THE
FINAL GENERATION SYMPOSIUM
Part 19/32 – Fred Dana
THE GREAT CONTROVERSY AND LAST
GENERATION THEOLOGY
://www.youtube.com/watch?v=8v0F1N6zqzc&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=19
Dibuka dengan doa.
One of the great philosophical questions of all time is why is there evil
in the world. You know this has been a great challenge for many Christians. Not
many think, well because Eve ate the fruit, is a good enough answer, even
though it's true.
So how can the existence of evil be explained if God is all-loving and
all-powerful? How could God allow such suffering and pain to be in our world?
ü And so people reason like this:
well, an
all-powerful God would stop evil unless He isn't all loving after all, you
know. Does God care enough?
ü And then they might reason this way:
well a loving
God would stop evil unless He isn't all-powerful. So the question is, isn't He
strong enough?
Salah satu pertanyaan filosofis yang besar sepanjang
sejarah adalah, mengapa ada kejahatan di dunia. Kalian tahu ini sudah menjadi
tantangan besar bagi banyak orang Kristen. Tidak banyak yang menganggap “nah, karena
Hawa makan buah terlarang” adalah jawaban yang sudah cukup, walaupun memang itu
benar.
Jadi bagaimana kehadiran kejahatan bisa dijelaskan jika
Allah itu maha pengasih dan maha kuasa? Bagaimana Allah bisa mengizinkan
penderitaan dan rasa sakit seperti ini ada di dunia kita?
ü Maka orang-orang berdalih demikian:
nah, Allah yang mahakuasa akan menghentikan kejahatan,
kecuali jika sebenarnya Dia sama sekali tidak maha pengasih. Apakah
Allah cukup perduli?
ü Kemudian mereka mungkin berdalih demikian:
nah, Allah yang maha pengasih akan menghentikan kejahatan
kecuali Dia tidak mahakuasa. Maka pertanyaannya ialah, apakah Allah cukup kuat?
So many
people in history unable to find a satisfactory explanation for sin and
suffering, have decided that there isn't really such a God at all. If
God exists He isn't the all-powerful all-loving God that the Bible says He is. Therefore,
they
have rejected the Bible as the trustworthy Word of God. Yet the Bible
does have answers. However, people have not seen those answers so clearly. To
help people see the Bible answers, God gave visions to a young girl named Ellen
White, delineating the big picture of God's dealing with the problem of sin,
the problem of evil, the problem of suffering.
Begitu banyak
orang dalam sejarah yang tidak bisa menemukan penjelasan yang memuaskan untuk
dosa dan penderitaan, memutuskan bahwa
sesungguhnya tidak ada Allah sama sekali. Kalaupun Allah ada, Dia bukanlah Allah yang mahakuasa
dan maha pengasih seperti yang dikatakan Alkitab. Oleh karena itu, mereka telah menolak Alkitab
sebagai Firman Allah yang bisa dipercaya. Namun Alkitab benar-benar punya jawabannya. Tetapi,
orang-orang tidak melihat jawaban-jawaban tersebut dengan jelas. Untuk membantu
orang-orang melihat jawaban-jawaban Alkitab, Allah memberikan
penglihatan-penglihatan kepada seorang gadis muda bernama Ellen White,
menjelaskan gambaran besar tentang bagaimana Allah menangani
masalah dosa, masalah kejahatan, masalah penderitaan.
What do we call this big picture? We call it the great controversy. So
where do we find the great controversy information in Ellen White's writings? This
is important because I’m not going to be giving all kinds of quotes, so I want
you to know where you can go to find all this information. There are three
books in the Conflict of the Ages series that have the most information, and I’m
going to give you the specific chapters.
ü In Patriarchs and Prophets chapter 1
called “Why Was Sin Permitted?”
ü In The Desire of Ages chapter 3 called “The
Fullness of Time”
ü and also in Desire of Ages chapter 79 called
“It is Finished”
ü and in The Great Controversy book
itself chapter 29 “The Origin of Evil”
ü and there are other helpful things in other chapters in The Great Controversy as well, especially
toward the end of the book.
ü now there's another very helpful book that's not in the Conflict of the Ages
set it's called The Story of Redemption.
The first three
chapters in The Story Of Redemption have
some very interesting details that are not found in the Conflict of the Ages
series books.
Now the chapters that I’ve just mentioned are the foundation for what I will
be sharing. However, I will not be merely repeating the story and all the
details of the story, you can read that for yourselves. What I’ll be doing is
I’ll be trying to bring out the main issues. What we will see is that all of
Satan's deceptions, all of them, can be broken down or grouped
into three basic deceptions. And as you will see The Final Generation
has a place in all of this.
Gambaran besar ini kita sebut apa? Kita sebut itu The Great Controversy (Pertentangan
Besar). Jadi di mana kita menemukan informasi tentang pertentangan besar ini
dalam tulisan-tulisan Ellen White? Ini penting karena saya tidak akan
memberikan segala macam kutipan, jadi saya mau kalian tahu ke mana kalian bisa
pergi untuk menemukan semua informasi ini. Ada tiga buku di seri Conflict
of the Ages (Konflik Sepanjang Masa) yang
punya informasi terbanyak, dan saya akan memberikan kalian pasal-pasalnya yang
spesifik.
ü Di Patriarchs and Prophets pasal 1 judulnya “Why Was Sin Permitted?” (Mengapa Dosa Diizinkan?)
ü Di The Desire of Ages pasal 3 judulnya “The Fullness
of Time” (Ketika Tiba Waktunya)
ü Dan juga di Desire of Ages pasal 79 judulnya “It is Finished” (Sudah Selesai)
ü Dan di buku The Great Controversy pasal 29 “The Origin
of Evil” (Asal Mula Kejahatan)
ü Dan juga ada hal-hal lain yang
membantu di pasal-pasal lain dari The Great Controversy, terutama di bagian akhir buku itu.
ü Nah ada sebuah buku lain yang
sangat membantu yang tidak ada di seri Conflict of
the Ages namanya The Story of Redemption.
Tiga pasal yang pertama di The Story of Redemption berisikan detail-detail yang
sangat menarik yang tidak ditemukan di buku-buku seri Conflict of
the Ages.
Pasal-pasal yang baru saya sebutkan adalah dasar untuk
apa yang akan saya bagikan. Namun, saya tidak akan hanya mengulangi kisahnya
dan semua detail dari kisahnya, itu bisa kalian baca sendiri. Apa yang akan
saya lakukan ialah saya akan mencoba mengetengahkan isu-isu utamanya. Apa yang akan kita simak ialah semua
penipuan Setan, semuanya, bisa diuraikan atau dikelompokkan ke dalam tiga
penipuan dasar. Dan sebagaimana nanti akan kalian simak,
Generasi Terakhir punya tempat dalam semuanya itu.
Back in 1977 when I was a student in college, I was at AUC, a fellow by the
name of John Wood presented this three deception idea in his Gift of Prophecy
classes, and I’ve been thinking about it ever since, mulling it over, refining
my thoughts. But before we go there, let's just go to the Bible, to get some
basic Bible facts about the great controversy.
Dulu di tahun 1977 ketika saya masih seorang mahasiswa di
AUC, seorang bernama John Wood mempresentasikan konsep tiga penipuan ini di
kelasnya tentang Karunia Nubuat, dan sejak itu saya memikirkannya,
merenungkannya berulang-ulang, memperbaiki pikiran-pikiran saya. Tetapi sebelum
kita ke sana, marilah kita ke Alkitab untuk mendapatkan beberapa fakta dasar
yang alkitabiah tentang pertentangan besar itu.
So the first question is who started the conflict and how did it begin?
Well, the answer for this is in Isaiah 14:12-14 and I’m just going to give some
key phrases from these verses. It starts out by saying, “12
How art thou fallen from heaven, O Lucifer, Son of the morning!...” and then there's this phrase that says “…13
For thou hast said in thine heart, … I will exalt my throne above the stars of
God: 14 … I will be like the most High.”
So what we learn in that passage is that someone by the name of Lucifer
tried to exalt himself over God. He tried to pull a coup. So the question is,
well who was this Lucifer and why did he
rebel? Why did he try to do this?
Jadi pertanyaan pertama ialah siapa yang memulai konflik itu
dan bagaimana mulainya? Nah, jawaban untuk ini ada di Yesaya 14:12-14, dan saya
hanya akan memberikan beberapa ungkapan kunci dari ayat-ayat ini. Ini diawali
dengan mengatakan,“12
Betapa engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer (Bintang Fajar), putera
fajar! …” kemudian ada kata-kata ini yang mengatakan, “…13
Karena engkau telah
berkata dalam hatimu: … aku akan meninggikan takhtaku di atas bintang-bintang Allah, …14 … aku akan
menjadi seperti Yang Mahatinggi!’…”
Jadi apa yang kita
pelajari dari ayat-ayat ini ialah bawa ada yang bernama Lucifer, yang mencoba
untuk meninggikan dirinya di atas Allah. Dia berusaha meng-kudeta. Maka pertanyaannya ialah, siapakah Lucifer in dan
mengapa dia memberontak? Mengapa dia mencoba melakukan ini?
And so in Ezekiel 28:14-17 ~ I’m also going to pick out some key
phrases from this passage ~ it starts out by saying, “14
Thou art the anointed cherub that covereth…” and it's talking about Lucifer here “… 14
Thou art the anointed cherub that covereth …15 Thou wast perfect in
thy ways from the day that thou wast created, till iniquity was found in thee….”
and then verse 17 says, “…17
Thine heart was lifted up because of thy beauty, thou hast corrupted thy wisdom
by reason of thy brightness:…”
So what we learn in this passage is that Lucifer was a covering cherub.
Well, what does that mean? Well, what we can know for sure is that this is an
angel of high standing. In fact in the Old Testament Sanctuary model it reveals
that a
covering cherub was right next to the throne of God. So in reality an
angel could not have a higher position than that. So Lucifer, we saw also was
created perfect, as were all the angels. However, what we saw there in Ezekiel
28 is that he became sinful with pride and self-exaltation, and his wisdom became
corrupted.
Maka di Yehezkiel
28:14-17 ~ saya juga akan
mengambil beberapa ungkapan kunci dari bacaan ini ~ ini diawali dengan mengatakan,“14 Engkau
adalah kerub yang telah diurapi, yang
menudungi…” di sini bicara tentang Lucifer, “…15 Engkau
tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak
hari engkau diciptakan sampai kejahatan ditemukan padamu.…” lalu ayat 17 berkata, “…17
Hatimu menjadi sombong karena kecantikanmu, engkau telah merusak hikmatmu oleh karena keindahanmu.”
Jadi apa yang kita pelajari dari bacaan ini ialah bahwa
Lucifer adalah kerub yang menudungi. Nah, apa artinya ini? Nah,
yang bisa kita ketahui dengan pasti ialah ini pastilah malaikat yang tinggi
kedudukannya. Bahkan menurut model Bait Suci zaman Perjanjian Lama, digambarkan ada kerub penudung tepat di
samping takhta Allah. Jadi dalam kenyataannya,
tidak ada malaikat yang bisa punya posisi lebih tinggi daripada itu. Jadi
Lucifer ini, kita lihat, dia juga sempurna sebagaimana semua malaikat. Namun di
Yehezkiel 28 ini kita menyimak bahwa dia
menjadi berdosa karena sombong dan meninggikan dirinya, dan hikmatnya menjadi
rusak.
So in Ezekiel we also have the answer to this question: Well, what will
become of the Devil? In verse 16 of Ezekiel 28 God says, “I
will destroy thee, O covering cherub” and verse 18 says, “…will
I bring forth a fire from the midst of thee, it shall devour thee, and I will
bring thee to ashes upon the earth in the sight of all them that behold thee.”
So the big question, why is it taking God so long to get rid of the Devil
and the sin problem that he started? Well, that's what we want to understand.
Jadi di Yehezkiel kita juga mendapatkan jawaban kepada
pertanyaan ini: Nah, bagaimana
nasib Iblis kelak? Di ayat 16 Yehezkiel 28, Allah berkata, “16… Aku akan membinasakan engkau, wahai kerub penudung,…” dan ayat 18 mengatakan, “18
…Aku akan
mendatangkan api dari tengahmu, yang akan memakan
habis engkau dan Aku akan menjadikan engkau abu
di atas bumi di hadapan semua mereka yang
melihatmu…”
Jadi pertanyaan besarnya ialah mengapa kok lama sekali Allah tidak menyingkirkan Iblis dan masalah
dosa yang dimulainya? Nah, itulah yang mau kita pahami.
So another question, and this one will take us to Revelation 12:7-9, the
question is where was the storm center of this controversy? Where did this
battle begin? And I’m going to go to Revelation 12. I’m going to read this one
out of the Bible, the other ones I had written down, but they were all from the
Bible too. Revelation 12:7 says, “7
And there was war in heaven: Michael and His angels fought against the dragon;
and the dragon fought and his angels, 8 And prevailed not; neither
was their place found any more in heaven. 9 And the great dragon was
cast out, that old serpent, called the Devil, and Satan, which deceiveth the
whole world: he was cast out into the earth, and his angels were cast out with
him.”
So where was the storm center and the controversy? The Bible says there was
war in heaven. The storm center was in heaven itself. Now it's
interesting, we know that Jesus was an eyewitness to the whole thing, because
in Luke 10:18 Jesus said that He saw Satan fall as lightning from heaven. He
saw it. He was there.
Nah, pertanyaan lain, dan yang
ini membawa kita ke Wahyu 12:7-9, pertanyaannya ialah di mana pusat badai dari
pertentangan ini? Di mana peperangan ini mulai? Dan saya akan ke Wahyu 12, saya
akan membacakan ini dari Alkitab, yang lain-lain sudah saya tuliskan, tetapi
mereka juga berasal dari Alkitab. Wahyu 12:7 berkata, “7 Dan ada peperangan di Surga: Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang
melawan naga itu, dan naga itu bersama
malaikat-malaikatnya melawan. 8 dan kalah, begitu pula tempat mereka tidak ditemukan
lagi di sorga. 9 Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan
keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya
dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.
…”
Jadi di mana pusat badainya dan pertentangannya? Alkitab
mengatakan ada peperangan di
Surga. Pusat badai ada di Surga sendiri. Nah, yang menarik, kita
tahu bahwa Yesus adalah saksimata dari semuanya ini, karena di Lukas 10:18
Yesus mengatakan bahwa Dia melihat Setan jatuh seperti kilat dari Surga. Dia
melihatnya, Dia ada di sana.
Now so we've looked at some Bible passages that lay a foundation for
understanding this big war between good and evil. I just want to note that the
book of Job also has some very helpful insights on the great controversy, but
in this presentation we will not be able to, we don't have time to get into the
part on Job. So now what we want to do is since God gave visions to Ellen
White, and showed her things about this, the question is what are the issues of
the great controversy that are in the writings of Ellen White? So she describes
life in heaven for the angels, how as everything is being built on a Law. Now
this doesn't sound like a Law, because it's really a principle of
self-sacrificing love, and she describes that as the Law of heaven, the principle of
self-sacrificing love, everything was harmony and happiness there was
nothing even resembling forced allegiance. However, she writes about one
prominent angel. She says, “Little by little, Lucifer came to indulge a desire
for self-exaltation.” that's from Great Controversy 494. So
eventually Lucifer began ~ I’m going to say
~ piously complaining. He was piously complaining about the way God was
ruling. Have you ever heard people piously complain? They're kind of stirring
things up with it, try and look like they're not. That's what he was doing. And
it says he tried to win the service and homage of the other angels. In other
words, he was trying to take the power ~ which was the prerogative of Christ
alone to wield. Now there were supreme efforts to bring reconciliation, supreme
efforts to help Lucifer understand the disaster that would result from the
course if he stayed on it. Great Controversy 496 says, “Again and again he was offered pardon on condition
of repentance and submission.” This is one of the areas I would love to take more time to go through all
the ways, that Ellen White describes, that God tried to head off this rebellion and help
Lucifer come around. But Lucifer was the first spin master. He
constantly represented the words and actions of God, always misrepresented
them, putting them in a different light than they really belonged in.
Nah, kita sudah menyimak
beberapa ayat Alkitab yang menjadi dasar pemahaman peperangan besar antara kebaikan dan kejahatan. Saya ingin mengatakan bahwa di kitab Ayub juga ada beberapa
pandangan yang mendalam tentang pertentangan besar, tetapi di presentasi ini
kita tidak punya cukup waktu untuk membahas kitab Ayub. Maka sekarang apa yang
akan kita lakukan ialah, karena Allah telah memberikan penglihatan-penglihatan
kepada Ellen White dan menunjukkan kepadanya hal-hal tentang ini, maka
pertanyaannya ialah apakah isu-isu dari pertentangan besar itu yang ada dalam
tulisan-tulisan Ellen White? Jadi Ellen White menggambarkan bagaimana kehidupan
di Surga bagi para malaikat, bagaimana segala sesuatu dibangun di
atas suatu Hukum. Nah, ini tidak mirip Hukum karena sebenarnya ini adalah
sebuah prinsip dari kasih yang rela mengorbankan diri sendiri, dan Ellen White
menggambarkan itu sebagai Hukum
Surga, prinsip kasih yang rela berkorban, segalanya harmonis dan
bahagia, tidak ada apa pun yang mirip kesetiaan yang dipaksakan. Tetapi Ellen
White menulis tentang satu malaikat yang menonjol, katanya, “…Sedikit demi sedikit, Lucifer suka memanjakan suatu keinginan
untuk meninggikan diri…” itu dari Great Controversy hal. 494. Jadi akhirnya Lucifer mulai
~ saya akan memakai istilah ~ komplain pura-pura dengan tujuan baik. Dia
terus komplain seakan-akan demi kebaikan, tentang cara Allah
menjalankan pemerintahan. Pernahkah kalian mendengar orang-orang yang komplain seakan-akan demi kebaikan? Mereka mau menimbulkan masalah dengan tindakan
mereka, tapi berusaha memberikan kesan bahwa mereka tidak. Itulah yang
dilakukan Lucifer. Dan dikatakan bahwa dia berusaha memenangkan pelayanan dan
penghormatan dari malaikat-malaikat yang lain. Dengan kata lain, dia berusaha
untuk merebut kekuasaan ~ yang adalah hak prerogatif Kristus saja untuk menggunakannya. Nah ada upaya maksimal
untuk mencapai rekonsiliasi, upaya maksimal untuk membantu Lucifer memahami bencana
yang akan timbul dari perbuatannya jika dia tetap berbuat begitu. Great
Controversy hal. 496 mengatakan, “…Berulang-ulang Lucifer ditawari pengampunan
dengan syarat pertobatan dan kepatuhan…”
Ini adalah salah satu topik yang ingin saya bahas
lebih lama secara menyeluruh, yang digambarkan Ellen White, bahwa Allah berusaha untuk mengalihkan pemberontakan ini dan membantu
Lucifer sadar. Tapi Lucifer adalah Humas
(PR) yang pertama. Dia terus-menerus merepresentasikan kata-kata dan tindakan-tindakan
Allah, selalu dengan menyelewengkan mereka, memberikan kesan yang berbeda
daripada makna yang sebenarnya.
Now think about this. Having been an angel of high rank, the highest, he had
always had the trust and love of the other angels. So and think about
this, angels had never heard lies before. And so naturally as Lucifer talked to
them, they felt confusion; some eventually began to openly sympathize with
Lucifer, others wept in dismay. The harmony of heaven was broken. And oh,
there's so much more detail here, but you can read it for yourselves. Anyway,
Revelation 12 said, there was war in heaven and Michael and His angels cast out
Satan and his angels. Lucifer had tried to take God's throne according to
Isaiah 14:14 or set his throne above God's. It was all self-exaltation, but he
couldn't openly admit that to himself or to other angels. I mean could you
imagine if Lucifer said, “Yeah I’m being self-exalting”, well that would have
been like he would have to admit he was wrong. So somehow he had to put the
blame on God. So with what did Lucifer find fault? With God.
Sekarang, pikirkan ini. Sebagai malaikat yang
berkedudukan tinggi, yang tertinggi, Lucifer
selalu dipercayai dan dikasihi malaikat-malaikat yang lain. Jadi
coba pikirkan ini, para malaikat tidak pernah mendengar kebohongan sebelumnya.
Maka tentu saja ketika Lucifer bicara kepada mereka, mereka jadi bingung; ada
beberapa yang akhirnya secara terbuka mulai bersimpati kepada Lucifer, yang
lain meratap dengan sedih. Keharmonisan Surga runtuh. Dan oh, masih ada begitu
banyak detail di sini, tetapi kalian bisa membacanya sendiri. Nah, Wahyu 12
mengatakan ada peperangan di Surga dan Mikhael dan malaikat-malaikatNya
melemparkan Setan dan malaikat-malaikatnya keluar. Lucifer telah mencoba
merebut takhta Allah menurut Yesaya 14:14 atau menempatkan takhtanya di atas
takhta Allah. Itu semuanya semata-mata untuk meninggikan dirinya, tetapi
Lucifer tidak bisa mengakui itu secara terbuka baik kepada dirinya sendiri
maupun kepada malaikat-malaikat yang lain. Maksud saya, bisakah kalian
membayangkan Lucifer berkata, “Iya, aku sedang meninggikan diriku”, itu sama
seperti dia harus mengakui bahwa dia sudah salah. Jadi, bagaimana pun juga dia
harus menempatkan kesalahan itu pada Allah. Jadi Lucifer mencari kesalahan
siapa? Kesalahan Allah.
So now we want to look at the Devil's main issue with God, his false premises.
So his
first complaint is God is an unfair, unjust, arbitrary Tyrant. That's what we'll call deception number one. Now those words: “unfair”,
“unjust”, “arbitrary tyrant” those words
are all found in various places in Ellen White's descriptions of Satan's claims.
I just put them all together. The question is why did he say these things about
God? You see he had a definite premise
for this. And so in what specific situation was he unhappy and thought God to
be unfair? Well when we read Ellen White's description we find that he wanted
to be equal to Michael the Archangel, the Son of God. And even though Michael
was in appearance as an angel, He was more than an angel, because He could
counsel with the Father in the light unapproachable, where no angel could go;
and in the light unapproachable this is where the Father and Son planned the
creation of the earth. So Lucifer complained that he wasn't included in the
creation plans, that favoritism was being given to Michael the Son of God and
Lucifer imagined that he was the victim of some injustice.
Jadi sekarang kita akan melihat isu utama Iblis dengan
Allah, alasan-alasannya yang palsu. Jadi tuduhannya
yang pertama ialah Allah itu tidak adil, tidak benar, Tiran yang
sewenang-wenang. Ini akan kita sebut penipuan # 1.
Nah, kata-kata “tidak adil”, “tidak benar”, “tiran yang sewenang-wenang” adalah
kata-kata yang ditemukan di pelbagai tempat dalam deskripsi Ellen White tentang
tuduhan-tuduhan Setan. Saya hanya mengumpulkan mereka menjadi satu.
Pertanyaannya ialah, mengapa dia mengatakan hal-hal
demikian tentang Allah? Kalian lihat, dia punya alasan khusus untuk ini. Maka
situasi spesifik mana yang membuat dia tidak puas dan menganggap Allah tidak
adil? Nah, ketika kita membaca deskripsi Ellen White, kita temukan bahwa Lucifer ingin menjadi setara
dengan Mikhael, Penghulu Malaikat, Anak Allah. Walaupun Mikhael
dalam penampilanNya sebagai malaikat, Dia jauh lebih daripada malaikat, karena
Dia bisa berunding dengan Sang Bapa di dalam terang yang tidak bisa dihampiri,
ke mana malaikat tidak bisa masuk; dan dalam terang yang tidak bisa dihampiri
itu, di sinilah Bapa dan Anak merencanakan penciptaan bumi. Jadi Lucifer complain bahwa dia
tidak diajak dalam rencana penciptaan itu, bahwa ada pilih kasih bagi Mikhael,
Anak Allah. Dan Lucifer membayangkan dirinya adalah korban suatu ketidakadilan.
And so our next slide is going to show we have the basic accusation God is unfair, He's
an unjust, arbitrary Tyrant, and then the premise of that accusation was the Son of God Michael was
favored over him. Unjust.
Maka gambar kita berikutnya akan menunjukkan bahwa tuduhan dasarnya ialah Allah itu
tidak adil, Dia tidak benar, Tiran yang lalim, kemudian alasan dari tuduhan
itu ialah Anak Allah lebih dihargai daripada dirinya. Tidak adil.
Now along with this accusation Lucifer had another complaint. He was aware
in some way that there was a Law governing the angels. Naturally if God wasn't
just, His Law couldn't be just either, in fact if an arbitrary tyrant has a Law,
it can only be to keep others in subjection. So resisting that Law, finding
fault with that Law, and inspiring others with the same perspective, would be a
necessary corollary to his main charge.
Nah, berbarengan dengan tuduhan ini, Lucifer punya
tuduhan yang lain. Dia menyadari bahwa ada sebuah Hukum yang mengatur para
malaikat. Tentu saja jika Allah itu tidak adil, HukumNya juga tidak mungkin
adil, bahkan jika tiran yang lalim membuat Hukum, maka Hukum tersebut hanya
untuk mengikat yang lain di bawah kepatuhan kepadanya. Maka dengan menolak
Hukum itu, dengan mencari kesalahan Hukum itu, dan menginspirasi yang lain
dengan tujuan yang sama, adalah akibat yang wajar bagi tuduhan utamanya.
So let's review the basic deception, everyone, that:
1. God is unfair,
unjust, He's an arbitrary tyrant.
And I now want
to say that this is his broadest charge, and this charge actually takes in
every other work of deception and charge the Devil has ever come up with. It's
all centered in this, all right? And the premise that the Son of God, Michael was
favored over him, ah, this one you know, much could be said about how Satan is
actually still working on this premise
that he hates today, and his attacks on the right role and the right
understanding of who Jesus is.
2. And then we have the corollary charge that God has no right to impose a Law.
Jadi mari kita semua mengulangi penipuannya yang
mendasar:
1.
Allah itu
tidak adil, tidak benar, Dia Tiran yang lalim.
Dan sekarang saya mau mengatakan ini adalah tuduhannya
yang paling luas, dan tuduhan ini sesungguhnya meliputi semua pekerjaan
penipuan dan tuduhan lain yang dimunculkan Iblis. Semuanya terpusat di sini,
oke? Dan alasannya ialah karena Anak Allah, Mikhael, lebih dihargai daripada
dirinya. Wah, tentang ini, banyak yang bisa diceritakan mengenai bagaimana hari
ini Setan masih tetap mengerjakan alasan ini yang dibencinya, dan
serangan-serangannya pada peranan yang benar dan pemahaman yang benar tentang
siapakah Yesus itu.
2.
Kemudian ada tuduhan sebagai akibat yang wajar dari
tuduhan pertama, bahwa Allah
tidak berhak memberlakukan suatu Hukum.
So what is God's answer to this claim that He was an unjust tyrant? You see, God knew that a quick answer wasn't
possible, that the nature of sin would take time to understand, that only full
understanding would allow freedom of choice to continue. Destroying Satan and the
other fallen angels was not a solution, because that would have appeared to all
creation that Lucifer's accusations were true. You know, if you disagree with the
Tyrant, He will just terminate you. So real freedom of choice would be
compromised as even the loyal angels would then worship God only from fear.
See? Love would no longer be freely chosen and since God is love and His
governing principle is love, that was not acceptable to Him. For love to be
love it has to come from freedom of the will. So the full truth about Satan's lies and
the nature of rebellion and sin, and the full truth as to God's fairness, would
need to be demonstrated over time. And what is this demonstration over
time called? It's called the great controversy. And so that first deception
that God is an unfair, unjust, arbitrary Tyrant, the answer will be the whole great controversy.
Jadi apa jawaban Allah kepada tuduhan ini bahwa Dia
adalah Tiran yang tidak adil? Kalian lihat, Allah tahu bahwa jawaban yang cepat
itu tidak mungkin, bahwa sifat
dosa butuh waktu untuk dipahami, bahwa hanya pengertian yang
penuh yang akan mengizinkan kebebasan memilih untuk terus berlanjut. Dengan membinasakan
Setan dan malaikat-malaikat lain yang sudah jatuh dalam dosa, bukanlah
solusinya, karena itu akan dianggap seluruh ciptaan bahwa tuduhan Lucifer itu
benar, jika ada yang tidak sepakat dengan Sang Tiran, Dia akan melenyapkannya
begitu saja. Maka kebebasan memilih yang sejati akan terkompromi ketika
malaikat-malaikat yang setia akan menyembah Allah hanya karena rasa takut.
Lihat? Kasih tidak akan lagi merupakan pilihan bebas, dan oleh karena Allah itu
kasih dan prinsipNya menjalankan pemerintahan itu kasih, itu tidak bisa
diterima olehNya. Supaya kasih itu tetap kasih, itu harus datang dari
kebebasan memilih. Maka kebenaran
sepenuhnya dari kebohongan-kebohongan Setan dan sifat pemberontakan dan dosa,
dan seluruh kebenaran tentang keadilan Allah, haruslah didemonstrasikan dengan
berlalunya waktu. Dan apa nama dari demonstrasi melalui waktu
ini? Itulah yang disebut pertentangan
besar. Maka penipuan pertama bahwa Allah itu tidak adil, tidak
benar, Tiran yang lalim, jawabannya adalah keseluruhan
pertentangan besar.
Now as we mentioned there was war in heaven and you know one-third of the
angels were cast out. On my notes it'll show you how to come to that conclusion.
But think about this one-third of the angels are cast out, and then two-thirds
stay there. I want you to think about how grievous this would be to the angels,
because angels were now mourning the loss of great friendships. They had had
nothing but the purest love and respect for each other for a long time. Friendships
that we would envy, real heart friendships have been torn asunder. But listen,
these bonds could not be fully severed just like that. There's too much heart,
too much love.
Nah, seperti yang kami sudah sebutkan, ada peperangan di
Surga, dan kalian tahu sepertiga malaikat dibuang keluar. Di catatan saya itu
akan menunjukkan kepada kalian bagaimana kita tiba pada konklusi ini. Tetapi
pikirkan ini, sepertiga malaikat dibuang, dan dua pertiga tetap tinggal di
sana. Saya mau kalian berpikir bagaimana sedihnya ini bagi para malaikat karena
malaikat-malaikat sekarang berkabung atas hilangnya persahabatan-persahabatan
mereka. Untuk jangka waktu yang lama, mereka hanya punya kasih sayang dan
respek satu sama lain. Persahabatan-persahabatan yang membuat kita iri,
persahabatan-persahabatan yang benar-benar dari hati, sekarang telah tercabik.
Tetapi dengarkan, ikatan-ikatan ini tidak bisa diputuskan sepenuhnya hanya
begitu saja. Terlalu banyak ikatan hati dan kasih sayang yang terlibat.
Before the rebellion had fully ripened in heaven, the Father had declared
that Michael the Archangel was equally God with Him. And as I mentioned Jesus
or the Son of God, Michael, walking into the light unapproachable, had
basically demonstrated that that was true. And Lucifer had at first accepted
that evidence. In Ellen White's writings she said at first he accepted it
joyfully, but then he began kind of sulking over it, about it, over time and
proceeded with his disaffection, until everything came to a head, until
everything came to war and he was expelled.
Sebelum pemberontakan benar-benar matang di Surga, Bapa telah mendeklarasikan bahwa
Mikhael, Penghulu
Malaikat, itu Allah yang setara dengan DiriNya. Dan seperti yang
telah saya sebutkan, Yesus atau Anak Allah, Mikhael, ketika masuk ke dalam
terang yang tidak bisa dihampiri, sudah pada dasarnya mendemonstrasikan bahwa
itu benar. Dan Lucifer di awalnya sudah menerima bukti tersebut. Di
tulisan-tulisan Ellen White dia berkata, pertama Lucifer menerima itu dengan
sukacita, tetapi kemudian dia mulai merajuk memikirkannya. Dan dengan
berlalunya waktu dia melanjutkan dengan ketidakpuasannya, hingga segalanya
mencapai krisis, hingga segalanya menjadi perang dan dia dibuang keluar.
Now the Son of God creating the earth was the first evidence after his expulsion
that he was wrong. It stood as proof that his premise was seriously flawed. It
was demonstrated that the Son of God was equally God with the Father. The
angels watched the Son speak things into existence, and so right from the start
Satan fostered a special hatred for this creation, this earth and its first
inhabitants Adam and Eve, and all who would follow after.
Nah, Anak Allah menciptakan bumi ini adalah bukti pertama
setelah pembuangannya bahwa dia (Lucifer) itu salah. Ini membuktikan bahwa
alasannya cacat parah. Sudah didemonstrasikan bahwa
Anak Allah itu Allah yang setara dengan Bapa. Para malaikat menyaksikan Anak
Allah berfirman dan segala tercipta. Maka dari awal Setan memendam kebencian
istimewa bagi ciptaan ini, bumi ini, dan penghuninya yang pertama, Adam dan
Hawa, dan semua yang akan mengikuti setelah itu.
But think about this. For the angels that were loyal, they had accepted the
evidence previously given that Michael the Archangel was the Son of God, truly
one with the Eternal. The faith that they had shown in the spoken words of God
was now positively affirmed as they witnessed the Son's creative power.
So the question, had they not been saved from joining Satan's rebellion by
choosing faith in the Son of God? You see, folks, there's never been any other
way.
Tetapi pikirkan ini. Bagi malaikat-malaikat yang setia,
mereka telah menerima bukti yang diberikan sebelumnya bahwa Mikhael Penghulu
Malaikat adalah Anak Allah, benar-benar satu dengan Yang Kekal. Iman yang
mereka tunjukkan pada kata-kata yang diucapkan Allah sekarang ditegaskan
secara positif ketika mereka menyaksikan kuasa mencipta Sang Anak.
Maka pertanyaannya, bukankah dengan memilih beriman kepada Anak
Allah mereka telah diselamatkan dari bergabung dengan
pemberontakan Setan? Kalian lihat, Saudara-saudara, tidak pernah ada jalan
yang lain.
Well, we all know the sad story of the fall of Adam and Eve in Genesis
chapter 3. Rather than going through that story I just want to ask this
question. Do you see a connection between Satan's first deception and how he deceived
Eve? Didn't he convince her that God was being unfair to withhold fruit from
her, that would make her as wise as God? You see, he persuaded Eve to take the
fruit on the basis that God was unfair, unjust, and just a bit of a tyrant. And
she adopted his spirit of disaffection and desire for self-exaltation although
a lot more innocently than he had, she still had the same spirit.
Nah, kita semua tahu kisah sedih kejatuhan Adam dan Hawa
di Kejadian pasal 3. Daripada mengulangi kisah itu, saya hanya mau mengajukan
pertanyaan ini. Apakah kalian melihat suatu koneksi antara penipuan Setan yang
pertama dan bagaimana dia menipu Hawa? Tidakkah dia meyakinkan Hawa bahwa Allah
bersikap tidak adil mencegah dia makan buah yang akan membuatnya menjadi sama bijaknya
dengan Allah? Lihat, Setan membujuk Hawa untuk mengambil buah itu atas dasar
bahwa Allah itu tidak adil, tidak benar, dan rada tiran. Dan Hawa mengadopsi
roh ketidakpuasan Setan dan keinginannya untuk meninggikan dirinya, walaupun
dia jauh lebih polos daripada Setan, namun Hawa toh memiliki roh yang sama.
So when Adam and Eve sinned, Satan brought forth another deception. He said
that since God's Law was changeless and its penalty could not be remitted,
every transgressor must be forever debarred from the Creator's favor. He claimed
that the sinful race was placed beyond redemption, and was therefore his
rightful prey. That's from the Great
Controversy page 502. So what he was saying is, God's Law was at fault, it
was too hard. Now the core point of this deception has to again to do with
God's character. It's based on the first deception about God being
unfair, yet it has a new distinct point. And so this deception put real
simply is God
cannot or will not forgive, that God's justice is greater than His
mercy. See, Satan claimed that God and His government were not merciful. God's Law
may be just he said, but it was too
hard. And again this is consistent with deception number one. After
all, what would you expect from an unfair arbitrary tyrant?
Jadi ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Setan mengajukan
penipuan yang lain. Dia mengatakah bahwa karena Hukum Allah itu tidak bisa
diubah, dan hukumannya tidak bisa dibatalkan, setiap pendosa selamanya harus terhalang
dari rahmat Sang Pencipta. Setan mengklaim bahwa bangsa manusia yang berdosa
sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dan oleh karena itu, mereka adalah
mangsanya yang sah. Itu dari Great Controversy hal. 502. Jadi apa yang dikatakan Setan ialah, Hukum Allah itu
salah, itu terlalu keras. Nah, poin inti dari kebohongan ini kembali berkaitan
dengan karakter Allah. Ini berdasarkan
penipuan yang pertama bahwa Allah itu tidak adil, namun ada poin
baru yang berbeda di sini. Maka kebohongan ini kalau dijabarkan secara
sederhana ialah Allah tidak bisa
atau tidak mau mengampuni, bahwa keadilan Allah itu lebih besar
daripada rahmatNya. Lihat, Setan mengklaim bahwa Allah dan pemerintahanNya itu
tidak rahmani. Hukum Allah
mungkin saja benar, kata Setan, tetapi itu terlalu
sulit. Dan kembali ini konsisten dengan penipuan # 1. Memangnya
apa yang bisa diharapkan dari Tiran yang tidak adil dan lalim?
However, there was a brilliant flip side to this accusation, you know, the
one that God couldn't or wouldn't forgive because if God would forgive Adam and
Eve, wouldn't He have to forgive Satan and his angels? That's what Satan
reasoned. And what then? Could they return to heaven? If not, wouldn't God lose
the human race? See, so Satan's looking at the perspective of God losing the
human race, and he thought he had God in a trap. Forgiveness, as Satan imagined
it, might work out; would also prove the Law was faulty, wouldn't it?
Namun, ada sisi balik yang brilyan pada tuduhan ini,
yaitu bahwa Allah tidak bisa atau tidak mau mengampuni karena jika Allah
mengampuni Adam dan Hawa, tidakkah Dia harus mengampuni Setan dan
malaikat-malaikatNya? Itulah dalih Setan. Lalu apa? Bisakah
mereka kembali ke Surga? Jika tidak, apakah Allah tidak akan kehilangan bangsa
manusia? Lihat, jadi Setan melihat ke perspektif Allah kehilangan bangsa
manusia, dan dia pikir, dia berhasil menjebak Allah. Pengampunan, yang
dibayangkan Setan mungkin bisa berhasil, dan juga akan membuktikan bahwa Hukum
Allah itu cacat, bukan?
Well, Satan had much to learn. First of all, he sinned in the full light of
the glory of heaven. There had been nothing left for God to show Lucifer that
could have changed his mind. But Adam and Eve were deceived and God could
reveal many things to influence their choices. Forgiveness could be effective
for them, but not for Satan. He was actually beyond repenting. His choice was
final. His heart was as hard as stone. He could only be sorry that he no longer
could enjoy the glories of heaven. He couldn't really be sorry for his sin. But
Adam and Eve could actually be sorry for their sin. They could experience
something called repentance.
Nah, Setan harus banyak belajar. Pertama, dia berbuat
dosa dalam seluruh terang kemuliaan Surga. Tidak ada yang tersisa bagi Allah
untuk ditunjukkan Lucifer yang bisa mengubah pikirannya. Tetapi
Adam dan Hawa itu tertipu, dan Allah bisa menyatakan banyak hal untuk
mempengaruhi pilihan mereka. Pengampunan bisa efektif bagi mereka, tetapi tidak
bagi Setan. Setan sungguh sudah melampaui pertobatan. Pilihannya sudah final.
Hatinya sudah sekeras batu. Dia hanya merasa menyesal karena dia tidak bisa
lagi menikmati kemuliaan Surga. Dia tidak bisa sungguh-sungguh menyesali
dosanya. Tetapi Adam dan Hawa bisa benar-benar menyesali dosa mereka. Mereka
bisa mengalami sesuatu yang disebut pertobatan.
So what was God's answer to the second deception? Well, we know because it's
like the highlight of the Bible, it's Calvary of course, but that was going
to come, you know, a few thousand years later.
And so what did God give humanity?
Hope. Or how did God give
humanity hope and teach them that Calvary was coming? Well, there were
prophecies of the Messiah all through the Old Testament, but it was the
sacrificial system and specifically that God instituted that demonstrated for
His followers that there was a plan for forgiveness of sin.
Jadi apa jawaban
Allah kepada penipuan yang kedua? Nah, kita tahu karena itu
ibarat highlightnya
Alkitab, tentu saja itu Kalvari,
tetapi itu baru akan terjadi, kalian tahu, beberapa ribu tahun lagi.
Maka, apa yang diberikan Allah kepada kemanusiaan?
Pengharapan. Atau bagaimana Allah memberi kemanusiaan pengharapan dan mengajar
mereka bahwa Kalvari akan datang? Nah, ada nubuatan-nubuatan tentang Sang
Messias di sepanjang Perjanjian Lama, tetapi sistem kurbanlah yang terutama ditetapkan Allah yang
mendemonstrasikan bagi para pengikutNya bahwa ada rencana untuk pengampunan
dosa.
Now Satan never dreamed that the Son of God would actually come down to
earth to be that sacrifice for sin for His beloved yet fallen human race. You
know, after all if He's an unfair, unjust, arbitrary tyrant, that doesn't fit
the script. But he was wondering how could He do that, and uphold the justice
of His Law? He didn't see how that could be possible. So right away Satan worked
to pervert the understanding of the
sacrifices, to make them fit his idea of God as a tyrant, unwilling to
forgive, an angry God, needing appeasement. In fact Satan liked the perversion
of the sacrificial system so much, that he saw to
it that it was adopted by all the nations of the earth, in all different forms
with different gods.
Nah, Setan tidak pernah memimpikan bahwa Anak Allah
sungguh-sungguh akan turun ke dunia untuk menjadi Kurban dosa bagi umat manusia
yang sudah jatuh dalam dosa tapi yang dikasihiNya. Kalian tahu, kalau memang
Allah itu tidak adil, tidak benar, Tiran yang lalim, itu kan tidak cocok dengan
skenarionya. Tetapi Setan bertanya-tanya bagaimana Tuhan bisa melakukan itu
sambil menegakkan kebenaran HukumNya? Setan tidak bisa membayangkan bagaimana
itu bisa mungkin. Maka langsung saja Setan
bekerja untuk menyelewengkan pemahaman kurban-kurban itu,
membuat mereka sesuai dengan konsepnya tentang Allah yang tiran, yang tidak mau
mengampuni, Allah yang murka yang amarahNya perlu diredakan. Bahkan Setan
begitu menyukai sistem kurban yang diselewengkannya, dia memastikan sistem itu diadopsi oleh semua bangsa di
bumi, dalam segala bentuk yang berbeda dengan allah-allah yang berbebda.
Now God's plan through Israel was to build up a holy people that
He could bless abundantly, so that the nations of the earth could see God's
true character of love. They were to be a blessing to the whole world. But
because they misunderstood the sacrificial system they had all kinds of
problems trusting God. Often they were stiff-necked and rebellious. A few listened
to the prophets and cherished their messages of hope in the coming Messiah. But
Satan studied those writings as he wanted to know God's plan. We don't know at
what point he understood things; it was probably gradually, bit by bit over time, but can you imagine his
shock as it dawned on him that this Messiah was going to be the incarnate Son
of God. He must have wondered how is He going to pull that off. Satan saw the
answer to his second deception and he could not believe it. Would God whom he
had said was a tyrant actually die providing forgiveness of sin to save these
miserable wretches? And so he set about to prepare the world to reject the
coming Messiah. He controlled the minds of the self-righteous Pharisees. He
learned how to possess the minds, bodies, and voice boxes of men. Mankind had
degenerated to such a woeful hopeless condition.
Nah, rencana Allah melalui Israel ialah membangun suatu bangsa
yang kudus yang bisa diberkatiNya dengan limpah, sehingga bangsa-bangsa di bumi
bisa melihat karakter sejati Allah yaitu kasih. Orang Israel seharusnya menjadi berkat
kepada seluruh dunia. Tetapi karena mereka salah
mengerti sistem kurban, mereka punya segala macam masalah
mempercayai Allah. Seringkali mereka keras kepala dan memberontak. Beberapa
mendengarkan para nabi dan menghargai pekabaran-pekabaran mereka tentang
harapan dalam Messias yang akan datang. Tetapi Setan mempelajari
tulisan-tulisan itu karena dia ingin tahu apa rencana Allah. Kita tidak tahu kapan
Setan memahami hal-hal itu; kira-kira itu secara bertahap, sedikit demi sedikit
dari waktu ke waktu. Tetapi bisakah kalian bayangkan kagetnya dia ketika dia
menyadari bahwa Messias ini ialah jelmaan Anak Allah. Tentunya
dia berpikir bagaimana Anak Allah bisa melakukan hal itu. Setan melihat jawaban
kepada penipuannya yang kedua dan dia tidak bisa mempercayainya. Akankah Allah
yang sudah dikatakannya sebagai Tiran, benar-benar mati menyediakan pengampunan
dosa untuk menyelamatkan manusia-manusia malang yang menyedihkan ini? Maka dia mulai
menyiapkan dunia untuk menolak Messias yang akan datang. Dia mengontrol
pikiran-pikiran orang-orang Farisi yang merasa benar sendiri. Dia belajar
bagaimana menguasai pikiran, tubuh dan kotak suara manusia. Manusia telah
merosot sedemikian rupa ke kondisi tanpa harapan yang menyedihkan.
And when it seemed that Satan was about to triumph at the very crisis, the
Son of God came with an outpouring of divine love and grace. Amen? And now
Satan has to come out in the open before the eyes of the watching universe, and
directly combat the Son of God in human flesh. He was ready to pounce ~ as we saw Herod's destruction of the babies
of Bethlehem.
Now Jesus showed God's true character of love, didn't He? He showed God's
justice, He showed God's mercy, in the life that Jesus lived and through His
sacrifice on the cross.
Satan was also revealed. His true character came out at the cross, that he
was a tyrant. He killed the Messiah. God was not unfair, God was not a tyrant,
God's Law wasn't faulty, and God could and would forgive. The proof, one Human
life fully obedient to the Law and one Sacrifice on the cross on a hill called
Mt. Calvary.
Dan ketika sepertinya Setan akan menang, pada saat
krisis, Anak Allah datang bersama curahan kasih dan rahmat Ilahi. Amen? Dan
sekarang Setan harus tampil secara terbuka di hadapan
mata alam semesta yang menyaksikan, dan langsung berperang melawan Anak Allah
dalam daging manusia. Setan sudah siap menerkam ~ seperti yang kita lihat
ketika Herodes memusnahkan bayi-bayi di Bethlehem.
Nah, Yesus menunjukkan karakter Allah yang sejati, yaitu
kasih, bukan? Yesus menunjukkan keadilan Allah, Dia menunjukkan rahmat Allah
dalam hidup yang dijalani Yesus dan melalui pengorbananNya di atas salib.
Setan juga diungkapkan. Karakternya yang asli
muncul di salib, bahwa dialah yang tiran. Dia membunuh Sang Messias. Allah
bukan tidak adil, Allah bukan tiran, Hukum Allah tidak cacat, dan Allah bisa
dan akan mengampuni, dibuktikan oleh kehidupan satu Manusia yang hidup taat
penuh kepada Hukum Allah, dan satu Kurban di atas salib di bukit yang bernama
Bukit Kalvari.
All the universe could see, it was clear, it was plain. About
the cross Colossians 2:15 says, Jesus “15
… spoiled principalities and powers, He made a shew of them openly, triumphing over them in it.”
Seluruh alam semesta bisa melihat, jelas, tidak rumit.
Tentang salib Kolose 2:15 berkata, Yesus “15
… melucuti kepala-kepala dan
penguasa-penguasa, Ia menjadikan mereka sebagai tontonan umum, telah menang atas mereka, dengannya.”
And The Desire of Ages in chapter 79 it says, that up “… until the death of Christ
… holy beings had not understood his
[Satan’s] principles…”
But at
the cross his disguise was torn away, he was seen to be a murderer, all ties of
sympathy from the holy angels were broken completely. Yeah, it took
that long for the bonds to become completely severed between those friends who
had been friends for longer and we can even imagine.
Dan di Desire of Ages
pasal 79 (hal. 758) dikatakan, bahwa “…hingga kematian
Kristus, … makhluk-makhluk kudus pun tidak memahami prinsip-prinsipnya
[Setan]…”
Tetapi di
salib, topeng Setan tercabut, dia tampak sebagai
pembunuh. Semua ikatan simpati dari para
malaikat kudus pun terputus seluruhnya. Ya, butuh waktu selama
itu agar ikatan-ikatan itu bisa diputuskan secara
tuntas antara
sahabat-sahabat yang telah berteman lebih lama dari yang bisa kita bayangkan.
When Christ was resurrected though, that raised the question, when Christ
was resurrected couldn't the great controversy had been ended at that time? Were
the issues fully revealed so that all things could be settled? Think about it.
God was now seen to be love, and not an unjust tyrant. It was amply shown that
forgiveness could be extended, that God's justice had not destroyed His mercy.
Christ as a human had kept the Law, showing that it wasn't faulty or too
severe. Could Satan and his evil hosts have been destroyed at that time with
all the universe satisfied and peaceful once again? God in His all-knowing
wisdom knew that not all was yet understood about the war between good and
evil. He knew that even the holy angels couldn't see it all, and the human race
they didn't even understand what happened in the Christ event. They had to
learn things.
Ketika Kristus dibangkitkan, itu menimbulkan pertanyaan,
ketika Kristus dibangkitkan, tidakkah pertentangan besar itu bisa diakhiri pada
waktu itu? Apakah isu-isu sudah dinyatakan dengan penuh agar semua hal bisa
dibereskan? Pikirkan itu. Allah sekarang tampak sebagai kasih, dan bukan Tiran yang
tidak adil. Sudah ditunjukkan dengan cukup bahwa pengampunan bisa diberikan,
bahwa keadilan Allah tidak mematikan rahmatNya. Kristus sebagai Manusia telah
memelihara Hukum Allah, menunjukkan bahwa itu tidak cacat atau terlalu keras.
Bisakah Setan dan balatentaranya yang jahat dibinasakan pada waktu itu dan
seluruh alam semesta puas dan damai sekali lagi? Dalam hikmat kemahatahuanNya,
Allah tahu bahwa belum semua paham tentang peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Dia tahu
bahwa bahkan para malaikat yang kudus tidak bisa memahami semuanya, dan bangsa
manusia mereka bahkan tidak mengerti apa yang terjadi dalam peristiwa Kristus.
Mereka masih harus belajar.
And so Desire of Ages 761 says, “And for the sake of
man, Satan’s existence
must be continued. Man as
well as angels must see the contrast between
the Prince of light
and the prince of darkness.”
Maka Desire of Ages
hal. 761 mengatakan, “…Demi manusia, eksistensi Setan harus dilanjutkan.
Manusia dan juga para malaikat harus melihat kontras antara Pangeran Terang dan
pangeran kegelapan.”
Now Satan
did his best to keep misrepresenting God's character to mankind. You know he has
always
had people thinking God is an unfair tyrant and isn't willing to forgive.
In fact he created a whole church system in the Middle Ages that was built on
that. All types of intermediaries because God's not going to listen to you. You
need to pray to the virgin Mary, you need to pray to saints, you need to go to
a confessional, all these things are built on that second deception that God is
not very willing to forgive, that He's unfair.
Nah, Setan berbuat sebisa-bisanya untuk terus
salah merepresentasikan karakter Allah kepada manusia. Kalian tahu, dia selalu membuat manusia
menganggap Allah itu Tiran yang tidak adil, dan tidak mau mengampuni.
Bahkan dia menciptakan suatu sistem gereja yang lengkap di Abad Pertengahan
yang dibangun di atas konsep itu. Segala jenis perantara
ada karena Allah tidak akan mendengarkan
manusia. Orang harus berdoa kepada Bunda Maria, orang harus berdoa kepada
orang-orang suci yang sudah mati, orang harus pergi ke pengakuan dosa, semua
hal ini dibangun di atas penipuan # 2 bahwa Allah itu tidak mau mengampuni dan
Dia tidak adil.
However, if we go right back to after the resurrection, the book of Acts
tells us that after Christ rose from the dead and He ascended to heaven, the
Holy Spirit came with power. The story of Jesus spread rapidly and people's
lives were changed. Satan's power was breaking down and he lost much ground
during the apostolic period.
Namun, jika kita kembali ke masa setelah kebangkitan,
kitab Kisah Para Rasul menceritakan kepada kita bahwa setelah Kristus bangkit
dari kematian dan Dia naik ke Surga, Roh Kudus datang dengan kuasa. Kisah Yesus
menyebar dengan cepat dan hidup manusia diubahkan. Kuasa Setan rontok dan dia
kehilangan banyak teritori selama periode apostolik.
But sometime during this period he came up with his third major deception.
It wasn't a completely new idea but he refined
it, he perfected it at this time and it had the potential to work better than
deception # 1 and deception # 2. And this is what it was: Satan reasoned falsely
that since
Christ died to forgive sin, the Law no longer needed to be kept because
God's mercy was now proven to be greater than His justice. And so Satan's
third deception: mercy is greater than justice, that forgiveness
abrogates the Law.
Tetapi ketika di periode ini Setan memunculkan penipuan utamanya yang ketiga.
Ini bukanlah konsep yang sama sekali baru, tetapi dia meningkatkannya, dia
menyempurnakannya pada masa ini, dan ini punya potensi untuk bekerja lebih
ampuh daripada penipuan # 1 dan penipuan # 2. Dan inilah penipuan itu: Setan
memberikan alasan palsu bahwa karena
Kristus sudah mati untuk mengampuni dosa, pemeliharaan Hukum tidak dibutuhkan
lagi karena rahmat Allah sekarang terbukti lebih besar daripada
keadilanNya. Maka penipuan Setan yang
ketiga ialah rahmat lebih besar daripada keadilan, bahwa pengampunan
membatalkan Hukum.
Now this deception is directly stated in the Desire
of Ages page 762. It says this, “Satan declared that mercy destroyed justice,
that the death of Christ abrogated the
Father’s Law…” this of course is not true, because if the
Law didn't need to be kept, Christ didn't need to die to pay the penalty for
the transgression of the Law. You know, God could have just forgiven man as an
act of mercy without the shedding of blood
if this is true, without any regard for justice.
Nah, penipuan ini
langsung dinyatakan di Desire of Ages hal.
762, dikatakan demikian, “…Setan
mendeklarasikan bahwa rahmat menghancurkan keadilan, bahwa kematian Kristus
membatalkan Hukum Bapa…” Tentu saja ini tidak benar, karena andaikan Hukum tidak perlu dipatuhi,
Kristus tidak perlu mati untuk membayar hukuman pelanggaran Hukum itu. Kalian
tahu, Allah bisa saja mengampuni manusia sebagai tindakan rahmat tanpa
menumpahkan darah andai itu benar, tanpa mempertimbangkan keadilan.
Besides, another issue is, you know, Christ as a human perfectly kept the
Law. Well, why was that necessary? You see, God obviously upheld the Law in both
the life and death of Jesus and showed perfect mercy at the same time. But
confusion abounds today and holds up the finish of the great controversy.
Apalagi, isu yang lain, kalian tahu, Kristus sebagai Manusia,
memelihara Hukum dengan sempurna. Nah, mengapa itu perlu? Kalian lihat, Allah jelas menegakkan Hukum
baik dalam hidup dan kematian Yesus, dan menunjukkan rahmat yang
sempurna pada waktu yang bersamaan. Tetapi kebingungan hari ini melimpah dan
memperlambat penyelesaian pertentangan besar.
Desire of Ages page 763 has this amazing quote, says, “It was because
the Law was changeless,
because man
could be saved only through
obedience to its precepts,
that Jesus
was lifted up on the cross. Yet the very means by which Christ
established the Law, Satan represented as destroying it. Here will come
the last conflict of the great controversy between Christ and Satan. It
is the last deception that he will bring upon the world.”
Desire
of Ages hal. 763 ada kutipan yang luar biasa ini, dikatakan, “…Karena Hukum
itu tidak bisa diubah, karena manusia bisa diselamatkan hanya melalui kepatuhan
kepada ketentuan-ketentuannya, maka Yesus ditinggikan di atas salib. Namun
begitu, sarana yang sama dengan mana Kristus menegakkan Hukum,
direpresentasikan Setan sebagai menghancurkannya. Di sini akan datang konflik
yang terakhir dari pertentangan besar antara Kristus dan Setan. Inilah penipuan
yang terakhir yang akan dibawa Setan ke dunia.”
Well, how will that be the last deception? How does it play out today? What
is God's answer to this third deception? You know, if you know the answer to
the third deception, you also know the reason that God raised up the Seventh-Day
Adventist Church. What demonstrates that God's forgiveness has not abrogated
His Law, that God's mercy has not destroyed His justice? Obviously a people
that He has enabled to keep the Law proves that it is not abrogated, and that
God's mercy has not destroyed His justice. It will prove that there is
no reason to think God's Law is faulty, unfair, or deficient in any way. God is
love, and His Law is perfect love, both merciful and just.
Nah, bagaimana itu akan menjadi penipuan yang terakhir?
Bagaimana cara kerjanya sekarang? Apa jawaban Allah kepada penipuan yang ketiga
ini? Kalian tahu, jika kita tahu jawabannya kepada penipuan ketiga ini, kita
juga tahu alasan Allah membangkitkan gereja MAHK. Apa yang mendemonstrasikan
bahwa pengampunan Allah tidak membatalkan HukumNya, bahwa rahmat Allah tidak
menghancurkan keadilanNya? Jelas adanya umat
yang dimampukan Allah untuk mematuhi Hukum membuktikan bahwa Hukum itu tidak
dibatalkan, dan rahmat Allah tidak menghancurkan keadilanNya.
Itu membuktikan bahwa tidak ada alasan untuk menganggap Hukum Allah itu cacat,
tidak adil, atau ada yang kurang. Allah itu kasih, dan HukumNya itu kasih yang
sempurna, baik rahmani dan adil.
So the question is, well who will be these people that God will empower to
be completely faithful in keeping all of God's commandments? Well wait, wait,
but isn't it impossible to keep God's Law? A lot of people think so. I have a
quote from Signs of the Times, June 20, 1895
listen to this, it says, “It was impossible for
the sinner to keep the Law of God which was holy, just, and good. But this
impossibility was removed by the impartation of the righteousness of Christ to
the repenting believing soul…” Amen? “…Therefore,
he…” that is Satan, “…has
originated the falsehood that the sacrifice of Christ on Calvary's cross was
for the purpose of freeing men from the obligation of keeping the commandments
of God. Having suffered the full penalty for a guilty world Jesus became the
mediator between God and man to restore the repenting soul to favor with God by
giving him grace to keep the Law of the Most High.” Couldn't be much clearer than that,
could it?
Maka pertanyaannya ialah, nah, siapakah orang-orang itu
yang akan dimampukan Allah menjadi sepenuhnya setia dalam memelihara
Perintah-perintah Allah? Nah, tunggu, tunggu, tapi bukankah tidak mungkin
mematuhi Hukum Allah? Banyak orang berpikir demikian.
Saya punya kutipan dari Signs of the Times, 20 Juni, 1895, dengarkan ini, dikatakan, “…Mustahil bagi pendosa untuk memelihara Hukum Allah yang
kudus, adil, dan baik. Tetapi kemustahilan ini disingkirkan dengan diberikannya kebenaran Kristus kepada orang percaya yang
bertobat…” Amin?
“…Oleh karena itu, dia…” yaitu Setan, “…telah menciptakan kebohongan bahwa kurban Kristus di
salib di Kalvari adalah demi tujuan membebaskan manusia dari kewajiban
memelihara Perintah-perintah Allah. Setelah menderita
hukuman penuh bagi dunia yang berdosa, Yesus menjadi perantara antara Allah dan
manusia untuk memulihkan orang yang bertobat kepada perkenan Allah dengan
memberikan kepadanya rahmat untuk memelihara Hukum Yang Mahatinggi. …” Tidak mungkin lebih jelas
daripada ini, bukan?
So the question is, how will the third deception play out in the last
generation of this earth's history? And how will God reveal His answer to this?
Well, it's all there in Revelation. It will play out according to
Revelation 13 and 17 with the image of the Beast and the mark of the Beast. And
God's answer will be shown in His end times
saints, Revelation 14:12 “that keep the
commandments of God and the faith of Jesus.”
Maka pertanyaannya
ialah, bagaimana penipuan ketiga ini akan terwujud pada generasi terakhir
sejarah bumi ini? Dan bagaimana Allah akan menyatakan jawabanNya kepada ini?
Nah, semuanya ada
di kitab Wahyu. Ini akan terjadi sesuai Wahyu 13 dan 17 dengan patung Binatang
dan tanda Binatang. Dan jawaban Allah akan ditunjukkan melalui orang-orang
saleh akhir zamanNya, Wahyu 14:12, “yang memelihara Perintah-perintah
Allah dan iman Yesus.”
Desire of Ages page 763 this is really good, “The warfare against
God’s Law, which was begun in heaven, will be continued until the end of
time. Every man will be tested. Obedience
or disobedience is the question to be decided
by the whole world.
All will be called to choose
between the Law of God and the
Laws of men. Here the dividing
line will be drawn. There will be but two classes. Every
character will be fully developed; and all will show whether they have chosen the side of
loyalty or that of rebellion.
Then the end will come. God will vindicate His Law and deliver His people.”
Desire
of Ages hal. 763, ini sungguh bagus. “…Peperangan
terhadap Hukum Allah yang dimulai di Surga akan dilanjutkan hingga akhir zaman.
Setiap orang akan diuji. Patuh atau tidak patuh adalah pertanyaan yang harus
diputuskan oleh seluruh dunia. Semua orang akan dipanggil untuk memilih antara Hukum Allah
dan hukum manusia. Di sini garis pemisahnya akan ditarik. Hanya akan ada dua
kelompok. Setiap karakter waktu itu akan sudah mengembang penuh; dan semua akan
menunjukkan apakah mereka telah memilih di pihak yang setia atau di pihak yang
memberontak. Kesudahan akan datang. Allah akan memulihkan reputasi HukumNya dan
menyelamatkan umatNya.”
You know, every character fully developed. Think about that for a minute. What
is a character fully developed for good like? Who is it like? A character fully
developed for good would be like Jesus.
What is a character fully developed for evil? Who would that be like to? Be
like Satan.
You see, at the end, nobody's going to be in the middle anymore. God in His
sovereignty has ordained these final events to force decisions. He doesn't
force what your decision is, but you
will have to make a decision, and you will have to go all the way with it. And
it will form your character, fully developed for good, or for evil.
Kalian tahu, setiap karakter sudah mengembang penuh.
Pikirkan itu sejenak. Karakter yang sudah mengembang penuh untuk kebaikan itu
seperti apa? Seperti siapa? Karakter yang sudah mengembang penuh untuk kebaikan
akan seperti Yesus.
Bagaimana karakter yang sudah mengembang penuh untuk
kejahatan? Itu akan seperti siapa? Seperti Setan.
Kalian lihat, di bagian akhir, tidak ada orang yang akan
berada di tengah-tengah lagi. Allah sebagai Raja telah menetapkan
peristiwa-peristiwa terakhir untuk memaksa manusia membuat keputusan. Allah
tidak memaksa keputusan apa yang harus kita buat, tetapi kita akan harus
membuat suatu keputusan, dan kita harus melakukannya dengan sepenuh hati. Dan itu akan membentuk karakter
kita, menjadi mengembang penuh untuk kebaikan atau untuk kejahatan.
Now, very important
part of my message today is what are other expressions that mean the same thing
as the third deception? What are other ways that we have heard that God's mercy
destroys His justice, that forgiveness abrogates the Law?
ü All right, you know apostate Protestant saying
“the Law was done away with the cross”,
certainly is the same thing as the
third deception.
ü How about “once saved always saved”?
You know that it's the third
deception because if it’s once saved, oh he’s saved, it doesn't matter if you
break the Law you're still saved. So it's still the same deception.
ü How about “it's impossible to keep the Law”? It's
the same deception.
ü How about “everything was finished at the
cross”?
ü How about “obedience to the Law is just
legalism”?
ü How about “man can't stop sinning”?
Or “we'll just keep sinning until
Jesus comes”?
ü How about this one, we can continue to sin,
that is breaking the Law, and still be saved, because “we're under the umbrella
of justification”?
ü Or “keeping the Law including the Sabbath
can't be a salvational issue”.
Nah, bagian yang sangat penting
dari pesan saya hari ini ialah ungkapan lain apa yang artinya sama seperti
penipuan ketiga? Apakah ada cara lain yang pernah kita dengar bahwa rahmat
Allah menghancurkan keadilanNya, bahwa pengampunan membatalkan Hukum?
ü Baiklah, kalian tahu Protestan
murtad mengatakan “Hukum sudah dihapuskan di salib”,
jelas itu adalah hal yang sama
dengan penipuan ketiga.
ü Bagaimana dengan “sekali selamat
selamanya selamat”?
Kita tahu itu adalah penipuan
ketiga, karena andai sekali selamat, oh, dia sudah selamat tidak jadi soal jika
dia melanggar Hukum, dia tetap selamat. Jadi ini masih penipuan yang sama.
ü Bagaimana dengan konsep “mustahil
bisa mematuhi Hukum”? Itu penipuan yang sama.
ü Bagaimana dengan “segalanya sudah
diselesaikan di salib”?
ü Bagaimana dengan “kepatuhan
kepada Hukum hanyalah legalisme”?
ü Bagaimana dengan konsep “manusia
tidak bisa berhenti berbuat dosa”?
Atau “kita akan terus berbuat
dosa hingga kedatangan Yesus”?
ü Bagaimana dengan ini: kita bisa
terus berbuat dosa, yaitu melanggar Hukum, dan masih tetap selamat, karena kita
“di bawah payung pembenaran”?
ü Atau “mematuhi Hukum, termasuk
perintah Sabat itu bukan isu keselamatan”?
Now a lot of people, even scholarly knowledgeable people, are mostly
fighting against the second deception, and they're not seeing the third
deception. The third deception is Satan's masterpiece for the last days. The
mark of the Beast is an attack on God's Law, the Sabbath in particular. All
these various expressions I just shared of the third deception are the Devil's preparation to
help one rationalize so that it doesn't make sense to die over the Sabbath
issue, because it doesn't affect your salvation anyway, why would you
die over something that doesn't affect your salvation? And so the Devil is
trying to soften up Seventh-Day Adventism, and he's had many people help in the
process that one day if they don't wake up and realize what they're doing, will
be so ashamed, they'll be calling on the rocks to fall on them.
Nah, banyak orang, bahkan pakar-pakar yang terpelajar,
kebanyakan bergumul melawan penipuan yang kedua dan mereka tidak melihat
penipuan ketiga. Penipuan ketiga
adalah karya terbesar Setan untuk akhir zaman. Tanda Binatang
adalah serangan pada Hukum Allah, terutama tentang Sabat. Semua ungkapan yang
baru saya bagikan mengenai penipuan
ketiga adalah persiapan Iblis untuk membantu manusia merasionalkan sehingga mati
demi isu Sabat itu menjadi tidak logis karena itu toh tidak mempengaruhi
keselamatan kita. Untuk apa kita mau mati untuk sesuatu yang
tidak mempengaruhi keselamatan kita? Maka Iblis berusaha melemahkan Adventisme
Hari Ketujuh, dan dia mendapatkan banyak bantuan dari orang-orang dalam proses
itu, yang jika mereka tidak terbangun dari tidur mereka dan menyadari apa yang
mereka lakukan, suatu hari mereka akan
merasa begitu malu mereka akan berteriak kepada batu-batu untuk menimpa mereka.
So what are some other important factors brought out by Ellen White for the
last generation? When Michael stands up as Daniel 12:1, Ellen White wrote that,
“Then Jesus ceases His intercession in the sanctuary
above…” and she quotes
Revelation 22:11. At that time and stage
“…Every
case has been decided for life or death…” The sins of the righteous have been blotted out when Jesus leaves the
sanctuary. “…The restraint
which has been upon the wicked is removed…” and Satan
plunges the world into one great final trouble. And she says, at this time “…the righteous must live in the sight of a holy God without an intercessor.” That's Great Controversy 613-614.
Jadi apakah faktor penting
lainnya yang dikemukakan Ellen White bagi generasi yang terakhir? Ketika
Mikhael berdiri sepeti kata Daniel 12:1, Ellen White menulis bahwa, “…Lalu Yesus
menghentikan perantaraanNya di Bait Suci yang di atas…” dan dia mengutip Wahyu 22:11.
Pada waktu dan tahap itu, “…Setiap kasus telah diputuskan untuk hidup
atau mati… ” Dosa-dosa orang benar telah
dihapuskan ketika Yesus keluar dari Bilik Mahakudus “…Kendali yang
dikenakan pada orang-orang jahat pun dilepaskan…” dan Setan menceburkan dunia ke
dalam satu kesukaran besar yang terakhir. Dan Ellen White berkata, pada saat
ini “…orang-orang benar harus hidup di hadapan
Allah yang kudus tanpa perantara. …” Itu Great Controversy hal. 613-614.
Then she describes a death decree against God's true followers that will
cause great anguish and heart searching, she calls that Jacob's Time of Trouble,
yet they will continue to trust God. It's
Great Controversy 619.
Lalu Ellen White menggambarkan adanya surat perintah
bunuh terhadap pengikut-pengikut sejati Allah yang akan menimbulkan penderitaan
hebat dan perenungan serius, Ellen White menyebut itu Masa Kepicikan Yakub,
namun mereka akan tetap mempercayai Allah. Itu Great Controversy
hal. 619.
So we should search our hearts now and make everything right with God,
always, so that we are ready. She wrote, “Those who delay a
preparation for the day of God cannot
obtain it in the time of trouble…”
the time of trouble context here she's
talking about after the close of probation, she says, “… or at any subsequent time…” it says “…The case of all such is hopeless.”
Maka kita harus menyelidiki hati kita sekarang dan berdamai dengan Allah,
selalu, supaya kita siap. Ellen White menulis, “…Mereka yang
menunda bikin persiapan untuk Hari Allah, tidak bisa mendapatkannya pada waktu
masa kesukaran besar…” “masa kesukaran besar” konteksnya di sini Ellen White bicara tentang
setelah tutupnya pintu kasihan. Ellen White berkata, “…atau pada masa
mana pun setelah itu…” Dikatakan, “…Kasus mereka semua yang seperti itu sudah
tidak ada harapan.” (Great Controversy hal. 620)
Also to be able to stand in this final time of trouble, God's people must
be in the condition that Christ was when He said, “the prince of
this world cometh and hath nothing in Me” (John 14:30). “It is in
this life that we are to
separate sin from us, through
faith in the atoning
blood of Christ.” she quotes that and or writes that in Great
Controversy 623.
Juga supaya bisa
berdiri di masa kesukaran besar terakhir ini, umat Allah harus berada dalam
kondisi sama dengan Kristus ketika Dia berkata,
“penguasa dunia ini datang dan ia tidak punya pegangan apa
pun atas diri-Ku.” (Yohanes
14:30).
“…Dalam kehidupan inilah kita harus memisahkan dosa dari kita, melalui
iman dalam darah Kristus yang mendamaikan…”
Ellen White mengutip itu atau menulisnya di Great
Controversy hal. 623.
Ellen White also describes the 144’000 as those who have stood without an
intercessor in the final conflict of Jacob's Time of Trouble, and the outpouring
of the plagues, and have been delivered, and now stand without fault before the
throne of God. Revelation 14:5. And she describes that in Great Controversy 649.
Ellen White juga menggambarkan ke-144ribu sebagai mereka
yang telah berdiri tanpa perantara di konflik terakhir Masa Kepicikan Yakub dan
dicurahkannya malapetaka-malapetaka, dan telah diselamatkan, dan sekarang
berdiri tanpa cela di hadapan takhta
Allah. Wahyu 14:5.
Dan Ellen White menggambarkan itu di Great Controversy
hal. 649.
Now there are some Bible verses, you know, I just want to come back to a
little bit of a biblical foundation for this last generation before we conclude.
Revelation 14:3-5 says the 144’000 are without fault, when? At the end of the
world. And in the midst of the mark of the Beast crisis the saints give the
third angel’s warning ~ we see that in Revelation 13:12-17 is the mark of the
Beast, and then the warning is Revelation 14:9-11 ~ and the saints keep the
commandments of God and the faith of Jesus, they're commandment keepers.
And then we have 1 Thessalonians 5:23 says, “23 And
the very God of peace sanctify you wholly; and I pray God your whole spirit and
soul and body be preserved blameless unto the coming of our Lord Jesus Christ.” These are concepts in the Bible, folks,
and then in fact verse 24, “24
Faithful is He that calleth you, who also will do it.” So we have no power to preserve ourselves
blameless for the coming of Jesus, but our faithful God has the power to do it
in us.”
Nah ada beberapa ayat Alkitab,
saya hanya mau kembal ke sedikit fondasi alkitabiah untuk generasi terakhir ini
sebelum kita akhiri. Wahyu 14:3-5 mengatakan ke-144ribu itu tanpa cacat, kapan?
Pada akhir zaman. Dan di tengah-tengah krisis tanda Binatang, orang-orang saleh
menyampaikan peringatan pekabaran malaikat ketiga ~ kita melihat ini di Wahyu
13:12-17, itu tanda Binatang, kemudian peringatannya di Wahyu 14:9-11 ~
dan orang-orang saleh yang memelihara Perintah-perintah Allah dan iman Yesus,
mereka adalah yang mematuhi Perintah-perintah.
Kemudian 1 Tesalonika 5:23
mengatakan, “ 23 Dan Allah
damai Sendiri-lah yang menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga seluruh roh, jiwa dan tubuhmu
dipertahankan Allah tidak bercacat hingga kedatangan Yesus Kristus, Tuhan
kita…” Ini adalah
konsep-konsep di Alkitab, Saudara-saudara. Kemudian ayat 24, “…24 Ia yang memanggil kamu itu setia, yang juga akan melakukannya…” Jadi kita tidak punya kuasa untuk mempertahankan diri kita
tidak bercacat untuk kedatangan Yesus, tetapi Allah kita yang setia punya kuasa
melakukannya dalam kita.
And then we have 1 Thessalonians 3:13 it says, “13 To the end He may stablish
your hearts unblameable in holiness before God, even our Father, at the coming
of our Lord Jesus Christ with all His saints.”
Kemudian ada 1
Tesalonika 3:13 dikatakan, “13
Tujuannya agar Dia boleh menguatkan hatimu tak bercacat dalam kekudusan di hadapan Allah, yaitu Bapa kita, pada waktu kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan semua orang
kudus-Nya.”
You know I didn't know if I would have time and I don't think I really do,
but I wanted to go through Romans 8:18-22, very, very important passage, but
there it says, that “22 …the
whole creation groans” “19 …waiting for the revealing of the sons of
God”, so you need to go in to that passage and
say, what do you mean “waiting for the
revealing of the sons of God”? It's a
powerful passage, but let's move on because I want a conclusion, say that
revealing His own fairness you know, revealing God's own justice and mercy, and
every aspect of the great controversy, including how He handles judgment is how
God settles Satan accusations, ensuring that sin will never rise again.
Kalian tahu, saya tidak tahu apakah ada cukup waktu dan
menurut saya sungguh saya rasa tidak, tetapi saya ingin ke Roma 8:18-22, bacaan
yang amat sangat penting. Tetapi di sana dikatakan, “22 … seluruh
ciptaan mengerang” … 19 ….menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan”, jadi kita perlu menyimak bacaan ini dan
berkata, apa maksudmu “menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan”? Ini adalah bacaan yang berbobot, tetapi baiklah kita
lanjut karena saya mau sebuah konklusi yang
mengatakan bahwa dengan mengungkapkan keadilanNya sendiri, mengungkapkan keadilan dan
rahmat Allah sendiri dan setiap aspek pertentangan besar, termasuk bagaimana
Dia menangani keadian adalah cara Allah membereskan
tuduhan-tuduhan Setan, memastikan bahwa dosa tidak akan muncul lagi.
I want you to notice very carefully the words of the redeemed when they
sing the song of Moses and the song of the Lamb, as they praise God on the sea
of glass, so it mentions that this is a
song of Moses and song of the Lamb, and it says and here's the song, “3
Great and marvellous are Thy works, Lord God Almighty; just and true are
Thy ways, Thou King of saints. 4 Who shall not fear Thee, O Lord,
and glorify Thy name? for Thou only art holy: for all nations shall come and
worship before Thee; for Thy judgments are made manifest.” You see, God vindicates Himself through His
righteous judgments. The whole great controversy has been an ongoing process of
vindicating the character of God.
Saya mau kalian menyimak
dengan sangat hati-hati perkataan orang-orang tebusan ketika mereka menyanyikan
nyanyian Musa dan Sang Domba ketika mereka memuji Allah di atas laut kaca. Jadi
dikatakan bahwa ini adalah nyanyian Musa dan nyanyian Sang Domba, dan dikatakan
inilah nyanyian itu, “3 … ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, Tuhan,
Allah yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, Engkau Raja semua orang saleh! 4
Siapakah yang tidak akan takut pada-Mu, ya Tuhan, dan memuliakan nama-Mu?
Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud
menyembah di hadapanMu sebab penghakimanMu
telah dinyatakan…” (Wahyu
15:3-4). Kalian lihat, Allah membersihkan namaNya Sendiri melalui
penghakimanNya yang adil. Seluruh petentangan adalah suatu proses yang
berlangsung untuk membersihkan
reputasi karakter Allah.
But let's go to Isaiah 5:16. this is a really important verse, it says, “16
But the LORD of hosts shall be exalted in judgment, and God that is holy shall
be sanctified in righteousness.” You see, in the
great controversy God is allowing all His dealings with mankind including His judgments
to be revealed to all. His love is revealed powerfully especially at Calvary,
proving that He's not an unfair, unjust tyrant. Also proving that it's His
glory to forgive our sins. In the final events of Revelation 13 to 18 God is
allowing Satan his chance to fully demonstrate his governing principles. He's
never done that before. But in contrast to Satan's rule, God's principles will
be manifest. And how He holds up that last generation, enabling them by the
power of the Holy Spirit to be faithful to His commandments. In the face of the
greatest adversity, they will live fully by His great principles of truth. This
will prove that the Law is not abrogated, and vindicate the character of God.
It's the final vindication of the character of God. This is God's plan not
man's plan.
Tetapi marilah kita ke Yesaya
5:16, ini adalah ayat yang sangat penting, dikatakan, “16 Tetapi TUHAN semesta alam akan ditinggikan dalam keadilan, dan
Allah yang kudus akan dikuduskan dalam
kebenaran…” Kalian lihat, dalam pertentangan besar, Allah mengizinkan
semua urusanNya dengan manusia
termasuk penghakimanNya itu harus diungkapkan kepada semua. KasihNya diungkapkan dengan hebat, terutama saat di Kalvari,
membuktikan bahwa Dia bukanlah Tiran yang tidak adil dan tidak benar. Juga
membuktikan bahwa demi kemuliaanNyalah dosa kita diampuni. Dalam
peristiwa-peristiwa terakhir Wahyu 13-18 Allah memberikan kesempatan kepada
Setan untuk mendemonstrasikan sepenuhnya prinsip-prinsipnya memimpin. Dia belum
pernah berbuat begitu sebelumnya. Tetapi sebagai kontras kepemimpinan Setan,
prinsip-prinsip Allah akan dinyatakan. Dan bagaimana Dia mengangkat generasi
yang terakhir itu, memampukan mereka melalui kuasa Roh Kudus untuk menjadi
setia kepada Perintah-perintahNya. Berhadapan dengan kesukaran yang paling
hebat, mereka akan hidup sepenuhnya dengan prinsip-prinsip kebenaranNya yang
besar. Ini akan membuktikan bahwa Hukum itu tidak dibatalkan, dan membersihkan
reputasi karakter Allah. Itulah pembersihan terakhir reputasi karakter Allah.
Inilah rencana Allah, bukan rencana manusia.
Now Nahum 1:9 says something really important here. Nahum 1:9 says, “9
What do ye imagine against the LORD? He will make an utter end: affliction
shall not rise up the second time.”
You know only an infinite all-knowing all-powerful God could make such a
promise. He allowed the great controversy even though it has caused suffering
and evil, because love can only exist where there is freedom of choice. To end
the sin problem without clarifying issues would have ended freedom of choice
for many if not all. In this verse Nahum 1:9 God is saying that the whole great
controversy settles all the questions and accusations that have been made
against the character God so thoroughly, that God guarantees that even with
freedom of choice nobody in the universe will ever choose sin again, everyone
will say, “Never again!”. And Philippians 2:10-11 says, that the day is
coming “10 That at the name of Jesus
every knee should bow, of things in heaven, and things in earth, and things
under the earth; 11 And that every tongue should confess that Jesus
Christ is Lord, to the glory of God the Father.”
Nah, Nahum 1:9
mengatakan sesuatu yang benar-benar penting di sini. Nahum 1:9 mengatakan, “9Apa yang
kamu rencanakan untuk melawan TUHAN? Ia akan menghabisinya
sampai tuntas. Penderitaan tidak akan timbul untuk
kedua kalinya…” Kalian tahu, hanya Allah yang tidak terbatas, yang
mahatahu dan mahakuasa bisa membuat janji seperti ini. Dia mengizinkan pertentangan
besar walaupun itu menimbulkan penderitaan dan kejahatan, karena kasih hanya
bisa eksis di mana ada kebebasan memilih. Untuk mengakhiri masalah dosa tanpa
menjelaskan isu-isunya akan mengahiri kebebasan memilih bagi banyak orang kalau
tidak semuanya. Di Nahum 1:9 ini Allah mengatakan bahwa seluruh pertentangan
besar itu menyelesaikan semua pertanyaan dan tuduhan yang telah dilancarkan
terhadap karakter Allah sebegitu menyeluruhnya, sehingga Allah menjamin bahwa
walaupun ada kebebasan memilih, di alam semesta tidak ada yang akan pernah
memilih untuk berbuat dosa lagi, semua akan berkata, “Selamanya tidak akan pernah lagi!”
Dan Filipi 2:10-11
mengatakan bahwa harinya akan datang “…10 supaya pada nama Yesus setiap lutut akan dilipat dari segala yang ada di langit, dan
yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi, 11 dan setiap
lidah akan mengakui ‘Yesus Kristus adalah
Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!’
You know Ellen White shared that it isn't just those who remain loyal to God
that honor Him by confessing He's Lord, that bow the knee, but that all the
wicked, even Satan are included in this acknowledgement of God's fairness and
goodness, because remember, it said that “at the name of
Jesus every knee should bow”, none will be
left out. But it'll be an acknowledgment of God's fairness and goodness that He
is God, and that He alone receives and is worthy of homage. Now this happens
after the New Jerusalem comes down on the earth, after the thousand years in
Revelation 20. You know, the wicked do not repent at that time when they
acknowledge God though, we want to be clear on that, you know, because they
were about to attack the New Jerusalem, and try to take it from the righteous
saints, but they're stopped by God's panoramic view in the sky, and in this
panoramic view God shows them the key scenes of the great controversy, and He
also shows each one of them a replay of his or her life. They will see all the
ways that God has intervened in their lives, and how they have resisted and
refused Him, His love, His fairness, His
mercy, and His justice, are all so overwhelming, that each one falls on their
knees in an amazing moment of truth, admits He's who He is, He's righteous,
that He alone is God. Then God withdraws the panoramic view in time, the effect
wears off, and then these people show their heart is not changed, because they
proceed to attack the New Jerusalem anyway. At that point, the Devil and all
the wicked can be destroyed, and all the beings of God's universe will
understand that God is fair, and just, and merciful. And they will never choose
sin again, according to Nahum 1:9. The Lord is truly “exalted in judgment and … sanctified in
righteousness” as Isaiah 5:16 said. So why isn't
the great controversy finished? What is God waiting for?
Kalian tahu, Ellen White membagikan info bahwa bukan
hanya mereka yang tetap setia kepada Allah dan menghormati Dia dengan
mengakui bahwa Dialah Tuhan, yang melipat lutut mereka; tetapi semua orang jahat
bahkan Setan termasuk dalam mereka yang mengakui keadilan dan kebaikan Allah,
karena ingat, dikatakan bahwa “pada nama Yesus setiap lutut akan dilipat” tidak ada yang
tertinggal. Tetapi itu akan menjadi pengakuan keadilan dan kebaikan Allah,
bahwa Dialah Allah dan bahwa Dia saja yang menerima dan layak disembah. Nah,
ini terjadi setelah turunnya Yerusalem Baru ke bumi setelah masa 1000 tahun di Wahyu 20.
Kalian tahu, namun orang-orang jahat tidak betobat pada saat mereka
mengakui Allah, ini harus jelas kalian ketahui karena
mereka bersiap-siap menyerang Yerusalem Baru dan mau merebutnya dari
orang-orang saleh yang benar, tetapi mereka dihentikan oleh pandangan panoramik
Tuhan di angkasa, dan dalam pandangan panoramik ini Allah menunjukkan kepada
mereka adegan-adegan kunci dari pertentangan besar, dan Allah juga
menunjukkan tayangan ulang dari kehidupan masing-masing kepada setiap orang
dari mereka. Mereka akan melihat segala cara yang dipakai Allah untuk menintervensi
hidup mereka, dan bagaimana mereka telah bertahan dan menolakNya, kasihNya,
keadilanNya, rahmatNya, dan kebenaranNya, semuanya begitu mempesona, sehingga
setiap orang jatuh bertekuk lutut pada saat momen kebenaran yang mengagumkan,
mengakui bahwa Dia adalah Dia, Dia benar, bahwa Dia saja yang Allah. Lalu Allah
menarik kembali pandangan panoramik dalam waktu, pengaruhnya hilang, kemudian
orang-orang ini menunjukkan bahwa hati mereka tidak berubah, karena mereka toh
melanjutkan mau menyerang Yerusalem Baru. Pada saat itu barulah Iblis dan
semua orang jahat bisa dibinasakan, dan semua ciptaan Allah di alam semesta
akan paham bahwa Allah itu adil, dan benar, dan penuh rahmat. Dan mereka tidak
akan pernah memilih dosa lagi menurut Nahum 1:9. Tuhan benar-benar “ditinggikan dalam
keadilan, dan … dikuduskan dalam kebenaran…” seperti kata Yesaya 5:16. Jadi mengapa pertentangan
besar belum selesai? Apa yang ditunggu Allah?
And so I’m going to close with Christ's Object
Lessons page 69 it says, “Christ is
waiting with longing desire for the manifestation of Himself in His church. When
the character of Christ shall be
perfectly reproduced in His people,
then He will come to claim them as His own.”
Won't you let Christ work out His will in your life, so you can be one of
those people? And so Jesus doesn't have to wait anymore and He can come and
this whole problem with sin can be ended forever, and we can get back to what
God's creation is supposed to be: perfect harmony, one pulse of harmony beating
through the universe. Do you want that day? I do.
Maka saya akan mengakhiri
dengan Christ’s
Object Lessons hal. 69, itu mengatakan, “…Kristus sedang
menunggu dengan kerinduan besar untuk terwujudnya DiriNya Sendiri di dalam
gerejaNya. Ketika karakter Kristus direproduksi dengan sempurna pada umatNya,
maka Dia akan datang untuk mengklaim mereka sebagai milikNya Sendiri. …” Tidak maukah kita mengizinkan
Kristus mengerjakan kehendakNya dalam kehidupan kita supaya kita bisa menjadi
salah satu dari orang-orag ini? Kalau begitu Yesus tidak usah menunggu lebih
lama lagi, Dia bisa datang dan seluruh problem dengan dosa ini bisa selamanya
diakhiri, dan kita bisa kembali kepada bagaimana seharusnya ciptaan Allah itu:
harmonis sempurna, satu irama keharmonisan yang berdetak di seluruh alam
semesta. Apakah kalian merindukan hari itu? Saya merindukannya.