THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1
Part 24/25 - Stephen Bohr 
THE TYPOLOGY
IN JONAH PART 2
https://www.youtube.com/watch?v=1dRPJhVReTE&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=24
Dibuka
dengan doa.
So now we're
going to look at the application of the Jonah story to the times of Christ. The attitude of Jonah in chapter 1 is a
description of the Jewish nation in the days of Christ. The Jewish
nation fled from fulfilling their mission to the Gentile world. They considered
the Gentiles swine (according to Matthew 7:6); dogs (according to Matthew 15:24-28);
and stones because supposedly they had stony hearts (according to Matthew 3:9).
They believe that the Gentiles were beyond the blessings of the Covenant promises.
The story of the rich man and Lazarus illustrates this. The rich man represents
the Jews of Christ’s day, more specifically the Pharisees. And Lazarus
represents the Gentiles. And the Gentiles fed from the crumbs that fell from
the Jewish table, but the Jews did not feed the nations with God's message. The
Jewish nation lived sumptuously while the Gentiles ate the crumbs that fell
from the Jewish table. The Jews boasted that they were children of Abraham.
John the Baptist denied their claim in Matthew 3:8 and 9, he said,“ 8 ... bear fruits worthy of
repentance”. 
Jadi sekarang kita akan
menyimak aplikasi kisah Yunus ke zaman Kristus. Sikap Yunus di
pasal 1 adalah deskripsi bangsa Yahudi di zaman Kristus. Bangsa
Yahudi melarikan diri dari memenuhi misi mereka kepada dunia bangsa-bangsa
lain. Mereka menganggap bangsa-bangsa lain itu seperti babi (menurut Matius
7:6); anjing (menurut Matius 15:24-28); dan batu karena mereka dikatakan
memiliki hati dari batu (menurut Matius 3:9). Mereka meyakini bahwa
bangsa-bangsa lain itu di luar berkat janji-janji Perjanjian Allah. Kisah orang
kaya dan Lazarus menggambarkan ini. Si orang kaya mewakili orang-orang Yahudi
di zaman Kristus, lebih tepatnya lagi golongan Farisi. Dan Lazarus mewakili
bangsa-bangsa lain. Dan bangsa-bangsa lain makan remah-remah yang jatuh dari
meja makan bangsa Yahudi; tetapi bangsa Yahudi tidak memberi makan
bangsa-bangsa lain dengan pekabaran Allah. Bangsa Yahudi hidup berkelimpahan
sementara bangsa-bangsa lain makan remah-remah yang jatuh dari meja bangsa
Yahudi. Bangsa Yahudi menyombongkan diri bahwa mereka itu anak-anak Abraham.
Yohanes Pembaptis menyangkal klaim mereka di Matius 3:8-9, dia berkata, “8 ... hasilkanlah 
buah  yang sesuai dengan pertobatan.”
The Jews did
not socialize with the Gentiles because they considered them unclean, as we can
discern in the attitude of Peter after the day of Pentecost. Let's read the
story of Peter  before God gave him the
vision of the sheet that came down with all of those unclean animals in it. Acts
10:28 and 29, and then we'll read verses 34 through 36. Acts 10:28 and 29, “ 28 Then
he said to them,...” here Peter is explaining to the
religious leaders the experience that he had with Cornelius, “...‘You know
how unlawful it is for a Jewish man to keep company with or go to one of
another nation...” did they enclose themselves within
the nation itself? Yes!  “...But
God has shown me that I should not call any man common or unclean...” and then we go to verses 34 and 35  “...34 Then
 Peter opened his mouth and
said: ‘In truth I perceive that God shows no
partiality. 35 But in every
nation whoever fears Him and works righteousness is accepted by Him.” Peter's attitude totally changed, but the attitude of the Jewish nation
did not change. 
Bangsa
Yahudi tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain karena mereka menganggap
bangsa-bangsa lain itu najis, seperti yang bisa kita lihat dari sikap Petrus
setelah hari Pentakosta. Mari kita baca kisah Petrus sebelum Allah memberinya
penglihatan kain yang turun dari langit yang berisikan segala macam binatang
yang najis di dalamnya. Kisah 10:28-29, kemudian kita akan membaca ayat 34
hingga 36. Kisah10:28-29, “28
Dan ia  berkata kepada mereka…” di sini Petrus menjelaskan kepada
para pemimpin rohani pengalamannya bersama Kornelius, “…‘Kamu tahu, betapa itu tidak diizinkan hukum   bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau
pergi ke salah
satu dari bangsa-bangsa lain…”  apakah bangsa Yahudi menutup diri
mereka di dalam bangsa mereka sendiri? Ya!   “…tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku,
bahwa aku tidak boleh menyebut orang siapa pun
hina atau tidak tahir…”  Lalu kita ke ayat 34 dan 35   “…34 Lalu
Petrus membuka mulutnya dan berkata, ‘Sesungguhnya
aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 35 Tetapi di setiap bangsa, siapa yang takut akan Dia, dan berbuat
yang benar, berkenan kepada-Nya.’ …” 
Sikap Petrus berubah total, tetapi sikap
bangsa  Yahudi tidak berubah.
You see, that
Jewish nation in Christ's day claimed to be God's favored people and yet they
despised the Gentile nations, they did not want God to show mercy towards the
Gentile nations. They had all the rituals right, didn't they? Just like in
Isaiah, all the rituals, the sacrifices, and the Sabbath observance according
to their laws and everything. Yes! And they felt that their election was unconditional.
Isaiah, the contemporary of Jonah, described the Jewish nation as a people that
honored God with their lips, but their hearts were far from God. And those are
the exact words that Jesus quoted in the New Testament about Israel in His
particular day. 
Kalian lihat, bangsa Yahudi
di zaman Kristus mengklaim sebagai umat kesayangan Allah, namun mereka membenci
bangsa-bangsa lain, mereka tidak mau Allah menunjukkan belas kasihan kepada
bangsa-bangsa lain. Bangsa Yahudi memiliki ritual-ritual yang benar, bukan?
Seperti yang dikatakan Yesaya, segala ritual, kurban, pemeliharaan Sabat sesuai
hukum-hukum mereka dan segala sesuatu. Ya! Dan mereka merasa bahwa dipilihnya
mereka oleh Allah itu tanpa syarat. Yesaya, nabi kontemporer Yunus,
menggambarkan bangsa Yahudi sebagai “13 … memuliakan Aku dengan bibir
mereka, tetapi
telah memindahkan hati mereka jauh
dari-Ku…” (Yesaya 29:13) dan itulah kata-kata yang dikutip Yesus di
Perjanjian Baru (Matius 15:8) tentang Israel khusus di zamanNya.
And as I
mentioned before, also Jesus quoted from Hosea, who was a contemporary of
Isaiah and Jonah. And in Hosea 6:6 and 7 Jesus quoted these words, “6 For I
desire mercy and not sacrifice, and the knowledge of God
more than burnt offerings. 7 But
like men they transgressed the covenant; there they dealt treacherously
with Me.” 
So was Israel in the days of Christ in the same condition as Israel in
the days of Jonah, and Isaiah, and Hosea? Yes! Because Jesus quoted verses from
Isaiah, and from Hosea who were contemporaries of Isaiah, to express the
condition of Israel in the days of Christ. 
Dan
seperti yang telah saya singgung sebelumnya, Yesus juga mengutip dari Hosea,
yang adalah rekan sezaman dengan Yesaya dan Yunus. Dan di Hosea 6:6-7 Yesus
mengutip kata-kata ini,  “Sebab Aku menginginkan
belas kasihan dan bukan kurban sembelihan, dan pengenalan akan Allah, lebih
daripada kurban-kurban bakaran. 7 Tetapi seperti manusia pada umumnya mereka telah melanggar perjanjian; di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku…”  
Jadi apakah Israel di zaman Kristus berada dalam kondisi yang sama
seperti Israel di zaman Yunus, dan Yesaya, dan Hosea? Ya! Karena Yesus mengutip
ayat-ayat dari Yesaya, dan Hosea yang adalah rekan sezaman Yesaya, untuk
mengungkapkan kondisi Israel di zaman Kristus.   
Notice Luke
15:1-2 how the Jewish nation looked at sinners and publicans, and by extension the
Gentiles. It says, “1Then all the tax collectors and the sinners
drew near to Him to hear Him...” Who was
attracted to Jesus? The unholy people. Were the holy people attracted to Jesus?
No! Those who considered themselves holy? They didn't like to hang out with Jesus.
You know why they didn't like to hang out with Jesus? Because they knew that Jesus
could read them like a book, Jesus could read their hypocrisy. And so they kept
far, you know. The publican and sinners they didn't have anything to hide, “the
Master knows the way we are”, so they didn't have anything to hide. But the
Jews had to hide the fact that they appeared to be holy, but inside they were
not. And if you read Matthew chapter 23 the woes on the scribes and Pharisees,
Jesus says, “Oh, you clean the outside of 
the cup, but you leave the inside dirty.” He called them “Whited
sepulchers” because they claimed to be very pious just like Israel in the days
of Jonah, but their hearts were far from God. 
Simak
Lukas 15:1-2 bagaimana bangsa Yahudi memandang orang-orang berdosa dan para
pemungut cukai, dan kalau diperluas, bangsa-bangsa lain. Dikatakan, “1 Lalu semua
pemungut cukai dan orang-orang berdosa mendekati
Yesus untuk mendengar Dia…”  Siapa yang
tertarik pada Yesus? Orang-orang yang tidak suci. Apakah orang-orang suci
tertarik pada Yesus? Tidak! Mereka yang menganggap diri mereka suci? Mereka
tidak suka berkumpul dengan Yesus. Kalian tahu mengapa mereka tidak suka
mengumpul dengan Yesus? Karena mereka tahu bahwa Yesus bisa membaca mereka
seperti sebuah buku, Yesus bisa membaca kemunafikan mereka. Maka mereka menjaga
jarak. Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, mereka tidak punya apa-apa
untuk disembunyikan, “Sang Guru sudah tahu bagaimana keadaan kami”, jadi mereka tidak punya apa-apa yang harus disembunyikan. Tetapi
orang-orang Yahudi harus menyembunyikan faktanya bahwa mereka hanya terlihat
suci namun di hati mereka tidak. Dan jika kita baca Matius 23, tentang
celaka-celaka para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yesus berkata,  “25
…. kamu bersihkan sebelah luar cawan dan pinggan, tetapi sebelah dalamnya penuh pemerasan dan pemanjaan
diri…” Yesus menyebut mereka “27 ….kuburan yang dicuci bersih”  karena mereka
mengklaim sangat saleh, sama seperti bangsa Israel di zaman Yunus, tetapi hati
mereka jauh dari Allah.   
So in chapter
1 Jonah personifies the attitude of Israel in Christ's day, besides the Israel
of his day. 
Jadi di pasal 1 Yunus
mempersonifikasi sikap bangsa Israel di zaman Kristus, di samping bangsa Israel
di zamannya sendiri.
Now let's go
to chapter 2 of Jonah. As I mentioned before all the expressions in Jonah 2
have a common denominator, they describe the perils of death and the abode of
the dead. Jesus did not literally go to the heart of the earth, did He? It's a
figurative expression, folks.
“the heart of the earth” is the furthest darkest loneliest most silent
place from God. But the Bible tells us that Jesus went
to the heart of the earth just like Jonah went to the heart of the seas. Jesus
did not literally go to the abyss, to the deep, to the pit, and He was not shut
in by literal prison bars. All these words are a metaphorical way of expressing
His agony in Gethsemane and His death on the cross. 
Sekarang ayo ke Yunus pasal
2. Seperti yang sudah saya singgung, semua ungkapan di Yunus 2 punya satu
kesamaan, mereka menggambarkan ancaman kematian dan tempat kematian. Yesus
tidak benar-benar pergi ke jantung/perut bumi, bukan? Itu adalah ungkapan
kiasan, Saudara-saudara. “jantung/perut bumi” adalah
tempat yang paling jauh, paling gelap, paling sepi, paling hening dari Allah.
Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus pergi ke jantung/perut bumi
sama seperti Yunus pergi ke jantung lautan. Yesus tidak benar-benar pergi ke
tempat yang gelap, ke kedalaman, ke lubang yang dalam, dan Dia tidak terkunci
di balik jeruji penjara. Semua kata tersebut adalah cara metafor untuk
mengungkapkan penderitaanNya di Getsemani dan kematianNya di salib. 
By the way
when were the sins of the world placed upon Jesus? Was it after He died on the
cross? We say “Jesus bore our sins to the cross”. No! Jesus bore our
sins to Gethsemane because it's there where He cried out to His Father. In a
moment we're going to take a look at the terminology In Jonah and see how it applies
to Christ. It is particularly important for “15 Let not the floodwater overflow Me...”
what would the waters represent in the
case of Christ? We know what waters represent in Scripture. We're dealing with
symbols, with metaphors here. What did the waters represent? They represent
multitudes and peoples. Did the multitudes surround Christ? Did they shout out
for the death of Christ, for the crucifixion of Christ? Yes! Those are the
flood waters. it's not that Jesus you know was thrown into a swimming pool ~
without intending to be irreverent ~ or Jesus was thrown into the Mediterranean
or into the Sea of Galilee. The floodwaters
in Psalm 69:15 represent the wicked. By the way you can read many
Psalms where David is complaining about the floodwaters: “the floodwaters
surrounded my head” ~ he's not talking about drowning in water. The waters
represent the multitudes that gathered around Christ.   “...15 Let not the floodwater overflow Me nor let the deep
swallow Me up; and let not the pit shut its mouth on Me.” Those are the feelings of Jesus when He says, “Father into Your hands
I command My Spirit. You told Me that if I was faithful You were going to
resurrect Me from the dead, You were going to call Me from the grave.” Just
like God called Jonah from the fish, Jesus cried out to the Lord like Jonah did
in the garden of Gethsemane and on the cross. 
You read
Psalm 22:1, He says,  “My God, My God why have You forsaken Me?”. On the cross He expressed the same words. 
In Hebrews
5:7 and 8 we have a description, let me just read that, we have a description
of the agony of Jesus Christ as He was going through His experience in the
Garden of Gethsemane. Once again Hebrews 5:7 and 8. We usually don't connect
this with Gethsemane, “7 who, in the days of His flesh, when He had offered up
prayers and supplications, with vehement cries and tears to Him who
was able to save Him from death, and was heard because of His godly fear,8 though He was a Son, yet He learned obedience by
the things which He suffered.”
Do we include
the passion of Jesus in Gethsemane and
His hanging on the cross while He was alive as part of the three days and three nights? Yes, we do. Jesus was in the heart of the earth beginning with
His passion while He was alive as Jonah raised his prayer to the Lord while he
was alive. 
Nah,
kapan dosa-dosa seluruh dunia ditempatkan pada Yesus? Apakah setelah Dia mati
di salib? Kita mengatakan, “Yesus memikul dosa-dosa kita ke salib.”
Tidak! Yesus memikul dosa-dosa kita ke Getsemani karena di sanalah Dia berseru
kepada BapaNya. Sebentar kita akan melihat terminologinya di Yunus dan kita
akan melihat bagaimana itu diaplikasikan kepada Kristus. Sangatlah penting,
misalnya, membaca Mazmur Mesianik pasal 69. Banyak ayat di pasal ini, atau di
Mazmur ini merujuk kepada Kristus Sang Messias. Ayat 3, 4, 8, 9, 17, 18, 21, 26
semua punya konotasi Messianik. Di Mazmur ini terutama di ayat 15 kita
mendapatkan sebuah deskripsi perasaan Yesus di Getsemani dan di salib. Simak
ayat 15, “15 Janganlah biarkan air-air yang
tinggi menimbun Aku…”  apa yang dilambangkan air-air di kasus Yesus ini? Kita
tahu air-air melambangkan apa di Kitab Suci. Di sini kita berurusan dengan
simbol, dengan metafora. Apa yang dilambangkan oleh air-air itu? Mereka
melambangkan orang banyak dan kaum-kaum. Apakah orang banyak mengepung Kristus?
Apakah mereka menyerukan kematian Kristus, supaya Kristus disalibkan? Ya!
Itulah air-air yang tinggi. Apakah orang banyak mengepung Kristus? Apakah
mereka meneriakkan kematian Kristus, agar Kristus disalibkan? Ya! Itulah air-air
tingginya. Jadi bukan maksudnya Yesus dilemparkan ke dalam kolam renang ~ tanpa
bermaksud tidak hormat ini ~ atau Yesus dilemparkan ke Lautan Mediteranian,
atau ke danau Galilea. Air-air tinggi di Mazmur 69:15
melambangkan orang-orang jahat. Nah, kalian bisa membaca banyak
Mazmur di mana Daud mengeluh tentang air-air tinggi; “air telah naik sampai ke leherKu” (Mazmur 69:1) ~ dia tidak bicara tentang
tenggelam dalam air. Air-air itu melambangkan orang banyak yang mengelilingi
Kristus. “…15 Janganlah
biarkan air-air yang tinggi menimbun Aku maupun
membiarkan kedalaman menelan aku, dan jangan membiarkan lubang yang dalam menutup mulutnya terhadapKu…” Inilah perasaan Yesus ketika Dia
berkata,  “…Ke dalam
tanganMu Kuserahkan RohKu. Engkau
berkata kepadaKu bahwa jika Aku setia, Engkau akan membangkitkan Aku dari orang
mati. Engkau akan memanggilKu dari kubur.” Sama seperti Allah memanggil
Yunus dari ikan, Yesus berseru di taman Getsemani dan di salib kepada Tuhan
sebagaimana yang dilakukan Yunus.
Kita baca Mazmur 22:1 Dia berkata, “AllahKu, AllahKu,
mengapa Engkau telah meninggalkan Aku?” Di atas salib Dia mengucapkan kata-kata yang
sama. 
Di Ibrani 5:7-8 ada sebuah deskripsi, izinkan
saya membaca itu, kita punya deskripsi penderitaan Yesus Kristus ketika Dia
sedang menjalani pengalamanNya di Taman Getsemani. Sekali lagi Ibrani 5:7-8.
Biasanya kita tidak mengaitkan ini dengan Getsemani. “7 yang semasa hidup-Nya sebagai manusia,
setelah Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekali pun Ia adalah Anak, namun
Ia telah belajar taat dari apa yang telah diderita-Nya.” 
Apakah penderitaan  Yesus di Getsemani dan
tergantungNya Dia di salib selagi Dia masih hidup termasuk bagian
dari tiga hari tiga malam? Ya. Yesus sedang berada di jantung
bumi, mulai dari penderitaanNya selagi Dia masih hidup, sama seperti ketika
Yunus memanjatkan doanya kepada Tuhan selagi dia masih hidup.
By the way
Jesus went to שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl],  the New Testament word is ᾅδης [hadēs]. You can read
it for example in Acts 2:25 to 27, there it says that Jesus went to שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], which means “the grave”,  the very word that is used in a different
language though for where Jonah went. 
Nah, Yesus pergi ke שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], di
Perjanjian Baru, kata itu ialah  ᾅδης [hadēs]. Kita bisa
membacanya misalnya di Kisah 2:25-27, di sana dikatakan bahwa Yesus pergi ke אוֹל[she'ôl], yang berarti “kubur”, kata yang sama walaupun dalam bahasa yang berbeda
dipakai untuk menyatakan ke mana Yunus pergi.
The word ἄβυσσος [abussos] “deep” also applies to what happened with Jesus. As I mentioned before,
Job 41:31 describes the deep as the place
where Leviathan rules. And you say, “Well, did that happen with
Jesus?” Yes, in Gethsemane He was tortured with the temptations of Satan.
He felt that the separation from His Father would be eternal. Notice what we
find in Luke 22:53, once again Luke 22:53, it says there,  “53 When I was with you...” this is when they come to arrest Jesus 
“...53 When I was with you daily in the temple, you did not try to seize
Me. But this is your hour...” and the hour of who else?  “...and the power of
darkness.” 
Kata ἄβυσσος [abussos] “kedalaman” juga diaplikasikan kepada apa yang terjadi pada Yesus.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, Ayub 41:31 menggambarkan kedalaman sebagai tempat di mana Lewiatan
berkuasa. Dan kalian berkata, “Nah, apakah itu terjadi pada Yesus?” Ya, di Getsemani Yesus disiksa
oleh pencobaan Setan. Dia merasa bahwa terpisahnya Dia dari BapaNya bisa
bersifat kekal. Simak apa yang kita temukan di Lukas 22:53, dikatakan di sana, “53 Ketika
Aku bersamamu…” ini adalah saat mereka datang untuk menangkap Yesus, “…53 Ketika
Aku bersamamu setiap hari di Bait Allah,
kamu tidak berusaha  menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu…”  dan saat siapa
lagi?   “…dan
kuasa kegelapan itu.”
The way the
word “deep” expresses very clearly the fact that Jesus entered the realm of Satan
by His death. Notice Hebrews 2:14 and 15. It says there, “14 Inasmuch then as the children
have partaken of flesh and blood, He Himself likewise shared in the
same, that through death He might destroy him who had the power
of death, that is, the devil...” did Jesus invade the devil's territory? Did He invade the realm of Leviathan?
He most certainly did. And what did He do it for? Verse 15, “...15 and release those
who through fear of death were all their lifetime subject to bondage...”  
Cara kata
“kedalaman” mengungkapkan dengan sangat jelas faktanya bahwa melalui
kematianNya, Yesus masuk ke daerah Setan. Simak Ibrani 2:14-15, dikatakan di
sana, “14
Oleh sebab itu sebagaimana anak-anak
itu telah mengambil bagian darah dan daging, maka Ia Sendiri juga mengambil
bagian dalam hal yang sama. Agar supaya
oleh kematian-Nya Ia bisa memusnahkan dia
yang berkuasa atas maut,  yaitu Iblis. …”  apakah Yesus
menginvasi teritori iblis? Apakah Yesus memasuki daerah Lewiatan? Tentu saja
iya. Dan Dia melakukannya untuk apa? Ayat 15,  “…15 dan membebaskan mereka yang karena takutnya kepada maut,  seumur hidupnya berada di bawah perhambaan.” 
Did Jesus
feel cast out of His Father's sight like Jonah? He most certainly did. You can
read Psalm 69:20 where the Messiah is crying out to His Father for deliverance,
if it be possible. You can read in Psalm 22:1 “My God, My God! Why have You forsaken Me?” 
Ellen White
explains that Jesus could not see the beyond the portals of the tomb. He feared
that the sins that He was bearing were so great that the separation from His
Father would be eternal. So He felt cast out of His Father's sight, but at the
same time He said, “Into Your hands I commend My Spirit. I don't feel like I'm ever going to see You again but I have faith
that You have promised that You're going to call Me from the tomb.” 
Apakah Yesus merasa
tercampak dari pemandangan BapaNya seperti Yunus? Tentu saja. Kalian bisa
membacanya di Mazmur 69:20 di mana Sang Messias berseru kepada BapaNya supaya
diselamatkan, sekiranya itu mungkin. 
Kalian bisa membacanya di
Mazmur 22:1, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau telah
meninggalkan Aku?”
Ellen White menjelaskan
bahwa Yesus tidak bisa melihat melampaui gerbang kubur. Dia takut dosa-dosa
yang dipikulNya begitu besarnya sehingga perpisahan dari BapaNya akan bersifat
kekal. Jadi Dia merasa tercampak dari pemandangan BapaNya, namun pada waktu
yang sama Dia berkata, “Ke dalam tanganMu Aku serahkan
RohKu. Aku merasa sepertinya Aku tidak akan melihatMu
lagi selamanya, tetapi Aku beriman Engkau telah berjanji bahwa Engkau akan
memanggil Aku dari dalam kubur.”
How about the
word “deep” that is used in Jonah chapter 2? Jonah 2:5 it's the word   תְּהוֹם[tehôm]. In the New
Testament it's the word ἄβυσσος [abussos] which is
translated “the abyss”. Did Jesus go to the abyss? Not literally, Jesus did not
go to the heart of the earth, folks, He was buried in a tomb above the ground. That
is a figurative expression, the furthest
place from God, the most silent place from God, the darkest place from God,
that's where Jesus went. Incidentally this word which is equivalent to the
Hebrew word   תְּהוֹם[tehôm], is the flood
that is used to describe this earth before creation week, the word “deep”. “the
waters” are symbolic of the demon-possessed mob who cried at the trial and
crucifixion of Christ. 
Bagaimana dengan kata
“kedalaman” yang dipakai di Yunus pasal 2? Yunus 2:5 itu kata   תְּהוֹם[tehôm].  Di Perjanjian Baru itu kata ἄβυσσος
[abussos]  yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris “abyss”.
Apakah Yesus pergi ke tempat yang gelap? Tidak secara literal, Yesus tidak
pergi ke jantung bumi, Saudara-saudara, Dia dikuburkan dalam sebuah kubur di
atas tanah. Ini adalah ungkapan kiasan, tempat yang
paling jauh dari Allah, tempat yang paling sunyi dari Allah, tempat yang paling
gelap dari Allah, ke sanalah Yesus pergi. Nah, kata ini yang
setara dengan kata Ibrani תְּהוֹם[tehôm], adalah air-air tinggi yang dipakai untuk menggambarkan bumi ini sebelum
minggu penciptaan, kata “kedalaman”. “Air-air” simbol dari orang banyak yang
kerasukan setan yang berteriak di pengadilan dan penyaliban Kristus.
By the way,
this same word is used to describe Satan's prison during the Millennium. ἄβυσσος [abussos] “the abyss” and also it is used to describe the demons that beg Jesus not
to send them to the abyss before the time. See, they knew about the Millennium.
“Don't send us there before the time”, that's Luke 8:31. And the word is
used in Romans 10:7. Let's read that verse. Very interesting, all of these
death words of Jonah are used for Jesus. Notice 10:7, “7 ... ‘Who will descend into the abyss?’  (that is, to bring
Christ up from the dead).”  
Nah, kata yang sama ini dipakai untuk menggambarkan penjara Setan selama
Millenium. ἄβυσσος
[abussos] tempat yang gelap, dan juga ini dipakai untuk
menggambarkan setan-setan yang memohon agar Yesus tidak mengirim mereka ke
tempat yang gelap sebelum waktunya. Lihat, mereka tahu tentang Millenium. “Jangan mengirim kami ke sana sebelum waktunya”,
itu di Lukas 8:31.  Dan kata itu dipakai
di Roma 10:7. Mari kita baca ayat itu. Sangat menarik, semua kata kematian
Yunus dipakai untuk Yesus. Simak Roma 10:7, “7
… ‘Siapakah akan turun ke tempat yang
dalam? [abusos]’ (yaitu, untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati).”
 
By the way
way, Jesus was also cast into prison, the prison of the tomb. 
You say, “Really?”
In Jonah 2:6
it says that Jonah was cast into prison, prison bars surrounded him, not
literally, figuratively. Well, the same thing is said about Christ. 
Notice Psalm
107:14-16, “14 He brought them out
of darkness and the shadow of death, and broke their chains in pieces...” it's talking about Israel. “...15 Oh,
that men would give thanks to the Lord for His
goodness, and for His wonderful works to the children of men! 16 For
He has broken the gates of bronze, and cut the bars of iron in two.”
By the way
did Jesus state that the gates of the grave
would not prevail against the church? Matthew 16:18. Why will the gates
of the grave not prevail against the church? Because
they did not prevail against Jesus. 
In Revelation
1:18 ~ this is a very comforting verse ~ Jesus says, “18 I am He who lives, and was dead,
and behold, I am alive
forevermore. Amen. And I have the keys
of Hades and of
Death.” Satan was the jailer and he locked the
keys inside, and Jesus says, “I'm going into the grave and I'm going to come
out with the keys, so I can let My people out.” 
Nah, Yesus juga dilemparkan
ke dalam penjara, penjara kubur.
Kalian berkata, “Masa?”
Di Yunus 2:6 dikatakan
Yunus dilemparkan ke dalam penjara, jeruji-jeruji penjara mengelilinginya;
bukan secara literal, tapi secara kiasan. Nah hal yang sama dikatakan tentang
Kristus.
Simak
Mazmur 107:14-16, “14 Ia
membawa mereka keluar dari kegelapan dan
bayang-bayang kematian, dan memutuskan belenggu-belenggu
mereka menjadi berkeping-keping…” ini bicara tentang Israel. “…15 Oh,
seandainya manusia mau bersyukur kepada TUHAN karena kebaikanNya, dan untuk perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib bagi anak-anak manusia. 16 Sebab Ia telah mematahkan gerbang-gerbang tembaga, dan memotong
jeruji-jeruji besi menjadi dua…”  
Nah, apakah Yesus berkata gerbang-gerbang kubur tidak akan menang atas
gereja? Matius 16:18. Mengapa gerbang-gerbang kubur tidak bisa mengalahkan
gereja? Karena mereka tidak bisa menang atas Kristus.
Di Wahyu 1:18 ~ ini ayat yang sangat menghibur ~ Yesus berkata, “…18 Akulah Dia yang hidup, yang telah mati, dan
lihatlah, Aku hidup selama-lamanya. Amin.
Dan Aku memegang kunci-kunci kubur dan maut…” Setan adalah sipir penjaranya dan dia mengunci anak kuncinya di dalam,
dan Yesus berkata, “Aku akan masuk ke kubur dan Aku akan keluar dengan membawa anak
kuncinya, supaya Aku bisa mengeluarkan umatKu.”
So let me ask
you, was Jesus shut in as it were a prison? Listen to this statement from Ellen
White,  “He who died for the sins
of the world...”  this is  Youth
Instructor May 2, 1901  “...He who died
for
the sins of the world was to
remain
in the tomb for  the allotted time. He was in that stony prison house as a prisoner of divine justice, and He was responsible to the Judge of the universe. He was bearing the sins of the world, and His Father only could release him.”
Was His tomb
a prison? Did it have bars? Symbolically speaking, Yes. The words ἄβυσσος [abussos] “pit” and  ᾅδης [hadēs] “grave” are used also of Jesus. Did Jesus feel separated from His Father
and yet He expressed hope of seeing His Father in His holy Temple again? Absolutely!
Jadi coba saya tanya,
apakah Yesus seolah-olah terkunci di dalam penjara? Dengarkan pernyataan Ellen
White ini, “…Dia yang mati bagi dosa-dosa dunia…” ini di Youth
Instructor 2 Mei 1901   “…Dia yang mati bagi dosa-dosa dunia  harus tinggal di dalam
kubur selama waktu yang telah ditentukan. Dia berada di dalam penjara batu itu
sebagai tawanan keadilan Ilahi, dan Dia bertanggung jawab kepada Hakim alam semesta. Dia sedang menanggung dosa-dosa dunia  dan hanya BapaNya yang
bisa melepaskanNya. Yesus berada di dalam kubur itu sebagai tawanan keadilan
Ilahi. Hanya BapaNya yang bisa memanggilNya keluar. …”  
Apakah kuburNya menjadi
penjara bagiNya? Apakah ada jeruji-jerujinya? Secara simbolis, iya. Kata  ἄβυσσος [abussos]  “lubang yang dalam” dan  ᾅδης [hadēs] “kubur” juga dipakai untuk Yesus. Apakah Yesus merasa
terpisah dari BapaNya namun Dia menyatakan harapan bisa melihat BapaNya lagi di
BaitNya yang suci? Tentu saja.
We're also
told that Jesus went to the heart of the earth. Notice Ephesians  4:9 all these words from the Old Testament
are applied to Christ, because He fulfills chapter 2 of Jonah. Notice
Ephesians 4:9, here the apostle Paul wrote, “But now after you have known God…”, did I say 4 verse 9? Yes, okay. Is that it? Well, evidently that's not
the verse. Anyway I'll give it to you during the break, how about that? Basically it says, that Jesus descended to the lower parts of the
earth, that's what that verse says and I believe that it was in  Ephesians 4:8. Somebody have that verse? Which
is it? Is it verse? Okay, verse  9, Ephesians
4:9 it says, “9 (Now this, ‘He ascended’...” that is Jesus ascended  “...what does it mean but that He
also first...”  what? “...descended into the lower parts of the earth?...” Now are all
these literal, that Jesus descended into the lower parts of the earth, prison
bars shut Him in, water surrounded him, He went to the deep, you know He went
to the prison? All of these are figured
expressions that are found in the
book of Jonah to describe the passion of Christ. 
Kita juga
diberitahu bahwa Yesus pergi ke jantung bumi. Simak Efesus 4:9, semua perkataan
dari Perjanjian Lama ini diaplikasikan kepada Kristus, karena Kristus
menggenapi Yunus pasal 2. Simak Efesus 4:9, di sini rasul Paulus
menulis ~  pada dasarnya dikatakan bahwa
Yesus turun ke bagian paling bawah dari bumi, itulah yang dikatakan ayat ini,
dan saya rasa itu ada di Efesus 4:8. Ada yang sudah mendapatkan ayat itu? Oke,
ayat 9, Efesus 4:9 mengatakan, “9 Nah ini ‘Ia
naik’…”  maksudnya Yesus naik, “…apa artinya selain bahwa Dia juga sebelum itu…”  apa? “…turun ke bagian-bagian bumi yang di bawah?…” Nah, apakah semuanya ini literal ~ 
bahwa Yesus turun ke bagian-bagian bawah bumi, jeruji-jeruji penjara
mengurungNya, air mengepungNya, Dia pergi ke kedalaman, Dia pergi ke penjara? Semua
ini adalah ungkapan-ungkapan kiasan yang terdapat di
kitab Yunus untuk menggambarkan kesengsaraan Kristus.
Incidentally
let's notice Matthew 12:40 now, “ 40 For as Jonah was three
days and three nights in the belly of the great fish...” by the way don't say it's a whale because Jonah says that God prepared
the fish, it was a supernatural fish.
God creates many things in the book of Jonah, one of those is the fish  “...40 For as Jonah was three
days and three nights in the belly of the great fish so...” see this is typology: “as--so”, “as--so”, it happened -- then it happens
in the future, 
“...so will the Son of Man be three days and three nights in the heart
of the earth.”
By the way on
Resurrection morning, did the Father call Jesus from the tomb? Yes, He did. You
know some people, they say, “Well, Jesus resurrected with the life that was
within Himself. gHe said, “I lay down
My life that I might take it up again… I have authority to lay it down and I
have authority to take it up again”, that's John
10:17 and 18. However, people don't read the last part of verse 18 where it
says, “…this command I received from My
Father.” 
Nah, mari
kita simak Matius 12:40 sekarang, “40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar…” nah, jangan mengatakan itu ikan paus karena Yunus berkata Allah yang
telah menyiapkan ikannya, itu ikan yang supranatural.
Allah menciptakan banyak hal di kitab Yunus, salah satunya ialah ikannya. “…40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar, maka…”  lihat, ini tipologinya: “sebagaimana--maka”, “sebagaimana--maka” itu
terjadi di masa lampau –- lalu terjadi di masa depan, “…maka demikian juga Anak Manusia akan tinggal tiga hari tiga malam di perut bumi.”
Nah, pada pagi hari kebangkitan apakah Bapa memanggil Yesus dari kubur?
Ya, betul. Kalian tahu ada orang yang mengatakan, “Nah,
Yesus bangkit dengan hidup yang ada dalam DiriNya sendiri. Dia berkata, “…17 Aku menyerahkan hidupKu agar Aku
bisa mengambilnya kembali. 18 ...  Aku punya autoritas
(wewenang) untuk menyerahkannya dan Aku punya autoritas untuk mengambilnya
kembali…”  ini Yohanes
10:17-18. Namun orang-orang tidak membaca bagian akhir ayat 18 di mana
dikatakan, “…Perintah (autoritas) ini telah Aku terima dari Bapa-Ku.”  
So Ellen
White describes in Resurrection morning that two angels descended from Heaven,
one removed the stone and sat on it, and the other stood before the tomb and
with a voice that made the earth shake, he said, “Oh, Thou Son of God, Thy
Father calls Thee!” And the tomb vomited Him, not literally, spiritually. And
Jesus came out and He said, “I am the
resurrection and the life.” 
Incidentally,
this is the way it happened. The Father
authorized Jesus to resurrect, but then Jesus came out of the tomb with the
life that was within Himself, but His Father gave Him the authority to
take up the life that was within Himself. By the way the Bible consistently
says that The Father resurrected Jesus, especially the book of Acts. Let me just
read two verses. Acts 2:24 and 32, by the way let me just mentioned that this same
thought is in Acts 3:15 and 26, Acts 4:10, Acts 5:30, Acts 10:40, Acts 13:30, 33,
34, 37, Acts 17:31. So don't think that we're just taking one little verse
here. It says in Acts 2:24 and 32, “24 whom God raised up,
having loosed the pains of death, because it was not possible that He
should be held by it....” and then
verse 32, “ 32 This
Jesus God has raised up, of which we are all witnesses...”  
So just as
God commanded the fish to release Jonah, the Father called the tomb to release Jesus.
Maka Ellen White
menggambarkan bahwa di pagi hari kebangkitan, dua malaikat turun dari Surga,
yang satu memindahkan batu penutup kubur lalu duduk di atasnya, yang lain
berdiri di depan kubur dan dengan suara yang menggetarkan bumi, dia berkata, “Oh,
Engkau Anak Allah, BapaMu memanggilMu!” Dan kubur lalu memuntahkan Dia
keluar, bukan secara literal, tapi secara spiritual. Dan Yesus keluar dan Dia
berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup…” (Yohanes 11:25).
Nah, persisnya demikianlah
cara terjadinya. Bapa memberi autorisasi kepada Yesus untuk
bangkit. Tetapi lalu Yesus keluar dari kubur dengan hidup yang ada dalam
DiriNya sendiri. Tapi Bapa-lah yang memberiNya autoritas untuk
mengambil kembali hidup yang ada dalam DiriNya sendiri. Nah, secara konsisten
Alkitab mengatakan bahwa Bapa yang membangkitkan Yesus, terutama di kitab
Kisah. Saya akan membacakan dua ayat. Kisah 2:24 dan 32. Ketahuilah konsep yang
sama ini ada di Kisah 3:15, 26, Kisah 4:10, Kisah 5:30, Kisah 10:40, Kisah
13:30, 33, 34, 37, Kisah 17:31. Jadi jangan berpikir bahwa kita hanya mengambil
satu ayat kecil saja di sini.
Dikatakan
di Kisah 2:24 dan 32, “24 yang dibangkitkan oleh
Allah dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia bisa dikekang oleh kuasa maut itu…”  lalu ayat 32, “…32 Yesus inilah yang telah dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya…”  
Maka sebagaimana Allah memerintahkan ikan itu untuk melepaskan Yunus,
Bapa menyuruh kubur untuk membangkitkan Yesus.
Now let's
continue here with chapter 3. The Gentiles and a small remnant of Jews saw the
sign of the death and resurrection of Christ, and when the apostles preached
the gospel of Christ's death, burial, and resurrection, how did the Gentiles
react? They accepted Jesus as Savior and Lord. Just like after Jonah died, was
buried, and resurrected from the fish, the Ninevite Gentiles believed. 
Notice Acts
11:18, “18 When they heard these things...” they heard Peter's report about the Gentiles now accepting the gospel  “...18 When
they heard these things they became silent; and they glorified God,
saying, ‘Then God has also granted to the Gentiles repentance to life.’...”
Sekarang mari kita lanjut
di sini dengan  pasal 3. Bangsa-bangsa
lain dan sekelompok kecil bangsa Yahudi umat sisa, melihat tanda kematian dan
kebangkitan Kristus, dan ketika para rasul mengkhotbahkan injil kematian,
penguburan, dan kebangkitan Kristus, bagaimana reaksi bangsa-bangsa lain?
Mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Sama seperti setelah Yunus
mati, terkubur, dan dibangkitkan dari seekor ikan, bangsa Niniwe yang non-Yahudi,
percaya.
Simak
Kisah 11:18, “18 Ketika
mereka mendengar hal-hal itu…” mereka mendengar laporan Petrus
tentang bangsa-bangsa lain menerima injil, “…18
Ketika mereka mendengar hal-hal itu, mereka terdiam, dan mereka  memuliakan Allah, mengatakan, ‘Kalau begitu Allah
juga telah mengaruniakan kepada
bangsa-bangsa lain pertobatan kepada hidup.”
And notice Acts
13:46 to 48, by the way these verses come directly from Isaiah. We read them before.
This is a group of Jew, Paul and Barnabas are witnessing to them, and they get
angry with Paul and Barnabas, because you know they don't like the preaching of
Jesus. These Jews they don't like the preaching about Jesus of Paul and Barnabas,
and so they rise against them. And notice then what Paul and Barnabas say. “46 Then Paul and Barnabas grew bold and said, ‘It was
necessary that the word of God should be spoken to you first...”  Jesus says, “I am not sent but to the sheep of the house of Israel first” “... but since you reject
it, and judge yourselves unworthy of everlasting life, behold, we turn to
the Gentiles. 47 For
so the Lord has commanded us...” and now comes
a quotation from Isaiah chapter 46 or 49,  “..47 For so the Lord has
commanded us. ‘I have set you as a light to
the Gentiles, that you should be for salvation
to the ends of the earth.’...” to the Gentiles.  “... 48 Now when the Gentiles heard this...” how did they react? When Jesus was preached to the Gentilles, the Jews
said, “We don't want it.” Because Paul and Barnabas had preached that
Jesus died, resurrected, and that He had forgiveness of sins in His power, the
Jews rejected Paul and Barnabas. But how did the Gentiles react? Oh, verse 48, 
“...48 Now
when the Gentiles heard this they were glad and glorified the Word of the
Lord. And as many as had been appointed to eternal life, believed.” 
Dan simak
Kisah 13:46-48. Nah, ayat-ayat ini berasal langsung dari Yesaya. Kita sudah
membacanya sebelumnya. Ini ada sekelompok orang Yahudi kepada siapa Paulus dan
Barnabas sedang bersaksi, dan mereka marah pada Paulus dan Barnabas karena
mereka tidak suka khotbah tentang Yesus. Orang-orang Yahudi ini mereka tidak
suka khotbah tentang Yesus yang disampaikan Paulus dan Barnabas, maka mereka
bangkit menentang kedua rasul ini. Dan simak apa yang dikatakan Paulus dan
Barnabas, “46 Lalu Paulus dan Barnabas menjadi berani dan berkata ‘Memang firman Allah perlu
diberitakan kepadamu lebih dahulu…”  Yesus berkata, “Aku tidak diutus selain
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 15:24),   “…tetapi karena kamu menolaknya dan
menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal, lihat, kami berpaling kepada bangsa-bangsa
lain. 47 Sebab beginilah
yang diperintahkan Tuhan kepada kami,…”  dan sekarang muncul kutipan dari Yesaya 49:6  “…47 Sebab beginilah
yang diperintahkan Tuhan kepada kami, ‘Aku
telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.’…” kepada bangsa-bangsa lain. “…48Ketika bangsa-bangsa lain mendengar itu …”  bagaimana reaksi mereka? Ketika Yesus dikhotbahkan kepada bangsa-bangsa
lain, bangsa Yahudi berkata, “Kami tidak mau menerimaNya.” Karena Paulus dan Barnabas telah mengkhotbahkan bahwa Yesus mati,
bangkit, dan Dia memiliki kuasa mengampuni dosa, bangsa Yahudi menolak Paulus
dan Barnabas. Tetapi bagaimanakah reaksi bangsa-bangsa lain? Oh, ayat 48, “…48Ketika bangsa-bangsa lain mendengar itu mereka gembira dan
memuliakan firman Tuhan.  Dan seberapa banyak yang ditentukan kepada hidup yang kekal, percaya.”  
Notice Acts
26:17 and 18, verses 22 and 23. Let me ask you, did the Gentiles receive Christ,
receive the message as Jonah when he went to the Ninevites, the Ninevites
received the message? Yes. Did the Jews of Jonah's day receive the message? No,
they were just like Jonah, they were mad that the gospel had gone to Nineveh. And
the Jews of Christ’s day they were mad that the gospel had gone to the Gentiles.
Are you seeing the parallel or not? Notice Acts 26:17 and 18, “17 I will deliver you from
the Jewish people...”
says Paul 
“...as well as from the
Gentiles, to whom I now send you...” 
God is speaking to Paul  “...18 to open their
eyes, in order to
turn them from
darkness to light, and from the
power of Satan to God, that they may receive forgiveness of sins
and an inheritance among those who are sanctified by faith in
Me.’...” Jesus is speaking to Paul,  “...22 Therefore, having obtained help
from God, to this day I stand, witnessing both to small and great, saying no
other things than those which the prophets and Moses said would
come— 23 that
the Christ would...” what? 
“...would suffer, that He would be the first to...” what? “...to rise from the dead, and would proclaim light to
the Jewish people and
to the Gentiles....” By the way, was there a remnant among the Jewish people that accepted
the message? Yes. But the nation did not. But the Gentiles embraced the message.
Simak Kisah 26:17-18,
22-23. Coba saya tanya, apakah bangsa-bangsa lain menerima Kristus, menerima
pekabaranNya seperti ketika Yunus pergi ke Niniwe, dan orang-orang Niniwe
menerima pekabarannya? Ya. Apakah bangsa Yahudi di zaman Yunus menerima
pekabaran itu? Tidak, mereka persis seperti Yunus, mereka marah injil itu telah
disampaikan kepada Niniwe. Dan bangsa Yahudi di zaman Kristus, mereka marah
karena injil telah disampaikan kepada bangsa-bangsa lain. Apakah kalian melihat
paralelnya atau tidak?
Simak
Kisah 26:17-18, “17
Aku akan menyelamatkan engkau dari
bangsa Yahudi, dan juga dari bangsa-bangsa lain, ke mana
sekarang Aku mengutusmu…”  Allah sedang bicara kepada Paulus, “…18 untuk membuka mata mereka, agar memutar mereka berbalik dari kegelapan
kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka boleh menerima pengampunan dosa dan hak waris dari antara mereka yang dikuduskan oleh iman dalam Aku.’…” Yesus sedang bicara kepada Paulus, “…22
Oleh sebab itu, setelah mendapatkan
pertolongan dari Allah, sampai hari ini  aku berdiri,
memberi kesaksian baik kepada yang kecil maupun
yang besar,  tidak
mengatakan yang lain kecuali apa yang dikatakan oleh para nabi dan juga oleh
Musa bahwa itu akan terjadi ~ 23
yaitu, bahwa Mesias akan…”  apa?  “…akan menderita, bahwa Ia akan menjadi yang pertama…”  apa?   “…bangkit dari orang mati, dan akan
memberitakan terang kepada bangsa Yahudi dan
kepada bangsa-bangsa lain.”  Nah, apakah ada umat sisa di antara bangsa Yahudi yang menerima
pekabaran itu? Ya. Tetapi secara bangsa tidak. Sedangkan bangsa-bangsa lain
menerima pekabaran itu.
So let me ask
you, did the Jews in Christ's day do the same thing that the Jewish nation had
done in the days of Jonah? They had the same attitude. How about the Ninevites?
Did they rejoice in Jonah's message? Yes. Who rejoiced in the message of the apostles
in the New Testament? The Gentiles. 
Jadi coba saya tanya,
apakah orang-orang Yahudi di zaman Kristus berbuat yang sama yang telah
diperbuat di zaman Yunus? Mereka memiliki sikap yang sama. Bagaimana dengan
orang-orang Niniwe? Apakah mereka bersukacita dengan pekabaran Yunus? Ya. Siapa
yang bersukacita dengan pekabaran para rasul di Perjanjian Baru? Bangsa-bangsa
lain.
Now let's go
to Matthew 12:39-42, let's see if everything that we've been discussing is correct.
Matthew 12:39-42, “39 But He answered and said to them...”
Jesus is speaking to the Jews, “...‘An evil and adulterous generation seeks after a sign...”
because the Jews love signs, “Give us
a sign! Give us a sign!”  “...‘An evil and adulterous generation
seeks after a sign and no sign will be given to it except the sign of the
prophet Jonah...” to whom is the sign of the prophet
Jonah given? To the Jews. And then it says in verse 40, “...40 For...” that means because, “...as Jonah was three days and
three nights in the belly of the great fish, so will the Son of Man be three
days and three nights in the heart of the earth...” what was the sign? The sign was the
death, burial, and resurrection, correct? Was that the sign in the days
of Jonah too? His supposed death, his burial, in the fish, and its miraculous
coming forth from the fish? Absolutely! This is typology. There has to be a
relationship between one and the other. And then notice this, “...41 The
men of Nineveh will rise up in the judgment with this generation
and condemn it...” What? Who was
going to condemn the generation of Jews of Christ’s day? The Ninevites, the
Gentiles. Why? “...because they repented at
the preaching of Jonah...” and the sign
that was given “...and indeed a greater than
Jonah is here...” the word “greater” indicates a typology. “...a greater than Jonah is here...” And then another example Jesus gives, “...42 The queen of the South...”
the Queen of Sheba  “...will rise up in the
judgment with this generation and condemn it, for she came from the ends of the
earth to hear the wisdom of Solomon; and indeed a greater than Solomon is here.” The Gentile Queen of Sheba came to listen to the wisdom of Solomon,
whereas the Jews rejected the wisdom of Solomon. 
Nah, mari
ke Matius 12:39-42, coba kita simak apakah semua yang kita bahas itu benar.
Matius 12:39-42, “39 Tetapi Dia menjawab dan
berkata kepada mereka,…”  Yesus sedang
berbicara kepada orang-orang Yahudi, “…‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini minta suatu tanda…”  karena orang
Yahudi suka tanda-tanda, “Beri kami satu tanda! Beri kami satu tanda!” “…‘Angkatan yang jahat dan
tidak setia ini minta suatu tanda dan tidak akan ada
tanda yang diberikan kepadanya selain tanda nabi Yunus…”  Kepada siapa
tanda nabi Yunus diberikan? Kepada bangsa Yahudi. Lalu dikatakan di ayat 40,   “…40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar, demikian juga Anak Manusia akan tinggal
tiga hari tiga malam di perut bumi…”  apa tandanya? Tandanya
ialah kematian, penguburan, dan kebangkitan, benar? Apakah itu
tandanya juga di zaman Yunus? Yang dianggap kematiannya, penguburannya di dalam
seekor ikan, dan kemunculannya yang ajaib dari ikan itu? Tentu saja! Ini
tipologi. Harus ada kaitan antara yang satu dengan yang lain. Lalu simak ini,  “…41 Orang-orang Niniwe akan
bangkit di penghakiman bersama angkatan ini,
dan akan menghukumnya…” Apa? Siapa yang akan menghukum
angkatan orang Yahudi di zaman Kristus? Orang-orang Niniwe,  bangsa-bangsa lain. Mengapa? “…sebab mereka bertobat dengan khotbah
Yunus;…”  dan tanda yang diberikan, “…dan lihat, yang lebih besar daripada Yunus ada di sini…”  kata “lebih
besar” mengindikasikan tipologi, “…yang lebih besar daripada Yunus ada di sini…” Kemudian Yesus memberikan contoh lain. “…42 Ratu dari Selatan…” Ratu dari Syeba “…akan bangkit di penghakiman bersama angkatan ini, dan akan menghukumnya, sebab ratu ini datang dari ujung
bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan lihat,  yang lebih besar
daripada Salomo ada di sini…” Ratu Syeba, bangsa lain, datang
untuk mendengarkan hikmat Salomo, sementara bangsa Yahudi menolak hikmat
Salomo.
 
Let's do a
comparison now between this passage in Matthew and the way that it appears in Luke.
Luke 11:29-32, “29 And while the crowds were thickly gathered together, He began to
say, ‘This is an evil generation. It seeks a sign, and no sign will
be given to it except the sign of Jonah the prophet...” and now notice “...30 For
as Jonah became a sign to the Ninevites...” who became a sign
to the Ninevites? Jonah. What aspect about Jonah became a sign to the Ninevites?
His death, burial, and resurrection. So once again,  “...30 For as Jonah became
a sign to the Ninevites, so also the Son of Man will be...” when? “...will be...” when? When Jesus
died, was buried, and resurrected. “...so also the Son of Man will
be to this generation. 31 The
queen of the South will rise up in the judgment with the men of this generation
and condemn them, for she came from the ends of the earth to hear the wisdom of
Solomon; and indeed a greater than Solomon is here. 32 The
men of Nineveh will rise up in the judgment with this generation and condemn
it, for they repented at the preaching of Jonah; and indeed a greater than
Jonah is here.”
Mari kita
bikin perbandingan sekarang antara bacaan ini di Matius dan apa yang ada di
Lukas. Lukas 11:29-32, “29 Dan sementara orang banyak berkerumun dengan padat, Dia mulai berkata, ‘Ini angkatan yang jahat.
Ia mencari suatu tanda, dan tidak akan diberikan tanda kepadanya
selain tanda nabi Yunus…” dan sekarang simak, “…30 Sebab sebagaimana
Yunus telah menjadi tanda untuk orang-orang
Niniwe,…” siapa yang menjadi tanda bagi
orang-orang Niniwe? Yunus. Aspek Yunus yang mana yang menjadi tanda bagi
orang-orang Niniwe? Kematiannya, penguburannya, dan kebangkitannya. Jadi sekali
lagi, “…30 Sebab sebagaimana Yunus telah menjadi
tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi…” kapan?  “…akan menjadi…”  kapan? Ketika
Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit. Jadi sekali lagi, “…30 Sebab sebagaimana
Yunus telah menjadi tanda untuk orang-orang
Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31
Ratu dari Selatan akan bangkit saat
penghakiman bersama orang-orang dari angkatan ini dan menghukum mereka, sebab
ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan
sesungguhnya yang lebih daripada Salomo ada di sini! 32 Orang-orang
Niniwe akan bangkit saat penghakiman bersama
angkatan ini dan menghukumnya, sebab orang-orang Niniwe itu bertobat saat khotbah Yunus, dan sesungguhnya yang lebih
besar daripada Yunus ada di sini!”  
Notice this
comment of Ellen White about the Queen of Sheba or the Queen of the South. “By
the time of the close of her visit, the queen had been so fully taught by
Solomon as to the source of his wisdom and prosperity, that she was constrained
not to extol the human agent, but to exclaim, ‘Blessed be the Lord, Thy God which delighted in thee,
to set thee on the throne of Israel. Because the Lord loved Israel forever,
therefore made He the king to do judgment and Justice.’ This is the impression that God designed…” now listen carefully, “This is the
impression that God designed should be made upon all peoples…” (Prophet and Kings 66-67) Not only the Jews. All peoples. The
Gentiles. But the Jews of Christ’s day, like Jonah they said, “If God favors
the Gentiles it's going to affect our position.” Read the book of Acts of
the Apostles. The Jews are constantly jealous of the Gentiles, because the
Gentiles are embracing the message of Christ’s death, burial, and resurrection.
But the Jews are rejecting. Is that exactly what happened with Jonah? Absolutely!
Simak
pernyataan ini dari Ellen White tentang Ratu Syeba atau Ratu dari Selatan.   “…Pada saat kunjungannya hampir usai, ratu
sudah mendapatkan begitu banyak pelajaran dari Salomo mengenai sumber dari
hikmat dan kemakmurannya, sehingga ratu itu sadar untuk tidak meninggikan agen
manusia, melainkan berseru, ‘Diberkatilah Tuhan, Allahmu, yang berkenan padamu,
untuk menempatkan engkau di takhta Israel. Karena Tuhan mengasihi Israel
selamanya, itulah mengapa Dia membuat rajanya untuk berbuat adil dan keadilan.’
Inilah kesan yang direncanakan Allah…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…Inilah kesan yang direncanakan
Allah supaya terbentuk pada segala bangsa.” (Prophet
and Kings   hal. 66-67). Bukan hanya pada orang
Yahudi. Semua bangsa. Bangsa-bangsa lain. Tetapi orang-orang Yahudi di zaman
Kristus, berkata seperti Yunus, “Jika Allah bermurah hati kepada bangsa-bangsa lain, itu akan
mempengaruhi posisi kami.” Bacalah buku Acts of the Apostles. Orang-orang Yahudi
selalu iri hati pada bangsa-bangsa lain, karena bangsa-bangsa lain menerima
pekabaran kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Tetapi bangsa Yahudi
menolaknya. Seperti itukah yang terjadi dengan Yunus? Betul sekali!
Jesus gave multiple signs to the religious leadership in Matthew 1-12 that He was the Messiah, He healed lepers, paralytics, and the blind. He even cast out demons, and yet the religious leader still demanded another sign that they might believe that He was the Messiah. Jesus told them that He would give them one final definitive sign, that of the prophet Jonah. Was it the preaching of Jonah that was the sign? Or was it his experience of death, burial, and resurrection? It was on death, burial, and resurrection. In the same way we find this happening with Jesus, yet the Jews rejected the sign of His death and resurrection, while the Gentiles embraced it and were saved by the thousands. They preached the death and resurrection of Jesus and thousands were converted. In fact they attempted to cover up His resurrection. Didn't the Jews try to cover up the resurrection, saying, “Ah, He didn't really resurrect”? They did not believe even when He resurrected Lazarus, but they wanted to kill Jesus and Lazarus.
Yesus memberikan banyak
tanda kepada para pemimpin rohani di Matius 1-12 bahwa Dialah Sang Messias, Dia
menyembuhkan orang-orang kusta, orang-orang lumpuh, orang-orang buta. Dia
bahkan membuang iblis. Namun para pemimpin rohani masih menuntut tanda yang lain
supaya mereka bisa percaya bahwa Dia adalah Sang Messias. Yesus memberitahu
mereka bahwa Dia akan memberi mereka satu tanda terakhir yang pasti, tanda nabi
Yunus. Apakah khotbah Yunus yang menjadi tandanya? Atau pengalaman Yunus dalam
kematian, penguburan, dan kebangkitan? Tentang kematian, penguburan dan
kebangkitan. Dengan cara yang sama kita temukan ini terjadi pada Yesus, namun
bangsa Yahudi menolak tanda kematian dan kebangkitanNya, sementara
bangsa-bangsa lain menerimanya dan beribu-ribu yang diselamatkan. Para rasul
mengkhotbahkan kematian dan kebangkitan Yesus dan beribu-ribu ditobatkan. Tetapi
bangsa Yahudi bahkan berusaha menyembunyikan fakta tentang kebangkitanNya.
Bukankah bangsa Yahudi mencoba menutupi kebangkitanNya dengan mengatakan, “Ah, Dia
tidak benar-benar bangkit”? Mereka tidak percaya bahkan ketika Dia
membangkitkan Lazarus, mereka mau membunuh Yesus dan Lazarus.
Are you
seeing the parallel? 
v    Why did Jesus mention the Queen
of Sheba? 
Because she was a searching Gentile, she
accepted the wisdom of Solomon; and the Jews did not accept the wisdom of Jesus
who was greater than Solomon. 
v    The key word here is “became a
sign”.
The sign was that he was swallowed by a
fish, died, and resurrected the third day. There must be a parallel with Jesus because
we are dealing with typology: “as--so” is the typology formula. If Jesus in His
death, burial, and resurrection became a sign, it must also apply to Jonah in
the type. 
v    Jesus felt forsaken by His Father,
yet He had faith that He would see His Father's Temple. And the same was true
with Jonah. 
v    The Father commanded the tomb to
release Jesus, as the tomb of the fish released Jonah at God's command. 
v    Jonah was filled with jealousy
because God favored the Gentiles. 
The Jews were filled with jealousy
because the apostles preached to the Gentiles and the Gentiles embraced the
message joyfully. 
v    The Pharisees strained the gnat
and swallowed the camel, just like Jonah had more regard for a plant than tens
of thousands of people. 
v    The Jews were faithful in the
little things, but failed in the large things. 
They cared more for a sheep than for a
man that was healed on the Sabbath. 
Are you
seeing the parallel? 
Apakah kalian melihat paralelnya? 
v 
  Mengapa Yesus
menyinggung tentang Ratu Syeba? 
Karena dia adalah seorang non-Yahudi yang mencari
kebenaran, dia menerima hikmat Solomo; dan bangsa Yahudi tidak menerima hikmat
Yesus yang lebih besar daripada Salomo. 
v 
  Kata
kuncinya di sini ialah “menjadi tanda”.  
Tandanya ialah bahwa dia telah ditelan seekor ikan,
mati, dan dibangkitkan pada hari ketiga. Harus ada paralelnya dengan Yesus
karena kita sedang berurusan dengan tipologi: “sebagaimana--demikianlah” ialah formula tipologinya.
Jika Yesus dalam kematianNya, penguburan, dan kebangkitanNya menjadi sebuah
tanda, itu harus berlaku juga kepada Yunus dalam tipenya. 
v 
  Yesus
merasa ditinggalkan oleh BapaNya, namun Dia meyakini bahwa Dia akan memandang
Bait BapaNya lagi. Dan hal yang sama juga terjadi pada Yunus. 
v    Bapa memerintahkan kubur untuk melepaskan
Yesus, sebagaimana kubur ikan itu melepaskan Yunus atas perintah Allah. 
v    Yunus dipenuhi iri hati karena Allah bermurah
hati pada bangsa-bangsa lain.
Orang-orang Yahudi dipenuhi iri hati karena para rasul
berkhotbah kepada bangsa-bangsa lain, dan bangsa-bangsa lain menerima pekabaran
itu dengan sukacita. 
v    Orang-orang Farisi menyaring ngengat dan
menelan unta, sama seperti Yunus yang lebih perhatian pada sebuah tanaman
daripada puluhan ribu manusia. 
v    Bangsa Yahudi setia dalam hal-hal kecil,
tetapi gagal dalam hal-hal besar.
Mereka lebih perduli pada seekor domba daripada seorang
manusia yang disembuhkan pada hari Sabat. 
Apakah kalian melihat
paralelnya? 
Now what
about us? Let’s talk about us. Is it just possible that we have the same
attitude as the Jews? This church is called The Church of Laodicea. Don't be
proud of it; it's sad that we are Laodicea. You know, you read Revelation
chapter 3, and it says there that Laodicea feels rich and increased with goods
and in need of nothing. And Jesus is outside the heart because He's not going
to be let in. We always suffer the danger, folks, of considering, well this is
the remnant church, God has chosen us above all peoples, we have the message,
we have present truth, nobody has what we have, and we neglect like Jonah to
share the message with others. 
Nah, bagaimana dengan kita?
Mari bicara tentang kita. Apakah mungkin kita memiliki sikap yang sama seperti
bangsa Yahudi? Gereja ini disebut Gereja Laodekia. Jangan bangga tentang itu;
itu menyedihkan bahwa kita ini Laodekia. Kalian tahu, kita membaca Wahyu pasal
3, dan dikatakan di sana bahwa Laodekia merasa kaya dan berlimpah harta, dan
tidak kekurangan apa-apa. Dan Yesus ada di luar hati karena Dia tidak diizinkan
masuk. Kita selalu berada dalam bahaya, Saudara-saudara, karena menganggap nah,
ini adalah gereja yang sisa, Allah telah memilih kita di atas segala bangsa,
kita punya pekabarannya, kita punya kebenaran masa kini, tidak ada orang lain
yang punya apa yang kita punya, dan seperti Yunus kita lalai membagikan
pekabaran itu dengan yang lain.
Let me read a
couple of statements as we near the end of our study on God's purpose for our church.
You know, some people don't like me to read statements where Ellen White says
that, you know, if the church does not fulfill its mission, and the reason for
its existence, God does not elect the church without conditions. Even the
Adventist Church has to fulfill the conditions. And why did God called the 7th Day Adventist Church?
He called the 7th Day Adventist Church to share present truth. Is it possible that we just shut
ourselves in, and say we got the message, and we're not really proclaiming it,
and letting people know about the wonderful truth that God has given us? 
Saya akan membacakan dua
pernyataan saat kita mendekati akhir dari pelajaran kita, tentang tujuan Allah
bagi gereja kita. Kalian tahu, ada orang yang tidak suka saya membacakan
pernyataan-pernyataan di mana Ellen White mengatakan bahwa jika gereja tidak
memenuhi misinya dan alasannya untuk eksis, Allah tidak memilih gereja ini
tanpa syarat. Bahkan gereja Advent harus memenuhi persyaratannya. Dan mengapa Allah
memanggil gereja MAHK? Dia memanggil MAHK untuk
membagikan kebenaran masa kini. Apakah mungkin kita hanya
menutup diri kita dan mengatakan kita punya pekabarannya, tapi kita tidak benar-benar
menyebarkannya dan membuat orang tahu tentang kebenaran yang luar biasa yang
telah Allah berikan kita?
Listen to this statement, Volume 8 of
the Testimonies page 247 this is a soulbrain statement 
“In the balances  of the sanctuary 
the Seventh-Day  Adventist
church is to be weighed...” what?  “...In the balances
 of the sanctuary  the Seventh-Day
 Adventist
church is to be weighed. She will be judged by the privileges and advantages  that
she has had...”  have we had greater advantages and
privileges than any church in the world? We have an  enviable health message, we have an
organizational structure that is admired by the world, we have an incredible
system of doctrines, every doctrine united with the other in a chain. So she
says,  “...She will be judged by the privileges and advantages  that
she has had. If her spiritual
experience  does not correspond to the advantages  that Christ, at infinite cost, has bestowed on her, if the blessings conferred have not qualified her to
do the work entrusted to her, on her will be pronounced
the sentence: ‘Found wanting’. By the light bestowed, the opportunities  given,
will she be judged.” It's our church. 
Dengarkan
pernyataan ini, Testimonies Vol. 8 hal. 247, ini pernyataan yang mendalam.  “…Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan
ditimbang di neraca Bait Suci…”  apa?   “…Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan
ditimbang di neraca Bait Suci. Dia akan dihakimi menurut hak-hak istimewa dan kelebihan-kelebihan
yang dia miliki…”  apakah kita punya
kelebihan-kelebihan dan hak-hak istimewa yang lebih besar daripada gereja mana
pun di dunia? Kita memiliki pekabaran kesehatan yang patut dicemburui, kita
punya struktur organisasi yang dikagumi dunia, kita punya sistem doktrin yang
luar biasa, setiap doktrin menyatu dengan yang lain dalam sebuah rantai. Jadi
kata Ellen White, “…Dia akan dihakimi menurut hak-hak
istimewa dan kelebihan-kelebihan yang dia miliki. Jika pengalaman rohaninya
tidak sesuai dengan kelebihan-kelebihan tersebut yang telah dikaruniakan
Kristus kepadanya dengan harga yang mahal, jika berkat-berkat yang diberikan
tidak membuat dia memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya, maka ke atasnya akan diumumkan keputusan: ‘Didapati kurang’.
Berdasarkan  terang yang telah
dikaruniakan, kesempatan-kesempatan yang diberikan, dia akan dihakimi.” Ini gereja kita.
In another statement Ellen White wrote in the same book, 8 Testimonies 250 and 251, “Unless the church,
which is now being leavened with her own backsliding, shall repent and be converted,
she will eat of the fruit of her own doing, until she shall abhor herself...”  strong words. I'm glad that the prophet
gave these words and not me. “...When she resists the evil and chooses
the good, when she seeks God with all humility
and reaches her high calling in Christ, standing
on the platform of eternal truth and by faith laying hold upon the attainments prepared for her, she will be healed. She will appear in
her God-given simplicity and purity, separate from earthly entanglements, showing that the
truth has made her free indeed.  Then her
members will indeed be the chosen of God, His representatives.”
Strong statement. 
Di
pernyataan yang lain, Ellen White menulis di buku yang sama, Testimonies
Vol. 8 hal. 250-251, “…Kecuali
jika gereja yang sekarang yang sedang diragi oleh kemundurannya sendiri, mau
bertobat dan berbalik, dia akan makan buah hasil perbuatannya sendiri, hingga
dia akan jijik pada dirinya sendiri…”  kata-kata yang keras.
Untung nabi yang memberikan kata-kata ini bukan saya.  “…Bila gereja menolak yang jahat dan memilih
yang baik, bila dia mencari Allah dengan segala kerendahan hati dan mencapai
panggilannya yang luhur dalam Kristus, berdiri di atas dasar kebenaran kekal
dan dengan iman meraih pencapaian-pencapaian yang disediakan baginya, maka dia
akan disembuhkan. Dia akan tampil dalam kemurnian dan kesederhanaan yang
diberikan Allah kepadanya, terpisah dari keterikatan duniawi, membuktikan bahwa
kebenaran memang telah memerdekakannya, maka anggota-anggotanya sungguh-sungguh
akan menjadi yang dipilih Allah, wakil-wakilNya.”  Pernyataan yang keras.
I want to
read one final one here, “In a special sense
Seventh-Day Adventists have been set
in
the world as watchmen and
light bearers...”  Listen,
that's a defensive occupation, and an offensive one. A watchman defends and a lightbearer shares the message. You
have to defend the message, and you have to also announce the message. She
continues, “...To them...”
to 7th Day Adventist
“...has been entrusted the last warning for a
perishing world. On them is shining wonderful light
from the word of God. They...”
she's talking about Seventh Day
Adventists “...They have been given a work of the most solemn importance--the proclamation of the first, second, and third angels' messages. There is no other work of so great importance.
They are to allow nothing else to
absorb their attention.” (Testimonies for
the Church, vol. 9, p. 19)
Now what part
of “nothing else”  don't you understand? The
most solemn truths ever entrusted to mortals have been given us to proclaim to
the world. Given to us why? Just to hoard them, to say we're the chosen people?
No, No, No! The most solemn truths ever entrusted to mortals have been given us
to proclaim to the world. The proclamation of these truths is to be our work. The
world is to be warned, and God's people are to be true to the trust committed
to them. There are many truths in the Word of God, but what the church needs now is 
present truth, and present truth is the Three Angels’ Messages. Sadly it's not heard much anymore. 
Saya mau membacakan satu
lagi yang terakhir di sini, “…Dalam arti
yang khusus, MAHK ditempatkan di dunia sebagai penjaga dan pembawa terang. …”  Dengarkan, itu pekerjaan yang defensif dan ofensif. Penjaga
itu mempertahankan, dan pembawa terang membagikan pekabarannya.
Kita harus mempertahankan pekabarannya, dan kita juga harus mengumumkan
pekabaran itu. Ellen White melanjutkan, “…Kepada mereka…”  kepada MAHK,  “…telah
dipercayakan peringatan terakhir kepada sebuah dunia yang sedang binasa. Kepada
mereka diberikan cahaya terang yang luar biasa dari Firman Allah. Mereka…”  Ellen White bicara tentang MAHK ,  “…Mereka telah diberikan tugas yang paling serius ~ menyampaikan
Pekabaran Malaikat Pertama, Kedua dan Ketiga. Tidak ada pekerjaan lain yang
sedemikian pentingnya. Mereka tidak boleh mengizinkan hal lain apa pun menyerap
perhatian mereka….” (Testimonies for the Church,
vol. 9, hal. 19) 
Nah, bagian mana dari  “hal
lain apa pun” yang tidak kalian pahami? Kebenaran yang paling
serius yang pernah dipercayakan kepada manusia telah diberikan kepada kita
untuk diumumkan ke dunia. Mengapa diberikan kita? Hanya untuk disimpan? Agar
kita bisa berkata bahwa kita adalah umat pilihan? Tidak, tidak, tidak!
Kebenaran yang paling serius yang pernah dipercayakan manusia telah diberikan
kepada kita supaya kita umumkan ke dunia. Penyampaian kebenaran-kebenaran ini
harus menjadi pekerjaan kita. Dunia ini harus diperingatkan, dan umat Allah
harus setia kepada kepercayaan yang telah diserahkan mereka. Ada banyak
kebenaran dalam Firman Allah, tetapi apa yang dibutuhkan gereja sekarang
ialah kebenaran masa kini, dan kebenaran masa kini adalah Pekabaran
Tiga Malaikat. Menyedihkan, itu sudah tidak banyak terdengar
lagi. 
  
You know we delight
in the fact that we, you know, we're the chosen church, the remnant church. Praise
the Lord for that. I'm not saying that we're not, but Israel considered
themselves the chosen nation as well, and what
applied to Israel applies to us as well. God does not choose any church
irrevocably and unconditionally. Do you believe that? God chooses a church to
fulfill a mission. I praise the Lord for the structure of the 7th
DAy Adventist Church. The organization of the church is admirable, but the
organization is not an end in itself. It has a functional purpose. And that
purpose is to plant believers in every nation of the world. There's no other church
in the world like the Adventist Church that has organization everywhere in the
world. The purpose is to plant believers 
everywhere in the world, so that when crunch time comes God will have
spokespersons everywhere, and it's not merely truth that we have to proclaim,
we have to proclaim present truth, the Three Angels’ Messages, our prophetic
message. The Seventh Day Adventist Church
originated with prophecy, and it will end with prophecy. And I'll say,
I truly love and appreciate the fact that God has given the gift of prophecy to
the Adventist Church, because Ellen White provides an incredible amplification
of what we find in the prophecies of Scripture. It's amazing.
Kita senang dengan fakta
bahwa kita adalah gereja yang dipilih, gereja yang sisa. Puji Tuhan untuk itu.
Saya tidak mengatakan bahwa kita bukan gereja sisa yang dipilih, tetapi Israel
juga menganggap diri mereka bangsa pilihan, dan apa yang berlaku
pada Israel, berlaku juga pada kita. Allah tidak memilih gereja
mana pun tanpa itu bisa diubah dan tanpa syarat. Apakah kalian percaya itu?
Allah memilih satu gereja untuk memenuhi satu misi. Saya memuji Tuhan bagi
struktur gereja MAHK. Organisasi gereja ini sangat mengagumkan, tetapi
organisasinya bukanlah tujuan akhirnya. Dia memiliki tujuan yang fungsional.
Dan tujuan itu ialah untuk menempatkan orang-orang percaya di setiap bangsa di
dunia. Tidak ada gereja lain di dunia seperti gereja MAHK yang memiliki organisasi
di mana-mana di dunia. Tujuannya ialah untuk menempatkan orang-orang percaya di
mana-mana di dunia, supaya bila saat yang kritis datang, Allah sudah akan
memiliki juru-juru bicara di mana-mana, dan kita bukan hanya mengumumkan
kebenaran, kita harus mengumumkan kebenaran masa kini, Pekabaran Tiga Malaikat,
pekabaran nubuatan kita. Gereja MAHK dimulai dengan
nubuatan, dan dia akan berakhir dengan nubuatan. Dan saya
katakan, saya benar-benar mengasihi dan menghargai faktanya bahwa Allah telah
memberikan karunia nubuat kepada gereja Advent, karena Ellen White menyediakan
perluasan yang luar biasa atas nubuatan-nubuatan yang kita temukan di Kitab
Suci. Itu mengagumkan.
There's two
kinds of people that criticize Ellen White. 
1.   
 First,
those who don't ever read her. 
You find on the internet these sites,
you know, of a non-Adventist that are critical of Ellen White, they've never
read anything she wrote, but they know that this is a cult because we have a prophet.
2.   
 And
secondly you have people who read her writings with the intention of criticizing.
If you have that attitude, you'll never
be blessed by the Spirit of Prophecy.
God has given
this remnant church incredible blessings. It is the church that keeps the
Commandments of God and has the testimony of Jesus Christ, the two identifying
characteristics of God's end time church. But we
must live up to the calling that God has given us. We must proclaim the message
for this time. Do you think the world needs our message at this point? Are
you in tune with what's happening in the world, folks? If the world ever needed
our message, our distinctive message, it is now. May the Lord bless us and help
us to fulfill the mission that He has given us, to reach out to the world, not
merely with truth but with present truth. 
Ada dua tipe manusia yang mengkritik Ellen White. 
1.     Mereka yang
tidak pernah membaca tulisannya. 
Kita temukan
situs-situs ini di internet, milik orang-orang non-Advent yang mengkritisi
Ellen White, mereka tidak pernah membaca apa pun yang ditulis Ellen White,
tetapi menurut mereka, mereka tahu bahwa ini adalah kult, karena kita punya
seorang nabi.
2.     Dan ada
orang-orang yang membaca tulisan Ellen White dengan tujuan mencari kesalahan. 
Jika sikap kita
demikian, kita tidak akan diberkati dengan adanya Roh Nubuat.
Allah telah memberikan gereja sisa ini berkat-berkat yang luar biasa.
Inilah gereja yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksiasn
Yesus Kristus, dua ciri pengenal gereja Allah akhir zaman. Tapi kita
harus mencapai standar panggilan yang diberikan Allah kepada kita.  Kita harus mengumumkan pekabaran untuk masa
kini. Menurut kalian apakah dunia membutuhkan pekabaran kita di
saat ini? Apakah kalian selaras dengan apa yang terjadi di dunia ini,
Saudara-saudara? Jika dunia pernah membutuhkan pekabaran kita, pekabaran kita
yang khas, sekarang inilah saatnya. Semoga Tuhan memberkati kita dan membantu
kita menggenapi misi yang telah diberikanNya kepada kita, untuk menjangkau
dunia, bukan saja dengan kebenaran melainkan dengan kebenaran masa kini.
23 09 25


 
No comments:
Post a Comment