Tuesday, May 26, 2020

EPISODE 02/24 ~ SESSION 2 ~ REVELATION'S SEVEN SEALS ~ STEPHEN BOHR


_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 02/24 - Stephen Bohr
SESSION 2

Dibuka dengan doa


Welcome back. Well, we are going to now study the first chapter in our syllabus and we began in our last session, just briefly, but now we want to review what we did in the last part of the last presentation and then move through this chapter. It's found on page 3 of your syllabus.

Selamat datang kembali. Nah, kita sekarang akan mempelajari pasal pertama dalam silabus kita, dan kita sudah mulai dalam sesi kita yang terakhir secara singkat saja. Tetapi sekarang kita mau mengulang apa yang kita lakukan di bagian akhir presentasi yang terakhir, kemudian kita akan lanjut dengan pasal ini. Ini terdapat di hal. 3 dari silabus kalian.


Just reviewing, Jesus is our Creator and therefore Jesus is responsible for our existence, not for our sin but for our existence. When Jesus created this world, He placed Adam as the king and his territory, of course, was planet Earth. But God established the condition, that was perfect obedience to His Laws. Sinless perfection, if you please. He said to Adam, “Obey and live, disobey and die.”  And of course Adam and Eve sinned, and therefore Satan took over the throne and the territory over which Adam governed. Therefore, the human race needed a Redeemer, someone who would pay the price to buy us back from slavery, who could pay the price to recover our lost possession. But in order for a person to do this, he needed to be our next of kin. Now, we are at the middle of page 4. Leviticus 25:25 tells us who only could redeem a lost possession, that is territory. It says, “…if one of your brethren becomes poor and has sold some of his possession, and if his redeeming relative comes to redeem it, then he may redeem what his brother sold…” that word “redeem” in the Hebrew means to buy back by paying a price, in other words, you pay a price and you buy back what was sold. All human beings actually sold their possession because we all sin after Adam sinned, and therefore only a next of kin can recover the lost possession.

Sekadar mengulang, Yesus adalah Pencipta kita dan oleh karena itu Yesus bertanggung jawab atas eksistensi kita, bukan atas dosa kita melainkan atas eksistensi kita. Ketika Yesus menciptakan dunia ini, Dia menempatkan Adam sebagai raja dan teritorinya tentu saja ialah planet Bumi. Tetapi Allah menetapkan syaratnya, yaitu kepatuhan total pada HukumNya. Ketidakberdosaan yang sempurna, katakanlah demikian. Dia berkata kepada Adam, “Patuh akan hidup, tidak patuh akan mati.” Dan tentu saja Adam dan Hawa berbuat dosa dan karena itu Setan mengambil alih takhta dan teritori yang dikuasai Adam. Itulah sebabnya umat manusia membutuhkan seorang Penebus, seseorang yang akan membayar harganya untuk membeli kita kembali dari perbudakan, yang akan membayar harganya untuk mendapatkan kembali hak milik kita yang hilang. Tetapi, supaya bisa melakukan ini, orang tersebut harus masih kerabat kita. Nah, kita sekarang di bagian tengah hal. 4. Imamat 25:25 mengatakan hanya siapa yang berhak menebus hak milik yang hilang, yaitu daerah kekuasaan. Dikatakan,  25 Apabila salah seorang dari saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, dan jika kerabat yang berhak menebusnya datang menebusnya, maka dia bisa menebus apa yang telah dijual saudaranya itu…” Kata “menebus” dalam bahasa Ibrani berarti membeli kembali dengan membayar suatu harga, dengan kata lain, kita membayar suatu harga dan kita membeli kembali apa yang telah dijual. Semua manusia sesungguhnya sudah menjual hak milik mereka karena kita semua berbuat dosa setelah Adam berbuat dosa, dan oleh karena itu hanya seorang kerabat yang  bisa mendapatkan kembali hak milik yang hilang.


Now what about if a person sold himself into slavery? Individuals could not only sell their possessions they could also sell themselves into slavery. Only a next of kin could pay the price to emancipate people from slavery. It says in Leviticus 25:47, “…Now if a sojourner or stranger close to you becomes rich and one of your brethren who dwells by him becomes poor and sells himself to the stranger or sojourner close to you, or to a member of the stranger's family, after he is sold he may be redeemed again…”  Once again the word  גָּאַל  [gâ'al/gawal] which means to "redeem" by paying a price, “…may be redeemed again. One of his brothers may redeem him, or his uncle, or his uncle's son may redeem him, or anyone who is near of kin to him in his family may redeem him, or if he is able he may redeem himself…” why, that's a hypothetical statement because if he sold himself into slavery he couldn’t very well redeem himself.                                                                                                       
Nah, bagaimana jika seseorang menjual dirinya menjadi budak? Orang tidak hanya bisa menjual hak miliknya, dia juga bisa menjual dirinya menjadi budak. Hanya seorang kerabat yang boleh membayarkan harganya untuk memerdekakan orang itu dari perbudakan. Dikatakan di Imamat 25:47, 47Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antara kamu menjadi kaya, sedangkan salah seorang saudaramu yang tinggal bersamanya jatuh miskin dan menjual dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antara kamu itu, atau kepada seorang anggota keluarga orang asing itu, 48 maka sesudah ia menjual dirinya, ia boleh ditebus lagi…”  sekali lagi kata     גָּאַל  [gâ'al/gawal]   yang berarti “menebus” dengan membayarkan harganya,   “…ia boleh ditebus lagi.  Salah seorang saudaranya boleh menebus dia, 49 atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya boleh menebusnya; atau siapa pun yang adalah kerabatnya dalam keluarganya boleh menebusnya, atau kalau ia mampu, ia boleh menebus dirinya sendiri. …”  nah ini kalimat yang hipotetis, karena jika dia menjual dirinya menjadi budak, sudah pasti dia tidak bisa menebus dirinya sendiri.

So in order for an individual to redeem the lost possession and redeem people who sold themselves into slavery needed to be a close relative or a next of kin. Within the human race there was no one who could redeem the lost possession and could redeem the human race from slavery because all became slaves. At the top of page 5, we find in Romans 3:10 and 23,  “There is none righteous, no not one… All have sinned and come short of the glory of God.” So this is the real reason why Jesus became a human being, because He had to become our next of kin. You see only a next of kin could redeem the lost possession and people who sold themselves into slavery. So Jesus had to become our next of kin.
Let me ask you when Jesus was in heaven before His incarnation was He our next of kin?  No! Because He did not have human flesh. He was not a human being. He was from a different Family. He had to become our next of kin in order to redeem us from slavery, in order to redeem the lost possession.

Supaya seseorang bisa menebus hak milik yang hilang dan menebus manusia yang telah menjual dirinya menjadi budak, diperlukan seorang dari keluarga dekatnya atau kerabatnya yang dekat. Dari antara umat manusia tidak ada seorang pun yang bisa menebus hak milik yang hilang dan menebus umat manusia dari perbudakan karena semuanya sudah menjadi budak. Di bagian atas hal. 5 kita dapati Roma 3:10 dan 23, 10 …seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.’ 23Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah.” Jadi inilah alasan sebenarnya mengapa Yesus menjadi manusia, karena Dia harus menjadi kerabat kita. Kalian lihat, hanya seorang kerabat yang boleh menebus hak milik yang hilang dan menebus manusia yang menjual dirinya kepada perbudakan. Jadi Yesus harus menjadi kerabat kita.
Coba saya tanya, ketika Yesus masih di Surga sebelum inkarnasiNya apakah Dia kerabat kita? Tidak! Karena Dia tidak memiliki daging manusia, Dia bukan seorang manusia. Dia berasal dari Keluarga yang berbeda. Dia harus menjadi kerabat kita supaya bisa menebus kita dari perbudakan, supaya menebus hak milik yang hilang.  


And so now Jesus in heaven, at a certain point says to all of the heavenly angels, “I am leaving heaven and I'm going to earth. I'm going to become incarnate and going to live there for 30 years and I promise you that after 30 years I'll be back.  So make sure you’ll prepare the party.” And so it says in John 1:14,  “And the Word became flesh…” in other words, our next of kin, “…and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the Only Begotten of the Father, full of grace and truth.” Hebrews 2:14-16, also says that He became our next of kin, “…Inasmuch then as the children have partaken flesh and blood, He himself likewise shared in the same, that through death He might destroy him who had the power of death…” that is of the devil,  “…and …” do what as a result of His death? “…and release…” that means redeem or recover, freedom, it says, “…and release those who through fear of death were all their lifetime subject to bondage.”
So why did Jesus become our flesh and blood? So that He could release us from? Bondage.
Those are the laws of redemption.

Maka sekarang Yesus di Surga, suatu saat tertentu berkata kepada semua malaikat di Surga, “Aku akan meninggalkan Surga, Aku akan turun ke bumi. Aku akan inkarnasi dan akan hidup di sana selama 30 tahun, dan Aku berjanji pada kalian, setelah 30 tahun, Aku akan kembali. Jadi pastikan kalian akan menyiapkan pestanya.” Maka dikatakan di Yohanes 1:14, 14 …Firman itu telah menjadi daging…”  dengan kata lain, kerabat kita,  “…dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Satu-satunya yang berasal dari  Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”  Ibrani 2:14-15,  14Oleh sebab itu sebagaimana anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia Sendiri juga mengambil bagian dalam hal yang sama. Agar supaya oleh kematian-Nya Ia bisa memusnahkan dia yang berkuasa atas maut…”  yaitu Iblis,    “…15 dan…”  melakukan apa sebagai hasil kematianNya?   “…dan membebaskan…”  artinya menebus atau mendapatkan kembali kebebasan, dikatakan, “…dan membebaskan mereka yang karena takutnya kepada maut,  seumur hidupnya berada di bawah perhambaan…” 
Jadi mengapa Yesus menjadi darah dan daging seperti kita? Supaya Dia bisa membebaskan kita dari? Perhambaan.
Itulah hukum penebusan.


Now, here’s something interesting. Jesus was both the father of David and the son of David. Now, how can you be someone's father and son at the same time? Notice Revelation 22:16,  “…I, Jesus have sent My angel to testify to you these things in the churches. I am the root and the offspring of David, the bright and morning star…”  So Jesus is both the father of David, He’s the root of David, and He is also the son of David, or the offspring of David. How is that possible that He's the father and the son of David? Well, He’s the father of David as the Creator, but He’s the son of David, because He became our next of kin from the lineage of David.

Nah, sekarang ada yang menarik. Yesus adalah nenek moyang Daud dan anak Daud. Nah, bagaimana orang bisa menjadi nenek moyang dan anak seseorang pada waktu yang sama? Simak Wahyu 22:16, 16Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah akar dan keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” Jadi Yesus itu adalah nenek moyang Daud, Dia akar Daud, dan Dia juga keturunan Daud, anak Daud. Bagaimana itu mungkin Dia adalah nenek moyang dan keturunan Daud? Nah, sebagai Sang Pencipta Dia adalah nenek moyang Daud, tetapi Dia adalah keturunan Daud karena Dia menjadi kerabat kita dari garis keturunan Daud.


The same is true with Abraham. Jesus is the father of Abraham and the son of Abraham. You say, “Really?”   Well, Matthew 1:1. Top of page 6, “…The book of the genealogy of Jesus Christ, the son of David, the son of Abraham…” But then Jesus in John 8:58 says, “…Verily, verily, I said to you, before Abraham was, I am…” so Jesus is the son of Abraham because He is a man, and He is the father of Abraham because He was the Creator of Abraham.
So Jesus had to become our next of kin in order to redeem the lost possession, and in order to redeem us from the slavery that we sold ourselves into.

Sama dengan Abraham. Yesus adalah nenek moyang Abraham dan keturunan Abraham.
Kalian berkata, “Masa?” Nah, Matius 1:1. Bagian atas hal. 6, 1… Inilah kitab silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham…”  tetapi kemudian di Yohanes 8:58, Yesus berkata,   “…58 Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku selalu ada.’…”  jadi Yesus adalah anak/keturunan Abraham karena Dia seorang manusia, dan Dia adalah nenek moyang Abraham karena Dialah Pencipta Abraham.
Maka Yesus menjadi kerabat kita supaya bisa menebus hak milik yang hilang, dan supaya menebus kita dari perbudakan, ke mana kita telah menjual diri kita sendiri.


Now in the next section,  the twofold mission of Jesus. Jesus came to this world for two main reasons. The sanctuary begins in the camp where sinners live, because Jesus lived for 30 years before He died, so His life is just as important as His death. Jesus had to live a perfect sinless life in our camp to weave a robe of righteousness, every act of obedience of Jesus became a thread in the robe and when Jesus said on the cross, “It is finished,” He entered the last thread to the robe of righteousness. He had a perfect life of righteousness that He could impute and impart to us. After living a sinless life He had to die, to pay the penalty for sin. Only He who created all could offer to take the place of all. Jesus is responsible for our existence, but not for our sin.
So these two functions of Jesus:
·       His perfect life, perfect robe of righteousness that He wove
·       and His death
is presented in Exodus 12:5-6 for example. Speaking about the Passover lamb, it says, “…Your lamb shall be without blemish…” that represents the perfect life of Jesus, that is before the lamb is slain, it has to be a lamb with no blemish, “…a male of the first year you may take it from the sheep or from the goats. Now you shall keep it until the 14th day of the same month…” and now comes the second function of the Passover lamb. Not only without blemish, that's the perfect life of Jesus, it says then, “…the whole assembly of the congregation of Israel shall…” what?  “…shall kill it at twilight…” Two functions. A perfect lamb unblemished and then the unblemished Lamb is slain. Jesus lived a perfect life, wove a robe of righteousness, and then He paid for sin.
1 Peter 1:18-20 presents these two functions of Jesus. It says in verse 18, “…Knowing that you were not redeemed with corruptible things like silver or gold, from your aimless conduct received by tradition from your fathers, but with the precious blood of Christ…” So there you have one function of Jesus. The shedding of His blood. But there's another function.  “As of a lamb…” How?  “…without blemish and without spot…” so two functions. His precious blood is shed, and He is without blemish and without spot. “…He indeed was foreordained before the foundation of the world, but was manifest in these last times for you.”  

Sekarang di seksi berikut, tentang misi ganda Yesus. Yesus datang ke dunia untuk dua tujuan utama. Bait Allah berawal dari perkemahan di mana orang-orang berdosa hidup, karena Yesus hidup selama 30 tahun sebelum Dia mati. Jadi hidupNya sama pentingnya dengan matiNya. Yesus harus memiliki hidup yang sempurna yang tidak berdosa di dalam perkemahan kita, untuk merajut sebuah jubah kebenaran. Setiap penurutan Yesus adalah selembar benang pada jubah tersebut, dan ketika di atas salib Yesus berkata, “Sudah selesai,” Dia memasukkan benang yang terakhir ke dalam jubah kebenaran itu. Dia memiliki hidup dalam kebenaran yang sempurna yang bisa diperhitungkanNya sebagai milik kita dan bisa diturunkanNya kepada kita. Setelah menjalani kehidupan yang tidak berdosa, Yesus harus mati untuk membayar hukuman dosa. Hanya Dia yang telah menciptakan semua yang bisa menggantikan tempat semuanya. Yesus bertanggungjawab bagi eksistensi kita, tetapi tidak bagi dosa kita.
Maka kedua fungsi Yesus ini:
·     hidupNya yang sempurna, jubah kebenaranNya yang sempurna yang dirajutNya;
·     dan kematianNya
itu disebutkan di Keluaran 12:5-6 misalnya. Berbicara tetang domba Passah, dikatakan, 5 Anak dombamu itu harus tidak bercela…”  itu melambangkan hidup Yesus yang sempurna. Jadi sebelum domba itu disembelih, domba itu harus tanpa cacat,    “…seekor jantan, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus memeliharanya sampai hari yang keempat belas bulan ini…”  dan sekarang muncul fungsi kedua domba Passah. Bukan saja tidak bercacat cela, itu melambangkan kehidupan Yesus yang sempurna, lalu dikatakan, “…lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus…”  apa?   “…harus menyembelihnya pada waktu senja…”  Dua fungsi. Domba yang sempurna yang tidak bercacat, kemudian domba yang tidak bercacat itu disembelih. Yesus menjalani kehidupan yang sempurna, merajut sebuah jubah kebenaran, kemudian Dia membayar hukuman dosa.
1 Petrus 1:18-20 melukiskan kedua fungsi Yesus ini. Dikatakan di ayat 18,   “…18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari tradisi nenek moyangmu, 19 melainkan dengan darah Kristus yang mahal, …”  nah, di sini ada satu fungsi Yesus. Pencurahan darahNya. Tetapi ada fungsi yang lain, “…sebagaimana seekor domba…”  yang bagaimana?   “…yang tanpa cela dan tanpa cacat. …”  jadi dua fungsi. Darahnya yang berharga tercurah, dan Dia tanpa cacat dan tanpa noda,   “…20 sesungguhnya DIa sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.”


Did Satan know what Jesus had to come to do? Did his demons know what Jesus was coming to this earth to do? That He was coming to emancipate the human race, and to recover the lost possession? Yes, he did.  Notice this encounter. This is the top of page 7. This encounter between the demons and Jesus. They know exactly who He was and why He was here. In Mark 1:23-24 it says,  “…Now there was a man in their synagogue with an  unclean spirit and he cried out, saying, ‘Let us alone. What have we to do with You, Jesus of Nazareth?’…” and now notice their big concern. “… ‘Did you come to destroy us?  I know who You are, the Holy One of God…” Satan and his angels knew exactly who Jesus was and why Jesus had come. And so Satan, from the very start, he says, “I have to nip this in the bud. I know who He is, why He came. He is going to live a perfect life, He is going to die for sin, I have to keep that from happening.” 

Apakah Setan tahu Yesus datang mau berbuat apa? Apakah roh-roh jahatnya tahu Yesus datang ke dunia untuk berbuat apa? Bahwa Dia datang untuk membebaskan umat manusia, untuk mendapatkan kembali hak milik yang hilang?  Ya, mereka tahu. Simak pertemuan ini. Ini ada di bagian atas hal. 7. Pertemuan ini adalah antara roh-roh jahat dan Yesus. Mereka tahu persis siapa Dia dan mengapa Dia ada di sini. Di Markus 1:23-24 dikatakan, “…23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat mereka ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: 24Jangan usik kami! Apa urusan kami dengan Engkau, hai Yesus orang Nazaret? …”  sekarang simak kekhawatiran mereka yang besar,   “…Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.’ …”  Setan dan malaikat-malaikatnya tahu persis siapa Yesus dan mengapa Yesus datang. Maka Setan dari awal sudah berkata, “Aku harus mencabut ini selagi baru bertunas. Aku tahu siapa Dia, untuk apa Dia datang. Dia akan menjalani hidup yang sempurna, Dia akan mati untuk dosa, aku harus mencegah itu terjadi.”


And so Satan now is going to use four methods to try and prevent Jesus from living His perfect life and from offering His life for sin. And so now Satan is going to be on the track of Jesus 24/7, 365¼ days.

Maka Setan sekarang akan memakai empat cara untuk mencoba menghalangi Yesus menjalani hidupNya yang sempurna dan mempersembahkan hidupNya bagi hukuman dosa. Maka Setan sekarang akan terus mengikuti Yesus 24/7 365¼ hari.


What was method number one? Method number one was to attempt to kill Jesus before He could voluntarily offer His life. Revelation 12:2-3 says that when Jesus was born, Satan was there ready to kill. And I read, “…And another sign appeared in heaven. Behold a great fiery red Dragon, having seven heads and 10 horns and seven diadems on his heads. His tail drew 1/3  of the stars of heaven and threw them to the earth and the dragon stood before the woman  who was ready to give birth, to devour her Child as soon as He was born….” So Satan says, “I’ll kill Him when He is born, that way He can’t offer His life voluntarily to pay for the sin of sinners.”

Apa cara # 1? Cara # 1 ialah mencoba membunuh Yesus sebelum Dia bisa menyerahkan hidupNya secara sukarela. Wahyu 12:2-3 berkata bahwa ketika Yesus baru lahir, Setan siap membunuhNya. Saya baca, “…3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, begitu Dia dilahirkan.…” 
Jadi Setan berkata, “Aku akan bunuh Dia ketika Dia lahir dengan demikian Dia tidak bisa mempersembahkan hidupNya secara sukarela untuk membayar dosa orang-orang berdosa.


Satan also tried to drown Jesus in a tempest. Matthew chapter 8:24, he knew Jesus was sleeping in the boat. This was a storm out of season. Ellen White describes it as a massive storm such as never have been seen before. It says, “…And suddenly a great tempest arose on the sea so that the boat was covered with waves, but He was asleep…” And of course Jesus calmed the storm.

Setan juga berusaha menenggelamkan Yesus dalam badai. Matius 8:24, dia tahu Yesus sedang tidur di dalam perahu. Ini adalah badai di luar musim. Ellen White menggambarkannya sebagai badai yang sangat keras seperti yang belum pernah tampak sebelumnya. Dikatakan, “…24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.…”  Dan tentu saja Yesus menenangkan badai itu.


Also a mob tried to push Jesus over a cliff and Ellen White explicitly says that Satan was in that mob, and there were actually angels disguised as human beings, encouraging the people to throw Jesus over the cliff. It says there in chapter 4:28 of Luke,  “…So all those in the synagogue when they heard these things…” some politically incorrect statements that Jesus made, “…were filled with wrath and rose up and thrust Him out of the city. And they led Him to the brow of the hill on which their city was built, that they might throw Him down over the cliff. Then passing through the midst of them,  He went his way.”

Juga kumpulan orang banyak berusaha mendorong Yesus jatuh dari tebing dan Ellen White secara explisit berkata bahwa Setan ada dalam massa itu, dan ada malaikat-malaikat jahat yang menyamar sebagai manusia, mendorong orang-orang itu untuk melemparkan Yesus dari tebing. Dikatakan di sana di Lukas 4:28, “…28 jadi semua yang ada di rumah ibadat itu ketika mendengar hal-hal tersebut…”  pernyataan-pernyataan Yesus yang tidak tepat secara politik,   “…dipenuhi oleh amarah   29 lalu bangkit dan mendorong Yesus ke luar kota. Dan mereka  membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, agar mereka bisa melemparkan Dia dari tebing itu ke bawah. 30 Tetapi  berjalan lewat tengah-tengah mereka, Dia (Yesus) pergi.”


Several times during the ministry of Jesus. they tried to stone Jesus, for Satan was behind it, “Kill Him before He offers His life for sin!”  It says there in John 8:58-59,  “…Jesus said to them, ‘Most assuredly, I say to you, before Abraham was, I am.’ Then they took up stones to throw at Him…” this happened more than once, “…But Jesus hid himself and went out of the temple, going through the midst of them, and so passed by.”
Ellen White gives us some enlightening statement about Satan's desire to kill Christ before He could offer his life voluntarily for sin.  In the Review and Herald October 12, 1897 she wrote, “…Again and again, He would have been killed had it not been for the heavenly angels who attended Him, and guarded His life until the time when the case of the Jews as a nation should be decided. This Human life must be kept by the power of God until His day of work was ended…” so He was protected by God, till the moment when He could offer His life as a sacrifice for sin.

So his first method was to try and kill Jesus before Jesus could offer His life voluntarily.

Beberapa kali selama pelayananNya, mereka mencoba melempari Yesus dengan  batu karena Setan ada di balik peristiwa itu. “Bunuh Dia sebelum Dia bisa mempersembahkan hidupNya bagi dosa!” Dikatakan di Yohanes 8:58-59, “…58 Kata Yesus kepada mereka: "Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku selalu ada. 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia…”  ini terjadi lebih dari satu kali, “…tetapi Yesus menyembunyikan DiriNya dan meninggalkan Bait Allah, Dia berjalan di antara mereka, dan dengan demikian Dia berlalu.”
Ellen White memberi kita pernyataan yang mencerahkan tentang keinginan Setan untuk membunuh Kristus sebelum Dia bisa mempersembahkan nyawaNya secara sukarela sebagai kurban dosa. Di Review and Herald 12 Oktober 1897, Ellen White menulis, “…Berulang-ulang Dia pasti sudah terbunuh seandainya bukan karena malaikat-malaikat surgawi yang menyertaiNya, menjaga nyawaNya hingga waktunya tiba ketika kasus orang Yahudi sebagai suatu bangsa diputuskan. Nyawa Manusia ini harus dijaga oleh kuasa Allah hingga tiba hariNya pekerjaan itu akan berakhir…”  jadi Dia dilindungi Allah hingga saatnya tiba ketika Dia bisa mempersembahkan hidupNya sebagai kurban dosa.

Jadi cara Setan yang pertama ialah untuk mencoba membunuh Yesus sebelum Yesus bisa mempersembahkan nyawaNya secara sukarela.


The second method that Satan used was to try and infect Jesus with the virus of sin, because if Jesus became a sinner, He would also need someone to redeem Him from slavery and to recover the lost possession. We all know about the temptations of Jesus. Matthew chapter 4:3, 6, 9 it says that Satan came to Jesus three times with three temptations at the beginning of His ministry and Jesus would not be infected. All three times Jesus answered, “It is written”.
We have several verses on the Bible that indicate the Jesus never sinned. Hebrews 4:15, at the top of page 9,  “…For we do not have a high priest who cannot sympathize with our weaknesses, but was in all points tempted as we are, yet without sin….” So Jesus was tempted in all things as we are yet Jesus never sinned, Jesus did not become a slave. Jesus did not lose His possession.
Hebrews 7:26 emphasizes the sinlessness of Christ as well,  “…For such a high priest was fitting for us, who is holy, harmless, undefiled, separate from sinners, and has become higher than the heavens….” So once again, “…holy, harmless, undefiled, and separate from sinners….” Jesus never sinned.
In John 8:46 Jesus challenged those who were listening to Him, “…Which of you convicts Me of sin?...” and of course the answer is no one.
1 John 3:5 once again underlines the sinlessness of Christ. It says, “…And you know that He was manifested to take away our sins. And in Him there is no sin…” 
1 Peter 2:21-22,  “…for to this you were called, because Christ also suffered for us, leaving us an example that you should follow in His steps, who committed no sin, nor was deceit found in His…” life or “…in His mouth…”
So was Satan successful with the second method to infect Jesus with the virus of sin? No, Jesus had to weave a perfect robe of righteousness, and once again, every act of obedience was a thread that He added to the robe. When Jesus cried out on the cross, “It is finished” the robe was complete and available for every single human being on planet Earth.

Cara # 2 yang dipakai Setan ialah mencoba untuk menjangkiti Yesus dengan virus dosa karena andai Yesus menjadi seorang pendosa, Dia juga akan membutuhkan seseorang untuk menebusNya dari perbudakan dan mendapatkan kembali hak milik yang hilang. Kita semua mengetahui pencobaan-pencobaan Yesus. Matius 4:3, 6, 9, berkata bahwa Setan datang kepada Yesus tiga kali dengan tiga pencobaan pada awal masa pelayananNya, dan Yesus tidak bisa dijangkiti. Semua tiga kali itu Yesus menjawab “Ada tertulis”.
Ada beberapa ayat di Alkitab yang menyatakan Yesus tidak pernah berbuat dosa. Ibrani 4:15, bagian atas dari hal.9, “…15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, melainkan yang dalam segala hal dicobai sebagaimana kita dicobai, namun tidak berbuat dosa. …”  Jadi Yesus dicoba dalam segala hal sebagaimana kita, namun Yesus tidak pernah berbuat dosa. Yesus tidak menjadi budak. Yesus tidak kehilangan hak miliknya.
Ibrani 7:26 menekankan ketidakberdosaan Yesus juga,   “…26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang layak bagi kita: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa,  dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat sorga. …”  Jadi sekali lagi,    “…saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa…”  Yesus tidak pernah berbuat dosa.
Di Yohanes 8:46 Yesus menantang mereka yang sedang mendengarkan Dia, “…46 Siapakah di antaramu yang menyalahkan Aku berbuat dosa?…”  dan tentu saja jawabannya ialah tidak ada seorang pun.
1 Yohanes 3:5 sekali lagi menggarisbawahi ketidakberdosaan Kristus. Dikatakan, “…5 Dan kamu tahu, bahwa Ia dijadikan manusia untuk mengangkat dosa kita, dan di dalam Dia tidak ada dosa.”
1 Petrus 2:21-22, “…21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kamu mengikuti jejak-Nya:  22 yang tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam…”  hidupnya atau   “…dalam  mulut-Nya.”
Jadi apakah Setan berhasil dengan cara kedua untuk menjangkiti Yesus dengan virus dosa? Tidak. Yesus harus merajut sebuah jubah kebenaran yang sempurna, dan sekali lagi setiap tindakan penurutanNya adalah selembar benang yang ditambahkanNya ke jubah itu. Ketika Yesus berseru di atas salib, “Sudah selesai!” jubah itu pun rampung dan siap bagi setiap manusia di planet Bumi.


But the devil used the third method, and that third method was to give Jesus an easier way to get the kingdom of the world back.  Matthew 4:8-9 speaks about the encounter of Jesus with the devil on the Mount of temptation, the third temptation. See, the devil is going to offer Jesus an easier way of getting the kingdom back. It says there, “…Again, the devil took Him up on an exceedingly high mountain and showed Him all the kingdoms of the world and their glory. And he said to Him, ‘All these things I will give You if You will fall down and worship me.’…” In other words, he was saying to Jesus,  “You actually think You have to be here and they mistreat You, and You speak
words to them and they reject You, and You think you have to go to Gethsemane and bear the sins of the world upon Yourself, and You're going to be beaten and You’re going to suffer?” He says,  “No! There's an easier way. I'll give You all the kingdom back as long as You just bow down and worship me just for a second.” He was offering Jesus an easier way of recovering what was lost.

Tetapi Iblis memakai cara # 3, dan cara ketiga tersebut ialah memberi Yesus jalan yang lebih mudah untuk mendapatkan kerajaan dunia kembali. Matius 4:8-9 berbicara tentang pertemuan Yesus dengan Iblis di bukit pencobaan, pencobaan ketiga. Lihat, Iblis akan menawari Yesus jalan yang lebih mudah untuk mendapatkan kerajaan ini kembali. Dikatakan di sana, “…8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: ‘Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau mau sujud dan menyembah aku. …”  dengan kata lain Iblis berkata kepada Yesus, “Engkau sangka Engkau harus berada di dunia ini dan mereka memperlakukanMu dengan buruk, lalu Engkau berbicara kepada mereka dan mereka menolakMu, dan Engkau sangka Engkau harus ke Getsemani dan memikul dosa seluruh dunia di atas bahuMu sendiri, dan Engkau akan dipukuli dan Engkau harus menderita?” Iblis berkata, “Tidak! Ada jalan yang lebih mudah. Aku akan memberikan padaMu seluruh kerajaan ini kembali asalkan Engkau sujud dan menyembah aku sebentar saja.” Iblis menawari Yesus jalan yang lebih mudah untuk mendapatkan kembali apa yang sudah hilang.


But the devil used this method of giving Jesus an easier way several times during His ministry. In John 6:15 we find Jesus had already fed 5000 people with five loaves and two fishes. And so now the multitude instigated by Judas Iscariot, I might say, tries to take Jesus by force to make Him a king, in other words, saying the same thing, “Don't go to the cross. There's a Plan B, there’s a much easier plan, a better plan for You.” And so it says in John 6:15, “…Therefore, when Jesus perceived that they were about to come and take Him by force to make Him king, He departed again to the mountain by Himself alone.” He said,  “I have to go to the cross to recover that which was lost, to emancipate the human race, and to recover the kingdom. I'm not going to take over the throne now because that would defeat the purpose.”

Tetapi Iblis memakai cara ini yaitu beberapa kali memberikan Yesus jalan yang lebih mudah selama pelayananNya.
Di Yohanes 6:15 kita melihat Yesus sudah memberi makan 5’000 orang dengan lima roti dan dua ikan. Maka sekarang massa yang digerakkan oleh Yudas Iskariot ~ menurut saya ~ berusaha menguasai Yesus dan memaksa mau menjadikan Dia raja, dengan kata lain, mengatakan hal yang sama, “Jangan pergi ke salib. Ada rencana B, ada rencana yang lebih mudah, rencana yang lebih baik untukMu.” Maka dikatakan di Yohanes 6:15, “…15 Karena itu, ketika Yesus tahu, bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri.” Yesus berkata, “Aku harus pergi ke salib untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang, untuk memerdekakan umat manusia, dan mendapatkan kembali kerajaannya. Aku tidak akan mengambil alih takhta sekarang karena itu akan merusak tujuannya.”


Satan even used Peter to try and distract Christ from going to the cross. In Matthew 16:22-23 it says, “…Then Peter took Him aside and began to rebuke Him…” because Jesus has just said, “I’ve got to go to Jerusalem, I'm going to be mistreated. I’m going to die and resurrect the third day.” And Peter is indignant because Peter thinks that the Messiah is going to sit on the throne in Jerusalem,  He is going to proclaim Himself king, and rule the world. “…Then Peter took Him aside and began to rebuke Him, saying, ‘Far be it from you, Lord. This shall not happen to you.’ However, He turned and said to Peter, ‘Get behind Me, Satan’…”   Who was using Peter as an instrument? Satan!  What was Satan trying to do? To distract Jesus from going to the cross. “…You are an offense to Me, for you are not mindful of the things of God but of the things of men…”  

Setan bahkan menggunakan Petrus untuk mencoba mengalihkan perhatian Kristus dari pergi ke salib. Di Matius 16:22-23 dikatakan, “…22 Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia…”  karena Yesus baru saja berkata, “Aku harus pergi ke Yerusalem, Aku akan diperlakukan dengan buruk. Aku akan mati dan bangkit lagi pada hari ketiga.” Dan Petrus jengkel karena Petrus berpikir Mesias akan duduk di atas takhta di Yerusalem, Dia akan memproklamasikan Dirinya sebagai raja, dan memerintah dunia.   “…Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan terjadi pada-Mu!  23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Mundurlah dari-Ku, Setan!…”  siapa yang memakai Petrus sebagai alat? Setan! Setan mau mencoba berbuat apa? Mengalihkan perhatian Yesus dari pergi ke salib. “…Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau tidak memperdulikan hal-hal  Allah, melainkan hal-hal manusia.’"


Even on the Mount of Transfiguration after Jesus is transfigured by his Father as He will appear at His second coming, after Moses and Elijah have come to speak with Jesus, Peter still didn't get it, because Jesus at that point was on His way to Jerusalem with the disciples. He said, “I'm going to Jerusalem, going to suffer and I'm going to die,” and so Peter now makes an interesting suggestion to Jesus. He still didn't get it. Matthew 17:4, “…Then Peter answered and said to Jesus, ‘Lord it is good for us to be here’…”, not Jerusalem, “…here if you wish. Let us make here three tabernacles, one for You, one for Moses and one for Elijah’…” Let's stay on the mountain. Let's not go back to the valley.

Bahkan di Bukit Transfigurasi setelah Yesus diubahkan oleh Bapanya sebagaimana nanti Dia akan tampil saat kedatanganNya yang kedua, setelah Musa dan Elia datang dan berbicara dengan Yesus, Petrus masih tetap tidak mengerti, karena Yesus pada saat itu akan pergi ke Yerusalem bersama murid-muridNya. Dia berkata, “Aku akan pergi ke Yerusalem, akan menderita, dan Aku akan mati,” maka Petrus sekarang membuat usul yang menarik kepada Yesus. Dia masih belum mengerti. Matius 17:4, “…4 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus, ‘Tuhan, betapa bahagianya kita berada di tempat ini…”  bukan di Yerusalem,   “…di tempat ini jika Engkau mau. Biarlah kami dirikan di sini tiga kemah, satu untukMu, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’ …”  Ayo kita tinggal di bukit ini. Mari kita tidak usah kembali ke lembah.


Satan even uses good things to try and produce a bad result. Remember some Greeks came to Jesus and they want an interview with Jesus? They said, “We would see Jesus.” And I want you to notice John 12:20-24, “Now there were certain Greeks among those who came up to worship at the feast. Then they came to Philip, who was from Bethsaida  of Galilee and asked him, saying,  ‘Sir, we wish to see Jesus.’ Philip came and told Andrew,  and in turn Andrew and Philip told Jesus. But Jesus answered them, saying, ‘The hour has come that the Son of Man should be glorified. Most assuredly, I say unto you, unless a grain of wheat falls into the ground and dies, it remains alone, but if it dies, it produces much grain…” You know if you read Ellen White’s comments about this, the purpose of Satan was to distract Jesus from going to the cross because these Greeks wanted Jesus to go preach the gospel in Greece and Jesus saying, “Listen, the time has not come for Me to preach the gospel in Greece and perform miracles in Greece. The time has come for Me to die because if I don't die, the seed remains alone, but if I die and am buried it will produce much fruit.” In  others words, I will have many children redeemed as a result. And of course, Jesus is speaking about His death. In verses 31-33 it says,  “Now is the judgment of this world. Now the ruler of this world will be…” what?  “…cast out…” what was going to cast out the ruler of this world? Was it Jesus taking over the throne in Jerusalem that was going to cast him out?  No! What did Jesus have to do? Verse 32,  “…And I if I am lifted up from the earth, will draw all peoples to Myself. This, He said, signifying by what death He would die…” and you know there are statements in the New Testament where it says that Jesus “put His face towards Jerusalem” in the last journey. In other words, He would not be distracted from going to the cross because He knew that only by paying the price on the cross could recover freedom for the slaves and recovery of the possession that have been lost.

Setan bahkan menggunakan hal-hal yang baik untuk mencoba dan menciptakan akibat yang buruk. Ingat ada beberapa orang Yunani datang kepada Yesus dan mereka minta bicara dengan Yesus? Mereka berkata, “Kami mau bertemu dengan Yesus.” Dan saya mau kalian menyimak Yohanes 12:20-24, “…20   Di antara mereka yang datang untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.  21 Orang-orang itu datang kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: ‘Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.’ 22 Filipus pergi  dan memberitahu Andreas; lalu Andreas dan Filipus menyampaikannya  kepada Yesus. 23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: ‘Telah tiba saatnya bagi Anak Manusia untuk dimuliakan 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak gandum.’…” Kalian tahu, jika kalian membaca komentar Ellen White tentang ini, tujuan Setan ialah mengalihkan perhatian Yesus dari pergi ke salib karena orang-orang Yunani ini mau Yesus pergi mengkhotbahkan injil di Yunani dan Yesus berkata, “Dengar, waktunya bukan buat Aku mengkhotbahkan injil di Yunani dan membuat mujizat di Yunani. Waktunya telah tiba bagi Aku untuk mati karena jika Aku tidak mati, benihnya tetap satu, tetapi jika Aku mati dan dikuburkan, benih itu akan menghasilkan banyak buah.” Dengan kata lain, Aku akan punya banyak anak tebusan sebagai hasilnya. Dan tentu saja Yesus sedang bicara tentang kematianNya. Di ayat 31-33, dikatakan,    “…31 ‘Sekarang ini berlangsung penghakiman atas dunia ini; sekarang penguasa dunia ini akan…”  apa? “…dilemparkan ke luar…”  apa yang akan melemparkan penguasa dunia ini keluar? Apakah dengan Yesus mengambil alih takhta di Yerusalem yang akan melemparkannya keluar? Tidak! Apa yang harus dilakukan Yesus? Ayat 32,   “…32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua bangsa  kepada-Ku.’ 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.”
Dan tahukah kalian, ada pernyataan di Perjanjian Baru di mana dikatakan Yesus “mengarahkan wajahNya ke arah Yerusalem” dalam perjalananNya yang terakhir. Dengan kata lain, Yesus tidak mau dialihkan perhatianNya dari pergi ke salib karena Dia tahu hanya dengan membayarkan harga di saliblah Dia bisa memperoleh kembali kemerdekaan bagi budak-budak dan mendapatkan kembali hak milik yang telah hilang.


Satan even used Judas to try and distract Jesus from going to the cross. In fact, you know, Judas did not did not betray Jesus because he wanted Jesus to be killed, you're aware of that, right? Because if that was his intention, when they took Jesus and He was suffering and everything he would've been happy. But he went and hung himself because his plan backfired. His purpose was really to put the pressure on Jesus so that Jesus would retaliate, so that Jesus would take the throne when they were mistreating Him. In other words, the purpose was not to get Jesus killed, the purpose was to put the pressure on Jesus so that Jesus would take over the throne of Jerusalem, distracted from what He needed to do.
In John 13:1-2 it says.  “…Now before the feast of the Passover, when Jesus knew that his hour had come, that He should depart from this world to the Father, having loved His own who were in the world, He loved them to the end. And supper being ended…” where do this plan that Judas wanted to implement, where did it come from? It wasn't Judas. It says, “…And supper being ended, the devil having already put it into the heart of Judas Iscariot, Simon’s son, to betray Him…”
Setan bahkan memakai Yudas untuk mencoba mengalihkan perhatian Yesus dari pergi ke salib. Bahkan kalian tahu, Yudas tidak mengkhianati Yesus karena dia mau Yesus dibunuh, kalian menyadari itu, bukan? Karena andaikan itu niatnya, ketika mereka membawa Yesus dan Dia menderita sengsara dan lain-lain, Yudas mestinya senang. Tapi dia pergi dan menggantung dirinya karena rencananya gagal. Tujuannya sebenarnya ialah menekan Yesus supaya Yesus akan bereaksi, supaya Yesus akan merebut takhta ketika mereka memperlakukanNya dengan buruk. Dengan kata lain, tujuannya bukanlah untuk membunuh Yesus, tujuannya ialah untuk menekan Yesus supaya Yesus mau merebut takhta Yerusalem, dan dialihkan dari apa yang harus dilakukanNya.
Di Yohanes 13:1-2 dikatakan, “…1 Sekarang sebelum hari raya Passah mulai, ketika Yesus tahu saat-Nya sudah tiba, bahwa Dia harus meninggalkan dunia ini pergi kepada Bapa. Dia telah mengasihi milikNya sendiri yang ada di dunia ini, maka Ia mengasihi mereka sampai akhirnya. 2 Dan makan malam sudah usai…”  rencana yang mau dijalankan Yudas ini, dari mana datangnya? Bukan dari Yudas. Dikatakan,   “…Dan makan malam sudah usai, Iblis telah memasukkan ke dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.”


So none of the first three methods worked. He wasn't able to kill Jesus before He gave up His life. He was not able to infect Jesus with the virus of sin, and he was not able to distract Jesus from going to Jerusalem and suffering and dying.
But Satan used the fourth method, and that was he did his best to discourage Jesus, so that He would leave and allow the human race to perish. Satan influenced the people of Jesus to reject Him, the disciples to forsake Him, so that Jesus would say,  “What's the use? I'm going back to heaven where I am appreciated.” Matthew 26:38 describes the sorrow of Jesus as He was in Gethsemane. “…Then He said to them…” to His disciples,  “…‘My soul is exceedingly sorrowful, even to death. Stay here and watch with Me.’…”  And of course we’re all acquainted with the prayer, the agonizing prayer of Jesus, raised up three times to His Father in the garden of Gethsemane. It's found in Matthew 26:39, 42 and 44 it says there,  “…He went a little farther, and fell on His face, and prayed saying, ‘O, My Father, if it is possible, let this cup pass from Me’…” what was in the cup? The wrath of His own Father, the wrath of God. Why would the wrath of the Father be against Jesus?  Because Jesus was bearing upon Himself the sins of the whole world, to emancipate human beings from sin from slavery and to recover the possession which was lost. So Jesus says, “…O My Father if it is possible, let this cup pass from Me. Nevertheless, not as I will but as You will,…” then it says, “…Again, a second time He went away and prayed, saying ‘Oh My Father, if this cup cannot pass away for Me unless I drink it, Your will be done.’  So He left them and went away again and prayed the third time, saying the same words…” Could Jesus have picked up and gone back to His Father if He had wanted to? Yes, He could've.  So the devil is doing everything possible to discourage Him, the devil says, “Look, nobody's going to accept You. Your disciples left, one of Your disciples betrayed You, another disciple denied You three times, come on! Why are you going forward with this? It's useless.” Ellen White wrote in Desire of Ages page 692, “…The fate of humanity trembled in the balance. Christ might even now refuse to drink the cup, apportioned to guilty man. It was not yet too late. He might wipe the bloody sweat from His brow and leave man to perish in his iniquity. He might say, ‘Let the transgressor receive the penalty of his sin, and I will go back to My Father’…” Jesus could have given up. Satan did his utmost to discourage Him from giving His life.

Jadi tidak ada dari ketiga cara yang pertama yang berhasil. Setan tidak bisa membunuh Yesus sebelum Yesus menyerahkan nyawaNya sendiri. Dia tidak bisa menginfeksi Yesus dengan virus dosa, dan dia tidak bisa mengalihkan perhatian Yesus dari pergi ke Yerusalem, menderita dan mati.
Tetapi Setan menggunakan cara keempat, yaitu dia melakukan sebisa-bisanya untuk mematahkan semangat Yesus supaya Yesus mau pulang dan membiarkan umat manusia binasa. Setan mempengaruhi umat Yesus agar menolakNya, murid-muridNya agar meninggalkanNya, supaya Yesus akan berkata, “Apa gunanya? Aku pulang saja ke Surga di mana Aku dihargai.” Matius 26:38 melukiskan kesengsaraan Yesus ketika berada di Getsemani. “…38 Lalu kataNya kepada mereka…”  kepada murid-muridNya,   “…‘Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’…”  Dan tentu saja kita semuanya kenal doa, doa yang penuh air mata Yesus yang dinaikkanNya tiga kali kepada BapaNya di taman Getsemani. Ada di Matius 26:39, 42, dan 44, dikatakan di sana,   “…39   Maka Ia berjalan sedikit lagi, lalu sujud dengan wajahNya sampai ke tanah dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari Aku, …”  apa yang ada di dalam cawan itu? Murka BapaNya sendiri, murka Allah. Mengapa murka Bapa ditujukan kepada Yesus? Karena Yesus sedang menanggung dosa seluruh dunia untuk memerdekakan umat manusia dari dosa, dari perbudakan dan untuk mendapatkan kembali hak milik yang telah hilang. Jadi Yesus berkata,    “…‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari Aku,  namun demikian janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’…”  Kemudian dikatakan lagi, “…42 Lalu kedua kalinya Dia pergi dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin berlalu, kecuali  Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!’… 44 Maka Ia meninggalkan mereka lalu pergi lagi dan berdoa untuk ketiga kalinya,  mengucapkan kata-kata yang sama.”
Mungkinkah Yesus sadar dan pulang ke BapaNya andai Dia mau? Ya, mungkin. Jadi Iblis berusaha melakukan segala yang mungkin untuk mematahkan semangatNya. Iblis berkata, “Lihat, tidak akan ada orang yang menerimaMu. Murid-muridMu sudah meninggalkanMu. Salah seorang muridMu mengkhianatiMu, murid yang lain menyangkalMu tiga kali, sudahlah! Untuk apa Engkau masih melanjutkan ini? Tidak ada gunanya!” Ellen White menulis di Desire of Ages hal. 692,  “…Nasib manusia bergetar di atas timbangan. Bahkan sekarang Kristus bisa menolak untuk minum cawan yang adalah jatah manusia berdosa. Masih belum terlambat. Kristus bisa saja menghapus keringat darah dari dahinya dan membiarkan manusia binasa dalam dosanya sendiri. Kristus bisa berkata, ‘Biar orang yang berdosa menerima hukuman dosanya, dan Aku akan pulang ke BapaKu.’ …”  Yesus bisa menyerah. Setan melakukan sekuat tenaga untuk mematahkan semangatNya dari menyerahkan hidupNya.


John 18:11 is a very interesting verse, you know, the mother of these two disciples, the Sons of Thunder comes to Jesus and says, “You know, in the kingdom I want my two precious little sons to be one on the right side and the other on the left side, when you enter Your Kingdom. You can be in the middle, but one on the right and the other on the left.” Jesus says, “Are they able to drink the cup that I'm going to drink?” Let's pick up this in John chapter 18:11, it says, “…so He said to Peter…” this is actually when Peter takes his sword out and cuts the ear off the servant, “…put your sword into the sheath. Shall I not drink the…” what?  “…the cup…” Who gave Him the cup?  “…which My Father has given Me…” Who gave Jesus the cup of His wrath? The Father himself. By the way, when Jesus asked these two disciples, “Are you two able to drink the cup that I'm going to drink?” what was Jesus referring to? He was referring to His Father giving the cup of wrath for Him to drink for the sin of the world. And what did the disciples say? They say, “Yeah, oh,  we can.” They didn't have the foggiest idea what they were talking about until they saw Jesus agonizing in Gethsemane. Then they understood.

Yohanes 18:11 adalah ayat yang sangat menarik. Kalian tahu, ibu dari dua orang murid, Anak-anak Guntur, datang ke Yesus dan berkata, “Engkau tahu, di dalam kerajaan, saya ingin kedua anak-anak saya yang tercinta satu berada di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri, pada saat Engkau masuk ke kerajaanMu. Engkau boleh berada di tengah, tetapi anak-anak saya satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.” Yesus berkata, “Apakah mereka sanggup minum cawan yang akan Aku minum?” Mari kita lihat ini di Yohanes 18:11, dikatakan, “…11      Kata Yesus kepada Petrus…”  ini terjadi ketika Petrus mengambil pedangnya dan memotong telinga hamba imam,   “…‘Masukkan pedangmu itu ke dalam sarungnya.  Bukankah Aku harus minum…”  apa?   “…cawan…”  siapa yang memberi Yesus cawan itu?  “…yang diberikan Bapa kepada-Ku?’ …”  Siapa yang memberi Yesus cawan murkaNya? Bapa sendiri. Nah, ketika Yesus bertanya kepada kedua muridNya itu, “Apakah kalian berdua sanggup minum cawan yang akan Aku mimum?” Yesus sedang merujuk kepada apa? Dia sedang merujuk kepada cawan murka  yang diberikan BapaNya untuk diminum bagi dosa dunia. Dan apa kata murid-muridNya? Mereka berkata, “Ya! O,  kami sanggup.” Mereka sama sekali tidak paham apa yang mereka katakan hingga mereka melihat Yesus begitu berduka di Getsemani. Baru mereka mengerti. 


Now, let's notice Desire of Ages page 753, “…Satan with his fierce temptations wrung the heart of Jesus. The Savior could not see through the portals of the tomb.  Hope did not present to Him His coming forth from the grave  a conqueror,  or tell Him of His Father's acceptance of the sacrifice. He feared that sin was so offensive to God that Their separation was to be eternal. Christ felt the anguish which the sinner will feel when mercy shall no longer plead for the guilty race. It was the sense of sin, bringing the Father's wrath upon Him as man’s substitute, that made the cup He drank so bitter and broke the heart of the Son of God…”
So what was Satan trying to do? He was trying to discourage Jesus from going forward and saying, “What's the use? Pick up and leave.”
Hebrews 5:7 describes the agony of Jesus, the torture that Satan is inflicting on Christ. It says there, “…who in the days of His flesh when He had offered up…” listen to the intensity of this,  “…when He had offered up prayers and supplications with the human cries and tears to Him who was able to save Him from death, and was heard because of His godly fear…”  Can you feel the intensity as you read that verse? It’s  describing the agony of Jesus in Gethsemane.  In fact, His agony was so great that Luke 22:44 states, “…and being in agony He prayed more earnestly. Then His sweat became like great drops of blood falling down to the ground…” how much agony must you have in order to sweat blood instead of sweating water? I mean, His agony was fierce.

Sekarang mari kita menyimak Desire of Ages hal. 753, “…Dengan pencobaan-pencobaannya yang sengit, Setan meremas-remas hati Yesus. Juruselamat tidak bisa melihat melampaui gerbang kubur. Harapan tidak menampakkan kepadaNya kebangkitanNya dari kubur sebagai seorang pemenang, atau menyampaikan kepadaNya bahwa BapaNya berkenan menerima kurban itu. Dia takut dosa begitu menjijikkan bagi Allah sehingga perpisahan Mereka bersifat kekal. Kristus merasakan penderitaan yang akan dirasakan orang berdosa ketika tidak ada lagi belas kasihan yang memohon bagi umat yang berdosa. Keberadaan dosalah yang mendatangkan murka Bapa ke atas DiriNya sebagai pengganti manusia, yang membuat cawan yang diminumnya begitu pahit dan menghancurkan hati Anak Allah…” 
Jadi apa yang berusaha dilakukan Setan? Dia berusaha untuk mematahkan semangat Yesus dari melanjutkan misiNya dan berkata, “Untuk apa? Sadarlah dan pergilah.”
Ibrani 5:7 menggambarkan penderitaan Yesus, penyiksaan yang dibuat Setan kepada Kristus. Dikatakan di sana,   “…7         yang semasa hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan…”  dengarkan intensitasnya di sini,   “…doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia (= Bapa) yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan…”  Bisakah kalian rasakan intensitas ayat ini? Ini menggambarkan penderitaan Yesus di Getsemani. Malah penderitaanNya sedemikian hebat sehingga Lukas 22:44 menyatakan,   “…44 Dan sementara sangat menderita Ia makin bersungguh-sungguh berdoa. Saat itu,  peluh-Nya seperti tetesan darah yang besar, jatuh ke tanah…”  Seberapa banyak penderitaan yang harus kita alami sampai mengeluarkan keringat darah dan bukan keringat air? Maksud saya, penderitaan Kristus itu luar biasa.


Who do you suppose influenced the disciples to forsake Jesus? Of course Satan. Why would he do that? Because he wanted to discourage Jesus, “Not even the guys that were with You for 3½  years, they’re gone! If You can't save them, who are You going to be able to save?” It says in Matthew 26:56,  “…then all the disciples forsook Him and fled…”
In fact Satan influences Peter to deny Jesus three times. “Even one of Your precious disciples is denying You”.  It says there in Matthew 26:73-74, “…and Peter remembered the word of Jesus when He said to him, ‘Before the rooster crows, you will deny Me three times.’ So he went out and…” what?  “…he went out and weep…” what? “…bitterly.”

Menurut kalian siapa yang mempengaruhi murid-murid untuk meninggalkan Yesus? Tentu saja Setan. Mengapa dia melakukan itu? Karena dia mau mematahkan semangat Yesus. “Bahkan pengikut-pengikutMu yang bersamaMu selama 3½ tahun pun lenyap! Jika Engkau tidak bisa menyelamatkan mereka, siapa yang akan bisa Engkau selamatkan?” Dikatakan di Matius 26:56, “…56 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. …” 
Bahkan Setan mempengaruhi Petrus untuk menyangkal Yesus tiga kali. “Bahkan salah satu muridMu yang paling berharga pun, menyangkalMu.” Dikatakan di Matius 26:73-74, “…75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya, ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ Lalu ia pergi ke luar dan menangis…”  apa?   “…dengan sedihnya.”


By the way, do you know who was using Peter as an instrument there? Let's read Luke 22:31-32, this is before Peter actually denied Jesus, before Jesus went to His passion. It says, “…And the Lord said, ‘Simon, Simon, indeed Satan has asked for you, that he may sift you as wheat. But I have prayed for you, that your faith should not fail. And when you have returned to Me…” “return” means when you have been converted, “…strengthen your brethren…” And of course Jesus reinstated Peter three times after His resurrection, “…Peter do you love Me? Peter do you love Me? Peter do you love Me?...”  he denied Him three times, Jesus reinstates him three times saying, “Your sin is forgiven.” 

Nah, tahukah kalian siapa yang menggunakan Petrus sebagai alat di sana? Mari kita baca Lukas 22:31-32, ini sebelum Petrus menyangkal Yesus, sebelum Yesus mengalami kesengsaraanNya. Dikatakan,  “…31 Dan Tuhan berkata, ‘Simon, Simon, benar Iblis telah meminta agar dia boleh menampi kamu seperti gandum,  32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan jikalau engkau sudah berbalik kembali kepadaKu, …”  “berbalik kembali” berarti bila kamu sudah bertobat,   “…kuatkanlah saudara-saudaramu.…”  Dan tentu saja Yesus memulihkan Petrus tiga kali setelah kebangkitanNya.   “…Petrus, apakah engkau mengasihi Aku? Petrus, apakah engkau mengasihi Aku? Petrus, apakah engkau mengasihi Aku?…”  Petrus menyangkal Yesus tiga kali, Yesus memulihkannya tiga kali, menyatakan, “Dosamu sudah diampuni.”


So Satan is doing his utmost to discourage Jesus so that Jesus will leave. He led the mob to beat Jesus mercilessly. Mark 14:65 reads, “…then some began to spit on Him and blindfold Him and to beat Him, and to say to Him, ‘Prophesy!’, and the officer struck Him with the palms of their hands…” What is Satan's strategy here?  It’s to discourage Jesus and say, “What's the use?  Leave while You can.”
Verses 16 through 20 of Mark 15 states,  “…then the soldiers led Him away into the hall called Praetorium and they called together the whole garrison, and they clothed Him with purple and they twisted a crown of thorns, put it on His head and began to salute Him, ‘Hail, King of the Jews’ and they struck Him on the head with a reed and spat on Him and bowing the knee, they worshiped Him. And when they had mocked Him, they took the purple off Him, put His own clothes on Him and led Him away to be crucified…”

Jadi Setan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mematahkan semangat Yesus supaya Yesus pergi. Dia memimpin massa untuk memukuli Yesus tanpa ampun. Markus 14:65 mengatakan, “…65         Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutup mata-Nya dan memukul-Nya sambil berkata kepada-Nya: ‘Bernubuatlah!’ Para pengawal pun memukul Dia dengan telapak tangan mereka. …”  Apa strategi Setan di sini? Untuk mematahkan semangat Yesus dan berkata, “Apa gunanya? Pergilah mumpung masih bisa.”
Ayat 16 hingga 20 Markus 15 menyatakan,  “…16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke aula yang disebut Praetorium (tempat tinggal gubernur), dan seluruh pasukan dipanggil untuk berkumpul. 17 Dan  mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, dan menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya: ‘Salam, hai raja orang Yahudi!’ 19 Lalu  mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan dengan melipat lutut mereka menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olok Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari-Nya dan mengenakan pakaian-Nya sendiri kepada-Nya dan menggiringNya ke luar untuk menyalibkan Dia.”


In fact, do you know that even while Jesus hung on the cross, Satan influenced the multitude to try and entice Jesus to come down from the cross? Notice  Matthew 27:41-43,  “…Likewise, the chief priests also mocking with the scribes and elders said,  ‘He saved others, Himself, He cannot save.  If He is the king of Israel, let Him now…” what?  “…come down…” Prove that You are the King of Israel!” And of course Jesus is hearing that. What is Satan doing?  He's daring Jesus to come down from the cross. And so it says,  “…If He is King of Israel, let Him now come down from the cross and we will believe Him. He trusted in God, let Him deliver Him now, if you will have Him, for He said, ‘I am the son of God’…” 
Now all during His ministry, Jesus had said “I'm not alone. My father is with Me”.  Notice John 8:29, “…And He who sent Me is with Me. The Father has not left Me alone, for I always do those things that please Him…” and when He spoke these words, many believed in Him, but no one should notice the change in His mood. See up to this point during His ministry,  He says, “The Father is always with Me,” but now Jesus on the cross, He feels forsaken by His own Father.  What’s Satan trying to do? He’s trying to say, “Listen, if You if you go through with this, You are never going to see Your Father's face again. You  are going to lose fellowship with Him. You are going to suffer eternal perdition, You'll never see the Person that You love the most in the entire universe.” It says there in Matthew 27:46, as Jesus there is hanging on the cross, “…‘My God, My God, why have You forsaken Me?...”  Are you catching the picture?

Faktanya, tahukah kalian bahwa sementara Yesus tergantung di salib, Setan mempengaruhi massa untuk berusaha dan membujuk Yesus agar turun dari salib? Simak Matius 27:41-43, “…41 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olok Dia dan berkata: 42 ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Andai Ia Raja Israel biarlah Ia…”  apa? “…turun…” “Buktikan Engkau adalah raja Israel!” Dan tentu saja Yesus mendengarnya. Apa yang dilakukan Setan? Dia menantang Yesus untuk turun dari salib. Maka dikatakan,  “…Andai Ia Raja Israel biarlah Ia turun  dari salib itu dan kami akan percaya pada-Nya. 43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah, biarlah Allah menyelamatkan Dia sekarang, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: ‘Aku adalah Anak Allah.’…”
Nah,  sepanjang pelayananNya, Yesus berkata, “Aku tidak sendirian, BapaKu menyertai Aku.” Simak Yohanes 8:29, “…29     Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Bapa tidak meninggalkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. …”  Dan ketika Dia mengucapkan kata-kata ini, banyak yang percaya padaNya, tetapi tidak ada yang melihat perubahan suasana hatiNya. Lihat, sampai saat itu selama pelayananNya Dia berkata, “BapaKu menyertai Aku.” Tetapi sekarang di atas salib, Dia merasa telah ditinggalkan oleh BapaNya sendiri. Apa yang berusaha dilakukan Setan? Setan berusaha mengatakan, “Dengarkan, jika Engkau jadi melakukan ini, Engkau selamanya tidak akan pernah melihat wajah BapaMu lagi. Engkau akan kehilangan persekutuan denganNya. Engkau akan mengalami kebinasaan kekal. Engkau tidak akan pernah melihat Pribadi yang paling Engkau kasihi di seluruh alam semesta.” Dikatakan di Matius 27:46 selagi Yesus tergantung di atas salib,   "…46 Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Apakah kalian menangkap gambarannya?


So what is the devil trying to do? Did he know that Jesus had come to live a perfect life? O, yes, he did. Did he know that Jesus could stand in the place of all human beings because Jesus created all human beings, that He was the only one? Yea, Satan knew that. The demons knew, we read the verse in the Gospel of Mark, where it said, “We know who You are. You’re the Holy One of God. You're the One that we used to hang out with in Heaven,” that’s what they are saying. They knew who Jesus was and why Jesus came, He had to live a perfect life and He had to die for sin.
And Satan says,  “I am going to use these four methods to prevent Jesus from fulfilling His mission.
# 1:  kill Him before He offers His life.
# 2:  infect Him with the virus of sin.
# 3:  offer Him a better path an easier path by taking over the throne of the kingdom
# 4:  to discourage Him so much, that He’ll pick up and He'll go back to heaven where He is appreciated.

Jadi apa yang berusaha dilakukan Iblis? Apakah dia tahu Yesus datang untuk menjalani kehidupan yang sempurna? O, ya, dia tahu. Apakah dia tahu Yesus bisa menggantikan semua umat manusia karena Yesus yang menciptakan semua umat manusia, bahwa Dia adalah satu-satunya? Iya, Setan tahu itu. Roh-roh jahat tahu. Kita membaca ayat dari Injil Markus di mana dikatakan, “Kami tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Engkaulah yang sering berkumpul bersama kami di Surga,” itulah yang mereka katakan. Mereka tahu siapa Yesus dan mengapa Dia datang, Dia harus menjalani hidup yang sempurna dan Dia harus mati untuk dosa.
Dan Setan berkata, “Aku akan memakai keempat cara ini untuk mencegah Yesus dari memenuhi misiNya.”
# 1: membunuhnya sebelum Dia menyerahkan hidupNya.
# 2: menjangkitiNya dengan virus dosa.
# 3: menawariNya jalan yang lebih baik lebih mudah dengan mengambil alih takhta kerajaan
# 4: mematahkan semangatNya sedemikian rupa, sampai Dia akan sadar dan pulang ke Surga di mana Dia dihargai.


But then Jesus gained the final victory.  In John 19:30 we find these words, “So when Jesus have received the sour wine,  He said,  ‘It is finished’, and bowing His head He gave up His spirit.” What did Jesus mean when He said ‘It is finished’? What was finished? Provision for salvation was finished.

Tetapi kemudian Yesus mendapatkan kemenangan yang terakhir. Di Yohanes 19:30 kita mendapatkan kata-kata ini, “…30    Sesudah Yesus mendapat tawaran anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai!’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” Apa maksud Yesus saat Dia berkata “Sudah selesai?” Apa yang selesai? Sarana untuk keselamatan selesai.


You know there's been this big discussion in the Adventist church of whether the atonement was finished at the cross. Incidentally, Desmond Ford just passed away and he was  an individual who said that,  you know, that atonement was finished at the cross, there's no atonement in heaven after Jesus goes back to heaven. Well, Jesus said it is finished on the cross. Jesus finished His provision for salvation at the cross.
Had Jesus lived a perfect life that He can impute and impart to us when He said, “It is finished” on the cross? Yes.
Was Jesus now dying to pay the penalty for sin?  Yes. 
Was provision for salvation absolutely finished? Yes. 
What was not finished?
What was not finished is Jesus interceding in heaven for those who claim the benefits of what He did while He was on earth. You see, you have to claim individually His life and His death for you. The provision was complete, but the application of the provision to individuals who claim Jesus still needed to be ongoing.  Are you with me? So the atonement as provision was finished, but not as application to individuals who repent and confess their sins and trust in Jesus as Savior and Lord.

Kalian tahu, di gereja Advent ada diskusi besar tentang apakah penebusan sudah selesai atau belum di salib. Kebetulan, Desmond Ford baru saja meninggal dan dia adalah yang mengatakan penebusan sudah selesai di salib, di Surga tidak ada penebusan lagi setelah Yesus kembali ke Surga. Nah, Yesus berkata sudah selesai di salib. Di salib Yesus sudah menyelesaikan sarana bagi keselamatan.
Apakah Yesus telah menjalani kehidupan yang sempurna yang bisa diperhitungkanNya dan diturunkanNya kepada kita ketika Dia berkata “Sudah selesai” di salib? Ya.
Apakah Yesus sekarang mati untuk membayar hukuman dosa? Ya.
Apakah sarana bagi keselamatan mutlak selesai? Ya.
Apa yang belum selesai?
Apa yang belum selesai ialah Yesus menjadi Perantara di Surga bagi mereka yang mau mengklaim manfaat dari apa yang telah dilakukan Yesus ketika Dia hidup di dunia. Kalian lihat, kita harus mengklaim secara pribadi hidupNya dan matiNya bagi kita. Sarananya sudah selesai, tetapi aplikasi sarana itu kepada setiap individu yang mengklaim Yesus masih terus berlangsung. Apakah kalian mengikuti saya?
Jadi penebusannya sebagai sarana sudah selesai, tetapi  sebagai aplikasi kepada setiap individu yang bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka dan meyakini Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, tidak.


And then Jesus pronounces these words. Luke 23:46, the last thing that Jesus says on the cross, “It is finished” and then it says “…when Jesus had cried out with a loud voice He said, ‘Father, into Your hands I commend My spirit.’ Having said this, He breathed His last…” What did Jesus mean when He said, “into Your hands I commend My spirit?” What Jesus is saying is, “Father, I commend My life into Your hands because You have promised that if I am faithful to You, You will call Me forth from the grave and resurrect Me from the dead.” That's what He is saying.
You say, “Where you get them from?”
Well, let's read this statement from Youth Instructor May 2, 1901,   “…He who died for the sins of the world was to remain in the tomb for the allotted time. He was in that stony prison house as a prisoner of divine justice and He was responsible to…” whom? “…to the Judge of the universe…” that is the individual He says “Father, into Your hands I commend My spirit.”  “…He was bearing the sins of the world…” Now, listen carefully, “…He was bearing the sins of the world, and His Father only could release Him. Jesus was in the tomb a prisoner of divine justice. Only His Father could call Him forth.” That's why Jesus says, “Father, into Your hands I commend My spirit.” See, “I'm commending My life into Your hands because You promise that if I was faithful, if I live a perfect life and if I die for sin, You promised that You will call Me forth from the grave. I'm committing My life into Your hands.”

Kemudian Yesus mengumumkan kata-kata ini, Lukas 23:46, kata-kata yang terakhir yang diucapkan Yesus di salib, “Sudah selesai”, kemudian dikatakan, “…46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia  mengembuskan napasNya yang terakhir. …”  Apa maksud Yesus ketika Dia berkata, ‘ke dalam tanganMu Kuserahkan RohKu’? Yang dimaksud Yesus ialah, “Bapa, Aku serahkan hidupKu ke dalam tanganMu karena Engkau telah berjanji jika Aku setia padaMu, Engkau akan memanggil Aku keluar dari kubur dan membangkitkan Aku dari yang mati.” Itulah yang dikatakanNya.
Kalian berkata, “Dapat dari mana itu?”
Nah, mari kita baca dari Youth Instructor 2 Mei 1901, “…Dia yang mati bagi dosa-dosa dunia harus tinggal di dalam kubur selama waktu yang telah ditentukan. Dia berada di dalam penjara batu itu sebagai tawanan keadilan Ilahi, dan Dia bertanggung jawab kepada…”  siapa?   “…kepada Hakim alam semesta…”  yaitu Pribadi kepada siapa Dia berkata, ‘Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu’.    “…Dia sedang menanggung dosa-dosa dunia…”  sekarang dengarkan baik-baik,   “…Dia sedang menanggung dosa-dosa dunia dan hanya BapaNya yang bisa melepaskanNya. Yesus berada di dalam kubur itu sebagai tawanan keadilan Ilahi. Hanya BapaNya yang bisa memanggilNya keluar. …”  
Itulah sebabnya Yesus berkata, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu”. Lihat, “Aku menyerahkan hidupKu ke dalam tanganMu karena Engkau telah berjanji jika Aku setia, jika Aku menjalani hidup yang sempurna dan jika Aku mati bagi dosa, Engkau berjanji Engkau akan memanggil Aku keluar dari kubur. Aku menyerahkan hidupKu ke dalam tanganMu.”  


Did Satan know that Jesus had predicted that He was going to resurrect? Oh, of course he did, why you suppose he had this Roman guard put at the entrance to the tomb? Why do you suppose he had this huge stone rolled in front as if a little pebble of a stone could keep Jesus in the tomb? He should've known better. Because he knew what the power of Jesus was like, back there were demons, present there at the entrance to the tomb according to the Spirit of Prophecy. He knew that Jesus had predicted that He was going to resurrect. So very early in the first day of the week, two angels come down from heaven, one angel rolls away the stone, the other angel stands in front of the tomb.  And let's read the description that Ellen White gives of this joyous event.  Early Writings page 182,  “…Then the angel from heaven with a voice that cause the earth to quake cried out, ‘Thou Son of God, Thy Father calls Thee, come forth!...” Who called Jesus out of the tomb?  Who called Him out? The Father.  Do you understand why Jesus said, ‘Father, into Your hands I commend My spirit’? I'm commending My life into Your hands. Now He says, “You promised that if I was faithful that you would call Me out.” So now He is going to be called out. So the angel cries out, “…Thy Father calls Thee, come forth!’ Death could hold dominion over Him no longer. Jesus arose from the death a triumphant conqueror. In solemn awe the angelic host gazed upon the scene and as Jesus came forth from the sepulcher, those shining angels prostrated themselves to the earth and worship and hail Him with songs of victory and triumph…” and in a moment were going to see what song they sang, it's from Revelation chapter 12. 

Apakah Setan tahu Yesus telah memprediksi Dia akan bangkit? Oh, tentu dia tahu, kalian sangka mengapa dia menempatkan penjaga tentara Roma itu di pintu masuk ke kubur? Kalian kira mengapa dia memerintahkan sebuah batu besar digulingkan di depan kubur seolah-olah sebuah kerikil bisa menahan Yesus di dalam kubur? Setan seharusnya lebih tahu. Karena dia sudah tahu seperti apa kuasa Yesus itu, maka menurut Roh Nubuat pada saat itu ada roh-roh jahat di sana, hadir di pintu masuk kubur. Setan tahu Yesus telah memprediksi bahwa Dia akan bangkit. Jadi pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu, dua malaikat turun dari Surga, yang satu menggulingkan batunya, yang lain berdiri di depan kubur. Mari kita baca deskripsi Ellen White tentang peristiwa yang penuh sukacita ini. Early Writings hal. 182,  “…Lalu malaikat dari Surga dengan suara yang membuat bumi bergetar, berseru, ‘Engkau Anak Allah, BapaMu memanggilMu, keluarlah!’…”  Siapa yang memanggil Yesus keluar dari kubur? Siapa yang memanggilNya keluar? Bapa. Apakah kalian paham mengapa Yesus berkata, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu”? Aku menyerahkan hidupKu ke dalam tanganMu. Sekarang Dia berkata, “Engkau berjanji jika Aku setia, Engkau akan memanggil Aku keluar.” Maka sekarang Dia akan dipanggil keluar. Jadi malaikat itu berseru, “…’BapaMu memanggilMu, keluarlah!’ Kematian tidak punya kuasa atasNya lebih lama lagi. Yesus bangkit dari kematian sebagai pemenang yang telah berhasil. Malaikat-malaikat Surgawi menyaksikan adegan itu dengan rasa hormat dan kagum dan ketika Yesus muncul dari kubur, malaikat-malaikat yang bercahaya itu sujud ke bumi dan menyembah dan menyambutNya dengan lagu kemenangan dan keberhasilan. …”  dan sebentar lagi kita akan melihat lagu apa yang mereka nyanyikan, dari Wahyu pasal 12.


But somebody might say, “Wait a minute, Pastor Bohr, doesn't the Bible say that Jesus would lay down His life and He would take it up again, that He had authority to lay it down, He had authority to take it up again?  How is it that you said the Father was the one who called Him from the tomb?”
Well, let's read John 10:17-18, we need to be careful about the way we read Scripture, we need to read the entire verses, not just part. It says in John 10:17-18,  “Therefore My Father loves Me because I lay down My life that I may take it up again. No one takes it from Me, but I lay it down of Myself. I have power…” that's not a very good translation. There are two words that are translated “power” in the King James version and the New King James:  the word δύναμις [dunamis] where we get the word "dynamite" from, that's not the word here; and the word ἐξουσία [exousia] which really should be translated "authority". In other words, the word that is used here is ἐξουσία [exousia]. Jesus is saying, “..I have authority to lay it down and I have authority to take it up again..." So you say, Jesus took up His life. Yes He did, but the only reason He could take up His life, He could come out with the life that was within Himself, is because His Father gave Him permission to do it.
How do we know that? We need to read the last part of verse 18 it says, “...This command I have received from My Father..."  So now that the Father calls Him from the tomb, and Jesus comes out of the tomb with the life that is within Himself. In fact, Ellen White says that when Jesus came forth from the tomb, He said “I am the resurrection and the life!” Wow, the mighty conqueror! He had gained provision to emancipate the slaves and to recover, He recovered the lost possession.

Tetapi mungkin ada yang berkata, “Sebentar, Pastor Bohr, bukankah Alkitab berkata bahwa Yesus menyerahkan hidupNya dan Dia akan mengambilnya kembali, bahwa Dia punya autoritas untuk menyerahkan nyawanya dan Dia punya autoritas untuk mengambilnya kembali? Bagaimana kok Anda berkata Bapalah yang memanggilNya keluar dari kubur?”
Nah, mari kita baca Yohanes 10:17-18, kita perlu berhati-hati dengan cara kita membaca Alkitab. Kita harus membaca seluruh ayat-ayatnya, bukan cuma sebagian. Dikatakan di Yohanes 10:17-18, “…17 Itulah sebabnya Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku menyerahkan nyawa-Ku agar Aku bisa mengambilnya kembali. 18 Tidak seorang pun mengambilnya dari-Ku, melainkan Aku menyerahkannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku punya kuasa…”  Ini bukan terjemahan yang baik. Ada dua kata yang diterjemahkan “kuasa” di KJV dan NKJV: kata δύναμις [dunamis] dari mana kita peroleh kata “dinamit”, di sini bukan kata itu; dan kata  ἐξουσία [exousia]       yang seharusnya diterjemahkan “autoritas”. Dengan kata lain, kata yang dipakai di sini ialah ἐξουσία [exousia]. Yesus berkata, “…Aku punya autoritas untuk menyerahkannya dan Aku punya autoritas untuk mengambilnya kembali…”  Jadi kalian berkata, Yesus mengambil kembali hidupNya. Ya, benar, tetapi satu-satunya alasan Dia bisa mengambil kembali hidupNya, Dia bisa keluar dengan hidup yang ada di dalam DiriNya, ialah karena BapaNya mengizinkan Dia berbuat demikian.
Dari mana kita tahu itu? Kita perlu membaca bagian terakhir dari ayat 18, dikatakan,    “… Perintah ini telah Aku terima dari Bapa-Ku. …”  Jadi sekarang Bapa memanggilNya keluar dari kubur, dan Yesus keluar dari kubur dengan hidup yang ada di dalam DiriNya. Sesungguhnya Ellen White berkata ketika Yesus keluar dari kubur Dia berkata,    “…Akulah kebangkitan dan hidup!” Wow! Penakluk yang hebat! Dia telah memenangkan sarana untuk membebaskan para budak dan Dia mendapatkan kembali hak milik yang hilang.


Now, something else happened at the resurrection of Jesus. There was a group that resurrected with Him and I brought this in here because when we deal with the introductory vision of Revelation 4 and 5, we’re going to come to the idea that some have, that the 24 elders are those who resurrected with Jesus as the firstfruits that Jesus took to heaven when He ascended. And we are going to see that that is not a possibility.
So it says in Matthew 27:51-53,  “…Then, behold, the veil of the temple was torn in two from top to bottom, and the earth quaked and the rocks were split and the graves were opened and many bodies of the saints who had fallen asleep were raised, and coming out of the graves after His resurrection, they went into the holy city and appeared to many…” So Jesus did not resurrect by Himself. There was a group of individuals who resurrected with Jesus and of course Ellen White, you know, gives us an interesting description of who composed this group. She actually says that they were martyrs from the first who lived upon the earth up to the times of Christ and so you know, we can speculate, perhaps Abel was among those who were the firstfruits that Jesus took to heaven, perhaps even John the Baptist who was beheaded, maybe was among that group. We don't know, Ellen White does say that they were martyrs who had given their lives to be faithful to Jesus from the beginning of time up to the times of Christ. In other words, He rewarded them with the resurrection and eternal life. So they go for 40 days into the city, and they give witness to the resurrection of Christ. Now can you imagine what it must've been like, if one of them was Abel? For Abel to appear to the people in Jerusalem during 40 days all 15 feet tall “Hi, I am Abel, hehehehe, and when Jesus resurrected. I resurrected as well because He said,  ‘Because I live, you shall live also.’”  Must have been powerful. And they appeared, they didn't appear as ghosts or spirits, they appeared in flesh and blood, people could actually touch them, and say, “Yeah, they’re  real individual people!” It must've caused a tremendous ruckus in the city of Jerusalem. You know the people saying,  “The Lord has resurrected truly, and all of these have resurrected with Him.”

Nah, ada hal lain yang terjadi saat kebangkitan Yesus. Ada satu kelompok yang bangkit bersama Yesus dan saya sebutkan ini di sini karena saat kita nanti membahas penglihatan perkenalan Wahyu 4 dan 5, kita akan bertemu dengan konsep yang dimiliki beberapa orang bahwa ke-24 tua-tua adalah mereka yang bangkit bersama Yesus sebagai buah sulung yang dibwa Yesus ke Surga pada waktu Dia naik ke Surga. Dan kita akan melihat bahwa itu mustahil.
Maka dikatakan di Matius 27:51-53, “…51 Lalu lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, 52    dan kubur-kubur terbuka dan banyak jasad orang kudus yang telah meninggal dibangkitkan 53 dan keluar dari kubur setelah kebangkitan Yesus. Mereka pun masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.”
Jadi Yesus tidak bangkit sendiri. Ada satu kelompok manusia yang bangkit bersama Yesus, dan tentu saja Ellen White memberikan deskripsi yang menarik kelompok itu terdiri atas siapa. Ellen White bahkan berkata mereka adalah para martir dari yang pertama hidup di dunia hingga zaman Kristus. Jadi, kalian tahu, kita bisa berspekulasi, mungkin Habel ada di antara mereka yang adalah buah sulung yang dibawa Yesus ke Surga, mungkin bahkan Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya, ada di dalam kelompok itu. Kita tidak tahu. Ellen White berkata bahwa mereka adalah para martir yang telah mengorbankan nyawa mereka karena setia kepada Yesus sejak awal dunia hingga zaman Kristus. Dengan kata lain, Yesus memberi mereka pahala: kebangkitan dan hidup kekal. Maka selama 40 hari mereka masuk ke dalam kota, dan mereka memberi kesaksian tentang kebangkitan Yesus. Nah, bisakah kalian bayangkan bagaimana waktu itu jika salah seorang dari mereka adalah Habel? Buat Habel yang setinggi 15 kaki (4.5 meter) untuk tampil di depan orang-orang di Yerusalem selama 40 hari, “Halo, saya Habel, hehehe, dan ketika Yesus bangkit, saya bangkit juga karena Yesus berkata, ‘Karena Aku hidup, kamu juga akan hidup.’” Pasti luar biasa. Dan mereka ini tampil bukan sebagai arwah atau roh, mereka tampil dalam darah dan daging, orang-orang bisa menyentuh mereka dan berkata, “Iya, mereka betul-betul manusia!” Pastilah itu menimbulkan kehebohan yang luar biasa di kota Yerusalem. Orang-orang berkata, “Tuhan benar-benar telah bangkit, dan mereka semua ini bangkit bersamaNya.”


Now, all heaven, saying, when Jesus resurrected from the dead ~ I want you to notice Revelation 12:10. You know, usually we apply Revelation 12:7-12 to the original fall of Satan from heaven, where it says, you know, there that the devil and Satan was cast out with his angels,  we say,  well that applies to the original casting out.  No. Obviously it  hints at the idea that Satan and his angels were originally cast out from heaven, but in context that passage in Revelation 12 is talking about the victory of Jesus on the cross, over Satan, we’re not going to get into that right now, I dealt with that in other presentations, but Revelation 12:10 is the verse that was sung ~ we are going to see in a moment  ~  when Jesus came forth from the grave, when Jesus resurrected from the dead. It says there in Revelation 12:10, “…Then I heard a loud voice saying in heaven, ‘Now salvation and strength and the Kingdom of our God and the power of His Christ have come, for the accuser of our brethren, who accused them before our God day and night, has been cast down.’…” Now, in what sense was Satan cast down when Jesus died in the cross?  There was an original ~ don't get me wrong ~ there was an original  casting down, okay? Satan, and his angels were expelled from heaven. But  at the cross, Satan was expelled also because in John chapter 12, Jesus says,  “the ruler of this world now is the judgment, now the ruler of this world will be cast out” and He was speaking about His death. In what sense was Satan cast out from heaven when Jesus died? He was cast out from heaven as the representative of planet Earth. You see,  who represented planet earth up to the time that Jesus lived His perfect life and died for sin? Satan had stolen Adam’s throne and Adam's territory. But when Jesus resurrected from the dead, He now has the throne and the territory is His. Is Satan going to give up the territory without a fight? No. That's why you have the conflicts in the book of Acts. Satan is saying, “I know that the territory is no longer mine, but He's going to have to come and get it.” And that's the struggle of the end time. Satan knows that he's going to lose his kingdom and he is going to fight for every inch. He's not just going to roll over and play dead. He's going to fight till the death.

Sekarang, seluruh Surga berkata, ketika Yesus bangkit dari orang mati ~ saya mau kalian menyimak Wahyu 12:10. Kalian tahu, biasanya kita mengaplikasikan Wahyu 12:7-12 kepada kejatuhan Setan yang orisinal dari Surga di mana dikatakan bahwa Iblis dan Setan dilemparkan keluar bersama malaikat-malaikatnya, kita katakan bahwa ini diaplikasikan kepada pelemparan keluar yang orisinal. Bukan. Memang ini menyinggung tentang konsep dilemparkannya Setan dan malaikat-malaikatnya keluar dari Surga yang pertama kalinya, tetapi menurut konteksnya, ayat di Wahyu 12 ini berbicara tentang kemenangan Yesus di salib atas Setan. Kita tidak akan membahas ini sekarang, saya sudah membahas ini dalam presentasi yang lain, tetapi Wahyu 12:10 adalah ayat yang dinyanyikan ~ nanti kita akan lihat ini ~ ketika Yesus keluar dari kubur, ketika Yesus bangkit dari orang mati. Dikatakan di Wahyu 12:10, “…10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ‘Sekarang keselamatan dan kekuatan dan Kerajaan Allah kita dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya telah tiba, karena pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita, telah dilemparkan ke bawah …”  Nah, dalam pengertian apa Setan dilemparkan ke bawah ketika Yesus mati di salib? Memang ada yang orisinal ~ jangan salah sangka ~ memang ada pelemparan ke bawah yang orisinal, oke? Setan dan malaikat-malaikatnya dikeluarkan dari Surga. Tetapi di salib, Setan juga dikeluarkan karena di Yohanes pasal 12 Yesus berkata,  “…31 ‘Sekarang ini berlangsung penghakiman atas dunia ini; sekarang penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar…”  Dia berbicara tentang kematianNya.
Dalam pengertian apa Setan dilemparkan keluar dari Surga ketika Yesus mati? Dia dilemparkan keluar dari Surga sebagai wakil planet Bumi. Kalian lihat, siapa yang mewakili planet Bumi hingga saat Yesus menjalani hidupNya yang sempurna dan mati bagi dosa? Setan telah mencuri takhta Adam dan teritori Adam. Tetapi ketika Yesus bangkit dari orang mati, Dia yang memiliki takhta itu sekarang dan teritori itu menjadi milikNya. Apakah Setan akan menyerahkan teritori itu tanpa perlawanan? Tidak. Itulah sebabnya ada konflik-konflik di Kitab Para Rasul. Setan berkata, “Aku tahu teritori ini sekarang bukan milikku lagi, tetapi Dia harus datang dan merebutnya.” Dan inilah pergumulan akhir zaman. Setan tahu dia akan kehilangan kerajaannya dan dia akan berjuang keras untuk mempertahankan setiap jengkal tanah. Dia tidak hanya akan menyerah dan pura-pura mati. Dia akan bertempur hingga titik darah penghabisan.    


Now how do we know that this hymn was actually sung when Jesus resurrected? In the Journal,  The Present Truth, February 18, 1886 we find these words,  “At the death of Jesus, the earth was wrapped in profound darkness at midday, but at the resurrection the brightness of the angels illuminates the night and the inhabitants of heaven sing with great joy and triumph,  ‘Thou hast vanquished Satan and the powers of darkness, Thou has swallowed up death in victory…” and now notice the verse that she's going to quote, “… and I heard a loud voice saying in heaven, ‘Now is come salvation and strength and the kingdom of our God and the powers Christ for the accuser of our brethren is cast down, which accused them before our God day and night’….” So Jesus gained the victory. He lived a perfect life and He paid the penalty of sin. Heavenly beings now sing the song of victory in heaven as Jesus has resurrected and He is still on earth.

Nah, bagaimana kita tahu bahwa hymne ini benar-benar dinyanyikan ketika Yesus bangkit? Di jurnal The Present Truth, 18 Februari 1886, kita temukan kata-kata ini, “…Pada waktu kematian Yesus, bumi dibungkus oleh kegelapan pekat saat tengah hari, tetapi pada saat kebangkitanNya, cahaya malaikat-malaikat menyinari malam dan warga Surga menyanyi dengan sukacita yang besar dan kemenangan, “Engkau telah mengalahkan Setan dan kuasa kegelapan. Engkau telah menelan maut dalam kemenangan…”  dan sekarang simak ayat yang akan dikutip oleh Ellen White,   “…dan saya mendengar suara yang nyaring di Surga berkata, ‘Sekarang keselamatan dan kekuatan dan Kerajaan Allah kita dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya telah tiba, karena pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita, telah dilemparkan ke bawah…”  Jadi Yesus memperoleh kemenangan. Dia telah menjalani hidup yang sempurna dan Dia telah membayar hukuman dosa. Makhluk-makhluk Surgawi sekarang menyanyikan lagu kemenangan di Surga saat Yesus bangkit dan Dia masih ada di dunia.


So now the heavenly beings say,  “Now we need to prepare the party. He said when He left that He was going to go down there for 30 years, and He was going to come back. We’ve got to get the throne room ready. We’ve got to gather all of the representatives of the worlds together here because He's going to come back in 40 days. We’ve got to prepare everything to receive back the War Hero.”  And so Revelation chapter 4 and 5, as we’re going to see in the sessions this afternoon,  describes, Revelation 4 describes the preparation of the heavenly throne room for the return of the War Hero who by the way is returning from war with the wounds to prove it, but He's alive.

Jadi sekarang makhluk-makhluk surgawi berkata, “Sekarang kita harus mempersiapkan pestanya. Dia berkata saat Dia pergi, bahwa Dia akan turun selama 30 tahun dan Dia akan kembali. Kita harus mempersiapkan ruang takhtanya. Kita harus mengumpulkan semua wakil dari dunia-dunia menjadi satu di sini karena Dia akan kembali dalam 40 hari. Kita harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kepulangan Sang Pahlawan Perang.” Maka Wahyu pasal 4 dan 5 ~ seperti yang akan kita lihat dalam sesi petang ini ~ menggambarkan, Wahyu 4 menggambarkan persiapan ruang takhta di Surga bagi kepulangan Sang Pahlawan Perang yang akan kembali dari peperangan dengan bekas-bekas luka sebagai buktinya, tetapi Dia hidup.


And  so in  chapter 4 the throne room is prepared, and there present:
·       is One sitting on the throne,  God the Father;
·       and you have the four living creatures in the midst of the throne;
·       you have the 24 elders that surround the throne;
·       you have the seven lamps of fire which represent the fact that the Holy Spirit is present there;
The whole throne room is being prepared.
Jesus is not in chapter 4.
The angelic hosts are not in chapter 4, because the angelic hosts have gone to the earth to pick up Jesus and bring Him back.

Maka di pasal 4, ruang takhta dipersiapkan, dan hadir di sana ialah:
·       Satu yang duduk di atas takhta, Allah Bapa;
·       dan ada keempat makhluk hidup di tengah-tengah takhta;
·       dan ada ke-24 tua-tua yang mengelilingi takhta;
·       dan ada ketujuh obor menyala yang melambangkan fakta bahwa Roh Kudus hadir di sana;
Seluruh ruang takhta sedang dipersiapkan.
Yesus tidak ada di pasal 4.
Bala tentara surgawi (malaikat-malaikat) tidak ada di pasal 4 karena mereka pergi ke bumi untuk menjemput Yesus dan membawaNya pulang.


So then in chapter 5 the War Hero returns and is presented as the Lamb as though He had been slain, but He's alive, a Lamb as though it had been wounded and now He comes and He presents Himself before the Father on the throne. And Ellen White  describes this encounter vividly, we’re going to notice that later on, how the Father and the Son met together, and the Son says,  “Father, is My sacrifice on earth enough to bring all of my brothers and sisters home?”   And there’s silence in heaven at this moment. All of the angels and the heavenly beings  have ceased singing. Everything is in suspense as the Son comes close to the Father. Then suddenly the Father embraces His Son and He said, “It is enough. Those that I have given You, You can bring with You to heaven.”  And then the Father utters and His voice like thunder, He says,  “Worship Him, all the angels of God!”  And now heaven breaks out in a beautiful hymn of praise to the Lamb and to the One who is seated on the throne.
So Revelation chapter 4 and 5 is simply describing the preparation of the throne room and the arrival of Jesus at the throne room at the moment of His ascension.

Maka di pasal 5, Sang Pahlawan Perang pulang dan ditampilkan sebagai Anak Domba yang sepertinya telah disembelih, tetapi Dia hidup, Anak Domba yang seolah-olah pernah terluka dan sekarang Dia datang dan mempersembahkan Dirinya di hadapan Bapa yang di takhta. Dan Ellen White melukiskan pertemuan ini dengan sangat hidup, nanti akan kita lihat bagaimana Bapa dan Anak bertemu. Dan Anak berkata, “Bapa, apakah kurbanKu di bumi cukup untuk membawa pulang semua saudaraKu?” Hening di Surga pada saat ini. Semua malaikat dan makhluk-makhluk Surgawi berhenti menyanyi. Semuanya tegang saat Anak datang menghampiri Bapa. Lalu tiba-tiba Bapa memeluk PutraNya dan Dia berkata, “Cukup. Mereka yang telah Kuberikan padaMu, boleh Engkau bawa bersamaMu ke Surga.” Lalu Bapa berucap dan suaraNya seperti guntur, kataNya, “Sembahlah Dia, semua malaikat Allah!” Dan sekarang di Surga terdengar puji-pujian yang merdu, pujian bagi Anak Domba dan kepada Yang duduk di atas takhta. 
Jadi Wahyu pasal 4 dan 5 melulu menggambarkan persiapan ruang takhta dan kedatangan Yesus di ruang takhta tersebut saat kenaikanNya dari dunia.


And then in chapter 6 you have all of the events that transpire after Jesus arrives, the seven seals, culminating with the time when God's people will sit with Jesus on His throne after they have overcome during the period of the seven seals. Are you with me?
And so basically the seven seals describe Christian history after the victory of Jesus Christ.

Kemudian di pasal 6 setelah semua peristiwa setelah kedatangan Yesus terjadi, kita bertemu dengan ketujuh meterai, yang berakhir dengan duduknya umat Allah di takhta bersama Yesus setelah mereka menjadi pemenang selama masa ketujuh meterai. Apakah kalian paham?
Jadi pada dasarnya, ketujuh meterai menggambarkan sejarah Kristen setelah kemenangan Yesus Kristus.




26 05 20






No comments:

Post a Comment