_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 12/24 - Stephen Bohr
SESSION 12 ~ Fourth Seal ~ PART 1
https://www.youtube.com/watch?v=bEsb8l5O2jQ&list=PLsxb9qoUVlhp3zR1ts4t5yT9iB_PZq5_x&index=5
Dibuka
dengan doa.
Page
191 we are now going to study about the Fourth Seal, the Pale Horse, some
versions say the yellow horse, but really a better translation is the pale. Now
what is the meaning? Let's just see what the meaning of this period is. The Fourth
Seal represents the period of papal dominion during what is known as the Dark
Ages. The scarcity of God's Word
and rain led to spiritual famine, pestilence, and death. In addition the apostate
church literally killed the martyrs who did not agree with the traditions of
men.
Hal.
191, kita sekarang akan mempelajari Meterai Keempat, Kuda Pucat, ada beberapa
versi terjemahan Alkitab yang menyebutnya Kudang Kuning, tetapi sesungguhnya
terjemahan yang lebih tepat ialah “pucat”. Nah, apa artinya? Mari kita lihat
saja apa arti periode ini. Meterai
Keempat melambangkan periode kekuasaan Kepausan, selama
apa yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan. Kelangkaan Firman Allah dan hujan,
mengakibatkan kelaparan, wabah, dan kematian spiritual. Selain itu gereja yang
murtad ini juga secara literal membunuh para martir, yang tidak mau menerima
tradisi buatan manusia.
So
let's read Revelation 6:7-8 where you
have a description of the Fourth Seal. “When He opened the Fourth Seal, I heard the
voice of the fourth living creature saying, ‘Come and see!’ So I looked and behold a Pale Horse and the
name of him who sat on it was Death, and Hades followed him…” certainly this isn't Jesus, right? “…and power
was given to them over 1/4 of the earth to kill with sword, with hunger, with
death…” and I have in brackets “pestilence” that's probably what it
means, “…with death and by the beasts of the earth…”
Jadi mari kita baca Wahyu 6:7-8 di mana
terdapat deskripsi Meterai Keempat. “7 Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk hidup yang keempat berkata: ‘Mari lihatlah!’ 8 Dan aku melihat:
sesungguhnya, ada seekor kuda pucat dan yang
menungganginya bernama Maut, dan kubur (Hades)
mengikutinya. …” sudah
pasti ini bukan Yesus, betul? “…Dan kepada mereka diberikan kuasa atas
seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dengan kelaparan dan kematian…”
dan saya tulis dalam kurung “kira-kira yang dimaksud ialah
bala sampar/wabah penyakit” “…dan kematian,
dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi…”
So
we have several symbols in this Fourth Seal.
1.
First of all the color
pale, the Greek word is χλωρός [chlōros] the color of this
horse is really a greenish pale as when a young shoot comes out of a tree, it
is the
paleness of death.
2.
And then you have “Death and Hades”, when a person
dies the grave follows death, because people are buried after they die.
3.
The “fourth part of the earth”
shows that the devastating power of the Fourth Horse and its rider is not
universal, it's only partial.
4.
The “famine” represents the fact that
there's a scarcity
of God's Word.
5.
“Pestilence” and there's a note on this in the
New Testament, Greek, the word θάνατος [thanatos] technically means
"death”, however, in 30 of the 50 times that
this word appears in the Greek Old Testament it is translated "pestilence”. To say that the Fourth Horse kills with death
would be redundant, you can't kill any
other way than with death. So probably what it means is, famine follows it, and then we have death by
the sword, and famine brings pestilence or disease in its train, and ultimately
leads to death and to the grave.
6.
And then we have the wild
beasts. I have several texts to explain what this means. They are wicked
leaders and nations who were inimical to God's people and behaved like
wild beasts. The Bible defends that view as well as the Spirit of Prophecy.
Jadi
di Meterai Keempat ada beberapa simbol.
1. Pertama, warna pucat, kata Greeka-nya
ialah χλωρός [chlōros], warna kuda ini
sebenarnya hijau kepucatan seperti tunas muda yang baru tumbuh dari sebatang
pohon, pucatnya kematian.
2. Kemudian ada “Maut dan Kubur”, ketika seseorang
mati, kubur mengikuti kematian, karena setelah
mati, orang dikuburkan.
3. “seperempat dari bumi” menunjukkan bahwa kekuasaan Kuda Keempat dan penunggangnya yang membinasakan,
tidak universal, hanya sebagian.
4. “kelaparan” melambangkan fakta bahwa ada kelangkaan Firman Allah.
5. “Bala
sampar/wabah penyakit” ~ ada catatan tentang ini dalam Perjanjian Baru Greeka,
kata θάνατος [thanatos] secara
teknis berarti “kematian”. Namun 30 dari 50 kali kata ini muncul
di Perjanjian Lama Greeka, dia diterjemahkan “bala sampar/wabah penyakit”.
Mengatakan Kuda Keempat membunuh dengan kematian, adalah pengulangan yang tidak
perlu, kita tidak bisa membunuh dengan cara lain kecuali dengan kematian. Maka
kemungkinan yang dimaksud ialah, kelaparan mengikutinya, kemudian kematian
akibat pedang, dan kelaparan membawa bala sampar atau wabah penyakit yang mengikutinya,
dan akhirnya menuju ke
kematian dan ke kubur.
6. Kemudian
ada binatang-binatang buas.
Saya ada beberapa kutipan yang menjelaskan apa artinya ini. Mereka adalah pemimpin-pemimpin
dan bangsa-bangsa yang jahat yang memusuhi umat Allah dan
bersikap seperti binatang buas. Baik Alkitab maupun Roh Nubuat mempertahankan
pandangan tersebut.
Now
let's notice an Old Testament background first of all, to the Fourth Seal, or Horse. In Old Testament times, by the way, I'll give
you this homework: read Leviticus 26:21-26 that's an important
passage. I didn't include it, but it speaks about the four judgments of God upon
apostate Israel. In Old Testament times when Israel broke the Covenant,
apostatized from truth, and assimilated pagan customs ~ which is what happened
in the Third Horse ~ God would send the very same four judgments that are
mentioned in connection with the Fourth Horse. And those judgments were the sword,
famine, pestilence which follows famine, by the way, and
ultimately wild beasts. You could find all four of these judgments in
Leviticus 26, that's the foundation.
Did
the
church during the third period break God's covenant? It most certainly
did. Now because Israel ~ this is an important principle ~ because Israel in
the Old Testament period were God's literal people, living in the literal land
of Canaan, these judgments were what? Literal.
However,
under
the Fourth Seal as well as in the others seals, we are dealing with
which Israel? Spiritual Israel, in a spiritual land which is the Christian
Church, and therefore we need to interpret these calamities in a symbolic manner.
Sekarang
mari kita simak latar belakang zaman Perjanjian Lama bagi Meterai Keempat, atau
Kuda Keempat. Di zaman Perjanjian Lama ~ saya akan memberikan pekerjaan rumah
ini kepada kalian: baca Imamat
26:21-26, itu kutipan yang penting. Saya tidak mencantumkannya
di sini, tetapi ini berbicara
tentang hukuman Allah kepada Israel yang murtad. Di zaman
Perjanjian Lama ketika Israel ingkar pada Perjanjian Allah, murtad dari
kebenaran, dan berasimilasi dengan tradisi pagan ~ seperti yang terjadi di masa Kuda Ketiga ~
Allah akan mengirim hukuman yang sama yang disebutkan sehubungan dengan Kuda
Keempat. Dan hukuman itu adalah: pedang,
kelaparan, bala sampar yang mengikuti kelaparan, dan akhirnya binatang-binatang buas.
Kalian bisa menemukan keempat hukuman ini di Imamat 26, itulah fondasinya.
Apakah
gereja di masa yang ketiga,
ingkar pada Perjanjian Allah? Betul sekali. Nah, karena Israel ~
ini prinsip yang penting ~ karena Israel di zaman Perjanjian Lama adalah umat
Allah yang literal, yang hidup di tanah Kanaan yang literal, maka
hukuman-hukuman itu juga apa? Literal.
Namun,
di zaman Meterai Keempat, dan
meterai-meterai yang lain, kita berurusan dengan Israel yang
mana? Israel rohani, yang ada di negara yang rohani yaitu Gereja Kristen, oleh
karena itu kita harus menafsirkan bencana-bencana
ini secara simbolis.
And
then we have in parentheses the text that you need to look at, this is very
important. In Daniel 11:28, 30, 32, this is a period of papal dominion, it's the
period of the Fourth Horse and there we are explicitly told that the papacy
trampled on God's holy Covenant during the 1260 years. So wouldn’t we
expect the same four judgments if the papacy trampled on the Covenant? Absolutely.
Kemudian dalam
kurung ada teks yang perlu kalian simak, ini sangat penting. Di Daniel 11:28,
30, 32, ini adalah periode kekuasaan Kepausan, periode Kuda Keempat, dan di sana
kita diberitahu secara eksplisit bahwa Kepausan
menginjak-injak Perjanjian Kudus Allah selama 1260 tahun. Maka,
tidakkah kita memperkirakan keempat hukuman yang sama akan terjadi jika
Kepausan menginjak-injak Perjanjian? Tentu saja.
Now let's talk about “Death and Hades”. The
immediate aftermath of death is the place where the dead go, and where is that?
The grave. The word ᾅδης [hadēs] in the Greek is the Greek equivalent of the Hebrew word שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] and
it should consistently be translated
“the grave”. We find the link between
the Hebrew and the Greek words in 1 Corinthians 15:54-55 we'll read these a
little bit later, where the Apostle Paul quotes Hosea 13:14 and uses the word ᾅδης [hadēs] in place of שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]. So in the book of Hosea the word for “grave” is שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl],
the Apostle Paul uses the word ᾅδης [hadēs] that shows that שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl] and ᾅδης [hadēs] are synonymous words in different
languages. Unfortunately the King James
Version 31 times mistakenly translates the Hebrew word שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] with
the word “hell”. It really should be translated “the grave”.
Sekarang, mari kita
bicara tentang “Kematian dan Kubur”. Kelanjutan langsung dari kematian ialah
tempat ke mana orang-orang mati pergi, dan apa itu? Kubur. Kata ᾅδης
[hadēs] dalam bahasa Greeka itu sama dengan kata שְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl]
dalam bahasa Ibrani, dan kata itu
harus diterjemahkan “kubur” secara konsisten. Kita mendapatkan kaitannya antara
kata Ibrani dan kata Greeka ini di 1 Korintus 15:54-55, nanti akan kita baca,
di mana Rasul Paulus mengutip Hosea 13:14 dan menggunakan kata ᾅδης
[hadēs] di tempat שְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl]. Maka di kitab
Hosea, kata untuk “kubur” ialah שְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl], Rasul Paulus
memakai kata ᾅδης
[hadēs]. Ini membuktikan bahwa שְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl] dan ᾅδης [hadēs] itu kata-kata yang
sinonim dari bahasa yang berbeda. Sayangnya, KJV 31 kali salah menerjemahkan
kata Ibraniשְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl] ini dengan kata “Neraka”. Seharusnya
diterjemahkan “Kubur.”
The
Old Testament regularly links the concepts of death and the grave in synonymous
parallelism, in other words, death and the grave are synonymous because when a
person dies they go to the grave.
Notice
Psalm 6:5, “…For in death
there is no remembrance of You. In the grave who will give You thanks?...” does the second line
explain and amplify the first line? Is it the same thought in different words?
Yeah, it's the same to say “for in death there is no remembrance of You”, “in the grave who will give You praise” So death and the grave are linked together
because when a person dies they go to the grave.
Kitab
Perjanjian Lama biasanya menghubungkan konsep kematian dengan kubur dalam
paralelisme sinonim. Dengan kata lain, kematian dan kubur itu sinonim karena saat
orang mati, dia pergi ke kubur.
Simak
Mazmur 6:5, “5
Sebab di dalam kematian tidak ada ingatan akan Engkau; di dalam kubur siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu?” Apakah
kalimat kedua menjelaskan dan melengkapi kalimat pertama? Apakah itu pendapat
yang sama dengan kata-kata yang berbeda? Ya, sama mengatakan “dalam kematian
tidak ada ingatan akan Engkau” dan “di dalam kubur siapakah yang akan bersyukur
kepadaMu”. Maka kematian dan kubur berkaitan jadi satu, karena bila orang mati,
dia pergi ke kubur.
Notice
Psalm 89:48 and there many more in the State of the Dead series I have a
presentation on Death and ᾅδης [hadēs], particularly on ᾅδης [hadēs] as it appears all throughout Scripture in the Old and the New
Testament.
Psalm
89:48 “…What man can live and
not see death? Can he deliver his life from the power of the? Grave…” there is it once again death and the grave together.
Simak
Mazmur 89:48, dan masih ada banyak lagi di seri State of the Dead (Status Orang
Mati). Saya punya presentasi tentang kematian dan ᾅδης [hadēs], terutama
tentang ᾅδης [hadēs] sebagaimana yang disebutkan di seluruh Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Baru.
Mazmur
89:48, “48 Siapakah orang yang boleh hidup dan tidak mengalami kematian? Bisakah dia menyelamatkan hidupnya dari kuasa? Kubur.…” tuh
sekali lagi, kematian dan kubur bersama-sama.
Psalm 116:3 here the psalmist says, “…The
pains of death surrounded me and the pangs of שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] laid hold of me. I found trouble and sorrow…” so once again death and שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] are used synonymously.
Mazmur 116:3 di
sini pemazmur berkata, “3 Siksaan kematian mengelilingi aku, dan rasa sakit
שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl] melumpuhkan aku. Aku menemukan
kesukaran dan kedukaan...” Jadi sekali lagi kematian dan
שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl] dipakai secara sinonim.
Notice Isaiah 38:18 “For שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]
cannot
thank You, death cannot praise You…” see once again death and the grave together, “For שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]
cannot thank You, death cannot praise
You, those who go down to the pit cannot
hope in Your truth…”
Simak
Yesaya 38:18, “18
Sebab שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] tidak dapat mengucap syukur kepadaMu dan kematian tidak dapat memujiMu; …” lihat, sekali lagi kematian dan kubur
bersama-sama, “…Sebab שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] tidak dapat mengucap syukur kepadaMu dan kematian tidak dapat memujiMu; orang-orang yang turun ke lubang yang dalam tidak bisa berharap akan kebenaran-Mu…”
Isaiah
28:15 I have only given you a sampling here so you see that I'm not just
choosing one little verse and making an entire application out of that. The fact is that death and the grave are
linked together not only in Revelation chapter 6.
So
it says in Isaiah chapter 28:15, “…Because you have said we have made a covenant with death and
with שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] we are in agreement…” is a covenant an agreement?
So
are death and the grave linked together? Are they synonymous basically?
Yes.
Yesaya
28:15, saya hanya memberikan sedikit contoh di sini supaya kalian bisa melihat
bahwa saya tidak hanya memilih satu ayat kecil lalu membentuk seluruh aplikasi
dari sana. Faktanya ialah, kematian dan kubur
itu terkait satu sama lain, bukan saja di Wahyu pasal 6.
Jadi
di Yesaya 28:15 dikatakan, “15 Karena kamu telah berkata: ‘Kami telah mengikat perjanjian dengan kematian, dan dengan שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl] (kubur) kami punya kesepakatan…” Apakah perjanjian itu suatu kesepakatan?
Jadi apakah kematian dan kubur berkaitan satu sama lain? Apakah pada dasarnya
mereka sinonim? Ya.
Now here comes the key text Hosea 13:14, “…I will…” God is speaking here, “…I will ransom them from the power
of the grave, I will redeem them from…” what? “…from death. O, death, I will be your plagues,
o, grave I will be your destruction…” The Apostle Paul paraphrases this in 1 Corinthians 15 so
let's go there just for a moment. 1 Corinthians 15 and let's notice how the
Apostle Paul is actually drawing on Hosea. He doesn't quote it textually, but
he's drawing on the terminology. Only instead of the word “grave” which is ᾅδης [hadēs], he uses the word שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl] which is the Hebrew Old Testament word. 1
Corinthians 15:54, “...so when this corruptible has put on
incorruption and this mortal has put on immortality, then shall be brought to
pass the saying that is written: 'death is swallowed up in victory. Oh, death
where is your sting? O, ᾅδης
[hadēs] where
is your victory?'..." so
is Paul drawing on the book of Hosea? Yes he's drawing on Hosea, only in Hosea
the word for "grave" is שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl],
the word for "grave" in the New Testament Greek is ᾅδης [hadēs]. And so death and ᾅδης [hadēs] are linked together just like death and שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] are
linked together.
So the question is, does the word שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] and does the word ᾅδης [hadēs] mean
“Hell”,
a place of burning? No, it simply means the grave. When a person dies
the next step is what? To be buried in the grave. Death and the grave followed this yellow horse.
Nah, ini ayat kunci, Hosea 13:14, “14
Aku akan…” yang
berbicara di sini Allah, “…Aku
akan menebus mereka dari kuasa kubur, Aku akan menebus mereka
dari…” apa? “… maut. Hai maut, Aku akan menjadi bala samparmu; hai kubur, Aku akan menjadi pembinasamu…” Rasul Paulus memakai kata-katanya
sendiri untuk ayat ini di 1 Korintus 15, jadi mari kita ke sana. 1 Korintus 15,
dan mari kita simak bagaimana rasul Paulus mengutip dari Hosea. Dia tidak
mengutip secara harafiah, tetapi dia memakai terminologinya. Hanya sebagai ganti kata “kubur” yang adalah ᾅδης [hadēs],
Hosea memakai kata שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] yang adalah kata tersebut di kitab Perjanjian
Lama Ibrani. 1 Korintus 15:54, “54 Jadi ketika yang dapat binasa ini mengenakan
yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat
mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: 'Maut telah ditelan dalam
kemenangan. 55 Hai maut, di manakah sengatmu?
Hai ᾅδης [hadēs], di manakah kemenanganmu?” Jadi apakah Paulus mengambil dari kitab
Hosea? Ya, dia mengambil dari Hosea, hanya di Hosea kata untuk “kubur” ialah שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl],
kata untuk “kubur” di kitab Perjanjian Baru Greeka ialah ᾅδης [hadēs].
Maka kematian/maut dan ᾅδης [hadēs] terkait
bersama, persis seperti kematian/maut dengan שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] itu terkait bersama.
Maka pertanyaannya ialah, apakah kata שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] dan
apakah kata ᾅδης [hadēs] berarti “neraka”, tempat
pembakaran? Tidak. Itu artinya semata-mata kubur. Ketika orang
mati, langkah berikutnya apa? Ditanam di kubur. Kematian dan kubur mengikuti Kuda Pucat ini.
Now another place where we can link the word שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] with the word ᾅδης [hadēs] is in Acts 2:25-27, 30-31. Here Peter on the day of Pentecost is drawing
on a passage that we find in Psalm 16:8-10,
and in the Greek the word “grave” is the word ᾅδης [hadēs], whereas in the Old Testament in Psalm 16 the word is שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] that's why we know that שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] and ᾅδης [hadēs] are synonymous in different languages.
Notice
Acts 2:25-27 and 30-31. “For David says concerning Him…” and he's getting this from Psalm 16:8-10, “...I foresaw the Lord always before My face, for He is at My
right hand that I may not be shaken. 26 Therefore My heart rejoiced
and My tongue was glad. Moreover My
flesh also will rest in hope...” this is Jesus
speaking prophetically, “...27 for You will not leave My soul in Hades...” the New King James transliterates the word from the Greek ᾅδης [hadēs].
Other versions like
the New International Version, like I was saying the NIV
doesn't translate "...for You will not
leave My soul in Hades...” or “...in Hell...” like the King James
Version says, The NIV says, “...You will not leave Me in the grave...” so much better translation.
“...You will not
leave My soul...” or “...You will not leave Me in Hades...” or “…the grave, nor will You allow Your Holy One to see
corruption…”
So
the word here for “grave” is ᾅδης [hadēs]. In the Old Testament
where this is coming from the word is שְׁאֹל
שְׁאוֹל[she'ôl]. So שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] and ᾅδης [hadēs] are the same word in different languages.
Verse 30, “…Therefore being a prophet (David)
and knowing that God had sworn with an oath to him, that of the fruit of his
body according to the flesh, He would raise up the Christ to sit on his throne,
he foreseeing this…” that
is David see, “…foreseeing this, spoke concerning…” what?
“…the resurrection of the Christ, that His
soul…” that is He, “…was not left in Hades…” or the grave, “…nor
did His flesh see corruption…”
Nah, tempat lain di
mana kita bisa mengaitkan kata שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] dengan kata ᾅδης
[hadēs] adalah Kisah 2:25-27, 30-31. Di sini Petrus pada hari
Pentakosta mengutip dari kitab Mazmur 16:8-10, dan di dalam bahasa Greeka, kata
“kubur” adalah kata ᾅδης
[hadēs], sementara di Kitab Perjanjian Lama di Mazmur 16, kata
itu ialah שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl], itulah sebabnya
kita tahu bahwa שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] dan ᾅδης
[hadēs] itu bersinonim dalam bahasa yang berbeda.
Simak Kisah 2:25-27 dan 30-31. “25 Karena Daud
berkata tentang Dia…” dan
dia mendapat ini dari Mazmur 16:8-10, “…‘Aku senantiasa memandang
kepada Tuhan, karena Ia ada di tangan kananKu, agar
Aku tidak goyah. 26 Itulah
sebabnya hatiKu bersukacita dan lidahKu
bersorak-sorak. TubuhKu juga akan beristirahat
dalam harapan,…” ini
Yesus bernubuat, “…27 karena Engkau tidak akan meninggalkan Aku di Hades…” NKJV mentransliterasi (tidak
menerjemahkan) kata “Hades” dari bahasa Greeka.
Versi-versi lain seperti NIV, seperti
yang sudah saya katakan, tidak menerjemahkannya: “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di Hades …” atau “…di Neraka…” seperti kata KJV. NIV
berkata, “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di
kubur…” terjemahan yang jauh lebih baik.
“…Engkau tidak akan meninggalkan nyawaKu…” atau “…Engkau tidak akan
meninggalkan Aku di Hades…” atau “…di kubur, dan tidak akan membiarkan
Orang Kudus-Mu melihat pembusukan." Maka
di sini kata untuk “kubur” ialah ᾅδης [hadēs]. Di Kitab Perjanjian Lama dari mana
ayat ini berasal, katanya ialah שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]. Jadi שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] dan
ᾅδης [hadēs] adalah kata yang sama dalam bahasa
yang berbeda.
Ayat
30, “30 Oleh karena ia [=
Daud] adalah seorang nabi, dan ia tahu
bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa dari buah tubuhnya secara jasmani, Tuhan akan mengangkat sang Kristus untuk duduk di atas
takhtanya. 31 Dengan melihat ke depan itulah, ia …” yaitu Daud melihat ke depan, “…berbicara tentang…” apa? “…kebangkitan Sang Mesias, bahwa nyawaNya…” maksudnya
Dia, “…tidak ditelantarkan
di Hades…”
atau kubur, “…dan bahwa tubuh-Nya
pun tidak mengalami
pembusukan..."
So
basically when this horse, you have a reference to “death and Hades”, it
doesn't mean “death and hell” it means “death” and what? “Death and the
grave”, because this is the pale
horse, this is the horse that brings
death:
·
first by famine, because
there's famine for the Word of God, and there's darkness that we’ve noticed
under the Third Horse;
·
and secondly because those
in the church are being killed, physically killed, that's why the martyrs are
crying out in the Fifth Seal.
So
far so good?
Jadi
pada dasarnya, ketika ada rujukan di kuda ini kepada “kematian dan Hades”, itu
tidak berarti “kematian dan neraka”. Itu berarti “kematian” dan apa? “Kematian
dan kubur”, karena ini adalah Kuda Pucat, yaitu kuda yang membawa kematian,
·
pertama
dengan kelaparan, karena adanya kelaparan Firman Allah; dan ada kegelapan yang
sudah kita simak di zaman Kuda Ketiga;
·
dan
kedua karena mereka di dalam gereja mengalami pembunuhan, pembunuhan secara
literal. Itulah sebabnya mengapa para martir berseru di Meterai Kelima.
Sampai
di sini, jelas?
Now
the key question at this point is this, what caused this church to die and to go the grave?
The answer is that four factors led to death and to the grave. First of
all the Sword.
The
key verses ~ and we've covered this before so we don't have to dwell a lot on
it ~ the key verses to understand the
symbolic meaning of the sword in the Fourth Seal are Romans 4 and Revelation
13:10 and 14. As we have seen more often than not, when the sword of the Spirit convicts
of sin, what happens? It awakens the sword of persecution on the
part of those who wish to suppress it. And we’ve noticed that in the Third
Seal, right? Matthew 10:34-37. I'm not
going to read Romans 13 again, Romans 13:1-4, let's just read verse 4 in that
passage speaking about the civil power, it says, “…For he is God's minister to you for good.
But if you do do evil, be afraid; for he…”
that is the civil ruler, “…does not bear the sword in vain, for he is God's minister and
an avenger to execute wrath on him who…”
what? “…on him who
practices evil.”
Sekarang,
pertanyaan kuncinya saat ini ialah, apa yang
menyebabkan gereja ini mati dan pergi ke kubur? Jawabannya
ialah, ada empat faktor yang menyebabkan kematian dan membawanya ke kubur. Yang pertama, Pedang. Ayat-ayat
kuncinya ~ dan kita sudah membahas ini sebelumnya jadi kita tidak perlu
membahasnya panjang lebar lagi ~ ayat-ayat kuncinya untuk memahami arti
simbolis dari pedang di Meterai Keempat ialah Roma pasal 4 dan Wahyu 13:10, 14.
Sebagaimana sudah sering kita lihat, biasanya jika pedang Roh meyakinkan tentang dosa,
apa yang terjadi? Itu membangkitkan
pedang persekusi pada pihak mereka yang mau menekannya. Dan ini
sudah kita simak terjadi di masa Meterai Ketiga, benar? Matius 10:34-37. Saya
tidak akan membacakan Roma 13 lagi, Roma 13:1-4. Mari kita baca ayat 4 saja
yang berbicara tentang kekuasaan sipil, dikatakan, “4 Karena dia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah, karena dia…” yaitu penguasa sipil “…tidak menyandang pedang dengan percuma,
karena dia adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka
yang…” apa? “…atas mereka yang berbuat jahat.”
Now
let's read the note, and then I'm going to give you an additional explanation.
In apocalyptic prophecies, symbols are fluid, they take different shapes
depending on where they appear, that is that the “sword” can represent the Word
of God, right? But when the Word of God is proclaimed, what happens? The church
then appeals to the sword of civil power to punish those who don't agree with
the church.
Let
me ask you this, did the papacy use the sword during this period to kill? What
sword? They used the Bible to kill, right? Hmm, can't represent the Bible! The papacy
did not use the Bible to kill. What did it use? It used the sword of the civil power.
How many armies does the papacy have? How many tanks? How many missiles? It
will have all of them because it links up with the states, and it has all of
the support of the states, but it has none of its own, right?
Sekarang
mari kita baca catatannya, lalu saya
akan memberikan penjelasan lebih lanjut. Dalam nubuatan apokaliptik, simbol itu
fleksibel, mereka bisa menjadi apa saja tergantung di mana mereka muncul. Kata
“pedang” bisa mewakili Firman Allah, benar? Tetapi ketika Firman Allah
dimaklumkan, apa yang terjadi? Gereja lalu memohon kepada pedang kekuasaan
sipil untuk menghukum mereka yang tidak sependapat dengan gereja.
Coba
saya tanya, apakah Kepausan memakai pedang selama masa ini untuk membunuh?
Pedang apa? Mereka memakai Alkitab untuk membunuh, benar? Hmmm, jadi tidak
mungkin melambangkan Alkitab. Kepausan
tidak membunuh dengan
Alkitab. Dengan apa? Dengan
pedang kekuasaan sipil. Berapa banyak pasukan yang dimiliki
Kepausan? Berapa banyak tank? Berapa banyak rudal? Dia akan memiliki semuanya
itu karena dia bergabung dengan negara-negara, dan dia mendapatkan dukungan
semua negara, tetapi bukan miliknya sendiri, benar?
What
did the papacy do during the 1260 years? It linked up with the state and it
used the sword of the state to punish those who did not agree with its
practices and its beliefs. It killed with what? With the sword.
But the interesting thing is that this same
power that killed with the sword received a deadly wound by the sword.
Notice Revelation 13:9-10, this is at the top of page 196, Revelation 13:9-10
it says, “…Anyone who has an
ear, let him hear. He who leads into captivity shall go into captivity…” Did the papacy lead
into captivity? Yes. Was the papacy led
into captivity? “…he who kills with the
sword must be killed with the sword.
Here is the patience and the faith of the saints…” So the papacy killed with the sword and the sword gave the papacy
its deadly wound. The papacy led into captivity and the papacy was taken into
captivity. So the first thing that this
yellow horse does is take away peace by killing those who do not agree with the
church, with the sword, with the aid or the help of the state.
Apa
yang dilakukan Kepausan selama 1260 tahun? Dia bergabung dengan negara dan dia
menggunakan pedang negara untuk menghukum mereka yang tidak sejalan dengan
praktek-prakteknya dan keyakinan-keyakinannya. Dia membunuh dengan apa? Dengan
pedang.
Tetapi yang menarik ialah kekuasaan yang sama yang
membunuh dengan pedang, dia sendiri menerima luka yang mematikan dari pedang.
Simak Wahyu 13:9-10, ini bagian atas hal. 196. Wahyu 13:9-10 berkata, “9 Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! 10 Siapa yang menyebabkan orang lain
masuk penawanan, dia sendiri akan masuk ke dalam penawanan;…” apakah Kepausan membuat orang lain
masuk penawanan? Ya. Apakah Kepausan masuk penawanan? “…dia yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Di sinilah keuletan
dan iman orang-orang kudus…” Jadi Kepausan membunuh dengan pedang,
dan pedang memberikan luka yang mematikan kepada Kepausan. Kepausan membuat
orang lain menjadi tawanan, dan Kepausan ditawan. Jadi hal pertama yang
dilakukan Kuda Pucat ini ialah mengambil damai dengan membunuh mereka yang tidak sependapat dengan gereja, dengan
memakai pedang bantuan negara.
Now
let's notice the note under this text Revelation 13:9-10. The New King James
Version of Revelation 6:8 tells us that “…power was given…” listen to the tense of the verb, “…power was given…” and a better translation is not power, “authority”.
There are two Greek words that are translated “power” in the
King James and the New King James, the the first is the word δύναμις [dunamis], where we get the word “dynamite” from. That's
not the word here. The word is ἐξουσία [exousia] which means “authority”.
So
it says here that, “…power was given
[authority], to them [death and the grave]… to kill with the sword…”
It
is hardly a coincidence that the Little Horn ~ if you read Daniel 7:25 it says
~ was given power to make war against
the saints and overcome them.
In
Revelation 13:7 the Beast, which is equivalent to the Little Horn in Daniel 7,
once again it tells us the Beast was given power to make war with the saints.
Are
you catching the picture?
Sekarang mari kita simak catatan di
bawah teks Wahyu 13:9-10. Terjemahan NKJV Wahyu 6:8 mengatakan bahwa “…kekuasaan telah diberikan…”
dengarkan keterangan waktu kata kerjanya, “…kekuasaan telah
diberikan…” terjemahan
yang lebih baik bukanlah “kekuasaan” tapi “wewenang”.
Ada dua kata Greeka yang diterjemahkan
“kekuasaan” di KJV dan NKJV. Yang pertama ialah kata δύναμις [dunamis],
dari mana kita mendapat kata “dinamit”. Itu bukan kata tersebut di sini.
Katanya ialah ἐξουσία [exousia]
yang artinya “wewenang.”
Jadi
dikatakan di sini bahwa, “…Dan kepada mereka (maut dan
Hades) diberikan kuasa (wewenang)… untuk membunuh dengan pedang…”
Sudah
pasti bukan kebetulan kalau Tanduk Kecil ~ jika kita membaca Daniel 7:25
dikatakan ~ diberi wewenang untuk berperang melawan orang-orang kudus dan
mengalahkan mereka.
Di
Wahyu 13:7 Binatang itu, yang sama dengan Tanduk Kecil Daniel pasal 7, sekali
lagi dikatakan bahwa kepada Binatang itu diberikan kuasa untuk berperang dengan
orang-orang kudus.
Apakah kalian menangkap gambarannya?
Now,
how else
did the papal system kill people? In symbolic terms famine comes, when
the Holy Spirit speaking through the Word is scarce. Famine comes when it
doesn't rain, and when it doesn't rain there's a scarcity of food, right? Now
during the Dark Ages there was no what? No rain. We're
not talking about literal rain. You say, how do we know that during the
1260 years there was no rain? Because in Revelation 11 it says that the two
witnesses closed the heavens so that would not rain during their prophecy. The
same period. So there was no rain and therefore what happened? Bread was
scarce. The result was what? Famine, spiritual hunger. Famine in turn
led to what? Malnutrition. And
malnutrition led to pestilence, disease, and ultimately pestilence led to what? To death. Are you catching the picture?
Nah,
dengan cara apa lagi sistem
Kepausan membunuh orang? Dalam istilah simbolis, muncul
kelaparan bila Roh Kudus yang berbicara melalui Firman itu langka. Kelaparan
terjadi bila tidak ada hujan, dan bila tidak ada hujan, ada kelangkaan makanan,
benar? Sekarang, selama era Masa Kegelapan tidak ada apa? Tidak ada hujan. Kita tidak berbicara tentang
hujan literal. Kalian berkata, dari mana kita tahu bahwa selama
1260 tahun tidak ada hujan? Karena di Wahyu 11 dikatakan bahwa kedua saksi
menutup langit sehingga tidak ada hujan selama masa nubuatan mereka. Periode yang
sama. Jadi tidak ada hujan, dan oleh karena itu apa yang terjadi? Roti langka.
Akibatnya apa? Kelaparan,
kelaparan rohani.
Kelaparan pada gilirannya mengakibatkan apa? Malnutrisi. Dan malnutrisi mengakibatkan bala sampar,
penyakit, dan akhirnya bala sampar mengakibatkan apa? Kematian. Apakah kalian menangkap
gambarannya?
The
prophet Isaiah explained the symbolic meaning of rain, bread, and the Word. “…For as the rain comes
down, and the snow from heaven, and do not return there, but water the earth,
and make it bring forth and bud, that it may give seed to the sower and bread
to the eater…” (Isaiah 55:10) so does the falling of rain
have anything to do with giving bread? Yes or no? Yes!
Now
comes the comparison to rain and bread. Rain makes the crop grow, and then the
grain is harvested, and bread is made. When there's no rain, the result is,
that you don't have, you know it's very expensive, like we noticed in the Third
Seal.
Here
comes the comparison, verse 11, “…so shall My Word be, that goes forth from My mouth. It shall
not return to Me void, but it shall accomplish what I please. And it shall
prosper in the thing for which I sent it…”
Was
there a scarcity of the Holy Spirit during the period of the Roman Catholic
papacy? Was there a scarcity of the Word of God? Listen,
the Waldenses had to hide in the Piedmont and they wrote a text of
Scripture on little pieces of parchment, and they were traveling salesmen, they
would give these pieces of parchment with Scriptures to people because reading
the Scriptures to the lay people was strictly forbidden.
So
was there famine during this period? Yes, because the Spirit was scarce. Was
there spiritual hunger? Yes. And whoever
did not agree with that, what did the church do? It used the state, the sword
of the state, to kill those who did not
agree with the church.
Nabi
Yesaya menjelaskan, makna simbolis hujan, roti, dan Firman. “10
Sebab
seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya memberikan hasil dan bertunas, agar memberikan benih
kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan… (Yesaya 55:10). Jadi apakah jatuhnya hujan berkaitan
dengan memberikan roti? Ya atau tidak? Ya.
Sekarang
perbandingan antara hujan dengan roti. Hujan membuat tanaman bertumbuh,
kemudian gandumnya dipanen, dan dibuat roti. Jika tidak ada hujan, akibatnya
tidak ada roti, kalian tahu, jadi sangat mahal seperti yang kita simak di
Meterai Ketiga.
Ini
perbandingannya, ayat 11, “11 seperti itulah
Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku. Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki. Dan akan berhasil
dalam melakukan apa yang Kusuruhkan
kepadanya.”
Apakah
ada kelangkaan Roh Kudus selama masa Kepausan Roma Katolik? Apakah Firman Allah
saat itu langka? Dengarkan, kaum Waldenses harus
bersembunyi di Piedmont, dan mereka menyalin ayat-ayat Kitab Suci pada potongan
kertas yang kecil-kecil, dan ketika mereka keliling berdagang, mereka
memberikan kertas-kertas kecil dengan ayat-ayat Kitab Suci ini kepada
orang-orang karena pada waktu itu orang awam dilarang membaca Kitab Suci.
Jadi
apakah di periode itu terjadi kelaparan? Ya. Karena Roh Kudus langka. Apakah
ada kelaparan rohani? Ya. Dan barangsiapa tidak setuju dengan hal itu, apa yang
dilakukan gereja? Dia memakai negara, pedang negara untuk membunuh mereka yang
tidak sependapat dengan gereja.
Notice
Deuteronomy 32:2 “…Let My teaching drop as
rain,…” so teaching once again is related to rain, “…My speech distill as the
dew, as raindrops on the tender herb and as showers on the grass…”
Simak Ulangan 32:2, “2 Hendaknya
pengajaranKu jatuh laksana hujan…” jadi sekali lagi pengajaran terkait
dengan hujan,
“…perkataanKu menetes laksana embun, laksana hujan renai di atas
tunas muda, dan laksana curah hujan ke atas rerumputan…”
Notice
Hosea once again. Knowledge of the Lord,
a speech, God's Word all have to do with God communicating to us, it said, “…Let us know, let us pursue…” what? “…the knowledge of the
Lord. His going forth is established as the morning. He will come to us like…” what? “…like the rain, like the latter
and the former rain to the earth…” (Hosea 6:3)
Simak Hosea sekali lagi. Pengetahuan
tentang Tuhan, perkataan, Firman Allah semua berkaitan dengan komunikasi Allah
kepada kita. Dikatakan, “3 Hendaknya kita mengenal, hendaknya kita kejar…” apa? “…pengetahuan tentang TUHAN. KeluarNya
pasti seperti pagi hari. Ia akan datang
kepada kita seperti…” apa? “…hujan, seperti hujan akhir dan hujan awal ke bumi." (Hosea 6:3)
A
time is coming when there's going to be famine in the earth. Was there a famine
during the 1260 years? Yes.
Saatnya
akan datang ketika akan ada kelaparan di bumi.
Apakah
ada kelaparan selama masa 1260 tahun? Iya.
But
Amos 8:11-12 is talking about a famine, you know even during the Dark Ages when
the papacy had dominion, there was still some of God's Word and there were
still some of God's faithful people that assimilated the Word. But the time is coming
when
probation closes, when nobody is going to be able to find the Word of God
because there's going to be a famine in the land, and they all seek for the Word of God, they will not be able to find
it.
Notice
what it says, “…‘Behold the days are coming,’ says the Lord God, ‘that I will
send a famine on the land. Not a famine of bread, nor a thirst for water…” once again bread is related with water, with the Holy Spirit, “…but of hearing…” what? “…the Words of the Lord…” see, when it rains, it grows, the Holy Spirit
falls is connected with the Word and as a result people are spiritually
healthy. Verse 12, “…they shall wander from sea to sea and from
north to east, they shall run to and fro seeking the Word of the Lord…” in other words they are looking for bread but there's famine, “…but shall not find it…”
Are
you catching the picture?
Tetapi
Amos 8:11-12 berbicara tentang suatu kelaparan. Kalian tahu bahkan selama
periode Masa Kegelapan ketika Kepausan berkuasa, masih ada sedikit Firman
Allah, dan masih ada beberapa umat Allah yang setia yang menerima Firman.
Tetapi waktunya akan datang ketika
masa kemurahan Allah berakhir, saat itu tidak ada lagi manusia
yang bisa menemukan Firman Allah karena akan ada
kelaparan di dalam negeri, dan mereka akan mencari Firman Allah, tetapi mereka
tidak akan bisa menemukannya.
Simak apa katanya, “11 ‘Sesungguhnya, waktunya
akan datang,’ demikianlah Firman Tuhan ALLAH,
‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan roti, dan bukan kehausan akan air…” sekali lagi roti berkaitan dengan air,
dengan Roh Kudus, “…melainkan akan
mendengarkan…” apa? “…Firman TUHAN…” lihat, bila hujan turun, itu membuat pertumbuhan,
turunnya Roh Kudus berkaitan dengan Firman Allah, dan sebagai akibatnya,
manusia menjadi sehat rohaninya. Ayat 12, “…12 Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan dari
utara ke timur, mereka akan ke sana kemari
mencari Firman TUHAN…” dengan kata lain, mereka akan mencari
roti, tapi yang ada kelaparan, “…tetapi tidak akan mendapatkannya. …”
Apakah kalian menangkap gambarannya?
Now
what about the wild beasts? The wild beasts are also symbolic. We're dealing with symbols, right? Now in
Scripture wild individuals who are hateful and want to destroy God's people are
compared to wild beasts. Let's read several texts.
Psalm
74:18-19, “…Remember this, that the enemy has reproached, O, Lord, and
that a foolish people has blasphemed Your name. O, do not deliver the life of Your
Turtledove to the wild beasts. Do not forget the life of Your poor forever…” So who is compared with
the wild beasts? The enemy.
Sekarang,
bagaimana dengan binatang-binatang buas? Binatang-binatang buas juga simbolis.
Kita berurusan dengan simbol, kan? Nah, di Kitab Suci orang-orang yang membenci dan ingin membinasakan umat
Allah, dibandingkan dengan binatang-binatang buas. Mari
kita baca beberapa ayat.
Mazmur 74:18-19, “18 Ingatlah ini: musuh telah
mencela, ya TUHAN, dan bangsa yang bebal itu telah
menghujat nama-Mu. 19 Janganlah berikan nyawa merpati-Mu kepada
binatang buas! Janganlah selamanya melupakan
nyawa orang-orang-Mu yang tertindas! …” Jadi
siapa yang dibandingkan dengan binatang buas?
Musuh.
Notice
Psalm 7:1-2, “Lord, my God, in You
I put my trust. Save me from all those who persecute me and deliver me, lest
they…” who is “they”? Those that
persecute, right? “…less they tear me like a
lion, rending me in pieces while there is none to deliver…” once again enemies are compared to a lion that devours and
tears in pieces.
Simak Mazmur 7:1-2, “1 Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku percaya. Selamatkanlah aku dari semua orang yang mempersekusi aku dan lepaskanlah aku, 2
supaya jangan mereka…” siapa “mereka”?
Yang mempersekusi, benar? “…supaya jangan mereka mencabik aku seperti singa, merobek-robek
aku sementara tidak ada yang melepaskan…” sekali lagi musuh-musuh dibandingkan
dengan singa yang menerkam dan mencabik-cabik.
Psalm
10, what principle are we using here to understand what the wild beasts represent,
symbolically, what are we doing? Does the Fourth Seal explain what the “wild
beasts” are? Does it
tell you what the wild beasts symbolize? No, it doesn't tell you. So what do we do? Well, we see what “wild
beasts” means symbolically in other places in Scripture, it's that simple.
Now
notice Psalm 10:9-11, “…He lies in wait secretly…”
this is the enemy, “…as a lion in his den,
he lies in wait to catch the poor. He catches the poor when he draws him into
his net. So he crouches…” notice, he is using all of the mannerisms of
the lion. “…so he crouches, he lies low, that the helpless may fall by his
strength. He has said in his heart, ‘God
has forgotten, He hides His face, He will never see’…” is that what the religious leaders said during the 1260
years? Was God seeing? He was writing it all in the heavenly books
because He's going to rectify all of those wrong judgments.
Mazmur
10, prinsip apa yang kita pakai untuk memahami binatang buas itu melambangkan apa? Apa yang kita lakukan? Apakah Meterai
Keempat menjelaskan “binatang buas” itu apa? Apakah dia memberitahu
kita binatang buas itu simbol apa? Tidak, kita tidak diberitahu. Jadi apa yang
kita lakukan? Nah, kita lihat “binatang buas” itu apa artinya secara simbol di
tempat lain di Kitab Suci, sesederhana itu.
Sekarang simak Mazmur 10:9-11, “9 Ia menunggu di
tempat yang tersembunyi…” ini
si musuh, “…bagaikan singa di balik
semak-semak, ia menunggu diam-diam untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang
tertindas dengan menariknya ke dalam jaringnya.10 Ia mendekam…” simak, dia memakai semua gerak-gerik
singa, “…Ia mendekam,
ia meniarap, agar
orang-orang tak berdaya boleh jatuh oleh kekuatannya. 11
Ia berkata dalam hatinya: ‘Allah sudah lupa;
Ia menyembunyikan wajah-Nya, Dia tidak akan
pernah melihat.’…” Inikah
yang dikatakan para pemimpin rohani selama 1260 tahun? Apakah Allah melihat?
Allah mencatatnya semua dalam kitab-kitab surgawi, karena Dia akan mengoreksi
semua penghakiman yang salah itu.
You
know, makes me think of John Huss, ever heard of John Huss? You know, he was
tried there in Prague, in Constance actually he was taken to Constance from Prague,
he was tried in the Cathedral, and he was found guilty. Was he guilty? No. And he
was taken and he was burned at the stake. Was that just? No, totally unjust, the
earthly judgement was wrong. Does the time have to come when that needs to be
rectified? Where is it rectified? When Huss’ name appears in the heavenly
judgment, it will be shown that those who did that to him were wrong, and Huss
was right, and the reward will be given to Huss, in other words, the reward
will be reversed. Huss will be rewarded with eternal life like should have
happened before, and those who oppressed him will suffer eternal death. The
purpose of the judgment is to rectify, there in Daniel chapter 7.
Kalian
tahu, saya teringat John Huss. Kalian pernah mendengar nama John Huss? Kalian
tahu, dia dihakimi di Praha, sesungguhnya di Konstanz, dia dibawa ke Konstanz
dari Praha. Dia diadili di Katedral, dan dia dinyatakan bersalah. Apakah dia
bersalah? Tidak. Dan dia ditangkap dan dibakar. Apakah itu adil? Tidak, sama
sekali tidak adil. Penghakiman duniawi salah. Apakah waktunya harus tiba ketika
kesalahan itu harus dikoreksi? Di mana itu dikoreksi? Ketika nama Huss muncul
dalam penghakiman surgawi, akan dibuktikan bahwa mereka yang melakukan itu
kepadanya, salah, dan Huss yang benar. Dan pahala akan diberikan kepada Huss.
Dengan kata lain, pahalanya akan ditukarbalik. Huss yang akan mendapat pahala
hidup kekal sebagaimana yang seharusnya dia peroleh sejak awal, dan mereka yang
menindasnya akan menderita kematian kekal. Tujuan penghakiman di Daniel pasal 7
ialah untuk mengoreksi.
Notice
Psalm 17:9-12 ”…From the wicked who
oppress me, from my deadly enemies who surround me, they have closed up their
fat hearts, with their mouths they speak proudly. They have now surrounded us in
our steps. They have set their eyes crouching down to the earth. As a lion is eager
to tear his prey, and like a young lion lurking in secret places.”
Simak
Mazmur 17:9-12, “9 Dari orang-orang fasik yang menindas aku, dari
musuh yang mau membunuhku yang mengepung
aku. 10 Mereka telah menutup hati
mereka yang loba, mereka berbicara dengan
angkuh. 11 Sekarang mereka telah mengepung langkah-langkah kami. Mereka mengarahkan mata mereka, sambil mendekam di tanah, 12 Seperti
singa, yang bernafsu untuk menerkam mangsanya,
dan seperti singa muda, yang mengendap di
tempat yang tersembunyi.”
Psalm
22:12-13, this is a messianic psalm, it's talking about the sufferings of
Christ at the hand of His enemies. “…Many bulls have surrounded Me, strong bulls of Bashan have
encircled Me. They gape at Me with their mouths like a raging and roaring lion…”
Mazmur
22:12-13, ini adalah Mazmur mesianik, berbicara tentang penderitaan Kristus di
tangan musuh-musuhNya. “12 Banyak banteng jantan mengerumuni Aku; banteng-banteng
kuat dari Basan mengepung Aku; 13 mereka mengangakan mulutnya kepada Aku seperti singa yang mengamuk dan mengaum…”
Proverbs
28:15, “…like a roaring
lion and a charging bear is a wicked ruler over poor people.”
Amsal
28:15, “15 Seperti singa yang meraung dan beruang yang menyerbu, demikianlah pemimpin yang fasik berkuasa atas
rakyat yang tak berdaya.
Zechariah
10:3, “…My anger is kindled
against the shepherds, and I will punish the goatherds…” literally in the Hebrew, the goatherds are the leaders, such as
in the NIV. “…For the Lord of Hosts will visit His flock. The house of Judah
and will make them as His royal horse in battle…”
Zakharia 10:3, “…3 MurkaKu tersulut terhadap para gembala domba, dan Aku akan menghukum gembala-gembala
kambing…” dalam bahasa Ibrani, gembala-gembala
kambing secara literal adalah para pemimpin, seperti yang di NIV, “…sebab TUHAN semesta alam akan menilik kawanan-Nya, yakni kaum Yehuda,
dan akan membuat
mereka sebagai kuda kerajaan-Nya dalam
pertempuran…”
The
Apostle Paul in the New Testament warned the church at Ephesus with the
following words, “…For I know this, that after my departure…” what? “…savage wolves will come in among you not sparing the flock…” (Acts 20:29) is that speaking about
real literal wolves or is it symbolic wolves? Symbolic wolves.
Rasul Paulus di kitab Perjanjian Baru
mengingatkan gereja di Efesus dengan kata-kata berikut, “29 Karena ini aku tahu, bahwa sesudah aku pergi…” apa? “…serigala-serigala buas akan masuk ke tengah-tengah kamu, dan tidak akan meloloskan kawanan itu.” (Kisah 20:29). Apakah ini bicara serigala literal atau
serigala simbolis? Serigala simbolis.
Notice
Matthew 7:15 here Jesus speaks, “…Beware
of false prophets, who come to you in sheep's clothing but inwardly they are
ravenous wolves…”
Are
you catching the picture of what wild beasts mean?
Simak Matius 7:15, di sini Yesus
berbicara, “15
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu, yang datang kepadamu dengan kulit
domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. …”
Apa kalian menangkap gambaran makna
binatang-binatang buas?
Now
Ellen White adds her testimony Review and
Herald, August 18, 1896, “…The symbols of Earth are…” what? “…wild
beasts. But in the kingdom of Christ men are called upon to behold not a ferocious
beast but the Lamb of God…”
Ellen
White is speaking here about the hatred that Doeg the Edomite had against Saul,
King Saul. It says, actually Doeg led to the destruction of the entire city
with all of the priests, eighty-five priests, all of the people there, all of
the beasts, the city was totally demolished, because Doeg hated David, but,
well I won't get into that story right now. He didn't hate Saul, he hated
David. “…Like
savage beasts who have tasted of blood, so were…”
who? Saul and
Doeg…” (2BC 1020.4) they allied themselves to try and get
rid of David. So notice, Saul and Doeg are compared to what? To savage beasts.
Sekarang
Ellen White menambahkan kesaksiannya, Review
and Herald, 18 Agustus 1896, “…Simbol-simbol dunia ialah…” apa?
“…binatang-binatang buas. Tetapi dalam kerajaan Kristus, manusia disuruh
memandang bukan binatang yang buas, melainkan Anak Domba Allah…”
Ellen White di sini berbicara
tentang kebencian Doeg orang Edom (1
Sam 21) terhadap Saul, raja Saul. Yang benar Doeg menyebabkan
kehancuran seluruh kota dengan semua imamnya, 85 orang imam, semua penduduk di
sana, semua hewan, kota itu seluruhnya hancur karena Doeg membenci Daud. Nah,
kita tidak akan membahas kisah itu sekarang. Doeg bukan membenci Saul, dia
membenci Daud. “…Seperti binatang buas yang haus darah,
demikianlah…” siapa? “…Saul dan Doeg…” (2BC
1020.4) mereka bergabung untuk mencoba menyingkikan Daud. Jadi simak, Saul dan
Doeg dibandingkan dengan apa? Binatang-binatang buas.
Notice
the following statement, this is the condemnation of Christ. When the condemnation
of Jesus was pronounced by the judges, a satanic fury took possession of the
people. “…The
roar of voices was like that of…” what? “…wild beasts. They made a rush
toward Jesus, crying, ‘He's guilty! Put Him to death!’ and had it not been for
the Roman soldiers, Jesus would not have lived to be hanged upon the cross of
Calvary, He would have been…” what? “…torn in pieces…” What is it that tears
things in pieces? Wild beasts, “…He would have been torn in pieces before
His judges had not Roman authority interfered by force of arms which held the
violence of the mob…” (Signs of the Times
27 June, 1878)
Simak
pernyataan berikut, ini penghukuman Kristus. Ketika vonis Kristus dimaklumkan
oleh para hakim, suatu amarah sataniah menguasai massa. “…Gemuruh suara seperti raungan…” apa?
“…binatang buas. Mereka menyerbu Yesus sambil berteriak, ‘Dia bersalah!
Hukum mati Dia!’ dan sekiranya bukan karena adanya pasukan tentara Roma, Yesus
tidak akan hidup sampai di tiang gantungan salib Kalvari, Dia sudah akan…” apa?
“…tercabik-cabik. …” Yang mencabik-cabik itu apa?
Binatang buas. “…Dia sudah akan tercabik-cabik di hadapan
hakim-hakimNya, seandainya bukan penguasa Roma campur tangan dengan menurunkan
pasukan bersenjata yang menghalangi kebiadaban massa…” (Signs of
the Times 27 June, 1878)
Sketches (from the Life of Paul) page 19, “At this the priests and rulers were beside themselves with
anger…” this is the stoning of Stephen, “…they were more like wild beasts of prey than like human beings.
They rushed upon Stephen gnashing their teeth…”
just like a wild animal.
Sketches
from the Life of Paul, hal. 19, “…Melihat ini, para imam dan pemimpin murka luar biasa,…” ini kisah perajaman Stefanus, “…mereka lebih menyerupai binatang buas
pemangsa daripada manusia. Mereka menyerbu Stefanus sambil menggertakkan gigi…”
persis binatang buas.
Notice
what we find about the Waldenses. Now we're entering the papal period because
the Fourth Horse is the period of papal dominion. Once again why the papacy is
compared to wild beasts, it says, “…From
some hiding place among the tombs two madmen rushed upon them as if to tear them
in pieces…” actually this, you know,
I put “the Waldenses” there in the brackets,
but really this is speaking about the two demon-possessed men. So anyway let's go back to this. “…From some from hiding place among the tombs
two madmen rushed upon them…” you need to cross out
there “the Waldenses”, these are the two demon-possessed men of
Gadarene ( Mark 5:1) “…as
if …” to do what? “…to tear them in pieces. Hanging about these
men's are part of chains that they have broken in escaping their confinement.
Their flesh is torn and bleeding. Their eyes glare out from their long matted
hair. The very likeness of humanity seems to have been blotted out. They look
more like …” what?
“…like wild beasts than
like men…” (DA 337.1)
Simak
apa yang kita lihat tentang kaum Waldenses.
Sekarang kita memasuki periode Kepausan karena Kuda Keempat adalah periode
kekuasaan Kepausan. Sekali lagi, mengapa Kepausan dibandingkan dengan binatang
buas, dikatakan, “…Dari tempat persembunyian
entah di mana di antara kubur-kubur, dua orang gila bergegas menghampiri mereka
seolah-olah mau mencabik-cabik mereka…” Sebenarnya ini, kalian tahu, saya
mencantumkan “Waldenses” di sana dalam kurung, tetapi sebenarnya ini berbicara tentang dua orang
yang kerasukan setan. Jadi mari kita kembali ke tulisan ini, “…Dari tempat
persembunyian entah di mana di antara kubur-kubur, dua orang gila bergegas
menghampiri mereka…” kalian coret saja di sana tulisan “Waldenses”. Ini adalah dua orang yang kerasukan setan di Gerasa (Markus 5:1) “…seolah-olah mau…” berbuat apa? “…mencabik-cabik
mereka. Di tubuh orang-orang ini bergantungan rantai-rantai yang telah mereka
patahkan saat melarikan diri dari tempat mereka ditahan. Daging mereka
robek-robek dan berdarah-darah. Mata mereka menatap garang dari balik rambut
mereka yang panjang dan kusut. Kemiripan sedikit pun dengan manusia sepertinya
sudah seluruhnya terhapus. Mereka lebih mirip…” apa?
“…binatang buas daripada manusia…” (DA 337.1)
Notice
what Ellen White has to say about the papacy. “…As the ravenous beast
is rendered more furious by the taste of blood, so the rage of the Papists was
kindled to greater intensity by the sufferings of their victims…” (GC 76.4)
Simak
apa kata Ellen White tentang Kepausan, “…Seperti binatang
buas yang sangat lapar menjadi semakin bersemangat oleh rasa darah, demikianlah
kemarahan Kepausan tersulut semakin intens
oleh penderitaan korban-korban mereka…” (GC 76.4)
On
the death of Jerome who was martyred around the same time as John Huss, “…Their thirst for blood whetted by the death of Huss clamored for fresh victims.
Only by an unreserved surrender of the truth could Jerome preserve his life,
but he had determined to avow his faith and follow his brother martyr to the
flames…” (GC 112.1)
Tentang kematian Jerome yang
menjadi martir sekitar waktu yang sama dengan John Huss “…Kehausan mereka
akan darah, yang terpancing oleh kematian Huss membuat mereka semakin menuntut mangsa-mangsa baru. Jerome hanya bisa menyelamatkan
nyawanya dengan sepenuhnya mengingkari kebenaran, tetapi dia memutuskan untuk
berpegang pada imannya dan mengikuti saudara sesama martirnya ke tiang
pembakaran…” (GC 112.1)
Have
you ever read where the Apostle Paul stated that he fought against the wild
beasts in the amphitheater? That doesn't mean that Paul was thrown into the
Coliseum to fight with lions. Notice this perceptive remark by Ellen White. This
is found in Sketches from the life of Paul page
178 “…Paul informed the Corinthians of his trouble in Asia where he
says, ‘We were pressed out of measure,
above strength, in so much that we despaired even of life. In his first epistle he speaks of
fighting with beasts at Ephesus, he thus refers to the fanatical mob that
clamored for his life. They were indeed more like furious wild beasts than men…”
Pernahkah kalian membaca di mana
rasul Paulus menyatakan bahwa dia pernah bertempur dengan binatang-binatang
buas di Coloseum? Itu tidak berarti Paulus dilemparkan ke Coloseum untuk
bertarung dengan singa. Simak komentar Ellen White yang perseptif. Ini ada di Sketches
from the Life of Paul hal. 178, “…Paulus memberitahu
jemaat Korintus tentang kesulitannya di Asia, di mana dia berkata, ‘Kami
tertekan di luar ukuran, melebihi segala kekuatan, kami bahkan sampai putus asa
untuk hidup.’ Dalam suratnya yang pertama dia berbicara tentang bertarung dengan
binatang-binatang buas di Efesus, dengan ini dia merujuk ke massa yang fanatik
yang menuntut nyawanya. Mereka benar-benar lebih seperti binatang buas yang
mengamuk daripada manusia…”
So
how did the papacy treat God's people and trying to get rid of God's people? They
were like wild beasts. Beasts represent the leaders of the papal church that
persecuted and tried to kill God's people. The papacy killed people with famine,
killed people with the sword, acted like wild beasts, is this all true of that period
of history, of the period of the 1260 years? No doubt whatsoever, absolutely.
Jadi
bagaimana cara Kepausan memperlakukan umat Allah dan berusaha untuk
menyingkirkan umat Allah? Mereka seperti binatang buas. Binatang-binatang buas
melambangkan para pemimpin gereja Kepausan yang mempersekusi dan berusaha
membunuh umat Allah. Kepausan membunuh orang dengan kelaparan, membunuh dengan
pedang, bersikap seperti binatang buas, apakah semua ini benar di zaman periode
sejarah itu, periode 1260 tahun? Tidak diragukan lagi, betul sekali.
Now
the period of the Fourth Horse is the same period as the Fourth Church. The
Fourth Horse is the period of the papacy. Is that clear in your mind? The Fourth
Horse represents the period of the papacy where death is being brought about by
wild beasts, by you know, leaders of the church that are just furious and want
to destroy God's people, by the sword using the power of the state, by famine
because there's no rain the Holy Spirit is scarce the Word of God is scarce, people
are dying spiritually and many are being killed physically as well. This is parallel to the Church of Thyatira the
Fourth Church. Let's draw the parallel. This is where it gets very, very interesting.
Nah,
periode Kuda Keempat adalah periode yang sama dengan Jemaat Keempat. Kuda
Keempat adalah periode Kepausan. Apakah itu jelas di pikiran kalian? Kuda Keempat
melambangkan periode Kepausan di mana kematian terjadi akibat binatang-binatang
buas, oleh para pemimpin gereja yang sangat murka dan bernafsu membinasakan
umat Allah, dengan pedang yaitu memakai kekuasaan negara, dengan kelaparan
karena tidak ada hujan maka Roh Kudus langka dan Firman Allah langka. Banyak
orang mati secara rohani dan banyak yang dibunuh secara literal juga. Ini
paralel dengan zaman Jemaat Tiatira, Jemaat Keempat. Mari kita lihat
persamaannya. Di sini ini amat sangat menarik.
The
period of the
4th Horse is parallel to the period of the 4th Church, Thyatira. The Old Testament background to the Church of
Thyatira is the story of Elijah. Jezebel was the central protagonist during
this period. And by the way, the 4th Church mentions Jezebel by name. So the church
during this period is like Jezebel. So do we need to know something
about Jezebel to understand what happened during this period of the church?
See, it's going to help us understand even better, noticing what happened
during the church parallel to what happened during the Fourth Seal, during the
yellow horse.
Periode
Kuda Keempat itu paralel dengan
periode Jemaat Keempat, Tiatira. Latar belakang Perjanjian Lama
Jemaat Tiatira ialah kisah nabi Elia. Izebel adalah tokoh sentral protagonis
selama periode ini. Dan Jemaat Keempat menyebut nama Izebel. Jadi gereja di periode ini seperti
Izebel. Apakah kita perlu tahu sesuatu tentang Izebel untuk
memahami apa yang terjadi selama periode gereja ini? Lihat, itu akan membantu
kita mengerti lebih baik, menyimak apa yang terjadi selama periode gereja yang
paralel dengan apa yang terjadi selama Meterai Keempat, saat periode Kuda
Pucat.
So let's go to the notes here. Because Israel apostatized from the Covenant of the Lord, the four judgments of Leviticus 26 befell the
people. This is in the days of Elijah. In the Old Testament story, Jezebel employed
the civil power of Ahab's sword, is that correct? To extend her apostate syncretistic religion that
blended the worship of the sun god Baal with the worship of the Lord. Was Israel only worshiping Baal or were they
claiming to
worship the Lord? Elijah
said, “How long halt ye between two opinions? If
the Lord is God, follow Him and if Baal, follow him.” (1 Raja 18:21). In
other words, don't think that
you can serve God and also serve Baal at the same time.
We're told in the story ~ and we can't read all these
verses, you can look them up ~ Ahab
killed the prophets of the Lord, how? With the sword. Is that one of the judgments of
the Fourth Horse? Yes! This apostasy led to a severe what? We're dealing with
literal now. Led to a severe drought, because there was
no what? Because
there was no rain. Does this sound familiar? There was no rain for three and a half years. This is, we're talking now about literal
Israel. But it's symbolic of the 1260 years. The drought led to what? Famine and pestilence. Read it in 1 Kings
18:1-6 the four
judgments, because Israel forsook the
Covenant. And the famine and the pestilence in
turn led to what? To death and to the grave. Fourth Church, Fourth Horse,
parallel.
Jadi mari kita ke catatan di sini. Karena Israel sudah
murtad dari Perjanjian Tuhan, maka keempat hukuman Imamat pasal 26 jatuh ke
atas mereka. Ini terjadi di zaman Elia. Di kisah Perjanjian Lama, Izebel
memakai kekuasaan sipil pedang Ahab, benar? Guna memperpanjang agama
sinkretistisnya yang murtad, yang mencampur penyembahan dewa matahari Baal
dengan penyembahan kepada Tuhan. Apakah Israel hanya menyembah Baal atau apakah
mereka mengklaim menyambah Tuhan? Elia berkata, “Sampai kapan kamu tetap memegang dua
pendapat? Kalau Tuhan itu Allah, ikutlah Dia, dan jika Baal, ikutlah dia.” (1
Raja 18-21). Dengan kata lain, jangan berpikir orang bisa menyembah Allah dan juga
menyembah Baal pada waktu yang sama.
Kita diberitahu di kisah itu ~ dan kita tidak bisa
membaca semua ayatnya, kalian bisa memeriksanya ~ Ahab membunuh nabi-nabi
Tuhan, dengan apa? Dengan pedang. Apakah itu salah satu hukuman Kuda Keempat?
Ya. Kemurtadan ini mengakibatkan apa yang parah? Kita sekarang bicara tentang
yang literal. Mengakibatkan kekeringan yang parah, karena tidak ada apa? Karena
tidak ada hujan. Apakah ini terdengar familier? Tidak ada hujan selama 3½
tahun, ini berbicara tentang Israel literal. Tetapi ini merupakan simbol bagi
ke 1260 tahun. Kekeringan mengakibatkan apa? Kelaparan dan bala sampar. Bacalah
di 1 Raja 18:1-6, keempat hukuman, karena Israel telah meninggalkan Perjanjian.
Dan kelaparan dan bala sampar pada gilirannya mengakibatkan apa? Kematian dan
kubur. Jemaat Keempat, Kuda Keempat, paralel.
For
a time span of three and a half years Jezebel slaughtered whom? The prophets of
the Lord. Is that what the papacy did? Yes! For not embracing her apostate syncretistic
religion. She taught God's servants to what? You can read this in the story of
the Fourth Church, taught them to what? To fornicate and to practice idolatry. Therefore
the blood of God's servants and prophets cried out for what? for justice.
Untuk
jangka waktu 3½ tahun, Izebel membantai siapa? Nabi-nabi Tuhan. Itukah yang
dilakukan Kepausan? Ya! Karena tidak mau memeluk agama sinkretistiknya. Izebel
mengajar hamba-hamba Allah berbuat apa? Kalian bisa membaca ini di kisah Jemaat
Keempat. Dia mengajar mereka berbuat apa? Berzinah dan mempraktekkan
penyembahan berhala. Oleh karena itu darah hamba-hamba Allah dan nabi-nabi
bereriak minta apa? Minta keadilan.
Prophetically
this
story of Jezebel was fulfilled during the period of the dominion of the Little
Horn and of the Beast who massacred the saints of the Most High for three-and-a-half
prophetic years. During this
period the apostate Church employed the sword of the state to kill dissenters. As
a result the church fled to the wilderness where God nourished her in exile. Did
this happen during the 1260 years? Did Elijah flee to the wilderness and God
fed him there? Yes. How about the church during the 1260 years, did she flee to the
wilderness and God fed her there? See this is typology. As a result the church fled to the wilderness where
God nourished her in exile. This was the period when the two witnesses
prophesied in sack cloth which would represent darkness, right? For
1260 prophetic years God shut up the heavens and there was no rain. As a result there was spiritual famine and
pestilence in the church. The famine and pestilence all ultimately led to what?
To death and to the grave. Same thing that happened literally in the days of
Elijah happened during the 1260 years.
Secara
nubuatan kisah Izebel ini digenapi selama
periode kekuasaan Tanduk Kecil dan Binatang itu yang membantai orang-orang
kudus Yang Mahatinggi selama 3½ tahun nubuatan. Selama periode
ini gereja yang murtad menggunakan
pedang negara untuk membunuh mereka yang berbeda pendapat dengannya.
Akibatnya gereja (yang murni) melarikan diri ke padang gurun di mana Allah
memeliharanya selama dalam pengasingan. Apakah ini terjadi selama 1260 tahun
itu? Apakah Elia lari ke padang gurun dan Allah memberinya makan di sana? Ya.
Bagaimana dengan gereja (yang murni)
selama 1260 tahun, apakah dia lari ke padang gurun dan Allah
memeliharanya di sana? Lihat, ini tipologi. Akibatnya gereja lari ke padang gurun di mana
Allah memberinya makan selama pengasingannya. Ini adalah masa ketika kedua
saksi bernubuat dengan pakaian goni perkabungan yang
melambangkan kegelapan, benar? Selama 1260 tahun nubuat, Allah menutup langit dan tidak ada hujan.
Sebagai akibatnya ada kelaparan rohani dan wabah rohani di dalam gereja.
Kelaparan dan wabah semuanya pada akhirnya mengakibatkan apa? Kematian dan
kubur. Hal yang sama yang terjadi secara literal di zaman Elia, terjadi selama
1260 hari.
This
horse brought death and the grave for two reasons, first because there were
spiritual starvation and pestilence in the church; and second because people
what? People died by the sword. During this period the man of sin suppressed
the Bible, forbidding lay-people to read it under pain of death. It was a
capital crime even to have a Bible in one's possession. As a result there was
famine for the Word of God. This famine
led to spiritual pestilence and pestilence led to death and to the grave. Are
you catching the picture? This was
fulfilled exactly during the fourth period of the history of the
Christian Church.
Kuda
ini membawa ke kematian dan kubur untuk dua alasan. Pertama karena adanya
kelaparan rohani dan wabah rohani di dalam gereja; dan kedua karena orang-orang
kenapa? Orang-orang mati oleh pedang. Selama periode ini si manusia durhaka menyembunyikan
Alkitab, melarang orang awam membacanya dengan ancaman hukuman mati. Bahkan
hanya memiliki Alkitab pun sudah dianggap perbuatan kriminal yang layak dihukum
mati. Sebagai akibatnya terjadilah kelaparan akan Firman Allah. Kelaparan ini
mengakibatkan wabah rohani, dan wabah itu membawa ke kematian dan kubur. Apakah
kalian menangkap gambarannya? Ini digenapi selama periode keempat dalam sejarah
gereja Kristen.
Notice
how Ellen White describes this period. “…For hundreds of years the circulation
of the Bible was…” what? “…was prohibited…” so is there going
to be famine if the reading of the Bible is prohibited? Yes. “…The people were forbidden to
read it or to have it in their houses
and unprincipled priests and prelates interpreted its teachings to sustain their
pretensions…” (GC 51.3)
Simak
bagaimana Ellen White menggambarkan periode ini. “…Selama ratusan tahun penyebaran Alkitab…” apa?
“…dilarang…” jadi apakah terjadi kelaparan jika
membaca Alkitab dilarang? Iya. “…Orang-orang dilarang membacanya atau
memilikinya di dalam rumah, dan imam-imam serta petinggi-petinggi gereja yang
tidak jujur menafsirkan ajaran-ajaran Alkibat sedemikian rupa sehingga
mendukung kepalsuan mereka…” (GC 51.3)
Speaking
about the Waldenses, “…From earliest childhood the youth were
instructed in the scriptures and taught to regard sacredly the claims of the
law of God. Copies of the Bible were…”
what? “…rare…” so was the bread scarce? Yes, “…therefore its precious words were committed to memory. Many
were able to repeat large portions of both the Old and the New Testament…” (GC
67.1) Notice that there was not an absence of bread. Bread was expensive
because it was rare.
Berbicara
tentang Waldenses, “…Dari usia paling muda, orang-orang muda dididik dalam Kitab
Suci dan diajar untuk menuruti tuntutan-tuntutan kudus Hukum Allah.
Salinan-salinan Alkitab…” apa? “…langka…” jadi apakah roti itu langka? Ya, “…karena itu
kata-katanya yang sangat berharga dihafal. Banyak orang bisa menghafal banyak
kutipan-kutipan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru…”(GC 67.1) Simak, bukannya tidak ada roti sama sekali, roti mahal karena langka.
Notice
the statement from Spirit of Prophecy volume 4
page 192, “…The work which the papacy had begun…” that is during the 1260 years, “…atheism
completed…” this is the French Revolution. “…The
one…” that is the papacy, “…withheld from the people the
truths of the Bible. The other…” the French Revolution, “…taught them to reject both the
Bible and its Author. The seed sown by priests and prelates was yielding its evil
fruit…”
Simak
pernyataan dari Spirit of
Prophecy Vol. 4 hal. 192, “…Pekerjaan yang dimulai oleh Kepausan…” yaitu selama 1260 tahun “…disempurnakan oleh atheisme…” ini Revolusi Perancis. “…Yang satu…” yaitu Kepausan, “…menahan kebenaran Alkitab dari manusia.
Yang lain…” yaitu Revolusi Perancis “…mengajar orang untuk menolak baik Alkitab
maupun Sumbernya. Benih yang ditaburkan para imam dan petinggi gereja sudah
menampakkan buahnya yang jahat…”
During
this time the vile office of the Inquisition was established which basically
was the church using the power of the state to punish dissenters from the
church. They slew those who studied and obeyed the Word of God. During this
time the papal leaders behaved as wild beasts towards God's people.
Selama
masa ini institusi jahat Inkuisisi didirikan, yang pada dasarnya ialah gereja
menggunakan kekuasaan negara untuk menghukum mereka yang tidak sependapat
dengan gereja. Mereka membunuh orang-orang yang mempelajari dan mematuhi Firman
Allah. Selama waktu ini, para pemimpin Kepausan bertindak seperti
binatang-binatang buas terhadap umat Allah.
Notice
how Ellen White describes the violence during this period, “…In the 6th century the papacy
had become firmly established, its seat of power was fixed in the imperial city.
And the Bishop of Rome was declared to be the head over the entire church. Paganism had given place to the papacy, the
dragon had given to the Beast his power and his seat and great authority. And now began the 1260 years of papal
oppression foretold in the prophecies of Daniel and the Revelation. Christians
were forced to choose either to yield their integrity and accept the papal
ceremonies and worship, or wear away their lives in dungeons or suffer death by
the rack, the fagot, or the headsman's axe…
Persecution opened upon the faithful with greater fury than ever before
and the world became a vast battlefield…” (GC 54.2)
That's
what the church was like during the Middle Ages, it’s estimated that 50 million
of God's faithful children were martyred during this period.
Simak bagaimana Ellen White melukiskan kekerasan
selama periode ini, “…Di abad
keenam, Kepausan sudah mapan, kedudukannya sudah tidak tergoyahkan di kota
kekaisaran. Dan Uskup Roma dimaklumkan sebagai pemimpin seluruh gereja.
Paganisme telah memberikan tempatnya kepada Kepausan, si naga telah memberikan
kekuatannya dan kedudukannya dan autoritasnya yang besar kepada Binatang itu.
Dan sekarang dimulai penindasan Kepausan selama 1260 tahun seperti yang telah
dinubuatkan dalam kitab Daniel dan Wahyu. Orang-orang Kristen dipaksa memilih
antara menyerahkan integritas mereka dan menerima upacara-upacara serta
penyembahan Kepausan, atau menghabiskan umur mereka melayu dalam
penjara-penjara bawah tanah, atau menderita kematian di atas papan penyiksa, dibakar
atau dipancung kepalanya…Persekusi bebas atas mereka yang setia dengan keganasan
yang lebih parah daripada sebelumnya, dan dunia menjadi medan peperangan…” (GC
54.2)
Seperti inilah gereja selama Abad
Pertengahan. Diperkirakan 50 juta umat Allah yang setia mati sebagai martir
selama periode ini.
Ellen
White describes the Inquisition, “…In the 13th century was
established that most terrible of all engines of the papacy: the Inquisition. The
prince of darkness wrought with the leaders of the papal hierarchy. In their
secret counsels Satan and his angels controlled the minds of evil men while unseen
in the midst stood an angel of God taking the fearful record of their
iniquitous decrees and writing the history of deeds too horrible to appear to
human eyes…” (GC 59.3) Is everything written in the scroll without missing
any details? It's all there. Are they going to have to face it again? Are all
these individuals who oppress God's people going to resurrect after the
Millennium? Are they going to see the great panoramic view, are they going to
see what they did? Only now they're going to recognize that they were on the
wrong side, whereas the martyrs were on the right side. She continues, “…Babylon
the Great was drunken with the blood of the saints…”
and now notice she's going to allude to the Fifth Seal, she's going to apply
the Fifth Seal to the aftermath of this period, she says, “…the
mangled forms of millions of martyrs…” what?
“…cried to God for
vengeance upon that apostate power…” (GC 59-60)
Ellen
White menggambarkan Inkuisis, “…Di abad ke-13
terciptalah alat yang paling mengerikan milik Kepausan: Inkuisisi. Pangeran
kegelapan bekerjasama dengan para pemimpin Kepausan. Dalam perundingan rahasa
mereka, Setan dan malaikat-malaikatnya mengendalikan pikiran orang-orang jahat,
sementara di tengah-tengah mereka seorang malaikat Allah yang tidak tampak
sedang membuat catatan tentang keputusan-keputusan mereka yang jahat dan
menulis sejarah perbuatan-perbuatan yang terlalu mengerikan bagi mata manusia.
(GC 59.3) …” Apakah semuanya tertulis di dalam gulungan kitab itu tanpa ada detail yang
terlewatkan? Semuanya lengkap di sana. Apakah mereka akan menghadapinya lagi? Apakah
semua individu yang telah menindas umat Allah akan dibangkitkan setelah
Milenium? Akankah mereka memandang layar panorama, apakah mereka akan melihat
apa yang dulu mereka perbuat? Hanya saat itulah mereka akan mengenali bahwa
mereka berada di pihak yang salah sementara para martir di pihak yang benar.
Ellen White melanjutkan, “…Babilon yang Besar sudah mabuk dengan
darah orang-orang kudus…” dan sekarang perhatikan dia akan
menyinggung Meterai Kelima, dia akan mengaplikasikan Meterai Kelima ke bagian
akhir periode ini. Katanya, “…tubuh-tubuh jutaan martir yang tercabik-cabik…” apa? “…berseru kepada
Allah minta pembalasan atas kekuasaan yang murtad itu….” (GC 59-60)
What
are the martyrs doing under the Fifth Seal? They're crying out for justice. So the martyrs are crying out after the papacy has slain God's faithful people for the
better part of 1260 years. Is that the end of the story? Is there going to be another group of martyrs?
Yes. Is it going to be the same system that will persecute them? So how many
stages does the Fifth Seal have? Two. And
I see some with kind of glassy eyes. The Fifth
Seal has two stages just like the Sixth Seal, because the martyrs that
were killed during the period of papal dominion, they're crying out for justice, they're given
a white robe, God is saying, “You're fine, your case is okay, you're saved,”
and they are told, “you're going to rest for a while until the rest of the
martyrs who are going to be killed like you were, is complete.” What will be
the persecuting power that will persecute God's people in the future? The
United States performing the will of the
Roman Catholic papacy, using the civil
powers of the world.
Apa
yang dilakukan para martir di zaman Meterai Kelima? Mereka berseru minta
keadilan. Jadi para martir berseru setelah Kepausan membunuh umat Allah yang
setia selama sebagian besar 1260 tahun. Apakah itu akhir ceritanya? Apakah akan ada grup martir yang lain lagi?
Ya. Apakah sistem yang sama yang akan mempersekusi mereka? Jadi Meterai Kelima
ada berapa tahap? Dua. Dan saya melihat beberapa pandangan bengong. Meterai Kelima ada dua tahap,
sama seperti Meterai Keenam, karena martir-martir yang terbunuh selama
periode kekuasaan Kepausan, mereka berteriak minta keadilan, dan mereka diberi
jubah putih. Allah berkata, “Kalian baik-baik saja, kasus kalian beres, kalian
sudah selamat,” dan mereka diberitahu, “kalian akan beristirahat sejenak hingga
sisa martir yang akan dibunuh seperti kalian, jumlahnya genap.” Siapakah
kekuasaan yang memperkusi di masa depan yang akan mempersekusi umat Allah?
Amerika Serikat, yang melakukan kehendak Kepausan Roma Katolik, dengan menggunakan
kekuatan sipil dunia.
See,
we haven't believed cunningly devised
fables as Adventist. This is a study
contextually the sequence, the Seventh-Day Adventist’s belief system is rock
solid. Trouble is, people only pick a symbol here, and pick a symbol there,
they don't see all of the structure and the sequence how everything takes place
in chronological order. How one event connects with all other events.
So right after this period, the martyrs have been
slain and now they're crying
out to God for justice.
Lihat,
sebagai orang Advent kita tidak percaya pada dongeng-dongeng yang dikemas
secara licik. Ini suatu pelajaran yang kontekstual, urut, sistem keyakinan MAHK
itu kokoh. Masalahnya, orang-orang mencomot satu simbol di sini, satu simbol di
sana, mereka tidak melihat kerangka dan urut-urutannya, bagaimana segala itu
terjadi dalam urutan kronologi, bagaimana satu kejadian itu berkaitan dengan
semua kejadian yang lain.
Jadi segera setelah periode ini, martir-martir sudah
terbunuh, dan sekarang mereka berteriak kepada Allah minta keadilan.
Here's
another statement Great Controversy page 78, “…The
persecutions visited for many centuries upon this God-fearing people…” the Waldenses, “…were endured by them with a patience and constancy
that honored their Redeemer. Notwithstanding the crusades against them and the
inhuman butchery…” there you had the sword, “…to which they were subjected,
they continued to send out their missionaries to scatter the precious truth. They
were hunted to death…” what is it that hunts? Animals
hunt. Human beings do too, human beings hunt animals but that's not what this
is talking about, “…they were hunted to death yet their blood
watered the seed sown and it failed not of yielding fruit…”
Ini
ada pernyataan lain, Great
Controversy hal. 78, “…Persekusi yang
terjadi selama berabad-abad atas umat yang takut Allah…” orang-orang Waldenses,
“…ditanggung oleh mereka dengan kesabaran dan keteguhan yang tidak
memalukan Penebus mereka. Walaupun ada perburuan terhadap mereka dan
pembantaian yang tidak manusiawi…” ini pedangnya, “…yang mereka alami, mereka tetap mengirimkan misionari
mereka untuk membagikan kebenaran yang berharga. Mereka diburu sampai mati…” apa yang berburu? Binatang berburu. Manusia juga, manusia berburu
binatang, tapi bukan ini yang dibicarakan di sini. “…Mereka diburu
sampai mati, namun demikian, darah mereka mengairi benih yang telah ditaburkan,
dan itu tidak gagal menghasilkan buah…”
Now
we're on the last page. We're on a roll here. So far so good? Are you understanding the sequence of the seals how
one event leads to another event? So what is the relationship between the 3rd, 4th,
and 5th seals? The darkness and scarcity
of bread during the Third Seal intensifies under what? Intensifies under the Fourth
and led to deaths and the grave, spiritual death, because there's famine for the Word
and literal death because the Inquisition killed all those who are not in
harmony with the church.
Concerning
this period Ellen White explained, “…The accession of the Roman
Church to power marked the beginning of the Dark Ages. As her power increased…” what color was the
3rd horse? Black which is darkness, right? Was there darkness under the Third
Horse? Oh yeah, but the darkness under the 4th intensified, it got worse. So it
says, “…The accession of the Roman Church to power
marked the beginning of the Dark Ages as her power increased the darkness
deepened.” (GC 55).
So
is the period of the 4th horse even a greater apostasy than under the 3rd
horse? It begins in the 3rd horse but it deepens under the 4th horse, the
period of papal dominion.
Sekarang
kita berada di halaman terakhir. Kita benar-benar rajin.
Sampai di sini jelas? Apa kalian paham urut-urutan meterai, bagaimana
satu peristiwa mengakibatkan peristiwa yang lain? Jadi apa kaitannya antara
Meterai Ketiga, Keempat, dan Kelima? Kegelapan dan kelangkaan roti selama
Meterai Ketiga menjadi semakin parah di masa apa? Di masa Meterai Keempat, dan itu membawa
ke kematian dan kubur, kematian
rohani, karena ada kelaparan akan Firman Allah dan kematian literal akibat
Inkuisisi membunuh semua yang tidak sependapat dengan gereja.
Tentang
periode ini Ellen White menjelaskan, “…Kenaikan
gereja Roma ke tampuk kekuasaan menandai dimulainya era Masa Kegelapan. Dengan
meningkatnya kekuatannya…” apa warna Kuda Ketiga? Hitam, yang
adalah kegelapan, benar? Apakah ada kegelapan di era Kuda Ketiga? Oh, ya,
tetapi kegelapan itu menjadi lebih intensif di era Kuda Keempat, lebih parah.
Maka dikatakan, “…Kenaikan gereja Roma ke tampuk kekuasaan
menandai dimulainya era Masa Kegelapan. Dengan meningkatnya kekuatannya,
kegelapan pun meningkat menjadi semakin pekat.” (GC 55).
Jadi
apakah di periode Kuda Keempat kemurtadan bahkan lebih parah daripada di era
Kuda Ketiga? Itu dimulai di era Kuda Ketiga, tetapi menjadi lebih parah di era
Kuda Keempat, periode kekuasaan Kepausan.
When
the church
died spiritually because she does not feed on the Word of God she
begins to destroy those who do not share her lack of spirituality. Those who
cannot defend their doctrines with the spiritual sword will do so with the
literal sword. Does that do any good? No, because the more they
persecute, the more of the faithful followers God has. Because once again I
repeat, folks, that why the church grows
in very difficult times where there is persecution, is because people see the
constancy and the serenity and the peace of those who are being killed. How can
these people, you know, they're being killed and they're singing? Like Huss. Huss, his flesh
was burning and he was singing praises to God! How can a person do this? There
must be something worth living for, if these people are willing to die for it.
So let's check it out. And so that's why the word “martyr” means witness. The
death of the martyrs was a witness, a witness to God, in other words, let me
ask you how many people do you think are going to be saved by the story of the
martyrdom of Stephen, or the martyrdom of John the Baptist?
You know John the Baptist he ended up in prison, and for a while he was
kind of discouraged, you know, he said, “Jesus didn't even come to visit me.”
He was depressed. Ellen White says, he was depressed. But then John the Baptist
told his disciples, “Go and ask Jesus if He's the Messiah that we’re to expect”, so they went and Jesus didn't
answer. He said, “Just watch what I'm going to do today.” And He healed the
sick, He opened the eyes of the blind, He healed the lepers, raised the dead,
it says there and then at the end of the day Jesus says, “Go tell John what you saw.” And so they go
back, they say, “He raises the dead, He performs these miracles, He's got to be the Messiah.” And Ellen White
says that John the Baptist died in peace there in prison. He was beheaded in
prison.
How
many people are going to be saved in the kingdom as a result of the story of
John the Baptist, and Stephen, and John Huss? Multitudes of people are going to
be saved because of their witness, their willingness to stand for the Lord
though the heavens fall, no matter what persecution comes.
Ketika
gereja mati secara rohani karena
dia tidak makan dari Firman Allah, dia mulai membinasakan mereka
yang tidak sama-sama mengalami kemerosotan rohani seperti dirinya. Mereka yang tidak bisa membela
doktrin-doktrin mereka dengan pedang roh, akan melakukannya dengan pedang
literal. Apakah itu ada gunanya? Tidak, karena semakin mereka
mempersekusi, Allah punya semakin banyak pengikut yang setia. Karena sekali
lagi saya ulangi, Saudara-saudara, bahwa mengapa gereja bertumbuh di waktu yang
sangat sulit di mana ada persekusi, ialah karena orang-orang melihat kesetiaan
dan ketenangan dan damai pada mereka yang akan dibunuh. “Kok bisa orang-orang
ini, selagi dibunuh mereka bernyanyi!” Seperti
Huss, Huss itu dagingnya sedang terbakar
dan dia menyanyikan pujian kepada Allah! “Kok bisa orang melakukan ini? Pasti
ada sesuatu yang patut diperjuangkan, jika orang-orang ini rela mati untuk itu.
Ayo, kita periksa.” Dan itulah mengapa kata “martir” berarti kesaksian.
Kematian para martir adalah sebagai saksi, saksi bagi Allah, dengan kata lain,
coba saya tanya, berapa orang menurut kalian yang akan diselamatkan oleh kisah
kemartiran Stefanus, atau kemartiran Yohanes Pembaptis?
Kalian tahu,
Yohanes Pembaptis ketika dia berakhir di penjara, untuk beberapa waktu lamanya
dia agak kecewa. Dia berkata, “Yesus bahkan tidak datang mengunjungi aku.” Dia
depresi. Ellen White berkata, dia depresi. Tetapi kemudian Yohanes Pembaptis
mengatakan kepada murid-muridnya, “Pergi dan tanyalah Yesus, apakah Dia Sang
Mesias yang kita tunggu-tunggu.” Maka mereka pergi dan Yesus tidak memberikan
jawaban. Yesus berkata “Lihat saja apa yang akan Aku lakukan hari ini.” Lalu
Yesus menyembuhkan yang sakit, Dia mencelekkan mata yang buta, Dia memulihkan
orang-orang kusta, membangkitkan yang mati. Dikatakan pada akhir hari itu Yesus
berkata, “Pergi dan ceritakan kepada Yohanes apa yang kalian lihat.” Maka
mereka kembali ke Yohanes, mereka berkata, “Dia membangkitkan orang mati, Dia
melakukan semua mujizat ini, Dia pasti Sang Messias.” Dan Ellen White berkata
bahwa Yohanes Pembaptis mati dengan tenang di dalam penjara. Dia dipancung
kepalanya di dalam penjara.
Berapa
banyak orang yang akan diselamatkan dalam Kerajaan itu sebagai hasil dari kisah
Yohanes Pembaptis, Stefanus dan John Huss? Banyak orang akan diselamatkan
karena kesaksian mereka, kerelaan mereka untuk tetap berdiri teguh bagi Tuhan
walaupun langit runtuh, tak peduli persekusi apa yang datang.
Notice
the last part here. The martyrs whom the papacy slew during the period of the
Fourth Horse will now, not right now, but after this takes place, they will cry
out to God to judge and avenge their deaths. This is the period of the Fifth
Seal, which is the topic that we shall study in the next exciting episode.
Now
when will God answer? I'll get ahead of myself a little bit here. When will God
answer the pleas of the martyrs? When will God judge and avenge God's people
who have been slain because of their faith? Revelation 19 the last verses that
we're going to read, Revelation 19:1-2, this is in the context of the Seventh
Plague and God is going to intervene. By the way, is the harlot in the end time
the same harlot that persecuted God's people during the 1260 years? The same
harlot? Yeah, it's the papacy.
Notice
revelation 19:1-2, “…After these things I heard a loud voice of a great multitude
in heaven saying, ‘Alleluia! Salvation
and glory and honour and power belong to the Lord …” and now notice verse 2, “…for true and
righteous are His judgments…” so is God going to
rectify everything? “…true and righteous are His judgments…” because at this point the Seventh Plague has taken place, “…because He…” what? “…has judged the great
harlot who corrupted the earth with her fornication, and He has…” what? “…avenged on her the blood of His servants, shed by her…”
Simak
bagian akhirnya di sini. Para martir yang dibunuh Kepausan selama periode Kuda
Keempat sekarang akan ~ bukan sekarang detik ini tetapi setelah ini terjadi ~
mereka akan berseru kepada Allah minta keadilan dan pembalasan atas kematian
mereka. Ini adalah periode Meterai Kelima, yaitu topik yang akan kita pelajari
dalam episode berikutnya.
Nah,
kapan akan Allah jawab? Saya mendahului diri sendiri sedikit di sini. Kapan
Allah akan menjawab permohonan para martir? Kapan Allah menghakimi dan membalaskan
umat Allah yang telah dibunuh demi iman mereka? Wahyu 19, ayat-ayat terakhir
yang akan kita baca. Wahyu 19:1-2, ini dalam konteks Malapetaka Ketujuh, dan
Allah akan mengintervensi. Nah, apakah perempuan pelacur pada akhir masa adalah
perempuan pelacur yang mempersekusi umat Allah selama 1260 tahun? Perempuan
pelacur yang sama? Iya, itulah Kepausan.
Simak Wahyu 19:1-2, “1 Setelah hal-hal itu
aku mendengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, berkata, ‘Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan
dan kehormatan dan kekuasaan adalah milik Allah…”
dan sekarang simak ayat 2 “…2 sebab benar dan adil
penghakiman-Nya,…” jadi
apakah Allah akan mengoreksi segalanya? “…benar dan adil penghakimanNya…” karena pada saat ini Malapetaka Ketujuh
telah terjadi, “…karena Dialah…” apa? “…yang telah menghakimi pelacur besar itu,
yang merusak bumi dengan percabulannya; dan Dialah…” apa? “…yang telah membalas ke atasnya darah hamba-hamba-Nya yang
telah ditumpahkan olehnya.”
Are
both groups of martyrs going to be
avenged by the Lord and justice executed? Absolutely. But meanwhile the martyrs
have to rest for a while. I love the way the Bible expresses that, “rest for a while”. Death is like sleeping. How
many of you are afraid of going to sleep? I love to go to sleep. We don't need
to fear death.
“…yea though I walk
through the valley of the shadow of death I will fear no evil, for You are with
me…” (Psalm 23:4)
“…Precious in the
sight of the Lord is the death of His saints…” (Psalm 116:15)
So
the time is coming when we are going to have to live for our faith, may the
Lord keep us faithful.
Apakah
kedua golongan martir akan dibalaskan oleh Tuhan dan keadilan dilaksanakan?
Tentu saja. Tetapi sementara itu para martir harus beristirahat sejenak. Saya
suka cara Alkitab mengatakannya, “beristirahat sejenak”. Kematian itu seperti
tidur. Berapa dari kalian yang takut pergi tidur? Saya suka pergi tidur. Kita
tidak usah takut kematian,
“4 Sekalipun aku
berjalan melalui lembah baying-bayang maut, aku tidak akan
takut bahaya, sebab Engkau besertaku…” (Mazmur 23:4)
“15 Berharga di
mata TUHAN kematian semua orang kudus-Nya…”
Jadi waktunya akan datang saat kita
harus hidup bagi iman kita. Semoga Allah menolong kita tetap setia.
15 08 20
No comments:
Post a Comment