_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 12/24 - Stephen Bohr
THE CHURCH
https://www.youtube.com/watch?v=v4iIgMMnVx0
Dibuka
dengan doa
Alright,
folks, welcome to the last session of the day. Have you enjoyed what we've
studied so far? Amazing material from Scripture, isn't it? The Bible makes the
heart burn like that disciple on the road to Emmaus says, “Didn't our hearts burn
as He opened to us the Scriptures?”
Baiklah,
Saudara-saudara, selamat datang ke sesi terakhir hari ini. Apakah kalian
menikmati apa yang telah kita pelajari sampai di sini? Materi yang luar biasa
dari Kitab Suci, bukan? Alkitab membuat hati kita terbakar, seperti yang
dikatakan si murid dalam perjalanan ke Emaus, “Tidakkah hati kita serasa
terbakar saat Dia membuka Kitab Suci kepada kita?”
We are
in our syllabus on page 100, and I believe that when we broke, we were studying the
prophetic anti-type of the fact that Israel was incorporated as God's church at
Mount Sinai. And why did God choose Israel at Mount Sinai? So that His people
would proclaim His praises to the nations, and people would be attracted
to the Jewish religion, and they would be attracted especially to Him to whom the
Jewish rites and ceremonies pointed, to Jesus Christ.
Kita
ada di hal. 100 dari silabus, dan saya yakin bahwa tadi kita berhenti ketika
kita mempelajari antitipe nubuatan dari fakta bahwa Israel dibentuk sebagai
gereja Allah di gunung Sinai. Dan mengapa Allah
memilih Israel di gunung Sinai? Supaya umatNya mengabarkan kebesaranNya kepada
bangsa-bangsa, dan bangsa-bangsa lain akan tertarik pada agama
Yahudi, dan mereka akan tertarik terutama
kepada Dia yang ditunjukkan oleh ritual-ritual dan
upacara-upacara Yahudi, kepada Yesus
Kristus.
Now we
want to read the second paragraph, there towards the end of page 100, actually
it's the next to last full paragraph of the page. The church was to be a witness to the
world. The small nucleus of Jews in the upper room was empowered to
witness to all nations, and bring in an abundant harvest of souls. His people
on earth, now a royal priesthood ~ remember that the sons of Aaron were also
set aside as priests? ~ so now a royal priesthood also received the anointing of
the Holy Spirit, and were to serve as what? As volunteers ~ remember
where we read from Scripture? ~ were to serve as volunteers to proclaim
the good news with power. The oil with which Jesus was anointed on the
day of Pentecost was so abundant that it trickled down from heaven to the
apostles who were waiting in the upper room. And of course the purpose of the
gift of tongues was evangelistic, wasn't it? So that shows what the purpose of
the outpouring of Holy Spirit is on the day of Pentecost. It’s not so that
people can speak in a language that even God can't understand. No! It's not to
speak gibberish and to jump in church, and to roll in the aisles, and to speak in strange languages that are not earthly
languages, some type of heavenly language. No!
The
purpose of the gift of tongues was so that the newly incorporated church could
now with power proclaim what Jesus had begun to do in the Holy Place of
the heavenly Sanctuary. The purpose of the gift of tongues was evangelistic.
Sekarang
kita mau membaca paragraf kedua, di bagian akhir hal. 100, sebenarnya itu satu
paragraf yang utuh sebelum yang terakhir di halaman tersebut. Gereja haruslah menjadi saksi
kepada dunia. Kelompok inti kecil orang-orang Yahudi yang ada di
ruang atas, diberi kuasa untuk bersaksi kepada segala bangsa, dan membawa masuk
hasil tuaian jiwa yang limpah. UmatNya di dunia, sekarang suatu kerajaan imam ~
ingat bahwa anak-anak Harun juga dipisahkan sebagai imam-imam? ~ jadi, sekarang
suatu kerajaan imam juga
menerima pengurapan Roh Kudus, dan harus melayani sebagai apa?
Sebagai sukarelawan ~ ingat di mana kita membacanya di Kitab Suci? ~ harus
melayani sebagai sukarelawan untuk
mengabarkan kabar baik dengan kuasa. Minyak yang dipakai
mengurapi Yesus pada hari Pentakosta begitu limpahnya sehingga itu mengalir
turun dari Surga ke para murid yang sedang menunggu di ruang atas. Dan tentu
saja tujuan karunia lidah itu evangelistik, bukan? Jadi ini menunjukkan apa tujuan
pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Tujuannya bukan supaya orang-orang
bisa berbicara dalam bahasa yang bahkan Allah pun tidak mengerti. Bukan! Bukan
untuk bicara ngawur dan melompat-lompat dalam gereja, dan berguling-guling
di antara deretan bangku-bangku dan mengucapkan kata-kata yang bukan dari
bahasa dunia, entah jenis bahasa surgawi apa. Bukan! Tujuan karunia lidah ialah agar gereja yang baru dibentuk
sekarang bisa mengabarkan dengan kuasa apa yang Yesus sudah mulai lakukan di
Bilik Kudus di Bait Suci surgawi. Tujuan karunia lidah itu demi
pekabaran injil.
Now let's notice Acts 13:46-48, immediately you're going to recognize a text that we read a little while
ago. Remember we read Isaiah 49:6 where it says, “it's a small thing that you witness to the tribes of Judah, so I gave you also as a light to the Gentiles”? Do you know that verse in the book of
Acts is applied to the preaching of the gospel to the Gentiles? Now it applies
to the preaching of the church. In Isaiah it's speaking about the preaching of
Israel. In the New Testament Paul is using it to speak about the preaching of
the church to all nations. So it says in Acts 13:46, “ 46 Then Paul and Barnabas grew bold and said, ‘It
was necessary that the word of God should be spoken to you first;
but since you reject it…” because there's a group of Jews that they're speaking to that reject what
they're preaching “…and judge yourselves unworthy of
everlasting life, behold, we turn to…”
whom? “…to the Gentiles….” and now notice the verse that he uses to sustain the mission of the church,
“…47 For
so the Lord has commanded us: ‘I have set you as a light to the Gentiles,
that you should be for salvation to the ends of the earth.’ 48 Now when the Gentiles heard this, they were glad and
glorified the word of the Lord. And as many as had been appointed to
eternal life…” what?
“…believed…”
So what was the purpose
of the establishment of the church on the day of Pentecost? It was so that the
apostles could take the message to the whole world, the apostles and those who
accepted the message.
Sekarang mari kita simak Kisah 13:46-48,
segera kita akan mengenali suatu ayat yang sudah kita baca tadi. Ingat kita sudah membaca Yesaya
49:6 di mana dikatakan, “Itu hal yang sepele engkau bersaksi kepada suku-suku
Yehuda, maka Aku memberi engkau sebagai terang kepada bangsa-bangsa lain”?
Tahukah kalian ayat itu di kitab Kisah diaplikasikan kepada pengabaran injil kepada bangsa-bangsa lain?
Sekarang itu diaplikasikan kepada pekabaran yang dilakukan gereja. Di Yesaya
ini berbicara tentang pekabaran kepada Israel. Di Perjanjian Baru Paulus
memakainya untuk bicara tentang pekabaran yang dilakukan gereja kepada segala
bangsa. Maka dikatakan di Kisah 13:46, 46 Lalu Paulus dan Barnabas menjadi berani dan berkata: ‘Memang firman
Allah perlu diberitakan kepadamu lebih dahulu, tetapi karena kamu menolaknya…” karena ada sekelompok orang Yahudi
kepada siapa mereka sedang berbicara yang menolak pekabaran mereka, “…dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal,
lihat, kami berpaling kepada…” siapa? “…kepada bangsa-bangsa
lain…” Dan simak sekarang ayat yang dia pakai
untuk menunjang misi gereja, “…47 Sebab beginilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami: ‘Aku telah menentukan engkau
menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain,
supaya engkau membawa keselamatan ke ujung
bumi.’ 48 Ketika bangsa-bangsa lain mendengar itu, mereka gembira dan memuliakan firman Tuhan. Dan seberapa
banyak yang ditentukan kepada hidup yang
kekal…” apa? “…percaya…”
Jadi
apa tujuan dibentuknya gereja pada hari Pentakosta? Ialah agar para rasul bisa
memabwa pekabaran itu ke seluruh dunia, para rasul dan mereka yang menerima
pekabaran tersebut.
Do you
remember Exodus chapter 19 where we're told, God says “if you obey My voice and
keep My covenant then you will be My special
treasure” and that “you're supposed to
be a nation of priests to reach out to the world”? Now notice that Peter quotes
those verses and he applies it to the church. See, the church takes the place
of whom? Or is a continuation better of Israel, and has the same mission as
Israel. The
purpose of Israel in the Old Testament was to lead people to the coming
Messiah. The purpose of the church is to lead people to the Messiah that has
come. By explaining all of these prophecies people will have come to
understand fully and completely all of the steps of Jesus in the plan of
salvation.
Notice
1 Peter 2:9-10, “9 But you are a chosen generation, a royal
priesthood…” does that sound like
Exodus 19? “…a holy nation, His own
special people…” for what reason?
“…that you may proclaim the praises of Him who called you out
of darkness into His marvelous light…” was that the purpose for Israel? Is it the purpose for the
church? Absolutely! And then it continues saying,
“… 10 who
once were not a
people but are now
the people of God, who had not obtained mercy but now have obtained mercy.”
Ingatkah
kalian Keluaran pasal 19 di mana dikatakan Allah berkata, “Jika kamu mematuhi
suaraKu dan memelihara PerjanjianKu, maka kamu akan menjadi hartaKu yang
istimewa” dan bahwa “kamu haruslah menjadi suatu kerajaan imam untuk menjangkau
dunia”? Sekarang simak Petrus mengutip ayat-ayat itu dan dia mengaplikasikannya
kepada gereja. Lihat, gereja mengambil tempat siapa? Atau lebih tepat merupakan
kelanjutan Israel, dan memiliki misi yang sama dengan Israel. Tujuan Israel di Perjanjian Lama
ialah menuntun orang kepada Messias yang akan
datang. Tujuan gereja ialah menuntun orang kepada Messias yang sudah
datang. Dengan menjelaskan
semua nubuatan ini, orang-orang akan menjadi benar-benar paham secara sempurna
semua langkah Yesus dalam rancangan keselamatan.
Simak 1 Petrus 2:9-10, “9 Tetapi
kamu adalah angkatan yang terpilih, suatu
imamat yang rajani…” apakan ini terdengar seperti Keluaran
19? “…bangsa yang kudus, umat kepunyaanNya sendiri yang unik…” apa alasannya? “…agar kamu boleh memberitakan
puji-pujian tentang Dia yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang mengagumkan…” apakah
itu tujuannya untuk Israel? Apakah itu tujuan gereja? Tentu saja! Lalu
selanjutnya dikatakan, “…10 yang dahulu bukan umat,
tetapi sekarang adalah umat Allah, yang dahulu
tidak mendapat pengampunan tetapi yang
sekarang telah beroleh pengampunan.”
But God
wanted more for Israel at Mount Sinai than just that they should witness to the
nations. There was more than them just being incorporated as the church. There
was more than investing Jesus as high priest to proclaim, you know, to proclaim
that the benefits of His atonement were now available. God wanted something far
deeper and broader for Israel and for those who accepted the Christian message after
the day of Pentecost.
Tetapi
Allah menginginkan lebih banyak buat Israel di gunung Sinai daripada hanya
menjadikan mereka saksi kepada bangsa-bangsa. Ada lebih banyak yang
direncanakan bagi mereka, bukan hanya dibentuk menjadi gereja. Ada lebih banyak
yang direncanakan daripada menjadikan Yesus sebagai imam besar untuk
mengumumkan bahwa manfaat dari pendamaianNya sekarang sudah siap dipakai. Allah
punya rencana yang lebih luas dan lebih mendalam bagi Israel dan bagi mereka
yang menerima pekabaran Kristen setelah hari Pentakosta.
Let's
go to Isaiah 31 excuse me Jeremiah 31:31-34. You remember at Mount Sinai that the Holy
Spirit descended and wrote the Ten Commandments in letters of fire upon stone,
right? You find that in Deuteronomy 33:2. So by the way, you know what the finger of God is. The finger
of God is the Holy Spirit. In Matthew 12:28 Jesus said that He casts
out demons by the Spirit of God. But the parallel verse in Luke 11:20 says that
Jesus cast out Devils by the finger of God. So the finger of God is the Holy
Spirit. So what was it that wrote the Ten Commandments on tables of stone? It
was the Holy Spirit, in letters of fire
according to Deuteronomy 33:2.
Mari
ke Yeremia 31:31-34. Kalian ingat di gunung Sinai Roh Kudus turun dan menulis Ke-10 Perintah dengan
huruf-huruf api di atas loh batu, bukan? Itu ada di Ulangan
33:2. Nah, tentunya kalian tahu jari Allah itu apa. Jari Allah adalah Roh Kudus. Di Matius
12:28 Yesus berkata Dia membuang setan dengan Roh Allah. Tetapi ayat paralelnya
di Lukas 11:20 berkata bahwa Yesus mengusir setan dengan jari Allah (terjemahan
LAI menyebutnya “kuasa” Allah. KJV mencantumkan “the
finger of God”). Maka jari Allah
ialah Roh Kudus. Jadi siapa yang menulis
ke-10 Perintah Allah pada loh-loh batu? Roh Kudus yang menulisnya dengan
huruf-huruf api, menurut Ulangan 33:2 (terjemahan LAI menyebutnya “di sebelah
kanan”, KJV mencantumkan “from
His right hand”)
But
where did God really want to write His law? He wanted to write His Law on the
hearts of the Israelites. Was there one person at Mount Sinai who had the Law written
in his heart? Who was that? Moses. Have you read in the first five books of the
Bible how many times Moses sinned between when Israel left Egypt and when they
got right to the borders of the promised land? There is no record of Moses
committing any sin from the time that they left Egypt until he struck the rock
twice, right before the entrance into the promised land.
In fact
Ellen White has a quotation in Patriarchs and
Prophets where she says that if Moses had not committed that one sin he
would have been translated to heaven from among the living. He would have been
a type of the hundred and forty-four thousand, who will be totally victorious
over sin. Are you following me or not?
Tetapi
di mana Allah sesungguhnya mau menulis HukumNya? Dia mau menulis HukumNya di
hati bangsa Israel. Apakah ada satu manusia di gunung Sinai yang di hatinya
tertulis Hukum Allah? Siapa itu? Musa. Pernahkah kalian membaca dalam lima
kitab yang pertama di Alkitab berapa kali Musa berbuat dosa sejak dari saat
Israel meninggalkan Mesir hingga mereka tiba di perbatasan negeri perjanjian?
Tidak ada catatan Musa berbuat dosa apa pun dari waktu mereka meninggalkan
Mesir hingga dia memukul batu itu dua kali, tepat sebelum mereka memasuki tanah
perjanjian.
Bahkan
ada kutipan Ellen White di Patriarchs
and Prophets di mana dia berkata
seandainya Musa tidak melakukan satu dosa itu, dia sudah diangkat ke Surga dari
antara orang hidup. Dia akan menjadi tipe dari ke-144ribu yang akan menang
telak atas dosa. Apakah kalian paham atau tidak?
Did God
want to do for Israel what He did for Moses? That the glory of God would shine
in his face? What is the glory of God? His character. God says, “I will make
all My goodness…”. Moses says, “Show me Your glory.” And God says, “I will make
all of My goodness pass before you, all My mercy.” So really Moses not only saw
the Law on tables of stone, he had the Law written where? In his heart. Was
that God's plan for Israel at Mount Sinai? Was that God's plan at Pentecost?
Absolutely! You know there's a lot of talk in the Adventist Church today that
what we need is a revival and reformation of the Holy Spirit. That's what God
wants to do with this church today. And God wanted to do it at Sinai.
Apakah
Allah mau melakukan bagi Israel apa yang dilakukanNya bagi Musa? Supaya kemuliaan Allah akan bersinar di wajahnya?
Kemuliaan Allah itu apa? Itu karakterNya. Musa berkata, “Tunjukkan
kemuliaanMu.” Dan Allah berkata, “Aku akan membuat semua kebaikanKu lewat di
depanmu, semua kemurahanKu.” (Kel. 33:19) Jadi sesungguhnya Musa tidak hanya
melihat Hukum tertulis pada loh-loh batu, tapi Hukum itu tertulis di mana? Di
hatinya. Itukah rencana Allah bagi Israel di gunung Sinai? Itukah rencana Allah
saat Pentakosta? Tentu saja! Kalian tahu, ada banyak pembicaraan di gereja
Advent sekarang ini bahwa kita butuh suatu kebangunan rohani dan reformasi dari
Roh Kudus. Itulah yang mau dilakukan Allah pada gerejaNya sekarang ini. Dan
Allah mau melakukannya di Sinai.
Notice
Jeremiah 31:31-34 it compares what happened at Sinai with what God really
wanted, “31 ‘Behold, the days are coming,’ says
the Lord, ‘when I will make a new covenant with the
house of Israel and with the house of Judah— 32 not according to the covenant that I made with
their fathers in the day that I
took them by the hand to lead them out of the land of Egypt, My covenant which
they broke, though I was a husband to them,’ says the Lord…” so this
is a reference to Mount Sinai, right? God says, “That's not the covenant I'm
going to make, because they said that they would obey Me and then very shortly
thereafter they were disobeying Me.” Because they saw the Law where? On tables
of stone. They did not have a conversion experience. They denied the Law written
on their hearts. So what is the particular plan that God had for Israel and
that He has for His church? Notice what it says in verse 33, “…33 ‘But this is the covenant that I will make with the house of Israel
after those days,’ says the Lord, ‘I will put My Law in their minds, and
write it on their hearts…” did
that happen the Moses? Did God have that plan for all of Israel? Yes! “…and I
will be their God, and they shall be My people…” By the way when you find that expression “I will be their God
and they will be My people” that is the covenant formula. That is the Covenant: “I will be their God they
will be My people”, and it
appears time and again in the Old and New Testament. And then verse 34 says, “…34 No more shall every man teach his neighbor, and
every man his brother, saying, ‘Know the Lord,’ for they all shall know Me, from the
least of them to the greatest of them,’ says the Lord. ‘For I will forgive their iniquity, and
their sin I will remember no more.’”
Simak Yeremia 31:31-34 yang
membandingkan antara apa yang terjadi di Sinai dengan apa yang diinginkan
Allah. “31 ‘Sesungguhnya, harinya akan datang,’ firman TUHAN, ketika Aku
akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32 bukan menurut perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka
pada hari Aku memegang tangan mereka untuk menuntun mereka keluar dari tanah Mesir;
perjanjian-Ku yang telah mereka langgar, meskipun Aku adalah suami bagi mereka, demikianlah firman TUHAN…” jadi ini mengacu kepada gunung Sinai,
benar? Allah berkata, “Itu bukan Perjanjian yang akan Aku buat, karena mereka
dulu mengatakan mereka akan patuh padaKu lalu tak lama kemudian mereka tidak
patuh lagi padaKu.” Karena mereka melihat HukumNya di mana? Di loh-loh batu.
Mereka tidak memiliki pengalaman bertobat. Mereka menolak Hukum itu dituliskan
di hati mereka. Jadi apa rencana khusus yang Tuhan punya bagi Israel dan yang
Tuhan punya bagi gerejaNya? Simak apa katanya di ayat 33, “…33 Tetapi beginilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu
itu, demikianlah firman TUHAN, ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku
di benak mereka, dan menulisnya
di hati mereka…”
apakah itu terjadi pada Musa? Apakah Allah punya rencana itu
bagi seluruh Israel? Ya! “…dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku…” Nah, bila kita menemukan ungkapan ini
“Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu” itulah
formula/rumus Perjanjiannya. Itulah
Perjanjiannya: “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu”
dan ini muncul berulang-ulang di Perjanjian Lama dan Baru. Kemudian ayat 34
berkata, “…34
Dan tidak usah lagi orang mengajar tetangganya,
dan mengajar saudaranya dengan mengatakan: ‘Kenallah
TUHAN!’ Sebab mereka semua akan mengenal Aku, dari
yang paling kecil hingga yang paling besar dari mereka,’ firman TUHAN, ‘sebab
Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan dosa mereka tidak akan Kuingat lagi. "
Do you
notice here that there's a double blessing?
1.
forgiveness for sin.
Doesn't it say here, “I will forgive their iniquity, and their sin I will remember no
more”? So is the message here
at Mount Sinai a message of forgiveness? Yes!
2.
But it's also a message of
writing what? The Law in the human heart.
So is
it a message of justification, forgiveness, and sanctification? Absolutely!
There was a double promise at Mount Sinai, in other words. God wanted not only
to forgive their sins in the Sanctuary service, God wanted to write His Law on
their hearts. That was the plan for Israel, for God's Old Testament church.
Was that the plan of God for His church beginning at Pentecost?
That is the plan for His church.
Apakah
kalian melihat di sini ada berkat ganda?
1. Pengampunan dosa.
Tidakkah
dikatakan di sini, “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan dosa mereka tidak akan Kuingat lagi”? Jadi apa pesan di gunung Sinai di sini suatu
pesan pengampunan? Ya!
2. Tetapi ini juga suatu pesan penulisan
apa? Penulisan Hukum di hati manusia.
Jadi apakah ini suatu pesan pembenaran, pengampunan dan
pengudusan? Betul sekali! Ada janji ganda di gunung Sinai,
dengan kata lain. Allah mau bukan saja mengampuni dosa-dosa mereka lewat
pelayanan Bait Suci, Allah mau menulis HukumNya di hati mereka. Itulah rencana Allah buat Israel,
gereja Perjanjian Lama Allah. Apakah itu juga
rencana Allah bagi gerejaNya mulai dari Pentakosta? Itulah
rencana Allah bagi gerejaNya.
Now
it's no coincidence that in Hebrews 8:1-2 you have a description of Jesus being
installed as the high priest. “We have a high priest”, it
says there in Hebrews 8:1-2, and then I'll bet you can't guess in verse 7-13
what passage from the Old Testament is quoted when Jesus begins His function as
high priest? How about Jeremiah 31:31-34?
Let's
notice Hebrews 8:7-13, this comes right after verses 1-2 describe Jesus as the
high priest over His people, now it's going to be described what the result of
that is. The same thing that God wanted
for Israel at Sinai now He wants for His Church. It says, “7 For if that first covenant had been faultless,
then no place would have been sought for a second. 8 Because finding fault
with them…” that is with the Jewish
nation, the
fault was not with the Covenant, the fault was with their reaction to the
Covenant, not having the Covenant written on their hearts. “… 8 Because finding fault
with them He says: ‘Behold, the days are coming, says the Lord, when I will make a new
covenant with the house of Israel and with the house of Judah— 9 not according to the covenant
that I made with their fathers in the day when I took them by the hand to lead
them out of the land of Egypt; because they did not continue in My covenant,
and I disregarded them,’ says the Lord….” is that a reference to Sinai? So is He going to refer now to the
church? Of course. Same plan. Verse 10, “…10 ‘For this is the covenant that I will make
with the house of Israel after those days, says the Lord: I will put My laws in their
mind and write them on their hearts; and I will be their God, and they
shall be My people….” and then it's quoting Jeremiah 31, “…11 None of them shall teach his
neighbor, and none his brother, saying, ‘Know the Lord,’ for all shall know Me, from
the least of them to the greatest of them. 12 For I will be merciful to their
unrighteousness, and their sins and their lawless deeds I will
remember no more.’ 13 In that He says, ‘A new covenant,’ He has made the first obsolete. Now what is becoming obsolete and
growing old is ready to vanish away.”
Nah,
bukan suatu kebetulan di Ibrani 8:1-2 ada deskripsi Yesus dikukuhkan sebagai
imam besar. “…kita
mempunyai Imam Besar…” dikatakan di Ibrani 8:1-2, dan saya yakin
kalian tidak bisa menebak ayat 7-13 mengutip ayat berapa dari Perjanjian Lama,
saat Yesus memulai fungsiNya sebagai imam besar? Bagaimana dengan Yeremia
31:31-34?
Mari kita simak Ibrani 8:7-13, ini
terjadi tepat setelah ayat 1-2 menggambarkan Yesus sebagai imam besar atas
umatNya, sekarang akan digambarkan apa akibatnya dari hal itu. Hal yang sama
yang Tuhan mau untuk Israel di Sinai, sekarang Dia mau untuk gerejaNya.
Dikatakan, “7 Sebab, sekiranya perjanjian yang
pertama itu tidak cacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. 8
Sebab karena terdapat kesalahan pada mereka…” yaitu pada bangsa Israel, kesalahannya bukan pada
Perjanjiannya, kesalahannya ada pada reaksi bangsa Israel terhadap Perjanjian
itu, karena Perjanjian itu tidak tertulis di hati mereka. “…8 Sebab karena terdapat
kesalahan pada mereka, Ia berkata, ‘Lihatlah,
harinya akan datang,’ firman Tuhan, ‘saat Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, 9
bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada
waktu Aku memegang tangan mereka untuk menuntun
mereka keluar dari tanah Mesir; sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku,
dan Aku menolak mereka,’ firman Tuhan…” apakah
ini mengacu ke Sinai? Jadi apakah Tuhan sekarang akan bicara tentang gereja?
Tentu saja. Rencana yang sama. Ayat 10, “…10 ‘Maka inilah
perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel
sesudah waktu itu,’ firman Tuhan, ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku dalam akal budi
mereka dan menuliskannya di hati mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku…” lalu mengutip Yeremia 31, “…11 Dan tidak usah lagi orang mengajar tetangganya, dan
mengajar saudaranya dengan mengatakan: ‘Kenallah TUHAN!’ Sebab mereka semua
akan mengenal Aku, dari yang paling kecil hingga
yang paling besar dari mereka,’ firman TUHAN. 12 ‘Sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka dan dosa mereka dan perbuatan mereka yang melanggar Hukum tidak
akan Kuingat lagi.’ 13 Dengan mengatakan ‘suatu perjanjian baru’, Dia
telah menjadikan perjanjian yang pertama, kadaluwarsa. Nah, apa yang telah
menjadi kadaluwarsa dan tua, siap untuk berlalu dan lenyap.”
In
other words, the Old Covenant is past, now we’re under the New Covenant.
Is
there a new plan under the New Covenant? Was the Old Covenant the Law and the New
Covenant is Grace? Or is that the same Law in both covenants? It's the
same Law that has been broken in both covenants. So forgiveness is needed in both covenants.
· In the Old Covenant God wanted to write His Law on the hearts of
Israel, which He did with Moses. It was seen on the glory on his face.
· In the New Covenant does God want to write His Law upon the
minds and upon the hearts? He most certainly does.
What
has changed is not the Covenant.
What has changed is the
place where the Law is written.
Israel
saw the Law written only on tables of stone, but God doesn't want the Law to be
merely on tables of stone. He wants to write His character or His Law on the
tables of our hearts. And then I won't
have to be telling people ~ this is the whole point of the passage ~ I won't have to be saying, “Do this! You're
not supposed to be doing that!” because everyone will know the Lord and
naturally they will do what the Law requires.
So is
there much more to Pentecost than just a mighty rushing wind, and tongues of
fire? Much more to Pentecost, folks, much more to what Jesus was going to do in
the heavenly Sanctuary.
Dengan
kata lain, Perjanjian yang lama sudah berlalu, sekarang kita di bawah Perjanjian yang baru.
Apakah
ada rencana yang baru di bawah Perjanjian yang baru? Apakah di Perjanjian yang
lama itu Hukum dan di Perjanjian yang baru itu kasih karunia? Atau apakah itu Hukum yang sama untuk kedua
Perjanjian tersebut? Itu Hukum yang sama yang sama-sama dilanggar
dalam kedua perjanjian. Karena itu dibutuhkan
pengampunan dalam kedua Perjanjian.
· Di Perjanjian yang lama Allah mau
menulis HukumNya di hati Israel, yang dilakukanNya pada Musa. Dan itu tampak
pada sinar kemuliaan di wajahnya.
· Di Perjanjian yang baru apakah Allah
mau menulis HukumNya di benak dan hati manusia? Tentu saja iya.
Yang
berubah bukan Perjanjiannya.
Yang berubah ialah tempat di mana Hukum
itu ditulis.
Israel
melihat Hukum itu hanya tertulis di atas loh-loh batu, tetapi Allah tidak mau
HukumNya hanya tertulis di loh-loh batu. Dia mau menuliskan karakterNya atau
HukumNya pada loh-loh hati kita. Maka setelah itu saya tidak usah memberitahu
orang lain ~ inilah inti dari ayat-ayat itu ~ saya tidak usah berkata, “Lakukan
ini! Kamu tidak boleh melakukan itu!” karena setiap orang sudah mengenal Tuhan
dan secara automatis mereka akan melakukan apa yang diminta Hukum.
Jadi
apakah makna Pantekosta itu jauh lebih banyak daripada tiupan angin kencang dan
lidah-lidah api? Makna Pantekosta itu jauk lebih
banyak, Saudara-saudara, jauh lebih banyak daripada apa yang akan dilakukan
Yesus di Bait Suci surgawi.
Now
here's another tidbit. There is no “thus sayeth the Lord” for this historical type,
but I included it because I find it to be interesting. Jewish tradition has it that God spoke the Law at
Mount Sinai from the midst of the fire in 70 different languages. Would
that bear any relationship, if that were true would that bear any relationship with
what happened at Pentecost? Were there many different languages at Pentecost to
share the message? Absolutely! And you have the source there. The purpose was
that all the nations could understand the Law of God. Of course the fulfillment
of that ~ if that Jewish tradition is accurate and correct ~ that would mean
what happened on the day of Pentecost they were given the ability to speak in
many different languages, so that people could understand exactly what Jesus
was beginning to do in the heavenly Sanctuary.
Nah,
ini ada informasi lain yang menarik. Tidak ada “demikianlah firman Tuhan” untuk
tipe historis ini (= tidak ada ayat Alkitabnya) , tetapi saya masukkan di sini
karena menurut saya ini menarik. Tradisi
Yahudi mengatakan bahwa Allah mengucapkan HukumNya di gunung Sinai dari
tengah-tengah api dalam 70 bahasa yang berbeda. Jika itu memang
benar, apakah itu ada kaitannya dengan apa yang terjadi
di Pentakosta? Apakah saat Pentakosta ada banyak bahasa yang berbeda untuk
membagikan pekabarannya? Tentu saja! Dan kalian punya sumbernya di diktat.
Tujuannya ialah agar semua bangsa boleh memahami Hukum Allah. Tentu saja
penggenapannya ~ jika tradisi Yahudi itu akurat dan benar ~ berarti apa yang
terjadi pada hari Pentakosta ialah, mereka diberi kemampuan berbicara dalam
banyak bahasa yang berbeda, supaya bangsa-bangsa bisa mengerti persisnya apa
yang mulai dilakukan Yesus di Bait Suci surgawi.
The
final point is a quotation from Ellen White where she describes the harvest of
souls that took place on the day of Pentecost. You know Peter could not take
any credit. How many were baptized on the day of Pentecost? 3,000 souls. I
would say that was a successful evangelistic meeting, one sermon under the
power of the Holy Spirit 3,000 baptisms. “Wow!” you’d say. And they didn't get
any instruction, they were just baptized. Folks, they were Jews, they were not eating
pork, they were keeping the Sabbath, they believed that the dead are dead, they did not have to go through a
series of Bible studies to correct the way in which the mind had been messed
up. And so what they needed was to accept Jesus as their Savior and their Lord.
It was the one missing ingredient that gave significance to everything that
they were practicing and everything that they were living. And so now 3,000
souls are baptized but it was not the fruit of Peter’s labor.
You
know there's this glory game many times in the Adventist Church even. You know
we have this competition of wanting to baptize more than the other guy. And we
baptize and we baptize, you know. They
say, “Wow! This is a real successful pastor, he baptized 200!” Question is how
many of the 200 are left after a year? That's a big question that needs to be
answered.
Notice
this statement, the glory is for God, it's not for any human instrument. “Jesus said to the disciples…”
this is Desire of Ages pg. 192, “…Jesus said to the disciples, ‘I sent you to
reap that whereon ye bestowed
no labor: Other men
labored, and ye are entered into their labors.’
The Savior was here looking forward to the
great
ingathering on the day of Pentecost. The disciples were not to regard this as the result of their own efforts. They were entering into
other men's labors. Ever since the fall of Adam Christ had been committing
the seed of the
Word
to His chosen servants, to
be sown in
human hearts. And an
unseen
agency, even
an omnipotent
power, had worked silently but effectually to produce the harvest. The dew, rain and sunshine of God's grace had been given, to refresh
and nourish the seed of truth. Christ was about to water the seed with His own blood. His
disciples were privileged to be laborers together with God. They were coworkers with Christ
and
with the holy men of old. By the outpouring of the Holy Spirit at Pentecost, thousands were to be converted in a day.
This was the
result of Christ's sowing, the harvest of His work.”
Let it
be clear there is no reason for human glory, because everything is done by the
power of God. It's His word, and it's His Spirit that makes the hearts tender
to receive the seed of truth.
Poin
terakhir ialah kutipan dari Ellen White di mana dia menggambarkan tuaian jiwa-jiwa
yang terjadi pada hari Pentakosta.
Kalian tahu, Petrus tidak berhak mengakui itu hasil kerjanya. Berapa yang
dibaptis pada hari Pentakosta? 3’000 jiwa. Harus saya katakan itu adalah
penginjilan yang sukses, satu khotbah di bawah kuasa Roh Kudus, 3’000 baptisan.
“Wow!” kita berkata. Dan mereka tidak perlu diberi instruksi, mereka langsung dibaptis
begitu saja. Saudara-saudara, mereka
orang Yahudi, mereka tidak makan babi, mereka memelihara Sabat, mereka percaya
orang mati itu mati, mereka tidak perlu mengikuti serangkaian pelajaran Alkitab
untuk mengoreksi cara berpikir yang salah. Maka apa yang mereka butuhkan adalah
menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan mereka. Itulah
satu-satunya bahan yang kurang yang memberikan makna kepada segala sesuatu yang
mereka praktekkan dan segala sesuatu yang mereka hidupkan. Maka sekarang 3’000
jiwa dibaptis, tetapi itu bukan buah hasil kerja Petrus.
Kalian
tahu sering kali ada permainan kesuksesan bahkan di gereja Advent. Kalian tahu,
ada kompetisi siapa yang bisa membaptis lebih daripada orang lain. Dan kami
membaptis, dan membaptis, kalian tahu. Orang-orang berkata, “Wow! Pendeta ini
benar-benar sukses, dia membaptis 200!” Pertanyaannya ialah, berapa dari 200
itu masih tersisa setelah satu tahun? Itulah pertanyaan besarnya yang harus
dijawab.
Simak
pernyataan ini, kemuliaan itu milik Allah, bukan milik manusia yang menjadi
alat. “…Yesus berkata kepada
murid-murid…” ini Desire of Ages hal. 192, “…Yesus berkata kepada
murid-murid, ‘Aku mengutus kalian untuk
menuai di mana kalian tidak andil kerja keras. Orang-orang lain yang bekerja keras dan kalian masuk ke dalam pekerjaan mereka.’ (Yoh.
4:38) Juruselamat di sini sedang memandang ke depan, ke saat pengumpulan akbar
pada hari Pentakosta. Para murid tidak boleh menganggap itu sebagai hasil dari
upaya mereka sendiri. Mereka memasuki pekerjaan orang-orang lain. Sejak
kejatuhan Adam, Kristus sudah menyerahkan benih FirmanNya kepada hamba-hamba
pilihanNya, untuk ditabur di hati-hati manusia. Dan Agen yang tidak tampak,
yaitu yang mahakuasa, telah bekerja secara diam-diam namun efektif untuk
menghasilkan tuaian. Embun, hujan, dan matahari dari karunia Allah telah
diberikan untuk menyegarkan dan memberi asupan kepada benih kebenaran. Kristus tak
lama lagi akan memberi air kepada benih itu dengan darahNya sendiri.
Murid-muridNya mendapat kesempatan istimewa untuk menjadi pekerja bersama
dengan Allah. Mereka menjadi rekan sekerja bersama Kristus dan orang-orang
kudus zaman lampau. Dengan dicurahkannya Roh Kudus saat Pentakosta, ribuan
ditobatkan dalam satu hari. Ini adalah hasil dari penaburan Kristus, ini tuaian dari pekerjaanNya.”
Hendaklah
jelas bagi kita, tidak ada alasan untuk kemuliaan manusia, karena segala
sesuatu dilakukan oleh kuasa Allah. Itulah FirmanNya, dan RohNya yang
menjadikan hati menjadi lembut guna menerima benih kebenaran.
We have
one more element to discuss about the day of Pentecost before we deal with the
two that I mentioned before, and that is, that we're going to study tomorrow
morning the rock episodes of the Bible, and then we're going to study a little
bit about God's chain of command. But this is the last part of the Feast of Pentecost
in itself. Studying the context of what we find in Leviticus chapter 23
concerning Pentecost.
Kita
punya satu hal lagi yang harus dibicarakan tentang hari Pentakosta sebelum kita
membahas dua hal yang sudah saya sebutkan, yaitu besok pagi kita akan
mempelajari episode batu di Alkitab, dan kemudian kita akan belajar sedikit
tentang rantai komando Allah. Tetapi sekarang ini adalah bagian terakhir dari
Perayaan Pentakosta itu, mempelajari apa yang kita dapati di Imamat pasal 23
tentang Pentakosta.
Let's
go to Leviticus 23:15-18 which describes the Feast of Pentecost, “15 ‘And you shall count for
yourselves from the day after the Sabbath...” that is the day after Unleavened Bread, after Jesus rested in
the tomb “…from the day that you brought
the sheaf of the wave offering: seven Sabbaths shall be completed. 16 Count fifty days to
the day after the seventh Sabbath; then you shall offer a new grain
offering to the Lord. 17 You shall bring from
your dwellings…” what?
“…two wave loaves…” so these loaves are to be waved too, but they're not a sheaf,
they're loaves, wave two loaves,
“…of two-tenths of
an ephah…” which is a fifth of a
bushel by the way.
“…They shall be of fine flour; they shall be baked…” aaahh, here's a variation of detail,
“…they shall be baked with leaven. They are the…” what?
“…the First Fruits to the Lord…” were
there First Fruits at Pentecost? Yes!
How many loaves? Two loaves. With or without leaven? With leaven.
Mari ke Imamat 23:15-18 yang menggambarkan Perayaan
Pentakosta, “15 Dan kamu
harus menghitung sendiri mulai dari hari setelah Sabat…”
yaitu hari setelah Roti Tidak Beragi, setelah Yesus
beristirahat dalam kubur, “…dari hari kamu membawa berkas persembahan unjukan; harus genap tujuh Sabat.16 Hitunglah hari sesudah Sabat yang ketujuh itu hari ke-50, lalu kamu harus mempersembahkan
korban sajian yang baru kepada TUHAN. 17 Kamu harus membawa dari tempat kediamanmu…” apa? “…dua buah roti unjukan…” Jadi
kedua buah roti ini juga harus diunjukkan, tetapi mereka bukan berkas, mereka
roti utuh, “…dua buah roti unjukan dari dua persepuluh efa…” yaitu 1/5 gantang (sekitar 6 liter). “…harus dari tepung
yang terbaik. Mereka harus dipanggang…” aaahh,
ini ada detail yang berbeda, “…Mereka harus dipanggang memakai ragi. Mereka adalah…” apa? “…Buah
Sulung bagi TUHAN…” Apakah saat Pentakosta ada Buah Sulung?
Iya! Berapa buah roti? Dua
buah roti. Dengan atau tanpa ragi? Dengan ragi.
So what
possibly could Leviticus mean by this description that we just read? Well, we
have to interpret the symbols. In order to understand the First Fruits at Pentecost, we have to understand what the
new grain loaves represent, and what the leaven represents. The loaves represent
God's church. Isn't it true that the church is only one loaf? Isn't a
church supposed to be one? Isn't the church supposed to be united? How is this
that the church is represented by two loaves? Well, what I want you to remember
right now is the idea that the church is the loaf, the church is represented by
the loaf, but let me get ahead of myself a little bit, The Church of Christ is actually
composed of members that are above and members that are below. Are
there human members in the church above? Who? Those who resurrected with Jesus.
On the day of Pentecost were there individuals who joined the church on
earth? Hmm 3,000 souls. Are they
different churches or the members of the same church? Same church. So you know
where we're going with this, right?
Maka
kira-kira apa yang dimaksud Imamat dengan deskripsi yang baru kita baca ini? Nah, kita harus menafsirkan
simbol-simbol. Supaya bisa memahami Buah Sulung di Pentakosta, kita harus
memahami roti dari gandum baru itu melambangkan apa, dan ragi itu melambangkan
apa. Roti-roti itu melambangkan
gereja Allah. Bukankah gereja seharusnya hanya satu buah?
Bukankah gereja itu seharusnya satu? Bukankah gereja itu seharusnya adalah satu
kesatuan? Bagaimana kok gereja di sini dilambangkan oleh dua buah roti? Nah, saya
mau kalian ingat sekarang konsep bahwa gereja itu roti, gereja dilambangkan
oleh roti. Tetapi izinkan saya mendahului diri saya sendiri sedikit. Gereja Kristus sesungguhnya
terdiri atas anggota-anggota yang ada di atas dan yang ada di bawah.
Apakah ada anggota-anggota manusia di gereja yang di atas? Siapa? Mereka
yang bangkit bersama Yesus. Pada hari Pentakosta, apakah ada orang-orang yang
bergabung dengan gereja yang di bumi? Hmmm, 3’000 jiwa. Apakah mereka gereja
yang berbeda atau anggota-anggota dari gereja yang sama? Gereja yang sama. Jadi
kalian sudah tahu alur pembicaraan kita, benar?
Now let's
interpret what is meant by the leaven. The
loaf represents the church, but what is represented by the leaven? Well, you
know, we noticed that in the Feast of the Passover the leaven represents what? Sin.
And that's why the bread was to be without leaven. But here we're dealing with
a different feast, we're dealing with the Feast of Pentecost. And so you have
to take into account the context in which a symbol appears. Jesus gave a
parable once, it's the parable of the leaven, it's a very short one, it's in
Matthew 13:33 where we find these words, “33 Another parable He spoke to
them: ‘The kingdom of heaven is like
leaven…” so does it makes sense to
say the kingdom of heaven is like sin? It doesn't make much sense, does it?
“… ‘The kingdom of heaven is like leaven which a woman took and hid
in three measures of meal till it was all…” what? “…till it was all
leavened.’…”
So you
say what does the “leaven” then represent? It can't represent sin here because
it says, “the kingdom of heaven is like leaven”, so is the Kingdom of Heaven sinful? Of course not! Leaven must
have a different meaning. Now can leaven represent sin? Yes, it can, and there
you have the reference, we won't read it again, 1 Corinthians 5:6-8 describe
leaven as a symbol of sin. But we need to remember that leaven is not used at
the Feast of Passover, but it is to be used at a different feast, which is the
Feast of the First Fruits .
Nah, mari kita tafsirkan apa yang
dimaksud dengan ragi. Roti melambangkan gereja, tetapi apa yang dilambangkan
ragi? Nah, kalian tahu, kita sudah menyimak di Perayaan Passah ragi itu
melambangkan apa? Dosa. Dan itulah mengapa rotinya waktu itu harus tanpa ragi.
Tetapi di sini kita berurusan dengan perayaan yang berbeda, kita berurusan
dengan Perayaan Pentakosta. Maka kita harus mempertimbangkan konteksnya di mana
simbol tersebut muncul. Yesus pernah memberikan suatu perumpamaan, perumpamaan
ragi, sangat singkat. Ada di Matius 13:33 di mana kita melihat kata-kata ini, “33 Perumpamaan yang lain
Dia sampaikan kepada mereka: ‘Kerajaan Sorga itu seumpama ragi…” jadi apakah masuk akal mengatakan bahwa
kerajaan Surga itu seperti dosa? Tidak masuk akal, bukan? “…’Kerajaan Surga itu
seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan dicampurkan
dalam tiga takaran tepung sampai
seluruhnya…” apa? “…sampai seluruhnya khamir…”
Jadi
kalian berkata, kalau begitu “ragi” itu mewakili apa? Di sini tidak mungkin
mewakili dosa karena dikatakan “…Kerajaan Surga itu seumpama ragi”, masa
kerajaan Surga itu dosa? Tentu saja tidak! Ragi tentunya punya pengertian yang
lain. Nah, bisakah ragi melambangkan dosa? Ya, bisa, dan kalian sudah punya
referensinya di diktat, kita tidak akan membacanya ulang. 1 Korintus 5:6-8
menggambarkan ragi sebagai simbol dosa. Perlu kita ingat bahwa ragi tidak
dipakai di Perayaan Passah, tetapi dipakai di perayaan yang berbeda, yaitu
Perayaan Buah Sulung.
Now
what is the meaning of the leaven in the parable that Jesus gave? Does it
represent sin in this parable? No! It has a different meaning. And by the way
in the Bible symbols have different meanings.
For example if I were to ask you, what does a lion represent in
the Bible, what would you say? Does it represent Christ? Can it represent the
Devil? Can it represent Babylon? Can it represent Judah the son of Jacob? So
when you find the word “lion” it doesn't always mean the same thing, you have
to take into account the context, right?
And so
what does “leaven” represent in the parable of the leaven? Let's read from Christ’s Object Lessons pages 96 and 97,
“But in the Savior's parable,
leaven is used to represent the kingdom of heaven. It illustrates the
quickening, assimilating power of the grace of God. None are so vile, none have fallen so low, as to be beyond
the working of this power. In all who will submit themselves to…” what?
So what does the leaven represent in this case? The Holy Spirit. So it says, “…In all who will submit themselves to the Holy
Spirit a new principle of
life
is to
be…” what? “… implanted…” like you put the leaven in the dough, in the parable, “…the lost image
of God
is to
be restored in humanity. But man cannot transform himself by
the
exercise of his will.
He possesses no power by which this change can be effected. The leaven--something
wholly from without--must be put
into the meal before the desired change can be wrought in it. So the grace of God must be received by
the
sinner before he can be fitted for the kingdom of
glory. All the culture
and
education which
the
world can give
will
fail of making a degraded child of sin, a child of heaven. The renewing
energy must come from God. The change can be made only by…” whom? “…by the Holy Spirit….”
so what is represented by the leaven? The Holy Spirit. What was
poured out on the day of Pentecost? The Holy Spirit. Are you starting to see
the connection? “…All who would
be saved, high or low, rich or poor, must submit to the
working of this power.”
Nah,
apa makna ragi di perumpamaan yang diberikan Yesus? Apakah itu melambangkan
dosa dalam perumpamaan ini? Tidak! Maknanya beda. Dan ketahuilah di Alkitab
simbol-simbol punya arti yang berbeda.
Misalnya jika saya
tanya kalian, singa di Alkitab melambangkan apa, kira-kira apa jawaban kalian?
Apakah itu melambangkan Kristus? Bisakah itu melambangkan Iblis? Bisakah itu
melambangkan Babilon? Bisakah itu melambangkan Yehuda anak Yakub? Jadi bila
kita bertemu kata “singa” itu tidak selalu berarti hal yang sama, kita harus
mempertimbangkan konteksnya, benar?
Jadi “ragi” melambangkan apa dalam
perumpamaan ragi itu? Mari kita baca
dari Christ’s Object Lessons hal. 96-97, “…Tetapi di perumpamaan Sang Juruselamat, ragi dipakai untuk melambangkan kerajaan
Surga. Itu menggambarkan kasih karunia Allah
yang menghidupkan dan memberikan kuasa. Tidak ada manusia yang terlalu
kejam, tidak ada manusia yang jatuh terlalu hina yang tidak dapat ditolong oleh
kuasa ini. Dalam setiap manusia yang mau menyerahkan dirinya ke…” apa? Jadi ragi
melambangkan apa dalam
hal ini? Roh Kudus. Maka dikatakan, “…Dalam setiap manusia yang menyerahkan
dirinya ke Roh Kudus, suatu prinsip hidup yang baru akan…” apa?
“…ditanamkan…” seperti memasukkan ragi dalam tepung di perumpamaan itu, “…gambar Allah yang telah hilang akan
dipulihkan dalam kemanusiaan. Namun manusia tidak bisa mengubah dirinya sendiri
melalui mengaktifkan kehendaknya. Dia tidak punya kuasa untuk membuat perubahan
ini. Ragi ~ sesuatu yang sama sekali di luar dirinya ~ harus dimasukkan ke
dalam tepung itu sebelum hasil yang diinginkan bisa dicapai. Maka kasih karunia
Allah harus diterima oleh manusia yang berdosa sebelum dia bisa dilayakkan
untuk kerajaan kemuliaan. Semua kebudayaan dan pendidikan yang bisa diberikan
dunia akan gagal menjadikan seorang pendosa yang hina menjadi anak Surga.
Kekuatan untuk memperbarui harus datang dari Allah. Perubahan itu hanya bisa
dibuat oleh…” siapa? “…oleh Roh Kudus…” Jadi apa yang dilambangkan oleh ragi? Roh Kudus.
Apa yang dicurahkan pada hari Pentakosta? Roh Kudus. Apakah kalian mulai melihat
kaitannya? “…Semua yang mau diselamatkan, tinggi atau rendah, kaya atau
miskin, harus tunduk kepada pekerjaan kuasa ini.”
So
somehow the two loaves, leavened loaves on the day of Pentecost must have
something to do with the work of the Holy Spirit in making the loaf grow. And
the loaf represents what? The loaf represents the church. In fact this takes us
to our next section: two groups at Pentecost, one church but two groups. Why
two loaves? Is not the church one loaf? Yes, it is. In fact the Apostle Paul in
1 Corinthians 12:13 refers to the church as a loaf and also 1 Corinthians
10:16-17. However the church at Pentecost was composed of two divisions.
Jadi
ternyata kedua buah roti, roti yang beragi, pada hari Pentakosta, ada kaitannya
dengan pekerjaan Roh Kudus yang membuat roti itu mengembang. Dan roti itu
melambangkan apa? Roti melambangkan gereja. Dan ini membawa kita ke bagian
berikutnya: dua kelompok di Pentakosta, satu gereja tapi dua kelompok. Mengapa
dua roti? Bukankah gereja hanya satu roti? Ya, benar. Bahkan rasul Paulus di 1
Korintus 12:13 mengacu kepada gereja sebagai sebuah roti, dan juga 1 Korintus
10:16-17. Namun demikian saat
Pentakosta, gereja terdiri atas dua bagian.
Let's
talk about the first division of the church on the day of Pentecost. Matthew
27:51-53 describe the first loaf, so to speak. “51 Then, behold, the veil of
the temple was torn in two from top to bottom; and the earth quaked, and the
rocks were split, 52 and
the graves were opened; and many bodies of the saints who had fallen asleep
were raised; 53 and
coming out of the graves after His resurrection, they went into the holy city
and appeared to many.”
Did
Jesus present this group to His Father at Pentecost? We've studied this before.
Did they go to heaven with Him? Did He present them as the First Fruits? So let
me ask you, at this point were they the First Fruits of the Feast of First Fruits, or were they the
First Fruits of the ones at the Feast of
Pentecost? They would be the First Fruits of
Pentecost, right? Because they're being presented at Pentecost before
the Father.
Mari
kita bicara lebih dulu tentang bagian yang pertama dari gereja pada hari
Pentakosta. Matius 27:51-53 menggambarkan roti yang petama, katakanlah
demikian. “51 Lalu
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan bumi berguncang, dan bukit-bukit batu terbelah 52
dan kubur-kubur terbuka dan banyak jasad
orang kudus yang telah meninggal dibangkitkan
53 dan keluar dari kubur setelah kebangkitan Yesus.
Mereka pun masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.”
Apakah
Yesus mempersembahkan kelompok ini kepada BapaNya saat Pentakosta? Kita sudah
mempelajari ini sebelumnya. Apakah mereka pergi ke Surga bersamaNya? Apakah
Yesus mempersembahkan mereka sebagai Buah Sulung? Jadi coba saya taya, pada
saat itu apakah mereka Buah Sulung dari Perayaan Buah Sulung atau apakah mereka
Buah Sulung dari mereka yang dari Perayaan Pentakosta? Mereka adalah Buah Sulung Pentakosta,
benar? Karena mereka dipersembahkan saat Pentakosta di hadapan Bapa.
Notice Desire of Ages page 829, “The time had come for Christ
to ascend to
His Father's throne. As a divine conqueror He was about to return with…” what? “…the trophies of His victory to
the heavenly courts.”
So my question
is, did this group of people at some point in the past, before Jesus took them
to heaven, did they belong to the earthly church, whether it be the Old Testament
church or whether it be the beginnings of the New Testament church? Did they
belong to the church? Yes, they did. Absolutely!
Simak Desire
of Ages hal.829,
“…Saatnya telah tiba bagi Kristus untuk naik ke takhta BapaNya. Sebagai
pemenang Ilahi, Dia akan segera kembali bersama…” apa? “…piala-piala kemenanganNya ke istana
surgawi. …”
Jadi
pertanyaan saya ialah, apakah kelompok ini pada suatu masa di waktu lampau,
sebelum Yesus membawa mereka ke Surga, apakah mereka termasuk dalam gereja di
dunia, entah itu gereja Perjanjian Lama atau pada awal-awal gereja Perjanjian
Baru? Apakah mereka anggota gereja? Ya, benar. Tepat sekali!
Notice Selected
Messages Volume 1 page 304 Ellen White describes this multitude that He took
to heaven. “They were the multitude of captives that ascended
with
Him as…” what? “…trophies…”
I like that “…of His victory over death
and the
grave.”
Notice pages 305 and 306. “So those who had been
raised
were to be presented
to the universe as a pledge of the resurrection of all who believe in Christ as their
personal Savior. The same power that raised Christ from the dead will raise His church, and
glorify it with Christ, as
His bride, above all principalities, above all powers, above every name
that is named, not only in this world, but also in the heavenly courts, the world
above. The
victory of the sleeping saints will be glorious on the morning of the
resurrection. Satan's triumph will end, while Christ
will triumph in glory and honor. The Life-giver will crown with immortality all who
come forth from the
grave.”
Simak Selected
Messages Vol. 1 hal. 304, Ellen White menggambarkan kelompok
ini yang dibawa Yesus ke Surga. “…Mereka adalah kelompok tawanan
yang naik bersama Dia sebagai…” apa? “…piala-piala…” saya suka
itu, “…kemenanganNya atas
kematian dan atas kubur. ”
Simak hal. 305-306,
“…Maka mereka yang telah dibangkitkan itu adalah untuk dipersembahkan kepada
alam semesta sebagai penggenapan janji kebangkitan semua orang yang percaya
dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Kuasa yang sama yang telah membangkitkan
Kristus dari orang mati akan membangkitkan gerejaNya, dan memuliakannya bersama
Kristus sebagai pengantin perempuanNya, di atas segala pemimpin, di atas segala
penguasa, di atas segala nama yang bernama, bukan hanya di dunia ini, melainkan
juga di istana surgawi, dunia yang di atas. Kemenangan orang-orang kudus yang
tertidur pada pagi kebangkitan itu akan penuh kemuliaan. Kemenangan Setan akan
berakhir sementara Kristus akan berjaya dalam kemuliaan dan kehormatan. Sang
Pemberi-hidup akan memahkotai semua yang keluar dari kubur dengan kebakaan.”
So,
· were the three thousand First Fruits , the First Fruits of the day of Pentecost in terms of the earthly
church? Yes!
· Was this group of saints that went to heaven with Jesus the First Fruits also in heaven on the day of Pentecost?
Absolutely!
Two
different divisions of Christ's Church, but it's the same church.
Jadi,
· apakah ke-3000 Buah Sulung itu Buah Sulung Hari Pentakosta
sehubungan dengan gereja yang di bumi?
Iya!
· Apakah kelompok orang-orang kudus yang pergi ke Surga bersama
Yesus, Buah Sulung itu juga ada di Surga
pada hari Pentakosta?
Tentu saja!
Dua
bagian yang berbeda dari gereja Kristus, tetapi itu gereja yang sama.
In fact
Ellen White says the church above and the church below are one Church. She
expresses it in those specific terms. Notice Desire
of Ages page 833 and 834 a description of when Jesus arrived in heaven. This
is when Jesus actually enters the New Jerusalem, the angels are singing Psalm
24 and it says that Jesus bids them to be silent. “But He waves them back. Not yet, He cannot now receive the coronet of glory and the royal robe. He enters into the presence of His Father. He points to His wounded head, the pierced side, the
marred feet; He lifts His
hands, bearing the print of nails. He points to the tokens of His triumph…”
who are those “the tokens of His triumph”? Those that
resurrected with Him, right? “…He presents to God the…”
what? Were there First Fruits
presented in heaven at Pentecost? Sure!
“…He presents to God the wave sheaf…” were
the loaves waved before the Lord? We already read in Leviticus 23, those raised
with Him as what? Representatives. Because they were First Fruits, folks. They
were the down payment, the little sample. Were the 3,000 on the day of
Pentecost the sample of the growth of the church on earth? Oh, absolutely! So it says,
“…He presents to God the wave sheaf
those raised with Him as
representatives of that great multitude who shall come forth from the grave at His second coming. “
Malah, Ellen White berkata bahwa gereja
yang di atas dan gereja yang di bawah adalah satu gereja. Dia
mengekspresikannya dalam istilah spesifik seperti itu. Simak Desire of Ages hal.
833 dan 834, suatu deskripsi
tentang saat Yesus tiba di Surga. Ini ialah ketika Yesus benar-benar masuk ke
Yerusalem Baru, para malaikat sedang menyanyikan Mazmur 24 dan Yesus minta
mereka diam. “Tetapi, Dia memberikan tanda supaya mereka
mundur. Belum! Sekarang Dia belum bisa menerima mahkota kemuliaan dan jubah
kerajaan. Dia masuk ke hadirat BapaNya. Dia menunjuk ke bekas luka di kepalaNya, lambungnya yang tertusuk, kakinya yang
bernoda. Dia mengangkat tanganNya yang ada bekas luka pakunya. Dia menunjuk ke tanda-tanda
kemenanganNya…” siapakah mereka “tanda-tanda kemenanganNya” itu? Mereka yang bangkit
bersamaNya, benar? “…Dia
mempersembahkan kepada Allah…” apakah ada
Buah Sulung yang dipersembahkan di Surga saat Pentakosta? Tentu saja! “…Dia mempersembahkan kepada Allah berkas unjukan…” apakah roti-roti itu diunjukkan di hadapan Tuhan?
Kita sudah membacanya di Imamat 23, mereka yang dibangkitkan bersamaNya sebagai
apa? Wakil-wakil. Karena mereka adalah Buah Sulung, Saudara-saudara. Mereka
adalah panjarnya, contohnya yang sedikit. Apakah ke-3’000 pada hari Pentakosta
contoh dari pertumbuhan gereja di bumi? Oh, tentu saja. Maka dikatakan, “…Dia mempersembahkan kepada Allah berkas unjukan, mereka yang dibangkitkan bersamaNya
sebagai wakil-wakil dari orang banyak yang akan keluar dari kubur pada waktu
kedatanganNya yang kedua.”
Now the
question is who were these individuals who resurrected with Christ.
Desire of Ages 786, “They were
those who had been co-laborers with God, and
who…” what does it say next? “…who at the cost of their lives…” were
they martyrs? Yes! “…at the cost of
their lives had borne testimony
to
the truth…”
Would Abel fit there? Would John the Baptist fit there? There
are many in the Old Testament that were martyred. Isaiah might fit there as
well, you know, he was enclosed in a hollow trunk and then the trunk was sawn
in half. You find an indication of that in Hebrews chapter 11. So she says, “…They were those who had been co-laborers with God, and
who at the cost
of their lives had
borne testimony to the truth. Now they were to be…”
what? “…witnesses for Him who had raised them from the
dead.”
Sekarang pertanyaannya ialah, siapakah
individu-individu ini yang bangkit bersama Kristus.
Desire of Ages hal.
786,
“…Mereka adalah orang-orang yang menjadi rekan sekerja bersama Allah, dan
yang…” apa kata berikutnya? “…yang dengan mempertaruhkan
nyawa mereka…” apakah mereka
martir? Ya! “…dengan mempertaruhkan nyawa mereka telah membawa kesaksian
tentang kebenaran…” Apakah Habel
layak ada di sana? Yohanes Pembaptis layak di sana? Ada banyak yang di
Perjanjian Lama yang dimartir. Yesaya bisa layak di sana juga, kalian tahu, dia
dimasukkan ke dalam rongga sebatang pohon kemudian batang itu digergaji menjadi
dua. Kita bisa mendapatkan indikasi dari hal itu di Ibrani pasal 11:37. Maka
Ellen White berkata, “…Mereka adalah orang-orang yang
menjadi rekan sekerja bersama Allah, dan yang dengan mempertaruhkan nyawa
mereka telah membawa kesaksian tentang kebenaran. Sekarang mereka akan
menjadi…” apa? “…saksi-saksi bagiNya yang telah membangkitkan mereka dari
orang mati.”
By the
way if you want to read some exciting passages, Colossians 2:15 and 1 Peter
3:18-22 describe the proclamation that Christ made His victory over the enemies,
over Satan and his angels. And when we deal with Colossians chapter 2,
we'll talk a little bit more about
Colossians 2:15.
Nah,
jika kalian mau membaca ayat-ayat yang menarik, Kolose 2:15 dan 1 Petrus
3:18-22 menggambarkan proklamasi yang dibuat Kristus akan kemenanganNya atas
musuh-musuh, atas Setan dan malaikat-malaikatnya. Dan kalau kita tiba di Kolose
pasal 2 kita akan bicara sedikit tentang Kolose 2:15.
Now
there's another passage that we need to take a look at before we bring this to
an end, the First Fruits of Pentecost. Are you understanding the First
Fruits of Pentecost?
Ephesians 4:7-13. This is a powerful passage.
It's describing Pentecost. The Apostle Paul describes the First Fruits at Christ's ascension,“7 But to each one of us grace
was given…” Now let me mention something about the word “grace”. The word “grace” in
Greek is χάρη [chári] have you ever heard the word
“charismatic”? The first part of that word is this. So what happened at
Pentecost, what was given to the church
at Pentecost? Did God give gifts or χαρισματα [charismata] to the church?
Absolutely! So, “…7 But to
each one of us grace was given according to the measure of Christ’s…” what? “…Gift…” so you'll notice here that χάρη [chári] is given according to the measure of the Gift (singular). What was the Gift that was given at the day of Pentecost? It was the gift of the Holy
Spirit. One gift. It continued saying here, so once again,
“…7 But to
each one of us grace was given…” or χάρη [chári]
“…was given according to the measure of Christ’s Gift. 8 Therefore He
says…” now when was this Gift given? Here comes the answer, “…8 Therefore He says, ‘When He…” what? “…ascended on high…” so when is the χαρισματα [charismata] going to be given? When is the Gift going to be given? When He what?
“…’When He ascended on high, He led captivity captive…” who would that be “He led captivity captive”? Who were captives of the
grave? Those who resurrected with Jesus.
“…He led captivity captive and gave…” what? “…gifts to men.’…” Now you say, “Wait a minute, what's the relationship between the Gift and the gifts?” Well, the Gift is the Spirit, and then the Spirit
gives the what? Gives the individual gifts, that's right. Is
this talking about Pentecost, this passage? Did Jesus lead captivity captive?
He most certainly did. Did He give gifts to men when He ascended? Absolutely!
It continues saying, “…9Now this…” now comes a parenthetical statement “… 8 Therefore He says: ‘When He ascended on high, He led
captivity captive, and gave gifts to men.’…” and now comes a note of explanation, it's in parentheses “…9 Now this ‘He ascended’—what does it mean but that He
also first descended into the lower parts of the earth?...” did Jesus literally descend to the lower parts of the earth? You remember
He shall be in the heart of the earth three days and three nights? That's what
this means here. And then it says, “…10 He who descended…” this is Jesus speaking about His burial and His passion, His suffering,
“…10 He
who descended is also the One who ascended…” is this Pentecost? Absolutely! He ascended
“…far above all the heavens, that He might fill all things…” and then we had the gifts of the Spirit, “…11 And He Himself gave…” now come the gifts, one of the gifts,
“…some…” what? “…to be apostles, some prophets,
some evangelists, and some pastors and teachers, 12 for…” what purpose? “…for the equipping of the saints for the
work of ministry, for the edifying of the body of Christ…” what is the body of Christ? The church. And what is the purpose of edifying
the body of Christ? “…13 till we all come to the unity of the faith and
of the knowledge of the Son of God, to a perfect man, to the measure of
the stature of the fullness of Christ.”
Nah, ada
perikop lain yang perlu kita simak sebelum kita akhiri tentang Buah Sulung
Pentakosta. Apakah kalian paham tentang Buah Sulung Pentakosta?
Efesus 4:7-13. Ini ada bacaan yang
sangat berbobot. Ini menggambarkan Pentakosta. Rasul Paulus menggambarkan Buah
Sulung saat kenaikan Kristus, “7 Tetapi kepada kita masing-masing
telah dianugerahkan kasih karunia…” Nah, sekarang saya mau mengatakan
sesuatu tentang kata “kasih karunia”. Kata “kasih karuia” dalam bahasa Greeka
ialah χάρη [chári].
Pernahkan kalian mendengar kata “kharismatik”? Bagian pertama dari kata
tersebut ialah kata ini. Jadi apa yang terjadi saat Pentakosta, apa yang
diberikan kepada gereja saat Pentakosta? Apakah Allah memberikan
karunia-karunia atau χαρισματα [charismata] kepada gereja? Tentu saja. Jadi, “…7 Tetapi kepada
masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut takaran…” apa
Kristus? “…Karunia Kristus…” Jadi
kalian simak di sini bahwa χάρη [chári]
diberikan sesuai takaran dari Karunia
(singular/tunggal). Karunia apa yang diberikan pada hari Pentakosta? Karunia itulah Roh Kudus. Satu Karunia.
Dikatakan selanjutnya di sini, sekali lagi, “…7 Tetapi kepada masing-masing
telah dianugerahkan kasih karunia…” atau
χάρη [chári] “…menurut takaran Karunia
Kristus. 8 Itulah sebabnya Dia
berkata…” nah,
kapankah Karunia ini diberikan? Sekarang
jawabannya, “…8 Itulah sebabnya Dia berkata, ‘Tatkala Ia…” apa? “…naik ke tempat tinggi…” jadi kapan χαρισματα [charismata] akan diberikan? Kapan Karunia itu akan diberikan? Ketika Dia apa? “…’Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa penawanan
sebagai tawanan…” kira-kira mereka siapa, “Ia membawa
penawanan sebagai tawanan”? Siapa yang menjadi tawanan kubur? Mereka yang dibangkitkan
bersama Yesus. “…Ia membawa penawanan
sebagai tawanan dan memberi…” apa? “…karunia-karunia kepada
manusia.’…” Sekarang
kalian berkata, “Tunggu sebenar, apa kaitannya antara Karunia dengan karunia-karunia?” Nah, “Karunia” ialah Roh Kudus, kemudian Roh Kudus memberikan
apa? Memberikan karunia-karunia
individu, tepat sekali. Apakah ini bicara tentang Pentakosta,
bacaan ini? Apakah Yesus membawa penawanan sebagai tawanan? Tentu saja iya.
Apakah Dia memberikan karunia-karunia kepada manusia ketika Dia naik ke Surga?
Tepat sekali! Dikatakan selanjutnya, “…9 Nah ini…” sekarang ada pernyataan sisipan, “…8 Itulah
sebabnya Dia berkata, ‘Tatkala Ia naik ke
tempat tinggi, Ia membawa penawanan sebagai tawanan
dan memberi karunia-karunia kepada manusia.’…” dan sekarang muncul penjelasan, ini
adalah sisipan, “…9 Nah
ini ‘Ia naik’ apa artinya selain Dia juga sebelum itu turun ke bagian-bagian bumi yang di bawah?…” apakah Yesus secara literal turun ke
bagian-bagian bumi yang bawah? Kalian ingat bahwa Dia harus berada di dalam
jantung bumi tiga hari tiga malam? Inilah yang dimaksud di sini. Kemudian
dikatakan, “…10 Ia yang telah turun…” ini Yesus, bicara tentang pemakamanNya dan kesengsaraanNya,
penderitaanNya, “…10 Ia
yang telah turun juga Ia yang telah naik…” apakah ini Pentakosta? Betul sekali.
Dia naik “…jauh lebih tinggi daripada semua langit, agar Ia dapat menggenapi segala sesuatu…” lalu kita melihat karunia-karunia Roh. “…11 Dan Ia sendiri
memberikan…” sekarang
karunia-karunianya, salah satu karunia itu ialah, “…beberapa…” apa? “…menjadi rasul-rasul, beberapa
nabi-nabi, beberapa penginjil, dan beberapa gembala-gembala dan
pengajar-pengajar, 12 untuk…” tujuan apa? “…untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan;
untuk membangun tubuh Kristus…” tubuh Kristus itu apa? Gereja. Dan apa
tujuannya membangun tubuh Kristus? “…13 hingga kita semua mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan tentang Anak Allah, untuk menjadi
manusia yang sempurna, mencapai standar takaran kepenuhan Kristus.”
There
can be no doubt that the event that is described in these verses is the
victorious Ascension of Christ, followed by Pentecost, when the Gift of the
Holy Spirit was poured out and with Him what? The gifts upon the nascent
Church.
How do we
know this?
· Is there a clear allusion to the death and burial of Jesus?
Yes! “…He …descended into the lower
parts of the earth…” not literally but figuratively.
· Is there a clear reference to His ascension?
Yes! “When He ascended on high” it's
used twice.
· Is there a clear allusion of Him taking captivity captive, those
who were captives of the grave? Absolutely!
· Is there a clear reference to the Gift of the Spirit which is
mentioned in the book of Acts? Absolutely!
· Is there a clear mention of the gifts of the Spirit that are
given by the Gift? Absolutely!
Tidak
diragukan lagi peristiwa yang digambarkan ayat-ayat ini adalah kenaikan Kristus
dalam kemenangan,
diikuti oleh Pentakosta, ketika Karunia Roh Kudus dicurahkan dan bersamaNya
apa? Karunia-karunia ke atas gereja yang baru lahir.
Dari
mana kita tahu ini?
· Apakah ada disinggung tentang kematian
dan penguburan Yesus?
Ya.
“…Dia … turun ke bagian-bagian
bumi yang di bawah…”
tidak secara literal tetapi secara kiasan.
· Apakah ada referensi yang jelas tentang
kenaikanNya?
Ya.
“Tatkala Ia
naik ke tempat tinggi” dipakai
dua kali.
· Apakah disinggung secara jelas tentang
Dia membawa penawanan sebagai tawanan, mereka yang adalah tawanan kubur? Tentu
saja.
· Apakah disinggung secara jelas tentang
Roh Kudus yang dikaruniakan, yang disebutkan di kitab Kisah? Tentu saja!
· Apakah disebutkan secara jelas tentang
karunia-karunia Roh yang diberikan oleh Karunia (Roh Kudus) itu? Tentu saja!
So is
this passage speaking about Pentecost? It most certainly is. But now here comes
a very interesting little tidbit. We need to know what passage the apostle Paul
is quoting from the Old Testament in Ephesians chapter 4. You see, what we find
in Ephesians chapter 4 is a quotation of Paul where it says, “He led captivity captive and He gave gifts to men” that comes from Psalm 68.
So would it be a good idea to read Psalm 68 to find what relationship it
has to the day of Pentecost? I would certainly think so.
Let's
go to verse 1. Psalm 68 it’s a Psalm that describes the victory of the Lord
over His enemies ~ you can read the whole Psalm ~ and the procession that follows to the
heavenly Mount Zion where the Sanctuary is. Does that sound familiar? See,
Jesus has just gained the victory, now He's going on His procession to the
heavenly Sanctuary. That Psalm begins
at verse 1 by saying, “1Let God arise, let His
enemies be…” what?
“…be scattered; let those also who hate Him flee before Him…” What happened when Jesus resurrected? What happened with the
host of evil that were gathered outside the tomb? They scattered like flies. In
fact they felt like they were dead, didn't they? Yes!
And when Jesus ascended, He proclaimed His victory over these enemies. That's Colossians
chapter 2 and 1 Peter chapter 3 which we will deal with a little later on.
And
then we go to verse 4. We're not going to look at all the verses of the psalm,
I just want you to catch the gist of the Psalm. Verse 4, here we find Him
riding on the clouds to the Holy Place. What would the clouds be? The angels.
In the midst of a joyful celebration with singing, notice the song, “4 Sing to God, sing praises to His
name; extol Him who rides…” where?
“…on the clouds, by His name Yah, and rejoice before Him…” is that a good description of the Ascension of Jesus? Just read
the last three pages of Desire of Ages
it'll give you goosebumps. It's amazing all of the celebration that was taking
place. It kind of reminds us of Psalm 24, which has a close relationship with
Psalm 68.
Jadi apakah ayat-ayat ini bicara
tentang Pentakosta? Sangat benar. Tetapi sekarang ada informasi menarik. Kita
perlu tahu ayat Perjanjian Lama mana yang dikutip rasul Paulus di Efesus pasal
4. Kalian lihat, yang ada di Efesus pasal 4 ialah kutipan Paulus di mana
dikatakan, “Ia membawa penawanan
sebagai tawanan dan memberi karunia-karunia kepada
manusia.” Itu berasal dari Mazmur 68. Jadi apakah ide
yang bagus kalau kita membaca Mazmur 68 untuk melihat apa kaitannya dengan hari
Pentakosta? Menurut saya begitu.
Mari ke ayat 1. Mazmur 68 adalah mazmur
yang menggambarkan kemenangan Tuhan atas musuh-musuhNya ~ kalian boleh membaca
seluruh mazmur itu ~ dan arak-arakan yang mengikutinya ke gunung Sion surgawi
di mana Bait Suci berada. Apakah ini terdengar familier? Lihat, Yesus baru saja
mendapatkan kemenangan, sekarang Dia menuju ke Bait Suci surgawi dalam suatu
prosesi. Mazmur itu dimulai di ayat 1 dengan berkata, “1 Biarlah Allah
bangkit, biarlah musuh-musuh-Nya…” diapakan? “…diserakkan; biarlah orang-orang yang membenci Dia lari dari hadapan-Nya…” Apa yang terjadi ketika Yesus bangkit? Apa yang terjadi pada balatentara jahat yang
berkumpul di luar kubur? Mereka kabur seperti lalat. Sesungguhnya mereka serasa
mati, bukan? Iya!
Dan ketika Yesus naik, Dia mengumumkan
kemenanganNya atas musuh-musuh ini. Ini dari Kolose pasal 2 dan 1 Petrus 3 yang
akan kita bahas nanti.
Kemudian kita ke ayat 4. Kita tidak
akan membahas semua ayat mazmur ini, saya hanya ingin kalian menangkap inti
mazmur ini. Ayat 4, di sini kita melihat Yesus naik awan-awan menuju ke Bilik
Kudus. Awan-awan itu apa? Itu para malaikat. Di tengah-tengah perayaan penuh
sukacita dengan nyanyian, simak nyanyiannya, “4 Bernyanyilah
bagi Allah, nyanyikan pujian bagi nama-Nya; pujilah Dia yang naik…”
di mana? “…di awan-awan dengan Nama-Nya YAH; dan bersukacitalah di hadapan-Nya…”
apakah itu deskripsi yang bagus tentang kenaikan Yesus?
Bacalah tiga halaman terakhir Desire of Ages,
itu akan membuat bulu kuduk kalian berdiri. Mengagumkan semua perayaan yang
sedang terjadi itu. Mengingatkan kita pada Mazmur 24, yang memiliki kaitan yang
erat dengan Mazmur 68.
In Psalm
24 the Lord is ascending to heaven, to His holy hill. And the order is given to
open the gates so that the King of glory can go in, in the midst of celebration.
It says in verse 8 and 9 of Psalm 24, “7 Lift up your heads, O you gates! And be lifted
up, you everlasting doors! And the King of glory shall come in. 8 Who is this
King of glory? The Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle…” Why is
He called “the Lord mighty in battle”? Because He's coming from the battlefield
and He has the wounds to prove it, but He's alive. He has the wounds but He won
because He ransacked the grave and He's bringing back the First Fruits. And so
the angels are singing this song. He's riding the clouds according to verse 4.
Di Mazmur 24, Tuhan sedang naik ke
Surga, ke gunungnya yang kudus. Dan perintah diberikan untuk membuka pintu
gerbang supaya Raja Kemuliaan bisa masuk di tengah-tengah perayaan tersebut.
Dikatakan di ayat 7-8 Mazmur 24, “7 ‘Angkatlah
kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi, maka
Raja Kemuliaan akan masuk.’ 8
Siapakah Raja Kemuliaan ini? Tuhan yang kuat dan perkasa,
Tuhan yang hebat dalam peperangan.…” Mengapa Dia disebut
“Tuhan yang hebat dalam peperangan”? Karena Dia datang dari medan perang dan Dia
punya bekas-bekas luka untuk membuktikannya, tetapi Dia
Hidup. Dia menderita luka-luka tetapi Dia menang karena Dia telah merampok
kubur dan Dia membawa pulang Buah Sulung. Maka para malaikat menyanyikan lagu
ini. Dia mengendarai awam-awan menurut ayat 4.
Now in Desire of Ages 833 we find an expansion of
this joyful celebration. A further description. Ellen White explains, “All heaven was waiting
to welcome the Savior to
the
celestial courts. As He ascended, He led the way, and the multitude
of captives set
free at
His
resurrection followed.
The heavenly
host,
with shouts and
acclamations
of praise and celestial song,
attended the
joyous train.”
Sekarang di Desire of Ages
hal. 833 kita menemukan
keterangan yang lebih banyak dari perayaan sukacita ini. Deskripsi lebih
lanjut. Ellen White menjelaskan, “…Seluruh
Surga sedang menanti untuk menyambut Juruselamat ke ruang istana. Saat Yesus
naik, Dia yang memimpin di depan dan orang banyak, tawanan yang telah
dibebaskan pada saat kebangkitanNya, mengikuti. Bala tentara surgawi
menyertai iring-iringan yang bergembira itu dengan sorakan dan tepuk tangan
puji-pujian dan lagu-lagu surgawi…”
Now contrary
to what ~ oh, I put his name in here – to
what Dwight Nelson has suggested Psalm 68:11 is not referring to the women who
proclaimed the good news of the resurrection of Jesus, because he uses this as
an argument that the first preachers of the gospel were women, so we should
ordain them. But the context of Psalm 68 is not the resurrection, the context
is the Ascension and those who are proclaiming it are not the
women, they are the angels according to the context. But most people won't
check it out, they'll say, “Oh yeah, see, women were the first to proclaim it.”
They'll say that, because people don't
study the Bible, they simply go by what others say. You know, they go to
church, they listen to a sermon for 30 or 45 minutes, they say, “Wasn't that
beautiful?”, and they don't compare it to see if that's what the Bible really
is teaching or not. We have to examine things first, we have to be like the
Bereans, we need to see if things are so or not. We need to examine these
arguments.
Psalm
68:11 in the King James says, “11 The Lord gave the word: great was the company of
those that published it.” And some Bible versions
say “the women” here, it doesn't say “the company” it says “the women”. And so, that's the way that it is used.
Nah,
bertolak belakang dengan ~ oh, ternyata saya tulis namanya
di sini ~ dengan apa yang diusulkan Dwight Nelson, Mazmur 68:11 tidak bicara
tentang perempuan-perempuan yang mengumumkan kabar baik kebangkitan Yesus;
karena Dwight Nelson memakai ini sebagai argumentasi bahwa
pengkhotbah-pengkhotbah injil yang pertama adalah perempuan-perempuan, karena
itu kita harus mengurapi mereka. Tetapi konteks
Mazmur 68 bukan tentang kebangkitan, konteksnya ialah kenaikan, dan mereka yang
mengumumkannya bukan perempuan-perempuan, mereka adalah malaikat-malaikat
menurut konteksnya. Tapi kebanyakan
orang tidak mau memeriksanya. Mereka berkata, “Oh, ya, lihat,
perempuan-perempuan adalah yang pertama-tama mengumumkannya.” Mereka berkata
begitu karena orang tidak belajar Alkitab, mereka semata-mata mengekor saja apa
kata orang lain. Kalian tahu, mereka pergi ke gereja, mereka mendengarkan
sebuah khotbah selama 30-45 menit, mereka berkata, “Bukankah itu indah?” dan
mereka tidak membandingkan untuk melihat apakah benar Alkitab mengajarkan
demikian atau tidak. Kita harus memeriksa segalanya dulu, kita harus seperti
orang-orang Berean, kita harus menyelidiki apakah memang itu demikian atau
tidak. Kita harus memeriksa argumentasi-argumentasi ini.
Mazmur
68:11 di KJV berkata, “11 Tuhan yang memberikan perkataan; besarlah rombongan mereka yang mengumumkannya.” Dan beberapa versi Alkitab (misalnya NIV) menyebutnya “perempuan-perempuan” di
sini (LAI menyebutnya “tentara”), tidak menyebutnya
“rombongan”, melainkan “perempuan-perempuan”. Dan demikianlah kata tersebut
dipakai.
Now
Psalm 68:17 describes the heavenly procession. “ 17
God has come
with…” what?
“…tens of thousands of His
chariots…” Who are those chariots? The angels. “…He has come with thousands and thousands
of them…” Did Jesus go to heaven with thousands and thousands of them and
ten thousands of them? The expression “ten thousands” is used in Revelation 5
where Jesus ascends to heaven with the angels, yes! And so it says, “…God has come with tens of thousands of His
chariots. He has come with thousands and thousands of them…” This is the language
that's used in Revelation 5 for the arrival of Jesus at His Ascension.
Where is He going to?
“…The Lord has
come from
Mount Sinai. He
has entered
His…” what?
“…holy place.”(NIRV) Hmm interesting. Where did Jesus go when He ascended to heaven?
To the Holy Place.
Nah,
Mazmur 68:17 menggambarkan prosesi surgawi. “17
Allah telah datang dengan…” apa? “…berpuluh ribu dari keretaNya….” Siapakah
kereta-kereta itu? Para malaikat. “…Dia telah datang dengan beribu-ribu dari mereka….” Apakah Yesus pergi ke Surga dengan
beribu-ribu dari mereka dan sepuluh ribu dari mereka? Ungkapan “sepuluh ribu”
dipakai di Wahyu 5 ketika Yesus naik ke Surga bersama para malaikat. Ya! Jadi
dikatakan, “Allah telah datang dengan berpuluh ribu dari keretaNya. Dia
telah datang dengan beribu-ribu dari mereka…” Inilah bahasa yang dipakai di Wahyu 5
untuk kedatangan Yesus saat kenaikanNya. Dia mau ke mana? “…Tuhan telah datang dari gunung Sinai, Dia
telah masuk ke…” apaNya? “…ke Bilik KudusNya.” Hmm, menarik. Ke
mana Yesus pergi ketika Dia naik ke Surga? Ke Bilik Kudus.
Notice
verse 24, I like the more contemporary versions on Psalm 68, it brings out
things in a vivid way. It says, “24
Your
procession has
come
into
view, O God, the procession of
my God…” and what?
“…and King into…” where? “…into the sanctuary.”
(NIV) Where is this procession leading to? Its leading to the
Sanctuary. Where specifically? To the Holy Place, to the Holy Place of the
Sanctuary.
Simak ayat 24. Saya menyukai versi
Mazmur 68 yang lebih kontemporer yang menampilkan gambaran yang lebih hidup.
Dikatakan, “24 Arak-arakanMu sudah
terlihat, ya Allah, arak-arakan Allahku…” dan apa? “…dan Rajaku,
ke…” mana? “…ke
dalam Bait Suci.” (NIV) Arak-arakan
ini menuju ke mana? Menuju ke Bait Suci.
Tepatnya di mana? Ke Bilik Kudus, ke Bilik Kudus Bait Suci.
And
then verse 35, “35 O God, You are more awesome than Your
holy places. The God of Israel is He
who gives…” what? “…strength and power to His people.” When
did He give strength and power to His people?
“You shall receive power from on high” is this a Pentecostal psalm? Is
this describing the heavenly advance of Jesus to heaven into the Holy Place
with the angelic host, and the celebration that's going on? And how power and strength will be given to
God's people as Jesus had promised on the day of Pentecost.
Kemudian
ayat 35, “…35 Ya Allah, Engkau lebih
mengagumkan daripada tempat-tempat kudusMu. Allah Israel ialah Dia yang mengaruniakan…” apa? “…kekuatan dan kuasa kepada umat-Nya.” Kapan
Dia mengaruniakan kekuatan dan kuasa kepada umatNya? “…kamu akan menerima kuasa
dari tempat tinggi” (Kisah 1:8). Apakah ini mazmur Pentakosta? Apakah ini
menggambarkan kedatangan Yesus ke Surga ke Bilik Kudus bersama balatentara
surgawi, dan perayaan yang sedang berlangsung? Dan bagaimana kuasa dan kekuatan
akan diberikan kepada umat Allah pada hari Pentakosta seperti yang sudah
dijanjikan Yesus.
But there's
another group on the day of Pentecost of First Fruits. Who is that group of First Fruits that are on earth? By the way, they're members
of the same church, aren't they? So does God has a heavenly church and an
earthly church, and they're radically separated one from the other, right? No! They're
just two divisions of the one Church.
Ellen
White speaks about the church in heaven and the church on earth are one, those are
her words, but it's divided in two. You have:
· those that resurrected with Jesus and
went to heaven,
the captives the First
Fruits, the trophies of Christ's victory.
· But you have another group of First Fruits on the day of Pentecost.
That's the earthly division. How many were converted on the day
of Pentecost? 3’000. Let's read about it in Acts 2:37-39, Peter has just
preached his powerful sermon. “37 Now
when they heard this, they
were cut to the heart, and said to Peter and the rest of the apostles,
‘Men and brethren,
what shall we do?’…” in other words, “Peter,
in the light of what you've just preached, what should our reaction be? What
should we do with the message?” And you know Peter is going to tell them,
basically what he's saying is, “The Sanctuary is open for business, folks, you
can repent, and you can be baptized for the forgiveness of sin. You can claim
the benefits of Christ's atonement, you can claim His perfect life and His
death for sin and will receive full and complete forgiveness for sin.” In other
words, what he's saying is, the Sanctuary is open for business and the salesman
is behind the counter, so to speak. And so it says in verse 38,
“…38 Then
Peter said to them, ‘Repent, and let…” would that be individual? He says, “…let every…” actually the Greek says “each one of you”, so do they need to
personally claim this? Yes! To be forgiven? Yes! So it says,
“…‘Repent, and let every one of you…” or each one of you “…be baptized in the
name of Jesus Christ for the remission of sins…” in other words for the forgiveness of sins. So where had their
sins been forgiven, at the cross? Had these sins been forgiven at the cross?
No! They had not been forgiven at the cross. Did they have to repent and be
baptized for their sins to be forgiven? This is 50 days after the resurrection.
So they were not forgiven back there, they were forgiven when they repented,
confessed, and believed, because forgiveness is an individual thing. “ 9 If
we confess our sins, He is faithful and just to forgive us our sins and to cleanse us
from all unrighteousness.” So he says,
“…‘Repent, and let every one of you be baptized in the name of Jesus
Christ for the remission of sins…” the
word “remission” don't get hung up on it, we don't use that word very often. It
means “forgiveness” for the forgiveness of sins,
“…and…” what are they going to receive? “…and you shall receive the Gift of the Holy Spirit…”
Why would those who are
baptized receive the Gift of the Holy Spirit? What would the purpose be? Well,
so they can jump in church, and roll in the aisles, and talk in languages that
no one understands? What is the purpose? They have received the Spirit, now
what are they supposed to do? They're supposed to witness to others. That's the
way the church is going to grow, right? And so, they're baptized, their sins
are forgiven, and now they receive the Holy Spirit so they can go and tell
others the marvelous things of the Ministry of Christ in heaven.
And then I want you to
notice verse 41 says, “ 41 Then
those who gladly received his word were baptized; and that day about three
thousand souls were added to
them.” And it says a couple of
verses later that they were added to the church.
Tetapi
ada kelompok Buah Sulung yang lain pada hari Pentakosta. Siapakah kelompok Buah
Sulung yang ada di bumi? Nah, mereka adalah anggota gereja yang sama, bukan?
Jadi apakah Allah memiliki gereja di Surga dan gereja di bumi, dan keduanya
terpisah satu sama lain secara radikal? Tidak! Mereka hanyalah dua bagian dari
satu gereja yang sama.
Ellen
White bicara bahwa gereja yang di Surga dan gereja yang di bumi itu satu, itulah perkataannya, tetapi terbagi menjadi dua. Jadi ada:
1. Mereka yang bangkit bersama Kristus dan pergi ke Surga,
yaitu
para tawanan, Buah Sulung,
piala-piala kemenangan Kristus.
2. Tetapi ada kelompok Buah Sulung yang
lain pada hari Pentakosta.
Itulah
bagian yang di bumi. Berapa banyak yang dimenangkan pada hari Pentakosta?
3’000. Mari kita baca tentang hal itu di
Kisah 2:37-38. Petrus baru saja selesai dengan khotbahnya yang penuh kuasa. “37 Nah ketika mereka
mendengar ini, hati mereka sangat tersentuh, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, ‘Bapak-bapak dan Saudara-saudara, apa yang harus
kami perbuat?’…” dengan
kata lain, “Petrus, sehubungan dengan apa yang baru engkau khotbahkan,
bagaimana kami harus bereaksi? Apa yang harus kami lakukan dengan pekabaran
itu?” Dan kalian tahu Petrus mengatakan kepada mereka, pada dasarnya apa yang
dia katakan ialah, “Bait Suci sudah beroperasi, Saudara-saudara, kalian bisa
bertobat, dan kalian bisa dibaptis untuk pengampunan dosa. Kalian bisa klaim
jasa-jasa pendamaian Kristus, kalian bisa klaim hidupNya yang sempurna dan
kematianNya demi dosa, dan akan menerima pengampunan penuh dan lengkap untuk
dosa.” Dengan kata lain, yang dikatakan Petrus ialah, Bait Suci sudah buka
untuk transaksi dan pramuniaganya
sudah siap di belakang konter, katakanlah demikian. Maka dikatakan di ayat 38, “…38 Lalu kata
Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan hendaklah…” apakah ini berarti secara individu? Dia
berkata, “…hendaklah masing-masing…” sebenarnya dalam bahasa Greeka
dikatakan “setiap orang dari kamu”,
jadi apakah mereka harus mengklaim ini secara pribadi? Ya! Untuk mendapatkan
pengampunan? Ya! Jadi dikatakan, “…‘Bertobatlah
dan hendaklah masing-masing kamu…” atau
setiap orang dari kamu “…dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk remisi dosamu…” dengan kata lain untuk pengampunan dosa. Jadi di mana dosa
mereka diampuni, di salibkah? Apakah dosa-dosa ini sudah diampuni di salib?
Tidak! Mereka tidak diampuni di salib. Apakah mereka harus bertobat dan
dibaptis supaya dosa mereka diampuni? Ini terjadi 50 hari setelah kebangkitan.
Jadi mereka tidak diampuni sebelumnya, mereka diampuni ketika mereka bertobat,
mengakui, dan percaya, karena pengampunan itu bersifat pribadi. “9 Jika kita mengakui dosa
kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni kita
dari segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh. 1:9). Maka Petrus berkata, ‘Bertobatlah
dan hendaklah masing-masing kamu dibaptis dalam nama Yesus Kristus
untuk remisi dosamu…” jangan
bingung dengan kata “remisi”, kita jarang memakai kata itu. Itu artinya
“pengampunan”, untuk pengampunan dosamu “…dan…” apa yang akan mereka terima? “…dan kamu akan menerima Karunia Roh Kudus.’…”
Mengapa mereka yang dibaptis menerima
Karunia Roh Kudus? Apa tujuannya? Nah, supaya mereka bisa melompat-lompat di
gereja, dan berguling-guling di antara bangku-bangku gereja dan bicara dalam
bahasa yang tidak dimengerti manusia? Apa tujuannya? Mereka telah menerima Roh
Kudus, sekarang apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus bersaksi kepada
orang lain. Begitulah caranya gereja bertumbuh, benar? Maka, mereka dibaptis,
dosa mereka diampuni, dan sekarang mereka menerima Roh Kudus supaya mereka bisa
keluar dan memberitahu orang lain hal-hal yang luar biasa dari ministri Kristus
di Surga.
Kemudian saya mau kalian simak ayat 41,
“…41 Lalu
orang-orang yang menerima perkataannya
dengan sukacita dibaptiskan dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.” Dan dikatakan di beberapa ayat setelah ini bahwa mereka
ditambahkan kepada gereja.
So what
are the two loaves? The two leavened loaves that are waved before the Lord on the day of Pentecost?
1.
They are those who
resurrected with Christ and
2.
the First Fruits of the day of Pentecost.
And they were leavened because the Holy Spirit
was involved in giving life to those who had been dead and also in entering
those who were baptized on the day of Pentecost.
Jadi
kedua buah roti itu apa? Kedua
buah roti yang beragi yang diunjukkan di hadapan Tuhan pada hari Pentakosta?
1. Mereka adalah orang-orang yang dibangkitkan bersama Kristus
dan
2. Buah Sulung hari Pentakosta.
Mereka
beragi karena Roh Kudus terlibat dalam memberikan hidup kepada mereka yang
telah mati dan juga masuk kepada mereka yang dibaptis pada hari Pentakosta.
The good
news is that these First Fruits were only
a little down payment or a sample of the great harvest at the end of time. You
see, Jesus took these individuals to heaven, He was saying to the Devil, “Hey,
I won and I'm taking these few right now, but I want you to know that after I
finished My work in the Sanctuary, I'm going to come back and I'm going to take
the rest.” And it's described in 1 Thessalonians 4:15-18 when all of God's
people will be gathered together.
This is
a passage that is read at every single funeral I have ever attended, even
Non-Adventist funerals, and my thought is, why do they read this at
Non-Adventist funerals? Because by reading it they're being contradictory,
because in the sermon the pastor said the dead are enjoying heaven with Jesus.
So what is He coming back to get him for?
Let's
read this passage in closing, “15 For this we say
to you by the word of the Lord, that we who are alive and remain until the coming of
the Lord will by no means precede those who are asleep. 16 For the Lord Himself will
descend from heaven with a shout, with the voice of an archangel, and
with the trumpet of God. And the dead in Christ will rise
first. 17 Then
we who are alive and remain
shall be caught up together with them in the clouds to meet the Lord in
the air. And thus we shall always be with the Lord….” Then
the Last Fruits will join all of the First Fruits, and God's people from all ages will be
together in the kingdom, one church in heaven for a thousand years, and then
enjoying the bliss of the new earth, newly created by the Lord.
Kabar
baiknya ialah Buah Sulung ini hanyalah panjar kecil atau contoh dari tuaian
besar nanti pada akhir zaman. Kalian lihat, Yesus membawa orang-orang ini ke
Surga, Dia berkata kepada Iblis, “Hai, Aku sudah menang, dan sekarang Aku
membawa jumlah kecil ini. Tapi Aku mau kamu tahu, setelah Aku menyelesaikan
pekerjaanKu di Bait Suci, Aku akan kembali dan Aku akan membawa sisanya.” Dan
itu dilukiskan di 1 Tesalonika 4:15-18 saat semua umat Allah akan dikumpulkan
menjadi satu.
Ayat-ayat
ini dibacakan pada setiap upacara kematian yang pernah saya hadiri, bahkan pada
mereka yang Non-Advent. Dan pikiran saya ialah, mengapa mereka membacakan ini
di upacara kematian Non-Advent? Karena dengan membacakan ini mereka bersikap
kontradiktif sebab di dalam khotbahnya, si pendeta berkata bahwa yang mati
sedang menikmati Surga bersama Yesus, jadi untuk apa Yesus kembali untuk
menjemputnya?
Mari
kita baca sebagai penutup, “15 Karena inilah, kami katakan kepadamu dari firman Tuhan, bahwa kita yang
hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka
yang sedang tidur. 16 Sebab TUHAN
sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu
Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan
mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17 Sesudah
itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan
mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” Lalu Buah Akhir akan bergabung dengan
semua Buah Sulung, dan umat Allah dari segala zaman akan berkumpul di dalam
kerajaan, satu gereja, di Surga selama 1000 tahun, kemudian menikmati keindahan
bumi yang baru, yang diciptakan baru oleh Tuhan.
So now
we have studied the first four Feasts from a biblical perspective, type and
anti-type. But there are two points that I still want to deal with in our first
two sessions tomorrow: “The Lord is our rock” is one, and the second is “God's
chain of command” how God administrates the universe and the role of the angels
on the day of Pentecost.
Jadi
sekarang kita sudah mempelajari empat Perayaan pertama dari perspektif
Alkitabiah, tipe dan antitipe. Tetapi ada dua poin yang masih mau saya bahas
dalam dua sesi pertama besok, “Tuhan adalah Batu Karang kita” itu yang satu,
dan yang kedua ialah “Rantai Komando Allah” bagaimana Allah mengatur alam
semesta dan peranan para malaikat pada hari Pentakosta.
25
07 21