Friday, January 5, 2024

EPISODE 15/32 ~ THE FINAL GENERATION ~ OPERATION SANCTUARY ~ RICH CONSTANTINESCU

THE FINAL GENERATION SYMPOSIUM

Part 15/32 - Rich Constantinescu

OPERATION SANCTUARY

https://www.youtube.com/watch?v=CPzBNKXj9uk&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=15

 

Dibuka dengan doa

 

 

If you travel to many of the ancient pagan temples around the world you'll notice that one of the significant characteristics, is that those pagan temples are often at the tops of mountains. Not only that, but you must then climb the steps in order to reach the place of ultimate worship and service to god. The religion of Christ, however, is something that is antithetically opposite to this. And the story of Scripture is a story of redemption, of Christ coming to us. The Bible tells us that we do not seek after God, that we need God to seek us. And so the operation of the sanctuary, this master mission plan to save humanity, was put into place. And so we're going to be looking at why God established a sanctuary and what does this mean for our lives practically today, and how can we receive the benefits of this intercession.

 

Jika kita pergi ke banyak kuil pagan kuno di mana-mana di dunia, kita akan melihat bahwa salah satu cirinya yang signifikan ialah, kuil-kuil pagan tersebut sering terletak di puncak-puncak gunung. Bukan hanya itu, orang lalu harus mendaki anak-anak tangga untuk akhirnya bisa mencapai tempat ibadah dan pelayanan kepada yang mereka sembah. Agama Kristus, sebaliknya, adalah sesuatu yang berlawanan, bertolak-belakang dengan ini. Dan kisah Kitab Suci adalah sebuah kisah tentang penebusan, tentang Kristus yang datang kepada kita. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa bukan kita yang mencari Allah, tapi kita butuh Allah yang mencari kita. Maka pengoperasian Bait Suci, rencana misi utama untuk menyelamatkan kemanusiaan pun dihadirkan. Jadi kita akan menyimak mengapa Allah mendirikan sebuah Bait Suci dan apa maknanya ini dalam praktek bagi hidup kita hari ini, dan bagaimana kita bisa menerima manfaat-manfaat dari perantaraan ini.

 

 

We're told that the subject of the sanctuary and the investigative judgment should be clearly understood by the people of God, otherwise it will be impossible for them to exercise the faith which is essential for this time, or to occupy the position which God designs them to fill. It is of the utmost importance that all should thoroughly understand these subjects, and be ready always to give an answer to every man that asks the reason of the hope that is in them, with meekness and fear.

 

Kita diberitahu bahwa topik Bait Suci dan Penghakiman Investigasi harus dipahami dengan jelas oleh umat Allah; kalau tidak, mustahil bagi mereka untuk mempraktekkan iman yang diperlukan untuk zaman ini, atau untuk menempati posisi yang direncanakan Allah untuk mereka isi. Adalah sangat penting semua harus memahami topik-topik itu secara menyeluruh, dan selalu siap memberikan jawaban kepada siapa pun yang bertanya tentang alasan pengharapan yang ada di dalam mereka, dengan kerendahan hati dan takut akan Allah.

 

 

Yes, friends, the subject of the sanctuary is very, very, important. Why did God establish a sanctuary for man? Because the relationship between God and man had been broken when sin reared up its ugly head, had caused a separation between man and his Maker. And so only by removing that sin could there be a reconnection and an “at-one-ment” (atonement) again. The sanctuary was given to man for the specific reason of bringing man into atonement, or “at-one-ment” with God, unity with God after the separation that sin had caused, by cleansing him from sin. See friends, sin separates us from God

 

Ya, teman-teman, topik Bait Suci itu amat, sangat penting. Mengapa Allah mendirikan sebuah Bait Suci untuk manusia? Karena hubungan antara Allah dan manusia telah putus ketika dosa menongolkan kepalanya yang jelek, dan mengakibatkan suatu perpisahan antara manusia dengan Penciptanya. Maka hanya dengan menyingkirkan dosa bisa ada rekoneksi dan “at-one-ment” (atonement = pendamaian, persatuan kembali antara Allah dengan manusia) kembali. Bait Suci diberikan kepada manusia untuk tujuan khusus membawa manusia kembali kepada pendamaian dengan Allah atau “at-one-ment” persatuan dengan Allah setelah perpisahan yang diakibatkan dosa, dengan cara membersihkan manusia dari dosa. Lihat, teman-teman, dosa memisahkan kita dari Allah.

 

 

Isaiah 59:2 says, 2 But your iniquities have separated between you and your God, and your sins have hid His face from you, that He will not hear.”

God is a holy God, He is a righteous God, He is a consuming fire. And so out of mercy for us He does not allow us to come into direct contact. I’m so happy that God is a merciful God, that He has not consumed us already. His mercies are new every morning. And yet God does not desire to live at a distance from us, friends. He wants to be closely united. And at this time in earth's history, we need to be seeking as close of a relationship with God as it can possibly be experienced. We cannot of ourselves fix that gap or cleanse ourselves from that sin. Romans 8:7 tells us this, that 7 … the carnal mind…” the carnal heart, the fleshly heart with which we have all been endowed by virtue of our entrance into the human race by natural birth,   “…is enmity against God…”  it is actually at war with God, it cannot be subject to the to the Law of God and  “… for it is not subject to the Law of God, neither indeed can be…” subject. We must be born again.

 

Yesaya 59:2 berkata, 2 tetapi kejahatan-kejahatanmu telah memisahkan antara kamu dan Allahmu, dan dosa-dosamu membuat Dia menyembunyikan wajahNya dari kamu, sehingga Ia tidak mau mendengar…”  Allah adalah Allah yang kudus, Dia adalah Allah yang benar, Dia adalah api yang menghanguskan. Maka karena belas kasihanNya untuk kita Dia tidak mengizinkan kita datang untuk berhubungan langsung. Saya sangat gembira Allah adalah Allah yang penuh rahmat sehingga Dia belum menghanguskan kita sampai sekarang. RahmatNya baru setiap pagi. Namun demikian, Allah tidak ingin hidup jauh dari kita, teman-teman. Dia mau bersatu secara dekat. Dan pada saat ini dalam sejarah dunia, sebisa-bisanya kita perlu mencari hubungan sedekat mungkin dengan Allah. Kita sendiri tidak bisa memperbaiki jurang itu atau membersihkan diri kita sendiri dari dosa. Roma 8:7 mengatakan ini kepada kita bahwa, 7 pikiran yang jasmani…”  hati yang jasmani, hati yang daging, yang telah kita semua dapatkan karena masuknya kita ke bangsa manusia melalui kelahiran alami, “…itu perseteruan melawan Allah…” itu sesungguhnya berperang dengan Allah, itu tidak bisa takluk kepada Hukum Allah,   “…karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah; dan memang tidak bisa…” takluk. Kita harus dilahirkan kembali.

 

 

So we were not seeking God, friends, God was seeking us. In Exodus 25:8 we're given the reason why God initiated the operation sanctuary. In Exodus 25:8 the Bible says that He told Moses, 8 And let them make Me a sanctuary; that I…”  the reason given here “…may dwell among them.”

Now friends, remember that sin separates us from God; so the only way that God could truly dwell among us was by Him taking care of that sin that was between us. And so that's what we see in the sanctuary and in the life of Jesus, who was represented by that sanctuary.

 

Jadi bukan kita mencari Allah, teman-teman, Allah yang mencari kita. Di Keluaran 25:8 kita diberitahu alasannya mengapa Allah menginisiasi dioperasikannya Bait Suci. Di Keluaran 25:8 Alkitab berkata bahwa Allah memberitahu Musa, “…8 Dan hendaknya mereka membuat bagi-Ku sebuah Bait Suci, supaya Aku…”  alasan yang diberikan di sini,   “…boleh diam di tengah-tengah mereka…” 

Nah, teman-teman, ingat bahwa dosa memisahkan kita dari Allah; jadi satu-satunya jalan agar Allah sungguh-sungguh bisa hidup di tengah-tengah kita ialah dengan menangani dosa yang ada di antara kita. Maka itulah yang kita lihat di Bait Suci dan di hidup Yesus, yang dilambangkan oleh Bait Suci itu.

 

 

In John 1:14 we're told a very similar theme as Exodus 25:8. The Bible says in John 1:14 that 14 And the Word was made flesh, and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the Only Begotten of the Father, full of grace and truth.”

And so Jesus, He tabernacled, the same word in the Greek “pitched his tent”, He tabernacle, He dwelt among us, the same that was typified in the earthly sanctuary in Exodus 25:8, 8 And let them make Me a sanctuary; that I may dwell among them.”  And so we see that the sanctuary in all its forms and its ceremonies represents Jesus.

 

Di Yohanes 1:14 kita diberitahu sebuah tema yang sangat mirip Keluaran 25:8. Alkitab berkata di Yohanes 1:14 bahwa 14 Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Satu-satunya yang berasal dari  Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran…” 

Maka Yesus, Dia bertabernakel, kata yang sama dalam bahasa Greeka, “mendirikan tendanya”, Dia bertabernakel, Dia tinggal di antara kita, tipe (lambang) yang sama yang digambarkan di Bait Suci duniawi di Keluaran 25:8, “…8 Dan hendaknya mereka membuat bagi-Ku sebuah Bait Suci, supaya Aku boleh diam di tengah-tengah mereka…”  Maka kita melihat bahwa Bait Suci dalam segala bentuknya dan upacara-upacaranya, melambangkan Yesus.

 

 

And interestingly enough as the purpose of the sanctuary service was to remove the sin from the believers, to create an at-one-ment with their Creator, so the name of Jesus was given in Matthew 1:21, 21 …and thou shalt call His name JESUS: for He shall save His people from their sins.”

This was the purpose why Jesus was sent, is to save us, because God wants to be in fellowship with us. He wants to bless us and be in communion, and yet with sin in between He cannot experience that love relationship that He so desires to have with us, to bring us into His glory. And so He sent Jesus to save us from our sins to live among us, with His glory veiled, as the sanctuary, veiled the glory, within that Most Holy Place on the Shekinah or on the mercy seat, the Shekinah glory, so Jesus had His glory veiled.

 

Dan yang cukup menarik, karena tujuan pelayanan Bait Suci adalah untuk menyingkirkan dosa dari orang-orang percaya, untuk menciptakan suatu persatuan (at-one-ment = pendamaian) dengan Pencipta mereka, maka nama Yesus diberikan di Matius 1:21,  “21 … dan engkau akan menamakan Dia YESUS, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”

Inilah tujuannya mengapa Yesus diutus, untuk menyelamatkan kita, karena Allah ingin mempunyai persekutuan dengan kita. Dia ingin memberkati kita dan berada dalam komunikasi, namun dengan adanya dosa di antara kita, Allah tidak bisa memiliki hubungan kasih dengan kita yang begitu didambakanNya, untuk membawa kita kepada kemuliaanNya. Maka Dia mengutus Yesus untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, dan hidup di antara kita, dengan menutupi kemuliaanNya, sebagaimana Bait Suci menutupi kemuliaan yang ada di dalam Bilik Mahakudus, pada Shekinah atau pada Tutup Pendamaian, kemuliaan Shekinah. Jadi Yesus menutupi kemuliaanNya.

 

 

The purpose of the sanctuary, friends, was to bear the sins of the believers. Look with me at Leviticus 10:17. Leviticus 10:17 talks about the sin offerings over which the sins of the people were confessed,  and then this sin offering was eaten by the priests, and thus the sin was transferred to the Holy Place. 17 Wherefore have ye not…” it says in Leviticus 10:17  “…eaten the sin offering in the Holy Place, seeing it is most holy, and God hath given it you to bear the iniquity of the congregation, to make atonement for them before the LORD?”

So we see here clearly that the purpose of the sanctuary was to take the sin from the people, transfer by faith figuratively upon that sacrificial animal, which typified Christ, and then placed through that flesh upon the priests, and transferred also by the blood sprinkled before the veil that was right before the Most Holy Place, having a record of the sins in the daily service transferred every day until the end of the year and the Day of Atonement.

 

Teman-teman, tujuan dari Bait Suci ialah untuk menanggung dosa-dosa orang-orang percaya. Mari bersama kita menyimak Imamat 10:17. Imamat 10:17 bicara tentang kurban penghapus dosa di mana umat mengakui dosa-dosa mereka di atas hewan kurban itu, kemudian kurban penghapus dosa ini dimakan oleh para imam, dengan demikian dosa itu dipindahkan ke dalam Bilik Kudus.   “17…Mengapa tidak kamu…”  dikatakan di Imamat 10:17,  “…makan kurban penghapus dosa itu di Bilik Kudus? Bukankah itu maha kudus dan TUHAN telah memberikannya kepadamu, supaya kamu menanggung kesalahan jemaat untuk  mengadakan pendamaian bagi mereka di hadapan TUHAN? …” 

Jadi di sini kita lihat dengan jelas bahwa tujuan Bait Suci ialah mengambil dosa dari umat, secara kiasan memindahkannya melalui iman ke atas hewan kurban yang melambangkan Kristus, kemudian daging itu dengan dimakan oleh para imam ditempatkan di Bait Suci, dan dengan memindahkannya juga melalui darah yang dipercikkan pada tirai yang ada di depan Bilik Mahakudus, dengan demikian ada catatan dari dosa-dosa dalam pelayanan harian yang dipindahkan setiap hari hingga akhir tahun pada Hari Pendamaian.

 

 

Again we see this cleansing in Leviticus 16:16. The Bible says, 16 And he shall make an atonement for the Holy Place, because of the uncleanness of the children of Israel, and because of their transgressions in all their sins: and so shall he do for the tabernacle of the congregation, that remaineth among them in the midst of their uncleanness.”

And so we see here clearly that the necessity of the sanctuary being cleansed was simply because of the uncleanness of the believers that then needed to be cleansed every year along with the sanctuary itself being cleansed.

 

Kembali kita melihat pembersihan ini di Imamat 16:16. Alkitab berkata,   “…16 Dan ia akan mengadakan pendamaian bagi Tempat Kudus itu, karena segala kenajisan orang Israel, dan karena segala pelanggaran mereka dalam segala dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya pada Kemah Pertemuan yang tetap berada di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.”

Jadi kita lihat di sini dengan jelas perlunya Bait Suci itu dibersihkan semata-mata karena kenajisan orang-orang percaya yang perlu dibersihkan setiap tahun saat itu, bersama dengan Bait Suci itu sendiri dibersihkan.

 

 

In Daniel 8:14 we're told the most pivotal text that would define the Adventist movement, 14 Unto two thousand and three hundred days; then shall the sanctuary be cleansed.” What a promise this is, friends. What a promise that we can be cleansed. That as the sanctuary is cleansed, that remains among us in the midst of our uncleanness that there is a corresponding work of cleansing of God's church. Yes, indeed Jesus came for the same reason that the sanctuary was given. Jesus is the sanctuary in human form, the anti-type of that typical sanctuary for God to dwell with us, because Jesus' name is Emmanuel God with us. And He came to dwell among us just like the sanctuary was established, so that God could dwell among us.

 

Di Daniel 8:14 kita diberitahu ayat yang paling penting yang akan mendefinisikan gerakan Advent 14 …‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu akan dibersihkan…” Luar biasa janji ini, teman-teman. Luar biasa janji bahwa kita bisa dibersihkan. Sebagaimana Bait Suci yang  tinggal di antara kita, di tengah-tengah kenajisan kita itu dibersihkan, bahwa ada suatu pekerjaan yang sama yaitu pembersihan gereja Allah. Iya, memang benar Yesus datang untuk alasan yang sama mengapa Bait Suci itu diberikan. Yesus adalah Bait Suci dalam bentuk manusia, antitipe dari tipe Bait Suci bagi Allah untuk tinggal bersama kita, karena nama Yesus adalah Imanuel, Allah beserta kita. Dan Dia datang untuk tinggal di antara kita sama seperti Bait Suci itu didirikan supaya Allah bisa tinggal di antara kita.

 

 

In Matthew 1:21 again 21… He shall save His people…” just like the sanctuary was taking the sins that were confessed day by day and having it cleansed from the people, and then placed upon the sanctuary priests, and also the articles of the sanctuary. So Jesus cleanses and takes our sin from us.

Now friends, Jesus always finishes His work. In the Bible, we see that Jesus was a faithful Son, He finished.  He said to Mary when reproached for being absent from Joseph and Mary, He said, “don't you know thatI must be about my Father's business’?”

 

Matius 1:21 lagi,21…Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya…”  sama seperti Bait Suci mengambil dosa-dosa yang diakui dari hari ke hari dan dibersihkan dari umat, kemudian ditempatkan pada imam-imam Bait Suci dan juga pada perkakas-perkakas Bait Suci, maka Yesus membersihkan dan mengambil dosa-dosa dari kita.

Nah, teman-teman, Yesus selalu menyelesaikan pekerjaanNya. Di Alkitab, kita melihat bahwa Yesus adalah Anak yang setia, Dia menyelesaikan pekerjaanNya. Dia berkata kepada Maria ketika Dia ditegur setelah hilang dari Yusuf dan Maria, Dia berkata,     “49 …Tidakkah kalian tahu, bahwa Aku harus melakukan pekerjaan Bapa-Ku?’ (Lukas 2:49)

 

 

And the promise in Daniel 8:14 is no less sure than the faithfulness of Jesus, that He will cleanse the sanctuary, and the people associated, because the sanctuary dwells among us in the midst of our uncleanness. The reason why there is a record of sins in the sanctuary is because of our sins that we have by faith transferred there, and we know that just as Jesus was faithful to do His work on earth, that He will also accomplish this for the sanctuary and His people in Daniel 8:14.

 

Dan janji yang di Daniel 8:14 tidak kurang kepastiannya daripada kesetiaan Yesus bahwa Dia akan membersihkan Bait Suci, dan umat yang terkait dengannya, karena Bait Suci itu ada di antara kita di tengah-tengah kenajisan kita. Alasan mengapa ada catatan dosa di Bait Suci ialah karena dosa-dosa kita yang telah kita pindahkan melalui iman ke sana, dan kita tahu sebagaimana Yesus setia melakukan pekerjaanNya di dunia, Dia juga akan menyelesaikan ini untuk Bait Suci dan umatNya di Daniel 8:14.

 

 

Look with me please at the faithfulness of Jesus in John 17:4, Jesus always finishes His work. He closed His earthly ministry of service before He went to Calvary to offer His life as a sacrificial offering, in Gethsemane. He said in His prayer,  John 17:4 for his disciples He says  to His Father,  Jesus says, 4 I have glorified Thee on the earth: I have…”   what? “…finished the work which Thou gavest Me to do.”

Jesus always finishes His work. Amen?

 

Mari simak bersama saya pada kesetiaan Yesus, di Yohanes 17:4, Yesus selalu menyelesaikan pekerjaanNya. Dia mengakhiri ministriNya di dunia di Getsemani sebelum Dia pergi ke Kalvari untuk mempersembahkan hidupNya sebagai kurban persembahan. Dia berkata dalam doaNya kepada BapaNya, Yohanes 17:4 bagi murid-muridNya, Yesus berkata, “…4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi, aku telah…” apa?   “…menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan.Yesus selalu menyelesaikan pekerjaanNya. Amin?

 

 

As Jesus closes His earthly life, He said again in John 19:30 the last part of the verse  30 …It is finished…” He said “…and He bowed His head, and gave up…” the spirit, He  “…gave up the ghost.” And so we can expect that just as Jesus entered His role as High Priest to intercede for us and judges people during the anti-typical Day of Atonement, He will just as surely ~ as He finished His earthly ministry ~ He will just as surely finish His heavenly ministry, His mediation and cleansing of the sanctuary and His people, just like He began it. Praise God we can trust in Jesus.

 

Ketika Yesus mengakhiri kehidupan duniawiNya, kembali Dia berkata di Yohanes 19:30, bagian terakhir dari ayat itu, 30…‘Sudah selesai!’…”  kata Yesus, “…Dan Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya…” Maka kita boleh berharap bahwa sebagaimana Yesus memasuki peranNya sebagai Imam Besar untuk menjadi perantara kita, dan menghakimi manusia di masa antitipe Hari Pendamaian, Dia pasti juga ~ sebagaimana Dia telah menyelesaikan ministriNya di dunia ~ Dia pasti juga akan menyelesaikan ministriNya di surga, mediasiNya dan pembersihan Bait Suci dan umatNya, sebagaimana Dia memulainya. Puji Tuhan kita boleh percaya dalam Yesus.

 

 

We see this in Revelation 16:17, that there's a voice that comes out of the temple of heaven 17 And the seventh angel poured out his vial…” in this prophecy  “…into the air; and there came a great voice out of the temple of heaven…” where Jesus has been ministering  “…from the throne, saying, ‘It is done.’…”  Revelation 16:17. We see Jesus saying, “I have finished the work which You gave Me to do” at the end of His earthly ministry on the cross as He finished His sacrifice, He said, “It is done.” And now we see at the very close from the sanctuary again “It is done.”

 

Kita melihat ini di Wahyu 16:17, bahwa ada sebuah suara yang keluar dari Bilik Mahakudus di Surga, “…17 Dan  malaikat yang ketujuh mencurahkan cawannya…” di nubuatan ini,   “…ke angkasa; dan muncul suatu suara yang nyaring keluar dari  bilik Mahakudus di Surga,…”  di mana Yesus tadinya sedang melayani,  “…dari takhta, mengatakan, ‘Sudah selesai!…” Wahyu 16:17. Kita melihat Yesus berkata, “Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan untuk Aku lakukan” pada akhir ministriNya di dunia, di salib saat Dia menyelesaikan kurbanNya, Dia berkata, “Sudah selesai.” Dan sekarang kita melihat pada akhir penutupan dunia, dari dalam Bait Suci, lagi-lagi perkataan “Sudah selesai.”

 

 

Isaiah 55:11, friends, shows us the surety of God's Word, that “…Unto two thousand and three hundred days; then shall the sanctuary be cleansed.” Isaiah 55:11 says, 11 So shall My Word be…” and we know that the “Word” according to John chapter 1 is Jesus  “…11 So shall My Word be that goeth forth out of My mouth…”   And we can use some little algebra here, because we know that the Bible gives us a definition of God's Word being His Son, 

“In the beginning was the Word Ἐν [En] ἀρχῇ [archē] ἦν [ēn] [ho] Λόγος, [Logos]  “In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God."

 

Yesaya 55:11, teman-teman, menunjukkan kepada kita kepastian Firman Allah, bahwa 14 …‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu akan dibersihkan.(Daniel 8:14). Yesaya 55:11 berkata, 11 seperti itulah Firman-Ku…” dan kita tahu “Firman” menurut Yohanes pasal 1:1 adalah Yesus. 11 seperti itulah  Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku…” Dan kita bisa menggunakan sedikit ilmu Aljabar di sini, karena kita tahu bahwa Alkitab memberikan definisi dari Firman Allah, yaitu AnakNya.  

“…Pada mulanya adalah Firman; Ἐν [En] ἀρχῇ [archē] ἦν [ēn] [ho] Λόγος, [Logos]; Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

 

 

And so we can say that “My Word, My Son, Jesus, be that goes forth from My throne, He shall not return unto Me without completing His task for which I send Him.” He will complete Our task which We have set out to do, of removing sin from a faithful people, and making them one with Us, completing the at-one-ment atonement for them because, friends, the Word of God has been sent forth to save us from our sins. The cleansing of the sanctuary is representative ~ as we've seen so far ~ of the corresponding cleansing of the people whose sins have defiled it.

And so there is a corresponding work specifically at the end of time which has to do with the cleansing of God's people, and we find this as we've already seen in Leviticus 16:16 that the Tabernacle is in the midst of the people, in the midst of their uncleanness.

 

Maka kita bisa mengatakan bahwa “Firmanku, AnakKu, Yesus, yang keluar dari takhta-Ku, ia tidak akan kembali kepada-Ku tanpa menyelesaikan pekerjaanNya untuk mana Aku telah mengutusNya.” Dia akan menyelesaikan tugas Kami yang telah Kami rancang untuk dilakukan, yaitu menyingkirkan dosa dari umat yang setia, dan menjadikan mereka satu dengan Kami, merampungkan penyatuan (at-one-ment), pendamaian bagi mereka karena, teman-teman, Firman Allah telah diutus untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.  Pembersihan Bait Suci adalah lambang ~ seperti yang sudah kita lihat sejauh ini ~ dari pembersihan yang sama pada umat yang dosa-dosanya telah menajiskannya.

Jadi ada pekerjaan yang terkait terutama pada masa akhir ini yang berkaitan dengan pembersihan umat Allah, dan kita mendapatkan ini, seperti yang telah kita lihat di Imamat 16:16, bahwa Tabernakel itu ada di tengah-tengah umat, di tengah-tengah kenajisan mereka.

 

 

Go with me please to Malachi chapter 3. Malachi chapter 3 shows this work of cleansing when the Lord judges in His temple. Malachi 3:1-3 say, 1 Behold, I will send My messenger, and he shall prepare the way before Me…” friends, it takes preparation to meet God,  “… and the LORD, whom ye seek, shall suddenly come…” not to this earth but  “…to His temple, even the Messenger of the covenant, whom ye delight in: behold, He shall come, saith the LORD of hosts…” now notice what God does, it says here,  “…2 But who may abide the day of His coming?...” the same question that's asked in Revelation chapter 6 that “the great day of His wrath has come, and who shall be able to stand?”  “…who may abide the day of His coming? And who shall stand when He appeareth? for He is like a refiner's fire, and like fullers' soap…” so in mercy to His people, friends, we do not have to be afraid of this amazing executive judgment when Jesus comes with all of His saints in the clouds, the angels, in glory, to execute judgment, with all His saints, we don't have to be afraid of this because  “…3 And He shall sit…”  notice He sits here in preparation for this coming “…as a refiner and purifier of silver: and He shall purify the sons of Levi, and purge them…” Malachi 3:3 says  “…as gold and silver, that they may offer unto the LORD an offering in righteousness.”

See, friends, this is talking about when Jesus came not to this earth but He came to the Most Holy Place to judgment. He shall come suddenly to His temple, and we see this in Daniel 7:9-10 and also 13-14.

 

Marilah bersama saya ke Maleakhi pasal 3. Maleakhi pasal 3 menunjukkan pekerjaan pembersihan ini pada saat Tuhan menghakimi di Bilik MahakudusNya. Maleakhi 3:1-3 mengatakan,  “…1 Lihat, Aku akan menyuruh utusan-Ku  dan ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!…” teman-teman, butuh persiapan untuk bertemu dengan Allah,   “…Dan Tuhan yang kamu cari itu akan mendadak datang…” bukan ke dunia ini, melainkan   “…ke bait-Nya! yaitu Malaikat Perjanjian yang Engkau perkenan. ‘Lihatlah, Ia akan datang,’ kata TUHAN semesta alam…”  sekarang simak apa yang diperbuat Allah, dikatakan di sini, “…2 Tetapi siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya?…”  Pertanyaan yang sama yang diajukan di Wahyu 6 bahwa “sudah tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang dapat bertahan?” “…siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia muncul? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu…”  jadi dalam kemurahanNya kepada umatNya, teman-teman, kita tidak perlu takut pada eksekusi penghakiman yang mengagumkan ini ketika Yesus datang bersama semua malaikat kudusNya di awan-awan, para malaikat, dalam kemuliaan, untuk mengeksekusi penghakiman, bersama semua malaikat kudusNya. Kita tidak perlu takut pada ini karena   “…3 Ia akan duduk…”  simak, Dia duduk di sini untuk mempersiapkan kedatanganNya ini, “…seperti orang yang membersihkan dan memurnikan perak; dan Ia akan memurnikan anak-anak Lewi, dan menyucikan mereka…” Maleakhi 3:3 berkata,   “…seperti emas dan seperti perak, supaya mereka boleh mempersembahkan kepada TUHAN suatu kurban dalam kebenaran. …” 

Lihat, teman-teman, ini tidak bicara tentang ketika Yesus datang ke dunia ini, tetapi Yesus datang ke Bilik Mahakudus ke penghakiman. Dia akan datang tiba-tiba ke Bilik MahakudusNya, dan kita melihat ini di Daniel 7:9-10, dan juga 13-14.

 

 

Daniel records in verses 9 and 10, 9 I beheld till the thrones were cast down…” of Daniel chapter 7  “… and the Ancient of days did sit, whose garment was white as snow…”  He's very righteous “…and the hair of His head like the pure wool…” He's very ancient  “…His throne was like the fiery flame, and His wheels as burning fire. 10 A fiery stream issued…” this is the river of life, resplendent with the glory of God, from that throne, so that it looks as if it's on fire. It  “…issued and came forth from before Him; thousand thousands ministered unto Him, and ten thousand times ten thousand stood before Him: the judgment was set, and the books were opened.”

And the next thing that we see in the vision is verse 13 and 14, 13 I saw in the night visions, and, behold, One like the Son of Man…” Jesus himself  “…came with the clouds of heaven…” the same as was talked about in Malachi chapter 3, “suddenly coming to His temple”,  “…and came to the Ancient of days, and they brought Him near before Him. 14 And there was given Him dominion, and glory, and a kingdom, that all people, nations, and languages, should serve Him: His dominion is an everlasting dominion, which shall not pass away, and His kingdom that which shall not be destroyed.”

 

Daniel mencatatnya di ayat 9 dan 10, “…9 Aku melihat hingga takhta-takhta diturunkan…”  Daniel pasal 7, “…dan Yang Lanjut Usia pun duduk, yang pakaian-Nya putih seperti salju…”  Dia sangat benar, “…dan rambut di kepalaNya seperti bulu domba murni…”  Dia sangat tua, “…Takhta-Nya seperti nyala api dengan roda-rodanya sepeti  api yang berkobar. 10 Suatu sungai api keluar…”  ini adalah sungai kehidupan berkilauan dengan kemuliaan Allah dari takhtaNya, sehingga tampaknya seolah-olah sedang terbakar,   “…keluar dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Majelis Pengadilan pun duduk, dan dibukalah Kitab-kitab.”

Dan hal berikutnya yang kita lihat di penglihatan ayat 13 dan 14, 13 Aku melihat dalam penglihatan malam itu, dan tampak satu seperti Anak Manusia…”  Yesus sendiri,   “…datang dengan awan-awan surgawi…”  sama seperti yang dikatakan di Maleakhi pasal 3, mendadak datang ke bait-Nya”, “…dan menghampiri Yang Lanjut Usia, dan mereka membawaNya  dekat ke hadapan-Nya.14 Dan kepadaNya diberikan  kekuasaan dan kemuliaan dan sebuah kerajaan supaya semua suku, bangsa, dan bahasa mengabdi kepadaNya. KekuasaanNya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan dihancurkan.”

 

 

And as it says, friends, we won't go in there in the Bible, but in John chapter 5 Jesus says very clearly He says, 22 For the Father judgeth no man, but hath committed all judgment unto the Son.” And so here Jesus comes before that awesome assembly with the glory of God, the Ancient of Days, thousands times 10’000 of glorious majestic beings in this amazing solemn judgment, when the books of record are opened. And what does Jesus do according to Malachi chapter 3? He sits down to purify the sons of Levi. We are a   holy  nation a royal priesthood. And He sits down to prepare a people to receive the kingdom.

 

Dan seperti yang dikatakan, teman-teman, kita tidak akan membuka Alkitab, tetapi di Yohanes pasal 5:22 Yesus berkata dengan sangat jelas, Dia berkata, 22 Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan semua penghakiman kepada Anak…” Maka di sini Yesus datang di hadapan majelis yang mengagumkan dengan kemuliaan Allah, Yang Lanjut Usia, beribu-ribu kali sepuluh ribu makhluk-makhluk anggun yang mulia di penghakiman khusuk yang luar biasa, di mana kitab-kitab catatan dibuka. Dan apa yang dilakukan Yesus menurut Maleakhi pasal 3? Dia duduk untuk menguduskan anak-anak Lewi. Kita adalah bangsa yang kudus, imamat yang rajani. Dan Dia duduk untuk mempersiapkan suatu umat untuk menerima kerajaan.

 

 

God's Word, friends, Jesus Himself has the power to cleanse and keep us from sin so that we may find our names to remain in that book of life.

In Psalms 119 it talks about the power of God's Word which is the power of Jesus Himself as Jesus is the Word. Psalms 119:9 asks 9 Wherewithal shall a young man cleanse his way?...” Now, friends, this is very important because if we're going to claim the promise of Daniel 8:14 that “unto 2’300 days then shall the sanctuary be cleansed” then we must have some idea of how that could possibly happen, so that we could have some faith that it would. And we believe this, but we want to see what kind of power God is going to use to actually bring this to pass. And we see here it is none other than His creative Word itself.  “…By taking heed thereto according to Thy Word.” That is how our way can be cleansed.

 

Firman Allah, teman-teman, Yesus Sendiri memiliki kuasa untuk membersihkan dan menjaga kita dari dosa supaya kita bisa mendapati nama-nama kita dipertahankan di kitab kehidupan itu.

Di Mazmur 119 dikatakan tentang kuasa Firman Allah, yang adalah kuasa Yesus Sendiri karena Yesus adalah Firman itu.

Mazmur 119:9 bertanya, 9 Bagaimanakah seorang muda boleh membersihkan jalannya?…”  Nah, teman-teman, ini sangat penting karena jika kita akan mengklaim janji Daniel 8:14 bahwa “…‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu akan dibersihkan. maka kita harus punya konsep bagaimana ini bisa terjadi supaya kita boleh punya iman bahwa itu akan terjadi. Dan kita mempercayainya, tetapi kita ingin melihat kuasa seperti apa yang akan digunakan Allah untuk benar-benar mewujudkan ini. Dan di sini kita lihat bahwa itu bukanlah apa pun yang lain kecuali FirmanNya yang kreatif sendiri. “…Dengan berlaku hati-hati menurut Firman-Mu.” Dengan cara itulah kita bisa dibersihkan.

 

 

And friends, at this time in earth's history when we are surrounded by temptations, when there is paganism that is united with Christianity. when we have every manner of abomination at our fingertips in the worldwide web, when there is distraction and entertainment so that there's the thoughts of man's hearts are only evil it seems continually, if they're not restrained; that at this time for God to do an amazing work of cleansing is what we need in our lives. We cannot just go with the flow at this time. We need to take heed to the methods that God has ordained of cleansing a people to meet Him in peace. And here's the method. Psalms 119 not only verse 9 but verse 11,  11 Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee.”

 

Dan teman-teman, pada masa ini dalam sejarah dunia, ketika kita dikepung oleh godaan-godaan, ketika paganisme bersatu dengan Kekristenan, ketika segala macam kekejian ada di ujung jari-jari kita di situs-situs dunia, ketika ada pengalihan perhatian dan hiburan sehingga pikiran-pikiran hati manusia semata-mata terus-menerus jahat jika mereka tidak dikekang; pada saat inilah Allah melakukan suatu pekerjaan pembersihan yang mengagumkan yang kita butuhkan dalam hidup kita. Kita tidak bisa hanya mengikuti aliran di masa ini. Kita perlu memperhatikan cara-cara yang telah ditetapkan Allah untuk membersihkan umat agar bertemu denganNya dalam damai. Dan inilah caranya. Mazmur 119, bukan hanya ayat 9 tetapi ayat 11, 11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”

 

 

Right in that sanctuary, in the deepest part, in the Most Holy Place, in the Ark of the Covenant, in the most sacred place where the glory of God was enthroned, was where the Word of God was written, and God wants to write that upon the tablets of our hearts. He wants to write His Law, His character at this time that we might not sin against Him.

Hebrews 4:12 talks about this amazing agency to bring about transformation in our lives and to convict us of sin. Hebrews 4:12 says, 12 For the Word of God is quick [living], and powerful, and sharper than any two-edged sword…” if you have a dilemma, if you have a problem, there is nothing that is too complex for God's Word not to sort out, it“…piercing even to the dividing asunder of soul and spirit, and of the joints and marrow, and is a discerner…”  it's a judge “…of the thoughts and intents of the heart.”

And as God is judging us by His eternal Word, as He is judging us in the judgment right now as the judgment is progressing in heaven. And we do not know when it will pass to the living or if it already has, we don't know that information; but we know that that same Word, that Jesus, sits as a refiner and a purifier of the very subjects whom He is judging, because He loves us He wants us to pass this exam, and He is going to help us with this living powerful Word.

Friends, we can resist temptation through the same weapons that Jesus did. In Ephesians chapter 6 we see the armor of God. Verse 17 specifically “the sword of the Spirit which is the Word of God”.

 

Tepat di dalam Bait Suci, di bagian yang paling dalam, di Bilik Mahakudus, di dalam Tabut Perjanjian, di tempat yang paling kudus di mana kemuliaan Allah bertakhta, di sanalah tertulis Firman Allah, dan Allah mau menulis itu di atas loh-loh hati kita. Dia ingin menulis HukumNya, karakterNya, pada saat ini, supaya jangan kita berdosa terhadapNya.

Ibrani 4:12 bicara tentang sarana yang mengagumkan ini, yang mendatangkan perubahan dalam hidup kita dan meyakinkan kita akan dosa. Ibrani 4:12 mengatakan, 12 Sebab Firman Allah itu hidup, dan berkuasa, dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun;…”  jika kita punya dilema, jika kita punya masalah, tidak ada apa pun yang terlalu kompleks yang tidak bisa dibereskan oleh Firman Allah, yang “…menembus bahkan sampai ke pemisahan jiwa dan roh, dan dari sendi-sendi dan sumsum; dan adalah pengenal…” yang menghakimi “…dari pikiran dan niat hati…” Dan Allah sedang menghakimi kita dengan FirmanNya yang kekal, sebagaimana Dia sedang menghakimi kita sekarang ini sementara penghakiman sedang berlangsung di Surga. Dan kita tidak tahu kapan itu akan beralih ke orang-orang yang masih hidup, atau apakah itu sudah terjadi. Kita tidak punya informasi itu, tetapi kita tahu bahwa Firman yang sama, Yesus, duduk sebagai Yang memurnikan dan membersihkan manusia-manusia yang dihakimiNya, karena Dia mengasihi kita dan Dia mau kita lulus ujian ini, dan Dia akan membantu kita dengan Firman yang hidup dan berkuasa.

Teman-teman, kita bisa menolak godaan dengan senjata-senjata yang dipakai Yesus. Di Efesus pasal 6 kita melihat perlengkapan senjata Allah. Ayat 17 terutama 17 … pedang Roh, yaitu  firman Allah.”

 

 

We are fighting not against flesh and blood, but against principalities, against powers, that is why addictions are so difficult.  And friends, I used to be addicted to drugs, but let me tell you something, drugs were minimal in overcoming compared to spiritualism and paganism which I was involved in, in New Age witchcraft. That was even harder than just a simple physical substance abuse, and I was up against spiritual wickedness in high places. But even the physical addictions that we have, we're not just fighting against flesh and blood, we're fighting against a powerful foe who has observed humanity for six thousand years and is much stronger and smarter than we are. And we need to fight spirits with Spirit. And so we need the sword of the Spirit. Don't let anyone tell you that Satan is stronger than Jesus. That has been settled at Calvary, Jesus has overcome Satan with all of his temptations in human form, being the Son of a woman who was a sinner ~ probably not practicing sin at the time but at some point in her life we know that all have sinned and come short of the glory of God ~  Mary was a fallen daughter of Adam, and He was fully the son of humanity as He was of His heavenly Father, by a mystery, divine mystery. We cannot understand. But He has demonstrated that He is stronger, that He can even follow Satan down to the overcome territory of Satan, and  Satan is overcome after being cast out of heaven, and Jesus was Conqueror here. So don't let anyone take away the sword of the Spirit from you. This sword is so so powerful.

 

Kita bertempur bukan melawan daging dan darah, melainkan melawan para pemimpin dan penguasa kegelapan, itulah mengapa ketagihan itu begitu sulit. Dan teman-teman, dulu saya ketagihan narkoba, tetapi izinkan saya memberitahu kalian, narkoba itu lebih mudah dikalahkan dibandingkan spiritisme dan paganisme di dalam mana saya terlibat, dalam mistik New Age. Itu jauh lebih sulit daripada hanya sekedar menyalahgunakan suatu bahan fisik yang kita miliki. Kita bukan hanya bertempur melawan daging dan darah, kita bertempur melawan musuh yang sangat kuat yang telah mengamati kemanusiaan selama 6’000 tahun dan yang jauh lebih kuat dan lebih cerdik daripada kita. Dan kita perlu melawan roh-roh dengan Roh. Maka kita memerlukan pedang Roh. Jangan mengizinkan siapa pun mengatakan kepada kita bahwa Setan lebih kuat daripada Yesus. Ini sudah dipastikan di Kalvari, dalam bentuk manusia Yesus sudah mengalahkan Setan dengan segala pencobaannya, sebagai Anak seorang perempuan berdosa ~ mungkin saja perempuan itu tidak sedang mempraktekkan dosa pada waktu itu, tetapi suatu saat dalam hidupnya; kita tahu bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah ~ Maria adalah seorang anak Adam yang telah jatuh dalam dosa, dan Yesus sepenuhnya adalah Anak Manusia, sama sepenuhnya Dia juga berasal dari BapaNya yang di Surga, melalui suatu misteri, misteri Ilahi yang kita tidak bisa mengerti. Tetapi Yesus sudah mendemonstrasikan bahwa Dia lebih kuat, bahwa Dia bahkan bisa mengikuti Setan turun ke teritori yang telah dikalahkan Setan (dunia ini), dan Setan dikalahkan setelah dibuang keluar dari Surga, dan Yesus menjadi Pemenang di sini. Jadi jangan biarkan siapa pun mengambil pedang Roh itu dari kita. Pedang ini amat sangat besar kuasanya.

 

 

Now as far as being cleansed, we're given an amazing promise in Ephesians chapter 5 just before chapter 6, that Christ wants to sanctify, that He wants to cleanse us, the church, with the washing of water by the Word. Friends, I get so excited about this because you know, I just love being clean before God, I love having peace with God, being justified by faith we have peace with God through our Lord Jesus Christ, that “If we confess our sins He is faithful and just to forgive us and then to cleanse us from all unrighteousness” and there's nothing that compares to having a connection to the greatest Being of love in the universe, the King of kings. And I just want to be even more cleansed and prepared for Jesus' coming.

 

Nah, mengenai dibersihkan ini, kita diberi suatu janji yang luar biasa di Efesus pasal 5, tepat sebelum pasal 6, bahwa Kristus mau menguduskan, bahwa Dia mau membersihkan kita, gereja, dengan pembasuhan air oleh Firman. Teman-teman, saya sangat bergairah mengenai ini karena kalian tahu, saya sangat suka bisa bersih di hadapan Allah, saya suka punya kedamaian dengan Allah, dibenarkan oleh iman kita mendapatkan kedamaian dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa 9 Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9) dan tidak ada yang bisa menandingi kondisi memiliki suatu hubungan dengan Sosok Kasih yang paling besar di alam semesta, Sang Raja dari semua raja. Dan saya ingin menjadi bahkan lebih dibersihkan lagi dan dipersiapkan untuk kedatangan Yesus.

 

 

And so this is such an amazing promise that God through His Word that Christ wants to cleanse us with the washing of water by the Word, fulfilling that promise in Daniel 8:14 that “unto 2’300 days then shall the sanctuary…” along with the people that are connected with the placing of sin upon that sanctuary, “…shall be cleansed”.  That He might present it to Himself a glorious church, not having spot, or wrinkle, or any such thing; but that it should be holy and without blemish.”

 

Dan ini adalah janji yang begitu mengagumkan bahwa Allah melalui FirmanNya, Kristus, mau membersihkan kita dengan pembasuhan dengan air oleh Firman, menggenapi janji yang di Daniel 8:14 bahwa  14 …‘Sampai dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu Bait Suci itu…”  bersama orang-orang yang terkait, dengan menempatkan dosa di Bait Suci itu,   “…akan dibersihkan.” (Daniel 8:14) 27 Supaya Ia boleh menampilkan kepada Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu harus kudus dan tanpa cacat.”  (Efesus  5:27)

 

 

Friends, let's believe God's Word that He is able to sustain us, that He is able to cleanse us. It doesn't matter what the addiction has been or how long we have indulged in it, or what our hereditary has been, we can have victory through the power of Jesus because Jesus, friends, is the Creator.

In Ezekiel 36:26-27 we're told that He will give us a new heart, and a new Spirit He will put within us. He will take away the stony heart out of our flesh, and He will give us a heart of flesh,  He will put His Spirit within us, and cause us to walk in His statutes. Not only does He sit as our Judge but He sits as our Savior, He sits to enable us to give us a transformed life and mind, so that we might be His children, His followers in truth, and He will cause us to walk in His statutes, keep His judgments. We are born again, friends, by the Word of God.

 

Teman-teman, mari kita mempercayai Firman Allah, bahwa Dia sanggup menopang kita, bahwa Dia sanggup membersihkan kita. Tidak jadi soal kita ketagihan apa, atau sudah berapa lamanya kita bermanja dengan ketagihan itu, atau apa yang telah kita warisi, kita bisa mendapatkan kemenangan melalui kuasa Yesus karena Yesus, teman-teman, adalah Sang Pencipta.

Di Yehezkiel 36:26-27 kita diberitahu bahwa Dia akan memberi kita hati yang baru, dan Roh yang baru akan ditempatkanNya di dalam kita. Dia akan menyingkirkan hati batu dari daging kita, dan Dia akan memberi kita sebuah hati dari daging. Dia akan menempatkan RohNya di dalam kita, dan membuat kita berjalan dalam ketetapan-ketetapanNya. Dia bukan hanya duduk sebagai Hakim kita, tetapi Dia juga duduk sebagai Juruselamat kita. Dia duduk untuk memampukan kita, untuk memberikan kepada kita hidup dan pikiran yang telah diubahkan, supaya kita boleh menjadi anak-anakNya, pengikut-pengikutNya dalam kebenaran, dan Dia akan membuat kita berjalan dalam ketetapan-ketetapanNya, memelihara HukumNya. Kita dilahirkan baru, teman-teman, oleh Firman Allah.

 

 

In 1 Peter 1:23 we're told the power of God's Word always finishing what it starts, never goes to be aborted in its mission. 1 Peter 1:23-25, 23 Being born again, not of corruptible seed, but of incorruptible, by the Word of God, which liveth and abideth for ever. 24 For all flesh is as grass, and all the glory of man as the flower of grass…”

 

Di 1 Petrus 1:23 kita diberitahu kuasa Firman Allah selalu menyelesaikan apa yang dimulainya, tidak pernah terputus dalam misinya. 1 Petrus 1:23-25,  “…23 Karena telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan tetap kekal. 24 Sebab semua yang hidup itu seperti rumput dan segala kemuliaan manusia seperti bunga rumput…”

  

 

Now friends, I must say I’ve experienced the power of God's Word to help me and keep me even when I have fallen, to regain my footing. When I first became a Christian I really struggled with the addictions that I had. I was addicted to marijuana and lots of other substances; emotional addiction and which can be very, very, powerful as well as those things that are physically addictive. And one day not very long after my conversion I made  an error and I went back to my lifestyle, I went to visit my friends alone, to witness to them, and that's always dangerous. You want to take ~ the Bible says ~ go two and two or two together. And so I went there, in the Chicago land area; and I fell back into my old lifestyle and I found myself that evening in a restaurant on my way to a club in Chicago, and I had substances in my body that were not glorifying God, that did not treat my body as it was the sanctuary of God, as we're told in 1 Corinthians chapter 6. And I realized suddenly God brought conviction to me. He brought conviction that I needed to repent and that I was lost because I was following another master, and I was doing it knowingly. And at that point I had to make a decision. I didn't even know where my car was parked, I was in a place that was not familiar to me at that time, I was also under the influence of a powerful chemical, and various ones. But the Bible says, 14 Enter not into the path of the wicked, and go not in the way of evil men.” Don't! you know. “15 Avoid it, pass not by it, turn from it, and pass away.  1 Blessed is the man that walketh not in the counsel of the ungodly, nor standeth in the way of sinners…” and when you hear God's Word it's the best time to obey it. And so at that point I was convicted. Get up and leave even though you don't even have your car there, you're with someone else, you don't know where you are, just leave. I had  things in my pocket that I shouldn't have had with me, that were actually against the Law at the time, and  I was walking out and my friend said, “Where are you going?” And I said, “I need to leave, I need to get out of here.” Because God was calling me to a new birth to be born again, because I had broken my covenant with God and I knew that I was following Satan, but I wanted the pleasure of this world. And as I was leaving there I prayed and I said, “God, please, your Word says in John 6:37, all that the Father gives Me shall come to Me, and whoever comes to Me You will never cast out. I said, “Please.” I claimed Isaiah 55:1, whoever is thirsty come to the waters, whoever has no money come buy and eat. And I had no righteousness, I had sinned, I had gone back into following Satan, listening to the temptations of the evil one, indulging my own carnal desires, breaking God's Law.” And at that point, I claimed God's promise, I had no righteousness, I was bankrupt. And I started walking, and it was night time, and my brain was not sober, and I didn't know where I was. But I knew the promises of God and I said, “Lord, please lead me to my car.” And I started to walk by faith, not even knowing which direction I was walking. And as I walked, I praised God that His mercy was sufficient. He was accepting me back. He would keep me. He would save me in His kingdom by faith, not because I had any righteousness but because I was claiming the righteousness of Jesus. And as I walked, friends, I walked, and I walked, and I walked in that night, and I looked and I looked at the street and something reminded me of that street, and I turned on that street and I walked and I found my car. I actually found my way home.

 

Nah, teman-teman, harus saya katakan saya telah mengalami kuasa Firman Allah yang menolong saya dan yang menjaga saya walaupun saya sudah jatuh, supaya saya bisa berdiri lagi. Ketika saya pertama menjadi Kristen, saya sungguh-sungguh berjuang dengan ketergantungan-ketergantungan yang saya miliki. Saya kecanduan marijuana, dan banyak hal yang lain; ketergantungan-ketergantungan emosional yang amat sangat kuat, sebagaimana ketergantungan-ketergantung pada benda-benda fisik. Dan pada suatu hari tidak lama setelah pertobatan saya, saya melakukan suatu kesalahan dan saya kembali ke pola hidup lama saya. Saya pergi mengunjungi teman-teman saya, sendirian, untuk bersaksi kepada mereka, dan itu selalu berbahaya. Kita seharusnya ~ kata Alkitab ~ pergi berdua bersama-sama. Jadi saya ke sana di daerah Chicago; dan saya merosot kembali ke pola hidup lama saya. Dan saya mendapatkan diri saya malam ini di sebuah restoran dalam perjalanan saya ke sebuah kelab di Chicago, dan di tubuh saya ada benda-benda yang tidak untuk kemuliaan Tuhan, yang tidak memperlakukan tubuh saya seperti Bait Suci Allah sebagaimana yang diberitahukan kita di 1 Korintus pasal 6. Dan tiba-tiba saya menyadari, Allah membuat saya sadar, Dia membuat saya sadar bahwa saya perlu bertobat dan bahwa saya sudah tersesat karena saya sedang mengikuti majikan yang lain, dan saya melakukannya dengan sengaja. Dan di titik itu saya harus membuat keputusan. Saya bahkan tidak tahu di mana mobil saya diparkir, saya berada di tempat yang tidak saya kenal waktu itu, saya juga berada di bawah pengaruh bahan kimia yang keras dan beberapa hal lain. Tetapi Alkitab berkata, 14  Janganlah masuk ke jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat…”  Jangan! Kalian tahu. “...15 Hindarilah jalan itu, janganlah lewat di sana, berbaiklah, dan jalanlah terus. (Amsal 4:14-15). 1 Diberkatilah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, atau yang berdiri di jalan orang-orang berdosa…” (Mazmur 1:1) dan bila kita mendengar Firman Allah, itulah saat terbaik untuk mematuhinya. Maka pada titik itulah saya ditobatkan. Bangkit dan tinggalkan tempat itu walaupun mobilmu bahkan tidak ada di sana dan kamu bersama orang lain, kamu tidak tahu kamu ada di mana. Tinggalkan saja.” Pada waktu itu saya punya barang-barang di saku saya yang tidak seharusnya ada pada saya, yang bertentangan dengan Hukum, dan saya berjalan keluar, dan teman saya berkata, “Kamu mau ke mana?” Dan saya katakan, “Saya harus pergi, saya harus keluar dari sini,” karena Allah memanggil saya kepada kelahiran baru, untuk dilahirkan kembali; karena saya telah mengingkari janji saya dengan Allah dan saya tahu bahwa saya sedang mengikuti Setan tetapi saya menginginkan kesenangan dunia ini. Dan sementara saya berjalan pergi saya berdoa dan saya berkata, “Allah, tolong, FirmanMu berkata di Yohanes 6:37 37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku; dan dia yang datang kepada-Ku, ia sama sekali tidak akan Kubuang.’…” Saya berkata, “Tolonglah.” Saya mengklaim Yesaya 55:1,  “ ‘1 Ho, setiap orang yang haus, datanglah ke air-air; dan dia yang tidak mempunyai uang, datanglah, belilah dan makanlah; iya, datanglah, belilah anggur dan susu tanpa uang dan tanpa harga.’ Dan aku tidak memiliki kebenaran, aku telah berbuat dosa, aku telah kembali mengikuti Setan, mendengarkan godaan-godaan si jahat, menuruti nafsu hewaniku sendiri, melanggar Hukum Allah.”  Dan pada titik itulah saya mengklaim janji Allah, saya tidak punya kebenaran, saya sudah bankrut. Dan saya mulai berjalan, dan itu malam hari, dan otak saya tidak sepenuhnya sadar, dan saya tidak tahu di mana saya. Tetapi saya tahu janji-janji Allah dan saya berkata, “Tuhan, tolong tuntunlah aku ke mobilku.” Dan saya mulai berjalan dengan iman, bahkan tidak tahu ke arah mana saya berjalan. Dan sementara saya berjalan, saya memuji Allah bahwa rahmatNya itu cukup. Dia menerima saya kembali. Dia akan mempertahankan saya. Dia akan menyelamatkan saya dalam  kerajaanNya melalui iman, bukan karena saya punya kebenaran apa pun, tetapi karena saya sedang mengklaim kebenaran Yesus. Dan selagi saya berjalan, teman-teman, saya berjalan, dan berjalan, dan berjalan malam itu, dan saya melihat dan melihat ke jalan, dan saya teringat sesuatu di jalan itu, dan saya membelok di jalan itu dan saya berjalan dan menemukan mobil saya. Saya benar-benar menemukan jalan pulang.

 

 

The Word of God creates in us a new birth, and then opens the way for us to follow Him. It has so much power, creative power. Psalms 33:6, 9 says, 6 By the Word of the LORD were the heavens made; and all the host of them by the breath of His mouth. 9 For He spake, and it was done; He commanded, and it stood fast.”

 

Firman Allah menciptakan dalam kita suatu kelahiran baru, kemudian membuka jalan bagi kita untuk mengikut Dia. Kuasanya begitu besar, kuasa menciptanya. Mazmur 33:6, 9 mengatakan,6 Oleh Firman TUHAN langit-langit telah dijadikan, dan semua penghuninya oleh nafas dari mulut-Nya. 9 Sebab Allah berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, dan itu tegak dengan kokoh.”

 

 

I just wish that I could express to you how much I owe to God's Word, His Word is so powerful and it never runs dry, it always retains its power. It's always alive. It has creative power to empower us to live godly lives, even when we have fallen and when we have sinned we can go back to God's promises, we can repent. The Bible says that we don't have to fall into sin. In 1 John it says, 1 … these things write I unto you, that ye sin not. And if any man sin, we have an advocate with the Father, Jesus Christ the righteous.”

 

Andaikan saya bisa mengungkapkan kepada kalian betapa besarnya utang saya pada Firman Allah, FirmanNya begitu penuh kuasa, dan tidak pernah mengering, dia selalu mempertahankan kuasanya. Dia selalu hidup. Dia memiliki kuasa mencipta untuk memampukan kita menghidupkan hidup yang saleh, bahkan ketika kita sudah jatuh dalam dosa kita masih bisa kembali ke janji-janji Allah, kita bisa bertobat. Alkitab berkata kita tidak usah jatuh dalam dosa. Di 1 Yohanes 2:1 dikatakan, 1 hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Dan jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.”

 

 

Now, friends, Jesus came and He lived on this earth, He came from on high. We know that Satan fought against Him in heaven that Michael and His angels fought against the dragon, and the dragon fought against Him and His angels, and they prevailed not. And so Christ the pre-incarnate Jesus before He came to this planet,  Christ fought against the dragon. And Satan's main modus operandi, the mode of operation was to exalt himself. It says in Isaiah 14, he said in his heart, “I will be like the Most High. I will ascend up to into the heights of the clouds, and I will sit also upon the mount of the congregation in the sides of the north.” (13 For thou hast said in thine heart, ‘I will ascend into heaven, I will exalt my throne above the stars of God: I will sit also upon the mount of the congregation, in the sides of the north. 14 I will ascend above the heights of the clouds; I will be like the most High.) And his whole goal was to overcome Christ and to raise himself up above, to the stature of Creator, being a created being.

 

Nah, teman-teman, Yesus datang dan Dia hidup di bumi ini, Dia datang dari atas. Kita tahu bahwa Setan berperang melawan Dia di Surga sehingga Mikhael dan malaikat-malaikatNya berperang dengan si naga, dan naga itu melawan Dia dan malaikat-malaikatNya, dan mereka kalah. Maka Kristus, Yesus sebelum inkarnasiNya, sebelum Dia datang ke planet ini, Kristus berperang melawan naga itu. Dan modus operandi utama Setan, cara operasinya ialah dengan meninggikan dirinya sendiri. Dikatakan di Yesaya 14:13-14 13 Karena  engkau telah berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan meninggikan takhtaku di atas bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk di bukit pertemuan, di sebelah utara. 14 Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!’…” Dan seluruh tujuannya ialah untuk mengalahkan Kristus dan mengangkat dirinya ke atas, ke kedudukan Sang Pencipta, padahal dia adalah makhluk ciptaan.

 

 

But Christ was different, and this is the great mystery of godliness, friends, is that Jesus Himself came down, being found it says, 5 Let this mind be in you…” in Philippians chapter 2,  “…which was also in Christ Jesus: 6 Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God: 7 But made himself of no reputation…” the opposite of what Satan did,  “…and took upon Him the form of a servant, and was made in the likeness of men: 8 And being found in fashion as a man, He humbled Himself, and became obedient unto death, even the death of the cross.” The ultimate degraded death of torture of the cross. And so friends, just like Jesus came down and lived among us, just like the sanctuary was built on ground level in the midst of all the tents of Israel, among them that God would dwell among them. Opposite of the pagan temples that are on the tops of mountains, that you have to climb once you get there to the very top. Opposite of this we know that the power of God, the divinity, that the Divine One Himself has come down into our experience and we have it accessible in the Word of God.

 

Tetapi Kristus itu beda, dan inilah misteri besar keilahian, teman-teman, yaitu Yesus sendiri turun ke dunia, dan dikatakan,  “…5 Hendaklah pikiran ini ada di dalam dirimu…”  Filipi pasal 2,  “…yang terdapat juga di dalam Kristus Yesus,  6 yang dalam bentuk Allah tidak berpikir untuk memegang erat kedudukan itu untuk menjadi setara dengan Allah. 7 melainkan telah menjadikan Diri-Nya Sendiri bukan apa-apa,…”  kebalikan dari apa yang dilakukan Setan, “…dan mengambil bentuk seorang hamba, dan dijadikan dalam keserupaan manusia. 8 Dan ditemukan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan Diri-Nya, dan menjadi taat hingga kematian, bahkan kematian di kayu salib…”  kematian yang paling hina, penyiksaan salib. Jadi teman-teman, sama seperti Yesus turun ke bumi dan hidup di tengah-tengah kita, sama seperti Bait Suci dibangun di atas bumi di tengah-tengah tenda-tenda bangsa Israel, di tengah-tengah mereka supaya Allah boleh tinggal di antara mereka. Kebalikan dari kuil-kuil berhala yang dibangun di atas puncak-puncak gunung, sehingga begitu tiba di sana manusia harus mendakinya untuk mencapai puncaknya. Kebalikan dari ini kita tahu bahwa kuasa Alah, yang Ilahi, bahwa Allah sendiri telah turun ke bumi ke pengalaman hidup kita, dan kita bisa mengaksesnya dalam Firman Allah.  

 

 

The Holy Spirit that inspired the Scriptures speaks to our hearts and fortifies us against temptation; gives us victory over evil; strengthens us in despondency and discouragement, and depression; helps us with a multitude of decisions that we have to make. He is as accessible here as He ever has been to humanity throughout the course of history when He dwelt among the Israelites. God is with us. His creative power empowers us. This is no time for us to be going to the heathen, to find ways of connecting with God. We need to connect with God today. His power is available to us.

 

Roh Kudus yang mengilhami penulisan Kitab Suci berbicara kepada hati kita dan menguatkan kita dalam menghadapi pencobaan; memberi kita kemenangan atas yang jahat; menguatkan kita dalam keputusasaan, dan patah semangat, dan depresi; menolong kita dalam banyak sekali keputusan yang harus kita buat. Dia sama bisa diakses kemanusiaan di sini seperti kapan saja sepanjang sejarah ketika Dia masih hidup di tengah-tengah bangsa Israel. Allah beserta kita. Kuasa kreatifNya memampukan kita. Ini bukan waktunya bagi kita untuk pergi kepada mereka yang sesat untuk mencari jalan menghubungi Allah. Kita perlu menyambung dengan Allah sekarang. KuasaNya tersedia bagi kita.

 

 

Someone once told me as I was sharing my testimony, because I have more to say about it many things that God did for me. He came into my life as a hippie, as a New Ager, and I shared this with a friend, you know, how I was memorizing verses to get out of the New Age, and how my mind needed to be cleansed and everything.

And he said, you know he was a colleague of mine during graduate school. He said to me, he said, “You know I just haven't experienced God's Word like that,” and it kind of had a ring of a little doubt. “I just don't see the power of God's Word like that.”

And I asked him point blank, I said, “How much time do you spend with God's Word? How much time do you actually spend memorizing it, and meditating upon it?”

And he hung his head, and the answer was obvious.

The power is in the Word. There is power in the seed, it may not grow up and bear fruit the same day as we planted, but just like it will inevitably happen in a physical earthly harvest if you plant seed, the Word of God is always going to finish what it starts.

 

Seseorang pernah berkata kepada saya ketika saya sedang membagikan kesaksian saya, karena ada banyak yang saya katakan, banyak hal yang telah diperbuat Allah untuk saya. Dia masuk ke dalam hidup saya saat saya seorang hippie, saat saya seorang penganut New Age, dan saya membagikan ini kepada seorang teman. Kalian tahu, bagaimana saya menghafalkan ayat-ayat untuk melepaskan diri dari New Age dan bagaimana pikiran saya butuh dibersihkan dan lain-lain.

Dan teman saya berkata, kalian tahu dia seorang rekan saya saat di SMA, dia berkata kepada saya, “Kamu tahu, aku tidak pernah punya pengalaman dengan Firman Allah seperti itu,” dan ini terdengar ada sedikit nada keragu-raguan. “Aku tidak bisa melihat kuasa Firman Allah seperti itu.” 

Dan saya bertanya padanya blak-blakan, kata saya, “Berapa banyak waktu yang kamu lewatkan dengan Firman Allah? Sesungguhnya berapa banyak waktu yang kamu pakai menghafalnya, merenungkannya?”

Dan dia menundukkan kepalanya, dan jawabannya sangat jelas.

Ada kuasa dalam Firman Allah. Ada kuasa dalam benih. Benih itu mungkin tidak akan tumbuh dan menghasilkan buah pada hari yang sama kita taburkan, tetapi sama seperti yang pasti akan terjadi pada tuaian fisik duniawi jika orang menanam benih, Firman Allah selalu akan menyelesaikan apa yang dimulainya.

 

 

Notice this powerful promise in Psalms 1:1-3, this amazing promise of Jesus making His home in the sanctuary of our minds, with His Law.  1 Blessed is the man…” happy is the man  “…that walketh not in the counsel of the ungodly, nor standeth in the way of sinners, nor sitteth in the seat of the scornful. 2 But his delight is in the Law of the LORD; and in His Law doth he meditate day and night. 3 And he shall be like a tree planted by the rivers of water, that bringeth forth His fruit…”  that's the fruit of the Spirit “…in his season; his leaf also shall not wither…” and the amazing end to this verse is  “…and whatsoever he doeth shall prosper.”

Now friends, if anything, this describes Jesus more than it does all of us. David himself who penned these words, he fell into a heinous sin, at first lust, and then lying; or adultery and then lying; and then finally murder. And he reached a point, David reached a point of having to have a new heart, 10 Create in me a clean heart, O God; and renew a right spirit within me. 11 Cast me not away from Thy presence…” (Psalm 51:10-11) oh Lord, and we're told through inspiration that if David had spent his idle time meditating upon the Scriptures as this verse itself says, he would not have been guilty of the blood of Uriah.

 

Simak janji yang luar biasa ini di Mazmur 1:1-3, janji mengagumkan dari Yesus yang tinggal dalam Bait Suci pikiran kita, bersama HukumNya,   “…1 Diberkatilah orang…”  Gembiralah orang “…yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, atau yang berdiri di jalan orang berdosa, maupun yang duduk di tempat pencemooh,  2 tetapi yang kesukaannya ialah Hukum TUHAN, dan yang HukumNya dia renungkan siang dan malam. 3 Dan ia akan seperti  sebatang pohon yang ditanam di tepi sungai air, yang menghasilkan buahNya…”  itulah buah Roh,   “…pada musimnya; daunnya juga tidak akan layu…”  dan akhirnya yang mengagumkan dari ayat ini ialah,   “…dan apa saja yang diperbuatnya, akan berhasil.”

Nah, teman-teman, ayat-ayat ini menggambarkan Yesus lebih daripada kita semua. Daud sendiri yang menulis kata-kata ini, dia jatuh dalam dosa yang kejam, pertama nafsu seksual, kemudian kebohongan, atau perzinahan kemudian kebohongan, dan akhirnya pembunuhan. Dan dia tiba di titik, Daud tiba di titik membutuhkan sebuah hati yang baru, 10 Ciptakanlah hati yang bersih dalam diriku, ya Allah, dan perbaharuilah roh yang benar dalam aku. 11 Janganlah membuang aku dari hadirat-Mu…” (Mazmur 51:10-11) Oh, Tuhan, dan kita diberitahu melalui inspirasi bahwa andai Daud menggunakan waktu luangnya merenungkan Kitab Suci seperti yang dikatakan ayat ini sendiri, dia tidak akan bersalah atas darah Uria.

 

 

And so ultimately it represents Jesus, that blessed Man who never walked or stood or sat in any way that He should not have. I like how this ends in Romanians, it's translated the final phrase, instead of “whatsoever he doeth shall prosper” ~~ and let's see, if I don't mess it up, tot ce începe, duce la bun sfîrşit”   that means  literally, and don't laugh, I was born here so I don't speak it as well as my parents, but what that means is ~~ “whatever he starts, he brings to a good finish”, “whatever he doeth shall prosper”.

 

Maka pada akhirnya itu melambangkan Yesus, Orang yang diberkati itu, yang tidak pernah berjalan atau berdiri atau duduk dengan cara apa pun yang tidak seharusnya Dia lakukan. Saya suka bagaimana ayat ini diakhiri dalam bahasa Rumania, menerjemahkkan ungkapan yang terakhir,  gantinya apa saja yang diperbuatnya, akan berhasil”   sekarang coba saya lihat, jika saya tidak mengacaukannya,  tot ce începe, duce la bun sfîrşit”  secara literal ini berarti ~ dan jangan tertawa, saya lahir di sini jadi saja tidak bisa mengucapkannya sebaik orangtua saya, tetapi yang dimaksud ini ialah ~ “apa pun yang dimulaiya, dia akan membawanya hingga akhirnya” = apa saja yang diperbuatnya, akan berhasil”.

 

 

And friends, Jesus has initiated a plan of salvation in combination with His Father in holy counsel of the sanctuary, to come down in our midst to write His Law upon our hearts, to dwell among us, and to cleanse us of our sin. 21…you shall call his name Jesus…”  the angel said “…for He shall save His people from their sins.”

And Isaiah 55:11 says that the Word never 11… return unto Me void…”

11 Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against Thee.” (Mazmur 119:11).

 

Dan teman-teman, Yesus telah memulai suatu rencana keselamatan bersama dengan BapaNya, dalam kesepakatan kudus dari Bait Suci, untuk turun ke tengah-tengah kita menulis HukumNya di hati kita, untuk hidup bersama kita dan membersihkan kita dari dosa. 21 engkau akan menamakan Dia Yesus,…”  malaikat itu berkata, “…karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” (Matius 1:21)

Dan Yesaya 55:11 mengatakan bahwa Firman tidak pernah, 11 …tidak akan kembali kepada-Ku kosong.”

11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” (Mazmur 119:11)

 

 

Friends, this idea that somehow talking about having victory over sin is centered upon the one who is having victory, this is an abomination; it's not true. Victory over sin can only be had through Jesus Christ, it can only be had through the powerful Spirit-filled Word of God, and the glory goes to our Maker and our Redeemer. The Word of God keeps us safe from the destroyer. Psalm 17:4 says, 4 Concerning the works of men, by the Word of Thy lips I have kept me from the paths of the destroyer.”

 

Teman-teman, konsep ini bahwa bicara tentang kemenangan atas dosa itu berpusat pada orang yang mendapat kemenangan, itu adalah suatu kekejian; itu tidak benar. Kemenangan atas dosa hanya bisa diperoleh melalui Yesus Kristus, itu hanya bisa diperoleh melalui Firman Allah yang dipenuhi kuasa Roh Kudus, dan kemuliaannya adalah bagi Pencipta dan Penebus kita. Firman Allah yang menjaga kita tetap aman dari si pembinasa. Mazmur 17:4 berkata, 4 Tentang perbuatan-perbuatan manusia, oleh Firman dari bibirMu, aku telah menjaga diriku dari jalan-jalan si pembinasa.”

 

 

Friends, the problem is not that God does not have power or His Word to keep us in the path of righteousness, because we know “The Lord is our Shepherd… He leads us in the paths of righteousness”. It's not that He lacks power, it's that we lack faith in His Word; we lack His Word in us; we are not meditating day and night, because friends, there's something called the Pauli Exclusion Principle ~ that's how they ascertain where electrons are in the orbital fields. No two objects of equal mass and equal size can simultaneously exist in the same space. It's just a fact of physics. And so if we're meditating day and night upon God's Word, if everything we're doing is related to obedience to God's commands: of ministering, of helping, of being a blessing to those around us, of being faithful to God, and rendering Him His due worship for our own sakes not for His; but that we would glorify His name and be transformed in His image ~~ as we are doing this, how can we possibly have time for Satan? We don't have time for that, we don't have time. As I’ve said in order to say Yes to my wife I said No to every other woman. And so in order to say Yes to God we must say No, put everything else aside.

 

Teman-teman, masalahnya bukan Allah atau FirmanNya tidak punya kuasa untuk memelihara kita tetap di jalan kebenaran, karena kita tahu 1 TUHAN adalah gembalaku… 3 Ia menuntun aku di jalan yang benar” (Mazmur 23:1, 3). Itu bukan Tuhan yang kurang kuasa, itu karena kita yang kurang punya iman dalam FirmanNya. Kita yang kurang memiliki FirmanNya di dalam kita; kita tidak merenungkannya siang dan malam, karena, teman-teman, ada yang disebut the Pauli Exclusion Principle (Prinsip Eksklusi Pauli) ~ itulah bagaimana mereka menentukan di mana elektron berada di bidang orbit. Tidak ada dua benda dari kepadatan yang sama dan ukuran yang sama bisa secara serentak eksis di tempat yang sama. Ini semata-mata fakta fisika. Maka jika kita sedang merenungkan Firman Allah siang dan malam, jika segala yang kita lakukan itu terkait kepada kepatuhan pada perintah-perintah Allah: dalam hal melayani, menolong, menjadi berkat kepada orang-orang di sekitar kita, setia kepada Allah, dan memberikan kepada Allah penyembahan yang selayaknya demi kepentingan kita sendiri bukan demi Allah; tetapi kita memuliakan namaNya, dan diubahkan ke dalam keserupaanNya sementara kita sedang melakukan ini, bagaimana kita mungkin bisa punya waktu untuk Setan? Kita tidak punya waktu untuk itu. Seperti yang pernah saya katakan, supaya saya bisa berkata Ya kepada istri saya, saya harus berkata Tidak kepada semua perempuan yang lain. Maka supaya kita berkata Ya kepada Allah, kita harus berkata Tidak, dan mengesampingkan segala yang lain.

 

 

I like the story of the man who was a drunk, and he went through a difficult detoxification and sobriety from that poisonous substance. And he was just so drawn by that smell of alcohol and one day he was walking home thinking he had gained the victory and never be tempted the way he was; and he smelled the fumes of liquor coming out from a tavern. And immediately he was arrested on the sidewalk and he was powerless, friends, to do anything except stand there, because he knew if he took one more step it would be inside the tavern, and he would sit there and spend all his money, and it would be just right where he was coming from. In desperation he looked around across the street he saw an advertisement for buttermilk, all you can drink actually I think it was a tall glass for like 10 cents. And he went and he put down 10 cents and he got this tall thick glass, you know glass of thick buttermilk, and he just threw that thing down. He put down quickly another dime, and he said, “Give me another glass of buttermilk, please,” and he drank that. He was so full of that buttermilk he had no room for alcohol. And he went home.

And that's what we need to be. We need to be so full of the Word of God, we need to be so full of Jesus, that we don't have time for anything else that would contradict it.

 

Saya menyukai cerita seorang pemabuk ini, dan dia menjalani proses detoks dan pembersihan dari bahan yang beracun itu. Dan dia begitu tertarik oleh bau alkohol. Dan suatu hari selagi dia berjalan pulang sambil berpikir bahwa dia telah memperoleh kemenangan dan tidak akan pernah tergoda lagi seperti dulu; dia mencium bau minuman keras dari sebuah kedai minum. Dan langsung dia membeku di trotoir dan dia menjadi tidak berdaya, teman-teman, untuk berbuat apa pun selain berdiri di sana. Karena dia tahu jika dia mengambil satu langkah lagi, pasti itu akan membawanya masuk ke kedai minum tersebut, dan dia akan duduk di sana hingga semua uangnya habis, dan itu akan berarti kembali lagi ke kondisi dari mana dia telah keluar. Dalam keputusasaan dia melihat ke sekelilingnya,  dia melihat sebuah iklan di seberang jalan untuk minuman buttermilk, minum sepuasnya, sebenarnya saya rasa itu adalah segelas besar untuk 10 sen. Dan dia pergi ke sana dan meletakkan 10 sen di meja dan dia mendapat segelas besar, kalian tahu, segelas besar buttermilk yang kental, dan dia langsung menenggak habis itu. Dia meletakkan 10 sen lagi dan dia berkata, “Tolong beri saya segelas buttermilk lagi.” Dan dia minum itu. Dia begitu kenyang oleh buttermilk itu dia tidak punya tempat lagi untuk alkohol. Dan dia pulang.

Dan kita perlu berbuat persis seperti itu. Kita perlu menjadi begitu kenyang oleh Firman Allah, kita perlu menjadi begitu kenyang oleh Yesus sehingga kita tidak punya waktu untuk yang lain yang bertentangan dengan itu.

 

 

The Word that heals is the Word that saves and sanctifies. In John 5:14 we see the amazing story of the man who was healed at Bethesda, and then after Jesus told him in John 5, 8 … ‘Rise, take up thy bed, and walk” He meets the man in the temple. His Word, Jesus's Word had made him whole. That man was whole when he chose, when he will to obey that command, that impossible command, after 38 years to stand up and to walk. The same Word that healed that man then said to him,  14 … thou art made whole: sin no more, lest a worse thing come unto thee.”

 

Firman yang menyembuhkan adalah Firman yang menyelamatkan dan menguduskan. Di Yohanes 5:14 kita melihat kisah yang mengagumkan dari seorang laki-laki di Bethesda yang disembuhkan, lalu setelah Yesus berkata kepadanya di Yohanes 5:8, 8 …‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.’…” Yesus bertemu lagi dengan orang itu di Bait Suci. FirmanNya, Firman Yesus yang telah menjadikan orang itu pulih. Orang itu menjadi pulih ketika dia memilih, ketika dia mau mematuhi perintah yang mustahil itu, setelah 38 tahun lumpuh untuk berdiri dan berjalan. Firman yang sama yang menyembuhkan orang itu lalu berkata kepadanya, 14 … engkau telah disembuhkan; jangan berdosa lagi, jangan sampai terjadi yang lebih buruk lagi padamu.’…”

 

 

Friends, the command of God is creative. Every command is a promise. We're told the creative energy that called the worlds into existence is in the Word of God. This Word imparts power. It begets life, sanctified by the will, received into the soul, it brings with it the life of the Infinite One. It transforms the nature and recreates the soul in the image of God.

Friends, the Word has become flesh and come down here just like the tabernacle came to dwell among us. God wants to write His Law upon our hearts, and the same power that heals, that redeems, has the power to sanctify, and cause us to remain faithful to our covenantal pact with Him, by His grace. It's not God's will that we fall into sin, 1 … these things write I unto you, that ye sin not…” but the promise is   “…And if any man sin, we have an advocate with the Father, Jesus Christ the righteous.”

 

Teman-teman, perintah Allah itu kreatif. Setiap perintah adalah sebuah janji. Kita diberitahu bahwa tenaga kreatif yang memanggil dunia-dunia kepada eksistensi ada dalam Firman Allah. Firman ini membagikan kuasa. Itu menghasilkan hidup, dikuduskan oleh kemauan, diterima ke dalam hati, itu membawa bersamanya kehidupan dari Dia yang Tidak Terbatas. Itu mengubah sifat alami dan menciptakan manusia baru dalam keserupaan Allah.

Teman-teman, Firman telah menjadi Manusia dan turun kemari persis seperti Tabernakel datang untuk tinggal di antara kita. Allah mau menulis HukumNya di atas hati kita, dan kuasa yang sama yang menyembuhkan, yang menebus, memiliki kuasa untuk menguduskan, dan menjadikan kita tetap setia kepada pakta perjanjian kita dengan Allah, melalui rahmatNya. Bukan kehendak Allah kita jatuh dalam dosa, 1 hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa…”  tetapi janjiNya ialah,   “…Dan jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.” (1 Yohanes 2:1).

 

 

The same with the woman caught in adultery in John chapter 8. She said in answer to the question, where are your condemners? 11 She said, No man, Lord…” in John 8:11 “…And Jesus said unto her, ‘Neither do I condemn thee…” Hallelujah! The Word of God heals, it delivers, it saves, it justifies, but notice the power, the same power that delivers from past sins, Jesus said to her,  “…go, and sin no more.’…”

 

Sama dengan perempuan yang tertangkap berzinah di Yohanes pasal 8. Dia berkata sebagai jawaban di manakah orang-orang yang menghukummu? 11 Perempuan itu berkata, ‘Tidak ada, Tuhan.’…” di Yohanes 8:11, “…Dan kata Yesus kepadanya, ‘Aku pun tidak menghukum engkau…”  Halelluya! Firman Allah menyembuhkan, dia melepaskan, dia menyelamatkan, dia membenarkan, tetapi simak kuasa itu, kuasa yang sama yang menyelamatkan dari dosa-dosa yang lampau, Yesus berkata kepadanya,  “…Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.’…”

 

 

Friends, why would we want, brothers and sisters, why? Why would we desire to sin against our Maker? Why would we want to violate our covenant with God? Don't we want to be in harmony at-one with God? Don't we want to be filled with this Holy Spirit so that there's nothing in between? We are living in a time when we must have a close connection with God, and it is the time when God has promised to pour out His Holy Spirit upon His church. And it's a special time of purification,  of cleansing our hearts from evil that we might prepare to meet Jesus in peace.

 

Teman-teman, mengapa kita mau, Saudara-saudara, mengapa? Mengapa kita mau berbuat dosa terhadap Pencipta kita? Mengapa kita mau melanggar perjanjian kita dengan Allah? Tidakkah kita mau menjadi selaras, menjadi satu dengan Allah? Tidakkah kita mau dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga tidak ada penghalang apa pun di antaranya? Kita sedang hidup di zaman di mana kita harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, dan ini adalah waktunya ketika Allah telah berjanji untuk mencurahkan Roh KudusNya kepada gerejaNya. Dan ini adalah waktu pemurnian yang istimewa, membersikan hati kita dari kejahatan supaya kita siap untuk bertemu dengan Yesus dalam damai.

 

 

Now there's someone that doesn't want you to prepare, and that person wants you to die with him in the flames of hell. And that person is Satan and all of those who side with him. But Jesus is stronger, and Jesus wants to give us the victory. And so here are just a few tips on how we can hide God's Word in our hearts.

Friends, we need to be practical. You know the Bible is full of commands to memorize Scripture. We must decide that we're going to walk the same path that Jesus walked and if we're going to overcome as He overcame we have to employ the same strategies that He did. And His most effective strategy along with prayer was wielding the sword of the Spirit. He said “It is written” to temptation and deception. He was very quick to discern sin and strong to resist it, both made possible by the Word of God.

 

Nah, ada yang tidak mau kita bersiap-siap, dan dia mau kita mati bersamanya dalam api neraka. Dan sosok itu adalah Setan dan semua yang berpihak padanya. Tetapi Yesus lebih kuat, dan Yesus mau memberi kita kemenangan. Jadi di sini ada beberapa tip tentang bagaimana kita bisa menyimpan Firman Allah dalam hati kita.

Teman-teman, kita harus praktis. Kalian tahu, Alkitab itu penuh dengan perintah-perintah untuk mengingat-ingat ayat-ayat. Kita harus memutuskan bahwa kita akan berjalan di jalan yang sama yang dilewati Yesus dan jika kita mau menang sebagaimana Yesus sudah menang, kita harus menggunakan strategi-strategi yang sama yang dipakai Yesus. Dan strategi Yesus yang paling efektif di samping doa ialah menggunakan pedang Roh. Dia berkata, “Ada tertulis” kepada pencobaan dan penipuan. Dia sangat cepat untuk mengenali dosa dan kuat untuk menolaknya, kedua-duanya dimampukan oleh Firman Allah.

 

 

In Joshua chapter 1 we're told that 8 This book of the Law shall not depart out of thy mouth;…”  God told Joshua, “… but thou shalt meditate therein day and night…”  the same as was spoken of in Psalms chapter 1,  “…that thou mayest observe to do according to all that is written therein…”, and so the purpose of God's Word is to accomplish what it was set out to do: to create new hearts in us, that we would be new creatures; that He would give us a new heart, and a new spirit to put within us, and He  wants to make us to prosper to observe to do according to all that He tells us in fact this is not just Old Testament in Joshua 1:8 it does say “…that thou mayest observe to do according to all that is written therein…”    and you meditate day and night but Jesus himself said in His great commission to His new Israel to the 12 apostles taking the place of the 12 tribes, He said, 19 Go ye therefore, and teach all nations, … 20 Teaching them to observe all things whatsoever I have commanded you…”  

And so the Word of God is sent forth to create in us the willingness and the power to live a life that is according to the path that our own Master has followed.

 

Di Yosua pasal 1 kita diberitahu bahwa, 8 Kitab Hukum ini janganlah lepas dari mulutmu…”  Allah memberitahu Yosua,   “…tetapi engkau harus merenungkan itu siang dan malam…”  sama dengan yang dikatakan di Mazmur pasal 1,   “…supaya engkau boleh patuh melakukannya sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya,…”  maka tujuan Firman Allah ialah menyelesaikan apa yang telah direncanakan untuk dilakukan: menciptakan hati-hati yang baru dalam kita, sehingga kita akan menjadi ciptaan-ciptaan baru; bahwa Dia akan memberi kita hati yang baru dan Roh yang baru untuk dimasukkan dalam kita, dan Dia mau menjadikan kita makmur, dan untuk patuh melakukan sesuai semua yang telah diberitahukanNya kepada kita. Faktanya ini bukan hanya di Perjanjian Lama, di Yosua 1:8 memang dikatakan, “…supaya engkau boleh patuh melakukannya sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya…”  Dan kita merenungkannya siang malam, tetapi Yesus sendiri berkata di Komisi AgungNya kepada Israel baruNya, yaitu ke 12 murid yang menggantikan ke-12 suku, Dia berkata, 19 Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa… 20 mengajar mereka untuk mematuhi segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu…”

Maka Firman Allah diutus pergi untuk menciptakan dalam diri kita kemauan dan kekuatan untuk menghidupkan suatu kehidupan sesuai dengan jalan yang diikuti Guru kita sendiri.

 

 

And again Psalms 119:11 it talks about the importance of hiding God's Word in our hearts.

Proverbs 3:1-4, 1 My son, forget not My Law; but let thine heart keep My Commandments…” you can look that up later, Proverbs 3:1-4  “…2 For length of days, and long life, and peace, shall they add to thee. 3 Let not mercy and truth forsake thee: bind them about thy neck; write them upon the table of thine heart: 4 So shalt thou find favour and good understanding in the sight of God and man.”

 

Dan lagi Mazmur 119:11 bicara tentang pentingnya menyimpan Firman Allah dalam hati kita.

Amsal 3:1-4, 1 AnakKu, janganlah engkau melupakan HukumKu, dan hendaknya hatimu memelihara perintah-perintahKu, …”  kalian bisa membacanya sendiri nanti, Amsal 3:1-4,  “… 2 karena panjang umur dan lanjut usia, serta damai sejahtera akan ditambahkan  kepadamu. 3 Janganlah sampai rahmat dan kebenaran meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, 4 dengan demikian engkau akan mendapat perkenan dan pemahaman yang baik dalam pandangan Allah serta manusia.”

 

 

Proverbs 7:1-3 1 My son, keep my words, and lay up my commandments with thee. 2 Keep my commandments, and live; and my Law as the apple of thine eye. 3 Bind them upon thy fingers, write them upon the table of thine heart.

 

Amsal 7:1-3, 1 Anakku, camkanlah kata-kataKu, dan simpanlah perintah-perintahKu dalam dirimu. 2 Patuhilah perintah-perintahKu, dan hiduplah; dan HukumKu seperti biji matamu. 3 Tambatkanlah mereka itu pada jari-jarimu, tulislah mereka pada loh hatimu.”

 

 

Deuteronomy 6:6, 6 And these words, which I command thee this day, shall be in thine heart.”

 

Ulangan 6:6, 6 Dan kata-kata ini yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini, haruslah ada di dalam hatimu.”

 

 

Now the Bible is full of injunctions to participate in this battle, to lay hold on the spiritual weaponry, and friends, only those who have fortified their minds with the truths of the Bible, fortified not just a sprinkling here and there, and that's not going to keep anything out. You need walls around you, you need bulwarks, you need guard watch towers, you need to have a city, a fortification around you, in order to survive at the end of time. Jesus talked about this in Matthew chapter 7 He says in verse 24, 24 Therefore whosoever heareth these sayings of mine, and doeth them, I will liken him unto a wise man…”   Friends, let's be wise, a great trial and tribulation is coming upon this planet. There is going to be storms that we have no conception of their strength until we see them, 24 Therefore whosoever heareth these sayings of mine, and doeth them, I will liken him unto a wise man which built…” which takes effort, it takes labor. He built  “…his house upon a rock.”   He dug deep, he laid the foundation there deep inside the earth, and he built on a rock. “…25 And the rain descended, and the floods came, and the winds blew, and beat upon that house; and it fell not: for it was founded upon a rock.”

Yes, friends, we can easily fall to temptation, but only if we are not founded upon the Words of Jesus, upon the Words of Scripture in Matthew 7:24.

 

Nah, Alkitab itu penuh dengan perintah-perintah untuk ikut ambil bagian dalam peperangan ini, untuk mengangkat persenjataan rohani, dan teman-teman, hanya mereka yang telah memperkuat pikiran mereka dengan kebenaran alkitabiah, benar-benar memperkuatnya bukan hanya sedikit percikan di sini dan di sana, karena itu tidak akan menangkal apa pun. Kita butuh tembok-tembok di sekeliling kita, kita perlu benteng, kita perlu adanya penjaga mercusuar, kita perlu sebuah kota, pertahanan yang mengelilingi kita, supaya kita bisa selamat pada akhir masa. Yesus bicara tentang ini di Matius pasal 7, Dia berkata di ayat 24, 24 Oleh sebab itu, barangsiapa yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, Aku menyamakan dia dengan orang yang bijaksana,…”  teman-teman, ayo kita jadi bijaksana, suatu ujian dan kesengsaraan besar segera akan datang ke planet ini. Akan ada badai yang kekuatannya tidak bisa kita bayangkan hingga kita mengalaminya. “…24 Oleh sebab itu, barangsiapa yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, Aku menyamakan dia dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan…”  ini butuh upaya, ini butuh kerja keras. Dia membangun  “…rumahnya di atas batu…”  Dia harus menggali yang dalam, dia menempatkan fondasinya jauh dalam di bumi, dan dia membangun di atas batu karang.   “… 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, dan angin bertiup melanda rumah itu, dan rumah itu tidak roboh sebab didirikan di atas batu. …” 

Ya, teman-teman, kita bisa mudah jatuh dalam pencobaan, tetapi hanya jika kita tidak berlandaskan pada Firman Yesus, pada Firman Kitab Suci, di Matius 7:24.


So let's just look at some quick principles of how to memorize God's Word because we want to be practical, don't we? We want to actually enter into that victorious experience that Jesus is inviting us to when He speaks to the Laodicean church and He says that we should repent, be zealous, and overcome, even as He overcame.

1.    so the first principle is to just simply decide that, you know what, you're going to experience this sanctuary.

You're going to experience Jesus Himself coming down by having His Word written upon your heart, the tables of your heart, just like it was written inside that earthly sanctuary. Make a decision and pray and tell God that you want to do that. You know the brain is organic, our brains are very valuable, they're the most valuable asset that we have. It's where God communicates to us. And did you know, that the more that we use our brains the more we have to use. It's actually true. They study the brains of London police officers and New York cab drivers, which have to memorize the twists and turns of these great cities, and they've actually found that the hippocampus or the hippocampi of these police officers and cabbies are actually greatly enlarged, as far as mass is concerned, to be able to recall and to utilize that information in their occupation. And so actually the brain is organic and strength comes through exercise. So don't give up hope. But we need to become intellectual Christians, not just faithful Christians. We need to know what God's Word says. We need to have it ready as the sword of the Spirit in our hands, always to fight against temptation so we're never caught without our weapon. So I carry all the time, I don't carry physically necessarily, but I carry in  here, I carry the Word of God. And so make that decision. Pray earnestly, kneel, and tell God about your decision to memorize Scripture. Tell Him you desire to understand it, to know Him better through His Word and share His power with others.

 

2.    And ask for greater willingness and power to complete the task because, friends, Satan does not want you to receive the power of God's Word.

He wants to keep you from this. So just confess your sins and your weakness and claim Jesus' promise, John 15:5 “without Me you can do nothing”. Just say, “Jesus, You told me to memorize Your Word, You told me to hide it in my heart. You show me how to do that. And that it's very effective to do that. Now please also as You have commanded, please help me to do that.”  Claim His promise that without Him you can do nothing.

2 Corinthians 8:11 says,11 Now therefore perform the doing of it; that as there was a readiness to will, so there may be a performance also out of that which ye have.” It's not enough to decide, it's not enough to pray, we actually then have to do it.

 

3.   The third key is to choose a version,

choosing a Bible version for memorization can be difficult, but try to choose a more literal version, one that's not a paraphrase, just so that you can be sure of what the Word of God says. And I have much more to say about these but we're almost out of time

 

4.   Fourth. Choose your verses, choose verses that impact your life for that day.

 

5.    Get rid of anything in the way, any fiction, any entertainment that is blocking you from spending time with God's Word.

Choose those things that are most wholesome, and enjoy the diet of God's Word. Make any sacrifice needed, sell all that you have is in the parable Matthew chapter 13, and anything that's in the way of  you spending time with God's Word. Take care of your health, especially. Short repetitive exposures of God's Word, carrying it with you throughout the day, and then learning the references by saying them before and after.

 

Jadi mari kita simak beberapa prinsip singkat bagaimana mengingat (menghafal) Firman Allah karena kita kan mau praktis, bukan? Kita mau benar-benar masuk ke pengalaman menang tersebut yang ditawarkan Yesus ketika Dia bicara kepada jemaat Laodekia dan Dia berkata bahwa kita harus bertobat, rajin, dan menang, sebagaimana Dia sudah menang.

1.    Jadi prinsip pertama ialah dengan hanya memutuskan bahwa kita akan mengalami Bait Suci ini.

Kita akan mengalami Yesus sendiri turun dengan menempatkan FirmanNya di dalam hati kita, di loh-loh hati kita, sama seperti itu tertulis di dalam Bait Suci yang di dunia. Buatlah keputusan dan berdoa dan beritahukan Allah kita mau melakukan itu. Kalian tahu,  otak itu organik, otak kita sangat berharga, itu adalah asset yang paling berharga yang kita miliki. Di sanalah Allah berkomunikasi kepada kita. Dan tahukah kalian semakin banyak kita menggunakan otak kita, semakin banyak yang bisa kita pakai. Ini sungguh benar. Mereka membuat penelitian pada otak polisi-polisi di London dan pada sopir-sopir taxi di New York yang harus mengingat belokan-belokan dan putaran-putaran di kota-kota besar ini, dan mereka menemukan bahwa hipokamus dari polisi-polisi dan sopir-sopir taxi itu benar-benar lebih besar, bicara tentang kepadatannya untuk dapat mengingat dan menggunakan informasi tersebut dalam pekerjaan mereka. Jadi otak benar-benar organik, dan kekuatan datang melalui latihan. Jadi jangan putus asa. Tetapi kita harus menjadi orang-orang Kristen yang intelektual, bukan hanya orang-orang Kristen yang setia. Kita perlu tahu apa kata Firman Allah. Kita perlu memilikinya siap sebagai pedang Roh di tangan kita, selalu bertempur melawan godaan, jadi jangan sampai kita terperangkap tanpa senjata kita. Jadi saya membawanya terus, saya tidak selalu membawanya secara fisik, tetapi saya membawanya di sini (di otak), saya membawa Firman Allah.  Jadi buatlah keputusan itu. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, berlutut, dan katakan kepada Allah keputusan kita untuk mengingat Kitab Suci. Katakan kepada Allah kita ingin memahaminya, untuk mengenalNya lebih baik melalui FirmanNya dan membagikan kuasaNya kepada orang lain.

 

2.    Dan  mintalah kesediaan dan kekuatan untuk menyelesaikan tugas itu, karena, teman-teman, Setan tidak mau kita menerima kuasa Firman Allah.

Dia mau menghalangi kita dari ini. Jadi akuilah dosa-dosa kita dan kelemahan-kelemahan kita dan klaim saja janji Yesus, Yohanes 15:5 tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Katakan saja, “Yesus, Engkau menyuruh aku untuk mengingat FirmanMu, Engkau menyuruh aku untuk menyimpannya dalam hatiku. Engkau telah menunjukkan kepadaku bagaimana caranya melakukan itu, dan bahwa sangat efektif untuk melakukan itu. Sekarang, tolong, seperti yang telah Engkau perintahkan, tolong bantu aku melakukan itu.” Klaim janjiNya bahwa tanpa Dia  kita tidak bisa berbuat apa-apa.

2 Korintus 8:11 mengatakan, Maka sekarang, lakukan pengerjaan itu, bahwa sebagaimana ada kerelaan untuk mau melakukannya, maka akan ada hasil pekerjaan juga dari apa yang kamu miliki.” Tidak cukup hanya membuat keputusan, tidak cukup hanya berdoa, kita harus benar-benar melakukannya.

 

3.    Kunci ketiga ialah memilih versi Alkitab.

Memilih versi Alkitab untuk dihafalkan bisa sulit, tetapi usahakan memilih versi yang lebih literal, yang bukan parafrase, supaya kita punya kepastian apa yang dikatakan Firman Allah. Dan saya masih punya banyak yang ingin saya katakan tentang ini, tetapi waktu kita hampir habis.

 

4.    Pilihlah ayat-ayat kita, pilih ayat-ayat yang berpengaruh dalam hidup kita hari itu.

 

5.    Singkirkan segala yang mengganggu, fiksi-fiksi apa pun, hiburan-hiburan yang menghalangi kita dari memakai waktu bersama Firman Allah.

Pilihlah apa yang paling sehat, dan nikmati diet dari Firman Allah. Buatlah pengorbanan yang diperlukan, di perumpamaan Matius pasal 13 itu menjual apa yang kita punya, dan apa pun yang menghalangi kita dari menggunakan waktu bersama Firman Allah. Peliharalah terutama kesehatan. Paparan-paparan singkat yang berulang-ulang kepada Firman Allah, bawalah itu bersama kita sepanjang hari, kemudian hafalkan referensi-referensinya dengan mengucapkannya sebelum dan sesudahnya.

 

  

We'll be perhaps talking about some other keys to Bible memorization later, but we trust that you've been blessed with faith and confidence in God's Word that it can help us even today long after the Word of God was written. The same power that sustained Jesus and the apostles is given for us today. So let's just commit to learning this Word now.

 

Mungkin nanti kita akan bicara lagi tentang beberapa kunci lain untuk mengingat ayat-ayat Alkitab tetapi kami percaya kalian telah diberkati dengan iman dan kepercayaan dalam Firman Allah, yang bisa membantu kita bahkan pada hari ini, lama setelah Firman Allah itu ditulis. Kuasa yang sama yang menopang Yesus dan para rasul diberikan kepada kita hari ini. Jadi marilah kita komit kepada mempelajari Firman ini sekarang.

 

 

 

 

05 01 24

 

  

No comments:

Post a Comment