Saturday, October 4, 2025

EPISODE 23/25 ~ THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT - 1 ~ STEPHEN BOHR

 

THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1

Part 23/25 - Stephen Bohr

THE TYPOLOGY IN JONAH PART 1

https://www.youtube.com/watch?v=-mSPrY05Yic&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=23

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

I had a very good meeting in ASI today, we had a full house there in Crowley, it's not exactly in Keen, it's in Crowley, in the gymnasium, the people were very attentive and it was a blessing being there. So I rushed there this morning and then I rushed back, and fortunately I was even able to get some lunch here. That's why we had kind of  a delay, not because I was eating lunch, because many of you were still eating lunch as well, so I figured that I might I as well just jump on the bandwagon. So anyway let's go through these rules that govern the use of typology.

 

Saya menghadiri pertemuan yang menyenangkan di ASI hari ini, yang datang penuh, di Crowley, bukan persis di Keen, tapi di Crowley, di gimnasiumnya, pesertanya sangat perhatian, dan adalah suatu berkat ada di sana. Maka saya bergegas ke sana pagi ini, kemudian saya bergegas kembali, dan untungnya saya bahkan masih kebagian makan siang di sini. Itulah mengapa kita agak terlambat, bukan karena saya makan siang, tetapi karena banyak dari kalian masih makan siang jadi saya pikir sebaiknya saya ikutan sekali. Nah, mari kita membahas peraturan-peraturan yang dipakai untuk tipologi.

 

 

You understand what I mean by typology. Let me give you just this very simple illustration. The lamb is the type, and Christ is the anti-type. Okay? The word “anti-type” means that which takes the place of the type. So the type is the Old Testament illustration, and the antitype that which takes the place of the type, is the fulfillment. So that will give you an illustration of what type and antitype are.

 

Kalian paham apa yang saya maksudkan dengan tipologi. Saya akan memberikan ilustrasi yang sangat sederhana ini. Domba itu tipenya, dan Kristus itu antitipenya, oke? Kata “antitipe” berarti yang mengambil tempat tipenya. Jadi tipenya adalah ilustrasi Perjanjian Lama, dan antitipenya yang mengambil tempat tipenya, itu penggenapannya. Jadi ini memberi kalian ilustrasi apa itu tipe dan antitipe.

 

 

Now let's go through these eight rules that we need to use, to govern our interpretation of typology.

1.    First of all a type is always thoroughly rooted in history.

If the type did not occur in history, how is it possible to build a typology based on it? So in other words the story of Jonah has to have happened historically in order to have a future fulfillment, right? Because the future fulfillment without the occurrence in history would make absolutely no sense, because it would be imaginary.

2.    the second principle is that types are always prophetic, they always point forward to a greater fulfillment in the future.

In other words the type is like a model in miniature; the anti-type is much broader in its fulfillment.

3.    antitypes are definitely designed as an integral part of Redemptive history, they are not afterthoughts invented by a later author.

In other words, a later author doesn't come along and he says, “Okay, I'm going to build a type-antitype relationship between what happened here in the future and I'm going to invent some story in the past.”  It doesn't work that way.

4.    types are always centered in Christ.

5.    types are edificatory. In other words, they have meaning for God's people in the Old Testament, as well as in the New Testament. So they're edificatory, in other words, they edify.

6.    the anti-type is always greater and more perfect than the type.

Without intending to be irreverent, the lamb represents Jesus, but Jesus is not a four-legged animal covered with wool. We must not force every single detail of the type upon the antitype.

7.    carefully consider the pattern and sequence of events in the type, that is in what occurred once before, and determine if the antitype contains the same pattern or sequence of events.

8.    and finally we must guard against making wild connections between the type and the antitype.

You know there was a church Father by the name of Origen and  in his interpretations he was very original, he lived up to his name, he wildly made connections between Old Testament stories and New Testament fulfillments that the authors never intended. So we need to make sure that we're not involved in allegory, you know, just making imaginary connections between the type and the antitype.

So those are the principles that are going to guide us in our study in this session and in the next session as well.

 

Sekarang mari kita lihat ke delapan peraturan ini  yang perlu kita pakai untuk memandu interpretasi kita mengenai tipologi.

1.    Pertama, tipe selalu berakar di sejarah.

Andaikan tipenya tidak terjadi dalam sejarah, mana mungkin membangun sebuah tipologi berdasarkan itu? Maka dengan kata lain, kisah Yunus haruslah pernah terjadi dalam sejarah supaya bisa punya penggenapan di masa depannya, benar? Karena penggenapan di masa depan tanpa peristiwa itu pernah terjadi dalam sejarah, membuatnya sama sekali tidak masuk akal, karena itu berarti hanya karangan.

2.    Prinsip kedua ialah, tipe selalu bersifat nubuat, mereka selalu menunjuk ke depan ke penggenapan yang lebih besar di masa depan.

Dengan kata lain, tipe itu ibarat sebuah model ukuran kecil dan antitipenya itu penggenapan yang lebih luas.

3.    Antitipe pasti dibuat sebagai bagian integral dari sejarah Penebusan  mereka bukan pemikiran tambahan yang diciptakan oleh pengarang yang muncul belakangan.

Dengan kata lain, tidak ada pengarang yang muncul belakangan yang berkata, “Oke, saya akan membuat hubungan tipe-antitipe antara apa yang terjadi di sini di masa depan, dan saya akan mengarang suatu cerita di  masa lampau.” Cara kerjanya bukan begitu.

4.    Tipe selalu berpusat pada Kristus.

5.    Tipe bersifat membangun (menguatkan),  

Dengan kata lain, mereka punya makna bagi umat Allah di Perjanjian Lama sebagaimana di Perjanjian Baru. Jadi mereka bersifat membangun, dengan kata lain mereka menguatkan.

6.    Antitipe selalu lebih besar dan lebih sempurna daripada tipenya.

Tanpa bermaksud tidak hormat, domba itu melambangkan Yesus, tetapi Yesus bukanlah hewan berkaki empat yang berbulu. Kita tidak boleh memaksakan setiap detail yang ada pada tipenya harus ada di antitipenya.

7.    Dengan teliti pertimbangkan pola dan urutan peristiwanya pada tipenya, yaitu pada apa yang sudah pernah terjadi, dan tentukan apakah antitipenya mengandung pola dan urutan peristiwa yang sama.

8.    Dan  akhirnya kita harus menghindar dari membuat koneksi yang semberono antara tipe dan antitipe.

Kalian tahu, ada seorang “bapak gereja”(pemimpin rohani yang dihormati) bernama Origen, dan dalam interpretasinya dia sangat orisinal, sesuai dengan namanya, dia membuat koneksi yang semberono  antara kisah-kisah di Perjanjian Lama dan penggenapannya di Perjanjian Baru yang tidak pernah dimaksudkan oleh para penulisnya. Jadi kita harus memastikan kita tidak terlibat dalam cerita-cerita khayalan, dengan semata-mata membuat kaitan khayalan antara tipe dan antitipe.

Jadi inilah prinsip-prinsip yang akan membimbing kita dalam pelajaran kita di sesi ini dan di sesi berikutnya juga.

 

 

The book of Jonah is an unusual book in the Old Testament because it does not seem to have a message for Israel, rather it seems to be the story of a rebellious prophet who was sent with a message to the Gentiles, not to the Jews. However, although the book does not seem to address the people of Israel like the other prophets, a careful scrutiny of the book indicates that it most certainly does have a message for Israel. The key to understanding this book is that Jonah personifies the condition of Israel in his day. In other words, Jonah in himself has the same attitude as Israel in his day. The name “Jonah” means “dove” and the Old Testament describes Israel as God's dove. So his name is Dove, and his experience is an illustration of ~ on a broader scale ~ what occurred with Israel.

 

Kitab Yunus adalah kitab yang tidak biasa di Perjanjian Lama karena sepertinya dia tidak punya pesan bagi bangsa Israel, melainkan seolah-olah ini adalah kisah seorang nabi yang memberontak, yang dikirim untuk menyampaikan pesan kepada bangsa yang bukan Yahudi, bukan ke bangsa Yahudi. Namun, walaupun kitab ini sepertinya tidak ditujukan kepada bangsa Israel seperti nabi-nabi yang lain, pengamatan yang lebih teliti dari kitab ini mengindikasikan bahwa dia toh punya pesan bagi bangsa Israel. Kunci untuk memahami kitab ini ialah bahwa Yunus itu adalah personifikasi dari kondisi bangsa Israel di zamannya. Dengan kata lain, Yunus sendiri memiliki sikap bangsa Israel di zamannya. Nama “Yunus” berarti “merpati” dan Perjanjian Lama menggambarkan Israel sebagai merpati Allah. Jadi namanya Merpati, dan pengalamannya adalah sebuah ilustrasi dari apa yang terjadi pada bangsa Israel dengan skala yang lebih besar.

 

 

Let's notice a couple of texts that identify Israel as God's dove.

Hosea 11:11 says, 11 ‘They shall come trembling like a bird from Egypt, like a dove from the land of Assyria…” this is the return from the captivity, “And I will let them dwell in their houses,’ says the Lord. So notice that the dove is going to come out of captivity in Egypt, and is going to come out of captivity in Assyria.

Also Psalm 74:19, here we find the psalmist crying out to God,19  Oh do not deliver the the life of Your turtledove to the wild beast. Do not forget the life of Your poor forever.” Once again it's an Israelite crying out and referring to Israel, in this case, as God's turtledove.

 

Mari kita simak dua ayat yang mengidentifikasi Israel sebagai merpati Allah.

Hosea 11:11 mengatakan, 11 Mereka akan datang gemetar seperti burung dari Mesir, seperti merpati dari tanah Asyur…”  ini adalah kembalinya mereka dari penawanan.   “…Dan Aku akan mengizinkan mereka tinggal di rumah-rumah mereka’, demikianlah firman TUHAN…”  Jadi simak, bahwa merpati itu akan keluar dari penawanan di Mesir, dan akan keluar dari penawanan Asyur.

Juga Mazmur 74:19, di sini kita menemukan si pemazmur berseru kepada Allah, “…19 Janganlah menyerahkan nyawa perkutut-Mu kepada binatang buas! Janganlah selamanya  melupakan nyawa orang-orang-Mu yang tertindas…”  Sekali lagi seorang Israel yang berseru dan merujuk kepada bangsa Israel, di kasus ini, sebagai burung perkutut Allah (burung perkutut = termasuk jenis merpati yang kecil).  

 

 

In our study today we are going to see that chapters 1 and 4 draw a typological relationship between the attitude of Israel in the days of Jonah, and the attitude of Israel in the days of Jesus Christ.

Chapters 2 and 3 draw a typological relationship between the experience of Jonah and the experience of Jesus.

So 1 and 4 the experience of Jonah and Israel, and the experience of Israel in the days of Christ.

Chapters 2 and 3 the typological relationship between Jonah and Christ.

 

Di pelajaran kita hari ini, kita akan melihat bahwa pasal 1 dan 4 menggambarkan hubungan tipologis antara sikap bangsa Israel di zaman Yunus, dan sikap bangsa Israel di zaman Yesus Kristus.

Pasal 2 dan 3 menggambarkan hubungan tipologis antara pengalaman Yunus dan pengalaman Yesus.

Jadi pasal 1 dan 4 itu pengalaman Yunus dan Israel, dan pengalaman Israel di zaman Kristus.

Pasal 2 dan 3 itu hubungan tipologis antara Yunus dan Kristus.

 

 

First let's read Christ's interpretation ~  well, we're not going to do this till later on ~  Let's go to chapter 1 of Jonah, we're going to look at the type first and then we're going to go to the antitype.

God chose Israel above all nations  for two specific reasons:

1.    to safeguard the truth and

2.    to proclaim the truth to the world, to prepare it for the first coming of the Messiah.

 

Mari kita ke pasal 1 kitab Yunus, kita akan melihat ke tipenya dulu kemudian kita akan ke antitipenya.

Allah memilih Israel di atas semua bangsa yang lain karena dua alasan spesifik:

1.    untuk mengamankan kebenaran, dan

2.    untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia, untuk mempersiapkan dunia bagi kedatangan pertama Sang Messias.

 

 

So Israel was chosen functionally, not irrevocably, not “Oh Israel, I'm going to choose Israel and nothing can change anything.” No! Israel was chosen to fulfill two specific purposes:  safeguard the truths that are found mainly in the  Scriptures of the Old Testament; and secondly to proclaim those truths to the surrounding nations .

Let's read several texts that indicate this specific point.

Exodus chapter 19, and we want to begin with ~ I believe it's ~ verse 3. And Moses went up to God, and the Lord called to him from the mountain, saying, ‘Thus you shall say to the house of Jacob, and tell the children of Israel...”  so notice God says to Moses, “Come up to the mountain because I have a message for you to deliver to Israel.” And then God underlines how He intervened to deliver Israel from bondage, how He blessed Israel. He says, “ ‘You have seen what I did to the Egyptians, and how I bore you on eagles’ wings and brought you to Myself...” in other words, I delivered you from a dictator, Pharaoh, and I have drawn you to Myself. So that's the message that God is going to have Moses give to Israel. And then God continues, “...Now therefore, if...” so, is this promise that we're going to read conditional? Yes!  “...if you will indeed obey My voice and keep My Covenant, then...” if-then, “...then you shall be a special treasure to Me above all people; ...” so was there a condition for Israel to be above all nations  in the plan of God? Yes! So once again, “...then you shall be a special treasure to Me above all people; for all the earth is Mine.And you shall be to Me a kingdom of priests and a holy nation.’ These are the words which you shall speak to the children of Israel.’...” So Moses takes the message and he delivers the message to the people. Notice how it continues.  “...So Moses came and called for the elders of the people...”  those are the representatives of the people “...and laid before them all these words which the Lord commanded him...” “God wants to make a Covenant with us, and He says that if we obey His voice and keep His Covenant we're going to be a special treasure, and we're going to be a kingdom of priests and a holy nation. Do you accept or not?” And notice the response, once again in verse 8,  “...Then all the people answered together and said, ‘All that the Lord has spoken we will do.’...”  did they accept the terms of  the Covenant? Yes or No? Yes! And then Moses takes their promise back to God. So it continues saying, “...So Moses brought back the words of the people to the Lord.” So this is the Covenant.

Before this, God made this Covenant with individuals, with Abraham, with Isaac, and with Jacob. But now He's forming a Covenant with the nation. Are you following me or not?

 

Jadi bangsa Israel dipilih untuk sebuah fungsi, bukan tanpa syarat, bukan “oh, Israel, Aku akan memilih Israel dan tidak ada yang bisa mengubah itu”. Tidak! Israel dipilih untuk memenuhi dua tujuan spesifik: mengamankan kebenaran yang terutama ada di Kitab Suci Perjanjian Lama; dan kedua untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran tersebut kepada bangsa-bangsa di sekeliling mereka.

Mari kita baca beberapa ayat yang mengindikasi poin spesifik ini.

Keluaran pasal 19 dan kita mau mulai dengan ~ saya rasa ~ ayat 3, 3 Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru kepadanya dari gunung itu, mengatakan,  ‘Beginilah yang harus kaukatakan kepada keturunan Yakub dan beritahukan kepada orang Israel…”  Jadi simak Allah berkata kepada Musa, “Naiklah ke gunung sebab Aku punya pesan untukmu supaya kamu sampaikan kepada bangsa Israel.” Kemudian Allah menggarisbawahi bagaimana Dia telah campur tangan membebaskan Israel dari perbudakan, bagaimana Dia telah memberkati Israel. Dia berkata, “…4 Kamu telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah menggendong kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada DiriKu…”  dengan kata lain, “Aku telah menyelamatkan kamu dari diktator Firaun, dan Aku telah membawamu dekat kepada DiriKu sendiri.” Jadi itulah pesan yang Tuhan suruh Musa sampaikan kepada bangsa Israel. Lalu Allah melanjutkan, “…5 Nah, oleh karena itu, jika…”  jadi apakah janji yang akan kita baca itu bersyarat? Ya! “…jika kamu sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara perjanjian-Ku, maka…”  jika-maka,   “…maka kamu akan menjadi harta yang istimewa bagiKu di atas segala bangsa,…”  jadi apakah ada syaratnya bagi Israel untuk menjadi di atas segala bangsa dalam rencana Allah? Ya! Jadi, sekali lagi, “…maka kamu akan menjadi harta yang istimewa bagiKu di atas segala bangsa, sebab seluruh bumi itu milikKu.’  6 Dan kamu akan menjadi  bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.’  Inilah firman yang harus kausampaikan kepada orang Israel.’ …”  Maka Musa membawa pesan itu dan dia menyampaikan pesan itu kepada bangsa itu. Simak bagaimana kelanjutannya. “… 7 Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu…” ini adalah para wakil dari bangsa itu, “…dan menyodorkan di hadapan mereka segala firman ini yang diperintahkan TUHAN kepadanya…”  “Allah mau membuat perjanjian dengan kita, dan Dia berkata kalau kita patuh kepada suaraNya dan memelihara PerjanjianNya, kita akan menjadi harta yang istimewa dan kita akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Kalian terima atau tidak?”  Dan simak responsnya, sekali lagi ayat 8, “…8 Lalu seluruh bangsa itu menjawab bersama dan berkata,  ‘Segala yang telah difirmankan TUHAN akan kami lakukan’…”  Apakah mereka menerima syarat-syarat Perjanjian? Ya atau Tidak? Ya! Lalu Musa membawa janji mereka kembali kepada Allah. Jadi selanjutnya dikatakan, “…Maka Musa pun membawa kembali kata-kata bangsa itu kepada TUHAN.” Jadi inilah Perjanjiannya.

Sebelum ini Tuhan membuat Perjanjian ini dengan individu-individu, dengan Abraham, dengan Ishak, dengan Yakub. Tetapi sekarang  Dia membuat Perjanjian dengan bangsanya. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

 

 

Did Israel accept the terms of the Covenant? Yes! What would happen if they broke the terms of the Covenant? Well, the Covenant would be dissolved. By the way the Covenant that God made at Sinai was a marriage Covenant. Jeremiah 31:32 says, 32 ....’I was a husband to them,’ says the Lord”,  so it was a marriage Covenant. By the way what did Israel do? Oh, she had lots of outside lovers. So the prophets are God's Lawyers in divorce court, but God bears long with Israel.

 

Apakah Israel menerima syarat-syarat Perjanjian itu? Ya! Apa yang akan terjadi jika mereka melanggar syarat-syarat Perjanjian? Nah, Perjanjian itu akan dibubarkan. Perjanjian yang dibuat Allah di Sinai adalah Perjanjian Perkawinan. Yeremia 31:32 mengatakan, 32 … ‘Aku adalah suami bagi mereka,’ kata TUHAN…”  Jadi itu adalah Perjanjian Perkawinan. Nah, apa yang kemudian dilakukan Israel? Oh, dia punya banyak kekasih gelap. Jadi para nabi adalah pengacara-pengacara Allah dalam sidang perceraian, tetapi Allah panjang sabar terhadap Israel.

 

 

What I want you to see here is that God made a Covenant with Israel. He said, “You will be a kingdom of priests, and a holy nation.” Now what does that mean, priests, holy nation? The answer is in the New Testament where this passage is quoted partially 1 Peter 2:9 and 10. Here Peter is going to repeat some of the elements that we found in Exodus 19, But you are a chosen generation, a royal priesthood, a holy nation...” is that referring back to Exodus 19? Yes or No? Absolutely! “...His own special people...” is that back there? Yes, it is. Now why, why are these words used: “you're a chosen generation a royal priesthood, a holy nation, his own special people” what is the next word?  “...that...” in other words, you were chosen for this, that he's going to mention now   “..that you may...”  what? “...proclaim the praises of Him who called you out of darkness into His marvelous light;...”  what was Israel supposed to do, and as a chosen generation, a royal priesthood, a holy nation, and a special people? They were to shut themselves in within themselves and not reach out to anyone? No! The purpose was that they proclaim the praises of Him who called them out of darkness into His marvelous light “...10 who once were not a people...” like Israel  “...who were not a people but are now the people of God...”  which happened at Sinai,  “...who had not obtained mercy but now have obtained mercy.” So God promised to bless Israel and He wanted Israel to proclaim His message to the world.

 

Yang saya mau kalian lihat di sini ialah Allah membuat sebuah Perjanjian dengan Israel. Dia berkata, “Kamu akan menjadi sebuah kerajaan imam, dan bangsa yang kudus”. Nah, apa yang dimaksud dengan imam, bangsa yang kudus? Jawabannya ada di Perjanjian Baru di mana ayat ini dikutip sebagian di 1 Petrus 2:9-10. Di sini Petrus akan mengulangi beberapa unsur yang kita temukan di Keluaran 19, 9 Tetapi kamu adalah angkatan yang terpilih, suatu imamat yang rajani, bangsa yang kudus…”  apakah ini merujuk kembali ke Keluaran 19? Ya atau Tidak? Tentu saja! “…umat kepunyaanNya sendiri yang unik,…”  apakah ini ada di Keluaran 19? Ya, ada. Nah, mengapa, mengapa kata-kata ini dipakai:   “…kamu adalah angkatan yang terpilih, suatu imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaanNya sendiri yang unik,…” apa kata berikutnya?   “…agar…”  dengan kata lain, kamu dipilih untuk ini, yaitu apa yang akan disebutkannya sekarang, “…agar kamu boleh…” apa?  “…memberitakan puji-pujian tentang Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang mengagumkan…” apa yang seharusnya dilakukan Israel sebagai angkatan yang dipilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, dan umat yang unik? Mengunci diri sendiri di dalam lingkungan mereka dan tidak menjangkau siapa pun? Tidak! Tujuannya ialah agar mereka memberitakan puji-pujian kepada Dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terangNya yang mengagumkan, “…10 yang dahulu bukan umat…” seperti Israel  “…tetapi  sekarang adalah umat Allah…” ini terjadi di Sinai, “…yang dahulu tidak mendapat pengampunan tetapi yang sekarang telah beroleh pengampunan…” Jadi Allah berjanji untuk memberkati Israel dan Dia mau Israel memberitakan pekabaranNya kepada dunia.

 

 

Now let's go to 2 Kings 14:25, this is a verse that mentions Jonah. You see, Jonah arose in the period when Jeroboam was king and during the period of Jeroboam, the kingdom grew all the way to the borders that had existed in the days of Solomon. So God had greatly blessed them at this time. So notice what it says in 2 Kings 14:25,   25 He...” that is Jeroboam, “...restored the territory of Israel from the entrance of Hamath to the Sea of the Arabah, according to the word of the Lord God of Israel, which He had spoken through His servant Jonah the son of Amittai, the prophet who was from Gath Hepher.”

So what had Jonah prophesied? He had prophesied that Jeroboam  was going to extend the borders of Israel, basically to the borders that had existed in the days of Solomon. God had promised to bless Israel and to expand their borders, and Jonah was the instrument that God used to explain that Israel was going to prosper and was going to expand. But Israel came to believe that God's promises were divine rights without the corresponding responsibilities. This brought about a spirit of nationalism and exclusivism. Jonah wondered how God could prosper Israel and place her at the pinnacle of all nations  if He favored the hated Assyrians, who at that time were in the ascendency? So Jonah has conflictive thoughts. He says, “God has said that He's going to bless us, He's going to place us above all other nations . He's going to expand our borders, and so that can't mean that Assyria is going to grow, and is going to be a powerful nation.” They refuse to recognize that God claimed all nations  as His, including Egypt and Assyria.

 

Sekarang mari ke 2 Raja 14:25, ini adalah ayat yang menyebut Yunus. Kalian lihat, Yunus bangkit di zaman ketika Yerobeam yang menjadi raja, dan selama masa Yerobeam, kerajaan Israel bertambah besar hingga ke perbatasan yang pernah mereka miliki di zaman Salomo. Jadi Allah telah memberkati mereka selama ini. Simak apa yang dikatakan di 2 Raja 14:25, 25 Ia…”  yaitu Yerobeam,   “…mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel, yang telah diucapkan-Nya melalui hamba-Nya, Yunus bin Amitai, nabi yang dari Gat-Hefer…” 

Jadi Yunus telah menubuatkan apa? Dia telah menubuatkan bahwa Yerobeam akan memperluas perbatasan Israel, pada dasarnya hingga ke batas-batas yang ada di zaman Salomo. Allah telah berjanji untuk memberkati Israel dan memperluas batasannya, dan Yunus adalah alat yang dipakai Allah untuk menjelaskan  bahwa Israel akan menjadi makmur dan akan menjadi lebih besar. Tetapi Israel jadi meyakini bahwa janji-janji Allah itu adalah hak-hak Ilahi mereka tanpa adanya tanggung jawab yang terkait. Ini mendatangkan semangat nasionalisme dan eksklusifisme. Yunus heran bagaimana Allah bisa memakmurkan Israel dan meletakkannya di puncak segala bangsa jika Dia baik kepada bangsa Asyur yang dibenci, yang pada waktu itu sedang berkuasa? Jadi terjadi konflik dalam pikiran Yunus. Dia berkata, “Allah telah mengatakan Dia akan memberkati kami, Dia akan meletakkan kami di atas segala bangsa yang lain. Dia akan memperluas perbatasan kami, maka itu tidak mungkin berarti bahwa Asyur akan bertumbuh, dan akan menjadi bangsa yang kuat.” Mereka (orang Israel) menolak mengakui bahwa Allah mengklaim semua bangsa sebagai milikNya, termasuk Mesir dan Asyur.

 

 

Notice Isaiah 19:24 and 25, 24 In that day Israel will be one of three...” one of what?  “...three with Egypt and Assyria...” have mercy! Egypt had enslaved Israel, Assyria was going to enslave Israel, and God says, “...24 In that day Israel will be one of three with Egypt and Assyria —a blessing in the midst of the land, 25 whom the Lord of hosts shall bless, saying, ‘Blessed is Egypt My people, and Assyria the work of My hands, and Israel My inheritance’...” So God says, “No, it's not only Israel, Egypt is Mine, Assyria is Mine, all nations  are Mine, and I want all nations  to come to a knowledge of the truth in preparation for the coming of the Messiah.”

 

Simak Yesaya 19:24-25, 24 Pada waktu itu Israel akan menjadi satu dari tiga…”  satu dari apa? “…tiga (negara)  bersama Mesir dan Asyur…” ya ampun! Mesir pernah memperbudak Israel, Asyur akan memperbudak Israel, dan Allah berkata, “…24 Pada waktu itu Israel akan menjadi satu dari tiga (negara)  bersama Mesir dan Asyur ~ yang menjadi berkat di tengah-tengah negeri, 25 yang akan diberkati oleh TUHAN semesta alam, dengan mengatakan, ‘Diberkatilah Mesir, umat-Ku; dan Asyur, buatan tangan-Ku; dan Israel, warisanKu.’ …”  Maka Allah berkata, “Tidak, bukan hanya Israel, Mesir pun milikKu, Asyur milikKu, semua bangsa itu milikKu. Dan Aku mau semua bangsa tiba pada pengetahuan tentang kebenaran untuk mempersiapkan kedatangan Sang Messias.”

 

 

Let's go to Genesis 12:1-3 to see what God's plan was for Israel, Genesis 12:1-3, this is when God called Abraham to leave his land and go to the promised land. 1 Now the Lord had said to Abram: ‘Get out of your country...” by the way do you know where Abraham lived? In the region of Assyria and Babylon, because Assyria and Babylon cover basically the same territory. So basically God has called Abraham out of Babylon. Interesting. Do you know why He called him out of Babylon? Joshua 24 says because Abraham's family was falling into idolatry, so God said, “Leave your family and go to the promised land.” So God says,   “...‘Get out of your country, from your family and from your father’s house, to a land that I will show you. I will make you a great...” what?  “...a great nation; I will bless you and make your name great; and you shall be a blessing. I will bless those who bless you, and I will curse him who curses you; and in you all the...” Jews of the earth shall be blessed? For whom was the blessing of Abraham? For all nations , including the Gentiles. And how are the Gentiles to know that? God chose Israel to let them know that. He didn't choose them to put them at the pinnacle of civilization and then enclose themselves as an exclusive property of God. So it says,  “...all the families of the earth shall be blessed.’...”

 

Mari ke Kejadian 12:1-3 untuk melihat apa rencana Allah untuk Israel. Kejadian 12:1-3 ini ketika Allah memanggil  Abraham untuk meninggalkan negerinya dan pergi ke tanah perjanjian. 1 Nah TUHAN telah berfirman kepada Abram, ‘Keluarlah dari negerimu…”  nah, tahukah kalian di mana Abraham tinggal? Di kawasan Asyur dan Babilon, karena Asyur dan Babilon pada dasarnya menguasai teritori yang sama. Jadi pada dasarnya Allah memanggil Abraham keluar dari Babilon. Menarik. Tahukah kalian mengapa Allah memanggilnya keluar dari Babilon? Yosua 24 mengatakan karena keluarga Abraham sudah jatuh ke dalam penyembahan berhala. Jadi Allah berkata, “Tinggalkan keluargamu dan pergilah ke tanah perjanjian.” Maka Allah berkata,  “…Keluarlah dari negerimu, dan dari sanak saudaramu, dan dari rumah bapakmu, ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 2 Aku akan membuat engkau menjadi…” apa? “…bangsa yang besar,  Aku akan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau; dan dalammu semua…”  orang Yahudi di bumi akan diberkati? Untuk siapakah berkat Abraham? Bagi segala bangsa, termasuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Dan bagaimana bangsa-bangsa itu bisa tahu hal itu? Allah telah memilih Israel untuk memberitahu mereka. Allah tidak memilih Israel untuk menempatkan mereka di puncak peradaban manusia lalu menutup diri mereka sebagai milik Allah yang eksklusif. Maka dikatakan, “…semua kaum di muka bumi akan diberkati.’...”

 

 

By the way, we read the other day that blessing came through whom? Through Jesus Christ. Let's read once again Galatians 3:13-14. The blessing was not going to come through Abraham, it would only come through Abraham because Christ came from Abraham. The blessing would come from Abraham through Jesus Christ to everyone. It says in chapter 3:13, 13 Christ has redeemed us from the curse of the Law, having become a curse for us (for it is written, ‘Cursed is everyone who hangs on a tree’),...” and now notice verse 14. Verse 14 says, “...14 that...” in other words, Christ  took the curse so that  “...the blessing of Abraham might come upon the...” Jews? No! “...upon...” whom?  “...the Gentiles in Christ Jesus, that we might receive the promise of the Spirit through faith.” God loved Israel and the Gentiles, but He chose Israel to reach the Gentiles.

 

Nah, kita sudah membaca tempo hari bahwa berkat itu datang melalui siapa? Melalui Yesus Kristus. Mari kita baca sekali lagi, Galatia 3:13-14. Berkat tidak akan datang melalui Abraham, berkat hanya akan datang melalui Abraham karena Kristus datang dari Abraham. Berkat akan datang melalui Abraham melalui Yesus Kristus kepada semua orang. Dikatakan di pasal 3:13, 13 Kristus telah menebus kita dari kutuk Hukum dengan menjadi kutuk bagi kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tergantung pada batang kayu!…”  dan sekarang simak ayat 14. Ayat14 mengatakan,  “…14 agar…”  dengan kata lain, Kristus telah mengambil kutuk itu supaya “…berkat Abraham boleh sampai kepada…” bangsa Yahudi? Tidak! “…kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi di dalam Kristus Yesus, supaya kita boleh menerima Roh yang dijanjikan itu melalui iman…” Allah mencintai Israel dan bangsa-bangsa yang bukan Israel, tetapi Dia memilih Israel untuk menjangkau bangsa-bangsa yang lain.

 

 

Notice Deuteronomy chapter 4, and I believe it's verses 6, “ Therefore…” God says to Israel,  “…be careful to observe them…” in other words, My Commandments and My Laws and My Statutes  “…be careful to observe them for this is your wisdom and your understanding in the sight of the peoples…”  so what was going to be that which would attract the attention of the nations? God's Commandments being observed by Israel. “… Therefore be careful to observe them; for this is your wisdom and your understanding in the sight of the peoples who will hear all these statutes, and say…” what would be the reaction of the people, of the nations  that surrounded Israel?  “…‘Surely this great nation is a wise and understanding people.’…”

 

Simak Ulangan pasal 4, dan saya rasa itu ayat 6, 6 Karena itu…” Allah bicara kepada bangsa Israel, “…berhati-hatilah dalam memelihara mereka…” dengan kata lain, Perintah-perintahKu, dan Hukum-hukumKu, dan Ketentuan-ketentuanKu, “…berhati-hatilah dalam memelihara mereka sebab inilah  hikmatmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa…” jadi apa yang akan menjadi daya tarik bagi bangsa-bangsa? Perintah-perintah Allah yang dipelihara oleh bangsa Israel. “…6 Karena itu berhati-hatilah dalam memelihara mereka sebab inilah  hikmatmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang akan mendengar segala ketetapan ini dan berkata,…”  bagaimanakah reaksi bangsa-bangsa yang ada di sekeliling Israel?   “…‘Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.’...”

 

 

Let's read also Isaiah 49:6, this is a very interesting verse, it tells us that God raised Israel not only to raise Israel, but to raise the Gentiles. It says, He's giving this message to Israel, Indeed,’ He says, ‘It is too small a thing that you should be My servant to raise up the tribes of Jacob, and to restore the preserved ones of Israel;...” Yes! I chose you to raise up the the tribes of Jacob and to restore the preserved ones of Israel, but now notice  “...I will also give you as a light to the...” what?  “...to the Gentiles, that you should be My salvation to the ends of...” the Holy Land? No!  “...to the ends of the...” what?  “...to the ends of the earth.’...”  Are you catching the picture?

 

Mari kita baca juga Yesaya 49:6, ini adalah ayat yang sangat menarik, ini memberitahu kita bahwa Allah membangkitkan Israel bukan hanya untuk membangkitkan Israel, melainkan untuk membangkitkan bangsa-bangsa non-Israel. Dikatakan, Allah memberikan pesan ini kepada Israel, 6 ‘Sungguh’ Dia berkata, ‘Terlalu sepele bagimu untuk menjadi hamba-Ku, hanya untuk membangkitkan suku-suku Yakub, dan untuk memulihkan orang-orang Israel yang masih terpelihara…” Betul, Aku memilihmu untuk membangkitkan suku-suku Yakub dan untuk memulihkan orang-orang Israel yang dipelihara, tetapi sekarang simak,  “…Aku juga akan memberikan engkau sebagai terang kepada…” apa? “…kepada bangsa-bangsa lain, supaya engkau harus menjadi  keselamatan dariKu sampai…”  ke Tanah Suci? Tidak! “…sampai ke ujung...” apa?  “...sampai ke ujung bumi.’…”  Apakah kalian menangkap gambarnya?

 

 

Notice Isaiah 60:1, God is speaking to Israel, 1Arise, shine; for your light has come! And the glory of the LORD is risen upon you.  2For behold, the  darkness shall cover the earth, and  deep darkness the people; but the LORD will arise over you, and His glory will be seen upon you...” and now notice what it says, “...The Gentiles shall come to your light, and kings to the brightness of your rising.”

 

Simak Yesaya 60:1, Allah sedang bicara kepada Israel, 1 Bangkitlah, bersinarlah, sebab terangmu telah datang. Dan kemuliaan TUHAN telah terbit atasmu. 2 Sebab lihatlah, kegelapan akan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi TUHAN akan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di atasmu…”  sekarang simak apa katanya, “…3 Bangsa-bangsa akan datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya kebangkitanmu.

 

 

Are you catching in these verses why God chose Israel? He chose Israel functionally, and you know what? God has chosen the Seventh Day Adventist Church functioning functionally as well. This church was chosen for one reason, and that is to prepare the world for the Second Coming of Jesus Christ. That is the reason for our existence, it’s to proclaim the message of the soon coming of Jesus Christ. The organization has the purpose of making it possible to reach the whole world. You see, without an organization that is found in every place of the world, it's difficult to reach the whole world. The organization of the Adventist Church is functional, in other words, it's not an end in itself to preserve the organization. The purpose of the organization is to plant believers all over the world, because you have a witness all over the world, just like what happened with Israel, only in the Old Testament the nations  would come to Israel, whereas today we are to go and teach all nations.

 

Apakah kalian menangkap di dalam ayat-ayat ini mengapa Allah memilih Israel? Dia memilih Israel untuk fungsinya, dan tahukah kalian? Allah memilih gereja MAHK untuk fungsinya juga. Gereja ini dipilih untuk satu alasan, yaitu untuk mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Itulah alasan untuk eksistensi kita, yaitu untuk mengabarkan pekabaran akan kedatangan Yesus Kristus yang tidak lama lagi. Organisasi punya tujuan untuk membuatnya mungkin menjangkau seluruh dunia. Kalian lihat, tanpa sebuah organisasi yang ditemukan di setiap tempat di dunia, sangatlah sulit untuk menjangkau seluruh dunia. Organisasi gereja Advent itu berfungsi, dengan kata lain, tujuan akhirnya bukanlah sekadar agar organisasi itu eksis. Tujuan organisasi itu ialah untuk menempatkan orang-orang percaya di mana-mana di seluruh dunia, karena harus ada yang menjadi saksi di seluruh dunia. Persis seperti yang terjadi dengan Israel. Hanya saja di zaman Perjanjian Lama, bangsa-bangsa lain akan datang kepada Israel, sementara hari ini kita yang harus pergi dan mengajar segala bangsa.

 

 

Notice Zechariah 8:20-23 this is one of my favorite texts that speaks about God's purpose for Israel. Zechariah 8:20-23, 20 Thus says the Lord of hosts: ‘Peoples shall yet come, Inhabitants of many cities.21 The inhabitants of one city shall go to another, saying, ‘Let us continue to go and pray before the Lord, and seek the Lord of hosts...” and then the other person responds, “...I myself will go also.’ 22 Yes, many peoples and strong nations shall come to seek the Lord of hosts in Jerusalem, and to pray before the Lord.’ 23 Thus says the Lord of hosts: ‘In those days ten men from every language of the nations shall grasp the sleeve of a Jewish man, saying, ‘Let us go with you, for we have heard that God is with you.’...”  Wow! They were to come to Israel, and say, “What is the secret of your success?” And Israel would say, “We serve the living God, we serve YaHWeH, we serve Jehovah.” But unfortunately Israel fell into formalism and  ritualism. Their beliefs became an end in themselves. And they enclose themselves within themselves.

 

Simak Zakharia 8:20-23, ini salah satu ayat favorit saya yang bicara tentang rencana Allah untuk Israel. Zakharia 8:20-23, 20 Beginilah firman TUHAN semesta alam, ‘Bangsa-bangsa masih akan berdatangan, penduduk dari banyak kota. 21 Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada yang lain, mengatakan: ‘Marilah kita melanjutkan pergi dan berdoa di hadapan TUHAN, dan mencari TUHAN semesta alam…”  lalu orang yang satunya menanggapi, “…Aku sendiri pun akan pergi!’ 22 Ya, banyak suku dan bangsa-bangsa yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem, dan untuk berdoa di hadapan TUHAN. 23 Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Pada waktu itu sepuluh orang dari setiap bahasa bangsa-bangsa itu, akan memegang kuat-kuat lengan jubah seorang Yahudi dan berkata: ‘Biarkan kami pergi bersamamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!’…” Wow! Mereka akan datang ke Israel dan berkata, “Apa rahasia keberhasilanmu?” Dan Israel akan berkata, “Kami menyembah Allah yang hidup, kami berbakti kepada YaHWeH, kami berbakti kepada Yehova.” Tapi sayangnya Israel jatuh ke dalam formalisme dan ritualisme. Agama mereka menjadi tujuan akhirnya. Dan mereka mengunci diri di dalam lingkungan mereka sendiri.

 

 

Notice how Isaiah expressed  this. By the way, Isaiah and Jonah are from the same period. Notice Isaiah 1:11-15, how Israel had fallen into ritualism and formalism, they made the religion an end in itself. It says there in Isaiah 1:11, 11 ‘To what purpose is the multitude of your sacrifices to Me?’ says the Lord. ‘I have had enough of burnt offerings of rams and the fat of fed cattle. I do not delight in the blood of bulls, or of lambs or goats. 12 When you come to appear before Me, who has required this from your hand, to trample My courts? 13 Bring no more futile sacrifices; incense is an abomination to Me. The New Moons, the Sabbaths, and the calling of assemblies— I cannot endure iniquity and the sacred meeting. 14 Your New Moons and your appointed feasts My soul hates; they are a trouble to Me, I am weary of bearing them. 15 When you spread out your hands, I will hide My eyes from you; even though you make many prayers, I will not hear...” Wow, that's the condition of Israel in the days of Isaiah.  

 

Simak sekarang bagaimana Yesaya mengungkapkan ini. Nah, Yesaya dan Yunus itu berasal dari masa yang sama. Simak Yesaya 1:11-15, bagaimana Israel telah jatuh ke dalam ritualisme dan formalisme, mereka menjadikan agama itu tujuan akhirnya. Dikatakan di sini di Yesaya 1:11, 11 Apa gunanya kurbanmu yang banyak bagiKu?’ firman TUHAN. ‘Aku sudah jemu dengan kurban-kurban bakaran domba jantan dan lemak dari ternak gemukan; Aku tidak gemar dengan darah lembu-lembu jantan atau domba-domba dan kambing-kambing jantan. 12 Bila kamu datang menghadap  hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari tanganmu, untuk menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? 13 Jangan lagi membawa persembahan yang percuma; wangi-wangiannya adalah kejijikan bagi-Ku, perayaan bulan-bulan baru, Sabat-sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan ~  Aku tidak tahan melihat dosa dan pertemuan kudusnya. 14 Perayaan-perayaan bulan-bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang terjadwal, Aku benci; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku lelah menanggung mereka. 15 Ketika kamu menadahkan tanganmu memohon, Aku akan menyembunyikan mataKu dari kamu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengar…”  Wow! Beginilah kondisi Israel di zaman Yesaya.

 

 

Jesus quoted a very interesting text in Isaiah. Isaiah 29:13 He said, “this people serves Me with their lips, but their heart is far from Me.”

By the way Jesus also quoted Hosea, who was a contemporary of Isaiah and Jonah. And the words that Jesus quoted were, “I desire mercy not sacrifice.”

 

Yesus mengutip ayat yang sangat menarik di Yesaya. Yesaya 29:13, Dia berkata, “...bangsa ini datang mendekat dengan mulut mereka dan memuliakan Aku dengan bibir mereka, tetapi telah memindahkan hati mereka jauh dari-Ku”

Nah, Yesus juga mengutip Hosea, yang adalah rekan sezaman Yesaya dan Yunus. Dan kata-kata yang dikutip di sini ialah, “Aku menginginkan belas kasihan dan bukan kurban sembelihan” (Hosea 6:6)

 

 

Who had commanded all these observances? God. Had God commanded burnt offerings, sacrifices, burning incense, new moons, assemblies, feasts? Had God commanded these? Yes! But they were functional. The purpose was to show in these things the Messiah. But they made these things an end in themselves, and they enclosed themselves, and they did not share the message with other nations.

 

Siapa yang telah memerintahkan semua pemeliharaan ini? Allah. Apakah Allah yang telah memerintahkan untuk mempersembahkan kurban bakaran, kurban-kurban sembelihan, membakar kemenyan, bulan-bulan baru, pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan? Apakah Allah yang memerintahkan ini semua? Ya! Tetapi mereka itu ada fungsinya. Tujuannya ialah untuk menunjukkan Sang Messias dalam semua ritual itu. Tetapi bangsa Yahudi membuat segala ini menjadi tujuan akhirnya sendiri, dan mereka menutup diri mereka, dan mereka tidak membagikan pekabaran itu kepada bangsa-bangsa lain.

 

 

And so God tells Jonah who had predicted the prosperity of Israel that it was going to expand its borders, He tells Jonah in Jonah 1:2 three imperatives,  “ Arise, go to Nineveh...” what nation was Nineveh? The  capital of Assyria that was in the ascendancy at that time, they were growing in power. So God says, “... Arise, go to Nineveh that great city, and cry out against it; for their wickedness has come up before Me.’...” How does Jonah respond? Remember Jonah personifies the attitude of Israel. Verse 3, But Jonah arose to flee to Tarshish from the presence of the Lord. He went...” notice that this is really a downward direction when you go away from the Lord.  “...He went down to Joppa, and found a ship going to Tarshish; so he paid the fare, and went down into it...” and eventually he ends up down in the belly of the fish. “...so he paid the fare, and went down into it, to go with them to Tarshish from the presence of the Lord.” Jonah went exactly in the opposite direction of where God commanded him to go. He was supposed to go North and East  to Assyria, he went South and West to Tarshish which is in Spain, which was the outer limits of the civilization at that time, the furthest reach from the hand of the Lord. He fled from his mission because he did not want to preach God's love to the Gentiles, because he had predicted that Israel would be at the top.

And you say,  “How do you know that?”

 

Maka Allah memberitahu Yunus yang sudah memprediksi kemakmuran Israel bahwa mereka akan memperluas batasannya, Dia memberi Yunus di Yunus 1:2 tiga perintah, 2Bangkitlah, pergilah ke Niniwe,…”  bangsa apa yang ada di Niniwe? Itu ibukota Asyur, yang saat itu sedang berkuasa, kekuatan mereka sedang bertumbuh. Jadi Allah berkata,   “…2Bangkitlah, pergilah ke Niniwe,  kota yang besar itu, berserulah terhadap kota itu, karena kejahatan mereka telah sampai kepada-Ku.’…”  Bagaimana respons Yunus? Ingat Yunus adalah personifikasi sikap bangsa Israel. Ayat 3, “…3 Tetapi Yunus bangkit untuk melarikan diri ke Tarsis, dari hadapan TUHAN; ia turun…” simak, bila orang pergi menjauhi Tuhan itu benar-benar adalah gerakan turun ke bawah, “…ia turun ke Yafo dan menemukan sebuah kapal yang akan berangkat ke Tarsis. Maka Ia membayar biaya perjalanannya, dan turun ke kapal itu…”  dan akhirnya dia berakhir dalam perut seekor ikan   “…Maka Ia membayar biaya perjalanannya, dan turun ke kapal itu, untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, dari hadapan TUHAN…” 

Yunus justru pergi ke arah yang berlawanan dengan ke mana Allah memerintahkannya untuk pergi. Dia seharusnya pergi ke arah Utara dan Timur ke Asyur, tapi dia pergi ke arah Selatan dan Barat ke Tarsis, yang terletak di Spanyol, yang di zaman itu merupakan batasan paling luar dari peradaban dunia, tempat yang paling jauh dari jangkauan tangan Tuhan. Yunus lari dari tugasnya karena dia tidak mau mengabarkan kasih Allah kepada bangsa-bangsa lain, karena sebelumnya dia telah memprediksi bahwa Israel akan berada di puncak.

Dan kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?”

 

 

Well, let's go to Jonah 4:2 and see why Jonah didn't want to go to Nineveh. By the way there probably were several reasons. He probably thought, you know, the Assyrians are very cruel people, some kings would tear out the tongues and the lips of their enemies, another king would place the skulls of his enemies in front of the palace. They were violent. The Assyrians committed genocide on a regular basis, they eliminated entire nations,  so maybe Jonah thought, you know, one Israelite going to Nineveh and preaching such a short sermon, “in 40 days Nineveh will be destroyed”, are they going to listen to me? But that's not the main reason. The main reason is that he feared that the Assyrians would be converted, and God would favor them.

Notice chapter 4:2, So he prayed to the Lord, and said, Ah, Lord, was not this what I said when I was still in my country? Therefore I fled previously to Tarshish; for I know that You are a gracious and merciful God, slow to anger and abundant in lovingkindness, One who relents from doing harm…”   I knew that You would favor the Assyrians, but how can Israel prosper if God blesses the Assyrians? That's what he is thinking.

 

Nah, mari kita ke Yunus 4:2 dan melihat mengapa Yunus tidak mau pergi ke Niniwe. Nah, mungkin ada beberapa alasan. Mungkin Yunus berpikir, orang-orang Asyur itu kejam-kejam, ada raja-raja yang mencabik lidah dari mulut musuh-musuh mereka, ada lagi yang akan meletakkan tengkorak-tengkorak musuh-musuhnya di depan istana. Mereka itu kejam. Bangsa Asyur melakukan genosida dari waktu ke waktu, mereka mengeliminasi bangsa-bangsa secara menyeluruh, jadi mungkin Yunus berpikir, satu orang Israel pergi ke Niniwe dan mengkhotbahkan pesan yang begitu pendek, “dalam waktu 40 hari Niniwe akan dihancurkan” apakah mereka akan percaya padaku?  Tapi ini bukan alasan utamanya. Alasan utamanya ialah Yunus khawatir orang-orang Asyur akan bertobat dan Allah akan bermurahhati kepada mereka.

Simak pasal 4:2, 2 Maka berdoalah ia kepada TUHAN, dan berkata, Ya TUHAN, bukankah ini yang sudah kukatakan ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya tadinya aku melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu bahwa Engkau Allah yang mahamurah dan berbelas kasihan,  panjang sabar dan berlimpah kasih dan kebaikan, Dia yang membatalkan niatNya dari mendatangkan celaka.”  Aku tahu Engkau akan berbuat baik kepada orang-orang Asyur. Tapi bagaimana Israel bisa makmur jika Allah memberkati orang-orang Asyur? Itulah yang ada di pikiran Yunus.

 

 

Now as you read the book of Jonah you'll find that the book presents the Gentiles in a very positive light, while it presents Jonah who represents Israel in a very negative light. While the Gentiles in the ship are perishing, Jonah flees and sleeps. Likewise Israel was sleeping and fleeing from her mission to the surrounding nations.  The Gentiles could not distinguish between their right hand and their left hand, they did not know the difference between right and wrong, this means that they had no moral compass, and Jonah failed to share the message with them. Israel had the Law, the Covenants, the Sanctuary, the message that the Ninevites needed to hear, Assyria needed the message of the Lord. Ironically, the sea obeyed the Lord, the wind obeyed the Lord, and the fish obeyed the Lord, but Jonah did not. So Jonah was more ignorant than a fish.

 

Nah, jika kita membaca kitab Yunus, kita akan mendapatkan kitab itu menggambarkan bangsa-bangsa non Yahudi secara sangat positif, sementara dia menggambarkan Yunus yang melambangkan bangsa Israel secara sangat negatif. Selagi bangsa-bangsa di dalam kapal itu sedang menghadapi kematian, Yunus lari dan tidur. Begitu pula Israel sedang tidur dan lari dari tugasnya kepada bangsa-bangsa di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain itu tidak bisa membedakan tangan kanan mereka dari tangan kiri mereka, mereka tidak tahu bedanya antara yang benar dan yang salah, ini berarti mereka tidak punya kompas moral, dan Yunus gagal membagi pekabaran dengan mereka. Israel punya Hukum, punya Perjanjian, punya Bait Suci, pekabaran yang perlu didengar orang-orang Niniwe, bangsa Asyur memerlukan pekabaran Tuhan. Ironisnya, laut mematuhi Tuhan, angin mematuhi Tuhan, dan ikan mematuhi Tuhan, tetapi Yunus tidak. Jadi Yunus lebih bodoh daripada ikan.

 

 

Isaiah, a contemporary of Jonah, thus wrote these words about his people, about God's people, The ox knows its owner and the donkey its master’s crib; but Israel does not know, My people do not consider.” So Israel had fallen below the level of beasts, they did not know who their owner was, they did not know who had liberated them from bondage.

 

Oleh karena  itu, Yesaya, yang sezaman dengan Yunus, menulis kata-kata ini tentang bangsanya, tentang umat Allah. 3 Lembu mengenal pemiliknya dan keledai mengenal tempat makan yang disediakan tuannya, tetapi Israel tidak kenal; umat-Ku tidak memikirkannya.” (Yesaya 1:3). Jadi Israel sudah jatuh bahkan lebih rendah daripada tingkat binatang, mereka tidak kenal siapa Pemilik mereka, mereka tidak tahu siapa yang telah membebaskan mereka dari belenggu.

 

 

In the book of Jonah, like I mentioned, the prophet is portrayed in a very negative light. In chapters 1 and 4 the pagan Gentile sailors and the Ninevites are presented in a very positive light. The pagans were more in tune with God than Jonah. And the same could be said about Israel. Instead of witnessing to the pagan sailors, Jonah put them in danger. While they struggled with the storm and cried out to their gods, Jonah was sound asleep. And so was the condition of Israel. God was even merciful toward the animals in Niniveh, they were not destroyed either according to the story. The Gentile sailors when finally Jonah woke up the sailors, say, “Hey, you know, cry out to your God, pray to your God!” The Gentile sailors now begged Jonah to testify to them about his God, they said, “Tell us about your God, your people, and your country.” They truly feared God and they treated the prophet better than he deserved. They did everything possible to take the ship to land and when Jonah said, “Throw me in.” They said, “We can't throw you in. What are you talking about?” They were more merciful than Jonah was, like Israel at the same time. And they only threw him in at last,  when he said, “Well, you know, only if you throw me in will the storm abate because God is punishing me.” So the prophet, instead of witnessing about God, he puts the Gentiles in danger.

 

Seperti yang tadi saya katakan, di kitab Yunus, si nabi digambarkan secara sangat negatif. Di pasal1 dan 4, para pelaut bangsa-bangsa lain yang pagan, dan orang-orang Niniwe, digambarkan secara sangat positif. Orang-orang pagan itu lebih selaras dengan Allah daripada Yunus. Dan hal yang sama dapat dikatakan tentang Israel. Gantinya bersaksi kepada para pelaut pagan, Yunus malah menempatkan mereka dalam bahaya. Sementara mereka bergumul dengan badai dan berteriak kepada dewa-dewa mereka, Yunus tertidur pulas. Begitu juga kondisi Israel. Allah bahkan sangat berbelaskasihan terhadap binatang-binatang di Niniwe, menurut kisahnya mereka tidak dibinasakan. Para pelaut bangsa-bangsa lain berkata ketika akhirnya Yunus terbangun, “Hei, berteriaklah kepada Allahmu, berdoalah kepada Allahmu!” Para pelaut bangsa-bangsa lain memohon agar Yunus bersaksi kepada mereka tentang Allahnya. Mereka berkata, “Ceritakan kepada kami tentang Allahmu, bangsamu, dan negerimu.” Mereka sungguh-sungguh takut pada Allah, dan mereka memperlakukan si nabi lebih baik daripada yang layak dia terima.  Mereka melakukan segala yang mungkin untuk membawa kapal itu ke daratan dan ketika Yunus berkata, “Lemparkan aku ke laut.” Mereka berkata, “Kami tidak bisa melemparkan kamu. Kamu bicara apa ini?” Mereka lebih berbelas kasihan daripada Yunus, yang seperti Israel pada waktu yang sama. Dan baru akhirnya mereka melemparkan Yunus ketika dia berkata, “Nah, ketahuilah, hanya jika kalian melemparkan aku, badai ini akan mereda, karena Allah sedang menghukumku.” Jadi nabi ini, bukannya memberikan kesaksian tentang Allah, malah menempatkan bangsa-bangsa lain itu dalam bahaya.

 

 

Notice Jonah 1:8, and the sailors say, “Witness to us, Jonah”. “ Then they said to him, Please tell us! For whose cause is this trouble upon us? What is your occupation?...” should he have done this when he entered the boat? Of course.  “...What is your occupation? And where do you come from? What is your country? And of what people are you? 9 So he said to them, I am a Hebrew; and I fear the Lord...”  yeah, yeah, right? “...I am a Hebrew; and I fear the Lord the God of heaven, who made the sea and the dry land.’...” Now notice verses 10 through 16.  The sailors do everything possible to not throw Jonah overboard. “...10 Then the men were exceedingly afraid, and said to him, Why have you done this? For the men knew that he fled from the presence of the Lord, because he had told them.  11 Then they said to him, What shall we do to you that the sea may be calm for us?—for the sea was growing more tempestuous. 12 And he said to them, Pick me up and throw me into the sea; then the sea will become calm for you. For I know that this great tempest is because of me.13 Nevertheless..” notice what the men do, “…13 Nevertheless the men rowed hard to return to land, but they could not, for the sea continued to grow more tempestuous against them. 14 Therefore they cried...” notice the prayer that they're going to raise to the Lord,  these Gentiles, “...14 Therefore they cried out to the Lord and said, We pray, O Lord, please do not let us perish for this man’s life, and do not charge us with innocent blood...” Innocent? Yeah, right,  “... for You, O Lord, have done as it pleased You. 15 So they picked up Jonah and threw him into the sea, and the sea ceased from its raging...” and now notice this, “...16 Then the men feared the Lord exceedingly, and offered a sacrifice to the Lord and took vows...”  Are the Gentiles placed in a very positive light? They most certainly are. Is Jonah placed in a very negative light? Yes! Because Jonah represented the attitude of Israel in that day, he personifies Israel.

 

Simak Yunus 1:8, dan para pelaut berkata, “Bersaksilah kepada kami, Yunus,” 8 Lalu mereka berkata kepadanya, ‘Beritahukan kepada kami, karena siapa malapetaka ini mengenai kita? Apa pekerjaanmu?…”  tidakkah Yunus seharusnya berbuat ini ketika dia masuk ke kapal itu? Tentu. “…Apa pekerjaanmu? Dan dari mana engkau datang? Apa negerimu? Dan dari bangsa manakah engkau?’ 9 Maka ia berkata kepada mereka, ‘Aku seorang Ibrani; dan aku takut akan TUHAN…” ah masa?   “…‘Aku seorang Ibrani; dan aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.’ …”  Sekarang simak ayat 10 hingga 16. Para pelaut itu berusaha sekeras mungkin untuk tidak melemparkan Yunus ke laut.   “…10 Lalu orang-orang itu menjadi sangat takut dan berkata kepadanya, ‘Mengapa kamu berbuat ini?’ --sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia melarikan diri dari hadapan TUHAN, karena ia telah memberitahu mereka. 11 Lalu mereka berkata kepadanya,Apa yang akan kami lakukan dengan kamu supaya laut boleh menjadi reda bagi kami?’ sebab laut semakin bergelora. 12 Dan ia berkata kepada mereka, ‘Angkatlah aku dan lemparkan aku ke dalam laut, maka laut akan mereda bagimu. Sebab aku tahu, bahwa badai besar ini gara-gara aku.’ 13 Kendati begitu, …”  simak apa yang dilakukan orang-orang itu, “…13 Kendati begitu, orang-orang itu mendayung dengan sekuat tenaga untuk kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bertambah bergelora terhadap mereka. 14 Maka mereka berseru…”  simak doa yang akan mereka panjatkan kepada Tuhan, bangsa-bangsa lain ini, “…14 Maka mereka berseru kepada TUHAN dan berkata, ‘Kami mohon, Ya TUHAN, tolong jangan biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah menanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah…” tidak bersalah? Masa?  “…sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.’ 15 Maka mereka mengangkat Yunus dan melemparkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk…”  dan sekarang simak ini, “…16 Lalu orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, dan mempersembahkan kurban bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar…”  Apakah bangsa-bangsa lain digambarkan secara sangat positif? Benar sekali. Apakah Yunus digambarkan secara sangat negatif? Ya! Karena Yunus mewakili sikap bangsa Israel di zaman itu, dia yang mempersonifikasi Israel.

 

 

So now we go to chapter 2. In chapter 2 of Jonah, a fish swallows the prophet, and the interesting point is that there is much death language in this chapter. Jonah felt separated from God, yet harbored hope of still beholding God in His holy Temple. In three days and three nights Jonah died, was buried, and resurrected, so to speak. And as God commanded the fish to vomit Jonah, we're going to see God the Father commanded the tomb to vomit Jesus. At His dying breath Jesus had said to His Father, “Father, into Your hands I commend My Spirit.”

 

Jadi sekarang kita ke pasal 2. Di pasal 2 Yunus, seekor ikan menelan nabi itu, dan poin yang menarik ialah di pasal ini ada banyak bahasa kematian. Yunus merasa dipisahkan dari Allah, namun menyimpan harapan masih memandang Allah di BaitNya yang kudus. Dalam tiga hari dan tiga malam, Yunus mati, dikuburkan, dan katakanlah dibangkitkan. Dan sebagaimana Allah memerintahkan ikan itu untuk memuntahkan Yunus, kita akan melihat Allah Bapa memerintahkan kubur untuk memuntahkan Yesus. Dengan nafasNya yang terakhir Yesus berkata kepada BapaNya, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu.” (Lukas 23:46)

 

 

I want to share with you the death language that we find In Jonah chapter 2.

In verse 1 Jonah cries out to the Lord. By the way, Jonah cried out to the Lord while he was still alive, correct? So let me ask you, is Jonah in the belly of the fish part of the three days and three nights? Yes or No? Of course! So there's a period in which he's alive and that's part of the three days and three nights, right? So he cries out as soon as he's swallowed by the fish, while he's still alive, from the belly of the fish.

Now if you notice chapter 2, and you have this in your study notes, by the way, Jonah went to שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], that's verse 2. You know what שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] is? It's the grave. He went to the grave according to verse 2.

He also went to the  Deep,  the Hebrew word is   מְצוֹלָה[metsôlâh].  

And Psalm 69:15 has three synonymous words to describe where Jonah went. The three synonymous words are:

·       “let not the flood water overflow me”

·       “nor let the deep swallow me up

·       and “let not the pit shut its mouth on me”

Incidentally that same word   מְצוֹלָה[metsôlâh] that is used for flood water in this verse is used in Job 14:31 to describe the abode of Leviathan. And Leviathan is a symbol of whom? He's a symbol of Satan.

Also in verse 3 we find that Job went to the “heart of the seas”, interesting the word “heart” because later on we're going to find that Jesus went to the “heart of the earth”.

 

Saya mau berbagi dengan kalian bahasa kematian yang kita temukan di Yunus pasal 2.

Di ayat 1, Yunus berseru kepada Tuhan. Nah, apakah Yunus berseru kepada Tuhan selagi dia masih hidup, benar? Jadi coba saya tanya, apakah waktu Yunus berada di dalam perut ikan itu bagian dari tiga hari dan tiga malam? Ya atau Tidak? Tentu saja! Jadi ada periode di mana Yunus masih hidup, dan itu adalah bagian dari periode tiga hari tiga malam, benar? Jadi Yunus berteriak begitu dia ditelan oleh ikan, dari dalam perut ikan, selagi dia masih hidup.

Nah, jika kalian menyimak pasal 2, ini ada di makalah kalian, Yunus pergi ke  שְׁאוֹל[she'ôl], itu ayat 2. Kalian tahu שְׁאוֹל[she'ôl] itu apa? Itu kubur. Dia pergi ke kubur menurut ayat 2.

Yunus juga pergi ke kedalaman, kata Ibraninya ialah   מְצוֹלָה[metsôlâh].

Dan di  Mazmur 69:15 ada tiga kata sinonim untuk menggambarkan ke mana Yunus pergi. Ketiga kata sinonim itu ialah:

·       “Janganlah biarkan air yang tinggi menimbun Aku”

·       “maupun membiarkan kedalaman menelan aku

·       dan jangan membiarkan lubang yang dalam menutup mulutnya terhadapKu”.

Ketahuilah, kata yang sama   מְצוֹלָה[metsôlâh] yang dipakai untuk air bah di ayat ini, itu dipakai di Ayub 14:31 untuk menggambarkan tempat tinggal Lewiatan. Dan Lewiatan adalah simbol dari siapa? Dialah simbol Setan.

Juga di ayat 3 kita temukan bahwa Ayub pergi ke “jantung (pusat) lautan”, menarik, kata “jantung” karena nanti kita akan melihat bahwa Yesus pergi ke “jantung (pusat/perut) bumi”.

 

 

Jonah felt that he was cast out from God's sight, you can read that in verse 4, in fact Jonah had ambivalent  feelings. He says, ... ‘I have been cast out of Your sight;...” but then he says, and  “...yet I will look again toward Your holy temple.’...” Did Jesus have the same type of ambivalent feelings when He says, “Why have You forsaken Me? Father, into Your hands I command My Spirit.”

 

Yunus merasa dia telah dikucilkan dari hadirat Allah, kalian bisa membaca itu di ayat 4, malah perasaan Yunus campur aduk bertabrakan. Dia berkata, 4 ....’Aku telah tersingkir dari pandangan mata-Mu,…” tetapi kemudian dia berkata, “…namun aku akan memandang lagi ke bait-Mu yang kudus.’...” (Yunus 2:4) Apakah Yesus juga punya perasaan yang bertabrakan seperti itu juga ketika Dia berkata,  “…’mengapa Engkau telah meninggalkan Aku?’ (Matius 27:46), ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’ (Lukas 23:46)...”

 

 

Also we notice in this passage in verse 5, that Jonah goes to the deep. “The waters surrounded me, even to my soul; the deep closed around me; weeds were wrapped around my head.” The word “deep” is תְּהֹם [tehôm]  the same word that is used in Genesis 1:2, where the Spirit moved over the face of the what? Over the face of the deep.

 

Kita juga menyimak di ayat 5, Yunus pergi ke kedalaman. 5 Air-air mengurung aku, bahkan sampai ke nyawaku; kedalaman mengepung aku; sekeliling kepalaku terbungkus lumut lautan.” Kata “kedalaman” itu תְּהֹם [tehôm] kata yang sama yang dipakai di Kejadian 1:2, di mana dikatakan Roh Allah bergerak di atas permukaan apa? Di atas permukaan kedalaman.

 

 

Also in verse 6 it says, that prison bars enclosed Jonah, I read from the Psalms,I went down to the moorings of the mountains...” this is actually Jonah in his book  “...I went down to the moorings of the mountains, the earth with its bars closed behind me forever...”  but then he says, “...yet You have brought up my life from the pit, O Lord, my God.”

 

Juga di ayat 6 dikatakan bahwa jeruji-jeruji penjara mengurung Yunus,  6 Aku turun ke dasar-dasar gunung-gunung…” ini dari kitab Yunus pasal 2, “…6 Aku turun ke dasar-dasar gunung-gunung, bumi dengan jeruji-jerujinya mengurung aku selama-lamanya…”  tetapi kemudian dia berkata, “…namun Engkau telah mengeluarkan hidupku dari lubang yang dalam ya, TUHAN, Allahku.”

 

 

And then verse 7 uses the words “pit” and “grave” also, all of this the common denominator of all of these things is that Jonah went to the  grave. These are different ways of expressing the realm where the dead go. So in other words, Jonah at least at the first he's crying out to God, but in the type he dies, and he is buried in the belly of the fish. But then what happens on the third day? On the third day he resurrects from the dead, because the fish vomits him unto the dry earth, that is chapter 2.

 

Kemudian ayat 7 memakai juga kata “lubang yang dalam” dan “kubur”. Semua ini,  denominator yang sama dari semua hal itu ialah Yunus masuk ke kubur. Ini adalah pelbagai cara mengungkapkan tempat ke mana orang mati pergi. Jadi dengan kata lain, Yunus, pada mulanya dia berteriak kepada Allah, tetapi sebagai tipe, dia mati, dan dia terkubur dalam perut ikan. Namun kemudian apa yang terjadi pada hari ketiga? Pada hari ketiga dia bangkit dari kematian karena ikan itu memuntahkan dia ke daratan. Ini pasal 2.

 

 

Now let's go to chapter 3, Jonah who has died, been buried, and resurrected so to speak, now fulfills his mission with the power of the Holy Spirit. No fancy venue, no colorful hand bills, no sound system, no special music, no gifts, no projectors, no screens, and a very short and to the point message that could be proclaimed in less than a minute. The result of a three-day crusade was nothing short of miraculous. What evangelist would not be happy if in an Evangelistic campaign 120,000 people were baptized? I'll tell you that person would end up at the General Conference, working in the General Conference because they would say, “You know, this individual is a very successful evangelist.”

 

Sekarang mari ke pasal 3. Yunus yang sudah mati, sudah terkubur, dan katakanlah sudah bangkit, sekarang memenuhi misinya dengan kuasa Roh Kudus. Tanpa tempat yang mewah, tanpa selebaran warna-warni, tanpa pengeras suara, tanpa musik, tanpa pemberian, tanpa proyektor, tanpa layar, dan sebuah pesan yang sangat singkat yang langsung menuju sasaran yang bisa disampaikan dalam kurang dari 1 menit. Hasil dari gerakan kampanye selama 3 hari itu tidak kurang dari sebuah mujizat. Penginjil mana yang tidak senang jika dalam satu kampanye penginjilan 120’000 orang dibaptis? Saya katakan, orang itu akan berakhir di General Conference, bekerja di General Conference karena mereka akan berkata, “Wah, individu ini adalah penginjil yang sangat berhasil.”

 

 

Notice the reaction of the Ninevites, chapter 3:5, So the people of Nineveh believed God, proclaimed a fast…” these are Gentiles  “…and put on sackcloth, from the greatest to the least of them…” did they truly believe God? Yes! Yes, and they proclaim a fast, and they dressed in sackcloth which is a sign of affliction. They repented. Notice verse 6,  “…Then word came to the king of Nineveh; and he arose from his throne and laid aside his robe, covered himself with sackcloth and sat in ashes…” even the king is converted. By the way these people were not only converted by the preaching of Jonah, but they were converted by the sign of Jonah. Do you know what the sign of Jonah? These people had heard about what happened to Jonah, they knew the story of the sailors. Undoubtedly the sailors had shared this news, that this man had been swallowed by a fish, and he had survived for 3 days, and he has resurrected on the third day. We'll come to that later. By the way, they were so truly converted, because their behavior changed. Notice verses 7-10, “…And he caused it to be proclaimed and published throughout Nineveh by the decree of the king and his nobles, saying,Let neither man nor beast, herd nor flock, taste anything; do not let them eat, or drink water. But let man and beast be covered with sackcloth, and cry mightily to God; yes, let every one turn from his evil way and from the violence that is in his hands. Who can tell if God will turn and relent, and turn away from His fierce anger, so that we may not perish?10 Then God saw their works, that they turned from their evil way; and God relented from the disaster that He had said He would bring upon them, and He did not do it…”

 

Simak reaksi orang-orang Niniwe, pasal 3:5,  5 Maka orang-orang Niniwe percaya kepada Allah, mengumumkan puasa,…”  ini bangsa-bangsa non-Yahudi! “…dan mengenakan goni hitam, mulai dari orang yang paling mulia hingga ke orang yang paling hina…” apakah mereka benar-benar percaya pada Allah? Ya! Dan mereka mengumumkan puasa, dan mereka mengenakan goni hitam yang merupakan tanda penderitaan. Mereka bertobat. Simak ayat 6, “…6 Lalu kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, dan ia turun dari singgasananya, dan menanggalkan jubahnya, menyelubungi dirinya dengan goni hitam dan duduk di atas abu…”  bahkan rajanya bertobat. Nah, orang-orang ini bertobat bukan hanya oleh khotbah Yunus, melainkan mereka bertobat oleh tanda Yunus. Tahukah kalian apa itu tanda Yunus? Orang-orang ini telah mendengar apa yang telah terjadi pada Yunus, mereka tahu cerita para pelaut. Tidak diragukan para pelaut telah membagikan kabar ini, bahwa orang ini telah ditelan seekor ikan selama 3 hari dan dia selamat, dan dia hidup kembali pada hari ketiga. Kita nanti akan kemari. Nah, orang-orang Niniwe ini sungguh-sungguh bertobat karena perilaku mereka berubah. Simak ayat 7-10, “…7 Lalu ia (raja) memerintahkan supaya dimaklumkan dan diterbitkan di seluruh Niniwe atas titah raja dan para bangsawannya, mengatakan, ‘Hendaknya tidak ada manusia maupun binatang, ternak maupun kawanan, makan apa-apa, jangan bolehkan mereka makan atau minum air. 8 Melainkan hendaknya manusia dan binatang  berselubung goni hitam dan berseru dengan keras kepada Allah; iya, hendaknya setiap orang berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 9 Siapa tahu apakah Allah akan berbalik dan mengubah niatNya, dan  berpaling dari murka-Nya yang  menyala-nyala itu, sehingga kita boleh tidak binasa. 10 Lalu Allah melihat perbuatan mereka itu, bahwa mereka telah berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat, maka Allah mengubah niatNya dari bencana yang  telah dikatakanNya akan dijatuhkanNya kepada mereka, dan Ia tidak jadi melakukannya.”

 

 

So the question is, how could one man with a redundant short sermon “In 40 days Nineveh will be destroyed” bring about such a miraculous conversion? Could not the king have had him arrested and thrown into prison, or probably killed? The answer is that they were converted because they believed in the sign of Jonah.

 

Maka pertanyaannya ialah, bagaimana satu orang dengan pesan singkat yang diulang-ulang, “dalam 40 hari Niniwe akan dihancurkan” membawa pertobatan yang sedemikian ajaibnya? Tidakkah raja itu bisa saja menangkapnya dan melemparkannya ke penjara, atau mungkin membunuhnya? Jawbanannya ialah, mereka bertobat karena mereka mempercayai tanda Yunus.

 

 

We'll notice in the New Testament that the Gentiles believed because of the sign of Jesus. What was the sign? As we shall see, Jonah became a sign to the Ninevites because they had heard that Jonah had been thrown into the sea and a fish had swallowed him. For them he was as good as dead. And then he showed up preaching in Nineveh. They were converted by the sign of Jonah. They knew that he had died, been buried, and resurrected. And his preaching as a result brought conviction. Are you following me? This is a type.

 

Kita simak di Perjanjian Baru, bangsa-bangsa non-Yahudi menjadi percaya karena tanda Yesus. Apa tanda itu? Seperti yang akan kita lihat, Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe karena mereka telah mendengar bahwa Yunus telah dilemparkan ke laut dan seekor ikan telah menelannya. Bagi mereka, Yunus pasti sudah mati. Kemudian dia muncul berkhotbah di Niniwe. Mereka bertobat karena tanda Yunus. Mereka tahu dia sudah mati, terkubur, dan dihidupkan kembali. Dan akibatnya, khotbahnya membawa pertobatan. Apakah kalian mengikuti saya? Ini tipenya.

 

 

And then we have the antitype, which is similar to the type. Now let's go quickly to chapter 4, Jonah personifies the attitude of Israel, once again in chapter 4. So to speak, Jonah died, was buried, and resurrected. And when the Ninevites saw the one sign, they believed his message, and 120’000 Gentiles were converted. But now notice, God had given Israel many signs in the days of Christ, and the adulterous generation of Jews refused to be converted. God dealt with the plant ~ what did God do with the plant? It existed one day. And what did He do? God destroyed the plant after one day ~ So God dealt with a plant as Jonah wanted God to deal with Nineveh. Jonah was furious that God will destroy a plant but joyful if God destroyed the Gentiles. Are you with me? So Jonah was angry because God destroyed one gourd, but he would be happy if God destroyed 120’000 people~ A gourd does not know the difference between right and wrong. The Ninevites did not know the difference between their right and left hand. Jonah did not create the gourd, but God had created the Ninevites. God destroyed the gourd in one day but He made the Gentiles for eternity. The book of Jonah ends in suspense with a question. God asked him, “Do you have a reason to be angry?” We do not know how the prophet responded to God's reasoning because the story was still being written. In this sense it is similar to the story of The Prodigal Son. The story of The Prodigal Son does not tell you whether the reasoning of the father sunk into his older son. Let's read Luke 15:31 and 32, and remember Jonah is a representation of what? Of the attitude of Israel.

This is when the son has returned home, all smelly, you know, he'd been with the swine; and the older brother says, he was angry, oh kind of like Jonah. He was angry and would not go in to the party that was taking place. Therefore his father came out, and pleaded with him. “ 29 So he answered and said to his father, ‘Lo, these many years I have been serving you; I never transgressed your commandment at any time; and yet you never gave me a young goat, that I might make merry with my friends. 30 But as soon as this son of yours...” he doesn't say “my brother”, “...as soon as this son of yours came, who has devoured your livelihood with harlots, you killed the fatted calf for him.’ 31 And he said to him, ‘Son, you are always with me...” like Israel was with God “...and all that I have is yours. 32 It was right that we should make merry and be glad, for your brother was dead and is alive again, and was lost and is found.’...” The story ends without telling us what the older son did. The older son represents the Jews of Christ day who had enclosed themselves within themselves, did not witness to the Gentiles because they felt that they were holier than thou.

 

Kemudian ada antitipenya, yang mirip tipenya. Nah, mari kita cepat-cepat ke pasal 4. Yunus mempersonifikasi sikap bangsa israel, sekali lagi di pasal 4. Katakanlah, Yunus mati, terkubur, dan dihidupkan kembali. Ketika orang-orang Niniwe melihat satu tanda ini, mereka mempercayai pekabarannya, dan 120’000 orang-orang non-Yahudi ditobatkan. Tetapi sekarang simak, Allah telah memberi Israel banyak tanda mujizat di zaman Kristus, dan angkatan Yahudi yang suka berzinah itu tidak mau bertobat. Allah memperlakukan tanaman ~ apa yang Allah lakukan pada tanaman itu? Dia tumbuh satu hari, lalu apa yang dilakukan Allah? Allah membinasakan tanaman itu setelah satu hari ~ Jadi Allah memperlakukan tanaman itu seperti yang Yunus mau Allah perlakukan Niniwe. Yunus marah besar Allah membinasakan sebuah tanaman, tetapi dia senang jika Allah membinasakan bangsa-bangsa lain. Apakah kalian mengikuti saya? Jadi Yunus marah karena Allah membinasakan satu tanaman labu, tetapi dia akan senang seandainya Allah membinasakan 120’000 manusia. Tanaman labu tidak tahu bedanya benar dan salah. Orang-orang Niniwe tidak tahu bedanya tangan kanan dari tangan kiri mereka. Yunus tidak menciptakan tanaman labu, tetapi Allah telah menciptakan orang-orang Niniwe. Allah membinasakan tanaman labu itu dalam satu hari, tetapi Dia membuat bangsa-bangsa lain untuk kekekalan. Kitab Yunus berakhir dengan sebuah pertanyaan. Allah bertanya kepada Yunus, “Apakah kamu punya alasan untuk marah?” Kita tidak tahu bagaimana respons si nabi pada pemikiran Allah karena kisah itu masih sedang ditulis waktu itu. Ini mirip kisah Anak Bungsu yang Boros. Kisah Anak Bungsu yang Boros tidak memberitahu kita apakah pemikiran si ayah meresap ke anak sulungnya. Mari kita baca Lukas 15:31-32, dan ingat Yunus mewakili apa? Mewakili sikap bangsa Israel. Ini ketika si anak bungsu sudah pulang, bau badannya tidak sedap, dia habis berkumpul dengan babi-babi, dan saudara yang sulung berkata, dia marah ya semacam Yunus begitu. Dia marah dan tidak mau hadir di pesta yang sedang diadakan. Maka ayahnya keluar dan memohon padanya. 29 Jadi ia menjawab ayahnya, katanya, Lihatlah, telah bertahun-tahun aku melayanimu dan belum pernah aku melanggar perintahmu kapan pun, tetapi kepadaku belum pernah engkau berikan seekor anak kambing supaya aku boleh bersenang-senang dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi begitu anakmu ini…” dia tidak berkata “saudaraku”, “…30 Tetapi begitu anakmu ini datang, yang telah memboroskan harta kekayaanmu  dengan pelacur-pelacur,  engkau menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ 31 Dan ayahnya berkata kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku…”  seperti Israel bersama dengan Allah, “…dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan hidup kembali, ia telah hilang dan ditemukan…”  Ceritanya berakhir tanpa memberitahu kita apa yang dilakukan si anak sulung. Anak sulung ini mewakili bangsa Yahudi di zaman Kristus yang telah menutup diri mereka di dalam lingkungan mereka sendiri, tidak bersaksi kepada bangsa-bangsa lain karena mereka merasa mereka lebih suci daripada orang lain.

 

 

Ellen White wrote in Christ’s Object Lessons page 209, “By the elder son  were  represented  the unrepenting  Jews  of Christs day, and also the Pharisees in every age, who look with contempt upon those whom they regard as publicans and sinners...”  you know, the same thing is true of the story of the Parable of the Fig Tree. You know Israel is represented by the fig tree. And you know 6 months before Jesus began His ministry John the Baptist began his ministry to announce that the Messiah was going to come. 2½  years later there's the parable of Luke chapter 13 where the owner of the vineyard says “I'm going to cut down this fig tree because this fig tree doesn't produce any fruit”.  And the vinedresser who is Jesus says, “Well, let's  leave it for another year,” Jesus’ ministry was going to last another year, “and let's see if it produces fruit. If it produces fruit, we'll leave it.” At the end of His ministry Jesus sees a fig tree in the distance, the same fig tree of the parable. And He says to His disciples, “Let's go see if there's fruit on that.” By the way the fruit is proclaiming the message to the world and winning souls. And they go and there wasn't a single fig on the tree. And the fig tree representing Israel was what? Was cursed, “Never will you ever produce fruit again.” That sounds pretty final,  doesn't it? And so in our second session we will deal with the fulfillment.

 

Ellen White menulis di Christ’s Object Lessons hal. 209,   “…Melalui anak yang sulung dilambangkan banga Yahudi di zaman Kristus yang tidak mau bertobat, dan juga orang-orang Farisi di setiap zaman, yang memandang dengan muak orang-orang yang mereka anggap sebagai pemungut cukai dan pendosa…” (3/129) Hal yang sama ada di kisah Perumpamaan Pohon Ara. Kalian tahu Israel dilambangkan oleh pohon ara. Dan 6 bulan sebelum Yesus memulai ministriNya, Yohanes Pembaptis memulai ministrinya untuk mengumumkan bahwa Sang Messias akan datang. 2½ tahun kemudian itulah perumpamaan di Lukas pasal 13 di mana si pemilik kebun  berkata, “Aku akan memotong pohon  ara ini karena pohon ini tidak menghasilkan buah apa pun.” Dan pemelihara kebun itu yang adalah Yesus berkata, “Nah, mari kita biarkan dia satu tahun lagi,” ministri Yesus akan berlangsung satu tahun lagi, “…dan mari kita lihat apakah pohon ini menghasilkan buah. Jika menghasilkan buah, kita biarkan dia hidup.” Pada akhir ministriNya, Yesus melihat sebatang pohon ara di kejauhan, pohon ara yang sama yang ada di perumpamaan itu. Dan Dia berkata kepada murid-muridNya, “Ayo kita pergi lihat apakah ada buahnya di pohon itu.” Nah, buahnya ialah menyampaikan pekabaran kepada dunia dan memenangkan jiwa. Dan mereka pergi, dan tidak ada sebutir buah pun di pohon itu. Dan pohon ara yang mewakili bangsa Israel diapakan? Dikutuk. “Kamu tidak pernah akan berbuah lagi”. Ini terdengar sangat final, bukan? Maka di sesi kedua kita akan membahas penggenapannya.

 

 

11 09 25

 


No comments:

Post a Comment