of the prophet Jonah...” to whom is the sign of the prophet Jonah given? To the Jews. And then it says in verse 40, “...40 For...” that means because, “...as Jonah was three days and three nights in the belly of the great fish, so will the Son of Man be three days and three nights in the heart of the earth...” what was the sign? The sign was the death, burial, and resurrection, correct? Was that the sign in the days of Jonah too? His supposed death, his burial, in the fish, and its miraculous coming forth from the fish? Absolutely! This is typology. There has to be a relationship between one and the other. And then notice this, “...41 The men of Nineveh will rise up in the judgment with this generation and condemn it...” What? Who was going to condemn the generation of Jews of Christ’s day? The Ninevites, the Gentiles. Why? “...because they repented at the preaching of Jonah...” and the sign that was given “...and indeed a greater than Jonah is here...” the word “greater” indicates a typology. “...a greater than Jonah is here...” And then another example Jesus gives, “...42 The queen of the South...” the Queen of Sheba  “...will rise up in the judgment with this generation and condemn it, for she came from the ends of the earth to hear the wisdom of Solomon; and indeed a greater than Solomon is here.” The Gentile Queen of Sheba came to listen to the wisdom of Solomon, whereas the Jews rejected the wisdom of Solomon.

 

Nah, mari ke Matius 12:39-42, coba kita simak apakah semua yang kita bahas itu benar. Matius 12:39-42, 39 Tetapi Dia menjawab dan berkata kepada mereka,…”  Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Yahudi, “…‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini minta suatu tanda…”  karena orang Yahudi suka tanda-tanda, “Beri kami satu tanda! Beri kami satu tanda!” “…‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini minta suatu tanda dan tidak akan ada tanda yang diberikan kepadanya selain tanda nabi Yunus…”  Kepada siapa tanda nabi Yunus diberikan? Kepada bangsa Yahudi. Lalu dikatakan di ayat 40,   “…40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar, demikian juga Anak Manusia akan tinggal tiga hari tiga malam di perut bumi…”  apa tandanya? Tandanya ialah kematian, penguburan, dan kebangkitan, benar? Apakah itu tandanya juga di zaman Yunus? Yang dianggap kematiannya, penguburannya di dalam seekor ikan, dan kemunculannya yang ajaib dari ikan itu? Tentu saja! Ini tipologi. Harus ada kaitan antara yang satu dengan yang lain. Lalu simak ini,  “…41 Orang-orang Niniwe akan bangkit di penghakiman bersama angkatan ini, dan akan menghukumnya…” Apa? Siapa yang akan menghukum angkatan orang Yahudi di zaman Kristus? Orang-orang Niniwe,  bangsa-bangsa lain. Mengapa? “…sebab mereka bertobat dengan khotbah Yunus;…”  dan tanda yang diberikan, “…dan lihat, yang lebih besar daripada Yunus ada di sini…”  kata “lebih besar” mengindikasikan tipologi, “…yang lebih besar daripada Yunus ada di sini…” Kemudian Yesus memberikan contoh lain. “…42 Ratu dari Selatan…” Ratu dari Syeba “…akan bangkit di penghakiman bersama angkatan ini, dan akan menghukumnya, sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan lihat,  yang lebih besar daripada Salomo ada di sini…” Ratu Syeba, bangsa lain, datang untuk mendengarkan hikmat Salomo, sementara bangsa Yahudi menolak hikmat Salomo.

 

 

Let's do a comparison now between this passage in Matthew and the way that it appears in Luke. Luke 11:29-32, 29 And while the crowds were thickly gathered together, He began to say, ‘This is an evil generation. It seeks a sign, and no sign will be given to it except the sign of Jonah the prophet...” and now notice “...30 For as Jonah became a sign to the Ninevites...” who became a sign to the Ninevites? Jonah. What aspect about Jonah became a sign to the Ninevites? His death, burial, and resurrection. So once again,  “...30 For as Jonah became a sign to the Ninevites, so also the Son of Man will be...” when? “...will be...” when? When Jesus died, was buried, and resurrected. “...so also the Son of Man will be to this generation. 31 The queen of the South will rise up in the judgment with the men of this generation and condemn them, for she came from the ends of the earth to hear the wisdom of Solomon; and indeed a greater than Solomon is here. 32 The men of Nineveh will rise up in the judgment with this generation and condemn it, for they repented at the preaching of Jonah; and indeed a greater than Jonah is here.

 

Mari kita bikin perbandingan sekarang antara bacaan ini di Matius dan apa yang ada di Lukas. Lukas 11:29-32,29 Dan sementara orang banyak berkerumun dengan padat, Dia mulai berkata, ‘Ini angkatan yang jahat. Ia mencari suatu tanda, dan tidak akan diberikan tanda kepadanya selain tanda nabi Yunus…” dan sekarang simak, “…30 Sebab sebagaimana Yunus telah menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe,…” siapa yang menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe? Yunus. Aspek Yunus yang mana yang menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe? Kematiannya, penguburannya, dan kebangkitannya. Jadi sekali lagi, “…30 Sebab sebagaimana Yunus telah menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi…” kapan?  “…akan menjadi…”  kapan? Ketika Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit. Jadi sekali lagi, “…30 Sebab sebagaimana Yunus telah menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Ratu dari Selatan akan bangkit saat penghakiman bersama orang-orang dari angkatan ini dan menghukum mereka, sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang lebih daripada Salomo ada di sini! 32 Orang-orang Niniwe akan bangkit saat penghakiman bersama angkatan ini dan menghukumnya, sebab orang-orang Niniwe itu bertobat saat khotbah Yunus, dan sesungguhnya yang lebih besar daripada Yunus ada di sini!”  

 

 

Notice this comment of Ellen White about the Queen of Sheba or the Queen of the South. “By the time of the close of her visit, the queen had been so fully taught by Solomon as to the source of his wisdom and prosperity, that she was constrained not to extol the human agent, but to exclaim, ‘Blessed be the Lord, Thy God which delighted in thee, to set thee on the throne of Israel. Because the Lord loved Israel forever, therefore made He the king to do judgment and Justice.’ This is the impression that God designed…” now listen carefully, “This is the impression that God designed should be made upon all peoples…” (Prophet and Kings 66-67) Not only the Jews. All peoples. The Gentiles. But the Jews of Christ’s day, like Jonah they said, “If God favors the Gentiles it's going to affect our position.” Read the book of Acts of the Apostles. The Jews are constantly jealous of the Gentiles, because the Gentiles are embracing the message of Christ’s death, burial, and resurrection. But the Jews are rejecting. Is that exactly what happened with Jonah? Absolutely!

 

Simak pernyataan ini dari Ellen White tentang Ratu Syeba atau Ratu dari Selatan.   “…Pada saat kunjungannya hampir usai, ratu sudah mendapatkan begitu banyak pelajaran dari Salomo mengenai sumber dari hikmat dan kemakmurannya, sehingga ratu itu sadar untuk tidak meninggikan agen manusia, melainkan berseru, ‘Diberkatilah Tuhan, Allahmu, yang berkenan padamu, untuk menempatkan engkau di takhta Israel. Karena Tuhan mengasihi Israel selamanya, itulah mengapa Dia membuat rajanya untuk berbuat adil dan keadilan.’ Inilah kesan yang direncanakan Allah…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Inilah kesan yang direncanakan Allah supaya terbentuk pada segala bangsa.” (Prophet and Kings   hal. 66-67). Bukan hanya pada orang Yahudi. Semua bangsa. Bangsa-bangsa lain. Tetapi orang-orang Yahudi di zaman Kristus, berkata seperti Yunus, “Jika Allah bermurah hati kepada bangsa-bangsa lain, itu akan mempengaruhi posisi kami.” Bacalah buku Acts of the Apostles. Orang-orang Yahudi selalu iri hati pada bangsa-bangsa lain, karena bangsa-bangsa lain menerima pekabaran kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Tetapi bangsa Yahudi menolaknya. Seperti itukah yang terjadi dengan Yunus? Betul sekali!



Jesus gave multiple signs to the religious leadership in Matthew 1-12 that He was the Messiah, He healed lepers, paralytics, and the blind. He even cast out demons, and yet the religious leader still demanded another sign that they might believe that He was the Messiah. Jesus told them that He would give them one final definitive sign, that of the prophet Jonah. Was it the preaching of Jonah that was the sign? Or was it his experience of death, burial, and resurrection? It was on death, burial, and resurrection. In the same way we find this happening with Jesus, yet the Jews rejected the sign of His death and resurrection, while the Gentiles embraced it and were saved by the thousands. They preached the death and resurrection of Jesus and thousands were converted. In fact they attempted to cover up His resurrection. Didn't the Jews try to cover up the resurrection, saying, “Ah, He didn't really resurrect”? They did not believe even when He resurrected Lazarus, but they wanted to kill Jesus and Lazarus.

 

Yesus memberikan banyak tanda kepada para pemimpin rohani di Matius 1-12 bahwa Dialah Sang Messias, Dia menyembuhkan orang-orang kusta, orang-orang lumpuh, orang-orang buta. Dia bahkan membuang iblis. Namun para pemimpin rohani masih menuntut tanda yang lain supaya mereka bisa percaya bahwa Dia adalah Sang Messias. Yesus memberitahu mereka bahwa Dia akan memberi mereka satu tanda terakhir yang pasti, tanda nabi Yunus. Apakah khotbah Yunus yang menjadi tandanya? Atau pengalaman Yunus dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan? Tentang kematian, penguburan dan kebangkitan. Dengan cara yang sama kita temukan ini terjadi pada Yesus, namun bangsa Yahudi menolak tanda kematian dan kebangkitanNya, sementara bangsa-bangsa lain menerimanya dan beribu-ribu yang diselamatkan. Para rasul mengkhotbahkan kematian dan kebangkitan Yesus dan beribu-ribu ditobatkan. Tetapi bangsa Yahudi bahkan berusaha menyembunyikan fakta tentang kebangkitanNya. Bukankah bangsa Yahudi mencoba menutupi kebangkitanNya dengan mengatakan, “Ah, Dia tidak benar-benar bangkit”? Mereka tidak percaya bahkan ketika Dia membangkitkan Lazarus, mereka mau membunuh Yesus dan Lazarus.

 

 

Are you seeing the parallel?

v    Why did Jesus mention the Queen of Sheba?

Because she was a searching Gentile, she accepted the wisdom of Solomon; and the Jews did not accept the wisdom of Jesus who was greater than Solomon.

 

v    The key word here is “became a sign”.

The sign was that he was swallowed by a fish, died, and resurrected the third day. There must be a parallel with Jesus because we are dealing with typology: “as--so” is the typology formula. If Jesus in His death, burial, and resurrection became a sign, it must also apply to Jonah in the type.

 

v    Jesus felt forsaken by His Father, yet He had faith that He would see His Father's Temple. And the same was true with Jonah.

 

v    The Father commanded the tomb to release Jesus, as the tomb of the fish released Jonah at God's command.

 

v    Jonah was filled with jealousy because God favored the Gentiles.

 

The Jews were filled with jealousy because the apostles preached to the Gentiles and the Gentiles embraced the message joyfully.

 

v    The Pharisees strained the gnat and swallowed the camel, just like Jonah had more regard for a plant than tens of thousands of people.

 

v    The Jews were faithful in the little things, but failed in the large things.

They cared more for a sheep than for a man that was healed on the Sabbath.

 

Are you seeing the parallel?

 


Apakah kalian melihat paralelnya?

v    Mengapa Yesus menyinggung tentang Ratu Syeba?

Karena dia adalah seorang non-Yahudi yang mencari kebenaran, dia menerima hikmat Solomo; dan bangsa Yahudi tidak menerima hikmat Yesus yang lebih besar daripada Salomo.

 

v    Kata kuncinya di sini ialah “menjadi tanda”.  

Tandanya ialah bahwa dia telah ditelan seekor ikan, mati, dan dibangkitkan pada hari ketiga. Harus ada paralelnya dengan Yesus karena kita sedang berurusan dengan tipologi: “sebagaimana--demikianlah” ialah formula tipologinya. Jika Yesus dalam kematianNya, penguburan, dan kebangkitanNya menjadi sebuah tanda, itu harus berlaku juga kepada Yunus dalam tipenya.

 

v    Yesus merasa ditinggalkan oleh BapaNya, namun Dia meyakini bahwa Dia akan memandang Bait BapaNya lagi. Dan hal yang sama juga terjadi pada Yunus.

 

v    Bapa memerintahkan kubur untuk melepaskan Yesus, sebagaimana kubur ikan itu melepaskan Yunus atas perintah Allah.

 

v    Yunus dipenuhi iri hati karena Allah bermurah hati pada bangsa-bangsa lain.

Orang-orang Yahudi dipenuhi iri hati karena para rasul berkhotbah kepada bangsa-bangsa lain, dan bangsa-bangsa lain menerima pekabaran itu dengan sukacita.

 

v    Orang-orang Farisi menyaring ngengat dan menelan unta, sama seperti Yunus yang lebih perhatian pada sebuah tanaman daripada puluhan ribu manusia.

 

v    Bangsa Yahudi setia dalam hal-hal kecil, tetapi gagal dalam hal-hal besar.

Mereka lebih perduli pada seekor domba daripada seorang manusia yang disembuhkan pada hari Sabat.

 

Apakah kalian melihat paralelnya?

 

 

Now what about us? Let’s talk about us. Is it just possible that we have the same attitude as the Jews? This church is called The Church of Laodicea. Don't be proud of it; it's sad that we are Laodicea. You know, you read Revelation chapter 3, and it says there that Laodicea feels rich and increased with goods and in need of nothing. And Jesus is outside the heart because He's not going to be let in. We always suffer the danger, folks, of considering, well this is the remnant church, God has chosen us above all peoples, we have the message, we have present truth, nobody has what we have, and we neglect like Jonah to share the message with others.

 

Nah, bagaimana dengan kita? Mari bicara tentang kita. Apakah mungkin kita memiliki sikap yang sama seperti bangsa Yahudi? Gereja ini disebut Gereja Laodekia. Jangan bangga tentang itu; itu menyedihkan bahwa kita ini Laodekia. Kalian tahu, kita membaca Wahyu pasal 3, dan dikatakan di sana bahwa Laodekia merasa kaya dan berlimpah harta, dan tidak kekurangan apa-apa. Dan Yesus ada di luar hati karena Dia tidak diizinkan masuk. Kita selalu berada dalam bahaya, Saudara-saudara, karena menganggap nah, ini adalah gereja yang sisa, Allah telah memilih kita di atas segala bangsa, kita punya pekabarannya, kita punya kebenaran masa kini, tidak ada orang lain yang punya apa yang kita punya, dan seperti Yunus kita lalai membagikan pekabaran itu dengan yang lain.

 

 

Let me read a couple of statements as we near the end of our study on God's purpose for our church. You know, some people don't like me to read statements where Ellen White says that, you know, if the church does not fulfill its mission, and the reason for its existence, God does not elect the church without conditions. Even the Adventist Church has to fulfill the conditions. And why did God called the 7th Day Adventist Church? He called the 7th Day Adventist Church to share present truth. Is it possible that we just shut ourselves in, and say we got the message, and we're not really proclaiming it, and letting people know about the wonderful truth that God has given us?

 

Saya akan membacakan dua pernyataan saat kita mendekati akhir dari pelajaran kita, tentang tujuan Allah bagi gereja kita. Kalian tahu, ada orang yang tidak suka saya membacakan pernyataan-pernyataan di mana Ellen White mengatakan bahwa jika gereja tidak memenuhi misinya dan alasannya untuk eksis, Allah tidak memilih gereja ini tanpa syarat. Bahkan gereja Advent harus memenuhi persyaratannya. Dan mengapa Allah memanggil gereja MAHK? Dia memanggil MAHK untuk membagikan kebenaran masa kini. Apakah mungkin kita hanya menutup diri kita dan mengatakan kita punya pekabarannya, tapi kita tidak benar-benar menyebarkannya dan membuat orang tahu tentang kebenaran yang luar biasa yang telah Allah berikan kita?

 

 

Listen to this statement, Volume 8 of the Testimonies page 247 this is a soulbrain statement

“In the balances  of the sanctuary  the Seventh-Day  Adventist church is to be weighed...” what?  “...In the balances  of the sanctuary  the Seventh-Day  Adventist church is to be weighed. She will be judged by the privileges and advantages  that she has had...”  have we had greater advantages and privileges than any church in the world? We have an  enviable health message, we have an organizational structure that is admired by the world, we have an incredible system of doctrines, every doctrine united with the other in a chain. So she says,  “...She will be judged by the privileges and advantages  that she has had. If her spiritual experience  does not correspond to the advantages  that Christ, at infinite cost, has bestowed on her, if the blessings conferred have not qualified her to do the work entrusted to her, on her will be pronounced the sentence: ‘Found wanting’. By the light bestowed, the opportunities  given, will she be judged.” It's our church.

 

Dengarkan pernyataan ini, Testimonies Vol. 8 hal. 247, ini pernyataan yang mendalam.  “…Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan ditimbang di neraca Bait Suci…”  apa?   “…Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan ditimbang di neraca Bait Suci. Dia akan dihakimi menurut hak-hak istimewa dan kelebihan-kelebihan yang dia miliki…”  apakah kita punya kelebihan-kelebihan dan hak-hak istimewa yang lebih besar daripada gereja mana pun di dunia? Kita memiliki pekabaran kesehatan yang patut dicemburui, kita punya struktur organisasi yang dikagumi dunia, kita punya sistem doktrin yang luar biasa, setiap doktrin menyatu dengan yang lain dalam sebuah rantai. Jadi kata Ellen White, “…Dia akan dihakimi menurut hak-hak istimewa dan kelebihan-kelebihan yang dia miliki. Jika pengalaman rohaninya tidak sesuai dengan kelebihan-kelebihan tersebut yang telah dikaruniakan Kristus kepadanya dengan harga yang mahal, jika berkat-berkat yang diberikan tidak membuat dia memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, maka ke atasnya akan diumumkan keputusan: ‘Didapati kurang’. Berdasarkan  terang yang telah dikaruniakan, kesempatan-kesempatan yang diberikan, dia akan dihakimi.” Ini gereja kita.

 

 

In another statement Ellen White wrote in the same book, 8 Testimonies 250 and 251, “Unless the church, which is now being leavened with her own backsliding, shall repent and be converted, she will eat of the fruit of her own doing, until she shall abhor herself...”  strong words. I'm glad that the prophet gave these words and not me. “...When she resists the evil and chooses the good, when she seeks God with all humility and reaches her high calling in Christ, standing on the platform of eternal truth and by faith laying hold upon the attainments prepared for her, she will be healed. She will appear in her God-given simplicity and purity, separate from earthly entanglements, showing that the truth has made her free indeed.  Then her members will indeed be the chosen of God, His representatives.”

Strong statement.

 

Di pernyataan yang lain, Ellen White menulis di buku yang sama, Testimonies Vol. 8 hal. 250-251, “…Kecuali jika gereja yang sekarang yang sedang diragi oleh kemundurannya sendiri, mau bertobat dan berbalik, dia akan makan buah hasil perbuatannya sendiri, hingga dia akan jijik pada dirinya sendiri…”  kata-kata yang keras. Untung nabi yang memberikan kata-kata ini bukan saya.  “…Bila gereja menolak yang jahat dan memilih yang baik, bila dia mencari Allah dengan segala kerendahan hati dan mencapai panggilannya yang luhur dalam Kristus, berdiri di atas dasar kebenaran kekal dan dengan iman meraih pencapaian-pencapaian yang disediakan baginya, maka dia akan disembuhkan. Dia akan tampil dalam kemurnian dan kesederhanaan yang diberikan Allah kepadanya, terpisah dari keterikatan duniawi, membuktikan bahwa kebenaran memang telah memerdekakannya, maka anggota-anggotanya sungguh-sungguh akan menjadi yang dipilih Allah, wakil-wakilNya.”  Pernyataan yang keras.

 

 

I want to read one final one here, “In a special sense Seventh-Day Adventists have been set in the world as watchmen and light bearers...”  Listen, that's a defensive occupation, and an offensive one. A watchman defends and a lightbearer shares the message. You have to defend the message, and you have to also announce the message. She continues, “...To them...” to 7th Day Adventist “...has been entrusted the last warning for a perishing world. On them is shining wonderful light from the word of God. They...” she's talking about Seventh Day Adventists “...They have been given a work of the most solemn importance--the proclamation of the first, second, and third angels' messages. There is no other work of so great importance. They are to allow nothing else to absorb their attention. (Testimonies for the Church, vol. 9, p. 19)

Now what part of “nothing else”  don't you understand? The most solemn truths ever entrusted to mortals have been given us to proclaim to the world. Given to us why? Just to hoard them, to say we're the chosen people? No, No, No! The most solemn truths ever entrusted to mortals have been given us to proclaim to the world. The proclamation of these truths is to be our work. The world is to be warned, and God's people are to be true to the trust committed to them. There are many truths in the Word of God, but what the church needs now is  present truth, and present truth is the Three Angels’ Messages. Sadly it's not heard much anymore.

 

Saya mau membacakan satu lagi yang terakhir di sini, “…Dalam arti yang khusus, MAHK ditempatkan di dunia sebagai penjaga dan pembawa terang. …”  Dengarkan, itu pekerjaan yang defensif dan ofensif. Penjaga itu mempertahankan, dan pembawa terang membagikan pekabarannya. Kita harus mempertahankan pekabarannya, dan kita juga harus mengumumkan pekabaran itu. Ellen White melanjutkan, “…Kepada mereka…”  kepada MAHK,  “…telah dipercayakan peringatan terakhir kepada sebuah dunia yang sedang binasa. Kepada mereka diberikan cahaya terang yang luar biasa dari Firman Allah. Mereka…”  Ellen White bicara tentang MAHK ,  “…Mereka telah diberikan tugas yang paling serius ~ menyampaikan Pekabaran Malaikat Pertama, Kedua dan Ketiga. Tidak ada pekerjaan lain yang sedemikian pentingnya. Mereka tidak boleh mengizinkan hal lain apa pun menyerap perhatian mereka….” (Testimonies for the Church, vol. 9, hal. 19)

Nah, bagian mana dari  “hal lain apa pun” yang tidak kalian pahami? Kebenaran yang paling serius yang pernah dipercayakan kepada manusia telah diberikan kepada kita untuk diumumkan ke dunia. Mengapa diberikan kita? Hanya untuk disimpan? Agar kita bisa berkata bahwa kita adalah umat pilihan? Tidak, tidak, tidak! Kebenaran yang paling serius yang pernah dipercayakan manusia telah diberikan kepada kita supaya kita umumkan ke dunia. Penyampaian kebenaran-kebenaran ini harus menjadi pekerjaan kita. Dunia ini harus diperingatkan, dan umat Allah harus setia kepada kepercayaan yang telah diserahkan mereka. Ada banyak kebenaran dalam Firman Allah, tetapi apa yang dibutuhkan gereja sekarang ialah kebenaran masa kini, dan kebenaran masa kini adalah Pekabaran Tiga Malaikat. Menyedihkan, itu sudah tidak banyak terdengar lagi.

  

 

You know we delight in the fact that we, you know, we're the chosen church, the remnant church. Praise the Lord for that. I'm not saying that we're not, but Israel considered themselves the chosen nation as well, and what applied to Israel applies to us as well. God does not choose any church irrevocably and unconditionally. Do you believe that? God chooses a church to fulfill a mission. I praise the Lord for the structure of the 7th DAy Adventist Church. The organization of the church is admirable, but the organization is not an end in itself. It has a functional purpose. And that purpose is to plant believers in every nation of the world. There's no other church in the world like the Adventist Church that has organization everywhere in the world. The purpose is to plant believers  everywhere in the world, so that when crunch time comes God will have spokespersons everywhere, and it's not merely truth that we have to proclaim, we have to proclaim present truth, the Three Angels’ Messages, our prophetic message. The Seventh Day Adventist Church originated with prophecy, and it will end with prophecy. And I'll say, I truly love and appreciate the fact that God has given the gift of prophecy to the Adventist Church, because Ellen White provides an incredible amplification of what we find in the prophecies of Scripture. It's amazing.

 

Kita senang dengan fakta bahwa kita adalah gereja yang dipilih, gereja yang sisa. Puji Tuhan untuk itu. Saya tidak mengatakan bahwa kita bukan gereja sisa yang dipilih, tetapi Israel juga menganggap diri mereka bangsa pilihan, dan apa yang berlaku pada Israel, berlaku juga pada kita. Allah tidak memilih gereja mana pun tanpa itu bisa diubah dan tanpa syarat. Apakah kalian percaya itu? Allah memilih satu gereja untuk memenuhi satu misi. Saya memuji Tuhan bagi struktur gereja MAHK. Organisasi gereja ini sangat mengagumkan, tetapi organisasinya bukanlah tujuan akhirnya. Dia memiliki tujuan yang fungsional. Dan tujuan itu ialah untuk menempatkan orang-orang percaya di setiap bangsa di dunia. Tidak ada gereja lain di dunia seperti gereja MAHK yang memiliki organisasi di mana-mana di dunia. Tujuannya ialah untuk menempatkan orang-orang percaya di mana-mana di dunia, supaya bila saat yang kritis datang, Allah sudah akan memiliki juru-juru bicara di mana-mana, dan kita bukan hanya mengumumkan kebenaran, kita harus mengumumkan kebenaran masa kini, Pekabaran Tiga Malaikat, pekabaran nubuatan kita. Gereja MAHK dimulai dengan nubuatan, dan dia akan berakhir dengan nubuatan. Dan saya katakan, saya benar-benar mengasihi dan menghargai faktanya bahwa Allah telah memberikan karunia nubuat kepada gereja Advent, karena Ellen White menyediakan perluasan yang luar biasa atas nubuatan-nubuatan yang kita temukan di Kitab Suci. Itu mengagumkan.

 

 

There's two kinds of people that criticize Ellen White.

1.     First, those who don't ever read her.

You find on the internet these sites, you know, of a non-Adventist that are critical of Ellen White, they've never read anything she wrote, but they know that this is a cult because we have a prophet.

2.     And secondly you have people who read her writings with the intention of criticizing.

If you have that attitude, you'll never be blessed by the Spirit of Prophecy.

God has given this remnant church incredible blessings. It is the church that keeps the Commandments of God and has the testimony of Jesus Christ, the two identifying characteristics of God's end time church. But we must live up to the calling that God has given us. We must proclaim the message for this time. Do you think the world needs our message at this point? Are you in tune with what's happening in the world, folks? If the world ever needed our message, our distinctive message, it is now. May the Lord bless us and help us to fulfill the mission that He has given us, to reach out to the world, not merely with truth but with present truth.

 

Ada dua tipe manusia yang mengkritik Ellen White.

1.     Mereka yang tidak pernah membaca tulisannya.

Kita temukan situs-situs ini di internet, milik orang-orang non-Advent yang mengkritisi Ellen White, mereka tidak pernah membaca apa pun yang ditulis Ellen White, tetapi menurut mereka, mereka tahu bahwa ini adalah kult, karena kita punya seorang nabi.

2.     Dan ada orang-orang yang membaca tulisan Ellen White dengan tujuan mencari kesalahan.

Jika sikap kita demikian, kita tidak akan diberkati dengan adanya Roh Nubuat.

Allah telah memberikan gereja sisa ini berkat-berkat yang luar biasa. Inilah gereja yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksiasn Yesus Kristus, dua ciri pengenal gereja Allah akhir zaman. Tapi kita harus mencapai standar panggilan yang diberikan Allah kepada kita.  Kita harus mengumumkan pekabaran untuk masa kini. Menurut kalian apakah dunia membutuhkan pekabaran kita di saat ini? Apakah kalian selaras dengan apa yang terjadi di dunia ini, Saudara-saudara? Jika dunia pernah membutuhkan pekabaran kita, pekabaran kita yang khas, sekarang inilah saatnya. Semoga Tuhan memberkati kita dan membantu kita menggenapi misi yang telah diberikanNya kepada kita, untuk menjangkau dunia, bukan saja dengan kebenaran melainkan dengan kebenaran masa kini.

 

 

 

 

23 09 25

 

 

 

 


No comments:

Post a Comment