_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 09/24 - Stephen Bohr
THE FEAST OF FIRST FRUITS
https://www.youtube.com/watch?v=uaPaqhsvWGo
Dibuka
dengan doa
As I mentioned
we're going to begin our study today on page 74 of our syllabus, and once again
I want to encourage those who are watching the live streaming as well as those
who will be watching the DVDs and this series and 3ABN to get a copy of the
syllabus. There's so much more material in the syllabus than what we're going
to be able to cover here in the class, so it would be beneficial to have all of
the written materials so that as you watch the presentation you're able to
follow along and add notes and look up the verses and so on.
Seperti
yang saya katakan tadi, kita akan memulai pelajaran kita hari ini di hal. 74
dari silabus kalian dan sekali lagi saya mau menghimbau mereka yang menonton live
streaming dan juga mereka yang akan
menonton dari DVDnya dan dari 3ABN, untuk mendapatkan satu copy dari
silabusnya. Di dalamnya ada begitu banyak materi lebih daripada apa yang akan
bisa kita liput di sini di kelas, jadi akan bermanfaat untuk memiliki materi
tertulisnya supaya sementara kalian melihat presentasinya, kalian bisa
mengikuti dan membuat catatan dan melihat ayat-ayatnya dll.
I would like to
begin by going to John 12:20-24 in the middle of page 74. Basically we find
that this event is taking place almost at the point where Jesus is going to go
to the Garden of Gethsemane, just a couple of days before. And some Greeks came
and they wanted an interview with Jesus and they said, “We want to see Jesus.” And
so Andrew goes to Jesus and says, “There's some Greeks that want to talk to
You.” It appears like they wanted Jesus to go and preach in Greece and the
verses that I'm going to read now describe that encounter of Andrew with Jesus
and the Greeks wanting to an interview with Jesus. We read in:20, “20 Now there were certain
Greeks among those who came up to worship at the Feast…” this is of course the Feast of Passover, Unleavened Bread, and
First Fruits. “…21 Then they came to
Philip, who was from Bethsaida of Galilee, and asked him, saying, ‘Sir, we
wish to see Jesus.’ 22 Philip
came and told Andrew, and in turn Andrew and Philip told Jesus…” and Jesus, you know, He seems to make a comment that is out of
place, you know, it doesn't seem to fit with what the request is. Verse 23, “…23 But Jesus answered them, saying, ‘The hour has come that the Son of Man should
be glorified…” in other words, the time has not come
for Me to go to Greece and preach the gospel, the time has come for the Son of
Man to be glorified. In other words, the time has come for Me to fulfill the Feast, to die and
to be buried and to resurrect. And then He said this, “… 24 Most assuredly, I say to you, unless a grain of wheat falls into the ground
and dies, it remains alone; but if it dies, it produces much grain.’...”
So the singular
seed here is none other than whom? Jesus Christ, who falls into the ground figuratively speaking,
because He was actually, you know, He
was actually placed in a cave above the ground. But Jesus dies and when He dies
the result is that there's going to be not only one little seed that sprouts
forth, you're going to have a plant that's going to produce much fruit.
And so you have the
idea here of the First Fruits and the Last Fruits. The First Fruits is the little sample
and the Last Fruits is all of the harvest that's going to come as a result of
the singular seed being buried and dying and sprouting to new life.
And you are aware
that when a seed is planted, that the seed does die, doesn't it? But then new life sprouts forth. So you have a symbol
here of the death of Jesus and the
resurrection of Jesus. In other words because Jesus died, the singular seed,
and resurrected, there is going to be a multitude of individuals of fruit as a
result of the work that He performed.
Saya mau mulai dengan pergi ke Yohanes 12:20-24
bagian tengah hal. 74. Pada dasarnya kita lihat peristiwa ini terjadi dekat
saat Yesus akan ke taman Getsemani, hanya dua hari sebelumnya. Dan beberapa
orang Yunani datang dan mereka ingin berbicara dengan Yesus dan mereka berkata,
“Kami ingin bertemu Yesus.” Maka Andreas datang ke Yesus
dan berkata, “Ada beberapa orang Yunani ingin berbicara dengan Engkau.” Rupanya
mereka ingin Yesus pergi ke Greeka dan berkhotbah di sana dan ayat-ayat yang
akan saya bacakan sekarang menggambrkan pertemuan Andreas dengan Yesus, karena
orang-orang Yunani ingin berbicara dengan Yesus. Kita baca dari ayat 20, “20
Ada beberapa orang Yunani di antara mereka yang datang untuk beribadah pada hari raya itu…” tentu
saja ini Perayaan Passah, Roti Tidak Beragi dan Buah Sulung. “…21 Lalu orang-orang
itu datang kepada Filipus, yang berasal dari
Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: ‘Tuan, kami ingin bertemu dengan
Yesus.’ 22 Filipus pergi dan memberitahu
Andreas; dan kemudian Andreas dan Filipus
menyampaikannya kepada Yesus…” dan Yesus, kalian tahu, Dia membuat
komentar yang tidak tepat, yang tidak cocok dengan permintaan yang
diajukan. Ayat 23, “…23 Tetapi Yesus
menjawab mereka, kata-Nya: ‘Telah tiba saatnya bagi
Anak Manusia untuk dimuliakan…” dengan kata lain, waktunya bukan buat
Aku pergi ke Greeka dan mengkhotbahkan injil, waktunya sudah tiba bagi Anak
Manusia untuk dimuliakan. Dengan kata lain, waktunya sudah tiba buat Aku untuk
menggenapi Perayaannya, untuk mati, dan dikuburkan, dan bangkit. Lalu Yesus
berkata demikian, “…24 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau sebiji gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak gandum.’…”
Jadi
biji tunggal itu di sini tidak lain adalah siapa? Yesus Kristus, yang jatuh ke
dalam tanah, bahasa kiasan, karena sesungguhnya Dia ditempatkan di dalam sebuah
gua di atas tanah. Tetapi Yesus mati, dan ketika Dia mati, hasilnya ialah akan
ada bukan hanya satu biji tunggal yang bertunas, melainkan akan ada tanaman
yang menghasilkan banyak buah.
Maka
di sini kita mendapat konsep Buah Sulung dan Buah Akhir. Buah Sulung ialah sedikit buah sebagai contoh dan Buah
Akhir adalah seluruh tuaian yang akan diperoleh sebagai hasil dari biji tunggal
yang ditanam dan mati dan bertunas kepada hidup baru.
Apakah
kalian sadar ketika satu biji ditanam, biji tersebut mati, bukan? Tetapi
kemudian hidup baru muncul. Jadi di sini kita melihat suatu simbol dari
kematian Yesus dan kebangkitan Yesus. Dengan kata lain karena Yesus mati, biji
tunggal itu, dan bangkit, akan ada banyak individu, buah sebagai hasil dari
pekerjaan yang telah dilakukanNya.
Now let's take a
look at the chronology of the first three Feasts. We've noticed that Jesus died
on the 14th day of Nisan, that's the sixth day of the week. He rested
in the tomb on the 15th of Nisan which would be the seventh day
Sabbath, the Feast of Unleavened Bread. And then He resurrected the first day
of the week the 16th of Nisan when the First Fruits were offered
before the Lord.
So now we want to
study the Feast of First Fruits.
Sekarang
mari kita lihat kronologi dari ketiga Perayaan itu. Kita sudah menyimak bahwa
Yesus mati pada hari ke-14 Nisan, itu adalah hari keenam dari minggu itu. Dia
beristirahat di dalam kubur pada hari ke-15 Nisan yang adalah Sabat hari
ketujuh, Perayaan Roti Tidak Beragi. Dan kemudian Dia bangkit pada hari pertama
minggu itu, hari ke-16 Nisan ketika Buah Sulung dipersembahkan di hadapan Tuhan.
Jadi
sekarang kita akan mempelajari Perayaan Buah Sulung.
We've already looked
at the Feast of Passover, we've also looked at the Feast of Unleavened Bread, and
this morning we want to take a look at the Feast of First Fruits.
And we want to read
first of all a statement that we find in Patriarchs
and Prophets page 539 and 540, the First Fruits are fruits in terms of the
barley harvest, at Passover it was the barley harvest. And so Ellen White makes
this comment in Patriarchs and Prophets,
“Barley was the earliest grain in Palestine, and at the opening of the feast it was beginning to ripen. A sheaf of this grain
was
waved by the priest before the altar of God,…”
notice it was waived by whom? By the priest. Where? In the
Sanctuary, right? In the Court of the Sanctuary before the Altar of God “…as an acknowledgment that all was His. Not
until this ceremony had been performed was the harvest to be gathered in.”
Kita
sudah menyimak Perayaan Passah, kita juga sudah menyimak Perayaan Roti Tidak Beragi,
dan pagi ini kita akan menyimak Perayaan Buah Sulung.
Dan kita akan membaca lebih dulu sutu pernyataan
yang ada di Patriarchs and Prophets hal. 539 dan 540. Buah Sulung yang dimaksud adalah hasil panen
jelai, saat Passah itu saat panen jelai. Maka Ellen White membuat komentar ini
di Patriarchs and Prophets,
“…Jelai adalah biji-bijian yang dipanen pertama di Palestina, dan pada
awal perayaan itu adalah saatnya jelai mulai masak. Seberkas tanaman ini
diunjukkan oleh imam di hadapan Mezbah Allah…”
simak, oleh siapa berkas itu diunjukkan? Oleh imam. Di mana? Di Bait
Suci, benar? Di Pelataran Bait Suci di hadapan Mezbah Allah,
“…sebagai pengakuan bahwa semua adalah milikNya. Sebelum upacara ini
dilaksanakan, panen tidak boleh dituai.”
Now Alfred Edersheim who was a Jew who converted to the Christian faith, has written
several books. The most famous is The Life and Times
of Jesus the Messiah, he also wrote a huge volume the title of it is The Temple. And the information I'm going to
share with you, I gathered from these writings of his, as well as from the Jewish Talmud, about the way in which the
Feast of First Fruits was celebrated. So let's go through the individual
details. By the way I would recommend if you want to get those books: The Life and Times of Jesus the Messiah it's a
huge, huge volume, and it also comes in two volumes, but it has so much
valuable material, because this is a scholar who was a Jew and then he became a
convert to Christianity, so he has a lot of very interesting Jewish background
that helps to understand the Gospels, the New Testament.
So anyway let's go
through this detailed description of how the Feast of First Fruits took place.
Nah,
Alfred Edersheim yang adalah seorang Yahudi yang pindah ke iman Kristen, telah
menulis beberapa buku. Yang paling terkenal ialah The Life and Times of Jesus the Messiah, dia
juga menulis sebuah buku yang sangat tebal, yaitu The Temple. Dan
informasi yang akan saya bagikan kalian saya peroleh dari tulisan-tulisannya
dan juga dari Talmud Yahudi, mengenai cara bagaimana Perayaan Buah Sulung
dirayakan. Jadi mari kita kupas detail-detailnya. Nah, saya akan
merekomendasikan jika kalian ingin mendapatkan buku-buku itu: The Life and Times of Jesus the Messiah, ini
buku yang tebal sekali, dan juga terdiri atas dua jilid, tetapi isinya materi
yang begitu berharga, karena dia adalah seorang pakar, dan seorang Yahudi,
kemudian dia pindah masuk Kristen, jadi dia punya banyak latar belakang Yahudi
yang sangat menarik yang bisa membantu memahami Injil, Perjanjian Baru.
Nah, mari
kita kupas deskripsi mendetail tentang bagaimana Perayaan Buah Sulung dilaksanakan.
· First of all none of the Israelites could eat new grain until
the sheaf was waved before the Lord.
· Then what would happen is, several sheaths of grain actually
formed the sheaf.
It wasn't just one stalk, it was several
stalks that were put together to form a
sheaf, that's what a sheaf is.
· We know that the sheaf was cut in a field near Jerusalem.
And once in a while it would be a
little bit further away from Jerusalem.
· We also know that every Jew wanted to have the opportunity to
have the stalks for the sheaf cut in their
particular field.
· We also know that the field was marked the day before the Sabbath,
at the time of the offering of the evening sacrifice.
So what day and what time would that be? If it's
before the Sabbath it would be on Friday, at what time? At 3 o'clock in the
afternoon.
So the question is what happened on Friday at 3 o'clock in the
afternoon? Well, that's when Jesus died, that's when the stalks that were going to be cut to form the sheaf, were actually
marked. The priest marked the precise stalks that he would use to make the sheaf and made arrangements
that the place be carefully guarded. No animal or person was allowed to pass
through the field until the time came to cut the stalks and to form the sheaf.
· The priest then would measure precisely how long it would take
him to get from the field to the temple.
Because he had to wave the sheaf at
the temple, right? And I'm sure you're starting to catch a very interesting
picture here.
· Each individual Israelite we know, wave their own sheaf before
the Lord.
But the priest officiated a sheaf at
the entrance of the tabernacle of meeting, right at the Altar of Sacrifice.
·
Now the day after the Sabbath the priest
would go to the field, he would cut the stalks.
He would form
the sheaf and take it to the Court of the temple where he would wave it before
the Lord at the entrance to the tent, that is the entrance to the tent is where
the Altar of Sacrifice was.
·
The waving of the sheaf took place at 9
o'clock in the morning, the very hour of the morning sacrifice.
We know this
because the Holy Spirit ~ we've studied this before ~ was poured out at 9
o'clock in the morning according to Acts 2:15. It was the third hour, the third
hour is 9:00 a.m.
Now that's basically the way in which the wave sheaf ceremony transpired.
· Pertama-tama tidak ada satu pun orang Israel yang
boleh makan biji-bijian yang baru hingga berkas itu diunjukkan di hadapan
Tuhan.
· Kemudian apa yang akan terjadi ialah, beberapa tangkai
jelai itu dibuat membentuk satu berkas.
Jadi
bukan hanya satu tangkai, melainkan beberapa tangkai yang dijadikan satu
membentuk satu berkas, itulah satu berkas.
· Kita tahu bahwa berkas itu dipotong dari ladang yang di dekat
Yerusalem.
Dan
sekali waktu mungkin dari tempat yang sedikit lebih jauh dari Yerusalem.
· Kita juga tahu bahwa setiap orang Yahudi ingin
diberi kesempatan tangkai-tangkai yang membentuk berkas itu dipotong dari
ladang mereka.
· Kita juga tahu bahwa ladang itu ditentukan pada
hari sebelum Sabat, pada waktu kurban petang dipersembahkan.
Jadi hari
mana dan jam berapa itu? Jika itu sebelum Sabath, tentunya itu hari Jumat,
pukul berapa? Pukul 3 siang.
Jadi pertanyaannya ialah, apa
yang terjadi pada Jumat pukul 3 siang? Nah, itulah saatnya Yesus mati, itulah
saatnya ketika tangkai-tangkai jelai yang akan diambil untuk membentuk berkasnya,
ditandai. Imam menandai tangkai-tangkai yang khusus yang akan dipakai membentuk
berkas itu dan mengatur agar tempat itu dijaga baik-baik. Tidak ada manusia
maupun hewan yang boleh melewati ladang itu hingga tiba saatnya memotong tangkai-tangkai
jelai itu untuk membentuk berkasnya.
· Imam itu lalu akan mengukur dengan tepat berapa
lama waktu yang dibutuhkannya dari ladang itu menuju ke Bait Suci.
Karena
dia harus mengunjukkan berkas itu di Bait Suci, bukan? Saya yakin kalian mulai
menangkap gambaran yang sangat menarik di sini.
· Kita tahu, setiap individu bangsa Israel akan
mengunjukkan berkas mereka sendiri di hadapan Allah.
Tetapi
imam yang secara resmi mempersembahkan
berkas tersebut di pintu masuk Bait Suci, tepat di Mezah
Kurban.
· Nah, hari setelah Sabat, imam akan keluar ke
ladang, dan dia akan memotong tangkai-tangkai itu.
Imam itu
akan membentuk berkasnya dan membawanya ke Pelataran Bait Suci di mana dia akan
mengunjukkannya di hadapan Tuhan di pintu masuk ke tenda, yaitu pintu masuk ke
tenda di mana terdapat Mezbah Kurban.
· Pengunjukkan berkas itu terjadi pada pukul 9 pagi,
tepat saat persembahan kurban pagi.
Kita tahu
ini karena Roh Kudus ~ kita sudah mempelajari ini ~ dicurahkan pukul 9 pagi
menurut Kisah 2:15, pada jam ke-3. Jam ke-3 itu pukul 9 pagi.
Nah, pada
dasarnya demikianlah upacara berkas unjukan.
Now, there was and
is some debate among scholars as to when the wave sheaf was waved before the
Lord. The
text in Leviticus that speaks about the First Fruits tells us that it was
waved the day after the Sabbath.
So the big question
is, was
it after the ceremonial Sabbath of Unleavened Bread (because that was a
ceremonial Sabbath) or did it refer to the seventh-day Sabbath?
And the answer
doesn't make any difference, because when it comes to Christ, the ceremonial Sabbath
and the moral Sabbath fell on the same day. So whether it was a
ceremonial Sabbath or whether it was a seventh-day Sabbath is immaterial,
because that Sabbath was a high day, the
ceremonial Sabbath and the moral Sabbath fell on the same day.
Let's read the
description of the First Fruits in Leviticus 23:9-12, “9 The Lord said to
Moses,…” this is the top of page 76 “…10 ‘Speak to the
Israelites and say to them: ‘When you enter the land I am going to give
you and you reap its harvest, bring to the priest a sheaf of the
first grain you harvest. 11 He is to wave the sheaf
before the Lord so it will be accepted…” that's an important
word “…will
be accepted on your behalf; the priest is to wave it on the day after the
Sabbath…” (NIV) and of course this
had to be fulfilled punctually.
Nah, ada
perdebatan dari dulu hingga sekarang di antara para pakar mengenai kapan berkas
unjukkan itu harus diunjukkan di hadapan Tuhan. Ayat di Imamat yang bicara tentang Buah
Sulung mengatakan kepada kita bahwa itu harus diunjukkan pada hari setelah Sabat.
Maka
pertanyaannya ialah, apakah
itu setelah Sabat seremonial Roti Tidak Beragi (karena itu
adalah hari Sabat seremonial) atau
apakah itu mengacu kepada Sabat Hari Ketujuh?
Dan
jawabnya ialah, itu tidak jadi soal, karena sehubungan dengan Kristus, Sabat seremonial dan Sabat
moral (Sabat Hari Ketujuh) itu jatuh pada hari yang sama. Jadi
apakah itu Sabat seremonial atau Sabat Hari Ketujuh tidak pengaruh karena waktu
itu Sabat adalah hari tinggi (hari besar), dan Sabat seremonial dan Sabat moral
jatuh pada hari yang sama.
Mari kita
baca deskripsi Buah Sulung di Imamat 23:9-12, “9 TUHAN berfirman kepada Musa…” ini
bagian atas hal. 76 “…10 ‘Bicaralah kepada orang
Israel dan katakan kepada mereka: Ketika
kamu memasuki negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai
hasilnya, bawalah kepada imam satu berkas
hasil pertama dari tuaianmu,11 dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, agar itu diterima…” ini
kata yang penting, “…agar itu
diterima atas namamu, imam itu harus
mengunjukkannya pada hari sesudah Sabat.” (NIV) dan tentu saja ini harus digenapi tepat
waktu.
Now the next section
I added, it doesn't exactly go along with the Feast of First Fruits, but the
reason I added this is because it uses the word “firstborn”. So the next section
is actually a parenthetical statement,
where it says “firstborn from the dead”.
“firstborn from the
dead” doesn't mean that Jesus was the first to resurrect. In biblical thinking
the word “firstborn”
doesn't refer to physical birth, it refers to status and to position.
When the Bible says that Jesus is the firstborn over all creation it means
that He is preeminent, He is over, He rules over creation. It doesn't mean
that He was the first to be born.
And you know you
can check that out here. When it says
that Jesus is the firstborn from the
dead, for example, Jesus was not the first to resurrect, was He? No! He wasn't
the first to resurrect. But let me ask you, does His resurrection determine everyone else's
resurrection? Absolutely! His resurrection is preeminent, that's why He's
called the firstborn from the dead.
And because
firstborn sounds like First Fruits I figured that would be a good idea to add
that there.
Nah,
bagian berikut saya tambahkan, ini tidak ada hubungannya dengan Perayaan Buah
Sulung, tetapi alasan saya tambahkan ialah karena ini menggunakan kata
“Sulung”. Maka bagian berikut adalah suatu sisipan, yaitu tentang “yang sulung
dari yang mati”.
“Yang
sulung dari yang mati” tidak berarti bahwa Yesus adalah yang pertama bangkit.
Dalam pemahaman Alkitab kata “sulung”
tidak mengacu kepada kelahiran jasmani, tapi mengacu kepada status dan
kedudukan. Bila Alkitab berkata bahwa Yesus adalah yang sulung dari semua ciptaan, itu artinya
Dia yang unggul, Dia yang berada di atas yang lain, Dia yang memerintah atas
segala ciptaan. Tidak berarti bahwa Dia adalah yang lahir
pertama.
Dan
kalian tahu, kalian bisa memeriksanya di sini. Ketika dikatakan Yesus adalah
“yang sulung” dari yang mati, misalnya, Yesus bukan yang pertama bangkit, kan?
Tidak! Dia bukan yang pertama bangkit.
Tapi coba saya tanya, apakah kebangkitanNya menentukan kebangkitan semua orang
yang lain? Tepat sekali! Kebangkitannya
yang unggul, itulah sebabnya Dia disebut yang sulung dari yang mati.
Dan
karena “yang sulung” terdengar mirip “Buah Sulung”, saya pikir menambahkannya
di sini adalah pilihan yang baik.
Now let's go to
page 77 and take a look at how this Feast of First Fruits was fulfilled, all of
the descriptions that I shared with you.
Now when
Jesus died at 3 o'clock on Friday the graves of the First Fruits were marked,
this was the marking of the sheaf. Were the graves of those who resurrected
with Jesus marked when Jesus died? Absolutely! However, the First Fruits did not come forth from the grave until Jesus
gathered them on Resurrection morning. Let's read Matthew 27:51-53 this is
speaking about the death of Jesus, “51 Then, behold, the veil of
the temple was torn in two from top to bottom; and the earth quaked, and the
rocks were split, 52 and
the graves were opened; and many bodies of the saints who had fallen asleep
were raised; 53 and
coming out of the graves…” when?
“…after His resurrection, they went into the holy city and appeared to
many.” So the graves of those who would resurrect with Jesus were
marked when? At 3 o'clock in the afternoon. On which day? On Friday.
Nah, mari
ke hal. 77 dan kita simak bagaimana Perayaan Buah Sulung ini digenapi, semua
deskripsi yang sudah saya sampaikan kalian. Nah, ketika Yesus mati pukul 3 siang hari Jumat, kubur-kubur
Buah Sulung ditandai, ini sama dengan ditandainya tangkai-tangkai jelai.
Apakah kubur-kubur mereka yang bangkit bersama Yesus ditandai saat Yesus mati?
Tentu saja!
Namun,
Buah Sulungnya tidak keluar dari dalam kubur hingga Yesus mengumpulkan mereka
pada pagi Kebangkitan. Mari kita baca
Matius 27:51-53, ini bicara tentang kematian Yesus, “51 Lalu lihatlah,
tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan bumi berguncang, dan bukit-bukit batu terbelah 52
dan kubur-kubur terbuka dan banyak jasad
orang kudus yang telah meninggal dibangkitkan
53 dan keluar dari kubur…” kapan? “…setelah kebangkitan
Yesus. Mereka pun masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang…” Jadi kubur-kubur mereka yang akan
bangkit bersama Yesus ditandai kapan? Pukul 3 siang. Pada hari apa? Jumat.
Now let's continue
by noticing what happened on Resurrection morning. Jesus resurrected we know early
the first day of the week, actually it was still dark the Bible tells us, when
the women came to the grave. It was just before sunrise that Jesus rose, and sunrise
is about six o'clock in the morning. So we know that this is taking place, the
resurrection of Jesus is taking place shortly before six o'clock in the
morning. And then of course in the garden shortly after His resurrection He
meets Mary. And we know these words, we use these words when we talk about
the thief on the cross, you know, that the thief did not go with Jesus to
paradise that day because Jesus didn't go until Resurrection morning. But
anyway John 20:17 says, “17 Jesus said to her, “Do not cling to Me…” I'm reading now not from the King James Version but from a
more contemporary version the New King
James, “…’Do not cling to Me
for I have not yet ascended to My Father; but go to My brethren and say to them, ‘I am ascending to My Father and
your Father, and to My God and your God.’ ”
Sekarang
mari kita lanjutkan dengan menyimak apa yang terjadi pada pagi kebangkitan.
Kita tahu Yesus bangkit dini hari pada hari pertama minggu itu, sebenarnya hari
masih gelap menurut Alkitab, ketika orang-orang perempuan datang ke kubur. Itu
sedikit waktu sebelum matahari terbit ketika Yesus bangkit, dan matahari terbit
itu sekitar pukul enam pagi. Jadi kita tahu bahwa kebangkitan Yesus itu terjadi
sedikit waktu sebelum pukul enam pagi. Kemudian tentu saja tidak lama setelah
kebangkitanNya, di taman Dia bertemu dengan Maria. Dan kita
tahu kata-kata ini, kata-kata yang kita pakai bilamana kita bicara tentang
penyamun yang di salib, penyamun yang tidak ke Firdaus bersama Yesus hari itu
karena Yesus tidak pergi ke Firdaus hingga pagi kebangkitan. Tetapi, nah
Yohanes 20:17 berkata, “17 Kata Yesus
kepadanya: ‘Jangan melekat pada-Ku…” sekarang saya tidak membaca dari KJV, tetapi dari versi yang
lebih kontemporer yaitu NKJV, “…Janganlah melekat padaKu sebab Aku belum naik ke BapaKu,
tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, ‘Sekarang
Aku naik ke Bapa-Ku dan Bapamu, ke Allah-Ku
dan Allahmu.’…"
Now that
translation “don't cling to Me” sounds a little strange
to us, doesn't it? Because we're used to reading “Do not touch Me for I have not yet
ascended to My Father”. This is happening early on
resurrection morning before Jesus actually ascends to heaven. Now what is the
correct translation of this expression “Don't touch Me”? Is it “Don't touch Me” or is it “Don't cling to Me”? You know it's a telling thing.
I checked in the New International Version, in 35 out of 36 uses of this
word “touch” in the New Testament the NIV always translates “touch”. In this
solitary instance the NIV and modern versions translate “Don't cling to Me”. So why would 35
references say “Don't touch Me” or “don't touch” or “touch”, whereas this
solitary reference is translated “Don't cling to Me”? I believe the reason is
that the translator simply did not understand the Feast of First Fruits. You
know because later on in the day we're going to find that God, that Jesus,
allowed people to touch Him. So they are saying you know what is this? You know
He ascends forty days later, so it must mean that Jesus is saying “Don't cling
to Me.”
Nah
terjemahan itu, ‘Jangan melekat pada-Ku” sepertinya sedikit aneh bagi
kita, bukan? Karena kita sudah terbiasa membaca ‘Jangan sentuh Aku sebab Aku belum naik ke BapaKu…” Ini terjadi dini hari pada pagi kebangkitan sebelum
Yesus naik ke Surga. Nah, apa terjemahan yang benar dari ungkapan “Jangan sentuh Aku” ? Apakah ”Jangan sentuh Aku” atau “Jangan melekat pada-Ku”? Kalian tahu ini signifikan, ini memberitahukan sesuatu pada
kita. Saya sudah memeriksa NIV, dan 35 dari 36 kali pemakaian kata “sentuh” di
Perjanjian Baru, NIV selalu menerjemahkannya “sentuh”. Hanya satu kali ini NIV
dan versi-versi Alkitab yang modern menerjemahkannya “Jangan melekat pada-Ku”. Jadi mengapa 35 referensi berkata “Jangan sentuh Aku” atau “Jangan sentuh” atau “sentuh”, sedangkan
hanya satu kali ini kata itu diterjemahkan “Jangan melekat pada-Ku”. Menurut saya, alasannya ialah si penerjemah semata-mata
tidak paham Perayaan Buah Sulung. Kalian tahu karena kemudian di hari itu kita
akan melihat bahwa Yesus mengizinkan orang-orang menyentuh DiriNya. Jadi mereka
berkata, “Kalau begitu apa maksudnya ini? Kalian tahu Yesus naik ke Surga 40
hari kemudian, berarti yang dimaksud Yesus tentunya ‘Jangan melekat pada-Ku’.”
Let me give you some examples of how this word is translated
“touch” in other references, and these are only a few. It's the Greek word ἅπτο [hapto].
· Jesus touched a leper and he was healed.
Did Jesus cling to the leper? No!
· The woman touched the hem of Christ's garment.
Was she clinging to the
hem of His garment? No! The story says she simply touched it.
· The multitude wanted to touch Jesus in order to be healed.
· Parents brought their children so that Jesus would touch them.
· Jesus touched the eyes of the blind so that the blind could see.
Did Jesus cling to the eyes of the blind? Of course He
didn't. It means to touch.
Now the question is, why would Jesus say to Mary “Don't cling to
Me because I have not yet ascended to My Father” if He wasn't going to ascend
until 40 days later? Does that make any sense? Was there any risk that Mary
would cling to Jesus and detain Him from going to heaven forty days later? Of
course not! Jesus was simply telling Mary “Don't touch Me, I have not yet
ascended to My Father”.
Coba saya akan
memberi kalian beberapa contoh bagaimana kata ini diterjemahkan “sentuh” di
referensi-referensi yang lain, dan ini hanya beberapa. Itu adalah kata
Greeka ἅπτο [hapto].
·
Yesus menyentuh
seorang berpenyakit kusta dan dia sembuh.
Apakah Yesus melekat pada orang kusta
itu? Tidak! (Matius 8:3)
·
Seorang
perempuan menyentuh ujung jubah Yesus.
Apakah dia melekat pada ujung
jubahNya? Tidak! Kisahnya dia semata-mata menyentuhnya. (Markus 5:31)
·
Orang banyak mau
menyentuh Yesus supaya bisa sembuh. (Lukas 6:19)
·
Para orangtua
membawa anak-anak mereka supaya Yesus menyentuh mereka. (Lukas 18:15).
·
Yesus menyentuh
mata orang-orang buta supaya mereka bisa melihat.
Apakah Yesus melekat pada mata orang
buta? Tentu saja tidak. Itu artinya menyentuh. (Matius 20:34).
Sekarang
pertanyaannya ialah, mengapa Yesus berkata kepada Maria, “Jangan melekat padaKu
sebab Aku belum naik ke BapaKu” jika Dia tidak akan naik hingga 40 hari
kemudian? Apakah itu masuk akal? Apakah ada resikonya Maria akan melekat pada
Yesus dan memperlambatNya naik ke Surga 40 hari kemudian? Tentu saja tidak!
Yesus semata-mata berkata kepada Maria, “Jangan sentuh Aku, Aku belum naik ke
BapaKu.”
Furthermore, and this is very
interesting, the verb “ascending” that is used where Jesus says “I am ascending to My Father” is the first
person indicative active tense. Jesus is not referring to something that's
going to happen 40 days later. He's referring to something that was going to
happen then and there. If He had meant to say, you know, “I will ascend
to My Father” He would have used the future tense, but He doesn't use the
future tense. He actually uses first-person indicative active tense: “I am ascending to the
Father” that is a good translation, or “I am
going to ascend to My Father.”
Lebih
lanjut, dan ini sangat menarik, kata kerja “naik” yang dipakai di mana Yesus
berkata “Sekarang Aku naik ke
BapaKu” adalah kata kerja aktif orang
pertama dalam keterangan waktu sekarang. Yesus tidak merujuk ke sesuatu yang
akan terjadi 40 hari kemudian. Dia merujuk ke sesuatu yang akan terjadi saat itu juga.
Seandainya Yesus bermaksud mengatakan “Aku akan naik ke BapaKu” Dia akan
memakai kata kerja waktu yang akan datang, tetapi Dia tidak memakai kata kerja
waktu yang akan datang. Dia malah memakai kata kerja aktif orang pertama waktu sekarang: “Sekarang Aku naik ke Bapa” itu
adalah terjemahan yang bagus, atau “Aku segera naik ke BapaKu.”
Ellen White has a very interesting
statement about what happened after the encounter of Jesus with Mary. This is
found in Early Writings pages 187 and 188. See,
Ellen White did understand why Jesus said to Mary “Don't touch Me, I have not
yet ascended to My Father.” She understood the Feast of First Fruits. It says
there in Early Writings 187, “Jesus spoke to her with His own heavenly voice, saying, ‘Mary!’
She was acquainted with the tones of that dear voice, and quickly answered, ‘Master!’ and in
her joy was about to embrace Him; but
Jesus said, ‘Touch Me not; for I am not yet ascended
to
My Father: but go
to My brethren, and say unto them, I ascend unto My
Father, and your
Father; and to My God, and your God.’
Joyfully she hastened to the disciples with the good news…” now here comes the
key portion, “…Jesus quickly ascended to His
Father to hear from His lips that He accepted the sacrifice…” and now comes a
very important phrase, “…and
‘to
receive all power in heaven and upon earth.”
When did Jesus receive all power in
heaven and in earth? Was it 40 days later when He ascended or when He went on
resurrection morning? He received all power on resurrection morning.
All authority and power. Are you catching the point? Very important.
Ellen White punya pernyataan yang sangat menarik
tentang apa yang terjadi setelah pertemuan Yesus dengan Maria. Ini ditemukan di
Early Writings hal.187-188. Lihat, Ellen White mengeti mengapa Yesus berkata
kepada Maria “Jangan sentuh Aku, Aku belum naik ke BapaKu.” Ellen White
mengerti tentang Perayaan Buah Sulung. Dikatakan di sana di Early Writings hal. 187, “…Yesus bicara kepadanya dengan suaraNya
sendiri yang merdu, kataNya, ‘Maria!’ Perempuan itu mengenali nada-nada suara
yang dikasihinya, dan segera menjawab, ‘Guru!’ dan dalam sukacitanya hampir
memelukNya, tetapi Yesus berkata, ‘Jangan sentuh Aku, sebab
Aku belum naik ke BapaKu, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah
kepada mereka, ‘Sekarang Aku naik ke Bapa-Ku
dan Bapamu, ke Allah-Ku dan Allahmu.’ Dengan penuh sukacita dia
bergegas ke para murid dengan kabar baik itu…”
sekarang ini bagian kuncinya, “…Yesus segera naik ke BapaNya untuk
mendengar dari bibirNya bahwa Dia telah menerima kurban itu…” dan sekarang inilah ungkapan yang sangat penting,
“…dan untuk ‘menerima semua kuasa di Surga
dan di bumi’…” Kapan Yesus menerima semua kuasa di Surga dan di bumi? Apakah 40 hari
kemudian ketika Dia kembai ke Surga atau ketika Dia naik ke Surga pada pagi kebangkitan?
Dia menerima semua kuasa pada
pagi kebangkitan. Semua autoritas dan kuasa. Apakah kalian
menangkap poinnya? Sangat penting.
Now Matthew 28:19 is taking place 40
days later, and notice what Jesus says there. “All authority (power) has been given to Me in heaven and on earth”. Had Jesus already received all power in heaven and in earth when He ascended
to heaven? Absolutely! So He must have received it before. See, that's
why I say Christians are oblivious
because they don't understand the Sanctuary. Once you understand the Sanctuary,
you know, a whole panorama opens up of beautiful truth related to Jesus. The
fact that He goes and He presents the First Fruits, which is really a down
payment announcing to the universe if there are First Fruits there's going to
be a multitude of Last Fruits. Isn't that a beautiful thing? Jesus said
“Because I live you will live also.”
Nah,
Matius 28:18 itu terjadi 40 hari kemudian, dan simak apa kata Yesus di sana, "Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku.” Apakah Yesus sudah menerima segala kuasa di Surga dan di bumi
ketika Dia naik ke Surga? Tentu saja! Jadi tentunya Dia sudah
menerimanya sebelum itu. Lihat, itulah mengapa saya berkata orang Kristen tidak
tahu apa-apa karena mereka tidak mengerti Bait Suci. Sekali kita paham Bait
Suci, seluruh panorama kebenaran yang indah yang terkait pada Yesus terbuka
bagi kita. Fakta bahwa Yesus pergi dan Dia mempersembahkan Buah Sulung ~ yang
adalah panjarnya yang mengumumkan kepada alam semesta bahwa jika ada Buah Sulung,
maka nanti akan ada banyak Buah Akhir. Bukankah itu hal yang indah? Yesus
berkata, “Karena Aku hidup, kamu akan hidup juga.”
So let's continue reading what happened
after Jesus told Mary not to touch Him. What did Jesus do? Well, He went to
pick up His what? He went to pick up His sheaf. Are you with me or not? When was
the sheaf marked? The sheaf was marked at three o'clock on Friday. So Jesus now
goes to pick up the sheaf. And what is the sheaf? The sheaf are those that resurrected
with Jesus, the First Fruits, that's right. And it's not one, it's a
stock of First Fruits, if you please.
Jadi mari
kita lanjut membaca apa yang terjadi setelah Yesus mengatakan kepada Maria
supaya tidak menyentuh Dia. Apa yang dilakukan Yesus? Nah, Dia pergi untuk
menjemput apaNya? Dia pergi untuk menjemput berkasNya. Apakah kalian paham atau
tidak? Kapan berkas jelai itu ditandai? Berkas
itu ditandai pukul tiga siang hari Jumat. Maka sekarang Yesus
pergi untuk menjemput berkas itu. Dan berkas itu apa? Berkas itu ialah mereka yang dibangkitkan bersama
Kristus, Buah Sulung, benar sekali. Dan bukan hanya satu, tapi
katakanlah itu seikat Buah Sulung.
Notice Early
Writings pages 187 and 188, “Angels like a cloud surrounded the Son of God and bade the everlasting gates be
lifted up, that the
King of glory might come in…”
this happens also forty days later by the way “…I saw that while Jesus was with
that bright heavenly host, in the presence
of God,
and
surrounded by His
glory, He did not forget His disciples
upon the earth,
but received power from His Father, that He might return and
impart power to them. The
same day He returned and showed Himself to His disciples. He suffered them
then to
touch
Him;
for He
had ascended to His
Father and had received
power.”
Are you with me? Isn't this
magnificent? I mean it all fits together perfectly.
Simak Early Writings hal. 187 dan 188,“…Malakat-malaikat seperti sebuah awan mengelilingi Anak Allah
dan menyuruh gerbang-gerbang abadi diangkat, supaya Raja Kemuliaan bisa masuk…”
nah,
ini juga terjadi 40 hari kemudian. “…Saya melihat sementara
Yesus bersama balatentara surgawi yang bercahaya itu, di hadirat Allah,
dikelilingi oleh kemuliaanNya. Dia tidak melupakan murid-muridNya di dunia,
tetapi menerima kuasa dari BapaNya, supaya
Dia boleh kembali dan membagikan kuasa kepada mereka. Hari yang sama Dia
kembali dan menunjukkan DiriNya kepada murid-muridNya. Dia membiarkan mereka
menyentuhNya; karena Dia telah naik ke BapaNya dan telah menerima kuasa…” Apakah kalian
paham? Bukankah ini luar biasa? Maksud saya semuanya klop dengan sempurna.
So Jesus fulfilled the wave sheaf ceremony,
when He made this quick journey to heaven on the morning of the resurrection. At precisely 9:00 am Jesus was met by His Father at the entrance
of the heavenly Sanctuary, where He presented Himself and those that resurrected
with Him as the First Fruits. Jesus needed to hear from His Father's own lips
that His sacrifice had been accepted. Christ’s strongest desire is to have His people
with Him.
Jadi Yesus menggenapi upacara berkas
unjukkan ketika Dia membuat perjalanan kilat ke Surga pada pagi kebangkitan. Tepat
pukul 9:00 pagi Yesus ditemui oleh BapaNya di pintu masuk Bait Suci Surgawi, di
mana Dia mempersembahkan DiriNya dan mereka yang
dibangkitkan bersamaNya sebagai Buah Sulung. Yesus perlu mendengar dari bibir
BapaNya sendiri bahwa kurbanNya telah diterima. Keinginan Kristus yang paling
kuat ialah agar umatNya ada bersamaNya.
By the way another offering was made
at the Feast of First Fruits. Does that mean that Jesus died again on Sunday on
the first day of the week? No! what did Jesus show His Father? He showed His
Father the results of His sacrifice. You know, just let me digress for a moment here.
You know some scholars have argued that the Day of Atonement
took place at the cross. And the reason they say the Day of Atonement took
place at the cross is because sacrifices were offered on the Day of Atonement.
However, that
does not mean that everything on the Day of Atonement was fulfilled at the
cross. The sacrificial aspect of the Day of Atonement happened at the
cross but everything else that is done is based on the sacrifice that was made
at the cross. So just because there are sacrifices on these Feasts, doesn't mean that
Jesus is dying all over again, or that you know, that the sacrifice
actually represents something that happened at the cross. No! This is happening
in Feasts that come afterwards, but it's the cross that is giving significance to those
Feasts. In other words, the foundation is the sacrifice, and then that
sacrifice counts for other observances later on.
Nah,
suatu persembahan yang lain dibuat pada Perayaan Buah Sulung. Apakah itu
berarti pada hari Minggu, hari pertama minggu itu Yesus mati lagi? Tidak! Apa
yang ditunjukkan Yesus kepada Bapa? Dia menunjukkan kepada Bapa hasil dari
kurbanNya. Nah, izinkan saya menyimpang sejenak di sini.
Kalian tahu, beberapa pakar mendebat bahwa Hari
Pendamaian digenapi di salib. Dan alasan mereka bahwa Hari Pendamaian digenapi di salib
ialah karena ada kurban-kurban yang dipersembahkan
pada Hari Pendamaian. Namun, itu tidak
berarti bahwa semuanya yang terjadi pada Hari Pendamaian digenapi di salib, melainkan segala sesuatu yang dilakukan itu berdasarkan
kurban yang dibuat di salib. Jadi hanya
karena di Perayaan-perayaan itu ada persembahan kurban, tidak berarti Yesus
mati lagi berulang-ulang, atau bahwa kurban-kurban itu
melambangkan sesuatu yang terjadi di salib. Tidak! Ini terjadi di Perayaan-perayaan
yang terjadi kemudian, tetapi saliblah
yang memberikan makna kepada Perayaan-perayaan itu. Dengan kata lain, fondasinya ialah kurban itu, kemudian kurban itu diperhitungkan untuk
upacara-upacara yang lain setelah itu.
Now notice Desire of Ages pages 785 and 786,
“Christ arose from the dead
as the First Fruits of those that
slept. He was the antitype of the wave sheaf, and His resurrection took place on the very day
when
the wave sheaf was to be presented
before the Lord. For more than a thousand years this
symbolic ceremony had been performed. From the harvest fields the first heads of ripened grain
were
gathered, and when the people went up to Jerusalem to the
Passover, the sheaf of First
Fruits was waved as a thank offering before the Lord. Not until this was presented, could the sickle be put to the grain and it be gathered into sheaves. The sheaf
dedicated
to God represented the harvest. So Christ the First Fruits represented the great spiritual harvest to be gathered for the kingdom of God.”
The solitary seed now will produce
what? Much fruit.
Sekarang
simak Desire of Ages hal. 785-785, “…Kristus bangkit dari yang mati sebagai
Buah Sulung mereka yang sedang tidur. Dialah antitipe dari berkas unjukan, dan
kebangkitanNya terjadi tepat pada hari berkas unjukan itu harus dipersembahkan
di hadapan Tuhan. Selama lebih dari seribu tahun, upacara simbolis ini
dilakukan. Dari ladang-ladang yang siap dituai, tangkai-tangkai pertama jelai
yang masak dikumpulkan, dan ketika orang-orang pergi ke Yerusalem untuk
menghadiri Passah, berkas Buah Sulung diunjukkan sebagai persembahan syukur di
hadapan Tuhan. Sebelum ini dipersembahkan, sabit tidak boleh dikenakan kepada
tuaian dan tuaian belum boleh dikumpulkan menjadi berkas-berkas. Berkas yang
dipersembahkan kepada Tuhan melambangkan tuaian itu. Jadi Kristus, Buah Sulung
itu melambangkan tuaian besar spiritual yang akan dikumpulkan bagi kerajaan
Allah.”
Biji tunggal
itu sekarang akan menghasilkan apa? Banyak hasil.
By the way does the Bible corroborate
that Jesus fulfilled the First Fruit ceremony? Absolutely! Notice what the
Apostle Paul had to say in 1 Corinthians 15:20, “20 But Christ has
indeed been raised from the dead, the…” what? “…the First Fruits of
those who have fallen asleep…” So notice there's Christ and those who have fallen asleep. Jesus is the
First Fruits of those who have fallen asleep.
Nah, apakah Alkitab menguatkan bahwa Yesus
menggenapi upacara Buah Sulung? Tentu saja! Simak apa yang dikatakan rasul
Paulus di 1 Korintus 15:20, “20 Tetapi Kristus
benar-benar telah dibangkitkan dari yang mati…”
apa? “…yaitu Buah Sulung
dari orang-orang yang sudah mati…” Jadi simak, ada Kristus dan mereka yang
sudah mati. Yesus adalah Buah Sulung dari mereka yang sudah mati.
Also notice 1 Corinthians 15:22-23, “ 22 For as in Adam all die,
even so in Christ all shall be made alive. 23 But each one in his own order: Christ the First Fruits, afterward
those who are Christ’s…”
when? “…at
His coming.”
Juga simak 1 Korintus 15:22-23, “22Karena sebagaimana di dalam Adam
semua orang mati, demikian pula di dalam Kristus
semua orang akan dihidupkan.23 Tetapi masing-masing menurut urutannya: Kristus Buah Sulungnya; sesudah itu mereka yang adalah milik Kristus…” kapan? “…pada waktu kedatangan-Nya.”
So what was the purpose of presenting
the First Fruits before the Father, before the Lord? What was the purpose of
presenting those who resurrected with Jesus? The purpose was to show that this
representative group actually was an indication of everyone who will come forth
from the grave at the end of time. 1 Thessalonians chapter 4, the Apostle Paul
says “the dead in Christ will rise first” in other words, this small sampling was a down payment or an
evidence of the great harvest that would take place at the Second Coming of
Christ.
Jadi apa
tujuannya mempersembahkan Buah Sulung di hadapan Bapa, di hadapan Tuhan? Apa
tujuannya mempersembahkan mereka yang bangkit bersama Yesus? Tujuannya ialah
untuk menunjukkan bahwa kelompok ini yang adalah wakil-wakil,
sesungguhnya adalah indikasi dari semua yang akan keluar dari kubur pada akhir
zaman. 1 Tesalonika pasal 4 rasul Paulus berkata, “yang mati dalam Kristus akan bangkit
lebih dulu” dengan kata lain, kelompok kecil
ini merupakan contoh, panjarnya atau bukti dari tuaian besar yang akan terjadi
pada Kedatangan Kedua Kristus.
So we've noticed three Feasts so far.
· We've noticed the Feast of Passover
it represents the death of Christ.
· We studied the Feast of Unleavened Bread
where Jesus rests in the tomb, His body sees no
corruption because there is no leaven in Him. He's the manna and the manna did
not corrupt on the Sabbath.
· And now we noticed that He fulfilled the First Fruits
by going and presenting Himself before His Father with the down
payment, with the group that resurrected with Him on Resurrection morning.
He picked up the First Fruits and He took them and presented them before His
Father.
So did Jesus fulfill these Feasts
precisely and exactly as to time and as to event? He most certainly did. You
know this is not a coincidence. Everything that we've talked about is not just
you know, it would be impossible mathematically to say that everything would be
fulfilled just the way that the Feast said that they would be fulfilled. These
are the types of things that show that Scripture is truly fully inspired by
God. Because you see, how what was predicted in the Old Testament in the Feast
system was fulfilled precisely as to
day, as to time, as to month, as to year, and as to event, precisely and exactly
the way God said it was going to happen.
Jadi
sampai sejauh ini kita sudah menyimak tiga Perayaan:
· Kita sudah menyimak Perayaan Passah
yang melambangkan kematian Kristus.
· Kita sudah mempelajari Perayaan Roti Tidak Beragi
di mana Yesus beristirahat dalam kubur, tubuhNya
tidak membusuk karena tidak ada ragi padaNya. Dialah manna itu, dan manna tidak
membusuk pada hari Sabat.
· Dan sekarang kita menyimak bahwa Yesus menggenapi Perayaan Buah
Sulung
dengan pergi mempersembahkan DiriNya di hadapan BapaNya bersama panjarnya,
yaitu kelompok yang bangkit bersamaNya pada pagi kebangkitan. Dia menjemput Buah
Sulung itu dan Dia membawa mereka dan mempersembahkan mereka di hadapan
BapaNya.
Jadi
apakah Yesus sudah menggenapi Perayaan-perayaan ini secara tepat dan persis
mengenai waktunya dan peristiwanya? Tepat sekali. Kalian tahu, ini bukan suatu
kebetulan. Semua yang kita bicarakan bukan hanya kebetulan, tentunya mustahil
secara matematika untuk mengatakan bahwa segalanya akan digenapi tepat seperti
yang dikatakan di Perayaan bagaimana itu akan digenapi. Inilah tipe-tipe
hal-hal yang menunjukkan bahwa Kitab Suci itu benar-benar diilhami oleh Allah.
Karena, kalian lihat, bagaimana apa yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama dalam
sistem Perayaan bisa digenapi secara tepat, baik
tentang harinya, waktunya, bulannya, tahunnya, peristiwanya, tepat persis
seperti kata Allah itu akan terjadi.
Now we want to go to page 81 and we
want to begin our study of the Three Days and Three Nights. And let Me explain
the reason why I put this lesson on the Three Days and Three Nights at this
particular spot.
You see there are those who say that Jesus could not have died
on Friday and resurrected on Sunday, because that is not Three Days and Three
Nights in terms of complete days and complete nights. You see, they believe
that Three Days and Three Nights means 72 hours, 24 hours three times, and they say that when Jesus said that the
Son of Man would be in the heart of the earth for Three Days and Three Nights
that means exactly 72 hours. Now if that's the case, of course the crucifixion
could not have taken place on Friday, it should have taken place when?
According to them it should have taken place on Wednesday.
· There's even one Seventh-Day Adventist physician who's well
known
~ I won't mention the name ~ who says that we need to
start the Three Days and Three Nights on Tuesday evening, when Judas decided to
betray Jesus and made the arrangements with the priests, and that Jesus
resurrected shortly after sundown on Sabbath evening.
· And there are those also who teach that, you know, the
crucifixion was on Wednesday and Jesus resurrected then on Sabbath.
So you'd have exactly 72 hours not one minute more or one minute
less.
And so because the Three Days and
Three Nights are related to the death, and the burial, and the resurrection of
Christ, I felt it would be important to include this lesson here.
So we're going to go through this
material. It's quite long, it'll take us the rest of this session, and it will
take us the next session as well to cover this material, but I consider to be
very important because there are many Adventists who are embracing an
alternative view to the view that we hold as a church, and the view that it's
supported by the Spirit of Prophecy.
Sekarang
kita akan ke hal. 81 dan kita akan memulai pelajaran kita tentang Tiga Hari
Tiga Malam. Dan saya ingin menjelaskan alasannya mengapa saya memasukkan
pelajaran tentang Tiga Hari Tiga Malam tepatnya di sini.
Kalian lihat, ada yang mengatakan
bahwa Yesus tidak mungkin mati pada hari Jumat dan bangkit hari Minggu, karena
itu bukan Tiga Hari Tiga Malam dalam arti hari yang utuh dan malam yang utuh. Kalian
lihat, mereka meyakini bahwa Tiga Hari Tiga Malam berarti 72 jam, 24 jam x 3,
dan mereka berkata bahwa ketika Yesus berkata bahwa Anak Manusia akan berada
dalam perut bumi selama Tiga Hari Tiga Malam, itu berarti tepat 72 jam. Nah,
jika demikian, tentu saja penyaliban tidak bisa terjadi pada hari Jumat,
melainkan harus terjadi kapan? Menurut mereka harus terjadi pada hari Rabu.
· Bahkan ada seorang dokter MAHK yang terkenal ~ saya
tidak akan menyebutkan namanya ~
yang berkata bahwa kita harus
mulai Tiga Hari Tiga Malam itu pada Selasa malam ketika Yudas memutuskan untuk
mengkhianati Yesus dan membuat perjanjian dengan para imam; dan bahwa Yesus
bangkit tidak lama setelah matahari terbenam Sabat malam.
· Dan ada juga mereka yang mengajarkan bahwa
penyaliban terjadi hari Rabu dan Yesus bangkit hari Sabat.
Maka itu 72 jam tepat, tidak
lebih satu menit maupun tidak kurang satu menit.
Dan
karena Tiga Hari Tiga Malam itu terkait dengan kematian, penguburan, dan
kebangkitan Kristus, menurut saya penting memasukkan pelajaran itu di sini.
Jadi kita
akan mengupas bahan ini. Ini lumayan panjang, ini akan makan waktu yang tersisa
dari sesi ini, dan akan membawa kita sampai sesi berikutnya untuk meliput
materi ini, tetapi saya anggap ini sangat penting karena ada banyak orang
Advent yang menerima pandangan yang berbeda dari pandangan yang kami anut
sebagai gereja, dan pandangan yang didukung oleh Roh Nubuat.
So let's go to the top of page 81. The
Gospels use four expressions to describe the duration of Christ's passion. I
want to underline the word “passion”. We're not only talking about His death, we're
talking about His passion. Where does this passion begin? His passion
begins in Gethsemane, that's a very important detail that many people overlook.
Now the Gospels use four expressions
to describe the duration of Christ's passion.
Nah, mari
kita ke bagian atas hal. 81. Injil memakai 4 ungkapan untuk menggambarkan
lamanya penderitaan Kristus. Saya mau menggarisbawahi kata “penderitaan”. Kita bicara bukan saja tentang
kematianNya, kita bicara tentang penderitaanNya. Kapankah
penderitaan ini dimulai? PenderitaanNya
dimulai di Getsemani, ini adalah detail yang sangat penting yang
sering dilewatkan banyak orang.
Nah,
Injil memakai empat ungkapan untuk menggambarkan lamanya penderitaan Kristus.
They use the expression “in three days”.
Let me give you an example. This is John 2:19–21, “19 Jesus answered and said to
them, ‘Destroy this temple, and in
three days I will raise it up.’…” so He uses the expression “in three days I will raise it
up”. “…20 Then the Jews said, ‘It has
taken forty-six years to build this temple, and will You raise it up in three days?’ 21 But He was speaking of the temple of His body.”
So Jesus used the expression “in three
days” to refer to when He would resurrect.
Mereka memakai ungkapan
“dalam tiga hari”. Saya akan memberikan sebuah contoh. Ini di
Yohanes 2:19-21, “19 Jawab Yesus
kepada mereka, ‘Hancurkan Bait Allah ini,
dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya.’ …” jadi
Yesus memakai ungkapan “dalam tiga hari Aku akan mendirikannya” “…20 Lalu kata
orang Yahudi, ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan
Engkau akan mendirikannya dalam tiga hari?’ 21 Tetapi Dia berbicara tentang Bait Allah tubuh-Nya.
…”
Jadi
Yesus memakai ungkapan “dalam
tiga hari” untuk mengacu kepada kapan Dia akan bangkit.
Then we have also the expression that
Jesus
used “after three days”. It says for example in Mark 8:31, “31 And He began to teach them
that the Son of Man must suffer many things, and be rejected by the elders
and chief priests and scribes, and be killed, and after three days rise again.”
So not only does He use the
expression “in three days” but also “after three days”.
Lalu ada
juga ungkapan yang dipakai Yesus “sesudah
tiga hari”. Misalnya di Markus 8:31 dikatakan, “31 Dan Dia mulai
mengajar mereka, bahwa Anak Manusia harus menderita
banyak hal, dan ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan dibunuh
dan sesudah tiga hari bangkit kembali.”
Jadi bukan saya Dia memakai ungkapan
“dalam tiga hari”, tetapi juga “sesudah tiga hari.”
Also the expression is used “the third day”
which would actually mean “on the third day”. Notice for
example Paul wrote about this as well, but we're going to read from Matthew 16:21
first. It says, “21 From that time Jesus
began to show to His disciples that He must go to Jerusalem, and suffer
many things from the elders and chief priests and scribes, and be killed, and
be raised…” what?
“…the third day.”
And I've added the word “on the third
day” because the third day means on the third day. And then the Apostle Paul in
1 Corinthians 15:4 states this, “3 For I
delivered to you first of all that which I also received: that Christ died
for our sins according to the Scriptures, 4 and that He was buried, and
that He rose again the third day according
to the Scriptures…” or “on the third day according to the
Scriptures”.
Juga ungkapan
“hari yang ketiga” dipakai, yang sesungguhnya berarti “pada hari ketiga”.
Simak misalnya Paulus menulis tentang ini juga, tetapi kita akan membaca dari
Matius 16:21 lebih dulu. Dikatakan, “21 Sejak waktu
itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menderita banyak hal dari tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan dibunuh dan
dibangkitkan…” apa? “…hari yang ketiga.” Dan saya menambahkan kata “pada hari
ketiga” karena “hari yang ketiga”
berarti “pada hari ketiga”.
Kemudian
rasul Paulus di 1 Korintus 15:3-4 menyatakan ini,“3 Sebab kusampaikan kepadamu pertama-tama apa yang telah kuterima
sendiri, bahwa Kristus telah mati untuk
dosa-dosa kita menurut Kitab Suci, 4 dan bahwa Ia telah dikuburkan dan bahwa Ia
telah bangkit lagi hari yang
ketiga, menurut Kitab Suci…” atau “pada hari ketiga menurut Kitab
Suci.
And then the fourth expression that Jesus uses
is “Three Days and Three Nights” that's found in Matthew 12:39-40 and I
read, “39 But He answered and said to them, ‘An evil
and adulterous generation seeks after a sign, and no sign will be given to
it except the sign of the prophet Jonah. 40 For as Jonah was three
days and three nights in the belly of the great fish, so will the Son of
Man be three days and three nights in the
heart of the earth.”
Kemudian ungkapan keempat yang dipakai
Yesus ialah “Tiga Hari Tiga Malam” dan itu terdapat di Matius
12:39-40, saya bacakan, “39 Tetapi Dia menjawab dan
berkata kepada mereka, ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut
suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus. 40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan besar tiga
hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam jantung bumi
tiga hari tiga malam.”
Now the
bottom line is, that if these expressions are taken literally there's no way
they can be reconciled.
You say, why
is that?
·
“in three days” would mean within the limits of three days, right?
·
“after three days” would be in the fourth day, if it's after three days.
·
and “on the third day” would mean anytime
during the third day.
So there's no
way to reconcile these three ways of expression, unless we look for an
alternative explanation to what Three Days and Three Nights means.
Sekarang,
intinya ialah, jika semua ungkapan ini diterima secara literal, mustahil mereka bisa cocok satu
sama lain.
Kalian
berkata, mengapa begitu?
· “dalam tiga hari” berarti selama
kurun waktu tiga hari (antara hari ke-1 sampai hari ke-3),
benar?
· “sesudah tiga hari” berarti pada hari
keempat, jika itu setelah tiga hari.
· dan “pada
hari ketiga” berarti kapan
saja selama hari yang ketiga.
Jadi
tidak mungkin bisa mencocokkan ketiga cara ungkapan ini, kecuali jika kita
mencari penjelasan alternatif apa makna Tiga Hari Tiga Malam ini.
So we need to ask the question, how did
the
ancients understand years and days? Well, they used what is called “inclusive
reckoning” which means that any portion of a day is a complete day, and
any portion of a night is a complete night. For example ~ I have several examples
here ~
ü Noah ~ the Bible tells us ~ was 600 years old when the flood
came.
It was in the six hundredth year of his life, the Bible
says. So was he exactly six hundred years old according to our reckoning? No!
When he was in his six hundredth year, he was six hundred, even though he had
not fully had a birthday of being six hundred. You know like I say, people ask
me, “How old are you?” I say “I am 66.” But you know I really am in my 66th
year, June 26 I will be 67. So I'm not technically fully 67 yet, I'm in my 66th
year. Are you understanding what I'm
saying? So Noah ~ according to the Bible ~ was 600 years old, but the flood
came in his six hundredth year.
ü a child was circumcised according to the Bible when he was eight
days old.
That's the way the Bible says, he was eight days old. But
actually the Bible also says that the circumcision took place “the eighth day”.
And there's another verse Luke 2:21 that says that the circumcision took place
“after eight days”. So could the
circumcision have taken place anytime during the eighth day? Of course
according to inclusive reckoning, very, very clearly.
ü Furthermore, Exodus 19:10-11 show that “the third day” means
“the day after tomorrow”, that's what the third day means.
So if Jesus was crucified on Friday would Sunday be the
day after tomorrow? Of course it would. Notice
Exodus 19:10-11, “10 Then the Lord said
to Moses, ‘Go to the people and consecrate them today and tomorrow, and
let them wash their clothes. 11 And
let them be ready for…” what?
“…for the third day. For on the third day the Lord will come down upon Mount
Sinai in the sight of all the people.” So what does “the third
day” mean? It means today- tomorrow- and the next day. It
doesn't mean 72 exact hours.
ü Jesus also used this way of speaking. In Luke 13:32-33 we find
Jesus saying,
“…32‘Go, tell that fox…” Herod, “… ‘Behold, I cast out
demons and perform cures today and tomorrow, and the third day I shall be perfected.’…” so once again “the third day” means the day after tomorrow, it
doesn't mean 72 hours. “…33 Nevertheless I must journey
today, tomorrow, and the day following;
for it cannot be that a prophet should perish outside of Jerusalem.”
Jadi kita
perlu mengajukan pertanyaan, bagaimana orang-orang
zaman dulu memahami tahun dan hari? Nah, mereka memakai suatu sistem yang
disebut “penghitungan inklusif”, artinya bagian apa pun dari satu
hari dihitung satu hari penuh, dan bagian mana pun dari satu malam, dihitung satu
malam penuh. Misalnya ~ saya punya beberapa contoh di sini ~
ü Nuh ~ Alkitab mengatakan ~ berusia 600 tahun ketika
air bah terjadi.
Itu adalah pada tahun ke-600 dari
hidupnya, kata Alkitab. Jadi apakah Nuh persis berusia 600 tahun menurut
perhitungan kita? Tidak! Ketika Nuh berada pada tahun ke-600nya, dia dikatakan
berusia 600 walaupun dia belum berulangtahun yang ke-600. Kalian tahu, itu seperti
jika orang bertanya pada saya, “Usiamu berapa?” Saya katakan, “Saya 66.” Tetapi
sesungguhnya saya berada dalam tahun ke-66 saya. Tanggal 26 Juni usia saya akan
menjadi 67. Maka secara teknis saya belum genap 67, saya berada di tahun ke-66
saya. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Maka Nuh ~ menurut Alkitab ~
berusia 600 tahun, tetapi air bah terjadi pada tahun ke-600nya Nuh.
ü Seorang anak, menurut Alkitab, disunat ketika dia
berusia 8 hari.
Itulah kata Alkitab, anak itu
berusia 8 hari. Tetapi sesungguhnya Alkitab juga berkata bahwa penyunatan
terjadi “hari ke-8.” Dan ada ayat lain, Lukas 2:21 yang mengatakan bahwa
penyunatan terjadi “setelah hari ke-8”. Maka, bisakah penyunatan terjadi kapan
saja selama hari ke-8? Tentu saja menurut penghitungan inklusif, amat sangat
jelas.
ü Lebih lanjut, Keluaran
19:10-11 menunjukkan bahwa “hari ketiga” berarti “hari setelah besok”,
itulah makna hari ketiga.
Jadi jika
Yesus disalibkan pada hari Jumat, apakah hari Minggu adalah hari setelah
keesokan harinya? Tentu saja. Simak 19:10-11, “10 Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: ‘Pergilah kepada bangsa itu dan
kuduskanlah mereka hari ini dan besok, dan
mereka harus mencuci pakaian mereka. 11
Hendaknya mereka bersiap untuk…” apa? “…untuk hari yang ketiga. Sebab pada hari ketiga TUHAN
akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di atas
gunung Sinai…” Jadi apa arti “hari yang ketiga”? Artinya, hari ini-besok-dan lusa,
tidak berarti 72 jam penuh.
ü Yesus juga menggunakan cara berbicara
demikian. Di Lukas 13:32-33 kita melihat Yesus berkata, “32 ‘Pergilah dan katakanlah kepada si rubah (= orang licik) itu…”maksudnya Herodes,“…Lihatlah, Aku mengusir setan
dan menyembuhkan orang hari ini dan besok, dan hari yang ketiga Aku akan disempurnakan.’…” jadi sekali lagi “hari yang ketiga”
berarti hari setelah besok, tidak berarti 72 jam. “…33 Namun demikian, Aku
harus meneruskan perjalanan-Ku hari ini, besok, dan hari berikutnya, sebab tidaklah semestinya seorang nabi harus binasa di
luar Yerusalem.’
Now here's another telling tidbit of
information, and that is, that late on the afternoon of Resurrection Day it was
still the third day. Let's read Luke 24, from Luke 24 and you'll notice this,
it says, “13 Now behold, two of them…” the two disciples on the road to Emmaus “…were traveling that same day
to a village called Emmaus, which was seven miles from Jerusalem…” and what did they say? “… 21 But we were
hoping that it was He who was going to redeem Israel. Indeed, besides all
this, today is the third day since these things happened…” Are you understanding why I put these two verses here it's verse
13 and verse 21. Did Jesus resurrect the
third day? Yes. What time did He resurrect? Right when the sun was going to
come up, right? Now when did He meet the two disciples on the road to Emmaus?
Late in the afternoon. Was it still the third day? So is any portion of
the third day the third day? Absolutely!
Nah, ada informasi lain yang memberikan penjelasan,
dan itu ialah larut petang di hari
kebangkitan, itu masih hari yang ketiga. Mari kita baca Lukas 24 dan kalian
akan melihatnya. Ini katanya, “13 Sekarang lihatlah, dua
dari mereka…” kedua murid dalam perjalanan ke Emaus, “…sedang menempuh perjalan hari yang
sama itu menuju sebuah kampung bernama Emaus, yang tujuh mil dari Yerusalem…” Dan apa kata mereka? “…21 ‘Padahal kami dahulu berharap
bahwa Dialah yang akan membebaskan bangsa
Israel. Sungguh, selain itu, hari ini adalah
hari ketiga sejak hal-hal itu terjadi.’…” Apakah kalian paham mengapa saya
memasukkan dua ayat ini di sini, ayat 13 dan 21? Apakah Yesus bangkit hari
ketiga? Ya. Jam berapa Dia bangkit? Tepat ketika matahari akan terbit, benar?
Nah, kapan Dia bertemu dengan
kedua murid dalam perjalanan ke Emaus? Larut petang. Apakah itu masih hari ketiga?
Jadi apakah satu bagian dari hari ketiga adalah hari ketiga? Tentu saja!
See we don't have to complicate
things by imposing upon the biblical text you know our way of thinking: “Three Days and Three Nights means 72 hours, folks, clear as day.” No! It's not clear as
day. We
use the biblical method of reckoning, we don't impose our method of reckoning
upon the Bible.
Lihat,
kita jangan membuat rumit dengan memaksakan cara berpikir kita pada ayat
Alkitab. “Tiga Hari Tiga Malam berarti 72 jam,
Saudara-saudara, jelas sekali.” Tidak! Tidak jelas sekali. Kita memakai metode penghitungan alkitabiah,
kita jangan memaksakan metode penghitungan kita pada Alkitab.
Now, however, how do we explain the expression
Three Days and Three Nights? We're at the bottom of page 82. Let's read the key
verses in Matthew 12:39-40 to
determine whether this is talking about exactly 72 hours not one minute more or
one minute less. “39 But He answered and said to
them, ‘An evil and adulterous generation seeks after a sign, and no
sign will be given to it except the sign of the prophet Jonah…” and now notice, this is what we call typology, it uses the
formula “as…so”. “As it was in the days of
Noah so will it be at the coming of the Son
of Man”, it's typology. What happened back then is an illustration of
what will happen in the future. So Jesus is using a typological relationship
here. “…40 For
as Jonah was three days and three nights in
the belly of the great fish, so will the
Son of Man be three days and three nights in the heart of the earth.”
Nah, namun begitu bagaimana kita
menjelaskan ungkapan Tiga Hari Tiga Malam? Kita di bagian bawah hal. 82. Mari
kita baca ayat-ayat kuncinya
di Matius 12:39-40 untuk menentukan apakah ini bicara tentang tepat 72 jam tidak lebih 1 menit atau tidak kurang
1 menit. “39 Tetapi Dia menjawab dan berkata kepada
mereka, ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus…” dan
sekarang simak, inilah yang kita sebut tipologi, ini memakai rumus “sebagaimana…demikianlah”,
“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan
Anak Manusia’ (Mat.
24:37), ini tipologi. Apa yang terjadi di masa
lampau adalah ilustrasi dari apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi Yesus
memakai hubungan tipology di sini, “…40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal di dalam perut ikan
besar tiga hari tiga malam, demikian
juga Anak Manusia akan tinggal di dalam jantung bumi tiga hari tiga malam.”
So we have only four options when we
take into account what Jesus said.
1.
Jesus never said it.
That's not an option.
2.
Jesus believed what He said, but He
was wrong.
Won't work either.
3.
The Three Days and Three Nights must
begin at a different time than has been traditionally believed.
In other words they don't believe it begin on Friday, they
begin on Wednesday. Is that an option? That's not an option either.
4.
So what is the only option that's
left over?
The expression Three Days and Three Nights does not mean exactly
72 hours.
Those are the only four options that
I see as possibilities.
And we know that we can't say that
Jesus never said it, and we can't say that Jesus is wrong, and we certainly
cannot say that Jesus was crucified on Wednesday because that contradicts the
Spirit of Prophecy and it contradicts the clear testimony of the Bible as well.
So there must be some other explanation.
Jadi kita
hanya punya empat opsi bila kita memperhitungkan apa yang dikatakan Yesus.
1. Yesus tidak pernah mengatakan itu.
Ini bukan pilihan.
2. Yesus yakin apa yang dikatakanNya, tapi Dia salah.
Ini juga tidak tepat.
3. Tiga Hari Tiga Malam itu harus dimulai di waktu
yang berbeda daripada yang diyakini secara tradisional.
Dengan kata lain, mereka tidak
percaya itu dimulai hari Jumat, perhitungan hari-hari itu dimulai hari Rabu. Apakah ini suatu opsi?
Ini juga bukan opsi.
4. Jadi apa opsi satu-satunya yang tersisa?
Ungkapan Tiga Hari Tiga Malam tidak berarti tepat 72 jam.
Hanya
itulah keempat opsi yang saya lihat sebagai kemungkinan.
Dan kita
tahu bahwa kita tidak bisa mengatakan Yesus tidak pernah mengatakan itu. Dan
kita tidak bisa mengatakan bahwa Yesus salah. Dan sudah pasti kita tidak bisa
mengatakan bahwa Yesus disalibkan hari Rabu karena itu bertentangan dengan Roh
Nubuat dan itu juga bertentangan dengan kesaksian yang jelas di Alkitab. Karena
itu pasti harus ada penjelasan yang lain.
So some have insisted that the expression
Three Days and Three Nights means exactly 72 hours, not one minute more and not
one minute less. They argue ~ and this
is important ~ that the time interval
between a Friday crucifixion and a Sunday resurrection was not even close to 72
hours.
Jadi ada
orang yang ngotot bahwa ungkapan Tiga Hari Tiga Malam itu artinya tepat 72 jam,
tidak lebih 1 menit tidak kurang 1 menit. Mereka berdebat ~ dan ini penting ~
bahwa waktu antara penyaliban hari Jumat dan kebangkitan hari Minggu masih jauh
dari 72 jam.
Those who believe Jesus was crucified
on Friday (which is us) and resurrected
on Sunday, we have a problem too, because we only have parts of three days and
we only have two nights. So even if we
interpret Three Days and Three Nights inclusively we've got a problem, because:
· we only have three days which would be what? Friday,
Sabbath, and Sunday.
· And we have only two nights after the crucifixion:
Friday night, and Saturday night.
So where is the other day? Where is
the other night?
Mereka
yang meyakini Yesus disalibkan pada hari Jumat (yaitu kita), dan bangkit pada
hari Minggu, juga punya masalah, karena kita hanya punya bagian-bagian dari
tiga hari, dan kita hanya punya dua malam. Maka walaupun kita
menginterpretasikan Tiga Hari Tiga Malam itu secara inklusif, kita masih punya
masalah, karena:
· Kita hanya punya tiga hari, yaitu Jumat, Sabat, dan
Minggu.
· Dan kita hanya
punya dua malam setelah penyaliban: Jumat malam dan Sabtu malam.
Lalu di
mana satu harinya lagi? Di mana satu malamnya lagi?
Well, we have to take a look at it. For
this reason they affirmed that we must look for another day as the beginning
point of the 72 hours.
The deceased Worldwide Church of God ~ and by the way this is an
interesting subject, it's very instructive to study how the Worldwide Church of
God was destroyed ~ I'll leave it at that, because we're going down the same road!
And I'm not saying that our church is going to be destroyed because God's hand
is upon this church. This is God's remnant Church. But I'm saying that
appearances are that we're going down the same road.
So anyway, the deceased Worldwide
Church of God among others, has taught that the crucifixion took place on
Wednesday afternoon and the resurrection on Sabbath afternoon, exactly 72 hours
later.
And then I mentioned this Adventist
physician who believes that Tuesday
evening begins the Three Days and Three Nights, and then Friday at sundown you
have the resurrection.
Those who believe this way are
sincere and they have a good motivation. What is their motivation? Their
motivation is to get rid of a Sunday resurrection. See, if you can get rid of
the idea that Jesus resurrected on Sunday, then you know Christians will have
no reason to keep Sunday in honor of the resurrection. That's a good
motivation, isn't it? But a good motivations cannot take the place of sound
biblical study.
Nah, kita
harus memeriksanya. Karena alasan inilah mereka menegaskan bahwa kita harus
mencari hari lain sebagai titik awal ke-72 jam itu.
The Worldwide
Church of God yang sudah almarhum ~ dan
ini adalah topik yang menarik, mempelajari bagaimana The Worldwide Church
of God hancur itu sangat instruktif ~ saya
tidak akan bicara lebih banyak tentang ini ~ karena kita juga sedang menapak jalan menurun yang sama!
Dan saya tidak mengatakan bahwa gereja kita akan hancur karena tangan Allah
melindungi gereja ini. Ini adalah gereja sisa milik Allah. Tetapi yang saya
katakan ialah tampaknya kita sedang menapak jalan menurun yang sama.
Jadi,
antara lain yang diajarkan The Worldwide Church of God yang sudah mati ialah
penyaliban pada Rabu petang, dan kebangkitan pada Sabat petang, tepat 72 jam
kemudian.
Kemudian
saya juga sudah menyinggung tentang seorang dokter Advent yang meyakini bahwa
hari Selasa malam adalah saat dimulainya Tiga Hari Tiga Malam, kemudian pada
Jumat matahari terbenam itulah saat kebangkitan.
Mereka
yang meyakini ini adalah orang-orang yang tulus dan mereka memiliki motivasi
yang baik. Apa motivasi mereka? Motivasi mereka ialah menyingkirkan kebangkitan
pada hari Minggu. Lihat, jika konsep bahwa Yesus bangkit pada hari Minggu bisa
disingkirkan, maka orang-orang Kristen tidak punya alasan memelihara hari
Minggu untuk menghormati kebangkitan. Itu motivasi yang baik, bukan? Tetapi
motivasi yang baik tidak bisa menggantikan suatu pembelajaran Alkitab yang
benar.
Now when we take a cruise that lasts
four days and three nights are we on the ship exactly 84 hours not one minute
more and one minute less? Of course not! The day of departure and the day of return are calculated as days
are they not? Absolutely! And so Three Days and Three Nights does not
necessarily mean exactly 72 hours.
But how do we solve the problem of only
having three days and two nights?
Nah, jika
kita ikut cruise (pesiar dengan kapal) yang berlangsung
selama empat hari tiga malam, apakah kita berada di atas kapal itu tepat 84 jam
tidak lebih semenit tidak kurang semenit? Tentu saja tidak. Hari keberangkatan
dan hari kedatangannya masing-masing dihitung sebagai satu hari, bukan? Tentu
saja! Maka Tiga Hari Tiga Malam tidak harus berarti tepat 72 jam.
Tetapi bagaimana kita menyelesaikan
masalah hanya ada tiga hari dan dua malam?
Well let's take a closer look at
this.
· It must be underlined that Jesus did not say that He was going to be in the
grave for Three Days and Three Nights. Is that what He says? No!
· Neither did He say that He would be dead for Three Days and
Three Nights.
Jesus would have been wrong if He had stated this.
· Obviously Jesus did not mean that He was going to be in the
grave for Three Days and Three Nights
or else He would have used the word “grave” instead of the
enigmatic expression “in the heart of
the earth”. Jesus knew the word “grave”, He used the word “grave” and yet He
did not say that He would go to the grave for Three Days and Three Nights. He
used the symbolic expression “in the heart of the earth”.
And by the way it's important to realize that Jesus did
not literally go to the heart of the earth, did He? No! Where was He
buried? He was buried in a cave above the earth. So this must be not a
literal expression referring to the tomb. It must be a what? It must be
a figurative expression, not to be taken literally.
The text clearly makes a parallel between the belly of the
whale and the heart of the earth. This is what we call biblical
typology, that is to say if we want to understand this ~ this is the point that
has been missed most of the time ~ if we want to understand what the expression
“heart of the earth” means, then we must first comprehend the experience of
whom? Of Jonah in the belly of the fish, is that true?
Nah, mari kita simak dengan
teliti.
· Harus digarisbawahi bahwa Yesus tidak mengatakan Dia akan berada di dalam kubur
selama Tiga Hari Tiga Malam.
Itukah yang dikatakanNya? Tidak!
· Yesus juga tidak berkata Dia akan
mati selama Tiga Hari Tiga Malam.
Yesus salah seandainya Dia
mengatakan demikian.
· Sangat jelas bukan
maksud Yesus bahwa Dia akan berada di dalam kubur selama Tiga Hari Tiga Malam.
Seandainya demikian, Dia akan
memakai kata “kubur” dan bukan ungkapan yang tidak jelas “dalam jantung bumi”.
Yesus kenal kata “kubur”, Dia pernah memakai kata “kubur”, namun demikian Dia
tidak mengatakan bahwa Dia akan pergi ke kubur selama Tiga Hari Tiga Malam. Dia
memakai ungkapan simbolis “dalam jantung bumi”.
Dan penting kita sadari bahwa Yesus secara literal tidak pergi
ke jantung bumi, kan? Tidak! Di mana Dia dikuburkan? Dia
dikuburkan di dalam sebuah gua, di atas tanah. Maka ini pasti bukan ungkapan literal yang mengacu kepada
kubur. Itu haruslah apa? Itu pasti suatu ungkapan kiasan, tidak
untuk dianggap literal. Ayat
itu jelas membuat suatu perbandingan antara perut ikan besar dan jantung bumi.
Inilah yang kita sebut tipologi Alkitabiah. Artinya jika kita mau memahami ini
~ inilah poin yang umumnya terlewatkan ~ jika kita mau memahami arti ungkapan
“rahim bumi”, maka kita harus lebih dahulu memahami pengalaman siapa? Yunus di
dalam perut ikan, benarkah?
Let me ask you, if we want to understand
what's going to happen in conjunction with the Second Coming, do we need to
understand what happened at the flood? Yeah, “as it was in the days of Noah so
will it be at the coming of the Son of Man”. Can you understand the coming of the Son of Man without
referring back to the days of Noah? Absolutely not! The root is the Old Testament story
and so we have to go back to the root story.
Coba saya tanya, jika kita mau
memahami apa yang akan terjadi bersamaan dengan Kedatangan Kedua, apakah kita
perlu memahami apa yang terjadi saat air bah? Iya, “Sebab sebagaimana halnya
pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Mat. 24:37). Bisakah
kita mengerti kedatangan Anak Manusia tanpa mengacu kembali ke zaman Nuh? Sama
sekali tidak! Akarnya ada di
kisah Perjanjian Lama, maka kita harus kembali ke kisah akarnya.
Now here's the telling detail. A
careful examination of the poem of Jonah 2, because it is poetry, it's a poem, reveals
that the
strongest emphasis in Jonah's experience was not his death, but rather the
agony caused by his alienation from God while he was alive in the belly of the
fish. Are you with me? Jonah was actually conscious at least during
part of this period because he uttered a prayer to God which requires
consciousness, last I knew. Therefore, the prayer that he uttered while he was still alive must be
included within the period of Three Days and Three Nights, correct? There's
much death language in Jonah chapter 2 when Jonah prayed from the belly of the fish. So let's take a closer
look at Jonah's prayer.
By the way, where did Jesus pray
with agony and with pain? In the Garden of Gethsemane. That is night number
three! See, the sins were not laid on Jesus on the cross only, the sins
were laid upon Jesus in the garden, that's why He said, “If You can
take this cup of Your wrath away from Me, let it be so.” He was drinking the
cup of God's wrath in the garden, that's where He is in the heart of the earth.
He's not talking about Him going underground for Three Days and Three Nights. His passion
in the garden has to be included.
Nah,
inilah detail yang membuka rahasianya. Pemeriksaan yang seksama tentang puisi
Yunus pasal 2 ~ karena itu sebuah puisi ~ mengungkapkan bahwa penekanan yang paling kuat dalam
pengalaman Yunus bukanlah kematiannya, melainkan penderitaannya yang disebabkan
oleh terpisahnya dia dari Allah sementara dia masih hidup di dalam perut ikan.
Apakah kalian paham? Faktanya Yunus masih sadar, paling tidak selama sebagian
periode tersebut karena dia bisa melayangkan doa kepada Allah, dan itu membutuhkan kesadaran, setahu saya. Oleh
karena itu doa yang diucapkannya sementara dia masih hidup harus termasuk dalam
periode Tiga Hari Tiga Malam itu, benar? Ada banyak bahasa kematian di Yunus
pasal 2 ketika Yunus berdoa dari dalam perut ikan. Jadi marilah kita simak
dengan seksama doa Yunus ini.
Nah, di
mana Yesus berdoa dalam penderitaan
dan kesedihan? Di taman Getsemani. Itulah malam nomor tiga!
Lihat, dosa-dosa tidak dibebankan Yesus hanya di salib, dosa-dosa dibebankan Yesus di taman Getsemani,
itulah sebabnya Yesus berkata, “Jika Engkau boleh mengangkat cawan murkaMu ini
dariKu, biarlah terjadi.” Yesus sedang minum cawan murka Allah di taman, di sanalah Dia berada di dalam
jantung bumi, Dia bukan bicara tentang Dia masuk ke dalam tanah
selama Tiga Hari Tiga Malam. PenderitaanNya
di taman harus dimasukkan.
Now let's take a look at this
interesting chapter 2 of Jonah. It uses symbolic expressions such as the belly
of שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]. The word שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] means “grave”, the
belly of the grave, the deep, shut in by the bars of the earth, he went to the
heart of the seas, to the moorings or the roots of the mountains.
Did that happen literally with Jesus?
Of course not! Those are all symbolic expressions. It's talking about the
experience of Jonah, but Jonah is a type of the experience of Christ.
Sekarang
mari kita periksa pasal 2 Yunus yang menarik ini. Ini memakai ungkapan-ungkapan
simbolis seperti perut שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl]. Kata שְׁאֹל שְׁאוֹל[she'ôl] berarti
“kubur”, perut kubur, tempat yang dalam, terpenjara dalam bumi, dia pergi ke
jantung lautan, ke tambatan atau akar-akar gunung.
Apakah
itu terjadi secara literal pada Yesus? Tentu saja tidak, semua itu ungkapan
simbolis. Ini bicara tentang pengalaman Yunus, tetapi Yunus adalah tipe dari pengalaman Kristus.
Now, let's examine verse by verse, these
expressions that are used to refer to the experience of Jonah.
Verse 1, “1 Then Jonah prayed to the Lord his God…” is he in the belly of the fish at this point? Is he? Yes. Is he
alive? Is he uttering a prayer? So where do the Three Days and Three Nights
begin? They begin while he's alive, not when he's dead. Are you following Me?
So, “… Then Jonah prayed to the Lord his God from the fish’s
belly…” at this point he's alive and conscious, but he's in the
heart of the earth, so to speak in the belly of the fish. Verse 2,
“…2 And
he said: ‘I cried out to the Lord because of my…” what?
“…affliction…” and I like the word in the NIV “in my
distress”. “…And He answered me. Out of the belly of Sheol…” now wait a minute,
is he already in Sheol at this point? Yeah, but he's alive, right? So when would Jesus be crying out and be in the
belly of Sheol? Is it after He died and He's put in the tomb, or is this
happening while He's alive? It's happening while He's alive. “…‘I cried out to the Lord because of my affliction. And He answered me. Out of the belly of SheolI…” the NIV reads “out of the depths of the grave”
“…I cried, and You heard my voice….”
Verse 3, “…3 For
You cast me into the…” what? “…into the deep…” The word מְצוֹלָה [metsôlâh], “… into the heart of the seas...” with Jesus it's the heart of the what? Of the earth. Here it's
the heart of the what? Of the seas. “...and the floods surrounded me; all Your billows and Your waves
passed over me...” what do waters represent in
Scripture? They represent multitudes. Not any kind of multitudes, multitudes of
people who are enemies of God's people, you find that constantly in Scripture. You
know, waters
are not simply just multitudes of individuals. No! It represents multitudes of individuals
who are inimical to the people of God. So what would this mean when it
says, “..3 For You cast me into the
deep, into the heart of the seas, and the floods surrounded me; all Your billows and Your waves
passed over me...” what would the billows and the waves
and the seas represent? Did Jesus have any enemies when He was in the garden?
Oh ho, you’d better believe He did. He had lots of enemies, they surrounded
Him, they arrested Him.
Notice Psalm 69 that uses many of these same terms that are
found in verse 3 of Jonah chapter
2. By the way Psalm 69 is a messianic prophecy.
I read verse 1-3, 9, 14-18, 21 we can't read the entire Psalm, but I want you
to notice how this is a vivid description of the sufferings of Jesus. “1 Save Me, O God! For the waters have come up
to My neck…” is this literal language? Is this someone saying “I got water
all the way up to my neck, I'm going to drown”? No! What are the waters? The
waters are people, enemies. “…2 I sink in deep mire…” is He really
sinking in mud? No! Of course not. “…where there is no
standing; I have come into…” what? “…deep waters, where the floods overflow Me…” is this a literal
flood? No! It's not a literal flood “…3 I
am weary with My…” what?
“…crying; My throat is dry…” what did they gave give Jesus while He was on the cross? He said
“I thirst”, right? And so He says, “…My throat is dry, My eyes fail
while I wait for my God…9 Because
zeal for Your house has eaten Me up…” is that verse quoted and applied to Jesus? Yes, it is.
“ …14 Deliver
Me…” verse 14 “…out of the mire, and let Me not sink; let Me be delivered from those
who…” what?
“…who hate Me, and out of the deep waters. 15 Let not the floodwater overflow Me, nor let the
deep…” there's one of the same words, מְצוֹלָה [metsôlâh]
that is found in
the Psalm there in chapter 2 of Jonah. Let not the deep “…swallow Me up; and let not the pit shut its
mouth on Me. 16 Hear
Me, O Lord, for Your lovingkindness is good; turn to Me according to
the multitude of Your tender mercies. 17 And do not hide Your face from Your servant…” does He feel like the Lord is hiding His face from Him, that
He's been forsaken? Absolutely! “…for I am in trouble; hear Me speedily. 18 Draw near to My
soul, and redeem it;
deliver Me because of My enemies. 21 They
also gave Me gall for My food, and for My thirst they gave Me vinegar to
drink.” Is that a messianic Psalm? Is this prayer being uttered
while He's alive? Of course it is, and yet He's talking about going to the pit,
He's talking about going to the deep, He's using all of these expressions which
are not literal expressions. They are what? They are symbolic expressions of
anguish, and suffering, and pain, because He feels alienated from God.
Nah, mari
kita periksa ayat demi ayat ungkapan-ungkapan ini yang dipakai untuk mengacu
kepada pengalaman Yunus.
Ayat 1, “1 Lalu berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya…” apakah dia berada di dalam perut ikan
pada waktu ini? Betul? Iya. Apakah dia dalam keadaan hidup? Apakah dia sedang
mengucapkan suatu doa? Jadi Tiga Hari Tiga Malam itu mulai di mana? Mereka
mulai ketika dia masih hidup, bukan saat Yunus mati. Apakah kalian paham? Jadi “…Lalu berdoalah Yunus kepada
TUHAN, Allahnya dari dalam perut ikan…” pada saat ini Yunus dalam keadaan hidup
dan sadar, tetapi dia berada di jantung bumi, katakanlah demikian, dalam perut
ikan. Ayat 2, “…2 dan
dia berkata, ‘Aku berseru kepada TUHAN karena…” apa? “…kesengsaraanku…” Dan saya suka kata yang dipakai di NIV “dalam
penderitaanku”, “…dan Ia
menjawab aku, dari perut Sheol…” tunggu
dulu, apakah dia sudah berada di Sheol pada saat ini? Ya, tetapi dia masih
hidup, benar? Jadi kapan Yesus berseru dan berada dalam perut Sheol? Apakah
setelah Yesus mati dan diletakkan dalam kubur, atau ini terjadi ketika Dia
masih hidup? Ini terjadi saat Yesus masih hidup. “…‘Aku berseru kepada TUHAN karena
kesengsaraanku dan Ia menjawab aku, dari perut Sheol…” di NIV tertulis “dari kedalaman kubur”, “…aku berteriak, dan Kau mendengar suaraku…” Ayat 3,“…3Karena Kaulemparkan aku ke…” apa?
“…kedalaman…”, kata
itu ialah מְצוֹלָה [metsôlâh] “…ke dalam jantung lautan…” pada Yesus itu jantung apa? Jantung
bumi. Di sini jantung apa? Jantung lautan, “…dan air yang tinggi mengepung aku; semua ombakMu dan gelombang-Mu
melingkupi aku…” Banyak air melambangkan apa di Kitab
Suci? Melambangkan banyak orang. Bukan sembarang orang, melainkan banyak orang
yang adalah musuh umat Allah, kita selalu melihatnya di dalam Kitab Suci. Banyak air bukan
hanya banyak orang. Tidak! Ini melambangkan
banyak orang yang memusuhi umat Allah. Jadi apa maksudnya ketika
dikatakan, “…3 Karena
Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke dalam jantung lautan dan air yang tinggi mengepung aku; semua ombakMu dan
gelombang-Mu melingkupi aku…” apa yang dilambangkan oleh ombak dan
gelombang dan lautan? Apakah Yesus punya musuh-musuh ketika Dia berada di taman
Getsemani? Oh-ho, percayalah, Dia punya banyak musuh, mereka mengepungNya,
mereka menangkapNya.
Nah, simak Mazmur 69 yang memakai
banyak istilah yang sama yang terdapat di ayat 3 dari Yunus pasal 2. Nah, Mazmur 69 adalah nubuatan
mesianik. Saya bacakan ayat 1-3, 9, 14-18, 21, kita tidak bisa
membaca seluruh mazmur itu, tapi saya mau kalian menyimak bagaimana ini
merupakan deskripsi yang hidup dari kesengsaraan Yesus. “…1 Selamatkanlah Aku,
ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherKu!…” apakah ini bahasa literal? Apakah ini seseorang
yang berkata, “Air sudah naik sampai ke leherku aku akan tenggelam”? Tidak!
Air-air itu apa? Air-air itu manusia-manusia, musuh-musuh, “…2 Aku tenggelam dalam lumpur yang dalam…” apakah dia
benar-benar tenggelam dalam lumpur? Tidak! Tentu saja tidak, “…di
mana tidak ada tempat bertumpu; Aku telah masuk
ke…” apa? “…air yang dalam, di mana air bah menimbun Aku…”
apakah ini benar-benar air bah? Bukan, ini bukan air bah literal. “…3 Aku sudah lelah…” apa? “…berseru-seru, kerongkonganKu kering…” apa yang mereka berikan kepada Yesus ketika Dia
berada di atas salib? Yesus berkata, “Aku haus”, bukan? Maka Dia berkata “…mataKu
kabur selagi
Aku mengharapkan AllahKu. …9 Sebab cinta untuk rumah-Mu telah menggrogoti Aku…” apakah ayat ini dikutip dan diaplikasikan kepada
Yesus? Iya, betul. “… 14 Selamatkanlah Aku…” ayat 14 “…dari dalam lumpur, dan jangan biarkan Aku tenggelam; biarlah Aku diselamatkan dari mereka yang…” apa?
“…yang membenci Aku, dan dari air yang dalam. 15
Janganlah biarkan air bah menimbun Aku, atau membiarkan kedalaman…”
ini
salah satu kata yang sama מְצוֹלָה [metsôlâh] yang terdapat di Mazmur dengan yang ada di
Yunus pasal 2. Jangan biarkan kedalaman “…menelan
aku, dan
jangan membiarkan lubang yang dalam menutup mulutnya terhadapKu. 16 Dengarlah
Aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik, berpalinglah kepadaKu menurut kebesaran rahmat-Mu yang lemah lembut. 17
Dan janganlah sembunyikan wajah-Mu dari hamba-Mu…” apakah Dia merasa seolah-olah Tuhan sedang menyembunyikan
wajahNya dari Dia, bahwa Dia telah ditinggalkan? Tepat sekali! “…sebab Aku sedang
kesulitan; segeralah dengarkan Aku! 18 Hampirilah Aku, dan tebuslah Aku, selamatkanlah
Aku oleh karena musuh-musuhKu. … 21
Mereka juga memberi Aku makan racun,
dan untuk haus-Ku, mereka memberi Aku cuka anggur untuk
diminum…” Apakah ini
suatu Mazmur mesianik? Apakah doa ini diucapkan ketika Dia masih hidup? Tentu,
namun begitu Dia berbicara tentang masuk ke lubang yang dalam, Dia bicara tentang
masuk ke kedalaman, Dia memakai semua ungkapan yang bukan ungkapan literal. Semuanya adalah
apa? Ungkapan simbolis tentang
kesedihan, dan penderitaan, dan rasa pilu, karena Dia merasa terpisah dari
Allah.
Let's do one more verse. Verse 4, and
then we'll comment on it when we come back the next hour “...4 Then I said…” notice how he feels “…‘I have been…” what? “…cast out…” did Jesus feel cast out? Absolutely! “…’I have been cast out of Your sight; yet I will look again toward
Your holy temple.’…” so he says even though I've been cast out I know I will see Your
holy temple again.
Mari kita teruskan satu ayat lagi. Ayat 4 (Yunus
pasal 2), kemudian kita akan membahasnya nanti sewaktu kita kembali di jam berikutnya. “4 Lalu aku berkata,…” simak
bagaimana perasaannya, “…’Aku telah…” apa?
“…telah tersingkir…”
apakah Yesus merasa disingkirkan? Tepat sekali! “…’Aku telah tersingkir dari pandangan
mata-Mu, namun aku akan memandang lagi bait-Mu yang kudus.’…” Jadi dia berkata walaupun aku sudah
disingkirkan, aku tahu aku akan melihat Bait SuciMu lagi.
06 07 21
No comments:
Post a Comment