Sunday, May 31, 2020

EPISODE 03/24 SESSION 3 ~ REVELATION'S SEVEN SEALS ~ STEPHEN BOHR


_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 03/24 - Stephen Bohr
SESSION 3


I trust you had a good lunch, hopefully not too much. I wouldn't want to rebuke anyone who goes to sleep during this session. But anyway we are going to go to page 17 in our syllabus and we're going to study the notes on Revelation 4. And then we will in our second session we will go  into the notes on Revelation 5 which I don't think we'll be able to finish in  the second session this afternoon,  we'll have to pick up on the same chapter tomorrow.  But let's have a word of prayer before we begin.

Saya yakin kalian sudah menikmati makan siang, moga-moga tidak terlalu kenyang. Saya tidak ingin menegur kalau ada yang tertidur selama sesi ini. Nah, kita akan ke hal. 17 dari silabus kita dan kita akan mempelajari catatan Wahyu pasal 4. Kemudian dalam sesi kedua, kita akan ke catatan Wahyu 5, yang menurut saya tidak akan bisa kita selesaikan dalam sesi kedua sore ini, dan kita akan harus melanjutkan pasal yang sama besok. Marilah kita berdoa sebelum kita mulai.


Revelation 3:21 I'm going to follow the syllabus quite closely. I've written everything out in in a way which I hope everyone will be able to understand. Revelation 3:21 makes a clear distinction between two thrones:
·       The first throne is the Father's throne, it's His  alone, and that is mentioned in Revelation 4:1-2.  When Jesus ascended to Heaven, Revelation tells us that He sat with His Father on His Father's throne. So that's the first throne, the Father's throne. When Jesus ascended to Heaven He sat with His  Father on His  throne. 
·       The second throne belongs to Jesus alone and this is the throne that Jesus will have in the coming Kingdom. At the second coming He will receive His  own throne.
So  there are two thrones: the Father's throne, Jesus sits with the Father on His  throne until all of His  enemies are made His  footstool; and then after the Millennium Jesus will sit on His  own throne above the Holy City,  that white throne that Ellen White mentions in the book The Great Controversy.

Wahyu 3:21, saya akan mengikuti silabus ini tanpa penyimpangan. Saya sudah menuliskan semuanya sedemikian rupa, saya berharap semua bisa mengerti. Wahyu 3:21 memberikan perbedaan yang jelas tentang dua takhta:
·       Takhta pertama itu takhta Bapa, itu takhtanya sendiri dan itu disebutkan di Wahyu 4:1-2. Ketika Yesus naik ke Surga, Wahyu memberitahu kita bahwa Dia duduk di takhta BapaNya bersama BapaNya. Jadi itu adalah takhta pertama, takhta Bapa. Ketika Yesus naik ke Surga, Dia duduk bersama dengan BapaNya di takhta BapaNya.
·       Takhta yang kedua itu takhta Yesus sendiri, dan ini adalah takhta yang akan dimiliki Yesus dalam kerajaan yang akan datang. Pada waktu kedatanganNya yang kedua, Dia akan menerima takhtaNya sendiri.
Jadi ada dua takhta: takhta Bapa, Yesus duduk bersama dengn Bapa di takhtaNya hingga semua musuhNya menjadi tumpuan kakiNya (Maz. 110:1); lalu setelah millenium Yesus akan duduk di takhtaNya sendiri, di atas Kota Suci, takhta yang berwarna putih yang disebut Ellen White di buku The Great Controversy.


Now the Bible sometimes depicts Jesus standing and  depicts Him sitting in the work that He's presently doing. What we need to understand is that these positions are meant to define function more than location,  in other words Jesus sits at the right hand of the Father because He is King of the kingdom of grace.  However, He stands before the Father because He is the High Priest that intercedes for His  people.  So He sits as King and He stands as High Priest, the emphasis is upon function.  The emphasis in Hebrews is upon Jesus as the High Priest, as the intercessor.  The emphasis in Revelation particularly in the second half of Revelation falls upon Jesus as the King of the kingdom of grace and then of the kingdom of glory. 

Nah, Alkitab kadang melukiskan Yesus sedang berdiri, kadang sedang duduk melakukan pekerjaan yang sedang dilakukanNya sekarang. Yang harus kita pahami ialah, posisi-posisi ini dimaksudkan untuk lebih menjelaskan fungsinya daripada lokasinya, dengan kata lain Yesus duduk di sebelah kanan Bapa karena Dia adalah Raja dari kerajaan kasih karunia. Namun, Dia berdiri di hadapan Bapa karena Dia adalah Imam Besar yang menjadi perantara bagi umatNya. Jadi Yesus duduk sebagai Raja, dan Dia berdiri sebagai Imam Besar, penekanannya ada pada fungsinya. Penekanan di kitab Ibrani ialah Yesus sebagai Imam Besar, sebagai perantara. Penekanan di kitab Wahyu, terutama di bagian kedua kitab Wahyu, Yesus sebagai Raja kerajaan kasih karunia, dan kemudian Raja kerajaan kemuliaan.


Genesis 14:18  mentions a being called Melchizedek, and Melchizedek is described with both functions.  He is the King of Salem and He is also the High Priest of God. So Melchizedek has both functions. And of course Jesus is the High Priest according to the order of Melchizedek.
Now we need to understand why this priesthood of Jesus is not according to the priesthood of Aaron but according to the priesthood of Melchizedek.  The reason is very simple. Jesus was from the tribe of Judah, and kings came from the tribe of Judah; but those from the tribe of Judah could not serve as priests, because the priests came from the tribe of Levi. And so Jesus is King after the order of David,  and He as priest not according to the order of Aaron but according to the priesthood of Melchizedek, which gives Him the right to be priest because He's not a member of a tribe of Levi.

Kejadian 14:8 menyebut satu sosok bernama Melkizedek, dan Melkizedek digambarkan dengan kedua fungsi itu. Dia adalah Raja Salem dan dia juga Imam Besar Allah. Jadi Melkizedek punya dua fungsi. Dan tentu saja Yesus adalah Imam Besar menurut keimamatan Melkizedek.
Sekarang kita perlu memahami mengapa keimamatan Yesus ini tidak menurut keimamatan Harun tetapi menurut keimamatan Melkizedek. Alasannya sangat sederhana. Yesus berasal dari suku Yehuda, dan raja-raja berasal dari suku Yehuda. Tetapi mereka yang dari suku Yehuda tidak oleh melayani sebagai imam, karena imam harus datang dari suku Levi. Maka Yesus adalah raja menurut garis keturunan Daud, dan Dia imam bukan menurut keimamatan Harun melainkan keimamatan Melkizedek, yang memberiNya hak sebagai imam, karena Dia bukan anggota suku Levi.


If you read Zechariah 6:12-13 once again you'll find the idea that Jesus is both King and priest in those verses, and in 1 Corinthians 15:24-28 the Apostle Paul tells us that Jesus sits at the Father's right hand  until His  enemies are made His  footstool, so in other words, Jesus is going to sit with the Father on His  throne until Jesus gains the kingdom at the very end of time, and He becomes ruler over the kingdom empirically, not only in terms of sentence but also in terms of actuality.

Jika kita membaca Zakharia 6:12-13 sekali lagi kita akan melihat konsep bahwa Yesus itu Raja dan juga Imam di ayat-ayat itu, dan di 1 Korintus 15:24-28 rasul Paulus mengatakan kepada kita bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Bapa hingga musuh-musuhNya menjadi tumpuan kakiNya. Jadi dengan kata lain Yesus akan duduk bersama BapaNya di takhta Bapa hingga Yesus memperoleh kerajaanNya pada akhir zaman dan Dia menjadi raja atas kerajaanNya secara empiris, bukan hanya secara tertulis, tetapi secara aktual.


Now let's read Revelation 3:21  this is a very important verse, it's actually the concluding verse to The  Churches and it's the introductory verse to The Seals.  It says here, “He who overcomes…”  it's a present active participle,  “…I will grant…” a future active indicative “…to sit with Me on My throne…”  see Jesus is going to have His  throne, right? With those who overcome. And then Jesus says “…as I overcame…” when did He overcome? And where did He overcome? When He was on earth, right?  “…as I overcame and sat down…” when did He sit down? When He went to Heaven, “…with my Father on His   throne.”
And in between those two points of time you have the seven seals, in other words, the seven seals are between the time when Jesus overcomes, sits with His  Father on His  throne, and then we ~ during the period of the seals ~  overcome and then we sit with Jesus on His  throne.
So Revelation 3:21 gives you the beginning point, it's when Jesus overcame, sits on His  Father's throne; and the ending point when we overcome during the course of the seals, and sit with Jesus on His  throne.

Sekarang mari kita baca Wahyu 3:21, ini ayat yang sangat penting, sesungguhnya ini adalah ayat penutup tentang Jemaat-jemaat dan ayat pengantar ke Meterai-meterai. Dikatakan di sana, 21 Barangsiapa menang…”  ini kalimat bentuk aktif waktu sekarang,   “…Aku akan mengaruniakan…”  kalimat bentuk aktif waktu yang akan datang,   “…kepadanya untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku…”  lihat, Yesus akan memiliki takhtaNya sendiri, benar? Bersama mereka yang menang. Lalu Yesus berkata,   “…sebagaimana Aku pun telah menang…”  kapan Dia menang? Dan di mana Dia menang? Ketika sedang berada di bumi, benar?   “…sebagaimana Aku pun telah menang  dan duduk…”  kapan Yesus duduk? Ketika Dia pergi ke Surga,  “…bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”
Dan di antara kedua titik waktu itulah terjadinya ketujuh meterai. Dengan kata lain, ketujuh meterai terletak di antara waktu ketika Yesus menang dan duduk bersama BapaNya di takhta Bapa, dan ketika kita ~ selama masa tujuh meterai ~ menang dan kita duduk bersama Yesus di takhta Yesus.
Jadi Wahyu 3:21 memberikan titik awalnya yaitu ketika Yesus menang, duduk di takhta BapaNya, dan titik akhirnya ketika kita menang selama kurun waktu meterai dan kita duduk bersama Yesus di takhtaNya.
Now Jesus resurrected and He spent forty days upon this earth before He ascended to Heaven. And the book of Acts 1:3 tells us the reason why.  Two reasons:
1.   to give irrefutable proofs that He had resurrected, He appeared to many as proof that He resurrected;
2.   and the second reason is because He taught the disciples things concerning the kingdom of God, in other words, there are many prophecies that the disciples did not understand, they need to understand for example the verses that deal with the Feast of Pentecost. During those forty days Jesus explained the prophecies that they had misunderstood, and the prophecies that were about to be fulfilled on the day of Pentecost.
And then Jesus gathered with His  disciples at the end of the forty days upon the top of the Mount of Olives and He is about to return, the war Hero to Heaven, from where He left precisely 33 years before.  I said thirty this morning I was speaking in round numbers.  33 years. Jesus now is going to return to Heaven.

Nah, Yesus bangkit dan Dia melewatkan 40 hari di bumi sebelum Dia naik ke Surga. Dan kitab Kisah Rasul 1:3 mengatakan alasannya mengapa. Dua alasan:
1.   untuk memberikan bukti yang tidak terbantahkan bahwa Dia betul telah bangkit, maka Dia tampil kepada banyak orang sebagai bukti bahwa Dia telah bangkit;
2.   dan yang kedua ialah karena Dia mengajar murid-muridNya hal-hal  mengenai kerajaan Allah, dengan kata lain, ada banyak nubuatan yang belum dipahami murid-muridNya, mereka perlu mengerti misalnya tentang ayat yang berkaitan dengan perayaan Pentakosta. Selama 40  hari itu Yesus menjelaskan nubuatan-nubuatan yang telah disalahmengerti murid-muridNya, dan nubuatan-nubuatan yang akan digenapi pada hari Pentakosta.
Kemudian Yesus mengumpulkan murid-muridNya pada akhir 40 hari itu di atas puncak Bukit Zaitun, dan Dia bersiap-siap untuk pulang sebagai pahlawan perang, ke Surga yang telah ditinggalkanNya 33 tahun sebelumnya. Tadi pagi saya menyebutnya 30 tahun karena saya ambil angka bulatnya. 33 tahun. Sekarang Yesus akan  kembali ke Surga.


Now do you suppose that the heavenly beings were really excited about the idea of the war Hero coming back? Absolutely!  33 years before He had said,  “Hey, I am going to go to that earth I'm going to take human nature, I'm going to develop a perfect character living as a man, I'm going to weave a perfect robe of righteousness, then I'm going to take all of their sins upon Myself, and I am going to pay the price of their redemption, but I assure you that at the end of that period I will be coming home, so you better start preparing the party.”
So as Jesus was forty days upon this earth, Heaven is preparing to receive Jesus the war Hero. So the Bible tells us in Acts 1:9-11 that a cloud caught Jesus up ~ and of course that cloud represents the angelic hosts, they caught Jesus up ~ and Jesus ascended to the throne of His  Father.

Sekarang, menurut kalian apakah makhluk-makhluk surgawi gembira dengan  kembalinya sang Pahlawan perang? Tentu saja! 33 tahun sebelumnya Dia pernah berkata, “Hei, Aku akan pergi ke bumi itu, Aku akan mengambil kodrat manusia, Aku akan membangun suatu tabiat yang sempurna hidup sebagai manusia, Aku akan merajut suatu jubah kebenaran, lalu Aku akan mengambil semua dosa mereka pada DiriKu sendiri, dan Aku akan membayarkan harga penebusan mereka. Tetapi percayalah pada akhir masa itu Aku akan pulang, jadi sebaiknya kalian mulai mempersiapkan perayaannya.”
Jadi sementara Yesus berada di bumi 40 hari, Surga sedang mempersiapkan penyambutan Yesus Sang Pahlawan Perang. Jadi di Kisah 1:9-11 Alkitab mengatakan bahwa Yesus diangkat oleh awan-awan ~ dan tentu saja awan-awan melambangkan kumpulan malaikat, mereka mengangkat Yesus ~ dan Yesus naik ke takhta BapaNya.


Now Revelation chapter 4 describes the heavenly throne room being prepared before Jesus arrived, in other words Revelation 4 and 5 described the same location, but Revelation 4 is before Jesus arrives with the angelic hosts, and Revelation chapter 5 describes the time when Jesus arrives in Heaven. So let's take a look verse by verse at Revelation chapter 4 so that we can kind of look at the historical context of the seals, because  Revelation 4 and 5 are the introduction to the seven seals. That's why we're studying the introductory vision. You can't really make any sense out of the seals unless you understand where they start and what Jesus is doing before the seven seals begin to be broken.

Nah, Wahyu pasal 4 menggambarkan ruang takhta surgawi sedang dipersiapkan sebelum kedatangan Yesus, dengan kata lain, Wahyu 4 da 5 menggambarkan lokasi yang sama, tetapi Wahyu 4 itu sebelum Yesus tiba dengan bala tentara malaikatNya, dan Wahyu pasal 5 menggambarkan saat ketika Yesus tiba di Surga.
Jadi mari kita simak ayat per ayat Wahyu pasal 4, agar kita bisa melihat konteks sejarah dari meterai-meterai itu, karena Wahyu 4 dan 5 merupakan pengantar kepada ketujuh meterai. Itulah mengapa kita mempelajari penglihatan pengantar ini. Kita tidak akan bisa memahami meterai-meterai itu kecuali kita memahami di mana mereka mulai dan apa yang dilakukan Yesus sebelum ketujuh meterai itu dibuka.


Now, let's go to verse 1,  “…After these things I looked and behold a door standing open in Heaven, and the first voice which I heard was like a trumpet speaking with me, saying, ‘Come up here  and I will show you things which must take place after this.’…”
So some people say,   “…that must take place after this… then this can't refer to the Ascension of Christ to Heaven because it's talking about things that will happen after the series of the Seven  Churches,  because in chapter 1, 2, and 3, you have the seven  churches.
So in Revelation 4:1 it says,  “I'm going to tell you the things that happen after this”, so does this scene take place after the Seven  Churches that are fulfilled?  It can't be because after the Seven  Churches are fulfilled, history has come to an end.

Sekarang mari ke ayat 1, 1 Kemudian daripada itu aku melihat, dan tampaklah sebuah pintu terbuka di sorga. Dan suara pertama yang pernah kudengar, seperti bunyi sangkakala berkata kepadaku, katanya: ‘Naiklah kemari dan aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.’ …” 
Jadi ada orang yang berkata,  “…yang harus terjadi sesudah ini…”  berarti ini tidak mungkin merujuk kepada kenaikan Kristus ke Surga, karena ini bicara tentang apa yang akan terjadi setelah seri Tujuh Jemaat, karena pasal 1, 2, 3, yang dibicarakan ialah ketujuh jemaat.
Jadi di Wahyu 4:1 dikatakan, “…aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini…” Apakah adegan ini terjadi setelah nubuatan Ketujuh Jemaat digenapi? Tidak mungkin, karena setelah Ketujuh Jemaat digenapi, sejarah sudah tiba di titik akhirnya.  


So what does it mean when it says “I will show you what will happen after this”?  It simply means that God is going to show John what is going to happen after John is taken in vision to Heaven. So in other words, what the verse is saying “…I saw a door standing open in Heaven…” because the voice says “Come up here!”  and of course he is not coming personally, he's coming in vision, “…and the first voice which I heard like a trumpet speaking with me saying ‘Come up here  and I will show you the things which  must take place after this…” in other words, what takes place after John is taken to Heaven in vision. Are you with me or not?

Jadi apa maksudnya saat dikatakan “…aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini…” Semata-mata berarti Allah yang menunjukkan kepada Yohanes apa yang akan terjadi setelah dalam penglihatannya Yohanes dibawa ke Surga. Jadi dengan kata lain, ayat itu berkata, “Aku melihat sebuah pintu terbuka di Surga”, karena suara itu berkata, “Naiklah kemari” dan tentu saja Yohanes tidak benar-benar datang secara pribadi, dia datang melalui penglihatan, “…Dan suara pertama yang pernah kudengar, seperti bunyi sangkakala berkata kepadaku, katanya: ‘Naiklah kemari dan aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.’ …” dengan kata lain, apa yang terjadi setelah dalam penglihatannya Yohanes dibawa ke Surga. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?


So that's the key point that we need to understand because some are saying this deals with ~ Revelation 4 and 5 is talking about ~ the investigative judgment that begins in 1844. And we're going to give several reasons why this is speaking about the inauguration of Christ, it's not speaking about the beginning of the investigative judgment in 1844 .

Jadi itulah titik kuncinya yang perlu kita pahami karena ada yang berkata ini berbicara tentang ~ Wahyu 4 dan 5 berbicara tentang ~ penghakiman investigasi yang dimulai tahun 1844. Dan kami akan memberikan beberapa alasan mengapa ini berbicara tentang inaugurasi Kristus, bukan tentang awal penghakiman investigasi 1844.


Now let's read the note on page 19. John sees a door that stands open in Heaven, the text provides no evidence whatsoever that the Person who is sitting on the throne moved there from any other place. That's a very important point. There's no indication that the Person who was sitting on the throne was in some other place, and then He moved to that  particular throne.  The Person is simply there. The door obviously leads into a what? Into a building.  You know you don't have a door without a building,  that would be kind of ridiculous to have just the door, right? The door leads to some location  and it's clear that we're talking about the heavenly sanctuary, right?

Sekarang mari membaca catatan di hal. 19. Yohanes melihat sebuah pintu yang terbuka di Surga. Ayat itu tidak memberikan bukti apa pun bahwa Yang duduk di atas takhta itu pindah ke sana dari tempat lain. Itu adalah poin yang sangat penting. Tidak ada indikasi bahwa Pribadi yang duduk di atas takhta itu tadi berada di tempat lain, kemudian Dia pindah ke takhta tersebut. Pribadi itu ada di sana begitu saja. Pintunya jelas membuka ke apa? Membuka ke sebuah ruangan. Kalian tahu, tidak mungkin ada pintu tanpa ada bangunan, tentunya sangat konyol seandainya begitu, bukan? Pintu itu membuka ke sebuah tempat, dan sudah jelas bahwa kita sedang berbicara tentang Bait Suci surgawi, benar?


Now how many doors does the heavenly sanctuary have? The heavenly sanctuary has two doors, it has a door that leads to the Holy Place and it has a door that leads to where? It leads to the Most Holy  Place. So the question is, which of these two doors is John referring to when He writes in Revelation that there is a door that is open in Heaven? There's no doubt whatsoever that you're dealing with the door that leads to the Holy Place of the heavenly sanctuary. And we're going to see that very clearly as we go along.
So John is taken in vision after he sees the vision of the seven churches, to Heaven, and there he sees this open door that leads into the Holy Place, and then he sees a throne that is set there,  there's no movement of the throne, the throne is simply there. And he sees One who is sitting on the throne.  The One who is on the throne is never identified. It doesn't say, “Well, the One who is sitting on the throne is God the Father, but it becomes very obvious as you look at the entire chapter, that the One who is sitting on the throne is God the Father.

Nah, Bait Suci surgawi punya berapa pintu?  Bait Suci surgawi punya dua pintu. Ada pintu yang membuka ke Bilik Suci, dan ada pintu yang membuka ke mana? Ke Bilik Maha Suci. Jadi pertanyaannya ialah, yang mana dari kedua pintu ini yang dirujuk Yohanes ketika dia menulis di Wahyu bahwa ada sebuah pintu yang terbuka di Surga? Tidak diragukan lagi bahwa kita membahas pintu yang menuju ke Bilik Suci dari Bait Suci surgawi. Dan kita akan melihat itu dengan sangat jelas sambil kita membahasnya.
Jadi setelah dalam penglihatannya Yohanes  melihat ketujuh jemaat, dia dibawa ke Surga dan di sana dia melihat pintu yang terbuka ini yang menuju ke Bilik Suci, lalu dia melihat sebuah takhta yang ada di sana, takhta itu tidak bergerak, takhta itu ada di sana begitu saja. Dan Yohanes melihat Satu yang duduk di atas takhta. Yang duduk di atas takhta tidak pernah diidentifikasi. Tidak dikatakan bahwa Yang duduk di takhta itu ialah Allah Bapa, tetapi sangatlah jelas bisa kita membaca seluruh pasal itu Yang duduk di atas takhta ialah Allah Bapa.


Now, let's go to verse 3, the appearance of the Person on the throne, it says in verse 3, “…and He who sat there was like jasper and a sardius stone in appearance and there was a rainbow around the throne in appearance like an emerald…” so you have this Being who looks like a jasper and sardius stone. Now what does a jasper look like? A jasper stone is a reddish stone with black veins and a sardius stone is a reddish stone with white veins, so in other words,  the predominant color is the color red, because you're seeing the glory of God here. 
And Ellen White has an interesting description about this. Because John actually did not see God the Father, he saw the glory that surrounded the Father, that's the reason why it emphasizes the color red, which is the color of fire. Notice this commentary from Ellen White, Early Writings page 54, at the bottom of page 19,  “…I saw a throne and on it sat the Father and the Son.  I gazed…” who sat in the throne? The Father and the Son, “… I gazed on Jesus’ countenance and admired His  lovely Person. The Father's Person I could not behold for a cloud of glorious light covered Him…”  that would be the colors that are mentioned in Revelation 4:3. “…I asked Jesus if His  Father had a form like Himself, He said He had, but I could not behold it, for said He, ‘If you should once behold the glory of His Person, you would cease to exist’…” 

Sekarang ayo ke ayat 3, penampilan Sosok yang di atas takhta. Dikatakan di ayat 3, 3 Dan Dia yang duduk di takhta itu bagaikan permata yaspis dan permata sardis dalam penampilanNya; dan ada suatu pelangi melingkungi takhta itu yang penampilannya bagaikan zamrud rupanya. …”  Jadi ada Sosok ini yang seperti batu yaspis dan sardis. Nah, bagaimana rupa batu yaspis? Batu yaspis itu batu yang kemerahan dengan serat-serat hitam dan batu sardis adalah batu yang kemerahan dengan serat-serat putih. Jadi dengan kata lain, warna yang dominan adalah merah karena di sini yang dilihat ialah kemuliaan Allah.
Dan Ellen White punya deskripsi yang menarik tentang ini. Karena Yohanes tidak benar-benar melihat Allah Bapa, dia melihat kemuliaan yang menyelubungi Bapa, itulah mengapa dia menekankan pada warna merah, yaitu warna api. Simak komentar dari Ellen White di Early Writings hal. 54 di bagian bawah hal. 19, “…Saya melihat sebuah takhta dan di atasnya duduk Bapa dan Anak. Saya memandang…”  Siapa yang duduk di atas takhta? Bapa dan Anak,   “…Saya memandang wajah Yesus dan mengagumi PribadiNya yang indah. Pribadi Bapak tidak bisa saya lihat karena Dia ditutupi oleh awan yang bercahaya indah…”  ini adalah warna-warna yang disebutkan di Wahyu 4:3.   “…Saya bertanya pada Yesus apakah BapaNya memiliki bentuk seperti DiriNya, Yesus menjawab iya, tetapi saya tidak bisa memandangNya, karena kata Yesus, ‘Jika kamu sekali saja melihat kemuliaan PribadiNya, kamu tidak akan hidup lagi.’…”


So somebody then wrote to Ellen White and said, “Ellen White, don't you know the Bible says that no one has ever seen God? How can you say that you saw the Father sitting on the throne?”  So Ellen White had to add an explanatory note in Early Writings page 92 on the next page,  “…I stated that a cloud of glorious light covered the Father and that His  Person could not be seen.  I also stated that I saw the Father rise from the throne, the Father was enshrouded with a body of light and glory, so that I could not see His  Person yet I knew that it was the Father, and that from His  Person emanated this  light and glory…” see those are the colors that John saw, he's just describing it in a different way than Ellen White is. “…When I saw this body of light and glory rise from the throne I knew it was because the Father moved, therefore said I, I saw the Father rise, the glory or excellency of His  Form I never saw, no one could behold it and live, and yet the body of light and glory that enshrouded His  Person could be seen…”  So Ellen White saw what John saw, only she calls it light and glory whereas John compares it with the color of stones, predominantly the color red, which is similar to the color of fire.

Jadi seseorang lalu menulis ke Ellen White dan berkata, “Ellen White, tidakkah Anda tahu Alkitab berkata tidak ada manusia yang pernah melihat Allah? Bagaimana Anda bisa mengatakan Anda melihat Bapa duduk di takhta?” Maka Ellen White harus menambahkan catatan yang memberikan penjelasan di Early Writings hal. 92, di halaman berikut,   “…Saya menyatakan bahwa suatu awan cahaya yang indah menutupi Bapa, dan bahwa PribadiNya tidak bisa dilihat. Saya juga menyatakan bahwa saya melihat Bapa bangkit dari takhta, Bapak diselimuti oleh cahaya dan kemuliaan, sehingga saya tidak bisa melihat PribadiNya, namun saya tahu bahwa itu adalah Bapa, dan dari DiriNya memancar cahaya dan kemuliaan ini…”  lihat, itulah warna-warna yang dilihat Yohanes, hanya saja dia menggambarkannya dengan cara yang berbeda dari Ellen White.    “…Ketika saya melihat bentuk cahaya dan kemuliaan ini bangkit dari takhta, saya tahu itu karena Bapa telah bergerak, karena itu saya berkata, saya melihat Bapa bangkit, kemuliaan atau keluarbiasaan BentukNya tidak pernah saya lihat, tidak ada yang bisa melihatnya dan tetap hidup, namun bentuk cahaya dan kemuliaan yang menyelimuti PribadiNya bisa dilihat…”
Jadi Ellen Whie melihat apa yang dilihat Yohanes, hanya Ellen White menyebutnya cahaya dan kemuliaan, sementara Yohanes membandingkannya dengan warna batu-batuan, utamanya warna merah, yang sama dengan warna api.


So you have this door open, we still haven't identified where it goes to; you have a throne that wasn't moved there, it's set there; on the throne you have a Being sitting; and now we're going to notice that surrounding the throne there are the 24 elders; thats verse 4, “…around the throne were twenty-four thrones and on the thrones I saw 24 elders sitting, clothed in white robes, and they had crowns of gold on their heads…” now we're not going to interpret yet what the 24 elders represent, but I just want you to get the picture,  there's the One sitting on the throne, there you know there's this glory that's emanating from Him, and surrounding the throne are these 24 elders, and then verse 5 tells us something very interesting about where this is taking place. It says in verse 5, “…and from the throne proceeded lightnings, thunderings, and voices, seven lamps of fire were burning before the throne…” that is in front of the throne, “…which are the seven spirits of God…”
So now I want you to get the picture. There's 24 elders surrounding the throne, and now we are told that there are seven lamps of fire that are before or in front of the throne.

Jadi ada pintu yang terbuka, kita masih belum mengidentifikasi pintu itu membuka ke mana; ada sebuah takhta di sana yang tidak dipindahkan, takhta itu memang sudah ada di sana; dan di atas takhta ada Sosok yang duduk. Dan sekarang kita akan melihat bahwa mengelilingi takhta di sana ada 24 tua-tua, itu ayat 4, 4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu saya melihat duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai jubah putih dan mahkota emas di kepala mereka…”  Nah, kita tidak akan menafsirkan dulu ke-24 tua-tua itu mewakili siapa, tetapi saya hanya ingin kalian mendapat gambarannya: ada Satu yang duduk di atas takhta di sana, kalian tahu, ada kemuliaan yang memancar dariNya, dan mengelilingi takhta itu ialah ke-24 tua-tua ini. Lalu ayat 5 memberitahukan sesuatu yang sangat menarik tentang di mana ini terjadi. Dikatakan di ayat 5,   “…5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan suara-suara. Tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu…”  yaitu di depan takhta,   “… itulah ketujuh Roh Allah.”
Jadi sekarang saya mau kalian mendapat gambarannya. Ada 24 tua-tua yang mengelilingi takhta, dan sekarang kita diberitahu ada tujuh obor api yang ada di depan atau di hadapan takhta.


Now let's read the note. Seven lamps of fire were burning before the throne. The word for lamps in the Septuagint  - that's the Greek translation of the Old Testament -  is “Lampades”  It's the very word that is used in the Old Testament, Greek Old Testament to describe the seven-branched candlestick in the Holy Place, so very clearly this scene is taking place where? It's taking place in the Holy Place of the heavenly sanctuary.  Clearly this is the case.

Sekarang, mari kita baca catatannya. Tujuh obor api menyala di depan takhta. Kata untuk obor di Septuagint ~ yaitu Perjanjian Lama terjemahan bahasa Greeka ~ ialah “Lampades”. Itu adalah kata yang dipakai di Perjanjian Lama, versi bahasa Greeka, untuk melukiskan ketujuh kaki dian di Bilik Suci, jadi jelas adegan ini terjadi di mana? Terjadi di Bilik Suci Bait Suci surgawi. Jelas kasusnya demikian.


Now,  let's go to the following page, this is very interesting.  In chapter 4 it says that the seven Spirits are there before the throne, but we're going to notice in chapter 5 that the seven Spirits are sent to the earth. Let's read this note here  in chapter 4,  “…the seven spirits were standing before the  heavenly throne.  God had not yet sent them out into all the earth.” However, in chapter 5 ~ and we're going to study this more fully ~ after Jesus arrived, and the Father installed Him as the High Priest, God sent the Holy Spirit into all the earth.  Clearly the sending of the spirits represents the events that occurred when? On the day of  Pentecost. The number seven indicates that the Holy Spirit spoke to the seven  churches ~ do you notice that for every Church it says,  “He who has an ear let him hear what the Spirit says to the  churches”? ~ there's seven  churches, seven spirits.

Sekarang, mari kita ke halaman berikutnya, ini sangat menarik. Di pasal 4 dikatakan bahwa ketujuh Roh Allah ada di sana di hadapan takhta, tetapi kita akan menyimak di pasal 5 ketujuh Roh Allah ini dikirim ke bumi. Mari kita  baca catatan ini di sini, di pasal 4, “ketujuh Roh Allah berdiri di depan tahkta surgawi. Allah masih belum mengirim mereka ke seluruh bumi.” Namun di pasal 5 ~ dan kita akan mempelajari ini dengan semakin lengkap ~ setelah Yesus tiba dan Bapa menempatkan Dia sebagai Imam Besar, Allah mengirim Roh Kudus ke seluruh bumi. Jelas pengiriman Roh Kudus ini melambangkan peristiwa yang terjadi kapan? Pada hari Pentakosta. Angka 7 mengindikasikan bahwa Roh Kudus berbicara kepada ketujuh jemaat ~ apakah kalian menyimak kepada setiap jemaat, dikatakan, 29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. …”  ada tujuh jemaat, tujuh Roh Allah.


Now Ellen White clearly identified the location of where Revelation 4 is taking place.  It's taking place in the Holy Place. Let's read this statement from The Faith I Live By   page 202,  she's referring directly to Revelation 4 and Revelation 5, there's no doubt. This is not talking about the Most Holy Place, this is not talking about the investigative judgment in 1844, this is talking about things that are happening in the Holy Place. It says there, “… The Holy Places of the sanctuary in Heaven are represented by the two apartments in the sanctuary on earth. As envisioned the Apostle John was granted a view of the temple of God in Heaven. He detailed there seven lamps of fire burning before the throne (Revelation 4:5).  He saw an angel having a golden censer and there was given unto him much incense that He should offer it with the prayers of all the saints upon the golden altar which was before the throne….” In chapter 5 you find the golden censer when Jesus actually arrives. Then she explicitly states,  “…Here  the prophet was permitted to behold the first apartment of the sanctuary in Heaven, and he saw there seven lamps of fire and the golden altar represented by the golden candlestick and the altar of incense in the sanctuary on earth…” So is it very clear that this scene in Revelation 4 and 5 is taking place in the Holy Place of the heavenly sanctuary? No doubt whatsoever about it. This is not occurring in the Most Holy Place.  It is occurring in the Holy Place.

Sekarang Ellen White dengan jelas mengidentifikasi lokasi di mana Wahyu 4 terjadi. Itu terjadi di Bilik Suci. Mari kita  baca pernyataan ini dari The Faith I Live By, hal. 202, dia merujuk langsung ke Wahyu 4 dan Wahyu 5. Tidak diragukan lagi. Ini bukan berbicara tentang Bilik Maha Suci, ini tidak berbicara tentang penghakiman investigasi di 1844. Ini berbicara tentang hal-hal yang terjadi di Bilik Suci. Dikatakan di situ, “…Bilik-bilik Suci Bait Suci surgawi dilambangkan oleh kedua bilik di Bait Suci yang di dunia. Sebagaimana tampak dalam penglihatan,  rasul Yohanes diizinkan melihat Bait Suci Allah di Surga. Dia memerinci di sana ada ketujuh obor api yang menyala di hadapan takhta (Wahyu 4:5). Dia melihat seorang malaikat membawa ukupan emas dan kepadanya diberikan banyak sekali dupa supaya dia bisa mempersembahkannya bersama dengan doa-doa orang-orang kudus di mezbah emas yang ada di hadapan takhta…”  Di pasal 5 kita temukan ukupan emas ketika Yesus tiba. Lalu Ellen White menyatakan secara eksplisit,   “…Di sini nabi itu diizinkan  melihat Bilik pertama Bait Suci surgawi, dan dia melihat di sana ketujuh obor api dan mezbah emas yang dilambangkan oleh ketujuh kaki dian emas dan mezbah ukupan di Bait Suci yang di bumi…”  Jadi, apakah sangat jelas adegan ini di Wahyu 4 dan 5 terjadi di Bilik Suci Bait Suci surgawi? Tidak ada keraguan sama sekali tentang hal ini. Ini tidak terjadi di Bilik Maha Suci. Ini terjadi di Bilik Suci.


Now there are additional evidences that this is happening in the Holy Place. Let's notice several of these reasons:

Nah, ada bukti-bukti tambahan bahwa ini terjadi di Bilik Suci. Mari kita simak beberapa dari alasan-alasan ini:


Reason # 1
The first reason that I gave is, the lamps of fire are mentioned, and that refers to the seven-branched candlestick.

Alasan # 1
Alasan pertama yang saya berikan ialah, obor-obor api yang disebutkan itu merujuk kepada ketujuh kaki dian.


Reason # 2
the second reason that we noticed is, that the Holy Spirit is there in chapter 4 and the Holy Spirit is sent into all the earth after this, which takes place on the day of Pentecost.

Alasan # 2
Alasan kedua yang kita simak ialah, Roh Kudus ada di sana di pasal 4, dan setelah ini Roh Kudus dikirim ke seluruh dunia, yang terjadi pada hari Pentakosta.


Reason # 3
the third reason is that we are told that the seven-branched candlestick is before the throne or is in front of the throne. Now let me ask you this, what was it that was directly in front of the table of showbread? If you look at the sanctuary, the geography in the north part of the Holy Place, you have the table of showbread; in the south you have the seven-branched candlestick. And we are told that the seven lamps of fire were in front of or before the throne. So this is clearly in evidence that we're dealing with an event that's taking place in the Holy Place. By the way where was God's throne located in the sanctuary? Where is God's throne located? What point of the compass? It's north. It's in the north. Psalm 48:1-2 tells us it's in north. When Lucifer wanted to take God's throne, he wanted to take God off of His  throne, where was God's throne according to Isaiah 14? In the sides of the north. Where was the table of showbread in the sanctuary? It was in the north, in the north side. And the candlestick was in the south side, directly in front of the throne.

Alasan # 3
Alasan ketiga ialah kita diberitahu bahwa ketujuh kaki dian ada di hadapan takhta atau di depan takhta. Sekarang, coba saya tanya, apa yang ada tepat di depan meja roti sajian? Jika kita lihat Bait Suci secara geografis sebelah utara Bilik Suci ada meja roti sajian, di sebelah selatan ada ketujuh kaki dian. Dan kita diberitahu bahwa ketujuh obor api ada di depan atau di hadapan takhta. Jadi ini jelas adalah bukti bahwa kita sedang bicara tentang peristiwa yang terjadi di Bilik Suci. Nah, di mana letak takhta Allah dalam Bait Suci? Di mana lokasi takhta Allah? Arah mana dari jarum kompas? Utara. Ada di utara. Mazmur 48:1-2 mengatakan kepada kita bahwa itu ada di sebelah utara. Ketika Lucifer mau merebut takhta Allah, dia mau menggulingkan Allah dari takhtaNya, di mana letak takhta Allah menurut Yesaya 14? Di sebelah utara. Di mana meja roti sajian di Bait Suci? Di utara, di sebelah utara, dan kaki dian ada di sebelah selatan, tepat di depan takhta.


Reason # 4
another evidence at the bottom of page 21 is that there were upon the table of showbread ~ which I believe represents the throne of God in the Holy Place ~ you had two stacks of bread, interesting why two stacks of bread, who gives the bread? Well, Jesus said in John chapter 6 that “My Father gives you the bread from Heaven” and Jesus is the bread.  Are both the Father and the Son involved in giving bread to their people? Absolutely.  So you have two stacks of bread representing the Bread Giver and the Bread Himself and of course the table of showbread had these two stacks of bread.

Alasan # 4
Bukti yang lain lagi yang ada di bagian bawah hal. 21 ialah di atas meja roti sajian ~ yang saya yakini melambangkan takhta Allah di Bilik Suci ~ ada dua tumpukan roti. Menarik, mengapa dua tumpuk roti? Siapakah yang memberikan roti itu? Nah, Yesus berkata di injil Yohanes pasal 6 bahwa, “BapakKu memberimu roti dari Surga.” Dan Yesus adalah roti itu. Apakah baik Bapa maupun Anak terlibat dalam  memberikan roti kepada umat Mereka? Tentu saja. Jadi ada dua tumpukan roti, melambangkan Sang Pemberi Roti dan Roti itu Sendiri, dan tentu saja meja roti sajian  di mana ada kedua tumpuk roti ini.


Reason # 5
Then the next evidence which we find on page 22 is that the expression “showbread”, it comes from the Hebrew “lechem pânı̂ym". The word “lechem” means “bread”  ~  incidentally that's the reason why you have bêyth lechem" [Bethlehem] it means “house of bread”, bêyth" is "house" and “lechem” represents “bread”.  So Jesus was born in the House of Bread, interestingly enough. And He grew up in Nazareth, the word “Nazareth” means “sprout”, to sprout because He grew up there, and He actually  died on “Golgotha” which means the “place of the skull”.  So the names of the places indicate the function that took place at that particular location. 
So you have the table of showbread, incidentally the word pânı̂ym" means “face”.  So as you put these two words together “lechem pânı̂ym" you'll notice that really it's “the bread of the Presence” or it's “the bread of the Person” so this would give an indication that upon  the table of showbread representing the throne of God, there is the Presence of God, it's “the bread of His  Presence”, in other words.

Alasan # 5
Bukti berikutnya yang kita temukan di hal. 22 ialah istilah “roti sajian”, itu berasal dari kata Ibrani “lechem pânı̂ym". Kata  “lechem”    berarti “roti” ~ itulah asalannya mengapa ada  bêyth lechem" [Bethlehem] itu berarti “rumah roti”, bêyth" itu “rumah” dan “lechem” melambangkan “roti”. Jadi Yesus dilahirkan di Rumah Roti, cukup menarik. Dan Yesus besar di Nazaret, kata “Nazaret” berarti “tumbuh”, tumbuh karena Yesus besar di sana. Dan Dia benar-benar mati di “Golgota” yang berarti “tempat tengkorak”. Jadi nama tempat-tempat mengindikasikan fungsi yang terjadi di lokasi tersebut.
Jadi ada meja roti sajian, nah kata pânı̂ym" berarti “wajah”. Maka jika kedua kata tersebut dijadikan satu “lechem pânı̂ym"  kalian akan melihat sebenarnya itu adalah “roti hadirat” atau “roti dari Pribadi” maka ini memberikan suatu indikasi di atas meja roti sajian yang melambangkan takhta Allah, ada hadirat Allah, dengan kata lain itu adalah “roti hadiratNya”.


Reason # 6
Another interesting detail that indicates that this is taking place in the Holy Place of the sanctuary is, that the table of the showbread was the only article of furniture that had two crowns, and you can read this in Exodus 25:23-25, chapter 37:11-12 in the King James Version, primarily.  Also it's interesting that the height of the table of the showbread was identical to the height of the Ark of the Covenant, and the table of showbread is described immediately after the description of the Ark of the Covenant, which means that there's a close relationship between the table of showbread and the Ark of the Covenant, because in the Holy Place God's throne is represented by the table of showbread whereas God's law in the Most Holy Place is what? Is the Ark of the Covenant. 
So why would you have two crowns around the table of the showbread ? Well, because you have two Beings that are sitting on the throne and ruling on the throne.

Alasan # 6
Detail lain yang menarik yang mengindikasikan bahwa ini terjadi di Bilik Suci Bait Suci ialah meja roti sajian adalah satu-satunya perabot yang ada dua mahkotanya, dan kalian bisa membaca ini di Keluaran 25:23-25, pasal 37:11-12 terutama dari KJV. Juga menarik ialah tinggi meja roti sajian sama dengan tinggi Tabut Perjanjian, dan deskripsi tentang meja roti sajian diberikan tepat setelah deskripsi Tabut Perjanjian, yang artinya ada hubungan yang erat antara meja roti sajian dan Tabut Perjanjian, karena di Bilik Suci, takhta Allah dilambangkan oleh meja roti sajian sementara Hukum Allah yang ada di Bilik Maha Suci ialah apa? Tabut Perjanjian.
Jadi mengapa ada dua mahkota di meja roti sajian? Nah, karena ada dua Pribadi yang duduk di takhta itu dan memerintah dari takhta itu.


Reason # 7
Reason number seven in the middle of page 22, Revelation 5 is a continuation of the events that transpired in chapter 4.  Revelation 5:8 refers to the altar of incense that is the place where Jesus arrived when He ascended to Heaven. So not only are the seven lamps of fire there ~ which were in the Holy Place ~ but you also have the altar of incense that is present there. So very clearly you're dealing with an event that's taking place in the Holy Place of the heavenly sanctuary.

Alasan # 7
Alasan ketujuh ada di bagian tengah hal. 22. Wahyu 5 adalah lanjutan peristiwa-peristiwa yang terjadi di pasal 4. Wahyu 5:8 merujuk ke mezbah ukupan, tempat di mana Yesus tiba ketika Dia naik ke Surga. Jadi bukan hanya ketujuh obor api ada di sana ~ yang ada di Bilik Suci ~ tetapi juga ada mezbah ukupan di sana. Jadi sangat jelas kita berurusan dengan suatu peristiwa yang terjadi di Bilik Suci Bait Suci surgawi.


Reason # 8
At the bottom of the page, Revelation 6:6 describes a scarcity of bread during the period of the third horse. In other words bread is, flour is extremely expensive. A Denarius ~ you could buy very little grain with a lot of money ~ a Denarius ~  was the daily wage of a common laborer, and therefore during this period the laborer made only enough for one quart of wheat, and you say, “Well, what does that say to us?”  Well, according to the Roman historian Cicero, the price that John mentioned for wheat would have been 8 to 16 times  higher than normal. It is clear that there was a famine for bread in the land during the period of the third horse.  In the times of John, barley fed the very poor and the livestock, it is no coincidence that the next horse which represents the papal period, the yellow one is the horse of death, because after famine comes death.
So in other words, the table of showbread represents the throne of God, and during the period of the third horse there is a scarcity of bread.

Alasan # 8
Di bagian bawah halaman, Wahyu 6:6 menggambarkan kekurangan roti selama masa kuda yang ketiga. Dengan kata lain roti, tepung itu sangat mahal. Satu dinar ~ orang hanya bisa membeli sedikit gandum dengan uang yang banyak ~ satu dinar adalah upah harian seorang buruh, dan oleh karena itu selama periode ini, seorang buruh hanya mendapatkan upah yang cukup untuk membeli sekitar 500 g gandum. Dan kalian berkata, “Nah, apa maknanya itu bagi kita?” Nah, menurut sejarahwan Roma, Cicero, harga yang disebut Yohanes untuk gandum lebih tinggi 8-16 kali harga normalnya. Jelas saat itu ada bala kelaparan bagi roti di seluruh negara selama periode kuda ketiga. Di zaman Yohanes, jelai adalah makanan orang yang sangat miskin dan ternak. Jadi bukan kebetulan kuda berikutnya yang melambangkan periode Kepausan, kuda kuning pucat adalah kuda kematian, karena setelah bala kelaparan datanglah kematian.
Jadi dengan kata lain, meja roti sajian melambangkan takhta Allah dan selama periode kuda yang ketiga ada kelangkaan roti.


Reason # 9
Finally the capstone reason that this is taking place in the Holy Place, is this statement from Ellen White.  Let's read Early Writings pages 54 and 55,  “…I saw a throne and on it sat the Father and the Son…” where did Jesus sit when He went to Heaven? He sat on His  Father's throne, right? So Ellen White says, she sees this throne and on the throne are seated the Father and the Son. “… I gazed on Jesus' countenance and admired His  lovely Person.  The Father's Person I could not behold for a cloud of glorious light covered Him. I asked Jesus if His  Father had a form like Himself, He said He had, but I could not behold it, for said He, ‘If you should once behold the glory of His  Person, you would cease to exist’…” Now this chapter is the ending of “the 2300 days”. It is the title of the chapter.  Now notice the next paragraph,  “…I saw the Father rise from the throne and in a flaming chariot go into the Holy of Holies within the veil and sit down…” are you catching the picture? So until 1844 where were the Father and the Son?  The Holy Place. It clearly says, the Father rises from the throne, in a flaming chariot He goes into the Holy of Holies and sits down, which means that before that He was in the Holy Place. She continues, “…Then a cloudy chariot with wheels like flaming fire surrounded by angels came to where Jesus was. He stepped into the chariot and was borne to the Holiest where the Father sat…”  

Alasan # 9
Akhirnya alasan pengunci bahwa ini terjadi di Bilik Suci ialah pernyataan dari Ellen White. Mari kita baca Early Writings hal. 54-55, “…Saya melihat sebuah takhta dan di atasnya duduk Bapa dan Anak. …”  di mana Yesus duduk ketika Dia pergi ke Surga? Dia duduk di takhta BapaNya, benar? Jadi Ellen White berkata bahwa dia melihat takhta ini dan di atas takhta ini duduk Bapa dan Anak.   “…Saya memandang wajah Yesus dan mengagumi PribadiNya yang indah. Pribadi Bapak tidak bisa saya lihat karena Dia ditutupi oleh awan yang bercahaya indah. Saya bertanya pada Yesus apakah BapaNya memiliki bentuk seperti DiriNya, Yesus menjawab iya, tetapi saya tidak bisa memandangNya karena kata Yesus, ‘Jika kamu sekali saja melihat kemuliaan PribadiNya, kamu tidak akan hidup lagi.’…” Nah, pasal ini adalah penutup “2300 hari”, itulah judul pasal tersebut. Sekarang simak paragraf berikut, “…Aku melihat Bapa bangkit dari takhta dan dengan sebuah kereta yang menyala pergi ke Bilik Maha Suci di balik tirai lalu duduk…”  apa kalian menangkap gambarnya? Jadi hingga 1844, di manakah Bapa dan Anak? Di Bilik Suci. Jelas dikatakan Bapa bangkit dari takhtaNya dan dengan sebuah kereta yang menyala Dia pergi ke Bilik Maha Suci dan duduk, artinya sebelumnya Dia berada di Bilik Suci. Ellen White melanjutkan, “…Kemudian sebuah kereta awan dengan roda seperti api yang menyala yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat datang ke tempat Yesus, Yesus masuk ke dalam kereta dan dibawa ke Bilik Maha Suci di mana Bapa duduk…”


So where were the Father and the Son from the Ascension till 1844? They were in the Holy Place of the sanctuary.  All of these reasons indicate very clearly that the scene, the introductory scene of Revelation 4 and 5 is occurring in the Holy Place of the sanctuary.  And I gave you seven reasons: (1) the seven lamps of fire are there, which represents the Holy Spirit (2) we have also the second reason which is the Holy Spirit is there and He’s sent to the earth in Chapter 5, that would be Pentecost,  (3) you also have before the throne, you have the seven-branched candlestick, (4) the throne would represent the table of showbread because the table of showbread was directly in front of the seven-branched candlestick, (5) you have the two stacks of bread, you have the expression “lechem pânı̂ym".  (6) You have the two crowns on the table (7) you have the altar of incense present there (8) you have a scarcity of bread during this period and of course you have the table of showbread which supplies the bread and then (9) the comment by Ellen White where Ellen White very clearly states that the Father and the Son were in the Holy Place before 1844.

Jadi di mana Bapa dan Anak sejak kembalinya Yesus ke Surga hingga 1844? Mereka berada di Bilik Suci Bait Suci surgawi. Semua alasan ini mengindikasi dengan jelas bahwa adegan itu, adegan pengantar ke Wahyu 4 dan 5, terjadi di Bilik Suci Bait Suci surgawi. Dan saya memberi kalian 7 alasan: (1) ketujuh obor api ada di sana yang mewakili Roh Kudus, (2) alasan kedua juga Roh Kudus hadir di sana dan di pasal 5 Dia dikirim ke bumi, yaitu saat Pentakosta, (3) juga di depan takhta ada ketujuh kaki dian, (4) takhta itu diwakili oleh meja roti sajian, karena meja roti sajian itu berada tepat di hadapan ketujuh kaki dian,  (5) ada dua tumpukan roti, ada istilah “lechem pânı̂ym" (6) ada dua mahkota di atas meja roti sajian, (7) ada mezbah ukupan di sana, (8) ada kekurangan roti selama periode ini dan tentunya ada meja roti sajian yang menyediakan roti, kemudian (9) ada komentar Ellen White di mana dengan jelas dia menyatakan bahwa Bapa dan Anak berada di Bilik Suci sebelum 1844.


Now let's continue interpreting the symbols. It says that lightning was proceeding from  before the throne. Now what does the lightning represent?  You know we're dealing with symbols here,  dealing with symbols.  God the Father and the Son don't sit on top of a table with piles of showbread.  We have symbols that represent something beyond the bare symbols.  What does the lightning represent? Well,  let's read these two statements from the Spirit of Prophecy, and you can also read the text in Ezekiel 1:13  where it explicitly  tells us that the lightning represents the speed with which the angels moved. It says,  “…as God's messengers they go forth like the appearance of a flash of lightning, so dazzling their glory and so swift in their flight…” Great Controversy page 512.
In another statement Testimonies For The Church volume 5 page 754 “…The bright light going among the living creatures with the swiftness of lightning represents the speed with which this work will finally go forward to completion…” and so you have these streaks of lightning which represents the angels that are in a hurry to perform the commands that God gives from the throne. 

Sekarang mari kita lanjutkan menginterpretasikan simbol-simbol. Dikatakan petir  memancar dari hadapan takhta. Nah, petir ini mewakili apa? Kalian tahu kita berurusan dengan simbol-simbol di sini. Allah Bapa dan Anak tidak duduk di atas meja bersama tumpukan-tumpukan roti sajian. Ada simbol-simbol yang mewakili sesuatu yang lebih luas daripada sekadar simbol itu sendiri.
Petir mewakili apa? Nah, mari kita baca kedua pernyataan ini dari Roh Nubuat, kalian bisa juga membaca ayatnya di Yehezkiel 1:13 di mana dikatakan secara eksplisit bahwa petir mewakili kecepatan bergeraknya malaikat-malaikat. Dikatakan,   “…sebagai utusan Allah, mereka pergi bagaikan kilatan petir, begitu memukaunya kemuliaan mereka dan begitu cepatnya gerak mereka…”  Great Controversy hal. 512.
Dalam pernyataan yang lain Testimonies for the Church Vol. 5 hal. 754,   “…Cahaya terang yang berkelebat di tengah-tengah makhluk-makhluk hidup dengan kecepatan kilat mewakili kecepatan dengan mana pekerjaan ini akhirnya akan bergerak maju sampai tuntas…”  maka ada kilatan-kilatan petir yang mewakili para malaikat yang bergegas melaksanakan perintah-perintah yang diberikan Allah dari takhtaNya. 


And then you have thundering and voices of the four living creatures that surround the throne of God. At this point in history they're preparing the reception room for the arrival of the war Hero, and they're praising the Father who is sitting on the  throne.

Kemudian ada guntur dan suara-suara empat makhluk hidup yang mengelilingi takhta Allah. Pada titik ini dalam sejarah, mereka sedang mempersiapkan ruang pesta bagi kedatangan Sang Pahlawan Perang, dan mereka menaikkan pujian bagi Bapa yang duduk di atas takhta.


And now we have another group of beings that come into view. They're called the four living creatures,  a better translation is “four living beings” that's a better translation. And we find in verse 8,  “…8 the four living creatures, each having six wings, were full of eyes…” which represents the fact that they're wise, full of wisdom, “…full of eyes around and within and they do not rest day or night saying holy, holy, holy, Lord God Almighty, who was and who is and who is to come.’…”
Now, what do the four living creatures represent? You know you don't have these four headed monsters in Heaven, you're dealing with symbols, we need to understand that we're dealing with symbolic language. Who are the living creatures? Well, there's no doubt that they are Seraphim, a very exalted class of angels.
You say,”How do we know that?”
Well, there's only one other verse in the Bible, actually  there's only one verse in the Bible that identifies the Seraphim, and that's Isaiah 6:1-3, so let's read those verses. “…In the year that King Uzziah died, I saw the Lord sitting on a throne, high and lifted up, and the train of His  robe filled the temple. Above it stood Seraphim, each one had six wings with two he covered his  face, with two he covered his  feet, and with two he flew.  And one cried to another, and said, ‘Holy, holy, holy, is the Lord of hosts, the whole earth is full of His  glory…”  So do you notice that the Seraphim are the ones that have six wings and they are the winged ones that sing “Holy, holy, holy”?  You have those two elements in common between Revelation chapter 4 and Ezekiel chapter 6.

Dan sekarang ada kelompok makhluk lain yang muncul dalam penglihatan. Mereka disebut “empat ciptaan yang hidup” terjemahan yang lebih baik ialah “empat makhluk hidup”, itu terjemahan yang lebih baik. Dan kita lihat di ayat 8, “…8 Dan keempat makhluk hidup itu masing-masing bersayap enam, penuh dengan mata…”  yang mewakili fakta bahwa mereka itu bijaksana, penuh kebijaksanaan,  “…penuh dengan mata sekelilingnya dan di dalamnya, dan mereka tidak berhenti-hentinya berseru siang dan malam: ‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan ada.’…"
Nah, keempat makhluk hidup ini mewakili siapa? Kalian tahu, di Surga tidak ada momok berkepala empat, kita di sini berurusan dengan simbol, kita harus memahami bahwa kita berhadapan dengan bahasa simbol. Siapakah makhluk-makhluk hidup ini? Nah, tidak diragukan lagi mereka ialah Serafim, suatu golongan malaikat yang sangat ditinggikan.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?”
Nah, ada satu ayat lain di Alkitab, sebenarnya hanya ada atu ayat di Alkitab yang mengidentifikasi Serafim, dan itu ialah Yesaya 6:1-3, jadi mari kita baca ayat-ayat itu, “…1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta di tempat yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci 2 Di atasnya berdirilah para Serafim, masing-masing mempunyai enam sayap; dengan dua sayap dia menutupi mukanya, dengan dua sayap dia menutupi kakinya, dan dengan dua sayap dia terbang. 3 Dan yang satu berseru kepada yang lain katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN bala tentara sawami, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!’ …”  jadi apakah kalian menyimak bahwa Serafim adalah mereka yang punya enam sayap dan merekalah makhluk bersayap yang menyanyi “Kudus, kudus, kudus”? Ada dua unsur yang sama antara Wahyu pasal 4 dan Yehezkiel pasal 6.


Now, let's call the verses 9 through 11 as we continue taking a look at Revelation chapter 4, the preparation of the heavenly throne room.
Verse 9, “…9 Whenever the living creatures give glory and honor and thanks to Him who sits on the throne, who lives forever and ever,  10 the 24 elders fall down before Him who sits on the throne, and worship Him who lives forever and ever, and cast their crowns before the throne, saying, 11 ‘You are worthy, O, Lord, to receive glory and honor and power, for You created all things and by Your will they exist and were created.” 
So to whom are the living creatures and the twenty-four elders giving honor and glory? To the One who is seated on the throne, to God the Father and only to Him.  And why are they rendering Him honor and glory? Why is He worthy of these songs of exultation? It's because the Father created all things.
And so now you say, “But wait a minute, there's kind of a discrepancy here,  because the Bible says that Jesus was the creator.”

Nah, marilah kita kupas ayat 9-11 selagi kita lanjut membahas Wahyu pasal 4, persiapan ruang takhta surgawi.
Ayat 9, “…9   Dan setiap kali makhluk-makhluk hidup itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, yang hidup selama-lamanya,  10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup selama-lamanya. Dan mereka menurunkan mahkota mereka di hadapan takhta itu, sambil berkata:  11 ‘Engkau layak, ya Tuhan, untuk menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.’"
Jadi kepada siapa makhluk-makhluk hidup dan ke-24 tua-tua memberikan hormat dan kemuliaan? Kepada Yang duduk di atas takhta, Allah Bapa, dan hanya kepada Dia. Dan mengapa mereka menyampaikan hormat dan kemuliaan kepadaNya? Mengapa Dia layak menerima lagu-lagu pujian ini? Karena Bapa yang menciptakan segala sesuatu.
Dan sekarang kalian berkata, “Tunggu sebentar, ada perbedaan di sini, karena Alkitab berkata, Yesuslah Sang Pencipta.”


So let's notice at the top of page 25, a question comes up at this point, does not the New Testament teach that Jesus created all things? We're going to see in a moment that the New Testament says that. Why then does Revelation 4 describe the Father as the creator? The text provides the answer to the question. The Father was the architect of creation, He devised the plan. On the other hand, Jesus was the master builder because He carried out the Father's plan. Now did you notice that in verse 11 it says “You created all things and by Your will they exist and were created…”? So the Father didn't actually do the work, it was by His  will that things were created. 
Now, let's notice a statement from Ellen White which is very similar, this is Patriarchs and Prophets page 36,   “…the Son of God had wrought…” what?  “…the  Father's will…” Very similar to Revelation 4:11, “…the Father's will  in the creation of all the hosts of Heaven; and to Him as well as to God their homage and allegiance were due.  Christ was still to exercise divine power in the creation of the earth and its inhabitants,  but in all this He would not seek power or exaltation for Himself contrary to God's plan, but would exalt the Father's glory and execute His purposes of beneficence and love.” 
So if I asked you who was the Creator, what would your answer be?
How many say that the Creator was the Father? Raise your hand. Oh, only four of you, okay. How many of you say that Jesus was the Creator? 
And the rest of you are not sure, hehehe. 
The answer is Both, the Father devised the plan and the Son followed the will of the Father in implementing the plan.

Jadi marilah kita simak bagian atas hal. 25. Satu pertanyaan muncul pada waktu ini, bukankah Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yesuslah yang menciptakan segala sesuatu? Kita akan melihat sebentar lagi apa yang dikatakan Perjanjian Baru. Kalau begitu mengapa Wahyu pasal 4 menggambarkan Bapa sebagai Pencipta? Ayat itu memberikan jawaban kepada pertanyaan ini. Bapa adalah perancang (arsitek) penciptaan, Dia yang membuat rancangannya. Di pihak lain Yesuslah pembangun ahlinya, karena Dialah yang melaksanakan rancangan Bapa. Nah, apakah kalian melihat di ayat 11 dikatakan,  “…dan oleh kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.’…"?  Jadi, Bapa tidak melakukan pekerjaan itu sendiri, tetapi melalui kehendakNyalah semua itu diciptakan.
Sekarang mari kita perhatikan suatu pernyataan dari Ellen White yang sangat mirip, ini dari Patriarchs and Prophets hal. 36, …Anak Allah telah melaksanakan…”  apa?   “…kehendak Bapa…”  sangat mirip Wahyu 4:11  “…kehendak Bapak dalam penciptaan semua bala tentara surgawi; dan kepadaNya sebagaimana juga kepada Allah, penghormatan dan sumpah setia mereka patut diberikan. Kristus tetap menggunakan kekuatan Ilahi dalam penciptaan dunia dan isinya, tetapi dalam semua ini Dia tidak mencari kekuasaan atau hormat bagi DiriNya sendiri yang berlawanan dengan rencana Allah, tetapi bermaksud meninggikan kemuliaan Bapa dan melaksanakan tujuanNya yang penuh kemurahan dan kasih.”
Jadi jika saya bertanya, siapakah Sang Pencipta, apa jawaban kalian?
Berapa banyak dari kalian mengatakan Sang Pencipta adalah Bapa, silakan angkat tangan kalian. Oh, hanya empat. Oke.
Berapa banyak dari kalian yang mengatakan Yesus Sang Pencipta?
Dan sisanya tidak yakin? Heheheh.
Jawabannya ialah Kedua-duanya, Bapa yang membuat rancangannya, dan Anak yang melaksanakan kehendak Bapa mengimplementasikan rencana tersebut.


Let's notice the text in the New Testament that proves  this, besides the one that we found in Revelation 4:11.  In 1 Corinthians 8:6 it says, “… Yet for us there is one God the Father, of whom are all things, and we for Him; and one Lord Jesus Christ…” now listen carefully “…through whom are all things, and through whom we live…” so the Father does His  work through the Son, the Son is the emissary of the Father, if you please. 
Notice Colossians 1:15-16. “…Jesus is the image of the invisible God, the firstborn over all creation.  For by Him all things were created that are in Heaven and that are on earth, visible and invisible, whether thrones or dominions or principalities or powers, all things were created through Him and for Him…”  So how were things created? Through Jesus.
Notice Hebrews 1:1-2  “…God…” that's referring to the Father, “…who at various times and in various ways, spoke in time past to the fathers by the prophets, has in these last days spoken to us by His  Son, whom He has appointed Heir of all things, through whom also He made the worlds…” 
So in Revelation chapter 4 all of these heavenly beings, the 24 elders, and the four living creatures, the Seraphim, and cherubim, the 24 elders that we have not identified yet, they are rendering honor and praise and glory to God the Father who is sitting on the throne, because He is the architect of creation. Present there also is the Holy Spirit represented by the seven lamps of fire.

Mari kita perhatikan ayat di Perjanjian Baru yang membuktikan ini selain yang kita temukan di Wahyu 4:11. Di 1 Korintus 8:6 dikatakan, 6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari-Nya berasal segala sesuatu, dan yang untuk Dia kita hidup; dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus…”  sekarang degarkan baik-baik,  “…yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. …”  Jadi Bapa melakukan pekerjaanNya melalui AnakNya, katakanlah, Anak adalah utusan Bapa.
Simak Kolose 1:15-16,  “…15 Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang memerintah atas semua ciptaan. 16 Karena oleh Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, apakah itu singgasana atau kerajaan, atau pemerintah, atau kekuasaan; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia…”  Jadi bagaimana segalanya tercipta? Melalui Yesus.
Simak Ibrani 1:1-2, “…1 Allah…”  ini merujuk kepada Bapa,    “…yang berbagai kali dan dalam pelbagai cara, di waktu lampau berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 pada hari-hari akhir ini telah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai ahliwaris semuanya, yang melalui Dia juga Allah telah menjadikan dunia-dunia.
Jadi di Wahyu pasal 4 semua makhluk surgawi ini, ke-24 tua-tua, dan keempat makhluk hidup, Serafim dan Kerubim, 24 tua-tua yang belum kita identifikasi, mereka memberikan hormat dan pujian dan kemuliaan kepada Allah Bapa yang duduk di atas takhta, karena Dialah arsitek penciptaan. Hadir di sana juga Roh Kudus yang dilambangkan oleh ketujuh obor api.


Now let's go to the summary of chapter 4, this is page 26. Several beings are present in chapter 4, among those who are present are: the four living beings which we've identified as Seraphim, the 24 elders that we have not yet identified ~ I'll tell you they're the representatives of the worlds that never sinned. They are not those who resurrected with Jesus,  that's been the traditional view, but we have to be careful about following tradition, We have to follow what scripture teaches, and what Ellen White has  revealed through the power of God to us.
So there are:
·       the four living beings, which are the Cherubim and Seraphim,
·       the 24 elders,
·       God the Father sitting on the throne,
·       and the Holy Spirit represented by the seven spirits or the seven lamps of fire.
Now who is missing there? See, when we read a passage of Scripture we need  to look not only at what's there but what we thought should be there and isn't. Who is missing in the scene of Revelation 4? Jesus is not in chapter 4 and the angelic hosts are not there. The Cherubim, Seraphim that surround God's throne yes, but the angelic hosts are not there.  So the question is, where were the angelic hosts and where was Jesus when this scene of Revelation chapter 4 is taking place?
Well, the fact is, that the heavenly throne room was being prepared in Heaven and the angelic hosts had left Heaven to come to earth to pick Jesus up. And Jesus and the angelic hosts were on their way to Heaven, to celebrate the return of the war Hero.

Nah, mari kita ke ringkasan pasal 4, ini ada di hal. 26. Beberapa makhluk hadir di pasal 4, di antaranya ialah: keempat makhluk hidup yang telah kita identifikasi sebagai Serafim, ke-24 tua-tua yang belum kita identifikasi ~ saya beritahu mereka adalah wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah jatuh dalam dosa, mereka bukan yang bangkit bersama Yesus, itu pandangan yang tradisional tetapi kita harus berhati-hati mengikuti tradisi. Kita harus mengikuti apa yang diajarkan Kitab Suci dan apa yang dinyatakan  Ellen White melalui kuasa Allah kepada kita.
Jadi ada:
·       empat makhluk hidup yang adalah para Kerubim dan Serafim,
·       ke-24 tua-tua,
·       Allah Bapa yang duduk di atas takhta,
·       dan Roh Kudus yang diwakili oleh ketujuh Roh atau ketujuh obor api.
Sekarang, siapa yang tidak ada di sana? Lihat, saat kita membaca ayat di Kitab Suci kita perlu mencari bukan saja siapa yang ada di sana tetapi juga siapa yang kita anggap harus ada di sana tapi tidak ada. Siapa yang hilang dari adegan Wahyu 4? Yesus tidak ada di pasal 4 dan bala tentara malaikat tidak ada di sana. Kerubim dan Serafim yang mengelilingi takhta Allah, ada. Tetapi bala tentara malaikat surgawi tidak ada di sana. Jadi pertanyaannya ialah, di mana bala tentara malaikat ini dan di mana Yesus ketika adegan Wahyu 4 terjadi?
Nah, faktanya ialah ruang takhta surgawi sedang disiapkan di Surga dan bala tentara malaikat sudah meninggalkan Surga datang ke dunia untuk menjemput Yesus. Dan Yesus bersama bala tentara surgawi sedang dalam perjalanan pulang ke Surga, untuk merayakan kembalinya Sang Pahlawan Perang.


Now the best explanation of this whole scene of Revelation 4 and 5 is what I'm going to read now from Desire of Ages, spectacular passage, I don't know how for example the Sabbath School lessons could have missed this long passage that we have here. They made a reference read Desire of Ages”, but it was not in the lesson. It shows absolutely clearly when this is taking place. It's not the investigative judgment in 1844, it's the inauguration of Jesus upon His arrival to Heaven when the Holy Spirit is poured out upon the church.

Nah, penjelasan yang paling tepat seluruh adegan Wahyu 4 dan 5 ialah apa yang akan saya bacakan dari Desire of Ages, bacaan yang spektakuler. Saya tidak tahu bagaimana misalnya pelajaran Sekolah Sabat bisa melewatkan kutipan yang panjang yang ada di sini. Mereka membuat rujukan “baca Desire of Ages” tetapi itu tidak ada di dalam pelajarannya. Ini menunjukkan dengan jelas kapan peristiwa itu terjadi. Ini bukan penghakiman investigasi 1844, ini adalah inaugurasi Yesus saat kedatanganNya ke Surga ketika Roh Kudus dicurahkan kepada jemaat.


Let's read this rather long passage, it's really an exciting passage.  Desire of Ages, this is the last three pages of the book,  “…All Heaven was waiting to welcome the Savior to the celestial court…” are you catching the picture? Jesus had left now He's coming back. Do you think everybody in Heaven was quite excited?  Oh goody-goody He's coming back, He's keeping His  promise, let's prepare a party for Him.  “…As He ascended He led  the way and the multitude of captives set free at His  resurrection followed…”  here  we begin to get an inkling that those who resurrected with Jesus cannot be the 24 elders, because in chapter 4  the 24 elders were already there before Jesus arrived, that's just one of the evidences.  She continues, “…As He ascended He led the way and the multitude of captives set free at His  resurrection followed. The heavenly hosts with shouts and acclamations of praise and celestial song attended the joyous train…” so where was the heavenly hosts? They were with Jesus, coming back with Him to the heavenly throne room in the Holy Place. “…As they drew near to the City of God the escorting angels…”  because there are some angels in front of the procession, they are the escorting angels, “…give the challenge: ‘Lift up your heads o, ye gates and be ye lift up, ye everlasting doors, and the King of glory shall come in.’ Joyfully the waiting sentinels respond…”  the sentinels at the gates that are guarding the gates,   “…‘Who is this King of glory’? This they say not because they know not who He is but because they would  hear the answer of exalted praise.  ‘The Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle’…, which battle? Is He coming back from the battlefield? Does He have the wounds to prove it? Yeah, but He's alive, “… ‘the Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle, lift up your heads o, ye gates, even lift him up ye everlasting doors,  and the King of glory shall come in.  Again the challenge is heard, ‘Who is this King of glory?’…” this is Psalm 24 by the way,  “…for the angels never weary of hearing His  name exalted.  The escorting angels make reply, ‘the Lord of Hosts,  He is the King of glory!’  Then the portals of the City of God are opened wide and the angelic throng sweep through the gates amid a burst of rapturous music…”  and now you tell me if this isn't Revelation 4.  There is the throne and around it the rainbow of promise. Did we find that around the throne in Revelation 4 there was a rainbow?  Yes. There are Cherubim and Seraphim, what would those be  in Revelation 4? The four living creatures.

Mari kita  baca kutipan yang panjang ini, ini benar-benar kutipan yang menarik. Desire of Ages, ini adalah tiga halaman terakhir dari buku itu, “…Seluruh Surga sedang menanti untuk menyambut Juruselamat ke ruang istana…”  apakah kalian menangkap gambarnya? Yesus telah meninggalkan Surga dan sekarang Dia pulang. Menurut kalian apakah semua yang di Surga sedang bergembira? Oh, bagus, bagus, Dia akan pulang, Dia memegang janjiNya, mari kita siapkan pesta untukNya.    “…Saat Yesus naik, Dia yang memimpin di depan dan orang banyak, tawanan yang telah dibebaskanNya pada saat kebangkitanNya, mengikuti…”  di sini kita mulai melihat gejala bahwa mereka yang bangkit bersama Yesus tidak mungkin ke-24 tua-tua, karena di pasal 4 ke-24 tua-tua sudah ada di sana sebelum Yesus tiba. Itu salah satu buktinya. Ellen White melanjutkan,   “…Saat Yesus naik, Dia yang memimpin di depan dan orang banyak, tawanan yang telah dibebaskanNya pada saat kebangkitanNya, mengikuti. Bala tentara surgawi menyertai iring-iringan yang bergembira itu dengan sorakan dan tepuk tangan puji-pujian dan lagu-lagu surgawi…”  Jadi di mana bala tentara surgawi? Mereka ada bersama Yesus, mereka pulang bersamaNya ke ruang takhta surgawi di Bilik Suci. “…Saat mereka mendekat ke Kota Allah, malaikat-malaikat pengawal…”  karena ada malaikat-malaikat di depan iring-iringan itu, mereka adalah malaikat-malaikat pengawal,  “…menyerukan tantangan: ‘Angkatlah kepalamu, O, pintu gerbang, dan terangkatlah ke atas pintu-pintu yang kekal, Raja Kekal akan masuk.’ Dengan penuh sukacita penjaga-penjaga yang menunggu memberikan tanggapan…” penjaga-penjaga yang ada di pintu gerbang yang menjaga pintu gerbang. “…‘Siapakah Raja Kemuliaan ini?’ Ini mereka katakan bukan karena mereka tidak tahu siapa Dia, tetapi karena mereka ingin mendengar jawaban puji-pujian. ‘Tuhan yang kuat dan hebat, Tuhan yang gagah dalam peperangan’…”  peperangan yang mana? Apakah Dia kembali dari medan perang? Apakah Dia memiliki luka-luka sebagai buktinya? Iya, tapi Dia hidup.  “…’Tuhan yang kuat dan hebat, Tuhan yang gagah dalam peperangan. Angkatlah kepalamu, O, pintu gerbang, yaitu kalian pintu-pintu kekal, terangkatlah ke atas, dan Raja Kemuliaan akan masuk. Lagi-lagi tantangan itu terdengar, ‘Siapakah Raja Kemuliaan ini?’ …”  ketahuilah ini ada di Mazmur 24,   “…karena para malaikat tidak pernah bosan mendengar namaNya dipuja. Malaikat-malaikat pengawal memberikan jawaban, ‘Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!’ Kemudian portal-portal Kota Allah dibuka lebar-lear dan kumpulan besar malaikat masuk melalui gerbang-gerbang itu di tengah  musik yang penuh gairah. …”  Dan sekarang, coba kalian katakan kepada saya jika ini bukan Wahyu pasal 4. Ada takhtanya dan pelangi perjanjian mengelilinginya. Apakah kita temukan pelangi mengelilingi takhta di Wahyu 4? Ya. Ada Kerubim dan Serafim. Mereka itu apa di Wahyu 4? Keempat makhluk hidup.  


She continues,  “…Assembled are the commanders of the angel hosts, the sons of God, the representatives of the unfallen worlds…” and somebody once challenged me. He said, “Well these are three different groups. The commanders of the angel hosts are one group, the sons of God are another group, and the representatives of the unfallen worlds is a third group.” No, no, no.  Ellen White used this way of speaking very frequently in her writings, for example she says,  “…In Christ is life unborrowed…” eh, how does it say? “…original, unborrowed and underived…”   are those three synonymous words? Absolutely. And so she uses this literary mechanism many times in her writings, in other words, the commanders of the angel hosts, the sons of God, the representatives of the unfallen worlds are the twenty-four elders.

Ellen White melanjutkan, “…Berkumpul di sana ialah para pemimpin bala tentara malaikat, anak-anak Allah, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa…”  Dan ada yang pernah mendebat saya, dia mengatakan, “Nah, ini adalah tiga kelompok yang berbeda: pemimpin bala tentara malaikat itu satu kelompok, anak-anak Allah itu kelompok yang lain, dan wakil-wakil dunia-dunia yang tidak pernah berdosa ialah kelompok yang ketiga.” Tidak, tidak, tidak. Ellen White sering memakai cara berbicara seperti ini dalam tulisannya, misalnya dia berkata, “…Di dalam Kristus terdapat  hidup  yang bukan pinjaman…”  eh, bagaimana kata-katanya?  “…asli, bukan pinjaman dan tulen…”  apakah ketiga kata ini sinonim? Betul sekali. Jadi Ellen White memakai mekanisme bahasa ini banyak kali dalam tulisannya, dengan kata lain, para pemimpin bala tentara malaikat, anak-anak Allah, dan wakil-wakil dunia-dunia yang tidak pernah berdosa adalah ke-24 tua-tua.  


Then she continues, “…The heavenly council before which Lucifer  accused God and His  Son, the representatives of those sinless realms over which Satan had thought to establish this dominion, all are there to…” what?  “…to welcome the Redeemer. They are eager to celebrate His  triumphs and to glorify their King…” see the whole place has been prepared for the celebration, the arrival of the war Hero. Now listen carefully,  “…However, He waves them back. Not yet. He cannot now receive the coronet of glory and the royal robe. He enters into the presence of His  Father…” this is Revelation, we're going to see it’s  Revelation 5:7,  it says,  “…He comes to the Father. He points to His  wounded head, the pierced side, the marred feet…” is He presenting Himself as the Lamb as though it had been slain? Do you notice what Ellen White is doing? She's interpreting the symbols.  Ellen White does not refer to four living creatures, she does not refer to twenty-four elders, she does not refer to the Lamb as though it had been slain, she doesn't refer to the One sitting on the throne. Ellen White actually interprets the symbols. She says there are Cherubim and Seraphim ( four living creatures),  there are the representatives of the worlds that never sinned,  there is the Father sitting on the throne and Jesus is the Lamb that  comes before the throne. So Ellen White is interpreting the symbols of Revelation chapter 4 and 5. So once again,  “…However, He waves them back.  Not yet. He cannot now receive the coronet of glory and the royal robe. He enters into the presence of His  Father. He points to His  wounded head, His  pierced side, the marred feet. He lifts His  hands bearing the print of the nails…” see, He's presenting himself as the Lamb, right? “…He points to the tokens of His  triumph. He presents to God the wave sheaf, those raised with Him as representatives of that great multitude who shall come forth from the grave at His  second coming. He approaches the Father…” you've noticed I put explanatory notes in brackets?  That's not part of scripture, when you put things in brackets it means that it's the person who is helping the explanation.  So,  “…He approaches the Father with whom there is joy over one sinner that repents, who rejoices over one with singing. Before the foundations of the earth were laid, the Father and the Son had united in a covenant to redeem man should Satan overcome him.  They had clasped their hands in a solemn pledge that Christ should become the surety…” what does the word “surety” mean? The guarantee, the one who would take the place of Adam who failed. So “…Christ should become the surety for the human race.  This pledge Christ has fulfilled, when upon the cross He cried out, ‘It is finished’…” who was He talking to? He addressed the Father. “…The compact…” which is another word for “covenant”,  “…the compact had been fully carried out.  Now He declares, ‘Father, it is finished, I have done Thy will, O, My God, I have completed the work of redemption…” was the work of redemption completed at the cross? That's what she says, that Jesus said, “…I have completed the work of redemption…” but does it mean that He has no more functions to perform in the sanctuary? Of course not.

Lalu Ellen White melanjutkan, “…Dewan surgawi yang di hadapannya Lucifer pernah menggugat Allah dan AnakNya, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak berdosa yang tadinya mau dikuasai Setan, semuanya ada di sana untuk…”  apa?   “…menyambut Sang Penebus. Mereka sangat ingin merayakan kemenanganNya dan memuliakan Raja mereka…”  lihat, seluruh tempat itu telah dipersiapkan untuk pesta kedatangan Sang Pahlawan Perang. Sekarang, dengarkan baik-baik,  “…Tetapi, Dia memberikan tanda supaya mereka mundur. Belum! Sekarang Dia belum bisa menerima mahkota kemuliaan dan jubah kerajaan. Dia masuk ke hadirat BapaNya…”  ini Wahyu, kita akan melihat ini Wahyu 5:7,   “…Dia datang kepada Bapa. Dia menunjuk ke luka di kepalaNya, lambungnya yang tertusuk, kakinya yang bernoda…” apakah Dia mempersembahkan DiriNya sebagai Anak Domba yang seolah pernah disembelih? Apakah kalian sadar apa yang dilakukan Ellen White? Dia sedang menginterpretasikan simbol-simbolnya. Ellen White tidak menyebut empat makhluk hidup, dia tidak menyebut 24 tua-tua, dia tidak menyebut Anak Domba seolah pernah disembelih, dia tidak menyebut Satu yang duduk di atas takhta. Ellen White benar-benar menafsirkan simbol-simbol itu. Dia bilang ada Kerubim dan Serafim (= empat makhluk hidup), ada wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, ada Bapa yang duduk di atas takhta, dan Yesus adalah Anak Domba yang datang ke hadapan takhta. Jadi Ellen White menafsirkan simbol-simbol Wahyu pasal 4 dan 5. Jadi sekali lagi,   “…Tetapi, Dia memberikan tanda supaya mereka mundur. Belum! Sekarang Dia belum bisa menerima mahkota kemuliaan dan jubah kerajaan. Dia masuk ke hadirat BapaNya. Dia datang kepada Bapa. Dia menunjuk ke luka di kepalaNya, lambungnya yang tertusuk, kakinya yang bernoda. Dia mengangkat tanganNya yang ada bekas luka pakunya…”  lihat, dia menunjukkan DiriNya sebagai Anak Domba, benar?   “…Dia menunjuk ke tanda-tanda kemenanganNya. Dia mempersembahkan kepada Allah persembahan unjukan, mereka yang dibangkitkan bersamaNya sebagai wakil-wakil dari orang banyak yang akan keluar dari kubur pada waktu kedatanganNya yang kedua. Dia menghampiri Bapa…”  kalian lihat kan saya menempatkan catatan penjelasan dalam kurung? Itu bukan bagian dari kitab suci. Jika ada keterangan di dalam kurung, artinya itu dari yang membantu memberikan penjelasan. Maka,   “…Dia menghampiri Bapa yang bersukacita jika ada satu orang berdosa yang bertobat, yang bersukacita atas satu orang dengan nyanyian. Sebelum landasan dunia diletakkan, Bapa dan Anak bersepakat dalam suatu perjanjian untuk menebus manusia seandainya Setan mengalahkan dia. Mereka telah berjabat tangan dalam sumpah yang sungguh-sungguh bahwa Kristus yang akan menjadi jaminan…”  apa makna kata “jaminan”? Penanggung. Yang akan mengambil tempat Adam yang telah gagal. Jadi,   “…Kristus yang akan menjadi jaminan bagi umat manusia. Janji ini telah dipenuhi Kristus ketika di atas salib Dia berseru, ‘Sudah selesai’…”  kepada siapa Kristus berbicara? Kepada Bapa.   “…Kompak itu…”  kata lain untuk perjanjian resmi,  “…Kompak itu telah diselesaikan dengan tuntas. Sekarang Krisitus menyatakan, ‘Bapa, sudah selesai, Aku telah melakukan kehendakMu, O, AllahKu, Aku telah menyelesaikan pekerjaan penebusan…”  apakah pekerjaan penebusan selesai di salib? Itulah kata Ellen White, bahwa Yesus mengatakan,   “…Aku telah menyelesaikan pekerjaan penebusan. …”  apakah itu berarti Yesus tidak punya tugas lagi untuk dikerjakan di Bait Suci? Tentu saja tidak.


In what sense did Jesus complete redemption by His  life and His  death? In order to make provision for everyone who claims it, but you got to claim it, if you don't claim it, it won't do you any good. Somebody can give you a gift but if you reject the gift it's not going to do you any good.
She continues,  Jesus is speaking to His Father,  “…If Thy justice is satisfied I will that they also whom Thou has given Me, be with Me where I am…” what is the passion of Jesus as He comes before His  Father? He wants His  own to be with Him,  “that where I am there you may be also”, that's His  passion. He's going to say to His  Father, “Father, is what I did on earth sufficient to bring My people home?”  Notice the following paragraph,  “…The voice of God is heard proclaiming that justice is satisfied. Satan is vanquished…” in other words he's been overcome. “…Christ's toiling struggling ones on earth are accepted in the Beloved. Before the heavenly angels and the representatives of the unfallen worlds, they are declared justified. Where He is there His  church shall be…” and we're going to talk about the scroll later on, “…Mercy and truth are met together, righteousness and peace have kissed each other. The Father's arms encircle His  Son…” I would have liked to have been there to see that embrace, because just a short while before that Jesus had prayed, “Father, if You can take away this cup that You gave Me, the cup of Your wrath, do so but not My will be done, but Yours.” Jesus said, “I felt like I was totally alienated from You.  I would never see Your face again.” And now He's in the presence of His  Father and there's this beautiful embrace. So once again  Ellen White states,  “…The Father's arms encircle His Son, and the word is given, ‘Let all the angels of God worship Him.’…” by the way Ellen White describes that when Jesus went before the throne to embrace His  Father, Heaven was in absolute silence,  there were no songs,  they were in suspense, but now the scene is going to change, now the Father is going to command all the heavenly angels to celebrate.

Dalam pengertian apa Yesus telah menyelesaian penebusan dengan hidupNya dan kematianNya? Guna menyiapkan sarana untuk diklaim semua manusia. Tetapi kita harus mengklaimnya, jika tidak, tidak ada gunanya buat kita. Seseorang bisa memberi kita sesuatu tetapi jika kita tolak pemberian itu, pemberian itu tidak ada gunanya bagi kita.
Ellen White melanjutkan, Yesus sedang berbicara kepada BapaNya, “…Jika keadilanMu telah dipuaskn, Aku ingin mereka yang telah Engkau berikan padaKu, boleh bersama denganKu di mana Aku berada…”  apakah keinginan besar Yesus saat Dia datang ke hadapan BapaNya? Dia ingin milikNya sendiri ada bersamaNya,  “supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada. (Yoh. 14:3)” itulah keinginanNya yang besar. Dia akan berkata kepada BapaNya, “Bapak, apakah yang Aku lakukan di dunia sudah cukup untuk membawa umatKu pulang?” Simak paragraf berikut, “…Suara Allah terdengar, mengumumkan bahwa keadilan telah dipuaskan. Setan telah dikalahkan…”  dengan kata lain dia telah ditundukkan.     “…Umat Kristus yang bergumul keras di bumi telah diterima demi Yang Dikasihi. Di hadapan malaikat-malaikat surgawi dan wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, mereka dinyatakan sebagai telah dibenarkan. Di mana Dia berada, di sanalah jemaatNya akan ada…”  dan kita akan membahas gulungan kitab itu nanti.  “…Belas kasihan dan kebenaran sudah bertemu, keadilan dan damai telah berciuman. Lengan Bapa memeluk AnakNya…”  Andaikan saya berada di sana bisa menyaksikan pelukan tersebut. Karena hanya beberapa saat sebelum itu Yesus masih berdoa, “Bapa, sekiranya Engkau berkenan mengangkat cawan ini yang Kauberikan kepadaKu, cawan murkaMu, lakukanlah. Tetapi bukan kehendakKu melainkan kehendakMu.” Yesus berkata, “Aku merasa seolah-olah Aku seluruhnya dipisahkan dariMu. Seakan Aku tidak akan memandang wajahMu lagi.” Dan sekarang Dia berada di hadapan BapaNya lagi, dan berada dalam pelukan yang indah ini.
Jadi sekali lagi Ellen White menyatakan,   “…Lengan Bapa memeluk AnakNya, dan perintah pun diberikan, ‘Hendaknya semua malaikat Allah menyembah Dia!’ …”  Nah, Ellen White menggambarkan ketika Yesus datang ke hadapan takhta untuk memeluk BapaNya, Surga hening total. Tidak ada nyanyian, semua tegang. Tetapi sekarang adegan akan berubah, sekarang Bapa akan memerintahkan semua malaikat surgawi untuk merayakannya.


It says in the following paragraph, in case you were wondering whether Ellen White is here  discussing Revelation 4 and 5, now we're going to see very clearly that that's exactly what she's talking about. “…With joy unutterable, rulers, and principalities and powers…” notice three categories of beings, right?  “…rulers, principalities and powers acknowledge the supremacy of the Prince of life. The angel hosts prostrate themselves before Him, while the glad shout fills all the courts of Heaven, ‘Worthy is the Lamb that was slain to receive power and riches and wisdom and strength and honor and glory and blessing.’…” Revelation 5:12.
Is  Ellen White expounding upon Revelation 4 and 5? She most certainly is.  Following paragraph, “…Songs of triumph mingled with the music from angel harps until Heaven seems to overflow with joy and praise, love has conquered, the lost is found, Heaven rings with voices in lofty strains proclaiming blessing and honor and glory and power be unto  Him that sitteth upon the throne and unto the Lamb forever and ever.” Revelation 5:13.

Dikatakan dalam paragraf berikut, sekiranya kalian meragukan apakah Ellen White di sini membahas tentang Wahyu 4 dan 5, sekarang kita akan melihat dengan sangat jelas bahwa itulah persis apa yang sedang dibicarakannya. “…Dengan sukacita yang tidak terlukiskan, para penguasa, dan kerajaan dan kekuasaan…”  simak, tiga kategori makhluk, benar?   “…penguasa, kerajaan dan kekuasaan, mengakui keunggulan Pangeran Hidup. Para balatentara malaikat sujud di hadapanNya sementara sorak sukacita memenuhi seluruh ruangan istana surgawi, Layaklah Anak Domba yang telah disembelih untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat!’ Wahyu 5:12 …”  
Apakah Ellen White menjelaskan Wahyu 4 dan 5? Tentu saja. Paragraf berikut.   “…Lagu-lagu kemenangan bercampur dengan musik dari harpa para malaikat hingga Surga seakan-akan melimpah dengan sukacita dan pujian. Kasih sudah menang, yang hilang sudah ditemukan. Surga berdering dengan suara nada-nada yang tinggi mengumumkan berkat dan hormat dan kemuliaan dan kuasa bagi Dia yang duduk di atas takhta dan kepada Anak Domba untuk selama-lamanya.” Wahyu 5:13.


Is this Ellen White's commentary on the introductory vision to Revelation chapter 6, to the seven seals? You would have to be blind and deaf to say that it isn't. This is the occasion. Now let me make something clear: this song in Revelation 5:12-13 is going to be sung again at the very end of human history because it says there in Revelation 5:13, let's see Revelation 5:12, well maybe not. Let me just go to the Bible to Revelation chapter 5, and let's notice some very interesting detail. Revelation chapter 5 and let's read verse 11, “…then I looked and heard the voice of many angels around the throne, the living creatures and the elders; and the number of them was ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands,   12 saying with a loud voice: ‘Worthy is the Lamb who was slain to receive power and riches and wisdom,  and strength and honor and glory and blessing!’…”   and now verse 13 is the key verse, “…13 And every creature which is in heaven and on the earth and under the earth and such as are in the sea, and all that are in them, I heard saying: ‘Blessing and honor and glory and power be to Him who sits on the throne, and to the Lamb, forever and ever!...”
And then you have the song of verse 13.
Let me ask you, when Jesus ascended to heaven, did every person in heaven, on earth, under the earth, and in the sea sing this song? No!  Which means that there is a broader future fulfillment where the song is going to be sung. That’s why at the end of the Great Controversy, Ellen White quotes these verses again, only it’s the redeemed that are singing these verses. Not only the redeemed , but also the wicked who stand outside the Holy City, and so really Revelation 5:12-13 concludes the introductory scene, but it also takes you well beyond to the very end of time.

Apakah ini komentar Ellen White tentang penglihatan pengantar ke Wahyu pasal 6, ke ketujuh meterai? Kalau ada yang mengatakan bukan, dia itu buta dan tuli. Sekarang saya mau menekankan sesuatu: lagu ini di Wahyu 5:12-13 akan dinyanyikan lagi pada akhir sejarah manusia karena dikatakan di Wahyu 5:13, coba saya lihat, Wahyu 5:12, bukan juga. Coba saya akan membuka Alkitab ke Wahyu pasal 5 dan mari kita perhatikan detail yang sangat menarik. Wahyu 5, mari kita  baca mulai ayat 11, “…11 Maka aku melihat dan aku mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12       berkata dengan suara nyaring:Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat!’…” dan sekarang ayat 13 adalah ayat kuncinya,  “…13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’…” dan di situlah lagunya di ayat 13.
Coba saya tanya, ketika Yesus naik ke Surga, apakah setiap makhluk di Surga, di bumi, di bawah bumi, dan di laut, menyanyikan lagu ini? Tidak! Berarti akan ada penggenapan yang lebih luas kelak, saat lagu itu akan dinyanyikan semua. Itulah mengapa di akhir Great Controversy Ellen White mengutip ayat-ayat ini lagi, hanya saja yang menyanyikan ayat-ayat itu ialah orang-orang tebusan, dan bukan hanya orang tebusan tetapi juga orang-orang jahat yang berdiri di luar Kota Suci.
Jadi, sebenarnya Wahyu 5:12-13 mengakhiri pengantar adegan, tetapi itu juga membawa kita jauh ke depan hingga ke akhir zaman.


Now the best illustration of this final celebration that will take place when Jesus arrives in Heaven at His  second coming with all of the redeemed, is the story of the lost sheep. You know the shepherd  goes and he seeks the lost sheep, by the way the lost sheep represents this world in a broader sense, the shepherd is Jesus, the lost sheep is this world. And so the shepherd goes out, he rescues the one lost sheep, then what does he do? Well, this is the part that we usually don't focus on. He takes his  sheep upon his  shoulder and he takes the sheep home, and he calls his  neighbors, and his  friends, and he says, “Come let's have a party, let's celebrate, because the sheep that I had lost has been found.” And that's exactly what happened when Jesus went to Heaven, and what will take place especially when Jesus comes again. He will take the redeemed from this world home, and then there will be a final celebration like the celebration when Jesus ascended to Heaven, only this time it will be with all of the redeemed from all ages. 

Nah, ilustrasi terbaik dari perayaan terakhir yang akan terjadi ketika Yesus tiba di Surga pada kedatanganNya yang kedua bersama semua orang tebusan ialah kisah domba yang hilang. Kalian tahu, gembala keluar dan mencari domba yang hilang. Nah, domba hilang itu mewakili dunia ini dalam pengertian yang lebih luas. Gembalanya ialah Yesus. Domba yang hilang ialah dunia ini. Maka gembala itu keluar, menyelamatkan satu domba yang hilang, lalu apa yang dilakukannya? Nah ini adalah bagian yang biasanya tidak kita perhatikan. Gembala membawa domba itu di atas bahunya dan membawanya pulang, dan dia memanggil tetangga-tetangganya, teman-temannya dan dia berkata, “Ayo, kita adakan pesta, ayo kita rayakan, karena domba saya yang hilang telah ditemukan.” Dan persis itu yang terjadi ketika Yesus ke Surga, dan apa yang akan terjadi terutama ketika Yesus datang lagi? Dia akan membawa orang-orang tebusan dari dunia ini pulang, kemudian akan ada perayaan terakhir seperti perayaan ketika Yesus naik ke Surga, hanya saja kali ini bersama semua orang tebusan dari segala zaman.


So this is the introductory scene to Revelation chapter 4 and we also studied an inkling of Revelation chapter 5. Next session we will deal with Revelation 5 in more detail.

Jadi ini adalah adegan pengantar Wahyu pasal 4 dan kita juga mempelajari sedikit dari Wahyu pasal 5. Sesi berikut kita akan membahas Wahyu 5 secara lebih mendetail.





31 05 20