THE
FINAL GENERATION SYMPOSIUM
Part 15/32 - Rich Constantinescu
OPERATION SANCTUARY
https://www.youtube.com/watch?v=CPzBNKXj9uk&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=15
Dibuka dengan doa
If you travel to many of the ancient pagan temples around the world you'll
notice that one of the significant characteristics, is that those pagan temples
are often at the tops of mountains. Not only that, but you must then climb the
steps in order to reach the place of ultimate worship and service to god. The
religion of Christ, however, is something that is antithetically opposite to
this. And the story of Scripture is a story of redemption, of Christ coming to
us. The Bible tells us that we do not seek after God, that we need God to seek
us. And so the operation of the sanctuary, this master mission plan to save
humanity, was put into place. And so we're going to be looking at why God
established a sanctuary and what does this mean for our lives practically
today, and how can we receive the benefits of this intercession.
Jika kita pergi ke banyak kuil pagan kuno di mana-mana di
dunia, kita akan melihat bahwa salah satu cirinya yang signifikan ialah,
kuil-kuil pagan tersebut sering terletak di puncak-puncak gunung. Bukan hanya
itu, orang lalu harus mendaki anak-anak tangga untuk akhirnya bisa mencapai
tempat ibadah dan pelayanan kepada yang mereka sembah. Agama Kristus,
sebaliknya, adalah sesuatu yang berlawanan, bertolak-belakang dengan ini. Dan
kisah Kitab Suci adalah sebuah kisah tentang penebusan, tentang Kristus yang datang
kepada kita. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa bukan kita yang mencari
Allah, tapi kita butuh Allah yang mencari kita. Maka pengoperasian Bait Suci,
rencana misi utama untuk menyelamatkan kemanusiaan pun dihadirkan. Jadi kita
akan menyimak mengapa Allah mendirikan sebuah Bait Suci dan apa maknanya ini
dalam praktek bagi hidup kita hari ini, dan bagaimana kita bisa menerima
manfaat-manfaat dari perantaraan ini.
We're told that the subject of the sanctuary and the investigative judgment should be clearly
understood by the people of God, otherwise it will be impossible for
them to exercise the faith which is essential for this time, or to occupy the
position which God designs them to fill. It is of the utmost importance that
all should thoroughly understand these subjects, and be ready always to give an
answer to every man that asks the reason of the hope that is in them, with
meekness and fear.
Kita diberitahu bahwa topik Bait Suci dan Penghakiman Investigasi harus
dipahami dengan jelas oleh umat Allah; kalau tidak, mustahil
bagi mereka untuk mempraktekkan iman yang diperlukan untuk zaman ini, atau
untuk menempati posisi yang direncanakan Allah untuk mereka isi. Adalah sangat
penting semua harus memahami topik-topik itu secara menyeluruh, dan selalu siap
memberikan jawaban kepada siapa pun yang bertanya tentang alasan pengharapan
yang ada di dalam mereka, dengan kerendahan hati dan takut akan Allah.
Yes, friends, the subject of the sanctuary is very, very, important. Why did
God establish a sanctuary for man? Because the relationship between God and man
had been broken when sin reared up its ugly head, had caused a separation
between man and his Maker. And so only by removing that sin could there be a
reconnection and an “at-one-ment”
(atonement) again. The sanctuary was given to man for the specific
reason of bringing man into atonement, or “at-one-ment” with God, unity with
God after the separation that sin had caused, by cleansing him from sin.
See friends, sin separates us from God
Ya, teman-teman, topik
Bait Suci itu amat, sangat penting. Mengapa Allah mendirikan
sebuah Bait Suci untuk manusia? Karena hubungan antara Allah dan manusia telah
putus ketika dosa menongolkan kepalanya yang jelek, dan mengakibatkan suatu
perpisahan antara manusia dengan Penciptanya. Maka hanya dengan menyingkirkan
dosa bisa ada rekoneksi dan “at-one-ment” (atonement = pendamaian, persatuan kembali antara
Allah dengan manusia) kembali. Bait
Suci diberikan kepada manusia untuk tujuan khusus membawa manusia kembali
kepada pendamaian dengan Allah atau “at-one-ment” persatuan dengan Allah setelah
perpisahan yang diakibatkan dosa, dengan cara membersihkan manusia dari dosa.
Lihat, teman-teman, dosa memisahkan kita dari Allah.
Isaiah 59:2 says, “2 But your iniquities have
separated between you and your God, and your sins have hid His face from you,
that He will not hear.”
God is a holy God, He is a righteous God, He is a consuming fire. And so
out of mercy for us He does not allow us to come into direct contact. I’m so
happy that God is a merciful God, that He has not consumed us already. His
mercies are new every morning. And yet God does not desire to live at a
distance from us, friends. He wants to be closely united. And at this time in
earth's history, we need to be seeking as close of a relationship with God as
it can possibly be experienced. We cannot of ourselves fix that gap or cleanse
ourselves from that sin. Romans 8:7 tells us this, that “7
… the carnal mind…” the carnal
heart, the fleshly heart with which we have all been endowed by virtue of our
entrance into the human race by natural birth, “…is enmity against God…” it is actually at war with God, it cannot be subject to the to the Law of
God and “… for it is not subject to the Law of God,
neither indeed can be…” subject. We
must be born again.
Yesaya 59:2 berkata, “2 tetapi kejahatan-kejahatanmu telah memisahkan antara kamu dan Allahmu, dan
dosa-dosamu membuat Dia menyembunyikan wajahNya
dari kamu, sehingga Ia tidak mau
mendengar…” Allah adalah Allah yang kudus, Dia adalah Allah yang
benar, Dia adalah api yang menghanguskan. Maka karena belas kasihanNya untuk
kita Dia tidak mengizinkan kita datang untuk berhubungan langsung. Saya sangat
gembira Allah adalah Allah yang penuh rahmat sehingga Dia belum menghanguskan
kita sampai sekarang. RahmatNya baru setiap pagi. Namun demikian, Allah tidak
ingin hidup jauh dari kita, teman-teman. Dia mau bersatu secara dekat. Dan pada
saat ini dalam sejarah dunia, sebisa-bisanya kita perlu mencari hubungan
sedekat mungkin dengan Allah. Kita sendiri tidak bisa memperbaiki jurang itu
atau membersihkan diri kita sendiri dari dosa. Roma 8:7
mengatakan ini kepada kita bahwa, “7 … pikiran yang jasmani…” hati yang jasmani,
hati yang daging, yang telah kita semua dapatkan karena masuknya kita ke bangsa
manusia melalui kelahiran alami, “…itu perseteruan melawan
Allah…” itu sesungguhnya berperang dengan
Allah, itu tidak bisa takluk kepada Hukum Allah, “…karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah;
dan memang tidak bisa…” takluk. Kita harus dilahirkan kembali.
So we were not seeking God, friends, God was seeking us. In Exodus 25:8
we're given the reason why God initiated the operation sanctuary. In Exodus 25:8
the Bible says that He told Moses, “8 And let them make Me a
sanctuary; that I…” the reason given here
“…may dwell among them.”
Now friends, remember that sin separates us from God; so the only way that
God could truly dwell among us was by Him taking care of that sin that was
between us. And so that's what we see in the sanctuary and in the life of
Jesus, who was represented by that sanctuary.
Jadi bukan kita mencari Allah, teman-teman, Allah yang
mencari kita. Di Keluaran 25:8 kita diberitahu alasannya mengapa Allah
menginisiasi dioperasikannya Bait Suci. Di Keluaran 25:8 Alkitab berkata bahwa
Allah memberitahu Musa, “…8
Dan hendaknya mereka membuat bagi-Ku sebuah Bait Suci, supaya Aku…” alasan yang
diberikan di sini, “…boleh
diam di tengah-tengah mereka…”
Nah, teman-teman, ingat bahwa dosa memisahkan kita dari
Allah; jadi satu-satunya jalan agar Allah sungguh-sungguh bisa hidup di
tengah-tengah kita ialah dengan menangani dosa yang ada di antara kita. Maka
itulah yang kita lihat di Bait Suci dan di hidup Yesus, yang dilambangkan oleh
Bait Suci itu.
In John 1:14 we're told a very similar theme as Exodus 25:8. The Bible says
in John 1:14 that “14 And the Word was made flesh,
and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the Only Begotten
of the Father, full of grace and truth.”
And so Jesus, He tabernacled, the same word in the Greek “pitched his
tent”, He tabernacle, He dwelt among us, the same that was typified in the
earthly sanctuary in Exodus 25:8, “8 And let them make Me a
sanctuary; that I may dwell among them.” And so we see that the
sanctuary in all its forms and its ceremonies represents Jesus.
Di Yohanes 1:14 kita
diberitahu sebuah tema yang sangat mirip Keluaran 25:8. Alkitab berkata di
Yohanes 1:14 bahwa “14
Firman itu telah menjadi daging dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Satu-satunya yang berasal dari Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran…”
Maka Yesus, Dia bertabernakel, kata yang sama dalam
bahasa Greeka, “mendirikan tendanya”, Dia bertabernakel, Dia tinggal di antara
kita, tipe (lambang) yang sama yang digambarkan di Bait Suci duniawi di
Keluaran 25:8, “…8 Dan hendaknya mereka membuat bagi-Ku sebuah Bait Suci, supaya Aku boleh diam di tengah-tengah mereka…” Maka kita melihat bahwa Bait
Suci dalam segala bentuknya dan upacara-upacaranya, melambangkan Yesus.
And interestingly enough as the purpose of the sanctuary service was to
remove the sin from the believers, to create an at-one-ment with their Creator,
so the name of Jesus was given in Matthew 1:21, “21 …and thou shalt call His
name JESUS: for He shall save His people from their sins.”
This was the purpose why Jesus was sent, is to save us, because God wants
to be in fellowship with us. He wants to bless us and be in communion, and yet
with sin in between He cannot experience that love relationship that He so
desires to have with us, to bring us into His glory. And so He sent Jesus to
save us from our sins to live among us, with His glory veiled, as the
sanctuary, veiled the glory, within that Most Holy Place on the Shekinah or on
the mercy seat, the Shekinah glory, so Jesus had His glory veiled.
Dan yang cukup menarik, karena tujuan pelayanan Bait Suci
adalah untuk menyingkirkan dosa dari orang-orang percaya, untuk menciptakan
suatu persatuan (at-one-ment = pendamaian) dengan
Pencipta mereka, maka nama Yesus diberikan di Matius 1:21, “21 … dan engkau akan menamakan
Dia YESUS, karena Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”
Inilah tujuannya mengapa Yesus diutus, untuk menyelamatkan kita, karena
Allah ingin mempunyai persekutuan dengan kita. Dia ingin memberkati kita dan
berada dalam komunikasi, namun dengan adanya dosa di antara kita, Allah tidak
bisa memiliki hubungan kasih dengan kita yang begitu didambakanNya, untuk
membawa kita kepada kemuliaanNya. Maka Dia mengutus Yesus untuk menyelamatkan
kita dari dosa-dosa kita, dan hidup di antara kita, dengan menutupi
kemuliaanNya, sebagaimana Bait Suci menutupi kemuliaan yang ada di dalam Bilik
Mahakudus, pada Shekinah atau pada Tutup Pendamaian, kemuliaan Shekinah. Jadi
Yesus menutupi kemuliaanNya.
The purpose of the sanctuary, friends, was to bear the sins of the
believers. Look with me at Leviticus 10:17. Leviticus 10:17 talks about the sin
offerings over which the sins of the people were confessed, and then this sin offering was eaten by the
priests, and thus the sin was transferred to the Holy Place. “17
Wherefore have ye not…” it says in
Leviticus 10:17
“…eaten the sin offering in the Holy Place, seeing it is most holy, and
God hath given it you to bear the iniquity of the congregation, to make
atonement for them before the LORD?”
So we see here clearly that the purpose of the sanctuary was to take the sin
from the people, transfer by faith figuratively upon that sacrificial
animal, which typified Christ, and then placed through that flesh upon the
priests, and transferred also by the blood sprinkled before the veil that was
right before the Most Holy Place, having a record of the sins in the daily
service transferred every day until the end of the year and the Day of
Atonement.
Teman-teman, tujuan dari Bait Suci ialah untuk menanggung
dosa-dosa orang-orang percaya. Mari bersama kita menyimak Imamat 10:17. Imamat
10:17 bicara tentang kurban penghapus dosa di mana umat mengakui dosa-dosa
mereka di atas hewan kurban itu, kemudian kurban penghapus dosa ini dimakan
oleh para imam, dengan demikian dosa itu dipindahkan ke dalam Bilik Kudus. “17…Mengapa
tidak kamu…” dikatakan di Imamat 10:17, “…makan kurban penghapus dosa itu di Bilik Kudus? Bukankah itu maha kudus dan TUHAN telah memberikannya kepadamu, supaya kamu menanggung kesalahan jemaat untuk mengadakan pendamaian bagi mereka di hadapan TUHAN?
…”
Jadi di sini kita lihat dengan jelas bahwa tujuan Bait Suci ialah mengambil
dosa dari umat, secara kiasan memindahkannya melalui iman ke
atas hewan kurban yang melambangkan Kristus, kemudian daging itu dengan dimakan
oleh para imam ditempatkan di Bait Suci, dan dengan memindahkannya juga melalui
darah yang dipercikkan pada tirai yang ada di depan Bilik Mahakudus, dengan
demikian ada catatan dari dosa-dosa dalam pelayanan harian yang dipindahkan
setiap hari hingga akhir tahun pada Hari Pendamaian.
Again we see this cleansing in Leviticus 16:16. The Bible says, “16
And he shall make an atonement for the Holy Place, because of the uncleanness
of the children of Israel, and because of their transgressions in all their
sins: and so shall he do for the tabernacle of the congregation, that remaineth
among them in the midst of their uncleanness.”
And so we see here clearly that the necessity of the sanctuary being cleansed
was simply because of the uncleanness of the believers that then needed to be cleansed
every year along with the sanctuary itself being cleansed.
Kembali kita melihat pembersihan ini di Imamat 16:16.
Alkitab berkata, “…16 Dan ia akan mengadakan pendamaian
bagi Tempat Kudus itu, karena segala kenajisan orang Israel, dan karena segala
pelanggaran mereka dalam segala dosa mereka.
Demikianlah harus diperbuatnya pada Kemah
Pertemuan yang tetap berada di antara mereka
di tengah-tengah segala kenajisan mereka.”
Jadi kita lihat di sini dengan jelas perlunya Bait Suci itu dibersihkan
semata-mata karena kenajisan orang-orang percaya yang perlu dibersihkan setiap tahun saat
itu, bersama dengan Bait Suci itu sendiri dibersihkan.
In Daniel 8:14 we're told the most
pivotal text that would define the Adventist movement, “14… Unto
two thousand and three hundred days; then shall the sanctuary be cleansed.” What a promise this is, friends. What a
promise that we can be cleansed. That as the sanctuary is cleansed, that
remains among us in the midst of our uncleanness that there is a corresponding
work of cleansing of God's church. Yes, indeed Jesus came for the same reason
that the sanctuary was given. Jesus is the sanctuary in human form, the
anti-type of that typical sanctuary for God to dwell with us, because
Jesus' name is Emmanuel God with us. And He came to dwell among us just like
the sanctuary was established, so that God could dwell among us.
Di Daniel 8:14 kita diberitahu ayat yang paling penting
yang akan mendefinisikan gerakan Advent “14
…‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu akan dibersihkan…” Luar biasa janji ini, teman-teman. Luar biasa janji bahwa
kita bisa dibersihkan. Sebagaimana Bait Suci yang tinggal di antara kita, di tengah-tengah
kenajisan kita itu dibersihkan, bahwa ada suatu pekerjaan yang sama yaitu
pembersihan gereja Allah. Iya, memang benar Yesus datang untuk alasan yang sama
mengapa Bait Suci itu diberikan. Yesus
adalah Bait Suci dalam bentuk manusia, antitipe dari tipe Bait Suci bagi Allah
untuk tinggal bersama kita, karena nama Yesus adalah Imanuel,
Allah beserta kita. Dan Dia datang untuk tinggal di antara kita sama seperti
Bait Suci itu didirikan supaya Allah bisa tinggal di antara kita.
In Matthew 1:21 again “21… He
shall save His people…” just like the
sanctuary was taking the sins that were confessed day by day and having it cleansed
from the people, and then placed upon the sanctuary priests, and also the
articles of the sanctuary. So Jesus cleanses and takes our sin from us.
Now friends, Jesus always finishes
His work. In the Bible, we see that Jesus was a faithful Son, He finished. He said to Mary when reproached for being
absent from Joseph and Mary, He said, “don't you know that ‘I must be about my Father's business’?”
Matius 1:21 lagi, “21…Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya…” sama seperti Bait
Suci mengambil dosa-dosa yang diakui dari hari ke hari dan dibersihkan dari
umat, kemudian ditempatkan pada imam-imam Bait Suci dan juga pada
perkakas-perkakas Bait Suci, maka Yesus membersihkan dan mengambil dosa-dosa
dari kita.
Nah, teman-teman, Yesus selalu menyelesaikan
pekerjaanNya. Di Alkitab, kita melihat bahwa Yesus adalah Anak yang setia, Dia
menyelesaikan pekerjaanNya. Dia berkata kepada Maria ketika Dia ditegur setelah hilang dari Yusuf dan Maria, Dia berkata, “49 …Tidakkah kalian tahu, bahwa Aku harus melakukan pekerjaan Bapa-Ku?’ (Lukas
2:49)
And the promise in Daniel 8:14 is no
less sure than the faithfulness of Jesus, that He will cleanse the sanctuary,
and the people associated, because the sanctuary dwells among us in the midst
of our uncleanness. The reason why there is a record of sins in the sanctuary
is because of our sins that we have by faith transferred there, and we know
that just as Jesus was faithful to do His work on earth, that He will also
accomplish this for the sanctuary and His people in Daniel 8:14.
Dan janji yang
di Daniel 8:14 tidak kurang kepastiannya daripada kesetiaan Yesus bahwa Dia
akan membersihkan Bait Suci, dan umat yang terkait dengannya, karena Bait Suci
itu ada di antara kita di tengah-tengah kenajisan kita. Alasan mengapa ada
catatan dosa di Bait Suci ialah karena dosa-dosa kita yang telah kita pindahkan
melalui iman ke sana, dan kita tahu sebagaimana Yesus setia melakukan
pekerjaanNya di dunia, Dia juga akan menyelesaikan ini untuk Bait Suci dan
umatNya di Daniel 8:14.
Look with me please at the
faithfulness of Jesus in John 17:4, Jesus always finishes His work. He closed His
earthly ministry of service before He went to Calvary to offer His life as a
sacrificial offering, in Gethsemane. He said in His prayer, John 17:4 for his disciples He says to His Father, Jesus says, “4 I have glorified Thee on the
earth: I have…” what? “…finished the work which Thou gavest Me to
do.”
Jesus always finishes His
work. Amen?
Mari simak bersama saya pada kesetiaan Yesus, di Yohanes
17:4, Yesus selalu menyelesaikan pekerjaanNya. Dia mengakhiri ministriNya di
dunia di Getsemani sebelum Dia pergi ke Kalvari untuk mempersembahkan hidupNya
sebagai kurban persembahan. Dia berkata dalam doaNya kepada BapaNya, Yohanes
17:4 bagi murid-muridNya, Yesus berkata, “…4
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi, aku
telah…” apa? “…menyelesaikan pekerjaan yang Engkau
berikan kepada-Ku untuk Kulakukan.” Yesus selalu
menyelesaikan pekerjaanNya. Amin?
As Jesus closes His earthly life, He
said again in John 19:30 the last part of the verse “30 …It is finished…” He said “…and He bowed His head, and gave up…” the spirit, He
“…gave up the ghost.” And so we can
expect that just as Jesus entered His role as High Priest to intercede for us
and judges people during the anti-typical Day of Atonement, He will just as
surely ~ as He finished His earthly ministry ~ He will just as surely finish
His heavenly ministry, His mediation and cleansing of the sanctuary and His
people, just like He began it. Praise God we can trust in Jesus.
Ketika Yesus mengakhiri
kehidupan duniawiNya, kembali Dia berkata di Yohanes 19:30, bagian terakhir
dari ayat itu, “30…‘Sudah
selesai!’…” kata Yesus, “…Dan
Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya…” Maka kita boleh berharap bahwa sebagaimana Yesus memasuki
peranNya sebagai Imam Besar untuk menjadi perantara kita, dan menghakimi
manusia di masa antitipe Hari Pendamaian, Dia pasti juga ~ sebagaimana Dia
telah menyelesaikan ministriNya di dunia ~ Dia pasti juga akan menyelesaikan
ministriNya di surga, mediasiNya dan pembersihan Bait Suci dan umatNya,
sebagaimana Dia memulainya. Puji Tuhan kita boleh percaya dalam Yesus.
We see this in Revelation 16:17, that
there's a voice that comes out of the temple of heaven “17 And
the seventh angel poured out his vial…” in this prophecy
“…into the air; and there came a great voice out of the temple of
heaven…” where Jesus has been ministering “…from the throne, saying, ‘It is done.’…” Revelation 16:17. We see Jesus saying, “I have
finished the work which You gave Me to do” at the end of His earthly ministry
on the cross as He finished His sacrifice, He said, “It is done.” And now we
see at the very close from the sanctuary again “It is done.”
Kita melihat ini di Wahyu 16:17, bahwa ada sebuah suara
yang keluar dari Bilik Mahakudus di Surga, “…17 Dan malaikat yang ketujuh mencurahkan cawannya…” di nubuatan ini, “…ke angkasa; dan
muncul suatu suara yang nyaring keluar
dari bilik Mahakudus di Surga,…” di mana Yesus tadinya sedang melayani, “…dari
takhta, mengatakan, ‘Sudah selesai!’…” Wahyu 16:17. Kita melihat Yesus berkata, “Aku telah
menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan untuk Aku lakukan” pada akhir
ministriNya di dunia, di
salib saat Dia menyelesaikan kurbanNya, Dia berkata, “Sudah selesai.” Dan
sekarang kita melihat pada akhir penutupan dunia, dari dalam Bait Suci,
lagi-lagi perkataan “Sudah selesai.”
Isaiah 55:11, friends, shows us the
surety of God's Word, that “…Unto
two thousand and three hundred days; then shall the sanctuary be cleansed.” Isaiah 55:11 says, “11
So shall My Word be…” and we know that
the “Word” according to John chapter 1 is Jesus “…11
So shall My Word be that goeth forth out of My mouth…” And we can use some little algebra here, because we know that the Bible
gives us a definition of God's Word being His Son,
“In the beginning was the Word Ἐν [En] ἀρχῇ [archē] ἦν [ēn] ὁ [ho] Λόγος, [Logos] “In the beginning was the Word, and
the Word was with God, and the Word was God."
Yesaya 55:11, teman-teman,
menunjukkan kepada kita kepastian Firman Allah, bahwa “14 …‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi,
lalu Bait Suci itu akan dibersihkan.’ (Daniel 8:14). Yesaya 55:11
berkata, “11 seperti itulah Firman-Ku…” dan kita tahu
“Firman” menurut Yohanes pasal 1:1 adalah Yesus. “11 seperti itulah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku…” Dan kita bisa
menggunakan sedikit ilmu Aljabar di sini, karena kita tahu
bahwa Alkitab memberikan definisi dari Firman Allah, yaitu AnakNya.
“…Pada
mulanya adalah Firman; Ἐν [En] ἀρχῇ [archē] ἦν [ēn] ὁ [ho] Λόγος, [Logos]; Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.”
And so we can say that “My Word, My Son, Jesus, be that goes forth from My
throne, He shall not return unto Me without completing His task for which I send
Him.” He will complete Our task which We have
set out to do, of removing sin from a faithful people, and making them one with
Us, completing the at-one-ment atonement for them because, friends, the Word of
God has been sent forth to save us from our sins. The cleansing of the sanctuary is
representative ~ as we've seen so far ~ of the corresponding cleansing of the
people whose sins have defiled it.
And so there is a corresponding work
specifically at the end of time which has to do with the cleansing of God's people,
and we find this as we've already seen in Leviticus 16:16 that the Tabernacle
is in the midst of the people, in the midst of their uncleanness.
Maka kita
bisa mengatakan bahwa “Firmanku, AnakKu, Yesus, yang keluar dari takhta-Ku, ia tidak akan kembali kepada-Ku
tanpa menyelesaikan pekerjaanNya untuk mana Aku telah mengutusNya.” Dia akan
menyelesaikan tugas Kami yang telah Kami rancang untuk dilakukan, yaitu
menyingkirkan dosa dari umat yang setia, dan menjadikan mereka satu dengan
Kami, merampungkan penyatuan (at-one-ment), pendamaian bagi mereka karena,
teman-teman, Firman Allah telah diutus untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa
kita. Pembersihan Bait Suci adalah lambang ~
seperti yang sudah kita lihat sejauh ini ~ dari
pembersihan yang sama pada umat yang dosa-dosanya telah menajiskannya.
Jadi ada pekerjaan yang terkait
terutama pada masa akhir ini
yang berkaitan dengan pembersihan
umat Allah, dan kita mendapatkan ini, seperti yang telah kita
lihat di Imamat 16:16, bahwa Tabernakel itu ada di tengah-tengah umat, di
tengah-tengah kenajisan mereka.
Go with me please to Malachi chapter
3. Malachi chapter 3 shows this work of cleansing when the Lord judges in His
temple. Malachi 3:1-3 say, “1 Behold, I will send My
messenger, and he shall prepare the way before Me…” friends, it takes preparation to meet God, “… and the LORD, whom ye seek, shall suddenly
come…” not to this earth but “…to His temple, even the Messenger of the
covenant, whom ye delight in: behold, He shall come, saith the LORD of hosts…” now notice what God does, it says here, “…2 But who may abide the day of
His coming?...” the same
question that's asked in Revelation chapter 6 that “the great day of His wrath has come, and who shall be
able to stand?”
“…who may abide the day of His coming? And who shall stand when He
appeareth? for He is like a refiner's fire, and like fullers' soap…” so in mercy to His people, friends, we do
not have to be afraid of this amazing executive judgment when Jesus comes with
all of His saints in the clouds, the angels, in glory, to execute judgment,
with all His saints, we don't have to be afraid of this because “…3 And He shall sit…” notice He sits here in preparation for this coming
“…as a refiner and purifier of silver: and He shall purify the sons of Levi,
and purge them…” Malachi 3:3 says “…as gold and silver, that they may offer
unto the LORD an offering in righteousness.”
See, friends, this is talking about when Jesus came
not to this earth but He came to the Most Holy Place to judgment. He
shall come suddenly to His temple, and we see this in Daniel 7:9-10 and also
13-14.
Marilah bersama saya ke Maleakhi pasal 3. Maleakhi pasal
3 menunjukkan pekerjaan pembersihan ini pada saat Tuhan menghakimi di Bilik
MahakudusNya. Maleakhi 3:1-3 mengatakan, “…1 Lihat, Aku akan
menyuruh utusan-Ku dan ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!…” teman-teman, butuh persiapan untuk bertemu dengan Allah, “…Dan Tuhan yang kamu cari itu akan mendadak datang…” bukan ke dunia ini, melainkan “…ke
bait-Nya! yaitu Malaikat Perjanjian yang Engkau perkenan. ‘Lihatlah, Ia akan datang,’ kata
TUHAN semesta alam…” sekarang simak apa yang diperbuat Allah, dikatakan di
sini, “…2 Tetapi siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya?…” Pertanyaan yang
sama yang diajukan di Wahyu 6 bahwa “sudah
tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang
dapat bertahan?”
“…siapakah yang dapat tahan pada hari
kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat
tetap berdiri apabila Ia muncul? Sebab Ia
seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu…” jadi dalam
kemurahanNya kepada umatNya, teman-teman, kita tidak perlu takut pada eksekusi
penghakiman yang mengagumkan ini ketika Yesus datang bersama semua malaikat
kudusNya di awan-awan, para malaikat, dalam kemuliaan, untuk mengeksekusi
penghakiman, bersama semua malaikat kudusNya. Kita tidak perlu takut pada ini
karena “…3 Ia akan duduk…” simak, Dia duduk
di sini untuk mempersiapkan kedatanganNya ini, “…seperti
orang yang membersihkan dan memurnikan perak; dan Ia akan memurnikan anak-anak Lewi, dan menyucikan mereka…” Maleakhi 3:3 berkata, “…seperti emas dan seperti perak, supaya
mereka boleh mempersembahkan kepada TUHAN suatu kurban dalam
kebenaran. …”
Lihat, teman-teman, ini
tidak bicara tentang ketika Yesus
datang ke dunia ini, tetapi Yesus datang
ke Bilik Mahakudus ke penghakiman. Dia akan datang tiba-tiba ke
Bilik MahakudusNya, dan kita melihat ini di Daniel 7:9-10, dan juga 13-14.
Daniel records in verses 9 and 10, “9
I beheld till the thrones were cast down…” of Daniel chapter 7 “…
and the Ancient of days did sit, whose garment was white as snow…” He's very righteous “…and the hair of His head like the pure
wool…” He's very ancient “…His throne was like the fiery flame, and
His wheels as burning fire. 10 A fiery stream issued…” this is the river of life, resplendent with
the glory of God, from that throne, so that it looks as if it's on fire. It “…issued and came forth from before Him;
thousand thousands ministered unto Him, and ten thousand times ten thousand
stood before Him: the judgment was set, and the books were opened.”
And the next thing that we see in the
vision is verse 13 and 14, “13 I saw in the night visions,
and, behold, One like the Son of Man…” Jesus himself
“…came with the clouds of heaven…” the same as was talked about in Malachi chapter 3, “suddenly coming to His temple”, “…and came to the Ancient of days, and they
brought Him near before Him. 14 And there was given Him dominion,
and glory, and a kingdom, that all people, nations, and languages, should serve
Him: His dominion is an everlasting dominion, which shall not pass away, and
His kingdom that which shall not be destroyed.”
Daniel mencatatnya di ayat 9 dan 10, “…9 Aku melihat hingga takhta-takhta diturunkan…” Daniel pasal 7, “…dan Yang Lanjut Usia pun duduk, yang pakaian-Nya putih
seperti salju…” Dia sangat benar, “…dan
rambut di kepalaNya seperti bulu domba
murni…” Dia sangat tua, “…Takhta-Nya
seperti nyala api dengan roda-rodanya sepeti api yang berkobar. 10 Suatu sungai
api keluar…”
ini adalah sungai kehidupan berkilauan
dengan kemuliaan Allah dari takhtaNya, sehingga tampaknya seolah-olah sedang
terbakar, “…keluar
dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan
selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Majelis Pengadilan pun
duduk, dan dibukalah Kitab-kitab.”
Dan hal berikutnya yang kita lihat di penglihatan ayat 13
dan 14, “13 Aku
melihat dalam penglihatan malam itu, dan tampak
satu seperti Anak Manusia…” Yesus sendiri, “…datang
dengan awan-awan surgawi…” sama seperti yang dikatakan di Maleakhi pasal 3, “mendadak
datang ke bait-Nya”, “…dan menghampiri Yang Lanjut Usia, dan mereka
membawaNya dekat ke hadapan-Nya.14 Dan
kepadaNya diberikan kekuasaan
dan kemuliaan dan sebuah kerajaan supaya semua suku, bangsa, dan bahasa mengabdi
kepadaNya. KekuasaanNya ialah kekuasaan
yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan
yang tidak akan dihancurkan.”
And as it says, friends, we won't go
in there in the Bible, but in John chapter 5 Jesus says very clearly He says, “22
For the Father judgeth no man, but hath committed all
judgment unto the Son.” And so here
Jesus comes before that awesome assembly with the glory of God, the Ancient of Days,
thousands times 10’000 of glorious majestic beings in this amazing solemn
judgment, when the books of record are opened. And what does Jesus do according
to Malachi chapter 3? He sits down to purify the sons of Levi. We are a holy
nation a royal priesthood. And He sits down to prepare a people to
receive the kingdom.
Dan seperti
yang dikatakan, teman-teman, kita tidak akan membuka Alkitab, tetapi di Yohanes
pasal 5:22 Yesus berkata dengan sangat jelas, Dia berkata, “22
Karena Bapa
tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan semua penghakiman kepada Anak…” Maka di sini Yesus
datang di hadapan majelis yang mengagumkan dengan kemuliaan Allah, Yang Lanjut Usia, beribu-ribu kali sepuluh ribu
makhluk-makhluk anggun yang mulia di penghakiman khusuk yang luar biasa, di
mana kitab-kitab catatan dibuka. Dan apa yang dilakukan Yesus menurut Maleakhi
pasal 3? Dia duduk untuk menguduskan anak-anak Lewi. Kita adalah bangsa yang
kudus, imamat yang rajani. Dan Dia duduk untuk mempersiapkan suatu umat untuk
menerima kerajaan.
God's Word, friends, Jesus Himself
has the power to cleanse and keep us from sin so that we may find our names to
remain in that book of life.
In Psalms 119 it talks about the
power of God's Word which is the power of Jesus Himself as Jesus is the Word.
Psalms 119:9 asks “9 Wherewithal shall a young man
cleanse his way?...” Now, friends,
this is very important because if we're going to claim the promise of Daniel
8:14 that “unto 2’300 days then shall the sanctuary be cleansed” then we must have some idea of how that
could possibly happen, so that we could have some faith that it would. And we
believe this, but we want to see what kind of power God is going to use to
actually bring this to pass. And we see here it is none other than His creative
Word itself. “…By taking heed thereto according to Thy
Word.” That is how our
way can be cleansed.
Firman
Allah, teman-teman, Yesus Sendiri memiliki kuasa untuk membersihkan dan menjaga
kita dari dosa supaya kita bisa mendapati nama-nama kita dipertahankan di kitab
kehidupan itu.
Di Mazmur
119 dikatakan tentang kuasa Firman Allah, yang adalah kuasa Yesus Sendiri
karena Yesus adalah Firman itu.
Mazmur 119:9 bertanya, “9 Bagaimanakah seorang
muda boleh membersihkan jalannya?…” Nah, teman-teman, ini sangat penting karena jika kita
akan mengklaim janji Daniel 8:14 bahwa “…‘Sampai
dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait
Suci itu akan dibersihkan.” maka kita harus
punya konsep bagaimana ini bisa terjadi supaya kita boleh punya iman bahwa
itu akan terjadi. Dan kita mempercayainya, tetapi kita ingin melihat kuasa
seperti apa yang akan digunakan Allah untuk benar-benar mewujudkan ini. Dan di
sini kita lihat bahwa itu bukanlah apa pun yang lain kecuali FirmanNya yang
kreatif sendiri. “…Dengan berlaku hati-hati menurut Firman-Mu.” Dengan cara itulah kita bisa
dibersihkan.
And friends, at this time in earth's
history when we are surrounded by temptations, when there is paganism that is
united with Christianity. when we have every manner of abomination at our fingertips
in the worldwide web, when there is distraction and entertainment
so that there's the thoughts of man's hearts are only evil it seems
continually, if they're not restrained; that at this time for God to do an
amazing work of cleansing is what we need in our lives. We cannot just go with
the flow at this time. We need to take heed to the methods that God has
ordained of cleansing a people to meet Him in peace. And here's the method.
Psalms 119 not only verse 9 but verse 11,
“11 Thy
word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee.”
Dan
teman-teman, pada masa ini dalam sejarah dunia, ketika kita dikepung oleh
godaan-godaan, ketika paganisme bersatu dengan Kekristenan, ketika segala macam
kekejian ada di ujung jari-jari kita di situs-situs dunia, ketika ada
pengalihan perhatian dan hiburan sehingga pikiran-pikiran hati manusia
semata-mata terus-menerus jahat jika mereka tidak dikekang; pada saat inilah
Allah melakukan suatu pekerjaan pembersihan yang mengagumkan yang kita butuhkan
dalam hidup kita. Kita tidak bisa hanya mengikuti aliran di masa ini. Kita
perlu memperhatikan cara-cara yang telah ditetapkan Allah untuk membersihkan
umat agar bertemu denganNya dalam damai. Dan inilah caranya. Mazmur 119, bukan
hanya ayat 9 tetapi ayat 11, “11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.”
Right in that sanctuary, in the
deepest part, in the Most Holy Place, in the Ark of the Covenant, in the most
sacred place where the glory of God was enthroned, was where the Word of God
was written, and God wants to write that upon the tablets of our hearts. He
wants to write His Law, His character at this time that we might not sin
against Him.
Hebrews 4:12 talks about this amazing
agency to bring about transformation in our lives and to convict us of sin.
Hebrews 4:12 says, “12 For the Word of God is quick
[living], and powerful, and sharper than any two-edged sword…” if you have a dilemma, if you have a
problem, there is nothing that is too complex for God's Word not to sort out,
it“…piercing
even to the dividing asunder of soul and spirit, and of the joints and marrow,
and is a discerner…” it's a judge “…of the thoughts and intents of the heart.”
And as God is judging us by His
eternal Word, as He is judging us in the judgment right now as the judgment is
progressing in heaven. And we do not know when it will pass to the living or if
it already has, we don't know that information; but we know that that same
Word, that Jesus, sits as a refiner and a purifier of the very subjects whom He
is judging, because He loves us He wants us to pass this exam, and He is going
to help us with this living powerful Word.
Friends, we can resist temptation through
the same weapons that Jesus did. In Ephesians chapter 6 we see the armor of
God. Verse 17 specifically “the sword of
the Spirit which is the Word of God”.
Tepat di
dalam Bait Suci, di bagian yang paling dalam, di Bilik Mahakudus, di dalam
Tabut Perjanjian, di tempat yang paling kudus di mana kemuliaan Allah
bertakhta, di sanalah tertulis Firman Allah, dan Allah mau menulis itu di atas
loh-loh hati kita. Dia ingin menulis HukumNya, karakterNya, pada saat ini,
supaya jangan kita berdosa terhadapNya.
Ibrani 4:12 bicara tentang sarana
yang mengagumkan ini, yang mendatangkan perubahan dalam hidup kita dan
meyakinkan kita akan dosa. Ibrani 4:12 mengatakan, “12 Sebab Firman Allah itu hidup, dan berkuasa,
dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun;…” jika kita punya
dilema, jika kita punya masalah, tidak ada apa pun yang terlalu kompleks yang
tidak bisa dibereskan oleh Firman Allah, yang “…menembus bahkan sampai
ke pemisahan jiwa dan roh, dan dari sendi-sendi dan sumsum; dan adalah pengenal…” yang menghakimi “…dari pikiran dan niat hati…” Dan Allah sedang menghakimi kita dengan FirmanNya yang
kekal, sebagaimana Dia sedang menghakimi kita sekarang ini sementara
penghakiman sedang berlangsung di Surga. Dan kita tidak tahu kapan itu akan
beralih ke orang-orang yang masih hidup, atau apakah itu sudah terjadi. Kita
tidak punya informasi itu, tetapi kita tahu bahwa Firman yang sama, Yesus,
duduk sebagai Yang memurnikan dan membersihkan manusia-manusia yang
dihakimiNya, karena Dia mengasihi kita dan Dia mau kita lulus ujian ini, dan
Dia akan membantu kita dengan Firman yang hidup dan berkuasa.
Teman-teman, kita bisa menolak godaan
dengan senjata-senjata yang dipakai Yesus. Di Efesus pasal 6 kita melihat
perlengkapan senjata Allah. Ayat 17 terutama “17
… pedang Roh, yaitu firman Allah.”
We are fighting not against flesh and blood, but against
principalities, against powers, that is why addictions are so difficult. And friends, I used to be addicted to drugs,
but let me tell you something, drugs were minimal in overcoming compared to spiritualism
and paganism which I was involved in, in New Age witchcraft. That was even
harder than just a simple physical substance abuse, and I was up against
spiritual wickedness in high places. But even the physical addictions that we
have, we're not just fighting against flesh and blood, we're fighting against a
powerful foe who has observed humanity for six thousand years and is much
stronger and smarter than we are. And we need to fight spirits with Spirit. And
so we need the sword of the Spirit. Don't let anyone tell you that Satan is
stronger than Jesus. That has been settled at Calvary, Jesus has overcome Satan
with all of his temptations in human form, being the Son of a woman who was a
sinner ~ probably not practicing sin at the time but at some point in her life
we know that all have sinned and come short of the glory of God ~ Mary was a fallen daughter of Adam, and He
was fully the son of humanity as He was of His heavenly Father, by a mystery,
divine mystery. We cannot understand. But He has demonstrated that He is
stronger, that He can even follow Satan down to the overcome territory of
Satan, and Satan is overcome after being
cast out of heaven, and Jesus was Conqueror here. So don't let anyone take away
the sword of the Spirit from you. This sword is so
so powerful.
Kita
bertempur bukan melawan daging dan darah, melainkan melawan para pemimpin dan
penguasa kegelapan, itulah mengapa ketagihan itu begitu sulit. Dan teman-teman,
dulu saya ketagihan narkoba, tetapi izinkan saya memberitahu kalian, narkoba
itu lebih mudah dikalahkan dibandingkan spiritisme dan paganisme di dalam mana
saya terlibat, dalam mistik New Age. Itu jauh lebih sulit daripada hanya
sekedar menyalahgunakan suatu bahan fisik yang kita miliki. Kita bukan hanya
bertempur melawan daging dan darah, kita bertempur melawan musuh yang sangat
kuat yang telah mengamati kemanusiaan selama 6’000 tahun dan yang jauh lebih
kuat dan lebih cerdik daripada kita. Dan kita perlu melawan roh-roh dengan Roh.
Maka kita memerlukan pedang Roh. Jangan mengizinkan siapa pun mengatakan kepada
kita bahwa Setan lebih kuat daripada Yesus. Ini sudah dipastikan di Kalvari,
dalam bentuk manusia Yesus sudah mengalahkan Setan dengan segala pencobaannya, sebagai
Anak seorang perempuan berdosa ~ mungkin saja perempuan itu tidak sedang
mempraktekkan dosa pada waktu itu, tetapi suatu saat dalam hidupnya; kita tahu
bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah ~
Maria adalah seorang anak Adam yang telah jatuh dalam dosa, dan Yesus
sepenuhnya adalah Anak Manusia, sama sepenuhnya Dia juga berasal dari BapaNya
yang di Surga, melalui suatu misteri, misteri Ilahi yang kita tidak bisa
mengerti. Tetapi Yesus sudah mendemonstrasikan bahwa Dia lebih kuat, bahwa Dia
bahkan bisa mengikuti Setan turun ke teritori yang telah dikalahkan Setan
(dunia ini), dan Setan dikalahkan setelah dibuang keluar dari Surga, dan Yesus
menjadi Pemenang di sini. Jadi jangan biarkan siapa pun mengambil pedang Roh
itu dari kita. Pedang ini amat sangat besar kuasanya.
Now as far as being cleansed, we're
given an amazing promise in Ephesians chapter 5 just before chapter 6, that
Christ wants to sanctify, that He wants to cleanse us, the church, with the
washing of water by the Word. Friends, I get so excited about this because you
know, I just love being clean before God, I love having peace with God, being
justified by faith we have peace with God through our Lord Jesus Christ, that “If we confess our sins He is faithful and
just to forgive us and then to cleanse us from all unrighteousness” and there's nothing that compares to
having a connection to the greatest Being of love in the universe, the King of
kings. And I just want to be even more cleansed and prepared for Jesus' coming.
Nah,
mengenai dibersihkan ini, kita diberi suatu janji yang luar biasa di Efesus
pasal 5, tepat sebelum pasal 6, bahwa Kristus mau menguduskan, bahwa Dia mau
membersihkan kita, gereja, dengan pembasuhan air oleh Firman. Teman-teman, saya
sangat bergairah mengenai ini karena kalian tahu, saya sangat suka bisa bersih
di hadapan Allah, saya suka punya kedamaian dengan Allah, dibenarkan oleh iman
kita mendapatkan kedamaian dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa
“9 Jika kita mengaku dosa
kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9) dan tidak ada yang bisa menandingi kondisi memiliki suatu hubungan dengan
Sosok Kasih yang paling besar di alam semesta, Sang Raja dari semua raja. Dan
saya ingin menjadi bahkan lebih dibersihkan lagi dan dipersiapkan untuk
kedatangan Yesus.
And so this is such an amazing
promise that God through His Word that Christ wants to cleanse us with the
washing of water by the Word, fulfilling that promise in Daniel 8:14 that “unto 2’300 days then shall the sanctuary…” along with the people that are connected
with the placing of sin upon that sanctuary, “…shall be
cleansed”. “That
He might present it to Himself a glorious church, not having spot, or wrinkle, or any such thing; but that
it should be holy and without blemish.”
Dan ini adalah
janji yang begitu mengagumkan bahwa Allah melalui FirmanNya, Kristus, mau
membersihkan kita dengan pembasuhan dengan air oleh Firman, menggenapi janji
yang di Daniel 8:14 bahwa “14 …‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi,
lalu Bait Suci itu…” bersama
orang-orang yang terkait, dengan
menempatkan dosa di Bait Suci itu, “…akan dibersihkan.”
(Daniel 8:14) “27 Supaya Ia boleh menampilkan kepada Diri-Nya, satu
gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut
atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu
harus kudus dan tanpa cacat.” (Efesus 5:27)
Friends, let's believe God's Word
that He is able to sustain us, that He is able to cleanse us. It doesn't matter
what the addiction has been or how long we have indulged in it, or what our
hereditary has been, we can have victory through the power of Jesus because
Jesus, friends, is the Creator.
In Ezekiel 36:26-27 we're told that
He will give us a new heart, and a new Spirit He will put within us. He will take away the stony heart out of our
flesh, and He will give us a heart of flesh,
He will put His Spirit within us, and cause us to walk in His statutes.
Not only does He sit as our Judge but He sits as our Savior, He sits to enable
us to give us a transformed life and mind, so that we might be His children,
His followers in truth, and He will cause us to walk in His statutes, keep His
judgments. We are born again, friends, by the Word of God.
Teman-teman,
mari kita mempercayai Firman Allah, bahwa Dia sanggup menopang kita, bahwa Dia
sanggup membersihkan kita. Tidak jadi soal kita ketagihan apa, atau sudah
berapa lamanya kita bermanja dengan ketagihan itu, atau apa yang telah kita
warisi, kita bisa mendapatkan kemenangan melalui kuasa Yesus karena Yesus,
teman-teman, adalah Sang Pencipta.
Di Yehezkiel
36:26-27 kita diberitahu bahwa Dia akan memberi kita hati yang baru, dan Roh yang baru
akan ditempatkanNya di dalam kita. Dia akan menyingkirkan hati batu dari daging
kita, dan Dia akan memberi kita sebuah hati dari daging. Dia akan menempatkan
RohNya di dalam kita, dan membuat kita berjalan dalam ketetapan-ketetapanNya.
Dia bukan hanya duduk sebagai Hakim kita, tetapi Dia juga duduk sebagai
Juruselamat kita. Dia duduk untuk memampukan kita, untuk memberikan kepada kita
hidup dan pikiran yang telah diubahkan, supaya kita boleh menjadi anak-anakNya,
pengikut-pengikutNya dalam kebenaran, dan Dia akan membuat kita berjalan dalam
ketetapan-ketetapanNya, memelihara HukumNya. Kita dilahirkan baru, teman-teman, oleh Firman Allah.
In 1 Peter 1:23 we're told the power
of God's Word always finishing what it starts, never goes to be aborted in its
mission. 1 Peter 1:23-25, “23 Being born again, not of
corruptible seed, but of incorruptible, by the Word of God, which liveth and
abideth for ever. 24 For all flesh is as grass, and all the glory of
man as the flower of grass…”
Di 1 Petrus 1:23 kita diberitahu kuasa Firman Allah selalu menyelesaikan apa yang dimulainya, tidak pernah terputus
dalam misinya. 1 Petrus 1:23-25, “…23
Karena telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari
yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan tetap kekal. 24 Sebab semua yang hidup itu seperti rumput dan segala kemuliaan manusia seperti bunga rumput…”
Now friends, I must say I’ve
experienced the power of God's Word to help me and keep me even when I have
fallen, to regain my footing. When I first became a Christian I really
struggled with the addictions that I had. I was addicted to marijuana and lots
of other substances; emotional addiction and which can be very, very, powerful
as well as those things that are physically addictive. And one day not very long
after my conversion I made an error and
I went back to my lifestyle, I went to visit my friends alone, to witness to
them, and that's always dangerous. You want to take ~ the Bible says ~ go two
and two or two together. And so I went there, in the Chicago land area; and I
fell back into my old lifestyle and I found myself that evening in a restaurant
on my way to a club in Chicago, and I had substances in my body that were not
glorifying God, that did not treat my body as it was the sanctuary of God, as
we're told in 1 Corinthians chapter 6. And I realized suddenly God brought
conviction to me. He brought conviction that I needed to repent and that I was
lost because I was following another master, and I was doing it knowingly. And
at that point I had to make a decision. I didn't even know where my car was
parked, I was in a place that was not familiar to me at that time, I was also
under the influence of a powerful chemical, and various ones. But the Bible
says, “14
Enter not into the path of the
wicked, and go not in the way of evil men.” Don't! you know. “15 Avoid it, pass not by it, turn from it,
and pass away. 1 Blessed is the man that walketh not in the
counsel of the ungodly, nor
standeth in the way of sinners…” and when you hear God's Word it's the best
time to obey it. And so at that point I was convicted. Get up and leave even
though you don't even have your car there, you're with someone else, you don't
know where you are, just leave. I had
things in my pocket that I shouldn't have had with me, that were
actually against the Law at the time, and
I was walking out and my friend said, “Where are you going?” And I said,
“I need to leave, I need to get out of here.” Because God was calling me to a
new birth to be born again, because I had broken my covenant with God and I
knew that I was following Satan, but I wanted the pleasure of this world. And
as I was leaving there I prayed and I said, “God, please, your Word says in
John 6:37, all that the Father gives Me shall come to Me, and whoever comes to
Me You will never cast out.” I said, “Please.” I claimed Isaiah
55:1, whoever is thirsty come to the waters, whoever has no money come buy and
eat. “And I had no righteousness, I had sinned, I
had gone back into following Satan, listening to the temptations of the evil
one, indulging my own carnal desires, breaking God's Law.” And at that point, I
claimed God's promise, I had no righteousness, I was bankrupt. And I started
walking, and it was night time, and my brain was not sober, and I didn't know
where I was. But I knew the promises of God and I said, “Lord, please lead me
to my car.” And I started to walk by faith, not even knowing which direction I
was walking. And as I walked, I praised God that His mercy was sufficient. He
was accepting me back. He would keep me. He would save me in His kingdom by
faith, not because I had any righteousness but because I was claiming the
righteousness of Jesus. And as I walked, friends, I walked, and I walked, and I
walked in that night, and I looked and I looked at the street and something
reminded me of that street, and I turned on that street and I walked and I
found my car. I actually found my way home.
Nah, teman-teman,
harus saya katakan saya telah mengalami kuasa Firman Allah yang menolong saya
dan yang menjaga saya walaupun saya sudah jatuh, supaya saya bisa berdiri lagi.
Ketika saya pertama menjadi Kristen, saya sungguh-sungguh berjuang dengan
ketergantungan-ketergantungan yang saya miliki. Saya kecanduan marijuana, dan
banyak hal yang lain; ketergantungan-ketergantungan emosional yang amat sangat
kuat, sebagaimana ketergantungan-ketergantung pada benda-benda fisik. Dan pada
suatu hari tidak lama setelah pertobatan saya, saya melakukan suatu kesalahan
dan saya kembali ke pola hidup lama saya. Saya pergi mengunjungi teman-teman
saya, sendirian, untuk bersaksi kepada mereka, dan itu selalu berbahaya. Kita
seharusnya ~ kata Alkitab ~ pergi berdua bersama-sama. Jadi saya ke sana di
daerah Chicago; dan saya merosot kembali ke pola hidup lama saya. Dan saya
mendapatkan diri saya malam ini di sebuah
restoran dalam perjalanan saya ke sebuah kelab di Chicago, dan di tubuh saya
ada benda-benda yang tidak untuk kemuliaan Tuhan, yang tidak memperlakukan
tubuh saya seperti Bait Suci Allah sebagaimana yang diberitahukan kita di 1
Korintus pasal 6. Dan tiba-tiba saya menyadari, Allah membuat saya sadar, Dia
membuat saya sadar bahwa saya perlu bertobat dan bahwa saya sudah tersesat
karena saya sedang mengikuti majikan yang lain, dan saya melakukannya dengan
sengaja. Dan di titik itu saya harus membuat keputusan. Saya bahkan tidak tahu
di mana mobil saya diparkir, saya berada di tempat yang tidak saya kenal waktu
itu, saya juga berada di bawah pengaruh bahan kimia yang keras dan beberapa hal
lain. Tetapi Alkitab berkata, “14
Janganlah masuk ke jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat…” Jangan! Kalian
tahu. “...15 Hindarilah jalan itu, janganlah lewat di sana, berbaiklah,
dan jalanlah terus. (Amsal
4:14-15). 1 Diberkatilah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, atau yang
berdiri di jalan orang-orang berdosa…” (Mazmur 1:1) dan bila kita
mendengar Firman Allah, itulah saat terbaik untuk mematuhinya. Maka pada titik
itulah saya ditobatkan. “Bangkit dan tinggalkan
tempat itu walaupun mobilmu bahkan tidak ada di sana dan kamu bersama orang
lain, kamu tidak tahu kamu ada di mana. Tinggalkan saja.” Pada waktu itu saya punya
barang-barang di saku saya yang tidak seharusnya ada pada saya, yang
bertentangan dengan Hukum, dan saya berjalan keluar, dan teman saya berkata,
“Kamu mau ke mana?” Dan saya katakan, “Saya harus pergi, saya harus keluar dari
sini,” karena Allah memanggil saya kepada kelahiran baru, untuk dilahirkan
kembali; karena saya telah mengingkari janji saya dengan Allah dan saya tahu
bahwa saya sedang mengikuti Setan tetapi saya menginginkan kesenangan dunia
ini. Dan sementara saya berjalan pergi saya berdoa dan saya berkata, “Allah,
tolong, FirmanMu berkata di Yohanes 6:37 ‘37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang
kepada-Ku; dan dia yang datang kepada-Ku, ia
sama sekali tidak akan Kubuang.’…” Saya berkata, “Tolonglah.” Saya mengklaim Yesaya 55:1, “ ‘1 Ho, setiap orang yang haus, datanglah ke air-air; dan dia yang tidak mempunyai uang, datanglah, belilah dan makanlah; iya, datanglah, belilah anggur dan susu tanpa uang dan tanpa harga.’ Dan aku tidak memiliki kebenaran, aku telah berbuat dosa,
aku telah kembali mengikuti Setan, mendengarkan godaan-godaan si jahat,
menuruti nafsu hewaniku sendiri, melanggar Hukum Allah.” Dan pada titik itulah saya mengklaim janji
Allah, saya tidak punya kebenaran, saya sudah bankrut. Dan saya mulai berjalan,
dan itu malam hari, dan otak saya tidak sepenuhnya sadar, dan saya tidak tahu
di mana saya. Tetapi saya tahu janji-janji Allah dan saya berkata, “Tuhan,
tolong tuntunlah aku ke mobilku.” Dan saya mulai berjalan dengan iman, bahkan
tidak tahu ke arah mana saya berjalan. Dan sementara saya berjalan, saya memuji
Allah bahwa rahmatNya itu cukup. Dia menerima saya kembali. Dia akan mempertahankan
saya. Dia akan menyelamatkan saya dalam kerajaanNya melalui iman, bukan karena saya
punya kebenaran apa pun, tetapi karena saya sedang mengklaim kebenaran Yesus.
Dan selagi saya berjalan, teman-teman, saya berjalan, dan berjalan, dan
berjalan malam itu, dan saya melihat dan melihat ke jalan, dan saya teringat
sesuatu di jalan itu, dan saya membelok di jalan itu dan saya berjalan dan
menemukan mobil saya. Saya benar-benar menemukan jalan pulang.
The Word of God creates in us a new
birth, and then opens the way for us to follow Him. It has so much power,
creative power. Psalms 33:6, 9 says, “6 By the Word of the LORD were
the heavens made; and all the host of them by the breath of His mouth. 9
For He spake, and it was done; He commanded, and it stood fast.”
Firman Allah
menciptakan dalam kita suatu kelahiran baru, kemudian membuka jalan bagi kita
untuk mengikut Dia. Kuasanya begitu besar, kuasa menciptanya. Mazmur 33:6, 9
mengatakan,“6 Oleh Firman
TUHAN langit-langit telah dijadikan, dan semua
penghuninya oleh nafas dari
mulut-Nya. 9 Sebab Allah
berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, dan itu tegak dengan kokoh.”
I just wish that I could express to
you how much I owe to God's Word, His
Word is
so powerful and it never runs dry, it always retains its power. It's
always alive. It has creative power to empower us to live godly lives, even when we
have fallen and when we have sinned we can go back to God's promises, we can
repent. The Bible says that we don't have to fall into sin. In 1 John
it says, “1
… these things write I unto you, that ye sin not. And if any man sin, we have
an advocate with the Father,
Jesus Christ the righteous.”
Andaikan
saya bisa mengungkapkan kepada kalian betapa besarnya utang saya pada Firman Allah,
FirmanNya begitu penuh kuasa,
dan tidak pernah mengering, dia selalu mempertahankan kuasanya. Dia selalu
hidup. Dia memiliki kuasa mencipta untuk memampukan
kita menghidupkan hidup yang saleh, bahkan ketika kita sudah jatuh dalam dosa
kita masih bisa kembali ke janji-janji Allah, kita bisa bertobat.
Alkitab berkata kita tidak usah jatuh dalam dosa. Di 1 Yohanes 2:1 dikatakan, “1 … hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa. Dan jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada
Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”
Now, friends, Jesus came and He lived
on this earth, He came from on high. We know that Satan fought against Him in
heaven that Michael and His angels fought against the dragon, and the dragon
fought against Him and His angels, and they prevailed not. And so Christ the pre-incarnate
Jesus before He came to this planet, Christ fought against the dragon. And Satan's
main modus operandi, the mode of operation was to exalt himself. It says in
Isaiah 14, he said in his heart, “I will be like the Most High. I will ascend
up to into the heights of the clouds, and I will sit also upon the mount of the
congregation in the sides of the north.” (“13 For thou hast said in thine
heart, ‘I will ascend into
heaven, I will exalt my throne above the stars of God: I will sit also upon the
mount of the congregation, in the sides of the north. 14 I will
ascend above the heights of the clouds; I will be like the most High.) And his whole goal was to overcome Christ and to raise himself up above, to
the stature of Creator, being a created being.
Nah,
teman-teman, Yesus datang dan Dia hidup di bumi ini, Dia datang dari atas. Kita
tahu bahwa Setan berperang melawan Dia di Surga sehingga Mikhael dan
malaikat-malaikatNya berperang dengan si naga, dan naga itu melawan Dia dan
malaikat-malaikatNya, dan mereka kalah. Maka Kristus, Yesus sebelum
inkarnasiNya, sebelum Dia datang ke planet ini, Kristus berperang melawan naga
itu. Dan modus operandi utama Setan, cara operasinya ialah dengan meninggikan
dirinya sendiri. Dikatakan di Yesaya 14:13-14 “13
Karena engkau telah
berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan
meninggikan takhtaku di atas
bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk
di bukit pertemuan, di sebelah utara. 14
Aku akan naik mengatasi ketinggian
awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang
Mahatinggi!’…” Dan seluruh
tujuannya ialah untuk mengalahkan Kristus dan mengangkat dirinya ke atas, ke
kedudukan Sang Pencipta, padahal dia adalah makhluk ciptaan.
But Christ was different, and this is
the great mystery of godliness, friends, is that Jesus Himself came down, being
found it says, “5 Let
this mind be in you…” in Philippians chapter
2, “…which was also in Christ Jesus: 6
Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God: 7
But made himself of no reputation…” the opposite of what Satan did,
“…and took upon Him the form of a servant, and was made in the likeness
of men: 8 And being found in fashion as a man, He humbled Himself,
and became obedient unto death, even the death of the cross.” The ultimate degraded death of torture of
the cross. And so friends, just like Jesus came down and lived among us, just
like the sanctuary was built on ground level in the midst of all the tents of
Israel, among them that God would dwell among them. Opposite of the pagan
temples that are on the tops of mountains, that you have to climb once you get
there to the very top. Opposite of this we know that the power of God, the
divinity, that the Divine One Himself has come down into our experience and we
have it accessible in the Word of God.
Tetapi Kristus itu beda, dan inilah misteri besar keilahian,
teman-teman, yaitu Yesus sendiri turun ke dunia, dan dikatakan, “…5 Hendaklah
pikiran ini ada di dalam dirimu…”
Filipi pasal 2, “…yang
terdapat juga di dalam Kristus Yesus, 6 yang dalam bentuk
Allah tidak berpikir untuk memegang erat
kedudukan itu untuk menjadi setara dengan Allah. 7 melainkan
telah menjadikan Diri-Nya Sendiri bukan apa-apa,…” kebalikan dari apa
yang dilakukan Setan, “…dan mengambil bentuk
seorang hamba, dan dijadikan dalam keserupaan
manusia. 8 Dan ditemukan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan Diri-Nya, dan menjadi taat hingga
kematian, bahkan kematian di kayu
salib…” kematian yang
paling hina, penyiksaan salib. Jadi teman-teman, sama seperti Yesus turun ke
bumi dan hidup di tengah-tengah kita, sama seperti Bait Suci dibangun di atas
bumi di tengah-tengah tenda-tenda bangsa Israel, di tengah-tengah mereka supaya
Allah boleh tinggal di antara mereka. Kebalikan dari kuil-kuil berhala yang
dibangun di atas puncak-puncak gunung, sehingga begitu tiba di sana manusia
harus mendakinya untuk mencapai puncaknya. Kebalikan dari ini kita tahu bahwa
kuasa Alah, yang Ilahi, bahwa Allah sendiri telah turun ke bumi ke pengalaman hidup
kita, dan kita bisa mengaksesnya dalam Firman Allah.
The Holy Spirit that inspired the Scriptures speaks to
our hearts and fortifies us against temptation; gives us victory over evil;
strengthens us in despondency and discouragement, and depression; helps us with
a multitude of decisions that we have to make. He is as accessible here
as He ever has been to humanity throughout the course of history when He dwelt
among the Israelites. God is with us. His creative power empowers us. This is
no time for us to be going to the heathen, to find ways of connecting with God.
We need to connect with God today. His power is available to us.
Roh Kudus yang mengilhami penulisan
Kitab Suci berbicara kepada
hati kita dan menguatkan kita dalam menghadapi pencobaan; memberi kita
kemenangan atas yang jahat; menguatkan kita dalam keputusasaan, dan patah
semangat, dan depresi; menolong kita dalam banyak sekali keputusan yang harus
kita buat. Dia sama bisa diakses kemanusiaan di sini seperti
kapan saja sepanjang sejarah ketika Dia masih hidup di tengah-tengah bangsa
Israel. Allah beserta kita. Kuasa kreatifNya memampukan kita. Ini bukan
waktunya bagi kita untuk pergi kepada mereka yang sesat untuk mencari jalan
menghubungi Allah. Kita perlu menyambung dengan Allah sekarang. KuasaNya
tersedia bagi kita.
Someone once told me as I was sharing
my testimony, because I have more to say about it many things that God did for
me. He came into my life as a hippie, as a New Ager, and I shared this with a
friend, you know, how I was memorizing verses to get out of the New Age, and
how my mind needed to be cleansed and everything.
And he said, you know he was a
colleague of mine during graduate school. He said to me, he said, “You know I
just haven't experienced God's Word like that,” and it kind of had a ring of a
little doubt. “I just don't see the power of God's Word like that.”
And I asked him point blank, I said,
“How much time do you spend with God's Word? How much time do you actually
spend memorizing it, and meditating upon it?”
And he hung his head, and the answer
was obvious.
The power is in the Word. There is
power in the seed, it may not grow up and bear fruit the same day as we
planted, but just like it will inevitably happen in a physical earthly harvest
if you plant seed, the Word of God is always going to finish what it starts.
Seseorang
pernah berkata kepada saya ketika saya sedang membagikan kesaksian saya, karena
ada banyak yang saya katakan, banyak hal yang telah diperbuat Allah untuk saya.
Dia masuk ke dalam hidup saya saat saya seorang hippie, saat saya seorang penganut
New Age, dan saya
membagikan ini kepada seorang teman. Kalian tahu, bagaimana saya menghafalkan
ayat-ayat untuk melepaskan diri dari New Age dan bagaimana pikiran saya butuh dibersihkan dan lain-lain.
Dan teman
saya berkata, kalian tahu dia seorang rekan saya saat di SMA, dia berkata
kepada saya, “Kamu tahu, aku tidak pernah punya pengalaman dengan
Firman Allah seperti itu,” dan ini terdengar ada sedikit nada keragu-raguan. “Aku
tidak bisa melihat kuasa Firman Allah seperti itu.”
Dan saya
bertanya padanya blak-blakan, kata saya, “Berapa banyak waktu yang kamu
lewatkan dengan Firman Allah? Sesungguhnya berapa banyak waktu yang kamu pakai
menghafalnya, merenungkannya?”
Dan dia
menundukkan kepalanya, dan jawabannya sangat jelas.
Ada kuasa
dalam Firman Allah. Ada kuasa dalam benih. Benih itu mungkin tidak akan tumbuh
dan menghasilkan buah pada hari yang sama kita taburkan, tetapi sama seperti
yang pasti akan terjadi pada tuaian fisik duniawi jika orang menanam benih, Firman Allah selalu akan
menyelesaikan apa yang dimulainya.
Notice this powerful promise in Psalms
1:1-3, this amazing promise of Jesus making His home in the sanctuary of our
minds, with His Law. “1
Blessed is the man…” happy is the man “…that walketh not in the counsel of the
ungodly, nor standeth in the way of sinners, nor sitteth in the seat of the
scornful. 2 But his delight is in the Law of the LORD; and in His
Law doth he meditate day and night. 3 And he shall be like a tree
planted by the rivers of water, that bringeth forth His fruit…” that's the fruit of the Spirit “…in his season; his leaf also shall not
wither…” and the amazing end to this verse is “…and whatsoever he doeth shall prosper.”
Now friends, if anything, this
describes Jesus more than it does all of us. David himself who penned these
words, he fell into a heinous sin, at first lust, and then lying; or adultery
and then lying; and then finally murder. And he reached a point, David reached
a point of having to have a new heart, “10 Create in me a clean heart, O God; and renew a right spirit within
me. 11 Cast me not away from Thy presence…” (Psalm 51:10-11) oh Lord, and we're told through inspiration
that if David had spent his idle time meditating upon the Scriptures as this
verse itself says, he would not have been guilty of the blood of Uriah.
Simak janji yang luar biasa ini di Mazmur 1:1-3, janji
mengagumkan dari Yesus yang tinggal dalam Bait Suci pikiran kita, bersama
HukumNya, “…1 Diberkatilah orang…” Gembiralah orang “…yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, atau yang
berdiri di jalan orang berdosa, maupun yang
duduk di tempat
pencemooh, 2 tetapi yang
kesukaannya ialah Hukum TUHAN, dan yang HukumNya dia renungkan siang dan malam. 3 Dan ia akan seperti
sebatang pohon yang ditanam di tepi sungai air, yang menghasilkan buahNya…” itulah buah Roh, “…pada musimnya; daunnya juga tidak akan layu…” dan akhirnya yang
mengagumkan dari ayat ini ialah, “…dan apa
saja yang diperbuatnya, akan berhasil.”
Nah,
teman-teman, ayat-ayat ini menggambarkan Yesus lebih daripada kita semua. Daud
sendiri yang menulis kata-kata ini, dia jatuh dalam dosa yang kejam, pertama
nafsu seksual, kemudian kebohongan, atau perzinahan kemudian kebohongan, dan
akhirnya pembunuhan. Dan dia tiba di titik, Daud tiba di titik membutuhkan
sebuah hati yang baru, “10
Ciptakanlah hati yang bersih dalam diriku,
ya Allah, dan perbaharuilah roh yang benar dalam
aku. 11 Janganlah membuang aku dari hadirat-Mu…” (Mazmur 51:10-11) Oh, Tuhan, dan
kita diberitahu melalui inspirasi bahwa andai Daud menggunakan waktu luangnya
merenungkan Kitab Suci seperti yang dikatakan ayat ini sendiri, dia tidak akan
bersalah atas darah Uria.
And so ultimately it represents Jesus,
that blessed Man who never walked or stood or sat in any way that He should not
have. I like how this ends in Romanians, it's translated the final phrase, instead
of “whatsoever
he doeth shall prosper” ~~ and let's
see, if I don't mess it up, “tot ce începe, duce la bun sfîrşit” that means literally, and don't laugh, I was born here
so I don't speak it as well as my parents, but what that means is ~~ “whatever he starts, he brings to a good
finish”, “whatever he
doeth shall prosper”.
Maka pada
akhirnya itu melambangkan Yesus, Orang yang diberkati itu, yang tidak pernah
berjalan atau berdiri atau duduk dengan cara apa pun yang tidak seharusnya Dia
lakukan. Saya suka bagaimana ayat ini diakhiri dalam bahasa Rumania,
menerjemahkkan ungkapan yang terakhir,
gantinya “apa saja
yang diperbuatnya, akan berhasil” sekarang coba saya lihat, jika saya tidak
mengacaukannya, “tot ce începe, duce la bun sfîrşit” secara literal ini berarti ~ dan jangan
tertawa, saya lahir di sini jadi saja tidak bisa mengucapkannya sebaik orangtua
saya, tetapi yang dimaksud ini ialah ~ “apa pun yang dimulaiya, dia akan
membawanya hingga akhirnya” = “apa saja yang diperbuatnya, akan berhasil”.
And friends, Jesus has initiated a
plan of salvation in combination with His Father in holy counsel of the
sanctuary, to come down in our midst to write His Law upon our hearts, to dwell
among us, and to cleanse us of our sin. “21…you
shall call his name Jesus…” the
angel said “…for He shall save His people from their
sins.”
And Isaiah 55:11 says that the Word
never “11…
return unto Me void…”
“11 Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against
Thee.” (Mazmur 119:11).
Dan
teman-teman, Yesus telah memulai suatu rencana keselamatan bersama dengan
BapaNya, dalam kesepakatan kudus dari Bait Suci, untuk turun ke
tengah-tengah kita menulis HukumNya di hati kita, untuk hidup bersama kita dan
membersihkan kita dari dosa. “21
…engkau akan menamakan Dia Yesus,…” malaikat itu
berkata, “…karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” (Matius 1:21)
Dan Yesaya
55:11 mengatakan bahwa Firman tidak pernah, “11 …tidak akan kembali kepada-Ku kosong.”
“11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.” (Mazmur 119:11)
Friends, this idea that somehow
talking about having victory over sin is centered upon the one who is having victory,
this is an abomination; it's not true. Victory over sin can only be had through Jesus
Christ, it can only be had through the powerful Spirit-filled Word of God,
and the glory goes to our Maker and our Redeemer. The Word of God keeps us safe
from the destroyer. Psalm 17:4 says, “4 Concerning the works of men,
by the Word of Thy lips I have kept me from the paths of the destroyer.”
Teman-teman,
konsep ini bahwa bicara tentang kemenangan atas dosa itu berpusat pada orang
yang mendapat kemenangan, itu adalah suatu kekejian; itu tidak benar. Kemenangan atas dosa hanya bisa
diperoleh melalui Yesus Kristus, itu hanya bisa diperoleh melalui Firman Allah
yang dipenuhi kuasa Roh Kudus, dan kemuliaannya adalah bagi
Pencipta dan Penebus kita. Firman Allah yang menjaga kita tetap aman dari si
pembinasa. Mazmur 17:4 berkata, “4 Tentang
perbuatan-perbuatan manusia, oleh Firman dari bibirMu, aku telah menjaga diriku dari jalan-jalan si
pembinasa.”
Friends, the problem is not that God
does not have power or His Word to keep us in the path of righteousness, because
we know “The Lord is our Shepherd… He leads us in
the paths of righteousness”. It's not that He
lacks power, it's that we lack faith in His Word; we lack His
Word in us; we are not meditating day and night, because friends, there's something
called the Pauli Exclusion Principle ~ that's how they ascertain where
electrons are in the orbital fields. No two objects of equal mass and equal
size can simultaneously exist in the same space. It's just a fact of physics.
And so if we're meditating day and night upon God's Word, if everything we're
doing is related to obedience to God's commands: of ministering, of helping, of
being a blessing to those around us, of being faithful to God, and rendering
Him His due worship for our own sakes not for His; but that we would glorify
His name and be transformed in His image ~~ as we are doing this, how can we
possibly have time for Satan? We don't have time for that, we don't have time.
As I’ve said in order to say Yes to my wife I said No to every other woman. And
so in order to say Yes to God we must say No, put everything else aside.
Teman-teman,
masalahnya bukan Allah atau FirmanNya tidak punya kuasa untuk memelihara kita
tetap di jalan kebenaran, karena kita tahu “1 TUHAN
adalah gembalaku… 3 Ia menuntun aku di jalan yang benar” (Mazmur
23:1, 3). Itu bukan Tuhan yang kurang kuasa, itu
karena kita yang kurang punya iman
dalam FirmanNya. Kita yang kurang memiliki FirmanNya di dalam kita; kita
tidak merenungkannya siang dan malam, karena, teman-teman, ada yang disebut the Pauli
Exclusion Principle (Prinsip Eksklusi
Pauli) ~ itulah bagaimana mereka menentukan di mana elektron berada di bidang
orbit. Tidak ada dua benda dari kepadatan yang sama dan ukuran yang sama bisa
secara serentak eksis di tempat yang sama. Ini semata-mata fakta fisika. Maka
jika kita sedang merenungkan Firman Allah siang dan malam, jika segala yang
kita lakukan itu terkait kepada kepatuhan pada perintah-perintah Allah: dalam
hal melayani, menolong, menjadi berkat kepada orang-orang di sekitar kita,
setia kepada Allah, dan memberikan kepada Allah penyembahan yang selayaknya
demi kepentingan kita sendiri bukan demi Allah; tetapi kita memuliakan namaNya,
dan diubahkan ke dalam keserupaanNya sementara kita sedang melakukan ini, bagaimana
kita mungkin bisa punya waktu untuk Setan? Kita tidak punya waktu untuk itu.
Seperti yang pernah saya katakan, supaya saya bisa berkata Ya kepada istri
saya, saya harus berkata Tidak kepada semua perempuan yang lain. Maka supaya
kita berkata Ya kepada Allah, kita harus berkata Tidak, dan mengesampingkan
segala yang lain.
I like the story of the man who was a
drunk, and he went through a difficult detoxification and sobriety from that
poisonous substance. And he was just so drawn by that smell of alcohol and one
day he was walking home thinking he had gained the victory and never be tempted
the way he was; and he smelled the fumes of liquor coming out from a tavern. And
immediately he was arrested on the sidewalk and he was powerless, friends, to do
anything except stand there, because he knew if he took one more step it would
be inside the tavern, and he would sit there and spend all his money, and it
would be just right where he was coming from. In desperation he looked around
across the street he saw an advertisement for buttermilk, all you can drink
actually I think it was a tall glass for like 10 cents. And he went and he put
down 10 cents and he got this tall thick glass, you know glass of thick
buttermilk, and he just threw that thing down. He put down quickly another
dime, and he said, “Give me another glass of buttermilk, please,” and he drank
that. He was so full of that buttermilk he had no room for alcohol. And he went
home.
And that's what we need to be. We need to
be so full of the Word of God, we need to be so full of Jesus, that we don't
have time for anything else that would contradict it.
Saya menyukai
cerita seorang pemabuk ini, dan dia menjalani proses detoks dan pembersihan
dari bahan yang beracun itu. Dan dia begitu tertarik oleh bau alkohol. Dan
suatu hari selagi dia berjalan pulang sambil berpikir bahwa dia telah
memperoleh kemenangan dan tidak akan pernah tergoda lagi seperti dulu; dia
mencium bau minuman keras dari sebuah kedai minum. Dan langsung dia membeku di
trotoir dan dia menjadi tidak berdaya, teman-teman, untuk berbuat apa pun
selain berdiri di sana. Karena dia tahu jika dia mengambil satu langkah lagi,
pasti itu akan membawanya masuk ke kedai minum tersebut, dan dia akan duduk di
sana hingga semua uangnya habis, dan itu akan berarti kembali lagi ke kondisi
dari mana dia telah keluar. Dalam keputusasaan dia melihat ke
sekelilingnya, dia melihat sebuah iklan
di seberang jalan untuk minuman buttermilk, minum sepuasnya, sebenarnya saya rasa itu
adalah segelas besar untuk 10 sen. Dan dia pergi ke sana dan meletakkan 10 sen di meja dan dia mendapat segelas besar, kalian tahu,
segelas besar buttermilk
yang kental, dan dia langsung menenggak habis itu. Dia meletakkan 10 sen lagi
dan dia berkata, “Tolong beri saya segelas buttermilk lagi.” Dan dia minum itu. Dia begitu kenyang oleh buttermilk itu dia tidak punya tempat lagi untuk
alkohol. Dan dia pulang.
Dan kita
perlu berbuat persis seperti itu. Kita
perlu menjadi begitu kenyang oleh Firman Allah, kita perlu menjadi begitu
kenyang oleh Yesus sehingga kita tidak punya waktu untuk yang lain yang
bertentangan dengan itu.
The Word that heals is the Word that
saves and sanctifies. In John 5:14 we see the amazing story of the man who was
healed at Bethesda, and then after Jesus told him in John 5, “8
… ‘Rise, take up thy bed, and walk” He meets the man in the temple. His Word, Jesus's Word had made him whole. That
man was whole when he chose, when he will to obey that command, that impossible
command, after 38 years to stand up and to walk. The same Word that healed that
man then said to him, “14
… thou art made whole: sin no more, lest a worse thing come unto thee.”
Firman yang
menyembuhkan adalah Firman yang menyelamatkan dan menguduskan. Di Yohanes 5:14
kita melihat kisah yang mengagumkan dari seorang laki-laki di Bethesda yang
disembuhkan, lalu setelah Yesus berkata kepadanya di Yohanes 5:8, “8 …‘Bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalanlah.’…” Yesus bertemu lagi
dengan orang itu di Bait Suci. FirmanNya, Firman Yesus yang telah menjadikan
orang itu pulih. Orang itu menjadi pulih ketika dia memilih, ketika dia mau
mematuhi perintah yang mustahil itu, setelah 38 tahun lumpuh untuk berdiri dan
berjalan. Firman yang sama yang menyembuhkan orang itu lalu berkata kepadanya, “14 … engkau telah disembuhkan; jangan berdosa lagi, jangan sampai terjadi yang lebih buruk lagi padamu.’…”
Friends, the command of God is
creative. Every command is a promise. We're told the creative energy that
called the worlds into existence is in the Word of God. This Word imparts power.
It begets life, sanctified by the will, received into the soul, it brings with
it the life of the Infinite One. It transforms the nature and recreates the
soul in the image of God.
Friends, the Word has become flesh
and come down here just like the tabernacle came to dwell among us. God wants
to write His Law upon our hearts, and the same power that heals, that redeems,
has the power to sanctify, and cause us to remain faithful to our covenantal
pact with Him, by His grace. It's not God's will that we fall into sin, “1
… these things write I unto you, that ye sin not…” but the promise is
“…And if any man sin, we have an advocate
with the Father, Jesus Christ the righteous.”
Teman-teman,
perintah Allah itu kreatif. Setiap perintah adalah sebuah janji. Kita
diberitahu bahwa tenaga kreatif yang memanggil dunia-dunia kepada eksistensi
ada dalam Firman Allah. Firman ini membagikan kuasa. Itu menghasilkan hidup,
dikuduskan oleh kemauan, diterima ke dalam hati, itu membawa bersamanya
kehidupan dari Dia yang Tidak Terbatas. Itu mengubah sifat alami dan
menciptakan manusia baru dalam keserupaan Allah.
Teman-teman,
Firman telah menjadi Manusia dan turun kemari persis seperti Tabernakel datang
untuk tinggal di antara kita. Allah mau menulis HukumNya di atas hati kita, dan
kuasa yang sama yang menyembuhkan, yang menebus, memiliki kuasa untuk
menguduskan, dan menjadikan kita tetap setia kepada pakta perjanjian kita
dengan Allah, melalui rahmatNya. Bukan kehendak Allah kita jatuh dalam dosa, “1 … hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa…” tetapi janjiNya ialah, “…Dan jika
seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela
pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”
(1 Yohanes 2:1).
The same with the woman caught in
adultery in John chapter 8. She said in answer to the question, where are your
condemners? “11
She said, No man, Lord…” in John 8:11 “…And
Jesus said unto her, ‘Neither do I condemn thee…” Hallelujah! The Word of God heals, it delivers, it saves, it justifies, but
notice the power, the same power that delivers from past sins, Jesus said to
her, “…go, and sin no more.’…”
Sama dengan perempuan yang
tertangkap berzinah di Yohanes pasal 8. Dia berkata sebagai jawaban di manakah
orang-orang yang menghukummu? “11 Perempuan itu berkata, ‘Tidak ada, Tuhan.’…” di Yohanes 8:11, “…Dan kata Yesus kepadanya,
‘Aku pun tidak menghukum engkau…” Halelluya! Firman Allah menyembuhkan, dia melepaskan, dia
menyelamatkan, dia membenarkan, tetapi simak kuasa itu, kuasa yang sama yang
menyelamatkan dari dosa-dosa yang lampau, Yesus berkata kepadanya,
“…Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.’…”
Friends, why would we want, brothers
and sisters, why? Why would we desire to sin against our Maker? Why would we
want to violate our covenant with God? Don't we want to be in harmony at-one
with God? Don't we want to be filled with this Holy Spirit so that there's nothing
in between? We are living in a time when we must have a close connection with
God, and it is the time when God has promised to pour out His Holy Spirit upon
His church. And it's a special time of purification, of cleansing our hearts from evil that we
might prepare to meet Jesus in peace.
Teman-teman,
mengapa kita mau, Saudara-saudara, mengapa? Mengapa kita mau berbuat dosa
terhadap Pencipta kita? Mengapa kita mau melanggar perjanjian kita dengan
Allah? Tidakkah kita mau menjadi selaras, menjadi satu dengan Allah? Tidakkah
kita mau dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga tidak ada penghalang apa pun di
antaranya? Kita sedang hidup di zaman di mana kita harus memiliki hubungan yang
dekat dengan Allah, dan ini adalah waktunya ketika Allah telah berjanji untuk
mencurahkan Roh KudusNya kepada gerejaNya. Dan ini adalah waktu pemurnian yang
istimewa, membersikan hati kita dari kejahatan supaya kita siap untuk bertemu
dengan Yesus dalam damai.
Now there's someone that doesn't want
you to prepare, and that person wants you to die with him in the flames of hell.
And that person is Satan and all of those who side with him. But Jesus is
stronger, and Jesus wants to give us the victory. And so here are just a few
tips on how we can hide God's Word in our hearts.
Friends, we need to be practical. You
know the Bible is full of commands to memorize Scripture. We must decide that
we're going to walk the same path that Jesus walked and if we're going to overcome as
He overcame we have to employ the same strategies that He did. And His most effective strategy along with
prayer was wielding the sword of the Spirit. He said “It is written” to
temptation and deception. He was very quick to discern sin and strong to resist
it, both made possible by the Word of God.
Nah, ada yang tidak
mau kita bersiap-siap, dan dia mau kita mati bersamanya dalam api neraka. Dan
sosok itu adalah Setan dan semua yang berpihak padanya. Tetapi Yesus lebih
kuat, dan Yesus mau memberi kita kemenangan. Jadi di sini ada beberapa tip
tentang bagaimana kita bisa menyimpan Firman Allah dalam hati kita.
Teman-teman,
kita harus praktis. Kalian tahu, Alkitab itu penuh dengan perintah-perintah
untuk mengingat-ingat ayat-ayat. Kita harus memutuskan bahwa kita akan berjalan
di jalan yang sama yang dilewati Yesus dan jika
kita mau menang sebagaimana Yesus sudah menang, kita harus menggunakan
strategi-strategi yang sama yang dipakai Yesus. Dan strategi Yesus yang paling efektif di samping doa ialah
menggunakan pedang Roh. Dia berkata, “Ada tertulis” kepada
pencobaan dan penipuan. Dia sangat cepat untuk mengenali dosa dan kuat untuk
menolaknya, kedua-duanya dimampukan oleh Firman Allah.
In Joshua chapter 1 we're told that “8
This book of the Law shall not depart out of thy mouth;…” God told Joshua, “… but thou shalt meditate therein day and
night…” the same as was spoken of in Psalms chapter 1, “…that thou
mayest observe to do according to all that is written therein…”, and so the purpose of God's Word is to
accomplish what it was set out to do: to create new hearts in us, that we would
be new creatures; that He would give us a new heart, and a new spirit to put
within us, and He wants to make us to
prosper to observe to do according to all that He tells us in fact this is not
just Old Testament in Joshua 1:8 it does say “…that thou mayest observe to do according to all that is written
therein…” and you meditate day and night but Jesus
himself said in His great commission to His new Israel to the 12 apostles
taking the place of the 12 tribes, He said, “19 Go ye therefore, and teach
all nations, … 20 Teaching them to observe all things whatsoever I
have commanded you…”
And so the Word of God is sent forth
to create in us the willingness and the power to live a life that is according
to the path that our own Master has followed.
Di Yosua pasal 1 kita
diberitahu bahwa, “8 Kitab Hukum ini janganlah lepas
dari mulutmu…” Allah memberitahu Yosua, “…tetapi engkau
harus merenungkan itu siang dan malam…”
sama dengan yang dikatakan di Mazmur
pasal 1, “…supaya engkau boleh patuh melakukannya sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya,…” maka tujuan Firman Allah ialah menyelesaikan apa yang
telah direncanakan untuk dilakukan: menciptakan hati-hati yang baru dalam kita,
sehingga kita akan menjadi ciptaan-ciptaan baru; bahwa Dia akan memberi kita
hati yang baru dan Roh yang baru untuk dimasukkan dalam kita, dan Dia mau menjadikan
kita makmur, dan untuk patuh melakukan sesuai semua yang telah diberitahukanNya
kepada kita. Faktanya ini bukan hanya di Perjanjian Lama, di Yosua 1:8 memang dikatakan, “…supaya
engkau boleh patuh melakukannya sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya…”
Dan kita
merenungkannya siang malam, tetapi Yesus sendiri berkata di Komisi AgungNya
kepada Israel baruNya, yaitu ke 12 murid yang menggantikan ke-12 suku, Dia
berkata, “19 Karena itu
pergilah, dan ajarlah semua bangsa… 20
mengajar mereka untuk mematuhi segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu…”
Maka Firman
Allah diutus pergi untuk menciptakan dalam diri kita kemauan dan kekuatan untuk
menghidupkan suatu kehidupan sesuai dengan jalan yang diikuti Guru kita
sendiri.
And again Psalms 119:11 it talks
about the importance of hiding God's Word in our hearts.
Proverbs 3:1-4, “1
My son, forget not My Law; but let thine heart keep My Commandments…” you can look that up later, Proverbs 3:1-4 “…2 For length of days, and long
life, and peace, shall they add to thee. 3 Let not mercy and truth
forsake thee: bind them about thy neck; write them upon the table of thine
heart: 4 So shalt thou find favour and good understanding in the
sight of God and man.”
Dan lagi Mazmur
119:11 bicara tentang pentingnya menyimpan Firman Allah dalam hati kita.
Amsal 3:1-4, “1 AnakKu, janganlah engkau
melupakan HukumKu, dan hendaknya hatimu memelihara perintah-perintahKu, …” kalian bisa
membacanya sendiri nanti, Amsal 3:1-4, “… 2 karena panjang umur dan
lanjut usia, serta damai sejahtera akan
ditambahkan kepadamu. 3 Janganlah
sampai rahmat dan kebenaran meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu
pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, 4 dengan demikian engkau akan mendapat perkenan dan pemahaman
yang baik dalam pandangan Allah serta manusia.”
Proverbs 7:1-3 “1
My son, keep my words, and lay up my commandments with thee. 2 Keep
my commandments, and live; and my Law as the apple of thine eye. 3
Bind them upon thy fingers, write them upon the table of thine heart.
Amsal 7:1-3,
“1 Anakku, camkanlah kata-kataKu, dan
simpanlah perintah-perintahKu dalam dirimu. 2
Patuhilah perintah-perintahKu, dan hiduplah;
dan HukumKu seperti biji matamu. 3
Tambatkanlah mereka itu pada jari-jarimu,
tulislah mereka pada loh hatimu.”
Deuteronomy 6:6, “6
And these words, which I command thee this day, shall be in thine heart.”
Ulangan 6:6, “6 Dan
kata-kata ini yang Kuperintahkan
kepadamu pada hari ini, haruslah ada di dalam
hatimu.”
Now the Bible is full of injunctions
to participate in this battle, to lay hold on the spiritual weaponry, and
friends, only those who have fortified their minds with the truths of the Bible,
fortified not just a sprinkling here and there, and that's not going to keep
anything out. You need walls around you, you need bulwarks, you need guard
watch towers, you need to have a city, a fortification around you, in order to
survive at the end of time. Jesus talked about this in Matthew chapter 7 He
says in verse 24, “24 Therefore whosoever heareth
these sayings of mine, and doeth them, I will liken him unto a wise man…” Friends, let's be wise, a great trial and tribulation is coming upon this
planet. There is going to be storms that we have no conception of their
strength until we see them, “24 Therefore whosoever heareth
these sayings of mine, and doeth them, I will liken him unto a wise man which
built…” which takes effort, it takes labor. He
built “…his house upon a rock.” He dug deep, he laid the foundation there deep inside the earth, and he
built on a rock. “…25 And the rain descended,
and the floods came, and the winds blew, and beat upon that house; and it fell
not: for it was founded upon a rock.”
Yes, friends, we can easily fall to
temptation, but only if we are not founded upon the Words of Jesus, upon the
Words of Scripture in Matthew 7:24.
Nah, Alkitab itu penuh dengan
perintah-perintah untuk ikut ambil bagian dalam peperangan ini, untuk
mengangkat persenjataan rohani, dan teman-teman, hanya mereka yang telah
memperkuat pikiran mereka dengan kebenaran alkitabiah, benar-benar memperkuatnya
bukan hanya sedikit percikan di sini dan di sana, karena itu tidak akan menangkal
apa pun. Kita butuh tembok-tembok di sekeliling kita, kita perlu benteng, kita
perlu adanya penjaga mercusuar, kita perlu sebuah kota, pertahanan yang
mengelilingi kita, supaya kita bisa selamat pada akhir masa. Yesus bicara
tentang ini di Matius pasal 7, Dia berkata di ayat 24, “24 Oleh
sebab itu, barangsiapa yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, Aku menyamakan dia dengan
orang yang bijaksana,…” teman-teman, ayo kita jadi bijaksana, suatu ujian dan
kesengsaraan besar segera akan datang ke planet ini. Akan ada badai yang
kekuatannya tidak bisa kita bayangkan hingga kita mengalaminya. “…“24 Oleh sebab itu, barangsiapa yang
mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, Aku
menyamakan dia dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan…” ini butuh upaya,
ini butuh kerja keras. Dia membangun “…rumahnya di atas batu…” Dia harus menggali
yang dalam, dia menempatkan fondasinya jauh dalam di bumi, dan dia membangun di
atas batu karang. “… 25 Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, dan angin bertiup melanda rumah itu, dan rumah itu tidak roboh sebab didirikan di atas batu. …”
Ya, teman-teman, kita bisa mudah jatuh dalam pencobaan,
tetapi hanya jika kita tidak berlandaskan pada Firman Yesus, pada Firman Kitab
Suci, di Matius 7:24.
So let's just look at some quick principles
of how to memorize God's Word because we want to be practical, don't we? We
want to actually enter into that victorious experience that Jesus is inviting
us to when He speaks to the Laodicean church and He says that we should repent,
be zealous, and overcome, even as He overcame.
1. so the first principle is to just simply
decide that, you know what, you're going to experience this sanctuary.
You're going to experience Jesus Himself
coming down by having His Word written upon your heart, the tables of your
heart, just like it was written inside that earthly sanctuary. Make a decision
and pray and tell God that you want to do that. You know the brain is organic,
our brains are very valuable, they're the most valuable asset that we have.
It's where God communicates to us. And did you know, that the more that we use
our brains the more we have to use. It's actually true. They study the brains
of London police officers and New York cab drivers, which have to memorize the twists
and turns of these great cities, and they've actually found that the
hippocampus or the hippocampi of these police officers and cabbies are actually
greatly enlarged, as far as mass is concerned, to be able to recall and to
utilize that information in their occupation. And so actually the brain is
organic and strength comes through exercise. So don't give up hope. But we need
to become intellectual Christians, not just faithful Christians. We need to
know what God's Word says. We need to have it ready as the sword of the Spirit
in our hands, always to fight against temptation so we're never caught without
our weapon. So I carry all the time, I don't carry physically necessarily, but
I carry in here, I carry the Word of
God. And so make that decision. Pray earnestly, kneel, and tell God about your
decision to memorize Scripture. Tell Him you desire to understand it, to know
Him better through His Word and share His power with others.
2. And ask for greater willingness and power
to complete the task because, friends, Satan does not want you to receive the
power of God's Word.
He wants to keep you from this. So just
confess your sins and your weakness and claim Jesus' promise, John 15:5 “without Me you can do nothing”. Just say, “Jesus, You told me to memorize
Your Word, You told me to hide it in my heart. You show me how to do that. And
that it's very effective to do that. Now please also as You have commanded,
please help me to do that.” Claim His
promise that without Him you can do nothing.
2 Corinthians 8:11 says, “11
Now therefore perform the doing of it; that as there was a readiness to will,
so there may be a performance also out of that which ye have.” It's not enough to decide, it's not enough
to pray, we actually then have to do it.
3. The third key is to choose a version,
choosing a Bible version for memorization
can be difficult, but try to choose a more literal version, one that's not a
paraphrase, just so that you can be sure of what the Word of God says. And I
have much more to say about these but we're almost out of time
4. Fourth. Choose your verses, choose verses
that impact your life for that day.
5. Get rid of anything in the way, any
fiction, any entertainment that is blocking you from spending time with God's
Word.
Choose those things that are most
wholesome, and enjoy the diet of God's Word. Make any sacrifice needed, sell
all that you have is in the parable Matthew chapter 13, and anything that's in
the way of you spending time with God's
Word. Take care of your health, especially. Short repetitive exposures of God's
Word, carrying it with you throughout the day, and then learning the references
by saying them before and after.
Jadi mari
kita simak beberapa prinsip singkat bagaimana mengingat (menghafal) Firman
Allah karena kita kan mau praktis, bukan? Kita mau benar-benar masuk ke
pengalaman menang tersebut yang ditawarkan Yesus ketika Dia bicara kepada
jemaat Laodekia dan Dia berkata bahwa kita harus bertobat, rajin, dan menang,
sebagaimana Dia sudah menang.
1. Jadi prinsip pertama ialah dengan hanya memutuskan bahwa
kita akan mengalami Bait Suci ini.
Kita akan mengalami Yesus
sendiri turun dengan menempatkan FirmanNya di dalam hati kita, di loh-loh hati
kita, sama seperti itu tertulis di dalam Bait Suci yang di dunia. Buatlah
keputusan dan berdoa dan beritahukan Allah kita mau melakukan itu. Kalian
tahu, otak itu organik, otak kita sangat
berharga, itu adalah asset yang paling berharga yang kita miliki. Di sanalah
Allah berkomunikasi kepada kita. Dan tahukah kalian semakin banyak kita
menggunakan otak kita, semakin banyak yang bisa kita pakai. Ini sungguh benar.
Mereka membuat penelitian pada otak polisi-polisi di London dan pada
sopir-sopir taxi di New York yang harus mengingat belokan-belokan dan
putaran-putaran di kota-kota besar ini, dan mereka menemukan bahwa
hipokamus dari polisi-polisi dan sopir-sopir taxi itu benar-benar lebih besar, bicara
tentang kepadatannya untuk dapat mengingat dan menggunakan informasi tersebut
dalam pekerjaan mereka. Jadi otak benar-benar organik, dan kekuatan datang
melalui latihan. Jadi jangan putus asa. Tetapi kita harus menjadi orang-orang
Kristen yang intelektual, bukan hanya orang-orang Kristen yang setia. Kita
perlu tahu apa kata Firman Allah. Kita perlu memilikinya siap sebagai pedang
Roh di tangan kita, selalu bertempur melawan godaan, jadi jangan sampai kita
terperangkap tanpa senjata kita. Jadi saya membawanya terus, saya tidak selalu
membawanya secara fisik, tetapi saya membawanya di sini (di otak), saya membawa
Firman Allah. Jadi buatlah keputusan
itu. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, berlutut, dan katakan kepada Allah
keputusan kita untuk mengingat Kitab Suci. Katakan kepada Allah kita ingin
memahaminya, untuk mengenalNya lebih baik melalui FirmanNya dan membagikan
kuasaNya kepada orang lain.
2. Dan mintalah
kesediaan dan kekuatan untuk menyelesaikan tugas itu, karena, teman-teman,
Setan tidak mau kita menerima kuasa Firman Allah.
Dia mau menghalangi kita dari
ini. Jadi akuilah dosa-dosa kita dan kelemahan-kelemahan kita dan klaim saja
janji Yesus, Yohanes 15:5 “tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Katakan saja, “Yesus, Engkau menyuruh aku untuk mengingat
FirmanMu, Engkau menyuruh aku untuk menyimpannya dalam hatiku. Engkau telah
menunjukkan kepadaku bagaimana caranya melakukan itu, dan bahwa sangat efektif
untuk melakukan itu. Sekarang, tolong, seperti yang telah Engkau perintahkan,
tolong bantu aku melakukan itu.” Klaim janjiNya bahwa tanpa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa.
2 Korintus 8:11 mengatakan, “Maka sekarang, lakukan
pengerjaan itu, bahwa sebagaimana ada kerelaan untuk mau melakukannya, maka akan ada hasil
pekerjaan juga dari apa yang kamu miliki.” Tidak cukup hanya
membuat keputusan, tidak cukup hanya berdoa, kita harus benar-benar
melakukannya.
3. Kunci ketiga ialah memilih versi Alkitab.
Memilih versi Alkitab untuk
dihafalkan bisa sulit, tetapi usahakan memilih versi yang lebih literal, yang
bukan parafrase, supaya kita punya kepastian apa yang dikatakan Firman Allah.
Dan saya masih punya banyak yang ingin saya katakan tentang ini, tetapi waktu
kita hampir habis.
4. Pilihlah ayat-ayat kita, pilih ayat-ayat yang berpengaruh
dalam hidup kita hari itu.
5. Singkirkan segala yang mengganggu, fiksi-fiksi apa pun,
hiburan-hiburan yang menghalangi kita dari memakai waktu bersama Firman Allah.
Pilihlah apa yang paling
sehat, dan nikmati diet dari Firman Allah. Buatlah pengorbanan yang diperlukan,
di perumpamaan Matius pasal 13 itu menjual apa yang kita punya, dan apa pun
yang menghalangi kita dari menggunakan waktu bersama Firman Allah. Peliharalah terutama
kesehatan. Paparan-paparan singkat yang berulang-ulang kepada Firman Allah,
bawalah itu bersama kita sepanjang hari, kemudian hafalkan
referensi-referensinya dengan mengucapkannya sebelum dan sesudahnya.
We'll be perhaps talking about some
other keys to Bible memorization later, but we trust that you've been blessed
with faith and confidence in God's Word that it can help us even today long after
the Word of God was written. The same power that sustained Jesus and the
apostles is given for us today. So let's just commit to learning this Word now.
Mungkin
nanti kita akan bicara lagi tentang beberapa kunci lain untuk mengingat
ayat-ayat Alkitab tetapi kami percaya kalian telah diberkati dengan iman dan
kepercayaan dalam Firman Allah, yang bisa membantu kita bahkan pada hari ini,
lama setelah Firman Allah itu ditulis. Kuasa yang sama yang menopang Yesus dan
para rasul diberikan kepada kita hari ini. Jadi marilah kita komit kepada
mempelajari Firman ini sekarang.
05 01 24
No comments:
Post a Comment