_____REVELATION’S Seven Seals_____
Part 10/24 - Stephen Bohr
SESSION 10 ~ THE
First Seal ~ PART 2
Dibuka
dengan doa.
Okay
we're on page 146 of the syllabus and we are going to deal with the phrase that
the white horse goes out “conquering and to conquer”, the horse and the rider. The literal translation of the phrase “conquering
and to conquer” is really overcoming in order that he might overcome.
And we must link this phrase with the
messages to the Seven Churches. Have you
noticed that with each Church at the end it says “he who overcomes”? So the white horse is
the overcomers in the Churches,
specifically, and of course we're dealing with the First Church, which is Ephesus,
which is
parallel to the First Horse. So
the literal translation of the phrase is “overcoming in order that he might overcome”. We must link this phrase with the messages to
the Seven Churches where at the end of each message we find this dictum “to him that overcomes”.
We
also have to link Revelation 5:5 where we are told that Jesus overcame. And
this is the conclusion, as Jesus overcame while He was on earth gained the
victory in the end, so His church must overcome during the period of the Seven Seals, and receive the crown of life at the
end. So Jesus on earth overcomes, and He gains a victory, He goes to heaven,
God's people during the period of the
Seals overcome, and then at the end they receive the reward like Jesus.
The Word for “overcome” in Revelation 6:2 and in the context of the Seven
Churches is the same. Thus the white horse represents God's faithful people in
the Churches who overcome. This indicates that the white horse represents the
faithful in the Churches. So the white
horse symbolizes the Apostolic Church
that went forth under the guidance of the Holy Spirit to defeat the kingdom of
Satan and to extend the kingdom of Jesus, Acts 2:41 and Acts 4:4 exemplified
these remarkable conquests.
Oke,
kita di halaman 146 dari silabus, dan kita akan membahas ungkapan kuda putih
yang keluar “untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan”, kuda dan
penunggangnya. Terjemahan literal ungkapan “untuk mendapatkan kemenangan dan
untuk menaklukkan” sesungguhnya ialah “mengalahkan
agar dia bisa menang”. Dan kita harus mengaitkan ungkapan ini
dengan pesan kepada Tujuh Jemaat. Apakah kalian sadar bahwa di bagian akhir
pesan kepada setiap Jemaat, dikatakan, “barangsiapa menang”? Jadi
kuda putih itu adalah para pemenang di Jemaat-Jemaat, terutama, tentu saja kita
membahas Jemaat Pertama,
yaitu Efesus, yang sejajar dengan Kuda
Pertama. Jadi terjemahan literal dari ungkapan itu ialah “mengalahkan
agar dia bisa menang.” Kita harus mengaitkan ungkapan ini dengan pesan kepada
Tujuh Jemaat, di mana di bagian akhir setiap pesan itu kita temukan istilah
ini, “barangsiapa
yang menang”.
Kita
juga harus mengaitkannya ke Wahyu 5:5, di mana kita diberitahu bahwa Yesus
telah menang. Dan inilah kesimpulannya. Sebagaimana Yesus telah menang ketika
Dia berada di dunia, mendapatkan kemenangan pada akhirnya, maka gerejaNya harus
menang selama masa Tujuh Meterai, dan pada akhirnya menerima mahkota hidup.
Jadi Yesus mengalahkan di dunia, dan Dia mendapatkan kemenangan, Dia pergi ke
Surga, umat Allah selama masa Meterai-meterai menang, kemudian pada akhirnya
mereka menerima pahala seperti Yesus. Kata “menang” di Wahyu 6:2 dan di konteks
Tujuh Jemaat itu sama. Dengan demikian, kuda putih melambangkan umat Allah yang
setia, yang menang di Jemaat-Jemaat. Ini mengindikasikan bahwa kuda putih
melambangkan mereka yang setia di Jemaat-jemaat. Maka kuda putih melambangkan gereja apostolik
yang maju di bawah pimpinan Roh Kudus untuk mengalahkan kerajaan Setan dan
untuk memperluas kerajaan Yesus. Kisah 2:41, Kisah 4:4 menunjukkan
kemenangan-kemenangan yang mengagumkan ini.
You
know, let's notice these verses that we find here in Acts 2:41, 4:4 and 6:7 so you see the exponential growth of the church.
It
says in Acts 2:41, this is on the day of Pentecost, “41 then
those who gladly received his Word…”
so the arrows caused an impact, didn't they? “…were baptized and that
day about three thousand souls were added to them.” So one baptism of three thousand people. I would say that was a
successful evangelistic sermon by Peter.
Acts
4:4, just a little while later, “4 However,
many of those who heard the Word…”
notice once again the emphasis is on the preaching of the Word, that's a
shooting of the arrows, “…those who heard the Word believed and the
number of men came to be about 5,000.”
Wow! So this is exponential growth.
And
then Acts 6:7 doesn't even give us a number it simply says multiplied greatly,
it says, “7 Then the
Word of God spread and the number of the disciples multiplied greatly in
Jerusalem and a great many of the priests were obedient to the faith.”
So
the church is conquering, it’s going out conquering and to conquer, it is
overcoming, in other words.
Ayo
kita simak ayat-ayat yang ada di Kisah 2:41, 4:4 dan 6:7 supaya kalian bisa
melihat pertumbuhan gereja yang berlipatganda.
Dikatakan di Kisah 2:41, ini pada hari
Pentakosta, “41 Lalu
orang-orang yang menerima perkataannya
dengan sukacita…” berarti
anak-anak panahnya telah berdampak, bukan? “…dibaptiskan,
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah
kira-kira tiga ribu jiwa. …” Jadi
3000 jiwa dalam satu baptisan. Menurut saya itu penginjilan yang sukses oleh
Petrus.
Kisah 4:4, tidak lama kemudian, “4 Namun banyak dari
mereka yang mendengar Firman itu…” simak
sekali lagi penekanan ialah pada penyampaian Firman, itu ialah ditembakkannya
anak-anak panah, “…mereka
yang mendengar Firman itu menjadi percaya, dan jumlah mereka mencapai kira-kira lima ribu orang laki-laki…” Wow! Jadi inilah pertumbuhan yang
berlipat ganda.
Kemudian
Kisah 6:7, tidak memberikan angkanya, tapi hanya mengatakan bahwa sangat banyak
bertambahnya. Dikatakan, “7 Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem bertambah
berlipatganda; juga sejumlah besar imam menjadi
patuh kepada iman …”
Jadi
gereja sedang menang, dia keluar, maju untuk mendapatkan kemenangan dan untuk
menaklukkan, dengan kata lain dia sedang menang.
Let's
notice the New Testament testimony about how far the gospel reached. Jesus told
the disciples to go to Jerusalem, Judea, Samaria, and to the utter most ends of
the earth. Did that happen in the first
generation? Absolutely.
Colossians
1:6 and verse 23, state “…all over the world this gospel is bearing fruit and growing, just as it has been doing
among you since the day you heard it and understood God's grace in all its
truth…” So
notice, all over the world this gospel is bearing fruit says the Apostle
Paul.
And
then in verse 23, this is “…the gospel that you
heard and that has been proclaimed to every creature under heaven, and of which
I, Paul, have become a servant…” So notice once again all over the world,
every creature under heaven.
Mari
kita simak kesaksian Perjanjian Baru tentang seberapa jauh Injil menjangkau.
Yesus menyuruh murid-muridNya untuk pergi ke Yerusalem, Yudea, Samaria, dan
hingga ke ujung bumi. Apakah itu terjadi pada generasi yang bertama? Tentu
saja.
Kolose 1:6, 23, menyatakan, “6 di seluruh dunia injil
ini berbuah dan berkembang, sama seperti
yang terjadi di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan memahami kasih karunia Allah dengan segala kebenarannya…” Jadi simak, di seluruh dunia injil ini
menghasilkan buah, kata rasul Paulus.
Kemudian
di ayat 23, “23…Injil
yang telah kamu dengar, yang telah dikabarkan kepada setiap makhluk di bawah langit, dan yang
aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”
Jadi simak sekali lagi, di seluruh
dunia, setiap makhluk di bawah langit.
And
then Romans 1:8, “8 First, I thank my God through Jesus Christ, for
you all, that your faith is spoken of throughout…” what? “…the whole world.”
in
Acts 17:6, you know this is the complaint that is launched against those who
are preaching the gospel, “6 but when they did not find them, they dragged
Jason and some brethren to the rulers of the city crying out, ‘These who have
turned the world upside down, have come here too!’…”
So
it shows the tremendous conquests of the early church just by reading the book
of Acts.
Kemudian di Roma 1:8, “8 Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku melalui Yesus Kristus untuk kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu…” apa? “…di seluruh dunia.”
Di
Kisah 17:6, kalian tahu ini adalah keluhan yang ditujukan terhadap mereka yang
mengabarkan Injil, “…6 Tetapi ketika
mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke
hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: ‘Orang-orang ini yang mengacaukan seluruh dunia telah datang
juga ke mari!’…”
Jadi
nyatalah kemenangan besar gereja mula-mula hanya dari membaca kitab Kisah
Rasul-rasul.
Ellen
White described it in this way in Acts of the
Apostles page 593, “…The commission that Christ gave to the disciples,
they fulfilled. As these messengers of the Cross went forth…” that's an interesting
expression because it's the white horse that “went forth”, right? “…went forth to proclaim the
gospel…” that is to shoot the arrows. “…there was such a revelation of the glory of God as had never
before been witnessed by mortal man. By
the cooperation of the Divine Spirit, the Apostles did a work that shook the
world. To every nation was the gospel carried in a single generation…” Wow! It's amazing and it began in the upper room with 120
active members, not benchwarmers, not pew-warmers. Active members.
Ellen
White menggambarkannya demikian di Acts of
the Apostles hal. 593, “…Tugas yang
diberikan Kristus kepada murid-murid, telah mereka laksanakan. Ketika para
utusan Salib ini keluar…” itu adalah istilah yang menarik,
karena yang “keluar” adalah kuda putih, benar? “…keluar untuk
mengabarkan injil…” yaitu melepaskan anak-anak panah, “…ada suatu
pernyataan kemuliaan Allah yang sedemikian besarnya yang tidak pernah
disaksikan oleh manusia fana. Bekerjasama dengan
Roh Ilahi, para rasul melaksanakan suatu
pekerjaan yang mengguncang dunia. Hanya dalam satu generasi, injil telah
disampaikan kepada setiap bangsa…” Wow! Itu mengagumkan, dan itu dimulai dari ruang atas dengan 120
anggota yang aktif, bukan hanya yang duduk di bangku, yang menghangatkan
bangku. Anggota-anggota yang aktif.
Now
let's go to the next page which deals not only with the white horse at the
beginning of the Christian dispensation but also at the end. During the Christian dispensation the faithful church
fights a spiritual war, against spiritual enemies, in the enemies’ spiritual
territory, with a spiritual armor and spiritual weapons, are you with me? The
purpose of the war is to conquer human hearts, and you have
texts for all of these, we don't have time to read all of the texts. It
involves God's people attempting to convince the devil soldiers to desert his
army and to join Christ's army, so to speak. God's people proclaim that if you
want to be a winner, desert the devil's army and come over to the Lord's side.
In other words, the idea is to say “You’re with the losing army, so just give
up and come over here.”
Sekarang
marilah ke halaman berikut yang membahas bukan hanya kuda putih pada awal
dispensasi Kristen, tetapi juga di masa akhirnya. Selama masa dispensasi Kristen, gereja yang setia
terlibat dalam suatu peperangan rohani, melawan musuh-musuh
rohani, di daerah-daerah rohani yang dikuasai para musuh, dengan perisai rohani
dan senjata rohani. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Tujuan dari peperangan
itu ialah untuk menaklukkan hati manusia,
dan kalian sudah punya ayat-ayatnya untuk semua ini, kita tidak punya waktu
untuk membaca semua ayatnya. Ini melibatkan umat Allah dalam upaya meyakinkan tentara
Iblis agar meninggalkan pasukannya dan bergabung dengan pasukan Kristus,
katakanlah demikian, umat Allah menyatakan bahwa jika kamu mau menjadi
pemenang, tinggalkan pasukan Iblis dan pindahlah ke pihak Tuhan. Dengan kata
lain, konsepnya ialah berkata, “Kamu berada di pihak pasukan yang kalah, jadi
tinggalkan saja dan datanglah kemari.”
Revelation
19:11-21 which is the white horse at the end of the book, describes the time
when the sequence of the Seals reaches its climax. See, there's a white horse at the beginning
there's a white horse at the end, when Jesus comes mounted on a white
horse. God will answer the pleas of all the martyrs who cried out for justice.
Revelation
19:11 again brings to view a white horse and a rider who makes war against
Satan and his armies. The rider no longer has a στέφανος [stephanos], because that's the word "crown" in Revelation 6, but rather a διάδημα [diadēma] which is the crown that a king wears. The crown of the victor has become the crown
of the king.
Wahyu
19:11-21 kuda putih pada akhir kitab Wahyu, menggambarkan waktu ketika
urut-urutan Meterai-meterai mencapai klimaksnya. Lihat, ada seekor kuda putih pada awalnya, dan ada seekor kuda
putih pada akhirnya, ketika Yesus datang menunggang seekor kuda
putih. Allah akan menjawab permohonan-permohonan semua martir yang berteriak
minta keadilan.
Wahyu
19:11 kembali mengetengahkan seekor kuda putih dan penunggangnya yang berperang
melawan Setan dan pasukannya. Sang Penunggang tidak lagi mengenakan sebuah στέφανος [stephanos] karena itulah kata “mahkota” di Wahyu 6, melainkan sebuah διάδημα [diadēma] yaitu mahkota yang dipakai raja. Mahkota
pemenang telah menjadi mahkota raja.
Revelation
19:11-21, see the white horse at the end of the book describes not only a spiritual
war it describes a literal war. Jesus is
coming to deliver His people from the death decree. So Revelation 19:11-21 depicts a literal war.
It will be a war between Christ and the heavenly armies
and the kings, the Beast, and the false prophet and their armies. After the latter rain has fallen and the loud
cry proclaimed, the whole world will be on one side or on the other side of the
conflict. Two armies, in other words, with two generals: Christ on one side and
the devil on the other. On God's side are those who follow the Lamb, on the
other side are those who follow the Beast. At this point probation will close
and Satan will have full control of the finally impenitent. Satan will
influence his armies to implement a literal death decree against God's people.
Jesus will then literally take the battlefield for His people and will
literally destroy their enemies. Are you seeing the difference between the
literal and the symbolic?
Wahyu
19:11-21, lihat, kuda putih di bagian akhir kitab ini tidak hanya menggambarkan
peperangan rohani, tapi peperangan jasmani. Yesus datang untuk menyelamatkan
umatNya dari perintah hukuman mati. Jadi Wahyu
19:11-21 menggambarkan suatu peperangan literal. Itu adalah
perang antara Kristus dan bala tentara
surgawi dengan raja-raja, Binatang itu, dan nabi palsu dan tentara mereka.
Setelah hujan akhir dicurahkan dan seruan nyaring dikabarkan, seluruh dunia
akan berada di satu pihak atau di pihak yang lain dari pertentangan itu. Dengan
kata lain dua pasukan dengan dua jenderal: Kristus di satu pihak, dan Iblis di
pihak lain. Di pihak Allah mereka yang mengikuti Anak Domba. Di pihak lawan,
mereka yang mengikuti Binatang itu. Pada saat ini masa kemurahan Allah (pintu
kasihan) sudah tertutup, dan Setan pegang kendali penuh atas mereka yang tidak
bertobat. Setan akan mempengaruhi pasukannya untuk menjatuhkan hukuman mati
literal ke atas umat Allah. Kemudian Yesus akan secara literal maju berperang
bagi umatNya, dan akan membinasakan secara literal musuh-musuh mereka. Apakah
kalian bisa melihat bedanya antara yang literal dengan yang simbolis?
Ellen
White wrote, “…Every form of evil is to spring into intense activity. Evil angels
unite their powers with evil men…” see the devil also
has his horse, doesn't he? He has his people and he guides that horse. “…Evil angels unite their powers
with evil men,
and as they have been in constant conflict and attained an experience in the
best modes of deception and battle, and have been strengthening for centuries,
they will not yield the last great final contest without a desperate struggle. All the world will be…” what? “…on one side or the other of the
question. The Battle of Armageddon will be fought…”
Of course the culmination of Armageddon is when Jesus comes on the white horse
to deliver His people. “…The Battle of Armageddon will be fought and
that day must find none of us sleeping, wide-awake we must be as wise virgins
having oil in our vessels with our lamps…” (Selected Messages 3 pg. 425-426). What is this? Grace.
Ellen White menulis, “…Setiap bentuk kejahatan segera merebak dengan kegiatan yang intensif. Malaikat-malaikat jahat menggabungkan
kekuatan mereka dengan orang-orang jahat…” lihat, Iblis juga punya kudanya sendiri, bukan? Dia punya pasukannya dan
dia yang mengendalikan kudanya itu. “…Malaikat-malaikat jahat menggabungkan
kekuatan mereka dengan orang-orang jahat, dan karena mereka selama ini sudah
selalu berada dalam konflik yang tidak pernah berakhir, dan mereka telah memiliki
pengalaman dalam jenis penipuan dan pertempuran yang terbaik, yang
selama berabad-abad terus-menerus mereka perkuat, maka mereka tidak akan
menyerah dalam pertandingan terakhir yang akbar ini tanpa bertarung mati-matian. Seluruh
dunia akan… ” apa?
“…berada di satu pihak atau pihak yang lain dari persoalan itu.
Peperangan Armagedon akan terjadi…” tentu saja kulminasi dari
Armagedon ialah ketika Yesus datang menunggang kuda putih untuk menyelamatkan
umatNya.
“…Peperangan Armagedon akan terjadi dan pada hari itu jangan sampai ada
di antara kita yang kedapatan tertidur, mata kita harus terbuka lebar-lebar, kita harus seperti kelima gadis
bijak yang memiliki minyak dalam buli-buli bersama lampu-lampu kita…” (Selected Messages 3 hal.
425-426). Ini apa? Kasih karunia.
And
then from 8th Manuscript Releases page 347,
“…The power of the Holy Ghost must be upon us
and the Captain of the Lord's hosts will stand at the head of the angels of heaven
to direct the battle…” that's the final
culmination.
So
if we've been faithful in fulfilling the commission of God during this period,
even if a death decree is given against
God's people, Jesus will
come to deliver His people literally from literal deaths, from the literal
death decree.
Lalu
dari 8 Manuscript Releases hal. 347, “…Kuasa Roh Kudus harus ada pada kita, dan Pemimpin dari
balatentara surgawi akan berdiri di depan para malaikat surgawi untuk memimpin
peperangan…” itu kulminasi akhirnya.
Jadi, jika selama masa ini kita
sudah setia menjalankan tugas yang diberikan Allah, walaupun keluar perintah
hukuman mati bagi umat Allah, Yesus akan datang untuk secara literal
menyelamatkan umatNya dari kematian literal, dari perintah hukuman mati yang
literal.
Okay,
that's the First Horse, the white horse,
the victories of the Apostolic Church through the direction of Jesus Christ, and
so the church is growing exponentially, and Satan is losing his subjects. So now Satan says, “I have to do something about this, because I'm
losing all the subjects, all of my soldiers are abandoning my army, and they're
joining the army of the Lord. I've got to take care of this.”
Oke,
jadi itu tadi Kuda Pertama, kuda putih, kemenangan-kemenangan gereja apostolik
melalui kepemimpinan Yesus Kristus. Maka gereja pun berkembang berlipat ganda
dan Setan kehilangan rakyatnya. Jadi sekarang Setan berkata, “Aku harus berbuat
sesuatu karena aku kehilangan semua pengikutku, semua tentaraku meninggalkan
pasukan dan mereka bergabung dengan pasukan Tuhan. Aku harus menangani ini.”
So
now you have a red horse. Notice Revelation 6:3-4, “…When he opened the Second Seal I heard the
second living creature saying, ‘Come and see!’ Another horse, fiery red’…” it's not just red, it's fiery red, “…‘went out, and it was granted to the one who sat on it, to
take peace from the earth, and that people should kill one another. And it was
given to him a great sword…”
Now
what does this horse represent? Well, the meaning is at the top of the page. The red
horse represents the persecutions against the church by the pagan Roman
emperors until the edict of toleration by Constantine in the year 313. And by the way, the Second Horse is parallel to the
Second Church just like the First Church Ephesus is parallel to the
First Horse, the white horse, because the
Seals and the Churches run concurrently. We don't have time to get into
that. I did a series in Oklahoma City last year on the Seven Churches, there's 14 one-hour presentations on the Seven
Churches, and there I draw some of the parallels with the period of the Seals.
Jadi sekarang ada seekor kuda merah.
Simak Wahyu 6:3-4, “3 Dan ketika Anak Domba itu membuka Meterai Kedua, aku mendengar
makhluk hidup yang kedua berkata: ‘Mari dan lihatlah!’ 4 Seekor kuda lain,
merah menyala…” bukan cuma merah, tapi merah menyala, “…keluar, dan orang yang
menungganginya dikaruniai kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi,
sehingga manusia akan saling membunuh. Dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang
yang besar…”
Nah,
kuda ini melambangkan apa? Maknanya ada di bagian atas halaman. Kuda merah melambangkan
persekusi atas gereja oleh kaisar-kaisar Roma hingga dikeluarkannya dekrit
toleransi oleh Constantine di tahun 313. Nah, Kuda Kedua ini paralel dengan
Jemaat Kedua, sama seperti Jemaat Pertama Efesus itu paralel
dengan Kuda Pertama, kuda putih, karena Meterai-Meterai dan Jemaat-Jemaat
berjalan berbarengan. Kita tidak punya waktu untuk membahas ini. Saya telah
membuat seri di Oklahoma City tahun lalu tentang Ketujuh Jemaat, ada 14
presentasi masing-masing 1 jam tentang Tujuh Jemaat, dan di sana saya tunjukkan
beberapa paralel dengan periode Meterai-Meterai.
Now
going a little bit farther down, as mentioned before this is the period of the Church of Smyrna.
There is much death language in the message to the Church of Smyrna which is
the Second Church. So you have the
Second Seal, bloodshed; and you have the Second Church, the emphasis on death
in the Second Church.
Notice
all the emphasis on death. First of all,
bittersweet myrrh is the name, the meaning of the name Smyrna, and in the
Roman Empire myrrh was used to embalm the dead. Jesus presented
Himself to the Church of Smyrna as the One who was dead and is alive forevermore.
Jesus encouraged the members of Smyrna to be faithful unto death and promised the faithful that they would not be
hurt by the
second death. Are you with me?
So
the
Second Church is all about the death of God's people. The 10 days ~
because there's mentioned 10 days of
persecution in connection with
the Church of Smyrna ~ the 10 days
are Diocletian's persecutions from 303
to 313, we apply the year day principle to the 10 days, that are
mentioned there.
Sekarang
lebih lanjut sedikit, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ini adalah
periode Jemaat Smirna. Ada banyak kata kematian
dalam pesan kepada Jemaat Smirna, yang adalah Jemaat Kedua. Jadi Meterai Kedua, pertumpahan darah;
dan di Jemaat Kedua, penekanannya pada
kematian di Jemaat Kedua.
Simak
semua penekanan pada kematian. Pertama, makna nama Smirna ialah mur yang manis-pahit dan di kekaisaran Roma, mur
dipakai untuk membalsem orang
mati. Yesus memperkenalkan Diriya kepada Jemaat Smirna sebagai Dia yang telah mati
dan hidup selamanya. Yesus mendorong anggota-anggota Jemaat Smirna supaya setia hingga mati
dan menjanjikan kepada yang setia bahwa mereka tidak akan menderita kematian kedua.
Apakah kalian mengikuti saya?
Jadi
Jemaat Kedua semuanya tentang
kematian umat Allah. 10 hari ~ karena di sana disebutkan 10 hari
penganiayaan berkaitan dengan Jemaat Smirna ~ ke-10 hari itu adalah masa persekusi Diocletian dari
303-313, kita mengaplikasikan prinsip 1 hari = 1 tahun kepada 10
hari yang disebutkan di sini.
Ellen
White's comments on the Second Seal ~ where are her comments on the First Seal
by the way? Where are Ellen White's comments on the First Seal? The entire book
of the Acts of the Apostles. The comments on the Second Seal are found in Great
Controversy 39 to 48, right after the chapter on The Destruction of
Jerusalem.
And
some people wonder why did Ellen White begin the Great
Controversy with the chapter on The Destruction of Jerusalem. I'll just
throw this out, we'll
study it next year. So you make sure you
sign up for next year. I believe that the First Trumpet is the destruction of Jerusalem.
I believe when you study the symbols it becomes very clear that the First
Trumpet is the destruction of Jerusalem. So Ellen White begins the Great Controversy with the First Trumpet. And
her comments are going back to this. Her comments on the Second Horse, the red
horse, or the Second Seal, are found in Great
Controversy 39 to 48, and the title of the chapter is “Persecution in the First Centuries”. Interesting, the title of the chapter fits
the theme of the period.
Komentar
Ellen White tentang Meterai Kedua ~ nah, di mana komentarnya tentang Meterai
Pertama? Di mana komentar Ellen White tentang Meterai Pertama? Seluruh buku The Acts of the Apostles. Komentar
tentang Meterai Kedua ditemukan di Great Controversy hal. 39-48, tepat
setelah bab “The Destruction of Jerusalem” (Kehancuran Yerusalem).
Dan
beberapa orang heran mengapa Ellen White mengawali Great Controversy
dengan bab “The Destruction of Jerusalem”. Saya kasi bocoran, tahun depan kita akan mempelajari ini,
jadi pastikan kalian mendaftar untuk tahun depan. Saya meyakini bahwa Sangkakala Pertama ialah
kehancuran Yerusalem. Saya meyakini, bila kita mempelajari simbol-simbol,
sangat jelas Sangkakala Pertama adalah kehancuran Yerusalem. Maka Ellen White
mengawali Great
Controversy dengan
Sangkakala Pertama. Dan komentar-komentarnya kembali kemari. Komentarnya
tentang Kuda Kedua, kuda merah, atau Meterai Kedua, ditemukan di Great Controversy hal. 39-48, dan
judul dari bab itu ialah “Persecution in the First Centuries”(Persekusi Abad-abad Permulaan). Menarik.
Judul bab itu cocok dengan tema periode tersebut.
Now
Revelation 12:11 describes the faithfulness of those who overcame. In fact 12:11
uses the word “overcome”. It says “…they overcame by the
blood of the Lamb, and by the word of their testimony and they did not love
their lives even unto death.”
Nah, Wahyu 12:11 menggambarkan kesetiaan
mereka yang menang. Bahkan 12:11 memakai kata “menang”. Dikatakan, “11 Dan mereka menang…
oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, dan mereka tidak menyayangkan
nyawa mereka sampai mati pun.”
Now,
let's talk about the color red. In the Bible the color red represents what?
Bloodshed.
Even the grape juice that we use at communion represents the blood of Christ,
and you know you can read these texts. I just put text in parenthesis because
if we read all the texts we wouldn't get beyond the Third Seal. But you need to
look these up. Don't just take this syllabus and, you know, file it away
somewhere. Make sure you look up all the verses, because there's a lot of
corroboration for the points that we're covering here. So when the sword takes
away peace from the earth, the result is what? War and bloodshed.
Sekarang,
mari kita bicara tentang warna merah. Di
Alkitab, warna merah melambangkan apa? Pertumpahan darah. Bahkan anggur yang kita
pakai dalam Perjamuan Kudus melambangkan darah Kristus. Dan kalian tahu, kalian
bisa membaca semua ayat itu. Saya hanya mencantumkan teks dalam kurung karena jika kita membaca semuanya,
kita tidak akan sampai lebih dari Meterai Ketiga. Tetapi kalian harus memeriksa
itu semua. Jangan hanya membawa silabus ini dan disimpan entah di mana.
Pastikan kalian simak semua ayatnya, karena ada banyak bukti yang menguatkan
poin-poin yang kita bahas di sini. Jadi ketika pedang mengambil damai dari
bumi, akibatnya apa? Perang dan pertumpahan darah.
Now
what does this sword do in the Second Seal? It takes away peace from the earth,
the sword takes away peace from the earth.
Now
what does a sword represent? Well, the sword in the Bible represents the Word of God,
notice Hebrews 4:12-13 and you're going to ~ I know what you're thinking ~
you're saying, “Well, does the Bible take away peace?” Well, we're going to
come to them.
Hebrews
4:12-13, “…for the Word of God is
living and powerful and sharper than any two-edged sword…” you see the principle that we're using? Does the Second Seal
explain what the sword means? Does it say the sword means this? No, no, so how
do we determine it? We go to other parallel passages that deal with the same
subject. So it says, “…the Word of God is
living and powerful and sharper than any two-edged sword, piercing even to the
division of soul and spirit, and of joints and marrow, and is a discerner of
the thoughts and intents of the heart. And there is no creature hidden from His
sight, but all things are naked and open to the eyes of Him, to whom we must
give an account…”
Nah,
apa yang dilakukan pedang ini di Meterai Kedua? Dia mengambil damai dari bumi.
Pedang itu mengambil damai dari bumi.
Nah,
pedang itu lambang apa? Pedang
di Alkitab melambangkan Firman Allah. Simak Ibrani 4:12-13 dan
kalian akan ~ saya tahu apa yang kalian pikirkan ~ kalian berkata, “Masa
Alkitab mengambil damai?” Nah, kita
nanti akan membahas ini.
Ibrani 4:12-13, “12 Sebab Firman Allah itu
hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun…” kalian lihat prinsip yang kita pakai?
Apakah Meterai Kedua menjelaskan pedang itu apa? Apakah dikatakan pedang itu
artinya ini, ini? Tidak, tidak. Kalau begitu bagaimana kita bisa
menjabarkannya? Kita pergi ke ayat-ayat paralel yang lain yang bicara tentang
topik yang sama. Maka dikatakan, “…Firman Allah itu
hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun, ia menusuk
amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pikiran dan niat hati kita. 13 Dan tidak ada satu makhluk pun yang
tersembunyi dari pandangan-Nya, tetapi segala sesuatu telanjang dan terbuka di
depan mataNya, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungjawaban.”
Let
me ask you when we study the Scripture
and, you know, we search the Scriptures and then the Scripture starts searching
us. So you know we start reading, for
example, David, you know, he committed this terrible act of adultery and murder
and Nathan comes to him with the Word of God. He says, “You are that man!” Wow! Suddenly
David says, well he kind of shakes and wakes up, he says, “That's me!” And so, the Bible, when
we read the Bible, the Bible then starts reading us. The Bible penetrates,
that's kind of like the arrows that we talked about under the First Seal.
Coba
saya tanya, ketika kita mempelajari Firman Allah dan, kalian tahu, kita
memeriksa Kitab Suci, maka Kitab Suci mulai memeriksa kita. Jadi kalian tahu,
kita mulai membaca misalnya Daud, dia melakukan perbuatan yang mengerikan ini,
perzinahan dan pembunuhan. Dan Natan datang kepadanya dengan Firman Allah,
katanya, “Engkaulah orang itu!” Wow! Tiba-tiba Daud berkata, nah, dia
terguncang dan sadar, dia berkata, “Akulah dia!” Jadi Alkitab, bila kita
membaca Alkitab, maka Alkitab mulai membaca kita. Alkitab itu menembus masuk,
macam anak-anak panah yang sudah kita bahas di Meterai Pertama.
Ephesians
6:17 the Apostle Paul also defined what the sword represents. It says. “…and take the helmet of salvation and the sword of the Spirit, which
is the Word of God…”
Efesus 6:17, rasul Paulus juga
menjelaskan pedang itu melambangkan apa. Dikatakan, “…17 dan bawalah ketopong keselamatan
dan pedang Roh, yaitu Firman Allah…”
We
also have a couple of passages in the Old Testament.
Isaiah
49:2, once again the sword is related to what we speak, to the mouth. It says, “…and He has made my mouth like…”
what? “…like a sharp sword. In the shadow
of His hand He has hidden me, and made me a polished shaft, in His
quiver He has hidden me…” So it's interesting that it talks about a
quiver where arrows are, right?
Juga
ada dua teks dari Perjanjian Lama.
Yesaya 49:2, sekali lagi pedang itu
terkait dengan apa yang kita katakan, dengan mulut. Dikatakan, “2 Ia telah membuat mulutku seperti…” apa? “…seperti pedang yang tajam. Dalam naungan tangan-Nya Ia telah menyembunyikan aku. Dan membuat
aku menjadi anak panah yang runcing, dan
dalam tabung panah-Nya Dia menyembunyikan
aku. …” Jadi menarik ini berbicara tentang
tabung panah di mana anak-anak panah berada, benar?
So
the sword represents the Word of God it comes forth from the mouth, its sharp,
it penetrates, it brings about change of life and conversion, correct? So it brings peace, right? Does the Bible
bring peace? Yeah, of course it brings peace, because it speaks of Jesus.
Notice
Isaiah 9:6 says, “…For unto us a Child is born, unto us a Son is given, and the
government will be upon His shoulder, and His name will be called Wonderful,
Counselor, Mighty God, Everlasting Father, Prince of Peace…” so Jesus brings peace. The Bible is a revelation of Jesus.
Jadi
pedang melambangkan Firman Allah, datang dari mulut, tajam, menembus, membawa
perubahan dalam hidup dan pertobatan, benar? Jadi membawa damai, kan? Apakah
Alkitab membawa damai? Iya, tentu saja Alkitab membawa damai, karena dia
berbicara tentang Yesus.
Simak Yesaya 9:6, dikatakan, “6 Sebab seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang
Putera telah diberikan untuk kita, dan
pemerintahan akan ada di atas bahuNya. Dan namaNya akan disebut orang: Ajaib,
Penasihat, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Pangeran
Damai…” Jadi Yesus membawa damai. Alkitab yang mengungkapkan Yesus.
Notice
once again. Romans 10:14-15 the gospel that comes from the Bible brings peace
so why does this sword bring war? Why does this sword bring bloodshed? We're
coming to that in a moment.
Notice
Romans 10:14-15, “How then shall they call on Him in whom they have not believed,
and how shall they believe in Him of whom they have not heard? And how shall
they hear without a preacher?...” So it’s talking about preaching the Word, right? “…and how shall they
preach, unless they are sent? As it is written how beautiful are the feet of
those who preach the gospel of peace…”
where do we get the gospel from? What's the source? The Word, right? “…so how beautiful are
the feet of those who preach the gospel of peace, who bring glad tidings and good things…”
Simak
sekali lagi. Roma 10:14-15, injil yang berasal dari Alkitab membawa damai, jadi
mengapa pedang ini membawa perang? Mengapa pedang ini membawa pertumpahan
darah? Nanti sebentar kita akan ke sana.
Simak Roma 10:14-15, “14 Kalau begitu,
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada
Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar
tentang Dia? Bagaimana mereka bisa mendengar
tentang Dia, tanpa ada yang memberitakannya?…” jadi ini berbicara tentang memberitakan
Firman, betul? “…15
Dan bagaimana mereka dapat memberitakannya, jika mereka tidak diutus? Seperti
ada tertulis: ‘Betapa indahnya kaki mereka
yang mengabarkan injil damai…” dari mana kita memperoleh injil? Apa
sumbernya? Firman, benar? “…‘Betapa indahnya kaki mereka yang mengabarkan injil
damai, yang membawa kabar baik dan
hal-hal yang baik!’…"
And
then we have Ephesians 6:14-15, here the Apostle Paul speaks about beautiful
feet. Now I don't have beautiful physical feet, but my feet are beautiful in
the sense that the Apostle Paul says, and yours I'm sure also. “…Stand therefore having
girded your waist with truth having put on the breastplate of
righteousness, and having shod your feet
with the preparation of the gospel of peace…” Blessed are the feet of those who go to
proclaim the Gospel from the Word of God.
So
the preaching of the Word, the sword is the Word, and when the sword is used
and you preach, it brings what? It brings peace.
Lalu ada Efesus 6:14-15, di sini rasul
Paulus berbicara tentang kaki yang indah. Nah, saya tidak punya kaki fisik yang
indah, tetapi kaki saya disebut indah menurut pemahaman yang dikatakan rasul
Paulus, dan saya yakin begitu juga kaki kalian. “14 Jadi
berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, 15
dan kakimu berkasutkan persiapan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; …” Diberkatilah kaki mereka yang pergi
mengabarkan injil dari Firman Allah.
Jadi
mengabarkan Firman, pedang itu adalah Firman, dan ketika pedang dipakai, dan
kita mengabarkannya, itu membawa apa? Membawa damai.
But
wait a minute, under the Second Seal the sword doesn't bring peace, it brings bloodshed. So how do we understand this?
Let's
go to the bottom of page 153, the big question at this point is this, if the
sword here is the Bible why does it take away peace from the earth? The
answer is simple. When sinners heed the message of the Bible it brings personal
peace. However, when sinners reject the message of the Bible, they rise to take
away peace from those who proclaim it. That is to say, the sword of the Spirit brings in its train, the sword of
persecution from those who reject it.
Are you catching the picture? The conquest of the first horse led to
persecution under the second. Why do you have persecution under the second?
Because the devil is worried after the first, the devil says, “I'm losing my
people. The gospel is being preached in the entire empire, I’ve got to do something about this, I've got to
kill them.” The devil deeply concerned
about the many defections from his army, launched a deadly persecution against
those who were conquering the subjects of his kingdom through the preaching of
the gospel.
Tetapi
tunggu sebentar, di Meterai Kedua pedang itu tidak membawa damai, malah membawa
pertumpahan darah. Jadi bagaimana kita harus memahami ini?
Mari
ke bagian bawah hal. 153, pertanyaan yang penting di poin ini ialah, jika pedang di sini adalah
Alkitab, mengapa Alkitab mengambil damai dari bumi? Jawabannya
sederhana. Ketika orang-orang berdosa menolak pekabaran Alkitab, mereka bangkit
untuk mengambil damai dari orang-orang yang mengabarkannya. Artinya, pedang Roh diikuti oleh pedang
persekusi mereka yang menolaknya. Apakah kalian menangkap
gambarnya? Kemenangan kuda pertama membawa persekusi di masa kuda kedua.
Mengapa ada persekusi di masa kuda kedua? Karena Iblis khawatir setelah yang
pertama, Iblis berkata, “Aku kehilangan rakyatku. Injil dikabarkan di seluruh
kekaisaran. Aku harus berbuat sesuatu, aku harus membunuh mereka!” Iblis yang
sangat khawatir dengan banyaknya orang-orangnya yang meninggalkan pasukannya,
melancarkan suatu persekusi terhadap mereka yang telah memenangkan rakyat
kerajaannya melalui penginjilan.
Now
the key text to understand how the sword takes away peace and the relationship
with the Bible which brings peace, is these verses that Jesus spoke in Matthew
10:34-39 and this doesn't sound like Jesus. “Do not think that I came
to bring peace on the earth. I did not come to bring peace but a sword…” Wow! so He came to take
away peace. Does that sound like Jesus? What did Jesus mean? Let's continue reading, “…for I have come to set
a man against his father, a daughter against her mother, and a daughter-in-law
against her mother-in-law. And a man's enemies will be those of his own
household. He who loves father, mother, more than Me, is not worthy of Me, and he who loves son or daughter more than
Me, is not worthy of Me. And he was who
does not take up his cross and follow after Me, is not worthy of Me. He who finds his life, will lose it; and he
who loses his life for My sake, will find it…”
So
in what sense does the Word bring peace, and in what sense does the Word take
away peace?
Nah, ayat kunci untuk memahami bagaimana
pedang mengambil damai dan kaitannya dengan Alkitab yang membawa damai ialah
ayat-ayat yang diucapkan Yesus di Matius 10:34-39, dan ini tidak mirip Yesus. “34 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
…” Wow! Jadi Dia datang untuk mengambil
damai. Apakah itu seperti Yesus? Apa yang dimaksud oleh Yesus? Mari kita
lanjutkan membaca, “…35 Sebab Aku datang untuk
memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan
dari ibu mertuanya, 36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi
rumahnya. 37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38 Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.39Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. …”
Jadi
dalam pemahaman apa Firman membawa damai, dan dalam
pemahaman apa Firman mengambil damai?
Let
me give you an illustration. I have the privilege of teaching theology in South
America and Colombia for about six years. It was some of the most fruitful time
in my ministerial life because when you teach you have to do a lot of research
and so it was a big blessing and I enjoyed doing research as a result of
teaching. But anyway I had a student there ~ unfortunately she was killed in an
auto accident several years ago ~ her name Josephina Mendes, and one day I sat
down I started talking with her and she told me her story.
She
said, “Pastor, I want to tell you why I came to this school.” So then she told
me that she'd gone to an evangelistic campaign, where a Seventh-Day Adventist
minister was preaching, and she attended all of the meetings and she was
convicted that this was the truth. And so she decided that she wanted to get
baptized, she wanted to become a Seventh-Day Adventist. So she went home, told her parents, who were
staunch Roman Catholics, that she had been going to these meetings, and she had
understood the truth and she wanted to be baptized and join the Seventh-Day
Adventist Church. Her parents said to her,
“If you join that church you're not our daughter anymore. We will
totally disown you. It's like you don't exist.”
So the day of the baptism came and she had to make a decision whether
she was going to obey the convictions of her heart based on what she had heard
from the Word through the impression of the Holy Spirit, or whether she was
going to do what her parents said. Well, bottom line she decided that she would
get baptized. She told her parents, “I'm going to get baptized.” When she got
home, all of her belongings were outside the front door of the house, and her
mother and father were standing at the door, and they said, “Josephina, leave!
You're not our daughter anymore.” And that's how she ended up at the school,
because she didn't have any place to go. She
later married a Seventh-Day Adventist pastor, one of the students there,
and they became workers in the cause, very successful workers in the cause. So
did the Word bring peace to her? Yeah, the Word brought peace, of course it
brought peace, but also did it bring the sword? Yes, because for those who are opposed
to the Word, they war against those who receive the peace of the Word.
Coba
saya berikan suatu ilustrasi. Saya mendapat kehormatan mengajar theologi di
Amerika Selatan dan Columbia selama kira-kira enam tahun. Itu adalah waktu yang
menghasilkan paling banyak buah selama pelayanan saya, karena jika kita
mengajar kita sendiri harus membuat banyak riset, maka itu adalah berkat yang
besar buat saya dan saya sangat menikmati membuat riset sebagai akibat mengajar
itu. Nah, saya punya seorang murid di sana ~ sayangnya dia terbunuh dalam
kecelakaan mobil beberapa tahun lalu ~ namanya Josephina Mendes, dan suatu hari
saya duduk dan bercakap-cakap dengannya dan dia menceritakan kisahnya. Dia
berkata, “Pastor, saya mau menceritakan mengapa saya datang ke sekolah ini.”
Lalu dia menceritakan bahwa dia menghadiri suatu kampanye evangelis di mana
seorang pendeta MAHK berkhotbah, dan dia menghadiri semua pertemuan itu dan dia
diyakinkan bahwa inilah kebenaran. Maka dia memutuskan dia mau dibaptis, dia
mau menjadi seorang MAHK. Jadi dia pulang, memberitahu orangtuanya yang pemeluk
Roma Katolik yang teguh, bahwa dia sudah menghadiri pertemuan-pertemuan itu dan
dia memahami kebenaran dan dia ingin dibaptis dan bergabung dengan gereja MAHK.
Orangtuanya berkata kepadanya, “Jika kamu bergabung dengan gereja itu, kamu
bukan anak kami lagi. Kami akan memutuskan semua hubungan keluarga denganmu,
seolah-olah kamu tidak pernah ada.” Jadi pada hari pembaptisan dia harus
membuat keputusan apakah dia akan menuruti keyakinan hatinya berdasarkan apa
yang telah dia dengar dari Firman melalui tuntunan Roh Kudus, atau apakah dia
akan melakukan apa kata orangtuanya. Nah, singkat cerita dia memutuskan dia
akan dibaptis. Dia memberitahu orangtuanya, “Aku akan dibaptis.” Ketika dia
pulang, semua barangnya sudah ada di luar pintu depan rumah, dan ibu dan
bapaknya berdiri di pintu dan mereka berkata, “Josephina, tinggalkan rumah ini!
Kamu bukan anak kami lagi.” Dan itulah bagaimana dia berakhir di sekolah itu,
karena dia tidak tahu harus pergi ke mana. Dia
kemudian menikah dengan seorang pendeta MAHK, juga salah satu murid di sana,
dan mereka menjadi pekerja Tuhan, pekerja Tuhan yang sangat sukses. Nah, apakah
Firman membawa damai baginya? Iya, Firman membawa damai, tentu saja membawa
damai. Tetapi apakah juga membawa pedang? Ya, karena mereka yang menentang
Firman, mereka memerangi orang-orang yang menerima damai dari Firman.
I
want you to notice that the sword also represents something else, in the Bible
the sword doesn't only represent the Bible, it also represents the power of the
state to punish violations of civil law, the punitive power of the state.
Notice
Romans 13:1-5, “Let every soul be subject to the governing authorities, for
there is no authority except from God, and the authorities that exist are
appointed by God. Therefore whoever resists the authority…” this authority is the government, right? “…resist the ordinance of
God and those who resist will bring judgment on themselves. For rulers…” see, the civil rulers? “…are not a terror to good works, but to
evil. Do you want to be unafraid of the
authority?...” in other words, do you want to not
fear the civil power? “…do what is good, and you will have praise
from the same…” verse 4, “…for he…”
that is the civil ruler, “…is God's minister to you for good. But if you do evil, be
afraid, for he does not…” what? “…he does not bear the
sword in vain, for he is God's minister, an avenger to execute wrath on him who
practices evil…”
Saya
mau kalian menyimak bahwa pedang juga melambangkan sesuatu yang lain. Di
Alkitab, pedang bukan hanya melambangkan Alkitab, itu juga melambangkan kekuatan Pemerintah untuk menghukum
pelanggar-pelanggar hukum sipil, jadi wewenang Pemerintah untuk menghukum.
Simak Roma 13:1-5, “1 Hendaknya tiap orang takluk kepada yang berwewenang memerintah, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab itu
barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang
melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Karena
pemerintah…” lihat,
pemerintah sipil, “…tidaklah
menakutkan bagi perbuatan yang baik, melainkan bagi perbuatan yang jahat. Maukah
kamu hidup tanpa takut kepada pemerintah?
…” dengan kata lain, apakah kamu mau tidak
usah takut kepada kekuasaan sipil? “…perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh
pujian darinya…” Ayat
4, “…4
Karena dia…”
yaitu pemerintah sipil “…adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.
Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah, karena dia tidak…” apa? “…dia tidak menyandang pedang dengan
percuma, karena dia adalah hamba Allah,
untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”
The
wicked Emperors ~ in the next section here ~ the wicked Emperors and their subjects
illegitimately use the sword of the state against God's faithful people for
preaching the gospel of the Bible, preaching from God's sword, in other words. The
preaching of the gospel brings peace to the receivers but awakens war from the
rejecters. Is this point clear?
Kaisar-kaisar
yang jahat ~ di bagian berikutnya di sini ~ kaisar-kaisar yang jahat dan
bawahan-bawahan mereka memakai pedang pemerintah secara tidak sah terhadap umat
Allah yang setia karena mengabarkan injil Alkitab, dengan kata lain mengabarkan dari pedang
Allah. Pengabaran injil membawa damai kepada para penerimanya tetapi
membangkitkan perang dari para penolaknya. Apakah poin ini jelas?
Now
Ellen White explained the relationship between the First Seal and the Second
Seal in Great Controversy page 46, she's
commenting on the Second Seal, she’s not quoting the verses, she doesn't quote
Revelation 6:3-4.
So
you say, “Well Ellen White didn't have anything to say about the Second Seal.”
Yes,
she did! She just doesn't quote the
verses. Look at the sequence, look at the order of events.
·
You'll
find next in Great Controversy that Ellen
White mentions Constantine, after the persecution of the first centuries, that's the Third Horse.
·
Then
she goes on to speak about the rise of the papacy, Fourth Horse.
·
then
she speaks about the martyrs, that's the Fifth Seal
·
then
she speaks about the signs in the heavens, Sixth Seal
·
and
then in page 641 she deals with the Seventh Seal.
So we have to look at the structure. Don't look only at
the tree, look at the forest, get the big picture of how all of the pieces fit together.
Nah,
Ellen White menjelaskan hubungan antara Meterai Pertama dan Meterai Kedua di Great Controversy
hal. 46. Dia
mengomentari Meterai Kedua, dia tidak mengutip ayat, dia tidak mengutip Wahyu
6:3-4.
Maka
kalian berkata, “Yah, Ellen White tidak berkata apa-apa tentang Meterai Kedua.”
Dia
berkata! Hanya saja dia tidak mengutip ayat-ayatnya. Lihat urut-urutannya, lihat
susunan peristiwanya.
·
Kalian akan melihat di Great Controversy Ellen White menyebut Constantine, setelah persekusi
abad-abad permulaan, itu adalah Kuda Ketiga.
·
Lalu dia melanjutkan dan berbicara tentang bangkitnya
Kepausan, Kuda Keempat.
·
Lalu dia berbicara tentang para martir, itu Meterai
Kelima.
·
Lalu dia berbicara tentang tanda-tanda di langit, Meterai
Keenam.
·
Kemudian di hal. 641 dia membahas Meterai Ketujuh.
Jadi
kita harus melihat kerangkanya. Jangan
hanya memandang pohonnya, pandanglah hutannya, dapatkan gambaran luasnya
bagaimana bagian-bagian itu klop satu sama lain.
Notice Ellen White's description, and I put some explanations in brackets, “…The gospel is a message of…” what? “…peace. Christianity is a system that received and
obeyed would spread…” what?
“…peace…” that's the Second Seal, “…harmony
and happiness throughout the earth. The gospel presents to them principles of life
that are wholly at variance with their habits and desires, and…” what happens as a result? “…and they rise in rebellion against it…” So
does the gospel bring peace? Yes. But those who want to reject it, what do they
do? They rise against it with the sword, “…They hate the purity…” that would be the First Seal, right? Right?
“…they hate the purity that reveals and condemns their
sins and they persecute and destroy…” that's the Second Seal, “…those who had
urged upon them its just and holy claims. It is in this sense ~ because the
exalted truths it brings occasion, hatred and strife ~ that the gospel is
called…” what?
“…a sword.” the Second Seal.
So Ellen White does not even quote Revelation 6:3-4, she
doesn’t quote it. Is she discussing the
Second Seal? Yes, she is, very clearly.
Simak
deskripsi Ellen White, dan saya memberikan beberapa penjelasan dalam kurung, “…Injil adalah pekabaran tentang…” apa?
“…damai. Kekristenan adalah suatu sistem yang kalau diterima dan ditaati
akan menyebarkan…” apa? “…damai,…” ini Meterai Kedua, “…keharmonisan, dan kebahagiaan di seluruh
dunia. Injil menyampaikan kepada mereka prinsip-prinsip hidup yang sama sekali
berbeda dari kebiasaan dan keinginan mereka, dan…” akibatnya apa? “…mereka bangkit dalam pemberontakan
terhadapnya.…” Jadi apakah Injil membawa damai? Ya. Tetapi mereka yang menolaknya, apa
yang mereka lakukan? Mereka bangkit melawannya dengan pedang, “…Mereka membenci kemurniannya…” ini kan Meterai Pertama, betul? Iya kan? “…Mereka membenci
kemurniannya yang membuka dan menyatakan dosa-dosa mereka dan mereka
mempersekusi dan membinasakan…” ini Meterai Kedua, “…orang-orang yang
telah menyodorkan kepada mereka tuntutan-tuntutannya yang benar dan kudus.
Dalam pemahaman inilah ~ karena kebenaran yang ditinggikan memberi kesempatan
kepada kebencian dan perseteruan ~ maka Injil disebut…” apa?
“…sebuah pedang…” Meterai Kedua.
Jadi Ellen White bahkan tidak
mengutip Wahyu 6:3-4, dia tidak mengutipnya. Apakah dia membahas tentang
Meterai Kedua? Ya, benar, sangat jelas.
So are the Seals
events that transpire in order throughout Christian history? Yes, because you
have the introductory vision, you have the outpouring of the Holy Spirit, then
you have the church going conquering and to conquer, and Satan's reaction persecuting the church as
a result.
So basically you have the Seals are all interconnected,
one event in the Seals leads to the next
event.
Jadi apakah peristiwa-peristiwa Meterai terjadi berurutan
sepanjang sejarah Kekristenan? Ya, karena ada penglihatan pengantar, ada pencurahan
Roh Kudus, kemudian gereja yang keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk
menaklukkan, dan akibatnya reaksi Setan mempersekusi gereja.
Jadi pada dasarnya Meterai-meterai itu semuanya
berkaitan, satu peristiwa Meterai itu membawa kepada peristiwa berikutnya.
Now let's notice
the next statement from Ellen White. “…The powers of earth and hell arrayed
themselves…” this is war language, right? “…arrayed themselves
against Christ in the person of His followers. Paganism foresaw that should the gospel
triumph…” in other words, should the gospel gain the victory, what did
the First Horse go out to do? Conquering and to conquer, gaining the victory, so
“…paganism foresaw that should the gospel triumph, her temples and altars would
be swept away. Therefore she summoned her…”
what? Is that war language? Yes. “…her forces to destroy Christianity, the
fires of persecution…” the Second Seal, “…were
kindled. Christians were stripped of their possessions and driven from their
homes. They endured a great fight of afflictions (Hebrews 10:32) They had trial of cruel mockings and
scourgings, yea, moreover of bonds and imprisonment (Hebrews 11:36). Great
numbers sealed their testimony with their? Blood…”
what color? Red, yes. “…Noble and slave, rich and poor, learned and
ignorant, were alike slain without mercy…” (GC
pg. 39).
Are you catching the picture?
Nah,
mari kita simak pernyataan berikutnya dari Ellen White. “…Kekuatan-kekuatan bumi dan neraka membentuk barisan untuk
melawan Kristus dalam diri pengikut-pengikutNya. Paganisme sudah
memperhitungkan, kalau sampai Injil berjaya…” dengan kata lain kalau sampai Injil mendapatkan kemenangan ~ Kuda
Pertama keluar untuk berbuat apa? Untuk mendapatkan kemenangan dan untuk
menaklukkan, memperoleh kemenangan, jadi, “…Paganisme sudah
memperhitungkan, kalau sampai Injil berjaya, bait-bait sucinya dan
mezbah-mezbahnya akan disapu bersih. Oleh karena itu dia memanggil…” apanya? Apakah ini bahasa perang? Ya, “…pasukannya untuk
membinasakan Kekristenan. Api persekusi…” Meterai Kedua, “…disulut. Orang-orang Kristen dilucuti
harta miliknya, dan diusir dari rumah-rumah mereka. Mereka mengalami perjuangan
besar penuh penderitaan (Ibrani 10:32). Mereka diadili dengan ejekan-ejekan dan
penyesahan yang kejam, juga dibelenggu dan dipenjarakan (Ibrani 11:36). Banyak
yang memeteraikan kesaksian mereka dengan? Darah mereka…” apa warnanya? Merah, betul, “…bangsawan
maupun budak, kaya maupun miskin, terpelajar maupun tidak, semuanya sama-sama
dibunuh tanpa belas kasihan…” (GC hal. 39)
Apakah kalian menangkap
gambarannya?
Great Controversy page 41 see, this is the chapter “The Persecution
In The Early Centuries” she's commenting on the Second Seal, never quotes the
verses. And by the way in Acts of the Apostles
she never quotes the verses that speak of the First Seal either, but you know that
it deals with the Apostolic conquest because of the terminology. “In vain were Satan's efforts to destroy the
church by violence…” that
would be the Red Horse, right? “The great controversy…” there you have war language, “…in which the disciples of Jesus yielded up their lives,
did not cease when these faithful standard bearers…” soldiers have standards, right? “…standard bearers fell
at their post…”
that's also war language. “…By defeat
they…?”
Oh, “…by defeat they conquered…” there you have that keyword. “…God's
workmen were slain but His work went steadily forward. The gospel continued to
spread and the number of its adherents to increase…” because the church is going out conquering and to
conquer.
Great Controversy hal. 41, lihat
inilah babnya, “The Persecution in the Early Centuries” (Persekusi
di Abad-abad Awal), Ellen White
mengomentari Meterai Kedua, tidak pernah mengutip ayat-ayatnya. Dan di Acts of the Apostles dia juga tidak pernah mengutip ayat-ayat yang berbicara tentang Meterai
Pertama, tetapi kita tahu itu membahas tentang kemenangan zaman rasul-rasul
karena istilah-istilahnya. “…Sia-sia upaya
Setan membinasakan gereja dengan kekerasan…” ini berarti Kuda Merah, benar? “…Pertentangan
besar…” di sini ada bahasa perang lagi, “…di mana
murid-murid Yesus menyerahkan hidup mereka, tidak berhenti ketika para pembawa
panji yang setia ini…” tentara-tentara membawa
panji-panji, kan? “…para pembawa panji yang setia ini gugur di
pos mereka…” ini juga bahasa perang, “…Melalui kekalahan, mereka?…” O, “…melalui kekalahan mereka menaklukkan…” lihat kata kuncinya di sana, “…Pekerja-pekerja Allah terbunuh, tetapi
pekerjaanNya tetap maju dengan mantap. Injil terus menyebar dan jumlah
pemeluknya terus bertambah…” karena gereja keluar untuk
mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.
She continues on page 42,
“…Thousands were imprisoned and slain but others
sprung up to fill their places. And those who were martyred for their faith
were secured to Christ and accounted of Him as…” excuse me? “…conquerors…” See, look in the writings of Ellen
White for the keywords. If the verses aren't there, look for the keywords, the
expressions that she uses. So once
again, they “…were accounted of Him as conquerors. They had fought
the…” what? “…the good fight…” there's war language again, “…they were to receive…” what? “…the crown
of glory…” that's the victors crown, “…when
Christ should come…”
Ellen
White melanjutkan di hal. 42, “…Ribuan orang
dipenjarakan dan dibunuh, tetapi orang-orang lain bangkit untuk mengisi
tempat-tempat mereka. Dan mereka yang mati sebagai martir karena iman mereka,
diamankan kepada Kristus, dan olehNya diperhitungkan sebagai…” maaf, apa? “…pemenang…” Lihat, cari di tulisan-tulisan Ellen White kata-kata kuncinya. Jika
ayat-ayatnya tidak ada, cari kata-kata kuncinya, istilah-istilah yang
dipakainya. Jadi sekali lagi, mereka “…diperhitungkan sebagai pemenang. Mereka
telah bertarung …” apa? “…dalam pertarungan
yang baik…” ini bahasa perang lagi, “…mereka akan menerima…” apa?
“…mahkota kemuliaan…” itulah mahkota pemenang, “…ketika Kristus
datang.”
Now I read this other statement before but let's read it
again, because it's very significant, it connects the First Seal with the
Second Seal.
“…The early Christians were indeed …” what kind of people? Today people say, “I don't want to be peculiar, I don’t want to
stick out, I don't want to be different.” It's called peer pressure. The Adventist Church has fallen captive to
peer pressure. We want to be just like all the other churches. We don't want to
use the word “peculiar”, but Ellen White says “…early Christians were peculiar, their
blameless deportment, unswerving faith were a continual reproof that disturbed
the sinners…” what? “…peace…” So wouldn’t the gospel have brought them peace? Yes, but
when the Word was preached they were disturbed and they lost their peace. “…Though few
in numbers, without wealth, position, or honorary titles they were a terror…” the disciples were, “…to evil
doers wherever their character and doctrines were known. Therefore the wicked…” what? Here comes the Second Seal, the
consequence, “…therefore the wicked hated them even as ungodly Cain
hated Abel. For the same reason that Cain slew Abel did those who sought to
throw off the restraint of the Holy Spirit put to death God's people…” that's the Second Seal, right? “…It was
for the same reason that the Jews rejected and crucified the Savior, because
the purity and holiness of His character was a constant rebuke to their
selfishness and corruption. From the days of Christ until now His faithful
disciples have excited the hatred in opposition of those who love and follow
the ways of sin…”
Nah, saya sudah pernah membacakan pernyataan lain ini
sebelumnya, tetapi mari kita baca lagi, karena sangat signifikan. Ini
menghubungkan Meterai Pertama dengan Meterai Kedua.
“…Orang-orang
Kristen mula-mula benar-benar …” orang macam apa? Sekarang ini
orang berkata, “Saya tidak mau jadi yang khas (yang
antik), saya tidak mau aneh sendiri, saya tidak mau berbeda.”
Ini namanya tekanan sederajat. Gereja Advent sudah menjadi korban tekanan
sederajat. Kita hanya mau sama seperti gereja-gereja lain. Kita tidak mau
memakai kata “khas”. Tetapi Ellen White berkata, “…Orang-orang
Kristen mula-mula benar-benar umat yang khas. Sikap mereka yang tidak bercela,
iman yang teguh, senantiasa merupakan teguran yang mengganggu…” apa?
“…kedamaian orang-orang berdosa…” Jadi tidakkah Injil membawa rasa
damai kepada mereka? Ya, tetapi ketika Firman dikhotbahkan, mereka merasa terusik
dan mereka kehilangan damai mereka.
“…Walaupun jumlahnya kecil, tanpa harta, kedudukan, atau gelar kehormatan,
mereka adalah teror…” maksudnya para rasul, “…bagi pelaku-pelaku
kejahatan di mana pun karakter dan doktrin mereka dikenal. Oleh karena itu
mereka…” apa? Sekarang datang Meterai Kedua, akibatnya, “…oleh karena itu
mereka dibenci oleh orang-orang jahat, sebagaimana Kain yang jahat membenci
Habel. Sama seperti alasan Kain membunuh Habel, mereka yang berusaha
mencampakkan pengendalian Roh Kudus, membunuh umat Allah…” ini kan Meterai Kedua, benar? “… Untuk alasan yang sama itulah orang
Yahudi menolak dan menyalibkan Sang Juruselamat, karena kemurnian dan kekudusan
karakterNya senantiasa merupakan teguran kepada keegoisan dan kebejatan mereka.
Dari masa Kristus hingga sekarang murid-muridNya yang setia telah membangkitkan
kebencian lawan mereka yang mencintai dan mengikuti jalan dosa.”
Now this pattern of revival, preaching the gospel and
persecution as a result, is found many places in the Bible. And in the last
part of this lesson I have several examples of this pattern that we have where
the church goes out conquering and to conquer, it’s preaching the Word, it’s
bringing peace to many people, opposition arises, persecution arises. Revival à persecution.
I have five illustrations from other places in Scripture
of this pattern and then I'm going to read one final statement which is, why is
the church not persecuted today?
Nah, pola ini:
kebangunan rohani, mengabarkan injil, dan akibatnya persekusi, ditemukan
di banyak tempat dalam Alkitab. Dan di bagian akhir pelajaran ini saya berikan
beberapa contoh pola ini, di mana gereja keluar untuk mendapatkan kemenangan
dan untuk menaklukkan, dia mengabarkan Firman, dia membawa damai kepada banyak
orang, timbul perlawanan, timbul persekusi. Kebangunan rohani à persekusi.
Ada lima ilustrasi pola ini dari pelbagai tempat dalam
Kitab Suci, kemudian saya akan membacakan satu pernyataan terakhir, yaitu
mengapa sekarang ini gereja tidak dipersekusi?
The first pattern is in Ezekiel 36 to 38. Ezekiel 36:26-27
speaks of a great revival among God's people Israel. It says, “26
I will give you a new heart and put a new spirit within you. I will take
the heart of stone out of your flesh and give you a heart of flesh. 27
I will put My spirit within you and cause you to walk in My statutes and you
will keep My judgments and do them.”
Pola yang pertama ada di Yehezkiel 36
sampai 38. Yehezkiel 36:26-27 berbicara tentang kebangunan rohani yang besar di
antara umat Allah, Israel. Dikatakan, “26 Aku akan memberikan
kepadamu hati yang baru, dan menempatkan
roh yang baru di dalam batinmu. Aku akan mengeluarkan
dari dagingmu hatimu yang dari batu dan Kuberikan kepadamu hati yang dari daging. 27 Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam batinmu. Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan kamu akan berpegang pada peraturan-peraturan-Ku
dan melakukannya.”
And I'm not going to read Ezekiel 37:11-14 but we're told
that as a result of receiving the Spirit these valley of dead bones who had no
spirit suddenly they form bodies and they're filled with the Spirit. And by the way what do the dry bones represent that
the Spirit comes in to? They represent the house
of Israel, God's people. Now
what happens when God's people who are dead in trespasses and sins suddenly
are converted and they're filled with the Holy Spirit? What is there going to be? Opposition!
And so you go to chapter 38 of Ezekiel, and here you have
Gog and Magog attacking Israel, the very next chapter. Why would they be attacking Israel? Because they've been filled with the Spirit,
because they've resurrected to new life.
Now the opposition comes.
Let's read Ezekiel 38:18-23, there's many connections here with the book
of Revelation which we don't have time to get into. This is immediately after
the people are revived by the Holy Spirit.
“18 ‘And it will come to pass at the same time when
Gog comes against the land of Israel’, says the Lord, ‘that My fury will show in My face. 19
For in My jealousy and in the fire of My
wrath I have spoken, ‘Surely in that day there shall be a great earthquake in
the land of Israel, 20 so
that the fish of the sea, the birds of the heavens, the beasts of the
field, all creeping things that creep on
the earth, and all men who are on the face of the earth, shall shake at My
presence…” is there going
to be such an earthquake when Jesus comes? Yes. “…The mountains shall be thrown
down…” Is that going to happen when Jesus comes?
Yes. “…The steep places shall fall, and every wall shall fall to the ground.
21 I will call for a sword…” does a sword come
out of the mouth of Jesus when He comes on the white horse at the end? “…I
will call for a sword against Gog throughout all My mountains,’ says the Lord
of hosts. ‘Every man's sword will be against his brother. And I will bring him
to judgment with pestilence and bloodshed. I will rain down on him, on his troops,
and on the many peoples who are with him, flooding rain, great hailstones, fire
and brimstone…” is that referred
to in the seventh plague? Yes! “…23
Thus I will magnify Myself and sanctify Myself and I will be known in the
eyes of many nations. Then they shall know that I am the Lord…”
Why does this persecution come in chapter 38? Because Israel has been revived in chapter 36
and 37, that's the first example.
Why did persecution arise against the early church?
Because they had experienced revival and reformation.
Dan saya tidak akan membacakan Yehezkiel 37:11-14 tetapi
kita diberitahu bahwa sebagai akibat menerima Roh, maka lembah tulang-tulang
mati yang tadinya tidak punya roh, tiba-tiba tumbuh dagingnya dan mereka dipenuhi oleh Roh. Dan tulang-tulang kering itu
melambangkan apa, di mana Roh itu masuk? Mereka melambangkan kaum Israel, umat Allah.
Nah, apa yang terjadi bila orang-orang yang mati dalam pelanggaran dan dosa tiba-tiba bertobat dan mereka
dipenuhi oleh Roh Kudus? Apa yang akan terjadi? Oposisi!
Maka kita ke pasal 38 Yehezkiel, dan di sana ada Gog dan
Magog menyerang Israel, tepat di pasal berikutnya. Mengapa mereka menyerang Israel? Karena
Israel telah dipenuhi oleh Roh, karena Israel sudah bangkit kepada kehidupan
yang baru. Sekarang oposisi muncul.
Mari
kita baca Yehezkiel 38:18-23. Ada banyak kaitan di sini dengan kitab Wahyu,
tapi kita tidak punya waktu untuk membahasnya. Ini segera setelah orang-orang
mengalami kebangunan rohani oleh Roh Kudus. “18 Pada waktu
itu, pada waktu yang sama, ketika Gog datang
melawan tanah Israel, firman Tuhan ALLAH, ‘Amarah-Ku akan tampak di wajahKu. 19
Karena dalam cemburu-Ku dan dalam api
kemurkaan-Ku Aku telah berfirman: ‘Pada hari
itu pasti terjadi gempa bumi yang dahsyat di tanah Israel 20 sehingga ikan-ikan di laut, burung-burung di
udara, binatang-binatang di padang, segala
binatang melata yang merayap di bumi, dan semua manusia yang ada di atas bumi
akan gentar dengan kehadiranKu…” apakah akan ada gempa bumi seperti ini
pada waktu kedatangan Yesus? Ya. “…Gunung-gunung akan runtuh…” apakah itu akan terjadi ketika Yesus
datang? Ya. “…tempat-tempat yang tinggi akan jatuh dan tiap tembok akan roboh ke tanah. 21
Dan Aku akan minta sebuah pedang…” apakah dari mulut Yesus akan keluar
sebuah pedang ketika Dia datang menunggung kuda putih di bagian akhir? “…Aku akan minta sebuah pedang terhadap Gog di seluruh gunung-gunungKu’, demikianlah
firman Tuhan ALLAH. ‘Pedang setiap orang akan melawan saudaranya. 22 Dan Aku
akan menghukum dia dengan sampar dan pertumpahan darah; Aku akan menurunkan ke
atasnya, dan ke atas tentaranya, dan ke atas banyak bangsa yang menyertai dia,
hujan yang
membanjiri, hujan batu-batu
besar, api dan belerang…” apakah
ini disebutkan dalam malapetaka yang ketujuh? Iya! “…23 Demikianlah Aku akan memegahkan DiriKu dan menguduskan DiriKu, dan Aku akan dikenal di mata banyak bangsa. Pada saat itu mereka akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN.’…”
Mengapa persekusi ini muncul di pasal 38? Karena Israel
sudah mengalami kebangunan rohani di pasal 36 dan 37, itu contoh pertama.
Mengapa persekusi muncul terhadap gereja mula-mula?
Karena mereka mengalami kebangunan rohani dan reformasi.
Notice the second example is from the book of Joel. One
of these days I'm going to do a series on Joel, that is a tremendous book, it
has many parallels in the book of Revelation. It says in Joel 2:28-32 you have
the outpouring of the Spirit. It says, “…28 Then it shall come
to pass afterward that I will pour out My spirit on all flesh. Your sons and
your daughters shall prophesy, your old men shall dream dreams, your young men
shall see visions, 29 and also on My manservants and on My maid
servants I will pour out My Spirit in those days. 30 And I will show
wonders in the heavens and in the earth. Blood and fire and pillars of smoke…” you remember that this was quoted by Peter
on the day of Pentecost when the Holy Spirit was poured out? “…31 Then the sun shall be
turned into darkness and the moon into blood before the coming of the great and
awesome day of the Lord. 32 And it shall come to pass that whoever
calls on the name of the Lord shall be saved for in Mount Zion and in Jerusalem
there shall be deliverance,’ as the Lord has said. Among the remnant who the
Lord calls…” So you had this great revival, the Holy
Spirit is poured out upon all flesh and what is the result? In the very next chapter the nations gather
against God's people. Notice Joel 3:9 and you're going to see the parallels
with Revelation 14, we're going to come to that, that's the last illustration.
“…Proclaim this among the nations: prepare for…” what? “…for war. Wake up the mighty men! Let all men of war draw near. Let them
come up. 10 Beat your plowshares into swords, and your pruning hooks
into spears. Let the weak say, ‘I am strong’.
11 Assemble and come, all you nations! And gather together
all around! Cause Your mighty ones to go
down there, Oh, Lord...” So
there's two armies here, there's the wicked and God has His armies. It continues saying, “…12
Let the nations be wakened and come up to the valley of Jehosaphat for
there I will sit to judge all the surrounding nations…” And now Revelation 14. By the way what has
happened locally to literal Israel in the literal valley of
Jehoshaphat, in Revelation happens globally. All nations of the world come and
they gather outside the City which represents the church. “…13
Put in the sickle, for the harvest is ripe. Come, go down for the
winepress is full, the vats overflow for their wickedness is great. 14 Multitudes, multitudes in the valley of
decision, for the day of the Lord is near in the valley of decision. 15
The sun and moon will grow dark, and the stars will diminish their brightness. 16
The Lord also will roar from Zion and uttered His voice from
Jerusalem. The heavens and earth will
shake…” and what is God going to do? Persecution,
they've gathered for war against God's people, is God going to defend His
people? Yes! It says, “…but the Lord will be a shelter for His
people and the strength of the children of Israel. 17 So you shall know that I am the
Lord your God dwelling in Mount Zion, My holy mountain…”
So once again revival in chapter 2, the end of chapter 2,
and what is the next very next scene? Persecution. And deliverance.
Simak contoh kedua dari kitab Yoel. Suatu hari saya akan
membuat seri tentang Yoel, kitab yang luar biasa, ada banyak paralelnya dengan
kitab Wahyu.
Dikatakan di Yoel 2:28-32, kecurahan Roh
Kudus, “28 Kemudian setelah itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia. Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan. 29 Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan
hamba-hambaKu perempuan akan Kucurahkan
Roh-Ku pada hari-hari itu. 30 Aku akan menunjukkan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan tiang-tiang asap…” kalian ingat ini dikutip oleh Petrus
pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus dicurahkan? “…31 Lalu matahari akan berubah menjadi gelap gulita
dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat
itu. 32 Dan akan terjadi, barangsiapa
yang berseru pada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di
Yerusalem akan ada keselamatan,’ seperti yang telah difirmankan TUHAN; ‘di antara umat yang sisa yang dipanggil TUHAN’…
" Jadi ada kebangunan rohani besar ini, Roh Kudus
dicurahkan ke atas semua manusia, dan apa akibatnya? Tepat di pasal berikutnya,
bangsa-bangsa berkumpul untuk melawan umat Allah. Simak Yoel 3:9, dan kita akan
melihat paralelnya dengan kitab Wahyu pasal 14, kita akan ke sana nanti, itu
ilustrasi terakhir. “9 Maklumkanlah
hal ini di antara bangsa-bangsa: ‘Bersiaplah untuk…” apa? “…untuk perang! Bangunkanlah orang-orang perkasa; biarlah semua prajurit mendekat, biarlah mereka maju! 10 Tempalah mata bajakmu
menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; biarlah orang yang lemah berkata:
‘Aku kuat!’ 11 Berkumpullah dan datanglah, hai segala bangsa!
Dan berkumpullah berkeliling!’ Buatlah perkasa-perkasa-Mu turun ke sana, ya
TUHAN…” Jadi ada dua pasukan di sana, mereka
yang jahat dan Allah dengan pasukanNya. Dikatakan selanjutnya, “…12 Biarlah bangsa-bangsa dibangunkan dan naik ke lembah
Yosafat sebab di sana Aku akan duduk menghakimi segala bangsa di sekitarnya…” dan sekarang Wahyu 14. Nah, apa yang
terjadi secara lokal kepada Israel literal di lembah Yosafat literal, di Wahyu
terjadi secara global. Semua bangsa di dunia datang dan mereka
akan berkumpul di luar Kota itu, yang melambangkan gereja. “…13Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; mari, turunlah, sebab sudah penuh tempat pemerasan anggur; bejana-bejananya meluap, sebab kejahatan mereka sudah sangat banyak. 14 Banyak orang, banyak orang di
lembah penentuan! Karena hari TUHAN sudah dekat di lembah penentuan! 15
Matahari dan bulan menjadi gelap, dan cahaya bintang-bintang
meredup. 16 TUHAN akan mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia
memperdengarkan suara-Nya, langit dan
bumi bergoncang…” dan
apa yang akan dilakukan Allah? Persekusi, mereka
sudah berkumpul untuk berperang dengan umat Allah, apakah Allah akan membela umatNya? Ya! Dikatakan, “…tetapi TUHAN akan menjadi tempat perlindungan bagi umat-Nya,
dan kekuatan bagi umat Israel. 17 Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku,
TUHAN, Allahmu, yang diam di Sion,
gunung-Ku yang kudus. …”
Jadi
sekali lagi, kebangunan rohani di pasal 2, bagian akhir pasal 2, dan apakah
adegan berikutnya, persis berikutnya? Persekusi. Dan penyelamatan.
The third example has to do with the day of Pentecost. After
the outpouring of the Holy Spirit at Pentecost Peter and John brought healing to
a paralytic. After healing him Peter presented a sermon from God's Word at Solomon's
portico. This grieved the religious leaders. No peace with them. This grieved
the religious leaders but brought 5,000 souls into the kingdom. So were the
religious leaders happy about that? No. Further preaching by Peter led to
additional threats. In Acts 5:12 further preaching led to imprisonment and
death threats. The Sanhedrin summoned Peter and John to trial again where they
spoke boldly. Notice the number of times
that it's emphasized that “they spoke”, “they spoke”, “they preached”, as a
result the leaders wanted to do what? Kill them. Did the sword bring peace to the religious
leaders? No. Would it have brought
peace? Yes. As a result the leaders wanted to kill them. Then Gamaliel spoke some very wise words,
where he used warfare terminology, “…and now I say to you, keep away from these
men and let them alone. For if this plan or this work is of men it will come to
nothing, but if it is of God you cannot overthrow it, lest you even be found to
fight against God…” is
that war terminology? It most certainly is. And after this Peter and John were
beaten and they said, “We considered it
an honor to suffer for the Name.”
Are you seeing the pattern? Revival, they received the Spirit.
Immediately what comes? They preached the Word and what? Persecution. That's the third example.
Contoh ketiga berkaitan dengan hari Pentakosta. Setelah dicurahkannya Roh Kudus pada hari
Pentakosta, Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang yang lumpuh. Setelah
menyembuhkan dia Petrus menyampaikan suatu khotbah dari Firman Allah di Serambi
Salomo. Ini mengusik para pemimpin agama, mereka tidak punya damai. Ini
mengusik para pemimpin agama tetapi membawa 5’000 jiwa masuk ke Kerajaan Allah.
Jadi apakah para pemimpin agama senang dengan itu? Tidak. Khotbah lebih lanjut
dari Petrus mengakibatkan ancaman-ancaman tambahan. Di Kisah 5:12 khotbah
lanjutan mengakibatkan pemenjaraan dan ancaman hukuman mati. Sanhedrin
memanggil Petrus dan Yohanes ke pengadilan lagi di mana mereka berbicara dengan
berani. Simak berapa kali ditekankan “mereka berbicara”, “mereka berbicara”,
“mereka berkhotbah”, akibatnya para pemimpin mau berbuat apa? Membunuh mereka.
Apakah pedang membawa damai kepada para pemimpin agama? Tidak. Apakah itu
seharusnya membawa damai? Ya. Akibatnya para pemimpin mau membunuh mereka. Lalu
Gamaliel mengucapkan kata-kata yang bijaksana, di mana dia memakai istilah
perang, “38 Karena itu aku
berkata kepadamu, ‘Jauhilah orang-orang ini dan
biarkanlah mereka, sebab jika rencana itu atau pekerjaan
itu berasal dari manusia, itu tidak akan
jadi apa-apa, 39 tetapi kalau itu
berasal dari Allah, kamu tidak dapat
mengalahkannya,
kalau tidak bahkan kamu akan didapati
melawan Allah.” (5:38) Apakah ini istilah perang? Pasti iya.
Dan setelah itu Petrus dan Yohanes dipukuli dan mereka
berkata, “Kami menganggapnya suatu kehormatan menderita bagi Nama itu.”
Apakah kalian melihat polanya? Kebangunan rohani, mereka
menerima Roh Kudus, dan segera setelah itu datang apa? Mereka mengabarkan
Firman kemudian apa? Persekusi. Itulah contoh ketiga.
The fourth example
is the story of the stoning of Stephen. The Sanhedrin arrested Stephen God
filled him with the Spirit ~ you can read all these verses ~ God filled him with the Spirit, Stephen
preached a powerful sermon describing the history of Israel, culminating with
the coming of Jesus. This enraged the leadership and they encouraged the mob to
stone the Lord's servant. Seeing the
pattern? Revival, Holy Spirit, powerful preaching, persecution.
Contoh keempat, kisah perajaman Stefanus. Sanhedrin
menangkap Stefanus. Allah memenuhi dia dengan Roh ~ kalian bisa membaca semua
ayatnya ~ Allah memenuhi dia dengan Roh, Stefanus menyampaikan khotbah yang
penuh kuasa, menggambarkan sejarah Israel, memuncak hingga kedatangan Yesus.
Ini membuat murka para pemimpin dan mereka membakar massa untuk merajam
hamba Tuhan. Lihat polanya? Kebangunan rohani, Roh Kudus, khotbah yang penuh
kuasa, persekusi.
And then example number five. Immediately ~ this is in
the future ~ immediately after the
proclamation of The Three Angels’ Messages, the world is going to be divided into how many
groups? Two groups. The wicked gather against God's people outside the Holy City,
the Holy
City before the thousand years is the church. it represents the church.
However, the heavenly armies trample the winepress and deliver God's people.
Have God's people been revived at this point? Has the power of the latter rain
fallen upon them? Why are the wicked going to be enraged against God's people
at the end of time? Because they've had revival, and because of the revival
they're filled with the Spirit, and because they're filled with the Spirit they
proclaim the loud cry with power, and that will awaken what? Persecution. And at the end God will deliver His people
from certain death.
Lalu contoh nomor 5. Segera ~ ini di masa depan ~ segera
setelah diserukannya Pekabaran Tiga Malaikat, dunia akan terbagi menjadi berapa
kelompok? Dua kelompok. Orang-orang jahat berkumpul untuk melawan umat Allah di
luar Kota Suci. Sebelum masa 1000
tahun, Kota Suci ialah gereja, melambangkan gereja. Namun, bala
tentara surgawi menginjak-injak tempat memeras anggur dan menyelamatkan umat
Allah. Apakah pada titik ini umat Allah sudah mengalami kebangunan rohani?
Apakah kuasa hujan akhir sudah tercurah pada mereka? Mengapa orang-orang jahat
akan murka terhadap umat Allah pada akhir zaman? Karena umat Allah saat itu
sudah mengalami kebangunan rohani, dan karena kebangunan rohani itu mereka
dipenuhi oleh Roh, dan karena mereka dipenuhi Roh mereka menyerukan seruan
nyaring dengan kuasa, dan itu akan membangkitkan apa? Persekusi. Dan akhirnya
Allah akan menyelamatkan umatNya dari ancaman kematian.
It is significant that at the time of the Apostle Paul
the Roman Empire wielded the sword. So it's interesting that this is talking
about the persecutions of Christians by the Roman Empire. Notice that the Roman
Empire had the sword, the Roman Empire killed Peter by crucifixion, Paul by
decapitation, and James with the sword. The slaying of James with the sword
came immediately after a description of the exponential growth of the church,
you can read that in Acts, that immediately after it speaks about the
tremendous growth of the church, James is killed with the sword. Is there any relationship between the
exponential growth of the church and persecution? Have you ever read in Great Controversy where Ellen White says that
when the loud cry is proclaimed, thousands upon thousands of ministers and
members of other churches are going to leave their churches and join the
remnant Church? Of course that's going to make the clergy really happy,
hehehehe. It's going to infuriate the
clergy and that's where the little time of trouble, persecution comes.
Fakta yang berarti, pada zaman rasul Paulus, kekaisaran
Roma menggunakan pedang. Jadi menarik ini berbicara tentang persekusi orang
Kristen oleh kekaisaran Roma. Simak kekaisaran Roma memegang pedang, kekaisaran
Roma membunuh Petrus dengan penyaliban, membunuh Paulus dengan memancung
kepalanya, dan membunuh Yakobus dengan pedang. Pembunuhan Yakobus dengan pedang
terjadi segera setelah adanya deskripsi pertumbuhan gereja yang berlipat ganda.
Kalian bisa membacanya di Kisah Rasul, bahwa segera setelah disebut tentang
pertumbuhan luar biasa gereja, Yakobus dibunuh dengan pedang. Apakah ada kaitan
antara pertumbuhan gereja yang berlipatganda dengan persekusi? Pernahkah kalian
membaca di Great Controversy di mana Ellen White berkata bahwa ketika seruan nyaring
dikumandangkan, beribu-ribu hamba Allah dan anggota gereja-gereja lain akan
meninggalkan gereja mereka dan bergabung dengan gereja yang sisa? Tentu saja
itu akan membuat badan kependetaan sangat senang, hehehehe. Itu akan membuat
murka badan kependetaan, itulah saat di mana masa kesesakan kecil, persekusi
datang.
So where is the key point here? Well, what is the key
point here? Why is there no persecution now? Well let's go in our syllabus to
page 177, by the way we're not going to study the Addendum, do you see the Addendum
there in page 161, it's called “Chain Reaction”? We're not going to have time
to study that, but you can read it.
Basically it shows that there are seven steps that eventually
lead to persecution.
1. First of all you have the condition of the
Apostles before the outpouring of Holy Spirit, they were fighting who was going
to be the first, and they were interested what's in it for us,
and you know, that's the first point. But then what do
they do?
2. They gather in the upper room, they pray,
they settle their differences, they lay all of their means at the foot of the
Master. In other words, they're empty of self.
3. And then they receive the power of the Holy
Spirit.
4. When they receive the power, they preach
the message with boldness.
5. And because they preach the message with
boldness, the church experiences exponential growth,
6. and Satan is losing his subjects.
7. And therefore Satan causes persecution.
That is the
sequence.
Jadi poin kuncinya di sini di mana? Nah, poin kuncinya
apa di sini? Mengapa sekarang tidak ada persekusi? Nah, mari kita ke hal. 177
dari silabus, nah kita tidak akan membahas Addendumnya, apakah kalian melihat
Addendum di sana di hal. 161, judulnya “Reaksi Berantai”? Kita tidak punya
waktu untuk mempelajari itu, tetapi kalian boleh membacanya.
Pada dasarnya ada
tujuh langka yang akhirnya akan menuju persekusi.
1.
Pertama, harus ada kondisi seperti para Rasul sebelum
dicurahkannya Roh Kudus, mereka bertengkar tentang siapa yang akan menjadi yang
pertama, dan minat mereka ada pada apa keuntungannya bagi diri, dan kalian tahu, itu poin pertama. Tetapi kemudian apa
yang mereka lakukan?
2.
Mereka berkumpul di ruang atas di loteng, mereka berdoa,
mereka selesaikan perbedaan mereka, mereka menyerahkan semua milik mereka di
kaki Sang Guru, dengan kata lain mereka mengosongkan diri.
3.
Kemudian mereka menerima kuasa Roh Kudus.
4.
Pada waktu mereka menerima kuasa, mereka menyampaikan
pekabaran dengan berani.
5.
Dan karena mereka mengabarkan pekabaran dengan berani,
gereja mengalami pertumbuhan yang berlipatganda.
6.
Dan Setan kehilangan pengikut-pengikutnya.
7.
Oleh karena itu Setan menimbulkan persekusi.
Itulah urut-urutannya.
Now
notice this statement from Great Controversy
page 48, on page 177 of your syllabus.
There is another and more important question that should engage the attentions
of the churches today. The Apostle Paul declares that all that will live godly in Christ Jesus
shall suffer persecution. How many who live godly will suffer persecution?
Not some, all. And you know at this time it might be psychological persecution not
necessarily physical persecution, but there will be people who will
oppose, right? And she's quoting 2 Timothy 3:12, then she asked the question, “…why is it then that persecution
seems in a great degree to slumber?...”
Why is there no persecution? Well, because the Sunday law hasn't come yet.
Because there still needs, the stars still need to fall, there’re signs, you
know, the Pope needs to take the reins of civil power, the United States has to
join with the papacy. That's why persecution hasn't come. Well, why haven't all
those things happened? Notice, the only reason ~ how many reasons are there,
why there's no persecution? The only
reason is that the church has conformed to the world’s standard and therefore
awakens no opposition. The devil has nothing to oppose because the
church has become like the world. And
then she continues, “…the religion which is current in our day is
not of the pure and holy character that marked the Christian faith in the days
of Christ and His apostles…” is the church going to
return to the condition of the early church? Yes, it is. Is it in that
condition now? Never has there been a period in the history of the Adventist
Church where we had so many divisions today. We reflect that the divisions in
the political world in the church, it's because the Holy Spirit's being
withdrawn. When the Holy Spirit is not in the heart, the result is strife and
fighting like the disciples. They're all fighting who's going to be the
greatest at the next constituency session. “…The religion which is current in our day is none of the pure
and holy character that marked the Christian faith in the days of Christ and
His apostles. It is only because of the
spirit of…” what? “…compromise
with sin. Because the great truths of God's Word are so indifferently regarded, because there is so little vital
godliness in the church that Christianity is so apparently popular with the
world…” and then she tells us
how persecution will rise again. “…Let there be a revival of the faith and
power of the early church, and the spirit of persecution will be revived, and
the fires of persecution will be
rekindled…”
Sekarang,
simak pernyataan ini dari Great
Controversy hal. 48, hal 177 silabus kalian. Ada pertanyaan lain
yang lebih penting yang seharusnya mendapatkan perhatian gereja-gereja sekarang
ini. Rasul Paulus menyatakan bahwa semua
yang mau hidup saleh dalam Kristus Yesus akan menderita persekusi.
Berapa yang hidup saleh yang akan menderita persekusi? Bukan beberapa, tapi
semua. Dan kalian tahu, pada saat ini, persekusi itu mungkin secara psikologis,
tidak harus fisik, tetapi akan ada orang-orang yang menentang, kan? Dan Ellen
White mengutip 2 Timotius 3:12, lalu dia mengajukan pertanyaan, “…kalau begitu mengapa persekusi sepertinya sebagian besar
tertidur?…” Mengapa tidak ada persekusi? Nah, karena UU Hari Minggu belum ada,
karena bintang-bintang masih harus jatuh, itu kan tanda-tandanya? Paus masih
harus mengambil alih pimpinan kekuatan sipil, Amerika Serikat masih harus
bergabung dengan Kepausan, itulah sebabnya mengapa persekusi belum datang. Nah,
mengapa semua hal ini belum terjadi? Simak, satu-satunya alasan ~ ada berapa
alasan mengapa tidak ada persekusi? Satu-satunya
alasan ialah karena gereja telah mengikuti standar dunia, dan dengan demikian
tidak membangkitkan oposisi.
Iblis tidak punya apa-apa yang ditentang karena gereja sudah menjadi
seperti dunia. Lalu Ellen White melanjutkan, “…Agama yang ada di
zaman kita sekarang bukanlah dari karakter yang murni dan kudus yang menandai
iman Kristen di zaman Kristus dan rasul-rasulNya…” apakah gereja akan kembali ke kondisi gereja mula-mula? Ya, benar.
Apakah sekarang ini sudah berada dalam kondisi itu? Belum pernah dalam sejarah
gereja Advent di mana kita memiliki begitu banyak perbedaan seperti sekarang.
Kita memantulkan refleksi perbedaan di dunia politik sekarang di dalam gereja,
karena Roh Kudus sedang ditarik. Ketika Roh Kudus tidak berada di dalam hati,
akibatnya ialah perselisihan dan pertengkaran seperti para murid. Mereka
semuanya bertengkar siapa yang akan menjadi yang paling besar di sesi
konstituen berikutnya. “…Agama yang ada di zaman kita sekarang
bukanlah dari karakter yang murni dan kudus yang menandai iman Kristen di zaman
Kristus dan rasul-rasulNya. Itu hanya disebabkan oleh roh…” apa?
“…kompromi dengan dosa. Karena kebenaran agung Firman Allah begitu tidak
diacuhkan. Karena hanya ada begitu sedikit kesalehan yang berarti di dalam
gereja, sehingga Kekristenan sekarang ternyata sedemikian populernya
di dunia…” Lalu dia memberitahu kita bagaimana persekusi akan timbul lagi. “…Hendaknya ada
pembaharuan iman dan kekuatan seperti gereja mula-mula, maka roh persekusi akan
hidup kembali, dan api persekusi akan
dinyalakan kembali…”
By
the way on the next page, even though this isn’t from Ellen White, Satan
must know that the promised revival is soon to occur, because he is tearing the world apart and he's
tearing the church apart. Further he is causing a counterfeit revival even in some Seventh-Day
Adventist churches with the objective of blaming a revived and reformed
people of the calamities that are falling upon the earth, just like Nero did.
So
is the Christian world experiencing a counterfeit revival these days? Oh, signs
and wonders, and jumping around and rolling in the aisles, and speaking in
tongues, and you know, contribute to my ministry and you'll be very prosperous,
you know, you’ll have lots of money that will come in, you know, the so-called
prosperity gospel. The Christian world more than ever really needs a revival of
primitive godliness. The Adventist Church needs a revival of primitive
godliness, and that's what elder Wilson has been emphasizing all the time that
he's been at the General Conference, is the need for revival and reformation.
It will never come unless we do what the Apostles did: gathered in the upper room, set their agendas
aside, and said, “We need to receive the Holy Spirit, we need to go out and
proclaim the message, so that we can go home.”
Nah,
di halaman berikut, walaupun ini bukan dari Ellen White, Setan pasti tahu bahwa kebangunan rohani
yang dijanjikan akan segera terjadi, karena
itu dia menghancurkan dunia dan
dia memecahbelah gereja. Lebih
lanjut, dia sedang menyebabkan suatu
kebangunan rohani palsu bahkan di beberapa gereja MAHK, dengan
tujuan menyalahkan orang-orang yang sudah mengalami kebangunan rohani dan reformasi
atas terjadinya bencana-bencana yang jatuh ke bumi, seperti yang dilakukan
Nero.
Jadi
apakah dunia Kristen sedang mengalami suatu kebangunan rohani palsu sekarang? Wah,
tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dan berlompatan dan bergulung-gulung di
lorong-lorong gereja, dan berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti, dan
kalian tahu, ajakan untuk memberikan kontribusi kepada ministri saya dan Anda
akan menjadi kaya raya - Anda akan punya
banyak uang masuk - ini yang
disebut injil kemakmuran. Dunia Kristen sekarang lebih daripada sebelumnya,
sangat membutuhkan kebangunan rohani dengan kesalehan primitif. Dan itulah yang
selalu ditekankan Ketua Wilson sepanjang masa dia berada di General Conference,
yaitu kebutuhan untuk kebangunan rohani dan reformasi. Ini tidak akan terjadi
kecuali kita melakukan apa yang dilakukan para Rasul: berkumpul di ruang atas,
mengesampingkan kepentingan masing-masing dan berkata, “Kita perlu menerima Roh
Kudus, kita perlu keluar untuk menyampaikan pekabaran, supaya kita bisa
pulang.”
We’ve
become too comfortable in this world and this world is not our home. Our home
is in heaven and we need to always remember that. We might have a nice house, a
nice car, and money in the bank, we are taking none of that to heaven not a
single bit of that are taking to heaven. So let's not focus on the things of
this world but on the things of the world to come.
Some
people say, “You're so heavenly minded you’re no earthly good.” Well, it might be true that we're so earthly
minded, we are no heavenly good.
Kita
sudah terlalu nyaman di dunia ini, dan dunia ini bukanlah rumah kita. Rumah
kita ada di Surga dan kita harus selalu ingat itu. Mungkin kita punya rumah
yang bagus, mobil yang bagus, dan uang di bank, tapi semua itu tidak akan kita
bawa ke Surga, sedikit pun tidak. Jadi marilah jangan fokus kepada hal-hal
dunia ini, melainkan pda hal-hal dunia yang akan datang.
Ada
orang yang berkata, “Kamu begitu kesurga-surgaan, kamu tidak berguna di dunia.”
Nah, mungkin juga benar kita begitu kedunia-duniaan kita tidak berguna untuk
Surga.
03 08 20
No comments:
Post a Comment