THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1
Part 25/25 - Stephen Bohr
ARE WE
KEEPING THE RIGHT DAY?
https://www.youtube.com/watch?v=9SmusLxsMbI&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=25
Dibuka
dengan doa.
Well, welcome
back. This is presentation number 25, it's a bonus, because we were supposed to
do 24, but I like all of you so much that I decided to give you an extra
presentation. Aren't I nice? Just kidding. All right. We are going to answer
the question now: Are we keeping the right day? That's the title of our study. Are
we keeping the right day? For 170 years plus, the 7th Day Adventist Church has kept
the same Sabbath that we keep today. James and Ellen White kept the same
Sabbath that we keep every week. However, in recent years pockets of Seventh
Day Adventist have reached the conclusion that the church has been keeping the
wrong day, that we need to keep the Sabbath according to what they call a luni-solar
calendar. Now lunar-sabbatarians say that
the Sabbath should fall on the 1st, the 8th, the 15th,
the 22nd, and the 29th of the month, from the time
that you see the first new moon, excuse me. The first visible new moon which is
also known as the crescent moon, is the beginning day for certain Hebrew feasts.
Thus the day of the new or crescent moon is
also the first seventh day Sabbath of the month according to lunar sabbatarians.
So thus from the time that you see the first new moon, from that day you keep
the Sabbath on that day; and then you keep the 8th, the 15th,
the 22nd, and the 29th, of the month. This means that the Sabbath can fall on different days of the week,
which represents a problem if you have a job, among other things.
Nah, selamat bertemu
kembali. Ini adalah presentasi nomor 25, ini bonus, karena kita seharusnya
hanya membuat 24 presentasi, tetapi saya begitu menyukai kalian semua, saya
memutuskan untuk memberi kalian sebuah presentasi ekstra. Saya baik, kan?
Bercanda. Baiklah, kita akan menjawab pertanyaannya sekarang: Apakah kita
memelihara hari yang benar? Itulah judul pelajaran kita ini. Apakah kita
memelihara hari yang benar? Selama 170 tahun lebih, gereja MAHK telah
memelihara Sabat yang sama yang kita pelihara sekarang ini. James dan Ellen
White memelihara Sabat yang sama yang kita pelihara setiap minggu. Namun
begitu, belakangan ini ada kelompok-kelompok MAHK yang tiba pada kesimpulan
bahwa gereja telah memelihara hari yang salah, bahwa kita perlu memelihara Sabat
menurut apa yang mereka sebut kalendar luni-solar. Nah, para pemelihara Sabat lunar mengatakan bahwa hari
Sabat harus jatuh pada hari pertama, hari ke-8, hari ke-15, hari ke-22, dan
hari ke-29 dari setiap bulan, dihitung mulai dari waktu orang
melihat bulan baru yang pertama, bulan baru yang pertama tampak, yang juga
dikenal sebagai bulan sabit, adalah hari dimulainya perhitungan beberapa
perayaan Ibrani. Dengan demikian, hari bulan baru atau hari bulan
sabit juga menjadi Sabat hari ketujuh yang pertama di bulan tersebut, menurut
para pemelihara Sabat lunar. Maka dari saat orang melihat bulan
baru yang pertama, mulai dari hari itulah kita harus memelihara Sabat pada hari
tersebut; selanjutnya kita harus memeliharanya pada hari ke-8, ke-15, ke-22,
dan ke-29 dari bulan itu. Ini berarti hari Sabat bisa jatuh
pada sembarang hari dari satu minggu, yang mendatangkan masalah
jika kita bekerja, di antara hal yang lain.
The problem
with this method of computation is, that on some days the moon might not be
visible, particularly in biblical times where they didn't have charts. And
according to those who keep the lunar Sabbath, the seven day cycle of the Sabbath
begins on the same day as the feast on the crescent moon or the new moon. Thus according
to luni-solar sabbatarians, the Sabbath can fall on a different day every week.
Masalahnya dengan metode
penghitungan ini ialah, ada hari-hari ketika bulannya mungkin tidak tampak,
terutama di zaman Alkitab di mana mereka tidak memiliki bagan grafis. Dan
menurut mereka yang memelihara Sabat lunar, siklus Sabat yang tujuh hari
dimulai pada hari yang sama dengan perayaan pada bulan sabit atau bulan baru.
Dengan demikian menurut para pemelihara Sabat lunar, hari Sabat
itu bisa jatuh pada hari yang berbeda setiap minggu.
The Sabbath
is called “luni” because the new moon marks the day when the Sabbath is to be kept;
and it's called “solar” because the sun determines the length of the day, okay?
·
So it's “luni” because the first day of the crescent moon is
the first Sabbath and then seven days
later during the week those are the successive sabbaths,
·
and it's called “solar” because the sun
determines the length of the Sabbath, of the Sabbath day.
Sabbat disebut “luni” karena
bulan baru yang menandai harinya kapan Sabat itu harus dipelihara; dan disebut
“solar” karena matahari yang menentukan panjanganya hari tersebut, oke?
·
Jadi itu “luni”
karena hari pertama dari bulan sabit adalah Sabat yang pertama, kemudian
tujuh hari setelah itu di minggu itu, itulah sabat-sabat berikutnya.
·
Dan disebut “solar” karena matahari menentukan
lamanya hari Sabat itu.
Has the
Seventh Day Adventist Church been keeping the wrong Sabbath for the last 170
plus years? Did not God give Ellen White the light on this vital and important
matter that all during her ministry she kept the wrong day?
Apakah gereja MAHK telah
memelihara Sabat yang salah selama lebih dari 170 tahun yang terakhir? Tidakkah
Allah memberi terang kepada Ellen White tentang hal yang vital dan penting ini,
sehingga sepanjang ministrinya Ellen White memelihara hari yang salah?
Ellen White
wrote in Patriarchs and Prophets page 111
these words, “Like the
Sabbath, the week originated at Creation, and it has been preserved...” what has been
preserved? The week, the sequence of days of the week,
“...and it has been preserved and brought down to us through Bible
history. God Himself measured off the first week as a sample for successive
weeks to the close of time…” has the week cycle ever been lost? According to this statement, never
been lost. And then she writes, “…Like every other, it consisted of
seven literal days. Six days were employed in the work of Creation; upon the
seventh, God rested, and He then blessed this day and set it apart as a day of
rest for man.”
Ellen White menulis di Patriarchs and
Prophets, hal. 111, kata-kata
ini,
“...Seperti Sabat, tata mingguan itu bermula saat Penciptaan,
dan itu dipertahankan…” apa yang dipertahankan? Mingguannya, urutan hari-hari dalam satu minggu,
“…dan itu dipertahankan dan diturunkan kepada kita
melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri menakar dan memisahkan minggu yang
pertama sebagai contoh bagi minggu-minggu berikutnya hingga akhir zaman…” apakah siklus mingguan itu
pernah hilang? Menurut pernyataan ini, tidak pernah hilang. Lalu Ellen White
menulis, “…Sebagaimana minggu-minggu yang
lain, minggu yang pertama ini terdiri atas tujuh hari literal. Enam hari
dipakai untuk pekerjaan Penciptaan. Pada hari ketujuh Allah berhenti, dan Allah
kemudian memberkati hari ini dan memisahkannya sebagai hari perhentian bagi
manusia.”
So if the
weekly cycle has never been broken as she says, “God
Himself measured off the first week as a sample for successive weeks to the
close of time…”, if the weekly cycle has never been broken, is the Sabbath today, the seventh day Sabbath,
the same Sabbath that existed at Creation?
Clearly, yes!
Maka jika siklus mingguan
itu tidak pernah terputus seperti kata Ellen White, “Allah sendiri menakar dan
memisahkan minggu yang pertama sebagai contoh bagi minggu-minggu berikutnya
hingga akhir zaman…” jika siklus mingguannya tidak pernah putus,
apakah Sabat hari ini, Sabat hari ketujuh, itu Sabat yang sama yang ada di Penciptaan? Jelas, iya!
Let me read
you a couple of other statements from the Spirit of Prophecy.
Testimonies to Ministers page 135, listen, the
Sabbath is not determined by the moon, it's determined by the sun. Listen to
this statement. Testimonies to Ministers 135,
“God
speaks to the human family in language they can comprehend. He does not
leave
the
matter so indefinite that human beings can handle it according to their theories. When the Lord declares that He made the world in six days and rested
on the seventh day, He
means the day of twenty-four hours, which He has marked off by the rising and
setting of the sun.” Has nothing
to do with the moon.
Saya akan membacakan dua
pernyataan lain dari Roh Nubuat:
Testimonies to Ministers and Gospel Workers hal.
135, dengarkan. Sabat itu tidak ditentukan oleh bulan,
itu ditentukan oleh matahari. Dengarkan pernyataan ini. Testimonies to Ministers
and Gospel Workers hal. 135, “...Allah berbicara
kepada bangsa manusia dalam bahasa yang bisa mereka mengerti. Allah tidak
membiarkan suatu hal dalam keadaan tidak menentu sehingga manusia menanganinya
menurut teori mereka sendiri. Pada waktu Allah menyatakan bahwa Dia telah
menciptakan dunia dalam enam hari dan berhenti pada hari ketujuh, yang
dimaksudNya ialah hari yang 24 jam, yang telah ditandaiNya dengan terbitnya dan
terbenamnya matahari.” Tidak ada
kaitannya dengan bulan.
In Volume 3 of Manuscript Releases page 253 she
further writes, “…‘God made His Sabbath
for a round world...” so much for
the flat-earthers. The flat-earthers, some of them make it a matter of salvation
to believe that the earth is flat. Ellen White wrote, “...‘God
made
His Sabbath for a round world and when the seventh day comes to
us...” I like that. We don't come to the Sabbath, the Sabbath comes to us. So the commemorative monument is made of time, so everybody can come to the monument, because the monument comes to
them. So once again, “...‘God
made
His Sabbath for a round world and when the seventh day comes to
us in that round world, controlled by the sun that rules the day, it is the time in all countries
and
lands to observe the Sabbath. In the countries
where there is no sunset for months,...” not only
countries, but Alaska, “...and again
no sunrise for months, the period of time will be calculated by records kept….”
Di Manuscript Releases Vol. 3
hal. 253, Ellen
White lebih lanjut menulis, “...Allah menciptakan SabatNya
untuk dunia yang bulat,…” tuh, yang percaya dunia ini rata, itu salah. Kelompok yang percaya bumi
ini rata, beberapa dari mereka menjadikan isu mempercayai bumi ini rata sebagai
ketentuan keselamatan. Ellen White menulis, “…‘Allah
menciptakan SabatNya untuk dunia yang bulat, dan ketika hari yang ketujuh datang
kepada kita…” saya suka itu. Bukan kita yang datang kepada Sabat, tapi Sabat yang
datang kepada kita. Maka monumen pengingat itu terbuat dari waktu,
sehingga semua orang bisa datang ke monumen tersebut karena monumen itu yang
datang kepada mereka. Jadi sekali lagi, “…‘Allah menciptakan SabatNya untuk
dunia yang bulat, dan ketika hari yang ketujuh datang kepada kita di dunia yang
bulat itu, yang dikendalikan oleh matahari yang memerintah siang, itulah
saatnya di semua negara dan tempat untuk memelihara Sabat. Di negara-negara di
mana tidak ada matahari terbenam selama berbulan-bulan…” bukan hanya negara, tetapi
Alaska, “…dan juga tidak ada
matahari terbit selama berbulan-bulan, periode waktunya akan dihitung menurut catatan yang ada.” (Selected Messages Vol. 3 hal. 317).
Now I'm going
to share with you what I believe to be a definitive evidence that the lunar Sabbath theory is a counterfeit theory,
without any biblical foundation. Let's
go to Matthew 12:1-5. “1 At that time Jesus went
through the grain fields on the Sabbath. And His disciples were hungry, and
began to pluck heads of grain and to eat. 2 And when the Pharisees
saw it, they said to
Him, ‘Look, Your disciples are doing what is not Lawful to do on the Sabbath!’...”
Well, the disciples were not harvesting,
the Sabbath commandment forbids
harvesting on the Sabbath, your fields, but it doesn't forbid you picking grain to satisfy your hunger for a meal on
the Sabbath. Now Jesus is going to respond to the objection of the
religious leaders of the Pharisees, “...3 But He said to them...” Jesus is going to give two examples that they are wrong. “...3 But He said to them, ‘Have you not read what David did when he was
hungry, he and those who were with him, 4 how he entered the house of God
and ate the showbread which was not Lawful for him to eat, nor for those
who were with him, but only for the priests?...” are you understanding this? The second example that Jesus gives, “...5 Or have you not read in the Law that on the Sabbath the priests
in the temple profane the Sabbath, and are blameless?”
Sekarang
saya akan berbagi dengan kalian apa yang menurut saya adalah bukti yang mantap
bahwa teori Sabat lunar itu adalah teori palsu, tanpa
dasar yang alkitabiah. Mari ke Matius 12:1-5. “1 Pada waktu itu
Yesus berjalan melalui ladang gandum
pada hari Sabat, dan murid-murid-Nya lapar, dan mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya. 2 Dan ketika orang-orang Farisi melihat itu, berkatalah mereka kepada-Nya, ‘Lihat, murid-murid-Mu
berbuat apa yang tidak sah menurut hukum untuk dilakukan pada
hari Sabat.’…” Nah, para murid bukan lagi menuai. Hukum Sabat
melarang orang menuai ladangmu pada hari Sabat, tetapi tidak melarang
orang memetik bulir-bulir gandum untuk memuaskan lapar sebagai makanan pada
hari Sabat. Sekarang Yesus akan merespon keberatan para pemimpin
rohani orang-orang Farisi. “…3 Tetapi
Yesus berkata kepada mereka,…” Yesus akan memberi dua contoh bahwa mereka salah. “…3 Tetapi
Yesus berkata kepada mereka, ‘Tidakkah kamu pernah membaca apa yang dilakukan Daud, ketika
ia lapar, ia dan mereka yang bersamanya, 4
bagaimana ia masuk ke dalam Bait Allah
dan makan roti sajian yang tidak sah baginya untuk
memakan, maupun bagi mereka yang bersamanya,
melainkan hanya bagi imam-imam? …” apakah kalian paham ini? Contoh yang kedua yang
diberikan Yesus, “…5 Atau belumkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bagaimana pada hari Sabat, imam-imam di Bait Allah melanggar Sabat, namun tidak
bersalah?”
So Jesus uses
two examples to answer the objections of the Pharisees.
1.
David
ate the showbread which was not Lawful to do.
2.
and
the priests work double on Sabbath which appeared to be a violation of the
Sabbath commandment.
Jadi Yesus memakai dua
contoh untuk menjawab keberatan orang-orang Farisi.
1.
Daud
makan roti sajian yang tidak sah baginya untuk melakukan.
2.
dan para
imam bekerja dua kali lebih berat pada hari Sabat yang tampak seperti
pelanggaran dari perintah Sabat.
So now let's
unpack these reasons that Jesus gives. Let's go once again to 12:1 and 2. “1 At that time Jesus went
through the grain fields on the Sabbath. And His disciples were hungry, and
began to pluck heads of grain and to eat. 2 And when the Pharisees
saw it, they said to
Him, ‘Look, Your disciples are doing what is not Lawful to do on the Sabbath!’...”
What Biblical
rule were the disciples breaking? None. You see the Jews had established
additional rules that supposedly protected the Sabbath from being broken,
traditions of men. According to them, the disciples were reaping, threshing,
winnowing, and preparing a meal on the Sabbath, which their regulations forbade.
So Jesus answered their accusations that were based on tradition by recurring
to the written Scriptures, in other words, therefore, Laws that supposedly the
disciples had broken. Now Jesus is going to say, “I'm going to tell you why
you're wrong.” And Jesus gives two examples.
Jadi sekarang mari kita
kupas alasan-alasan yang diberikan Yesus. Mari kita ke Matius 12:1-2 sekali
lagi. “1 Pada waktu itu Yesus berjalan melalui
ladang gandum pada hari Sabat, dan murid-murid-Nya lapar, dan mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya. 2 Dan ketika orang-orang Farisi melihat itu, berkatalah mereka kepada-Nya, ‘Lihat, murid-murid-Mu
berbuat apa yang tidak sah menurut hukum untuk dilakukan pada
hari Sabat.’…”
Peraturan alkitabiah mana
yang dilanggar para murid? Tidak ada. Kalian lihat, orang-orang Yahudi telah
membuat peraturan-peraturan tambahan yang katanya untuk melindungi Sabat supaya
tidak dilanggar. Ini adalah tradisi manusia. Menurut mereka, para murid sedang
menuai, mengirik, menampi, dan mempersiapkan hidangan pada hari Sabat, yang
dilarang menurut peraturan mereka. Maka Yesus menjawab tuduhan mereka yang
berdasarkan tradisi dengan mengacu ke Kitab Suci yang tertulis, dengan kata
lain, peraturan-peraturan yang katanya telah dilanggar para murid. Sekarang
Yesus akan berkata, “Aku akan memberitahumu mengapa kamu salah.” Dan
Yesus memberikan dua contoh.
David ate the
showbread. Now on the surface, it would appear that this is not a Sabbath
example. Why would Jesus use something ~ eating the showbread ~ that has
nothing to do with the disciples supposedly breaking the Sabbath? Or is it just
possible that the showbread event occurred on Sabbath? Are you following my
point?
The second
example Jesus gives is that the priests offered double sacrifices and offerings
on the Sabbath, and this is clearly a Sabbath example.
Daud memakan roti sajian.
Nah di permukaannya, ini terlihat bukanlah sebuah contoh tentang hari Sabat. Mengapa Yesus mau memakai sesuatu ~
makan roti sajian ~ yang tidak ada kaitannya dengan para murid yang dikatakan
melanggar Sabat? Atau mungkinkah bahwa peristiwa makan roti sajian itu terjadi
pada hari Sabat? Apakah kalian mengikuti poin saya?
Contoh yang kedua yang
diberikan Yesus ialah para imam mempersembahkan kurban ganda pada hari Sabat,
dan ini jelas adalah contoh tentang pemeliharaan Sabat.
But even the
showbread doesn't appear to be a Sabbath example because the Sabbath isn't mentioned
explicitly. Let's take the first example that Jesus gave, the showbread. Jesus justified
the actions of His disciples by referring to David eating the showbread. Only
the priests could eat the old showbread when they place the fresh bread on the
table every Sabbath. So this is a Sabbath
example that Jesus gives. Let's read Matthew 12:3-5, “3 But He said to them, ‘Have you not read what David did when he was
hungry, he and those who were with him: 4 how he entered the house of God
and ate the showbread which was not Lawful for him to eat, nor for those
who were with him, but only for the priests?...” Let me ask
you this, would the Jews have known that the showbread was changed every
Sabbath? Of course they would know that. So they would know that Jesus was
presenting a Sabbath example to contradict what they were saying.
Tetapi bahkan roti sajian
tampaknya bukanlah suatu contoh tentang hari Sabat, karena Sabat tidak
disebutkan secara eksplisit. Mari kita lihat contoh yang pertama yang diberikan
Yesus, roti sajian. Yesus membenarkan tindakan murid-muridNya dengan merujuk kepada
Daud memakan roti sajian. Hanya para imam yang boleh makan roti sajian yang
lama ketika mereka menempatkan roti sajian baru di meja setiap hari Sabat. Jadi
contoh yang diberikan Yesus ini adalah sebuah contoh tentang
hari Sabat. Mari kita baca Matius 12:3-5, “…3 Tetapi Yesus berkata kepada mereka, ‘Tidakkah kamu pernah
membaca apa yang dilakukan Daud, ketika ia lapar, ia dan mereka yang bersamanya, 4 bagaimana ia masuk ke
dalam Bait Allah dan makan roti sajian yang
tidak sah baginya untuk memakan, maupun bagi mereka yang bersamanya,
melainkan hanya bagi imam-imam?…” Coba saya
tanya, apakah orang-orang Yahudi sudah tahu bahwa roti sajian itu diganti
setiap hari Sabat? Tentu saja mereka sudah tahu itu. Jadi mereka sudah tahu
bahwa Yesus memberikan sebuah contoh tentang hari Sabat untuk mengkontradiksi
apa yang mereka katakan.
Now let's
take a look at the second example that Jesus gave. We find it there in Matthew
12 and beginning with verse 5, “ 5 Or have you not read in the Law that on the Sabbath the priests
in the temple profane the Sabbath, and are blameless?” The priests
worked more on Sabbath than any other day, just like us, preachers work more on
the Sabbath than any other day. You know, when I as a pastor, sometimes I would
arrive home at 9:00 in the evening, after preaching a couple of times, teaching
a Sabbath School class, visiting people in the hospital. I was ready for a rest,
because on Sabbath pastors work more than any other day.
Sekarang
mari kita simak contoh kedua yang diberikan Yesus. Kita dapati di Matius 12
mulai dengan ayat 5, “…5 Atau belumkah kamu baca dalam kitab Taurat, bagaimana pada hari Sabat, imam-imam di Bait Allah melanggar Sabat, namun tidak
bersalah?” Para imam bekerja lebih banyak pada hari Sabat daripada hari-hari lainnya,
sama seperti kami para pendeta bekerja lebih banyak pada hari Sabat daripada
hari mana pun yang lain. Tahukah kalian ketika saya masih gembala sidang,
terkadang saya tiba di rumah pukul 9 malam, setelah berkhotbah dua kali,
mengajar kelas Sekolah Sabat, mengunjungi orang-orang di rumah sakit, saya
sudah ingin beristirahat, karena pada hari Sabat para gembala sidang bekerja
lebih banyak daripada hari-hari lain.
Notice Numbers
28:9 and 10 on this particular point, this is where Jesus is referring to the
priests working ~ by the way is it okay for pastors to work more on Sabbath
than any other day? Yes, because they're doing sacred work, it's not their will,
it's God's will, and it's okay to do things
for God's Kingdom on the Sabbath. Numbers 28:9 and 10, “9 ‘And on the Sabbath day two lambs in their first year...” that's twice as many as any other
day “...without blemish, and
two-tenths of an ephah of
fine flour as a grain offering, mixed with oil, with its drink offering— 10 this is the burnt offering for every Sabbath, besides the
regular burnt offering with its drink offering.”
Simak
Bilangan 28:9-10 tentang poin khusus ini, ini ialah di mana Yesus merujuk
kepada imam-imam yang bekerja ~ nah, apakah boleh para gembala sidang bekerja
lebih banyak pada hari Sabat daripada hari-hari yang lain? Ya, karena mereka
mengerjakan pekerjaan yang kudus, itu bukan kemauan mereka, itu kehendak Allah,
dan boleh-boleh saja melakukan pekerjaan bagi kerajaan Allah
pada hari Sabat. Bilangan 28:9-10, “9 Dan
pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun…” itu dua kali
lebih banyak dari hari-hari lain, “…yang
tidak bercela, dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai kurban
sajian, dicampur dengan minyak, dengan kurban
curahannya. 10 Itulah kurban bakaran untuk
setiap Sabat, di samping kurban bakaran yang tetap dengan kurban curahannya.”
Ellen White
wrote in Review and
Herald, August 3, 1897 the following explanation upon this particular
subject of the priests working more on Sabbath than any other day. She wrote, “The work of the priests in connection with the
sacrificial offerings was increased upon the Sabbath, yet in their holy work in
the service of God, they did not violate the fourth commandment of the
decalogue. Works of mercy and of necessity are no transgression of the Law. God
does not condemn these things. The act of mercy and necessity in passing
through a grain field, of plucking the heads of wheat, of rubbing them in their
hands, and of eating to satisfy their hunger, He declared to be in accordance
with the Law which He Himself had proclaimed from Sinai…” Jesus is saying, “Don't question Me,
I was the One who gave the Law.” “…Thus
He declared Himself guiltless before scribes, rulers, and priests, before the
heavenly universe, before fallen angels and fallen men.” In other words, He was guiltless
before priests, before the Heavenly universe, before fallen angels, and before
men.
Ellen
White menulis di Review
and Herald, 3 Agustus 1897 penjelasan berikut tentang topik khusus ini yaitu
para imam yang bekerja lebih banyak pada hari Sabat daripada hari yang lain.
Ellen White menulis,
“…Pekerjaan para imam sehubungan dengan persembahan kurban, meningkat
pada hari Sabat, namun dalam mengerjakan pekerjaan mereka yang kudus dalam
pekerjaan Allah, mereka tidak melanggar perintah keempat dari Kesepuluh
Perintah. Perbuatan-perbuatan demi belas kasihan dan kebutuhan mendesak
bukanlah pelanggaran Hukum. Allah tidak menyalahkan hal-hal itu. Tindakan demi
belas kasihan dan kebutuhan mendesak saat melewati tanaman gandum, dengan
memetik bulir-bulir gandum, menggosok-gosok mereka di tangan, dan memakannya
untuk memuaskan lapar mereka, Yesus
menyatakan itu sesuai dengan Hukum, yang dikumandangkan oleh DiriNya sendiri
dari Sinai…” Yesus berkata,
“Jangan meragukan Aku, Akulah yang memberikan Hukumnya.” “…Dengan
demikian Dia menyatakan DiriNya tidak bersalah di hadapan para ahli Taurat,
penguasa, imam, di hadapan alam semesta surgawi, di hadapan malaikat-malaikat
yang sudah murtad, dan manusia-manusia berdosa. (paragraf 4) …” Dengan kata lain, Dia tidak bersalah di hadapan para imam, di hadapan alam semesta surgawi,
di hadapan para malaikat yang murtad, dan di hadapan manusia.
Now let's
talk take a closer look at the first example, this one that we just went
through is the second example. The first example is going to take longer,
that's why I have left it till last. In order to understand the showbread
episode we have to go back to 1 Samuel chapter 20, so I invite you to go back
to 1 Samuel chapter 20. You know studying this is like doing detective work. People
told me that if I had not been a pastor I should be a lawyer. Have mercy! But
there are good lawyers too, Hallelujah! There are good Adventist lawyers, it's
no reflection of the profession of being a lawyer, because they serve a very
important function in the world today.
Nah, mari kita menyimak
lebih teliti contoh yang pertama. Yang ini yang baru kita bahas ialah contoh
kedua. Contoh yang pertama butuh waktu lebih lama, itulah mengapa saya letakkan
di bagian akhir. Untuk memahami episode roti sajian kita harus mundur ke 1
Samuel pasal 20, jadi saya ajak kalian untuk pergi ke 1 Samuel pasal 20. Kalian
tahu, mempelajari ini seperti pekerjaan detektif. Kata orang, andaikan saya
tidak menjadi pendeta, saya seharusnya menjadi pengacara. Amit-amit! Tetapi ada
juga pengacara-pengacara yang baik, Halleluya! Ada pengacara-pengacara Advent
yang baik, ini bukan menjelekkan profesi pengacara, karena mereka melayani
fungsi yang sangat penting di dunia hari ini.
1 Samuel
20:1-4, let me give you the gist of what this verse is saying. David fled from
Saul's wrath and told Jonathan that his father intended to kill him. Was
Jonathan a good friend of David? Oh they
were intimate friends, not in the sense that the gay community says, you know,
they say, “Oh! In the Bible it says that David loved Jonathan.” And so
they make it into romantic love. Terrible! You know, there are many men in this
world that I love, but in the biblical sense of the word, not in the sexual or
romantic sense of the word. Some people who believe in gay marriage even say
that Jesus had an affair with John because he was the beloved disciple. Blasphemy!
So anyway,
David fled from Saul's wrath and told Jonathan that his father intended to kill
him. Let's read 1 Samuel 20:1, “1 Then
David fled from Naioth in Ramah, and went and said to Jonathan, ‘What have I
done? What is my iniquity, and what is my sin before your
father, that he seeks my life?’...” Now Jonathan
is going to tell David that he's wrong, “My Dad doesn't want you killed,
because my father would tell me if he had the intention of killing you.” Notice
verse 2, “...2 So Jonathan said to him, ‘By no means! You
shall not die! Indeed, my father will do nothing either great or small without
first telling me. And why should my father hide this thing from me?
It is not so!’...” “David you're wrong, my father doesn't
want to kill you, you're paranoid,” that's my
expression. So Jonathan then explains why his father did not tell him. David
told Jonathan that the reason why his father would not tell him in advance was
because his father did not want him to grieve David's death, in other words,
Saul did not want Jonathan to grieve David's death. Notice verse 3, “3 Then David took an
oath again, and said, ‘Your father certainly knows that I have found favor in
your eyes, and he has said, ‘Do not let Jonathan know this, lest he be
grieved.’ But truly, as the Lord lives
and as your soul lives, there is but a step between me and
death.’...” is what David says. “Your Dad really wants my death.”
1 Samuel 20:1-4, saya akan
memberikan inti dari apa yang dikatakan ayat ini. Daud sedang melarikan diri
dari murka Saul, dan dia mengatakan kepada Yonatan bahwa ayahnya berniat
membunuhnya. Apakah Yonatan teman baik Daud? Oh, mereka teman akrab, tidak dalam
pengertian yang dikatakan komunitas gay, kalian tahu mereka
berkata, “Oh, di Alkitab dikatakan bahwa Daud mencintai Yonatan.” Maka
mereka membuat itu cinta romantis. Keterlaluan! Kalian tahu, ada banyak
laki-laki di dunia ini yang saya kasihi, tetapi dalam pengertian yang
alkitabiah, bukan dalam pengertian seksual atau romantis. Ada orang yang
membenarkan perkawinan gay bahkan mengatakan bahwa Yesus menjalin
hubungan romantis dengan Yohanes karena dia adalah murid yang dikasihi. Itu
menghujat!
Jadi,
Daud melarikan diri dari murka Saul, dan memberitahu Yonatan bahwa ayahnya
berniat membunuhnya. Mari kita baca 1 Samuel 20:1, “1 Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama,
dan pergi dan berkata kepada Yonatan, ‘Apakah
yang telah kuperbuat? Apa kesalahanku dan apa dosaku terhadap ayahmu, sehingga
ia ingin mencabut nyawaku?’…” Sekarang Yonatan akan mengatakan kepada Daud dia salah, “Ayahku
tidak mau membunuhmu, karena ayahku akan mengatakan kepadaku jika dia punya
niat untuk membunuhmu”. Simak ayat 2, “…2 Maka Yonatan berkata kepadanya, ‘Tidak mungkin! Engkau tidak akan mati. Sesungguhnya
ayahku tidak berbuat apa pun entah perkara
besar maupun perkara kecil, tanpa lebih dulu
mengatakannya kepadaku. Dan mengapa
ayahku harus menyembunyikan perkara ini dari
aku? Tidak begitu!’…” “Daud, kamu salah, ayahku
tidak berniat membunuhmu, kamu yang paranoid.” Ini ungkapan
saya. Maka Yonatan menjelaskan mengapa ayahnya tidak memberitahunya. Daud
memberitahu Yonatan mengapa ayahnya tidak memberitahu dia sebelumnya karena
ayahnya tidak mau Yonatan bersedih atas kematian Daud. Dengan kata lain, Saul
tidak mau Yonatan sedih karena kematian Daud. Simak ayat 3, “3 Lalu
Daud bersumpah lagi dan berkata, ‘Ayahmu pasti tahu bahwa engkau suka kepadaku, dan dia berkata, ‘Jangan biarkan Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati.’ Tetapi sungguh, demi TUHAN yang hidup dan demi
hidupmu, hanya ada satu langkah antara aku
dan kematian.’…” itulah kata Daud. “Ayahmu sungguh-sungguh menginginkan
kematianku.”
So then
Jonathan told David that he would do whatever David recommended. Notice verse 4,
1 Samuel 20:4, “4 So Jonathan said to David, ‘Whatever you
yourself desire, I will do it for you.’...” So now notice what David tells Jonathan. David told Jonathan that he was
going to hide for three days, and not sit at the table of the king beginning
the next day, which would be the new moon. Are you following me or not? So
David says to Jonathan. “I'm going to hide for 3 days, I'm not going to sit
at the king's table beginning the next day.” That would be what? The new
moon. Let's read 1 Samuel 20:5, “..5 And David said to Jonathan, ‘Indeed
tomorrow is the new moon, and I should not fail to sit with the
king to eat. But let me go, that I may hide in the field until the
third day at evening.’...” Are you
catching the picture? Let's read 1 Samuel now 20:18 and 19, a covenant is made
between David and Jonathan. Jonathan vowed to protect David. It says there, in
those verses, “...18 Then Jonathan
said to David, ‘Tomorrow is the new moon; and you will be missed...” in other
words, if you don't sit at the king's table, you're going to be missed “...because your seat will be empty. 19 And when you
have stayed three days, go down quickly and come to the place where you
hid on the day of the deed; and remain by the stone Ezel.’...”
Maka
Yonatan memberitahu Daud bahwa dia akan melakukan apa saja yang
direkomendasikan Daud. Simak ayat 4, 1 Samuel 20:4, “4 Maka Yonatan
berkata kepada Daud, ‘Apa pun kehendak hatimu, aku akan melakukannya untukmu.’…” Jadi sekarang
simak apa yang dikatakan Daud kepada Yonatan. Daud memberitahu Yonatan bahwa
dia akan bersembunyi selama tiga hari, dan mulai besok tidak duduk di meja
raja, yang adalah hari bulan baru. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Jadi Daud berkata kepada Yonatan, “Aku akan bersembunyi 3
hari, mulai besok aku tidak akan duduk di meja raja.” Itu adalah apa? Bulan baru. Mari kita baca 1 Samuel 20:5, “…5 Dan Daud berkata
kepada Yonatan, ‘Sesungguhnya, besok itu bulan baru, dan
aku seharusnya duduk makan bersama-sama
dengan raja. Tetapi biarkan aku pergi, supaya aku boleh
bersembunyi di padang sampai hari yang ketiga saat petang.’…” Apakah kalian menangkap gambarnya? Mari kita baca 1 Samuel 20:18-19,
Daud dan Yonatan membuat perjanjian. Yohantan bersumpah untuk melindungi Daud.
Dikatakan di sana, di ayat-ayat itu, “…18 Lalu Yonatan berkata
kepada Daud, ‘Besok itu bulan baru; dan engkau akan dicari…” dengan kata
lain, jika kamu tidak duduk di meja raja, ketidakhadiranmu akan terlihat, “…sebab
tempat dudukmu akan kosong. 19 Dan
bila engkau telah menghindar tiga hari, cepatlah turun dan datang ke tempat
di mana engkau telah bersembunyi pada hari peristiwa itu, dan tinggallah di batu Ezel…”
Now let's
notice, the first day of hiding 1 Samuel 20:24 and 25, the next day was what? The
new moon, right? That's supposedly when the observance of the Sabbath begins,
right? Don't miss that point.
So the next
day, the day of the new moon, Jonathan sat at the table with King Saul.
Jonathan sat at the table with King Saul, but David was missing. Saul noticed
David's absence, but was not very concerned. 1 Samuel 20:24 and 25, “24 Then David hid in the field. And when the new
moon had come...” Okay, which day is that? The day
after, right? Are you following me? It's the day after. “...24 Then
David hid in the field. And when the new moon had come...” the first day of the month, the first of the three days that David said
he was going to hide, “...the king sat down to eat the feast. 25 Now
the king sat on his seat, as at other times, on a seat by the wall.
And Jonathan arose, and Abner sat by Saul’s side, but David’s place was
empty.”
Sekarang simak, hari pertama Daud bersembunyi, 1 Samuel 20:24-25.
Keesokan harinya, hari apa? Bulan baru, benar? Itulah yang menurut orang Sabat
lunar, Sabat harus dipelihara, benar? Jangan kelewatan poin ini.
Maka keesokan harinya, hari bulan baru, Yonatan duduk di meja bersama
raja Saul, tetapi Daud tidak hadir. Saul melihat ketidakhadiran Daud, tetapi
itu tidak terlalu dipikirkannya. 1 Samuel 20:24-25,“24 Lalu
Daud bersembunyi di padang. Dan ketika bulan
baru tiba…” oke, hari yang
mana itu? Keesokannya, benar? Apakah kalian mengikuti saya? Itu keesokannya. “…24 Lalu Daud bersembunyi di padang. Dan ketika bulan baru tiba…” hari pertama
dari bulan itu, hari pertama dari tiga hari yang dikatakan Daud dia akan
bersembunyi “…duduklah
raja untuk makan perayaan itu. 25
Raja duduk di tempatnya seperti biasa, di tempat
dekat dinding. Dan Yonatan berdiri, dan
Abner duduk di sisi Saul, tetapi tempat Daud kosong.”
Now in the
next verse we're going to find the second day. First day is a new moon. The
next day, the second of the three days, in other words, this is the day after
the new moon. Let's read 1 Samuel 20:27, “27 And
it happened the next day...” how many days have passed so far? The next day is the second day, right?
“...the next day the
second day of the month...” that is the
day after the new moon, “...that David’s place was empty. And Saul
said to Jonathan his son, ‘Why has the son of Jesse not come to eat, either
yesterday or today?’...” How many days
so far? Two. Now Jonathan is going to offer an excuse. Notice 1 Samuel 20:34, “34 So Jonathan arose from the table in fierce anger,
and ate no food the second day of the month, for he was grieved for David,
because his father had treated him shamefully...” because Saul got mad and he tried
to nail his own son to the wall with a javelin. So far so good?
Nah, di
ayat berikutnya kita akan menemukan hari yang kedua. Hari pertama adalah bulan
baru. Keesokannya, adalah hari kedua dari tiga hari itu, dengan kata lain, ini
adalah hari setelah bulan baru. Mari kita baca 1 Samuel 20:27, “27 Dan keesokan harinya…” berapa hari
sudah berlalu sampai di sini? Keesokan harinya adalah hari kedua, benar? “…keesokan harinya, hari yang kedua di
bulan itu,…” yaitu hari
setelah bulan baru, “…tempat
Daud masih kosong. Dan Saul berkata kepada Yonatan,
anaknya, ‘Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?’…” Sudah berapa hari sampai di sini? Dua. Sekarang Yonatan akan memberikan
alasan. Simak 1 Samuel 20:34, “…34 Sebab itu Yonatan bangkit dari meja dengan kemarahan yang bernyala-nyala, dan tidak makan apa-apa pada hari yang kedua bulan itu, sebab ia bersedih karena Daud, sebab ayahnya telah memperlakukannya secara memalukan…” karena Saul murka dan mencoba memaku
anaknya sendiri ke dinding dengan tombak. Sampai di sini, paham?
Now let's go
to 1 Samuel 20:35 this is the third day where Jonathan goes to meet David as
they had agreed. Are you still with me? Little bit of math here. 1 Samuel 20:35,
“35 And so it was in the morning...” that's the next day the third day, “...in the morning that Jonathan went out
into the field at the time appointed with David, and a little
lad was with him...”
Sekarang mari ke 1 Samuel 20:35, ini adalah hari ketiga di mana Yonatan
pergi berjumpa dengan Daud sesuai perjanjian mereka. Apakah kalian masih
bersama saya? Sedikit matematika di sini. 1 Samuel 20:35, “35 Maka
demikianlah pada waktu pagi…” ini hari berikutnya, hari ketiga, “…pada
waktu pagi keluarlah Yonatan ke padang pada waktu yang telah ditetapkan dengan Daud, dan
seorang budak kecil ada bersamanya.”
And now I
want you to notice in 1 Samuel 21:4, the
third day. (1)The new moon, (2) the second day, (3) the third day.
Jonathan reveals to David that his father wants to kill him so David now immediately
flees to the city of Nob that was within a short walking distance from Jerusalem,
only about 1.5 miles Northeast, it was called the city of the priests, so very
short walk. I can walk a mile in about 10 minutes, 10-12 minutes at a fast pace.
So David flees to Nob, the city of the priests, and there he meets with Ahimelech
the priest, and asks him if he has any bread. And Ahimelech told him that he
had only holy showbread that the priest had
removed from the table that very day. Now are you starting to see the
significance of this?
Dan sekarang saya mau
kalian menyimak di 1 Samuel 21:4, hari ketiga. (1) Bulan
baru, (2) hari kedua, (3) hari ketiga. Yonatan menyatakan kepada Daud bahwa
ayahnya mau membunuh Daud, maka Daud sekarang segera lari ke kota Nob, yang
jaraknya cukup dekat Yerusalem untuk ditempuh dengan berjalan kaki, hanya
sekitar 1.5 mil timurlaut, ini disebut kota para imam, jadi dekat sekali. Saya
bisa berjalan 1 mil dalam sekitar 10 menit, 10-12 menit jalan cepat. Maka Daud
lari ke Nob, ke kota para imam, dan di sana dia bertemu Ahimelekh si imam, dan
bertanya kepadanya apakah dia punya roti. Dan Ahimelekh memberitahu Daud bahwa
dia hanya punya roti sajian yang kudus, yang
telah diangkat imam dari meja sajian hari itu. Nah, apakah
kalian mulai melihat pentingnya ini?
Supposedly
the Sabbath begins with a new moon, but this is the third day after the new
moon, and we're going to see that what happened on Sabbath. Notice 1 Samuel 21:4.
“4 And the priest answered David and said, ‘There
is no common bread on hand; but there
is holy bread, if the young men have at least kept themselves
from women.’...” in other words not had sexual relations
with women. So on the third day he meets Ahimelech, that day the showbread has
had been changed, and they had the old bread which was holy bread and Ahimelech
says, “All we have is the holy bread that was changed on the table this
day.” And he says according to this text, “if the young men have at least kept themselves from women” you know, they can eat that bread.
Menurut
mereka Sabat dimulai dengan bulan baru, tetapi ini adalah tiga hari setelah
bulan baru, dan kita akan melihat apa yang terjadi pada hari Sabat. Simak 1
Samuel 21:4, “4 Dan imam itu menjawab
Daud dan berkata, ‘Tidak ada roti biasa
padaku, tetapi ada roti yang kudus; jika orang-orang mudamu itu setidaknya
telah mengendalikan diri mereka dari perempuan.’…” dengan kata
lain, tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Jadi pada hari ketiga Daud
bertemu Ahimelekh, hari itu roti sajiannya diganti, dan mereka punya roti yang
lama, yang adalah roti kudus, dan Ahimelekh berkata, “Apa yang
kami punya adalah roti kudus yang diganti dari meja hari ini.” Dan menurut ayat ini dia berkata, “…jika
orang-orang mudamu itu setidaknya telah mengendalikan diri
mereka dari perempuan”
mereka boleh makan roti itu.
Now let's go
to when God gave the 10 Commandments at Mount Sinai. We're told in Exodus 19:10-11
and verse 15, when God descended upon Mount Sinai to speak His Law, the men
were not to have sexual relations with their wives for the three preceding days.
Notice Exodus 19:10-11 and then verse 15, “10 Then the Lord said
to Moses, ‘Go to the people and consecrate them today and tomorrow, and
let them wash their clothes. 11 And
let them be ready...” for which day? “...for the third day. For on
the third day the Lord will
come down upon Mount Sinai in the sight of all the people. 15 And he said to the
people, ‘Be ready for the third day; do not come near your wives.’...”
Sekarang
mari ke saat Allah memberikan Kesepuluh Perintah di Gunung Sinai. Kita
diberitahu di Keluaran 19:10-11 dan 15, ketika Allah turun di Gunung Sinai
untuk menyampaikan HukumNya, orang-orang tidak boleh berhubungan seksual dengan
istri mereka selama tiga hari sebelumnya. Simak Keluaran 19:10-11, lalu ayat
15, 10 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Pergilah kepada bangsa itu dan kuduskanlah
mereka hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaian mereka.11 Dan hendaknya mereka bersiap…” untuk hari yang mana? “…untuk hari yang ketiga. Sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di atas gunung Sinai di depan mata seluruh bangsa itu.15 Maka kata Musa kepada bangsa itu, ‘Bersiaplah
untuk hari yang ketiga, janganlah kamu bersetubuh dengan istrimu.’…”
Now let's
read 1 Samuel 21:5 and 6 and I'm reading from the NIV because it's clearer. “5 David replied...” to Ahimelech, “...‘Indeed women have been kept from us, as
usual whenever I set out. The men’s things...” speaking
about their sexual organ “...are holy even on
missions that are not holy...” and now
notice this,
“...How much more so today!’...” why would he
say, “how much more so today”? He said, “When we go on holy missions you know we make sure that
men have not come near their wives for three days.” But he says, “How
much more does that apply today”. Why would he say, how much more does that
apply today? Because it was what? It was the Sabbath! “...6 So the priest gave him the consecrated
bread, since there was no bread there except the bread of the Presence
that had been removed from before the Lord and replaced by hot bread
on the day it was taken away...” (NIV)
Is this a
Sabbath example that Jesus uses? Yes or No? It's a Sabbath example.
Nah, mari
kita baca 1 Samuel 21:5-6 dan saya akan membacakan dari NIV karena lebih jelas.
“5 Daud
menjawab…” kepada Ahimelekh, “…‘Memang, perempuan-perempuan
telah dijauhkan dari kami seperti biasa,
setiap kali aku berangkat. Organ anak-anak buahku…” bicara tentang organ seksual mereka, “…itu tahir, walaupun untuk tugas yang bukan misi kudus…” dan sekarang simak ini, “…terlebih lagi hari ini…” mengapa Daud berkata “…terlebih lagi hari
ini”? Daud
berkata, “Bila kami
pergi untuk tugas misi yang kudus, kami memastikan bahwa orang-orangku tidak
mendekati istri mereka selama tiga hari.” Tetapi dia berkata, “apalagi
itu diaplikasikan untuk hari ini.” Mengapa Daud berkata, apalagi itu
diaplikasikan hari ini? Karena hari itu apa? Itu hari Sabat! “…6 Maka
imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana
kecuali roti sajian; yang telah diambil dari
hadapan TUHAN, dan digantikan oleh roti yang
panas di hari roti itu diambil.” (NIV)
Apakah ini sebuah contoh
Sabat yang dipakai Yesus? Ya atau Tidak? Ini adalah contoh Sabat.
When Jesus
told the story He didn't have to say “on the Sabbath”, you know, “David
and those who were with him ate the showbread”, because the Jews knew that
it was on the Sabbath, so they didn't object to Jesus, and say, “Oh well,
the example You're giving has nothing to do with the Sabbath.” They knew
that Jesus was speaking about the Sabbath.
Ketika Yesus menceritakan
kisah itu Dia tidak usah mengatakan “pada hari Sabat, Daud dan
mereka yang bersamanya makan roti sajian”, karena orang-orang Yahudi tahu
bahwa itu pada hari Sabat, karena itu mereka tidak protes kepada Yesus dan
berkata, “Nah, contoh yang Engkau berikan itu tidak ada kaitannya dengan
Sabat.” Mereka sudah tahu Yesus bicara tentang Sabat.
Let me read 1
Samuel 21:6 in the New Living Translation, “6 Since there was no other food available, the
priest gave him the holy bread—the Bread of the Presence that was placed before
the Lord in the Tabernacle. It had just been replaced that day with
fresh bread.”
How many days
was this after the new moon? Three. Are you catching my point? Is the Sabbath
the first day of the new moon? No, it's not. This passage blows out of the
water the idea of the observance of the lunar Sabbath.
Now this went
off of my screen, so let's retrieve it here.
Mari kita baca 1 Samuel
21:6 dari The New Living Translation. “6 Karena tidak ada makanan lain
yang tersedia di sana, imam itu memberinya roti yang kudus ~ roti sajian yang
diletakkan di hadapan Tuhan di dalam Tabernakel. Roti itu baru saja diganti
hari itu dengan roti yang baru matang.”(NLT)
Berapa harikah ini setelah
bulan baru? Tiga. Apakah kalian menangkap poin saya? Apakah Sabat harus jatuh
pada hari pertama bulan baru? Tidak. Ayat ini membatalkan konsep pemeliharaan Sabat lunar.
Now let's go
to 1 Chronicles 9:32, are you following me along or not? Two of you are. The
priests baked the showbread on Sabbath and replaced stale bread. It says, “ 32 And some of their brethren of the sons of
the Kohathites were in
charge of preparing the showbread for every...” what? “...for every Sabbath.”
Nah, mari ke 1 Tawarikh 9:32, apakah kalian bisa mengikuti saya atau
tidak? Dua dari kalian, iya. Para imam memanggang roti sajian pada hari Sabat
dan mengganti roti yang lama. Dikatakan, “32 Dan sebagian
dari saudara-saudara mereka, dari anak-anak
orang Kehat, bertanggungjawab mempersiapkan
roti sajian untuk setiap hari Sabat.”
Notice
Leviticus 24:5, 8, and 9, “5 And you shall
take fine flour and bake twelve cakes with it. Two-tenths of an ephah shall be in each
cake...” how frequently does it need to be placed
on the table of showbread? “...8 Every Sabbath he shall
set it in order before the Lord continually, being taken from the children of
Israel by an everlasting covenant. 9 And it shall be for Aaron and his sons, and
they shall eat it in a holy place; for it is most holy to him from the offerings of
the Lord made by fire, by a perpetual statute.
Simak
Imamat 24:5, 8, 9, “5 Dan engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan memanggang dua belas roti bundar darinya. Setiap
roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;…” seberapa
seringnya roti itu harus diletakkan di atas meja roti sajian? “…8 Setiap hari Sabat ia harus menyusunnya dengan teratur di hadapan TUHAN, terus-menerus;
yang diambil dari umat Israel berdasarkan perjanjian yang kekal. 9 Dan itu akan menjadi bagian Harun serta anak-anaknya;
dan mereka harus memakannya di tempat yang
kudus; sebab itu sangat kudus baginya dari kurban-kurban api-apian TUHAN; yang dibuat menurut ketetapan yang abadi.”
In Patriarchs
and Prophets Ellen White wrote, “In the first apartment, or holy place, were the table of showbread, the candlestick or
lampstand, and the altar of incense. The table of showbread
stood on the north. With its ornamental crown, it was overlaid with pure gold. On
this table the priests were each Sabbath to place twelve cakes, arranged
in two piles, and sprinkled with frankincense. The loaves that
were removed, being accounted
holy,
were to be eaten by the priests...” so the priests ate the old bread
in the Holy place when they replaced the new bread in the Holy place. And what
day did that take place? And it took place ~ in the case of David's experience
~ it took place how many days after the new moon? The third day after the new
moon. If it takes place the third day after the new moon, then the new moon is not the first Sabbath of the month.
Are you following me or not? Clearly this example makes it absolutely crystal
clear that the lunar Sabbath does not hold any water.
Di Patriarchs
and Prophets hal. 348 Ellen
White menulis,
“…Di bilik yang pertama, atau Bilik Kudus, terdapat meja roti sajian,
kaki dian, dan mezbah ukupan. Meja roti sajian berdiri di sebelah utara. Dengan
mahkota penghiasnya dia dilapisi dengan emas murni. Di atas meja ini para imam
setiap Sabat harus menempatkan dua belas roti, disusun dalam dua tumpuk, dan
ditaburi dengan dupa frankincense.
Roti-roti yang disingkirkan, karena dianggap kudus, harus dimakan oleh
para imam…” jadi para imam makan roti
yang lama di Bilik Kudus ketika mereka menggantinya dengan roti baru di Bilik
Kudus. Dan itu terjadi pada hari apa? Itu terjadi ~ dalam kasus pengalaman Daud ~ itu terjadi berapa hari
setelah bulan baru? Hari ketiga setelah bulan baru. Jika itu terjadi pada hari
ketiga setelah bulan baru, maka bulan baru bukan Sabat pertama
bulan itu. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Jelas contoh
ini membuatnya sangat jelas bahwa konsep Sabat lunar tidak punya dasar.
So David
arrived in Nob on the third day of the month, and that day was a Sabbath. This
destroys the idea of the lunar Sabbath, because the Sabbath fell on the third
day after the new moon, rather than on the first.
Jadi Daud tiba di Nob pada
hari ketiga dari bulan itu, dan hari itu adalah hari Sabat. Ini menghancurkan
konsep Sabat lunar karena Sabat jatuh pada hari ketiga setelah bulan baru,
bukan pada hari pertama.
Ellen White wrote
once again, this statement I read before. Patriarchs
and Prophets 111,
“Like the Sabbath, the week originated at Creation, and it has
been preserved. and it has been preserved and brought down to us through Bible
history. God Himself measured off the first week as a sample for successive
weeks...” would God make Sabbath observance so complicated
that you have to look, well, when is the new moon? Okay, this is the first
Sabbath of the month. What would that do with your job? “Oh, Boss, I need to
take Wednesday off this week”, and then the next week, “Oh, I need to
take Thursday off this week.” You could never hold a job. God does not make
these things so complicated. God makes obedience to His will simple not complex.
If the first week was a sample for all successive weeks, then the weekly cycle
has been the same all throughout history. And today we have the same sequence
of days. It's that simple. So she says, “...Like the Sabbath,
the week originated at Creation, and it has been preserved. and it has been
preserved and brought down to us through Bible history. God Himself measured
off the first week as a sample for successive weeks to the close of time. Like
every other, it consisted of seven literal days. Six days were employed in the
work of Creation; upon the seventh, God rested, and He then blessed this day
and set it apart as a day of rest for man.”
Sekali lagi. Ellen White
menulis pernyataan ini, sudah saya baca sebelumnya. Patriarchs and Prophets hal.111.
“Seperti Sabat, tata mingguan itu bermula saat Penciptaan dan itu dipertahankan
dan diturunkan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri menakar dan
memisahkan minggu yang pertama sebagai contoh bagi minggu-minggu berikutnya…” apakah Allah akan membuat
pemeliharaan Sabat begitu rumit sehingga kita harus melihat kapan bulan baru?
Oke, ini sabat yang pertama dari bulan itu. Apa akibatnya itu pada pekerjaan
kita? “O, Bos, saya perlu libur Rabu ini”, kemudian minggu berikutnya, “O, saya
perlu libur hari Kamis minggu ini.” Kita tidak akan pernah bisa mempertahankan
pekerjaan kita. Allah tidak membuat hal-hal itu begitu rumit. Allah membuat
penurutan kepada kehendakNya sederhana tidak rumit. Jika minggu yang pertama
adalah contoh bagi semua minggu berikutnya, maka siklus mingguannya tetap sama
sepanjang sejarah. Dan hari ini kita punya urut-urutan hari yang sama.
Sesederhana itu. Maka Ellen White berkata, “…Seperti
Sabat, tata mingguan itu bermula saat Penciptaan dan itu dipertahankan dan
diturunkan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri menakar dan
memisahkan minggu yang pertama sebagai contoh bagi minggu-minggu berikutnya
hingga akhir zaman. Sebagaimana minggu-minggu
yang lain, minggu yang pertama ini terdiri atas tujuh hari literal. Enam hari
dipakai untuk pekerjaan penciptaan. Pada hari ketujuh Allah berhenti, dan Allah
kemudian memberkati hari ini dan memisahkannya sebagai hari perhentian bagi
manusia.”
What does Satan try to accomplish by the lunar Sabbath? He wants people to keep the wrong Sabbath, so
it doesn't matter if it's Sunday, or if it's Wednesday, or if it's Thursday, if
you're not keeping the day that God established as the Sabbath, you are violating the Ten Commandments. This is a
serious matter. Do we want to keep the wrong day? I would certainly
hope that we don't want to keep the wrong day. So God has made this very simple.
Now, I know
what some people say, “What about Revelation 22:2?”
Well, let's
go to Revelation 22:2. God placed in the Garden of Eden the Tree of Life. Are
we going to partake of the Tree of Life in the coming kingdom? Yes, the book of
Revelation tells us that it's a tree that produces 12 manner of fruit every
month, so we are going to partake of the Tree of Life how frequently? Every
month. Notice what we find in Revelation 22:2, “ 2 In the middle of its street, and on either side of the
river, was the Tree
of Life, which bore twelve fruits, each tree yielding its fruit...” How? How frequently? “...every month. The leaves of the tree were for the healing of the
nations.” So how frequently are we going to go to
partake from the Tree of Life? Every month. Now somebody told me once, “It
doesn't say we're going to eat from the tree every month; it says that it's
going to produce its fruit every month.”
And I said, “Have
you ever read Revelation 2:7? ‘7He who has an ear, let him hear
what the Spirit says to the churches. To him who overcomes I will give to eat from the Tree of Life, which is in
the midst of the Paradise of God.’...”
Apa yang Setan
berusaha mencapai dengan Sabat Lunar? Dia mau
orang-orang memelihara Sabat yang salah, sehingga tidak jadi
soal apakah itu pada hari Minggu, atau pada hari Rabu, atau pada hari Kamis,
jika kita tidak memelihara hari yang ditetapkan Allah sebagai Sabat, kita
melanggar Kesepuluh Perintah. Ini hal yang serius. Apakah kita
mau memelihara hari yang salah? Saya benar-benar berharap kita tidak mau
memelihara hari yang salah. Jadi Allah membuatnya sangat sederhana.
Nah, saya tahu apa kata
beberapa orang, “Bagaimana dengan Wahyu 22:2?”
Nah, mari
kita ke Wahyu 22:2. Allah menempatkan di taman Eden Pohon Kehidupan. Apakah
kita akan makan dari Pohon Kehidupan di kerajaan yang akan datang? Ya, kitab
Wahyu memberitahu kita bahwa itu adalah sebuah pohon yang menghasilkan 12 jenis
buah setiap bulan. Jadi apakah kita akan makan dari Pohon Kehidupan, seberapa
seringnya? Setiap bulan. Simak apa yang
kita dapati di Wahyu 22:2, “2 Di tengah-tengah jalan-jalannya
dan di kedua sisi sungai itu, ada Pohon Kehidupan yang berbuah dua belas macam buah, dan setiap
pohon mengeluarkan buahnya…” bagaimana? Seberapa sering? “…tiap-tiap bulan. Daun pohon itu
dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa…” Jadi seberapa
seringnya kita akan makan dari Pohon Kehidupan? Setiap bulan.
Nah, pernah ada yang memberitahu saya, “Tidak
dikatakan bahwa kita akan makan dari pohon itu setiap bulan. Dikatakan bahwa
pohon itu akan menghasilkan buahnya setiap bulan.”
Dan saya berkata, “Pernahkah kalian membaca Wahyu 2:7? “…7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat. Kepada dia yang
menang, akan Kuberi makan dari pohon
kehidupan yang ada di tengah Taman Firdaus
Allah.”
Now those who
believe in the lunar Sabbath get all hung up with Isaiah 66. Let's go to Isaiah
66 and let's read verse 22 and verse 23. Isaiah 66:22 and 23, we all know these
verses, we read them in evangelism when we are talking about the keeping of the
Sabbath in the future. It says there, “22 ‘For
as the new heavens and the new earth which I will make shall remain before
Me,’ says the Lord, ‘So shall
your descendants and your name remain. 23 And it shall come to pass that from one new moon to another...”
and those who believe in the lunar
Sabbath say, “See, we're going to keep the new moon in the future!” “...from one new moon to another, and from
one Sabbath to another...” so they’re saying, “See, the Sabbath is related to the new moon.”
Let me read
you by the way in the Spanish version, all of the Hispanic versions say, “de mes a mes” from month to month.
And the
reason for that is that the word “month” is
used interchangeably with “new moon”, so basically the new moon means that we are going to eat from the
Tree of Life the first day of every month,
to refurbish our batteries. You see, we are not inherently immortal. Even in
the kingdom come, we are not going to have life that belongs to us that nobody
can take away from us. Of course there's not going to be sin, so there's no
issue, there's no problem, but my point is that we will still be dependent upon
God for our life by partaking every month of the Tree of Life. You see, Isaiah
says that we're going to go from month to month, and the book of Revelation
says that we eat from the tree every month.
Nah, mereka yang meyakini
Sabat Lunar sangat terobses dengan Yesaya 66. Mari ke Yesaya 66 dan membaca
ayat 22 dan 23. Kita semua tahu ayat-ayat ini, kita membacakan mereka di
penginjilan ketika kita bicara tentang memelihara Sabat di masa depan.
Dikatakan di sana, “22 Sebab sama
seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan akan tetap ada di hadapan-Ku,’ firman
TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tetap ada. 23 Dan yang akan terjadi, ialah dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, …” dan mereka yang
meyakini Sabat Lunar mengatakan, “Lihat,
kita akan memelihara bulan baru di masa depan!” “…dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat
yang lain...” maka mereka
berkata, “Lihat, Sabat itu terkait bulan baru.”
Saya akan membacakan versi Spanyolnya, semua versi bahasa Spanyol
mengatakan “de mes a mes” dari bulan ke bulan. Dan alasannya
untuk itu ialah kata “bulan” dipakai bergantian dengan “bulan
baru”, jadi pada dasarnya bulan baru berarti
kita akan makan dari Pohon Kehidupan hari
pertama dari setiap bulan, untuk memperbarui baterai kita.
Kalian lihat, kita tidak abadi dari diri kita sendiri. Bahkan di dalam kerajaan
yang akan datang, kita tidak akan punya hidup yang hanya milik kita yang tidak
bisa diambil dari kita. Tentu saja waktu itu tidak ada lagi dosa, jadi itu
bukan isunya, tidak ada problem itu, tetapi poin saya ialah kita masih tetap bergantung pada Allah
untuk hidup kita, dengan makan setiap bulan dari Pohon Kehidupan. Yesaya
berkata bahwa kita akan datang dari bulan ke bulan, dan kitab Wahyu berkata
kita makan dari pohon itu setiap bulan.
Now let me
read you some versions of the Bible, these are English versions of the Bible
that translate Isaiah 66 as marking the beginning of the month.
This is from the Complete Jewish Bible. “23 Every month on Rosh-Hodesh…” that's the beginning of the month “…and every week on Shabbat, everyone living will come to worship in My presence,” says Adonai.”
“Every month
on Rosh-Hodesh…” the beginning of the month.
Sekarang saya akan membacakan beberapa versi Alkitab, versi bahasa
Inggris, yang menerjemahkan Yesaya 66 sebagai menandai awal dari bulan.
Ini dari Complete Jewish Bible. “23 Setiap bulan di Rosh-Hodesh…” ini awal dari bulan “…dan setiap minggu pada hari Sabat, semua orang yang hidup akan datang menyembah di hadiratKu,’ kata Adonai.”
“setiap bulan di Rosh-Hodesh” awal
bulan.
The Contemporary English Versions translates, “23 On the first day of each month and on each
Sabbath...” what? “...23 On
the first day of each month and on each Sabbath everyone will worship Me. I,
the Lord, have spoken.”
The Contemporary English Version menerjemahkannya, “23 Pada hari pertama setiap bulan, dan pada setiap
hari Sabat…” apa? “…23 Pada
hari pertama setiap bulan, dan pada
setiap hari Sabat semua orang akan menyembah Aku. Aku, Tuhan, telah bersabda.”
The Message, another one, this is actually a paraphrase, “23 month after month and week by week everyone will come to
worship Me, God says.”
The Message, yang lain,
ini sebetulnya parafrase, “23 bulan
demi bulan dan minggu demi minggu semua orang akan datang untuk menyembah Aku,
kata Allah.”
And then you
have the New Living Translation, “23 All humanity will come to worship Me from week to week
and from month to month.”
Kemudian ada The New Living Translation, “23 Semua manusia akan datang menyembah Aku
dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan.”
And then you
have Young's Literal Translation, “23 And it hath been from month to month, and
from sabbath to sabbath, Come do all flesh to bow themselves before Me, Said
Jehovah.”
Kemudian ada Young’s Literal Translation, “23 Dan sudah sejak dari
bulan ke bulan, dan dari Sabat ke Sabat, datanglah semua manusia untuk sujud di
hadapanKu, kata Yehova.”
So is it
possible that those who teach that we're supposed to keep a lunar Sabbath are
doing something similar to what the Little Horn did? Obviously they are not the
Little Horn but by changing the day in principle they're doing the same thing.
God has made it so clear, folks, which day is the Sabbath. Today is the Sabbath,
right? Not tomorrow, or the next day, or the next day, or the next day, or the
next day. No! God has made the matter of Sabbath observance absolutely clear.
Jadi apakah mungkin mereka
yang mengajar bahwa kita harus memelihara Sabat Lunar itu melakukan sesuatu
yang mirip dengan apa yang dilakukan Tanduk Kecil? Jelas mereka bukan Tanduk
Kecil, tetapi dengan mengubah hari, secara prinsip mereka melakukan hal yang
sama. Allah telah membuatnya begitu jelas, Saudara-saudara, hari mana itu
Sabat. Hari inilah Sabat, bukan? Bukan besok, atau hari berikutnya, atau hari
berikutnya, atau hari berikutnya, atau hari berikutnya. Bukan! Allah telah membuat masalah
pemeliharaan Sabat benar-benar jelas.
Let's go to Exodus
chapter 20 as we near the close of our study this afternoon. Exodus chapter 20,
the fourth Commandment of God's holy Law, we could probably recite it from memory.
“8 ‘Remember...” why would God say “remember”? If I
say to you “remember to come tomorrow at nine” what is the purpose of
saying that? So you don't forget. The antonym of remember is “forget”. And so
God says, “...8 ‘Remember the Sabbath day, to keep it holy. 9 Six days you shall labor
and do all your work, 10 but
the seventh day is the
Sabbath of the Lord your God. In
it you shall do no work: you, nor your son, nor your daughter, nor
your male servant, nor your female servant, nor your cattle, nor your
stranger who is within
your gates...” and now comes the reason.
“...11 For in six days the Lord made the heavens and the earth, the sea, and all
that is in them, and
rested the seventh day. Therefore the Lord blessed the Sabbath day and hallowed it...” or made it holy.
Can the Bible be any clearer? Does the Bible say every seventh day? One
day in seven? You know I get somewhat of
a kick of a family radio. On Sunday they say, “Today is our day of worship.”
I say, “Yes, it is. It is your day of worship, but it's not the Lord's day
of worship.” And of course this goes all the way back to what? To Creation,
all the way back.
Mari ke Keluaran pasal 20, sementara kita
mendekati akhir dari pelajaran kita sore ini. Keluaran 20, Perintah keempat
dari Hukum Allah yang kudus, seharusnya kita bisa mengucapkannya di luar
kepala. “8 Ingatlah…” mengapa Allah mengatakan “ingatlah”?
Jika saya berkata kepada kalian, “ingatlah besok datang pukul 9”, apa tujuan berkata begitu? Supaya kalian tidak lupa.
Lawan kata “ingat” ialah “lupa”. Jadi Allah berkata, “8 Ingatlah hari Sabat, untuk dipelihara
kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, 10 tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu engkau tidak akan melakukan pekerjaan apa
pun, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di dalam pintu gerbangmu…” sekarang muncul alasannya, “…11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan
langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan telah
berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Bisakah Alkitab menulisnya
dengan lebih jelas daripada itu? Apakah Alkitab berkata setiap hari ketujuh?
Satu hari dalam tujuh? Kalian tahu saya merasa geli dengan sebuah acara radio
keluarga. Pada hari Minggu mereka berkata, “Hari ini adalah hari
ibadah kami”. Kata saya, “Ya, betul. Itu hari ibadah kalian, tapi itu
bukan hari ibadah Tuhan.” Dan tentu saja ini mundur terus sampai ke mana? Ke
Penciptaan, mundur terus sampai ke jauh ke sana.
Now the
Hebrew feasts were coded to the moon, because they were monthly feasts, but not
the Sabbath. Let's go back to Genesis very quickly here, and let's read the
obvious, what we heard bunches of times. Genesis 1:31 and then we'll read all
the way through verse 3. “31 Then God saw everything that He had made, and indeed it was very good. So the evening
and the morning were the sixth day. 1 Thus the heavens and the earth, and all the host of them,
were finished. 2 And on the seventh day God ended His work which He had done, and
He rested on the seventh day from all His work which He had done. 3 Then God blessed the
seventh day and sanctified it, because in it He rested from all His work which
God had created and made.”
Did you
notice how many times the word, the expression, “seventh day” appears there? Three
times. Not the first day, the fifth day, or the fourth day. The seventh day,
three times:
·
on the seventh day God ended His work
·
on the seventh day He rested
·
on the seventh day He blessed and
hallowed it.
Nah, perayaan-perayaan
Ibrani dibuat berdasarkan bulan, karena mereka adalah perayaan bulanan, tetapi
Sabat tidak. Mari kita cepat-cepat kembali ke Kejadian di sini, dan mari kita
baca yang sudah jelas, apa yang sudah kita dengar berulang-ulang. Kejadian 1:31
kemudian kita akan membaca terus hingga ayat 3.
“31Maka
Allah melihat segala yang telah dijadikan-Nya
itu, dan sungguh itu amat baik. Maka
petang
itu dan pagi itu
adalah hari keenam. 1 Demikianlah langit dan bumi dan segala isinya sudah selesai. 2 Dan pada hari ketujuh Allah telah mengakhiri
pekerjaanNya yang telah dibuatNya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah
dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala
pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Apakah kalian melihat
berapa kali kata, ungkapan “hari ketujuh” muncul di sana? Tiga kali. Bukan hari
pertama, hari kelima, atau hari keempat. Hari ketujuh. Tiga kali:
·
pada hari ketujuh Allah mengakhiri pekerjaanNya.
·
pada hari ketujuh Dia berhenti (beristirahat).
·
pada hari ketujuh Dia memberkati dan
menguduskannya.
Are you
thankful that God has given us the Sabbath? Folks, what a blessing it is to take
one day to just unwind and separate from all of our common weekly activities in
spite of the fact that I have to work more on Sabbath than any other day. It's
a change of pace. I don't have to go to the office, I don't have to put up with
Brother Blue [Laughter], by the way this is going to worldwide broadcast. I
love Brother Blue. I want you to know that, but you know, it's a day when we
change our activities. A day to meet brothers and sisters. I love to go to
church. Do you love going to church? Hallelujah! I love going to church. In the
afternoon I love visiting. And you know what else I love? I love to go and feed
a donkey about one mile from where we live. My wife and I cut up a bunch of
carrots and we cut up a bunch of apples, and we go and it's not only the donkey,
a horse comes too. And we enjoy taking the dog, because the dog enjoys barking
on the Sabbath at the donkey and at the horse. It's just wonderful. And I can't
understand why the world despises the Sabbath, why would they despise the
Sabbath? Relationship are formed by spending time with someone. On the Sabbath
we spend quality time with Jesus. You know, people say, “Well, I spend every
day of the week with Jesus.” That's a lie. You know what would my wife say
if on the anniversary I said, “Well, you know I'm going to go to work
today.” No! The day of our anniversary, that's a day to spend the whole day
together, the complete day. And so Jesus has made the Sabbath for that purpose.
Apakah kalian bersyukur
Allah telah memberi kita Sabat? Saudara-saudara, betapa itu adalah suatu
berkat, mengambil satu hari untuk melepaskan lelah dan meninggalkan segala
kesibukan biasa sehari-hari kita, walaupun faktanya saya harus bekerja lebih
banyak pada hari Sabat daripada hari-hari lain. Itu perubahan irama. Saya tidak
usah pergi ke kantor, saya tidak usah mentoleransi Saudara Blue (tertawa), nah
ini akan disiarkan ke seluruh dunia. Saya mengasihi Saudara Blue, saya mau
kalian mengetahui itu. Tetapi kalian tahu, Sabat adalah hari ketika kita
mengubah kesibukan kita. Satu hari untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman.
Saya suka pergi ke gereja. Apakah kalian suka ke gereja? Halleluya! Saya suka
ke gereja. Di sore harinya saya suka melawat. Dan tahukah kalian apa lagi yang
saya suka? Saya suka pergi memberi makan seekor keledai sekitar satu mil dari
rumah saya. Istri saya dan saya memotong seikat wortel dan beberapa apel, dan
kami pergi, dan bukan hanya keledai yang datang, seekor kuda juga datang. Dan
kami suka mengajak anjing kami karena anjingnya senang menggonggong pada hari
Sabat kepada si keledai dan si kuda. Itu betul-betul menyenangkan. Dan saya
tidak mengerti mengapa dunia membenci Sabat, mengapa mereka membenci Sabat?
Hubungan terbentuk dengan menghabiskan waktu bersama seseorang. Pada hari Sabat
kita melewatkan waktu berkualitas dengan Yesus. Orang-orang berkata, “Nah,
saya melewatkan setiap hari bersama Yesus.” Itu bohong. Tahukah kalian apa
yang akan dikatakan istri saya jika pada ulang tahun perkawinan kami saya
berkata, “Saya akan pergi kerja hari ini.” Tidak! Pada hari ulangtahun
perkawinan kami, itu adalah hari yang seluruhnya kami lewatkan bersama,
sepanjang hari. Maka Yesus telah membuat Sabat untuk tujuan itu.
Let me just tell you something about when I taught theology in Columbia.
And actually when I was a student there. It was very very conservative back then.
The boys sat on one side and the girls sat on the other side. It was that way
at Wisconsin Academy when I went to Wisconsin Academy, and I'm sure Rod, Rodney
also with you. And so because boyfriend and girlfriend could not spend quality
time together ~ by the way there was one side of the campus that was for boys
and one side for the girls ~ so you know, and if you spent too much time
together you would get de-merits. And if you got 10 de-merits you were gone from the school. But there was
something for those who had formalized their relationship as fiance, every two
weeks you could go to a teacher's house and spend two hours together. Wow! I
had that with my wife. And then when I was a teacher, students came to our
house to experience what I had already experienced.
How do you suppose I felt when the day and time came for me to go to the
teacher's house? I said, “Oh what a bummer, I've got to spend two whole
hours with her. Why do You deliver to me this yoke of bondage?” I'll tell you what I did. I
would arrive a little early to see if I could steal some extra time, and at the
end we would be talking there with the teachers to spend a few extra moments
together.
Saya akan
memberitahu kalian sesuatu mengenai masa ketika saya mengajar theologi di
Columbia. Dan juga ketika saya sendiri masih mahasiswa di sana. Dulu di sana
itu sangat konservatif. Para pemuda duduk di satu sebelah, dan para pemudi di
sebelah yang lain. Begitulah keadaannya di Wisconsin Academy ketika saya
bersekolah di Wisconsin Academy. Dan saya yakin Rodney juga ada bersama kalian.
Maka karena para pemuda dan pemudi tidak bisa menghabiskan waktu berkualitas
bersama-sama ~ karena kampus untuk
pemuda ada di satu sisi dan kampus pemudi di sisi nyang lain ~ maka jika pemuda
dan pemudi menghabiskan terlalu banyak waktu bersama-sama mereka akan mendapat
teguran. Dan jika kena 10 kali teguran, akan dikeluarkan dari sekolah. Tetapi
bagi mereka yang telah meresmikan hubungan mereka dalam pertunangan, setiap dua
minggu mereka boleh datang ke rumah seorang dosen dan melewatkan dua jam di
sana bersama-sama. Wow! Saya mengalami itu dengan istri saya. Dan ketika saya
menjadi dosen di sana, para mahasiswa datang ke rumah kami untuk menikmati apa
yang pernah saya alami.
Menurut
kalian bagaimana perasaan saya ketika harinya tiba bagi saya untuk pergi ke
rumah seorang dosen? Apakah saya berkata, “Sungguh menjengkelkan, aku
harus menghabiskan dua jam bersamanya. Mengapa Tuhan menyerahkan padaku kuk
yang membelenggu ini?” Saya beritahu
kalian apa yang saya lakukan. Saya akan tiba lebih pagi untuk mencoba mencuri
sedikit waktu lebih, dan pada akhirnya kami akan duduk berbicara dengan
dosen-dosennya untuk melewatkan beberapa waktu tambahan bersama.
Very
different from what many Adventists do. You know last minute we're running around,
you know, when the Sabbath is going to begin; and we're looking at the clock,
we're saying, “Man, when is the Sabbath going to end so that I can do my
entertainment, and I can have some popcorn.” If we love Jesus it will be a
delight to spend the entire day with Him and to try to steal a few extra
moments. That's why Ellen White tells us that we are to be careful about the
borders of the Sabbath. We should be ready
before the Sabbath begins, and we should extend the Sabbath when it's about to end, not as an obligation,
but because we love Jesus. How about it?
Sangat berbeda dengan apa
yang dilakukan banyak orang Advent. Kalian tahu, kita masih berlarian ke
mana-mana di menit-menit terakhir ketika Sabat akan mulai; dan memandang ke
arloji dan berkata, “Yah, kapan Sabat akan berakhir supaya aku bisa mulai
dengan hiburanku, dan aku bisa makan popcorn.” Jika kita mengasihi Yesus,
adalah suatu kesenangan bisa melewatkan sepanjang hari bersama Dia dan mencoba
mencuri beberapa waktu tambahan. Itulah mengapa Ellen White memberitahu kita
supaya kita berhati-hati tentang perbatasan (tepi) Sabat. Kita harus sudah
siap sebelum Sabat mulai, dan kita harus mengolor Sabat saat
akan berakhir, bukan sebagai kewajiban melainkan karena kita
mengasihi Yesus. Bagaimana? Setuju?
I want to
have a word of prayer as we reach the end of our studies here together. Let’s
pray.
Saya mau berdoa saat kita
tiba pada akhir pelajaran kita di sini. Mari kita berdoa.
30 09 25