Monday, May 1, 2017

EPISODE 6 ~ MARY ~ STEPHEN BOHR

MARY SEMINAR___
Part 06/08 - Stephen Bohr
Peter and the Rock


Dibuka dengan doa.


Probably by now some of you are wondering how the Roman Catholic Church can teach these doctrines about Mary if there is no Biblical testimony to the effect that Mary was the mother  of God, that she was born immaculate,  that she was conceived without sin, that she was assumed to heaven, and so on.  Well the fact is today we are going to study the reason why Roman Catholics believe in these teachings even though they are not contained even implicitly in Holy Scripture. The basis of their belief is founded on a passage that we  find in Matthew 16. 

Kira-kira saat ini beberapa dari kalian sedang bertanya-tanya, kok bisa gereja Roma Katolik mengajarkan doktrin-doktrin tentang Maria itu jika tidak ada bukti alkitabiah bahwa Maria itu ibu Allah, bahwa dia dilahirkan tanpa kecenderungan berbuat dosa, bahwa dia dibuahi tanpa kecenderungan berbuat dosa, bahwa dia diangkat ke Surga, dll. Nah, sebenarnya hari ini kita akan mempelajari alasan mengapa orang-orang Roma Katolik meyakini ajaran-ajaran ini walaupun semua itu tidak terdapat dalam Kitab Suci, bahkan tersirat pun tidak. Dasar dari keyakinan mereka terletak pada bacaan yang ada di Matius pasal 16.


Before we read that passage, I would like to share with you the Roman Catholic view and interpretation of this passage.  Basically what they say is that when Jesus ascended to heaven  He left Peter here on earth as His Vicar, or as His successor.  When Peter died he then left a successor on the throne in his place.  And this process has continued without interruption until  the present day Pope Benedict XVI. 

Sebelum kita membaca teks itu, saya ingin menyampaikan kepada kalian pandangan Roma Katolik dan interpretasi mereka tentang teks ini. Pada dasarnya mereka berkata bahwa ketika Yesus naik ke Surga, Dia meninggalkan Petrus di dunia ini sebagai wakilNya, atau penerusNya. Ketika Petrus meninggal, dia lalu meninggalkan seorang penerus yang menggantikan tempatnya di takhta, dan proses ini berlanjut tanpa terputus  hingga Paus Benediktus XVI yang hari ini.  [pelajaran ini dibuat saat Benediktus XVI yang menjadi paus.]


Basically as Christ's representative,  the Roman Catholic Church believes that the pope has the ability, and the power, to preserve, explain, and define the Word of God.  Not only the written Word, but also the oral traditions  that have been passed on from generation to generation. As he sits on the cathedra, or the papal throne, he chairs church councils.  He also writes encyclicals and pastoral letters. And in this way he defines, and clarifies, and dictates  many of the beliefs of the Roman Catholic Church.  Many of these things are not found explicitly in the Bible,  or even implicitly, but they are to be accepted and believed  because of the position that the pope occupies in the divine economy. 
Basically the idea is that when the pope speaks ex cathedra, that is when he speaks from his throne,  his declarations are infallible.  And what he teaches is to be accepted without question  by the faithful in the church.  In other words, his teaching is as if it is the teaching  of Jesus Christ Himself.  What he teaches cannot be revised, changed, or abolished under any circumstances. And what he teaches in the realm of faith and morals,  that is doctrine and practice, must be obeyed implicitly by the members of the church. 

Pada dasarnya, sebagai wakil Kristus, gereja Roma Katolik meyakini bahwa Paus memiliki kemampuan dan kuasa untuk mempertahankan, menjelaskan, dan mengartikan Firman Allah. Bukan hanya Firman yang tertulis, tetapi juga tradisi-tradisi lisan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Begitu Paus duduk di katedra, atau takhta kepausan, dia mengepalai konsili-konsili gereja, dia juga menulis surat-surat edaran dan surat-surat pastoral, dan dengan cara itu dia mengartikan, menjelaskan, dan menentukan banyak keyakinan gereja Roma Katolik. Banyak dari keyakinan tersebut jelas-jelas tidak terdapat di Alkitab, tidak juga tersirat di dalamnya, tetapi semua itu diterima dan diyakini karena kedudukan Paus dalam sistem perekonomian ilahi.
Pada dasarnya, konsepnya ialah, bila Paus berbicara ex-katedra, maksudnya bila dia berbicara dari takhtanya, pernyataannya itu mutlak benar. Dan apa yang diajarkannya harus diterima tanpa ragu oleh umat gerejanya. Dengan kata lain ajarannya itu seolah-olah ajaran Yesus Kristus sendiri. Apa yang diajarkan Paus tidak bisa dikoreksi, diganti, atau dihapus dalam kondisi apa pun. Dan apa yang diajarkannya tentang iman dan moral, yaitu doktrin dan aplikasinya, harus dipatuhi secara mutlak oleh anggota-anggota gereja.


In this way many of the teachings of the Roman Catholic  Church have been passed on without the smallest thread of  evidence from Holy Scripture.  For example, the idea that Mary is the mother of God,  the idea that Mary was conceived immaculately, the idea that Mary was a perpetual virgin,  the idea that Mary was assumed to heaven immediately after  her death, actually three days after her death, and her body saw no corruption.  These teachings are considered to be dogmas of the Roman Catholic Church, and they come as a result of this  process that I have just described. 
There are many other teachings of the Roman Catholic Church which fit into this same category, which we're not dealing with in this particular series; for example the idea  of infant baptism; baptism by aspersion, that is by sprinkling; purgatory; auricular confession,  that is confession of your sins to a priest; the use of images; the celebration of Lent; and the observance of Sunday  as the day of rest. All of these have come into the church not as a result of what Scripture teaches, but as a result of this idea of apostolic  succession, and the absolute infallible authority  of the teaching office of the Roman Catholic Church. 

Dengan cara ini, banyak ajaran gereja Roma Katolik telah diturunkan tanpa sedikit pun bukti alkitabiah dari Kitab Suci. Misalnya, konsep bahwa Maria adalah ibu Allah, konsep bahwa Maria dibuahi tanpa kecenderungan berbuat dosa, konsep bahwa Maria selamanya seorang perawan, konsep bahwa Maria diangkat ke Surga segera setelah kematiannya, persisnya tiga hari setelah kematiannya, dan tubuhnya tidak mengalami kerusakan. Semua ajaran ini dianggap sebagai dogma oleh gereja Roma Katolik, dan berasal dari proses yang baru saya jelaskan.
Ada banyak ajaran gereja Roma Katolik yang masuk dalam kategori yang sama ini, tapi tidak kita bahas dalam serie ini; misalnya konsep pembaptisan bayi; baptisan dengan aspersi yaitu dengan memercikkan air; api penyucian; pengakuan dosa rahasia yaitu mengakui dosa-dosa kepada seorang romo; dipergunakannya patung-patung; perayaan Lent (pra-Paskah); dan pemeliharaan hari Minggu sebagai hari perhentian. Semua ini masuk ke dalam gereja bukan sebagai apa yang diajarkan oleh Kitab Suci, tetapi sebagai akibat konsep suksesi apostolik dan kewenangan mutlak departemen pengajar gereja Roma Katolik (Magisterium).


Now you ask, “Where do they get this idea from?”
Well, the fact is that the greatest text which is used  is found in Matthew 16.  And we want to go there now to Matthew 16, and we're going to  examine this passage in great detail. We will begin at verse 13.  Jesus was in Caesarea Philippi, which is right outside  the northern border of Israel, and He was about to ask  His disciples two great questions.  Let's notice those questions as we find them,  beginning in verse 13.  13 When Jesus came into the region of Caesarea Philippi, he asked his disciples, saying, ‘Who do men say that I am, the Son of man?’ 14 So they said, ‘Some say John the Baptist: some, Elija; others, Jeremia, or one of the prophets.’…”  But Jesus wasn't concerned about what others thought of Him. He wanted to know what His disciples thought about Him.  And so He says in verse 15: “…15 ‘But whom do you say that I am?’…”  And then, of course, Peter, who appeared to be the spokesman of the disciples, had an immediate answer in verse 16. “…16 Simon Peter answered and said, ‘You are the Christ,…”  In other words, the Messiah, the anointed  One, “…You are the Christ, the Son of the living God.” In other words, Peter was saying that Jesus was the Messiah.  But Peter didn't even understand what He was saying. This didn't come from an intuition from his mind, it was revealed to him directly by God, because he didn't even understand what he was saying. Notice verse 17:  “…17 And Jesus answered and said unto him, ‘Blessed are you, Simon Barjona: for flesh and blood has not revealed this to you, but my Father who is in heaven.”
In a few moments we're going to notice that Peter definitely  did not know what he was talking about.  He did not know what kind of Messiah Jesus was going to be. 

Sekarang kalian bertanya, “Dari mana mereka mendapatkan ide-ide itu?”
Nah, faktanya ialah teks yang paling penting yang mereka pakai terdapat di Matius pasal 16. Dan sekarang kita akan ke Matius pasal 16, dan kita akan memeriksa teks ini dengan sangat teliti.
Kita akan mulai dengan ayat 13. Yesus sedang di Kaisarea, Filipi, yang berada persis di luar perbatasan sebelah utara Israel, dan Dia akan mengajukan kepada murid-muridNya dua pertanyaan. Mari kita perhatikan kedua pertanyaan tersebut, mulai dari ayat 13:  13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ‘Kata orang, siapakah Aku, Anak Manusia itu?’  14 Maka jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan Elia, dan ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari para nabi’…."  Tetapi Yesus tidak pusing dengan apa kata orang tentang Dia. Dia ingin tahu apa pendapat murid-muridNya tentang Dia. Jadi kataNya di ayat 15, “…15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’..." Kemudian tentu saja Petrus, yang sepertinya adalah juru bicara para murid, langsung memberikan jawaban di ayat 16, “…16 Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Kristus,’…”  dengan kata lain, Sang Mesias, Yang diurapi,  “...’Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup!’…” dengan kata lain, Petrus berkata bahwa Yesus adalah Sang Mesias. Tetapi Petrus sendiri bahkan tidak mengerti apa yang dikatakannya. Kata-kata itu tidak datang dari intuisi pikirannya sendiri, tetapi itu dinyatakan kepadanya langsung oleh Allah, karena Petrus sendiri tidak mengerti apa yang dikatakannya. Simak ayat 17, “…17 Dan Yesus menjawab kepadanya: ‘Diberkatilah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”
Kita akan segera melihat bahwa Petrus jelas tidak tahu apa yang dikatakannya. Dia tidak tahu Yesus akan menjadi Mesias model apa.


And then, of course, comes the verse that the Roman Catholic  Church uses to try and prove what is called the Petrine claims of the Roman Catholic Churchthe idea that Peter was the rock upon which Jesus  founded His church.  Let’s notice Matthew 16:18. And I'm going to interject some remarks as we go along.  Jesus says: " 18 And I also say to you that you are  πέτρος [petros]… you are Peter…” the Greek word is πέτρος [petros].  Now  the word “petros” means a pebble.  It means a small stone.  And the word is in masculine gender.  That's very important to remember.  It is not feminine gender.  It is masculine gender.  In fact it's used to describe the seed that was planted  in stony places in the parable of the sower. So you're talking about small stones. In other words Jesus is saying, “You, Peter, are a pebble, you are a small stone.” But then Jesus says,   “…and on this Rock…” actually in the Greek  it says, “on this THE Rock…”  It has the definite article, “…on this πέτρα [petra]  Rock…” In other words on this Rock, on this  πέτρα  [petra]“…I will build My church…”  Now the word “petra” here is in the feminine gender,  which means that it cannot apply to Peter, because the word ”petros” is in the masculine gender,  and they would have to agree.  So Jesus is saying, “You are Peter.  You are a small moving stone.  You are a pebble. But upon this “petra” I will build My church.”  
Now the word “petra” does not mean small stones.  It means the solid Rock.  In fact it's used to describe the bedrock upon which the man built his house when the winds and the storms came.  It's also used to describe the tomb of Jesus, which was hewn in the rock.  In other words, you're dealing with solid rock here. Jesus is saying, You are Peter.  You are a pebble, if you please.  You are this small moving stone.  But upon this “petra” I will build My church,  “…and the gates of Hades shall not prevail against it.”

Lalu, tentu saja, giliran ayat yang dipakai gereja Roma Katolik untuk berusaha membuktikan klaim gereja Roma Katolik atas Petrus: konsep bahwa Petrus adalah batu di atas mana Yesus mendirikan gerejaNya. Mari kita simak Matius 16:18 dan saya akan menyisipkan beberapa komentar sambil jalan.
Yesus berkata, 18 Dan Aku pun berkata kepadamu: ‘Engkau adalah πέτρος [petros]      Petrus,..."  kata Greekanya ialah πέτρος [petros]. Nah, kata πέτρος [petros] ini berarti batu kerikil, artinya sebuah batu kecil. Dan kata ini berkelamin maskulin. Ini sangat penting diingat. Kata ini tidak berkelamin feminin, dia maskulin. Sesungguhnya kata itu dipakai untuk menggambarkan tanah berbatu-batu di mana benih si penabur jatuh, dalam perumpamaan penabur benih. Jadi kita berbicara tentang sebuah batu kecil. Dengan kata lain Yesus berkata, “Kamu, Petrus, adalah sebuah batu kerikil, kamu itu batu yang kecil.”  Tetapi kemudian Yesus berkata, “..dan di atas Batu karang ini..." sebenarnya dalam bahasa Greeka dikatakan, “...di atas SANG Batu ini...” jadi ada kata sandang tentunya  “...di atas πέτρα [petra] batu karang ini..." dengan kata lain, di atas batu karang ini, di atas πέτρα [petra] ini “...Aku akan mendirikan jemaat-Ku...”  nah, kata “petra”di sini berjenis feminin berarti ini tidak bisa diaplikasikan kepada Petrus, karena kata πέτρος [petros] itu berkelamin maskulin, sehingga tidak akan cocok. Jadi Yesus berkata, "Kamu itu Petrus, kamu itu sebuah batu kecil yang bergerak, kamu itu kerikil. Tetapi di atas πέτρα [petra]  ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku.”
Nah, kata "petra" tidak berarti batu kecil, ini berarti Batu yang besar, bahkan kata ini dipakai untuk menggambarkan batu karang di atas mana orang membangun rumahnya, di mana angin dan topan datang. Kata ini juga dipakai untuk menggambarkan makam Yesus, yang dipahat dari batu besar. Dengan kata lain, di sini kita berbicara tentang batu yang besar. Yesus berkata, "Kamu itu Petrus. Kamu itu sebuah batu kerikil,"  katakanlah begitu. “kamu adalah batu kecil yang bergerak ini. Tetapi di atas “petra” ini Aku akan mendirikan jemaatKu  “…dan alam maut tidak akan menguasainya.”


Now interestingly Jesus used the same word, “petros”,  but in the Aramaic language to describe Peter.  Notice John 1:42,   It's the same word, “petros”, but in a different language.  It is in Aramaic. It says there:  42 And he brought him to Jesus. Now when Jesus looked at him, He said, ‘You are Simon the son of Jonah; you shall be called Cephas"…”  that's in Aramaic, “…which is translated…” a what?  “…a stone.”   So Peter was a movable stone, an unstable stone, if you please.  A small stone. But the church was going to be built upon the Rock. 
Now, obviously from this passage, Jesus is pointing at  Peter, and He is saying, “You are Peter, but upon this Rock,  upon Myself, I will build My church.” 

Sekarang, menariknya Yesus memakai kata yang sama “petros” tetapi dalam bahasa Aram untuk menggambarkan Petrus. Perhatikan Yohanes 1:42, ini adalah kata “petros” yang sama tetapi dalam bahasa yang berbeda, dalam bahasa Aram. Dikatakan di sana: 42 Ia membawanya kepada Yesus. Ketka Yesus memandang dia, Dia berkata: ‘Engkau Simon, anak Yunus, engkau akan dinamai Kefas…”  ini dalam bahasa Aram,  “…yang diterjemahkan…” apa? “…sebuah batu." Jadi Petrus adalah sebuah batu yang bergerak, katakanlah sebuah batu yang tidak stabil, sebuah kerikil. Tetapi jemaat akan didirikan di atas Batu Karang.
Nah, jelas dari bacaan ini, Yesus sedang menunjuk Petrus dan Dia berkata, “Kamu itu Petrus, tetapi di atas Batu Karang ini, di atas DiriKu sendiri, Aku akan mendirikan jemaatKu.”


Does the Bible corroborate the idea that the Rock represents  God, and more specifically Jesus? Absolutely! 
By the way, do you know that even the unanimous consent  of the fathers of the Catholic church do not agree  on who the Rock is? 
·       Allow me just to mention that Origen, who is one of the early  church fathers, said that the Rock means every  disciple of Christ. 
·       Tertullian, another one of the early church fathers said that  the entire church is meant as the Rock upon which  the church is built. 
·       Cyprian, he said the entire body of the bishops is the Rock. 
·       Chrysostom said that the Rock is the faith which was  confessed by Peter. 
·       And even Saint Augustine, one of the greatest theologians  of the Catholic church said that the Rock was not Peter,  but rather Christ.  But then he said it must be admitted that there are some  today who believe that the Rock is Peter. 

Apakah Alkitab mendukung konsep bahwa Batu Karang itu melambangkan Allah, dan khususnya Yesus? Tentu saja!
Nah, tahukah kalian bahwa bahkan para bapak gereja Katolik secara bulat tidak sepakat mengenai siapakah Batu Karang itu?
·       Izinkan saya menyebutkan Origen, salah satu bapak gereja mula-mula, yang mengatakan bahwa Batu Karang itu berarti setiap murid Kristus.
·       Tertullian, bapak gereja mula-mula yang lain, berkata bahwa seluruh gereja dimaksudkan sebagai Batu di atas mana jemaat itu didirikan.
·       Cyprian, dia berkata seluruh kumpulan uksup adalah Batu itu
·       Chrysostom berkata bahwa Batu itu adalah iman yang diakui oleh Petrus.
·       Dan bahkan St. Augustine, salah satu theolog terbesar gereja Roma Katolik mengatakan Batu itu bukan Petrus, melainkan Kristus. Tetapi dia lalu berkata, harus diakui bahwa ada beberapa yang sekarang meyakini Batu itu Petrus.


The question is, What does the Bible teach about the Rock?  Well, you look in vain in Scripture to find one text  where the Rock is spoken of as a human being.  In fact, notice Deuteronomy 32: 3, 4.  In Hebrew culture if you said that a man was the Rock,  it would have been blasphemy, because they knew that all  throughout the Old Testament, the Rock represented God.  Notice Deuteronomy 32:3, 4. And, by the way, as you're looking for these verses,  allow me to say that God is spoken of as the Rock also  in verse 13, verse 15, verse 18, verse 30, verse 31, and verse 37  of this same chapter. Notice: “3 Because I will proclaim the name of the LORD: ascribe greatness to our God. 4 He is the Rock, His work is perfect: for all His ways are justice: a God of truth and without injustice, righteous and upright is He.”
Notice this text says that He is what? He is the Rock. 
Now the New Testament corroborates this idea.  Notice 1 Corinthians 10:3-4,  do you remember the water that came forth from the Rock?  Notice how that is interpreted by the apostle Paul. We find there, “All ate the same spiritual food, and all drank  the same spiritual drink.  For they drank of that spiritual ‘petra’…”  Interesting!  “…They drank from that spiritual ‘petra’, or Rock,  that followed them, and that Rock was Peter.”  That's not what the text says.  It says “…that Rock was…” whom? “…Christ.”  Now that's the apostle Paul. 

Pertanyaannya ialah, apa yang diajarkan Alkitab mengenai Batu itu? Nah, kita akan sia-sia mencari satu ayat saja dalam Kitab Suci yang menyatakan Batu itu sebagai seorang manusia. Bahkan, perhatikan Ulangan 32:3-4. Dalam kebudayaan Ibrani, jika orang mengatakan Batu itu adalah seorang manusia, itu namanya menghujat, karena mereka semuanya tahu bahwa di seluruh Perjanjian Lama, Batu itu melambangkan Allah. Simak Ulangan 32:3-4. Dan ketahuilah, sambil mencari ayat-ayat ini, izinkan saya berkata bahwa Allah juga disebut sebagai Batu di ayat 13, 15, 18, 30, 31, dan 37 pasal yang sama. Perhatikan,3 Sebab nama TUHAN akan kuserukan: mengakui kebesaran Allah kita, 4 Dialah Gunung Batu itu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang penuh kebenaran, dengan tiada kecurangan, benar dan jujur Dia.”
Perhatikan, ayat ini mengatakan Allah itu apa? Allah itulah Batu itu.
Nah, kitab Perjanjian Baru mendukung konsep ini. Perhatikan  1 Korintus 10:3-4, apakah kalian ingat air yang keluar dari Batu? Simak bagaimana ini diartikan oleh rasul Paulus. Kita dapati di sana, 3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama 4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari “petra” rohani …”  menarik!  “…mereka minum dari πέτρα ‘petra’ rohani itu, atau Batu Karang yang mengikuti mereka, dan Batu karang itu ialah Petrus”? Bukan begitu kata ayat ini. Ayat ini berkata, “…dan Batu karang itu ialah…” siapa?  “…Kristus.”
Nah ini dari rasul Paulus.


How did Peter understand the Rock?  Did Peter understand himself to be the Rock? 
Notice Acts 4:11, 12.  I think we should let Peter interpret Peter.  You know, if Peter was the Rock he would have told us so.  But nowhere in the writings of Peter will you find that he  believed that he was the Rock.  Notice Acts 4:11, 12.  Here Peter is speaking and he's quoting the Old Testament.  He says, “This is the Stone which was rejected by you builders,  which has become the chief cornerstone…”  He's speaking about Jesus.  “…Nor is there salvation in any other: for there is no other  name under heaven given among men, by which we must be saved.”  So he's saying Jesus is the stone that the  builders rejected. 
And somebody might say, “Well, the word stone is used there.  It's not the word ‘petra’.” And it's true.  But it's not “petros” either.  It is the word “lithos”.  And “lithos” is many times used synonymously with “petra”.  Now allow me to read a text where “lithos” and “petra”  are used synonymously of Jesus. 

Bagaimana Petrus memahami Batu itu? Apakah Petrus mengartikan dirinya sendiri sebagai Batu itu?
Perhatikan Kisah 4:11-12, menurut saya kita harus membiarkan Petrus mengartikan “Petrus”. Kalian tahu, jika Petrus adalah Batu itu, tentunya dia sudah mengatakannya demikian kepada kita. Tetapi dalam semua tulisan Petrus tidak bisa ditemukan bahwa dia meyakini dialah Batu itu.
Perhatikan Kisah 4:11-12, di sini Petrus yang berbicara dan dia mengutip dari Perjanjian Lama. Dia berkata,  11 Inilah Batu itu yang telah ditolak oleh kalian, tukang-tukang bangunan, yang telah menjadi batu penjuru…”  dia sedang berbicara tentang Yesus.  “…12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat diselamatkan." Jadi Petrus berkata bahwa Yesus itulah Batu yang telah ditolak oleh tukang-tukang bangunan.
Dan mungkin ada yang berkata, “Kata yang dipakai di sana adalah λίθος  [lithos], bukan kata πέτρα [petra].”
Memang benar. Tetapi juga bukan kata πέτρος [petros]. Kata yang dipakai ialah λίθος  [lithos]. Dan λίθος [lithos] seringkali dipakai secara sinonim dengan kata πέτρα [petra]. Izinkan saya membacakan suatu ayat di mana λίθος [lithos] dan πέτρα [petra] dipakai secara sinonim untuk Yesus.


Notice 1 Peter 2:6-8.  Here we're going to find that “lithos” and “petra”  are used synonymously.  It says there in 1 Peter 2:6:  6 Therefore it is contained in the scripture, ‘Behold, I lay in Sion a chief corner stone, elect, precious: and he who believes on Him by no means be put to shame. 7 Therefore, to you who believe, He is precious…” that is that Stone,  “…but to those who are disobedient, the Stone…” that’s “lithos”, “…the Stone which the builders rejected, has become the chief corner stone. 8 And a Stone…” once again “lithos”, “…And a Stone of stumbling, and a “petra” of offence…” So do you see that “lithos” and “petra” are used to refer to  Jesus Christ by Peter himself?  And then he says,   “…They stumble being disobedient: to the Word, to which they also were appointed.”

Perhatikan 1 Petrus 2:6-8. Di sini kita akan melihat “lithos” dan “petra” dipakai secara sinonim. Dikatakan di 1 Petrus 2:6, 6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Lhatlah, Aku meletakkan di Sion sebuah Batu penjuru, terpilih, berharga, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.’ 7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, Ia berharga,…” yaitu Batu tersebut,  “…tetapi bagi mereka yang tidak patuh, ‘Batu…”  disini λίθος [lithos] “…Batu yang telah ditolak oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, 8 dan sebuah Batu...”  sekali lagi λίθος [lithos],  “..dan sebuah Batu sandungan dan sebuah πέτρα [petra] penyebab dosa..." Jadi apakah kalian lihat bahwa “lithos” dan “petra” dipakai untuk menyebut Yesus Kristus oleh Petrus sendiri? Kemudian dia berkata,  “..Mereka tersandung padaNya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah;  untuk mana  mereka juga telah diperintahkan.”


Now somebody might say, “But, Pastor Bohr, why does Jesus  say, ‘You are Peter and upon this Rock I will build My church’?  Why doesn't He say, ‘Upon Me I will build My church?  You are Peter and upon Me I will build this church’. Why does He say, ‘Upon this Rock I will build My church’?”
Well, because this was an idiom which was used  in that day and age.  Allow me to give you a couple examples from other places where  Jesus is speaking.  Notice John 2:19 and also verse 21.  I want you to see that Jesus refers to Himself  as “this” rather than “Me”.  Notice John 2:19.  “Jesus answered and said to them, ‘Destroy THIS temple, and in three days I will raise it up. 20 Then the Jews said, ‘It has taken forty six years to build this temple, and You will raise it up in three days’? 21 But He was speaking of…” what?   “…of the temple of his body.”
Did He refer to the temple of His body as “this” temple?  Yes, He did. He could have said, “Destroy Me, and in three days  I will raise it up.” 
Notice another example in Matthew 21:42  as well as verse 44, “Jesus said to them 42 ‘Have you never read in the scriptures, ‘The Stone which the builders rejected’…”   He's referring to Himself “…has become the chief corner: this was the Lord's doing, and it is marvellous in our eyes?...”  And now notice, who is that Stone? Jesus, right?  Notice what He continues saying in verse 44:   “…44 And whosoever falls on this Stone will be broken: but on whomsoever It falls, It will grind him to powder.”
So obviously Jesus refers in this passage to Himself as  “THIS stone”, just like He does “THIS Rock” in Matthew 16. 

Nah, mungkin ada yang berkata, “Tetapi, Pastor Bohr, mengapa Yesus berkata, ‘Engkau adalah Petrus dan di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu’? Mengapa Yesus tidak berkata, ‘Di atas DiriKu, Aku akan mendirikan jemaatKu’; ‘Engkau adalah Petrus dan di atas DiriKu, Aku akan mendirikan gereja ini.’ Mengapa Yesus berkata, ‘Di atas Batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu’?”
Yah, karena ini adalah langgam bahasa yang dipakai di zaman itu. Izinkan saya memberikan dua contoh lain di mana Yesus berbicara. Perhatikan Yohanes 2:19 dan juga ayat 21. Saya mau kalian melihat bahwa Yesus menyebut DiriNya sebagai “ini” dan bukan “Aku”. Perhatikan Yohanes 2:19,19 Jawab Yesus kepada mereka: ‘Hancurkan Bait Allah INI, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ 20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau akan membangunnya dalam tiga hari?’ 21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya ialah…” apa?  “…Bait Allah tubuh-Nya sendiri.”
Apakah Yesus menyebut Bait Allah tubuhNya sebagai “Bait Allah ini”? Ya, benar. Dia bisa saja mengatakan, “Hancurkan Aku, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikanNya kembali.”
Perhatikan  contoh lain di Matius 21:42 juga ayat 44, 42   Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan’…” Dia berbicara tentang DiriNya sendiri, “…telah menjadi Batu penjuru utamaini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita’?...”  Dan sekarang simak, siapakah Batu itu? Yesus, betul? Simak apa kata Yesus selanjutnya di ayat 44, “…44 Dan barangsiapa jatuh ke atas Batu ini, ia akan hancur, tetapi barangsiapa ditimpa Batu ini, Batu ini akan menggilingnya hingga menjadi debu.”
Jadi jelas dalam bacaan ini, Yesus menyebut DiriNya sebagai “Batu INI”, persis sama seperti yang dilakukanNya di Matius 16, dengan “Batu karang INI”.


Now what does it mean that the church is built upon the Rock?  Does it mean that it's built on Peter?  Does it mean that it's built on every human being?  Actually, it means that it's built on Jesus.  But it's built on Jesus in what sense?  That's the big question. 
Well, go with me to Ephesians 2:19-22.  Obviously Jesus is in heaven, isn't He?  So in what sense can the earthly church be built upon Jesus?  Well, as you're looking for the text, allow me to say, that the church is built on Jesus in the sense that it is  built upon the Word of Jesus.  It's built upon the Word of God. Notice Ephesians 2:19-22. 19 Now therefore you are no longer strangers and foreigners, but fellow citizens with the saints, and members of the household of God; 20 Having been built on the foundation of the apostles and prophets,…” By the way, that means the Old Testament and the what?  and the New Testament.  And, by the way, who's the center of the Old  and New Testament?  Let's continue reading.  “…Having been built on the foundation of the apostles and the prophets, Jesus Christ himself being the chief corner Stone; 21 In whom the whole building being joined together grows into a…” what? See this is the church, “…into a holy temple in the Lord: 22 In whom you also are being  built together for a dwelling place of God in the Spirit.”   The church is the dwelling place of God.  “Know ye not that ye are the temple of the Holy Spirit?”  the apostle Paul said to the Corinthian church. 
So upon what is the church built? It is built upon the foundation of the apostles, and prophets,   that is the writings of the Old and New Testament authors; and the center of both that keeps them together is who?  Jesus Christ!

Sekarang apa artinya gereja/jemaat itu didirikan di atas Batu Karang? Apakah berarti didirikan di atas Petrus? Apakah berarti didirikan di atas setiap manusia? Yang benar, itu berarti didirikan di atas Yesus. Tetapi didirikan di atas Yesus dalam pengertian apa? Itulah pertanyaan yang penting.
Nah, marilah bersama saya ke Efesus 2:19-22. Jelas Yesus berada di Surga, bukan? Jadi dalam pengertian apa gereja/jemaat yang di dunia ini didirikan di atas Yesus? Nah, sementara kalian mencari ayat itu, izinkan saya mengatakan bahwa gereja/jemaat didirikan di atas Yesus dalam pengertian dia didirikan di atas Firman Yesus, gereja didirikan di atas Firman Allah. Perhatikan Efesus 2:19-22, 19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sesama warga dengan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang telah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi…” Nah itu artinya kitab Perjanjian Lama dan apa? Dan kitab Perjanian Baru. Dan siapakah pusat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Mari kita teruskan membaca, “…yang telah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sendiri sebagai Batu penjuru utama. 21 Di dalam Dia seluruh bangunan yang menjadi satu tumbuh menjadi…” apa? Lihat, inilah gereja/jemaat itu,  “…menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangun bersama menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Gereja adalah tempat kediaman Allah. 16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” [1 Korintus 3:16] kata rasul Paulus kepada jemaat Korintus.
Jadi gereja didirikan di atas apa? Didirikan di atas fondasi para rasul dan para nabi, yaitu tulisan-tulisan penulis-penulis Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; dan pusat dari keduanya, yang mempersatukan keduanya itu siapa? Yesus Krisus!


Notice also the parable that Jesus gave in  Matthew 7:24, 26.  It's speaking about building your house upon the Rock,  and building your house upon the sand.  And, incidentally, do you know that the apostle Paul,  in 1 Timothy 3:15 calls the church the house of God?  So when it says here that the house is built on the Rock,  it means that the what is built on the Rock?  the church is built on the Rock.  And we, of course, individually, we are also temples of the  Holy Spirit, should also build on what? On the Rock.
 
Perhatikan juga perumpamaan yang diberikan Yesus di Matius 7:24, 26 yang berbicara tentang membangun rumah di atas Batu karang, dan membangun rumah di atas pasir. Dan kebetulan, tahukah kalian bahwa rasul Paulus di 1 Timotius 3:15 menyebut jemaat sebagai rumah Allah? Jadi jika dikatakan di sini bahwa rumah itu didirikan di atas Batu karang, berarti apa yang dibangun di atas Batu karang? Gereja yang didirikan di atas Batu karang. Dan kita, tentunya, yang secara pribadi juga adalah bait Roh Suci, harus didirikan di atas apa? Di atas Batu karang.


Now let's read that passage.  It begins in verse 24, and, of course, we're only going to  read 24 and 26. You know this parable.  24 Therefore...”  listen to this, “…24 Therefore whosoever hears these sayings of mine…” in other words, whoever listens to My word,  “…and does them…” whoever practices the word,  “…I will liken him to a wise man, who built his house on the Rock…” What does it mean to build the house on the Rock?  What does it mean to build the church on the Rock?  It means to hear the sayings of Jesus, and to what? to do them.  You see, Jesus is the Word of God in two senses.  He is personally the Word of God, but the Bible is  the written Word of God.  It's Jesus in written form.  So to build on Jesus means to build on what?  It means to build on Holy Scripture,  which is a revelation of Jesus.  And then we notice it says in verse 26: “…26 And every one who hears these sayings of mine, and does not do them, will be like a foolish man, who built his house on the…” what?   “…the sand.”
In other words, if you listen to the words of Jesus,  and you don't pay any attention to them,  you're building on the sand.  If you believe the words of Jesus, and you practice them,  then you are building upon what? upon the Rock.  So to build upon the Rock means to build upon the Word of God,  who is Jesus Christ. 

Sekarang mari kita baca ayat-ayat itu. Mulai dari ayat 24, dan tentu saja kita hanya akan membaca ayat 24 dan 26. Kalian sudah tahu perumpamaan ini. 24 Karena itu…” dengarkan ini, “…Karena itu siapa yang mendengar perkataan-Ku ini…” dengan kata lain, siapa yang mendengarkan Firman-Ku “…dan melakukannya…” barangsiapa yang mempraktekkan Firman, “…Aku akan menyamakan dia dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas Batu karang…” Apa artinya mendirikan rumah di atas Batu karang? Apa maksudnya mendirikan gereja di atas Batu karang? Artinya mendengarkan perkataan-perkataan Yesus dan apa? Melakukannya. Kalian lihat, Yesus itulah Firman Allah dalam dua pengertian. Secara pribadi Dialah Firman Allah; dan Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis, jadi itu ialah Yesus dalam bentuk tulisan. Maka didirikan di atas Yesus berarti didirikan di atas apa? Berarti didirikan di atas Alkitab yang kudus, pernyataan Yesus. Kemudian kita simak apa yang dikatakan di ayat 26: “…26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, akan sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas…”  apa? “…pasir.”
Dengan kata lain, jika kita mendengarkan kata-kata Yesus, dan kita tidak menggubrisnya, kita membangun di atas pasar. Jika kita meyakini kata-kata Yesus dan kita melakukannya, maka kita membangun di atas apa? Di atas Batu karang. Maka, membangun di atas Batu karang berarti membangun di atas Firman Allah, yaitu Yesus Kristus.


Now it's interesting in this parable you have a reference to  winds, and you have a reference to floods.  Do you know that this is an allusion to what later John wrote in the book of Revelation? He speaks in Revelation 7 about the winds of strife which are  about to be released upon the world.  And in chapter 12 he speaks about the persecution of the church, by speaking about this serpent who spews water out  of his mouth to drown the woman by the flood, the Bible says.  In other words there's a great tribulation that is coming upon  the world, and only those who hear the words of Jesus  and obey those words, who are built on the Rock,  will be able to stand.  And that includes us individually,  but it also includes the church corporately. 

Nah, yang menarik dalam perumpamaan ini disebut tentang angin-angin, tentang air bah. Tahukah kalian bahwa ini adalah pelambang-pelambang kepada apa yang kemudian ditulis Yohanes dalam kitab Wahyu? Yohanes berkata di Wahyu pasal 7 tentang angin pertikaian yang akan dilepaskan ke dunia. Dan di pasal 12, dia berbicara tentang penganiayaan jemaat, berbicara tentang ular ini yang menyemburkan air dari mulutnya untuk menenggelamkan perempuan itu dengan air bah, kata Alkitab. Dengan kata lain, akan ada masa kesesakan besar yang datang ke dunia ini, dan hanya mereka yang mendengarkan kata-kata Yesus dan mematuhinya, mereka yang didirikan di atas Batu karang, yang akan mampu bertahan. Dan ini termasuk kita, secara perorangan, tetapi juga termasuk jemaat sebagai satu kesatuan. 


Now let's continue our study of this very important verse.  We've dedicated it a long time to talk about  the issue of the Rock.  Now lets ask the question, What is meant by this verse when it says that upon this Rock we build, and the gates of Hades  will not prevail against it?  That is against those who are built upon the Rock.  Notice 1 Corinthians 15:55. Let's take a look at the word Hades for a moment.  The word Hades actually means “the grave.”  Notice 1 Corinthians 15:55.  Here the apostle Paul is quoting a text from the Old Testament.  He's quoting the book of Hosea 13:14. He says this: 
55 O death, where is your sting? O “hades” [= grave], where is your victory?”
Do you see that Hades is coupled with death in that verse?  “O death, where is your sting?  O Hades, where is your victory?”  Now he's getting this quotation from the Old Testament.  Let's notice Hosea 13:14. It says there:  14 I will ransom…” God is speaking,  “…I will ransom them from the power of the grave…” the word there for grave is “Sheol”, which is equivalent to  the word “Hades” that we just read in the New Testament.  And so it says: “…I will redeem them from…” what?  “…death…” Do you see, once again, that to ransom from the power of the  grave is the same thing as redeeming them from death?  And then notice:  “…O death, I will be your plagues; O grave, I will be your destruction: pity is hidden from My eyes.”
And so basically “Hades” is what?  It's the place of death.  It is the place of the grave. 

Sekarang marilah kita lanjutkan pelajaran kita tentang ayat yang sangat penting ini. Kita telah menhabiskan banyak waktu berbicara tentang Batu Karang ini. Sekarang, mari kita ajukan pertanyaan, apa yang dimaksudkan ayat itu bahwa di atas Batu karang itulah kita mendirikan, dan gerbang maut tidak akan mengalahkannya? Maksudnya terhadap mereka yang mendirikan di atas Batu karang itu. Perhatikan 1 Korintus 15:55. Mari kita simak kata “maut” sejenak. Kata “maut” sesungguhnya berarti “kubur”. Perhatikan 1 Korintus 15:55. Di sini rasul Paulus mengutip ayat dari Perjanjian Lama. Dia mengutip kitab Hosea 13:14, begini katanya, 55 Hai maut, di manakah sengatmu? Hai ᾅδης [hadēs] kubur,  di manakah kemenanganmu?”
Kalian lihat, “hades” (kubur) dikaitkan dengan maut dalam ayat itu. 55 Hai maut, di manakah sengatmu? Hai ᾅδης [hadēs] kubur,  di manakah kemenanganmu?”
Nah, dia mendapatkan kutipan ini dari Perjanjian Lama. Mari kita simak Hosea 13:14, dikatakan di sana: "14 Aku akan menebus..."  Allah sedang berbicara, “..Aku akan menebus mereka dari kuasa kubur,..."  di sini kata untuk “kubur” ialah שְׁאוֹל   [she'ôl] 
yang artinya sama dengan kata ᾅδης [hadēs]   yang baru kita  baca dari Perjanjian Baru. Maka dikatakan, “...Aku akan menebus mereka dari...”  apa?  “...maut..."  Apa kalian lihat, sekali lagi, bahwa untuk menebus dari kuasa kubur itu sama dengan menebus mereka dari maut? Lalu simak, “...Hai maut, Aku akan menjadi bala samparmu; hai kubur, Aku akan menjadi pembinasamu: Mata-Ku tertutup bagi belas kasihan.”
Jadi pada dasarnya “hades” itu apa? Itu tempat maut/kematian. Itu tempat kubur.


Now why does Matthew 16 speak about “the gates of Hades”,  or “the gates of death”?  Simply because the ancients believed that at death you were  shut in a prison.  And unless somebody came to unlock the prison,  you were there indefinitely, forever. 

Nah, mengapa Matius 16 berbicara tentang “gerbang kubur” atau “gerbang maut”?  Semata-mata karena orang-orang zaman dulu meyakini bahwa pada saat kematian, orang itu terkunci dalam penjara. Dan kecuali bila ada yang datang untuk membuka kuncinya, dia akan berada di sana untuk waktu yang tidak terbatas, untuk selamanya.


Let's notice a couple of verses from Scripture that speak about  death as having gates.  Notice Psalm 9:13, 14.  Here the psalmist says: 13 Have mercy on me, O LORD; consider my trouble from those that hate me, You who lift me up…” Notice this,  “…from the gates of death: 14 That I may tell of all Your praise in the gates of the daughter of Zion: I will rejoice in Your salvation.” Notice that he says that God lifts him up from the what?  from “the gates of death”.  And death is synonymous to Sheol or to Hades,  to the grave so to speak. 
Now notice Isaiah 38:10-11.  Here it doesn't speak about the gates of death,  it actually speaks about “the gates of Sheol”.  The very word, equivalent word in the Old Testament  to the word Hades in the New Testament.  It says there in Isaiah 38:10: 10 I said, ‘In the prime of my life, I shall go to the gates of Sheol [the grave]…” That's the exact Hebrew equivalent to Hades  in the New Testament.  Notice, the gates of Hades.  “… ‘In the prime of my life I shall go to the gates of Sheol, I am deprived of the remainder of my years…” See what it means to go to the gates of Sheol?  It means that you're deprived of the remainder of your years,  because you are what? dead.    “…11 I said, I shall not see  יָהּ   [YÂHH], the LORD, in the land of the living: I shall observe man no more among the inhabitants of the world.” 

Mari kita simak dua ayat dari Kitab Suci yang berbicara tentang kematian/maut memiliki gerbang. Perhatikan Mazmur 9:13-14. Di sini pemazmur berkata,13 Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku…” perhatikan ini, “….dari pintu gerbang maut, 14 supaya aku boleh menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji di pintu gerbang puteri Sion; aku akan bersukacita dalam keselamatan yang berasal dari-Mu.” Perhatikan pemazmur berkata bahwa Allah mengangkatnya dari apa? Dari pintu gerbang maut. Dan maut itu sinonim dengan Sheol atau Hades, sinonim dengan kubur.
Sekarang, mari simak Yesaya 38:10-11. Di sini tidak berbicara tentang gerbang maut, tapi tentang gerbang “Sheol”. Kata yang sama maknanya di Perjanjian Lama dengan kata “Hades” di Perjanjian Baru. Dikatakan di Yesaya 38:10,  “10 Aku berkata: ‘Di saat gagah-gagahnya aku, aku harus pergi ke pintu gerbang “Sheol” [= kubur]…”  Itu kata Ibrani yang persis sama dengan “hades” di Perjanjian Lama. Perhatikan, gerbang “Hades”.  “… ‘Di saat gagah-gagahnya ku, aku harus pergi ke pintu gerbang “Sheol”, aku kehilangan sisa umurku…lihat apa artinya pergi ke gerbang “Sheol”? Artinya kita kehilangan sisa umur kita, karena kita apa? Mati. “…11 Aku berkata: ‘Aku tidak akan melihat  יָהּ [YAHH], TUHAN di dunia orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat orang lagi di antara penduduk dunia.”


Now immediately we ask the reason.  Why is it that the gates of death, or the gates of hell,  will not prevail against the church,  which is built upon the Rock?  Why is this? Because the church is built upon Peter? No!  Because the church is built upon whom?  The church is built upon Jesus.  But why will the gates of death, or of the grave,  not prevail against the church, because the church is built on Jesus?
The context itself of this passage tells us the reason why.  You see, in the context, in the succeeding context, we find that  Peter says to Jesus, when Jesus says, “I'm going to Jerusalem,  I'm going to die, I'm going to resurrect the third day.”  Peter didn't hear the part about the resurrection.  He says, “O no, that's not going to happen to You!  The Messiah doesn't die.  The Messiah reigns on the throne in Jerusalem.”  And what does Jesus say to Peter,  who supposedly was the first Pope?  He says, “Get thee behind Me…” what? “…Get thee behind me Satan.” 
Notice that Jesus was saying, “I'm going to die,  and I'm going to…” what? “…resurrect.” In other words, Jesus is saying the gates of the grave,  the gates of death are not going to what?  They're not going to prevail against Me; and therefore they  will not prevail against the church.  Lest you're wondering about this, in the succeeding context  of Matthew 16, it's very interesting to find that at  the last verse of Matthew 16, Jesus says this: 28 Assuredly, I say unto you, There are some standing here, who shall not taste  death, till they see the Son of man coming in His kingdom.”
Isn't that interesting?  Jesus says there's some of the disciples here who are not  going to taste death until they see Jesus Christ  coming in His kingdom.  Well, the fact is all of those people are dead today.  So how do you explain this?  You have to go to chapter 17.  And in chapter 17 we're told that Jesus was transfigured in the sight of His disciples.  How many of them? Three: Peter, James, and John, whom Jesus had taken to the top of the mount. Those are the some: “some of you will not die until you see  the Son of man coming in His glorious kingdom.”  Now do you know that on the Mount of Transfiguration  was standing Jesus, transfigured and changed like He will look when He comes in power and glory. And the Bible says that also there with Jesus  were Moses and Elijah that came to speak with Jesus.  It's interesting to notice that Moses died, and according to Scripture, ~I don't have time to get into all of the details, ~ according to Scripture, he resurrected.  Michael the archangel came, according to Jude 9,  to resurrect Moses and transport him to heaven.  And, of course, Elijah was taken to heaven in a fiery chariot  from among the living.  In other words, on the Mount of Transfiguration you had a miniature Kingdom.  You had Jesus as He will appear when He comes in power and glory, because He died, but He did not remain dead. The gates of death and of the grave did not  prevail against Him.  He died and resurrected, and therefore He will come again.  But notice that the gates of death did not prevail  against Moses either.  Moses represents those who die in Christ“the dead in Christ shall rise first.”  The gates of death did not prevail against Elijah because Elijah was transported to heaven from among the living.  In other words, the reason why the gates of death,  and the gates of the grave do not prevail against Jesus,  or against the church, is because Jesus resurrected,  and He is going to resurrect His church;  He's going to resurrect His people. 

Nah, segera kita bertanya mengapa. Mengapa gerbang maut atau gerbang kematian, tidak akan mengalahkan gereja yang didirikan di atas Batu karang? Mengapa begitu? Karena gereja itu didirikan di atas Petrus? Tidak! Karena gereja didirikan di atas siapa? Gereja  didirikan di atas Yesus. Tetapi mengapa gerbang maut atau kubur tidak bisa mengalahkan gereja karena gereja itu didirikan di atas Yesus?
Konteksnya sendiri dari perikop ini memberitahu kita alasannya mengapa. Kalian lihat, dalam konteks, konteks berikutnya, kita melihat Petrus berkata kepada Yesus ketika Yesus berkata bahwa Dia akan ke Yerusalem, Dia akan mati, Dia akan bangkit pada hari ketiga, dan Petrus tidak mendengar bagian tentang kebangkitan itu, Petrus berkata, “Oh, tidak! Hal itu tidak akan terjadi padaMu! Sang Mesias tidak akan mati. Sang Mesias memerintah di atas takhta di Yerusalem.” Lalu apa kata Yesus kepada Petrus, yang konon dianggap sebagai Paus yang pertama? Yesus berkata, “Undurlah [enyahlah] dariKu…” siapa? “…Undurlah dariKu, Setan!”
Perhatikan, Yesus berkata, “Aku akan mati, dan Aku akan…” apa? “…bangkit!” Dengan kata lain, Yesus sedang berkata bahwa gerbang kubur, gerbang maut tidak akan apa? Tidak akan mengalahkan Aku, dan oleh karenanya mereka tidak akan mengalahkan gereja. Misalnya kalian bertanya-tanya tentang ini, maka konteks berikutnya di Matius 16 sangat menarik, kita melihat ayat terakhir Matius 16 Yesus berkata demikian, 28 Aku sungguh-sungguh berkata kepadamu: di antara orang yang hadir di sini ada beberapa yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang dalam Kerajaan-Nya."
Menarik, kan? Yesus berkata, ada beberapa murid di sini yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Yesus datang dalam kerajaanNya. Nah, faktanya semua orang itu sekarang ini sudah mati. Jadi bagaimana kita menjelaskan ini? Kita harus ke pasal 17. Dan di pasal 17 kita mendapat tahu bahwa Yesus diubahkan di hadapan murid-muridNya. Berapa orang? Tiga: Petrus, Yakobus, dan Yohanes, yang dibawa Yesus ke atas bukit. Itulah “beberapa” yang tidak akan mati hingga mereka melihat Anak Manusia datang dalam kerajaanNya yang mulia.”  Nah, tahukah kalian bahwa di Bukit Transfigurasi, Yesus diubahkan menjadi seperti bagaimana Dia akan tampak saat Dia datang dengan kuasa dan kemuliaan? Dan Alkitab berkata bahwa bersama Yesus ada Musa dan Elia yang datang untuk berbicara dengan Yesus. Menarik untuk disimak bahwa Musa sudah mati dan menurut Kitab Suci ~ saya tidak punya waktu untuk membahas detailnya ~ menurut Kitab Suci, dia dibangkitkan. Mikhael Penghulu Malaikat datang, menurut Yudas ayat 9, untuk membangkitkan Musa dan membawanya ke Surga. Dan tentu saja Elia sudah dibawa ke Surga dalam kereta yang menyala-nyala dari antara orang hidup. Dengan kata lain, di Bukit Transfigurasi itulah tampak Kerajaan Kristus dalam bentuk miniatur. Ada Yesus sebagaimana Dia akan tampak saat Dia datang dengan kuasa dan kemuliaan, karena Dia mati tetapi tidak tinggal mati, pintu gerbang maut dan kubur tidak bisa mengalahkanNya. Dia mati dan bangkit, dan oleh karena itu Dia akan datang lagi. Tetapi simak, bahwa gerbang maut juga tidak bisa mengalahkan Musa. Musa mewakili mereka yang mati dalam Kristus; “yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” [1 Tesa. 4:16]. Gerbang maut tidak bisa mengalahkan Elia juga karena Elia diangkat ke Surga dari antara manusia yang hidup. Dengan kata lain, alasan mengapa gerbang maut dan gerbang kubur tidak bisa mengalahkan Yesus atau mengalahkan gereja, adalah karena Yesus telah bangkit, dan Dia akan membangkitkan gerejaNya, Dia akan membangkitkan umatNya.
  

In fact, notice Acts 2:25-27.  And, by the way, I'm going to read this from the  New International Version, which is the most popular version  in the Christian church today, because I believe that it  expresses it more clearly.  “David said about Him…” that is about Jesus, “…I saw the Lord always before Me.  Because He is at my right hand, I will not be shaken.  Therefore My heart is glad and My tongue rejoices.  My body also will live in hope, because You will not abandon Me  to the grave…” By the way, that's the word Hades, “…You will not abandon Me to the grave, nor will You let  Your Holy One see…” what? “…see decay.”  In other words, Jesus was not going to stay in the grave.  He was going to resurrect.  The gates of death would not prevail against Him.  And because they would not prevail against Him,  they would not prevail against His church.  It wasn't because the church was built on Peter.  I mean Peter died according to Scripture.  Jesus said that he was going to stretch out his arms,  other people were going to stretch out his arms.  He wasn't going to do it voluntarily.  In other words, Jesus was saying that he was  going to be crucified. Peter died. He's still in the grave awaiting  the second coming of Jesus Christ. 

Nah, simak Kisah 2:25-27. Dan saya akan membacakan ayat ini dari NIV, versi yang paling popular di gereja Kristen sekarang ini, karena saya percaya bahwa versi ini mengungkapkannya dengan lebih jelas. 25 Daud berkata tentang Dia…” yaitu tentang Yesus, “…Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia ada di tangan kananKu, Aku tidak goyah. 26 Itulah sebabnya hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak. TubuhKu juga akan hidup dalam harapan, 27 karena Engkau tidak akan meninggalkan Aku di kubur…” nah kata “kubur” di sini adalah “Hades”.  “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di kubur, dan tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat…”  apa? “…pembusukan.” Dengan kata lain, Yesus tidak akan tinggal terus di dalam kubur. Dia akan bangkit. Gerbang maut tidak akan mengalahkanNya. Dan karena gerbang maut tidak akan mengalahkan Dia, mereka juga tidak akan mengalahkan gerejaNya. Bukan karena gereja itu didirikan di atas Petrus.
Maksud saya, menurut Kitab Suci, Petrus mati. Yesus berkata dia (Petrus) bakal harus merentangkan tangannya, orang lain yang akan membuat dia merentangkan tangannya, Petrus tidak akan melakukannya dengan sukarela. Dengan kata lain Yesus berkata bahwa Petrus akan mati disalibkan. Jadi Petrus mati. Dia masih berada di dalam kubur menunggu kedatangan Kristus yang kedua. 


Notice Revelation 1:17, 18.  You know, it's comforting to know that the gates of death  have someone who can open those gates with the keys,  with the key. Notice, Revelation 1:17, 18.  And here it's speaking about the church. It says there: 17 And when I saw Him…” John is seeing Jesus,  “…I fell at His feet as dead...” And now notice: “...But He laid His right hand on me, saying to me, ‘Do not be afraid; I am the first and the last:  18 I am He who lives, and was dead; and, behold, I am alive for evermore, Amen; and I have the keys of Hades and of…” what?   “…of Hades and of death’...”  
Who has the keys? Peter, right?  That's not what the text says.  The text says that Jesus has the keys of the grave.  See Jesus went into the grave; He came out of the grave.  And when He came out of the grave, He brought the keys with Him, so that  with the church,  the church was not going to fail either.  Because Jesus is going to open the tombs of those who accept  Him as Savior and Lord.  The dead in Christ are going to rise again  according to Scripture.  He says, “Because I live, you will live also.” [John 14:19] In other words, the center of this passage is not Peter.  The center of this passage is none other than Jesus Christ. 

Simak Wahyu 1:17-18. Kalian tahu, hati menjadi lega mengetahui bahwa ada yang bisa membuka gerbang maut dengan kunci-kunci, atau dengan kunci. Perhatikan Wahyu 1:17-18. Dan di sini, yang dibicarakan adalah gereja. Dikatakan di sini: 17 Ketika aku melihat Dia…” Yohanes melihat Yesus,  “…tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;…” dan sekarang simak,  “…tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, 18 Akulah Dia Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya, Amin; dan Aku memegang kunci-kunci kubur dan…” apa? “…kubur dan maut’.
Siapa yang pegang kunci-kunci? Petrus kah? Ayat-ayat ini tidak berkata demikian. Ayat-ayat ini berkata Yesus-lah yang memegang kunci-kunci kubur. Lihat, Yesus masuk ke kubur; lalu Dia keluar dari kubur. Dan ketika Dia keluar dari kubur, Dia membawa bersamaNya kunci-kunci itu, supaya demi gereja, gereja juga tidak akan gagal, karena Yesus akan membuka kubur-kubur mereka yang telah menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Menurut Kitab Suci, mereka yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dahulu. Yesus berkata,“…sebab Aku hidup,  kamu pun akan hidup.” [Yoh. 14:19]
Dengan kata lain, pusat dari perikop ini bukanlah Petrus, pusat perikop ini tak lain adalah Yesus Kristus.

Now you say, “But Pastor, there's still some things to read about this text, because in verse 19 we find that Jesus said that He was going to give Peter the keys of the kingdom.” 
Now let's read that verse.  Matthew 16:19. “And I will give you...”  Now Jesus is speaking to Peter.  “…I will give you the keys of the kingdom of heaven.  And whatever you bind on earth will be bound in heaven.  And whatever you loose on earth, will be loosed in heaven.” 
Now the question is, what are those keys which Jesus gave to  Peter WITH WHICH Peter can open the kingdom of heaven?  Well, there's a very easy Biblical way of explaining this.  But we have to go back and examine the case of the scribes  and the Pharisees who, by the way, sat on Moses' cathedra.  Go with me to Matthew 23:1-2. 1 Then Jesus spoke  to the multitude, and to his disciples, 2 saying, ‘The scribes and the Pharisees sit in Moses' cathedra [seat]’.” It's the word “cathedra” in Greek.  They sit on Moses' throne.  They sit on Moses' seat.  Do you know what that means? It means that they thought that they had the authority  and the power to define, and to explain, and to dictate what  Holy Scripture of that time meant;  what the Old Testament meant.  But in those writings they did not find Jesus.  And therefore instead of opening the kingdom of heaven,  by not finding Jesus in the Old Testament, they were actually shutting the kingdom of heaven. 

Sekarang kalian berkata, “Tapi, Pastor Bohr, masih ada beberapa hal yang harus dibaca tentang perikop ini, karena di ayat 19 kita melihat Yesus berkata bahwa Dia akan memberikan kepada Petrus kunci-kunci Kerajaan.”
Nah, mari kita baca ayat itu. Matius 16:19 19 Dan Aku akan memberikan kepadamu …” sekarang Yesus sedang berbicara kepada Petrus,   “…Aku akan memberikan kepadamu kunci-kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Sekarang pertanyaannya, apakah kunci-kunci yang diberikan Yesus kepada Petrus DENGAN MANA Petrus bisa membuka Kerajaan Surga? Nah, ada cara Alkitabiah yang sangat mudah untuk menjelaskan ini. Tetapi kita harus mundur dan mengamati kasus para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang, kalian tahu, duduk di katedra Musa. Mari bersama saya ke Matius 23:1-2, 1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi duduk di katedra [tempat duduk]  Musa.’…” kata Greekanya ialah “katedra”. Jadi mereka duduk di kursi Musa, mereka duduk di tempat duduk Musa. Tahukah kalian apa artinya ini? Artinya mereka menganggap mereka memiliki wewenang dan kuasa untuk mendefinisikan, dan menjelaskan, dan menentukan apa yang dimaksud oleh Kitab Suci pada zaman itu, apa yang dimaksud oleh kitab Perjanjian Lama. Namun, dalam tulian-tulisan itu mereka gagal melihat Yesus. Dan oleh karena itu, mereka bukan membuka Kerajaan Surga; dengan tidak menemukan Yesus di kitab Perjanjian Lama, mereka justru menutup Kerajaan Surga.
 

Notice what we find in Matthew 23:13.  Here Jesus continues speaking to the scribes and the Pharisees  who sit on Moses' seat, who claim to have the absolute  power and authority to explain Scripture.  Of course they're explaining it without Jesus,  and without Jesus there is no life. It says there: 13 But woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! for you…” Now notice this,  “…you…” what?  “…you shut up the kingdom of heaven against men: for you neither go in yourselves, nor do you allow those who  are entering to go in.”   What were the scribes and Pharisees doing who  sat upon Moses' seat?  They were shutting the kingdom of heaven to people.  Now why were they shutting the kingdom of heaven?  And what were they shutting it with?  The parallel passage in Luke to this one is very revealing.  Notice Luke 11:52.  I'm thankful that God gave us more than one gospel.  Because one gospel explains the other gospel. 
Notice Luke 11:52. Here Jesus says: “52 Woe to you, lawyers! for you have taken away the…” what? “…the key of knowledge…” Oh, now we know that they have a key that they use to shut the kingdom.   “…you have taken away…” The reason why the door is shut is because  they've taken away what? “…the key of knowledge, you did not enter  in yourselves, and those who were entering in you hindered.”
So, were they using the key to unlock the kingdom of heaven?  Absolutely not! They were actually locking themselves  out and others by not using the key of knowledge to open  the kingdom of heaven. 

Simak apa yang kita temukan di Matius 23:13. Di sini Yesus berbicara kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang duduk di takhta Musa, yang mengklaim mereka memiliki kuasa mutlak dan wewenang untuk menjelaskan Kitab Suci. Tentu saja mereka menjelaskannya tanpa Yesus dan tanpa Yesus tidak ada hidup. Dikatakan di sana, 13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik, karena kamu…”  nah, simak ini,  “…kamu…”  apa?  “…kamu menutup Kerajaan Sorga bagi orang.  Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu tidak mengizinkan mereka yang akan masuk, untuk masuk.”  Apa yang dilakukan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang duduk di kursi Musa? Mereka menutup Kerajaan Surga bagi orang lain. Nah, mengapa mereka menutup Kerajaan Surga? Dan mereka menutupnya dengan apa? Perikop yang paralel di kitab Lukas tentang hal ini sangat mencerahkan. Simak Lukas 11:52. Saya bersyukur Allah memberikan lebih dari satu Injil kepada kita, karena masing-masing Inji saling menjelaskan yang lain.
Simak Lukas 11:52, di sini Yesus berkata, 52 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah menyingkirkan…”  apa?  “…kunci pengetahuan…” Oh, sekarang kita tahu bahwa mereka punya sebuah kunci yang mereka pakai untuk mengunci Kerajaan.   “…kamu telah menyingkirkan…” alasan mengapa pintu tertutup ialah karena mereka telah menyingkirkan apa?    “…kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha masuk ke dalam kamu halang-halangi."
Jadi, apakah mereka memakai kunci mereka untuk membuka Kerajaan Surga? Sama sekali tidak! Malah mereka sebenarnya mengunci mereka sendiri dan orang lain di luar, dengan tidak menggunakan kunci pengetahuan untuk membuka Kerajaan Surga.


Now let me ask you, What is that key of knowledge? Well, there's many texts that I could read about the word  “knowledge” in the New Testament, particularly in the gospels,  but allow me to read one text that deals with the issue of  knowledge, what knowledge we're talking about. 
Luke 1:76, 77. It says there: 76 And you, child…” speaking about John the Baptist, “…will be called the prophet of the Highest: for you will go before the face of the Lord to prepare His ways;…” and now notice.   “… 77 To give…” what?  “…knowledge of…” what?  “…salvation unto His people by the remission of their sins.”
What is the knowledge that is imparted by the key?  It is the knowledge of what? salvation, which opens the door  to where? to the kingdom of heaven.  What were the Pharisees doing with that key?  They were locking the door, because they did not have the  knowledge of salvation, because they did not see  Jesus in the Word.  They did not see Jesus in Scripture, in other words.

Sekarang coba saya tanya, kunci pengetahuan itu apa?
Nah, ada banyak ayat yang bisa saya bacakan tentang kata “pengetahuan” di Perjanjian Baru, terutama dalam kitab-kitab Injil, tetapi izinkan saya membacakan satu ayat yang membahas tentang isu pengetahuan, pengetahuan apa yang kita bicarakan ini.
Lukas 1:76-77, dikatakan, 76 Dan engkau, hai anakku…”  berbicara tentang Yohanes Pembaptis,  “…akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,…”  dan sekarang simak,  “…77 untuk memberikan…” apa?  “…pengertian akan…” apa?  “…keselamatan bagi umat-Nya  melalui pengampunan dosa-dosa mereka.”
Apa pengetahuan yang diberikan oleh kunci itu? Itulah pengetahuan tentang apa? Keselamatan, yang membuka pintu ke mana? Ke Kerajaan Surga.
Apa yang dilakukan orang-orang Farisi dengan kunci itu? Mereka mengunci pintunya karena tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan, karena mereka tidak menemukan Yesus dalam Firman Allah, dengan kata lain, mereka tidak melihat Yesus dalam Kitab Suci.


Notice John 5:39, 40.  Jesus indicted these leaders and He said: 
39 You search the scriptures; for in them you think you have eternal life: and these are they which testify of Me…” You're searching the Scriptures.  You want to teach people the Scriptures, and you think that  in them you have eternal life.  But then He says, These are the Scriptures which testify of Me.  And then He says in verse 40:  “…40 But you are not  willing to come to Me, that you may have…” what?  “…that you may have life.”
In other words they were locking with the key of knowledge,  the kingdom of heaven, because they were not preaching  the Word of God, and especially Jesus as contained where?  as contained in the Word of God, which is what opens  the kingdom of heaven.

Simak Yohanes 5:39-40. Yesus menuduh pemimpin-pemimpin ini dan Dia berkata, 39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi kesaksian tentang Aku…”  Kalian menyelidiki Kitab Suci, kalian mau mengajar orang tentang Kitab Suci, dan kalian menyangka di dalamnya ada hidup kekal. Tetapi lalu Yesus berkata, inilah kitab-kitab suci yang memberi kesaksian tentang Aku. Kemudian Dia berkata di ayat 40,  “…40 namun kamu tidak rela datang kepada-Ku agar kamu boleh mendapat…apa?  “…agar kamu boleh mendapat hidup itu…”
Dengan kata lain, mereka mengunci Kerajaan Surga dengan kunci pengetahuan, karena mereka tidak menyampaikan Firman Allah, dan terutama mereka tidak menyampaikan  tentang Yesus seperti yang terdapat di mana? Yang terdapat dalam Firman Allah, itulah yang dapat membuka Kerajaan Surga.


By the way, notice Acts 14:27, 28.  It says, “Now when they had come and gathered the church together  they reported all that God had done with them…”  and now notice: “…And that He had…” what? “…opened the door of faith  to…” whom? “…to the Gentiles…”  How did they open the door of faith to the Gentiles?  By what? By the “foolishness” of preaching. 

Nah, simak Kisah 14:27-28, dikatakan, 27 Setelah mereka datang dan memanggil jemaat berkumpul, mereka melaporkan segala sesuatu yang telah Allah lakukan pada mereka…”  dan sekarang simak,  “…dan bahwa Ia telah…”  apa?  “…membuka pintu iman bagi…” siapa?  “….bagi bangsa-bangsa lain…” Bagaimana mereka membuka pintu iman kepada bangsa-bangsa lain? Dengan apa? Dengan menyampaikan pekabaran yang dianggap suatu kebodohan.


How did they open the kingdom of heaven?  They opened the kingdom of heaven by using the key  of knowledge to reveal Jesus through preaching,  and in this way people were able to enter the kingdom of heaven,  and become citizens of the kingdom of heaven.  In other words, the key which God gave the Pharisees was that  through Christ in Scripture, people could come to a knowledge of Jesus, and enter the experience of salvation.

Bagaimana mereka membuka Kerajaan Surga? Mereka membuka Kerajaan Surga dengan menggunakan kunci pengetahuan untuk menyatakan Yesus melalui penyampaian kabar baik, dan dengan cara ini, orang-orang bisa masuk Kerajaan Surga dan menjadi warga Kerajaan Surga. Dengan kata lain, kunci yang diberikan Allah kepada orang-orang Farisi adalah melalui Kristus dalam Kitab Suci, orang-orang bisa mendapat pengetahuan tentang Yesus, dan masuk untuk menjalani pengalaman diselamatkan.


By the way, did the apostle Peter open up the kingdom  of heaven for a great number of people in Acts 2  on the Day of Pentecost?  Oh, yes! 3,000 the Bible says were baptized.  What did Peter do to open the kingdom?  Have you ever read that he quoted the Old Testament? He quoted several passages from the Old Testament;  from Psalm, and from Joel.  And he pointed how these things revealed whom? Jesus.  And at the end of the story, see he's opening the door of  salvation through the key of Scripture.  And at the end the people come to him and they say,  “Well, what do we need to do?”  And Peter says, “Well, repent and be baptized, everyone of you,  for the remission of sins, and you will receive the gift  of the Holy Spirit.” 
And so they were baptized, and 3,000 souls entered the door of the kingdom that day; entered the door of the  church through the preaching of Peter.  Are you understanding what the key is in this case? 

Nah, menurut Kisah pasal 2, apakah rasul Petrus membuka Kerajaan Surga bagi sejumlah besar orang pada hari Pentakosta? Oh, ya! 3’000 orang dibaptis kata Alkitab. Apa yang dilakukan Petrus untuk membuka Kerajaan Surga? Pernahkkah kalian membaca bahwa Petrus mengutip dari Perjanjian Lama? Dia mengutip beberapa ayat dari Perjanjian Lama, dari Mazmur, dan dari Yoel. Dan dia menunjukkan bagaimana hal-hal tersebut mengungkapkan siapa? Yesus. Dan pada akhir cerita, lihat, Petrus membuka pintu keselamatan melalui kunci Kitab Suci. Dan akhirnya orang-orang datang kepadanya dan mereka berkata, “Nah, apa yang harus kami lakukan?” Dan Petrus berkata, “Yah, bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” [Kis. 2:38]
Maka mereka dibaptis dan hari itu 3’000 jiwa memasuki pintu Kerajaan; mereka memasuki pintu gereja melalui khotbah Petrus. Apakah kalian paham kunci itu apa dalam hal ini?
 

But you're saying, “Now wait a minute, Pastor.  The passage doesn't say ‘key’, the passage says ‘keys’.” 
Now do you know that in Hebrew and Greek when a word is plural,  like keys, it means two.  Let me give you another example. “Time, times, and the dividing of time.”  How many times is “times”? two.  Every scholar agrees that the word “times” means “two times”.  So when it's plural and unqualified, it means two.  So Jesus is giving Peter two keys.  Why did He gives the scribes and Pharisees only one key?  Well, let me explain the reason why.  How many portions is Scripture composed of?  It's composed of two.  Do you know that when the Scriptures is referred to  it's always a two-some?  For example, in Revelation you have two witnesses.  Those two witnesses represent what? the Old and New Testament.  You have two olive trees; that's the Holy Spirit working  through the Old and New Testament.  You have two candlesticks that give light; “Thy word is…” what?  “a light and a lamp…” it says in Psalm 119:105.  The sword of the Spirit has how many edges? two,  and it's the Word of God.  And the church is built upon the writings of whom? The apostles  and the prophets; Old and New Testament. 

Tetapi kalian berkata, “Tunggu sebentar, Pastor. Bacaan ini tidak bilang ‘satu kunci’, bacaan ini bilang ‘kunci-kunci’.”
Nah, tahukah kalian bahwa dalam Bahasa Ibrani dan Greeka, bilamana kata itu jamak, misalnya “kunci-kunci”, itu artinya “dua kunci.” Saya berikan contoh yang lain: “satu masa, masa-masa, dan setengah masa.” Berapa banyak “masa” yang dimaksud dengan “masa-masa”? Dua. Setiap pakar Alkitab setuju bahwa kata “masa-masa” berarti “dua masa”. Jadi bila kata itu jamak dan tanpa keterangan angka, maka artinya adalah dua. Jadi Yesus memberi Petrus dua kunci. Mengapa Yesus memberikan hanya satu kunci kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Nah, saya akan menjelaskan alasannya. Kitab Suci itu terdiri atas berapa bagian? Dua. Tahukah kalian bahwa Kitab Suci selalu disebutkan sebagai satu pasang? Misalnya di kitab Wahyu, istilahnya “dua saksi”. [Wahyu 11:3]. Kedua saksi itu mewakili apa? Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Juga ada “dua pohon zaitun” [Wahyu 11:4] itu Roh Kudus yang bekerja melalui Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ada “dua kaki dian” [Wahyu 11:4] yang memberikan cahaya. Firman-Mu itu…”  apa?  “…pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Kata Mazmur 119:105. Pedang Roh punya berapa mata? Dua, dan itu adalah Firman Allah. Dan gereja didirikan di atas tulisan siapa? Para rasul dan para nabi, Perjanjian Baru da Perjanjian Lama.


In other words, the Pharisees had only one key.  Because all they had was what? the Old Testament. But God gives, Jesus gives to Peter, the keys, two keys,  because he has what? he has the Old and he has what?  and he has the New Testament
In other words, he has all of Scripture with which to use  the keys to open the kingdom through preaching,  so that people can come in and be saved. 

Dengan kata lain, orang-orang Farisi hanya punya satu kunci karena mereka hanya punya apa? Perjanjian Lama. Tetapi Allah memberi, Yesus memberi Petrus kunci-kunci, dua kunci, karena dia punya apa? Perjanjian Lama, dan apa? Perjanjian Baru.
Dengan kata lain, Petrus memiliki semua Kitab Suci di mana dia bisa memakai kunci-kuncinya untuk membuka Kerajaan Surga melalui pekabarannya, sehingga orang-orang bisa masuk dan diselamatkan.


Now the question is, Did Jesus only give the keys to Peter?  See, the Roman Catholic Church teaches that He gave the keys  only to Peter, and to his successors.  Do you know that Jesus actually gave the right to open, to bind,  and to unbind to all of the disciples.  Notice Matthew 18:15-18.  So this wasn't exclusively for Peter.  You're not dealing here with apostolic succession.  It was given to all of the leaders of the church.  It says here: “15 Moreover if your brother sins against you, go and tell him his fault between you and him alone: if he hears thee, you have gained your brother. 16 But if he will not hear, take with you one or two more, that by the mouth of two or three witnesses every word may be established. 17 And if he refuses to hear them, tell it to the church: but if he refuses even to hear the church, let him be to you like a heathen and a tax collector. 18 Assuredly,  I say to you, ‘Whatever you bind on earth will be bound in heaven: and whatever you loose on earth will be loosed in heaven.”
Is that the same expression we found in Matthew 16? Absolutely!  But here it is a power not given to a certain individual,  but which is given to whom? which is given to  the church at large. 

Sekarang pertanyaannya, apakah Yesus hanya memberikan kunci-kunci kepada Petrus? Karena gereja Roma Katolik mengajarkan bahwa Yesus memberikan kunci-kunci hanya kepada Petrus dan pengganti-penggantinya. Tahukah kalian bahwa Yesus sebenarnya memberikan wewenang untuk membuka, mengikat, dan membuka ikatan kepada semua muridNya. Perhatikan Matius 18:15-18. Jadi itu bukan hanya ekslusif untuk Petrus semata-mata. Kita di sini tidak berbicara tentang suksesi apostolik. Itu diberikan kepada semua pemimpin gereja.
Dikatakan di sini,  15 Apabila saudaramu berbuat dosa terhadap dirimu, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah memenangkannya kembali. 16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya dengan mulut dua atau tiga orang saksi, setiap kata bisa diteguhkan. 17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia bahkan tidak mau juga mendengarkan jemaat, anggaplah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. 18 Aku sungguh berkata kepadamu: apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Apakah itu ekspresi yang sama yang kita temukan di Matius pasal 16? Tentu saja! Tetapi kekuasaan ini tidak diberikan kepada seorang individu tertentu, melainkan diberikan kepada siapa? Diberikan kepada gereja sebagai suatu kesatuan, secara umum.


Now you say, “But, Pastor Bohr, it speaks there about  binding and loosing. What does that mean that the keys bind and loose?”
Well, we need to first of all understand the  tense of the verb.  You know, when you read the text as it's written,  it gives you the impression that whatever you bind on earth,  God is going to immediately bind it in heaven.  And whatever you loose on earth, God is going to immediately  loose it in heaven.  It doesn't reflect, really, the tense of the verb.  The verb is what you call a perfect tense,  which is a past action which has repercussions in the present.  In other words, something happened in the past that allows  you to bind and to loose. 
Now the question is, what happened in the past that allows  you to bind and to loose?  Actually, a perfect should be read in the following way:  “whatever you bind on earth, will have been bound in heaven.  And whatever you loose on earth will have been loosed in heaven.”

Sekarang kalian berkata, “Tetapi, Pastor Bohr, ini berbicara tentang mengikat dan melepaskan. Apa maksudnya kunci-kunci mengikat dan melepaskan?”
Nah, pertama kita perlu memahami keterangan waktu kata kerjanya. Kalian tahu, bila kita membaca ayat itu sebagaimana tertulis, ayat itu memberikan kesan apa pun yang kita ikat di dunia, Allah akan segera mengikatnya di Surga. Dan apa pun yang kita lepaskan di dunia, Allah akan segera melepaskannya di Surga. Sebenarnya itu tidak mencerminkan keterangan waktu kata kerjanya. Kata kerjanya di sini adalah perfect tense, yang menceritakan tentang suatu tindakan yang SUDAH TERJADI di waktu lampau, tetapi yang memiliki reaksi/akibatnya sekarang. Dengan kata lain, sesuatu sudah terjadi di masa lampau, yang membuat kita bisa mengikat dan melepaskan sekarang.
Sekarang pertanyaannya, apa yang telah terjadi di masa lampau yang membuat kita bisa mengikat dan melepaskan sekarang? Sesungguhnya kalimat dengan kata kerja perfect itu harus dibaca demikian: “apa pun yang kamu ikat di dunia, akan sudah terikat di Surga; dan  apa pun yang kamu lepaskan di dunia, akan sudah dilepaskan di Surga.”


Let me ask you, when we preach the gospel of Jesus Christ,  can we tell people that their sins are forgiven,  and salvation has come to their house? Sure we can. 
Do we bring salvation to them?  No, but we can declare to them that if they've met the  conditions, they have become citizens of the kingdom. 
But let me ask you, What was the basis for them becoming  citizens of the kingdom? Did something happen in the past that allowed them to become  citizens of the kingdom?  Of course. What was it?  It was the death of Jesus, and the resurrection of Jesus. 
See, what we bind has already been bound by Jesus.  Because He did it in the past.  It's simply a person accepting the terms and conditions  of what Jesus did.  And the same is true with losing.  In other words, this text is saying that whatever we bind  on earth, or whatever we loose on earth, has already been done  in heaven by virtue of what Jesus has done to save  people in the past

Coba saya tanya, bila kita menyampaikan Injil Yesus Kristus, bisakah kita mengatakan kepada orang bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni, dan keselamatan telah datang ke dalam keluarga mereka? Tentu saja bisa.
Apakah kita yang membawa keselamatan kepada mereka? Tidak. Tetapi kita bisa menyatakan kepada mereka bahwa jika mereka memenuhi persyaratannya, mereka menjadi warga Kerajaan.
Tetapi coba saya tanya, apakah dasarnya bagi mereka menjadi warga Kerajaan? Apakah sesuatu telah terjadi di masa lampau yang membuat mereka bisa menjadi warga Kerajaan? Betul sekali. Apa itu? Kematian Yesus dan kebangkitan Yesus.
Paham? Apa yang kita ikat, sudah diikat oleh Yesus, karena itu sudah dilakukanNya di masa lampau.  Ini sekarang semata-mata tentang seseorang menerima syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari apa yang telah dilakukan Yesus.
Begitu juga untuk melepaskan. Dengan kata lain, ayat ini berkata, apa pun yang kita ikat di dunia, atau apa pun yang kita lepaskan di dunia, sudah dilakukan di Surga berdasarkan kebaikan yang telah dilakukan Yesus untuk menyelamatkan orang di masa lampau.


When we preach, who do we preach?  We preach salvation through Jesus.  Where did Jesus save us?  He saved us on the cross.  So presently we're preaching, if people accept the conditions  of our preaching, can we tell them, “Your sins are forgiven”  on the basis of their acceptance of Jesus? Yes.  If they reject the message, can we tell them,  “Your sins are bound”? We certainly can. 

Bila kita menyampaikan pekabaran, apa yang kita sampaikan? Kita menyampaikan keselamatan melalui Yesus. Di mana Yesus menyelamatkan kita? Di salib. Jadi sekarang ini kita menyampaikan pekabaran, dan bila orang menerima persyaratan pekabaran kita, bisakah kita berkata kepada mereka, “Dosa-dosamu telah diampuni” atas dasar penerimaan mereka akan Yesus? Ya. Jika mereka menolak pekabaran itu, bisakah kita berkata kepada mereka, “Dosa-dosamu terikat”? Tentu saja kita bisa.


By the way, do you know that the preaching of the gospel  can either open or shut heaven?  You say, “Well, how's that?” 
Let me ask you, When Moses preached to Pharaoh,  did Pharaoh shut his heart to heaven?  He most certainly did.  The gospel can soften or harden. 
You have Felix and Agrippa,  “Almost persuadest thou me to be a Christian.”  And Paul had preached a fantastic sermon before.  What was Paul trying to do?  He was trying to what?  He was trying to unlock the kingdom.  But what did these men do?  Another one says, “I'll call you.  Go and I'll call you at a convenient time.”  The convenient time never came.
What was happening?  The gospel was preached, but the kingdom wasn't opened,  because they did not accept Jesus as their Savior.  So are you understanding the tense of the verb  that is being used here? 

Nah, tahukah kalian menyampaikan pekabaran Injil bisa membuka atau menutup Surga?
Kalian berkata, “Kok bisa begitu?”
Coba saya tanya, ketika Musa menyampaikan pekabaran kepada Firaun, apakah Firaun menutup hatinya terhadap Surga? Betul sekali. Injil bisa melunakan atau mengeraskan.
Ada Felix dan Agripa, Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" [Kis. 26:28]. Sebelumnya Paulus telah menyampaikan suatu pekabaran yang luar biasa. Apa yang mau dilakukan Paulus? Dia berusaha apa? Dia berusaha membuka kunci Kerajaan. Tetapi apa yang dilakukan orang-orang itu? Ada yang berkata, “Nanti aku hubungi. Pergilah, dan aku akan memanggilmu kapan-kapan ada waktu yang tepat.” [Kis. 24:25] Waktu yang tepat tidak pernah datang.
Apa yang terjadi? Injil disampaikan, tetapi Kerajaan tidak terbuka karena mereka tidak menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka.
Jadi, apakah kalian paham keterangan waktu kata kerja yang dipakai di sini?


Now, the Roman Catholic Church uses the idea that Jesus  re-affirmed Peter three times after the resurrection to say,  “See, Peter was special in the sight of Jesus,  because He said, ‘Feed My Sheep, feed My lambs.’  He didn't say that to anybody else.  He said that to Peter.” 
Well, the fact is, folks, that the reason why Jesus said to Peter  three times, “Do you love Me, Peter?  Do you love Me, Peter? Do you love Me, Peter? Feed My lambs, feed My lambs, feed My sheep.”  The reason why it happened three times, the Bible  makes very, very clear. 
By the way, this is found in John 21:15-17.  How many times did Peter deny Jesus?  Go with me to John 13:38. 38 Jesus answered him, ‘Will you lay down your life for My sake?...” Jesus says to Peter,  “… Most assuredly I say to you, ‘The rooster shall not crow, till you have denied Me three times.”

Nah, gereja Roma Katolik menggunakan konsep bahwa Yesus meneguhkan Petrus tiga kali setelah kebangkitanNya, dan berkata, “Lihat, Petrus itu istimewa di mata Yesus, karena Yesus berkata, ‘Berilah makan domba-dombaKu, berilah makan anak-anak dombaKu.’ Yesus tidak mengatakan itu kepada orang lain, Dia mengatakannya kepada Petrus.”
Nah, faktanya, Saudara-saudara, mengapa Yesus berkata kepada Petrus tiga kali “Apakah engkau mengasihi Aku, Petrus? Apakah engkau mengasihi Aku, Petrus? Apakah engkau mengasihi Aku, Petrus? Berilah makan anak-anak dombaKu, berilah makan domba-dombaKu.” Mengapa ini terjadi tiga kali, Alkitab menerangkannya dengan amat sangat jelas.
Nah, ini ada di Yohanes 21:15-17. Berapa kali Petrus menyangkal Yesus? Marilah bersama saya ke Yohanes 13:38. 38 Jawab Yesus: ‘Maukah egkau memberikan nyawamu bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’"


So Peter denies Jesus three times,  and Jesus reinstates him three times.  Very clear connection between his denial of Jesus,  and his reinstatement by Jesus.  And, by the way, that idea that Jesus only said to Peter that he  was supposed to shepherd the flock is simply  not true in Scripture. 
Notice 1 Peter 5:1-4.  Peter was not the only shepherd.  Actually all of the elders of the church are called shepherds.  Notice: 1 The elders who are among you I exhort, I who am a fellow-elder, and a witness of the sufferings of Christ,…” Notice that Peter doesn't say, I am the Pope. He says:  “…I am a fellow-elder and a witness of the sufferings of Christ, and also a partaker of the glory that will be revealed…” then he says to the elders,  “…2 Shepherd the flock of God…” Is he saying, “Feed my sheep?  Take care of my sheep”, Peter, to the elders? Yes. “…Shepherd the flock of God which is among you, serving as overseers…” By the way, the word overseers, is episkopos, where we get  the word Episcopal from today,  “…not by compulsion, but willingly; not for dishonest gain, but eagerly; 3 Nor being lords over those entrusted to you…”  In other words, don't be lords.  Don't rule over them.  “…but being examples to the flock. 4 And when the chief Shepherd appears…” Who is the Chief Shepherd?  Peter, right? No, it's Jesus, “…And when the chief Shepherd appears, you will receive the crown of glory that does not fade away.”

Jadi Petrus menyangkal Yesus tiga kali, dan Yesus memulihkan statusnya tiga kali. Sangat jelas hubungan antara penyangkalannya pada Yesus dan pemulihan statusnya oleh Yesus. Dan, ketahuilah, konsep bahwa Yesus berkata hanya kepada Petrus bahwa dia harus menggembalakan kawanan domba sama sekali tidak benar di Kitab Suci.
Perhatikan 1 Petrus 5:1-4. Petrus bukan satu-satunya gembala. Sebenarnya semua ketua/penatua gereja disebut gembala. Perhatikan, 1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku yang adalah rekan penatua dan saksi penderitaan Kristus,…” perhatikan, Petrus tidak berkata, “Akulah Paus”, dia berkata,  “…aku yang adalah rekan penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak…”  lalu dia berkata kepada para penatua,   “…2 Gembalakanlah kawanan domba Allah…”  apakah dia berkata, “Berilah makan dombaku”? “Peliharakan dombaku”? Petrus kepada para penatua? Ya!   “…Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, melayani sebagai seorang pengawas,…” nah, kata “pengawas” adalah episkopos, dari mana kita mendapatkan kata “Episcopal” sekarang,   “…jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela; jangan karena mau mencari keuntungan yang tidak halal, tetapi dengan pengabdian diri. 3 Jangan juga menjadi majikan memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,…” dengan kata lain, jangan menjadi majikan, jangan menguasai mereka, “…tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. 4 Maka apabila Gembala Agung datang,…” Siapa Gembala Agungnya? Petrus-kah? Tidak! Yesus-lah. “…Maka apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan pudar.”

    
Now allow me to make a few closing remarks about Peter.  Peter was undoubtedly a great apostle.  He played a very important role at the founding of the Christian  church and the growth of the early church.  But allow me to share with you several things about Peter. 
·       First of all, on the way to Jerusalem, the last trip to  Jerusalem after Jesus had said to Peter, “You are Peter,  but I am the Rock.”  The disciples are struggling and arguing about who's  going to be the greatest.  Listen, if Jesus had said that Peter was the Rock, case closed. What would they have been fighting about? 
·       Furthermore, Peter failed.  The gates of Hades did prevail against him in the garden,  and in Pilate's court. 
·       Furthermore, Peter, if he was the first Pope, he was married,  because he had a mother-in-law.  You can find that in Matthew 8:14. 
·       The Catholic church says that Peter was the first person that  saw Jesus after the resurrection. Not so.  It was Mary Magdalene and the other Mary's. 
·       They say that Peter's always mentioned  first in all the lists.  Not right. John 1:44 Andrew is mentioned first, and then Peter.  Galatians 2:7 you have Paul then Peter.  1 Corinthians 1:12 you have Paul, Apollos, and then Cephas.  1 Corinthians 9:5 Cephas is last. 
·       In the first general church council James presided  in the council. 

In other words, this passage is speaking about Jesus,  the great Jesus. And the church will not fall because it is built on Him.

Sekarang, izinkan saya membuat beberapa komentar tentang Petrus sebagai penutup. Petrus tidak diragukan lagi adalah seorang rasul yang besar. Dia memainkan peranan yang sangat penting dalam pembentukan gereja Kristen, dan pertumbuhan gereja mula-mula. Tetapi izinkan saya membagikan beberapa hal tentang Petrus:
·       Pertama, dalam perjalanan ke Yerusalem, perjalanan yang terakhir, setelah Yesus berkata kepada Petrus, “Kamu itu Petrus tetapi Akulah Batu karang itu”, para murid bergumul dan berdebat tentang siapa yang akan menjadi yang terbesar. Dengar, andai Yesus saat itu berkata bahwa Petrus itulah Batu karangnya, maka urusannya selesai, sudah tidak ada yang didebatkan lagi, memang apa lagi yang harus diperebutan?
·       Selain itu, Petrus sudah gagal. Gerbang kubur telah menang atasnya di kebun [Getsemani], dan di pengadilan Pilatus.
·       Lebih jauh, seandainya Petrus itu betul Paus yang pertama, dia pernah kawin karena dia punya ibu mertua. Kalian bisa menemukan ayatnya di Matius 8:14.
·       Gereja Katolik bilang Petrus adalah orang pertama yang melihat Yesus setelah kebangkitanNya. Tidak benar. Yang benar adalah Maria Magdalena dan Maria-Maria yang lain.
·       Mereka berkata Petrus selalu disebutkan lebih dulu dalam semua daftar. Tidak benar. Yohanes 1:44 menyebutkan Andreas dulu, baru Petrus. Galatia 2:7 menyebut Paulus dulu baru Petrus. 1 Korintus 1:12, Paulus, Apollos, baru Kephas. 1 Korintus 9:5 Kephas disebut terakhir.
·       Di konsili pertama gereja, yang duduk sebagai ketua adalah Yakobus.

Dengan kata lain, semua itu berbicara tentang Yesus, Yesus yang Agung. Dan gereja tidak akan jatuh, karena gereja didirikan di atas Dia.








01 05 17

No comments:

Post a Comment